100
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, LABA PERUSAHAAN DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA DESI KURNIYANTI 1 , HASAN BASRI 2 , DAN FAISAL 3 1 Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3 Dosen Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh The purpose of this research is to examine the influence of financial leverage, trading volume activity, profit company, cash flow from operating activities both simultaneously and partially to stock return at manufacturing company listed in Indonesia stock exchange for 2010-2014 periods. This research uses secondary data, by using samples method and balanced data panel, there are 70 firm observations fulfilling the population criteria. To analyzing the data of this research uses standardized multiple regression model. The results show simultaneously financial leverage, trading volume activity, profit company, cash flow from operating activities have influence to stock return. The results show partially financial leverage have no influence to stock return, trading volume activity have influence to stock return, net income have no influence to stock return, cash flow from operating activities have influence to stock return. Keywords: Financial Leverage, TVA, Profit Company, Cash Flow Operation, and Return Stok PENDAHULUAN Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor produktif. Para investor ingin agar investasi yang mereka tanamkan berkembang dengan baik dalam bentuk return yang akan mereka terima. Return dapat berupa return realisasi dan return expektasian (Hartono, 2009, p. 199). Return realisasi dapat diukur return total. Return total adalah keseluruhan investasi dalam suatu periode tertentu. Untuk itu para investor berkepentingan memperkirakan return dari investasi mereka. Laporan keuangan yang dipublikasi merupakan salah satu informasi penting bagi investor untuk menganalisa kinerja manajement dan untuk memprediksi return yang akan diterima. Return saham dipengaruhi oleh banyak faktor yang oleh para investor dapat menjadi faktor-faktor yang menentukan di dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Di dalam laporan keuangan akan terlihat informasi mengenai financial leverage , volume perdagangan saham, laba perusahaan, arus kas operasi dan return saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari financial leverage , volume perdagangan saham, laba perusahaan dan arus kas operasi terhadap return saham. Baik secara simultan atau secara parsial. Artikel ini dimulai dengan pendahuluan. Kemudian pada bagian kedua akan dijelaskan kajian pustaka dan kerangka pemikiran JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 ISSN : 2301-4717 p. 1-6

pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, VOLUMEPERDAGANGAN SAHAM, LABA PERUSAHAAN DANARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI BURSA EFEK INDONESIA

DESI KURNIYANTI1, HASAN BASRI2, DAN FAISAL3

1Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh2,3Dosen Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

The purpose of this research is to examine the influence of financial leverage, trading volume activity, profitcompany, cash flow from operating activities both simultaneously and partially to stock return atmanufacturing company listed in Indonesia stock exchange for 2010-2014 periods. This research usessecondary data, by using samples method and balanced data panel, there are 70 firm observations fulfillingthe population criteria. To analyzing the data of this research uses standardized multiple regression model.The results show simultaneously financial leverage, trading volume activity, profit company, cash flow fromoperating activities have influence to stock return. The results show partially financial leverage have noinfluence to stock return, trading volume activity have influence to stock return, net income have no influenceto stock return, cash flow from operating activities have influence to stock return.

Keywords: Financial Leverage, TVA, Profit Company, Cash Flow Operation, and Return Stok

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan salah satu sarana yangefektif untuk mempercepat akumulasi dana bagipembiayaan pembangunan melalui pengumpulandana dari masyarakat dan menyalurkan danatersebut ke sektor-sektor produktif. Para investoringin agar investasi yang mereka tanamkanberkembang dengan baik dalam bentuk returnyang akan mereka terima. Return dapat berupareturn realisasi dan return expektasian (Hartono,2009, p. 199). Return realisasi dapat diukur returntotal. Return total adalah keseluruhan investasidalam suatu periode tertentu. Untuk itu parainvestor berkepentingan memperkirakan returndari investasi mereka. Laporan keuangan yangdipublikasi merupakan salah satu informasipenting bagi investor untuk menganalisa kinerja

manajement dan untuk memprediksi return yangakan diterima.

Return saham dipengaruhi oleh banyakfaktor yang oleh para investor dapat menjadifaktor-faktor yang menentukan di dalampengambilan keputusan berinvestasi. Di dalamlaporan keuangan akan terlihat informasimengenai financial leverage, volumeperdagangan saham, laba perusahaan, arus kasoperasi dan return saham.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiseberapa besar pengaruh dari financial leverage,volume perdagangan saham, laba perusahaandan arus kas operasi terhadap return saham.Baik secara simultan atau secara parsial.

Artikel ini dimulai dengan pendahuluan.Kemudian pada bagian kedua akan dijelaskankajian pustaka dan kerangka pemikiran

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 1-6

Page 2: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

2 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

mengenai return saham, financial leverage,volume perdagangan saham, laba perusahaandan arus kas operasi. Pada bagian ketiga dariartikel ini akan dibahas mengenai metodepenelitian yang digunakan. Pada bagian keempatmengenai hasil penelitian dan pembahasan. Danbagian kelima ditutup dengan kesimpulan dansaran mengenai penelitian ini.

LANDASAN TEORI

Return sahamReturn saham adalah hasil dari suatu investasi.

Hartono (2009) Return dapat berupa returnrealisasian yang sudah terjadi atau returnekspektasian yang belum terjadi tetapi yangdiharapkan akan terjadi dimasa mendatang. returntotal adalah merupakan keseluruhan dari suatuinvestasi dalam suatu periode tertentu. Returntotal terdiri dari capital gain ( loss) dan yield.Capital gain (loss) adalah selisih dari hargainvestasi sekarang relatif dengan harga periodeyang lalu. Jika harga saham sekarang lebih tinggidari harga saham yang lalu, maka itu berartikeuntungan modal (capital gain), jika tidak makakerugian modal (capital loss). Yield adalahpembayaran deviden setiap periode dan semuakomponen dari return yang merefleksikan arus kasatau pendapatan dalam suatu periode.

Financial leverageFinancial leverage suatu pengukuran dana dari

pemilik dan dana yang didapatkan dari kreditor(Halim, 2007). Wild membagi rasio financialleverage ke dalam tiga bagian: 1. Debt to equityratio, 2. Time Interest Earned, dan 3. Long TermDebt to Equity ratio. Debt to equity ratiodigunakan untuk mengukur hutang terhadap modalyang di miliki perusahaan.

Volume Perdagangan SahamVolume Perdagangan Saham adalah suatu

instrument yang dapat digunakan untuk melihatreaksi pasar modal terhadap informasi melaluiparameter volume saham yang diperdagangkandipasar (Sutrisno, 2000). Volume perdagangansaham adalah jumlah lembar saham yangdiperdagangkan pada hari t (Halim dan Hidayat,2000).

Laba PerusahaanLaba Perusahaan adalah suatu informasi dari

banyak informasi yang dapat digunakan oleh para

investor untuk memperkirakan nilai kinerja darisuatu perusahaan. Harahap (2007) Laba bersihadalah kelebihan penghasilan atas biaya periodeakuntansi. Dalam penelitian ini menggunakan lababersih. Wild et al (2005) laba bersih adalah labadari bisnis perusahaan setelah bunga dan pajak.

Arus Kas OperasiAktivitas operasi adalah penghasil utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yangbukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitaspendanaan. Niswonger et al (2003) arus kas dariaktivitas operasi adalah arus kas dari transaksiyang mempengaruhi laba bersih.

Faktor pertama yang diperkirakanmempengaruhi return saham adalah financialleverage. Financial leverage merupakan rasioyang digunakan untuk mengukur perbandinganantara pembiayaan atau pendanaan melalui hutangpendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston,2010). Beberapa penelitian yang menelitipengaruh financial leverage terhadap return sahamdiantaranya yang dilakukan oleh Yunina (2013)menyimpulkan bahwa leverage berpengaruhnegatif terhadap return saham. Kesimpulan yangsama pada penelitian yang dilakukan oleh Putri(2014) yang menyimpulkan bahwa DER(debt toequity) yang tinggi mempunyai dampak burukterhadap kinerja perusahaan, karena semakintinggi tingkat hutang menandakan beban bungaperusahaan akan semakin besar dan mengurangikeuntungan. Semakin tinggi hutang (DER)perusahaan cenderung menurunkan return sahamyang diterima oleh para investor. Hal yang samadisimpulkan oleh Baroroh (2015) yangmenyimpulkan bahwa DER bukan merupakanfaktor yang signifikan terhadap return saham.

Faktor kedua yang diperkirakan mempengaruhireturn saham adalah volume perdagangan saham.Menurut Halim dan Hidayat (2000) Volumeperdagangan adalah lembar saham yangdiperdagangkan pada hari t. Hasil penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Yang (2013)menyimpulkan bahwa volume perdagangan sahamberpengaruh positif terhadap return on asset.

Faktor ketiga yang diperkirakan mempengaruhireturn saham adalah laba perusahaan. Menurut Wild,Subramayam dan Halsey (2005), laba bersihmerupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedangberjalan setelah bunga dan pajak. Hasil penelitiansebelumnya yang dilakukan Yunina (2013) danTakamatsu (2013) menyimpulkan bahwa laba

Page 3: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

3 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

berpengaruh positif terhadap return saham. Hali iniberarti semakin tinggi laba yang dihasilkanperusahaan, maka semakin tinggi return yang akanditerima oleh para investor. Hasil penelitian iniberbeda dengan yang dilakukan oleh Putri (2014)yang menyimpulkan bahwa laba berpengaruh negatifterhadap return saham. Hal ini berarti bahwa jika labamengalami kenaikan maka return saham mengalamipenurunan. Begitu juga sebaliknya.

Faktor keempat yang diperkirakanmempengaruhi return saham adalah arus kas operasi.Menurut utomo (2013) arus kas bersih adalah selisih

bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dansetara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporanarus kas. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukanoleh yang dilakukan oleh Hasrina (2009) danTakamatsu (2013) menyimpulkan bahwa arus kasberpengaruh positif terhadap return saham. Hal iniberarti bahwa jika arus kas mengalami kenaikan,maka return saham juga mengalami kenaikan.Sebaliknya, jika arus kas mengalami penurunan makareturn saham juga mengalami penurunan.

Gambar 1Kerangka Penelitian

Hipotesis PenelitianBerdasarkan pendahuluan, kajian pustaka dan

kerangka pemikiran, maka hipotesis dalampenelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Financial leverage,volume perdagangan

saham, laba perusahaan, arus kas operasisecara bersama-sama berpengaruh terhadapreturn saham.

2. financial leverage berpengaruh negatifterhadap return saham.

3. Volume perdagangan saham berpengaruhpositif terhadap return saham.

4. Laba Perusahaan berpengaruh positif terhadapreturn saham.

5. Arus Kas Operasi berpengaruh positif terhadapreturn saham.

METODE PENELITIAN

Populasi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BursaEfek Indonesia, berjumlah 135 perusahaan.Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukandengan menggunakan metode purposivesampling, yaitu mengambil keseluruhan populasidengan menetapkan beberapa pertimbangan dankriteria tertentu (Indriartono dan Supomo, 1999,p. 13). Kriteria penentuan target yang digunkanadalah: (1)Perusahaan manufaktur yang terdaftardi BEI dari 2010-2014, (2)Perusahaanmempublikasikan laporan keuangan per 31desember dan laporan tahunan secara terus-menerus selama periode penelitian, (3)memilikidata lengkap yang digunakan sebagai variabeldalam penelitian ini dan secara konsistendipublikasikan pada BEI, (4)Perusahaan yangmemiliki laba bersih positif. Berdasarkan kriteria

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 3

Page 4: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

4 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

tersebut jumlah observasi perusahaan manufakturdalam penelitian ini adalah sebanyak 70perusahaan yang diperoleh dari 14 perusahaandengan masa pengamatan selama 5 tahun.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dokumentasi. Dokumentasi adalahpengumpulan data yang didasarkan pada laporankeuangan perusahaan manufaktur yang terdaftardi BEI periode 2010-2014, dan informasi yangdiperoleh dari internet yang menyangkutpenelitian ini.

Rancangan Pengujian HipotesisSebelum dilakukan pengujian hipotesa, perlu

dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untukmengetahui apakah model regresi tersebutmerupakan model regresi yang baik atau tidak(Ghozali, 2009, P. 55). Dalam penelitian ini ujiasumsi klasik yang digunakan adalah ujinormalitas, uji multikolinearitas, ujiheteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahuinormalitas variabel pengganggu (residual).Residual variabel yang terdistribusikan secaranormal akan terletak disekitar garis horizontal(tidak terpencar jauh dari garis diagonal).

Uji multikolinearitas bertujuan untukmengetahui apakah terdapat hubungan linier antarvariabel independen dalam model regresi. Jika haltersebut ditemukan, maka terdapat masalahmultikolinearitas antara variabel independentersebut dengan variabel independen lainnya.

Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui adaatau tidaknya ketidaksamaan varian dari residualuntuk semua pengamatan pada model regresi. Jikavarian dari residual satu observasi yang lain tetap,maka disebut homokedastisitas dan jika berbedadisebut heteroskedastisitas.

Uji autokerelasi digunakan untuk mengetahuiada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasikautokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antararesidual satu pengamatan dengan pengamatan lainpada model regresi.

Teknik analisis data pada pengujian hipotesismenggunakan analisis regresi linier berganda yangmerupakan teknik statistik yang digunakan untukmenguji pengaruh antara dua atau lebih variabeldan untuk melihat pengaruh secara parsial dansimultan. Pengolahan data menggunakan programStatistical Product and Service Solution (SPSS).

Persamaan regresi linier dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

Yit = α + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3 it+ β4 X4it + еit

Dimana :Y it : Return Sahama : Konstantaβ1 β2β3β4 : Koefisien RegresiX1it : Financial LeverageX2it : Volume Perdagangan SahamX3it : Laba PerusahaanX4 it : Arus Kas Operasiе : error termi : dimensi cross sectiont : komponen time series

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan denganmenggunakan bantuan program SPSS, hasil analisisregresi linier berganda terhadap variabel-variabelpenelitian sebagai berikut:

Y = -0,004 - 0,001X1 + 0,171X2 - 0,000761X3

+ 0,00022X4+ ε

Tabel 1Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel B T Sig. RR-

Square

(Constant) -0,004 -0,768 0,447

0,728 0,529X1 -0,001 -0,227 0,821

X2 0,171 5,437 0,000

X3 0,000761 -1,449 0,155

X4 0,00022 0,038 0,038

Sumber: Data sekunder diolah tahun 2016

Tabel 2Uji Signifikansi Simultan

ModelSum ofSquares

DfMeanSquare

F Sig.

Regression ,026 4 ,007 10,962 ,000b

Residual ,023 39 ,001

Total ,049 43Sumber: Data sekunder diolah tahun 2016

Dari uji F didapat nilai F sebesar 10,962 dan nilaisignifikansi 0,000 yang berarti variabel financialleverage, volume perdagangan saham, labaperusahaan, dan arus kas operasi secara bersama-sama

Page 5: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

5 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

mempengaruhi return saham, disebabkan signifikansiberada di atas 0,05.

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,529.Hal ini menunjukkan bahwa variasi yang terjadipada variabel return total (Y) sebesar 52,9%disebabkan oleh perubahan yang terjadi secarabersama-sama pada variabel financial leverage,volume perdagangan saham, laba perusahaan, danarus kas operasi. Selebihnya sebesar 47,1%disebabkan oleh faktor-faktor lain dari variabelyang tidak termasuk dalam model penelitian ini.

Hasil penelitian terhadap variabel financialleverage (X1) diperoleh nilai signifikansi = 0,821.Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwavariabel financial leverage berpengaruh negatifterhadap return saham. Maka penelitian ini menolakhipotesis Ho2 atau menerima Ha2. Hal inimenunjukkan bahwa variabel financial leverageberpengaruh negatif terhadap return saham. HipotesisHo2 ditolak karena nilai signifikansi 0,821 beradadiatas taraf signifikansi 0,05.

Hasil penelitian terhadap variabel volumeperdagangan saham (X2) diperoleh nilai signifikansi0,000 yang berarti berada dibawah taraf signifikansi0,05. Maka penelitian ini menerima hipotesisalternatif ketiga (Ha3) yang menyatakan variabelvolume perdagangan saham berpengaruh positifterhadap return saham.

Hasil penelitian terhadap variabel laba perusahaan(X3) diperoleh nilai signifikansi 0,155 yang berartiberada diatas taraf signifikansi 0,05. Maka penelitianini menolak hipotesis alternatif keempat (H04) yangmenyatakan bahwa laba perusahaan berpengaruhnegatif terhadap return saham.

Hasil penelitian terhadap variabel arus kas operasi(X4) diperoleh nilai signifikansi 0,038 yang berartiberada dibawah taraf signifikansi 0,05. Makapenelitian ini menerima hipotesis alternatif keempat(Ha5) yang menyatakan bahwa arus kas operasiberpengaruh positif terhadap return saham.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapatdisimpulkan bahwa secara simultan financialleverage, volume perdagangan saham, labaperusahaan dan arus kas operasi berpengaruh terhadapreturn saham pada perusahaan manufaktur di BEI,sedangkan secara parsial, financial leverageberpengaruh negatif terhadap return saham, volumeperdagangan saham berpengaruh positif terhadapreturn saham, laba perusahaan berpengaruh negatifterhadap return saham dan arus kas berpengaruhpositif terhadap return saham.

DAFTAR PUSTAKA

Baroroh, Tantri. (2005), “Analysis of FundamentalFactors, Foreign Exchange and InterestRate on Stock Return (Studies inManufacturing Companies Listed onIndonesia Stock Exchange for 2011-2013periods)

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. (2010).Dasar-dasar manajemen Keuangan. Buku 1,11th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Dr imam, Mkom, Ak. (2009). AplikasiAnalisis Multivariate dengan ProgramSPSS. Edisi kedua. Semarang: UniversitasDiponegoro.

Halim, Abdul dan Nasuhi Hidayat, (2000),”Studiempiris tentang pengaruh VolumePerdagangan dan Return terhadap Bid-AskSpread Industri Rokok di Bursa Efek Jakartadengan Model Koreksi Kesalahan”, JurnalRiset Akuntansi Indonesia, vol. 3 No. 1,

Januari, hal 69-85

Hasrina, Cut Delsie. (2009). Price Earning Ratio(PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan ArusKas Operasi terhadap Return Saham. Tesis.Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Hartono, Jogiyanto (2009). Teori Portofolio danAnalisis Investasi. Edisi Ketiga, Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.

Harahap, S. S, (2007). Analisa Kritis atas LaporanKeuangan. Jakarta: Erlangga.

Indriartono, N dan Supomo, B. (1999). MetodologiPenelitian Akuntansi dan Manajemen.BPFE, Yogyakarta.

Putri, D L P, (2014). Pengaruh Return On Asset(ROA), Earning Per Share (EPS), Net ProfitMargin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER)dan Price To Book Value (PBV) terhadapReturn Saham Perusahaan Consumer GoodsBursa Efek Indonesia. Jurnal Management &Kewirausahaan. Vol 2. No 18, November.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 5

Page 6: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

6 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Sutrisno, Wang et al, (2000),”Pengaruh Stock Splitterhadap likuiditas dan Return Saham di BursaEfek Jakarta,” Jurnal Manajemen danKewirausahaan, Vol II, No. 2, Hal 1-13.

Takamatsu, Renata Turola. (2013) Accruals,Persistance of Profit and Stock Returns inBrazilian Public Companies. ModernEconomy, 4, 109-118.

Utomo, Prihadi Yuni. (2013). Eviews: BukuPraktik Komputer Statistik II, Surakarta,Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasMuhammadiyah Surakarta.

Wild, John, J. Subramayam, K.R & Hasley, Robert,F. (2005). Financial Statement Analysis.Buku satu, Edisi delapan. Jakarta: SalembaEmpat.

Yunina, F, (2013). Pengaruh Risiko sistematik,leverage, dan Laba terhadap Return Sahampada Perusahaan Aneka Industri di Indonesia.Jurnal Akuntansi Pascasarjana Unsyiah. Vol2. No 2, Hal 57-58, Mei.

Yang, Yong Jin. (2013) Volume Derivative Trading,Enterprice Value and The Return on Assets,Modern Economy, 4, 503-519.

Page 7: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH KEPUASAN KOMPENSASI DAN DISIPLINKERJA TERHADAP KINERJA APARATUR PENGELOLA

KEUANGAN PADA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

ALFI MAWADDAH1, DARWANIS2, DAN SYUKRIY ABDULLAH3

1Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh2,3Staf Pengajar Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

This study aimed to examine the effect of compensation satisfaction and discipline to the performance of theapparatus of financial management at the University of Syiah Kuala . The method used is the census that allelements of the population investigated one by one in the data collection . Data that are used are primary data.The analytical method used is multiple linear regression using SPSS . This research was conducted at theUniversity of Syiah Kuala . Respondents are financial management amounted to 108 people . The resultsshowed that the satisfaction of compensation and working discipline jointly affect the performance of theapparatus of financial management at the University of Syiah Kuala . Separately satisfaction compensationaffect the performance of the apparatus . Labor discipline affect the performance of the apparatus of financialmanagement at the University of Syiah Kuala

Keywords: Compensation Satisfaction , Work Discipline , Performance

PENDAHULUAN

Penilaian kinerja merupakan alat komunikasi yangditetapkan oleh sebuah organisasi bagi karyawannya.Penilaian kinerja adalah sistem formal untukmemeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkalakinerja seseorang. Penilaian kinerja juga merupakan uraiansistematik tentang kekuatan/kelebihan dan kelemahan yangberkaitan dengan pekerjaan seseorang/berkelompok(Sedarmayanti, 2007). Istilah kinerja berasal dari kata jobperformance atau actual performance yakni prestasi kerjaatau prestasi yang ingin dicapai (Mangkunegara, 2008:67).

Kinerja karyawan/pegawai sebagai hasil kerja secarakualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorangpegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas sesuaidengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya(Mangkunegara, 2000). Berdasarkan beberapa pendapatdapat diuraikan bahwa kinerja aparatur merupakan hasilkerja (output) atau prestasi kerja baik secara kualitasmaupun kuantitas yang diraih pegawai atau karyawan

sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab yangdiberikan kepadanya.

Kinerja aparatur pengelola keuangan pada UniversitasSyiah Kuala belum begitu memuaskan. Hal ini dapatdilihat dari realisasi keuangan Tahun 2014 sebesar 93%,Tahun 2013 sebesar 95% dan Tahun 2012 sebesar 88%(LRA Unsyiah). Pengelolaan keuangan juga harus disertaidengan sumber daya manusia yang berkualitas. RenstraUnsyiah 2007-2012 menyebutkan bahwa sumber dayamanusia Universitas Syiah Kuala telah memiliki jumlahdan kualitas yang relatif lebih baik, namun hal itu belumdikelola secara maksimal.

Manajemen pengelolaan keuangan pada UniversitasSyiah Kuala berkaitan dengan pelaksanaan pencairan danayang sampai saat ini pencairan dana belum dapatdilaksanakan secara cepat dan tepat. Masalah ini terjadidalam pengelolaan dana PNBP yang terutama sumberdananya berasal dari SPP mahasiswa. Penggunaan danaSPP tersebut dalam proses pencairan terutama dalampembayaran honorarium dan permintaan

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 7-16

Page 8: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

8 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

barang/perlengkapan sering terlambat. Walaupun sudahmengikuti struktur tarif dan standar biaya terkadang prosespembayaran juga bisa terlambat. Hal ini menunjukkanbahwa kinerja aparatur dalam pengelolaan keuangan masihbelum sesuai harapan (Hairul, 2011)

Kinerja aparatur dipengaruhi oleh kepuasankompensasi (Djati dan Khusaini, 2003; Galung, 2009;Hairul, 2011). Untuk meningkatkan kinerja aparaturdiperlukan suatu penghargaan atas penyelesaian tugas-tugas yang menyangkut dengan tanggung jawabnya sesuaidengan ketentuan dan standar yang berlaku. Penghargaanyang diharapkan dapat berupa kepuasan kompensasi.

Kepuasan kompensasi adalah tingkat kepuasanterhadap semua bentuk return baik finansial maupun nonfinansial yang diterima karyawan karena jasa yangdisumbangkan ke perusahaan (Rabindra dan Medonca,1998 dalam Harnanik, 2005). Kompensasi dapat berupafinansial maupun non finansial. Kompensasi finansialberbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan,bantuan sosial karyawan, tunjangan, libur atau cuti tetapitetap dibayar. Sedangkan dalam bentuk non finansialadalah tugas menarik, tantangan tugas, tanggung jawabtugas peluang, pengakuan, lingkungan pekerjaan yangmenarik (Anthony dan Govendarajan, 2003).

Kinerja aparatur ikut dipengaruhi oleh disiplin kerja(Wahyuningrum, 2008; Harlie, 2010; Suzanto dan Agus,2013). Kedisiplinan adalah salah satu faktor yang pentingdalam suatu organisasi. Kedisiplinan kerja yang tinggidapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai,sehingga dengan adanya disiplin kerja yang baikdiharapkan pegawai mampu meningkatkan hasil kerjanyasehingga tujuan organisasi tercapai. Disiplin pegawaikhususnya pegawai negeri sipil (PNS) mengikuti PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang DisiplinPegawai Negri Sipil sebagai pedoman dalam menegakkandisiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertibdan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorongpegawai negeri sipil (PNS) untuk lebih meningkatkankinerjanya.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena-fenomenatersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitiantentang “Pengaruh Kepuasan Kompensasi dan DisiplinKerja terhadap Kinerja Aparatur Pengelola KeuanganPada Universitas Syiah Kuala”.

LANDASAN TEORI

Kinerja AparaturKinerja menunjuk kepada kadar pencapaian tugas-

tugas yang membentuk sebuah pekerjaan seseorang.Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhipersyaratan sebuah pekerjaan (Simamora, 2004:339).

Sedarmayanti (2007:311) mengungkapkan bahwa kinerjaberarti sebagai hasil kerja/kemampuan kerja yangdiperlihatkan seseoarang, sekelompok orang (organisasi)atas suatu pekerjaan, pada waktu tertentu.

Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi olehkinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupuninstansi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjakaryawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan akantercapai.Sebagai salah satu unsur produksi, manusiaberkedudukan sama dengan unsur lainnya, sepertiteknologi dan biaya. Namun, manusia memiliki ciri unik,memiliki kepribadian yang aktif, banyak menggunakanintuisi, dinamis, bahkan sensitif dan sekaligus sebagaipengelola dan atau pengguna dua unsur produksi tadi, yaituteknologi dan biaya untuk menghasilkan output tertentu.

Aparatur Pemerintah adalah pekerja yang digajipemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahanmelakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkanketentuan yang berlaku (Setyawan, 2004:169).Berdasarkan pengertian di atas, maka aparaturpemerintahan merupakan seseorang yang digaji olehpemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahsecara teknis dengan berdasarkan ketentuan yangada.Aparatur suatu instansi pemerintahan dalammenjalankan tugasnya harus dilandasi dengan rasa penuhtanggung jawab, agar terciptanya kualitas suatu kinerjayang optimal yang dapat dirasakan langsung olehmasyarakat pada umunya. Suatu instansi pemerintah tidakakan lepas dari aparatur sebagai pelaksanapenyelenggaraan pemerintahan.

Kinerja aparatur dalam pengelolaan keuangan dapatdilihat dari pelayanan yang diberikan dan output yangdihasilkan. Irawan (2000:588) menyatakan bahwa kinerja(performance) adalah hasil kerja yang konkrit, dapatdiamati, dan dapat diukur. Artinya, kinerja merupakan hasilkerja yang dicapai oleh pegawai dalam pelaksanaan tugasyang berdasarkan ukuran dan waktu yang telah ditentukan.Pada pengelolaan keuangan kinerja aparatur dapat diukurselain dari pada output yang dihasilkan yaitu berupalaporan keuangan juga ketepatan waktu yang sesuaidengan jadwal yang ditetapkan, serta pencairan realisasianggaran dengan belanja. Kinerja aparatur dalampengelolaan keuangan dapat dinilai dari hasil kerja yangtelah dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakantugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan waktu yangtelah ditetapkan (Hairul, 2011).

Kompensasi dan Kepuasan KompensasiHasibuan (2007:117) mendefinisikan kompensasi

sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang,barang langsung atau tidak langsung yang diterimapegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

Page 9: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

9 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

kepada perusahaan. Kompensasi dalam makna luasberkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financialreward) yang diterima oleh orang-orang melaluihubungan kepegawaian mereka dengan sebuahorganisasi.

Kepuasan kompensasi adalah tingkat kepuasanterhadap semua bentuk return baik finansial maupunnon finansial yang diterima karyawan karena jasayang disumbangkan ke perusahaan (Rabindra danMedonca, 1998 dalam Harnanik, 2005). Sedangkanmenurut Michael dan Harold (1993) dalam Djati danKhusaini (2003) mengemukakan bahwa kepuasankompensasi adalah kepuasan karyawan terhadapkompensasi yang diterima dari perusahaan sebagaibalas jasa atas kerja mereka.

Kepuasan kompensasi terdiri dari beberapa unsur,unsur yang paling jelas adalah jumlah gaji yangditerima seseorang. Pada umumnya motivasi orangbekerja adalah untuk memperoleh kepuasankompensasi dalam bentuk uang (Harnanik, 2005).

Disiplin KerjaDalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian

disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah lakuyang menunjukan ketaatan aparat pemerintahan ataukaryawan terhadap peraturan organisasi. Apabilaaparat pemerintahan sudah bisa membiasakan diriuntuk disiplin dalam segala hal maka setiap pekerjaanyang dilakukan pasti akan cepat beres dan tertatadengan baik sehingga secara tidak langsung akanmeningkatkan etos kerja yang baik.

Disiplin Pegawai Negeri Sipil mengikuti PeraturanPemerintah RI No. 53 tahun 2010 tentang DisiplinPegawai Negri Sipil, yakni kesanggupan PegawaiNegeri Sipil untuk menaati kewajiban danmenghindari larangan yang ditentukan dalamperaturan perundang-undangan dan/atau peraturankedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggardijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin adalahsetiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidakmenaati kewajiban dan/atau melanggar laranganketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalammaupun di luar jam kerja. Hukuman dijatuhkankepada PNS karena melanggar peraturan disiplin PNSsebagaimana yang diatur dalam PP nomor 53 tahun2010. Disiplin yang dimaksud dalam PP nomor 53tahun 2010 adalah kesanggupan PNS untuk menaatikewajiban dan menghindari larangan yang ditentukandalam Peraturan Perundang-undangan dan/atauperaturan kedinasan yang apabila tidak ditaati ataudilanggar dijatuhi hukuma disiplin.

Peraturan Pemerintah tentang disiplin PNS ini

antara lain memuat kewajiban, larangan, danhukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNSyang telah terbukti melakukan pelanggaran.Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untukmembina PNS yang telah melakukan pelanggaran,agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesaldan berusaha tidak mengulangi dan memperbaiki diripada masa yang akan datang. Selain hal tersebut diatas, bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplindiberikan hak untuk membela diri melalui upayaadministratif, sehingga dapat dihindari terjadinyakesewenang-wenangan dalampenjatuhan hukumandisiplin.

Disiplin kerja pada hakekatnya adalahmenumbuhkan kesadaran bagi para pekerja untukmelakukan tugas yang telah dibebankan, dimanapembentukannya tidak timbul dengan sendirinya,melainkan harus dibentuk melalui pendidikan formaldan informal, serta motivasi yang ada pada setiapaparatur harus dikembangkan dengan baik. Dengandemikian semakin tingginya disiplin kerja pegawaiyang didukung oleh keahlian, upah atau gaji yanglayak, maka akan mempengaruhi aktivitas-aktivitasdari instansi itu sendiri (Harlie, 2010).

Kerangka Pemikiran Pengaruh Kepuasan Kompensasi terhadap Kinerja

AparaturKompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh

karyawan sebagai bentuk balas jasa· atas pekerjaanyang dilakukan. Bentuk kompensasi tersebut adalah:reward; imbalan seperti uang pesangon, pensiun, uangliburan, dan tunjangan karyawan; uang lembur;promosi jabatan; tunjangan proteksi seperti asuransikecelakaan, asuransi kesehatan, dll. Galung (2009)menemukan bahwa bahwa kepuasan kompensasiberpengaruh terhadap kinerja auditor. Hairul (2010)juga menemukan hal yang sama bahwa kepuasankompensasi berpengaruh terhadap kinerja aparatur.

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap KinerjaFaktor disiplin merupakan faktor yang menentukan

bagi kinerja sebuah organisasi. Tanpa disiplin karyawanyang baik,sulit bagi organisasi perusahaan mencapaihasil yang optimal. Disiplin kerja yang baik akansangat berpengaruh kepada kinerja pegawai

Harlie (2010) menemukan bahwa disiplin kierjaberpengaruh positif terhadap kinerja aparatur. Aparaturyang menegakkan disiplin kerja yang baik akanmampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikankepadanya. Sehingga tujuan dari organisasi akantercapai. Selanjutnya Wahyuningrum (2008) jugamenemukan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 9

Page 10: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

10 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

kinerja. Suzanto dan Agus (2013) juga menemukanbahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerjaaparatur.

Hipotesis PenelitianBerdasarkan skema kerangka pemikiran

tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitianini yaitu Kepuasan kompensasi dan disiplin kerjasecara bersama-sama maupun parsial berpengaruhterhadap kinerja aparatur pengelola keuangan padaUniversitas Syiah Kuala.

METODE PENELITIAN

Populasi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengelola

bagian keuangan pada Fakultas, Program D3, ProgramPasca Sarjana, Unit Kerja dan Kantor Pusat Administrasiyang ada di Universitas Syiah Kuala berjumlah 108 orangdengan responden penelitian terdiri 10 BendaharaPengeluaran Pembantu dan 70 Staf Bendahara PengeluaranPembantu dan 13 orang Petugas Pengelolaan AdministrasiBelanja Pegawai dan 15 orang pengelola keuangan padabagian keuangan Kantor Pusat Administrasi Unsyiah.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepadaresponden yang dituju. Kuesioner adalah daftar pertanyaantertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akandijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif jawabanyang cukup jelas (Sekaran, 2006:82).

Operasionalisasi Variabel1. Kepuasan Kompensasi (X1)

Kepuasan kompensasi adalah tingkat kepuasanterhadap semua bentuk return baik finansial maupunnon finansial yang diterima karyawan karena jasa yangdisumbangkan ke perusahaan (Harnanik, 2005).Kepuasan kompensasi diukur dengan indikatorkompensasi finansial dan non finansial yang diukurdengan skala likert lima point.

2. Disiplin Kerja (X2)Disiplin kerja juga dapat didefinisikan sebagai suatusikap menghormati, menghargai, patuh, dan taatterhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yangtertulis maupun tidak tertulis serta sanggupmenjalankan dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas danwewenangnya yang diberikan kepadanya(Sastrohadiwiryo, 2001). Disiplin kerja diukur tingkatketepatan waktu dan tingkat kepatuhan kepada

peraturan yang diukur dengan skala likert lima point.3. Kinerja Aparatur (Y)

Kinerja aparatur adalah hasil kerja seorang pekerja,sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secarakeseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapatditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).Indikator dan alat ukur yang digunakan adalah tingkatkualitas hasil kerja, tingkat kuantitas hasil kerja, tingkatkemampuan kerja sama dan tingkat inisiatif(Wahyuningrum, 2008).

Rancangan Pengujian HipotesisMetode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis regresi linier berganda (multipleregression analysis) yang merupakan suatu teknik untukmenjelaskan dan menguji pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen (Lind, et al. 2011:120). Metodedata yang digunakan data primer, untuk menganalisis datadapat dilakukan setelah melalui tahap pemilihan danpengumpulan data dalam bentuk kuesioner yang telah diisioleh responden kemudian dikuantitatifkan terlebih dahulusehingga menghasilkan angka-angka yang selanjutnyadiolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS(Statistical Package Social Science) versi 18.0.

Model analisis regresi yang digunakan dalam bentukpersamaan sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2 + ε

Keterangan:Y = Kinerja Aparaturα = Konstantaβ1β2 = Koefisien RegresiX1 = Kepuasan KompensasiX2 = Disiplin Kerjaε = error term

Uji validitas dilakukan untuk mengukur konsep tertentuyang ingindiukur atau apakah kita mengukur konsep yangtepat dan keandalan dengan stabilitas dan konsistensipengukuran serta untuk menguji seberapa baik suatuinstrumen yang dibuat (Sekaran dan Bougie, 2010). Teknikpengujian validitas menggunakan teknik korelasi ProductMoment dari Pearson dengan tingkat signifikansi 5% untukmengetahui keeratan pengaruh antara variabelbebasdengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikanantara skor item pertanyaan terhadap skor total. Apabilanilai total Pearson Correlation > 0,3 atau probabilitaskurang dari 0,05 maka item tersebut valid (Arikunto,2006).

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hasilpengukuran tetap konsisten, jika dilakukan

Page 11: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

11 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

pengukuran dua kali atau lebih. Keandalan suatupengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dankonsistensi instrumen untuk mengukur konsep danmembantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekarandan Bougie, 2010). Uji ini dilakukanpada pernyataan-pernyataan yang sudah valid. Uji reliabilitas inimenggunakan rumus Cronbach’s Alphapada masing-masing instrumen dengan bantuan program SPSS.

Apabila Cronbach’s Alpha memiliki nilai lebih besardari 0,60, maka pada umumnyareliabilitas yang nilai rkurang dari 0,6 dikatakan kurang reliabel, antara 0,6sampai 0,8 adalah cukup reliabel, dan di atas 0,8 suatuinstrument dikatakan baik (Sekaran dan Bougie, 2010).Dari hasil print out SPSS versi 18.akan dapat dilihat dariCorrected Item-Total Correlation. Jika nilai rhitung< darirtabel, maka nomor item tersebut tidak valid, sebaliknyajika nilai rhitung> dari rtabel, maka nomor item tersebutdinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisisselanjutnya.Bagi nomor item yang tidak valid, maka nomoritem yang memiliki nilai rhitung yang paling kecildikeluarkan.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Karakteristik RespondenKarakteristik responden dari jenis kelamin dapat

dijelaskan bahwa sebanyak 59 atau 54,6% berjeniskelamin laki-laki dan 49 atau 45,4% berjenis kelaminperempuan. Dilihat dari usia dapat dijelaskan bahwasebanyak 1 atau 0,9% berusia 18-30 tahun, 45 atau 41,7%berusia 31-40 tahun, 49 atau 45,4% berusia 41-50 tahundan 13 atau 12% berusia lebih dari 50 tahun.

Berdasarkan pendidikan terakhir dapat dijelaskanbahwa sebanyak 18 atau 16,7% SMU, 18 atau 16,7% D3,50 atau 46,3% Sarjana dan 22 atau 20,4% Pasca Sarjanaatau Doktor. Dari masa kerja dapat dijelaskan bahwasebanyak 1 atau 0,9% sampai dengan 5 tahun, 37 atau34,3% 6-10 tahun, 29 atau 26,9% S11-15 tahun dan 41 atau38% lebih dari 15 tahun.

Berdasarkan golongan kepangkatan dapat dijelaskanbahwa sebanyak 19 atau 17,6% golongan II, 84 atau77,8% golongan III dan 5 atau 4,6% golongan IV. Darilatar belakang pendidikan dapat dijelaskan bahwasebanyak 14 atau 13% berpendidikan akuntansi dan 94atau 87% berpendidikan selain akuntansi.

Statistik DeskriptifStatistik deskriptif berguna untuk memberikan

gambaran atau deskripsi atas variabel-variabel yangdigunakan dalam penelitian ini. Adapun variabel yangdigunakan kepuasan kompensasi dan disiplin kerja sebagaivariabel bebas (X) serta kinerja aparatur sebagai variabel

terikat (Y). Tabel 4.2 menunjukkan nilai statistik deskriptifdari masing-masing variabel.

Tabel 1Statistik Deskriptif

N Min Max MeanStd.

Deviation

KepuasanKompensasi 108 2,13 4,88 3,9019 ,60943

Disiplin Kerja 108 2,00 5,00 3,9884 ,68135KinerjaAparatur 108 1,80 5,00 4,0741 ,68062

Valid N(listwise) 108

Nilai N menunjukkan jumlah data sebanyak 108 data.Nilai minimum menunjukkan nilai terendah atau terkecildari deretan data dalam suatu variabel. Nilai minimumuntuk variabel kepuasan kompensasi adalah sebesar 2,13,variabel disiplin kerja sebesar 2,00, dan variabel kinerjaaparatur sebesar 1,80.

Nilai maksimum menunjukkan nilai tertinggi atauterbesar dari deretan data dalam suatu variabel. Nilaimaksimum untuk variabel kepuasan kompensasi adalahsebesar 4,88, variabel disiplin kerja sebesar 5,00, danvariabel kinerja aparatur sebesar 5,00.

Nilai mean menunjukkan nilai rata-rata data dalamsuatu variabel. Nilai mean untuk variabel kepuasankompensasi adalah sebesar 3,90, variabel disiplin kerjasebesar 3,99 dan variabel kinerja aparatur sebesar 4,07.

Nilai standartd deviation menunjukkan nilai dispersiatau tingkat penyebaran rata-rata data dalam suatu variabel.Nilai standar deviasi untuk variabel kepuasan kompensasiadalah sebesar 0,609, variabel displin kerja sebesar 0,681dan variabel kinerja aparatur sebesar 0,680.

Tabel. 2Jawaban Responden terhadap Kepuasan Kompensasi

Pernyataan Pilihan Jawaban Rata-rata1 2 3 4 5

1 6 14 77 11 3,862 8 12 54 34 4,103 5 22 54 27 3,964 10 7 56 35 4,075 4 8 22 47 27 3,796 4 28 11 40 25 3,507 4 4 8 67 25 3,978 4 4 7 68 25 3,98

Rata-rata 3,90

Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa untukpernyataan pertama, tempat saudara bekerja struktursistem penggajian dengan penggolongan yang jelas untuksetiap tingkatan kepangkatan pegawai sangat penting

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 11

Page 12: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

12 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,86. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Pernyataan kedua, Panduan umumuntuk membuat kebijaksanaan gaji yang adil dan anggaranyang layak dilakukan ditempat saudara bekerjamemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,10. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Pernyataan ketiga, pembayaran gajitepat waktu sangat penting dalam memotivasi kinerjasaudara memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,96. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Pernyataan keempat, Insentif yangsaudara terima diberikan harus sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja saudara memperoleh nilai rata-ratasebesar 4,07. Hal ini menunjukkan bahwa respondenmenjawab setuju pada pernyataaan tersebut. Pernyataankelima, Saudara berharap agar pimpinan dapatmemperhatikan kompensasi (honorarium) yang memadaibagi pengelola keuangan memperoleh nilai rata-ratasebesar 3,79 Hal ini menunjukkan bahwa respondenmenjawab setuju pada pernyataaan tersebut. Pernyataankeenam, Kompensasi yang sesuai dengan beban dantanggungjawab saudara dapat memberikan kepuasan agardapat bekerja lebih baik memperoleh nilai rata-rata sebesar3,50 Hal ini menunjukkan bahwa responden menjawabsetuju pada pernyataaan tersebut.

Tabel. 3Jawaban Responden terhadap Disiplin Kerja

Pernyataan ketujuh, Saudara diberikan kesempatanoleh atasan untuk melanjutkan studi memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,97 Hal ini menunjukkan bahwa respondenmenjawab setuju pada pernyataaan tersebut. Pernyataankedelapan, Saudara diberikan kesempatan oleh atasansaudara untuk mengikuti pelatihan dan bimbingan teknisterhadap pekerjaan saudara memperoleh nilai rata-ratasebesar 3,98 Hal ini menunjukkan bahwa respondenmenjawab setuju pada pernyataaan tersebut. Untuk seluruhitem pernyataan kepuasan kompensasi memperoleh nilairata-rata sebesar 3,90 untuk seluruh item pernyataankepuasan kompensasi masuk dalam kategori baik.

Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa untukpernyataan pertama, saudara selalu menyelesaikanpekerjaan yang diberikan pimpinan tepat pada waktunyamemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,11. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Pernyataan kedua saudara selalumenyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggungjawabmemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,10. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut.

Pernyataan ketiga, banyaknya saudara bersediamenerima sanksi apabila tidak menyelesaikan tugas tepatpada waktunya memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,97.Hal ini menunjukkan bahwa responden menjawab setujupada pernyataaan tersebut. Pernyataan kempat, saudaraselalu menjaga sikap yang baik di dalam lingkunganpekerjaan memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,94. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut.

Pernyataan kelima, saudara harus selalu mematuhiperintah pimpinan memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,95.Hal ini menunjukkan bahwa responden menjawab setujupada pernyataaan tersebut. Pernyataan keenam, saudaramengetahui sepenuhnya peraturan yang ditetapkan unitkerja memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,94. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut.

Pernyataan ketujuh, saudara dituntun untukmelaksanakan pekerjaan sesuai prosedur/peraturan yangditetapkan oleh unit kerja memperoleh nilai rata-ratasebesar 3,93. Hal ini menunjukkan bahwa respondenmenjawab setuju pada pernyataaan tersebut. Pernyataankedelapan, peraturan tersebut mempermudah danmembantu Saudara dalam mengerjakan pekerjaanmemperoleh nilai rata-rata sebesar 3,94. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Untuk seluruh item pernyataandisiplin kerja memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,99.Untuk seluruh item pernyataan disiplin kerja masuk dalamkategori baik.

Berdasarkan Tabel 4, dapat dijelaskan bahwa untukpernyataan pertama, tugas yang saudara kerjakan sesuaidengan wewenang dan tanggungjawab yang diberikan olehatasan memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,75. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Pernyataan kedua Pekerjaan saudaradalam pengelolaan keuangan dilaksanakan sesuai denganprosedur dan aturan yang telah ditetapkan memperolehnilai rata-rata sebesar 4,10. Hal ini menunjukkan bahwaresponden menjawab setuju pada pernyataaan tersebut.

PernyataanPilihan Jawaban

Rata-rata1 2 3 4 5

1 5 10 7 32 54 4,11

2 5 11 6 32 54 4,10

3 33 45 30 3,97

4 1 32 46 29 3,94

5 1 32 45 30 3,95

6 1 32 46 29 3,94

7 1 33 45 29 3,93

8 1 32 46 29 3,94

Rata-rata 3,99

Page 13: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

13 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel. 4Jawaban Responden terhadap KinerjaAparatur

Pernyataan

Pilihan Jawaban Rata-rata1 2 3 4 5

1 3 11 26 38 30 3,752 5 11 6 32 54 4,103 1 9 1 74 23 4,014 7 61 40 4,245 3 1 68 36 4,27

Rata-rata 4,07

Pernyataan ketiga, pekerjaan yang saudara kerjakandalam mengelola keuangan harus dapatdipertanggungjawabkan selama satu periode tertentumemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,01. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut. Pernyataan keempat, saudaramempunyai pemahaman tentang akuntansi dan mampubekerja sama dengan pegawai yang lainnya dalammenyelesaikan pekerjaan yang dibebankan oleh atasanmemperoleh nilai rata-rata sebesar 4,24. Hal inimenunjukkan bahwa responden menjawab setuju padapernyataaan tersebut.

Pernyataan kelima, proses pencairan dana harus dapatdilaksanakan secara cepat dantepat memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,27. Hal ini menunjukkan bahwa respondenmenjawab setuju pada pernyataaan tersebut. Untuk seluruhitem pernyataan kinerja aparatur memperoleh nilai rata-ratasebesar 4,07. Untuk seluruh item pernyataan kinerjaaparatur masuk dalam kategori baik.

Hasil Pengujian Instrumen Hasil Uji Validitas

Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa variabelkepuasan kompensasi, disiplin kerja dan kinerjaaparatur memperoleh nilai rhitung lebih besar dari0,300. Hal ini menunjukkan bahwa semua varabeldinyatakan valid dan dapat dilakukan prosesselanjutnya.

Hasil Uji ReliabilitasBerdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan bahwavariabel kepuasan kompensasi, disiplin kerja, dankinerja aparatur memperoleh nila alpha diantaralebih besar dari 0.800. Dengan demikianpengukuran reliabilitas terhadap semua variabelpenelitian menunjukkan pengukuran keandalanmemenuhi kredibilitas Cronbach Alpha.

Tabel 5Hasil Uji Validitas

Tabel 6Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel item CronbachAlpha

Kehandalan

1KepuasanKompensasi (X1)

8 0,822 Handal

2Disiplin Kerja(X2)

8 0,889 Handal

3Kinerja Aparatur(X3)

5 0,806 Handal

Hasil Pengujian HipotesisBerdasarkan Tabel 7 dapat ditulis persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

Y= 1,184+0,415X1+0,319X2+ɛ

Berdasarkan persamaan tersebut diketahui konstantasebesar 1,184 bermakna bahwa jika variabel kepuasankompensasi dan disiplin kerja dianggap konstan, makabesarnya nilai yang diperoleh dari variabel kinerja aparaturadalah sebesar 1,184.

VariabelItem

Rhitung Rtabel Ket

KepuasanKompensasi (X1)

K1 0,596 0,300 ValidK2 0,554 0,300 ValidK3 0,625 0,300 ValidK4 0,465 0,300 ValidK5 0,739 0,300 ValidK6 0,741 0,300 ValidK7 0,813 0,300 ValidK8 0,811 0,300 Valid

DisiplinKerja (X2)

D1 0,485 0,300 ValidD2 0,483 0,300 ValidD3 0,876 0,300 ValidD4 0,904 0,300 ValidD5 0,893 0,300 ValidD6 0,904 0,300 ValidD7 0,902 0,300 ValidD8 0,904 0,300 Valid

KinerjaAparatur (Y)

Y1 0,826 0,300 ValidY2 0,890 0,300 ValidY3 0,874 0,300 ValidY4 0,685 0,300 ValidY5 0,417 0,300 Valid

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 13

Page 14: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

14 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 7Hasil Pengujian Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig.B Std. Error Beta

1(Constant) 1,184 ,430 2,753 ,007KepuasanKompensasi

,415 ,094 ,371 4,389 ,000

Disiplin Kerja ,319 ,084 ,319 3,775 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Aparatur

Hasil Pengujian Pengaruh Kepuasan Kompensasiterhadap Kinerja Aparatur

Pengujian hipotesis kedua, yaitu pengaruh kepuasankompensasi terhadap kinerja apaartur dilakukan dengan

melihat koefisien regresi (β1). Berdasarkan Tabel 7,

koefisien regresi (β1) untuk variabel kepuasan kompensasi

(X1) sebesar 0,415, dimana β1 ≠ 0. Hasil pengujian ini

menerima hipotesis alternatif bahwa kepuasan kompensasiberpengaruh terhadap kinerja aparatur atau menolakhipotesis nol (Ho). Koefisien regresi (β1) kepuasankompensasi (X1) sebesar 0,415. Artinya setiap 1 satuanperubahan dalam variabel kepuasan kompensasi akanmeningkatkan kinerja aparatur sebesar 0,415 dalam satuanskala interval dengan asumsi variabel disiplin kerja (X2)dianggap konstan.

Hasil Pengujian Pengaruh Disiplin Kerja terhadapKinerja Aparatur

Pengujian hipotesis ketiga, yaitu pengaruh disiplinkerja terhadap kinerja aparatur dilakukan dengan analisisregresi liner berganda dengan bantuan SPSS. Untukmenguji pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja aparatur

dilakukan dengan melihat koefisien regresi (β2).

Berdasarkan Tabel 7, koefisien regresi (β2) disipin kerja

sebesar 0,319, dimanaβ2≠ 0. Hasil pengujian menerima

hipotesis alternatif yaitu disipilin kerja berpengaruhterhadap kinerja aparatur atau menolak hipotesis nol (H0).Koefisien regresi (β2) disipin kerja (X2) sebesar 0,319.Artinya setiap 1 satuan perubahan dalam variabel disiplinkerja akan meningkatkan kinerja aparatur sebesar 0,319dalam satuan skala interval dengan asumsi variabelkepuasan kompensasi (X1) dianggap konstan.

Pengaruh Kepuasan Kompensasi dan Disiplin Kerjaterhadap Kinerja Aparatur

Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkanbahwa terdapat pengaruh kepuasan kompensasi dandisiplin kerja terhadap kinerja aparatur pengelola keuanganpada Universitas Syiah Kuala.

Berdasarkan hasil pengujian. nilai koefisien korelasi(R) sebesar 0,551 yang menunjukkan bahwa derajathubungan (korelasi) antara variabel independen denganvariabel dependen sebesar 55,1%. Artinya variabelindependen, yaitu kepuasan kompensasi dan disiplin kerjamempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja aparatur.Nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,304. Hal ini berartisebesar 30,4% kinerja aparatur dipengaruhi oleh kepuasankompensasi dan disiplin kerja, sedangkan sisanya 69,6%dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang didugamempengaruhi kinerja aparatur adalah motivasi danbudaya organisasi.

Pengaruh Kepuasan Kompensasi terhadap KinerjaAparatur

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua yaitukepuasan kompensasi berpengaruh terhadap kinerjaaparatur. Kompensasi merupakan sesuatu yang diterimaoleh seseorang sebagai imbalan atas pekerjaan yangmereka lakukan. Menurut Sedarmayanti (2007:239Kepuasan kompensasi adalah kepuasan karyawan terhadapkompensasi yang diterima dari tempat kerja merekasebagai balas jasa atas kerja mereka (Mitchel danHarold,1993 dalam Djati dan Khusaini, 2003). Pemberiankompensasi secara umum bertujuan untuk membantuorganisasi dalam mencapai tujuan dan menjaminterciptanya keadilan baik keadilan internal maupunkeadilan eksternal.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yangdilakukan Hairul (2011) dan Galung (2009) yangmenemukan bahwa kepuasan kompensasi berpengarhterhadap kinerja. Semakin meningkat kepuasana pegawaiterhadap kompensasi yang diterimanya, akan memotivasipegawai untuk meningkatkan kinerjanya.

Pengaruh Disipin Kerja terhadap Kinerja AparaturHasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yaitu

disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja aparatur.Disiplin kerja juga dapat didefinisikan sebagai suatu sikapmenghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

Page 15: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

15 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulismaupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidakmengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggartugas dan wewenangnya yang diberikan kepadanya(Sastrohadiwiryo, 2001:291)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Wahyuningrun (2008), Harlie (2010),Suzanto dan Agus (2013) yang menemukan bahwa disiplinkerja berpengaruh terhdap kinerja aparatur. Semakin baikingkat disiplin kerja aparatur, semakin baik kinerja aparaturdalam mencapai tujuan-tujuan dari organisasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, makadapat disimpulkan sebagai berikut:

Kepuasan kompensasi dan disiplin kerja secarabersama-sama berpengaruh terhadap kinerja aparatur.

Kepuasan kompensasi berpengaruh terhadap kinerjaaparatur.

Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja aparatur.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, makadiajukan saran-saran sebagai berikut:

Saran Praktis Disiplin kerja dan kompensasi hendaknya dijadikan

focus dalam program peningkatan kinerja peawaipengelola keuangan Universitas Syiah Kuala

Dalam menegakkan disiplin kerja hendaknyaUniversitas Syiah Kuala dapat berlaku adil terhadapsemua pegawai

Untuk menjaga disiplin pegawai hendaknyaUniversitas Syiah Kuala dapat melakukan penegakandisiplin kerja terhadap pegawai yang melangarperaturan kerja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagimanajemen Universitas Syiah Kuala dalammerumuskan kebijakan untuk meningkatkan kinerjaaparatur dilingkungan Universitas Syiah Kualadengan mempertimbangkan kepuasan kompensasiyang diterima oleh aparatur dan disiplin kerja yangbaik

Saran Akademis Penelitian ini hanya menggunakan variabel kepuasan

kompensasi dan disiplin kerja, diduga masih adavariabel lain yang berpengaruh terhadap kinerjaaparatur seperti motivasi dan budaya organisasi.

Hasil penelitian ini dapat menambah literaturakuntansi manajemen khusunya terkait dengankinerja.

KETERBATASAN

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapaketerbatasan dalam penelitian ini adalah hanya aparaturpengelola keuangan, sehingga hasilnya tidak dapatdigeneralisir pada aparatur yang tidak sebagai pengelolakeuangan

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. N & Govindarajan, V. 2003. SistemPengendalian Manajemen. Edisi Pertama.Jakarta:Salemba Empat.

Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik: SuatuPengantar. Jakarta: Erlangga.

Byars & Rue, 2000, Human Resources Management,Fifth Edition. New York: McGraw- Hill, Inc.

Dessler, Garry, 1998. Manajemen Sumber DayaManusia, jilid 2. Phenhallindo: Jakarta.

Djati, P & Khusaini. 2003. Kajian terhadap KepuasanKompensasi, Komitmen Organisasi, dan PrestasiKerja, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,Vol.5, No.1:25-41.

Galung. 2009. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasidan Kepuasan Kompensasi terhadap Kinerja AuditorBPK-RI Perwakilan Provinsi Aceh. Tesis. BandaAceh: Universitas Syiah Kuala.

Hairul. 2011. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusiadan Kepuasan Kompensasi terhadap KinerjaAparatur dalam Pengelolaan Keuangan (studi padaUniversitasSyiah Kuala). Tesis. Banda Aceh:UniversitasSyiah Kuala.

Handoko,T. 1992. Manajemen Personalia dan SumberDaya Manusia. Edisi Kedua, Cetakan Kedua.Jogjakarta: BPFE

Harlie, M. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi danPengembangan Karier terhadap Kinerja PegawaiNegeri Sipil Pada Pemerintah Kabupaten Tabalong diTanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Manajemendan Akuntansi.Vol.III (2): 117-124.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 15

Page 16: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

16 ALFI MAWADDAH, DARWANIS, DAN SYUKRIY ABDULLAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Harnanik. 2005. Analisis Hubungan Kepuasan danKemajuanKarir, Kepuasanatas Beban Kerja,Kepuasan Atas Kelas dan Kepuasan atas Supervisidengan Kepuasan Kompensasi. EKOBIS. Vol.6, No.2:153-165.

Hasibuan, M. S.P. 2007. Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Irawan, P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: STIA– LAN Press.

Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi.Edisi BahasaIndonesia, Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2008. ManajemenSumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

----------------, A. A. Anwar Prabu. 2001. ManajemenSumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Mathis, R.L & Jackson J.H. 2001, Manajemen SumberDaya Manusia, Buku I Salemba Empat, Jakarta.

Martoyo, S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: BPFE.

Mondy, R. W & Robert, M. N. 1993. Human ResourceManagement. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Purnomo, D. 2003. Hubungan Pelatihan denganPengalaman Kerja dengan Kompetensi Sumber DayaManusia Perancang Peraturan Perundang-undanganpada Ditjen Peraturan Perundang-Undangan. Tesis.Jakarta: UniversitasIndonesia.

Republik Indonesia. Undang-Undang No.5 Tahun 2014tentang Aparatur Sipil Negara

-------------------------, 2013. Peraturan Presiden Nomor88 Tahun 2013 tentang Remunerasi/TunjanganKinerja

--------------------------, 2013. Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 107 tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawaidi Lingkungan Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

--------------------------, 2010. Peraturan PemerintahNomor 53 tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil.

Rivai, V. 2004, Manajemen Sumber Daya ManusiaUntuk Perusahaan, Jakarta: Grafindo

Sastrohadiwiryo, S. 2001. Manajemen Tenaga KerjaIndonesia. Pendekatan Administratif dan

Operasional. Bandung: PT. BumiAksara.

Schuler, R.S & Jackson, S.E.. 1999. Manajemen SumberDaya Manusia: menghadapi Abad Ke-21. Jilid 2.Jakarta: Erlangga.

Sedarmayati. 2007. Sumber Daya Manusia, ProduktivitasKerja. Bandung: Mandar Maju.

Sekaran, U. 2006. Research Methods for Business, Edisi 4buku 1, Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: SalembaEmpat.

---------, U. 2006. Research Methods for Business, Edisi 4buku 2, Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: SalembaEmpat

Setyawan, S. D. 2004. Manajemen PemerintahanIndonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: STIE YKPN.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kuanitatifdan R&D. Alfabeta: Bandung

Suzanto, B & Agus, M. Pengaruh Budaya Organisasional,Disiplin Kerja, dan Motivasi terhadap Kinerja AparatKecamatan Batujajar Kabupaten Bandung. JurnalEkonomi, Bisnis & Enterpreneurship. Vol.7(1):20-19.

Unaradjan, D. 2003. Manajemen Disiplin. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wahyuningrum. 2008. Hubungan Kemampuan, Kepuasandan Disiplin Kerja dengan Kinerja Pegawai diKecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.http://eprints.undip.ac.id/17648/1/WAHYUNINGRUM.pdf diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

Page 17: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMENTERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi pada Lembaga Keuangan Mikro Di Banda Aceh)

RAHMAH YULIANTI1, KHAIRUNA2

1,2Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh([email protected]; [email protected])

Hp. 085260022613; 08126904447

The purpose of this study was to find whether the management accounting system affect the managerialperformance of microfinance institutions (MFIs) in Banda Aceh. Management accounting systems have anindicator that Broad Scope, Timeliness, Aggregafion, dan Integration. While managerial performanceindicators that have staffing, planning, supervising, representing, investigating, coordinating, negotiating, danevaluating. The population in this study is MFI managers in Banda Aceh. Selection of the sample using censustechniques and criteria in order to obtain 13 MFIs. Analysis of the data used is the linear regression analysisusing SPSS. Data obtained from the distribution of questionnaires to respondents who are managers, whichconsists of general manager, operations manager, manager of credit / financing and unit manager. The resultsof this study found the accounting system management significantly influence the performance of managers inmicrofinance institutions (MFIs) in Banda Aceh. The results also showed that the value of R Square of 0.571explaining that in this regression model accounting systems management capabilities in explaining theperformance of managers of 57.1% and the remaining 42.9% is explained by other variables. The results of theregression equation in this study amounted to 84%. Results of regression coefficient of 84.9%. As for testingthe hypothesis (t> t table) then the t test results in this study amounted to (3.825> 1.770) with a significant0.00, this result states that management accounting systems have a significant effect on the performancemanjer on Micro Finance Institutions (MFIs) in Kota Banda Aceh.

Keywords : Management Accounting System, Managerial Performance, Microfinance Institutions (MFIs)

PENDAHULUAN

Keberhasilan manajer suatu perusahaan akanditentukan dari hasil kinerja manajerialnya, yaitukondisi yang harus diketahui dan diinformasikankepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahuisejauhmana tingkat pencapaian fungsi-fungsimanajemen mulai proses perencanaan, pelaksanaan,penatausahaan, laporan pertanggungjawaban,pembinaan dan pengawasan yang dilakukan olehseorang manajer. Lembaga Keuangan Mikro yangdisingkat dengan nama LKM sebagai suatu organisasiyang kegiatan usahanya adalah upaya penyedia jasakeuangan, terutama simpanan dan kredit serta jasa

keuangan lainnya yang diperuntukkan pengembanganusaha dan pemberdayaan masyarakat baik melaluipinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikrokepada anggota dan masyarakat, pengelolaansimpanan, maupun pemberian jasa konsultasipengembangan usaha (Lincon,2008:23).

LKM berfungsi sebagai lembaga yangmenyediakan berbagai jasa pinjaman, baik untukkegiatan produksi yang dilakukan usaha mikromaupun untuk kegiatan konsumtif keluargamasyarakat miskin. Sebagai lembaga simpanan, LKMdapat menghimpun dana yang dijadikan persyaratbagi adanya kredit walaupun pada akhirnya sering kalijumlah kredit yang diberikan lebih besar dari dana

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 17-28

Page 18: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

18 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

yang berhasil di himpun (Lincon,2008:23).Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013tentang LKM, LKM bertujuan untuk: a).meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagimasyarakat; b). membantu peningkatan pemberdayaanekonomi dan produktivitas masyarakat; dan c).membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraanmasyarakat; terutama masyarakat miskin dan/atauberpenghasilan rendah.

Untuk mewujudkan keberhasilan LKM tidak lepasdari tanggung jawab manajer/pengurus atau orang-orang yang ada dalam LKM tersebut. Segala kegiatanyang dilakukan oleh mereka harus bertujuan untukkemajuan LKM. Manajemen mengharuskan secaraterus menerus mengikuti perubahan yang terjadi,mengingat perkembangan di sektor lembaga keuangansemakin pesat dan kompetitif dalam persaingan,sehingga LKM ini dapat berkembang dalamlingkungan bisnis yang selalu berubah dengan cepat.Dalam hal ini manajemen harus mempunyai suatu alatuntuk dapat membantu dalam perencanaan,pelaksanaan, pembinaan, kordinasi dan pengawasan,yaitu melalui penilaian kinerja manajerial. (Hall,2004). LKM di Kota Banda Aceh sebagai salah satulembaga jasa keuangan mempunyai kegiatan pokokmenerima simpanan dan menyalurkan kredit berupakredit mikro kepada pengusaha mikro, kecil danmasyarakat Banda Aceh dan sekitarnya. AktivitasLKM ini sudah dikenal oleh masyarakat Banda Acehsebagai lembaga keuangan yang memegang perananpenting dalam penyediaan jasa keuangan kepadapengusaha mikro di Banda Aceh dan sekitarnya.Perkembangannya menunjukkan peningkatan setiaptahunnya.

Fenomena atau permasalahan yang terjadi dibalikperanannya yang strategis dalam pemberdayaanekonomi kerakyatan, bahwa ternyata masih banyakLKM di Kota Banda Aceh belum berkembang denganbaik. Artinya manajer dari LKM tersebut belummampu melaksanakan atau menjalankan fungsi danperanan manajerialnya secara optimal. Data dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak LKM diKota Banda Aceh mengalami pengembalian kredittidak berjalan dengan lancar atau macet sehinggakegiatan operasional lembaga keungan tersebut macetatau tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.Berikut ini beberapa LKM yang mengalami kreditmacet dalam waktu tiga tahun terakhir.

Untuk dapat meningkatkan kinerja manajerallembaga keuangan tersebut, maka pihakmanajer/pengurus LKM Banda Aceh berkewajibanmengoptimalkan peranan dan fungsi sistem akuntansi

manajemen, karena faktor penyebab rendah kinerjamanajerial LKM Banda Aceh diantaranya diprediksidisebabkan kurang berfungsinya sistem akuntansimanajemen sehingga manajemen tidak memilikiinformasi dalam memprediksi konsekuensi yangterjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapatdilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan,pengawasan dan pengambilan keputusan (Dwirandra,2007). Dengan sistem akuntansi manajemen akanmenghasilkan informasi untuk membantu peranmanajer dalam perencanaan, pelaksanaan,pengarahan, pemecahan masalah, pengawasan danpengambilan keputusan. Salah satu fungsi sistemakuntansi manajemen adalah sebagai sumberinformasi penting untuk membantu manajermengendalikan aktivitasnya serta mengurangiketidakpastian guna mencapai tujuan.

LANDASAN TEORI

Pengertian Kinerja Manajerial dan SistemAkuntansi Manajemen

Keberhasilan manajer perusahaan dalam mecapaitujuan sangat ditentukan dari hasil kinerjamanajerialnya, yaitu kondisi yang harus diketahuidan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untukmengetahui sejauh mana tingkat pencapaian fungsi-fungsi manajemen mulai proses perencanaan,pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan yang dilakukanoleh seorang manajer. Menurut Rivai dan Basri(2005:14) bahwa kinerja manajerial merupakanukuran seberapa efektif dan efisien manajer telahbekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalandengan pendapat tersebut, Riyadi (2000) dalamMuslimin (2007:451) mendefinisikan kinerjamanajerial sebagai kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi: perencanaan,investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,pengaturan staf, negosiasi, dan perwakilan ataurepresentasi. Selain itu, Weihrich dan Koontz(2005:27) mendefinisikan kinerja manajerial sebagaikinerja manajer dalam mengerti dan memahamifungsi manajer dalam mencapai sasaran kinerjanya,yang diukur dari dari kebehasilan manajer tersebutmenjalankan aktivitas manajerialnya mulai dari :planing, organizing, stafing, leading dan controllingguna mencapai tujuan perusahaan.

Penilaian Kinerja ManajerialUntuk mengetahui kinerja manajerial suatu

organisasi adalah melalui proses evaluasi kinerja atau

Page 19: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

19 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

penilaian kinerja, yaitu penentuan secara periodikefektivitas operasional suatu organisasi, bagianorganisasi, dan personilnya berdasarkan sasaran,standar, dan kriteria yang telah ditetapkansebelumnya. Menurut Mulyadi (2000:419) penilaiankinerja manajerial adalah penentuan secara periodikefektivitas operasional suatu organisasi berdasarkansasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan,yaitu merupakan penilaian atas perilaku manusiadalam melaksanakan perannya didalam organisasi,karena pada dasarnya organisasi dioperasikan olehsumber daya manusia, kinerja manajerial sebagaikemampuan manajer melaksanakan proses aktivitasmanajerial secara efektif dan efisien yang meliputiaktivitas mulai dara Perencanaan (Planning),Investigasi (Investigating), Pengkoordinasian(Coordinating), Evaluasi (Evaluation), Pengawasan(Monitoring, Pengaturan Staf (Staffing), Negosiasi(Negotiating), Perwakilan (Representating). Kinerjamanajerial dapat digambarkan sebagai fungsi responindividu terhadap kinerja yang diharapkan organisasiyang mencakup rencana kerja, proses kerja, prosespemberdayaan serta sesuatu dari individu itu sendiri .

Seorang manajer diharapkan mampumenghasilkan kinerja manajerial yang berbeda dengankinerja karyawan. Pada umumnya kinerja manajerbersifat abstrak dan komplek, sedangkan kinerjakaryawan bersifat konkrit. Manajer menghasilkankinerja dengan mengarahkan bakat dan kemampuan,serta usaha beberapa orang lain yang berada dalamdaerah wewenangnya.

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen.Hasil penelitian Chenhall dan Morris (1986),

dalam Herdiansyah (2012:25), menemukan buktiempiris mengenai karakteristik informasi SistemAkuntansi Manajemen yang bermanfaat yaitubroadscope, timeliness, aggregation, dan integration.Penelitian gul (1991), dan Agbejule (2005), dalamHerdiansyah (2012) bahwa keempat karakteristikinformasi Sistem Akuntansi Manajemen tersebutdiinteraksikan dengan perceived environmentaluncertainty yang mempengaruhi kinerja manajerial.Chenhall dan Morris dalam Herdiansyah (2012:25)mengidentifikasi empat karakteristik informasi SAMyaitu sebagai berikut :1. Broad scope

Didalam sistem informasi akuntansimanajemen yang bersifat broad scope adalahinformasi yang memperhatikan focus, kuantifikasi,dan time horizon. Sistem akuntansi manajementradisionil memberikan informasi yang terfokuspada peristiwa-peristiwa dalam organisasi, yang

dikualifikasikan dalam ukuran moneter, dan yangberhubungan dengan data historis, sedangkanlingkup akuntansi manajemen yang luasmemberikan informasi yang berhubungan denganlingkup ekternal yang mungkin bersifat ekonomiseperti total penjualan pasar, dan pangsa pasarsuatu industri, atau mungkin yang bersifat nonekonomi sepeti cita rasa konsumen, faktordemokrafi, tindakan pesaing dan perkembanganteknologi. Lingkup akuntansi manajemn yang luasmencakup ukuran non keuangan terhadaplingkungan karakteristik ekternal (Hansen danMowen, 2004). Disamping itu, lingkup sistemakuntansi manajemen yang luas akan memberikanestimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwadimasa yang akan datang dalam ukuranprobabilitas.

2. Timeliness.Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam

memperoleh informasi mengenai suatu kejadian.Kemampuan para manajer untuk meresponsecara cepat atas suatu peristiwa kemungkinandipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansimanajemn. Informasi yang timelinessmeningkatkan fasilitas sistem akuntansimanajemen untuk melaporkan peristiwa palingakhir dan untuk memberikan umpan balik secaracepat terhadap keputusan yang telah dibuat.Dimensi timeliness mempunyai dua subdimensiyaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan membuatlaporan.

3. Aggregafion .Sistem akuntansi manajemen memberikan

dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar daripemberian bahan dasar, data yang tidak diproseshingga berbagai aggregasi berdasarkan periodewaktu atau area tertentu seperti pusatpertanggungjawaban atau fungsional. Tipeagregasi yang lain mengacu kepada berbgai formatyang konsisten dengan model keputusan formalseperti analisa arus kas, yang didiskontokan untukanggaran modal, simulasi dan liner programminguntuk penerapan anggaran , analisa biaya-volume-laba dan model pengendalian persediaan. Dalamperkembangan terakhir agregasi informasimerupakan penggabungan informasi fungsionaldan temporal seperti area penjualan, pusat biayadepartemen produksi, daan informasi yangdihasilkan secara khusus untuk model keputusanformal. Informasi disampaikan dalam bentukyang lebih ringkas tetapi tetap mencakup hal-halpenting sehingga tidak mengurangi nilai informasi

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 19

Page 20: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

20 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

itu sendiri. Dimensi aggregate merupakanringkasan informasi menurut fungsi, periodewaktu, dan model keputusan.

4. Integration.Aspek pengendalian suatu organisasi yang

penting adalah koordinasi berbagai segmen dalamsub-sub organisasi. Karakteristik sistem informasiakuntansi manajemen yang membantu koordinasimencakup spesifikasi target yang menunjukkanpengaruh interaksi segmen dan informasimengenai pengaruh keputusan pada operasiseluruh subunit organisasi. Informasi yangmencerminkan kompleksitas dan salingketerkaitan antara bagian satu dan bagian lain.Informasi terintegrasi mencerminkan adanyakoordinasi antara segmen subunit satu dan lainnyadalam organisasi.

Informasi akuntansi manajemen merupakan dasaruntuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligusuntuk memotivasi para manajer dalam meningkatkankinerjanya dan melaksanakan rencana mereka yangdituangkan dalam rencana kerja mereka masing-masing. Kesesuaian antara informasi dengankebutuhan pembuatan keputusan akan meningkatkankualitas keputusan yang akan diambil pada akhirnyadapat meningkatkan kinerja perusahaan. Semua levelmanajer dalam meningkatkan kinerjanya harusmengetahui dan memahami bahwa sistem akuntansimanajemen akan menghasilkan informasi yangberguna dalam pengambilan keputusan, baik dalamorganisasi bisnis maupun non bisnis.

Sejalan dengan itu, Hansen dan Mowen (2004:25)menyatakan bahwa pada dasarnya informasi akuntansimanajemen membantu meningktakan kinerjamanajer melalui perannya dalam perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan, dan denganmenggunakan informasi akuntansi manajemenmembantu mengidentifikasi masalah, memecahkanmasalah, dan mengevaluasi kinerja. MenurutGorrison, Noreen, dkk (2006:37) berpendapat bahwaakuntansi manajerial membantu para manajer untukmemenuhi tanggungjawab/kinerjanya yang meliputiperencanaan, pengarahan dan pemberian motivasi,pengendalian. Nazaruddin (1998) dalam Marzuki(2011:42) menyatakan bahwa karakteristik sistemimformasi akuntansi manajemen yang handal(memiliki sifat broad scope, timelines, agregation,dan integration) akan dapat meningkatkan kinerjamanjerial. Disamping itu, beberapa hasil penelitian,diantaranya Marina (2009) dan Solechan danSetiawati (2009) menyimpulkan bahwa informasiakuntansi manajemen yang handal akan

mempengaruhi secara positif dan signifikan kinerjaseorang manajer. Berdasarkan penjelasan tersebutdapat dipahami bahwa informasi sistem akuntansimanajemen mempengaruhi kinerja manajerial, karenadengan sistem akuntansi manajemen akan dapatmengevaluasi kinerja seorang manajer yaitu sejauhmana fungsi manajemen telah dilaksanakan mulai dariperencanaan, pelaksanaan, pengarahan,pertanggungjawaban dan pengendalian. Dengansistem akuntansi manajemen dapat membantumanajer mengidentiifikasi suatu masalah,menyelesaikan masalah sehingga kinerja dan bebantugas manajer dapat diselesaikan dengan baik gunamencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakansektor lembaga yang memiliki peran penting dalampembangunan ekonomi negara dimana denganmemberdayakannya secara efektif dapatmenanggulangi masalah pokok dewasa ini yaitu:kemiskinan, pengangguran, dan penciptaan lapangankerja (Ali, 2008: 5). Hal ini menurut Ali bukan hanyakarena secara teoritis LKM memiliki keunggulantetapi di atas itu semua, LKM memang pantas untukdiandalkan antara lain karena ketangguhan dankelenturannya dalam merespon perubahan pasar.Lembaga Keuangan Mikro (LKM) baik formal, semiformal, maupun informal adalah lembaga keuanganyang melakukan kegiatan jasa keuangan untukpengusaha mikro dan masyarakat berpenghasilanrendah (Krisnamurthi, 2002). Lembaga KeuanganMikro mempunyai karakter khusus yang seusaidengan konstituennya, seperti : 1) Terdiri dariberbagai bentuk pelayanan keuangan, terutamasimpanan dan pinjaman; 2) Diarahkan untuk melayanimasyarakat berpenghasilan rendah; dan 3)Menggunakan sistem serta prosedur yang sederhana(Chotim dan Handayani, 2001).

Informasi akuntansi manajemen merupakan dasaruntuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligusuntuk memotivasi para manajer dalam meningkatkankinerjanya dan melaksanakan rencana mereka yangdituangkan dalam rencana kerja mereka masing-masing. Kesesuaian antara informasi dengankebutuhan pembuatan keputusan akan meningkatkankualitas keputusan yang akan diambil pada akhirnyadapat meningkatkan kinerja perusahaan. Semua levelmanajer dalam meningkatkan kinerjanya harusmengetahui dan memahami bahwa sistem akuntansimanajemen akan menghasilkan informasi yangberguna dalam pengambilan keputusan, baik dalamorganisasi bisnis maupun non bisnis.

Sejalan dengan itu, Hansen dan Mowen (2004:25)

Page 21: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

21 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

menyatakan bahwa pada dasarnya informasi akuntansimanajemen membantu meningktakan kinerjamanajer melalui perannya dalam perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan, dan denganmenggunakan informasi akuntansi manajemenmembantu mengidentifikasi masalah, memecahkanmasalah, dan mengevaluasi kinerja. MenurutGorrison,Noreen,dkk (2006:37) berpendapat bahwaakuntansi manajerial membantu para manajer untukmemenuhi tanggungjawab/kinerjanya yang meliputiperencanaan, pengarahan dan pemberian motivasi,pengendalian. Nazaruddin (1998) dalam Marzuki(2011:42) menyatakan bahwa karakteristik sistemimformasi akuntansi manajemen yang handal(memiliki sifat broad scope, timelines, agregation,dan integration) akan dapat meningkatkan kinerjamanjerial. Disamping itu, beberapa hasil penelitian,diantaranya Marina (2009) dan Solechan danSetiawati (2009) menyimpulkan bahwa informasiakuntansi manajemen yang handal akanmempengaruhi secara positif dan signifikan kinerjaseorang manajer. Berdasarkan penjelasan tersebutdapat dipahami bahwa informasi sistem akuntansimanajemen mempengaruhi kinerja manajerial, karenadengan sistem akuntansi manajemen akan dapatmengevaluasi kinerja seorang manajer yaitu sejauhmana fungsi manajemen telah dilaksanakan mulai dariperencanaan, pelaksanaan, pengarahan,pertanggungjawaban dan pengendalian. Dengansistem akuntansi manajemen dapat membantu manajermengidentiifikasi suatu masalah, menyelesaikanmasalah sehingga kinerja dan beban tugas manajerdapat diselesaikan dengan baik guna mencapai tujuanorganisasi yang telah ditetapkan.

Hipotesis penelitian sebagai berikut :Sistem akuntansi Manajemen berpengaruh terhadapkinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro(LKM) di Kota Banda Aceh.

Rancangan Pengujian HipotesisSetelah dilakukan pengukuran variabel dalam

penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis.Untuk menentukan menerima atau menolak hipotesisyang diajukan. Karena penelitian ini menggunakanmetode sensus, maka tidak dilakukan uji signifikansibaik t-test untuk pengaruh secara parsial maupun F-test untuk pengaruh secara bersama-sama.

Kesimpulan penelitian diambil langsung dari nilaikoefesien regresi masing-masing variabel independen.

Untuk menguji pengaruh sistem akuntansimanajemen terhadap kinerja manajerial dapatdilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menentukan hipotesis nol (H0) dan Hipotesisalternatif (Ha)

H0 : β, = Sistem Akuntansi manajemen tidakberpengaruh terhadap kinerja manajerial padaLembaga Keuangan Mikro.

Ha : paling sedikit ada satu βi (i=1,2) ≠ 0; sistemakuntansi manajemen berpengaruh terhadapkinerja manajerial pada Lembaga KeuanganMikro.

Jika β= 0; H0 diterima

Ha : paling sedikit ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0; H0

ditolak

Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen TerhadapKinerja Manajemen

Informasi akuntansi manajemen merupakan dasaruntuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligusuntuk memotivasi para manajer dalam meningkatkankinerjanya dan melaksanakan rencana mereka yangdituangkan dalam rencana kerja mereka masing-masing. Kesesuaian antara informasi dengankebutuhan pembuatan keputusan akan meningkatkankualitas keputusan yang akan diambil pada akhirnyadapat meningkatkan kinerja perusahaan. Semua levelmanajer dalam meningkatkan kinerjanya harusmengetahui dan memahami bahwa sistem akuntansimanajemen akan menghasilkan informasi yangberguna dalam pengambilan keputusan, baik dalamorganisasi bisnis maupun non bisnis.

Sejalan dengan itu, Hansen dan Mowen (2004:25)menyatakan bahwa pada dasarnya informasi akuntansimanajemen membantu meningktakan kinerjamanajer melalui perannya dalam perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan, dan denganmenggunakan informasi akuntansi manajemenmembantu mengidentifikasi masalah, memecahkanmasalah, dan mengevaluasi kinerja. MenurutGorrison,Noreen,dkk (2006:37) berpendapat bahwaakuntansi manajerial membantu para manajer untukmemenuhi tanggungjawab/kinerjanya yang meliputiperencanaan, pengarahan dan pemberian motivasi,pengendalian. Nazaruddin (1998) dalam Marzuki(2011:42) menyatakan bahwa karakteristik sistemimformasi akuntansi manajemen yang handal(memiliki sifat broad scope, timelines, agregation,dan integration) akan dapat meningkatkan kinerjamanjerial. Disamping itu, beberapa hasil penelitian,

SISTEMAKUNTANSIMANAJEMEN

KINERJAMANAJERIAL

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 21

Page 22: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

22 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

diantaranya Marina (2009) dan Solechan danSetiawati (2009) menyimpulkan bahwa informasiakuntansi manajemen yang handal akanmempengaruhi secara positif dan signifikan kinerjaseorang manajer. Berdasarkan penjelasan tersebutdapat dipahami bahwa informasi sistem akuntansimanajemen mempengaruhi kinerja manajerial, karenadengan sistem akuntansi manajemen akan dapatmengevaluasi kinerja seorang manajer yaitu sejauhmana fungsi manajemen telah dilaksanakan mulai dariperencanaan, pelaksanaan, pengarahan,pertanggungjawaban dan pengendalian. Dengansistem akuntansi manajemen dapat membantu manajermengidentiifikasi suatu masalah, menyelesaikanmasalah sehingga kinerja dan beban tugas manajerdapat diselesaikan dengan baik guna mencapai tujuanorganisasi yang telah ditetapkan.

Hubungan Peran Keuangan Mikro terhadapPerkembangan Ekonomi.

Secara praktek, lembaga mikro dan kecil yangmenjadi bagian dari LKM merupakan kekuatanstrategis dan penting untuk mempercepatpertumbuhan pembangunan daerah (BPS, 2012: 19).Lembaga mikro dan kecil sangat memberikankontribusi dalam pembangunan di Indonesia.Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendaladalam rangka pemberdayaan lembaga mikro dan kecildi antaranya yang paling utama yaitu masalahpermodalan. Indikator Perkembangan ekonomi suatuwilayah terdiri dari empat yaitu : Pendapatan nasionalriil pendapatan riil perkapita, kesejahteraan penduduk,tenaga kerja dan pengangguran.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah manajer LKMdi Kota Banda Aceh. Pemilihan sampel menggunakantehnik sensus dan kriteria sehingga diperoleh 13LKM. Analisis data yang digunakan adalah analisisregresi linear dengan program SPSS. Data diperolehdari pembagian Kuisioner kepada responden yangmerupakan manager, yang terdiri dari managerumum,manager operasional, managerkredit/pembiayaan dan manager unit. Data diolahdengan menggunakan program Statistik Package Forsocial Science (SPSS) versi 20.0. Adapun bentukmatematisnya regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = α + βX1 + ε

Keterangan:Y = Kinerja Manajerialα = Konstantaβ = Koefisien RegresiX1 = Sistem Akuntansi ManajemenΕ = Error term

Untuk menguji pengaruh sistem akuntansimanajemen terhadap kinerja manajerial dapatdilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menentukan hipotesis nol (H0) dan Hipotesisalternatif (Ha)

H0 : β, = Sistem Akuntansi manajemen tidakberpengaruh terhadap kinerja manajerial padaLembaga Keuangan Mikro.

Ha : paling sedikit ada satu βi (i=1,2) ≠ 0; sistemakuntansi manajemen berpengaruh terhadapkinerja manajerial pada Lembaga KeuanganMikro.

Jika β= 0; H0 diterima

Ha : paling sedikit ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0; H0

ditolak

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji ValiditasUji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah

skala pengukuran yang dibuat dapat mengukur apayang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakandalam penelitian ini adalah validitas item, yaitu untukmengetahui apakah item-item pernyataan yang dimuatdalam kuesioner penelitian valid atau tidak. Pengujianvaliditas kuesioner didasarkan pada perbandingannilai r hitung dan nilai r tabel. Nilai r hitung dicaridengan mencari nilai korelasi antara skor alternatifpilihan jawaban responden pada item pernyataantertentu dengan total skor item dalam variabel terkait.Selanjutnya nilai korelasi hitung (r hitung) tersebutdibandingkan dengan nilai kritis r product moment (rtabel), dengan ketentuan apabila nilai (r hitung > rtabel), maka item pernyataan dalam variabel tertentudinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < rtabel, maka item pernyataan dalam variabel tertentudinyatakan tidak valid.

Variabel Kinerja Managerial terdiri dari 5 (Lima)item pernyataan dilambangkan dengan K1, K2 hinggaK5. Nilai r hitung untuk item pernyataan pertama(K1) menunjukkan angka sebesar 0,554. Angka inilebih besar dari nilai r tabel pada n = 13 menunjukkanangka sebesar 0,514. Karena nilai r hitung > r tabel(0,506> 0,514) maka item pernyataan K1 dinyatakanvalid. Nilai r hitung untuk item pernyataan kedua(K2), hingga item pernyataan ke Lima (K5) juga lebih

Page 23: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

23 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel. Dengandemikian dapat diartikan seluruh item pernyataanyang berhubungan dengan variabel kinerja manajerial

dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya mengenai hasiluji validitas dapat dilihat Tabel 1

Tabel 1Hasil Uji Validitas

No VariabelItem

PernyataanNilai RHitung

Nilai RTabel(n=13)

Keterangan

1 Kinerja K1K2K3K4K5

0,5540,6990,8010,6290,795

0,5140,5140,5140,5140,514

ValidValidValidValidValid

2 Sistem AkuntansiManajemen

SAM1SAM2SAM3SAM4SAM5

0,7440,8210,7320,6130,756

0,5140,5140,5140,5140,514

ValidValidValidValidValid

Sumber: Data Primer (Diolah), 2016

Tabel 1, memperlihatkan bahwa variabel KinerjaManager terdiri dari 5 (Lima) item pernyataan,dilambangkan dengan K1, K2 hingga K5. Itempernyataan pertama yang berhubungan denganvariabel Kinerja (dengan kode item K1) menunjukkannilai r hitung sebesar sebesar 0,554. Nilai ini lebihbesar bila dibandingkan dengan nilai r tabel (pada n=13) yang menunjukkan angka sebesar 0,514. Dengandemikian dapat diartikan bahwa item pernyataantersebut dinyatakan valid. Begitu juga halnya untukitem pernyataan K2, K3 sampai K5 juga menunjukkannilai r hitung lebih besar bila dibandingkan dengannilai r tabel yang berarti semua item pernyataan padavariabel Kinerja manajer dinyatakan valid. Dengandemikian dapat diartikan bahwa item pernyataantersebut dinyatakan valid.

Hasil Uji ReliabilitasUntuk menguji kehandalan kuesioner yang

digunakan, maka dalam penelitian ini menggunakanuji reliabilitas. Tolok ukur reliabilitas adalah nilaicronbach alpha yang diperoleh melalui perhitunganstatistik. Menurut Malhotra (2005:268), nilai alphaminimum yang diperoleh sebagai syarat kehandalankuesioner adalah sebesar 0,60. Hal ini berarti bahwaapabila nilai cronbach alpha dibawah 0,60 makakuesioner belum memenuhi syarat kehandalan.

Hasil pengujian reliabilitas kuesioner untukkeempat variabel penelitian memperlihatkanmenunjukkan nilai cronbach alpha masing-masingsebesar 0,715 untuk variabel Kinerja managerial,sebesar 0,664 untuk variabel Sistem Akuntansi

Manajemen seperti terlihat dalam Tabel 2.Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa nilaicronbach alpha masing-masing variabel penelitianlebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapatdiartikan bahwa kuesioner yang digunakan untukpengumpulan data penelitian telah memenuhi syaratkehandalan. Dengan kata lain, kuesioner yangdigunakan untuk mengumpulkan data yangberhubungan dengan variabel-variabel yang ditelitidinilai sudah menunjukkan ketepatan, keakuratan,atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkangejala yang berhubungan dengan variabel terkait.

Tabel 2Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

No VariabelJmlhItem

NilaiAlpha

Ktrng

12

Kinerja ManagerialSistem AkuntansiManajemen

55

0,7150,664

HandalHandal

Sumber: Data Primer (Diolah), 2016.

Hasil Uji Asumsi KlasikPenggunaan regresi linier berganda sebagai

peralatan analisis data mengharuskan adanya ujiasumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakandalam penelitian ini meliputi uji normalitas,multikolinieritas dan uji heteroskesdastisitas.Sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan, karenaumumnya kasus autokorelasi hanya terjadi pada datatime series (runut waktu) (Nachrowi dan Usman,2005:135).

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 23

Page 24: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

24 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Hasil Uji NormalitasPengujian normalitas data digunakan untukmengetahui apakah data yang diperolehterdistribusi secara normal atau tidak. Analisisterhadap normalitas data dapat dilakukan denganmelihat grafik normal probability plotyangmembandingkan distribusi kumulatif datasesungguhnya dengan distribusi kumulatif datanormal. suatu data dikatakan berdistribusi normalapabila normal P-P Plot tidak menyimpang jauhdari garis diagonal (Umar, 2008:181). Hasilpengolahan data memperlihatkan normalprobability plot seperti Gambar 1

Gambar 1Normal P-P Plot Regression (Uji Normalitas)

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa garisyang menggambarkan data sesungguhnyamengikuti garis diagonalnya. Dengan demikiandapat diartikan bahwa data yang digunakan dalampenelitian ini terdistribusi secara normal.

Hasil Uji HeteroskedastisitasTerakhir uji heteroskedastisitas bertujuan untukmenguji apakah dalam model regresi terjadiketidaksamaan variance dari residual satupengamatan ke pengamatan yang lain. Jikavariance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap maka disebuthomoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baikadalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadiheteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknyaheteroskedastisitas dapat dilakukan denganmelihat ada tidaknya pola tertentu pada grafikscatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titikyang ada membentuk pola tertentu yang teratur(bergelombang, melebar kemudian menyempit),maka mengidentifikasikan telah terjadiheteroskesdastisitas. Hal ini didukung olehpendapat Nachrowi dan Hardius (2005:130) yangmenyatakan heteroskesdastisitas akan terdeksi bilaplot menunjukkan pola yang sistematis. Hasilpengolahan data memperlihatkan grafik scatterplotseperti ditunjukkan dalam Gambar .2.

Gambar 2Grafik Scatterplot Hasil Pengujian

Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa grafikscatter plot tidak memiliki pola yang sistematis,dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat diartikantidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Persepsi Responden terhadap Sistem AkuntansiManajemen.

Sistem Akuntansi Manajemen dijabarkan kedalam5 (lima) item pernyataan. Masing-masing pernyataandiberikan alternative pilihan jawaban dari sangat tidaksetuju (dengan skor 1) sampai jawaban sangat setuju(dengan skor 5). Perbedaan jawaban respondenterhadap item pernyataan yang berhubungan dengansystem akuntansi manajemen dapat dilihat dari

Page 25: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

25 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

jawaban masing-masing responden. Pada umumnyaresponden Lembaga tersebut dipersepsikan sudahmemiliki rasa puas yang relatif baik. Kalaupun adadiantara responden yang dipersepsikan memilikiSistem Akuntansi manajemen kurang baik, hanyasebagian kecil dari jumlah keseluruhan responden,yakni responden yang pada lembaran penilaian sistemakuntansi manajemen mereka diberikan pilihanjawaban kurang setuju atau pun tidak setuju.

Persepsi Respondenterhadap Variabel KinerjaManagerial

Kinerja manajerial dijabarkan kedalam 5 (lima)item pernyataan. Masing-masing pernyataan diberikanalternative pilihan jawaban dari sangat tidak setuju(dengan skor 1) sampai jawaban sangat setuju (denganskor 5). Perbedaan jawaban responden terhadap itempernyataan yang berhubungan dengan kinerjamanajerial dapat dilihat dari jawaban masing-masingresponden. Pada umum manager LKM Kota Banda

Aceh memilih alternatif pilihan jawaban setujuterhadap seluruh item pernyataan yang berhubungandengan Kinerja manajerial. Kalau pun ada di antaramereka yang menyatakan tidak setuju atau pun kurangsetuju hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhanresponden.

Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen TerhadapKinerja manajerial pada LKM Kota Banda Aceh.

Nilai koefisien regresi pengaruh sistem akuntansimanajemen terhadap kinerja manajerial (Y) sebesar0,840. Nilai koefisien regresi sebesar 0,840menunjukkan bahwa koefisien regresi pengaruhsistem akuntansi manajemen terhadap kinerjamanajerial tidak sama dengan nol (β≠0), denganberdasarkan pengujian hipotesis, bahwa sistemakuntansi manajemen (X) berpengaruh terhadapkinerka manajerial (Y).

Tabel 3Regresi Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .840 .918 .915 .380X .849 .222 .756 3.825 .003

a. Dependent Variable: YSumber: Data Primer (Diolah), 2016.

Berdasarkan bagian output SPSS di atas makapersamaan regresi yang memperlihatkan kinerjamanajerial LKM Kota Banda Acehsebagai fungsi darihasil sistem akuntansi manajemen dapatdiformulasikan dalam persamaan berikut.

Y = 0,840 + 0,849X + e

Persamaan di atas memperlihatkan nilai konstantasebesar 0,840. Secara statistik dapat diartikan bahwaapabila variabel X (Sistem akuntansi manajemen)bernilai 1 (satu), maka variabel nilai Y (kinerjamanajemen) akan bernilai 0,840. Angka 0 ini(skorpilihan jawaban sangat tidak setuju) pada satuan skalaLikert yang bermakna bahwa kinerja manajerialtermasuk katagori sangat tinggi. Dengan demikiannilai konstanta tersebut dapat diinterpretasikan bahwaapabila nilai variabel sistem akuntansi manajemenmenunjukkan 0,00 yang bermakna repondenmerasapuas yang sangat tinggi terhadap LKM, maka Kinerjamanajerial LKM Kota Banda Aceh juga sangat tinggi.

Persamaan di atas memperlihatkan nilai koefisienregresi untuk variabel Sistem akuntansi manajemen(X) sebesar 0,849. Hal ini dapat diartikan setiapkenaikan skor variabel sistem akuntansi manajerialsebesar 1,00 pada satuan skala likert akan dapatmeningkatkan skor kinerja manjerial sebesar 0,849.Dengan kata lain setiap peningkatan skor variabelsistem akuntansi manajemen sebesar 1% akan dapatmeningkatkan skor kinerja manajerial sebesar 84,9%.Hal ini mengisyaratkan bahwa sistem akuntansimanajemen berpengaruh positif terhadap kinerjamanjerial pada LKM Kota Banda Aceh. Sehinggajelaslah bahwa semakin baik sistem akuntansimanajemen akan semakin tinggi pula kinerjamanajerial tersebut. Sebaliknya apabila manajermemiliki sistem akuntansi manajemen yang rendah,maka kinerja manajerialnya juga akan rendah.

Hubungan antara sistem akuntansi manajemendengan kinerja manajerial tergolong sangat erat. Halini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R)bernilai positif sebesar 0,756 (berada pada interval

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 25

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 25

Page 26: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

26 RAHMAH YULIANTI, KHAIRUNA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

0,80-1,00; tolok ukur keeratan hubungan menurutSugiyono, 2008). Selanjutnya besarnya pengaruhkedua variabel independen tersebut terhadap kinerjakaryawan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi(R2). Bagian output SPSS yang memperlihatkan nilaikoefisien korelasi (R) dan nilai koefisien determinasi(R2) seperti terlihat dibawah ini.

Tabel 4Koefisien Korelasi (R)

dan Koefisien Determinasi (R2)

Model R RSquare

AdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate1 .756a .571 .532 .27017a. Predictors: (Constant), XSumber: Data Primer (Diolah), 2016.

Selanjutnya besarnya pengaruh kedua variabelindependen tersebut terhadap kinerja karyawan dapatdilihat dari nilai koefisien determinasi (R2). Nilaikoefisien determinasi (R2) sebesar 0,571, dapatdiartikan sebesar 57,1 persen variasi yang terjadi padavariabel kinerja manajerial pada LKM Kota BandaAceh dapat dijelaskan oleh variabel independen(sistem akuntansi manajemen). Sisanya sebesar 42,9persen lagi (1-0,571) dijelaskan oleh variabel lain

selain variabel tersebut. Dengan kata lain, sebesar57,1 persen sistem akuntansi manajemen pada LKMKota Banda Aceh dipengaruhi oleh kinerja manjerialpada LKM tersebut. Sisanya sebesar 42,9 persen lagidipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel tersebut,seperti audit internal, sstem informasi akuntansi dansistem informasi manajemen.

Pembuktian HipotesisPembuktian hipotesis menggunakan peralatan

statistik uji t untuk menguji signifikansi pengaruhvariabel independen secara parsial terhadap loyalitaspelanggan. Masing-masing pengujian tersebutdijelaskan dalam sub bab berikut.1. Pengujian statistik uji t (Uji Secara Parsial)

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan nilai thitung sebesar 3,825 untuk variabel sistemakuntansi manajemen (X). Nilai t hitung tersebutlebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel(n=13) sebesar 1,770 sehingga dapat diartikanbahwa secara parsial variabel independen (SistemAkuntansi Manajemen) berpengaruh signifikanterhadap kinerja manajerial pada LKM KotaBanda Aceh. Secara parsial sistem akuntansimanajemen berpengaruh signifikan terhadapkinerja manajemen pada LKM Kota Banda Aceh.

Tabel 5Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .840 .918 .915 .380X .849 .222 .756 3.825 .003

a. Dependent Variable: YSumber: Data Primer (Diolah), 2016.

KESIMPULAN

1. Sistem akuntansi manajemen berpengaruh positifterhadap kinerja manjerial pada LKM kota BandaAceh. Semakin tinggi system akuntansimanajemen, semakin tinggi pula kinerja merekaterhadap LKM tersebut. Sebaliknya manajerdengan kepuasan relatif rendah akan memilikikinerja yang relatif rendah terhadap LKM.

2. Hasil pengujian statistik memperlihatkan nilai thitung variabel lebih besar bila dibandingkandengan nilai t tabel. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa secara parsial systemakuntansi manajemen berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manjerial pada LKM Kota BandaAceh. Peningkatan system akuntansi secara nyatadapat meningkatkan kinerja manjerial LKMtersebut.

SARAN

1. Bagi akademisi, variabel yang digunakan dalampenelitian ini masih sangat terbatas. Oleh karenaitu, peneliti selanjutnya dapat memperluaspenelitian tentang kinerja manajerial dengan

Page 27: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

27 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

menambah variabel lain yang lebih baik, jugamenambah jumlah sampel yang akan diteliti.

2. Saran praktis, hendaknya manajer dalamminingkatkan kinerjanya harus mempunyai targetdan arah tujuan yang lebih baik dalam penggunaanmengenai sstem akuntansi manajemen, yangsangat membantu manajer dan para karyawanyang bertanggung jawab dalam pelaksanaankegiatan perencanaan, pengorganisasian,pengarahan serta pengambilan keputusan yangberkualitas, sehingga LKM Banda Aceh dapatbersaing dan keberlanjutan hidup usahanya dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Ismawan. 2002. Peran Lembaga KeuanganMikro dalam Otonomi Daerah. Artikel TahunII. No.1 Maret.

Dwirandra, 2007. “Pengaruh KetidakpastianLingkungan, Desentralisasi dan Luas LingkupInformasi Akuntansi Manajemen TerhadapKinerja Manajerial”. Buletin Studi Ekonomi.Vol.12. No2: 233-244

Garrison, E. & Noreen, E. W, 2006. AkuntansiManajerial jilid 1 (edisi 11). (Alih bahasaHinduan, N.) Jakarta:Salemba Empat.

Garrison, E. J., & Noreen, E. W. 2006. AkuntansiManajerial jilid 1 (edisi 11). (Alih bahasaHinduan, N.) Jakarta:Salemba Empat.

Hansen & Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen,Jilid 1, Edisi 4, Jakarta : PT Glora, AksaraPratama.

Hall, Matthew. 2004. “The Effect of ComprehensivePerformance Measurement Systems on RoleClarity, Psycological, Empowerment andManagerial Performance”. AccountingOrganizations and Society, Vol.33, No.3: 141-163.

Lincon, Arsyad, 2008, Lembaga Keuangan MikroInstitusi Kinerja dan Sustanabilitas,Yogyakarta : CV Andi Offset.

Marzuki, 2011, Pengaruh Lingkungan Pengendalian,Sistem Akuntansi Manajemen, dan KapasitasSumber Gaya manusia TerhadapKinerjamanajerial (Studi Pada Lembaga keuanganMikro di Kota Banda Aceh), Tesis ProgramPascasarjana, Universitas Syiah KualaDarussalam Banda Aceh.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 27

Page 28: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

28 DESI KURNIYANT1, HASAN BASRI, DAN FAISAL Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Page 29: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNPEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKOTA BANDA ACEH

SUFITRAYATI

Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Serambi Mekkah Banda [email protected]

The purpose of this study to find out the Internal Control System of the Government of Impact on the Quality ofLocal Government Finance Report Aceh.This research was held at the Office of the Mayor of Banda Aceh islocated at Jln. TGK. Syech Mudawali 6 Banda Aceh. The variables studied were about Internal Controlsystem on the Quality of Government Financial Statements Daerah. Population are Employees at the Financeand Evaluation of Financial Accountability Office of the Mayor of Banda Aceh totaling 34 Responden. usedmethod Census, namely by taking all of the total population into sampel. the primary data is done bydistributing questionnaires that are closed are prepared to all the respondents, analysis used simple linearregression analysis. In this discussion which becomes a constant value of 1.152 means that the absence of theinternal control system of government, the quality of local government financial statements have no value forthe internal control system of government 1,152.Pengaruh koefesiennya value is 0.377, meaning that anychanges in the Internal Control System would be relatively Pemerintahmaka increasing the quality of theRegional Financial Statements, thus the higher the level of Government Internal Control System, the greaterthe effect in improving the quality of Local Government Finance Report of Banda Aceh.

Key word : Internal Control Systems Of Government, Quality Of Government Financial Statements

PENDAHULUAN

Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanyatransparansi dan akuntabilitas publik adalah melaluipenyajian laporan keuangan pemerintah daerah.Laporan keuangan mengandung informasi bagipemakai yang berbeda-beda, seperti anggota legislatif,kreditor, karyawan dan masyarakat umum. Parapemakai laporan keuangan tersebut membutuhkanketerangan kebijakan akuntansi terpilih sebagaibagian dari informasi yang dibutuhkan untukmembuat penilaian, keputusan keuangan dankeperluan lainnya. Dalam hal ini akuntabilitas publikakan muncul apabila pemerintah daerah tidak mampumenyajikan informasi mengenai kinerja pemerintahsecara relevan, andal, sederhana, dan mudah dipahamioleh masyarkat.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)adalah bentuk laporan pertanggungjawaban ataspengelolaan keuangan daerah selama satu tahunanggaran. Laporan keuangan tersebut pada dasarnyamerupakan asersi atau pernyataan dari pihakmanajemen pemerintah daerah yangmenginformasikan kepada pihak lain. Laporankeuangan disusun untuk menyediakan informasi yangrelevan mengenai posisi keuangan dan seluruhtransaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporanselama suatu periode pelaporan.

Informasi yang terkandung di dalam laporankeuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerahharus sesuai dengan kriteria nilai informasi yangdisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.Apabila tidak sesuai dengan perundang-undangan,maka akan mengakibatkan kerugian daerah, potensikekurangan daerah, kekurangan penerimaan,

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 29-34

Page 30: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

30 SUFITRAYATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakfektifan. Pengendalian interndapat diarahkan yaitu untuk mendapatkan keyakinanyang wajar terhadap efektivitas dan efisiensiorganisasi, keandalan pelaporan keuangan, dankepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.Ada banyak pihak yang mengandalkan informasikeuangan yang disajikan dan dipublikasikan olehpemerintah daerah dengan kegunaan berbeda-beda,sehingga laporan yang disajikan tersebut harusberkualitas.Laporan keuangan dikatakan berkualitasjika laporan keuangan yang disajikan tersebutmemenuhi syarat normatif yaitu relevan, andal, dapatdibandingkan dan dapat dipahami.

LANDASAN TEORI

Sistem Pengendalian Intern PemerintahDefinisi Sistem Pengendalian Intern menurut

Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 60Tahun 2008 adalah, proses yang integral padatindakan dan kegiatanyang dilakukan secara terusmenerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untukmemberikan keyakinan memadai atas tercapainyatujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif danefisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamananaset negara, dan ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan.

Tujuan Pengendalian Internal menurut Mardi(2011:59) adalah:a. Menjaga keamanan harta milik perusahaanb. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi

akuntansic. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaand. Membantu menjaga kebijakan manajemen yang

telah ditetapkan.

Krismiaji (2005:97) mendefinisikan pengendalianintern Pemerintah sebagai suatu rencana organisasidan metode yang digunakan untuk menjaga danmelindungi aktiva, menghasilkan informasi yangakurat, memperbaiki efisiensi, dan mendorongditaatinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 60tahun 2008 tentang Sistem PengendalianInternPemerintah, bahwa Sistem Pengendalian Intern(SPIP) adalah proses yang integral pada tindakan dankegiatan yang dilakukan secara terus menerus olehpimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikankeyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasimelalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalanpelaporan keuangan, pengamanan aset negara, danketatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Komponen Sistem Pengendalian InternPemerintah

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnyauntuk menghindari adanya kemungkinanpenyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yangakan dicapai. Melalui pengawasan, diharapkan dapatmembantu melaksanakan kebijakan yang telahditetapkan untuk mencapai tujuan yang telahdirencanakan secara efektif dan efisien. MenurutWinidyaningrum, (2010), jenis-jenis pengawasanyang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lainsebagai berikut:a. Pengawasan intern

Pengawasan intern dapat dilakukan dengan carapengawasan atasan langsung atau pengawasanmelekat (built in control), atau pengawasan yangdilakukan secara rutin oleh Inspektorat Jenderalpada setiap kementerian dan inspektorat wilayahuntuk setiap daerah yang ada di Indonesia.

b. Pengawasan eksternPemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasanyang berada di luar unit organisasi yang diawasi.Dalam hal ini, di Indonesia adalah BadanPemeriksa Keuangan (BPK), pengawasan internpemerintah.

c. Pengawasan preventifPengawasan yang dilakukan terhadap suatukegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan,sehingga dapat mencegah terjadinyapenyimpangan..

d. Pengawasan represifPengawasan ini umumnya dilakukan pada akhirtahun anggaran, dimana anggaran yang telahditentukan kemudian disampaikan laporannya.Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan danpengawasan untuk mengetahui kemungkinanterjadinya penyimpangan.

Laporan Keuangan Pemerintah DaerahLaporan keuangan pemerintah daerah yang

komprehensif dapat menjadi fasilitas dalammewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik.Laporan keuangan pemerintah daerah setidaknyaterdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran, laporanarus kas, dan laporan surplus/defisit (laporanLaba/Rugi). Wiley (2002:89).

Adapun tujuan dari pembuatan laporan keuanganpemerintah menurut Mahsun (2006: 123-124) adalahsebagai berikut:

Kepatuhan dan pengelolaan

Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif

Perencanaan dan informasi otorisasi

Page 31: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

31 SUFITRAYATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Kelangsungan Organisasi

Hubungan masyarkat

Sumber fakta dan gambaran

Menurut Tantriani (2011) laporan keuangan untuktujuan umum juga mempunyai peranan prediktif danprospektif, menyediakan informasi yang bergunauntuk memprediksi besarnya sumber daya yangdibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan,sumberdaya yang dihasilkan dari operasi yangberkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yangterkait. Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporankeuangan menyediakan informasi mengenai entitaspelaporan dalam hal:a. Asetb. Kewajibanc. Ekuitas danad. Pendapatane. Belanjaf. Transferg. Pembiayaanh. arus kas.

Komponen Laporan Keuangan DaerahBerdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006, Laporan KeuanganPemerintah Daerah terdiri dari:a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisarsumber, alokasi dan pemakaian sumber dayaekonomi yang dikelola oleh pemerintahpusat/daerah, yang menggambarkan perbandinganantara anggaran dan realisasinya dalam satuperiode pelaporan yang terdiri dari pendapatan,belanja transfer dan pembiayaan.

b. NeracaNeraca menggambarkan posisi keuangan suatuentitas mengenai aset, kewajiban dan ekuitas danapada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup olehneraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekiutasdana.

c. Laporan Arus KasLaporan arus kas menyajikan informsi kassehubungan dengan aktivitas operasional,investasi aset non keuangan, pembiayaan, dantransaksi non anggaran yang menggambarkansaldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldoakhir kas pemerintah pusat/daerah selama periodetertentu. Unsur yang mencakup dalam laporan aruskas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kasyang masuk ke bendahara umum.

d. Catatan Atas Laporan KeuanganCatatan atas laporan keuangan meliputi penjelasannaratif atau rincian dari angka yang tertera dalamlaporan realisasi anggaran, neraca dan laporan aruskas.

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah DaerahKualitas laporan keuangan dapat dikatakan baik,

apabila informasi yang disajikan dalam laporankeuangan tersebut dapat dipahami, dan memenuhikebutuhan pemakainya dalam pengambilankeputusan, bebas dari pengertian yang menyesatkan,kesalahan material serta dapat diandalkan, sehinggalaporan keuangan tersebut dapat dibandingkan denganperiode-periode sebelumnya. Soimah (2014).

Menurut Mahmudi (2010:11-12) laporan keuanganyangdisajikan pemerintah daerah dinilai berkualitasapabilia memenuhi ciri-ciri yaitua. Relevanb. Andalc. Dapat Dibandingkand. Dapat Dipahami.

Mahmudi (2010:21) menyatakan, laporankeuangan bukan merupakan satu-satunya informasisebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Terdapatinformasi lain selain informasi akuntansi yang jugasangat membantu, misalnya laporan statistik, proyeksidan prospektus, berita dimedia, hasil penelitian terkaitdan sebagainya. Namun, keberadaan informasikeuangan tidak dapat diabaikan dan dihilangkanbegitu saja, karena tanpa informasi tersebut keputusanyang diambil menjadi kurang berkualitas.

Kerangka PemikiranTujuan sistem pengendalian intern menurut Ibnu

(2013:65) salah satunya adalah untuk mengecekketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengansistem akuntansi, risiko terjadinya kekeliruandankesalahan pencatatan atau perhitungan dapatdiminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinanpemerintah daerah mengalami kekeliruan. Suatusistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dandapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yangterintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuaidengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.Salah satu bagian didalam sistem informasi akuntansiyang menunjang kelancaran kerja sistem informasiakuntansi tersebut adalah pengendalian intern(internal control).

Menurut Sukmaningrum (2011) pengaruh antaraSistem Pengendalian Intern dan Kualitas LaporanKeuangan Pemerintah Daerah yaitu :

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 31

Page 32: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

32 SUFITRAYATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

”Sistem pengendalian intern meliputi berbagai alatmanajemen yang bertujuan mencapai berbagai tujuanyang luas. Tujuan tersebut yaitu menjamin kepatuhanterhadap hukum dan peraturan, menjamin keandalanlaporan keuangan dan data keuangan, memfasilitasiefisiensi dan efektivitas operasi-operasi pemerintah.Dengan demikian, pengendalian intern merupakanpondasi good governance dan garis pertama dalammelawan ketidakabsahan data dan informasi dalampenyusunan LKPD”. Berikut skema kerangkapemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat sebagaiberikut :

Skema Kerangka Pemikiran

HipotesisHipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

yaitu “Sistem Pengendalian Intern PemerintahBerpengaruh Terhadap Kualitas Laporan KeuanganPemerintah Daerah Pada Pemerintah Kota BandaAceh”.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Objek PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada Kantor Walikota

Banda Aceh yang beralamat di Jln. Tgk. SyechMudawali No.6 Banda Aceh. Dan variabel yangditeliti yaitu mengenai Sistem Pengendalian InternTerhadap Kualitas Laporan Keuangan PemerintahDaerah. Populasi penelitian ini adalah seluruhPegawai pada bagian Keuangan dan EvaluasiPertanggungjawaban Keuangan Kantor WalikotaBanda Aceh yang berjumlah 34 orang.Dalampenelitian ini menggunakan metode Sensus, yaitudengan mengambil semua jumlah populasi menjadisampel penelitian, Margono (2010:118) Seperti padaTabel 1.

Tabel 1Populasi dan sampel

No Bagian Populasi1 Keuangan 21

2Evaluasi LaporanpertanggungjawabanKeuangan

13

Total 34Sumber: Subag Umum dan Kepegawaian Dinas walikotaBanda Aceh 2015.

Data danTeknik Pengumpulan DataPengumpulan data primer dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner yang bersifat tertutup yangtelah dipersiapkan kepada seluruh responden yaitu 34Pegawai. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaantertulis yang digunakan untuk memperoleh informasidari responden (Arikunto, 2002:127).

Skala PengukuranPertanyaan dalam kuesioner untuk masing-masing

variabel dalam penelitian ini diukur denganmenggunakan skala Interval yaitu skala yang tidakhanya mengelompokan individu tertentu danmenentukan urutan kelompok, namun juga mengukurbesaran (magnetude) perbedaan preferensi antarindividu. Dimana jawaban masing-masing respondenakan diberi skor (Sekaran, 2006:129).

Definisi Dan Operasionalisasi VariabelVariabel dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu variabel dependen dan variabelindependen.1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Variabel

Independen)Kebijakan dan prosedur yang dirancang untukmemberikan keyakinan yang memadai bagimanajemen bahwa organisasi mencapai tujuandan sasarannya. Rai (2011:283)Indikatornya adalah : LKPD yang dibuat Relevan

LKPD yang disusun Andal

LKPD Dapat dibandingkan dengan periodesebelumnya

LKPD yang disusun Dapat dipahami

Pemisahan wewenang dalam melakukankegiatan

2. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(variabel dependen)Ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkandalam informasi akuntansi sehingga dapatmemenuhi tujuannya, (SAP, 2010: 245).Indikatornya adalah : Laporan yang disusun sesuai dengan

semestinya

Informasi Laporan keuangan tidak ada yangdirahasiakan

Laporan keuangan tidak berpihak pada siapapun

Laporan keuangan sudah relevan, akurat, biasdibandingkan dan bisa dipertanggungjawabkan

Pengawasan yang efektif dan efesien

SistemAkuntansi

Manajemen (X)

Kualitas LaporanKeuanganPemerintah

Daerah (LKPD)(Y)

Page 33: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

33 SUFITRAYATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

PeralatanAnalisa DataPeralatan analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan analisisregresi linier sederhana. Analisis ini bertujuan untukmelihat pengaruh SPIP terhadap kualitas LKPD padaPemerintah Kota Banda Aceh. Persamaan regresiyang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut (Sugiyono, 2005 : 204) :

Y = α + βX +

Keterangan :Y = Kualitas Laporan keuanganX = Sistem Pengendalian InternalΑ = KonstantaΒ = Koefisien Regresi

= Standar Error

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan metode, prosedur serta ukuran yangtelah ditentukan dengan jawaban respondenmenjawab setuju sebesar 52,9 %, 29,4% menjawabsangat setuju. Artinya sistem pengendalianpemerintah daerah telah dijalankan dan dibuat sesuaidengan prosedur yang seharusnya, tidak adaenyimpangan didalamnya.

Selanjutnya bahwa 18% responden menjawaabKualitas Laporan Keuangan Pemerintah bermaknabahwa responden dalam penelitian ini menyatakansetuju jikalaporan keuangan yang disajikan dapatdipertanggungjawabkan, relevan, akurat dan bisadibandingkan dengan laporan sebelumnya dan 35%responden menjawab laporan keuangan yangdiinformasikan tidak memihak pada siapa pun. Artiyalaporan yang disediakan sudah sangat akurat.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semuavariabel yang digunakan dalam penelitian inisemuanya memiliki tingkat signifikansi dibawah5%,maka item pertanyaan dinyatakan valid. Apabilar-hitung > dari r-tabel. Jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 34 responden, jadi nilai r-tabelnya adalah 0,329, dan semua hasil dari kedua variabelmendapat nilai koefesien korelasi lebih dari 0,329.Seperti pada pertanyaan pertama di variabel Kualitaslaporan Keuangan Pemerintah (X) nilai koefesienkorelasinya (r-hitung) sebesar 0,669.

Regresi Linier SederhanaUntuk melihat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, makapenelitian akan dilihat dari pengaruh variabel tersebut

sebagaimana dijelaskan sebagai berikutDari hasil perhitungan statistik dengan

menggunakan bantuan program SPSS, maka diperolehpersamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1,152+ 0,377x+

Nilai konstanta sebesar 1,152 dapat diartikanbahwa tanpa adanya system pengendalian internpemerintah, kualitas laporan keuangan pemerintahdaerah telah ada nilai sebesar 1,152, dan sistempengendalian intern adalah sebesar 0,377.

Hasil Pengujian HipotesisKoefesien (β) sebesar 0,377, berarti β ≠ 0, maka

dapat disimpulkan hipotesis nol (Ho) ditolak, danhipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya bahwaSistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruhTerhadap Kualitas Laporan Keuangan PemerintahDaerah Kota Banda Aceh.

Dalam pembahasan ini yang menjadi nilaikonstanta sebesar 1,152 diartikan bahwa tidak adanyasistem pengendalian intern pemerintah, kualitaslaporan keuangan pemerintah daerah telah ada nilaisebesar 1,152.Pengaruh Sistem pengendalian internpemerintah nilai koefesiennya adalah 0,377, artinyabahwa setiap 100% perubahan Sistem PengendalianIntern Pemerintahmaka secara relatif akanmeningkatkan Kualiatas Laporan Keuangan Daerah,dengan demikian semakin tinggi tingkat SistemPengendalian Intern Pemerintah maka akan semakinbesar pengaruhnya dalam meningkatkan KualitasLaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota BandaAceh.

Koefesien Korelasi (R) sebesar 0.780 yangmenunjukkan bahwa derajat pengaruh antara variabelbebas dengan variabel terikat sebesar 78,0%, artinyaSistem Pengendalian Intern Pemerintah mempunyaipengaruh yang erat terhadap Kualitas LaporanKeuangan Pemerintah Daerah Kota Banda Aceh.

Koefesien Determinasi (R2) sebesar 0,608 artinyasebesar 60,8 % perubahan-perubahan dalam variabelterikat (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) dapatdijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti SistemPengendalian Intern Pemerintah. Sedangkanselebihnya yaitu sebesar 39,2% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar penelitian ini.

Pengujian reliabilitas dengan cronbach alphaterhadap 10 pertanyaan yang telah dijawab respondenmaka di dapat nilai alpha untuk variabel sistempengendalian intern pemerintah daerah = 0,689 dan

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 33

Page 34: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

34 SUFITRAYATI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah = 0,706.Koefesien (β) sebesar 0,377, hipotesis nol (Ho)

ditolak, dan hipotesis diterima.Artinya bahwa SistemPengendalian Intern Pemerintah berpengaruhTerhadap Kualitas Laporan Keuangan PemerintahDaerah pada Pemerintah Kota Banda Aceh. Hasilpenelitian menolak Ho dan menerima Ha.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telahdiuraikan sebagai berikut:1. Pengaruh Sistem pengendalian Intern Pemerintah,

nilai koefesiennya adalah 0,377, maka secararelatif akan meningkatkan Kualiatas LaporanKeuangan Daerah, dengan demikian semakintinggi tingkat Sistem Pengendalian InternPemerintah maka akan semakin besarpengaruhnya dalam meningkatkan KualitasLaporan Keuangan Pemerintah Daerah KotaBanda Aceh.

2. Koefesien Korelasi (R) sebesar 0.780 yangmenunjukkan bahwa derajat pengaruh antaravariabel bebas dengan variabel terikat sebesar78,0%, artinya Sistem Pengendalian InternPemerintahmempunyai pengaruh yang eratterhadap Kualitas Laporan Keuangan PemerintahDaerah Kota Banda Aceh.

3. Koefesien Determinasi (R2) sebesar 0,608 artinyasebesar 60,8 % perubahan-perubahan dalamvariabel terikat dapat dijelaskan oleh variabelindependen. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar39,2% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel laindiluar penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. “Prosedur Penelitian(Suatu Pendekatan Praktek” Rineka Cipta.Jurnal .Jakarta.

Ibnu, Yosa (2013). Pengawasan Fungsional. RemajaRosdakarya, Bandung.

Krismiaji (2005).Akuntansi Sektor Publik SuatuPengantar. Erlangga.Jakarta

Mahsun.(2006). Pengelolaan Keuangan Daerah. PT.Indeks. Jakarta

Mahmudi. 2010. Analisa Laporan KeuanganPemerintah Daerah Edisi Kedua. UPP STIMYPKN. Yogyakarta.

Mardiasmo.(2004). Akuntansi Sektor Publik.Erlangga. Yogyakarta

Margono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta

Mardi.(2011). Audit Sektor Publik Suatu Pengantar.Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah. 2006.

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan KeuanganDaerah.

Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah

Rai, Gusti, I Agung. 2011. Audit Kinerja pada SektorPublik. Salemba Empat. Jakarta

Sekaran, Uma (2006) Metodelogi Penelitian Bisnis.Edisi Ke-4, Jilid 2: Salemba Empat. Jakarta

Sugiyono, (2005). Psikologi Abnormal. Edisi Ke-9:PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Wiley.(2002). Pengawasan Fungsional. Edisi Kedua.Yogyakarta

Page 35: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODEALTMAN Z-SCORE DAN SPRINGATE S-SCORE

DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTANPERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEIPeriode 2012-2014)

INDRAYANI1, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI2

1Dosen FEB Akuntansi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe2Program Studi Akuntansi FEB Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

This research conducted to determine the difference of bankruptcy analysis of Altman and Springate method. Itwas a coparative researc. The population of this researc was all of company listed in Indonesia StockExchange in 2012-2014. The sample of this research was determined by using purpossive sampling methodand there were 11 companies used as the sample. The data used in this research was secondary data taken onwww.idx.co.id and analyzed using the technique of paired sample t-test by the help of SPSS. The result of thisresearch indicated different result of the company bankruptcy between Altman and springate at manufacturingcompanies in 2012-2014. The result of bankruptcy model prediction found that in 2012-2013, there weremanufacturing companies in grey area. In 2012, there were 8 companies, in 2013, there were 10 companies,and there were 111 companies those were predicted to be bankrupt. Meanwhile, the springate model foundthat there were only 2 health companies in 2012and there were 9 companies categorized on going to bebankrupt and there were 2 health companies in 2013. In 2014, there were 10 bankrupt companies and a healthcompany. Therefore, the management of company should evaluate the financial condition. Besides, theperformance of each company should be improved in order to eliminate the possibility of bankruptcy.

Keyword : Altman Z-Score, Springate S-Score, Bankruptcy

PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikanoleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utamauntuk memaksimalkan keuntungan. Kebangkrutantelah menjadi masalah yang meresahkan bagi setiapperusahaan, karena masalah ini dapat terjadi kepada

perusahaan-perusahaan pada saat yang tidak diduga.Penyebab kebangkrutan dapat berasal dari faktorinternal dan eksternal. Pada masa krisis ekonomiglobal saat ini telah terjadi penurunan siklus ekonomi,penyebab utama kebangkrutan yang berasal darifaktor eksternal yaitu inflasi, sistem pajak dan hukum,depresiasi mata uang asing, dan alasan lainnya.Sedangkan faktor internal yaitu kurangnya

pengalaman manajemen, kurangnya pengetahuandalam mempergunakan asset dan liabilities secaraefektif dan efisien.

Gamayuni (2011), mengemukakan bahwan krisisekonomi global membawa dampak banyakperusahaan bangkrut. Diperlukan suatu early warningsystem yang dapat memprediksi kebangkrutan.Masalah prediksi kebangkrutan sudah lama dianalisisoleh kalangan akademisi. Dasar dalam mendiagnosakebangkrutan adalah memonitor dan menguji kondisifinansial perusahaan dan tujuan utamanya adalahmenemukan sinyal awal kebangkrutan danmembangun usaha untuk menghindari terjadinyakebangkrutan. Informasi dalam bentuk laporankeuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 35-48

Page 36: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

36 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjutsebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatankeputusan.

Berdasarkan data kementerian perindustrian(kemenperin) menyatakan bahwa sektor industrimanufaktur mengalami perlambatan pertumbuhan,pada triwulan I tahun 2014 pertumbuhan sektormanufaktur menurun menjadi 5,56% dibandingkanperiode yang sama pada tahun 2013 yang mecapai6,86%. Perusahaan manufaktur yang akan ditelitimenggunakan metode Altman dan Springate ialahperusahaan yang mengalami net income negatif.Penulis telah memilih 11 perusahaan manufakturberdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.Berikut ini data net income perusahaan manufakturperiode 2012-2014. Dapat dilihat pada Lampiran I.

Berbagai metode analisis dikembangkan untukmemprediksi awal kebangkrutan perusahaan. ModelAltman Z-score dan Springate S-Score merupakansalah satu model analisis multivariate yang dapatdigunakan untuk mengukur kesehatan financial suatuperusahaan. Prihadi (2010:335) Z-Score merupakansuatu persamaan multivariabel yang digunakan olehAltman dalam rangka memprediksi tingkatkebangkrutan. Altman menggunakan model statistikyang disebut dengan analisis diskriminan, tepatnyaadalah Multiple Discriminant Analysis (MDA).Seperti halnya Altman, model Springate adalah modelrasio yang menggunakan MDA (multivariatediscriminant analysis). Dalam metode MDAdiperlukan lebih dari satu rasio keuangan yangberkaitan dengan kebangkrutan perusahaan untukmembentuk suatu model yang baik.

Gamayuni (2012) melakukan penelitian yangmenunjukkan bahwa Altman Z-score terbukti dapatdigunakan sebagai alat untuk memprediksikebangkrutan terhadap perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI. Sedangkan Adnan (2010) melakukanpenelitian mengenai analisis kebangkrutan modelaltman Z-score dan Springate yang menunjukkanbahwa terdapat perbedaan hasil pengujiankebangkrutan perusahaan antara model Altman danModel Springate.

Melihat hasil penelitian terdahulu, maka penelitianini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan olehAdnan (2010) namun dengan industri yang berbeda.Hal ini dilakukan karena penelitian tentangperbandingan metode Altman dan Springate masihsangat terbatas. Dibandingkan dengan penelitianterdahulu, maka dalam penelitian ini dilakukanmodifikasi pada periode waktu yang diteliti dan objekpenelitian. Di sisi lain, kedua model tersebut memiliki

perbedaan tingkat ketepatan prediksi. Hasil studiAltman mampu memperoleh tingkat ketepatanprediksi sebesar 95%, sedangkan model Springatedapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutandengan tingkat keakuratan 92,5%.(Adnan, 2010).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikemampuan metode altman dan springate dalammembedakan perusahaan pada kelompok bangkrutdan tidak bangkrut dengan menggunakan hasil darianalisis diskriminan dalam memprediksikankebangkrutan suatu perusahaan dan untuk mengetahuiapakah terdapat perbedaan hasil prediksikebangkrutan antara Model Altman dan Springatedalam memprediksi kebangkrutan.

LANDASAN TEORI

Laporan keuangan adalah suatu penyajianterstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangansuatu entitas. Menurut (Kasmir, 2012:7) laporankeuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisikeuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatuperiode tertentu. Tujuan laporan keuangan menurut AStatement of Basic Accounting Theory (ASOBAT)dalam Harahap (2006: 134), merumuskan empattujuan laporan keuangan sebagai berikut :a) Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan

kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkantujuan.

b) Mengarahkan dan mengontrol secara efektifsumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.

c) Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadapkekayaan.

d) Membantu fungsi dan pengawasan sosial.

Kebangkrutan (bankcruptcy) merupakankondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untukmelunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidakmuncul begitu saja di perusahaan. Ada indikasi awaldari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenalilebih dini dengan menganalisis laporan keuangansecara lebih cermat, (Prihadi, 2010: 332). Definisikebangkrutan lainnya dikemukakan oleh Brigham danGapenski (2008:2-3) dalam Andy (2015) menyatakanbahwa kebangkrutan dapat diartikan dalam beberapacara tergantung masalah yang dihadapi olehperusahaan:a. Kegagalan Ekonomi (Economic Failure)

Kegagalan ekonomi mengindikasikan bahwapendapatan perusahaan tidak mampu menutupibiaya totalnya, termasuk biaya modal. Perusahaanyang mengalami kegagalan ekonomi dapat terusberoperasi selama pemilik perusahaan bersedia

Page 37: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

37 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

mendapatkan tingkat pengembalian yang lebihrendah.

b. Kegagalan Usaha (Business Failure)Istilah business failure digunakan untukmengelompokkan kegiatan bisnis yang telahmenghentikan operasinya kemudian berakibatkerugian bagi para kreditur. Namun, tidak semuaperusahaan yang menutup usahanya dianggapgagal.

c. Insolvensi Teknis (Technical Insolvency)Insolvensi teknis merupakan keadaan dimanaperusahaan dianggap tidak dapat memenuhikewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaandianggap mengalami insolvensi teknis jika tidakmampu membayar kewajiban jangka pendek padasaat jatuh tempo.

d. Insolvensi dalam Kebangkutan (Insolvency inBankruptcy)Hal ini terjadi ketika kewajiban total perusahaanmelebihi nilai total aktivanya. Kondisi ini jauhlebih serius dari insolvesi teknis dan cenderungmengarah pada likuidasi. Kebangkrutan secaraResmi (Legal Bankruptcy)

Altman (1968) dalam Andy (2015)mengemukakan bahwa Altman adalah orang pertamayang menerapkan Multiple Discriminant Analysis.Analisa diskriman ini merupakan suatu teknik statistikyang mengindentifikasikan beberapa macam rasiokeuangan yang dianggap memiliki nilai paling pentingdalam mempengaruhi suatu kejadian, lalumengembangkannya dalam suatu model denganmaksud untuk memudahkan menarik kesimpulandalam suatu kejadian. Nurdin (2012) menjelaskanbahwa Z-Score adalah skor yang ditentukan darihitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yangmenunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutanperusahaan. Dalam menyusun model Z-Score Altmanmengambil Sample 66 perusahaan, yang terdiri dari33 perusahaan yang bangkrut dan 33 perusahaan yangtidak bangkrut dengan lini industri dan ukuran yangsama. Formula Z-score Altman untuk perusahaanpublik (Prihadi, 2010:336) adalah sebagai berikut:

X1 : Working Capital To Total Assets (ModalKerja/Total Aset)

X2 : Retained Earning To Total Assets (LabaDitahan/Total Asset)

X3 : Earning Before Interest And Taxes To TotalAssets (Laba sebelum bunga & pajak/totalasset)

X4 : Market Value Of Equity To Book Value Of Debt(Harga pasar dariequity pemilik/total utnag)

X5 : Sales To Total Assets (Penjualan/Total Aset)

Hasil akhir berupa nilai Z akan dikelompokkansesuai dengan yang ditetapkan oleh Altman, yaitu:a. Z-Score > 2,99 Tidak bangkrutb. 1,81 < Z-Score < 2,99 Grey areac. Z-Score < 1,81 Bangkrut

Sedangkan Springate (1978) menggunakan 19rasio-rasio keuangan populer yang bisa dipakai untukmemprediksi kebangkrutan perusahaan. Sampel yangdigunakan Springate berjumlah 40 perusahaanmanufaktur yang berlokasi di Kanada, yaitu 20perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan20 yang dalam keadaan sehat. Springate akhirnyamenemukan 4 rasio yang dapat digunakan dalammemprediksi adanya potensi (indikasi) kebangkrutanperusahaan yang menurut Ghodrati (2012) memilikitingkat keakuratan hingga 92,5%. Springatemerumuskan metodenya sebagai berikut:

Sumber : Peter dan Yoseph 2011

A : working capital / total assets (Modal Kerja/TotalAktiva)

B : net profit before interest and taxes / total assets(Laba sebelum bunga dan pajak/total aktiva)

C : net profit before taxes / current liability (Labasebelum pajak/liabilitas lancar)

D : sales / total assets (penjualan terhadap total

aktiva)

Kriteria yang digunakan untuk dalam modelSpringate ini adalah:a) S-Score > 0,862 Tidak bangkrutb) S-Score < 0,862 Bangkrut

Uraian masing-masing untuk variable Z-Score danS-Score adalah sebagai berikut:

a) Modal Kerja terhadap Total AktivaMenurut Nurcahyanti (2015) Rasio ini merupakan

ukuran bersih pada aset lancar perusahaan terhadapmodal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisihantara aset lancar dikurangi hutang lancar. Rasio inimenunjukkan likuiditas suatu perusahaan. Apabilaperusahaan mengalami kesulitan likuiditas dapatdilihat dari pernurunan modal kerja.

b) Laba Ditahan terhadap Total AktivaMenurut Nurcahyanti (2015) Rasio ini digunakan

untuk mengukur profitabilitas secara kumulatif. Laba

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 +0,6 X4 + 1,0 X5

S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 37

Page 38: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

38 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

ini menunjukkan adanya suatu keberhasilan dalamoperasi perusahaan selama satu periode danperusahaan dapat bertahan dari satu periode kerugian.Apabila perusahaan mengalami kerugian labakumulatif menjadi turun sampai dengan mencapainegatif, akan menyebabkan nilai dari rasio ini menjadinegatif pula.

c) Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajakterhadap Total AktivaMenurut Nurcahyanti (2015) Rasio ini dihitung

dangan cara membagi laba sebelum bunga dan pajak(earning before interest and taxes) dengan total asetperusahaan. Rasio ini mengindikasikan kemampuanperusahaan dalam menggunakan asetnya dalammenghasilkan laba sebelum bunga dan pajak.

d) Harga Pasar dari Equity Pemilik terhadapTotal HutangMenurut Nurcahyanti (2015) Modal diukur

melalui gabungan nilai pasar dan keseluruhan lembarsaham preferen dan biasa (market value of equity).Sementara total hutang (liabilities) meliputi hutanglancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebutmenunjukkan seberapa banyak aset perusahaan dapatmenurun nilainya (diukur dari nilai pasar modalditambah hutang) sebelum kewajiban (hutang)melebihi aset dan perusahaan menjadi bangkrut.

e) Laba Sebelum Pajak Terhadap Total LiabilitasLancarMenurut Adhtya, dkk (2014) Rasio laba sebelum

pajak terhadap total liabilitas lancar menunjukkankemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibanlancarnya, sebelum membayar pajak. Rasio inidigunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan.Rasio ini yang membedakan model Springate denganmodel Altman.

f) Penjualan terhadap Total AktivaMenurut Nurcahyanti (2015) Rasio ini

menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalammenggunakan aset untuk meningkatkan penjualan danjuga mengukur kemampuan manajemen dalammenghadapi kondisi persaingan. Rasio ini cukuppenting karena rasio penjualan terhadap total aset(sales to total assets) ini menjadi rangking keduadalam kontribusi keseluruhan ketepatan modeldiskriminan.

Model Altman atau Model Springate merupakandua model persamaan analisis diskriminan yang dapatdigunakan untuk memprediksi kebangkrutan suatu

perusahaan. Namun, prediksi kedua model tersebutmenunjukkan adanya perbedaan ketepatan prediksiterhadap kebangkrutan suatu perusahaan. Perbedaantersebut dikarenakan adanya perbedaan rasiokeuangan yang digunakan. Altman menggunakan limajenis rasio keuangan yaitu (1) rasio modal kerjaterhadap total aktiva, (2) rasio saldo laba terhadaptotal aktiva, (3) rasio laba sebelum bunga dan pajakterhada total aktiva, (4) rasio nilai pasar sahamterhadap nilai buku total hutang, dan (5) rasiopenjualan terhadap total aktiva. Sedangkan Springatemenggunakan empat jenis rasio keuangan yaitu (1)rasio modal kerja terhadap total aktiva, (2) rasio labasebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, (3)rasio laba sebelum pajak terhadap hutang lancar, dan(4) rasio penjualan terhadap total aktiva.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusanhipotesis dalam penelitian ini adalah:Ho :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

analisis kebangkrutan metode Altman danSpringate dalam memprediksi kebangkrutanperusahaan.

Ha :Terdapat Perbedaan yang signifikan antaraanalisis kebangkrutan metode Altman danSpringate dalam memprediksi kebangkrutanperusahaan.

METODE PENELITIAN

DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif. Sedangkan Sumber data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Penelitian dilakukan pada perusahaan manufakturyang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) padatahun 2012-2014.

Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia yaitu sejumlah 141 perusahaan. Metodepengambilan sampel dilakukan dengan purposivesampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampelyang representatif sesuai dengan kriteria yang telahditentukan .

Operasional VariabelAdapun operasional variabel penelitian adalah

sebagai berikut:

Page 39: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

39 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 1. Operasional variabel

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

Altman Z-Score Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3X3 +0,6 X4 + 1,0 X5

X1 =

X2 =

X3 =

X4 =

X5 =

Rasio

Springate S-Score S = 1,03A + 3,07B +0,66C + 0,4D

A =

B =

C =

D =

Rasio

Metode Analisis Dataa. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahuiapakah populasi data berdistribusi normal atautidak. Pengujian normalitas data denganmenggunakan uji kolmogorv – smirnov. Datamemiliki distribusi normal ditandai dengan asymp.Sig (2-tailed) > 0,05.

b. Paired Sampel T-testPaired sampel T-test digunakan untuk mengetahuiada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara duakelompok sampel yang berpasangan(berhubungan). Penelitian ini menggunakan teknik

uji beda agar mengetahui apakah terdapatperbedaan secara statistik tingkat kebangkrutanmodel Altman Z-Score dan model Springate S-Score pada perusahaan manufaktur tahun 2012-2014.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berikut merupakan hasil prediksi kebangkrutanpada perusahaan manufaktur yang terdiri dari sebelasperusahaan periode 2012 yang diteliti denganmenggunakan metode Altman Z-sco

Tabel 2. Hasil Analisis Kebangkrutan Altman Perusahaan Manufaktur 2012

No Kode X1 X2 X3 X4 X5 Z Prediksi

1 IKAI -0,205 -0,295 -0,065 0,435 0,397 -0,216 Bangkrut

2 JKSW 0,307 -1,719 -0,062 0,019 0,309 -1,922 Bangkrut

3 AKKU -0,477 2,600 0,229 5,651 0,151 7,365 Tidak Bangkrut

4 SULI -0,581 -1,234 -0,156 0,181 0,212 -2,619 Bangkrut

5 KBRI 0,027 -3,282 -0,041 14,828 0,060 4,259 Tidak Bangkrut

6 HDTX -0,024 -0,166 0,010 0,002 0,632 0,405 Bangkrut

7 MYTX -0,232 -0,674 -0,055 0,295 0,842 -0,385 Bangkrut

8 SSTM 0,221 -0,097 -0,032 0,299 0,684 0,887 Bangkrut

9 BIMA -0,696 -2,306 0,458 0,269 2,433 0,042 Bangkrut

10 RMBA 0,252 0,188 -0,029 0,838 1,420 2,393 Grey Area

11 SCPI 0,377 -0,083 0,008 0,266 0,686 1,208 Bangkrut

Sumber: Data diolah, 2016

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 39

Page 40: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

40 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Dari perhitungan tabel 2 menunjukkan perusahaanmanufaktur pada tahun 2012 memiliki nilai bobotperusahaan yang berada pada kisaran -2,619 sampaidengan 7,365. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwaterdapat delapan perusahaan manufaktur padapenelitian periode 2012 ini memiliki nilai Z-Score<1,81 artinya perusahaan-perusahaan tersebutmengalami kesulitan keuangan yang sangat beresikountuk menjadi bangkrut. Dan dua perusahaanmanufaktur pada tahun 2012 yaitu PT Alam KaryaUnggul Tbk (AKKU) dan PT Kertas Basuki RachmatIndonesia Tbk (KBRI) berada pada kondisi keunganyang baik, hal ini dibuktikan dengan perolehan Z-Score > 2,99. Namun PT Bentoel InternationalInvestama Tbk (RMBA) ditahun 2012 masuk kedalamgrey area karena mendapatkan nilai Z sebesar 2,399hal ini berarti perusahaan berpotensi mengalamikebangkrutan (1,81<Z-Score<2,99). Berikut dapatdijelaskan indikator dari masing-masing rasiokeuangan metode Altman.

Working capital to total assets (X1) digunakanuntuk mengukur kemampuan perusahaan dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio inidihitung dengan membagi modal kerja bersih dengantotal aktiva. Dari hasil perhitungan modal kerjaterhadap total asset yang dimiliki masing-masingperusahaan, menunjukkan bahwa pada tahun 2012 PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA),merupakan perusahaan dengan rasio terendah yangmengindikasikan bahwa tingkat likuiditasnya palingrendah diantara perusahaan-perusahaan lainya. PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) tercatatsebagai perusahaan yang mendapatkan nilai rasiosebesar -0,696 artinya perusahaan tesebut memlikitingkat likuiditas yang rendah, dimana jumlah aktivalancar lebih kecil dari jumlah kewajiban lancar.Sehingga tidak cukup menutup kewajibannyatersebut. PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI)mendapatkan nilai tertinggi dalam rasio ini senilai0,377 artinya perusahaan mampu mengelola danmemenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Retained earnings to total asset (X2) digunakanuntuk mengukur profitabilitas kumulatif. Umurperusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebutkarena semakin lama perusahaan beroperasimemungkinkan untuk memperlancar akumulasi labaditahan. Hal ini menyebabkan perusahaan yang masihrelatif muda pada umumnya akan menunjukkan hasilrasio yang rendah, kecuali yang labanya sangat besarpada masa awal berdirinya. PT Kertas BasukiRachmat Indonesia Tbk (KBRI) tahun 2012 inimemliki rasio (X2) bernilai negatif tertinggi diantara

perusahaan-perusahaan lainnya yaitu sebesar -3,282,artinya bahwa selama itu pula perusahaan tidakpernah membukukan laba ditahan atau selalumengakumulasikan rugi ditahan. Hal ini yangmengindikasikan bahwa kemampuan assetnya untukmemperoleh laba ditahan sangatlah rendah biladibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.PT Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) dalam rasio inimerupakan perusahaan yang memiliki nilai tertinggiyaitu 2,600.

Earning before interest and taxes (X3) mengukurkemampuan perusahaan dalam menghasilkan labadari asset yang digunakan. Semakin kecil tingkatprofitabilitas berarti semakin tidak efisien dan tidakefektif perusahaan menggunakan keseluruhan asset didalam menghasilkan laba usaha begitu jugasebaliknya. Perusahaan dengan rasio X3 terendahadalah PT SLJ Global Tbk (SULI) sebesar -0,156.Hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen tidakdapat mengelola assetnya secara efektif. Perusahaandengan rasio tertinggi adalah PT Primarindo AsiaInfrastructure Tbk (BIMA) yaitu sebesar 0,458.

market value of equity to book debt (X4)digunakan untuk mengukur seberapa banyak assetperusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlahhutang lebih besar daripada assetnya dan perusahaanmenjadi bangkrut. Perusahaan dengan X4 terendahtahun ini adalah PT Panasia Indo Resources Tbk(HDTX) sebesar 0,002. Hal ini mengindikasikanbahwa perusahaan tersebut mangakumulasikan lebihbanyak hutang daripada modal sendiri dibandingkandengan perusahaan-perusahaan lainya. Perusahaandengan rasio tertinggi adalah PT Kertas BasukiRachmat Indonesia Tbk (KBRI) dengan nilai 14,828.Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebutmengakumulasikan hutang terhadap modal sendirilebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainya.

Sales to total assets (X5) mengukur kemampuanmanajemen dalam menggunakan asset untukmenghasilkan penjualan. Perusahaan dengan X5terendah adalah PT Kertas Basuki Rachmat IndonesiaTbk (KBRI) dengan nilai rasio X5 sebesar 0,060artinya perusahaan tersebut diindikasikan kurangefektif menggunakan asset untuk meningkatkanpenjualan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Dan rasio tertinggi tahun iniadalah PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk(BIMA) dengan nilai rasio X5 sebesar 2,433. Dalamrasio sebelumnya PT Primarindo Asia InfrastructureTbk (BIMA) selalu memperoleh nilai rasio yangrendah namun dalam rasio X5 ini hal itu tidak

Page 41: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

40 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

terjadi, ini mengindikasikan bahwa PT PrimarindoAsia Infrastructure Tbk (BIMA) mampumenggunakan asset secara efektif untuk meningkatkanpenjualannya ditahun ini. Pada tabel dibawah ini

merupakan hasil prediksi kebangkrutan padaperusahaan manufaktur yang terdiri dari sebelasperusahaan periode 2013 yang diteliti denganmenggunakan metode Altman Z-score :

Tabel 3. Hasil Analisis Kebangkrutan Altman Perusahaan Manufaktur 2013

No Kode X1 X2 X3 X4 X5 Z Prediksi

1 IKAI 0,011 -0,399 -0,025 0,400 0,439 0,051 Bangkrut

2 JKSW 0,375 -1,859 -0,032 0,022 0,349 -1,896 Bangkrut

3 AKKU -0,140 0,597 0,049 1,641 0,139 1,953 Grey Area

4 SULI -0,639 -2,219 -0,075 0,175 0,189 -3,827 Bangkrut

5 KBRI 0,027 -3,106 -0,038 4,548 0,015 -1,698 Bangkrut

6 HDTX -0,232 -0,186 -0,119 0,383 0,444 -0,258 Bangkrut

7 MYTX -0,266 -0,590 -0,007 0,203 0,907 -0,139 Bangkrut

8 SSTM 0,124 -0,114 -0,004 0,174 0,716 0,796 Bangkrut

9 BIMA -0,127 -2,093 0,156 0,187 2,518 0,062 Bangkrut

10 RMBA 0,091 0,028 -0,107 0,494 1,329 1,421 Bangkrut

11 SCPI 0,432 -0,065 0,131 0,142 0,545 1,489 Bangkrut

Sumber: Data diolah, 2016

Kondisi perusahaan pada tahun 2013 mengalamipenurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Padatahun ini semua perusahaan manufaktur yangdijadikan sampel berada pada posisi berpotensibangkrut dengan nilai bobot antara –3,827 sampai1,953. Dan hanya ada satu perusahaan yang beradaposisi grey area yaitu PT Alam Karya Unggul Tbk(AKKU) dengan nilai Z-score sebesar 1,953. Hal iniberarti dari 11 sampel yang diambil semuanya hampirmengalami kesulitan keuangan dan sangat berpotensibangkrut yang dibuktikan dengan perolehan nilai Z-Score <1,81. Berikut dapat dijelaskan indikator darimasing-masing rasio keuangan metode Altman.

Working capital to total asset (X1). Dalam rasioini ditahun 2013 PT SLJ Global Tbk (SULI)mendapat nilai rasio terendah dengan nilai negatifsebesar -0,639 yang mengindikasikan bahwaperusahaan tersebut tingkat likuiditasnya palingrendah diantara perusahaan-perusahaan lainnya.Terdapat kesamaan pada tahun sebelumnya, tahun2013 dalam rasio X1 yang juga mendapat nilaitertinggi adalah PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk(SCPI) dengan nilai 0,432.

Retained earning to total asset ratio (X2).Perusahaan dengan nilai rasio X2 terendah adalah PTKertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) yangbernilai negatif yaitu sebesar -3,106. Hal inimengindikasikan bahwa kemampuan assetnya untuk

memperoleh laba ditahan sangatlah rendah. Samaseperti tahun sebelumnya yang memperoleh nilaitertinggi dalam rasio X2 adalah PT Alam KaryaUnggul Tbk (AKKU) sebesar 0,597.

Earning before interest and taxes ratio (X3).Perusahaan dengan rasio X3 terendah adalah PTPanasia Indo Resources Tbk (HDTX) sebesar -0,119Hal ini berarti bahwa pihak manajemen tidak dapatmengelola aktivanya secara efektif. Perusahaandengan rasio X3 tertinggi adalah PT Primarindo AsiaInfrastructure Tbk (BIMA) sebesar 0,156.

Market value equity to book value total debt ratio(X4). Perusahaan dengan X4 terendah tahun iniadalah PT Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk (JKSW)sebesar 0,022, hal ini mengindikasikan bahwaperusahaan tersebut mengakumulasikan lebih banyakhutang daripada modal sendiri dibandingkan denganperusahaan-perusahaan lainya. Perusahaan denganrasio tertinggi pada tahun ini adalah PT Kertas BasukiRachmat Indonesia Tbk (KBRI) sebesar 4,548 .

Sales to total asset ratio (X5). Sama dengan tahun2012 perusahaan dengan X5 terendah pada tahun iniadalah PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk(KBRI) dengan nilai 0,015. Dan nilai rasio tertinggitahun ini adalah PT Primarindo Asia InfrastructureTbk (BIMA) dengan nilai rasio sebesar 2,518.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 41

Page 42: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

42 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Berikut merupakan hasil prediksi kebangkrutanpada perusahaan manufaktur yang terdiri dari sebelas

perusahaan periode 2014 yang diteliti denganmenggunakan metode Altman Z-score :

Tabel 4. Hasil Analisis Kebangkrutan Altman Perusahaan Manufaktur 2014

No Kode X1 X2 X3 X4 X5 Z Prediksi

1 IKAI -0,065 -0,423 -0,007 0,275 0,506 -0,022 Bangkrut

2 JKSW 0,299 -1,641 -0,032 0,014 0,285 -1,751 Bangkrut

3 AKKU 0,363 -0,385 -0,054 0,889 0,047 0,299 Bangkrut

4 SULI -0,099 -2,313 -0,037 0,152 0,589 -2,799 Bangkrut

5 KBRI 0,043 -1,899 -0,009 0,698 0,027 -2,191 Bangkrut

6 HDTX -0,003 -0,127 -0,024 0,166 0,278 0,117 Bangkrut

7 MYTX -0,386 -0,641 -0,069 0,081 1,043 -0,497 Bangkrut

8 SSTM 0,086 -0,135 -0,029 1,009 0,672 1,096 Bangkrut

9 BIMA -0,069 -2,277 0,204 0,202 2,755 0,279 Bangkrut

10 RMBA 0,001 -0,197 -0,099 0,323 1,375 0,968 Bangkrut

11 SCPI 0,473 -0,084 -0,041 0,077 0,733 1,094 Bangkrut

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan perhitungan tabel 4 Kondisiperusahaan pada tahun 2014 hampir sama dengantahun sebelumnya. Pada tahun ini semua perusahaanmanufaktur yang dijadikan sampel berada pada posisiberpotensi bangkrut dengan nilai bobot antara -2,799sampai 1,096. Hal ini berarti dari 11 sampel yangdiambil semuanya mengalami kesulitan keuangan dansangat berpotensi bangkrut yang dibuktikan denganperolehan nilai Z-Score <1,81. Berikut dapatdijelaskan indikator dari masing-masing rasiokeuangan metode Altman.

Working capital to total asset ratio (X1). PT AsiaPacific Investama Tbk (MYTX) merupakanperusahaan dengan rasio terendah dengan nilai negatifsenilai -0,286 yang mengindikasikan bahwaperusahaan tersebut tingkat likuiditasnya palingrendah. Tahun 2014 ini rasio X1 yang mendapatkannilai tertinggi adalah PT Merck Sharp Dohme PharmaTbk (SCPI) dengan nilai 0,473.

Retained earning to total asset ratio (X2).Perusahaan dengan nilai rasio X2 terendah adalah PTSLJ Global Tbk (SULI) bernilai negatif yaitu sebesar-2,313. Hal ini yang mengindikasikan bahwakemampuan aktivanya untuk memperoleh labaditahan sangatlah rendah. Rugi usaha yang dialamiperusahaan disebabkan karena penghasilan yangditerima tidak mampu menutupi beban-beban yangharus ditanggung selama periode tersebut lebihmengarah kepada beban usaha dan biaya pokokpenjualan. Sedangkan perusahaan yang memperoleh

nilai tertinggi dalam rasio X2 adalah PT MerckSharp Dohme Pharma Tbk (SCPI) yaitu -0,084.

Earning before interest and taxes ratio (X3).Perusahaan dengan rasio X3 terendah bernilai negatifadalah PT Bentoel International Investama Tbk(RMBA) sebesar -0,099. X3 bernilai sangat rendahdisebabkan karena profitabilitas perusahaan padatahun ini mengalami kerugian. Sama seperti tahunsebelumnya, perusahaan dengan rasio tertinggi adalahPT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA)sebesar 0,204.

Market value equity to book value total debt ratio(X4). Perusahaan dengan X4 terendah yaitu PTJakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk (JKSW) sebesar0,014, hal ini mengindikasikan bahwa perusahantersebut mangakumulasikan lebih banyak hutangdaripada modal sendiri dibandingkan denganperusahaan-perusahaan lainya. Dan perusahaandengan rasio tertinggi adalah PT Sunson TextileManufacturer Tbk (SSTM).

Sales to total asset ratio (X5). Perusahaan denganrasio terendah tahun ini adalah PT Kertas BasukiRachmat Indonesia Tbk (KBRI) dengan nilai rasio X5sebesar 0,027 artinya perusahaan dapat diindikasikankurang efektif dalam penggunaan aktiva untukmeningkatkan penjualan. Perusahaan dengan X5tertinggi adalah PT Primarindo Asia InfrastructureTbk (BIMA) dengan nilai rasio X5 sebesar 2,755.

Page 43: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

42 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Berikut merupakan hasil prediksi kebangkrutanpada Perusahaan manufaktur yang terdiri dari sebelas

perusahaan periode 2012 yang diteliti denganmenggunakan metode Springate S-score :

Tabel 5. Hasil Analisis Kebangkrutan Springate Perusahaan Manufaktur 2012

No Kode A B C D S Prediksi

1 IKAI -0,205 -0,065 -0,165 0,397 -0,361 Bangkrut

2 JKSW 0,307 -0,062 -0,968 0,309 -0,389 Bangkrut

3 AKKU -0,477 0,229 0,408 0,151 0,541 Bangkrut

4 SULI -0,581 -0,156 -0,088 0,212 -1,051 Bangkrut

5 KBRI 0,027 -0,041 2,332 0,060 1,465 Tidak Bangkrut

6 HDTX -0,024 0,010 0,003 0,632 0,261 Bangkrut

7 MYTX -0,232 -0,055 -0,185 0,842 -0,193 Bangkrut

8 SSTM 0,221 -0,032 -0,074 0,684 0,354 Bangkrut

9 BIMA -0,696 0,458 0,059 2,433 1,701 Tidak Bangkrut

10 RMBA 0,252 -0,029 -0,157 1,420 0,635 Bangkrut

11 SCPI 0,377 0,008 0,179 0,686 0,805 Bangkrut

Sumber: Data diolah, 2016

Dari perhitungan tabel 5 menunjukkan perusahaanmanufaktur pada tahun 2012, berada pada posisiberpontensi bangkrut (< 0,862) yaitu 9 perusahaankecuali pada PT SLJ Global Tbk (SULI) dengan nilaiS-Score sebesar 1,465 dan PT Primarindo AsiaInfrastructure Tbk (BIMA) sebesar 1,701 (>0,862).Berikut dapat dijelaskan indikator kebangkrutan darimasing-masing rasio keuangan model Springate.

Working capital to total asset ratio (X1). PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) memilikirasio terendah dengan nilai negatif sebesar -0,696.Perusahaan dengan nilai X1 tertinggi adalah PTMerck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI) yaitusebesar 0,377.

Net profit before interest and taxes to total assetratio (X2). Perusahaan dengan rasio X2 terendahadalah PT SLJ Global Tbk (SULI) sebesar -0,156. Halini menunjukkan bahwa pihak manajemen tidak dapatmengelola aktivanya secara efektif. Sedangkanperusahaan PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk(BIMA) Pada rasio ini memiliki nilai paling tinggiyaitu 0,458. Hal ini menunjukkan bahwa pihakmanajemen dapat mengelola assetnya secara efektif.

Net profit before taxes to current liability X3.Perusahaan dengan rasio X3 terendah adalah PTJakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk (JKSW) sebesar -0,968 Artinya PT Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk(JKSW) memperoleh laba sebelum pajak lebih rendahdari kewajiban lancar yang dimilikinya. PT KertasBasuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) memperolehnilai X3 tertinggi ditahun 2012 ini yaitu sebesar2,332.

Sales to total asset ratio X4. Perusahaan denganX4 terendah adalah PT Kertas Basuki RachmatIndonesia Tbk (KBRI) sebesar 0,060 artinyaperusahaan tersebut diindikasikan kurang efektifdalam penggunaan aktiva untuk meningkatkanpenjualan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainya. Dan nilai rasio tertinggi adalah PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) sebesar2,433.

Pada tabel dibawah ini merupakan hasil prediksikebangkrutan pada Perusahaan manufaktur yangterdiri dari sebelas perusahaan periode 2013 yangditeliti dengan menggunakan metode Springate S-score

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 43

Page 44: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

44 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 6. Hasil Analisis Kebangkrutan Springate Perusahaan Manufaktur 2013

No Kode A B C D S Prediksi

1 IKAI 0,011 -0,025 -0,339 0,439 -0,114 Bangkrut

2 JKSW 0,375 -0,032 -0,849 0,349 -0,133 Bangkrut

3 AKKU -0,140 0,049 0,038 0,139 0,087 Bangkrut

4 SULI -0,639 -0,075 -0,344 0,189 -1,04 Bangkrut

5 KBRI 0,027 -0,038 -0,458 0,015 -0,385 Bangkrut

6 HDTX -0,232 -0,119 -0,299 0,444 -0,624 Bangkrut

7 MYTX -0,266 -0,007 -0,021 0,907 0,053 Bangkrut

8 SSTM 0,124 -0,004 -0,053 0,716 0,367 Bangkrut

9 BIMA -0,127 0,156 0,190 2,518 1,481 Tidak Bangkrut

10 RMBA 0,091 -0,107 -0,276 1,329 0,115 Bangkrut

11 SCPI 0,432 0,131 0,032 0,545 1,086 Tidak Bangkrut

Sumber: Data diolah, 2016

Dari perhitungan tabel 6 menunjukkan bahwa nilaibobot perusahaan berada pada kisaran -1,040 sampaidengan 1,481. Kondisi perusahaan manufaktur padatahun 2013 hampir sama dengan tahun sebelumnya.Pada tahun ini 9 perusahaan perusahaan manufakturyang dijadikan sampel berada pada posisi berpotensibangkrut (<0,862). Kecuali PT Primarindo AsiaInfrastructure Tbk (BIMA) dan PT Merck SharpDohme Pharma Tbk (SCPI) yang memperoleh nilailebih dari 0,862. Berikut dapat dijelaskan indikatorkebangkrutan dari masing-masing rasio keuanganmodel Springate.

Working capital to total asset ratio (X1). Ditahun2013 PT SLJ Global Tbk (SULI) merupakanperusahaan dengan rasio terendah dengan nilai negatifsebesar -0,639. Sama seperti tahun sebelumnya PTMerck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI) mampumempertahankan kinerjanya dalam mengelola assetsecara efektif. Perusahaan dengan nilai rasio tertinggiadalah PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI)yaitu sebesar 0,432.

Net profit before interest and taxes to total assetratio (X2). Perusahaan dengan rasio X2 terendahbernilai negatif adalah PT Panasia Indo ResourcesTbk (HDTX) sebesar -0.119, berarti pihak manajementidak dapat mengelola aktivanya secara efektif yangdisebabkan karena probabilitas perusahaan padatahunini mengalami kerugian. PT Primarindo Asia

Infrastructure Tbk (BIMA) memperoleh nilai rasiotertinggi yaitu sebesar 0,156.

Net profit before taxes to Current Liability (X3).Perusahaan dengan rasio X3 terendah sama sepertitahun sebelumnya yaitu PT Jakarta Kyoei Steel WorkLtd Tbk (JKSW) sebesar -0,849. Perusahaan dengannilai rasio tertinggi yaitu PT Primarindo AsiaInfrastructure Tbk (BIMA) sebesar 0,190.

Sales to total asset ratio (X4). Nilai terendahpada tahun ini adalah PT Kertas Basuki RachmatIndonesia Tbk (KBRI) yaitu sebesar 0,015. Samaseperti tahun sebelumnya dalam rasio X4 PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA)memperoleh nilai tertinggi yaitu 2,518, hal inimenunjukkan bahwa kinerja manajemen PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) baikdalam meningkatkan penjualan dengan pemanfaatanasset.

Berikut merupakan hasil prediksi kebangkrutanpada Perusahaan manufaktur yang terdiri dari sebelasperusahaan periode 2014 yang diteliti denganmenggunakan metode Springate S-score :

Page 45: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

44 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 7. Hasil Analisis Kebangkrutan Springate Perusahaan Manufaktur 2014

NO Kode A B C D S Prediksi

1 IKAI -0,065 -0,007 -0,129 0,506 0,029 Bangkrut

2 JKSW 0,299 -0,032 -0,162 0,285 0,217 Bangkrut

3 AKKU 0,363 -0,054 -0,183 0,047 0,106 Bangkrut

4 SULI -0,099 -0,037 0,040 0,589 0,047 Bangkrut

5 KBRI 0,043 -0,009 -0,250 0,027 -0,138 Bangkrut

6 HDTX -0,003 -0,024 -0,215 0,278 -0,107 Bangkrut

7 MYTX -0,386 -0,069 -0,035 1,043 -0,215 Bangkrut

8 SSTM 0,086 -0,029 -0,050 0,672 0,235 Bangkrut

9 BIMA -0,069 0,204 0,141 2,755 1,750 Tidak Bangkrut

10 RMBA 0,001 -0,099 -0,290 1,375 0,056 Bangkrut

11 SCPI 0,473 -0,041 -0,165 0,733 0,546 Bangkrut

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan perhitungan tabel 4.6 Pada tahun inisemua perusahaan manufaktur yang dijadikan sampelberada pada posisi berpotensi bangkrut dengan nilaibobot antara -0,138 sampai dengan 1,750. Hal iniberarti dari 11 sampel yang diambil terdapat 10perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dansangat berpotensi bangkrut yang dibuktikan denganperolehan nilai S-Score <1,81. Kecuali PT PrimarindoAsia Infrastructure Tbk (BIMA) yang memperolehnilai 1,750. Berikut dapat dijelaskan indikator darimasing-masing rasio keuangan metode Springate.

Working capital to total asset ratio (X1). Ditahunini PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX)merupakan perusahaan dengan rasio terendah dengannilai negatif sebesar -0,386 yang mengindikasikanbahwa perusahaan tersebut tingkat likuiditasnyapaling rendah diantara perusahaan-perusahaanlainnya. Perusahaan dengan nilai rasio tertinggi adalahPT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk yaitu sebesar0,473.

Net profit before interest and taxes to total assetratio (X2). Perusahaan dengan rasio X2 terendah

bernilai negatif adalah PT Bentoel InternationalInvestama Tbk (RMBA) sebesar -0,099. Sama sepertitahn sebelumnya, PT Primarindo Asia InfrastructureTbk (BIMA) memperoleh nilai rasio tertinggi yaitusebesar 0,204.

Net profit before taxes to Current Liability (X3).Perusahaan dengan rasio X3 terendah yaitu PTBentoel International Investama Tbk (RMBA) sebesar-0,290, hal ini menunjukkan bahwa pihak manajementidak dapat mengelola aktivanya secara efektif.Perusahaan dengan nilai rasio tertinggi yaitu PTPrimarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) sebesar0,141.

Sales to total asset ratio (X4). Nilai terendahpada tahun ini yaitu PT Kertas Basuki RachmatIndonesia Tbk (KBRI) sebesar 0,027. PT PrimarindoAsia Infrastructure Tbk (BIMA) memperoleh nilairasio X4 tertinggi yaitu 2,518, hal ini menunjukkanbahwa kinerja manajemen PT Primarindo AsiaInfrastructure Tbk sangatlah baik dalammeningkatakn penjualan dengan pemanfaatan asset.

Tabel 8. Hasil Prediksi Kebangkrutan Z-Score Dan S-Score Periode 2012-2014

TahunModel Altman Model Springate

TidakBangkrut

Grey Area BangkrutTidak

BangkrutGrey Area Bangkrut

2012 2 1 8 2 0 92013 0 1 10 2 0 92014 0 0 11 1 0 10

Jumlah 2 2 29 5 0 28Sumber: data diolah, 2016

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 45

Page 46: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

46 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Berdasarkan analisis di atas, maka dapatdisimpulkan prediksi kebangkrutan selama 2012-2014. Sebagian besar berada pada kondisi berpotensibangkrut. Perbedaan pada kedua metode tersebutdisebabkan oleh perbedaan penggunaan rasiokeuangan. Seperti pada model Springate rasio earningbefore taxes to current liability sedangkan Altmanyang digunakan earning before interest taxes to totalasset. Selain itu, perbedaan bobot yang diberikan padasetiap rasio yang dijadikan indikator juga sangatberpengaruh. Kedua analisis tersebut, terlihat bahwaAltman dengan Z-scorenya lebih ketat dalam menilaitingkat kebangkrutan dibandingkan Model Springate.

Pengukuran kedua metode ini menitik beratkan padakemampuan perusahaan menghasilkan laba rugidengan menggunakan rasio profitabilitas.

Uji Normalitas DataDalam penelitian ini uji normalitas menggunakan

uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Denganasumsi jika probabilitas > 0,05 maka databerdistribusi normal dan uji statistik yang digunakandalam penelitian ini adalah uji t berpasangan ( PairedSmple T-Test).

Tabel 9.One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALTMAN SPRINGATE

N 33 33

Normal Parametersa Mean 1.29 -1.02

Std. Deviation 3.909 1.810

Most Extreme Differences Absolute .240 .162

Positive .240 .162

Negative -.184 -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.378 .929

Asymp. Sig. (2-tailed) .045 .355

a. Test distribution is Normal.Sumber: hasil penelitian, data diolah (2016)

Berdasarkan hasil Kolmogorov-Smirnov Test padahasil output spss yang dapat dilihat pada tabel 4.8diatas, nilai K-S untuk Altman 1,378 denganprobability signifikan 0,045; nilai K-S untuk springate0,929 dengan probability signifikan 0,355.Berdasarkan hasil Kolmogorov-Smirnov Test diatas,angka-angka probabilitas untuk altman dan springatediatas 0,05 (sig>0,05). Sehingga dapat ditarikkesimpulan bahwa data-data variabel dalam penelitianini berdistribusi normal dan memenuhi uji normalitas.

Karena data berdistribusi normal maka digunakan uji-T (Paired Sample T Test).

Pengujian HipotesisPada analisis statistik penulis menggunakan level

of significance α = 5% (0,05). Melalui pengujianpersyaratan data yang telah dinyatakan normal makaanalisis statistik dalam penelitian ini adalah uji PairedSample T Test yang diperoleh dengan menggunakanprogram SPSS 16.0 for windows.

Tabel 10. Paired Sample T Test Metode Altman Z-Score danSpringate S-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% CI of theDifference

Lower Upper

Pair 1 ALTMAN - SPRINGATE 2.311 3.923 .683 .920 3.701 3.384 32 .002Sumber: Hasil Penelitian, Data Diolah (2016)

Page 47: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

47 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Berdasarkan tabel 10, menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan metode Altman dan Springate sebesar2.311 dengan simpangan baku sebesar 3.923. Hasilperbandingan penggunaan metode Altman danSpringate dalam memprediksi kebangkrutanperusahaan diperoleh thitung sebesar 3,384 dan ttabel

(df=32, α = 5%) sebesar 2.036 (thitung > ttabel ) denganprobabilitas sebesar 0,002 yang jauh lebih kecil daritingkat signifikansi 0,05 (p<0,05). Dengan demikianHa diterima yang berarti terdapat perbedaan metodeAltman Z-Score dengan Springate S-Score dalammemprediksi kebangkrutan perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pernyataantersebut dibuktikan menurut kriteria pengujian dalampengambilan keputusan yaitu:

Menggunakan nilai signifikan / P-ValueJika nilai signifikan / P-Value > 0,05 ; maka HoditerimaJika nilai signifikan / P-Value < 0,05 ; maka Hoditolak

Menggunakan perbandingan antara thitung denganttabel

Jika thitung > ttabel ; maka Ho ditolakJika thitung < ttabel ; maka Ho diterima

Hasil penelitian diatas menunjukkan adanyaperbedaan hasil prediksi kebangkrutan antara metodeAltman dan Springate. Hal ini dikarenakan adanyaperbedaan penggunaan rasio keuangan dan kriteriakebangkrutan yang diterapkan antara Altman Z-scoredan Springate S-Score. Seperti pada model Springatemenggunakan rasio laba sebelum pajak terhadap totalhutang lancar sedangkan Altman menggunakan labasebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva. Selainitu, perbedaan bobot yang diberikan pada setiap rasioyang dijadikan indikator juga sangat berpengaruh.Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitan yangdilakukan oleh Hafiz Adnan (2010) dan Kokyung(2014) yang menyatakan bahwa “Terdapat perbedaanhasil pengujian kebangkrutan perusahaan antaramodel Altman dan Model Springate dalammemprediksi kebangkrutan perusahaan”.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan hasil analisis data dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil pengujian kebangkrutanperusahaan antara model Altman dan modelSpringate pada perusahaan manufaktur tahun 2012-2014.

2. Hasil prediksi kebangkrutan menggunakan modelAltman menunjukkan bahwa ditemukan metodeAltman pada tahun 2012 dan 2013 ada satuperusahaan manufaktur yang berada pada greyarea. Dan tahun 2012 ada delapan perusahaan,sepuluh perusahaan pada tahun 2013 dan sebelasperusahaan pada tahun 2014 yang diprediksikandalam keadaan bangkrut. Ini ditandai dengan hasilnilai Z-Score yang dibawah 2,99. Hanya ada duaperusahaan yang berada pada kondisi sehat ditahun2012.

3. Hasil prediksi kebangkrutan menggunakan modelSpringate menunjukkan bahwa ditemukan padatahun 2012 dan 2013 terdapat sembilan perusahaanyang dikategorikan dalam keadaan bangkrut dandua perusahaan dalam keadaan sehat. sedangkanpada tahun 2014 terdapat sepuluh perusahaandalam keadaan bangkrut dan satu perusahaandalam keadaan sehat.

SARAN

1. Bagi Pihak PerusahaanDalam variabel yang digunakan dengan modelAltman dan Springate memerlukan perhatian yangserius khususnya dari pihak intern perusahaan.Berdasarkan kesimpulan di atas maka sebaiknyapihak manajemen perusahaan lebih berhati-hatidalam hal manajemen assetnya jangan sampai arusmodal kerja yang dihasilkan menjadi negatif.Biaya-biaya operasional perusahaan juga perludiperhatikan penggunaannya agar lebih efisienjangan sampai lebih besar daripada pendapatanyang dihasilkan oleh perusahaan.

2. Bagi Penelitian SelanjutnyaDiharapkan penelitian-penelitian selanjutnya dapatmenggunakan model-model prediksi kebangkrutanlainnya. Untuk dapat dijadikan sebagaipembanding dalam memprediksi kebangkrutan.

DAFTAR PUSTAKA

Adhtya, Murnie Dan Mandagie. (2014). AnalisisPotensi Kebangkrutan Dengan Metode AltmanZ-Score, Springate Dan Zmijewski padaIndustri Perdagangan Ritel Yang Terdaftar DiBEI Periode 2009-2013. Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.

Adnan dan Arisudhana. (2010). AnalisisKebangkrutan Model Altman Z-Score dan

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 47

Page 48: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

48 INDRAYANI, RAHMATIKA TRI SUTRISNA PUTRI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Springate pada perusahaan industri property.Fakultas ekonomi Universitas Budi LuhurJakarta.

Andy, Oktavianus. (2015). Analisis PerbandinganModel Altman, Springate, Zmijewski, DanGrover, Sebagai Prediktor Financial Distres..Skripsi Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Gamayuni, Rindu Rika. (2011). Analisis KetepatanModel Altman Sebagai Alat Untuk MemprediksiKebangkrutan (Studi Empiris Pada PerusahaanManufaktur Di BEI). Jurnal Ilmiah BerkalaEnam Bulan: ISSN 1410-1831.

Harahap, Sofyan Syafri. (2006). Analisis Kritis AtasLaporan Keuangan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kokyung, dan siti Khairani. (2014). AnalisisPenggunaan Altman Z-Score dan Springateuntuk mengetahui potensi kebangkrutan padaPT Bakrie Telecom Tbk. Jurusan AkuntansiSTIE MDP.

Nurcahyanti, wahyu. (2015). Studi komparatif modelZ-Score Altman, springate dan zmijewskidalam mengindikasikan kebangkrutanperusahaan yang terdaftar di BEI. Fakultasekonomi jurusan Akuntansi Universitas negeripadang.

Nurdin, Irsyad. (2012). Peranan Analsis Metode Z-Score Dalam Memprediksi KebangkrutanSuatu Perusahaan Dan Kaitannya TerhadapHarga Saham (Studi Pada PerusahaanPerbankan Yang Go Public Di BEI . FakultasEkonomi Jurusan Akuntansi UniversitasSiliwangi.

Peter dan Yoseph. (2011). Analisis KebangkrutanDengan Metode Z-Score Altman, Springate DanZmijewski Pada PT.Indofood Sukses MakmurTbk Periode 2005-2009. Jurnal IlmiahAkuntansi Nomor 4 Tahun Ke-2 Januari-April.

Prihadi, Toto. (2010). Analisis Laporan KeuanganTeori dan Aplikasi. Penerbit PPM. Jakarta.

www.idx.co.id

www.kemenperin.go.id

www.sahamoke.com

Page 49: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANADESA (ADD) KABUPATEN ACEH UTARA

(Studi Kasus pada Kecamatan Dewantara Tahun 2015)

MUHAMMAD YUSRA1, MASRIADI2

1Dosen FEB Akuntansi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe2Program Studi Akuntansi FEB Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

This research aimed to described accountability of management ADD in Subdistrict of Dewantara, Regency ofNorth Acheh. This Research is conducted to aparatures of village in fifteen countryside in Subdistrict ofDewantara, Regency of North Acheh by doing interview as data collecting method. Method used in thisresearch is descriptive qualitative method. Sampel used is countryside head, kaur of development and bursarin fifteen countryside in Subdistrict of Dewantara, Regency of North Aceh. Pursuant to result analyze, thisresearch prove that principal applying of accountability by organizer of fund ADD in countryside havegoodness. This matter is from existence of society participation at phase of deliberation of planning. Then atexecution phase have as according to specified order. Then at responsibility phase have been put accross byenclosing various supporter document to be accurate responsibility

Keyword: Accountability And Allocation Of Countryside Fund

PENDAHULUAN

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagiandana perimbangan pusat dan daerah yang ditujukanuntuk desa dalam melaksanakan pelayananpemerintahan, pembangunan kemasyarakatan. ADDjuga salah satu sumber pendapatan desa yang padaumumnya masih menjadi sumber pendapatan yangutama yang digunakan dalam penyelenggaranpemerintah desa. Oleh karena itu, dalampengelolaannya harus dapat berpedoman pada nilai-nilai good governance. ADD dari kabupaten diberikansecara lansung kepada desa untuk dikelola olehPemerintah Desa, dengan ketentuan 70% digunakanuntuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan 30%digunakan untuk biaya operasional Pemerintah Desadan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).Sebagaimana tercantum ketentuan penggunaanpendapatan desa pada Peraturan Pemerintah Nomor43 Tahun 2014 pasal 100 disebutkan bahwa belanjadesa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakandengan ketentuan:

1. Paling sedikit 70% dari jumlah anggaran belanjadesa digunakan untuk mendanai penyelenggaraanPemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan desa,pembinaan kemasyarakatan desa danpemberdayaan masyarakat desa; dan

2. Paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanjadesa digunakan untuk :a. Penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa

dan Perangkat Desa.b. Operasional Pemerintah Desa.c. Tunjangan dan operasional BPD.d. Insentif Rukun Tetangga (RT) dan Rukun

Warga (RW).

Alokasi ADD yang sesuai kebutuhan merupakansalah satu bentuk desentralisasi guna mendoronggood governance, karena mendekatkan negara kemasyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasimasyarakat, yang akhirnya mendorong akuntabilitas,transparansi dan responsivitas pemerintah lokal.Good governance (Haryanto, 2007:9) sering diartikansebagai tata kepemerintahan yang baik, denganmengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 49-60

Page 50: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

50 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

prinsip-prinsip dasar good governance.Salah satu aspek penting yang mampu

mewujudkan Good Governance dan paling seringmenjadi pembahasan publik adalah akuntabilitas.Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikanpertanggungjawaban atau menjawab danmenerangkan kinerja serta tindakanseseorang/pimpinan suatu unit organisasi kepadapihak yang memiliki hak atau yang berwenangmeminta pertanggungjawaban (Lembaga AdministrasiNegara dan Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan RI, 2000:12). Akuntabilitas akansemakin membaik jika didukung oleh suatu sistemakuntansi yang menghasilkan informasi yang akurat,handal, tepat waktu, serta dapatdipertanggungjawabkan.

Pemerintahan Desa merupakan Pemerintahan yangpaling bawah yang langsung bersentuhan denganmasyarakat, sehingga tingkat kepercayaan masyarakatdesa atas pengelolaan pemerintah desa sangatdibutuhkan. Tidak hanya dari masyarakat,kepercayaan jaga sangat dibutuhkan dari tingkatpemerintahan yang lebih tinggi lagi yaitu pemerintahdaerah dan pusat, karena dari pemerintahlah sebagiandana disalurkan ke desa, salah satunya adalah AlokasiDana Desa yang bersumber dari dana perimbangandaerah yang cukup signifikan jumlahnya, sehinggaperlu adanya penangan yang khusus baik dalampengelolaan maupun pencataannya.

Isu penting dalam pengelolaan keuangan negarasaat ini adalah bagaimana mewujudkan akuntabilitasdan menumbuhkan kepercayaan publik terhadapkinerja keuangan pemerintah. Akuntabilitas menunjukkepada mekanisme yang diberikan kepada pejabatpublik untuk dapat menjelaskan dan memastikanbahwa mereka telah bertindak dengan benar,berperilaku etis, serta bertanggungjawab ataskinerjanya. Akuntabilitas merupakan salah satu upayauntuk mewujudkan good governance khususnya padainstansi pemerintah. Perwujudan akuntabilitas dapatdilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsipnya.Tujuan dari penerapan prinsip-prinsip tersebut agarpemerintah dapat meningkatkan kinerja secara efektifdan transparan didukung dengan komitmen yang kuatuntuk melaksanakannya.

Pada era demokrasi, di mana masyarakat selalumenuntut pemerintahan yang bersih,bertanggungjawab, dan transparan, kebutuhanterhadap akuntabilitas keuangan pemerintah semakintinggi. Tuntutan ini diarahkan pada semua tingkatanpemerintahan, mulai dari pemerintah pusat hinggapemerintah desa. Pemerintah desa saat ini mengelola

dana yang bersumber dari APBN, yaitu Alokasi DanaDesa (ADD).

Kecamatan Dewantara adalah merupakan salahsatu kecamatan di Kabupaten Aceh Utara yangmenarik untuk dilakukan penelitian sehubungandengan akuntabilitas pengelolaan ADD yangdiberikan pada tahun 2015 disebabkan karena sesuaidengan laporan hasil pengawasan terhadap 15 desadi Kecamatan Dewantara pihak Badan PemberdayaanMasyarakat dan Keluarga Sejahtera (BPMKS)menemukan cukup banyak temuan sehubungandengan akuntabilitas pengelolaan ADD, diantaranyaadalah:1. Terdapat penggunaan dana desa tidak sesuai

dengan APBDes;2. Terdapat pembangunan fisik tidak sesuai dengan

Rancangan Anggaran Biaya (RAB);3. Terdapat laporan pertanggungjawaban bendahara

pengeluaran yang belum dibuat;4. Terdapat Bendahara pengeluaran belum membuat

register penutupan kas;5. Terdapat pengelolaan barang tidak dilaksanakan

secara optimal;6. Terdapat penggunaan Pribadi Dana APBDes;7. Terdapat Pertanggungjawaban Belanja Bantuan

Sosial Tidak Sesuai Peraturan Perundang-undangan:

8. Terdapat Sisa Lebih Perhitungan AnggaranTahun 2015; dan

9. Penyerahan laporan pertanggungjawabanpengelolaan keuangan desa pada setiap akhirtahun melewati batas waktu yang telahditentukan.

Berdasarkan peraturan bupati Aceh Utara Nomor 9Tahun 2015 tentang Pengelolaan KeuanganGampong, disebutkan bahwa dalam pelaksanaanAnggaran dan Belanja Desa (APBDesa) semuapengeluaran desa dilakukan melalui kas desa dengandidukung oleh bukti pengeluaran yang lengkap dansah, selain itu Bendahara Desa wajibmenyelenggarakan pembukuan terhadap seluruhpenerimaan dan pengeluaran desa, denganmenggunakan sistem akuntansi yang berterima umumsesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Ditinjau dari hal tersebut makapertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa diwilayah Kecamatan Dewantara belum sesuai denganketentuan yang berlaku (akuntabilitas pengelolankeuangan desa), sehingga perlu untuk dikaji dandianalisa bagaimana sebenarnya pengelolaan ADDpada tingkat implementasi di lapangan? Sertakendala-kendala apa yang dihadapi oleh para pelaku

Page 51: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

51 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

atau aparat pengelola, serta bagaimana menemukanupaya pemecahan untuk mengatasipermasalahan/kendala adalah hal-hal yang mendoronguntuk dilaksanakan penelitian di wilayah KecamatanDewantara. Penerapan prinsip akuntabilitaspengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) ini dimulaidari tahap perencanaan, pelaksanaan semuakegiatan, dan paska kegiatan sehingga pengelolaanAlokasi Dana Desa (ADD) diharapkan dapatdipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan.

LANDASAN TEORI

Pertanggungjawaban pada organisasi pemerintahsangatlah diperlukan, terutama pertanggungjawabankepada masyarakat. Hal ini dikarenakan organisasipemerintah pada dasarnya adalah suatu lembagayang berorientasi kepada publik/masyarakat.Pengertian akuntabilitas menurut menurut Mardiasmo(2009), dalam Halim dan Theresia (2014:16),akuntabilitas adalah pemberian informasi danpengungkapan atas aktifitas dan kinerja financialpemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Terwujudnya akuntabilitas publik merupakan tujuanutama deri reformasi sektor publik,oleh karena ituakuntansi organisasi sektor publik merupakan saranayang dapat berperan dan membantu organisasi sektorpublik untuk mewujudka akuntabilitas publik.

Mahsun (2014) juga membedakan akuntabilitasdalam arti sempit dan arti luas, akuntabilitas dalampengertian yang sempit dapat dipahami sebagaibentuk pertanggungjawaban yang mengacu pada siapaorganisasi (atau pekerja individu) bertanggungjawabdan untuk apa organisasi bertanggungjawab. Sedangpengertian akuntabilitas dalam arti luas dapatdipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah(agen) untuk memberikan pertanggungjawaban,menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segalaaktivitas dan kegiatan yang menjaditanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah(principal) yang memiliki hak dan kewenangan untukmeminta pertanggungjawaban tersebut.

Dalam Akuntabilitas publik ada dua macamakuntabilitas diantaranya Akuntabilitas Vertikal(vertical accountability) dan AkuntabilitasHorizontal (horizontal accountability) yangmempunyai definisi sebagai berikut:1. Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability)

Pertanggungjawaban vertical (verticalaccountability) adalah pertanggungjawaban ataspengelolaan dana kepada otoritas yang lebihtinggi, misalnya pertanggungjawaban unit –unit

kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,pertanggungjawaban pemerintah daerah kepadapemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepadaMPR.

2. Akuntabilitas Horizontal (horizontalaccountability) Pertanggungjawaban horizontal(horizontal accountability) adalah pertanggungjawaban pada masyarakat luas.

Dimensi Akuntabilitas (Ellwood,Mardiasmo,2002) mengemukakan ada empatdimensi akuntabilitas, yaitu :1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

(Accountability for Probity and Legality), yaituakuntabilitas yang terkait dengan jaminan adanyakepatuhan terhadap hukum dan peraturan yangdiisyaratkan dalam penggunaan sumber danapublik. Untuk menjamin dijalankannya jenisakuntabilitas ini perlu dilakukan audit kepatuhan.

2. Akuntabulitas Proses (Process Accountability),yaitu akuntabilitas yang terkait dengan proseduryang digunakan dalam melaksanakan tugas apakahsudah cukup baik. Jenis akuntabilitas ini dapatdiwujudkan melalui pemberian pelayanan yangcepat, responsif, dan biaya murah.

3. Akuntabilitas Program (Program Accountability),yaitu akuntabilitas yang terkait denganperimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapatdicapai dengan baik, atau apakah pemerintahandaerah telah mempertimbangkan alternativprogram yang dapat memberikan hasil optimaldengan biaya yang minimal.

4. Akuntabilitas Kebijakan (Policy Accountability),yaitu akuntabilitas yang terkait denganpertanggungjawaban pemerintah daerah dalamterhadap DPRD sebagai legislatif dan masyarakatluas. Ini artinya, perlu adanya transparansikebijakan sehingga masyarakat dapat melakukanpenilaian dan pengawasan serta terlibat dalampengambilan keputusan.

5. Keberadaan desa secara formal diakui dalamUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, TentangPemerintah Daerah dan Peraturan PemerintahDaerah Nomor 27 Tahun 2005 Tentang Desa.Berdasarkan ketentuan ini desa diberi pengertiansebagai kesatuan masyarakat hukum yangmemiliki batas batas wilayah yang berwewenanguntuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat yang diakui dalam sistempemerintahan Negara Republik Indonesia.Menurut Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyebutkanbahwa Desa adalah desa dan desa adat atau

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 51

Page 52: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

52 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

yang disebut dengan nama lain, selanjutnyadisebut Desa, adalah kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas wilayah yangberwenang untuk mengatur dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hakasal usul, dan/atau hak tradisional yang diakuidan dihormati dalam sistem pemerintahanNegara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Desa secara administratif merupakan bentukpemerintahan terkecil yang dipimpin oleh KepalaDesa dari sebuah pemilihan secara langsung. Desamerupakan suatu organisasi pemerintah yangsecara politis memiliki kewewenangan tertentuuntuk mengurus dan mengatur warga atauklompoknya. Dengan posisi tersebut desamemiliki peranan penting dalam menunjangkesuksesan pemerintah nasional secara luas,bahkan desa merupakan garda terdepan dalammenggapai keberhasilan dari segala urusan danprogram dari pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN,Pasal 1, ayat 2 : Dana Desa adalah Dana yangbersumber dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfermelalui Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayaipenyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaanpembangunan, pembinaan kemasyarakatan, danpemberdayaan masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 6disebutkan bahwa Dana Desa tersebut ditransfermelalui APBD kabupaten/kota untuk selanjutnyaditransfer ke APB Desa.

Berdasarkan Peraturan Pemerinta Nomor 72Tahun 2005 Alokasi Dana Desa (ADD) adalah danayang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/kotauntuk desa, yang bersumber dari bagian danaperimbangan keuangan pusat dan daerah yangditerima oleh Kabupaten/Kota. Alokasi Dana Desa(ADD) juga mempunyai tujuan yaitu:1. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi

kesenjangan,2. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaanmasyarakat,

3. Meningkatkan pembangunan infrastukturperdesaan,

4. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan,sosial budaya dalam rangka mewujudkanpeningkatan social,

5. Meningkatkan ketentraman dan ketertibanmasyarakat

6. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desadalam rangka pengembangan kegiatan sosial danekonomi masyarakat,

7. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotongroyong masyarakat,

8. Meningkatkan pendapatan desa danmasyarakat desa melalui badan usaha milik desa(BUMDesa).

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)Menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 dapatdilihat berdasarkan variabel independen utama danvariabel independen tambahan dengan rumus sebagaiberikut:1. Azas Merata adalah besarnya bagian Alokasi

Dana Desa (ADD) yang sama untuk di setiapDesa atau yang disebut dengan Alokasi DanaDesa (ADD) minimal. Alokasi Dana Desa(ADD) variabel independen utama sebesar 70%dan variabel independen tambahan 30%.

2. Azas Adil adalah besarnya bagian AlokasiDana Desa (ADD) yang dibagi secaraproporsional untuk di setiap Desa berdasarkanNilai Bobot Desa yang dihitung dengan rumusdan variabel tertentu atau Alokasi Dana Desa(ADD) Proporsional (ADDP), variabelproporsional utama sebesar 60% dan variabelproporsional tambahan sebesar 40%.

Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD)merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPengelolaan Keuangan Desa dalam APBDes olehkarena itu dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi DanaDesa (ADD) harus memenuhi Prinsip PengelolaanAlokasi Dana Desa sebagai berikut:1. Pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari pengelolaankeuangan desa dalam APBDes;

2. Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADDdirencanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secaraterbuka dengan melibatkan seluruh unsurmasyarakat;

3. Seluruh kegiatan harus dapatdipertanggungjawabkan secara administratif,teknis, dan hukum;

4. ADD dilaksanakan dengan menggunakan prinsiphemat, terarah dan terkendali.

Page 53: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

53 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, penulis menggunakanmetode penelitian deskriptif dengan pendekatankualitatif karena ingin mendeskripsikan gambaranyang senyatanya dari fenomena yang terjadi padaAkuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa,(ADD) Tahun 2015 di Kecamatan Dewantara. Husainidan Purnomo (2009:130) mendefinisikan penelitiandeskriptif kualitatif adalah penelitian yangmenguraikan pendapat responden apa adanya sesuaidengan pertanyaan penelitian, kemudian dianalisisdengan kata-kata yang melatar belakangi respondenberperilaku seperti itu.

Penelitian ini akan difokuskan pada penerapanprinsip akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desayang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaansampai pertanggungjawaban bahwa dalampengelolaannya harus berdasarkan asas-asaspengelolaan keuangan desa. Adapun lokasi penelitianini di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utarayang terdiri dari 15 Desa.

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalahkeseluruhan dari subjek penelitian ( semua elemenyang ada didalam wilayah penelitian). Sedangkanmenurut Supranto (2009:22) populasi merupakankumpulan dari seluruh elemen-elemen sejenis tetapidapat dibedakan satu sama lain karenakarakteristiknya berbeda-beda. Pada penelitian ini,populasi penelitian adalah seluruh pengelolaAlokasi Dana Desa (ADD) pada 15 desa diwilayah Kecamatan Dewantara. Berdasarkaninformasi yang diperoleh dari pihak KantorKecamatan Dewantara diketahui bahwa jumlahpengelola Alokasi Dana Desa (ADD) pada setiap desaadalah sebanyak 7 orang untuk setiap desa sehinggadiperoleh populasi penelitian sebanyak ( 7 x 15 ) yaitu105 orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akanmewakili kesuluruhan dari populasi tersebut(Arikunto, 2002:109). Dalam penelitian ini sampelakan dipilih dengan menggunakan metode Purposivesampling. Menurut Sugiyono (2014:218-219)Purposive sampling merupakan metode pengambilansampel untuk dijadikan sumber data denganpertimbangan tertentu yaitu sumber data diasumsikanpaling tahu tentang apa yang diharapkan, sehinggamemudahkan peneliti menjelajahi objek yang sedangditeliti, dan sampel tersebut diharapkan dapatmemberikan informasi yg akurat.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah:

1. Data PrimerMenurut Sugiyono (2014 : 137) berpendapatbahwa data primer adalah data yang diperolehsecara lansung di lapagan oleh peneliti sebagaiobjek penulisan. Metode wawancara mendalamatau in-depth interview dilakukan untukmemperoleh informasi yang mendalam denganmetode wawancara antara informan yang akandiwawancarai dengan peneliti. Data primer dalampenelitian ini yaitu data yang diperoleh,dikumpulkan dan diolah dari hasil wawancaralansung dengan pihak Tim Pengelola ADD didesa-desa di Kecamatan Dewantara. Data primerini berupa kata-kata maupun tindakan yangdilakukan dalam pengelolaan ADD Tahun 2015 diKecamatan Dewantara.

2. Data SekunderMenurut Sugiyono (2014 : 137), data sekunderadalah data yang diperoleh secara tidak lansungoleh pengumpul data, misalnya melaui orang-orang lain atau lewat dokumen. Data sekunderpenelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumenBagian Pemerintahan Desa dan dokumen-dokumen di Kecamatan Dewantara KabupatenAceh Utara.

Teknik pengumpulan data merupakan langkahyang paling strategis dalam penelitian, karena tujuanutama dari sebuah penelitian adalah mendapatkandata. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan datayang memenuhi standar data yang ditetapkan(Sugiyono, 2014:224). Untuk memperoleh data yanglengkap maka penelitian menggunakan metodepengumpulan data untuk menunjang peneliti dalamdalam memperoleh pemahaman yang lebih lengkaptentang subjek yang diteliti.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan ADD sebagai bagian dari pelaksanaanpembangunan di desa, sudah seharusnya dikelolaberdasarkan asas-asas pengelolaan keuangan desa danjuga memegang teguh prinsip-prinsip yang merupakanindikator good governance. Oleh karena itu dalammenggambarkan akuntabilitas pengelolaan ADD,akan diuraikan lebih lanjut berdasarkan data daninformasi, sejauh mana indikator tersebut dijalankan.Tingkat akuntabilitas dalam pengelolaan ADDdimulai dari perencanaan, pelaksanaan, danpertanggungjawaban.

Dalam penelitian ini penulis menggunakanpedoman pelaksanaan penelitian kualitatif, dimanadata yang dikumpulkan berupa pendapat-pendapat,

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 53

Page 54: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

54 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

tanggapan, informasi konsep-konsep dan keterangandalam bentuk uraian kata. Semuanya dipaparkan laludisederhanakan untuk mengungkap masalah yangsedang detiliti. Hal ini penting dilakukan untukmnyederhanakan dan menjelaskan bagian-bagian darikeseluruhan data melalui seleksi, klarifikasi dankategori serta mengaitkan satu sama lain.

Dengan demikian tersusun suatu rangkaiandeskriptif yang sistematis dan dapat memberikanmakna dari setiap aspek yang diteliti. Adapun hasilreduksi dan ketegori yang telah penulis lakukanterhadap jawaban-jawaban responden dalampenelitian ini dapat dilihat dalam tebel berikut ini :

Tabel 1Hasil Reduksi Dan Kategori Jawaban Responden

NoPetanyaan

WawancaraJawaban Responden Kesimpulan

Tahap Perencanaan ADD (Transparansi/Partisipasi)

1.

Apakah setiap adaperencanaan pembangunanterlebih dahulu diadakanmusyawarah di desa?

Sesuai dengan Peraturan Bupati yangmengatakan bahwa dana ADD harusdimusyawarahkan dengan BPD, inimembuat tingkat partisipasi masyarakatmenjadi tinggi. Saat musyawarah desasaja yang datang bisa sampai 30 orang.Itu kan tandanya masyarakatingin melihat langsung dan inginmenjadi saksi dari proses pengelolaanADD ini.

Dalam pengelolaan ADD setiapdesa ditutut untuk terlebihdahulu harus melakukanmusyawarahkan terhadappengelolaan ADD tersebut. Inijuga memberikan kesempatankepada masyrakat untuk terlibatlansung dalam prosespengelolaan ADD.

2.

Bagaimana prosesperencanaan APBDes dansiapa saja yang dilibatkandisana?

Sekdes merancang kemudian kepaladesa mempelajari setelah itu barudibahas dengan BPD (Tuha Peut) yangsudah terintegrasi dengan APBDes laludibahas di musrembangdes, dalammusyawarah ini kami mengundangseluruh Aparatur Desa, BPD, PKK,unsur Pemuda seperti Karang Taruna,Kelompok Tani. Setelah itu baru nanti dibawa ke Kecamatan untuk di periksalagi sebelum di bawa ke Kabupatenuntuk disahkan.

Bahwa dalam perencanaanAPBDes diadakan musyawarahuntuk dengan para stakeholdersdi desa untuk dapat mengambillangkah dalam hal apa saja yangakan di prioritaskan dalamAPBDes.

3.Apakah masyarakatdilibatkan dalampenyusunan APBDes?

Secara umum masyarakat terlibat dalampenyusunan APBDes, walaupun tidaksecara lansung, karena keinginan merekatelah di sampaikan kepada Kadus,kemudian dibahas dalam musyawarahlalu baru di implementasikan dalamRAPBDes.

Bahwa masyarakat juga ikutterlibat dalam penyusunanAPBDes walaupun tidak secaralansung.

4.

Sejauh mana keikutsertaanBPD (Tuha Peut) dalamsetiap perencanaanPembangunan?

Seluruh anggota BPD diwajibkan untukikut di setiap musyawarah perencanaanpembangunan. Ini dilakukan supayadapat bersama-sama untuk memutuskanpembangunan apa yang akandilaksanakan di desa.

Bahwa BPD berperan pentingdalam perencanaanpembangunan, ini dilakukansupaya tidak timbulkesalahpahaman nantinya antaraaparatur desa dengan masyarkat.

5.

Apakah Pemerintah Desatelah memberikaninformasi hasilmusyawarah desa tentangkegiatan yang akandilaksanakan yangbersumber dari dana ADD?

Pemerintah desa telah memasang papaninformasi dikantor desa yang memuatseluruh rencana penggunaan ADD dandana lain yang dikelola oleh pemerintahdesa. Hal ini untuk memberikaninformasi kepada masyarakat yang inginmengetahuinya, jadi nanti dalammemper tanggungjawabkan juga tidakterlalu repot.

Informasi ini menunjukkanbahwa adanya penerapan prinsiptransparansi dalam perencanaanADD yang dapat diketahui olehmasyrakat secara umum.

Page 55: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

55 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tahap Pelaksanaan ADD (Transparansi/Partisipasi)

1.

Apakah penggunaan ADDsudah dilaksanakan sesuaidengan proporsi yang telahditetapkan?

Secara umum penyusunan anggarannyaitu ada aturan dari pemerintah untukproporsi rumusnya itu 30% untukoperasional dan 70% untukpemberdayaan masyarakat,

Bahwa pemerintah desa tidakboleh membuat rencanaanggaran ADD diluar dariaturan yang telah ditetapkanoleh pemerintah.

2.

Dalam melaksanakan ADDapakah bendahara sudahmenyusun laporan dansurat pertanggungjawabanpenggunaan ADD?

Dalam pelaksanaan ADD bendaharasudah membuat laporan penggunaanADD setiap awal dan akhir tahapankegiatan sesuai dengan format yangdiberikan, disamping itu ini juga pentinguntuk mengetahui hasil yang sudahdikerjakan, juga sebagai syarat untukpengajuan anggaran tahap berikutnya.

Penyusunan laporan ini pentingdilakukan karena disampinguntuk menilai hasil yang sudahdikerjakan juga perlu sebagaisyarat untuk pengajuan tahapselanjutnya.

3.

Apakah pelaksanaan ADDtersebut sudah dijalankandengan prinsipTransparansi danPartisipasi?

Pelaksanaan ADD didesa sangatterbuka, karena setiap tiga bulan sekalimasyarakat dan tokoh-tokoh didesaselalu diajak untuk rapat walaupunsekedar untuk evaluasi dari pelaksanaankegiatan termasuk pengelolaan danaADD ini.

Pelaksanaan ADD telahdilakukan dengan prinsiptranparansi dan partisipasi yaituadanya keterbukaan pemerintahdesa dalam pelaksanaan ADDdan juga melibatkan masyarakatdesa.

Tahap Pertanggungjawaban ADD (Akuntabilitas)

1.Bagaimanapertanggungjawaban dalampengeluaran uang ADD?

Bukti pengeluaran uang harus disertakandi setiap laporan pertanggungjawaban.Tidak hanya itu tetapi juga harusdilengkapi dengan bukti-buktipendukung lainnya seperti membuatSPP dan Kwitansi.

Pertanggungjawabanpengeluaran ADD harus terlebihdahulu dilengkapi dengansyarat-syarat yang telahditetapkan.

2.

Dalam pengelolaanadministrasi keuanganapakah setiap transaksikeuangan ADD sudahdilakukan sesuai denganperaturan yang berlaku?

Pengelolaan administrasi keuangandisertai dengan bukti pendukung sepertinota dan kuitansi ditambah suratpesanan dan surat perintah kerja darikepala desa untuk rekanan material (CVatau toko bangunan) untuk kegiatanfisik.

Dalam pengelolaan administrasikeuangan harus dilakukansesuai dengan peraturan yangtelah ditetapkan.

3.Kapankah biasanya laporanpertanggungjawabantersebut dibuat?

Sistem pelaporan dilaksanakan secaraberjenjang, dari tim Pelaksana Kegiatantingkat Desa ke Tim FasilitasiKecamatan setelah itu baru ke TingkatKabupaten dengan menngunakan formatyang telah ditetapkan, pelaporan tersebutdilaksanakan secara rutin, setiap bulan ,sakhir pelaksanaan tahapan kegiatan danjuga bendahara desa menyusun laporanpertanggungjawaban APBDes secaraberkala dan pada akhir tahun.

Laporan pertanggungjawabandibuat secara berkala yaitubulanan dan setiap akhirkegiatan. Contohnya sepertiLaporan Realisasi PenerimaanADD, laporan Realisasianggaran,dan laporan lainnya.

5.

Apakah setiap suratpertanggungjawaban ADDyang dibuat desa sudahdilakukan sesuai denganperaturan yang berlaku danwaktu yang ditetapkan?

Semua desa telah melakukanpenyusunan laporan berkala dan laporanakhir pelaksanaan kegiatan sesuaidengan Peraturan Bupati No. 9 Tahun2015. Namun dalam proses administrasipelaporannya (kelengkapannya danketepatan waktu pengumpulan) kurangbaik, dikarenakan laporan ADDterintegrasi dengan APBDes sehinggamembutuhkan waktu yang lama untukpembuatannya sedangkan perangkatdesa yang membuat sangat terbatasjumlah dan ketrampilannya.

Proses pertanggungjawabanADD sudah dilakukan denganbaik namun masih terdapatkendala yang berkaitan denganketerbatasan jumlah perangkatdan ketrampilan pembuatannyayang belum maksimal.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 55

Page 56: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

56 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Dari tabel di atas dapat tergambar bahwaakuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa diKecamatan Dewantara yang meliputi perencanaan,pelaksanaan dan pertanggungjawaban sudahdilaksanaakan dengan baik walaupun masih terdapatbeberapa kendala pada setiap tahapannya. Untuk lebihjelasnya berikut uraian wawancara dengan respondendalam penelitian:

Pada tahap awal perencanaan pembangunan yangmemanfaatkan sumber dana ADD didesa, AdnanUsman yang merupakan seorang kepala desamengungkapkan bahwa: “Dalam perencanaanpengelolaan ADG digampong, kami selalu lakukanmusyawarah dengan Tuha Peut dan seluruh aparaturdesa terlebih dahulu. Dalam rapat ini masyarakatumum juga ikut hadir dan dilibatkan. Hal inidilakukan supaya tingkat partisipasi masyarakatmenjadi tinggi.” Pernyataan sedikit berbedadiungkapkan oleh kepala desa lainnya yaitu RazaliYakob menyatakan bahwa: “Tata cara perencanaandigampong kami selalu mengedepankan musyawarahdan partisipasi, dimana kepala dusun menanyaitentang program apa yang akan dilaksanakan didusunnya kepada masyarakat untuk di sampaikandalam musrembangdes.”

Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkanbahwa desa-desa di Kecamatan Dewantara telahberhasil mengupayakan partisipasi masyarakat dalamperencanaan pengelolaan ADD. Dari hasil wawancarajuga memperlihatkan bahwa terdapat perbedaanmekanisme dalam penyerapan aspirasi masyarakat,mekanisme pertama masyarakat datang langsung padasaat rapat dan mekanisme kedua kepala dusun darisetiap dusun melakukan penjaringan aspirasimasyarakat untuk disampaikan ke musrembangdes.Sedangkan informan lainnya mengungkapkan halyang kurang lebih sama.

Kemudian penulis menanyakan tentang prosesperencanaan APBDes, tanggapan yang cukupmendetail diberikan oleh M. Dahlan seorang KepalaUrusan (Kaur) Pembangunan di sebuah gampong dikecamatan Dewantara: “Sekdes merancang kemudiankepala desa mempelajari setelah itu baru dibahasdengan BPD (Tuha Peut) yang sudah terintegrasidengan APBDes lalu dibahas di musrembangdes,dalam rapat kami mengundang seluruh AparaturDesa, BPD, PKK, unsur Pemuda. Setelah itu baru dibawa ke Kantor Kecamatan untuk di periksa lagisebelum di bawa ke Kabupaten untuk disahkan”.

Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwabanyak stakeholder yang terlibat dalam proses

penyusunan APBDes, proses yang harus dilalui pundimulai dari tingkat desa lalu ke kecamatan barukemudian ke kabupaten untuk disahkan. Sedangkaninforman lain memberikan jawaban yang sama.

Ketika penulis menanyakan tentang partisipasimasyarakat dalam penyusunan APBDes Amri seorangbendahara gampong mengatakan: “Dalam halpenyusunan APBDes masyakat tidak dilibatkannamun pihak pemerintahan gampong terbuka jika adamasukan lain yang bermanfaat dari masyarakat”. Halyang sedikit berbeda disampaikan oleh YuslidarYunus seorang kepala desa mengungkapkan: “Dalampenyusunan APBDes disini kami tidak melibatkanmasyarakat secara langsung karena untuk perencanaanpembangunan di dusun mereka telah sampaikan kekepala dusun (kadus) masing-masing.”

Dari informasi tersebut disimpulkan bahwamasyarakat tetap terlibat walaupun tidak secaralangsung karena keinginan mereka telah disampaikankepada kadus masing-masing yang nantinya di bahasdalam musrembangdes sehingga dapat diimplementasikan dalam RAPBDes untuk disahkanmenjadi APBDes. Selain itu masih terdapatketerbukaan pemerintah gampong dalam menyerapkeinginan masyarakat dalam proses penyusunanAPBDes oleh para aparatur gampong.

Kemudian penulis mengajukan pertanyaan terkaitdengan keikutsertaan Badan Permusyawaratan Desa(BPD) atau Tuha Peut dalam setiap perencanaanpembangunan, Fauzi Ilyas seorang kaur pembangunanmengungkapkan bahwa: “Seluruh Anggota Tuha Peutkami wajibkan untuk hadir pada setiap adamusyawarah perencanaan pembangunan dengan uangADD dan lainnya karena ini penting agar kami bisabersama-sama memutuskan pembangunan apa yangakan dilaksanakan di desa dengan uang dana desatersebut.”

Pernyataan yang cukup menarik mengenaipentingnya keterlibatan tuha peut diungkapkan olehMuzakir seorang bendahara gampong yaitu: “Kamiselalu melibatkan Tuha Peut pada setiap ada rapatyang berkaitan dengan uang ADD baik pada rapatperencanaan maupun saat pertanggungjawaban. Inikami lakukan karena Tuha Peut ini berperan pentingdalam hal perencanaan, supaya nanti tidak timbulkesalah pahaman antara aparatur desa dengan BPD”.

Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkanbahwa proses penyusunan APBDes melibatkanberbagai pihak baik dari aparatur desa, BPD atauTuha Peut Gampong (TPG), maupun kalanganpemuda. Dalam hal pengawasan perencanaan peran

Page 57: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

57 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

TPG sangat penting dalam penerapan transparansipengelolaan dana. Sedangkan informan lainnyamemberikan jawaban yang sama.

Ketika penulis menanyakan tentang sosialisasihasil musyawarah desa mengenai penggunaan danaADD di desa Mansyurni seorang kepala desamengungkapkan: “Pemerintah desa telah memasangpapan informasi dikantor desa yang memuat seluruhrencana penggunaan ADD dan dana lain yang dikelolaoleh pemerintah desa”. Hal ini tambahkan olehAgustina seorang bendahara gampong yangmengungkapkan: “Pemasangan papan informasi untukmemberikan informasi kepada masyarakat yang inginmengetahuinya, jadi nanti dalam mempertanggungjawabkan juga tidak terlalu repot”.

Dapat disimpulkan bahwa dalam hal sosialisasihasil rapat penggunaan ADD pemerintah desa telahmelakukan upaya pemasangan papan pengumumandalam rangka transparansi pengelolaan. Informasi inijuga menunjukkan bahwa adanya penerapan prinsiptransparansi dalam perencanaan ADD yang dapatdiketahui oleh masyrakat secara umum. Sedangkaninforman lainnya mengatakan hal yang sama.

Setelah mengajukan pertanyaan mengenai tahapperencanaan, penulis mengajukan pertanyaan tentangtahap pelaksanaan dana desa. Pertanyaan pertamapenulis tentang proporsi penggunaan ADD yangditerapkan dan seluruh informan memberikan jawabanyang sama seperti Nasri Abdullah seorang kaurpembangunan yang menyatakan: “Secara umumpenyusunan anggarannya itu ada aturan daripemerintah untuk proporsi rumusnya itu 30% untukoperasional dan 70% untuk pemberdayaanmasyarakat”. Sehingga dapat disimpulkan bahwapemerintah desa tidak boleh membuat rencanaanggaran ADD diluar dari aturan yang telahditetapkan oleh pemerintah.

Kemudian penulis mengajukan pertanyaanselanjutnya tentang penyusunan laporanpertanggungjawaban dana ADD oleh bendahara. Halini ditanggapi dengan menarik oleh Tarmizi seorangbendahara gampong bahwa: “Dalam pelaksanaanADD bendahara sudah membuat laporan penggunaanADD setiap awal dan akhir tahapan kegiatan sesuaidengan format yang diberikan”. Hal inimemperlihatkan resposivitas dari bendahara gampongdalam upaya memenuhi kewajibannya dalam prosespertanggungjawaban dana desa. Selain itu Ainiahyang juga seorang bendahara gampong memberikanpernyataan serupa namun dengan penambahan:“disamping itu pembuatan laporang awal dan akhirjuga penting untuk mengetahui hasil yang sudah

dikerjakan, juga sebagai syarat untuk pengajuananggaran tahap berikutnya”.

Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwapenyusunan laporan pertanggungjawaban dana desapenting dilakukan karena disamping untuk menilaihasil yang sudah dikerjakan juga perlu sebagai syaratuntuk pengajuan tahap selanjutnya. Sedangkaninforman lain memberikan jawaban yang serupa.

Pertanyaan terakhir dalam tahap pelaksanaanADD penulis ajukan tentang transparansi danpartisipasi dalam pelaksanaan ADD di desa. Dalamhal ini informan memberikan informasi yang cukupberagam, diantaranya Saiful Amri seorang kaurpembangunan di gampong mengemukan:“Pelaksanaan ADD didesa sangat terbuka, karenasetiap tiga bulan sekali masyarakat dan tokoh-tokohdidesa selalu diajak untuk rapat walaupun sekedaruntuk evaluasi dari pelaksanaan kegiatan termasukpengelolaan dana ADD ini”.

Pernyataan yang sedikit berbeda disampaikan olehM. Dahlan yang juga seorang kaur pembangunanbahwa: Pelaksanaan ADD didesa terbuka, setiap akhirpelaksanaan program masyarakat dan tokoh-tokohdidesa selalu melakukan rapat untuk evaluasi daripelaksanaan kegiatan tersebut”. Dari kutipanwawancara diatas dapat disimpulkan bahwaPelaksanaan ADD telah dilakukan dengan prinsiptranparansi dan partisipasi yaitu adanya keterbukaanpemerintah desa dalam pelaksanaan ADD danmelakukan evaluasi secara bersama-sama denganmasyarakat. Sedangkan informan lainnyamengutarakan hal yang sama.

Setelah selesai dengan pertanyaan pelaksanaanADD, penulis beralih ke pertanyaan mengenaipertanggungjawaban ADD. Pertanyaan pertamapenulis tentang bagaimana pengeluaran dana ADDdipertanggungjawabkan. Jawaban dari informanrelatif sama seperti yang diungkapkan oleh Agustinaseorang bendahara gampong bahwa: “Buktipengeluaran uang harus disertakan di setiap laporanpertanggungjawaban. Tidak hanya itu tetapi jugaharus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukunglainnya seperti membuat Surat PermintaanPembayaran (SPP) dan Kwitansi”.

Namun pernyataan tersebut sedikit berbedadengan Liauddin seorang kepala desa bahwa: “Setiappengeluaran harus memiliki dokumentasi yanglengkap agar mudah dipertanggungjawabkan”.Sehingga dapat disimpulkan bahwaPertanggungjawaban pengeluaran ADD harus terlebihdahulu dilengkapi dengan syarat-syarat yang telahditetapkan. Sedangkan informan lain memberikan

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 57

Page 58: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

58 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

jawaban yang sama”. Kemudian penulis menanyakantentang telah ditaati tidaknya peraturan yang berlakutentang administrasi keuangan ADD. Razali Yakobmemberikan jawaban: “Pengelolaan administrasikeuangan di desa sudah seperti aturan yang ditetapkanyaitu setiap transaksi disertai dengan buktipendukung”. Pernyataan ini ditambahkan olehYuslidar Yunus bahwa: Pengelolaan administrasikeuangan disertai dengan bukti pendukung sepertinota dan kuitansi ditambah surat pesanan dan suratperintah kerja dari kepala desa untuk rekananmaterial.

Pendapat yang sedikit berbeda dikemukan oleh M.Dahlan bahwa: “Dalam pengelolaan administrasikeuangan ADD kami berusaha semaksimal mungkinmengikuti aturan yang ada serta melakukan konsultasike kecamatan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwadalam pengelolaan administrasi keuangan harusdilakukan sesuai dengan peraturan yang telahditetapkan.

Pertanyaan selanjutnya tentang waktu pembuatanlaporan pertanggungjawaban. Nurimansyah Nusyahseorang bendahara gampong mengemukakan bahwa:“Sistem pelaporan dilaksanakan secara berjenjang,dari tim Pelaksana Kegiatan tingkat Desa ke TimFasilitasi Kecamatan setelah itu baru ke TingkatKabupaten dengan menngunakan format yang telahditetapkan”. Pernyataan ini mendapat penambahandari Adnan Usman bahwa: “Pelaporan pertanggungjawaban ADD dilaksanakan secara rutin, setiap bulan,setiap akhir pelaksanaan tahapan kegiatan dan jugabendahara desa menyusun laporanpertanggungjawaban APBDes secara berkala dan padaakhir tahun”. Sedangkan informan lainnyamengungkapkan hal yang serupa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwalaporan pertanggungjawaban dibuat secara berkalayaitu bulanan dan setiap akhir kegiatan. Contohnyaseperti Laporan Realisasi Penerimaan ADD, laporanRealisasi anggaran,dan laporan lainnya.

Pertanyaan terakhir penulis pada tahappertanggungjawaban ADD adalah tentangpertanggungjawaban ADD yang dibuat desa sudahdilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku danwaktu yang ditetapkan. Pertanyaan ini ditanggapi olehAiniah sebagai berikut: “Semua desa telah melakukanpenyusunan laporan berkala dan laporan akhirpelaksanaan kegiatan sesuai dengan Peraturan BupatiNo. 9 Tahun 2015. Namun dalam proses administrasipelaporannya (kelengkapannya dan ketepatan waktupengumpulan) kurang baik”. Hal ini dibenarka olehTarmizi yang menyatakan bahwa: “Pelaporan

pertanggung jawaban telah dilakukan sesuai aturan,namun terdapat kendala dalam waktu dankelengkapan dikarenakan laporan ADD terintegrasidengan APBDes sehingga membutuhkan waktu yanglama untuk pembuatannya sedangkan perangkat desayang membuat sangat terbatas jumlah danketrampilannya”. Sedangkan informan lainmengungkapkan hal yang serupa.

Sehingga dapat disimpulkan prosespertanggungjawaban ADD sudah dilakukan denganbaik namun masih terdapat kendala yang berkaitandengan keterbatasan jumlah perangkat danketrampilan pembuatannya yang belum maksimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis secara deskriptifkualitatif atas hasil wawancara dengan informan dari15 gampong di Kecamatan Dewantara dalampenelitian ini maka penulis menyimpulkan bahwa:1. Penerapan prinsip akuntabilitas yang dilakukan

oleh pengelola dana ADD di desa dapat dikatakantelah baik. Hal ini tercermin dari adanyapartisipasi masyarakat pada tahap musyawarahperencanaan penggunaan ADD. Kemudian padatahap pelaksanaan telah sesuai dengan aturan yangditetapkan. Lalu pada tahap pertanggungjawabantelah dilakukan dengan baik dengan melampirkanberbagai dokumen pendukung untuk akuratnyapertanggungjawaban.

2. Penyebab pengelola ADD dalam pengelolaannyabelum memenuhi aturan yang berlaku dikarenakanketerbatasan kemampuan dan personel sehinggamenyebabkan keterlambatan penyusunanpertanggungjawaban.

SARAN

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telahdipaparkan maka penulis menyarankan beberapa halyang dapat menjadi masukan konstruktif bagiberbagai pihak diantaranya:1. Bagi desa-desa di Kecamatan Dewantara untuk

terus mengembangkan sumber daya manusianyaagar mampu mengelola ADD dengan baik danprofesional.

2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat semakindikembangkan dengan memperluas variabelpenelitian maupun objek penelitian, dengan tujuanagar penelitian selanjutnya dapat semakinmemberikan sumbangsih yang lebih besar dalamhal penerapan akuntabilitas di pemerintahan.

Page 59: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

59 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

Bastian Indra, (2010). Akuntansi Sektor PublikSuatu Pengantar, Edisi Ketiga, DosenFakultas Ekonomi, Erlangga, UGMYogyakarta.

Hamdany, Ahamad F. (2012). Evaluasi PengelolaanAlokasi Dana Desa (ADD) Dalam MewujudkanTransparansi dan Akuntabilitas (Studi PadaKecamatan Sampang Kabupaten Sampang).Skripsi S1, Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiIndonesia (STIESIA). Surabaya.

Halim, A. dan Theresia D. (2007). PengelolaanKeuangan Daerah. Edisi Kedua. CetakanPertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin. (2007).Akuntansi Sektor Publik Edisi Pertama.Universitas Diponogoro. Semarang.

http://www.tenagasosial.com/2014/05/makalahkonsepakuntabilitas-dan.html

Lembaga Administrasi Negara dan BadanPengawasan Keuangan dan Pembangunan RI(2000), Akuntabilitas dan Good Governance,Modul 1-5, Modul Sosialisasi SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah(AKIP), LAN BPKP RI, Jakarta.

Mardiasmo. (2002). Otonomi & ManajemenKeuangan Daerah. Yogyakarta: AndiYogyakarta.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik.Andi.Yogyakarta.

Moloeng, Lexy. (2012). Metodologi PenelitianKualitatif Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.

Republik Indonesia (2015) Peraturan Bupati AcehUtara Nomor 9 Tahun 2015 TentangPengelolaan Keuangan Gampong. SekretariatDaerah Aceh Utara. Lhokseumawe.

Republik Indonesia (2014) Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 113 Tahun 2014 TentangPengelolaan Keuangan Desa. Depdgri, Jakarta.

Republik Indonesia (2014) Peraturan PemerintahNomor 43 Tahun 2014 Tentang Desa. Depdagri,Jakarta.

Rosalinda (2014). Pengelolaan Alokasi Dana Desa(ADD) Dalam Menunjang PembangunanPedesaan (Studi Kasus Desa Segodorejo danDesa Ploso Kerep, Kecamatan Sumobito,Kabupaten Jombang). Jurnal UniversitasBrawijaya.

Premanita, Santri,. (2015). Akuntabilitas KeuanganDesa : Evaluasi Pengelolaan Alokasi DanaDesa (ADD) di Kabupaten Wonogiri Tahun2014. Skripsi S1. Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

Subroto, Agus. (2009). Akuntabilitas PengelolaanDana Desa (Studi Kasus Pengelolaan AlokasiDana Desa di Desa-desa Dalam WilayahKecamatan Tlogomulyo KabupatenTemanggung Tahun 2008. Tesis S2 UniversitasDiponegoro. Semarang.

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan keabsahan data. R&D.Alfabeta. Bandung.

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Administrasi,CV. Alfabeta, Bandung.

Sumpeno, W. (2011).Perencanaan Desa Terpadu.Read. Banda Aceh.

Thomas. (2013). Pengelolaan Alokasi Dana DesaDalam Upaya Meningkatkan Pembangunan diDesa Sebawang Kecamatan Sesayab KabupatenTana Tidung. eJournal Pemerintahan Integratif.

Usman, Husaini dan Setiady Purnomo, (2009).Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara,Jakarta

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 59

Page 60: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

60 MUHAMMAD YUSRA, MASRIADI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Page 61: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN PENYISIHANPENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP

PROFITABILITAS DENGAN RASIO KREDITBERMASALAH SEBAGAI VARIABELMODERASI

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN(Studi Kasus Pada Bank Pembangunan Daerah Sumatera

Utara Periode 2011-2014)

NUR AFNI YUNITA1, MITA YOLANDA2

1Dosen FEB Akuntansi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe2Program Studi Akuntansi FEB Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

This research aimed to know the empirical evidence toward (1) the influence of Capital Adequacy (LDR)toward profitability (ROA) of Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, (2) the influence of PPA ofProductive Assets (PPAPAP) toward profitability (ROA), (3) the influence of Non Performing Loan Ratio(NPL) toward relationship between Capital Adequacy (LDR) and Profitability (ROA), and (4) the influence ofNon Performing Loan Ratio (NPL) toward relationship between PPA of Productive Assets (PPAPAP) andprofitability (ROA). This was a qualitative research that used the secondary data, and the data wa time series.The object of this research was Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara during 2011-2014. The result ofthis research showed that Capital Adequacy influenced Profitability. PPA of Productive Assets influencednegatively toward Profitability. Non Performing Loan Ratio mediated the relationship between CapitalAdequacy and Profitability. Non Performing Loan Ratio mediated the relationship between PPA of ProductiveAssets and Profitability.

Keywords: Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, PPA of Productive Assets, Return On Asset

PENDAHULUAN

Menurut Sartono dalam Idamayanti (2014)menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuanperusahaan memperoleh laba yang ada hubungannyadengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.Dalam profitabilitas penelitian ini dapat diukurdengan ROA (Return On Assets). Menurut Kasmirdalam Nurhasanah (2012) menyatakan bahwa ReturnOn Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkanhasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakandalam perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhiprofitabilitas bank antara lain yaitu: CAR (CapitalAdequacy Ratio), kredit bermasalah, LDR (Loan toDeposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional dan

Pendapatan Opeasional), dan NIM (Net InterestMargin).

Terjadinya suatu masalah yaitu Pemeringkat EfekIndonesia (PEFINDO) mengumumkan beberapakorporasi yang turun peringkat salah satunya adalahBank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU)yang ditrurunkan menjadi “idA-” dari peringkat“idA”(Republika.co.id, Jakarta). Hal tersebutdikarenakan melemahnya ukuran bank (size bank)yaitu kualitas aset yang dimiliki Bank PembangunanDaerah Sumatera Utara (BPDSU), rasio kreditbermasalah yang meningkat yang dapat di ukurdengan rasio NPL (Non Performing Loan) sertamenurunnya tingkat permodalan bank yaitukecukupan modal yang diukur dengan LDR (Loan to

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 61-72

Page 62: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

62 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Deposit Ratio) selain itu pertumbuhan kredit danpendanaan Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara (BPDSU) juga mengalami stagnasi di tahun-tahun terakhir yang mengakibatkan tingkatprofitabilitas Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara (BPDSU) menurun sehingga terjadi penurunanperingkat tersebut.

Adapun peningkatan dan penurunan yang teradipada profitabilitas BPDSU yaitu tahun 2011 menurnsebanyak 1,29%, tahun 2012 menurun 0,27%, tahun2013 meningkat sebanyak 0,38%, tahun 2014menurun sebesar0,77%. Pada kecukupan modalBPDSU tahun 2011 menurun sebesar 12,48%, tahun2012 meningkat sebesar 23,34%, tahun 2013meningkat sebesar 5,41% dan tahun 2014 menurunsebesar 11,42%. Untuk kredit bermasalah BPDSUtahun 2011 meninkat sebesar 0,16%, tahun 2012menurun hanya sebanyak 0,07%, tahun 2013meningkat kembali sebesar 1,16%, dan tahun 2014meningkat sebesar 1,51%. Untuk penyisihanpenghapusan aktiva produktif tahun 2011 menurunsebesar 0,35%, tahun 2012 meningka sebesar 0,86%,tahun 2013 meningkat sebesar 0,84% dan tahun 2014meningkat lagi sebesar 1,36%.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1) untukmengetahui pengaruh kecukupan modal terhadapprofitabilitas Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara; 2) untuk mengetahui pengaruh penyisihanpenghapusan aktiva produktif terhadapprofitabilitasBank Pembangunan Daerah SumateraUtara; 3) untuk mengetahui pengaruh rasio kreditbermasalah terhadap hubungan antara kecukupanmodal dengan profitabilitas Bank PembangunanDaerah Sumatera Utara; 4) untuk mengetahuipengaruh rasio kredit bermasalah terhadap hubunganantara penyisihan penghapusan aktiva produktifdengan profitabilitasBank Pembangunan DaerahSumatera Utara.

LANDASAN TEORI

Adapun pengertian teori stewardship menurut FXAnton (2010:66) yaitu: Teori stewardship merupakanteori yang menggambarkan situasi dimana paramanajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuanindividu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasilutama mereka untuk kepentingan organisasi, sehinggateori ini memiliki dasar psikologi dan sosiologi yangtelah dirancang dimana para eksekutif sebagaisteward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginanprinsipal, selain itu perilaku steward tidak akanmeninggalkan organisasinya sebab steward berusaha

mencapai sasaran organisasinya.Dalam penelitian inimenggunakan teori stewardship karena penelitian inimembahas tentang peningkatan profitabilitas yangdilakukan suatu badan yaitu dalam bidang perbankan.

Menurut UU RI Pasal 1 ayat 2 No. 10 Tahun 1998tentang perbankan mendefenisikan bahwa bank adalahbadan usaha yang menghimpun dana dari masyarakatdalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepadamasyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarafhidup rakyat banyak. Menurut Kasmir dalamWijayanti (2014) jenis sumber dana bank yaitu danayang bersumber dari bank itu sendiri, dana yangberasal dari masyarakat luas, dana yang bersumberdari lembaga lainnya. Menurut Alexandri dalamWijayanti (2014) laporan keuangan bank adalahmedia yang dipakai untuk meneliti kondisi kesehatanperusahaan yang terdiri dari posisi keuangan,perhitungan laba rugi, dan ikhtisar laba di tahan.

Menurut Brigham dan Houston dalam Darmayanti(2012) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasilakhir dari sejumlah kebijakan dan keputusanmanajemen perusahaan. Sedangkan menurut Mirawati(2013) menyatakan bahwa profitabilitas merupakangambaran yang mengukur seberapa mampuperusahaan menghasilkan laba dari proses operasionalyang telah dilaksanakan untuk menjaminkelangsungan hidup perusahaan di masa yang akandatang.Menurut Gitman (2012:79-82) ada beberapajenis rasio dalam mengukur profitabilitas, antara lainyaitu: 1) Gross Profit Margin, rasio ini mengukurberapa besar persentase pendapatan bersih yangdiperoleh dari setiap penjualan; 2) Operating ProfitMargin, rasio ini mengukur berapa besar persentasedari penjualan sebelum bunga pajak; 3) Net ProfitMargin, rasio ini mengukur berapa besar persentasedari penjualan setelah bunga dan pajak; 4) EarningPer Share, rasio ini mengukur tingkat profitabilitasatau keuntungan dari tiap satuan lembar saham; 5)Return On Equity(ROE), rasio ini mengukur tingkatpengembalian modal sendiri atau investasi parapemegang saham biasa; 6) Return On Assets(ROA),rasio ini untuk mengukur efektivitas keseluruhankinerja manajemen dalam mengelola aktivaperusahaan.

Dalam penelitian ini menggunakan ROA sebagaialat ukur profitabilitas.Menurut Surat Edaran BankIndonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011,ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak atauEarning Before Tax (EBT) terhadap total aset.Menurut Gitman dalam Izati dan Farah (2014)menyatakan bahwa ROA merupakan mengukur

Page 63: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

63 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

keefektifan manajemen dalam menghasilkan labadengan aset yang tersedia, ROA juga disebut laba atasinvestasi. Semakin tinggi pengembalian perusahaanatas total aset maka semakin baik kinerjaperusahaan.ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Lukman (2009:121) menyatakan bahwakecukupan modal adalah modal yang dimiliki olehbank untuk menunjang aktiva yang mengandung ataumenghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.Menurut Dian (2011), kecukupan modal merupakansalah satu indikator kemampuan bank dalam menutupipenurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank dan digunakan untuk mengukurkemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangkapendeknya saat ditagih. Karena tingkat kecukupanmodal juga dapat dilihat melalui aspek likuiditas, danaspek likuiditas diukur dengan menggunakan rasioLDR (Loan to Deposit Ratio) maka penelitimenggunakan rasio LDR untuk mengukur tingkatkecukupan modal bank dalam penelitian ini sesuaidengan fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya.Dimana menurut Nazaf (2014), LDR merupakan rasioyang mengukur tingkat penggunaan dana yangditerima masyarakat dalam bentuk kredit. MenurutPasaribu dan Rosa(2011), LDR (Loan to DepositRatio) merupakan perbandingan antara seluruh jumlahkredit atau pembiayaan yang diberikan bank dengandana yang diterima bank. LDR dapat di formulasikansebagai berikut:

Menurut Iman (2015) menyatakan bahwaPenyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)merupakan salah satu komponen dari laporankeuangan yang menggambarkan bagaimana kondisi(kualitas) aktiva produktif bank pada periode tertentu.Rasio yang digunakan dalam mengukur penyisihanpenghapusan aktiva produktif yaitu dengan rasioPPAPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktifterhadap Aktiva Produktif). Menurut Putri (2010)menyatakan bahwa rasio PPAPAP menunjukkankemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitasaktiva produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikeloladengan baik. Rasio PPAPAP ini dapat dirumuskansebagai berikut:

Menurut Mahmoeddin (2010:3) menyatakanbahwa kredit bermasalah adalah kredit yang tidaklancar atau kredit dimana debiturnya tidak memenuhipersyaratan yang dijanjikan, misalnya persyaratanmengenai pembayaran bunga, pengambilan pokokpinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatandan peningkatan agunan, dan sebagainya. MenurutIsmail dalam Nurfadilla dan Ruzikna menyatakanbahwa kredit bermasalah dapat digolongkan padakolektibilitas pada klasifikasi kurang lancar,diragukan, dan macet. Dari defenisi diatas penelitimenyimpulkan kredit bermasalah adalah suatukeadaan dimana nasabah sudah tidak sanggupmembayar sebagian atau seluruh kewajibannya padabank seperti yang telah diperpanjangkan jangkawaktunya, hal ini akan mengakibatkan kerugian padabank.Rasio yang digunakan dalam mengukur rasiokredit bermasalah pada penelitian ini yaitu denganmenggunakan NPL (Non Performing Loan). MenurutRestiyana (2011) menyatakan bahwa NPL adalahtingkat pengembalian kredit yang diberikan deposankepada bank dengan kata lain NPL merupakan tingkatkredit macet pada bank tersebut. Rasio NPL ini dapatdirumuskan sebagai berikut:

Untuk lebih mempermudah meliha suatuhubungan antar setiap variabel dapat digambarkanmelalui kerangka konseptual yang tergambar dalamsetiap penlitian. Adapun kerangka konseptual dalampenelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

GambarKerangka Konsep Penelitian

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 63

Page 64: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

64 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Adapun hipotesis dalam penelitian ini, yaitusebagai berikut:H1: Kecukupan modal berpengaruh terhadap

profitabilitas bank.H2: Penyisihan penghapusan aktiva produktif

berpengaruh terhadap profitabilitas.H3: Rasio kredit bermasalah berpengaruh terhadap

hubungan antara kecukupan modal denganprofitabilitas bank.

H4: Rasio kredit bermasalah berpengaruh terhadaphubungan antara penyisihan penghapusan aktivaproduktif dengan profibilitas bank

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini akan membahas tentang tingkatprofitabiltas yang diperoleh oleh bank. Objekpenelitian ini adalah Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara (BPDSU) yang sering kita dengarBank Sumut yang berlokasi Jalan Imam Bonjol No18, Medan,Telepon 061 - 4515100 (20152), FAX(061) 4512652, Sumatera Utara. Berupa laporantahunan dari Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara Periode 2011-2014 yang di ambil melaluikantor Majalah Infobank Jalan Arteri No. 123,Kebayoran Lama Utara, Jakarta 12241, Telepon (021)7253127, FAX (021) 7253128, [email protected] [email protected]. Dalam penelitian initidak memiliki populasi dan sample dikarenakanhanya menggunakan satu objek bank saja.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan datadengan studi pustaka dan dokumentasi. Jenis datayang diambil peneliti dalam penelitian berdasarkandengan kelompok jenis data yaitu: jika dilihatberdasarkan cara perolehan data ini merupakan datasekunder dikarenakan penelitian ini menggunakandata dari laporan keuangan dari Bank yangbersangkutan. Jika dilihat berdasarkan waktupengumpulan data ini termasuk ke dalam data timeseries atau data seri waktu dimana data ini di ambildari periode 2011-2014. Dan jika dilihat berdasarkansifatnya ini merupakan data kuantitatif dikarenakandata ini menguji kembali dari teori-teori yang sudahada dan data yang di analisis berupa data keuanganyang bersifat kuantitatif.

Uji DeskriptifMenurut Narimawati (2008:21) menyatakan

pengertian uji deskriptif adalah metode yangmenggambarkan atau menguraikan hasil penelitianmelalui pengungkapan berupa narasi, grafik maupun

gambar. Berdasarkan pernyataan tersebut adalahmetode yang berisi mengungkapkan pemecahanmasalah yang ada sekarang berdasarkan data yangaktual, yakni menyajikan data, menganalisis danmenginterprestasikannya. Uji yang peneliti gunakandalam penelitian ini adalah uji deskriptif analisisdengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu bentukpengumpulan data yang bertujuan menggambarkansuatu keadaan atau suatu masalah dan data yangdiambil kemudian di analisis kebenarannya.

Uji Asumsi KlasikDalampenelitiankuantitatifyangmenggunakanregre

silinierberganda haruslahmenggunakanujiasumsiklasik.Uji asumsi klasik yang digunakandalampenelitianinidigunakanujinormalitas, ujiautokorelasi¸ uji heteroskedastisitas, sedangkan untukuji multikolinearitas tidak dilakukan karena penelitianini menggunakan variabel moderasi sehinggadipastikan data yang diperoleh akan terjadi korelasiantar variabel bebas. Penjelasan uji tersebut dapatdiuraikan sebagai berikut:a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah modelregeresi telah memenuhi kriteria distribusi normalatau tidak. Data dalam penelitian ini akan di ujiterlebih dahulu dengan grafik histogram, grafiknormal probability plot dan uji Kolmogrov-Sminov Test. Menurut Putri (2010) menyatakanbahwadistribusi data dapat dikatakan normalapabila nilai signifikan hitung >0,05 atau 5%.

b. Uji AutokorelasiUji ini digunakan untuk menguji apakah dalammodel regresi linier berganda terdapat korelasiantara kesalahan pada periode sebelumnya.Regresi yang baik itu adalah regresi yang bebasdari autokorelasi. Uji Autokorelasi ini digunakandengan uji Durbin-Watson. Jika nilai D-W dibawah -2 maka terdapat autokorelasi positif, jikanilai D-W antara -2 sampai 2 maka tidak terdapatautokorelasi dan jika nilai D-W di atas 2 makaterdapat autokorelasi negatif.

c. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas digunakan untukmengetahui apakah ada penyimpangan modelregresi linier saat pengamatan satu ke pengamatanlainnya. Pengujian ini dilakukan dengan grafikscatterplot dan glejser test.

Metode Analisis Regresi Linear BergandaMenurut Krisnawati (2014) menyatakan bahwa

analisis regresi linear berganda digunakan untukmengukur kekuatan hubungan dan menunjukkan arah

Page 65: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

65 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

hubungan antara variabel independen. Tujuan analisisregresi linear berganda adalah untuk mengukurintensitas hubungan antar dua variabel atau lebih danmembuat prediksi nilai variabel terikat atas nilaivariabel bebas. Sehingga analisis regresi linearberganda dapat dinyatakan dalam persamaan sebagaiberikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Profitabilitasa = Konstantab = koefisien regresi/ nilai parameterX1 = Kecukupan modalX2 = Penyisihan penghapusan aktiva produktif

HASIL ANALISIS

Menurut Ghozali dalam Septriani dan Ramantha(2014) menaytakan bahwa MRA adalah salah satu alatkhusus dalam pengujiam regresi linear berganda, yangdalam persamaan regresinya terkandung unsurinteraksi. Penelitian ini dilakukan karena penelitianyang dilakukan menggunakan variabel moderasi danmenggunakan Program Statistical Package of SocialScience (SPSS). Persamaan MRA sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1*Z + β4X2*Z + ε

Keterangan:Y = Profitabilitas yang di ukur dengan ROAα = parameter konstantaβ1-β5 = Koefisien Regresi BergandaX1 = Kecukupan modalX2 = Penyisihan penghapusan aktiva produktifZ = Rasio kredit bermasalahX1*Z = Interaksi antara kecukupan modal dan rasio

Kredit bermasalahX2*Z = Interaksi antara penyisihan Penghapusan

aktiva produktif dan rasio kreditbermasalah

ε = faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Uji HipotesisDalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis

yaitu uji secara parsial dengan melihat nilai β dantingkat signifikannya 0.05. Uji hipotesis ini sebagaiberikut: 1) Jika H1; β = 0 maka hipotesis ditolak,artinya kecukupan modal tidak berpengaruh terhadapprofitabilitas bank, jika H1; β ≠ 0 maka hipotesisditerima, artinya kecukupan modal berpengaruhterhadap profitabilitas bank; 2) Jika H2; β = 0 makahipotesis ditolak, artinya penyisihan penghapusanaktiva produktif tidak berpengaruh terhadapprofitabilitas bank, Jika H2; β ≠ 0 maka hipotesisditerima, artinya penyisihan penghapusan aktivaproduktif berpengaruh terhadap profitabilitas bank; 3)Jika H3; β = 0 maka hipotesis ditolak, artinya rasiokredit bermasalah tidak berpengaruh terhadaphubungan antara kecukupan modal denganprofitabilitas bank, Jika H3; β ≠ 0 maka hipotesisditerima, artinya rasio kredit bermasalah berpengaruhterhadap hubungan antara kecukupan modal denganprofitabilitas bank; 4) Jika H4; β = 0 maka hipotesisditolak, artinya rasio kredit bermasalah tidakberpengaruh terhadap hubungan antara penyisihanpenghapusan aktiva produktif dengan profitabilitasbank, Jika H4; β ≠ 0 maka hipotesis diterima, artinyarasio kredit bermasalah berpengaruh terhadaphubungan antara penyisihan penghapusan aktivaproduktif dengan profitabilitas bank.

PEMBAHASAN

Uji DeskriptifStatistik yang akan dibahas meliputi jumlah data

(N), rata-rata sample (mean), nilai maksimum, nilaiminimum, serta standar deviasi untuk masing-masingvariabel, seperti terlihat pada tabel berikut:

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 65

Page 66: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

66 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 1.Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationLoan to Deposit Ratio 16 .6298 1.0731 .837962 .1256979Penyisihan PenghapusanAktiva ProduktifTerhadap AktivaProduktif

16 .0297 .0603 .042106 .0093977

Non Performing Loan 16 .0234 .0603 .042106 .0101932Return On Asset 16 .0234 .0564 .033331 .0072537X1 * Z 16 .0153 .0541 .031536 .0113885X2 * Z 16 .0007 .0034 .001643 .0008328Valid N (Listwise) 16

Uji Asumsi KlasikUji Normalitas Grafik Histogram

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa grafikbatang berada disekitar garis distribusi normal,sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data jugaberdistribusi dengan normal dan tidak terjadipelanggaran asumsi normalitas.

Grafik Normal Probability Plot

Berdasarkan gambar diatas maka dapatdisimpulkan bahwa model regresi memenuhi ujiasumsi normalitas, hal ini terlihat dari titik-titik plotmengikuti garis diagonal yang menandakan bahwadata terdistribusi dengan normal.

Uji Statistik Non- Parametik Kolmogorov-Smirnov Z

Tabel 2.One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

UnstandardizedResidual

N 16Normal ParametersaMean .0000000

Std. Deviation.00538941

Most Extreme DifferencesAbsolute

.190

Positive .097Negative -.190Kolmogrov-Smirnov Z .760Asymp. Sig. (2-tailed) .611

a. Test distribution Normal.Sumber: data diolah SPSS 16.0 (2016)

Berdasarkan output diatas, diketahui bahwabesarnya nilai kolmogorov-Sminrnov Z adalahsebesar 0.760 dengan tingkat signifikan jauh diatas0.05 yaitu sebesar 0.611. Sehingga dapat disimpulkanbahwa data yang peneliti uji berdistribusi normal.

Page 67: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

67 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Uji Autokorelasi

Tabel 3Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .669a .448 .172 .0066007 1.852

a. Predictors: (Constan), X1 * Z, Loan to Deposit Ratio, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif TerhadapAktiva Produktif, Non Performing Loan, X2 * Z.

b. Dependent Variable:Return On AssetSumber: data diolah SPSS 16.0 (2016)

Berdasarkan output tabel 4.3 diatas, diketahui nilaiDW 1.852, selanjutnya nilai ini akan di bandingkandengan tabel signifikan 5%, jumlah sample N=16 danjumlah variabel independen 2 (K=2) = 2.16 makadiperoleh diperoleh nilai du 1.539 (dilihat dari tabelDurbin Watson). Nilai DW 1.852 dan kurang dari (4-

du) 4-1.539 = 2.461. Sehingga dapat disimpulkanbahwa tidak terdapat autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas Output Scatterplot

Berdasarkan output scatterplot pada gambardiatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidakmembentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa tidak terjadi masalahheteroskedastisitas.

Uji Glejser TestDari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak

ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi dalamproses estimasi parameter model penduga, dimanatidak ada nilai hitung yang signifikan atau nilaisignifikan (Sig) lebih dari 0.05 (p>0.01). Jadi secarakeseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak adamasalah heteroskedastisitas.

Tabel 4 Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandaridizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) -.008 .027 -.300 .771Loan to Deposit Ratio .026 .035 .996 .734 .480

Penyisiha Pengahpusan Aktiva ProduktifTerhadap Aktiva Produktif

-.462 .565 -1.325 -.818 .433

Non Performing Loan 1.029 .835 3.200 1.233 .246X1 * Z -.949 .990 -3.296 -.959 .360X2 * Z 1.158 11.453 .294 .101 .921

a. Dependent Variabel: Abs_resSumber: data diolah SPSS 16.0 (2016)

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 67

Page 68: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

68 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 5Model Summary

Model Rr

Square

Adjusted r

Square

Std.Error of

theEstimat

e1 .669

a.448 .172 .006600

7Sumber: data diolah SPSS 16.0 (2016)

Hal ini berarti 44.8% profitabilitas (ROA) dapatdijelaskan oleh variasi variabel kecukupan modal(LDR), penyisihan penghapusan aktiva produktif(PPAPAP), rasio kredit bermasalah (NPL), X1*Z,X2*Z. Sedangkan sisanya 55.2% dapat dijelaskandengan faktor lain diluar variabel penelitian. Hal iniberarti pengaruhnya tidak terlalu kuat dan tidak terlalulemah dalam setiap variabel bebas terhadap variabelterikat.

Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 6Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) .042 .013 3.157 .008

Loan to Deposit Ratio .014 .018 .238 .752 .465

Penyisihan Penghapusan Aktiva ProduktifTerhadap Aktiva Produktif -.056 .245 -.073 -.229 .822

a. Dependent Variable: Return On AssetSumber: data diolah SPSS 16.0 (2016)

Dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan analisisregresi linear berganda dapat dinyatakan dalampersamaan sebagai berikut:

Y = 0.042 + 0.014X1 - 0.056 X2

1. Nilai konstanta positif sebesar 0.042menunjukkan pengaruh positif variabelindependen. Jika variabel independen dianggapkonstan maka profitabilitas bank yangdiproksikan dengan ROA (Return On Asset)sebesar 0.042 atau 4.2%.

2. Nilai koefisien regresi Loan to Deposit Ratiobernilai positif sebesar 0.014 menyatakan bahwasetiap peningkatan Loan tio Deposit Ratioadalahsebesar 1 satuan, maka akan meningkatkanprofitabilitas yang diterima oleh BankPembangunan Daerah Sumatera Utara adalahsebesar 0.014.

3. Rasio PPAPAP koefisiennya bertanda negatifsebesar -0.056 menunjukkan bahwa setiappeningkatan kenaikan Penyisihan PenghapusanAktiva Produktif Terhadap Aktiva Produktifadalah sebesar 1 satuan, maka akan menurunkanprofitabilitas yang diterima oleh Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Utara sebesar0.056.

Moderated Regression Analysis (MRA)Berdasarkan dari tabel 7, dapat disimpulkan

moderated regression analysis dapat dinyatakandalam persamaan berikut ini:1. Nilai konstanta sebesar 0.016 artinya

menunjukkan pengaruh positif variabelindependen. Bila variabel independen dianggapkonstan maka profitabilitas yang diproksikandengan ROA (Return On Asset) sebesar 0.016atau 1.6%.

2. Nilai koefisien regresi Loan to Deposit Ratiobernilai positif sebesar 0.112 menyatakan bahwasetiap peningkatan Loan tio Deposit Ratio adalahsebesar 1 satuan, maka akan meningkatkanprofitabilitas yang diterima oleh BankPembangunan Daerah Sumatera Utara adalahsebesar 0.112.

3. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva ProduktifTerhadap Aktiva Produktif koefisiennya bertandanegatif sebesar -3.182 menunjukkan bahwa setiappeningkatan kenaikan Penyisihan PenghapusanAktiva Produktif Terhadap Aktiva Produktifadalah sebesar 1 satuan, maka akan menurunkanprofitabilitas yang diterima oleh Bank

Page 69: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

67 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Pembangunan Daerah Sumatera Utara sebesar3.182.

4. Nilai beta dari interaksi antara Loan to DepositRatio dengan Non Performing Loan bertandanegatif sebesar -2.326 menunjukkan denganadanya Non Perfoming Loan maka memperlemahhubungan antara Loan to Deposit Ratio denganprofitabilitas Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara. Artinya setiap peningkatankenaikan Loan to Deposit Ratio terhadapprofitabilitas adalah sebesar 1 satuan dan denganadanya peningkatan kenaikan Non PerformingLoan maka akan menurunkan profitabilitas yangditerima Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara sebesar 2.326.

5. Nilai beta dari interaksi antara PenyisihanPenghapusan Aktiva Produktif Terhadap AktivaProduktif dengan Non Performing Loan bertandapositif sebesar 58.250 menunjukkan denganadanya Non Perfoming Loan maka memperkuathubungan antara Penyisihan Penghapusan AktivaProduktif Terhadap Aktiva Produktifdenganprofitabilitas Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara. Artinya setiap peningkatankenaikan Penyisihan Penghapusan AktivaProduktif Terhadap Aktiva Produkif terhadapprofitabilitas adalah sebesar 1 satuan dan denganadanya peningkatan kenaikan Non PerformingLoan maka akan tetap menurunkan profitabilitasyang diterima Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara sebesar 58.250.

Tabel 7Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) .016 .028 .571 .579Loan to Deposit Ratio .112 .056 1.948 1.99 .072

Penyisihan Penghapusan Aktiva ProduktifTerhadap Aktiva Produktif -3.182 1.156 -4.123 -2.752 .019

X1*Z -2.326 1.454 -3.652 -1.600 .138X2*Z 58.250 22.531 6.687 2.585 .025a. Dependent Variable: Return On AssetSumber: data diolah SPSS 16.00 (2016)

Uji Hipotesis Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap

ProfitabilitasKarena nilai koefisien regresi kecukupan modalyang diproksikan dengan Loan to Deposit Ratiotidak sama dengan nol yaitu β: 0.112 ≠ 0, makahipotesis pertama diterima dan dapat diartikanbahwa kecukupan modal berpengaruh terhadapprofitabilitas Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara.

Pengaruh Penyisihan Penghapusan AktivaProduktif Terhadap ProfitabilitasKarena nilai koefisien regresi tidak sama dengannol yaitu β: -3.182 ≠ 0, maka hipoetsis keduaditerima dan dapat diartikan bahwa PenyisihanPenghapusan Aktiva Produktif berpengaruhterhadap profitabilitas Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara.

Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah TerhadapHubungan Antara Kecukupan Modal denganProfitabilitasKarena nilai koefisien regresi tidak sama dengannol yaitu β: -2.326 ≠ 0, maka hipotesis ketigaditerima dan dapat diartikan bahwa rasio kreditbermasalah berpengaruh terhadap hubungan antarakecukupan modal dengan profitabilitas yangberarti bahwa rasio kredit bermasalahmemperlemah hubungan antara kecukupan modaldengan profitabilitas Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara.

Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah TerhadapHubungan Antara Penyisihan PenghapusanAktiva Produktif dengan ProfitabilitasKarena nilai koefisien regresi tidak sama dengannol yaitu β: 58.250 ≠ 0, maka hipotesis keempatditerima dan dapat diartikan bahwa rasio kreditbermasalah berpengaruh terhadap hubungan antarapenyisihan penghapusan aktiva produktif denganprofitabilitas Bank Pembangunan Daerah

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 69

Page 70: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

70 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Sumatera Utara yang berarti rasio kreditbermasalah memperkuat hubungan antarapenyisihan penghapusan aktiva produktif terhadapprofitabilitas bank.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan berdasarkan hasil penelitiantersebut yaitu sebagai berikut:1. H1 diterima, variabel kecukupan modal yang

diproksikan dengan Loan to Deposit Ratioberpengaruh terhadap profitabilitas yangdiproksikan dengan Return On Asset pada BankPembangunan Daerah Sumatera Utara dengansignifikansi 0.072 > 0.05.

2. H2 diterima, variabel penyisihan penghapusanaktiva produktif berpengaruh negatif terhadapprofitabilitas yang diproksikan dengan Return OnAsset pada Bank Pembangunan Daerah SumateraUtara dengan signifikansi 0.019 < 0.05.

3. H3 diterima, variabel rasio kredit bermasalahyang diproksikan dengan Non Performing Loanmemediasi hubungan antara kecukupan modaldengan profitabilitas tidak berpengaruh padaBank Pembangunan Daerah Sumatera Utaradengan signifikan 0.138 > 0.05.

4. H4 diterima, variabel rasio kredit bermasalahyang diproksikan dengan Non Performing Loanmemediasi hubungan antara penyisihanpenghapusan aktiva produktif denganprofitabilitas berpengaruh dengan signifikan0.025 < 0.05 pada Bank Pembangunan DaerahSumatera Utara.

5. Uji analisis regresi linear berganda denganadanya moderasi sebagai berikut:

ROA = 0.016 + 0.112 X1 - 3.182 X2 - 2.326X1*Z + 58.250 X2*Z

SARAN

Adapun saran dalam penelitian ini yang disusunberdasarkan keterbatasan peneliti sebagai berikut:1. Bagi objek penelitian (manajemen bank)

BPDSU tetap menjaga kecukupan modal denganpenyaluran kredit (LDR) terhadap debiturnya danmenjaga agar tidak terjadi peningkatan kreditbermasalah dari tahun sebelumnya sehingga tidakterjadi pula penyisihan penghapusan aktivaproduktif agar selalu berada pada peringkat yangterbaik dan tidak menurun serta agar bank selalu

dalam kondisi yang sehat sehingga dapat terusdipercaya oleh nasabahnya.

2. Bagi Peneliti selanjutnyaa. Periode penelitian dapat diperluas lagi bukan

hanya selama empat tahun dan dapatdiperluas lagi bukan hanya pada satu BankPembangunan daerah (BPD) saja.

b. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahvariabel penelitian lain yang memiliki nilaikontribusi yang lebih besar terhadapprofitabilitas dan dapat diperluas lagi bukanhanya menggunkan variabel yang ada padapenelitian ini tetapi juga dapat menambahkanvariabel lain.

c. Untuk penelitian selanjutnya dapatmenggunakan rasio yang dapat mengukurprofitabilitas bank.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian Indra, (2010). Akuntansi Sektor PublikSuatu Pengantar, Edisi Ketiga, DosenFakultas Ekonomi, Erlangga, UGMYogyakarta.

Anton, FX. (2010). Menuju Teori StewardshipManajemen. Majalah Ilmiah Informatika Vo. 1No 2 Mei 2010. Fakultas Ekonomi UniversitasAKI. Semarang.

Ardimas, Wahyu. (2012). Pengaruh KinerjaKeuangan dan Corporate Social Responbility(CSR) Terhadap Nilai Perusahaan pada BankGo Public Yang Terdaftra di BEI. Skripsi S1Program Studi Akuntansi UniversitasGunadarma. Jakarta.

Azwir, Yacub. (2006). Analisis Pengaruh KecukupanModal, Efesiensi, Likuiditas, NPL, Dan PPAPTerhadap ROA Bank. Skripsi S1 Program StudiAkuntansi Universitas Diponegoro. Semarang.

Bank Indonesia. (1998). Undang-Undang Nomor 10Tahun 1998. Bank Indonesia. Jakarta

Bank Indonesia. (2001). Surat Edaran BankIndonesia No 3/23/DPNP/2001. BankIndonesia. Jakarta.

Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran BankIndonesia No 6/23/DPNP/2004. BankIndonesia. Jakarta

Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran BankIndonesia No 13/24/DPNP 2011. BankIndonesia. Jakarta

Darmayanti, Ni P.M. (2012). Pengaruh Profitabilitas,Pertumbuhan Aktiva, Dan Struktur AktivaTerhadap Keputusan Pendanaan pada

Page 71: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

71 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Perusahaan Others Di BEI. Fakultas EkonomiUniversitas Udayana. Bali.

Firanto, Pandia. (2012). ManajemenDana danKesehatan Bank. Rineka Cipta Lamudi: Jakarta.

Gitman, L.J dan Zutter, C.J. (2012). Principles ofManagerial Finance. United States: PrenticeHall.

Hanum, Zulia. (2009). Pengaruh Return On Asset(ROE), Return On Equity (Roe), Dan EarningPer Share (EPS) Terhadap Harga Saham PadaPerusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2011. JurnalManajemen & Bisnis, ISSN: 1693-7619, Vol 08No 02 April 2009.

Harningsih. (2012). Evaluasi Pengaruh Rasio-RasioKeuangan Terhadap Perusahaan Laba PadaBank Umum Konvensional Di Indonesia. SkripsiS1 Program Studi Akuntansi UniversitasGunadarma. Depok.

Hidayat, M.R dan Farida, T.K. (2014). PengaruhEarning Per Share (EPS), Price Earning Ratio(PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR)Terhadap Return Saham Perusahaan. ProgramStudi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Telkom. Bandung.

http://repository.widyatama.ac.id.

Wijayanti, E. (2014). Bab II Tinjauan Pustaka.Diunduh 2014. http://www.republika.co.id,2011. Jakarta.

Idamayanti, Septa. (2014). Pengaruh ManajemenModal Kerja Terhadap Return On Asset.Fakultas Ekonomi Universitas PandanaranSemarang. Semarang.

Iman, Amalia Nurul. (2015). Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Penyisihan PenghapusanAktiva Produktif (PPAP) Pada PerbankanSyariah di indonesia. Skripsi S1 Program StudiAkuntansi Universitas Diponegoro. Semarang.

Izati, Chaerunisa dan Farah Margaretha. (2014).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KinerjaKeuangan Pada Perusahaan Basic Industry AndChemicals Di Indonesia. E-Journal ManajemenFakultas Ekonomi ISSN: 2339-0824 Vol 1 No 2September 2014 Hal 21-43. Universitas Trisakti.Jakarta.

Karunia, Clorinda. (2013). Analisis Pengaruh RasioCapital, Assets Quality dan Liquidity TerhadapKineja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yangterdaftar di Bursa Efek Inodensia (BEI) Periode2007-2011.Skripsi S1 Program Studi AkuntansiUniversitas Surabaya. Surabaya.

Krisnawati, Dina Ayu. (2014). Analisis FaktorPenentuProfitabilitas Bank Di IndonesiaDengan Metode Risk Based Bank Rating. SkripsiS1 Universitas Diponegoro. Semarang.

Lukman, Dendawijaya. (2009). ManajemenPerbankan.Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mahmoeddin, As. (2010). Melacak KreditBermasalah Cetakan Pertama. Pustaka SinarHarapan. Jakarta.

Marwansyah, Sofyan dan Rani Kurniasari. (2014).Analisis Non Performing Loan Terhadap ReturnOn Asset Pada Bank Mandiri Periode 2007-2012. Jurnal Akuntansi dan KeuanganMoneter ISSN 2355-2700, Vol 1 No 1 April2014. Jakarta.

Mirawati.(2013). Pengaruh Struktur Kepemilikandan ukuran Perusahaan TerhadapProfitabilitas Pada Perusahaan Property danRealestate yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia.Universitas Maritim Raja Ali Haji.Tanjung Pinang.

Nainggolan, Marnov P. P. (2009). Analisis PengaruhLDR, NIM Dan BOPO Terhadap ROA BankUmum Indonesia. Skripsi S1 Program StudiAkuntansi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Narimawati, Umi. (2008). Metodologi PenelitianKualitatif Dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.Agung Media. Bandung.

Nazaf, Feby Loviana. (2014). Pengaruh KualitasAset, Likuiditas, Dan Profitabilitas TerhadapTingkat Kecukupan Modal Perbankan. SkripsiS1. Program Studi Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Padang. Padang.

Notoatmodjo.(2010). Metodologi PenelitianKesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nugroho, Aji. (2011). Analisis Pengaruh Rasio CAR,NPL, ROA, BOPO, dan LDR Terhadap PrediksiKondisi Bermasalah Usaha Perbankan DiIndonesia Versi Majalah Infobank. Skripsi S1Program Studi Akuntansi UniversitasDiponegoro. Semarang.

Nurhasanah, Rahmalia. 2012. Pengaruh Return OnAsset (ROA), Return On Equity (ROE), DanEarning Per Share (EPS) Terhadap HargaSaham. Jurnal Akuntansi. Fakultas EkonomiUniversitas Widyatama. Bandung.

Pasaribu, Hiras dan Rosa Luxita Sari. (2011). AnalisisTingkat Kecukupan Modal Dan Loan To DepositRatio Terhadap Profitabilitas. Jurnal TelaahDan Riset Akuntansi Vol 4 No 2 Juli 2011.Yogyakarta.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 71

Page 72: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

72 NUR AFNI YUNITA, MITA YOLANDA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Patriwan, Dwiatma. (2011). Analisis PengaruhEarning Per Share (EPS), Return On Equity(ROE) Dan Debt to Equity Ratio (DER)Terhadap Harga Saham. Skripsi S1 ProgramStudi Akuntansi Universitas Diponegoro.Semarang.

Purba, Daris. (2011). Pengaruh Kecukupan Modal,Likuiditas, Dan Efesiensi Operasional TerhadapProfitabilitas Pada PT Bank MuamalatIndonesia, Tbk. Skripsi S1 Program StudiMuamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta.

Putri, E.Y. (2010). Analisis Pengaruh Rasio CAMELDan Ukuran Bank, Kepemilikan ManajerialSebagai Variabel Moderating TerhadapPertumbuhan Laba Pada PerusahaanPerbankan Yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2007. Skripsi S1. Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

Rafsanjani, Muhammad Rizqi dan Ngadirin Setiawan.2013. Perlakuan Akuntansi Kredit BermasalahSetelah PSAK No 31 Efektif Dicabut Pada PT.Bank Tabungan Negara. Jurnal Nominal Vol 2Nomor 1 Tahun 2013. Yogyakarta.

Restiyana. (2011). Analisis Pengaruh CAR, NPL,BOPO, LDR dan NIM Terhadap ProfitabilityPerbankan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Riyadi, Slamet. (2014). Pengaruh Pembiayaan BagiHasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing ToDeposit Ratio (FDR) Dan Non PerformingFinancing (NPF) Terhadap Profitabilitas BankUmum Syariah Di Indonesia. ISSN: 2252-6765,Accounting Analysis Journal 3. UniversitasNegeri Semarang. Semarang.

Sam, Fatwal. (2012). Analisis Pengaruh LDR, NPL,dan ROA Terhadap CAR Pada BankPembangunan Daerah (BPD) Se-IndonesiaTahun 2007-2011. UniversitasHasanuddin.Makasar.

Septiarini, N.L.S dan Ramantha, I.W. (2014).Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Dan RasioPenyaluran Kredit Terhadap ProfitabilitasDengan Moderasio Rasio Kredit Bermasalah.ISSN: 2302-8556 E-Jurnal AkuntansiUniversitas Udayana 7.1 (2014): 192-206. Bali.

Setyahafiz, Rizky Maghfiroh Nanda. (2011).Penggunaan Gross Profit Margin (GPM),Return On Assets (ROA). Return On Equity(ROE), Net Profit Margin (NPM) DalamMemprediksi Pertumbuhan Laba PadaPerusahaan Rokok Yang Terdaftar Di bursaEfek Indonesia. Skripsi S1 Program StudiAkuntansi Universitas Pembangunan NasionalVeteran Jawa Timur. Surabaya.

Strada, Melya. (2006). Pengaruh tingkat penyisihanpenghapusan aktiva produktif dan Net CapitalTerhadap Profitabilitas Bank Syariah. SkripsiS1 Program Studi Akuntansi UniversitasPadjadjaran. Bandung.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Bisnis.CVAlfabeta. Bandung.

Sukma, Yoli Lara. (2013). Pengaruh Dana PihakKetiga, Kecukupan Modal Dan Risiko KreditTerhadap Profitabilitas. Skripsi S1 ProgramStudi Akuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri Padang. Padang.

Sulistiawati, Dhian Eka. (2011). Analisis PengaruhCAR, LDR Dan PPAP Terhadap Kinerja Bank(ROA) Di Industri Perbankan Periode 2006-2008. Skripsi S1 Program Studi AkuntansiUniversitas Stikubank. Semarang.

Syafi’i, Muhammad. (2015). Analisis Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio.Skripsi S1 Universitas Brawijaya. Malang.

Syamsuddin, Lukman. (2009). ManajemenKeuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam:Perencanaan dan Pengembalian Keputusan.Edisi Baru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Taufik, A Dharnaeivy. (2012). Analisis PenilaianTingkat Kesehatan BPR Hasa Mutia DenganMetode CAMEL. Skripsi S1 UniversitasHasanuddin.Makasar.

Taufik, A Dharnaeivy. (2012). Analisis PenilaianTingkat Kesehatan BPR Hasa Mutia DenganMetode CAMEL. Skripsi S1 Fakultas AkuntansiUniversitas Hasanuddin. Makasar.

Widaningsih.(2012). Analisis Rasio KreditBermasalah.Unikom. Bandung.

Widokarti, Joko Rizkie. (2012). Masalah KreditMacet dan Pemecahannya. UniversitasTerbuka.Batam.

Widyasari, Ni Kadek Yuni dan Mimba, Ni Putu SriHarta. (2015). Pengaruh Loan To Deposit RatioPada Profitabilitas Dengan Non PerformingLoan Sebagai Pemoderasi. ISSN: 2302-8556,E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.2(2015): 588-601. Universitas Udayana. Bali.

Page 73: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

EVALUASI ATAS PERLAKUAN PERPAJAKANTERHADAP TRANSAKSI TRANSFER PRICING

BERDASARKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERALPAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011

(Studi Kasus Pada Perusahaan ManufakturDi BEI Tahun 2010-2014)

RAZIF1, SITI RAHMAYANTI2

1Dosen FEB Akuntansi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe2Program Studi Akuntansi FEB Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

Transfer pricing is a pricing on transactions for delivering goods or services to group members in amultinational company, where the specified transfer price can deviate from the fair market price alongaccording to the group. But the transfer pricing practices are often misused so that the fraud in the transactioncauses a lack of state revenue through taxes. This research was conducted to evaluate This study aimed toevaluate the tax treatment to the transaction of transfer pricing based on PER-32 / PJ / 2011 and to know theappropriateness of the transaction with the Principles of Fairness and Prevalence Enterprises (Arm's lengthprinciple / ALP). The population of this study was 142 companies listed on the Stock Exchange in 2010-2014based on purposive sampling method the samples were 25 companies. The inspection of transfer pricing needsto be carried out by calculating the ratio of Finance to identify tax avoidance that occurs because of a specialrelationship. Transfer pricing was determined by several methods, this study used Transactional Net Marginmethod / TNMM by comparing the value of net operating income to sales. The results showed that the companydid not conduct transactions in accordance with the Principles of Fairness and Prevalence (Arm's lengthprinciple / ALP) Enterprises. Directorate General of Taxation should increase supervisions related toregulations especially the application of the transfer pricings conducted by national and multinationalcompanies which carried out their operations in Indonesia so that the taxpayer continues to carry out the taxobligations.

Keyword: Transfer Pricing, Relationship, Multinational Company, Principles of Fairness and PrevalenceEnterprises, PER-32 / PJ / 2011

PENDAHULUAN

Praktek transfer pricing ini dulunya hanyadilakukan oleh perusahaan semata-mata hanya untukmenilai kinerja antar anggota atau divisi perusahaan,tetapi seiring dengan perkembangan zaman praktektransfer pricing sering juga dipakai untuk manajemenpajak yaitu sebuah usaha untuk meminimalkan jumlahpajak yang harus di bayar. Sering sekali istilahtransfer pricing dikonotasikan dengan sesuatu yangtidak baik (sering disebut abuse of transfer pricing),yaitu suatu pengalihan penghasilan dari suatu

perusahaan dalam suatu negara dengan tarif pajakyang lebih tinggi ke perusahaan lain dalam satu grupdi negara dengan tarif pajak yang lebih rendahsehingga mengurangi total beban pajak grupperusahaan tersebut.

Beberapa penelitian mengenai transfer pricingtelah banyak dilakukan, dalam penelitian Nurhayati(2013:44) menemukan bahwa praktik transfer pricingsering digunakan oleh banyak perusahaan sebagai alatuntuk menghindari atau menggelapkan pajak dengancara meminimalkan beban pajak yang harus dibayaroleh perusahaan. Dalam penelitian Yuniasih et.al.

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 73-84

Page 74: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

74 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

(2011:2) mengemukakan bahwa para ahli mengakuibahwa transfer pricing memungkinkan perusahaanuntuk menghindari pajak berganda, tetapi juga terbukauntuk penyalahgunaan. Hal ini dapat digunakan untukmengalihkan keuntungan ke negara yang tarifpajaknya rendah, dengan memaksimalkan beban danpada akhirnya pendapatan.

Pemerintah Indonesia sendiri mulaimemperhatikan praktik transfer pricing pada tahun1993, itu pun hanya diatur secara singkat melaluiKep-01/PJ.7/1993 dan SE-04/PJ.7/1993 berlandaskanpada pasal 18 ayat (2) dan (3) Undang-Undang nomor7 tahun 1984 mengenai perlakuan perpajakan atastransaksi antar wajib pajak yang mempunyaihubungan khusus, kemudian disusul dengan KMK-650/KMK.04/1994 tentang daftar tax haven countries.Pada tanggal 6 September 2010 telah diterbitkanPeraturan Direktur Jenderal Pajak No. 43/PJ/2010tentang penerapan Prinsip Kewajaran dan KelazimanUsaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak denganPihak yang mempunyai Hubungan Istimewa.Kemudian terjadi perubahan atas peraturansebelumnya pada tanggal 11 November 2011 denganPeraturan Direktur Jenderal Pajak No. 32/PJ/2011.

Pada PER-32/PJ/2011 meralat pemakaianhierarchy of method ini dan menggantinya menjadithe most appropriate method. Dengan demikian WajibPajak tidak perlu mencoba setiap metode transferpricing secara hierarkis tetapi langsung menggunakanmetode yang tepat sesuai kondisi yang sesuai.

Direktur Executive Center For IndonesianTaxation Yutinus Praswoto mengatakan, praktiktransfer pricing lebih banyak dilakukan olehperusahaan multinasional dalam meminimalisirsetoran pajak ke negara. Berdasarkan data tahunanGlobal Financial Integrity yang menjelaskan uangilegal yang keluar dari Indonesia bisa mencapaiRp150 triliun setiap tahunnya, sedangkan sebagianbesarnya berasal dari penggelapan pajak.

Menganalisis mengenai peraturan perpajakanmenjadi hal yang menarik untuk diteliti berdasarkanperaturan yang sudah ada dan juga mengetahuibagaimana perlakuan perpajakan terhadap transaksitransfer pricing yang salah satunya dilakukan olehperusahaan yang berada pada sektor manufakturseperti penjelasan di atas yang menyebabkan kerugiannegara setiap tahunnya. Penulis telah memilih 25perusahaan manufaktur berdasarkan kriteria-kriteriayang sudah ditentukan. Berikut ini data analisiskesebandingan dengan Rasio Tingkat PengembalianPenjualan perusahaan manufaktur periode 2010-2014.Melihat hasil penelitian terdahulu, penelitian ini

mengacu pada penelitian yang telah dilakukan olehSaraswati et.al., (2014). Dibandingkan penelitianterdahulu, penelitian ini menggunakan banyak sampeldengan periode penelitian yang berbeda. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis efektifitas perlakuanperpajakan terhadap transaksi transfer pricingberdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak NomorPER-32/PJ/2011.

LANDASAN TEORI

Harga Transfer (Transfer Pricing)Menurut Gunadi (2008:222), “transfer pricing

merupakan jumlah harga atas penyerahan barang atauimbalan atas penyerahan jasa yang telah di sepakatioleh kedua belah pihak dalam transaksi bisnisfinansial maupun transaksi lainnya”. Sedangkanmenurut Zain (2008:294), “harga transfer merupakanharga yang diperhitungkan untuk mengendalianmanajemen atas transfer barang dan jasa antar-pusatpertanggungjawaban laba atau biaya, termasukdeterminasi harga untuk barang, imbalan atas jasa,tingkat bunga pinjaman, beban atas persewaan danmetode pembayaran serta pengiriman uang”.Organization For Economic Co-operation AndDevelopment (OECD) mendefinisikan transferpricing sebagai harga yang ditentukan dalam transaksiantar anggota grup dalam sebuah perusahaanmultinasional, dimana harga transfer yang ditentukantersebut dapat menyimpang dari harga pasar wajarsepanjang sesuai bagi grupnya.

Hubungan IstimewaHubungan Istimewa (transfer pricing) berdasarkan

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008Tentang Pajak Penghasilan adalah hubungan yangterjadi antara dua Wajib Pajak atau lebih yangmenyebabkan pajak yang terutang diantara WajibPajak tersebut menjadi lebih kecil daripada yangseharusnya terutang.

Hubungan Istimewa (Transfer pricing) dapatterjadi karena :1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal

langsung atau tidak langsung paling rendah 25%(dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain;hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaanpaling rendah 25% (dua puluh lima persen) padadua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan diantara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebutterakhir, dan

2. Wajib Pajak yang memiliki hubungan kepemilikanyang berupa penyertaan modal sebesar 25% (duapuluh lima persen) atau lebih secara langsung

Page 75: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

75 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

ataupun tidak langsung dengan Wajib Pajak laindianggap memiliki Hubungan Istimewa.

Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) dapat jugaterjadi diantara karena penguasaan suatu perusahaanmelalui manajemen atau penggunaan teknologiwalaupun tidak terdapat hubungan kepemilikanperusahaan. Hubungan Istimewa (Transfer Pricing)dianggap ada apabila satu atau lebih perusahaanberada di bawah penguasaan yang sama.

Perusahaan MultinasionalPerusahaan multinasional menurut Martasari

(2015:19) adalah “perusahaan yang beroperasi(memproduksi dan menjual barang atau jasanya) dilebih dari satu negara”. Terdapat dua aspekkepemilikan yang perlu dipertimbangkan, yaitukepemilikan oleh pihak luar dan kepemilikan olehpihak dalam. Pihak dalam adalah pemilik yangmemiliki saham dan menjadi bagian sebagai manajerdi perusahaan. Perusahaan multinational yangmengejar laba tinggi, akan mendapatkan masalah jikaanak perusahaan mereka berada di negara yang tarifpajaknya tinggi. Sehingga salah satu cara untukmengatasinya adalah membuat anak perusahaan dinegara yang memberikan tarif pajak rendah ataupunnegara yang berstatus tax haven country yaitu negarayang memiliki tarif pajak rendah atau tidak adanyakewajiban pembayaran pajak (Martasari, 2015:2).

PajakUndang-Undang No. 16 tahun 2009 pasal 1

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakanmenyatakan bahwa “Pajak adalah kontribusi wajibkepada negara yang terutang oleh orang pribadi ataubadan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secaralangsung dan digunakan untuk keperluan negara bagisebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Penghindaran PajakPenelitian Rahayu (2010:64) menyebutkan dalam

konteks praktik penghindaran pajak maka modustransfer pricing yakni dengan merekayasapembebanan harga transaksi antara perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan istimewadalam rangka meminimalkan beban pajak yangterutang secara keseluruhan atas grup perusahaan.

Metode Penentuan Harga Transfer (TransferPricing)

Berdasarkan PER-32/PJ/2011 metode Penentuan

Harga Transfer ada beberapa macam sebagai berikut.a. Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang

tidak mempunyai Hubungan Istimewa(Comparable Uncontrolled Price/CUP);

b. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale PriceMethod/RPM);

c. Metode Biaya-Plus (Cost-Plus Method);d. Metode Pembagian Laba (Profit Split

Method/PSM), dane. Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional

Net Margin method/TNMM).

Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arm’sLength Principle/ALP)

Berdasarkan PER-22/PJ/2013 bahwa transaksiantara pihak-pihak yang independen adalah transaksiyang mencerminkan kekuatan pasar (market force)dan mencerminkan prinsip kewajaran dan kelazimanusaha (arm’s length principle). Mengingat bahwatransaksi afiliasi yang melibatkan Wajib Pajak denganpihak afiliasinya dapat digunakan sebagai alat untukmenghindarkan pajak, maka Direktur Jenderal Pajakdiberi kewenangan untuk menguji penerapan prinsipkewajaran dan kelaziman usaha (arm’s lengthprinciple) pada transaksi afiliasi tersebut.

Perlu diketahui bahwa pada tahapan menerapkanprinsip kewajaran dan kelaziman usaha berdasarkanPER-22/PJ/2013, Rasio Finansial (tingkat labakotor/bersih) Wajib Pajak akan dibandingkan denganRasio Finansial (tingkat laba kotor/bersih)perusahaan-perusahaan pembanding, untukmenentukan kewajaran dan kelaziman usaha WajibPajak.

Berikut adalah Rasio Finansial yang dapatdigunakan sebagai dasar pembanding.

Undang-Undang Mengenai Transfer PricingPeraturan-peraturan perpajakan yang terkait

dengan perpajakan internasional (internationaltaxation) meliputi (Setiawan, 2014:3):

1. Ketentuan Pasal 32A Undang-Undang Nomor 7Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilansebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008,diatur bahwa pemerintah berwenang untukmelakukan perjanjian dengan pemerintah negaralain dalam rangka penghindaran pajak bergandadan pencegahan pengelakan pajak;

2. Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 75

Page 76: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

76 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan Pasal 2 ayat(1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentangPajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa danPajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, diaturbahwa adanya suatu transaksi yang dikategorikansebagai transaksi hubungan istimewa;

3. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)antara Pemerintah Indonesia dengan PemerintahNegara Mitra diatur mengenai AssociatedEnterprises (Hubungan Istimewa), dan

4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tentang Perubahan atas PeraturanDirektur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010tentang Penerapan Prinsip Kewajaran danKelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara WajibPajak Dengan Pihak Yang Mempunyai HubunganIstimewa.

METODE PENELITIAN

Jenis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data kuantitatif, sedangkan sumber data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufakturyang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode2010-2014. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia yaitu sejumlah 150 perusahaan.Metode pengambilan sampel dilakukan denganpurposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkansampel yang representatif sesuai dengan kriteria yangtelah ditentukan, maka dari itu terdapat kriteria

tertentu dalam pengambilan sampel dalam penelitianini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEIselama tahun 2010-2014.

2. Perusahaan sampel yang memiliki hubunganistimewa dengan perusahaan asing dengankepemilikan 25% atau lebih baik secara langsungmaupun tidak langsung. Hal ini sesuai dengan UUNomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

3. Perusahaan yang menyajikan laporan tahunandalam satu jenis mata uang yaitu rupiah (Wijayaet.al., dalam penelitian Kiswanto danPurwaningsih, 2014). Dalam penelitian inimenggunakan perusahaan multinasional yangberada di Indonesia sehingga hanya digunakanmata uang rupiah. Selain itu, perubahan kurs yangberfluktuatif juga menjadi pertimbangan (Kiswantodan Purwaningsih, 2014).

4. Perusahaan mengungkapkan transaksi transferpricing dalam laporan tahunan (Wijaya et.al.,dalam penelitian Kiswanto dan Purwaningsih,2014).

5. Perusahaan sampel tidak mengalami kerugianselama periode pengamatan (Yuniasih et.al., dalampenelitian Kiswanto dan Purwaningsih, 2014). Halini karena perusahaan yang mengalami kerugiantidak memiliki kewajiban perpajakan sehinggaalasan pajak menjadi tidak relevan. Oleh karena ituperusahaan yang mengalami kerugian dikeluarkandari sampel.

6. Perusahaan mempunyai kelengkapan data laporankeuangan selama periode penelitian.Adapun operasional variabel penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator SkalaTransfer pricing(Y)

Organizaton for Economic Co-operation and Developmentmendefinisikan transfer pricingsebagai penentuan harga dalamtransaksi antar anggota grupperusahaan multinasional yangdapat menyimpang dari nilaipasar wajar sepanjang cocokbagi grupnya (OECD dalamSaraswati et.al., 2014)

Metode Laba BersihTransaksional (Transactional NetMargin method/TNMM)= Laba Bersih Operasi x 100%

Penjualan

Rasio

Page 77: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

75 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Metode Analisis DataPenelitian yang akan dilakukan adalah penelitian

kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkandata dan informasi melalui bermacam-macam materidengan melakukan kajian-kajian yang menyangkutmasalah transfer pricing. Data dicari dan ditemukanmelalui kajian pustaka dari buku-buku, dokumen,literatur-literatur, peraturan-peraturan perpajakan dancatatan yang relevan dengan pembahasan. Penelitianini termasuk kategori penelitian kuantitatif denganprosedur kegiatan dan teknik penyajian finalnyasecara deskriptif analisis, yaitu suatu metode yangmengumpulkan, menyajikan serta menganalisis datasehingga dapat memberikan gambaran yang cukupjelas atas objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2012:35), “penelitiandeskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai suatu varibel atau lebih (independen)tanpa membuat perbandingan atau denganmenghubungkan dengan variabel lainnya”.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Penjualan antara Pihak yangMempunyai dan Tidak Mempunyai HubunganIstimewa

Transaksi transfer pricing dalam bentuk penjualandapat dilihat pada Tabel 2, dari transaksi penjualantersebut peneliti dapat menganalisis perbedaan hasilpenjualan yang dilakukan oleh perusahaan antarapihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihakyang tidak mempunyai hubungan istimewa sebagaiberikut:

Tabel 2.Analisis Transaksi Transfer Pricing Melalui Penjualan (dalam jutaan rupiah)

Kode Perusahaan Periode2010 2011 2012 2013 2014

AMFG 1. 1.885.198 2.008.868 2.072.871 2.343.723 2.685.2572. 540.940 587.403 784.439 872.757 986.929

ASII 1. 3.004.000 8.963.000 11.349.000 12.902.000 16.273.0002. 126.947.000 153.601.000 176.704.000 180.978.000 185.428.000

AUTO 1. 2.136.205 2.764.681 2.985.574 4.065.602 7.640.7552. 4.118.904 4.598.978 5.291.911 6.636.386 4.614.672

BATA 1. 27.324 31.443 33.693 42.109 41.0062. 616.864 647.148 717.755 860.349 967.721

BRNA 1. 70.915 114.644 217.238 266.411 293.6312. 378.775 442.270 570.490 660.730 672.899

BTON 1. 23 76 - - 362. 127.894 153.569 154.989 113.547 95.971

CPIN 1. 221.508 255.524 213.886 106.753 119.4742. 14.856.314 17.702.448 21.097.039 25.556.239 29.030.801

DLTA 1. 1.808 1.672 859 400 8442. 1.203.674 1.392.479 1.718.954 2.000.958 2.110.794

DVLA 1. 79.650 107.251 166.787 158.937 203.2252. 849.546 865.045 1.020.577 1.075.607 1.017.730

GJTL 1. 330.589 604.185 730.705 852.125 892.2142. 9.523.315 11.237.211 11.847.891 11.500.792 12.178.520

INDF 1. 1.293.051 1.811.527 2.142.011 2.444.333 5.024.5822. 37.110.309 43.520.729 47.917.416 55.287.665 58.569.870

INTP 1. 325.677 210.311 67.975 140.126 156.5042. 10.812.127 13.677.581 17.222.362 18.551.160 19.839.760

JPFA 1. - 400.206 619.368 630.066 5.579.2932. 13.955.792 15.232.861 17.213.334 20.782.019 24.458.880

KICI 1. 12.166 18.789 24.151 27.520 32.2192. 68.622 68.728 70.636 71.509 70.752

KLBF 1. - - - - -2. 10.226.789 10.911 13.636.405 16.002.131 17.368.532

LION 1. 73.363 88.681 127.349 116.484 109.7812. 134.469 179.733 206.572 217.190 267.841

LMSH 1. 73 233 157 192 2362. 124.737 207.289 222.846 256.018 248.836

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 77

Page 78: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

78 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

MERK 1. 38.106 42.014 49.332 65.076 69.2602. 757.581 876.517 880.543 1.128.875 793.947

PICO 1. 478.556 329.682 355.124 365.851 363.7242. 107.761 292.214 238.142 318.597 330.607

PRAS 1. 65.367 - - - -2. 216.380 320.795 310.224 316.174 445.663

SMCB 1. 1.719.072 173.051 36.051 67.803 73.7012. 424.517 7.350.913 8.975.031 9.618.458 10.455.021

SRSN 1. 1.130 1.386 2.216 2.111 2.5762. 341.739 385.968 382.019 390.204 470.258

TCID 1. 1.178.915 1.386.745 1.617.467 1.760.030 1.983.8262. 288.023 267.926 233.685 267.869 324.277

TOTO 1. 2.608.763 1.227.767 1.389.104 1.533.617 1.856.5402. 114.637 114.155 187.656 177.687 197.086

TSPC 1. - - - - -2. 5.134.242 5.780.664 6.630.809 6.854.889 7.512.115

Sumber: Data diolah, 2011

Keterangan Tabel:

1. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

2. Pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa

Setelah mencantumkan tabel diatas, penelitimenganalisis beberapa hal sebagai berikut:

a. Pada 25 perusahaan sampel terdapat 4 perusahaanmelakukan penjualan lebih besar kepada pihakyang mempunyai hubungan istimewa, perusahaantersebut yaitu AMFG, PICO, TCID dan TOTO,dan

b. Analisis sementara menemukan bahwa ada halyang tidak wajar karena transaksi seharusnyadilakukan lebih besar kepada pihak yang tidakmempunyai hubungan istimewa agar tidak terjadikecurangan dalam transaksi transfer pricing,namun hal ini belum dapat dipastikan terlebihdahulu sebelum menganalisis secara keseluruhan.

Analisis Kesebandingan Transfer PricingBerikut adalah hasil analisis kesebandingan yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 25 objek penelitian.

1. AMFG memiliki hubungan istimewa dengan AsahiGlass Co. Ltd di Jepang dan memiliki hasil analisiskesebandingan dibawah rata-rata perusahaansebanding.

2. ASII memiliki hubungan istimewa dengan JardineCycle & Carriage Ltd dan memiliki hasil analisiskesebandingan yang berada diantara rata-rataperusahaan sebanding.

3. AUTO memiliki hubungan istimewa dengan AOPAustralia Pty. Ltd. (AAU) di Australia danberdasarkan analisis kesebandingan transfer pricingtahun 2010 berada diatas rata-rata sedangkan tahun2013 dan 2014 berada dibawah rata-rataperusahaan sebanding.

4. BATA memiliki hubungan istimewa dengan Bafin(Neverland) B.V. dan memiliki analisiskesebandingan diatas rata-rata perusahaansebanding berturut-turut selama periode 2010sampai dengan 2014.

5. BRNA memiliki hubungan istimewa dengan HefeiParagon Plastic Packaging Co. Ltd. (HPPP) di Cinadan Berlina Singapore Pte. Ltd (BPL) diSingapura, kemudian memiliki hasil analisiskesebandingan pada tahun 2013 dibawah rata-rataperusahaan sebanding.

6. BTON memiliki hubungan istimewa denganPositive Mind Limited dan Profit Add Limited danmemiliki hasil analisis kesebandingan pada tahun2010 berada dibawah rata-rata dan tahun 2013berada diatas rata-rata perusahaan sebanding.

7. CPIN memiliki hubungan istimewa denganCharoen Pokphand International Group ofCompanies Ltd., di British Virgin Islands danmemiliki hasil analisis kesebandingan dari tahun2010 sampai dengan 2013 yang berada diatas rata-rata perusahaan sebanding.

8. DLTA memiliki hubungan istimewa dengan SanMiguel Malaysia (L) Private Limited di Malaysiadan memiliki hasil analisis kesebandingan yangberada diatas rata-rata berturut-turut 2010 sampaidengan 2014.

9. DVLA memiliki hubungan istimewa dengan BlueSphere Singapore Pte. Ltd. di Singapura danmemiliki hasil analisis kesebandingan dibawahrata-rata perusahaan sebanding pada tahun 2010,2011, 2013 dan 2014.

10. GJTL memiliki hubungan istimewa denganDenham Pte. Limited di Singapura dan memilikihasil analisis kesebandingan dibawah rata-rata

Page 79: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

79 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

perusahaan sebanding bertturut-turut selamaperiode 2010 sampai 2014.

11. INDF memilki hubungan istimewa Pacsari Pte.,Ltd. (PPL), Indofood Singapore Holdings Pte., Ltd.(IHSPL), Ocean 21 Pte., Ltd. (Ocean 21), DraytonPte., Ltd. (Drayton) dan Bogasari InternationalPte., Ltd. (BI) di Singapura. INDF memiliki hasilanalisis kesebandingan dibawah rata-rataperusahaan sebanding periode 2010, 2013 dan2014.

12. INTP memiliki hubungan istimewa dengan(Cayman Islands) Limited (ICI) di The CaymanIslands dan memiliki hasil analisis kesebandingandiatas rata-rata perusahaan sebanding berturut-turutselama periode 2010 sampai dengan 2014.

13. JPFA memiliki hubungan istimewa dengan JapfaComfeed International Pte., Ltd. (JCIP) diSingapura dan memiliki hasil analisiskesebandingan dibawah rata-rata perusahaansebanding berturut-turut selama periode 2011sampai dengan 2014.

14. KICI memiliki hubungan istimewa dengan DKLim & Sons Investment Pte.Ltd. dan memilikihasil analisis kesebandingan diatas rata-rata selamatahun 2010, 2012, 2013 dan 2014, kemudian hasiltahun 2010 berada dibawah rata-rata perusahaansebanding.

15. KLBF memiliki hubungan istimewa dengan KalbeVision Pte. Ltd. (KV)(1) Singapura, KalbeInternational Pte. Ltd. (KI)(1) Singapura danAsiawide Kalbe Phillipines, Inc. (AKPI)(5)(e)Filipina, memiliki hasil analisis kesebandingandengan yang berada pada rata-rata nilai perusahaansebanding.

16. LION memiliki hubungan istimewa dengan LionHoldings Pte. Ltd., di Singapura dan memiliki hasilanalisis kesebandingan dibawah rata-rataperusahaan sebanding tahun 2014.

17. LMSH memiliki hubungan istimewa LionHoldings Pte. Ltd., Singapura dan memiliki hasilanalisis kesebandingan yang berada pada nilai rata-rata perusahaan sebanding.

18. MERK memiliki hubungan istimewa denganMerck Holding GmbH dan Merck KgaA di Jermandan memiliki hasil analisis kesebandingan diatasrata-rata perusahaan sebanding periode 2010, 2011,2013 dan 2014.

19. PICO memiliki hubungan istimewa denganHammond Holdings Limited dan memiliki hasilanalisis kesebandingan yang berada dibawah rata-

rata secara berturut-turut selama 2010 sampaidengan 2014.

20. PRAS memiliki hubungan istimewa dengan PT.Enmaru International Venice Enterprises HoldingsLtd., di British Virgin Island dan memiliki hasilanalisis kesebandingan dibawah rata-rata selamatahun 2010 dan 2011 sedangkan tahun 2012, 2013dan 2014 berada diatas rata-rata perusahaansebanding.

21. SMCB memiliki hubungan istimewa denganHolderfin B.V., di Belanda dan memiliki hasilanalisis kesebandingan dibawah rata-rata selama2010 sampai dengan 2014.

22. SRSN memiliki hubungan istimewa dengan SouthEast Unicorn Inc. dan memiliki hasil analisiskesebandingan yang berada diatas rata-rataperusahaan sebanding pada tahun 2013.

23. TCID memiliki hubungan istimewa denganMandom Corporation di Jepang dan memiliki hasilanalisis kesebandingan diatas rata-rata perusahaansebanding selama 2010 sampai dengan 2012.

24. TOTO memiliki hubungan istimewa dengan TotoLimited, Jepang dan memiliki hasil analisiskesebandingan yang berada pada rata-rata nilaiperusahaan sebanding.

25. TSPC memiliki hubungan istimewa dengan TempoNagadi Asia Pte., Ltd di Singapura dan memilikihasil analisis kesebandingan dibawah rata-rataperusahaan sebanding selama 2010 sampai dengan2014.

Penentuan Metode Transfer PricingPrinsip kewajaran merupakan prinsip yang

berpatokan terhadap nilai yang berlaku dipasaran ataunilai wajar. Setelah diketahui dari analisiskesebandingan, pembanding eksternal yang dapatmendukung kesebandingan kewajaran harga, makasetelah pemilihan perusahaan yang sebanding, metodeTransactional Net Margin Method/ TNMMdiaplikasikan pada informasi keuangan dariperusahaan yang sebanding dengan perusahaan yangmenjadi sampel. Pendekatan yang dilakukan untukpenerapan metode Transactional Net Margin Method/TNMM bukan menggunakan pendekatan hargatransaksi melainkan lebih menekankan padapendekatan pengujian laba.

Berikut adalah kondisi yang tepat untukmenerapkan suatu metode harga transfer.

1. Comparable Uncontrolled Price/ CUP diterapkanpada kondisi transaksi atas barang/jasa yangdilakukan antara pihak yang mempunyai hubunganistimewa dengan pihak yang tidak mempunyai

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 79

Page 80: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

80 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

hubungan istimewa identik atau memiliki tingkatkesebandingan yang tinggi dalam kondisisebanding. Pada penelitian ini laporan keuanganperusahaan sampel didapat dari Bursa EfekIndonesia sehingga tidak diketahui seberapa besartransaksi atas barang/jasa.

2. Resale Price Method/ RPM diterapkan padakondisi transaksi antara Wajib Pajak yangmempunyai hubungan istimewa dan wajib pajakindependen memiliki tingkat kesebandingan yangtinggi. Tingkat kesebandingan tersebut berdasarkanhasil analisis fungsi, meskipun barang atau jasayang diperjualbelikan berbeda serta pihak resellertidak memberikan nilai tambah atas barang ataujasa yang dipasarkan. Pada penelitian ini tidakdiketahui apakah perusahaan sampel merupakanperusahaan reseller karena hanya ada data eksternaldari database komersial.

3. Cost Plus Method/ CPM diterapkan pada kondisimenjual barang setengah jadi berdasarkankontrak/perjanjian jangka panjang (long term buyand supply agreement) kepada pihak hubunganistimewa. Pada penelitian ini perusahaan sampelmemiliki transaksi yang kompleks jadi tidakdiketahui transaksi penjualan barang setengah jadidari data internal dan juga perusahaan sampelberasal banyak sektor yang berbeda.

4. Profit Split Method/ PSM diterapkan pada kondisitidak dimungkinkan untuk dilakukan kajian secara

terpisah atas kegiatan transaksi dan terdapat barangtidak berwujud yang unik dalam transaksi tersebut.

5. Transactional Net Margin Method/ TNMMditerapkan transaksi yang terjadi antara pihak yangmempunyai hubungan istimewa bersifat kompleksdan berhubungan satu sama lain serta memberikankontribusi yang khusus. Metode penentuan hargatransfer ini sesuai dengan perusahaan sampeldikarenakan perusahaan berasal dari sektor yangberbeda-beda, dan metode penentuan harga transferini dilakukan dengan membandingkan presentaselaba bersih operasi terhadap biaya, terhadappenjualan, terhadap aktiva, atau terhadap dasarlainnya atas transaksi antara pihak-pihak yangmempunyai hubungan istimewa dengan presentaselaba bersih operasi yang diperoleh atas transaksisebanding dengan pihak lain yang tidakmempunyai hubungan istimewa atau persentaselaba bersih operasi yang diperoleh atas transaksisebanding yang dilakukan oleh pihak yang tidakmempunyai hubungan istimewa lainnya.

Analisis Prinsip Kewajaran dan Kelaziman UsahaBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

berikut adalah hasil analisis transaksi transfer pricingperusahaan yang telah sesuai dengan PrinsipKewajaran dan Kelaziman Usaha, dan berada padarentang wajar perusahaan sebanding selama 5 periodeberturut-turut.

Tabel 3.Transaksi Transfer Pricing yang Sesuai dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

No Kode Perusahaan SebelumPER-32

SesudahPER-32

Rentang Wajar

2010 2011 2012 2013 20141. ASII 11,05 12,96 12,09 11,50 10,96 6,71 - 13,172. KLBF 12,57 14,11 12,99 12,52 12,25 11,36 - 17,483. LMSH 4,56 5,25 18,50 5,61 2,97 2,11 – 28,374. TOTO 17,28 16,29 15,01 13,82 14,34 12,35 – 18,26

Sumber: Data Diolah, 2016

Hasil analisis lainnya berkaitan dengan transaksitransfer pricing perusahaan yang tidak sesuai denganPrinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha untuk

periode tertentu yang akan ditampilkan dalam tabelberikut.

Page 81: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

79 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 4.Transaksi Transfer Pricing yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

No Kode Perusahaan SebelumPER-32

SesudahPER-32

Rentang Wajar

2010 2011 2012 2013 20141. AMFG 13,64 12,97 12,13 10,51 12,48 15,35 – 18,412. AUTO 18,24 14,95 13,00 10,27 9,38 11,71 – 15,383. BATA 9,46 8,34 9,22 4,91 7,01 1,304. BRNA 6,11 6,44 7,24 2,25 4,80 2,77 – 7,535. BTON 6,56 12,43 15,90 22,57 8,14 7,38 – 19,226. CPIN 14,65 13,15 12,57 9,85 5,99 4,33 – 6,287. DLTA 11,57 10,88 12,40 13,51 13,64 5,60 – 9,658. DVLA 11,93 12,43 13,69 11,41 7,33 12,89 – 17,489. GJTL 8,42 7,98 8,63 2,75 2,24 11,71 – 13,47

10. INDF 7,68 11,06 9,73 8,94 7,56 9,65 – 12,4011. INTP 28,95 25,93 27,54 27,91 25,77 11,92 – 23,8412. JPFA 6,87 4,15 6,04 3,09 1,51 6,28 – 11,2413. KICI 4,03 0,40 2,38 7,49 4,56 0,50 - 1,7714. LION 18,58 19,57 25,56 19,40 12,97 13,12 – 28,3715. MERK 14,92 25,16 11,59 14,69 21,02 11,36 – 12,8916. PICO 2,05 1,98 1,88 2,32 2,31 7,38 – 28,3717. PRAS 0,10 1,37 13,36 27,56 24,96 12,88 – 13,1718. SMCB 13,89 14,13 14,99 10,38 6,19 23,84 - 27,2219. SRSN 2,86 6,19 4,41 11,51 3,05 0,87 - 8,8320. TCID 8,96 8,46 8,14 7,91 7,57 3,95 – 7,9521. TSPC 9,52 10,13 9,71 9,83 8,03 11,36 – 17,48

Sumber: Data Diolah, 2016

Analisis Keefektifan PER-32/PJ/2011Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PER-32

tidak efektif mengatasi masalah transfer pricingdikarenakan masih banyak hasil analisiskesebandingan yang tidak sebanding denganperusahaan yang sebanding dan menghasilkan hasilyang tidak sesuai dengan Prinsip Kewajaran danKelaziman Usaha. Hasil menunjukkan bahwa terdapat21 perusahaan sampel yang tidak sesuai denganPrinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha, kemudiansetelah terjadinya perubahan PER-32/PJ/2011transaksi transfer pricing 21 perusahaan sampelsektor manufaktur tetap saja tidak sesuai denganperaturan yang ada.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yangdilakukan oleh Nurhayati (2013:44) bahwa transaksiyang terjadi antar perusahaan yang mempunyaihubungan istimewa biasanya sering memakai hargayang tidak wajar, yang tidak sama dengan harga yangterjadi dalam transaksi antar pihak yang independen.

Sehingga secara keseluruhan analisiskesebandingan memberikan hasil bahwa perusahaantidak sebanding, serta memberikan gambarantransaksi perusahaan antara pihak yang mempunyaihubungan dan pihak yang tidak mempunyai hubunganistimewa tidak sesuai dengan Analisis PrinsipKewajaran dan Kelaziman Usaha yang mana secaratidak langsung menyatakan bahwa transaksi yangdilakukan perusahaan tidak sesuai dengan harga wajaryang seharusnya terjadi.

Berikut adalah tabel yang akan memperlihatkantingkat kewajaran yang menggambarkan keefektifanPER-32 dalam pengaturan Prinsip Kewajaran danKelaziman Usaha dalam transaksi antara wajib pajakdengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa.

Tabel 5.Analisis Keefektifan PER-32

No Kode Perusahaan Sebelum PER-32 Sesudah PER-32 Keefektifan1. AMFG Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif2. ASII Wajar Wajar Efektif3. AUTO Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif4. BATA Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 81

Page 82: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

82 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

5. BRNA Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif6. BTON Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif7. CPIN Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif8. DVLA Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif9. DLTA Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif

10. GJTL Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif11. INDF Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif12. INTP Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif13. JPFA Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif14. KICI Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif15. KLBF Wajar Wajar Efektif16. LION Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif17. LMSH Wajar Wajar Efektif18. MERK Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif19. PICO Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif20. PRAS Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif21. SMCB Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif22. SRSN Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif23. TCID Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak Efektif24. TOTO Wajar Wajar Efektif25. TSPC Tidak Wajar Tidak Wajar Tidak EfektifSumber: Data Diolah, 2016

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada babsebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulanatas evaluasi perpajakan atas transaksi transferpricing berdasarkan PER-32/PJ/2011, sebagai berikut:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan istimewa pada semua objek penelitiandengan perusahaan multinasional.

2. Metode transfer pricing yang digunakan untukmenentukan harga transfer ialah metode TNMM(Transactional Net Margin Method), dimanaMetode penentuan harga transfer ini sesuai denganperusahaan sampel dikarenakan perusahaanberasal dari sektor yang berbeda-beda. Metodepenentuan harga transfer ini dilakukan denganmembandingkan presentase laba bersih operasiterhadap penjualan atas transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yangdiperoleh atas transaksi sebanding dengan pihaklain yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

3. Transaksi transfer pricing yang dilakukanperusahaan manufaktur yang termasuk dalamobjek penelitian dengan pihak hubungan istimewatidak sesuai sepenuhnya karena masih terdapat 21perusahaan yang tidak menerapkan PrinsipKewajaran dan Kelaziman Usaha. Sedangkan 4perusahaan selama 5 periode penelitian berturut-turut telah menerapkan Prinsip Kewajaran danKelaziman Usaha yang mencerminkan harga wajarsesuai dengan PER-32/PJ/2011.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran-saranyang diajukan peneliti untuk penelitian selanjutnyaadalah:1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dataeksternal yang kurang memadai dan data internalmengenai transaksi transfer pricing padapenjualan secara rinci tidak diketahui karenapenelitian ini hanya menggunakan data laporankeuangan yang diunduh dari Bursa EfekIndonesia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapatmelengkapi data tidak hanya dari laporankeuangan saja.

2. Bagi PemerintahPemerintah maupun Direktorat Jenderal Pajakdisarankan untuk terus meningkatkan pengawasanterkait dengan peraturan dan terutama penerapantransfer pricing yang dilakukan oleh perusahaannasional dan multinasional yang melakukanoperasinya di Indonesia agar Wajib Pajak terusmelaksanakan kewajiban perpajakannya agar tidakterjadi kecurangan transfer pricing yangmenyebabkan kerugian negara.

Page 83: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

81 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Smita. (2012). Analisis Penetapan HargaPasar Wajar dalam Transfer Pricing AtasIntra-Group Management Service DiIndonesia. Skripsi S1 (Dipublikasikan).Program Studi Ilmu Adminstrasi FiskalUniversitas Indonesia. Depok.

Ahmad, Kamaruddin. (2009). AkuntansiManajemen: Dasar-dasar Konsep Baiayadan Pengambilan Keputusan, Edisis Revisi.Rajawali. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Jakarta.

Darmadi, Hamid. (2013). Metode PenelitianPendidikan dan Sosial (Konsep Dasar danImplementasi). Alfabeta. Bandung.

Gunadi. (2008). Pajak Internasional. FakultasEkonomi Universitas Indonesia. Depok.

Gusnardi. (2009). Penetapan Harga TransferDalam Kajian Perpajakan. Pekbis JurnalVolume 1 Nomor 1. Maret 2009. Hal.36-43.

Handayani, Desi dan Tobi Arfan. (2014). PengaruhTransaksi Perusahaan Afiliasi Terhadap TarifPajak Efektif. Jurnal Akuntansi Keuangandan Bisnis Volume 7. Bulan 2014. Hal.11-19.

Hardianti, Eka Puji. (2014). Analisis TindakanPenghindaran Pajak Pada Perusahaan YangMempunyai Koneksi Politik (Studi PadaPerusahaan BUMN yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Periode 2010-2013).Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Hartati, Winda,. Desmiyawati dan Nur Azlina.(2014). Analisis Pengaruh Pajak danMekanisme Bonus Terhadap KeputusanTransfer Pricing (Studi Empiris Pada SeluruhPerusahaan Yang Listing Di Bursa EfekIndonesia). Universitas Riau. Riau.

Hermawan, Asep. (2009). Penelitian Bisnis:Paradigma Kuantitatif (Edisi Revisi).Grasindo. Jakarta.

Horngren, Charles T dan George Foster. (2008).Akuntansi Biaya (Suatu PendekatanManajerial), Edisi Keenam. Erlangga.Jakarta.

http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/per-32pj2011-the-most-appropriate-method.html, diakses padatanggal 15 Maret 2016.

http://taxationindonesia.blogspot.com, diakses padatanggal 15 Desember 2015.

IBFD. (2010). OECD Transfer Pricing Guidelinesfor Multinational Enterprises and TaxAdministrations July 2010. IBFD.Amsterdam.

Kiswanto, Nancy dan Anna Purwaningsih. (2014).Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing, danUkuran Perusahaan Terhadap TransferPricing Pada Perusahaan Manufaktur DiBEI Tahun 2010-2013. Program StudiAkuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasAtma Jaya. Yogyakarta.

Machfoedz, Mas’ud dan Mahmudi. (2009).Akuntansi Manajemen. Universitas Terbuka.Jakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan, Edisi Revisi2011. Penerbit Andi. Jakarta.

Martasari, Zeliria. (2015). Pengaruh KarakteristikKeuangan dan Nonkeuangan TerhadapTransfer Pricing Pada Perusahaan DiIndonesia. Skripsi S1 (Dipublikasikan).Program Sarjana Fakultas Ekonomika danBisnis Universitas Diponegoro. Semarang.

Mauna, Boer. (2011). Hukum InternasionalPengertian Peranan dan Fungsi dalam EraDinamika Global. PT Alumni. Bandung.

Nurhayati, Indah Dewi. (2013). Evaluasi AtasPerlakuan Perpajakan Terhadap TransaksiTransfer Pricing Pada PerusahaanMultinasional Di Indonesia. JurnalManajemen dan Akuntansi Volume 2 Nomor1. April 2013.

Rahayu, Ning. (2010). Evaluasi Regulasi AtasPraktik Penghindaran Pajak PenanamanModal Asing. Jurnal Akuntansi danKeuangan Indonesia Volume 7 Nomor 1.Juni 2010. Hal.61-78. Universitas Indonesia.Depok.

Rahmawati. (2015). Pengaruh PenghindaranPajak dan Good Corporate GovernanceTerhadap Biaya Utang (Studi EmpirisPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBEI Tahun 2009-2013). Program StudiAkuntansi Universitas Negeri Padang.Padang.

Republik Indonesia. (2011). PER-32/PJ/2011Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran danKelaziman Usaha dalam Transaksi AntaraWajib Pajak Dengan Pihak YangMempunyai Hubungan Istimewa. DirekturJenderal Pajak. Jakarta.

Republik Indonesia. (2013). PER-22/PJ/2013Tentang Petunjuk Pemeriksaan Afiliasi.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 83

Page 84: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

84 RAZIF, SITI RAHMAYANTI Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Direktur Jenderal Pajak. Jakarta.

Republik Indonesia. (2013). Undang-UndangPajak Penghasilan No 36 Tahun 2008.Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta.

Saraswati, Medianti Jipi,. Muhammad Saifi danDwiatmanto. (2014). Evaluasi KewajaranHarga dan Kesesuaian Metode TransferPricing dengan Perdirjen Pajak NomorPER-32/PJ/2011

Page 85: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CURRENTRATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANKRAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk CABANG SIGLI

UNIT MEUREUDU DAN PT. BANK SYARIAH MANDIRIOFFICE MEUREUDU

MARIANA

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

This study attempts to identify the effects return on investment, current ratio, debt to equity ratio of decisiongranting credits in PT. Bank Rakyat Indonesia (State), Tbk Branches Sigli Unit Meureudu and PT. SyariahMandiri Bank Office Meureudu. Performed on 216 sample of 15 % 1.444 debtors units financial statementsdebtors analysis. The results showed return on investment, current ratio and debt to equity ratiosimultaneously influences decision granting credit. A partial some very return on investment and debt toequity ratio influential significance of decision granting credit, while current the ratio will not affectdecision granting credits.

Key Words: Decision Granting Credit, Return On Investment, Current Ratio, And Debt To Equity Ratio

PENDAHULUAN

Bank adalah badan usaha yang menghimpun danadari masyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentukkredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkameningkatkan taraf hidup orang banyak (UU No.10/1998.

Dalam hal fungsinya sebagai salah satu badanpenyedia dana dan pembiayaan pembangunan, antaralain dilakukan melalui kegiatan penyaluran kredit daninvestasi (Karo-karo, 2011). Kegiatan pemberiankredit sangat membantu calon debitur mengatasikekurangan modal dalam mengelola bisnisnya.Penyaluran kredit ada dalam bentuk kredit modalkerja, kredit investasi, serta kredit GolonganBerpenghasilan Tetap (GBT), baik konsumtif ataupuninvestasi sesuai dengan tujuan penggunaan kredit olehdebitur (Matondang, 2011).

Analisis laporan keuangan nasabah merupakansalah satu cara untuk mengetahui kelayakan debituruntuk memperoleh kredit. Laporan keuangan calondebitur tersebut dianalisis dengan menggunakan

teknik rasio keuangan. Analisis rasio ini akanmenghasilkan angka-angka rasio dari laporankeuangan yang dapat digunakan oleh pihak bankuntuk menilai kondisi keuangan perusahaan dari segiaspek keuangan selain itu juga bank dapatmemprediksi pendapatan calon debitur.

Return on Investment adalah kemampuan darimodal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktivauntuk menghasilkan keuntungan bersih (setelahdikurangi beban pajak). Penelitian Karo-karo (2011),memperoleh hasil bahwa Return on Investment tidakberpengaruh dalam pengambilan keputusan kreditmodal kerja.

Current ratio menunjukan sejauh mana aktivalancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar.Penelitian Karo-karo (2011), memperoleh hasil bahwacurrent ratio tidak berpengaruh dalam pengambilankeputusan kredit modal kerja. Penelitian Sepriawan(2010) current ratio berpengaruh terhadappengambilan keputusan kredit.

Debt to equity adalah pentunjuk kelayakan danrisiko keuangan perusahaan (Kasmir, 2014, p. 158).

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 85-90

Page 86: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

86 MARIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Penelitian yang dilakukan Ustadi (1993), Sepriawan(2010) dan Matondang (2011), yang menemukan hasilbahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadapproses pengambilan keputusan kredit.

Penelitian ini dilakukan pada analisis kredit duaperbankan yang beroperasi di Kota Meureudu, yaitupada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), TbkCabang Sigli Unit Meureudu dan PT. Bank SyariahMandiri Office Meureudu dengan unit analisis laporankeuangan debitur. Populasi dalam penelitian iniberjumlah 1.444 debitur selanjutnya diambil 15% daritotal populasi menjadi 216 responden. MenurutArikunto (2006: 112), apabila subjeknya kurang dariseratus, lebih baik diambil semua sehinggapenelitianya merupakan populasi. Tetapi, jika jumlahsubjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-20% atau lebih.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruhreturn on investment, current ratio, debt to equityratio terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT.Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk Cabang SigliUnit Meureudu dan PT. Bank Syariah Mandiri OfficeMeureudu.

LANDASAN TEORI

Return on InvestmentReturn Investment rasio ini menunjukkan

kemampuan modal yang diinvestasikan dalamkeseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungannetto. Return on Investment merupakan bagian darirasio profitabilitas yang mengukur seberapa besarkeuntungan perusahaan yang diproksi dari besarnyatingkat pengembalian atas investasi perusahaan(Chiarella et. al., 1991).

Current RasioMelalui analisis current rasio akan diketahui

kemampuan perusahaan untuk menyelesaikankewajiban termasuk kewajiban untuk membayarbunga dan pokok kredit, termasuk kemampuanperusahaan untuk membayar kewajiban lainnyakepada para kreditur perusahaan (Harahap, 2007:331).

Debt to Equity RatioMenurut Harahap (2007: 331), analisis debt to

equity dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisileverage yaitu berapa besar modal sendiri yangdimiliki calon debitur untuk mendukung operasionalperusahaan, apakah kondisi leverage masih beradapada tingkat yang wajar atau telah berada pada posisiyang mengkawatirkan.

Pengertian Pengambilan Keputusan KreditKredit menurut Kasmir (2014: 101), yaitu percaya

kepada si penerima kredit, bahwa kredit yangdisalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian(Kasmir, 2014: 101). Pengambilan keputusan kreditadalah semacam studi kelayakan atas perusahaanpemohon kredit (Firdaus dan Maya, 2009: 184).Pengambilan keputusan kredit adalah suatupemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadapkelengkapan, keabsahan, dan kelayakanberkas/surat/data data permohonan kredit calondebitur hingga dikeluarkannya suatu keputusanapakah kredit tersebut diterima atau ditolak (Djohan2000: 97)

Kerangka PemikiranPengaruh Return on Investment hadapPengambilan Keputusan Kredit

Return on Investment adalah kemampuan darimodal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktivauntuk menghasilkan keuntungan bersih (setelahdikurangi beban pajak). Penelitian Karo-karo (2011),memperoleh hasil bahwa Return on Investment tidakberpengaruh dalam pengambilan keputusan kreditmodal kerja.H1 : Return on Investment tidak berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan kredit.

Pengaruh Current Rasio terhadap PengambilanKeputusan Kredit

Current ratio adalah perbandingan antara aktivalancar dengan hutang lancar. Rasio inimenggambarkan kemampuan perusahaan untukmelunasi hutang jangka pendeknya yang jatuh tempodengan dana yang tertanam dalam aktiva lancar.Penelitian Karo-karo (2011), memperoleh hasil bahwacurrent ratio tidak berpengaruh dalam pengambilankeputusan kredit modal kerja. Penelitian Sepriawan(2010) current ratio berpengaruh terhadappengambilan keputusan kredit.H2 : Current Rasio berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan kredit.

Pengaruh Debt to Equity Rasio terhadapPengambilan Keputusan Kredit

Debt to equity adalah pentunjuk kelayakan danrisiko keuangan perusahaan (Kasmir, 2014, p. 158).Debt to equity berpengaruh terhadap keputusanpemberian kredit (Suroso, 2003; dan Septriawan,2010). Apabila debt to equity ratio rendah makasemakin besar kemungkinan permohonan kredit untukdikabulkan. Penelitian yang dilakukan Ustadi (1993),Sepriawan (2010) dan Matondang (2011), yangmenemukan hasil bahwa debt to equity ratio

Page 87: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

87 MARIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusankredit.H3 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan kredit.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dan populasiJenis dari penelitian ini adalah asosiatif causal.

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah yangditerima permohonan kreditnya diterima olehperbankan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), TbkCabang Sigli Unit Meureudu dan PT. Bank SyariahMandiri Office Meureudu. Menurut Arikunto (2006:112), apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baikdiambil semua sehingga penelitianya merupakanpopulasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapatdiambil antara 10-15% atau 15-20% atau lebih.Dengan berpedoman pada pendapat di atas, makapenulis menetapkan sampel sebesar 15 % daripopulasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah1.444 debitur selanjutnya diambil 15% dari totalpopulasi menjadi 216 responden.

Metode AnalisisPenelitian ini menggunakan metode analisis

regresi linear berganda. Analisis ini digunakan denganmelibatkan dua atau lebih variabel bebas antaravariabel dependen (Y) dan variabel independen (X1,X2, dan X3), cara ini digunakan untuk mengetahuikuatnya hubungan antara beberapa variabel bebassecara serentak terhadap variabel terkait dandinyatakan dengan rumus. Persamaan regresi yangdigunakan sebagai berikut:

Keterangan:Y = Pengambilan keputusan kredit;a = Konstanta;b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi;X1 = Return on Investment;X2 = Current Rasio;X3 = Debt to equity ratio;e = Error Terms.

Rancangan pengujian hipotesis secara bersama-sama dilakukan untuk melihat seberapa besarpengaruh semua variabel independen (return oninvestment, current rasio dan debt to equity ratio)secara bersama-sama terhadap variabel dependenberupa pengambilan keputusan kredit. Pengambilan

keputusan dari rancangan pengujian hipotesis secarabersama-sama, sebagai berikut jika nilai F hitung <nilai F tabel atau p-value > 0,05 maka H0 diterima (Haditolak) dan jika F hitung > F tabel atau p-value <0,05 maka H0 ditolak (Ha diterima). H0 diterimaartinya secara simultan (bersama-sama) variabelindependen tidak berpengaruh terhadap variabeldependen. Ha diterima artinya secara simultan(bersama-sama) variabel independen berpengaruhterhadap variabel dependen. Untuk mengetahuiseberapa besar variabel dependen dapat dijelaskanoleh variabel independen secara bersama-samadigunakan koefisiensi determinasi (R2). Nilaikoefisensi determinasi berkisar antara 0 dan 1.

Pengambilan keputusan dari rancangan pengujianhipotesis secara parsial, sebagai berikut jika nilai thitung < nilai t tabel atau p-value > 0,05 maka H0

diterima (Ha ditolak) dan jika nilai t hitung > nilai ttabel atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak (Haditerima). H0 diterima artinya secara parsial variabelindependen tidak berpengaruh terhadap variabeldependen. Ha diterima artinya secara parsial variabelindependen berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi KlasikUji Normalitas

Tujuan pengujian normalitas dilakukan untukmengetahui distribusi sebuah data mengikuti ataumendekati distribusi normal (Santoso, 2015: 43-45).Pada penelitian ini untuk menguji normalitasdigunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnovdengan tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujiannormalitas menunjukkan bahwa nilai residualterdistribusi secara normal dan analisis regresi layakdigunakan, karena nilai residualnya (Asymp. Sig. (2-tailed))>0,050 yaitu sebesar 0,062 (lihat Tabel 1).

Uji MultikolonieritasUji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Model regresi yang baikseharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabelindependen. Jika variabel independen salingberkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal(Ghozali 2011: 91). Untuk mendeteksi adanyamultikolonieritas, dapat dilihat dari Value InflationFactor (VIF). Apabila nilai VIF>10, terjadimultikolonieritas. Sebaliknya, jika VIF<10, tidakterjadi multikolonieritas (Wijaya, 2009: 119). Hasil ujimultikolonieritas data untuk variabel return on

Y= a+b1X1+ b2 X2+b3 X3

+e

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 87

Page 88: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

88 MARIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

investment, current rasio dan debt to equity ratioterhadap variabel pengambilan keputusan kreditdisajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 menunjukan hasilperhitungan nilai Tolerance di atas 0,10 dan nilai VIFuntuk semua variabel di bawah 10, sehingga dapatdisimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolonieritasdalam persamaan tersebut atau data memenuhi ujiasumsi klasik multikolonieritas (Lihat Tabel 2).

Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variancedari residual satu pengamatan ke pengamatan yanglain (Ghozali, 2013: 139). Hasil uji heteroskedastisitasdata untuk variabel return on investment, currentrasio dan debt to equity ratio dan pengambilankeputusan kredit. Dari gambar 1 scatterplots terlihatbahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baikdi atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Halini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadiheterokadesitas pada model regresi sehingga modelregresi layak digunakan untuk memperediksipengambilan keputusan kredit berdasarkan variabelindependen return on investment, current rasio dandebt to equity ratio. Menurut Ghozali (2013: 141),jika hasil grafik scatterplots titik menyebar secaraacak serta tersebar baik di atas maupun di bawahangka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkanbahwa tidak terjadi heterokadesitas pada modelregresi sehingga model regresi layak digunakan (LihatGambar 1).

Analisis Regresi Linier BergandaHasil pengolahan data untuk pengujian hipotesis

dengan menggunakan analisis regresi linear bergandadengan menggunakan SPSS versi 20.0. BerdasarkanTabel 3 dapat dibangun sebuah persamaan regresiseperti berikut:

Y= 0,580 - 0,177X1- 0,05X2-0,480X3 + e

Nilai F value sebesar 177,517 dengan nilaisignifikansi sebesar 0,000 bermakna bahwa variabelindependen secara bersama-sama berpengaruhterhadap variabel dependen karena nilai signifikansilebih kecil dari 5% atau 0,05. Hal ini menunjukanbahwa variabel return on investment, current rasiodan debt to equity ratio dapat dipergunakan untukmemprediksi pengambilan keputusan kredit padaperbankan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), TbkCabang Sigli Unit Meureudu dan PT. Bank SyariahMandiri Office Meureudu.

Nilai koefisien determinasi yang ditunjukan padaTabel 3 sebesar 0,715 atau 71,5% bermakna bahwavariabel return on investment, current rasio dan debtto equity ratio mampu menjelaskan pengambilankeputusan pemberian kredit sebesar 71,5%.Kemampuan menjelaskan variabel independen inilumanyan besar karena persentase yang lebih kecil,yakni 28,5%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdimasukan dalam penelitian ini.

Tabel 1Uji Normalitas

Standardized Predicted ValueN 216

Normal Parametersa,b Mean 0E-7Std. Deviation 1,00000000

Most Extreme DifferencesAbsolute ,353Positive ,302Negative -,353

Kolmogorov-Smirnov Z 5,189Asymp. Sig. (2-tailed) ,062

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.Sumber: Data Penelitian, diolah (2016)

Tabel 2Uji Multikolonieritas

Tolerance VIF0,967 1,0340,931 1,0740,924 1,083

Sumber: Data Penelitian, diolah (2016)

Page 89: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

87 MARIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Tabel 3Hasil Regresi Linear Berganda

Variable Coeff.. Std. Error t Sig

(Constant) ,580 ,014 42,059 ,000

ROI ,177 ,014 12,838 ,000

CR -005 ,000 -,479 ,632

DER -,480 ,029 -16,574 ,000

F hitung = 177,517 Sig = 0,000

R = 0,849 R2 = 0,715 Adjusted R = 0,711Sumber: Data Penelitian, diolah (2016)

Gambar 1Uji heteroskedastisitas

Pengaruh Current Rasio terhadap PengambilanKeputusan Kredit

Hasil pengujian secara parsial untuk current rasiosebesar 0,632 dengan besaran nilai t adalah -,479.Nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05(0,632>0,05). Artinya return on investment tidakberpengaruh signifikansi terhadap pengambilankeputusan kredit. Hal ini dikarenakan debitur yangmengajukan pembayaran kredit tidak dalam jangkapendek, melainkan dalam jangka panjang.

Pengaruh Debt to Equity Rasio terhadap KeputusanPemberian Kredit

Nilai signifikansi untuk variabel debt to equityratio adalah sebesar 0,000 dengan nilai t sebesar -16,574. Hal ini berarti debt to equity ratioberpengaruh negatif dan signifikansi terhadappengambilan keputusan kredit pada lembagaperbankan. Hal ini menunjukan rata-rata debitur yangmengajukan kredit dinilai berdasarkan kondisileveragenya yaitu seberapa besar modal sendiri yangdimiliki calon debitur untuk mendukung usahanya.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 89

Page 90: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

90 MARIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

KESIMPULAN

Return on investment, current rasio dan debt toequity ratiosecara bersama-sama berpengaruhterhadap pengambilam keputusan kredit;

Return on investment berpengaruh signifikansiterhadap pengambilam keputusan kredit;

Current rasio tidak berpengaruh terhadappengambilam keputusan kredit;

Debt to equity ratio berpengaruh negatif dansignifikansi terhadap keputusan pemberian kredit;

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,beberapa saran yang dapat di ajukan adalah sebagaiberikut:

Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), TbkCabang Sigli Unit Meureudu dan PT. BankSyariah Mandiri Office Meureudu dalampenyaluran kredit, sebaiknya mempertimbangkanhasil penelitian ini, karena dapat digunakansebagai tambahan referensi dalam prosespengambilan keputusan pemberian kredit.

Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakanmetode analisis lain yang berbeda, sehingga hasilyang diperoleh konsisten. Misalnya denganmemasukkan jumlah pengamatan yang lebihbanyak dan memperpanjang rentang waktupenelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. N & Govindarajan, V. 2003. SistemPengendalian Manajemen. Edisi Pertama.Jakarta:Salemba Empat.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Cet. Ke 13. Jakarta:Rineka Cipta.

Chiarella et al., 1991, Determinants Of CorporateCapital Structure. Australian Evidence, Version2, May, Australia

Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank. Jakarta: MutiaraSumber Widya

Firdaus, Rachmat. Maya, Arianti. 2009. ManajemenPerkreditan Bank Umum: Teori, Masalah,Kebijakan dan Aplikasi Lengkap denganAnalisis Kredit. Bandung: Alfabeta

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisi Multivariatedengan Program IBM SPSS 21. Cet. VII.Semarang: Universitas Dipenogoro.

Harahap. Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi.Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.

Karo-karo, Sastra. 2011. Pengaruh InformasiAkuntansi dan Informasi Bukan Akuntansiterhadap Pengambilan Keputusan Kredit PadaPT. Bank Sumut Cabang Imam Bonjol Medan.Tesis S2. Medan. Program Pascasarjana.Universitas Sumatera Utara.

Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama.Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.

Matondang, Abdul Wahab. 2011. Pengaruh InformasiAkuntansi dan Informasi Non Akuntansiterhadap Pengambilan Keputusan KreditKupedes Modal Kerja Pada PT. Bank BRIIskandar Muda Medan. Tesis S2. ProgramPascasarjana. Universitas Sumatera Utara.Medan.

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai StatistikMultivariat. Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo.

Septriawan, Reza Mohammad. 2010. PengaruhInformasi Akuntansi dan Informasi NonAkuntansi terhadap Pengambilan KeputusanKredit pada PT. Bank CIMB Niaga Tbk CabangMedan Petisah. Tesis S2. Medan: ProgramPascasarjana. Universitas Sumatera Utara.

Suroso. 2003. Pengaruh Informasi Akuntansi terhadapPengambilan Keputusan Kredit pada PT. BankMandiri. TBk Cabang Medan Imam Bonjol.Tesis. Medan. Program Pascasarjana UniversitasSumatera Utara.

Ustadi. 1993. Pengaruh Informasi Akuntansi dalamPengambilan Keputusan Kredit oleh BankRakyat Indonesia Kantor Wilayah DaerahIstimewa Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:Program Pascasarjana UGM.

Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentangPerbankan

Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data PenelitianMenggunakan SPSS. Yogyakarta: UniversitasAtma Jaya.

Page 91: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUSKAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI

PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA TAHUN 2010-2014

DY ILHAM SATRIA1, SITTI HAFASAH2

1Dosen FEB Akuntansi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe2Program Studi Akuntansi FEB Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

The purpose of this study was to analyze the influence of the accounting profit, cash flow, operating cash flowsinvesting cash flows and funding influential simultaneously or parssial against the stock price on propertycompanies listed on the Indonesia stock exchange. The data used in this research is secondary data in the formof annual report property companies listed on the Indonesia stock exchange from 2010-2014 in the annualsource data comes from the Indonesia stock exchange (IDX). Sample a number of 10 companies. Methods ofanalysis used was multiple linear regression models. Based on the results of the study showed that theoperating cash flows stock prices significantly. Accounting profit for the accounting profit, cash flow,investing cash flows and funding the simultaneous partial or no effect on stock prices significantly to propertycompanies listed on the Indonesia stock exchange.

KeyWords: Accounting Profit, Flow, Operating Cash Flows Investing Cash Flows And Funding

PENDAHULUAN

Sektor properti merupakan salah satusektor yang paling diminati oleh parainvestor. Perkembangan dan pertumbuhan sektorproperti di Indonesia secara langsung atau tidakakan berdampak pada perolehan laba ataukeuntungan, perusahaan properti dan secara umumakan bermuara pada kinerja perusahaan. Secaralogika semakin banyak jumlah properti yangdibangun dan terjual maka potensi meningkatnyalaba juga semakin tinggi. Para investor sebelumterlibat investasi terlebih dahulu mencari informasikinerja perusahaan agar investasi yang dilakukanmemberikan mereka keuntungan. Beberapa halyang menjadi penilaian utama yaitu laba akuntansi,arus kas dan harga saham.

Penyataan Standar Akuntansi Keuangan 2013menyatakan bahwa laba akuntansi atau penghasilan(income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selamaperiode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yangmengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasaldari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansimenunjukkan ukuran tingkat pengembalian bagipara pemegang saham dan ukuran kinerjamanajemen Dalam keseluruhan penilaian kinerjakeuangan (Ang,2007:101). Jika laba akuntansisuatu perusahaan menunjukkan peningkatan dariwaktu ke waktu, maka investor akan tertarik untukmenginvestasikan dananya pada perusahaantersebut, dengan demikian harga saham yangdimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat(Simamora,2000). Penelitian Hartadi (2000) yangmenyatakan “adanya pengaruh yang signifikanantara perubahan laba akuntansi dengan perubahanharga saham, dengan kata lain adanya hubunganyang positif dari perubahan laba akuntansi terhadapperubahan harga saham.”

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016ISSN : 2301-4717 p. 91-100

Page 92: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

92 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

LANDASAN TEORI

Pengertian SahamSaham adalah surat berharga yang

menunjukkan kepemilikan perusahaan sehinggapemegang saham memiliki hak klaim atas dividenatau distribusi lain yang dilakukan perusahaankepada pemegang saham lainnya. Menurut Husnan(2005:29), “saham merupakan secarik kertas yangmenunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yangmemiliki kertas tersebut) untuk memperolehbagian dari prospek atau kekayaan organisasiyang menerbitkan sekuritas tersebut danberbagai kondisi yang memungkinkan pemodaltersebut menjalankan haknya”. Saham merupakansalah satu dari beberapa alternatif yang dapatdipilih untuk berinvestasi.

Harga SahamMenurut pasal 1 Undang-Undang Pasar Modal

Nomor 8 Tahun 1995 mendefinisikan “Bursa efeksebagai pihak yang menyelenggarakan danmenyediakan system dan/ atau sarana untukmempertemukan penawaran jual dan beli efekpihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkanefek. ” Saham adalah tanda bukti memilikiperusahaan dimana pemiliknya disebut sebagaipemegang saham (shareholder atau stockholder)(Samsul, 2006). Bukti bahwa seseorang atau suatupihak dapat dianggap sebagai pemegang sahamadalah apabila mereka sudah tercatat sebagaipemegang saham dalam buku yang disebut DaftarPemegang Saham (DPS). Bukti bahwaseseorang adalah pemegang saham juga dapatdilihat pada halaman belakang lembar sahamapakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan(emiten) atau belum.

Pegertian labaLaba menurut Soemarsono (2000:234) adalah

“Laba adalah selisih antara penerimaan ataupendapatan total dan jumlah seluruh biaya”.Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh labayang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaanakan berpengaruh terhadap kelangsungan hidupperusahaan tersebut. Perusahaan pastimenginginkan adanya peningkatan laba yangdiperoleh dalam setiap tahunnya. Pertumbuhan labaadalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaandibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Belkaouni (2003:34) mengemukakan bahwa“laba merupakan suatu pos dasar dan penting

dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagaikegunaan dalam pelbagai konteks.” Laba umumnyadipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan,determinan pada kebijakan pembayaran dividen,pedoman investasi dan pengambilan keputusan danunsur prediksi. Sementara itu, Salvatore (2001:43)menyatakan bahwa; Laba yang tinggi merupakantanda bahwa konsumen menginginkan outputindustri lebih banyak. Laba yang tinggimemberikan insentif bagi perusahaan untukmeningkatkan output dan lebih banyakperusahaan yang akan masuk ke industri tersebutdalam jangka panjang.

Laba AkuntansiLaba akuntansi bukanlah definisi yang

sesungguhnya dari laba melainkan hanyamerupakan penjelasan tentang bagaimana caramenghitung laba. Karakteristik dari pengertian labaakuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan.Beberapa keunggulan laba akuntansi yangdikemukakan oleh Muqodim (2005:114) adalah :a) Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba

akuntansi bermanfaat bagi para pemakainyadalam pengambilan keputusan ekonomi.

b) Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkansecara obyektif dapat diuji kebenarannya sebabdidasarkan pada transaksi nyata yang didukungoleh bukti.

c) Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakuipendapatan laba akuntansi memenuhi dasarkonservatisme.

d) Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuanpengendalian terutama berkaitan denganpertanggungjawaban manajemen.

Pengertian Arus KasKas sangat berperan dalam menentukan

kelancaran kegiatan perusahaan. Dapatdisimpulkan bahwa suatu perusahaan harusmemiliki anggaran kas untuk menjaga posisilikuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surpluskas. Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapatdibelikan surat-surat berharga (efek ataumarketable securities atau temporary investment)yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen.Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditaskarena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai,artinya mudah dijual di pasar bursa dan untuktujuan investasi sementara untuk memperolehkeuntungan atas dasar pembedaan harga jual danharga beli.

Page 93: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

93 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Informasi tentang arus kas suatu perusahaanberguna bagi pemakai laporan keuangan sebagaidasar untuk menilai kemampuan perusahaan danmenilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakanarus kas tersebut. Dalam proses pengambilankeputusan ekonomi, para pemakai perlumelakukan evaluasi terhadap kemampuanperusahaan dalam menghasilkan kas sertakeputusan perolehannya. Perusahaan harusmenyusun laporan arus kas dan harus menyajikanlaporan tersebut sebagai bagian yang tidakterpisahkan dilaporan keuangan untuk periodepenyajian laporan keuangan. Agar menghasilkankeuntungan tambahan, perusahaan harusmempunyai kas untuk ditanamkan kembali.Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belumpasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikianperusahaan dapat mempunyai jumlah kas yanglebih besar atau lebih kecil daripada jumlahkeuntungan yang dilaporkan dalam buku.

Komponen Arus KasLaporan arus kas yang dipublikasikan

melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kasbaik dari aktivitas operasi, investasi, danpendanaan. Publikasi tersebut akan membantumenunjukkan bagaimana mungkin sebuahperusahaan yang melaporkan kerugian tetap dapatmembeli aktiva tetap atau membayar dividen.Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersihmenjadi berguna bagi investor, kreditor dan pihaklainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadidengan sumber dana perusahaan yang paling likuidyaitu kas

Kerangka KonseptualMenurut Sekaran (2006:127) mengemukakan

bahwa “kerangka konseptual merupakan modelkonseptual tentang bagaimana teori berhubungandengan berbagai faktor yang telah diidentifikasisebagai masalah yang penting”.

Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan pengaruhlaba akuntansi (X1), arus kas aktivitas operasi(X2), arus kas aktivitas investasi (X3) dan arus kasaktivitas pendanaan (X4) terhadap harga sahambaik secara simultan maupun parsial. Pengujiansecara simultan dilakukan dengan iji-F danpengujian secara parsial dilakukan dengan uji-t.

Gambar 1 Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Populasi Dan SampelPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan

data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia dengan mengakses situswww.idx.co.id. Sementara Teknik pengumpulandata dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan metode dokumentasi denganmenggunakan data kuantitatif.

Definisi Operasional Variabel Harga Saham (Y)

Harga pasar saham adalah nilai saham yangterjadi akibat diperjualbelikannya sahamtersebut. Adapun penentuan harga jual sahamyang diperdagangkan di pasar perdanaditentukan oleh emiten (issuing firm) danpenjamin emisi (underwriter). Jadi harga jualmerupakan kesepakatan kedua belah pihak(harga yang terbentuk merupakan (negotiatedprice). Selain metode tersebut, terdapat cara lainuntuk menentukan harga jual saham di pasarperdana, yaitu melalui competitive bidding.

Laba Akuntasi (X1)Laba Akuntansi menurut PSAK 2 tahun 2009adalah kenaikan manfaat ekonomi selamaperiode akuntansi dalam bentuk pemasukanatau penambahan aktiva atau penurunankewajiban yang mengakibatkan kenaikanekuitas yang tidak berasal dari kontribusipenanaman modal. Laba akuntansi diukur

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 93

Page 94: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

94 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

berdasarkan laba bersih setelah pajak ( NetIncome After Tax ) atau NIAT yaitu pendapatanbersih setelah pajak dengan memperhitungkanhak minoritas (minority interest) per 31Desember yang dinyatakan dalam satuanRupiah.

Metode AnalisisUji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalampenelitian ini adalah uji normalitas, ujimultikoliniaritas, uji autokorelasi, dan ujiheterokedastisitas.

Uji NormalitasUji asumsi klasik yang pertama adalah ujinormalitas, dilakukan untuk melihat bahwasuatu data terdistribusi dengan normal atautidak.

Uji MultikolinearitasUji multikoloniaritas dimaksudkan untukmengetahui apakah terdapat interkorelasiyang sempurna diantara beberapa variabelbebas yang digunakan dalam persamaan regresi.

Uji AutokorelasiUji ini dilakukan untuk mengetahui tidakadanya korelasi di antara kesalahan pengganggupada periode t dengan kesalahan pada periode t-i (sebelumnya) dalam model regresi

Uji HeteroskedastisitasUji ini muncul apabila kesalahan atau residualdari model yang dianalisis tidak memilikivarian yang konstan dari suatu observasi

Metode Analisis DataPenelitian ini akan mengggunakan metode

regresi linier berganda untuk analisis pengaruh darivariabel bebas terhadap variabel terikat

Y= a + b1X1 + b2X2 + b 3X3+ b 4X4+ e

Keterangan :

Y = Harga Sahama = Konstantab1 - b4 = Koefisien RegresiX1 = Laba AkuntansiX2 = Arus Kas OperasiX3 = Arus Kas InvestasiX4 = Arus Kas Pendanaane = variabel pengganggu

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Uji statistik terhadap regresi linier bergandabertujuan untuk membuktikan hipotesis ada atautidaknya pengaruh yang signifikan atau kuat makadilakukan dengan uji t dan uji F. Pada penelitian inidigunakan model regresi berganda dengan variabeldependen berupa harga saham, dan variabelindependen arus kas dan laba akuntansi

Tabel 1Hasil Regresi Linier Berganda

Model B thitung ttabelSig(t)

Konstanta 0.880 1.665 2.692 0.103LabaAkuntansi(X1)

0.086 1.352 0.183

Arus KasOperasi (X2) 0.199 1.755 0.002

Arus KasInvestasi (X3

-0.005 -0.096 0.924

Arus KasPendanaan(X4)

-0.136 -1.265 0.213

(R)Adjstd

(R2)Sig (F) Fhitung Ftabel

0.472a 0.154 0.021 3.224 2.56Sumber: Output SPSS (2015), data diolah.

Berdasarkan dengan data yang ada pada Tabel 1tersebut di atas, maka selanjutnya persamaanregresi dapat dijabarkan sebagai berikut :

Y= 0.880 + 0.086X1+ 0.199X2- 0.005X3- 1.136X4

Dimana:

Y = Harga sahamX1 = Laba AkuntansiX2 = Arus Kas OperasiX3 = Arus Kas InvestasiX4 = Arus Kas Pendanaan

Dari persamaan regresi di atas dapat dijelaskanbahwa:

Nilai konstanta (a) sebesar 0.880 artinya jikalaba akuntansi dan komponen arus kas dianggapkonstan, maka besarnya harga saham adalahsebesar 880 point pada sesi penutupan.

Nilai koefisien laba akuntansi sebesar 0.086menunjukkan hubungan positif yang memberi artibahwa setiap peningkatan laba akuntansi sebesar1%, maka akan meningkatkan harga saham sebesar8,6 poin. Hal ini menunjukkan hubungan atau tidak

Page 95: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

95 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

berpengaruh signifikan. Laba akuntansiberpengaruh tidak signifikan karena labaakuntansi yang diperoleh dari kegiatanoperasional perusahaan akan dibagikan kepadapemegang saham sebagai balas jasa telahmenanamkan modalnya dalam perusahaan atauyang biasa disebut dengan dividen. Nantinyadividen tersebut merupakan salah satu komponenpenyusun return saham selain capital gain. Investorlebih menilai pola dan kebijakan devidendidbandingkan laba akuntansi perusahaan.

Nilai koefisien regresi arus kas operasisebesar 0.199 menunjukkan hubungan positifyang memberi arti bahwa setiap peningkatan aruskas operasi sebesar 1%, maka akan meninggkatkanharga saham sebesar 19,9 poin.

Nilai koefisien regresi arus kas investasi sebesar-0.005 menunjukkan hubungan negatif yangmemberi arti bahwa penurunan arus kas investasisebesar akan menurunkan harga saham sebesar 5poin. Hal ini disebabkan informasi yangterkandung dalam arus kas investasi mampudigunakan sebagai dasar pengambilan keputusandalam pasar modal karena masih dibandingkanfactok fundamental yang menjadi penilaianinvestor seperti tingkat suku bunga dan manajerialperusahaan.

Nilai koefisien regresi arus kas pendanaansebesar -0.136 menunjukkan hubungan negatifyang memberi arti bahwa setiap penurunan arus kaspendanaan sebesar 1%, maka akan menurunkanharga saham sebesar 136 poin. Hal inimenunjukkan, investor melakukan penilaianterhadap operasi perusahaan untuk memastikansumber daya perusahaan mampu mengelolaperusahaan untuk mencapai profit.

Dari Tabel 1 di atas, maka diperoleh nilai R =0,472 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasiatau hubungan antara laba akuntansi dengankomponen arus kas terhadap harga saham sebesar47,2%. Sedangkan R2 = 0,223 yang diartikanbahwa variasi dari harga saham dapat dijelaskanoleh variasi dari keempat variabel independentsebesar 22,3%, sedangkan sisanya sebesar 77,7%dapat dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain yangtidak diteliti dalam penelitian ini.

Hal ini mengindikasikan bahwa variabel-variabel tersebut secara bersama-sama tidakberperan dalam pengambilan keputusan investor.Hal ini dimungkinkan karena variabel labaakuntansi, aliran kas total, aliran kas investasi,aliran kas pendanaan, dan ukuran perusahaan

merupakan komponen basi (stale component) yangtelah diantisipasi oleh pasar sebelum diumumkan.Nilai R Square yang kecil ini disebabkan karenabanyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhiminat seseorang investor untuk membeli suatusaham hingga mampu mendongkrak harga sahamdi pasar modal. Disamping itu kondisi politik dankeamanan bangsa Indonesia mengalamiketidakstabilan, sehingga menyebabkan krisiskepercayaan pada para investor dalam berinveastasiakibatnya nilai saham di pasar modal Indonesiaberfluktuasi tidak menentu.

Penafsiran koefesien korelasi (R) yang dihitungmaka dapat berpedoman pada ketentuan di bawahini:

Tabel 2Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefesien KorelasiInterval Koefesien Tingkat Hubungan0,00-0,1990,20-0,3990,40-0,5990,60-0,7990,80-1,000

Sangat RendahRendahSedangKuatSangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2005:183)

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahuikoefesien korelasi (R) sebesar 0,472% yangmenunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi)antara variabel bebas dengan variabel terikat hargasaham adalah sedang.

Pengujian HipotesisUji-t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah dalammodel regresi variabel independen secara parsialberpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.Pada penelitian ini uji t bertujuan untuk mengujihipotesis yang dibuat, selanjutnya dilihat dari hasiluji parsial maka akan dapat disajikan hasil uji tyaitu sebagai berikut :1. Pengujian parsial variabel Laba Akuntansi

terhadap Harga sahamBerdasarkan hasil olahan data diperoleh uji thitung sebesar 1.352 dan sig 0,183 dan t tabel =2.692. Oleh karena thitung = 1.352 <2.692 dannilai sig sebesar 0,183> 0,05 berarti dapatdisimpulkan bahwa menolak H1 artinya labaakuntansi tidak berpengaruh signifikanterhadap harga saham perusahaan propertyyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Tidakberpengaruhnya laba akuntansi terhadap hargasaham perusahaan property yang terdaftar diBursa Efek Indonesia dikarenakan

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 95

Page 96: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

96 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

pelaporan laba akuntansi mengandungkomponen transitori. Komponen transitoriadalah komponen penggangu dari laba yangdapat menurunkan relevansi nilai laba, sepertikesulitan keuangan suatu perusahaan yangmencerminkan nilai perusahaan bukan lagi labatetapi komponen lainnya, atau subyekmanipulasi bagi manajemen yang biasanyadilakukan melalui penggunaan metodeakuntansi yang berbeda untuk transaksi yangsama untuk tujuan tertentu dan meningkatnyainformasi penting lainnya yang bersifat nonkeuangan. Hasil penelitian sejalan dengan hasilpenelitian Keni (2008), Priyatin (2010) danHutabarat (2011) yang menyatakan tidakadanya pengaruh laba akuntansi terhadap hargasaham dan menolak hasil penelitian yangdilakukan oleh Mayang Sari (2004), Lisytorini(2009) dan Novianti (2012).

2. Pengujian parsial variabel Arus Kas Operasiterhadap Harga sahamBerdasarkan hasil olahan data diperoleh uji thitung sebesar 1.755 dan sig 0,002 dan t tabel =2.692. Oleh karena thitung = 1.755<2.692 dannilai sig sebesar 0.002<0,05 berarti dapatdisimpulkan bahwa menerima H2 artinya aruskas operasi berpengaruh signifikan terhadapharga saham perusahaan property yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Berpengaruhnya aruskas operasi terhadap harga saham karenainformasi arus kas operasi lebih berguna untukmemprediksi penyediaan arus kas untuk untukmembayar utang kepada kreditor dan dividenkepada investor, karena akan mempengaruhikeuntungan yang akan diterima oleh investoratas investasi saham. Sementara itu sebagianinvestor tidak selalu tertarik dengan keuntungandari pembagian dividen dan lebih tertarikdengan keuntungan yang bersifat capital gain.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitianyang dilakukan oleh Keni (2008), Sinaga danPamuji (2008), Listyorini (2009) serta Novianti(2012) yang menyatakan bahwa arus kasoperasi berpengaruh terhadap harga saham.

3. Pengujian parsial variabel Arus Kas Investasiterhadap Harga sahamBerdasarkan hasil olahan data diperoleh uji thitung sebesar -0.096 dan sig 0,924 dan t tabel= 2.692. Oleh karena thitung = -0.096 <2.692dan nilai sig sebesar 0,924 >0,05 berarti dapatdisimpulkan bahwa menolak H3 artinya aruskas investasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham perusahaan property yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tidakberpengaruhnya arus kas investasi terhadapharga saham karena arus kas investasi Arus kasinvestasi pada suatu perusahaan dapat benilaipositif (surplus) ataupun negatif (defisit). Aruskas yang positif menunjukkan bahwaperusahaan mendapatkan pendapatan dariinvestasi yang dilakukan, sedangkan arus kasinvestasi yang negative menunjukkan bahwaperusahaan banyak menggunakan investasi,seperti membeli aktiva tetap jangka panjang,surat-surat berharga atau memberikan pinjamankepada perusahaan lain, yang hasilnyadiharapkan akan menghasilkan keuntungandimasa yang akan datang. Hal ini menunjukkanbahwa nilai arus kas yang positif ataupunnegatif tidak akan mempengaruhi tingkatkeuntungan saham yang diterima oleh investor,karena kedua kondisi tersebut dapatmenciptakan keuntungan bagi perusahaan, yangjuga berdampak pada pembagian keuntungantersebut dalam bentuk dividen. Oleh karenanyainformasi arus kas investasi tidak dapatmemengaruhi keputusan investor dalaminvestasi saham, sehingga arus kas investasitidak berpengaruh terhadap harga saham. Jikadilihat dari nilai arus kas investasi yang negatifmengindikasikan bahwa sebagian besarperusahaan masih berupaya melakukaninvestasi dan belum mendapatkan hasil dariinvestasi yang dilakukan. Jika dikaitkan dengannilai yang negatif tersebut maka sebagianperusahaan bisa tergolong dalam kelompokgrowth, karena perusahaan banyakmengeluarkan dana untuk melakukankegiatannya, atau dalam kelompok sustaintergantung dari kegiatan investasi yangdilakukan perusahaan, dan reinvestasi yangakan diterima perusahaan. Hasil penelitian inimenunjuang penelitian yang dilakukan olehKeni (2008), Listyorini (2009) dan Hutabarat(2011), Novianti (2012).

4. Pengujian parsial variabel Arus Kas Pendanaanterhadap Harga sahamBerdasarkan hasil olahan data diperoleh uji thitung sebesar -1.265 dan sig 0,213 dan t tabel= 2.692. Oleh karena thitung = -1.265<2.692dan nilai sig sebesar 0,213>0,05 berarti dapatdisimpulkan bahwa menolak H4 artinya aruskas investasi pendanaan tidak berpengaruhsignifikan terhadap harga saham perusahaan

Page 97: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

97 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Tidak berpengaruhnya arus kas pendanaanterhadap harga saham karena arus kaspendanaan lebih mencerminkan hubunganlangsung dengan pendanaan perusahaan. Aruskas pendanaan yang potifif mengakibatkanperubahan jumlah serta komposisi modal danpinjaman perusahaan. Sedangkan besarnyapengembalian pinjaman, penambahan modaldisetor maupun pembayaran dividen kas sangattergantung dari kebijakan perusahaan,sehingga kondisi arus kas pendanaan kurangmempengaruhi kinerja perusahaan padaumumnya dan akibatnya juga kurang dapatmempengaruhi perubahan harga sahamperusahaan. Hal inilah yang menjadikan aruskas pendanaan tidak berpengaruh secarasignifikan terhadap harga saham. Hasilpenelitian ini didukung penelitian sebelumnyayang dilakukan oleh Keni (2008), Sinaga danPamuji (2008), Priyatin (2010), Hutabarat(2011).tetapi tidak didukung oleh Listyorini(2009).

Uji-F (Uji Simultan)Uji serempak dengan menggunakan uji F maka

diperoleh Fhitung = 3.224 dan F tabel yaitu sebesar2,56 dan nilai sig = 0,021. Karena nilai F hitung =3.224 > F tabel sebesar 2,56 dan selain itu nilai sig= 0.021>0,05 berarti dapat disimpulkan bahwa labaakuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi danarus kas pendanaan secara simultan berpengaruhterhadap harga saham pada perusahaan propertyyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Berpengaruhnya laba akuntansi, arus kas operasi,arus kas investasi dan arus kas pendanaan terhadapharga saham dikarenakan, Hal tersebutmembuktikan bahwa informasi laporan keuanganperusahaan digunakan oleh investor dalampengambilan keputusan investasi. Hasilpenelitian ini mendukung penelitian Daniati(2006) yang menyatakan arus kas operasi,investasi, dan pendanaan, laba akuntansiberpengaruh terhadap harga saham.

KESIMPULAN

1. Laba akuntasi tidak berpengaruh signifikanterhadap harga saham pada perusahaan propertiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengandemikian hipotesis yang diajukan ditolakkebenarannya.

2. Arus kas operasi berpengaruh signifikanterhadap harga saham pada perusahaanproperti yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia, dengan demikian hipotesis yangdiajukan diterima kebenarannya.

3. Arus kas investasi tidak berpengaruh signifikanterhadap harga saham pada perusahaan propertiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengandemikian hipotesis yang diajukan ditolakkebenarannya.

4. Arus kas pendanaan tidak berpengaruhsignifikan terhadap harga saham padaperusahaan properti yang terdaftar di BursaEfek Indonesia, dengan demikian hipotesisyang diajukan ditolak kebenarannya.

5. Laba akuntasi, arus kas operasi, arus kasinvestasi dan arus kas pendanaan secarasimultan berpengaruh signifikan terhadap hargasaham pada perusahaan properti yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia, dengan demikianhipotesis yang diajukan diterima kebenarannya.

REKOMENDASI

1. Penelitian selanjutnya perlumempertimbangkan pemilihan populasi dansampel dari sektor lain seperti perusahaanmanufaktur yang memiliki ikatan kerjasamadengan perusahaan properti karena hal iniberkemungkinan ikut berperan pada akuntansiperusahaan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapatmelakukan penambahan terhadap variabelindependen yang bersifat fundamental sepertideviden dan suku bunga agar model regresiyang dihasilkan terlihat perbedaan factorkontribusi dan pengaruh dalam penentuan hargasaham.

DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Smita. (2012). Analisis Penetapan HargaPasar Wajar dalam Transfer Pricing AtasIntra-Group Management Service DiIndonesia. Skripsi S1 (Dipublikasikan).Program Studi Ilmu Adminstrasi FiskalUniversitas Indonesia. Depok.

Ang, Robert (2007). Buku Pintar Pasar ModalIndonesia. First Edition, Mediasoft: Jakarta.

Ariadi (2009). Analisis Opini Going Concernpada Kondisi Keuangan danPertumbuhan Perusahaan (Analisis NilaiProbit): Studi Empiris pada PerusahaanPerdagangan Besar di BEI. Skripsi UIN.

Arikunto (2002). Prosedur Penelitian SuatuPendekatan dan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 97

Page 98: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

98 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

(2010). Prosedur Penelitian SuatuPendekatan dan Praktek. Edisi Revisi.Jakarta: RinekaCipta.

Belkaouni (2003). Teori Akuntansi. PenerbitSalemba Empat. Jakarta.

Cooper (2006). Metode Riset Bisnis, Volume 1.Edisi Sembilan, Alih Bahasa Budijanto dkk,McGraw- Hill Irwin. Jakarta. Gramedia.

Clubb (2005). "An Empirical Study of theInformation Content of Accounting Earnings,Funds Flow, and Cash Flow in the UK",Journal of Business Finance andAccounting, January, pp 35-52

Darmadji (2001). Pasar Modal di Indonesia,.Salemba Emapat, Jakarta

Darmiati. (2014). Pengaruh Rasio KeuanganDalam Memprediksi Laba Pada PerusahaanMakanan dan Minuman di Bursa EfekIndonesia. Skripsi, Tidak Dipublikasikan.Unimal, Lhokseumawe.

Evi Mutia (2012). Pengaruh Informasi LabaDan Arus Kas Terhadap Harga Saham.Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Ghozali (2001). Aplikasi Analisis MultivariateDengan Program SPSS. (Edisi Kedua),Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang

Ghozali (2007). Aplikasi Analisis MultivariateDengan Program SPSS. (Edisi Keempat),Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang

Gunawan (2000). Anggaran Perusahaan. CetakanI. Yogyakarta: BPFE

Hadi (2006). Analisis Dampak DesentralisasiFiskal terhadap Pertumbuhan EkonomiKabupaten/ Kota Provinsi Jawa Tengah.http:// eprints.undip.ac.id /16947/ 1/Analisis_Dampak_Desentralisasi_Fiskal_Terhadap by_Hadi_Sasana_.pdf.

Hapsari (2008) Pengaruh Informasi LabaAkuntansi, Komponen Arus Kas, SizePerusahaan, Dan Tingkat Leverage TerhadapExpected Return Saham.digilib.mercubuana.ac.id/manager/file.../Isi_pustaka_479484936424.pdf.

Harahap (2005). Teori Akuntansi, PT. RajaGrafindo Persada,. Jakarta

Harahap (2010). Analisis Kritis atas LaporanKeuangan. PT. Raja. Grafindo Persada.

Hartadi (2000). Analisis Pengaruh RasioKeuangan dalam Memprediksi LabaPerusahaan. USU Press: Medan.

Hasibuan (2009). Analisis Pengaruh Perubahan

Laba Akuntansi Terhadap Harga SahamPada Industri Dasar dan Kimia di BursaEfek Jakarta (BEJ). USU: Medan.

Hidayat (2008) “Analisis Pengaruh Arus Kas,Komponen Arus Kas, Dan Laba AkuntansiTerhadap Harga Saham Pada PerusahaanLQ45 Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun2003-2006core.ac.uk/download/pdf/11723381.pdf

Husnan (2005). Dasar-Dasar ManajemenKeuangan,. Edisi 5, UPP Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. StandarAkuntansi Keuangan, PSAK No.24. Jakarta :Salemba 4

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. StandarAkuntansi Keuangan, (Edisi revisi) PSAKNo.2. Jakarta : Salemba 4

Jogiyanto (2000). Teori Portofolio dan AnalisisInvestasi, Edisi II, BPFE-. UGM

Kusno (2004). Analisis Pengaruh Perubahan ArusKas dan Laba Akuntansi Terhadap ReturnSaham, Tesis, Program Pasca SarjanaUniversitas Diponegoro, Semarang

Kieso,et al (2007). Akuntansi Intermediate Edisi28 Jilid 1, Penerbit Erlangga. Jakarta.

Miller and Rock (1985). Dividend Policy PolicyUnder Asymetric Information, Journal ofFinance, Hal. 1031-1052.

Leny Sofyanti (2009). “Pengaruh InformasiLaporan Arus Kas Terhadap Harga SahamPada Perusahaan Yang Terdaftar Di BursaEfek Indonesia”, Skripsi Akuntansi,Universitas Sumatera Utara, Medan.

Livnat, Liunal & Zarowin (1990). Enomicconsequences of real and Accrual-basedearnings Management Activities. AccountingWorking Paper. New York University.

Manurung (1998). Memahami Seluk BelukInvestasi, PT. Adler. Jakarta. Bank Indonesia

Muqodim (2005). Teori Akuntansi, Edisi 1.Ekonisia. Yogyakarta

Mutia (2012). Earning Management dalamPenawaran Saham Perdana pada Tahun2008-2010 di Bursa Efek Indonesia. JurnalEkonomi Vol 20 No 4 Desember 2012.

Naimah (2009). Kandungan Informasi LabaAkuntansi dan Arus Kas Terhadap HargaSaham. Jurnal Akuntansi: UniversitasTarumanegara. Jakarta.

Naimah (2000). Pengaruh Ukuran Perusahaan,Pertumbuhan Dan Profitabilitas PerusahaanTerhadap Koofesien Respon Laba Dan

Page 99: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

99 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Koofesien Respon Nilai Buku Ekuitas: StudiPada Perusahaan Manufaktur di BEJ.Simposium Nasional Akuntansi ke -9,padang.

Noverio (2011). Analisis Pengaruh KualitasAuditor, Likuiditas, Profitabilitas, danSolvabilitas Terhadap Opini Audit GoingConcern Pada Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia. SkirpsiUniversitas Diponegoro, Semarang.

Octavia (2008). Analisis Pengaruh Total Arus Kas,Komponen Arus Kas Dan Laba AkuntansiTerhadap Harga Saham Di Bursa EfekJakarta, Tesis Program Pasca SarjanaUniversitas Diponegoro, Semarang.

Pangaribuan (2007). Analisis Hubungan AntaraLaba Akuntansi Dan Kas Dengan DividenKas Pada Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar di BEJ pada tahun 2002-2004.digilib.unimed.ac.id/.../UNIMEDUndergraduate-30097-7.%20NIM

Poppy Dian (2003). Nilai Tambah KandunganInformasi Laba dan Arus Kas Operasi.Simposium Nasional Akuntansi VI(Surabaya). 304-313.

Purwati (2005). Akuntansi Sektor Publik Edisi 2.Penerbit Andi. Yogyakarta

PSAK No. 2 Tahun 2004. Standar AkuntansiKeuangan, (Edisi pertama) PSAK No.2.Jakarta : Salemba 4

Volume 5, Nomor 1, Agustus 2016 99

Page 100: pengaruh financial leverage, volume perdagangan saham, laba

100 DY ILHAM SATRIA, SITTI HAFASAH Jurnal Akuntansi dan Keuangan