49
ILMU UKUR TANAH Joko Hartadi (JH) Sugeng Raharjo (SG) Dosen :

pengantar ilmu pemetaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistem pemetaan

Citation preview

Page 1: pengantar ilmu pemetaan

ILMU UKUR TANAH

Joko Hartadi (JH)Sugeng Raharjo (SG)

Dosen :

Page 2: pengantar ilmu pemetaan

MODUL 0 - PEMBUKA 2

Perjanjian dalam perkuliahan kitaBerpakaian sesuai norma pendidikan a.l. tidak

memakai kaos tanpa kerah, celana sobek, sandal, anting (untuk lelaki), baju ketat/terbuka pinggangnya (untuk wanita)

Tidak merokok/makan di dalam kelasHP dinonaktifkanKursi depan dipenuhi dahuluPelajaran dimulai dan diakhiri tepat waktuTidak terlambat lebih dari 30 menitKehadiran <70% mendapat nilai E*Izin sakit, tugas, keperluan mendesak dinyatakan

secara tertulis (diketahui Pengurus Jurusan)

Page 3: pengantar ilmu pemetaan

MODUL 0 - PEMBUKA 3

Perjanjian dalam perkuliahan kitaNilai mata kuliah diperoleh dari:

Absen 10 %Tugas dan kuis 20%UTS 30%UAS 40%

Keaktifan merupakan fungsi dari kehadiran, kesertaan dalam kuis, dan diskusi (tanya jawab)

Tugas diperoleh dari:Perpustakaanmuseum/laboratoriumlapangan

100 %

Page 4: pengantar ilmu pemetaan

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah

1. PENDAHULUAN Pengertian Ilmu Ukur Tanah Pengertian peta Jenis dan macam peta Cara membuat peta Kegunaan peta

. SISTEM KOORDINAT Pengertian datum Datum Horisontal Datum Vertikal

2. SISTEM KOORDINAT Proyeksi peta Pengertian Proyeksi Polyder Proyeksi UTM Peta Topografi dan Peta rupa bumi Pengertian skala Pembagian lembar peta Grid peta,utara peta , dan Deklinasi magnetik

3. POSISI HORISONTAL Pengertian Jarak dan metode pengukuran jarak Pengertian sudut, arah, dan asimut Kerangka peta (Poligon) Poligon lepas Poligon memanjang terikat sepihak Poligon memanjang terikat sempurna Poligon tertutup Perhitungan dan penggambaran poligon Grafis Numeris Peralatan mengukur jarak dan sudut Theodolit EDM ETS

Page 5: pengantar ilmu pemetaan

Materi Kuliah Perpetaan ………..

4. POSISI VERTIKAL Pengertian tinggi/nol lokal/ nol normal, dan MSL Penentuan Tinggi dan Beda Tinggi dan Peralatan Metode Barometris Metode Sipat Datar Metode Takimetri

5. PEMETAAN TOPOGRAFI Pengukuran kerangka peta Pengertian detil dan pengukuran detil Plotting dan Interpolasi Kontur Layout Peta Pemetaan topografi metode meja datar

6. LUAS DAN VOLUME Pengertian luas dan volume Metode & Penetuan luas Metode penentuan volume

Page 6: pengantar ilmu pemetaan

Pembagian Kelas dan Dosen

PERTEMUAN MATERI KELAS DAN DOSENMinggu ke-1 PENDAHULUAN

Minggu ke-2SISTEM KOORDINATMinggu ke-3

Minggu ke-4POSISI HORISONTALMinggu ke-5

Minggu ke 6

Minggu ke-7 POSISI HORISONTAL

Minggu ke-8 UTS

Minggu ke-9 POSISI VERTIKAL

Minggu ke-10POSISI VERTIKALMinggu ke-11

Minggu ke-12PEMETAAN TOPOGRAFIMinggu ke-13

Minggu ke-14LUAS DAN VOLUMEMinggu ke-15

Minggu ke-16 UAS

Page 7: pengantar ilmu pemetaan

PENDAHULUANIlmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran-pengukuran guna mendapatkan peta.

Pengukuran di lakukan terhadap titik- titik detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.

Dalam pengertian yang lebih umum pengukuran tanah dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metoda untuk menghimpun dan melakukan proses informasi dan data tentang bumi dan lingkungan fisis.

Perkembangan teknologi saat ini - metoda terestris konvensional telah dilengkapi dengan metoda pemetaan udara dan satelit yang berkembangmelalui program-program pertanahan dan ruang angkasa.

Page 8: pengantar ilmu pemetaan

Dalam konteks peta, perlu diketahui pengertian-pengertian berikut :

Pengertian Perpetaan : Segala sesuatu yang

berhubungan dengan peta.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan peta banyak sekali, antara lain : arti peta itu sendiri, fungsi peta, klasifikasi peta, cara pembuatan dan sebagainya.

Page 9: pengantar ilmu pemetaan

Pengertian Peta

Peta adalah penyajian informasi spasial permukaan/bawah permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi.

Dari definisi di atas dapat dimengerti bahwa peta merupakan alat untuk menyampaikan informasi (alat komunikasi). Informasi yang disampaikan adalah unsur-unsur permukaan/bawah bumi secara grafis. Penyajian informasi dalam bentuk grafis akan mempersoalkan beberapa pengertian yang perlu diketahui, yaitu :

visualisasi : data yang akan dirubah menjadi gambar,

universal : sesuatu yang akan disajikan/digambar haruslah difahami oleh setiap orang,

grafik : gambar tersebut harus dapat diperkecil skalanya, direproduksi tanpa merubah pengertian yang mendasar tentang sesuatu informasi.

Berkaitan dengan masalah komunikasi, ada beberapa pengertian yang perlu difahami sehubungan dengan masalah peta.

• Peta adalah alat untuk menyampaikan pendapat,• pendapat itu ingin disampaikan melalui mata

kepada yang menerimanya,• dengan menggunakan peta, diharapkan

pendapat tersebut bisa diterima dengan lebih mudah, dibandingkan tanpa menggunakan peta,

• pendapat yang ingin disampaikan adalah segala hal yang menyangkut ruang.

Page 10: pengantar ilmu pemetaan

Pada pelaksanaan pembuatan peta, akan dijumpai beberapa masalah yang berhubungan dengan komunikasi, antara lain :

• imajinasi (daya cipta),Pembuat peta harus dapat menyajikan informasi dengan jelas; misalnya : informasi yang menyatakan bahwa kepadatan penduduk suatu tempat lebih padat dibandingkan dengan tempat lain.

• persepsi,Perlu disadari bahwa akan timbul suatu kesulitan antara pembuat dan pemakai peta dalam hal :

1. sampai sejauh mana pemakai peta dapat mengerti pesan yang akan disampaikan pada selembar peta,

2. adanya perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh pembuat dan pemakai peta,

3. konsep-konsep untuk data-data geometrik pada peta yang belum tentu sama antara pembuat dan pemakai peta.

Menyadari bahwa pada dasarnya peta adalah alat penyampai pesan, maka agar pesan dapat dimengerti (sampai) pada penerimanya, diperlukan bahasa yang sama antara pembuat dan pemakai peta. Melalui kesepatakan (kompromi), bahasa yang sama tersebut diwujudkan melalui simbol-simbol (titik, garis, luasan, warna, dan sebagainya).

Page 11: pengantar ilmu pemetaan

Karakteristik dan Fungsi PetaDalam penyajian suatu peta, isi peta mempunyai karakteristik dan fungsi

tertentu, yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

Karakteristik Fungsi

peta merupakan gambaran dalam bentuk 2(dua) dimensi,

gambaran yang disajikan adalah dalam bentuk hasil reduksi dari keadaan yang sebenarnya,

informasi/data yang disajikan merupakan suatu bentuk penegasan atau enhancement dari unsur yang ada.

memperlihatkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya terhadap tempat lain di permukaan bumi),

memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di permukaan bumi.

memperlihatkan bentuk (dari peta dapat dilihat bentuk-bentuk daerah bergunung, permukiman, dataran, dan obyek lain yang cukup besar, sehingga dimensinya dapat diperlihatkan dalam peta dengan skala yang tertentu),

menghimpun dan menyeleksi data (peta menghimpun dan menyeleksi sejumlah data-data tertentu dari suatu daerah dan disajikan dalam bentuk yang memadai keadaan di permukaan bumi).

Page 12: pengantar ilmu pemetaan

Klasifikasi Peta

Peta Garis (Line Map) : peta yang menyajikan gambaran dari permukaan bumi dalam bentuk garis atau grafis.

Peta Foto (Photo Map) : gambaran dari permukaan bumi disajikan dalam bentuk fotografis, hasil dari pemotretan udara.

Peta Dijital (Digital Map) : suatu peta yang data-datanya (nomor titik, koordinat horisontal, vertikal) tersimpan dalam media komputer.

Klasifikasi Peta berdasarkan bentuk penyajiannya

Page 13: pengantar ilmu pemetaan

No. Titik X Y Z Keterangan

101 4325.999 56537.876 100.765 Tepi jalan

102 6545.987 65476.987 101.987 Tepi jalan

103 4325.876 87657.987 101.876 Tepi jalan

104 3426.876 98767.987 101.765 Tepi jalan

105 4356.987 87676.876 101.435 Titik tinggi

110 6543.786 88987.876 101.888 Titik tinggi

Page 14: pengantar ilmu pemetaan

a. Peta Topografi (Topographic Map)/RupabumiBAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) mendefinisikan Peta Topografi/Rupabumi sebagai : Peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada permukaan dan di bawah bumi yang meliputi :

hipsografi (tinggi rendahnya lasekap dalam bentuk kontur),hidrografi (tatanan air : sungai, danau, dan sebagainya),vegetasi (budidaya dan non budidaya),toponimi (nama-nama generik unsur-unsur muka bumi),batas-batas administrasi,

unsur-unsur buatan manusia (jalan, bendungan, permukiman, termasuk peninggalan purbakala, dan sebagainya),

rujukan geografis baku.

b. Peta Tematik (Thematic Map)Peta yang menyajikan informasi unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan tema peta bersangkutan dan umumnya mempunyai hubungan tertentu dengan informasi topografi.

c. Chart,

Suatu peta untuk kegunaan bersifat khusus, dalam hal ini data-data yang disajikan berhubungan dengan masalah navigasi.

Klasifikasi Peta berdasarkan isi peta

Page 15: pengantar ilmu pemetaan

Klasifikasi Peta berdasarkan kegunaan peta

1. Peta Referensi atau Peta Serbaguna

Peta yang dijadikan dasar dari perencanaan pembangunan nasional dan regional, umumnya diproduksi dalam satu seri peta, jenis dari peta referensi antara lain :

a. Peta Planimetris,Peta yang hanya menyajikan posisi horisontal dari unsur-unsur permukaan bumi tanpa menyajikan data ketinggian.

b. Peta Kadaster,Peta yang menyajikan batas pemilikan tanah.

c. Peta Topografi/Rupabumi,Peta yang menggambarkan tidak hanya detil planimetris dari unsur-unsur di permukaan bumi, tetapi juga menggambarkan bentuk terein/relief. Seri pemetaan nasional adalah dalam bentuk Peta Topografi/Rupabumi.

Page 16: pengantar ilmu pemetaan

2. Peta Tematik

Dalam pembuatan peta tematik, diperlukan dua elemen penting, yaitu peta dasar serta data/informasi spesifik yang akan disajikan.

Contoh peta tematik antara lain :

Peta Geologi, Peta Geomorfologi, Peta Sumber Daya Alam, Peta Jaringan Jalan, Peta Tanah, Peta Pariwisata, Peta Sumber Daya Hutan, Peta Tata Guna Lahan, Peta Sumber Daya Air, dan sebagainya.

Klasifikasi Peta berdasarkan kegunaan peta …………

Page 17: pengantar ilmu pemetaan

1. Peta Dasar dari segi teknis pengadaan

Dari segi teknis pengadaan, R.Janicot memberi pembatasan sebagai berikut : "Peta Dasar (Basic Map) adalah peta yang dibuat langsung dari survei lapangan". Dengan demikian ketelitian peta dasar tergantung pada skala yang dibuat. Skala ini menentukan persyaratan teknis pembuatannya, seperti skala foto udara, distribusi titik-titik kontrol lapangan, dan pesifikasi kartografi lainnya.

Bersadarkan peta dasar tersebut dapat dibuat peta-peta jabaran (derived map) dengan skala yang lebih kecil dengan hanya operasi kartografis saja, yaitu melalui generalisasi (tanpa perlu kerja lapangan). Misalnya, kalau peta dasar tersebut 1 : 50.000, maka dapat dibuat peta jabaran 1 : 100.000, 1 : 250.000, 1 : 500.000, dan 1 : 1.000.000. Peta dasar yang dibuat langsung dari lapangan hanya dilakukan satu kali saja. Jika peta dasar telah "out of date", maka dilakukan revisi peta atau dibuat peta dasar baru yang skalanya lebih besar dari peta dasar semula.

2. Peta Dasar dari segi fungsinyaPeta Dasar (Base Map) adalah peta yang menyajikan informasi dasar, pada mana data tambahan yang sifatnya khusus dikompilasikan atau dicetak, sehingga menghasilkan peta baru. Peta baru di atas disebut Peta Tematik (Thematic Map) yang memuat tema-tema tertentu.

Di samping pengklasifikasian peta di atas, dikenal juga istilah Peta Dasar.Ada dua pengertian peta dasar, yaitu ditinjau dari segi teknis pengadaan dandari segi fungsinya.

Peta Dasar

Page 18: pengantar ilmu pemetaan

Manfaat peta dalam konteks pembangunan (umum) adalah :

Membuat peta

Sebagai Dasar Penetapan Kebijaksanaan pembangunan.

Sebagai alat dalam proses perencanaan.

Sebagai alat dalam pelaksanaan pembangunan.

Sebagai alat monitoring. Untuk presentasi data.

Metode yang sering digunakan untuk mebuat peta (peta garis) adalah metode terestris dan fotogrametris dan salah satu yang akan dipelajari di sini adalah cara membuat peta dengan metode terestris – yaitu dengan melakukan pengukuran-pengukuran langsung di lapangan.

Kalau diperhatikan dengan cermat, peta garis merupakan kombinasi secara sistematis dari unsur-unsur ilmu ukur Euclidian (titik, garis, dan luasan). Data dasar yang diperlukan adalah jarak, sudut, asimut, dan tinggi (untuk kontur). Masing-masing data dasar tersebut akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Manfaat Peta

Page 19: pengantar ilmu pemetaan

SISTEM KOORDINAT

Page 20: pengantar ilmu pemetaan

Sistem Koordinat …………

Sistem koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu objek diletakkan dalam koordinat. Koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat, ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain

Page 21: pengantar ilmu pemetaan

Koordinat yang dimaksud adalah koordinat posisi titik dalam ruang. Koordinat titik dalam ruang, umumnya berupa koordinat kartesi (X, Y) dan (L, B) serta tinggi (Z atau h (H)).Pertanyaanya adalah ….. , karena koordintat (X, Y) dan (L, B) adalah koordinat dalam ruang – di atas peta maupun di permukaan bumi, … darimana koordinat di hitung dan bumi yang mana (dimensi).Pengetahuan selama ini bumi berbentuk bulat (bola) dengan paramater R (jari2), namun apa benar demikian. Bentuk bumi bisa dibayangkan jika permukaan laut diteruskan sampai mengelilingi bumi, … apakah menjadi bulatan (bola) ?Ide-ide awal mengenai “gambaran” atau bentuk geometrik bumi sebagai implementasi dari konsep-konsep mengenai bumi yang dianut oleh manusia telah berevolusi dari abad ke abad. Bentuk-bentuk tersebut adalah :

Pengertian Datum

Page 22: pengantar ilmu pemetaan

Lanjutan ……  Tiram / oyster atau cakram yang terapung di

permukaan laut (konsepsi bumi dan alam semesta menurut bangsa Babilon ± 2500 tahun SM).

Lempeng datar (Hecateus, bangsa Yunani kuno pada ± 500 SM).

Kotak persegi panjang (anggapan para Geograf Yunani kuno pada ± 500 SM hingga awal ± 400 SM).

Piringan lingkaran atau cakram (bangsa Romawi). Bola (bangsa Yunani kuno : Pythagoras (± 495 SM),

Aristoteles membuktikan bentuk bumi dengan 6 argumennya (± 340 SM), Archimedes (± 250 SM), (± 250 SM).

Buah jeruk asam / lemon (J. Cassini (1683 – 1718)).

Page 23: pengantar ilmu pemetaan

 Bentuk bumi yang diyakini sekarang adalah apa yang disebut sebagai Geoid, merupakan suatu bidang ekuipotensial.

Geoid dapat dibayangkan sebagai permukaan air laut rata-rata di suatu tempat pada suatu waktu.

Geoid merupakan bentuk riil bumi, namun paramater dimensinya tidaklah sederhana, untuk itu dalam perhitungan bentuk dan dimensi didekati dengan bangun yang paling mendekati dengan geoid yang paramater dimensinya sederhanya, yaitu suatu ellips yang berputar -------> Ellipsoid

Page 24: pengantar ilmu pemetaan

Suatu besaran-besaran atau konstanta-konstanta yang dapat bertindak sebagai referensi atau dasar untuk hitungan-hitungan besaran-besaran tertentu disebut sebagai Datum.

Ellipsoid yang paling mendekati bentuk dan dimensi bumi dan dipakai sebagai model bumi atau referensi permukaan atau georeferensi disebut sebagai Datum Geodesi.

Datum geodesi digunakan untuk mendefinisikan sistem koordinat yang digunakan untuk kontrol geodesi. Misalnya : untuk keperluan penentuan hitungan koordinat-koordinat titik-titik dipermukaan bumi).

Page 25: pengantar ilmu pemetaan

Nama E. R. Tahun a 1/f Airy 1830 6377563 299.325

Everest 1830 6377276 300.802

Bessel 1841 6377397 299.153

WGS72 1972 6378135 298.26

WGS84 1984 6378137 298.257222101

Beberapa model Ellipsoida Referensi

Page 26: pengantar ilmu pemetaan

Jenis Datum GeodetikMenurut metodenya :

Datum horisontal adalah datum geodetik yang digunakan dasar acuan pemetaan horisontal. Bidang yang dipakai adalah ellipsoid.

Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid.

Page 27: pengantar ilmu pemetaan

Menurut luas areanya :

Datum Lokal, untuk daerah yang tidak terlalu luas. Contoh (Indonesia) : Datum Genoek, Datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995).

Datum Regional , untuk area yang relatif lebih luas dari datum lokal. Contoh : datum indian dan datum NAD (North-American Datum) 1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua Amerika bagian utara, Eurepean Datum 1989 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua eropa, dan Australian Geodetic Datum 1998 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua australia.

Datum Global , untuk seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan datum yang berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan datum mengarah pada datum global. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84, dan ITRF.

Page 28: pengantar ilmu pemetaan

Definisi dan Pengertian

1. Equator adalah garis khayal yang bidang irisannya membagi bumi menjadi dua sama besar, yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian selatan.

2. Garis Paralel adalah garis khayal sejajar dengan equator.Garis paralel makin ke utara / ke selatan akan berbentuk lingkaran yang bidang irisnya sejajar equator namun luasnya semakin kecil dan akhirnya hanya berupa titik di kutub utara / selatan. Jarak busur (dalam satuan derajat, menit dan detik) dengan patokan equator disebut sebagai lintang (latitude).

3. Garis Meridian adalah garis-garis khayal yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan.

Garis meridian tidak sejajar satu sama lainnya, berawal dari satu titik di kutub utara maupun kutub selatan dan melebar di equator, garis-garis meridian memotong equator tegak lurus. Meridian yang melewati kota Greenwich di Inggris ditentukan sebagai meridian Nol atau prime Meridian. Setiap titik di muka bumi memiliki jarak tertentu dari garis prime meridian, jika jarak tersebut dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik, maka jarak tersebut disebut sebagai bujur (longitude).

Page 29: pengantar ilmu pemetaan

Bujur (Longitude), dimana Bujur 0º terletak di GREENWICH di negara Inggris (sekitar kota London) dihitung ke barat (BUJUR Barat) dan ke timur (BUJUR Timur)

Lintang (Latitude), dimana diawali pada Lintang 0º yang merupakan lingkaran Equator dihitung ke Utara (Lintang Utara) dan ke Selatan (Lintang Selatan) Posisi Geografi adalah titik potong garis Bujur dan Lintang yang melalui titik tersebut.

Page 30: pengantar ilmu pemetaan

Koordinat Geografik

Sifat‐sifat koordinat bujur-lintang :

1. Titik longitude mempunyai nilai ‐ 180 sampai dengan 180 (W‐E)2. Titik latitude mempunyai nilai ‐90sampai dengan 90 (S‐N)3. Penulisan koordinat biasanya ditulisdalam derajad menit detik

(degrees-minutes‐seconds / DMS). Contoh:110o 30’ 37,80’’4. Pengubahan menjadi koordinatproyeksi biasanya dalam

bentukderajad desimal (Decimal Degrees /DD). Contoh: 110,51055. Cara pengubahannya dengan menjumlahkan nilai : derajad dibagi 1

(tetap) + menit dibagi 60 + detik dibagi 3600

Page 31: pengantar ilmu pemetaan

Satuan Derajat

1 derajat = 60 menit 1 menit = 60 detik 1 derajat = 3600 detik

125,2625 derajat = 125 + 0,26250,2625 derajat = 0,2625 x 60 = 15,75 menit15,75 menit = 15 + 0,750,75 menit = 0,75 x 60 = 45 detik

125,2625 derajat = 125 14’ 45”

125 14’ 45” + 24” = 125 14’ 69” = 125 15’ 09”

125 14’ 45” - 53” = 125 13’ 105” - 53” = 125 13’ 52”

Page 32: pengantar ilmu pemetaan

Proyeksi PetaProyeksi peta adalah usaha (teknik) merubah bentuk permukaan bumi (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar.

Page 33: pengantar ilmu pemetaan

Ilustrasi Proyeksi Peta

Bidang Lengkung ke Bidang Datar

Page 34: pengantar ilmu pemetaan

Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi (kesalahan) dengan cara :

Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan

Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.

Page 35: pengantar ilmu pemetaan

Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk : Menyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke

dalam sistem koordinat bidang datar yang nantinya bisa digunakan untuk perhitungan jarak dan arah antar titik.

Menyajikan secara grafis titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang selanjutnya bisa digunakan untuk membantu studi dan pengambilan keputusan berkaitan dengan topografi, iklim, vegetasi, hunian dan lain-lainnya yang umumnya berkaitan dengan ruang yang luas.

Page 36: pengantar ilmu pemetaan

Cara proyeksi peta bisa dipilih sebagai :

Proyeksi langsung (direct projection) : yaitu dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi.

Proyeksi tidak langsung (double projection): yaitu proyeksi yang dilakukan menggunakan "bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi.

Page 37: pengantar ilmu pemetaan

Pemilihan sistem proyeksi peta ditentukan berdasarkan pada :

Ciri-ciri tertentu atau asli yang ingin dipertahankan sesuai dengan tujuan pembuatan / pemakaian peta.

Ukuran dan bentuk daerah yang akan dipetakan Letak daerah yang akan dipetakan.

Page 38: pengantar ilmu pemetaan

Pembagian Sistem Proyeksi PetaSecara garis besar sistem proyeksi peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik.

Pertimbangan Ekstrinsik

Bidang proyeksi yang digunakan :

Proyeksi azimutal / zenital : Bidang proyeksi bidang datar.

Proyeksi kerucut : Bidang proyeksi bidang selimut kerucut.

Proyeksi silinder : Bidang proyeksi bidang selimut silinder.Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi :

Proyeksi Tangen : Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi.

Proyeksi Secant : Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi.

Proyeksi "Polysuperficial“ : Banyak bidang proyeksi.

Page 39: pengantar ilmu pemetaan

Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi :

Proyeksi Normal : Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi.

Proyeksi Miring : Sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi.

Proyeksi Transversal : Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bola bumi.

Pertimbangan Intrinsik

Sifat asli yang dipertahankan :

Proyeksi Ekuivalen : Luas daerah dipertahankan, yaitu luas pada peta setelah disesuaikan dengan skala peta = luas di asli pada muka bumi.

Proyeksi Konform : Bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka bumi.

Proyeksi Ekuidistan : Jarak antar titik di peta setelah disesuaikan dengan skala peta sama dengan jarak asli di muka bumi.

Page 40: pengantar ilmu pemetaan

Cara penurunan peta :

Proyeksi Geometris : Proyeksi perspektif atau proyeksi sentral.

Proyeksi Matematis : Semuanya diperoleh dengan hitungan matematis.

Proyeksi Semi Geometris : Sebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan sebagian lainnya diperoleh dengan cara matematis.Pertimbangan dalam pemilihan proyeksi peta untuk

pembuatan peta skala besar adalah :

Distorsi pada peta berada pada batas-batas kesalahan grafis.

Sebanyak mungkin lembar peta yang bisa digabungkan. Perhitungan plotting setiap lembar sesederhana mungkin. Plotting manual bisa dibuat dengan cara semudah-

mudahnya. Menggunakan titik-titik kontrol sehingga posisinya segera

bisa diplot.

Page 41: pengantar ilmu pemetaan

KELAS

Pertimbangan EKSTRINSIK

1. Bidang Proyeksi Bid Datar Kerucut Silinder

2. Persinggungan Tangent Secant Polysuperficial

3. Posisi Normal Oblique/Miring Transversal

Pertimbangan INTRINSIK

4. Sifat Ekuidistan Ekuivalen Konform

5. Generasi Geometris Matematis Semi-Geometris

Tabel : Kelas proyeksi peta

Page 42: pengantar ilmu pemetaan

Gambar : Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya terhadap bidang datum

Page 43: pengantar ilmu pemetaan

1. Bidang datum adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang diketahui koordinatnya (L, B).

2. Bidang proyeksi adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang diketahui koordinatnya (X,Y).

Bidang Datum dan Bidang Proyeksi

Ellipsoid

a. Sumbu panjang (a) dan sumbu pendek (b).

b. Kegepengan ( flattening ) - f = (a - b)/b.

Page 44: pengantar ilmu pemetaan

Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal :

1. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.

2. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.

3. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.

4. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.

Page 45: pengantar ilmu pemetaan

Daerah Kutub diproyeksikan secara Azimuth Normal

Page 46: pengantar ilmu pemetaan

Ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain: 

1. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.

2. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi.

3. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan. 

4. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah. 

Page 47: pengantar ilmu pemetaan
Page 48: pengantar ilmu pemetaan

Proyeksi Silinder atau Tabung

1. Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.

2. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.

Page 49: pengantar ilmu pemetaan

TERIMA KASIH

Sampai bertemu lagi minggu

depan, …

Wassalam