21
1 PENGARUH INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGALAMAN KERJA, PENGETAHUAN, INTEGRITAS, AKUNTABILITAS, DAN SKEPTISISME PROFESIONAL PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS PEMERIKSAAN (Studi Pada BPK Perwakilan Jawa Timur) Faizah Bambang Haryadi Rahmat Zuhdi Program Studi Akuntansi Universitas Trunojoyo Madura JL. Raya Telang PO.BOX 2 Kamal, Bangkalan – Madura [email protected] ABSTRACT This research was aimed to find out any influencing factors to the quality of investigation. The research was conducted at BPK Perwakilan Jawa Timur. The samples taken in this research were 45 respondents. Sample taken was done by applying random sampling methods. The research applied quantitative approach, which means the research emphasized on hypothesis testing. The research used several data quality test, classic assumption test, and t test. Data processing was tabulated using SPSS 17.0 version for Windows. The result of the research was that partial (t test) the independence and integrity influenced significantly to the investigation quality. While objectivity, working experience, knowledge, accountability, and professional skepticism not influenced significantly to the investigation quality . The results of doubled determination coefficient was 0.597 or 59.7%. This value showed that 59.7% of investigation result quality was influenced by independent variables while the rest (40.3%) was influenced by other factors out this research. Keywords: Investigation Quality, Independence, Objectivity, Working Experience, Knowledge, Integrity, Accountability, Professional Skepticism

Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

Page 1: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

1

PENGARUH INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGALAMAN KERJA,PENGETAHUAN, INTEGRITAS, AKUNTABILITAS, DAN SKEPTISISMEPROFESIONAL PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS PEMERIKSAAN

(Studi Pada BPK Perwakilan Jawa Timur)

FaizahBambang Haryadi

Rahmat ZuhdiProgram Studi Akuntansi Universitas Trunojoyo MaduraJL. Raya Telang PO.BOX 2 Kamal, Bangkalan – [email protected]

This research was aimed to find out any influencing factors to the quality ofinvestigation. The research was conducted at BPK Perwakilan Jawa Timur. Thesamples taken in this research were 45 respondents. Sample taken was done byapplying random sampling methods. The research applied quantitativeapproach, which means the research emphasized on hypothesis testing. Theresearch used several data quality test, classic assumption test, and t test. Dataprocessing was tabulated using SPSS 17.0 version for Windows. The result ofthe research was that partial (t test) the independence and integrity influencedsignificantly to the investigation quality. While objectivity, working experience,knowledge, accountability, and professional skepticism not influencedsignificantly to the investigation quality . The results of doubled determinationcoefficient was 0.597 or 59.7%. This value showed that 59.7% of investigationresult quality was influenced by independent variables while the rest (40.3%)was influenced by other factors out this research.

Keywords: Investigation Quality, Independence, Objectivity, WorkingExperience, Knowledge, Integrity, Accountability, Professional Skepticism

Page 2: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

2

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi kualitas pemeriksaan. Penelitian ini dilakukan pada BadanPemeriksa Keuangan Perwakilan Jawa Timur. Jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 45 responden. Penetapan sampel dengan menggunakanmetode sampel acak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,yaitu penelitian yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis. Penelitiandilakukan dengan menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji t.Pengolahan data dengan program SPSS versi 17.0 for windows. Hasil daripenelitian ini yaitu secara parsial (uji t) independensi dan integritasberpengaruh signifikan terhadap kualitas pemeriksaan. Sedangkanobjektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, akuntabilitas, dan skeptisismeprofesional tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pemeriksaan.Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi berganda adalah 0,597 atau59,7%. Nilai ini menunjukkan bahwa 59,7% kualitas hasil pemeriksaandipengaruhi oleh variabel independen sedangkan sisanya diketahui sebesar40,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.Kata Kunci: Kualitas Pemeriksaan, Independensi, Obyektifitas, PengalamanKerja, Pengetahuan, Integritas, Akuntabilitas, Skeptisisme ProfesionalPENDAHULUANOtonomi daerah telahdilaksanakan sejak pemerintahanorde baru yaitu sejakdiberlakukannya Undang UndangNomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. NamunUndang Undang tersebut dalamprakteknya yang terjadi adalahsentralisasi yaitu masih dominannyakontrol dari pemerintah pusat. Olehkarena itu terjadi beberapapergantian Undang Undang sampaiakhirnya disempurnakan denganUndang Undang Nomor 32 tahun2004 tentang Pemerintahan Daerahdan Undang Undang Nomor 33tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan Undang UndangNomor 32 tahun 2004 dan UndangUndang Nomor 33 tahun 2004,otonomi daerah memberikankewenangan dan tanggung jawabyang lebih besar kepada pemerintahdaerah untuk mengelola rumahtangganya sendiri. Pemerintahdaerah bertanggung jawab untukmengelola keuangan daerahnya danmelaksanakan pembangunan didaerahnya. Selain itu pemerintahdaerah memiliki wewenang dalammembuat kebijakan-kebijakan dalammelaksanakan pemerintahan.Terkait dengan besarnyawewenang dan tanggung jawab yangditerima pemerintah daerah, makaperlu adanya pengawasan,pengendalian dan pemeriksaan.

Page 3: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

3

Seperti yang dikemukakanMardiasmo (2005) dalamAyuningtyas (2012:1) terdapat tigaaspek utama yang mendukungterciptanya kepemerintahan yangbaik (good governance) yaitupengawasan, pengendalian danpemeriksaan. Fungsi pengawasandan pengendalian dilakukan olehdewan legislatif (DPR/DPRD) danAparat Pengawas Intern Pemerintah(APIP). Sedangkan berdasarkanUndang Undang Nomor 15 tahun2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawabdan Keuangan Negara, BPK sebagaiauditor pemerintah eksternalmelaksanakan pemeriksaan ataspengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara.Dalam melakukan pemeriksaan,BPK mengacu pada StandarPemeriksaan Keuangan Negara(SPKN) yang ditetapkan denganPeraturan BPK-RI No. 01 tahun 2007.Hasil pemeriksaan yang dilakukanBPK dituangkan dalam Laporan HasilPemeriksaan (LHP). Laporan HasilPemeriksaan memuat opini, temuan,kesimpulan, dan rekomendasipemeriksa.Hasil pemeriksaan sangatpenting perannya bagi pemerintahdaerah atau instansi yang diperiksa.Hasil pemeriksaan dapat membantupemerintah dalam pengambilankeputusan selanjutnya. Selain itu,hasil pemeriksaan yang baik akanmeningkatkan kepercayaanmasyarakat terhadap kinerjapemerintah dalam melaksanakanpemerintahan. Oleh karena itu,pentingnya hasil pemeriksaanmenuntut adanya kualitaspemeriksaan yang baik sehingga

hasil pemeriksaan dapat dijadikanacuan dan pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Pemeriksaan yang berkualitas adalahpemeriksaan yang sesuai denganstandar pemeriksaan mulai dariperencanaan, pelaksanaan, sampaipada pelaporan pemeriksaan.Kualitas pemeriksaanbergantung pada karakteristikauditor sebagai pemeriksa.Pemeriksa dituntut untuk memilikiindependensi dalam melakukanpemeriksaan. Pemeriksa yangmemiliki sikap independen akanterbebas dari berbagai kepentingandari pihak luar sehingga akanberpengaruh terhadap kualitaspemeriksaan. Dalam penelitian yangdilakukan Ahmad et al., (2011:71)ditemukan bahwa independensiaparat inspektorat berpengaruhpositif dan signifikan terhadapkualitas audit pada taraf signifikansi5%. Demikian pula penelitian yangdilakukan oleh Wati et al., (2010:15)bahwa independensi berpengaruhpositif dan signifikan terhadapkinerja auditor pemerintah. Namunpenelitian-penelitian tersebutbertentangan dengan penelitian yangdilakukan Sukriah et al., (2009:19)serta Mabruri dan Winarna(2010:16) yang menghasilkan bahwaindependensi tidak berpengaruhterhadap kualitas hasil pemeriksaan.Objektivitas pemeriksa jugadapat mempengaruhi kualitaspemeriksaan. Cara berfikirpemeriksa yang tidak memihak dantidak terpengaruh oleh pihak ketigaakan menghasilkan pemeriksaanyang bersih. Penelitian yangdilakukan Sukriah et al., (2009:20)serta Mabruri dan Winarna

Page 4: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

4

(2010:17) menghasilkan bahwaobjektivitas berpengaruh positifsignifikan terhadap kualitas hasilaudit/pemeriksaan.Pengalaman pemeriksa dalammelakukan pemeriksaanmemberikan dampak pada setiapkeputusan yang diambil. Pemeriksadiharapkan memberikan keputusanyang tepat berdasarkan pengalamanyang dimilikinya. Pada penelitianyang dilakukan Sukriah et al.,(2009:18) serta Mabruri danWinarna (2010:18), pengalamankerja berpengaruh positif signifikanterhadap kualitas hasilaudit/pemeriksaan. Namunbertentangan dengan penelitian yangdilakukan Singgih dan Bawono(2010:19), penelitian tersebutmenghasilkan bahwa pengalamankerja tidak berpengaruh terhadapkualitas audit.Pengetahuan pemeriksa tentangentitas yang diperiksa maupunpengetahuan umum akanmempengaruhi keputusan yang akandiambil dalam melakukanpemeriksaan sehingga juga akanberpengaruh terhadap kualitaspemeriksaan yang dilakukan. Sepertihalnya penelitian yang dilakukanMabruri dan Winarna (2010:18)serta Asrori (2011:44) menghasilkanbahwa pengetahuan auditorberpengaruh secara signifikanterhadap kualitas hasil audit.Integritas pemeriksa jugamempengaruhi kualitas audit.Semakin tinggi integritas pemeriksasemakin baik pula audit yangdilakukan. Seperti penelitian yangdilakukan Mabruri dan Winarna(2010:18) bahwa integritasberpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas hasil audit. Namunkali ini berbeda dengan penelitianyang dilakukan Sukriah et al.,(2009:20) bahwa integritas tidakberpengaruh terhadap kualitas hasilpemeriksaan.Sikap akuntabilitas pemeriksadalam melakukan pemeriksaan jugaberpengaruh terhadap kualitaspemeriksaan. Semakin pemeriksamampu mempertanggungjawabkansemua tindakan yang diambilnya,semakin baik kualitas pemeriksaanyang dilakukan. Penelitian yangdilakukan Singgih dan Bawono(2010:19) menunjukkan bahwaakuntabilitas secara parsialberpengaruh terhadap variabelkualitas audit. Sedangkan penelitianyang dilakukan Mardisar dan Sari(2007:17) menghasilkan bahwaakuntabilitas memiliki hubunganpositif dengan kualitas hasil kerjadengan kompleksitas tugas yangrendah namun tidak memilikipengaruh signifikan untukkompleksitas pekerjaan yang tinggi.Dan yang terakhir adalah sikapskeptis yang dimiliki pemeriksa jugadapat mempengaruhi kualitas hasilpemeriksaan. Semakin skeptisseorang pemeriksa maka akansemakin mengurangi tingkatkesalahan dalam melakukan audit(Januarti dan Faisal, 2010:4). Dalampenelitian yang dilakukan Januartidan Faisal (2010:20) menunjukkanskeptisisme profesional auditormempunyai pengaruh yang positifterhadap kualitas hasil audit.Adanya beberapaketidakkonsistenan dari hasilpenelitian terdahulu tersebut makadirasa perlu untuk melakukanpenelitian kembali mengenai

Page 5: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

5

pengaruh independensi, objektifitas,pengalaman kerja, pengetahuan,integritas, akuntabilitas danskeptisisme profesional pemeriksaterhadap kualitas pemeriksaan.Penelitian ini merupakanpengembangan dari penelitian yangdilakukan Mabruri dan Winarna(2010. Selain itu juga terdapatpenelitian yang dilakukan Sukriah etal., (2009), Ahmad et al., (2011),Wati et al., (2010), Singgih danBawono (2010), Januarti dan Faisal(2010), serta Mardisar dan Sari(2007). Perbedaan penelitian inidengan penelitian yang dilakukanMabruri dan Winarna (2010) adalahpenambahan dua variabel yaituakuntabilitas dan skeptisismeprofesional. Dua variabel tersebutdiadopsi dari penelitian yangdilakukan Januarti dan Faisal (2010)serta Singgih dan Bawono (2010).Selain itu penelitian-penelitiansebelumnya dilakukan pada sektorswasta seperti KAP dan auditorinternal pemerintah sepertiInspektorat dan BPKP. Objek daripenelitian ini adalah auditoreksternal pemerintah yaitudilakukan di BPK Perwakilan JawaTimur.Rumusan masalah penelitian iniadalah apakah independensi,objektivitas, pengalaman kerja,pengetahuan, integritas,akuntabilitas, dan skeptisismeprofesional berpengaruh secaraparsial terhadap kualitaspemeriksaan.TINJAUAN PUSTAKAKualitas PemeriksaanDalam Standar PemeriksaanKeuangan Negara disebutkan

pelaksanaan pemeriksaan yangdidasarkan pada StandarPemeriksaan akan meningkatkankredibilitas informasi yangdilaporkan atau diperoleh darientitas yang diperiksa melaluipengumpulan dan pengujian buktisecara objektif. Apabila pemeriksamelaksanakan pemeriksaan dengancara ini dan melaporkan hasilnyasesuai dengan Standar Pemeriksaanmaka hasil pemeriksaan tersebutakan dapat mendukung peningkatanmutu pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara sertapengambilan keputusanPenyelenggara Negara.Setiap pemeriksaan dimulaidengan penetapan tujuan danpenentuan jenis pemeriksaan yangakan dilaksanakan serta standaryang harus diikuti oleh pemeriksa.Terdapat tiga jenis pemeriksaanyang dilakukan BPK yaitupemeriksaan atas laporan keuangan,pemeriksaan atas kinerja, danpemeriksaan dengan tujuan tertentu.Dalam beberapa pemeriksaan,standar yang digunakan untukmencapai tujuan pemeriksaan sudahsangat jelas. Namun, untuk beberapapemeriksaan lainnya mungkinterjadi tumpang tindih tujuanpemeriksaan. Oleh karena itu,pemeriksa harusmempertimbangkan kebutuhanpengguna dan pengetahuanpemeriksa, keahlian, pengalamandalam menentukan standar yangdiikuti.Berdasarkan StandarPemeriksaan Keuangan Negara,dalam merencanakan pemeriksaanpemeriksa harus mendefinisikantujuan pemeriksaan, dan lingkup

Page 6: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

6

serta metodologi pemeriksaan untukmencapai tujuan pemeriksaantersebut. Tujuan pemeriksaanmengungkapkan apa yang ingindicapai dari pemeriksaan tersebut.Lingkup pemeriksaan adalah bataspemeriksaan dan harus terkaitlangsung dengan tujuanpemeriksaan. Pemeriksa harusmerancang metodologi pemeriksaanuntuk memperoleh buktipemeriksaan yang cukup, kompeten,dan relevan dalam rangka mencapaitujuan pemeriksaan.Dalam melakukan pemeriksaan,staf harus disupervisi dengan baik.Supervisi mencakup pengarahankegiatan pemeriksa dan pihak lainagar tujuan pemeriksaan dapatdicapai. Bukti-bukti yang berkaitandengan tujuan pemeriksaan harusdiperiksa validitas dan keandalannyaagar dapat menjadi dasar yangmemadai bagi temuan danrekomendasi pemeriksa. Selain itu,pemeriksa harus mempersiapkandan memelihara dokumenpemeriksaan dalam bentuk kertaskerja pemeriksaan.Dalam hal pelaporanpemeriksaan, masing-masingpemeriksaan memuat hal yangberbeda dalam laporan hasilpemeriksaanya. Dalam UndangUndang Nomor 15 tahun 2004tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggung Jawab KeuanganNegara Pasal 16, disebutkan bahwalaporan hasil pemeriksaan ataslaporan keuangan pemerintahmemuat opini; laporan hasilpemeriksaan atas kinerja memuattemuan, kesimpulan, danrekomendasi; sedangkan laporanhasil pemeriksaan dengan tujuan

tertentu memuat kesimpulan. Selainitu tanggapan pejabat pemerintahyang bertanggung jawab atastemuan, kesimpulan, danrekomendasi pemeriksa, dimuat ataudilampirkan pada laporan hasilpemeriksaan.Di dalam SPKN juga telahdisebutkan unsur-unsur dari kualitaslaporan hasil pemeriksaan yaituharus tepat waktu, lengkap, akurat,objektif, meyakinkan, serta jelas danseringkas mungkin. De Angelo(1981) dalam Alim et al (2007:4),mendefinisikan kualitas auditsebagai probabilitas dimana seorangauditor menemukan dan melaporkantentang adanya suatu pelanggarandalam sistem akuntansi kliennya.Hasil pemeriksaan yangdilakukan oleh pemeriksa sangatpenting peranannya. Pemerintahmenggunakan hasil pemeriksaanuntuk mengevaluasi kinerjanya dansebagai acuan untuk menentukankeputusan masa depan yang akandiambil. Selain itu hasil pemeriksaandapat dijadikan alat bagi pemerintahuntuk meraih kepercayaan darimasyarakat atas pengelolaan dantanggungjawab keuangan negara.Sedangkan masyarakatmenggunakan hasil pemeriksaanuntuk menilai kinerja daripelaksanaan pemerintahan. Olehkarena itu, pentingnya hasilpemeriksaan menuntut adanyakualitas pemeriksaan yang baiksehingga hasil pemeriksaan dapatdijadikan acuan dan pedoman bagipihak-pihak yang berkepentingan.IndependensiIndependen adalah sikap yangharus dimiliki oleh auditor. Auditor

Page 7: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

7

dituntut untuk selalu menjagakeindependenannya. DalamPeraturan BPK No.2 tahun 2011,independensi didefinisikan sebagaisuatu sikap dan tindakan dalammelaksanakan pemeriksaan untuktidak memihak kepada siapapun dantidak dipengaruhi oleh siapapun.Auditor yang independen adalahauditor yang tidak memihak atautidak dapat diduga memihak,sehingga tidak merugikan pihakmanapun. (Mabruri dan Winarna,2010:23)Bersikap independen berartimenghindarkan hubungan yangdapat mengganggu sikap mental danpenampilan obyektif pemeriksadalam melaksanakan pemeriksaan.Pernyataan standar umum kedua didalam SPKN menyebutkan dalamsemua hal yang berkaitan denganpekerjaan pemeriksaan, organisasipemeriksa dan pemeriksa, harusbebas dalam sikap mental danpenampilan dari gangguan pribadi,ekstern, dan organisasi yang dapatmempengaruhi independensinya.Oleh karena itu, organisasipemeriksa harus memiliki sistempengendalian mutu untuk membantumenentukan apakah pemeriksamemiliki gangguan terhadapindependensi.SPKN juga menyebutkanpemeriksa juga bertanggung jawabuntuk mempertahankanindependensi dalam sikap mental(independent in fact) danindependensi dalam penampilanperilaku (independent in appearance)pada saat melaksanakanpemeriksaan. Arens dan Loebbecke(1994:817) mendefinisikanindependensi dalam kenyataan

(independent in fact) sebagaikemampuan auditor untukmengambil sikap tidak memihakdalam pelaksanaan jasa-jasaprofesional, sedangkan independensidalam penampilan (independent inappearance) adalah kemampuanauditor untuk mempertahankansikap tidak memihak di mata oranglain.ObjektivitasDalam pasal 1 ayat 2 Kode EtikAkuntan Indonesia (Arens danLoebbecke,1991:343) menyebutkanbahwa setiap anggota harusmempertahankan integritas danobjektivitas dalam melaksanakantugasnya. Dengan mempertahankanintegritas, ia akan bertindak jujur,tegas, dan tanpa pretensi. Denganmempertahankan objektivitas, iaakan bertindak adil tanpadipengaruhi tekanan ataupermintaan pihak tertentu ataukepentingan pribadinya.Dalam Pernyataan Etika ProfesiAkuntan Indonesia Nomor 1 (Arensdan Loebbecke,1991:346)menjelaskan objektivitas adalahsuatu keyakinan, kualitas yangmemberikan nilai bagijasa/pelayanan auditor. Objektivitasmerupakan suatu ciri yangmembedakan profesi akuntandengan profesi-profesi yang lain.Prinsip objektivitas menetapkansuatu kewajiban bagi auditor untuktidak memihak, jujur secaraintelektual, dan bebas dari konflikkepentingan. Pemeriksa harusmempertahankan obyektivitas padasaat melaksanakan pemeriksaanuntuk mengambil keputusan yang

Page 8: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

8

konsisten dengan kepentinganpublik.Sementara itu, PusdiklatwasBPKP (2005) dalam Sukriah et al(2009) menyatakan objektivitassebagai bebasnya seseorang daripengaruh pandangan subjektifpihak-pihak lain yangberkepentingan, sehingga dapatmengemukakan pendapat menurutapa adanya. Unsur perilaku yangdapat menunjang objektivitasanatara lain:1. Dapat diandalkan dan dipercaya.2. Tidak merangkap sebagai panitiatender, kepanitiaan lain dan ataupekerjaan-pekerjaan lain yangmerupakan tugas operasionalobjek yang diperiksa.3. Tidak berangkat tugas denganniat untuk mencari-carikesalahan orang lain.4. Dapat mempertahankan kriteriadan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi.5. Dalam bertindak maupunmengambil keputusandidasarkan atas pemikiran yanglogis.Pengalaman KerjaMenurut Loehoer (2002) dalamMabruri dan Winarna (2010:8),pengalaman merupakan akumulasigabungan dari semua yang diperolehmelalui berhadapan dan berinteraksisecara berulang-ulang dengansesama benda alam, keadaan,gagasan, dan penginderaan.Sedangkan Knoers dan Haditono(1999) dalam Asih (2006:12)menyatakan pengalaman merupakansuatu proses pembelajaran danpenambahan perkembangan potensibertingkah laku baik dari pendidikan

formal maupun non formal atau bisajuga diartikan sebagai suatu prosesyang membawa seseorang kepadasuatu pola tingkah laku yang lebihtinggi. Marinus et al (1997) dalamHerliansyah et al (2006:4)menyebutkan pengalaman dapatdiukur dengan rentang waktu yangtelah digunakan terhadap suatupekerjaan.Purnamasari (2005) dalam Asih(2006:12) memberi kesimpulanseorang karyawan yang memilikipengalaman kerja yang tinggi akanmemiliki keunggulan dalambeberapa hal diantaranya: 1)mendeteksi kesalahan 2) memahamikesalahan dan 3) mencari penyebabmunculnya kesalahan. Auditor yangtidak berpengalaman akanmelakukan atribusi kesalahan lebihbesar dibandingkan dengan auditoryang berpengalaman, sehingga dapatmempengaruhi kualitas audit(Nataline:2007 dalamAyuningtyas,2012:5).Untuk membuat auditjudgement, pengalaman merupakankomponen keahlian audit yangpenting dan merupakan faktor yangsangat vital dan mempengaruhisuatu judgement yang kompleks(Mabruri dan Winarna,2010:8).PengetahuanPengetahuan sangat pentingdimiliki oleh auditor untukmelaksanakan tugasnya.Sebagaimana disebutkan dalam KodeEtik BPK, pemeriksa dan pelaksanaBPK lainnya selaku Aparatur Negarawajib meningkatkan pengetahuandan keahliannya. Dalammelaksanakan tugasnya auditordituntut untuk memiliki

Page 9: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

9

pengetahuan, keahlian, pengalaman,dan keterampilan yang diperlukanuntuk melaksanakan tugas.(pusdiklatwas BPK, 2008: 22).Kode Etik Profesi AkuntanPublik menyatakan setiap praktisiwajib memelihara pengetahuan dankeahlian profesionalnya pada suatutingkatan yang dipersyaratkansecara berkesinambungan, sehinggaklien atau pemberi kerja dapatmenerima jasa profesional yangdiberikan secara kompetenberdasarkan perkembangan terkinidalam praktik, perundang-undangan,dan metode pelaksanaan pekerjaan.Secara umum ada 5 pengetahuanyang harus dimiliki oleh seorangauditor (Kusharyanti; 2003 dalamMabruri dan Winarna; 2010), yaitu :1) Pengetahuan pengauditan umum2) Pengetahuan area fungsional 3)Pengetahuan mengenai isu-isuakuntansi yang paling baru 4)Pengetahuan mengenai industrykhusus 5) Pengetahuan mengenaibisnis umum serta penyelesaianmasalah.Sementara di dalam SPKNdisebutkan pemeriksa yangmelaksanakan pemeriksaankeuangan harus memiliki keahlian dibidang akuntansi dan auditing, sertamemahami prinsip akuntansi yangberlaku umum yang berkaitandengan entitas yang diperiksa.Pemeriksa yang ditugaskan untukmelaksanakan pemeriksaankeuangan secara kolektif harusmemiliki keahlian yang dibutuhkanserta memiliki sertifikasi keahlianyang berterima umum. Pemeriksayang berperan sebagai penanggungjawab pemeriksaan keuangan harus

memiliki sertifikasi keahlian yangdiakui secara profesional.IntegritasKode Etik BPK mendefinisikanintegritas sebagai mutu, sifat, ataukeadaan yang menunjukkankesatuan yang utuh, dimilikinya sifatjujur, kerasnya upaya, sertakompetensi yang memadai. Dalampasal 1 ayat 2 Kode Etik AkuntanIndonesia (Arens danLoebbecke,1991:343) menyebutkanbahwa setiap anggota harusmempertahankan integritas danobjektivitas dalam melaksanakantugasnya. Dengan mempertahankanintegritas, ia akan bertindak jujur,tegas, dan tanpa pretensi.Dalam Pernyataan Etika ProfesiAkuntan Indonesia Nomor 1 (Arensdan Loebbecke,1991:346)menjelaskan integritas adalah unsurkarakter yang mendasar bagipengakuan profesional. Integritasmerupakan kualitas yangmenjadikan timbulnya kepercayaanmasyarakat dan tatanan nilaitertinggi bagi anggota profesi dalammenguji semua keputusannya.Integritas mengharuskan auditor,dalam berbagai hal, jujur dan terusterang dalam batasan kerahasiaanobyek pemeriksaan. Pelayanan dankepercayaan masyarakat tidak dapatdikalahkan demi kepentingan dankeuntungan pribadi.Auditor dituntut untuk memilikikepribadian yang dilandasi olehsikap jujur, berani, bijaksana, danbertanggung jawab untukmembangun kepercayaan gunamemberikan dasar bagi pengambilankeputusan yang handal(Pusdiklatwas BPKP, 2008: 21).

Page 10: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

10

Integritas dapat mencegahkebohongan dan pelanggaran prinsiptetapi tidak dapat menghilangkankecerobohan dan perbedaanpendapat. Integritas mensyaratkanpemeriksa untuk memperhatikanjenis dan nilai-nilai yang terkandungdalam standar teknis dan etika.Integritas juga mensyaratkan agarpemeriksa memperhatikan prinsip-prinsip obyektivitas danindependensi (Peraturan BPK No. 1tahun 2007).AkuntabilitasTetclock (1984) dalam Mardisardan Sari (2007:6) mendefinisikanakuntabilitas sebagai bentukdorongan psikologi yang membuatseseorang berusahamempertanggungjawabkan semuatindakan dan keputusan yangdiambil kepada lingkungannya.Libby dan Luft (1993), Cloyd(1997) dan Tan dan Alison (1999)dalam Mardisar dan Sari (2007:6),melihat ada tiga indikator yang dapatdigunakan untuk mengukurakuntabilitas individu, yaitu:1. Seberapa besar motivasi merekauntuk menyelesaikan pekerjaantersebut. Kaitannya denganakuntabilitas seseorang, orangdengan akuntabilitas tinggi jugamemiliki motivasi tinggi dalammengerjakan sesuatu (Libby danLuft; 1993 dalam Mardisar danSari,2007:6)2. Seberapa besar usaha (dayapikir) yang diberikan untukmenyelesaikan sebuahpekerjaan. Orang denganakuntabilitas tinggimencurahkan usaha (daya pikir)yang lebih besar dibanding

orang dengan akuntabilitasrendah ketika menyelesaikanpekerjaan (Cloyd; 1997 dalamMardisar dan Sari; 2007:7).3. Seberapa yakin mereka bahwapekerjaan mereka akandiperiksa oleh atasan. MenurutTan dan Alison (1999) dalamMardisar dan Sari (2007:7),seseorang dengan akuntabilitastinggi memiliki keyakinan yanglebih tinggi bahwa pekerjaanmereka akan diperiksa olehsupervisor/manajer/pimpinandibandingkan dengan seseorangyang memiliki akuntabilitasrendah.Skeptisisme ProfesionalStandar Pemeriksaan KeuanganNegara menyebutkan skeptisismeprofesional yaitu sikap yangmencakup pikiran yang selalumempertanyakan dan melakukanevaluasi secara kritis terhadap buktipemeriksaan. Hurtt (2007) dalamJanuarti dan Faisal (2010:11)mendefinisikan skeptisisme sebagaikecenderungan individu untukmenunda memberikan kesimpulanhingga bukti audit cukup untukmemberikan dukungan maupunpenjelasan.Pemeriksa tidak bolehmenganggap bahwa manajemenentitas yang diperiksa tidak jujur,tetapi juga tidak boleh menganggapbahwa kejujuran manajementersebut tidak diragukan lagi. Dalammenggunakan skeptisismeprofesional, pemeriksa tidak bolehpuas dengan bukti yang kurangmeyakinkan walaupun menurutanggapannya manajemen entitas

Page 11: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

11

yang diperiksa adalah jujur (StandarPemeriksaan Keuangan Negara).RERANGKA PENELITIANPada gambar 1 dibawah inimenjelaskan penelitian kuantitatifdilakukan untuk menjelaskan adaatau tidak hubungan antara variabelterikat dan variabel. Variabel bebaspada penelitian ini yaitu,independensi, objektivitas,pengalaman kerja, pengetahuan,integritas, akuntabilitas, danskeptisisme profesional. Variabelterikat dalam penelitian ini adalahkualitas pemeriksaanBerdasarkan teori yang telahdipaparkan dalam tinjauan pustakadan mengacu pada penelitianterdahulu, maka penulis menyusunrerangka pemikiran berikuthipotesisnya sebagai berikut:

Berikut ini adalah hipotesis yangdapat dirumuskan :H1:Independensi berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan.H2:Objektivitas berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan .H3:Pengalaman kerja berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan.

H4:Pengetahuan berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan.H5:Integritas berpengaruh terhadapkualitas pemeriksaan.H6:Akuntabilitas berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan.H7:Skeptisisme profesionalberpengaruh terhadap kualitaspemeriksaan.METODE PENELITIANPopulasi dan SampelPopulasi dalam penelitian iniadalah seluruh pemeriksa yangbekerja di BPK Perwakilan JawaTimur. Pemeriksa di BPK PerwakilanJawa Timur terbagi ke dalam 4 subauditorat. Sub Auditorat Jawa TimurI terdiri dari 41 pemeriksa, SubAuditorat Jawa Timur II terdiri dari40 pemeriksa, Sub Auditorat JawaTimur III terdiri dari 38 pemeriksa,Sub Auditorat Jawa Timur IV terdiridari 35 pemeriksa. Sehinggakeseluruhan pemeriksa di BPKPerwakilan Jawa Timur berjumlah154 orang.Metode pemilihan sampel dalampenelitian ini adalah simple randomsampling. Metode ini dipilih dengantujuan agar segala tingkatan auditordi BPK Perwakilan Jawa Timurmendapat kesempatan untukmenjadi sampel. Ukuran sampeldalam penelitian ini menggunakanrumus Slovin (Umar, 2005:78) :Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data subyek.Sumber data yang diperoleh dalampenelitian ini adalah sumber dataprimer. Metode yang digunakandalam penelitian ini untukmengumpulkan data primer adalah

IndependensiObjektivitasPengalamankerjaPengetahuanIntegritas(X5)AkuntabilitasSkeptisismeprofesional

KualitasPemeriksaan

Page 12: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

12

metode survei dengan menggunakankuesioner yang diberikan kepadaresponden yang telah dipilih sebagaisampel. Kuesioner disusun denganmenggunakan skala likert dengan 5poin.Metode Analisis DataAnalisis data yang digunakanadalah analisis linear berganda.Softwere yang digunakan penelitidalam pengujian adalah SPSS versi17.0. Data yang diperoleh akandianalisa dengan menggunakanrumus sebagai berikut :Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+eDimana : Y : Kualitas pemeriksaana : Konstantab : Koefisien arah regresiX1 : IndependensiX2 : ObjektivitasX3 : Pengalaman KerjaX4 : PengetahuanX5 : IntegritasX6 : AkuntabilitasX7 : Skeptisisme Profesionale : errorUji Parsial (Uji t)Uji t dimaksudkan untuk melihatapakah dalam model regresi variableindependen secara parsialberpengaruh signifikan terhadapvariable dependen. Uji t digunakanuntuk uji signifikansi pengaruhvariabel bebas (X) terhadap variabelterikat (Y). Apakah variabel X1, X2, X3,X4, X5, X6, X7 (independensi,objektivitas, pengalaman kerja,pengetahuan, integritas,akuntabilitas, dan skeptisismeprofesional) berpengaruh secarasignifikan terhadap variabel Y yaitu

kualitas pemeriksaan secaraterpisah.HASIL DAN PEMBAHASANKuesioner disebarkan kepadaauditor yang bekerja di BadanPemeriksa Keuangan PerwakilanJawa Timur. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh auditoryang bekerja di Badan PemeriksaKeuangan Perwakilan Jawa Timur.Kuesioner yang disebarkan kepadaresponden adalah sebanyak 70kuesioner. Namun tidak semuakuesioner yang disebarkan dapatkembali. Kuesioner yang kembalihanya sebanyak 47 buah dan hanya45 kuesioner yang dapat diolahkarena 2 kuesioner tidak diisi secaralengkap oleh responden.Uji ValiditasSebuah item pernyataandikatakan valid jika nilai Correcteditem-total correlation untuk setiapitem pernyataan pada saetiapvariable lebih besar dari r tabel.Besarnya r tabel dengan pengujianmenggunakan uji dua sisi dengantaraf signifikansi 0,05 dan N=45adalah 0,294. Berdasarkan hasilpengujian validitas, variabelindependensi (X1), objektivitas (X2),pengalaman kerja (X3), pengetahuan(X4), integritas (X5), akuntabilitas(X6), dan skeptisisme profesional(X7), serta kualitas pemeriksaan (Y)memiliki nilai Corrected item-totalcorrelation lebih besar dari 0,294.Hal ini berarti semua itempernyataan dinyatakan valid.

Page 13: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

13

Uji ReliabilitasTabel 1. Hasil Uji ReliabilitasVariabel Cronbach's Alpha KeteranganX1 0,797 ReliabelX2 0,863 ReliabelX3 0,759 ReliabelX4 0,822 ReliabelX5 0,916 ReliabelX6 0,873 ReliabelX7 0,708 ReliabelY 0,866 ReliabelSumber: Data primer yang diolah, 2013Sebuah instrument bisadinyatakan reliable jika nilai

Cronbach's Alpha di atas 0,6.Berdasarkan tabel 1 di atas semuavariable memiliki nilai Cronbach’sAlpha lebih dari 0,6, sehinggainstrument dapat dikatakan reliabel.Uji Normalitas

Tabel 2. Hasil Uji NormalitasUnstandardizedResidualKolmogorov-Smirnov Z .735Asymp. Sig. (2-tailed) .652Sumber : Data primer yang diolah, 2013Sebuah data dapat dinyatakanterdistribusi secara normal jikasignifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05 denganα=0,05. Berdasarkan tabel 2 di atasnilai Kolmogorov-Smirnov 0,735dengan signifikansi 0,652(0,652>0,05), maka data dalampenelitian ini dapat dinyatakanterdistribusi secara normal.Uji MultikolonieritasTabel 3. Perhitungan Nilai Tolerance dan VIFModel Collinearity StatisticsTolerance VIFY X1X2X3X4X5X6X7

0,6210,3970,5790,7060,2730,4000,525

1,6102,5191,7261,4173,6692,4971,904Sumber : Data primer yang diolah, 2013

Model regresi yang baikseharusnya tidak terjadimultikolonieritas antar variabelindependen. Dalam sebuahpenelitian dikatakan terjadimultikolonieritas jika nilai tolerance<0,10 dan niai VIF >10. Berdasarkantabel 3 di atas, tidak ada variabelindependen yang memiliki nilaitolerance kurang dari 0,10 dan nilaiVIF lebih dari 10, maka dapatdinyatakan bahwa tidak terjadimultikolonieritas antar variabelindependen.Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji GlejserVariabel Sig.Absut X1 .317X2 .443X3 .901X4 .248X5 .097X6 .495X7 .151Sumber : Data primer yang diolah, 2013Jika variabel independensignifikan secara statistikmempengaruhi variabel dependen,maka ada indikasi terjadiheteroskedastisitas. Berdasarkanhasil perhitungan uji glejser padatabel 4, menunjukkan bahwa tidakada satupun variabel independenyang signifikan secara statistikmempengaruhi variabel dependennilai absolute residual (AbsUt). Halini terlihat dari signifikansi dariketujuh variabel independen di atas0,05. Jadi dapat dinyatakan bahwamodel regresi tidak mengandungadanya heteroskedastisitas.Uji HipotesisHasil analisis regresi linearberganda dengan menggunakan SPSSversi 17.0 adalah sebagai berikut :

Page 14: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

14

Tabel 5. Hasil Perhitungan Regresi LinearBergandaVariable t hitung Sig.Y X1 2.170 .037X2 .673 .505X3 1.427 .162X4 -.128 .899X5 2.199 .034X6 .244 .809X7 .706 .485R = 0,813Adj R 2 = 0,597F hitung = 10,311Sig.F = 0,000Sumber : Data primer yang diolah, 2013Berdasarkan tabel 5 di atas nilai

adjusted R 2 sebesar 0,597 atau59,7%. Hal ini menunjukkan bahwavariasi variabel independen yangdigunakan dalam model mampumenjelaskan sebesar 59,7% variasivariabel dependen. Sedangkansisanya sebesar 40,3% dipengaruhiatau dijelaskan oleh variabel lain.Variabel independen dapatdinyatakan berpengaruh secarasignifikan terhadap variabeldependen jika t hitung lebih besardari t tabel dan signifikansi lebihkecil dari α=0,05. Dalam modelregresi ini nilai t tabel dengan uji 2sisi dan α=0,05 sebesar 2,026.Pengaruh Independensi TerhadapKualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X1adalah 2,170 lebih besar dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,037 lebihkecil dari α=0,05, maka H1 diterima.Nilai beta yang positif menunjukkanbahwa semakin independen seorangpemeriksa, maka semakin baik

kualitas pemeriksaan yangdillakukan.Setiap pemeriksa bertanggungjawab untuk mempertahankanindependensinya agar pemeriksaanyang dilakukan tidak memihak dandianggap tidak memihak oleh pihakmanapun. Pemeriksa harus bebasdari gangguan secara pribadi denganentitas yang diperiksa. Gangguanpribadi ini dapat berupa hubunganpertalian darah antara pemeriksadengan manajemen entitas yangdiperiksa. Selain itu gangguanpribadi juga dapat disebabkan olehpemeriksa pernah memberikan jasakepada entitas yang diperiksa, sertagangguan-gangguan lain yang dapatmenyebabkan pemeriksa memihakpada salah satu pihak dalammelakukan pemeriksaan.Hasil penelitian ini sejalandengan penelitian sebelumnya yangdilakukan Ahmad et al., (2011), Alimet al.,(2007), Singgih dan Bawono(2010), yang menyatakan bahwaindependensi berpengaruh terhdapkualitas pemeriksaan. Namun hasilpenelitian ini bertolak belakangdengan hasil penelitian yangdilakukan Mabruri dan Winarna(2010) serta Sukriah et al.,(2009)yang menyatakan bahwaindependensi tidak berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan.Pengaruh Objektivitas TerhadapKualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X2adalah 0,673 lebih kecil dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,505 lebihbesar dari α=0,05, maka H2 ditolak.Hal ini menunjukkan bahwaobjektivitas tidak berpengaruh

Page 15: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

15

secara signifikan terhdap kualitaspemeriksaan.Hal ini diduga disebabkankarena dalam melaksanakantugasnya, beberapa pemeriksa masihragu untuk tidak mencari-carikesalahan yang dilakukan objekpemeriksaan. Hal ini terlihat darijawaban responden pada pernyataan“Dalam melaksanakan tugas, auditortidak bermaksud untuk mencari-carikesalahan yang dilakukan oleh obyekpemeriksaan” yang menjawab “tidaksetuju” sebanyak 6,7% dariresponden, dan menjawab “netral”sebanyak 6,7% dari responden.Dalam SPKN disebutkanbersikap objektif merupakan caraberpikir yang tidak memihak, jujursecara intelektual, dan bebas daribenturan kepentingan. Pemeriksatidak boleh memihak kepadasiapapun yang mempunyaikepentingan atas hasil pekerjaannya.Dalam proses pengambilankeputusan, pemeriksa menggunakanpikiran yang logis sehingga dapatmengemukakan pendapat menurutapa adanya sesuai fakta yang ada.Pusdiklatwas BPKP (2005)dalam Sukriah et al (2009)menyebutkan unsur perilaku yangdapat menunjang objektivitas antaralain : 1) dapat diandalkan dandipercaya. 2) tidak merangkapsebagai panitia tender, kepanitiaanlain dan atau pekerjaan-pekerjaanlain yang merupakan tugasoperasional objek yang diperiksa. 3)tidak berangkat tugas dengan niatuntuk mencari-cari kesalahan oranglain. 4) dapat mempertahankankriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi. 5) dalambertindak maupun mengambil

keputusan didasarkan ataspemikiran yang logis.Dengan demikian, hasilpenelitian ini mendukung penelitiansebelumnya yang dilakukan Yenny(2012) bahwa objektivitas tidakberpengaruh signifikan terhadapkualitas pemeriksaan. Namun hasilpenelitian ini berbeda denganpenelitian yang dilakukan Sukriah etal.,(2009), Mabruri dan Winarna(2010) serta Ayuningtyas (2012)bahwa objektivitas berpengaruhsignifikan terhadap kualitaspemeriksaan.Pengaruh Pengalaman KerjaTerhadap Kualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X3adalah 1,427 lebih kecil dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,162 lebihbesar dari α=0,05, maka H3 ditolak.Hal ini menunjukkan bahwapengalaman kerja tidak berpengaruhsecara signifikan terhdap kualitaspemeriksaan.Hal ini diduga disebabkankarena responden dalam penelitianini sebagian besar adalah pemeriksayang masa kerjanya kurang dari 5tahun yaitu sebanyak 71% dariresponden. Selain itu, sebagian besarresponden penelitian ini memilikiperan pemeriksa sebagai AnggotaTim Yunior (ATY) dan Ketua TimYunior (KTY) yang bertanggungjawab dalam pemeriksaan dengankompleksitas rendah.Pengalaman pemeriksa dapatdiperoleh selama pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dia lakukansebelumnya. Interaksi denganmanajerial entitas yang diperiksa,cara yang digunakan untuk

Page 16: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

16

memperoleh data dan informasi,mengelola bukti yang didapatkan,dan sebagainya dapat menjadipedoman dan referensi dalammelakukan pemeriksaan selanjutnya.Kendala yang dihadapi dalampemeriksaan dapat dijadikanpembelajaran dalam pemeriksaanselanjutnya.Seseorang yang telah lamamenjadi pemeriksa akan semakinmengerti bagaimana cara dalammenghadapi entitas yang diperiksa.Pemeriksa semakin mudah dalammendapatkan informasi-informasiyang relevan dan menunjang dalampengambilan keputusan. Pemeriksasemakin dapat mendeteksikesalahan yang dilakukan entitasyang diperiksa. Kemudian pemeriksaakan lebih mudah dalam mencaripenyebab munculnya kesalahantersebut dapat memberikanrekomendasi yang sesuai agar dapatmenghilangkan atau memperkecilpenyebab kesalahan tersebut.Penelitian ini sejalan denganpenelitian sebelumnya yangdilakukan oleh Ayuningtyas (2012)serta Singgih dan Bawono (2010)yang menyatakan bahwapengalaman kerja tidak berpengaruhterhadap kualitas pemeriksaan.Namun hasil penelitian ini berbedadengan penelitian yang dilakukanoleh Mabruri dan Winarna (2010)serta Sukriah et al.,(2009) yangmenyatakan bahwa pengalamankerja berpengaruh terhadap kualitaspemeriksaan.Pengaruh Pengetahuan TerhadapKualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X4

adalah -0,128 lebih kecil dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,899 lebihbesar dari α=0,05, maka H4 ditolak.Hal ini menunjukkan bahwapengetahuan tidak berpengaruhsecara signifikan terhdap kualitaspemeriksaan.Hal ini diduga karena perbedaanpendidikan dan pelatihan (diklat)fungsional maupun di bidangpemeriksaan yang diikuti olehresponden. Setiap diklat di bidangpemeriksaan memiliki kriteriaminimal peserta berdasarkan perandalam pemeriksaan, sehingga diklatyang pernah diikuti oleh pemeriksaberbeda-beda sesuai denganperannya dalam pemeriksaan. Perandalam pemeriksaan yang lebih tinggimemiliki kesempatan untukmengikuti diklat di bidangpemeriksaan lebih banyak dengankompleksitas yang lebih tinggi.Pemeriksaan harus dilakukanoleh pemeriksa yang memilikipengetahuan dan keahlian yangdibutuhkan untuk melaksanakantugas tersebut. Pemeriksa harusmemelihara kompetensinya melaluipendidikan profesionalberkelanjutan dengan mengikutipendidikan dan pelatihan fungsionalperan pemeriksa maupun di bidangpemeriksaan.SPKN menyebutkan dalammelakukan pemeriksaan, pemeriksasecara kolektif harus memilikipengetahuan mengenai standarpemeriksaan yang sesuai denganjenis pemeriksaan tersebut danmemiliki pendidikan dan keahlianuntuk menerapkan pengetahuantersebut dalam pemeriksaan yangdilakukan. Selain itu, pemeriksa jugaharus memiliki pengetahuan

Page 17: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

17

mengenai lingkungan entitas,program, dan kegiatan yangdiperiksanya.Hasil penelitian ini bertolakbelakang dengan penelitian yangdilakukan oleh Mabruri dan Winarna(2010) serta Ayuningtyas (2012)yang menyatakan bahwapengetahuan berpengaruh secarasignifikan terhadap kualitaspemeriksaan.Pengaruh Integritas TerhadapKualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X5adalah 2,199 lebih besar dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,034 lebihkecil dari α=0,05, maka H5 diterima.Nilai beta yang positif menunjukkanbahwa semakin tinggi integritas yangdimiliki auditor, maka semakin baikkualitas pemeriksaan yangdillakukan.Dalam melakukan tugasnyapemeriksa mungkin akanmenghadapi tekanan atau bahkanintimidasi oleh orang lain. Dalammenghadapi tekanan dan intimidasitersebut, pemeriksa harusmenjunjung tinggi tanggung jawabkepada publik serta tetap menjagaintegritasnya dengan tidak tundukterhadap tekanan-tekanan yangmencoba mempengaruhi sikap danpendapatnya. Pemeriksa harusberani untuk mengemukakan hal-halyang menurut pertimbangan dankeyakinannya perlu diungkapkan.Pemeriksa yang memiliki integritassenantiasa bertindak jujur dalamberbagai hal. Pemeriksa tidak akanmenerima segala sesuatu dalambentuk apapun yang bukan haknya.

Dengan demikian hasilpenelitian ini sejalan denganpenelitian sebelumnya yangdilakukan Ayuningtyas (2012) sertaMabruri dan Winarna (2010) yangmenyatakan bahwa integritasberpengaruh secara signifikanterhadap kualitas pemeriksaan.Namun hasil ini bertolak belakangdengan penelitian yang dilakukanSukriah et al.,(2009) yangmenyatakan bahwa integritas tidakberpengaruh signifikan terhadapkualitas pemeriksaan.Pengaruh Akuntabilitas TerhadapKualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X6adalah 0,244 lebih kecil dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,809 lebihbesar dari α=0,05, maka H6 ditolak.Hal ini menunjukkan bahwaakuntabilitas tidak berpengaruhsecara signifikan terhdap kualitaspemeriksaan.Hal ini diduga karena beberaparesponden menganggap tidakbanyak yang menyadari bagaimanapentingnya pelayanan yang merekaberikan. Dengan anggapan ini,pemeriksa akan kurang memilikimotivasi dalam dirinya untukmelakukan tugas dengan sebaik-baiknya serta kurang memiliki rasatanggung jawab terhadap publikkarena pelayanan yang merekaberikan dianggap tidak memberikankontribusi yang besar.Pemeriksa yang memilikiakuntabilitas memiliki motivasibesar dalam dirinya untukmengeluarkan kemampuan terbaikdalam dirinya. Dengan motivasitersebut, pemeriksa akan lebih

Page 18: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

18

memiliki intensitas, terarah dantekun dalam mengerjakan tugasnyasehingga tujuan akan mudahtercapai. Pemeriksa akan memilikisuatu komitmen dan tanggung jawabterhadap profesinya. Komitmen dantanggung jawab tersebut menjadikanpemeriksa menjalankan tugasnyadengan ikhlas dan tanpa paksaansehingga tugas yang diterimadijalankan dengan lebih baik.Peran pemeriksa sangat besarterhadap terciptanya pengelolaandan tanggung jawab keuanganNegara yang baik yang akanberdampak pada terciptanyakesejahteraan masyarakat danterciptanya pemerintahan yang baik.Dengan besarnya peran tersebut,pemeriksa akan terdorong untukmelakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan menunjukkankemampuan terbaik yang ia milikisehingga dapat memberikankontribusi yang besar kepadamasyarakat. Dengan demkian, sikapakuntabilitas yang dimilikipemeriksa dapat menghasilkanpekerjaan yang terbaik darinyakarena tanggung jawabnya terhadappublik dan menjadikan sebuahpemeriksaan memiliki kualitas yangbaik.Dengan demikian hasilpenelitian ini mendukung penelitianyang dilakukan Mainnah (2013)bahwa akuntabilitas tidakberpengaruh signifikan terhadapkualitas pemeriksaan. Namun hasilpenelitian ini tidak mendukungpenelitian yang dilakukan olehSinggih dan Bawono (2010) sertaTarigan (2010) bahwa akuntabilitasberpengaruh signifikan terhadapkualitas pemeriksaan.

Pengaruh Skeptisisme ProfesionalTerhadap Kualitas PemeriksaanBerdasarkan tabel 5 di atas,terlihat bahwa t hitung untuk X7adalah 0,706 lebih kecil dari t tabel2,026 dan signifikansi 0,485 lebihbesar dari α=0,05, maka H7 ditolak.Hal ini menunjukkan bahwaskeptisisme profesional tidakberpengaruh secara signifikanterhdap kualitas pemeriksaan.Hal ini diduga karena beberapapemeriksa masih ragu untukmenunda menerima sebuahpernyataan jika belum memilikibukti bahwa pernyataan tersebutbenar. Jika pemeriksa belum merasayakin dengan kebenaran suatupernyataan atau bukti audit yangditerima, seharusnya pemeriksamenunda memberikan kesimpulanatau menerima pernyataan tersebutsebelum mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untukmeyakinkan dirinya bahwapernyataan atau bukti audit itubenar.Skeptisisme pemeriksa sangatdiperlukan dalam melakukan sebuahpemeriksaan. Sikap skeptis seorangpemeriksa akan membuat dirinyaselalu mempertanyakan danmelakukan evaluasi kritis terhadapsuatu hal yang dihadapinya.Pemeriksa tidak boleh puas denganbukti yang kurang meyakinkanmeskipun menurut anggapannyamanajemen entitas yang diperiksatelah jujur. Pemeriksa harus mencariinformasi sampai ia yakin terhadapkebenaran bukti tersebut.Hurtt (2007) dalam Januarti danFaisal (2010:11) mendefinisikanskeptisisme sebagai kecenderunganindividu untuk menunda

Page 19: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

19

memberikan kesimpulan hinggabukti audit cukup untuk memberikandukungan maupun penjelasan.Skeptisisme profesional pemeriksadapat mengurangi resiko kesalahandalam melakukan pemeriksaansehingga pemeriksaan yangdilakukan berkualitas baik.Hasil penelitian ini berbedadengan penelitian sebelumnya yangdilakukan Januarti dan Faisal (2010)bahwa skeptisisme profesionalauditor berpengaruh signifikanterhadap kualitas pemeriksaan.KESIMPULAN, KETERBATASANDAN SARANBerdasarkan pembahasan padabab sebelumnya, hasil penelitian inidapat disimpulkan sebagai berikut:1. Independensi dan integritasberpengaruh positif signifikanterhadap kualitas pemeriksaan.2. Objektivitas, pengalaman kerja,pengetahuan, akuntabilitas, danskeptisisme professional tidakberpengaruh signifikan terhadapkualitas pemeriksaan.Penelitian ini memiliki beberapaketerbatasan sebagai berikut:1. Kuesioner disebarkan kepadapemeriksa di saat yang kurangtepat yaitu saat banyak daripemeriksa melakukanpenugasan pemeriksaan.2. Tidak terdapat kriteria untukmenentukan responden,misalnya masa kerja dan jabatanfungsional pemeriksa.3. Objek penelitian yang digunakandalam penelitian ini hanya diBadan Pemeriksa Keuangan(BPK) Perwakilan Jawa Timur,sehingga penelitian ini hanyamencerminkan kondisi

pemeriksa pada BPK perwakilanJawa Timur.Berdasarkan keterbatasan diatas maka saran yang diberikanuntuk diperbaiki oleh penelitiselanjutnya yaitu :1. Untuk peneliti selanjutnyadiharapkan sebaiknyamenyebarkan kuesioner padasaat pemeriksa tidak sedangmelakukan penugasan dilapangan agar kuesioner yangdidapatkan bisa maksimal.2. Untuk peneliti selanjutnyadiharapkan menentukan kriteriadalam menentukan respondenagar responden yang diperolehbisa tepat sasaran terhadaptujuan penelitian.3. Untuk peneliti selanjutanya yangingin mengembangkanpenelitian ini diharapkanmemperluas objek penelitiandengan melakukan penelitian diBPK Perwakilan provinsi laindan BPK RI pusat.DAFTAR PUSTAKAAhmad, Afridian Wirahardi, FeraSriyunianti, Nurul Fauzi, danYosi Septriani. 2011. PengaruhKompetensi Dan IndependensiPemeriksa Terhadap KualitasHasil Pemeriksaan DalamPengawasan Keuangan Daerah :Studi Pada InspektoratKabupaten Pasaman. Jurnal

Akuntansi & Manajemen, Vol.6No.2Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari,Liliek Purwanti. 2007. PengaruhKompetensi dan IndependensiTerhadap Kualitas Audit denganEtika Auditor sebagai Variabel

Page 20: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

20

Moderasi. Simposium NasionalAkuntansi X. MakassarArens, Alvin A dan Loebbecke, JamesK. 1991. Auditing PendekatanTerpadu. Buku Satu. (Amir AbadiJusuf). Jakarta: Salemba EmpatArens, Alvin A dan Loebbecke, JamesK. 1994. Auditing PendekatanTerpadu. Buku Dua. (Amir AbadiJusuf). Jakarta: Salemba EmpatAsih, Dwi Ananing Tyas. 2006.Pengaruh Pengalaman terhadapPeningkatan Keahlian Auditordalam Bidang Auditing. Skripsi.Yogyakarta: Fakultas EkonomiUniversitas Islam Indonesia.Asrori. 2011. Pengaruh Obyektifitas,Pengalaman Kerja, Pengetahuan,Etika, Serta Integritas AuditorTerhadap Kualitas Hasil Audit DiLingkungan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada EmpatKabupaten Di Madura). Skripsi.Bangkalan: Fakultas EkonomiUniversitas Trunojoyo Madura.Ayuningtyas, Harvita Yulian. 2012.Pengaruh Pengalaman Kerja,Independensi, Objekifitas,Integritas dan KompetensiTerhadap Kualitas Hasil Audit(Studi Kasus PadaAuditorInspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah).Skripsi. Semarang: FakultasEkonomika dan BisnisUniversitas Diponegoro.Ghozali, Imam., 2007. AplikasiAnalisis Multivariate denganProgram SPSS. Edisi 5.Semarang: Badan PenelitiUniversitas Diponegoro.Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas.2006. Pengaruh PengalamanAuditor terhadap PenggunaanBukti Tidak Relevan dalam

Auditor Judgment. SimposiumNasional Akuntansi IX. PadangIndriantoro, Nur, dan Supomo,Bambang. 2009. MetodelogiPenelitian Bisnis. Yogyakarta:BPFEJanuarti, Indira dan Faisal. 2010.Pengaruh Moral Reasoning danSkeptisisme Profesional AuditorPemerintah Terhadap KualitasAudit Laporan KeuanganPemerintah Daerah. SimposiumNasional Akuntansi XIII.Purwokerto.Mabruri, Havidz dan Winarna, Jaka.2010. Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi KualitasHasil Audit di LingkunganPemerintah Daerah. SimposiumNasional Akuntansi XIII.PurwokertoMainnah, Muth. 2013. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi KualitasHasil Pemeriksaan (StudiEmpiris Pada Kantor AkuntanPublik Di Wilayah Padang danPekan Baru). Skripsi. Padang:Fakultas Ekonomi UniversitasBung HattaMardisar, Diani dan Sari, Ria Nelly.2007. Pengaruh AkuntabilitasDan Pengetahuan TerhadapKualitas Hasil Kerja Auditor.Simposium Nasional Akuntansi X.Makassar____Peraturan Badan PemeriksaKeuangan Republik IndonesiaNo. 1 tahun 2007 tentangStandar Pemeriksaan KeuanganNegara (SPKN)____Peraturan Badan PemeriksaKeuangan Republik IndonesiaNo. 2 Tahun 2011 tentang KodeEtik Badan Pemeriksa Keuangan

Page 21: Pengaruh Independensi Studi Thd Kualitas Pemeriksaan

21

Priyatno, Duwi. 2010. Paham AnalisaStatistik Data dengan SPSS.Yogyakarta: Mediakom____Pusdiklatwas BPKP. 2008. KodeEtik dan Standar Audit. EdisiKelimaSinggih, Elisha Muliani dan Bawono,Icuk Rangga. 2010. PengaruhIndependensi, Pengalaman, DueProfesional Care, danAkuntabilitas Terhadap KualitasAudit (Studi Pada Auditor di KAP“Big Four” di Indonesia).Simposium Nasional AkuntansiXIII. Purwokerto.Sugiyono. 2009. Metode PenelitianKuantitatif dan Kualitatif dan R &D. Bandung:ALFABETASukriah, Ika, Akram dan Biana AdhaInapty. 2009. PengaruhPengalaman Kerja,Independensi, Objektivitas,Integritas dan KompetensiTerhadap Kualitas HasilPemeriksaan. SimposiumNasional Akuntansi XII.PalembangTarigan, Bona Manuel. 2010. AnalisisPengaruh Akuntabilitas,Kompetensi Dan IndependensiPemeriksa Terhadap KualitasHasil Pemeriksaan PadaInspektorat Kota Medan. Tesis.Medan: Sekolah PascasarjanaUniversitas Sumatera UtaraUmar, Husein. 2005. MetodePenelitian untuk Skripsi dan TesisBisnis. Edisi Baru ke-7. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada____Undang-undang No. 15 tahun2004 tentang PemeriksaanTanggung Jawab danPengelolaan Keuangan Negara

____Undang-undang No. 15 tahun2006 tentang Badan PemeriksaKeuanganWati, Elya, Lismawati, dan NilaAprilla. 2010. PengaruhIndependensi, GayaKepemimpinan, KomitmenOrganisasi, Dan PemahamanGood Governance TerhadapKinerja Auditor Pemerintah(Studi Pada Auditor Pemerintahdi BPKP Perwakilan Bengkulu).Simposium Nasional AkuntansiXIII. PurwokertoYenny. 2012. Pengaruh PengalamanKerja, Independensi,Objektivitas, Integritas, DanKompetensi Auditor TerhadapKualitas Audit Yang DihasilkanAuditor Kantor Akuntan Publik(KAP) “The Big Four”. Skripsi.Jakarta: Fakultas Ekonomi danKomunikasi Universitas BinaNusantara