Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perpustakaan STAIN Salatiga
*WM> SAUK*»*
08TD1011760.01
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN
(Telaah Surat Al-Hujuraat Ayat 9, 10,11 dan 12)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syara Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam
-Syarat Guna Memperoleh 3ada Jurusan Tarbiyah
S » * Oleh:
HAMZAH11404012
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2 0 0 8
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIG,Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323 Website : www.stainsalatiua.ac.id E-mail : fit
433 Fax 323433 Salatiga 50721im i n istrasi(2)stai nsalati ua.ac. i d
Dra. Djamiatul lslamiyah. M. Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Saudara HAMZAH
KepadaYth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.Setelah kami meneliti dan mengadakan bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi s
perbaikan seperlunya, maka audara;
Nama : Hamzah NIM : 11404012 Jurusan/Progdi : Tarbiyah / PAIJudul
(Telaah Surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12)
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
S ilatiga, 19 Maret 2008 Pembimbing
Dra. Di%
iatul Lslamiyah. M. Ag IP. l/0234070
DEPARTEM EN A G A M A RI
SEK O LA H T IN G G I A G A M A ISLAM N EG ER I (ST A IN ) SA L A T IG A
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : HAMZAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 012 yang
berjudul : “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat
Al-Hujuraat ayat 9-12)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari :
Rabu, 2 April 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 26 Rabiul Awal 1429 H
dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga,
Panitia Ujian
2 April 2008 M
26 Rabiul Awal 1429 H
Sekretaris Sidang
Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd Fatcbttrrohman, M.PdNIP. 150 284 602 1 NTP. 150 303 024
Pembimbing
Dra. Diamiatul Islamivah, M.AgNIP. 150 234 070
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGAJl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721
jawag, peneliti menyatakan
ditulis oleh orang lain atau
DEKLARASI
jJl (jA*jil 4J)I fVMU
Dengan penuh kejujuran dan tanggung
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah
pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 19 Maret 2008
Peneliti
Hamzah11404012
MOTTO
^ o*^ c A 5j -^' 4jjl J_^*j ( j 0 ^ - ti l
0 y g ' M y y 3
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab)
' • - />. j ; . /£,C jjju LajI
“Sesungguhnya aku di utus tidak lain hanya untuk me. baik”. (HR. Bukhari, Hakim, Baihaqi dari sahabat Abu
nyempurnakan akhlak yang Hurairah)
<VEtRSEMBJMyw
Skripsi inipenutis persem6akkgn kepada:
1. I6u dan 6apak^ tercinta yang tekak mekmpakkgn kasik sayangnya
serta doanya.
2. didik, ku tercinta yang tekak memSerikgn dorongannya serta
do 'anya.
3. Orang-orang yang tekak mem6erikgn 6antuan kepada penukis.
KATA PENGANTAR
M a ! S j L 'j j-jC J ij , i b V! 5 > ^ j J >
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhaanahu W ata’ala yang
telah memberikan berbagai nikmat-Nya, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam, keluarganya, para sahabatnya,
dan orang-orang yang selalu beijalan di atas sunnahnya hingga akhir kelak. Tidak ada
kemampuan dan kekuatan yang dimiliki penulis kecuali itu semua datang dari Allah,
Subhaanahu W ata’ala dengan kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan
skripsi dengan baik, mudah-mudahan skripsi ini bisa bermanfaat untuk penulis sendiri
dan bagi yang lainnya.
Skripsi ini beijudul Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an (Telaah Surat Al-
Hujuraat Ayat 9, 10, 11 dan 12), membahas tentang konsep pendidikan akhlak dalam Al-
Qur’an lebih khususnya membahas nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam
surat Al-Hujuraat ayat 9 ,10 ,11 dan 12.
Berbagai pihak telah memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah Subhaanahu W ata’ala yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian
ini.
3. Ketua Progdi Ekstensi Tarbiyah STAIN Salatiga
kemudahan pada penulis untuk menyelesaikan semua
yang telah memberikan
mata kuliah.
4. Ibu Djamiatul Islamiyah, selaku pembimbing skripsi, dengan kesabarannya telah
membimbing penulis dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Ibu dan Bapak dosen, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada
penulis.
6. Segenap karyawan perpustakaan STAIN Salatiga, karyawan perpustakaan
Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan kemudahan dalam peminjaman
buku.
7. Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’anya untuk penulis sehingga penulisan
skripsi ini beijalan dengan lancar.
8. Pimpinan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan tempat untuk penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman di Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah membantu terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang secara langsung
atau tidak langsung ikut membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Akhirnya dengan memohon kepada Allah Subhaanahu Wata 'ala, agar membalas
amal mereka yang tiada tara, dengan pahala yang sebesar-besarnya, dengan demikian
semoga Allah Subhaanahu Wata 'ala melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, dan mudah-mudahan skripsi yang telah penulis tulis
dalam bidang pendidikan dan perbaikan akhlak umat Islam sekarang ini.
bias menambah pengetahuan
Penulis
Hamzah
DAFTAR
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS PEMBIMBING
PENGESAHAN
DEKLARASI
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
B. Penegasan Istilah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
A. Pengertian Pendidikan Akhlak............ .......
B. Faktor Penting Dalam Pendidikan Akhlak.
C. Tujuan Pendidikan Akhlak
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
1
1
7
9
9
9
10
13
14
14
17
20
D. Materi Pendidikan Akhlak.................... ....................................... 21
1. Akhlak manusia kepada A llah ........ ...................................... 21
2. Akhlak manusia kepada Rasulullah £
3. Akhlak manusia kepada diri sendin..
i .................................... 22
...................................... 25
4. Akhlak manusia kepada sesama man usia................................. 28
5. Akhlak manusia kepada alam sekitar
E. Metode Pendidikan Akhlak Dalam A1-Q
F. Macam-macam Akhlak Dalam Al-Qur’a
1. Akhlak yang Baik (Akhlak Mahmudc
...................................... 30
ur’an.............................. 32
n .................................... 33
h ) .................................. 34
2. Akhlak yang Tercela (Akhlak Madm
BAB III TAFSIR SURAT AL-HUJURAAT AYAT
A. Surat Al-Hujuraat...................................
m ah)............................. 36
9, 10,11 DAN 12........ 38
...................................... 38
1. Tafsir Surat Al-Hujuraat secara umuin .................................... 38
2. Persesuaian antara surat Al-Hujuraat
(surat Al-Fath).................................
dengan surat sebelumnya
..................................... 39
3. Hubungan surat Al-Hujuraat dengan
B. Pandangan Mufassir Tentang Surat Al-f
dan 12....................................................
surat Qaaf..................... 40
lujuraat Ayat 9,10,11
...................................... 40
1. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9,
Ibnu Katsir......................................
10,11 dan 12 menurut
...................................... 41
2. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9, 10 11 dan 12 menurut
Al-Maraghi 52
BAB IV NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-HUJURAAT
AYAT 9, 10, 11 DAN 12 65
A. Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an 65
B. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Yang Terdapat Dalam Surat Al-
Hujuraat Ayat 9,10, 11 dan 12..................................................
C. Strategi Implementasi Pendidikan Akhlak.................................
1. Keluarga..................................................................................
2. Sekolah....................................................................................
3. Masyarakat..............................................................................
BAB V PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran-saran...................................................................................
C. Penutup.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
67
72
72
73
73
74
74
75
76
77
LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan mu’jizat Allah kepada Nabi Muhammad untuk
membawa manusia ke jalan yang lurus. Al-Qur’an juga berfungsi sebagai
pedoman bagi manusia dalam segala aspek kehidupan, baik dari aspek rohani,
jasmani, akal, sosial kemasyarakatan (Muamalah), politik, dan akhlak.1 2
Jika dirumuskan secara singkat, maka keseluruhan isi Al-Qur’an itu terdiri
dari tiga kerangka besar, yaitu:
Pertama, masalah Akidah (tauhid/ keimanan kepada Allah).
Kedua, masalah Syariah. Ini terbagi kepada dua pokok, yaitu:
1. Ibadah, hubungan manusia dengan Allah.
2. Muamalah, hubungan manusia dengan sesama manusia.
Ketiga, masalah Akhlak, yaitu etika, budi pekerti yang baik, yang mensucikan
jiwa manusia, yang menciptakan hubungan
masyarakat serta segala sesuatu yang termasuk di
Prof. Muhammad Abdul Azhim Zarqani, maha guru tentang ilmu-ilmu Al-
Qur’an dan Hadist pada fakultas Ushuluddin di Mesir, telah menyimpulkan
perubahan, pengaruh, dan pembaharuan yang diciptakan oleh ajaran-ajaran Al-
Qur’an dalam masyarakat dan kehidupan manusia. Diantara pembaharuan dan
perubahan yang beliau sebutkan adalah: “Bahwa Al-Qur’an telah membawa
baik antara pribadi dan
2
\ Manna’ Al-Qattan : “Ulumul Qur'an”\913, him : 192. Karisma: Qur'an Pedoman Hidup, Bandung, 1983, him 21
sebagai
pembaharuan dalam bidang akhlak, yaitu: mananamkan
yang terpuji, dan menghapus akhlak yang merusak dan
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam
Islam telah dikaruniai oleh Allah akhlak yang mulia,
beliau pantas untuk dijadikan seorang figure (Uswa
dan budi pekertinya. Rasulullah bahkan menegskan
diutusnya beliau kepada umat manusia selain untuk
memperbaiki akhlak, beliau bersabda:
akhlak atau budi pekerti
tercela”.
i pembawa misi (risalah)
Akhlak yang menjadikan
Hasanah) dalam akhlak
wa diantara tujuan utama
mentauhidkan Allah adalah
tun
bah
“Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanya untuk menyempurnakan akhlak yang baik?'. (HR. Bukhari, Hakim, Baihaqi)3
Rasulullah adalah orang yang lemah lembut,
Beliau adalah orang yang paling jujur perkataannya,
paling mulia pergaulannya. Siapa yang melihat beli
siapa yang bergaul dengan beliau pasti akan jatuh cin
pekertinya.4
Allah telah memuji keagungan akhlak beliau
berfirman dalam surat Al-Qalam: 4:
m
murah hati dan dermawan,
paling lembut tabiatnya, dan
liau pasti akan hormat, dan
ita kepada akhlak dan budi
dalam Al-Qur’an, Allah
f f / y/ y <&>!)
“ Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”
Abdurrahman As Sa’di berkomentar saat menafsirkan ayat di atas yakni:
‘Mulia dan terhormat dengan akhlak yang Allah berikan kepadanya”. Maka
3. Nashiruddin AlBani: Shahih al-Jami’ no: 2349, 1988, hal: 4644 Fariq bin Qasim; Bengkel Akhlak, Darul Falah, Jakarta, 2003: 106 dan 111
2
kepada
tatkala Ummul Mukminin Aisyah ditanya tentang
menjawab: “Akhlak Dia adalah Al-Qur’an”
Mencermati pentingnya akhlak sebagaimana
sangat penting penanaman akhlak dari orang tua
akhlak tersebut mendarah daging pada diri anak-
Salallahu Alaihi Wasalam menjadikan penanaman
anak-anaknya lebih utama dari sedekah {infak).
Dan selanjutnya Rasulullah M menjelaskan
keberadaan mereka disisi anak-anak mereka adalah
anak. Dan warisan yang paling berguna dan
keapada anak-anak mereka adalah budi pekerti (akhlak)
Abdullah bin Umar lebih tegas menekankan
(adab/budi pekerti) dari orang tua kepada anaknya,
anakmu dengan akhlak yang mulia, karena kam
jawabkan akhlak yang telah kamu ajarkan kepada me
Orang tua merupakan cermin atau kiblat
akhlak orang tua baik, maka anaknya juga akan baik,
tua memiliki akhlak yang jelek, maka anak-anaknya
yang dilakukan oleh orang tuanya. Oleh karena itu
ukur dari akhlak mereka pada masa mendatang.
Pembinaan akhlak yang sesuai dengan Al
Islam adalah pembinaan pada diri sendiri, kemudian
yang
berharga
pen
-Qur
5. Muhammad Noor Suwaied: Manhaj Tarbiyyah Nabawiyah Lil Atjhal, 1990, him. 160
akhlak Rasulullah $g dia
telah disebutkan, maka
anak-anaknya, sehingga
anaknya, sampai-sampai Nabi
akhlak dari orang tua kepada
kepada orang tua bahwa
hadiah terbesar bagi sang
yang mereka wariskan
yang baik.
itingnya pendidikan akhlak
beliau berkata: “Didiklah
u akan mempertanggung
reka"5
bagi anak-anaknya, apabila
Tetapi sebaliknya, jika orang
akan berlaku lebih dari apa
orang tua merupakan tolak
r’an dan menurut syariat
dilanjutkan pembinaan
3
akhlak di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan bagian dari komponen
masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota keluarga menjadi bagian yang harus
diperhatikan pembinaan akhlaknya dalam bentuk hak serta tanggung jawab
masing-masing.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang
penting sekali, baik dalam individu, maupun sebagai anggota masyarakat dan
bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera dan rusaknya suatu
bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila
akhlaknya baik maka sejahteralah lahir-batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya
buruk, maka rusaklah lahir ataupun batinnya.6
Akhlak Islam merupakan masalah penting yang tidak bisa diabaikan dan
diremehkan manusia, untuk mengetahui kebenaran hal itu, kita bisa bandingkan
kondisi sekarang ini dengan kondisi generasi umat terbaik, generasi pertama yang
telah ridha dan menerima manhaj Nabinya serta konsisten dalam melaksanakan
akhlak mulia tersebut. Tentu kita akan dapatkan perbedaan yang menyolok antara
kondisi kita dengan kondisi mereka. Orangpun yakin bahwa kondisi kita dan
mereka sangatlah jauh berbada. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Mulia.
Kembali penulis tegaskan, bahwa sebab
kemerosotan dan kemunduran umat Islam adalah hi angnya akhlaqul karimah
dalam diri mereka dan sikap meniru pola hidup barat dengan berbagai bentuk
keburukannya. Kita hidup dalam kondisi krisis akhlak dengan pengertian yang
utama yang membawa
s. H. Djatnika Rahmad: Sistem Etika Islam (AkhlakMulia), Pustaka Panji, Jakarta, 1996, him. 11
4
krisis akhlak secara individu
terhadap bawahan, berlaku
luas, baik krisis akhlak secara individu maupun kolektif. Secara kolektif kita bisa
lihat adanya pertumpahan darah antar sesama kolompok umat Islam sendiri
karena merasa unggul dari yang lain. Sedangkan
seperti: pemimpin yang angkuh dan sombong
sewenang-wenang dengan posisi jabatannya terhadap siapa yang melawan atau
memusuhinya.
Guru mengeluhkan atas kondisi lingkungan dan sikap orang-orang yang
ada disekelilingnya. Ada temannya yang baik, ada yang bermuka dua, ada yang
menggunjing serta ada pula yang mengumbar s fat jahatnya. Kaum pelajar,
mereka mengeluhkan prilaku gurunya yang suka menghina, memukul, berbuat
dholim, angkuh dan menyepelekan amanah dan yang lain sebagainya. Bukankah
gambaran di atas merupakan krisis akhlak?! Bahkan merupakan musibah yang
menimpa umat Islam yang dapat membawa ke dalam medan peperangan.
Solusi dari fenomena yang menyedihkan ini
satu kalimat, yaitu kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan penuh
kejujuran dan keikhlasan. Di dalam kedua sumber hukum ini terdapat obat
mujarab dan ampuh yang mampu mengatasi krisis akhlak yang menimpa seluruh
negara-negara Islam.
Surat Al-Hujuraat merupakan salah satu dari 114 surat yang ada di dalam
Al-Qur’an. Surat ini merupakan petunjuk Allah untuk umat manusia, yang ada di
dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: akhlak seorang
mukmin kepada Allah, Orang tua, sikap mereka terhadap saudara-saudara mereka
seagama, rendah hati dan tidak sombong dalam pergaulan. Oleh sebab itu,
dapat diakumulasikan dalam
mengingat pentingnya pendidikan akhlak dalam hidup bermasyarakat, maka
penulis bermaksud mengadakan pengkajian terhadap pendidikan akhlak
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Al
pembahasan tersebut, maka penulis membatasi tela
ayat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ayat 9,
Hujuraat. Dan karena luasnya
ah surat Al-Hujuraat beberapa
10, 11 dan 12. Berangkat dari
akan bisa selamat, sebuah
suatu Negara tidak akan jaya
uraian di atas, maka judul penelitian untuk skripsi ini ialah “PENDIDIKAN
AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Tela’ah Surat Al-Hujuraat ayat 9, 10, 11 dan
12)”.
Alasan yang mendorong penulis, untuk memilih judul tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Akhlak merupakan pilar utama (setelah Aqidah) dalam membangun sebuah
tatanan kehidupan manusia. Seseorang tidak
masyarakat tidak akan bisa tegak dan kokoh, dan :
tanpa ditopang oleh nilai-nilai akhlak yang mulia
2. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diyakini kebenarannya sebagai petunjuk
bagi umat manusia. Kedudukannya sebagai kitab suci yang terakhir dan
sumber agama yang telah dinyatakan sempurna, mengandung pengertian
bahwa ia mampu memberikan jawaban terhadap
sepanjang masa.
3. Berbagai upaya yang dilakukan orang dalam berinteraksi atau bermu’amalah
dengan masyarakat. Maka hal ini membutuhkan suatu metode atau cara-cara
yang bisa menjaga serta mempererat hubungan antara sesama yang lainnya.
Metode atau cara tersebut kita istilahkan dengan pendidikan akhlak.
berbagai persoalan hidup di
6
4. Salah satu dari 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an ialah surat Al-Hujuraat,
surat ini merupakan petunjuk dari Allah untuk umat manusia, yang di
dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: akhlak orang
mukmin kepada Allah, Rasulullah M , saudara-saudara mereka, sopan santun
dalam pergaulan dan sikap mereka dalam menerima berita dari orang-orang
fasik. Peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang surat Al-Hujuraat ayat 9,10,
11 dan 12, karena ayat-ayat tersebut mengandung pelajaran yang sangat
berharga bagi manusia erat kaitannya dengan mu'amalah antar sesama mereka,
sehingga manusia bisa mengambil pelajaran darinya dan mempraktekannya
dalam hidup sehari-hari.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini,
maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul
ini, antara lain:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan.7
Dalam “Ensiklopedi Pendidikan” disebutkan, bahwa pendidikan adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si
anak untuk mencapai kedewasaan yang dapat diartikan mampu memikul tanggung
dan tingkah laku seseorang
7 Ibid him. 204
7
Dan yang dimaksud dengan
ajaran akhlak dalam al-Qur’an
jawab atas segala perbuatan secara moril8.
“Pendidikan” dalam penelitian ini adalah aspek
khususnya pada surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12.
2. Akhlak
Akhlak adalah ungkapan tentang kondisi
menghasilkan perbuatan, tanpa membutuhkan pertimbangan dan pemikiran.9 Dan
dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” disebutkan bahwa akhlak adalah budi
pekerti atau kelakuan.10
Pendidikan akhlak yang ^penulis piaksudkan di sini adalah proses
jiwa, yang begitu mudah bisa
mengarahkan seseorang tentang ajaran baik dan buruk guna tercapainya tujuan
yang dicita - citakan, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
& dengan perantara Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai
petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.11
4. Surat Al-Hujuraat.
Surat Al-Hujuraat terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat
Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Fath. Dinamai “Al-Hujuraat” (kamar-
kamar), diambil dari perkataan “Al-Hujuraat” yang terdapat pada ayat 4 surat ini.
Ayat tersebut mencela para sahabat yang memanggil Nabi Muhammad & yang
sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil Nabi
8. SoegardaPorbakawatja, H.A.H. Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, him: 2579 Fariq bin Qasim Anuz, Bengkel Akhlak. Darul Falah, Jakarta, cet. Ke-2 Pebruari 2003, him. 1610. Dapdikbud, op cit him. 15u . Ibid him. 24
8
Muhammad M dengan cara dan dalam keadaan demik an menunjuk an sifat kurang
hormat kepadanya dan menggangu ketenteramannya.12
Penulis membatasi tela’ah surat Al-Hujuraat
yang dimaksud adalah ayat 9,10,11 dan 12, karena ay
dengan pendidikan akhlak.
beberapa ayat. Dalam hal ini
at tersebut adalah kaitannya
C. Rumusan Masalah
Mengacu dari uraian di atas, maka selanjutnya penulis merumuskan pokok
permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain:
1. Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an?
2. Nilai-nilai pendidikan akhlak apa saja yang terkandung dalam surat Al-
Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12?
D. Tujuan Penelitian
Berangkat dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an.
2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-
Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
12 Kerajaan Saudi Arabia: Al-Qur 'an dan Terjemahannya, 1990, him. 844
9
bagiMemberikan sumbangan pemikiran
pada umumnya dan pendidikan akhlak pada kh
konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an
akhlak yang terkandung dalam surat Al-Hujuraat
2. Manfaat Praktis
Dapat bermanfaat bagi para pendidik,
atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan
masyarakat sesuai dengan aturan ajaran Islam.
i ilmu pendidikan Islam
ususnya terutama mengenai
dan nilai-nilai pendidikan
ayat 9,10,11 dan 12.
pemikir di masa mendatang
pendidikan akhlak di
karena semua yang digali
ini adalah Al-Qur’an dan
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pustaka {library research)
adalah sumber dari pustaka.13 Dalam hal
buku lainnya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:
a. Sumber data primer
Yaitu sumber data yang langsung berkaitan
Dalam hal ini sumber primernya adalah A
Hujuraat) dan teijemahannya.
b. Sumber data sekunder
dengan obyek riset.14
-Qur’an karim (surat Al-
Mada. Sutrisno Hadi: Metodologi Penelitian I. Yogyakarta: Gajah14. Talizidulum Dharaha: Research teory, Metodologi Administrasi him. 60
1983, him. 3Bina Aksara Jakarta, 1985,
10
Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data
primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini
adalah buku-buku atau karya ilmiah la n yang isinya dapat melengkapi
data penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang
berhubungan dengan akhlak.
Dan tafsir Al-Qur'anul ‘Azhim, Taf s r Al-Maraghi dan buku-buku
yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.
Penulis menjadikan tafsir Ibnu Katsir
sumber data primer karena hendak membandingkan antara tafsir abad
pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli atsar dan kisah)
dan tafsir Al-Maraghi sebagai
dengan tafsir abad kontemporer atau modem (Al-Maraghi, yang
banyak mengambil tafsir dengan rasio atau tafsir bir ra ’yi), dan tidak
sedikit dikalangan orang Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut,
khususnya kaum terpelajar.
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.15 Karena obyek
dalam penelitian adalah ayat-ayat suci Al-Qur’
dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai
itu juga, penulis memilih sumber-sumber
representatife terhadap penelitian ini.
an, maka penulis menela’ah
>ahan penelitian. Disamping
yang lain yang dianggap
15. Suharsimi Arikunto: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 236
11
dengan analisa dan interpretasi
16
digunakan beberapa
2. Analisis Data
Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk
membahas sekaligus sebagai kerangka berpikir pada penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan
menyusun data, kemudian diusahakan pula
atau penafsiran terhadap data-data tersebut.1
Dalam menganalisis data yang telah
metode, antara lain:
a. Metode Deduktif
Digunakan untuk menganalisis pada bab ke dua tentang landasan teori,
yaitu analisis suatu permasalahan yang berasal dari generalisasi yang
bersifat umum kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang
kongkrit terjadi.1
b. Metode Induktif
Digunakan untuk menganalisis pada bab ke tiga tentang permasalahan
yang akan diteliti, yaitu analisis masalah yang bersifat khusus, kemudian
diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang umum.16 17 18
c. Metode Komparatif
Yaitu metode yang digunakan untuk memban
para ahli, mengulas, menguraikan kemudian
hal ini adalah pendapat Ibnu Katsir dan Al-
17
beberapa pendapat
kesimpulan. Dalam
16. Winamo Surakhmad: Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik, Bandung: Tarsito 1985, him. 13917. Anton Bakker: Metode-metode Filsafat, Ghalia Indonesia Jakarta, 1984, him. 5618 M. Arifm: Ilmu Perbandingan Pndidikan, Golden Terayon Press, Jakarta, 1986, him. 41
12
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Dalam bab I, dibahas tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Dalam bab II, akan dipaparkan tentang Pendk
yang meliputi: pengertian penc
pendidikan akhlak, tujuan pendk
pendidikan akhlak, dan macam-r
Dalam bab III, dibahas tentang Tafsir Surat Al-Huji
Akhlak Dalam Al-Qur’an,
akhlak, faktor penting dalam
akhlak, materi dan metode
akhlak dalam Al-Qur’an.
yang mencangkup: surat
Al-Hujuraat secara umum, tafsir ayat 9, 10, 11, dan 12 surat Al-
Hujuraat dan penafsirannya menurut beberapa mufassirin.
Dalam bab IV, menyajikan kupasan analisis tentang Pendidikan Akhlak Dalam
Al-Qur’an tela’ah surat Al-Hujuraat ayat 9, 10, 11, dan 12, yang
mencangkup: pendidikan akhlak dala Al-Qur’an dan nilai-nilai
pendidikan akhlak yang terdapat dala surat Al-Hujuraat ayat 9,
10,11, dan 12.
Dalam bab V Penutup. Pada bab ini akan diuraikan engenai kesimpulan akhir
dari hasil penelitian, saran-saran dan
13
14
yang secara fisik (batiniah)
BAB II
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN
A. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak terbentuk atas dua kata yaitu kata “pendidikan” dan
“akhlak”, sehingga untuk memudahkan dalam memahami pengertian pendidikan
akhlak harus dipahami terlebih dahulu kedua kata tersebut. Pendidikan akhlak itu
tidak mudah untuk dicapai oleh seseorang, dalam arti
tetapi pendidikan akhlak secara teori itu sangat mudah dengan ceramah, diskusi
maupun belajar buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.
Menurut Soegarda Poerbakawatja bahwa “pendidikan” adalah usaha
secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak
untuk mencapai kedewasaan yang dapat diartikan mampu memikul tanggung
jawab atas segala perbuatan secara moril. Jadi pendidikan itu penting bagi si anak
yang mana sangat berpengaruh pada sikap dan tanggung jawab seperti layaknya
orang dewasa. Pendidikan juga merupakan salah satu aspek yang memiliki
peranan pokok dalam pembentukan manusia menjadi insan yang sempurna19.
Menurut pandangan Islam bahwa "pendidikan" adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah
secara potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya
(insan kamil).20
19 Soergado Poerbakawatja H. A.H Harahap : Ensiklopedi pendidikan, Gunung Agung, Jakarta. 1982, him. 257
20. Ahmadi: Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 16
samaDalam bahasa Arab "pendidikan" itu
sedangkan menurut Abdurrahman An-Nahlawi21 bahw;
dengan At-Tarbiyyah,
a kata At-Tarbiyyah berasal
dari tiga bentuk. Pertama kata "robaa-yarbuu" ( y°ji ~ t j ) yang berarti
bertambah tumbuh. Kata kedua "robiya-yarba" ( J,°ji J ,j ) yang berarti
' j / / /menjadi besar dan yang ketiga adalah kata "robba-yarubbu" ( y, ~ yang
berarti menuntun, menjaga dan memelihara.
Dikaitkan dengan pendidikan dari kata bahasa Arab, bahwa pendidikan
kepada anak itu mulai dari tumbuh, artinya mulai
kandungan ibu hingga menjadi besar, lahir ke dunia
mencapai dewasa bisa menjaga diri dan bertanggung jawab.
Pendidikan bukanlah sekedar mengasuh, memelihara atau mendidik anak
didik, namun pendidikan merupakan pengembangan
maupun kepandaian yang melalui adanya pengajaran, latihan-latihan atau
pengalaman-pengalaman. Lebih lanjut anak didik yang dididik secara bertahap
dengan memperhatikan usia maupun kemampuan anak, sebagaimana pendapat
syaikh Mustafa Al-Gholayani22
dari sejak ada di dalam
dan berkembang sehingga
pengetahuan, keterampilan
21. Abdurrahman An-Nahlawi: Prinsip-prinsip dan Metode Pendid kan Ali. CV Diponegoro, Bandung, 1992, him. 31
22. Syaikh Mustafa Al-Gholayani: Idhatun Nasyi'in, Raja Murah,
Islam, Terj. Hery Noer
Pekalongan, 1989, him. 189
15
g-Lc l^ L j jjfjjLilJl (J <iL£IaJI < 3 - ( j^ j^ )
Jji-lj slr./gtfll \J>\'j£ 0j >j * r o l£ U aS U /^>- 2 «_L lJ!j
"Pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia kedalam jiwa anak-anak yang sedang tumbuh dan menyiraminya dengan siraman petunjuk dan nasehat sehingga menjadi watak yang melekat ke dalam jiw a sehingga hasilnya berupakesamaan dan kebaikan, suka beramal demi kemanfaatan bangsa"
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha
yang disengaja, memberikan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran
Islam yang berupa penanaman akhlak yang mulia, latihan moral, fisik sehingga
menghasilkan perubahan yang dimanifestasikan dalam kenyataan hidup meliputi
kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan bersikap menuju terbentuknya kepribadian
utama.
Selanjutnya kata "akhlak" berasal dari bahasa
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.23 Sebagaimana firman
Allah ^ :
Arab, jama’ dari kata (3^)
OiJjVT j l> - o j
"(agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu". (QS. Asy-Syu'araa': 137)
Menurut Ahmad Amin sebagaimana yang
Ya'qub24bahwa pengertian akhlak adalah sebagai berikut
laiAkhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mere, untuk melaksanakan apa yang harus diperbuat.
dikutip oleh Hamzah
dan buruk, menerangkan innya, menyatakan tujuan
ka dan menunjukkan jalan
23 . Hamzah Ya'qub : Etika Islam, CV Diponegoro, Bandung: 1991:24 Ibid hai : 12
16
Selanjutnya imam Al-Ghozali menyatakan25:
j +m J J / «»> j - W 3 j L gJP ^ * u lJ ^ 4JLA OjL*P
( j f i 0.1 i * <>„
"Khuluk (akhlak) adalah hasrat atau sifat yang terutama dalam jiw a yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran".
Meskipun terdapat perbedaan dalam mendefinisikan akhlak, namun
dapatlah dipahami bahwa akhlak adalah merupakan kehendak yang lahir dari jiwa
seseorang yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Dari kedua
pengertian di atas yaitu pendidikan dan akhlak maka dapat dipahami bahwa
pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan penanaman akhlak yang mulia, moral
yang baik, tabiat maupun perangai yang baik harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan akhlak sejak ia masih kecil hingga dewasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak merupakan
usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan
kehendak seseorang untuk mencapai tingkah laku yang mulia dan menjadikannya
sebagai kebiasaan.
B. Faktor Penting Dalam Pendidikan Akhlak
Hamzah Ya'qub26 mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang
mempengaruhi akhlak atau moral yaitu faktor intern dan faktor ektem.
1. Faktor intern.
. Imam Al-Ghozali : Ihya LTlumuddin Juz III, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Bairut, 1994, him 58
. Hamzah Ya'qub : Etika Islam. CV Diponegoro, Bandung, 1991, Mm. 57
17
Yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor yang datang dari diri
sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir
dan mengandung pengertian tentang kesucian anak
pengaruh luar sebagaimana firman Allah & :
. l '1 / 5 f
yang lahir dari pengaruh-
< ^ «tf v-H U ’i -3)1
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Ruum: 30)
lurus; tetapi kebanyakan
Denga demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki naluri
keagamaan. Yang nantinya akan mempengaruhi dirinya. Unsur-unsur yang ada
dalam dirinya turut membentuk akhlak atau moral, antara lain :
a. Instink dan akal
b. Kepercayaan
c. Keinginan-keinginan
d. Hawa nafsu
e. Hati nurani
2. Faktor ekstern.
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan
manusia yang meliputi:
a. Pengaruh keluarga.
Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga
dalam pendidikan, yaitu memberikan pengalaman kepada anak, baik melalui
18
pemeliharaan, pembinaan dan pengarahan yang menuju pada terbentuknya
tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua.
Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi anak yang
pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara berfikir itu akan kelihatan.
Keluarga pun sebagai pelaksana pendidikan Islam yang akan mempengaruhi
dalam pembentukan akhlak yang mulia.
b. Pengaruh sekolah
Sekolah adalah merupakan lingkungan pendidikan yang kedua setelah
pendidikan keluarga, dimana dapat mempengaruhi akhlak anak.
Mahmud Yunus27 mengatakan bahwa :
"Di dalam sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pandidika pada umumnya, yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan- kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya belajar keijasama dengan kawan sekelompok, melaksakan tuntunan dan contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain".
c. Pengaruh masyarakat
Masyarakat dalam pengertian yang sederhana adalah kumpulan individu
dalam kelompok yang diikat dalam ketentuan negara, kebudayaan dan agama.
Dengan demikian pembentukan akhlak mulia membutuhkan pendidikan,
baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat dengan diterapkannya
kebiasaan-kebiasaan, latihan-latihan serta contoh-contoh yang baik sehingga anak
dapat memahami dan mengetahui berbagai corak kegiatan tingkah laku lebih-lebih
dalam pembentukan akhlak mulia.
27. Mahmud Yunus : Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Hidakarya, Jakarta, 1978, him. 31
19
Nabi Muhammad M diutus dengan membawa risalah ajaran Islam sebagai
rahmat bagi semesta alam. Ajaran-ajaran yang dibawa itu bertujuan untuk
menyempurnakan akhlak umatnya. Dengan akhlak yang agung dan mulia,
Rasulullah dijadikan suri tauladan dan contoh bagi umatnya. Hal ini telah Allah
tegaskan dalam firman-Nya:
C . Tujuan Pendidikan Akhlak
», , ✓ £5 Lu
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ” (QS. Al-Ahzaab: 21)
Sesuatu yang akan dicapai dalam pendidikan akhlak tidak berbeda dengan
pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah
menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk mencapai kesempurnaan jiwa
bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan dan ketangguhan bagi
masyarakat.28
Tujuan dari pendidikan dalam agama Is
orang-orang yang baik akhlaknya, keras kemauannya, sopan santun dalam
berbicara dan perbuatan, bersifat bijaksana dan semp uma, sopan dalam beradab,
ikhlas dan suci. Sebagaimana Allah & berfirman :
. t ■?-» a f %•£■* •" ’ , ’v , /I Ja jJI
adalah untuk mewujudkan
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ” (QS. Ali 'Imran : 134)
28. Omar Muhammad Al-Taumy: Falsafah Pendidikan Islam, diteq. Hasan Langgeng. Jakarta, Bulan Bintang, 1979, him. 346
20
Dari gam baran di atas dapat disim pulkan bahw a tujuan pendidikan akhlak
adalah untuk terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan oleh
Rasulullah % dan karenanya dapat tercapai keselamatan dunia dan akhirat.
D. Materi Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an
Rahmat Taufik Hidayat29mengatakan bahwa dalam garis besarnya, akhlak
dibagi menjadi dua bagian; akhlak terhadap Kholiq (Yang Menciptakan) dan
makhluk (yang diciptakan). Adapun uraian lebih jelasnya, sebagai berikut:
1. Akhlak manusia kepada Allah & .
2. Akhlak manusia kepada Rasulullah &.
3. Akhlak manusia kepada diri sendiri.
4. Akhlak manusia kepada sesama manusia.
5. Akhlak manusia kepada alam sekitarnya.
1. Akhlak manusia kepada Allah M
Alam ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang diyakini ada-Nya,
yakni Allah 3k. Dialah yang menurunkan rahmat dan hidayah di dunia dan Dialah
yang mengatur segala isi yang ada di alam ini. Kepada-Nya manusia berhutang
budi besar, karena berkat rahmat dan rahim-Nya Ia telah menganugerahkan
nikmat yang diberikan pada manusia dengan tak terhitung nilainya, sehingga
manusia harus mengucapkan rasa syukur terhadap-Nya.
Allah & berfirman:
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, menentukan jumlahnya." (QS. An-Nahl: 18)
58** T ' > 3 'f ' ' r, • &p ) ....y Ij JLju
niscaya kamu tak dapat
29 Taufik Rahmat Hidayat: Khasana Istilah Al-Qur'an, Mizan, Bandung, 1989, him. 18
21
manusia dengan Allah diatur
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi30menjelaskan bahwa syukurnya seorang
muslim kepada Rabb-nya atas nikmat yang diberikan, rasa malu kepada-Nya
untuk condong berbuat maksiat, kembali kepada-Nya secara benar, bertawakkal
kepada-Nya serta mengharap rahmat-Nya, kemudian takut terhadap siksa-Nya,
berbaik sangka kepada-Nya akan kebenaran janji-Nya serta pelaksanaan ancaman
bagi siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya, maka ini merupakan
akhlak kepada Allah
Kehidupan bermasyarakat, hubungan antara
oleh agama, agamalah yang mengatur bagaimana cara manusia berinteraksi
dengan Allah. Hubungan manusia dengan Allah merupakan prioritas pertama
yang merupakan hubungan vertikal antara makhluq dan Khaliq. Dan hubungan
makhluq dengan Khaliq telah menempatkan manusia pada posisi yang jauh lebih
rendah daripada Sang Khaliqnya.
2. Akhlak manusia kepada Rasulullah gs
Setiap umat Islam yakin, bahwa Muhammad adalah Rasul Allah dan
merupakan kewajiban bagi muslim dan muslimah untuk beriman kepada Allah
dan para rasul-Nya.
Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, tetapi
harus pula dibuktikan dengan amal perbuatan yang dijelaskan di dalam Al-Qur'an
dan Al-Hadits tentang bagaimana bersikap kepada
dinamakan akhlak kepada Rasulullah gs.
Rasulullah. Itulah yang
30 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi: Minhajul Muslim (Pedoman irv. Teij. M. Abdul Ghofar E. M dan Abu Ihsan al-Atsari. Cet. I. Syafil, 1419H, him. 126
Hidup Seorang Muslim) Jilid Jakarta: Pustaka Imam asy-
2 2
N abi M uham m ad $s adalah m anusia istim ew a dari yang lainnya, karena
Allah yang harus di cintai,
Kedudukan sebagai nabi dan
beliau seorang nabi dan rasul Allah, seorang pi
diikuti dan ditaati oleh setiap muslim dan mus
rasul inilah yang menjadikan Nabi Muhammad & mempunyai posisi tersendiri
d i antara manusia lainnya. Ajaran Islam memberikan tuntunan kepada setiap
muslim dan muslimah untuk berprilaku baik
nabi dan rasul Allah. Diantara perilaku atau
setiap muslim dan muslimah terhadap Rasulullah M
a. Menerima dan mengamalkan ajaran yang
....
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka
Nabi Muhammad M sebagai
yang harus dilakukan oleh
ialah sebagai berikut:
dibawanya.
* 'i *\ * *\ 1 > *» % tf.f f > 7/ „Oy wL>*_3 I I f
terimalah, dan apa yangdilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah (QS. Al-Hasyr: 7)
b. Mengikuti dan mengamalkan sunnahnya.
Merupakan keharusan bagi umatnya yaitu umat Islam untuk mengikuti
jejaknya baik Ibadah maupun akhlak.
Imam Asy-Syathibi31 mengatakan bahwa :
"Berpegang dengan sunnah adalah keselamatan."
Ucapan ini sesuai dengan hadits Rasulullah %
teijadi fitnah perpecahan :
) . r ,, r *
31 Imam Asy-Syathibi: Al-I'tisham, 1986, hlm:77
j > o •'
yang menjelaskan ketika
O*
23
3 U j 0 ^ ? 'V} ‘- H ^ 5' o ljj
. ^ J J I 4 ii i j} ^ \ ± \
"sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian nanti, akan melihat perselisihan yang banyak. Maka (wajib) atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku" (HR. Ashabus Sunan kecuali Nasa’I berkata Turmidzi: Hadits ini hasan shahih, dan berkata Imam Hakim: hadits ini shahih dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Dalam hadits ini Rasulullah % menjelaskan bahwa keselamatan di
kala perpecahan adalah dengan berpegang dengan sunnah Rasulullah M.
c. Mengucapkan shalawat dan salam kepadanya.
Setiap muslim dan muslimah diperintahkan untuk membaca shalawat dan
salam kepada Rasulullah £5 , terutama diwaktu mereka melakukan shalat.
Sesungguhnya tidak berakhlak seseorang diantara umat Islam yang tidak
mengucapkan shalawat dan salam atas Rasulullah M, sedangkan dirinya diberi
Allah M rahmat agama yang tidak ternilai harganya melalui Rasulullah &
Perintah ini (mengucapkan shalawat dan salam atas nabi Muhammad)
tertuang dalam firman Allah
s' i ' * * ' s * '41 * ,
IUj 4JJI (Jj
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
24
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya "Minhajul Muslim ” 32
menjelaskan bahwa berakhlak terhadap Rasulullah 3 3 dapat dilakukan dengan hal-
hal sebagai berikut:
baik di dalam urusan dunia
menghormatinya dan
1 . Mentaatinya, menelusuri jejaknya, dan mengimplementasikan segenap langkah-langkahnya di dalam seluruh aktivitas, maupun agama.
2. Mengutamakan kecintaan kepadanya, mengagungkannya melebihi kecintaan, penghormatan dan pegagungan kepada makhluk yang lainnya.
3. Membela dan menolong orang yang membela dan menolongnya.4. Mengagungkan dan memuliakan namanya ketika disebut.5. Membenarkan setiap apa-apa yang dia kabarkan.6 . Menghidupkan sunnahnya dan menyebarkan dakwahnya.7. Merendahkan suara di sisi kuburannya.8 . Mencintai orang-orang shaleh, membela dan menolong mereka dengan
kecintaannya.
3. Akhlak manusia kepada diri sendiri
Konsep akhlak pada diri sendiri di dalam Al-Qur’an cukup luas
jangkauannya, bersifat positif dan aktif yang dengan sendirinya dapat
menumbuhkan suatu kepercayaan diri sendiri dalam berbagai aktivitas hidup
individu manusia. Karena pada prinsipnya akhlak kepada diri sendiri merupakan
kontrol diri yang harus dilaksanakan demi keselamatan diri sendiri, baik itu
berupa perintah atau kewajiban yang erat hubungannya dengan tanggung jawab
individu maupun kalangan-kalangan yang harus dihindari. Allah berfirman :
Pi-» < ^ . ■£ *' t t . Z’ f i . . t» i t .
JJ !-LLaI bj J * vay ^ \ y * \ l JiOlI lf.ll»
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk.
32. Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi: Op C it: him. 133-134
25
Hcmya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Maa'idah: 105).
Ayat di atas menunjukkan bahwa setiap individu manusia mempunyai hak
kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan pribadinya, memelihara
keselamatan jiwanya, mencari jalan perkembangan dan kemajuan dirinya,
memiliki suatu kepribadian luhur sebagai manifestasi dari perbuatannya yang
terpuji.
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa langkah-langkah
yang ditempu dalam berakhlak kepada diri sendiri33, antara lain :
a. Taubat
Yaitu membersihkan diri dari segenap dosa dan maksiat, menyesali atas
setiap dosa yang telah dilakukannya, bertekad untuk
dosa itu di dalam sisa umurnya. Hal ini berdasarkan
At-Tahnm ayat 8 :
tidak mengulangi perbuatan
firman Allah & dalam surat
p * & j p j & ^ % s $ j ] i p ; < k
% / , ( y . / < <
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semumi-muminya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At-Tahrim: 8 )
b. Muraqabah (merasa selalu diawasi)
Yaitu seorang muslim merasa dirinya diawasi oleh Allah M, ia senantiasa
merasakannya di setiap saat dari kehidupannya sehingga keyakinannya menjadi
sempurna bahwa Allah &> selalu melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya,
33 . Abu Bakar Jabir Al- Jazairi : op. cit him. 137-143
26
memperhatikan amal-amalnya, menegakkan putusan terhadapnya dan terhadap
jiwa-jiwa dengan apa yang telah dilakukan. Inilah makna "menyerahkan diri". Hal
ini sebagaimana firman Allah & :
'j» * * ' * 9 f * * * I *S p •••• ^ f - * - 1 Cr4.?
"/)o« siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangdiapun mengerjakan kebaikan..." (QS. An-Nisa: 125)
c. Muhasabah (intropeksi diri)
Muhasabah salah satu metode memperbaiki diri, melatih, mensucikan dan
membersihkan diri. Allah & berfirman :
r ias
i i i o j ij & j & c: ^ i ) i i ^ T i £ i ;
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
d. Mujahadah (perang terhadap nafsu/jiwa)
Yaitu hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa musuh bebuyutannya
adalah nafsu (diri)nya sendiri. Nafsu menurut tabiatnya selalu condong kedalam
keburukan, dan lari dari kebaikan serta senantiasa menyuruh kepada kejelekan.
Allah & berfirman:
jD y .. * ' E , tf , v t* ® ^ i - .f g - j j y * ' ( j j Oj L* O]
"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnyanafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
27
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. "(QS. Yusuf: 53)
Apabila seorang muslim mengetahui hal itu, niscaya dia akan menyiapkan
dirinya kemudian mengumumkan terhadapnya, mengangkat senjata untuk
memeranginya, bercita-cita tetap untuk melawan kebodohannya dan memerangi
syahwatnya.
4. Akhlak manusia kepada sesama manusia
Ajaran sosial dan pembinaan akhlak dalam Al-Qru'an bertujuan untuk
memperkuat keijasama dalam lingkungan keluarga dengan mengatur anggota-
anggota keluarga melalui pembentukan kepribadian individu yang baik sebagai
salah satu bagian dari masyarakat.
Untuk lebih jelasnya kondisi masyarakat itu ada beberapa uraian :
a. Akhlak di lingkungan keluarga.
Pembinaan akhlak di lingkungan keluarga secara umum adalah pembinaan
kasih sayang diantara sesama anggota keluarga yang berjalan dengan
keutuhannya, karena pada prinsipnya Allah telah melengkapi sikap tersebut
diantara anggota keluarga masing-masing, sehingga masing-masing individu
hanya tinggal mengembangkannya di dalam lingkungan masyarakat yang
dijelaskan dalam Al-Qur'an firman Allah :
* i * 9si*■ o i ^ 3
'c e0 0 J o j 3 s^ r
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
28
sebagai makluk sosial yang
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."(QS. Ar-Ruum: 21)
Pembinaan akhlak di lingkungan keluarga sangatlah mendasar sekali
dalam pola hidup yang penuh kasih sayang diantara sesama anggota keluarga,
hormat menghormati, sopan santun dan tanggung jawab diantara suami dan istri
atau sebaliknya orang tua dengan anaknya.
b. Akhlak di lingkungan keluarga dan kerabat
Manusia diciptakan Allah & di dunia ini
selalu membutuhkan hubungan komunikasi atau saling ketergantungan antara satu
dengan yang lainnya, untuk itu merekan membentuk suatu wadah yang biasa
dinamakan dengan istilah masyarakat. Masyarakat tupun mempunyai ciri khas
dalam menciptakan rasa persaudaraan dan ukhuwah antar sesama individu. Di
dalam Al-Qur'an Allah & berfirman :
* 3 ow l'jJlj " a 4 i l / / s % tfT ♦
J ^ r J j j L. j d - b
c .j
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. An-Nisaa': 36)
Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa di an ara sesama manusia, baik
dengan kedau orang tua, tetangga dekat maupun jauh, anak yatim dan lainnya,
baik itu miskin atau kaya kita harus berbuat baik dan tidak membeda-bedakannya.
29
c. Akhlak kepada manusia secara umum.
Terbentuknya suatu masyarakat yang luas
saling melengkapi kebutuhan masing-masing,
di mana satu sama lainnya
saling menolong, saling
menghormati, saling komitmen dalam kebersamaan sehingga terwujudnya
hubungan komunikasi yang harmonis serta tumbuh sikap persaudaraan. Manusia
yang bersatu dan menggalang agar terciptanya kedamaian, ketentraman dan
kesejahteraan yang dapat menjadikan masyarakat yang diidamkan.
5. Akhlak manusia kepada alam sekitar
Allah & tidak hanya menciptakan manusia saja di muka bumi ini, tetapi
juga menciptakan makhluk-makhluk yang lain seperti : tumbuh-tumbuhan,
binatang, semuanya itu membutuhkan perlindungan dan pemeliharaan dari
manusia. Karena manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Tugas manusia adalah
mensyukuri karunia Allah, berbuat baik dan dapat membudidayakan serta dilarang
untuk merusak maupun memusnahkan juga tidak boleh menyia-nyiakan makhluk
yang lainnya. Sebagaimana Allah & berfirman :
.f * .U , y J i j $ \ j iu liJ T ^
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum : 41)
Dapat disimpulkan bahwa materi maupun teori
itu mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan di dunia ini. Karena
dalam pendidikan akhlak
30
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, diharapkan
dengan kesempurnaannya dapat mengembangkan amanat yang diberikan oleh
Sang Pencipta dengan berakhlak baik terhadap sesama makhluk dan makhluk
lainnya.
Untuk itu dibutuhkan keteladanan dalam pendidikan dengan metode
inklusif sehingga dapat mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral,
spiritual dan sosial. Hal ini dikarenakan pendidikan akhlak adalah contoh terbaik
dalam pandangan anak, dalam tindak tanduknya dan tata santunnya baik yang
disadari maupun tidak. Tentunya yang lebih penting bagi yang bersifat material
maupun spiritual.
Allah mengutus Nabi Muhammad $ 5 sebagai suri tauladan yang baik untuk
umat manusia sepanjang sejarah dan bagi umat manusia disetiap saat dan tempat,
sebagai pelita yang meneragi dan memberi petunjuk.
Pendidika dengan mengajarkan dan pembiasaan adalah pilar terkuat untuk
pendidikan dan metode yang paling efektif dalam membentuk iman anak dan
meluruskan akhlaknya.
Metode lain yang juga penting dalam pendidikan akhlak adalah pemberian
nasehat. Sebab itu dapat membukakan mata anak pada hakekatnya sesuatu untuk
mendorongnya menuju situasi luhur dan menghiasinya
dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam
dengan akhlak yang mulia
Kita juga tidak heran
> yangmendapatkan Al-Qur'an yang memakai metode ini
dan mengulang-ulang dalam berbagai ayat dan tempat.
berbicara tentang jiwa
Al-Qur'an penuh dengan
31
ayat-ayat yang menjadikan metode nasehat sebagai dasar dakwah jalan menuju
usaha melestarikannya.
E. Metode Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Qur'an banyak sekali metode-metode dalam mendidik akhlak
diantaranya adalah:
1. Dengan cara ketauladanan, karena setiap anak ia akan mengikuti apa yang
diperagakan oleh orang yang lebih dewasa darinya, sehingga kita sebagai
pendidik hendaknya mampu menjadi suritauladan bagi anak didik kita
sendiri.
Allah & berfirman:
& ... i j i i p ; y
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahriim : 6 )
2. Dengan mengambil ibrah pada cerita-cerita umat terdahulu, karena
sangatlah penting kita melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada jaman
dahulu guna mengambil pelajaran darinya dan menambah keimanan. Allah
M berfirman:
a ju i _£U;S j y i
"...Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang- orang yang mempunyai mata hati " (QS. Ali'Imran : 13)
Dan masih banyak lagi metode pendidikan yang dijelaskan dalam Al- Qur’an.
32
yaitu dengan jalan sugesti,
Sedangkan Menurut Athiyah al-Abrasyi34ada tiga metode mendidika
akhlak yaitu :
1. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara memberi
petunjuk, tuntunan nasehat, menyebutkan manfaat dan bahaya-
bahayanya sesuatu.
2. Pendidikan akhlak secara tak lansung,
seperti; mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada
anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga.
3. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak
dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka memiliki
kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik
orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka.
F. Macam-macam Akhlak Dalam Al-Qur'an
1. Akhlak Yang Baik (akhlaqul mahmudah)
Akhlak adalah satu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumber
perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah atau jelek,
sesuai pembawaannya, ia menerima pengaruh pendidikan, baik maupun
jelek kepadanya.
Bila bentuk di dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaan dan
kebenaran, cinta kebajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai
keindahan, membenci keburukan sehingga menjadi wataknya, maka
34. Athiyah al-Abrasyi : Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet. dan Djohar Bahry, Bulan Bintang, Jakarta, him. 106
VII. Terj. H. Bustami A, Gani
33
keluarlah darinya perbuatan-perbuatan yang indah dengan mudah tanpa
keterpaksaan, inilah yang dimaksud dengan akhlak yang baik. 35
Di antara contoh-contoh akhlaqul mahmudah yang ada dalam Al-Qur'an,
antara lain:
a. Sabar
"//a/ orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu b eru n tu n g (QS. Al-Imran: 200)
b. Kejujuran
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah: 119)
c. Tawadhu' (rendah hati)
' i j j b j i
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hat dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan " (QS. Al-Furqaan: 63)
d. Keberanian
35. Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairil419 H: MinhajulMuslim (Pi Jilid IIV. Teij . M. Abdul Ghoffar E. M dan Abu Ihsan al Atsari. Imam asy-Syafi'i
'edoman Hidup Seorang Muslim) Cetl.hal :223 Jakarta: Pustaka
34
? z'I 'iii ^ iSj i # ; < > .i r i« f o
« »•* > / >-J* ^ ^
"//a/ orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu beruntung (QS. Al-Anfaal: 45)
e. Bersikap lemah lembut
i(j* y i i i T JaJS’ LJii O jJ M (jA 'M >-j LLj
A« i*
© J *SM i U > .
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'ajkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu..." (QS. Al-Imran: 159)
f. Pemaaf dan Lapang Dada
j y & M 'J \ y L * j oi3
"Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha P enyayang (QS. At-Taghaabun: 14)
g. Menghidupkan Makna Persaudaraan Seiman
o b j ^ - j ' j f c i i i j & i o 5 b i W » 0 i j J - y J T l i j
bersaudara, sebab itu kedua saudaramu itu dan
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat ” (QS. Al- Hujuraat: 10)
h. Amanah
< / J v . l ' * f- ' f 4 ,i4 i i i W 0 ' j s > w ^ oS
35
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya" (QS. An-Nisaa': 58)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mern
baik.
tentang akhlak yang
2. Akhlak yang tercela (Akhlaqul Madzmumah)
Perbuatan dan perkataan yang tercela yang mengalir tanpa merasa
terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut dengan akhlak tercela. 36
Akhlak-akhlak yang tercela merupakan racun
pelakunya ke jalan setan dan penyakit
mendapatkan kehormatan sepanjang masa.
Diantara contoh-contoh akhlak tercela
dijauhi oleh seorang muslim, antara lain :
a. Kezhaliman
' r <
yang mematikan, membawa
yang membuatnya tidak
dalam Al-Qur'an dan harus
L l j t i 43 4 =3.;,4 p i jL y j
"Dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya kami rasakan kepadanya azab yang besar " (QS. Al-Furqaan: 19)
b. Iri dengki
/ i 9AWai y 4l)l jl»
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia' yang Allah Telah berikan kepadanya?" (QS. An-Nisaa': 54)
c. Menipu
0 ?] f e d % ^
36 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi: Ibid, him. 223
36
"Rencana yang jahat itu tidak akan merencanakannya s e n d ir i(QS. Al-Faathir:
d. Riya'
menimpa selain orang yang 43)
@ ^ • J ^ p-A C f - ^
''Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, dan orang-orang yang berbuat riya'." (QS. Al- Maa'uun: 4-6)
e. Ujub dan Terperdaya
, ■* t
"Dan (Ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak Karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun,” (QS. At-Taubah: 25)
f. Berprasangka buruk kepada orang lain
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa ” (QS. Al- Hujuraat: 12)
'j f JO
g. Ghibah
o l ; ^ % 1 ^ 1 4 ^ j
”/)a« janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlahmenggunjingkan satu sama lain ” (QS. Al-Hujuraat: 12)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan tentang tercelanya
akhlak yang buruk.
37
38
BAB III
TAFSIR SURAT AL-HUJURAAT
AYAT 9,10,11 DAN 12
A. Surat Al-Hujuraat
1. Tafsir surat Al-Hujuraat secara umum
Surat Al-Hujuraat terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-
surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Mujaadilah.
diambil dari perkataan "Al-
Ayat tersebut mencela para
Dinamai "Al-Hujuraat" (kamar-kamar)
Hujuraat" yang terdapat pada ayat 4 surat ini.
sahabat yang memanggil Nabi Muhammad M yang sedang berada di dalam
kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil Nabi Muhammad M
dengan cara dan dalam keadaan demikian menunjukkan sifat kurang
hormat kepadanya dan mengganggu ketenteramannya. 37
Pokok-pokok isi dari surat Al-Hujuraat antara lain :
a. Keimanan:
Masuk Islam harus disempurnakan dengan iman yang sebenar-
benarnya.
b. Hukum-hukum
Larangan mengambil keputusan yang menyimpang dari ketetapan
Allah & dan rasul-Nya; keharusan meneliti suatu berita yang
disampaikan oleh orang fasik; kewajiban mengadakan islah antara
37 Kerajaan Saudi Arabia: Al-Qur'an dan Terjemahannya. 1990, him. 844
orang muslim yang bersengketa karena orang-orang Islam itu
bersaudara; kewajiban mengambil tindakan terhadap golongan kaum
muslimin yang bertindak aniaya kepada golongan kaum muslimin
yang lain; larangan mancaci, menghina dan sebagainya; larangan
berburuk sangka; bergunjing dan memfitnah dan lain-lain,
c. Dan lain-lain:
Adab sopan santun berbicara dengan Rasulullah %. Allah menciptakan
manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu sama lain
saling kenal mengenal; setiap manusia sama pada sisi Allah, kelebihan
hanya kepada orang-orang yang bertakwa; sifat orang-orang yang
sebenar-benarnya beriman. 38
2. Persesuaian antara surat Al-Hujuraat dengan surat sebelumnya (surat Al-
Fath)
Persesuaian antara surat Al-Hujuraat dengan surat sebelumnya (surat
Al-Fath) adalah sebagai berikut:
a. Pada surat Al-Hujuraat disebutkan tentang memerangi kaum
pemberontak. Sedang pada surat Al-Fath disebutkan tentang memerangi
orang-orang kafir.
b. Surat Al-Hujuraat diakhiri dengan pembicaraan tentang orang-orang
yang beriman. Sedang pada surat Al-Fath juga dibuka tentang mereka.
38 Kerajaan Saudi Arabia: Ibid, him. 448
39
c. Masing-masing dari kedua surat ini memuat penghormatan dan
pemuliaan kepada Rasulullah $$ terutama pada awal masing-masing
surat. 39
3. Hubungan surat Al-Hujuraat dan surat Qaaf
Hubungan antara surat Al-Hujuraat dengan sesudahnya (surat Qaaf)
ialah sebagai berikut:
a. Pada akhir surat Al-Hujuraat disebutkan bagaimana keimanan orang-%
um beriman. Hal ini dapat
mereka dan dapat pula
orang Baduwi dan sebenarnya merekan be
membawa kepada bertambahnya iman
menjadikan mereka orang yang mengingkari kenabian dan hari
kebangkitan; sedang pada awal surat Qaaf disebutkan beberapa sifat
orang kafir yang mengingkari kenabian dan hari kebangkitan,
b. Surat Al-Hujuraat lebih banyak menguraikan soal-soal duniawi sedang
surat Qaaf lebih banyak menguraikan tentang ukhrawi.
B. Pandangan Mufassir Tentang Surat Al-Hujuraat Ayat 9,10,11 dan 12
Tafsir adalah kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun
dalam Al-Qur'an. Tanpa tafsir, orang tidak akan bisa membuka gudang yang
ada di dalamnya, sekalipun ia berulang kali mengucapkan lafadz Al-Qur'an
dan membacanya sepanjang pagi dan petang. 4 0
39. Mustafa Ahmad Al-Maraghi: Tafsir AlMaraghi. Cet.I. Teij. K. Anshor Bahrun Abu Bakar,Lc dan Drs. Hery Noer Aly. Semarang : CV T
40 Muhammad Ali As-Shaabuni: Studi Ilmu Al-Qur'an. Cet. I. Bandi 241
ZUmar Sitanggal,
Putra 1986, him. 199 : Pustaka Setia 1999, him.
40
©ite
Untuk memahami serta mengetahui isi kandungan Al-Qur'an, kita bisa
mempelajarinya melalui kitab-kitab karya para ulama ahli tafsir yang beraneka
ragam diantaranya adalah tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Maraghi.
Penulis dalam hal ini akan mengambi banyak dari dua mufassir
tersebut, karena ingin membandingkan dan memadukan antara tafsir abad
pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli atsar dan kisah) dengan
tafsir abad kontemporer atau modem (Al-Maraghi yang banyak mengambil
tafsir dengan rasio atau tafsir bir'ra'yi), dan tidak sedikit dikalangan orang
Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut, khususnya kaum terpelajar. Dan
ayat yang penulis pililh dari 18 ayat yang ada dalam surat Al-Hujuraat ialah
empat ayat yaitu ayat 9,10,11 dan 12, kesemua ayat ini ada kaitannya dengan
pendidikan akhlak. Untuk lebih jelas lagi, maka penulis akan menguraikannya
sebagai berikut:
1. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12 menurut Ibnu Katsir.
Allah & berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 9 dan 10 :
. / 's / • I . 9 ^ 9 r ' ' ^ f.\ j > x L ^ \ l O f l i o j i Aijl j a \ J l e j u j J l (S
> j b j L ^ l L o j 0 4 J r M
9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah, kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
41
i=e•6 • -* .9 S’.-*o ! J jU u b
10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujuraat: 9-10)
Penjelasan ayat:
p 4 *0 * t J u fjA ~ \ J U J J J i j
Allah & dalam ayat ini berfirman seraya memerintahkan agar
mendamaikan antara dua kelompok yang sedang bertikai sesama mereka.
Allah masih tetap menyebut mereka sebagai orang-orang mukmin
meskipun mereka tengah berperang. Dengan itu pula, Imam Al-Bukhari dan
yang lainnya mengambil kesimpulan bahwa seseorang tidak keluar dari
keimanan hanya karena berbuat maksiat meskipun dalam wujud yang besar,
tidak seperti apa yang dikemukakan oleh kaum Khawarij dan yang sejalan
dengan mereka dari kalangan Mu'tazilah dan semisalnya. Demikianlah yang
ditetapkan dalam kitab Shahih al-Bukhari dari hadits al-Hasan, dari Abu
Bakrah 4*>, ia bercerita : "Sesungguhnya Rasulullah % pernah berkhutbah
pada suatu hari di atas mimbar, sedang bersamanya terdapat al-Hasan bin Ali
lalu sekali-sekali dia melihat kepadanya dan kepada orang-orang pada kali
yang lainnya seraya bersabda :
r o , r s , * ' : f ° .v. .g* H (£!’ 0 ’
"Sesungguhnya putraku ini adalah seorang sayyid. Mudah-mudahan Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin (yang sedang bertikai)." (HR. Bukhari) 41
41. Imaduddin Abi Al-Fida' 'Isma'il Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Hafidz Qur’anul 'Azhiim Jilid IV. Cet. I. Riyadh: Maktabah Darus Salam,
Ad-Damasyqy: Tafsir Al- 1414 H/1994 M, him. 269
42
Kenyataan yang ada sama seperti yang beliau sabdakan, dimana Allah
telah mendamaikan antara penduduk Syam dan penduduk Irak dengan
perantara al-Hasan setelah mengalami masa peperangan yang panjang dan
berbagai peristiwa mengerikan.42
Firman Allah 3k selanjutnya :
^ J J Is* " d p d ^ 1
Maksudnya ialah kembali kepada Allah dan Rasul-Nya serta mendengar
kebenaran dan mentaatinya, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits shahih,
dari Anas bahwa Rasulullah % bersabda :
, ajjI L : i J i ( t t j l j L j » y lilij» * ]\^ -\
.(«y J y j t j j l i ? lili? V ^ p j \
"Tolonglah saudaramu yang berbuat dhalim maupun yang didhalimi." Lalu kutanyakan : "Ya Rasulullah, menolong orang yang didhalimi itu aku dapat
<y , %^ j p 6 j*
mengerti, lalu bagaimana aku menolong orang yang : "Yaitu engkau mencegahnya dari berbuat dhalim, untuknya.Firman Allah & selanjutnya :
dhalim? "Beliau menjawab dan itulah pertolonganmu
_ » I »y , > 4 , f 9 y ' 9* ■ , {/ , _ y «.ll ^ 0 ! J JjuL l* ju ]j PxL^>\3 0 *1®
Maksudnya ialah bersikaplah adil dalam menyelesaikan permasalahan
yang teijadi di antara keduanya, karena Allah menyukai orang-orang yang
berbuat keadilan. 43
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr «&, ia bercerita :
"Sesungguhnya Rasulullah & telah bersabda :
9 i ' 9 r '
. Ibnu Katsir: Ibid.Um. 269
. Ibnu Katsir: Ibid him 269
43
U. ju jJj) dr jIp LjjJl jjvJa Jiil jl
(jd^*w* o l j j ) LJ-Ul
"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil di dunia, kelak berada di atas mimbar yang terbuat dari mutiara di hadapan ar-Rahman M atas keadilan yang pernah ia lakukan di dunia. 'M
Firman Allah & selanjutnya:
L ^l
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." Maksudnya ialah
seluruh kaum muslimin merupakan satu saudara karena agama.
Firman Allah & selanjutnya :
M*- * < r \ ' * i 9 fl^ * 5> i». ■'4'f \ ' K \ * I 9 r?(^} 0 J-***y ^1)1 I y j l j j Z ^ - 1 QV I l a
"Maka damaikanlah antara kedua saudaramu," yaitu dua golongan yang saling
bertikai. "Dan bertaqwalah kepada Allah," dalam seluruh urusan kalian,
"Supaya kamu mendapat rahmat." Hal tersebut merupakan penegasan dari
Allah &, dimana Dia akan memberikan rahmat kepada orang yang bertaqwa
kepada-Nya.* 4 5
Dari penjelasan ayat 9 dan 10 di atas, maka
beberapa pendidikan akhlak antara lain :
1. Mendamaikan dua golongan orang-orang mukmin yang sedang dilanda
pertikaian atau pertengkaran.
2. Menolong saudara yang berbuat dhalim maupun yang didhalimi.
3. Bersikap adil dan bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan.
penulis menyimpulkan ada
44. Abi Zakariya Yahya Nawawi Ad-Dimasyqi, RiyadhuAsh Shalihin, Cet. IIX. Bairut 1986, Mu'assasah Ar-Risalah, 1986, him. 443
45. Ibnu Katsir, Op. Cit, him. 270
44
4. Menjaga persaudaraan antar mukmin.
5. Bertaqwa (takut) kepada Allah M.
Allah & berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 11
Cr? f r ? U-*" 0 * Cr? f y ^ 'y * 1* 0 ^ * '-r.^
I j j J b crr? I / ^ C ^
77. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik, dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah
buruk sesudah iman dan orang-orang yang zalim.
Penjelasan ayat:
(*^f11 j i r p f ) j * } ( j ^
Allah jfe melarang dari mengolok-olok orang
-w ” “ l! " ' t / - ' ° 'J * J b u ^
ain, yakni mencela dan
menghinakan mereka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits shahih,
bahwa Rasulullah M bersabda:
J a l p j j J - \
"Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.,A6
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa yang dimaksud dengan
hal tersebut adalah menghinakan dan merendahkan mereka. Hal itu sudah jelas
haram. Karena terkadang orang yang dihina itu lebih terhormat di sisi Allah dan 46
46 Abi Zakariya Yahya Nawawi, Op. Cit, him. 443
45
* fe
bahkan lebih dicintai-Nya daripada orang yang menghinakan. Oleh kerena itu
Allah berfirman:
^ p4r? O 1 / j * Cr? f j*
& 9 * i 'iO * * 1’L**-
Firman Allah & selanjutnya :
k ir
~ 0 ^ O* i ^ c r ?
^ , > t . . >^ i . i i : -!jJ-«Cb Sfj
"Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri." Artinya, dan janganlah
kalian mencela orang lain (maksudnya dengan kita mencela orang lain maka
secara otomatis berarti kita juga mencela diri sendiri). Orang yang mengolok
dan mencela orang lain, baik orang laki-laki maupun perempuan, maka mereka
itu sangat tercela dan terlaknat, sebagaimana yang difirmankan Allah & :
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela," (QS. Al-Humazah
Ibnu ’Abbas, Mujaahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan Muqatil bin Hayyan: 1 )
mengemukakan makna ayat di atas bahwa janganlah
sebagian lainnya. 4 7
Firman Allah & selanjutnya :
Maksudnya adalah janganlah kalian memanggil dengan menggunakan gelar-
gelar buruk yang tidak enak didengar.
sebagian kalian menikam
47. Ibnu Katsir, Op. Cit, him. 271
46
i'bi, i<Imam Ahmad meriwayatkan dari asy-Sya'bi, ia bercerita bahwa Abu
Jubairah bin adh-Dhahhak memberitahukannya, ia bercerita : "Ayat i n i :
pun melainkan mempunyai
"Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk,"
turun berkenaan dengan bani Salamah. "Ia mengatakan : "Rasulullah & pernah
tiba di Madinah dan di antara kami tidak seorang
dua atau tiga nama. Dan jika beliau memanggil salah seorang dari mereka
dengan nama-nama tersebut, maka mereka berkata : "Ya Rasulullah,
sesungguhnya ia marah dengan panggilan nama tersebut.' Maka turunlah ayat
48ini.
Firman Allah & selanjutnya:
^ - y . , . / • (9 * + »
"Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk setelah iman."
Maksudnya ialah seburuk-buruk sebutan dan nama panggilan adalah pemberian
gelar dengan gelar-gelar yang buruk. Sebagaimana orang-orang Jahiliyah dahulu
pernah bertenkar setelah kalian masuk Islam dan kal an memahami keburukan
itu.
"Dan barangsiapa yang tidak bertaubat," dari perbuatan tersebut. "Maka
mereka itulah orang-orang yang zhalim."
'l*
48 Ibnu Katsir, Op. Cit, him. 271
47
Dari penjelasan ayat 11 di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ayat
tersebut mengandung beberapa macam akhlak yang harus di jauhi atau dihindari
oleh setiap muslim, antara lain :
1. Mencela dan menghina manusia.
2. Mencela diri sendiri.
3. Memanggil nama orang lain dengan panggilan atau gelar yang buruk (tidak
enak didengar).
4. Berbuat zhalim terhadap manusia.
Allah berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 12 :
C ^ o' d ii ^
0 ^ - 5 0 # 'i l l o ) ilyJT j V i i p
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purbasangka itu dosa, dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Penjelasan ayat:
Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari banyak prasangka,
yaitu melakukan tuduhan dan penghianatan terhadap keluarga dan kaum kerabat
serta umat manusia secara keseluruhan yang tidak pada tempatnya, karena
sebagian dari prasangka itu mumi menjadi perbuatan dosa. Oleh karena itu,
jauhilah banyak berprasangka sebagai suatu kewaspadaan. Kami telah
48
meriwayatkan dari Amirul Mukminin 'Umar bin al-Khaththab, bahwasanya ia
pernah berkata : "Janganlah kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar
dari saudara mukminmu kecuali dengan prasangka baik. Sedangkan engkau
sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan."49
Firman Allah selanjutnya:
"Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." Maksudnya ialah atas sebagian kalian.
Kata oauaiII lebih sering digunakan untuk suatu
Dari kata itu muncul kata j *j «M (mata-mata
kejahatan.
Sedangkan kata
seringkah digunakan pada hal yang baik.
Sebagaimana yang difirmankan Allah, yang menceritakan tentang Ya'qub,
dimana ia berkata:
9 * ! * ' 9\~ Kt' . f, * * t * 4 ' ' ' ! * ' 9 f < ' '
"Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.." (QS. Yusuf: 87)
Terkadang, kedua istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan hal yang
buruk, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits shahih dari Abu Hurairah,
bahwasannya Rasulullah bersabda:
f;, / 0 , . / , /• e ; . * / ' ' ' s , . ? ' ,h\ Aiil iu P \ y j ? j 1 y J j-a p Lj
S ' / / / /
Ibnu Katsir, Op. Cit. hal: 271
49
Artinya: "Janganlah kalian mencari-cari keburukan
orang lain, janganlah saling membenci, dan juga
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." HR.
Firman Allah selanjutnya:
dan mengintai kesalahan
saling membelakangi. Jadilah
Bukhari dan Muslim50 51
ghibah banyak sekali, di
"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain." Pada
potongan ayat tersebut terdapat larangan berbuat ghibah.
Ibnu Qudamah dalam kitabnya "Minhajul Qashidin"sx mengatakan bahwa
sebab-sebab yang mendorong orang melakukan
antaranya adalah:
1. Hendak mencairkan amarah.
2. Menyesuaikan diri dengan teman-teman, menjaga keharmonisan dank arena
hendak membantu mereka.
3. Ingin mengangkat diri sendiri dengan cara menjelek-jelekkan orang lain.
4. Untuk canda dan lelucon.
Adapun cara mengobati penyakit ghibah ialah
yang berbuat ghibah, bahwa perbuatannya itu memancing kemurkaan Allah,
kebaikan-kebaikannya akan pindah kepada orang yang dighibahi, dan jika dia
tidak mempunyai kebaikan, maka keburukan orang yang dighibahi akan pindah
50. Abi Zakariya Yahya An-Nawawi Ad-Dimasyqi. Riyadhu Ash Shalihin. Cet. IDC Bairut: Mu'assasah Ar-Risalah, 1986, him. 443
51. Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisy. Minhajul Yang Mendapat Petunjuk), Cet. I. Teij. Kathur Suhadi. Jakarta:215
dengan menyadarkan orang
Qashidin (Jalan Orang-orang Pustaka Al-Kautsar, 1997, him.
50
kepada dirinya. Siapa yang menyadari hal ini, tentu lidahnya tidak akan berani
mengucapkan ghibah.
Fiman Allah selanjutnya:
> f %* / ’/ , f . , i f „ * J / f *
j5 o bw** J^=aL) O' vi-^d
daging saudaranya sendiri
ijik kepadanya." (QS. Al-
"Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa j
Hujuraat: 12)
Maksudnya ialah sebagaimana membenci hal ini secara naluri, maka kalian pun
harus membencinya berdasarkan syari'at. Karena hukumnya lebih keras dari
hanya sekedar melakukannya (memakan daging). Dan hal itu merupakan upaya
menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan bersikap waspada terhadapnya.
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah tentang orang yang mengambil
kembali apa yang telah diberikan :
"Seperti anjing yang muntah, lalu ia memakan kembali muntahnya tersebut." 52
Firman Allah selanjutnya:
"Dan bertakwalah kepada Allah" yakni dalam segala perintah dan
larangan-Nya yang diberikan kepada kalian. Jadikanlah Ia sebagai pengawas
kalian dalam hal itu dan takutlah kepada-Nya. "Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang" Maksudnya ialah Maha pengampun bagi
52. Imaduddin Abi Al-Fida’ 'Isma'il Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Hafidz Qur’anul Azhiim JilidIV. Cet. I. Riyadh: Maktabah Dams Salam.,
Ad-Damasyqy: Tafsir Al- 1414 H/1994 M, him. 269
51
orang-orang yang bertaubat kepada-Nya dan Maha penyayang bagi orang yang
kembali dan bersandar kepada-Nya.53
Jumhur ulama mengatakan: "Jalan taubat yang harus ditempuh oleh orang
yang berbuat ghibah adalah dengan melepaskan diri darinya dan berkemauan
keras untuk tidak mengulanginya kembali."54
Dari penjelasan ayat 12 di atas, dapat penulis simpulkan tentang pelajaran
akhlak, antara lain:
1. Akhlak tercela dan harus dihindari, yaitu :
a. Berprasangka buruk terhadap orang mukmin.
b. Mencari-cari kesalahan orang atau aib orang lain.
c. Ghibah.
2. Akhlak terpuji dan harus dijalankan, yaitu :
a. Takut kepada Allah
b. Bertaubat kepada Allah
2. Penafsiran surat Al-Hujaraat ayat 9,10,11, dan 12 i
Allah berfirman dalam surat Al-Hujaraat ayat 9,
A*f , ® '
menurut Al-Maraghi
0 :
L Lu oji &\ ja \ jjj I j u Jtp j j t ij k il k
8 ^ 1 l i j O Oj I j M j• / i ^* A Al . I- . SI'
53. Ibid, him. 27654 Ibid; him. 276
52
9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah, kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Penjelasan ayat:
i j k s i o & i f i , o ]3
Jika terjadi peperangan di antara dua golongan orang mukmin, maka
damaikanlah hai orang-orang mukmin, di antara keduanya dengan diajak kepada
hukum Allah dan ridha menerima keputusan-Nya, baik keputusan itu
menguntungkan keduanya atau merugikan. Itulah perdamaian antara keduanya
dengan adil.55
$ <3J J p o j i
Jika salah satu di antara kedua golongan itu tidak mau menerima hukum
Allah dan meneijang apa yang oleh Allah dijadikan ebagai keadilan di antara
makhluk-Nya, sedang yang lain mau menerimanya, maka perangilah golongan
yang meneijang dan tidak mau menerima hukum Allah itu, sehingga kembali
kepada-Nya dan tunduk patuh kepada-Nya.56
oj*
Jika golongan yang durhaka itu telah diperangi olehmu mau kembali
kepada hukum Allah dan rela menerimanya, maka iikilah hubungan di
5S. Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi. Cet. I. Teij- K. Anshor Umar Sitanggal, Bahrun Abu Bakar, Lc dan Drs. Hery Noer Aly. CV Toha Putra, Semarang, 1986, him. 217
56 Ibid, him. 217
53
57
58
antara keduanya dengan cara yang adil dan tidak berat sebelah, sehingga antara
keduanya tidak terjadi peperangan baru di waktu yang lain.57
Kemudian Allah menyuruh orang-orang mukmin supaya tetap berlaku adil
dalam segala hal. Firman-Nya :
^ *J l 4Jjl l)1
Dan berlaku adillah kalian pada semua yang kamu lakukan maupun yang
kamu tinggalkan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil dalam
segala perbuatan-perbuatan mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
balasan yang terbaik.
Menurut hadits Shahih dari Anas Nabi bersabda, "Tolonglah saudaramu
ketika berbuat aniaya atau dianiaya." Saya berkata, "Ya Rasulullah, orang itu
saya tolong ketika teraniaya. Maka bagaimanakah aku harus menolong dia
ketika berbuat aniaya?" Rasulullah bersabda, "Kamu mencegah dia dari berbuat
aniaya. Itulah caramu menolong dia."58
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bemasab kepada satu pokok, yaitu
iman yang menyebabkan diperolehnya kebahagiaan abadi.
Menurut sebuah hadits, orang Islam yang satu adalah saudara orang Islam
yang lain. Dia tidak boleh menganiaya atau menghina atau merendahkannya
atau saling mengungguli dengannya dengan membuat gedung-gedung. Sehingga
ia menutupi angin terhadapnya kecuali dengan izinnya, atau menyakiti hatinya
Ibid, him. 218Ibid, him. 218
54
dengan tak sudi memberikan isi pancinya kecuai menciduk untuknya satu
anak-
tetangganya, sedang anak-
tersebut dengan kawan-
cidukan, dan jangan membeli buah-buahan untuk anak-anak lalu mereka keluar
membawa buah-buahan tersebut menuju anak-anak
anak itu tidak berbagi makanan buah-buahan
kawannya.59
Persaudaraan itu akan menyebabkan teijadinya hubungan yang baik dan
mau tidak mau harus dilakukan, karena Allah berfirman :
Maka perbaikilah hubungan di antara dua orang saudaramu dalam agama,
di antarasebagaimana kamu memperbaiki hubungan di
dalam nasab.60
dua orang saudaramu
.-•v.4i)l
Dan bertakwalah kamu kepada Allah dalam segala hal yang kamu lakukan
maupun yang kamu tinggalkan. Yang di antaranya adalah memperbaiki
hubungan di antara sesame kamu yang kamu disuruh melaksanakannya.61
Mudah-mudahan Tuhanmu memberi rahmat k'epadamuamu dan memaafkan
dosa-dosamu yang telah lalu apabila kamu mematuhi Dia dan mengikuti
perintah serta menjauhi larangan-Nya.62
59 Ibid, him. 21860 Ibid, him. 21961. Ibid, him 21962 Ibid, him 219
55
Dari penjelasan surat Al-Hujaraat ayat 9 dan 10 di atas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa ayat tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan
akhlak yang sangat terpuji, antara lain :
1. Mendamaikan dua golongan orang mukmin yang sedang dilanda
peperangan.
2. Memerangi salah satu di antara dua golongan tersebut yang berbuat aniaya,
dengan kata lain menolong saudara yang berbuat dhalim dan yang didhalimi.
3. Berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan pe kara.
4. Menjalin dan menjaga persaudaraan di antara orang-orang mukmin.
5. Bertakwa kepada Allah dalam segala hal.
Allah berfirman dalam surat Al-Hujaraat ayat 11
p-r-f !/!>■ O1 j ? f 3* ^
l l I IjjJ: % Ifc \\jS- ol rJ S Ja
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik, dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang- orang yang zalim.
Penjelasan ayat:
O* \y-A\i o iJ j t l^llj
56
Janganlah beberapa orang dari orang-orang mukmin mengolok-olok orang
mukmin lainnya. Sesudah itu Allah menyebutkan alasan mengapa hal itu tidak
boleh dilakukan, dengan firman-Nya:
•9 9 " | i t [ T "
1/5^ ’> • O ’
Karena kadang-kadang orang yang diolok-olokkan itu lebih baik di sisi
Allah dari pada orang-orang yang mengolok-olokkannya, sebagaimana
dinyatakan pada sebuah atsar. Barangkali orang yang berambut kusut penuh
debu tidak punya apa-apa dan tidak dipedulikan, sekiranya ia bersumpah dengan
menyebut nama Allah, maka Allah mengkabulkannya
Dengan demikian janganlah seorang pun berani
yang ia pandang hina karena keadaannya yang compang-camping, atau karena
ia cacat pada tubuhnya atau karena ia tidak lancer berbicara. Karena barangkali
ia lebih ikhlas nuraninya dan lebih bersih hatinya dan
tidak seperti itu. Karena dengan demikian berarti ia menganiaya diri sendiri
dengan menghina orang lain yang dihormati oleh Allah :
mengolok-olok orang lain
pada orang yang sifatnya
tf 9 * | f 4 i—' Y x 'O r£ 'jsr- C r^ O1
Dan janganlah kaum wanita mengolok-olok kaum wanita lainnya, karena
barangkali wanita-wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari wanita-wanita
yang mengolok-olok.
Allah menyebutkan kata jamak pada dua tempat dalam ayat tersebut,
karena kebanyak mengolok-olok itu dilakukan di tengah orang banyak, sehingga
57
sekian banyak orang enak saja m engolok-olok, sem entara di pihak lain banyak
63
64
65
pula yang sakit hati.63
Si j
Dan janganlah sebagian kamu mencela sebagian yang lain dengan ucapan
atau isyarat secara tersembunyi.
Firman Allah Anfusakum merupakan peringatan bahwa orang yang berakal
tentu tidak akan mencela dirinya sendiri. Oleh karena itu, tidak sepatutnya ia
I-
mencela orang lain. Karena orang lain pun seperti
sabda Nabi, “Orang-orang mukmin itu seperti halnya
satu anggota tubuh itu menderita sakit, maka seluruh
bisa tidur dan demam.”64
dirinya juga. Karenanya
satu tubuh. Apabila salah
tubuh akan merasakan tak
orang yang masuk Islam,
Dan janganlah sebagian kamu memanggil sebagian yang lain dengan gelar
yang menyakitkan dan tidak disukai. Seperti halnya berkata kepada sesame
muslim, “Hai fasik, hai munafik, atau berkata kepada
‘Hai Yahudi, hai Nasrani.’
Telah dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud
dengan At-Tanaabazu bil Alqaab ialah seorang lelaki yang telah melakukan
amal-amal buruk, kemudian dia bertaubat dan kembali kepada kebenaran. Maka
Allah melarang orang itu dicela dengan perbuatannya yang telah lalu.65
Ibid; him. 222Ibid, him. 223 Ibid, him. 225
58
yang fasik setelah mereka
alankah buruknya tingkah
Alangkah buruknya sebutan yang disampaikan kepada orang-orang
mukmin bila mereka disebut sebagai orang-orang
masuk ke dalam Iman dan termasyhur dengan keimanan tersebut.
Hal ini merupakan isyarat betapa buruknya penghimpunan antara kedua
perkataan, yakni sebagaimana kamu mengatakan,
laku seperti anak muda setelah tua. Maksudnya tingkah laku anak muda yang
dilakukan semasa sesudah tua.66
Dan barang siapa yang tidak bertaubat dari mencela saudara-saudaranya
dengan gelar-gelar yang Allah melarang mengucapkannya atau
menggunakannya sebagai ejekan atau olok-olok terhadapnya, maka mereka
itulah orang-orang yang menganiaya diri sendiri yang berarti mereka
menimpakan hukuman Allah terhadap diri sendiri karena kemaksiatan mereka
terhadapnya.67
Dari penjelasan ayat 11 surat Al-Hujuraat
menyimpulkan bahwa ayat tersebut mengandung macam-macam akhlak yang
tercela dan harus kita hindari darinya, macam-macam akhlak tersebut antara
lain:
1. Mengolok-olok atau menyebut-nyebut aib dan
dengan cara yang menimbulkan tawa.
di atas, penulis dapat
66 Ibid, him. 22567 Ibid, him 225
kekurangan orang lain
59
\\ *
2. Mencela diri sendiri.
3. Memanggil sebagian yang lain dengan gelar yang menyakitkan dan tidak
disukai.
4. Berbuat aniaya terhadap diri sendiri.
Allah berfirman dalam surat Al-Hujaraat aya 12 :
***■! pJ J4=l' o‘ jU=j^i dJ-1 lsl; %
I A-4 i; * J ’ 1 4 L:
U . y/ V ^ 5 0 1 5 5 ^ 1 cij
S 's* '
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka(kecurigaan), Karena sebagian dari purbasangkamencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Adapun penjelasan ayat:
itu dosa, dan janganlah
' * 'T •. t ' ' A’f f /1; ofeUi g t f
Hai orang-orang beriman jauhilah oleh kalian kebanyakan berburuk
sangka terhadap sesama orang mukmin, yaitu kamu menyangka mereka dengan
persangkaan yang buruk selagi hal itu dapat kamu lakukan.68
Persangkaan yang buruk itu hanya diharamkan terhadap orang yang
disaksikan sebagai orang yang menutupi aibnya, shaleh dan terkenal amanatnya.
Adapun orang yang mempertontonkan diri sebagai orang yang gemar
68 . Ibid, him. 227
60
69
70
melakukan dosa, seperti orang yang masuk ke tempat-tempat pelacuran atau
berteman dengan penyanyi-penyanyi cabul, maka tidaklah diharamkan berburuk
sangka terhadapnya.69
Allah & memberi alasan dari perintah-Nya
berburuk sangka dengan firman-Nya :
supaya menjauhi banyak
\llah M melarang orang
Sesungguhnya menyangka sesama mukmin dengan persangkaan yang
buruk adalah dosa. Karena Allah telah melarang perbuatan seperti itu, jadi
melakukannya adalah dosa.
Ibnu Abbas mengomentari ayat ini, bahwa
mukmin berburuk sangka kepada orang mukmin lainnya.
Setelah Allah menyuruh mereka supaya mereka menjauhi kebanyakan
persangka buruk, maka Dia melarang pula dari memata-matai orang lain, Allah
M berfirman:
Dan janganlah sebagian kamu meneliti keburukan sebagian lainnya dan
jangan mencari-cari rahasia-rahasianya dengan tu
cacatnya. Akan tetapi puaslah kalian dengan apa yang nyata bagimu mengenai
uan mengetahui cacat-
. Ibid, him. 228
. Ibid, him 229
6 1
dirinya. Lalu pujilah atau kecamlah berdasarkan yang nyata itu, bukan
berdasarkan hal yang kamu ketahui dari yang tidak nyata.71
Menurut Al-Bukhari dan Muslim dalam As-Shahih dari Abu Hurairah,
bahwa Nabi % bersabda, "Hindarilah oleh kalian buruk sangka karena buruk
sangka itu berita yang paling dusta. Dan janganlah kamu memata-matai orang
lain, jangan mencari-cari berita mengenainya, jangan
jual beli, jangan saling membenci dan jangan saling mendiamkan. Tidak jadikah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak
untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari."
saling mengungguli dalam
halal bagi seorang muslim
Dan janganlah kamu menceritakan sebagian yang lain dengan suatu yang
tidak ia sukai ketika orang lain itu tidak ada.
Maksudnya ialah menyebut-nyebut dengan terang-terangan, atau dengan
isyarat atau dengan cara lain yang bisa diartikan sebagai perkataan. Karena itu,
semua berarti menyakiti orang yang digunjing dan memanaskan hatinya serta
memecah belah jama'ah. Karena menggunjing memang merupakan api yang
menyala, ia takkan membiarkan suatu pun dan takkan menyisakan.
Maksud dari sesuatu yang tidak ia sukai adalah hal yang berkenaan dengan
agama atau dunianya, rupa, akhlak, harta, anak, istri,
apa saja yang lain, yang berkaitan dengan dia.72
pembantu, pakaian atau
. Ibid, him 229
. Ibid, him 231
6 2
Al-Hasan berkata, ghibah itu ada tiga macam yang semuanya tercantum
dalam kitab Allah, yaitu; Al-Ghibah, Al-Ikfu, dan Al-Buhtan.
1. Ghibah maksudnya ialah kamu berkata-kata mengenai saudaramu tentang
hal-hal yang ada pada dia.
2. Al-Ikfu ialah kamu berkata-kata mengenai saudaramu tentang apa-apa yang
sampai kepadamu mengenai dia.
3. Al-Buhtan ialah kamu berkata-kata mengenai saudaramu yang tidak terdapat
pada dirinya.
4. Tidak ada perbedaan di antara para ulama bahwa ghibah termasuk dosa
besar (kabair). Dia bagi orang-orang yang menggunjing seseorang wajib
bertaubat kepada Allah atau memohon ampun bagi orang yang ia gunjing
atau meminta kehalalan (maaf) dari orang yang digunjing tadi.
Allah 3& memberi suatu perumpamaan tentang ghibah agar orang
menghindar dan berhati-hati terhadap kelakuan seperti itu. Allah berfirman :
I I I, «■’/ i ' % t y i t t S i’ * * td J s 3 bw_« (J.^ sbL q \ J u > - 1
Apakah seorang dari kalian suka memakan daging saudaranya setelah ia
meninggal dunia. Kalau pun tidak suka mel;akukan hal itu, bahkan kamu
membencinya, karena nafsumu memang merasa jijik, maka demikian pula
hendaklah kamu tidak suka menggunjing saudaramu ketika ia hidup.
Kesimpulannya, sesungguhnya sebagaimana kamu tidak menyukai
perbuatan seperti itu, karena tabiatmu memang demikian. Maka janganlah kamu
63
menyukai hal itu berdasarkan syara'. Karena perbuatan itu menyebabkan
hukuman yang berat.73
4l)i
Maka janganlah kamu suka menggunjing, dan bertakwalah kamu kepada
Allah tentang apa yang Dia perintahkan dan Dia larang terhadapmu, waspadalah
dan takutlah kamu kepada Allah.74
Allah & memberi alasan tentang hal ini dengan firman-Nya :
# < » '*.A* I^ u!
Sesungguhnya Allah menerima taubat dari orang yang mau bertaubat
kepada-Nya atas dosanya yang telah terlanjur ia lakukan, lagi Maha Belas Kasih
kepadanya sehingga Dia tidak akan mengazab setelah
Bagi orang yang menggunjing wajiblah ia
perbuatan itu baru ia lakukan, yaitu dengan cara berhenti dari perbuatan itu dan
menyesal atas keterlanjurannya, serta bertekad dengan kuat untuk tidak
mengulangi lagi perbuatan yang terlanjur dilakukan itu.75
Dari penjelasan ayat 12 surat Al-Hujaraat di atas, maka dapat penulis
simpulkan bahwa ayat tersebut mengandung macam-macam akhlak, antara lain :
1. Akhlak yang harus dihindari atau dijauhi, meliputi;
a. Banyak berprasangka buruk terhadap orang muslim yang taat kepada Allah
ia bertaubat.
segera bertaubat ketika
73. Ibid, him. 231-23274. Ibid, him 23275. Ibid, him 233
b.
c.
2.
a.
b.
Mencari-cari rahasia orang lain untuk mengetahui cacatnya atau aibnya.
Ghibah.
Akhlak yang haru dikeijakan, meliputi;
Bertakwa kepada Allah
Bertaubat kepada-Nya dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya.
65
65
BAB IV
NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
SURAT AL-HUJURAAT AYAT 9,10,11 DAN 12
Berpijak pada uraian bab-bab sebelumnya, maka pada bab IV ini akan
dilakukan analisis tentang pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an tela’ah surat Al-
Hujaraat ayat 9,10,11 dan 12, sebagai berikut:
A. Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an
Secara garis besar pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna memberikan bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang erupa penanaman akhlak
mulia kepada seseorang, sehingga menghasilkan perubahan yang dimanifestasikan
dalam kenyataan kehidupan sehari-hari. Kenyataan hidup baik itu meliputi:
tingkah laku baik, cara berpikir baik dan bersikap baik yang dapat menjadikan
manusia sempurna {insan kamit).
Perbuatan mulia yang keluar dari kekuatan jiwa tanpa keterpaksaan itu
disebut dengan akhlak yang baik {akhlaqul mahmudah)
lemah lembut, sabar, teguh, berani, adil, jujur, amanah
serta kesempurnaan jiwa lainnya.
Begitu juga jika ditelantarkan, tidak disentuh oleh pendidikan yang
memadai atau tidak dibantu untuk menumbuhkan unsure-unsur kebaikannya yang
tersembunyai di dalam jiwanya atau bahkan dididik oleh pendidikan yang buruk
sehingga kejelekan menjadi kegemarannya, kebaikan menjadi kebenciannya, dan
, seperti: kemurahan hati,
dan akhlak-akhlak mulia
rasa
pert)
perkataan serta perbuatan tercela mengalir tanpa
demikian disebut akhlak buruk, perkataan dan
darinya disebut akhlak tercela (<akhlaqul Madzmumah
khianat, dusta, putus asa, ghibah, mencela diri sen
berkata kotor.
Di sini Al-Qur’an menjadi penyeru pada akhlak
kepada pendidikan akhlak di kalangan kaum muslimin,
dalam jiwa mereka, dan menilai keimanan seorang
Allah memuji Nabi-Nya karena akhlaknya yang agung
terpaksa, maka jiwa yang
uatan tercela yang keluar
), seperti: menghina orang,
airi, berbuat kedhaliman dan
yang baik dan mengajak
menumbuhkannya di
dengan kemuliaan akhlaknya.
;. Allah berfirman:
"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al- Qalam: 4)
Allah pun memerintahkannya agar berakhlak mulia. Allah
berfirman:
>* ( J j D O j'-L P j AJo j j cLu o j J J
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah yang sangat setia." (QS. Fushshilat: 34)
Surat-surat dalam Al-Qur'an yang membahas
sangat banyak, diantaranya ialah QS. Al-Hujuraat,
Ahzaab: 21, QS. Ali 'Imran: 104, QS. Al-Baqarah: 21
Taubah: 119, QS. Al-Furqaan: 63 dan lain sebagainya
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Al
akhlak yang terpuji dan mulia dalam diri m anus
C r~ ^1 es*f* C , *f
baik. Maka tiba-tiba orang -olah Telah menjadi teman
tentang pendidikan akhlak
QS. Al-Qalam: 4, QS. Al-
, QS. At-Tahrim: 6, QS. At-
■Qur'an adalah terbentuknya
ia sebagaimana yang telah
66
kelakuan atau perbuatan
digambarkan dalam Al-Qur'an dan dicontohkan oleh Rasulullah £ , sehingga
terwujudnya keselamatan dunia dan akhirat. Sedangkan materi pendidikan akhlak
dalam Al-Qur'an, meliputi: Akhlak manusia kepada Allah Rasulullah M, diri
sendiri, sesama manusia dan alam sekitar. Metode yang digunakan dalam
pendidikan akhlak, antara lain: pengarahan, bimbingan, nasehat, motivasi dan suri
tauladan yang baik.
Adapun faktor yang ikut mempengaruhi dalam pendidikan akhlak antara
la in :
1. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada diri manusia secara fitrah mempunyai
bakat untuk membentuk akhlak.
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang mempengaruhi
manusia dari luar pribadi manusia yang meliputi: pengaruh keluarga, sekolah
dan masyarakat.
B. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Yang Terdapat Dalam Surat Al-Hujaraat
ayat 9,10,11 dan 12
Setelah diketahui penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9, 10,11 dan 12 yang
telah dikemukakan oleh para ahli tafsir (Ibnu Katsir dan
aspek pendidikan akhlak yang ada di dalamnya, maka
ayat tersebut di atas mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak, sebagai berikut:
1. Pada ayat 9 dan 10 surat Al-Hujuraat
Menurut Ibnu Katsir, bahwa dua ayat tersebut
akhlak yang terpuji, antara lain :
Al-Maraghi) serta aspek-
secara garis besar dalam
mengandung nilai-nilai
67
a. Mendamaikan dua golongan orang-orang mukmin yang sedang dilanda
pertikaian atau pertengkaran.
b. Menolong saudara, baik yang berbuat dhalim, (dengan cara mencegahnya,
menasehatinya atau dengan memeranginya kalau hal itu sangat diperlukan.
Hal ini dilakukan supaya ia kembali ke jalan Allah dan Rasul-Nya serta
mendengar kebenaran dan mentaatinya) atau saudara yang di dhalimi.
c. Bersikap adil dan bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang
diperselisihkan antara dua golongan mukmin.
d. Menjaga persaudaraan antara kaum mukmin karena orang-orang mukmin
yang satu dengan lainnya seperti anggota badan satu sama lainnya.
e. Takut kepada Allah dalam segala urusan yang dihadapinya.
Sedangkan menurut Al-Maraghi, bahwa ayat 9 dan 10 surat Al-Hujuraat
mengandung nilai-nilai akhlak yang terpuji, antara lain :
a. Mendamaikan dua golongan orang mukmin yang sedang dilanda
pertengkaran dan kadang-kadang menyebabkan peperangan, karena akibat
berita yang dibawa oleh orang fasik.
b. Memerangi salah satu dari dua golongan orang mukmin yang berbuat
aniaya, dengan kata lain menolong saudara yang
didhalimi.
c. Berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara yang sedang
dipertengkarkan.
d. Menjalin dan menjaga persaudaraan di antara orang-orang mukmin.
e. Bertakwa kepada Allah && dalam segala hal.
berbuat dhalim dan yang
6 8
Sedangkan menurut mufashir yang lain persaudaraan ini sebagaimana
yang telah Allah tetapkan dalam ayat untuk orang-orang mukmin yang satu
dengan yang lainnya adalah persaudaraan dalam agama bukan nasab (keturunan)
sebagaimana Allah telah menerangkan persaudaraan yang penting adalah dalam
agama karena persaudaraan dalam agama itu lebih utama dan lebih kuat dari pada
persaudaraan dari keturunan76. Dalam firman-Nya :
© C ?-*$ i j } I o j i
“Dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka. Maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama. ” (QS. Al-Ahzab : 5)
2. Pada ayat 11 surat Al-Hujuraat
Menurut Ibnu Katsir, bahwa ayat tersebut mengandung nilai-nilai akhlak
yang harus dihindari oleh setiap muslim, antara lain :
a. Mencela dan menghina manusia. Karena terkadang orang yang dihina
lebih terhormat di sisi Allah dan bahkan lebih dicintai-Nya daripada yang
menghina.
b. Mencela diri sendiri, maksudnya ialah menikam sebagian kalian dengan
sebagian yang lain.
c. Memanggil nama orang dengan panggilan atau
kata lain panggilan yang tidak enak didengar.
d. Berbuat zhalim terhadap manusia.
gelar yang buruk, dengan
76 Muhammad Amin bin Muhammad Al-Mukhtar : Adwaul Bayan Fi I'dhokhi Al-Qur ’an bil Qur'an, Da’ar Ihyaut Thuras Al-Arabiy, Bairut 19%. him. 167
69
Sedangkan menurut Al-Maraghi, bahwa ayat 11 surat Al-Hujuraat
mengandung nilai-nilai akhlak yang tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim,
antara la in :
a. Mengolok-olok atau menyebut-nyebut aib dan kekurangan orang lain
dengan cara yang menimbulkan tawa.
b. Mencela diri sendiri yakni mencela sebagian kalian dengan sebagian yang
lain, baik dengan ucapan atau isyarat secara tersembunyi.
c. Memanggil sebagian yang lain dengan gelar yang menyakiti dan tidak di
sukai.
d. Berbuat aniaya terhadap diri sendiri.
Mufassir lain mengatakan dalam ayat ini larangan untuk saling menghina
dan mancaci, karena Allah telah melarang dalam ayat ini, dan Allah akan
memberi balasan bagi pelaku (orang yang selalu menghina) dengan hukuman
yang pantas77, sebagaimana dalam firman-Nya:
'J c « - $ U r o i v S y f r«y
. . r -g g - - . ^ t f <t I ' ' o \ ' . S , » ' * * - '1 ' 9 *
(JgJ) ^ fv ?
“(orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, Maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan
mereka itu, dan untuk mereka azab yangped h. ” (QS. At-Taubah : 76)
3. Pada ayat 12 surat Al-Hujuraat
Menurut Ibnu Katsir, bahwa ayat tersebut mengandung nilai-nilai akhlak
yang tercela dan akhlak terpuji, antara lain:
77 . Ibid, him. 167
70
a. Akhlak yang tercela yaitu :
1) . Berprasangka buruk terhadap orang, yaitu dengan melakukan tuduhan dan
penghianatan terhadap keluarga dan kaum kerabat serta umat manusia
secara keseluruhan yang tidak pada tempatnya, karena sebagian dari
prasangka itu menjadi perbuatan dosa.
2) . Mencari-cari kesalahan orang atau aib orang lain.
3) . Ghibah, yaitu menceritakan perihal orang lain yang tidak disukainya.
b. Akhlak yang terpuji yaitu :
1) . Takut kepada Allah & yakni dalam segala perintah dan larangan-Nya.
2) . Bertaubat kepada-Nya, karena sesungguhnya Al ah Maha Pengampun bagi
orang-orang yang bertaubat kepada-Nya dan Maha Penyayang bagi orang
yang kembali dan bersandar kepada-Nya.
Sedangkan menurut Al-Maraghi, bahwa aya 12 surat Al-Hujuraat
mengandung nilai-nilai akhlak yang tercela dan terpuji,
a. Akhlak tercela yaitu:
1) Banyak berprasangka buruk terhadap orang muslim yang taat kepada Allah
Adapun orang yang mempertontonkan diri sebagai orang yang gemar
melakukan dosa, seperti orang yang masuk ke
atau berteman dengan penyanyi-penyanyi
diharamkan berburuk sangka terhadapnya.
2) Mencari-cari rahasia orang lain untuk mengetahui cacatnya atau aibnya.
3) Ghibah, yaitu kamu berkata-kata mengenai saudaramu tentang hal-hal yang
ada pada dia.
antara la in :
tempat-tempat pelacuran
cabul, maka tidaklah
71
b. Akhlak terpuji yaitu :
1) Bertakwa kepada Allah & tentang apa-apa yang diperintahkan-Nya dan
dilarang oleh-Nya.
Bertaubat kepada-Nya dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya.
C. Strategi Implementasi Pendidikan Akhlak
Strategi pendidikan hendaknya mengembangkan aspek pribadi dengan
tidak mengabaikan aspek sosial, lebih dari itu pendidikan hendaknya
mengembangkan aspek emosi dan religi anak. Agama adalah sumber ajaran
akhlak mulia, dengan pemahaman agama yang kuat diharapkan anak mempunyai
referensi cukup untuk mengembangkan kepribadiannya.
Adapun strategi impelementasi pendidikan akhlak antara lain :
1. Keluarga
Fungsi keluarga dalam pendidikan sangatlah penting terutama dalam hal
pendidikan akhlak, yaitu dengan memberikan ketauladanan yang baik dengan cara
pembinaan, pengarahan, tutur kata dan bahasa yang
dihadapan anak-anak. Oleh sebab itu haruslah ibu, bapak menjaga pergaulan
anak-anak di luar rumah tangga yang diharapkan itu semua mampu menuju pada
terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tuanya.
Keluarga merupakan pusat kegiatan rohani bagi anak yang pertama maka
hendaknya mereka mampu memberikan contoh yang baik di dalam segala hal
baik, menjaga kelakuan
72
yang berkaitan dengan kehidupan, dan keluarga pun sebagai pelaksana pendidikan
Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan akhlak yang mulia.78
2. Sekolah
Sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah
keluarganya, dimana dapat mempengaruhi akhlak anak. Maka sudah
sepantasnyalah bagi guru dan pengajar untuk selalu memberikan contoh-contoh
yang baik dan juga hendaknya para pengajar mengembangkan aspek-aspek lain
yang ada pada diri anak tanpa mengesampingkan yang lainnya, seperti aspek
emosi dan rohani, selalu mengarahkan kepada tolong-menolong dengan sesama
dan kepada yang lebih tua, yang nantinya diharapkan anak akan melakukan
perbuatan tersebut bukan karena paksaan ataupun karena takut dari hukuman.
3. Masyarakat
Dalam pengertian yang sederhana masyarakat adalah kumpulan individu
dalam kelompok yang diikat dalam ketentuan agama, kebudayaan dan negara.
Maka strategi dalam hal ini adalah mendidik kemandirian anak sejak dini dan
dengan cara berangsur-angsur dan bukan dengan cara sekali gus, menghidupkan
pengalaman, mengajarkan kecerdasan emosional dan spiritual serta mencontohkan
kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat dengan mudah dipahami oleh anak, karena
corak kegiatan tingkah laku di masyarakat sangat beragam.79
19. Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran, PT. 1998, him. 30
Hi-dakarya Agung, Jakarta,
79. Jamaludin Idris, Kompilasi Pemikiran Pendidikan, Suluh Press, Yogyakarta, 2005, him. 11-15
73
74
analisis pada bab-bab
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan dan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an
(Tela'ah Surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12) adalah sebagai berikut:
1. Konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur'an adalah bahwa tingkah laku
atau perbuatan, dinilai baik dan buruk, terpuji dan tercela, semata-mata
karena syara' (Al-Qur'an dan As-Sunnah) menilainya demikian. Misalnya
: kenapa sifat sabar, pemaaf dan jujur dinilai baik? Tidak lain karena
syara' minilai semua sifat itu baik. Begitu pula sebaliknya kenapa dendam,
kikir dan dusta dinilai buruk? Tidak lain karena syara' menilainya
demikian. Jadi ukuran yang pasti dalam menilai baik dan buruk hanyalah
Al-Qur'an dan As-Sunnah, bukan yang lainnya, baik hati nurani, akal
pikiran maupun pandangan masyarakat akan menilai kalau perbuatan
tersebut adalah baik dan buruk.
2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
ayat 9,10,11 dan 12 sebagai berikut:
a. Jika teijadi pertengkaran antara dua golongan mukmin, hendaknya
diadakan islah untuk memperbaiki hubungan diantara keduanya
dengan cara yang adil.
dalam surat Al-Hujuraat
b. Jika didapati seseorang dari m anapun asalnya, baik dari tim ur bumi
atau dari barat bumi, berkulit hitam
beriman kepada Allah, malaikat, kitab,
atau putih sedangkan dia
Rasul dan hari akhir, maka
sesungguhnya dia saudara orang-orang mukmin.
c. Janganlah sesama orang Islam saling mengolok-olok, mengejek
dan memberi gelar yang menyakitkan hati, karena sejelek-jeleknya
dosa adalah kefasikan setelah ia beriman.
d. Seorang muslim dilarang berprasangkia buruk terhadap sesama
manusia, mencari aibnya dan berbuat ghibah, serta anjuran untuk
segera bertaubat karena Allah itu Maha Penerima Taubat para
hamba-Nya.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Untuk Dunia Pendidikan Islam
Pengajaran dan penanaman akhlak yang bersumber dari Al-Qur'an
dan As-Sunnah harus terus dilakukan, dimana krisis moral dan kepercayaan
sedang melanda negri ini. Oleh karena itu seorang pendidik sebagai sosok
yang diharapkan masyarakat dapat mengentaskan krisis moral, hendaknya
selalu memberikan dan mengutamakan hal terbaik dalam membimbing dan
mengarahkan generasi penerus bangsa serta mampu menjadi suri tauladan
diantara mereka.
2. Untuk Umat Manusia
75
Pada dasarnya pendidikan akhlak m engenai perintah berprilaku
mulia dan larangan berprilaku buruk telah nyata
dan As-Sunnah, diantaranya adalah yang terkandung dalam surat Al-
dijelaskan oleh Al-Qur'an
penulis menyarankan agar
sebagai salah satu langkah
di dunia, agar memperoleh
Hujuraat ayat 9, 10, 11 dan 12. Oleh karena itu
penggalian ajaran tersebut terus disosialisasikan
perbaikan akhlak manusia dalam menjalani hidup
kebahagian dunia dan akherat.
C. Penutup
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah &
yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akademik yaitu penulisan skripsi sebagai
saijana SI di jurusan Tarbiyah, STAIN.
Mengingat kemampuan yang ada, tentulah
kesempurnaan. Sehingga apabila ada kebenaran
dari Allah namun apabila ada kesalahan, maka semua itu merupakan
kekhilafan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang membangun (kontruktif)
dari perbaikan selanjutnya sangat diharapkan.
Akhirnya semoga skripsi ini dapat
khususnya dan juga bagi pembaca pada umumnya di dunia dan akherat.
Amiiin.
syarat untuk meraih gelar
skripsi ini jauh dari
itu semata-mata hidayah
bermanfaat bagi penulis
76
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Ahsin. W. M.A. 2005. Kamus Ilmu A l Qur'an. Cet. I.
AlBani, Muhammad Nashimddin Syaikh. 1988. Shahih "Al Jam i' Ash Shaghir wa Ziyadah" (Fathhul Kabir). Jilid I Cet. III. Bairut: Maktab Islamy.
Al-Qattan, Manna. 1973. Ulumul Q ur’an
Al Hafidz, Tmaduddin Abi Al-Fida' 'Isma'il Ibnu Katsir Al-Qurasyi Ad- Damasyqy. 1414 H /1994 M. Tafsir Al-Qur'anul 'Azhiim Jilid IV. Cet. I. Riyadh: Maktabah Darus Salam.
Ali, Muhammad Ash-Shaabuuny. 1999. Studi Ilmu Al-Qur'an. Cet. I. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, M. 1986. Ilmu Perbandingan Pendidikan. Jakarta: Golden Terayon Press.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet. XI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
As Sa'di, Abdurrahman bin Nashir Syaikh. 2003 Taisir Al Karim Ar Rahman fii Tafsir Kalami A l Mannan. Kuwait: Jum'iyyah Ihyau At Thurats Al Islamy
As Sa'id, Khumais Syaikh. 2005. Beginilah Rasulullah # Mengajari Kami. Cet I. Teij. Ali Fauzan, Lc dan Muhammad Ashim, Lc. Jakarta: Darus Sunnah Press.
Asy'arie, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Qur'an. Yogyakarta: LESFI.
Athiyah, M. al-Abrasyi. 1993. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.VII. Terj. H. Bustami A. Gani dan Djohar Bintang.
Penerbit Amzah
Bahry. Jakarta: Bulan
Bakker Anton. 1984. Metode-metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Deasy Kusumastuti. 2005. Nilai-nilai Akhlak Yang Terkandung Dalam Surat Al-Ahqaaf Ayat 15-18. UMS.
77
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1989. Indonesia. Cet. II. Jakarta: Balai Pustaka.
Dharaha. Talizidulum. 1985. Research teory, Jakarta: Bina Aksara.
Djatnika, Rachmad. 1996. Sistem Etika Islam (A Pustaka Panji.
Fadlil, Muhammad Al-Jamali. 1993. Konsep Pendidi A l Falasani. Solo
Gholayani, Mustafa Syaikh. 1989. Idhatun Nasyi Murah
Metodologi Administrasi,
ikhlak Mulia). Jakarta:
ikan Qur'ani, terj. Judi
i’in. Pekalongan: Raja
Beirut: D anil Kutub Al-Ghozali, Imam. 1994. Ihya 'Ulumuddin Juz III. Ilmiyah
Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Penelitian I. Yogyakarta: Gajah Mada.
Kemu'jizatan Al-Qur’an.Hadziq Charisma, Mohammad. 1991. Tiga Aspek Surabaya: Bina Ilmu.
Jaza'iry, Abu Bakar Jabir Syaikh. 1419 R Mi, Hidup Seorang Muslim) Jilid IIV. Teij. M.Abu Ihsan al Atsari. Cet. I. Jakarta: Pustaka Imam
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Cet. I. Surabaya: Kartika.
Karyadi. 2000. Nilai-nilai Akhlak Yang Terkandung Dalam Surat Al- HujuraatAyat 1-5. UMS.
Karisma. 1983. Qur'an Pedoman Hidup. Bandung
Kerajaan Saudi Arabia. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Majalah Salafy. Edisi XIII/Sya'ban-Ramadhan/rahun Membela Sunnah Nabawiyyah oleh Ustadz Sewed. Yogyakarta: PonPes Ihya'us Sunnah.
Maqdisy, Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah. 1 Jalan Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk. Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Kamus Besar Bahasa
inhajuliul Muslim (Pedoman Abdul Ghoffar E.M dan
asy-Syafi'i.
ke2/1417 H/1997 M. Vfuhammad Umar As-
997 . Minhajul Qashidin . Cet. I. Teij. Kathur
78
Maraghi, Ahmad Mustafa. 1986. Tafsir A l Maraghi Umar Sitanggal, Bahrun Abu Bakar, Lc dan Semarang: CV Toha Putra.
Mar'atus Sholihah Zakiyah. 2006. Pendidikan Akhlak Yang Terkandung Dalam Surat Al-Anfaal Ayat 24-29. UMS.
Muhammad, Omar Al Taumy al Syaibani. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. diteij. Hasan Langgeng. Jakarta: Bulan Bintang.
Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Teij. Hery Noer Ali. Bandung: CV Diponegoro.
Nawawi, Abi Zakariya Yahya Ad-Dimasyqi. 1986. Cet. IIX. Bairut: Mu'assasah Ar Risiah.
Poerbakawatja, Soergardo, H.A.H. Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Qasim, Fariq. 2003. Bengkel Akhlak. Jakarta: Darul Falah.
Rahmad, Taufiq. 1999. Moralitas Pemimpin Dalam Perspektif Al-Qur'an. Bandung. Pustaka Setia.
Sri Pari Umi. 2001. Pendidikan Akhlak Dalam Surat An-Nuur Ayat 27-31. UMS.
Cet. I. Teij. K. Anshor Drs. Hery Noer Aly.
Riyadhu Ash Shalihin.
Surakhmad, Winamo. 1985. Pengantar Penelitian Teknik. Bandung: Tarsito.
Taufiq, Hidayat, Rahmat. 1989. Khasanah Istilah Mizan _
Ya'qub, Hamzah. 1991. Etika Islam. Bandung: CV Diponegoro.
Yunus, Mahmud. 1978. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Hidakarya.
Umiah Dasar, Metode
Al-Qur’an. Bandung:
79
BIOGRAFI
A. Data Pribadi
Nama
TTL
Alamat
Pekeijaan
Hamzah
Cirebon, 28 Mei 1978
Ds. Setu Wetan Rt 10 Rw
Kec : Weru Kab : Cirebon
Staf Pengajar Pesantren Is
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN Setu Kulon
2. Madrasah Mutawasithoh Al Irsyad Semarang
3. Madrasah I'dad Mu'allimin Al Irsyad Semarang
4. Takmili LIPIA Jakarta
5. STAIN Salatiga, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan
Agama Islam
C. Pengalaman Organisasi
1. Jum'iyyah Thalabah (OSIS) Pesantren Islam Al Irsyad
04 Blok Watu Ampar
Jawa Barat 45154
lam Al Irsyad