76
i LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK (PPI) PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL METHYLCELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP STABILITAS FISIK EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L) TIM PENGUSUL : 1. ZAINUL ISLAM, M. FARM., APT 0426067902 KETUA PENGUSUL 2. FAHJAR PRISISKA, M. FARM., APT 0311048101 ANGGOTA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2018

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

i

LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK (PPI)

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

METHYLCELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP

STABILITAS FISIK EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN (CENTELLA

ASIATICA L)

TIM PENGUSUL :

1. ZAINUL ISLAM, M. FARM., APT 0426067902 KETUA PENGUSUL

2. FAHJAR PRISISKA, M. FARM., APT 0311048101 ANGGOTA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2018

Page 2: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

ii

Page 3: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

iii

Page 4: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

iv

Page 5: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

v

IDENTITAS USULAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Hydroxy Propyl

Methyl Celulose sebagai Gelling Agent terhadap

Stabilitas Fisik Emulgel Rebusan Herba Pegagan

(centella asiatic L)

2. Tim Peneliti :

No Nama Jabatan Bidang Asal Alokasi

Keahlian Institusi Waktu

(Jam/Minggu)

1 Zainul Islam, M. Farm., Apt. Ketua Farmakologi UHAMKA 8 jam/minggu

Pengusul

2 Fahjar P, M. Farm., Apt. Anggota Teknologi UHAMKA 8 jam/minggu

Pengusul Farmasi

3. Objek penelitian : Evaluasi Fisik Emulgel Rebusan Herba Pegagan

(Jenis material yang akan diteliti) (Centella asiatica L)

4. Masa Pelaksanaan : 6 bulan

Mulai : September 2017 selesai : Januari 2018

5. Usulan Biaya : Rp. 8.500.000,-

(Terbilang) ( Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

6. Lokasi Penelitian : LAB TEKN. STERIL FFS UHAMKA

7. Instansi lain yang terlibat : -

8. Temuan (Produk) : EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN

yang di Targetkan

9. Kontribusi mendasar : Teknologi Farmasi - Farmakologi

pada suatu bidang Ilmu

10. Rencana Luaran yang : Jurnal Nasional Terakreditasi

menjadi sasaran

11. Rencana Luaran HKI, : -

Buku, purawarupa

Page 6: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

vi

Page 7: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

vii

Page 8: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

viii

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYDROXY PROPYL

METHYL CELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP STABILITAS FISIK EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN

(Centella asiatica. L)

Zainul Islam 1) Fahjar Prisiska 2)

Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

ABSTRAK

Herba pegagan (Centella asiatica L.) merupakan bahan alam yang mempunyai khasiat

sebagai anti aging atau anti penuaan dini yang alami. Herba pegagan mengandung senyawa

asiaticosida dan glycoside madecassoside yang berguna sebagai anti penuaan dini atau anti

aging. Pada penelitian ini ekstrak herba pegagan dibuat emulgel yang memiliki daya sebar

baik pada kulit, mudah dicuci dengan air dan teksturnya lebih lembut dengan menggunakan

Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai gelling agent. HPMC merupakan polimer

turunan selulosa yang dapat menghasilkan gel yang memenuhi persyaratan farmasetika.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetaahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC

terhadap sifat fisik emulgel.

Emulgel ekstrak herba pegagan dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi HPMC

yang berbeda-beda yaitu: 3,5, 4, 4,5 , dan 5,0%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu

meliputi uji organoleptik, uji pH, homogenitas, viskositas, penyimpanan pada dua suhu

(freeze thaw).

Hasil analisa statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap data viskositas adalah normal,

kemudian dilanjutkan dengan uji ANAVA satu arah diperoleh p = 0.000 (p < 0.05) maka

terdapat perbedaan viskositas yang bermakna, dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD dihasilkan

terdapat perbedaan bermakna pada setiap formula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

peningkatan HPMC dapat meningkatkan stabilitas fisik emulgel pegagan.

Kata kunci: Emulgel, HPMC, Kestabilan Fisik

ABSTRACT

Herb gotu kola (Centella asiatica L.) is a natural material that has efficacy as an anti-aging or anti-aging is natural. Herb gotu kola containing compounds and glycoside

madecassoside asiaticosida useful as an anti-aging or anti-aging. In this research, gotu kola herb extracts prepared emulgel that has a good spread on the skin, easily washed

with water and softer texture using Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) as a gelling agent. HPMC is a cellulose derivative polymer gel that can produce that meets

the requirements of Pharmaceutical. Research is underway to increase the concentration of HPMC mengetaahui influence on the physical properties emulgel.

Emulgel herb gotu kola extract made in the formula 4 with a concentration of HPMC is different: 3.5%, 4.0%, 4.5% and 5.0%. Each formula was evaluated for 6 weeks include organoleptic test, pH test, homogeneity, viscosity, the storage at two temperatures (freeze thaw).

The results of Kolmogorov-Smirnov statistical analysis of the data is the viscosity of the normal followed by a one-way test ANAVA obtained p = 0.000 (p <0.05), there is

a significant difference in viscosity, followed by Tukey-HSD test produced there are significant differences in each formula. Therefore we can conclude that the increase in HPMC may increase the physical stability emulgel gotu kola.

Key words: Emulgel, HPMC, Physical Stability

Page 9: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

ix

PENDAHULUAN

Pegagan atau Centella asiatica L. termasuk ke dalam famili tumbuhan

umbelliferae atau apibiaceae. Dikenal sebagai rumput kaki kuda, antanan gede, panegowang atau kisu-kisu. Pegagan mengandung senyawa Asiaticoside,

thankuniside, isothankuniside, rnadecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose,

carotenoids, garam-garam mineral seperti

garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine (campuran antara

damar dan minyak terbang) dan zat semak

dan tanin. Pegagan dapat digunakan untuk kecantikan dan bisa juga digunakan

sebagai anti aging, hal ini telah di buktikan

oleh Bonte dan kawan-kawan dalam

penelitian mereka yaitu pada kultur fibroblast wanita yang berusia 50 tahun.

Penggunaan herba pegagan secara empiris

yaitu 10-15g pegagan segar atau 2,0-4,0g pegagan kering yang kemudian ditumbuk

dan direbus sampai kental kemudian

ditempelkan pada bagian yang sakit,

dimana kandungannya yang dapat membuat herba pegagan sebagai antiaging

adalah suatu glicosida triterpenoid yang

umumnya dikenal sebagai asiaticoside yang dapat meningkatkan sintesis colagen

tipe I yaitu 25-30% dalam waktu 24 jam

dan glicoside madecassoside yang dapat

meningkatkan kolagen tipe III dalam waktu 72 jam.

Emulgel merupakan sediaan dua fase yang terdiri dari molekul organik yang merupakan fase besar yang berpenetrasi dalam air dan fase kecil emulsi minyak yang dibuat dengan penambahan bahan pengembang (gelling

agent)(1)

. Emulgel merupakan

pengembangan dari bentuk sediaan gel. Emulgel yang digunakan yaitu gel yang mengandung emulgator hidrofil yang sangat cocok untuk dipakai pada kulit dengan

fungsi kelenjar lemak yang berlebihan(2)

.

Emulgel memiliki daya sebar yang baik pada kulit, mudah dicuci dengan

air, dan teksturnya lebih lembut (1). Emulgel memiliki keunggulan dibandingkan sediaan gel karena terdapatnya 2 fase minyak didalamnya maka obat akan melekat cukup lama di kulit, teksturnya yang lebih lembut, merupakan sediaan yang mudah dicuci dengan air, memiliki daya sebar dan

stabilitas yang baik (1)

. Hydroxypropyl Methylcellulose

(HPMC) merupakan polimer turunan selulosa yang dapat menghasilkan gel yang netral, jernih, tidak berwarna tidak berasa, dan punya retensi yang baik terhadap serangan mikroba serta memberikan kekuatan film yang baik bila mengering pada kulit.

Pada penelitian sebelumnya

sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk

krim. Pembuatan sediaan emulgel anti aging dari rebusan herba pegagan

(Centella asiatica L.) merupakan suatu

upaya dalam menemukan sediaan yang

baru dan merupakan pengembangan dari bentuk krim. Penelitian ini dimaksudkan

untuk melihat pengaruh peningkatan

konsentrasi rebusan herba pegagan terhadap sifat fisik dan kimia sediaan emulgel yang dihasilkan yang menggunakan HPMC sebagai gelling agent.

Pola penelitian yang akan dilaksanakan dimulai dari pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian, dimana

bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rebusan herba pegagan (Centella

asiatica L.) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

(BALITRO) Bogor, bahan pembuat emulgel diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF).

Proses selanjutnya pemeriksaan rebusan meliputi identifikasi senyawa rebusan dan uji organoleptis rebusan yang

dilanjutkan dengan penyusunan formulasi emulgel. Evaluasi stabilitas fisik pada

sediaan emulgel bisa dilakukan secara visual seperti pewarnaan, homogenitas, konsistensi daya sebarnya, dan tahap

pemisahan.

Page 10: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

x

METODE PERCOBAAN

Bahan

Bahan penelitian yang digunakan adalah herba pegagan, paraffin liq,tween 80, span 80, propilenglikol, methyl paraben, propyl paraben, na.metabisulfit, aq.dest.

Formula emulgel

Formula emulgel ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Formula gel

Bahan Jumlah (%)

F1 F2 F3 F4

Rebusan Herba

Pegagan 3 3 3 3

HPMC 3,5 4,0 4,5 5,0

Parafin Liquidum 10 10 10 10

Tween 80 1,44 1,44 1,44 1,44

Span 80 0,56 0,56 0,56 0,56

Propilenglikol 10 10 10 10

Metil Paraben 0,18 0,18 0,18 0,18

Propil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2

Natrium Metabisulfit 0,01 0,01 0,01 0,01

Aqua ad 100 100 100 100

Pembuatan emulgel

A. Fase emulsi Span 80 dilarutkan dalam parafin liquid aduk hingga homogen (massa 1). Na-metabisulfit dilarutkan dalam aquadest sisa perhitungan kemudian dicampurkan dengan Tween 80 (massa 2). Metil paraben dan Propil paraben dilarutkandalamsebagian propilenglikol masing-masing (1:5) dan (1:4) (massa 3). Fase minyak (massa 1) dan fase air (massa 2, massa 3) dipanaskan terpisah pada suhu 70-80 ºC, kemudian fase minyak dicampur dengan fase air diaduk hingga homogen dan diperoleh pada suhu kamar. (massa 4)

a. Fase Gel Hidroxypropyl Methylcellulose (HPMC) didispersikan sedikit demi sedikit dalam air, aduk hingga terbentuk gel yang homogen, diamkan sampai terbentuk gel yang jernih. (massa 5)

b. Fase gabungan Rebusan yang telah dilarutkan dengan propilenglikol sisa ditambah massa 4 (fase emulsi) dicampur, kemudian aduk

hingga homogen. (massa 6) Massa 5 ditambahkan massa 6 sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen. Cukupkan dengan aquadest hingga 100 ml. Amati sediaan emulgel dari berbagai konsentrasi HPMC.

Evaluasi emulgel

1. Pemeriksaan organoleptis sediaan emulgel

Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati warna, bentuk, dan bau sediaan emulgel yang dilihat secara visual dan diamati selama 6 minggu pada suhu kamar.

2. Pemeriksaan homogenitas Emulgel dioleskan pada kaca

objek, ditutup dengan cover glass, diamati dengan penglihatan mata, dilihat apakah homogen dan permukaannya halus atau tidak dan selama 6 minggu pada suhu kamar.

3. Uji viskositas Uji viskositas ditentukan dengan

menggunakan viskometer Brookfield,

sediaan dimasukkan pada wadah, kemudian pada spindle nomor 4 dari

viskometer dicelupkan kedalamnya sampai garis tanda batas yang ada pada

spindel lalu dinyalakan sampai spindle berputar dan diatur kecepatannya dari 30 rpm, 50 rpm, 60 rpm, 100 rpm, dan

kembali 60 rpm, 50 rpm, dan 30 rpm. Hasil pembacaan skala dicatat

untuk menghitung viskositasnya 4. Pemeriksaan pH

Pemeriksaan pH dilakukan

menggunakan pH meter dengan mengkalibrasi pH meter menggunakan

elektroda yang dicelupkan dalam larutan

dapar fosfat pH 7,0, bersihkan

kemudian dicelupkan dalam dapar fosfat pH 4,0, bersihkan. Ukur pH sediaan

dengan cara mencelupkan elektroda

Page 11: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

xi

pada pH meter dalam sediaan, amati dan catat pH yang tertera pada alat.

Page 12: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

xii

5. Uji Pemisahan fase a. Metode uji sentrifugasi

Sebanyak 4,0 gram sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam secara bertahap dan diamati terjadi pemisahan setelah pembuatan.

b. Uji freeze thaw(15)

Siklus pemisahan fase dengan

metode freeze thaw pada emulgel

dilakukan penyimpanan pada suhu 4oC

dan 45 oC, sebanyak masing-masing 4,0

gram dari sediaan emulgel dimasukkan ke dalam 8 vial, 4 vial untuk kontrol disimpan pada suhu normal dan 4 vial untuk siklus freeze thaw. Kemudian vial ditutup dan disimpan selama 3 hari pada

suhu 4oC diamati perubahan

organoleptisnya. Setelah penyimpanan

pada suhu 4oC sediaan disimpan pada

suhu 45 oC selama 3 hari, amati

perubahan organoleptisnya. Siklus ini dilakukan pada 3 siklus penyimpanan.

Analisa Data

Berdasarkan data hasil pengamatan

uji viskositas yang diperoleh pada setiap formula dianalisis menggunakan uji

analisa varian (ANAVA) satu arah dan adanya perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Tuckey-HSD.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Herba pegagan merupakan salah satu tanaman yang secara empiris telah digunakan untuk kecantikan dan bisa

digunakan sebagai anti penuaan dini. Herba pegagan mengandung

asiaticosida dan glicoside madecassoside

yang berguna sebagai anti penuaan dini.Pemanfaatan herba pegagan belum dilakukan secara optimal karena belum

diformulasikan menjadi bentuk sediaan yang praktis, efisien dan nyaman

digunakan. Kestabilan fisik emulgel ekstrak

herba pegagan diamati dari pengamatn

organoleptis, homogenitas, viskositas, pH dan uji freeze thaw selama 6 minggu.

Pengamatan fisik ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada penyimpanan

selama 6 minggu pada suhu kamar dapat

mempengaruhi sifat fisik sediaan pada peningkatan konsentrasi Hydroxypropyl

Methylcellulose (HPMC) 3,5%, 4,0%, 4,5%, dan 5,0%.

Hasil pengamatan organoleptik pada

warna diperoleh menunjukkan F1 berwarna coklat tua, sementara pada F2,

F3, dan F4 berwarna Coklat muda. Semakin besar konsentrasi gelling agent

yang ditambahkan maka warna coklat semakin lemah dan baunya pun akan semakin berkurang. Kemudian pada

pemeriksaan pertumbuhan jamur tidak ditemukan.

Hasil pengamatan homogenitas dan lapisan sediaan emulgel rebusan herba pegagan selama 6 minggu pada suhu kamar menunjukkan bahwa pada sediaan formula ke-4 tidak terbentuk lapisan pada sediaan homogen selama batas penyimpanan, tetapi pada formula ke-1,

formula ke-2, dan formula ke-3 terbentuk lapisan minyak pada permukaan sediaan dan sediaan menjadi tidak homogen.

Pemisahaan yang terjadi karena konsentrasi pada HPMC yang rendah. Sehingga air yang terjerat atau yang terikat pada polimer sedikit dan menyebabkan

tidak terjadinya ikatan yang kuat antara fase gel, fase emulsi dan ekstrak. Selain itu fase emulsi globul-globul minyak sudah tidak dikelilingi oleh lapisan pengemulsi dan minyak akan lebih cenderung untuk bergabung. Rusaknya lapisan pengemulsi juga menjadi penyebab pecahnya pada sediaan formula ke-1, formula ke-2 dan

formula ke 3. Hasil pemeriksaan pH pada sediaan

formula 1,2,3 dan 4 menunjukkan terjadi peningkatan dan penurunan secara penyimpanan.Pada ke empat formula mengalami penurunan selama penyimpanan. Hal ini disebabkan karena

adanya interaksi antar zat masing-masing dan kondisi penyimpanan, namun masih berada dalam rentang pH kulit normal

yaitu pada rentang 4,5 hingga 6,5. Pada uji pemisahaan fase dengan

sentrifugasi, terlihat pada formula 1 dan 2 terjadi pemisahaan ini disebabkan oleh

tidak stabilnya ikatan yang berbentuk

antara globul minyak yang terdispersi

Page 13: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

xiii

dengan air karena adanya guncangan yang

cepat, berbeda dengan formula 3 dan 4

tidak tejadi pemisahan karena ikatan antara globul minyak yang terdispersi pada fase

air stabil dan membentuk struktur yang

lebih kompak. Penyimpanan sediaan pada siklus

freeze thaw dilakukan untuk melihat pengaruh suhu terhadap pemisahan fase emulgel selama penyimpanan dengan suhu yang berbeda yaitu siklus freeze pada suhu

4oC dan siklus thaw pada suhu 45

oC.

Pengamatan dilakukan selama 3 siklus hasil pengamatan pada formula 1 dan formula 2 terjadi perubahan pada thaw, siklus ke-2, dan pada formula 1 mengalami perubahan freeze dan thaw dan pada formula 2 terjadi perubahan pada thaw, siklus ke-3, sedangkan pada formula ke-3 dan ke-4 tidak mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena formula pada konsentrasi gelling agent rendah memiliki konsistensi emulsi yang tinggi, pada emulsi suhu yang ekstrim dapat menyebabkan emulsi menjadi kasar dan coalensi dimana terbentuk globul yang besar naik ke permukaan atau turun ke dasar dan membentuk lapisan yang tebal yang akan diikuti dengan breaking yaitu pemisahaan fase terdispersi dari fase kontinu, prosesnya irreversible karena lapisan emulgator yang mengelilingi caoran sudah

tidak ada(2)

. Penyimpanan pada kondisi

freeze menyebabkan rata-rata ukuran globul meningkat. Akan tetapi pada peningkatan suhu yaitu pada kondisi thaw akan terjadi menurun ukuran globul. Hal ini terjadi karena pada saat fase air yang disimpan pada kondisi freeze akan

membentuk kristal es sehingga ruang fase air menjadi menyempit dan akan memaksa fase padat untuk berdekatan sedangkan pada penyimpanan kondisi thaw kristal es akan mencair membentuk suatu lapisan yang terpisah dari fase padatnya.

Berdasarkan hasil pengukuran

viscositas dapat diketahui semakin besar konsentrasi Hydroxyl propyl Methyl

Celullose (HPMC) sebagai Gelling Agent

dapat meningkatkan viskositas sediaan

emulgel rebusan herba pegagan. Pada F1, F2, F3, dan F4 diperoleh nilai viscositas

yang pada setiap formulanya memiliki

konsistensi kekentalan yang berbeda, semakin tinggi konsentrasi gelling agent

maka semakin kental. Berdasarkan pengamatan kenaikan

viskositas pada sediaan disebabkan oleh

peningkatan konsentrasi HPMC. Semakin

tinggi konsentrasi HPMC yang digunakan

maka semakin banyak molekul-molekul

yang saling berdekatan dan mengakibatkan

daya kohesivitas pun akan semakiin besar

dari pada daya adhesivitasnya. Hasil analisa pengamatan viskositas diperoleh data yang normal dengan nilai signifikan > 0,05 pada uji Kolmogorv – Smirnov maka Ho diterima atau data-data tersebut terdistribusi normal dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian parametik, kenudian dilanjutkan pada uji homogenitas diperoleh nilai signifikan yaitu > 0,05 maka data viskositas dinyatakan homogen, dilanjutkan pada ANAVA, diperoleh p = 0.000 (p<0,05) maka terdapat perbedaan bermakna pada tiap formula, maka dapa

Page 14: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

xiv

RINGKASAN

Herba pegagan (Centella asiatica L.) merupakan bahan alam yang mempunyai khasiat

sebagai anti aging atau anti penuaan dini yang alami. Herba pegagan mengandung senyawa

asiaticosida dan glycoside madecassoside yang berguna sebagai anti penuaan dini atau anti

aging. Pada penelitian ini ekstrak herba pegagan dibuat emulgel yang memiliki daya sebar

baik pada kulit, mudah dicuci dengan air dan teksturnya lebih lembut dengan menggunakan

Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai gelling agent. HPMC merupakan polimer

turunan selulosa yang dapat menghasilkan gel yang memenuhi persyaratan farmasetika.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetaahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC

terhadap sifat fisik emulgel.

Emulgel ekstrak herba pegagan dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi HPMC

yang berbeda-beda yaitu : 3,5, 4, 4,5 , dan 5,0%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu

meliputi uji organoleptik, uji pH, homogenitas, viskositas, penyimpanan pada dua suhu

(freeze thaw).

Kata Kunci : Herba pegagan, centella asiatica L

Page 15: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

xv

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

sehingga pelaksanaan dan penyusunan Laporan Penelitian Pengembangan IPTEK (PPI)

dengan judul: “ PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

METHYLCELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP

STABILITAS FISIK EMULGEL REBUSAN HERBA PEGAGAN (CENTELLA

ASIATICA L)” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semoga dengan adanya

laporan ini menjadi bukti bahwa kegiatan kemitraan masyarakat merupakan penyaluran

kegiatan pengembangan kemampuan dosen dan tenaga pengajar UHAMKA serta bukti

kepedulian UHAMKA yang sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat.

Harapan kami semoga kegiatan yang telah dilaksanakan ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pelaksana dan peserta. Kami berharap dapat

memperbaiki bentuk maupun isi kegiatan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan

ini kami akui masih banyak kekurangan, Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan

ini.

Wabillahi Taufiq Walhidayah

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 30 MEI 2018

Tim Penyusun

Page 16: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ……………………………………………………………………………… i

NOTIFICATION LETTER JURNAL ………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………. iv

IDENTITAS USULAN PENELITIAN …………………………………………….. v

SURAT PERJANJIAN KONTRAK PENELITIAN ………………………………. vi

ARTIKEL PENELITIAN …………………………………………………………… viii

RINGKASAN PENELITIAN ………………………………………………………. xiii

BAB I. LATAR BELAKANG PENELITIAN ……………………………………… 1

BAB II. PERUMUSAN MASALAH ……………………………………………….. 3

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….. 4

A. Teori

1. Tanaman Pegagan

2. Kulit

3. Proses Penuaan Kulit

4. Emulsi

5. Gel

6. Emulgel

7. Stabilitas

8. Karakter bahan

B. Kerangka Berfikir

C. Hipotesa

4

4

5

5

6

7

7

9

10

13

14

BAB IV. TUJUAN PENELITIAN …………………………………………………

15

BAB V. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………….. 16

A. Metode Penelitian

B. Pola Penelitian

C. Analisa Data

16

17

19

BAB VI. JADWAL PENELITIAN ………………………………………………… 20

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Jadwal Penelitian

20

20

BAB VII. PERSONALIA PENELITIAN …………………………………………..

21

BAB VIII. BIAYA PENELITIAN ………………………………………………….

22

BAB IX. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………….. 24

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

24

30

BAB X. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………. 40

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL
Page 18: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

1

BAB I

LATAR BELAKANG

Pegagan atau Centella asiatica L. termasuk ke dalam famili tumbuhan umbelliferae

atau apibiaceae. Dikenal sebagai rumput kaki kuda, antanan gede, panegowang atau kisu-

kisu. Pegagan mengandung senyawa Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside,

rnadecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol,

centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium,

kalsium, besi, vellarine (campuran antara damar dan minyak terbang) dan zat semak dan

tanin. Pegagan dapat digunakan untuk kecantikan dan bisa juga digunakan sebagai anti aging,

hal ini telah di buktikan oleh Bonte dan kawan-kawan dalam penelitian mereka yaitu pada

kultur fibroblast wanita yang berusia 50 tahun. Penggunaan herba pegagan secara empiris

yaitu 10-15g pegagan segar atau 2,0-4,0g pegagan kering yang kemudian ditumbuk dan

direbus sampai kental kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit, dimana kandungannya

yang dapat membuat herba pegagan sebagai antiaging adalah suatu glicosida triterpenoid

yang umumnya dikenal sebagai asiaticoside yang dapat meningkatkan sintesis colagen tipe I

yaitu 25-30% dalam waktu 24 jam dan glicoside madecassoside yang dapat meningkatkan

kolagen tipe III dalam waktu 72 jam.

Emulgel merupakan sediaan dua fase yang terdiri dari molekul organik yang

merupakan fase besar yang berpenetrasi dalam air dan fase kecil emulsi minyak yang dibuat

dengan penambahan bahan pengembang (gelling agent)(1)

. Emulgel merupakan

pengembangan dari bentuk sediaan gel. Emulgel yang digunakan yaitu gel yang mengandung

emulgator hidrofil yang sangat cocok untuk dipakai pada kulit dengan fungsi kelenjar lemak

yang berlebihan(2)

. Emulgel memiliki daya sebar yang baik pada kulit, mudah dicuci dengan

air, dan teksturnya lebih lembut (1)

. Emulgel memiliki keunggulan dibandingkan sediaan gel

karena terdapatnya 2 fase minyak didalamnya maka obat akan melekat cukup lama di kulit,

teksturnya yang lebih lembut, merupakan sediaan yang mudah dicuci dengan air, memiliki

daya sebar dan stabilitas yang baik (1)

.

Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) merupakan polimer turunan selulosa yang

dapat menghasilkan gel yang netral, jernih, tidak berwarna tidak berasa, dan punya retensi

yang baik terhadap serangan mikroba serta memberikan kekuatan film yang baik bila

mengering pada kulit.

Page 19: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

2

Pada penelitian sebelumnya sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk krim.

Pembuatan sediaan emulgel anti aging dari rebusan herba pegagan (Centella asiatica L.)

merupakan suatu upaya dalam menemukan sediaan yang baru dan merupakan pengembangan

dari bentuk krim. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi

rebusan herba pegagan terhadap sifat fisik dan kimia sediaan emulgel yang dihasilkan yang

menggunakan HPMC sebagai gelling agent.

Pola penelitian yang akan dilaksanakan dimulai dari pengumpulan dan penyediaan

bahan penelitian, dimana bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rebusan herba

pegagan (Centella asiatica L.) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan

Aromatik (BALITRO) Bogor, bahan pembuat emulgel diperoleh dari Pedagang Besar

Farmasi (PBF).

Proses selanjutnya pemeriksaan rebusan meliputi identifikasi senyawa rebusan dan uji

organoleptis rebusan yang dilanjutkan dengan penyusunan formulasi emulgel. Evaluasi

stabilitas fisik pada sediaan emulgel bisa dilakukan secara visual seperti pewarnaan,

homogenitas, konsistensi daya sebarnya, dan tahap pemisahan.

Page 20: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

3

BAB II

PERUMUSAN MASALAH

Pegagan adalah bahan alam yang sering digunakan dalam pengobatan secara

tradisional turun temurun sebagai meningkatkan sistim kekebalan tubuh alami. Herba

pegagan secara alami hanya dibuat rebusan atau dikonsumsi langsung (dimakan langsung)

oleh masyarakat. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat,

herba pegagan dapat dibuat berbagai macam bentuk sediaan lain seperti syrup herba pegagan,

tablet atau kapsul dari ekstrak pegagan.

Salah satu aplikasi bentuk lain sedian farmasi dari Herba Pegagan dapat digunakan

untuk kecantikan dan bisa juga digunakan sebagai anti aging, Emulgel merupakan sediaan dua

fase yang terdiri dari molekul organik yang merupakan fase besar yang berpenetrasi dalam air

dan fase kecil emulsi minyak yang dibuat dengan penambahan bahan pengembang (gelling

agent). Pada penelitian sebelumnya sediaan yang dibuat adalah dalam bentuk krim.

Pembuatan sediaan emulgel anti aging dari rebusan herba pegagan (Centella asiatica L.)

merupakan suatu upaya dalam menemukan sediaan yang baru dan merupakan pengembangan

dari bentuk krim. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi

rebusan herba pegagan terhadap sifat fisik dan kimia sediaan emulgel yang dihasilkan yang

menggunakan HPMC sebagai gelling agent.

Page 21: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

4

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

1. Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) (3)

Gambar 1. Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)

a. Klasifikasi

Kingdom:Plantae

Ordo: Apiales

Famili: Umbelliferae

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica (L.) Urban

b. Sinonim : Hydrocotyle asiatica L., Pes equines Rumph.

c. Nama Daerah

Sumatera : daun kaki kuda, daun penggaga, pegagan, rumput kaki kuda (Melayu).

Jawa : antanan gede (Sunda), gagan-gagan, ganggangan, kerok batok,

pentegowang, panigowang, rending, calingan rambut (Jawa), kos-tekosan (Madura).

Sulawesi : pegaga (Makasar), dau tungke-tungke (Bugis). Maluku : kori-kori

(Halmahera), kolotidi menorah (Ternate). Irian : dogauke, gogauke, sandanan.

d. Nama Asing : Ji xue cau (C), Indian pennywort (I), indische waternavel, paardevoet

(B).

e. Nama simplisia : Herba pegagan (Centella herba)

Page 22: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

5

f. Uraian Tumbuhan

Pegagan tumbuh liar di padang rumput, tapi selokan, sawah, atau ditanam sebagai

penutup tanah di perkebunan dan di pekarangan sebagai tanaman sayur. Pegagan berasal

dari Asia tropik, menyukai tanah yang agak lembab, cukup sinar matahari, atau agak

terlindung, dapat ditemukan di daerah dataran rendah samapi daerah dengan ketinggian

2.500 m dpl. Terna, menahun, tidak berbatang, mempunyai rimpang pendek dan stolon-

stolon yang merayap, panjang 10-80 cm, akar keluar dari setiap buku-buku, banyak

percabangan yang membentuk tumbuhan baru. Daun tunggal, bertangkai panjang,

tersusun dalam roset akar yang terdiri dari 2-10 helai daun. Helaian daun berbentuk

ginjal, tepi bergerigi atau beringgit, kadang agak berambut, diameter 1-7 cm. Bunga

tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bunga bersama-sama keluar

dari ketiak daun, berwarna merah muda atau putih. Buah kecil, bergantung, berbentuk

lonjong pipih, panjang 2-2,5 mm, baunya wangi, dan rasanya pahit. Daunnya dapat

dimakan sebagai lalap untuk penguat lambung. Pegagan dapat di perbanyak dengan

pemisahan stolon dan biji.

g. Kandungan Kimia

Pegagan mengandung asiaticoside, thankunisde, isothankunisde,

madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid,

hydrocotyline, mesoinositol, centellose, carotenoids, garam mineral (seperti garam

kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vallerine dan zat samak. Diduga,

senyawa glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside berperan dalam berbagai

aktivitas penyembuhan penyakit.

h. Sifat dan Khasiat

Herba rasanya manis, sifatnya sejuk, berkhasiat tonik, antiinfeksi, antitoksik,

antirematik, penghenti perdarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretic ringan),

pembersih darah, memperbanyak pengeluaran empedu, pereda demam (antipiretik),

penenang (sedative), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah

tepi (vasodilator perifer). Khasiat sedative terjadi melalui mekanisme kolinergik di

susunan saraf pusat.

i. Bagian yang Digunakan

Page 23: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

6

Bagian yang digunakan adalah herba (seluruh bagian tanaman, kecuali akar).

j. Pembuatan ekstrak herba pegagan

Berdasarkan penelitian sebelumnya, herba pegagan di ekstraksi dengan cara di

rebus. Herba pegagan kering dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil, setelah itu

direbus dengan 1 liter air sampai mendidih pada suhu 100oC, sambil sesekali diaduk.

Pemanasan dilakukan hingga tersisa 0,5 liter. Kemudian dienap tuangkan, bila perlu

didiamkan hingga dingin dan disaring. Sari diuapkan pada tekanan rendah (72 bar)

dengan menggunakan rotavapor pada suhu 50oC dan putaran 50 rpm hingga konsistensi

yang dikehendaki kemudian didinginkan (16)

.

1. Kulit

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh. Kira-kira sebesar 17% dari berat tubuh

manusia. Pada umumnya pH kulit manusia berkisar 4,5-6,5. dan memiliki ketebalan kulit

sekitar 3-5mm. Fungsi utama dari kulit adalah untuk melindungi struktur dibawahnya

dari trauma, perbedaan suhu, masuknya benda-benda yang berbahaya ke dalam kulit,

kelembaban, radiasi, dan invasi mikroorganisme(6)

.

Lapisan kulit ada tiga, yaitu epidermis yang mempunyai fungsi utama sebagai

barrier tubuh, dermis yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga tubuh dari luka

mekanis, mendukung dermal appendage dan epidermis, dan jaringan subkutan yang

mempunyai fungsi utama mendukung dermis dan epidermis, dan sebagai tempat

penimbunan lemak(6,7)

.

Absorpsi dan penetrasi dari bahan-bahan yang digunakan secara topikal dapat

terjadi melalui tiga cara, yaitu melalui seluruh permukaan stratum korneum yang utuh

yang merupakan 99,7% dari permukaan kulit (transepidermal resorption), melalui folikel

rambut yang merupakan 0,2% dari permukaan kulit (transfolikular resorption), melalui

saluran kelenjar keringat yang merupakan 0,04% dari permukaan kulit(7,8)

.

Sejumlah bahan-bahan dapat melewati permukaan kulit, karena kulit merupakan

media difusi. Difusi melalui lapisan epidermis berlangsung secara lambat dan pasif,

difusi melalui folikel rambut berlangsung cepat dan aktif, sedangkan peranan kelenjar

keringat sebagai media difusi sangat kecil(7)

.

Page 24: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

7

3. Proses penuaan kulit(13,14)

Perubahan kulit berkaitan dengan faktor lingkungan, genetik, nutrisi, dan faktor

lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor penyebab penuaan kulit

yakni penuaan yang disebabkan oleh gen atau disebut faktor intrinsik (internal) dan faktor

ekstrinsik (eksternal) yang disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti paparan sinar

matahari.

Penuaan yang disebabkan oleh faktor intrinsik, juga dikenal sebagai proses penuaan

alami, adalah proses penuaan yang biasanya dimulai pada pertengahan usia 20 tahun.

Dalam kulit, produksi kolagen melambat dan berkurangnya kadar elastin. Hal ini ditandai

dengan lambatnya proses regenerasi sel-sel kulit. Kandungan serat elastin dan kolagen

pada kulit akan semakin berkurang sehingga menyebabkan berkurangnya ketebalan

dermis sebanyak 20%. Hilangnya serat-serat ini berakibat buruk terhadap kelembaban

dan kekencangan kulit sehingga menimbulkan kerut / keriput.

Umumnya faktor ekstrinsik yang dapat mempercepat proses penuaan adalah sinar

matahari, rokok, posisi tidur dan alkohol. Faktor ekstrinsik ini dapat dicegah dengan

penggunaan sunblock, berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, serta perubahan

pada posisi tidur.

4. Emulsi(9)

Emulsi adalah suatu dispersi di mana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan

kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam

batasan emulsi, fase pendispersi dianggap sebagai fase luar atau fase kontinyu. Emulsi

yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air

(M

/A) sedangkan emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut

emulsi air dalam minyak (A

/M). Pemilihan tipe emulsi untuk suatu sediaan tergantung

dari sifat zat yang akan dimasukkan ke dalam emulsi dan maksud dari pemakaian. Untuk

mendapatkan sediaan emulsi yang stabil dibutuhkan zat pengemulsi. Zat pengemulsi

(emulgator) harus mempunyai kualitas yang salah satunya dapat bercampur dengan bahan

formula yang lain dan tidak mengganggu atau mempengaruhi kestabilan atau efikasi dari

zat berkhasiat, tidak terurai, tidak toksik dan memiliki bau, warna, rasa yang lemah.

Emulsi farmasi bila disiapkan sebagai cairan atau semisolid (setengah padat).

Berdasarkan konstituen dan maksud pemakaiannya, emulsi cair bisa dipakai secara oral,

topikal, atau parenteral.

Page 25: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

8

Emulsi semisolid digunakan secara topikal. Banyak preparat farmasi yang mungkin

sebenarnya emulsi tetapi tidak digolongkan sebagai sediaan emulsi karena akan lebih

tepat bila digolongkan ke dalam sediaan farmasi lainnya. Misalnya, lotio-lotio tertentu,

liniment, krim, salep dan masih banyak lagi. Sedangkan emulgel merupakan sediaan

emulsi dan sedian gel yang dikembangkan untuk mendapatkan sediaan yang lebih baik

berdasarkan maksud penggunaan.

5. Gel

Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua konstituen yang

terdiri dari massa seperti pagar yang rapat dan diselusupi oleh cairan(10)

. Jika matriks

yang saling melekat kaya akan cairan, maka produk ini seringkali disebut jelly: contoh,

jelly Efedrin sulfat dan jelly yang biasa dimakan. Jika senyawa makro molekul

terdistribusi merata dalam media cair (batasan fase padat tidak terlihat) disebut dengan

gel satu fase (single-phase gels) dan jika fase massa gel erupa partikel kecil yang berbeda

dengan bentuk yang nyata dalam media pendispersi maka gel ini dikelompokkan sebagai

sistem dua fase (two phase system) dan sering juga disebut magma atau susu(9)

.

Menurut aspek-aspek kimia dan teknologi farmasetika, gel dikelompokkan menjadi

gel hidrokarbon, lipogel, gel emulsi, gel polietilenglikol dan hidrogel(2)

. Berdasarkan

sifat pelarutnya gel dibedakan menjadi hidrogel (pelarut air), organel gel (pelarut bukan

air/pelarut organik) dan xerogel yaitu gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut

yang rendah.

Bahan pengembang (gelling agent) adalah komponen dasar pembentuk sediaan gel.

Gelling agent yang digunakan harus bersifat netral, aman, dan tidak bereaksi dengan

komponen lain dalam formula. Gelling agent dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

a. Bahan organik yang biasanya membentuk fase tunggal. Gelling agent yang termasuk

bahan organik antara lain: turunan selulosa, natrium alginat, amilum tragakan, PVA

dan PVP.

b. Bahan organik yang biasanya membentuk gel dua fase. Gelling agent yang termasuk

bahan anorganik adalah aerosol dan bentonit.

6. Emulgel

Emulgel adalah merupakan sediaan yang terdiri dari dua fase yang berisi fase besar

molekul organik yang terpenetrasi dalam air dan fase kecil dari fase emulsi minyak yang

dibuat dengan penambahan bahan pengembang (gelling agent).

Page 26: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

9

Emulgel memiliki keunggulan dibandingkan sediaan gel karena terdapatnya 2 fase

minyak didalamnya maka obat akan melekat cukup lama di kulit, teksturnya yang lebih

lembut, merupakan sediaan yang mudah dicuci dengan air, memiliki daya sebar dan

stabilitas yang baik(1)

. Formula pada penelitian ini mengacu pada formula seperti pada

tabel I hal 25.

Evaluasi stabilitas fisik pada sediaan emulgel bisa dilakukan secara visual seperti

pewarnaan, homogenitas, konsistensi daya sebarnya, dan tahap pemisahan. Berdasarkan

emulgator yang digunakan dalam pembuatan emulgel, maka emulgel dapat dibedakan

menjadi :

a. Gel yang mengandung emulgator lipofil

Sifat emulgel dari basis yang mengandung emulgator lipofil adalah tingginya daya

serap terhadap air, maka dinyatakan sebagai basis absorpsi. Dengan adanya air basis

tersebut membentuk sistem emulsi jenis A

/M (krim A/M). Secara terapetik basis absorpsi

berada di antara salap hidrokarbon hidrofob dan salap trigliserida. Oleh karena itu, basis

absorpsi dapat mempunyai efek meminyaki maupun efek penutup kulit. Pernapasan kulit,

hampir tidak dipengaruhinya dibanding dengan basis hidrofob. Sistem mengandung air

memiliki daya sebar yang baik dan mudah dioleskan dan penampilan yang baik.

Sebagai emulgator khususnya digunakan alkohol malam bulu domba yang telah

digunakan sejak lama dalam bentuk malam bulu domba atau campuran alkohol terisolasi

(alkohol malam bulu domba). Basis menyerap air banyak diperoleh dengan

menambahkan komponen tensid sintetis (ester asam lemak sorbiton dan alkohol lemak

rendah teretoksilasi). Khususnya digunakan untuk membuat preparat kosmetik. b. Gel

yang mengandung emulgator hidrofil

Basis emulsi hidrofil dapat menghasilkan salap emulsi (M

/A) dengan penambahan

air. Oleh karena itu dalam sediaan ini air membentuk fase luar, maka baik sifat maupun

prinsip penggunaanya berbeda dengan preparat (A

/M). Sediaan semacam ini sangat cocok

untuk dipakai pada kulit dengan fungsi kelenjar keringat yang berlebihan.

Keuntungan dari sediaan ini antara lain :

1) Daya serap pada kulit baik

2) Efek dingin yang ditimbulkan akibat lambatnya penguapan air pada kulit.

3) Tidak menghambat fungsi fisiologis kulit, khususnya respiratio sensibilis, oleh karena

tidak melapisi permukaan kulit secara kedap dan tidak menyumbat pori-pori kulit.

Page 27: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

10

4) Mudah dicuci dengan air, memungkinkan pemakaiannya pada bagian tubuh yang

berambut.

5) Tampak putih dan bersifat lembut.

6) Tipe basis inilah yang paling umum dipakai dari emulsi farmasi dan emulsi kosmetik

terdiri dari air sebagai salah satu fase dan minyak atau lemak yang sebagai fase

lainnya. Basis dengan tipe (M

/A) lebih banyak digunakan sebagai obat yang tercuci

dengan air untuk tujuan kosmetik umum.

7. Stabilitas

Sediaan dapat mengalami penguraian yang berdampak pada kualitas, efektifitas,

dan keamanan dari sediaan tersebut. Dalam hal ini kestabilan emulsi dan gel sebagai

komponen penyusun emulgel turut mempengaruhi kestabilan sediaan emulgel. Kestabilan

emulsi ditentukan oleh gaya, yaitu:

a. Gaya tarik-menarik yang menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk

agregat dan mengendap,

b. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh tumpang-tindih lapisan ganda elektrik yang

bermuatan sama.

Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid. selain itu ada beberapa hal yang

mempengaruhi stabilitas emulsi, seperti tegangan antarmuka yang rendah, kekuatan

mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka, tolakkan listrik double layer, relatifitas fase

pendispersi yang kecil, dan tingginya viskositas. Terdapat 3 bentuk ketidakstabilan

emulsi, yaitu:

a. Flokulasi dan Creaming

Flokulasi adalah terjadinya kelompok-kelompok globul yang letaknya tidak

beraturan pada suatu emulsi. Creaming adalah terjadinya lapisan-lapisan dengan

konsentrasi yang berbeda-beda di dalam suatu emulsi. Lapisan dengan konsentrasi yang

paling pekat akan berada di atas atau di bawah tergantung dari bobot jenis fase yang

terdispersi. Dalam hal ini, emulsi masih dapat diperbaiki dengan pengocokan karena film

antar permukaan masih ada.

b. Koalesen dan Demulsifikasi

Koalesen adalah penggabungan globul-globul menjadi lebih besar. Demulsifikasi

adalah keadaan dimana kedua fase terpisah kembali menjadi dua cairan yang tidak

tercampur. Dalam hal ini emulsi tidak dapat diperbaiki lagi dengan pengocokan. c.

Inversi Fase (Pengubahan Fase).

Page 28: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

11

Inversi fase merupakan peristiwa berubahnya tipe emulsi (o/w) ke tipe (w/o) atau

sebaliknya. Inversi dihasilkan dengan mengubah perbandingan volume fase. Mekanisme

stabilitas gel yakni dengan terbentuknya rantai polimer akibat terbasahinya gelling agent,

rantai polimer tersebut akan sambung silang yang membentuk ruangan untuk menjebak

zat aktif.

Formulasi gel yang tidak stabil di bawah keadaan normal menunjukkan perubahan

irreversible pada sifat rheologinya. Mekanisme ketidakstabilan dalam gel dibagi menjadi 2,

yaitu: a. Syneresis

Syneresis terjadi apabila suatu gel didiamkan selama beberapa saat, maka gel tersebut

akan mengerut secara alamiah dan cairan pembawa yang terjebak dalam matriks keluar dari

matriks. b. Swelling

Merupakan keadaan dimana terjadi penyerapan cairan oleh gel yang diikuti peningkatan

volume. Gel juga dapat menyerap sejumlah cairan tanpa peningkatan volume yang dapat

diukur yang disebut imbibisi.

8. Karakteristik Bahan(4,11)

a. Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC)

Berupa ester selulosa, derivat dari alkali selulosa yang berasal dari reaksi metal klorida

dan propilen oksida. Pemeriannya berupa serbuk hablur berwarna putih, nonionik, berbentuk

larutan kental apabila dikembangkan dalam air. HPMC mudah larut dalam air dingin, agak

sukar larut dalam air panas, larut dalam pelarut polar, tak larut dengan alkohol anhidrat, eter

kloroform. Memiliki bentuk seperti lapisan film dan dapat berubah bentuk secara reversible

dari padatan menjadi cairan bila dipanaskan dan didinginkan konsentrasi yang biasa

digunakan sebagai pengental dan gelling agent 2-10%.

Larutan polimer dalam air, terutama derivat selulosa ditaruh, selama ± 48 jam.

Sesudah dilarutkan untuk mendorong terjadinya hidrasi seluruhnya, viskositas maksimum

dan agar menjadi jernih(10)

.

Page 29: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

12

b. Polysorbat 80

Nama lain : Tween 80

Pemerian : Cairan, kuning muda hingga coklat muda, bau khas lemah

Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol dalam etil asetal, dalam

metanol dan dioksin, tidak larut dalam minyak mineral.

Kegunaan : Surfaktan

c. Sorbitan monooleat

Nama lain : Span 80

Pemerian : Hablur putih kekuningan, tidak berbau

Kelarutan : Larut atau terdistribusi dalam minyak, larut dalam pelarut

organik, dalam air praktis tidak larut.

Kegunaan : Surfaktan

d. Parafin Liquid

Parafin liquid adalah campuran hidrokarbon yang cair yang diperoleh dari minyak tanah,

dapat mengandung stabilisator yang cocok. Pemerian : Cairan bening mirip minyak; tidak berwarna; bebas atau praktis bebas

dari flouresensi; jika dingin, tidak berbau dan tidak berasa; jika dipanaskan berbau minyak

tanah lemah. Kelarutan : Larut dalam minyak atsiridapat bercampur dengan sebagian besar minyak

lemak; kecuali minyak jarak; tidak larut dalam air dan etanol (95%)p. Kegunaan : Perawatan

kulit; pelarut; penambahan viskositas bukan air.

e. Propilenglikol

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau,

menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, aseton dan kloroform, larut dalam

beberapa eter dan minyak essensial, tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

Kegunaan : Pelarut, pembasah dan humektan.

Page 30: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

13

f. Metil Paraben

Nama lain : Nipagin

Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak

berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, larut

dalam 3 bagian propilenglikol, dalam 3,5 bagian etanol 95%P dan 3 bagian aseton p, mudah

larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas

dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika larutan didinginkan larutan tetap jernih.

Kegunaan : Pengawet

g. Propil paraben

Nama lain : Nipasol

Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna dan tidak berbau

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam

eter, larut dalam 6 bagian propilenglikol, larut dalam 40 bagian gliserin dan larut dalam 40

bagian air mendidih. Kegunaan : Pengawet

h. Natrium Metabisulfit

Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbau belerang dioksida

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; sukar larut dalam etanol

Kegunaan : Antioksidan

Page 31: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

14

B. Kerangka Berfikir

Tanaman herba pegagan (Centella asiatica L. Urban) memiliki banyak khasiat,

diantaranya sebagai antiaging. Herba Pegagan mengandung saponin, asiatikosida, asam

asiatat, dan madekasat. Karenanya, tanaman ini bisa digunakan sebagai bahan perawatan kulit

muka yang mulai kusam, atau kulit yang mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan.

Emulgel adalah merupakan sediaan yang terdiri dari dua fase yang berisi fase besar

molekul organik yang terpenetrasi dalam air dan fase kecil dari fase emulsi minyak yang

dibuat dengan penambahan bahan pengembang (gelling agent).

Emulgel memiliki keunggulan dibandingkan sediaan gel karena terdapatnya 2 fase

minyak didalamnya maka obat akan melekat cukup lama di kulit, teksturnya yang lebih

lembut, merupakan sediaan yang mudah dicuci dengan air, memiliki daya sebar dan stabilitas

yang baik. Emulgel dibuat dengan cara mencampurkan emulsi dan gel dengan perbandingan

tertentu. Syarat sediaan emulgel sama seperti gel. Sediaan gel untuk penggunaan dermatologi

harus mempunyai syarat sebagai berikut: thiksotropik, berlemak, mempunyai daya sebar yang

masih melembutkan, dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan(1)

.

Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) berupa ester selulosa, derivat dari alkali

selulosa yang berasal dari reaksi metil klorida dan propilen oksida. Pemeriannya berupa

serbuk hablur berwarna putih, nonionik, berbentuk larutan kental apabila dikembangkan

dalam air(11)

. HPMC merupakan polimer turunan selulosa yang akan membentuk suatu

lapisan film dan tidak memerlukan reaksi netralisasi. HPMC terdispersi masuk ke dalam

rongga yang dibentuk oleh molekul air menyebabkan terjadinya ikatan hidrogen antara gugus

hidroksil (-OH) dari polimer dengan molekul air. Ikatan hidrogen ini yang berperan dalam

hidrasi pada proses sweeling dari suatu polimer(11)

.

Pembuatan emulgel anti aging dari rebusan Centella asiatica (L.) Urban merupakan

suatu upaya dalam menemukan sediaan yang baru. Emulgel merupakan pengembangan dari

bentuk sediaan gel dan sangat cocok karena emulgel memiliki daya sebar yang baik pada

kulit, mudah dicuci dengan air, teksturnya lebih lembut.

Pada penelitian ini akan dilihat optimasi konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose

(HPMC) pada. Kemungkinan peningkatan konsentrasi HPMC dapat mempengaruhi stabilitas

fisik emulgel tersebut.

Page 32: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

15

C. Hipotesa

Peningkatan konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) sebagai gelling agent

dapat meningkatkan stabilitas fisik sediaan emulgel pegagan (Centella asiatica L. Urban).

Page 33: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

16

BAB IV

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Aplikasi bentuk sediaan farmasi lain dari rebusan herba pegagan.

2. Untuk mengetahui manfaat (keuntungan) dari aplikasi bentuk sediaan farmasi lain,

dalam hal ini emulgel rebusan herba pegaga.

3. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose

(HPMC) sebagai gelling agent terhadap stabilitas fisik sediaan emulgel rebusan herba

pegagan yang dihasilkan (Centella asiatica L.).

4. Dari penelitian ini juga diharapkan dapat menambah informasi pengetahuan tentang

mengenai pemanfaatan bahan alam terutama pegagan dalam pembuatan emulgel

Page 34: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

17

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Alat-alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: timbangan analitik, viskometer

Brookfield (tipe RV), pH meter, alat-alat gelas, botol timbang, rotary evaporator, water bath,

oven, lemari pendingin, lumpang, stemper, botol vial, aluminium foil, pot plastic. 2. Bahan penelitian

Rebusan herba pegagan (Centella asiatica L.), Propilenglikol, Hydroxypropyl

Methylcellulose (HPMC), parafin cair, tween 80, span 80, metil paraben, propil paraben,

natrium metabisulfit, dan aquadest. 3. Pola Penelitian

a. Pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian

b. Pemeriksaan rebusan herba pegagan

c. Penyusunan formula emulgel

d. Pembuatan emulgel

e. Evaluasi sediaan emulgel 4. Prosedur Penelitian

a. Pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rebusan herba pegagan (Centella

asiatica L.) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO)

Bogor, bahan pembuat emulgel diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan

spesifikasi yang sesuai standar literatur acuan.

b. Determinasi tanaman.

Herba pegagan di determinasi di Herbarium Bogoriense, LBN, LIPI-

Bogor. c. Pemeriksaan rebusan

1) Pembuatan rebusan herba pegagan.

Pegagan kering dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil, setelah itu direbus

dengan 1 liter air sampai mendidih pada suhu 100oC, sambil sesekali diaduk. Pemanasan

dilakukan hingga tersisa 0,5 liter. Kemudian didiamkan hingga dingin dan disaring. Sari

dipekatkan dengan menggunakan rotari evaporator pada suhu 50oC dan putaran 50 rpm

hingga konsistensi yang dikehendaki kemudian didinginkan.

Page 35: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

18

2) Identifikasi rebusan.

a) Saponin.

0,5 gram sample + aqua fervida, dinginkan, saring, filtrat kocok ad buih/busa.

Jika belum stabil ditambahkan HCl 2N 1 tetes, kocok ad busa stabil (± 5-10 menit).

b) Tanin.

1 gram sample + aqua fervida dipanaskan ad 1 jam, angkat, saring, dinginkan.

Filtrat ambil sedikit + FeCl3 ad warna biru.

c) Glikosida.

3 gram sample + labu didih + 9 ml aquadest. + 2 ml etanol 96% di refluk ad

mendidih selama 10 menit, diangkat, saring, dinginkan + Pb asetat 5% 25 ml, diamkan

selama 5 menit, masukkan dalam corong pisah, ekstraksi + kloroform : isopropanol =

3 : 2 sebanyak 3 x 3 ml, lapisan bawah uapkan ad kering + methanol ± 3-4 mlad dapat

dibagi menjadi 3 bagian dalam tabung rx. Tabung 1, 2 dan 3 → uapkan ad kering.

i. tabung 1 + H2SO4 (p) + asam asetat anhidrat ad warna biru (hijau

kehitaman/ungu).

ii. tabung 2 + aquadest. ± 2 ml + molish 1 tetes H2SO4 (p) ad warna ungu (cincin).

iii. tabung 5 + Asam asetat glacial ± 3 ml dipanaskan, angkat, dinginkan + FeCl3

1% 1 tetes dikocok + H2SO4 (p) ad cincin ungu.

3) Uji organoleptis rebusan

Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati warna, bentuk, dan bau ekstrak yang

dilihat secara visual.

d. Penyusunan Formula Emulgel

Formula emulgel rebusan herba pegagan (Centella asiatica L.) dapat dilihat pada tabel.

Tabel 1. Formula emulgel

Bahan Kegunaan Jumlah (%)

F1 F2 F3 F4

Rebusan Herba

Pegagan Zat Aktif 3 3 3 3

HPMC Gelling Agent 3,5 4,0 4,5 5,0

Parafin Liquidum Minyak 10 10 10 10

Tween 80 Surfaktan 1,44 1,44 1,44 1,44

Span 80 Surfaktan 0,56 0,56 0,56 0,56

Propilenglikol Humektan 10 10 10 10

Metil Paraben Pengawet 0,18 0,18 0,18 0,18

Propil Paraben Pengawet 0,2 0,2 0,2 0,2

Natrium Metabisulfit Anti oksidan 0,01 0,01 0,01 0,01

Aqua ad Pelarut 100 100 100 100

Page 36: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

19

d. Pembuatan emulgel

1) Fase emulsi

a) Span 80 dilarutkan dalam parafin liquid aduk hingga homogen (massa 1).

b) Na-metabisulfit dilarutkan dalam aquadest sisa perhitungan kemudian

dicampurkan dengan Tween 80 (massa 2).

c) Metil paraben dan Propil paraben dilarutkan dalam sebagian propilenglikol

masing-masing (1:5) dan (1:4) (massa 3).

d) Fase minyak (massa 1) dan fase air (massa 2, massa 3) dipanaskan terpisah pada

suhu 70-80 ºC, kemudian fase minyak dicampur dengan fase air diaduk hingga

homogen dan diperoleh pada suhu kamar. (massa 4)

2) Fase Gel

Hidroxypropyl Methylcellulose (HPMC) didispersikan sedikit demi sedikit dalam air,

aduk hingga terbentuk gel yang homogen, diamkan sampai terbentuk gel yang jernih.

(massa 5)

3) Fase gabungan

a) Rebusan yang telah dilarutkan dengan propilenglikol sisa ditambah massa 4 (fase

emulsi) dicampur, kemudian aduk hingga homogen. (massa 6)

b) Massa 5 ditambahkan massa 6 sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga

homogen.

c) Cukupkan dengan aquadest hingga 100 ml.

d) Amati sediaan emulgel dari berbagai konsentrasi HPMC.

e. Evaluasi sediaan Emulgel

1) Pemeriksaan organoleptis sediaan emulgel

Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati warna, bentuk, dan bau sediaan emulgel

yang dilihat secara visual dan diamati selama 6 minggu pada suhu kamar.

2) Pemeriksaan homogenitas

Emulgel dioleskan pada kaca objek, ditutup dengan cover glass, diamati dengan

penglihatan mata, dilihat apakah homogen dan permukaannya halus atau tidak dan selama

6 minggu pada suhu kamar.

Page 37: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

20

3) Uji viskositas

Uji viskositas ditentukan dengan menggunakan viskometer Brookfield, sediaan

dimasukkan pada wadah, kemudian pada spindle nomor 4 dari viskometer dicelupkan

kedalamnya sampai garis tanda batas yang ada pada spindel lalu dinyalakan sampai spindle

berputar dan diatur kecepatannya dari 30 rpm, 50 rpm, 60 rpm, 100 rpm, dan kembali 60

rpm, 50 rpm, dan 30 rpm. Hasil pembacaan skala dicatat untuk menghitung viskositasnya.

4) Pemeriksaan pH

Pemeriksaan pH dilakukan menggunakan pH meter dengan mengkalibrasi pH

meter menggunakan elektroda yang dicelupkan dalam larutan dapar fosfat pH 7,0,

bersihkan kemudian dicelupkan dalam dapar fosfat pH 4,0, bersihkan. Ukur pH sediaan

dengan cara mencelupkan elektroda pada pH meter dalam sediaan, amati dan catat pH

yang tertera pada alat.

5) Uji Pemisahan fase

a) Metode uji sentrifugasi

Sebanyak 4,0 gram sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung kemudian

disentrifugasi dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam secara bertahap dan diamati

terjadi pemisahan setelah pembuatan.

b) Uji freeze thaw(15)

Siklus pemisahan fase dengan metode freeze thaw pada emulgel dilakukan

penyimpanan pada suhu 4oC dan 45

oC, sebanyak masing-masing 4,0 gram dari sediaan

emulgel dimasukkan ke dalam 8 vial, 4 vial untuk kontrol disimpan pada suhu normal dan

4 vial untuk siklus freeze thaw. Kemudian vial ditutup dan disimpan selama 3 hari pada

suhu 4oC diamati perubahan organoleptisnya. Setelah penyimpanan pada suhu 4

oC sediaan

disimpan pada suhu 45 oC selama 3 hari, amati perubahan organoleptisnya. Siklus ini

dilakukan pada 3 siklus penyimpanan.

C. Analisa Data

Data di Analisa berdasarkan data hasil pengamatan uji viskositas yang diperoleh pada

setiap formula menggunakan uji Analisa Varian (ANAVA) satu arah dengan taraf

kepercayaan 95% (α = 0,05) dan apabila terdapat perbedaan bermakna maka dilanjutkan

dengan uji Tuckey-HSD dan Uji Duncan.

Page 38: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

21

BAB VI

JADWAL PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik dan Laboratorium Kimia Analisa,

Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka,

Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 – Mei 2018

B. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia, Farmakognosi, Patologi

Klinik dan laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas

Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Waktu penelitian ini mulai dilakukan pada bulan

Agustus 2017 – Mei 2018.

Tabel 2. Rencana Penelitian

Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Januari

Pengumpulan dan

penyediaan bahan penelitian

Ekstraksi sampel

Persiapan hewan

Pengujian KLT

Perlakuan uji

Analisa data hasil

penelitian

Penulisan Laporan

Penelitan

Page 39: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

22

BAB VII

PERSONALIA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan oleh Tim Dosen Teknologi dan Farmakologi, Program

Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

HAMKA, Jakarta, yang terdiri atas :

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Zainul Islam, M. Farm., Apt.

b. Jenis Kelamin : Laki – laki

c. NIDN/NPD : 0426067902

d. Bidang Ilmu : Farmakologi

e. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

f. Fakultas/Jurusan : Farmasi dan Sains/Farmasi

g. Waktu Penelitian : 8 jam /minggu

2. Anggota Peneliti

a. Nama Lengkap : Fahjar Prisiska, M. Farm., Apt.

b. Jenis Kelamin : Laki – laki

c. NIDN/NPD : 0311048101

d. Bidang Ilmu : Teknologi Farmasi

e. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

f. Fakultas/Jurusan : Farmasi dan Sains/Farmasi

g. Waktu Penelitian : 8 jam /minggu

Page 40: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

23

BAB VIII

PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

1. Honor

Peneliti

Honor/Jam Waktu

Total

Jam/Minggu Minggu

Ketua Rp 5,000 8 24 Rp 1.000.000

Anggota Rp 5,000 8 24 Rp 1.000.000

Total Rp 2.000.000

2. Alat dan Bahan

Rincian bahan kebutuhan Jumlah satuan harga satuan Total harga

Bahan

Herba pegagan 10 kg Rp 15.000 Rp 150.000

Determinasi Ekstrak di

BALLITRO 1 - Rp1.000.000 Rp 1.000.000

HPMC 1 kg Rp 60.000 Rp 60.000

Parafin Liq 2 Liter Rp 15.000 Rp 30.000

Tween 80 2 Liter Rp 120.000 Rp 240.000

Span 80 2 Liter Rp 90.000 Rp 180.000

Propilenglikol 3 Liter Rp 80.000 Rp 240.000

Metil Paraben 1 kg Rp 60.000 Rp 60.000

Propil Paraben 1 kg Rp 55.000 Rp 55.000

Natrium Metabisulfit 1 kg Rp 42.000 Rp 42.000

Aqua ad 28 Liter Rp 11.000 Rp 308.000

Wadah (Toples tempat Air

Rebusan) 10 pc Rp 10.000 Rp 100.000

Tabung Gas elpiji 3 Kg 2 pc Rp 125.000 Rp 250.000

Kompor gas 1 set rinnai 1 set Rp 425.000 Rp 425.000

Total Alat Rp 3.140.000

Biaya Lainnya

Pembuatan Proposal 8 pc Rp 25.000 Rp 200.000

Pembuatan Laporan Akhir 8 Pc

Rp 70.000

Rp 560.000

Laporan+CD

Total Biaya Lainnya Rp 760,000

Total Keseluruhan Rp 3.900.000

Page 41: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

24

3. Perjalanan untuk Publikasi Ilmiah

Material Justifikasi

pemakaian

Kuantitas Harga satuan

Total

Transport seminar Pulang pergi 2 orang Rp 600,000 Rp 1,200,000

Transport harian 2 hari 2 orang Rp 350,000 Rp 1,400,000

Total Rp 2,600,000

Page 42: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

25

BAB IX

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil identifikasi dan pemeriksaan rebusan herba pegagan.

a. Hasil identifikasi herba pegagan dapat dilihat pada tabel II.

Tabel 2. Hasil identifikasi ekstrak herba pegagan.

Kandungan

kimia Pereaksi Pengamatan Hasil

Saponin HCl 2N busa stabil (± 5-10 menit). +

Tanin FeCl3 Terbentuk warna biru tua

atau hijau kehitaman +

Glikosida H2SO4 (p) + asam

asetat anhidrat

warna biru (hijau kehitaman

/ungu) +

b. Hasil pemeriksaan rebusan herba pegagan.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan rebusan herba pegagan.

Bentuk Warna Bau pH Rendemen

Cairan kental Coklat Kehitaman Khas 5,05 21,29%

c. Bentuk fisik emulgel rebusan Herba Pegagan

Emulgel Rebusan herba pegagan dibuat dengan variasi konsentrasi Hydroxy

Propyl Methyl Cellulose 3,5%, 4,0%, 4,5% dan 5,0%. Dari masing-masing bentuk

fisik diperoleh hasil seperti dalam tabel berikut.

Tabel 4. Bentuk fisik emulgel rebusan herba pegagan

FORMULA WARNA BAU HOMOGENNITAS

F1 Coklat tua Khas, Homogen

F2 Coklat muda Khas, Homogen

F3 Coklat muda Khas, Homogen

F4 Coklat muda Khas, Homogen

d. Hasil pengamatan organoleptik emulgel rebusan herba pegagan

Pengamatan organoleptik sediaan emulgel rebusan herba pegagan, pada

penyimpanan selama 6 minggu dapat dilihat pada tabel IV.

Page 43: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

26

Tabel 5. Hasil pengamatan organoleptis selama 6 minggu

Formula Waktu

(minggu)

Organoleptis

Bau Pertumbuhan

Jamur

Lapisan pada

permukaan Homogenitas

F1

0 - - - -

1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

4 - - - -

5 - - - -

6 - - + +

F2

0 - - - -

1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

4 - - - -

5 - - - -

6 - - + +

F3

0 - - - -

1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

4 - - - -

5 - - - -

6 - - + +

F4

0 - - - -

1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

4 - - - -

5 - - - -

6 - - - -

Keterangan : (+) = Terjadi Perubahan, (-) = Tidak terjadi Perubahan

Page 44: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

27

e. Hasil pengukuran pH sediaan emulgel rebusan herba pegagan, Pengukuran pH

dilakukan setiap minggu selama 6 minggu.

Gambar 2. pH sediaan selama penyimpanan

f. Pemeriksaan viskositas.

Data viskositas rata-rata Viskositas emulgel rebusan herba pegagan pada

50rpm dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Kurva viskositas rata-rata.

6. Hasil Uji Pemisahan Fase Emulgel Rebusan Herba Pegagan

a. Uji dengan metode sentrifugasi

Hasil uji stabilitas stabilitas fisik emulgel rebusan herba pegagan dengan metode

sentrifugasi dapat dilihat pada tabel V.

Tabel VI. Pengaruh Sentrifugasi terhadap pemisahan fase

Kecepatan Pemisahan fase

Putaran (rpm) F1 F2 F3 F4

3000 + + - -

Ket : sentrifugasi dilakukan selama 20 menit

(+) = Terjadi Perubahan

(-) = Tidak Terjadi Perubahan

Page 45: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

28

b. Uji dengan metode Freeze thaw

Hasil uji stabilitas fisik emulgel rebusan herba pegagan dengan metode freeze thaw

dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel 7. Hasil pengamatan pada siklus freeze thaw

Formula Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Freeze Thaw freeze thaw Freeze Thaw

1 - - - + + +

2 - - - + - +

3 - - - - - -

4 - - - - - -

Keterangan : (+) = Terjadi Perubahan

(-) = Tidak Terjadi Perubahan

B. Pembahasan

Herba pegagan merupakan salah satu tanaman yang secara empiris telah digunakan

untuk kecantikan dan bisa digunakan sebagai anti penuaan dini. Herba pegagan

mengandung asiaticosida dan glicoside madecassoside yang berguna sebagai anti

penuaan dini. Pemanfaatan herba pegagan belum dilakukan secara optimal karena

belum diformulasikan menjadi bentuk sediaan yang praktis, efisien dan nyaman

digunakan.

Kestabilan fisik emulgel ekstrak herba pegagan diamati dari pengamatn

organoleptis, homogenitas, viskositas, pH dan uji freeze thaw selama 6 minggu.

Pengamatan fisik ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada penyimpanan selama 6

minggu pada suhu kamar dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan pada peningkatan

konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) 3,5%, 4,0%, 4,5%, dan 5,0%.

Hasil pengamatan organoleptik pada warna diperoleh menunjukkan F1 berwarna

coklat tua, sementara pada F2, F3, dan F4 berwarna Coklat muda. Semakin besar

konsentrasi gelling agent yang ditambahkan maka warna coklat semakin lemah dan

baunya pun akan semakin berkurang. Kemudian pada pemeriksaan pertumbuhan jamur

tidak ditemukan.

Hasil pengamatan homogenitas dan lapisan sediaan emulgel rebusan herba

pegagan selama 6 minggu pada suhu kamar menunjukkan bahwa pada sediaan formula

ke-4 tidak terbentuk lapisan pada sediaan homogen selama batas penyimpanan, tetapi

pada formula ke-1, formula ke-2, dan formula ke-3 terbentuk lapisan minyak pada

permukaan sediaan dan sediaan menjadi tidak homogen.

Page 46: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

29

Pemisahaan yang terjadi karena konsentrasi pada HPMC yang rendah. Sehingga

air yang terjerat atau yang terikat pada polimer sedikit dan menyebabkan tidak

terjadinya ikatan yang kuat antara fase gel, fase emulsi dan ekstrak. Selain itu fase

emulsi globul-globul minyak sudah tidak dikelilingi oleh lapisan pengemulsi dan

minyak akan lebih cenderung untuk bergabung. Rusaknya lapisan pengemulsi juga

menjadi penyebab pecahnya pada sediaan formula ke-1, formula ke-2 dan formula ke 3.

Hasil pemeriksaan pH pada sediaan formula 1,2,3 dan 4 menunjukkan terjadi

peningkatan dan penurunan secara penyimpanan.Pada ke empat formula mengalami

penurunan selama penyimpanan. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antar zat

masing-masing dan kondisi penyimpanan, namun masih berada dalam rentang pH kulit

normal yaitu pada rentang 4,5 hingga 6,5.

Pada uji pemisahaan fase dengan sentrifugasi, terlihat pada formula 1 dan 2 terjadi

pemisahaan ini disebabkan oleh tidak stabilnya ikatan yang berbentuk antara globul

minyak yang terdispersi dengan air karena adanya guncangan yang cepat, berbeda

dengan formula 3 dan 4 tidak tejadi pemisahan karena ikatan antara globul minyak yang

terdispersi pada fase air stabil dan membentuk struktur yang lebih kompak.

Penyimpanan sediaan pada siklus freeze thaw dilakukan untuk melihat pengaruh

suhu terhadap pemisahan fase emulgel selama penyimpanan dengan suhu yang berbeda

yaitu siklus freeze pada suhu 4oC dan siklus thaw pada suhu 45oC. Pengamatan

dilakukan selama 3 siklus hasil pengamatan pada formula 1 dan formula 2 terjadi

perubahan pada thaw, siklus ke-2, dan pada formula 1 mengalami perubahan freeze dan

thaw dan pada formula 2 terjadi perubahan pada thaw, siklus ke-3, sedangkan pada

formula ke-3 dan ke-4 tidak mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena formula pada

konsentrasi gelling agent rendah memiliki konsistensi emulsi yang tinggi, pada emulsi

suhu yang ekstrim dapat menyebabkan emulsi menjadi kasar dan coalensi dimana

terbentuk globul yang besar naik ke permukaan atau turun ke dasar dan membentuk

lapisan yang tebal yang akan diikuti dengan breaking yaitu pemisahaan fase terdispersi

dari fase kontinu, prosesnya irreversible karena lapisan emulgator yang mengelilingi

caoran sudah tidak ada(2).

Page 47: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

30

Penyimpanan pada kondisi freeze menyebabkan rata-rata ukuran globul

meningkat. Akan tetapi pada peningkatan suhu yaitu pada kondisi thaw akan terjadi

menurun ukuran globul. Hal ini terjadi karena pada saat fase air yang disimpan pada

kondisi freeze akan membentuk kristal es sehingga ruang fase air menjadi menyempit

dan akan memaksa fase padat untuk berdekatan sedangkan pada penyimpanan kondisi

thaw kristal es akan mencair membentuk suatu lapisan yang terpisah dari fase padatnya.

Berdasarkan hasil pengukuran viscositas dapat diketahui semakin besar

konsentrasi Hydroxyl propyl Methyl Celullose (HPMC) sebagai Gelling Agent dapat

meningkatkan viskositas sediaan emulgel rebusan herba pegagan. Pada F1, F2, F3, dan

F4 diperoleh nilai viscositas yang pada setiap formulanya memiliki konsistensi

kekentalan yang berbeda, semakin tinggi konsentrasi gelling agent maka semakin

kental.

Berdasarkan pengamatan kenaikan viskositas pada sediaan disebabkan oleh

peningkatan konsentrasi HPMC. Semakin tinggi konsentrasi HPMC yang digunakan

maka semakin banyak molekul-molekul yang saling berdekatan dan mengakibatkan

daya kohesivitas pun akan semakiin besar dari pada daya adhesivitasnya.

Hasil analisa pengamatan viskositas diperoleh data yang normal dengan nilai

signifikan > 0,05 pada uji Kolmogorv – Smirnov maka Ho diterima atau data-data

tersebut terdistribusi normal dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian

parametik, kenudian dilanjutkan pada uji homogenitas diperoleh nilai signifikan yaitu >

0,05 maka data viskositas dinyatakan homogen, dilanjutkan pada ANAVA, diperoleh p

= 0.000 (p<0,05) maka terdapat perbedaan bermakna pada tiap formula, maka dapat

dilanjutkan uji tuckey–HSD untuk melihat perbedaannnya.

Page 48: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

31

BAB X

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

peningkatan konsentrasi Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai Gelling

Agent dapat meningkatkan stabilitas fisik emulgel ekstrak herba pegagan.( Centella

asiatica L. ).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk dilanjutkan uji

stabilitas kimia dan mikrobiologi terhadap emulgel ekstrak herba pegagan, serta

dilakukan uji iritasi dan uji keamanan emulgel terhadap kulit.

Page 49: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

32

DAFTAR PUSTAKA

Aging Skin Net. Causes of Aging Skin. www.skincarephysicians.com/

agingskinnet/basicfacts. html. 24 Juni 2011

Anonim. 2003. Handbook of Pharmaceutical Excipient. Fourth Edition. Editor: Raymon C.

Rowe, Paul J Sheskey dan Paul J Weller. The Pharmaceutical Press, London. Hal.

89,297,390,521,571.

Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan: F. Ibrahim. Universitas Indonesia Press. Hal. 357-391.

Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Hal. 149-151.

Dedi A. 2009. Pengaruh Peningkatan Konsentasi Hydroxy Prphyl Methyl Cellulose (HPMC) Sebagai Gelling Agent Terhadap Viskositas Emulgel Estrak Etanol 70 % Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanni Ness ex Bl.). Jurusan Farmasi. Fakultas MIPA. UHAMKA. Jakarta. Hal. 8-16, 21, 27.

Departemen Kesehatan. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Depkes RI. Jakarta. Hal. 4, 7, 1002, 1030, 1043, 39, 799.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan obat. Direktorat Jendral POM. Departemen kesehatan RI.

Jakarta. Hal. 5, 10-11.

Lieberman, A.H., Ringer, M., Banker, S.G. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms :

Disperse System, volume I & II. Marcel Dekker. New york: 184, 198-199,289-

290, 310 240, 399-404, 512.

Martin, A. 1993. Farmasi Fisik II. Edisi 3. Terjemahan: Yoshita. UI Press. Jakarta. Hal 923-972, 1077-1163, 1170, 1256, 1269.

Martini, K. 1997. Fundamentals of Anatomy and Physiology. Fourth Edition. Prentice Hall, USA. Hal.148-161.

Mohamed, M I. . Optimization of Chlorpenesin Emulgel Formulation. www.aapsj.org.

27 Juni 20011.

Rieger, M. M. 2000. Harry’s Cosmeticology, Eight Edition. Chemical Publishing Inc., New

York. Hal 3-12

Suratman. Pengaruh Ekstrak Antanan dalam Bentuk Salep, Krim dan Jelly terhadap Penyembuhan Luka Bakar. www.kalbe.co.id. 20 september

2011.

Page 50: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

33

U.S National Library. National Institutes of Health. Aging changes in skin. www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/004014.html. 24 Juni 2011

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan: Soendani Noerono.

UGM. Yogyakarta. Hal. 314, 328, 335, 340, 341, 344-347, 358.

Warieh E. W. 2006. Formulasi Krim Pelembut Ekstrak Herba Pegagan. Fakultas

Farmasi. Universitas Pancasila. Jakarta. Hal. 33-38.

Wasitaatmadja, SM.1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI Press, Jakarta. Hal 181-188.

Page 51: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

34

Lampiran 1. Biodata Ketua Peneliti

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Zainul Islam, M.Farm., Apt

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya

5 NIDN 0426067902

6 Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 26 Juni 1979

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 0818730773

9

Alamat Kantor

Jl. Delima II/IV Prumnas Klender, Jakarta Timur,

13460

10 Nomor Telepon/Faks

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 : 20 orang

12 Nomor Telepon/Faks

1. Farmakologi 1, 2 dan 3

13

Mata Kuliah yang Diampu

2. Praktek Farmakologi

3. Praktek Farmakoterapi

4. Manajemen dan Wirausaha Farmasi

Jakarta, 30 Juli 2018

Ketua Peneliti,

Zainul Islam, M. Farm. Apt.

NIDN. 0426067902

Page 52: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

35

Lampiran 2. Biodata Anggota Peneliti

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Fahjar Prisiska, M. Farm., Apt.

2 Jenis Kelamin Pria

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya D. 12.0774

5 NIDN 0311048101

6 Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 11 April 1981

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 081318886601

9

Alamat Kantor

Jl. Delima II/IV Prumnas Klender, Jakarta Timur,

13460

10 Nomor Telepon/Faks 021-8611070/021-86603233

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 50 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang

12 Nomor Telepon/Faks

5. Kimia Fisika

13

Mata Kuliah yang Diampu

6. Farmasi Fisika

7. Praktikum Farmasi Fisika

8. Stabilitas Obat

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UHAMKA ANDALAS -

Bidang Ilmu Farmasi Farmasi -

Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2008-2011 -

Validasi Penetapan Kadar Optimasi Formula

Loperamid HCl dalam

Judul Skripsi/

Biomembran Kitosan dari

Medium Isopropil ALkohol - Tesis/Disertasi secara Spektrofotometer Udang Kelong dengan

Penambahan Madu

UV-Vis

Nama

1. Drs. Taufik Riadi, 1. DR. Muslim Suardi, M.

M.Si., Apt. Farm., Apt -

Pembimbing/Promotor

2. Onny Indriani, M. Si.,

2. Prof. Dr. Elfi Sahlan

Apt Ben, M. Si., Apt.

Page 53: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

36

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber*

Jml (Juta Rp)

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Madu Terhadap

1 2015

Difusi Neomisin Sulfat Pada Sediaan Penutup LEMLIT Rp. 8.500.000

Luka melalui Membran Millipore-Isopropil UHAMKA

Miristat

Pengaruh Penggunaan Gelatin, PVP, dan Metil LEMLIT

2 2016 sellulosa sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat UHAMKA Rp. 9.800.000 Fisik Tablet Kunyah Ekstrak Kering Sambioto

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Jml

Sumber*

(Juta

Rp)

Sosialisasi GKSO dan Penyuluhan DAGUSIBU (Dapatkan, 1 2017 Gunakan, SImpan dan Buang) Obat dengan Benar. FFS MANDIRI -

UHAMKA. LUSTRUM 1.

Sosialisasi GKSO dan Penyuluhan DAGUSIBU (Dapatkan,

2 2017 Gunakan, SImpan dan Buang) Obat dengan Benar. Perumahan MANDIRI -

Villa Mutiara Gading 3 Rt : 004/012.Babelan Bekasi

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1 -

2 -

Page 54: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

37

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

Ilmiah / Seminar

Seminar “Tantangan Wirausaha Bidang Farmasi Lustrum 1 FFS

1 Kefarmasian : dan Perkembangan Regulasi Kefarmasian UHAMKA. 14-15 April

. Indonesia 2017

RAKERDA IAI

Wisma PKBI, 18 – 19 2 RAKERDA IAI DKI JAKARTA Maret 2017

DKI JAKARTA Jakarta Selatan

Seminar

Wisma PKBI, 18 – 19

3

“APOTEKER BERANI TAMPIL” Maret 2017 Kefarmasian

Jakarta Selatan Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan qadapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya

Jakarta, 30 Juli 2018 Anggota Peneliti,

Fahjar Prisiska, M. Farm., Apt.

Page 55: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

38

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zainul Islam, M. Farm., Apt.

NIDN : 0426067902

Pangkat / Golongan : III-B

Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: “ Pengaruh

Peningkatan Konsentrasi Hydroxy Propyl Methyl Celulose sebagai Gelling Agent terhadap

Stabilitas Fisik Emulgel Rebusan Herba Pegagan (centella asiatic L) “.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka

saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan

seluruh biaya penelitian yang sudah diterima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 30 Juli 2018

Yang menyatakan,

Zainul Islam, M. Farm., Apt.

NIDN. 0426067902

Page 56: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

39

Lampiran 4. PH Ekstrak Emulgel Herba Pegagan

Tabel 8. Hasil Perhitungan pH Rata – rata

Formula Waktu pH Rata-rata

(minggu ke-) Replika 1

Replika

2

Replika

3

0 5.75

5.74 5.75 5.75

1 5.73

5.74 5.72 5.73

2 5.73

5.72 5.72 5.72

1 3 5.71

5.70 5.69 5.70

4 5.69

5.68 5.69 5.69

5 5.66

5.65 5.66 5.66

6 5.65

5.63 5.65 5.64

0 5.77

5.78 5.76 5.77

1 5.75

5.74 5.75 5.75

2 5.74

5.74 5.73 5.74

2 3 5.72

5.70 5.73 5.72

4 5.71

5.70 5.71 5.71

5 5.69

5.68 5.68 5.68

6 5.66

5.67 5.69 5.67

0 5.83

5.83 5.82 5.83

1 5.82

5.83 5.80 5.82

2 5.81

5.82 5.80 5.81

3 3 5.81

5.81 5.80 5.81

4 5.80

5.79 5.80 5.80

5 5.77

5.76 5.77 5.77

Page 57: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

40

6 5.75

5.73 5.76 5.75

0 5.95

5.93 5.96 5.95

1 5.95

5.94 5.94 5.94

2 5.94

5.98 5.89 5.94

4 3 5.93

5.93 5.92 5.93

4 5.91

5.90 5.92 5.91

5 5.89

5.87 5.89 5.88

6 5.88

5.86 5.87 5.87

Page 58: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

41

Lampiran 5. Perhitungan HLB

Tween 80 HLB = 15

Span 80 HLB = 4.3

HLB butuh paraffin : 12

Jumlah yang emulgator yang ditambahkan : 2 gram

Cara perhitungan : metode Aligasi

Twee 80 15 7.7

12

Span 80 4.3 3+

HLB campuran 10.7

Jumlah Tween 80 = 7.7/10.7 x 2 gram = 1.44 gram

Span 80 = 3/10.7 x 2 gram = 0.56 gram

Page 59: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

42

Lampiran 6. Evaluasi Uji Viskositas Emulgel Ekstrak Herba Pegagan

Tabel IX Hasil Evaluasi Uji Viskositas emulgel

Ekstrak Herba Pegagan selama 6 minggu

Formula Waktu Viscositas % Viscositas % Viscositas % Rata-rata

(minggu ke-) (cps) Torque (cps) Torque (cps) Torque

0 500 12.5 500 12.5 496 12.4 499

1 504 12.6 504 12.6 500 12.5 503

2 496 12.4 492 12.3 492 12.3 493

1 3 488 12.2 484 12.1 480 12.0 484

4 480 12.0 476 11.9 472 11.8 476

5 472 11.8 464 11.6 460 11.5 465

6 460 11.5 440 11.0 432 10.8 444

0 712 17.8 704 17.6 692 17.3 703

1 716 17.9 692 17.3 692 17.3 700

2 704 17.6 696 17.4 696 17.4 699

2 3 696 17.4 696 17.4 688 17.2 693

4 688 17.2 684 17.1 680 17.0 684

5 680 17.0 676 16.9 668 16.7 675

6 660 16.5 640 16.0 632 15.8 644

0 768 19.2 792 19.8 764 19.1 775

1 760 19.0 764 19.1 760 19.0 761

2 752 18.8 736 18.4 744 18.6 744

3 3 736 18.4 728 18.2 724 18.1 729

4 724 18.1 720 18.0 716 17.9 720

5 716 17.9 708 17.7 704 17.6 709

6 704 17.6 700 17.5 692 17.3 699

0 892 22.3 880 22.0 852 21.3 875

1 880 22.0 892 22.3 840 21.0 871

2 876 21.9 868 21.7 864 21.6 869

4 3 872 21.8 860 21.5 796 19.9 843

4 864 21.6 852 21.3 788 19.7 835

5 856 21.4 844 21.1 780 19.5 827

6 844 21.1 792 19.8 760 19.0 799

Page 60: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

43

Lampiran 7. Hasil Analisa Data Statistik Terhadap Evaluasi Uji Viskositas

Emulgel ekstrak Herba Pegagan

1. Uji Normalitas

Hipotesa uji : Ho: Data viskositas terdistribusi normal

Hi : Data viskositas tidak terdistribusi

normal

Pengambilan keputusan :Signifikan>0.05 maka Ho diterima

Signifikan<0.05 maka Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

konsentrasi

N 28

Normal Parametersa,,b Mean 4.2500

Std. Deviation .56928

Most Extreme Differences Absolute .170

Positive .170

Negative -.170

Kolmogorov-Smirnov Z .898

Asymp. Sig. (2-tailed) .395

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kesimpulannya : Nilai Signifikan > 0,05 maka Ho diterima, berarti data viskositas

terdistribusi normal.

Page 61: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

44

Lampiran 7. (Lanjutan)

2. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang sama

atau tidak

Hipotesa : Ho = data viscositas mempunyai varian yang sama

H1 = data viscositas mempunyai varian yang berbeda

Ketentuan : Sig > 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Viscositas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.422 3 24 .739

Kesimpulan : nilai 0,739 > 0,05 Ho diterima berarti data viscositas

mempunyai varian yang sama.

Page 62: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

45

Lampiran 7. (Lanjutan)

Pengambilan keputusan : - Signifikan > 0,05 maka Ho diterima

- Signifikan < 0,05 maka Ho ditolak

ANOVA

Viscositas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 484554.393 3 161518.131 281.969 .000

Within Groups 13747.714 24 572.821

Total 498302.107 27

Hipotesis uji : - Ho : Data viscositas terdistribusi normal

-H1 : Data viscositas tidak terdistribusi

normal

Pengambilan keputusan : - Signifikan > 0,05 maka Ho diterima

- Signifikan < 0,05 maka Ho ditolak

Kesimpulan : Nilai sig 0,000 < 0,05 Ho ditolak berarti

terdapat perbedaan viskositas pada tiap

formula

Page 63: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

46

Lampiran 7. (Lanjutan)

Multiple Comparisons

Viscositas

Tukey HSD

(I)

konsent

rasi

(J)

konsent

rasi

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

3.50 4.00 -204.14286* 12.79309 .000 -239.4340 -168.8517

4.50 -251.28571* 12.79309 .000 -286.5769 -215.9946

5.00 -363.28571* 12.79309 .000 -398.5769 -327.9946

4.00 3.50 204.14286* 12.79309 .000 168.8517 239.4340

4.50 -47.14286* 12.79309 .006 -82.4340 -11.8517

5.00 -159.14286* 12.79309 .000 -194.4340 -123.8517

4.50 3.50 251.28571* 12.79309 .000 215.9946 286.5769

4.00 47.14286* 12.79309 .006 11.8517 82.4340

5.00 -112.00000* 12.79309 .000 -147.2911 -76.7089

5.00 3.50 363.28571* 12.79309 .000 327.9946 398.5769

4.00 159.14286* 12.79309 .000 123.8517 194.4340

4.50 112.00000* 12.79309 .000 76.7089 147.2911

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Viscositas

Tukey HSDa

konsent

rasi N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

3.50 7 481.1429

4.00 7 685.2857

4.50 7 732.4286

5.00 7 844.4286

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 64: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

47

Lampiran 8. Sertifikat of Analisa Hydroxy Propyl Methyl Cellulose

Page 65: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

48

Lampiran 9. Hasil Determinasi Ekstrak Herba Pegagan

Page 66: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

49

Lampiran 10. Evaluasi Uji Viskositas dan Rheologi.

Rumus:

Shearing stress = k x % torque

Dimana:

k : k tabel spindel yang digunakan

% torque : persen yang terbaca pada Viskometer Brookfield.

Cara perhitungan:

Diketahui: k pada spindel 6 = 2,35

% torque = 8,2

Shearing stress = k x % torque

= 2,35 x 8,2

= 19,27 dyne/cm2

Tabel X. Faktor konversi spindel dari viskometer brookfield.

Nomor spindel 1 2 3 4 5 6 7

k 0,035 0,119 0,279 0,539 1,05 2,35 8,4

n = 0,1 1,728 1,431 1,457 1,492 1,544 1,366 1,936

0,2 0,967 0,875 0,882 0,892 0,907 0,851 1,007

0,3 0,705 0,656 0,656 0,658 0,663 0,629 0,681

0,4 0,576 0,535 0,530 0,529 0,528 0,503 0,515

0,5 0,499 0,458 0,449 0,445 0,442 0,421 0,413

kN 0,6 0,449 0,404 0,392 0,387 0,382 0,363 0,346

0,7 0,414 0,365 0,350 0,343 0,338 0,320 0,297

0,8 0,387 0,334 0,317 0,310 0,304 0,286 0,261

0,9 0,367 0,310 0,291 0,283 0,276 0,260 0,232

1,0 0,351 0,291 0,270 0,262 0,254 0,238 0,209

Page 67: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

50

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 4. Kurva sifat alir F1

Minggu 0

Gambar 5. Kurva sifat alir F1

Minggu 1

Gambar 6. Kurva sifat alir F1

Minggu 2

Gambar 7. Kurva sifat alir F1

Minggu 3

Page 68: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

51

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 8. Kurva sifat alir F1

Minggu 4

Gambar 9. Kurva sifat alir F1

Minggu 5

Gambar 10. Kurva sifat alir F1

Minggu 6

Gambar 11. Kurva sifat alir F2

Minggu 0

Page 69: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

52

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 12. Kurva sifat alir F2

Minggu 1

Gambar 13. Kurva sifat alir F2

Minggu 2

Gambar 14. Kurva sifat alir F2

Minggu 3

Gambar 15. Kurva sifat alir F2

Minggu 4

Page 70: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

53

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 16. Kurva sifat alir F2

Minggu 5

Gambar 17. Kurva sifat alir F2

Minggu 6

Gambar 18. Kurva sifat alir F3

Minggu 0

Gambar 19. Kurva sifat alir F3

Minggu 1

Page 71: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

54

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 20. Kurva sifat alir F3

Minggu 2

Gambar 21. Kurva sifat alir F3

Minggu 3

Gambar 22. Kurva sifat alir F3

Minggu 4

Gambar 23. Kurva sifat alir F3

Minggu 5

Page 72: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

55

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 24. Kurva sifat alir F3

Minggu 6

Gambar 25. Kurva sifat alir F4

Minggu 0

Gambar 26. Kurva sifat alir F4

Minggu 1

Gambar 27. Kurva sifat alir F4

Minggu 2

Page 73: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

56

Lampiran 10. (Lanjutan)

Gambar 28. Kurva sifat alir F4

Minggu 3

Gambar 29. Kurva sifat alir F4

Minggu 4

Gambar 30. Kurva sifat alir F4

Minggu 5

Gambar 31. Kurva sifat alir F4

Minggu 6

Page 74: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

57

Lampiran 11. Perhitungan Pembuatan Rebusan Herba Pegagan.

Perhitungan untuk Ekstrak Herba Pegagan 3%, sebagai berikut:

Setelah ditimbang 3x, bobot rata-rata = 9,30g

Untuk 1x pakai = 9,30g/ 3 = 3,10g

Untuk 50x pakai = 3,10g x 50 = 155g herba pegagan kering.

155g herba pegagan kering -> infusa 1000ml -> rotavapor 1 jam -> 100ml ekstrak ->

dipanaskan diatas penangas air pada suhu 50C ( 30menit) -> ditimbang 33g (u/ 50x

pakai).

Dosis dalam 100g emulgel = 100g/33g = 3,03g ekstrak 3 ekstrak

% dosis dlm emulgel = 3g x 100% = 3 %.

100g

Rendemen Hasil Rebusan Herba Pegagan = (33 gram / 155 gram) x 100 %

= 21,29%

Page 75: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

58

Lampiran 12. Bahan dan Alat yang digunakan.

Gambar32.Viskometer Brookfield.

Gambar 33. Spindle.

Gambar 34. pH meter.

Page 76: PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI HYROXYPROPYL

59

Gambar 35. Sentrifuge

Gambar 36. Rotary evaporator

Gambar 37. Timbangan analitik.

Gambar 38. Lumpang dan Alu