Upload
lamque
View
250
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN
KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
PASS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 KARANGANYAR TAHUN 2009
Skripsi
Oleh :
PANJI YULIANTO
K 4605033
Jurusan : Penjaskesrek
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN
KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
PASS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 KARANGANYAR TAHUN 2009
Oleh :
PANJI YULIANTO NIM. K4605033
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2010
3
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes.
NIP. 19490505 198503 1 001
Pembimbing II
Waluyo, S.Pd. M.Or.
NIP. 19720617 199802 1 001
4
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 16 April 2010
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Sunardi, M. Kes
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes
Anggota I : Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes
Anggota II : Waluyo, S.Pd. M.Or
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
5
ABSTRAK
Panji Yulianto PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 5 KARANGANYAR TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, November 2009.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh
pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode bermain dan berlatih terhadap
hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Karanganyar tahun 2009. (2) Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi
dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009. (3) Ada tidaknya
interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi mata-tangan
terhadap hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian ini
adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009 berjumlah
134. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan rumus eksperimen dari
Widodo J. Pudjirahardjo, Herjanto Poernomo dan Moh. Hasan Machfoed
sehingga di dapat sampel sebanyak 27 siswa. Teknik pengumpulan data dengan
tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan yaitu kemampuan koordinasi mata-
tangan dan keterampilan pass atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan
adalah ANAVA 2 X 2 dan uji Newman Keuls.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada
perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dengan metode bermain dan
berlatih terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Karanganyar tahun 2009. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo =
146,308 > Ft = 4,26. Pengaruh yang ditimbulkan dari pendekatan pembelajaran
passing atas dengan metode bermain lebih baik daripada menggunakan metode
berlatih dengan rata-rata peningkatan 2,0 dan 1,57. (2) Ada perbedaan antara
6
koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil
belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar
tahun 2009. Dari hasil analisis data menunjukkkan Fo = 145,154 > Ft = 4,26.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi lebih baik dibandingakn siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
rendah dengan rata-rata peningkatan 1,93 dan 1,64. (3) Ada interaksi antara
pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil
belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar
tahun 2009. Dari hasil analisis data menunjukkan Fhitung = 288,462 > Ftabel = 4,26
(Fhitung > Ftabel ).
7
MOTTO
˜ Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling berguna bagi orang lain.
(HR. Al
Qodla’iy)
˜ Cukup kerja untuk dilakukan, dan cukup tenaga untuk bekerja.
(Rudyard Kipling)
˜ Anda tidak akan menemukan waktu untuk apapun. Jika anda menginginkan waktu
anda harus berjuang.
(Charles buxton)
8
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doanya
Adik-adiku tersayang
Someone yang selalu mendukungku
Teman-teman Angkatan 2005
Adik-adik JPOK FKIP UNS
Almamater
9
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes. sebagai pembimbing I dan Waluyo, S.Pd.,
M.Or. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Kepala SMP Negeri 5 Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
6. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009 yang telah
bersedia menjadi sampel penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................. v
MOTTO ..................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5
D. Perumusan Masalah .............................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................. 7
A. Tinjauan Pustaka................................................................... 7
1. Pembelajaran................................................................... 7
a. Pengertian Pembelajaran........................................... 7
b. Komponen-komponen Desain Pembelajaran............ 7
2. Pendekatan Pembelajaran ............................................... 8
a. Pengertian Pendekatan pembelajaran........................ 8
b. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran................ 10
11
3. Bermain........................................................................... 11
a. Pengertian Bermain................................................... 11
b. Pengaruh Bermain bagi Perkembangan Anak .......... 12
c. Pendekatan Pembelajaran Bermain........................... 12
4. Berlatih............................................................................ 13
a. Pengertian Berlatih.................................................... 13
b. Pengaruh Berlatih bagi Perkembangan Anak ........... 14
c. Pendekatan Pembelajaran Berlatih............................ 14
5. Karakter Siswa SMP ....................................................... 15
a. Usia Anak SMP......................................................... 15
b. Karakteristik-karakteristik Anak SMP...................... 16
c. Dorongan Dasar Anak............................................... 17
d. Ciri-ciri Perubahan Akibat Belajar Gerak................. 18
6. Permainan Bolavoli......................................................... 18
a. Pengertian Permainan Bolavoli................................. 18
b. Passing Bolavoli ....................................................... 19
c. Hakikat Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli ................ 20
7. Koordinasi ....................................................................... 22
a. Pengertian Koordinasi............................................... 22
b. Kegunaan Koordinasi................................................ 23
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koordinasi ........ 23
d. Macam-macam Koordinasi ....................................... 24
e. Koordinasi Mata-Tangan .......................................... 25
f. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Keterampilan
Pass Atas Bolavoli .................................................... 25
B. Kerangka Pemikiran........................................................... 26
C. Perumusan Hipotesis.......................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN......................................................... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 29
B. Metode Penelitian .............................................................. 29
C. Variabel Penelitian............................................................. 31
12
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 31
E. Teknik Pengumpulan Data................................................. 32
F. Teknik Analisis Data.......................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 39
A. Deskripsi Data.................................................................... 39
B. Mencari Realibilitas ........................................................... 41
C. Uji Prasyarat Analisis......................................................... 42
1. Uji Normalitas.............................................................. 42
2. Uji Homogenitas .......................................................... 43
D. Pengujian Hipotesis............................................................ 43
1. Pengujian Hipotesis Pertama ....................................... 45
2. Pengujian Hipotesis Kedua .......................................... 45
3. Pengujian Hipotesis Ketiga.......................................... 45
E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 46
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................... 49
A. Simpulan ............................................................................ 49
B. Implikasi............................................................................. 49
C. Saran ............................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51
LAMPIRAN ............................................................................................... 53
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Pass Atas Bolavoli .................................. 22
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Pass Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap
Kelompok Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan.......... 40
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Peningkatan Kemampuan Pass Atas
Bolavoli antar Kelompok Perlakuan ........................................ 41
Gambar 4. Bentuk Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan
Koordinasi Mata-Tangan ......................................................... 48
Gambar 5. Tes Koordinasi Mata-Tangan................................................... 76
Gambar 6. Tes Keterampilan Pass Atas .................................................... 78
14
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil
Kemampuan Pass Atas Bolavoli Menurut Kelompok
Penelitian..................................................................................... 39
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Pass Atas
Bolavoli pada Data Tes Awal ..................................................... 41
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas ........................................................ 42
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors........................................ 42
Tabel 5. Hasil Uji Bartlet .......................................................................... 43
Tabel 6. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Pass Atas Bolavoli
Berdasarkan Pembelajaran Bermain dan Berlatih Sebelum dan
Sesudah Diberi Perlakuan ........................................................... 43
Tabel 7. Ringkasan Analisis Anava Faktorial 2 x 2................................... 44
Tabel 8. Hasil Uji Rentang Newman Keuls setelah Anava ....................... 44
Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor
Utama terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli...................... 47
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Awal Tes Kemampuan Pass Atas ............................. 54
Lampiran 2. Data Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Tangan............... 57
Lampiran 3. Data Tes dan Re-Tes Awal Kemampuan Pass Atas .......... 60
Lampiran 4. Kelompok Sampel Penelitian dan Klasifikasinya.............. 61
Lampiran 5. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Pass atas ..... 62
Lampiran 6. Uji Normalitas.................................................................... 64
Lampiran 7. Uji Homogenitas Data Tes Awal Pada Kelompok Sampel
Penelitian............................................................................ 66
Lampiran 8. Data Tes Akhir Kemampuan Pass Atas............................. 67
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan
Kemampuan Pass Atas ...................................................... 68
Lampiran 10. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata-Rata antar
Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava
Faktorial 2 x 2. ................................................................... 70
Lampiran 11. Hasil Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls...................... 72
Lampiran 12. Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Koordinasi
Mata-Tangan ...................................................................... 74
Lampiran 13. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Pass Atas
Bolavoli .............................................................................. 77
Lampiran 14. Konsep Pembelajaran Pass Atas Bolavoli dengan
Pendekatan Bermain .......................................................... 79
Lampiran 15. Konsep Pembelajaran Pass Atas Bolavoli dengan
Pendekatan Berlatih ........................................................... 83
Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian................................. 88
Lampiran 17. Pengajuan Judul ................................................................. 91
Lampiran 18. Validasi Proposal Skripsi ................................................... 92
Lampiran 19. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi................................... 93
16
Lampiran 20. Permohonan ijin Research / Try Out ke Rektor UNS........ 94
Lampiran 21. Permohonan Ijin Research / Try Out ke Kepala SMP
Negeri 5 Karanganyar ........................................................ 95
Lampiran 22. Surat Keputusan Dekan FKIP tenteng Ijin Menyusun
Skripsi / Makalah ............................................................... 96
Lampiran23. Surat Keterangan Penelitian............................................... 97
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak
fisik yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang seimbang antara jasmani dan
rohani. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat
dan bugar sepanjang hayat.
Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah di pengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru. Metode yang dimaksudkan adalah tentang penerapan
metode mengajar. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu proses
pembelajaran yang aktivitasnya berada di luar ruangan jadi penerapan metode
pembelajarannya akan berbeda dengan mata pelajaran yang berada di dalam
ruangan. Dalam penerapan metode pembelajaran. Perlu diperhatikan faktor usia
dan karakteristik anak didik serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh
18
guru. Dengan demikian metode pembelajaran yang tepat dapat dipilih agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat berhasil.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum pendidikan jasmani.
Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu
bolavoli. Bolavoli merupakan salah satu olahraga permainan yang diajarkan dari
sekolah tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT). Bolavoli
adalah jenis permainan beregu yang di mainkan 6 orang setiap regu. Dalam
permainan bolavoli terdapat teknik-teknik dasar. Setiap teknik mutlak harus dapat
dikuasai oleh setiap pemain. Salah satu teknik yang penting adalah pass. Pass
dalam permainan bolavoli dibagi menjadi dua macam yaitu pass bawah dan pass
atas. Kemampuan passing akan sangat berperan dalam permainan bolavoli. Dalam
hal ini terutama pass atas, karena bila mahir pass atas akan membantu
mendapatkan kemenangan dalam pertandingan. Namun pada kenyataannya tidak
banyak orang yang dapat melakukan pass atas dengan baik. Terutama dikalangan
siswa tingkat SMP, sehingga agar siswa dapat menguasai teknik pass atas dengan
benar dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Dalam pelaksanaan metode
pembelajaran perlu diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa
agar diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Berkaitan dengan dengan pembelajaran pass atas bolavoli, penelitian ini
akan mengkaji dan meneliti pengaruh pendekatan pembelajaran bolavoli dengan
bermain dan berlatih. Dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut belum
diketahui tingkat efektifitasnya terhadap keterampilan pass atas permainan
bolavoli. Hal ini karena keterampilan pass atas permainan bolavoli tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor pembelajaran saja. Namun di sisi lain faktor individu
(kemampuan siswa) sangat dominan menguasai suatu keterampilan. Seperti
dikemukakan Rusli Lutan (1988: 336) bahwa, “Penguasaan keterampilan motorik
dalam olahraga dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada seseorang, baik yang
bersifat psikis maupun mental.
Koordinasi mata-tangan merupakan salah satu kemampuan fisik yang
berpengaruh terhadap pencapaian prestasi dalam permainan bolavoli. Hampir
19
seluruh gerakan-gerakan dalam bolavoli yang memerlukan kemampuan
koordinasi. Menurut Suharno HP (1993: 61) bahwa, ”koordinasi adalah
kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang
utuh dan selaras”. Koordinasi mata-tangan berperan penting dalam permainan
bolavoli. Hal ini karena gerakan-gerakan teknik dalam bolavoli menggunakan
kecermatan pandangan (mata) dan keakuratan gerakan tangan. Namun demikian
koordinasi mata-tangan yang dimiliki seseorang bukan merupakan satu-satunya
komponen kondisi fisik yang dapat mempengaruhi keterampilan pass atas
bolavoli. Hal ini artinya, baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siwa
belum tentu keterampilan siswa dalam melakukan pass menjadi baik atau kurang
baik, karena masih ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keterampilan
pass atas bolavoli, misalnya keseimbangan, persepsi kinestetik, penguasaan teknik
pass atas yang baik dan sebagainya.
Pembelajaran pass atas dengan metode bermain dan berlatih merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
pass atas dalam permainan bolavoli, namun belum diketahui pembelajaran mana
yang tepat dan lebih baik terhadap peningkatan keterampilan pass atas. Di sisi lain
faktor individu (siswa) sangat menentukan dalam menguasai keterampilan.
Koordinasi mata-tangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dapat
mempengaruhi keterampilan pass atas bolavoli. Apakah benar baik tidakanya
koordinasi mata-tangan berpengaruh terhadap keterampilan pass atas permainan
bolavoli. Untuk mengetahui dan menjawab permasalahan yang muncul dalam
penelitian, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori
maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009 adalah
obyek yang akan dijadikan sampel penelitian untuk membuktikan pengaruh
pendekatan pembelajaran pass atas dengan cara bermain dan berlatih serta
pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan pass atas permainan
bolavoli. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009 menarik
untuk diteliti untuk membuktikan dan menjawab permasalahan yang muncul
dalam penelitian.
20
Ditinjau dari keterampilan siswa dan pelaksanaan pembelajaran, siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009 tidak dapat menguasai
teknik pass atas dengan baik. Seringkali siswa melakukan kesalahan, operan bola
tidak tepat sasaran, kemampuan mengontrol bola tidak tepat, perkenaan tangan
yang salah saat menerima umpan dan sebagainya. Hal tersebut tidak luput dengan
pelaksanaan pembelajaran. Guru seringkali kurang tepat dalam penerapan
pelaksanaan pembelajaran untuk memilih metode yang tepat agar hasilnya lebih
baik. Di samping itu faktor fisik juga mempengaruhi yaitu koordinasi mata-
tangan. Sejauh ini belum diketahui kemampuan koordinasi mata-tangan siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009, karena belum pernah
dilakukan tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan pada siswa putra SMP
Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran yang akan dikaji dan diteliti
adalah pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui
permasalahan yang muncul perlu dibuktikan melalui penelitian eksperimen, maka
penelitian ini mengambil judul “ Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran
dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli Pada
Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya
selanjutnya dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Perlunya diterapkan pembelajaran teknik dasar bermain bolavoli sejak awal
agar siswa memiliki fondasi bermain bolavoli yang baik.
2. Tidak semua siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 5 Karanganyar dapat
melakukan pass atas dengan teknik yang benar.
3. Perlu diterapkannya pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode
bermain dan berlatih untuk meningkatkan keterampilan pass atas bolavoli
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar.
21
4. Belum diketahuinya pengaruh koordinasi mata-tangan pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 5 Karanganyar terhadap hasil belajar pass atas bolavoli.
5. Belum diketahui pengaruh pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode
bermain dan berlatih terhadap keterampilan pass atas dalam permainan
bolavoli.
22
C. Pembatasan Masalah
Dari banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar
tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Pengaruh pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode bermain dan
berlatih untuk meningkatkan keterampilan pass atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar.
2. Pengaruh koordinasi mata-tangan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Karanganyar terhadap hasil belajar pass atas bolavoli.
3. Keterampilan pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Karanganyar tahun 2009.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran pass atas dengan
metode bermain dan berlatih terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009?
2. Adakah perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi dan
koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009?
3. Adakah interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi
mata-tangan terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009?
23
E . Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode
bermain dan berlatih terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
2. Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-
tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
3. Ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan
koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar pass atas dalam permainan
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat antara lain:
1. Dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan pass atas dalam
permainan bolavoli agar menjadi lebih baik.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru maupun pelatih
bolavoli bagaimana bentuk pembelajaran yang tepat dan efektif untuk
meningkatkan keterampilan pass atas.
3. Tingkat koordinasi mata-tangan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Karanganyar yang dijadikan obyek penelitian dapat diketahui, sehingga dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk mendukung pencapaian prestasi belajar pass
atas selanjutnya.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada dua
kegiatan, yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau
dapat dikatakan proses belajar mengajar.
Pengertian pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 136)
yaitu “Suatu sistem yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi / materi ajar,
strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen
belajar”. Menurut undang-undang RI. No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006: 297)
mendefinisikan pembelajaran adalah sebagai berikut : “Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga belajar guna untuk
mencapai tujuan belajar.
b. Komponen-komponen Desain Pembelajaran
Didalam usaha pembelajaran terdapat beberapa komponen yang terlibat.
Mengetahui dan memahami komponen pembelajaran sangat penting karena
komponen-komponen tersebut merupakan penentu tercapainya proses
pembelajaran yang baik. Komponen-komponen tersebut menurut Dick, carey &
25
carey yang dikutip Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 36) meliputi : “Tujuan
umum pembelajaran, analisis pembelajaran, analisis pebelajar dan konteks, tujuan
khusus, perbaikan pembelajaran, instrumen asesmen, strategi pembelajaran,
materi pembelajaran, evaluasi formatif, evaluasi sumatif”.
Sedangkan menurut Kempetal yang dikutip Dewi Salma Prawiradilaga
(2007: 36) komponen dalam desain pembelajaran meliputi : “Tujuan khusus
pembelajaran, analisis tugas, analisis pebelajar, masalah pembelajar, sumber-
sumber pembelajaran, instrumen evaluasi, penyiapan pembelajaran, strategi
pembelajaran, uraian isi / materi, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, perbaikan,
perencanaan, pengelolaan proyek, jasa pendukung”.
Berdasarkan pernyataan dari kedua ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa komponen dasar desain pembelajaran adalah : “Pembelajar, tujuan
pembelajaran (umum dan khusus), analisis pembelajaran, strategi pembelajaran,
bahan ajar, penilaian belajar”.
Menurut Ali Imron (1996: 46) komponen-komponen desain pembelajaran
dapat juga disebut dengan bahasa yang berbeda yaitu unsur-unsur pembelajaran.
Unsur-unsur dalam pembelajaran tersebut terdiri dari :
1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar
2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya
3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya
4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya
5) Kondisi subjek yang belajar dan upaya penyiapan dan pemenuhannya.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur yang
terlibat dalam proses pembelajaran adalah: motifasi, keadaan jiwa dan raga serta
lingkungan anak, suasana belajar, keahlian guru dan pelatih, fasilitas dan alat-alat.
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Definisi pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing
kalimat tersebut. Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan sebagai
26
“proses, perbuatan atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, dkk
(1998: 25) bahwa, ”pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”.
Sedangkan pembelajaran menurut H.J. Gino dkk. (1998: 32) bahwa,
”pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar-mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, ”pembelajaran
mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada
peserta didik, tetapi disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik
mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999: 21) bahwa, ”pendekatan
pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia
dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar
secara optimal”. Menurut Syaiful Sagala (2005: 68) bahwa, ”Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu”.
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan dua
ahli tersebut menunjukkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi dua
kejadian secara bersamaan yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini
guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu, peserta didik atau siswa. Kedua
komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar, yaitu
guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa menerimanya. Seperti
dikemukakan Syaiful Sagala (2005: 68) bahwa, ”Pada pokoknya pendekatan
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi dan bagian-bagian
yang satu dengan yang lainnya berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang
dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori yang baru tentang
suatu bidang ilmu”.
27
b. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
Untuk dapat tercapainya tujuan pembelajaran, maka perlu dibuat program
pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana
kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang
memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar
dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran diberikan oleh guru untuk menetapkan hasil belajar atau
tujuan yang diharapkan tercapai. Jenis pendekatan pembelajaran yang sering
diberikan guru adalah: pendekatan teknis atau berlatih , pendekatan taktis atau
bermain, metode bagian dan metode keseluruhan.
Pendekatan teknis merupakan suatu sistem pendekatan pembelajaran
secara tradisional pendekatan teknis merupakan cara belajar dimana untuk
mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang
hingga menguasai gerakan yang otomatis. Hal ini dikemukakan oleh Beltasar
Tarigan (2001: 151) menyatakan bahwa, ”Pembelajaran dengan pendekatan teknis
hanya menekankan pada penguasaan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang
olahraga”.
Pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaanya
dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Menurut Amung Ma’mun &
Toto Subroto (2001: 7) menyatakan bahwa ”Pendekatan taktis dalam permainan
adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui
penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan
sesungguhnya”. Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 17)
menyatakan bahwa ” Pengajaran melalui pendekatan taktis adalah meningkatakan
keterampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis
dan penerapan keterampilan teknik dasar dalam bentuk yang sebenarnya”.
Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran keterampilan yang dalam
pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari.
Berkaitan dengan metode bagian Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, ”Metode
bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk
mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangakaian gerakan, dan
28
setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara
keseluruhan”.
Metode keseluruhan merupakan cara mengajar suatu keterampilan yang
dilakukan secara keseluruhan. Metode keseluruhan merupakan kebalikan dari
metode bagian. Berkaitan dengan metude keseluruhan Sugiyanto (1996: 67)
menyatakan, ”Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal
pelajar diarahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangakaian gerakan yang
dipelajari”. Metode keseluruhan pada umumnya diterapkan untuk mempelajari
suatu keterampilan yang sederhana. Seperti dikemukakan Harsono ( 1988: 142)
bahwa, ”Apabila ketermpilan olahraga yang diajarkan sifatnya sederhana dan
mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara
keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa
atau subyek selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut”.
3. Bermain
a. Pengertian Bermain
Bermain ( play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga
arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa pertimbangan hasil
akhir. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari
luar atau kewajiban. Piaget menjelaskan bahwa bermain “Terdiri atas tanggapan
yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional”. Menurut Bettelheim kegiatan
bermain adalah kegiatan yang “Tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang
ditetapkan pemain dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas
luar”. Elizbeth B. Hurlock (1978:320). ”Bermain secara garis besar dapat di bagi
ke dalam dua kategori, aktif dan pasif (hiburan)” Elizabeth B. Hurlock
(1978:321). Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan
individu, apakah bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin
atau cat. Anak-anak kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika
mendekati masa remaja dan mempunyai tanggung jawab lebih besar di rumah dan
29
di sekolah serta kurang bertenaga karena pertumbuhan pesat dan perubahan tubuh.
Dalam bermain pasif atau hiburan kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Pemain menghabiskan sedikit energi. Anak yang menikmati temannya bermain,
memandang orang atau hewan di televisi, menonton adegan lucu atau membaca
buku adalah bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya
hampir seimbang dengan anak yang menghabiskan sejumlah besar tenaganya di
tempat olahraga atau tempat bermain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan
yang dilakukan tanpa paksaan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi yang
melakukan dan yang melihat.
b. Pengaruh Bermain bagi Perkembangan Anak.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:323) ada 11 pengaruh bermain
terhadap perkembangan anak:
1) Perkembangan fisik. 2) Dorongan berkomunikasi. 3) Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam. 4) Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan. 5) Sumber belajar. 6) Rangsangan bagi kreativitas. 7) Perkembangan wawasn diri. 8) Belajar bermasyarakat. 9) Standar moral. 10) Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin. 11) Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
c. Pendekatan Pembelajaran Bermain
Ketepatan dalam memilih bentuk penyajian sangat penting, karena proses
pembelajaran pendidikan jasmani merupakan kegiatan jasmani yang mempunyai
pengaruh terhadap diri siswa. Untuk menetapkan cara penyajian yang baik guru
pendidikan jasmani maupun guru kelas perlu memperhatikan beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut menurut Ali Imron (1996: 49) adalah “Kemampuan
merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan pengajaran, kemampuan
30
melaksanakan hubungan pribadi dengan siswa, kemampuan melaksanakan
evaluasi pengajaran, kemampuan melaksanakan perbaikan pengajaran”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
bermain yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran bolavoli dengan
memberikan macam-macam bentuk bermain.
Model bermain dipilih karena didasarkan asumsi dasar bahwa manusia
suka bermain. Kegiatan bermain sendiri merupakan suatu aktifitas yang disukai
baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Bagi anak-anak bermain merupakan
kebutuhan yang sangat penting di dalam kehidupannya, bahkan dapat dikatakan
bahwa dari semua waktunya dihabiskan untuk bermain. Aktivitas bermain pada
anak-anak banyak dilakukan dengan aktivitas gerak, oleh karenanya bermain
sangat berarti bagi anak-anak untuk melatih dirinya dan merupakan syarat mutlak
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Berlatih
a. Pengertian Berlatih
Berlatih adalah suatu kegiatan untuk melakukan latihan. Berlatih
merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang dan dilakukan
secara terus menerus untuk meningkatkan dan mencapai prestasi. Menurut
Harsono ( 1988 : 101) “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau
bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah
beban latihannya atau pekerjaannya”.
Berlatih merupakan suatu proses yang kompleks, yang diorganisir dan
direncanakan secara sistematis, secara bertahap dan dilaksanakan secara
berkelanjutan. Berlatih dilakukan secara sistematis yaitu berencana, menurut
jadwal menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, latihan
teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks.
Berlatih mengandung unsur pengulangan, yaitu dilakukan berulang-ulang.
Pengulangan dalam berlatih terdiri dari dua macam, yaitu pengulangan tiap
komponen gerakan yang dilatihkan dan pengulangan secara keseluruhan dalam
31
sesi latihan. Tujuan pengulangan dalam berlatih dapat ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan kerja dan meningkatkan
efisiensi dalam gerakan yaitu agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan
menjadi semakin mudah, otomatis dan reflektif pelaksanaannya sehingga semakin
menghemat energi.
b. Pengaruh Berlatih bagi Perkembangan Anak
Menurut Sudjarwo (1993: 13), “tujuan pokok dan latihan adalah prestasi
yang maksimal disamping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet”. Sesuai
dengan tujuan maka dalam berlatih harus terdapat urutan penakanan latihan,
sehingga karena hal tersebut dapat berpengaruh bagi anak. Diantaranya adalah:
1) Membentuk Kondisi Fisik (Physical Build Up)
2) Membentuk Teknik (Technical Build Up)
3) Membentuk Taktik (Tactical Build Up)
4) Membentuk Mental (Mental Build Up)
5) Membentuk Kematangan Juara
c. Pendekatan Pembelajaran Berlatih
Pendekatan berlatih merupakan suatu sistem pendidikan pembelajaran
yang bersifat menekankan pada teknik suatu cabang olahraga. Pendekatan ini
merupakan cara belajar, dimana untuk mempelajari suatu teknik cabang olahraga
dilakukan secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan secara otomatis.
Berkaitan dengan pendekatan berlatih, Beltasar Tarigan (2001: 15) menyatakan
bahwa, “Pembelajaran dengan pendidikan berlatih menekankan pada penguasaan
keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”. Menurut Wahjoedi
(1999:122) “Pendidikan pembelajaran berlatih adalah cara pembelajaran teknik
yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk tata urutan pelaksanaan yang
tetap sesuai dengan yang telah dilakukan sebelumnya”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
pembelajaran berlatih adalah suatu cara belajar untuk menguasai teknik suatu
cabang olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang.
32
Dalam pendekatan berlatih ini, oganisasi pembelajaran diatur sedemikian rupa
sehingga siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan setiap materi
yang di ajarkan dengan beban yang diatur secara bertahap.
Dalam pendekatan pembelajaran berlatih ini siswa diintruksikan
melakukan gerakan teknik suatu cabang olahraga yang dipelajari secara berulang-
ulang. Pendekatan berlatih hanya menekankan pada penguasaan teknik suatu
cabang olahraga agar siswa memiliki keterampilan teknik yang memadahi. Hal ini
dimaksudkan agar dapat mendukung penampilannya dalam bermain.
5. Karakter Siswa SMP
a. Usia Anak SMP
Anak SMP kelas VIII, kira-kira berusia 13-14 tahun, Harold Akbert
dikutip oleh Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 57-58) menyatakan bahwa
periode masa remaja itu didefinisikan sebagai suatu periode dalam perkembangan
yang dijalani seseorang yang terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanak
sampai datangnya awal masa dewasa.
Para ahli pada umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun, menurut umur kalender
kelahiran seseorang, dalam rentang waktu yang cukup panjang yaitu sekitar 6-7
tahun. Ternyata diperoleh beberapa indikator yang menunjukkan perbedaan yang
berarti, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Perbedaan bersifat kuantitatif, dalam karakteristik dari beberapa aspek
perilaku dan pribadi pada tahun-tahun permulaan dan tahun-tahun terakhir masa
remaja. Berkenaaan dengan hal tersebut, para ahli mengadakan pembagian yang
lebih khusus, antara masa remaja awal antara usia 11-13 tahun sampai usia 14-16
tahun, dan remaja akhir antara 14-26 tahun sampai usia 18-20 tahun. Bahkan
Charlote Buhler menambah adanya masa transisi antara usia 10-12 tahun, sebagai
masa pra-remaja.
33
b. Karakteristik-karakteristik Anak SMP
Masa remaja yang rentang umur antara 12-18 tahun ini oleh Husdarta dan
Yudha M. Saputra (2000: 45-46) dibagi menjadi dua tahapan yaitu masa remaja
awal dan masa remaja akhir. Pada masa remaja anak memiliki karakteristik baik
secara umum maupun secara khusus.
Dimana masa remaja awal secara umum mempunyai karakteristik:
1. Sikap negatif (meskipun tidak terlalu terang-terangan) disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hyprocrit (pura-pura) dimana mengaku dan ucapannya tidak selaras dengan perbuatannya.
2. Pandangan dan ke Tuhan-Nya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran, atau aliran, faham, banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.
3. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik (diliputi kewas-wasan) sehungga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.
Sedangkan secara khusus karakteristik anak masa remaja awal antara usia 11-13
tahun sampai usia 14-16 tahun oleh Abin Syamsudin seperti dikutip Husdarta dan
Yudha M.Saputra (2000 :60-61) adalah:
a. Fisik dan Perilaku Motorik 1) Laju perkembangan secara umum sangat pesat. 2) Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang. 3) Munculnya ciri-ciri sekunder. 4) Gerak-gerik nampak canggung dan kurang terkoordinasi. 5) Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan olahraga akan dicobanya.
b. Bahasa dan Perilaku Kognitif 1) Berkembang menggunakan bahasa sandi dan mulai tertarik dengan bahasa
asing. 2) Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi fantastik
dan erotik. 3) Pengamatan dan tanggapannya masih bersifat realisme kritis. 4) Proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah logika formal. 5) Kecakapan intelektual umumnya menjalani laju perkembangannya. 6) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai nampak jelas.
c. Perilaku Sosial Moralitas dan Religius
1) Diawali dengan keinginan untuk bergaul dengan teman tapi bersifat temporer.
34
2) Ketergantungan yang kuat dengan kelompok sebaya (peer group). 3) Keinginan bebas dari domonasi orang dewasa. 4) Dengan sikap kritis mulai mengkaji kaidah atau sistem nilai daengan
kenyataan perilaku sehari hari. 5) Mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh idola. 6) Eksitensi Tuhan mulai dipertanyakan. 7) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari didasarkan atas
pertimbangan dari luar dirinya. 8) Mencari pegangan hidup.
d. Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian 1) Lima kebutuhan (fisik, rasa aman, afiliasi, penghargaan dan perwujudan
diri mulai nampak). 2) Reaksi emosional mulai berubah-ubah. 3) Kecenderungan arah sikap mulai nampak. 4) Menghadapi masa kritis identitas diri.
c. Dorongan Dasar Anak
Menurut Agus Mahendra (2004: 8) dorongan dasar adalah “Suatu
keinginan untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu”. Semua anak memiliki
perasaan seperti ini yang kemungkinan besar merupakan sifat turunan atau
pengaruh lingkungan. Dorongan dasar ini dikaitkan dengan pengaruh masyarakat,
guru, orang tua, dan teman-teman sendiri. Biasanya dorongan besar ini akan
berpola sama pada setiap anak dan tidak dipengaruhi oleh sifat kematangan.
Selanjutnya menurut Agus Mahendra (2004: 8) ”Dorongan tersebut niscaya
mengarahkan pengembangan kurikulum pendidikan jasmani dan untuk
menciptakan program yang sesuai dengan sifat-sifat anak”. Dorongan-dorongan
tersebut menurut Agus Mahendra (2004: 9) sebagai berikut :
1) Dorongan untuk bergerak. 2) Dorongan untuk berhasil dan mendapatkan pengakuan. 3) Dorongan untuk mendapatkan pengakuan teman dan masyarakat. 4) Dorongan untuk bekerja sama dan bersaing. 5) Dorongan untuk kebugaran fisik dan daya tarik. 6) Dorongan untuk bertualang. 7) Dorongan untuk kepuasan kreatif. 8) Dorongan untuk menikmati irama. 9) Dorongan untuk mengetahui.
35
d. Ciri-ciri Perubahan Akibat Belajar Gerak
Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan terjadinya
perubahan-perubahan pada diri siswa. Dengan belajar secara sistematis dan
kontinyu siswa akan memiliki pengetahuan atau keterampilan gerak yang lebih
baik dibandingkan sebelumnya.
Perubahan-perubahan yang yang terjadi pada diri siswa akibat dari belajar
keterampilan pada prinsipnya bersifat permanen. Yang maksudnya, keterampilan
yang telah diperoleh tidak langsung hilang, meskipun belajar telah selesai
dilakukan. Menurut Schmidt (1982) yang dikutip Rusli Lutan (1988: 102-107),
bahwa karakteristik atau ciri-ciri belajar gerak meliputi: 1) Belajar sebagai sebuah
proses, 2) Belajar motorik adalah hasil langsung dari latihan, 3) Belajar motorik
tak teramati secara langsung, 4) Belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi
(kebiasaan), 5) Belajar motorik relatif permanen, 6) Belajar motorik bisa
menimbulkan efek negatif dan, 7) Kurve hasil belajar.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri perubahan dari belajar gerak atau
keterampilan ada tujuh macam. Dengan belajar secara sistematis dan kontinyu,
maka dalam diri siswa akan terjadi perubahan-perubahan seperti di atas. Jika
dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan ciri-ciri tersebut dapat diperhatikan
dengan baik, maka diperoleh hasil belajar yang optimal
6. Permainan Bolavoli
a. Pengertian Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli adalah olahraga beregu atau kelompok yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari enam pemain,
dalam lapangan yang berukuran 18m x 9m. Lapangan dibagi menjadi dua bagian
yang sama oleh sebuah garis tengah yang diatasnya di bentangkan net. Permainan
bolavoli mempunyai ciri khas kerja sama, kecepatan bergerak, lompatan yang
tinggi untuk mengatasi bola di atas net ( smash atau block ) dan kreatif. Oleh
karena itu pemain bolavoli membutuhkan fisik yang baik, postur tubuh yang
36
tinggi dan atletis, sehat, terampil, cerdas dan kerja sama yang baik agar menjadi
pemain yang baik.
Permainan bolavoli sangat populer di masyarakat Indonesia dari
masyarakat golongan atas menengah maupun bawah, dan sebagai olahraga
rekreasi karena dapat mendatangkan kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan bagi
yang melakukannya. Hal ini dikarenakan permainan bolavoli sangat bermanfaat
baik terhadap pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan
jasmani dan rohani..
Peningkatan prestasi pemain bolavoli akan lebih baik bila jasmani dan
rohani saling mendukung di dalam gerakan-gerakan bermain, jiwa sebagai
pendorong utama untuk menggerakkan kemampuan jasmani yang telah dimiliki.
Kemampuan yang dimiliki akan mencapai prestasi maksimal diperlukan latihan-
latihan. Latihan teknik dasar merupakan modal dari suatu kemampuan
perseorangan.
b. Passing Bolavoli
Passing dan umpan seringkali sulit dipisahkan, dan seringkali dianggap
sama. Passing merupakan cara memainkan bola untuk dioperkan teman seregunya
untuk dimainkan di lapangan sendiri, sedangkan umpan/set-up bertujuan
menyajikan bola kepada teman seregunya untuk melakukan serangan. Pass atas
merupakan teknik yang sering dilakukan pemain untuk umpan/ set-up.
Pass dalam permainan bolavoli pada dasarnya dapat dilakukan dengan
pass bawah dan pass atas. Perbedaan dari pass bawah dan pass atas yaitu terletak
pada perkenaan bola yaitu, pada pass bawah menggunakan kedua lengan,
sedangkan pass atas menggunakan jari-jari kedua lengan. Berkaitan dengan pass,
M. Yunus (1992: 79) menyatakan, ”pass adalah mengoperkan bola kepada teman
sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk
menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Menurut Soedarwo dkk, (2000: 8)
bahwa, ”Pass adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara
menggunakan teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola
37
yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan
sendiri”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pass
merupakan upaya seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola dengan teknik
tertentu yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya sebagai
langkah awal untuk melakukan serangan. Pelaksanaan pass bolavoli dapat
dilakukan dengan pass bawah dan pass atas. Pelaksanaan pass bawah dan pass
atas tersebut sangat bergantung pada ketinggian bola. Untuk pass bawah
ketinggian bola dari dada ke bawah, sedangkan pass atas dari ketinggian dada
sampai ke atas.
c. Hakikat Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli
Kemampuan untuk menguasai teknik dasar passing atas dalam permainan
bolavoli pada dasarnya merupakan suatu keterampilan yang diperoleh melalui
latihan. Harsono (1988: 100) mengemukakan: “latihan teknik adalah latihan yang
khusus dimaksudkan guna membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan
motorik atau neuromuscular.” Pass atas adalah teknik dasar memainkan bola
dengan menggunakan jari-jari kedua tangan. Pass atas merupakan salah satu
teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set-up) untuk menyajikan bola dan
melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan
dengan baik terhadap lawannya, maka teknik pass atas tersebut harus dilakukan
dengan baik dan tepat. Pass atas yang baik dan tepat akan memberikan
kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan
sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan pass atas dengan baik
dan benar, pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar.
Dalam melakukan pass atas bolavoli harus disentuh dengan jari-jari kedua
tangan, hentikan bola dengan ibu jari dan jari-jari ruas pertama dan kedua
mengabsorsi kecepatan bola dan dengan pergelangan tangan dibengkokkan
kebelakang serta siku-siku sedikit ditekuk, kemudian dorong bola ke atas depan
dengan lentingan jari-jari pergelangan tangan, siku, bahu, pinggang, lutut dan
pergelangan kaki yang semuanya bergerak secara harmonis berfungsi seperti per.
38
Kemudian untuk mengambil bola yang agak rendah atau ada di sisi penerima,
maka sangat diperlukan gerakan roll sebagai gerakan lanjutan yaitu dengan
gerakan setengah roll ke belakang.
1) Sikap permulan pass atas:
Adapun sikap normal itu adalah sebagai berikut: pemain berdiri dengan
salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Dianjurkan bila tidak kidal
kaki kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan, lutut ditekuk, badan agak
condong sedikit ke depan dengan tangan siap berada di depan dada. Pada
saat akan melakukan passing, maka segeralah menempatkan diri di bawah
bola dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari
tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan. Jari-jari
digenggamkan sedikit satu dengan yang lain dan kedua ibu jari
membentuk satu sudut.
2) Sikap saat perkenaan bola:
Perkenaan bola pada ibu jari adalah di ruas pertama dan kedua terutama
ruas pertama dari ibu jari. Pada saat disentuhkan pada bola maka jari-jari
agak direnggangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan
pergelangan lengan kearah depan atas agar eksplosif.
3) Sikap akhir:
Setelah bola berhasil di pass maka lengan lurus sebagai suatu gerakan
lanjutan dengan badan dan langkah kaki kedepan agar terkoordinasi tetap
terjaga dengan baik. Gerakan tangan, pergelangan lengan dan kaki harus
merupakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pandangan ke arah
jalannya bola.
39
Gambar 1.Rangkaian Gerakan Pass Atas Bolavoli
(Bonnie Robinson 1993: 20)
7. Koordinasi
a. Pengertian Koordinasi
Kemampuan koordinasi merupakan salah satu kemampuan fisik yang
dapat mempengaruhi terhadap pencapaian prestasi dalam permainan bolavoli.
Hampir seluruh gerakan-gerakan dalam bolavoli yang memerlukan kemampuan
koordinasi. Harsono (1988: 221) menyatakan, ”koordinasi adalah kemampuan
untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urut yang
benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran
energi yang berlebihan”. Menurut Suharno HP (1993: 61) bahwa, ”koordinasi
adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak
yang utuh dan selaras”. Pendapat lain dikemukakan M. Sajoto (1995: 9)
koordinasi adalah, ”kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam
gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif”.
Berdasarkan batasan koordinasi yang dikemukakan para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk
40
merangkaikan atau mengintegrasikan beberapa gerakan ke dalam satu pola
gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuan.
b. Kegunaan Koordinasi
Passing atas merupakan bentuk keterampilan yang memiliki beberapa
unsur gerakan yang cukup kompleks. Kemampuan seorang pemain merangkaikan
gerakan-gerakan yang terlibat dalam passing atas menjadi satu pola gerakan yang
baik dibutuhkan koordinasi yang baik pula. Dengan koordinasi yang baik, maka
gerakan passing atas lebih efektif dan efisien. Menurut Suharno HP. (1993: 62)
kegunaan koordinasi antara lain:
1) Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh dan serasi.
2) Efesien dan efektif dalam penggunaan tenaga. 3) Untuk menghindari terjadinya cidera. 4) Mempercepat berlatih, menguasai teknik. 5) Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding. 6) Kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.
Koordinasi gerak sangat penting sekali bagi semua cabang olahraga, yang
di dalamnya terdapat berbagai gerak kompleks. Untuk menunjang kemampuan
passing atas, maka seorang pemain bolavoli harus memiliki koordinasi yang baik,
tenaga yang dikeluarkan tidak efesien, hasil yang dicapai tidak sesaui yang
diinginkan bahkan dapat menimbulkan cidera. Seperti yang dikemukakan
Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984: 11) bahwa, ”Pada gerak
yang tidak memiliki koordinasi baik akan mengakibatkan kerugian, pengeluaran
tenaga yang berlebihan, mengganggu keseimbangan, cepat lelah, kurang tepat
sasaran yang diinginkan bahkan mungkin terjadi cidera”.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang
tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus,
tepat (precise), dan efesien. Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik bukan
hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah
41
dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru. Harsono (1988:
221) menyatakan, ”kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic
sense, balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi
gerak, oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kalau salah
satu unsur tidak ada, atau kurang berkembang, maka hal ini akan berpengaruh
terhadap kesempurnaan koordinasi”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP.
(1993: 62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh:
1) Pengaturan syaraf pusat tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.
2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.
Faktor pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan,
kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan kondisi yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain,
jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan dan daya tahan baik maka
tingkat koordinasinya juga baik. Dengan demikian latihan yang bertujuan
meningkatkan kemponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan
meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
d. Macam-macam Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang
mempunyai peranan penting terutama untuk cabang olahraga permainan. Hampir
seluruh kegiatan dalam olahraga membutuhkan koordinasi. Harsono (1988: 220)
menyatakan, “Suatu keterampilan atau skill menuntut adanya koordinasi.
Koordinasi yang dibutuhkan dalam keterampilan di antaranya koordinasi-mata
kaki (foot-eye coordination) dan koordinasi-mata tangan (eye hand coordination).
Koordinasi mata-kaki dibutuhkan dalam gerakan seperti dalam gerakan
menendangbola, menggiring bola”.
Tingkat koordinasi mata-tangan dan koordinasi mata-kaki dapat diketahui
melalui tes dan pengukuran yang relevan. Bentuk tes yang relevan untuk
mengukur koordinasi mata-tangan menurut Ismaryati (2006: 54) yaitu, “Lempar-
42
Tangkap Bola tenis”. Sedangkan untuk mengukur koordinasi mata-kaki menurut
Ismaryati (2006: 54-57) yaitu, ” soccer wall volley test dan soccer dribble test”.
e. Koordinasi Mata-Tangan
Kemampuan koordinasi yang baik sangat dibutuhkan dalam permainan
bolavoli terutama adalah koordinasi mata-tangan. Hal ini karena, gerakan-gerakan
teknik dalam bolavoli sebagian besar menggunakan kecermatan pandangan (mata)
dan keakuratan gerakan tangan. Menurut Sadoso Sumasordjuno (1994: 125)
bahwa,”koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai
pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan
suatu gerakan tertentu”. Dalam kaitannya dengan penelitian ini mata sebagai
pemegang fungsi utama dalam hal ini melihat bola dan situasi permainan, dan
tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu yaitu
pass bola. Integrasi ini sangat penting dalam aktivitas gerak yaitu memasing bola
yang melibatkan dua bagian yaitu mata dan tangan yang dirangkai menjadi satu
pola gerakan utuh, sehingga gerakan pass atas dapat dilakukan dengan baik sesuai
seperti yang diharapkan.
f. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Keterampilan Pass Atas
Bolavoli
Bolavoli merupakan olahraga permainan yang membutuhkan kecermatan
pandangan dan keakuratan mengumpan untuk memainkan teknik dasar bolavoli
termasuk pass atas. Dalam hal ini koordinasi mata-tangan merupakan unsur
kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli. Koordinasi mata-
tangan merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam
melakukan pass atas.
Pass atas merupakan salah satu gerakan dalam permainan bolavoli yang
cukup kompleks. Dalam gerakan pass atas dibutuhkan koordinasi mata-tangan
yang baik. Koordinasi mata-tangan berperan dalam gerakan pass atas terutama
pada saat perkenaan bola pada tangan dan melambungkannya lagi ke atas untuk
diumpankan kepada teman seregunya.
43
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas dapat diajukan
kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Perbedaaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Pass Atas Dengan
Metode Bermain dan Berlatih terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli
Pendekatan bermain dan berlatih merupakan metode pembelajaran
keterampilan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pembelajaran
pendidikan jasmani termasuk pass atas dapat diterapkan dengan pendekatan
bermain dan berlatih. Metode bermain adalah metode mengajar dimana proses
pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan permainan. Metode ini telah
mengacu kepada konsep pembelajaran pendidikan jasmani yang baru yaitu
PAIKEM. Metode bermain mempunyai kelebihan antara lain siswa tidak cepat
merasa bosan, siswa merasa senang, tidak tertekan dan memupuk sikap
berkompetisi siswa. Adapun kekurangan dari metode bermain adalah guru sering
kali kesulitan mencari jenis permainan yang tepat yang sesuai dengan cabang
olahraga yang ingin diajarkan serta kesulitan dalam mengatur siswa karena
metode bermain cenderung memberi kebebasan bagi siswa.
Pendekatan berlatih adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan latihan yang sistematis dalam proses pembelajarannya. Adapun
kelebihan dari metode latihan yaitu siswa dapat diatur sesuai dengan kehendak
guru. Adapun kekurangan dari metode latihan adalah siswa akan merasa cepat
bosan, tidak mendapatkan kebebasan dalam bergerak, serta kreatifitas siswa akan
sedikit sekali dapat muncul.
2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Koordinasi
Mata-Tangan Rendah terhadap Hasil Balajar Pass Atas Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan permainan yang cukup kompleks. Dalam
pelaksanaan permainannya seorang pemain harus mampu mengamati lawan,
44
bergerak dengan cepat dan tepat, kerjasama dengan teman seregunya, selalu siap
memainkan bola terutama dapat mengontrol datangnya bola agar dapat dilakukan
pass dengan baik. Agar mampu melakukannya maka diperlukan kemampuan
koordinasi mata-tangan yang baik. Hampir seluruh gerakan-gerakan dalam
bolavoli yang memerlukan kemampuan koordinasi.
Kemampuan koordinasi mata-tangan sangat berpengaruh pada
keterampilan pass atas bolavoli. Dengan koordinasi mata-tangan yang baik atau
tinggi maka hasil keterampilan pass atas akan baik dan maksimal. Hal ini berbeda
dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah maka hasilnya yang
dicapai kurang maksimal dalam melakukan pass atas bolavoli.
3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Pass Atas dan Koordinasi
Mata-Tangan terhadap Hasil Balajar Pass Atas Bolavoli
Pendekatan pembelajaran dengan metode bermain-berlatih dan koordinasi
mata-tangan merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan pass atas bolavoli. Namun dari kedua bentuk pendekatan
pembelajaran tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam pelaksanaanya.
Pembelajaran pass atas dengan metode bermain dilakukan dalam bentuk
permainan, mengacu pada pembelajaran pendidikan jasmani yang baru atau
PAIKEM. Sedangkan pembelajaran pass atas dengan metode berlatih dilakukan
dengan membentuk beberapa kelompok yang saling berhadapan untuk melakukan
pass atas secara bergantian.
Disisi lain, faktor individu sangat dominan untuk menguasai suatu
keterampilan. Kemampuan fisik yang dimiliki seorang pemain bolavoli akan
mempengaruhi dalam menguasai teknik dasar bolavoli termasuk pass atas. Pass
atas merupakan gerakan yang membutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran pass atas, maka siswa yang memiliki
kordinasi mata-tangan tinggi lebih sesuai diberi pembelajaran dengan metode
bermain. Hal ini karena, pembelajaran dengan metode bermain mirip dengan
permainan sebenarnya, dapat meningkatkan minat dan motivasi dalam melakukan
tugas ajar secara sungguh-sungguh dan penuh kegembiraan. Sedangkan siswa
45
yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih sesuai diberikan
pembelajaran dengan metode berlatih ditinjau dari minat dan motivasi dalam
melakukan tugas ajar. Dengan demikian diduga bentuk pendekatan pembelajaran
dengan metode bermain-berlatih dan koordinasi mata-tangan memiliki interaksi
terhadap hasil belajar pass atas bolavoli.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode
bermain dan berlatih terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
2. Ada perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi
mata-tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
3. Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi mata-
tangan terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di halaman SMP Negeri 5 Karanganyar.
Jl.Lawu No. 368 Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan (enam minggu)
dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum
yang ada di sekolah dimana pelajaran PenjasOrkes dilakukan seminggu sekali
selama 1 semester/ 6 bulan. Jadi pelaksanaan pembelajaran PenjasOrkes kurang
lebih sebanyak 24 kali. Dengan diadakannya treatment selama satu setengah bulan
dengan frekuensi tiga kali seminggu, hal ini telah mewakili pelajaran PenjasOrkes
yang ada di sekolah dengan cara memadatkan jadwalnya. Penelitian dilaksanakan
pada bulan November 2009 sampai Januari 2010. Jadwal penelitian terlampir.
B. Metode Penelitian
1. Metode Eksperimen
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna
mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1990: 21)
menyatakan, ”Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada tidaknya
hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya
dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau
diberi perlakuan yang berbeda”.
47
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Rancangan
faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk
memanipulasi sacara simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap
variabel independent terhadap variabel dependen dan juga pengaruh interaksi
antara variabel-variabel independent (Sugiyanto, 1990: 30). Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan gambar rancangan penelitian model analisis untuk anava dua
jalan (rancangan faktorial 2 X 2) sebagai berikut:
Metode Pembelajaran
(A)
Koordinasi Mata-Tangan
(B)
Bermain
(A1)
Berlatih
(A2)
Tinggi
(B1)
A1B1 A2B1
Rendah
(B2)
A1B2 A2B2
Keterangan :
A1B1: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran bermain yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran bermain yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah
A2B1: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran berlatih yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi.
A2B2: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran barlatih yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah
48
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independen)
dan satu variabel terikat (dependen) yaitu:
1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu:
a) Variabel manipulatif terdiri atas:
(1) Pembelajaran pass atas dengan metode bermain
(2) Pembelajaran pass atas dengan metode berlatih
b) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yang
debedakan atas:
(1) Koordinasi mata-tangan tinggi
(2) Koordinasi mata-tangan rendah
2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan passing atas dalam permainan
bolavoli.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP N 5
Karanganyar tahun 2009 yang berjumlah 134 siswa yang terbagi dalam tujuh
kelas.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian yang menggunakan rumus
eksperimen dari Widodo J. Pudjirahardjo, Herjanto Poernomo dan Moh. Hasan
Machfoed (1993: 56) sebagai berikut:
N X s2 134 . X 15,251 n = = = 27 (dibulatkan) Nd2 + Z2s2 134 . 0,52 + 1,672 . 15,251
49
n = besar sampel N = besar populasi (jumlah populasi acuan) Z = nilai standart normal yang besarnya tergantung a, Bila a = 0,05 Z = 1,67 Bila a = 0,01 Z = 1,96 s = besarnya varians (= SD) d = besarnya penyimpangan yang masih bisa ditolerir (semakin kecil d, akan semakin teliti, misalnya d = 0,1%)
Jumlah sampel diambil berdasarkan hasil tes kemampuan koordinasi mata-
tangan seluruh siswa putra kelas VIII yang telah diambil rata-ratanya kemudian
dirangking dari tingkat tinggi sampai yang rendah. Berdasarkan rata-rata yang
telah diketahui selanjutnya dikategorikan kedalam koordinasi mata-tangan tinggi
dan koordinasi mata-tangan rendah. Agar dalam pembagian ke masing-masing
kelompok sama maka, ditambah 1 siswa sehingga jumlah sampel adalah 28 siswa.
Sampel yang digunakan adalah 14 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi dan 14 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah, sedangkan
sisanya dihilangkan. Sampel yang telah terpilih dikelompokkan menjadi 4
kelompok sesuai rancangan anava faktorial 2 X 2.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan dilakukan tes
dan pengukuran meliputi:
1) Tes keterampilan pass atas dari AAHPER Volleyball Skills Test yang dikutip
oleh Bradford N, Strand & Rolayne Wilson (1993: 136-139)
2) Tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan dengan tes Lempar-Tangkap
Bola tenis dari Ismaryati (2006: 54-55).
Tes koordinasi mata-tangan menggunakan lempar tangkap bola tennis karena
dalam tes ini lebih besar menggunakan kecermatan pandangan (mata) dimana
pada gerakan pass atas mata sebegai pemegang fungsi utama dalam hal ini
melihat bola dan situasi permainan.
50
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat analisis dan
pengujian hipotesis. Adapun langkah-langkah dari analisis data sebagai berikut:
1. Mencari Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam
penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas,
dengan rumus sebagai berikut:
MSA – MSW
R = MSA
( Mulyono B. 2001: 42)
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Menurut Sudjana (1992:466) langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :
51
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :
S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.
Kriteria :
Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet)
Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Menurut Sudjana (1992:261) langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sampel
: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel.
Rumusnya : ( )( )
( )11...............1 2
2
--
=n
SdnSD i
( )12 -= nSdLogB i
3) Menghitung X2
Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)
Dengan (Ln 7) = 1,9459
Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi a = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.
52
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesisi dalam penelitian ini meliputi beberapa langkah. Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2
1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor
Tabel Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen factorial 2 x 2
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo
Rata – rata
Perlakuan
A B AB
1
a-1
b-1
(a-1) (b-1)
Ry
Ay
By
ABy
R
A
B
AB
A/E
B/E
AB/E
Kekeliruan ab(n-1) Ey E
Keterangan :
A = Taraf factorial A N = Jumlah sampel
B = Taraf factorial B
Langkah- langkah perhitungan :
a) 2
11
2ij
b
j
a
i
U=U åå å--
b) abn
R
b
j
a
i
y
åå--
=11
53
c) ( ) yij
b
j
a
i
RJJab -= åå--
2
11
d) ( ) yi
a
iy Rbn -A=A å
-
/2
1
e) ( ) yi
b
jy Ran -B=B å
-
/2
1
f) yyaby Jb B-A-=A
g) )(2yyyyy R AB+B-A--U=E
2) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika ( ) ( )211 VVFF --³ a , maka hipotesis nol ditolak.
Jika ( ) ( )211 VVFF --< a , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
( )1-KiV dan dk penyebut ( )aknknV -+= .............12 = taraf signifikan untuk pengujian hipotesis.
Keterangan :
åY2 : Jumlah kuadrat data
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode bermain dan metode berlatih
By : Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan.
Aby : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA
Menurut Sudjana (1992:36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman –Keuls adalah sebagai berikut :
54
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil
sampai keoada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil haarga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:
( )N
KekeliruanRJKS E
y = RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil
rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf signifikan a, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji
Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan) dan P = 2,3…,k.
Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P
supaya dicatat.
5) Kalikan harga – harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing yS
dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan
terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih
rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k- ),
dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar
kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata
terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-
2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada ( )12/1 -kK
pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih
besar dari pada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata – rata perlakuan.
c. Hipotesis Statistik
Hipotesa 1 210 A³A= mmH
21 A<A= mmAH
Hipotesa 2 210 B³B= mmH
55
21 B<B= mmAH
Hipotesa 3 00 =B´A= InteraksiH
0¹B´A= InteraksiH A
Keterangan
m = Nilai rata – rata
A1 = Pembelajaran pass atas dengan metode bermain
A2 = Pembelajaran pass atas dengan metode berlatih
B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi
B2 = Koordinasi mata-tangan rendah
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap
sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal
secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan
factorial 2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam
bentuk tabel.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data kemampuan pass atas bolavoli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009 sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Kemampuan Pass Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian.
Perlakuan KM-T Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah 72,0 87.0 15,0 Mean 10,29 12,43 2,14
Tinggi (B1)
SD 4,15 4,20 0,90 Jumlah 43,0 56,0 13,0 Mean 6,14 8,0 1,86
A1 Rendah
(B2) SD 2,27 2,0 0,69 Jumlah 63,0 75,0 12,0 Mean 9,0 10,71 1,71
Tinggi (B1)
SD 3,56 3,40 0,49 Jumlah 43,0 53,0 10,0 Mean 6,14 7,57 1,43
A2 Rendah
(B2) SD 1,68 1,72 0,53
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran passing
atas menggunakan pendekatan bermain dan berlatih dibandingkan, maka dapat
diketahui bahwa kelompok pembelajaran pass atas menggunakan pendekatan
bermain memiliki rata-rata peningkatan 2,0 yang lebih baik daripada
57
kelompok pembelajaran pass atas menggunakan pendekatan berlatih sebesar
1,57.
2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan koordinasi mata-
tangan tinggi dan memiliki kemampuan koordinasi mata-tangan rendah
dibandingkan, dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki
kamampuan koordinasi mata-tangan tinggi sebesar 1,93 lebih besar dari
kelompok siswa yang memiliki kemampuan koordinasi mata-tangan rendah
sebesar 1,64.
3. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan
pass atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka dapat dibuat
grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
10.29
12.43
2.14
6.14
8
1.86
9
10.71
1.71
6.14
7.57
1.43
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4
kelompok
Tes Awal
Tes Akhir
Peningkatan
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Pass Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap Kelompok Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan
4. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan kemampuan pass atas bolavoli yang
dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan
kemampuan pass atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
58
2.141.86
1.711.43
0
0.5
1
1.5
2
2.5
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Peningkatan Kemampuan Pass Atas Bolavoli antar Kelompok Perlakuan
Keterangan :
A1B1: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran bermain yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran bermain yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah
A2B1: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran berlatih yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi.
A2B2: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran barlatih yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah
.
B. Mencari Reliabilitas
Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir kemampuan pass atas
bolavoli diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes
akhir kemampuan pass atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Pass Atas Bolavoli pada
Data Tes Awal.
Hasil Tes Reliabilitas Kategori
Tes awal 0,985 Tinggi sekali
59
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas
Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas
Tinggi sekali
Tinggi
Cukup
Kurang
Tidak signifikan
0,80 – 1,0
0,70 – 0,79
0,50 – 0,69
0,30 – 0,49
0,00 – 0,29
0,90 – 1,0
0,80 – 0,89
0,60 – 0,79
0,40 – 0,59
0,00 – 0,39
0,95 – 1,0
0,85 – 0,94
0,70 – 0,84
0,50 – 0,69
0,00 – 0,49
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.
Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
7
7
7
7
0,05
0,05
0,05
0,05
0,1867
0,1215
0,2877
0,1817
0,300
0,300
0,300
0,300
Distribusi normal
Distribusi normal
Distribusi normal
Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah
terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
60
2 Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka
diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Bartlet.
å Kelompok Ni S2 X2hit X2
tabel Kesimpulan
4 7 9,4678 4,709 7,81 Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2
hit lebih kecil dari pada X2tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur
analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi
analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh
kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada
beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti yang
tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 6. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Pass Atas Bolavoli Berdasarkan Pembelajaran Bermain dan Berlatih Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
A1
A2
Variabel penelitian
Rerata B1 B2 B1 B2
Sebelum
Sesudah 10,29 12,43
6,14 8,00
9,00 10,71
6,14 7,57
Peningkatan 2,14 1,86 1,71 1,43
61
Tabel 7. Ringkasan Analisis Anava Faktorial 2 x 2.
Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ft
Rata-rata Perlakuan 1 89,286 89,286 A 1 90,571 90,571 146,308 * 4,26 B 1 89,857 89,857 145,154 * AB 1 178,571 178,571 288,462 * Kekeliruan 24 14,857 0,062 Total 28 463,143
Keterangan :
* : Hasil Analisis F0 ditolak
A : Kelompok Pembelajaran pass atas bolavoli
B : Kelompok siswa berdasarkan tinggi-rendahnya kemampuan koordinasi
mata-tangan
AB : Interaksi antara kelompok pembelajaran pass atas bolavoli dan tinggi-
rendahnya koordinasi mata-tangan
Tabel 8. Hasil Uji Rentang Newman Keuls setelah Anava.
A2B2 A1B2 A2B1 A1B1 RST KP Rerata 1,43 1,71 1,86 2,14 a = 0,05
A2B2 1,43 0,29 * 0,43 * 0,71 * 0,27 A1B2 1,71 014 0,43 * 0,33 A2B1 1,86 0,29 0,36 A1B1 2,14
Keterangan : * signifikan pada P < 0,05
Keterangan :
A1B1: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran bermain yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran bermain yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah
A2B1: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran berlatih yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi.
A2B2: Kelompok pass atas dengan metode pembelajaran barlatih yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah
62
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode bermain
dan berlatih menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil
belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar
tahun 2009. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 =
146,308 lebih besar dari Ft = 4,26 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti
hipotesis nol (H0) ditolak. Yang artinya, pendekatan pembelajaran pass atas
bolaavoli dengan metode bermain dan berlatih terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar pass atas bolavoli
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Karanganyar tahun 2009,hasil penelitian ini menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan pass atas bolavoli. Dari hasil
penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 145,154 lebih besar dari Ft
= 4,26 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak.
Yang artinya antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan
rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pass atas
bolavoli.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor
menunjukkan ada interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan
koordinasi mata-tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 288,462
ternyata lebih besar dari Ft = 4,26 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga
H0 ditolak. Ini berarti bahwa, antara pendekatan pembelajaran pass atas dan
koordinasi mata-tangan ada interaksi terhadap hasil belajar pass atas bolavoli.
63
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran pass atas
dengan metode bermain dan berlatih terhadap terhadap hasil belajar pass atas
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009. (2)
ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan
koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Karanganyar tahun 2009. (3) ada interaksi
antara pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi mata-tangan terhadap
hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Karanganyar tahun 2009. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan secara rinci
sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan dengan Metode Bermain dan Berlatih
terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajarn pass atas
dengan metode bermain dan berlatih pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Karanganyar tahun 2009. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan
pembelajaran pass atas dengan bermain mempunyai peningkatan yang lebih baik
dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran pass
atas dengan berlatih.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo sebesar 146,308 > Ftabel 5% 4,26, pada kelompok siswa yang deberi perlakuan pembelajaran pass atas dengan bermain lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang deberi pembelajaran pass atas dengan berlatih dengan nilai rata-rata peningkatan 2,0 dan 1,57. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode bermain dan berlatih terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP N 5 Karanganyar tahun 2009, dapat diterima kebenarannya.
64
2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Koordinasi
Mata-Tangan Rendah terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa, ada
perbedaan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi
mata-tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP N 5 karanganyar tahun 2009.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 145,154 > Ftabel 5% 4,26, rata-rata peningkatan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan nilai rata-rata sebesar 1,93 dan 1,64. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP N 5 Karanganyar tahun 2009, dapat diterima kebenarannya.
3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Pass Atas Bolavoli dan
Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli
Dari tabel 8 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama
penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel
sebagai berikut:
Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Hasil Belajar Pass Atas Bolavoli.
A1 A2 Rerata A1 - A2
B1 2,14 1,71 1,93 0,43
B2 1,86 1,43 1,64 0,43
Rerata 2,0 1,57
B1 - B2 0,28 0,28
65
2.14
1.711.86
1.64
0
0.5
1
1.5
2
2.5
A1 A2
B1
B2
Gambar 4. Bentuk Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan.
Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa, bentuk garis perubahan
besarnya nilai peningkatan kemampuan pass atas bolavoli adalah bertemu pada
satu titik, dan apabila garis tersebut ditarik lurus maka akan berpotongan.Hal ini
artinya, antara pendekatan pembelajaran pass atas bolavoli dan koordinasi mata-
tangan terdapat interaksi diantara keduanya. Dengan demikian dalam menerapkan
pendekatan pembelajaran pass atas perlu mempertimbangkan kemampuan
koordinasi mata-tangan tinggi dan kemampuan koordinasi mata-tangan rendah.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhit = 288,462 ternyata lebih besar dari Ftabel = 4,26 ( F0 < Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa antara keduanya ada interaksi. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan ada interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP N 5 Karanganyar tahun 2009, dapat diterima kebenarannya.
66
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan
pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dengan metode bermain
dan berlatih terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP N 5 Karanganyar tahun 2009. Dari hasil analisis data menunjukkan
Fo = 146,308 > Ft = 4,26. Pengaruh yang ditimbulkan dari pendekatan
pembelajaran pass atas dengan metode bermain lebih baik daripada
menggunakan metode berlatih dengan rata-rata peningkatan 2,0 dan 1,57.
2. Ada perbedaan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-
tangan rendah terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP N 5 karanganyar tahun 2009. Dari hasil analisis data menunjukkkan
Fo = 145,154 > Ft = 4,26. Pengaruh yang ditimbulkan oleh siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik dibandingakn siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan rata-rata peningkatan 1,93
dan 1,64.
3. Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran pass atas dan koordinasi mata-
tangan terhadap hasil belajar pass atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP N 5 Karanganyar tahun 2009. Dari hasil analisis data menunjukkan
Fhitung = 288,462 > Ftabel = 4,26 (Fhitung > Ftabel ).
B. IMPLIKASI
Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
67
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran pass atas dan
koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi hasil belajar pass atas bolavoli.
2. Pendekatan pembelajaran pass atas dengan metode bermain ternyata
memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada pembelajaran pass atas
dengan metode berlati terhadap hasil belajar pass atas bolavoli.
3. Pembelajaran pass atas bolavoli dengan metode bermain dan berlatih
membutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Melalui pembelajaran pass
atas bolavoli dengan pendekatan yang tepat maka koordinasi mata-tangan
akan berkembang atau meningkat. Dengan meningkatnya koordinasi mata-
tangan, maka akan mendukung keterampilan pass atas bolavoli menjadi lebih
baik.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan
kepada guru penjasorkes di SMP Negeri 5 Karanganyar sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan keterampilan pass atas bolavoli dapat diterapkan
pembelajaran pass atas dengan metode bermain dan berlatih.Dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa, pembelajaran pass atas dengan metode
bermain lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar pass atas bolavoli,
sehingga dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan pass atas
bolavoli.
2. Untuk menigkatkan keterampilan pass atas bolavoli perlu mempertimbangkan
tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa, karena koordinasi mata-
tangan dapat mempengaruhi keterampilan pass atas bolavoli.
68
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra. 2004. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Proyek
Pengendalian dan Peningkatan Mutu Guru Penjas. Depdikbud. Dirjendikti.
Ali Imron. 1996. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya. Amung Ma’mun dan Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam
Permainan Bolavoli Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jendral Olahraga.
Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran
Bola Basket. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jendral Olahraga.
Bonnie Robinson. 1993. Bola voli. Semarang: Effhar & Dahara Prize. Bradford N. Strand & Rolayne Wilson. 1993. Assessing Sport Skills. Utah State
University. Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan Olahraga.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dewi S Prawiradilaga. 2007. Prisip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup. Dimyati & Mudjiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ardi Mahasatya. Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak: Erlangga Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Choaching. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti. Husdarta & Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas.
Direktorat Jendaral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan.1998. Belajar dan
Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press. Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarata: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press. Mulyono B. 1992. Tes dan Pengukuran. Surakarta: UNS Press.
69
2001. Tes dan pengukuran dalam pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta: JPOK FKIP UNS.
M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: IKIP
Semarang Press. M Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti
PPTK. Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.
Jakarta: PT Gramedia. Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono. 2000. Teori dan Praktek Bolavoli Dasar.
Surakarta: UNS Press. Sudjana.1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Press. Sugiyanto. 1990. Metodologi Penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Press. 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: Uns Press. Suharno. HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni. 1998. Belajar dan Pembelajaran II.
UNS Press. Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani Filosofi Pembelajaran dan Masa
Depan. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.
ALFABETA. Wahjoedi. 1999. Jurnal Iptek Olahraga. Jakarta: Pusat Pengkajian dan
Pengembangan IPTEK (PPPITOR). Kantor Menteri Negara dan Olahraga.
Widodo. J. Pudjirahardjo, Herjanto Poernomo dan Moh. Hasan Machfoed. 1993.
Metode Penelitian dan Statistik Terapan. Surabaya: Airlangga University Press.
70