160
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH (Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta) Oleh: KHANIFAH NIM: 104017000551 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH

(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)

Oleh:

KHANIFAH

NIM: 104017000551

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH

(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)

Skripsi:

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

KHANIFAH

NIM 104017000551

Di bawah bimbingan

Pembimbing I

Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP. 150 277 129

Pembimbing II

Abdul Muin, S.Si, M.Pd

NIP. 150

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

3

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah

(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)” disusun oleh

KHANIFAH Nomor Induk Mahasiswa 10401700551, diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 5 Maret 2009 di hadapan

dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd)

dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, 6 Maret 2009

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP. 150 277 129 .............. ........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 150 293 239 .............. ........................

Penguji I

Drs. H.M.Ali Hamzah, M.Pd

NIP. 150 120 082 .............. ........................

Penguji II

Dra. Afidah Mas’ud

NIP. 150 228 775 .............. ........................

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

4

NIP. 150 231 35

ABSTRAK

KHANIFAH (10401700551), Penerapan Model Pembelajaran Tematik

untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta), Skripsi Jurusan

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Februari 2009.

Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menghadapi era

globalisasi ini dibutuhkan guru yang kreatif, yang mampu mengelola proses

belajar mengajar secara efektif dan efisien. Adapun salah satu model

pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mengelola proses pembelajaran

yang efektif dan dapat memberikan peserta didik ruang bebas untuk mewujudkan

potensinya adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam

beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran

tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar

secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Metodologi yang digunakan dalm penelitian ini adalah Action Research atau lebih dikenal dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang terdiri dari

empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada siklus I peneliti mulai menerapkan model pembelajaran tematik dengan tema

”kehidupan sehari-hari” dan menggunakan variasi metode, seperti simulasi, tanya jawab, penugasan dan games. Pada siklus II dilanjutkan dengan tema

”lingkungan” dengan pemberian reward untuk meningkatkan motivasi siswa

dalam melakukan aktivitas belajar.

Proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa diamati oleh peneliti dan

guru kelas menggunakan lembar observasi. Diakhir siklus dilaksanakan tes untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa pada setiap

akhir siklus.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model

pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar

matematika siswa.

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

5

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah

menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai

makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat

manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa

yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dengan judul

”Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar

Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas di MI

Pembangunan UIN Jakarta)” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal,

namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta

memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat

untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd selaku pembimbing I dan Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan support

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya dalam memberikan bimbingan walaupun sedang sibuk.

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

6

4. Kedua orang tua ayahanda (Ahmad Tauhid) dan ibunda (Nasikha) tercinta

yang senantiasa memberikan do’a dan dorongan semangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nia Nurmalia, S.Ag dan Hj. Irawati Hafidz, ST serta keluarga besar MI

Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu dan memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengadakan penelitian di MI Pembangunan UIN

Jakarta.

6. Sahabat-sahabat terbaikku Khori, Reni, Widjie, Ayu, Icha, Tuhfa, Al, Kaut,

serta seluruh kelas B Mtk angkatan 2004. Terima kasih atas bantuan kalian

selama ini, dengan kehadiran kalian serta canda tawa yang selalu menghiasi

hari-hari penulis menjadikan rasa lelah dan penat hilang. I Love You All ….

7. Spesial untuk keluarga besar Paduan Suara FITK, teman-teman Pojok Seni

Tarbiyah dan teman-teman PSM, serta semua temanku yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Sebagai manusia

yang tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan

saran yag bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini.

Alhamdulillahirrabil alamin

Jakarta, Februari 2009

Penulis

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

7

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

ABSTRAKSI .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian..................................... 4

C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................... 5

D. Perumusan Masalah Penelitian................................................. 5

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Kerangka Teori ........................................................................ 7

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ......................................... 7

2. Pembelajaran Matematika Untuk Kelas I-III SD .................. 9

3. Pembelajaran Tematik ........................................................ 13

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................ 13

b. Landasan Pembelajaran Tematik ..................................

16

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik .........................

17

d. Karakteristik Pembelajaran Tematik .............................

17

e. Prinsip Pembelajaran Tematik ......................................

18

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

8

f. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik ......................

19

g. Keunggulan Model Pembelajaran Tematik ...................

20

4. Aktivitas Belajar ................................................................. 20

a. Pengertian Aktivitas Belajar ........................................... 20

b. Macam-macam Aktivitas Belajar .................................. 21

c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran .................................. 24

B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan .......................... 25

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .......................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 27

B. Metode dan Desain Interversi Tindakan/Rancangan Siklus

Penelitian ........................................................................... 27

C. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian ................ 32

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................ 32

E. Tahapan Interversi Tindakan .............................................. 33

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................... 37

G. Data dan Sumber Data ....................................................... 38

H. Instrumen – instrumen Penelitian ....................................... 38

I. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness)

Studi ................................................................................. 40

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...................... 40

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ........ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data/Hasil Intervensi Tindakan .......................... 43

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 72

C. Analisis Data ..................................................................... 74

D. Interpretasi Hasil Analisis .................................................. 79

E. Pembahasan Temuan Penelitian ......................................... 81

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. ......................................................................................... Kesim

pulan ......................................................................... 82

B. ......................................................................................... Saran

.................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

10

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ....................................................................... 27

Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I .... 56

Tabel 3 Nilai Tes Akhir siklus I............................................................... 58

Tabel 4 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ... 68

Tabel 5 Nilai Tes Akhir siklus II ............................................................. 71

Tabel 6 Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa.......................... 74

Tabel 7 Statistik Deskriptif Peningkatan Skor Aktivita Belajar Siswa ..... 75

Tabel 8 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa................... 76

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian

pendahuluan ............................................................................... 46

Gambar 2 Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada pertemuan ke-1 ........... 49

Gambar 3 Aktivitas siswa pada pelaksanaan Tes Akhir Siklus I ................. 55

Gambar 4 Aktivitas mengikuti games pada pertemuan ke-6 ....................... 64

Gambar 5 Aktivitas mengerjakan tugas pada pertemuan ke-7 ..................... 66

Gambar 6 Aktivitas siswa pada pelaksanaan Tes Akhir Siklus II ................. 67

Gambar 7 Aktivitas memperhatikan guru pada siklus II .............................. 69

Gambar 8 Digram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar

Siswa.......................................................................................... 75

Gambar 9 Digram Batang Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................ 77

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

12

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 31

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jaringan Tema Siklus I ......................................................... 88

Lampiran 2 Silabus Siklus I ..................................................................... 56

Lampiran 3 RPP Siklus I ......................................................................... 58

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I ................................................. 68

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ............................................ 71

Lampiran 6 Lembar Soal Tes Siklus I ...................................................... 74

Lampiran 7 Jawaban Soal Tes Siklus I .................................................... 76

Lampiran 8 Jaringan Tema Siklus II ........................................................ 27

Lampiran 9 Silabus Siklus II..................................................................... 56

Lampiran 10 RPP Siklus II ........................................................................ 58

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................ 68

Lampiran 12 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II............................................ 71

Lampiran 13 Lembar Soal Tes Siklus II...................................................... 74

Lampiran 14 Jawaban Soal Tes Siklus II ................................................... 76

Lampiran 15 Pedoman Observasi Guru KBM ............................................ 45

Lampiran 16 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa ......................... 27

Lampiran 17 Pedoman wawancara ............................................................ 56

Lampiran 18 Hasil Observasi Guru pada Siklus I........................................ 58

Lampiran 19 Hasil Observasi Guru pada Siklus II ...................................... 68

Lampiran 20 Daftar Nilai Harian dan Tes Hasil Belajar Siswa ................... 71

Lampiran 21 Perolehan Skor aktivitas belajar siswa ................................... 74

Lampiran 22 Lembar Uji Refferensi .......................................................... 76

Lampiran 23 Surat Pengajuan Judul Skripsi................................................ 45

Lampiran 24 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing ..................................... 78

Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian .............................................................. 90

Lampiran 26 Surat Keterangan telah melakukan penelitian......................... 45

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

Pendidikan di abad pengetahuan ini menuntut adanya manajemen

yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. “Pendidikan

mempunyai peranan yang amat srategis untuk mempersiapkan generasi muda

yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan

menguasai mega skills yang mantap. Untuk itu, lembaga pendidikan dalam

berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam

berbagai aspek.”2

Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan

peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf,

proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan,

iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang

tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang

ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan

dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme,

kerja sama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan,

kepastian karier, dan kesejahteraan lahir dan batin.

Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengantarkan peserta

didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan,

sikap, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk

1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan

Pemuda, 2003 ) hal.1 2 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 12.

1

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

15

individu dan hidup bermasyarakat dengan baik sebagai makhluk sosial. Untuk

mencapai tujuan tersebut peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar,

dimana pada lingkungan belajar di sekolah interaksi ini diatur oleh guru.

Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah

guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas

sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di

kelas melalui proses belajar mengajar.

Selama ini, praktek belajar-mengajar di kelas sering kontraproduktif akibat asumsi yang keliru dalam memposisikan guru dan

peserta didik. Guru dipandang sebagai figur yang serba bisa, paling tahu, bahkan nyaris tidak pernah salah di hadapan peserta didik. Sementara di

lain pihak, peserta didik dipandang sebagai penerima pengetahuan yang kadar pemahamannya tidak akan melebihi tingkat pemahaman guru.3

Anggapan demikian adalah sebuah kekeliruan yang fatal. Disadari atau

tidak, hal ini menjadikan peserta didik tidak mempunyai ruang bebas untuk

berkembang. Padahal di era sekarang tidak menutup kemungkinan peserta

didik sangat kreatif dalam memanfaatkan informasi yang diperolehnya dari

berbagai sumber. Bisa jadi, informasi yang dimiliki mereka lebih banyak

karena akses dan fasilitas untuk mendapatkannya lebih lengkap dari pada yang

dimiliki guru.

Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru

untuk mengelola proses pembelajaran yang efektif dan dapat memberikan

peserta didik ruang bebas untuk mewujudkan potensinya adalah model

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada

keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung

dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang

dipelajarinya. “Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami

3 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta, Departemen

Agama RI, 2005), h. 7

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

16

konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep

lain yang telah dipahaminya.”4

”Menurut Djahiri (2002) dalam proses pembelajaran prinsip utamanya

adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri

siswa (fisik dan nonfisik) dan kebermaknaannya bagi diri dan kehidupannya

saat ini dan di masa yang akan datang (life skill).”5 Sedangkan menurut

Luthfiyah Nurlaela, bahwa:

Model pembelajaran tematik memiliki kelebihan karena cara pendekatannya yang sistematik dan cukup memberi peluang pelibatan

berbagai pengalaman siswa. Tema-tema yang diangkat dipilih dari hal-hal yang dikemukakan siswa, yang mungkin bertolak dari pengalaman

sebelumnya, serta berdasarkan kebutuhan yang dirasakan siswa (felt need) (Joni, 1996). Menurut Kovalik dan McGeehan (1999), tema

menyediakan struktur jalan pijakan ke konsep-konsep yang penting yang membantu siswa melihat pola serta membuat hubungan-hubungan di

antara fakta-fakta dan ide-ide yang berbeda.6

Pembelajaran tematik memiliki ciri berpusat pada peserta didik

(student centered). Peserta didik didorong untuk menemukan, melakukan, dan

mengalami secara kontekstual dengan menggunakan seluruh sumber daya

yang dimiliki dan lingkungan sekitarnya. “Pembelajaran menjadi lebih

bermakna, karena peserta didik secara langsung ‘melakukan’ (doing) dan

‘mengalami’ (experience) sendiri suatu aktivifitas (pembelajaran).”7

Di dalam belajar, aktivitas sangat diperlukan. Sebab pada prinsipnya

belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar.

Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam

pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan

bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak

didik.

4 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-penting/

5 Kunandar, Guru Profesional ………………, h. 287

6 http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=33361

7 Departeman Agama, Pedoman Pelaksanaan.........., h. 8

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

17

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas dengan judul:

“ Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Matematika siswa di Madrasah Ibtidaiyah ”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas, dapat didefinisikan masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi siswa terhadap pelajaran

matematika?

2. Apakah model pembelajaran tematik dapat diterapkan pada pelajaran

matematika?

3. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa?

4. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa?

5. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan

model pembelajaran tematik?

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Pembangunan

UIN Jakarta. Adapun fokus penelitian adalah meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa melalui model pembelajaran tematik.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Setelah penulis pengemukakan latar belakang masalah di atas, dapatlah

terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan

waktu dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan

memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka penulis

berusaha memberikan batasan sesuai dengan judul, yaitu sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Tematik : model pembelajaran tematik yang

dimaksud adalah model pembelajaran tematik pada mata pelajaran

matematika, yang dikaitkan dengan beberapa materi pelajaran lain dalam

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

18

satu tema. Jadi, pelajaran utamanya adalah matematika dan dipadukan

dengan beberapa materi pelajaran lain yang terkait dengan tema.

2. Aktivitas belajar : aktivitas belajar yang dimaksud merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas atau selama proses

proses pembelajaran berlangsung (seperti: memperhatikan penjelasan

guru, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, dan sebagainya)

3. Siswa Madrasah Ibtidaiyah : siswa yang dimaksud adalah siswa pada

kelas awal sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah, yaitu kelas satu, kelas dua

atau kelas tiga.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka

peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran tematik pada pelajaran

matematika?

2. Apakah model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa?

3. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan

model pembelajaran tematik?

4. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa melalui penerapan model pembelajaran tematik.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa

maupun sekolah. Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

19

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan manfaat dalam

membangun motivasi belajar siswa dalam pelajaran matematika serta

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Bagi guru ataupun calon guru, penelitian ini memberikan manfaat

untuk mengetahui strategi pembelajaran yang tepat dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar matematika

siswa serta dapat meningkatkan prefesionalisme guru dalam proses

belajar mengajar di kelas.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang

bersangkutan dan sekolah-sekolah lain pada umumnya.

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

20

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Banyak para ahli dalam bidang pendidikan yang mengemukakan

tentang definisi atau pengertian belajar. Ada yang berpendapat bahwa

“Belajar adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pad

perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.”1 James O.

Whittaker berpendapat bahwa “Belajar adalah proses di mana tingkah laku

ditimbulkan.”2 Sedangkan menurut pandangan konstruktivisme “Belajar

merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna

sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain.”3

Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan

dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam waktu

tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat

menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat

ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang

mungkin terjadi di masa mendatang (potensial behavior). Oleh

karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.4

Berdasarkan perbedaan-perbedaan pendapat mengenai belajar,

penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan individu

sehingga tingkah lakunya berkembang. Dengan perubahan itulah manusia

secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-

keputusan penting untuk hidupnya. Segala aktivitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.

1 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2008), h. 82 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.12

3 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..........., h. 37

4 Drs. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 105

7

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

21

Sedangkan proses yang terjadi yang membuat seseorang

melakukan proses belajar disebut pembelajaran. Dalam kamus besar

Bahasa Indonesia kata pembelajaran diartikan sebagai “proses, cara,

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.5 Dan dalam Undang-

undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.6

Menurut Suharsono, bahwa ”Pembelajaran adalah kata kunci

terjadinya suatu perubahan manusiawi, apakah bersifat kolektif maupun

individual, menuju keadaan yang lebih baik, dewasa dan kematangan.

Melalui pembelajaran pula anak-anak kita dapat berkembang dengan baik,

baik akhlaq, kecerdasan, maupun spiritualnya.”7 Sedangkan menurut

Kunandar, bahwa ”Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannnya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah

yang lebih baik.”8

Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran di mana hasil dari

belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem

penyampaikan dan indikator hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak

perencanaan dimulai. ”Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi

dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam

usahanya menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta

didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.”9

Setelah membahas tentang belajar dan pembelajaran, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa proses belajar merupakan bersifat internal

dalam diri siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja

direncanakan dan rekayasa perilaku seseorang.

5 Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2000), hal 1.13 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 , …………….. , hal.4

7 Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Inisiasi Press, 2003), h. 29

8 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 287

9 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2006), Cet.

Ke-6, h. 11

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

22

Dalam kependidikan, kedua hal tersebut yaitu belajar dan

pembelajaran, sangatlah berkaitan. Konsep belajar berakar pada pihak

peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak guru yang

sengaja diprogramkan berdasarkan kurikulum.

2. Pembelajaran Matematika Untuk Kelas I - III Sekolah Dasar

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada

rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan

anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi

kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang

dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

”Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga

SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka

telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.”10

Mereka telah

dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda

roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan

dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.

Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada

pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan

keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan

teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak

telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat

mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah

mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk

perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan

dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan

obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya

10

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anak-

usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/

Page 23: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

23

perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan

berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Menurut Nasution (1993:44) masa usia sekolah dasar sebagai

masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun

hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai

dengan mulainya masuk Sekolah Dasar, dan dimulainya sejarah baru

dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dana

tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai ”masa

sekolah”, oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya

menerima pendidikan formal.11

Beberapa sifat anak-anak pada masa kelas rendah sekolah dasar

antara lain:

a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.

b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan

permainan yang tradisional.

c) Ada kecenderungan memuji diri sendiri.

d) Suka membending-bandingkan dirinya dengan yang anak lain kalau

hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan yang lain.

e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu

dianggapnya tidak penting.

f) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai

(nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang

pantas diberi nilai baik atau tidak.

”Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak,

karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna,

maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan

dengan pembelajaran tematik.”12

Pendidikan di Sekolah dasar adalah merupakan pendidikan formal

pertama yang terutama. Karena pendidikan di sinilah yang menjadi dasar

untuk kehidupan anak selanjutnya. ”Kuatnya pendidikan dasar akan

11

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.90 12

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anak-

usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/

Page 24: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

24

menjiwai pendidikan selanjutnya, sebab pendidikan sesudah SD adalah

sekadar pengalaman dari apa yang dikuasai anak di sekolah dasar

tersebut.” 13

Adapun kecakapan-kecakapan yang dapat diberikan oleh SD

kepada anak-anak ialah semua kecakapan yang diorganisasi di dalam

pelajaran SD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Antara lain:

1) Berbahasa

2) Bernyanyi

3) Matematika

4) Menggambar

5) Beragama

6) Berbuat susila

7) Berketrampilan

8) Olah raga

9) Berpengetahuan tentang IPA

10) Berpengtahuan tentang IPS, dan lain-lain.14

Perkataan matematika sangat erat hubungannya dengan kata

mathaein yang mempunyai arti belajar (berpikir). Banyak sekali pendapat

yang muncul tentang pengertian matematika, baik dipandang dari segi

ilmu pegetahuan atau maupun pengalaman masing-masing orang yang

berbeda. Berdasarkan etimologis, perkataan matematika mempunyai arti

“ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan benalar.”15 Hal ini

dimaksudkan bukan berarti ilmu lain yang diperoleh buka melalui

penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih mengarah kepada aktivitas

dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih

menekankan kepada hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran.

13

Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-7, h.

89 14

Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan ………. h. 91 15

H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran Matematika

Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 17

Page 25: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

25

Menurut Hilbert, matematikawan dari Jerman mengatakan bahawa

“matematika adalah sebagai sistem lambang yang formal sebab

matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural dan simbol-

simbol melalui berbagai sasaran yang menjadi objek matematika.”16

Bilangan-bilangan misalnya, dipandang sebagai sifat-sifat struktural paling

abstrak yang dilepaskan dari suatu arti tertentu dan hanya menunjukkan

bentuknya saja.

Pada hakikatnya pembelajaran matematika adalah proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

yang memungkinkan seseorang siswa melaksanakan kegiatan belajar

matematika dan dalam proses tersebut terjalin hubungan yang sinergis dan

tak terpisahkan antara tiga unsur pembelajaran yaitu: peserta didik,

pendidik, dan sumber belajar. “Pembelajaran matematika harus

memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari

pengalaman tentang matematika.”17

Kebanyakan, kepada pelajaran inilah guru-guru SD memberikan

perhatian yang sangat besar, yang ternyata dengan seringnya anak-anak

membawa pekerjaan rumah tentang mata pelajaran ini. Bahan

pelajarannya masih terbatas pada pengerjaan bahan yang dilakukan dengan

tanda mengurangi dan menambah, membagi dan mengalikan.

”Matematika SD asal dibatasi sampai pada kemungkinan yang

sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tentang berjual beli

dengan laba dan rugi, persentase dan sebagainya.”18

Dalam pekerjaaan

sosial, guru sedapat mungkin jangan memberikan pada pemecahan

tertentu, melainkan membiarkan anak-anak menemukan sendiri teknik

pemecahannya.

Dorongan dan bimbingan bila anak menjumpai kesukaran tetap

diberikan, yaitu sampai kepada apa yang sudah diketahui dari bahan itu

16

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 127 17

Ismail, dkk. Kapita Selekta ..., hal. 1.13 18 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan ………. h. 94

Page 26: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

26

dan bagaimana yang belum diketahui. Demikian akhirnya anak itu

sendirilah yang harus mengetahui kesukaran itu dan bukan guru.

Dalam proses pembelajaran matematika, siswa sering kali

mengalami kesulitan dengan aktivitas belajarnya. Oleh karena itu, guru

perlu memberikan bantuan atau dorongan kepada siswa dalam

pembelajaran matematika. Seperti diungkapkan oleh Susento bahwa

”pemberian dorongan memungkinkan siswa memecahkan masalah,

melakukan tugas, atau mencapai sasaran yang tidak mungkin diusahakan

siswa sendiri.”19 Dorongan merupakan semua strategi yang digunakan

guru dalam membantu usaha belajar siswa melalui campur tangan yang

bersifat memberi dukungan/bentuknya bisa berbagai macam.

3. Model Pembelajaran Tematik

h. Pengertian Model Pembelajaran Tematik

”Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai

konsep kepada anak didik secara utuh.”20 Dalam pembelajaran tema

diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu

kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik

dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema

dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara

mudah dan jelas.

Berdasarkan uraian tentang ”tema” tersebut, Kunandar

mengemukakan bahwa ”pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam

beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.”21

Pembelajaran tematik merupakan pola pembelajaran yang

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, nilai dan

sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.

19

Moch. Masykur Ag dan Abd. Halim Fathani, Mathematical Intelligence, (Jakarta: Ar-

Ruzz Media, 2007), Cet. Ke-1, h.61 20

Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334 21 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334

Page 27: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

27

Pembelajaran tematik dengan demikian adalah “pembelajaran

terpadu atau terintegrasi”22

yang melibatkan beberapa pelajaran –

bahkan lintas rumpun mata pelajaran – yang diikat dalam tema-tema

tertentu.

Tim Pengembang PGSD dalam Pembelajaran Terpadu D-II

PGSD menyebutkan bahwa pengertian pembelajaran terpadu dapat

dijelaskan sebagai berikut:23

1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai

pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan

konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang

bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.

2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai

bidang studi atau mata pelajaran yang mencerminkan dunia riil di

sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.

3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

anak secara simultan.

4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi atau

mata pelajaran yang berbeda dengan harapan anak akan belajar

lebih bermakna.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang mengaitkan beberapa materi ataupun beberapa mata

pelajaran dengan menggunakan tema sehingga dapat memberikan

pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada peserta didik.

Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil

belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran atau bahkan beberapa

mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari

aspek proses dan waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

”Diterapkannya pendekatan tematik dalam pembelajaran, membuka

22

Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 3 23 Kunandar, Guru Profesional , …………….. , h. 334

Page 28: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

28

ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah

pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan

menyenangkan.”24

Pendekatan tematik dalam pembelajaran sangat membuka

peluang bagi guru untuk mengembangkan berbagai strategi dan

metodologi yang paling tepat. Pemilihan dan pengembangan strategi

pembelajaran mempertimbangkan kesesuaian dengan tema-tema yang

dipilih sebelumnya. Disinilah guru dituntut lebih kreatif dalam

menghadirkan suasana pembelajaran yang menggiring peserta didik

mampu memahami kenyataan hidup yang dijalaninya setiap hari, baik

menyangkut dirinya sebagai pribadi maupun dalam keluarga,

masyarakat, lingkungan, dan alam sekitarnya.

“Pembelajaran tematik tidak semata-mata mendorong peserta

didik untuk mengetahui (learning to know), tapi belajar juga untuk

melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be),

dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together).”25

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan

peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman

langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung peserta

didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

“Teori pendukung untuk pembelajaran tematik ini dimotori pada tokoh

Psikologi Gestalt, termasuk Jean Piaget yang menekankan bahwa

pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan

perkembangan anak.”26

24

Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 3 25

Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 4 26 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-penting/

Page 29: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

29

i. Landasan Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik dipandang perlu karena proses

pembelajaran ini dapat menghasilkan pembelajaran yanga kreatif dan

efisien.

Adapun landasan pembelajaran tematik mencakup:27

1. Landasan filosofis

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat

dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) aliran progsivisme

yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada

pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana

yang alamiah (natural), dan memperhatikan pangalaman peserta

didik. (2) Aliran kostruktivisme melihat pengalaman langsung

peserta didik sebagai kunci dalam pembelajaran. (3) Aliran

humanisme melihat peserta didik dari segi keunikan/kekhasannya,

potensinya, dan motifasi yang dimilikinya.

2. Landasan psikologis

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama

berkaian dengan psikologi perkembangan peserta didik dan

psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama

dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan

kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya

sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar

memberikan kostribusi dalam hal bagaimana isi/materi

pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didik

dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya.

3. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan

dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung

pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar. Landasan

yuridis tersebut adalah UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan

27 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-landasan/

Page 30: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

30

anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh

pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya (pasal 9).

UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). Selain

itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22

tahun 2006 ditekankan bahwa pembelajaran pada kelas I s.d III

dilaksanakan melalui pendekatan tematik.

j. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik

Untuk mencapai pembelajaran yang bermakna dan

menyenangkan, maka dalam penerapan model pembelajaran tematik

guru sangat dituntut untuk dapat mengembangkan strategi dan metode

pembelajar yang paling tepat. Selain itu juga pembelajaran tematik

harus disesuaikan dengan ruang lingkupnya.

”Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata

pelajaran pada kelas I – III Sekolah Dasar, yaitu Bahasa Indonesia,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan

dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Kesenian, serta

Pendidikan Jasmani.”28

k. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,

pembelajaran tematik memilki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:29

1. Berpusat pada siswa

28

Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334 29 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 335

Page 31: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

31

2. Memberikan pengalaman langsung

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

5. Bersifat fleksibel

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

l. Prinsip Pembelajaran Tematik

Proses belajar yang memberdayakan peserta didik melalui

penerapan model pembelajaran tematik, diharapkan mampu

mengimbangi kebutuhan nyata dan perubahan zaman yang terjadi.

Prinsipnya, sebagai sebuah pembelajaran yang memberdayakan

peserta didik maka pada prakteknya pembelajaran tematik harus

sekuat mungkin meminimalkan metode ceramah.

Adapun prinsip yang mendasari pembelajaran tematik adalah

sebagai berikut:30

Pertama : Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat

kontekstual. Artinya, pembelajaran dikemas dalam

sebuah format keterkaitan antara “kemampuan peserta

didik dalam menemukan masalah” dengan

“memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari”. Sementara bentuk belajar

didisain agar peserta didik bekerja secara sungguh-

sungguh dalam menemukan tema pembelajaran yang

nyata, kemudian melakukannya.

Kedua : Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata

peljaran atau kajian. Dalam terminologi kurikulum

lintas bidang studi, tema yang demikian sering disebut

30

Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan..............., h. 14

Page 32: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

32

sebagai pusat acuan dalam proses pembauran atau

pengintegrasi sejumlah mata pelajaran.

Ketiga : Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan (joyful learning).

Keempat : Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang

bermakna bagi peserta didik.

Kelima : Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau

bahan bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran

tertentu.

Keenam : Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran

dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan.

Ketujuh : Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik.

Kedelapan : Pembelajarn bersifat fleksibel.

Kesembilan : Pengguanaan variasi metode dalam pembelajaran.

m. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan model pembelajaran tematik haruslah dilakukan

secara tersusun sesuai dengan langkah-langkahnya. Adapun langkah-

langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:31

a. Pemeteaan kompetensi dasar

b. Menetapkan jaringan tema

c. Penyusunan silabus pembelajaran tematik

d. Penyusunan rencana pembelajaran/desain pembelajaran tematik

e. Pengelolaan Kelas

n. Keunggulan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada

31 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 338

Page 33: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

33

peserta didik. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak

keuntungan, di antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan

perhatian pada suatu tema tertentu; (2) Peserta didik mampu

mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman

terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4)

Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan

matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5)

Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar

karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta

didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi

nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata

pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru dapat

menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan

secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua

atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk

kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

4. Aktivitas Belajar dan Active Learning

i. Pengertian Aktivitas Belajar

”Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk

mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar

kalau tidak ada aktivitas.”32

Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan

kapan saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun

dilakukan di alam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman AM, yang

mengganggap bahwa ”sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan

belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan

aktivitas.”33

32

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..........., h. 96 33 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar............, h. 100

Page 34: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

34

Aktivitas dalam belajar yang dimaksud merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas atau dalam istilah

kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila

keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa:

kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru

dan siswa, dan lain sebagainya.

Dari semua pengertian aktivitas di atas, maka dapat dikatakan

bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar

merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin

seorang dikatakan belajar.

Selain itu perlu dijelaskan bahwa aktivitas belajar itu adalah

aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan begitu apapun

yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya

karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar

yang optimal.

ii. Macam-macam Aktivitas Belajar

Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri

dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan

dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang

mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan

kemudian. Aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar

seperti menulis, mencatat, memandang, mengingat, berfikir, latihan

atau praktek, dan sebagainya.

Berikut kita bahas beberapa contoh aktivitas belajar34:

1. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang

yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.

34 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar …………, h 38

Page 35: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

35

2. Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.

Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena

dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting.

3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia

yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.

4. Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan

dari aktivitas belajar.

5. Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan

selama belajar di sekolah.

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal

mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-

masa yang akan datang.

7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-

bagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu

yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.

8. Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus

metodologis dan sistematis.

9. Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa

seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan

perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang

sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.

Page 36: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

36

10. Berfikir

Berfikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu

tentang hubungan antara sesuatu.

11. Latihan atau praktek

Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan.

Paul B. Dierdrich setelah mengadakan penyelidikan,

menyimpulkan: terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang

meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai

berikut:35

1) Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.

2) Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview,

diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan diskusi,

musik, pidato, dan sebagainya.

4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin, dan sebagainya.

5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram,

pola, dan sebagainya.

6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan

sebagainya.

7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan

sebagainya.

35

Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 9

Page 37: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

37

8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada

pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh

melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan

pengalaman sendiri. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengna

menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna

adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat,

dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa belajar adalah suatu proses di man peserta didik harus aktif.

iii. Active Learning

”Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan

informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan

mental dan kerja siswa sendiri.”36 Untuk dapat membuahkan hasil

belajar yang maksimal adalah dengan kegiatan belajar aktif. Agar

belajar menjadi aktif, siswa harus gesit, bersemangat, dan bergairah.

Ada tiga pernyataan sederhana yang berbicara tentang perlunya

cara belajar aktif. Yaitu: ”Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya

lihat, saya ingat. Dan yang saya lakukan, saya pahami”37

Prinsip active learning adalah bahwa belajar bukanlah kegiatan

menghafal semata. Belajar memerlukan kedekatan dengan berbagai

macam hal, seperti media yang konkret, praktek dalam kehidupan

sehari-hari, menginginkan jawaban atas pertanyaan, membutuhkan

informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk

mengerjakan tugas.38

36

Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2004), edisi revisi, h. 9 37

Melvin L. Silberman, Active Learning ……………… , h. 23 38 Melvin L. Silberman, Active Learning, ……………… , h.28

Page 38: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

38

iv. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan

melakukan aktivitas peserta didik dapat memperoleh pengetahuan,

pemahanman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan

keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para

siswa, oleh karena:39

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami

sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa

secara integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan

antara orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta

menghindarkan verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan di masyarakat.

B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan

1. Ila Hilyatul Aen, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”,

memberikan kesimpulan bahwa pendekatan tematik mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar.

39 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 175

Page 39: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

39

2. Dwi Yuli Susanti, dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran

Tematik Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu”. Kesimpulan dari penelitian

tersebut adalah bahwa melalui pembelajaran tematik hasil belajar

matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu mengalami

peningkatan.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Diterapkannya model pembelajaran tematik, dapat membuka ruang

yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar

yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Pembelajaran tematik

lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, peserta didik

akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Model pembelajaran tematik yang akan diterapkan adalah pada

pelajaran matematika. Dengan menggunakan tema yang ada, guru akan

menyampaikan materi matematika secara menyeluruh dengn dipadukan

dengan beberapa materi pelajaran lain yang berkaitan dengan tema tersebut.

Dalam penerapan pembelajaran tematik ini, guru menggunakan metode yang

bervariasi dan lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif.

Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka

diharapkan bahwa penerapan model pembelajaran tematik dapat

meningkatkan aktivitas belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar matematika

siswa.

Page 40: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

M. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran

2008/2009, yaitu pada bulan September – Desember 2008, dengan perincian

sebagai berikut:

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan September Oktober November Desember

1 Persiapan dan perencanaan √

2 Observasi (Studi lapangan) √

3 Pelaksanaan Pembelajaran √ √

4 Analisis Data √

5 Laporan penelitian √

Tempat penelitian adalah MI Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang beralamat di Kompleks UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Ibnu Taimia

IV Ciputat-Jakarta Selatan.

N. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Tujuan utama

dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan

professionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan

memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan

kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat

kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra

penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang

27

Page 41: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

41

dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke

langkah semula,47

dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:

Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang

perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian

bekerja sama dengan kolaborator (guru kelas) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam

proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti

membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,

catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir

silkus.

Tahap 2 : Pelaksaan tindakan (Acting)

Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan

tindakan kelas.

Tahap 3 : Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang

akurat untuk perbaikan pada silkus berikutnya. Observasi

dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan

mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama

proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas

sebagai observer dan kolaborator. Sebagai observer yaitu

mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan

memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan model

pembelajaran tematik.

47 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),

cet. Ke-4, h. 20

Page 42: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

42

Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan

dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer,

sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah

dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu

adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk

memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan

diterapkan pada penelitian berikutnya.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan

dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah

menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian

dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka

penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

Adapun bagan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan

1. Observasi proses pembelajaran di

kelas.

2. Observasi tingkat aktivitas belajar

siswa.

3. Wawancara dengan guru kelas.

4. Wawancara dengan siswa.

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran

tematik

b. Membuat pedoman observasi

c. Membuat pedoman wawancara

d. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa

SIKLUS I

Page 43: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

43

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar metematika dengan

menerapkan pembelajaran tematik, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tes Siklus I.

3. Tahap Observasi

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran tematik. b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.

4. Tahap Refleksi

Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses pembelajaran

silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka

penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evluasi siklus I digunakan sebagai acuannya.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran tematik

b. Menyiapkan pedoman observasi c. Menyiapkan pedoman wawancara

d. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa

Siklus II

Page 44: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

44

Bagan 1

Desain Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan desain tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus

selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, sedangkan penelitian akan diakhiri

atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :

1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika

siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal

ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivitas

mencapai rata-rata 70%.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan

menerapkan pembelajarn tematik, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tes Siklus II.

3. Tahap Observasi

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran tematik.

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran.

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.

4. Tahap Refleksi

Mengevalusi proses pembelajaran Siklus II. Apabila indikator

keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke

siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

Page 45: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

45

2. Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai rata-

rata tes siswa mencapai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM yaitu 65.

O. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IF MI

Pembangunan UIN Jakarta dan guru kelas IF sebagai kolaborator dan

observer.

P. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai kolaborator dan observer.

Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan

pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada

siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti

dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tematik dan

mengamati aktivitas belajar matematika siswa selama proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama antara

guru kelas dan peneliti menjadi hal yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang setara, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan

tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.48

Q. Tahapan Interversi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya

penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan

pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah

melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan

belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.

Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa

indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi

apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke

siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

48

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian ……………….., h. 63

Page 46: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

46

Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Pra penelitian

a) Pengamatan keadaan kelas

Waktu pelaksanaan : tanggal 22, 24, 27 Oktober 2008

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap

proses pembelajaran di kelas IF MI Pembangunan UIN Jakarta.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

proses pembelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika

siswa.

b) Wawancara

Waktu pelaksanaan : tanggal 24, 27, dan 29 Oktober 2008

Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk

mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika, aktivitas

belajar siswa, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam

pembelajaran matematika di kelas tersebut.

c) Analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 27 Oktober 2008

Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini

dilakukan menganalisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan

kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk

mengatasi permasalahan yang muncul sehinggga dapat diberikan

tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.

2. Siklus I

a) Tahap perencanaan

Waktu Pelaksanaan : 22, 24, 27 dan 29 Oktober 2008

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu

lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar

siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes

pada akhir siklus I ini.

Page 47: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

47

b) Tahap pelaksanaan

- Pertemuan 1

Waktu pelaksanaan : 31 Oktober 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan

disampaikan adalah satuan waktu (pagi, siang, sore, dan malam),

seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan 2

Waktu pelaksanaan : 3 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan

disampaikan adalah nama-nama hari, seperti yang diuraikan dalam

RPP.

- Pertemuan 3

Waktu pelaksanaan : 5 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan

disampaikan adalah nama-nama bulan, seperti yang diuraikan dalam

RPP.

- Pertemuan 4

Waktu pelaksanaan : 7 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan

disampaikan adalah membaca jam analog, seperti yang diuraikan

dalam RPP.

- Pertemuan 5

Waktu pelaksanaan : 10 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus I dengan

satuan waktu, nama-nama hari dan bulan, serta jam analog. Tes

berupa soal uraian berjumlah 20 soal. Kemudian peneliti

melaksanakan wawancara terhadap guru kelas dan siswa untuk

Page 48: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

48

mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

c) Tahap observasi

Waktu pelaksanaan : 31 Oktoberdan 3, 5, 7 November 2008

Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang

pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

d) Tahap analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 10 November 2008

Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil

pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran

pada Siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada

tahap perencanaan Siklus II.

3. Silkus II

a) Tahap perencanaan

Waktu Pelaksanaan : 10, 11 November 2008

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar

observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa,

pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes pada

akhir siklus II.

b) Tahap pelaksanaan

- Pertemuan 6

Waktu pelaksanaan : 12 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan

disampaikan adalah bangun ruang sederhana, seperti yang diuraikan

dalam RPP.

- Pertemuan 7

Waktu pelaksanaan : 14 November 2008

Page 49: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

49

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan

disampaikan adalah ukuran besar dan kecil, seperti yang diuraikan

dalam RPP.

- Pertemuan 8

Waktu pelaksanaan : 17 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan

disampaikan adalah satuan panjang, seperti yang diuraikan dalam

RPP.

- Pertemuan 9

Waktu pelaksanaan : 19 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan

disampaikan adalah satuan panjang, seperti yang diuraikan dalam

RPP.

- Pertemuan 10

Waktu pelaksanaan : 21 November 2008

Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus II dengan

materi bangun ruang sederhana, ukuran besar dan kecil, serta satuan

panjang. Tes berupa soal uraian berjumlah 20 soal. Kemudian

peneliti melaksanakan wawancara terhadap guru kelas dan siswa

untuk mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

c) Tahap observasi

Waktu pelaksanaan : 12, 14, 17, dan 19 November 2008

Page 50: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

50

Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang

pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan guru dalam KBM

dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d) Tahap analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 21 November 2008

Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil

pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran

pada siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan tercapai, maka penelitian dihentikan.

Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian

dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai

acuannya.

R. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam penerapan model

pembelajaran tematik, hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatnya aktivitas belajar

matematika siswa.

S. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif.

1. Data kualitatif : hasil observasi guru pada KBM, hasil observasi aktivitas

belajar matematika siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, serta

hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).

2. Data kuantitatif : nilai tes siswa pada setiap akhir siklus.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas dan

peneliti.

Page 51: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

51

T. Instrumen – instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Instrumen Tes

Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada

setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir

pembelajaran, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil

belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh

materi yang telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK.

2. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar observasi guru pada KBM

Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui

apakah proses pembelajaran tematik terlaksana dengan baik,

bagaimana interaksi yang terjadi di kelas, serta untuk mengetahui

kekurangan dalam proses pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa

Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk

mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar

observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap

siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

c. Lembar wawancara

Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui

gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-

masalah yang dihadapi di kelas.

U. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 52: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

52

a. Hasil observasi pembelajaran; data diperoleh dari lembar observasi guru

pada KBM yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.

b. Hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa; data diperoleh dari

lembar observasi aktivitas yang diisi oleh observer pada setiap

pertemuan.

c. Hasil wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan

siswa pada tahap pra penelitian dan pada setiap akhir siklus.

d. Hasil dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto

yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap

silkus.

e. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa yang dilakukan pada

setiap akhir siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator

melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang

perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan

kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

V. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi

Sebelum suatu instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut harus valid agar

diperoleh data yang valid. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.49 Dalam penelitian ini, sebelum instrumen tes hasil belajar diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu peneliti harus

mengukur validitasnya yaitu menggunakan validitas tes secara rasional. Validitas rasional adalah validitas yang

diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang yang diperoleh dari berpikir logis.50

Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki

validitas rasional ataukah belum, dilakukan dengan penelusuran dari segi

isinya (content). Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu

sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar

49

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),

edisi revisi, Cet. 6, h.65 50 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

1996), h.164

Page 53: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

53

sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili

secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang

seharusnya diteskan (diujikan).

Sedangkan untuk data kualitatif, teknik pemeriksaan keterpecayaan

yang penulis gunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah teknik

triangulasi. Teknik triangulasi yaitu menggali data dari sumber yang sama

dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh

informasi tentang aktivitas belajar matematika siswa dilakukan dengan

mengobservasi siswa dan mewawancarai siswa.

W. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali

kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan

pada semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara, hasil

observasi, hasil tes siswa dan catatan komentar observer pada lembar

observasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Untuk menganalisis setiap indikator aktivitas belajar digunakan teknik

analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut:

P = s

f x 100 %

Ket: P = persentase aktivitas belajar

f = frekuensi siswa yang melakukan indikator aktivitas belajar

s = jumlah siswa yang hadir

Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang

diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan

rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-

kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang

bermakna.

X. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan

Page 54: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

54

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya

penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan

pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah

melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan

belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.

Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini

telah berhasil menggunakan pembelajaran tematik dalam meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa.

Kegiatan penelitian yang penulis akan lakukan memerlukan

perencanaan dan persiapan yang cukup panjang, dan sangat disayangkan

apabila model pembelajaran dalam penelitian ini hanya dilakukan pada dua

bab saja. Penulis berharap penelitian ini tidak hanya sampai disitu, oleh karena

itu penulis akan membuat pengembangan perencanaan tindakan agar pembaca

atau guru dapt melanjutkan penelitian ini.

Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan

instrumen penelitian seperti lembar observasi guru pada KBM, observasi

aktivitas belajar matematika siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan

dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa.

Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti

sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah.

Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi

dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu

kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi

membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.

Page 55: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

55

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan observasi pembelajaran

di kelas serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 22 September, 16, 17, 20 dan 24 Oktober 2008.

Pertama peneliti melakukan observasi ke kepala sekolah dan

kepala bidang kurikulum untuk menanyakan sejauh mana penerapan

model pembelajaran tematik yang sudah/pernah dilaksanakan di sekolah

tersebut. Berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah dan bidang

kurikulum, diperoleh informasi bahwa banyak pihak yang merasa bahwa

model pembelajaran tematik sangat bagus dan baik untuk diterapkan. MI

Pembangunan UIN Jakarta juga pernah mencoba untuk menerapkannya

secara tematik keseluruhan dalam satu semester. Tetapi hal ini

menimbulkan banyak komplain dari wali murid karena sistem yang tidak

dipahami oleh mereka sehingga sulit untuk membimbing anak-anak dalam

belajar. Oleh karena itu, model pembelajaran tematik tidak diterapkan

lagi.

Setelah peneliti mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut, pihak sekolah menentukan kelas yang dapat dijadikan

objek penelitian yaitu kelas IF. Model pembelajaran tematik ini sangat

tepat untuk diterapkan pada kelas awal SD dan dipilih kelas IF karena

berdasarkan pengamatan bidang kurikulum kelas ini termasuk kategori

kelas yang prestasi belajarnya sedang, bukan yang terbaik ataupun

terburuk.

Pada tanggal 16 Oktober 2008 peneliti melakukan wawancara

dengan guru kelas IF. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui

pendapat guru tentang model pembelajaran tematik, aktivitas belajar

43

Page 56: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

56

matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi guru dalam

pembelajaran matematika di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika.

2. Metode yang sering digunakan guru adalah ceramah, simulasi, tanya

jawab, dan penugasan.

3. Untuk aktivitas mendengarkan dan memperhatikan guru dilakukan

oleh sebagian besar siswa dan yang lainnya bermain atau ngobrol

sendiri. Namun untuk aktivitas memperhatikan teman yang bertanya

atau memberi tanggapan sangat kurang, biasanya kalau ada siswa yang

bertanya atau maju maka yang lain cuek dan hanya beberapa siswa

saja yang memperhatikan. Untuk bertanya tentang pelajaran juga

jarang sekali terjadi. Sebagian besar siswa hanya sering bertanya pada

saat mengerjakan soal.

4. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun

ada beberapa siswa yang tidak semangat dalam mengerjakan tugas

sehingga lamban.

5. Guru pernah menerapkan model pembelajaran tematik tetapi sangat

jarang, terkadang 2 atau 3 minggu sekali. Menurut guru, model

pembelajaran tematik pada tataran teori bagus tetapi dalam

pelaksanaanya sulit dan terkadang materinya tidak sesuai dengan

tema.

6. Nilai hasil belajar siswa pada tes sub sumatif sebelumnya adalah

mencapai rata-rata 78 dengan 4 orang siswa yng nilainya dibawah

KKM, yaitu 65.

Hari senin tanggal 17, 20 dan 24 Oktober 2008 peneliti melakukan

observasi pembelajaran matematika di kelas IF. Kegiatan ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran

matematika di kelas tersebut dan aktivitas belajar matematika siswa.

Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai

berikut:

Page 57: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

57

a) Metode yang digunakan guru adalah ceramah, simulasi dan

penugasan. Guru menjelaskan materi, memberika sedikit simulasi dan

waktu lebih banyak dipergunakan untuk pemberian tugas (soal

latihan).

b) Selama proses pembelajaran matematika, sebagian besar siswa

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Namun jarang

sekali siswa bertanya tentang materi pelajaran.

c) Dalam hal menjawab pertanyaan, sebagian besar siswa menjawab

pertanyaan guru dan yang lain bermain sendiri. Jika diberikan games

dan dimotivasi dengan pemberian hadiah, maka siswa sangat

semangat. Akan tetapi guru jarang menggunakan metode games dan

lebih sering menggunakan metode penugasan.

d) Masih ada beberapa siswa yang tidak menunjukkan ekspresinya, baik

senang ataupun bosan. Mereka hanya diam dan termangu.

e) Pemberian tugas kurang efektif. Guru menuliskan soal latihan di

papan tulis dan siswa mengerjakannya di buku latihan. Pada saat

mengerjakan tugas, kebanyakan siswa sangat lamban. Hal ini

dikarenakan belum semua siswa lancar membaca dan menulis. Belum

lagi kebanyakan siswa selalu menanyakan jawaban dari tiap soal pada

guru secara bergantian. Jadi guru kelas harus berkeliling untuk

membantu mereka mengerjakan soal. Sedangkan guru pendamping

mendampingi siswa yang masih belum lancar membaca. Beberapa

siswa yang duduk di belakang mengerjakan tugas di depan kelas

(duduk dan tiduran di lantai) dengan alasan tidak kelihatan. Setelah

siswa selesai mengerjakan soal, guru pendamping langsung

mengoreksi dan menilainya. Setelah jam pelajaran matematika habis,

guru kelas mengajarkan pelajaran berikutnya dan siswa yang belum

selesai mengerjakan tugas harus meneruskannya sampai selesai, tanpa

mengikuti pelajaran yang baru.

f) Hasil persentase aktivitas belajar siswa, rata-ratannya hanya mencapai

48%

Page 58: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

58

Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian

pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1

Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Penelitian Pendahuluan

Pada tanggal 20 dan 24 Oktober 2008 peneliti melakukan

wawancara dengan 7 orang siswa kelas IF. Ketujuh siswa ini terdiri dari 2

orang siswa yang aktif, 2 orang siswa yang cukup aktif, dan 3 orang siswa

yang pasif. Ketentuan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti terhadap aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika

sebelumnya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa

terhadap pelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika karena mudah

dan memang suka. Sedangkan yang lain menyatakan tidak suka karena

lelah mengerjakan soal.

2. Seluruh siswa pernah/kadang merasa bosan saat belajar matematika.

3. Sebagian kecil siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran

dan sebagian besar tidak pernah.

4. Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, namun

apabila guru memberikan pertanyaan secara lisan sebagian kecil siswa

menjawabnya dan siswa yang lain hanya kadang-kadang.

Page 59: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

59

Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara

tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada

siklus I nanti.

2. Siklus I

a) Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah

membuat jaringan tema, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran). Peneliti juga membuat instrumen-instrumen penelitian,

yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas

belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta

membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I

ini.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan didiskusikan

bersama guru kelas agar materi sesuai dengan kurikulum yang telah

ditetapkan di sekolah tersebut. Pada tahap perencanaan ini peneliti juga

menjelaskan cara penilaian pada lembar observasi dan hal-hal yang

harus diperhatikan selama proses pembelajaran.

b) Tahap pelaksanaan

Tema pada siklus I ini adalah ”kegiatan sehari-hari” dengan

alokasi waktu 5 kali pertemuan. Adapun materinya adalah satuan

waktu (pertemuan ke-1), nama-nama hari (pertemuan ke-2), nama-

nama bulan (pertemuan ke-3), jam analog (pertemuan ke-4) dan

pelaksanan tes akhir siklus I pada pertemuan ke-5. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai

berikut:

Page 60: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

60

1) Pertemuan ke-1/ Jumat, 31 Oktober 2008

Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan pertama ini ada 32

orang dan siswa yang tidak hadir ada 3 orang. Yaitu S29 dan S30

dikarenakan sakit serta S16 dikarenakan ijin.

Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan

model pembelajaran tematik. Materi yang disampaikan adalah

satuan waktu (pagi, siang, sore, dan malam). Adapun materi yang

digabungkan pada subbab ini adalah keadaan alam (pelajaran

sains), bercerita (pelajaran bahasa indonesia) dan menyanyikan

lagu sesuai irama tepukan serta mewarnai gambar (pelajaran seni

budaya).

Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”bangun

tidur” dengan bertepuk tangan, kemudian guru membimbing siswa

untuk menyebutkan macam-macam satuan waktu. Setelah itu,

beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan

tentang kegiatan sehari-harinya. Siswa yang berani maju untuk

bercerita ada 4 orang. Pada saat siswa yang maju bercerita hanya

sedikit siswa yang memperhatikannya dan sebagian besar siswa

tidak memperhatikannya.

Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh

keadaan alam dan beberapa kegiatan sehari-hari berdasarkan

waktunya dengan teknik tanya jawab. Pada saat menjawab secara

bersamaan sebagian besar siswa semangat untuk ikut menjawab

pertanyaan yang diberikan guru. Namun ketika ditanya individu,

siswa masih terlihat ragu menjawabnya. Guru sudah memberikan

kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami

materi, namun hanya satu siswa yang bertanya yaitu siswa S2

yang bertanya: ”Ibu, kalo subuh berarti udah pagi ya?”.

Karena tidak ada lagi siswa yang bertanya maka kegiatan

dilanjutkan dengan dilakukan games. Setiap siswa dibagikan

Page 61: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

61

selembar kertas origami dengan warna yang berbeda yaitu biru

(sebagai perumpamaan waktu pagi), kuning (sebagai

perumpamaan waktu siang), orange (sebagai perumpamaan waktu

sore), dan hitam (sebagai perumpamaan waktu malam). Guru

menyebutkan contoh keadaan alam atau suatu kegiatan dan siswa

yang memegang kertas sesuai dengan pernyataan guru harus

mengangkatnya. Bagi siswa yang salah harus maju ke depan untuk

menyebutkan contoh kegiatan yang dilakukan pada tiap satuan

waktu masing-masing satu kegiatan.

Setelah games selesai, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan kembali materi satuan waktu. Sebagai evaluasi,

pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan

1 yang berjumlah 10 soal. Siswa terlihat senang dan semangat

untuk mengerjakan soal pada LKS, apalagi mereka dapat

mewarnai gambar-gambar yang ada pada LKS tersebut.

Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal latihan pada

LKS dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2

Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas pada Pertemuan Ke-1

Namun pada saat mengerjakan LKS latihan 1 ini masih

banyak siswa yang selalu menanyakan jawabannya. Disini guru

tidak langsung memberi tahu jawaban tetapi hanya mengarahkan

maksud soal dengan tujuan agar siswa belajar mandiri dalam

mengerjakan tugas.

Page 62: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

62

a. Pertemuan ke-2/ Senin, 3 November 2008

Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini ada 33

orang dan siswa yang tidak hadir ada 2 orang. Yaitu S28 dan S29

dikarenakan sakit.

Pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema

”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah nama-nama

hari. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah

membaca dengan nyaring dan lafal yang tepat (pelajaran bahasa

indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan serta

mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya).

Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”nama-

nama hari” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru

membimbing siswa untuk menyebutkan nama-nama hari dengan

suara nyaring dan lafal yang tepat. Setelah itu, guru menjelaskan

tentang besok, lusa, dan kemarin. Kemudian guru memberikan

kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami

materi. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai berani untuk

menanyakan materi yang belum dipahami meskipun hanya 5 anak.

Namun hal ini lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa yang

bertanya yaitu S1, S2, S3, S6, dan S32. Diantaranya yaitu S1

bertanya: ”Ibu, yang pertama hari senin kan?Kok nyanyinya hari

minggu dulu?”.

Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh soal

dan masalah yang berkaitan dengan nama-nama hari dengan

teknik tanya jawab. Sebagian besar siswa berebut untuk

menjawabnya. Namun masih banyak juga siswa yang hanya diam

bahkan bercanda dengan temannya. Mungkin mereka menganggap

materi ini mudah sehingga kurang bersemangat.

Page 63: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

63

Agar siswa bersemangat, maka dimulailah games dengan

media berupa tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas

warna-warni. Perwakilan dari tiap kelompok sebanyak 7 orang

maju ke depan kelas, kemudian tiap orang mengambil 1 nama hari

dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan.

Kelompok yang tercepat dan terkompak diberi nilai 100

sedangkan yang lain 80 dan 60. Games dilanjutkan untuk anggota

kelompok yang belum maju. Nama-nama hari diletakkan di meja

di depan papan tulis, kemudian guru memberikan soal tentang

besok, lusa dan kemarin secara lisan. Masing-masing kelompok

tersebut harus mencari jawabanya di meja dengan cepat. Guru

kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.

Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan kembali materi nama-nama hari. Sebagai evaluasi,

pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan

2 yang berjumlah 7 soal. Siswa terlihat senang dan semangat

untuk mengerjakan soal pada LKS, mereka juga harus menentukan

gambar ekspresi wajah yang sesuai dengan perasaan siswa selama

pembelajaran.

b. Pertemuan ke-3/ Rabu, 5 November 2008

Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan ketiga ini ada 34

orang dan siswa yang tidak hadir ada 1 orang, yaitu S29 yang

masih sakit.

Pada pertemuan ketiga ini masih menggunakan tema

”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah nama-nama

bulan. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah

membaca dengan nyaring dan lafal yang tepat (pelajaran bahasa

indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan, mewarnai,

Page 64: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

64

serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni

budaya).

Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”nama-

nama bulan” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru

membimbing siswa untuk menyebutkan nama-nama bulan dengan

suara nyaring dan lafal yang tepat. Kemudian beberapa siswa

ditunjuk untuk menyebutkan nama bulan secara urut dan bagi

yang menjawab dengan benar maka diberi hadiah stiker.

Setelah itu, guru menjelaskan tentang hubungan hari dan

bulan. Pada pembelajaran kali ini siswa yang mendengarkan dan

memperhatikan guru semakin banyak, tidak seperti pertemuan

pertama dan kedua. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa

yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada pertemuan

kedua ini siswa yang berani bertanya semakin banyak mencapai 7

orang, yaitu S1, S2, S22, S25, S26, S32, dan S33. Diantara siswa

yang bertanya yaitu S33 bertanya: ”Ibu, ’setelah’ itu maju atau

mundur?”.

Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh soal

dan masalah yang berkaitan dengan nama-nama bulan dengan

teknik tanya jawab. Sebagian besar siswa berebut untuk

menjawabnya. Namun masih banyak juga siswa yang hanya diam

bahkan bercanda dengan temannya. Dan guru menunjuk siswa

yang tidak memperhatikan untuk menjawab pertanyaan secara

individu. Guru juga menanyakan kembali tentang materi nama-

nama hari dan satuan waktu dengan tujuan agar siswa selalu

mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

Setelah tanya jawab selesai, maka dimulailah games dengan

media berupa tulisan nama-nama bulan yang terbuat dari kertas

warna-warni. Karena media yang ada hanya 1 set nama bulan,

maka perwakilan dari tiap kelompok maju secara bergantian. Tiap

kelompok diwakili oleh 12 orang, tiap orang mengambil 1 nama

Page 65: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

65

bulan dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara

berurutan. Kelompok yang tercepat dan terkompak diberi nilai 100

sedangkan yang lain 90 dan 80. Games dilanjutkan untuk anggota

kelompok yang belum maju. Nama-nama bulan diletakkan di meja

di depan papan tulis, kemudian siswa tersebut harus

mengurutkannya. Selain itu, guru memberikan soal secara lisan

dan siswa harus mengambil bulan yang menjadi jawabannya. Guru

kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.

Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan kembali materi nama-nama bulan. Sebagai

evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa

soal latihan 2 yang berjumlah 15 soal. Siswa terlihat senang dan

semangat untuk mengerjakan soal pada LKS karena terdapat

gambar bulan sabit yang harus mereka warnai dengan gradasi.

Mereka juga harus menentukan gambar ekspresi wajah yang

sesuai dengan perasaan siswa selama pembelajaran.

4) Pertemuan ke-4/ Jumat, 7 November 2008

Pertemuan keempat berlangsung selama 2 x 35 menit (2

jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.

Pada pertemuan keempat ini masih menggunakan tema

”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah jam analog.

Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah hidup

tertib yaitu membaca jam (bahasa inggris), disiplin dalam hal

waktu (pelajaran PKn) dan menyanyikan lagu sesuai irama

tepukan serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni

budaya).

Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”bangun

tidur” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru membimbing

siswa untuk memegang media berupa jam dan menanyakan benda

tersebut kepada siswa. Guru juga menanyakan jam saat bangun

Page 66: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

66

tidur, kemudian menanyakan bagaimana letak jarum jamnya.

Karena hanya beberapa siswa yang dapat menjawab dengan benar,

maka guru menjelaskan cara membaca jam analog dan cara

penulisannya. Kemudian guru juga memberikan kesempatan bagi

siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Namun

pada pertemuan keempat ini siswa yang bertanya hanya 2 orang

(S21 dan S22), lebih sedikit dari pertemuan sebelumnya. Diantara

siswa yang bertanya yaitu S21 bertanya: ”Ibu, jamnya yang

panjang atau yang pendek?”.

Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan soal dengan

teknik tanya jawab, yaitu guru memutar jarum jam dan siswa

menjawab jam berapa kemudian sebaliknya, guru menyebut jam

berapa dan salah satu siswa maju untuk menentukan jarum jam

sesuai dengan pertanyaan guru tersebut.

Pada pertemuan keempat ini, games yang sudah

direncanakan dalam RPP tidak dapat dilaksanakan karena waktu

yang tidak cukup. Apalagi tes siklus I yang seharusnya akan

diadakan pada pertemuan berikutnya, berdasarkan hasil diskusi

dengan guru kolaborator tes dilaksanakan pada pertemuan ini. Hal

ini dikarenakan keterbatasan waktu, dimana 2 minggu lagi akan

dilaksanakan TSS 3 sehingga materi harus selesai pada waktunya.

Sebagai evaluasi pada pertemuan ini, guru kembali

memberikan tugas berupa soal latihan 4 yang berjumlah 8 soal.

Dan dilanjutkan dengan tes akhir siklus I dengan materi satuan

waktu, nama-nama hari dan bulan, serta jam analog. Tes ini

berupa soal uraian berjumlah 20 soal dengan alokasi waktu 1 jam

pelajaran (35 menit).

Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar, meskipun masih

banyak siswa yang sering menanyakan jawaban tapi guru selalu

mencoba membimbing siswa untuk mandiri dan supaya hasil

belajar yang dicapai adalah hasil yang sebenarnya.

Page 67: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

67

Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus I

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3

Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I

Setelah pelaksanaan tes siklus I, kemudian peneliti

melaksanakan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk

mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

c) Tahap observasi dan analisis

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung

tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa

melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 68: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

68

Tabel 2

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang diamati Pert.1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 Rata-rata

1 Memperhatikan

penjelasan guru

10 (31,25%)

18 (54,55%)

25 (73,53%)

18 (51,43%)

52,69%

2

Memperhatikan

pertanyaan/

tanggapan teman

6 (18,75%)

10 (30,3%)

9 (26,47%)

12 (34,28%)

27,45%

3 Bertanya pada guru 1

(3,12%)

5 (15,15%)

7 (20,59%)

2 (5,71%)

11,14%

4 Menjawab

pertanyaan guru

10 (31,25%)

19 (57,57%)

19 (55,88%)

10 (28,57%)

43,31%

5 Mendengarkan

penjelasan guru

10 (31,25%)

21 (63,67%)

27 (79,41%)

35 (100%)

68,58%

6 Mengikuti games 29

(90,63%)

33 (100%)

34 (100%)

0 (0%)

72,66%

7 Mengerjakan tugas 32

(100%)

33 (100%)

34 (100%)

35 (100%)

100%

8 Berekspresi senang/bosan/berani

28 (87,5%)

28 (84,85%)

34 (100%)

33 (94,28%)

91,66%

Jumlah siswa hadir 32 33 34 35

Rata-rata aktivitas total 58,44%

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas

belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Akitivitas mendengarkan dan aktivitas memperhatikan guru

Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penjelasan guru

sebanyak 68,58 % dan memperhatikan penjelasan guru sebanyak

52,69 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan guru

sudah cukup banyak, akan tetapi tidak semua siswa memperhatikan

penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Masih banyak siswa yang

bercanda dengan teman sebangkunya dan mengobrol dengan teman

Page 69: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

69

lainnya ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Hal ini dapat

dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II.

2) Akitivitas memperhatikan pertanyaan/tanggapan teman

Rata-rata persentase siswa pada aktivitas memperhatikan

pertanyaan/ tanggapan teman hanya sebanyak 27,45%. Persentase ini

terbilang masih kurang, ketika salah satu siswa bertanya, menjawab

pertanyaan guru atau maju ke depan maka siswa yang lain acuh dan

tidak memperhatikannya. Terkadang pertanyaan yang sama ditanyakan

kembali oleh siswa yang lain. Namun apabila dilihat dari tiap

pertemuan maka aktivitas ini mengalami peningkatan meskipun hanya

sedikit.

3) Akitivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru

Aktivitas siswa bertanya pada guru, dari tabel di atas didapatkan

rata-rata persentase 11,14%. Persentase ini merupakan yang terkecil

dari seluruh aspek aktivitas yang diobservasi. Dalam pembelajaran

siklus I ini siswa masih jarang sekali bertanya. Sedangkan untuk rata-

rata persentase siswa pada aktivitas menjawab pertanyaan guru sebesar

43,31%. Hal ini menunjukkan bahwa mativasi siswa untukmenjawab

pertanyaan guru masih kurang. Pada siklus I ini, berdasarkan penilaian

observer guru kurang variatif dalam memberikan pertanyaan. Mungkin

hal ini yang mengakibatkan siswa kurang semangat untuk menjawab

pertayaan guru.

4) Akitivitas mengerjakan tugas

Untuk aktivitas mengerjakan tugas, ini merupakan aspek yang

paling baik yaitu dengan persentase 100%. Memang pada setiap

pertemuan seluruh siswa selalu mengerjakan tugas.

5) Akitivitas mengikuti games dan berekspresi

Aktivitas mengikuti games yang mencapai rata-rata 72,66%.

Siswa sangat bersemangat mengikuti games, hal ini terlihat pada

pertemuan pertama hanya ada 3 siswa yang tidak mengikuti games dan

pada pertemuan kedua dan ketiga seluruh siswa mengikuti games.

Page 70: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

70

Namun pada pertemuan keempat, guru tidak memberikan games

karena waktu yang tidak cukup. Sedangkan untuk aktivitas berekspresi

mencapai 91,66%, karena pada tiap pembelajaran masih ada 2-4 siswa

yang masih sering diam dan tidak dapat terlihat ekspresinya.

Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I

pada pertemuan keempat. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3

Nilai Tes Akhir Siklus I

Interval F f relatif f relatif kumulatif

45-52 1 2,86% 100%

53-60 0 0% 97,14%

61-68 1 2,86% 97,14%

69-76 4 11,43% 94,28%

77-84 4 11,43% 82,85%

85-92 12 34,28% 71,42%

93-100 13 37,14% 37,14%

Keterangan:

Nilai tertinggi = 100 Jumlah siswa = 35

Nilai terendah = 50 Rata-rata = 86,71

Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada

siklus I ini mencapai rata-rata 86,71. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa pada siklus I ini sudah baik, namun masih ada 2 orang

siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.

Hasil observasi terhadap guru pada KBM oleh observer cukup

baik, hanya saja guru harus lebih nyaring suaranya dan lebih variatif

dalam memberikan pertanyaan kepada siswa.

Page 71: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

71

d) Tahap refleksi/ 7 November 2008

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap

hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.

Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

Pada siklus I ini mulai dilakukan penerapan model pembelajaran

tematik pada pelajaran matematika, yaitu dengan tema ”kehidupan

sehari-hari”. Melalui tema ini guru dapat menyampaikan materi

pelajaran matematika dan menggabungkan beberapa materi pelajaran

lain seperti bahasa Indonesia, Pkn, bahasa Inggris, dan seni budaya.

Pada penerapan model pembelajaran tematik ini guru juga dapat

menggunakan variasi metode mengajar, seperti simulasi, penugasan,

tanya jawab dan games. Setiap pembelajaran dimulai dengan

bernyanyi dan diakhiri dengan games.

Selama pelaksanaan pembalajaran siklus I ini siswa memberikan

respon yang cukup baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan

aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran

matematika. Setiap awal pembelajarn siswa dengan gembira ikut

bernyanyi sesuai dengan bimbingan guru. Siswa juga terlihat semangat

untuk mengerjakan soal latihan pada LKS, apalagi jika mereka diberi

kesempatan untuk mewarnai gambar pada LKS tersebut.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas

belajar siswa mencapai 58,44%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I belum mencapai

indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase

aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%.

Adapun aspek aktivitas yang perlu ditingkatkan adalah

memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan pertanyaaan/

tanggapan teman, bertanya pada guru, dan menjawab pertanyaan guru.

Selain itu, guru harus lebih variatif dalam memberikan pertanyaan

pada siswa.

Page 72: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

72

Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa

mencapai nilai rata-rata 86,71 dan masih ada 2 orang siswa yang

mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa tes hasil

belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan

penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 80

dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.

Adapun hal yang perlu ditingkatkan adalah perhatian guru terhadap

para siswa yang hasil belajarnya masih rendah dan lebih tegas dalam

mendampingi siswa saat mengerjakan tugas atau soal latihan.

Maksudnya adalah bahwa siswa harus mandiri dalam mengerjakan

soal, bukan hanya pada saat tes tetapi saat latihan juga.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa diperoleh

informasi bahwa model pembelajaran tematik yang telah diterapkan

sudah cukup baik. Namun untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas

belajar siswa maka media yang digunakan harus lebih menarik, guru

harus lebih variatif dalam memberikan pertanyaan pada siswa, dan

games diharapkan dapat diikuti oleh seluruh siswa.

Pada pelaksanaan siklus I peneliti mengalami beberapa hambatan,

diantaranya paada pertemuan keempat games yang sudah direncanakan

dalam RPP tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tidak cukup.

Apalagi tes siklus I yang seharusnya akan diadakan pada pertemuan

kelima akhirnya dilaksanakan pada pertemuan ini dikarenakan

keterbatasan waktu, dimana 2 minggu lagi akan dilaksanakan TSS 3

sehingga materi harus selesai pada waktunya.

Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini

menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,

sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil

refleksi ini digunakan untuk perbaikan.

Page 73: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

73

3. Siklus II

a) Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah

menyiapkan jaringan tema, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran). Peneliti juga menyiapkan instrumen-instrumen

penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi

aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa,

serta membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir

siklus II ini.

b) Tahap pelaksanaan

Tema pada siklus II ini adalah ”lingkungan” dengan alokasi

waktu 5 kali pertemuan. Adapun materinya adalah bangun ruang

sederhana (pertemuan ke-5), ukuran besar dan kecil (pertemuan ke-6),

satuan panjang (pertemuan ke-7 dan ke-8), serta pelaksanaan tes akhir

siklus II pada pertemuan ke-9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pada Siklus II dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun uraian proses

pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan ke-5/ Senin, 10 Oktober 2008

Pertemuan kelima berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan kelima ini ada 32

orang dan siswa yang tidak hadir ada 3 orang, yaitu S4 dan S14

karena sakit serta S16 karena ijin.

Pada pertemuan kedua ini mulai menggunakan tema

”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah bangun ruang

sederhana (kubus, balok, tabung dan bola). Adapun materi yang

digabungkan pada subbab ini adalah bentuk benda (pelajaran

sains), memahami isi cerita (pelajaran bahasa indonesia),

mengenal lingkungan rumah (pelajaran ips), membiasakan tertib di

rumah (pelajaran Pkn) serta mengekspresikan diri melalui gambar

(pelajaran seni budaya).

Page 74: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

74

Pembelajaran dimulai dengan guru membacakan cerita

tentang seorang ”Ahmad” yang membantu ibunya membersihkan

gudang. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyebutkan

macam-macam benda yang ditemukan Ahmad dalam cerita

tersebut.

Kegiatan selanjutnya adalah guru menunjukkan beberapa

bangun ruang dan menjelaskan nama dan ciri-ciri bangun tersebut.

Kemudian dengan teknik tanya jawab guru membimbing siswa

untuk menyebutkan contoh benda-benda di rumah dan di sekitar

kelas yang mirip dengan bangun ruang-bangun ruang tersebut.

Kemudian guru menunjukkan gambar yang berisi beberapa

macam ruangan di dalam rumah. Dengan teknik tanya jawab guru

menjelaskan nama dan fungsi ruangan tersebut serta memberi

nasihat untuk membiasakan hidup rapi dengan meletakkan benda

sesuai dengan tempatnya.

Untuk mengingat kembali materi bangun ruang maka

dilakukan games, yaitu dengan meletakkan sebanyak mungkin

bangun ruang di depan kelas kemudian secara kelompok

menjawab dengan cepat nama bangun ruang yang ditubjuk secara

cepat oleh guru. Pemenang games adalah kelompok yang dapat

menjawab seluruh pertanyaan dengan benar, cepat dan kompak.

Adapun aktivitas siswa pada pertemuan ini adalah saat

guru becerita tidak semua siswa mendengarkan dan

memperhatikan guru, namun pada saat tanya jawab da games

hampir seluruh siswa semangat untuk menjawabnya. Sedangkan

siswa yang bertanya hanya 6 orang, yaitu yaitu S1, S3, S6, S11,

S21, dan S22.

Setelah games selesai, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan kembali nama-nama bangun ruang dan contohnya.

Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS

berupa soal latihan 5 yang berjumlah 10 soal.

Page 75: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

75

b. Pertemuan ke-6/ Rabu, 12 November 2008

Pertemuan keenam berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.

Pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema

”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah ukuran besar dan

kecil. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah

mengetahui dan menirukan suara hewan (pelajaran bahasa

indonesia), serta menggunting dan menempel (pelajaran seni

budaya).

Pembelajaran dimulai dengan tebak-tebakan, yaitu guru

menempel beberapa gambar hewan dan siswa diminta

menyebutkan nama hewan serta membunyikan suara hewan

tersebut. Setelah itu guru menjelaskan tentang besar, kecil, lebih

besar dan lebih kecil. Kemudian guru memberikan kesempatan

bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada

pertemuan keenam ini seluruh siswa memperhatikan penjelasan

guru dan menjawab petanyaan guru. Adapun siswa yang berani

dan mau untuk bertanya ada 11 anak, yaitu S2, S5, S12, S14, S15,

S16, S25, S26, S27, S31, dan S35. Hal ini lebih baik dari

pertemuan-pertemuan sebelumnya, meskipun beberapa

menanyakan masalah yang sama. Seperti S25 dan S35 bertanya:

”Ibu, kambing itu besar atau kecil?”.

Kegiatan selanjutnya adalah guru meletakkan gambar

hewan yang sama (ikan) dengan 3 ukuran yang berbeda, kemudian

perwakilan tiap kelompok diminta maju untuk mengurutkan benda

tersebut dari yang terkecil sampai terbesar. Bagi siswa yang maju

dan menjawab dengan benar diberikan hadiah stiker. Sebagian

besar siswa berebut untuk maju, namun setiap kelompok hanya 3

orang yang diberi kesempatan.

Page 76: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

76

Dokumentasi aktivitas siswa mengikuti games pada

pertemuan keenam dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4

Aktivitas Mengikuti Games pada Pertemuan ke-6

Agar siswa yang lain tidak kecewa, maka dimulailah games

yang dapat melibatkan seluruh siswa. Guru menjelaskan aturan

games, yaitu siswa harus menjawab ”besar,besar,besar” apabila

hewan yang disebut guru berukuran besar namun dengan gerakan

tangan menyatakan kebalikanya (kecil) dan menjawab ”kecil,

kecil, kecil” apabila hewan yang disebut guru berukuran kecil

namun dengan gerakan tangan menyatakan kebalikanya (besar).

Permainan berjalan dengan lancar dan seluruh siswa terlihat

senang serta semangat untuk mengikutinya, bahkan siswa saling

menertawakan ekspresi temannya yang kaget dan bingung saat

tiba-tiba ditunjuk oleh guru.

Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan kembali materi ukuran besar dan kecil. Sebagai

evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa

soal latihan 6 yang berjumlah 8 soal.

c. Pertemuan ke-7/ Jumat, 14 November 2008

Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.

Page 77: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

77

Pada pertemuan ketujuh ini masih menggunakan tema

”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah satuan panjang

tidak baku (langkah, depa, jengkal, dan telapak kaki). Adapun

materi yang digabungkan pada subbab ini adalah memahami

cerita pendek (pelajaran bahasa indonesia), akhlak terpuji dan

tercela (pelajaran akidah akhlak), serta mengekspresikan diri

melalui gambar (pelajaran seni budaya.

Pembelajaran dimulai dengan guru membacakan cerita

tentang ”Si Pinokiyo” dengan menempel gambar pinokiyo yang

semula berhidung pendek dan yang berhidung panjang. Kemudian

dengan metode tanya jawab siswa diminta menyimpulkan isi cerita

tersebut dan guru mengingatkan kembalitentang pelajaran akidah

akhlak tentang akhlak terpuji dan tercela.

Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan macam-macam

satuan panjang tidak baku yaitu jengkal, depa, langkah, dan

telapak kaki. Guru memberi contoh cara mengukurnya dan siswa

menghitungnya, setelah itu guru membimbing siswa untuk

mempraktekkan masing-masing satuan panjang. Disini guru

mengalami kerepotan untuk membimbing siswa untuk menirukan

gerakan dengan benar (khususnya untuk jengkal), hanya beberapa

siswa yang bisa mengikuti sedangkan yang lain bingung. Seperti

S9 yang bertanya: ”Ibu, gimana? Susah..” dan S29: ”Ibu, begini

ya?” (dengan menunjukkan gerakannya yang masih salah).

Untuk lebih tahu apakah siswa sudah dapat mengukur

dengan baik, maka guru menunjuk beberapa siswa untuk

mengukur panjang papan tulis dengan satuan depa, jengkal, dan

langkah. Sedangkan siswa yang lain memperhatikannya. Setelah

itu guru membagikan tugas berupa 10 soal yang harus diisi siswa

dengan mengukur sendiri panjang benda di sekitar kelas, dengan

tetap diperhatikan oleh guru beserta kolabortor dan guru

pendamping. Kegiatan ini dilaksanakan dengan baik oleh siswa,

Page 78: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

78

meskipun suasana sedikit gaduh karena siswa berlarian kesana-

kemari.

Dokumentasi aktivitas siswa saat melakukan tugas

pengukuran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5

Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Pertemuan ke-7

4) Pertemuan ke-8/ Senin, 17 November 2008

Pertemuan kedelapan ini berlangsung selama 2 x 35 menit

(2 jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.

Pembelajaran dimulai dengan guru menempel media

berupa sedotan 3 warna dengan ukuran yang berbeda dan

kemudian siswa diminta untuk membandingkannya. Kemudian

media sedotan diganti dengan gambar alat transportasi berupa

mobil dan kereta api. Guru menjelaskan cara menyatakan lebih

panjang, sama panjang, dan lebih pendek. Setelah itu dengan

tehnik tanya jawab siswa diminta membandingan panjang benda di

sekitar kelas, seperti buku dengan pensil dan meja dengan papan

tulis.

Kegiatan selanjutnya adalah games. Games yang pertama

guru membagikan sebuah sedotan kepada setiap siswa, kemudian

tiap kelompok menyambungkan tiap sedotan tersebut. Bagi

kelompok yang dapat selesai lebih cepat, maka merekalah

Page 79: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

79

pemenangnya. Suasana kelas pada saat games ini sedikit gaduh

karena peserta yang sudah selesai menyambungkan sedotannya

ikut menyemangati temannya yang lain. Namun kegaduhan ini

menunjukkan siswa senang dan semangat mengikuti games.

Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan kembali materi panjang dan pendek. Sebagai

evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa

soal latihan 8 yang berjumlah 10 soal.

5) Pertemuan ke-9/ Rabu, 19 November 2008

Pada pertemuan kesembilan ini dilakukan tes akhir siklus 2,

yaitu dengan bangun ruang sederhana, ukuran besar dan kecil,

serta satuan panjang. Tes ini berupa soal uraian berjumlah 20 soal

dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit).

Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar dan siswa sudah

mulai mandiri saat mengerjakan soal, meskipun masih ada

beberapa siswa yang masih menanyakan jawaban. Guru hanya

meyakinkan bahwa semuanya pasti bisa, semuanya sudah

dipelajari bersama.

Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus

II dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6

Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus 2

Page 80: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

80

Kemudian peneliti melaksanakan wawancara dengan guru

kelas dan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang

penerapan model pembelajaran tematik pada siklus 2 ini.

c) Tahap observasi dan analisis

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kelas

sebagai kolaborator dan juga sebagai observer. Observer melakukan

pengamatan langsung tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan

aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan

aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Siklus 2

No Aspek yang diamati Pert.1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 Rata-rata

1 Memperhatikan penjelasan guru

18 (54,55%)

35 (100%)

33 (94,28%)

33 (94,28%)

85,78%

2

Memperhatikan

pertanyaan/

tanggapan teman

17 (51,52%)

17 (48,57%)

17 (48,57%)

18 (51,43%)

50,02%

3 Bertanya pada guru 6

(18,18%)

11 (31,43%)

9 (25,71%)

6 (18,14%)

23,11%

4 Menjawab

pertanyaan guru

31 (93,94%)

35 (100%)

27 (77,14%)

35 (100%)

92,77%

5 Mendengarkan

penjelasan guru

26 (78,79%)

35 (100%)

35 (100%)

35 (100%)

94,69%

6 Mengikuti games 33

(90,63%)

35 (100%)

0 (0%)

35 (100%)

75%

7 Mengerjakan tugas 33

(100%)

35 (100%)

35 (100%)

35 (100%)

100%

8 Berekspresi:

senang,bosan,berani

26 (78,79%)

35 (100%)

29 (82,86%)

35 (100%)

90,44%

Jumlah siswa hadir 33 35 35 35

Rata-rata aktivitas total 76,47%

Page 81: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

81

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas

belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Akitivitas mendengarkan dan aktivitas memperhatikan guru

Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penjelasan guru

sebanyak 94,69% dan yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak

85,78%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan guru

sudah cukup banyak, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Kedua

aspek ini sudah menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik

bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I.

Dokumentasi aktivitas siswa saat memperhatikan

penjelasan guru dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 7

Aktivitas Memperhatikan Guru pada Siklus II

2. Akitivitas memperhatikan pertanyaan/tanggapan teman

Rata-rata persentase siswa pada aktivitas memperhatikan

pertanyaan/tanggapan teman hanya sebanyak 50,02%. Persentase ini

terbilang cukup. Ketika salah satu siswa bertanya, menjawab

pertanyaan guru atau maju ke depan maka siswa yang lain diarahkan

untuk memperhatikannya, namun masih ada siswa yang acuh dan tidak

memperhatikannya. Dan apabila dilihat dari tiap pertemuan maka

aktivitas ini tidak mengalami peningkatan yang baik, cenderung selalu

sama.

Page 82: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

82

3. Akitivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru

Aktivitas siswa bertanya pada guru, dari tabel di atas didapatkan

rata-rata persentase 23,11%. Persentase ini merupakan yang terkecil

dari seluruh aspek aktivitas yang diobservasi, sama seperti hasil pada

siklus I. Namun pada siklus 2 ini keberanian siswa untuk bertanya

pada tiap pertemuan meningkat, dan selalu berubah siswanya.

Sehingga dapat dikatakan pada siklus 2 aspek ini meningkat.

Sedangkan untuk rata-rata persentase siswa pada aktivitas

menjawab pertanyaan guru sebesar 92,77%. Hal ini menunjukkan

bahwa aktivitas siswa dalam hal menjawab pertanyaan guru sangat

baik. Pada siklus 2 ini, guru mencoba lebih variatif dalam memberikan

pertanyaan, misalnya dengan tehnik tebakan dan memberi soal yang

menarik (dengan gambar/media). Mungkin hal ini yang mengakibatkan

siswa lebih semangat untuk menjawab pertayaan guru.

4. Akitivitas mengerjakan tugas

Untuk aktivitas mengerjakan tugas, ini merupakan aspek yang

paling baik yaitu dengan persentase 100%. Memang pada setiap

pertemuan seluruh siswa selalu mengerjakan tugas.

5. Akitivitas mengikuti games dan berekspresi

Aktivitas siswa mengikuti games mencapai rata-rata 75%. Siswa

sangat bersemangat mengikuti games, hal ini terlihat pada setiap

pertemuan seluruh siswa dapat mengikuti games. Namun pada

pertemuan ketujuh, guru tidak memberikan games karena waktu yang

tidak cukup.

Sedangkan untuk aktivitas berekspresi mencapai 90,44%, karena

pada tiap pembelajaran masih ada 2-4 siswa yang selalu diam dan tidak

dapat terlihat ekspresinya.

Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II pada

pertemuan kesembilan. Hasil tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 83: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

83

Tabel 5

Nilai Tes Akhir Siklus II

Interval F f relatif f relatif kumulatif

70-75 2 5,71% 100%

76-80 4 11,43% 94,29%

81-85 8 22,86% 82,86%

86-90 5 14,29% 60%

91-95 7 20% 45,71%

96-100 9 25,71% 25,71%

Keterangan:

Nilai tertinggi = 100 Jumlah siswa = 35

Nilai terendah = 70 Rata-rata = 90

Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada

siklus 2 ini mencapai rata-rata 90. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa pada siklus 2 ini sangat baik dan tidak ada lagi siswa

yang mendapat nilai dibawah KKM.

c) Tahap refleksi/ 19 dan 20 November 2008

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap

hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II.

Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

Pada siklus II ini dilanjutkan kembali penerapan model

pembelajaran tematik pada pelajaran matematika, yaitu dengan tema

”lingkungan”. Melalui tema ini guru dapat menyampaikan materi

pelajaran matematika dan menggabungkan beberapa materi pelajaran

lain seperti bahasa Indonesia, Pkn, ips, sains, akidah akhlak, dan seni

budaya dengan menggunakan variasi metode mengajar, seperti

simulasi, penugasan, tanya jawab dan games. Selain itu, media yang

digunakan dibuat lebih menarik, pertanyaan kepada siswa lebih

variatif, dan digunakan games yang dapat diikuti oleh seluruh siswa.

Page 84: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

84

Selama pelaksanaan pembalajaran siklus II ini siswa memberikan

respon yang semakin baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan

aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran

matematika. Dengan pertanyaan guru yang lebih variatif maka siswa

yang menjawab pertanyan menjadi lebih banyak dan seluruh siswa

dapat mengikuti games dengan penuh semangat.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas

belajar siswa mencapai 76,47%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai

indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase

aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%.

Berdasarkan tes hasil belajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai

rata-rata 90 dengan nilai terendah 70. Hal ini juga menunjukkan bahwa

tes hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator

keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa

mencapai nilai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah

KKM yaitu 65.

Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan

informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran

tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan model

pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan sangat baik

sehingga dapat dikatakan berhasil.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator

keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini

dihentikan sampai dengan siklus II.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk tes digunakan tes formatif

yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang

diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS

Page 85: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

85

(Lembar Kerja Siswa). Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil

belajar matematika siswa pada tiap pertemuan dan tiap siklus sebagai

implikasi dari PTK.

Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara

yang ditujukan untuk guru dan siswa. Lembar observasi diisi pada setiap

pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada setiap akhir siklus. Untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat

keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi

memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama

observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya atau

tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan

kebenaran data. Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data

yang absah dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamatan terhadap

aktivitas belajar siswa apakah menunjukkan peningkatan dengan

diterapkannya model pembelajarn tematik. Hal ini bertujuan untuk menggali

data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang

berbeda. Peneliti juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator

mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan

menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini

bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang

persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran matematika,

bagaimana aktivitas belajar siswa dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa

didapat informasi dari keadaan yang sebenarnya, wawancara dilakukan secara

berulang, yaitu pada jam istirahat setiap pertemuan. Adapun siswa yang

dipilih saat wawancara, diambil berdasarkan prestasi belajarnya yang rendah,

sedang dan tinggi. Hal ini bertujuan agar informasi yang diperoleh dapat

mewakili siswa dalam kelas secara keseluruhan. Wawancara juga dilakukan

terhadap guru kolaborator untuk memperoleh informasi dari sumber yang

berbeda.

Page 86: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

86

G. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,

yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi

guru pada KBM untuk menilai kualitas guru dalam penerapan model

pembelajaran tematik dan lembar observasi aktivitas belajar matematika

siswa untuk mengetahui persentase aktivitas belajar siswa. Lembar

observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.

Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 6

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2

1 Memperhatikan penjelasan

guru 52,69% 85,78%

2 Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman

27,45% 50,02%

3 Bertanya pada guru 11,14% 23,11%

4 Menjawab pertanyaan guru 43,31% 92,77%

5 Mendengarkan penjelasan

guru 68,58% 94,69%

6 Mengikuti games 72,66% 75%

7 Mengerjakan tugas 100% 100%

8 Berekspresi:

senang,bosan,berani 91,66% 90,44%

Rata-rata 58,44% 76,47%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 18,03%. Data

pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan

Page 87: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

87

pada siklus II telah dapat memperbaiki/meningkatkan sebagian besar

aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus I, seperti aktivitas

memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, bertanya pada

guru, dan memperhatikan tanggapan teman. Perbandingan persentase

aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram

sebagai berikut:

Ket: Aspek 1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman

3. Bertanya pada guru

4. Menjawab pertanyaan guru

5. Mendengarkan penjelasan guru

6. Mengikuti games

7. Mengerjakan tugas

8. Berekspresi: senang,bosan,berani

Gambar 8

Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar

Selain dalam bentuk persentase aktivitas belajar siswa, peneliti juga

menyajikan data skor aktivitas belajar setiap siswa pada tiap siklus.

Statistik deskriptif skor aktivitas dapat dilihat pada tabel berikut:

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8

Siklus 1

Siklus 2

Aspek aktivitas

Per

sen

tase

Page 88: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

88

Tabel 7

Statistik Deskriptif Peningkatan Skor Aktivitas Belajar Siswa

Statistik Siklus I Siklus II

Skor minimum 4 18

Skor maksimum 27 30

Rata-rata 18.03 24

Standar Deviasi 4,57 3,15

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata skor

aktivitas belajar siswa mencapai peningkatan +6 poin. Hal ini

menunjukkan bahwa tindakan pada siklus II juga meningkatkan skor

aktivitas belajar setiap siswa. Berdasarkan hasil standar deviasi pada tabel

di atas, dapat diperoleh informasi bahwa standar deviasi pada siklus II

mengalami penurunan dari 4,57 menjadi 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa

perolehan skor aktivitas tiap siswa semakin merata. Adapun peningkatan

skor tiap siswa dapat dilihat pada lampiran 23.

2. Tes hasil belajar

Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang

dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan

pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS (Lembar

Kerja Siswa). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8

Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Statistik Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 100 100

Nilai terendah 50 70

Rata-rata 86,71 90

Standar deviasi 10,98 8,57

Page 89: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

89

Berdasarkan tabel 8 tersebut diperoleh informasi bahwa hasil belajar

siswa selalu mencapai rata-rata yang baik yaitu diatas 80. Rata-rata nilai

pada siklus II mengalami peningkatan 3,29 yaitu dari yang sebelumnya

86,71 menjadi 90. Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai

dibawah KBM yaitu 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 70

dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KBM.

Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram batang adalah

sebagai berikut:

Gambar 9 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

3. Wawancara

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil

belajar, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti pada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum

tindakan dan setelah tindakan.

Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan

(penelitian pendahuluan) diperoleh informasi bahwa siswa jarang sekali

bertanya tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang

sering acuh saat guru menjelaskan ataupun memberi pertanyaan. Sebagian

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I Siklus II

Tes Hasil Belajar

Nil

ai

Ra

ta-r

ata

Page 90: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

90

besar siswa menyukai pelajaran matematika karena mudah dan memang

suka, sedangkan yang lain menyatakan tidak suka karena cape

mengerjakan soal. Para siswa juga kadang merasa bosan saat belajar

matematika yang selalu mengerjakan soal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus I

diperoleh informasi bahwa model pembelajaran tematik yang telah

diterapkan sudah cukup baik. Namun untuk meningkatkan motivasi dan

aktivitas belajar siswa maka media yang digunakan harus lebih menarik

dan games diharapkan dapat diikuti oleh seluruh siswa.

Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus II

memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model

pembelajaran tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa

penerapan model pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan

sangat baik sehingga dapat dikatakan berhasil.

H. Interpretasi Hasil Analisis

Pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan siswa cukup senang

dan semangat belajar dengan diterapkannya model pembelajaran tematik.

Aktivitas belajar siswa pada aspek mengerjakan tugas dan mengikuti games

pad kedua siklus selalu baik. Ketika diberikan tugas berupa soal latihan pada

LKS siswa dapat mengerjakannya dengan baik dan tertib (tidak gaduh ataupun

berpindah-pindah tempat), meskipun pada siklus I masih banyak siswa yang

sering menanyakan jawabannya kepada guru namun pada siklus II siswa

mulai mandiri dalam mengerjakan tugas. Dan ketika diberikan games siswa

sangat semangat untuk mengikutinya, meskipun pada siklus I masih ada

beberapa yang masih tidak peduli dan malas mengikuti games namun pada

siklus II hal ini tidak terjadi lagi, games yang dibuat oleh guru dapat diikuti

oleh seluruh siswa.

Pada aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru pada

siklus I menunjukkan persentase +50%, hal ini dianggap masih kurang karena

aspek memperhatikan penjelasan guru merupakan aspek yang sangat penting.

Page 91: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

91

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh informasi bahwa

kekurangan pada aspek ini disebabkan suara guru kurang nyaring. Setelah

dilakukan perbaikan pada siklus II maka kedua aspek ini meningkat sehingga

mencapai lebih dari 85%.

Untuk aspek menjawab pertanyaaan menjawab pertanyaan guru,

bertanya pada guru, dan memperhatikan tanggapan teman pada siklus I masih

sangat rendah. Siswa sangat jarang bertanya guru menjelaskan materi tetapi

sebagian besar siswa bertanya ketika mengerjakan soal, masih seperti yang

terjadi pada penelitian pendahuluan. Namun pada siklus II hal ini mulai

membaik, siswa punya kemauan untuk bertanya tentang materi pelajaran.

Siswa yang menjawab pertanyaan guru juga semakin banyak dengan

diberikannya hadiah ataupun poin bagi siswa yang aktif menjawab.

Dari seluruh aspek aktivitas yang diukur, rata-rata persentase aktivitas

belajar siswa pada siklus I mencapai 58,44% dan mengalami peningkatan

pada siklus II, yaitu menjadi 76,47%. Sedangkan rata-rata skor aktivitas siswa

pada siklus I adalah 18,03 dan megalami peningkatan pada siklus II , yaitu

menjadi 24. Pada siklus II ini seluruh siswa dapat mengikuti games dan

mengerjakan tugas dengan baik, sebagian besar siswa memperhatikan

penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, serta siswa yang mau

memperhatikan tanggapan teman mencapai +50%.

Hampir seluruh aspek aktivitas belajar sudah dapat mencapai persentase

yang tinggi, namun ada satu aspek aktivitas belajar yang masih sangat rendah

yaitu aktivitas bertanya pada guru yang hanya dapat mencapai +23% (lihat

gambar 8).

Sedangkan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai tes

akhir siklus I dan siklus II, keduanya menunjukkan rata-rata yang sangat baik

yaitu mencapai 80. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan 3,29

yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90. Pada siklus I masih ada 2 orang

siswa yang mendapat nilai dibawah KBM yaitu 65, namun pada siklus II nilai

terendahnya adalah 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai

dibawah KBM.

Page 92: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

92

I. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika siswa

Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil pernyataan ekspresi siswa yang ada

di setiap bagian akhir LKS, dimana jumlah siswa yang memilih ekspresi

senang belajar tematik semakin meningkat. Berdasarkan hasil wawancara,

siswa menyatakan senang belajar tematik karena guru menggunakan

berbagai metode yang bervariatif sehingga siswa tidak merasa bosan atau

jenuh dan seluruh kegiatan pembelajaran berkaitan dengan tema.

2. Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa

Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas

siswa karena prinsip pembelajaran ini adalah sebuah pembelajaran yang

memiliki karakteristik pemberdayaan peserta didik, aktivitas, pemodelan,

demonstrasi, bernyanyi, menghasilkan karya, dan terintegrasi dengan

kehidupan nyata peserta didik (kontekstual).51

Jadi dalam setiap

pembelajaran yang lebih berperan aktif adalah siswa.

Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari

hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas

belajar siswa pada siklus I adalah 58,44% dan meningkat pada siklus II

menjadi 76,47%.

3. Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa

Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan

penerapan model pembelajaran tematik maka hasil belajar siswa juga

mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil

51 Departeman Agama, Pedoman Pelaksanaan.........., h. 13

Page 93: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

93

tes akhir siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat, meskipun

hanya 3,29 yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90.

4. Pemberian poin dan hadiah dapat meningkatkan motivasi siswa pada

aspek aktivitas menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan tugas

Pemberian poin dan hadiah bagi siswa yang dapat menjawab soal yang

diberikan guru dapat meningkatkan motivasi siswa, mereka menjadi lebih

semangat untuk menjawab dan berkompetisi untuk mendapatkan hadiah

atupun menambah poin sebanyak-banyaknya.

5. Penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan motivasi

siswa dalam mengerjakan tugas

Hal ini berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan

siswa yaitu bahwa siswa sangat menyukai LKS yang diberikan guru

karena memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas. Penggunaan LKS

juga sangat efektif dan membantu guru untuk lebih banyak memanfaatkan

waktu belajar.

6. Aktivitas belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar matematika siswa

Berdasarkan analisis terhadap rata-rata persentase aktivitas belajar

siswa dan rata-rata hasil belajar siswa, maka keduanya menunjukkan

adanya pengaruh dimana peningkatan aktivitas belajar juga

mengakibatkan peningkatan pada hasil belajar siswa.

BAB V

Page 94: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

94

KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran tematik dapat diterapkan pada mata pelajaran

matematika. Penerapan model pembelajaran tematik tidak harus dilakukan

secara menyeluruh namun dapat dilakukan pada suatu pelajaran, misalnya

pelajaran matematika. Materi utamanya adalah matematika dan ditambah

materi-materi pelajaran lain yang sesuai dengan tema yang dibuat oleh

guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk kreatif sehingga dapat membuat

tema yang sesuai dan dapat memadukan beberapa materi pelajaran dengan

tema tersebut.

Respon siswa sangat baik terhadap model pembelajaran tematik

pada pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan model pembelajaran

tematik dapat mempersatukan beberapa materi dalam satu tema. Selain itu,

dalam penerapan pembelajaran tematik guru dapat menggunakan metode

yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan.

2. Model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini

dapat terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 58,44% dan setelah

dilakukan perbaikan selama pembelajaran pada siklus II maka rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini meningkat menjadi

76,47%.

3. Dari semua indikator aktivitas belajar siswa, yang dapat ditingkatkan

melalui penerapan model pembelajaran tematik yaitu aktivitas

mendengarkan, memperhatikan, menjawab pertanyaan, mengikuti games,

mengerjakan tugas, dan bertanya. Namun untuk aspek bertanya ini,

peningkatanya paling rendah. Pada siklus I persentase aspek bertanya

adalah 11,14% dan pada siklus II meningkat hanya sampai 23,11%. 82

Page 95: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

95

4. Model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil

belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rata-

ratanya sebesar 86,71 dan pada siklus II meningkat menjadi 90 serta tidak

ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.

D. Saran

1. Berdasarkan penelitian ini, untuk meningkatkan motivasi belajar

matematika siswa guru hendaknya lebih variatif dalam menggunakan

metode pengajaran dan membuat media-media yang menarik bagi siswa.

2. Agar pembelajaran menjadi bermakna dan untuk mengatasi padatnya

kurikulum, guru dapat menggunakan model pembelajaran tematik.

3. Simulasi ataupun games yang berkaitan/mengandung materi pelajaran

sangat baik digunakan dalam setiap pembelajaran.

4. Perkembangan aktivitas belajar siswa harus selalu diperhatikan oleh guru

dan guru harus selalu melatih siswa untuk mandiri dalam mengerjakan

tugas ataupun ulangan.

5. Berdasarkan data skor aktivitas dan hasil belajar, terlihat adanya pengaruh

peningkatan skor aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar. Oleh karena

itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui korelasi

antara keduanya.

6. Karena dari semua indikator aktivitas siswa yang paling rendah adalah

kemampuan bertanya, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengatasi rendahnya kemampuan bertanya siswa.

Page 96: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

96

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2001

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006

B. Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007

Departemen Agama. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Jakarta:

Departemen Agama RI, 2005

Depdiknas. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2003

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003

HM Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet.

Ke-2, 2004

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-

anak-usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-

penggunaan/

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-

penting/

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-

landasan/

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=3336

Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:

Kizi Bother’s, 2008

Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2000

Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002

Page 97: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

97

Kunandar. Guru Profesional, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007

L. Silberman, Melvin. Active Learning, Bandung, Nusamedia, Edisi Revisi, 2006

Masykur, Moch dan Fathani, Abd. Halim. Mathematical Intelligence, Jakarta: Ar-

Ruzz Media, Cet. Ke-1, 2007

Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, Cet. Ke-6, 2006

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2007

Suharsono. Membelajarkan Anak Dengan Cinta, Jakarta: Inisiasi Press, 2003

Suherman, H. Erman et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran

Matematika Kotemporer, Bandung: UPI, 2003

Sujanto, Agus. Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-7,

1996

Page 98: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

98

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Siklus 2

Pokok materi : Bangun ruang sederhana, Ukuran besar dan kecil, Satuan panjang, Perbedaan jarak (dekat dan jauh)

Alokasi waktu : 45 menit

No Indikator Kompetensi Bentuk Nomor Jumlah

C1 C2 C3 Soal Butir Butir 1 Mengidentifikasi contoh

bangun ruang sederhana √ √ Uraian 1,2,3,4 4

2 Menyebutkan nama bangun

ruang sederhana

√ √ √ Uraian 17,18 2

3 Membedakan benda

berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)

√ √ Uraian 5,6,7,8 4

4 Mengurutkan benda

berdasarkan ukurannya

√ √ Uraian 9 1

5 Membedakan panjang dan

pendek √ √ Uraian 14,15,16 3

6 Menggunakan satuan panjang dengan alat ukur tidak baku

√ √ √ Uraian 10,11,12,13 4

7 Membedakan jarak dekat

dan jauh

√ √ Uraian 19, 20 2

Jumlah 20

Page 99: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

99

latihan 1 nama/no absen:

________

isilah titik titik sesuai dengan jawaban yang benar

1) andi dan tiwi berangkat sekolah pada . . . . . hari 2) matahari terbenam

pada . . . . . hari

3) bulan bersinar pada . . . . hari

4) ibu membuat sarapan

pada . . . . hari

5) kelelawar mencari makan

pada . . . . hari

Page 100: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

100

pembelajaran tematik matematika hari ini

aku merasa …

a) senang b) biasa aja c) bosan

latihan 2 nama/no.absen:

________

jodohkanlah soal berikut sesuai dengan jawaban di samping

dengan tanda panah

1) sebelum hari jumat adalah hari . . .

2) sebelum hari senin adalah hari . . .

3) sekarang hari Selasa, kemarin hari . . .

4) sekarang hari selasa, besok hari . . .

5) sekarang hari rabu, kemarin hari . . .

6) besok hari sabtu, sekarang hari . . .

senin

selasa

rabu

kamis

jumat

sabtu

minggu

Page 101: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

101

7) sekarang hari kamis, lusa hari . .

pembelajaran tematik matematika hari ini

aku merasa …

a) senang b) biasa aja c) bosan

latihan 3 nama/no.absen:

________

isilah titik titik sesuai dengan urutan nama bulan

kemudian warnai gambar bulan berikut

januari

februari

. . . . . . .

april

. . . . . . .

Page 102: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

102

juni

juli

. . . . . . .

september

. . . . . . .

november

. . . . .

. . .

isilah titik titik sesuai dengan jawaban yang benar

1) nama bulan pertama adalah . . .

2) nama bulan terakir adalah . . .

3) sebelum bulan mei adalah bulan . . .

4) nama bulan ketiga adalah bulan . . .

5) setelah bulan januari adalah bulan . . .

6) satu tahun ada . . . bulan

7) nama bulan ke-10 adalah . . .

Page 103: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

103

8) nama bulan ke-8 adalah . . .

9) setelah bulan mei adalah bulan . . .

10) setelah bulan juni adalah bulan . . .

pembelajaran tematik matematika hari ini

aku merasa …

a) senang b) biasa aja c) bosan

latihan 4 nama/no.absen:

________

tulislah waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam di bawah ini

1 2

Page 104: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

104

3 4

pembelajaran tematik matematika hari ini

aku merasa …

a) senang b) biasa aja c) bosan

Page 105: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

105

latihan 5 nama/no.absen:

________

jodohkanlah gambar bangun ruang sesuai dengan namanya,

kemudian berilah warna !

1 )

2 )

3 )

4 )

• bola

• kubus

• balok

• tabung

Page 106: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

106

no gambar nama benda bentuk benda

1

2

3

4

5

Page 107: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

107

6

pada pembelajaran tematik matematika hari ini

aku merasa …

a) b) c)

latihan 6 nama/no absen:

________

amatilah gambar di bawah ini

1) binatang apa yang paling besar ?

2) binatang apa yang paling kecil ?

lengkapilah kalimat di bawah ini dengan kata besar atau

kecil

3) gajah lebih ___________ dari pada kuda

4) kuda lebih ___________ dari pada gajah

5) kambing lebih ___________ dari pada kuda

6) gajah lebih ___________ dari pada kambing

Page 108: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

108

7) urutan hewan dari yang paling kecil adalah

, ,

8) urutan hewan dari yang paling besar adalah

, ,

pada pembelajaran tematik matematika hari ini

aku merasa …

latihan 7 nama/ no.absen :

________

Ukurlah panjang benda-benda di sekitarmu!

1. Panjang meja siswa = _________ jengkal

2. Panjang meja guru = __________ jengkal

3. Panjang jendela = ____________ jengkal

4. Panjang lemari = _____________ depa

5. Panjang pintu = ______________ langkah

6. Panjang pintu = ______________ telapak kaki

Page 109: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

109

7. Panjang papan tulis = __________ depa

8. Panjang papan tulis = __________ langkah

9. Jarak meja guru ke pintu = ____________ langkah

10. Jarak pintu IF ke pintu IE = ___________ langkah

Page 110: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

110

latihan 8 nama/no absen:

_________

Isilah dengan kata panjang, pendek, atau sama panjang!

1)

Lebih _________ dari

2)

Lebih _________ dari

3)

Lebih _________ dari

4)

______________

5)

Page 111: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

111

Lebih _________ dari

6)

Lebih _________ dari

7)

Lebih _________ dari

8)

Lebih _________ dari

Page 112: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

112

9) Kereta api lebih __________ dari mobil

10) Mobil lebih ___________ dari kereta api

Page 113: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

113

Rekapitulasi Hasil Observasi Guru pada KBM

No Aspek yang dinilai Siklus I Siklus 2

Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 Pert.6 Pert.7

1 Membuat RPP 3 3 3 2 3 3

2 Pemilihan tema 3 3 3 2 3 3 3 Pemilihan media yang tepat 2 3 3 3 3 3

4 Pelaksanaan model pembelajaran tematik 2 2 2 2 2 3

5 a. Apersepsi (membuka pelajaran) 2 2 2 2 2 2

b. Memotivasi siswa 2 2 2 3 2 3

c. Penguasaan materi 3 3 3 3 3 3

d. Penggunaan metode pembelajaran 3 3 2 3 3 3

e. Pengelolaan kelas 2 2 3 3 2 2

f. Keterampilan bertanya dan menjawab

pertanyaan 2 2 3 2 3 2

g. Pemberian Tugas 3 3 3 2 2 3 h. Menutup pelajaran 2 2 2 2 3 2

Jumlah 29 30 31 29 31 32

Rata-rata 29.75 32

Keterangan skala penilaian:

0 = Tidak ada

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Baik sekali

Page 114: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

114

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 1

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil

Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : KEGIATAN SEHARI-HARI

Pendekatan/Metode : Kontekstual / Demonstrasi, games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang

2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring

3. Mengenal alam sekitar

4. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam)

2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

3. Menyebutkan keadaan alam

4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa

III. Indikator :

1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk kegiatan

sehari-hari

2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu

3. Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan suara nyaring dan intonasi yang

tepat

4. Membaca soal bergambar

5. Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai

6. Menyebutkan keadaan alam berdasarkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan

malam)

7. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan

8. Menyanyikan lagu dengan ekspresi

Page 115: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

115

9. Mengekspresikan diri melalui gambar

IV. Materi Pokok :

SATUAN WAKTU

Dalam satu hari, dibagi menjadi empat satuan waktu yaitu pagi, siang, sore dan

malam.

1. Pagi

- Matahari terbit pada pagi hari.

- Udara masih bersih pada pagi hari.

- Kegiatan yang dilakukan pada waktu pagi contohnya:

sholat subuh, mandi pagi, sarapan, dan berangkat ke sekolah

2. Siang

- Kegiatan yang dilakukan pada waktu siang contohnya:

sholat dzuhur, makan siang, pulang dari sekolah

3. Sore

- Matahari terbenam pada sore hari.

- Kegiatan yang dilakukan pada waktu sore contohnya:

Sholat ashar, mandi sore

4. Malam

- Bulan bersinar pada malam hari.

- Kekelawar mencari makan pada malam hari.

- Kegiatan yang dilakukan pada waktu malam contohnya:

sholat isya, makan malam, belajar, dan tidur.

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa

Motivasi : Mengajak siswa menyanyikan lagu “bangun tidur”

2. Kegiatan Inti (50 menit)

• Guru memberi tahu tema pelajaran hari ini dan dengan metode tanya

jawab, siswa diminta menyebutkan contoh kegiatan sehari-hari yang

terdapat pada lagu “bangun tidur”.

Page 116: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

116

• Guru memberi contoh soal kegiatan sehari-hari dan satuan waktunya.

• Beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan

kegiatan yang dia lakukan pada waktu pagi, siang, sore dan malam.

• Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu guru menyebutkan

contoh kegiatan dan siswa menyebutkan satuan waktu dengan menunjuk

kertas sesuai warna yang telah ditentukan.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah bagi siswa yang

maju ke depan untuk bercerita dan memberi penilaian kelompok dalam

mengikuti games.

3. Penutup (10 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 1.

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 1, yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

VI. Media dan Sumber Belajar

Media:

Kertas origami warna-warni

Sumber Belajar:

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Soal tertulis:

Soal Latihan 1 LKS

Jakarta, 31 Oktober 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru mata pelajaran

Page 117: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

117

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 2

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : KEGIATAN SEHARI-HARI Pendekatan / Metode : Kontekstual / Tanya jawab, games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang

2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring

3. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

1. Menyebutkan nama-nama hari

2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

3. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa

III. Indikator :

1. Menyebutkan nama-nama hari

2. Mengurutkan nama-nama hari

3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan nama hari

4. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

5. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan

6. Menyanyikan lagu dengan ekspresi

7. Mengekspresikan diri melalui gambar

IV. Materi Pokok :

NAMA-NAMA HARI

- Satu minggu = 7 hari

hari pertama adalah minggu hari kelima adalah kamis

hari kedua adalah senin hari keenam adalah jumat

hari ketiga adalah selasa hari ketujuh adalah sabtu

Page 118: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

118

hari keempat adalah rabu

- besok = satu hari setelah

kemarin = satu hari sebelum

lusa = dua hari setelah

kemarin lusa = dua hari sebelum

- contoh:

sekarang hari rabu, besak adalah hari kamis

kemarin hari senin, sekarang adalah hari selasa

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk untuk menyanyikan yel

kelas IF.

Motivasi : Membimbing siswa menyanyikan lagu “nama-nama hari”

2. Kegiatan Inti (45 menit)

• Dengan tehnik tanya jawab, guru membimbing siswa menyebutkan nama-

nama hari sesuai dengan lagu “nama-nama hari” yang telah dinyanyikan

bersama.

• Guru membimbing siswa mengucapkan nama-nama hari denga lafal yang

tepat dan penulisan yang benar.

• Beberapa siswa secara individu disuruh menyebutkan nama-nama hari

secara urut.

• Guru memberi contoh soal secara lisan yang berkaitan dengan nama hari,

dan siswa diminta menjawab soal tersebut.

• Guru membimbing siswa melakukan permainan berkelompok, yaitu

dengan media berupa tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas

warna-warni. Perwakilan dari tiap kelompok sebanyak 7 orang maju ke

depan kelas, kemudian tiap orang mengambil 1 nama hari dan dalam

hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan. Guru memberikan

penilaian untuk tiap kelompok.

Page 119: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

119

• Games dilanjutkan untuk anggota kelompok yang belum maju. Nama-

nama hari diletakkan di meja di depan papan tulis, kemudian guru

memberikan soal tentang besok, lusa dan kemarin secara lisan. Masing-

masing kelompok tersebut harus mencari jawabanya di meja dengan cepat.

Guru kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.

3. Penutup (15 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 2.

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 2, yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

VI. Media dan Sumber Belajar

Media:

Tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas warna-warni

Sumber Belajar:

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Soal tertulis:

Soal Latihan 2 LKS

Jakarta, 3 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 120: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 3

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : KEGIATAN SEHARI-HARI Pendekatan / Metode : Kontekstual / Games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang

2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring

3. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

1. Menyebutkan nama-nama bulan

2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

3. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa

III. Indikator :

1. Menyebutkan nama-nama bulan

2. Mengurutkan nama-nama bulan

3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan nama bulan

4. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

5. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan

6. Menyanyikan lagu dengan ekspresi

7. Mengekspresikan diri melalui gambar

IV. Materi Pokok :

NAMA-NAMA BULAN

1 tahun = 12 bulan

bulan pertama adalah januari bulan ke-5 adalah mei

bulan ke-2 adalah februari bulan ke-6 adalah juni

bulan ke-3 adalah maret bulan ke-7 adalah juli

bulan ke-4 adalah april bulan ke-8 adalah agustus

Page 121: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

121

bulan ke-9 adalah september bulan ke-11 adalah november

bulan ke-10 adalah oktober bulan ke-12/terakhir adalah desember

contoh:

- sebelum bulan mei adalah bulan april

- bulan kelima adalah bulan mei

- perayaan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk untuk

menyanyikan yel kelas IF.

Motivasi : Menyanyikan lagu “ulang tahun” dengan

irama tepukan tangan.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

• Guru menanyakan beberapa siswa tentang hari ulang tahunnya.

• Guru menjelaskan nama-nama bulan dan urutannya.

• Guru membimbing siswa menyanyikan lagu “nama-nama bulan” untuk

mempermudah siswa dalam menghafal urutan nama bulan.

• Siswa menyebut nama-nama bulan dengan nyaring dan lafal yang tepat

• Guru membimbing siswa melakaukan games, yaitu dengan membagi

siswa menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 anak,

masing-masing anak memegang kertas bertuliskan nama bulan.

Kemudian tiap kelompok diminta berdiri sesuai dengan urutan bulan.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian pada tiap

kelompok.

3. Penutup (20 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 3.

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 3, yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

Page 122: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

122

VI. Media dan Sumber Belajar

Media:

Tulisan nama-nama bulan yang terbuat dari kertas warna-warni

Sumber Belajar:

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Soal tertulis:

Soal Latihan 3 LKS

Jakarta, 5 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 123: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 4

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : KEGIATAN SEHARI-HARI Pendekatan / Metode : Kontekastual / Games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang

2. Menerapkan tertib di rumah

3. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

1. Menggunakan satuan waktu

2. Membiasakan tertib di rumah

3. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

III. Indikator :

1. Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog

2. Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog

3. Menghitung lama suatu kegiatan

4. Membandingkan lama suatu kegiatan

5. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan satuan waktu

6. Menyebutkan tata tertib di rumah

7. Menerapkan hidup tertib dalam hal waktu

8. Mengekspresikan diri melalui gambar

IV. Materi Pokok :

JAM ANALOG

- membaca jam analog

jarum pendek di angka 9

jarum pangjang di angka 12

berarti menunjukkan pukul 9 atau pukul 09.00

Page 124: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

124

- lama kegiatan

contoh: saskia mulai belajar pukul 7 malam

saskia selesai belajar pukul 9 malam

jadi saskia belajar selama 2 jam ( 9 – 7)

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk menyanyikan yel kelas IF.

Motivasi : Mengajak siswa menyanyikan lagu “bangun tidur”

2. Kegiatan Inti (50 menit)

• Dengan tehnik tanya jawab, guru mengingatkan kembali tentang satuan

waktu (pagi, siang, sore dan malam)

• Guru membawa media berupa jam analog, kemudian menanyakan apa

yang siswa ketahui tentang benda tersebut.

• Guru memberi contoh cara membaca dan menulis jam analog.

• Guru memberikan soal secara lisan dan siswa diminta maju ke depan

untuk menjawabnya.

• Dengan tehnik tanya jawab guru menjelaskan cara menghitung lama

suatu kegiatan.

• Games dilakukan dengan membagi kelompok sesuai dengan barisan

tempat duduk. Jam analog dibagikan pada setiap kelompok, kemudian

guru memberikan soal secara lisan.

• Soal pertama harus dijawab oleh bangku paling depan. Untuk menjawab

soal berikutnya, jam analog harus diberikan ke bangku di belakangnya,

dan begitu seterusnya.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian untuk tiap

kelompok.

3. Penutup (10 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 4.

Page 125: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

125

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 4, yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

VI. Media dan Sumber Belajar

Media:

Jam analog yang terbuat dari kayu

Sumber Belajar:

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Soal tertulis:

Soal Latihan 4 LKS

Jakarta, 7 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 126: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

126

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 5

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : LINGKUNGAN Pendekatan / Metode : Kontekstual / Games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

VIII. Standar Kompetensi :

1. Memahami bangun ruang sederhana

2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.

3. Memahami identitas diri dan keluarga

4. Mengekspresikan diri melalui karya seni

IX. Kompetensi Dasar :

1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana

2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

3. Mengenal lingkungan rumah

4. Membiasakan tertib di rumah

5. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

X. Indikator :

1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana

2. Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana

3. Membaca nyaring kata, suku kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan

intonasi yang tepat.

4. Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi cerita.

5. Menyebutkan nama-nama ruangan di rumah

6. Memahami fungsi tiap ruangan

7. Membiasakan meletakkan benda sesuai dengan tempatnya

8. Mengekspresikan diri melalui gambar

Page 127: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

127

XI. Materi Pokok :

BANGUN RUANG SEDERHANA

no gambar nama contoh

1

kubus

- Dadu

- Kotak kado

2

balok

- Kotak sepatu - Kotak pensil

3

tabung

- Kaleng susu

- Celengan

- Tempat minum

4

bola

- Bola

- Semangka

- Melon

XII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa.

Motivasi : Guru membacakan cerita tentang seorang anak yang membersihkan gudang.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Page 128: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

128

• Guru menempel gambar barang-barang yang ada pada cerita tersebut,

kemudian dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingkan

benda-benda tersebut dengan bangun ruang yang sebenarnya.

• Guru menanyakan nama tiap bangun ruang dan ciri-cirinya.

• Guru menjelaskan nama-nama bangun ruang dan siswa melafalkannya

dengan suara nyaring.

• Guru memperlihatkan gambar tentang ruangan di rumah. Kemudian

dengan teknik tanya jawab, guru bersama siswa menyebutkan fungsi tiap

ruangan dan macam-macam benda yang terdapat di ruangan tersebut.

• Guru menanyakan termasuk bangun ruang apakah beberapa benda yang

telah disebutkan pada tiap ruangan.

• Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu mengambil bangun

ruang yang menjadi jawaban dengan cepat.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah bagi siswa yang

dapat menjawabnya.

3. Penutup (10 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 5.

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 5, yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

XIII. Media dan Sumber Belajar

Media:

Bangun ruang (kubus, balok, tabung) yang terbuat dari kertas karton dengan

warna yang berbeda beda, beberapa bola dengan ukuran yang berbeda.

Sumber Belajar:

5. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

6. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

Page 129: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

129

7. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

8. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

XIV. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Soal tertulis:

Soal Latihan 5 LKS

Jakarta, 10 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 130: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

130

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 6

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : LINGKUNGAN Pendekatan/Metode : Kontekstual / Simulasi, games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

1. Menentukan ukuran

2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.

3. Mengetahui macam-macam suara hewan

4. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

1. Menentukan ukuran besar dan kecil

2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat

3. Mengetahui dan menirukan suara hewan

4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

III. Indikator :

1. Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)

2. Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau

terkecil)

3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaiatan dengan ukuran besar

dan kecil

4. Mengetahui dan menirukan suara hewan

5. Mewarnai, menggunting dan menempel gambar dengan baik

6. Mengekspresikan diri melalui gambar

Page 131: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

131

IV. Materi Pokok :

UKURAN BESAR DAN KECIL

Tabung 1 lebih kecil dari tabung 2

Tabung 1 lebih kecil dari tabung 3

Tabung 3 lebih besar dari tabung 1

Tabung 3 lebih besar dari tabung 2

Urutan tabung dari yang yang terkecil adalah tabung 1, tabung 2, tabung 3

Urutan tabung dari yang yang terbesar adalah tabung 3, tabung 2, tabung 1

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (5 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa.

Motivasi : Guru menempel gambar binatang berukuran besar dan kecil. Kemudian menanyakan tentang nama binatang tersebut dan menyebutkan bagaimana

suaranya.

2. Kegiatan Inti (45 menit)

• Dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingkan ukuran

gambar tersebut.

• Guru menjelaskan perbedaan besar dan kecil, mengurutkan benda

berdasarkan ukurannya dengan memberikan contoh berupa gambar.

• Kegiatan selanjutnya adalah guru meletakkan gambar hewan yang sama

(ikan) dengan 3 ukuran yang berbeda, kemudian perwakilan tiap

kelompok diminta maju untuk mengurutkan benda tersebut dari yang

terkecil sampai terbesar.

3 1

2

Page 132: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

132

• Games yang dapat melibatkan seluruh siswa. Guru menjelaskan aturan

games, yaitu siswa harus menjawab ”besar,besar,besar” apabila hewan

yang disebut guru berukuran besar namun dengan gerakan tangan

menyatakan kebalikanya (kecil) dan menjawab ”kecil, kecil, kecil”

apabila hewan yang disebut guru berukuran kecil namun dengan gerakan

tangan menyatakan kebalikanya (besar).

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan nilai untuk tiap kelompok

dan hadiah stiker kepada siswa yang aktif menjawab.

3. Penutup (20 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 6, yaitu

mewarnai, menggunting dan menempel gambar berdasarkan ukuranya.

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 6, yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

VI. Media dan Sumber Belajar

Media:

Beberapa hewan dengan ukuran yang berbeda

Sumber Belajar:

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Tes tertulis: Soal Latihan 6 LKS

Jakarta, 12 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 133: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

133

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 7

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : KEGIATAN SEHARI-HARI Pendekatan / Metode : Kontekstual/ games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

5. Menggunakan satuan panjang

6. Memahami cerita pendek

7. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela

8. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

5. Menyebutkan satuan panjang

6. Memahami cerita pendek

7. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela

8. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa

III. Indikator :

1. Menyebutkan satuan panjang

2. Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku

3. Menyelesaikan masalah soal berkaitan dengan satuan panjang

4. Menyebutkan isi cerita

5. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela

6. Mengekspresikan diri melalui gambar

IV. Materi Pokok :

SATUAN PANJANG TIDAK BAKU

Jengkal Depa Langkah kaki

Page 134: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

134

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan mengingatkan materi bangun ruang, ukuran besar dan kecil

Motivasi : Guru membacakan cerita tentang “si pinokiyo” dengan menempel

gambar pinokiyo di papan tulis.

2. Kegiatan Inti (55 menit)

• Dengan tehnik tanya jawab, siswa menyimpulkan isi cerita dan

• Guru mengingatkan kembali tentang pelajaran akidah akhlak tentang

akhlak terpuji dan tercela dan siswa dimuinta menyebutkan contohnya.

• Guru menjelaskan macam-macam satuan panjang tidak baku yaitu

jengkal, depa, langkah, dan telapak kaki. Guru memberi contoh cara

mengukurnya dan siswa menghitungnya, setelah itu guru membimbing

siswa untuk mempraktekkan masing-masing satuan panjang.

• Guru memberi LKS Latihan 7 dan tiap siswa mengukur panjang benda-

benda di sekitar kelas.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah pada siswa yang

paling cepat menyelesaikan tugas.

3. Penutup (5 menit)

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

• Guru memberikan PR individu kepada siswa untuk mengukur panjang

benda-benda di rumahnya.

VI. Media dan Sumber Belajar

Media:

Beberapa benda dengan ukuran yang berbeda

Sumber Belajar:

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

Page 135: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

135

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Tes tertulis:

Soal Latihan 7 LKS

Jakarta, 14 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 136: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 8

Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD

Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009

Tema : KEGIATAN SEHARI-HARI Pendekatan / Metode : Kontekstual/ games, penugasan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

1. Menggunakan satuan panjang

2. Mengekspresikan diri melalui karya seni

II. Kompetensi Dasar :

1. Menggunakan satuan panjang

2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

III. Indikator :

1. Memberi contoh benda panjang dan pendek

2. Membedakan ukuran panjang dan pendek

3. Menyelesaikan masalah soal berkaitan dengan satuan panjang

4. Mengekspresikan diri melalui gambar

IV. Materi Pokok :

Membedakan ukuran panjang dan pendek

Contoh:

Bus Kereta Api

- Bus lebih pendek dari kereta api

- Kereta api lebih panjang dari bus

Page 137: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

137

V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi : Guru menyapa siswa dan mengingatkan kembali materi satuan panjang

Motivasi : Guru memberi tebakan tentang ukuran panjang.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

• Guru menempel media berupa 3 buah sedotan dengan ukuran yang

berbeda dan kemudian siswa diminta untuk membandingkannya.

• Kemudian media sedotan diganti dengan gambar alat transportasi berupa

mobil dan kereta api. Guru menjelaskan cara menyatakan lebih panjang,

sama panjang, dan lebih pendek.

• Dengan tehnik tanya jawab, siswa diminta membandingan panjang

benda di sekitar kelas, seperti buku dengan pensil dan meja dengan

papan tulis.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadih stiker kepada siswa

yang aktif menjawab.

• Guru membimbing siswa untuk melakukan games, yaitu tiap

siswadibagikan sebuah sedotan dan mereka menyambungkan sedotan

tersebut dengan sedotan teman satu kelompoknya sehingga menjadi

ukuran yang paling panjang sesuai waktu yang ditentukan.

• Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian pada tiap

kelompok.

3. Penutup (10 menit)

• Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 8

• Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa

diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 8 yang sesuai

dengan perasaanya setelah belajar tematik.

VI. Media dan Sumber Belajar :

Media:

Sedotan dengn warna yang berbeda-beda

Sumber Belajar:

Page 138: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

138

1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT

Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.

2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.

3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 2008.

4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang

dibuat oleh guru.

VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar :

Tes tertulis:

Soal Latihan 8 LKS

Jakarta, 17 November 2008

Mengetahui;

Guru kolaborator, Guru Mata Pelajaran

Nia Marlina, S.Ag Khanifah

Page 139: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

139

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Kelas : I SD

A. Tahap : Siklus I

B. TEMA : KEGIATAN SEHARI-HARI

C. Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (8 x 35 menit)

D. MATA

PELAJA

RAN

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

1.1 Menyebutkan satuan waktu

(pagi, siang, sore dan malam)

• Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan

malam) untuk kegiatan

sehari-hari

• Menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan satuan

waktu

1.2 Menyebutkan

nama-nama hari • Menyebutkan nama-nama

hari

• Mengurutkan nama-nama

hari

• Menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan nama hari

E. Matemati

ka

Menggunakan satuan waktu

1.3 Menyebutkan

nama-nama bulan • Menyebutkan nama-nama

bulan

• Mengurutkan nama-nama

bulan

• Menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan nama bulan

Page 140: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

140

1.4 Menggunakan

satuan waktu • Membaca jam yang

ditunjukkan oleh jarum

jam analog

• Menulis jam yang

ditunjukkan oleh jarum jam analog

• Menghitung lama suatu

kegiatan

• Membandingkan lama

suatu kegiatan

• Menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan satuan waktu

Ilmu

Pengetahuan

Alam

Mengenal alam

sekitar

Menyebutkan

keadaan alam

Menyebutkan keadaan alam

berdasarkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam)

Bahasa

Indonesia

Memahami teks pendek dengan

membaca nyaring

Membaca nyaring kalimat sederhana

dengan lafal dan

intonasi yang tepat

• Membuat kalimat berdasarkan gambar

• Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai

• Menceritakan kegiatan

sehari-hari dengan suara

nyaring dan intonasi yang

tepat

• Membaca soal bergambar

Seni budaya

dan

ketrampilan

Mengekspresikan

diri melalui karya

seni

Mengekspresikan diri

melalui seni musik

• Menyanyikan lagu sesuai

dengan irama anggota badan

• Menyanyikan lagu dengan ekspresi

• Mewarnai gambar

F. PPKn Menerapkan

tertib di rumah

Membiasakan tertib

di rumah • Menyebutkan tata tertib di

rumah

• Menerapkan hidup tertib

dalam hal waktu

Page 141: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

141

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Kelas : I SD

G. Tahap : Siklus II

H. TEMA : LINGKUNGAN

I. Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (8 x 35 menit)

J. MATA

PELAJA

RAN

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR PENILAIAN

1. Memahami

bangun ruang

sederhana

Menyebutkan nama

bangun ruang

sederhana

• Menyebutkan nama bangun

ruang sederhana

• Mengidentifikasi contoh

bangun ruang sederhana

K. Matemati

ka

2. Menentukan ukuran

Menentukan ukuran besar dan kecil

• Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar

dan kecil)

• Mengurutkan benda

berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau terkecil)

• Menyelesaikan soal yang

berkaiatan dengan ukuran

besar dan kecil

Teknik:

Bentuk

Instrumen:

Page 142: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

142

3. Menggunakan

satuan panjang

Menggunakan satuan

panjang • Mengenal panjang suatu

benda melalui kalimat sehari-

hari

• Membandingkan benda

berdasarkan ukuran panjangnya

• Memberi contoh benda

panjang dan pendek

• Mengukur panjang benda

secara langsung dengan alat

ukur tidak baku

• Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan

panjang

Bahasa

Indonesia

Memahami teks pendek dengan

membaca

nyaring

Membaca nyaring kalimat sederhana

dengan lafal dan

intonasi yang tepat

• Membaca nyaring kata, suku kata, dan kalimat sederhana

dengan lafal dan intonasi yang tepat

• Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi cerita.

Akidah Akhlak Akhlak terpuji

dan tercela

Menyebutkan contoh

akhlak terpuji dan

tercela

Menyebutkan contoh akhlak

terpuji dan tercela

Seni budaya

dan

ketrampilan

Mengekspresika

n diri melalui

karya seni

Mengekspresikan diri

melalui karya seni

musik dan seni rupa

• Menyanyikan lagu sesuai

dengan irama

• Menyanyikan lagu dengan ekspresi

• Mengekspresikan diri melalui gambar

• Mewarnai, menggunting dan

menempel gambar dengan

baik

1.1 Menunjukkan

sikap rukun

dalam keluarga

Menunjukkan sikap saling

menghormati dalam keluarga.

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

Memahami

identitas diri dan

keluarga

1.2 Mengenal

lingkungan rumah • Menyebutkan nama-nama

ruangan di rumah

• Memahami fungsi tiap

ruangan

Page 143: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

143

L. PPKn

Menerapkan

tertib di rumah

Membiasakan tertib

di rumah • Menerapkan hidup tertib di

rumah

• Membiasakan meletakkan

benda sesuai dengan

tempatnya

Page 144: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

144

JARINGAN TEMA

M. SIKLUS 2

Matematika:

1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana

2. Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana

3. Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)

4. Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau

terkecil)

5. Menyelesaikan soal yang berkaiatan dengan bentuk benda, serta

ukuran besar dan kecil

6. Menyebutkan ukuran benda (panjang dan pendek)

7. Membandingkan benda berdasarkan ukuran panjangnya 8. Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku

9. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan panjang

LINGKUNGAN

IPS :

1. Menunjukkan sikap saling menghormati dalam keluarga.

2. Menyebutkan nama-nama ruangan di rumah

3. Menyebutkan fungsi tiap ruangan

Bahasa Indonesia :

1. Membaca nyaring

kata, suku kata, dan

kalimat sederhana

dengan lafal dan intonasi yang tepat

2. Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi

cerita.

Seni budaya :

1. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama

2. Menyanyikan lagu dengan ekspresi

3. Mewarnai, menggunting dan menempel

gambar dengan baik 4. Mengekspresikan diri melalui gambar

PPKn : 1. Menerapkan hidup tertib di rumah

2. Membiasakan meletakkan benda

sesuai dengan tempatnya

Akidah Akhlak : Menyebutkan contoh akhlak terpuji

dan tercela

Page 145: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

145

JARINGAN TEMA

SIKLUS I

Matematika:

1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk

kegiatan sehari-hari

2. Menyebutkan nama-nama hari dan bulan 3. Mengurutkan nama-nama hari dan bulan

4. Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog 5. Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog

6. Menghitung lama suatu kegiatan 7. Membandingkan lama suatu kegiatan

8. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu

Seni budaya: 1. Menyanyikan lagu sesuai

dengan irama anggota

badan

2. Menunjukkan ekspresi

melalui gambar

3. Mewarnai gambar

KEGIATAN

SEHARI-HARI

PKn:

1. Menyebutkan tata tertib di

rumah

2. Menerapkan hidup tertib

dalam hal waktu

Ilmu Pengetahuan Alam:

Menyebutkan keadaan alam berdasarkan satuan waktu (pagi,

siang, sore dan malam)

Bahasa Indonesia: 1. Membuat kalimat

berdasarkan gambar

2. Melengkapi kalimat dengan

kata yang sesuai

3. Menceritakan kegiatan

sehari-hari dengan suara

nyaring dan intonasi yang

tepat

4. Membaca soal bergambar

Page 146: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

146

N. Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru

O. Tahap : Pra Penelitian

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika

siswa, tanggapan guru mengenai model pembelajaran

tematik dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran

matematika di kelas tersebut.

P. Daftar pertanyaan:

1. Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran matematika?

2. Metode apa saja yang sering Ibu gunakan pada pembelajaran matematika?

3. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran

yang Ibu sampaikan?

4. Apakah siswa bertanya tentang materi yang telah Ibu sampaikan?

5. Apabila ada salah satu siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah

siswa yang lain memperhatikannya?

6. Apabila Ibu memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa

terhadap pertanyaan Ibu?

7. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan dengan baik

oleh siswa?

8. Pada proses pembelajaran matematika, apakah siswa dapat menunjukkan

ekspresinya?

9. Apakah Ibu sudah/pernah menerapkan model pembelajaran tematik?

10. Bagaimana pendapat Ibu mengenai model pembelajaran tematik?

11. Mohon saran Ibu terkait dengan penelitian tindakan kelas yang akan saya

lakukan!

Q.

Page 147: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

147

R. Tahap : Siklus I

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika

siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan model

pembelajaran tematik pada siklus I, serta kekurangan-

kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya.

S. Daftar pertanyaan:

1. Meurut Ibu, apakah penerapan model pembelajaran tematik pada siklus I ini

sudah dilaksanakan dengan baik?

2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki?

3. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perkembangan aktivitas belajar siswa?

4. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran

yang guru sampaikan?

5. Apakah siswa bertanya tentang materi yang guru sampaikan?

6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang

lain memperhatikannya?

7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa

terhadap pertanyaan guru?

8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan baik

oleh siswa?

Page 148: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

148

T. Tahap : Siklus II

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika

siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan model

pembelajaran tematik pada siklus II, kelebihan dan

kekurangannya, serta apakah penelitin sudah dikatakan

berhasil atau belum.

U. Daftar pertanyaan:

1. Meurut Ibu, apakah penerapan model pembelajaran tematik pada siklus II ini

sudah dilaksanakan dengan baik?

2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki?

3. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perkembangan aktivitas belajar siswa pada

siklus II ini?

4. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran

yang guru sampaikan?

5. Apakah siswa bertanya tentang materi yang guru sampaikan?

6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang

lain memperhatikannya?

7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa

terhadap pertanyaan guru?

8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan baik

oleh siswa?

9. Berdasarkan perkembangan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah

penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil? Mengapa?

Page 149: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

149

V. Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa

W. Tahap : Penelitian Pendahuluan

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika

siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan

permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan

pelajaran matematika sebelumnya.

Daftar pertanyaan :

g) Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika?

h) Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya?

i) Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika?

j) Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik-adik lakukan?

k) Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru?

l) Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru?

m) Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

n) Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru,

apakah adik-adik memperhatikanya?

o) Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru?

p) Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh?

Page 150: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

150

X. Tahap : Siklus I

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika

siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan

permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model

pembelajaran matematika pada siklus I.

Daftar pertanyaan :

1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model

pembelajaran tematik?

2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?

3. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah adik-adik

mendengarkannya?

4. Apakah adik-adik juga memperhatikannya?

5. Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi

yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?

6. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan

guru?

7. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan

dengan baik?

9. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa

mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika

tidak bisa maka ditanyakan alasannya)

Page 151: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

151

Y. Tahap : Siklus II

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika

siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan

permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model

pembelajaran matematika pada siklus II.

Daftar pertanyaan :

1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model

pembelajaran tematik dengan tema “lingkungan” ini?

2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?

3. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah adik-adik

mendengarkannya?

4. Apakah adik-adik juga memperhatikannya?

5. Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi

yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?

6. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan

guru?

7. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan

dengan baik?

9. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus II, apakah adik-adik bisa

mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika

tidak bisa maka ditanyakan alasannya)

Page 152: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

152

Hasil Wawancara dengan Guru

Tahap : Penelitian pendahuluan

Waktu : tanggal 20 Oktober 2008

Hasil wawancara :

7. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika.

8. Metode yang sering digunakan adalah ceramah, simulasi, games, penugasan,

tanya jawab, dan sebagainya.

9. Sebagian siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, yan

lainnya main atau ngobrol sendiri.

10. Siswa sangat jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran. Siswa sering

bertanya pada saat mengerjakan soal.

11. Apabila ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan maka siswa yang

lain cuek dan hanya beberapa yang memperhatikan.

12. Sebagian besar siswa mnjawab apabila diberikan pertanyaan lisan. Akan tetapi

siswa lebih semangat dan kompak menjawab ketika games dan diberikan

penilaian untuk tiap kelompok (barisan tempat duduk).

13. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun ada

beberapa siswa yang malas mengerjakan sehingga lamban.

14. Selama pembelajaran matematika, siswa dapat menunjukkan ekspresinya.

Baik yang senang ataupun yang bosan. Hanya ada 2-3 siswa yang sering

bengong dan tidak terlihat ekspresinya.

15. Saya pernah menerapkan model pembelajaran tematik. Tetapi sangat jarang,

terkadang 2 minggu sekali.

16. Menurut saya, model pembelajaran tematik pada konsepnya bagus, tapi dalam

pelaksanaanya sulit. Terkadang materinya tidak sesuai dengan tema.

17. Saran: Coba aja dulu, mengajar kelas 1 harus sabar. Kalo bisa pilih tema yang

sesuai denga materi dan gunakan metode yang menarik bagi siswa.

Page 153: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

153

Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Penelitian pendahuluan

Waktu : tanggal 17, dan 20 Oktober 2008

Hasil wawancara :

1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika?

S1: Suka S5: Ga suka

S2: Suka S6: Suka

S3: Biasa aja S7: Ga suka

S4: Suka

2. Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya?

S1: Suka aja S5: Cape ngerjain soal

S2: Gampang S6: Soalnya aku suka belajar

S3: kadang suka, kadang bosen S7: Malas

S4: Suka aja

3. Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika?

S1: Ga S5: pernah

S2: Kadang S6: ga S3: Kadang S7: iya

S4: pernah

4. Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik-adik lakukan?

S1: belajar, kadang nglamun S5: ngerjain soal, main

S2: belajar, main S6: belajar

S3: ngerjain soal, ngobrol S7: belajar, main

S4: belajar, gambar

5. Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru?

S1: iya S5: kadang

S2: kadang S6: iya

S3: iya S7: kadang

S4: iya

6. Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru?

S1: ga S5: ga

S2: kadang S6: kadang S3: ga S7: ga

S4: ga

Page 154: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

154

7. Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

S1: iya S5: kadang S2: kadang S6: kadang

S3: iya S7: kadang S4: iya

8. Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru,

apakah adik-adik memperhatikanya?

S1: ga S5: ga

S2: iya S6: iya

S3: kadang S7: ga

S4: ga

9. Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru?

S1: iya S5: iya

S2: iya S6: iya S3: iya S7: iya

S4: iya

10. Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh?

S1: 100, 90 S5: 90,80

S2: 90, 80 S6: 100 S3: 80, 70 kadang 100 S7: 90,80

S4: 100

Page 155: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

155

Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus I

Waktu : tanggal 5 dan 7 November 2008

Hasil wawancara :

Peneliti : Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model

pembelajaran tematik ini?

S1: suka S5: suka S2: biasa aja S6: suka

S3: suka S7: biasa aja S4: suka

Peneliti : Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?

S1: suka aja S5: enak pake LKS

S2: - S6: senang kalo games

S3: senang S7: kadang bosen

S4: senang

Peneliti : Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah adik-adik

mendengarkannya?

S1: kadang S5: iya

S2: kadang S6: iya

S3: iya S7: iya

S4: iya

Peneliti : Apakah adik-adik juga memperhatikannya?

S1: iya S5: kadang

S2: ga S6: iya

S3: kadang S7: ga

S4: iya

Peneliti : Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap

materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?

S1: iya S5: ga

S2: ga S6: iya

S3: kadang S7: ga

S4: iya

Page 156: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

156

Peneliti : Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan guru?

S1: ga S5: ga

S2: ga S6: ga

S3: iya S7: ga

S4: iya

Peneliti : Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

S1: iya S5: kadang

S2: kadang S6: iya

S3: iya S7: kadang

S4: iya

Peneliti : Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik

kerjakan dengan baik?

S1: iya S5: iya

S2: iya S6: iya

S3: iya S7: iya

S4: iya

Peneliti : Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa

mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian

dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya)

S1: bisa S5: bisa, gampang S2: ada yang susah S6: ada yang ga bisa, bingung

S3: bisa S7: bisa S4: bisa

Page 157: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

157

Hasil Wawancara dengan Siswa

Tahap : Siklus II

Waktu : tanggal 17 dan 19 November 2008

Hasil wawancara :

Peneliti : Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model

pembelajaran tematik ini?

S1: suka S5: suka

S2: suka S6: suka

S3: suka S7: suka

S4: suka

Peneliti : Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya?

S1: banyak permainan S5: ada games

S2: seru aja S6: senang

S3: senang, dapat hadiah S7: senang

S4: senang

Peneliti : Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah adik-adik

mendengarkannya?

S1: iya S5: iya

S2: kadang S6: iya

S3: iya S7: iya

S4: iya

Peneliti : Apakah adik-adik juga memperhatikannya?

S1: iya S5: iya

S2: kadang S6: iya

S3: iya S7: kadang

S4: iya

Peneliti : Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap

materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya?

S1: iya S5: ga

S2: ga S6: iya

S3: iya S7: kadang

S4: iya

Page 158: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

158

Peneliti : Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan guru?

S1: ga S5: ga

S2: ga S6: ga

S3: iya S7: iya

S4: iya

Peneliti : Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

S1: iya S5: iya

S2: iya S6: kadang

S3: iya S7: iya

S4: iya

Peneliti : Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik

kerjakan dengan baik?

S1: iya S5: iya

S2: iya S6: iya

S3: iya S7: iya

S4: iya

Peneliti : Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa

mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian

dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya)

S1: ada yang ga tahu S5: bisa S2: bisa S6: bisa

S3: bisa S7: bisa S4: bisa, gampang

Page 159: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

159

FOOTNOTE

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral

Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003 ) hal. 1 dan hal 4

2. Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) hal.

12, 41, 287, 334, 335, 338

3. Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta,

Departemen Agama RI, 2005) hal. 3, 4, 7, 8, 14

4. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-

arti-penting/

5. http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=33361

6. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-

perkembangan-anak-usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-

keuntungan-penggunaan/

7. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-

landasan/

8. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004) hal. 37, 96, 100

9. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ),

cet 1, h.12, 38, 90

10. Drs. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 105

11. Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2000), hal 1.13

12. Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Inisiasi Press,

2003), h. 29

13. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press,

2006), Cet. Ke-6, h. 11

14. Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996),

Cet. Ke-7, h. 89, 91, 94

Page 160: Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

160

H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran

Matematika Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 17

15. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 127

16. Moch. Masykur Ag dan Abd. Halim Fathani, Mathematical Intelligence,

(Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), Cet. Ke-1, h.61

17. Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), Cet. Ke-2, h. 9

18. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.

175

19. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2007), cet. Ke-4, h. 20

20. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2006), edisi revisi, Cet. 6, h.65

21. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1996), h.164

22. Zikri neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,

(Jakarta: Penerbit Kizi brother’s, 2008), h. 82