16
EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015 ISSN 2086 – 3918 112 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN SISWA MA ISLAMIC CENTRE CIREBON Priyati, Alif Ringga Persada, Hadi Kusmanto Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon ABSTRACT Students’ success in learning mathematics can be measured from the learning process. By learning mathematics, it is expected that students can improve their thinking ability that includes the ability to reason, solve problems, communicate, and respect the usefulness of Mathematics. However, preliminary observation had showed that students’ achievement in learning mathematics is relatively low due to conventional methods of instruction. This research aims at; 1) finding out the students' responses to the application of thematically integrated learning in Mathematics, 2) finding out students’ reasoning skills in the composition of the two functions and inverse functions, and 3) finding out the effect of thematically integrated instruction in Mathematics on students’ reasoning ability. It is expected that the implementation of this learning model would improve students’ Mathematic achievement. The results demonstrate a regression equation of Y = 15.477 + 0,714X, a regression coefficient is positive of 0.714. This can be interpreted as a response to the implementation of thematic learning model thet the better it will improve students’ reasoning ability. Number R Square of 0,151. Meaning that the level of reasoning ability of students’ affected by the high and low stundents’ response to the implementation of thematic learning model 15,1%. The implementation of thematic learning model in the study of mathematics can be see from the results of the regression coefficient test showed thet significant value 0,007 < 0,05. Therefore, Ho is rejected. This result illustrates that there is a significant effect of the implementation of thematic learning model in teaching mathematics on students' reasoning ability. Keywords: Thematically Integrated Instruction, Ability, Reasoning.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

112

PENGARUH PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN TEMATIK DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN PENALARAN SISWA MA

ISLAMIC CENTRE CIREBON

Priyati, Alif Ringga Persada, Hadi Kusmanto

Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati CirebonJl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon

ABSTRACT

Students’ success in learning mathematics can be measured from the learningprocess. By learning mathematics, it is expected that students can improve their thinkingability that includes the ability to reason, solve problems, communicate, and respect theusefulness of Mathematics. However, preliminary observation had showed that students’achievement in learning mathematics is relatively low due to conventional methods ofinstruction. This research aims at; 1) finding out the students' responses to the applicationof thematically integrated learning in Mathematics, 2) finding out students’ reasoningskills in the composition of the two functions and inverse functions, and 3) finding out theeffect of thematically integrated instruction in Mathematics on students’ reasoning ability.It is expected that the implementation of this learning model would improve students’Mathematic achievement. The results demonstrate a regression equation of Y = 15.477 +0,714X, a regression coefficient is positive of 0.714. This can be interpreted as a responseto the implementation of thematic learning model thet the better it will improve students’reasoning ability. Number R Square of 0,151. Meaning that the level of reasoning abilityof students’ affected by the high and low stundents’ response to the implementation ofthematic learning model 15,1%. The implementation of thematic learning model in thestudy of mathematics can be see from the results of the regression coefficient test showedthet significant value 0,007 < 0,05. Therefore, Ho is rejected. This result illustrates thatthere is a significant effect of the implementation of thematic learning model in teachingmathematics on students' reasoning ability.

Keywords: Thematically Integrated Instruction, Ability, Reasoning.

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

113

PENDAHULUANMengajar matematika tidak hanyasekedar sebagai sebuah pelajarantentang fakta-fakta tetapi yangdapat mengembangkan kemampuanpenalaran. Jika matematikadiajarkan hanya sekedar sebagaisebuah pelajaran tentang fakta-fakta maka hanya akan membuatsekelompok orang menjadipenghafal yang baik, tidak cerdasmelihat hubungan sebab akibat, dantidak pandai memecahkan masalah.Sedangkan dalam menghadapiperubahan masa depan yang cepat,bukan pengetahuan saja yangdiperlukan, tetapi kemampuanmengkaji dan berpikir (bernalar,secara logis, kritis, dan sistematis(Sa’adah, 2010 : 2). Dilihat secaranyata proses pembelajaranmatematika masih banyakmenggunakan cara konvensionalatau cara tradisional sehingga siswatidak selalu memperhatikan guruyang sedang menerangkan materiyang diajarkan didepan kelas.Terkadang siswa aktif saja yangselalu memperhatikan guru yangsedang mengajar, sedangkan yanglain selalu membuat ulah,mengacau, rendah diri, malas,ataupun ada siswa yang tidak sukamata pelajaran matematikasehingga siswa tersebut hanya diamsaja tidak memperhatikan prosespembelajaran matematika di kelas.Dan pertanyaannya adalah mengapahal tersebut bisa muncul pada siswa-siswa kita di sekolah? Karena dalamkenyataanya siswa banyakmengalami hambatan dalam belajaratau didalam kegiatan belajarmengajar di kelas saat pembelajaranmatematika berlangsung. Disiniseharusnya seorang guru mampumengendalikan suasana saat

dikelas, apalagi mata pelajaranmatematika yang sering dianggapoleh siswa pelajaran yang sulit,karena siswa itu sudah menjudgebahwa matematika itu sulit danrumit untuk dipelajari karenamatematika itu selalu berhubungandengan angka, rumus dan hitung-menghitung disetiap soalnya.Karena pemikiran yang demikian,sangat jelas bahwa akanmempengaruhi penguasaanmatematika seseorang karenasebelumnya sudah ada rasa takuttidak bisa memahami pelajaranmatematika. Dan sebelum mencobamempelajarinya merekapun sudahterlebih dahulu tidak tertarik danmalas, apalagi jika diberikan sebuahsoal yang membutuhkan pemikiranyang logis. Agar siswa merasamatematika lebih bermakna,sebaiknya diupayakan siswa aktifmengkonstruksi pengetahuanmatematika itu, dan guru berperansebagai fasilitator, Artinya, bahwamurid harus didorong dan diberikesempatan untuk mengemukakanpendapat sesuai dengan jalanpikirannya dan mungkin juga dapatbelajar dari ide-ide temannya sendiri(Saleh, 2012 : 59). Sejalan denganitu, tujuan pembelajaranmatematika yang ditetapkanDepdiknas sudah sesuai dengankecenderungan terbaru, yaitumeliputi kemampuan ataukompetensi: 1) memahami konsepmatematika; 2) menggunakanpenalaran; 3) memecahkan masalah;4) mengomunikasikan gagasan; dan5) memiliki sikap menghargaikegunaan dalam kehidupan (Shadiq,2014:13).Penalaran (reasoning) merupakanhal yang sangat penting disaatmempelajari matematika karena

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

114

merupakan salah satu tujuanmempelajarinya, disamping tujuanlain yang berkaitan denganpemahaman konsep yang sudahdikenal guru seperti: bilangan,perbandingan, sudut, segitiga.Mengapa penalaran sangat pentingsehigga harus menjadi salah satukompetensi dasar, pengertiantentang penalaran terutamadikaitkan dengan mata pelajaranmatematika beserta implikasinyaterhadap masa depan bangsa dannegara. Bagaimana caranya agarkita bisa mengetahui siswa memilikikemampuan bernalar? Caranyaadalah menilai kemampuanbernalar mereka secara individupada saat mereka diberi beberapasoal untuk dikerjakan agar merekamemberikan alasan induktif dandeduktif sederhana. Denganbagaimana mereka menyajikanpernyataan matematika secaralisan, tertulis, gambar, dan diagramserta mampu melakukan manipulasimatematika, mengajukan dugaan,menarik kesimpulan, menyusunbukti, memberikan alasan ataubukti terhadap beberapa solusi,seperti yang dijelaskan padadokumen Peraturan DirjenDikdasmen No. 506/C/PP/2004dalam Depdiknas, 2004.(Shadiq, 2014 : 51)Lemahnya kemampuan matematikasiswa dipengaruhi beberapa faktor,salah satunya adalah prosespembelajaran matematika yangmasih cenderung hanya memikirkanpenerapan rumus serta hafalan saja.Di sekolah seharunya anak diberikesempatan seluas-luasnyamengalami proses pemecahanberbagai masalah untukmembangun sendiripengetahuannya yang baru baginya

(Idrus dan Sufri, 2015 : 25).Kemampuan penalaran matematismerupakan kemampuan untukmenarik kesimpulan berdasarkanfakta dan sumber yang relevan.Rendahnya kemampuan penalaranmatematis siswa akanmempengaruhi kualitas belajarsiswa, yang berdampak pula padarendahnya prestasi belajar disekolah (Putri, 2013: 20). MasihRendahnya kemampuan penalaranmatematis dan koneksi matematissiswa, tidak lepas dari kegiatanpembelajaran yang dulakukan gurudikelas. Proses pembelajaranmatematika yang biasa dilakukankurang memberikan kesempatankepada siswa untuk menggali danmenemukan sendiri konsep-konsepmatematika (Nurhajati, 2014 : 3).Untuk meningkatkan kemampuanpenalaran siswa dalampembelajaran matematikamenggunakan salah satu modelpembelajaran terpadu yaitu modelpembelajaran tematik. Menurut T.Raka Joni bahwa pembelajaranterpadu merupakan suatu sistempembelajaran yang memungkinkansiswa secara individual maupunkelompok aktif mencari, menggali,dan menemukan konsep sertaprinsip keilmuan secara holistik,bermakna, dan otentik (Trianto,2010 : 81). Dalam rangkamenanamkan konsep matematika,kita dapat mengklasifikasikan objekdan kejadian, konsep dan bukankonsep. Sehingga dapat dipastikanbahwa model pembelajaran tematikdalam pembelajaran matematika inidapat diterapkan dalam prosesbelajar mengajar agar gurumengetahui kemampuan daya nalarsiswanya. Namun dalam prosesnyaatau dalam nyatanya siswa tidak

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

115

selalu berpikir cepat ketikapembelajaran matematika. Karenaada beberapa yang mempengaruhidaya nalar siswa dalampembelajaran matematika yaitukondisi internal dan eksternal.Berbagai hal yang perludiperhatikan dalam mengevaluasikegiatan pembelajaran baik yangmenggunakan pendekatan terpadumaupun konvensional adalah sama.Evaluasi pembelajaran terpadudiarahkan pada dampakintruksional dan dampak pengiring,seperti halnya kemampuan bekerjasama, menghargai pendapat oranglain (Trianto,2007 : 88).ACUAN TEORITIKMatematika ialah ilmu tentangbilangan, hubungan antarabilangan, dan prosedur operasionalyang digunakan di penyelesaianmasalah mengenai bilangan.Matematika berasal dari bahasalatin manthanein atau mathemayang berarti ‘belajar atau hal yangdipelajari’, sedangkan dalam bahasaBelanda disebut wiskunde atau ‘ilmupasti’. Di Indonesia, matematikapernah disebut ilmu pasti. Mengapamatematika disebut ilmu pasti?Jawaban pertanyaan berkaitandengan istilah penalaran (reasoning)(Shadiq, 2014 : 3). Penalaran dibagimenjadi dua macam, yaitupenalaran deduktif dan penalaraninduktif.Menurut De Lange bahwamatematika itu menjelaskantentang pola, baik pola di alam danpola yang ditemukan melalui pikiranindividu. Pola tersebut bisaberbentuk real (nyata) maupunberbentuk imajinasi, dapat dilihatatau dapat dalam bentuk mental,statis, dan dinamis, kualitatif ataukuantitatif, asli berkait dengan

kehidupan nyata sehari-hari atautidak lebih dari hanya sekedar untukkeperluan rekreasi. Hal-hal tersebutdapat muncul dari lingkungansekitar, dari kedalam ruang danwaktu, atau dari hasil pekerjaanpikiran seseorang individu (Shadiq,2014 : 8). Matematika mempunyaidua arah pengembangan yaitu untukmemenuhi kebutuhan masa kini dankebutuhan masa depan. Salah satuvisi pembelajaran matematika yaitumengarahkan pada pemahamankonsep matematika yang diperlukanuntuk menyelesaikan masalahmatematika dan masalah ilmupengetahuan lainnya sertamemberikan kemampuan penalaranmatematika siswa.Tuntutan perubahan prosespembelajaran matematika dikelastersebut merupakan penyesuaianatau mengantisipasi perubahankebutuhan siswa terhadapmatematika. Depdiknas (2006) telahmenyatakan bahwa mata pelajaranmatematika di SD, SMP, SMA, SMKdan sederajat bertujuan agar siswamemiliki kemampuan sebagaiberikut. 1) Memahami konsepmatematika, menjelaskanketerkaitan antarkonsep danmengaplikasikan konsep ataualgoritma, secara luwes, akurat,efisien, dan tepat, dalam pemecahanmasalah. 2) Menggunakanpenalaran pada pola dan sifat,melakukan manipulasi matematikadalam membuat generalisasi,menyusun bukti, atau menjelaskangagasan dan pernyataanmatematika. 3) Memecahkanmasalah yang meliputi kemampuanmemahami masalah, merancangmodel matematika, menyelesaikanmodel dan menafsirkan solusi yangdiperoleh. 4) Mengomunikasikan

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

116

gagasan dengan simbol, tabel,diagram, atau media lain untukmemperjelas keadaan atau masalah.5) Memiliki sikap menghargaikegunaan matematika dalamkehidupan, yaitu memiliki rasa ingintahu, perhatian, minat dalammempelajari matematika, sertasikap ulet dan percaya diri dalampemecahan masalah.Berdasarkan uraian diatas dapatdisimpulkan bahwa matematikamerupakan hubungan yang sesuaidengan rangkaian sebab akibat yangmenata kemampuan berpikri siswauntuk bernalar, memcahkanmasalah, berkomunikasi, danmengaitkan materi matematikadengan keadaan sesungguhnya.Kemampuan matematikamerupakan kemampuan yang harusdimiliki oleh setiap individu, karenakemampuan terjadi ketika seseorangmengenali, menjelaskan danmengintreprestasi suatu masalahdengan pemahaman yang diperolehketika belajar matematika. Secaragaris besar terdapat dua jenispenalaran, yaitu penalaran induktifyang disebut pula induksi danpenalaran deduktif yang disebutpula deduksi. Persamaan antaradeduksi dan induksi adalah bahwakeduanya merupakan argumen yangmempunyai struktur, tetapi daribeberapa premis dan satukesimpulan atau konklusi(Sumarmo dan Permana, 2007 : 116)Penalaran adalah proses berpikiryang dilakukan dengan satu carauntuk menarik kesimpulan.Kesimpulan yang bersifatindividual. Tetapi dapat pulasebaliknya, dari hal yang bersifatindividual menjadi kasus yangbersifat umum. Bernalar adalahmelakukan percobaan didalam

pikiran dengan hasil pada setiaplangkah dalam untaian percobaanitu telah diketahui oleh penalar daripengalaman tersebut. Penalaran(reasoning) merupakan salah satuaspek dari kemampuan berpikirtingkat tinggi dalam kurikulumterbaru, yang dikategorikan sebagaikompetensi dasar yang harusdikuasai para siswa. Dalam kegiatanpembelajaran, aktivitas matematikmerupakan sarana bagi siswa untukdapat memecahkan suatupermasalahan melalui logika nalarmereka. Melalui aktivitas bernalarsiswa dilatih untuk menarik suatukesmpulan atau membuat suatupernyataan baru berdasarkan padabeberapa fakta. Sehingga pada saatbelajar matematika, para siswa akanselalu berhadapandengan proses penalaran(Karriadinata, 2012 : 2)Menurut Hudojo (2005 : 40),penalaran dalam matematikabiasanya menggunakan penalarandeduktif. Penalaran ini sulitdipisahkan dari logika. Matematikaterdiri dari sistem-sistem yangterstruktur yang masing-masingterbentuk melalui pola penalaransecara deduktif dengan logikamatematika sebagai alatpenalarnnya. (Prihandoko, 2005 : 18)Sumarno mengungkapkan beberapamengenai indikator penalaranantara lain: a) Menarik penjelasanlogis; b) Memberikan penjelasanterhadap suatu gambar, model,fakta, sifat, hubungan atau pola; c)Memperkirakan jawaban dan prosessolusi; d) Menggunkan polahubungaan untuk menganalisissituasi atau membuat analogi,generalisasi dan menyusunkonjektur; e) Mengajukan lawancontoh; f) Memeriksa validatas

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

117

argumen, membuktikan danmenyusun argumen yang valid; g)Menyusun pembuktian langsung,pembuktian tak langsung danpembuktian induksi matematis.(Kusumah, 2008 : 16)Menurut Anton M. Moeliono,kemampuan penalaran merupakansalah satu kompenen yang ikut andildalam menentukan kualitas menulissiswa. Hal ini dapat dipahamikarena pada hakekatnya penalaranmerupakan proses mengambilsimpulan (conclusion, inference) daribahan bukti atau petunjuk(evidence) ataupun yang di anggapbahan bukti atau petunjuk (Warno,2009 : 21)Menurut Soekamto modelpembelajaran adalah kerangkakonseptual yang melukiskanprosedur yang sistematis dalammengorganisasikan pengalamanbelajar untuk mencapai tujuanbelajar tertentu, dan berfungsisebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan parapengajar dalam merencanakanaktivitas belajar mengajar. dengandemikian aktivitas pembelajaranbenar-benar merupakan kegiatanbertujuan yang tertata secarasistematis.Istilah model pembelajaranmempunyai arti yang sangat luasdari strategi, metode, atau prosedur.Pembelajaran dengan pendekatantematik, yang juga disebut denganpembelajaran tematik, adalahpembelajaran yang melibatkanbeberapa mata pelajaran, ataupembelajaran terpadu melalui tema(Pitadjeng, 2009 :88). Pendekatantematik merupakan pendekatandalam pembelajaran yang secarasengaja mengaitkan beberapa aspekbaik dalam intra mata pelajaran

maupun antara mata pelajaran(Reffiane dan Saptaningrum, 2011 :43).Pendekatan tematik memilikikarakteristik sebagai berikut: a)Berpusat pada peserta didik. b)Memberikan pengetahuan langsungdengan melibatkan siswa dalamproses belajar mengajar.c)Mengembangkan keterampilanberpikir dan kreatif anak.d)Pemisahan mata pelajaran tidakbegitu jelas.e)menyajikan konsepdari berbagai matapelajaran.f)bersifat fleksibel.g) hasilpembelajaran sesuai dengan minatdan kebutuhan siswa.h)Menggunakan prinsip belajar sambilbermain dan menyenangkan(Kusdaryani dan Saptaningrum,2010 : 95).Pembelajaran tematik sebagai modelpembelajaran termasuk salah satutipe/jenis dari pada modelpembelajaran terpadu. Istilahpembelajaran tematik padadasarnya adalah modelpembelajaran terpadu yangmenggunakan tema untukmengaitkan beberapa matapelajaran sehingga dapatmemberikan pengalaman bermaknakepada siswa (Depdiknas, 2006: 5).Jika mencermati tentang prinsippembelajaran tematik-terpaduyaitu: pertama, pembelajarantematik-terpadu memiliki satu temayang aktual, dekat dengan duniasiswa dan ada dalam kehidupansehari-hari; kedua, pembelajarantematik-terpadu perlu memilihmateri beberapa mata pelajaranyang mungkin saling terkait; ketiga,pembelajaran tematik terpadu tidakboleh bertentangan dengan tujuankurikulum yang berlaku tetapisebaliknya harus mendukung

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

118

pencapaian tujuan untuk kegiatanpembelajaran yang termuat dalamkurikulum; keempat, materipembelajaran dapat dipadukandalam satu tema selalumempertimbangkan karakteristiksiswa; dan kelima, materi pelajaranyang di padukan tidak terlaludipaksakan (Prastowo, 2014 : 11)Pembelajaran tematik sebagaibagian dari pada pembelajaranterpadu memiliki banyakkeuntungan yang dapat dicapaisebagai berikut: a) Memudahkanpemusatan perhatian pada satutema tertentu; b) Siswa mampumempelajari pengetahuan danmengembangkan berbagaikompetensi dasar antar isi matapelajaran dalam tema yang sama; c)Pemahaman materi mata pelajaranlebih mendalam dan berkesan; d)Kompetensi dasar dapatdikembangkan lebih baik denganmengaitkan mata pelajaran laindengan pengalaman pribadi siswa; e)Lebih dapat dirasakan manfaat danmakna belajar karena materidisajikan dalam konteks tema yangjelas; f) Siswa lebih bergairah belajarkarena dapat berkomunikasi dalamsituasi nyata, untukmengembangkan suatu kemampuandalam suatu mata pelajaran dansekaligus dapat mempelajari matapelajaran lain; g) Guru dapatmenghemat waktu sebab matapelajaran yang disajikan secaratematik dapat dipersiapkansekaligus, dan diberikan dalam duaatau tiga pertemuan, dan waktuselebihnya dapat dimanfaatkanuntuk kegiatan remedial,pemantapaan, atau pengayaanmateri.Pembelajaran tematik dalamkenyataannya memiliki beberapa

kelebihan seperti pembelajaranterpadu. Menurut DepartemenPendidikan dan Kebudayaan,pembelajaran terpadu memilikikelebihan sebagai berikut:1) Pengalaman dan kegiatan belajaryang relevan dengan tingkatperkembangannya.2) Kegiatan yang dipilih sesuaidengan minat dan kebutuhan anak.3) Kegiatan belajar bermakna bagianak, sehingga hasilnya dapatbertahan lama.4) Keterampilan berpikir anakberkembang dalam prosespembelajaran terpadu.5) Kegiatan belajar mengajarbersifat pragmatis sesuailingkungan anak.6) Keterampilan sosial anakberkembang dalam prosespembelajaran terpadu.Selain kelebihan yang dimiliki,menurut Indrawati dalam Triantopembelajaran tematik juga memilikiketerbatasan, terutama dalampelaksanaannya, yaitu padaperencanaan dan pelaksanaanevaluasi yang lebih banyakmenuntut guru untuk melakukanevaluasi proses, dan tidak hanyaevaluasi dampak pembelajaranlangsung saja. Sementara PuskurBalitbang Diknas dalam Trianto,mengidentifikasi beberapaketerbatasan pembelajaran tematis(jika digunakan di SMP/sederajatatau SMA/sederajat), antara laindapat ditinjau dari beberapa aspeksebagai berikut:(1) Aspek Guru:Guru harus berwawasan luas,memiliki kreativitas tinggi,ketermapilan metodologis yanghandal, rasa percaya diri yangtinggi, dan berani mengemas danmengembangkan materi.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

119

(2) Aspek peserta didik:Pembelajaran tematik menuntutkemampuan belajar peserta didikyang relatif ‘baik’, baik dalamkemampuan akademik maupunkreativitasnya. Hal ini terjadikarena model pembelajaran tematikmenekankan pada kemampuananalitik (mengurai), kemampuanasosiatif (menghubung-hubungkan),kemampuan eksploratif danelaboratif (menemukan danmenghubungkan).(3) Aspek sarana dan sumberpembelajaran:Pembelajaran tematik memerlukanbahan bacaan atau sumber informasiyang cukup banyak dan bervariasi,mungkin juga fasilitas internet.(4) Aspek kurikulum:Kurikulum harus luwes,berorientasi pada pencapaianketuntasan pemahaman pesertadidik (bukan pada pencapaian targetpenyampaian materi). Guru perludiberi wewenang dalammengembangkan materi, metode,penilaian keberhasilanpembemlajaran peserta didik.(5) Aspek penilaian:Pembelajaran tematikmembutuhkan cara penilaian yangmenyeluruh (komprehensif), yaitumenetapkan keberhasilan belajarpeserta didik dari beberapa bidangkajian terkait yang dipadukan.(6) Aspek suasana pembelajaran:Pembelajaran tematikberkecenderungan mengutamakansalah satu bidang kajian dan‘tenggelamnya’ bidang kajian lain .(Trianto, 2010 : 90-91).Langkah-langkah (sintaks)pembelajaran tematik padadasarnya mengikuti langkah-langkah (sintaks) pembelajaranterpadu. Menurut Prabowo dalam

Trianto (2010 : 95), langkah-langkah(sintaks) pembelajaran terpadusecara khusus dapat dibuattersendiri berupa langkah-langkahbaru dengan ada sedikit perbedaanyakni sebagai berikut:a. Tahap Perencanaan.Pada tahap ini hal-hal yangdilakukan oleh guru antara lain;(1) menentukan kompetensi dasar(2) menentukan indikator dan hasilbelajarb. Tahap Pelaksanaan.Tahap pelaksaan yang meliputi sub-tahap:1. Proses pembelajaran oleh guru.Adapun langkah yang ditempuhguru, antara lain:(1) Menyampaikan konseppendukung yang harus dikuasai olehsiswa;(2) Menyampaikan konsep-konseppokok yang akan dikuasaioleh siswa;(3) Menyampaikan keterampilanproses yang berkembang;(4) Menyampaikan alat dan bahanyang dibutuhkan; dan(5) Menyampaikan pertanyaankunci.2. Tahap manajemen.Yang meliputi langkah-langkah:(1) Pengelolaan kelas, dimana kelasdibagi dalam beberapakelompok;(2) Kegiatan proses;(3) Kegiatan pencatatan data; dan(4) Diskusi.c. Evaluasi.Yang meliputi:1. Evaluasi proses.Adapun hal-hal yang menjadiperhatian dalam evaluasi prosesterdiri dari:a) Ketepatan hasil pengamatan;b) Ketepatan penyusunan alat danbahan; dan

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

120

c) Ketepatan menganalisa data.2. Evaluasi hasil, yaitu penguasaankonsep-konsep sesuai indikatoryang telah ditetapkan.3. Evaluasi psikomotorik, yaitupengeuasaan penggunaan alat ukur.mereka termotivasi untuk terusbelajar. (Trianto, 2010:94)Menurut Rusman, modelpembelajaran tematik adalah modelpembelajaran terpadu yangmenggunakan pendekatan tematikyang melibatkan beberapa matapelajaran untuk memberikanpengalaman bermakna siswa.Dikatakan bermakna karena dalampembelajaran tematik, siswa akanmemahami konsep-konsep yangmereka pelajari melalui pengalamanlangsung dan menghubungkannyadengan konsep lain yang telahdipahaminya (Rusman, 2014 : 254).Berdasarkan berbagai pengertiantersebut diatas, dapat diambilkesimpulan bahwa modelpembelajaran tematik merupakansuatu model pembelajaran yangmemadukan beberapa materipembelajaran dari berbagai standarkompetensi dan kompetensi dasardari satu atau beberapa matapelajaran. Penerapan pembelajaranini dapat dilakukan melalui tigapendekatan yakni penentuanberdasarkan keterkaitan standarkompetensi dan kompetensi dasar,tema, dan masalah yang dihadapi.

METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di MAIslamic Centre Cirebon tepatnya dikelas XI semester 2 yang beralamatdi Jalan Tuparev No.111 KecamatanKedawung Kabupaten Cirebon.Menurut Sofar Silaen dan Widiyono(2013:23), desain memiliki duapengertian. Dalam pengertian luas,

desain penelitian adalah desainmengenai keseluruhan proses yangdiperlukan dalam perencanaan danpelaksanaan penelitian. Sedangkandalam pengertian sempit, desainpenelitian hanya desain mengenaipengumpulan dan analisis data saja.Oleh karena itu, penelitian inibertujuan untuk mengetahui responpenerapan model pembelajarantematik dalam pembelajaranmatematika terhadap kemampuanpenalaran siswa. Desain yangdigunakan dalam penelitian iniberbentuk One-Shot Case Study(Sugiyono, 2013:74). Bentuk desainpenelitian tersebut yaitu:

dimana,X = treatment yang diberikan(Penerapan Model PembelajaranTematik)O = observasi hasilnya (KemampuanPenalaran Siswa)Dalam penelitian ini populasiditentukan dengan populasi targetdan populasi terjangkau. Populasitarget adalah menggambarkanseluruh sasaran penelitian,sementara populasi terjangkauadalah menggambarkan darisebagaian dari seluruh populasi(Nasehuddien, 2011:136). Denganrincian sebagai berikut:

X - 0

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

121

Tabel 1Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa KeteranganL P Jumlah1 XII IPA 16 15 31 Populasi target, seluruh

kelas yang ada di MAIslamic Centre Cirebonyaitu kelas X, XI, dan XII.Populasi terjangkau,kelas XI MA IslamicCentre Cirebon yaitukelas XI IPA dan XI IPS.

2 XII IPS 9 18 273 XI IPA 9 11 204 XI IPS 16 11 275 X-1 8 11 196 X-2 12 13 25Jumlah 70 79 149

Sumber: TU MA Islamic Centre Cirebon

HASIL DAN PEMBAHASANPresentase kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematikapada pokok bahasan komposisi dua fungsi dan fungsi invers di kelas XI MAIslamic Centre Cirebon sebagai berikut:Tabel 2Presentase Nilai Tes Kemampuan Penalaran Siswa

NilaiInterval

Frekuensi Presentase%

Kategori

>59 3 6,4% SangatRendah

60-69 11 23,4% Rendah70-79 11 23,4% Sedang80-89 16 34,0% Tinggi90-100 6 12,8% Sangat

TinggiJumlah 47 100%

Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan penalaransiswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan komposisi duafungsi dan fungsi invers di kelas XI MA Islamic Centre Cirebon sebesar 46,8%kemampuan penalaran siswa tergolong kategori tinggi, 23,4% kemampuanpenalaran siswa tergolong kategori sedang, dan 29,8% kemampuan penalaransiswa tergolong kategori rendah.

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

122

Tabel 3Hasil Post Tes di Kelas Eksperimen

DescriptiveStatistics

N Minimum

Maximum

Sum Mean Std.Deviation

Variance

Kemampuan Penalaran

47

55,00 100,00 3565,00

75,8511

12,08301 145,999

Valid N(listwise)

47

Dari Tabel 3 perhitungan hasil post tes di kelas eksperimen denganmenggunakan software SPSS diperoleh nilai minimum sebesar 55, nilaimaksimum sebesar 100, nilai rata-rata sebesar 75,85, standar deviasi sebesar12,08301 dan nilai varians sebesar 145,999.

Tabel 4Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Penerapan

Model Pembelajaran TematikNomor Aspek Presentase % Interpretasi1 Holistik 65,95% Kuat2 Bermakna 66,59% Kuat3 Otentik 65,95% Kuat4 Aktif 71,06% KuatJumlah 269,55% KuatRata-rata (269,55 : 4) = 67,38% Kuat

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa respon siswaterhadap penerapan model pembelajaran tematik dalam pembelajaranmatematika dengan presentase rata-rata 67,38 % dan termasuk kategorikuat.

Tabel 5Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Penerapan

Model Pembelajaran TematikNomor Aspek Presentase % Interpretasi1 Holistik 65,95% Kuat2 Bermakna 66,59% Kuat3 Otentik 65,95% Kuat4 Aktif 71,06% KuatJumlah 269,55% KuatRata-rata (269,55 : 4) = 67,38% Kuat

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

123

Berdasarkan Tabel 4.35 di atas,dapat disimpulkan bahwa responsiswa terhadap penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika denganpresentase rata-rata 67,38 % dantermasuk kategori kuat.Hasil uji normalitas menunjukkanbahwa data yang diperolehberdistribusi normal dengan tarafsignifikansi = 0,05. MakaKolmogorov-Smirnov 0,053 > 0,05berdistribusi normal. Untuksignifikansi kemampuan penalaransiswa sebesar 0,168. Dengan tarafsignifikansi = 0,05. MakaKolmogorov-Smirnov 0,168 > 0,05berdistribusi normal. Untuksignifikansi penerapan modelpembelajaran tematik. Berikutnyamenguji ke homogenitasan sebuahdata dengan menggunakan ujiLevene Test dengan bantuan SPSS,taraf signifikansi 0,05. Ujihomogenitas ini bertujuan untukmengetahui apakah data berasaldari yang sama atau homogen. Hasiluji Levene Statistic diperoleh nilai1,698 > 0,05 artinya data tersebutbersifat homogen. Dapatdisimpulkan bahwa data tersebutmempunyai varian yang sama atauhomogen. Persamaan regresinya =15,477 + 0,714 , nilai koefisienregresi bernilai positif yaitu 0,714.Hal ini dapat diartikan sebagairespon siswa terhadap penerapanmodel pembelajaran tematik yangsemakin baik akan meningkatkankemampuan penalaran siswa. AngkaR Square sebesar 0,151. Dalam halini berarti tinggi rendahnyakemampuan penalaran siswadipengaruhi oleh tinggi rendahnyarespon siswa terhadap penerapanmodel pembelajaran tematik sebesar15,1%. Hasil perhitungan ujisignifikansi koefisien regresi yang

menunjukkan bahwa nilai signifikan0,007 < 0,05, maka Ho ditolak.Sehingga dapat disimpulkan bahwaterdapat pengaruh penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika terhadapkemampuan penalaran siswa MAIslamic Centre Cirebon.Terdapat implikasi positif dansignifikan, karena siswamemberikan respon yang baikterhadap penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika. Sehinggapenerapan model pembelajarantematik dalam pembelajaranmatematika efektif dalammeningkatkan kemampuanpenalaran siswa.

KESIMPULANKemampuan penalaran siswa kelasXI MA Islamic Centre Cirebon yangmengikuti pembelajaranmatematika dengan menggunakanmodel pembelajaran tematikmemiliki rata-rata sebesar 75,85%.Hal ini menunjukkan bahwakemampuan penalaran siswa dalampembelajaran matematika padapokok bahasan komposisi dua fungsidan fungsi invers termasuk kategoribaik.Respon siswa terhadap penerapanmodel pembelajaran tematik dalampembelajaran matematika denganpresentase rata-rata sebesar 67,38%.Hal ini menunjukkan bahwa responsiswa terhadap penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika termasukdalam kategori kuat.Persamaan regresinya = 15,477 +0,714 , nilai koefisien regresibernilai positif yaitu 0,714. Hal inidapat diartikan sebagai respon siswaterhadap penerapan modelpembelajaran tematik yang semakin

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

124

baik akan meningkatkankemampuan penalaran siswa. AngkaR Square sebesar 0,151. Dalam halini berarti tinggi rendahnyakemampuan penalaran siswadipengaruhi oleh tinggi rendahnyarespon siswa terhadap penerapanmodel pembelajaran tematik sebesar15,1%. Penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika dapatdilihat dari hasil uji signifikansikoefisien regresi yang menunjukkanbahwa nilai signifikan 0,007 < 0,05,maka Ho ditolak. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa terdapatpengaruh penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika terhadapkemampuan penalaran siswa.Terdapat implikasi positif dansignifikan, karena siswamemberikan respon yang baikterhadap penerapan modelpembelajaran tematik dalampembelajaran matematika. Sehinggapenerapan model pembelajarantematik dalam pembelajaranmatematika efektif dalammeningkatkan kemampuanpenalaran siswa.DAFTAR PUSTAKAAlhaddad, Idrus. 2012. Sejauh Mana

Guru Menggunakan Metaforadalam Kepeduliannya untukMeningkatkan MatematikaSiswa. Jurnal Ilmiah ProgramStudi Matematika STKIPSiliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012.

Arifin, Zainal. 2013. EvaluasiPembelajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta Bandung:Alfabeta.

Basri, Hasan. 2009. FilsafatPendidikan Islam. Bandung:CV Pustaka Setia.

Departemen Pendidikan Nasional.2006. Permendiknas Nomor 22Tahun 2006 Tentang StandarIsi Sekolah Menengah Atas.Jakarta: Depdiknas.

Dewi, Nisa. 2012. PengaruhPendekatan Problem PosingTerhadap KemampuanPenalaran Siswa. Cirebon:IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Skripsi Fakultas TarbiyahJurusan Matematika.

Hudojo, Herman. 2005.Pengembangan Kurikulumdan PembelajaranMatematika. Malang:Universitas Negeri Malang.

Idrus, Ali dan Sufri. 2015. PengaruhStrategi Working Backwarddalam Pemecahan MasalahMatematika TerhadapKemampuan Penalaran SiswaSMP Negeri Kota Jambi.Universitas Jambi. JurnalTekno-pedagogi Vol. 5 No. 1Maret 2015 : 24-34. ISSN 2088– 205X.

Karriadinata, Rahayu. 2012.Menumbuhkan Daya Nalar(Power Of Reason) SiswaMelalui Pembelajaran AnalogiMATEMATIKA. UniversitasIslam Negeri Bandung. JurnalIlmiah Program StudiMatematika STKIP SiliwangiBandung, vol. 1, no.1 Februari2012.

Kartika, Rita. 2013. EfektifitasPenerapan ModelPembelajaran MEAs (MeanEnds Analysis) dalamMeningkatkan Kemampuan

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

125

Penalaran Matematika Siswa(Studi Eksperimen di SMPN 6Cirebon). Cirebon: IAIN SyekhNurjati Cirebon. SkripsiFakultas Tarbiyah JurusanMatematika.

Khalimi. 2011. Logika (Teori DanAplikasi). Jakarta: GaungPersada (GP) Press.

Kusdaryani, Wiwik dan ErnawatiSaptaningrum. 2010. ModelPAKEM Melalui PendekatanTematik Untuk PembelajaranSains SD. Jurnal JP2F,Volume 1 Nomor 1 April 2010.

Kurniawati, Ika Diah dan HusniWakhyudin. 2014. EfektivitasModel Think Pair ShareDalam Pembelajaran TematikIntegratif TerhadapKemampuan PemecahanMasalah. Universitas PGRISemarang. Volume 4 Nomor 1Juli 2014.

Kusumah, Yaya Sukjaya. 2008.Konsep Pengembangan DanImplementasi ComputerBased Learning DalamPeningkatan KemampuanHigh Order MathematicalThinking. Bandung: UPI.

Martono, Nanang. 2014. MetodePenelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan Analisis DataSekunder. Jakarta: Rajawali.

Muharom, Tria. 2014. PengaruhPembelajaran Dengan ModelKooperatif Tipe StudentTeams Achievement Division(Stad) Terhadap KemampuanPenalaran Dan KomunikasiMatematik Peserta Didik DiSMK Negeri ManonjayaKabupaten Tasikmalaya.Program PascasarjanaUniversitas Terbuka. Jurnal

Pendidikan dan Keguruan Vol.1 No. 1, 2014. Artikel 1.

Muhlisrarini, dan Ali Hamzah. 2014.Perencanaan dan StrategiPembelajaran Matematika.Jakarta: Rajawali Pers.

Pebrianti, Peppy. 2013. PengaruhMetode Pembelajaran ProblemSolving TerhadapKemampuan PenalaranMatematika Siswa Di KelasVIII Mts Cirebon II KabupatenCirebon. Cirebon: IAIN SyekhNurjati. Skripsi FakultasTarbiyah JurusanMatematika.

Pitadjeng. 2009. Peningkatan KerjaIlmiah Siswa Kelas II SDdengan PengembanganPembelajaran Tematik.Jurnal. Universitas NegeriSemarang. Volume 39, Nomor2, November 2009, hal 87-94.

Prastowo, Andi. 2014. PemenuhanKebutuhan Psikologis PesertaDidik SD/MI MelaluiPembelajaran Tematik-Terpadu. UIN Sunan KalijagaYogyakarta. JurnalPendidikan Sekolah Dasar,Volume 1, Nomor 1, Agustus2014.

Prihandoko, Antonius Cahya. 2005.Memahami KonsepMatematika Secara BenarMenyajikan dengan Menarik.Jember: DepartemenPendidikan NasionalDirektorat JendralPendidikan Tinggi.

Priyatna, Asep. 2015. PengaruhPenggunaan ModelPembelajaran CooperativeLearning Tipe NumberedHead Together (NHT)Terhadap KemampuanPenalaran Siswa Dalam

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

126

Pembelajaran Matematika(Studi Eksperimen di KelasVIII SMP Negeri 1Pasawahan). Cirebon: IAINSyekh Nurjati Cirebon.Skripsi Fakultas TarbiyahJurusan Matematika.

Priyatno, Duwi. 2012. Belajar CepatOleh Data Statistika denganSPSS. Yogyakarta: ANDI.

Pujiadi. 2008. Pengaruh ModelPembelajaran MatematikaCreative Problem Solving(CPS) Berbantu CD InteratifTerhadap KemampuanPemechan Masalah padaSiswa SMA Kelas X. Tesis.Program PascasarjanaUniversitas Negeri Semarang.

Putri, Finola Marta. 2013. PengaruhPembelajaran MatematikaRealistik TerhadapKemampuan Matematis SiswaSMP. Jurnal. UIN SyarifHidayatullah. EdumaticaVolume 03 Nomor 01, April2013. ISSN : 2088-2157.

Reffiane, Fine dan ErnawatiSaptaningrum. 2011. ModelPembelajaran Aktif KreatifEfektif MenyenangkanMelalui Pendekatan TematikUntuk Pembelajaran SainsSekolah Dasar. Jurnal.Volume 1 Nomor 1 Juli 2011.

Riduwan. 2013. Belajar MudahPenelitian untuk Guru-Karyawan dan PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta.

Rohim, Fathur, dkk. 2012.Pembelajaran Biologi ModelSiklus Belajar HipotetikDeduktif Dengan Media Riildan Media Virtuil DitinjauDari Kemampuan PenalaranAnalitis Dan Gaya BelajarSiswa. Jurnal INKUIRI. ISSN:

2252-7893, Vol. 1, No. 2, 2012(hal 121-131)

Rusman. 2014. Model-modelPembelajaran:MengembangkanProfesionalisme Guru.Jakarta: Rajawali Pers.

Sa’adah, Widayanti Nurma. 2010.Peningkatan KemampuanPenalaran Matematis SiswaKelas VIII SMP Negeri 3Banguntapan dalamPembelajaran Matematikamelalui PendekatanPendidikan MatematikaRealistik Indonesia (PMRI).Yogyakarta: UniversitasNegeri Yogyakarta. Skripsi.Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam.Jurusan PendidikanMatematika Program StudiPendidikan Matematika.

Saleh, Muhamad. 2012.Pembelajaran KooperatifDengan PendekatanPendidikan MatematikaRealistic (PMR). JurnalPendidikan Serambi Ilmu,Edisi September 2012. Volume13 Nomor 2. ISSN 1693-4849.

Septian, Ari. 2014. PengaruhKemampuan PrasyaratTerhadap KemampuanPenalaran MatematikaMahasiswa dalam MatakuliahAnalisis Real. Minda MasagiPress Bandung, UNSUR,Cianjur, and UPI Bandung,Indonesia. Jurnal KajianPendidikan, Vol 4 No 2Desember 2014. ISSN 2088-1290.

Shadiq, Fadjar. 2014. PembelajaranMatematika: CaraMeningkatkan Kemampuan

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK …

EduMa Vol. 4 No. 2 Desember 2015ISSN 2086 – 3918

127

Berpikir Siswa. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013.Metodologi Penelitian Sosialuntuk Penulisan Skripsi danTesis. Jakarta: IN MEDIA.

Soekardijo. 1999. Logika DasarTradisional, Simbolik,Induktif. Jakarta: Gramedia.

Soviawati, Evi. 2011. Pendekatanmatematika realistik (PMR)untuk meningkatkankemampuan berpikir siswa ditingkat sekolah dasar. Jurnalkhusus No. 2, Agustus 2011.ISSN 1412-565X.

Sugiyono. 2013. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta.

Sukandi, Ujang. 2003. Belajar Aktif& Terpadu. Surabaya: DutaGraha Pustaka.

Sukardjono. 2008. Hakekat danSejarah Matematika. Jakarta:Universitas Terbuka. Cetketiga.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006.Pengembangan KurikulumTeori dan Praktek. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Sumarmo, Utari dan YantoPermana. 2007.Mengembangkan KemampuanPenalaran dan KoneksiMatematik Siswa SMAMelalui PembelajaranBerbasis Masalah. BalaiPenataran Guru Tertulis danUniversitas PendidikanIndonesia. JurnalEDUCATIONIST Vol. 1 No. 2 /Juli 2007. ISSN : 1907-8838.

Trianto. 2007. Model PembelajaranTerpadu dalam Teori danPraktek. Jakarta: PrestasiPustaka Publisher.

_____. 2010. Mengembangkan ModelPembelajaran Tematik.Jakarta: Prestasi PustakaPublisher.

_____. 2014. Model PembelajaranTerpadu: Konsep, Strategi,dan Implementasinya dalamKurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta:PT Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B.. 2012. MODELPEMBELAJARAN:Menciptakan Proses BelajarMengajar yang Kreatif danEfektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Usniati, Mia. 2011. MeningkatkanKemampuan PenalaranMatematika MelaluiPendekatan PemecahanMasalah. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah. Skripsi.Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan. JurusanPendidikan Matematika.

Warno. 2009. PengaruhKeterampilan PenalaranTerhadap KeterampilanMenulis Ditinjau dari StatusSosial Ekonomi Orang Tua(Studi Ex Post di SMP Negeri1 dan 2 Slogohimo). Tesis.Program PascasarjanaUniversitas Sebelas MaretSurakarta.

Winataputra, Udin Sarifudin.. 2007.Teori Belajar danPembelajaran. Jakarta:Universitass Terbuka.