Upload
doankhanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengadilan AgamaSolokUntuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2018005.04.401923
Jl Kapten Bahar Hamid
Telp.0755-3210231. Fax.0755-3210231
Email:[email protected]
Kota Solok 27325
i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Pengadilan Agama Solok adalah salah satu entitas akuntansi di bawah
Mahkamah Agung Republik Indonesia yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan
menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Agama Solok mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam
Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis
akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan,
akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara
pada Pengadilan Agama Solok. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan
untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam
usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Solok, 02 Juli 2018Kuasa` Pengguna Anggaran,
Rismal Riandi, SHNIP 19640618 198603 1 004
i
ii
DAFTAR ISI
HalKata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iiiiDaftar Isi iiPernyataan Tanggung Jawab iv Ringkasan 1iiiRingkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 33II. Neraca 44
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 57
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 17
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 23
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 35
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 40
F. Pengungkapan Penting Lainnya 42
VI. Lampiran dan Daftar.
PENGADILAN AGAMA SOLOKJL. KAPTEN BAHAR HAMID, LAING KOTA SOLOKTELEPON 07557 3210231 FAXIMILE 07553210231
iii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Pengadila Agama Solok yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan per 30 Juni Tahun Anggaran 2018 sebagaimana terlampir,
adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern
yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi
keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Solok, 02 Juli 2017
Kuasa Pengguna Anggaran
Rismal Riandi, SHNIP 19640618 198603 1 004
1
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Pengadilan Agama Solok per 30 Juni Tahun 2018 ini telah
disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan
ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja
selama periode 1 Januari sampai dengan 30 juni 2018.
Realisasi Pendapatan Negara per 30 juni TA 2018 adalah berupa Pendapatan
Negara Bukan Pajak sebesar Rp.10.884.800.
Realisasi Belanja Negara per 30 Juni TA 2017 adalah sebesar Rp.55.100.000,- atau
mencapai 68.54 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp.100.040.000.
2. NERACANeraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada 30 Juni 2017 .
Nilai Aset per 30 Juni 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp. 2.400.000, yang
merupakan uang muka KPPN.
3. LAPORAN OPERASIONALLaporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai
dengan 30 juni 2017 adalah sebesar Rp.10.884.800, sedangkan jumlah beban
2
adalah sebesar Rp.55.100.000 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional
senilai Rp(44.731.200). Surplus/(deficit) dari Kegiatan Non Operasional sebesar Rp.
516.000, sehingga entitas mengalami Surplus/Defisit-LO sebesar Rp.(44.215.200)
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITASLaporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01
Januari 2017 adalah sebesar Rp.0 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(44.215.200)
kemudian ditambah dengan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp.44.215.200
sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2017 adalah senilai Rp.0
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 30 Juni 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas per 30
Juni Tahun 2017 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
- 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PENGADILAN AGAMA SOLOKLAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)
ANGGARAN REALISASIPENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 - 9,877,400 0.00
JUMLAH PENDAPATAN - 9,877,400 0.00
BELANJA B.2. Belanja Operasi Belanja Barang B.4 124,000,000 46,300,000 37.34 Jumlah Belanja Operasi 124,000,000 46,300,000 37.34
JUMLAH BELANJA 124,000,000 46,300,000 37
% thd AnggCATATANURAIAN 30 JUNI TA 2018
- 4 -
II. NERACA
PENGADILAN AGAMA SOLOKNERACA
PER 30 JUNI 2018 DAN 2017(Dalam Rupiah)
CATATAN Per 30 juni 2018 2017
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 600,000 2,400,000Persediaan 2,105,440Jumlah Aset Lancar 2,705,440 2,400,000
Uang muka dari KPPN C.2 - -Jumlah Piutang Jangka Panjang - -
JUMLAH ASET - -
Uang Muka dari KPPN C.3 600,000 -Utang kepada Pihak Ketiga C.4 - -Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 600,000 -
600,000 -
Ekuitas C.5 - -JUMLAH EKUITAS - -
600,000 -
URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASETASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
PIUTANG JANGKA PENDEK
- 5 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
KANTOR PENGADILAN AGAMA SOLOKLAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)CATATAN Per 30 Juni 2018 2017
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 9,877,400 10,884,8009,877,400 10,884,800
Beban Pegawai D.2 - -Beban Persediaan D.3 985,710 -Beban Barang dan Jasa D.4 19,100,000 18,300,000Beban Pemeliharaan D.5 - -Beban Perjalanan Dinas D.6 27,200,000 36,800,000Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - -Beban Bantuan Sosial D.8 - -Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 - -Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - -Beban Lain-lain D.11 - -
47,285,710 55,100,000SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (37,408,310) (44,215,200)
D.12Pendapatan dari kegiatan non operasional lainnya - 516,000Defisit Penjualan Aset Non Lancar - -Defisit Selisih Kurs - -SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONALLAINNYA
- 516,000
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (37,408,310) -
D.13Pendapatan PNBP - -Beban Perjalanan Dinas - -Beban Persediaan - -
SURPLUS/DEFISIT LO (37,408,310) (44,215,200)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN
PENDAPATAN
- 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PENGADILAN AGAMA SOLOKLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2018 DAN 2017
(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN Per 30 Juni 2018 2017EKUITAS AWAL E.1 3,091,150 -SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (37,408,310) (44,215,200)DAMPAK KUMULATIF PERUBAHANKEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR LAIN-LAIN KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3 - - KOREKSI ASET TETAP E.4 - - KOREKSI ATAS BEBAN E.5 - - KOREKSI ATAS PENDAPATAN E.6 - - KOREKSI LAIN-LAIN - - Jumlah Lain-Lain - -TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.7 36,422,600 44,215,200
- 7 -
A. PENJELASAN UMUMA.1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
e. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang
Tata cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual pada
Laporan Keuangan;
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Perubahan Kedua dan PP Nomor 45 Tahun 2013 mengenai Perubahan Ketiga
atas Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
h. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012 tentang
Penambahan dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Neraca pada Bagan Akun
Standar;
i. Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung No. 003/SEK/12/2012 mengenai
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Mahkamah Agung RI dan Badan
Peradilan yang berada di bawahnya.
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan
Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
- 8 -
k. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
l. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-80/PB/2011 tentang
Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada
Bagan Akun Standar;
m. Peraturan menteri keuangan Nomor:177/PMK05/2015 tentang Pedoman
penyusunan laporan keuangan K/L
A.2. Profil dan Kebijakan Teknis Kantor Pengadilan Agama SolokDasar Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
Tahun 2018 merupakan bagian dari rencana strategis Mahkamah Agung 2015 – 2019
dimana pelaksanaan dan perencanaan sudah berbasis kinerja. Program dan kegiatan
Pengadilan Agama Solok pada tahun 2015 sampai dengan 2019 mengacu pada
program-program yang dicanangkan oleh Mahkamah Agung dan dituangkan dalam
visi dan misi Pengadilan Agama Solok.
Visi Mahkamah Agung adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG
AGUNG”, yang bertujuan agar Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya
menjadi lembaga yang dihormati, dimana di dalamnya dikelola oleh hakim dan
pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa
dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memutus perkara.
Misi Mahkamah Agung:
1. Menjaga kemandirian badan peradilan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.
Kemudian Visi dan Misi Mahkamah Agung tersebut dijadikan acuan bagi Pengadilan
Agama Solok sebagai Visi dan Misinya.
Visi Pengadilan Agama Solok adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA
YANG AGUNG”
- 9 -
Misi Pengadilan Agama Solok adalah
1. Menjaga kemandirian badan peradilan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut Pengadilan Agama Solok melakukan
beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut:
1. Meningkatnya penyelesaian perkara
2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
7. Peningkatan kualitas SDM
Pendekatan
Penyusunan
Laporan
Keuangan
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan KeuanganLaporan Keuangan Semester I Per 30 Juni Tahun 2018 ini merupakan
laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh
Pengadilan Agama Solok Laporan Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI
dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan
Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang
menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk
penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial
lainnya.
- 10 -
Basis Akuntansi A.4. Basis AkuntansiPengadilan Agama Solok menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan
penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas
serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi
Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi,
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi
transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
PengukuranA.5. Dasar PengukuranPengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang
diterapkan Pengadilan Agama Solok dalam penyusunan dan penyajian
Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau
sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan
AkuntansiA.6. Kebijakan AkuntansiPenyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester I Tahun 2018 telah
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi
merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan,
dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang
diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
ditetapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan
- 11 -
entitas pelaporan dari Pengadilan Agama Solok. Disamping itu, dalam
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang
sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Agama Solok adalah sebagai
berikut:
Pendapatan-
LRA(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum
Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-LO (2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan
/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Pengadilan
Agam Solok adalah sebagai berikut:
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya seperti Penerimaan dari
legalisasi tanda tangan kepaniteraan, pendapatan peradilan lainnya,
ongkos perkara, pendapatan leges
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
- 12 -
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara
yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.Beban (4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi
aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.Aset
(5) AsetAset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka
Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera
untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu
12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas
dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul
- 13 -
berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan
atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima
pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada
tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
Aset Tetap Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan
oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga
wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan
peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari
Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak
kesenian.
- 14 -
Piutang Jangka
PanjangPiutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo
atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal
pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan
aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah
yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara
penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan
angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau
daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai
atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian
Negara/daerah.
Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap
pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara
dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian
yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak
langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang
dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan
tugasnya.
Aset Lainnya Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset
tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya
adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan
lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
- 15 -
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari
penggunaan operasional entitas.
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,
Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka,
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek
Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari
dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) EkuitasEkuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih
(8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus
dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan
penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan
- 16 -
dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang
dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada
tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian
Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas
piutang diatur sebagai berikut:
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuhtempo
0.5%
Kurang LancarSatu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan10%
DiragukanSatu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara/DJKN
Penyusutan
Aset Tetap(9) Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri
Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No.
90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa
- 17 -
Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan
penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan
setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan
dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel
Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara
berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum
tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Implementasi
Akuntansi
Pemerintah
Berbasis Akrual
Pertama kali
(10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama KaliMulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi
berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan
pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan.
Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 30 Juni 2018 yang
berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai
dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian
akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan
- 18 -
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal
ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis
akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015.
- 17 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARANRealisasi
Pendapatan
Rp.9.877.400
B.1 PendapatanRealisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2018 adalah
sebesar Rp.9.877.400. Pendapatan Pengadilan Agama Solok terdiri dari
Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Rincian estimasi pendapatan dan
realisasinya adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan ongkos perkara - 6,380,000 -pendapatan leges - - -
Uraian
SEM I 2018
Anggaran Realisasi % RealAngg.
Realisasi Pendapatan per 30 Juni TA 2018 mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan oleh berkurangnya jumlah perkara yang masuk sehingga menambah
pendapatan dibidang keperkaraaan.
Perbandingan Realisasi Pendapatan per 30 Juni TA 2018 dan 2017
URAIAN Sem I T.A. 2018 Sem I T.A. 2017NAIK
(TURUN)%
PNBP 9,877,400 10,884,800 0.00
Jumlah 9,877,400 10,884,800 0.00
Realisasi Belanja
Negara Rp
Rp.46.300.000
B.2. Belanja
Realisasi Belanja instansi pada Semester I TA 2018 adalah sebesar
Rp.46.300.000 atau 37,34% dari anggaran belanja sebesar Rp.124.000.000.
Rincian anggaran dan realisasi belanja semeste r I TA 2018 adalah sebagai
berikut:Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja per 30 Juni TA 2018
- 18 -
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Dibandingkan dengan TA 2017, Realisasi Belanja per 30 Juni TA 2018
mengalami penurunan dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan antara lain:
1. Adanya dana POSBAKUM yang belum tercairkan secara maksimal..
Perbandingan Realisasi Belanja per 30 Juni TA 2018 dan 2017
URAIAN REALISASI SEM I TA 2018REALISASI SEM I TA 2017NAIK
(TURUN)%
Belanja Pegawai - - -Belanja Barang 46,300,000 55,100,000 -Belanja Bantuan Sosial - - -Belanja Modal - - -
Jumlah 46,300,000 55,100,000 -
Anggaran Realisasi % RealAngg.
Belanja Pegawai 0 0
0Belanja Barang 124.000.000 46.300.000 37.34Belanja Bantuan Sosial 0 0 0Belanja Modal 0 0 0Total Belanja Kotor 124.000.000 46.300.000 37.34Pengembalian Belanja - 0
Jumlah 124.000.000 46.300.000 37.34
2017
URAIAN
- 19 -
Belanja Barang
Rp46.300.000B.4 Belanja BarangRealisasi Belanja Barang per 30 Juni TA 2018 dan 30 juni 2017 adalah masing-
masing sebesar Rp.46.300.000 dan Rp.55.100.000. Realisasi Belanja Barang
per 30 Juni TA 2016 mengalami penurunan dari Realisasi Belanja Barang TA
2017. Hal ini antara lain disebabkan oleh belum maksimalnya pencairan dana
pada POSBAKUM.Perbandingan Belanja Barang per 30 Juni TA 2018 dan 2017
URAIAN REALISASI SEM I TA 2018REALISASI TA 2017NAIK
(TURUN)%
Belanja Barang Non Operasional 46,300,000 55,100,000 (15.97)Jumlah Belanja Kotor 46,300,000 55,100,000 (15.97)Pengembalian Belanja - -
Jumlah Belanja 46,300,000 55,100,000 (15.97)
- 23 -
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACAKas di Bendahara
Pengeluaran
Rp.600.000
C.1 Kas di Bendahara PengeluaranSaldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2018 dan 30 Juni 2017
adalah masing-masing sebesar Rp. 600.000 dan Rp. 2.400.000 yang
merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab
Bendahara Pengeluaran dan telah dipertanggungjawabkan per tanggal neraca.
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Rincian Kas di Bendahara PengeluaranKeterangan Per 30 Juni 2018 Per 30 uni 2017
Uang Tunai 600,000 2,400,000
Jumlah 600,000 2,400,000
Persediaan
Rp.2.105.440
Uang Muka dari KPPN
Rp.600.000
C.2 Persediaan
Nilai Persediaan per 30 Juni 2018 dan 2017 masing-masing adalah sebesar
Rp.2.105.440 dan Rp.0.
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 30 Juni
2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Rincian PersediaanPersediaan 30Juni TH 2018 TH 2017
Barang Konsumsi 2,105,440 -Bahan untuk pemeliharaan - -Bahan baku -Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga - -
Jumlah 2,105,440 -
C.3 Uang Muka dari KPPNSaldo Uang Muka dari KPPN per 30 Juni 2018 dan 2017 masing-masing
sebesar Rp. 600.000 dan Rp. 2.400.000,- Uang Muka dari KPPN merupakan
Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan
KPPN sebagai uang muka kerja dan masih berada pada atau dikuasai oleh
Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Uang Muka dari KPPN
adalah akun pasangan dari Kas di Bendahara Pengeluaran yang ada di
kelompok akun Aset Lancar.
- 24 -
Ekuitas
Rp.2.105.440C 4 Ekuitas
Ekuitas per 30 Juni 2018 dan 2017 adalah masing-masing sebesar Rp.
2.105.440 dan Rp. 0. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
- 35 -
Pendapatan PNBP
Rp.9.877.400
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONALD.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan PajakJumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2018 dan 2017
adalah sebesar Rp.9.877.400 dan Rp.10.358.800. Pendapatan tersebut terdiri
dari:
Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya 9,877,400 10,368,800 (4,73%)- -
Jumlah 9,877,400 10,368,800 (4,73%)
Sem I TH 2018 TH 2017 NAIK
(TURUN)%
URAIAN
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya merupakan Pendapatan-LO yang
diperoleh dari pendapatan Ongkos Perkara, dan pendapatan kejaksaan dan
peradilan lainnya .Beban Pegawai
Rp.0D.2 Beban PegawaiJumlah Beban Pegawai per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah masing-
masing sebesar Rp.0 dan Rp0. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi,
baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri
Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Rincian Beban Pegawai per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017
URAIAN JENIS BEBAN TH 2017 TH 2016NAIK
(TURUN)%
Beban Gaji 0,00 - -Beban Tunjangan-Tunjangan 0,00 - -
- -Jumlah 0 - -
Beban Persediaan
Rp.985.710D.3 Beban PersediaanJumlah Beban Persediaan pada 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah masing-
masing sebesar Rp.985.710 dan Rp0. Beban Persediaan merupakan beban
untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk
barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan.
Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
- 36 -
Rincian Beban Persediaan 30 Juni Tahun 2018 dan 2017
URAIAN JENIS BEBAN Sem I TH 2018 TH 2017NAIK
(TURUN)%
barang Konsumsi 985,710 - -- -
Jumlah Beban Persediaan 985,710 - -
Beban Barang dan
Jasa
Rp.19.100.000
D.4 Beban Barang dan JasaJumlah Beban Jasa per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah masing-masing
sebesar Rp.19.100.000 dan Rp.18.300.000. Beban Jasa adalah konsumsi atas
jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Jasa
untuk 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Rincian Beban barang dan jasa per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017
URAIAN JENIS BEBAN Sem I TH 2017 TH 2017NAIK
(TURUN)%
Beban Belanja barang dan jasa 19,100,000 18,300,000 (22,48%)0
Jumlah 19,100,000 18,300,000 (22,48%)
Beban
Pemeliharaan Rp.0D.5. Beban PemeliharaanBeban Pemeliharaan per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah masing-masing
sebesar Rp. 0 dan Rp0. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang
dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah
ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharan untuk Semester I
Tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:Rincian Beban Pemeliharaan per 30 juni Tahun 2018 dan 2017
URAIAN JENIS BEBAN per 30 juni TH 2018 TH 2017NAIK
(TURUN)%
- -- -
Jumlah 0 - -
Beban Perjalanan
Dinas
Rp.27.200.000
D.6. Beban Perjalanan DinasBeban Perjalanan Dinas per 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah masing-
masing sebesar Rp.27.200.000 dan Rp.36.800.000 Beban tersebut adalah
merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas
- 37 -
untuk 30 Juni Tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Rincian Beban Perjalanan Dinas sem I Tahun 2018 dan 2017Beban Perjalanan Biasa 27,200,000 36,800,000 (26,08%)Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 - -Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 - -Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 - -
Jumlah 27,200,000 36,800,000 (26,08%)
Beban Penyusutan
dan Amortisasi
Rp.0
D.9 Beban Penyusutan dan AmortisasiJumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk 30 Juni Tahun 2018 dan 2017
adalah masing-masing sebesar Rp.0 dan Rp0. Beban Penyusutan adalah
merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi
penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban
Penyusutan dan Amortisasi untuk 30 Juni tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai
berikut:Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Sem I Tahun 2018 dan 2017
URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DANAMORTISASI Sem I TH 2018 TH 2017
NAIK(TURUN)
%- -- -- -- -
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi - - -
- 38 -
Surplus /Defisit dari
Kegiatan Non
Operasional Rp.0
D.12 Kegiatan Non OperasionalPos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan
beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi
entitas. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional 30 Juni Tahun 2018 dan
2017 adalah sebagai berikut:Rincian Kegiatan Non Operasional Sem I Tahun 2018 dan 2017
URAIAN Sem I TH 2018 TH 2017NAIK
(TURUN)%
Pendapatan dari kegiatan non opersional lainnya 0 516,000 (100,00%)Surplus (Defisit) dari Kegiatan NonOperasional 0 516,000 (100,00%)
- 40 -
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITASEkuitas Awal
Rp3.091.150E.1 Ekuitas AwalNilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2018 dan 2017 adalah masing-masing
sebesar Rp.3.091.150 dan Rp0.
Defisit LO
Rp(37.408.310)E.2 Surplus (Defisit) LOJumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2018 dan 2017
adalah sebesar Rp(37.408.310) dan Rp.(44.215.200). Defisit LO merupakan
selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan
non operasional, dan pos luar biasa.
Ekuitas Akhir
Rp..2.105.440E.3 Ekuitas AkhirNilai Ekuitas pada tanggal 30 Juni 2018 dan 2017 adalah masing-masing
sebesar Rp..2.105.440 dan rp.0
- 42 -
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA.F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACATidak terdapat kejiadian penting seteah tangal neraca
F. 2 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK
Tidak terdapat temuan dan tindak lanjut temuan BPK
F.3 INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL
Belanja Secara akrual adalah penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa
dalam pelaporan uang menurunkan akuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi asset atau timbulnya kewajiban. Belanja yang masih harus dibayarkan
adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah
diterima/dinikmati dan/atau perjanjian/komitmen yang dilakukan oleh
Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah, namun sampai pada akhir periode
pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas
hak/perjanjian/komitmen tersebut. Sedangkan Belanja dibayar dimuka adalah
pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening Kas
Umum Negara dan membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari
pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja pemerintah
Pada Pengadilan Agama Solok terdapat beberapa Pejabat Pengelola Keuangan
diantaranya
1. Kuasa Pengguna Anggaran
Nama : Rismal Riandi, SH
NIP : 19640618 198603 1 004
2. Pejabat Penguji & Penandatangan SPM
Nama : Febrianto, A.Md
NIP : 19810205 200604 1 003
3. Bendahara Pengeluaran
Nama : Dodi Siswanto
- 43 -
F.4. REKENING PEMERINTAH
Nama : Bendahara pengeluaran Pengadilan Agama SolokNo Rek : BPg 0091-01-000902-30-6Bank : Bank Rakyat Indonesia Cab. SolokJenis Rekening : GiroKegunaan : Bendahara Pengeluaran DIPA 04
Nama : RPL 090 PA Solok Utk PDT Biaya PerkaraNo rek : 7058500024Bank :Bank Mandiri Sya’riahJenis Rekening : GIROKegunaan : Penampung biaya perkara
F.5. REVISI DIPA
Tidak ada revisi dipa selama semester I 2018
NIP : 19801213 201408 1005
4. Bendahara Penerima
Nama : Roza Elfina, SH
NIP : 19731120 199402 2 001
Revisi Ke Tanggal Digital Stamp Keterangan
F.6. Ralat SPM, SSBP, dan SSPB
Tidak terdapat ralat SPM, SSBP dan SSPB Per 30 Juni 2018.
- 44 -
F. 7 Pengungkapan Pengelolaan uang Titipan Pihak Ke-3
a. Penjelasan Umum
01 Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Mahkamah Agung Republik
Indonesia sebagai Lembaga Yudikatif dan Badan Peradilan yang berada di
bawahnya mengelola keuangan anggaran bersumber dari Anggaran
Belanja Negara yang dalam institusi pemerintah lebih dikenal dengan
keuangan DIPA.
02 Selain keuangan DIPA, Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Badan
Peradilan yang berada di bawahnya juga mengelola biaya proses
penyelesaian perkara yang bersumber dari para pihak berperkara atau
lebih dikenal dengan uang titipan pihak ketiga. Hal ini dikarenakan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan bahwa untuk proses
penyelesaian perkara perdata tidak dibolehkan lagi menggunakan fasilitas
yang bersumber dari keuangan yang ada dalam DIPA.
03 Uang titipan pihak ketiga (pihak berperkara) ini merupakan uang
persediaan yang digunakan khusus untuk membiayai penyelesaian
perkara selama proses pesidangan berlangsung dan semata mata hanya
dibolehkan digunakan khusus untuk perkara tertentu (mereka sendiri).
Biaya proses penyelesaian perkara yang merupakan uang titipan pihak
ketiga ini digunakan untuk mendukung penyelesaian perkara diantaranya
biaya pemanggilan para pihak berperkara, saksi saksi, biaya
pemberitahuan, biaya penyitaan dan biaya biaya lain yang berkaitan
dengan penyelesaian perkata tersebut.
04 Hal ini merupakan konsekuensi logis yuridis bahwa dalam perkara
perdata, biaya proses penyelesaian perkara dibebankan kepada para
pihak berperkara, yang pada awal proses dibebankan kepada pihak yang
- 45 -
mengajukan gugatan/permohonan, termasuk pihak-pihak yang
mengajukan upaya hukum baik upaya hukum Banding, Kasasi maupun
Peninjauan Kembali dan tidak dibebankan kepada negara melalui
Anggaran Pendapatan Belanja Negara kecuali bagi mereka yang tidak
mampu (perkara prodeo) dan dalam perkara gugatan di Pengadilan
Hubungan Industri.
05 Pengelola uang titipan pihak ketiga pada Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok besar yakni:
1. Uang Titipan Pihak ketiga sebagai Panjar Biaya Proses Penyelesaian
Perkara, dan
2. Uang Titipan Pihak ketiga lainnya.
b. Informasi Keadaan Uang Titipan Pihak Ketiga sebagai Panjar Biaya Proses PenyelesaianPerkara
Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2009
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2004
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2004
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2006
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
- 46 -
6. HIP (Herzein Inlandch Reglement) Staatsblad 1941 Nomor 44/RBG
(Reglement Tot Regeling Van Her Rechswezen in De Gewesten Buiten
Java en Madura Staatsblad 1927-227)
7. Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
044/KMA/SK/III/2009 tentang Biaya Perkara Pada Mahkamah Agung
Republik Indonesia Dan Empat Lingkungan Peradilan Di Bawahnya.
8. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2012
tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara Dan Pengelolaannya Pada
Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya.
9. Keputusan Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
15A/SK/PAN/IX/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Biaya Proses Penyelesaian Perkara Dan Pengelolaannya Pada
Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya.
Definisi Biaya Perkara Dan Biaya Proses Penyelesaian Perkara
1. Biaya Perkara menurut Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 044/KMA/SK/III/2009 tentang Biaya Perkara Pada
Mahkamah Agung Republik Indonesia Dan Empat Lingkungan Peradilan Di
Bawahnya.
Biaya perkara adalah biaya yang dipergunakan langsung untukmelaksanakan proses perkara yang diajukan ke Mahkamah Agung danPengadilan Tingkat Banding
2. Biaya Proses Penyelesaian Perkara menurut Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2012 tentang Biaya Proses
Penyelesaian Perkara Dan Pengelolaannya Pada Mahkamah Agung Dan
Badan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya.
Biaya Proses Penyelesaian Perkara/Biaya Proses adalah biaya yangdipergunakan untuk proses penyelesaian perkara perdata, perkara tatausaha negara dan hak uji materil pada Mahkamah Agung dan BadanPeradilan yang berada di bawahnya yang dibebankan kepada pihak ataupara pihak yang berperkara
3. Biaya Proses Penyelesaian Perkara menurut Keputusan Panitera
- 47 -
Mahkamah Agung RI nomor 15A/SK/PAN/IX/2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 2 Tahun 2009
tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.
Biaya Proses Penyelesaian Perkara/Biaya Proses adalah biaya yang
dipergunakan untuk proses penyelesaian perkara perdata, perkara tata
usaha negara dan hak uji materil pada Mahkamah Agung dan Badan
Peradilan yang berada di bawahnya yang dibebankan kepada pihak atau
para pihak yang berperkara.
Kewajiban Pengungkapan Biaya Proses Penyelesaian Perkara
Biaya proses penyelesaian perkara dipertanggungjawabkan kepada pihak-
pihak yang berperkara dengan ditetapkannya besaran biaya proses pada
putusan, dikelola secara efektif, efisien, transparan dan dicatat dalam
CaLK Mahkamah Agung RI sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan
Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2012 tentang Biaya Proses
Penyelesaian Perkara Dan Pengelolaannya Pada Mahkamah Agung Dan
Badan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya.
Kebijakan Pengelolaan Biaya Proses Penyelesaian Perkara
1. Pengelolaan (pengadministrasian) biaya proses penyelesaian perkara
(titipan pihak ketiga) ini terpisah dari pengelolaan (pengadministrasian)
biaya yang ada dalam APBN yang tertuang dalam DIPA. Penanggungjawab
pengelolaan biaya perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama dan/atau
Pengadilan Tingkat Banding adalah Panitera/Sekretaris.
2. Prosedur pembayaran biaya proses penyelesaian perkara harus dibayarkan
oleh para pihak berperkara dengan cara langsung menyetor sendiri ke
bank persepsi Pengadilan setempat setelah sebelumnya oleh Petugas Meja
1 dilakukan tentang penaksiran besarnya biaya proses dalam perkara
tersebut.
3. Rekening bank biaya proses ini terpisah dari rekening bank pengelolaan
keuangan dalam APBN yang ada dalam bendahara pengeluaran. Hampir
- 48 -
semua biaya proses perkara ini tersimpan di bank persepsi, sebagian kecil
disimpan dalam brankas bendahara biaya proses yang digunakan sebagai
uang persediaan untuk keperluan proses penyelesaian perkara. Besarnya
pengeluaran biaya untuk proses penyelesaian perkara ini sesuai dengan
tahapan persidangan/pemeriksaan perkara dan manakala uang persediaan
untuk proses penyelesaian perkara ini kurang maka bendahara biaya
proses akan mengambil kembali uang yang ada pada rekening bank
persepsi.
4. Disamping biaya proses, terhadap para pihak berperkara, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008, juga dibebani untuk
membayar biaya PNBP sebagai pemasukan pemerintah.
5. Oleh karena biaya proses ini merupakan titipan dari pihak berperkara yang
digunakan sebagai biaya operasional selama proses persidangan perkara
berlangsung, maka apabila ternyata sebelum perkara selesai biaya proses
tersebut kurang, kepada pihak yang mengajukan perkara diperintahkan
kembali untuk manambah biaya proses perkara. Namun apabila setelah
pemeriksaan perkara selesai dan sudah tidak ada lagi kegiatan yang
berkaitan dengan penyelesaian dan telah ternyata biaya proses dimaksud
terdapat sisa biaya, maka sisa biaya tersebut dikembalikan kepada pihak
berperkara.
Apabila ternyata pihak berperkara tidak datang untuk mengambil sisa biaya
proses dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan, terhitung sejak diberitahukan
kepada para pihak setelah perkara diputusan, maka sisa biaya proses tersebut
disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP
Keadaan Biaya Proses
6. Keadaan biaya proses pada Pengadilan Agama Solok yang berada di
bawahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
- 49 -
No. Uraian Penerimaan Pengeluaran
1. Sisa Awal 16.162.000
2. Penerimaan s/d bulan ini 97.576.000
3. Biaya Panggilan 44.698.000
4. Biaya Proses/ATK Proses 10.500.000
5. Biaya Sita
6. Biaya Pemeriksaan Setempat
7. Biaya Sumpah
8. Biaya Pemberitahuan 7.845.000
9. Pengiriman Biaya PerkaraBanding Kasasi 150.000
10. Materai 1.134.000
11.
Hak-hak Kepaniteraana. Permohonan pada
Pengadilan Agama Solokb. Perkara Bandingc. Perkara Kasasid. Redaksie. lain-lain
5.870.000
900.000750.000
12. Pengembalian sisa panjar 22.613.000
Jumlah Pengeluaran 94.460.000
Saldo113.738.000
Jumlah 19.278.000
Uraian Keadaan Keuangan Tempat
Penyimpanan Uang
SaldoAwal
Masuk(Rp)
Keluar(Rp.)
Sisa (Rp.) DalamBank
DalamBrankas
- 50 -
01-01-2017(Rp)
(Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7
Biaya Proses/
Pemberkasan
16.162.000 97.576.000 94.460.000 19.278.000 15.348.000 3.950.000
JUMLAH 16.162.000 97.576.000 94.460.000 19.278.000 15.348.000 3.950.000
JUMLAH PERKARA MASUK PER 30 Juni 20181. PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA :
a) GUGATAN211 Perkara X Rp. 30.000,- = Rp. 1.055.000,-
b) PERMOHONAN76 Perkara X Rp. 30.000,- = Rp. 0-
2. PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT BANDING :a) GUGATAN
1 Perkara X Rp. 50.000,- = Rp. 50.000,-3. PENDAFTARAN PERKARA KASASI
0 Perkara X Rp. 50.000,- = Rp. 0,-
PERKARA PUTUS PER 30 Juni 2018 ( GUGATAN DAN PERMOHONAN)Redaksi 146 X Rp. 5.000,- = Rp. 730.000,-Biaya penyerahan turunan Salinan/ Penetapan :
458 Lembar X Rp. 300,- = Rp. 137.400,-Penyerahan Akta Cerai 187 X 5000 = Rp. 935.000,-Penyerahan surat atas berkas perkara 150x5000=Rp. 750.000,-Biaya Surat Kuasa Khusus : 2 X Rp. 5.000,- = Rp. 10.000,-Pembuatan suart kuasa insidentil 1 X 5000 = Rp. 5.000,-
Pengembalian Sisa Panjar Biaya Perkarayang tidak diambil selama 12 bulanTerakhir = Rp 0,-
Pengembalian belanja tahun lalu = Rp. 0
- 51 -
===================================================
T O T A L = Rp. 9.877.400,-
Bunga Bank = Rp. 0,-
Jadi, secara keseluruhan jumlah PNBP yang disetor ke kas Negara PER
30 Juni 2018 adalah Rp.9.877.400,- (sembilan juta delapan ratus tujuh
puluh tujuh ribu empat ratus rupiah)
Lampiran A1Pengadilan Agama Solok
Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi,Akumulasi Penyusutan/Amortisasi dan Nilai Buku Aset Tetap
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016
Masa Akm. Peny. Beban Peny. Akm. Peny. Nilai BukuManfaat Per 30-06-2015 Tahun 2015 Per 30-06-2015 Per 30-06-2015
A Tanah
Jumlah 0 - - - -B Peralatan dan Mesin
N I H I L
Jumlah 0 - - - -C Gedung dan Bangunan
Jumlah 0 - - - -D Jaringan
Jumlah 0 - - - -E Konstruksi Dalam Pengerjaan
Jumlah 0 -F Aset Tetap Lainnya
- - - - -Jumlah 0 - - - -
G Aset Lainnya
No Aset Tetap Nilai Perolehan
* Beban Amortisasi