59
PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO STAINLESS STEEL AISI 304 PADA PROSES PENGERJAAN LAS TIG Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin oleh Aldona Dwi Fitrianto NIM.5212412015 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI

KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO STAINLESS

STEEL AISI 304 PADA PROSES PENGERJAAN LAS

TIG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin

oleh

Aldona Dwi Fitrianto

NIM.5212412015

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

i

PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI

KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO STAINLESS

STEEL AISI 304 PADA PROSES PENGERJAAN LAS

TIG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin

oleh

Aldona Dwi Fitrianto

NIM.5212412015

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 3: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Aldona Dwi Fitrianto

NIM : 5212412015

Program Studi : Teknik Mesin

Judul : Pengaruh jenis filler terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro

stainless steel AISI 304 pada proses pengerjaan las TIG

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

Skripsi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

Semarang, 20 agustus 2019

Pembimbing,

Dr. Ir. Rahmat Doni Widodo, ST, MT. IPP.

NIP. 197509272006041002

Page 4: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengaruh jenis filler terhadap nilai kekerasan dan struktur

mikro stainless steel AISI 304 pada proses pengerjaan las TIG telah dipertahankan

di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada tanggal 21

agustus 2019.

Oleh

Nama : Aldona Dwi Fitrianto

NIM : 5212412015

Program Studi : Teknik Mesin

Panitia

Ketua Panitia

Rusiyanto, S.Pd., M.T.

NIP. 197403211999031002

Sekretaris

Samsudin Anis, S.T., M.T., Ph.D.

NIP. 197601012003121002

Penguji 1

Rusiyanto, S.Pd., M.T.

NIP. 197403211999031002

Penguji 2

Kriswanto, S.Pd. M.T.

NIP. 198609032015041001

Penguji 3 / pembimbing

Dr. Ir. Rahmat Doni Widodo, ST,

MT. IPP.

NIP. 197509272006041002

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Nur Qudus, M.T.,IPM.

NIP. 196911301994031001

Page 5: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik sarjana, baik di Universitas Negeri Semarang (UNNES) maupun

di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di peruguruan tinggi ini.

Semarang, 23 agustus 2019

Yang membuat pernyataan

Aldona Dwi Fitrianto

NIM 5212412015

Page 6: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

v

MOTTO

Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan

walaupun sedikit.

-Nabi Muhammad S.A.W-

Kamu boleh kok tunjukan pada dunia semua gagasan dan ide kreatif dalam dirimu.

Tapi kamu harus punya aturan, idealisme, batasan, moral, empati dan Tuhan yang

kamu yakini.

-Fitrianto Dwi Aldona-

Rahasia kesuksesan adalah melakukan hal yang biasa secara tak biasa.

-John D. Rockefeller jr-

Page 7: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

vi

RINGKASAN

Fitrianto, Aldona dwi. 2019. Pengaruh jenis filler terhadap nilai kekerasan dan

struktur mikro stainless steel AISI 304 pada proses pengerjaan las TIG. Skripsi

Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Dr. Ir.

Rahmat Doni Widodo, ST, MT. IPP.

Kata Kunci: Las TIG, Filler, Uji kekerasan, AISI 304, Struktur Mikro

Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai kekerasan dan struktur mikro hasil

lasan sambungan las TIG pada stainless steel AISI 304 dengan penggunaan variasi

jenis filler. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental untuk

membuktikan adanya perbedaan nilai kekerasan dan struktur mikro, yang

dihasilkan dari pengelasan TIG dengan memvariasikan penggunaan jenis filler ER

309 L dan ER 316 L pada penelitian stainless steel AISI 304. Data hasil penelitian

dianalisis secara deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Hasil penelitian membuktikan ada perbedaan nilai kekerasan dan struktur

mikro yang dihasilkan oleh variasi filler. Nilai kekerasan maksimal dihasilkan pada

penggunaan filler ER 309 L dengan nilai kekerasan rata-rata 410,32 kgf/mm2. Nilai

kekerasan terendah dihasilkan pada penggunaan filler ER 316 L dengan nilai

kekerasan rata-rata 397,78 kgf/mm2. Spesimen dengan filler ER 309 L struktur

mikro logam lasan memiliki butiran karbida cr yang kecil mengakibatkan nilai

kekerasannya meningkat signifikan dari pada spesimen dengan filler ER 316 L.

Page 8: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

vii

PRAKATA

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh jenis filler terhadap nilai

kekerasan dan struktur mikro stainless steel AISI 304 pada proses pengerjaan

las TIG.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana

Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang. Shalawat

dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita

semua mendapatkan syafaatNya di yaumil akhir nanti, Amin.

Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta

penghargaam kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T.,IPM. Dekan Fakultas Teknik, Rusiyanto, S.Pd. M.T.,

Ketua Jurusan Teknik Mesin, dan Samsudin Anis S.T., M.T.Ph.D. Koordinator

Prodi Teknik Mesin S1 atas fasilitas yang disediakan bagi mahasiswa.

3. Dr. Ir. Rahmat Doni Widodo, ST, MT. IPP. Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 9: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

viii

4. Rusiyanto, S.Pd. M.T. dan Kriswanto, S.Pd. M.T. Dosen penguji yang telah

memberikan waktunya dalam sidang ujian skripsi ini.

5. Semua dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi bekal pengetahuan yang berharga.

6. Ayah, Ibu, Saudara dan Teman - teman yang selalu memberikan dukungan dan

doa.

7. Keluarga besar mahasiswa Teknik Mesin 2012 yang selalu memberikan

semangat.

8. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini

yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berharap semoga karya tulis berupa

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya. Penulis menyadari akan adanya kesalahan dan kekurangan. Untuk itu

saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 21 Agustus 2019

Penulis

Page 10: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

ix

DAFTAR ISI

JUDUL DALAM ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

RINGKASAN ................................................................................................. vi

PRAKATA ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMBANG ................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 3

1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitan .............................................................................. 4

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .......................... 6

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................. 6

2.2 Landasan Teori ................................................................................ 11

2.2.1 Logam .......................................................................................... 11

2.2.2 Stainless steel ............................................................................... 12

2.2.3 Stainless steel AISI 304 ................................................................ 13

2.2.4 Pengelasan .................................................................................... 14

2.2.5 Tungsten inert Gas (TIG) ........................................................... 15

2.2.6 Kampuh las .................................................................................. 19

Page 11: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

x

2.2.7 Filler .............................................................................................. 23

2.2.8 Heat Affected Zone (HAZ) .......................................................... 25

2.2.9 Uji Kekerasan (Hardness Test) ................................................... 30

2.2.10 Struktur Mikro .......................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................... 39

3.2 Desain Penelitian .............................................................................. 40

3.2.1 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 41

3.2.2 Prosedur Penelitian ..................................................................... 42

3.2.3 Proses Penelitian .......................................................................... 43

3.3 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................. 44

3.3.1 Alat Penelitian ............................................................................. 44

3.3.2 Bahan Penelitian ......................................................................... 49

3.4 Parameter Penelitian ....................................................................... 50

3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54

3.5.1 Data Primer .................................................................................. 54

3.5.2 Data Sekunder .............................................................................. 54

3.5.3 Pengumpulan Data Tertulis ........................................................ 54

3.6 Kalibrasi Instrumen ......................................................................... 55

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 55

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 57

4.1 Deskripsi Data ................................................................................... 57

4.2.1 Data Hasil Pengujian Komposisi ................................................ 57

4.2.2 Data Hasil Pengujian Kekerasan Vickers .................................. 58

4.2.3 Data Hasil Pengamatan Struktur Mikro ................................... 60

4.2 Analisis Data ...................................................................................... 62

4.2.1 Analisis Data Pengujian Kekerasan Vickers ............................. 63

4.2.2 Analisis Data Pengamatan Struktur Mikro .............................. 66

4.3 Pembahasan ....................................................................................... 68

4.3.1 Kekerasan Vickers........................................................................ 68

Page 12: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

xi

4.3.2 Struktur Mikro ............................................................................ 69

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 71

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 71

5.2 Saran ................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73

LAMPIRAN .................................................................................................... 75

Page 13: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

xii

DAFTAR LAMBANG

Lambang Arti

HV Nilai kekerasan Vickers (𝑘𝑔

𝑚𝑚2)

A Luas Permukaan jejak (mm)

P Beban yang digunakan (kg)

d Diameter diagonal rata-rata (mm)

θ Sudut antara permukaan intan yang berlawanan (136°)

TH Rata-rata kekerasan

(ℎ1−ℎ0) Kedalaman penekan

Page 14: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi stainless steel AISI 304 ................................................ 13

Tabel 2.2. Penggunaan Las TIG untuk Beberapa Logam ................................ 18

Tabel 2.3. Kampuh Las .................................................................................... 19

Tabel 2.4. Besar Arus untuk Beberapa Diameter Logam Pengisi.................... 22

Tabel 3.1. Rincian Kebutuhan Spesimen Dari Hasil Pemotongan Bahan

Untuk Benda Kerja .......................................................................... 38

Tabel 3.2. Data Hasil uji vickers Pada Material AISI 304............................... 50

Tabel 3.3. Data Hasil Foto Mikro Pada Material AISI 304 ............................. 50

Tabel 4.1. Komposisi kimia dari stainless steel AISI 304 ............................... 50

Tabel 4.2. Nilai kekerasan vickers pengelasan dengan filler ER 309 L ........... 50

Tabel 4.3. Nilai kekerasan vickers pengelasan dengan filler ER 316 L ........... 50

Page 15: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Perubahan Sifat Fisis pada Sambungan Las Cair ...................... 14

Gambar 2.2. Skema Las TIG .......................................................................... 16

Gambar 2.3. Bentuk Kampuh V ..................................................................... 20

Gambar 2.4. Transformasi fasa pada logam hasil lasan ................................. 23

Gambar 2.5. Kerucut Intan Dengan Besar Sudut 120º ................................... 25

Gambar 2.6. Parameter-Parameter Dasar Pengujian Brinell .......................... 26

Gambar 2.7. Prinsip Pengukuran Kekerasan Vikers ....................................... 29

Gambar 2.8. Tipe-Tipe Lekukan Piramida Intan............................................ 30

Gambar 2.9. Diagram Struktur dari Baja Tahan Karat yang Dideposisikan .. 34

Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan penelitian.......................................... 37

Gambar 3.2. Spesimen penelitian ................................................................... 39

Gambar 3.3. Spesimen Pengujian Komposisi ................................................ 41

Gambar 3.4. Jangka sorong ............................................................................ 45

Gambar 3.5. Mesin Sekrap ............................................................................. 45

Gambar 3.6. Alat polishing ............................................................................ 46

Gambar 3.7. Alat penguji komposisi .............................................................. 47

Gambar 3.8. Las TIG ...................................................................................... 47

Gambar 3.9. Alat uji struktur mikro ............................................................... 48

Gambar 3.10 Alat Uji Vickers ......................................................................... 49

Gambar 3.11. Stainless steel AISI 304 ............................................................. 49

Gambar 3.12. Filler ER 309 L dan ER 316 L .................................................. 49

Gambar 3.13. Layar alat uji Kekerasan Vickers ............................................... 52

Gambar 4.1. Struktur Mikro Filler ER 309 .................................................... 59

Gambar 4.2. Struktur Mikro Filler ER 316 .................................................... 59

Gambar 4.3. Grafik nilai kekerasan ER 309 L ............................................... 61

Gambar 4.4. Grafik nilai kekerasan ER 316 L ............................................... 62

Page 16: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

xv

Gambar 4.5. Grafik nilai kekerasan ER 309 L dan ER 316 L ......................... 63

Gambar 4.6. Struktur Mikro Filler ER 309 dan penjelasan ............................ 65

Gambar 4.7. Struktur Mikro Filler ER 316 dan penjelasan ............................ 66

Page 17: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian di Lab. Teknik Mesin FT UNNES .............. 75

Lampiran 2. Hasil uji komposisi kimia stainless steel AISI 304 ..................... 76

Lampiran 3. Sertifikat Las................................................................................ 77

Lampiran 4. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ..................................................... 78

Lampiran 5. Hasil perhitungan pengujian kekerasan ....................................... 80

Page 18: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Logam adalah suatu bahan atau material yang sering digunakan sebagai bahan

dasar pembuatan alat dalam dunia industri. Hal itu disebabkan karena sifat logam

yang mudah di lapisi dengan campuran material lain seperti kromium dan fe.

Paduan antara logam, kromium dan fe disebut dengan logam stainlees steel.

Merupakan logam tahan karat yang banyak digunakan dalam dunia teknik,

misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain.

Menurut Sumarji (2011 :2) “Logam stainless steel adalah jenis logam tahan karat

dengan persentase Cr 11,5 % dan fe kurang dari 50%. Stainless steel memiliki sifat

tidak mudah terkorosi sebagaimana logam baja lain. Stainless steel memiliki

persentase jumlah krom yang memadai sehingga akan membentuk suatu lapisan

pasif kromium oksida yang akan mencegah terjadinya korosi lebih lanjut”.

Stainless steel AISI (American Iron Steel Institue) 304 termasuk baja tahan

karat austenitik yang biasa digunakan secara ekstensif dalam dunia industri, seperti

industri petrokimia, pembangkit listrik termal, boiler, bejana tekan, alat konstruksi,

dan peralatan medis (Susanto dkk, 2012). Pertimbangan pemilihan Stainless steel

AISI 304 karena baja jenis ini banyak terdapat atau mudah ditemukan pasaran serta

lebih fleksibel ketika dibentuk. Khususnya untuk kontruksi bejana tekan (pressure

vessel) yang banyak menggunakan Stainless steel AISI 304.

Pengelasan yang baik dapat digunakan untuk pembuatan kontruksi bejana

tekan yang memiliki gas atau cairan bertekanan. Pengelasan menurut Sutowo dan

Page 19: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

2

Budiawan, (2008 :46) dapat diartikan ”sebagai suatu ikatan metalurgi pada

sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan saat logam dalam keadaan

cair. Pada sambungan konstruksi permesinan, terdapat banyak teknik pengelasan.

Karena dengan menggunakan teknik pengelasan sambungan menjadi lebih ringan

dan lebih sederhana dalam pembuatannya.”

Salah satu jenis pengelasan adalah TIG (Tungsten Inert Gas) atau disebut juga

GTAW (Gas Tungsten Arc Welding). Menurut Budiyanto, dkk (2017 :54) ”jenis

pengelasan yang menggunakan panas dari nyala pijar yang terbentuk antara

elektroda tungsten yang tidak terumpan dengan menggunakan gas mulia sebagai

pelindung terhadap pengaruh luar pada saat proses pengelasan. Elektroda las

menggunakan batang wolfram yang dapat menghasilkan busur listrik tanpa ikut

mencair.” Metode las TIG menggunakan gas argon sebagai gas pelindung dapat

diaplikasikan pada pengelasan bejana tekan. Spesifikasi material yang dibutuhkan

untuk pembuatan bejana tekan antara lain tahan terhadap tekanan tinggi, temperatur

tinggi, korosi, serta memiliki ketangguhan dan keuletan yang tinggi.

Penggunaan logam pengisi adalah salah satu bagian terpenting sebelum

proses pengelasan dimulai, terdapat bahan tambah las atau filler rod Menurut

Budiyanto, dkk (2017 :57) ”Merupakan logam pengisi kampuh las (filler metal)

pada proses las GTAW atau TIG. Pemilihan bahan tambah TIG tergantung dari

logam dasar (base metal) yang akan dilas. Filler rod dibuat dari logam yang

komposisinya lebih unggul dibanding logam dasar. Mengingat dalam proses

pengelasan ada beberapa unsur logam yang berkurang atau berubah strukturnya

berdampak pada pengurangan sifat-sifat mekanik logam, sehingga logam filler

Page 20: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

3

harus dibuat komposisinya lebih unggul agar mampu mengatasi dampak-dampak

tersebut.”

Proses pengelasan mempengaruhi struktur logam, daerah yang mengalami

perubahan struktur akibat pemanasan disebut daerah pengaruh panas atau Heat

affected Zone (HAZ). Proses terjadinya HAZ terjadi di logam dasar yang

bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus

termal pemanasan dan pendinginan cepat sehingga daerah ini yang paling kritis dari

sambungan las.

Pengujian yang digunakan adalah pengujian kekerasan, untuk mengetahui

nilai kekerasan terhadap pengelasan TIG pada stainless steel AISI 304. Pemilihan

bahan penelitian yang digunakan pengujian kekerasan suatu material menurut

Dahlan, (2000 :52) "Nilai kekerasan berkaitan dengan kekuatan luluh atau tarik

logam. Hal ini disebabkan selama indentasi (penjejakan) logam mengalami

deformasi sehingga terjadi regangan dengan persentase tertentu. Nilai kekerasan

Vickers didefinisikan sama dengan beban dibagi luas jejak piramida (indentor)

dalam kg/mm2 dan besarnya kurang lebih TIGa kali besar tegangan luluh untuk

logam-logam yang tidak mengalami pengerjaan pengelasan.”

Penelitian ini dilakukan pengamatan struktur mikro, untuk mengetahui

komposisi bahan uji. Menurut Mohruni dan Kembaren (2013 :3) ”Struktur mikro

adalah struktur terkecil yang terdapat dalam suatu bahan yang keberadaannya tidak

dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan alat pengamat

struktur mikro.” Struktur mikro yang terbentuk saat proses pengelasan pada logam

ditentukan oleh pendinginan selama pengelasan.

Page 21: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

4

Berdasarkan uraian atau penjelasan di atas, maka diadakan penelitian tentang

“Pengaruh jenis filler terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro stainless steel

AISI 304 pada proses pengerjaan las TIG.” Untuk mengetahui nilai kekerasan dan

struktur mikro yang terbentuk pada masing-masing daerah logam induk, daerah

HAZ, dan daerah pengelasan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas dapat dijelaskan identifikasi

masalah yang ditemukan, yaitu :

1. Pemilihan jenis filler berpengaruh terhadap kekuatan hasil pengelasan. Bahan

tambah filler memiliki material yang berbeda-beda sehingga berpengaruh

terhadap kuat atau tidaknya sambungan las.

2. Pemilihan bahan uji atau spesimen yang digunakan berpengaruh terhadap hasil

akhir bahan uji.

3. Pengujian dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai kekerasan pada bahan uji

atau spesimen.

4. Pengamatan bahan uji untuk mengetahui komposisi pada spesimen.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas dapat dijelaskan batasan masalah, yaitu:

1. Logam pengisi (filler) yang digunakan adalah ER 309 L dan ER 316 L.

2. Bahan yang digunakan adalah stainless steel AISI 304.

3. Pengujian vickers untuk mengetahui nilai kekerasan stainless steel AISI 304

pada pengelasan TIG menggunakan ER 309 L dan ER 316 L.

Page 22: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

5

4. Pengamatan struktur mikro untuk mengetahui komposisi stainless steel AISI 304

pada pengelasan TIG menggunakan ER 309 L dan ER 316 L.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pembatasan masalah di atas, permasalahan yang menjadi

fokus pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana pengaruh proses pengelasan TIG menggunakan filler ER 309 L dan

ER 316 L terhadap nilai kekerasan pada stainless steel AISI 304 ?

2. Bagaimana pengaruh proses pengelasan TIG menggunakan filler ER 309 L dan

ER 316 L terhadap struktur mikro pada stainless steel AISI 304 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Menganalisa pengaruh proses pengelasan TIG menggunakan filler ER 309 L dan

ER 316 L terhadap nilai kekerasan pada stainless steel AISI 304.

2. Menganalisa pengaruh proses pengelasan TIG menggunakan filler ER 309 L dan

ER 316 L terhadap struktur mikro pada stainless steel AISI 304.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan data tentang nilai kekerasan pada stainless steel AISI 304 setelah

mengalami proses pengelasan TIG dengan variasi penggunaan filler ER 309 L

dan ER 316 L.

2. Memberikan data tentang perubahan struktur mikro pada stainless steel AISI 304

setelah proses pengelasan TIG dengan variasi penggunaan filler ER 309 L dan

ER 316 L.

Page 23: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

6

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dan wawasan bagi

peneliti.

4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi industri dan

peneliti berikutnya

Page 24: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tentang pengujian sifat fisis dan mekanis sambungan lasan telah

banyak dilakukan, dari literatur yang telah penulis baca terdapat berbagai penelitian

mengenai pengelasan busur listrik yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain :

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Suastiyanti dan Hasybi (2018) dalam

penelitian yang berjudul “Kekerasan Hasil Pengelasan TIG dan SMAW pada

Stainless Steel AISI 304 untuk Aplikasi Boiler Shell” dikemukakan bahwa Nilai

kekerasan Vickers pada weldmetal metode pengelasan SMAW lebih besar daripada

metode pengelasan TIG disebabkan oleh struktur dendritic yang lebih dominan

pada metode SMAW. Untuk aplikasi pada boiler shell direkomendasikan metode

pengelasan TIG mengingat kualitasnya yang lebih baik karena menggunakan gas

argon sebagai gas pelindung.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiyanto dkk, (2017) dengan judul

“Pengaruh diameter filler dan arus pada pengelasan TIG terhadap kekuatan tarik

dan struktur mikro pada baja karbon rendah” dapat disimpulkan bahwa Untuk

pengujian struktur mikro terdapat perubahan ukuran dan jumlah ferit di daerah HAZ

pada proses pengelasan mengunakan diameter filler 1,6 mm dengan kuat arus 80 A,

100 A dan 120 A. Dimana semakin besar arus pengelasan yang dipakai, semakin

besar panas yang diberikan dan yang diserap oleh bahan yang sangat mempengarui

ukuran dan jumlah ferit pada daerah HAZ.

Page 25: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

8

Penelitian yang dilakukan oleh Nnuka dan Okuni (2015) dengan judul “Effect

of Welding Current and Filler Metal Types on Percent Elongation of GTAW

Austenitic Stainless Steel Weld Joints” disimpulkan bahwa Pengaruh arus

pengelasan dan jenis filler pada persentase pemanjangan dari stainless steel 304L

menggunakan filler ER 308 L, ER 309 L dan ER 316 L dengan arus antara 91-95

ampere. Setelah meninjau hasil yang diperoleh dari percobaan kesimpulan

diketahui bahwa filler jenis ER 308 L mencatat nilai tertinggi untuk semua arus

pengelasan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mamat dkk, (2014) dengan judul “Effect of

Filler Metals on the Microstructures and Mechanical Properties of Dissimilar Low

Carbon Steel and 316L Stainless Steel Welded Joints” disimpulkan bahwa ada

struktur dua fase yang berisi dendritik dan interdendritik di area logam dasar dan

filler 316 L. Struktur mikro logam dasar baja karbon rendah logam sisi dan pengisi

termasuk ferit primer dengan beberapa austenit pada akhir pemadatan yang

mengandung kerangka ferit.

Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2011) dengan judul “Perubahan

struktur mikro dan sifat mekanik pada pengelasan drum baja karbon wadah limbah

radioaktif”. Dari hasil penelitiannya diperoleh perubahan struktur mikro terutama

terjadi pada Heat Affected Zone (HAZ) dan daerah las. Pada HAZ terbentuk struktur

bainite yang merupakan agregat ferrite dan cementite yang keras karena

mengandung karbon. Namun demikian, saat pengelasan HAZ mengalami

pemanasan dan pendinginan yang lambat sehingga terjadi pertumbuhan butir.

Terbentuknya butir yang besar pada HAZ menjadikan daerah ini memiliki

Page 26: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

9

kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah las. Struktur mikro

daerah las terdiri dari struktur widmanstatten yang kasar dan daerah las merupakan

daerah yang paling keras dan getas.

Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2002) dengan judul “Penentuan

Kekerasan dan Struktur Mikro Sambungan Las Baja Karbon Rendah Akibat

Perlakuan Las Titik”. Hasil penelitianya, pengujian kekerasan memperlihatkan,

bahwa semakin besar arus listrik, waktu las dan gaya elektroda, maka kekerasan

logam makin besar terutama pada bagian logam las. Persamaan penelitian yang

dilakukan Sihombing dengan peneliti adalah pengujian yang dilakukan dengan

mengamati struktur mikro dan uji kekerasan vickers.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutrimo (2011) dengan judul ”Pengaruh

masukan panas terhadap struktur mikro dan sifat mekanik pada pengelasan busur

rendam baja karbon AISI 1020”. Pengujian yang dilakukan meliputi pengamatan

mikro struktur yang terbentuk diuji dengan mikroskop optik dan scanning electron

microscope (SEM), uji kekerasan, uji tarik dan uji impak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa logam las dengan masukkan panas 2 Kj/mm mempunyai

jumlah prosentase struktur ferit acicular lebih besar dari pada grain boundary

ferrite dan widmanstatten ferrite, sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik pada

logam las.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurbanasari, dkk (2014), dengan judul

“pengaruh parameter post weld heat treatment terhadap sifat mekanik lasan

dissimilar metal dan AISI 304” jenis logam yang digunakan adalah baja karbon

sedang pengelasan Sub Merge Arc Welding (SMAW). Pemanasan pada temperatur

Page 27: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

10

1100°C menyebabkan terjadinya pelarutan karbida yang dapat memberikan

penguatan dan peningkatan harga kekerasan pada matriks, hasil ini memberikan

efek yang lebih dominan sehingga terjadi penurunan harga kekerasan. Efek

penahanan waktu pada temperatur pemanasan juga memberikan dampak terhadap

harga kekerasan, dimana waktu tahan 9 jam.

Penelitian yang dilakukan oleh Mohruni dan Kembaren (2013) dengan judul

“pengaruh variasi kecepatan dan kuat arus terhadap kekerasan, Kekuatan tarik,

struktur mikro baja karbon” menyimpulkan bahwa VHN rata-rata tertinggi terjadi

pada pengelasan dengan kuat arus 80 A dengan kecepatan pengelasan 0,35 cm/detik

dengan kuat arus 100 A dengan kecepatan pengelasan 0,37 cm/detik. Sementara

pada uji tarik Kekuatan tarik tertinggi terdapat pada spesimen dilas dengan kuat

arus 80 A dan kecepatan 0,15 cm/detik. Berdasarkan hasil ini dapat dilihat besar

kuat arus dan kecepatan pengelasan berpengaruh pada kekerasan dan Kekuatan

tarik. Nilai kekerasan akan cenderung semakin tinggi jika besar kuat arus yang

digunakan rendah dan kecepatan las yang digunakan semakin cepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Bhavsar dan Patel (2016) dengan judul

“Influence of Process Parameters of TIG Welding Process on Mechanical

Properties of SS 304L Welded Joint” dikemukakan bahwa variasi amper 150 A,

kampuh V dan U dan Filler ER 304 L digunakan untuk mengelas plat stainless steel

304 L dengan tebal 6 mm, maka kekuatan impak dan kekerasan tertinggi dapat

dicapai yang cocok dengan hasil percobaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

kisaran 150 A, batang pengisi ER 304 L dan desain kampuh V dan U adalah

Page 28: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

11

parameter terbaik untuk mencapai respons yang ditingkatkan seperti kekuatan

impak, kekerasan dan rasio aspek.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Logam

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,

penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam umumnya

liat yaitu dapat ditempa atau ditekan permanen hingga berubah bentuk tanpa patah

atau retak dan juga bisa dilelehkan (fusible) dan dapat ditarik hingga membentuk

kawat halus (ulet).

Sesuai dengan sifat fisika dan kimianya, unsur dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga kategori besar yaitu logam, metaloid dan nonlogam. Logam umumnya

berkilau, padatan dengan konduktivitas tinggi, dapat membentuk aloy dengan

logam lainnya dan membentuk senyawa ion serupa garam dengan non logam (selain

gas mulia). Sebagian besar nonlogam berupa gas berwarna atau tak berwarna. Di

antara logam dan nonlogam ada metaloid, yang mempunyai sifat di antara logam

dan nonlogam atau campuran keduanya.

Logam dan non logam dapat diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam

subkategori yang menunjukkan gradasi sifat dari logam ke nonlogam, untuk unsur-

unsur dalam periode yang sama. Logam terbagi ke dalam logam alkali yang reaktif,

logam alkali tanah yang kurang reaktif, lantanida dan aktinida, logam transisi, dan

terakhir logam pasca-transisi dengan sifat fisika dan kimia paling lemah. Non

logam dibagi menjadi nonlogam poliatomik, yang lebih mirip dengan metaloid

disebut nonlogam diatomik, yang merupakan nonlogam esensial dan gas mulia

Page 29: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

12

monoatomik, yang merupakan nonlogam dan hampir inert sempurna.

Penggolongan terspesialisasi seperti logam refraktori dan logam mulia, yang

merupakan logam transisi.

2.2.2 Stainless steel

Karena sifat logam yang mudah di lapisi dengan campuran material lain

seperti kromium dan fe. Paduan antara logam, komium dan fe disebut dengan logam

stainlees steel. Menurut Sumarji (2011 :2). “Logam stainless steel adalah jenis

logam tahan karat dengan persentase Cr 10,5% - 30% dan fe kurang dari 50%.

Stainless steel memiliki sifat tidak mudah terkorosi sebagaimana logam baja yang

lain. Stainless steel memiliki persentase jumlah krom yang memadahi sehingga

akan membentuk suatu lapisan pasif kromium oksida yang akan mencegah

terjadinya korosi lebih lanjut”.

Stainless steel sendiri di bagi dalam beberapa klasifikasi utama sesuai jenis

dan persentase material sebagai bahan pembuatannya. Klasifikasi stainless steel

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi stainless steel martensitic

Martensitic memiliki kandungan chrome sebesar 12% sampai maksimal

14% dan carbon pada kisaran 0,08 – 2,0%. Kandungan karbon yang tinggi

merupakan hal yang baik dalam merespon panas untuk memberikan berbagai

kekuatan mekanis, misalnya kekerasan baja.

Baja tahan karat kelas martensitic menunjukkan kombinasi baik terhadap

ketahanan korosi dan sifat mekanis mendapat perlakuan panas pada

permukaannya sehingga bagus untuk berbagai aplikasi. Baja tahan karat

Page 30: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

13

klasifikasi ini bersifat magnetis. Pada klasifikasi martensic di bagi dalam

beberapa tipe yang antara lain adalah:

1) Type 410

Memiliki kandungan chrome sebanyak 13% dan 0,15% carbon, jenis

yang paling baik di gunakan pada pengerjaan dingin.

2) Type 416

Memiliki kandungan yang sama dengan type 410, namun ada

penambahan unsur sulfur.

3) Type 431

Mengandung 17,5% chrome, 2,5% nikel dan 0,15% maksimum carbon.

2. Klasifikasi stainless steel ferritic

Ferritic memiliki kandungan chrome sebanyak 17% dan carbon antara

0,08 – 0,2%. Memiliki sifat ketahanan korosi yang meningkat pada

temperatur tinggi. Namun sulit di lakukan perlakuan panas kepada klasifikasi

stainless steel ini sehingga penggunaannya menjadi terbatas, karena baja

tahan karat klasifikasi ini bersifat magnetis. Tipe yang ada pada klasifikasi

ferritic adalah tipe 430 yang memiliki kandungan chrome sebanyak 17%, dan

kandungan baja yang rendah. Tahan sampai temperature / temperatur 800%,

biasanya di buat dalam bentuk baja strip.

3. Klasifikasi stainless steel austenitic

Austenitic memiliki kandungan chrome pada kisaran 17% – 25%, nikel

pada kisaran 8 – 20% dan beberapa unsur tambahan dalam upaya mencapai

sifat yang di inginkan. Baja tahan karat klasifikasi ini adalah non magnetic.

Page 31: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

14

Pada klasifikasi austenitic di bagi dalam beberapa tipe yang antara lain

adalah:

1) Type 304

Tipe ini dibuat dengan bahan dan pertimbangan ekonomis, sangat baik

untuk lingkungan tercemar dan di air tawar, namun tidak di anjurkan

pemakaiannya yang berhubungan langsung dengan air laut.

2) Type 321

Merupakan variasi dari type 304 namun dengan penambahan titanium

dan carbon secara proporsional. Lumayan baik untuk pengerjaan temperatur

tinggi.

3) Type 347

Mirip dengan type 321 tetapi dengan penambahan niobium (bukan

titanium).

4) Type 316

Pada tipe ini ada penambahan unsur molybdenum 2% – 3% sehingga

memberikan perlindungan terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan

yang berhubungan dengan air laut. Penambahan nikel sebesar 12% tetap

mempertahankan struktur austenitic.

5) Type 317

Mirip dengan type 316, namun ada penambahan lebih pada unsur

molybdenum sebesar 3% – 4%, memberikan peningkatan ketika berhubungan

langsung dengan air laut pada temperatur dingin.

Page 32: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

15

6) Moly

Lebih dikenal dengan istilah UNS S31254, merupakan jenis yang

memiliki ketahanan tinggi terhadap air laut karena tingginya kadar chromium

dan molibdenum.

7) L Grade

Memiliki kandungan carbon rendah (316L) dibatasi antara 0,03% –

0,035%, hal ini akan menyebabkan pengurangan kekuatan tarik.

4. Klasifikasi stainless steel duplex

Merupakan klasifikasi terbaru yang memiliki keseimbangan chromium,

nikel, molybdenum dan nitrogen pada campuran yang sama antara klasifikasi

austenite dan klasifikasi ferit. Hasilnya adalah sebuah kekuatan yang tinggi

dan sangat tahan terhadap korosi.

Pada klasifikasi austenitic di bagi dalam beberapa tipe yang antara lain

adalah:

1) UNS S31803

Ini merupakan kelas tipe duplex yang paling banyak di gunakan.

Komposisinya adalah 0,03% maksimum carbon, 22% chrome, 5,5% nikel dan

0,15 nitrogen.

2) UNS S32750

Tipe duplex yang rendah menurut sifat mirip dengan type 316, tapi dua

kali lipat kekuatan tariknya. Komposisinya adalah 0,03% carbon, 23%

chrome, 4% nikel dan 0,1% adalah nitrogen.

Page 33: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

16

3) UNS S32750

Ini merupakan tipe super untuk klasifikasi duplex, ketahanan terhadap

korosi yang meningkat. Komposisi dari tipe ini adalah 0,03% carbon, 25%

chrome, 7% nikel, 4% molybdenum dan 0,028 nitrogen.

Karakteristik dan material bahan pada stainless steel akan menjadi acuan

pemilihan jenis untuk pekerjaan tertentu, tentunya dengan pertimbangan

lingkungan sekitar untuk sebuah pekerjaan yang memakai stainless steel. salah

satunya adalah bejana tekan dengan contoh spesifikasi bejana tekan dapat

menampung cairan kimia, angin, oksigen, minyak dll dengan kapasitas 100 Liter

sampai 5000 Liter dan tekanan : 10 Bar - 40 Bar. Pembuatan bejana tekan

menggunakan bahan Stainless Steel dengan pengelasan TIG.

Bejana Tekan adalah tabung tertutup yang berbentuk silinder, verfungsi

sebagai wadah penampung yang dapat menahan internal pressure (tekanan dalam)

maupun external (tekanan luar). Bejana tekan (pressure vessel) sebagai wadah

sebagai penampung fluida, baik cair maupun gas. Bejana tekan merupakan

salahsatu alat proses suatu industri yang penting, khusunya untuk industri kimia,

perminyakan dan pembangkit listrik seperti pada pembangkit tenag nuklir. Pada

industri tersebut, bejana tekan yang digunakan biasanya memiliki tekanan tinggi

Pembuatan bejana tekan diatur secara ketat karena risiko yang mungkin dan

sebagaimana konsekuensi bahan yang dapat digunakan dalam bejana juga

ditentukan dengan ketat. Spesifikasi yang paling umum untuk baja bejana tekan

adalah standar EN10028 – yang berasal dari Eropa – dan standar ASME/ASTM

yang berasal dari Amerika Serikat.

Page 34: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

17

2.2.3 Stainless steel AISI 304

Menurut Wiryosumarto dan Okumura (2000: 109) “stainless steel termasuk

dalam baja paduan tinggi yang tahan karat dalam temperatur tinggi, dan temperatur

rendah. Stainless steel ini mempunyai ketangguhan dan sifat mampu potong yang

cukup. Sehingga banyak digunakan dalam reaktor atom, turbin, mesin jet, pesawat

terbang, alat rumah tangga, dan lain-lainnya.”

Stainless steel AISI 304 merupakan jenis baja tahan karat austenitic stainless

steel yang memiliki komposisi 0.042 % C, 1.19 % Mn, 0.034 % P, 0.006 % S, 0.049

% Si, 18.24 % Cr, 8.15 % Ni, dan sisanya Fe, dalam jurnal Sumarji (2011). Stainless

steel AISI 304 memiliki ketahanan korosi yang baik karena mengandung unsur

kromium yang memiliki karakteristik khusus, yaitu membentuk lapisan kromium

oksida (Cr2O3) jika bereaksi dengan oksigen. Apabila lapisan ini rusak maka secara

spontan akan terbentuk lapisan baru ketika kondisi lingkungan mengandung cukup

oksigen.

Stainless steel AISI 304 adalah jenis material yang banyak digunakan dalam

industri, seperti industri petrokimia, pembangkit listrik termal, boiler, baja tekan,

alat konstruksi, dan transportasi dalam bidang teknik. Penggunaan yang luas dari

stainless steel AISI 304 ini dikarenakan sifat mekanik dan fisik yang sangat baik.

Adapun komposisi stainless steel AISI 340 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 35: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

18

Tabel 2.1 Komposisi stainless steel AISI 304

Unsur Komposisi (%)

Karbon 0,08

Mangan 2

Fosfor 0,045

Sulfur 0,03

Silikon 0,75

Kromium 18-20

Nikel 8-10,5

Molibdenum 0

Cuprum 0

(Sumber : Suastiyanti dan Hasybi, 2018)

Baja stainless steel AISI 304 ini memiliki sifat mekanik, mampu las, dan

proses permesinan yang baik membuat golongan austenit terutama AISI 304

menjadi material stainless steel yang banyak digunakan dalam dunia industri

(Susanto dkk, 2012: 3).

2.2.4 Pengelasan

Pengelasan dapat diartikan ”sebagai suatu ikatan metalurgi pada sambungan

logam atau logam paduan yang dilaksanakan saat logam dalam keadaan cair. Pada

sambungan konstruksi mesin, terdapat banyak teknik pengelasan. Karena dengan

menggunakan teknik pengelasan sambungan menjadi lebih ringan dan lebih

sederhana dalam pembuatannya.” Menurut Cahya Sutowo dan Ichwan Budiawan,

(2008 :46).

Gambar 2.1. Perubahan Sifat Fisis pada Sambungan Las Cair

(Sumber : Sonawan, 2006)

Page 36: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

19

Pengelasan bimetal adalah proses pengelasan yang menyambungkan dua

macam logam yang berbeda. Pengelasan bimetal mempunyai tingkat kerumitan

yang lebih tinggi dibanding dengan pengelasan logam yang sejenis. Karena logam

yang tidak sejenis mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lainnya.

Sehingga proses pengelasan logam yang tidak sejenis membutuhkan beberapa

teknik tertentu, misalnya pemilihan logam yang akan disambung harus tepat,

pemilihan elektroda yang sesuai, pengaturan heat input yang tepat, serta pemilihan

perlakuan panas pasca pengelasan yang tepat. Pada proses pengelasan terdapat tiga

daerah, yaitu :

1. Logam induk (base metal), merupakan bagian logam dasar dimana panas dan

suhu pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan perubahan struktur

dan sifat.

2. Logam las, merupakan bagian dari logam yang pada waktu pengelasan

mencair dan membeku.

3. Daerah pengaruh panas atau heat affected zone (HAZ), merupakan logam dasar

yang bersebelahan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus

termal pemanasan dan pendinginan cepat.

2.2.5 Tungsten Inert Gas (TIG)

Fokus utama pada penelitian ini adalah pengelasan menggunakan las TIG

(Tungsten Inert Gas), Menurut Prasetyo dan Suwito (2014) “Las TIG merupakan

proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten

(elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Tungsten Inert Gas (TIG)

merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang

Page 37: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

20

menggunakan inert gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram sebagai

elektroda. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar

tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak

tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.”

Proses TIG kebanyakan dipakai untuk mengelas logam-logam seperti Baja

tahan karat (Stainless Steel), Alumunium dan Titanium. Didalam penggunaan las

pada pekerjaan pengelasan logam masih banyak orang yang belum mengenal jenis

pengelasan ini, padahal mereka sering menggunakan las tersebut, mereka hanya

mengenal jenis Las Argon, sebenarnya Las Argon sama saja dengan Las TIG.

Menurut Budiyanto, dkk (2017 :54) ”jenis pengelasan yang menggunakan panas

dari nyala pijar yang terbentuk antara elektroda tungsten yang tidak terumpan

dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung terhadap pengaruh luar pada

saat proses pengelasan. Elektroda las menggunakan batang wolfram yang dapat

menghasilkan busur listrik tanpa ikut mencair.”

Gambar 2.2 Skema Las TIG

(Sumber: Davies, 1993: 147)

Page 38: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

21

Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten adalah:

1. Mesin las AC/ DC

2. Tabung gas lindung

3. Regulator gas lindung

4. Flowmeter untuk gas

5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya

6. Kabel elektroda dan selang

7. Stang las (welding torch)

8. Elektroda tungsten

9. Kawat las

10. Assesories pilihan dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan

pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

Pada las TIG, filler (logam pengisi) dimasukkan ke dalam daerah arus busur

sehingga mencair dan terbawa ke logam induk. Tetapi untuk mengelas pelat yang

sangat tipis kadang-kadang tidak diperlukan logam pengisi. Pengunaan las TIG

mempunyai keuntungan kecepatan pengumpanan logam pengisi dapat diatur

terlepas dari besarnya arus listrik sehingga penetrasi ke dalam logam induk dapat

diatur semuanya. Las TIG dapat digunakan dengan memuaskan baik untuk pelat

baja tipis maupun pelat yang tebal. Kemudian kualitas yang lebih baik dari darah

las. Maka las TIG biasa digunakan untuk mengelas baja baja kualitas tinggi seperti

baja stainless steel, baja tahan panas dan untuk mengelas logam-logam bukan baja.

Menurut Pasalbessy, dkk (2015) “Elektroda tungsten adalah elektroda tidak

terumpan (nonconsumable electrode) yang berfungsi sebagai pencipta busur nyala

Page 39: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

22

saja yang digunakan untuk mencairkan kawat las yang ditambahkan dari luar dan

benda yang akan disambung menjadi satu kesatuan sambungan.” Elektroda ini tidak

berfungsi sebagai logam pengisi sambungan sebagaimana yang biasa dipakai pada

elektroda batang las busur metal maupun elektroda gulungan pada las MIG.

Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan

pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah. Kawat las

berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang

dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.

Tabel 2.2 Penggunaan Las TIG untuk Beberapa Logam

Logam

Listrik Ac

Frekuensi

Tinggi

Listrik DC

Polaritas

Lurus

Listrik DC

Polaritas

Balik

Baja Terbatas Sesuai -

Baja tahan karat Terbatas Sesuai -

Besi cor Terbatas Sesuai -

Aluminium dan paduannya Sesuai - Pelat tipis

Magnesium dan paduannya Sesuai - Pelat tipis

Tembaga dan paduannya Terbatas Sesuai -

Aluminium brons Sesuai Terbatas -

Sumber: wiryosumarto & Okumura, 2000: 19

Tabung gas pelindung adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti

argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas tungsten. Regulator gas

lindung adalah adalah pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam

pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan

tekanan gas di dalam tabung. Flowmeter dipakai untuk menunjukkan besarnya

aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten. Selang gas dan

perlengkapannya berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar

las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju

Page 40: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

23

mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las. Kabel elektoda dan selang gas

berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran

gas dari mesin las menuju stang las. Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus

ke benda kerja. Stang las (welding torch) berfungsi untuk menyatukan sistem las

yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan

proses pengelasan.

2.2.6 Kampuh las

Kampuh las merupakan bagian dari logam induk yang akan diisi oleh logam

las, kampuh las awalnya adalah berupa cekungan las yang kemudian diisi dengan

logam las. Sambungan las dengan menggunakan alur kampuh dikategorikan

kedalam sambungan las tumpul. Sambungan las tumpul adalah jenis sambungan

paling efisien. Sambungan ini dibagi menjadi dua yaitu sambungan penetrasi penuh

dan sambungan penetrasi sebagian.

Sambungan las dalam konstruksi baja pada dasarnya dibagi dalam

sambungan tumpul, sambungan T, sambungan sudut dan sambungan tumpang

.Sambungan tumpul dapat dirinci menjadi sambungan dengan kampuh persegi, V,

U, Y. X, K, dan sebagainya.

Tabel 2.3 Kampuh Las

Sumber: Air Product PLC, 1999: 20

Page 41: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

24

Pada dasarnya dalam memilih bentuk kampuh harus menuju kepada

penurunan masukan panas dan penurunan logam las sampai kepada harga terendah

dan tidak menurunkan mutu sambungan. Untuk kampuh-kampuh las pada saat

pembakarannya dapat mengisi pada seluruh tebalnya pelat. Sebelum pengelasan

dilaksanakan kampuh las harus melalui proses pengerjaan awal. Karat, minyak, cat

harus dihilangkan. Untuk memperoleh pembakaran yang baik, pada kampuh V

dipakai elektroda dengan diameter yang kecil atau disesuaikan dengan besar sudut

kampuh dan tebal pelat yang akan dilas.

Gambar 2.4. Bentuk Kampuh Las (Wiryosumarto dan Okumura, 2000: 99)

2.2.7 Filler

Pada proses pengelasan GTAW atau TIG elektroda merupakan bahan tak

habis pakai (non consumable) sehingga memerlukan bahan tambah untuk mengisi

kampuh logam lasan, bahan ini yang sering disebut dengan (filler rod). Bahan

tambah ini berupa logam pengisi (filler metal) yang digunakan untuk mengisi

kampuh pada proses pengelasan GTAW atau TIG.

Bahan tambah (filler) adalah bahan penambah yang digunakan dalam

pengelasan. Metal tersebut digunakan manakala kampuh cukup lebar dan

diperlukan efisiensi sambungan yang sekuat bahan dasar yang utuh. Komposisi

Page 42: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

25

kimiawi bahan filler untuk TIG dalam proses pengelasan didasarkan pada

komposisi kimiawi bahan induk. Jika tepat bahan filler terhadap bahan induk, maka

semakin baik. Pemilihan filler metal dalam teknik pengelasan ditentukan oleh

faktor-faktor dibawah ini :

1. Kuat tarik yang mendekati bahan dasar

2. Keuletan ( toughness ) yang mendekati bahan dasar

3. Konduktivitas listrik bahan filler

4. Konduktivitas termal bahan filler

5. Ketahanan terhadap serangan karat ( coorosion resistance )

6. Tampak wujud yang baik.

Filler rod untuk las TIG memiliki berbagai ukuran diameter, tersedia ukuran

standar diameter 1.0, 1.2, 1.6, 2.0, 2.4, 3.2, 4.0, dan 5.0 mm. Kodefikasi dilakukan

untuk memudahkan welder melakukan pemilihan dan menstandarkan bahan

tambah las GTAW atau TIG. Beberapa kodefikasi yang ada antara lain AWS

(American Welding Society), DIN (Deutsche Industrie Norm), dan JIS (Japan

Industrie Standart). Berikut beberapa filler rod menurut standar AWS.

1. Untuk Mengelas Baja Karbon

ER70S-2, ER70S-6, dan beberapa pilihan ER70S lainnya dengan angka yang

berbeda diakhir, masing- masing mewakili komposisi kimia dalam logam pengisi

untuk mengatasi kondisi tertentu dari logam atau jenis sendi yang akan dilas.

Klasifikasi filler rod ini digunakan untuk mengelas pipa berdiameter kecil dan pelat

baja, maupun tembusan (root pass) pada pengelasan pipa.

Page 43: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

26

2. Untuk Mengelas Stainless Steel

Filler rod yang digunakan dalam pengelasan stainless steel tipe 308 ataupun

seri 300 lainnya yang secara luas digunakan dalam bidang manufaktur adalah filler

rod dengan kode ER 308 dan ER 308 L. Kode ER 309 dan ER 309 L digunakan

dalam pengelasan dengan base metal yang berbeda (Dissimilar), filler jenis ini

mampu digunakan dalam panas tinggi dan memiliki ketahanan korosi yang sangat

baik. Penyambungan pada bejana tekan, katup, peralatan kimia, dan aplikasi dilaut

menggunakan filler dengan kode ER 316 dan ER 316 L. Kode “E” merupakan

elektroda, sedang kode “R” mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap.

Kode “L” mengacu pada jumlah karbon rendah pada filler metal (kurang dari 0,8%),

yang membantu menghambat bahkan mencegah korosi.

3. Untuk Mengelas Logam Aluminium

Pengelasan paduan aluminium seri 6000 dan beberapa paduan lainnya

digunakan filler dengan kode ER 4043. Filler ini cocok digunakan dalam

pengelasan komponen otomotif seperti rangka, poros penggerak, dan rangka

sepeda. Sementera itu kode ER 5356 merupakan filler rod paduan aluminium

magnesium yang digunakan untuk mengelas paduan aluminium cor dan tempa.

Umumnya direkomendasikan untuk pengelasan paduan aluminium seri 5000 atau

6000. Berikut dalam Tabel 2.4 menunjukkan besar arus dan diameter logam pengisi

yang harus digunakan.

Page 44: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

27

Tabel 2.5 Besar Arus untuk Beberapa Diameter Logam Pengisi

Diameter Batang Logam Pengisi (mm) Arus Pengelasan (Amp.)

1,6 40-100

2,0 60-130

2,4 70-150

3,2 130-200

4,0 180-250

5,0 240-360

6,0 ≥340

Sumber: Wiryosumarto & Okumura, 2000: 124

Filler yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah filler dengan kode ER

309 L dan ER 316 L. Filler ER 309 L mempunyai spesifikasi AWS A5.9 ukuran

diameter 2 mm dan panjang 1000 mm. Filler ER 316 L mempunyai spesifikasi

AWS A5.9 ukuran diameter 2 mm dan panjang 1000 mm. Merupakan kawat las

argon tig rod yang cocok untuk pengelasan stainless steel, karena memiliki

kandungan karbon rendah 22%Cr - 12%Ni pada ER 309 L dan 18%Cr - 8%Ni pada

ER 316 L. Filler tersebut cocok digunakan dalam pengelasan pada industri

perminyakan biasanya digunakan untuk mengelas tangki penampung bahan bakar

minyak. Pada industri perkapalan biasanya digunakan untuk mengelas pembuatan

bejana tekan, Karena memiliki kandungan karbon rendah dan daya tahan korosi

yang baik (Budiyanto dkk, 2017 :57).

2.2.8 Heat Affected Zone (HAZ)

Pada pengelasan pasti ditemukan struktur logam yang terpengaruh oleh

proses pengelasan. Daerah pengaruh panas atau Heat Affected Zone (HAZ) adalah

logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan

mengalami siklus thermal pemanasan dan pendinginan cepat. Proses terjadinya

HAZ terjadi di logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama

proses pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat

Page 45: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

28

sehingga daerah ini yang paling kritis dari sambungan las. Secara visual daerah

yang dekat dengan garis lebur las maka susunan struktur logamnya semakin kasar.

Pada daerah HAZ terdapat tiga titik yang berbeda, titik 1 dan 2 menunjukkan

temperatur pemanasan mencapai daerah berfasa austenit dan ini disebut dengan

transformasi menyeluruh yang artinya struktur mikro baja mula-mula ferit dan

perlit kemudian bertransformasi menjadi austenit. Titik 3 menunjukkan temperatur

pemanasan, daerah itu mencapai daerah berfasa ferit dan austenit dan ini yang

disebut transformasi sebagian yang artinya struktur mikro baja mula-mula ferit dan

perlit berubah menjadi ferit dan austenit.

Gambar 2.4. Transformasi fasa pada logam hasil lasan

(Sumber : Sonawan, 2006: 27)

2.2.9 Uji Kekerasan (Hardness Test)

Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan

terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Besar tingkat kekerasan dari

bahan dapat dianalisis melalui besarnya beban yang diberikan terhadap luas bidang

yang menerima pembebanan tersebut. Pengujian yang banyak dipakai adalah

dengan cara menekankan penekanan tertentu kepada benda uji dengan beban

tertentu dan mengukur bekas hasil penekanan yang terbentuk diatasnya (Surdia dan

Saito, 1992:31).

Page 46: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

29

Pengujian kekerasan bahan logam bertujuan mengetahui angka kekerasan

logam, dan seberapa besar tingkat kekerasan logam tersebut. Metode pengujian

kekerasan telah disepakati melalui tiga metode pengujian kekerasan dengan satuan

yang baku, yaitu penekanan, goresan, dan dinamik. Pengujian kekerasan dengan

cara penekanan banyak digunakan oleh industri permesinan, dikarenakan prosesnya

sangat mudah dan cepat dalam memperoleh angka kekerasan logam tersebut

apabila dibandingkan dengan metode pengujian lainnya. Pengujian kekerasan

dengan cara penekanan terdiri dari tiga jenis, yaitu pengujian kekerasan dengan

metode Rockwell, Brinell, dan Vickers. Ketiga metode tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangannya masing-masing, serta perbedaan dalam menentukan angka

kekerasannya. Metode Brinell dan Vickers memiliki prinsip dasar yang sama dalam

menentukan angka kekerasannya, yaitu menitik beratkan pada perhitungan

kekuatan bahan terhadap setiap daya luas penampang bidang yang menerima

pembebanan tersebut. Sedangkan metode Rockwell menitik beratkan pada

pengukuran kedalaman hasil penekanan atau penekan (indentor) yang membentuk

bekasnya (indentasi) pada benda uji (Surdia dan Saito, 1992:32).

1. Metode pengujian Rockwell

Metode Rockwell memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan untuk menguji

benda yang sangat keras dan memiliki kelemahan yaitu tingkat ketelitian yang

rendah juga tidak tahan terhadap goncangan. Terdapat dua macam indentor yang

ukurannya bervariasi, yaitu :

1) Kerucut intan dengan besar sudut 120º dan disebut sebagai Rockwell Cone

dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Page 47: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

30

Gambar 2.5 Kerucut Intan Dengan Besar Sudut 120º

(Dieter, 1996:336).

2) Bola baja dengan berbagai ukuran dan disebut sebagai Rockwell Ball. Rumus

yang digunakan dalam Uji kekerasan Rokcwell :

TH=100−(ℎ1−ℎ0)

0,02 ................................................................(2.1)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian kekerasan Rockwell yaitu:

a) Penumbuk dan landasan harus bersih dan terpasang dengan baik

b) Permukaan yang akan diuji harus bersih dan kering, halus, dan bebas dari

oksida.

c) Permukaan harus datar dan tegak lurus terhadap penumbuk

d) Kecepatan penerapan beban harus dibakukan dengan cara mengatur daspot

pada mesin uji Rockwell (Dieter, 1996:336).

2. Metode Pengujian Brinell

Pengujian Brinell dilakukan dengan penekanan bola baja yang terbuat dari

baja krom yang telah dikeraskan dengan diameter tertentu oleh suatu gaya tekan

secara statis ke dalam permukaan logam yang diuji tanpa sentakan. Permukaan

logam yang diuji harus rata dan bersih. Diameter paling atas dari lekukan tersebut

diukur secara teliti. Parameter-parameter dasar pengujian Brinell dapat dilihat

pada Gambar 2.6.

Page 48: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

31

Gambar 2.6 Parameter-Parameter Dasar Pengujian Brinell

(Dieter, 1996:330).

Rumus yang dipakai untuk menentukan kekerasan logam yang diuji:

BHN =2P

πD[D−√(D2−d2)] .............................................................................. (2.2)

3. Metode Pengujian Vickers

Metode Vickers ini berdasarkan pada penekanan oleh suatu gaya tekan

tertentu oleh sebuah indentor berupa pyramid diamond terbalik dengan sudut

puncak 136º ke permukaan logam yang akan diuji kekerasannya, dimana

permukaan logam yang diuji ini harus rata dan bersih. Angka kekerasan Vikers

(Vicker Hardness Numeral/VHN) didefinisikan sebagai beban dibagi luas

permukaan lekukan. Pengujian Vikers dapat dilakukan tidak hanya pada benda

yang lunak akan tetapi juga dapat dilakukan pada bahan yang keras. Bekas

penekanan yang kecil pada penggujian Vikers mengakibatkan kerusakan bahan

percobaan relatif sedikit. Pada benda kerja yang tipis atau lapisan permukaan yang

tipis dapat diukur dengan gaya yang relatif kecil.

Untuk mengetahui nilai kekerasan benda uji, maka diagonal rata-rata dari

jejak tersebut harus diuiur terlebih dahulu dengan memakai mikroskop. Angka

kekerasan Vickers dapat diperoleh dengan membagi besar beban uji yang

digunakan dengan luas permukaan jejak :

Page 49: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

32

𝐻𝑉 =𝑃

𝐴 ................................................................................................................. (2.3)

Jika d merupakan diagonal rata-rata dari jejak, maka luas permukaan jejak

dapat ditentukan sebagai berikut :

𝐴 = 4 X1

2𝑑√2 X

1

2(

𝑑√2

4sinα

2

) ........................................................................ (2.4)

𝐴 =𝑑2

2sin136°

2

.................................................................................................. (2.5)

Jadi angka kekerasan Vickers dapat diperoleh dengan rumus :

𝐻𝑉 = 𝑝

𝑑2

2 sin136°

2

............................................................................................... (2.6)

𝐻𝑉 = 1.854 𝑝

𝑑2 ............................................................................................... (2.7)

1) Pengujian Kekerasan Vickers

Uji kekerasan Vickers menggunakan penumbuk piramida intan yang

dasarnya berbentuk bujur sangkar. Besarnya sudut antara permukaan

piramida yang saling berhadapan adalah 136º. Sudut ini dipilih karena nilai

tersebut mendekati sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antara

diameter lekukan dan diameter bola penumbuk pada uji kekerasan Brinell.

Angka kekerasan piramida intan (Diamond Pyramid Hardness/DPH), atau

angka kekerasan Vickers (VHN), didefinisikan sebagai beban dibagi luas

permukaan lekukan, prinsip pengukuran untuk kekerasan mikro Vikers dapat

dilihat pada Gambar 2.7. Pada prakteknya luas ini dihitung dari pengukuran

Page 50: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

33

mikroskopik panjang diagonal jejak. VHN dapat ditentukan dari persamaan

berikut.

VHN =2Psin

θ

2

𝑑2 =1,854𝑃

𝑑2 ..................................................................... (2.8)

Uji kekerasan Vickers banyak dilakukan pada pekerjaan penelitian,

karena metode tersebut memberikan hasil berupa skala kekerasan yang

kontinu, untuk suatu beban tertentu dan digunakan pada logam yang sangat

lunak, yakni DPH-nya 5 hingga logam yang sangat keras dengan DPH 1500.

Hal-hal yang menghalangi keuntungan pemakaian metode Vickers adalah uji

kekerasan Vickers tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena

pengujian tersebut lamban, memerlukan persiapan permukaan benda uji yang

hati-hati, dan terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada

penentuan panjang diagonal. Prinsip pengukuran Vickers dapat dilihat pada

Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Prinsip Pengukuran Kekerasan Vikers

(Dieter, 1996: 334).

Lekukan yang benar terbuat dari penumbuk piramida intan harus

berbentuk bujur sangkar. Akan tetapi, penyimpangan yang telah dijelaskan

untuk uji brinell sering juga terdapat pada penumbuk piramida Gambar 2.7

lekukan bantal jarum pada gambar adalah akibat terjadinya penurunan logam

Page 51: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

34

disekitar permukaan piramida yang datar. Keadaan demikian terdapat pada

logam-logam yang dilunakan dan mengakibatkan pengukuran panjang

diagonal yang berlebihan. Lekukan berbentuk tong pada gambar mengalami

proses pengerjaan dingin. Bentuk demikian diakibatkan oleh penimbunan ke

atas logam-logam disekitar permukaan penumbuk. Ukuran diagonal pada

kondisi demikian akan menghasilkan luas permukaan kontak yang kecil,

sehingga menimbulkan kesalahan angka kekerasan yang besar ada koreksi

empiris untuk menanggulangi pengaruh hal di atas. Tipe-tipe lekukan

piramida dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Tipe-Tipe Lekukan Piramida Intan (Dieter, 1996: 335).

Keterangan:

(a) Lekukan yang sempurna

(b) Lekukan bantal jarum (pinchusion) yang disebabkan oleh penurunan

(c) Lekukan berbentuk tong yang disebabkan oleh penimbunan ke atas.

Dibandingkan dengan pengujian kekerasan lainnya, pengujian kekerasan

Vickers mempunyai beberapa keuntungan dan juga kerugian (kekurangan),

seperti berikut.

Keuntungan :

1) Menggunakan hanya satu jenis indentor untuk menguji material yang

lunak hingga yang keras

Page 52: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

35

2) Pembacaan ukuran jejak dapat dilakukan lebih akurat.

3) Jenis pengujian yang relatif tidak merusak.

4) Metode Vickers dapat digunakan pada hampir semua logam.

Kekurangan :

1) Secara keseluruhan, waktu pelaksanaan pengujian lama.

2) Memerlukan pengukuran diagonal jejak secara optik.

3) Permukaan benda uji harus dipersiapkan dengan baik

Standar pengujian kekerasan Vickers secara lengkap diuraikan di dalam

standar-standar berikut :

ASTM E92 : Metode standar pengujian kekerasan Vickers untuk bahan

logam.

ASTM E384 : Metode pengujian standar kekerasan mikro material.

ISO 6507-1 : Bahan logam - Pengujian kekerasan Vickers - Metode

pengujian.

ISO 6507-2 : Bahan logam - Pengujian kekerasan Vickers - Verifikasi dan

kalibrasi mesin uji.

ISO 6507-3 : Bahan logam - Pengujian kekerasan Vickers – Kalibrasi balok

referensi.

ISO 6507-4 : Bahan logam - Pengujian kekerasan Vickers – Tabel nilai

kekerasan.

1) Penulisan angka kekerasan Vickers

Cara penulisan kekerasan Vickers biasanya ditulis dalam bentuk angka

yang diikuti dengan huruf HV (Hardness Vickers) dnan besarnya beban uji.

Page 53: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

36

Sebagai contoh : 186 HV 30, artinya angka kekerasan material yang diuji

adalah 186, beban uji yang digunakan adalah 30 kgf, dan lamanya waktu

penerapan beban (dwell time) adalah 10 -15 detik. Bila waktu penerapan

beban tidak terletak antara 10 -15 detik, maka waktu penerapan beban ujinya

harus dicantumkan. Contoh : 472 HV 50/20, artinya angka kekerasan benda

uji adalah 472, besar beban uji yang diterapkan 50 kgf, dan lamanya waktu

penerapan beban adalah 20 detik.

2) Pengujian Kekerasan Mikro Vikers

Banyak persoalan metalurgi memerlukan data-data mengenai

kekerasan pada daerah yang sangat kecil. Pengukuran gradien kekerasan pada

permukaan yang dikarburasi, pengukuran kekerasan kandungan tunggal pada

struktur mikro, atau penentuan kekerasan roda gigi arloji, merupakan tipe

persoalan dari jenis pengujian kekerasan mikro. Pengujian mikro Vickers

adalah metode pengujian kekerasan dengan pembebanan yang relatif kecil

yang sulit dideteksi oleh metode makro Vickers sehingga pembebanan yang

dibutuhkan juga relatif kecil yaitu berkisar antara 10 sampai 1000 gr (Dieter,

1996: 336-337).

2.2.10 Struktur Mikro

Struktur Mikro adalah penataan geometrik, butir-butir dan fasa-fasa dalam

suatu material. Dimensi mikro struktur cukup kecil sehingga diperlukan mikroskop

optik (perbesaran 2000 x) bahkan mikroskop elektron (50.000 x) untuk

mengamatinya. ”Struktur mikro merupakan struktur terkecil yang terdapat dalam

suatu bahan yang keberadaannya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi

Page 54: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

37

harus menggunakan alat pengamat struktur mikro.” Menurut Mohruni dan

Kembaren (2013 :3).

Analisa mikro adalah suatu analisa mengenai struktur bahan melalui

pembesaran dengan menggunakan mikroskop khusus metalografi. Dengan analisa

mikro struktur kita dapat mengamati bentuk dan ukuran kristal logam, kerusakan

logam akibat proses deformasi, proses perlakuan panas dan perbedaan komposisi

setelah proses pelapisan. Untuk melakukan analisa mikro, maka diperlukan proses

metalografi.

Proses metalografi bertujuan untuk melihat struktur mikro suatu bahan ada

beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahapan yang harus dilakukan adalah

grinding, polishing, etching dan setelah itu baru observasi menggunakan

mikroskop. Proses tersebut dijelaskan pada bab selanjutnya pada saat proses

pengujian struktur mikro.

Suatu logam mempunyai sifat mekanik yang tidak hanya tergantung pada

komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada struktur mikronya.

Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki struktur mikro

yang berbeda dan sifat mekaniknya juga akan berbeda. untuk mengetahui struktur

mikro dan hubungan fasa logam yang ada pada lasan, yang mempunyai Cr

Ekuivalen = %Cr + %Mo + 1,5 x %Si + 0,5 x %Nb dan Ni Ekuivalen =%Ni + 30 x

%C + 0,5 %Mn pada kedua sumbu, diagram schaeffler menunujukkan hubungan

tersebut dan prediksi struktur mikro logam las.

Page 55: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

38

Gambar 2.9 Diagram Struktur dari Baja Tahan Karat yang Dideposisikan

(Diagram Scaeffler)

(Sumber : Surdia dan Saito, 1992:102)

Sifat-sifat logam terutama sifat mekanis sangat mempengaruhi mikro struktur

logam dan paduannya di samping komposisi kimianya. Proses grinding dan

polishing merupakan proses yang sangat penting untuk membuat permukaan

sampel menjadi halus agar dilakukan observasi. Pada proses ini biasa digunakan

sebuah mesin poles yang memiliki komponen utama berupa motor penggerak,

piringan logam dan keran air.

Page 56: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

72

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh mengenai pengaruh jenis filler

terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro stainless steel AISI 304 pada proses

pengerjaan las TIG dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Variasi jenis filler ER 309 L dan ER 316 L berpengaruh terhadap nilai

kekerasan Vickers hasil pengelasan TIG stainless steel AISI 304, dimana filler

ER 309 L rata-rata sebesar 410,32 VHN dengan komposisi kimia 22% Cr dan

12% Ni lebih tinggi dibanding penggunaan filler ER 316 L rata-rata sebesar

397,78 VHN dengan 18% Cr dan 8% Ni.

2. Variasi jenis filler ER 309 L dan ER 316 L berpengaruh terhadap struktur

mikro hasil pengelasan TIG stainless steel AISI 304, dimana filler ER 309 L

struktur mikro logam las memiliki butiran karbida cr lebih kecil dibanding

penggunaan filler ER 316 L.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah dilaksanaan penelitian skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Pada pengujian kekerasan sebaiknya mengambil titik uji lebih banyak dan tepat

sasaran agar didapatkan data yang lebih akurat.

2. Pada saat pengujian metalografi sebaiknya lebih diperhatikan tentang

persiapan uji dan posisi benda uji, dimana persiapan uji yang baik akan

memberikan foto struktur mikro yang lebih jelas.

Page 57: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

73

3. Pada penelitian selanjutnya gunakan penambahan variabel seperti arus, filler,

waktu dan lain-lain guna mengetahui hasil yang lebih berbeda-beda lagi dalam

proses pengelasan.

4. Pada penelitian selanjutnya lebih baik bila dilakukan penambahan pengujian

terhadap spesimen tersebut, misalnya dengan uji impact, uji tarik, uji bending

dan lain-lain.

Page 58: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

74

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2011. Perubahan Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Pada Pengelasan Drum

Baja Karbon Wadah Limbah Radioaktif. Jurnal Teknologi Pengelolaan

Limbah 14(2):14-30.

Arief, F. dan Muhammad. 2011. Perancangan dan Pembuatan Monitoring

Kecepatan Peralatan Plat Pada Mesin Poles Untuk Proses Metallurgi

Bahan. Tugas Akhir Teknik Mesin. Institut Teknologi Sepuluh November.

Surabaya.

ASTM E92-82. 1997. Standard Test Methods for Vickers Hardness of Metallic

Materials. No. T52. Pennsylvania: ASTM International.

Bhavsar, A. N. dan Patel, V. A. 2016. Influence of Process Parameter of TIG

Welding Process on Mechanical Properties of SS304L Weld Joint.

International Research Journal of Engineeringang Technology 3(5): 977-

984.

Budiyanto, E., E. Nugroho, dan A. Masruri. 2017. Pengaruh Diameter Filler dan

Arus Pada Pengelasan TIG Terhadap Kekuatan Tarik Dan Struktur Mikro

Pada Baja Karbon Rendah. Turbo 6(1): 54-61.

Dahlan, H. 2000. Pengaruh Variasi Beban Indentor Micro Hardness Tester

Terhadap Akurasi Data Uji Kekerasan Material. Uji Kekerasan 6(1):51-

55.

Dieter, G. E. 1986. Mechanical Metallurgy. McGraw-Hill. New York. Terjemahan

Sriati Djaprie. 1996. Metalurgi Mekanik. Edisi keTIGa. Jakarta : Erlangga.

Mamat, M. F., E. Hamzah, Z. Ibrahim, A. M. Rohah, dan A. Bahador. 2014. Effect

of Filler Metals on the Microstructures and Mechanical Properties of

Dissimilar Low Carbon Steel and 316L Stainless Steel Welded Joints.

International Conference on Functional Materials and Metallurgy

(ICoFM 2014). Universiti Teknologi Malaysia. Johor Darul Ta’zim. 57-

62.

Mamanal, I. P. dan Akhir, M. 2015. Pengaruh Temperatur Hardening Terhadap

Peningkatan Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Leafspring Hijet 1000.

Biltek 5(9):1-12.

Mohruni, A. S. dan B. H. Kembaren. 2013. Pengaruh Variasi Kecepatan dan Kuat

Arus terhadap Kekerasan, Tegangan Tarik, Struktur Mikro Baja Karbon

Rendah dengan Elektroda E 6013. Jurnal Rekayasa Mesin 13(1): 1-8.

Nnuka, E. E. dan P. O. Okunji. 2015. Effect of Welding Current and Filler Metal

Types on Percent Elongation of GTAW Austenitic Stainles Steel Weld

Joints. European Journal of Material Sciences 2(1): 26-31.

Page 59: PENGARUH JENIS FILLER TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN ...lib.unnes.ac.id/35492/1/5212412015_Optimized.pdf · misalnya digunakan untuk konstruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-lain

75

Nurbanasari, M., D. Hadiprayitno, dan Y. E. Tandiayu. 2014. Pengaruh Parameter

Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal

AISI 1045 dan AISI 304. Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan

Rekayasa Industri 2014. Universitas Andalas. Padang. 1-5.

Pasalbessy, V., S. Jokosisworo, dan Samuel. 2015. Pengaruh Besar Arus Listrik

Dan Kecepatan Las Terhadap Kekuatan Tarik Aluminium 5083

Pengelasan TIG. Jurnal Teknik Perkapalan 3(4): 336-345.Prasetyo, E. dan

D. Suwito. 2014. Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan

Tarik Dan Ketangguhan Pada Material Baja Karbon Rendah. Jurnal

Teknik Mesin 2(3): 21-28.

Sihombing, E. 2002. Penentuan Kekerasan dan Struktur Mikro Sambungan Las

Baja Karbon Rendah Akibat Perlakuan Las Titik. Jurnal Kontribusi Fisika

Indonesia 13(3): 155-158.

Suastiyanti, D. dan M. K. Hasybi. 2018. Kekerasan Hasil Pengelasan TIG dan

SMAW pada Stainless Steel SS 304 untuk Aplikasi Boiler Shell. Seminar

Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018. Institut Teknologi Indonesia. Surabaya.

47-52.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

Dan R&D. Cetakan ke-19. Bandung: Alfabeta.

Sumarji. 2011. Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tipe SS 304

dan SS 201 Menggunakan Metode U-Bend Test Secara Siklik dengan

Variasi Suhu dan PH. Jurnal Rotor 4(1): 1-8.

Surdia, T. dan Saito, S. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik. Cetakan kedua. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Susanto, Ridha, dan M. Huzni, S. 2012. Perilaku Lelah Baja Tahan Karat AISI 304

dalam Lingkungan Korosif. Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana

Universitas Syiah Kuala 1(1): 1-10.

Sutowo, C. dan I. Budiawan. 2008. Analisa Pengaruh Pengelasan TIG Dan Mig

Pada Sambungan Las Dengan Material Tipe SS 316 Dan SS 304. Jurnal

Mesin Teknologi 2(1): 46-57.

Sutrimo. 2011. Pengaruh Masukan Panas Terhadap Struktur Mikro dan Sifat

Mekanik Pada Pengelasan Busur Rendam Baja Karbon AISI 1020. Jurnal

MeTrik Polban 5(2): 34-41.

Wiryosumarto, H. dan Okumura, T. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Cetakan

kedelapan. Jakarta: Pradnya Paramita.