Upload
hathu
View
227
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI
(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
HARMIN A. 120908010
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI
(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)
Disusun oleh:
HARMIN A. 120908010
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Sugiyanto
NIP.19491108 1976091001 …………….. ………… Pembimbing II Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO
NIP. 19480531 1976031001 …………….. …………
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 19390715 1962031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI
(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)
Disusun oleh:
HARMIN A. 120908010
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Sekretaris Anggota Penguji
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd 1. Prof. Dr. Sugiyanto 2. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO
……………... ……………... ……………... ……………...
……….. ……….. ……….. ………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Direktur Program Pascasarjana
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 19390715 1962031001 Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP. 19570820 1985031004
……………... ……………...
……….. ………..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Harmin
NIM : A. 120908010
Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing
Bolavoli (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan
Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)” adalah
benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukkan pada daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Mei 2010
Pembuat Pernyataan,
Harmin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO
“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang
disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia)
benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa
pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-
orang yang melampaui batas”.
(Q.S. Al An’aam: 119)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada:
v Bapak dan Ibu saya (Niti Diryo dan Wiji Niti Diryo) yang telah mendidik
dengan penuh kesederhanaan, kasih sayang dengan toleransi dan kesabaran
atas semua do’a serta pengorbanan tiada batasnya yang senantiasa beliau
berikan kepada penulis.
v Bapak dan ibu mertua saya (Yoto Wirejo) atas segala pengertian, bimbingan
dan arahannya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
v Istri (Suparti) yang selalu memberikan dukungan dengan tulus dan penuh
kesabaran dalam menunggu proses studi ini dan selalu memberikan semangat
dengan penuh kesetiaan.
v Anak-anak (Danang, Fitrianingrum dan Aji Tri Nugroho) yang selalu
memberikan kehangatan, motivasi dengan segala canda tawanya, membuat
hidupku lebih indah.
v Kakak-kakak atas semua toleransi, keikhlasan serta bantuan yang tiada
batasnya.
v Saudara-saudara mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan
Universitas Sebelas Maret yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka
selama kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan karunia Allah Yang Maha Kuasa.
Karena berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang
berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap
Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli (Studi Eksperimen Pendekatan
Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII
SMP Negeri 5 Boyolali)”.
Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada pembimbing yaitu Yang
Terhormat Prof. Dr. Sugiyanto dan Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO yang telah
berkenan memberikan motivasi, arahan, bimbingan, ilmu, masukan dan koreksi
hingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh bapak dan ibu dosen Program
Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp.KJ. (K), selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.
3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan, serta
bimbingan dalam penyusunan tesis.
4. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai dosen
pembimbing II yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam
penyusunan tesis.
5. Prof. Dr. Sugiyanto, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan,
serta bimbingan dalam penyusunan tesis.
6. Kepala SMP Negeri 5 Boyolali beserta jajarannya yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini dan tidak dapat
penulis paparkan satu persatu.
Perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan diberikan
balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha Kuasa serta menjadi amal dan
kemuliaan bagi kita semua. Amin
Surakarta, Mei 2010
Harmin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
ABSTRAK ............................................................................................................ xvii
ABSTRACT ............................................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ....................................................... 11
A. Kajian Teori .............................................................................................. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
1. Permainan Bolavoli ............................................................................. 11
a. Teknik Dasar Servis Atas .............................................................. 13
b. Strategi Pelaksanaan Servis .......................................................... 16
c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli ................................. 18
d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah ............................................. 20
e. Teknik Dasar Passing ................................................................... 26
f. Smash/Spike .................................................................................. 30
g. Mengumpan (Set-up) ..................................................................... 31
h. Membendung (Blocking) ............................................................... 31
2. Pendekatan Pembelajaran ................................................................... 32
a. Massed Practice ............................................................................ 39
b. Distrbuted Practice ....................................................................... 47
c. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli
dengan Menggunakan Massed Practice ....................................... 53
d. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli
Menggunakan Distributed Practice .............................................. 58
3. Kemampuan Gerak ............................................................................. 63
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 66
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 68
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................................. 70
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 71
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 71
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 71
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 72
D. Definisi Operasional ................................................................................. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 75
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 76
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 77
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 82
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 82
B. Reliabilitas ................................................................................................ 86
C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians ................................................... 87
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 87
2. Uji Homogenitas ................................................................................. 89
D. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 89
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 93
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 99
A. Simpulan ................................................................................................... 99
B. Implikasi .................................................................................................... 100
C. Saran .......................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kebaikan dan Kelemahan Massed Practice ................................................. 46
2. Kebaikan dan Kelemahan Distributed Practice ........................................... 52
3. Perbedaan Antara Metode Massed Practice dan Distributed Practice ........ 53
4. Kerangka Desain Penelitian ......................................................................... 72
5. Ringkasan Anava Dua Faktor ...................................................................... 80
6. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli Tiap
Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan
Tingkat Kemampuan Gerak ......................................................................... 82
7. Nilai Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Masing-Masing Sel
(Kelompok Perlakuan) ................................................................................ 84
8. Range Kategori Reliabilitas ........................................................................ 86
9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................ 87
10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ...................................................... 88
11. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ................................................... 89
12. Ringkasan Nilai Rata-Rata Keterampilan Passing Bolavoli
Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat
Kemampuan Gerak ..................................................................................... 90
13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan
Pembelajaran (A1 dan A2) ........................................................................... 90
14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak
(B1 dan B2) .................................................................................................. 90
15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ............................................ 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
16. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians ... 91
17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B
Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli .............................. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gerakan Servis Atas ........................................................................................ 16
2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah ................................................................. 21
3. Sikap Tangan dan Posisi Badan Saat Pass Bawah .......................................... 27
4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas ..................................... 29
5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang .................................... 39
6. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan
Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan
Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak .............................................. 83
7. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli
Pada Tiap Kelompok Perlakuan ...................................................................... 85
8. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Passing
Bolavoli ........................................................................................................... 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 105
2. Program Latihan Pass Bawah, Pass Atas Dalam Keterampilan Passing
Bolavoli Menggunakan Massed Practice .................................................. 107
3. Program Latihan Pass Bawah, Pass Atas Dalam Keterampilan Passing
Bolavoli Menggunakan Distributed Practice ............................................ 109
4. Perbedaan Bentuk Perlakuan Latihan Inti Antara Massed Practice dan
Distributed Practice ................................................................................... 111
5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Gerak .......................................... 113
6. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Passing Bolavoli ....................... 115
7. Rekapitulasi Data Hasil Tes Standing Broad Jump ................................... 117
8. Rekapitulasi Data Hasil Tes Zig-Zag ......................................................... 119
9. Rekapitulasi Data Hasil Tes Shotput Bola Softball .................................... 121
10. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Kemampuan Gerak .................................. 123
11. Rekapitulasi Hasil Tes Awal Keterampilan Pass Atas Bolavoli ................ 125
12. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Keterampilan Pass Atas Bolavoli ............... 126
13. Rekapitulasi Hasil Tes Awal Keterampilan Pass Bawah Bolavoli ............ 127
14. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Keterampilan Pass Bawah Bolavoli ........... 128
15. Rekapitulasi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli .................... 129
16. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Awal Keterampilan Passing Bolavoli ..... 130
17. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli .... 131
18. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Beserta Klasifikasinya .................. 132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
19. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan
Passing Bolavoli Klasifikasi Kemampuan Gerak Beserta Pembagian
Sampel Ke Sel-Sel ..................................................................................... 134
20. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing
Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Massed Practice) ................................. 135
21. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing
Bolavoli Kelompok 2 (Kelompok Distributed Practice) ........................... 136
22. Uji Reliabilitas Dengan Anava .................................................................. 137
23. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis
Varians ....................................................................................................... 161
24. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors ......................................... 163
25. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlett ....................................................... 167
26. Analisis Varians ......................................................................................... 168
27. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls ..................................................... 169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
ABSTRAK
HARMIN. A. 120908010. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Passing Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan passing bolavoli, (2) perbedaan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali yang berjumlah 60 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Pengaruh pendekatan pembelajaran massed practice lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran distributed practice. (2) ada perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. (3) terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran massed practice. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran distributed practice.
Kata Kunci: Massed Practice, Distributed Practice, Kemampuan Gerak, Bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
ABSTRACT
HARMIN. A. 120908010. The Effect of Training Learning Approach and Motor Ability On Increased The Passing Volley Ball. Thesis. Surakarta. Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University, May 2010. This research aims to find out: (1) the difference effect of learning approach massed practice and distributed practice on increased the passing volley ball, (2) the difference of increased the passing volley ball skill between students with high and low motor ability, (3) the interaction effect between learning approach with motor ability on increased the passing volley ball. This research employed an experimental method with 2 x 2 factorial design. The population of the research in the study were the students 8th of Junior High School 5 Boyolali, as many as 60 students. The sampling technique was purposive random sampling. ANOVA was used to analyzing data, the data analysis prerequisite test was done using the sample normality test (Lilliefors test with α = 0.05%) and variance homogeneity test (Bartlett test with α = 0.05%). Based on the result of the analysis, conclusions are drawn as follows: (1) There is a significant difference learning approach massed practice and distributed practice on increased the passing volley ball. The effect of learning approach massed practice is better than that learning approach distributed practice, (2) there is a significant difference of increased the passing volley ball between the students with high and low motor ability. The effect of increased the passing volley ball between the students with high motor ability is better then the one with low motor ability, (3) there is a significant effect of interaction between learning approach with motor ability on increased the passing volley ball. The students with high motor ability has according if it is learning approach massed practice. While the students with low motor ability has according if it is learning approach distributed practice. Keywords: Massed Practice, Distributed Practice, Motor Ability, Volley Ball.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan
nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), pembiasaan pola hidup sehat
untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan
pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat
kaitannya dengan kesan pribadi menyenangkan serta berbagai ungkapan yang
kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan
memiliki pengetahuan terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, strategi permainan dan
olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta
pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas jasmani, direncanakan secara sistematik bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan wajib diajarkan di
sekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki peran yang sangat
strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, tidak hanya berdampak positif
pada fisik mental, intelektual, emosional maupun sosial seorang siswa.
Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani, banyak faktor pendukung yang
diperlukan antara lain; faktor guru sebagai penyampai informasi, siswa sebagai
penerima informasi, sarana prasarana, dan juga pendekatan pembelajarannya.
Pendekatan pembelajaran yang dipilih harus cocok digunakan dalam proses
pembelajaran teori atau praktek keterampilan, semata-mata untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan
efektif bila perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setidak-tidaknya mencapai
tingkat optimal. Sikap dan perilaku sehat pada siswa dapat terbentuk dengan
meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam segala bentuk aktifitas olahraga
termasuk olahraga permainan bolavoli.
Peningkatan keterampilan passing bolavoli secara optimal, dibutuhkan
bentuk latihan yang sesuai dengan kondisi para pemain. Pendekatan yang tepat
untuk memberikan latihan, dimulai dengan latihan tentang skill-skill dasar agar
tercapai performance skill dasar yang benar. Pemain yang baik adalah pemain
yang memiliki skill dasar yang baik. Kelemahan yang paling menonjol dalam
keterampilan bermain bolavoli adalah servis, pass bawah, pass atas, smas, blok
dan pertahanan. Dari setiap pertandingan masih banyak yang melakukan
kesalahan dalam servis, pass bawah, pass atas, smas, blok dan pertahanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sehingga akan mudah di kalahkan oleh lawan. Dengan adanya kelemahan
tersebut, pemain SMP Negeri 5 Boyolali berusaha berbenah diri dalam
penguasaan teknik-teknik dasar dalam passing bolavoli dengan baik dan benar.
Selama ini metode latihan yang digunakan masih belum maksimal untuk
meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan teknik keterampilan
bermain bolavoli, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan dengan tanpa
tujuan. Inovasi dan kreasi dari pelatih bolavoli sangat diperlukan terutama dalam
menentukan dan memilih metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik
dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan metode juga harus
mempertimbangkan waktu ketersediaan fasilitas dan alat yang dibutuhkan.
Kebutuhan akan metode yang efisien dalam latihan keterampilan bermain bolavoli
dilandasi oleh beberapa alasan yaitu pertama, efisiensi akan menghemat waktu,
energi, atau biaya; kedua, metode efisien akan memungkinkan para pemain untuk
menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi (Rusli, 1988:26).
Permainan bolavoli merupakan permainan yang sudah populer di Indonesia,
sudah dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan sudah dimasukkan dalam
kurikulum pendidikan nasional sebagai materi pelajaran wajib untuk siswa, mulai
kelas IV SD sampai tingkat SMU. Namun demikian tuntutan kemampuan yang
diharapkan dari cabang olahraga bolavoli ini untuk tingkat SMP/MTsN sampai
sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Hasil pengamatan dibeberapa sekolah
menengah tingkat pertama bahwa salah satu masalah utama dalam pembelajaran
olahraga permainan bolavoli ini tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan
teknik dasar servis, passing adalah belum efektif. Tentu dengan kondisi ini akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
berimplikasi terhadap menurunnya kualitas hasil pelaksanaan proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Ada beberapa faktor penyebab kurang berhasilnya proses
pembelajaran permainan bolavoli yaitu terbatasnya sumber-sumber yang
digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani dan
terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani.
Kenyataan yang terjadi saat ini pelatih dihadapkan dengan keterbatasan
waktu serta tidak memadainya alat-alat yang tidak sesuai dengan jumlah pemain
yang akan dilatih sementara banyak materi yang akan dilatih kepada pemain.
Permasalahan ini tentunya salah satu disebabkan keterbatasan kemampuan dan
kualitas pelatih bolavoli dalam mengelola dan memodifikasi pendekatan latihan.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pendekatan penyajian materi
pembelajaran yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya
tujuan pengajaran dalam suatu proses membuat orang belajar. Dalam
pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa macam pendekatan pembelajaran
yang seharusnya digunakan. Pendekatan pembelajaran terdiri dari dua kelompok,
yaitu pendekatan pembelajaran langsung dan pendekatan pembelajaran tidak
langsung. Pendekatan pembelajaran langsung dimana peran guru lebih banyak
(teacher centered) sedangkan pendekatan pembelajaran tidak langsung, peran atau
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih besar.
Teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli disebutkan Beutelstahl
(2003:9), ada 6 (enam) yaitu : (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas;
(5) blok; (6) pertahanan. Druwachter (1990:82) mengemukakan bahwa “tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik
dasar yang terdiri dari service dan passing”.
Melihat perkembangan olahraga bolavoli tersebut dan pentingnya peranan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam meningkatkan keterampilan teknik
dasar dalam permainan bolavoli, maka perlu untuk menentukan pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan
keterampilan teknik dasar servis bawah dan passing dalam permainan bolavoli.
Pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
permainan bolavoli antara lain dengan pendekatan pembelajaran massed practice
dan distributed practice.
Metode latihan Schmidt (1988:346) mengemukakan bahwa “latihan dengan
metode massed practice dan metode distributed practice yang sering disebut
dengan latihan terus menerus dan metode latihan yang diselingi waktu istirahat.
Dalam perkembangannya metode latihan tersebut sering diterapkan ke cabang
olahraga tertentu. Dalam cabang bolavoli, untuk meningkatkan keterampilan
passing bolavoli bisa menggunakan metode latihan yang telah dimodifikasi demi
pengembangan keterampilan passing bolavoli.
Massed practice merupakan sesi latihan di mana jumlah waktu latihan
dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat di antara
percobaan, yang akhirnya mengarah pada kelelahan dalam berbagai tugas,
sedangkan distributed practice adalah disela-sela latihan yang dilakukan terdapat
istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
mengarah ke suatu urutan yang lebih santai. Kedua metode latihan tersebut akan
diterapkan dalam keterampilan passing bolavoli.
Agar metode latihan yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik,
terlebih dahulu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan passing
bolavoli. Untuk dapat melakukan keterampilan passing bolavoli dengan baik dan
benar, maka diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti kecepatan, kelenturan,
keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, koordinasi dan daya ledak otot
yang baik.
Keberhasilan dalam keterampilan bermain bolavoli adalah faktor pemain.
Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda
(Sugiyanto, 1997:353). Senada dengan hal tersebut Rusli (1988:332) mengatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses latihan keterampilan bermain
bolavoli adalah: (1) kondisi internal; dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal
mencakup faktor-faktor yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang
membedakan pemain satu dengan pemain yang lainnya. Salah satu faktor kondisi
internal adalah kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan
kemampuan gerak yang mempengaruhi penampilan pemain baik dalam latihan
gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam pertandingan. Dengan demikian
dapat dikatakan kemampuan gerak yang baik adalah suatu persyaratan dalam
usaha pencapaian prestasi maksimal bagi pemain dalam latihan keterampilan
passing bolavoli.
Kemampuan gerak (motor ability) salah satu kondisi internal yang
membedakan setiap individu dalam mengembangkan suatu keterampilan gerak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan
keterampilan gerak. Perbedaan kemampuan gerak memiliki implikasi terhadap
proses pembelajaran. Kecepatan dan penguasaan keterampilan olahraga
dipengaruhi kemampuan gerak. Tinggi rendahnya kemampuan gerak yang
dimiliki siswa menentukan hasil pembelajaran gerak olahraga pada umumnya,
belajar keterampilan teknik dasar bolavoli khususnya.
Perbedaan siswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi bahan
pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter masing-masing siswa,
pemberian perlakuan yang berbeda dalam proses belajar agar siswa mencapai
hasil yang optimal. Menurunnya kemampuan gerak yang dimiliki siswa harusnya
perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih giat untuk
berolahraga, bukan metode yang membosankan, sehingga bila siswa sudah giat
untuk berolahraga otomatis aktifitas akan meningkat yang pada akhirnya
kemampuan geraknya meningkat dan memudahkan dalam belajar teknik dasar
bermain bolavoli.
Pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak akan memberikan
pengaruh di dalam peningkatan keterampilan passing bolavoli siswa. Dengan
demikian perlu penelitian yang mendalam melalui kajian ilmiah tentang pengaruh
pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dalam meningkatkan
keterampilan passing bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Boyolali. Dalam hal tersebut, penelitian ini akan memberikan dua pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pembelajaran (massed practice dan distributed practice) yang dihubungkan
dengan kemampuan gerak (tinggi dan rendah).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan total
yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental,
emosi dan sosial melalui media aktivitas fisik.
2. Faktor pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru sangat
mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.
3. Pendekatan pembelajaran dengan massed practice dan distributed practice
akan menghasilkan peningkatan keterampilan yang berbeda.
4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa mempunyai peranan yang sangat
penting dalam belajar keterampilan passing bolavoli.
5. Pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak mempunyai hubungan dalam
mempermudah belajar keterampilan passing bolavoli.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam
penelitian ini yang akan dikaji adalah:
1. Pengaruh pendekatan pembelajaran dengan massed practice dan distributed
practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Pengaruh kemampuan gerak siswa terhadap peningkatan keterampilan passing
bolavoli.
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak
terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice
dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli ?
2. Adakah perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa
yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah ?
3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan
gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan
distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
2. Perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak
terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
F. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru atau pelatih, sebagai:
1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan keolahragaan
bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran (massed practice dan
distributed practice), kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan
passing bolavoli.
2. Dapat meningkatkan keterampilan passing bolavoli bagi siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 5 Boyolali.
3. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada
para guru pendidikan jasmani, mengenai pentingnya penerapan pendekatan
pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan keterampilan passing
bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Permainan Bolavoli
Teknik adalah proses melahirkan kegiatan jasmani yang ditampilkan
dalam bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien.
Beutelstahl (2003:9), menyatakan bahwa, “Teknik adalah prosedur yang telah
dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan mencari penyelesaian suatu
problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan
berguna”. Teknik dalam permainan bolavoli adalah proses kegiatan jasmani
yang ditampilkan dalam bentuk gerakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan gerakan yang diinginkan sesuai peraturan yang berlaku.
Teknik dasar dalam permainan bolavoli yang perlu dikuasai setiap pemain ada
bermacam-macam. Beutelstahl (2003:9), menyatakan bahwa, “Ada enam
macam cara bersentuhan dengan bola dalam permainan bolavoli, sehingga
timbul juga enam jenis teknik dasar, yaitu: service, pass bawah, pass atas,
smash, block dan pertahanan”.
Sehubungan orang coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII yang masih dalam tingkatan dasar lanjutan yang menuju pada
tingkatan trampil, maka teknik dasar bermain bolavoli yang dipakai sebagai
dasar untuk menaksir keterampilan siswa meliputi pass bawah serta pass atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Rusli (1988:96) menjelaskan keterampilan adalah kemampuan untuk
menggunakan satu atau beberapa teknik secara tepat, baik dari segi waktu
maupun situasi. Schmidt (1991:5) memberikan batasan keterampilan sebagai
kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang
minimum.
Permainan bolavoli merupakan permainan dengan memukul bola secara
serentak atau langsung, artinya bola di voli sebelum jatuh ke tanah atau lantai,
dengan memainkan atau memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan
tidak dibenarkan setiap pemain memainkan bola di udara sebanyak dua kali
berturut-turut. Permainan ini dimainkan dua regu, masing-masing regu terdiri
atas enam pemain. Dimana setiap pemain berusaha untuk memvoli setiap bola
yang datang, baik dengan jari-jari tengah maupun dengan satu tangan atau
kedua belah tangan, dengan tujuan menyelamatkan bola di lapangan sendiri
dan menyerang ke lapangan lawan.
Teknik dasar merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam
keterampilan bermain bolavoli, dengan teknik yang baik dan benar akan
berdampak pada produktifitas dan efektifitas dalam permainan bolavoli.
Dalam bahasa sederhananya untuk dapat bermain bolavoli dengan baik dan
benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan bolavoli
dengan terampil. Beutelstahl (2003:9), menjelaskan teknik-teknik dasar
permainan bolavoli meliputi: (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4)
smas; (5) blok; (6) pertahanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Sementara Druwachter (1990:82) mengemukakan, “tahap awal
permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik
dasar yang terdiri dari servis dan passing. Pengertian teknik menurut
Scrhreiter dalam Suharno (1993:11) adalah: ”suatu proses melahirkan
keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin
untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli.
Adapun teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli, adalah: (1) servis, (2)
passing, (3) smash, (4) umpan, (5) bendungan/block.
Di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Teknik Dasar Servis Atas
Servis atas adalah teknik dasar servis yang dilakukan dengan
perkenaan bola di atas kepala. Teknik servis atas memiliki tingkat
kesulitan yang lebih tinggi. Tujuan utama melakukan servis dari atas
adalah mempercepat laju bola menukik dari atas ke bawah. Menurut Viera
& Fergusson (1996:27), servis atas paling efektif, karena sulit
menangkisnya. Jalannya bola berbeda-beda tergantung bagian mana dari
bola yang terkena pukul.
Teknik dasar servis atas yang ada dalam permainan bolavoli terdiri
dari beberapa macam, menurut M. Yunus (1992:103) terdiri dari, “(1)
Tenis servis, (2) Floating, dan (3) Cekis”. Jenis servis atas pada permainan
bolavoli dapat pula diklasifikasikan berdasarkan hasil putaran bola.
Putaran bola yang dihasilkan merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya gerakan telapak tangan pada saat melakukan pukulan servis. Atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dasar putaran bola yang dihasilkan dari pukulan servis atas dapat
dibedakan menjadi 5 yaitu, (a) Top spin, (b) Back spin, (c) In side spin, (d)
Out side spin, dan (e) Float. Back spin adalah servis dengan arah putaran
bola ke belakang. Apabila arah putaran bola hasil servis tersebut ke arah
samping dalam disebut inside spin, sedangkan ke arah samping luar
disebut outside spin. Top spin merupakan servis dengan arah putaran bola
ke depan. Sedangkan float merupakan servis bola mengapung (tanpa
putaran).
Teknik servis atas ini memiliki kecepatan dan tingkat kesulitan yang
lebih tinggi dari pada teknik servis bawah. Untuk dapat melakukan servis
atas dengan baik pemain harus menguasai teknik dasar yang ada dengan
baik. Menurut Beutelstahl (2003:10) bahwa, “Setiap jenis servis itu dibagi
dalam tiga tahap, (1) Tahap pertama: melempar bola ke atas throw-up, (2)
tahap kedua: memukul bola hitting the hall, (3) tahap ketiga gerakan akhir
follow-throught”. Adapun menurut M. Yunus (1992:111) teknik dasar
servis terdiri dari tiga tahap yaitu “(a) sikap permulaan, (b) gerak
pelaksanaan dan (c) gerak lanjutan (follow throught)”. Teknik pelaksanaan
tiap tahapan servis atas adalah:
1) Sikap permulaan
Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dari
pada kaki kanan dan kedua lutut sedikit ditekuk. Tangan kiri dan kanan
bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola
sedangkan tangan atas memegang bagian atas bola. Bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang
lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke
belakang atas kepala, dengan telapak tangan menghadap ke depan.
2) Gerak pelaksanaan
Setelah tangan kanan berada di belakang atas kepala dan bola
berada sejangkauan tangan maka bola segera dipukul dengan cara
memukul seperti pada smash. Saat perkenaan telapak tangan dengan
bola, posisi telapak tangan terbuka membentuk lengkung bola dan
berada di belakang atas bola. Setelah bola berhasil dipukul maka bola
menjadi top spin selama menjalani lintasannya. Sewaktu akan
melakukan servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan
tangan dan lengan sangat diperlukan dalam tenis servis ini dan bila
perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan
memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan
sampai ikut tertarik ke bawah.
3) Gerak Lanjut (follow throught)
Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan dengan
melangkah ke depan masuk ke dalam lapangan permainan dan
mengambil sikap normal. Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan
servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang
baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan
koordinasi gerak yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 1. Gerakan Servis Atas
(M. Yunus, 1992:117)
Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan
gerakan lanjutan yang harus dilakukan dengan tidak terpotong-potong
dan kaku. Salah satu hal yang sangat penting yang juga harus
diperhatikan adalah sikap tangan pada saat mengenai (impact) bola.
Pada saat tangan mengenai bola, tangan harus ditegangkan agar
pantulan bola dari tangan menjadi kencang (tidak lemah).
b. Strategi Pelaksanaan Servis
Kecermatan melakukan servis ikut menentukan terhadap jalannya
pertandingan. Saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat,
sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Agar
dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual
konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di
samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat
besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguh-
sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis
yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan
sulit diterima lawan.
Menurut Suharno (1993:54) server harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik passing.
b) Servislah ke tempat yang kosong. c) Pergunakanlah teknik servis float, kemudian ganti-ganti teknik
servis cekis yang keras. d) Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak. e) Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima
sulit untuk memberikan bola ke pengumpan. f) Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan
setelah ada tanda peluit dari wasit.
Berkaitan strategi pelaksanaan servis bolavoli, Beutelstahl (2003:66)
mengemukakan bahwa sedapat mungkin seorang server harus
melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah.
Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang
kurang terjaga dengan baik, antara lain: (a) Di daerah net, (b) Di daerah
sisi, (c) Di belakang.
Kecepatan, ketepatan dan keakuratan penempatan bola pada
pelaksanaan servis merupakan hal yang pokok untuk memperoleh hasil
yang optimal. Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang
tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang
menyulitkan bagi regu lawan.
Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap
pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis
dengan baik. Pelatih harus memberikan pembelajaran dan latihan servis
pada para pemainnya secara intensif dengan program latihan yang benar.
c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli
Keterampilan teknik servis bolavoli merupakan kualitas penampilan
pemain dalam melakukan tugas gerak dalam servis bolavoli. Gerakan
servis bolavoli dilakukan dari sikap berdiri siap memegang bola,
selanjutnya melemparkan bola, memukul bola dan gerak lanjutan.
Pengembangkan keterampilan gerak servis bolavoli perlu dipahami
karakteristik dan klasiflkasi gerakan servis bolavoli. Menurut Sugiyanto
(1997:289) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
“(a) klasiflkasi berdasarkan kecermatan gerakan. (b) klasiflkasi
berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan dan (c) klasiflkasi
berdasarkan stabilitas lingkungan”. Menurut Rusli (1988:193-199) bahwa
keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu: (1)
keterampilan kasar dan halus (gross and fine), (2) keterampilan diskrit,
serial dan kontinus, (3) keterampilan terbuka dan tertutup (open and
closed skills)”.
Berdasarkan kecermatan gerakan, keterampilan dapat
diklasifikasikan menjadi yaitu keterampilan kasar dan halus (gross and
fine). Keterampilan kasar dan halus merupakan klasifikasi keterampilan
berdasarkan jumlah otot yang terlibat dan kadar energi yang digunakan.
Makin besar otot-otot yang terlibat dan makin banyak energi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
digunakan, maka keterampilan ini disebut keterampilan kasar, sedangkan
keterampilan halus merupakan kebalikannya. Berdasarkan hal tersebut
maka gerakan keterampilan servis bolavoli termasuk keterampilan
perpaduan antara keterampilan gerak kasar dan gerak halus.
Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak dimana dalam
pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari
gerakan. Keterampilan gerak serial merupakan keterampilan gerak diskret
yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Keterampilan gerak
kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah
ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Gerakan servis bolavoli
termasuk keterampilan gerak diskret, karena jelas titik awal dan akhirnya.
Titik awal gerakan servis yaitu pada saat pelaku berdiri dengan sikap siap
dan memegang bola, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku
sudah memukul bola dan melakukan gerak lanjutan.
Keterampilan gerak dapat pula diklasifikasikan berdasarkan sifat
objek dan stabilitas lingkungan. Berdasarkan sifat objek dan stabilitas
lingkungan (Rusli Lutan dan Andang Suherman, 2000:57) bahwa
keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:
keterampilan tertutup (closed skills), keterampilan tertutup yang digunakan
pada lingkungan yang berbeda-beda, dan keterampilan terbuka (open
skills)”. Keterampilan tertutup yaitu keterampilan yang dilakukan pada
lingkungan yang tetap dan tidak berubah-ubah. Keterampilan terbuka yaitu
keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang berubah-ubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Keterampilan servis bolavoli merupakan keterampilan tertutup karena
dilakukan pada lingkungan yang tidak berubah-ubah. Bola yang dipukul
pada saat servis dilemparkan sendiri oleh pemain.
d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah
Servis tangan bawah adalah suatu usaha memasukkan bola ke daerah
lawan oleh pemain yang berada di daerah servis untuk memukul bola
dengan satu tangan di bawah pinggang atau kira-kira setinggi pinggang.
Servis ini sering digunakan oleh pemain pemula dan pemain wanita.
Karena menurut Robinson (1997:36) bahwa “untuk pemain baru, servis
tangan bawah merupakan cara yang paling mudah”.
Pada dasarnya pelaksanaan servis bawah sama dengan pelaksanaan
servis atas. Perbedaannya adalah hanya pada saat perkenaan bola dengan
tangan. Dimana servis bawah perkenaannya di bawah bahu, sedangkan
servis atas perkenaannya di atas kepala. Menurut Beutelstahl (2003:9)
bahwa ”setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap: (1) Tahap pertama:
melempar bola ke atas throw-up. (2) Tahap kedua: memukul bola hitting
the ball. (3) Tahap ketiga gerakan akhir follow-throught”. Adapun
menurut M. Yunus (1992:111) teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap
yaitu “(a) sikap permulaan, (b) gerak pelaksanaan dan (c) gerak lanjutan
(follow throught)”.
Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan
baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat
melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Beutelstahl (2003:10), menguraikan tahap-tahap pelaksanaan servis bawah
sebagai berikut :
Tahap pertama : Fase throw-up (melempar bola). Berat badan ditempatkan pada kaki sebelah belakang. Lengan digerakkan ke belakang dan ke atas (lengan pemain).
Tahap kedua : Fase hitting the ball. Lengan bermain (lengan yang digunakan untuk memukul bola. Dengan istilah asing disebut striking arm. Lengan kanan untuk pemain kanan dan lengan kiri untuk pemain kidal) diayunkan ke bawah, dari belakang ke depan dan memukul bola yang telah dilemparkan rendah-rendah. Sementara itu berat badan dipindahkan ke kaki sebelah depan. Bola dipukul telapak tangan terbuka, pergelangan tangan sekaku mungkin.
Tahap ketiga : Fase follow throught. Lengan bermain terus mengikuti arah bola. Pemain cepat-cepat pindah ke posisi yang baru di lapangan.
Viera & Fergusson (1996:30) mengemukakan mengenai pelaksanaan
servis bawah adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah (Viera & Fergusson, 1996:30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
a. Persiapan b. Eksekusi c. Gerakan Lanjutan 1. Kaki dalam posisi
melangkah dengan santai
1. Ayunkan lengan ke belakang
1. Ayunkan lengan ke arah bagian atas net.
2. Berat badan terbagi dengan seimbang
2. Pindahkan berat badan ke kaki belakang
2. Pindahkan berat badan ke kaki depan
3. Bahu sejajar dengan net
3. Ayunkan lengan ke depan
3. Bergerak ke lapangan pertandingan
4. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah
4. Pindahkan berat badan ke kaki depan
5. Pegang bola di depan tubuh
5. Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka
6. Gunakan telapak tangan terbuka
6. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang
7. Mata ke arah bola 7. Jatuhkan tangan anda yang memegang bola
8. Pukul bola pada bagian tengah belakang
9. Konsentrasi pada bola
Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan
gerakan lanjutan yang dilakukan harus dilakukan dengan tidak terpotong-
potong dan kaku. Druwachter (1990:45) mengemukakan bahwa, ”pemain
harus memiliki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan
melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan”.
Kesalahan dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan
kemudian memukul bola akan berakibat kegagalan dalam melakukan
gerakan servis tangan bawah. Agar servis yang dilakukan dapat mencapai
hasil secara optimal, gerakan servis harus dilakukan dengan benar. Agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan servis maka hal-hal kesalahan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kesalahan umum yang sering terjadi dalam melakukan servis harus
diperhatikan. Menurut Beutelstahl (2003:11), kesalahan umum yang sering
terjadi pada servis adalah :
a) Pergerakan yang tidak ritmis. Ini terjadi kalau si pemain ragu-ragu.
b) Stance yang salah. Dengan istilah stance dimaksudkan: sikap pemain pada waktu hendak memukul bola, baik sikap tubuh, kaki ataupun lengan.
c) Lengan kurang terayun, sehingga daya kekuatannyapun berkurang.
d) Lemparan bola kurang baik, sehingga bola kurang terkontrol. e) Kurang memperhatikan bola.
Pemain harus melakukan pukulan servis dengan baik, dan sedapat
mungkin berusaha agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan. Apabila
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi tersebut dapat dihindari maka
servis yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai hasil sesuai dengan
yang diharapkan. Pemain dan pelatih harus selalu mengadakan evaluasi
mengenai teknik yang digunakan, agar kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi dapat di atasi.
Servis yang baik akan dapat mempengaruhi jalannya pertandingan.
Di samping itu servis yang baik dalam arti keras dan akurat, akan dapat
mematikan serangan lawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Beutelstahl
(2003:65) bahwa servis dapat bertujuan untuk: ”(1) Langsung meraih
angka kemenangan, dan (2) Menghalang-halangi formasi penyerangan
pihak lawan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kemampuan
servis yang baik dapat memberikan manfaat yang besar bagi suatu regu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Manfaat servis dalam permainan bolavoli, di samping sebagai tanda
dimulainya suatu pertandingan, servis sangat bermanfaat sebagai serangan
untuk meraih angka.
Pemain bolavoli harus memiliki kemampuan servis yang baik.
Sedapat mungkin dalam melakukan servis memiliki tingkat keberhasilan
yang tinggi. Dalam hal ini Viera & Fergusson (1996:27) mengemukakan
bahwa ”dalam suatu pertandingan, sangat penting bagi anda untuk
melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling tidak 90% dari servis
anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Keberhasilan servis dapat
memberikan keuntungan bagi regu, sebaliknya kegagalan servis sangat
merugikan regunya. Apalagi sesuai dengan peraturan sekarang ini, yaitu
nilai bolavoli berlangsung secara rally, sehingga kegagalan servis dapat
langsung memberikan nilai kepada regu lawan.
Keberhasilan servis dapat membantu memenangkan pertandingan
bolavoli. Kecermatan servis ikut menentukan terhadap jalannya
pertandingan. Pada saat melakukan servis harus benar-benar siap dan
cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus
diperhatikan. Menurut Beutelstahl (2003:66) bahwa pendekatan taktik
secara individual dalam servis terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut :
1) Pemain berjalan dengan tenang menuju area tempat melancarkan servis.
2) Ia berkonsentrasi dahulu sebelum mulai melancarkan servis. 3) Ia memperhatikan dahulu pihak lawannya: pemain yang manakah
yang akan diberi bola servis itu, bagaimana posisi para lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Servis yang baik dapat merupakan tatik serangan pertama pada
permainan bolavoli. Untuk dapat menjadikan servis sebagai taktik
serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis
adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga
sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu
dilatihkan dengan sungguh-sungguh.
Servis yang baik dapat menjadi senjata untuk melakukan serangan
yang menyulitkan bagi lawan. Untuk menjadikan servis sebagai serangan
tidaklah mudah, tetapi seorang pemain dituntut benar-benar menguasai
teknik servis tersebut dengan baik. Di samping itu dalam melakukan servis
pemain tersebut harus cermat dan akurat. Untuk dapat mencapai manfaat
servis secara optimal dalam melakukan penempatan bola servis harus
akurat. Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil
servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang
dihasilkan sulit diterima lawan, maka menurut Suharno (1993:54) server
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik passing.
2) Servislah ke tempat yang kosong. 3) Pergunakanlah teknik servis float, kemudian ganti-ganti teknik
servis cekis yang keras. 4) Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak. 5) Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima
sulit untuk memberikan bola ke pengumpan. 6) Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan
setelah ada tanda peluit dari wasit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hasil servis lebih optimal jika pemain dapat melakukan servis
dengan cepat, cermat, tepat dan akurat. Berkaitan dengan hal tersebut,
Beutelstahl (2003:66) mengemukakan bahwa :
Sedapat mungkin seorang server harus melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik : a. di daerah net b. di daerah sisi c. di belakang
Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga
atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang
menyulitkan bagi regu lawan. Mengingat pentingnya peranan teknik servis
tersebut, maka tiap pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit
diterima lawan dan mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki
penguasaan teknik servis dengan baik. Pengajar harus memberikan
pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif
dengan program yang benar.
e. Teknik Dasar Passing
Teknik passing dalam permainan bolavoli ada dua: (a) teknik pass
bawah, (b) dan teknik pass atas.
1) Teknik pass bawah
Teknik pass bawah merupakan keterampilan yang paling sering
digunakan dalam permainan bolavoli terutama untuk penerimaan
servis dan penerimaan serangan dari lawan. Cara melakukan teknik
adalah sebaiknya bola disentuh persis sedikit lebih atas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pergelangan tangan, sikap lengan dan tangan diupayakan selurus
mungkin dan kedua siku sebaiknya difiksir untuk mencegah terjadinya
pergeseran yang memberikan kemungkinan arah bola yang
dikehendaki tidak melenceng. Sikap kaki dibuka selebar bahu, dan
salah satu kaki berada di depan.
Secara teknik gerakan pass bawah dapat dibagi menjadi 3
tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan
(sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap akhir). Seperti
dikemukakan M. Yunus (1992:79) bahwa, “gerakan pass bawah
normal terdiri dari (1) sikap permulaan, (2) gerak pelaksanaan dan (3)
gerak lanjutan”. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing
tahapan teknik gerakan pass bawah dapat dilihat pada gambar dan
penjelasan dibawah ini :
Gambar 3. Sikap Tangan dan Posisi Badan Saat Pass Bawah (M. Yunus, 1992:79)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Sikap permulaan, ambil posisi sikap siap normal pada saat tangan
akan dikenakan pada bola, segera tangan dan lengan diturunkan serta
tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku
tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang
selalu lurus keadaannya. Sikap perkenaan, pada saat akan mengenakan
bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) dari pada pergelangan
tangan, ambillah terlebih dahulu posisi yang sedemikian hingga badan
menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka
segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan diflixir dari arah bawah
ke atas depan. Sikap akhir, setelah bola berhasil dipass bawah maka
segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan
agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan.
Pada saat melakukan pass bawah, tangan berpegangan satu
dengan yang lain. M. Yunus (1992:79) mengemukakan bahwa, “kedua
tangan saling berpegangan yaitu, punggung tangan kanan diletakkan di
atas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan”. Pada saat
passing usahakan agar perkenaan bola tepat di bagian proximal dari
pada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin
agar bola selama menempuh lintasannya tidak banyak membuat
putaran. Pantulan bola setelah mengenai bagian proximal dari pada
pergelangan tangan, akan memantul keatas depan dengan
lambungannya cukup tinggi dan dengan sudut pantul 900.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Teknik pass atas
Teknik pass atas terutama dipergunakan untuk mengumpan bola
kepada penyerang. Cara melakukan teknik pass atas adalah jari-jari
tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir
saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk
hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan
badan kurang lebih 45o. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-
masing tahapan teknik gerakan pass atas dapat dilihat pada gambar dan
penjelasan dibawah ini:
Gambar 4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas M. Yunus (1992:80)
Sikap permulaan, pemain mengambil sikap siap normal yaitu
pengambilan sikap tubuh sedemikian hingga memudahkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
secepatnya bergerak ke arah yang diinginkan. Pemain berdiri dengan
salah satu kaki berada di depan kaki lain. Lutut ditekuk badan agak
condong kedepan dengan tangan siap didepan dada. Pada saat akan
melakukan passing, maka segeralah menempatkan diri di bawah bola.
Dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari
tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan. Jari-jari
diregangkan sedikit dan kedua ibu jari membentuk satu sudut. Sikap
perkenaan bola, perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan
kedua terutama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola maka
jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan
pergelangan, lengan kearah depan atas agak eksplosif. Sikap akhir,
setelah bola berhasil di passing maka lengan harus lurus sebagai suatu
gerakan lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki ke depan agar
koordinasi tetap terjaga. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki
harus merupakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pandangan
kearah bola.
f. Smash/Spike
Smash/spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan
kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam, dan menukik.
Keterampilan teknik dasar bolavoli dapat mematikan atau sulit diterima
lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat. Yang harus
diperhatikan saat akan melakukan keterampilan teknik dasar bolavoli,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yaitu cara mengambil awalan/ancang-ancang, cara melakukan tolakan,
cara melakukan pukulan, cara melakukan pendaratan.
Teknik keterampilan teknik dasar bolavoli merupakan teknik yang
cukup sulit dibandingkan dengan teknik dasar yang lain seperti servis atau
passing. Gerakan keterampilan teknik dasar bolavoli harus
mengkoordinasikan banyak gerakan mulai awalan, lompatan, pukulan dan
mendarat di lantai (Druwachter, 1990:65).
g. Mengumpan (Set-up)
Mengumpan bola dilakukan dengan pass atas atau melambungkan
bola yang diterima ke atas denga kedua belah tangan. Saat mau menerima
bola, posisi badan setengah jongkok dengan lutut lentur, badan dijulurkan
dengan meluruskan tungkai; dan lurus sambil berjungkat saat
melambungkan bola. Posisi lengan dan tangan dari jari seperti hendak
menrangkum bola saat melambungkan bola ke atas. Bola dilambungkan
dengan kedua belah tangan ke atas di depan pemain siap melakukan
pukulan keterampilan teknik dasar bolavoli. Untuk dapat mengumpan
dengan baik, cepat, tepat, luwes dan lancar perlu melakukan latihan
berulang-ulang hingga benar-benar menguasai (Syarifuddin, 2003:12).
h. Membendung (Blocking)
Membendung (blocking) adalah bentuk gerakan seseorang atau
beberapa orang pemain yang berada di dekat net. Tujuannya untuk
menutupi datangnya bola dari lapangan lawan. Caranya dengan
menjulurkan kedua belah tangan ke atas dengan ketinggian jangkauan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
lebih tinggi dati tepian atas net. Untuk dapat melakukan bendungan
dengan baik dan benar, harus memperhatikan: sikap permulaan,
gerakannya, pembendungan oleh seorang pemain, pembendungan oleh dua
atau tiga orang pemain. Perlu diingat latihan membendung diberikan
kepada atlet setelah atlet memiliki bekal kemampuan keterampilan teknik
dasar bolavoli, karena dengan memiliki kemampuan keterampilan teknik
dasar bolavoli maka akan memudahkan dalam memprediksi kapan
membendung harus dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, untuk melakukan gerakan-gerakan dalam
bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik prima dan untuk dapat
passing bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat
menguasai teknik dasar permainan. Sebagaimana disebutkan Druwachter
(1990:82) bahwa, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila
pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan passing.
Dengan demikian bila seorang pemula atau seseorang ingin dapat bermain
bolavoli dengan baik harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli, dan
diantara teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah
servis dan passing.
2. Pendekatan Pembelajaran
Kondisi belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses
belajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keadaan
yang diperlukan agar proses belajar terjadi mencakup keadaan yang ada pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
diri siswa dan perlakuan yang dikenakan kepada siswa. Kondisi belajar sangat
menentukan pencapaian hasil belajar. Kondisi belajar yang sesuai dengan
keperluannya dapat memberikan kemungkinan pencapaian hasil baik,
sebaliknya kondisi belajar yang tidak sesuai dengan keperluan dapat
mengakibatkan pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan
belajar. Karena kondisi belajar berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil
belajar, maka kondisi belajar harus disiapkan dengan sebaik-baiknya.
Di dalam belajar gerak perlu dipertimbangkan mengenai lamanya waktu
berlatih, frekuensi mempraktikkan gerakan selama waktu yang tersedia dan
perbandingan antara waktu praktek dan dengan waktu untuk beristirahat.
Waktu yang tersedia harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai
peningkatan keterampilan yang sebesar-besarnya. Guru perlu merencanakan
pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan
hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi bagaimana mengatur
waktu agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek
maupun hasil jangka panjang.
Dalam Rusli (1988:102) memaparkan “Belajar gerak itu terdiri dari
tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan
teknik olahraga. Untuk mencapai pembelajaran tersebut lebih lanjut Rusli
Lutan menguraikan langkah-langkah dalam proses belajar sebagai berikut :
1) Bangkitnya motivasi pada diri seseorang yang menyebabkan dia siap untuk mempersepsi rangsang.
2) Terdapat suatu tujuan yang kaitan dengan motivasi, keinginan dan tujuan meniruan dua hal yang saling berkaitan.
3) Ketegangan bangkit dan meningkat, jika tujuan tak serta tercapai, ketegangan akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4) Pencarian tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan. 5) Seseorang memilih dan memantapkan tindakan yang tepat untuk
menapai tujuan. 6) Perilaku yang tak sesuai tidak diulang kembali (hal 117).
Belajar keterampilan motorik merupakan seperangkat proses yang
berikatan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam kapabilitas untuk bereaksi dalam situasi tertentu.
Lebih lanjut Schmidt (1988:346) mendefiniskan belajar gerak adalah suatu
proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman, yang mengarah kepada
perubahan yang relatif permanen dalam kapabilitas untuk merespon sesuatu.
Kualitas perubahan perilaku terampil dalam penguasan keterampilan
gerak sangat dipengaruhi oleh faktor kesiapan belajar, terutama dalam
perencanaan dan pengelolaan program pembelajaran atau latihan. Seperti yang
diungkapkan Singer (1980:134) bahwa kesiapan untuk belajar dan melakukan
tugas gerak dapat diinterpretasikan sebagai kesiapan siswa, kesiapan
menerima atau kesiapan untuk menerima informasi dari keterampilan dan
secara umum agar dapat berpenampilan baik.
Dalam proses belajar penguasaan keterampilan gerak, selain unsur
psikomotor yang terlibat, ada pula unsur kognitif dan afektif. Artinya,
meskipun tekanan belajarnya ialah penguasaan suatu keterampilan olahraga,
tidak berarti unsur-unsur lain seperti kognitif (misalnya pemahaman konsep)
dan afektif (misalnya peraturan serta nilai yang terkandung di dalam cabang
olahraga) diabaikan. Berkaitan dengan tahap-tahap belajar keterampilan
motorik, Fitts & Posner yang dipaparkan oleh Sugiyanto dan Sudjarwo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
(1994:272) merinci tahap-tahap belajar gerak yaitu “fase kognitif, fase
asosiatif dan fase otomatisasi”. Penjelasan ketiga tahapan tersebut penulis
sadur sebagai berikut:
1) Fase kognitif
Dalam fase ini proses belajar diawali dengan berpikir tentang
gerakan yang dipelajari, siswa berusaha mengetahui dan meahami konsep
gerakan yang diberikan kepadanya baik yang bersifat verbal maupun yang
bersifat visual artinya gerakan-gerakan yang diinformasikan dengan kata-
kata (yang didengar) maupun yang diinformasikan melalui demontrasi
langsung, informasi tersebut ditangkap oleh indera yang kemudian
diproses dalam mekanisme perseptual, setelah mendapatkan gambaran
tentang gerakan yang dipelajarinya diproses kembali menjadi kedalam
mekanisme pengambilan keputusan apa yang akan diperbuat, dan
kemudian diwujudkan dalam bentuk rencana gerak dan selanjutnya
diproses dalam mekanisme pengerjaan.
Tahap ini siswa menerima informasi tentang konsep gerak, dan
berusaha memahami serta mencoba mengulang-ulang gerakan. Dalam
usaha penerapan konsep gerak tersebut, tidak mustahil siswa banyak
mengalami kesalahan, gerakan kaku, dia meniru contoh gerakan
temannya, dan hasil gerakannya tidak konsisten, namun dengan
mempraktekkan gerakan berulang-ulang gerakan demi gerakan,
penguasaan keterampilan melakukan gerakan menjadi meningkat
memasuki fase belajar selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Fase asosiatif
Setelah tahap pertama dilalui maka belajar atau berlatih beralih ke
tahap asosiatif atau fase menengah. Pada awal tahap ini ditandai dengan
pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan oleh siswa semakin efektif dan
efisien, artinya kesalahan gerakan semakin berkurang, pelaksanaan
gerakan mulai semakin halus, terkoordinir, tetapi belum otomatis. Pelaku
mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerakan
kekikukan, seperti timing, kecepatan dan kekuatan gerakan. Karena itu
dalam tahap asosiatif ini siswa lebih memusatkan perhatian bagaimana
melakukan pola gerak sebaik-baiknya, dan bukan lagi mencari-cari pola
gerak yang akan dilakukannya, namun tetap melalui gerakan yang
berulang-ulang, pelaksanaan gerakan semakin efisien dan kesalahan-
kesalahan semakin berkurang.
Untuk meningkatkan penguasaan gerakan yang benar perlu adanya
koreksi dari guru, orang lain atau melalui rekaman gerakan yang dilakukan
siswa sehingga ia dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya melalui repetisi atau pengulangan-pengulangan gerakan
yang pada akhirnya siswa dapat merangkai gerakan secara terpadu.
3) Fase otomatisasi
Setelah seseorang belajar dalam suatu periode tertentu, maka pada
akhirnya dia akan sampai pada tahap otomatisasi. Artinya pelaku mulai
melakukan gerak secara otomatis karena telah latihan gerakan berulang-
ulang dengan teratur dan dengan frekuensi ulangan yang banyak dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
jangka waktu yang relatif lama. Kemampuan kognitif mulai berkurang
karena gerakan yang dilakukan telah dilakukan secara otomatis, dan hasil
gerakan lebih baik dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya. Dalam
arti lain, keterampilan yang dipelajari dapat ditampilkan secara cermat dan
tepat, serta gerakannya tidak terganggu oleh kegiatan lingkungan yang
terjadi secara simultan.
Singer (1980:36) mengatakan sebagian besar kita percaya bahwa ada
beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan
penampilan gerak yang tingi, diantaranya (1) proses pembelajaran (2) siswa
(3) situasi belajar. Lebih lajut dikatakan bahwa dari tiga faktor tersebut yaitu
faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat
besar terhadap penampilan gerak seseorang.
Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk
praktek dan istirahat. Untuk itu faktor-faktor yang perlu dipertimbangan antara
lain adalah berat ringannya aktivitas yang dilakukan dan tingkat keterampilan
siswa. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin
pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan
dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan siswa, bagi pemula
selang seling antara waktu praktek dengan waktu istirahat didistribusikan
dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju,
periode waktu praktek harus diperpanjang.
Pengaturan waktu latihan erat hubungannya dengan perhitungan
beberapa kali sebaiknya setiap siswa mengulang-ulang untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
gerakan keterampilan yang dipelajari agar hasil belajarnya yang berupa
penguasaan gerakan bisa memadai. Sugiyanto (1993:62) menyatakan bahwa,
“Mengenai banyaknya ulangan, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin
banyak mengulang-ulang maka gerakan semakin bisa dikuasai”. Semakin
sering siswa melakukan bentuk gerakan yang dipelajari akan semakin dapat
menguasai gerakan yang dipelajari tersebut, misalnya pada saat siswa
mempelajari gerakan servis bawah, semakin banyak mengulangi gerakan itu
maka gerakannya menjadi makin dikuasai dan semakin mahir serta ketepatan
mengarahkan bola pada tempat yang diinginkan akan semakin meningkat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan waktu praktik untuk
menguasai keterampilan gerak tertentu, peningkatannya tidak akan selalu
sebanding dengan banyaknya tambahan waktu untuk praktik. Dengan kata lain
bahwa pada tingkat pencapaian keterampilan tertentu, walaupun terus menerus
dipraktikkan kembali peningkatannya menjadi semakin kecil dan bahkan tidak
meningkat lagi. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya waktu yang tersedia tidak
dihamburkan untuk melakukan gerakan yang itu-itu terus, tetapi perlu
dimanfaatkan untuk mempelajari gerakan-gerakan yang lain sehingga siswa
semakin kaya dengan berbagai bentuk gerakan keterampilan.
Pendekatan pembelajaran oleh guru bisa dikaitkan dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak, permasalahan sangat baik jika dimulai sejak masa
kanak-kanak, terutama pada akhir masa kanak-kanak (6-12). Pada masa ini
merupakan tahap perkembangan keterampilan gerak dasar. Menurut Bompa
(1994:70) pada bagan dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang (Bompa, 1994:70)
Untuk menghasilkan siswa ke tingkat terampil dalam proses
pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran yang sedang dipelajari. Pendekatan
pembelajaran adalah suatu cara kerja yang sistematik untuk memudahkan
pelaksanaan proses pembelajaran dan pemberian latihan guna membantu
siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan pembelajaran
pendidikan jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan passing
bolavoli diantaranya dengan massed practice dan distributed practice.
a. Massed Practice
Massed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari
secara terus menerus tanpa waktu istirahat atau sangat pendek waktu
istirahatnya (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1994:358). Massed practice adalah
dimana interval istirahat lebih pendek dari pada lamanya percobaan (Kerr,
Spesialisasi ( >14 Tahun )
Pembentuan Olahraga (11-14 tahun)
Spesialisasi (15-17 tahun)
Prestasi puncak (17 tahun)
Periodisasi Latihan Anak dan Junior
Generalisasi (6 -14 Tahun)
Permulaan (6-10 tahun)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1982:55). Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1994:284) bahwa
mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus
tanpa istirahat, cara ini disebut massed conditions.
Waktu yang diperlukan oleh seorang pelatih untuk mempraktekkan
materi latihan perlu dipertimbangkan secara seksama agar tidak terbuang
percuma. Untuk itu seorang guru perlu merencanakan pendistribusian
waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya
bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi juga bagaimana
mengatur waktu yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang memadai,
baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Waktu yang
tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan
istirahat. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya
makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering.
Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan
peserta latihan, bagi atlet pemula selang seling antara waktu praktek dan
waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk
yang tingkatannya sudah maju atau keterampilannya sudah memadai,
periode waktu praktek harus diperpanjang.
Untuk dapat melakukan gerakan dengan terampil diperlukan kondisi
belajar keterampilan gerak tersendiri. Kondisi tersebut dapat berupa
metode latihan dengan massed practice. Drowatzky (1981:243)
menyatakan bahwa, “Suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang
lama, dimana latihan dilakukan terus menerus dengan tanpa ada tempo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
untuk istirahat”. Dengan demikian apabila mempraktekkan gerakan yang
sedang dipelajari secara terus menerus tanpa ada waktu istirahat atau kalau
ada sangat pendek waktu istirahatnya berarti menurut pada pelatihan
dengan massed practice.
Massed practice merupakan salah satu metode praktek pembelajaran
pendidikan jasmani dengan prinsip pengaturan giliran belajar dimana
siswa melakukan gerakan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat.
Dengan model ini setiap siswa diberi instruksi mempraktekkan secara
terus-menerus selama waktu belajar.
Massed practice merupakan metode praktek dalam proses
pembelajaran yang digolongkan ke dalam praktek berkelanjutan, karena
proses pelaksanaan pembelajaran yang telah diprogramkan dilakukan terus
menerus tanpa ada selingan istirahat. Massed practice berdasarkan pada
beberapa penelitian ternyata kurang efektif di dalam meningkatkan
penguasaan gerak bila dibandingkan dengan metode praktek yang
didistribusikan atau diselingi istirahat. Faktor yang menyebabkan kurang
efektifnya metode massed practice adalah faktor kelelahan. Intensitas
kegiatan dalam praktek padat dan tidak ada waktu untuk pemulihan atau
recovery seperti yang terdapat dalam metode praktek distribusi. Namun
demikian praktek padat akan sangat berguna dalam menyesuaikan
kegiatan yang benar-benar berat dan sering harus dilakukan dalam keadaan
lelah dan tekanan faktor eksternal lainnya, seperti hari panas, teriakan
penonton, dan cuaca atau keadaan yang menuntut melakukan gerakan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
gerakan secara padat. Pendekatan pembelajaran dengan massed practice
sangat cocok untuk belajar pressure exercise. Dengan pembelajaran yang
padat ini akan cepat mengkondisikan tubuh di dalam menguasai suatu
keterampilan gerak. Singer (1980:48), menyatakan bahwa, “Pengalaman
dalam kondisi belajar yang bervariasi dan dengan kondisi tekanan
(stressful) akan membantu pencapaian keterampilan yang tinggi”.
Pendekatan pembelajaran dengan massed practice akan lebih cepat
menghasilkan gerakan yang otomatis, karena pembelajaran dengan massed
practice akan menuntut atau mempengaruhi otot-otot melakukan adaptasi
terhadap rangsangan yang diberikan, sehingga otot akan terbiasa dengan
aktivitas-aktivitas yang berulang-ulang, hal inilah yang menjadikan
gerakan yang dipelajari menjadi kebiasaan. Pembelajaran dengan massed
practice akan dapat meningkatkan feeling atau naluriah yang tinggi pada
diri siswa, sehingga dengan naluriah ini akan memperoleh kemampuan di
dalam melakukan gerakan.
Untuk mencapai tingkat keterampilan yang baik, maka dalam
pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan pengulangan gerakan
dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin sering atau semakin
banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari maka akan terjadi
otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien.
Pengaturan giliran praktek dalam latihan merupakan salah satu faktor
penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan. Dengan
keterampilan yang telah dimilikinya menjadi lebih baik dan otomatis. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
karena itu seorang pelatih harus cermat dan tepat dalam menerapkan
program latihan.
Massed practice merupakan metode latihan yang pelaksanaannya
tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan sampai batas waktu yang
ditentukan. Menurut Schmidt (1991:74) massed practice merupakan sesi
latihan dimana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar
dari pada jumlah istirahat diantara percobaan, yang akhirnya mengarah
pada kelelahan berbagai tugas. Menurut Iwan Setiawan (1985:46) massed
practice adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dan
dilakukan dengan berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi
istirahat. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1994:284) bahwa
mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus
tanpa istirahat, cara ini disebut massed conditions.
Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa
diselingi istirahat adalah ciri dari metode massed practice. Latihan yang
dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh
terhadap kapasitas total paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai
akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem
aerobik di dalam tubuh. Junusul (1989:203) menyatakan bahwa “latihan
terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik, karena bentuk
latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat terhadap
sistem aerobik, sehingga bisa dipergunakan untuk meningkatkan
kesegaran aerobik”. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Aip Syaifudin (1996:142), “metode terus menerus dapat meningkatkan
daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa massed
practice adalah latihan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus
tanpa diselingi istirahat. Dalam hal ini pemain melakukan gerakan sesuai
dengan instruksi dari pelatih sampai batas waktu yang telah ditentukan
habis.
Metode massed practice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya
tahan secara keseluruhan. Di samping itu juga dengan latihan secara terus
menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu
melakukan latihan dan akan merangsang kemampuan otot yang
dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai
prestasi yang lebih baik.
Pelaksanaan latihan keterampilan bolavoli dengan metode massed
practice yaitu pemain diinstruksikan melakukan keterampilan dasar
bolavoli secara berulang-ulang dan terus menerus. Pemain tidak diberikan
kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang ditentukan habis.
Dengan melakukan gerakan yang berulang-ulang dan terus-menerus
maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan kualitas sistem syaraf,
yang mengarah pada perbaikan pola gerakan keterampilan bolavoli.
Seperti yang dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syaifudin
(1996:142) menyatakan “metode terus menerus meningkatkan self control
atlet pada waktu melakukan usaha-usaha atau latihan yang melelahkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dan kemampuannya untuk merangsang kelompok otot yang memegang
peranan penting dalam pelaksanaan cabang olahraga”.
Setiap pelaksanaan bentuk latihan memiliki kekurangan dan
kelemahan. Demikian halnya dengan latihan massed practice. Menurut
Schmidt (1991:346) “pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam
kondisi massed practice cenderung mengurangi penampilan jika
dibandingkan dengan distributed practice yang waktu istirahatnya lebih
banyak”.
Latihan keterampilan bolavoli dengan massed practice, memiliki
kelebihan dalam hal pemanfaatan memori gerakan. Latihan keterampilan
dengan massed practice memiliki keuntungan, yaitu dengan adanya
ingatan jangka pendek (short term memory). Menurut Rusli (1988:163)
bahwa “short term memory yaitu sistem memori yang berfungsi untuk
menyimpan sejumlah besar informasi yang diterimanya selama periode
waktu yang singkat”. Setelah melakukan gerakan keterampilan bolavoli,
short term sensory store pemain mencatat di dalam short term memory.
Apa yang baru saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan di dalam
memori selama beberapa saat, dan memori itu akan hilang setelah
beberapa lama. Dengan latihan secara terus menerus (massed practice),
maka sebelum memori itu hilang, pemain melakukan gerakan lagi
sehingga konsep gerakan keterampilan bolavoli yang dilakukan terkonsep
ke dalam memori dengan lebih kuat. Short term memory ini juga dapat
memberikan feedback pada pemain, agar gerakan keterampilan bolavoli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
selanjutnya menjadi lebih baik. Suatu misal pemain melakukan gerakan
yang terlalu lemah, atau tenaganya terlalu besar. Pemain menyadari bahwa
gerakan yang baru saja dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang
dilakukan tadi masih terkonsep didalam memori, sehingga memberikan
perbaikan untuk gerakan selanjutnya.
Kebaikan dan kelemahan metode massed practice dapat dirangkum
ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Kebaikan dan Kelemahan Massed Practice
Kebaikan Kelemahan
a. Massed practice berguna dalam
menyesuaikan kegiatan yang benar-
benar berat.
b. Massed practice cocok untuk latihan
pressure exercise.
c. Metode massed practice cocok untuk
mempraktekkan skill individu.
d. Metode massed practice cocok untuk
latihan yang benar-benar berat.
a. Massed practice merupakan
praktek terus menerus yang akan
cepat mendatangkan kelelahan.
b. Dalam metode latihan dengan
massed practice tidak ada
kesempatan melakukan recovery.
c. Variasi belajar kurang, sehingga
cepat mendatangkan kebosanan.
d. Siswa dengan keterampilan
rendah akan merasa kesulitan.
Untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan yang ada, guru yang
kreatif dan cerdik seharusnya cepat tanggap dan dapat memberikan
pemecahannya untuk meminimalkan kelemahan yang ada. Kegiatan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
di dalam meminimalkan kelemahan dari massed practice adalah
memberikan motivasi yang tepat dan menciptakan kondisi yang nyaman
dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar akan lebih mengena atau
mencapai tujuan belajar apabila kegiatan praktek dilakukan dengan
berlomba, karena kegiatan yang dilakukan dengan berlomba akan
mendatangkan keriangan dan motivasi yang lebih besar. Dengan keriangan
dan motivasi yang tinggi, besar kemungkinan tujuan belajar yang telah
ditetapkan akan mudah tercapai. Dorongan yang positif dari seorang guru
pada siswa akan menimbulkan aksi yang lebih besar pada diri siswa.
Singer (1980:48), menyatakan bahwa, “Dorongan menyemangati
(reinforcement) akan menambah kemungkinan aksi yang dikehendaki
dapat terwujud”.
b. Distributed Practice
Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari
gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu penguasaan gerakan
keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya, mulai
dari belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan
suatu gerakan. Dengan kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya
pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari yang mudah
meningkat ke materi yang lebih sukar atau dari materi belajar yang lebih
sederhana meningkat ke materi belajar yang lebih kompleks dan memiliki
tingkat kesulitan gerak yang lebih tinggi. Untuk mempelajari materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
belajar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan kompleks akan
lebih berhasil dengan pendekatan pembelajaran distributed practice.
Mempraktekkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling
berat di dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk
melakukan gerakan berulang kali. Mereka harus memerangi rasa lelah dan
kadang-kadang harus berhadapan dengan rasa bosan. Agar kelelahan dan
kebosenan tidak cepat terjadi pada diri siswa, maka penciptaan kondisi
praktek yang bervariasi sangat diperlukan. Di sinilah diperlukan
kreativitas seorang guru di dalam menciptakan variasi pembelajaran.
Variasi belajar dapat dilakukan dengan model pembelajaran yang
berselang seling atau latihan yang diselingi istirahat.
Distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran dalam
pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu
istirahat secara berselang-seling. Drowatzky (1981:243), menyatakan
bahwa, “distributed practice atau latihan selang dilakukan dalam beberapa
sesi yang pendek diselingi dengan istirahat”. Hubungan antara sesi
pembelajaran dengan istirahat dapat diatur dengan berbagai cara, misalnya
sesi pembelajaran yang panjang dengan masa istirahat yang tidak terlalu
sering, atau sesi pembelajaran yang pendek dengan banyak selingan
istirahat. Masa istirahat yang panjang atau pendek dan periode istirahat
yang semakin lama atau semakin singkat merupakan prediksi yang jeli dari
seorang guru di dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pembelajaran distributed practice merupakan bentuk pembelajaran
yang pelaksanaannya diselang-seling antara melakukan kegiatan dengan
istirahat. Dalam pembelajaran distributed practice adalah prinsip
pengaturan giliran dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu
belajar dengan waktu istirahat secara berselang-seling. Supandi (1992:21),
menyatakan bahwa, “Praktek dapat pula dilaksanakan dengan waktu
selang berupa istirahat. Praktek demikian itu biasa disebut praktek
didistribusikan”. Hubungan antara latihan dengan istirahat dapat diatur
dengan berbagai cara, misalnya sesi latihan yang panjang dengan masa
istirahat yang tidak terlalu sering, atau sesi latihan yang pendek dengan
banyak selingan istirahat. Masa istirahat yang panjang atau pendek dan
periode istirahat yang semakin lama atau semakin singkat merupakan
prediksi yang jeli dari seorang guru di dalam proses pembelajaran. Yang
menjadi persoalan di sini bukan hanya apakah perlu adanya periode
istirahat selama proses pembelajaran berlangsung, tetapi bagaimana
hubungan terbaik yang dapat diciptakan antara latihan dan istirahat di
dalam praktek keterampilan gerak.
Waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan
waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak
untuk memperoleh pemulihan yang cukup. Kegiatan pembelajaran yang
menggunakan model pendekatan praktek dengan latihan terdistribusi
dilaksanakan sebagai berikut: setiap siswa diberi instruksi untuk
mempraktekkan gerakan beberapa kali, kemudian beristirahat, setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
cukup pemulihan (istirahat), siswa harus melakukan latihan lagi. Latihan
seperti ini dilakukan secara berulang-ulang sampai waktu latihan habis.
Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi
istirahat diantara waktu latihan. Menurut Iwan Setiawan (1985:46)
menyatakan “praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari
dilakukan dalam waktu relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat”.
Menurut Schmidt (1991:74) bahwa “dalam distributed practice, disela-sela
percobaan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi
banyaknya waktu dalam percobaan, yang mengarah ke suatu urutan yang
lebih santai”.
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1994:284) mengemukakan waktu
istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai kelelahan,
tetapi juga jangan terlalu sering. Penting untuk mengatur agar rangsangan
terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara
cukup, atau tidak kurang atau tidak kelebihan.
Periode latihan merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan
dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk
recovery atau pemulihan. Penggunaan waktu istirahat secara memadai
bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di
dalam proses belajar gerak.
Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi
istirahat diantara waktu latihan. Metode distributed practice ini
mempunyai beberapa keuntungan baik bagi pelatih maupun atlet. Foss &
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Keteiyan (1998:285) mengemukakan ada dua keuntungan utama dalam
menggunakan program latihan distributed practice yaitu: (1) Program
latihan distributed practice dapat membuat para coach atau pelatih untuk
lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap atlet,
yang khusus pada sistem energi predominan untuk olahraga yang
diberikan dan dilaksanakan pada tingkat tegangan fisiologis yang
mengoptimalkan keberhasilan dalam penampilan, (2) Program latihan
distributed practice pelaksanaannya sama hari ke hari, sehingga atlet bisa
mengamati kemajuannya dan fleksibel pelaksanaannya.
Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu
istirahat memberikan kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan
diantara pengulangan gerakan. Pemulihan dilakukan setelah melakukan
kerja atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan. Latihan dengan
metode distributed practice dapat juga diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan keterampilan sepak bola dalam permainan sepak bola. Di
dalam pelaksanaannya, yaitu pemain melakukan gerakan keterampilan
sepak bola sesuai instruksi dari pelatih atau pembina dan pada saat tertentu
pemain diberi kesempatan untuk istirahat. Istirahat yang diberikan tersebut
dapat digunakan untuk relaksasi atau diberikan koreksi dari pelatih.
Dengan demikian kondisi pemain akan pulih, selain itu dapat mengenali
atau mencermati kesalahan pada saat melakukan keterampilan sepak bola,
sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tersebut tidak diulang
lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kebaikan dan kelemahan pembelajaran dengan distributed practice
dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Kebaikan dan Kelemahan Distributed Practice
Kebaikan Kelemahan
a. Praktek latihan dengan selingan
istirahat memberikan kesempatan
tubuh melakukan recovery.
b. Dalam menunggu giliran praktek
ada waktu istirahat, maka dapat
digunakan untuk melakukan koreksi
dan mengevaluasi kegiatan teman.
c. Dengan evaluasi dan koreksi, maka
beban praktek yang diberikan akan
lebih mudah untuk dikuasai.
d. Latihan cocok untuk praktek
keterampilan berpasangan.
e. Latihan tidak lekas mendatangkan
kelelahan dan kebosanan.
a. Diperlukan pengaturan waktu dan
giliran melakukan gerakan dengan
aturan yang ketat dan sistematis
agar masing-masing siswa
memperoleh kesempatan yang
sama.
b. Diperlukan penekanan beban tugas
yang wajib dilakukan, agar antara
siswa yang malas dengan siswa
yang agresif memiliki beban tugas
yang sama.
Perbedaan antara pembelajaran dengan massed practice dan
distributed practice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 3. Perbedaan Antara Metode Massed Practice dan Distributed Practice
PENDEKATAN PEMBELAJARAN METODE
MASSED PRACTICE METODE
DISTRIBUTED PRACTICE · Pemain mempunyai kesempatan
melakukan pengulangan sebanyak-banyaknya.
· Pemain mempunyai kesempatan melakukan pengulangan secara bergantian.
· Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan lebih cepat karena latihan dilakukan secara terus menerus.
· Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan lebih lambat karena latihan dilakukan secara berselang.
· Dapat meningkatkan daya tahan fisik sekaligus dapat meningkatkan kepekaan (feeling) terhadap bola.
· Dalam peningkatan daya tahan fisik kurang meningkat dan kepekaan terhadap bola juga kurang maksimal.
· Dengan gerakan secara terus menerus akan menyebabkan kelelahan.
· Dengan gerakan secara bergantian akan terhindar dari kelelahan.
· Pemain cenderung melakukan gerakan teknik yang salah karena kondisi yang lelah.
· Pemain dalam melakukan gerakan teknik dengan baik dan benar karena kondisi fisik yang tidak capek
· Dimungkinkan akan terjadi kelelahan yang berlebihan.
· Pemain selalu mendapat istirahat yang cukup dan akan terhindar dari kelelahan.
c. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli dengan
Menggunakan Massed Practice
Pelaksanaan pembelajaran seorang siswa harus melakukan
pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin
sering atau semakin banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari
maka akan terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien.
Pengaturan giliran praktek dalam pembelajaran merupakan salah satu
faktor penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan.
Dengan keterampilan yang telah dimilikinya menjadi lebih baik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
otomatis. Oleh karena itu seorang pengajar harus cermat dan tepat dalam
menerapkan program pembelajaran.
Massed practice merupakan pendekatan pembelajaran yang
pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan. Berikut ini
disajikan batasan pendekatan pembelajaran massed practice yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Drowatzky (1981:243) massed
practice adalah suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang lama,
dimana latihan dilakukan secara terus menerus dengan tanpa ada tempo
untuk istirahat. Menurut Singer (1980:419) mengemukakan massed
practice didefinisikan sebagai praktek yang lebih luas tanpa istirahat.
Schmidt (1988:384) mengemukakan massed practice didefinisikan sebagai
praktek yang lebih luas dimana jumlah praktek dalam sebuah penelitian
lebih besar dari pada jumlah istirahat diantara penelitian. Magill
(1985:428) mengemukakan massed practice sebagai praktek dimana
jumlah istirahat antara penelitian sangat singkat atau tidak ada sehingga
praktek relatif berkelanjutan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa, massed
practice adalah latihan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus
tanpa diselingi istirahat. Dalam hal ini siswa melakukan gerakan sesuai
dengan instruksi dari pelatih sampai batas waktu yang telah ditentukan
habis.
Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa
diselingi istirahat adalah ciri dari pendekatan massed practice.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat
akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru-paru dan volume jantung.
Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsang cukup berat yang diberikan
terhadap sistem aerobik di dalam tubuh. Junusul (1989:203) menyatakan
bahwa “latihan terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik,
karena bentuk latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat
terhadap sistem aerobik, sehingga dipergunakan untuk meningkatkan
kesegaran aerobik”. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan
Aip Syarifudin (1996:142), “Metode terus menerus dapat meningkatkan
daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”.
Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa, pendekatan
pembelajaran massed practice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya
tahan secara keseluruhan. Disamping itu juga dengan latihan secara terus
menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu
melakukan pembelajaran dan akan merangsang kemampuan otot yang
dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai
prestasi yang lebih baik.
1) Pelaksanaan pembelajaran keterampilan passing bolavoli dengan
massed practice
Pelaksanan passing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran
massed practice yaitu siswa diintruksikan melakukan keterampilan
passing bolavoli secara berulang–ulang dan terus menerus. Siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
diberi kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang telah
dijadualkan.
Dengan melakukan gerakan yang berulang–ulang dan terus
menerus maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan kualitas
sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerakan
keterampilan passing bolavoli. Seperti yang dikemukakan Yusuf
Adisasmita dan Aip Syarifudin (1996:142) menyatakan ”Metode terus
menerus meningkatkan self control atlet pada waktu melakukan usaha-
usaha atau latihan yang melelahkan, dan kemampuan untuk
merangsang kelompok otot yang memegang peranan penting dalam
pelaksanaan cabang olahraga”.
Adapun setiap bentuk pendekatan pembelajaran memiliki
kekurangan dan kelemahan. Demikian halnya dengan pendekatan
pembelajaran massed practice. Menurut Schmidt (1988:384)
”Pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi massed
practice cenderung mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan
distributed practice yang istirahatnya lebih banyak”.
Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
massed practice yaitu :
a) Siswa mempunyai kesempatan melakukan pengulangan gerakan
sebanyak-banyaknya.
b) Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan passing bolavoli
akan menjadi lebih cepat tercapai. Karena dalam pembelajaran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
secara terus menerus dan berkelanjutan dan memungkinkan
terhadap pembetulan pola gerakan yang cepat.
c) Dapat meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya
tahan fisik, meningkatkan kepekaan (feeling) terhadap bola.
Sedangkan kelemahan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan massed practice adalah sebagai berikut :
a) Penguasaan teknik gerakan passing bolavoli kurang sempurna.
Sebab dengan gerakan terus menerus akan menyebabkan
kelelahan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan pola
gerakan yang dilakukan.
b) Pengontrolan dan perbaikan gerakan yang dilakukan mengalami
kesulitan, karena tidak ada waktu istirahat.
c) Siswa cenderung melakukan teknik yang salah, karena kondisi
yang lelah.
d) Dimungkinkan akan terjadi kelelahan yang berlebihan
(overtraining) dan dapat menimbulkan cidera.
2) Sistem memori dalam pendekatan pembelajaran massed practice
Pendekatan pembelajaran massed practice merupakan bentuk
pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi
waktu istirahat. Dalam hai ini siswa melakukan permainan bolavoli
secara terus menerus sesuai dengan program yang telah dijadualkan.
Dengan melakukan permainan bolavoli secara berulang-ulang, maka
akan menguatkan respon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, pembelajaran
passing bolavoli dengan pendekatan massed practice termasuk sistem
memori jangka panjang atau long term memory. Dalam hal ini Rusli
(1988:170) berpendapat bahwa :
Tujuan latihan teknik dalam olahraga ialah untuk menguasai keterampilan secara efisien dan keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan konsep memori jangka panjang, karena dalam banyak hal pengembangan memori jangka panjang merupakan tujuan akhir dari proses mengajar atau belajar dalam keterampilan motorik. Dalam keadaan informasi itu melekat, maka pada suatu ketika bisa terjadi memori itu melemah yang berarti informasi dalam jagka panjang itu semakin hilang. Selain itu, dengan latihan atau pengulangan maka semakin meningkat jumlah asosiasi dalam informasi yang telah dipelajari (misalnya semakin meningkat kebermaknaannya).
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran
passing bolavoli yang dilakukan secara terus menerus maka suatu
keterampilan akan dikuasai dengan baik. Keterampilan yang dilakukan
secara terus menerus akan tersimpan di dalam memori, sehingga siswa
akan memiliki konsep gerakan passing bolavoli yang konsisten. Pada
waktu lain, keterampilan yang dikuasai tidak akan mudah hilang. Jika
tidak ditunjang dengan latihan lambat laun keterampilan yang dimiliki
akan menurun.
d. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli
Menggunakan Distributed Practice
Pendekatan pembelajaran distributed practice merupakan bentuk
pembelajaran yang diselingi istirahat antara waktu latihan. Berikut ini
disajikan batasan distributed practice yang dikemukakan beberapa ahli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Menurut Drowatzky (1981:243) Distributed practice adalah suatu metode
latihan dengan memakai prinsip pengaturan latihan berselang yang
dilakukan dalam beberapa sesi yang pendek diselingi waktu istirahat.
Schmidt (1988:384) mengemukakan distributed practice didefinisikan
sebagai praktek yang dilakukan secara berperiode yaitu terbagi dalam
interval istirahat atau interval dari pembelajaran. Magill (1985:428)
mengemukakan distibuted practice sebagai praktek dimana jumlah
istirahat antara penelitian atau kelompok dari penelitian itu relatif lebih
banyak.
Periode pembelajaran merupakan faktor penting dan harus
diperhitungkan dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan
bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Peggunaan waktu istirahat
secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan
bagian penting di dalam proses belajar gerak. Pendekatan pembelajaran
distributed practice merupakan bentuk pembelajaran yang diselingi
istirahat diantara waktu latihan.
Berdasarkan hal tersebut metode distributed practice ini mempunyai
beberapa keuntungan baik bagi pengajar maupun siswa. Foss & Keteiyan
(1998:285) mengemukakan ada dua keuntungan utama dalam
menggunakan program latihan interval yaitu: (1) Program latihan interval
dapat membuat para pengajar untuk lebih mengkhususkan program latihan
yang lebih teliti bagi setiap siswa, yang khusus pada sistem pada sistem
energi predominan untuk olahraga yang diberikan dan dilaksanakan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
tingkat tegangan fisiologis yang mengoptimalkan keberhasilan dalam
penampilan. (2) Program latihan interval bisa sama hari ke hari (sehingga
siswa bisa mengamati kemajuannya) fleksibel pelaksanannya.
Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu
istirahat memberikan kesempatan untuk siswa mengadaan pemulihan
diantara pengulangan gerakan. Pemulihan dilakukan setelah melakukan
kerja atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan. Menurut
Suharno (1985:11), manfaat adanya pemulihan antara lain: ”(1)
menghindari terjadinya overtraining, (2) memberikan kesempatan siswa
untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya”.
1) Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli dengan
Pendekatan Distributed Practice
Pendekatan pembelajaran distributed practice dapat juga
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan passing bolavoli. Di
dalam pelaksanaannya, yaitu siswa melakukan gerakan keterampilan
passing bolavoli sesuai instruksi dari pengajar dan saat tertentu siswa
diberi kesempatan istirahat. Istirahat yang diberikan tersebut dapat
digunakan untuk relaksasi atau diberikan koreksi dari pengajar.
Dengan demikian kondisi siswa akan pulih, selain itu dapat mengenali
atau mencermati kesalahan pada saat melakukan permainan bolavoli,
sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tersebut tidak
diulangi lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran keterampilan passing
bolavoli dengan menggunakan pendekatan pembelajaran distributed
practice mempunyai kelebihan antara lain:
a) Teknik keterampilan dapat dilakukan dengan baik, kesalahan
teknik dapat diketahui sejak dini dan dapat segera dibetulkan
sehingga pengusaan teknik keterampilan passing bolavoli dapat
menjadi lebih baik.
b) Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan,
sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya overtraining.
c) Siswa selalu mendapat waktu istirahat yang cukup.
Sedangkan kelemahan pembelajaran keterampilan passing
bolavoli menggunakan pendekatan pembelajaran distibuted practice
antara lain :
a) Penguasaan teknik gerakan agak lambat, karena seringnya diselingi
waktu istirahat. Hal ini disebabkan pola gerakan yang sudah
terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat.
b) Pembelajaran ini prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan
terhadap penguasaan teknik, sedangkan kondisi fisiknya
terabaikan.
c) Dimungkinkan siswa akan lebih sedikit melakukan pengulangan
gerakan.
d) Siswa akan merasa lebih jenuh atau bosan karena sering istirahat
jika waktu istirahatnya hanya digunakan untuk menunggu giliran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2) Sistem Memori dalam Pendekatan Pembelajaran Distributed Practice
Pendekatan pembelajaran distributed practice merupakan bentuk
pembelajaran yang dilakukan secara berseling-seling. Ini artinya,
setelah melakukan gerakan diberi waktu istirahat. Pembelajaran yang
dilakukan secara berseling-seling maka keterampilan yang dipelajari
tersimpan dalam memori sangat singkat. Pengulangan gerakan yang
diberi waktu interval (istirahat), maka suatu keterampilan yang
dipelajari akan lebih lama dikuasai.
Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, pembelajaran
passing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran distributed practice
termasuk sistem memori jangka pendek atau short term memory. Short
term memory merupakan suatu pemrosesan informasi yang diterima
dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan cepat pula karena
lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling yang dikutip Rusli
(1988:164) bahwa: (1) Penyimpanan sensori jangka pendek mampu
untuk menyimpan semua informasi yang dihadirkan ke dalamnya
(karena subjek dapat mengingatkan kembali huruf jika suara
dibunyikan dengan segera). (2) Penyimpanan sensori jangka pendek
itu kehilangan informasi dengan cepat seiring dengan lamanya waktu.
Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan
pembelajaran passing bolavoli dengan distributed practice yaitu siswa
akan mengingat gerakan bolavoli pada saat melakukan gerakan
tersebut. Namun setelah melakukan gerakan bolavoli diberi waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
istirahat atau diselingi oleh siswa lainnya. Pemberian waktu istirahat
atau gerakan dilakukan siswa lainnya tersebut akan berdampak
penurunan keterampilan yang dipelajari. Oleh karena itu, dalam
pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka suatu keterampilan
akan cepat hilang.
3. Kemampuan Gerak
Menurut Sukintaka (2004:78), kemampuan gerak adalah kualitas hasil
gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun
gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik.
Sementara Rusli (1988:96), menjelaskan bahwa kemampuan gerak adalah
kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan
suatu keterampilan yang relatif melekat. Kualitas kemampuan gerak seseorang
yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak, oleh karena
itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan keberhasilan masa
yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak khusus. “Seseorang
yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain, diduga akan
lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus”
(Kirkendall, 1980:213).
Schmith (1988:346) menjelaskan bahwa belajar motorik adalah suatu
proses perubahan merespon yang relatif permanen sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Drowatzky (1981:4), mendefinisikan belajar motorik sebagai
proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil hasil timbal balik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
antara latihan dan lingkungan. Belajar motorik adalah suatu perubahan
penampilan atau perilaku potensial yang relatif permanen sebagai hasil dari
latihan dan pengalaman masa lalu terhadap tugas tertentu (Singer 1982:8).
Proses belajar motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor
tersebut dijelaskan sebagai berikut: (1) faktor proses belajar, (2) faktor
personal meliputi persepsi, ketajaman berfikir, intelegensi, ukuran fisik, latar
belakang, pengalaman, emosi, kapabilitas, motivasi, kemampuan gerak, sikap,
jenis kelamin, dan usia; (3) faktor situasi meliputi situasi alami dan situasi
sosial (Singer, 1980:38-51). Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua diantara ketiga
faktor tersebut yakni faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan
sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan keterampilan seseorang.
Keterampilan dapat diartikan sebagai keahlian seseorang dalam
melakukan aktifitas pada tingkat kemampuan yang bervariasi. Meskipun
istilah ini memiliki banyak pengertian, pada umumnya yang dimaksud adalah
kemampuan gerak dengan tingkatan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Singer (1980:34) yang mengatakan bahwa
“Keterampilan adalah keberhasilan dalam mencapai efisiensi dan keefektifan
kebugaran”. Menurut Pate, et al (1993:204) mengatakan bahwa orang yang
terampil seringkali digambarkan dengan mudah bergerak, luwes, dan memiliki
kemampuan untuk mengatasi masalah lingkungan. Istilah terampil juga
diartikan suatu perbuatan dan sebagai indikator suatu tingkat kemahiran.
Penguasaan suatu kemahiran motorik merupakan sebuah proses dimana
seeorang mengembangkan seperangkat respon kedalam suatu pola gerak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
terkoordinasi, dan terintegrasi. Sebagai indikator-indikator dari tingkatan
kemahiran, maka keterampilan diartikan sebagai kompetensi yang
diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu tugas yang berkait
dengan pencapaian suatu tujuan. Semakin tinggi kemampuan seseorang
menjadi tujuan yang diharapkan, maka semakin terampil orang tersebut. Rusli
(1988:95) mengatakan bahwa seseorang semakin mampu mencapai tujuan
yang diharapkan, maka orang tersebut dikataka semakin terampil. Dari uraian
diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang disebut terampil apabila memiliki
kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi (cepat,
cermat, dan tepat).
Kemampuan gerak (motor ability) dapat digunakan untuk memprediksi
kemampuan seorang anak, melalui pengukuran kemampuan gerak
(measurement motor ability) dengan Motor Ability Test yang telah
dikembangkan oleh Cozen’s, Scott’s dan Barrow’s (Singer, 1980:216).
Sebagaimana dijelaskan oleh Singer bahwa Motor Ability Test mempunyai
kegunaan untuk mengklasifikasikan dan memprediksi seseorang dalam
keberhasilan kegiatan fisik. Jadi, guna penelitian adalah untuk melihat apakah
ada perbedaan pengaruh seseorang anak yang memiliki kemampuan gerak
tinggi dan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan
passing bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang diadakan oleh Cook dan Hilgard tahun 1949 menyimpulkan
bahwa, “Pembelajaran dengan massed practice akan berbahaya bila dilakukan
pada awal pembelajaran dan mengutungkan pada akhir pembelajaran”
(Drowatzky, 1981:244). Mereka juga tidak menemukan perbedaan pembelajaran
dengan masa istirahat yang dikurangi atau ditambah. Penelitian lain yang
menghubungkan dan mengevaluasi efek latihan dan posisi gerakan, Penelitian
Abraham dan Grace tahun 1976 menyimpulkan bahwa, “Jadwal latihan yang
berbeda nampaknya optimal untuk melatih berbagai gerakan yang dilakukan
dengan posisi yang berlainan. Pembelajaran dengan distributed practice lebih baik
untuk gerakan yang dilakukan di atas kepala atau dalam posisi vertikal. Hal ini
merupakan akibat kompleksitas gerakan, karena gerakan yang digunakan lebih
sulit dalam posisi yang demikian. Pembelajaran dengan massed practice atau
distributed practice amat tergantung pada faktor-faktor yang lain. Hasil kajian
gerakan psikomotor yang sederhana tidak dapat digeneralisasikan untuk
keterampilan yang lebih kompleks” (Drowatzky, 1981:244).
Penelitian Austin tahun 1975 dalam Drowatzky (1981:244), menyimpulkan
bahwa, “Pembelajaran dengan distributed practice lebih efektif bila dibandingkan
dengan pembelajaran massed practice untuk siswa Sekolah Dasar yang belajar
meningkatkan kecepatan lemparan. Meskipun kelompok massed practice pada
awalnya nampak lebih baik, tetapi setelah 6 minggu latihan, kelompok distributed
practice menunjukkan hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan
kelompok massed practice”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Studi yang dilakukan oleh Austin tahun 1975 Drowatzky (1981:244)
menunjukkan bahwa hasil latihan terdistribusi berpengaruh terhadap kurva belajar
tugas kecepatan lemparan, dan secara signifikan lebih besar dari pada skor latihan
padat. Keunggulan metode terdistribusi juga ditunjukkan oleh Ellis yang
menyimpulkan dari hasil studinya bahwa, “distributed practice facilitates the
acquisition of motor skill”. Stelmach yang meneliti efek latihan terdistribusi dan
latihan padat dengan bentuk tugas memanjat tangga Bachman, sebanyak 16
tangga selama 30 detik untuk setiap kali memanjat. Kelompok latihan terdistribusi
diberikan selang waktu istirahat selama 30 detik untuk sekali mencoba, dan
kelompok latihan padat tidak disediakan waktu istirahat. Hasil studinya
menunjukkan bahwa latihan berterdistribusii memperoleh skor sebesar 67 % dan
ternyata lebih besar dari pada kelompok latihan padat.
Setya Anung Haryanto (2009) tentang perbedaan pengaruh pendekatan
pembelajaran dan motor ability terhadap hasil pembelajaran groundstroke
forehand tenis lapangan (studi eksperimen pendekatan pembelajaran massed
practice dan distributed practice pada siswa putra kelas 5 SD Negeri Jeruk Sawit
1 dan 2 Gondangrejo Karanganyar), yang menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan
distributed practice terhadap kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan
pada siswa putra SD N Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar, ada perbedaan
pengaruh antara motor ability tinggi dan rendah terhadap kemampuan
groundstroke forehand tenis lapangan pada siswa putra SD N Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar, ada pengaruh interaksi antara pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
pembelajaran dengan motor ability terhadap kemampuan groundstroke forehand
tenis lapangan pada siswa putra SDN Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar.
Dimana pendekatan pembelajaran massed practice lebih tepat diterapkan terhadap
siswa yang mempunyai motor ability tinggi sedangkan pendekatan pembelajaran
distributed practice lebih tepat diterapkan terhadap siswa yang memiliki motor
ability rendah.
C. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan pengaruh antara pembelajaran massed practice dan distributed
practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
Pembelajaran dengan massed practice akan cepat mendatangkan
kelelahan dan kemungkinan juga kebosanan, karena dalam mempraktekkan
gerakan dilakukan terus menerus tanpa istirahat, Pembelajaran yang dilakukan
dengan frekuensi yang tinggi akan cepat mendatangkan kelelahan, sehingga
hasil keterampilan yang diperoleh kurang optimal, bahkan kemungkinan besar
akan menimbulkan cidera otot bila kondisi fisik kurang mendukung dan tidak
dipersiapkan dengan baik. Namun pembelajaran dengan massed practice akan
lebih cepat menghasilkan gerakan yang otomatis, karena pembelajaran dengan
massed practice akan mempengaruhi otot-otot melakukan adaptasi terhadap
rangsangan yang diberikan, sehingga otot akan terbiasa dengan aktivitas-
aktivitas yang berulang-ulang, hal inilah yang menjadikan gerakan yang
dipelajari menjadi kebiasaan. Pembelajaran dengan massed practice akan
dapat meningkatkan feeling atau naluriah yang tinggi pada diri siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sehingga dengan naluriah ini akan memperoleh kemampuan di dalam
melakukan gerakan. Sedangkan pembelajaran dengan distributed practice
ditinjau dari segi kemampuan tubuh, hasilnya akan efektif, karena
pembelajaran yang diselingi istirahat akan dapat menyiapkan kondisi tubuh
melakukan aktivitas gerakan selanjutnya. Waktu istirahat yang memadai
bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di
dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup. Dalam
hal ini pembelajaran dengan distributed practice tentunya akan menghasilkan
peningkatan keterampilan yang lebih baik.
2. Perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah.
Kemampuan gerak dipengaruhi oleh aktivitas jasmani dalam
kesehariannya, semakin tinggi aktivitas yang dilakukan akan semakin baik
kemampuan geraknya dan sebaliknya makin rendah aktivitas gerak yang
dilakukan, maka kemampuan geraknya semakin jelek. Siswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi tentunya akan lebih mudah di dalam mempelajari
keterampilan gerak, termasuk keterampilan passing bolavoli, sedangkan siswa
yang memiliki kemampuan gerak rendah akan memerlukan waktu yang lebih
lama di dalam mempelajari keterampilan gerak. Oleh sebab itu kemampuan
awal anak akan sangat mempengaruhi kecepatan anak di dalam menangkap,
mempelajari dan menghasilkan gerakan. Dalam hal ini siswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi akan lebih cepat meningkatkan keterampilan bila
dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan gerak rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan
gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan
kemampuan gerak yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Pendekatan
pembelajaran yang digunakan akan juga mempengaruhi hasil belajar yang
diberikan. Kemampuan gerak yang baik akan cepat mempengaruhi
penguasaan suatu keterampilan, sedangkan kemampuan gerak yang jelek akan
lebih lama di dalam mempelajari keterampilan gerak. Pemilihan pendekatan
pembelajaran yang sesuai yang diinteraksikan dengan kemampuan gerak yang
baik tentunya akan lebih cepat menghasilkan peningkatan keterampilan
passing bolavoli. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa antara
pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terdapat interaksi di
dalam meningkatkan suatu keterampilan.
D. Pengajuan Hipotesis
Bertolak pada kerangka pemikiran yang mengacu pada jawaban sementara,
maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan
distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
2. Ada perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah.
3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak
terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama dua bulan dimulai
tanggal 3 Maret sampai dengan 6 Mei 2010, dengan frekuensi pertemuan tiga
kali seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Jumlah pertemuan 18
kali. Latihan dimulai pukul 15.00 s/d 16.30 WIB.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Menurut Sudjana
(2002:148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf
sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor
lainnya yang ada dalam eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4. Kerangka Desain Penelitian
Pendekatan Pembelajaran
(A)
Variabel Atribut
Variabel Manipulatif
Kemampuan Gerak
(B)
Tinggi
(b1)
Rendah
(b2)
Massed practice (a1) a1b1 a1b2
Distributed practice (a2) a2b1 a2b2
Keterangan:
a1b1 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran massed practice.
a2b1 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran distributed practice.
a1b2 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran massed practice.
a2b2 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran distributed practice.
Untuk mendapatkan keyakinan bahwa peningkatan keterampilan passing
bolavoli yang merupakan hasil perlakuan maka dapat digeneralisasikan ke dalam
populasi yang ada.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas (independent) dan
satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
1. Variabel bebas (independent)
a. Variabel manipulatif yaitu pendekatan pembelajaran yang terdiri dari 2
taraf.
1) Pendekatan pembelajaran massed practice.
2) Pendekatan pembelajaran distributed practice.
b. Variabel bebas atributif (yang dikendalikan) dalam penelitian ini yaitu:
1) Kemampuan gerak tinggi.
2) Kemampuan gerak rendah.
2. Variabel terikat (dependent)
Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu peningkatan keterampilan
passing bolavoli.
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran massed practice
Pendekatan pembelajaran massed practice adalah pendekatan
pembelajaran dimana aktivitas pembelajaran dilakukan dengan prinsip
pengaturan giliran belajar dimana siswa melakukan gerakan secara terus-
menerus tanpa diselingi istirahat. Model ini setiap siswa diberi instruksi
mempraktekkan secara terus-menerus selama waktu belajar. Setelah siswa
betul-betul lelah, maka aktivitas belajar diakhiri, atau pelajaran tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dilanjutkan walaupun sudah lelah sampai waktu belajar yang diprogramkan
habis.
2. Pendekatan Pembelajaran distributed practice
Pendekatan pembelajaran distributed practice adalah pendekatan
pembelajaran dimana pemberian materi dengan prinsip pengaturan giliran
dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu
istirahat secara berselang-seling.
3. Kemampuan Gerak
Kemampuan gerak adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat.
Kemampuan gerak dibagi menjadi dua yaitu kemampuan gerak tinggi dan
kemampuan gerak rendah. Instrumen yang digunakan dalam menentukan
kemampuan gerak adalah dengan Barrow Motor Ability Tes. Langkah-langkah
untuk menentukan kemampuan gerak dengan menghitung t score dan
menghitung mean.
Strata I = Kemampuan gerak tinggi
Strata II = Kemampuan gerak rendah
4. Keterampilan Passing Bolavoli
Keterampilan passing bolavoli adalah teknik memainkan bola yang
dilakukan oleh seorang dengan satu atau dua tangan bertujuan untuk
mengarahkan bola ke suatu tempat agar bola dapat dimainkan, yang terdiri
dari pass atas, pass bawah. Diukur dengan baterai tes AAHPER Volley Skill
Test Manual (Strand & Wilson, 1993:136-139).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi 60 siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Boyolali.
2. Sampel Penelitian
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa, yang
diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002)
teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk
menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan
penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah :
a. Jenis kelamin laki-laki.
b. Berminat untuk mengikuti pendekatan pembelajaran massed pactice dan
distributed practice.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Bersedia menjadi sampel penelitian.
e. Memiliki gerak dasar yang baik, berdasarkan hasil observasi dan
informasi.
Dari sejumlah siswa yang telah mempunyai ketentuan tersebut,
kemudian kemampuan gerak diperoleh dengan Barrow Motor Ability Test,
data hasil kemampuan gerak tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu
sampel yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan sampel yang memiliki
kemampuan gerak rendah. Selanjutnya dirangking, dari hasil rangking tersebut
dibagi atas tiga kelompok yaitu tingkat kemampuan gerak tinggi, sedang dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
rendah. 20 siswa yang memiliki tingkat kemampuan gerak sedang tidak
diikutsertakan, sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 40 siswa putra yang terdiri dari 20 siswa yang memiliki kemampuan
gerak tinggi, dan 20 siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.
Selanjutnya 20 siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan yang
memiliki kemampuan gerak rendah masing–masing dibagi menjadi dua
kelompok dengan cara diundi (random), yaitu 10 siswa mendapatkan
perlakuan dengan pendekatan pembelajaran massed practice dan 10 siswa
sebagai kelompok yang mendapatkan pendekatan pembelajaran distributed
practice.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes
dan pengukuran beberapa variabel penelitian:
1) Data kemampuan gerak
Kemampuan gerak diperoleh dengan Barrow Motor Ability Tes, data
hasil kemampuan gerak tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu sampel
yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan sampel yang memiliki
kemampuan gerak rendah.
2) Data keterampilan passing bolavoli
Pengambilan data keterampilan passing bolavoli digunakan dengan
baterai tes AAHPER Volley Skill Test Manual (Strand & Wilson, 1993:136-
139). Tes ini meliputi: 1) tes passing, kemampuan testee menerima dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
mengembalikan passing (operan) bola, 2) tes setting, kemampuan testee dalam
mengoper (mengumpan) bola melewati rintangan dan mengarahkannya ke
daerah sasaran, 3) tes memvolley, kemampuan testee dalam memvolley bola
kedinding dengan baik dan benar dalam jangka waktu 1 menit. Karena dalam
penelitian ini hanya memberikan treatmen pada 2 (dua) teknik dasar yaitu pass
bawah dan pass atas, maka yang akan di tes juga adalah dua teknik dasar
tersebut dengan menggunakan baterai tes di atas.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis varian
(ANAVA) rancangan faktorial 2x2 pada α = 0,05. Jika nilai F yang diperoleh
(Fo) signifikan analisis dilanjutkan dengan uji rentang hewman-keuls
(Sudjana, 2004:36). Untuk memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka
dilakukan uji normalitas (Uji lilliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan
uji Bartlett) (Sudjana, 2002:261-264). Urutan langkah-langkah analisis data
penelitian ini adalah:
1. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu
uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji
Bartlett). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau
tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada
tiap-tiap kelompok homogen atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Liliefors
(Sudjana, 2002:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Pengamatan x1, x2, ……., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, …….,
zn dengan menggunakan rumus:
zi =
Keterangan : = Rata-rata = Nilai variabel
s = Simpangan baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ……., zn yang lebih kecil atau
sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka
S(zi) =
4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom
kelompok sampel; dk (n-1); 1/dk; SDi2, dan (dk) log SDi
2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus:
SD2 = ……. (1)
B = Log SDi2 (n-1)
3) Menghitung χ2, dengan rumus:
χ2 = (Ln) B – (n–1) Log SDi ……….. (2)
dengan (Ln 10) = 2,3026
Hasilnya (χ2hitung) kemudian dibandingkan dengan χ2
tabel, pada
taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila χ2hitung < χ2
tabel, maka Ho diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila
χ2hitung > χ2
tabel, maka Ho ditolak, artinya varians sampel bersifat
tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
1. Anava Rancangan Faktorial 2x2
1) Metode AB untuk Perhitungan Anava Dua Faktor
Tabel 5. Ringkasan Anava Dua Faktor
Sumber Variasi Dk JK RJK F0
Rata-rata Perlakuan A B AB Kekeliruan
1 a – 1 b – 1 (a-1)(b-1) ab (n-1)
Ry
Ay
By
ABy
Ey
R A B AB E
A/B B/E AB/E
Keterangan:
A = Kelompok A B = Kelompok B AB = Interaksi antara kelompok A dengan kelompok B
2) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika F ≥ F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol ditolak. Jika F <
F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dk
pembilang v1 (k-1) dan dk penyebut v2 = (n1 + … nk – k), α = taraf
signifikansi untuk pengujian hipotesis.
2. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava
Menurut Sudjana (2004:36) langkah-langkah untuk melakukan
uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut:
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan
yang paling kecil sampai kepada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan
rumus:
Sy =
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student.
Untuk uji Newman-Keuls, di ambil v = dk dari RJK (kekeliruan)
dan p = 2,3...,k. Harga-harga yang di dapat dari badan daftar
sebanyak (k-1) untuk v dan p supaya di catat.
5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-
masing dengan Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang
dinamakan rentang signifikan terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-
k selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST
untuk p= (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan
selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RST untuk
p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil
kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan
begini, semuanya akan ada ½ k (k-1) pasangan yang harus
dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari
pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikansi di antara rata-rata perlakuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.
Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan
pada tes awal dan tes akhir keterampilan passing bolavoli. Berturut-turut berikut
disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis
dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data hasil tes keterampilan passing bolavoli yang
dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pengunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak
Perlakuan Tingkat
Kemampuan Gerak
Statistik Hasil Tes
Awal
Hasil Tes
Akhir
Peningkatan
Pendekatan pembelajaran dengan massed practice
Tinggi
Jumlah 931 1222 291 Rerata 93.100 122.200 29.100 SD 8.306 10.130 3.725
Rendah
Jumlah 759 934 175 Rerata 75.900 93.400 17.500 SD 10.005 8.631 4.743
Pendekatan pembelajaran dengan distributed practice
Tinggi
Jumlah 969 1251 282 Rerata 96.900 125.100 28.200 SD 11.259 8.279 5.095
Rendah
Jumlah 807 1094 287 Rerata 80.700 109.400 28.700 SD 7.543 9.778 7.761
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata keterampilan passing bolavoli
maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
120
140
Pre-test 84.5 88.8 95 78.3
Post-test 107.8 117.25 123.65 101.4
MP (A1) DP (A2)KGD T
(B1)KGD R
(B2)
Gambar 6. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak
Keterangan:
MP = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan massed practice
DP = Kelompok pendekatan pembelajaran distributed practice
KGD T = Kelompok kemampuan gerak tinggi
KGD R = Kelompok kemampuan gerak rendah
= Hasil tes awal
= Hasil tes akhir
Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel dan
histogram di atas adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran dengan
massed practice dan distributed practice dibandingkan, maka dapat diketahui
bahwa kelompok perlakuan dengan massed practice memiliki peningkatan
keterampilan passing bolavoli sebesar 5.15 yang lebih tinggi dari pada
kelompok pendekatan pembelajaran dengan distributed practice.
2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan
rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan
passing bolavoli sebesar 5.55 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa
yang memiliki kemampuan gerak rendah.
Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan
keterampilan passing bolavoli yang berbeda. Nilai peningkatan keterampilan
passing bolavoli masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 7. Nilai Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan)
No Kelompok
Perlakuan (Sel)
Gain
Score
1 A1B1 (KP1) 29.1
2 A1B2 (KP2) 17.5
3 A2B1 (KP3) 28.2
4 A2B2 (KP4) 28.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Agar nilai rata-rata peningkatan keterampilan passing bolavoli yang dicapai
tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan keterampilan
passing bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut:
Gambar 7. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Pada Tiap Kelompok Perlakuan.
Keterangan : KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan massed practice pada
tingkat kemampuan gerak tinggi KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan massed practice pada
tingkat kemampuan gerak rendah KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan distributed practice
memiliki kemampuan gerak tinggi KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan distributed practice
pada tingkat kemampuan gerak rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
B. Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes dilakukan uji reliabilitas pada
tes awal dan tes akhir keterampilan passing bolavoli. Hasil uji reliabilitas data
keterampilan passing bolavoli kemudian dikategorikan, dengan menggunakan
pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono
(1992:22), yaitu :
Tabel 8. Range Kategori Reliabilitas
Kategori Reliabilita
Tinggi Sekali 0,90 – 1,00
Tinggi 0,80 – 0,89
Cukup 0,60 – 0,79
Kurang 0,40 – 0,59
Tidak Signifikan 0,00 – 0,39
Adapun hasil uji reliabilitas data keterampilan passing bolavoli pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel Reliabilita Kategori
a. Tes kemampuan gerak
(1) Standing broad jump 0,94 Tinggi sekali
(2) Lari zig-zag 0,98 Tinggi sekali
(3) Shoot put bola softball 0,98 Tinggi sekali
b. Tes awal keterampilan passing
bolavoli
(1) Pass bawah 0,76 Cukup
(2) Pass atas 0,75 Cukup
c. Tes akhir keterampilan passing
bolavoli
(1) Pass bawah 0,87 Tinggi
(2) Pass atas 0,92 Tinggi sekali
C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok
Perlakuan
N M SD Lhitung Ltabel 5% Kesimpulan
KP1 10 29.100 3.725 0.2179 0.258 Berdistribusi Normal
KP2 10 17.500 4.743 0.1438 0.258 Berdistribusi Normal
KP3 10 28.200 5.095 0.1664 0.258 Berdistribusi Normal
KP4 10 28.700 7.761 0.1368 0.258 Berdistribusi Normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo =
0.2179. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan
pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0.1438, yang ternyata lebih kecil dari angka batas
penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo = 0.1664. Di
mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan
signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang
dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.1368, yang ternyata juga lebih kecil
dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu
0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk
berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara
kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan
dengan uji Bartlett. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok
2 adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
∑ Kelompok Ni SD2gab χ2
o χ2tabel 5% Kesimpulan
4 10 30.642 5.319 7.81 Varians homogen
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 5.319. Sedangkan dengan k -
1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2
o = 5.319 lebih
kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok
dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai
langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis
varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji.
Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab
II.
Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 12. Ringkasan Nilai Rata-Rata Keterampilan Passing Bolavoli Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak
Variabel
Rerata
Keterampilan Bolavoli
a1
a2
b1 b2 b1 b2
Hasil tes awal 93.10 75.90 96.90 80.70
Hasil tes akhir 122.20 93.40 125.10 109.40
Peningkatan 29.10 17.50 28.20 28.70
Keterangan :
a1 = Pendekatan pembelajaran massed practice . a2 = Pendekatan pembelajaran distributed practice. b1 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi b2 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan Pembelajaran (A1 dan A2)
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo
Ft
A 1 265.2250 265.225 8.6557 * 4.11
Kekeliruan 36 1103.1000 30.642
Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2)
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo
Ft
B 1 308.0250 308.025 10.0525 *
Kekeliruan 36 1103.1000 30.642
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo
Ft
Rata-rata
Perlakuan 1 26780.6250 26780.625
A 1 265.2250 265.225 8.6557 * 4.11
B 1 308.0250 308.025 10.0525 *
AB 1 366.0250 366.025 11.9453 *
Kekeliruan 36 1103.1000 30.642
Total 40 28823.0000
Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians
KP a1b2 a2b2 a2b1 a1b1 RST
Rerata 17.500 28.200 28.700 29.100
a1b2 17.500 - 10.700 * 11.200 * 11.600 * 5.0589
a2b2 28.200 - 0.500 0.900 6.0917
a2b1 28.700 - 0.400 6.7218
a1b1 29.100 -
Keterangan ; Tanda * signifikan pada p £ 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis
sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis I
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan
massed practice memiliki peningkatan yang berbeda dengan pendekatan
pembelajaran distributed practice. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 8.656 >
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa
pendekatan pembelajaran dengan massed practice memiliki peningkatan yang
berbeda dengan pendekatan pembelajaran distributed practice dapat diterima
kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan
pembelajaran massed practice memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada
pendekatan pembelajaran dengan ditributed practice rata-rata peningkatan
masing-masing yaitu 28.450 dan 23.300.
2. Pengujian Hipotesis II
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan
gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli yang berbeda
dengan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Hal ini dibuktikan dari
nilai Fhitung = 10.053 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak.
Berarti bahwa siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki
peningkatan keterampilan passing bolavoli yang berbeda dengan siswa yang
memiliki kemampuan gerak rendah dapat diterima kebenarannya.
Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli
yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan
rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 28.650 dan 23.100.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
3. Pengujian Hipotesis III
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perbedaan
pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan gerak siswa sangat bermakna.
Karena Fhitung = 11.945 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak.
Yang berarti bahwa keberhasilan pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh
tingkat kemampuan gerak yang dimiliki siswa.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan
pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :
(a) ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian
(b) ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi
dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut
sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Antara Pendekatan Pembelajaran Massed Practice
dan Distributed Practice Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing
Bolavoli
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan
pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan
pembelajaran massed practice dan kelompok siswa yang mendapatkan
pendekatan pembelajaran distributed practice terhadap peningkatan
keterampilan passing bolavoli. Pada kelompok siswa yang mendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
pendekatan pembelajaran massed practice mempunyai peningkatan
keterampilan passing bolavoli yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok
siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran dengan distributed practice.
Pembelajaran keterampilan bolavoli dengan massed condition, memiliki
kelebihan dalam hal pemanfaatan memori gerakan, yaitu dengan adanya
ingatan jangka pendek (short term memory). Short term memory yaitu sistem
memori yang berfungsi untuk menyimpan sejumlah besar informasi yang
diterimanya selama periode waktu yang singkat. Setelah melakukan gerakan
keterampilan bolavoli, short term sensory store siswa mencatat di dalam short
term memory. Apa yang harus saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan
di dalam memori selama beberapa saat, dan memori itu akan hilang setelah
beberapa lama. Dengan pembelajaran secara padat (massed practice), maka
sebelum memori itu hilang, siswa melakukan gerakan lagi sehingga konsep
gerakan keterampilan bolavoli yang dilakukan terkonsep ke dalam memori
dengan lebih kuat. Short term memory ini juga dapat memberikan feedback
pada siswa, agar gerakan keterampilan bolavoli selanjutnya menjadi lebih
baik. Suatu misal siswa melakukan gerakan yang terlalu lemah, atau
tenaganya terlalu besar. Siswa menyadari bahwa gerakan yang baru saja
dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang dilakukan tadi masih terkonsep
di dalam memori, sehingga memberikan perbaikan untuk gerakan selanjutnya.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase keterampilan passing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
bolavoli yang dihasilkan oleh pendekatan pembelajaran massed practice lebih
tinggi 5.15 dari pada distributed practice.
2. Perbedaan Keterampilan Passing Bolavoli Antara Siswa yang Memiliki
Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah
Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan
pengaruh yang nyata antara kelompok siswa dengan kemampuan gerak tinggi
dan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan passing
bolavoli. Pada kelompok siswa dengan kemampuan gerak tinggi mempunyai
peningkatan keterampilan passing bolavoli lebih tinggi dibanding kelompok
siswa dengan kemampuan gerak rendah. Pada kelompok siswa kemampuan
gerak tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki
kemampuan gerak rendah. Kemampuan gerak merupakan modalitas untuk
melakukan pembelajaran keterampilan passing bolavoli.
Kemampuan gerak adalah kemampuan seseorang dalam
mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dengan gerakan tangan
secara efektif. Gerakan keterampilan bolavoli termasuk gerakan yang cukup
kompleks sebab gerakan pukulan merupakan gabungan beberapa gerakan
yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Keberhasilan keterampilan
bolavoli dipengaruhi oleh kemampuan siswa untuk melakukan gerakan secara
terpadu dan selaras. Kemampuan gerak dapat menunjang keberhasilan belajar
keterampilan bolavoli karena dengan kemampuan gerak yang baik siswa dapat
mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan sehingga menjadi lebih akurat.
Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kemampuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
lebih cepat menguasai keterampilan passing bolavoli, dari pada siswa yang
memiliki kemampuan gerak rendah.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan passing bolavoli pada
siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi 5.55 yang lebih tinggi dari pada
kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.
3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan
Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli
Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa
faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi
yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah
tabel dibawah ini.
Tabel 17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli.
Faktor A = Pendekatan Pembelajaran
B = Kemampuan
Gerak
Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2
B1 29.100 28.200 28.650 0.900
B2 17.500 28.700 23.100 11.200
Rerata 23.300 28.450 25.875 5.55
B1 – B2 11.600 0.500 5.15 -
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
A1
A1
A2 A2
05
10152025
3035
1 2
A1
A2
B1 B1
B2
B2
05
101520253035
1 2
B1
B2
Gambar 8. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli
Keterangan :
: A1 = Pendekatan pembelajaran dengan massed practice : A2 = Pendekatan pembelajaran dengan distributed practice. : B1 = Kemampuan gerak tinggi : B2 = Kemampuan gerak rendah
Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai
keterampilan passing bolavoli adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis
perubahan peningkatan keterampilan antar kelompok memiliki suatu titik
pertemuan atau persilangan. Antara pendekatan pembelajaran dan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
kemampuan gerak memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang
signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
gerak berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 8, ternyata siswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan pembelajaran massed practice,
memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli sebesar 29.100 yang lebih
baik dibandingkan siswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat
perlakuan pendekatan pembelajaran distributed practice sebesar 28.200.
Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan
pembelajaran distributed practice, memiliki peningkatan keterampilan passing
bolavoli sebesar 28.700 yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan
gerak tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran distributed
practice sebesar 17.500. Kefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran
bolavoli dipengaruhi oleh klasifikasi kemampuan gerak yang dimiliki siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran
massed practice dan distributed practice dalam meningkatkan keterampilan
passing bolavoli. Pengaruh pendekatan pembelajaran massed practice lebih
baik dari pada distributed practice dalam meningkatkan keterampilan passing
bolavoli.
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan gerak tinggi
dengan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan passing
bolavoli. Peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki
kemampuan gerak rendah.
3. Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan
kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
a. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan
pendekatan pembelajaran massed practice.
b. Siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan
pendekatan pembelajaran distributed practice.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
B. Implikasi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran dan
kemampuan gerak merupakan variabel yang mempengaruhi peningkatan
keterampilan passing bolavoli.
2. Pendekatan pembelajaran menggunakan massed practice ternyata
memberikan pengaruh yang lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan
passing bolavoli. Kebaikan pendekatan pembelajaran massed practice ini
dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya
meningkatkan keterampilan passing bolavoli.
3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan pendekatan
pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan passing bolavoli, masih ada
faktor lain yaitu kemampuan gerak. Hasilnya menunjukkan bahwa ada
perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli yang sangat signifikan
antara kelompok kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Hal
ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya peningkatan
keterampilan passing bolavoli hendaknya memperhatikan faktor kemampuan
gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran massed practice memiliki pengaruh yang lebih baik
dalam meningkatkan keterampilan passing bolavoli, maka sebaiknya dipilih
oleh pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan siswanya.
2. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan passing bolavoli, perlu memperhatikan faktor kemampuan
gerak.
3. Dalam pembelajaran pembelajaran terhadap peningkatan keterampilan
passing bolavoli kepada siswa yang memiliki kecocokan tinggi, hendaknya
pengajar dan pelatih menggunakan massed practice.
4. Dalam pembelajaran siswa yang memiliki kecocokan rendah dan belum
menguasai keterampilan passing bolavoli, hendaknya pengajar menggunakan
distributed practice.