Upload
phamnhi
View
276
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUALDALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS V SDN KARANGASEM 01 SAYUNG DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
AHMAD MUJIBNIM : 093111393
FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Mujib
NIM : 093111393
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 1 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Ahmad MujibNIM: 093111393
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:Judul : Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islampada Siswa Kelas V SDN Karangasem 01 Sayung DemakTahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Ahmad MujibNIM : 093111393Jurusan : Pendidikan Agama IslamProgram Studi : Pendidikan Agama IslamTelah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelarsarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 10 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Drs. Ahmad Sudja’i, M.Ag.NIP: 195110051976121001
Sekretaris,
Dr. Hamdani Mu’in, M.Ag.NIP: 197204051999031001
Penguji I,
Mahfud Junaidi, M.Ag.NIP: 196903201998031004
Penguji II,
Fakrur Rozi, M.Ag.NIP: 196912201995031001
Pembimbing,
Nadhifah, S.Th.I., M.SI.NIP: 197508272003122003
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 1 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
pada Siswa Kelas V SDN Karangasem 01 Sayung Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Ahmad Mujib
NIM : 093111393
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Pembimbing,
Nadhifah, S.Th.I., M.SI.NIP. 197508272003122003
v
MOTTO
’n? tã (#q çR ur$yè s? 3Ÿw ur ( “ uq ø) G9$# urÎhŽ É9 ø9$#’ n?tã #q çR ur$yè s? ur
ÉO øO M}$#Èbº urô‰ ãè ø9$#ur4(#q à) ¨? $#ur©! $#(¨b Î)©! $# ßÉ>$s) Ïè ø9 $#‰ƒ ωx©
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(al-Maidah, Ayat 2).
Students learn best by actively
Contructing their own
Understanding
Cara belajar terbaik adalah siswa
mengkontruksikan sendiri secara aktif
pemahamannya.(Academy Fellow, 1999)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, simpul-simpul kata
dalam jilidan kertas ini penulis persembahkan kepada :
Ø Istri Tercinta Nur Qomariyati yang selalu memberikan cinta kasihnya
dan selalu memberi motivasi.
Ø Putra putri penulis Linda Noor Syaidah dan Adhi Ahmad Baidlowi
sebagai sumber inspirasi dalam hidup ini.
Ø Untuk semua “Yang selalu memberi arti”
vii
ABSTRAK
Judul : Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya MeningkatkanPrestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas V SDNKarangasem 01 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Ahmad MujibNIM : 093111393
Pendidikan Agama Islam di sekolah atau di madrasah, dalampelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan. Seperti halnyaproses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah saat ini masih sebatassebagai proses penyampaian “pengetahuan tentang Agama Islam.” Mayoritasmetode pembelajaran agama Islam selama ini lebih ditekankan pada hafalan,akibatnya peserta didik kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yangtelah dipelajari dalam materi PAI yang menyebabkan tidak adanya motivasipeserta didik untuk belajar materi PAI. Melihat kenyataan yang ada di lapangan,sebagian besar teknik dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakanoleh guru cenderung monoton dan membosankan. Sehingga menurunkan motivasibelajar siswa. Kondisi ini pada gilirannya berdampak pada prestasi belajar. Untukmenjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan suatu cara alternatifmempelajari PAI yang kondusif dengan suasana yang cenderung rekreatifsehingga memotivasi peserta didik untuk mengembangkan potensi kreativitasnya.Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan penerapan pembelajarankontekstual. Dengan penggunaan model pembelajaran ini diharapkan materipelajaran PAI dapat mudah dipahami dan dapat meningkatkan motivasi sertaprestasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PAI.
Berangkat dari permasalahan di atas maka secara umum permasalahan yangdirumuskan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah skenario penerapanpembelajaran kontekstual dalam upaya meningkatkan prestasi belajar PAI padapeserta didik kelas V SDN Karangasem 01? (2) Apakah penerapan pembelajarankontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada peserta didik kelas VSDN Karangasem 01?
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangasem 01 Sayung Demak.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research )dengan jenis kolaboratif. Tahap penelitian ini mengikuti model yangdikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, yaitu berupa suatu siklus spiral yangmeliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) observasi; (2) dokumentasidan (3) tes hasil belajar. Data yang diperoleh dari tindakan kemudian dianalisis.Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasidianalisis secara kualitatif, sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka ataudata kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual.
viii
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkanbahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi danprestasi belajar peserta didik kelas V SDN Karangasem 01 Sayung pada bidangstudi PAI. Indikator peningkatan motivasi belajar peserta didik terlihat daribertambahnya semangat dan antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatanpembelajaran, mereka selalu menampakkan rasa gembira dan senang selamamengikuti pembelajaran dan besarnya rasa ingin tahu mereka yang diaplikasikandengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan apabila ada materi yang kurangdipahami oleh mereka. Dari data di lapangan menunjukkan bahwa terdapatpeningkatan motivasi belajar peserta didik yang semula rata-rata pra siklussebesar 58.6% meningkat menjadi 73.96% atau meningkat sekitar 26.21% padasiklus I, pada siklus II lebih meningkat menjadi 90.2% atau meningkat sekitar53.9%. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, maka prestasi belajarmereka juga meningkat, yang semula nilai rata-rata pre test/pra siklus 68,40meningkat menjadi 74.5 atau sekitar 8.9 % pada siklus I, pada siklus II lebihmeningkat lagi menjadi 81.98 atau sekitar 21,95%,
Dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagaibahan pertimbangan bagi beberapa pihak, antara lain bagi guru, pembelajarankontekstual perlu diterapkan pada bidang studi PAI, agar guru senantiasamelakukan upaya-upaya perbaikan dalam tindakan pengajarannya gunameningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik, perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut untuk membuktikan pengaruh pendidikan kontekstualterhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga penulisan skripsi
yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas V SDN Karangasem
01 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini mustahil terselesaikan tanpa
pertolongan Allah dan bantuan dari semua pihak baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat dan ketulusan hati penulis
menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Nadhifah, S.Th.I., M.SI. Selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan
dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Para dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai
ilmu dan pengetahuan selama penulis menempuh studi di Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
5. Kepala SDN Karangasem 01 Sayung Demak, Nur Aini Susilowati, M.Pd.
yang telah memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.
6. Shodiq, S.Pd.I, selaku guru Mapel Pendidikan Agama Islam dan seluruh
Guru dan Karyawan di SDN Karangasem 01 yang turut mendukung dan
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
x
7. Istri dan putra putri penulis tercinta yang telah tulus memberikan dukungan
baik materil dan spirituil serta do’a dengan sepenuh hati untuk penulis serta
seluruh keluarga penulis yang telah menjadi semangat dan inspirasi bagi
penulis.
8. Seluruh Dewan Guru RA Bustanul Qur’an Karangasem Sayung Demak
yang telah dukungan dan berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa pemikiran-
pemikiran maupun motivasi kepada penulis untuk terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain doa dan
semoga amal baik mereka diterima oleh Allah Swt dan mendapatkan imbalan
yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat
bagi dunia pendidikan dan menjadi penyemangat bagi penulis untuk
menghasilkan karya-karya berikutnya. Amin.
Semarang, 30 Mei 2011
Penulis,
Ahmad MujibNIM. 093111393
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................ii
PENGESAHAN ..............................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................iv
MOTTO..........................................................................................................v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................vi
ABSTRAK .....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xiv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Penegasan Istilah................................................................................6
C. Rumusan Masalah ..............................................................................8
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................8
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
F. Kajian Pustaka .................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Pembelajaran Kontekstual ..................................................................12
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ...........................................12
2. Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual ...............................12
3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual .......................................15
4. Strategi Pembelajaran Kontekstual ..............................................16
xii
5. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran
Konvensional ...............................................................................16
B. Prestasi belajar ..................................................................................17
1. Pengertian Prestasi Belajar ...........................................................17
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ......................19
3. Ranah Prestasi Belajar .................................................................23
4. Cara Menentukan Prestasi Belajar ................................................28
C. Pendidikan Agama Islam ...................................................................29
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................29
2. Dasar Pendidikan Agama Islam ...................................................31
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................................35
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .....................................37
5. Materi Pendidikan Agama Islam di Kelas V SD ...........................39
D. Hepotesis Tindakan ...........................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................41
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................45
C. Pelaksana dan Kolaborator .................................................................45
D. Sumber Data dan Jenis Data ...............................................................46
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................46
F. Analisa Data ......................................................................................49
G. Tahapan Penelitian .............................................................................51
H. Indikator Ketercapaian .......................................................................58
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..........................................................58
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Profil SDN Karangasem 01 ................................................................60
1. Identitas Sekolah ..........................................................................60
2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah ......................................................60
3. Lokasi SDN Karangasem 01 .........................................................61
4. Data Jumlah Siswa Tahun 2010/2011 ...........................................61
xiii
5. Sarana yang ada di SDN Karangasem 01 .....................................62
B. Paparan Data Sebelum Penelitian .......................................................62
C. Siklus I ..............................................................................................65
D. Siklus II .............................................................................................72
E. Pembahasan .......................................................................................79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................83
B. Saran .................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................86
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Subjek Penelitian Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011.
Lampiran 2 : Daftar kelompok kegiatan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 3 : Daftar kelompok kegiatan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 4 : Program Pembelajaran Kelas V semester II
Lampiran 5 : Silabus kelas V Semester II
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Aktivitas peserta didik pada Pra Siklus
Lampiran 10: Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I
Lampiran 11: Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II
Lampiran 12: Materi Pembelajaran Siklus I
Lampiran 13: Materi Pembelajaran Siklus II
Lampiran 14: Soal Tes Siklus I
Lampiran 15: Soal Tes Siklus II
Lampiran 16: Kunci Jawaban Tes I.
Lampiran 17: Kunci Jawaban Tes II.
Lampiran 18: Daftar Nilai Tes Pra Siklus
Lampiran 19: Daftar Nilai Tes Siklus I
Lampiran 20: Daftar Nilai Tes Siklus II
Lampiran 21: Penunjukan Pembimbing
Lampiran 22: Surat Ijin Riset
Lampiran 23: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 24: Daftar Riwayat Hidup
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 : Perbedaan Pembelajaranan Kontekstual dengan konvensional 16
2. Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ...................... 59
3. Tabel 4.1 : Data Peserta didik tahun 2010/2011 ................................. 61
4. Tabel 4.2 : Data Sarana yang di SDN Karangasem 01 ......................... 62
5. Tabel 4.3 : Hasil Nilai Tes Pra Siklus .................................................. 63
6. Tabel 4.4 : Hasil Nilai Tes Siklus I ...................................................... 69
7. Tabel 4.5 : Hasil Nilai Tes Siklus II ..................................................... 76
8. Tabel 4.6 : Hasil Penelitian Pra siklus, Siklus I dan Siklus II ............... 81
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas ................................... 52
2. Gambar 4.1 : Histogram Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik ... 79
3. Gambar 4.2 : Histogram Hasil Nilai Tes Peserta Didik ....................... 80
4. Gambar 4.3 : Histogram Ketuntasan Peserta Didik ........…………..... 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka
bumi, selain memiliki ciri-ciri fisik yang khas ia juga dilengkapi dengan
kemampuan intelegensia dan daya nalar yang tinggi sehingga menjadikan ia
mampu berpikir, berbuat dan bertindak kearah perkembangannya. Sebagai
manusia yang utuh kemampuan itulah yang tidak dimiliki oleh makluk
lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dalam kaitannya dengan
perkembangan individu, manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui
proses, yaitu proses alami menuju kedewasaan, baik yang sifatnya
kedewasaan fisik jasmani maupun kedewasaan psikis rohani. Oleh karena itu
untuk menuju kearah perkembangan manusia yang optimal sesuai dengan
potensi dan kemampuan yang dimilikinya, manusia memerlukan pendidikan
sebagai proses dan usaha sadar untuk memanusiakan manusia.1
Dalam proses pendidikan manusia membutuhkan dua aspek yang
saling mengisi yaitu aspek hominisasi dan aspek humanisasi. Proses
hominisasi adalah melihat manusia sebagai makluk hidup yang berdasarkan
pada ekologinya yaitu manusia memerlukan kebutuhan-kebutuhan biologis
seperti makan, beranak pinak, memerlukan pemukiman dan pekerjaan untuk
menopang kehidupannya. Sedangkan proses humanisasi melihat manusia
pada hakekatnya sebagai mahluk yang bermoral, artinya manusia bukan
hanya sekedar hidup tetapi hidup untuk mewujudkan suatu eksistensi, yaitu
bahwa manusia hidup bersama-sama dengan sesama manusia sebagai ciptaan
yang maha kuasa. Di dalam proses ini tingkah laku manusia diarahkan kepada
nilai-nilai kehidupan yang vertikal di dalam kenyataan hidup bersama dengan
1Din Wahyudin, dkk., Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm.1.1.
2
sesama manusia.2 Aspek yang kedua inilah yang sering terlupakan, padahal
jika disadari bersama bahwa aspek ini adalah bekal yang sangat diperlukan di
dalam kehidupan bersama menuju cita-cita bersama yaitu kehidupan yang
lebih baik, lebih tentram dan berkeadilan.
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,
daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.3
Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati dan memahami
sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka berbicara bagaimana
mengubah tingkah laku seseorang.4
Berbicara tingkah laku maka berbicara pula tentang pendidikan agama
Islam (PAI). Pembelajaran PAI di sekolah atau di madrasah dalam
pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasahalan yang kurang
menyenangkan. Selama ini, metode pembelajaran PAI yang digunakan masih
mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan
mendemontrasikan praktik-praktik ibadah yang tampak kering (padahal Islam
penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktikkan dalam perilaku keseharian),
akibatnya peserta didik kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa
yang telah dipelajari dalam materi PAI. Cara-cara seperti ini diakui atau tidak
membuat peserta didik tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam
belajar agama.5
2 Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 189.3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005), hlm. 28.4 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 28.5 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail.
2009), hlm. 3.
3
Jika secara psikologis peserta didik kurang tertarik dengan metode
yang digunakan guru, maka dengan sendirinya peserta didik akan
memberikan umpan balik psikilogis yang kurang mendukung dalam proses
pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpatik terhadap guru
agama, tidak tertarik dengan materi-materi agama dan lama kelamaan timbul
sikap acuh tak acuh terhadap agamannya. Kalau kondisinya sudah seperti
ini, sangat sulit mengharapkan peserta didik sadar dan mau mengamalkan
ajaran-ajaran agama.6
Melihat kenyataan yang ada, sebagian besar teknik dan suasana
pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan oleh para guru tampaknya
lebih banyak menghambat untuk memotivasi potensi otak. Sebagai contoh,
peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau
mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala
perlakuan gurunya. Banyak fakta yang ada bahwa semua yang dipelajari di
bangku sekolah itu ternyata tidak integratif dengan kehidupan sehari-hari.
Bahkan tak jarang realitas sehari-hari yang mereka saksikan bertolak
belakang dengan pelajaran di sekolah. Budaya dan mental semacam ini pada
gilirannya membuat anak tidak mampu mengaktivasi kemampuan otaknya.
Sehingga mereka tidak memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah
penalaran dan tergantung pada orang lain.
Untuk memilih metode dan teknik yang digunakan memang
memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih
metode dan teknik yang akan dipergunakan, dan teknik tersebut harus dapat
memotivasi serta memberikan kepuasan bagi peserta didik agar prestasi
belajarnya semakin meningkat.
Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan suatu
cara alternatif guna mempelajari PAI yang kondusif dengan suasana yang
cenderung rekreatif sehingga memotivasi anak untuk mengembangkan
potensi kreativitasnya. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah
dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas yaitu
6 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 4.
4
dengan metode pembelajaran kontekstual, dikarenakan ada kecenderungan
dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan lebih baik jika
lingkungannya diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak-
anak “mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya.7
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran aktif.
Pembelajaran ini berpusat pada keaktifan peserta didik. Belajar merupakan
aktifitas penerapan pengetahuan bukan menghafal, peserta didik acting guru
mengarahkan.8
Menurut filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari paham
progressivisme John Dewey. Intinya, peserta didik akan belajar dengan baik
apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka
ketahui, serta proses belajar akan produktif jika peserta didik terlibat dalam
proses belajar di sekolah.9
Selain teori progressivisme, teori lain yang juga melatarbelakangi
filosofi pembelajaran kontekstual adalah teori kognitif. Peserta didik akan
belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan
di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri. Peserta didik
menunjukkan belajar dalam bentuk apa yang mereka ketahui dan apa yang
dapat mereka lakukan. Belajar dipandang sebagai usaha atau kegiatan
intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih laten melalui kegiatan
introspeksi dan eksplorasi.
Hal senada juga dikemukan Khoirul Iksan dalam karya tulisnya
berjudul Peningkatan Proses Belajar Mengajar Melalui Strategi Pembelajaran
Kontekstual ia menyimpulkan bahwa Pembelajaran kontekstual sebagai salah
satu alternatif strategi pembelajaran terbukti sangat efektif dan efisien dalam
menumbuh kembangkan atau meningkatkan proses belajar mengajar di kelas.
7 Resna Yunanti, “Aplikasi Pembelajaran Kontekstual pada Bidang Studi PendidikanAgama Islam dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SDN Ketawanggede 1Malang”, Skripsi, (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2006), hlm. 4.
8 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 82.
9Akhmad Sudjarat, “Kunci Sukses Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual”, dalamhttp://www.gurusukses.com/kunci-sukses-pelaksanaan-pembelajaran-kontekstual-kreativitas-guru,hlm. 1, diakses 28 Pebruari 2011.
5
Hal ini ditemukan pada beberapa indikator kegiatan belajar peserta didik
diantaranya melakukan hubungan yang bermakna, melakukan kegiatan-
kegiatan yang signifikan, belajar yang diatur sendiri bekerjasama, berfikir
kritis dan kreatif, mencapai standar yang tinggi, terdeteksi oleh penilaian
autentik.10
Kenyataan dilapangan menunjukkan peserta didik hanya menghafal
konsep dan kurang mampu menggunakan konsep (materi pembelajaran) dan
kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh
lagi, peserta didik kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.
Sebagaian besar peserta didik kurang mampu menghubungkan antara apa
yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dimanfaatkan dan diapkilasikan pada situasi baru.11
Begitu juga dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SDN
Karangasem 01 ternyata masih ditemukan fakta bahwa metode pembelajaran
PAI yang digunakan belum sesuai yang diharapkan. Metode yang digunakan
masih monoton dan klasik seperti ceramah, hafalan, dan penugasan.
Sehingga peserta didik tampak jenuh yang ditunjukkan dengan respon yang
rendah acuh tak acuh selama mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena
itu, diperlukan berbagai upaya, inovasi dan kreativitas dalam penerapan
pembelajaran PAI sehingga tujuan pembelajaran PAI bisa tercapai sesuai
yang diharapkan bersama.
Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti berinisiatif untuk melakukan
penelitian tindakan kelas berupa pemberian tindakan melalui pembelajaran
baru yang mengajak peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Alternatif yang dipilih adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
kontekstual, pembelajaran ini mengarahkan peserta didik untuk membangun
10 Khoirul Iksan, “Peningkatan Proses Belajar Mengajar Melalui Strategi PembelajaranKontekstual”, dalam http://my.opera.com/khairul11/blog/2009/03/12/, hlm. 12, diakses 28Pebruari 2011.
11 Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, hlm. (Jakarta: KencanaPrenada Media, 2010), 104-105.
6
kemampuan berpikir dan kemampuan menguasai materi pembelajaran,
belajar bukan sekedar menghafal tetapi proses mengkontruksi pengetahuan
sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Untuk itu peneliti menganggap
penting untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran
Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam pada Peserta didik Kelas V SDN Karangasem 01 Kec. Sayung Kab.
Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas pengertian dan menghindari kesalahpahaman
pembahasan skripsi ini, penulis perlu mempertegas istilah-istilah yang
dianggap perlu sebagai berikut :
1. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning
(CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur
pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna
bahan pelajaran yang mereka pelajarai dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial
budaya masyarakat.12
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.13 Sedangkan belajar mengandung
pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk
12 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 79-80.13 Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2000), hlm. 895.
7
perbaikan prilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi
secara lengkap.14
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada
peserta didik dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang
keilmuan. Prestasi belajar dari peserta didik adalah hasil yang telah
dicapai oleh peserta didik yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi
belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak
pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari,
difahami dan diterapkan.15
3. Pendidikan Agama Islam
Achmadi mendefinisikan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah
keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.16
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci
Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan,
serta penggunaan pengalaman.17
Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni
pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim.
kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran Islam nya menjadi
sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap
sesuai dengan ajaran Islam. Dengan Demikian Pendidikan Agama Islam
itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada
14 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007),hlm. 45.
15 Wisanggeni, “Definisi Prestasi Belajar”, dalam http://mahera.net/2011/01/arti-pengertian-definisi-prestasi-belajar, hlm. 1, diakses 28 Pebruari 2011.
16 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,1992), hlm. 20.
17 Starawaji, “Pengertian Pendidikan Islam”, http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html. hlm. 2, diakses 28 Pebruari 2011.
8
anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi
pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah skenario penerapan pembelajaran kontekstual dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar PAI pada peserta didik kelas V SDN
Karangasem 01?
2. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi
belajar PAI pada peserta didik kelas V SDN Karangasem 01?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menemukan skenario pembelajaran PAI melalui penerapan
pembelajaran kontekstual.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik kelas V SDN
Karangasem 01 pada mata pelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran
kontekstual.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi peserta didik dapat memberikan sikap positif dan meningkatkan
pemahaman terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam.
b. Bagi peneliti dapat menambah pengalaman praktis di bidang
penelitian dan pengalaman secara langsung penerapan pembelajaran
kontekstual dalam pembelajaran PAI.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi guru PAI sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan metode
dan teknik untuk meningkatan prestasi belajar peserta didik serta
sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi terhadap mata pelajaran PAI.
9
b. Bagi pemerhati pendidikan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan
masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.
3. Manfaat kebijakan
Bagi sekolah sebagai panduan inovatif tentang penerapan
pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran PAI yang diharapkan
dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya.
F. Kajian Pustaka
Dalam mempersiapkan penelitian ini, penulis terlebih dahulu
mempelajari beberapa buku pendidikan yang relevan dan melakukan kajian
dari penelitian terdahulu yang relevan dengan penulisan skripsi ini sebagai
bahan perbandingan, untuk menghindari kesamaan obyek dan materi dalam
penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi, 2008. “Penerapan
Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
pada Materi Pokok Garis dan Sudut Peserta Didik Kelas VII A MTs
As-Syafi’iyah Jati Barang Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran
2008/2009”. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah
peserta didik keles VII A MTs As-Syafi’iyyah Jatibarang yang berjumlah
50 siswa (25 peserta didik putra dan 25 peserta didik putri). Pada siklus I
didapatkan data aktivitas peserta didik 68,75% dan hasil belajar yang
didapat dari nilai rata-rata kelas yaitu 67,916 dengan 79,166% peserta
didik yang tuntas. Pada siklus II didapat data aktivitas peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran sebanyak 90,625% dan hasil nilai rata-rata
kelas 84,895 dengan banyaknya 95,83 % peserta didik yang tuntas. Dari
kedua tahap tersebut (siklus I, dan siklus II) mengalami peningkatan,
baik hasil belajar maupun aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan kontekstual
(CTL) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik kelas
VII A MTs As-Syafi’iyyah Jatibarang.
10
2. Penelitian yang dilakukan Resna Yunanti, 2006 “Aplikasi Pembelajaran
Kontekstual pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SDN Ketawanggede
1 Malang”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik
Learning Community dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa kelas IVa SDN Ketawanggede Malang pada bidang studi PAI.
Indikator peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari bertambahnya
semangat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
tidak tampak adanya rasa malas dan letih dari roman muka siswa. Dari
data di lapangan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi
belajar siswa yang semula nilai rata-rata pre-test sebesar 20 meningkat
menjadi 24 atau sekitar 20% pada siklus I, pada siklus II lebih meningkat
menjadi 31 atau sekitar 55%, dan pada siklus III semakin meningkat
menjadi 45 atau sekitar 125%. Tingkat peningkatan antara siklus I
dengan siklus II sekitar 29%, antara siklus II dengan siklus III sekitar
45%, antara siklus III dengan siklus I sekitar 87%. Dengan meningkatnya
motivasi belajar siswa, maka prestasi belajar merekapun juga meningkat,
yang semula nilai rata-rata pre test 6,60 meningkat menjadi 6,84 atau
sekitar 4% pada siklus I, pada siklus II lebih meningkat lagi menjadi 7,75
atau sekitar 17%, dan pada siklus III semakin meningkat menjadi 8,80
atau sekitar 35%. Tingkat peningkatan antara siklus I dengan siklus II
sekitar 13%, antara siklus II dengan siklus III sekitar 15%, antara siklus
III dengan siklus I sekitar 30%.
3. Penelitian Rif’an Ulil Huda, 2008 yang melakukan penelitian tindakan
kelas Upaya meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam
pembelajaran fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan kelas VII
Mts Fatahillah Semarang). Setelah dilaksanakan tindakan melalui
pembelajaran dengan pendekatan konteksual maka suasana kelas menjadi
hidup, peserta didik menjadi lebih bersemangat dan hasil belajar lebih
meningkat.
11
4. Penelitian Ahmad Ainun Nafi’, 2008 yang berjudul “Implementasi
Pendekatan CTL dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Pokok Kalor di Kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus tahun 2009-
2010” dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
kontekstual (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal
ini bisa dilihat dari hasil belajar aspek kognitif dari siklus I mencapai
41.02 % pada siklus II naik Menjadi 89.74 %. Hasil belajar aspek
psikomotorik dari siklus I 45.87 % naik menjadi 91.15 %. Hasil belajar
aspek afektif dari siklus I 60.64 % naik menjadi 90.38 %.
Dari keempat penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan
penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu mengunakan metode
pembelajaran kontekstual namun materi dan subyek penelitiannya berbeda
maka besar kemungkinan hasil penelitian ini akan berbeda pula dengan hasil
penelitian sebelumnya.
____________________
12
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL DAN PRESTASI BELAJAR
A. Pembelajaran Kontekstual
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Strategi pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses
pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi, sosial dan kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu
permasalahan kepermasalahan lainnya.1
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning
(CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan
yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran
yang mereka pelajarai dengan cara menghubungkannya dengan konteks
kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial budaya masyarakat.2
2. Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Belajar berdasarkan konstruktivisme adalah mengkonstruksi
pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan
akomodasi (pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur
1 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PIKEM, (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 2010), hlm. 79.
2 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PIKEM, hlm. 80.
13
kognitif yang sudah ada dan penyesuaian struktur kognitif dengan
informasi baru) maupun dialektika berfikir thesa-antithesa-sinthesa.
Proses kontruksi pengetahuan melibatkan pengembangan logika
deduktif-induktif-hipotesis-verifikasi. Belajar konteks ini berangkat
dari kenyataan bahwa pengetahuan itu terstruktur. Pengetahuan
merupakan jalinan secara integratif dan fungsional dari konsep-konsep
pendukungnya. Pemahaman arti dan makna struktur merupakan tesis
penting dari pembelajaran berbasis kontruktivisme.3
b. Menemukan (Inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasisi kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang
diajarkan.4
Ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, Strategi
Inquiry menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal
untuk mencari dan menemukan (peserta didik sebagai subjek belajar).
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti
dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan
strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis dan kritis.5
c. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama yang berbasisi kontekstual.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
3 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PIKEM, hlm. 85.4 Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2010), hlm. 114.5 Mahmudin, “Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran”, dalam http: //mahmuddin.
wordpress.com/2009/11/10, hlm. 1, diakses tanggal 28 Pebruari 2011.
14
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta
didik, bagi peserta didik bertanya merupakan bagian penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali
informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.6
d. Masyarakat Belajar ( learning Community)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting
pembelajaran sebagai proses sosial. Melalui interaksi dalam komunitas
belajar proses dan hasil belajar menjadi lebih bermakna. Hasil belajar
diperoleh dari berkolaborasi dan kooperasi. Dalam praktiknya
“masyarakat belajar” terwujud dalam kelompok kecil, pembentukan
kelompok besar, medatangkan ahli dalam kelas, bekerja sama dengan
kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, bekerja sama
dengan masyarakat.7
e. Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan modeling adalah proses pembelajaran
dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap peserta didik. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana
cara mengoprasionalkan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan
kalimat asing.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja akan tetapi dapat
juga guru memanfaatkan peserta didik yang dianggap memiliki
kemampuan misalkan peserta didik yang pernah menjadi juara dalam
membawa puisi dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di
depan teman-temannya.8
6 Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia, 2010), hlm. 115.
7 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PIKEM, hlm. 87.8 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 121.
15
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran
kontekstual. Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali,
mengorganisir kembali, menganalisis kembali, mengklarifiksi kembali,
dan mengevaluasi hal yang telah dipelajari.9
g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic assessment)
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data
yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.
Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar
bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran
dengan benar.10
Dalam pembelajaran kontekstual hal-hal yang bisa digunakan
sebagai dasar menilai prestasi peserta didik antara lain kegiatan dan
laporannya, pekerjaan rumah, kuis, hasil karya, presentasi atau
penampilan peserta didik, demontrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis
dan karya tulis.11
3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Wina Sanjaya dalam proses pembelajaran Kontekstual
terdapat lima karakteristk penting yaitu :
a. Activiting knowledge artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepasdari pengetahuan yang sudah dipelajari.
b. Understanding knowledge artinya pengetahuan yang diperoleh bukanuntuk dihafal tapi untuk pahami dan diyakini.
c. Acquiring knowledge memperoleh pengetahuan baru dengan caradeduktif artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secarasederhana kemudian memperhatikan detailnya.
d. Applying knowledge artinya pengetahuan dan pengalaman yangdiperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan pesera didik.
9 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PIKEM, hlm. 88.10 Ahmad Fauzi, “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika pada Materi Pokok Garis dan Sudut Peserta Didik Kelas VII A MTs As-Syafi’iyah Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2008/2009”, Skripsi, (Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm. 11.
11 Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, hlm. 120.
16
e. Reflecting knowledge artinya melakukan refleksi terhadap strategipengembangan pengetahuan sebagai umpan balik untuk prosesperbaikan dan penyempurnaan strategi.12
4. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development(CORD) penerapan strategi pembelajaran kontekstual digambarkansebagai berikut :a. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untukmembantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna.
b. Experiencing, belajar adalah kegiatan “ mengalami”, peserta didikberproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupayamelakukan ekspolasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukandan menciptkan hal baru dari apa yang dipelajarinya.
c. Applying, belajar menekankan pada proses mendemontasikanpengetahuan ysng dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.
d. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatifmelalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubunganintersubjektif.
e. Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuanmemanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.13
5. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan PembelajaranKonvensional
Tabel 2.1.Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan konvensional14
Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Konvensional
Menempatkan peserta didik sebagaisubjek belajar
Peserta didik ditempatkansebagai objek belajar
Peserta didik belajar melaluikegiatan kelompok
Peserta didik lebih banyakbelajar secara individual
Pembelajaran dikaitkan dengankehidupan nyata secara riil
Pembelajaran bersifat teoritisdan abstrak
12 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,hlm. 110.
13 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PIKEM, hlm. 84.14 Arif M, “Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembejaran Konvensional”,
dalam http://aritmaxx.wordpress.com/2010/09/21/ , hlm. 1, diakses 1 Maret 2011.
17
Kemampuan didasarkan ataspengalaman
Kemampuan diperoleh melaluilatihan-latihan
Tujuan akhir adalah kepuasan diri Tujuan akhir adalah nilaiaatauangka
Tindakan dibangun atas kesadarandiri sendiri
Tindakan individu didasarkanoleh faktor dari luar dirinya
Pengetahuan yang dimiliki setiapindividu selalu berkembang sesuaidengan pengalaman yangdialaminya
Kebenaran yang dimiliki bersifatabsolut dan final
Peserta didik bertanggung jawabdalam memonitor danmengembangkan pembelajaranmereka masing-masing
Guru adalah penentu jalannyaproses pembelajaran
pembelajaran bisa terjadi dimanasaja dalam konteks dan setting yangberbeda sesuai dengan kebutuhan
Pembelajaran konvensionalpembelajaran hanya terjadi didalam kelas
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.15 Sedangkan belajar mengandung
pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk
perbaikan prilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi
secara lengkap.16
Sedangkan prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa
jauh hasil yang telah dicapai peserta didik dalam penguasaan tugas-tugas
atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi
belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga
dapat dibandingkan dengan satu kriteria.
Prestasi belajar merupakan kemampuan seorang dalam
pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga
15 Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balaipustaka, 2000), hlm. 895.
16 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2007), hlm. 45.
18
aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik
yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar dari peserta didik
adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik yang didapat dari
proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal
menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang
dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan.17
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam bentuk nilai
atau skor yang merupakan penilaian pengetahuan dan pengalaman
terhadap ilmu yang dipelajari dan prestasi belajar yang dicapai antara
yang satu dengan yang lainnya tentu tidak sama, karena kemampuan dan
kesempatan setiap orang adalah berbeda.
Prestasi belajar yang gemilang diperoleh peserta didik sehingga
dia menjadi nomor satu mengalahkan kawan-kawannya, dan juga bisa
dicapai karena banyak faktor yang mendorong atau mendukung serta
menunjang, sebagai contoh, usaha yang sungguh-sungguh tanpa kenal
putus asa, maksudnya adalah tidak mudah merasa cepat puas dengan apa
yang diperoleh tetapi terus memacu diri untuk selalu meningkatkan
prestasinya.
Prestasi belajar yang sedang adalah banyak ditemui, dalam suatu
kelas. Maksudnya dari sekian banyak anak, prestasi belajar yang sedang
menduduki posisi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang
berprestasi tinggi maupun kurang. Bisa banyak faktor yang mendukung
seseorang untuk belajar dengan baik tetapi hasil yang dicapai biasa-biasa
saja, maka bisa dikatakan itulah hasil kemampuan dan kecakapan yang
dimiliki seseorang.
Prestasi belajar yang rendah, yang dicapai oleh seseorang sehingga
tampak punya kekurangan dibanding dengan teman-temannya yang lain.
17 Wisanggeni, “Definisi Prestasi Belajar”, dalam http://mahera.net/2011/01/ arti-pengertian-definisi-prestasi-belajar, hlm. 1, diakses 28 Pebruari 2011.
19
Hal itu disebabkan oleh banyak faktor yang tidak menunjang karena
kemalasan, keretakan rumah tangga orang tua, kondisi fisik yang lemah,
tidak adanya kesempatan dan waktu belajar dengan baik dan lain
sebagainya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan
eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar peserta didik yang berasal dari dalam diri peserta didik itu
sendiri. Faktor ini meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan
aspek psikologis.
1) Aspek fisiologis
Ada beberapa faktor yang termasuk aspek fisiologis yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan
adalah keadaan atau hal sehat.18
Proses belajar akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah. Maka hal ini akan berakibat prestasi belajar peserta
didik juga akan terganggu.
18 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), hlm. 54.
20
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu
dapat berupa buta, tuli, patak kaki, patah tangan, lumpuh dan
berbagai cacat tubuh lainnya.19
Keadaan cacat tubuh juga mempengahuri belajar.
Peserta didik yang cacat belajarnya juga akan terganggu. Jika
hal ini terjadi maka besar kemungkinan prestasi belajarnya
akan terganggu juga.
2) Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Inteligensi
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Intelegensi
sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan
juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi,
memang harus diakui bahwa persoalan otak dalam
hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol
daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak
merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas
manusia.20
b) Bakat (aptitude)
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar dan berlatih. Jika bahan pelajaran yang
19 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 55.20 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 133.
21
dipelajari peserta didik sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya peserta didik lebih giat lagi dalam belajar.21
c) Minat (Interest)
Minat secara sederhana dapat diartikan
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Peserta didik yang menaruh
minat besat tehadap pelajaran tertentu maka akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dan intensif yang
pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.22
d) Motivasi
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal
individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer)
untuk bertingkah laku secara terarah.23
e) Perhatian
Perhatian menurut Gazali seperti dikutip Slamento
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin prestasi belajar yang baik, maka
peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan atau
materi yang dipelajarinya.24
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak
dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan
21 Ahmad Fauzi, “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan HasilBelajar Matematika pada Materi Pokok Garis dan Sudut Peserta Didik Kelas VII A MTs As-Syafi’iyah Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2008/2009”, hlm. 16.
22 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 136.23 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 136.24 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 56.
22
jari-jarinya sudah siap untuk menulis. Belajar akan lebih
berhasil jika anak sudah siap (matang).25
g) Cara Belajar
Cara Belajar juga mempengaruhi pencapaian hasil
belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik, factor
fisiologis dan psikologis, dan ilmu kesehatan akan
memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan.26
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dari luar peserta didik, Faktor ini meliputi dua aspek, yaitu
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial anak adalah masyarakat, tetangga dan
teman-teman sepermainan disekitar perkampungan anak
tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan akan sangat mempengahuri aktifitas belajar.
Namaun yang paling mempengaruhi kegiatan belajar anak
adalah orang tua dan keluarga anak itu sendiri.
Di lingkungan sekolah misalnya guru, tenaga
kependidikan dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar anak. Para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan bisa menjadi suri tauladan
yang baik tentu dapat menjadikan daya tarik yang positif bagi
kegiatan belajar anak.27
2) Faktor Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial
adalah lingkungan alamiah, seperti udara yang segar dan panas,
sinar yang terang atau gelap keadaan cuaca dan waktu belajar
25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 58.26 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 57.27 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 137.
23
yang digunakan anak. Lingkungan instrumental, seperti gedung
sekolah, rumah tempat tinggal keluarga anak, alat dan media
belajar, dan peraturan sekolah.28
3. Ranah Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik
dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar peserta didik
dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek atau ranah yaitu:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Dalam ranah kognitif ini dibedakan atas enam
jenjang proses berfikir, yaitu:
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah aspek yang paling mendasar dalam
taksonomi Bloom. Seringkali disebut juga dengan aspek ingatan
(recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk
dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau
istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya. Pengetahuan ini merupakan proses berfikir
paling rendah.29
2) Pemahaman (comprehension)
Merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif
berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi
pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan
isi pelajaran lainnya. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan yang setingkat lebih tinggi dari ingatan.30
28 Muhammad Abu Zaid, ”Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar SejarahKebudayaan Islam Dinasti Al-Ayyubiyah Melalui Metode STAD di MTs Darul Ulum” (StudiTindakan Kelas di MTs Darul Ulum Kelas VIII A Desa Bulusari Kecamatan Sayung KabupatenDemak), Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010), hlm. 13-14.
29 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2009), hlm. 4930 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 50.
24
3) Penerapan (application)
Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah
atau metode bekerja pada suatu kasus problem yang konkret dan
baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu
rumus pada persoalan yang belum dihadapi/aplikasi suatu metode
kerja pada pemecahan problem baru.31
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai
tingkatan. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks
yang memanfaatkan unsur hasil belajar sebelumnya yaitu
pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.32
Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang
jenjang aplikasi Contohnya Peserta didik dapat merenung dan
memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan
seorang peserta didik di rumah, di sekolah, dan dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari
ajaran Islam.33
5) Sintesis (syntesis)
Sintesis adalah kemampuan berfikir yang merupakan
kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur
atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya
setingkat lebih tinggi dari pada jenjang analisis. Salah satu hasil
belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah peserta didik dapat
31 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 51.32 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005), hlm. 51.33 Zainal Maarif, “Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik”, dalam http://
zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ hlm. 3, diakses tanggal 28 Pebruari 2011.
25
menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana
telah diajarkan oleh Islam.34
6) Penilaian (evaluation)
Evaluasi adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi
dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian atau
evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika
seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan
mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-
patokan atau kriteria yang ada.35
b. Ranah afektif.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ciri-ciri ini dari hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti penghayatan
terhadap mata pelajaran agama Islam, kedisiplinannya dalam
mengikuti pelajaran agama di sekolah, motivasinya yang tinggi, rasa
hormat terhadap guru dan sebagainya.36 Dalam ranah afektif ini
terdapat lima jenjang yaitu:
1) Menerima (receiving)
Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan dari luar individu,
baik dalam bentuk masalah situasi dan gejala. Dalam tipe ini
termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol
dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Contoh prestasi
belajar afektif jenjang receiving, misalnya peserta didik
menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak
disiplin harus disingkarkan jauh-jauh.37
34 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 51.35 Zainal Maarif, “Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik”, hlm. 3,
diakses 28 Pebruari 2011.36 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 54.37 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 53.
26
2) Menjawab (responding)
Responding mengandung arti “adanya partisipasi aktif”.
Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif
dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah
satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.
Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta
didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau
menggali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang
kedisiplinan.38
3) Menilai (Valuing)
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek,
sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan
tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan
responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta
didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi
mereka telah memiliki kemampuan untuk menilai konsep atau
fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah
mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah
baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani
proses penilaian. Nilai itu mulai dicamkan (internalized) dalam
dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta
didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah
tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peserta didik untuk
berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-
tengah kehidupan masyarakat.39
38 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 55.39 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 55.
27
4) Organisasi (organization)
Organization artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal yang membawa
pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan
merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan
nilai lain, pemantapan dan perioritas nilai yang telah
dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah
peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah
dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari
kemerdekaan nasional tahun 1995.40
5) Karakteristik nilai
Karakteristik nilai adalah keterpaduan dari semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh hasil belajar ini adalah
peserta didik telah memiliki kebulatan sikap menjadikan perintah
Allah SWT yang tertera dalam al-Qur’an surat al-Ashr sebagai
pegangan hidupnya dalam hal menyangkut kedisiplinan.41
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar
ranah psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasil
40 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 56.41 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 54.
28
belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam
ranah kognitif dan ranah afektif.42
Dalam ranah psikomotorik ini terdapat enam tingkatan
keterampilan yaitu :
1) Gerakan Refleks.2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.3) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
ketepatan.5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi
seperti gerakan ekspresif, interpretatif.43
4. Cara Menentukan Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan gambaran dari suatu tingkat
keberhasilan peserta didik dalam belajar. Banyak faktor yang turut
mempengaruhi sekaligus menentukan keberhasilan dalam belajar, yang
antara lain telah dijelaskan di atas.
Pengambilan keputusan tentang hasil belajar ini merupakan suatu
keharusan yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan tinggi
rendahnya prestasi belajar peserta didik. Di samping itu penilaian
terhadap prestasi belajar peserta didik juga untuk memahami dan
mengetahui tentang siap dan bagaimana peserta didik itu. Pemahaman
tentang peserta didik ini untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan
kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, agar mempermudah dan
membantu guru dalam mengembangkan program pengajaran yang harus
diberikan.
42 Anas Sudiono, Evaluasi Pendidikan, hlm. 57.43 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 54.
29
Sedangkan untuk menentukan nilai akhir dan mengukur prestasi
belajar peserta didik, maka perlu diadakan evaluasi yang bisa berupa tes
formatif maupun tes sumatif. Akan tetapi sebelum melakukan evaluasi
perlu disusun standar penilaian terlebih dahulu untuk menentukan tinggi
rendahnya prestasi belajar peserta didik dengan harapan mendapat data
sebagai bahan informasi guna mempermudah dalam melaksanakan
evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran.44
Oleh karena itu, dengan adanya evaluasi maka akan diketahui
sejauh mana kemajuan peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dan untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
atau dengan kata lain peserta didik akan mengetahui prestasi belajarnya
dalam kurun waktu tertentu.45
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas dalam pasal 58 ayat (1) bahwa evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Disamping itu dalam
pasal 57 ayat (1) bahwa evaluasi prestasi belajar dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.46
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Secara etimologis, pengertian pendidikan agama Islam digali dari
al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber pendidikan Islam. Dari kedua
sumber tersebut ditemukan ayat-ayat atau hadits-hadits yang mengandung
44 Resna Yunanti, “Aplikasi Pembelajaran Kontekstual pada Bidang Studi PendidikanAgama Islam dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta didik SDNKetawanggede 1 Malang”, Skripsi, (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2006), hlm. 84.
45 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 142.46 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm. 28-29.
30
kata-kata atau istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan
Islam, misalnya tarbiyah, ta’lim, ta’dib, bertolak dari tinjauan Islam.47
Achmadi mendefinisikan bahwa pendidikan agama Islam adalah
usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah
keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.48
Menurut Zakiah Darajat pendidikan agama Islam adalah
pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan
dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan itu ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh,
serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya
demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat
kelak. 49
Sedangkan menurut Achmad D. Marimba sebagaimana dikutip
Ismail SM mengartikan pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan
rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya
kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.50
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan agama Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang
dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki
kepribadian muslim yang sejati. Jika direnungkan Syariat Islam tidak
akan di hayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi
harus didirikan melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang
untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam
dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi melihat, bahwa
47 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:Rasail, 2009), hlm. 34.
48 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,1992), hlm. 20.
49 Sratawaji, “Pengertian Pendidikan Islam Menurut Berbagai Pakar”, dalamhttp://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/, hlm. 2, diakses 28 Pebruari 2011.
50 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 36.
31
pendidikan Islam itu lebih banyak ditunjukan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan
diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya pendidikan agama Islam
tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran agama Islam
tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan
agama Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan
karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
masyarakat, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat.
2. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar-dasar pendidikan agama Islam menurut Abu Ahmadi bahwa
pendidikan Islam dibagi menjadi tiga yaitu: dasar religius, dasar yuridis,
dan dasar sosial psikologis.51
a. Dasar Keagamaan (religius)
Dalam al-Qur’an disebutkan dasar pelaksanaan pendidikan
agama Islam, antara lain dalam firman Allah Surat at-Taubah ayat 122
sebagaimana berikut:
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergisemuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiapgolongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalamilmu pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberiperingatan kepada kaumnya apabila mereka itu telah kembali
51 Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), (Bandung: Armico,1986), hlm. 62.
32
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Q.S. at-Taubat: 122). 52
Ayat tersebut menjelaskan tentang kewajiban memperdalam
agama dan kewajiban mengajarkannya kepada orang-orang yang ada
di sekitarnya.
Dalam Surat al-Imran: 104 yang berbunyi:
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik danmencegah dari perbuatan yang munkar merekalah orang-orangyang beruntung” (Q.S. al-Imron: 104). 53
Ayat ini mengandung ajakan kepada manusia agar ada
segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru untuk
meninggalkan kemunkaran.
Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan
mentaati Rasul, yang berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya
melalui al-Hadist yaitu :
“Dari Malik sesungguhnya dia berkata bahwasanya RasulullahSaw bersabda: Aku tinggalkan untuk kamu semuanya duaperkara yang mana kamu semua tidak akan sesat selama kamuberpegang teguh padanya, yaitu Kitab Allah (al-Qur’an) danSunah Nabi” (H.R. Imam Malik).54
52 Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Madinah:Lembaga Percetakan Al Qur’an Raja Fahd, 1990), hlm. 301-302.
53 Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 93.54 Starawaji, “Pengertian Pendidikan Islam”, dalam http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/
2010/01/ pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html. hlm. 2.
33
Berdasarkan pendapat serta sabda Rasulullah saw di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa al-Qur’an dan Hadis adalah sebagai dasar
religius tentang terlaksananya pendidikan agama Islam, sebab di
dalam keduanya terdapat ajaran yang menganjurkan dan
memerintahkan untuk dilaksanakannya proses belajar mengajar.
b. Dasar Yuridis atau Hukum
Yang dimaksud di sini adalah dasar-dasar yang mengatur
pelaksanaan pendidikan agama Islam baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal
1) Dasar Ideal (Pancasila)
Dasar ideal pendidikan agama Islam adalah Pancasila,
yaitu sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Makna dari sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah
setiap warga negara Indonesia harus beragama dalam
menjalankan syariat agamanya tersebut dengan baik dan benar.
Bagi umat Islam Indonesia agar dapat mewujudkan makna sila
pertama dari pancasila dalam kehidupan sehari-hari pasti
membutuhkan pendidikan agama Islam.55
2) Dasar Struktural/Konstitusional
Adalah dasar yang berasal dari perundang-undangan yang
berlaku, yakni UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2
yang berbunyi:
(1) Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu.56
55 Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), hlm. 62.56 UUD RI 1945, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia beserta Amandemennya,
(Solo: Adzana Purta, 2010), hlm. 22.
34
Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan
kebebasan beribadah menurut agama yang dianutnya bagi warga
Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan hal ini
sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang
terdapat di dalamnya.
c. Dasar Sosial Psikologis
Setiap manusia hidupnya selalu membutuhkan adanya suatu
pegangan hidup yang disebut dengan agama. Mereka merasakan
bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat
Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan meminta
pertolonganNya.57
Seseorang akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau
mereka dapat mendekatkan dan mengabdi kepada Allah Swt, sesuai
dengan firman Allah dalam surat ar-Ra’du: 28 yang berbunyi:
“(Yaitu) Orang-orang yang taubat yaitu mereka yang berimanhati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah(dzikrullah) ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hatimenjadi tenteram” (Q.S. ar-Ra’du: 28).58
Oleh karena itu, pendidikan agama Islam mempunyai tugas
untuk memberikan dorongan, rangsangan dan bimbingan agar peserta
didik dapat menyerap nilai yang terkandung dalam ajaran Islam
tersebut, sehingga mereka dapat membentuk dirinya sesuai dengan
nilai agama yang diajarinya, dan dapat mengamalkan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari secara baik dan sesuai dengan ketentuan
Allah.
57 Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), hlm. 65.58 Khadim al Haramain asy Syarifain, Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 373.
35
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Untuk menjabarkan tujuan pendidikan Islam tidak dapat dilakukan
tanpa melihat komponen-komponen sifat dasar yang ada pada manusia.
Dengan mengetahui sifat dasar itu dapat dilihat kaitaannya antara tujuan
Pendidikan Islam dengan usaha untuk membentuk pribadi muslim yang
utama.
a. Tujuan pendidikan Islam menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan bahwa
sifat dasar yang ada pada manusia terdiri dari tubuh, ruh, dan akal,
maka tujuan pendidikan Islam menurutnya harus dibangun
berdasarkan ketiga komponen tersebut yang masing-masing harus
dipelihara sebaik-baiknya. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan
pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada :
1) Tujuan pendidikan jasmani, tujuan ini berkaitan dengan keadaan
fisik manusia. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu diberikan
keterampilan fisik yang dianggap perlu bagi kekuatan dan
keperkasaan tubuh yang sehat dan bertujuan untuk meenghindari
situasi yang mengancam kesehatan fisik para pelajar.
2) Tujuan pendidikan rohani, tujuan pendidikan Islam harus mampu
membawa dan mengembalikan ruh kepada kebenaran dan
kesucian, yaitu manusia bisa berhubungan dengan sang khaliq
secara terus menerus.
3) Tujuan pendidikan akal, tujuan ini menekankan kepada
perkembangan intelegensi manusia, diharapkan arah para pelajar
dapat berfikir secara kreatif, inovatif dan spekulatif berdasarkan
ajaran Islam.
4) Tujuan sosial, tujuan ini menitikberatkan pada perkembangan
karakter-karakter manusia yang unik, agar manusia mampu
36
beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-sama
dengan cita-cita yang ada padanya.59
b. Tujuan pendidikan Islam menurut Imam Al Ghazali
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam
dapat diklasifikasikan kepada :
1) Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan
diri kepada Allah Swt.
2) Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup,
baik di dunia maupun di akhirat.60
c. Tujuan pendidikan Islam menurut Oemar Mohammad at-Toumu al
Syaibany
Menurutnya tujuan pendidikan Islam mempunyai tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1) Tujuan individual, tujuan ini berkaitan dengan masing-masing
individu dalam mewujudkan perubahan yang diinginkan pada
tingkah laku dan aktifitasnya, di samping untuk mempersiapkan
mereka dapat hidup bahagia dunia dan akhirat.
2) Tujuan sosial, tujuan ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat
sebagai keseluruhan dan tingkah laku mereka secara umum,
disamping juga berkaitan dengan perubahan dan pertumbuhan
kehidupan yang diinginkan serta memperkaya pengalaman dan
kemajuan.
3) Tujuan profesional, tujuan ini berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai sebuah ilmu, sebagai seni dan sebagai profesi
serta sebagai satu aktifitas di antara aktifitas masyarakat.61
59 Armani Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), hlm 19-21.
60 Armani Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 22.61 Armani Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 25.
37
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk
lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam juga identik dengan aspek-
aspek pengajaran agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya
merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
pendidikan agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran akidah
Secara etimologi akidah berarti ikatan, sangkutan. Dalam
pengertian teknis artinya iman atau keyakinan.62 Pengajaran keimanan
berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal
ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini
adalah tentang rukun Iman.
b. Pengajaran akhlak
Akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatu
dengan pribadi seseorang dalam kehidupanya sehingga sulit untuk
dipisahkan.63 Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang
mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada
kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Ibadah menurut bahasa, artinya taat, tunduk turut, ikut dan
doa.64 Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk
ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar
62 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), hlm. 199.
63 Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang: Rasail, 2009), hlm. 32.64 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hlm. 244.
38
peserta didik mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar.
Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan
pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fikih
Dalam bahasa Arab, fikih berarti pahan atau pengertian,
sedangkan ilmu fikih adalah adalah ilmu yang bertugas memahami
dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat di dalam
al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Dengan kata lain, ilmu
fikih adalah ilmu yang berusaha memahami hukum-hukum dasar yang
terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.65
Pengajaran fikih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan
materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber
pada al-Quran, Sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan
pengajaran ini adalah agar peserta didik mengetahui dan mengerti
tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Pengajaran al-Quran
Pengajaran al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar
peserta didik dapat membaca al-Quran dan mengerti arti kandungan
yang terdapat di setiap ayat-ayat al-Quran. Akan tetapi dalam
praktiknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi
pendidikan agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.66
a. Pengajaran sejarah Islam
Sejarah Islam Merupakan pelajar penting sebagai upaya untuk
membentuk watak dan kepribadian umat. Dengan mempelajari
sejarah, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga dari perjalanan tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses
65 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hlm. 237.66 Starawaji, “Pengertian Pendidikan Islam”, hlm. 4.
39
itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi mana yang perlu
dikembangkan dan sisi mana yang tidak perlu dikembangkan.67
Disamping itu tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah
agar peserta didik dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang
sehingga peserta didik dapat mengenal dan mencintai agama Islam.68
2. Materi Pendidikan Agama Islam di Kelas V SD
a. Semester I
1) Aspek al-Qur’an
BAB I Membahas surat al-Lahab dan surat al-Khafirun.
2) Aspek aqidah
BAB II Membahas Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt.
3) Aspek tarikh
BAB III Kisah Nabi Ayub a.s., Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa a.s.
4) Aspek akhlaq
BAB IV Meneladani perilaku terpuji Nabi Ayub a.s., Nabi Musa
a.s. dan Nabi Isa a.s.
5) Aspek fiqih
BAB V Membahas azan dan iqomat.
b. Semester II
1) Aspek al-Qur’an
BAB I Membahas surat al-Ma’un dan surat al-Fiil.
2) Aspek aqidah
BAB II Membahas Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
3) Aspek tarikh
BAB III Kisah Abu bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a.
4) Aspek akhlaq
BAB IV Keteladanan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a.
67 Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009),hlm. 8.
68 Starawaji, “Pengertian Pendidikan Islam”, hlm. 4.
40
5) Aspek fiqih
BAB V Membahas seputar puasa Ramadhan.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.69
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.70
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah melalui penerapan pembelajaran kontekstual maka prestasi belajar peserta
didik kelas V SDN Karangasem 01 pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam
dapat ditingkatkan.
_____________________
69 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 96.
70 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm.71.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research), penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh peserta didik.1
Sedangkan menurut Suhardjono PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan oleh guru
itu sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah
tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praktis pembelajaran.2
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran
secara berkesinambungan. PTK berfokus pada kelas atau pada proses
pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi)
ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di kelas.
Selanjutnya Suharsimi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut :
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
1 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.3.
2 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 57.
42
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud
ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.3
PTK memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan
jenis penelitian yang lain. Semua penelitian memang berupaya untuk
memecahkan suatu problem. Dilihat dari segi problem yang harus
dipecahkan, PTK memiliki karakteristik penting, yaitu bahwa problema yang
diangkat adalah problem yang dihadapi oleh guru dikelas. Penelitian
tindakan kelas (PTK) akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal
memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk
pembelajaran yang dihadapi dikelas .4
Menurut Richart Winter ada enam karekteristik PTK, yaitu kritik
reflektif, kritik dialektis, kolaboratif, resiko, susunan jamak, dan internalisasi
teori dan praktik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara singkat
karakteristik PTK tersebut.
1. Kritik refleksi adalah salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada
umumnya, dan khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil
observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam
PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau
penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga
dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.
2. Kritik dialektis, dengan adanyan kritik dialektif diharapkan penelitian
bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya
peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap konteks hubungan
secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan
secara jelas dan Struktur kontradiksi internal, maksudnya di balik unit
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm. 91.
4 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, hlm.108.
43
yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami
perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat
stabil.
3. Kolaboratif, di dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerja sama dengan
pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan
sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau
data sumber. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota
situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat
berlangsung. Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang
yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini
dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman
terhadap berbagai permasalahan yang muncul.
4. Resiko, dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti
berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian
berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya melesetnya hipotesis
dan adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi.
5. Susunan jamak, pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional
berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal penelitinya. Akan
tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat
dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini
berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus
mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif.
6. Internalisasi teori dan praktik, menurut pandangan para ahli PTK bahwa
antara teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan
tetapi keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling
bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi.
Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvesional
yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang
44
terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya
sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.5
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar
berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang
menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh
karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama
sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran serta membantu memperdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah.6
Pada sisi lain, PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa
yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Mereka akan
kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori yang
muluk-muluk dan bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar peneliti
yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas. Bahkan
keterlibatan mereka dalam PTK sendiri akan menjadikan dirinya menjadi
pakar peneliti di kelas, tanpa tergantung pada para pakar peneliti lain yang
tidak tahu mengenai permasalahan kelasnya sehari-hari.7
Beberapa hal yang membedakan rancangan PTK dari rancangan-
rancangan penelitian “formal-konvensional” di antaranya adalah:
1. Bertolak dari kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan hasil guna
praktik pembelajaran di kelas.
2. Adanya unsur T (tindakan) yang tidak ada pada jenis penelitian lain.
3. Adanya pengulangan langkah-langkah penelitian (spiral of action) untuk
mencapai tujuan penelitian secara tuntas.
5 Akhmad Sudrajat, ‘Tentang Pendidikan’, dalam http:\ref utk sekripsi\PenelitianTindakan Kelas (Part II), diakses 28 Pebruari 2011.
6 Mansur Muslich, Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah, (Jakarta: BumiAksara, 2009), hlm. 10.
7 Mansur Muslich, Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah, hlm. 10.
45
4. Kelenturan inner design atau micro design, yaitu ketakterbatasan pilihan
rancangan impelementasi perlakuan atau tindakan, teknik pengumpulan
data, dan analisis data.
5. Kemungkinan perubahan macro design pada tahap manapun untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penelitian.
B. Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian ini akan diadakan selama satu bulan terhitung mulai
izin penelitian secara lesan dan tertulis. Untuk pelaksanaannya akan dimulai
pada bulan Maret 2011 dan waktu pelaksanaan penelitian akan disesuaikan
dengan jam pelajaran PAI pada kelas yang digunakan sebagai obyek
penelitian. Sedangkan tempat penelitian di SD Negeri Karangasem 01 yang
beralamat di jalan Genuk-Pamongan Km 7 Desa Karangasem Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak.
C. Pelaksana dan Kolaborator
1. Pelaksana
Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian
mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu
dengan pendekatan kualitatif jenis kolaboratif-partisipatoris.
Selama penelitian tindakan ini dilakukan, pelaksana dalam
penelitian ini adalah peneliti bertindak sebagai observer, pengumpul data,
penganalisis data dan sekaligus pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian
ini, kedudukan peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul
data, penganalisis, penafsir data dan akhirnya pelapor hasil penelitian.
2. Kolaborator
Kolaborator adalah suatu kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti atasan, sejawat atau kolega, kolaborator ini diharapkan dapat
dijadikan sumber data, karena pada hakekatnya kedudukan peneliti pada
penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan kondisi
46
dari suatu yang ditelitinya. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru
mata pelajaran PAI saudara Shodiq, S.Pd.I.
D. Sumber Data dan Jenis Data
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data
atau subyek penelitian adalah peserta didik kelas V SDN Karangasem 01
Sayung Demak, dimana peserta didik tersebut tidak hanya diperlukan
sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam kegiatan yang
dilakukan. Peneliti sebagai pengamat sekaligus guru di dalam melakukan
pembelajaran kontekstual.
Data penelitian ini mencakup:
1. Skor tes peserta didik dalam mengerjakan soal yang diberikan, hasil
diskusi pada saat pelajaran berlangsung dan hasil tes yang dilakukan pada
setiap akhir tindakan.
2. Hasil lembar observasi perilaku aktivitas peserta didik.
3. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas
peserta didik pada pembelajaran PAI berlangsung.
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, kumpulan, pencatatan
lapangan dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan penggunaan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada bidang
studi PAI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V di
SDN Karangasem 01 Sayung. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini
ada yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif
diperoleh dari dokumentasi, observasi dan interview, sedangkan data yang
bersifat kuantitatif berasal dari evaluasi pre test dan post test.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini,
maka penulis menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut:
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan suatu aktifitas untuk koleksi data, dengan
cara mengamati dan mencatat mengenai kondisi-kondisi, proses-proses
47
dan prilaku-prilaku obyek penelitian.8 Menurut Sugiyono observasi
digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.9
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode ini untuk mengamati aktifitas
peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran.
Adapun jenis observasi yang peneliti gunakan adalah:
1. Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.10
Selain peneliti ikut berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga
sekaligus sebagai fasilitator. Sehingga peneliti juga turut mengarahkan
peserta didik yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang
mengarah pada data yang diinginkan oleh peneliti.
Dengan menggunakan metode ini, penulis mengamati secara
langsung terhadap obyek yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data-data tentang keadaan lokasi penelitian, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan peserta didik dan lain-lain.
2. Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan
langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah
lakunya dalam pembelajaran, sehingga peneliti memperoleh gambaran
suasana kelas dan peneliti dapat melihat secara langsung tingkah laku
8 Sutan Surya, Panduan Menulis Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, (Yogyakarta:Pustaka Pena, 2006), hlm. 54.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 203.
10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,hlm. 204.
48
peserta didik, kerja sama, serta komunikasi di antara peserta didik
dalam kelompok.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis.11 Menurut Sutan Surya dokumentasi merupakan perbuatan
dan penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, suara dan lain-lain)
terhadap segala hal baik obyek atau juga peristiwa yang terjadi.12
Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumentasi untuk
mendapatkan data tentang profil SDN Karangasem 01 Sayung Demak
yang mencangkup identitas sekolah, visi misi sekolah, data peserta didik
dan data penunjang lainnya.
c. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran atau penilaian. Sedangkan menurut F.L.Goodenough, tes
adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu
atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan
kecakapan mereka antara yang satu dengan lainnya.13
Pengukuran tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi belajar peserta didik. Tes tersebut juga sebagai salah satu
rangkaian kegiatan pembelajaran PAI dalam penerapan pembelajaran
kontekstual.
Tes yang dimaksud meliputi tes awal atau tes pengetahuan pra
syarat yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi
pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan pra
syarat tersebut juga akan dijadikan acuan tambahan dalam
mengelompokkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar, di
samping menggunakan nilai ulangan harian selanjutnya skor tes awal ini
11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik, hlm. 158.12 Sutan Surya, Panduan Menulis Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, hlm. 54.13 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 67.
49
juga akan dijadikan sebagai skor awal bagi penentuan poin perkembangan
individu peserta didik.
Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil
tes ini akan digunakan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik
terhadap materi pelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran
kontekstual.
F. Analisis Data
Menurut Patton mendefinisikan analisis data sebagai proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan
urutan dasar. Selanjutnya Moleong seperti di dikutip Sutan Surya
mendefinisikan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data.14
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data
tersebut. Dalam analisis ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Analisis hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
melalui pendekatan kontekstual pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Adapun kriteria penilaian untuk lembar pengamatan
aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Penilaian pertama apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung 25% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian
peserta didik dalam pembelajaran masih tergolong kurang
(disimbolkan dengan huruf D).
b. Penilaian kedua apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung > 25% dan 50% dari jumlah yang hadir, berarti
penilaian peserta didik dalam pembelajaran tergolong cukup
(disimbolkan dengan huruf C).
14 Sutan Surya, Panduan Menulis Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, hlm. 65-66.
50
c. Penilaian ketiga apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung > 50% dan 75% dari jumlah yang hadir, berarti
penilaian peserta didik dalam pembelajaran tergolong baik
(disimbolkan dengan huruf B).
d. Penilaian keempat apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung > 75% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian
peserta didik dalam pembelajaran tergolong baik sekali (disimbolkan
dengan huruf A)
2. Data tentang hasil belajar setiap siklus diperoleh dari hasil tes setiap akhir
siklus dan data prestasi belajar secara keseluruhan setelah diterapkannya
pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajarannya. Adapun
langkah perhitungan adalah dengan cara menghitung presentase jawaban
benar yang dicapai setiap peserta didik yang dirumuskan sebagai berikut.
%100XNNN
T
KP =
Keterangan:
PN = Nilai persentase
KN = Nilai yang didapat
TN = Nilai jika semua benar15
Dari perhitungan ini, peneliti dapat mengetahui sampai sejauh
mana tingkat keberhasilan peserta didik atas materi yang diajarkan
ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar (indikator keberhasilan)
yang diharapkan atau yang telah ditetapkan.
Selain itu, hasil perhitungan dari hasil masing-masing tes
kemudian dibandingkan antara siklus I, siklus II, hasil ini akan
memberikan gambaran mengenai presentase peningkatan prestasi belajar
15 Ahmad Fauzi, “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan HasilBelajar Matematika pada Materi Pokok Garis dan Sudut Peserta Didik Kelas VII A MTs As-Syafi’iyah Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2008/2009”, Skripsi, (Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm. 38.
51
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kontekstual.
Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk
memastikan bahwa dengan mengaplikasikan pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan
dokumentasi dianalisis secara kualitatif. jika yang dikumpulkan berupa data
kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut
dilakukan melalui tahap menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan,
mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta
membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis
Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat
kuntitatif yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis dan dirubah menjadi
kualitatif dengan menggunakan rumus:
Post rate – Base rateP = x 100 % Base rate
Keterangan :P = Presentase Peningkatan.Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan.Base rate = Nilai rata-rata sebelum tindakan.16
G. Tahapan Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan. Tahap penelitian ini mengikuti model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, berupa suatu siklus spiral
yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian.
16 Resna Yunanti, “Aplikasi Pembelajaran Kontekstual pada Bidang Studi PendidikanAgama Islam dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SDN Ketawanggede 1Malang”, Skripsi, (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2006), hlm. 107.
52
Adapun model tahapan penelitian mengacu pada Kemmis dan
McTaggart yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1Model penelitian tindakan kelas17
1. Pra siklus
Tahap prasiklus ini peneliti akan melihat dan observasi langsung
pembelajaran PAI di kelas V SDN Karangasem 01. Pada pelaksanaan pra
siklus ini guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional
yaitu belum menerapklan pembelajaran kontekstual.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan
diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat aktifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik. Hal ini
dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran
dengan penerapan pembelajaran kontekstual pada siklus satu dan siklus
dua.
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik, hlm. 97.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
53
2. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat rencana
pembelajaran dan soal tes akhir pembelajaran tiap siklus. Proses
penyusunannya melalui tahapan sebagai berikut :
1) Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber
untuk dibuat rencana pembelajaran dan soal tes.
2) Menyusun materi yang akan disampaikan.
3) Menyusun alat evaluasi berupa tes kelompok dan tes individu.
4) Peneliti mengkonsultasikan rencana pembelajaran dan soal-soal
tes kepada guru mitra selaku kolaborator untuk diperbaiki,
sehingga menjadi rancangan yang layak digunakan dalam
penelitian.
5) Peneliti melakukan proses akhir yaitu mencetak rencana
pembelajaran dan soal tes sehingga siap digunakan dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disiapkan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kontekstual pada siklus
satu secara garis besar adalah sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik siap
memulai pelajaran lalu menjawab salam.
b) Mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik.
c) Proses pembelajaran dimulai dengan bacaan do'a dan salah
satu surat pendek .
d) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya
pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik
secara singkat dan penuh kehangatan.
54
e) Guru memberikan motivasi, seperti memancing emosional
peserta didik melalui beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang akan disampaikan.
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada materi PAI.
g) Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan tentang
rencana pembelajaran dan mendiskusikan tentang topik
pelajaran yang dikaitkan dengan kontek kehidupan peserta
didik sehari-hari.
2) Kegiataan inti
a) Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok, masing-
masing terdiri empat atau lima anggota kelompok dan
mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota
kelompok dapat saling bertatap muka (tiap kelompok memiliki
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin maupun
kemampuannya).
b) Guru memberikan tugas yang terencana dengan membagikan
materi pembelajaran pada hari itu kepada setiap kelompok.
c) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru
yaitu :
(1) Menelaah materi yang telah dibagikan kepada setiap
kelompok dan membuat contoh riil yang terjadi di
kehidupan sehari-hari.
(2) Saling membantu menguasai bahan ajar atau materi yang
diberi oleh guru melalui sharing antar sesama anggota
kelompok.
(3) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-
masing (yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu,
yang pandai mengajari yang lemah).
(4) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
kelompoknya masing-masing.
55
(5) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.
(6) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak
maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab dan
diskusi guru bertindak sebagai fasilitator).
d) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi
yang diraih.
e) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3) Penutup
a) Mengulas kembali materi pembelajaran.
b) Merangkum materi pembelajaran.
c. Pengamatan
1) Selama proses pembelajaran guru mengamati setiap kegiatan yang
dilakukan peserta didik.
2) Guru mencatat keberhasilan kendala-kendala yang dialami dalam
proses pebelajaran yang belum sesuai dengan harapan.
d. Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari.
2) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mengungkapkan
pengalaman spiritual peserta didik terkait dengan topik pelajaran.
3) Secara kolaboratif peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil
pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu
dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus kedua.
4) Membuat kesimpulan sementara terhadap hasil pelaksanaan siklus
satu.
56
3. Siklus II
Untuk pelaksanaan siklus dua secara teknis sama seperti
pelaksanaan siklus satu. langkah-langkah dalam siklus dua ini yang perlu
ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
(siklus dua merupakan perbaikan dari siklus satu dan berdasarkan hasil
refleksi siklus satu) akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus I.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi
pada siklus satu. Adapun langkah-langkah pembelajarannya hampir
sama seperti langkah-langkah pada siklus satu diantaranya :
1) Pendahuluan
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik siap
memulai pelajaran lalu menjawab salam.
b) Mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik.
c) Proses pembelajaran dimulai dengan bacaan do'a dan salah
satu surat pendek .
d) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya
pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik
secara singkat dan penuh kehangatan.
e) Guru memberikan motivasi, seperti memancing emosional
peserta didik melalui beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang akan disampaikan.
2) Kegiataan inti
a) Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok, masing-
masing terdiri empat atau lima anggota kelompok dan
mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota
57
kelompok dapat saling bertatap muka (kelompok pada siklus
ini telah di rubah tidak sama dengan siklus satu).
b) Guru memberikan tugas yang terencana (bisa lewat alat
peraga, permainan dan sebagainya) yang mengarahkan peserta
didik dapat menemukan atau mengkontruksi pengetahuannya
sendiri.
c) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru
yaitu :
(1) Saling membantu menguasai bahan ajar atau materi yang
diberi oleh guru melalui sharing antar sesama anggota
kelompok.
(2) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing-
masing (yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu,
yang pandai mengajari yang lemah).
(3) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
kelompoknya masing-masing.
(4) Masing-masing kelompok secara bergilir
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
(5) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang
tidak maju ke depan untuk bertanya (forum tanya jawab
dan diskusi guru bertindak sebagai fasilitator).
d) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi
yang diraih.
e) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
f) Guru membubarkan kelompok yang telah dibentuk dan peserta
didik kembali ketempat duduk masing-masing.
3) Penutup
a) Mengulas kembali materi pembelajaran.
b) Merangkum Materi pembelajaran.
58
c. Pengamatan
Guru melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus I.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus dua ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam proses pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
H. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penilitian tindakan kelas ini
apabila :
1. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik (termasuk aktivitas peserta
didik) kelas V SDN Karangasem 01 pada mata pelajaran PAI, apabila
peran guru selama proses pembelajaran sesuai dengan skenario dalam
proses pembelajaran kontekstual, sehingga mampu meningkatkan
prestasi belajar peserta didik dengan indikator sebagai berikut.
a. Aktivitas belajar peserta didik telah mencapai kriteria baik sekali,
dengan jumlah presentase aktivitas belajar dalam kegiatan
pembelajaran sekurang-kurangnya 75%.
b. Prestasi belajar peserta didik yang berupa nilai tes peserta didik
(setelah tindakan penelitian) lebih dari atau sama dengan 70
sebanyak 75% dari seluruh peserta didik di kelas V SDN
Karangasem 01 dan rata-rata kelas lebih dari 7,0.
2. Ditemukannya cara yang paling efektif dalam menerapkan
pembelajaran kontekstual.
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan
kelas yang akan dilaksanakan di SDN Karangasem 01 Sayung Demak.
59
Tabel 3.1. Jadwal pelaksanaan penelitian
No. Rencana Kegiatan Minggu ke
1. Persiapan 1 2 3 4
Menyusun jadwal dan konseppenelitian
Membuat kesepakatan dengan gurumitra (kolaborator)
Observasi data geografis dan historiesSDN Karangasem 1
Mencari data kelas V
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan tindakan pra siklus
Melakukan tindakan siklus I
Melakukan tindakan siklus II
3. Penyusunan Laporan
Menyusun konsep laporan
Penyelesaian laporan
____________________
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Profil SDN Karangasem 01 Kec. Sayung Kab. Demak
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SDN Karangasem 01
b. NIS : 100190
c. NSS : 101032104019
d. Alamat : Jln. Genuk – Pamongan km. 7
1) Desa Karangasem
2) Kecamatan Sayung
3) Kabupaten Demak
4) Propinsi Jawa Tengah
e. Telepon : 08282698235
f. Akreditasi : A
g. Tahun berdiri : 1970
h. Tahun beroperasi : 1970
i. Status Tanah : Tanah Desa
2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
Menjadikan sekolah sebagai wahana pembentukan generasi bangsa
yang berkualitas (iman, ilmu dan amal) meningkatkan kualitas
kependidikan dan dukungan masyarakat dalam rangka memajukan
peningkatan mutu berbasis sekolah.
b. Misi Sekolah
1) Meningkatakan kualitas tenaga kependidikan melalui wadah
sistem pembinaan profesional.
2) Meningkatkan iman taqwa dan akhlak mulia bagi warga
masyarakat.
3) Meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui pembelajaran
aktid kreatif efektif dan menyenangkan.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan mutu
sekolah.
c. Tujuan Sekolah
Memberikan bekal kemampuan dasar sebagai peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat sebagai pribadi,
anggota masyarakat dan warga negara.
3. Lokasi SDN Karangasem 01
SDN Karangasem 01 terletak di Jln. Genuk-Pamongan km. 7,
Desa Karangasem Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Secara rinci
letak geografis SDN Karangasem 01 adalah:
Sebelah Barat : Tanah Saudara Ulin Nuha
Sebelah Timur : Tanah Saudara Budiono
Sebelah Utara : Lapangan/tanah Desa
Sebelah Selatan : Jln. Raya Karangasem
4. Data Jumlah Peserta didik Tahun 2010/2011
Tabel 4.1. Data jumlah peserta didik tahun 2010/2011
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 18 24 42
2 17 23 40
3 23 21 44
4 32 26 58
5 26 28 54
6 18 25 43
Jumlah 134 147 281
5. Sarana yang ada di SDN Karangasem 01
Tabel 4.2. Sarana yang ada di SDN Karangasem 01
No Jenis Ruangan Jumlah
1. Ruangan Kelas 6
2. Ruangan Kepala Sekolah 1
3. Ruangan Guru 1
4. Ruangan Perpustakaan 1
5. Ruangan Laboratorium -
6. Ruangan UKS 1
7. Kantin 1
8. Kakus/WC 4
9. Ruangan Dapur 1
10. Gudang 1
Jumlah 17
B. Paparan Data Sebelum Tindakan
1. Observasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan
pada hari senin tanggal 05 Maret 2011 dengan kepala sekolah dan guru
PAI SDN Karangasem 01 Demak. Dalam pertemuan itu peneliti
menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
Setelah Kepala sekolah dan guru PAI memberikan izin pelaksanaan
penelitian. Kemudian peneliti dan guru PAI berdiskusi mengenai rencana
penelitian yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas V yang
dijadikan sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas V
termasuk kelas yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan
merupakan kelas yang terbanyak jumlah peserta didiknya dibandingkan
dengan kelas yang lainnya sehingga perlu diadakan penelitian untuk
mengetahui efektifitas sebuah metode itu digunakan di kelas tersebut.
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi
dengan wali kelas V, peneliti meminta data tentang kelas V, yaitu data
tentang kemampuan belajar peserta didik, sebagai tolak ukur dalam
pengelompokan belajar yang akan dilaksanakan di kelas V.
2. Pra Siklus
Pra siklus ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07 Maret
2011, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Maka dalam pra
siklus ini, tidak menggunakan pembagian atau pembentukan kelompok.
Guru dalam hal ini menguasai penuh proses pembelajaran. Pada
pelaksanaan Pra siklus materi yang di sampaikan adalah Kisah khalifah
Umar bin Khattab r.a.
Setelah diadakan ulangan atau tes didapat nilai rata-rata kelas
68.40 dengan banyaknya peserta didik yang tuntas 63% dan yang tidak
tuntas sebanyak 37%. Ini berarti masih ada sebagian peserta didik kelas V
tersebut belum dapat menyelesaikan evaluasi dengan baik. Begitu juga
dengan aktivitas peserta didik kelas V yang masih 58,64% dengan
kreteria baik meskipun ada sebagian yang masih perlu ditingkatkan. Pada
umumnya peserta didik terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Kebanyakan dari mereka kelihatan bosan dalam mengikuti
pembelajaran sehingga berakibat prestasi belajar mereka kurang
maksimal.
Pada pelaksanaan pra siklus ini, hasil belajar dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 4.3. Hasil nilai tes pada pra siklus
No. Nama Nilai % KetercapaianKetuntasan
tuntas tidak1 Indah Farika 70 70%2 Miftahul Ulum 65 65%3 Ayuning Sukma 65 65%4 Aufa Marom 55 55%5 Ainun Nabila 60 60%6 Dewi Sardy Prasetyo 60 60%7 Desi Maharani 60 60%
8 Fani Auzai 70 70%9 Fathul Mujib 75 75%
10 Lukman Efendi 70 70%11 Latif Abdika 65 65%12 Miftahul Huda 75 75%13 M. makruf Islamuddin 60 60%14 Nurus Sa’adah 60 60%15 Shela Aprilia Maulani 75 75%16 Peserta didiknto 75 75%17 A. Farid Bahri 70 70%18 A.Safrudin 65 65%19 Anna Ainur Risa 70 70%20 Ayuk Magfiroh 75 75%21 Bayu Sukma 70 70%22 Desi Adira Nur Safitri 85 85%23 Edi Prastiyo 60 60%24 Fais Maulana 67 67%25 Fika Danu Fikri 70 70%26 Fina Anisatul Mufidah 75 75%27 Firyatul Khasanah 70 70%28 Hendrik Hendarto 72 72%
29 Hening Sekar ArumRahayu 70 70%
30 Ifa Nur wahyuni 65 65%31 Lukmanul Hakim 70 70%32 Lailatul Jannah 65 65%33 Edi Susilo 65 65%34 Lia Nabila 70 70%35 Eko Prasetyo 70 70%36 M. Farid Sima Asna 75 75%37 M. Fibri Aufa 65 65%38 Moh. Muzazin 70 70%39 M. Rifki Adam 75 75%40 M. Shakibul Kahfi 70 70%41 Neli Ambarwati 60 60%42 Nur Afifah 72 72%43 Nur Afiyatus Sofuah 65 65%44 Reza Pujiyanto 70 70%45 Robiatul Adawiyah 55 55%
46 Ruslan Afandi 70 70%47 Siti alfiah 60 60%48 Sova Nur Laila 73 73%49 Tri Agus Nadzir 70 70%50 Ustaza Nisrokhah 70 70%51 Yaqiatul Fikroh 70 70%52 Zumrotul Fa’iziyah 80 80%53 Bella Septi Maya Sari 70 70%54 Lailatul Fajriyah 70 70%
Jumlah 3694 34 20Nilai rata-rata 6840 68.40% 63% 37%
C. Silkus I
1. Perencanaaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Sebelum
siklus pertama dilaksanakan, peneliti melakukan beberapa tahap persiapan,
sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan pembelajaran.
b. Menyiapkan materi membiasakan perilaku terpuji yaitu Meneladani
perilaku khalifah Abu Bakar As Siddiq r.a.
c. Membagi peserta didik yang berjumlah 54 anak menjadi sembilan
kelompok, yang masing-masing kelompok beranggotakan enam anak
dengan memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalam kelas
(data pembagian kelompok anak terlampir).
d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti
peningkatan motivasi dan prestasi belajar peserta didik.
e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 Maret
2011. Pembelajarannya berlangsung selama 2 x 45 menit. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan langsung oleh peneliti
didampingi oleh Kolaborator Bapak Shodiq, S.Pd.I selaku guru mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai,
keadaan peserta didik masih dalam keadaan ramai tetapi keadaan ini dapat
dikondisikan setelah guru membuka kelas dan memperkenalkan peneliti
sebagai guru pengganti mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dilanjutkan
dengan berdoa dipimpin oleh peneliti kemudian dilanjutkan dengan
membaca surat al-Ikhlas bersama-sama. Setelah itu dilanjutkan
perkenalan, karena proses penelitian di kelas baru pertama kali dilakukan.
Setelah proses absensi sebagai perkenalan terhadap peserta didik selesai,
maka pembelajaran dimulai dengan menjelaskan rencana kegiatan
pembelajaran yaitu menelaah bersama topik pembahasan tentang
keteladanan perilaku kholifah Abu Bakar As Siddiq.
Indikator keteladanan perilaku kholifah Abu Bakar As Siddiq
pada siklus I ini adalah meneladani sifat kejujuran Abu Bakar As Siddiq,
meneladani sifat dermawan Abu Bakar As Sidiq dan meneladani sifat
kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq. Pada saat diterangkan peserta dalam
keadaan gaduh dan ramai, hal ini menunjukkan ketidakefektifan metode
ceramah jika dilakukan terus menerus.
Pada kegiatan inti proses pembelajaran dilanjutkan dengan
penerapan pembelajaran kontekstual. Guru membagi peserta didik menjadi
sembilan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari enam peserta
didik. Setelah kelompok terbentuk dilanjutkan dengan mempersilahkan
peserta didik untuk menunjuk ketua dari masing-masing kelompok yang
bertugas memimpin diskusi dan menunjuk seorang sekretaris yang tugas
mecatat hasil diskusinya.
Setelah pembentukan kelompok selesai maka guru memberikan
materi pembelajaran tentang keteladanan perilaku khalifah Abu Bakar As
Siddiq kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok melaksanakan
tugas yang diberikan guru dengan menelaah materi pembelajaran dan
membuat ilustrasi atau contoh riil yang terjadi dikehidupan sehari-hari.
Masing-masing kelompok bekerja sama dengan anggota kelompoknya.
Selama diskusi berlangsung ada beberapa anak yang bertanya
tentang materi yang belum dipahami, yaitu tentang contoh riil
kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq, ia adalah Dessi Adira Nur Safitri.
Anak yang bertanya tidak berarti ia bodoh. Belum tentu anak yang tidak
bertanya berarti meraka paham atau pandi. Tetapi hal ini menunjukkan
keberanian dan keaktifan, memang benar setelah peneliti observasi
ternyata anak ini termasuk peserta didik yang pandai dan aktif di kelas.
Presentasi pada siklus I belum menunjukkan proses pembelajaran
yang aktif, peserta didik masih malu dan ragu untuk bertanya hal ini
disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan penerapan
pembelajaran kontekstual . tetapi ada pertanyaan dari Lailatul Fajriyah saat
season pertanyaan dibuka menanggapi kelompok kedua saat
mempresentasikan hasil diskusinya. Pertanyaan tersebut adalah
“bagaimana ada teman menyontek saat ulangan?” Kemudian pertanyaan
itu dijawab anggota kelompok II yaitu Fani Auzai “jika ada teman yang
nyonyek saat ulangan itu menunjukan teman itu tidak jujur dan tidak mau
mencontok perilaku Abu Bakar as Siddiq”. Pertanyaan lain muncul dari
Nur Afifah dari kelompok VIII tentang perilaku dermawan “contohnya
dermawan dalam kehidupan sehari-hari seperti apa?” karena jawaban dari
kelompok lain kurang memuaskan sehingga pertanyaan ini diselesaikan
oleh peneliti.
Pada siklus I ini terhitung hanya tiga anak yang aktif bertanya
yaitu Desi Adira Nur Safitri, Lailatul Fajriyah dan Nur Afifah sedangkan
yang lain belum berani mengeluarkan pertanyaan hanya sekedar
membacakan hasil diskusi.
Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dipelajari bersama-sama dan memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk bertanya tentang materi yang telah didiskusikan. Guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk merencanakan tindakan yang akan
mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari, seperti taat pada perintah agama, sabar dalam menerima
cobaan, dan sebagainya. Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan
tindakan ini dengan memberikan tes formatif untuk dikerjakan oleh
peserta didik secara indivbidu.
3. Observasi Siklus I
Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas,
terlihat para peserta didik mulai antusias dan merespon positif. Mulai
adanya peningkatan motivasi belajar dibandingkan pada saat pra siklus.
Hal ini terlihat dari aktivitas bertanya peserta didik yang pada saat pra
siklus mereka masih malu dan takut salah, pada siklus I ini mereka sudah
mulai berani bertanya meskipun bobot pertanyaannya masih belum
mencapai seperti yang diharapkan. Pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, para peserta didik tampak gembira dan senang, hal ini dapat
dilihat dari raut muka mereka yang tampak bersemangat untuk belajar
meskipun masih ada beberapa peserta didik yang belum terbiasa dengan
model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti (lembar observasi
terlampir).
Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada
pedoman observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan, terdapat
peningkatan motivasi, hal ini dikarenakan peserta didik merasa
mendapatkan penyegaran dalam kegiatan pembelajaran, sehingga mereka
berusaha memusatkan perhatian selama pembelajaran berlangsung. Akan
tetapi, memasuki kegiatan penjelasan materi secara global, aktivitas
peserta didik dalam mengajukan pertanyaan masih kurang. Hal ini
dikarenakan peserta didik masih belum terbiasa untuk mengajukan
pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan.
Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti membagi peserta didik
menjadi sembilan kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas enam
anak, tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin
maupun kemampuannya. Kemudian peneliti memberi tugas kepada
masing-masing kelompok untuk saling membantu dalam menguasai
materi, yaitu memahami dan meneladani perilaku khalifah Abu Bakar As
Siddiq r.a. Dalam pembelajaran ini, peneliti melatih peserta didik untuk
bekerja sama dengan teman dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa motivasi belajar
peserta didik masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan
masih rendah. Ini dapat dilihat dari lembar observasi peserta didik yang
menunjukkan bahwa aktivitas kerjasama peserta didik belum mencapai
apa yang diharapkan. Kegiatan kelompok ini masih didominasi oleh para
peserta didik yang aktif, sedangkan mereka yang pasif cenderung
mengikuti hasil yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan individual pada masing-masing peserta didik. Mereka
yang aktif adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka
yang pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka
cenderung kurang percaya diri pada kemampuannya.
Pada akhir pembelajaran, peserta didik diberikan evaluasi berupa
kuis. Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap kelompok telah peneliti
persiapkan dalam lembaran. Mereka berlomba menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan dari materi yang telah dipelajari. Tidak terlihat dari wajah
mereka rasa jenuh atau putus asa, bahkan mereka terlihat menikmati setiap
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan. Dalam hal ini peneliti ingin
melihat prestasi belajar yang dimiliki peserta didik antar anggota
kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat
sedikit peningkatan prestasi belajar peserta didik yang semula nilai rata-
rata kelas dari pre test sebesar 68.40 meningkat menjadi 74.5 atau sekitar
8.9 %.
Pada pelaksanaan siklus I ini, prestasi belajar dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 4.4. Hasil nilai tes pada Siklus I
No. Nama Nilai % Ketercapaian Ketuntasantuntas tidak
1 Indah Farika 75 75%2 Miftahul Ulum 65 65%3 Ayuning Sukma 70 70%4 Aufa Marom 65 65%5 Ainun Nabila 68 68%6 Dewi Sardy Prasetyo - -7 Desi Maharani 65 65%8 Fani Auzai 70 70%9 Fathul Mujib 85 85%10 Lukman Efendi 70 70%11 Latif Abdika 65 65%12 Miftahul Huda 85 85%13 M. makruf Islamuddin 65 65%14 Nurus Sa’adah 85 85%15 Shela Aprilia Maulani 75 75%16 Siswanto 75 75%17 A. Farid Bahri 75 75%18 A.Safrudin 70 70%19 Anna Ainur Risa 70 70%20 Ayuk Magfiroh 90 90%21 Bayu Sukma 75 75%22 Desi Adira Nur Safitri 85 85%23 Edi Prastiyo 65 65%24 Fais Maulana 70 70%25 Fika Danu Fikri 70 70%26 Fina Anisatul Mufidah 75 75%27 Firyatul Khasanah 75 75%28 Hendrik Hendarto 80 80%
29 Hening Sekar ArumRahayu 70 70%
30 Ifa Nur wahyuni 65 65%31 Lukmanul Hakim 80 80%32 Lailatul Jannah 70 70%33 Edi Susilo 68 68%34 Lia Nabila 70 70%35 Eko Prasetyo - -
36 M. Farid Sima Asna 75 75%37 M. Fibri Aufa 65 65%38 Moh. Muzazin 75 75%39 M. Rifki Adam 90 90%40 M. Shakibul Kahfi 80 80%41 Neli Ambarwati 70 70%42 Nur Afifah 75 75%43 Nur Afiyatus S 70 70%44 Reza Pujiyanto 70 70%45 Robiatul Adawiyah 68 68%46 Ruslan Afandi 80 80%47 Siti alfiah 65 65%48 Sova Nur Laila 80 80%49 Tri Agus Nadzir 80 80%50 Ustaza Nisrokhah 80 80%51 Yaqiatul Fikroh 90 90%52 Zumrotul Fa’iziyah 85 85%53 Bella Septi Maya Sari 80 80%54 Lailatul Fajriyah 90 90%
Jumlah 3874 40 12Nilai rata-rata 74.5 74.5% 77% 23%
Keterangan :Anak nomor 6 dan 35 tidak hadir, jadi hanya 52 anak dalam siklus I
4. Refleksi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PAI.
Pada waktu pertama kali pertemuan dengan diadakan pembelajaran
kontekstual para peserta didik masih bingung dan merasa canggung,
apalagi pada waktu mengerjakan soal awal yaitu menelaah tentang
perilaku Abu Bakar As Siddiq ra. para peserta didik masih ada yang tidak
senang dengan teman kelompoknya, dengan demikian tugas yang
dikerjakan secara kelompok masih satu atau dua anak saja yang
mengerjakan karena mereka tidak senang dengan teman kelompoknya.
Apalagi pada waktu guru memberikan tugas untuk mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari mereka kelihatan bingung dan berusaha
tidak menerimanya, dan akhirnya dengan pengarahan guru mereka dapat
menerimanya.
Kembali pada tujuan peneliti menerapkan pembelajaran
kontekstual adalah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
terhadap materi PAI melalui pembelajaran yang melibatkan peserta didik
secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini
penerapan pembelajaran kontekstual, mampu menunjukkan peningkatan
motivasi dan prestasi belajar namun hasil yang dapat diperoleh sangat
minim sekali, hal ini dapat dilihat dari:
a. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa peserta didik untuk
aktif berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab
pertanyaan,
b. Sebagian peserta didik mengandalkan kemampuan menjawab
pertanyaan guru bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan
persoalan, sehingga motivasi belajar peserta didik adalah untuk
mempelajari materi secara keseluruhan (sebatas materi) bukan untuk
mensinkronkan materi dengan kehidupan nyata,
c. Motivasi belajar peserta didik terhadap materi PAI hanya dimiliki
mereka yang sebagian besar memiliki prestasi di kelas, sedangkan
mereka yang berprestasi rendah/kurang cenderung pasif dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan peserta
didik dalam proses belajar yang dialami sebelumnya.
D. Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada rencana tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan
pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran pendidikan agama Islam,
dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat lebih membantu untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Menindaklanjuti hasil
analisis dan refleksi pada siklus I, maka peneliti berupaya untuk
melakukan improvisasi pada proses pembelajaran, yaitu dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Peserta didik dibiasakan dengan pembelajaran kontekstual sehingga
diharapkan dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
b. Memaksimalkan kerjasama dan komunikasi kelompok.
Sebelum siklus II dilaksanakan peneliti melakukan beberapa
tahap persiapaan, antara lain:
a. Membuat perencanaan pembelajaran
b. Membagi peserta didik menjadi sembilan kelompok
c. Memberi materi kisah keteladanan perilaku khalifah Umar bin
Khothob r.a.
d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti
peningkatan prestasi belajar peserta didik.
e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian
belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum
sempurna dilaksanakan pada siklus I diperbaiki di siklus II. Pelaksanaan
siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 Maret 2011.
Pembelajarannya berlangsung selama 2 x 45 menit, pada siklus ini hanya
dilaksanakan satu kali pertemuan.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas,
peneliti langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan kolaborator
yang masuk bersama peneliti duduk pada kursi belakang dengan
membawa lembar observasi yang harus diisi sebagai lembar pengamatan.
Pembelajaran berlangsung tidak jauh berbeda dengan penelitian tindakan
siklus I, setelah berdoa dan presensi guru langsung memulai pembelajaran
dengan menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran yaitu menelaah
bersama topik pembahasan tentang keteladanan perilaku kholifah Umar
bin Khattab.
Indikator pembelajaran pada siklus II adalah meneladani sifat
keteguhan Umar bin khattab, meneladani sifat keberanian Umar bin
Khattab dan meneladani sifat kesederhanaan Umar bin Khattab. Kondisis
peserta didik saat diterangkan materi tersebut cukup tenang. Hanya saja
kondisi ruangan yang kurang idial menyebabkan banyak suara-suara dari
kelas lain sedikit mengganggu.
Pada kegiatan inti proses pembelajaran dilanjutkan dengan
penerapan pembelajaran kontekstual. Guru membagi peserta didik menjadi
sembilan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari enam peserta
didik. Kelompok ini anggotnya berbeda dari kelompok pada siklus I,
Setelah kelompok terbentuk dilanjutkan dengan mempersilahkan peserta
didik untuk menunjuk ketua dari masing-masing kelompok yang bertugas
memimpin diskusi dan menunjuk seorang sekretaris yang tugas mecatat
hasil diskusinya.
Setelah pembentukan kelompok selesai maka guru memberikan
materi pembelajaran tentang keteladanan perilaku khalifah Umar bin
Khattab kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok melaksanakan
tugas yang diberikan guru dengan menelaah materi pembelajaran dan
membuat ilustrasi atau contoh riil yang terjadi dikehidupan sehari-hari.
Masing-masing kelompok bekerja sama dengan anggota kelompoknya.
Proses pembelajarn pada siklus II ini sudah ada peningkatan
dibanding pada siklus I, artinya sudah mulai banyak peserta didik yang
berani bertanya kepada kelompok lain. Diantara teknik yang peneliti
gunakan adalah memberikan pujian dan pemberian nilai tambah jika
peserta didik berani bertanya. Akhirnya sejak kelompok I menyampaikan
hasil diskusinya tentang kesederhaan khalifah Umar bin Khattab sudah ada
peserta didik yang bertanya, sehingga dapat memancing peserta didik lain
untuk bertanya dan berkomentar. Pertanyaan yang diajukan kelompok I
adalah “bagaimana meneladani kesederhanaan khalifah Umar bin
Khattab?”, pertanyaan tersebut dilontarkan oleh lailatul Jannah dari
kelompok IV.
Pertanyaan tersebut ternyata memancing peserta didik lain untuk
bertanya, karena memang suatu diskusi apabila tidak ada yang mendahului
untuk memulai bertanya, maka banyak peserta didik lain akan merasa
minder untuk bertanya dan mengungkapkannya meskipun dalam
pikirannya sudah ada pertanyaan yang sebenarnya ingin disampaikan,
terlebih bagi anak usia sekolah yang belum terbiasa berdiskusi. Tercatat
ada enam anak yang bertanya selama proses diskusi dan dua anak yang
menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Desi Adira Nur Safitri, Lailatul
Jannah, Lailatul Fajriyah, Siswanto, Lia Nabila dan Bayu Sukma.
Sedangkan dua anak yang telah berani menanggapi pertanyaan dari
kelompk lain adalah Desi Adira Nus Safitri dan Edi Susilo.
Adanya peningkatan pertanyaan dan tanggapan dari peserta didik
pada siklus II tersebut menunjukan keberhasilan penerapan pembelajaran
kontekstual.
Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah di
telaah bersama-sama dan memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk bertanya tentang materi yang telah didiskusikan. Tetapi tidak ada
pertanyaan yang muncul saat pertanyaan itu diajukan guru.
Tahap akhir dari pembelajaran ini adalah pemberian evaluasi pada
peserta didik berupa tes individu. Pada siklus II ini waktu sudah
terorganisir dengan baik, sehingga tes dilakukan langsung dengan alokasi
waktu 15 menit. Lebih dari 80 persen peserta didik mampu menyelesaikan
dengan baik dan tepat waktu mamun ada sebagian peserta didik yang
mengumulkan hasil tes menyusul dikantor.
3. Observasi
Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa peserta
didik mengalami peningkatan motivasi dan prestasi belajar yang cukup
tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mulai berani
bertanya dan mengemukakan pendapat apabila peneliti memberikan
permasalahan.
Memasuki kegiatan inti, hasil pengamatan menunjukkan peserta
didik begitu antusias untuk berlomba mencapai hasil yang lebih baik antar
sesama anggota kelompok. Ketika peneliti memberi tugas/pembagian
materi pada masing-masing kelompok, peserta didik menerima tugas
dengan senang hati dan atas anjuran peneliti mereka berusaha untuk saling
membantu memahami materi yang dibebankan pada masing-masing
kelompok. Sering kali peneliti mendengar pertanyaan-pertanyaan berbobot
dari sesama anggota kelompok untuk mencapai hasil diskusi yang
memuaskan. Sudah mulai ada komunikasi dan kerjasama yang cukup baik
pada diskusi antar sesama anggota kelompok, karena masing-masing
peserta didik sudah mulai bisa menghilangkan beban rasa malu dan takut
salah dalam mengajukan pendapat. Mayoritas dari mereka sudah mulai
terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas V ini.
Ditambah lagi pada siklus II ini, peneliti berusaha memberikan pujian pada
setiap kelompok atas prestasi yang diraih, sehingga menjadi penyemangat
bagi kelompok lain yang belum pernah mendapatkan pujian dari peneliti.
Indikator peningkatan motivasi belajar peserta didik tercermin
dalam bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tahu peserta didik
dalam pembelajaran. Sedangkan indikator peningkatan prestasi belajar
peserta didik terlihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik.
Pada pelaksanaan siklus II ini, prestasi belajar dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 4.5. Hasil penilaian tes pada Siklus II
No. Nama Nilai % Ketercapaian Ketuntasantuntas tidak
1 Indah Farika 85 85%2 Miftahul Ulum 85 85%3 Ayuning Sukma 70 70%4 Aufa Marom 70 70%5 Ainun Nabila 70 70%6 Dewi Sardy Prasetyo 80 80%7 Desi Maharani 80 80%8 Fani Auzai 85 85%
9 Fathul Mujib 90 90%10 Lukman Efendi 80 80%11 Latif Abdika 80 80%12 Miftahul Huda 90 90%13 M. makruf Islamuddin 75 75%14 Nurus Sa’adah 85 85%15 Shela Aprilia Maulani 80 80%16 Peserta didiknto 80 80%17 A. Farid Bahri 75 75%18 A.Safrudin 75 75%19 Anna Ainur Risa 80 80%20 Ayuk Magfiroh 90 90%21 Bayu Sukma 80 80%22 Desi Adira Nur Safitri 90 90%23 Edi Prastiyo 75 75%24 Fais Maulana 80 80%25 Fika Danu Fikri 85 85%26 Fina Anisatul Mufidah 85 85%27 Firyatul Khasanah 80 80%28 Hendrik Hendarto - -
29 Hening Sekar ArumRahayu 80 80%
30 Ifa Nur wahyuni 75 75%31 Lukmanul Hakim 90 90%32 Lailatul Jannah 75 75%33 Edi Susilo 75 75%34 Lia Nabila 80 80%35 Eko Prasetyo 90 90%36 M. Farid Sima Asna 85 85%37 M. Fibri Aufa 75 75%38 Moh. Muzazin 85 85%39 M. Rifki Adam 90 90%40 M. Shakibul Kahfi 90 90%41 Neli Ambarwati 80 80%42 Nur Afifah 85 85%43 Nur Afiyatus Sofuah 80 80%44 Reza Pujiyanto 75 75%45 Robiatul Adawiyah 85 85%46 Ruslan Afandi 80 80%
47 Siti alfiah 75 75%48 Sova Nur Laila 85 85%49 Tri Agus Nadzir 85 85%50 Ustaza Nisrokhah 85 85%51 Yaqiatul Fikroh 90 90%52 Zumrotul Fa’iziyah 90 90%53 Bella Septi Maya Sari 90 90%54 Lailatul Fajriyah 90 90%
Jumlah 4345 43.45 53Nilai rata-rata 81.98 81.98% 100%
Keterangan :Anak nomor 28 tidak hadir, jadi hanya 53 anak dalam siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat
peningkatan motivasi yang semula nilai rata-rata kelas dari pra siklus
sebesar 58.6 meningkat menjadi 90,2 atau sekitar 53,92%, dan
peningkatan prestasi belajar peserta didik terlihat dari rata-rata kelas yang
semula nilai rata-rata kelas dari pre test/siklus I sebesar 68,40 meningkat
menjadi 81,98 atau sekitar 13,58%.
Sedangkan peningkatan motivasi belajar peserta didik antara siklus
I dengan siklus II adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 73,96
meningkat menjadi 90,2 atau sekitar 21,95%, dan peningkatan prestasi
belajar peserta didik antara siklus I dengan siklus II adalah pada siklus I
nilai rata-rata kelas sebesar 74,5 meningkat menjadi 81,98 atau sekitar
10,04%.
4. Refleksi
Pada siklus II ini, peserta didik sudah mulai mengerti dengan
model pembelajaran yang diterapkan peneliti. Bahkan mayoritas dari
mereka sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti
terapkan. Pada waktu mengerjakan soal mereka sudah mulai bisa
menerima teman kelompoknya, dengan demikian tugas yang dikerjakan
secara kelompok sudah mulai mereka kerjakan bersama-sama.
Penerapan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar peserta didik terhadap materi PAI melalui pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa
pada siklus II ini bahwa penerapan pembelajaran ini, dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik yang cukup tinggi, hal ini dapat
dilihat dari:
a. Kegiatan diskusi kelompok yang sudah dapat membawa peserta didik
untuk aktif berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan
menjawab pertanyaan.
b. Sebagian peserta didik sudah dapat mengandalkan kemampuan
menyikapi atau memecahkan persoalan, untuk mensinkronkan materi
dengan kehidupan nyata.
c. Motivasi belajar peserta didik terhadap materi PAI dimiliki hampir
semua peserta didik kelas V, jadi bukan hanya mereka yang memiliki
prestasi di kelas, tetapi juga mereka yang berprestasi rendah/kurang.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran di kelas V selama pembelajaran berlangsung secara
keseluruhan diperoleh data sebagai berikut:
a. Pada pra siklus (senin, 7 Maret 2011) persentase aktivitas peserta didik
58,6%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik yang
melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik.
b. Pada siklus I (Kamis, 10 Maret 2011) persentase aktivitas peserta didik
adalah 73,96%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik
yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik.
c. Pada siklus II (Kamis, 17 Maret 2011) persentase aktivitas peserta didik
adalah 90,2%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik
yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik
sekali.
Dari data di atas, kemudian divisualisasikan dalam bentuk histrogram
seperti tampak dalam gambar 4 dibawah ini.
Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
0
20
40
60
80
100
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Siklus
Dala
m p
erse
n (%
)
Gambar 4.1.Histogram hasil pengamatan aktivitas peserta didik
Sedangkan prestasi belajar peserta didik, diperoleh perbedaan rata-
rata nilai tes pembelajaran pada setiap akhir siklus. Adapun rata-rata tes
pembelajaran setiap siklus diperoleh data sebagai berikut.
a. Hasil tes pra siklus (7 Maret 2011) rata-rata nilai tes adalah 68,40 dari 54
peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta didik 63%
(34 anak) yang tuntas dan 37% (20 anak) yang tidak tuntas.
b. Pada siklus I (10 Maret 2011) rata-rata nilai tes adalah 74,5 dari 52
peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta didik 77%
(40 anak) yang tuntas dan 23% (12 anak) yang tidak tuntas.
c. Pada siklus II (17 Maret 2011) rata-rata nilai tes adalah 81,98 dari 53
peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta didik 100%
(53 anak) yang tuntas.
Dari data di atas kemudian divisualisasikan dalam bentuk histrogram
seperti tampak dalam gambar 4.2 dan gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.2. Histogram hasil nilai tes
Gambar 4.3. Histogram ketuntasan peserta didik
Adapun untuk mengetahui hasil penelitian secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Grafik Nilai Rata-rata Tes
0102030405060708090
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Nilai rata-rata
Ketuntasan Peserta Didik
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tabel 4.6. hasil penelitian pra siklus, siklus I, siklus II
IndikatorPra Siklus Siklus I Siklus II
HasilPengamatan
HasilPengamatan
HasilPengamatan
Prestasi Belajar(nilai rata-rata kelas)
68.40 74.5 81.98
Aktivitas Belajar 58.6% 73.96% 90.2%
Ketuntasan 63% 77% 100%
____________________
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar peserta didik kelas V SDN Karangasem 01 Sayung Demak
terhadap materi PAI. Indikator peningkatan motivasi belajar peserta didik
terlihat dari bertambahnya semangat dan antusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak tampak adanya rasa malas dan
letih dari roman muka peserta didik, mereka selalu menampakkan rasa
gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran, selalu berusaha
menyelesaikan tugas-tugas dalam waktu yang telah ditentukan, serta
besarnya rasa ingin tahu mereka yang diaplikasikan dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan apabila ada materi yang kurang dipahami oleh
mereka. Peningkatan motivasi terlihat dari yang semula nilai rata-rata pra
siklus 58.6 meningkat menjadi 73.96 atau meningkat sekitar 24.67% pada
siklus I, pada siklus II lebih meningkat menjadi 90.2 atau sekitar 21.95%.
Dengan meningkatnya motivasi belajar peserta didik, maka prestasi belajar
merekapun juga meningkat, yang semula nilai rata-rata pra siklus 68,40
meningkat menjadi 74,5 atau sekitar 8.91% pada siklus I, pada siklus II
lebih meningkat lagi menjadi 81,98 atau meningkat sekitar 9,79 %.
2. Penerapan pembelajaran kontekstual yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SDN
Karangasem 01 Sayung Demak adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip
penerapan pembelajaran kontekstual secara konsisten. Prinsip kontekstual
yaitu pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental peserta
didik, membentuk kelompok belajar yang saling tergantung, menyediakan
83
lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri, mempertimbangkan
keragaman peserta didik. Langkah-langkah dalam pembelajaran ini,
pertama membentuk kelompok belajar menjadi sembilan kelompok,
langkah kedua tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan oleh
guru yaitu saling membantu menguasai materi pembelajaran melalui tanya
jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok, kemudian secara
bergiliran masing-masing kelompok memberikan pengalaman belajar
(hasil diskusi) di depan kelas, dan memberi kesempatan pada kelompok
lain yang tidak maju ke depan untuk bertanya. Sedangkan tugas guru
dalam pembelajaran ini adalah memberikan dorongan tentang manfaat
materi pelajaran yang dipelajari, terutama pada kelompok yang pasif,
memotivasi peserta didik agar lebih berani mengungkapkan gagasannya,
memacu peserta didik agar lebih banyak membaca buku, dan lain-lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan adanya hubungan
yang positif antara pembelajaran kontekstual dengan prestasi belajar peserta
didik, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak,
antara lain :
a. Kepala Lembaga Pendidikan/Kepala Sekolah
Alangkah baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan pedoman
oleh lembaga pendidikan untuk selalu meningkatkan prestasi belajar
peserta didik, sebab untuk mencapai prestasi belajar peserta didik
secara maksimal perlu adanya motivasi yang tinggi dari peserta didik
itu sendiri.
b. Bagi Guru
Evaluasi terhadap pembelajaran kontekstual seperti yang
disebutkan di atas perlu diterapkan secara berkesinambungan, agar
guru senantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan dalam tindakan
84
pengajarannya sehingga akan terjadi peningkatan prestasi belajar
peserta didik.
c. Bagi Peserta didik
1) Agar peserta didik selalu antusias dalam kegiatan pembelajaran,
lebih berani mengungkapkan gagasannya, berkomunikasi dan
berkerjasama dengan teman kelompoknya, membiasakan aktif
dalam segala permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-
hari, mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari, karena itu merupakan jalan untuk mendapatkan
motivasi dan prestasi belajar yang lebih baik.
2) Agar peserta didik lebih meningkatkan motivasi belajar, sebab
terbukti bahwa peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang
baik adalah peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan pengaruh
pembelajaran kontekstual terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga
dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat, valid dan reliabel.
____________________
85
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media,1992.
Ahmadi, Abu, Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), Bandung: Armico,1986.
Arief, Armani, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: CiputatPers, 2002.
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006.
Arif M, “Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembejaran Konvensional”,http://aritmaxx.wordpress.com/2010/09/21/perbedaan-pembelajaran-kontekstual-dengan-pembelajaran-konvensional.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi aksara, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta, 2006.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2000.
Fauzi, Ahmad, “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk MeningkatkanHasil Belajar Matematika pada Materi Pokok Garis dan Sudut PesertaDidik Kelas VII A MTs As-Syafi’iyah Jatibarang Kabupaten BrebesTahun Pelajaran 2008/2009”, Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, 2009.
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo,2007.
Iksan, Khoirul, “Peningkatan Proses Belajar Mengajar Melalui StrategiPembelajaranKontekstual”,http://my.opera.com/khairul11/blog/2009/03/2.
Khadim al Haramain asy Syarifain, al-Qur’an dan Terjemahnya, Madinah:Lembaga Percetakan al-Qur’an Raja Fahd, 1990.
Mahmudin, “Pembelajaran ontekstual”, http://-pengertian.blogspot.com/2009/12/pengertian-pembelajaran- kontekstual-ctl. Htm1.
86
______,“Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran”, http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10.
Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, Semarang: Rasail, 2009.
Resna Yunanti, “Aplikasi Pembelajaran Kontekstual pada Bidang StudiPendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi dan PrestasiBelajar Siswa SDN Ketawanggede 1 Malang”, Skripsi, Malang: FakultasTarbiyah UIN Malang, 2006.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2010.
Syukur, Fatah, Sejarah Peradaban Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi, Jakarta: Kencana, 2008.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:Rasail, 2009.
Starawaji, “Pengertian Pendidikan Islam Menurut Berbagai Pakar”, http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02.
______“Pengertian Pendidikan Islam”, http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2005.
Sudjarat, Akhmad, “Kunci Sukses Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual”,http://www.gurusukses.com.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PIKEM, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010.
Surya, Sutan, Panduan Menulis Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah,Yogyakarta: Pustaka Pena, 2006.
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008.
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, Jakarta: KencanaPrenada Media, 2010.
87
Tirtarahardja, Umar, dkk, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Undang-Undang Sistem PendidikanNasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2007.
UUD RI 1945, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia besertaAmandemennya, Solo: Adzana Putra, 2010.
Wahyudin, Din, dkk, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Warsito, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta:Rineka Cipta, 2008.
Wisanggeni, “Definisi Prestasi Belajar”, http://mahera.net/2011/01/arti-pengertian-definisi-prestasi-belajar.
Zaid, Muhammad Abu, ”Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi BelajarSejarah Kebudayaan Islam Dinasti al-Ayyubiyah Melalui Metode STADdi MTs Darul Ulum” (Studi tindakan kelas di MTs Darul Ulum kelas VIIIA Desa Bulusari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak), Skripsi,Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
SUBJEK PENELITIAN
KELAS V TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No. Nama Kode Jeniskelamin
L/P
Keterangan
1 Indah Farika A-01 P Jumlah siswa =542 Miftahul Ulum A-02 L Laki-laki= 263 Ayuning Sukma A-03 P Perempuan = 284 Aufa Marom A-04 L5 Ainun Nabila A-05 P6 Dewi Sardy Prasetyo A-06 P7 Desi Maharani A-07 P8 Fani Auzai A-08 L9 Fathul Mujib A-09 L10 Lukman Efendi A-10 L11 Latif Abdika A-11 L12 Miftahul Huda A-12 L13 M. makruf Islamuddin A-13 L14 Nurus Sa’adah A-14 P15 Shela Aprilia Maulani A-15 P16 Siswanto A-16 L17 A. Farid Bahri A-17 L18 A.Safrudin A-18 L19 Anna Ainur Risa A-19 P20 Ayuk Magfiroh A-20 P21 Bayu Sukma A-21 P22 Desi Adira Nur Safitri A-22 P23 Edi Prastiyo A-23 L24 Fais Maulana A-24 L25 Fika Danu Fikri A-25 L26 Fina Anisatul Mufidah A-26 P27 Firyatul Khasanah A-27 P28 Hendrik Hendarto A-28 L29 Hening Sekar Arum Rahayu A-29 P30 Ifa Nur wahyuni A-30 P31 Lukmanul Hakim A-31 L32 Lailatul Jannah A-32 P33 Edi Susilo A-33 L34 Lia Nabila A-34 P35 Eko Prasetyo A-35 L36 M. Farid Sima Asna A-36 L
37 M. Fibri Aufa A-37 L38 Moh. Muzazin A-38 L39 M. Rifki Adam A-39 L40 M. Shakibul Kahfi A-40 L41 Neli Ambarwati A-41 P42 Nur Afifah A-42 P43 Nur Afiyatus Sofuah A-43 P44 Reza Pujiyanto A-44 L45 Robiatul Adawiyah A-45 P46 Ruslan Afandi A-46 L47 Siti alfiah A-47 P48 Sova Nur Laila A-48 P49 Tri Agus Nadzir A-49 L50 Ustaza Nisrokhah A-50 P51 Yaqiatul Fikroh A-51 P52 Zumrotul Fa’iziyah A-52 P53 Bella Septi Maya Sari A-53 P54 Lailatul Fajriyah A-54 P
Karangasem, 5 April 2011Mengetahui : Guru PAIKepala Sekolah
Nur Aini Susilowati, M.Pd. Sodiq, S.Pd.I.NIP. 1962041219822012007
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS I
KELAS V
KELOMPOK 1
1. Indah Farika2. Miftahul Ulum3. Ayuning Sukma4. Aufa Marom5. Ainun Nabila6. Dewi Sardy Prasetyo
KELOMPOK II
1. Desi Maharani2. Fani Auzai3. Fathul Mujib4. Lukman Efendi5. Latif Abdika6. Ifa Nur Wahyuni
KELOMPOK III
1. Makruf Islamuddin2. Nurus Sa’adah3. Shela Aprilia Maulani4. Siswanto5. A.Farid Bahri6. Lailatul Fajriyah
KELOMPOK IV
1. Anna Ainur Risa2. Ayuk Magfiroh3. Bayu Sukma4. Desi Adira N Safitri5. Edi Prastiyo6. Fais Maulana
KELOMPOK V
1. Fika Danu Fikri2. Fina Anisatul Mufidah3. Firyatul Khasanah4. Hendrik Hendarto5. Hening Sekar Arum R6. Miftahul Huda
KELOMPOK VI
1. Lukmanul Hakim2. Lailatul Jannah3. Edi Susilo4. Lia Nabila5. Eko Prasetyo6. M. Farid Sima Asna
KELOMPOK VII
1. M. Fibri Aufa2. Ustaza Nisrokhah3. M. Rifki Adam4. M. Shakibul Kahfi5. Neli Ambarwati6. Nur Afifah
KELOMPOK VIII
1. Nur Afiyatus Sofuah2. Reza Pujiyanto3. Robiatul Adawiyah4. Ruslan Afandi5. Siti alfiah6. Sova Nur Laila
KELOMPOK IX
1. Tri Agus Nadzir2. M. Muzazin3. Yaqiatul Fikroh4. Zumrotul Fa’iziyah5. Bella Septi Maya Sari6. A. Safrudin
Lampiran 3
DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS II
KELAS V
KELOMPOK 1
1. Indah Farika2. Ayuning Sukma3. Ainun Nabila4. Fani Auzai5. Lukman Efendi6. Fathul Mujib
KELOMPOK II
1. Desi Maharani2. Miftahul ulum3. Aufa Marom4. Dewi Sardi Prasetyo5. Latif Abdika6. Ifa Nur Wahyuni
KELOMPOK III
1. Eko Prasetyo2. Nurus Sa’adah3. Shela Aprilia Maulani4. Edi Susilo5. Makruf Islamudin6. Lailatul Fajriyah
KELOMPOK IV
1. Anna Ainur Risa2. Ayuk Magfiroh3. Fika Danu Fikri4. Desi Adira N Safitri5. Hendrik Hendarto6. Miftahul Ulum
KELOMPOK V
1. Bayu Sukma2. Fina Anisatul Mufidah3. Firyatul Khasanah4. Edi Prasetyo5. Hening Sekar Arum R6. Fais Maulana
KELOMPOK VI
1. Makruf Islamuddin2. Lailatul Jannah3. Siswanto4. Lia Nabila5. A.Farid Bahri6. M. Farid Sima Asna
KELOMPOK VII
1. Tri Agus Nadzir2. Ustaza Nisrokhah3. M. Muzazin4. A.Safrudin5. Neli Ambarwati6. Nur Afifah
KELOMPOK VIII
1. Nur Afiyatus Sofuah2. M.Fibri Aufa3. Robiatul Adawiyah4. M.Rifki Adam5. Siti alfiah6. M.Shakibul Kahfi
KELOMPOK IX
1. Reza Pujiyanto2. Ruslan Afandi3. Yaqiatul Fikroh4. Zumrotul Fa’iziyah5. Bella Septi Maya Sari6. Sova Nur Laila
Lampiran 4PROGRAM PEMBELAJARAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN SEKOLAH (KTSP)PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN PELAJARAN 2010/2011KELAS V
SDN KARANGASEM 1 KEC SYUNG KAB. DEMAK
SMT STANDAR KOMPETENSI PERTEMUAN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
GEN
AP
1. Mengartikan Al Qur’an surat pendek pilihan (Q.S. Al Ma’un danQ.S. Al fiil) x x x
2. Mengenal Rasul Allah x x
3. Menceritakan kisah Sahabat Nabi (Khalifah Abu Bakar As SiddiqRA dan Khalifah Umar bin Khattab RA.) x x
4. Membiasakan perilaku terpuji ( meneladani perilaku Khalifah AbuBakar As Siddiq RA dan Khalifah Umar bin Khattab RA.) x x
5. Melaksanakan puasa Ramadhan (ketentuan dan hikmah puasa) x x x
Mengetahui :Kepala SDN Karangasem 1 Guru PAI
Nur Aini Susilowati, S.Pd., M.Pd. Shidiq, S.Pd.INIP.
Lampiran 5SILABUS
KURIKULUM TINGKAT SATUAN SEKOLAHPENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Satuan pendidikan : SDN Karangasem IKelas/Semester : V/II
Standar Kompetensi : menceritakan kisah sabahat Nabi
KompetensiDasar
Materipembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilain Alokasi
waktu Sumber
Menceritakankisahkhalifah AbuBakar AsSiddiq RA.
kisah khalifahAbu Bakar AsSiddiq RA.
1. Siswa menjelaskanpengertian khalifah
2. Siswa menyebutkankhulafaurrasyidin
3. Siswa menceritkan kisahkhalifah Abu Bakar AsSiddiq RA.
1. Mampu menjelaskanpengertian khalifah.
2. Mampu menyebutkankhulafaurrasyidin
3. Mampu menceritakankisah Abu Bakar AsSiddiq RA.
Teknik :Lisan
PenugasanTes tulis
2 x 35menit
Bukupaket PAIKTSPkelas VBuku lainyangrelevan
MenceritakankisahkhalifahUmar binKhattab RA.
kisah khalifahUmar binKhattab RA.
1. Siswa menceritkan kisahkhalifah Umar binKhattab RA. sebelummasuk Islam
2. Siswa menceritkan kisahkhalifah Umar binKhattab RA. setelahmasuk Islam
1. mampu menceritkankisah khalifah Umar binKhattab RA. sebelummasuk Islam
2. mampu menceritkankisah khalifah Umar binKhattab RA. setelahmasuk Islam
Teknik :Lisan
PenugasanTes tulis
2 x 35menit
Bukupaket PAIKTSPkelas VBuku lainyangrelevan
Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji
KompetensiDasar
Materipembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilain Alokasi
waktu Sumber
Meneladaniperilakukhalifah AbuBakar AsSiddiq RA.
Perilakukhalifah AbuBakar AsSiddiq RA.
1. Siswa meneladani sifatkejujuran Abu Bakar AsSiddiq RA.
2. Siswa meneladani sifatdermawan Abu Bakar AsSiddiq RA.
3. Siswa meneladani sifatkepemimpinan AbuBakar As Siddiq RA.
1. Mampu meneladanisifat kejujuran AbuBakar As Siddiq RA.
2. Mampu meneladanisifat dermawan AbuBakar As Siddiq RA.
3. Mampu meneladanisifat kepemimpinan AbuBakar As Siddiq RA.
Teknik :Lisan
PenugasanTes tulis
2 x 35menit
Bukupaket PAIKTSPkelas V
Buku lainyangrelevan
MeneladaniperilakukhalifahUmar binKhattab RA.
Perilakukhalifah Umarbin KhattabRA.
1. Siswa meneladani sifatketeguhan Umar binKhattab RA.
2. Siswa meneladani sifatkeberanian Umar binKhattab RA.
3. Siswa meneladani sifatkepemimpinan Umar binKhattab RA.
4. Siswa meneladani sifatkesederhanaan Umar binKhattab RA.
1. Mampu meneladanisifat keteguhan Umarbin Khattab RA.
2. Mampu meneladanisifat keberanian Umarbin Khattab RA.
3. Mampu meneladanisifat kepemimpinanUmar bin Khattab RA.
4. Mampu meneladanisifat kesederhanaanUmar bin Khattab RA.
Teknik :Lisan
PenugasanTes tulis
2 x 35menit
Bukupaket PAIKTSPkelas V
Buku lainyangrelevan
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)PRA SIKLUS
Sekolah : SDN Karangasem 1Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas/Semester : V/IIAlokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Menceritakan kisah sahabat Nabi
B. Kompetensi Dasar
1. Menceritakan kisah Khalifah Umar bin khattab RA.
C. Indikator
1. Menceritakan kisah khalifah Umar bin khattab RA masuk Islam.
2. Menceritakan kekhalifahan Umar bin khattab RA.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pembelajaran kontekstual siswa dapat menceritakan kisah khalifah
Umar bin khattab RA masuk Islam.
2. Melalui pembelajaran kontekstual siswa dapat menceritakan kekhalifahan
Umar bin khattab RA.
E. Materi Pembelajaran
Kisah khalifah Umar bin khattab RA
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Konvensional.
Metode Pembelajaran : Tanya Jawab, ceramah.
G. Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluana. Guru mengucapkan salam dan presensib. Siswa membaca suratc. Appersepsid. Guru menjelaskan rencana kegiatan
pembelajaran saat itu
10menit
Tanyajawab
2. Kegiatan intia. Eksplorasi
- Siswa mencari materi tentang kisahUmar bin khattab RA masuk Islam.
- Siswa mencari materi tentangkekhalifahan Umar bin khattab RA.
20menit
Penugasaninkuiri
b. Elaborasi- Menelaah tentang kisah Umar bin
khattab dan kekhlaifahannya.- Setiap kelompok menceritakan
kembali kisah khalifah Umar binkhattab RA
40menit
Diskusikelompok
c. Konfirmasi- Masing-masing kelompok melakukan
sharing- Siswa dan guru bertanya jawab kisah
Umar bin khattab RA.- Siswa bersama guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.- Sisw memperhatikan penjelasan
tambahan dari guru.
15menit
Tanyajawab
ceramah
3. Kegiatan penutupa. Merangkum meterib. Tes formatif
20menit
penugasan
H. Sumber Belajar
a. Buku PAI kelas V semester 2.
b. Buku-buku lain yang relevan.
I. Penilaian
a. Penilaian Proses :
Lembar pengamatan aktivitas peserta didik.
b. Penilaian Hasil :
Tes akhir siklus.
Demak, 7 Maret 2011.Guru PAI, Peneliti,
Shodiq, S.Pd.I. Ahmad MujibNIP. NIM. 093111393
Mengetahui,Kepala SDN Karangasem 1
Nur Aini Susilowati, S.Pd., M.Pd. NIP. 19620412 198201 2 007
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)SIKLUS I
Sekolah : SDN Karangasem 1Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas/Semester : V/IIAlokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Membiasakn perilaku terpuji
B. Kompetensi Dasar
Meneladani perilaku Khalifah Abu Bakar Siddiq RA.
C. Indikator
1. Mampu meneladani sifat kejujuran Abu Bakar Siddiq RA.
2. Mampu meneladani sifat dermawan Abu Bakar Siddiq RA.
3. Mampu meneladani sifat kepemimpinan Abu Bakar Siddiq RA.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pembelajaran kontekstual siswa dapat meneladani sifat kejujuran
Abu Bakar As Siddiq RA, dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melalui belajar kelompok siswa dapat meneladani sifat dermawan Abu
Bakar Siddiq RA, dalam kehidupan sehari-hari.
3. Melalui belajar kelompok siswa dapat meneladani sifat kepemimpinan
Abu Bakar As Siddiq RA, dalam kehidupan sehari-hari.
4. Melalui belajar kelompok siswa dapat menjelaskan keuntungan sifat
jujur, dermawan dan bijaksana.
E. Materi Pembelajaran
Keteladanan dari sifat kejujuran, dermawan dan kepemimpinan Abu Bakar
As Siddiq RA.
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : Penerapan Pembelajaran Kontekstual.
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, inkuiri, ceramah, Diskusi Kelompok.
G. Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluana. Guru mengucapkan salam dan presensib. Siswa membaca suratc. Appersepsid. Guru menjelaskan rencana kegiatan
pembelajaran saat itu.
10menit
Tanyajawab
2. Kegiatan intia. Eksplorasi
Siswa mencari materi tentang perilakuketeladanan khalifah Abu Bakar As SidiqRA pada buku paket PAI.
20menit
Penugasaninkuiri
b. Elaborasi- Dalam kelompok siswa membaca dan
menelaah tentang perilaku khalifahabu Bakar As Siddiq RA.
- Dalam kelompok siswamendiskusikan tentang perilaku AbuBakar As Sidiq RA.
- Setiap kelompok maju untukmenjelaskan perilaku yang dimilikikhalifah Abu Bakar As Siddiq RA
40menit
Diskusikelompok
c. Konfirmasi- Masing-masing kelompok melakukan
sharing- Siswa dan guru bertanya jawab
tentang perilaku Abu Bakar As SidiqRA.
- Siswa bersama guru menyimpulkanmateri yang telah dipelajari.
15menit Tanya
jawabceramah
- Siswa memperhatikan penjelasantambahan dari guru.
3. Kegiatan penutupa. Merangkum meterib. Tes formatif
20menit
penugasan
H. Sumber Belajar
a. Buku PAI kelas V semester 2.
b. Buku-buku lain yang relevan.
I. Penilaian
a. Penilaian Proses :
Lembar pengamatan aktivitas peserta didik.
b. Penilaian Hasil :
Tes akhir siklus.
Demak, 10 Maret 2011.Guru PAI, Peneliti,
Shodiq, S.Pd.I. Ahmad MujibNIP. NIM. 093111393
Mengetahui,Kepala SDN Karangasem 1
Nur Aini Susilowati, S.Pd., M.Pd. NIP. 19620412 198201 2 007
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)SIKLUS II
Sekolah : SDN Karangasem 1Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas/Semester : V/IIAlokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Membiasakn perilaku terpuji
B. Kompetensi Dasar
Meneladani perilaku Khalifah Umar bin khattab RA.
C. Indikator
1. Mampu meneladani sifat keteguhan Umar bin Khattab RA.
2. Mampu meneladani sifat keberaniaan Umar bin Khattab RA.
3. Mampu meneladani sifat kepemimpinan Umar bin Khattab RA.
4. Mampu meneladani sifat kesederhanaan Umar bin Khattab RA.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui belajar kelompok siswa dapat meneladani sifat keteguhan Umar
bin Khattab RA, dalam kehidupan sehari-hari.
b. Melalui belajar kelompok siswa dapat meneladani sifat keberanian
Umar bin Khattab RA, dalam kehidupan sehari-hari.
c. Melalui belajar kelompok siswa dapat meneladani sifat kepemimpinan
Umar bin Khattab RA, dalam kehidupan sehari-hari.
d. Melalui belajar kelompok siswa dapat menjelaskan keuntungan sifat
kesederhanaan Umar bin khattab RA.
E. Materi Pembelajaran
Keteladanan dari sifat kepemimpinan, keteguhan, keberanian, dan
kesederhanaan Umar bin Khattab RA.
F. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran : Penerapan Pembelajaran Kontekstual.
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, inkuiri, ceramah, Diskusi Kelompok.
G. Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluana. Guru mengucapkan salam dan presensib. Siswa membaca suratc. Appersepsi
10menit
Tanyajawab
2. Kegiatan intia. Eksplorasi
Siswa mencari materi tentang perilakuketeladanan Umar bin khattab RA, padabuku paket PAI.
20menit
Penugasaninkuiri
b. Elaborasi- Dalam kelompok, siwa membaca dan
menelaah tentang keteladanan Umarbin khattab RA.
- Dalam kelompok siswa mendiskusikantentang perilaku Umar bin Khattab RA.
- Setiap kelompok maju untukmenjelaskan perilaku yang dimilikikhalifah Umar bin Khattab RA
40menit
Diskusikelompok
c. Konfirmasi- Masing-masing kelompok melakukan
sharing- Siswa dan guru bertanya jawab
keteladanan Umar bin khattab RA.- Siswa bersama guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.- Siswa memperhatikan penjelasan
tambahan dari guru.
15menit
Tanyajawabceramah
3. Kegiatan penutupa. Merangkum meterib. Tes formatif
20menit
penugasan
H. Sumber Belajar
a. Buku PAI kelas V semester 2.
b. Buku-buku lain yang relevan.
I. Penilaian
a. Penilaian Proses :
Lembar pengamatan aktivitas peserta didik.
b. Penilaian Hasil :
Tes akhir siklus.
Demak, 17 Maret 2011.Guru PAI, Peneliti,
Shodiq, S.Pd.I. Ahmad MujibNIP. NIM. 093111393
Mengetahui,Kepala SDN Karangasem 1
Nur Aini Susilowati, S.Pd., M.Pd. NIP. 19620412 198201 2 007
Lampiran 11
No Kode A B C D E F G H Jml (%) Klasifikasi1 A-01 4 3 4 4 4 4 4 3 30 93,75 A2 A-02 3 4 3 4 4 4 3 3 28 87,5 A3 A-03 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90,625 A4 A-04 3 4 3 4 4 4 4 4 30 93,75 A5 A-05 3 4 3 4 4 4 3 4 29 90,625 A6 A-06 4 3 3 4 4 4 4 4 30 93,75 A7 A-07 4 3 4 3 4 4 3 3 28 87,5 A8 A-08 3 4 4 3 4 4 3 3 28 87,5 A9 A-09 4 4 3 4 3 4 4 3 29 90,625 A10 A-10 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93,75 A11 A-11 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93,75 A12 A-12 4 3 4 4 4 3 3 4 29 90,625 A13 A-13 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93,75 A14 A-14 3 4 3 4 4 3 4 4 29 90,625 A15 A-15 3 4 4 3 2 3 3 2 24 75 B16 A-16 4 3 4 4 4 4 4 4 31 96,875 A17 A-17 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90,625 A18 A-18 4 3 4 3 3 4 3 4 28 87,5 A19 A-19 3 3 4 4 4 4 4 4 30 93,75 A20 A-20 4 3 4 3 4 4 4 3 29 90,625 A21 A-21 4 4 3 3 3 3 2 2 24 75 B22 A-22 4 3 3 4 3 4 4 3 28 87,5 A23 A-23 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93,75 A24 A-24 4 4 4 4 4 4 4 3 31 96,875 A25 A-25 3 4 3 4 4 4 4 4 30 93,75 A26 A-26 3 4 4 4 3 4 4 4 30 93,75 A27 A-27 4 4 4 3 4 4 4 3 30 93,75 A28 A-29 3 3 4 4 3 4 4 3 28 87,5 A29 A-30 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96,875 A30 A-31 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96,875 A31 A-32 3 4 3 4 4 4 3 4 29 90,625 A32 A-33 3 3 3 4 4 2 4 4 27 84,375 A33 A-34 4 3 4 3 3 4 3 4 28 87,5 A34 A-35 3 3 4 4 4 4 4 4 30 93,75 A35 A-36 4 3 3 3 3 3 2 3 24 75 B36 A-37 3 4 4 4 3 4 4 4 30 93,75 A37 A-38 3 3 4 3 4 4 4 4 29 90,625 A38 A-39 4 3 4 4 3 4 4 3 29 90,625 A39 A-40 3 3 3 4 4 3 4 4 28 87,5 A40 A-41 4 3 4 3 4 4 3 4 29 90,625 A41 A-42 3 4 4 4 4 4 4 3 30 93,75 A
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS II
42 A-43 4 3 4 3 3 4 4 4 29 90,625 A43 A-44 3 3 4 4 4 4 3 4 29 90,625 A44 A-45 3 4 4 3 4 4 3 4 29 90,625 A45 A-46 4 3 4 4 3 3 4 3 28 87,5 A46 A-47 4 4 4 4 3 3 3 4 29 90,625 A47 A-48 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96,875 A48 A-49 4 3 4 4 4 4 4 4 31 96,875 A49 A-50 4 4 3 4 4 4 3 4 30 93,75 A50 A-51 4 3 3 4 3 3 4 4 28 87,5 A51 A-52 3 4 4 3 4 2 3 3 26 81,25 A52 A-53 4 3 3 4 3 3 4 4 28 87,5 A53 A-54 2 3 4 3 4 4 3 3 26 81,25 A
Jumlah 188 187 196 192 193 196 190 188 1530 4781,25Persen (%) 88.6 88.2 92.4 90.5 91 92.4 89.6 88.690,2 901.625 AKlasifikasi A A A A A A A A A A A
Keterangan :A-28 tidak hadir, jadi ada 53 peserta didik yang hadir. A : Memperhatikan penjelasan guruB : Keberanian peserta didik dalam bertanyaC : Keseriusan dan partisipasi peserta didik dalam bekerja samaD : Inisiafif individu dalam penguraikan topik pembahasanE : Antusias peserta didik dalam kegiatan pembelajaranF : Keaktifan dan kontribusi peserta didik dalam diskusiG : Kemampuan peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompokH : Indentifikasi peserta didik saat merefleksikan materi pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hariKriteria nilai:
4 : baik sekali3 : baik2 : cukup1 : kurang
Skala persentase> 75% : baik sekali (A)51% - 75% : baik (B)26% - 50% : cukup (C)≤ 25% : kurang (D)
Demak, 17 Maret 2011Observer,
Ahmad MujibNIM: 093111393
0
Lampiran 18
tuntas tidak1 Indah Farika 70 70% 1 2 Miftahul Ulum 65 65% 13 Ayuning Sukma 65 65% 14 Aufa Marom 55 55% 15 Ainun Nabila 60 60% 16 Dewi Sardy Prasetyo 60 60% 17 Desi Maharani 60 60% 18 Fani Auzai 70 70% 1 9 Fathul Mujib 75 75% 1 10 Lukman Efendi 70 70% 1 11 Latif Abdika 65 65% 112 Miftahul Huda 75 75% 1 13 M. makruf Islamuddin 60 60% 114 Nurus Sa’adah 60 60% 115 Shela Aprilia Maulani 75 75% 1 16 Siswanto 75 75% 1 17 A. Farid Bahri 70 70% 1 18 A.Safrudin 65 65% 119 Anna Ainur Risa 70 70% 1 20 Ayuk Magfiroh 75 75% 1 21 Bayu Sukma 70 70% 1 22 Desi Adira Nur Safitri 85 85% 1 23 Edi Prastiyo 60 60% 124 Fais Maulana 67 67% 125 Fika Danu Fikri 70 70% 1 26 Fina Anisatul Mufidah 75 75% 1 27 Firyatul Khasanah 70 70% 1 28 Hendrik Hendarto 72 72% 1 29 Hening Sekar Arum Rahayu 70 70% 1 30 Ifa Nur wahyuni 65 65% 131 Lukmanul Hakim 70 70% 1 32 Lailatul Jannah 65 65% 133 Edi Susilo 65 65% 134 Lia Nabila 70 70% 1 35 Eko Prasetyo 70 70% 1 36 M. Farid Sima Asna 75 75% 1
KETUNTASANNo. NAMA % KETERCAPAIANNILAI
DAFTAR NILAI TES PRA SIKLUS
Nama Sekolah : SDN Karangasem 01Kelas / Semester : V / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri : Kisah kalifah Umar bin Khattab ra.
37 M. Fibri Aufa 65 65% 138 Moh. Muzazin 70 70% 1 39 M. Rifki Adam 75 75% 1 40 M. Shakibul Kahfi 70 70% 1 41 Neli Ambarwati 60 60% 142 Nur Afifah 72 72% 1 43 Nur Afiyatus Sofuah 65 65% 144 Reza Pujiyanto 70 70% 1 45 Robiatul Adawiyah 55 55% 146 Ruslan Afandi 70 70% 1 47 Siti alfiah 60 60% 148 Sova Nur Laila 73 73% 1 49 Tri Agus Nadzir 70 70% 1 50 Ustaza Nisrokhah 70 70% 151 Yaqiatul Fikroh 70 70% 152 Zumrotul Fa’iziyah 80 80% 153 Bella Septi Maya Sari 70 70% 154 Lailatul Fajriyah 70 70% 1
3694 34 2068.40 68.40% 63% 37%
JumlahNilai rata-rata
Lampiran 19
tuntas tidak1 Indah Farika 75 75% 1 2 Miftahul Ulum 65 65% 13 Ayuning Sukma 70 70% 1 4 Aufa Marom 65 65 15 Ainun Nabila 68 68 16 Dewi Sardy Prasetyo7 Desi Maharani 65 65% 18 Fani Auzai 70 70% 1 9 Fathul Mujib 85 85% 1 10 Lukman Efendi 70 70% 1 11 Latif Abdika 65 65% 112 Miftahul Huda 85 85% 1 13 M. makruf Islamuddin 65 65% 114 Nurus Sa’adah 85 85% 1 15 Shela Aprilia Maulani 75 75% 1 16 Siswanto 75 75% 1 17 A. Farid Bahri 75 75% 1 18 A.Safrudin 70 70% 1 19 Anna Ainur Risa 70 70% 1 20 Ayuk Magfiroh 90 90% 1 21 Bayu Sukma 75 75% 1 22 Desi Adira Nur Safitri 85 85% 1 23 Edi Prastiyo 65 65% 124 Fais Maulana 70 70% 1 25 Fika Danu Fikri 70 70% 1 26 Fina Anisatul Mufidah 75 75% 1 27 Firyatul Khasanah 75 75% 1 28 Hendrik Hendarto 80 80% 1 29 Hening Sekar Arum Rahayu 70 70% 1 30 Ifa Nur wahyuni 65 65% 131 Lukmanul Hakim 80 80% 1 32 Lailatul Jannah 70 70% 1 33 Edi Susilo 68 68% 134 Lia Nabila 70 70% 1 35 Eko Prasetyo36 M. Farid Sima Asna 75 75% 1
Materi : Meneladani perilaku kholifah Abu Bakar As Siddiq ra.
KETUNTASAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
No. NAMA NILAI % KETERCAPAIAN
DAFTAR NILAI TES SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN Karangasem 01Kelas / Semester : V / 2
37 M. Fibri Aufa 65 65% 138 Moh. Muzazin 75 75% 1 39 M. Rifki Adam 90 90% 1 40 M. Shakibul Kahfi 80 80% 1 41 Neli Ambarwati 70 70% 1 42 Nur Afifah 75 75% 1 43 Nur Afiyatus Sofuah 70 70% 1 44 Reza Pujiyanto 70 70% 1 45 Robiatul Adawiyah 68 68% 146 Ruslan Afandi 80 80% 1 47 Siti alfiah 65 65% 148 Sova Nur Laila 80 80% 1 49 Tri Agus Nadzir 80 80% 1 50 Ustaza Nisrokhah 80 80% 151 Yaqiatul Fikroh 90 90% 152 Zumrotul Fa’iziyah 85 85% 153 Bella Septi Maya Sari 80 80% 154 Lailatul Fajriyah 90 90% 1
Jumlah 3874 40 12Nilai rata-rata 74.5 74.5% 77% 23%
Lampiran 20
Nama Sekolah : SDN Karangasem 01Kelas / Semester : V / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri : Meneladani perilaku khalifah Umar bin Khattab ra.
tuntas tidak1 Indah Farika 85 85% 1 2 Miftahul Ulum 85 85% 1 3 Ayuning Sukma 70 70% 1 4 Aufa Marom 70 70% 1 5 Ainun Nabila 70 70% 1 6 Dewi Sardy Prasetyo 80 80% 1 7 Desi Maharani 80 80% 1 8 Fani Auzai 85 85% 1 9 Fathul Mujib 90 90% 1 10 Lukman Efendi 80 80% 1 11 Latif Abdika 80 80% 1 12 Miftahul Huda 90 90% 1 13 M. makruf Islamuddin 75 75% 1 14 Nurus Sa’adah 85 85% 1 15 Shela Aprilia Maulani 80 80% 1 16 Siswanto 80 80% 1 17 A. Farid Bahri 75 75% 1 18 A.Safrudin 75 75% 1 19 Anna Ainur Risa 80 80% 1 20 Ayuk Magfiroh 90 90% 1 21 Bayu Sukma 80 80% 1 22 Desi Adira Nur Safitri 90 90% 1 23 Edi Prastiyo 75 75% 1 24 Fais Maulana 80 80% 1 25 Fika Danu Fikri 85 85% 1 26 Fina Anisatul Mufidah 85 85% 1 27 Firyatul Khasanah 80 80% 1 28 Hendrik Hendarto 29 Hening Sekar Arum Rahayu 80 80% 1 30 Ifa Nur wahyuni 75 75% 1 31 Lukmanul Hakim 90 90% 1 32 Lailatul Jannah 75 75% 1 33 Edi Susilo 75 75% 1 34 Lia Nabila 80 80% 1 35 Eko Prasetyo 90 90% 1 36 M. Farid Sima Asna 85 85% 1
KETUNTASANNo. NAMA NILAI % KETERCAPAIAN
DAFTAR NILAI TES SIKLUS II
37 M. Fibri Aufa 75 75% 1 38 Moh. Muzazin 85 85% 1 39 M. Rifki Adam 90 90% 1 40 M. Shakibul Kahfi 90 90% 1 41 Neli Ambarwati 80 80% 1 42 Nur Afifah 85 85% 1 43 Nur Afiyatus Sofuah 80 80% 1 44 Reza Pujiyanto 75 75% 1 45 Robiatul Adawiyah 85 85% 1 46 Ruslan Afandi 80 80% 1 47 Siti alfiah 75 75% 1 48 Sova Nur Laila 85 85% 1 49 Tri Agus Nadzir 85 85% 1 50 Ustaza Nisrokhah 85 85% 151 Yaqiatul Fikroh 90 90% 152 Zumrotul Fa’iziyah 90 90% 153 Bella Septi Maya Sari 90 90% 154 Lailatul Fajriyah 90 90% 1
4345 43,45 53 81.98 81.98% 100%
JumlahNilai rata-rata
Lampiran 12
MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS IKETELADANAN ABU BAKAR AS SIDDIQ
Abu Bakar as Siddiq adalah sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah
SAW, perilaku Abu Bakar yang pantas diteladani adalah sebagai berikut :
1. Bersegera membenarkan ajaran Rasullah
Saat Rasulullah menyampaikan ajaran Islam, Abu Bakar segera
mempercayai dan membenarkan ajaran Rasulullah, begitu juga saat Isro’
Mi’roj tanpa ragu Abu Bakar segera membenarkannya.
2. Sangat mencintai Rosulullah dan ajarannya
Abu Bakar sangat mencintai Rosulullah, Saat Rosulullah Hijrah,
Abu Bakar menemaninya. Beliau rela mempertaruhkan nyawanya untuk
menemani Rosulullah.
3. Rendah hati, sederhana dan jujur
Abu Bakar adalah seorang manusia yang rendah hati, lemah lembut
terhadap sesama muslim tapi keras terhadap musuh. Tidak pernah berlaku
angkuh, apalagi bertindak sewenang-wenang, baik terhadap sesama pada
zaman jahiliyyah maupun sesudah masuk Islam, terlebih saat menjabat
sebagai khalifah.
4. Dermawan
Abu Bakar sebagai saudagar yang kaya raya tidak segan-segan untuk
mendermakan hartanya di jalan Allah SWT. Beliau membelanjakan
hartanya untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.
5. Tegas dan bijaksana dalam memimpin
Salah satu contoh kebijaksanaan Abu Bakar dalam masa
pemerintahannya adalah dibentuknya lembaga pengadilan, bidang
kementrian, lembaga keuangan negara dan pengumpulan al-Qur’an serta
usaha menyebarkan agama Islam ke negara lain. Begitu pula terhadap
orang-orang yang enggan membayar zakat Abu Bakar bersikap tegas.
6. Sangat memperhatikan kepentingan rakyat
Abu Bakar adalah khalifah yang sangat memperhatikan kepentingan
rakyat. Mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan
keluarganya.
7. Berjiwa penyabar dan suka bermusyawarah
Abu Bakar mempunyai sifat penyabar, terutama dalam menemani
Rosulullah dalam menyiarkan agama Islam. Beliau selalu sabar menerima
hinaan dan cercaan kaum kafir.
Abu Bakar selalu menyelesaikan segala persoalan dengan
musyawarah. Beliau tidak pernah memutuskan sesuatu perkara tanpa
meminta pendapat dan pertimbangan dari para sahabatnya.
Lampiran 13
MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS II
KETELADANAN UMAR BIN KHATTAB
Jasa dan perjuangan Umar bin Khattab dalam menyebarluaskan agama
Islam ke luar Jazirah Arab sangat besar. Perilaku terpuji Umar bin Khattab yang
bisa diteladani antara lain :
1. Sederhana dan rendah hati
Meskipun menjabat sebagai kepala negara. Umar bin Khattab
adalah seorang yang rendah hati, baik dalam makanan mapun pakaian.
Hidupnya sangat sederhana dan tidak pernah berfoya-foya.
2. Sangat memperhatikan rakyat
Umar bin khattab tidak ingin rakyatnya merasakan kelaparan,
ketidakadilan dan lain-lain. Beliau sangat takut jika harus bertanggung
jawab kepada Allah kelak. Setiap malam beliau keliling kota Madinah
untuk mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung.
3. Berani membela kebenaran
Umar bin Khattab adalah seorang yang paling berani di antara umat
Rasulullah. Beneraniannya digunakan untuk membela Islam dan
Rasulullah.
4. Bersikap Adil
Khalifah Umar bin khattab juga dikenal sebagai khalifah yang
sangat adil. Beliau menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya. Jika ada
yang melanggar hukum maka mereka harus berhadapan dengan hukum. Ia
tidak pernah membedakan rakyat dan pejabat dihadapan hukum.
5. Suka bermusyawarah
Umar bin Khattah selalu mengutamakan jalan musyawarah dalam
mengambil semua keputusan.
Lampiran 14SOAL TES SIKLUS I
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar !
1. Berikut ini adalah sikap keteladanan Abu Bakar As Sidiq, kecuali....
a. Rendah hati
b. Berjiwa tenang
c. Penyabar
d. Memiliki kekuatan
2. Seluruh harta Abu Bakar digunakan untuk ....
a. Berfoya-foya
b. Membeli barang kebutuhan keluarga
c. Perjuangan Islam
d. Modal berdagang
3. Dalam memimpim umatnya Abu Bakar berpedoman pada ....
a. Al-Qur’an dan hadits
b. Buku dan sahabat
c. Kitab dan sahabat
d. Hadits dan pendapat sahabat
4. Khalifah Abu Bakar As Shidiq adalah seorang saudagar kaya yang ....
a. Pelit c. Sombong
b. Dermawan d. Berani
5. Salah satu cara meneladani kecintaan Abu Bakar As Sidiq terhadap
Rasulullah SAW adalah ....
a. Membantah perintah orang tua
b. Melaksanakan larangan Allah
c. Menjauhi perintah Allah
d. Menjalankan ajaran Rasul.
6. Abu Bakar selalu melakukan ... dalam memutuskan suatu perkara.
a. Salat c. Kesewenang-wenangan
b. Musyawarah d. Paksaan
7. Terhadap orang-orang yang menolak membayar zakat, Abu Bakar
bersikap ....
a. Lemah lembut c. Tegas
b. Pemaaf d. Acuh tak acuh
8. Ketika ada teman yang sakit karena belum sarapan sejak pagi, Raihan
memberikan uang sakunya untuk dibelikan nasi, Raihan rela tidak
membeli jajan karena sudah sarapan sebelum berangkat sekolah.
Sikap Abu Bakar yang di teladani Raihan adalah ....
a. Kesegaraan masuk agama Allah.
b. Ketegasan dalam memimpin
c. Mendahulukan kepentingan orang lain
d. Kesederhanaan
9. Azra tidak pernah menolak saat disuruh membantu ibunya. ia selalu
melakukan perintah ibunya dengan ikhlas.
Sikap Abu Bakar As Siddiq yang diteladani Azra adalah ....
a. Mencintai rasulullah dan ajarannya
b. Ketegasan dalam memimpin
c. Mendahulukan kepentingan orang lain
d. Dermawan dalam menggunakan harta
10. Orang yang sabar seperti Abu Bakar memiliki sifat kepribadian berikut,
kecuali ....
a. Tekun dalam berusaha
b. Tenang menunggu nasib baik
c. Tidak tergesa-gesa
d. Tidak mudah putus asa
11. Harta yang dimiliki oleh Abu Bakar digunakan untuk berinfak di ....
a. Kakbah c. Baitul mal
b. Mekah d. Jalan Allah
12. Contoh ketenangan jiwa Abu Bakar terlihat ketika rasulullah ....
a. Pergi perang c. hijrah
b. wafat d. Marah
13. Menolak ajakan teman untuk membolos sekolah termasuk kategori sifat ...
a. dermawan
b. tegas
c. jujur
d. rendah hati
14. As-Sidiq artinya ....
a. menyalahkan
b. membenarkan
c. mengetahui
d. membaca
15. untuk kesejahteraan rakyat Abu Bakar mendirikan lembaga ....
a. peradilan
b. baitul mal
c. kepolisian
d. pertahanan negara
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban benar !
1. Bagamanakah sikap Abu Bakar terhadap orang-orang murtad dan enggan
membayar zakat?
Jawab:
2. Sebutkan tindakan kedermawanan Abu Bakar As-Sidiq terhadap para
budak!
Jawab:
3. Sebutkan keteladanan sikap Abu Bakar As Sidiq!
jawab:
4. Bagaimana sikapmu dalam meneladani sikap dermawannya Abu Bakar?
Jawab:
5. Abu Bakar tidak pernah enggan dan putus asa menemani Rasulullah
berdakwah walaupun dihina dan dicaci maki. Sikap apakah yang patut
diteladani dari Abu Bakar dalam hal ini ?
Lampiran 15
SOAL TES SIKLUS II
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar !
1. Sebelum masuk Islam Umar bin khattab terkenal sebagai seorang yang ...
seruan Rasulullah.
a. Membantu
b. Mendukung
c. Menentang
d. Membiarkan
2. Siapapun yang menentang ajaran rasulullah akan umar hadapi dengan....
a. Rasa takut
b. Gagah berani
c. Sombong
d. Rendah diri
3. Umar bin khattab berangkat hijrah secara terang-terangan. Hal ini
membuktikan sikap ....
a. Sombong
b. Pemberani
c. Penyabar
d. Tegas
4. Walaupun menjadi seorang Khalifah besar, Umar bin Khattab selalu
bersikap ....
a. Mewah c. Sederhana
b. Boros d. Sombong
5. Dalam menegakkan hukum, khalifah umar berlaku ....
a. Semena-mena
b. Memaksa
c. Curang
d. Sangat adil
6. Kita harus meneladani umar bin khattab, karenanya kita harus berani
dalam membala ....
a. Teman yang salah
b. Kebenaran
c. Adik yang melanggar aturan
d. Kejahatan
7. Umar bin khattab merupakan khalifah yang rendah hati. Ciri orang yang
rendah hati antara lain ....
a. Tidak membeda-bedakan dalam bergaul
b. Meremehkan orang lain
c. Memilih-milih teman
d. Tidak mau bergaul dengn orang miskin
8. Orang yang berani menegakkan kebenaran maka pengorbanannya akan
....
a. Dikenang c. Sia-sia
b. Percuma d. Dilupakan
9. Umar bin Khattab adalah muslim yang paling ....
a. Lunak dan lemah lembut
b. Tegas dan pemberani
c. Tenang dan keras
d. Lemah lembut dan tegas
10. Sifat yang tidak dimiliki oleh Umar bin khattab adalah ....
a. Pemberani c. Pengecut
b. Cerdas d. Disiplin
11. Khalifah umar bin khattab bersikap keras dan tegas, sehingga ia tidak
tahan melihat ....
a. Kecengengan umatnya
b. Kelemahan umatnya
c. Ketidakadilan pada umatnya
d. Keganasan umatnya
12. Berikut ini adalah sikap meneladani kesederhanaan umar bin khattab
yaitu ....
a. Agus membeli sepatu baru setiap bulan
b. Bagas selalu minta mobil-mobilan baru
c. Azra tidak membeli tas baru, sebab tas yang lama masih bagus
d. Kina membeli buku tulis setiap minggu
13. Berikut ini yang tidak termasuk sikap keteladanan umar bin khattab
adalah ....
a. Pemberani c. Sederhana
b. Adil d. Penakut
14. Umar bin Khattab tidak ingin rakyatnya merasakan kelaparan dan
ketidakadilan. Hal ini membuktikan sikap ....
a. Kesederhanaan dan rendah diri
b. Suka bermusyawarah
c. Sangat memperhatikan rakyatnya.
d. Berani membela kebenaran
15. Berikut ini merupakan perbuatan yang bisa dilakukan sebagai wujud
meneladani khalifah Umar bin Khattab, kecuali....
a. Suka menolong orang lain
b. Berani memberitahu jika ada teman nyontek
c. Memakai perlengkapan sekolah yang sederhana dan tidak
berlebihan
d. Tidak berani bertanya kepada guru meskipun ada pelajaran yang
belum dimengerti
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban benar !
1. Bagaimanakah sikapmu untuk meneladani keberanian Umar bin
Khattab dalam membela kebenaran ?
Jawab:
2. Mengapa Umar bin Khattab di beri julukan al furuq? Jelaskan !
Jawab:
3. Sebutkan keteladanan sikap umar bin khattab!
Jawab:
4. Bagaimanakah meneladani kesederhanaan umar bin khattab dalam
berseragam sekolah?
Jawab:
5. Bagaimanakah keadilan yang dimiliki umar bin khattab?
Jawab:
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I
A. Kunci jawaban pilihan ganda
1. D 9. A
2. C 10. B
3. A 11. C
4. B 12. B
5. D 13. C
6. B 14. B
7. C 15. B
8. C
B. Kunci jawaban uraian
1. Abu Bakar bersikap tegas dengan memerangi mereka.
2. Abu Bakar membebaskan para budak dengan membayar tebusan kepada
majikan mereka.
3. Bersegera membenarkan ajaran Rosulullah, mencintai Rosulullah, rendah
hati, sederhana, jujur, dermawan, tegas dan bijaksana, suka
bermusyawarah, memperhatikan kepentingan rakya dan sabar.
4. Menolong teman atau orang lain yang membutuhkan dengan kemampuan
yang dimiliki.
5. Kecintaan kepada Rasullah dan ajaranya.
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II
A. Kunci jawaban pilihan ganda.
1. C 9. B
2. B 10. C
3. B 11. C
4. C 12. C
5. D 13. D
6. B 14. C
7. A 15. D
8. A
B. Kunci jawaban uraian
1. (contoh jawaban) berani mengatakan siapa yang bersalah jika
mengetahui dengan pasti.
2. Karena secara tegas menyampaikan mana yang benar dan mana yang
salah.
3. Rendah hati, sederhana, tegas dan bijaksana, suka bermusyawarah,
memperhatikan kepentingan rakyat, berani membela yang benar dan
adil.
4. Memakai seragam sekolah seperti yang dipakai teman yang lain serta
tidak berlebihan.
5. Umar bin Khattab sangat adil, hukum ditegakkan tanpa pandang bulu.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Ahmad Mujib
2. Tempat & tgl. Lahir : Demak 18 Mei 1977
3. NIM : 093111393
4. Alamat Rumah : Desa Karangasem Kec. Sayung Kab. Demak
Alamt Kerja : RA Bustanul Qur’an Karangasem Sayung Demak
HP : 085 225 993 566
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN Karangasem Sayung Demak lulus tahun 1991
b. MTs Nahdlatusy Syubban Sayung lulus tahun 1994
c. MA NU Demak lulus tahun 1997
d. PGTKI Bina Insan Mulia Yogyakarta lulus tahun 2007
e. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah program studi PAI
angkatan 2009.
2. Pendidikan Non Formal
Pondok Pesantren Nahdlatusy Syubban selama 2 tahun.