26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak dilahirkan kedunia ini dalam keadaan fitrah, artinya manusia lahir membawa fitrah beragama dan potensi berbuat baik. Fitrah inilah yang membedakan antara manusia dan makhluk Allah lainnya. Fitrah dan potensi yang sudah ada semenjak dilahirkan itu tidak akan berkembang secara optimal tanpa adanya pemeliharaan dan bimbingan. Bimbingan untuk pengembangan fitrah dan potensi yang masih berupa bibit atau benih itu dapat melalui proses pendidikan. Seorang anak harus dipandu dan diarahkan agar mereka tidak menyimpang dari fitrah dan potensinya yang sudah mereka bawa semenjak lahir dengan memberikan pendidikan. Kegiatan dan proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini harus bekerja sama dan saling mendukung untuk hasil yang maksimal dalam membentuk kepribadian seorang anak yang baik dan sholeh. Lingkungan pertama yang punya peran adalah lingkungan keluarga, disinilah anak dilahirkan,di rawat dan dibesarkan. Disinilah proses pendidikan berawal, orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak, kenapa demikian? Karena orang tua (ayah) adalah orang yang pertama kali melafazdkan adzan dan iqomah ditelinga anak di awal kelahirannya. 1

pengantar pendidikan

  • Upload
    asmawi

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGANTAR PENDIDIKAN

Citation preview

Page 1: pengantar pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak dilahirkan kedunia ini dalam keadaan fitrah, artinya manusia lahir

membawa fitrah beragama dan potensi berbuat baik. Fitrah inilah yang membedakan

antara manusia dan makhluk Allah lainnya. Fitrah dan potensi yang sudah ada

semenjak dilahirkan itu tidak akan berkembang secara optimal tanpa adanya

pemeliharaan dan bimbingan. Bimbingan untuk pengembangan fitrah dan potensi

yang masih berupa bibit atau benih itu dapat melalui proses pendidikan. Seorang

anak harus dipandu dan diarahkan agar mereka tidak menyimpang dari fitrah dan

potensinya yang sudah mereka bawa semenjak lahir dengan memberikan

pendidikan. 

Kegiatan dan proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yaitu keluarga,

sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini harus bekerja sama dan saling

mendukung untuk hasil yang maksimal dalam membentuk kepribadian seorang anak

yang baik dan sholeh. Lingkungan pertama yang punya peran adalah lingkungan

keluarga, disinilah anak dilahirkan,di rawat dan dibesarkan. Disinilah proses

pendidikan berawal, orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua

adalah guru agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak, kenapa demikian? Karena

orang tua (ayah) adalah orang yang pertama kali melafazdkan adzan dan iqomah

ditelinga anak di awal kelahirannya. Orang tua adalah orang yang pertama kali

mengajarkan anak berbahasa dengan mengajari anak mengucapkan kata ayah, ibu,

nenek, kakek dan anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah orang yang pertama

mengajarkan anak bersosial dengan lingkungan sekitarnya. 

Orang tua, ibu khususnya karena seorang ibu yang biasanya punya banyak waktu

bersama anak dirumah, bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, jika seorang

ibu mampu mengarahkan, membimbing dan mengembangkan fitrah dan potensi anak

secara maksimal pada tahun-tahun pertama kelahiran anak dimana anak belum

disentuh oleh lingkungan lain, dalam artian anak masih suci.

Masa-masa anak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga, ini adalah saat yang

tepat bagi orang tua untuk membentuk karakter seorang anak. Orang tualah yang

mengarahkan kehidupan anak dengan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dirumah

1

Page 2: pengantar pendidikan

yang merupakan teladan bagi anak. Disadari atau tidak oleh orang tua, gerak-gerik

dan tingkah laku mereka sehari-hari yang setiap waktu bahkan setiap saat dilihat,

dirasakan dan di dengar oleh anak adalah proses belajar bagi mereka.

Kalau materi yang sering diterima anak baik, sebuah keluarga yang harmonis,

hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang, secara otomatis unsur-unsur

kebaikan itu akan tertransfer kedalam diri anak, disaat itu bisa dikatakan orang tua

telah berhasil menjadi seorang guru yang baik bagi anaknya. Namun jika materi yang

sering diterima anak tidak baik, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perhatian dan

kasih sayang yang kurang karena orang tua sibuk dengan urusan masing-masing,

ucapan-ucapan yang tidak baik, disaat itu orang tua telah gagal menjadi guru pertama

dan utama bagi anak.

Proses kehidupan dalam sebuah keluarga adalah proses belajar pertama bagi anak

sebelum mereka hidup dalam lingkungan yang lebih luas yaitu sekolah dan

masyarakat. Oleh karena itu, seharusnya setiap orang tua harus mampu

memanfaatkan masa-masa ini untuk mengembangkan potensi anak untuk

membentuk pribadi yang sempurna. Setiap oarng tua selalu mengatakan dan berharap

punya anak yang baik dan sholeh. Jadi untuk mewujudkan keinginan dan harapan itu,

jadilah orang tua sekaligus guru bagi anak dirumah, dengan menyajikan materi-

materi yang mereka butuhkan yaitu suasana yang tenang tanpa pertengkaran dan

kekerasan, kasih sayang dan perhatian yang cukup dari sosok seorang ibu dan ayah

(jadilah ayah dan ibu ideal bagi anak-anak anda).

Selanjutnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga

masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa

pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Orang tua sebagai lingkungan

pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang

tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan.  Sehingga orang tua

berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan

lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak adalah di

dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam

keluarga. Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu

pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi

yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan mendidik anak di rumah

serta fungsi keluarga atau orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah.

2

Page 3: pengantar pendidikan

Bagi seorang anak , keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi

pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB fungsi

utama keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan

mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar

dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan

kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.

Menurut pakar pendidikan, William Bennett, keluarga merupakan tempat yang

paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan,

dan kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat,

keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka

akan sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalan.

B. Rumusan Masalah

1.    Mengapa keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama ?

2.    Bagaimana Keluarga menjadi pendidik yang pertama dan utama ?

C. Tujuan

1.    Menjelaskan keluarga sebagai pendidik yang pertama dan utama.

2.    Menjelaskan peranan keluarga dalam mendidik anak.

3

Page 4: pengantar pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga

Keluarga (bahasa Sansekerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti

"anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,

memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di

antara individu tersebut.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam

keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

B. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan

pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak

hanyalah tanggung jawab sekolah. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama

dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah

dimulai suatu proses pendidikan.  Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi

anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama,

karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang

paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga.

Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu

pendidikan, “bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi

yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan mendidik anak di rumah

serta fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah”.

Para sosiolog meyakini bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menentukan

kemajuan suatu bangsa, sehingga mereka berteori bahwa keluarga adalah unit yang

penting sekali dalam masyarakat, sehingga jika keluarga-keluarga yang merupakan

fondasi masyarakat lemah, maka masyarakat pun akan lemah. Oleh karena itu, para

sosiolog meyakini bahwa berbagai masalah masyarakat seperti kejahatan seksual,

4

Page 5: pengantar pendidikan

kekerasan yang merajalela, serta segala macam kebobrokan di masyarakat

merupakan akibat dari lemahnya institusi keluarga.

Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi

pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB fungsi

utama keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan

mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar

dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan

kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.

Menurut pakar pendidikan, William Bennett, keluarga merupakan tempat yang

paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan,

dan kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat,

keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka

akan sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-

kegagalannya.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan wahana

pertama dan utama bagi pendidik karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan

pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain

di luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga

dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang

tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa

karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.

Untuk membentuk karakter anak diperlukan syarat-syarat mendasar bagi

terbentuknya kepribadian yang baik. Menurut megawangi ada 3 kebutuhan dasar

anak yang harus dipenuhi, yaitu maternal bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan

mental. Maternal bonding (kelekatan psikologis dengan ibunya) merupakan dasar

penting dalam pembentukan karakter anak karena aspek ini berperan dalam

pembentukan dasar kepercayaan kepad orang lain (anak). Kelekatan ini membuat

anak merasa diperhatikan dan menumbuhkan rasa aman sehingga menumbuhkan rasa

percaya.

Menurut Erikson, dasar kepercayaan yang ditumbuhkan melalui hubungan ibu-

anak pada tahun-tahun pertama kehidupan anak akan memberi bekal bagi kesuksesan

anak dalam kehidupan sosialnya ketika ia dewasa. Dengan kata lain, ikatan

emosional yang erat antara ibu-anak di usia awal dapat membentuk kepribadian yang

5

Page 6: pengantar pendidikan

baik pada anak. Kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan anak akan lingkungan

yang stabil dan aman. Kebutuhan ini penting bagi pembentukan karakter anak karena

lingkungan yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi bayi.

Pengasuh yang berganti-ganti juga akan berpengaruh negatif pada perkembangan

emosi anak.

Menurut Bowlby, normal bagi seorang bayi untuk mencari kontak dengan hanya

1 orang (biasanya ibu) pada tahap-tahap awal masa bayi. Kekacauan emosi anak

yang terjadi karena tidak adanya rasa aman ini diduga oleh para ahli gizi berkaitan

dengan masalah kesulitan makan pada anak. Tentu saja hal ini tidak kondusif bagi

pertumbuhan anak yang optimal. Kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental juga

merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter anak. Tentu saja ini

membutuhkan perhatian yang besar dari orang tua dan reaksi timbal balik antara ibu

dan anaknya.

Menurut pakar pendidikan anak, seorang ibu yang sangat perhatian (yang diukur

dari seringnya ibu melihat mata anaknya, mengelus, menggendong, dan berbicara

kepada anaknya) terhadapanaknya yang berusia dibawah 6 bulan akan

mempengaruhi sikap bayinya sehingga menjadi anak yang gembira, antusias

mengeksplorasi lingkungannya, dan menjadikannya anak yang kreatif.

Sedangkan Menurut Popov dan kawan-kawan (1997), orang tua dapat berperan

sebagai :

a.  Educator yaitu bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able

momentdalam keluarga.

b.  Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.

c.  Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.

d.  Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema

moral.

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan pada anak

sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola

asuh dapat didefinisikan sebagaipola interaksi antara anak dengan orang tua yang

meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti: makan, minum, dan lain-lain) dan

kebutuhan psikologis (seperti: rasa aman, kasih sayang), serta sosialisasi norma-

norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan

6

Page 7: pengantar pendidikan

lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua

dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak.

C. Tujuan Pendidikan Keluarga

Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup

bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan

utama.

Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial

ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga,

intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan

perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh

besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.

D. Fungsi Pendidikan Keluarga

Menurut MI Soelaeman (1978) keluarga memiliki beberapa fungsi antara lain

sebagai berikut :

a.    Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan

pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat,

tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang

semakin tinggi.

b.    Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan

membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat),

sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.

c.    Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau

tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota

keluarganya.

d.   Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan

membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

7

Page 8: pengantar pendidikan

e.    Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti

luhur sesuai dengan ajaran agamanya.

f.     Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan

ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien,

ekonomis dan rasional.

g.    Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman,

menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.

h.    Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi

sehat bagi semua anggota keluarganya.

E. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga

Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui

dari pertanyaan “Sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik

anak?” tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang

tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak.

Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya

tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan

bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya

orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi

tergantung kepada orang tuanya.

F. Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga

Urgensi dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana

pengembangansumber daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani

(2001) mengemukakan bahwa sejak dulu keluarga menjadi wahana

pembentukan karakter dan keterampilan dasar manusia.

Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas bahwa keluarga yang tangguh

bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi pilar penyangga

terbentuknya civil society.

8

Page 9: pengantar pendidikan

Betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang

berkembang. Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga

bisa dilihat dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan

keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang

orientasi nilai dan perkembangan daya nalar anak.

G.    Strategi Pendidikan Keluarga

Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara

pendekatan endogenous (menimbulkan diri dalam) dan conditing (pembiasaan,

mempengaruhi dari luar) serta enforcement (pemaksaan). Anak-anak dalam keluarga

sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam berbagai tingkah laku,

cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping faktor

keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan

sarana atau alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti

dan moral.

Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai

sosial edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf

kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya.

Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya

dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara

demokratis.

Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan

konsep tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan

motorik, mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep

penting yang mencakup aktivitas yakni pola asuh, pola asah dan pola asih. Strategi

yang dapat digunakan oleh orang untuk mengembangkan moral dan

keterampilannya, yaitu :

a.   Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.

b.   Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan hidupnya.

c.   Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.

d.   Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.

9

Page 10: pengantar pendidikan

H. Keluarga Merupakan Pendidik Pertama dan Utama

Pendidikan keluarga dipandang sebagai pendidikan pertama dan utama.

Dikatakan pendidikan pertama karena bayi atau anak itu pertama kali berkenalan

dengan lingkungan serta mendapat pembinaan pada keluarga. Pendidikan pertama ini

dapat dipandang sebagai peletak fondasi pengembangan-pengembangan berikutnya.

Pendidik perlu bertindak secara hati-hati pada pendidikan pertama ini. Kalau tidak,

bias memberikan dampak yang kurang baik pada perkembangan-perkembangan

berikutnya.

Karena sifat pekanya perkembangan-perkembangan pada awal ini membuat

pendidikan ini dikatakan sebagai pendidikan yang utama. Kepekaan perkembangan-

perkembangan awal ini tidak hanya menyangkut psikologi, tetapi juga fisiologi.

Dengan kata lain pertumbuhan jasmani pada fase-fase awal ini juga sangat peka.

Memang pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa anak-anak berkaitan satu

dengan yang lain. Kalau dalam kedokteran ada dalil yang mengatakan kualitas

makanan yang diberikan kepada anak balita akan menentukan kualitas kecerdasan

atau kemampuan mereka kelak, maka dalam pendidikan ada konsep yang

mengatakan bagaimana perlakuan terhadap anak 4 tahun ke bawah seperti itulah

jadinya anak itu setelah dewasa. Dari dalil itu muncul himbauan agar keluarga

member makanan bergizi kepada anak balita agar otaknya tumbuh dengan sempurna.

Begitu pula konsep di atas membuat para orang tua memperlakukan anak-anak kecil

itu dengan baik, penuh kasih saying agar anak itu menjadi orang yang berguna kelak.

Namun informasi yang diterima oleh orang tua berat sebelah. Informasi tentang

pentingnya memberikan makanan bergizi kepada balita lebih banyak diterima

dibandingkan dengan informasi tentang pentingnya memperlakukan anak-anak

dengan baik. Buktinya kini semakin banyak anak sehat dan cerdas, tetapi masih

banyak sekali anak-anak nakal yang membuat berbagai kerusuhan. Kenakalan ini

sebagian besar disebabkan oleh perlakuan lingkungan yang tidak benar, antara lain

terlalu keras atau disiplin kaku, kurang diperhatikan, kurang kasih sayang, terlalu

diberi kebebasan, dan sebagainya.

Kenyataan di atas tampaknya bertalian dengan kurang intensifnya

pengembangan pendidikan keluarga itu sendiri. Pendidikan keluarga, memang belum

ditangani seperti pada pendidikan jalur sekolah. Sehingga masuk akal kalau sebagian

10

Page 11: pengantar pendidikan

besar keluarga tidak paham tentang cara mendidik anak-anak dengan benar.

Walaupun isi pendidikan itu sebagian besar ditekankan pada pengembangan afeksi,

seperti kerajinan, kejujuran, kesetiaan, toleransi, disiplin, gotong royong, keimanan,

ketakwaan, menghormati orang tua, bisa berterima kasih, suka menolong, dan

sebagainya. Di sini tampak masih ada yang belum terselesaikan sampai sekarang, di

satu pihak dipandangkan pendidikan ke keluarga adalah yang pertama dan utama

namun di pihak lain macam pendidikan ini tidak ditangani secara utama atau

diterlantarkan.

Oleh karena itu, keluarga adalah institusi yang sangat berperan dalam rangka

melakukan sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan. Meskipun jumlah

institusi pendidikan formal dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling tinggi

semakin hari semakin banyak, namun peran keluarga dalam transformasi nilai

edukatif ini tetap tidak tergantikan.

Karena itulah, peran keluarga dalam hal ini tidak ringan sama sekali. Bahkan

bisa dikatakan, bahwa tanpa keluarga nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan di

bangku meja formal tidak akan ada artinya sama sekali. Sekilas memang tampak

bahwa peran keluarga tidak begitu ada artinya, namun jika direnungkan lebih dalam,

siapa saja akan bisa merasakan betapa berat peran yang disandang keluarga.

Problem yang dialami oleh anak jalanan untuk memperoleh pendidikan salah

satunya adalah minusnya, karena tidak adanya peran keluarga. Kalaupun akhirnya

mereka bersekolah, mereka hanya mendapatkan pengetahuan formal saja. Sementara

kasih sayang, sopan santun, moralitas, cinta dan berbagai nilai afektif lainnya sulit

mereka dapatkan. Mereka merasa tidak ada tempat yang baik untuk berlindung dan

mengungkapkan seluruh perasaan secara utuh dan bebas.

Umumnya mereka tidak memiliki keluarga yang mengemban peran tersebut.

Kalaupun mereka memiliki keluarga, tidak ada situasi yang kondusif untuk saling

berbagi perasaan antar anggota dalam sebuah keluarga. Ini merupakan salah satu

kesulitan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang mencoba

memberdayakan ‘anak jalanan’. Mungkin persoalan sulitnya bagaimana dia

mendapatkan pendidikan secara formal, tidak sesulit bagaimana dia memperoleh

kasih sayang sejati.

Dari paparan di aatas kita bisa mengerti betapa penting peran keluarga dalam

rangka mengemban misi-misi pendidikan tidak bisa diabaikan. Di dalam keluarga

11

Page 12: pengantar pendidikan

tercermin jalinan kasih dan cinta dalam mana ikatan emosional, darah dan

kekerabatan sangat mendominasi. Dengan demikian, keluarga merupakan pendidik

pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sebagian orang secara tidak sadar

mengatakan bahwa sebenarnya peran keluarga adalah sekunder, alias hanya menjadi

pelengkap saja. Sebab pengetahuan formal sudah mereka dapatkan di bangku

sekolahan. Logika ini tidak saja keliru secara etis, tapi juga patut dipertanyakan pula

pandangan moralnya terhadap keluarga. Yang logis, keluarga justru merupakan

institusi pendidikan pertama dan utama, kemudian baru dilengkapi dengan nilai-nilai

pengetahuan yang didapatkan dari bangku sekolahan ataupun masyarakat. Sosialisasi

adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai

dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan

individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya. Sosialisasi

merupakan proses alamiah yang membimbing individu untuk mempelajari,

memahami dan mempraktikkan nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan serta

keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, sosialisasi memiliki urgensi yang begitu

kuat terhadap keberlangsungan pendidikan bagi individu sebagai anggota

masyarakat.Proses sosialisasi adalah proses belajar. Yaitu suatu proses akomodasi di

mana individu menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya lalu diikuti oleh

upaya pewarisan cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya. Proses sosialisasi dapat

terjadi dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Akan tetapi keluarga adalah

lembaga utama dan lembaga pertama dalam proses sosialisasi bagi seorang anak.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena

dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga

dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah

di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak

adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat

dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota

keluarga yang lain.

12

Page 13: pengantar pendidikan

Dapat dirumuskan pengertian keluarga, yaitu sebagai berikut:

1. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu,

dan anak.

2. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas

ikatan darah, perkawinan dan / atau adopsi. Hubungan antar anggota keluarga

dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.

3. Fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka

sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.

I. Fungsi dan Peran Keluarga

a. Fungsi Biologis

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologis orang tua ialah

melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat.

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari

pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam

masyarakat dalam proses perkembangan pribadinya.

c. Fungsi Pendidikan

Keluarga mampu mendidik anaknya untuk memenuhi kebutuhan lapangan

kerja untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup, misalnya pendidikan untuk bekal

di bidang pertanian, berburu, pendidikan moral atau agama dan pendidikan untuk

mempertahankan diri dari serangan musuh. Keluarga adalah tempat awal anak di

didik dan belajar.

d. Fungsi Keagamaan

Dulu keluarga merupakan pusat pendidikan upacara ritual dan ibadah agama

bagi para anggotanya di samping peranan yang dilakukan oleh institusi agama.

Proses sekularisasi dalam masyarakat dan merosotnya pengaruh institusi agama

menimbulkan kemunduran fungsi keagamaan keluarga.

e. Fungsi Perlidungan

Pada masyarakat tradisional keluarga berfungsi memberikan perlindungan,

baik fisik maupun sosial, kepada para anggotanya.

13

Page 14: pengantar pendidikan

f. Fungsi Ekonomi

Dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur

penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

keluarga.

J. Keluarga Sebagai Kelompok Primer

Sebagai kelompok primer, keluarga berpengaruh besar terhadap anggota-

anggotanya, karena:

1. Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada anggotanya untuk menyadari

dan memperkuat nilai kepribadiannya.

2. Keluarga mengatur dan menjadi perantara hubungan anggota-anggotanya dengan

dunia luar. Dalam hubungan tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam corak

keluarga, yaitu:

Keluarga terbuka, yaitu keluarga yang mendorong anggota-anggotanya

untuk bergaul dengan masyarakat luas.

Keluarga tertutup, yaitu keluarga yang menutup diri terhadap hubungan

dengan dunia luar.

Sosialisasi dalam Keluarga

Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya peranan keluarga dalam proses

sosialisasi anak, ialah:

Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya

berinteraksi face to face secara tetap.

Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena

merupakan buah cinta kasih hubungan suami isteri.

Oleh karena hubungan sosial di dalam keluarga itu bersifat relatif tetap.

Terdapat tiga tujuan sosialisasi di dalam keluarga, yakni sebagai berikut:

1. Penguasaan diri, tuntutan penguasaan diri ini berkembang dari yang bersifat fisik

kepada penguasaan diri secara emosional. Tuntutan sosial yang menuntut agar

anak menguasai diri merupakan pelajaran yang berat bagi anak.

14

Page 15: pengantar pendidikan

2. Nilai-nilai, bersama-sama dengan proses berlatih penguasaan diri ini kepada anak

diajarkan nilai-nilai. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar

dalam diri seseorang terbentuk pada usia enam tahun.

3. Peran-peran sosial, mempelajari peran-peran sosial ini terjadi melalui interaksi

sosial dalam keluarga. Setelah dalam diri anak berkembang kesadaran diri sendiri

yang membedakan dirinya dengan orang lain, dia mulai mempelajari peranan-

peranan sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya.

K. Kelebihan dan Kekurangan Keluarga

1. Kelebihan keluarga adalah:

Keluarga adalah lembaga utama dan pertama bagi proses sosialisai seorang

anak.

Dalam keluarga pertama kalinya seorang anak mengenal aturan tentang apa

yang baik dan yang tidak baik.

Bertanggungjawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak

Pendidikan dalam Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap

karakter anak, baik pendidikan moral, akhlak, maupun agama.

3. Sedangkan kekurangan keluarga adalah:

Peran keluarga sebagai pengontrol, pengawas, dan pendidik anak berkurang

saat anak memasuki jenjang pendidikan sekolah.

Tidak dapat mengawasi sepenuhnya apa yang dilakukan anak dari orang tua

kepada seorang anak karena waktu yang terbatasi oleh kegiatan anak

 Rasulullah SAW Bersabda : "Wanita (istri) adalah seorang pemimpin terhadap

rumah tangga suaminya juga terhadap anak - anaknya dan dia akan dimintai

pertanggungjawabannya mengenai kepemimpinannya terhadap mereka".(Shahih Bukhari)

Dalam Hadist Sejenis dengan yang lain, Rasulullah SAW Bersabda  : "Wanita

di rumah suaminya adalah pemimpin dan dia akan di mintai

pertanggungjawabannya atas ke pemimpinannya" .(Shahih Bukhari)

Untuk membentuk anak anaknya supaya mempunyai kepribadian islam, maka

seorang ibu harus mengatahui pesan-pesan Rasulullah SAW yang ditujukan

kepadanya dalam rangka pelaksanaan terhadap anak-anaknya diantaranya sebagai

berikut :

15

Page 16: pengantar pendidikan

1. Memberi Makan Dengan Makanan Yang Halal

2. Memberi Keteladanan yang baik

3. Menciptakan Lingkungan Yang Mendidik

4. Menanamkan Aqidah yang kuat

5. Mengenal dan Mendidik mengenai peribadatan

6. Membiasakan anak anak dengan Akhlak yang Mulia

7. Menanamkan dalam jiwa mereka untuk mencintai Allah Dan Rasulullah SAW

8. Mengajari anak membaca Al-Qur'an

9. Rasulullah Melarang Membohongi Anak

10. Menanamkan Pada Diri Mereka Konsep Syari'at Islam

Pesan - Pesan Rasulullah SAW di atas menjadi tanggung jawab seorang wanita

(Ibu). Barang siapa menyia-nyiakan tanggung jawab dalam keluarganya maka

berdosalah ia.

16

Page 17: pengantar pendidikan

BAB III

KESIMPULAN

A.        Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan

wahana pertama dan utama bagi pendidik karakter anak, pertumbuhan, dan

perkembangan anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada

anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga termasuk

sekolah ataupun masyarakat untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam

membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak

berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa

karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.

B. Saran

Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam

pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari

pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.

17