Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter
Mandiri, Integritas dan Nasionalisme pada
Siswa Sekolah Dasar
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Katrina Ramadhani
0103517066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR (PGSD)
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
ii
iii
iii
iv
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Jika Anda sedang menemui sebuah kesulitan dalam hidup dan sudah meminta pada
Tuhan, namun Tuhan belum mengabulkannya. Maka, jangan sampai Anda merasa
putus asa teruslah untuk berdoa, berdoa, dan berdoa. Percayalah bahwa setiap
kesuiltan itu akan ada kemudahan
PERSEMBAHAN:
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini dipersembahkan kepada:
1. Ibuku, Sukarti, S.Pd. yang selalu memotivasi serta mendoakan kesuksesanku.
2. Ayahku, Tri Utomo yang selalu mendoakanku dan menjadi sosok inspirasiku.
3. Adikku, Gilang Radhitya Utama yang menjadi penyemangatku.
4. Keluarga besarku yang selalu memberikanku motivasi.
5. Teman-teman seperjuangan Rombel 4 Pendidikan Dasar (PGSD) 2017.
v
v
ABSTRAK
Ramadhani, Katrina. 2019. “Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter
Mandiri, Integritas dan Nasionalisme pada Siswa Sekolah Dasar”. Tesis.
Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD. Pascasarjana.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd.,
Pembimbing II Dr. Erni Suharini, M.Si.
Kata Kunci: Pramuka, Karakter, Mandiri, Integritas, Nasionalisme
Beberapa permasalahan yang menimpa bangsa Indonesia saat ini adalah semakin
merosotnya karakter bangsa. Hal ini dapat dilihat dari fenomena yang terjadi di masyarakat
seperti siswa menyontek saat ujian, masih ada siswa tidak mengerjakan PRnya sendiri, tetapi
dikerjakan oleh orang tuanya, beberapa siswa tidak melapor kepada guru ketika menemukan
barang milik orang lain, dan selama kegiatan pramuka, beberapa siswa tidak dapat
mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi, dan masih ada siswa yang tidak tertib saat
kegiatan upacara bendera. Hal ini menandakan karakter mandiri, integritas, dan nasionalisme
masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri, integritas dan nasionalisme.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan teknik
analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Responden dalam penelitian ini adalah
siswa di tingkat Sekolah Dasar kelas V di SD Negeri 2 Karangcegak, pembina ekstrakurikuler
pramuka, guru dan orang tua siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner (angket), wawancara, dan dokumentasi. Dalam upaya
memperoleh data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan atau absah, maka dilakukan
uji instrumen kuesioner yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis data yang
terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh ekstrakurikuler pramuka
terhadap karakter mandiri sebesar 49,2%, (2) ada pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap
karakter integritas sebesar 67,1%, dan (3) ada pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap
karakter nasionalisme sebesar 44,2%.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) ada pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap
karakter mandiri, (2) ada pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter integritas, dan
(3) ada pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter nasionalisme. Diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstrakurikuler
wajib dalam kurikulum 2013.
vi
vi
ABSTRACT
Ramadhani, Katrina. 2019. “The Effect of Scout Extracurricular to Independent
Character, Integrity and Nationalism of the Students in Elementary School”.
Thesis. Elementary Education Departement. Postgraduate. Universitas
Negeri Semarang. Advisor I Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., Advisor II Dr. Erni
Suharini, M.Si.
Keywords: Scout, Character, Independent, Integrity, Nationalism
The current issue for the Indonesian nation is the decline of the nation's character. This
declining can be seen from the phenomena that occur in society such as students cheating
during exams, there are still studedents not doing their own homework, but done by their
parents, some students do not report to the teachers when they found others' belonging, and
during the scouting activities, some students cannot express their opinion in a discussion, and
there were still students who did not orderly during the flag ceremony. Those facts indicate that
Indonesian is still lack of independent, integrity and nationalism. This study aims to determine
and analyze the influence of scout extracurricular activities on independent, integrity and
nationalism.
The ex post facto method was used with a data analysis technique using simple linear
regression. The students at the elementary school level grade V in SD Negeri 2 Karangcegak,
the scout extracurricular coaches, the teachers, and the students' parents were the samples of
this study. To obtain the data, questionnaires, interviews, and documentation were used. In
order to make sure that the research data are valid, a questionnaire instrument test was carried
out consisting of validity and reliability tests. The normality test and the linearity test were done
first before testing the hypothesis.
The results of this study revealed that (1) the scout extracurricular influences students'
independent by 49,2%, (2) the scout extracurricular influences students' integrity by 67,1%, and
(3) the scout extracurricular influences students' nationalism by 44,2%. A summary of this
research are (1) there is an influence the scout extracurricular to students’ independent, (2) there
is an influence the scout extracurricular to students’ integrity, and (3) there is an influence the
scout extracurricular to students’ nationalism. Hopefully, this research can be used as a basis
for developing scout activities as a compulsory extracurricular in the 2013 curriculum.
vii
vii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter Mandiri, Integritas
dan Nasionalisme pada Siswa Sekolah Dasar”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak, tesis ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada para pembimbing Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd. dan Dr. Erni Suharini, M.Si.
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, masukan, dan saran-saran untuk
penelitian ini dengan sabar dan baik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi,
diantaranya:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menjalani pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
2. Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kesempatan serta arahan selama pendidikan.
3. Koordinator Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
4. Kepala Sekolah, guru, dan siswa serta segenap keluarga besar SD Negeri 2
Karangcegak yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melakukan penelitian.
viii
viii
5. Kedua orang tua yang teah memberikan dukungan dan doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi.
6. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD angkatan
2017 yang telah memberikan dukungan dan kerjasama sejak mulai studi hingga
selesai penulisan tesis ini.
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian tesis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan guna
menyempurnakan tesis ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu khususnya di sekolah dasar.
Semarang, 15 November 2019
Katrina Ramadhani
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PENGESAHAN UJIAN TESIS ....................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 9
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
2. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 11
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 11
2.2 Kajian Teoretis ..................................................................................... 19
2.2.1 Teori Habitus ............................................................................. 19
2.2.2 Ekstrakurikuler .......................................................................... 22
2.2.3 Pengertian Pendidikan Kepramukaan ....................................... 23
2.2.4 Prinsip Dasar Kepramukaan ..................................................... 25
2.2.5 Metode Kepramukaan ............................................................... 29
2.2.6 Kegiatan dalam Kepramukaan .................................................. 30
2.2.7 Pendidikan Karakter .................................................................. 37
2.2.8 Mandiri ...................................................................................... 41
2.2.9 Integritas .................................................................................... 43
x
x
2.2.10 Nasionalisme ............................................................................. 45
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 48
2.4 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 50
3. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 52
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 52
3.2 Subjek Penelitian, Lokasi, dan Waktu Penelitian ................................ 52
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 53
3.3.1 Populasi ..................................................................................... 53
3.3.2 Sampel ....................................................................................... 53
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 55
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 55
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 55
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 57
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 60
3.6.1 Uji Instrumen ............................................................................ 61
3.6.2 Uji Prasyarat ............................................................................. 63
3.6.3 Uji Hipotesis ............................................................................. 65
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 66
4.1 Mengetahui Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Mandiri ................................................................... 66
4.1.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 66
4.1.2 Pembahasan ............................................................................... 75
4.2 Mengetahui Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Integritas ................................................................. 78
4.2.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 78
4.2.2 Pembahasan .............................................................................. 82
4.3 Mengetahui Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Nasionalisme .......................................................... 85
4.3.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 85
4.3.2 Pembahasan ............................................................................... 89
5. PENUTUP ................................................................................................... 96
xi
xi
5.1 Simpulan .............................................................................................. 96
5.2 Saran ..................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99
LAMPIRAN
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Ekstrakurikuler Pramuka .................................................. 36
Tabel 2.2 Indikator Karakter Mandiri .............................................................. 43
Tabel 2.2 Indikator Karakter Integritas ............................................................ 45
Tabel 2.3 Indikator Karakter Nasionalisme ..................................................... 48
Tabel 3.1 Pengambilan Populasi Penelitian ..................................................... 54
Tabel 3.2 Penskoran Alternatif Jawaban .......................................................... 60
Tabel 4.1 Validasi Soal Instrumen Ekstrakurikuler Pramuka .......................... 67
Tabel.4.2 Reliabilitas Ekstrakurikuler Pramuka .............................................. 68
Tabel 4.3 Validasi Soal Instrumen Karakter Mandiri ...................................... 68
Tabel 4.4 Reliabilitas Karakter Mandiri........................................................... 69
Tabel 4.5 Uji Normalitas ................................................................................. 70
Tabel 4.6 Uji Linearitas.................................................................................... 71
Tabel 4.7 Hasil Uji Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap
Karakter Mandiri ............................................................................. 73
Tabel 4.8 Koefisien Regresi Sederhana Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Mandiri............................................................... 73
Tabel 4.9 Hasil Uji t antara Ekstrakurikuler Pramuka dan
Karakter Mandiri ............................................................................. 74
Tabel 4.10 Validasi Soal Instrumen Karakter Integritas .................................. 78
Tabel 4.11 Reliabilitas Karakter Integritas ..................................................... 79
Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Integritas .......................................................... 80
Tabel 4.13 Koefisien Regresi Sederhana Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Integritas ......................................................... 80
Tabel 4.14 Hasil Uji t antara Ekstrakurikuler Pramuka dan
Karakter Integritas ........................................................................ 81
Tabel 4.15 Validasi Soal Instrumen Karakter Nasionalisme ........................... 85
Tabel 4.16 Reliabilitas Karakter Nasionalisme ................................................ 86
Tabel 4.17 Hasil Uji Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Nasionalisme ................................................... 87
Tabel 4.18 Koefisien Regresi Sederhana Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Nasionalisme ................................................... 87
Tabel 4.19 Hasil Uji t antara Ekstrakurikuler Pramuka
dan Karakter Nasionalisme ........................................................... 88
xiii
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 50
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Surat Penelitian ............................................................................. 106
Lampiran 2. Kisi-Kisi Kuesioner Instrumen .................................................... 109
Lampiran 3. Uji Validitas Instrumen Kuesioner .............................................. 113
Lampiran 4. Uji Reliabilitas Instrumen Kuesioner .......................................... 120
Lampiran 5. Data Hasil Kuesioner ................................................................... 125
Lampiran 6. Output Hasil Uji Regresi ............................................................. 150
Lampiran 7. Transkrip Wawancara .................................................................. 153
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan ................................................................ 168
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana penting untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu
bangsa (Susanto, 2013: 1). Peningkatan kualitas SDM dapat menghadapi era
persaingan global. Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM,
karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa yang
baik bagi pembentukan karakter seseorang.
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas,
damai, terbuka dan demokratis (Nugraha, Suharini dan Sriyono, 2017). Aktivitas
dalam pendidikan tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, tetapi juga dapat
mengubah atau membentuk karakter seseorang agar menjadi lebih baik dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter merupakan usaha sadar untuk mendidik
seseorang agar dapat mengambil keputusan secara bijak dan mempraktikannya dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat memberikan kontribusi positif pada lingkungan di
sekitarnya. Pendidikan karakter dapat dilakukan tidak hanya di sekolah, tetapi juga
dapat dilakukan di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar (SD) dapat dilaksanakan secara
terpadu melalui pembelajaran di kelas, maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
2
ada di sekolah, yang salah satunya yaitu ekstrakurikuler pramuka (Praja Muda Karana).
Dalam UU RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang “Gerakan pramuka selaku penyelenggara
pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian
generasi muda sehingga mempunyai pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global”. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan
untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan,
kebersamaan sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta didik. Diharapkan
nilai-nilai dalam sikap dan keterampilan sebagai muatan Kurikulum 2013 dan muatan
Pendidikan Kepramukaan dapat bersinergi secara koheren.
Pemerintah Indonesia mulai kembali menggalakan pendidikan karakter dengan
program peningkatan karakter anak sejak dini. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
penetapan kegiatan pramuka wajib mulai dari siswa SD. Program ini dicanangkan
beriringan dengan penetapan Kurikulum 2013. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
yang dicanangkan oleh pemerintah dalam kurikulum 2013 terdapat 5 nilai utama yaitu
religius, integritas, mandiri, nasionalisme, dan gotong-royong. Dalam penelitian ini,
peneliti hanya mengambil tiga karakter yang akan diteliti yaitu mandiri, integritas, dan
nasionalisme.
Perubahan kurikukulum 2013 diarahkan pada keseimbangan antara softskill dan
hardskill. Hardskill dalam tujuan pendidikan tidak akan ada artinya tanpa dibersamai
3
dengan softskill. Pembelajaran di dalam kelas biasanya hanya hardskill yang dilatih
tetapi dalam kegiatan lapangan seperti kepramukaan ini yang dilatih adalah softskill
serta budaya dan agama, sehingga dapat menentukan kematangan dan kesuksesan
secara personal.
Kurikulum 2013 mulai diberlakukan pada tahun pelajaran 2013/2014, yang
diharapkan mampu mengisi celah yang belum tersentuh kurikulum sebelumnya.
Gerakan pramuka Indonesia dalam kurikulum 2013 mendapat tantangan baru karena
kepramukaan ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib bagi siswa di sekolah. Ada dua
hal yang menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. Pertama, pendidikan
kempramukaan memiliki dasar legalitas yang kuat dan jelas yaitu terdapat dalam UU
No. 12 Tahun 2010. Kedua, pramuka mengajarkan banyak nilai. Kegiatan pramuka
mengajarkan kebersamaan, sosial, nasionalisme, leadership, kemandirian, serta
kejujuran yang tertuang dalam dasar Tri Satya Dasa Dharma Pramuka.
Ali dan Asrori dalam Suid, dkk (2017) menyatakan “Kemandirian merupakan
suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses realisasi kemandirian dan proses
menuju kesempurnaan”. Menurut Seifert dan Hoffnug (Desmita, 2009: 185)
mendefinisikan kemandirian atau otonomi sebagai kemampuan untuk mengendalikan
dan mengatur pikiran, perasaan malu dan keraguan”. Kemandirian belajar merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar sehingga karakter
mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam
hidupnya. Guru mempunyai peranan penting dalam membentuk kemandirian pada diri
siswanya termasuk kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena guru merupakan
4
orangtua siswa selama di sekolah yang bertanggungjawab dalam kegiatan belajar
selama di sekolah.
Kurangnya karakter kemandirian oleh siswa SD yang disampaikan oleh Suid
dalam jurnal penelitiannya (2017) mengatakan bahwa siswa tidak yakin akan
kemampuannya sendiri, siswa menggunakan waktu belajarnya untuk bermain, siswa
meminta arahan guru setiap kegiatan pembelajaran, siswa melaksanakan kegiatan atas
perintah orang lain terlebih dahulu, apabila ada pekerjaan rumah tidak dikerjakan, dan
siswa tidak memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan tugas. Thoifah dalam Yaqin
(2019) menjelaskan akibat dari kemandirian adalah kecenderungan bergantung kepada
orang lain, kreativitas kurang, malas, kurang percaya diri dan sulit memecahkan
masalahnya sendiri.
Kenyataan di lapangan berdasarkan informasi wawancara dengan Kepala Sekolah
SD Negeri 2 Karangcegak pada tanggal 8 Januari 2019, siswa belum sepenuhnya
memiliki karakter mandiri. Hal ini dapat diketahui dari permasalahan yang terjadi
diantaranya adalah jika siswa diberi pekerjaan rumah (PR) oleh gurunya, siswa tidak
mengerjakan PR tersebut sendiri tetapi justru dikerjakan oleh kakak atau orang tuanya.
Siswa juga kerap kali ribut bahkan terkadang sampai ada yang berkelahi ketika guru
sedang meninggalkan kelas hanya sebentar. Jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk maju, siswa tidak berani untuk maju ke depan kelas untuk mengemukakan
pendapat. Begitu juga halnya ketika kegiatan ekstrakurikuler pramuka, siswa masih
banyak yang ditunggu orang tuanya saat mengikuti kegiatan. Ketika berkemah, masih
ada siswa yang meminta orang tuanya untuk terus datang memenuhi kebutuhannya.
5
Fenomena tersebut menggambarkan bahwa karakter mandiri dalam siswa belum
berkembang secara optimal.
Integritas dapat diartikan sebagai suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara
tindakan dan ucapan seseorang (Soegiharto, 2014). Integritas merupakan cara berpikir,
berkata, bertindak dan berperilaku dengan baik dan benar sesuai prinsip moral.
Integritas biasanya dihubungkan dengan karakter seseorang. Istilah integritas bukanlah
hal yang baru, namun masih menjadi masalah yang relevan bagi aspek kehidupan
manusia.
Beberapa permasalahan yang cukup serius yang menimpa bangsa Indonesia saat
ini adalah semakin merosotnya karakter bangsa. Hal ini dapat dilihat dari fenomena
yang terjadi di masyarakat seperti maraknya kasus korupsi di kalangan pelayanan
publik karena para pejabat gagal untuk menekan hasrat pribadi dan gagal bekerja sesuai
dengan nilai-nilai moral (Pratama, 2014). Permasalahan lain yaitu perilaku siswa yang
contek-menyontek dalam mengerjakan Ujian Nasional (UN), hal ini yang
menyebabkan Indeks Integritas Ujian Nasional yang begitu rendah di berbagai daerah
di Indonesia (Firmantyo, 2016). Selain itu, kenyataan di lapangan berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 2 Karangcegak, banyak siswa yang
menyontek saat ujian. Masih ada pula siswa yang menyalin karya orang lain ketika
membuat puisi tanpa mencantumkan sumbernya. Pada saat kegiatan pramuka, masih
ada siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapat ketika diskusi. Masih ada siswa
yang hanya diam ketika berdiskusi kelompok. Selain itu, masih ada siswa yang ketika
menemukan barang milik orang lain lalu tidak melapor kepada pembina. Hal ini
6
menandakan perilaku siswa yang kurang jujur dan termasuk dalam pencerminan
karakter integritas yang masih rendah.
Dalam kegiatan pramuka juga mengajarkan karakter yang baik, salah satunya yaitu
nasionalisme. Secara etimologi, Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme”
yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah
air, memiliki kebanggan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa
(Lystiarti dalam Selvia, 2016). Rasa nasionalisme juga identik dengan memiliki rasa
solidaritas terhadap musibah, kekurangan dan keberuntungan saudara setanah air,
sebangsa dan senegara. Nasionalisme juga mengandung makna persatuan dan kesatuan
bangsa.
Megawangi dalam Apriani (2017) menuturkan bahwa masih rendahnya rasa
nasionalisme bangsa Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya kekerasan di
kalangan remaja, berjudi, pecandu narkoba, vandalisme di tempat umum, membuang
sampah sembarangan, hingga penggunaan bahasa yang kasar. Kenyataan di lapangan
berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 2 Karangcegak bahwa
siswa SD masih sering bertengkar bahkan hanya karena masalah sepele seperti berebut
penghapus. Selain itu, ketika sedang upacara bendera berlangsung, masih ditemukan
siswa yang tidak tertib seperti seharusnya hormat kepada bendera merah putih malah
diam saja tidak melakukan dan suka asyik berbicara dengan teman di sebelahnya saat
upacara berlangsung. Hal ini menandakan bahwa nasionalisme pada diri siswa masih
kurang.
7
Dalam kegiatan pramuka, siswa dilatih mandiri. Misalnya pada saat kegiatan
kemah, siswa belajar untuk menyelesaikan masalah sendiri, makan sendiri, masak
sendiri, mandi sendiri dan sebagainya. Padahal kenyataannya masih ada beberapa
siswa yang bergantung pada orang tuanya. Pada kegiatan pramuka diajarkan pula
karakter integritas yang berupa kejujuran dan tanggung jawab. Misalnya ketika
menemukan sesuatu lalu diserahkan kepada kakak Pembina dan mengerjakan setiap
tugas yang diberikan yang merupakan nilai tanggungjawab. Siswa juga dilatih upacara
dengan khidmat, menghormati bendera, diajarkan wawasan tentang Negara Indonesia
yang meliputi presiden, mata uang, bendera, lagu kebangsaan, lagu daerah, dan
sebagainya. Hal ini menunjukkan pramuka mengajarkan karakter nasionalisme.
Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 2 Karangcegak, siswa kurang mandiri.
Hal ini dapat di lihat dari siswa tidak mau berangkat sekolah jika tidak diberi uang saku
yang banyak, harus diantar jika ke sekolah dan inginnya ditunggu jika mengikuti
kegiatan pramuka. Siswa masih kurang pada karakter integritas. Hal ini dapat di lihat
ketika ada PR tidak mengerjakan sendiri, ketika ada ulangan menyontek temannya,
dan tidak melapor kepada pembina atau guru jika menemukan sesuatu. Siswa masih
kurang pada karakter nasionalisme. Hal ini dapat di lihat ketika siswa tidak mau
mengikuti upacara bendera karena panas terik dan tidak tertib mengikuti upacara
karena bercanda dengan temannya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti hanya meneliti tiga karakter yang dapat
dibentuk melalui kegiatan pramuka, karena tiga karakter tersebut yang ditemukan
permasalahan di SD Negeri 2 Karangcegak yaitu karakter mandiri, integritas, dan
8
nasionalisme. Alasan peneliti tertarik melakukan penelitian di sekolah dasar
berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala sekolah terdapat beberapa
permasalahan yang sama dengan penelitian sebelumnya yang relevan yaitu terkait
dengan karakter mandiri, integritas dan nasionalisme. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
terhadap Karakter Mandiri, Integritas, dan Nasionalisme pada Siswa Sekolah Dasar”.
Pembentukan karakter di sekolah menjadi penting dalam membentuk karakter siswa
yang lebih kuat, khususnya pada karakter mandiri, integritas dan nasionalisme.
Penanaman nilai-nilai karakter pada satuan pendidikan dasar sangat dibutuhkan
sebagai fondasi karakater siswa di masa yang akan datang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1) Kurangnya karakter mandiri yang ditandai dengan PR siswa yang dikerjakan oleh
kakak atau orang tuanya, siswa yang tidak berani untuk maju ke dapan kelas untuk
mengemukakan pendapat, masih ada siswa yang ditunggu orang tuanya saat
ekstrakurikuler dan ketika berkemah masih ada yang meminta orang tuanya untuk
terus datang memenuhi kebutuhannya.
2) Masih rendahnya karakter integritas yang ditandai dengan banyak siswa yang
menyontek saat ujian, masih ada siswa yang menyalin puisi karya orang lain tanpa
mencantumkan sumbernya, siswa tidak berani menyampaikan pendapat saat
9
diskusi, masih ada siswa yang ketika menemukan barang milik orang lain tidak
melapor kepada guru/pembina.
3) Karakter nasionalisme siswa yang masih kurang, dapat diketahui ketika sedang
upacara bendera berlangsung, masih ditemukan siswa yang tidak tertib seperti
seharusnya hormat kepada bendera merah putih malah diam saja tidak melakukan
dan suka asyik berbicara dengan teman di sebelahnya saat upacara berlangsung.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan beberapa rumusan pertanyaan penelitian, diantaranya yaitu:
1) Adakah pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri?
2) Adakah pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter integritas?
3) Adakah pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter nasionalisme?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penellitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
mandiri.
2) Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
integritas.
3) Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
nasionalisme.
1.5 Manfaat Penelitian
10
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut dapat berupa
manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut:
1) Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat menghasilkan
tesis untuk memperkuat teori konstruktivisme dan teori karakter.
2) Manfaat praktis:
a. Bagi gugus depan dapat dijadikan pedoman bagi Pembina pramuka dan
anggota pramuka agar memiliki wawasan, pemahaman, dan penyusunan
program kerja pramuka dalam ekstrakurikuler wajib berdasarkan
kurikulum 2013.
b. Bagi pihak sekolah, penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan
kegiatan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013.
c. Bagi kwartir nasional, menjadi bahan masukan atau saran terkait
bagaimana kondisi, kendala pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Dalam melakukan penelitian perlu adanya rujukan penelitian terdahulu yang dapat
dijadikan sebagai gambaran maupun acuan bagi peneliti dalam mendukung proses
penelitian diantaranya adalah sebagai berikut:
Penelitian oleh Supardi (2014) yang berjudul “Efektivitas pengembangan Nilai-
Nilai Karakter Bangsa melalui Ekstrakurikuler Pramuka”, bertujuan untuk
menganalisis pengembangan nilai-nilai karakter bangsa (kemandirian, kedisiplinan,
tenggang rasa, gotong royong, ketahanmalangan dan kreativitas) melalui kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai-nilai
karakter bangsa (kemandirian, kedisiplinan, tenggang rasa, gotong royong,
ketahanmalangan dan kreativitas), sehingga dalam pengembangan nilai-nilai karakter
bangsa tersebut dapat melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
Penelitian yang dilakukan oleh Mislia et al (2016) yang berjudul “The
Implementation of Character Education through Scout Activities” yang bertujuan
menggambarkan keterampilan pramuka yang dapat membentuk karakter siswa. Hasil
penelitian menunjukkan karakter yang dapat dibentuk adalah ketelitian, kesabaran,
kerja sama, tanggung jawab, kepedulian sosial, keberanian, percaya diri, ketekunan,
kreatif, religius, patriotisme, kesadaran lingkungan, kemandirian, disiplin, rasa ingin
tahu, dan kerja keras.
12
Penelitian yang dilakukan Du Merac (2015) yang berjudul “What We Know about
the Impact of School and Scouting on Adolescents’ Value-Based Leadership” yang
bertujuan untuk memahami dampak lingkungan sekolah dibandingkan dengan
lingkungan kepramukaan pada sikap kepemimpinan remaja. Hasil menunjukkan
adanya efek yang berbeda diantara siswa dan kepramukaan, persepsi konteks
pendidikan pada sikap dan kapasitas kepemimpinan mereka, dan pengaruh nilai
individu pada nilai-nilai grup dan efek nilai grup pada nilai sosial dan kapasitas
kepemimpinan.
Penelitian yang dilakukan oleh Al-Safty (2016) yang berjudul “Effect of National
and International Scout Camps on Some Daily Life Skills of Boy Scouts: Comparative
Study” yang bertujuan untuk mengidentifikasi efek dari perkemahan pramuka nasional
dan internasional pada peningkatan keterampilan keterampilan hidup sehari-hari untuk
pramuka. Hasil menunjukkan pramuka internasional memiliki efek positif pada
perolehan keterampilan hidup sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Brostrom (2016) yang berjudul “Learning to Lead:
the Transition from Participant to Leader within the Swedish Scout Movement” yang
bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana anggota transit dari peserta ke pemimpin
dalam kepramukaan Swedia. Hasil menunjukkan ada akhir masa kecil dan remaja
dalam kepramukaan, agar tetap terlibat peserta harus menjadi pemimpin. Anggota
menjadi memiliki tanggung jawab lebih sebagai pemimpin pramuka.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurkholis (2018) yang berjudul “Full-Day School
Application and Its Effect on Character Building of Students (Case Study at Elementary
13
Schook Nasima Semarang)” yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai
karakter pada penerapan konsep sekolah sehari penuh di Sekolah Dasar Nasima. Hasil
menunjukkan pengaruh positif penerapan sekolah sehari penuh diterapkan di sekolah.
Efek negatif dari penerapan sekolah sehari penuh adalah siswa memiliki beban fisik
dan psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah umum, karena tuntutan
akademis yang relatif tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Prihanawati dan Hidayah (2018) yang berjudul
“Pengaruh Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Kemandirian
Siswa Kelas V SD Negeri Cibuk Lor Seyegan Sleman” yang bertujuan mengetahui
pengaruh keaktifan mengikuti ekstrakurikuler pramuka terhadap kemandirian siswa
kelas V. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan mengikuti
ekstrakurikuler pramuka terhadap kemandirian siswa.
Penelitian oleh Aeni (2014) yang berjudul “ Karakter untuk Siswa SD dalam
Perspektif Islam”, hasil menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter kepada siswa
SD harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pembentukan karakter pada
usia anak. Menurut penelitian ini, kemandirian ditandai dengan siap menerima resiko
jika tidak menaati peraturan.
Penelitian oleh Suharni (2018) yang berjudul “Implementation of Character
Education in Students in State Schools 09 Review Tapakis” bertujuan untuk
menerapkan pendidikan karakter kepada siswa, faktor pendukung, dan faktor,
penghambat. Hasil menunjukkan penerapan karakter terintegrasi pembelajaran,
pembiasaan, keteladanan, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka.
14
Penelitian oleh Prianto (2016) yang berjudul “The Role of Parents’ and Teachers’
toward Students’ Involvement in the Scouts and the Students’ Enterpreneurial Values”
tujuannya meneliti dukungan orang tua dan guru untuk siswa agar terlibat dalam
pramuka dan sejauh mana pramuka dapat mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan.
Hasilnya menunjukkan dukungan dukungan orang tua dan guru memberi pengaruh
yang signifikan terhadap keterlibatan siswa dalam pramuka dan nilai-nilai
kewirausahaan siswa.
Penelitian oleh Budiyanto dan Machali (2014) yang berjudul “Pembentukan
Karakter Mandiri melalui Pendidikan Agriculture di Pondok Pesantren Islamic Center
Aswaja Lintang Songo Piyungan, Bantul Yogyakarta” bertujuan untuk mengetahui
pembentukan karakter mandiri melalui pendidikan pertanian. Hasil penelitian
menunjukkan bentuk-bentuk karakter mandiri yang dikembangkan adalah disiplin dan
bersungguh-sungguh, kemandiran dan kerja keras, religius, kebersamaan, peduli, kasih
sayang, kesederhanaan, hormat, santun, tanggungjawab, jujur dan ikhlas. Kesemuanya
terbentuk untuk program-program pendidikan dan praktik pertanian yang dilaksanakan
di pondok pesantren tersebut.
Penelitian oleh Field (2015) yang berjudul “Teaching Independent Learning Skills
in the First Year: A Positive Psychology Strategy for Promoting Law Student Well-
Being”, bertujuan untuk menghubungkan literatur tentang kesejahteraan mahasiswa
hukum dan pembelajaran mandiri dengan menggunakan Self Determination Theory
(SDT) atau teori penentuan nasib sendiri sebagai jembatan teoritis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterampilan belajar mandiri merupakan bagian penting dari
15
pendidikan hukum sebagai hasil pembelajaran dan kesejahteraan. Instruksi yang
disengaja dalam pengembangan keterampilan belajar mandiri dalam kurikulum tahun
pertama mendukung otonomi. Oleh karena itu dapat meletakkan dasar bagi
keberhasilan akademik dan pribadi di universitas.
Penelitian oleh Maskur (2016) yang berjudul “Model PBL dengan Scaffolding
Berbantuan Schoology untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Karakter Mandiri” yang bertujuan mengarahkan kemampuan siswa untuk menemukan
dan mengembangkan sendiri pengetahuannya dan berorientasi pada matematika
pengalaman sehari-hari dan dengan schoology siswa dapat melihat materi tayang setiap
saat sehingga bisa tumbuh kemandiriannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menerapkan model PBL dengan scaffolding berbantuan schoology pada proses
pembelajaran matematika membantu siswa dalam memperkuat kemampuan
pemecahan masalah dan karakter mandiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2014) yang berjudul “Peran Integritas
Personal sebagai Pemediasi pada Pengaruh Lingkungan Etika Organisasi, Kualitas
Pengendalian Internal dan Keadilan Organisasi terhadap Terjadinya Fraud”, bertujuan
untuk mengetahui pengaruh lingkungan etika organisasi, keadilan organisasi, dan
kualitas pengendalian internal terhadap terjadinya fraud dan intervening integritas
personal baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lingkungan etika organisasi, keadilan organisasi dan kualitas pengendalian internal
berpengaruh terhadap terjadinya fraud dengan variabel intervening integritas personal.
16
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2014) “Kepribadian Pegawai Negeri Sipil
yang Berintegritas Berdasarkan Teori Eysenck”, bertujuan untuk mengetahui
perbedaan integritas PNS diantara tipe kepribadian Eysenck dan mampu mengetahui
hubungan antara aspek dalam dimensi kepribadian dengan integritas PNS. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan integritas PNS pada Pegawai
Negeri Sipil antar tipe kepribadian dari teori Eysenck.
Penelitian yang dilakukan oleh Firmantyo (2016) yang berjudul “Integritas
Akademik dan Kecemasan Akademik dalam Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa”
yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan
akademik dan integritas akademik dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas
XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negative antara
kecemasan akademik dan integritas akademik dalam menghadapi ujian nasional pada
siswa di SMAN Y.
Penelitian yang dilakukan oleh Marannu (2018) yang berjudul “Menakar Integritas
Anak Seribu Pulau di Maluku Utara” yang bertujuan untuk mengetahui realitas
integritas siswa yang berkaitan dengan tanggungjawab, kejujuran, toleransi beragama
dan kecintaan siswa terhadap Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
pendukung integritas siswa dalam penelitian ini sudah cukup baik, sekolah sudah
mampu memberikan ruang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
integritasnya secara mandiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Kulap (2017) yang berjudul “Nationalism of Nani
Wartabone: Nation Character Building Foundation of Indonesia”, bertujuan untuk
17
menganalisis bagaimana konsep nasionalisme Nani Wartabone dan implementasinya
di masa sekarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nasionalisme
pada era ini dijalankan berdasarkan lima prinsip yaitu: menjaga integrasi nasional
(kesatuan), menerima keberagaman (kebebasan), maju egaliter (kesetaraan),
kebanggan pada bangsa dan negara (kepribadian) dan memiliki visi pembangunan
bangsa (kinerja).
Penelitian oleh Widiatmaka (2016) yang berjudul “Pembangunan Karakter
Nasionalisme Peserta Didik di Sekolah Berbasis Agama Islam”, bertujuan untuk
menjadikan individu siswa yang taat kepada agama Islam dan memiliki karakter
nasionalisme. Hasil penelitian menunjukkan awalnya siswa dikenalkan dengan
karakter berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW yang memiliki karakter
nasionalisme, selanjutnya siswa mencintai karakter yang baik khususnya nasionalisme,
lalu siswa membiasakan karakter nasionalisme tersebut baik di sekolah, di lingkungan
keluarga, maupun di masyarakat.
Penelitian oleh Yama (2015) yang berjudul “The Revitalization Policy of
Character Education in Term of Strengthening the Concept of Nationalism” yang
bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang pentingnya dan urgensi untuk
merevitalisasi pendidikan karakter untuk nasionalisme. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peran pendidikan karakter ditemukan sangat signifikan, oleh karena itu pilihan
untuk menghidupkan kembali karakter pendidikan untuk mempertahankan nilai-nilai
nasionalisme di Indonesia bersifat empiris dan logis.
18
Penelitian yang dilakukan oleh Aspin, Wasino, dan Yusuf (2021) yang berjudul
“Values of Nationalism in the Extracurricular Activity of Boys Scout at Public
Elementary School 3 Palu” yang bertujuan menganalisis penerapan nilai-nilai
nasionalisme, peran kepala sekolah, guru, pelatih pramuka dalam pelaksanaan kegiatan
pramuka. Hasil penelitiannya yaitu nasionalisme dibentuk melalui implementasi dari
kegiatan pramuka termasuk menyanyi lagu nasional, lagu daerah, permainan, tali
temali dan sebgainya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2018) yang berjudul “The Nationalism
Practice of Chinese Ethnic at Pecinan Bintoro Village Demak Regency” yang bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemahaman serta bentuk partisipasi dalam
praktik etnis Tionghoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Cina Pecinan
Bintoro dari kabupaten Demak memiliki makna kesatuan dimana masyarakat
dipersatukan tanpa melihat perbedaan suku, agama, budaya, dan semua hidup
berdampingan. Bentuk partisipasi orang Tionghoa di Indonesia kampung Pecinan
Bintoro, Kabupaten Demak dalam beberapa kegiatan sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014) yang berjudul “The Socialization
Model of National Character Education for Students in Elementary School Through
Comic” yang bertujuan untuk memahami proses sosialisasi pendidikan karakter bangsa
bagi siswa di sekolah dasar melalui komik dan untuk menentukan dampak dari model
sosialisasi pendidikan karakter bangsa untuk membangun karakter siswa di sekolah
dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi pendidikan karakter bangsa di
sekolah dasar dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui manajemen sekolah dan
19
melalui program ekstrakurikuler. Model sosialisasi karakter nasional pendidikan di
sekolah dasar melalui komik lebih efektif untuk diterapkan karena siswa lebih tertarik
pada visualisasi gambar yang menarik.
Beberapa jurnal penelitian di atas terdapat beberapa variabel yang sama dengan
variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Variabel yang akan diteliti oleh peneliti yaitu
ekstrakurikuler pramuka, karakter mandiri, integritas, dan nasionalisme. Perbedaan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dari penelitian sebelumnya, penelitian ini
terdapat satu variabel independen yaitu ekstrakurikuler pramuka dan tiga variabel
dependen yaitu karakter mandiri, integritas, dan nasionalisme. Penelitian akan
dilaksanakan di SD Negeri 2 Karangcegak untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri, integritas dan nasionalisme
terhadap siswa kelas V.
2.2 Kajian Teoretis
2.2.1 Teori Habitus
Pendidikan pada hakikatnya kegiatan sadar dan tanggung jawab oleh orang
dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi antar keduanya (Yatmiko, Banowati,
dan Suhandini, 2015). Tujuan lembaga pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu
pengetahuan tetapi juga harus memberikan contoh teladan agar siswa memiliki nilai-
nilai karakter yang baik. Dalam pembentukan karakter yang baik, dibutuhkan
pembiasaan nilai karakter yang positif sehingga siswa akan berperilaku baik,
contohnya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Hal ini sesuai dengan
teori Habitus yang dicetuskan oleh Bordieu. Teori Habitus tumbuh dalam masyarakat
20
secara alami melalui proses sosial yang sangat panjang, terinternalisasi dan
terakulturasi dalam diri masyarakat menjadi kebiasaan yang terstruktur secara
sendirinya (Failasufah, 2016).
Pierre Bordieu adalah seorang sosiolog Prancis, yang perjalanan intelektualnya
dipengaruhi oleh keprihatinan mendasar terhadap lingkungan sosial dan hasrat
terhadap perubahan. Habitus menurut Bourdieu (Haryatmoko dalam Ginting, 2019),
merupakan hasil keterampilan yang menjadi tindakan praktis, baik secara sadar
maupun tidak, yang dipandang sebagai suatu kemampuan yang kelihatannya alamiah
dan berkembang dalam lingkungan sosial tertentu. Habitus dapat dikembangkan
melalui pengalaman, dan habitus tersebut dapat menjadi dasar kepribadian individu.
Kata “habitus” dapat berarti kebiasaan, tata pembawaan, penampilan diri yang
merujuk pada kecenderungan, pembawaan diri yang telah menjadi insting, atau
perilaku yang mendarah daging. Hal ini semacam penumbuhan dari kebiasaan
seseorang dalam merasa, memandang, mendekati, bertindak, atau berinteraksi. Temuan
Bourdieu (Prasetya, Haryono & Simatupang, 2016) tentang praksis dinyatakan bahwa
praksis atau tindakan akan lahir dari kombinasi antara habitus serta modal dan arena
(field) yang dirumuskan sebagai berikut: [(habitus) (modal) + arena = praksis]. Teori
praksis ini dapat digunakan untuk melihat proses terbentuknya karakter suatu siswa.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori habitus dari Bordieu dan
teori karakter dari Thomas Lickona. Thomas Lickona mendefinisikan pendidikan
karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang
21
memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Nilai-nilai
karakter akan terimplementasi secara terus menerus melalui berbagai kagiatan yang
salah satunya yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka, sehingga membentuk habit.
Dari permasalahan yang mendasari penelitian sebelum terjun ke lapangan, solusi
yang dirumuskan, hingga hasil yang nantinya akan dicapai setelah penelitian di
lapangan, untuk mendukung proses tersebut maka peneliti menggunakan teori Habitus
Arena yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu. Teori ini menjelaskan tentang
kebiasaan-kebiasaan setiap individu atau kelompok dalam suatu tempat, yang mana
kebiasaan-kebiasaan ini akan berbeda-beda dan tidak dapat dipaksakan sama pada
setiap aktor kehidupan sosial (Prasetya, Haryono & Simatupang, 2016). Kebiasaan-
kebiasaan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu segala kegiatan kepramukaan yang
dilaksanakan yang pada dasarnya dapat membiasakan beberapa perilaku terkait social
skill, seperti berkemah, PBB, mencari jejak, dan sebagainya, yang mana kegiatan
tersebut telah disesuaikan dengan arena habitus-habitus yang akan dilatih atau
dikembangkan. Kegiatan kepramukaan yang dimaksud adalah kegiatan yang menjadi
obyek penelitian untuk mengetahui pengembangan maupun penanaman karakter yang
terdiri dari karakter mandiri, integritas dan nasionalisme melalui kegiatan
kepramukaan.
Peran guru dalam pandangan sosial adalah pendidik bertanggungjawab untuk
mengembangkan struktur partisipasi dalam kelas memastikan bahwa siswa
membangun pemahaman sejalan dengan makna yang diterima kelompok melalui
negosiasi dengan siswa untuk menengahi antara makna pribadi dan makna kelompok
22
yang telah dicapai. Implikasinya dalam pembelajaran yakni upaya untuk fokus pada
mengorganisir kelas untuk memaksimalkan dimensi sosial dari belajar kooperatif,
situasi pembelajaran kolaboratif, serta memastikan pengalaman hidup siswa
diintegrasikan ke dalam situasi kelas kooperatif. Pendidik bertindak sebagai fasilitator
untuk memudahkan jalan siswa saat berusaha menemukan solusi.
2.2.2 Ekstrakurikuler
Dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter pada diri siswa selain
diajarkan oleh guru melalui materi pelajaran, dapat pula melalui ekstrakurikuler. Salah
satu ekstrakurikuler untuk menumbuhkan karakter yang baik yaitu ekstrakulikuler
pramuka. Menurut Permendikbud nomor 63 tahun 2014, tentang kegiatan
ekstrakurikuler, “kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar kegiatan intrakulikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan. Sudiami, Martitah, dan Subagyo (2019) menjelaskan
bahwa ekstrakurikuler pramuka adalah salah satu media yang tepat yang digunakan
untuk membangun karakter siswa. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama dan kemandirian siswa secara optimal untuk mendukung pencapaian
pendidikan nasional”.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang disediakan oleh sekolah
untuk siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dan pelaksanaannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di sekolah (Syairozi dan Endang,
2017). Menurut Supardi (2014) kegiatan ekstrakurikurer yaitu kegiatan yang
23
dilaksanakan secara terorganisir oleh siswa baik di sekolah maupun di perguruan tinggi
di luar jam belajar kurikulum standar. Menurut Antovska (2016) melalui kegiatan
ekstrakurikuler memiliki peran dalam membangun dan meningkatkan bakat siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam rangka pengembangan kepribadian,
bakat, dan kemampuan lain di luar akademik dengan tujuan memberikan manfaat
positif kepada siswa. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperluas
pengetahuan dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
minat, bakat serta melengkapi mata pelajaran dalam rangka pembinaan manusia
seutuhnya (Nanang dalam Erlamsyah dan Daharnis, 2014). Lebih lanjut, menurut
Masrukhi (2018) bahwa hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa kegiatan
ekstrakurikuler memiliki spirit untuk terjadinya proses pengembangan, proses sosial,
dan proses rekreatif. Proses pengembangan berarti bahwa, kegiatan ekstrakurikuler
dimaksudkan untuk menjadi wadah bagi berkembangnya potensi peserta didik melalui
interaksi dengan lingkungannya.
2.2.3 Pengertian Pendidikan Kepramukaan
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah adalah
pramuka. Gerakan pramuka adalah proses kegiatan yang menyenangkan di bawah
tanggung jawab orang dewasa dengan menggunakan metode pendidikan kepramukaan
(Bakhri dan Fibrianto, 2018). Melalui kegiatan pramuka siswa dilatih dan dibimbing
masalah pengembangan keterampilan dan nilai-nilai karakter yang baik. Pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang artinya rakyat muda yang suka
24
berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka. Anggota
gerakan pramuka terdiri dari anggota muda yaitu siswa Siaga, Penggalang, Penegak,
Pandega, dan anggota dewasa yaitu Pembina Pramuka, pembantu Pembina Pramuka,
Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka dan Instruktur Saka,
Pemimpin Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Mabi, dan Staff Karyawan
Kwartir (Anggradireja, 2011: 21).
Pendidikan kepramukaan adalah nama kegiatan anggota Gerakan Pramuka
(Anggradireja, 2011: 21). Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka, menyatakan bahwa pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengalaman
nilai-nilai kepramukaan. Pendidikan kepramukaan adalah proses belajar mandiri yang
progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi
aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. dalam kurikulum 2013 ekstrakurikuler pramuka
merupakan ekstrakurikuler wajib, dan banyak manfaat positif dalam mengikuti
ekstrakurikuler pramuka, seperti meningkatankan kedisiplinan, kemandirian, rasa
tanggung jawab, rasa nasionalisme, sikap sosial dan ketrampilan pada diri siswa
(Laksono dan Widagdo, 2018)
Pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan sepanjang hayat menggunakan
tata cara kreatif, rekreatif, dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
Kegiatan yang ada di dalam pendidikan kepramukaan tersebut, merupakan kegiatan
yang menarik, menyenangkan, menantang, sesuai dengan bakat dan minat siswa.
25
Kegiatan yang ada pada pendidikan kepramukaan ini, diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan spiritual, emosional, sosial, intelektual, fisik dan
pengalaman siswa dengan baik dan terarah. Kegiatan pendidikan kepramukaan
merupakan kegiatan di alam terbuka yang mengandung dua nilai, yaitu:
a. Nilai formal atau nilai pendidikan, yaitu pembentukan karakter.
b. Nilai materiil yaitu kegunaan praktisnya.
Pendidikan kepramukaan memiliki berbagai fungsi. Kwartir Nasional dalam
Anggradiredja (2011: 22), menjelakan fungsi pendidikan kepramukaan sebagai
berikut:
a. Permainan (game) yang menarik, menyenangkan, dan menantang serta
mengandung pendidikan bagi siswa.
b. Pengabdian bagi anggota dewasa.
c. Alat pembinaan dan pengembangan generasi muda bagi masyarakat.
2.2.4 Prinsip Dasar Kepramukaan
Prinsip dasar adalah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berpikir dan
bertindak. Prinsip dasar meliputi nilai dan norma dalam kehidupan seluruh anggota
gerakan pramuka. Prinsip dasar kepramukaan adalah asas yang mendasar pada kegiatan
pramuka dalam upaya membina watak siswa (Anggadiredja, 2011: 30).
Hakikat seorang pramuka adalah menerima dan menerapkan Prinsip Dasar
Kepramukaan. Prinsip Dasar Kepramukaan tersebut diterapkan baik sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun sebagain individu. Berdasarkan
26
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART) Gerakan Pramuka tahun
2013 pasal 8 menyebutkan Prinsip Dasar Kepramukaan diantaraya yaitu:
a. Taat kepada perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata cara
menurut agama yang dianutnya serta menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
b. Diberi tempat hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa, di bumi yang
berunsur tanah, air dan udara sebagai tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dengan rukun damai.
c. Mengakui bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan hidup bersama
dengan sesama manusia dalam kehidupan bersama yang didasari oleh prinsip
prikemanusiaan yang adil dan beradab.
d. Menyadari bahwa sebagai anggota masyarakat, wajib peduli terhadap kebutuhan
diri sendiri agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.
e. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta
memperkokoh persatuan menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
f. Merasa wajib peduli terhadap lingkungannya dengan cara menjaga memelihara
dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
g. Selalu berusaha taat kepada Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada poin a, b, dan c di atas prinsip dasar kepramukaan yang menunjukkan
karakter integritas. Pada poin d merupakan prinsip dasar kepramukaan yang
27
menunjukkan karakter mandiri, sedangkan pada poin e, f, dan g merupakan prinsip
dasar kepramukaan yang menunjukkan karakter nasionalisme. Siswa yang mengikuti
kegiatan pramuka, diharapkan mempunyai karakter mandiri, integritas dan
nasionalisme yang lebih baik.
Penggalang adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11-15 tahun.
Penggalang umumnya adalah siswa kelas V dan VI SD atau siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam Anggadiredja (2011: 39)
menjelaskan kode kehormatan Pramuka Penggalang:
a. Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila.
2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3) Menepati Dasa Dharma.
Berdasarkan isi Trisatya tersebut, ada enam kewajiban yang harus dimiliki oleh
seorang anggota Penggalang yaitu: kewajiban tehadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, sesama hidup, masyarakat dan terhadap
Dasadarma. Kewajiban tersebut harus tertanam dan dijiwai oleh setiap anggota
Pramuka Penggalang. Adapun contoh penerapan karakter mandiri, integritas dan
nasionalisme yang ada pada Dasa Dharma.
28
b. Dasa Dharma
1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menjalankan ibadah menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, patuh dan berbakti kepada orang tua, sayang
kepada saudara dan sebagainya.
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Menjaga kebersihan lingkungan,
ikut menjaga kelestarian lingkungan, membantu fakir miskin, siswa terlantar,
orang tua dan sebagainya.
3) Patriot yang sopan dan ksatria, mengikuti upacara bendera. Mengikuti upacara
bendera, ikut serta dalam bela negara, belajar di sekolah dengan baik.
4) Patuh dan suka bermusyawarah, patuh kepada orang tua, guru dan Pembina,
berusaha mufakat dalam musyawarah dan tidak mengambil keputusan yang
tergesa-gesa tanpa musyawarah.
5) Rela menolong dan tabah. Berusaha menolong orang yang terkena musibah,
tabah dalam menghadapi musibah dan kesulitan, tidak banyak mengeluh dan
putus asa.
6) Rajin, terampil dan gembira. Selalu hadir dalam pelatihan pramuka, dapat
membuat berbagai macam kerajinan, selalu riang gembira dalam setiap
melakukan kegiatan atau pekerjaan.
7) Hemat, cermat dan bersahaja. Tidak boros dan sederhana, teliti dalam
melakukan sesuatu dan tidak berlebih-lebihan.
8) Disiplin, berani dan setia. Selalu menepati waktu yang ditentukan,
mendahulukan kewajiban daripada hak dan tidak pernah ragu dalam bertindak.
29
9) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Menjalankan segala sesuatu dengan
sikap sungguh-sungguh, tidak pernah mengecewakan orang lain dan
bertanggungjawab dalam setap tindakan dan sebagainya.
10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, berusaha untuk berkata baik dan
benar, tidak pernah menyusahkan dan mengganggu orang lain serta berbuat
baik kepada orang tua.
2.2.5 Metode Kepramukaan
Metode kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada siswa melalui
kegiatan yang menarik dan menyenangkan serta menantang yang disesuaikan dengan
kondisi, situasi dan kegiatan siswa (Anggadiredja, 2011: 33). AD/ART Gerakan
Pramuka tahun 2013 pasal 9 (1) menjelaskan bahwa Metode kepramukaan adalah
metode belajar interaktif dan progresif yang dilaksanakan melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
b. Belajar sambil melakukan
c. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi
d. Kegiatan yang menarik dan menantang
e. Kegiatan di alam terbuka
f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan
g. Penghargaan berupa tanda kecakapan
h. Satuan terpisah antara putra dan putri
2.2.6 Kegiatan dalam Kepramukaan
30
Pendidikan kepramukaan memiliki banyak kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
bagi siswa, diantaranya yaitu dapat menumbuhkan karakter yang positif. Kegiatan-
kegiatan dalam pendidikan kepramukaan tersebut antara lain:
a. Upacara
Upacara merupakan tindakan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan
yang wajib dilaksanakan. Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan
yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang dilakukan atau diadakan
sehubungan dengan peristiwa penting seperti upacara adat, pelantikan, pemberian
tanda penghargaan, peringatan dan upacara lainnya (Anggadiredja, 2011: 133).
Ladi (2006: 34) menuturkan bahwa upacara dilaksanakan secara tertib dan teratur
menurut urut-urutan acara yang telah dilakukan dengan gerakan-gerakan dan
langkah-langkah kaki yang seragam dan serentak sesuai gerakan yang ditentukan
dalam Peraturan Baris-Berbaris (PBB).
Upacara dalam pembinaan pendidikan kepramukaan merupakan alat
pendidikan yang berkaitan dengan proses perkembangan siswa untuk
menumbuhkan kesadaran siswa sesuai dengan tujuan upacara. Pelaksanaan
upacara dilakukan dengan khidmat, teratur dan tertib. Upacara yang dilaksanakan
dalam kegiatan pramuka meliputi: upacara umum, upacara pembukaan dan
penutupan latihan, upacara pelantikan, serta upacara penghargaan.
Anggadiredja (2011: 133) menjelaskan tujuan upacara dalam gerakan
pramuka adalah membentuk sikap disiplin, menghargai suatu proses berkaitan
dengan sejarah, tradisi, perjuangan dan keberhasilan yang dicapai agar siswa:
31
1) Memiliki rasa cinta tanah air, bangsa, dan negara.
2) Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin prbadi.
3) Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
4) Memiliki jiwa gotong royong dan percaya pada orang lain.
5) Dapat memimpin dan dipimpin.
6) Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
7) Meningkatkan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa upacara dalam
pendidikan pramuka merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kedisiplinan, ketertiban serta membentuk budi pekerti yang baik.
Sikap-sikap yang terkandung dalam kegiatan upacara tersebut dapat melatih
karakter serta kecerdasan interpersonal siswa.
b. Peraturan Baris-Berbaris (PBB)
Peraturan Baris-Berbaris (PBB) adalah peraturan yang digunakan untuk
mengatur sekelompok orang dalam barisan untuk melakukan gerakan bersama-
sama secara tertib dan serempak baik gerakan di tempat maupun gerakan berjalan
(Ladi, 2006: 22). PBB yang ada dalam pendidikan pramuka terdiri atas dua
macam, yaitu PBB dengan menggunakan tongkat dan PBB tanpa tongkat.
Kegiatan PBB ini bertujuan untuk melatih fisik agar menciptakan jasmani yang
kuat dan tegap, melatih kekompakan siswa, percaya diri, kedisiplinan, serta
tanggungjawab.
c. Berkemah
Berkemah merupakan rekreasi yang cukup populer, biasanya menggunakan
tenda atau semacam kendaraan khusus yang dikenal sebagai karavan. Kegiatan ini
32
umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan atau dari
keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam (Sunardi, 2013: 76).
Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan, dengan
menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali.
Manfaat berkemah menurut Munafisah (2007: 67) adalah:
1) Mengagumi alam ciptaan Tuhan.
2) Mempercakap diri dalam pelaksanaan ajaran Pramuka.
3) Mempraktikkan sistem kerukunan.
4) Mengenal alam dan kawan dari dekat.
5) Menemukan hal-hal yang baru, yang akan mempertebal mentalitas.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa berkemah
merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan pramuka yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk melatih kecerdasan interpersonal siswa. Kegiatan berkemah
melatih siswa untuk memahami situasi sosial dan etika sosial.
d. Api Unggun
Api unggun merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka
khususnya pada malam hari. Dalam pendidikan pramuka, api unggun dilaksanakan
sebagai acara hiburan dengan suasana yang riang gembira. Tujuan
dilaksanakannya api unggun adalah untuk mendidik dan menumbuhkan
keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri melalui cara berpentas
(Anggadiredja, 2011: 144).
Nilai-nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari kegiatan api unggun seperti
yang dijelaskan oleh Kwartir Nasional dalam Anggadiredja (2011: 144), adalah:
1) Mempererat persaudaraan.
33
2) Memupuk kerjasama (gotong royong).
3) Menambah rasa keberanian dan percaya diri.
4) Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan.
5) Mengembangkan bakat dan kreativitas.
6) Memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan api
unggun mampu melatih karakter nasionalisme siswa. Siswa dituntut untuk
menjalin persaudaraan, bekerjasama serta mengembangkan bakat dan
kreativistasnya melalui kegiatan api unggun. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
latihan untuk penguasaan keterampilan komunikasi sosial pada siswa.
e. Permainan
Kegiatan permainan dalam kegiatan pramuka bukan seperti permainan biasa,
tetapi permainan yang selalu mengikuti aturan permainan dan permainan yang
bermakna dalam pembentukan karakter siswa (Anggadiredja, 2011: 142). Fungsi
permaianan dalam pramuka seperti yang dikutip dalam Sundari (2015: 22) antara
lain:
1) Menimbulkan rangsangan berpikir.
2) Kegiatan dapat terlaksana lebih mudah.
3) Terciptanya variasi dan metode-metode baru.
4) Timbul keinginan untuk tetap melakukan kegiatan.
5) Timbul rasa untuk bersosialisasi.
f. Keterampilan
Keterampilan kepramukaan merupakan materi yang diperoleh seorang
pramuka dari kegiatan yang diikutinya. Keterampilan ini menjadi bekal
34
pengetahuan praktis yang siap dimanfaatkan sewaktu-waktu (Manalu, 2014: 49).
Keterampilan yang diperoleh seorang anggota pramuka antara lain:
1) Keterampilan spiritual
Keterampilan spiritual adalah keterampilan sikap dan perilaku seorang
pramuka yang dalam kesehariannnya mencerminkan perwujudan:
a) Pengamalan kaidah-kaidah agama yang dianutnya.
b) Pengamalan PDK.
c) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
d) Pengamalan Pancasila.
2) Keterampilan emosional
Keterampilan emosional adalah keterampilan menata emosi sehingga yang
bersangkutan antara lain menjadi pramuka yang:
a) Cermat dalam menghadapi masalah.
b) Bijak dalam mengambil keputusan.
c) Sabar.
d) Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap.
e) Menghormati lawan bicara.
f) Sopan.
g) Santun dalam berbicara.
h) Hormat kepada orang tua.
3) Keterampilan sosial
35
Keterampilan sosial adalah keterampilan dalam bergaul atau berinteraksi
dengan orang lain. Dalam pergaulan tersebut, diharapkan seorang anggota
pramuka dapat:
a) Belajar dari orang lain.
b) Mengubah perilaku diri yang tidak baik menjadi perilaku yang baik.
c) Memengaruhi orang lain sehingga orang lain menjadi baik.
d) Belajar memimpin dan dipimpin.
e) Keterampilan memberikan pertolongan kepada orang lain.
f) Keterampilan tentang kesehatan lingkungan.
g) Keterampilan tentang pegamatan masyarakat.
4) Keterampilan intelektual
Keterampilan intelektual adalah keterampilan kecerdasan otak yang dapat
dilatih melalui:
a) Permainan KIM.
b) Permainan pemecahan masalah.
5) Keterampilan fisik
Keterampilan fisik adalah keterampilan yang secarafisik menjadi kebutuhan
siswa sebagai bekal mengatasi tantangan dan rintangan. Keterampilan fisik
yang hendaknya diberikan kepada pramuka adalah:
a) Tali temali.
b) Memahami peta dan kompas.
c) Mengetahui isyarat dan sandi.
36
d) Memahami cara menaksir.
e) Keterampilan mengenal alam.
Berdasarkan pemaparan kelima kegiatan yang ada dalam pendidikan
pramuka, dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan yang ada di dalam
pendidikan kepramukaan bermanfaat untuk melatih karakter yang baik pada
siswa. Siswa akan dilatih melalui kegiatan upacara, PBB, berkemah, api
unggun, permainan dan berbagai macam keterampilan yang ada dalam
pendidikan kepramukaan.
Berikut indikator ekstrakurikuler pramuka menurut Arjun (2014) yang tersaji
pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Indikator Ekstrakurikuler Pramuka
Hal Indikator
Ekstrakurikuer Pramuka a. Menyampaikan pendapat.
b. Mengikuti Perkemahan sesuai standar
perkemahan.
c. Menyebutkan Kode Kehormatan Pramuka
Penggalang.
d. Rajin mengikuti latihan Pramuka Penggalang.
e. Mengetahui salam, motto, dan arti Lambang
Gerakan Pramuka.
f. Menjelaskan fungsi, sejarah, kiasan warna, dan
cara menggunakan lambang negara.
g. Mampu membuat simpul, membuat ikatan, serta
menyambung tongkat.
h. Dapat baris – berbaris.
2.2.7 Pendidikan Karakter
37
Pendidikan karakter selain dapat dilakukan di lingkungan keluarga maupun
masyarakat, pendidikan karakter dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Sekolah
sebagai tempat penyelenggara pendidikan, selain penyampaian materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru kepada siswa juga ditanamkan karakter yang baik kepada siswa.
Afifah, Sulaiman dan Kusuma (2020) menyebutkan bahwa pendidikan seharusnya
tidak hanya berorientasi pada pengembangan kognitif, tetapi juga pada pengembangan
afektif (karakter). Menurut Sutarmi, Raharjo, dan Pramono (2016) Pengembangan
karakter harus harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang
sesuai, metode, serta pemebelajaran yang efektif.
Thomas Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang
sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak
dengan landasan inti nilai-nilai etis (Zulhijrah, 2015). Secara terminologis, makna
karakter sebagaimana dikemukakan oleh Thomas Lickona: “A reliable inner
disposition to respond to situations in a morally good way.” Selanjutnya dia
menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing,
moral feeling, and moral behavior” ( Dalmeri, 2014). Menurut Thomas Lickona,
karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu
menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar
melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian
pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku
(behaviors) dan keterampilan (skills). Dengan demikian, proses pendidikan karakter,
ataupun pendidikan akhlak dan karakter bangsa sudah tentu harus dipandang sebagai
38
usaha sadar dan terencana, bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Bahkan
kata lain, pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami,
membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun untuk semua
warga masyarakat atau warga negara secara keseluruhan.
Bambang Subali et al (2015) menyebutkan bahwa karakter positif sangat penting
untuk ditanamkan sedini mungkin di tingkat pendidikan dasar, karena pembentukan
karakter positif akan optimal jika dilakukan melalui pembiasaan lebih awal sebelum
masa dewasa. Apabila merujuk kepada kajian pembentukan karakter siswa, tergantung
pada aspek penekanannya. Diantaranya yang umum dikenal ialah: pendidikan moral,
pendidikan nilai, pendidikan religius, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan karakter
itu sendiri. Pendidikan pada hakikatnya mempunyai dua tujuan yaitu, membantu
manusia untuk menjadi cerdas dan pintar, dan membantu mereka menjadi manusia
yang baik. Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya,
tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang baik dan bijak tampaknya jauh lebih
sulit. Jadi, dapat dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan penting yang
mengiringi kehidupan manusia kapan dan dimanapun.
Menurut Winton dalam Samani (2012: 43), Pendidikan karakter adalah upaya
sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan kepada siswanya.
Definisi lainnya dikemukakan oleh Ratna Megawangi dalam Dharma (2011: 5), sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
39
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli di atas, dapat peneliti
simpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses penanaman nilai-nilai karakter
dari seorang guru kepada siswanya yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai tersebut baik kepada Tuhan, diri sendiri maupun
orang lain untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter baik, dan dapat
mempraktikannya dalam kehidupannya sehari-hari. Setelah memperoleh pendidikan
karakter, siswa diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif di
lingkungannya.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) jika berbagai pihak seperti di keluarga,
sekolah dan masyarakat turut mendukung pelaksanaannya.keterlibatan aktif dari
berbagai komponen tersebut akan membuat proses implementasi PPK menjadi efektif.
Berikut komponen yang sebaiknya turut mendukung dalam pelaksanaan PPK yang
dikemukakan oleh Sriwilujeng (2017:81-85):
1) PPK oleh Guru
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuan duru dalam membentuk
karakter siswa sebagai generasi penerus. Profesi guru begitu mulia karena dari
jasanya lahirlah penerus bangsa yang berkarakter baik. Berikut beberapa contoh
perilaku guru yang dapat membantu pelaksanakan PPK di sekolah:
a. Mendukung terjalinnya hubungan baik antara guru, siswa, dan seluruh warga
sekolah.
b. Mengintegrasikan materi PPK ke dalam kurikulum.
c. Membangun lingkungan pembelajaran yang menghargai keunikan individu.
40
d. Mendampiki siswa agar dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang
benar dan bertanggungjawab atas keputusan tersebut.
e. Memfasilitasi diskusi, dialog, dan peranan dalam PPK.
2) PPK oleh Orang Tua
Sekarang ini orang tua semakin menyadari pentingnya peran mereka dalam
mendidik anak, yang ditunjukkan melalui semakin beragamnya upaya orang tua
dalammendukung pendidikan anak. Selain itu, kontribusi orang tua juga sangat
diperlukan dalam beberapa hal sebagai berikut:
a. Mendampingi anak ketika bermain
b. Membiasakan berperilaku baik supaya anak memiliki panutan dalam keseharian
mereka.
c. Mengajarkan anak untuk membuat pertimbangan yang baik dan menyelesaikan
konflik secara adil.
d. Member kesempatan kepada anak untuk mempraktikan hal-hal yang sudah
dipelajarinya.
3) PPK oleh Masyarakat
Tingkat keberhasilan masyarakat dalam terlibat di bidang pendidikan, sistem
sosialnya dapat dapat diamati melalui tinggi rendahnya sikap taat hukum anggota
masyarakatnya. Apabila masyarakat suatu negara memiliki tingkat ketaatan hukum
yang tinggi, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki sistem pendidikan yang baik
dan semua lapisan masyarakat terlibat di dalamnya, karena hanya melalui
41
pendidikanlah kesadaran terhadap hukum dapat ditanamkan dengan baik pada
masyarakat.
2.2.8 Mandiri
Karakter mandiri merupakan salah satu karakter pada diri siswa yang ditanamkan
maupun dikembangkan di sekolah. Ali dan Asrori dalam Suid (2017) menyatakan
Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses
realisasi kemandirian dan proses menuju kesempurnaan. Menurut Seifet dan Hoffnug
(Desmita, 2009: 185) mendefinisikan kemandirian atau otonomi sebagai kemampuan
untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan malu dan keraguan. Sharon
dalam Masriah, Sukestiyarno dan Susilo (2015) kemandirian adalah proses yang
membantu siswa dalam mengatur pikiran, tingkah laku dan perasaan agar membuat
siswa berhasil dalam pengalaman belajar siswa.
Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan
pikiran, perasaan, dan tindakan secara bebas serta berusaha untuk menentukan dirinya
sendiri tanpa bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas. Apabila menyelesaikan
tugas sendiri hasilnya akan lebih memuaskan dibandingkan dengan pekerjaan yang
dibantu oleh orang lain. Dalam kegiatan pramuka, siswa bersama dengan teman-teman
sebayanya membentuk regu. Sistem beregu membangun rasa kebersamaan yang
menghasilkan pribadi yang mandiri (Sri, Samsudi, dan Sutoyo, 2013). Siswa yang
mempunyai kemandirian akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lancar,
sehingga guru juga dapat menikmati mengajarnya. Siswa yang mandiri nantinya akan
42
dapat melayani kebutuhannya sendiri sekaligus bertanggungjawab terhadap dirinya
sendiri.
Ciri-ciri individu yang mandiri dikemukakan oleh Suid (2017) yakni:
1) Percaya diri, merupakan kemampuan dan penilaian terhadap diri sendiri dalam
melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif.
2) Mampu bekerja sendiri, yaitu uasaha yang dilakukan secara mandiri untuk
menghasilkan sesuatu yang membanggakan atas keahlian dan kesungguhan yang
dimiliki.
3) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, yaitu
memiliki keterampilan sesuai dengan potensi yang diharapkan pada lingkungan
kerja.
4) Menghargai waktu, yaitu kemampuan mengatur jadwal sehari-hari yang
diprioritaskan dalam kegiatan yang bermanfaat secara efisien.
5) Tanggungjawab, yaitu sesuatu yang harus dilakukan oleh individu dalam
melaksanakan sesuatu yang sudah menjadi pilihannya.
Berikut indikator karakter mandiri menurut Sriwilujeng (2017) yang tersaji pada
tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2 Indikator Karakter Mandiri
43
Karakter Indikator
Mandiri a. Memiliki etos kerja berupa kebiasaan, budaya serta sistem
kelompok yang meyakininya.
b. Melaksanakan peraturan sekolah sebagai bentuk sikap disiplin
atau tanggungjawab.
c. Tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih
keinginan.
d. Berupaya semaksimal dan mengatasi segala kesulitan untuk
mencapai tujuan tertentu.
e. Merespon masalah secara optimis akan belajar lebih banyak dan
mampu mencapai prestasi
f. Mandiri karena yakin akan kemampuan diri sendiri.
g. Menghasilkan solusi dan gagasan di luar bingkai konservatif
h. Berani bertindak nyata dan semangat.
i. Mempunyai hati yang mantap dan percaya diri yang besar dalam
menghadapi sesuatu.
j. Menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2.2.8 Integritas
Pada tahun 2013, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) meluncurkan kurikulum berbasis karakter. Hal ini dimaksudkan untuk
menyiapkan siswa yang berkarakter positif, salah satunya karakter integritas. Kata
integritas berasal dari kata sifat Latin yang artinya utuh, lengkap. Integritas adalah
suatu konsep konsistensi antara tindakan dan ucapan. Seseorang yang yang dianggap
memiliki atau bertindak berdasarkan integritas berarti adalah orang yang selalu
melakukan dan berbicara tentang kebenaran (Harwati dan Hariyanti, 2017). Integritas
merupakan wujud dari prinsip moral terutama dalam hubungan dengan kebenaran,
kejujuran, keikhlasan dan tanggungjawab. (Soegiharto, 2014).
44
Seseorang yang memiliki integritas adalah orang yang dianggap baik, menjadi
panutan, dapat dipercaya, setia, jujur, jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan, menjadi
teladan dalam banyak hal (Gea dalam Sarjana dan Khayati, 2016). Menurut Salwa,
Away, dan Tabrani (2018) integritas berkaitan dengan kinerja, suatu pencapaian hasil
baik yang dicapai dengan selalu menjunjung tingi kejujuran dan nilai-nilai moral
lainnya. Karakter integritas erat kaitannya dengan jujur dan tanggung jawab. Kejujuran
adalah sejati dengan diri sendiri dan orang lain tentang niat dan kapasitas seseorang.
Ini termasuk mengatakan yang sebenarnya dan menyatakan niat seseorang.
Termanifestasi dalam komunikasi yang transparan dan terbuka dan berbagi informasi
secara proaktif (Barnard dalam Marannu, 2018). Kejujuran meliputi kejujuran terhadap
diri sendiri dan kejujuran terhadap orang lain serta berkaitan dengan motif dan realitas
batin sendiri. Variabelnya kesesuaian perkataan dengan perbuatan, Keberaniaan
menyampaikan kebenaran dan menghindari kecurangan.
Tanggung jawab, adalah penerimaan tanggung jawab untuk tujuan dan aspirasi
seseorang, untuk keterbatasan seseorang dan kekuatan, untuk pilihan yang satu
membuat dan konsekuensi dari tindakan seseorang. Penerimaan tanggung jawab orang
lain atau lembaga, untuk kepentingan mereka dan untuk peran seseorang dalam
keterkaitan satu dengan mereka (Barnard dalam Marannu, 2018). Variabelnya
memiliki inisiatif dalam belajar, mampu menyikapi sendiri permasalahan dengan baik,
Mematuhi peraturan yang berlaku, melaksanakan kesepakatan bersama, menanggung
resiko.
45
Berikut indikator karakter integritas menurut Rachman (2017: 154) yang tersaji
pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3 Indikator Karakter Integritas
Karakter Indikator
Integritas a. Bekerja berdasarkan hak dan kewenangan yang dimiliki.
b. Berani mengekspresikan fikiran dan perasaan apa adanya.
c. Tidak menyontek dalam ujian/ulangan.
d. Tidak mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya.
e. Melapor kepada yang berwajib dan/atau menyerahkan barang
yang ditemukan kepada yang berhak.
f. Menyelesaikan tugas/pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya.
g. Melakukan tugas dan kewajibannya sesuai ketentuan yang
berlaku.
h. Bersedia meminta maaf jika bersalah dan berusaha tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
i. Melaksanakan tugas individu dan bersama dengan baik.
j. Mengembalikan barang yang dipinjam dalam keadaan seperti
semula.
2.2.9 Nasionalisme
Dalam menjaga Negara Indonesia, pemerintah selalu mengupayakan untuk
menanamkan sikap-sikap nasionalisme terhadap masyarakat Indonesia. Yudohusodo
dalam Setiawan (2017) menjelaskan bahwa semangat nasionalisme ini sangat
diperlukan untuk tetap menjaga integritasdan identitas bangsa Indonesia, semangat
nasionalisme yang mendorong bangsa Indonesia untuk siap bersaing dengan bangsa-
bangsa lainnya. Sikap nasionalisme dapat terinternalisasi pada setiap individu sejak
di bangku sekolah. Sikap nasionalisme juga dapat diimplementasikan melalui
berbagai macam kegiatan di sekolah. Kegiatan-kegiatan di sekolah tersebut biasa
46
dikenal dengan sebutan ekstrakurikuler. Salah satu ekstrakurikuler untuk
menumbuhkan karakter nasionalisme yaitu ekstrakurikuler pramuka.
Mengenai konsep Nasionalisme secara etimologis berasal dari kata nation
(Bahasa Inggris) yang artinya “bangsa”, dan nasci (bahasa latin) yang artinya
“dilahirkan”. Nasionalisme adalah suatu konsep yang dapat diwujudkan dalam sebuah
sikap atau nilai positif yang diharapkan akan memperbaiki kualitas Bangsa Indonesia
dalam berbagai aspek (Rochman, Rachman, dan Masrukhi, 2016). Menurut Musa
dalam Fibrianto (2017) nasionalisme merupakan kemerdekaan perseorangan dari
kekuasaan atau pembebasan manusia dari penindasan perbudakan. Ketertindasan
yang berawal dari rendahnya daya pikir dan wawasan yang bermuara pada
rendahnya kualitas pendidikan, sehingga mudah dipecundangi bangsa asing.
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sub-nilai
nasionalis, antara lain, apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,
taat hukum, disiplin, serta menghormati keragaman budaya, suku, dan agama (Muslich,
Rahardjo, dan Priyambodo dalam Komara, 2018).
Menurut Dewi (2018: 49) nasionalisme Indonesia disertai dengan kelima prinsip
utama yakni:
a. Menjamin kesatuan dan persatuan bangsa;
b. Menjamin kebebasan individu ataupun kelompok;
47
c. Menjamin adanya kesamaan bagi setiap individu;
d. Menjamin terwujudnya kepribadian dan prestasi atau keunggulan bagi masa
depan bangsa.
Notonagoro dalam Dewi (2018: 49) menjelaskan bahwa unsur-unsur yang
membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan sejarah, bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses
Sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman kerajaan Sriwijaya, Majapahit,
kemudian datang penjajah, tercetus sumpah pemuda 1928 dan akhirnya
memproklamasikan sebagai bangsa Indonesia yang ,erdeka pada tanggal 17
Agustus 1945;
b. Kesatuan nasib, yaitu bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki kesamaan
nasib, yaitu penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad dan
memperjuangkan demi kemerdekaan secara bersama dan akhirnya
mendapatkan kegembiraan bersama atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yaitu
kemerdekaan;
c. Kesatuan kebudayaan, walaupun bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman
kebudayaan, namun keseluruhan itu merupakan satu kebudayaan yaitu
kebudayaan nasional Indonesia;
d. Kesatuan wilayah, bangsa Indonesia hidup dan mencari penghidupan dalam
wilayah Ibu Pertiwi, yaitu tumpah darah Indonesia;
e. Kesatuan atas kerohanian, bangsa Indonesia sebagai satu bangsa yang
memiliki kesamaan cita-cita, kesamaan pandangan hidup masyarakat
Indonesia, yaitu Pancasila.
Karakter nasionalisme dianggap penting guna mencetak generasi muda yang
berbudi pekerti, mencintai negara dan taat hukum (Sulistyowati, Wahidiyah, dan
Setiawan, 2019). Hal ini karena nasionalisme mempunyai arti yang sangat besar bagi
bangsa Indonesia,yang merupakan suatu kecenderungan yang ada pada diri seseorang
untuk menunjukkan adanya rasa kecintaan, setia, dan bangga terhadap negara, serta
senantiasa mempertahankan dan memajukan bangsa dan negaranya (Rifa’i, 2017: 54).
Karakter nasionalisme akan tertanam dalam diri bangsa Indonesia jika mempunyai
kesadaran akan pentingnya penanaman karakter nasionalisme. Berikut indikator
48
karakter nasionalisme menurut Rachman (2017: 197) yang tersaji pada tabel 2.4
berikut ini:
Tabel 2.4 Indikator Karakter Nasionalisme
Karakter Indikator
Nasionalisme a. Memiliki rasa cinta tanah air (menghormati pahlawan,
melakukan upacara bendera, memperingati hari-hari besar
nasional, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, melakukan
kegiatan pelestarian lingkungan, dan lainnya).
b. Menggunakan produk dalam negeri.
c. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan budaya
daerah maupun nasional (misalnya memakai pakaian
tradisional, menyanyikan lagu – lagu daerah dan sebagainya).
d. Berupaya agar mampu melaksanakan hak dan kewajiban
sebagai warga Negara Indonesia.
e. Menerima kebhinekatunggalikaan bangsa dan kebudayaan
Indonesia.
f. Menjaga kehormatan simbol-simbol Negara (Lambang
Negara Garuda Pancasila, Bendera kebangsaan Indonesia
Sang Saka Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
dan Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia, serta Lembaga-
lembaga Negara).
g. Dapat menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan/atau lagu yang
bertemakan nasionalisme.
h. Ikut serta menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan
hidup
i. Memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila sebagai
pandangan hidup, dasar negara dan ideologi negara.
j. Menjaga dan merawat fasilitas umum dan milik negara.
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh ekstrakulikuler pramuka terhadap
karakter mandiri, integritas, dan nasionalisme. Dunia pendidikan di Indonesia masih
diwarnai dengan kasus penyimpangan yang berkaitan dengan nilai karakter mandiri,
integritas, dan nasionalisme di sekolah seperti siswa tidak secara mandiri mengerjakan
49
PR sendiri di rumah, siswa tidak berani untuk maju ke depan kelas untuk
menyampaikan pendapat, masih banyak siswa yang ditunggu orang tuanya saat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, masih banyak siswa yang menyontek saat ujian,
terdapat siswa yang menyalin karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya,
terdapat siswa yang tidak tertib saat upacara bendera, dan siswa masih sering
bertengkar hanya karena masalah sepele seperti berebut penghapus.
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, diperlukan adanya suatu kegiatan
yang dapat membangun karakter yang baik bagi siswa. Salah satunya melalui kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang telah mewajibkan
kegian pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib bagi siswa di sekolah. Apabila dengan
diterapkannya ekstrakurikuler pramuka diharapkan mencapai suatu hasil yakni
karakter siswa yang baik, yaitu karakter mandiri, integritas dan nasionalisme. Upaya
untuk meninjau proses tersebut, peneliti menggunakan dua teori yaitu teori
konstruktivisme dan teori karakter. Teori konstruktivisme memandang proses
pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa membangun makna dalam dirinya,
sedangkan teori karakter memandang proses penanaman nilai karakter dari pendidik
kepada siswanya yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk
melaksanakan nilaik tersebut baik kepada Tuhan maupun kepada orang lain. Kerangka
berpikir penelitian ini dapat digambarkan pada bagan 2.1 berikut ini:
50
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 96), hipotesis merupakan jawaban terhadap rumusan
penelitian. Kebenaran dan hipotesis tersebut dapat dibuktikan melalui data yang
terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ha : Ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri pada
siswa SD kelas tinggi.
Ho : Tidak ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri
pada siswa SD kelas tinggi
Penanaman Karakter melalui
Ekstrakurikuler Pramuka:
1. Mandiri
2. Integritas
3. Nasionalisme
1. Karakter kemandirian yang masih rendah. Dapat dilihat dari pembelajaran yang
masih bergantung pada guru.
2. Karakter integritas yang masih rendah. Dapat dilihat dari siswa yang menyontek
ketika ulangan.
3. Karakter nasionalisme yang masih rendah. Dapat dilihat dari siswa yang tidak
tertib saat upacara bendera.
Output
1. Pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri.
2. Pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter integritas.
3. Pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter nasionalisme.
1. Teori Habitus
2. Teori Karaker oleh
Thomas Lickona
51
2. Ha : Ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter integritas
pada siswa SD kelas tinggi.
Ho : Tidak ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
integritas pada siswa SD kelas tinggi.
3. Ha : Ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter nasionalis
me pada siswa SD kelas tinggi.
Ho : Tidak ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
nasionalisme pada siswa SD kelas tinggi.
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter mandiri. Hal
ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan persamaan regresi Y = 24.702
+ 0,456X dan melalui uji t yang menunjukkan thitung sebesar 7,991
dibandingkan dengan ttabel (db = 66) yaitu 1,998 taraf signifikansi 5% jadi
thitung > ttabel. Besar pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
mandiri yaitu sebesar 49,2%.
2. Ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter integritas.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan persamaan regresi Y =
11.862 + 0,734X dan melalui uji t yang menunjukkan thitung sebesar 11,610
dibandingkan dengan ttabel (db = 66) yaitu 1,998 taraf signifikansi 5% jadi
thitung > ttabel. Besar pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
integritas yaitu sebesar 67,1%.
3. Ada pengaruh antara ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter
nasionalisme. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan persamaan
regresi Y = 27,463 + 0,401X dan melalui uji t yang menunjukkan thitung
sebesar 7,231 dibandingkan dengan ttabel (db = 66) yaitu 1,998 taraf
signifikansi 5% jadi thitung > ttabel. Besar pengaruh ekstrakurikuler pramuka
terhadap karakter nasionalisme yaitu sebesar 44,2%.
97
4. Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina, guru kelas dan orang tua serta
hasil kuesioner kepada siswa dapat peneliti simpulkan bahwa dengan adanya
pramuka dapat mempengaruhi karakter mandiri, integritas dan nasionalisme.
Hal ini ditunjukkan dari jawaban wawancara dengan pengamalan dasa
dharma pramuka dan memberikan contoh perilaku guru yang baik kepada
siswa dapat menumbuhkan karakter mandiri, integritas dan nasionalisme.
Kegiatan dalam pramuka yang meliputi berkemah, baris-berbaris, permainan,
dan keterampilan dapat menumbuhkan karakter siswa yaitu mandiri,
integritas dan nasionalisme.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran,
diantaranya:
a. Gugus depan hendaknya memperhatikan sarana yang dibutuhkan dalam
kegiatan kepramukaan dan memantau apakah siswa sudah mengalami
peningkatan karakter yang baik melalui keikutsertaan dalam kepramukaan.
b. Pihak sekolah hendaknya mengadakan kuesioner untuk mengukur karakter
mandiri, integritas, dan nasionalisme. Tujuannya untuk mengetahui tingkat
karakter tersebut sehingga mudah untuk mengembangkannya.
c. Kegiatan pramuka dapat menumbuhkan dan mengembangkan karakter yang
baik bagi siswa, sehingga kegiatan pramuka wajib diikuti semua siswa
mengingat pula kegiatan pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang
dicanangkan oleh pemerintah.
98
d. Orang tua ikut mengawasi dalam pendidikan ekstrakurikuler pramuka di
sekolah, karena pendidikan yang paling pertama adalah keluarga. Oleh karena
itu perlu adannya penanaman karakter yang baik dalam keluarga, khususnya di
rumah, sehingga mampu memberikan efek terhadap perilaku positif anak
dalam sehari-hari.
e. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap
karakter mandiri, integritas dan nasionalisme pada siswa SD. Oleh karena itu,
masih membuka ruang bagi penelitian sejenis untuk menyempurnakan
penelitian sebagai referensi adanya penelitian yang lebih detail berkenaan
dengan pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter yang lainnya.
99
99
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, A. N. 2014. Pendidikan Karakter untuk Siswa SD dalam Perspektif Islam.
Mimbar Sekolah Dasar, 1(1): 50-58.
Afifah H. M., Sulaiman & Kusuma D. W. Y. 2020. The Subtitution of Physical
Education with Sekolah Alam Student Scout Learning Activities as the Means
of Strengthening Education based Character Building in Natural Elementary
School Ar-Ridho Semarang. Journal of Physical Education and Sport, 9 (2):
112-116.
Alfarabi. 2010.
Kuesioner.https://alfarabi1984.wordpress.com/2010/11/19/kuesioner/
(Diakses 29 Maret 2019, Pukul 22.14 WIB).
Al-Safty. A. M. 2016. Effect of National and International Scout Camps on Some
Daily Life Skills of Boy Scouts: Comparative Study. Journal of Applied
Sports Science, 6 (2): 50-59.
Anggadiredja, J. T. et al. 2011. Kursus Mahir Dasar untuk Pembina Pramuka.
Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Antovska, M. A. A. 2016. Teachers, Students, and Extracurricular Activities in
Primary Education. International Jouurnal of Cognitive Research in Science,
Engineering and Education, 4 (1): 49-53.
Apriani, A. N, Indah P. S., & Intan K. S. 2017. Pengaruh Living Values Education
(LVEP) terhadap Penanaman Karakter Nasionalisme Siswa SD dalam
Pembelajaran Tematik. Jurnal Taman Cendekia, 01 (2): 102-112
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arjun, A. 2014. Pengaruh Ekstrakurikuler Kepramukaan terhadap Sikap
Kepemimpinan Siswa Kelas V SD Se Gugus I Kecamatan Sedayu Kabupaten
Bantul Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Aspin P. Y., Wasino, & Yusuf A. 2021. Values of Nationalism the Extracurricular
Activity of Boys Scout at Public Elementary School 3 Palu. Journal of
Primary Education, 10 (1): 93-104.
Astuti, T. M. P., Elly K., & Kuncoro B. P. 2014. The Socialization Model of
National Character Education for Student in Elementary School Through
Comic. Jurnal Komunitas, 6 (2): 260-270.
Badruzzaman. 2019. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Membentuk Karakter Siswa
SDIT Sabilul Huda Kota Cirebon. Jurnal Ilmiah Kajian Islam, 3 (2): 1-16.
100
Bakhri, S & Fibrianto A. S. 2018. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
dengan Tingkat Religiusitas Siswa SMA Negeri 1 Tangen (Perspektif Teori
Sistem Sosial Talcott Parsons). Jurnal Sosiologi Agama, 12 (1), 67-84.
Budiyanto, M & Imam Machali. 2014. Pembentukan Karakter Mandiri Melalui
Pendidikan Agriculture di Pondok Pesantren Islamic Studies Center Aswaja
Lintang Songo Piyungan Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, IV
(2): 108-122.
Brostrom, A. W. 2016. Learning to Lead: the Transition from Participant to Leader
within the Swedish Scout Movement. World Leisure Journal: Vol. 58 No.1,
12-27.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Dewi, L. K. 2018. Praktik Nasionalisme Etnis Tionghoa di Kampung Pecinan
Bintoro Kabupaten Demak. Tesis: Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
Dewi, L. K., Suwito E. P. & Agustinus S. P. 2018. The Nationalism Practice of
Chinese Ethnic at Pecinan Bintoro Village Demak Regency. Journal of
Educational Social Studies, 7 (2) (2018): 75-81.
Du Merac, E. R. 2015. What We Know about the Impact of School and Scouting
on Adolescents’ Value-Based Leadership. ECPS Journal: 207-224.
Erlamsyah, R. F dan Daharnis. 2014. Pembinaan Kegiatan Ekstrakulikuler di
Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Sawahlunto. Konselor, 3 (3): 100-
105.
Failasufah. 2016. Mmembangun Karater Juara melalui The Sevent Habit Mayoga.
Jurnal Madaniyah, 3 (11): 157-184.
Fibrianto, A. S. & Syamsul B. 2017. Pelaksanaan Aktivitas Ekstrakurikuler
Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) dalam Pembentukan Karakter, Moral,
dan Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 3 Surakarta. Jurnal Moral
Kemasyarakatan, 2 (2): 75-93.
Field, R., James D., & Anna H. 2015. Teaching Independent Learning Skills in the
First Year: A Positive Psychology Strategy for Promoting Law Student Well-
Being. Journal of Learning Design, 7 ( 2): 207-224.
Firmantyo, T. & Asmadi A. 2016. Integritas Akademik dan Kecemasan Akademik
dalam Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa. Jurnal Penelitian Psikologi,
1 (1): 1-11.
Fitria, G. D. & Amilin. 2014. Peran Integritas sebagai Pemediasi pada Pengaruh
Lingkungan Etika Organisasi, Kualitas Pengendalian Internal dan Keadilan
101
Organisasi terhadap Terjadinya Fraud. Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan, 1 (1): 109-119.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ginting, H. S. P. H. 2019. Novel Sang Pemimpi Kaya Andrea Hirata: Analisis
Habitus dan Modal dalam Arena Pendidikan menurut Perspektif Pierre
Bordieu. Jurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis, 13 (01): 47-56.
Handoyo, E. & Tijan. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi:
Pengalaman Universitas Negeri Semarang. Semarang: Widya Karya.
Hartanto. 2016. Validitas dan Reliabilitas Warwick-Edinburg Mental Well Being
Scale. Jurnal Ilmiah Consellia, 6 (2): 1-16.
Harwati L. N & Hariyanti R. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Karakter di
PAUD sebagai Upaya Penanaman Nilai-Nilai Integritas. Jurnal Ilmiah
Edukasi & Sosial. 112-118
Komara, Endang. 2018. Penguatan Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Abad
21. Sipatahoenan, South East Asian Journal for Youth, Sports & Health
Education, 4 (1): 17-26.
Kulap, M., Warto & Joebagio H. 2017. Nationalism of Nani Wartabone: Nation
Character Building Foundation of Indonesia. International Joournal of
Multicultural and Multireligious Understanding, 4 (3): 12-21.
Ladi, M. J., dkk. 2009. Program Ko-Kurikuler Latihan Kesegaran Jasmani, Baris-
Berbaris, Tata Cara Upacara Sipil, dan Ceramah Tentang Kesehatan
Mental. Jakarta: Lembaga: Administrasi Negara Republik Indonesia.
Laksono, F & Widagdo, A. 2018. Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap
Kedisiplinan dan Kemandirian. Joyful Learning Journal, 7 (1): 63-71.
Manalu, M. P. & Simamora B. F. 2014. Gerakan Pramuka Mempersiapkan
Generasi Muda. Jakarta: Lestari Kiranatama.
Marannu, B. 2018. Menakar Integritas Anak Seribu Pulau Maluku Utara. Jurnal Al
Qalam, 24 (1): 41-52.
Maskur, M. 2016. Model PBL dengan Scaffolding Berbantuan Schoology untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Karakter Mandiri.
Seminar Nasional Matematika X: Universitas Negeri Semarang. 432-443.
Masriah, Sukestiyarno, Susilo B. E. 2015. Pengembangan Karakter Mandiri dan
Pemecahan Masalah melalui Model Pembelajaran MMP Pendekatan Atong
Materi Geometri. Unnes Journal of Mathematics Education, 4 (2): 157-163.
102
Masrukhi. 2018. Pengembangan Civic Intelegence Berbasis Kegiatan
Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar. Artikel: Universitas Negeri Semarang.
Mislia, Mahmud A., & Manda D. 2016. The Implementtion of Character Education
through Scout Activities. International Education Studies, 9 (6): 130-138.
Munafisah. 2017. Belajar Mandiri Melalui Pramuka. Semarang: Ghyyas Putra.
Nugraha A. H. A., Suharini E., & Sriyono. 2017. Efektivitas Ppenggunaan Model
Pembelajaran Examples Non Example pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di
SMP Negeri 4 Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2016/2017. Edu
Geography: 5 (2), 1-9.
Nurkholis, I., Masrukhi, & Juhadi. 2018. Full-Day School Application and Its
Effect on Character Building of Students (Case Study at Elementary School
Nasima Semarag. Journal of Educational Social Studies, 7 (2): 224-230.
Prasetya, H. B., Haryono T. & Simatupang L. L. 2016. Habitus, Ngeng, dan Estetika
Bunyi Mleset dan Nggandhul pada Karawitan. Jurnal Kajian Budaya: 152-
167.
Pratama, A. H. & Supriyadi. 2014. Kepribadian Pegawai Negeri Sipil yang
Berintegritas Berdasarkan Teori Eysenck. Jurnal Psikologi Udayana, 1 (3):
462-475.
Prianto, A. 2016. The Role of Parents’ and Teachers’ Support toward Students’
Involvement in the Scout and the Students’ Enterpreneurial Value.
International Journal of Humanities and Social Studies, 6 (1): 61-71.
Prihanawati, D. R & Hidayah N. 2018. Pengaruh Keaktifan Mengikuti
Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Kemandirian Siswa Kelas V SD Negeri
Cibuk Lor Seyegan Sleman. Fundamental Pendidikan Dasar, 1 (1): 35-44.
Rachman, M. & Puji L. 2017. Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa
Contoh Praktik Penguatan Karakter di Padepokan Karakter FIS UNNES.
Semarang: Fastindo.
Retnawati H. 2017. Validitas dan Reliabilitas Konstruk Skor Tes Kemampuan
Calon Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, 23 (2): 126-135.
Rifa’i A, Dian S, & Alimi M. Y. 2017. Pembentukan Karakter Nasionalisme
melalui Pembelajaran Pendidikan Aswaja pada Siswa Madrasah Aliyah Al
Asror Semarang. Journal of Educational Social Studies, 6 (1): 7-19.
Rochman N, Rachman M, & Masrukhi. 2016. Model Pengembangan Penguatan
Nilai-Nilai Nasionalisme berbasis Project Citizen dalam Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas PGRI Semarang. Journal of
Educational Social Studies, 5 (1): 33-42.
103
Salwa A, Away Y & Tabrani M. 2018. Pengaruh Komitmen, Integritas dan
Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai serta Dampaknya pada Kinerja
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Jurnal Magister Manajemen, 2
(1): 58-67.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sarjana S & Khayati N. 2016. Pengaruh Etika, Perilaku, dan Kepribadian terhadap
Integritas Guru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 1 (3): 379-393.
Selvia, D. M. dan I Made Suwanda. 2016. Pelaksanaan Pembelajaran dalam
RangkaMeningkatkan Rasa Nasioalisme pada Peserta Didik di SMP Negeri
4 Kediri. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 03 (04): 1243-1260.
Setiawan D. 2017. Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara
terhadap Sikap Nasionalisme dan Karakter Kebangsaan. Jurnal Pendidikan
Ilmu-Ilmu Sosial, 9 (1): 24-33.
Soegiharto, R. 2014. Membangun Integritas Widyaiswara. Jurnal Lingkar
Widyaiswara: 1 (4): 92-103.
Sri H, Samsudi, & Sutoyo A. 2013. Model Bimbingan Kelompok dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan untuk Meningkatkan Kemandirian
Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 2 (1): 44-49.
Subali, B., Sopyan, A. & Elianawati. 2015. Pengembangan Desain Pembelajaran
Sains Berbasis Kearifan Lokal untuk Mengembangkan Karakter Positif di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 11 (1): 1-7.
Sudiami D, Martitah & Subagyo. 2019. Internalization of Social Value Based on
Character Education Strengthening through Scouting Extracurricular
Activities in Public Junior High School 1 Batang. Journal of Educational
Social Studies, 8 (1): 68-76.
Sujarwanta A., Noor R. & Sulistiani W. S. 2017. Studi Ex Pos Facto Pengaruh
Pengalaman Saintifik dan Pengetahuan Lingkungan terhadap Kepedulian
Lingkungan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tahun Akademik 2015/2016.
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian UM Metro, 2 (1), 111-123.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
104
Suharni, L. T. 2018. Implementation of Character Education in Students in State
Schools 09 Review Tapakis. International Journal of Educational Dynamics,
1 (1): 245-252.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi, dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sulistyowati P, Wahidiyah D. M. N, & Setiawan D. A. 2019. Membangun Karakter
Nasionalisme melalui Pengembangan Bahan Sajar Ensiklopedia pada Materi
Tokoh-Tokoh Proklamasi. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 4 (1): 32-37.
Sunardi, A. B. 2013. Boyman Ragam Latih Pramuka. Bandung: Nuansa Muda.
Sundari, S. A. 2015. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Kepramukaan terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa SD di Gugus
Sugarda Kecamatan Kalimanah. Skripsi: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.
Sundayana. R. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Suid., Alfiati, S., dan Tursinawati. 2017. Analisis Kemandirian Siswa dalam Proses
Pembelajaran di Kelas III SD Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 1
(5): 70-81.
Supardi, dkk. 2014. Efektivitas Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Bangsa
melalui Ekstrakulikuler Pramuka. Edutech: Vol. 1 No. 3, Oktober 2014.
Sutarmi, Raharjo T. K, & Pramono S. E. 2016. Implementasi Pelaksanaan
Pendidikan Karakter sebagai Landasan Kebangsaan di SMK Negeri 1 Kendal
Kabupaten Kendal. Journal of Educational Social Studies, 5 (2): 136-1144.
Sriwilujeng, D. 2017. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Esensi.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta:
Pernada Media.
Syairozi, M. F dan Endang S. I. 2017. Kontribusi Status Gizi dengan Tingkat
Kebugaran Jasmani Siswa yang Mengikuti Ekstrakulikuler Hoki di
SMA/SMK Se Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 05
(03): 711-716.
Widiatmaka, P. 2016. Pembangunan Karakter Nasionalisme Peserta Dididk di
Sekolah Berbasis Agama Islam. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 1
(1): 25-33.
Yama, D. 2015. The Revitalization Policy of Character Education in Term of
Strengthening the Concept of Nationalism. International Journal Of
Education, 8 ( 2): 103-113.
105
Yatmiko F., Banowati E. & Suhandini P. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter
Anak Berkebutuhan Khusus. Journal of Primary Education, 4 (2): 77-84.
Yaqin, A. A & Setyowati N. 2019. Stategi Pembina koperasi Siswa dalam
Menanamkan Karakter Mandiri dan Kekeluargaan pada Siswa di SMK
Negeri 2 Kota Mojokerto. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 07 (01):
106-120.
Zulhijrah. 2015. Impelementasi Pendidkan Karakter Di Sekolah. Jurnal Tadrib, 1
(1), 70-98.
106
Lampiran 1
107
108
109
Lampiran 2
Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Ekstrakurikuler Pramuka
Indikator
Nomor Soal Jumlah
Soal Butir
Positif
Butir
Negatif
a. Menyampaikan pendapat. 1,3 2,4 4
b. Mengikuti Perkemahan sesuai standar
perkemahan. 5,6 7 3
c. Menyebutkan Kode Kehormatan
Pramuka Penggalang. 8,9,10 11 4
d. Rajin mengikuti latihan Pramuka
Penggalang. 12 13,14 3
e. Mengetahui salam, motto, dan arti
Lambang Gerakan Pramuka. 15,16 17 3
f. Menjelaskan fungsi, sejarah, kiasan
warna, dan cara menggunakan lambang
negara.
18,19,20 21 4
g. Mampu membuat simpul, membuat
ikatan, serta menyambung tongkat.
22,23,24 25 4
h. Dapat baris – berbaris. 26 27,28 3
i. Menyanyikan lagu kebangsaan, lagu
wajib nasional, lagu daerah nusantara
dengan sikap yang benar.
29,30,31 32 4
Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Mandiri
Karakter Indikator
Nomor Soal Jumlah
Soal Butir
Positif
Butir
Negatif
Mandiri a. Memiliki etos kerja
berupa kebiasaan,
budaya serta sistem
kelompok yang
meyakininya.
2,3 1,4 4
b. Melaksanakan peraturan
sekolah sebagai bentuk
sikap disiplin atau
tanggungjawab.
5,6 7,8 4
c. Tidak putus asa ketika
mengalami kegagalan
dalam meraih keinginan.
11,12 9,10 4
110
d. Berupaya semaksimal
dan mengatasi segala
kesulitan untuk
mencapai tujuan tertentu.
13,15 14,16 4
e. Merespon masalah
secara optimis akan
belajar lebih banyak dan
mampu mencapai
prestasi
17,18 19,20 4
f. Mandiri karena yakin
akan kemampuan diri
sendiri.
22,24 21,23 4
g. Menghasilkan solusi dan
gagasan di luar bingkai
konservatif
26,28 25,27 4
h. Berani bertindak nyata
dan semangat. 29,31 30,32 4
i. Mempunyai hati yang
mantap dan percaya diri
yang besar dalam
menghadapi sesuatu.
33,35 34,36 4
j. Menjadi pembelajar
sepanjang hayat. 38,40 37, 39 4
Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Integritas
Karakter Indikator
Nomor Soal
Butir
Positif
Butir
Negatif
Jumlah
Soal
Integritas a. Bekerja berdasarkan hak
dan kewenangan yang
dimiliki.
41,42 43,44 4
b. Berani mengekspresikan
fikiran dan perasaan apa
adanya.
45,47 46,48 4
c. Tidak menyontek dalam
ujian/ulangan. 49,51 50,52 4
d. Tidak
mengambil/menyalin
karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya.
54,56 53,55 4
e. Melapor kepada yang
berwajib dan/atau 58,60 57,59 4
111
menyerahkan barang
yang ditemukan kepada
yang berhak.
f. Menyelesaikan
tugas/pekerjaan yang
menjadi tanggung
jawabnya.
61,64 62,63 4
g. Menyelesaikan tugas dan
kewajibannya sesuai
ketentuan yang berlaku.
65,67 66,68 4
h. Bersedia meminta maaf
jika bersalah, dan
berusaha tidak
mengulangi lagi
perbuatannya.
69,70 71,72 4
i. Melaksanakan tugas
individu dan bersama
dengan baik.
73,76 74,75 4
j. Mengembalikan barang
yang dipinjam dalam
keadaan seperti semula.
77,80 78,79 4
Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Nasionalisme
Karakter Indikator
Nomor Soal
Butir
Positif
Butir
Negatif
Jumlah
Soal
Nasionalisme
a. Memiliki rasa cinta
tanah air (menghormati
pahlawan, melakukan
upacara bendera,
memperingati hari-hari
besar nasional,
menyanyikan lagu-1lagu
kebangsaan, melakukan
kegiatan pelestarian
lingkungan, dan
lainnya).
81,83 82,84 4
b. Menggunakan produk
dalam negeri. 86,87 85,88 4
c. Melestarikan dan
mengembangkan nilai-
nilai dan budaya daerah
maupun nasional
89,92 90,91 4
112
(misalnya memakai
pakaian tradisional,
menyanyikan lagu –lagu
daerah dan sebagainya).
d. Berupaya agar mampu
melaksanakan hak dan
kewajiban sebagai warga
Negara Indonesia.
94,96 93,95 4
e. Menerima
kebhinekatunggalikaan
bangsa dan kebudayaan
Indonesia.
97,100 98,99 4
f. Menjaga kehormatan
simbol-simbol Negara
(Lambang Negara
Garuda Pancasila,
Bendera kebangsaan
Indonesia Sang Saka
Merah Putih, Lagu
Kebangsaan Indonesia
Raya, dan Bahasa
Persatuan Bahasa
Indonesia, serta
Lembaga-lembaga
Negara).
102,103 101, 104 4
g. Dapat menyanyikan
lagu-lagu perjuangan
dan/atau lagu yang
bertemakan
nasionalisme.
105,107 106, 108 4
h. Ikut serta menjaga dan
memelihara kelestarian
lingkungan hidup
110,112 109,111 4
i. Memahami, menghayati,
dan mengamalkan
Pancasila sebagai
pandangan hidup, dasar
negara dan ideologi
negara.
115,116 113, 114 4
j. Menjaga dan merawat
fasilitas umum dan milik
negara.
117,119 118,120 4
113
Lampiran 3
Uji Validitas Instrumen
1. Ringkasan Uji Validitas Kuesioner Ekstrakurikuler Pramuka
No. Item rtabel rhitung Kesimpulan
1 0,2706 0,700 Valid
2 0,2706 0,147 Tidak valid
3 0,2706 0,223 Tidak valid
4 0,2706 0,769 Valid
5 0,2706 -0,010 Tidak valid
6 0,2706 0,919 Valid
7 0,2706 0,696 Valid
8 0,2706 0,919 Valid
9 0,2706 0,788 Valid
10 0,2706 0,788 Valid
11 0,2706 0,745 Valid
12 0,2706 -0,195 Tidak valid
13 0,2706 0,703 Valid
14 0,2706 0,676 Valid
15 0,2706 0,728 Valid
16 0,2706 0,620 Valid
17 0,2706 -0,162 Tidak valid
18 0,2706 0,728 Valid
19 0,2706 0,745 Valid
20 0,2706 0,371 Valid
21 0,2706 -0,302 Tidak valid
114
22 0,2706 0,132 Tidak valid
23 0,2706 0,700 Valid
24 0,2706 0,769 Valid
25 0,2706 0,296 Valid
26 0,2706 0,451 Valid
27 0,2706 0,871 Valid
28 0,2706 0,104 Tidak valid
29 0,2706 0,691 Valid
30 0,2706 0,419 Valid
31 0,2706 0,587 Valid
32 0,2706 0,021 Tidak valid
2. Ringkasan Uji Validitas Kuesioner Mandiri
No. Item rtabel rhitung Kesimpulan
1 0,2706 -0,155 Tidak valid
2 0,2706 0,624 Valid
3 0,2706 0,420 Valid
4 0,2706 -0,030 Tidak valid
5 0,2706 0,238 Tidak valid
6 0,2706 0,324 Valid
7 0,2706 0,582 Valid
115
8 0,2706 0,310 Valid
9 0,2706 0,236 Tidak valid
10 0,2706 0,514 Valid
11 0,2706 0,053 Tidak valid
12 0,2706 0,428 Valid
13 0,2706 0,296 Valid
14 0,2706 0,080 Tidak valid
15 0,2706 0,158 Tidak valid
16 0,2706 0,472 Valid
17 0,2706 0,338 Valid
18 0,2706 0,102 Tidak valid
19 0,2706 0,010 Tidak valid
20 0,2706 0,258 Tidak valid
21 0,2706 0,225 Tidak valid
22 0,2706 0,390 Valid
23 0,2706 0,045 Tidak valid
24 0,2706 0,457 Valid
25 0,2706 0,337 Valid
26 0,2706 0,357 Valid
27 0,2706 0,191 Tidak valid
28 0,2706 0,570 Valid
29 0,2706 0,322 Valid
30 0,2706 0,330 Valid
31 0,2706 0,284 Valid
116
32 0,2706 0,575 Valid
33 0,2706 0,317 Valid
34 0,2706 0,244 Tidak valid
35 0,2706 0,365 Valid
36 0,2706 0,491 Valid
37 0,2706 0,022 Tidak valid
38 0,2706 0,487 Valid
39 0,2706 0,257 Tidak valid
40 0,2706 0,330 Valid
3. Ringkasan Uji Validitas Kuesioner Integritas
No. Item rtabel rhitung Kesimpulan
1 0,2706 0,314 Valid
2 0,2706 0,441 Valid
3 0,2706 0,601 Valid
4 0,2706 0,631 Valid
5 0,2706 0,410 Valid
6 0,2706 0,316 Valid
7 0,2706 0,189 Tidak valid
8 0,2706 0,301 Valid
9 0,2706 0,134 Tidak valid
10 0,2706 0,497 Valid
11 0,2706 0,568 Valid
12 0,2706 0,637 Valid
117
13 0,2706 0,658 Valid
14 0,2706 0,563 Valid
15 0,2706 0,272 Valid
16 0,2706 0,199 Tidak valid
17 0,2706 0,505 Valid
18 0,2706 0,579 Valid
19 0,2706 0,650 Valid
20 0,2706 0,405 Valid
21 0,2706 0,493 Valid
22 0,2706 0,356 Valid
23 0,2706 0,564 Valid
24 0,2706 0,279 Valid
25 0,2706 0,639 Valid
26 0,2706 0,631 Valid
27 0,2706 0,311 Valid
28 0,2706 0,369 Valid
29 0,2706 0,503 Valid
30 0,2706 0,361 Valid
31 0,2706 0,531 Valid
32 0,2706 0,542 Valid
33 0,2706 0,296 Valid
34 0,2706 0,582 Valid
35 0,2706 0,498 Valid
36 0,2706 0,165 Tidak valid
118
37 0,2706 0,427 Valid
38 0,2706 0,343 Valid
39 0,2706 0,445 Valid
40 0,2706 0,176 Tidak valid
4. Ringkasan Uji Validitas Kuesioner Nasionalisme
No. Item rtabel rhitung Kesimpulan
1 0,2706 0,372 Valid
2 0,2706 0,121 Tidak valid
3 0,2706 0,529 Valid
4 0,2706 0,494 Valid
5 0,2706 0,234 Tidak valid
6 0,2706 0,252 Tidak valid
7 0,2706 0,314 Valid
8 0,2706 0,229 Tidak valid
9 0,2706 0,265 Tidak valid
10 0,2706 0,484 Valid
11 0,2706 0,500 Valid
12 0,2706 0,241 Tidak valid
13 0,2706 0,411 Valid
14 0,2706 -0,142 Tidak valid
15 0,2706 0,641 Valid
16 0,2706 0,269 Tidak valid
17 0,2706 0,237 Tidak valid
119
18 0,2706 0,502 Valid
19 0,2706 0,358 Valid
20 0,2706 0,050 Tidak valid
21 0,2706 0,592 Valid
22 0,2706 0,501 Valid
23 0,2706 0,475 Valid
24 0,2706 -0,208 Tidak valid
25 0,2706 0,427 Valid
26 0,2706 0,252 Tidak valid
27 0,2706 0,387 Valid
28 0,2706 0,299 Valid
29 0,2706 0,588 Valid
30 0,2706 0,291 Valid
31 0,2706 0,481 Valid
32 0,2706 0,372 Valid
33 0,2706 -0,143 Tidak valid
34 0,2706 0,308 Valid
35 0,2706 -0,018 Tidak valid
36 0,2706 0,125 Tidak valid
37 0,2706 0,067 Tidak valid
38 0,2706 0,427 Valid
39 0,2706 0,563 Valid
40 0,2706 0,610 Valid
120
Lampiran 4
Uji Reliabilitas Instrumen
1. Uji Reliabilitas Instrumen Ekstrakurikuler Pramuka
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100.0
Excludeda 0 .0
Total 68 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.982 19
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item_1 63.32 60.700 .950 .980
item_2 63.34 61.093 .896 .980
item_3 63.35 61.456 .847 .981
item_4 63.32 60.700 .950 .980
item_5 63.34 60.824 .932 .980
item_6 63.34 61.182 .884 .980
item_7 63.32 60.700 .950 .980
item_8 63.34 61.182 .884 .980
item_9 63.31 61.172 .888 .980
item_10 63.43 62.606 .703 .982
item_11 63.25 64.250 .494 .984
item_12 63.34 60.973 .912 .980
item_13 63.32 61.356 .862 .981
item_14 63.29 63.435 .591 .983
item_15 63.40 61.944 .785 .981
item_16 63.32 60.700 .950 .980
121
item_17 63.34 61.093 .896 .980
item_18 63.35 61.456 .847 .981
item_19 63.32 60.700 .950 .980
2. Uji Reliabilitas Instrumen Mandiri
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100.0
Excludeda 0 .0
Total 68 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.893 24
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item_1 75.60 44.303 .759 .883
item_2 75.62 45.105 .633 .886
item_3 75.63 44.326 .754 .883
item_4 75.60 44.333 .755 .883
item_5 76.13 49.788 -.058 .902
item_6 76.21 49.211 .020 .900
item_7 76.09 48.828 .052 .901
item_8 76.12 48.822 .072 .899
item_9 76.18 47.968 .204 .895
item_10 76.15 47.709 .185 .897
item_11 75.79 44.047 .848 .881
item_12 75.71 43.882 .834 .881
item_13 75.72 44.712 .706 .884
item_14 75.97 46.059 .385 .892
122
item_15 75.72 44.413 .754 .883
item_16 75.97 45.014 .437 .891
item_17 75.65 45.247 .611 .886
item_18 75.56 46.489 .427 .891
item_19 75.63 45.520 .569 .887
item_20 75.72 44.145 .797 .882
item_21 75.84 43.899 .711 .883
item_22 75.96 46.162 .349 .893
item_23 75.81 43.679 .637 .885
item_24 75.68 45.536 .569 .887
3. Uji Reliabilitas Instrumen Integritas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100.0
Excludeda 0 .0
Total 68 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.940 35
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item_1 113.65 116.232 .332 .940
item_2 113.32 113.834 .715 .936
item_3 113.24 116.929 .426 .939
item_4 113.31 114.276 .672 .937
item_5 113.40 112.661 .842 .935
item_6 113.51 112.612 .724 .936
item_7 113.63 115.460 .425 .939
123
item_8 113.49 112.283 .651 .937
item_9 113.35 114.142 .688 .937
item_10 113.35 113.336 .766 .936
item_11 113.47 113.119 .831 .936
item_12 113.38 112.329 .870 .935
item_13 113.40 112.810 .827 .935
item_14 113.65 115.903 .416 .939
item_15 113.40 112.840 .824 .935
item_16 113.38 112.329 .870 .935
item_17 113.40 112.810 .827 .935
item_18 113.65 115.903 .416 .939
item_19 113.40 112.840 .824 .935
item_20 113.32 113.834 .715 .936
item_21 113.56 117.922 .263 .941
item_22 113.53 117.536 .356 .939
item_23 113.56 116.459 .416 .939
item_24 113.62 116.210 .418 .939
item_25 113.59 118.365 .264 .940
item_26 113.62 115.732 .436 .939
item_27 113.53 116.104 .460 .939
item_28 113.54 114.879 .495 .938
item_29 113.90 127.377 -.404 .948
item_30 113.91 127.186 -.398 .948
item_31 113.28 112.443 .851 .935
item_32 113.29 113.435 .753 .936
item_33 113.31 113.470 .750 .936
item_34 113.28 112.652 .830 .935
item_35 113.29 112.748 .820 .935
4. Uji Reliabilitas Instrumen Nasionalisme
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100.0
Excludeda 0 .0
Total 68 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
124
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.913 25
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
item_1 80.32 53.476 .789 .905
item_2 80.34 53.630 .771 .905
item_3 80.59 55.917 .347 .913
item_4 80.34 53.750 .754 .905
item_5 80.26 54.645 .615 .908
item_6 80.50 57.925 .127 .917
item_7 80.47 56.641 .332 .913
item_8 80.50 55.418 .452 .911
item_9 80.56 54.817 .503 .910
item_10 80.53 56.342 .349 .912
item_11 80.56 54.579 .507 .910
item_12 80.47 55.387 .470 .910
item_13 80.49 54.701 .484 .910
item_14 80.84 62.884 -.366 .929
item_15 80.85 63.083 -.391 .929
item_16 80.22 52.682 .896 .903
item_17 80.24 53.406 .790 .904
item_18 80.25 53.414 .789 .905
item_19 80.22 52.891 .865 .903
item_20 80.24 52.929 .859 .903
item_21 80.24 53.526 .773 .905
item_22 80.22 52.682 .896 .903
item_23 80.24 53.287 .807 .904
item_24 80.21 53.032 .847 .903
item_25 80.32 54.222 .682 .906
125
Lampiran 5
Data Hasil Kuesioner Ekstrakurikuler Pramuka
No. Resp No. Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4
2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 4 3 2 2 1 4 1 4 4 4 3 2 2 2
3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2
4 1 4 4 4 2 2 2 3 2 3 2 2 1 4 2 3 2 3 2 2 4 2 3
5 2 4 2 3 2 2 1 4 4 4 3 2 2 2 2 3 1 4 1 3 2 4 2
6 2 4 2 3 1 3 2 3 4 4 3 1 2 2 3 2 1 4 2 3 3 3 2
7 4 2 4 4 3 1 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 2 3 3 3 4 1 4
8 3 4 1 4 2 2 2 4 3 3 3 4 1 2 4 1 2 4 3 4 4 4 4
9 2 4 4 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4
10 2 4 2 4 2 2 2 4 1 1 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4
126
11 3 2 1 4 3 3 2 2 4 4 2 1 2 4 4 1 1 3 2 4 4 2 2
12 2 4 4 4 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 4 2 4
13 3 4 1 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2
14 2 4 3 4 1 2 2 4 3 3 4 2 2 1 3 3 4 2 2 2 3 1 1
15 3 4 1 3 2 2 2 4 3 4 1 1 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2 3
16 3 4 1 3 2 1 1 2 4 1 2 2 2 2 3 2 1 4 2 3 2 2 3
17 2 4 4 4 1 2 2 4 4 4 1 3 3 2 2 3 1 4 3 3 4 2 2
18 2 4 1 3 1 1 1 1 4 1 4 4 2 1 4 3 1 1 2 3 4 2 4
19 2 4 1 4 2 1 1 3 4 2 2 2 3 1 3 3 1 3 2 4 4 1 3
20 4 2 3 4 3 1 2 2 4 4 3 2 3 2 3 3 1 1 3 3 4 1 2
21 1 4 3 4 2 1 1 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3
22 1 4 4 4 2 2 1 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4
23 2 4 2 3 4 4 2 3 4 4 2 2 2 4 3 2 3 4 3 3 1 1 2
24 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3
25 2 3 4 2 1 1 1 4 4 4 1 3 1 2 2 2 2 3 4 2 1 1 2
127
26 2 3 4 4 1 3 2 2 4 3 4 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 3 2
27 2 4 2 4 2 2 2 4 3 4 2 2 3 2 3 3 2 4 2 4 2 2 1
28 4 4 1 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 3
29 2 4 3 2 1 2 3 1 1 4 4 2 1 2 4 3 2 4 4 3 4 4 2
30 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2
31 2 3 2 4 3 4 3 2 4 4 1 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 1 3
32 4 4 1 3 2 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
33 2 3 2 4 1 1 1 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1 2
34 1 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 1 4 3 4 2 4 3 2
35 3 4 3 4 2 3 1 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 4 3
36 3 4 4 3 1 4 3 4 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 4 3
37 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2 3 3 1 2 3 4
38 2 4 3 4 2 1 1 2 2 4 4 2 3 2 4 3 1 1 4 4 4 2 3
39 3 3 2 2 1 2 2 3 4 1 2 2 2 4 1 2 2 2 2 1 3 2 3
40 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 1 1 3 2 3
128
41 3 4 2 4 4 3 3 1 4 1 3 4 3 3 4 1 1 4 1 1 3 2 3
42 2 4 3 4 2 1 1 2 2 4 4 2 2 2 4 2 1 1 4 4 4 2 4
43 2 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2
44 1 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2
45 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 2 3 3 4 2 1 3 3 4 4 1 4
46 3 4 4 4 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 4 3 1 1 3 3 2 1 3
47 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 3 2 2 3 1 4 1 4 2 2 3
48 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3
49 1 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2
50 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 1 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
51 2 4 2 4 1 1 1 1 1 4 4 2 1 1 2 3 1 3 2 3 4 1 2
52 3 4 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 2 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4
53 3 4 4 4 1 1 1 4 4 4 2 3 1 1 2 3 1 4 4 4 4 2 2
54 3 3 3 2 2 1 1 4 3 2 3 2 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 2
55 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 3 3 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4
129
56 2 4 4 4 1 1 1 4 4 4 1 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3
57 3 4 4 3 2 2 1 4 3 3 4 2 2 1 4 1 2 3 3 3 3 1 2
58 3 4 2 4 1 1 1 4 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 3 4 4 2 3
59 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 1 1 3 4 2 3 3 4 4 4 2
60 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 1 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4
61 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 2 4 1 3 4 3 4 3 3 4
62 2 4 3 4 2 2 1 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4
63 2 3 3 4 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 4 4 2 3 4 3 3 1 2
64 2 1 2 2 2 1 3 3 4 2 2 2 2 1 4 3 2 3 4 3 4 2 3
65 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4
66 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
67 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3
68 4 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3
130
Data Hasil Kuesioner Mandiri
No.Resp No.Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 4 4 4 4 1 1 4 2 3 4 2 4 3 3 3 1 3 2 4 2 3 4 1 2
2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4
3 4 2 4 4 2 3 4 3 2 2 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3
4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3
5 4 3 4 3 2 3 4 2 1 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 1 3 4 2 1
6 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 1
7 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 2 3 4 3
8 4 4 4 2 4 3 4 3 2 3 4 2 1 3 3 4 2 4 2 2 3 2 3 3
9 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 1 2 4 4 4 4 2
10 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2
131
11 4 3 1 2 1 3 4 4 1 4 2 4 4 2 3 1 4 2 4 4 4 4 2 1
12 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1
13 4 3 4 1 4 3 1 4 3 4 1 1 2 4 1 3 1 4 2 4 3 2 3 4
14 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
15 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1
16 4 1 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 1
17 4 1 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 1
18 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 1 2
19 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 1
20 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 4 3 4 2 3 4 3 4
21 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 1
22 4 1 3 3 4 3 3 4 2 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 2
23 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 2 3 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 1
24 4 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 3 4 2 4 2 1 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
132
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
27 4 3 4 4 1 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4
29 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4
30 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 2 4 3 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4
31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
32 2 4 3 2 3 1 1 1 4 4 2 3 3 1 2 1 4 4 3 1 3 3 1 3
33 4 3 4 3 2 1 4 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4
34 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4
35 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4
36 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 4 1 1 4 3 1
37 3 3 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3
38 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3
39 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
40 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 4 2 3 4 2 4 2 3
133
41 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3
42 3 4 3 4 4 3 1 2 3 2 1 4 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 3
43 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3
44 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4
45 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3
46 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4
47 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
48 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 1
49 3 4 3 4 3 4 1 1 4 2 1 4 4 1 3 2 4 3 4 2 2 4 2 3
50 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
52 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 4 2 1 4 4 3 4 4 4 4 4 1
53 4 1 4 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 4 1 2 4 4 3 4 4 4 4 2
54 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 1
55 4 1 4 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 2
134
56 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 2 3
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4
58 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 2 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 2 4 1 4 4 4 4 2 4
60 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2
61 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
62 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 4 1 3 3 2 3
63 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4
65 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4
66 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3
67 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 1
68 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4
135
Data Hasil Kuesioner Integritas
No. Resp No. Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 4 3 4 1 4 4 1 4 4 4 3 3 3 1 3 4
2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 1 4 4 4 3 4 2 4
3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2
5 3 2 1 3 1 3 2 3 4 3 1 4 3 1 2 1 1
6 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 1 4 3 3 4
7 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2
8 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3
136
9 4 4 4 2 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4
10 3 4 2 3 1 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3
11 4 4 1 4 2 4 2 4 3 1 1 4 4 4 1 1 2
12 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3
13 4 4 1 1 4 2 4 2 3 1 2 3 2 1 4 2 3
14 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2
15 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3
16 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
17 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
18 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4
19 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
20 4 4 2 4 2 2 1 3 4 3 3 1 4 4 3 2 4
21 4 3 4 3 2 4 4 3 4 2 1 3 3 3 4 4 3
22 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4
23 4 4 3 2 4 2 2 3 3 1 3 3 3 2 4 3 4
137
24 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 1 1 3 4 4
25 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
29 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4
31 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 1 2 3 4 1 4 3 4 2 2 4 1 2 4 4 4 2
33 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2
34 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
35 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
36 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
37 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 3 3
38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
138
39 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4
41 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4
42 3 2 4 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 4 1 2 1
43 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
44 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3
45 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
48 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4
49 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3
50 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2
51 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 2 4
53 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
139
54 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
55 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4
57 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 4 4 4 3 3 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
62 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
63 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
67 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4
68 4 4 4 4 2 1 2 1 4 4 4 4 2 4 4 4 3
140
No. Resp No. Pernyataan
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 4 3 1 3 4 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3
6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1 3
7 2 4 2 2 3 3 4 4 2 2 4 3 2 3 4 2 3 4
8 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3
9 4 4 1 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 1 2 3 1 2
10 4 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 2 2
11 1 4 3 4 1 2 4 4 2 4 2 4 3 3 1 4 3 2
12 3 2 2 3 2 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 4 2 2
141
13 2 3 2 3 2 1 3 2 2 4 1 1 4 1 1 3 2 2
14 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 1 2 3 3
15 3 2 2 3 2 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 4 2 2
16 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
17 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
18 3 1 3 3 1 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 1 2
19 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3
20 4 1 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 1 2 4 2 1
21 1 3 4 4 4 1 4 4 3 3 4 1 2 3 4 4 1 3
22 4 4 2 2 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 2 3 3
23 4 2 3 4 4 2 4 2 4 4 2 2 4 2 2 4 1 2
24 4 3 1 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 1 2 4 2 4
25 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
142
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
29 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
30 3 3 4 4 3 1 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 4
33 2 2 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 2 3 1 4 2 4
34 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2
35 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3
37 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4
38 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4
39 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 1 4
40 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 1
41 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 2 3 4 2
42 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 1 4 3 3 4 3
143
43 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3
44 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3
45 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4
46 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 1 4 1 4
49 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 2 3 3
50 4 4 3 1 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 3 2 4
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2
53 3 3 1 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4
56 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1
57 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4
144
58 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
62 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 2 4
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1
68 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4
Data Hasil Kuesioner Nasionalisme
No.
Resp
No. Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
145
1 2 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 1 4 4 4 3 3 2 3 3 4 1
2 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 2 3 4 4 4
4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 4 3 4
5 1 3 3 4 3 4 4 1 3 3 2 1 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 1
6 4 2 4 2 2 4 3 4 3 2 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4
7 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 2 4 1 1 2 3 4 4 4
8 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3
9 4 4 3 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 2 1 3 1 2 4 4
10 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 1 4 3 4 4 3 2 2 4 3 2
11 3 1 2 4 2 3 1 3 1 3 2 4 1 3 1 2 4 4 3 4 1 3 3 3
12 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2
13 2 2 4 1 3 2 1 1 3 4 2 4 3 1 3 1 2 3 2 3 1 3 1 3
14 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3
15 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2
146
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4
18 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
19 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4
20 2 4 4 3 2 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3 1 3 1 4 3 3 4 4 1
21 1 3 3 3 1 4 3 4 4 1 3 1 4 2 1 1 4 4 4 2 4 4 4 4
22 1 2 4 2 3 3 1 4 3 2 4 3 3 1 3 4 3 2 3 3 4 1 3 2
23 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 1 2 4 2 4 1 4 4 2
24 3 3 4 3 2 4 4 2 3 1 1 2 4 3 4 3 1 2 1 1 4 1 4 4
25 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 3 2 4 4 4 1 1 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4
28 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 2 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 1 3 4 2 3 3 1 4 3 4 1 4 1 2 1 1 4 2 4 2 3 4 4 1
147
31 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
32 4 4 4 2 3 2 3 4 3 4 1 3 4 1 4 4 3 1 3 1 4 4 2 3
33 4 3 4 1 4 3 4 4 3 4 2 2 2 1 2 4 4 3 3 1 2 4 2 4
34 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
35 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
36 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4
37 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4
38 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 1 4 4 4
39 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4
40 4 2 4 1 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 1 4 4
41 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 4 3 4
42 3 2 4 1 4 2 4 3 4 3 4 1 2 1 2 4 3 1 4 2 4 3 2 3
43 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3
44 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 1 4 4 4 4 1 4
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4
148
46 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4
47 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4
49 1 2 4 2 3 3 1 4 3 3 3 2 4 2 4 1 4 2 2 2 3 4 2 4
50 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3
51 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4
52 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
53 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 2 2 4 3 4 2 1 4 1 4 4 4 4
54 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3
55 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 3 1 4 3 1 4 4
56 4 3 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4
57 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4
60 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4
149
61 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4
62 1 1 4 2 2 4 3 4 3 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3
63 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 2 4 2 3 4 4 4
65 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 4 3
66 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4
67 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4
68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 4 4
150
Lampiran 6
Output Hasil Uji Regresi
Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter Mandiri
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 ekstrakulikuler
pramukab . Enter
a. Dependent Variable: mandiri
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .701a .492 .484 2.99743
a. Predictors: (Constant), ekstrakulikuler pramuka
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 573.765 1 573.765 63.861 .000b
Residual 592.985 66 8.985
Total 1166.750 67
a. Dependent Variable: mandiri
b. Predictors: (Constant), ekstrakulikuler pramuka
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.702 3.031 8.149 .000
ekstrakulikuler pramuka .456 .057 .701 7.991 .000
a. Dependent Variable: mandiri
151
Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter Integritas
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 ekstrakulikuler
pramukab . Enter
a. Dependent Variable: integritas
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .819a .671 .666 3.32251
a. Predictors: (Constant), ekstrakulikuler pramuka
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1487.890 1 1487.890 134.784 .000b
Residual 728.581 66 11.039
Total 2216.471 67
a. Dependent Variable: integritas
b. Predictors: (Constant), ekstrakulikuler pramuka
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.862 3.360 3.530 .001
ekstrakulikuler pramuka .734 .063 .819 11.610 .000
a. Dependent Variable: integritas
152
Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter Nasionalisme
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 ekstrakulikuler
pramukab . Enter
a. Dependent Variable: nasionalisme
b. All requested variables entered.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 444.601 1 444.601 52.287 .000b
Residual 561.208 66 8.503
Total 1005.809 67
a. Dependent Variable: nasionalisme
b. Predictors: (Constant), ekstrakulikuler pramuka
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 27.463 2.949 9.313 .000
ekstrakulikuler pramuka .401 .055 .665 7.231 .000
a. Dependent Variable: nasionalisme
153
Lampiran 7
Transkrip Wawancara
Hasil Wawancara dengan Pembina Pramuka
Nama Narasumber : Irma Sari Dewi, S. Pd
Waktu Wawancara : 25 Agustus 2019
Tempat Wawancara : SD Negeri 2 Karangcegak
1. Materi apakah yang diberikan dalam mengembangkan karakter siswa?
Jawab: Pengembangan dari dasa dharma, utamanya itu. Dwi dharma, dasa
dharma, dan tri satya. Karakternya otomatis ketaatan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, disiplin, hemat, cinta tanah air, gotong royong, dan
lain sebagainya
2. Materi tersebut bersumber darimana?
Jawab: Bersumber dari dasa dharma. Memang pramuka pokoknya dari itu,
pengembangan dari itu.
3. Nilai karakter apa saja yang dikembangkan?
Jawab: Semua karakter tercakup di dalamnya. Religius, integritas, gotong
royong, dan semuanya
4. Metode-metode apa saja yang dikembangkan dalam menerapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam tri satya dan dasa dharma pramuka?
Jawab: Metodenya berupa penerapan secara langsung yang dapat dilihat dari
sikap, pengembangan sikap dari masing-masing peserta didik.
Tergantung, kalau dari tingkatan siaga dan penggalang kan otomatis
penerapannya kepada merekapun berbeda, dari hal yang sederhana
sampai kompleks. Bagi kelas 4, 5, 6 kan dianggap sudah memahami,
mungkin sudah bisa menerapkan sendiri, sedangkan kalau kelas 1
sampai kelas 3 kan biasanya harus dicontohkan terlebih dahulu.
5. Langkah apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan karakter siswa?
154
Jawab: Pengaplikasian dari guru terlebih dahulu, biasanya siswa mencontoh
dari gurunya.
6. Kapan dan dimana pengembangan pendidikan karakter untuk siswa
dilaksanakan? Mengapa perlu demikian?
Jawab: Kalau penerapannya harusnya sudah wajib ekstrakurikuler pramuka.
Cuma kalau sekarang jika mendekati kegiatan otomatis di dril secara
langsung, jika hari-hari biasa hanya penekanan karakter dan ketika hari
pramuka harus pakai baju pramuka. Latihannya outdoor dan indoor,
tergantung materinya. Kalau PBB kan tidak mungkin di ruangan.
7. Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan pendidikan karakter tersebut?
Apa alasannya?
Jawab: Semua dewan guru tergantung porsinya masing-masing, mereka yang
menguasai di bidang tertentu ya silahkan. Kalau sementara ini ada
pelibatan DKR, tetapi alumni dari SD sini juga.
8. Apakah dalam kegiatan pramuka dapat menumbuhkan maupun
mengembangkan karakter mandiri, integritas, dan nasionalisme pada diri
siswa?
Jawab: Kalau menurut saya itu otomatis, karena saya juga dulu dari SD sampai
kuliah hingga sekarang jadi guru juga rasa itu secara otomatis tertanam
dalam diri dengan sendirinya. Karakter mandiri, integritas, kerjasama,
tidak ada rasa egois mementingkan diri sendiri itu memang tidak ada
bagi saya. Maksudnya kalau pribadi orang kan beda-beda,
menanggapinya juga berbeda-beda
9. Menurut Anda, karakter apa yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
upacara?
Jawab: Disiplin, cinta tanah air, nasionalisme
10. Karakter apa yang dapat dikembangkan pada kegiatan Peraturan Baris-
Berbaris (PBB)?
Jawab:Otomatis disiplin, dan tanggungjawab kepada dirinya sendiri.
Tanggungjawab dalam arti setelah ini aturan PBBnya seperti ini,
155
otomatis aba-abanya dia harus mengingat sendiri, karena tidak mungkin
tanya teman terlebih dahulu.
11. Karakter apa yang dapat dikembangkan pada kegiatan berkemah?
Jawab: Mandiri, solidaritas dengan peserta lain kerjasama, gotong royong dan
lain sebagainya
12. Karakter apa yang dapat dikembangkan pada kegiatan api unggun?
Jawab:Kalau kegiatan api unggun lebih menekankan kepada flashback untuk
mengingat apa si itu pramuka, siapa sih saya, intinya ya nilai-nilai yang
ada pada pramuka itu sendiri.
13. Karakter apa yang dapat dikembangkan pada kegiatan permainan dalam
pramuka?
Jawab: Kerjasama, integritas, semangat terutama, goalnya apa tujuannya apa,
ada target istilahnya yang harus dicapai,
14. Karakter apa yang dapat dikembangkan pada kegiatan keterampilan seperti tali
temali, morse, semaphore, KIM (panca indera), dan yel-yel?
Jawab: Kalau keterampilan kembali lagi ke peserta didik, itu juga untuk
melatih integritasnya. Kalau mandiri pada tali temali malah justru
biasanya karakter kerjasama. Ya tergantung kalau pramuka siaga kan
tali-temalinya nya lebih simple, simpul-simpul yang sederhana, tetapi
jika sudah tingkatan pramuka penggalang, mereka juga harus ada
integritas dengan teman, kerjasama untuk membangun sesuatu.
Contohnya untuk kegitan kemah besok, pioneringnya membuat tiang
bendera, itu kan mereka tidak bisa bekerja sendiri karena tiga tiang yang
dipakai
15. Apakah ada kegiatan yang lain dalam pramuka untuk
menumbuhkan/mengembangkan karakter mandiri, integritas dan
nasionalisme? Jika ada sebutkan!
Jawab: Ya untuk pengembangannya sebenarnya banyak. Kalau belajar dari
pribadi saya, dahulu ketika SMA kan ada yang namanya kegiatan PWC
yaitu Pramuka Wirakarya Cabang, itu menginap sampai setengah bulan
di Karangmoncol sana, kalau tingkatan penggalang di sini hanya
156
berkemah paling lama 2 samapai 3 hari, biasanya ada kegiatan bakti
sosial berarti pengenalan dengan lingkungan luar biasanya seperti itu,
otomatis rasa kemanusiaan, ya bukan hanyamengenal teman yang ada
disekitarnya saja tetapi masyarakat luar juga.
16. Cara apa saja yang dilakukan oleh para guru agar siswa sadar akan pentingnya
karakter yang sesuai dengan nilai-nilai dalam tri satya dan dasa dharma?
Jawab: Penerapan disiplin, disiplin kepada peserta didik utamanya begitu,
mereka kembali lagi bisa memahami apa itu pengembangan dan isi dari
dasa darma, dwi dharma, tri satya, dan lain sebagainya.
17. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan karakter siswa?
Jawab: Kemauan peserta didik, tergantung mereka kemauannya ada atau tidak,
biasanya kalau begitu kan tergantung personal siswanya. Kalau
memang yang memiliki semangat yang tinggi, bisa berkembang ya
istilahnya. Namanya karakter itu kan tumbuh dengan sendirinya.
Apabila kita memberikan contoh tapi, siswa tidak ada kemauan tidak
ada ya menjadi sulit.
18. Pendekatan apa saja yang dilakukan terhadap siswa yang bermasalah?
Jawab: Disemangati, diberikan semangat bahwa keiatan pramuka itu
menyenangkan, bikan sesuatu momok kegiatan yang menjenuhkan itu
bukan, karena pramuka itu sifatnya gembira
19. Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui kegiatan pramuka bagi siswa SD N 2 Karangcegak
yang sesuai dengan tri satya dan dasa dharma?
Jawab:Dalam kegiatan sehari-hari itu kan otomatis pengamalan dalam kegiatan
sehari-hari seperti disiplin, cinta tanah air, kemandirian, dan lain
sebagainya
157
Hasil Wawancara dengan Guru Kelas
Nama Narasumber : Puput Tri W, S.Pd
Waktu Wawancara : 29 Agustus 2019
Tempat Wawancara : SD Negeri 2 Karangcegak
1. Berdasarkan pengamatan bapak/ibu, siswa/siswi tersebut menyukai pendidikan
pramuka atau tidak? Contohnya bagaimana?
Jawab: Menyukai, karena mereka jadi aktif dan semangat dalam pembelajaran
pramukanya. Dalam pramuka juga ada yel-yel jadi mereka semangat,
lalu siswanya yang ikut pramuka juga aktif-aktif, karena pramuka juga
bukan pendidikan yang banyak materi hafalan yang memberatkan tetapi
lebih ke games jadi anak-anak lebih suka.
2. Menurut Anda efektifkah metode mengajar pramuka yang dilakukan oleh
pembina? Sebutkan alasannya!
Jawab: Menurut saya, ada efektifnya dan ada yng tidak. Efektifnya itu kalau
pas memang kalau di sekolah itu tidak ada acara dadakan, pramuka
dapat berlangsung, tetapi kalau ada halangan contohnya seperti banyak
guru yang ada urusan pribadi masing-masing jadi tidak efektif. Jika
tidak efektif paling kami minta tolong ke bantara.
3. Biasanya mengajar pramuka ketika saat pembelajaran berlangsung atau setelah
pelajaran selesai?
Jawab: Biasanya kalau jauh hari sebelum ada lomba biasanya kegiatan dimulai
dari istirahat kedua sekitar pukul 11.00 WIB sampai pukul 14.00 atau
15.00, lalu kalau sudah mendekati hari lomba pasti biasanya latihan
dari pagi sampai seselesainya
4. Apakah siswa aktif ketika mengikuti kegiatan pramuka?
Jawab: aktif, termasuk di sini yang aktif siswanya.
5. Menurut Anda setelah mengikuti kegiatan pramuka, apakah siswa sudah
termasuk anak yang mandiri atau belum? Sebutkan alasannya!
Jawab: Mandiri, karena mereka itu sudah terbiasa saat latihan di suruh sesuatu
maka dia langsung cekatan dan tanggap melakukan. Paling yang tidak
158
mandiri jika ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan ya bertanya, tetapi
jika disebut mandiri menurut saya sudah cukup mandiri.
6. Bagaimana sikap siswa ketika mengikuti kegiatan praPerbedaan muka?
Jawab: Sikapnya mau mengikuti, lalu mereka juga tertarik mengikuti pramuka,
karena mungkin menganggap sebagai selingan pelajaran di sekolah
yang sehari-hari dilakukan sejak pagi. Mereka yang ikut pramuka,
sebelum waktunya latihan mereka sudah antusias untuk mengikuti
kegiatan.
7. Menurut Anda, materi yang diajarkan dalam kegiatan pramuka sudah cocok
diajarkan pada siswa kelas 5?
Jawab: Sudah cocok, karena melatih kemandirian, mereka juga menjadi displin
dan juga cekatan. Jadi dari kegiatan pramuka sudah dibiasakan seperti
itu, ketika di kelas diberikan tugas mereka lebih tanggungjawab.
8. Menurut Anda ketika siswa mengikuti kegiatan pramuka apakah siswa sudah
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan harapan pembina?
Sebutkan contohnya!
Jawab: Sudah, untuk sebagian besar memang sudah, tetapi ada juga yang belum
terutama untuk materi-materi yang susah. Misalnya diberi tugas yang
mudah contohnya mereka disuruh untuk membawa dan membuat tali
temali sendiri sudah bisa, tetapi untuk yang lebih sulit seperti
mengaplikasikan tali temali untuk membuat pionering, tiang bendera
yang seperti itu memang mereka belum bisa, tetapi untuk yang
mudah-mudah sudah bisa menyelesaikan tetapi untuk yang berat-
berat, mereka tetap harus dibimbing.
9. Menurut Anda apakah siswa sudah jujur jika berkata maupun melakukan
sesuatu? Sebutkan contohnya!
Jawab: Sudah jujur, contohnya ya mereka jika belum bisa melakukan sesuatu
mereka berani untuk mengatakan “bu guru, saya belum bisa, tolong
dibantu”, mereka sudah berani berkata jika belum bisa dan mnta untuk
dibimbing. Kalau sudah bisa, mereka senang dan jujur dengan keadaan
159
mereka. Jika sudah bisa ya mereka akan merasa senang dan jika belum
bisa mereka meminta untuk dibimbing
10. Apakah siswa sudah dapat mengikuti upacara bendera dengan khidmat?
Sebutkan alasannya!
Jawab: Kalau siswa secara keseluruhan dari kelas 1 hingga kelas 6 sudah cukup
khidmat, tetapi masih ada beberapa yang belum. Terutama yang kelas
rendah, terkadang masih ada yang belum bisa anteng, masih bercanda
dengan temannya, tetapi untuk kelas yang tinggi sudah cukup khidmat.
Biasanya anak yang mengikuti pramuka yang menjadi petugas upacara
dan sudah terbiasa untuk khidmat. Biasanya kelas rendah supaya
mengikuti upacara ada guru yang mengawasi dari belakang, entah wali
kelas atau guru olahraga, kalau ditinggal mereka biasaya langsung
bercanda lagi.
11. Menurut Anda, adakah perbedaan sikap anak jika anak mengikuti kegiatan
pramuka dengan anak yang tidak mengikuti kegiatan pramuka? Jika ada,
sebutkan contohnya!, jika tidak, sebutkan alasannya!
Jawab: Jelas beda, bedanya terlihat dari penampilan saja itu yang mengikuti
pramuka terlihat lebih rapi. Orang lain saja tahu kalau yang rapi
biasanya yang rajin mengkuti pramuka, lalu perkataannya biasanya
lebih sopan menggunakan bahasa indonesia yang benar dan
menggunakan krama inggil yang benar. Ketika ada tugas pun mereka
rajin mengerjakan, jika ada PR, ketika waktu istirahat mereka
menyempatkan untuk mengerjakan meski hanya 1 atau 2 nomor, itu
berbeda dengann yang tidak rajin mengikuti pramuka biasanya jika ada
PR malah lupa tidak mengerjakan. Bahkan jika ada soal yang belum
diajarkan, mereka sudah mencoba untuk menegrjakan.
160
Hasil Wawancara dengan Guru Kelas
Nama Narasumber : Ambarwati, S.Pd
Waktu Wawancara : 29 Agustus 2019
Tempat Wawancara : SD Negeri 2 Karangcegak
1. Berdasarkan pengamatan bapak/ibu, siswa/siswi tersebut menyukai pendidikan
pramuka atau tidak? Contohnya bagaimana?
Jawab: Sangat suka. Kalau pramuka contohnya kemarin ketika jambore ranting
banyak yang iku, tetapi kita juga harus memilih atau menyeleksi,
biasanya diambil 15 sampai 20 siswa untuk diseleksi sampai hanya
dapat 10 siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Kita menyeleksinya
juga berdasarkan umur.
2. Menurut Anda efektifkah metode mengajar pramuka yang dilakukan oleh
pembina? Sebutkan alasannya!
Jawab: Selama ini kalau yang saya lihat sudah efektif. Selama beberapa tahun
ini kita sering mendapat juara satu di tingkat kecamatan dan maju ke
kabupaten. Pasti dapat piala, entah itu juara satu atau juara 2 maupun 3.
3. Biasanya mengajar pramuka ketika saat pembelajaran berlangsung atau setelah
pelajaran selesai?
Jawab: Biasanya latihan pramukanya hari Jumat, setelah pembelajaran
diadakan latihan pramuka.
4. Apakah siswa aktif ketika mengikuti kegiatan pramuka?
Jawab: Sangat aktif. Malah terkadang meminta tambahan jadwal, terkadang
hari minggu tetap ada kegiatan.
5. Menurut Anda setelah mengikuti kegiatan pramuka, apakah siswa sudah
termasuk anak yang mandiri atau belum? Sebutkan alasannya!
Jawab: Sudah, ya mendekati mandiri. Belum terlihat mandiri secara 100%,
mungkin sekitar 90%. Dalam pramuka dilatih apa-apa harus bisa
sendiri, jadi sudah banyak perubahan lebih baik. Sikap keberanian
siswa juga lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti
pramuka. Misalnya ketika di kelas, siswa berani mengeluarkan
pendapat, ketika menjawab soal maupun bertanya siswa sudah berani.
161
Siswa yang tidak ikut pramuka terkadang ingin bertanya tetapi malu
untuk mengatakan.
6. Menurut Anda, materi yang diajarkan dalam kegiatan pramuka sudah cocok
diajarkan pada siswa kelas 5?
Jawab: sudah, kerna memang sudah sesai dengan tingkat umur mereka .
7. Menurut Anda ketika siswa mengikuti kegiatan pramuka apakah siswa sudah
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan harapan pembina?
Sebutkan contohnya!
Jawab: Sudah. Contohnya ketika shalat , mereka sudah bisa untuk shalat
berjamaah. Begitu ada adzan mereka langsung persiapan untuk shalat.
Lalu kebersihan, misalnya ada sampah-sampah, mereka sudah ada
kesadaran untuk membersihkan. Kegiatan piket juga siswa sudah
displin, ketika waktnya pulang sekolah jika belum piket maka siswa
belum pulang karena piket membersihkan kelas terlebih dahulu.
Ketika berangkat sekolah juga sudah sesuai jadwal.. karakternya
berarti sudah terbentuk dengan baik
8. Menurut Anda apakah siswa sudah jujur jika berkata maupun melakukan
sesuatu? Sebutkan contohnya!
Jawab: Sudah.
9. Apakah siswa sudah dapat mengikuti upacara bendera dengan khidmat?
Sebutkan alasannya!
Jawab: Ketika kegiatan upacara bendera belum sepenuhnya karena masih
terpengaruh temanya. Ketika dalam satu regu barisan, jika ada salah
satu siswa yang ribut maka akan merembet ke yang lainnya. Terutama
yang kelas bawah kadang ribut jadinya merembet ke kelas-kelas di
sampingnya jadi ikut ribut.
10. Menurut Anda, adakah perbedaan sikap anak jika anak mengikuti kegiatan
pramuka dengan anak yang tidak mengikuti kegiatan pramuka? Jika ada,
sebutkan contohnya!, jika tidak, sebutkan alasannya!
Jawab: Ada perbedaannya. Beda sekali. Kalau yang ikut kegiatan pramuka
bisanya siswanya disiplin, kalau ada PR maupun tugas-tugas yang ain
162
mereka mengerjakan tepat waktu. Jika siswa yang tidak ikut pramuka
bisanya mengerjakan seenaknya sendiri. Harus selalu di dorong untuk
mengerjakan. Ketika melaksanakan upacara, dapat terlihat
perbedaannya dari cara baris-berbarisnya. Kalau yang ikut pramuka
dapat melakukan sikap sempurna ketika gerakan PBB, kalau yang tidak
ikut terlihat standar ataupun biasa saja.
163
Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa
Nama Narasumber : Mohamad Tri
Waktu Wawancara : 30 Agustus 2019
Tempat Wawancara : Karangcegak
1. Apakah Anda pernah menemani kagiatan pramuka anak di sekolah? Apabila
Anda pernah menemani kegiatan pramuka anak di sekolah, Sebutkan contoh
kegiatannya!
Jawab: saya pernah menemani anak saya kegiatan di sekolah pramuka. Contoh
kegiatannya anak-anak itu saya melihat baris-berbaris, bernyanyi dan
melatih disiplin, karena baris-berbaris tersebut, karena nurut kepada
yang memimpin barisan tersebut. Berarti pramuka ada manfaatnya bagi
anak saya
2. Menurut Anda, adakah perbedaan sikap anak jika anak mengikuti kegiatan
pramuka dengan anak yang tidak mengikuti kegiatan pramuka? Jika ada,
sebutkan contohnya!, jika tidak, sebutkan alasannya!
Jawab: kalau itu memang ada, jika anak yang mengikuti kegiatan pramuka jika
saya suruh lalu cepat untuk melakukannya, mungkin anak sudah
terbiasa disiplin dalam kegiatan tersebut. Contohnya disuruh untuk
mengambilkan sandal, lalu ia cepat untuk mengambilnya. Kalau saya
lihat tetangga, kalau anak yang tidak ikut pramuka juga kelihatan
seenaknya sendiri, jika disuruh ya tidak menuruti perintah, tidak
disiplin.
3. Tahukah Anda mengenai pendidikan karakter? Sebutkanlah jika Anda
mengetahui! Jika Anda tidak mengetahui, sebutkan alasannya!
Jawab: pendidikan karakter menurut saya sebagai orang tua, pendidikan yang
ditujukan untuk membentuk pribadi anak, sehingga anak yang belum
baik pribadinya menjadi lebih baik, terutama menurut akan perintah
guru dan orang tua
4. Menurut Anda, bagaimana cara menumbuhkan karakter yang baik bagi anak?
Sebutkan contohnya!
164
Jawab: menurut saya sebagai orang tua, contohnya orang tua yang selalu
bersama saat di rumah harus memberi contoh yang baik pada anak,
kalau di sekolah contoh yang baik otomatis akan dilakukan oleh guru
tapi kan waktunya sebentar jadi di rumah bapak dan ibu harus selalu
memberi contoh yang baik bagi anak. Contohnya di bidang agama,
kalau saya sudah mendengar adzan di mushola, lalu saya akan segera
menyuruh anak untu wudu lalu segera shalat ke mushola, lalu ketika
akan magrib saya menyuruh anak saya untuk segera mandi. Contohnya
seperti itu
5. Pernahkah Anda mendukung kegiatan penanaman karakter yang baik untuk
anak di sekolah contohnya pada kegiatan pramuka?
Jawab: saya sangat mendukung sekali kegiatan pramuka karena itu akan
membentuk karakter anak menjadi lebih baik. Tapi usul saya kalau di
sekolah bagi yang beragama Islam, jika waktunya shalat ya shalat.
6. Pernahkah Anda menumbuhkan karakter yang baik pada anak di rumah? Jika
pernah contohnya apa?
Jawab: saya sering sekali memberikan karakter yang baik bagi anak, contohny
sopan santun di dalam makan itu juga saya ajarkan. Jika makan tidak
boleh sambil jalan-jalan, harus dengan duduk dan sopan. Saya juga
memberikan contoh yang baik sehingga anak akan menaati peraturan
seperti itu.
7. Apakah anak Anda sudah mandiri? Contohnya apa?
Jawab: alhamdulillah sudah mandiri, contohnya ketika akan sekolah sudah
mempersiapkan sendiri, mandi sendiri, siapkan buku, seragam sendiri
yang memakai.
8. Apakah anak Anda rutin mengikuti upacara bendera?
Jawab: alhamdulillah rutin banget, karena setiap senin pagi berangkatnya awal,
ketika saya tanya mengapa berangkatnya gasik, katanya karena hari
senin ada upacara, ya saya pesan di sana untuk tidak memarahi teman,
harus saling menasehati
9. Apakah anak Anda jujur jika berkata dan melakukan sesuatu?
165
Jawab: ya kadang ada jujurnya, kadang ada tidaknya. Contohnya ketika ditanya
uang sakunya habis atau lebih, dia jawabnya habis padahal masih ada
sisa. Tapi kalau misalnya saya apakah sudah shalat, alhamdulillah dia
jawabnya selalu sudah shalat di sekolah bersama teman-teman dan
guru seperti itu
10. Apakakah anak Anda bertanggungjawab melakukan sesuatu ketika di rumah
dan di sekolah?
Jawab: alhamdulillah sangat tanggungjawab sekali, contohnya ketika ada PR
selalu dikerjakan, ketika ada soal yang sulit kadang tanya ke saya
minta keterangannya bagaimana, ya terkadang saya coba terangkan,
kadang anak kan belum mudeng jadi mudeng.
166
Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa
Nama Narasumber : Tasliah
Waktu Wawancara : 30 Agustus 2019
Tempat Wawancara : Karangcegak
1. Apakah Anda pernah menemani kagiatan pramuka anak di sekolah? Apabila
Anda pernah menemani kegiatan pramuka anak di sekolah, Sebutkan contoh
kegiatannya!
Jawab: pernah. Latihan dasa dharma yang untuk bekal api unggun, latihan
baris-berbaris.
2. Menurut Anda, adakah perbedaan sikap anak jika anak mengikuti kegiatan
pramuka dengan anak yang tidak mengikuti kegiatan pramuka? Jika ada,
sebutkan contohnya!, jika tidak, sebutkan alasannya!
Jawab:ada. Perbedaannya ya lebih tahu bagi yang ikut pramuka, kalau yang
tidak ikut pramuka kan masa bodoh/tidak mau tahu. Lebih rajin
terutama waktu, lebih disiplin.
3. Tahukah Anda mengenai pendidikan karakter? Sebutkanlah jika Anda
mengetahui! Jika Anda tidak mengetahui, sebutkan alasannya!
Jawab: karakter apa ya... belum begitu tahu lho. Alasannya saya tidak tahu si
yaa.
4. Menurut Anda, bagaimana cara menumbuhkan karakter yang baik bagi anak?
Sebutkan contohnya!
Jawab: ya dibimbing. Ya misalnya disuruh belajar supaya pintar, kadang-
kadang disuruh latihan kerja seperti disuruh menyapu dan mencuci.
5. Pernahkah Anda mendukung kegiatan penanaman karakter yang baik untuk
anak di sekolah contohnya pada kegiatan pramuka?
Jawab: pernah
6. Pernahkah Anda menumbuhkan karakter yang baik pada anak di rumah? Jika
pernah contohnya apa?
Contoh: ya seperti tadi saya jawab misalnya nyuruh belajar
7. Apakah anak Anda sudah mandiri? Contohnya apa?
167
Jawab: sudah, tetapi misalnya mencuci memang anak belum mau,
8. Apakah anak Anda rutin mengikuti upacara bendera?
Jawab: rutin. Kadang-kadang kalau tidak ada upacara anak bilang ke orang tua,
kalau ada upacara kan biasanya waktu untuk pelajaran dikurangi.
9. Apakah anak Anda jujur jika berkata dan melakukan sesuatu?
Jawab: jujur, kadang-kadang ditanya jika melakukan sesuatu dia jawab jujur
iya tidaknya
10. Apakakah anak Anda bertanggungjawab melakukan sesuatu ketika di rumah
dan di sekolah?
Jawab: belum begitu tanggung jawab jika di rumah karena jika disuruh
mencuci, anak tidak mau, ketika sudah makan tidak mau mencuci piring, tapi
jika ada PR tanggungjawab untuk mengerjakan.
168
Lampiran 8
Dokumentasi Kegiatan
Siswa sedang mengikuti upacara
Siswa sedang latihan Peraturan Baris-Berbaris (PBB)
169
Siswa sedang menghafal suratan pendek
Siswa sedang latihan yel-yel
170
Siswa sedang melakukan tali-temali
Siswa sedang melakukan estafet air
171
Siswa sedang menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”
Siswa sedang mengisi Kuesioner terkait dengan karakter Mandiri, Integritas, dan
Nasionalisme
172
Peneliti Mewawancarai Pembina Pramuka
Peneliti Mewawancarai Guru Kelas V
173
Peneliti Memwawancarai Orang Tua Siswa
Peneliti Mewawancarai Orang Tua Siswa