Upload
dangdieu
View
241
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK SILIKAT CAIR TERHADAPPRODUKSI TANAMAN SAWI
(Brassica juncae L.) DAN SELADA (Lactuca sativa L.)
Jurnal
OlehDesy AafrianiC1M014031
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MATARAM
2018
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK SILIKAT CAIR TERHADAPARTIKEL UNTUK JURNAL
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK SILIKAT CAIR TERHADAPPRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncAE L.) DAN SELADA
(Lactuca sativa L.)
Effect of Liquid Silicate Fertilizer Aplication On The Productions of Mustard(Brassica Juncae L.)and Lettuce Crop (Lactuca Sativa L.).
Desy Afriani1), Joko Priyono2), Ni Wayan Dwiani Dulur3)
1)Alumni Program Study Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mataram
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang diajukan oleh:
Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing skripsi untuk diterbitkan pada
jurnal Crop Agro.
Menyetujui:
Pembimbing Utama,
Ir. Joko Priyono, M.Sc., Ph.D.NIP. 19581008 198603 1 003
Pembimbing Pendamping,
Ir. Ni Wayan Dwiani Dulur, MP.NIP. 19560113 198003 2 001
Nama : Desy Afriani
NIM : C1M0141031
Program Studi : Agroekoteknologi
Jurusan : Budidaya Pertanian
Judul skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Silikat Cair terhadap ProduksiTanaman Sawi (Brassica juncea L.) dan Selada(Lactuca sativa L.)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK SILIKAT CAIR TERHADAP PRODUKSITANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)
DAN SELADA (Lactuca sativa L.)
Effect of Liquid Silicate Fertilizer Aplication On The Productions of Mustard(Brassica Juncae L.)and Lettuce Crop (Lactuca Sativa L.).
Desy Afriani1), Joko Priyono2), Ni Wayan Dwiani Dulur3)
1)Alumni Program Study Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk silikat cair (Orrin)terhadap produksi tanaman sawi (Brassica juncae L.) dan selada (Lactuca sativa L.). Percobaandilaksanakan mulai bulan Februari – April 2018, di desa Peresak kecamatan Lingsar kabupatenLombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimentaldengan percobaan di lapang yang terdiri atas 2 set percobaan, masing-masing untuk tanamansawi dan selada. Rancangan percobaan yang diterapkan pada setiap set percobaan tersebut adalahrancangan acak kelompok (RAK) (3 ulangan). Perlakuan yang diterapkan adalah frekuensipemberian pupuk silikat cair yang terdiri atas 4 aras, yaitu 0, 1, 2, dan 3 kali atau dosis pupuksilikat cair 0, 4, 8, dan 12 L/ha. Secara statistik hasil penelitian menunjukan bahwa pemberianpupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman sawi (Brassica juncae L.) danselada (Lactuca sativa L.). Hal itu disebabkan karena pada saat melakukan percobaan dilapangcurah hujan sangat tinggi dan setiap melakukan pemupukan sering terjadi hujan deras yang sulitdiprediksi yang menyebabkan pupuk yang diberikan hanya sedikit yang diserap oleh tanamandikarenakan pupuk silikat cair yang diberikan terbawa oleh air hujan. Kondisi tanah yang suburmungkin juga menjadi penyebab tidak efektifnya pemupukan dengan pupuk silikat cair tersebut.Kata Kunci : Sawi, selada, pupuk silikat cair.
ABSTRACT
This research aims to know the effect of liquid silicate fertilizer aplication on theproductions of Mustard (Brassica Juncae L.)and Lettuce Crop (Lactuca Sativa L.). The studywas conducted from February – April 2018 in the village of Peresak, Lingsar Subdistrict, WestLombok District, NTB. The type of research used is experimental with experiments in field. Thisstudy consisted of two sets of experiments, each for mustard and lettuce. The experimentaldesign applied to each set of experiments was a Randomized Block Design with 3 replications.The treatment applied was the frequency of liquid silicate fertilizer which consisted of 4 levels,namely 0, 1, 2, 3 times and dose 0, 4, 8, 12 L/h. Statistically the result of the study showed thatliquid silicate fertilizer aplication did not adhere to the productions of mustard and lettuce. Thisis because when conducting experiments in the field of rainfall is very high and everyfertilization often occurs heavy rain that is difficult to predict which causes the fertilizer given isonly a little absorbed by plant because the liquid silicate fertilizer given is carried by rain water.
Fertile soil conditions may also be the cause of ineffective fertilization with liquid silicatefertilizer.Keywords : Mustard crop, Lettuce Crop, Liquid Silicate Fertilizer
PENDAHULUAN
Penduduk Indonesia yang makin bertambah mendorong kebutuhan pangan berupa sayur
daun sawi dan selada yang makin bertambah pula. Bagi kesehatan manusia, sayuran itu penting
karena sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Agar tetap sehat, manusia harus tetap mengkonsumsi sayuran yang layak konsumsi, tetapi
keadaan saat ini masih banyak petani yang menggunakan pestisida berlebihan dalam usaha
budidaya sayuran sehingga sayuran yang dihasilkan bermutu rendah / kurang sehat.
Beberapa teknik yang biasa dilakukan oleh petani untuk meningkatkan produksi sayuran
yaitu penggunaan varietas unggul, pemberian pupuk dan pestisida, tetapi penggunaan pesitsida
semakin lama cenderung semakin tinggi. Penggunaan pestisida berlebihan dapat menyebabkan
residu pada produk pangan yang dihasilkan, sehingga produk tersebut tidak aman untuk
dikonsumsi. Selain itu, mengingat harga pestisida yang mahal, penggunaan pestisida yang
berlebih menyebabkan biaya input yang dikeluarkan oleh petani menjadi tinggi (Girsang, 2009).
Masalah kualitas sayuran menjadi salah satu pertimbangan masyarakat konsumen.
Komoditas sayuran harus memenuhi syarat untuk dikonsumsi segar maupun menjadi bahan baku
industri pangan. Untuk menghasilkan sayuran segar yang bermutu tinggi serta harga dan
keuntungan usaha tani yang layak, diperlukan penanganan budidaya sayur yang baik serta
teknologi yang tepat. Salah satu alternatif yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah
menggunakan pupuk berbasis silikat antara lainpupuk silikat cair (Orrin).
Pupuk silikat cair ini merupakan pupuk yang mengandung unsur Si yang tinggi dan
semua unsur hara esensial bagi tanaman dengan komposisi yang berimbang (Priyono, 2005).
Pemberian pupuk silikat cair tersebut pada tanaman sayuran sangat bermanfaat antara lain untuk
meningkatkan kualitas maupun kuantitas tanaman pangan dan hortikultura. Hariani (2015)
membuktikan bahwa penggunaan pupuk silikat cair tersebut terbukti mampu menigkatkan bobot
umbi segar dan umbi kering bawang merah.
Mengacu pada penjelasan di atas, jika pupuk silikat cair diberikan pada tanaman sayur
daun (sawi dan selada) diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sayuran
tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Pupuk
Silikat Cair terhadap Produksi Tanaman Sawi dan Selada”.
METODELOGI PENELITIAN
Percobaan dilaksanakan mulai bulan Februari – April 2018, di desa Peresak kecamatan
Lingsar kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
eksperimental dengan percobaan di lapang yang terdiri atas 2 set percobaan, masing-masing
untuk tanaman sawi dan selada. Rancangan percobaan yang diterapkan pada setiap set percobaan
tersebut adalah rancangan acak kelompok (RAK) (3 ulangan). Perlakuan yang diterapkan adalah
frekuensi pemberian pupuk silikat cair yang terdiri atas 4 aras, yaitu 0, 1, 2, dan 3 kali atau dosis
pupuk silikat cair 0, 4, 8, dan 12 L/ha. Data hasil percobaan dianalisis menggunakan analisis
keragaman (analysis of variant) pada taraf nyata 5 %. Untuk perlakuan yang berpengaruh nyata
terhadap parameter yang dikaji, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji BNJ pada
taraf nyata 5 %.
Alat yang digunakan yaitu cangkul, sabit, parang, kamera, ember, alat ukur, sprayer, tali
rapia, timbangan digital, timbangan analitik, gembor, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu benih sawi dan selada (Panah Merah), pupuk silikat cair (Orrin), pupuk Ponska
dan pupuk kandang sebagai pupuk dasar serta pestisida nabati dari daun nimba.
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagi berikut : Penyiapan petak percobaan,
persiapan benih da penanaman, pemeliharaan, pemberian pupuk silikat cair, dan panen.
Parameter yang dikaji pada penelitian ini adalah berat basah (produksi), jumlah helai daun
(helaian), kadar air produk sayur, daya simpan produk sayur, luas daun maksimum, bobot akar,
dan kadar silikat jaringan tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat TanahHasil analisis beberapa sifat fisik dan kimia tanah yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Beberapa Sifat Tanah yang digunakan dalam Penelitian
Sifat Tanah Metode * Satuan NilaipH H2O pH meter 5.34C-organik Curmish % 2.47N-Total Kjeldahl % 0.26
P-Total Morgan Wolf % 0.24Tekstur 3 FraksiPasir Hydrometer % 49.87Debu Hydrometer % 33.42Liat Hydrometer % 16.71Kelas Tekstur Lempung BerpasirKTK Perkolasi cmol/kg 16.27
Keterangan : Panduan Analisis Tanah Laboratorium Badan Penelitian danPengembanganPertanian (BPTP)
Hasil analisis sifat tanah (Tabel 2) menunjukan bahwa kemasaman (pH) tanah dalam
percobaan ini sedikit masam, tetapi masih cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi dan selada.
Pada umumnya tanaman sawi dan selada dapat tumbuh di tanah yang pHnya agak asam hingga
netral. Selada dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun rendah. Selada juga dapat tumbuh
baik pada berbagai jenis tanah, baik lempung berpasir maupun lempung berdebu. Namun tanah
yang paling baik (ideal) untuk tanaman tersebut adalah yang bertekstur lempung berpasir
(Sugeng, 1983).
Tanah pada lahan percobaaan tersebut termasuk tanah dengan kelas tekstur lempung
berpasir, sangat ideal untuk tanaman horti seperti sawi dan selada. Tekstur tanah berkaitan
dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman. Ketersediaan air maksimal adalah pada tanah
bertekstur sedang (berlempung).
Kandungan nitrogen (N) total pada tanah adalah 0.26 % atau setara 5 ton urea/ha dan
fosfor (P) total adalah 0.24 % atau setara 6.7 ton TSP/ha. Kadar nitrogen (N) dan fosfor (P)
termasuk sangat tinggi yang berarti tanah pada lahan percobaan tersebut subur, karena nitrogen
(N) dan fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang besar.
Kadar C-organik tanah adalah 2.47 % atau setara 50 ton Bahan Organik/ha (kadar C-
organik dalam BO/ha±58 %). Ketersediaan C-organik di dalam tanah sangat berpengaruh
terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik yang dipengaruhi C-organik antara lain
struktur dan konsistensi tanah. Makin tinggi kadar C-organik tanah maka tanah tersebut makin
gembur/remah. Sifat kimia yang dipengaruhi C-organik adalah pH dan KTK tanah. Makin tinggi
KTK tanah maka makin banyak kation yang dapat diikat oleh tanah tersebut, sehingga kation
tidak mudah hilang bersama air perkolasi. Pengaruh C-organik terhadap sifat biologi tanah
berkaitan dengan fungsi C-organik sebagai sumber makan (energi) bagi organisme yang ada di
dalam tanah. Berdasarkan penjelasan diatas, tanah pada lahan percobaan tersebut sangat subur
dan cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi dan selada.
Produksi Sawi dan Selada
Parameter produksi yang dikaji dalam percobaan ini yaitu (1) kuantitas produksi (berat
berangkasan basah dan jumlah daun), dan (2) kualitas produksi (kadar air daun terluar, daya
simpan dan luas daun maksimum).
Kuantitas Produksi
Pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap kuantitas produksi (berat
berangkasan basah) dan jumlah daun. Data hasil analisis sidik ragamsecara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 1 sampai dengan 10, sedangkan rerata berat berangkasan basah dan jumlah daun
tanaman sawi dan selada disajikan pada Tabel dan 3.
Tabel 3. Rerata Berat Basah (Produksi) Sawi dan Selada
No. Pemberian PSCSawi Selada
kg/2m2 ton/ha kg/2m2 ton/ha
1 Tidak diberi PSC (kontrol) 1.6 8 0.68 3.4
2Diberi PSC 1 kali, dosis 4 L/ha padaumur tanaman 3 MST
1.61 8.5 0.73 3.65
3Diberi PSC 2 kali, dosis 8 L/ha padaumur tanaman 2 dan 4 MST
1.71 8.55 0.84 4.05
4Diberi PSC 3 kali, dosis 12 L/hapada umur tanaman 1, 2 dan 4 MST
2.11 10.55 0.86 4.15
Pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap berat basah sawi dan selada.
Sawi dan selada merupakan tanaman sayuran daun. Daun merupakan bagian utama yang
dikonsumsi, maka berat basah merupakan produksi terpenting dari tanaman tersebut. Pemupukan
lewat daun merupakan cara yang paling efektif dan ekonomis untuk memperbaiki nutrisi
tanaman dan telah menjadi prosedur yang ditetapkan dalam produksi tanaman untuk
meningkatkan kualitas produk tanaman. Kecepatan penyerapan unsur hara dipengaruhi oleh
status hara dalam tanah, bila kadar hara dalam tanah rendah maka penyerapan unsur hara melalui
daun relatif cepat, begitu juga sebaliknya (Rosmarkam dan Yuwana, 2002). Berdasarkan hasil
analisis beberapa sifat tanah pada Tabel 2, tanah pada lahan percobaan tersebut sangat subur
sehingga tanaman sudah cukup memperoleh unsur hara dari tanah.
Faktor lain yang juga menentukan keefektifan penyerapan hara yang diberikan melaui
daun adalah cuaca. Setelah penyemprotan, daun jangan sampai terkena air hujan, karena akan
mengurang keefektifan penyerapan pupuk (Novizan, 2002).
Tabel 4. Rerata Jumlah Daun Sawi dan Selada Per Tanaman
No. Pemberian PSC Sawi Selada
1 Tidak diberi PSC (kontrol)11 13
2Diberi PSC 1 kali, dosis 4 L/ha pada umurtanaman 3 MST 11 13
3Diberi PSC 2 kali, dosis 8 L/ha pada umurtanaman 2 dan 4 MST 11 13
4Diberi PSC 3 kali, dosis 12 L/ha padaumur tanaman 1, 2 dan 4 MST 11 13
Pemberian pupuk silikat cair juga tidak berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman sawi
dan selada. Penelitian lain oleh Azhari (2015), pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh
terhadap jumlah daun pada tanaman blewah. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian Puspita
(2018), pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap komponen pertumbuhan
(jumlah daun) pada beberapa varietas tanaman jagung yang kemungkinan disebabkan oleh
adanya perbedaan sifat genetik dari varietas yang digunakan. Selain itu, kemungkinan bahwa
unsur hara yang mempengaruhi komponen pertumbuhan (jumlah daun) sudah terpenuhi dengan
pemberian pupuk dasar (pupuk kandang dan NPK) sehingga pemberian pupuk silikat cair tidak
berpengaruh terhadap jumlah daun.
Jumlah daun tanaman sawi pada umumnya berkisar antara 11 hingga 14 helai (Dedi,
2013), sedangkan selada memiliki jumlah daun berkisar antara 11 hingga 13 helai
(Indrawardana, 2015). Pernyataan tersebut sesuai dengan rata-rata jumlah helai daun yang ada
pada Tabel 4 yaitu 11 helai daun untuk tanaman sawi dan 13 helai daun untuk tanaman selada.
Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan
yang berpengaruh adalah tanah, air, cahaya dan unsur hara (Sitompul dan Guritno, 1995).
Kualitas Produksi
Pemberian pupuk silikat cairtidak berpengaruh terhadapkualitasproduksi (kadar air, daya
simpan dan luas daun maksimum) tanaman sawi dan selada. Data hasil analisis sidik ragam
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai dengan 10, sedangkan rerata kadar air dan
luas daun maksimum disajikan pada Tabel 5 dan 6.
Table 5. Rerata Kadar Air Daun Terluar Tanaman Sawi dan Selada
No. Pemberian PSCSawi(%)
Selada(%)
1 Tidak diberi PSC (kontrol) 93.41 92.85
2Diberi PSC 1 kali, dosis 4 L/ha pada umurtanaman 3 MST
94.65 92.93
3Diberi PSC 2 kali, dosis 8 L/ha pada umurtanaman 2 dan 4 MST
94.97 93.61
4Diberi PSC 3 kali, dosis 12 L/ha padaumur tanaman 1, 2 dan 4 MST
95.1 93.96
Berdasarkan Tabel 5, pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap kadar air tanaman
sawi dan selada. Kadar air merupakan salah satu karakterisitik yang sangat penting dari bahan
pangan, karena kadar air dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, dan cita rasa pada bahan
pangan. Kadar air pada bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
(Winarno, 1997). Tanaman sayur dengan kadar air yang tinggi kondisinya akan lebih segar
(Winarno, 2002).
Gambar 1. Penampilan Tanaman Sawi Setelah Tiga Hari Penyimpan
Gambar 2. Penampilan Tanaman Selada Setelah 5 Hari Penyimpanan
Pemberian pupuk silikat cair juga tidak berpengaruh terhadap daya simpan sawi dan
selada. Pada umumnya tanaman daun seperti sawi memiliki tingkat kesegaran yang tidak
bertahan lama jika tidak disimpan pada suatu tempat dengan suhu yang rendah (lemari
pendingin). Pada Gambar 1 menunjukan sawi kehilangan kesegaran pada hari ketiga setelah
panen yang disimpan dengan suhu ruangan (23 – 25 0C), sedangkan pada Gambar 2 menunjukan
selada kehilangan kesegaran pada hari ke 4 setelah panen (sehari lebih lama dari pada sawi).
Menurut Sembiring (2009), susut bobot yang semakin meningkat selama penyimpanan
menunjukan semakin meningkatnya proses respirasi dan transpirasi yang mengakibatkan
kehilangan substrat dan air, sehingga terjadi kehilangan susut bobot (kesegaran).
Table 6. Rerata Luas Daun Tanaman Sawi dan Selada Pertanaman
No. Pemberian PSCSawi Selada(cm2) (cm2)
1 Tidak diberi PSC (kontrol) 133.62 253.99
2Diberi PSC 1 kali, dosis 4 L/ha pada umurtanaman 3 MST
151.86 255.11
3Diberi PSC 2 kali, dosis 8 L/ha pada umurtanaman 2 dan 4 MST
191.03 271.25
4Diberi PSC 3 kali, dosis 12 L/ha padaumur tanaman 1, 2 dan 4 MST
237.13 284.07
Pemberian pupuk silikat cair juga tidak berpengaruh terhadap luas daun pada tanaman
sawi dan selada. Marsono dan Sigit (2002) menyatakan beberapa unsur hara yang berperan
dalam menunjang pembentukan daun Mg, Fe dan Cu, yang berfungsi sebagai pendorong
pembentukan klorofil dan sebagai komponen yang tinggi akan mampu menunjang tingginya luas
daun tanaman sawi dan selada. Besarnya luas daun sangat mempengaruhi tingginya penyerapan
cahaya matahari oleh tanaman, sehingga mampu meningkatkan aktivitas laju fotosintesis, dengan
peningkatan tersebut maka produksi tanaman juga akan meningkat.
Secara fisiologis semakin lama umur tanaman, semakin besar indeks luas daun tanaman
karena terjadi pertumbuhan. Indeks luas daun yang besar pada suatu lahan yang luas juga belum
tentu menunjukan bahwa setiap individu mampu menyerap energi matahari secara efektif. Hal itu
terjadi karena antara daun yang satu dengan yang lainnya dapat saling menaungi, sehingga tidak
dapat mendapatkan sinar matahari penuh (Junita, et al, 2002).
Bobot Akar
Pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap bobot akar basah. Data hasil
analisis sidik ragam secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai dengan 10, sedangkan
rerata bobot akar basah tanaman sawi dan selada disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rerata Bobot Akar Basah Sawi dan Selada Pertanaman
No. Pemberian PSCSawi Selada
(g) (g)
1 Tidak diberi PSC (kontrol) 62.75 20.75
2Diberi PSC 1 kali, dosis 4 L/ha pada umurtanaman 3 MST
62.98 20.72
3Diberi PSC 2 kali, dosis 8 L/ha pada umurtanaman 2 dan 4 MST
65.59 24.72
4Diberi PSC 3 kali, dosis 12 L/ha padaumur tanaman 1, 2 dan 4 MST
68.51 25.13
Akar tanaman dapat berfungsi sebagai organ yang menyerap hara dan air, walaupun
tanaman dapat memperoleh air dan hara dari daun. Tetapi dibandingkan dengan jumlah yang
diperoleh dari penyerapan akar, penyerapan hara dan air dari daun dapat diabaikan (Kramer,
1979). Hal itu berarti bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, tanaman harus
mempunyai akar dan sistem perakaran yang menyebar cukup luas. Berdasarkan Tabel 7, dapat
dilihat bahwa perkembangan akar antar perlakuan tidak menunjukan perbedaan. Artinya tiap
perlakuan mempunyai kemapuan yang sama dalam menyerap hara dan air dari dalam tanah.
Tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih baik dari
pada tanaman yang tumbuh ditempat kering. Rendahnya kadar air akan menurunkan
perkembangan dan perpanjangan akar, dengan demikian kemampuan media tanam dalam
menahan air dalam pori-porinya mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pertumbuhan
akar.
Kadar Silikat
Pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap kadar silikat didalam jaringan
tanaman sawi dan selada. Data hasil analisis sidik ragam secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 1 sampai dengan 10, sedangkan rerata kadar silikat disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rerata Kadar Silikat (Si) Jaringan Tanaman Sawi dan Selada
No. Pemberian PSCKadar
Si SawiKadar SiSelada
(ppm) (ppm)
1 Tidak diberi PSC (kontrol) 7.66 1.44
2Diberi PSC 1 kali, dosis 4 L/ha pada umurtanaman 3 MST
7.57 2.1
3Diberi PSC 2 kali, dosis 8 L/ha pada umurtanaman 2 dan 4 MST
7.88 1.62
4Diberi PSC 3 kali, dosis 12 L/ha padaumur tanaman 1, 2 dan 4 MST
7.7 1.88
Pemberian pupuk silikat cairtidak mempengaruhi kadar Si di dalam jaringan tanaman
sawi dan selada. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh hujan yang turun pada saat setelah
pemupukan, sehingga pemberian pupuksilikat cair menjadi tidak efektif untuk tanaman, hanya
sedikit yang diserap oleh tanaman dikarenakan pupuk silikat cair yang diberikan terbawa oleh air
hujan. Selain itu tanah yang digunakan di lahan percobaan tersebut sangat subur, jadi unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sudah terpenuhi dan diserap dari dalam tanah.
Kadar Silikat didalam jaringan tanaman tidak mempengaruhi berat basah (produksi)
tanaman sawi dan selada. Hal ini berdasarkan nilai korelasi yaitu -0.40 (Sawi) dan 0.31 (selada)
yang memiliki koefisien korelasi 0 yang berarti dianggap tidak terdapat hubungan antara dua
variable atau lebih yang diuji sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan sama sekali. Dalam
hal ini seharusnya Si mampu meningkatkan berat berangkasan basah, diduga karena adanya
peran silikat yang mampu meningkatkan efesiensi proses fotosintesis (Balai Penelitian Tanah,
2011).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pemberian pupuk silikat cair tidak berpengaruh terhadap kuantitas produksi
(bobot berangkasan basah dan jumlah daun), kualitas produksi (kadar air, daya simpan dan luas
daun maksimum), bobot akar dan kadar silikat jaringan tanaman sawi dan selada.Hal ini
disebabkan oleh (1) Pupuk silikat cair yang diberikan tercuci oleh air hujan, dan (2) unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman sudah terpenuhi dilahan tempat penelitian.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis ingin memberikan saran kepada peneliti selanjutnya
yang ingin mengkaji tentang pengaruh pupuk silikat cair (Orrin) terhadap tanaman yaitu untuk
lebih memperhatikan iklim dan kesuburan tanah sebelum melakukan penanaman agar pemberian
pupuk melalui daun dapat dimanfaatkan tanaman.
UCAPAN TERIMKASIH
Penulis sangat berterimkasih khususnya kepada Bapak Ir. Joko Priyono, M.Sc., Ph.D
selaku dosen pembimbing utama dan Ir. Ni Wayan Dwiani Dulur, MP. Selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah member motivasi, mendidik, dan memberikan bimbingan
dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir skripsi ini. Demikian juga kepada Bapak Ir.
Wayan Wangiyana, M.Sc. (Hons), Ph.D. selaku dosen penguji atas segenap masukan, kritik, dan
saran yang berharga sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih sempurna, penulis
menyampaikan banyak terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, A. 2015.Aplikasi Pupuk Silikat Plus (PSC) Untuk Meningkatkan Kualitas BuahBlewah(Cucumis Melo Var Cuntalupensis). (Skripsi). Fakultas Pertanian UniversitasMataram. Mataram.Hal 51.
Balai Penelitian Tanah. 2011. Sumber Hara Silikat Untuk Pertanian. Warta Penelitian danPengembangan Pertanian.Vol 33 No 33. Bogor
Dasanti, W. 2010.Kandungan Sayur-sayuran dan Buah-buahan. Aneka Ilmu. Semarang.
Erawan, D. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) pada BerbagaiDosis Pupuk Urea. Jurnal Agroteknos. Vol 33 No.1 Hal 19.
Djoseputro, D. 1994. Pengetahuan Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Geonadi, D. H. 2004. Teknologi Pemupukan Kombinasi “Kimia Organik dan Hayati”Harian Kompas. Hal 8.
Girsang, W. 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida. http://usitani.wordpress. com [ 7Oktober 2017 ].
Hariani. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Silikat Cair Terhadap Pertumbuhan dan HasilBawang Merah. (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Hal 20.
Haq, N. 2009.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan NPK 16:16:16 terhadap Pertumbuhandan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). Fakultas Pertanian, Universitas islamRiau Pekan Baru.
Junita, F., S. Muhartini dan D. Kastono. 2002. Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan TakaranPupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pakchoi. Jurnal Ilmu Pertanian 2002,IX (1).
Kramer, P.J. 1979. Plant and water relationship.McGraw-Hill Publishing. New Delhi.
Makaruku, H. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman selada (Lactucasativa L.)terhadap Pemberian Pupuk Organik (Jurnal). Fakultas Pertanian Universitas Patimura.241 halaman.
Marsono., dan P. Sigit. 2002. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Maspary. 2010. Zat Pegatur Tumbuh. http://gerbangpertanian.com/2010/04/zat-pengatur-tumbuh-tanaman.html [5 Agustus 2018]
Mulyati., dan Lolita, E. 2006. Pupuk dan Pemupukan.UPT Mataram University Press.Mataram.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Puspita, G. 2018. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pupuk Silikat Cair Terhadap Pertumbuhandan Hasil beberapa Varietas Tanaman Jagung.(Skripsi). Fakultas Pertanian UniversitasMataram. Hal 20.
Priyono, J., dan R, Sutriono. 2010. Pengaruh Biopesicidal Fertilizer dari Batuan Silika Basalticdan Tanaman Sebagai Sarana Produksi Ramah Lingkungan. Laporan Akhir. FakultasPertanian Universitas Mataram.
Priyono, J. 2010. Leafleat Pupuk Silikat Cair Orrin. PT JIA AGRO INDONESIA
Priyono, J. 2014. Pupuk Si Plus (Label). Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan KeringTropika (P3LKT). Universitas Mataram . Mataram
Priyono, J. 2014. The Effect Of High Energy Miling of The Performance of Silicate RockFertilizer. Ph. D. Thesis. The University of Wertern Australia. dalam Gilm In. G. P.,1980. The Effect of Chrushed Basalt Scoria On The Cation Exchange Properties of AHighly Weathred Soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 44 : 465-468.
Priyono, J. 2005. Penggunaan Batuan Silikat Sebagai Pupuk Ramah Lingkungan.MakalahSeminar Pemberdayaan Petani Miskin di Lahan Kering melalui Tekologi Tepat Guna.Laporan Akhir. Fakultas Pertanian Uniersitas Mataram
Putri, U. 2016. Kiat Sukses Usaha Budidaya Sawi. Lomenta Publishing. Yogyakarta.
Ramdhani, Z. 2010. Uji Aplikasi Paket Teknologi Pemupukan pada Kacang Tanah (ArachisHypogeal L.) di Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong (Skripsi). Fakultas PertanianUniversitas Mataram. Hal : 8.
Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwana. 2002 .Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Rubatzky, VE., dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Institut Teknologi Bandung.Bandung.
Sitompul, S., dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajah Mada UniversityPress.Yogyakarta.
vanStrateen. 2002. Rocks for Crops: Agromineral of Sub-Saharan Afrika. ICRAF.Nairobi.Kenya.
Sugeng. 1983. Budidaya Tanaman Sayur-sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Supriati, Y., dan E. Herliana 2014. 15 Sayuran Organik dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suseno, D. 1991. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta
Wahyudi, J. 2005. Selada, Solusi Tepat untuk Sehat.http://www.indonesia .com.intisari/flona-11.html [ 5 Agustus 2018 ]
Wardhana, I. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.)pada Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kambing dan Interval Waktu Aplikasi PupukCair Super Bionik. Jurnal Aritop Ilmu Pertanian. Hal 10.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yukamko, E dan N. W. Yuwono. 2007. Peran Silicon Sebagai Unsur Bermanfaat padaTanaman Tebu (Jurnal). Jurusan Ilmu Tanah. Fp Ugm. 8 Halaman.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta