View
2.007
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
MENGANALISIS HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIALAMI
MAHASISWA SEHINGGA MENYEBABKAN PROKRASTINASI
TERHADAP PENYELESAIAN SIKRIPSI
Nurhayati (107104028)
Rosdiaman (107104033)
Isnaeni Natsir (107104037)
Fitriani Dzulfadhilah (107104051)
Ike Dwi Febriyanti (107104052)
Khaerunnisa Syatir (107104062)
Nurhidayah (107104080)
Diah Septiani (107104082)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada
Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan telah
mencanangkan Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi: pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan kata lain, seorang
keluaran perguruan tinggi (sarjana) sudah selesai mengikuti kuliah,
praktikum, melakukan KKN, serta sudah melakukan penelitian dan membuat
serta telah diuji laporan penelitiannya (skripsi). Dalam kenyataannya, tidak
sedikit para mahasiswa yang dapat menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam 4
tahun, tetapi ketika harus mengerjakan skripsi yang berbobot 6 SKS, ternyata
ada yang sampai dengan 4 semester baru selesai (Zaenal, 2006 : 26)
Skripsi merupakan tugas akhir, penelitian yang harus dilakukan seorang
calon sarjana, merupakan karya ilmiah yang sangat berharga. Maka akan
sangat bangga dan berbahagia jika seorang mahasiswa bisa dinyatakan lulus
dalam ujian skripsi. Dalam pembuatannya, mahasiswa yang bersangkutan
harus menyediakan waktu khusus untuk mengerjakannya sampai selesai.
Sebagian besar mahasiswa banyak mengalami kendala-kendala dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyah pada
tahun 2001 (Suryadi, 2008) mengungkap kendala-kendala yang dihadapi
mahasiswa dalam menyusun tugas akhir skripsi:
1. Kendala internal yang meliputi: malas (40%), motivasi rendah (26,7%),
takut bertemu dosen pembimbing (6,7%), sulit menyesuaikan diri dengan
pembimbing (6,7%).
2. Kendala eksternal yang berasal dari dosen pembimbing meliputi: sulit
ditemui (36,7%), minimnya waktu bimbingan (23,3%, kurang koordinasi
dan kesamaan persepsi antara pembimbing I dan II (23,3%), kurang jelas
memberikan bimbingan (26,7%), dan dosen terlalu sibuk (13,3%).
Sementara hasil penelitian Yoyon Bahtiar Irianto (2001) yang dilakukan
di Universitas Pendidikan Indonesia tentang kesulitan mahasiswa dalam
menyusun skripsi, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Hampir setengahnya
mahasiswa tingkat akhir program S-1 FIP mengalamai kesulitan dalam
langkah-langkah penulisan skripsi yang berkenaan dengan masalah yang
ditelitinya; (2) Penyebab utama kesulitan-kesulitan itu, dikarenakan belum
terlatihnya mahasiswa dalam mempergunakan prinsip, metoda dan teknik-
teknik penelitian ilmiah.
Hambatan-hambatan ini dapat menimbulkan prokrastinasi akademik bagi
mahasiswa serta mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan skripsinya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Skripsi
Universitas Diponegoro (2008) pada mahasiswa tahun 2003-2008, waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi sangat beragam. Mahasiswa
paling cepat dapat menyelesaikan skripsinya dalam waktu lima bulan, dan
waktu paling lama yang dibutuhkan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan
skripsinya adalah empat tahun enam bulan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan
oleh mahasiswa untuk dapat menyelesaikan skripsinya adalah satu tahun
(Januarti, 2009).
Bruno (1998) dalam penelitiaanya menyebut seorang mahasiswa
memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik karena pengaruh internal
yang meliputi kondisi fisik seperti kelelahan dan kondisi psikologis seperti
rendahnya kontrol diri, penghargaan diri, motivasi (Dordoy, 2002), dan
perfeksionisme (Gordon, 2003), serta faktor eksternal yang dikemukakan oleh
Flett, Hewitt & Martin (1995) diantaranya adalah gaya pengasuhan orang tua
(dalam Tondok, Ristyadi & Kartika, 2008).
Knaus (1986) menyebut bahwa kecenderungan untuk tidak segera
memulai ketika menghadapi suatu tugas yang dilakukan oleh mahasiswa
merupakan indikasi dari prokrastinasi. Ellis dan Knaus (1977)
memperkirakan bahwa 95 % mahasiswa melakukan penundaan atau
prokrastinasi yang terlihat dari performansi dalam perkuliahan yang mereka
tunjukkan (Catrunada dkk., 2008).
Ferrari, Johnson, dan Mccown menjelaskan bahwa perilaku penundaan
penyelesaian skripsi akan menyebabkan pelaku mengalami tekanan untuk
segera menyelesaikan skripsi. Prokrastinasi mungkin meringankan stres
dalam jangka pendek, akan tetapi beberapa penelitian tentang pelajar yang
melakukan prokrastinasi menemukan bahwa prokrastinasi juga menyebabkan
stres, bahkan menimbulkan perasaan cemas dan bersalah (Fibrianti, 2009).
Peneliti menganggap bahwa masalah tentang perilaku prokrastinasi
skripsi pada mahasiswa harus dikaji lebih dalam karena fenomena yang
terlihat adalah banyak mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studinya
karena skripsi. Oleh karena itu, peneliti berharap dalam penulisan skripsi
mahasiswa dapat terhindar dari prokrastinasi dan segera menyelesaikan
studinya.
B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah hambatan-hambatan apa saja yang
dialami mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap
penyelesaian sikripsi. Dari fokus penelitian tersebut penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam dan melakukan penelitian dengan mengambil judul
“Menganalisis Hambatan-Hambatan yang Dialami Mahasiswa Sehingga
Menyebabkan Prokrastinasi Terhadap Penyelesaian Skripsi”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hambatan-hambatan yang
dialami mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap
penyelesaian sikripsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah untuk
pengembangan ilmu pengetahuan khsususnya psikologi terkait tentang
hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa sehingga menyebabkan
prokrastinasi terhadap penyelesaian sikripsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sejauhmana
keterkaitan antara kecenderungan hambatan-hambatan yang dialami
mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap penyelesaian
sikripsi.
b. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sejauhmana
keterkaitan antara kecenderungan hambatan-hambatan yang dialami
mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap penyelesaian
sikripsi sehingga dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam
memberikan sumbangsih dalam hal pembimbingan terhadap mahasiswa
sebagai tindakan antisipasi terjadinya prokrastinasi pada penyelesaian
tugas skripsi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian-penelitian
selanjutnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan prokrastinasi
penyelesaian skripsi pada mahasiswa.
BAB II
PERSPEKTIF TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Mahasiswa
1. Pengertian
Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi (Kamus Umum Bahasa
Indonesia, hal. 619).
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di
universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi dapat disebut mahasiswa (Takwin, 2008, dalam
Ahmaini).
B. Skripsi
1. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan
sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan
pendidikan akademis. Skripsi merupakan tugas akhir, penelitian yang
harus dilakukan seorang calon sarjana, merupakan karya ilmiah yang
sangat berharga (Zaenal, 2006). Skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang
mahasiswa dalam menyelesaikan program S1. Skripsi tersebut adalah
bukti kemampuan akademik mahasiswa bersangkutan dalam penelitian
dengan topik yang sesuai dengan bidang studinya (Wirarhta, 2006).
Poerwodarminto (Fibrianti, 2009)mengemukakan bahwa skripsi
adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan
akademis di Perguruan Tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan dalam
(www.fatek.ugm.com) skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil
penelitian mandiri untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
derajat kesarjanaan S1. Menurut Darmono dan Hasan (Suryadi, 2009)
skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program
sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian
kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan
secara seksama.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari
persyaratan pendidikan akademis seorang calon sarjana untuk memperoleh
derajat kesarjanaan S1 berdasarkan hasil penelitian, atau kajian
kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan
secara seksama dan merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa
bersangkutan dalam penelitian dengan topik yang sesuai dengan bidang
studinya.
2. Syarat-syarat mahasiswa dapat menyusun skripsi
Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai
dengan program akademis dalam arti bahwa ia telah menempuh seluruh
mata kuliah dan dinyatakan lulus seluruhnya, diwajibkan membuktikan
kematangan talarnya dengan membuat skripsi yang disusun berdasarkan
kegiatan penelitian (research) (Ganda, 2004).
Mahasiswa sudah diperbolehkan mengambil skripsi apabila telah
menyelesaikan 75% dari seluruh SKS yang ditempuh atau lebih dari 136
SKS, dengan IPK ≥ 2, tidak ada nilai E, dan sudah mengambil mata kuliah
Metodologi Penelitian (Buku Pedoman Penulisan dan Pembimbingan
Skripsi, 2005, h 1, dalam Fibrianti, 2009). Bobot atau jumlah beban kredit
skripsi adalah enam SKS (Buku Informasi Program Studi Psikologi, 2005,
h 61, dalam Fibrianti, 2009).
C. Prokrastinasi
1. Pengertian prokrastinasi
Istilah prokrastinasi menunjuk pada suatu kecnderungan menunda-
nunda suatu tugas atau pekerjaan. Boice (1996, h.11-12 dalam Fibrianti,
2009) menjelaskan bahwa prokrastinasi mempunyai dua karakteristik.
Pertama, prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting
dan sulit daripada tugas yang lebih mudah, lebih cepat diselesaikan, dan
menimbulkan lebih sedikit kecemasan. Kedua, prokrastinasi dapat berarti
juga menunggu waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil lebih
maksimal dan resiko minimal dibandingkan apabila dilakukan atau
diselesaikan seperti biasa, pada waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Silver (dalam Ahmaini, 2009) seseorang yang melakukan
prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu
dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda
untuk mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas. Penundan tersebut menyebabkan seseorang gagal
dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
Nolan (dalam Rizki, 2009) mendefinisikan prokrastinasi akademik
sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang seharusnya
diselesaikan oleh individu. Individu yang melakukan prokrastinasi lebih
memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang
sebenarnya tidak begitupenting daripada mengerjakan tugas yang harus
diselesaikan dengan cepat. Selain itu individu yang melakukan
prokrastinasi akademik juga lebih memilih menonton televisi atau film
daripada belajar untuk kuis atau ujian.
Menurut Ferrari,dkk (dalam Rumiani, 2006) menyebutkan bahwa
menurut pandangan teori Reinforcement menyatakan bahwa prokrastinator
tidak pernah atau jarang menerima hukuman. Bahkan ia merasa
diuntungkan karena dengan menunda pengerjaan suatu tugas toh pada
akhirnya selesai juga. Sedangkan teori cognitive behavioral menjelaskan
bahwa perilaku menunda akibat dari kesalahan dalam berpikir dan adanya
pikiran-pikiran yang irasional terhadap tugas seperti takut gagal dalam
penyelesaian suatu tugas.
Solomon dan Rothblum (Ferrari, 1995, hal. 77 dalam Zakiyah,dkk)
mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang sengaja
dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja
dan menimbulkan perasaaan tidak nyaman secara subjektif.
2. Pengertian prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya
dilakukan oleh pelaar atau mahasiswa disebut prkrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada
jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja
akademik, misalnya menulis paper, membaca buku-buku pelajaran,
membayar SPP, mengetik makalah, mengikuti perkuliahan, mengerjakan
tugas sekolah atau kursus, belajar untuk ujian, mengembalikan buku
perpustakaan, maupun membuat karya ilmiah, misalnya skripsi (Aitken,
1982, dalam Fibrianti, 2009).
Burka dan Yuen (1983, h 121, dalam Fibrianti, 2009) mengemukakan
tugas-tugas akademik yang sering diprokrastinasi, antara lain menghadiri
kelas, mengerjakan pekerjaan rumah, belajar untuk ujian, menulis paper
(karangan), mendaftar kuliah, konsultasi dengan guru atau advisor,
mengembalikan buku perpustakaan, dan melengkapi program kelulusan
(menyelesaikan karya ilmiah/skripsi/tesis/presentasi).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik terbagi atas
dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu
yang mempengaruhi prokrastinasi faktor-faktor itu meliputi:
1. Kondisi Fisik individu
Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan fisik individu,
misalnya fatigue, seseorang yang mengalami fatigue, misalnya
karena kuliah dan bekerja paruh waktu, akan memiliki kecendrungan
yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak
(McCown, 1986, dalam Fibrianti, 2009).
2. Kondisi Psikologis
Menurut (Ferrari 1995, hlm. 34-35 dalam Zakiyah,dkk) bahwa
faktor psikologis seseorang yang meliputi tipe kepribadian dan
motivasi, semakin tinggi motivasi instrinsik yang dimiliki individu
ketika menghadapi suatu tugas akan semakin rendah kecendrungan
untuk melakukan prokrastinasi.
Selain itu, prokrastinasi sering dihubungkan dengan Locus of
Control eksternal, efikasi diri yang rendah (Rizvi, dkk, 1997, h.51-
67, dalam Fibrianti, 2009).
b. Faktor Eksternal
1. Gaya pengasuhan orang tua
Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (2007, dalam Husetiya)
menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan
munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi. Berbeda dengan
pengasuhan otoriter, orangtua yang mendidik anaknya dengan
demokratis akan menyebabkan timbulnya sikap asertif karena anak
merasa diberi kebebasan dalam mengekspresikan diri sehingga
memunculkan rasa percaya diri. Seseorang dikatakan asertif hanya
jika dirinya mampu bersikap tulus dan jujur dalam mengekspresikan
perasaan, pikiran dan pandangannya pada pihak lain sehingga tidak
merugikan atau mengancam integritas pihak lain.
Sikap, pemikiran dan aturan-aturan yang dipelajari didalam
keluarga berkontribusi pada timbulya prokrastinasi (Burka & Yuen,
1983, h.86-87, dalam Fibrianti, 2009).
2. Tingkat atau level sekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hill (1976,
dalam Fibrianti, 2009) menemukan bahwa ada peningkatan sekitar
50% perilaku penundaan pada perubahan dari mahasiswa baru ke
mahasiswa tingkat empat selama lebih dari 3 tahun masa
perkuliahan.
3. Reward atau punishment
Prokrastinasi cenderung dilakukan karena adanya objek lain
yang memberikan reward lebih menyenangkan daripada objek yang
diprokrastinasikan dan pada jenis tugas sekolah yang mempunyai
punishment dalam waktu yang lebih lama darpada tugas yang
diprokrastinasi (Ferrari,dkk, 1995).
4. Tugas yang terlalu banyak
Burka & Yuen (1983) menjelaskan bahwa prokrastinasi terjadi
karena tugas-tugas yang menumpuk terlalu banyak dan harus segera
dikerjakan.
5. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang tingkat pengawasannya mudah atau
kurang akan menyebabkan timbulnya kecendrungan prokrastinasi,
dibandingkan dengan lingkungan yang penuh pengawasan (Burka &
Yuen, 1983, dalam Fibrianti, 2009).
D. Hambatan-hambatan yang menyebabkan prokrastinasi pada mahasiswa
Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyah (Suryadi, 2008) mengungkap
hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam menyusun tugas akhir
skripsi:
Hambatan internal yang meliputi: malas (40%), motivasi rendah (26,7%),
takut bertemu dosen pembimbing (6,7%), sulit menyesuaikan diri dengan
pembimbing (6,7%). Hambatan eksternal yang berasal dari dosen
pembimbing meliputi: sulit ditemui (36,7%), minimnya waktu bimbingan
(23,3%, kurang koordinasi dan kesamaan persepsi antara pembimbing I dan II
(23,3%), kurang jelas memberikan bimbingan (26,7%), dan dosen terlalu
sibuk (13,3%). Kendala buku-buku sumber meliputi: kurangnya buku-buku
referensi yang fokus pada permasalahan penelitian (53,3%), referensi yang
ada merupakan buku-buku terbitan lama (6,7%). Kendala fasilitas penunjang
meliputi: terbatasnya dana yang dengan materi skripsi meliputi kendala
penentuan judul/permasalahan yang ada (13,3%), bingung dalam
mengembangkan teori (3,3%). Kendala metodologi meliputi: kurangnya
pengetahuan penulis tentang metodologi (10%), kesulitan mencari dosen ahli
dalam bidang penelitian berkaitan dengan metodologi penelitian dan analisis
validitas instrumen tertentu (6,7%). Kendala pembahasan meliputi: kesulitan
menyusun pembahasan dengan benar (10%), kesulitan menguraikan hasil
penelitian (13,3%).
Menurut Mu’tadin (2002, dalam Suryadi, 2008) bahwa kesulitan-
kesulitan saat penyusunan skripsi oleh mahasiswa sering dirasakan sebagai
suatu beban yang berat, akibatnya kesulitan-kesulitan yang dirasakan tersebut
berkembang menjadi perasaan yang negatif yang akhirnya dapat
menimbulkan suatu ketegangan, kekhawatiran, stress, rendah diri, frustasi,
dan kehilangan motivasi, yang akhirnya dapat menyebabkan mahasiswa
menunda penyusunan skripsinya bahkan ada yang memutuskan untuk tidak
meyelesaikan skripsinya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
fenomenologi di mana peneliti baerusaha untuk menggali kesadaran terdalam
para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Dalam pendekatan ini
hal yang terpenting adalah aspek subjektif dari perilaku orang yang
mengalami fenomena. Peneliti berusaha untuk masuk ke dalam ‘dunia’ para
subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan
bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi.
Menurut Bogdan dan Biklen (Alsa, 2003) peneliti dengan pendekatan
fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan
pengaruhnya dengan manusia dalam situasi tertentu. Adapun karakteristik
yang terdapat pada pendekatan fenomenologis adalah:
1. Tidak berasumsi mengetahui hal-hal apa yang berarti bagi manusia yang
akan diteliti.
2. Memulai penelitiannya dengan keheningan untuk menangkap apa yang
sedang diteliti.
3. Menekankan pada aspek subjektif perilaku manusia.
4. Mempercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang dapat
digunakan untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman dari seseorang.
5. Agar dapat memahami subjek harus dilihat dari sisi subjek itu sendiri.
B. Unit Analisis
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi
Universitas Negeri Makassar yang mengalami prokrastinasi dalam
penyelesaian skripsinya.
C. Deskripsi Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini merupakan setting alamiah (natural) yang
dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Jalan Raya
Pendidikan.
D. Pengumpulan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipasi pasif
dan wawancara secara mendalam (indepth interview) pada subjek yang
mengalami prokrastinasi dalam penyelesaian skripsinya. Observasi
partisipasi pasif, merupakan jenis observasi di mana peneliti datang di
tempat kegiatan responden yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut. Adapun hal yang ingin diteliti oleh peneliti dengan
metode observasi adalah subjek yang mengalami fenomena prokrastinasi
dalam penyelesaian skripsi. Wawancara secara mendalam (indepth
interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan.
2. Analisis Data
Teknik analisis data yang akan saya paparkan disini adalah modifikasi
teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam (Desi Dwi Priantii, 2011):
1. Listing and Preliminary Grouping
Mencocokkan semua ekspresi yang relevan dengan pengalaman yang
bersumber dari daftar jawaban responden penelitian.
2. Reduction and Elimination
Menguji setiap ekspresi yang ada dengan dua persyaratan sebagai
berikut berikut :
a. Apakah ekspresi tersebut mengandung momen pengalaman yang
penting dan mengandung unsur pokok yang cukup baik untuk
memahami fenomena ?
b. Apakah ekspresi tersebut memungkinkan untuk diklaifikasikan
dalam suatu kelompok?
3. Clustering and Thematizing the Invariant Constituents (Thematic
potrayal)
Pengalaman responden penelitian diklasifikasikan kedalam label-label
tematik. Constituent (unsur pokok) yang dikelompokkan dan diberi
label ini adalah tema inti dari pengalaman. Jadi tema-tema yang ada
pada thematic potrayal adalah benang merah dari jawaban-jawaban
semua responden.
4. Final Identification of the Invariant Constituents and Themes by
Application : Validation
Merupakan proses memvalidkan Invariant Constituent. Yang dilakukan
dalam tahap ini adalah mengecek invariant constituent dan tema yang
menyertainya terhadap rekaman utuh pernyataan responden penelitian.
Apakah diekspresikan secara eksplisit dalam transkrip utuh ?
Apakah sesuai atau cocok dengan konteks dalam transkrip ? (jika
tidak diekspresikan secara eksplisit)
Apabila tidak dinyatakan secara eksplisit dan tidak cocok, maka hal
itu tidak relevan terhadap pengalaman responden penelitian dan
harus dihapuskan.
5. Individual Textural Description
Dengan menggunakan invariant constituent dan tema yang valid dan
relevan dari tahap sebelumnya, dapat disusun Individual Textural
Description dari pengalaman setiap responden penelitian. Termasuk
didalamnya adalah ekspresi harfiah (kata per kata) dari catatan
interview yang ada.
6. Individual Structural Description
Hasil dari penyusunan Individual Textural Description dan Imaginative
Variation akan membangun Individual Structural Description dari
pengalaman setiap responden penelitian.
7. Textural-Structural Description
Tahap ini merupakan proses penggabungan antara Textural Description
dan Structural Description dari pengalaman masing-masing setiap
responden penelitian.
Setelah Individual Textural – Structural Description tersusun maka
dibuat suatu Composite Description dari makna dan esensi pengalaman
sehingga menampilkan gambaran pengalaman kelompok secara satu
kesatuan.
E. Keabsahan Data
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keabsahan data penelitian
kualitatif, yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan dan sumber data
penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan
observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka
dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible
akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.
Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara untuk meningkatkan
keabsahan data penelitian kualitatif, yaitu: kredibilitas, transferabilitas dan
konfirmitas.
1. Kredibilitas
Kredibilitas berkaitan dengan sejauh mana proses dan hasil penelitian
dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah
lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis
kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member
check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan
dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun
kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri
peneliti sendiri.
Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci.
Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut. Data dikumpulkan melalui beragam
sumber agar hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat
dianalisis seutuhnya.
Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan
dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-
pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada
data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
Waktu yang lama dan observasi berulang dilokasi penelitian, yaitu
observasi regular dan berulang atas fenomena dan setting penelitian
akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
2. Transferabilitas
Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada
situasi yang lain. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu
pada tingkat konsistensi peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk,
dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk
menarik kesimpulan.
3. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas berkaitan dengan apakah hasil penelitian dapat
dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan
dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan
tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih
objektif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Peneletian
Gambaran dari hasil penelitian akan dipaparkan dengan melakukan
peninjauan terhadap fokus penelitian yang berusaha untuk mengungkap dan
mendapatkan makna yang mendalam mengenai prokrastinasi skripsi yang
dialami subjek penelitian.
1. Subjek M
Karakteristik Umum Subjek M
Subjek penelitian merupakan mahasiswa fakultas Psikologi UNM angkatan
2006 yang telah menjalani kuliah selama 6 tahun. Selama kuliah subjek
mendapatkan pengalaman akademik dalam kelas dan pengalaman
berorganisasi di lembaga kampus. “Kalau pengalaman di organisasi saya
mulai masuk BEM itu pas maba, dua ribu beraak itu, 2007-2008, terus
2008-2009 di Maperwa. Jadi saya dua tahun di BEM, dua tahun di
Maperwa” (Wawancara Hal. Baris 100-103). Subjek lebih sering bnergaul
dengan senior atau juniornya di kampus dibanding teman angakatannya.
“Saya itu, saya orangnya kurang dekat dengan teman-teman, dan lebih
dekatka sama seniorku atau dengan juniorku. Tapi lebih dekatka sama
senior karena mungkin pengaruh di BEM ka toh” (Wawancara Hal. Baris
127-130).
Pengalaman akademik yang dialami oleh subjek membuahkan penilaian
bahwa efektivitas fasilitas kampus masih kurang maksimal. “Kalo dari
fasilitas kurang mendukung sih, maksudnya cukuplah, tapi tidak
maksimalki” (Wawancara Hal. Baris 25-27). Selain mengomentari
fasilitas kampus subjek M juga memberikan pandangannya terhadap dosen
yang terlalu sibuk serta mengabaikan tugasnya sebagai pendidik. “Kalau
dulu kita kan rata-rata dosen keluar kuliah, atau kalau bukan kuliah dia
banyak proyek di luar. Jadi agak lebih jarangki dia mengajar, lebih sering
kasih tugas. Tapi begitu mi juga, maksudnya tugas juga jarangki dikasih
Feedbacknya” (Wawancara Hal. Baris 74-78).
Fokus Penelitian
Subjek M menilai faktor-faktor yang menghambatnya dalam
menyelesaikan skripsi adalah kesalahan dalam mengatur SKS yang
diambilnya, faktor malas, dan faktor karena subjek telah bekerja. Subjek
mengakui bahwa ia telah menghabiskan waktu yang lama ketika
mengerjakan skripsi. “dua tahun setengah, ehmau tiga tahun” (Wawancara
Hal. Baris 146). Subjek menilai bahwa ia keliru dalam menyusun strategi
berkuliah. “Kalau mau dipikir anunya toh, sistemku saya salah. Yang lain
ambil mata kuliah skripsi sekaligus mata kuliah pilihan. Kalau saya tidak.
Semua saya habiskan dulu toh baru saya ambil skripsi terakhir”
(Wawancara Hal. Baris 154-158).
Subjek mengaku bahwa ketika subjek kuliah, ia telah mendapatkan
pekerjaan, dan bekerjaan itulah yang membuat dia lupa dengan skripsi.
“iya, karena sudah kerja, sudah pintar cari uang, jadi lupa” (Wawancara
Hal. Baris 174-175). Subjek mengatakan bahwa terbengkalainya skripsi
juga dipengaruhi oleh manajemen waktu yang buruk setelah subjek bekerja.
“Karena saya ndak punya waktu untuk mengurus, saya libur saja itu hari
minggu sedangkan kampus saja liburnya sabtu minggu, terus jam kerja
saya itu jam 9 sampe jam 5 sore. Dosen-dosen ada nda yang datang
sebelum jam 9” (Wawancara Hal. Baris 184-188). Selain pekerjaan faktor
lain yang menghambat subjek M adalah malas. “Hambatanku itu malas, ee
saat saya sudah punya waktu, ada beberapa kali saya itu dilanda kemalasan,
betul-betul saya tidak mau mengerjakan, padahal saat saya kerja saya Cuma
butuh 1 hari untuk kerja itu. Saya butuh 3 minggu untuk menghilangkan
rasa malasku, dan tiap saya kerja” (Wawancara Hal. Baris 199-204).
Karena terus mengalami prokrastinasi subjek sempat berpikir untuk pindah
ke universitas swasta. “Terus saya juga pernah mau pindah ke universitas
lain, saya mau keluar dari UNM, saya mau cari fakultas psikologi lain yang
swasta, dan mungkin bisaja lulus lebih cepat disitu dari pada di sini”
(Wawancara Hal. Baris 175-178)
Subjek mengajukan saran bagi fakultas untuk meminimalisir perilaku
prokrastinasi dengan menetapkan tenggak waktu dalam pengerjaan skripsi.
“Misalnya kalau begini ada mahasiswa yang ambil skripsi toh, setelah dia
ujian proposal dia di kasi tenggang waktu 1 tahun, misalnya 6 bulan lah
untuk ee untuk proposal, eh untuk ujian sidang, sidang. Karna kalu 6 bulan
mau itu kuali, kuanti, eksperimen, bisa mi itu selesai dalam waktu 6 bulan”
(Wawancara Hal. Baris 214-219).
2. Subjek I
Karakteristik Umum Subjek I
Subjek penelitian merupakan mahasiswa fakultas Psikologi UNM angkatan
2006 yang telah menjalani kuliah selama 6 tahun berinisial I. Subjek I
merupakan mahasiswa yang ketika awal memasuki kuliah merupakan
orang yang pendiam. “Waktu awal masuk masih diam-diam dan tidak
terlalu aktifpi di kelas” (Wawancara Hal. Baris12-13). Subjek sangat dekat
dengan teman-temannya, terbukti dengan pengerjaan tugas yang sering
dilakukan secara bersamaan. “Setiap kalau ada tugas, cariki satu rumah
baru disituki nginap untuk kerja tugas” (Wawancara Hal. Baris 19-20).
Fokus Penelitian
Subjek menganggap bahwa hambatan terbesar yang dialami adalah
kesulitan mencari bahan referensi. “Kalau hambatanku dari judulji, judulku
itukan susah cari referensi dari satu variabel, masih sedikit yang telitiki, di
fakultas psikologi saja baru beberapa orang” (Wawancara Hal. Baris 30-
33). Subjek sempat melakukan penundaan terhadap pengerjaan skripsi,
namun subjek langsung melanjutkan kembali karena termotivasi dengan
angkatan dibawah subjek yang telah lulus duluan. “Sempat, sempat biasa,
besokpi deh, itu kalau dirumahka, tapi kalau adaka di kampus ada lagi mau
dikerja, baru dilihatmi juga angkatan dibawahta banyakmi lulus, jadi mau
juga cepat” (Wawancara Hal. Baris 56-59). Subjek mengatakan bahwa
hambatan yang dialami dalam mengerjakan skripsi sangat besar ketika
berada di rumah. “kalau dirumah banyak hambatannya, banyak sekali
kemanakanku, jadi susahki juga” (Wawancara Hal.Baris 66-67).
Subjek mengemukakan saran bagi mahasiswa yang mengambil skripsi agar
terhindar dari perilaku prokrastinasi. “Kalau misalnya toh adami judul,
langsungmi saja kerja ndak usahmeki menunda-nunda, karena bakalan
dijalani juga, karena bakalan dilewatiji juga” (Wawancara Hal. Baris 80-
82).
3. Subjek S
Karakteristik Umum Subjek S
Subjek penelitian merupakan mahasiswa fakultas Psikologi UNM angkatan
2006 yang telah menjalani kuliah selama 6 tahun berinisial S. Subjek
menceritakan pengalaman ketika kuliah, yaitu bertemu dengan dosen yang
sulit. “Cuman dulu itu toh kalau angkatanku masih ada yang dapat dosen-
dosen susah.” (Wawancara Hal. Baris 22-23). Selain itu subjek
menceritakan interaksi yang baik antara teman dalam menjalani kuliah.
“iya otomatis saling membantu, kalau misalnya ada tugas toh. Itu saja dulu
eksperimen kalau misalnya ada satu yang dapat materi, di bagi-bagi mi
materinya jadi ndak kayak susah jaki” (Wawancara Hal. Baris 38-41).
Fokus Penelitian
Subjek S telah seminar proposal sekitar satu tahun yang lalu, dan sekarang
subjek S masih mengambil data penelitian. “ambil data mi, Lama sekali mi
seminarku dari tahun lalu ji” (Wawancara Hal.Baris 54-56). Subjek dalam
pengerjaan skripsi mengalami beberapa hambatan yaitu, bosan dan
kesulitan untuk mencari referensi. “hambatannya itu kayak bosan, jenuh,
bosan kayak itu ji misalnya kayak capek ma cari referensi toh”
(Wawancara Hal. Baris 63-64).
Selain itu subjek juga sangat terhambat ketika berniat mengganti judul
sewaktu seminar. “cuman yang bikin lama itu waktu ujian seminar proposal
sempat disarankan untuk mencari teori lain, jadi disitu galau ka juga, aduh,
yang mana, apa mi ini yang saya gantikan toh, carika lagi referensi yang
untuk gantinya, variabelnya juga, itu mi salah satu penghambat juga”
(Wawancara Hal. Baris 96-101). Subjek menyarankan kepada mahasiswa
yang sedang mengambil skripsi agar tekun dalam menjalaninya. “saranku
itu toh pastinya harus tekun, betul-betul rajin, itu ji. Biar lagi kalu dalam
kelas itu toh tidak terlalu menonjol, tidak terlalu bagaimana ji nilainya tapi
cepatki selesai karena dia mungkin pergeraknnya cepatki” (Wawancara
Hal. Baris 154-160).
B. Pembahasan
Prokrastinasi terhadap penyelesaian skripsi merupakan penundaan yang
dilakukan dalam menyelesaikan skripsi. Boice (Fibrianti, 2009)
mengemukakan bahwa prokrastinasi terbagi dua, yakni penundaan yang
dilakukan terhadap suatu tugas yang lebih sulit dengan mengerjakan tugas
yang lebih mudah. Yang kedua adalah melakukan penundaan terhadap suatu
pekerjaan karena menunggu waktu yang tepat. Nolan (Rizki, 2009)
mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai bentuk penghindaran dalam
mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan oleh individu. Individu yang
melakukan prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman
atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitupenting daripada
mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan cepat.
Berikut akan dipaparkan mengenai aspek-aspek yang peneliti anggap penting
untuk dibahas terkait dengan pengungkapan dan pemaknaan yang mendalam
mengenai prokrastinasi skripsi.
1. Pola interaksi subjek selama kuliah
Selama kuliah mahasiswa yang menjadi subjek penelitian melakukan
interaksi yang baik antara teman-teman angkatan, senior dan juga junior.
Subjek M lebih denkat dan selalu berinteraksi dengan senior dan
juniornya ketimbang dengan teman angkatannya. Lain halnya dengan
Subjek I dan S yang mengaku sangat dekat dengan teman angkatannya,
bahkan subjek I dan S selalu mengerjakan tugas bersama-sama dengan
temannya.
2. Perilaku prokrastinasi yang dialami subjek penelitian
Subjek membutuhkana waktu yang lama dalam menyelesaikan skripsi.
Subjek M membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk sampai pada
tahap pengambilan data. Subjek I membutuhkan waktu selama 6 bulan
dalam mempersiapkan seminar, dan Subjek S membutuhkan waktu satu
tahun daari seminar prosoposal hingga turun penelitian untuk mengambil
data. Subjek M membutuhkan waktu yang lama karena ia mengalami
keadaan fatigue, di mana ia bekerja sambil kuliah. McCown mengemukakan
bahwa sesorang yang mengalami keadaan fatigue akan memiliki kecendrungan
yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak Fibrianti,
2009). Selain itu seleuruh subjek penelitian mengaku sempat merasa malas
ketika mengerjakan skripsi. Penelitian Mujiyah (Suryadi, 2008) mengemukakan
bahwa tingkat presentasi malas individu mencapai tahap 40% dalam
menyelesaikan skripsi. Subjek I juga mengaku bahwa memiliki motivasi yang
rendah dalam mengerjakan skripsi ketika berada di rumah. Ferrari (Zakiyah
dkk.) mengmukakan bahwa seseorang yang kurang memiliki motivasi instrinsik
cenderung melakukan prokrastinasi.
Selain itu didapatkan juga hambatan lain yang memengaruhi individu
yakni sulitnya untuk mecari referensi dalam mengerjakan skripsi.
Penelitian Mujiyah (Suryadi, 2008) mengungkap bahwa sulitnya mencari
referensi mencapai tingkat 53,3% pada mahasiswa yang mengerjakan
skripsi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, pola interaksi subjek selama kuliah, hambatan-
hambatan yang dialami subjek memiliki pengaruh terhadap perilaku
prokrastinasi.
2. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa subjek penelitian
mengalami masalah dan hambatan yang sama ketika mengerjakan skripsi.
B. SARAN
Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Perilaku prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi merupakan fenomena
yang sering terjadi dikalangan mahasiswa saat ini, sehingga diharapkan
bagi peneliti selanjutnya untuk mampu mengungkap lebih banyak lagi
aspek permasalahan mengenai prokrastinasi skripsi sehingga mampu
dirumuskan langkah-langkah dalam upaya pencegahan perilaku
prokrastinasi.
b. Bagi peneliti yang tertarik untuk mengangkat tema mengenai prokrastinasi
skripsi diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi pilot study bagi
tema penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal. 2006. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2:
Pendekatan Kualitatif pada Skripsi Mahasiswa Psikologi Undip Tahun 2006.
Semarang : Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro.
Ahmaini, Dini. 2010. Skripsi: Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara
Mahasiswa yang Aktif dengan yang Tidak Aktif dalam Organisasi
Kemahasiswaan Pema USU. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara.
Akinsola M. K., Tella A, Tella A. 2007. Eurasia Journal of Mathematics, Science
and Technology Education, 3(4), 363-370 : Correlates of Academic
Procrastination and Mathematics Achievement of University Undergraduated
Students. Botswana : University of Botswana, Gaborone. Nigeria : Osun State
College of Education Illa Drangun.
Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif dn Kualitatif serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Annisa, S. Rizki. 2009. Skripsi : Hubungan Prokrastinasi Akademis dan
Kecurangan Akademis pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara. Medan : Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Catrunada, L., dkk. 2008. Prokrastinasi Task Differences On Thesis Introvert and
Extrovert Personality. Depok : Universitas Gunadarma.
Chun Chu A. H., Choi J. N. 2005. The Journal of Social Psychology, 145 (3),
245-264 : Rethinking Procrastination : Positive Effects of “active”
Procrastination Behavior on Attitudes and Performance. New York and
Canada : Departement of Organizational Psychology. Columbia University,
New York, and Faculty of Management McBill University, Montreal,
Quebec, Canada.
Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darpy Denis. 2000. Consumer Procrastination and Purchase Delay. Prancis :
Universite Paris Dauphine.
Eerede V. W. 2000. Applied Psychology : An International Review, 49(3), 372-
389 : Procrastination : Self-Regulation in Initiating Aversive Goals.
Netherlands : Faculty of Technology Management, Eindhoven University of
technology.
Fibrianti, I. Dwi. 2009. Skripsi : Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua
dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Semarang
: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Gunawinata Vensi A.R. 2008. Indonesian Psychological Jornal, Vol. 23, No. 3,
256-276 : Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi
Mahasiswa. Surabaya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Harris D, Pannbacker M, Lass N. J. National Student Spech Language Hearing
Association Journal, Vol. 23 : Academic Procrastination by Speech-Language
Pathology and Audiology Students. Los Angeles : Schumpert Medical
Center, Shreveport And Louisiana State University Medical Center,
Shreveport. WV : West Virginia University, Morgantown.
Husetiya Yemima. Hubungan Asertivitas dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Semarang :
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Januarti, Rozi. 2009. Skripsi : Hubungan Antara Persepsi TerhadapDosen
Pembimbing dengan Tingkat Stress dalam Menulis Skrispsi. Surakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kuhnle C, Hofer M, Kilian B. 2011. The Relationship of Self-Control,
Procrastination, Motivational Interference and Regret With School Grades
and Life Balance.
Lidya C. Perbedaan Kecenderungan Prokrastinasi tugas Skripsi Berdasarkan Tipe
Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.
Milgram N. A., Sroloff Barry, Rosenbaum Michael. 1988. Journal of Research in
Personality, 22, 197-212 : The Procrastination of Everyday Life. Israel : Tel-
Aviv University.
Muhid Abdul. Hubungan antara Self-Control and Self-Efficacy denga
Kecenderungan perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Surabaya :
Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel.
Onwuegbuzie A. J. 2004. Assessment and Evaluation in Higher Education, Vol.
29, No. 1 : Academic Procrastination and Statistics Anxiety. United States of
America : University of South Florida.
Prianti, D.D. 2001. Petunjuk Praktis Cara Melakukan Penelitian Fenomenologi
(Online) (http//desidwiprianti.lecture.ub.ac.id, diakses tanggal 4 April 2012)
Rakes G. C., Dunn K. E. 2010. Journal of Interactive Online Learning, Vol. 9, No.
1 : The Impact of Online Graduate Students’ Motivation and Self-Regulation
on Academic Procrastination. United States of America : The University of
Tenness, Martin and The University of Arkanses.
Rizki, Siti Annisa. 2009. Skripsi: Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan
Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
Rumiani. 2006. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol. 3, No. 2 :
Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berpestasi dan Stres
Mahasiswa. DI Yogyakarta : Program Studi Psikologi Universitas Islam
Indonesia.
Saputra, Wiko. 2006. Kuliah Itu Gampang. Tangerang: Agromedia Pustaka.
(Online) (http:// books.Google.co.id diakses pada tanggal 24 Maret 2012).
Siaputra I. B., Prawitasari J. E., Hastjarjo T.D., Azwar S. 2011. Indonesian
Psychology Jornal, Vol. 26, No. 2, 128-149 : Subjective and Projective
Measures of Thesis Writing Procrastination : Real World and The Sims
World. Yogyakarta : Faculty of Psychology, University of Gadjah Mada.
Sirin E. F. 2011. Educational Research and Reviews, Vol. 6(5), pp. 447-455 :
Academic Procrastination Among Undergraduates Attending School of
Physical Education and Sports : Role of General Procrastination, Academic
Motivation and Academic Self-Efficacy. Turkey : Departement of Sports
Management, School of Physical Education and Sports, Selcuk University.
Steel P. 2007. Psychological Bulletin, Vol. 133, No. 1, 65-94 : The Nature of
Procrastination : A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential
Self-Regulatory Failure. Kanada : University of Calgary.
Steel P. 2010. Personality and individu Differences, 48, 926-934 : Arousal
Avoidant and Decisional Procrastinators : Do They exist ?. Kanada :
University of Calgary.
Suryadi, Sigit. 2008. Skripsi : Perbedaan Insomnia Pada Mahasiswa Yang
Sedang Mengerjakan Skripsi dan Belum Mengerjakan Skripsi. Surakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tondok, M.S., Ristyadi, H & Kartika, Aniva. 2008. Indonesian Psychological
Journal, vol. 24, No. 1 76-87 : Prokrastinasi Akademik dan Niat Membeli
Skripsi. Surabaya : Universitas Surabaya Fakultas Psikologi.
Williams J. G., Stark S. K., Foster E. E. 2008. American Journal of Psychological
Research, Vol. 4, No. 1 : The Relationship Among Self-Compassion,
Motivation, and Procrastination. United States of America : St. Edward’s
University.