Upload
dobao
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang, Sragen
Tahun Ajaran 2011/2012)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Niken Larasati S841102010
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang, Sragen
Tahun Ajaran 2011/2012)
TESIS
Disusun oleh:
Niken Larasati S841102010
Komisi Pembimbing Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd. ……………… …… …… NIP 194612081982031001
Pembimbing II Dr. Nugraheni Eko W, M.Hum. .................... .................. NIP 197007162002122001
Telah dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal…………….2012
Ketua Program Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 196204071987031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS PUISI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII C
SMP Negeri 2 Gondang, Sragen Tahun Ajaran 2011/2012)
TESIS
Oleh:
Niken Larasati S841102010
Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua : Prof. Dr. Sarwiji Suwandi,M.Pd ………………. ....................... NIP 1962040 1987031001
Sekretaris : Prof. Dr, Retno Winarni,M.Pd. ........................ .................. NIP 195601211982032003
Anggota Penguji :
1. Prof. Dr. St. Y. Slamet,M.Pd. ……………….. …………..
NIP 194612081982031001 2. Dr. Nugraheni Eko Wardani,M.Hum. ........................ .................. NIP 19700716 2002122001
Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal …………..2012
Direktur Ketua Program Program Pascasarjana UNS Pendidikan Bahasa Indonesia
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus,M.S. Prof. Dr.Sarwiji Suwandi,M.Pd. NIP 196107171986011001 NIP 196204071987031003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 2 Gondang, Sragen Tahun
Ajaran 2011/2012)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat,
serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan
sebagaimana acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan dan
daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permendiknas No. 17, Tahun 2012)
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs- UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enem bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan dari Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 20 Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Niken Larasati
S841102010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Dengan terselesaikannya penelitian tindakan kelas ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan tesis ini;
2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.., selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa
Indonesia, yang telah memberikan dorongan demi terselesaikannya tesis ini;
3. Prof. Dr. St,Y. Slamet, M. Pd.., selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan demi terselesaikannya tesis ini;
4. Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum., selaku pembimbing II, yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan demi terselesaikannya tesis ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Program Pendidikan Bahasa Indonesia
yang secara tulus dan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis;
6. Drs. Sunardi, M.Pd., selaku kepala SMP Negeri 2 Gondang Sragen, yang telah
memberikan izin, dukungan, dan fasilitas dalam melakukan penelitian tindakan
kelas;
7. Elis Sutanti,S.Pd. yang telah berkenan menjadi kolaborator dan melaksanakan
penelitian tindakan kelas ini;
8. Secara pribadi, terima kasih yang setulusnya disampaikan kepada suami tercinta
Purwadi Irijanto,S.Pd, dan anaknda Nindi dan Lia yang telah memberikan
semangat dan motivasi sehingga tesis ini terselesaikan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
9. Rekan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Gondang Sragen, yang telah
bersedia menjadi pengamat, membantu melakukan observasi, wawancara,
interpretasi, dan refleksi selama pelaksanaan penelitian;
10. Siswa kelas VIIC SMP Negeri 2 Gondang Sragen, yang aktif mengikuti
pelajaran, memiliki motivasi untuk maju, dan dengan penuh kesadaran
meningkatkan kemampuannya dalam menulis puisi.
Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, demi sempurnanya, kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan, semoga tesis ini bermanfaat.
Surakarta, 2 Juni 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO “Elemen terpenting kita bukan pada otak, namun pada apa yang menuntun otak
kita, yaitu kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif” (Fyodor Dostoyevsky,
1821-1881).
“Sebaik-baik manusia ialah orang yang dapat memberi manfaat kepada orang lain"
(Hadis riwayat Al-Qudhi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan kepada
1. Ayah bundaku Bapak S.Kamta Raharja (Alm) dan Ibu Djumirah
2. Suamiku tercinta Purwadi Irijanto dan anak-anakku tersayang Nindi dan Lia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS ..................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...............................................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
ABSTRAK ...........................................................................................................xvi
ABSTRACT ...........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori .................................................................................. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi .........................................11
a. Pengertian Kemampuan .......................................................11
b. Pengertian Menulis .............................................................13
c. Tujuan Menulis .................................................................. 16
d. Menulis Kreatif Sastra .........................................................18
e. Menulis Puisi ..................................................................... 19
2. Hakikat Puisi
a. Pengertian Puisi ..................................................................23
b. Struktur Fisik Puisi…………………………………………25
c. Struktur Batin Puisi………………………………………...30
d. Penilaian Kemampuan Menulis Puisi……………………...33
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and
Picture.............................................................................. 36
a. Pengertian Model Pembelajaran ...................................... 36
b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...................... 39
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Picture and Picture .......................................................... 47
d. Media Gambar dalamPembelajaran Kooperatif Tipe Picture
and Picture.............................................................. 48
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Picture and Picture ......................................................... 53
f. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
and Picture…………...………………………………… 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 61
C. Kerangka Berpikir .........................................................................64
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 68
B. Subjek Penelitian .......................................................................... 69
C. Sumber Data ................................................................................. 70
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 71
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 73
F. Indikator Keberhasilan Kinerja .................................................... 75
G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 81
1.Deskripsi KondisiAwal…………………………………………81
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................... 88
a. Perencanaan Tindakan ........................................................ 88
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 94
c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 99
d. Refleksi .......................................................... 107
2. Deskripsi Siklus II ................................................................... 110
a. Perencanaan Tindakan ........................................................ 110
b. Pelaksanaan Tindakan ......................................................... 115
c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Refleksi .......................................................... 130
3. Deskripsi Siklus III ................................................................... 132
a. Perencanaan Tindakan ......................................................... 132
b. Pelaksanaan Tindakan ......................................................... 136
c. Observasi dan Interpretasi ................................................... 139
d. Refleksi ........................................................... 146
B. Pembahasan .................................................................................. 147
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 161
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran .............................. 161
2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran ................................ 162
B. Implikasi ....................................................................................... 163
C. Saran ............................................................................................. 165
1. Saran untuk penelitian lanjut................................................... 165
2. Saran untuk Penerapan Hasil Penelitian……………………… 165
a. Saran untuk Guru.................................................................. 165
b. Saran untuk Kepala Sekolah……………………………… .. 166
c. Saran untuk Dinas Pendidikan……………………………… 166
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 167
LAMPIRAN ......................................................................................................... 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi ............................................................................. 66
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 78 Gambar 3. Suasana Gaduh Saat Siswa Menjawab Pertanyaan Guru ................. 84
Gambar 4. Siswa Meperlihatkan Gambar yang Dipilihnya dan mengemukakan
Alasan Memilih Urutan Tersebut…………………………… ………………. 93
Gambar 5. Terlihat Guru Memantau Siswa Dalam Kegiatan Diskusi ............. 97 Gambar 6. Siswa Menerima Reward dari Guru Sebagai Penulis Puisi Terbaik 112 Gambar 7. Siswa Mengemukakan Alasan Memilih Urutan Gambar……….. 113 Gambar 8. Siswa Mempresentasikan Hasil Karyanya Pada Siklus II……… 117 Gambar 9. Guru Sedang Memantau Dan Membimbing Siswa ….............. 125 Gambar 10 Siswa Memberikan Respon Terhadap Pertanyaan Guru ................. 140 Gambar 11. Siswa mengemukakan Alasan Memilih Urutan Gambar………. 133
Gambar 12. Siswa Bertepuk Tangan dan Tampak Gembira Usai Mereka Menulis Puisi dan Temannya Presentas……… 135 Gambar 13. Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar…………………….. 153 Gambar 14. Diagram Peningkatan Nilai Akhir Menulis Puisi…………. 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Kovensional ……………….................................................... 44
Tabel 2. Langkah-langkah Model Kooperatif ……………….......................... 46 Tabel 3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ……………………… 69
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Kemampuan Menulis Puisi.. 76
Tabel 5. Hasil Menulis Puisi Siswa Kelas VII C SMP N 2 Gondang, Sragen Pada Pratindakan .................................................................................. 87 Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi Pratindakan… 88 Tabel 7. Hasil Menulis Puisi Siswa Kelas VII C SMP N 2 Gondang, Sragen Pada Siklus I ....................... 103 Tabel 8. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Pratindakan Dengan Siklus I ………………………………………..…............................ 103 Tabel 9. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi Siklus I…….. 104 Tabel 10 Hasil Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP N 2 Gondang, Sragen Pada Siklus II ……………………………………………………… 123 Tabel 11. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi Siklus II……..124 Tabel 12. Perbandingan Presentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Siklus II …………............................................................................... 124 Tabel 13. Hasil Kemampuan menulis Puisi siklus III ……………………....... 137 Tabel 14 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siklus II dengan Siklus III ......... 138 Tabel 15. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi Siklus III…….139 Tabel 16 Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru Pratindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ....................................................................... 146 Tabel 17. Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .................................................................... 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 18 Skor Kinerja Guru Sebelum dan Sesudah Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and .......................................149 Tabel 19 Hasil Kemampuan Menulis Puisi Pada Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ………………………........................... 151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Kompetensi Dasar Menulis Puisi …………………… 166
Lampiran 2 . Catatan Lapangan Hasil Survei Awal…...................................... 169
Lampiran 3.a. Pedoman Wawancara Dengan Guru (Pratindakan) …………….. 175
Lampiran 3.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Dengan Guru (Pratindakan) ............................................................................... 176 Lampiran 4.a .Pedoman Wawancara Dengan Siswa (Pratindakan) .................... 180
Lampiran 4.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Dengan Siswa ………… 181
Lampiran 5. RPP Pratindakan ……………………………………………… 186
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa Pratindakan …………………………………………………… 190 Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Pratindakan ……………………………………………………… 192 Lampiran 8. Hasil Kemampuan Menulis Puisi Pratindakan …......................... 195
Lampiran 9. Contoh Puisi Siswa Pratindakan ………........................................ 197
Lampiran 10. Transkip Hasil Diskusi Dengan Guru (Perencanaan Siklus I) ….. 199
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................ 202
Lampiran 12. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I …………………… 214 Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ..220 Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru SiklusI……………222 Lampiran 15.a . Pedoman Wawancara dengan Guru Pasca Tindakan I Siklus I .. 225
Lampiran 15.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru Siklus I ....... 226
Lampiran 16.a. Pedoman Wawancara dengan Siswa Siklus I ............................ 229
Lampiran 16.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 230
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 17. Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siklus I .................................. 232
Lampiran 18. Contoh Puisi Siswa Siklus I …………...……………………..... 234
Lampiran 19. Transkip Hasil Diskusi dengan Guru (Perencana Siklus II) ……. 236
Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...............................241
Lampiran 21. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II …………………….251
Lampiran 22. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus II .255
Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ... 257
Lampiran 24.a. Pedoman Wawancara dengan Guru Siklus I .............................. 260
Lampiran 24.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II ... 261
Lampiran 25.a. Pedoman Wawancara dengan Siswa Siklus II.............................263
Lampiran 25.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II ... 264
Lampiran 26. Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siklus II.................................. 267
Lampiran 27. Contoh Puisi Siswa Siklus II …………...……………………....269
Lampiran 28. Transkip Hasil Diskusi dengan Guru (Perencana Siklus III) ……. 271
Lampiran 29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ..............................274
Lampiran 30. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III …………………. 282
Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus III 285
Lampiran 32. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus III... 287
Lampiran 33.a. Pedoman Wawancara dengan Siswa Siklus III........................... 290
Lampiran 33.b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III…291
Lampiran 34.a. Pedoman Wawancara dengan Gurua Siklus III......................... 294
Lampiran 34.b . Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru Siklus III .. 295
Lampiran 35. Hasil / Nilai Kemampuan Menulis Siklus III ............................. 299
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 36. Contoh Puisi Siswa Siklus III ………...……………………..... 301
Lampiran 37. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siswa, Pratindakan Siklus I, Siklus II, Siklus III …………………………………….. 303 Lampiran 38. Rekapitulasi Hasil Pengamatan KBM Siswa Siklus I, Siklus II Siklus III......................................................................................... 305 Lampiran 39. Pedoman Penialain Menulis Puisi ……………........................... 307
Lampiran 40. Foto-foto Kegiatan Pratindakan Siklus I, Siklus II, Siklus III ….. 309
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Niken Larasati. S841102010. 2012.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang, Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr.St.Y.Slamet, M.Pd, II: Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: 1) kualitas proses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, dan 2) kemampuan menulis puisi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SMP Negeri 2 Gondang, Sragen, dengan subjek siswa kelas VII C. Jumlah siswa 32 anak, dengan rincian 16 laki-laki dan 16 perempuan. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta tahap analisis dan refleksi.Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, analisis dokumen dan tes. Validasi data yang digunakan adalah teknik triangulasi yang didasarkan pada proses tindakan. Analisis data digunakan teknik deskriptif analitis kritis-komparatif dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun kemampuan menulis puisi pada siswa-siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang, Sragen. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut ditandai dengan meningkatnya kinerja siswa. Rerata kinerja siswa pratindakan 58,32 meningkat pada siklus I sebesar 72,36; siklus 2 sebesar 89,73; dan siklus 3 mencapai 98,95.Peningkatan kemampuan menulis puisi ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas. Pada kondisi awal (pratindakan ) 13 siswa dari 32 (40,60%) meningkat pada siklus I yakni 22 siswa dari 32 siswa (68,75%). Pada siklus II menjadi 26 siswa (81,25%) dan meningkat lagi pada siklus III, yaitu 32 siswa (100%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture efektif digunakan pada pembelajaran menulis puisi. Implikasinya, dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi, model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini dapat diterapkan.
Kata kunci: menulis puisi, model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Niken Larasati. S841102010. 2012. The Implementation of Cooperative Learning Model of Picture and Picture Type for The Improvement of The Ability of Writing Poetry (Classroom Action Research on Students of Class VII C of SMP Negeri 2 Gondang, Sragen Academic Year 2011/2012). THESIS. Mentors I: Prof. Dr.St.Y.Slamet, M.Pd, II: Dr.Nugraheni Eko Wardani,M,Hum. The Graduate Study Indonesian Language Education Postgraduate Program Sebelas Maret University Surakarta.
ABSTRACT
The purpose of this study is to improve: 1) the quality of the learning process of writing poetry with the implementation of cooperative learning model of the type of picture and picture, and 2) the ability to write poetry with the implementation of cooperative learning model of the type of picture and picture.
Classroom Action Research (PTK) carried out in SMP Negeri 2 Gondang, Sragen, the subject of class VII C. The number of students 32 children, with consist of 16 boys and 16 girls. The research process was implemented in three cycles include four stages, namely the planning phase, implementation phase, observation phase, and analysis and reflektion phase, Techniques of collecting the data are interviews, observation, document analysis and tests. Validation of the data used is the technique of triangulation is based on a process of action. Techniques of data analysis used descriptive analysis to describe the critical-comparative findings of the data and compare it with predefined performance indicators.
Based on this research, we can conclude that there is an increase in the quality of learning, both the process and the writing of poetry to students in class VII C of SMP Negeri 2 Gondang, Sragen. Improving the quality of the learning process is characterized by an increased student performance. Of the inition conditions the average student performance on the cycle I increased 58.32 for 72.36; cycle 2 for 89.73; and cycle 3 reaches 98.95. Improving the quality of learning outcomes is characterized by the increasing number of students who reach the limit completely. On the initial conditions 13 students from 32 (40.60%) increase in cycle I which is 22 students from 32 students (68.75%). In the second cycle to 26 students (81.25%) and increased again in the cycle III, the 32 students (100%). These results indicate that cooperative learning model of type picture and picture on the effective use in learning of writing poetry. The implication, in improving the ability to write poetry, cooperative learning model of picture and picture type can be applied.
Key words: writing poetry, cooperative learning model picture and picture type
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu
menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan serta berbagai dampak negatifnya
sangat diperlukan saat ini. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam proses tersebut. Lembaga pendidikan formal diharapkan untuk
senantiasa meningkatkan kualitas output (keluaran) dan mampu memberi bekal
kepada anak didik untuk menghadapi perubahan dan kemajuan zaman. Dalam hal
ini, guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam
melaksanakan tugas pembelajaran.
Tujuan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia
adalah penguasaan kompetensi komunikatif siswa, yaitu agar peserta didik dapat
saling berkomunikasi, berbagai pengalaman belajar dari yang lain untuk
meningkatkan kemampuan intelektualnya (Diknas, 2003:6). Untuk mencapai tujuan
tersebut siswa diupayakan untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis bagi siswa. Hal itu sesuai dengan
Kurikukum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) yang merupakan acuan dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah formal.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditegaskan bahwa tugas
sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus
didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada
keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang
diharapkan dapat tercapai.
Keterampilanan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks,
bila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti, menyimak,
berbicara, dan membaca. Keterampilan menulis ini merupakan suatu bentuk
manifestasi keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh siswa. Namun, sampai saat
ini, pengajaran bahasa khususnya keterampilan menulis sastra maupun nonsatra
dipelajari hasilnya belum begitu menggembirakan.
Menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan
cara berpikir yang teratur dan sistematis yang diungkapkan dalam bahasa tulis.
Melalui menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide, gagasan,
atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Patut disadari
bahwa penguasaan keterampilan menulis tidaklah datang dengan sendirinya, tetapi
kemahirannya ditempuh melalui proses pembelajaran yang serius. Proses
pembelajaran menulis inilah sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, baik di berbagai
jenjang maupun jenis sekolah, keterampilan menulis sangat diperhatikan
pembinaannya.
Salah satu wahana yang dianggap dapat menyalurkan keterampilan menulis
adalah sastra. Sastra memberikan ciri-ciri dan keunggulan yang spesifik yang tidak
dimiliki oleh ilmu eksakta. Sastra memiliki kebebasan bagi pencipta untuk berkarya,
menumpahkan segala cipta dan karsa. Melalui karya sastra, seseorang dapat
mengekspresikan semua gejolak emosi dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
satu bentuk karya sastra adalah puisi. Herman J. Waluyo (2008: 1) menyatakan puisi
adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (Imajinatif). Kata-kata betul-
betul terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan.
Pembelajaran sastra di sekolah diharapkan dapat membimbing siswa agar
memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif
terhadap sastra, dapat mengembangkan kemampuan, wawasan, serta sikap positif
bagi kepentingan pendidikan. Upaya untuk mengembangkan kemampuan, wawasan,
kreativitas, serta sikap positif itu dapat diwujudkan dengan menciptakan karya sastra.
Salah satu pembelajaran sastra di sekolah yang berkaitan dengan penciptaan karya
sastra adalah menulis puisi. Namun, adanya anggapan bahwa secara praktis puisi
tidak ada gunanya seperti pada ilmu pengetahuan lain merupakan hambatan dalam
pembelajaran menulis puisi (Rahmanto, 1988: 44).
Salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SMP dalam
keterampilan menulis sastra adalah ” mengungkapkan keindahan alam dan
pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi ”(BSNP,2006)
Kenyataan yang ada kemampuan menulis puisi siswa kelas VII C SMP
Negeri 2 Gondang Kabupaten Sragen masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yakni hanya mencapai rata-rata 63, padahal KKM yang telah ditetapkan
adalah 70. Informasi mengenai rendahnya kemampuan menulis puisi yang dialami
oleh siswa SMP Negeri 2 Gondang, khususnya kelas VII C, yakni kurang memenuhi
standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah, diperoleh setelah diadakan
observasi mendalam dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tersebut. Berdasarkan observasi mendalam yang dilakukan pada Kamis, 23 Februari
2012, kompetensi menulis puisi yang rendah tersebut dikarenakan beberapa faktor.
Faktor pertama. berasal dari siswa itu sendiri. Siswa kurang termotivasi pada
pembelajaran menulis puisi. Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dalam
menuangkan gagasan/ide ke dalam larik-larik puisi, kurang memiliki perbendaharaan
kata yang memadai, kurang dapat memilih kata-kata dengan tepat serta kurang
memahami bagaimana merangkaikan kata-kata ke dalam sebuah puisi. Hal ini
terlihat dari hasil puisi yang ditulis siswa kelihatan asal-asalan dan kurang memiliki
keindahan. Bahkan sebagian besar siswa mengatakan tidak bisa jika diberi tugas
menulis puisi.
Faktor kedua, kreativitas guru dalam pembelajaran. Kreativitas guru yang
kurang ditinjau dari model pembelajaran yang digunakan guru kurang diminati oleh
siswa. Guru kurang mampu memunculkan pembelajaran yang inovatif sehingga
ketertarikan siswa dalam pembelajaran menulis puisi kurang dan akhirnya
kemampuan bersastranya rendah. Selain model pembelajaran yang kurang inovatif,
penggunaan media oleh guru cenderung kurang bahkan tidak menggunakan media.
Keterangan tentang model dan media yang digunakan oleh guru kurang inovatif
didapat dari wawancara dengan Tegar, siswa kelas VII C. Menurut Tegar, guru
kurang memberikan sentuhan yang menarik pada pembelajaran. Guru cenderung
menerangkan dengan cara ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan berdampak
tidak memperhatikan pelajaran. Siswa hanya diberi teori-teori tentang menulis puisi.
Praktik menulisnya pun dilakukan secara individu, tanpa ada tindak lanjut dari guru.
Hal ini diakui oleh Elis Sutanti, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tersebut. Karena kedua hal tersebut, wajar jika siswa memiliki kemampuan menulis
puisi yang rendah.
Kedua faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan menulis puisi siswa
tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja. Hal ini akan berdampak pada kualitas
proses dan hasil belajar selanjutnya, khususnya dalam pembelajaran kemampuan
menulis puisi Padahal, menulis puisi merupakan salah satu kemampuan berbahasa
yang sangat penting untuk dikuasai siswa.
Menurut Percy (dalam Tjahyono Widijanto, 2007: 68) menyatakan paling
tidak ada enam alasan pentingnya pelaksanaan pembelajaran dalam menulis puisi.
Keenam alasan tersebut adalah (1) menulis puisi memberikan gambaran yang murni
dan menyenangkan, (2) menulis puisi dapat memberikan pengetahuan tentang
konsep dunia sekitar siswa, (3) menulis puisi mendorong siswa untuk menghargai
bahasa dan mengembangkan kosa kata yang tepat dan bervariasi, (4) menulis puisi
dapat membantu siswa mengidentifikasi orang-orang dan situasi tertentu, (5) menulis
puisi dapat membantu siswa mengekspresikan suasana hati dan membantu siswa
memahami perasaan mereka sendiri, dan (6) menulis puisi dapat membuka dan
menumbuhkan kepekaan serta wawasan siswa terhadap lingkungan.
Melihat pentingnya pembelajaran menulis puisi bagi siswa, pembelajaran
menulis puisi perlu mendapat perhatian yang lebih besar, namun pada kenyataannya
pembelajaran menulis puisi di sekolah masih mengalami kendala dan cenderung
dihindari. Pembelajaran menulis puisi cenderung dihindari karena dianggap sulit.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan
mengimplementasikan suatu metode inovatif yang memungkinkan terjadinya
kegiatan belajar mengajar sebagai pusat perhatian dan guru hanyalah sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman belajar
siswa. Pengalaman belajar siswa diperoleh melalui keterlibatan siswa secara
langsung dalam serangkaian kegiatan untuk berhubungan dengan lingkungan dan
interaksi dengan materi pembelajaran, teman, dan sumber belajar lainnya.
Selanjutnya, siswa mengontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman
yang diperolehnya. Pemilihan strategi pembelajaran sangat penting, mengingat
pembelajaran berbahasa dan bersastra terutama keterampilan menulis adalah hal
yang tidak mudah, dan sebagai wahana untuk melatih sikap untuk mampu
menuangkan ide, gagasan, kreatif, dan meningkatkan kemampuan berekspresi siswa.
Untuk itu, guru diharapkan pandai dalam memilih metode, teknik maupun
model pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan apa yang
tercantum dalam PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Bab IV Pasal 19 ayat 1 seperti dalam kutipan berikut.
”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Bertitik tolak dari hal di atas, dipandang perlu menggunakan model
pembelajaran yang menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar menulis puisi.
Menurut Asrori (2009: 184) motivasi merupakan sarana yang sangat penting dalam
pembelajaran,baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Salah satu model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para
ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (2005: 5) mengemukakan bahwa beberapa
hasil penelitian membuktikan penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kakurangan diri kebutuhan siswa
dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan keterampilan. Dari alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini
banyak memiliki kelemahan.
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong
agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah
yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif
menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling
memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal (Rusman, 2011: 212).
Prinsip yang lain adalah tanggung jawab perorangan, interaksi tatap muka, partisipasi
dan evaluasi proses kelompok, penstrukturan, dan refleksi, serta waktu perencanaan.
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif (Agus Suprijono, 2011:125). Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya
mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-
keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Pembelajaran ini
memiliki ciri aktif, inovatif, dan menyenangkan.
Model pembelajaran Picture and Picture mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar menjadi faktor utama dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
proses pembelajaran ini. Penggunaan rangsangan gambar memungkinkan siswa
untuk menemukan ide-ide baru yang dapat dituangkan dalam bentuk puisi. Siswa
akan lebih termotivasi belajar menulis puisi.
Berpijak dari uraian yang telah diungkapkan tersebut, maka penelitian tentang
peningkatan kualiats proses pembelajaran dan peningkatan kualitas hasil kemampuan
menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini
perlu segera dilaksanakan, sehingga pembelajaran menulis puisi menjadi menarik
dan menyenangkan yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia.
Dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sebagai
model dalam pembelajaran menulis puisi diharapkan siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam mencari ide untuk penulisan puisi dan dapat lebih mudah
mengembangkannya menjadi sebuah puisi yang menarik. Model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 2
Gondang Sragen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi
siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang tahun ajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas
VII C SMP Negeri 2 Gondang tahun ajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengungkap hal-hal sebagai berikut :
1.Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan proses pembelajaran
menulis puisi dan kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas VII C SMP Negeri 2
Gondang Sragen.
2.Tujuan Khusus
a. meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas VII C
SMP Negeri 2 Gondang Sragen.
b. meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas VII C SMP Negeri 2
Gondang Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, diharapkan hasil dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat memberikan beberapa manfaat sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1. Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi dan motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dan keaktivan siswa
dalam proses pembelajaran bertambah. Selain itu, menanamkan pada siswa
bahwa belajar sastra bukanlah suatu hal yang sulit serta membosankan
melainkan sesuatu yang menyenangkan sehingga motivasi belajar sastra siswa
meningkat.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru
terhadap model-model inovatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam menyusun rancangan pembelajaran, melaksanakan proses belajar
mengajar yang lebih inovatif dan memberi solusi atas kesulitan dalam
pembelajaran menulis puisi.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran pada sekolah dalam
rangka perbaikan cara belajar untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
peningkatan profesional guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERRPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
Pada bab II ini didiskripsikan mengenai variabel-variabel penelitian meliputi:
1) hakikat kemampuan menulis puisi 2) hakikat puisi, 3) hakikat model
Pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture.
1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi
Pembahasan tentang hakikat menulis diuraikan dalam empat bagian.
Keempat bagian terrsebut antara lain : (a) pengertian kemampuan; (b) pengertian
menulis; (c) tujuan menulis; (d) menulis kreatif sastra; (e) menulis kreatif puisi.
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan atau kompetensi adalah suatu keterampilan untuk
mengeluarkan sumber daya internal atau bakat dalam diri seseorang yang dapat
memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.Kemampuan atau
kompetensi diartikan sebagai suatu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2003: 5).
Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Bernard Weiner (2006: 73)
bahwa diskusi kompetensi, yang dilihat sebagai sinonim dengan kemampuan dan
sering menganggapnya struktur keseluruhan, dengan bagian atau komponen, yang
diukur dan digunakan untuk memprediksi belajar dan kinerja.
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sementara itu, hasil belajar atau pengalaman belajar dapat diistilahkan
sebagai keterampilan dan kemampuan (kompetensi). Kedua istilah ini selalu
tumpang tindih dalam penggunaannya. Ella Yulaelawati (2004: 16). menjelaskan
bahwa kemampuan merujuk pada pengetahuan fundamental, keterampilan, dan
pembawaan perilaku berkaitan pada keadaan seseorang dalam menunjukkan
pemilikan suatu kompetensi. Hal senada diungkapkan oleh Nurhadi dan Agus G.S.
(2003: 15) menyebutkan bahwa kemampuan (kompetensi) merupakan pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
Pengertian tentang kompetensi yang lain dikemukakan oleh Andrew J. Elliot
(2006: 5) kompetensi dapat didefinisikan sebagai kondisi atau kualitas efektivitas
kemampuan, kecukupan, atau keberhasilan.
Sesuai dengan hal tersebut, Mulyasa (2007: 215) menegaskan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar
dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu kompetensi seseorang dalam
penguasaan suatu aspek keterampilan mendengarkan , berbicara, membaca, dan
menulis. Senada dengan pendapat tersebut, dinyatakan oleh Oliver C. Schultheiss
(2006: 42) bahwa kompetensi adalah konsep yang multifaset dapat mengacu pada
keterampilan dan kemampuan seseorang yang telah dikembangkan, sejauh mana
orang tersebut efektif dalam dirinya atau transaksi dengan lingkungan, dan
bagaimana seseorang berhasil melakukan.
Berbagai definisi kemampuan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
lebih luas cakupan pengertiannya daripada keterampilan. Kemampuan ini lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mudah diukur dibandingkan dengan keterampilan. Selain itu, kemampuan
menggambarkan perilaku belajar yang terkini karena diadopsi sebagai model
kurikulum mutakhir, yaitu KBK 2004 dan KTSP.
Berdasarkan deskripsi berbagai teori atau konsep tentang kemampuan maka
dapat disintesiskan bahwa kemampuan (kompetensi) adalah sekumpulan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh
terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang.
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Selanjutnya Imron Rosidi
(2009: 2) mengatakan menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami pembaca dan
berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan
gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh
pembaca.Senada dengan pendapat tersebut Lasa (2005: 7) menyatakan bahwa
menulis merupakan proses menuangkan gagasan dan pemikiran dengan sistem
tertentu dalam bentuk tulisan.
Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu
siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Masih
menurut Imron Rosidi (2009: 3) dengan menulis, seseorang siswa mampu
mengkonstruk berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimiliki dalam bahasa tulis, baik
dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerpen, puisi dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik tersebut (Tarigan, 1986: 21). Pendapat tersebut menunjukkan
bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca.
Komunikasi terjadi apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang
grafik yang digunakan untuk menulis.
The Liang Gie ( dalam St. Y. Slamet, 2009: 28) menyamakan menulis dengan
mengarang. Diungkapkan menulis arti pertama ialah pembuatan huruf, angka, nama,
sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman
tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata sepadan
yang mempunyai arti sama dengan mengarang, Mengarang adalah segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif, karena keterampilan menulis lebih banyak menekankan pada penuangan
ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi sustu gagasan
alenia. Kegiatan kepenulisan di atas sangat terkait dengan penalaran. Penalaran
(reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju
pada suatu kesimpulan (Moeliono, dalam St.Y.Slamet, 2009: 97).
Keterampilan menulis Byrne (1979 dalam St.Y.Slamet, 2009: 98) pada
hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga
berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
melainkan keterampilan menulis adalah kemmapuan menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada
pembaca dengan berhasil. Keterampilan menulis menuntut kemampuan
menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu
gagasan. Keterampilan menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya
kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan
mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya
bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya (St.Y.Slamet, 2009: 107).
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks, yang
menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk
mengungkapkan gagasan atau pesan. Keterampilan menulis mencakup berbagai
kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat,
kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan
menggunakan gaya bahasa yang tepat, kemampuan memilih kata, dan sebagainya.
Senada dengan pendapat tersebut, Mary S. Lawrence yang dikutip oleh St.Y.
Slamet menyatakan bahwa menulis adalah mengkomunikasikan apa dan bagaimana
pikiran penulis. Lebih lanjut, menurut St.Y. Slamet (2009: 97) menulis adalah:
“Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.”
Diungkapkan pula oleh Atar Semi (1990: 8) bahwa menulis adalah
pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menulis membantu siswa belajar dengan meniru metode yang digunakan oleh penulis
professional (Winebrenner, Susan, 1996: 119).
Imron Rosidi (2009: 3) menyatakan bahwa fungsi dari menulis adalah sebagai
salah satu bentuk berpikir yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain
(pembaca) berpikir. Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh
karena pada prinsipnya, hasil menulis yang paling utama adalah dapat
menyampaikan pesan penulis yang dituangkan melalui tulisannya.
Berdasarkan deskripsi berbagai teori atau konsep tentang menulis dapat
disintesiskan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, berupa penuangan ide
atau gagasan yang mencakup berbagai kemampuan yang dituangkan melalui tulisan.
Menulis adalah kegiatan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dituangkan
dalam tulisan.
c. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menurut Tarigan
(2008:24) menulis mempunyai 4 tujuan , yaitu : untuk mengekspresikan diri,
memberikan informasi kepada pembaca, mengajak pembaca serta untuk
menghasilkan karya sastra. Sehubungan dengan kegiatan menulis itu mengemukakan
bahwa tujuan menulis secara umum adalah untuk menginformasikan, meyakinkan,
mengekspresikan diri, dan untuk menghibur.
Tujuan informasi terkait dengan kegiatan menggambarkan suatu peristiwa
atau pengalaman, menguraikan konsep, dan mengembangkan gagasan baru. Tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ekspresi terkait dengan kegiatan pengamatan terhadap orang, objek, tempat dan
mungkin memasukkan kegiatan memperkirakan serta menginterpretasikan sesuatu.
Tujuan menghibur ini sering digunakan untuk hiburan dan kesenangan, atau
sebagai kegemaran termasuk menulis puisi. Tujuan persuasif terkait dengan latar
belakang informasi, fakta, dan contoh-contoh untuk mendukung pandangan
seseorang dalam menulis puisi.
Berbeda dengan pendapat di atas, Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:
25-26) memaparkan tujuan menulis sebagai berikut: (1) Tujuan penugasan
(assigment purpose). Tujuan ini tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu hanya karena mendapat tugas untuk menulis. (2) Tujuan altruistik
(altruistic purpose). Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaaan para pembaca, ingin menolong pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup poembaca lebih
mudah, dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci
keterbatasan suatu tulisan. (3) Tujuan persuasif (persuasif purpose). Tulisan yang
bertujuan menyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang ditulis dan
diucapkan. (4) Tujuan Informasional (informational purpose). Tulisan yang
bertujuan memberikan informasi kepada pembaca. (5) Tujuan pernyataan diri (self-
expresif purpose). Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan
diri sang penulis kepada pembaca. (6) Tujuan kreatif (creative purpose). Tulisan
yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nila-nilai kesenian. (7) tujuan pemecahan
masalah (problem solving purpose). Tulisan yang bertujuan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tujuan menulis menurut Gorys Keraf (2001: 38) adalah untuk
mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran yang jelas dan efektif
kepada para pembaca. Sedangkan Dietch (2003: 4) mengungkapkan bahwa ada
tujuan umum dan tujuan khusus menulis.
Pada dasarnya sebuah penulisan ada kalanya tidak hanya mencakup satu
tujuan, karena sering terlihat tujuan-tujuan seperti yang telah disebut di atas
bertumpang tindih dalam satu tulisan. Bahkan seorang penulis bisa membuahkan
tulisan dengan tujuan-tujuan selain yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi, dalam
satu tulisan pasti ada satu tujuan yang dominan. Tujuan yang dominan itulah yang
memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut.
Imron Rosidi mengingatkan bahwa seorang penulis setidak-tidaknya
memperhatikan tiga hal dalam tulisan yaitu: (1) unsur informatif, (2) unsur
pendidikan, dan (3) unsur hiburan (2009: 4). Di halaman yang sama, disebutkan
bahwa sebuah tulisan yang baik harus disesuaikan dengan berbagai situasi, yaitu: (1)
tujuan penulis (perubahan yang diharapkan terjadi pada diri pembaca), (2) keadaan
dan tingkat kemampuan pembaca (kelompok usia, terpelajar/tidak terpelajar, pebinis
atau bukan), dan (3) keadaan yang terlibat dalam penulisan (waktu, tempat, kejadian
atau peristiwa, masalah yang memerlukan pemecahan, dan sebagainya).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa tujuan menulis
adalah untuk menginformasikan, menghibur, mengekspresikan diri, serta mampu
mengkomunikasikan ide ataupun pesan melalui tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Menulis Kreatif Sastra
Menurut Sarumpaet (dalam Tjahjono Widijanto, 2007: 68) mengemukakan
bahwa hakikat penulisan sastra adalah pengungkapan tabir dengan susunan kata yang
kaya dengan imajinasi. Menulis kreatif sastra merupakan kegiatan produksi dalam
apresiasi sastra yang dimulai dari proses membaca, merespon, menikmati lalu
mencipta.
Tjahjono (2007: 69) mengemukakan bahwa menulis kreatif merupakan
kegiatan yang dapat mendorong anak-anak untuk menggunakan segala yang telah
dimiliki seperti gagasan, kesan, perasaan, harapan, gambaran, dan bahasa yang
dikuasai. Menulis kreatif adalah pengungkapan pikiran yang mengalir dari pikiran
seseorang ke selembar kertas. Pendapat tersebut mengemukakan bahwa menulis
kreatif perlu dilatihkan kepada anak untuk dapat mengembangkan bakat dan potensi
dirinya.
Pada dasarnya menurut Rhodes (dalam Suwardi Endraswara 2003: 217-218)
ada empat proses kreatif dalam menulis, yaitu (1) preparasi (persiapan), yaitu tahap
pemunculan ide; (2) inkubasi, yaitu tahap pematangan atau pengolahan ide, atau
orang sering menyebut “pengeraman ide”; (3) iluminasi, yaitu tahap mengungkapkan
ide atau pengekspresian; (4) verifikasi, yaitu tahap untuk memacu kreativitas.
Menulis kreatif sastra sebagai kegiatan kreatif produktif mempunyai beberapa
manfaat. Percy (dalam Tjahjono, 2007: 68) mengemukakan enam manfaat menulis
kreatif sastra yaitu, (1) sebagai alat untuk mengungkapkan diri, (2) sebagai alat untuk
memahami, (3) sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan dan kebanggaan
diri, (4) sarana untuk meningkatkan kesadaran dan persepsi tentang lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
seseorang, (5) sarana untuk terlibat secara aktif dalam suatu hal, dan (sarana untuk
mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa).
e. Menulis Puisi
Dalam KBK yang kemudian disempurnakan dalam KTSP, kompetensi dasar
yang merujuk pada kemampuan menulis puisi juga diajarkan. Kegiatan menulis puisi
pada dasarnya adalah kegiatan yang bersifat produktif kreatif yang melalui sebuah
proses yang dinamakan proses kreatif.
Menulis kreatif puisi perlu dilatihkan kepada siswa agar dapat memiliki jiwa
yang peka dan dapat berempati dengan lingkungan. Menurut Endraswara (2003: 220-
223) penciptaan atau penulisan puisi dapat diawali dalam beberapa proses. Proses
tersebut adalah (1) penginderaan, (2) perenungan, (3) memainkan kata.
Banyak orang berpendapat bahwa menulis puisi hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang yang berbakat. Pernyataan ini tidak mutlak benar karena sejumlah
penyair menyatakan bahwa keberadaannya sebagai penyair adalah efek dari proses
kreatif dan latihan.
Bakat tidak ada artinya tanpa kreativitas dan latihan . Dalam pembelajaran
menulis puisi, tentunya siswa tidak langsung bisa melahirkan puisi yang berkategori
bagus. Pada awal-awal pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan dan
menemui hambatan. Di sinilah siswa perlu mendapat bimbingan dan latihan tahap
demi tahap, agar potensi kreativitas berkembang. Dengan demikian siswa mampu
mengembangkan kreativitasnya dalam menulis puisi dengan mempertimbangkan
aspek pribadi, motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Suwardi Endraswara mengemukakan ada enam langkah untuk berlatih
menulis puisi yang diberi nama Langkah Enam-M, yaitu (1) melatih tanggap
sasmita, (2) menangkap ilham, (3) memunculkan kata pertama, (4) mengolah kata,
(5) memberi vitamin, dan (6) menyeleksi kata (2007: 224-229).
Secara umum, kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis puisi
menurut Tjahjono (2007: 71) berupa (1) siswa mengalami kesulitan untuk
menemukan ide, (2) siswa kesulitan menemukan kata-kata pertama dalam puisinya,
(3) siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide puisi karena minimnya
kosa kata, (4) siswa kesulitan menulis puisi karena tidak atau belum terbiasa
mengemukakan perasaan, pemikiran, dan imajinasinya dalam puisi, dan (5)
terdapatnya teori yang salah kaprah dalam menulis puisi yang harus berangkat dari
tema.
Kendala-kendala tersebut muncul karena pada saat pembelajaran menulis
puisi, siswa lebih banyak diberikan ceramah tentang teori puisi bukan praktik
menulis puisi. Siswa belum diberi bimbingan dalam menulis puisi secara utuh,
runtut, dan bertahap, padahal pembelajaran menulis puisi perlu disikapi sebagai
sebuah proses dan juga sebagai produk. Barbara Howes (1973:79) menyatakan
bahwa menulis puisi memerlukan banyak waktu dan dituangkan dalam tulisan.
Sementara itu, J.V. Cunningham (1973: 83) berpendapat puisi dapat dianggap
dalam berbagai cara, salah satu cara kebiasaan berpikir itu kualitas puisi-puisi yang
ditulis.
Untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan optimal dalam
membelajarkan menulis sastra (puisi), yang dilakukan oleh guru adalah
“membumikan” tujuan kurikulum itu sehingga pengajaran menulis sastra tampil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dimata siswa sebagai sebuah kegiatan rekreatif, “main-main”, santai, rileks (Tjahjono
W., 2007: 72). Pendek kata ditumbuhkan lebih dulu pada diri siswa bahwa apresiasi
dan menulis sastra sebagai suatu pekerjaan yang gampang, santai, dan biasa-biasa
saja, serta semua yang nanti ditulis semuanya sah, dan tidak ada yang salah.
Demikian pula penafsiran dan pendapat yang diperoleh dari membaca sebuah teks
sastra benar dan syah-syah saja.
Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang menuntut
pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Ada saat-saat tertentu yang pengucapan
batin dengan puisi dan saat-saat lain yang menuntut pengucapan batin dengan bentuk
prosa. Bahasanya, selain indah juga padat, artinya kata-kata yang digunakan
mewakili banyak pengertian. Pilihan vokal atau konsonan juga sesuai dengan
estetika ( Herman J. Waluyo, 2005: 15).
Berdasarkan paparan tentang konsep menulis puisi dapat disintesiskan bahwa
menulis puisi merupakan kegiatan produktif kreatif melalui sebuah proses yang
dinamakan proses kreatif. Proses tersebut adalah (1) penginderaan, (2) perenungan,
(3) memainkan kata. Puisi diciptakan dengan bahasa yang indah dan dipadatkan.
2. Hakikat puisi
a. Pengertian Puisi
Definisi puisi sulit diberikan. Untuk memahami puisi biasanya diberikan
ciri-ciri karakteristik puisi dan unsur-unsur yang membedakan puisi dari karya sastra
yang lainnya(Herman J. Waluyo , 2010: 3). Namun jika harus memberikan definisi
puisi Herman J. Waluyo (2008:29) memberikan definisi puisi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
“Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya”.
Suminto A. Sayuti (2008: 3-4) menyatakan:
“Puisi adalah sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari pengalaman individu dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman-pengalaman tertentu pula dari dalam diri pembaca dan pendengar-pendengarnya”
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Rachmat Djoko Pradopo (2002 :
7) puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Pendapat tersebut
mengungkapkan bahwa puisi tidak hanya sebagai sarana mengekspresikan
pengalaman batin penyair yang paling berkesan, namun puisi juga kadang
mengungkapkan pengalaman batin orang lain yang paling berkesan tanpa disengaja.
Menurut McCaulay, Hudson (dalam Aminudin, 2010: 134) mengungkapkan
bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai
media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan
yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.
Sedangkan Conrad Aiken (1973: 7) mengatakan bahwa “Puisi selalu terus
mudah sejajar dengan pria yang bisa memperluas cakrawala kesadarannya, apakah
ke luar atau ke dalam. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
Puisi adalah bentuk yang paling tua. Puisi yang paling tua berbentuk
mantra (Herman J. Waluyo, 2008 : 1). Lebih lanjut dinyatakan puisi adalah karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi
yang padu dan pemilihan kata-kata kias (Imajinatif). Kata-kata betul-betul terpilih
agar memiliki kekuatan pengucapan. Bahasa puisi yang padat dan sarat muatan
makna tersebut memiliki kesamaan dengan pernyataan Volpe cit. Siswantoro, 2005 :
3) menurutnya “poetry is perhaps the most difficult kind of language”. Puisi
memiliki jenis bahasa yang tersulit sebab puisi menghendaki kepadatan
(compactness) dalam pengungkapan. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa bahasa
puisi adalah bahasa yang sulit. Bahasa puisi disebut bahasa yang sulit sebab bahasa
puisi mengakomodasi berbagai dimensi makna kehidupan manusia, misalnya tentang
cinta kasih, lingkungan, pesan moral. Hal tersebut senada dengan pendapat
Howes,Barbara (1973: 77) menulis puisi itu sulit, sulit untuk membuatnya menarik.
Berdasarkan pengertian puisi yang dikemukakan oleh para pakar di atas dapat
disintesiskan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dan mengekspresikan perasaan dengan bahasa yang dipadatkan, penuh makna dan
memiliki unsur-unsur keindahan (unsur fisik dan unsur batin )
Puisi terdiri dari dua unsure yaitu unsure-unsur fisik dan unsure-unsur batin
yang disebut bahasa dan isi atau tema dan struktur atau bentuk dan isi. Struktur fisik
adalah unsure-unsur yang dapat dilihat sedangkan unsure-unsur batin adalah unsure-
unsur yang dapat terlihat. Namun, keduanya bersifat padu dan tidak terpisahkan,
saling mengikat keterjalinan dan membentuk totalitas makna yang utuh.
b. Struktur Fisik Puisi
Struktur puisi atau disebut juga struktur lahir puisi dapat dilihat pada unsur-
unsur keindahan yang membangun puisi tersebut. Herman J. Waluyo(2008 : 82)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menjelaskan unsur-unsur itu merupakan kesatuan yang utuh. Unsur-unsur itu ialah :
diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah
puisi.
1) Diksi (Pemilihan Kata)
Diksi atau pilihan kata-kata yang dipergunakan dalam puisi tidak seluruhnya
bermakna denotative, tetapi lebih banyak pada makna konotatif atau konotasi.
Konotasi atau nilai tambah makna pada kata yang lebih banyak memberi efek bagi
para penikmatnya. Sedangkan kata-kata bermakna denotatif digunakan pada tulisan-
tulisan ilmiah. Jadi pilihan kata atau diksi sangat penting karena dapat mencerminkan
ruang, waktu, falsafah, nada, suadana, amanat suatu puisi dengan tepat.
Selanjutnya menurut Rachmat Djoko Pradopo (2010: 54) penyair ingin
mengekspresikan dengan ekspresi yang dapat menjelnakan pengalaman jiwanya
tersebut, untuk itu haruslah dipilih kata-kata setepatnya. Pendapat tersebut
mengisyaratkan bahwa seorang penyair akan memilih kata-kata yang tepat dan khas
sebagai cirinya untuk mengekspresikan pengalaman batinnya sehingga puisi yang
dihasilkan dapat menimbulkan efek puitis dan sugestif pada pembaca atau
penikmatnya. Contoh dalam larik-larik berikut ini :
1) Selembar daun jatuh 2) Selembar daun gugur 3) Selembar daun luruh 4) Selembar daun melayang
Kata jatuh, gugur, luruh, melayang memiliki makna yang tidak jauh berbeda.
Kata-kata itu dapat dipilih bergantung kepada perasaan yang ingin disampaikan.
Kata jatuh memberikan kesan perasaan akit. Kata gugur memberikan kesan
berkorban untuk orang banyak. Kata luruh memberikan kesan lembut, dan kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
melayang memberikan kesan mengalir pelan. Baris selembar daun jatuh dan
selembar daun gugur mungkin memiliki makna yang sama, tetapi perasaan yang
ditimbulkan berbeda.
Setiap penyair akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud
yang ingin diungkapkan dan efek puitis yang ingin dicapai. Menurut Herman J.
Waluyo (2008: 85) pemilihan kata-kata mempertimbangkan berbagai aspek estetik,
maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolut dan
tidak bias diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda
2) Pengimajian (Imagery)
Penyiar juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya.
Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau
mengkonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair. Diksi yang dipilih harus
menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret. ,memurut
Herman J. Waluyo (2008 : 91), pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian; kata
atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat,
didengar, dan dirasakan oleh pembaca atau penikmat sastra. Keindahan, kesedihan,
keceriaan dan sebagainya seakan dirasakan sendiri oleh pembaca. Pengimajian
memberi gambaran yang jelas pada pembaca. Gambaran atau lukisan yang tercipta
karena pilihan kata tepat sehingga mampu membangkitkan daya imaji pembaca.
Menurut Siswantoro (2010 : 49) Imagery biasa diartikan sebagai mental picture,
yaitu gambar, potret, atau lukisan angan-angan yang tercipta sebagai akibat dari
reaksi seorang pembaca pada saat ia memahami puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pengimajian melalui pilihan kata-kata atau susunan kata yang tepat akan
memberikan gambaran yang jelas dan dapat membangkitkan emosi pembaca.
Seorang penyair dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaannya dalam puisi. Dalam imajinasinya, pembaca akan
melihat, mendengar, dan dapat merasakan pengalaman batin penyairnya. Pernyataan
ini sesuai dengan pendapat Herman J. Waluyo (2008 ; 91), baris puisi itu seolah
mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang Nampak (imaji visual) dan
sesuatu yang dapat kita rasakan, raba, atau sentuh (imaji taktil).
3) Kata Konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karean itu,
itu kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena lebih
konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya. Penyair harus
mahir memperkonkret kata-kata, sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
atau merasakan apa yang dilukiskan oleh penyair. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Herman J. Waluyo (2008 : 94), dengan kata yang diperkonkret, pembaca
dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh
penyair.
Sebagai contoh kata-kata gadis kecil berkaleng kecil. Lukisan tersebut lebih
konkret jika dibandingkan dengan gadis peminta-minta. Untuk melukiskan dunia
pengemis yang penuh kemayaan, penyair menulis : Hidup dari kehidupan angan-
angan yang gemerlapan / gembira dari kemayaan riang. Untuk melukiskan
kedukaannya, penyair menulis : bulan diatas itu tak ada yang punya / kotaku
hidupnya tak punya tanda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Bahasa Figuratif (Majas)
Bahasa figuratif, majas atau gaya bahasa adalah cara penyair mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan keinginannya melalui kata-kata yang dipilihnya. Kata-kata
atau bahasa yang digunakan biasanya bermakna kias atau lambang. Gaya bahasa
dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Menurut Herman J. Waluyo
(2008: 96) bahasa figuratif menyebabkan puisi jadi prismatik artinya memancarkan
banyak makna, atau kaya akan makna.
(1) Kiasan (Gaya Bahasa)
Kiasan atau gaya digunakan untuk menciptakan efek lebih kaya, lebih efektif,
dan lebih sugestif dalam bahasa puisi. Menurut Jakob Sumardjo (1988: 127) gaya
bahasa adalah cara menggunakan bahasa agar daya ungkap atau daya tarik
bertambah. Ungkapan “ Gadis itu sangat cantik” kurang menarik. Ungkapan tersebut
lebih menarik jika “ Gadis itu sangat cantik seperti bunga mawar” Beberapa jenis
gaya bahasa yang biasa digunakan penyair adalah : metafora, perbandingan (Simile),
personifikasi, hiperbola, sinekdoke dan ironi.
(2) Pelambangan
Untuk memperjelas makna, nada dan suasana puisi agar mudah dipahami
pembaca, seorang penyair harus menggunakan lambang-lambang yang mengandung
arti tertentu sehingga menimbulkan daya sugestif pada puisinya. Menurut Herman J.
Waluyo (2008: 102). Pelambangan digunakan penyair untuk memperjelas makna
dan membuat nada dan suasana, sajak menjadi lebih jelas sehingga dapat menggugah
hati pembaca.
Penggunaan lambang dalam puisi akan memberikan kesan tersendiri dan
menambah keindahan dan daya tarik puisi tersebut. Banyak hal yang dapat dijadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
lambang tergantung pengalaman batin penyair, keadaan atau peristiwa apa yang akan
disampaikannya. Macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau peristiwa
apa yang digunakan oleh penyair untuk mengganti keadaan atau peristiwa. Ada
lambang warna, lambang benda, lambang bunyi, lambang suasana dan sebagainya.
5) Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)
(1) Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalisasi
atau orkestra. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.
(Herman J. Waluyo, 2008: 105). Demikian pula yang diungkapkan oleh Rachmat
Djoko Pradopo (2002: 22). Dalam puisi bunyi estetik, merupakan unsure puisi untuk
mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Pemilihan dan pengulangan ini sangat
membantu untuk membangkitkan perasaan indah dalam suasana puisi.
(2) Ritma
Ritma berasal dari bahasa Yunani rheo yang berarti gerakan-gerakan air yang
teratur, terus menerus, dan tidak putus-putus mengalir terus (Herman J. Waluyo2008:
110). Hal senada diungkapkan Siswantoro (2010: 62). Rhytm yang dialihbahasakan
menjadi ritme di dalam bahasa Indonseia mengacu kepada pengulangan bunyi
sehingga terjadi alun suara yang teratur. Herman J. Waluyo (2008: 110) kembali
mengemukakan pendapatnya bahwa ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan
juga berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat
(3) Metrum
Metrum adalah pengulangan tekanan kata yang tetap. Metrum sifatnya statis
(Herman J. Waluyo, 2008: 110). Metrum memiliki peran sangat penting dalam
deklamasi atau pembacaan puisi. Herman J. Waluyo (2008: 112) mengungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
bahwa suku kata dalam puisi biasanya diberi tanda, manakah yang bertekanan keras
dan bertekanan lemah. Namun karena tekanan kata bahasa Indonesia tidak
membedakan arti dan belum dibakukan, maka pembicaraab tentang metrum sulit
dilaksanakan dalam puisi Indonesia.
6) Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi adalah bentuk atau cirri penulisan sebuah puisi yang berbeda dari
karya sastra lainnya. Menurut Herman J. Waluyo (2008: 113) tipografi merupakan
pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak
membangun periodisitet yang disebut paragrap namun membentuk bait. Menurut
Aminudin (2010: 146) peranan tipografi dalam puisi, selain untuk menampilkan
aspek artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu.
c. Struktur Batin Puisi
Selain memiliki unsur-unsur fisik atau lahir, puisi juga memiliki unsur-unsur
batin. Menurut Herman J. Waluyo (2008: 119) struktur batin puisi mengungkapkan
apa yang hendak dikemukakan oleh penyair dengan perasaan dan nuansa jiwanya.
I.A. Richards (1976, dalam Herman J. Waluyo, 2008: 124) menyebut makna atau
struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi. Selanjutnya Herman J. Waluyo (2008:
124) menjelaskan ada empat unsur hakikat puisi, yakni: tema (sence), perasaan
penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone) dan amanat
(intention). Keempat unsur itu menyatu dalam wujud penyampaian bahasa penyair.
1) Tema Puisi
Tema dalam puisi adalah hasil pemikiran dan perasaan penyair. Hal ini dapat
merupakan hasil tanggapan atau perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dialami penyair. Menurut Herman J. Waluyo, tema adalah gagasan pokok (subject-
matter) yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu
begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan
pengucapannya (2008: 124). Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar
belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut. Herman J.
Waluyo (2008: 124) menegaskan, dengan latar belakang pengetahuan yang sama,
penafsiran-penafsiran puisi akan memberikan tafsiran tema yang sama bagi sebuah
puisi, karena tema puisi bersifat lugas, objektif dan khusus.
2) Perasaan (Feeling)
Perasaan atau feeling adalah bagian dari unsur-unsur batin sebuah puisi yang
berisi ungkapan batin penyairnya. Penyair mengekspresikan perasaannya melalui
kata-kata yang terpilih dan tersusun dengan tepat agar pembaca dapat menghayati
dan memaknai puisi-puisinya dengan tepat pula. Hal ini sesuai dengan pendapat
Herman J. Waluyo (2008: 140) dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati pembaca. Sebagai contoh berikut ini,
penyair Sanusi Pane mengungkapkan perasaan kagum kepada Ki Hajar Dewantara,
yang diumpamakan sebagai bunga teratai.
3) Nada dan Suasana
Nada adalah unsur batin puisi yang tidak tertulis secara eksplisit, namun
kehadirannya tidak bisa diabaikan. Nada merupakan bagian yang penting dalam
membangun sebuah puisi. Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Hal ini
sesuai dengan pendapat J. Waluyo (2008: 144) dalam menulis puisi, penyair
mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah bersikap menggurui,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menasehati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu
kepada pembaca.
4) Amanat (Pesan)
Dalam kehidupan ini banyak hal yang kita lihat dan alami. Hal-hal yang kita
lihat dan alami itulah yang menjadi pokok persoalan yang akan disampaikan penyair
melalui amanat dalam puisi-puisinya. Dalam menulis sebuah puisi, ada hal penting
yang akan disampaikan penyair kepada pembacanya. Hal yang dianggap penting tadi
adalah amanat atau pesan. Menurut Herman J. Waluyo (2008: 151) tujuan/amanat
merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat
tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan juga dibalik tema yang diungkapkan.
Menurut Rachmat Djoko Pradopo (2010:315) ada tiga aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengerti hakikat puisi. Pertama sifat seni atau fungsi seni, kedua
kepadatan, dan ketiga ekspresi tidak langsung. Puisi sebagai karya sastra, fungsi
estetiknya dominan dan di dalamnya ada unsure-unsur estetiknya, misalnya
persajakan, diksi, irama, dan gaya bahasa.Selanjutnya membuat puisi itu merupakan
aktivitas pemadatan. Yang dikemukakan dalam puisi hanyalah inti masalah.
peristiwa atau inti cerita. Puisi itu mengucapkan sesuatu secara tidak langsung, yakni
mengucapkan sesuatu hal dengan arti yang lain. Salah satu ekspresi atau pengucapan
tidak langsung dengan menggunakan kiasan.
Berdasarkan paparan konsep dan teori tentang hakikiat puisi dapat
disintesiskan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dan mengekspresikan perasaan dengan bahasa yang dipadatkan, penuh makna dan
memiliki unsur-unsur keindahan yang meliputi unsur fisik dan unsure batin. Unsur-
unsur tersebut yakni: diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figurative (majas),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
versifikasi, dan tata wajah puisi. tema (sence), perasaan penyair (feeling), nada atau
sikap penyair terhadap pembaca (tone) dan amanat (intention)
Menurut Burhan Nurgiyantoro (2010:486) tugas menulis sastra dimaksudkan
agar peserta didik mempunyai pengalaman penulisan kreatif. Dalam penulisan kreatif
kadang disikapi secara subjektif sehingga dimungkinkan adanya penafsiran berbeda.
Dalam bahasa sastra ada toleransi pelanggaran bahasa sepanjang itu mempunyai nilai
estetika. Sedangkan Barbara Howes (1973;79) menyatakan bahwa menulis puisi
memerlukan banyak waktu.
d. Penilaian Kemampuan Menulis Puisi
Penilaian menyeluruh dan berkelanjutan dalam Konsep Penilaian dari
Implementasi peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian proses dan
hasil belajar.
Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi dilakukan penilaian. Penilaian
adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil suatu kegiatan telah
sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetepkan ( Sarwiji Suwandi,2008:15).
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau
proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat
menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran.
Kemampuan menulis puisi dapat dilihat dari proses dan hasil puisi yang telah
ditulis oleh para siswa. Hasil puisi tersebut perlu dilihat dari aspek kelengkapan
struktur pembentuk puisi itu sendiri. Dalam hal itu Herman J. Waluyo (2010: 32)
mengatakan bahwa struktur dalam sebuah puisi terdiri dari dua struktur, yaitu (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
struktur batin puisi yang terdiri atas tema, nada, perasaan dan amanat. Kemudian
struktur yang lain (2) adalah diksi, pengimajinasian, kata konkret, majas, verifikasi,
dan tipografi puisi.Dari kedua jenis struktur tersebutlah dapat dijadikan aspek yang
dinilai dalam penulisan sebuah puisi.
Terkait dengan penilaian puisi tersebut dapat dimasukkan ke dalam jenis
penilaian produk, karena puisi merupakan produk yang dihasilkan oleh siswa.
Sarwiji Suwandi (2011:105) mengatakan bahwa penilaian produk adalah penilaian
terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Di sini produk adalah puisi.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.(Sarwiji
Suwandi, 2006 : 106 ) Cara analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan. Kemudian cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
Menurut Burhan Nurgiantoro (2010: 487) aspek yang dinilai untuk tugas
menulis puisi adalah:1) kebaruan tema dan makna; 2) keaslian pengucapan ;3)
kekuatan imajinasi ; 4) ketepatan diksi ; 5) pendayaan pemajasan dan citraan; 6)
respon afektif guru.( Nurgiyantoro,2010:487)
Pada penelitian ini, penilaian puisi akan dilakukan dengan model penilaian
produk dengan mempertimbangkan kriteria struktur pembentuk puisi dalam karya
sastra peserta didik. Respon afektif guru haruslah yang positif agar dapat
memberikan motivasi untuk menulis dan menulis. dengan tingkat capaian kinerja
menggunakan skala, misalnya 1 sampai dengan 5.
Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap konsep dan teori tentang
kemampuan menulis puisi di atas, maka dapat disintesiskan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pertama, menulis puisi merupakan kegiatan produktif kreatif melalui sebuah
proses yang dinamakan proses kreatif. Proses tersebut adalah (1) penginderaan, (2)
perenungan, (3) memainkan kata. Puisi diciptakan dengan bahasa yang indah dan
dipadatkan.
Kedua, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
mengekspresikan perasaan dengan bahasa yang dipadatkan, penuh makna dan
memiliki unsur-unsur keindahan yang meliputi unsur fisik dan unsure batin.
Ketiga, penilaian puisi dilakukan dengan model penilaian produk dengan
mempertimbangkan kriteria struktur pembentuk puisi dalam karya sastra peserta
didik. Struktur dalam sebuah puisi terdiri dari dua struktur, yaitu (1) struktur batin
puisi yang terdiri atas tema, nada, perasaan dan amanat. Kemudian struktur yang lain
(2) adalah diksi, pengimajinasian, kata konkret, majas, verifikasi, dan tipografi
puisi.Dari kedua jenis struktur tersebutlah dapat dijadikan aspek yang dinilai dalam
penulisan sebuah puisi.
Keempat, kemampuan (kompetensi) adalah sekumpulan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran,
perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang.
Berdasarkan paparan di atas dapat disintesiskan bahwa kemampuan menulis
puisi adalah sekumpulan pengetahuan,keterampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja
yang berpengaruh terhadap kegiatan yang mengungkapkan pikiran dan
mengekspresikan perasaan dengan bahasa yang dipadatkan, penuh makna dan
memiliki unsure-unsur keindahan (unsure fisik dan unsure batin ) dalam bentuk
tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
Pada bagian ini secara berturut-turut diuraikan kajian teori yang berhubungan
dengan (1) pengertian model pembelajaran; (2) pengertian model pembelajaran
kooperatif; (3) langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture; (4) kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture; (5) media gambar dalam
pembelajaran kooperatif tipe picyure and picture; (6) penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran menulis puisi.
a. Pengertian Model Pembelajaran
Sebelum memahami apa itu model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture dibahas terlebih dahulu pengertian pendekatan, metode, strategi, dan teknik.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang guru terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu
(Wina Sanjaya, 2006 : 125). Dilihat dari pendekatannya, di dalam pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu : pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan
ke dalam strategi pembelajaran. Kemp (dalam Wina Sanjaya, 2006 : 124)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran
dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu..
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya : ceramah; demonstrasi,
diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, mind
mapping dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dkemas dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
spesifik (Wina Sanjaya, 2006 : 125). Misalnya, penggunaan metode ceramah pada
kelas dengan jumlah siswa yang relative banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada
kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong
aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, gurupun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam coordinator metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual
(Wina Sanjaya, 2006 : 125). Misalnya, ada dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselinggi dengan
humor, sementara yang satunya lagi kurang diselingi humor, tetapi lebih banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menggunakan alat bantu elektronik karena dia sangat menguasai bidang itu. Dalam
gaya pembelajaran akan tampak keunikan dari setiap guru, sesuai dengan
kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam
taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model pembelajaran (Akhmad Sudrajat, 2008 : 3).
Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Sugiyanto (2008: 7)
mengetengahkan model pembelajaran inovatif yaitu : (1) model pembelajaran
kontekstual; (2) model pembelajaran kooperatif; (3) model pembelajaran quantum;
(4) model pembelajaran terpadu; (5) model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (2005: 14), ada dua perspektif teoritis utama yang
berhubungan dengan pembelajaran kooperatif yakni motivasi dan kognitif. Teori
motivasi pembelajaran kooperatif menekankan insentif siswa untuk melakukan
pekerjaan akademis, sementara teori-teori kognitif menekankan efek dari bekerja
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Teori motivasi berkaitan dengan fokus pembelajaran kooperatif pada
penghargaan dan struktur tujuan. Salah satu elemen dari pembelajaran kooperatif
adalah saling ketergantungan yang sifatnya positif, siswa melihat bahwa keberhasilan
atau kegagalan mereka terletak dalam kerja sama sebagai kelompok. Dari perspektif
motivasi, “struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi satu-satunya cara anggota
kelompok dapat mencapai tujuan pribadi masing-masing anggota kelompok adalah
jika kelompok itu berhasil” (Slavin, 2005: 14). Oleh karena itu, dalam rangka untuk
mencapai tujuan pribadi mereka, siswa cenderung mendorong anggota dalam
kelompok untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam membantu kelompok itu
agar berhasil dan membantu satu sama lain antara anggota kelompok dalam
melaksanakan tugas kelompok (Rosini B. Abu, 1997)
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen ( Rusman, 2002: 266 ).
Senada dengan pendapat tersebut Trianto (2007: 41) menyatakan bahwa
pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktif adalah kooperatif. Pembelajaran
kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa
secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja
dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang
disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai
ketuntasan belajar.
Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh
karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
cooperative learning karena mereka beranggapan telah biasa melakukan
pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun
sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan cooperative learning, seperti
dijelaskan Yatim Riyanto (2010: 266) bahwa “pembelajaran cooperative learning
dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat
mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.”
Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 89) menyatakan, “ Belajar kooperatif
adalah konsep yang lebih luas, yang meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.”
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic communication).
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membelajarkan kecakapan akademik (academic Skill), sekaligus keterampilan social(
social skill ) termasuk interpersonal skill. (Yatim Riyanto, 2010 : 267). Dalam sistem
belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya
sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar
bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan
dengan cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. (Wina Sanjaya,
2006:239) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu pendekatan
yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Senada dengan pendapat di atas Cruickshank,et al, (1999: 205) menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan prosedur instruksional di mana peserta didik bekerja bersama dalam
kelompok kecil dan dihargai atas prestasi kolektif mereka.
Ricard I. Arends (1997: 112) menyatakan bahwa efek penting kedua dari
model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang lebih luas dari orang yang
berbeda berdasarkan, budaya ras, kelas sosial, kemampuan, atau kekurangan.
Strategi pembelajaran cooperative merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi
pembelajaran kooperatif, yakni : (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2)
adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam
kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan bardasarkan atas :
(1) minat dan bakat siswa, (2) latar belakang kemampuan siswa, (3) perpaduan antara
minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa.
Sementara Lie dalam Sugianto, (2008 : 38-39), mengemukakan lima unsur
dasar model Cooperative learning , yaitu: (1) ketergantungan yang positif, (2)
pertanggung jawaban individual, (3) kemampuan bersosialisasi, (4) tatap muka, dan
(5) evaluasi proses kelompok.
Ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk kerjasama yang sangat erat
kaitan antara anggota kelompok. Kerjasama ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada
kesuksesan anggotanya.
Maksud dari pertanggungjawaban individual adalah kelompok tergantung
pada cara belajar perseorangan seluruh anggota kelompok. Pertanggung jawaban
memfokuskan aktivitas kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap menghadapi aktivitas lain
dimana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok. Kemampuan
bersosialisasi adalah sebuah kemampuan bekerja sama yang dapat digunakan dalam
aktifitas kelompok. Kelompok tidak berfungsi secara efektif jika siswa tidak
memiliki kemampuan bersosialisasi yang dibutuhkan.
Selama belajar secara koopertif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya
selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan ketrampilan – ketrampilan khusus
agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi
pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik,
berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakanuntuk diajarkan.
Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok mencapai ketuntasan
materi yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompok untuk
mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok
ada yang belum menguasai materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan
membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa
untuk berintraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
Jadi, dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa
ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah
tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan
dengansesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah
(Rusman, 2011: 202).
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok.
Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak
harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama
siswa lainnya.pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif dari pada
pembelajaran oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar
Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
Guru membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
Adanya akuntabilitas individual yan mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar dan anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya homogen
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing
Keterampilan social yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.
Keterampilan social sering tidak secara langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok.
Pemantauan melalui oriservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
Guru memperhatikan secara prose Guru sering tidak memperhatikan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
kelompok yang terjad dalam kelompok-kelompok belajar.
kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Sumber: Trianto, 2007 :44
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan
yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata social, kemampuan, ras,
budaya dan agama, strata social, kemampuan, dan ketidakmampuan (Trianto, 2007:
44). Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-
tiugas bersama, dan melalui struktur penghargaan kooperatif,belajar untuk
menghargai satu sama lain.
Sebagaimana model-model pembelajaran lain, model pembelajaran
kooperatif memiliki langkah-langkah, dan lingkungan belajar dan sistem pengelolaan
yang khas.Terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah – langkah itu ditunjukkan pada
tabel 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 2. Langkah – langkah Model Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin di capai pada pelajaran tersebut dan memotifasi siswa belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber: Agus Suprijono (2011: 65)
Berdasarkan konsep dan teori di atas dapat disintesiskan bahwa pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif tersebut
memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur
pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif ( Agus Suprijono, 2011: 125). Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya
mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-
keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif
ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja
dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar kelompok. Pembelajaran
ini memiliki ciri aktif, inovatif dan menyenangkan.
Model pembelajaran Picture and Picture mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pembelajaran. Gambar – gambar ini menjadi faktor utama dalam
proses pembelajaran ini. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik berupa kartu maupun bentuk yang
lebih besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan IT dapat menggunakan Power
Point atau software lainnya.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture (Agus
Suprijono, 2011: 125 )
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. 4. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian mengurutkan
gambar-gambar. 5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan urutan gambar tersebut guru menanamkan konsep atau materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan atau rangkuman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d. Media Gambar dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and
Picture
1) Pengertian Media Gambar
Kata “media” berasal dari Bahas Latin, yakni medium yang secara
harfiahnya berarti “tengah”, “pengantar” atau “perantara”. Kata “tengah” itu sendiri
berarti berada di antara dua sisi. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak
maupun audio visual serta peralatannya (Asosiasi Pendidikan Nasional dalam Arief
S. Sadiman, 2007 : 6 ).
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim keapada penerima pesan. Gerlach & Ely (1980) dalam Arsyad mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Arsyad, 2008: 3).
Media gambar merupakan salah satu bentuk perantara yang digunakan untuk
menyampaikan ide. Sehingga, ide, pendapat, atau gagasan yang disampaikan itu bisa
sampai pada penerima melalui perantara gambar tersebut.
Media gambar juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena media gambar sangat efektif digunakan oleh pengajar dalam
mengajarkan Bahasa Indonesia khususnya mengembangkan kemampuan menulis
narasi. Selain itu, dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal,
mengonkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Media gambar
dapat membuat sisa menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya
degan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan kata-kata. Media dapat digunakan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief S.
Sadiman, 2007 : 6).
Agar penggunaan media gambar dapat maksimal, guru dalam memilih
gambar haruslah mengetahui kriteria dasar media gambar yang baik. Kriteria dasar
dalam memilih gambar yang baik adalah sebagai berikut:
a) Keaslian gambar, yakni gambar bisa menunjukkan situasi yang sebenarnya
seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.
b) Kesederhanaan, yakni gambar yang tidak membuat siswa menjadi bingung
dan tidak tertarik dengan gambar tersebut (Arief S.Sadiman , 2007: 27).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan media
yang berbentuk gambar dan dalam pemilihannya mengutamakan keaslian dan
kesederhanaan gambar, agar dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreativitas dalam bercerita,
dramatisasi, bacaan, penulisan, serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-
ingat isi materi.
2) Karakteristik Media Gambar
Arti penting media gambar dalam proses pembelajaran adalah memudahkan
siswa dalam memahami materi, tetapi dalm penggunaan media gambar perlu
pemahaman karakteristik media gambar tersebut. Media gambar memiliki
beberapa karakteristik tertentu, antara lain: (1) Gambar adalah media yang
berbentuk dua dimensi; (2) Gambar ialah medium yang “diam”; (3) Gambar datar
dapat memberi kesan gerak;(4) Gambar datar menekankan gagasan pokok dan
impresi; (5) Gambar datar memberi kesempatan untuk diamati rinciannya secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
individual; (6) Gambar datar dapat digunakan untuk berbagai macam mata
pelajaran dan objek.
Setiap guru hendaknya mengetahui media pembelajaran yang mana yang
dapat mencapai hasil paling baik dalam situasi pembelajaran yag diharapkan.
Untuk itu, guru harus mengenal secara tepat kekuatan serta kelemahan dari setiap
media pembelajaran yang akan digunakan.
3) Kekuatan dan Kelemahan Media Gambar
Beberapa kekuatan yang dapat diperoleh dari media gambar dalam
hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, antara lain: (1) Mudah dimanfaatkan
karena bersifat praktis; (2) Harganya relatife lebih murah; (3) Bisa dipergunakan
dalam berbagai disiplin ilmu; (4) Dapat menerjemahkan konsep atau gagasan
yang abstrak ( Nana Sudjana, 2005: 71).
Selain memiliki beberapa kekuatan, media gambar juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain: (1) Mempunyai ukuran yang sangat terbatas untuk tujuan
pembelajaran kelompok besar, kecuali jka gambar tersebut diproyesikan melalui
OHP; (2) Mempunyai bentuk dua dimensi yang menyebabkan sulit untuk
melukiskan bentuk yang memiliki dimensi tiga; (3) Tidak memperlihatkan gerak,
tapi beberapa gambar seri yang disusun secara berurutan dapat memberikan kesan
gerak (Sudjana, 2005: 72).
4) Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
and Picture
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa model pembelajaran Picture and Picture
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar – gambar
menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran ini. Sehingga sebelum proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik berupa
kartu maupun bentuk yang lebih besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan IT
dapat menggunakan Power Point atau software lainnya.
Kedudukan media dalam proses belajar mengajar tidak dapat berdiri sendiri.
Media dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menerima
suatu pesan dengan jelas. Maka, media gambar tersebut harus benar-benar sesuai
dengan tujuan yang diinginkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik.
Selain memerhatikan segi keaslian gambar dan kesederhanaan sebuah
gambar, ada beberapa kriteria dalam memilih gambar-gambar yang memenuhi
persyaratan bagi tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru hendaknya menetapkan
kegunaan gambar secara relatif memadai, dan memilihnya yang terbaik untuk tujuan
khusus penangajaran.
Dalam memilih gambar untuk digunakan sebagai media, ada lima kriteria
untuk tujuan pengajaran, yakni:
a) Gambar harus memadai untuk tujuan pengajaran, artinya media tersebut
pantas untuk tujuan pengajaran, yaitu harus menampilkan gagasan, bagian
informasi atau satu konsep jelas yang mendukung tujuan serta kebutuhan
pengajaran.
b) Gambar harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu, misalnya ganbar
yang baik itu cukup melukiskan daerah pemukiman kumuh hendaknya
menekankan kesan jorok, kotor, yang menggambarkan lingkungan yang tidak
sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c) Gambar untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas sehingga
tampak jelas ke seluruh siswa.
d) Validitas gambar, yaitu gambar yang representatif dari bidang studi tertentu
yang menampillkan pesan yang benar menurut ilmu dan merupakan gambar
yang tepat untuk maksud pengajaran yang sahih.
e) Menarik perhatian siswa, yaitu gambar yang cenderung diminati oleh siswa
(Nana Sudjana, 2005: 74-75).
Jenis-jenis media gambar
a) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
struktur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis dan lain sebagainya.
b) Media audio-visual, yaitu jenis media yang selain mengandung struktur suara
juga mengandung struktur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan menarik.
Dalam pembelajaran menulis puisi dengan model kooperatif tipe picture and
picture, peneliti akan menyediakan beberapa gambar, sehingga gambar bisa dilihat
oleh semua siswa tanpa takut akan ada siswa yang tidak bisa menjangkau untuk
melihat gambar tersebut. Penelitian ini akan menggunakan gambar dua dimensi yang
di dalamnya tidak mengandung gagasan yang kompleks. Diantaranya gambar
pemandangan alam, gambar pantai, gambar peristiwa alam, gambar pahlawan dan
sebagainya. Gambar yang akan digunakan dalam penelitian ini gambar yang hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menampilkan satu gagasan saja sehingga siswa tidak bingung dalam membaca pesan
yang ingin disampaikan gambar tersebut. Dengan demikian, siswa akan menjadi
lebih mudah dalam mengidentifikasikan gambar tersebut ke dalam tulisan puisi
mereka. Selanjutnya jika siswa belum terangsang daya imajinasinya dengan gambar
visual maka pada tahap berikutnya akan digunakan gambar audio visual agar siswa
lebih dapat merasakan keindahan alam atau peristiwa yang dilihatnya.
e. Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture
Keunggulan dari model pembelajaran Picture and Picture antara lain (1) guru
dengan metode inovatif ini akan mudah mengetahui kemampuan siswa; (2) melatih
siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi gambar-gambar;
(3) mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran; (4) siswa lebih berkonsentrasi
serta mengasyikkan karena tugas yang diberikan guru berkaitan dengan permainan
sehari-hari yang berupa gambar;(5) adanya saling berkompetensi antar kelompok
dalam menyusun gambar sehingga suasana kelas semakin hidup;(6) menarik bagi
siswa dikarenakan melalui media gambar.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture diantaranya
(1) guru harus banyak mempersiapkan alat dan bahan yang berhubungan dengan
materi yang diajarkan; (2) guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyajikan
gambar sehingga mendorong motivasi siswa untuk belajar aktif; (3) kadang ada
siswa yang pasif jika tidak dipanggil namanya (diperhatikan) oleh pengajar; (4)
model ini memakan banyak waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
f. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture dalam
Pembelajaran Menulis Puisi
Kemampuan menulis siswa tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus terus
dibina dan dikembangkan untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik, komunikatif
dan menarik. Hal ini dapat dilaksanakan oleh guru secara aktif dan terus-menerus
dengan cara latihan-latihan dan praktik menulis yang teratur dan berkelanjutan.
Kompetensi dasar yang merujuk pada kemampuan menulis puisi dalam
silabus KTSP juga diajarkan di SMP. Kegiatan menulis puisi pada dasarnya adalah
kegiatan yang bersifat produktif kreatif melalui sebuah proses yang dinamakan
proses kreatif. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia menurut KTSP untuk siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP) adalah menulis sastra, yaitu mengungkapkan keindahan alam dan
pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi (BSNP, 2006: 21)
Proses kreatif menuntut hubungan pengajar dengan peserta didik tetap wajar.
Bukan hubungan struktural seperti pengajar-peserta didik yang kaku ( Suwardi
Endraswara, 2003: 217). Karena itu, tugas pengajar dalam proses kreatif adalah: (1)
memberi motivasi; (2) menekankan prinsip konteks, yaitu menyelidiki perasaan
peserta didik, sikap dan keterampilan mereka ; (3) memperhatikan prinsip sosialisasi,
yaitu melatih pesrta didik untuk bekerja sama dalam proses.
Banyak orang berpendapat bahwa menulis puisi hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang yang berbakat. Pernyataan ini tidak mutlak benar karena sejumlah
penyair menyatakan bahwa keberadaannya sebagai penyair adalah efek dari proses
kreatif dan latihan. Sedangkan Eberhart,Richard (1973: 26) mengatakan bahwa,
seorang penyair adalah orang normal dengan kekuatan kreatif berlimpah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Bakat tidak ada artinya tanpa kreativitas dan latihan . Dalam pembelajaran
menulis puisi, tentunya siswa tidak langsung bisa melahirkan puisi yang berkategori
bagus. Pada awal-awal pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan dan
menemui hambatan. Di sinilah siswa perlu mendapat bimbingan dan latihan tahap
demi tahap agar potensi kreativitas berkembang. Dengan demikian siswa mampu
mengembangkan kreativitasnya dalam menulis puisi dengan mempertimbangkan
aspek pribadi, motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, agar siswa memiliki kemampuan menulis puisi
perlu diberikan pelatihan yang cukup. Karena pada dasarnya menulis adalah suatu
keterampilan yang harus dicoba dan dipraktikkan. Dengan banyak berlatih, siswa
akan lebih berani mencoba untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi,
pengalaman, dan ide-ide kreatifnya secara tertulis.
Dalam proses pembelajaran saat ini, masih banyak guru yang melaksanakan
pembelajaran dengan cara konvensional. Padahal dengan pendekatan konvensional
proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi-
informasi yang diberikan oleh guru dan latihan mengerjakan soal-soal (drilling).
Akibatnya proses pembelajaran dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan, tidak
menarik dan membuat siswa tidak tertantang untuk mengemukakan gagasan,
sehingga berakibat pada aktivitas dan kreativitas belajar siswa yang rendah. Oleh
karena itu, dipandang perlu digunakan model pembelajaran yang akan membuat
siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu model
pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture. Penerapan model pembelajaran ini dikondisikan untuk memberi ruang gerak,
kebebasan, kepada siswa untuk lebih banyak bereksperimen dengan pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
mereka serta mengeksplorasikannya dalam bentuk pengalaman-pengalaman yang
dapat dikemukakannya dalam bentuk menulis puisi.
Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan
dengan cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Wina Sanjaya, 2006:
239). mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu pendekatan yang
menekankan kerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada prinsipnya
pembelajaran secara berkelompok dengan rangsangan gambar-gambar. Gambar di
sini dapat berupa gambar pemandangan alam atau gambar-gambar yang terkait
dengan peristiwa-peristiwa tertentu. Berdasarkan rangsangan gambar tersebut siswa
secara berkelompok menuangkan ide dalam bentuk kata-kata. Selanjutnya siswa
dibimbing untuk merangkai kata- kata tersebut menjadi sebuah puisi secara
kolaborasi. Setelah siswa mempunyai pengalaman menulis puisi secara kolaborasi
selanjutnya siswa dibimbing untuk menulis puisi sendiri. Aspek visual yang berupa
gambar diperlakukan sebagai stimulus yang dapat menghadirkan imaji visual (visual
image) dan imaji-imaji yang lain yang diharapkan dapat direspon siswa berupa
produk puisi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bruce Joyce et al (2009: 158) bahwa konsep
awal penggunaan gambar sebagai stimulus bagi pengalaman berbahasa perlu
dikembangkan untuk diterapkan dalam seni-seni berbahasa, khususnya untuk melatih
para pembaca pemula membaca dan menulis dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Menulis kreatif puisi perlu dilatihkan kepada siswa agar dapat memiliki jiwa
yang peka dan dapat berempati dengan lingkungan. Menurut Sutedjo Kasnadi (2008:
34) menulis puisi biasanya berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut: (1)
pencarian ide atau ilham; (2) pemilihan tema; (3) pemilihan aliran; (4) penentuan
jenis puisi; (5) pemilihan diksi (kata) yang padat dank has; (6\0 pemilihan permainan
bunyi; (7) pembuatan larik yang menarik; (8) pemilihan pengucapan; (9)
pemanfaatan gaya bahasa; (10) pembaitan yang memiliki satu subject master; (11)
pemilihan tipografi; (12) pemuatan aspek psikologis; (13) pemuatan aspek
sosiologis; (14) penentuan tone dan feeling dalam puisi; (15) pemuatan pesan
(meaning),dan (16) pemilihan judul yang menarik.
Andayani (2008: 45-46) aktivitas menulis dapat dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut. (a) Tahap Persiapan (prapenulisan),rumuskan masalah, menentukan
fokus, mengolah informasi ini meliputi menyiapkan diri, mengumpulkan informasi,
merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan
refleks(b) Tahap Inkubasi adalah tahapan ketika pembelajaran memroses informasi
yang dimilikinya sedemikian rupa sehingga mengantarkannya pada ditemukannya
pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya.(c) Tahap Iluminasi pada tahap
ini, apa yang dituliskan akan diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai fokus
tulisan.Tahap mengungkapkan idea tau pengekspresian. (d) Tahap Verifikasi pada
tahap ini disamping membandingkan puisi karya orang lain, verifikasi juga dapat
dilakukan dengan cara membahas dan mendiskusikannya dengan orang lain untuk
mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dalam pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran kooperatif
tipe picture and picture menggunakan langkah –langkah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
4. Guru membagi kelompok ,tiap kelompok 3-4 orang
5. Guru menunjuk atau memanggil wakil kelompok bergantian mengurutkan
gambar-gambar.
6. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
7. Dari alasan urutan gambar tersebut guru menanamkan konsep atau materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni menyusun puisi
berdasarkan rangsangan gambar tersebut.
8. Siswa secara berkelompok menyusun sebuah puisi, kemudian hasil puisi
ditempel di papan tulis depan untuk dicermati pemilihan diksi dan
rimanya, majas, tipografi serta unsure batin puisi.
9. Siswa secara perorangan membuat puisi berdasarkan gambar-gambar lain
yang diperlihatkan guru.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sebagai
alternatif pembelajaran menulis puisi diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk
menuangkan ide dalam bentuk puisi dan diharapkan mengurangi kejenuhan siswa
dalam mengikuti pelajaran dan melatih peserta didik untuk bekerja sama dalam
proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Konsep pembelajaran menurut Mulyasa (2003: 100) pada hakikatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan sekolah atau kelas agar
kondusif untuk menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Moh. Uzer Usman (2005: 4),
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dengan demikian kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dalam proses
interaksi antara guru dan siswa. Dalam hal ini, penilaian kualitas proses
pembelajaran diukur berdasarkan kinerja guru dan kinerja siswa selama proses
pembelajaran. Aspek pengamatan terhadap kinerja guru meliputi: (1)
prapembelajaran; (2) membuka pembelajaran; (3) kegiatan inti, yakni, penguasaan
materi pelajaran, penguasaan kelas dalam pembelajaran, penggunaan model
pembelajaran, pembelajaran yang menantang dan mengacu pada keterampilan
sisiwa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, (4) kegiatan menutup
pelajaran ( tertuang dalam lampiran 10)
Lembar observasi/ pengamatan yang digunakan untuk mengamati segala
aktivitas atau kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran meliput: (a)
kinerja siswa ketika bertanya jawab dan memperhatikan penjelasan guru tentang
pengetahuan puisi, (b) kinerja siswa ketika mengikuti pembelajaran secara aktif ,(c)
kinerja siswa dalam mendiskusikan unsur-unsur pembangun puisi; (d) kinerja siswa
menulis larik- larik puisi secara kelompok tentang keindahan alam maupun secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
individu; (e) kinerja siswa ketika mengungkapkan secara lisan hasil penulisan puisi
yang ditugaskan oleh guru pada forum diskusi kelompok dan merefleksi
pembelajaran.
Berdasarkan deskripsi konsep dan teori tentang model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture dapat disintesiskan sebagai berikut.
Pertama, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
Kedua, pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran
kooperatif tersebut memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan
dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan
pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam
kelompok, di mana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan
positif dalam belajar kelompok.
Ketiga, Model Pembelajaran Picture and Picture mengandalkan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar – gambar ini menjadi faktor
utama dalam proses pembelajaran ini. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru
sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik berupa kartu maupun bentuk
yang lebih besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan IT dapat menggunakan
Power Point atau software lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Keempat, media gambar merupakan media yang berbentuk gambar dan
dalam pemilihannya mengutamakan keaslian dan kesederhanaan gambar, agar dapat
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan
pernyataan kreativitas dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, serta
membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi.
Kelima, kualitas proses pembelajaran dapat diketahui dalam kinerja siswa
dan kinerja guru selama proses pembelajaran.
Akhirnya, berdasarkan beberapa butir pokok pikiran di atas dapat dirumuskan
konstruk pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada prinsipnya
pembelajaran secara berkelompok dengan rangsangan gambar-gambar.. Berdasarkan
rangsangan gambar tersebut siswa secara berkelompok menuangkan ide dalam
bentuk kata-kata. Selanjutnya siswa dibimbing guru untuk merangkai kata- kata
tersebut menjadi sebuah puisi secara kolaborasi. Setelah siswa mempunyai
pengalaman menulis puisi secara kolaborasi selanjutnya siswa diharapkan mampu
menulis puisi sendiri
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Elfia Sukma,dosen Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang, dengan judul ” Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
Siswa Kelas V di SD Negeri Sumbersari III Malang Dengan Strategi Pemetaan
Pikiran “ Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan strategi pemetakan
pikiran telah mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa di SD
Sumbersari III Malang, dengan hasil (a) pada tahap pemunculan gagasan, siswa telah
mampu memunculkan gagasan yang akan dijadikan sebagai gagasan pokok,(b) tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pengembangan gagasan, siswa mampu mengembangkan gagasan secara rinci, logis,
menggunakan imaji dan gambar;(c)pada tahap penulisan, siswa telah mampu menulis
judul, menyusun kata, mengembangkan kata, mengembangkan menjadi puisi.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksakan ini
terletak pada penggunaan metode pembelajaran, dalam penelitian ini model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan subjek yang diteliti siswa SMP
Negeri 2 Gondang Sragen.
Penelitian relevan yang lain yang dilakukan oleh Tsailing Liang (2002:161)
dalam jurnal internasional yang berjudul Implementing Cooperative Learning in Efl
Teaching Process and Effects Studi ini menyatukan bidang pembelajaran kooperatif,
bahasa kedua akuisisi, serta kedua / asing pengajaran bahasa untuk menciptakan
sekolah yang optimal pengalaman bagi siswa SMP. Berdasarkan kesimpulan yang
diambil dari penelitian, pembelajaran kooperatif dengan demikian disarankan untuk
diintegrasikan ke dalam instruksi SMP Bahasa Inggris sebagai bagian dari Sembilan
Tahun.
Relevansi penelitian Tsailing Liang dengan penelitian ini pada pembelajaran
kooperatif, tetapi pennelitian ini pada menulis puisi SMP.
Penelitian yang dilakukan Mark Dressman (2010: 128) dalam jurnal
internasional yang berjudul Let’s Poem : The Essential Guide to Teaching Poetry in
a High-Stakes, Multimodal World ( Middle Through High School). Dalam penelitian
tersebut terkait dengan pembelajaran puisi bahwa cara menulis puisi bagi siswa dan
bagaimana mengoptimalkan puisi dengan teknologi mutakhir seperti internet.
Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini sama-sama meneliti menulis
puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Penelitian yang dilakukan oleh Rosini B. Abu. 2002 The Effects Of
Cooperatif Learning Methods on Achievement, Retenton. And Attitudes Of Home
Economics Students in North Carolina (2002).Uji Prestasi California skor dan nilai
semester pertama di kelas ekonomi rumah digunakan sebagai kovariat untuk
menyesuaikan perbedaan yang sudah ada sebelumnya mungkin antara kelompok.
Analisis multivariat kovarians tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
variabel dependen (prestasi dan retensi) antara metode-metode pengajaran yang
digunakan. Juga tidak ada perbedaan yang signifikan dalam sikap siswa terhadap
metode pengajaran.
Kesamaan penelitian di atas dengan penelitian ini sama-sama meneliti
pembelajaran kooperatif, perbedaannya penelitian tersebut tentang efek penggunaan
metode kooperatif sedangkan penelitian ini tentang penggunaan metode koopertif
dalam menulis puisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Suwardi (2011) berjudul “ Peningkatan
Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Denah pada
Siswa Kelas IV SD Gayam Sukoharjo” hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata
hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat menjadi 85,87 % pada siklus
III.Dan rerata kemampuan menulis deskripsi dari kondisi awal 68,44 pada siklus III
menjadai 76,88.
Relevansinya penelitian tersebut dengan penelitian ini sama-sama
menggunakan gambar.
Penelitian yang relevan yang lain, penelitian yang dilakukan The Poetry
Foundation commissioned the National Opinion Research Center (NORC) at the
University of Chicago”2008. sebagian hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pembaca puisi cenderung hidup aktif bergaul dan memimpin. Mereka mendengarkan
musik, membaca berbagai genre, menggunakan Internet, menghadiri acara budaya,
relawan, dan bersosialisasi dengan teman dan keluarga pada tingkat signifikan lebih
tinggi daripada non-pembaca puisi.
Kesamaan penelitian tersebut dangan penelitian ini sama-sama meneliti yang
berhubungan dengan puisi. Perbedaannya penelitian tersebut tentang pembaca puisi
sedangkan penelitian ini tentang menulis puisi.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis puisi kurang diminati siswa karena pembelajaran
tersebut dirasa sulit oleh sebagian siswa. Pada materi pembelajaran menulis puisi,
siswa hanya diberi teori-teori puisi tanpa pemberian pelatihan kemampuan menulis
sebuah puisi. Siswa cenderung pasif dan tidak produktif. Selain itu, guru tidak
menggunakan pembelajaran inovatif dan tidak menggunakan media. Hal ini
menjadikan siswa malas dan akhirnya tidak aktif dalam proses pembelajaran. Karena
itu, wajarlah bila kemampuan mereka dalam menulis sebuah puisi masih belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimun yang telah ditentukan.
Keadaan yang demikian merupakan masalah bersama untuk pemecahannya.
Salah satu cara pemecahan kesulitan pencapaian kriteria ketuntasan tersebut adalah
dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif. Pembelajaran yang
inovatif diharapkan mampu membuat guru lebih kreatif, siswa lebih aktif, dan
akhirnya lebih produktif dalam menghasilkan sebuah puisi.
Permasalahan yang muncul tersebut kemudian didiskusikan antara kolaborasi
guru dan peneliti. Setelah diskusi untuk pemecahan masalah, diputuskan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pembelajaran menulis puisi akan ditingkatkan dengan pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ialah
salah satu model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan siswa untuk
menulis sebuah puisi. Model ini secara umum dilakukan dengan berkelompok dan
menggunakan gambar-gambar. Dengan rangsangan gambar tersebut diharapkan
siswa dapat memunculkan ide-ide yang dapat dituangkan dalam puisi.
Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi diharapkan lebih aktif dan akhirnya
meningkat. Pelaksanaan proses pembelajaran diamati oleh peneliti, dan nantinya
dijadikan bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat kesuksesan pembelajaran. Bila
pembelajaran menulis puisi dinilai belum meningkat, dilakukan pembelajaran
kembali atau yang disebut dengan siklus II. Begitu seterusnya, hingga pembelajaran
dianggap berhasil (meningkat). Pembelajaran diharapkan meningkat bila kreativitas
bahasa dan penguasaan unsur struktur lahir dan struktur batin puisi tinggi, guru
mampu menerapkan model pembelajaran dengan baik serta siswa aktif dan
termotivasi dan mampu bekerja sama dalam pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa model pembelajaran
koopertif tipe picture and picture dapat membentuk kreativitas siswa dan membuat
siswa lebih produktif. Dengaan demikian, dapat diduga penerapan model
pembelajaran Koopertif tipe picture and picture dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang. Bagan kerangka berpikir
tersebut dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini ( halaman berikutnya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran tipe Picture
and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi
Kemampuan menulis puisi rendah
Kualitas proses pembelajaraan menulis puisi rendah
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
Siklus I
Siklus II
Terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam menulis puisi
Kondisi akhir setelah tindakan peningkatan hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi
Kondisi awal pembelajaran menulis puisi di kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang Kabupaten Sragen
Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
D. Hipotesis Tindakan
Berdasar kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir yang
sudah dipaparkan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
meningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi yang ditandai dengan
meningkatnya perolehan nilai pada pembelajaran menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 2
Gondang. SMP Negeri 2 Gondang merupakan salah satu SMP yang berada di
Kabupaten Sragen wilayah timur dari provinsi Jawa Tengah. SMP ini dapat
dikatakan sebagai SMP pinggiran, atau berbatasan dengan provinsi Jawa Timur.
Pemilihan lokasi dalam penelitian ini dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan
pertama ialah kemampuan siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang dalam menulis
puisi rendah. Kedua, tempat tersebut belum pernah digunakan untuk penelitian
sejenis. Hal ini dimungkinkan tidak adanya kesamaan penelitian tindakan.
2. Waktu Peneltian
Penelitian dengan objek materi menulis puisi ini dilaksanakan pada
semester kedua tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dimulai bulan Januari 2012
hingga bulan Juni 2012. Pada bulan Januari, peneliti mulai aktif di tempat penelitian.
Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan adalah sebagai berikut;
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No waktu kegiatan
Bulan Januari
2012 Februari
2012 Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
1. Persiapn survei awal sampai penyusunan proposal
x x x
a.seminar proposal penelitian
x
b.perevisian proposal penelitian
x
c.penyiapan instrumen dan alat,
x x x
d.Pengurusan izin penelitian
x
3. Pelaksanaan tindakan
Pengumpulan data
x x x x x x x
Siklus I x Siklus II x Siklus III x
6. Analisis data x x x x 7. Penyusunan
draf laporan x x x x
8.
9.
Revisi draf Laporan Ujian Tesis dan Revisi
x x x
x
x
x
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas VII C SMP Negeri 2
Gondang tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa kelas VII C sebanyak 32 anak, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Selain siswa, subjek
penelitian ialah guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas tersebut.
Kedudukan peneliti adalah sebagai perancang pembelajaran, pengatur
pelaksanaan refleksi dan diskusi balikan. Hasil diskusi digunakan untuk menentukan
langkah-langkah penelitian pada siklus berikutnya hingga mencapai tiga siklus.
Dalam hal ini penulis bertindak sebagai peniliti. Sebagai kolabolator peneliti bekerja
sama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII C.
C. Data dan Sumber Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya: (1) data hasil
menulis puisi siswa; (2) data pelaksanaan pembelajaran menulis puisi sebelum dan
sesudah menggunakan model pembelajaran menulis puisi; (3) data tentang
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas VII C; (4) data mengenai
pmbelajaran menulis puisi dan kesulitan yang dihadapi siswa; (5) RPP, Silabus, foto
kegiatan.
Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
(Moleong,1998 dalam Suharsimi Arikunto, 2010: 22 ). Ada beberapa sumber data
yang dijadikan sebagai sasaran penggalian dan pengumpulan data serta informasi
dalam penelitian ini. Sumber data tersebut meliputi:
1. Tempat dan Peristiwa Proses Pembelajaran Menulis Puisi
Data yang dikumpulkan yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran
menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture di kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Kabupaten Sragen, baik sebelum tindakan (survei awal) maupun saat dikenai
tindakan pada setiap siklusnya.
2. Informan
a. Guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Elis
Sutanti, S.Pd. Data yang dikumpulkan yaitu data tentang pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi yang dilakukan oleh guru di kelas VII C SMP
Negeri 2 Gondang, Kabupaten Sragen, hambatan-hambatan yang dihadapi
serta usaha-usaha yang ditempuh guru untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.
b. Siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gondang, Kabupaten Sragen.
Data yang dikumpulkan yaitu, data mengenai proses pembelajaran menulis
puisi serta kesulitan yang ditemui siswa saat menulis puisi.
3. Dokumen
Data yang dikumpulkan antara lain: rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), silabus, buku pelajaran, foto kegiatan pembelajaran menulis puisi, serta
hasil tes berupa puisi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
wawancara, analisis data, dan observasi.
1) Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang
proses pembelajaran. Informan dapat mengungkapkan kesulitan yang dialami oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
guru, kesulitan yang dialami siswa, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Selain itu, wawancara dapat menggali lebih dalam tanggapan tentang penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.
2) Analisis Data
Analisis dokumen dilakukan dengan cara menganalisis RPP, Buku paket yang
digunakan, lembar observasi siswa dan guru, daftar nilai, serta hasil wawancara.
3) Observasi
Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa segal peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu
(Sarwiji Suwandi, 2008: 46). Observasi langsung dipusatkan pada proses, hasil
tindakan, dan peristiwa yang melingkupinya. Sehingga, observasi dilakukan untuk
memantau proses dan hasil pembelajaran yang telah diberi tindakan. Observasi yang
dilakukan ialah observasi kepada siswa, observasi guru, dan observasi proses
pembelajaran. Hasil observasi dideskripsikan dan digunakan sebagai dasar acuan
siklus berikutnya.
E. Validitas Data
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian kualitatif. Demi
validitas data yang penulis peroleh, penulis lakukan dengan triangulasi. Triangulasi
di sini meliputi :
1) Triangulasi Sumber
Penulis melakukan penelitian dengan mencari data-data yang akan
dianalisis. Namun, demi validitas data yang penulis peroleh tersebut, penulis
membandingkan dengan data yang sama yang dilakukan oleh kolaborator. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
ketiga sumber data tersebut, penulis harapkan data lebih valid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Triangulasi Metode
Tidak hanya satu jenis data yang penulis analisis meski sudah melalui
kolaborator. Tetapi penulis meneliti kemampuan menulis siswa ini melalui
beberapa teknik, yakni: (a) observasi, penulis mengamati aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran, (b) wawancara, untuk memperoleh informasi secara
langsung dan mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
menulis puisi dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture,
(c) teknik tes, yakni dengan menugasi siswa untuk membuat tulisan atau menulis
puisi berdasarkan objek yang telah dilihat. Yang dianalis adalah nilai tes siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
dan nilai tes setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture sebanyak tiga siklus.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kritis
dan komparatif. Teknik analisis kritis ini berkaitan dengan data kualitatif. Sedangkan
analisis komparatif berkaitan dengan data kuantitatif.
Teknik Analisis kritis adalah analisis kritis yang berkaitan dengan data
kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dalam proses belajar mengajar berdasarakan
kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teori.( Sarwiji Suwandi, 2008 : 70)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dalam hal ini menganalisis kemampuan siswa dalam menulis puisi mencakup
kemampuan siswa untuk menentukan ide atau gagasan yang dijadikan topik dalam
penulisan puisi,.
Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni
membandingkan hasil antarsiklus. Hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir
setiap siklus. Rerata nilai kemampuan menulis puisi berkenaan dengan keindahan
alam pada kondisi sebelum tindakan, setelah suklus I, setelah siklus II, dan setelah
siklus III. Data yang berupa tes antarsiklus tersebut dibandingkan sehingga dapat
mencapai batas ketercapaian yang telah ditetapkan dalam indikator /keberhasilan.
Data yang sudah didapat hendaknya segera dianalisis agar dapat diketahui
hasilnya dengan cepat. Analisis data dapat dilakukan dengan cara analisis kritis
komparatif. Teknik analisis ini ialah dengan cara membandingkan data-data yang
menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Model ini terdiri dari tiga
tahap, yakni reduksi, paparan, dan penyimpulan hasil analisis data.
Tahap pertama ialah reduksi data. Data yang sudah terkumpul disederhanakan
dengan cara menyeleksi, mengelompokkan, dan mengorganisasikan data mentah
menjadi sebuah informasi yang bermakna. Kedua adalah paparan data atau upaya
untuk menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami. Paparan tersebut dapat
berupa paparan naratif, tabel, atau bentuk lain.
Tahap ketiga ialah penyimpulan hasil analisis data. Tahap ketiga ini merupakan
pengambilan intisari dari data yang telah diorganisasikan dalam bentuk yang
bermakna dan mudah dipahami. Setelah melakukan penyimpulan, maka dilakukan
refleksi dan perbandingan antara pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe pisture and picture. Refleksi dan perbandingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
secara kritis ini ditujukan untuk mengetahui tindak lanjut yang akan dilaksanakan
setelah siklus I.
G. Indikator Kinerja
Berdasarkan uraian teknik analisis data, penelitian yang berhasil ialah
penelitian yang hasilnya sama atau lebih dari indikator yang telah ditentukan.
Penelitian ini dianggap berhasil bila hasil dari pembelajaran mampu mencapai
indikator sebagai berikut.
a.siswa termotivasi mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture;
b. siswa mampu menulis puisi dan bekerja sama dalam kelompok;
c. ada peningkatan jumlah siswa yang mempunyai kemampuan menulis puisi.
Kemampuan menulis puisi siswa dinyatakan berhasil bila ketuntasan belajar
mencapai nilai 70 atau lebih sesuai dengan KKM yang telah ditentukan sekolah.
Secara garis besar, indikator kinerja yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini, yaitu paling sedikit 85% siswa memperoleh nilai 70 atau lebih sebagai
batas tuntas mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya kemampuan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4. Indikator Keberhasilan untuk Kemampuan Menulis Puisi
Aspek yang Diukur
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Presentase Target
Capaian
Indikator Keberhasilan
Ketuntasan Belajar (Hasil Pembelajaran menulis puisi)
Rendah
Tinggi
≥85%
Nilai Siswa Mencapai Standar Ketuntasan Minimal Untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Yaitu 70 Didasarkan Atas Aspek Penilaian Yang Meliputi: 1. kebaruan tema dan amanat. 2. Diksi dan kata konkret, 3.Majas dan citraan; 4. Nada dan suasana; 5. rima dan tipografi
(Nana Sudjana. ”Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, 2006: 62 )
H. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini melalui empat
tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar
observasi aktivitas guru. Instrumen-instrumen tersebut hendaknya dipersiapkan
secara matang sebelum melaksanakan penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat. Rencana pembelajaran tertuang dalam RPP. Peaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
pembelajaran lebih menekankan keaktivan siswa. Guru hanya berfungsi sebagai
fasilitator dan membantu siswa apabila menemukan kesulitan.
3. Observasi
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap observasi, peneliti mengamati perilaku siswa terhadap penerapan
model pembelajaran mengamati pemahaman masing-masing anak.
4. Analisis dan Refleksi
Data yang sudah terkumpul, pada akhirnya dianalisis dan direfleksi. Tahap
analisis dan refleksi dilaksanakan kegiatan mencatat hasil observasi, mengevaluasi
hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan untuk dan
berikutnya yang dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan
yang dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan teknik analisis dan perbandingan
antara hasil tindakan dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. Jika hasil dari
analisis dan perbandingan menunjukkan hasil tindakan sama atau lebih baik dari
indikator, penelitian ini dianggap berhasil. Jika hasil lebih jelek, penelitian ini belum
berhasil dan selanjutnya dilakukan perbaikan dengan cara melaksnakan siklus
berikutnya begitu seterusnya hingga mencapai indikator yang ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Berikut adalah bagan prosedur Penelitian Tindakan Kelas.
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2010: 137)
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan
Data I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan
Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Secara garis besar, penjelasan langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Berdasar pada hasil identifikasi serta penetapan masalah dari kegiatan
observasi survei awal serta wawancara, peneliti mengajukan alternatif
pemecahan masalah dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
Pada tahap ini, guru menyusun skenario pembelajaran yang menerapkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Peneliti
menyiapkan perangkat yang diperlukan selama pembelajaran berlangsung,
seperti kertas folio dan bolpen, serta perangkat yang diperlukan untuk
observasi seperti lembar observasi dan dokumentasi.
b. Pelaksanaan (acting)
Tindakan yang telah direncanakan dan disepakati oleh guru dan
peneliti diimplementasikan oleh guru dalam bentuk pembelajaran menulis
puisi berdasarkan rangsangan gambar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Pelaksanaan tindakan
dilaksanakan dengan tahap-tahap pembelajaran yang sistematis. Sebelum
siswa menulis puisi, guru menggali pengetahuan siswa tentang puisi dan
unsur pembangun puisi dengan cara menganalisis sebuah puisi sederhana
kemudian mendiskusikannya. Setelah itu, siswa dikelompokkan tiap
kelompok 4 siswa. Kemudian siswa diberikan gambar- gambar tentang
pemandangan alam. Salah seorang wakil kelompok diminta untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
mengurutkan gambar dan menjelaskan mengapa memilih urutan tersebut.
Selanjutnya, siswa membuat puisi bersama dalam kelompok. Puisi hasil
kelomok dibacakan / ditempel di papan untuk dicermati bentuk dan isinya
Langkah berikutnya siswa diminta membuat puisi secara individu..
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menulis puisi
berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta
pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Data
yang diperoleh dari kegiatan observasi kemudian diinterpretasikan guna
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
d. Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil
observasi dan kemudian menyajikannya pada guru pengampu. Dari hasil
analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran, peneliti dan guru
berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus berikutnya. Berdasarkan tahapan ini pula diketahui
berhasil tidaknya tindakan yang telah diberikan.
2. Siklus II dan Siklus III
Pada siklus kedua, tahap-tahap yang dilakukan sama seperti siklus I, tetapi
sebelumnya dilakukan perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
sehingga kelemahan yang ada pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Demikian
halnya proses pelaksanaan pada siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga
siklus dapat disimpulkan :
Pertama, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi bagi siswa kelas
VIIC SMP Negeri 2 Gondang, Kabupaten Sragen.
Berdasar hasil pengamatan, kinerja siswa sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sebesar 34,37% berkategori kurang
dan 56,25% berkategori cukup, dan 9,37% berkategori baik. Kemudian mengalami
peningkatan menuju perbaikan setelah guru menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture yaitu tidak ditemukan siswa berkategori kurang.
Kinerja siswa berkategori cukup adalah 3,13% sedangkan kinerja siswa berkategori
baik adalah 96,87%. Dengan kondisi demikian dapat dinyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kinerja siswa.
Selain itu, terjadi peningkatan kinerja guru. Sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, kinerja guru berskor rendah yaitu
57,84 tetapi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture kinerja guru meningkat yaitu berskor 98,03.
Kedua, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture,
dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIIC SMP Negeri 2
Gondang, Kabupaten Sragen.
155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Peningkatan kemampuan menulis puisi dapat diketahui dari hasil tes berupa
hasil karya siswa berwujud puisi. Sebelum menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture, hasil karya siswa berupa puisi tercatat rerata
63,30 jumlah siswa mendapat nilai < 70 berjumlah 19 siswa, siswa mendapat nilai
≥ 70 berjumlah 13 siswa, ketuntasan klasikal tercatat 40,60%. Setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yaitu siklus III, hasil karya
siswa berupa puisi mencapai rerata 75,10. Tak ada siswa yang mendapat nilai <70,
siswa mendapat nilai ≥ berjumlah 32 siswa. Adapun ketuntasan klasikal adalah
100%. Berdasar skor tersebut maka dapat ditarik simpulan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam melalui model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.
B. Implikasi
Penelitian tindakan kelas berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi
pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 2 Gondang, Kabupaten Sragen Tahun ajaran
2011/2012” yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Kualitas proses pembelajaran tercipta karena beberapa upaya siswa dan guru.
Kualitas proses pembelajaran bukanlah sesuatu yang dapat tercipta begitu saja,
melainkan perlu dibangkitkan dan diupayakan bagaimana terciptanya kualitas proses
pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas baik dapat diciptakan
dengan memberikan kesempatan siswa dan guru untuk berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
menyampaikan ide-ide, pola pikir yang kreatif dalam kelompok sangatlah membantu
munculnya pola pikir siswa yang kreatif. Proses pembelajaran memberi kesempatan
kepada siswa yang kreatif. Oleh karena itu, proses pembelajaran memberi
kesempatan kepada siswa untuk dapat giat menggali ide dan berpikir secara kreatif
sebagai solusi suatu permasalahan.
Pembelajaran yang digambarkan di atas tidak serta merta muncul dengan
sendirinya bahkan tidaklah mudah untuk diciptakan dan dilaksanakan. Setidak-
tidaknya guru harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa demi kepentingan
aktivitas siswa. Hal yang perlu diperhatikan bagi peningkatan akvitas siswa adalah
apakah pada diri guru tersebut terlihat adanya sikap yang mengarah peningkatan
aktivitas guru. Hal ini dapat terjadi jika guru kompromi dengan keaktivan siswa.
Contoh guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide-ide baru
atau tema dan guru mengarahkan respon-respon tersebut tetap di area materi
pembelajaran. Sebaliknya, guru yang tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide, kreativitas, dan respon-respon siswa maka akan sukar tercipta
aktivitas siswa dan guru secara aktif.
Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
yang diterapkan guru untuk meningkatkan kemampuan menulis yang tercermin
melalui aktivitas siswa dan guru adalah pembelajaran yang mengutamakan terjadinya
tanya jawab antara siswa dan guru. Materi tanya jawab tergantung pada materi
pembelajaran. Materi pembelajaran penelitian ini adalah kemampuan menulis maka
materi tanya jawab adalah berkisar teori puisi dan menulis puisi. Mengingat model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang digunakan maka aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
tanya jawab berupa pengetahuan puisi, unsur pembangun puisi, ide serta tema
dipelajari secara berkelompok dengan rangsangan gambar.
Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah:
a. Memberi kesempatan siswa untuk mengikuti pembelajaran secara kreatif.
Pembelajaran secara kreatif tersebut dapat melibatkan kelompok dan
penggunaan gambar-gambar untuk mengembangkan ide-ide asli dan
mengombinasikan ide-ide baru.
b. Memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan respon-respon dengan catatan
respon siswa tersebut masih dalam area materi pembelajaran. Respon-respon
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan potensi pikir siswa. Potensi siswa
jika tidak diberdayakan maka tidak berkembang.
c. Memilih materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa dan
dunia siswa. Meskipun model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
terbuka untuk kreativitas siswa tetapi harus mengingat tingkat perkembangan
jiwa dan dunia siswa.
C. Saran
1. Saran untuk penelitian lanjut
Penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu disempurnakan.
Oleh sebab itu, kepada peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lanjut
sejenis disarankan.
a. Mencari referensi tentang model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture secara mendalam dan lengkap agar benar-benar jelas diterapkan
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
b. Menyusun perencanaan dan perancangan yang matang agar dapat dijadikan
pedoman pembelajaran.
2. Saran untuk Penerapan Hasil Penelitian
a. Saran untuk Guru
1) Para guru, khususnya guru bidang studi mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP kelas VII dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture dalam rangka meningkatkan
kemampuan siswa menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam.
2) Para guru, khususnya guru bidang studi mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SMP kelas VII perlu lebih meningkatkan pemahaman dan
wawasannya tentang berbagai media pembelajaran yang kiranya mampu
untuk meningkatkan kompetensi dasar tertentu dalam pembelajaran.
Sehingga dapat diguankan sebagai acuan meningkatkan mutu proses
pembelajaran.
b. Saran untuk Kepala Sekolah
1) Kepala Sekolah perlu lebih mengupayakan peningkatan profesionalisme
guru melalui pelatihan yang berkaitan dengan model pembelajaran,
khususnya mengenai implementasi penggunaan model pembelajran
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menusli puisi.
2) Kepala Sekolah perlu mengupayakan tersedianya fasilitas-fasilitas yang
dapat menopang terselenggaranya kegiatan pembelajaran, seperti
penyediaan berbagai alat peraga atau media secara memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
c. Saran untuk Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan perlu memfasilitasi terselenggaranya pelatihan-
pelatihan bagi pengembangan profesionalisme guru, khususnya yang
berkaitan dengan teknik-teknik dan metode pembelajaran inovatif.