Upload
nasir-la-hasan
View
465
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MOTIVASI, DUKUNGAN ORANG TUA DAN ASAL SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI
PADA SISWA KELAS II MA AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2004/ 2005
SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada
Universitas Negeri Semarang
Oleh
Tatik Widayati
3364000211
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
2005
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Subkhan Drs. Sukirman, M. Si NIP. 130686738 NIP. 131967646
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Drs. Kusmuriyanto, M. Si NIP. 131404309
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Sabtu Tanggal : 19 Maret 2005
Penguji Skripsi
Drs. F.X Sukardi NIP. 130521374
Anggota I Anggota II Drs. Subkhan Drs. Sukirman, M. Si NIP. 130686738 NIP. 131967646
Mengetahui: Dekan,
Drs. Sunardi NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Pebruari 2005
Tatik Widayati NIM. 3364000211
v
Sari Tatik widayati, 2005,”Pengaruh Motivasi, Dukungan Orang Tua dan Asal Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005”, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial, UNNES. Setiap kegiatan belajar akan berujung dengan harapan pencapaian prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan baik bagi seorang guru maupun bagi siswa itu sendiri. Tidak ada sorangpun siswa yang menginginkan prestasi belajarnya buruk. Namun untuk memperoleh semua itu tidak mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sehingga prestasi belajar yang dipeoleh setiap siswa berbeda-beda. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut diantaranya faktor motivasi belajar, faktor dukungan orang tua dan faktor asal sekolah. Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al – Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 baik secara parsial maupun simultan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2004 baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 142 siswa. Dalam penelitian ini tidak ada sampel penelitian, karena jenis penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi sensus. Variabel dalam penelitian ini meliputi dua variabel bebas, satu variabel dummy dan satu variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel motivasi (X1), variabel dukungan orang tua (X2), variabel asal sekolah (D), serta yang menjadi variabel terikatnya adalah variabel prestasi belajar mata pelajaran akuntansi (Y). Untuk metode pengumpulan datanya digunakan metode kuesioner atau angket dan metode dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan variabel dummy. Berdasarkan deskripsi variabel penelitian, untuk motivasi belajar, dari 142 responden yang memiliki motivasi belajar akuntansi dengan kriteria sangat baik sejumlah 35%, dengan kriteria baik sejumlah 29%, dengan kriteria cukup baik sejumlah 25%, dan dengan kriteia kurang baik sejumlah 11%. Untuk variabel dukungan orang tua, responden yang mendapat dukungan dari orang tua sejumlah 25% dengan kriteria sangat baik, 29% dengan kriteria baik, 29% dengan kriteria cukup baik, dan 17% dengan kriteria kurang baik. Untuk variabel asal sekolah dengan kategori siswa yang berasal dari SMP berjumlah 22%, sedangkan untuk kategori siswa yang berasal dari MTs berjumlah 78%. Dan untuk variabel prestasi belajar terdapat 7% responden yang prestasi belajarnya mendapat kriteria sangat baik, 25% responden dengan kriteria baik, 45% responden dengan kriteria cukup baik, dan 23% responden dengan kriteria kurang baik. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan variabel dummy diperoleh persamaan regresi Y = 38,100
vi
+ 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09D + e. Setelah diadakan uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F diperoleh Fhitung = 18,546 > Ftabel = 2,67 pada taraf signifikansi 5%, df=3, N=142. Adapun besarnya pengaruh secara keseluruhan / simultan (R2) sebesar 0,536 atau 53,6%. Sedangkan secara parsial adalah sebesar 0,095 atau 9,5% untuk variabel motivasi, sebesar 0,059 atau5,9% untuk variabel dukungan orang tua, dan sebesar 0,000036 atau 0,0036% untuk variabel asal sekolah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif antara motivasi dan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005. Sedangkan untuk variabel asal sekolah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005. Berdasarkan simpulan dan hasil penelitian maka peneliti menyarankan agar ada penelitian lebih lanjut terhadap faktor lain seperti faktor metode pembelajaran akuntansi serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung prestasi belajar siswa.
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Jangan melihat keberhasilan atau prestasi seseorang dari hasil akhirnya
melainkan lihatlah dari prosesnya”
PERSEMBAHAN
1. Untuk bapak dan ibu tercinta
2. Untuk suamiku yang tersayang
3. Untuk calon buah hatiku semoga kelak menjadi
anak yang cerdas dan berbakti kepada orang tua
4. Untuk teman-teman kelas Akt’ B angkatan 2000
5. Untuk almamaterku
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh Ta’ala atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi
belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-asror Patemon
Gunungpati semarang tahun pelajaran 2004/ 2005.”
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. H. A. T. Soegito, S. H. M. M, Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Drs. Sunardi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
3. Drs. Kusmuryanto, M. Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang
4. Drs. Subkhan, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyusun skripsi ini.
5. Drs. Sukirman, M. Si, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyusun skripsi ini.
6. Drs. F.X Sukardi, Selaku dosen penguji yang penuh kesabaran telah banyak
memberi masukan, bimbingan dan arahan demi sempurnanya skripsi ini.
7. Bapak Mukhaeromin, B.A Kepala Madrasah Aliyah Al-Asror Patemon,
Gunungpati, Semarang.
8. Seluruh staff dan pengajar di Madrasah Aliyah Al-Asror Patemon, Gunungpati,
Semarang.
9. Semua pihak yang telah membantu atas terselesainya skripsi ini, terima kasih
atas bantuannya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat secara luas bagi
pembaca pada umumnya.
Semarang, 21 Pebruari 2005Penyusun
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii PERNYATAAN ............................................................................................ iv SARI............................................................................................................... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................. ix DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 7 1.4 Kegunaan penelitian ...................................................................... 7 1.5 Penegasan Istilah ........................................................................... 8 1.6 Sistematika Skripsi ........................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Motivasi ......................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Motivasi ............................................................... 11 2.1.2 Komponen Motivasi ............................................................... 12 2.1.3 Jenis dan Sifat Motivasi.......................................................... 12 2.1.4 Fungsi Motivasi ...................................................................... 13 2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ........................ 14
2.2 Dukungan Orang Tua .................................................................... 19 2.2.1 Dukungan Moral .................................................................... 21 2.2.2 Dukungan Material................................................................. 24
2.3 Asal Sekolah .................................................................................. 26 2.4 Prestasi Belajar .............................................................................. 30
2.4.1 Pengertian Belajar .................................................................. 30 2.4.2 Teori-Teori Belajar................................................................. 31 2.4.3 Prinsip-Prinsip Belajar............................................................ 33 2.4.4 Prestasi Belajar ....................................................................... 36 2.4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.............. 37
2.5 Mata Pelajaran Akuntansi.............................................................. 41 2.5.1 Pengertiannya ......................................................................... 41 2.5.2 Fungsi ..................................................................................... 41 2.5.3 Tujuan..................................................................................... 41
2.6 Kerangka Berpikir ......................................................................... 42 2.7 Hipotesis ........................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 45 3.2 Populasi dan Sampel...................................................................... 45
x
3.3 Variabel Penelitian ........................................................................ 46 3.3.1 Variabel Bebas........................................................................ 47 3.3.2 Variabel Terikat...................................................................... 47 3.3.3 Variabel Dummy .................................................................... 48
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 48 3.4.1 Metode Angket / Kuesioner.................................................... 48 3.4.2 Metode Dokumentasi.............................................................. 49
3.5 Langkah-Langkah Penelitian......................................................... 50 3.6 Validitas dan Reliabilitas............................................................... 50
3.6.1 Validitas.................................................................................. 50 3.6.2 Reliabilitas.............................................................................. 52
3.7 Metode Analisis Data .................................................................... 53 3.7.1 Persamaan Regresi.................................................................. 53 3.7.2 Pengujian Terhadap Koefisien Regresi .................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 57
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian....................................... 57 4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................. 59 4.1.3 Persamaan Regresi.................................................................. 65 4.1.4 Pengujian Hipotesis ................................................................ 66
4.2 Pembahasan ................................................................................... 69 BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan........................................................................................ 73 5.2 Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Populasi ..................................................................... 46
Tabel 2 Kisi-Kisi angket penelitian .................................................... 49
Tabel 3 Persentase variabel motivasi belajar akuntansi ..................... 60
Tabel 4 Persentase variabel dukungan orang tua ................................ 62
Tabel 5 Persentase variabel asal sekolah ............................................ 64
Tabel 6 Kriteria prestasi belajar mata pelajaran akuntansi ................. 64
Tabel 7 Angka-angka hasil pengolahan data ...................................... 65
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket siswa .............................................................................. 76
Lampiran 2 Analisis hasil uji coba angket motivasi belajar ......................... 84
Lampiran 3 Perhitungan validitas angket motivasi belajar ........................... 85
Lampiran 4 Perhitungan reliabilitas angket motivasi belajar ........................ 86
Lampiran 5 Analisis hasil uji coba angket dukungan orang tua ................... 87
Lampiran 6 Perhitungan validitas angket dukungan orang tua ..................... 88
Lampiran 7 Perhitungan reliabilitas angket dukungan orang tua .................. 89
Lampiran 8 Data hasil penelitian ................................................................... 90
Lampiran 9 Tabel persiapan analisis regresi ................................................. 95
Lampiran 10 Tabel Presentase Jawaban Skor Angket ................................... 99
Lampiran 11 Analisis Regresi ...................................................................... 105
Lampiran 12 Daftar kritik uji F ..................................................................... 107
Lampiran 13 Daftar kritik uji T ..................................................................... 108
Lampiran 14 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel Motivasi …………… 109
Lampiran 15 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel
Dukungan Orang Tua................................................................ 112
Lampiran 16 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel Asal Sekolah .................115
Lampiran 17 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel Prestasi Belajar .............116
Lampiran 18 Daftar Responden .................................................................... 117
Lampiran 19 Daftar Nilai Responden ........................................................... 120
Lampiran 20 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 123
Lampiran 21 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ......................... 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara
baik untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh
karena itu, agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang baik dan
berkualitas harus diawali dengan peningkatan terhadap kualitas pendidikan
itu sendiri.
Pendidikan merupakan sarana utama di dalam membentuk dan
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik melalui
pendidikan informal di rumah maupun melalui pendidikan formal di
sekolah. Tanpa adanya pendidikan formal dan informal akan sulit untuk
mencetak kualitas sumber daya manusia yang baik yang dapat menentukan
masa depan bangsa sendiri. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut
untuk selalu meningkatkan kualitas atau mutu suatu sekolah itu sendiri
sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.
Sebagaimana ditetapkan dalam UU No 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani,
2
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian, setelah kualitas pendidikan itu diperbaiki
disesuaikan dengan perkembangan zaman maka semua potensi yang
dimiliki oleh peserta didik selaku generasi penerus bangsa akan maju dan
berkembang sesuai dengan potensi masing-masing melalui aktivitas belajar
di sekolah, sehingga apa yang menjadi tujuan belajar tersebut dapat tercapai
yang terwujud dalam suatu prestasi belajar.
Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan
baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, prestasi belajar
siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan
dalam kegiatan membelajarkan siswa. Seorang guru dikatakan berhasil
menjalankan program pembelajarannya apabila separo atau lebih dari
jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional baik tujuan instruksional
khusus maupun umum. Sedangkan bagi siswa, prestasi belajar merupakan
informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau
keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif
maupun perubahan yang bersifat negatif.
Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi
belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah
karena mengingat adanya perbedaan setiap individu baik motivasinya,
karakternya, cita-citanya dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa.
Dengan perbedaan yang demikian akan menyebabkan tercapainya suatu
3
prestasi belajar yang berbeda pula yaitu prestasinya ada yang tergolong
tinggi, sedang dan rendah. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yang diantaranya faktor motivasi,
dukungan orang tua dan asal sekolah.
Motivasi adalah salah satu faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena dalam motivasi tersebut
terdapat unsur-unsur yang bersifat dinamis dalam belajar seperti perasaan,
perhatian, kemauan dan lain-lain. Motivasi belajar ini tidak hanya tumbuh
dari dalam diri siswa melainkan motivasi juga dapat muncul berkat adanya
daya penggerak dari orang lain guna menambah semangat belajar siswa baik
di rumah maupun di sekolah.
Selain motivasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa adalah dukungan orang tua. Dukungan orang tua meliputi dukungan
moral yang berupa perhatian. Perhatian dari orang tua merupakan harapan
semua anak di masa pertumbuhan dan perkembangannya. Di masa-masa itu
seorang anak lebih terpengaruh dengan faktor lingkungan baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun lingkungan pergaulan di masyarakat, sehingga
anak harus diperhatikan dan diarahkan oleh orang tuanya khususnya dalam
bidang pendidikannya agar perencanaan untuk masa depan lebih jelas dan
terarahkan. Sedangkan dukungan orang tua yang berupa material
menyangkut keadaan ekonomi orang tua yang dapat digunakan untuk biaya
pendidikan serta untuk melengkapi peralatan maupun perlengkapan belajar.
Keadaan suatu keluarga yang kelas ekonominya menengah ke bawah akan
merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anaknya yang tentunya
4
berkaitan dengan fasilitas belajar. Dengan demikian keadaan tersebut akan
sangat mempengaruhi kegiatan belajar anak dan berdampak pada prestasi
belajar yang diraih anak tersebut.
Di luar motivasi dan dukungan orang tua, asal sekolah pun juga dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Asal sekolah di sini dikelompokkan
menjadi dua yaitu SMP dan MTs. Pada dasarnya setiap siswa yang berasal
dari latar belakang / asal sekolah yang berbeda maka pengetahuan yang
diperoleh setiap siswa juga berbeda. Perbedaan asal sekolah ini akan
berdampak pada pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh setiap
siswa khususnya untuk mata pelajaran akuntansi. Walaupun pada jenjang
pendidikan di SMP / MTs itu tidak ada mata pelajaran akuntansi, tetapi ada
mata pelajaran lain yang berkaitan dengan mata pelajaran akuntansi yaitu
mata pelajaran ekonomi. Jumlah jam mata pelajaran ekonomi antara yang di
SMP dengan yang di MTs sama yaitu sebanyak dua jam pelajaran setiap
minggunya. Meskipun demikian kurikulum antara kedua asal sekolah
tersebut tidak sama yaitu jumlah mata pelajaran yang ada di MTs lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah mata pelajaran yang ada di SMP. Hal
ini akan berdampak pada tingkat daya serap siswa yang berbada-beda
terhadap pemahaman sejunlah materi pelajaran yang dipelajarinya.
Selain itu, metode pembelajaran serta kemampuan setiap guru
ekonomi antara sekolah yang satu dengan lainnya juga tidak sama. Sehingga
dengan perbedaan-perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap intensitas
pengetahuan maupun pengalaman yang diperoleh siswa.
Madrasah Aliyah (MA) Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang
adalah salah satu sekolah yang dipilih oleh penulis sebagai obyek penelitian,
5
karena di Madrasah Aliyah tersebut didalam penerimaan siswa baru bersifat
terbuka. Maksud dari keterbukaan tersebut adalah bahwa di MA Al-Asror
ini tidak menutup peluang bagi siswa-siswi yang ingin masuk baik yang
berasal dari SMP maupun MTs baik swasta ataupun negeri.
Di dalam proses pembelajaran di MA tersebut, seorang guru tidak
membedakan siswa antara siswa yang berasal dari SMP maupun MTs
melainkan pada saat pembelajaran setiap siswa diberi kesempatan yang
sama untuk menunjukkan kemampuan belajarnya guna mencapai suatu
prestasi belajar.
Siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun
ajaran 2004/2005 yang jumlah siswanya sebanyak 142 siswa yang terdiri
dari kelas IIA sebanyak 48 siswa, kelas IIB sebanyak 46 siswa dan kelas IIC
sebanyak 48 siswa.
Untuk mata pelajaran akuntansi kelas II diampu oleh seorang guru
baik untuk kelas A,B dan C yang tentunya tidak berbeda dalam
penyampaian materinya untuk tiap kelas tersebut. Meskipun demikian,
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi berbeda-beda yang
kemudian akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda
pula yaitu ada yang tergolong rendah dan ada pula yang tergolong tinggi. Di
MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang khususnya kelas II tahun
pelajaran 2004 / 2005 juga mengalami hal yang demikian, yaitu prestasi
belajar yang diperoleh setiap siswa sangat bervariasi. Hal ini dibuktikan
pada nilai yang diperoleh sewaktu siswa masih duduk di kelas I khususnya
untuk mata pelajaran akuntansi. Nilai yang diperoleh siswa setiap akhir
semester ini merupakan nilai gabungan antara nilai harian, nilai mid
6
semester dan nilai ujian akhir semester kemudian dirata-rata dan hasilnya
masih banyak yang berada di bawah 6,5 atau 7.
Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa tersebut mengalami
peningkatan atau bahkan penurunan, penulis bermaksud untuk mengadakan
penelitian di sekolah tersebut untuk mengungkap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar tersebut yang meliputi faktor motivasi,
dukungan orang dan asal sekolah.
Berbicara tentang pendidikan khususnya dalam hal prestasi belajar,
sosok guru sering dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap
kualitas pendidikan. Padahal bukan guru saja yang menjadi faktor penentu
melainkan orang tua juga ikut menentukan, karena pada dasarnya
pendidikan anak yang pertama dan utama adalah dari orang tua.
Selama ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata
pelajaran akuntansi itu sulit, karena materinya sebagian besar adalah
hitungan sehingga memerlukan banyak latihan. Dan biasanya siswa itu
segan untuk mempelajari materi pelajaran yang ada hitubgannya seperti
matematika, akuntansi dan lain-lain. Padahal ketrampilan menghitung itu
sangat penting untuk dipelajari baik untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya ataupun untuk kehidupan sehari-hari.
Mengingat begitu pentingnya aspek motivasi, dukungan orang tua dan
asal sekolah terhadap mata pelajaran akuntansi, maka diperlukan
Pemahaman secara tuntas dan mendalam tentang aspek-aspek tersebut agar
pengelolaan pendidikan di MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang
khususnya untuk kelas II tentang mata pelajaran akuntansi dapat berjalan
dengan baik. Atas dasar hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk
7
mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh motivasi, dukungan orang
tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada
siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran
2004 / 2005”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh motivasi, dukungan orang
tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada
siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran
2004/2005 baik secara parsial maupun simultan ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar
mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al- Asror Patemon
Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 /2005 baik secara parsial
maupun simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
penulisan karya ilmiah yang dalam hal ini adalah skripsi.
8
1.4.2 Bagi kalangan akademisi, sebagai bahan masukan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan prestasi belajar akuntansi pada
umumnya dan motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah pada
khususnya.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk memberikan kejelasan arti dan menghindari salah penafsiran
pada istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini maka diberikan batasan-
batasan sebagai berikut:
Pengaruh
Pengaruh yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran akuntansi.
Sesuatu dalam hal ini yaitu tentang motivasi, dukungan orang tua dan
asal sekolah.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan kekuatan mental yang berupa perhatian,
kemauan atau cita-cita. Yang dimaksud motivasi di sini adalah motivasi
belajar yaitu dorongan kekuatan mental yang menggerakkan siswa untuk
melakukan aktivitas belajar akuntansi guna mencapai tujuan belajar yang
berupa prestasi belajar.
Dukungan orang tua
Yang dimaksud dukungan orang tua disini adalah dukungan yang
berupa moral maupun material.
9
Asal sekolah
Asal sekolah dalam hal ini adalah suatu sekolah di mana siswa
mengadakan proses belajar sebelum menduduki bangku Madrasah Aliyah
(MA) yang dikategorikan menjadi dua yaitu Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Prestasi Belajar
Yaitu tingkat keberhasilan yang diraih siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang kemudian di wujudkan dalam
nilai akhir semester I mata pelajaran akuntansi siswa kelas II MA Al –
Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 yang
berupa angka. Nilai akhir semester I ini merupakan nilai gabungan antara
nilai harian, nilai mid semester dan nilai ujian akhir semester I kemudian
dirata-rata.
1.6 Sistematika Skripsi
Untuk mengetahui gambaran isi dari penelitian ini, maka peneliti
membuat sistematika penulisan skripsi secara garis besarnya saja. Adapun
garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah dan sistematika skripsi.
Bab II Teori penelitian yang berisikan teori yang dijadikan landasan
teoritis dalam penelitian yang menjadi acuan untuk mengajukan
hipotesis.
10
Bab III Metode penelitian yang berisikan mengenai populasi penelitian,
variabel penelitian, instrumen penelitian disertai penentuan
validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data serta teknik
pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan mengenai hasil
penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada siswa kelas II MA
Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun pelajaran 2004 /
2005.
Bab V Penutup yang berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan saran-saran yang dapat membantu dalam
pengembangan pendidikan di MA Al-Asror Patemon Gunungpati
Semarang.
Pada bagian akhir skripsi ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI PENELITIAN
2.1 Motivasi
2.1.1 Pengertian motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata
“motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat – saat tertentu bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan / mendesak ( Sardiman 2003:73).
Menurut Purwanto (2002:73) motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai oleh timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik 2002:121).
Dari beberapa definisi motivasi tersebut, pada dasarnya mengandung
maksud / arti yang sama yaitu bahwa motivasi adalah dorongan yang
menyebabkan terjadinya suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan. Yang
dimaksud motivasi dalam hal ini adalah motivasi belajar, yaitu suatu
12
dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar agar
prestasi belajar dapat tercapai.
2.1.2 Komponen Motivasi
Motivasi mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan,
dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak
seimbangangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang mereka
harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental
yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti dari pada
motivasi (Dimyati;Mudjiono Dkk.2002:88).
2.1.3 Jenis dan Sifat Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
motivasi primer dan motivasi skunder. Motivasi primer adalah motivasi
yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut
umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Sedangkan
motivasi skunder adalah motivasi yang dipelajari. Sebagai contoh, orang
yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar (Dimyati;Mudjiono
2002:86).
Sedangkan sifat motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi / dorongan yang
dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sedangkan motivasi
13
ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya.
Seseorang yang mempunyai motivasi atau dorongan yang lahir dari
dalam dirinya sendiri akan lebih mudah dalam mencapai suatu keberhasilan
dibandingkan dengan orang yang membutuhkan motivasi atau faktor
pendorong yang berasal dari luar dirinya. Hal ini terjadi karena adanya
inisiatif atau kemauan serta keinginan untuk selalu meraih sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang yang bermotivasi intrinsik tersebut. Biasanya
orang yang demikian memiliki sifat aktif. Lain halnya dengan orang yang
memiliki sifat pasif yang selalu harus digerakkan oleh pihak lain sehingga
kemauan untuk berusaha meraih cita-cita sedikit lamban.
2.1.4 Fungsi Motivasi
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik dipelukan adanya motivasi.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil pula dalam
mempelajari suatu pelajaran. Jadi motivasi ini akan senantiasa menentukan
intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut
ada tiga fungsi motivasi, antaralain:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
14
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor psikologi dalam belajar yang
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penggerak atau
pendorong jiwa seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar.
Meskipun demikian, motivasi ini dapat berubah hilang seketika dan
muncul dengan tiba-tiba. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik
maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Keinginan seorang anak
perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan mencapainya.
Contohnya keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan
mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit,
lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar, dan
sebaliknya.
15
d. Kondisi Lingkungan
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan
hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan
lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan
motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan
dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya.
Dengan demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut sangat
mudah untuk dipengaruhi.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan
siswa. Intensitas pergaulan dan bimbingan guru tersebut
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga
sebagai seorang yang profesional guru harus mampu membelajarkan
siswa secara bijaksana.
(Dimyati, dkk, 2002 : 97-100).
Meskipun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,
hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja terutama oleh guru yang terlibat
langsung dalam aktivitas pembelajaran guna memudahkan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan.
16
Pada dasarnya motivasi yang dimiliki oleh setiap orang itu memiliki
ciri-ciri yang berbada-beda. Namun perbedaan tersebut jangan dijadikan
sebagai penghambat belajar melainkan justru untuk menambah semangat
memotivasi. Untuk itu perlu disadari bahwa setiap individu tidak ada yang
sama persis baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun aspek rokhaniah.
Adapun ciri-ciri belajar yang dimiliki oleh setiap orang tersebut meliputi:
tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya,
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan
memecahkan soal-soal.
(Sardiman 2003:83 )
Meskipun setiap orang mamiliki ciri-ciri motivasi tersendiri tetapi
motivasi tersebut juga sangat penting sebagai pendorong aktivitas belajar
sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Ada beberapa bentuk
dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah,
antaralain:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar
siswa. Biasanya siswa mengutamakan untuk mencapai angka / nilai
yang baik dalam ulangan atau nilai raport. Nilai / angka yang baik
tersebut merupakan motivasi yang sangat kuat.
17
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
c. Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivai
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan
individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan lebih mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada
18
motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan
hasilnya terus meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau di
berikan secara tetap dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena
itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada
diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga
sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau di sertai dengan minat.
19
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus di capai, dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
( Sardiman 2003:92-95).
Berdasarkan uraian tentang motivasi di atas, motivasi belajar tidak
selamanya stabil. Hal ini disebabkan banyaknya faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar tersebut seperti kemampuan siswa, kondisi
siswa, lingkungan siswa dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut harus diketahui
oleh guru guna memperkuat dan memelihara faktor-faktor yang dapat
meningkatkan motivasi dan menghindari faktor-faktor yang dapat
melemahkan motivasi tersebut. Selain guru motivasi belajar juga dapat
diperkuat oleh orang tua selaku orang yang bertanggung jawab penuh
terhadap anaknnya untuk belajar sepanjang hayatnya. Apalagi untuk mata
pelajaran yang didalamnya membutuhkan suatu ketelitian dan kesabaran
dalam mempelajarinya, sehingga membutuhkan motivasi yang kuat guna
memberikan semangat belajar. Dengan semangat belajar yang tinggi
pencapaian prestasi belajar akan semakin mudah.
2.2 Dukungan Orang Tua
Orang tua adalah orang yang pertama dan utama yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya ( Hasbullah,
2001 : 39 ). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan
20
mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat
memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan
pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.
Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan
selalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti
dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam
keluarga inilah yang akan di contoh oleh anak sebagai dasar yang digunakan
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya disekolah.
Mengingat tanggung jawab pendidikan anak ditanggung oleh keluarga
dalam pendidikan informalnya dan ditanggung oleh sekolah dalam
pendidikan formal, maka orang tua harus berperan dalam menanamkan
sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan
bakat dan kepribadian. Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan
sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya
dan menghargai segala usahanya serta harus dapat menunjukkan kerja
samanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah, membuat
pekerjaan rumahnya, tidak menyita waktu anak dengan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan
membimbing anak dalam belajar.
Pada dasarnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anaknya
menyangkut dua hal pokok yaitu dukungan moral dan dukungan material.
21
2.2.1 Dukungan Moral
Dukungan moral dari orang tua terhadap pendidikan anaknya dapat
berupa perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan psikis yang meliputi kasih
sayang, keteladanan, bimbingan dan pengarahan, dorongan, menanamkan
rasa percaya diri. Dengan perhatian orang tua yang berupa pemenuhan
kebutuhan psikis tersebut diharapkan dapat memberikan semangat belajar
anak guna meraih suatu cita-cita atau prestasi.
Perhatian belajar dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai
cara misalnya:
a. Selalu mengingatkan anaknya barangkali mendapat tugas yang harus
diselesaikan di rumah.
b. Memantau aktivitas anak selama di rumah baik mengenai aktivitas
belajar maupun pergaulannya.
c. Memperhatikan buku-buku bacaan yang dimiliki oleh anaknya.
Dengan adanya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan psikis
tersebut di atas, akan sangat mempermudah bagi orang tua dalam
mengawasi atau memantau aktivitas belajar anaknya selama di rumah
sebagai penunjang aktivitas belajar di sekolah.
Dengan demikian berarti bahwa orang tua tersebut telah melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawabnya dengan baik dalam mengasuh anak-
anaknya ditengah-tengah keluarga yang dibinanya dalam rangka
mempersiapkan masa depan anak-anaknya di kehidupan yang lebih
cemerlang.
22
Namun, berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat tidak
semua orang tua atau keluarga dapat memenuhi kebutuhan psikis tersebut
karena adanya berbagai macam susunan atau karakter dalam sebuah
keluarga. Adapun mengenai susunan keluarga tersebut, Probbins
membagikan menjadi tiga macam yaitu:
a. Keluarga yang bersifat otoiter
Disini perkembangan anak itu semata-mata ditentukan oleh orang
tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter suka meyendiri, mengalami
kemunduran kematangannya, ragu-ragu didalam semua tindakan serta
lambat berinisiatif.
b. Keluarga Demokrasi
Disini sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri, sifatnya
fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai pekerjaan orang lain,
menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam hidupnya, emosi lebih
stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab.
c. Keluarga liberal
Disini anak-anak bebas bertindak dan berbuat. Sifat-sifat dari
keluarga ini biasanya bersifat agresif, tak dapat bekerjasama dengan
orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosi kurang stabil serta
mempunyai sifat selalu curiga (Ahmadi 1991:112 ).
Perbedaan pola asuh dari setiap keluarga akan berdampak pada
sifat atau tingkah laku anak di masing-masing keluarga. Hal ini merupakan
23
hasil pola asuh dari perhatian yang telah ditunjukkan kepada anak, sebagai
contoh dalam belajar di sekolah.
Jadi meskipun terdapat keanekaragaman bentuk atau susunan keluarga
yang ada di masyarakat, namun kesadaran akan tanggung jawab mendidik
dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan pada setiap
orang tua tentunya dengan bekal teori-teori pendidikan modern sesuai
dengan perkembangan zaman. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang
tua maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental
menghadapi perubahan dalam masyarakat.
Adapun tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina
oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:
a. Memelihara dan membesarkannya
Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan agar
anak dapat hidup secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
berguna bagi hidupnya.
d. Membahagiakan anak untuk hidup di dunia dan akhirat dengan
memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai
tujuan akhir hidup muslim.
( Ikhsan, 1996 : 64 ).
24
Setelah tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terwujud,
tentunya mempunyai fungsi atau kegunaan tersendiri yang kiranya dapat
bermanfaat bagi anaknya tersebut dalam kehidupannya dimasyarakat.
Menurut Hasbullah (2001:33 ) fungsi pandidikan yang ada dalam suatu
keluarga tersebut meliputi:
a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emosional anak
c. Menanamkan dasar pendidikan moral
d. Memberikan dasar pendidikan sosial
e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
Dengan demikian, setelah orang tua berhasil memberikan bimbingan
dan pengawasan terhadap anaknya dalam pendidikan informalnya maka
tugas orang tua yang harus diemban selanjutnya adalah memberikan
dukungan yang berupa material kepada anaknya sebagai penunjang dalam
memenuhi kebutuhan belajar serta mendorong aktivitas belajar anaknya di
sekolah dalam rangka mencapai suatu prestasi belajar.
2.2.2 Dukungan Material
Selain dukungan moral dari orang tua terhadap kelangsungan
pendidikan anaknya, ada juga dukungan dari orang tua yang berupa
dukungan material. Di mana dukungan material ini berupa pemenuhan
kebutuhan fisik yaitu biaya pendidikan, fasilitas belajar, alat dan buku
keperluan belajar.
25
Untuk memenuhi kebutuhan fisik tersebut tentunya berkaitan dengan
status sosial ekonomi keluarga atau pendapatan di dalam keluarga itu
sendiri.
Sebagaimana di kemukakan oleh Soekirno (2002:37) yang
menyatakan bahwa pendapatan masyarakat yang kedudukannya sebagai
tenaga kerja akan menerima gaji atau upah, pemilik alat-alat modal akan
menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap lain menerima sewa, dan
pemilik keahlian usahawan akan menerima keuntungan.
Jadi yang mencakup pendapatan disini adalah segala penghasilan baik
yang berupa uang atau barang yang diterima sebagai balas jasa atau kontra
prestasi.
Keluarga yang memiliki pendapatan tinggi akan dengan mudah
memenuhi biaya kebutuhan pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3,
peralatan sekolah, transportasi, sarana belajar dirumah, baju seragam, biaya
ekstra kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak. Dan sebaliknya,
keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan anak.
Dengan demikian, siswa yang orang tuanya memiliki pendapatan
tinggi, semua kebutuhan yang berkaitan dengan aktivitas belajar akan segera
terpenuhi, sehingga dengan pemenuhan kebutuhan belajar tersebut dapat
menunjang tercapainya prestasi belajar yang baik yang merupakan harapan
atau cita-cita akhir dari aktivitas belajar. Dan sebaliknya jika dalam suatu
keluarga yang status ekonominya rendah akan merasa keberatan dalam
26
memenuhi kebutuhan belajar anaknya secara penuh, sehingga kondisi yang
seperti ini akan berdampak pada perolehan prestasi belajar yang rendah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas mengenai dukungan moral
maupun material yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, dapat
disimpilkan bahwa potensi seorang anak itu akan dapat berkembang dengan
baik apabila mendapat bimbingan dan dukungan serta pengawasan dari
orang tuanya dalam pendidikan informalnya dan selalu terpenuhinya semua
kebutuhan belajar akan lebih mudah dalam meraih prestasi dibandingkan
dengan siswa yang tidak pernah mendapat perhatian , bimbingan dan
dukungan dari orang tuanya.
2.3 Asal Sekolah
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan
proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution 1999:5).
Sedangkan menurut Hamalik (2001:65) kurikulum adalah program
pendidikan yang di sediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa.
Ada pendapat lain yang dikemukakn oleh Zais (dalam Dimyati Dkk.
2002 : 264) yang mengemukakan berbagai pengertian kurikulum:
a. Kurikulum sebagai program pelajaran
b. Kurikulum sebagai isi pelajaran
c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang di rencanakan
d. Kurikulum sebagai pengalaman dibawah tanggung jawab sekolah.
27
e. Kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan.
Dalam sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pengaturan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.
Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung pokok-pokok pilihan
sebagai berikut:
a. Kurikulum merupakan suatu rencana atau perencanaan.
b. Kurikulum merupakan pengaturan, berarti mempunyai sistematika dan
struktur .
c. Kurikulum memuat atau atau berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk
kepada perangkat mata pelajaran atau bidang pengajaran.
d. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian-
penyampaian pengajaran.
e. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
f. Kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
g. Kurikulum adalah suatu alat pendidikan.
( Hamalik, 2001:66).
Rumusan tersebut menunjukkan adanya faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah:
a. Tujuan pendidikan nasional, meliputi tujuan institusional, kurikuler,
insruksional.
28
b. Perkembangan pesrta didik yang merupakan landasan psikologis.
c. Kesesuaian dengan lingkungan: landasan sosiologis atau lingkungan
masyarakat.
d. Kebutuhan pembangunan nasional.
e. Perkembangan IPTEK serta kesenian
f. Kesesuaian jenis dan jenjang satuan pendidikan.
(Hamalik, 2001 : 67).
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal pokok
yang terdapat dalam kurikulum merupakan tujuan –tujuan institusional,
struktur program kurikulum, GBPP atau silabi, pedoman guru dan buku
pelajaran baru. Strategi belajar mengajar serta bentuk implementasi
kurikulum yang merupakan tanggung jawab guru pada khususnya dan
sekolah pada umumnya.
Kurikulum sekolah merupakan bagian dimana setiap orang untuk
belajar diatur dalam sistem pendidikan. Dalam sistem pendidikan tersebut,
unsur instrumental yang merupakan peragkat dalam mencapai tujuan adalah
kurikuler, karena kurikuler merupakan suatu rencana atau program untuk
mencapai tujuan melalui pengajaran untuk menentukan dari proses belajar,
maka penyebab luar haruslah dilaksanakan secermat mungkin, karena akan
menentukan sifat dari faktor yang lainnya.
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen
yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, yakni tujuan, materi,
metode, organisasi dan evaluasi. Komponen tersebut baik sendiri maupun
29
bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem
pembelajaran.
Kurikulum tersebut disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan terhadap perkembangan peserta didik dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan
jenis dan kesatuan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah tahun 2004 tentang standar kompetensi mata pelajaran
pengetahuan sosial meliputi mata pelajaran sosiologi, geografi,
ekonomi,sejarah dan kewarganegaraan.
2.3.1 Rasionalisasi
Pengetahuan sosial menjadi salah satu mata pelajaran dalam kurikulum
berbasis kompetensi yang dimulai dari kelas I sampai dengan kelas VI (SD
dan MI) dan dari kelas VII sampai dengan kelas IX (SMP dan MTs). Melalui
mata pelajaran pengetahuan sosial yang salah satu diantaranya adalah mata
pelajaran ekonomi, peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk
menjadi warga negara indonesia yang baik dan menjadi warga dunia yang
baik.
Untuk menjadi warga negara dan warga dunia yang baik merupakan
tantangan yang berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan
besar setiap saat.
30
2.3.2 Pengertian
Pengetahuan sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk
membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannyaberdasarkan
pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi
untuk masa yang akan datang.
2.3.3 Tujuan dan Fungsi
Pengetahuan sosial di SMP dan MTs mempunyai tujuan dan fungsi berikut ini:
Tujuan:
1 Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian,
keekonomian, kesejarahan, dan kewarganegaraan.
2 Mengembangkan kemampuan berpikir, inquiri, pemecahan masalah, dan
ketrampilan sosial.
3 Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
4 Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dengan masyarakat
yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.
Fungsi:
Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam pengetahuan sosial
berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan
sosialdan kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
2.3.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran pengetahuan sosial meliputi:
31
1 Sistem sosial dan budaya
2 Manusia, tempat, dan lingkungan
3 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4 Waktu, keberlanjutan, dan peubahan
5 Sistem berbangsa dan bernegara
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang distandarkan
baik untuk SMP maupun MTs mengarah pada suatu fungsi dan tujuan yang sama
yaitu dalam rangka melancarkan dan mensukseskan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2.4 Prestasi Belajar
2.4.1 Pengertian Belajar
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar secara psikologis
tersebut diuraikan lagi guna memudahkan dalam memahami pengertian
belajar tersebut, yaitu belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003 : 3 ).
Sedangkan menurut Sudjana (2000 : 5 ) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap
32
dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-
perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar.
Ada pendapat lain yang menyatakan tentang pengertian belajar yaitu:
a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui
pengalaman.
b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungannya.
(Hamalik, 2003 : 27-28).
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan pengetahuan, pengalaman, tingkah
laku, dan perubahan pada aspek-aspek lainnya yang terdapat pada individu
belajar tersebut.
2.4.2 Teori-teori Belajar
a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Menurut teori ini, jiwa manusia itu terdiri dari macam-macam
daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi
fungsinya. Untuk melatih suatu daya dapat dipergunakan berbagai cara
atau bahan. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar
misalnya dengan menghafal kata-kata atau angka, istilah- istilah asing.
Begitu pula untuk daya-daya yang lain. Yang penting dalam hal ini
bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari
33
pembentukan dari daya-daya itu. Kalau sudah demikian maka seseorang
yang belajar itu akan berhasil.
b. Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari
bagian-bagian atau unsur. Sebab keberadaannya keseluruhan itu juga
lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu
pengamatan. Menurut teori ini memang mudah atau sukarnya uatu
pemecahan masalah itu tergantung pada pengamatan.
Belajar menurut ilmu jiwa gestalt, juga sangat menguntungkan
untuk kegiatan belajar memecahkan masalah. Hal ini nampaknya juga
relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu
pengamatan. Belajar memecahkan suatu masalah diperlukan juga suatu
pengamatan secara cermat dan lengkap.
c. Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya
terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran
ini ada dua teori yang sangat terkenal yaitu teori konektionisme dari
Thorndhike dan teori Konditioning dari Pavlov.
a. Teori Konektionisme
Menurut Thorndike belajar adalah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus
dan respon ini akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering
34
dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan antara stimulus
dan respon itu akan menjadi tersiasat, otomatis.
b. Teori Conditioning
Menurut teori conditioning ini, seseorang akan melakukan
sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Misalnya anak sekolah
mendengar lonceng kemudian berkumpul, tentara akan mengerjakan
atau melakukan segala sesuatu gerakan karena ada aba-aba dari
komandannya, permainan sepak bola itu akan terhenti kalau
mendengar bunyi peluit.
c. Teori Konstruktivisme
Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar
merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi
makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialok, pengalaman fisik dan
lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan
pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi
berkembang.
Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang
aktif dimana si subyek belajar membangun sendiri pengetahuannya.
Subyek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka
pelajari.
2.4.3 Prinsip-prinsip Belajar
a. Perhatian dan motivasi
35
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu
dirasakan sebagai suatu kebutuhan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut
atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada
maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat.
Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul
motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
b. Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai
kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang
lain dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
c. Keterlibatan langsung / Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasilnya.
d. Pengulangan
36
Prinsip belajar menekankan prinsip pengulangan adalah teori
psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap,
mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya yang dilatih dengan
pengadaan pengulangan akan menjadi sempurna.
e. Tantangan
Dalam belajar siswa menghadapi suatu tujuan belajar yang ingin
dicapai tetapi terdapat hambatan yaitu dalam mempelajari bahan belajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari
bahan belajar tersebut. Apabila bahan itu telah diatasi, artinya tujuan
telah tercapai maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah
untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru yang banyak mengandung
maslah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya.
f. Balikan dan penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Dengan hasil yang baik merupakan balikan
yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya. Nilai yang baik ini merupakan penguatan positif. Sedangkan
37
format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera
diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini
akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
g. Perbedaan individual
Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Perbedaan itu terdapat pada perbedaan karakteristik psikis,
kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh
pada cara dan hasil belajar siswa. Contohnya dengan penggunaan atau
strategi belajar mengajar yang bervariasi, sehingga dapat melayani
perbedaan-perbedaan kemampuan siswa. Di samping itu dalam
memberikan tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan
siswa sehingga bagi siswa yang pandai, sedang maupun kurang akan
merasa berhasil didalam belajar.
2.4.4 Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai siswa
setelah mengikuti proses belajar disekolah melalui tes/evaluasi yang
diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat prestasi siswa, seorang
guru harus menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa. Menurut
Syah (2004 : 219) ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat
38
keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara
norma-norma pengukuran tersebut ialah :
a. Norma skala angka dari 0 sampai 10
b. Norma skala angka dari 10 sampai 100
Angka terendah yang menyatakan kelulusan / keberhasilan belajar
(passing grade) skala 0 sampai 10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala
0 sampai 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya jika seorang siswa dapat
meneyelesaikan lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, siswa
dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar. Namun
demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah terhadap
penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70) untuk
pelajaran inti.
Penilaian prestasi belajar ini meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Evaluasi prestasi kognitif dapat dilakukan dengan berbagai
cara baik dengan tes tertulis maupun dengan tes lisan dan perbuatan.
Sedangkan evaluasi prestasi afektif dapat dilakukan dengan menggunakan
skal likert dan atau diferensial semantik yang tujuannya untuk
mengidentifikasi kecenderungan / sikap siswa mulai sangat setuju, ragu-
ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap sesuatu yang harus
direspon. Evaluasi prestasi psikomotor dapat dilakukan dengan
mengobservasi perilaku jasmaniah siswa dicatat dalam format observasi
ketrampilan melakukan pekerjaan tertentu.
2.4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
39
Menurut Syah (2004:144) secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani
dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni lingkungan disekitar
siswa.
c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
a. Faktor internal siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yakni aspek psikologis (bersifat jasmaniah) dan aspek fisiologis
(yang bersifat rohaniah).
a). Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
memadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat belajar dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi
pelajaran pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ
khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan
indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
40
dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang
disajikan di kelas.
b). Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis
yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan
pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa
yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu meliputi: tingkat
kecerdasan / intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa, dan motivasi siswa.
b. Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang meliputi dua faktor, yakni faktor lingkungan dan faktor
instrumental.
a). Faktor lingkungan
a. Lingkungan alami
Lingkungan alami ini dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Seperti suhu udara, kelembapan udara, cuaca,
musim, dan kejadian-kejadian alam lainnya.
b. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri,
sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan
41
keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya
dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Selain itu, masyarakat,
tetangga dan teman-teman sepermainan diperkampungan juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
b). Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan
penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan.Faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Kurikulum
Kurikulum yang baik, jelas, sesuai dengan sistem
pendidikan yang ada memungkinkan para siswa untuk dapat
belajar dengan baik guna mencapai prestasi belajar yang baik.
b. Program
Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya,
waktunya, kegiatannya, dapat dilaksanakan dengan mudah
sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
c. Sarana dan fasilitas
Keadaan gedung atau tempat belajar siswa termasuk
didalamnya penerangan yang cukup, fasilitas yang
memungkinkan pergantian udara secara baik, tempat duduk
yang memadai dan ruangan besih, akan memberikan iklim yang
42
kondusif untuk belajar. Alat-alat pelajaran yang lengkap,
perpustakaan yang memadai, merupakan faktor pendukung
keberhasilan siswa dalam belajar. Sarana dan fasilitas lain
seperti asrama, kantin, koperasi, bursa buku yang dimiliki
sekolah yang dapat memberikan kemudahan bagi para siswa.
d. Guru / tenaga pengajar
Guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku
yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan
rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya pendorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa.
2.5 Mata Pelajaran Akuntansi
a) Pengertiannya
Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk
menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi
tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan
tanggung jawab dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta
(akuntansi perusahaan), pemerintah (akuntansi pemerintahan), ataupun
organisasi mayarakat lainnya (akuntansi publik).
b) Fungsi
Fungsi mata pelajaran akuntansi pada Sekolah Menengah Atas /
Madrasah Aliyah adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui
43
prosedur pencatatan pengelompokan, pengikhtisaran interaksi keuangan,
penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
c) Tujuan
Tujuan mata pelajaran akuntansi Sekolah Menengah Atas /
Madrasah Aliyah adalah untuk membekali siswa tamatan SMA / MA
dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu
menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang
benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi ataupun untuk terjun kemasyarakat, sehingga memberikan manfaat
bagi kehidupan siswa.
2.6 Kerangka Berfikir
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor ekstern
maupun faktor intern. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar tsiswa tersebut meliputi motivasi, dukungan orang tua dan asal
sekolah.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar . Motivasi ini bersifat dinamis sehingga kapan saja motivasi
tersebut bisa muncul dan bahkan menghilang secara tiba-tiba. Mengingat sifat
motivasi yang demikian, maka sangat penting sekali motivasi tersebut untuk
dibangkitkan serta dipelihara guna menggairahkan belajar anak / siswa.
Dengan munculnya motivasi ini baik yang berasal dari luar maupun dalam
44
akan sangat membantu didalam mencapai suatu prestasi belajar. Hal ini
berarti bahwa motivasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Selain motivasi, dukungan orang tua juga dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Dukungan dari orang tua ini mencakup dukungan moral dan
dukungan material.
Seorang siswa yang dalam pendidikannya mendapatkan dukungan
moral maupun material dari orang tuanya, akan selalu menjalankan semua
kegiatan belajarnya serta selalu mentaati semua amanat yang diberikan oleh
orang tuanya. Selain itu, keadaan materi atau kondisi ekonomi orang tua yang
cukup memadai didalam memenuhi kebutuhan sekolah anaknya akan sangat
membantu kelancaran proses belajar mengajar. Untuk itu, setiap siswa yang
mendapatkan dukungan dari orang tuanya baik secara moral maupun material
akan memiliki prestasi belajar yang tinggi.
Asal sekolah juga diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Asal sekolah ini adalah sekolah asal siswa sebelum duduk dibangku
Madrasah Aliyah (MA) yaitu SMP dan MTs. Dimana antara asal kedua
sekolah tersebut mempunyai latar belakang dan program pembelajarannya
sedikit berbeda, sehingga kemampuan dan pengetahuan siswa yang satu
dengan lainnya juga tidak sama. Perbedaan hal tersebut itulah yang diduga
bahwa asal sekolah juga dapat mempengaruhi prestasi belajar selanjutnya.
45
Dari kerangka pemikiran tersebut diatas dapat digambarkan dalam
bagan dibawah ini:
Motivasi (X1)
Dukungan orang tua (X2) Prestasi Belajar (Y)
Asal sekolah (X3)
Gambar : 1
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan “jawaban sementara” atau kesimpulan awal
yang diambil penulis untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan /
diajukan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang akan
dikemukakan oleh penulis adalah “Ada pengaruh motivasi, dukungan orang
tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada
siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun
Pelajaran 2004 / 2005 baik secara parsial maupun simultan”.
Motivasi (X1)
46
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Banyak sekali ragam atau jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh
seseorang. Hal ini tergantung dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan
sebagainya. Dalam kegiatan penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kuantitatif karena lebih banyak menggunakan angka yaitu mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dan
hasilnya.
Setelah memilih jenis penelitian, agar suatu penelitian dapat memperoleh
hasil yang maksimal maka suatu penelitian harus didasarkan pada suatu metode
yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena ketepatan
dalam pemilihan metode penelitian akan berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberhasilan yang diperoleh dalam kegiatan penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila semua peneliti ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi
populasi atau studi sensus (Arikunto, 2002 : 108). Sedangkan sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2002:109).
Dalam penelitian ini tidak ada sampel penelitian, karena jenis penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian populasi atau penelitian sensus. Penelitian
populasi atau penelitian sensus ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui
47
semua faktor-faktor yang ada dalam wilayah penelitian yang meliputi unsur
motivasi, dukungan orang tua, asal sekolah dan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh
peneliti yang berkaitan dengan kegiatan penelitian di MA Al – Asror Patemon
Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 khususnya kelas II selaku
responden dalam penelitian ini.
Jadi dalam penelitian ini tidak ada sampel penelitian karena penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian populasi atau studi sensus.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II
MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang yang berjumlah 142 siswa yang
terbagi dalam tiga kelas berikut ini:
Tabel 1 Jumlah Populasi
No Kelas Jumlah siswa 1 II A 48 siswa 2 II B 46 siswa 3 II C 48 siswa
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian
(Arikunto 2002:104). Variabel dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel
kualitatif dan variabel kuantitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
kualitatif adalah variabel asal sekolah (X3) dan yang menjadi variabel
kuantitatif adalah variabel motivasi (X1) dan variabel dukungan orang tua
(X2) dan variabel prestasi belajar (Y).
48
3.3.1 Variabel bebas ( Independen Variabel )
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
motivasi sebagai (X1) dan dukungan orang tua sebagai (X2). Adapun yang
menjadi indikator dari variabel motivasi (X1) adalah sebagai berikut:
1. Minat belajar akuntansi
2. Kemauan untuk menyimak penjelasan dari guru
3. Ketekunan untuk mempelajari akuntansi
4. Rajin dalam mengerjakan latihan soal-soal akuntansi
Sedangkan yang menjadi indikator dari variabel dukungan orang tua (X2) adalah
sebagai berikut:
1. Perhatian dari orang tua
2. Keadaan ekonomi orang tua
3. Penyediaan fasilitas belajar di rumah
4. Pemenuhan kebutuhan belajar
3.3.2 Variabel terikat (Dependen variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Di mana dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah variabel
prestasi belajar (Y) mata pelajaran akuntansi. Untuk mengukur variabel terikat (Y)
tersebut, peneliti tidak menggunakan nilai raport melainkan menggunakan nilai
murni yang diperoleh siswa yang meliputi nilai harian, nilai mid semester, dan
nilai ujian akhir semester mata pelajaran akuntansi. Nilai - nilai tersebut kemudian
dijumlahkan untuk dirata-rata dan hasilnya inilah yang dipakai oleh peneliti
49
sebagai pedoman dalam mengukur variabel prestasi belajar mata pelajaran
akuntansi semester I pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati
Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
3.3.3 Variabel Dummy
Variabel dummy merupakan variabel kualitatif yang dianalisis dengan
model regresi (Algifari 2000:93). Yang menjadi variabel kualitatif dalam hal ini
adalah variabel asal sekolah (X3) yaitu dengan indikatornya SMP dan MTs. Di
mana nilai kuantitatif untuk siswa yang berasal dari SMP adalah (1) dan untuk
siswa yang berasal dari MTs adalah (0).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan tehnik atau cara yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh data yang tepat yang kemudian dilanjutkan dengan
menyusun alat pembantunya yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu angket atau kuesioner dan
dokumentasi.
3.4.1 Angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 128).
Angket tersebut berisi pertanyaan yang ditujukan kepada siswa kelas II MA
Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 selaku
responden. Sejumlah pertanyaan tersebut mencakup variabel motivasi dan
dukungan orang tua. Mengenai jumlah item soal untuk variabel motivasi terdapat
13 item soal dan untuk variabel dukungan orang tua terdapat 17 item soal. Untuk
setiap item soal memiliki empat pilihan jawaban dengan ketentuan berikut ini:
50
Pilihan a memiliki skor 4
Pilihan b memiliki skor 3
Pilihan c memiliki skor 2
Pilihan d memiliki skor 1
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung
atau angket tertutup, yaitu responden menjawab pertanyaan yang sudah
disediakan dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah ada.
Adapun kisi-kisi angket instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2 Kisi-kisi angket penelitian
Variabel dan indikator Nomor butir soal Variabel Motivasi a Minat belajar akuntansi b Kemauan untuk menyimak penjelasan dari guru c Ketekunan untuk mempelajari akuntansi d Rajin dalam mengerjakan latihan soal akuntansi Variabel Dukungan Orang Tua a Perhatian dari orang tua b Keadaan ekonomi orang tua c Penyediaan fasilitas belajar di rumah d Pemenuhan kebutuhan belajar
1,2,3,3 5,6,7 8,9,10 11,12,13 14,15,16,17 18,19,20 21,22,23,24,25,26,27 28,29,30
3.4.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui prestasi
belajar mata pelajaran akuntansi pada masing-masing responden. Prestasi
belajar ini ditunjukkan dalam bentuk nilai akhir mata pelajaran akuntansi.
Nilai akhir ini merupakan nilai gabungan antara nilai harian, nilai mid
semester dan nilai ujian akhir semester I siswa kelas II MA Al Asror Patemon
Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Adapun nilai akhir yang
di peroleh siswa kelas II tersebut selaku responden sangat bervariasi yaitu ada
yang mendapat kriteria sangat baik, baik, cuukup baik dan kurang baik.
Kriteria tersebut ditentukan dengan cara menentukan kelas interval terlebih
51
dahulu. Untuk menentukan kelas interval tersebut, terlebih dahulu dicari
angka yang tertinggi dan terendah. Dalam penelitian ini dipeoleh angka
tertinggi adalah 90 dan angka terendahnya sebesar 50. Kemudian dari angka
tertinggi dan terendah tersebut diselisihkan, dan hasilnya inilah yang
dinamakan range. Setelah diketahui rangenya, kemudian dicari panjang kelas
intervalnya. Setelah itu baru diketahui jumlah kelas intervalnya yaitu dengan
cara jumlah range dibagi dengan kriteria yang telah ditentukan yang dalam
hal ini adalah angka 4. Sehingga kelas interval tersebut sebanyak 4 kelas.
3.5 Langkah-langkah penelitian
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka peneliti membuat
tahapan-tahapan tertentu. Dimana tahapan-tahapan tersebut meliputi dua langkah
berikut ini:
3.5.1 Persiapan
Membuat sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam instrumen
penelitian yang berupa angket. Angket tersebut digunakan untuk mengukur
variabel motivasi dan dukungan orang tua.
3.5.2 Pelaksanaan
Setelah angket tersebut tersusun, langkah berikutnya adalah
memberikan / membagikan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tersebut
kepada semua siswa kelas II MA Al-Asror Patemon gunung pati Semarang
tahun pelajaran 2004 / 2005 selaku responden.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Validitas
Untuk mengetahui ketepatan instrumen maka perlu diukur validitasnya.
Menurut Arikunto (2002:144) bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
52
dapat mengungkap semua variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini,
validitas yang digunakan adalah validitas internal. Validitas internal ini digunakan
untuk mendukung missi setiap bagian instrumen secara keseluruhan, yaitu
mengungkap data dari variabel yang dimaksud.
Untuk mengetahui ketepatan data dari variabel yang dimaksud digunakan
tehnik uji validitas dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Person:
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = Indeks korelasi product moment
N = Jumlah responden
X = Skor item angket
Y = Skor total angket
( Arikunto 2002:146 )
Sebelum angket tersebut digunakan untuk mengambil data dalam penelitian
ini terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap angket pada 20 siswa. Uji coba
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kevalidan butir soal dalam
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila nilai yang diperoleh dalam
perhitungan butir soal angket jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan r
product moment. Dalam skripsi ini angka yang diperoleh dalam contoh
perhitungan validitas motivasi dalam angket penelitian ini sebesar 0,585
sedangkan r tabelnya sebesar 0,444. Dengan demikian berarti butir soal dalam
angket tersebut layak digunakan untuk mengambil data.
53
Adapun contoh perhitungan validitas angket tersebut dapat dilihat pada
lampiran 3.
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 : 154).
Instrumen yang dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Karena skor angket yang digunakan bukan 1 dan 0, tetapi
antara 1 sampai dengan 4 maka pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas
instrumen digunakan rumus Alpha:
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ Σ−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−=
2
2
111 1
1 σσ b
KKr
Keterangan:
r 11 = Reliablilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan / banyaknya soal
2bσΣ = Jumlah varians butir
21σ = Varians total
(Arikunto 2002 : 171).
Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen, dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai yang diperoleh dalam perhitungan koefisien
reliabilitas dengan nilai r product moment. Apabila hasil perhitungan tersebut
menunjukkan r hitung > r tabel product moment berarti instrumen tersebut reliabel
dan layak digunakan untuk mengambil data.
54
Dalam penelitian ini, perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh r hitung
sebesar 0,880 sedangkan r tabel sebesar 0,444. Hal ini berarti butir soal tersebut
reliabel. Untuk lebih jelasnya, contoh perhitungan reliabilitas angket motivasi
dapat dilihat pada lampiran 4.
3.7 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis data
adalah model regresi berganda dengan variabel dummy.
3.7.1 Persamaan regresi
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang jumlahnya dua variabel atau
lebih terhadap variabel terikat, maka persamaan regresinya menggunakan
persamaan regresi berganda.
Dalam persamaan ini variabel prestasi belajar ditunjukan dengan variabel
(Y), variabel motivasi ditunjukkan dengan variabel (X1), dukungan orang tua
ditunjukkan dengan variabel (X2) dan variabel asal sekolah ditunjukkan dengan
variabel (X3). Untuk itu model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3D + e
Dimana:
Y = Prestasi belajar
a = Konstanta regresi
b1, b2,b3 = Koefisien regresi
D = Asal sekolah
X1, X2, X3 = variabel motivasi, dukungan orang tua, dan asal sekolah
e = Faktor error
55
Nilai variabel kualitatif (X3) dalam model ini diberi nilai 1 dan 0 untuk
masing-masing kategori. Nilai kuantitatif bagi siswa yang berasal dari SMP
adalah 1 sedangkan nilai kuantitatif bagi siswa yang berasal dari MTs adalah 0,
maka dari itu taksiran prestasi belajar siswa yang berasal dari SMP adalah:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3(1) + e
Taksiran prestasi belajar siswa yang berasal dari MTs adalah :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3(0) + e
( Algifari 2000:93-94)
3.7.2 Pengujian terhadap koefisien regresi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent (X)
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y), yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a). Langkah pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial.
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat melalui langkah-langkah berikut ini:
Langkah pertama : Perumusan hipotesis
H0 : b = 0
HA: b ≠ 0
Jika b = 0 berarti variabel independent (X) tidak berpengaruh pada variabel
dependen (Y). Namun jika b ≠ 0 berarti variabel independen (X) berpengaruh
terhadap variabel (Y).
Langkah kedua : Penentuan nilai kritis.
Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat
ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan
memperhatikan tingkat signifikansi dan banyaknya sampel yang digunakan.
56
Langkah ketiga : menentukan nilai thitung masing-masing koefisien regresi
dapat diketahui dari hasil penghitungan komputer.
Langkah keempat: Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel
(nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikasi yang digunakan. Jika t hitung
absolut suatu koefisien regresi lebih kecil dari pada ttabel , maka keputusannya
adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol (Ho). Artinya koefisien
regresi variabel independen, yaitu X1 dan X2 tersebut tidak berbeda dengan
nol. Atau dengan kata lain, variabel X1 dan X2 tersebut tidak berpengaruh
terhadap nilai variabel dependen (Y). Sedangkan jika pada pengujian terhadap
suatu koefisien regresi, t hitung absolut lebih besar dari pada t tabel , maka
keputusannya adalah menolak hipotesis nol (Ho), dan menerima hipotesis
alternatif (HA). Artinya koefisien regresi variabel independen tersebut berbeda
dengan nol, atau dengan kata lain, variabel independen X1 dan X2 tersebut
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Langkah kelima : Pembuatan kesimpulan berdasarkan keputusan yang
diambil.
(Algifari 2000:69-71)
b). Langkah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan.
Pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel terikat melalui langkah-langkah berikut ini:
57
Langkah pertama : Perumusan hipotesis
Ho: Variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan
variasi perubahan nilai variabel dependen.
HA: Variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi
perubahan nilai variabel dependen.
Langkah kedua : Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat
signifikasi 5%.
Langkah ketiga : Nilai F hitung ( lihat pada tabel ANOVA pada kolom F
RATIO dari print out komputer).
Langkah keempat : Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan
perbandingan antara nilai F hitung (F RATIO) dengan nilai F tabel (nilai kritis)
sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan.
Langkah kelima : Pembuatan kesimpulan berdasarkan keputusan yang
diambil pada langkah keempat.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Madrasah Aliyah ( MA ) Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang
merupakan salah satu lembaga pendidikan sekolah yang beryayasan islam
yang bernama lembaga pendidikan Ma’arif dengan akte pendirian No. 103
TH. 1986. MA Al-Asror ini berstatus diakui dengan nomor 71 / E .IV /PP.032
/ XII / 95 terletak di jl. Legoksari Raya no. 2 Patemon Gunungpati Semarang.
MA Al-Asror ini berdiri sejak tahun 1990/1991. Di mana pada awal
tahun berdirinya ini, MA Al-Asror ini hanya menerima siswa sejumlah 26
orang yang terdiri dari 17 siswa dan 9 siswi. Namun dari tahun ke tahun
penerimaan jumlah siswa itu selalu mengalami peningkatan. Bahkan di tahun
ajaran 2004/2005 ini jumlah siswa mencapai 395 orang yang terdiri dari 145
siswa untuk kelas I, 142 siswa untuk kelas II, dan 108 untuk kelas III.
Melihat perkembangan penerimaan siswa MA Al-Asror ini, hingga kini
luas tanah yang dimiliki yayasan khususnya untuk MA Al-Asror ini mencapai
kurang lebih 4,923 m2 yang sudah bersertifikat dan 5,077m2 belum
bersertifikat.
Dengan luas tanah yang dimiliki ini, gedung sekolah MA Al-Asror
Patemon Gunungpati Semarang memiliki 17 ruang yang terdiri dari 10 ruang
untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, 1 ruang untuk laboratorium, 1 ruang
59
untuk ruang praktek komputer, 1 ruang untuk ruang guru, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang untuk perpustakaan dan 2 ruang untuk kamar kecil.
Adapun jumlah guru dan karyawan yang ada sebanyak 23 orang dengan
rincian: guru tetap 1 orang, guru tidak tetap 20 orang, staff tata usaha 2 orang.
Sejumlah guru dan karyawan tersebut mengabdi di bawah naungan yayasan
Ma’arif yang dipimpin oleh K. Al Mamnukhin Kholid, dan MA Al-Asror ini
dipimpin oleh Bp. Mukhaeromin B.A yang dibantu oleh wakasek yang
bernama Drs. Bambang Nur Harjito.
Selain kegiatan belajar mengajar, terdapat juga kegiatan di luar KBM
yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi marching band, pramuka, bola
volly, beladiri dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk
menambah ketrampilan siswa sesuai denganbakatnya masing-masing atau
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
Mengingat MA Al-Asror ini beryayasan islam, setiap harinya dilakukan
sholat dhuhur secara berjamaah di masjid sekolah dan bersifat wajib untuk
semua siswa yang tidak berhalangan. Setelah sholat dhuhur selesai, kemudian
diadakan dzikir bersama dengan membaca sholawat sebanyak 313 kali serta
membaca surat Al-Fatekhah sebanyak tiga kali. Selain itu, kegiatan yang
bersifat keagamaan di MA Al-Asror ini adalah sholat dhuha secara bersama-
sama di masjid sekolah. Kemudian untuk setiap kelulusan, setiap siswa
diwajibkan hafal surat Yaasin dan Tahlil beserta doanya sebagai syarat
pengambilan ijasah.
60
Dengan demikian, MA Al-Asror ini bertujuan untuk mendidik siswa-
siswinya menjadi manusia yang berbudi pekerti yang luhur, beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikan generasi penerus
bangsa yang cerdas dan pandai yang kelak mampu menjadi pemimpin bangsa
dan negaranya.
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Diskripsi variabel penelitian digunakan untuk menggambarkan atau
mendiskripsikan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini yang
meliputi variabel motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap
prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror
Patemon Gunungpati Semarang Tahun pelajaran 2004/2005.
Dalam pendiskripsian ini, terdapat empat kriteria penilaian jawaban
responden terhadap item pertanyaan dalam instrumen. Di mana jawaban
terhadap item pertanyaan tersebut terdapat kriteria penilaian terhadap poin-
poin jawaban yang ada. Adapun poin-poin jawaban tersebut adalah untuk
poin jawaban “A” dengan kriteria sangat baik, untuk jawaban poin “B”
dengan kriteria baik, untuk jawaban poin “C” dengan kriteria cukup baik,
untuk poin jawaban “D” dengan kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya
berikut akan diuraikan satu persatu dari variabel yang ada.
1. Variabel Motivasi Belajar
Dari 142 siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati
Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 ini yang menjadi responden,
memberikan jawaban terhadap item-item pertanyaan yang menyangkut
61
variabel motivasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah rincian yang
menjelaskan jumlah persentase jawaban dari responden terhadap item-item
pertanyaan yang menyangkut variabel motivasi yang terdapat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3 Persentase variabel motivasi belajar akuntansi
No Variabel motivasi A B C D 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
(a) Faktor minat belajar akuntansi. Perasaan siswa setiap mengikuti pelajaran akuntansi. Ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi. Perasaan siswa terhadap sikap guru akuntansi. Sikap siswa terhadap metode pembelajaran akuntansi Jumlah rata-rata (b) Kemauan untuk menyimak penjelasan dari
guru akuntansi. Sikap siswa pada saat guru akuntansi menyampaikan materi. Tindakan siswa setelah guru akuntansi selesai menjelaskan materi. Usaha yang dilakukan siswa bila tidak memahami penjelasan dari guru akuntansi. Jumlah rata-rata (c) Ketekunan untuk mempelajari akuntansi. Waktu belajar akuntansi selama siswa di rumah Lamanya belajar akuntansi dalam satu minggu. Cara belajar akuntansi.
Jumlah rata-rata (d) Rajin dalam mengerjakan latihan soal
akuntansi. Respon terhadap adanya latihan soal akuntansi. Sikap siswa terhadap adanya tugas rumah (PR). Sikap siswa terhadap penyelesaian soal akuntansi di depan kelas.
Jumlah rata-rata Jumlah total
11% 10% 26% 8% 14% 70% 44% 61% 58% 8% 4% 50% 21% 37% 68% 30% 45% 35%
43% 37% 44% 33% 39% 23% 18% 1% 14% 51% 3% 14% 22% 53% 19% 52% 41% 29%
39% 46% 27% 51% 41% 0,7% 32% 30% 21% 38% 32% 8% 26% 10% 11% 18% 13% 25%
7% 7% 3% 8% 6% 7% 6% 8% 7% 3% 61% 28% 31% 0% 2% 0,7% 1% 11%
Berdasarkan Tabel 3 di atas, jumlah responden yang memiliki minat
belajar akuntansi sebanyak 14% dengan kriteria sangat baik, 39% dengan
62
kriteria baik, 41% dengan kriteria cukup baik dan 6% dengan kriteria kurang
baik. Mengenai kemauan untuk menyimak penjelasan dari guru akuntansi,
jumlah responden yang memiliki kriteria sangat baik sebanyak 58%, dengan
kriteria baik sebanyak 14%, dengan kriteria cukup baik sebanyak 21%, dengan
kriteria kurang baik sebanyak 7%. Untuk ketekunan siswa dalam mempelajari
akuntansi sebanyak 21% responden memiliki kriteria sangat baik, 22% dengan
kriteria baik, 26% dengan kriteria cukup baik dan 31% dengan kriteria kurang
baik. Sedangkan mengenai kerajinan dalam mengerjakan latihan soal
akuntansi, ada 45% responden berkriteria sangat baik, 41% berkriteria baik,
13% responden berkriteria cukup baik dan 1% responden berkriteria kurang
baik. Atau dari 142 responden yang memiliki motivasi belajar akuntansi
dengan kriteria sangat baik sebesar 35%, dengan kriteria baik sebesar 29%,
dengan kriteria cukup baik sebesar 25%, dengan kriteria kurang baik sebesar
11%. Untuk lebih jelasnya perhitungan jumlah persentase jawaban responden
tersebut dapat dilihat pada lampiran 14.
2. Variabel Dukungan Orang Tua
Dari 142 siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati
Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 yang menjadi responden dalam
penelitian ini diketahui bahwa siswa-siswa tersebut mendapatkan
dukungan orang tua yang berupa pemenuhan kebutuhan belajar, perhatian
dari orang tua, dan penyediaan fasilitas belajar di rumah, serta keadaan
ekonomi orang tua yang mendukung terhadap prestasi belajar siswa. Untuk
lebih jelasnya berikut adalah tabel yang menjelaskan jumlah atau
63
persentase siswa yang menjawab item pertanyaan mengenai variabel
dukungan orang tua.
Tabel 4 Persentase variabel dukungan orang tua
No Variabel Dukungan orang tua A B C D 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
a) Perhatian dari orang tua Perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar siswa. Sikap orang tua terhadap prestasi belajar siswa yang menurun. Perhatian dan bantuan orang tua terhadap bakat yang dimiliki anak. Pengawasan orang tuua terhadap pergaulan anak. Jumlah rata-rata b) Keadaan ekonomi orang tua. Rata-rata penghasilan pokok orang tua. Rata-rata penghasilan tambahan orang tua. Jumlah tanggungan orang tua. Jumlah rata-rata Penyediaan fasilitas belajar di rumah. Kepemilikan ruang khusus untuk belajar. Kondisi belajar di rumah. Luas ruang belajar di rumah. Daya lampu yang digunakan untuk belajar di rumah. Alat bantu yang digunakan pada saat belajar akuntansi. Pemenuhan terhadap alat tulis menulis. Pemenuhan terhadap buku paket / buku penunjang lainnya. Jumlah rata-rata c) Pemenuhan kebutuhan belajar. Yang bertanggungjawab terhadap biaya sekolah. Perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar. Tanggapan orang tua terhadap peralatan belajar yang dibutuhkan. Jumlah rata-rata Jumlah total
25% 4% 42% 28% 25% 6% 8% 12% 9% 28% 10% 6% 8% 7% 14% 11% 12% 73% 35% 51% 53% 25%
38% 83% 25% 50% 49% 8% 3% 52% 21% 14% 56% 25% 15% 6% 35% 38% 27% 7% 31% 17% 18% 29%
32% 11% 30% 20% 23% 44% 17% 26% 29% 37% 25% 41% 39% 54% 44% 47% 41% 20% 26% 24% 23% 29%
5% 2% 4% 2% 3% 42% 72% 10% 41% 21% 9% 28% 38% 33% 7% 4% 20% 0% 8% 8% 6% 17%
64
Berdasarkan Tabel 4 di atas, jumlah responden yang mendapat perhatian
dari orang tua sebanyak 25% berkriteria sangat baik, 49% berkriteria baik ,
23% berkriteria cukup baik dan 3% berkriteria kurang baik. Mengenai
keadaan ekonomi orang tua, dari 142 responden terdapat 9% memiliki kriteria
sangat baik, 21% berkriteria baik, 29% berkriteria cukup baik dan 41%
berkriteria kurang baik. Dan untuk penyediaan fasilitas belajar di rumah,
terdapat 12% responden berkriteria sangat baik, 27% berkriteria baik, 41%
berkriteria cukup baik dan 20% berkriteria kurang baik. Sedangkan mengenai
pemenuhan kebutuhan belajar, terdapat 53% responden berkriteria sangat
baik, 18% berkriteria baik, 23% berkriteria cukup baik dan 6% berkriteria
kurang baik. Atau dari 142 responden yang ada, terdapat 25% responden yang
memiliki kriteria sangat baik, 29% responden dengan kriteria baik, 29%
responden dengan kriteria cukup baik dan 17% responden dengan kriteria
kurang baik. Adapun cara perhitungan jumlah persentase tersebut dapat dilihat
pada lampiran 15.
3. Variabel Asal Sekolah
Variabel asal sekolah ini merupakan variabel yang dikategorikan
menjadi dua yaitu SMP dan MTs. Di mana dari 142 siswa yang menjadi
responden terdapat 31 atau 22% siswa yang berasal dari SMP dan 111 atau
78% siswa berasal dari MTs. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
65
Tabel 5 Persentase variabel asal sekolah
No Keterangan SMP (%) MTs (%) 1. Asal sekolah siswa 22% 78% Untuk lebih jelasnya, perhitungan persentase tersebut dapat dilihat pada
lampiran 16.
4. Variabel Prestasi Belajar
Prestasi belajar ini merupakan hasil akhir atau nilai akhir yang
diperoleh siswa selama satu semester. Di mana nilai akhir ini merupakan nilai
yang diperoleh siswa yang meliputi nilai harian, nilai mid semester, dan nilai
ujian akhir semester semester I siswa kelas II MA Al-Asror Patemon
Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 untuk mata pelajaran
akuntansi. Adapun rincian prestasi belajar baik untuk siswa yang memiliki
kategori prestasi yang sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6 Kriteria prestasi belajar mata pelajaran akuntansi
No Kelas Interval Frekuensi f (%) Kriteria 1. 2. 3. 4.
81 – 90 71 – 80 61 – 70 50 - 60
10 35 64 33
7% 25% 45% 23%
Sangat baik baik
cukup baik kurang baik
Berdasarkan Tabel 6 di atas, diketahui bahwa 7% responden mendapat
kriteria prestasi belajar yang sangat baik, 25% responden mendapat kriteria
baik, 45% responden mendapat kriteria cukup baik dan 23% responden
mendapat kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya, cara perhitungan
tersebut dapat dilihat pada lampiran 17.
66
4.1.3 Persamaan Regresi
Setelah kegiatan penelitian selesai dan terkumpulnya data yang
dibutuhkan kemudian dibuat tabel analisis regresinya, setelah itu data tersebut
diolah dengan bantuan komputer program SPSS diperoleh angka-angka
sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 7 Angka – angka hasil pengolahan data
No Keterangan Angka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Konstanta Koefisien regresi X1 Koefisien regresi X2 Variabel dummy (D) R2
Fhitung F tabel Thitung (X1) Thitung (X2) Thitung (D) Ttabel r2 (X1) r2 (X2) r2 (D)
38,100 0,436 0,292 -0,09 0,287 18,546 2,67 3,806 2,930 -0,066 1,98 0,095 0,059
0,000036
Mengenai persamaan garis regresi untuk kriteria prestasi belajar siswa
dengan prediktor motivasi dan dukungan orang tua (variabel bebas) dan asal
sekolah (variabel dummy) adalah sebagai berikut:
Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09D + e
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa konstanta sebesar 38,100
jika X1, X2 dan D sebesar 0 maka Y sebesar 38,100. Koefisien regresi X2 sebesar
0,436 berarti bertambahnya satu satuan poin X1 maka Y akan naik sebesar 0,346.
67
Koefisien regresi X2 sebesar 0,292 berarti bertambahnya satu satuan poin X2
maka Y akan naik sebesar 0,292.
Untuk persamaan variabel dummy yang berlaku adalah:
Persamaan regresi untuk kategori siswa yang berasal dari SMP
Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09(D) + e
Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09 (1) + e
Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09 + e
Persamaan regresi untuk kategori siswa yang berasal dari MTs
Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09(D) + e
Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09 (0) + e
Y = 38,100 + 0,436 + 0,292X2 + e
4.1.4 Pengujian Hipotesis
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang
diajukan yaitu tentang bagaimana pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal
sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA
Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005 baik secara
parsial maupun simultan.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu adanya pengaruh motivasi,
dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran
akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun
pelajaran 2004 / 2005 baik secara parsial maupun simultan, dalam pengujiannya
menggunakan analisis regresi berganda dengan dua variabel bebas dan satu
68
variabel dummy. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan,
dilakukan uji signifikansi baik secara parsial maupun simultan.
1. Uji Signifikansi Secara Simultan
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan yaitu adanya
pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi
belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon
gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005, digunakan uji F yaitu
dengan cara membandingkan antara nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai F
hitung > Ftabel berarti Ho ditolak dan HA diterima, dan sebaliknya jika Fhitung <
Ftabel berarti Ho diterima dan HA ditolak.
Berdasarkan perhitungan dengan komputer program SPSS diperoleh
Fhitung sebesar 18,546, sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5%, df =3,
N=142 sebesar 2,67. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Fhitung >
Ftabel. Dengan demikian hipotesis kerja (HA) yang berbunyi “ ada pengaruh
motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati
Semarang tahun pelajaran 2004/2005” diterima dan Ho ditolak. Artinya
semua variabel independen yang meliputi variabel motivasi, dukungan orang
tua dan asal sekolah secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu variabel prestasi belajar mata pelajaran akuntansi.
Selain melakukan uji F, dalam analisis ini juga dilakukan analisis
besarnya koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan yang menyatakan
tingginya hubungan antara variabel motivasi, dukungan orang tua dan asal
69
sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II
MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
2. Uji Signifikansi Secara Parsial
Untuk menguji kemaknaan koefisien parsial digunakan uji t. Dalam
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai
thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan komputer program
SPSS diperoleh nilai thitung untuk variabel motivasi (X1) sebesar 3,806, untuk
variabel dukungan orang tua (X2) sebesar 2,930, dan untuk variabel asal
sekolah (D) sebesar minus (-) 0,066. Sedangkan ttabel untuk variabel tersebut
dengan N=142 dengan tingkat signifikansi 5% dan merupakan uji dua sisi
sehingga alpha 5% / 2 = 0,025 sebesar 1,98. Dengan demikian, nilai masing-
masing variabel dependen (X1 dan X2) lebih tinggi bila dibandingkan dengan
nilai ttabel. Kecuali untuk variabel asal sekolah (variabel dummy), dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa t hitung < t tabel yaitu t hitung sebesar minus (-) 0,066
sedangkan untuk t tabel sebesar 1,98. Hal ini berarti bahwa masing-masing
variabel independen tersebut yaitu variabel motivasi (X1) dan variabel
dukungan orang tua (X2) secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran
2004/2005. Sedangkan untuk variabel asal sekolah (D) tidak berpengaruh
terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-
Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 /2005.
70
Selain melakukan uji t, perlu juga dicari besarnya koefisien determinasi
parsialnya yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependennya. Berdasarkan perhitungan
komputer dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil 0,095 atau
9,5% untuk variabel motivasi (X1), untuk variabel dukungan orang tua (X2)
diperoleh hasil sebesar 0,059 atau 5,9% dan variabel asal sekolah (D)
diperoleh hasil minus (-) 0,000036 atau 0,0036%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah
dengan menggunakan komputer program SPSS, dapat dijadikan sebagai dasar
untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu adanya “pengaruh motivasi,
dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran
akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang
tahun pelajaran 2004 / 2005baik secara parsial maupun simultan.
Dalam analisis regresi tersebut diketahui bahwa secara simultan atau
bersama-sama variabel motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah
berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa
kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 /
2004. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan, angka yang diperoleh yaitu
Fhitung sebesar 18,546 sedangkan Ftabel sebesar 2,67 pada taraf signifikansi 5%,
df=3, n=142. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan (HA)
diterima.
71
Hasil analisis tersebut sesuai dengan landasan teori yang ada yaitu
bahwa Motivasi adalah sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif yaitu
pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak (Sardiman 2003:73). Teori ini mengandung arti bahwa setiap
orang atau siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi pula. Selain faktor motivasi,
dukungan orang tua juga sangat dibutuhkan oleh siswa guna membantu
meningkatkan prestasi belajar anaknya. Hal ini sejalan dengan pendapatnya
Hasbullah (2001:39) yang menyatakan bahwa orang tua adalah orang yang
pertama dan utama yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup dan
pendidikan anaknya. Artinya setiap anak yang kegiatan belajarnya
mendapatkan dukungan dari orang tua baik secara moral maupun material,
prestasi belajarnya cenderung meningkat. Sedangkan untuk faktor asal
sekolah ini tidak dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Alasannya
sesuai dengan pengertian dari pada kurikulum yang ada yaitu program
pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa
(Hamalik 2001: 65). Hal ini berarti bahwa setiap lembaga pendidikan
(sekolah) baik SMP maupun MTs memiliki tujuan yang sama yaitu mencetak
siswa yang berprestasi. Walaupun program pelajaran yang diajarkannya itu
sedikit berbeda yaitu untuk MTs jumlah mata pelajaran yang harus
dipelajarinya banyak yaitu adanya mata pelajaran keagamaan seperti Akhlak,
Fiqih, Alqur’an hadits dan lain sebagainya sehingga sejumlah mata pelajaran
tersebut harus mampu diserap oleh siswa.
72
Dengan demikian berarti bahwa motivasi, dukungan orang tua
berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi, sehingga
faktor-faktor yang mendukung tercapainya prestasi belajar yang baik tersebut
harus selalu diperhatikan. Sedangkan untuk variabel asal sekolah tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar, hal ini karena program kurikulumnya
sama atau tidak jauh berbeda.
Berdasarkan data yang diolah dengan komputer program SPSS ini
diperoleh persamaan regresi Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09D + e.
Selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi digunakan uji F. Dari
perhitungan komputer program SPSS dipeoleh Fhitung sebesar 18,546
sedangkan Ftabel sebesar 2,67 atau Fhitung > Ftabel yang berarti HA diterima.
Artinya Ada pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah
terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-
Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 secara
simultan.
Kemudian hasil perhitungan analisis secara parsial menunjukkan bahwa
besarnya koefisien regresi variabel motivasi (X1) dengan t hitung sebesar
3,806, untuk variabel dukungan orang tua t hitung sebesar 2,930 , dan untuk
variabel asal sekolah (D) t hitung sebesar minus (-) 0,006, sedangkan untuk ttabel
sebesar 1,98. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung yang
diperoleh variabel motivasi (X1) dan dukungan orang tua (X2) lebih besar
dari pada t tabelyaitu X1 sebesar 3,806 dan X2 sebesar 2,930 dan t tabel sebesar
1,98. Sedangkan untuk variabel asal sekolah (D) diperoleh thitung sebesar
73
minus (-) 0,066 sedangkan ttabel sebesar 1,98. Hal ini berarti bahwa variabel
asal sekolah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran
akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang
tahun pelajaran 2004 / 2005.
Selanjutnya untuk mengukur ketepatan dari hasil analisis regresi linier
berganda maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan (R2).
Dalam analisis regresi linier berganda ini diperoleh R2 sebesar 0,536 atau
53,6% yang berarti bahwa prosentase pengaruh motivasi, dukungan orang tua
dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi sebesar
53,6%. Sedangkan sisanya sebesar 46,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diungkap dalam penelitian ini.
Selain koefisien determinasi secara simultan, perlu juga dicari koefisien
determinasi secara parsial (r2). Koefisien determinasi secara parsial ini
menunjukkan bahwa sumbangan parsial dari masing-masing variabel adalah
sebesar 0,095 atau 9,5% untuk variabel motivasi, 0,059 atau 5,9% untuk
variabel dukungaan orang tua dan 0,000036 atau 0,0036% ) untuk variabel
asal sekolah . Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi
kontribusi paling signifikan terhadap prestasi belajar siswa adalah variabel
motivasi ( X1 ) sebesar 0,095 atau 9,5%.
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Skripsi ini , maka dapat
di simpulkan sbb:
5.1.1 Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama yaitu antara variabel
motivasi, dukungan Orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati
Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Hal ini di buktikan dari hasil perhitungan
bahwa F hitung > F tabel yaitu Fhitung sebesar 18,546 sedangkan F tabel sebesar 2,67
pada taraf signifikansi 5% , df=3 , N=142. Dan koefisien deterrminasi secara
simultan (R2) sebesar 0,536 atau 53,6%.
5.1.2 Hasil analisis regresi secara parsial variabel motivasi dan dukungan orang
tua berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran
akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun
pelajaran 2004 / 2005. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang
menujukkan thitung untuk variabel motivasi (X1) sebesar 3,806 dan thitung untuk
variabel dukungan orang tua (X2) sebesar 2,930 sedangkan ttabel sebesar 1,98.
Dengan demikian berarti kedua variabel motivasi dan variabel dukungan orang
tua secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi
pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran
2004 / 2005. Dan untuk variabel asal sekolah, secara parsial tidak berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang
73
75
menunjukkan bahwa t hitung sebesar minus (-) 0,066 dan ttabel sebesar 1,98 pada
taraf signifikansi 5%. Adapun koefisien determinasi secara parsial (r 2 ) untuk
variabel motivasi sebesar 0,095 atau 9,5%, untuk variabel dukungan orang tua
sebesar 0,059 atau 5,9%, dan untuk variabel asal sekolah sebesar 0,000036 atau
0,0036%).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, penulis akan
memberikan sedikit saran yang kemungkinan dapat sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian yang telah dilakukan di MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang
sebagai berikut:
1 Guru mata pelajaran akuntansi harus dapat menerapkan strategi atau metode
pembelajaran yang baik yang dapat menumbuhkan semangat atau motivasi
belajar siswa, agar prestasi belajar mata pelajaran akuntansi dapat
ditingkatkan.
2 Sekolah sebagai wahana belajar siswa, harus dapat melengkapi sarana dan
prasarananya termasuk buku-buku penunjang kegiatan belajar khususnya
untuk buku paket akuntansi beserta lembar kerja siswanya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindi Persada. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :
RajaGrafindo Persada. Dimyati,Dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaifl Bahri,Dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta. Gunawan, Ary. H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hadjar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indoesia. Sudjana. 2000. Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah Production. Ihsan H. Fuad. 1996. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta ; rineka Cipta. Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori Kasus dan solusi. Yogyakarta : BPFE.
Lampiran 14
CONTOH PERHITUNGAN DESKRIPSI VARIABEL MOTIVASI (X1) Diketahui:
Indeks %100 % xNn
=
n = Jumlah skor jawaban responden N = Jumlah skor jawaban ideal n = Total persentase skor jawaban per poin x jumlah responden N = Jumlah responden x Banyaknya item soal - Jumlah responden = 142 - Jumlah item soal = 4 ( untuk faktor minat belajar akuntansi) - Jumlah item soal = 3 ( untuk faktor kemauan untuk menyimak penjelasan
dari guru) - Jumlah item soal = 3 ( untuk faktor ketekunan mempelajari akuntansi) - Jumlah item soal = 3 (untuk faktor kerajinan siswa dalam mengerjakan soal
akuntansi) - Jumlah total skor jawaban
a) Untuk faktor minat belajar akuntansi Poin “A” = 55% Poin “B” = 157% Poin “C” = 165% Poin “D” = 25% Perhitungannya: n = 55% x 142 = 78 N = 142 x 4 = 568
Indeks poin “A” %14%100 56878% == x
n = 157% x 142 = 223
Indeks poin “B” %39%100 568223% == x
n = 165% x 142 = 234
Indeks poin “C” %41%100 568234% == x
n = 25% x 142 = 36
Indeks poin “D” %6%100 56836% == x
b) Untuk faktor kemauan menyimak penjelasan dari guru
Poin “A” = 175% Poin “B” = 42% Poin “C” = 63% Poin “D” = 21%
Perhitungannya: n = 175% x 142 = 249 N = 142 x 3 = 426
Indeks poin “A” %58%100 426249% == x
n = 42% x 142 = 60
Indeks poin “B” %14%100 42660% == x
n = 63% x 142 = 89
Indeks poin “C” %21%100 56889% == x
n = 21% x 142 = 30
Indeks poin “D” %7%100 56830% == x
c) Untuk faktor ketekunan mempelajaari akuntansi
Poin “A” = 62% Poin “B” = 68% Poin “C” =78% Poin “D” =92% Perhitungannya: n = 62% x 142 = 88 N = 142 x 3 = 426
Indeks poin “A” %21%100 42688% == x
n = 68% x 142 = 96
Indeks poin “B” %22%100 42696% == x
n = 78% x 142 = 111
Indeks poin “C” %26%100 426111% == x
n = 92% x 142 = 131
Indeks poin “D” %31%100 426131% == x
d) Untuk faktor kerajinan siswa dalam mengerjakan soal akuntansi.
Poin “A” = 135% Poin “B” = 124% Poin “C” = 39% Poin “D” = 3%
Perhitungannya: n = 135% x 142 = 192 N = 142 x 3 = 426
Indeks poin “A” %45%100 426192% == x
n = 124% x 142 = 176
Indeks poin “B” %41%100 426176% == x
n = 39% x 142 = 55
Indeks poin “C” %13%100 42655% == x
n = 3% x 142 = 4
Indeks poin “D” %1%100 4264% == x
Atau Jumlah total untuk poin “A” = 427%
“B” = 391%
“C” = 335%
“D” = 141%
n = 427% x 142 = 606 N = 142 x 13 = 1846
Indeks poon “A” = %33%1001846427
=x
n = 391% x 142 = 555
Indeks poon “B” = %30%1001846555
=x
n = 335% x 142 = 476
Indeks poon “C” = %26%1001846476
=x
n = 141% x 142 = 200
Indeks poon “D” = %11%1001846200
=x
Lampiran 13 Contoh perhitungan diskripsi variabel dukungan orang tua (X2) Diketahui:
Indeks %100 % xNn
=
n = Jumlah skor jawaban responden N = Jumlah skor jawaban ideal n = Total persentase skor jawaban per poin x jumlah responden N = Jumlah responden x Banyaknya item soal - Jumlah responden = 142 - Jumlah item soal = 4 ( untuk faktor perhatian dari orang tua) - Jumlah item soal =3 ( untuk faktor keadaan ekonomi orang tua) - Jumlah item soal = 7 ( untuk faktor penyediaan fasilitas belajar di rumah) - Jumlah item soal = 3 (untuk faktor pemenuhan kebutuhan belajar) - Jumlah total skor jawaban
a) Untuk faktor perhatian dari orang tua Poin “A” = 99% Poin “B” = 196% Poin “C” = 93% Poin “D” = 13% Perhitungannya: n = 99% x 142 = 141 N = 142 x 4 = 568
Indeks poin “A” %25%100 568141% == x
n = 196% x 142 = 278
Indeks poin “B” %49%100 568278% == x
n = 93% x 142 = 132
Indeks poin “C” %23%100 568132% == x
n = 13% x 142 = 18
Indeks poin “D” %3%100 56818% == x
b) Untuk faktor keadaan ekonomi orang tua
Poin “A” = 26% Poin “B” = 63% Poin “C” = 87% Poin “D” = 124%
Perhitungannya: n = 26% x 142 = 37 N = 142 x 3 = 426
Indeks poin “A” %9%100 42637% == x
n = 63% x 142 = 89
Indeks poin “B” %21%100 42689% == x
n = 87% x 142 = 124
Indeks poin “C” %29%100 426124% == x
n = 124% x 142 = 176
Indeks poin “D” %41%100 426176% == x
c) Untuk faktor penyediaan fasilitas belajar di rumah.
Poin “A” = 84% Poin “B” = 189% Poin “C” = 287% Poin “D” = 140% Perhitungannya: n = 84% x 142 = 119 N = 142 x 7 = 994
Indeks poin “A” %12%100 994119% == x
n = 189% x 142 = 268
Indeks poin “B” %27%100 994268% == x
n = 287% x 142 = 408
Indeks poin “C” %41%100 994408% == x
n = 140% x 142 = 199
Indeks poin “D” %20%100 994199% == x
d) Untuk faktor pemenuhan kebutuhan belajar Poin “A” = 159% Poin “B” = 55% Poin “C” = 70% Poin “D” = 16%
Perhitungannya: n = 158% x 142 = 226 N = 142 x 3 = 426
Indeks poin “A” %53%100 426226% == x
n = 55% x 142 = 78
Indeks poin “B” %18%100 42678% == x
n = 70% x 142 = 99
Indeks poin “C” %23%100 42699% == x
n = 16% x 142 = 23
Indeks poin “D” %5%100 42623% == x
Atau Jumlah total poin “A” = 368%
“B” = 503%
“C” = 537%
“D” = 293%
n = 368% x 142 = 523 N = 142 x 17 = 2414
Indeks poin “A” %22%100 2414523% == x
n = 503% x 142 = 714
Indeks poin “B” %29%100 2414714% == x
n = 537% x 142 = 763
Indeks poin “C” %32%100 2414763% == x
n = 293% x 142 = 416
Indeks poin “D” %17%100 2414416% == x