Upload
vodat
View
248
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
P U T U S A N
NOMOR : 486/PID/2014/PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili
perkara – perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : ------------------------------------------------
Nama Lengkap : EDISON SIMAMORA alias PAK TUPPAL alias
KEPITING ;
Tempat Lahir : Parlilitan ;
Umur / Tanggal lahir : 47 tahun/ 10 Oktober 1966 ;
Jenis Kelamin : Laki – laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat Tinggal : Dusun Barisan Rel Kereta api, Desa Simangalam,
Kecamatan Kualuh Hulu , Labuhan Batu Utara ;
Agama : Katolik ;
Pekerjaan : Petani ;
Terdakwa ditahan oleh :
1. Penyidik, sejak tanggal 12 Nopember 2013 s/d 01 Desember 2013 ;
2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 02 Desember 2013 s/d 10
Januari 2014 ;
3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 11 Januari 2014
s/d 09 Februari 2014 ;
4. Penuntut Umum sejak tanggal 06 Februari 2014 s/d 25 Februari 2014 ;
5. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 20 Februari 2014 s/d 21 Maret 2014;
6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 22 Maret 2014 s/d 20
Mei 2014 ;
7. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi (I) sejak tanggal 21
Mei 2014 s/d 19 Juni 2014
8. Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi (II) sejak tanggal 20 Juni 2014
s/d 19 Juli 2014 ;
9. Hakim ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
2
9. Hakim Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 08 Juli 2014 s/d 06
Agustus 2014 ;
10. Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi Medan U.b. Hakim Tinggi sejak
tanggal 07 Agustus 2014 s/d 05 Oktober 2014 ;
Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Penasihat Hukum Terdakwa RICARDO
ARITONANG, SH, Advokat berkedudukan di Jalan Kapten Zubit No.2 Aek Kanopan,
Labuhan Batu Utara berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Maret 2014 ;
----- PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ; -----------------------------------
----- Telah membaca : -----------------------------------------------------------------------------
I. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 19 Februari 2014
Nomor : Reg. Perkara : PDM – 21/N.2.16.3/Epp.2/01/2014 yang berbunyi
sebagai berikut ; --------------------------------------------------------------------------
DAKWAAN :
KESATU
PRIMAIR :
Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 sekira pukul 22.00
Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu hari pada bulan November 2013
tepatnya di teras warung tuak di Dusun Barisan Rel Kereta Api Desa
Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhan Batu Utara atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Rantau Prapat, dengan sengaja dan direncanakan
terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain yaitu korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON, perbuatan mana dilakukan terdakwa antara lain
dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 sekira pukul 21.00
wib, terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING datang kewarung tuak marga Situmorang untuk minum tuak,
tepat di teras warung tuak itu terdakwa langsung mengambil tempat duduk
bangku panjang disebelah kiri saksi Harangan Limbong yang berhadap-
hadapan dengan saksi Harman Silaban dan Jainal Silaban yang duduk
bersama membelakangi rel kereta api, lalu terdakwapun memesan segelas
tuak, ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
3
tuak, di belakang meja tempat duduk terdakwa itu saksi Alex Sirait dan
Walman Silaban duduk dalam satu meja sedang minum tuak sambil
bermain gitar dan bernyanyi, kemudian saksi Martua Tamba dan saksi
Oskar Togatorop datang ke warung tuak itu, lalu saksi Martua Tamba
mengambil tempat duduk disamping kiri terdakwa sedangkan saksi Oskar
Togatorop mengambil tempat duduk dibangku meja kecil yang ada
didepan meja terdakwa ;
- Bahwa tidak beberapa lama kemudian korban LISBON HASIHOLAN
SIMBOLON datang kewarung tuak itu dan duduk disamping kanan saksi
Harman Silaban dengan posisi duduk berhadap-hadapan dengan saksi
Harangan Limbong, lalu korban memesan satu gelas tuak kepada saksi
Nopendi Parsaoran Situmorang (pemilik warung tuak) yang duduk di
depan pintu rumahnya, setelah pesanan tuak itu datang korbanpun
langsung menenggak tuak itu sebanyak satu kali. kemudian saksi Harman
Silaban meminta tambul daging kepada Saksi Oskar Togatorop yang ada
dimejanya, lalu saksi Oskar Togatorop meletakkan tambul daging itu
diatas meja dihadapan saksi Harman Silaban, dan korban meminta tambul
daging itu kepada saksi Harman Silaban dengan mengatakan “minta dulu
tambul itu lae... nanti dimakan si kepiting karena ianya ditakuti”. sambil
korban mengambil dan memakan tambul daging itu ;
- Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING yang mendengar langsung perkataan/ucapan korban
“ditakuti”itu, terdakwamenjadi terkejut, kaget, marah serta merasa terhina
dan dihina langsung oleh korban yang telah mengungkit-ungkit masa lalu,
apalagi diucapkan korban didepan umum (diwarung tuak itu) dengan
spontan terdakwa teringat akan dimasa lalu lebih kurang 3 (tiga) tahun
yang lalu keluarga terdakwa oleh seluruh masyarakat beragama kristen
desa Simangalam mengatakan sebagai “Parbegu Ganjang” memiliki ilmu
(orang pintar/dukun/guna-guna) sehingga keluarga terdakwa dikucilkan
dari pergaulan masyarakat, sampai masyarakat mengumpul uang untuk
memanggil orang pintar untuk memeriksa setiap rumah warga yang
diduga memiliki “Begu ganjnag” termasuk rumah terdakwa yang
diperiksa, apalagi korban LISBON HASIHOLAN SIMBOLONl ebih
kurang 3 (tiga) tahun yang lalu sering langsung mengatakan terdakwa,
“ DITAKUTI” ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
4
“DITAKUTI”padahal setelah rumah terdakwa diperiksa oleh orang pintar
ternyata rumah terdakwa tidak terbukti ada memelihara atau memliki
“begu ganjang” sebagaimana tuduhan masyarakat tersebut ;
- Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING yang mendengar langsung perkataan/ucapan korban
“ditakuti” itu, merasa terhina dan dihina langsung oleh korban yang telah
mengungkit-ungkit masa lalu, sehingga saat itu timbullah niat dan rencana
terdakwa untuk membunuh korban LISBON HASIHOLAN SIMBOLON,
dan ketika korban mengajak terdakwa main catur “ayo kita main catur
kepiting..”, taruhan tuak satu kong satu plat”dan terdakwa pun
menjawab “Ayo...”. karena terdakwa mengetahui korban sudah dalam
keadaan mabuk berat;
- Bahwa kemudian korbanpun berpindah tempat duduk kesebelah kiri saksi
Jainal Silaban berhadap-hadapan dengan terdakwa, lalu menyusun buah
catur masing-masing korban catur warna putih terdakwa catur warna
hitam, oleh karena saksi Jainal Silaban dan Harangan Limbong pergi
pulang meninggal warung tuak tersebut, maka pada saat terdakwa dan
korban sedang bermain catur itu saksi Harman Silaban masih duduk
disebelah kanan korban, sedangkan saksi Martua Tamba tetap duduk
disebelah kiri terdakwa, selanjutnya terdakwa dan korbanpun memesan
satu kong tuak sebagai taruhan dan diletakkan diatas meja ;
- Bahwa setelah terdakwa dan korban menjalankan beberapa langkah
bermain catur itu, ternyata posisi catur korban kalah/langkah catur korban
mati, dan karena catur korban sudah kalah, lalu terdakwa berkata “homa
mambayar tuakki (kaulah yang membayar tuak itu)?”, tetapi korban
menjawab “dang olo ahu mambayar tuakki. Alana dang mate dope catur
i (saya tidak mau mebayar tuak itu, karena caturnya belum mati),
terdakwa balas “berengma... dang mate dope nimmu (lihatlah dulu
caturnya, tidak mati kau bilang (sambil menunjuk posisi caturnya)?
akan tetapi korban tetap ngotot kalau langkah caturnya belum mati, lalu
terdakwa berdiri dan beranjak kesamping kanan warung tuak untuk
membuang ludah kesebelah kanan dan kembali ketempat duduk bermain
catur itu, namun terdakwa memperhatikan/melihat posisi buah catur dari
korban sudah berubah dari sebelumnya yakni pion yang ada didepan raja
sudah……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
5
sudah tidak ada lagi, sehingga terdakwa bertanya “boasa dang adong
nadijoloni rajai nakkaning, molo songoni posisina dang mate bei, alana
adongdo pion disi, bayarma tuak i, alana nungga talu ho... (mana pion
yang ada didepan raja tadi...? kalau begitu posisinya memang tidak
mati, bayarlah tuak itu karena kamu udah kalah) namun korban tetap
tidak mau membayar tuak satu kong itu ;
- Bahwa oleh korban yang sudah kalah dalam permainan catur dan tidak
mau membayar tuak yang satu kong itu, terdakwa dan korban bertengkar
mulut, lalu saksi Harman Silaban mengatakan jangan karena tuak satu
kong itu orang lae berkelahi, udah biar saya aja yang bayar tuak itu..?
dengan suara keras dan marah terdakwa berkata tidak usah... kami yang
main,,, kalau dia tidak mau bayar, biar aku aja yang bayar nanti, maka
terdakwapun membayar tuak yang satu kong itu, lalu saksi Harman
Silaban pun pergi langsung pulang kerumahnya ;
- Bahwa korban yang telah menghina terdakwa didepan umum, tidak mau
mengakui kekalahannya serta tidak mau membayar tuak yang satu kong
itu, membuat terdakwa naik emosinya, sehingga rencana terdakwa untuk
membunuh korban itu semakin kuat, maka terdakwa pun pulang
kerumahnya dengan mengendarai sepeda motor miliknya mengambil pisau
belati didalam lemari dapur;
- Bahwa selanjutnya lebih kurang 10 (sepuluh) menit terdakwa naik sepeda
motor dengan pisau belati disimpan di dalam kantong celana belakangnya
kembali menuju warung tuak itu untuk menemui korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON yang masih tetap duduk ditempat itu, dari
jarak ± 10 meter dari warung tuak itu terdakwa memarkirkan sepeda
motornya dan dengan berjalan kaki mendatangi korban, selanjutnya
terdakwa dengan emosi dan amarahnya bertanya kepada korban yang
masih dalam keadaan duduk ?dang olo ho mambayar (kau tidak mau
membayar...?)korban jawab daong (tidak) hingga dua kali terdakwa
bertanya kepada korban, jawaban korban selalu tetap tidak mau
membayar;
- Bahwa mendengar jawaban korban yang selalu tidak mau membayar tuak
itu, terdakwa yang sudah dalam keadaan marah dan emosi tinggi, dan saksi
Martua Tamba yang masih duduk di warung tuak itu melihat terdakwa
tiba……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
6
tiba-tiba dengan tangan kanannya mengambil sebilah pisau belati dari
kantong belakang celananya langsung menusukkan atau menikamkan
pisau belati itu ke samping kanan perut korban sebanyak satu kali dan
menusukkan atau menikamkan pisau belati itu perut sebelah kanan bagian
atas sebanyak satu kali yang masih dalam keadaan duduk, lalu terdakwa
pun menusukkan pisau belati itu bagian pinggang sebelah kanan sebanyak
satu kali, lalu korban berusaha bangkit dan berjalan keluar dari warung
tuak itu, namun terdakwa kembali lagi menusuk bagian atas pinggang
korban sebanyak satu kali;
- Bahwa setelah itu terdakwa pulang kerumahnya dan dengan menggunakan
sepeda motor terdakwa pergi menuju Aek Kanopan, langsung menuju
tempat kost anak terdakwa yang ada dikampung Toba, lalu didepan pintu
kost itu anak terdakwa bertanya “ngapain bapak malam-malam gini..?”
terdakwa jawab “bapak baru menikam orang (sambil meletakkan pisau
belati)?”dan “simpan dulu pisau ini?”tidak berapa lama kemudian
terdakwapun berangkat kearah Damuli Pekan Kec. Kualuh Selatan Kab.
Labuhan Batu Utara;
- Bahwa terdakwa sebelum melaksanakan rencananya untuk membunuh
korban, masih mempunyai waktu yang cukup untuk berpikir atau
memikirkannya secara tenang untuk tidak melaksanakan niatnya tersebut,
karena terdakwa pada saat itu masih sempat bertanya kepada korban
sebanyak dua kali “apakah korban mau membayar tuak taruhan itu atau
tidak” atau setidak-tidaknya terdakwa memiliki waktu yang cukup untuk
membatalkan niatnya tersebut, akan tetapi oleh karena terdakwa sudah
dibalut emosi yang tinggi dan sakit hati kepada korban karena dibilang
ditakuti, maka terdakwa tetap melaksanakan niatnya itu ;
- Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut menyebabkan korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON, meninggal dunia, sesuai dengan VER
(Visum Et Repertum) yang dibuat dan ditandatangani oleh dibawah
sumpah jabatan dr.FERDINAND POHAN dokter pada Klinik Flora yang
menerangkan sebagai berikut :
Hasil Pemeriksaan Kedapatan sebagai berikut :
1.1. Pemeriksaan Fisik Luar :
- Kesadaran ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
7
- Kesadaran : Mati
Pupil Medreasis
Reflek Cahaya Kanan (-) Kiri (-) tidak ada
TD Tidak ada / tidak teraba
Nadi tidak teraba
Pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 00.00 wib
- Kepala, Leher : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Dada : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Perut : ditemukan 2 luka tusuk sebagai berikut luka tusuk serong kanan pada
perut samping kanan dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm, luka
tusuk serong kanan pada perut atas dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm
dalam 13 cm;
- Punggung : ditemukan 2 luka tusuk pada punggung, sebagai berikut 1 luka
tusukvertiksl dekat tulang punggung dengan panjang 2 cm, lebar 0,5
cm,dalam 13 cm, 1 luka tusuk serong kiri pada punggung sebelah
kanandengan panjang 2 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm
- Anggota gerak atas : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Anggota gerak bawah : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
1.2. Pendapatan
- Perut : ditemukan 2 luka tusuk sebagai berikut luka tusuk serong kanan
padaperut samping kanan dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dalam 13
cm,luka tusuk serong kanan pada perut atas dengan panjang 1 cm, lebar 0,5
cm dalam 13 cm;
- Punggung : ditemukan 2 luka tusuk pada punggung, sebagai berikut 1 luka
tusukvertiksl dekat tulang punggung dengan panjang 2 cm, lebar 0,5
cm,dalam 13 cm, 1 luka tusuk serong kiri pada punggung sebelah
kanandengan panjang 2 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm
1.3. Kesimpulan
- Kemungkinan penyebab kematian adalah ruda paksa (benda tajam);
Berdasarkan Surat Keterangan yang dibuat dan ditandatangani oleh dibawah
sumpah jabatan dr. FERDINAND POHAN pimpinan pada KLINIK
FLORAyang menerangkan sebagai berikut :
- Nama : Lisbon Hasiholan Simbolon
- Umur : 33 Tahun;
- Pekerjaan ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
8
- Pekerjaan : Petani ;
- Agama : Kristen;
- Alamat : Dusun Parsaoran Desa Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kan.
Labura
Setelah korban tiba di Klinik Flora Aek Kanopan, dilakukan pemeriksaan
(sesuai VER ) dan setelah diperiksa pada pukul 00.00 Wib korban dinyatakan
meninggal dunia.
Berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor : 474.3/973/Pem/2013 tanggal
12 Nopember 2013, yang dibuat dan ditandatangani oleh ARSIANUS
MARPAUNG, Kepala Desa Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kab. Labura,
yang menerangkan bahwa :
Nama : Lisbon Hasiholan Simbolon;
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat / tgl lahir : Rianate, 31 Juli 1979
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Kristen
Alamat : Dsn Parsaoran Ds Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kab.
Labura
Benar nama tersebut diatas kami ketahui telah meninggal dunia pada :
- Hari : Minggu (Malam Senin) ;
- Tanggal : 10 Nopember 2013 ;
- Pukul : 22.30 Wib ;
- Bertempat di : Dusun Parsaorang Simangalam;
Dan telah dikebumikan : Pada hari Selasa tanggal 12 Nopembewr 2013,
dipekuburan ( tanah Wakaf ) Umum Kristen Dsn Barisan Rel Desa
Simangalam.
------ Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 340 KUHPidana ;
SUBSIDIAIR
Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 sekira pukul 22.00
Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu hari pada bulan November 2013
tepatnya di teras warung tuak di Dusun Barisan Rel Kereta Api Desa
Simangalam……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
9
Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhan Batu Utara atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Rantau Prapat Dengan sengaja menghilangkan
jiwa/nyawa orang lain yaitu LISBON HASIHOLAN SIMBOLON,
perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara- cara sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 sekira pukul 21.00
wib, terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING datang kewarung tuak marga Situmorang untuk minum tuak,
tepat di teras warung tuak itu terdakwa langsung mengambil tempat duduk
bangku panjang disebelah kiri saksi Harangan Limbong yang berhadap-
hadapan dengan saksi Harman Silaban Dan Jainal Silaban yang duduk
bersama membelakangi rel kereta api, lalu terdakwapun memesan segelas
tuak, di belakang meja tempat duduk terdakwa itu saksi Alex Sirait dan
Walman Silaban duduk dalam satu meja sedang minum tuak sambil
bermain gitar dan bernyanyi, kemudian saksi Martua Tamba dan saksi
Oskar Togatorop datang ke warung tuak itu, lalu saksi Martua Tamba
mengambil tempat duduk disamping kiri terdakwa sedangkan saksi Oskar
Togatorop mengambil tempat duduk dibangku meja kecil yang ada
didepan meja terdakwa;
- Bahwa tidak beberapa lama kemudian korban LISBON HASIHOLAN
SIMBOLON datang kewarung tuak itu dan duduk disamping kanan saksi
Harman Silaban dengan posisi duduk berhadap-hadapan dengan saksi
Harangan Limbong, lalu korban memesan satu gelas tuak kepada saksi
Nopendi Parsaoran Situmorang (pemilik warung tuak) yang duduk di
depan pintu rumahnya, setelah pesanan tuak itu datang korbanpun
langsung menenggak tuak itu sebanyak satu kali. kemudian saksi Harman
Silaban meminta tambul daging kepada saksi Oskar Togatorop yang ada
dimejanya, lalu saksi Oskar Togatorop meletakkan tambul daging itu
diatas meja dihadapan saksi Harman Silaban, dan korban meminta tambul
daging itu kepada saksi Harman Silaban dengan mengatakan “minta dulu
tambul itu lae... nanti dimakan si kepiting karena ianya ditakuti”. sambil
korban mengambil dan memakan tambul daging itu;
- Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL
Alias KEPITING yang mendengar langsung perkataan /ucapan korban
”ditakuti” ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
10
“ditakuti”itu, terdakwa menjadi terkejut, kaget, marah serta merasa
terhina dan dihina langsung oleh korban yang telah mengungkit-ungkit
masa lalu, apalagi diucapkan korban didepan umum (diwarung tuak itu)
dengan spontan terdakwa teringat akan dimasa lalu lebih kurang 3 (tiga)
tahun yang lalu keluarga terdakwa oleh seluruh masyarakat beragama
kristen Desa Simangalam mengatakan sebagai “Parbegu Ganjang”
memiliki ilmu (orang pintar/dukun/guna-guna) sehingga keluarga
terdakwa dikucilkan dari pergaulan masyarakat, sampai masyarakat
mengumpul uang untuk memanggil orang pintar untuk memeriksa setiap
rumah warga yang diduga memiliki “Begu ganjnag” termasuk rumah
terdakwa yang diperiksa, apalagi korban Lisbon Hasiholan Simbolon lebih
kurang 3 (tiga ) tahun yang lalu sering langsung mengatakan terdakwa,
“diyakuti”padahal setelah rumah terdakwa diperiksa oleh orang pintar
ternyata rumah terdakwa tidak terbukti ada memelihara atau memliki
“begu ganjang” sebagaimana tuduhan masyarakat tersebut;
- Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING yang mendengar langsung perkataan/ucapan korban
“ditakuti”itu, merasa terhina dan dihina langsung oleh korban yang telah
mengungkit-ungkit masa lalu, sehingga saat itu timbullah niat dan rencana
terdakwa untuk membunuh korban LISBON HASIHOLAN SIMBOLON,
dan ketika korban mengajak terdakwa main catur “ayo kita main catur
kepiting...”, taruhan tuak satu kong satu plat”dan terdakwa pun
menjawab “Ayo...” karena terdakwa mengetahui korban sudah dalam
keadaan mabuk berat ;
- Bahwa kemudian korbanpun berpindah tempat duduk kesebelah kiri saksi
Jainal Silaban berhadap-hadapan dengan terdakwa, lalu menyusun buah
catur masing-masing korban catur warna putih terdakwa catur warna
hitam, oleh karena saksi Jainal Silaban dan Harangan Limbong pergi
pulang meninggal warung tuak tersebut, maka pada saat terdakwa dan
korban sedang bermain catur itu saksi Harman Silaban masih duduk
disebelah kanan korban, sedangkan saksi Martua Tamba tetap duduk
disebelah kiri terdakwa, selanjutnya terdakwa dan korbanpun memesan
satu kong tuak sebagai taruhan dan diletakkan diatas meja ;
- Bahwa ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
11
- Bahwa setelah terdakwa dan korban menjalankan beberapa langkah
bermain catur itu, ternyata posisi catur korban kalah/langkah catur korban
mati, dan karena catur korban sudah kalah, lalu terdakwa berkata “homa
mambayar tuakki (kaulah yang membayar tuak itu)?”, tetapi korban
menjawab “dang olo ahu mambayar tuakki. Alana dang mate dope catur
I” (saya tidak mau mebayar tuak itu, karena caturnya belum mati),
terdakwa balas “berengma... dang mate dope nimmu (lihatlah dulu
caturnya, tidak mati kau bilang (sambil menunjuk posisi caturnya)?
akan tetapi korban tetap ngotot kalau langkah caturnya belum mati, lalu
terdakwa berdiri dan beranjak kesamping kanan warung tuak untuk
membuang ludah kesebelah kanan dan kembali ketempat duduk bermain
catur itu, namun terdakwa memperhatikan/melihat posisi buah catur dari
korban sudah berubah dari sebelumnya yakni pion yang ada didepan raja
sudah tidak ada lagi, sehingga terdakwa bertanya “boasa dang adong
nadijoloni rajai nakkaning, molo songoni posisina dang mate bei, alana
adongdo pion disi, bayarma tuak i, alana nungga talu ho... (mana pion
yang ada didepan raja tadi...? kalau begitu posisinya memang tidak
mati, bayarlah tuak itu karena kamu udah kalah) namun korban tetap
tidak mau membayar tuak satu kong itu;
- Bahwa oleh korban yang sudah kalah dalam permainan catur dan tidak
mau membayar tuak yang satu kong itu, terdakwa dan korban bertengkar
mulut, lalu saksi Harman Silaban mengatakan jangan karena tuak satu
kong itu orang lae berkelahi, udah biar saya aja yang bayar tuak itu..?
dengan suara keras dan marah terdakwa berkata tidak usah... kami yang
main,,, kalau dia tidak mau bayar, biar aku aja yang bayar nanti, maka
terdakwa pun membayar tuak yang satu kong itu, lalu saksi Harman
Silaban pun pergi langsung pulang kerumahnya ;
- Bahwa korban yang telah menghina terdakwa didepan umum, tidak mau
mengakui kekalahannya serta tidak mau membayar tuak yang satu kong
itu, membuat terdakwa naik emosinya, sehingga rencana terdakwa untuk
membunuh korban itu semakin kuat, maka terdakwa pun pulang
kerumahnya dengan mengendarai sepeda motor miliknya mengambil pisau
belati di dalam lemari dapur ;
- Bahwa ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
12
- Bahwa selanjutnya lebih kurang 10 ( sepuluh ) menit terdakwa naik sepeda
motor dengan pisau belati disimpan di dalam kantong celana belakangnya
kembali menuju warung tuak itu untuk menemui korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON yang masih tetap duduk ditempat itu, dari
jarak ± 10 meter dari warung tuak itu terdakwa memarkirkan sepeda
motornya dan dengan berjalan kaki mendatangi korban, selanjutnya
terdakwa dengan emosi dan amarahnya bertanya kepada korban yang
masih dalam keadaan duduk “dang olo ho mambayar (kau tidak mau
membayar...?)korban jawab “daong (tidak)” hingga dua kali terdakwa
bertanya kepada korban, jawaban korban selalu tetap tidak mau
membayar;
- Bahwa mendengar jawaban korban yang selalu tidak mau membayar tuak
itu, terdakwa yang sudah dalam keadaan marah dan emosi tinggi, dan saksi
Martua Tamba yang masih duduk di warung tuak itu melihat terdakwa
tiba-tiba dengan tangan kanannya mengambil sebilah pisau belati dari
kantong belakang celananya langsung menusukkan atau menikamkan
pisau belati itu ke samping kanan perut korban sebanyak satu kali dan
menusukkan atau menikamkan pisau belati itu perut sebelah kanan bagian
atas sebanyak satu kali yang masih dalam keadaan duduk, lalu terdakwa
pun menusukkan pisau belati itu bagian pinggang sebelah kanan sebanyak
satu kali, lalu korban berusaha bangkit dan berjalan keluar dari warung
tuak itu, namun terdakwa kembali lagi menusuk bagian atas pinggang
korban sebanyak satu kali;
- Bahwa setelah itu terdakwa pulang kerumahnya dan dengan menggunakan
sepeda motor terdakwa pergi menuju Aek Kanopan, langsung menuju
tempat kost anak terdakwa yang ada dikampung Toba, lalu didepan pintu
kost itu anak terdakwa bertanya “ngapain bapak malam-malam gini..?”
terdakwa jawab “bapak baru menikam orang (sambil meletakkan pisau
belati)dansimpan dulu pisau ini”, tidak berapa lama kemudian
terdakwapun berangkat kearah Damuli Pekan Kec. Kualuh Selatan Kab.
Labuhan Batu Utara;
- Bahwa terdakwa sebelum melaksanakan rencananya untuk membunuh
korban, masih mempunyai waktu yang cukup untuk berpikir atau
memikirkannya secara tenang untuk tidak melaksanakan niatnya tersebut,
karena ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
13
karena terdakwa pada saat itu masih sempat bertanya kepada korban
sebanyak dua kali apakah korban mau membayar tuak taruhan itu atau
tidak atau setidak-tidaknya terdakwa memiliki waktu yang cukup untuk
membatalkan niatnya tersebut, akan tetapi oleh karena terdakwa sudah
dibalut emosi yang tinggi dan sakit hati kepada korban karena dibilang
ditakuti, maka terdakwa tetap melaksanakan niatnya itu;
- Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut menyebabkan korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON, meninggal dunia, sesuai dengan VER
(Visum Et Repertum) yang dibuat dan ditandatangani oleh dibawah
sumpah jabatan dr.FERDINAND POHAN dokter pada Klinik Flora yang
menerangkan sebagai berikut :
Hasil Pemeriksaan Kedapatan sebagai berikut :
1.1. Pemeriksaan Fisik Luar :
- Kesadaran : Mati
Pupil Medreasis
Reflek Cahaya Kanan (-) Kiri (-) tidak ada
TD Tidak ada / tidak teraba
Nadi tidak teraba
Pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 00.00 wib
- Kepala, Leher : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Dada : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan.
- Perut : ditemukan 2 luka tusuk sebagai berikut luka tusuk serong kanan
padaperut samping kanan dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dalam 13
cm,luka tusuk serong kanan pada perut atas dengan panjang 1 cm, lebar
0,5 cm dalam 13 cm;
- Punggung : ditemukan 2 luka tusuk pada punggung, sebagai berikut 1 luka
tusukvertiksl dekat tulang punggung dengan panjang 2 cm, lebar 0,5
cm,dalam 13 cm, 1 luka tusuk serong kiri pada punggung sebelah
kanandengan panjang 2 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm
- Anggota gerak atas : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Anggota gerak bawah : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
1.2. Pendapatan
- Perut : ditemukan 2 luka tusuk sebagai berikut luka tusuk serong kanan pada
perut……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
14
perut samping kanan dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm,luka
tusuk serong kanan pada perut atas dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm
dalam 13 cm;
- Punggung : ditemukan 2 luka tusuk pada punggung, sebagai berikut 1 luka
tusukvertikal dekat tulang punggung dengan panjang 2 cm, lebar 0,5
cm,dalam 13 cm, 1 luka tusuk serong kiri pada punggung sebelah
kanandengan panjang 2 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm
1.3. Kesimpulan
- Kemungkinan penyebab kematian adalah ruda paksa (benda tajam);
Berdasarkan Surat Keterangan yang dibuat dan ditandatangani oleh dibawah
sumpah jabatan dr. FERDINAND POHAN pimpinan pada KLINIK
FLORA yang menerangkan sebagai berikut :
- Nama : Lisbon Hasiholan Simbolon
- Umur : 33 Tahun;
- Pekerjaan : Petani ;
- Agama : Kristen;
- Alamat : Dusun Parsaoran Desa Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kan.
Labura . Setelah korban tiba di Klinik Flora Aek Kanopan, dilakukan
pemeriksaan (sesuai VER ) dan setelah diperiksa pada pukul 00.00 Wib
korban dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor : 474.3/973/Pem/2013
tanggal 12 Nopember 2013, yang dibuat dan ditandatangani oleh
ARSIANUS MARPAUNG, Kepala Desa Simangalam Kec. Kualuh
Selatan Kab. Labura, yang menerangkan bahwa :
- Nama : Lisbon Hasiholan Simbolon;
- Jenis kelamin : laki-laki
- Tempat / tgl lahir : Rianate, 31 Juli 1979
- Umur : 33 Tahun
- Pekerjaan : Petani
- Agama : Kristen
- Alamat : Dsn Parsaoran Ds Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kab.
Labura ;
Benar nama tersebut diatas kami ketahui telah meninggal dunia pada :
- Hari : Minggu (Malam Senin) ;
- Tanggal ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
15
- Tanggal : 10 Nopember 2013 ;
- Pukul : 22.30 Wib ;
- Bertempat di : Dusun Parsaorang Simangalam;
Dan telah dikebumikan : Pada hari Selasa tanggal 12 Nopember 2013, dipekuburan
( tanah Wakaf ) Umum Kristen Dsn Barisan Rel Desa Simangalam.
----- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 338
KUHPidana ;
ATAU
KEDUA
Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias KEPITING pada
hari Minggu tanggal 10 November 2013 sekira pukul 22.00 Wib, atau setidak-tidaknya
pada suatu hari pada bulan November 2013 tepatnya di teras warung tuak di Dusun
Barisan Rel Kereta Api desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhan
Batu Utara atau setidak - tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Rantau Prapat dengan sengaja melakukan
penganiayaan yang mengakibatkan kematian orang yaitu korbanLISBON
HASIHOLAN SIMBOLON, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara-cara
sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 10 November 2013 sekira pukul 21.00 wib,
terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias KEPITING datang
kewarung tuak marga Situmorang untuk minum tuak, tepat di teras warung tuak itu
terdakwa langsung mengambil tempat duduk bangku panjang disebelah kiri saksi
Harangan Limbong yang berhadap-hadapan dengan saksi Harman Silaban dan Jainal
Silaban yang duduk bersama membelakangi rel kereta api, lalu terdakwapun
memesan segelas tuak, di belakang meja tempat duduk terdakwa itu saksi Alex Sirait
dan Walman Silaban duduk dalam satu meja sedang minum tuak sambil bermain
gitar dan bernyanyi, kemudian saksi Martua Tamba dan saksi Oskar Togatorop
datang ke warung tuak itu, lalu saksi Martua Tamba mengambil tempat duduk
disamping kiri terdakwa sedangkan saksi Oskar Togatorop mengambil tempat duduk
dibangku meja kecil yang ada didepan meja terdakwa;
- Bahwa tidak beberapa lama kemudian korban LISBON HASIHOLAN SIMBOLON
datang kewarung tuak itu dan duduk disamping kanan saksi Harman Silaban
dengan posisi duduk berhadap-hadapan dengan saksi Harangan Limbong, lalu korban
memesan……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
16
memesan satu gelas tuak kepada saksi Nopendi Parsaoran Situmorang (pemilik
warung tuak) yang duduk di depan pintu rumahnya, setelah pesanan tuak itu datang
korbanpun langsung menenggak tuak itu sebanyak satu kali. kemudian saksi
HARMAN SILABAN meminta tambul daging kepada saksi Oskar Togatorop yang
ada dimejanya, lalu saksi Oskar Togatorop meletakkan tambul daging itu diatas meja
dihadapan saksi Harman Silaban, dan korban meminta tambul daging itu kepada saksi
Harman Silaban dengan mengatakan “minta dulu tambul itu lae... nanti dimakan si
kepiting karena ianya ditakuti”, sambil korban mengambil dan memakan tambul
daging itu;
- Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias KEPITING
yang mendengar langsung perkataan/ucapan korban “ditakuti”itu, terdakwamenjadi
terkejut, kaget, marah serta merasa terhina dan dihina langsung oleh korban yang
telah mengungkit-ungkit masa lalu, apalagi diucapkan korban didepan umum
(diwarung tuak itu) dengan spontan terdakwa teringat akan dimasa lalu lebih kurang
3 (tiga) tahun yang lalu keluarga terdakwa oleh seluruh masyarakat beragama kristen
Desa Simangalam mengatakan sebagai “Parbegu Ganjang” memiliki ilmu (orang
pintar/dukun/guna-guna) sehingga keluarga terdakwa dikucilkan dari pergaulan
masyarakat, sampai masyarakat mengumpul uang untuk memanggil orang pintar
untuk memeriksa setiap rumah warga yang diduga memiliki “begu ganjnag”
termasuk rumah terdakwa yang diperiksa, apalagi korban Lisbon Hasiholan
Simbolon lebih kurang 3 (tiga ) tahun yang lalu sering langsung mengatakan
terdakwa, “ditakuti” padahal setelah rumah terdakwa diperiksa oleh orang pintar
ternyata rumah terdakwa tidak terbukti ada memelihara atau memliki “begu
ganjang” sebagaimana tuduhan masyarakat tersebut;
- Bahwa terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias KEPITING
yang mendengar langsung perkataan/ucapan korban “ditakuti”itu, merasa terhina
dan dihina langsung oleh korban yang telah mengungkit-ungkit masa lalu, sehingga
saat itu timbullah niat dan rencana terdakwa untuk membunuh korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON, dan ketika korban mengajak terdakwa main catur “ayo
kita main catur kepiting...?, taruhan tuak satu kong satu plat”dan terdakwa pun
menjawab “Ayo...”, karena terdakwa mengetahui korban sudah dalam keadaan
mabuk berat;
- Bahwa kemudian korbanpun berpindah tempat duduk kesebelah kiri saksi Jainal
Silaban berhadap – hadapan dengan terdakwa, lalu menyusun buah catur masing -
masing……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
17
masing korban catur warna putih terdakwa catur warna hitam, oleh karena saksi Jainal
Silaban dan Harangan Limbong pergi pulang meninggal warung tuak tersebut, maka
pada saat terdakwa dan korban sedang bermain catur itu saksi Harman Silaban masih
duduk disebelah kanan korban, sedangkan saksi Martua Tamba tetap duduk disebelah
kiri terdakwa, selanjutnya terdakwa dan korbanpun memesan satu kong tuak sebagai
taruhan dan diletakkan diatas meja;
- Bahwa setelah terdakwa dan korban menjalankan beberapa langkah bermain catur
itu, ternyata posisi catur korban kalah/ langkah catur korban mati, dan karena catur
korban sudah kalah, lalu terdakwa berkata “homa mambayar tuakki (kaulah yang
membayar tuak itu)”, tetapi korban menjawab “dang olo ahu mambayar tuakki
alana dang mate dope catur i (saya tidak mau mebayar tuak itu, karena caturnya
belum mati), terdakwa balas “berengma... dang mate dope nimmu.? (lihatlah dulu
caturnya, tidak mati kau bilang (sambil menunjuk posisi caturnya)? akan tetapi
korban tetap ngotot kalau langkah caturnya belum mati, lalu terdakwa berdiri dan
beranjak kesamping kanan warung tuak untuk membuang ludah kesebelah kanan dan
kembali ketempat duduk bermain catur itu, namun terdakwa memperhatikan/melihat
posisi buah catur dari korban sudah berubah dari sebelumnya yakni pion yang ada
didepan raja sudah tidak ada lagi, sehingga terdakwa bertanya “boasa dang adong
nadijoloni rajai nakkaning, molo songoni posisina dang mate bei, alana adongdo
pion disi, bayarma tuak i, alana nungga talu ho... (mana pion yang ada didepan
raja tadi...? kalau begitu posisinya memang tidak mati, bayarlah tuak itu karena
kamu udah kalah) namun korban tetap tidak mau membayar tuak satu kong itu;
- Bahwa oleh korban yang sudah kalah dalam permainan catur dan tidak mau
membayar tuak yang satu kong itu, terdakwa dan korban bertengkar mulut, lalu saksi
Harman Silaban mengatakan jangan karena tuak satu kong itu orang lae berkelahi,
udah biar saya aja yang bayar tuak itu..? dengan suara keras dan marah terdakwa
berkata tidak usah... kami yang main,,, kalau dia tidak mau bayar, biar aku aja
yang bayar nanti, maka terdakwa pun membayar tuak yang satu kong itu, lalu saksi
Harman Silaban pun pergi langsung pulang kerumahnya;
- Bahwa korban yang telah menghina terdakwa didepan umum, tidak mau mengakui
kekalahannya serta tidak mau membayar tuak yang satu kong itu, membuat terdakwa
naik emosinya, sehingga rencana terdakwa untuk membunuh korban itu semakin
kuat, maka terdakwa pun pulang kerumahnya dengan mengendarai sepeda motor
miliknya mengambil pisau belati di dalam lemari dapur ;
- Bahwa ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
18
- Bahwa selanjutnya lebih kurang 10 (sepuluh) menit terdakwa naik sepeda motor
dengan pisau belati disimpan di dalam kantong celana belakangnya kembali menuju
warung tuak itu untuk menemui korban LISBON HASIHOLAN SIMBOLON yang
masih tetap duduk ditempat itu, dari jarak ± 10 meter dari warung tuak itu terdakwa
memarkirkan sepeda motornya dan dengan berjalan kaki mendatangi korban,
selanjutnya terdakwa dengan emosi dan amarahnya bertanya kepada korban yang
masih dalam keadaan duduk “dang olo ho mambayar (kau tidak mau
membayar...?)korban menjawab “daong (tidak)” hingga dua kali terdakwa bertanya
kepada korban, jawaban korban selalu tetap tidak mau membayar;
- Bahwa mendengar jawaban korban yang selalu tidak mau membayar tuak itu,
terdakwa yang sudah dalam keadaan marah dan emosi tinggi, dan saksi Martua
Tamba yang masih duduk di warung tuak itu melihat terdakwa tiba-tiba dengan
tangan kanannya mengambil sebilah pisau belati dari kantong belakang celananya
langsung menusukkan atau menikamkan pisau belati itu ke samping kanan perut
korban sebanyak satu kali dan menusukkan atau menikamkan pisau belati itu perut
sebelah kanan bagian atas sebanyak satu kali yang masih dalam keadaan duduk, lalu
terdakwa pun menusukkan pisau belati itu bagian pinggang sebelah kanan sebanyak
satu kali, lalu korban berusaha bangkit dan berjalan keluar dari warung tuak itu,
namun terdakwa kembali lagi menusuk bagian atas pinggang korban sebanyak
satu kali ;
- Bahwa setelah itu terdakwa pulang kerumahnya dan dengan menggunakan sepeda
motor terdakwa pergi menuju Aek Kanopan, langsung menuju tempat kost anak
terdakwa yang ada dikampung Toba, lalu didepan pintu kost itu anak terdakwa
bertanya “ngapain bapak malam-malam gini..?” terdakwa jawab “bapak baru
menikam orang (sambil meletakkan pisau belati)”dan“simpan dulu pisau ini”,
tidak berapa lama kemudian terdakwapun berangkat kearah Damuli Pekan Kec.
Kualuh Selatan Kab. Labuhan Batu Utara;
- Bahwa terdakwa sebelum melaksanakan rencananya untuk membunuh korban, masih
mempunyai waktu yang cukup untuk berpikir atau memikirkannya secara tenang
untuk tidak melaksanakan niatnya tersebut, karena terdakwa pada saat itu masih
sempat bertanya kepada korban sebanyak dua kali apakah korban mau membayar
tuak taruhan itu atau tidak atau setidak-tidaknya terdakwa memiliki waktu yang
cukup untuk membatalkan niatnya tersebut, akan tetapi oleh karena terdakwa sudah
dibalut emosi yang tinggi dan sakit hati kepada korban karena dibilang ditakuti, maka
terdakwa tetap melaksanakan niatnya itu;
- Bahwa……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
19
- Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut menyebabkan korban LISBON
HASIHOLAN SIMBOLON, meninggal dunia, sesuai dengan VER (Visum Et
Repertum) yang dibuat dan ditandatangani oleh dibawah sumpah jabatan
dr.FERDINAND POHAN dokter pada Klinik Flora yang menerangkan sebagai
berikut :
1.1. Pemeriksaan Fisik Luar :
- Kesadaran : Mati
Pupil Medreasis
Reflek Cahaya Kanan (-) Kiri (-) tidak ada
TD Tidak ada / tidak teraba
Nadi tidak teraba
Pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 00.00 wib
- Kepala, Leher : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Dada : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Perut : ditemukan 2 luka tusuk sebagai berikut luka tusuk serong kanan
padaperut samping kanan dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dalam 13
cm,luka tusuk serong kanan pada perut atas dengan panjang 1 cm, lebar 0,5
cm dalam 13 cm;
- Punggung : ditemukan 2 luka tusuk pada punggung, sebagai berikut 1 luka
tusukvertiksl dekat tulang punggung dengan panjang 2 cm, lebar 0,5
cm,dalam 13 cm, 1 luka tusuk serong kiri pada punggung sebelah
kanandengan panjang 2 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm
- Anggota gerak atas : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
- Anggota gerak bawah : Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
1.2. Pendapatan
- Perut : ditemukan 2 luka tusuk sebagai berikut luka tusuk serong kanan
padaperut samping kanan dengan panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dalam 13
cm,luka tusuk serong kanan pada perut atas dengan panjang 1 cm, lebar 0,5
cm dalam 13 cm;
- Punggung : ditemukan 2 luka tusuk pada punggung, sebagai berikut 1 luka
tusukvertiksl dekat tulang punggung dengan panjang 2 cm, lebar 0,5
cm,dalam 13 cm, 1 luka tusuk serong kiri pada punggung sebelah kanan
dengan panjang 2 cm, lebar 0,5 cm dalam 13 cm.
1.3 Kesimpulan ………
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
20
1.3. Kesimpulan
- Kemungkinan penyebab kematian adalah ruda paksa (benda tajam);
Berdasarkan Surat Keterangan yang dibuat dan ditandatangani oleh dibawah sumpah
jabatan dr. FERDINAND POHAN pimpinan pada KLINIK FLORA yang
menerangkan sebagai berikut :
- Nama : Lisbon Hasiholan Simbolon
- Umur : 33 Tahun;
- Pekerjaan : Petani ;
- Agama : Kristen;
- Alamat : Dusun Parsaoran Desa Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kan. Labura
Setelah korban tiba di Klinik Flora Aek Kanopan, dilakukan pemeriksaan (sesuai
VER ) dan setelah diperiksa pada pukul 00.00 Wib korban dinyatakan meninggal
dunia.
Berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor : 474.3/973/Pem/2013 tanggal 12
Nopember 2013, yang dibuat dan ditandatangani oleh ARSIANUS MARPAUNG,
Kepala Desa Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kab. Labura, yang menerangkan
bahwa :
Nama : Lisbon Hasiholan Simbolon;
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat / tgl lahir : Rianate, 31 Juli 1979
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Kristen
Alamat : Dsn Parsaoran Ds Simangalam Kec. Kualuh Selatan Kab. Labura Benar
nama tersebut diatas kami ketahui telah meninggal dunia pada :
- Hari : Minggu (Malam Senin) ;
- Tanggal : 10 Nopember 2013 ;
- Pukul : 22.30 Wib ;
- Bertempat di : Dusun Parsaorang Simangalam;
Dan telah dikebumikan : Pada hari Selasa tanggal 12 Nopembewr 2013, dipekuburan
( tanah Wakaf ) Umum Kristen Dsn Barisan Rel Desa Simangalam.
-----Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351
ayat (3) KUHPidana;
II. Tuntutan ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
21
II. Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umum tanggal 08 Mei 2014 Nomor
Reg. Perkara : PDM – 21/RP-RAP/02/2014 yang menuntut Terdakwa sebagai
berikut :
1. Menyatakan terdakwa Edison Simamora Alias Pak Tuppal alias Kepiting
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain yaitu korban Lisbon
Hasiholan Simbolon” sebagaimana dalam dakwaan Subsidair melanggar
pasal 338 KUHP;
2. Menjatukan pidana penjara terhadap terdakwa Edison Simamora Alias Pak
Tuppal alias Kepiting dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun
dikurangi selama terdakwa ditahan dengan perintah agar terdakwa tetap
ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- Sebilah pisau belati bergagang kayu dengan panjang lebih kurang 10 cm;
- 1 (satu) potong celana pendek kantong samping kanan dan kiri warna biru
langit;
- 1 (satu) potong celana lea warna biru langit yang berlumuran darah;
- 1 (satu) potong kaos warna biru langit yang berlumuran darah,
Dirampas untuk dimusnahkan;
- 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Supra fit tanpa plat, warna hitam,
dikembalikan kepada yang berhak yaitu terdakwa Edison Simamora;
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 1.000.- (seribu rupiah) ;
III. Pembelaan Terdakwa secara lisan yang pada pokoknya mohon agar terhadap
terdakwa dijatuhkan hukuman yang seringan-ringannya, karena terdakwa mengakui
dan menyesal atas perbuatannya ;
IV. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 02 Juli 2014 Nomor : 123/
Pid.B/2014/PN.RAP. yang amarnya berbunyi sebagai berikut ;
1. Menyatakan terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam dakwaan Kesatu Primair ;
2. Membebaskan terdakwa dari dakwaan Kesatu Primair tersebut ;
3. Menyatakan……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
22
3. Menyatakan terdakwa EDISON SIMAMORA Alias PAK TUPPAL Alias
KEPITING, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “PEMBUNUHAN” ;
4. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 11
Tahun ;
5. Menetapkan lamanya terdakwa telah ditahan dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan;
6. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan;
7. /Menentapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) bilan pisau belati bergagang kayu panjang 10 cm;
- 1 (satu) potong celana pendek warna biru langit;
- 1 (satu) potong celana lea warna biru langit berlumuran darah;
- 1 (satu) potong baju kaos warna biru langit berlumuran darah ;
Dimusnahkan;
- 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda supra fit tanpa plat, warna hitam;
Dikembalikan kepada terdakwa Edison Simamora;
8. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 5. 000.- (lima ribu rupiah) ;
V. Akta permintaan Banding, dari Penasihat Hukum Terdakwa pada tanggal 08
Juli 2014 Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. yang ditanda tangani oleh :
MEGAWATI SIMBOLON, SH. pada Pengadilan Negeri Rantau Prapat yang
menerangkan bahwa Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan permintaan
banding terhadap putusan pengadilan tersebut, permintaan banding mana telah
diberitahukan dengan sempurna kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 22
Juli 2014 ;----------------------------------------------------------------------------------------
VI. Akta permintaan Banding, dari Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 08 Juli 2014
Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. yang ditanda tangani oleh : MEGAWATI
SIMBOLON, SH. pada Pengadilan Negeri Rantai Prapat yang menerangkan bahwa
Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding terhadap putusan
pengadilan tersebut, permintaan banding mana telah diberitahukan dengan
sempurna kepada Terdakwa pada tanggal 25 Juli 2014 ;--------------------------------
VII. Memori ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
23
VII. Memori Banding, dari Jaksa Penuntut Umum, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Rantau Prapat pada tanggal 04 Agustus 2014 oleh :
MEGAWATI SIMBOLON, SH. Panitera / Sekretaris pada Pengadilan Negeri
Rantau Prapat tersebut, yang mana telah diberitahukan dengan sempurna kepada
Terdakwa pada tanggal 20 Agustus 2014 ; ------------------------------------------------
VIII. Surat pemberitahuan, untuk mempelajari berkas perkara yang
ditujukan kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa masing – masing pada
tanggal 05 Agustus 2014 kepadanya telah diberikan kesempatan untuk membaca
dan mempelajari berkas perkara Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. terhitung
selama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan tersebut sebelum berkas
dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan ; -----------------------------------------------------
-------Menimbang, bahwa permintaan dan pemeriksaan banding oleh Jaksa Penuntut
Umum dan Terdakwa telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara serta
syarat - syarat yang ditentukan dalam Undang - Undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara Yuridis Formal dapat diterima ; ---------------
-------Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam Memori Bandingnya
tertanggal 04 Agustus 2014 yang pada pokoknya mengajukan alasan dan
permohonan sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------
1. Menerima permohonan Kontra Memori Banding dari Jaksa Penuntut Umum ; --
2. Menyatakan terdakwa EDISON SIMAMORA alias PAK TUPPAL alias
KEPITING terbukti bersalah melakukan Tindak Pidana “Dengan sengaja
menghilangkan nyawa orang lain” sebagaimana dakwaan Subsidair
melanggar pasal 338 KUHPidana ;
3. Menjatuhkan pidana penjara terdakwa EDISON SIMAMORA alias PAK
TUPPAL alias KEPITING dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) Tahun
atau sesuai dengan apa yang kami mintakan dalam Surat Tuntutan pidana yang
telah kami bacakan dan diajukan pada hari Rabu tanggal 02 Juli 2014 ;
-------Menimbang, bahwa keberatan dan alasan Jaksa Penuntut Umum
dalam Memori Banding tersebut tidak terdapat alasan-alasan Hukum untuk
membatalkan putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 02 Juli 2014
Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. oleh karena itu alasan - alasan atau keberatan -
keberatan Jaksa Penuntut Umum dalam Memori Banding tersebut haruslah
dikesampingkan ; -------------------------------------------------------------------------------
------ Menimbang, ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
24
-------Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama
berkas perkara dan Berita Acara persidangan dan Berita Acara penyidikan dan
putusan resmi putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal 02 Juli 2014
Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. maka Pengadilan Tinggi sependapat dengan
pertimbangan Hukum Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya, bahwa Terdakwa
terbukti dengan sah dan menyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana
sebagaimana didakwakan kepadanya dan pertimbangan Hukum Hakim Tingkat
Pertama telah tepat dan benar sehingga diambil alih dan dijadikan sebagai
pertimbangan Hukum Pengadilan Tinggi Sendiri dalam memutus perkara ini dalam
tingkat Banding ;--------------------------------------------------------------------------------
-------Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan Hukum Hakim
Tingkat Pertama, maka Pengadilan Tinggi dapat Mempertahankan dan
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Rantau tanggal 02 Juli 2014
Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. yang dimintakan banding tersebut ; ----------------
-------Menimbang, bahwa karena Terdakwa berada dalam tahanan, maka Pengadilan
Tinggi memerintahkan supaya Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; ----------------
----- Menimbang, bahwa masa penangkapan dan penahanan Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; ----------------------------------------------------
-------Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan
dipidana, maka Terdakwa harus pula dibebani untuk membayar biaya perkara dalam
kedua tingkat peradilan ; -----------------------------------------------------------------------
-------Memperhatikan pasal 338 KUHP dan UU No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP serta Peraturan Hukum lain yang berhubungan dengan perkara ini ;---------
---------------------------M E N G A D I L I ------------------------ ----- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat
Hukum Terdakwa ; ----------------------------------------------------------------------
----- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat tanggal
02 Juli 2014 Nomor : 123/Pid.B/2014/PN.RAP. yang dimintakan banding
tersebut ;-----------------------------------------------------------------------------------
----- Menetapkan agar Terdakwa tetap dalam tahanan ; ----------------------------------
----- Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan yang untuk tingkat banding ini sebesar Rp. 2.500.- (dua ribu lima
ratus rupiah) ; -----------------------------------------------------------------------------
------ DEMIKIANLAH, ……..
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
25
-------DEMIKIANLAH, diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 09 September 2014 oleh Kami :
SAUT H. PASARIBU, SH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan
sebagai Hakim Ketua Majelis, SAMA RAJA MARPAUNG, SH. dan
JANNES ARITONANG , SH. MH. masing – masing sebagai Hakim Anggota, yang
ditunjuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam pemeriksaan perkara
tingkat banding berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 03
September 2014 Nomor : 486/PID/2014/PT.MDN. Putusan mana telah diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 16 September 2014
oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Hakim – Hakim Anggota tersebut serta
dibantu Hj. DIANA SYAHPUTRI NASUTION, SH. Panitera Pengganti pada
Pengadilan Tinggi Medan, akan tetapi tanpa dihadiri Jaksa Penuntut Umum mau pun
Terdakwa ; ----------------------------------------------------------------------------------------------
Hakim- Hakim Anggota, Hakim Ketua,
ttd. ttd.
SAMA RAJA MARPAUNG, SH. SAUT H. PASARIBU, SH.
ttd. JANNES ARITONANG , SH.MH.
Panitera Pengganti,
ttd.
Hj. DIANA SYAHPUTRI NASUTION, SH.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN