171
PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KUSUMA AGROWISATA MALANG, JAWA TIMUR Skripsi Ayu Sandra 1113092000033 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PT. KUSUMA AGROWISATA MALANG, JAWA TIMUR

Skripsi

Ayu Sandra

1113092000033

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.

KUSUMA AGROWISATA MALANG, JAWA TIMUR

Ayu Sandra

1113092000033

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 3: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Pengaruh Persepsi tentang Gaya Kepemimpinan dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kusuma Agrowisata

Malang Jawa Timur” yang ditulis oleh Ayu Sandra dengan NIM

1113092000033, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada hari Selasa, 21 Mei 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I

Puspi Eko Wiranthi,SE, M.Si

NIDN. 2026028804

Penguji II

Agustina Senjayani, M.Si, M.Si

NUP. 9920113250

Pembimbing I

Dr. Ujang Maman, M.Si

NIP. 19620716 200003 1 001

Pembimbing II

Dr. Ir. Iwan Aminudin, M. Si

NIP. 19700209 201411 1 001

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

NIP. 19690404 200501 2 005

Ketua

Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Edmon Daris, MS

NIP. 19580429 198803 1 00

Prof. Dr. Lily Surayya E.P, M.Env.Stud

Page 4: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 21 Mei 2019

Ayu Sandra

NIM. 1113092000033

Page 5: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

v

Pendidikan Formal

2001-2007 : MI Tarbiyatul Atfal

2007-2010

2010-2011

:

:

Sekolah Menengah Pertama Nuruddin Tonjong

Sekolah Menengah Atas BU NU Bumiayu

Riwayat Pekerjaan

2016 : Praktek Kerja Lapang bagian Budidaya dan Pemasaran

di PT Kusuma Agrowisata Malang Jawa Timur

2018 : Crew Big Bad Wolf Book Fair 2018

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Ayu Sandra

Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 25 April 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaan : Indonesia

Agama : Islam

Tinggi : 157 cm

Berat : 50 kg

Alamat Asal : Desa Karang Jongkeng Rt 01 Rw 003 kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah

Alamat Sekarang : Jl. W.R. Supratman No.14, Kl. Cempaka Putih, Kc.

Ciputat Timur, Kt. Tangerang Selatan

Handphone : 083873361209

Email : [email protected]/

IPK : 3,64

Page 6: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

vi

2018 : PT Survey Indonesia – Surveyor Persepsi Publik

Indonesia

2018 : Indikator Politik Indonesia – Surveyor PILPRES 2019

2019 : Customer Service Big Bad Wolf Book Fair 2019

Prestasi

2013-2017 : Penerima Beasiswa Eka Tjipta Foundation (Bank

Sinarmas)

Riwayat Organisasi

2010 : Pengurus Seksi Bidang Kesehatan OSIS SMA BU NU

Bumiayu

2010 : Anggota Palang Merah Remaja (PMR) SMA BU NU

Bumiayu

2015 : Anggota Lembaga Semi Otonom Saman Agribisnis UIN

Jakarta

2015-2016 : Tim Charity Store Social Trust Fund (STF) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2016 : Anggota Seni Suara Agribisnis UIN Jakarta

Page 7: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

vii

RINGKASAN

Ayu Sandra. 1113092000033. Pengaruh persepsi tentang Gaya Kepemimpinan

dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kusuma Agrowisata

Malang Jawa Timur. Di bawah bimbingan Ujang Maman dan Iwan Aminudin.

Perkembangan dunia usaha semakin bertumbuh dengan pesat di era globalisasi.

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah

kegiatan organisasi. Kualitas sumber daya manusia sangat penting bagi

perusahaan karena jika kualitas sumber daya manusianya baik maka kinerjanya

juga baik. PT. Kusuma Agrowisata memiliki permasalahan yaitu banyaknya

jumlah karyawan yang keluar masuk pada tiap tahun, sarana dan prasarana yang

belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, salah

satunya adalah karena ketidakpuasan karyawan dengan gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh

persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan (2)

menganalisis persepsi karyawan tentang lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan (3) dan menganalisis pengaruh secara bersama-sama persepsi tentang

gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Penelitian dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata Malang Jawa Timur. Ruang

lingkupnya dibatasi pada karyawan yang berada di dalam ruangan (Indoor) PT.

Kusuma Agrowisata. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Analisis data

menggunakan skala likert dengan tiga kategori untuk mengetahui persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja serta analisis regresi

linier berganda untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan dengan bantuan aplikasi SPSS 16. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan

dan lingkungan kerja di PT Kusuma Agrowisata masing-masing tergolong baik.

Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan terhadap kinerja, dan

terdapat pengaruh yang signifikan persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Kinerja.

Page 8: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

viii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بســــــــــــــــــم هللا الر

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh persepsi tentang Gaya

Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Kusuma Agrowisata Malang Jawa Timur”. Penelitian ini adalah salah satu

syarat untuk menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa

materil dan moral yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agribisnis dan Dr. Iwan Aminudin, M. Si selaku Sekretaris

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Ujang Maman, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 dan Dr. Ir. Iwan

Aminudin, M. Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah membimbing,

memberikan saran, motivasi nasehat dan arahan sekaligus meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran dalam penyusunan skripsi kepada penulis.

Page 9: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

ix

4. Puspi Eko Wiranthi, M.Si selaku Dosen Penguji 1 dan Agustina Senjayani,

M.Si selaku Dosen Penguji 2 dalam sidang munaqosah skripsi yang telah

memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan untuk kesempurnaan skripsi

kepada peneliti.

5. Seluruh dosen pengajar Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

yang tidak dapatkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat atas segala

ilmu dan pelajaran dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

6. Semua karyawan PT. Kusuma Agrowisata yang tidak dapat disebutkan satu

per satu. Terimakasih telah memberikan waktu dan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian ini serta telah banyak memberikan

informasi dan banyak bantuan kepada penulis selama kegiatan penelitian

7. Teman seperjuangan sebimbingan, Rara, Ami, dan Widya yang tidak pernah

lelah untuk saling memberikan motivasi, bertukar pikiran, dan memberikan

masukan-masukan agar segera menyelesaikan

8. Sahabat tercinta Astrid, Mutia, Yulia, Izza, Novi, dan teman-teman agribisnis

2013 yang senantiasa memberikan bantuan, semangat dan motivasi kepada

penulis untuk tidak menyerah dalam menulis skripsi dan memberikan banyak

kenangan selama masa kuliah, semoga menjadi sejarah yang tidak pernah

dilupakan.

9. Teman-teman kost, Rahmah, Viki dan Visa yang telah memberikan motivasi

serta bantuannya kepada penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan

skripsi, dan telah memberikan masukan-masukan yang dapat membantu

penulis mampu menyelesaikan skripsi.

Page 10: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

x

10. Sahabat saya Nia dan Afi yang turut serta memberikan semangat kepada

penulis selama mengerjakan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu namun tidak penulis tuliskan satu per satu

tanpa mengurangi rasa hormat. Terimakasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan penelitian ini.

Penulis berharap semoga penulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga

Allah S.W.T memberkahi kita semua. Aamin Ya Robbal Alamin, Barokallah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 21 Mei 2019

Ayu Sandra

Page 11: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... 1

DAFTAR TABEL .......................................................................................... 1

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

1.5 Ruang Lingkup .................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

2.1 Sistem Agribisnis .............................................................................. 9

2.2 Manajemen Agribisnis ...................................................................... 11

2.2.1 Definisi Manajemen Agribisnis ............................................. 11

2.2.2 Bidang Manajemen Agribisnis .............................................. 12

2.3 Agrowisata ........................................................................................ 14

2.3.1 Definisi Agrowisata ............................................................... 14

2.3.2 Potensi Pengembangan Agrowisata di Indonesia .................. 15

2.3.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Dinamika

Agrowisata ............................................................................. 19

2.4 Konsep Persepsi ................................................................................ 25

2.4.1 Pengertian Persepsi ................................................................ 25

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ......................... 26

2.5 Kinerja Karyawan ............................................................................. 27

2.5.1 Indikator-Indikator Kinerja .................................................... 29

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja .......................... 33

2.5.3 Pengukuran Kinerja ............................................................... 35

2.6 Gaya Kepemimpinan......................................................................... 35

2.6.1 Jenis Kepemimpinan .............................................................. 38

2.6.2 Tipe Kepemimpinan ............................................................... 38

Page 12: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

xii

2.6.3 Sifat-Sifat Kepemimpinan ..................................................... 42

2.6.4 Indikator-Indikator Gaya Kepemimpinan .............................. 45

2.6.5 Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan . 47

2.6.6 Persepsi Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan .............. 48

2.6.7 Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja .... 48

2.7 Lingkungan Kerja ............................................................................. 49

2.7.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ......... 50

2.7.2 Macam-Macam Lingkungan Kerja ........................................ 54

2.7.3 Indikator-Indikator Lingkungan Kerja ................................... 56

2.7.4 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan ...... 61

2.7.5 Persepsi Karyawan terhadap Lingkungan Kerja .................... 61

2.7.6 Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja dengan Kinerja ......... 62

2.8 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 62

2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 65

2.10Hipotesis .......................................................................................... 67

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 68

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 68

3.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 68

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 69

3.4 Populasi dan Sampel ......................................................................... 70

3.4.1 Populasi .................................................................................. 70

3.4.2 Sampel .................................................................................... 70

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 72

3.5.1 Analisis Kualitatif .................................................................. 72

3.5.2 Analisis Kuantitatif ................................................................ 72

3.5.3 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner .................................. 75

3.5.4 Uji Validitas ........................................................................... 75

3.5.5 Uji Reliabilitas ....................................................................... 77

3.5.6 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 80

3.5.7 Analisis Regresi Linear Berganda.......................................... 84

3.5.8 Uji Hipotesis .......................................................................... 85

3.6 Definisi Operasional ......................................................................... 87

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 89

4.1 Sejarah PT Kusuma Agrowisata ....................................................... 89

4.2 Letak Geografis PT Kusuma Agrowisata ......................................... 91

4.3 Visi dan Misi PT Kusuma Agrowisata ............................................. 92

Page 13: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

xiii

4.4 Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata .................................... 93

4.5 Divisi-divisi Perusahaan ................................................................... 94

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 97

5.1 Karakteristik Responden Penelitian .................................................. 97

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 97

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................... 98

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir . 98

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ............... 100

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan ....... 100

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 101

5.2 Deskripsi Variabel Penelitian............................................................ 102

5.2.1 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Kinerja ..................... 102

5.2.2 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Gaya Kepemimpinan 104

5.2.3 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja .... 107

5.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 109

5.3.1 Uji Multikolinearitas .............................................................. 109

5.3.2 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 109

5.3.3 Uji Normalitas ........................................................................ 110

5.3.4 Uji Autokorelasi ..................................................................... 111

5.4 Analisis Regresi Linear Berganda..................................................... 111

5.5 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 113

5.4.1 Uji Simultan (F) ..................................................................... 113

5.4.2 Uji Parsial (t) .......................................................................... 114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 118

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 118

6.2 Saran ................................................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 120

LAMPIRAN .................................................................................................... 126

Page 14: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Masuk dan Keluar Karyawan Tahun 2013-2017 di Kusuma

Agrowisata ............................................................................................. 5

2. Jumlah Karyawan perdivisi di Kusuma Agrowisata ............................. 72

3. Kriteria Analisis Deskripsi .................................................................... 75

4. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach ......................................... 79

5. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................. 88

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 97

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................... 98

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................. 99

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................... 100

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan ...................... 101

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan .............. 101

12. Tanggapan Responden terhadap Variabel Persepsi Karyawan Tentang

Kinerja ................................................................................................... 103

13. Kategori Penilaian Responden terhadap Variabel Kinerja .................... 104

14. Tanggapan Responden terhadap Variabel Persepsi Karyawan Tentang

Gaya Kepemimpinan ............................................................................. 105

15. Kategori Penilaian Responden terhadap Variabel Persepsi Karyawan

Tentang Gaya Kepemimpinan ............................................................... 106

16. Tanggapan Responden terhadap Variabel Persepsi Karyawan Tentang

Lingkungan Kerja .................................................................................. 107

17. Kategori Penilaian Responden terhadap Variabel Persepsi Karyawan

Tentang lingkungan kerja ...................................................................... 108

18. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda................................................ 111

19. Hasil Uji F ............................................................................................. 113

Page 15: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Sistem Agribisnis.................................................................................. 9

2. Kerangka Pemikiran Peneliti ................................................................ 66

3. Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata ....................................... 93

4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ..................................................... 110

5. Hasl Pengujian Normalitas ................................................................... 110

Page 16: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 127

2. Data Karakteristik Responden ................................................................ 135

3. Hasil Skoring Kuesioner ......................................................................... 139

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................... 145

5. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 148

6. Hasil Uji t dan Uji F ............................................................................... 150

7. Jobdesk Karyawan PT Kusuma Agrowisata .......................................... 158

Page 17: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin canggih ini perkembangan dunia usaha

semakin bertumbuh dengan pesat. Sumber daya manusia merupakan salah satu

komponen penting dalam sebuah kegiatan organisasi. SDM juga dapat dijadikan

sebagai alat oleh perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Oleh karena itu sumber daya

manusia merupakan aspek yang harus benar-benar diperhatikan kualitasnya agar

kinerja SDM tersebut dapat selalu ditingkatkan.

Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu

organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu

organiasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Mereka membuat sasaran,

strategi, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya

manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi organisasi. Terdapat

dua alasan dalam hal ini. Pertama, sumber daya manusia mempengaruhi efisiensi

dan efektivitas organisasi, sumber daya manusia merancang dan memproduksi

barang dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkan produk, mengalokasikan

sumber daya finansial, serta menentukan seluruh tujuan dan strategi organisasi.

Kedua, sumber daya manusia merupakan pengeluaran utama organisasi dalam

menjalankan bisnis.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan,

Page 18: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

2

baik pada organisasi public maupun private (Sudarmanto,2009:3). Oleh karena itu

sumber daya manusia perlu sekali untuk terus dikembangkan karena ini

merupakan aspek yang paling penting dalam sebuah perusahaan. Jika suatu

perusahaan sudah memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten

maka akan sangat mudah bagi perusahaan untuk mencapai sasaran organisasi.

Kualitas dan kemampuan sumber daya manusia sangat berpengaruh terdapat

kinerjanya kepada perusahaan. Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai paham

akan tugas-tugasnya dan dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik.

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara illegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan

etika (Prawirosentono,1999:2). Menurut Rowland, (1960:36) untuk meningkatkan

kinerja perlu dibuat standar pencapaiannya melalui penulisan pernyataan-

pernyataan tentang berbagai kondisi yang diharapkan ketika pekerjaan akan

dilakukan. Kinerja yang baik akan dipengaruhi oleh dua hal yaitu tingkat

kemampuan dan motivasi kerja yang baik (Mitchell, 1978:152). Organisasi

membutuhkan seorang pemimpin yang bertugas untuk mengendalikan jalan dari

organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan dan

mendorong semangat kerja para karyawannya agar dapat menciptakan motivasi

yang positif yang dapat menimbulkan kinerja yang maksimal sehingga tujuan

organisasi akan cepat tercapai.

Menurut Stoner (1996:161) dalam Ismail (2013:156) pemimpin adalah

suatu proses pengarahan dan memengaruhi aktivitas berkaitan dengan pekerjaan

Page 19: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

3

dari anggota kelompok. Kepemimpinan adalah kemampuan dan seni memperoleh

hasil melalui kegiatan dengan memengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Ismail,2013:153). Untuk meningkatkan

kinerja karyawannya, pemimpin harus memperhatikan gaya kepemimpinan yang

akan diterapkan dalam organisasi. Gaya kepemimpinan yang baik dan tepat

mampu menciptakan kerjasama yang baik pula antara pemimpin dan

karyawannya. Menurut Rivai (2004:64), berpendapat bahwa “Gaya

Kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik

yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya”. Gaya kepemimpinan

menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan

sikap yang mendasari perilaku seseorang.

Selain gaya kepemimpinan, aspek lain yang penting untuk menunjang

kinerja karyawan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang baik akan

membuat semangat kerja para karyawaannya menjadi lebih tinggi. Mereka juga

akan merasa nyaman dan merasa puas dalam kinerjanya jika lingkungan kerjanya

baik. Selain itu para karyawan juga tidak mudah bosan dan merasa jenuh ketika

mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya. Sebaliknya, lingkungan kerja yang

buruk akan membuat karyawan menjadi cepat merasa bosan dan tidak fokus

sehingga akan menghambat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Sedangkan Parlinda (2003) menjelaskan bahwa kondisi kerja adalah keadaan

dimana tempat kerja yang baik meliputi fisik atau non fisik yang dapat

memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram dan lain sebagainya.

Kajian penelitian ini adalah mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja terhadap kinerja di PT. Kusuma Agrowisata yang beralamatkan

Page 20: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

4

di Jalan Abdul Gani Atas, Kota Batu Malang Jawa Timur. PT. Kusuma

Agrowisata merupakan sebuah perusahan yang bergerak dibidang agrowisata

dengan apel malang sebagai salah satu produk unggulannya. Kusuma Agrowisata

mempunyai visi yaitu membangun Kusuma Agrowisata Group menjadi

perusahaan terpercaya, terkemuka, yang tangguh dan mampu bersaing di pasar

global. PT. Kusuma Agrowisata merupakan salah satu agrowisata terbaik di Jawa

Timur, hal ini berdasarkan situs website idntimes yang menyatakan bahwa PT

Kusuma Agrowisata masuk ke dalam salah satu Agrowisata terbaik di Jawa Timur

(Brahm, 2018, http://idntimes.com , 20 Juni 2019).

Menghadapi era globalisasi sekarang ini yang menuntut produktivitas

karyawan yang tinggi masih terdapat banyak kendala di lapangan sehingga dapat

menghambat terwujudnya visi PT. Kusuma Agrowisata. Berdasarkan hasil

pengamatan di lapangan, keadaan lingkungan kerja di PT. Kusuma Agrowisata

belum mendukung karyawan untuk bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dilihat

dari ruang kerja yang belum memadai seperti ruang kerja yang kurang luas

sehingga dapat membatasi ruang gerak karyawan, lantai ruang kerja yang kotor,

pengatur suhu ruangan (AC) yang masih terbatas, tempat berteduh karyawan yang

masih belum layak, kecemburuan antar karyawan mengenai pembagian kerja dan

lainnya. Selain itu kinerja karyawan yang masih belum sesuai, hal ini dapat dilihat

dari masih terdapat karyawan yang malas-malasan untuk berkerja yang

menyebabkan produktivitas beberapa komoditas yang terus menurun.

Menurut Robbins (2002:36) lingkungan dapat mempengaruhi kinerja

karyawan,“Para karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan

kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan melakukan

Page 21: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

5

pekerjaan dengan baik”. Selain masalah mengenai fasilitas dan prasarana,

Kusuma Agrowisata juga memiliki angka yang cukup tinggi terhadap karyawan

yang keluar dari perusahaan. Berikut ini data jumlah keluar masuk karyawan di

Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Jumlah Masuk dan Keluar Karyawan Tahun 2013-2017 di Kusuma

Agrowisata

Bulan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

461

In Out In Out In Out In Out In Out

Jumlah 9 12 9 20 10 93 19 30 25 55

Sumber : PT. Kusuma Agrowisata, 2018

Jika melihat data jumlah masuk keluar karyawan diatas, jumlah keluarnya

karyawan di Kusuma Agrowisata mengalami fluktuatif cenderung meningkat.

Banyaknya karyawan yang keluar masuk ini sebagian besar karena kehendak

karyawan itu sendiri untuk keluar atau berhenti bekerja. Hal ini bisa diakibatkan

karena ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja karyawan

diperngaruhi oleh gaya kepemimpinan pemimpinnya, karena pemimpin memiliki

peran yang penting dan tanggung jawab yang besar dalam menjalankan sebuah

bisnis seperti hanya dalam menghadapi karyawan, seorang pemimpin harus

mampu memberi arahan yang tepat agar dapat meningkatkan kepuasan kinerja

karyawan. Dalam hal ini pemimpin dituntut untuk dapat menerapkan gaya

kepemimpinan yang sesuai untuk memimpin karyawannya. Jika gaya

kepemimpinan tepat maka seorang pemimpin dapat mempengaruhi anggota

kelompok atau karyawan untuk bekerja secara maksimal (Thoha, 2007:7).

Kemudian lingkungan kerja juga bisa menjadi penyebab banyaknya karyawan

yang keluar, hal ini dikarenakan karyawan tidak merasa puas dengan keadaan

lingkungan kerja disekitar perusahaan sehingga menyebabkan karyawan

Page 22: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

6

memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Tentunya masalah-masalah diatas

harus segera diperbaiki agar tidak menghambat kepada pencapaian visi dan misi

PT. Kusuma Agrowisata.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh persepsi tentang Gaya Kepemimpinan dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kusuma Agrowisata Malang

Jawa Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi tentang gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata?

2. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi tentang lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata?

3. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara persepsi gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT.

Kusuma Agrowisata?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh persepsi tentang gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata.

Page 23: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

7

2. Menganalisis pengaruh persepsi tentang lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan di PT. Kusuma Agrowisata.

3. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama antara persepsi karyawan

tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja di PT.

Kusuma Agrowisata.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan lebih memahami

kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT.

Kusuma Agrowisata.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan atau informasi tambahan bagi perusahaan dan

pihak pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan dan dapat menjadi

bahan pertimbangan untuk menetepkan kebijakan perusahaan tentang

kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sebuah referensi untuk penelitian

selanjutnya yang lebih mendalam khususnya dalam kepemimpinan dan

lingkungan kerja.

Page 24: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

8

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh persepsi gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata, Malang

Jawa Timur yang meliputi seluruh karyawan yang berada di dalam ruangan

(Indoor) yang ada di PT. Kusuma Agrowisata.

Page 25: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Agribisnis

Jika ditinjau secara saksama, kegiatan-kegiatan yang terkandung dalam

manajemen agribisnis didalamnya yang sekaligus menjadi batasan ruang lingkup

yang disebut juga sistem agribisnis. Secara konsep sistem agribisnis adalah semua

aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi, kegiatan on farm

(budidaya), pengolahan (agroindustri), sampai kepada pemasaran produk-produk

yang dihasilkan. Sistem agribisnis merupakan suatu konsep gabungan dari fungsi-

fungsi agribisnis secara komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat

menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan (Sa’id dan Intan, 2001).

Berdasarkan pengertian tersebut, berikut diuraikan ruang lingkup agribisnis

yang disajikan dalam bentuk ilustrasi bagan :

Gambar 1. Sistem Agribisnis Sumber : Soehardjo dalam Sa’id dan Intan (2001)

Dilihat dari Gambar 1, dapat diketahui bahwa masing-masing subsistem

Agribisnis tersebut mempunyai ruang lingkup kegiatan sebagai berikut :

Pemasaran Pengolahan Usaha Tani

Penyedia

Sarana

Produksi

Lembaga Penunjang Agribisnis

(Pertahanan, Keuangan, Penelitian, dll)

Page 26: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

10

a. Subsistem penyediaan sarana produksi (hulu/up-stream): menyangkut

kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana prasarana produksi pertanian

yang didasarkan pada perencanaan dan pengelolaannya, sehingga sarana

produksi tersebut dapat memenuhi kriteria 5 tepat (tepat waktu, jumlah,

jenis, mutu dan produk). Kegiatan ini mempunyai keterkaitan dengan

industri-industri hulu.

b. Subsistem usaha tani atau proses produksi : menyangkut kegiatan

pembinaan dan pengembangan usaha tani atau budidaya dalam rangka

meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah pemilihan lokasi usaha tani, komoditas, teknologi serta pola usaha

tani.

c. Subsistem agroindustri atau pengolahan (hilir/down-stream): menyangkut

kegiatan pengolahan hasil usaha tani yang merupakan keseluruhan

kegiatan, mulai dari penanganan pascapanen sampai pada tingkat

pengolahan lanjutan hasil pertanian, dengan maksud untuk menambah nilai

dari produksi primer.

d. Subsistem Pemasaran: menyangkut kegiatan pemasaran hasil-hasil

pertanian ataupun hasil agroindustri, yang ditujukan untuk pasar domestik

maupun pasar luar negeri. Termasuk di dalamnya retail dan pelanggannya.

e. Subsistem Penunjang : menyangkut seluruh kegiatan yang menyediakan

jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan (perbankan), lembaga

penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan,

infrastruktur, koperasi, penyuluhan, konsultasi, lembaga pemerintah

Page 27: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

11

(kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-

ruang, serta kebijakan lainnya), dan lain-lain.

2.2 Manajemen Agribisnis

2.2.1 Definisi Manajemen Agribisnis

Berbagai konsep dalam manajemen telah banyak dibagi dan diuraikan.

Diantaranya terdapat beberapa penulis yang menguraikan manajemen sebagai

bagian dari bidang tanggung jawab, seperti keuangan, pemasaran, produksi, dan

personalia. Ada pula yang mengatakan sebagai cara koordinasi sederetan masukan

dari berbagai sumber daya seperti uang, pasar, bahan, mesin, metode, dan tenaga

manusia (Downey dan Erickson, 1988).

Menurut Downey dan Erickson (1988) konsep manajemen didefinisikan

sebagai daya dan upaya untuk mencapai hasil yang diinginkan melaui

pemanfaatan yang efektif atas sumber daya yang tersedia. Pendekatan ini sering

disebut sebagai “Konsep 6M” yaitu Money (Uang), Markets (Pasar), Material

(Bahan), Machinery (Mesin), Methods (Metode), dan Man (Manusia). Konsep

manajemen lainnya yang terkenal, yaitu sebagai deretan fungsi. Mengutip dari

Stoner dan Freeman (1989) dalam Sa’id dan Intan (2001), “manajemen adalah

perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota

organisasi dan proses pemanfaatan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan”.

Downey dan Erickson (1988) mengatakan agribisnis adalah kegiatan yang

berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang

meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan

Page 28: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

12

masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran

pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Berhubungan yang di maksud

adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha

yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. Dengan demikian agribisnis dapat

dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki beberapa komponen sub

sistem yaitu, sub sistem usaha tani/yang memproduksi bahan baku; sub sistem

pengolahan hasil pertanian, dan sub sistem pemasaran hasil pertanian.

Berdasarkan penjelasan definisi yang telah di sampaikan oleh beberapa ahli

di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen agribisnis adalah ilmu untuk

melaksanakan rangkaian kegiatan agribisnis yang dimulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian sampai dengan

evaluasi. Bentuk kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan penyediaan sarana

prasarana produksi, proses produksi/budidaya, pengolahan produk primer maupun

produk lanjutan, dan pemasaran produk. Selain kegiatan tersebut, ada beberapa

kegiatan yang mempunyai peranan penting untuk mencapai tujuan, yaitu kegiatan

akuntansi keuangan, pengendalian risiko usaha, penerapan teknologi serta

pemanfaatan sumber daya manusia maupun lembaga pendukung agribisnis.

2.2.2 Bidang Manajemen Agribisnis

1. Manajemen Produksi

Mengutip dari Sa’id dan Intan (2001), produksi dapat diartikan sebagai

seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk

agribisnis (produk usaha pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan hasil

Page 29: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

13

olahan produk-produk tersebut). Berdasarkan hal tersebut, maka manajemen

agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat keputusan untuk mendukung proses

produksi agribisnis, mulai dari keputusan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, hingga evaluasi proses tersebut.

Manajemen produksi terutama menyangkut keputusan lokasi, ukuran atau volume,

dan tata letak fasilitas, pembelian, persediaan, dan penjadwalan serta mutu

produk, akan menjadi perhatian khusus dari para manajer produksi. Walaupun

keputusan-keputusan mengenai hal tersebut secara fungsional dapat berada di luar

tanggung jawab manajer produksi, seperti fungsi pengadaan, persediaan dan

penyimpanan, tetapi tetap harus diperhatikan oleh manajer produksi dalam rangka

menjamin berlangsungnya proses produksi sesuai dengan yang direncanakan.

2. Manajemen Pemasaran

Proses pemasaran yaitu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan,

mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan

program promosi dan kebijakan harga. Selain itu proses pemasaran juga

menetapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada

pelanggan. Manajemen pemasaran bersangkut paut dengan pengelolaan proses

tersebut (Downey dan Erickson, 1988).

3. Manajemen Personalia

Manajemen personalia dapat dibagi ke dalam dua bidang terpisah akan

tetapi saling terkait erat. Bidang tersebut antara lain adalah pengelolaan fungsi

manajemen personalia dan pengelolaan motivasi karyawan. Dengan kata lain

mekanisme personalia dan titik tolak pemotivasian karyawan agar mencurahkan

Page 30: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

14

segala daya upaya merupakan dua hal yang saling tergantung (Downey dan

Erickson, 1988).

4. Manajemen Keuangan

Semua agribisnis harus mengikuti prosedur penjualan, pembelian, biaya

dan laba atau rugi. Catatan yang menggunakan fakta-fakta ini perlu untuk

memenuhi tuntutan pemerintah, lembaga pemberi pinjaman, para penanam modal,

karyawan, dan para pemasok bisnis tersebut. Bahkan lebih penting lagi catatan

perusahaan akan menjadi daya gerak bagi semua rencana keuangan dan keputusan

manajemen. Sistem pencatatan harus menyajikan pengetahuan yang memenuhi

kriteria : 1) harus sederhana dan mudah dimengerti; 2) harus dipercaya, cermat,

konsisten dan tepat waktu; 3) harus didasarkan pada keunikan bisnis tertentu

(Downey dan Erickson, 1988).

2.3 Agrowisata

2.3.1 Definisi Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris, agrotourism.

Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata

adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup

pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Pengembangan

agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi yang intensif antara

petani dengan wisatawan. Harapanya petani bisa lebih kreatif mengola usaha

taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan.

Menurut Yoeti (2000) “…Agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang

khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik

Page 31: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

15

bagi wisatawan”. Dan menurut R.S. Damardjati (1995) “…Agrowisata adalah

wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang

sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek

yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan

motivasi dan daya tarik bagi wisatawan yang mengunjunginya”. Aspek-aspek itu

antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya,

penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahanya, lingkungan alam dan juga

sosial budaya disekelilingnya.

Di Indonesia tujuan dibuatnya agrowisata adalah untuk memperluas

pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.

melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam

memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil

melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi

lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Deptan,

2005). Agrowisata dapat dikelompokan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism)

dan agritourism, dimana kegiatan tersebut berupa perjalanan wisata dengan tidak

merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati

keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai

sarana pendidikan (Deptan, 2005).

2.3.2 Potensi Pengembangan Agrowisata di Indonesia

Prospek pengembangan agrowisata diperkirakan sangat cerah.

Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti

museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara

keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat

Page 32: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

16

pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah

penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata

ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan

kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang

efektif dan berkelanjutan (Utama, 2011, http://database.deptan.go.id, 25 April

2019).

Agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola,

yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal dimana

kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai

dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatanya sesuai

dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain.

Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi

spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap

menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk

kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur

dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh dan

keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan

Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku

Tengger di Jawa Timur, Bali dengan teknologi subaknya dan Papua dengan

berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budidaya umbi-umbian.

Page 33: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

17

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-

kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat.

Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas

pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian

pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada,

diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata

yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu

keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu

badan usaha, sedang pelaksananya tetap dilakukan oleh petani lokal yang

memiliki teknologi yang diterapkan.

Menurut Afandhi (2005) dalam Utama (2011), Kebijakan umum

Departemen Pertanian dalam membangun pertanian bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan dan tarap hidup petani, peternak, dan nelayan,

memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan

industri serta meningkatkan ekspor. Untuk itu, usaha diversifikasi perlu

dilanjutkan disertai dengan rehabilitasi yang harus dilaksanakan secara terpadu,

serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air dan iklim, dengan tetap

memelihara kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup

serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat.

Sejalan dengan kebijaksanaan umum di atas, terlihat bahwa antara

pariwisata dan pertanian dapat saling mengisi dan menunjang dalam

meningkatkan daya saing produk pariwisata dan produk pertanian Indonesia

Page 34: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

18

dalam rangka meningkatkan perolehan devisa dari komoditi ekspor non migas.

Sebagai negara agraris, sector pertanian merupakan sector yang dominan dan

merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Upaya peningkatan dan

penganekaragaman usaha pertanian terus ditingkatkan secara intensif dan

terencana, baik yang secara tradisional maupun modern merupakan potensi kuat

yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik yang dapat dinikmati oleh

wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Potensi budidaya pertanian yang dapat dijadikan agrowisata antara lain :

1. Perkebunan, suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat

dimanfaatkan sebagai objek dan daya tarik agrowisata adalah kawasan

perkebunan yang kegiatannya merupakan kesatuan yang utuh mulai dari

pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini didasarkan atas

pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan perkebunan

dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai

dari pembibitan, penanaman, pengolahan ataupun pengepakan hasil

produksinya. Perkebunan sebagai objek agrowisata terdiri dari perkebunan

kelapa sawit, karet, teh kopi, kakao, tebu, dan lain-lain. Pada dasarnya luas

suatu perkebunan ada batasnya, namun perkekbunan yang dijadikan

sebagai objek agrowisata luasnya tidak dibatasi, dengan kata lain luasnya

sesuai izin atau persyaratan objek agrowisata yang diberikan. Untuk

menunjukkan kepada wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar,

seyogyanya dalam objek dilengkapi dengan unit pengolahan, laboratorium,

pengepakan hasil, sarana dan prasarana.

Page 35: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

19

2. Tanaman pangan dan Hortikultura. Daya tarik tanaman pangan dan

hortikultura sebagai objek agrowisata antara lain kebun bunga-bungaan,

kebunbuah-buahan, kebun sayur-sayuran, kebun tanaman obat-obatan/

jamu.

3. Peternakan memiliki potensi sebagai sumber daya wisata antara lain cara

tradisional dalam pemeliharaan ternak, aspek kekhasan/ keunikan

pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan dan peternakan khusus

seperti bekisar dan burung puyuh.

4. Perikanan, sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari

perairan dengan potensi sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya

cukup besar, kegiatan perikanan di Indonesia mempunyai potensi yang

besar untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata. Secara garis besar

kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan dan kegiatan

budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat

dikembangkan menjadi obyek agrowisata seperti budidaya ikan air tawar,

budidaya Air Payau (tambak), budidaya laut (kerang, rumput laut, kakap

merah, dan mutiara).

2.3.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata

Upaya pengembangan Agrowisata secara garis besar mencakup aspek

pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, promosi, dukungan

sarana dan kelembagaan (Utama, 2011). Selanjutnya aspek-aspek tersebut dapat

dirinci sebagai berikut:

Page 36: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

20

1. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat

berperan penting dalam keberhasilan pengembangan Agrowisata. Kemampuan

pengelola Agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan,

mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi yang terus menerus

sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam

mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini keberadaan/peran pemandu wisata

dinilai sangat penting. Kemampuan pemandu wisata yang memiliki pengetahuan

ilmu dan keterampilan menjual produk wisata sangat menentukan. Pengetahuan

pemandu wisata seringkali tidak hanya terbatas kepada produk dari objek wisata

yang dijual tetapi juga pengetahuan umum terutama hal-hal yang lebih mendalam

berkaitan dengan produk wisata tersebut.

Ketersediaan dan upaya penyiapan tenaga pemandu Agrowisata saat ini

dinilai masih terbatas. Pada jenjang pendidikan formal seperti pendidikan

pariwisata, mata ajaran Agrowisata dinilai belum memadai sesuai dengan potensi

Agrowisata di Indonesia. Sebaliknya pada pendidikan pertanian, mata ajaran

kepariwisataan juga praktis belum diajarkan. Untuk mengatasi kesenjangan

tersebut pemandu Agrowisata dapat dibina dari pensiunan dan atau tenaga yang

masih produktif dengan latar belakang pendidikan pertanian atau pariwisata

dengan tambahan kursus singkat pada bidang yang belum dikuasainya.

2. Promosi

Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan

Agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara,

seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, masa media (dalam bentuk

Page 37: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

21

iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik

(hotel, restoran, bandara dan lainnya). Dalam kaitan ini kerjasama antara objek

Agrowisata dengan Biro Perjalanan, Perhotelan, dan Jasa Angkutan sangat

berperan. Salah satu metoda promosi yang dinilai efektif dalam mempromosikan

objek Agrowisata adalah metode "tasting", yaitu memberi kesempatan kepada

calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan konsumsi dan

menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga wisatawan merasa

betah. Kesan yang dialami promosi ini akan menciptakan promosi tahap kedua

dan berantai dengan sendirinya.

3. Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Sebagai bagian dari usaha pertanian, usaha Agrowisata sangat

mengandalkan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan. Sumberdaya alam dan

lingkungan tersebut mencakup sumberdaya objek wisata yang dijual serta

lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu upaya mempertahankan

kelestraian dan keasrian sumberdaya alam dan lingkungan yang dijual sangat

menentukan keberlanjutan usaha Agrowisata. Kondisi lingkungan masyarakat

sekitar sangat menentukan minat wisatawan untuk berkunjung. Sebaik apapun

objek wisata yang ditawarkan namun apabila berada di tengah masyarakat tidak

menerima kehadirannya akan menyulitkan dalam pemasaran objek wisata. Antara

usaha Agrowisata dengan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan terdapat

hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Usaha Agrowisata

berkelanjutan membutuhkan terbinanya sumberdaya alam dan lingkungan yang

lestari, sebaliknya dari usaha bisnis yang dihasilkannya dapat diciptakan

sumberdaya alam dan lingkungan yang lestari.

Page 38: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

22

Usaha Agrowisata bersifat jangka panjang dan hampir tidak mungkin

sebagai usaha jangka pendek, untuk itu segala usaha perlu dilakukan dalam

perspektif jangka panjang. Sekali konsumen/wisatawan mendapatkan kesan

buruknya kondisi sumberdaya wisata dan lingkungan, dapat berdampak jangka

panjang untuk mengembalikannya. Dapat dikemukakan bahwa Agrowisata

merupakan usaha agribisnis yang membutuhkan keharmonisan semua aspek.

4. Dukungan Sarana dan Prasarana

Kehadiran konsumen/wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-

kemudahan yang diciptakan. Kemudahan ini dimulai dari pelayanan yang baik,

kemudahan akomodasi dan transportasi sampai kepada kesadaran masyarakat

sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang bersifat formal, kaku dan

menciptakan suasana santai serta kesan bersih dan aman merupakan aspek penting

yang perlu diciptakan.

5. Kelembagaan

Pengembangan Agrowisata memerlukan dukungan semua pihak

pemerintah, swasta terutama pengusaha Agrowisata, lembaga yang terkait seperti

perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya, perguruan tinggi serta masyarakat.

Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya

Agrowisata dalam bentuk kemudahan perijinan dan lainnya. Intervensi

pemerintah terbatas kepada pengaturan agar tidak terjadi iklim usaha yang saling

mematikan. Untuk itu kerjasama baik antara pengusaha objek Agrowisata,

maupun antara objek Agrowisata dengan lembaga pendukung (perjalanan wisata,

perhotelan dan lainnya) sangat penting. Terobosan kegiatan bersama dalam

rangka lebih mengembangkan usaha agro diperlukan.

Page 39: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

23

Sedangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan suatu

agrowisata dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan sebagai objek wisata,

Syamsu dkk, (2001) mengindentifikasikan faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

1. Kelangkaan merupakan wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan

agrowisata, wisatawan mengharapkan suguhan hamparan perkebunan atau

taman yang mengandung unsur kelangkaan karena tanaman tersebut sangat

jarang ditemukan pada saat ini.

2. Kealamiahan juga akan sangat menentukan keberlanjutan dari agrowisata

yang dikembangkan. Jika objek wisata tersebut telah tercemar atau penuh

dengan kepalsuan, pastilah wisatawan akan merasa sangat tertipu dan tidak

mungkin berkunjung kembali.

3. Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan

objek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi, dan

teknologi lokal dimana objek wisata tersebut dikembangkan.

4. Pelibatan Tenaga Kerja membuat pengembangan Agrowisata diharapkan

dapat melibatkan tenaga kerja setempat, setidak-tidaknya meminimalkan

tergusurnya masyarakat lokal akibat pengembangan objek wisata tersebut.

5. Optimalisasi Penggunaan Lahan diharapkan dapat dimanfaatkan secara

optimal, jika objek agrowisata ini dapat berfungsi dengan baik. Tidak

ditemukan lagi lahan tidur, namun pengembangan agrowisata ini

berdampak positif terhadap pengelolaan lahan, jangan juga dieksploitasi

dengan semena-mena.

6. Keadilan dan Pertimbangan Pemerataan diharapkan dapat menggerakkan

perekonomian masyarakat secara keseluruhan, baik masyarakat petani/desa,

Page 40: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

24

penanam modal/investor, regulator. Dengan melakukan koordinasi didalam

pengembangan secara detail dari input-input yang ada.

7. Penataan Kawasan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang

mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga

membentuk objek wisata yang menarik.

Sedangkan menurut Spillane (1994) untuk dapat mengembangkan suatu

kawasan menjadi kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur

yang harus dipenuhi seperti di bawah ini:

1. Attractions dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang

dimaksud adalah, hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam,

keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang

berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut.

2. Facilities atau fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana

umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.

3. Infrastructure atau infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk Sistem

pengairan, Jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal

pengangkutan, sumber listrik dan energi, system pembuangan

kotoran/pembungan air, jalan raya dan system keamanan.

4. Transportation atau transportasi umum, Bis-Terminal, system keamanan

penumpang, system Informasi perjalanan, tenaga Kerja, kepastian tariff,

peta kota/objek wisata.

5. Hospitality atau keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan

keberhasilan sebuah system pariwisata yang baik.

Page 41: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

25

2.4 Konsep Persepsi

2.4.1 Pengertian Persepsi

Menurut Pareek (1996:13) persepsi adalah sumber pengetahuan kita

tentang dunia. Kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengelilinginya.

Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak

secara efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Persepsi

dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan,

mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau

data. Menurut Moorhead dan Griffin (2013:74) persepsi adalah serangkaian

proses yang disadari oleh individu dan menafsirkan informasi mengenai

lingkungan. Menurut Robbins (2003:160) persepsi dapat didefinisikan sebagai

suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka.

Menurut Winardi (2007:203) Persepsi merupakan proses kognitif, dimana

seorang individu memberikan arti kepada lingkungan. Persepsi meliputi aktivitas

menerima stimuli, mengorganisasi stimuli tersebut, dan menerjemahkan atau

menafsirkan stimuli yang terorganisasi tersebut demikian rupa, hingga ia dapat

mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Sedangkan menurut Tampubolon

(2012:65) persepsi dapat didefinisikan sebagai gambaran seseorang tentang suatu

obyek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi. Dari beberapa

definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian panca indera individu terhadap

Page 42: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

26

suatu objek untuk memberikan pandangan dan makna terhadap objek tersebut

sehingga membentuk sikap.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Tampubolon (2012:65), persepsi sangat tergantung pada faktor-

faktor. Faktor tersebut antara lain individu yang membuat persepsi, situasi yang

terjadi pada saat persepsi itu dirumuskan, serta gangguan-gangguan yang

mempengaruhi dalam proses pembentukan persepsi (target). Berikut ini

merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi :

1. Faktor Individu

Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh

beberapa hal. Hal yang melatarbelakangi yaitu kemampuan individu untuk

mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu untuk membuat persepsi tentang

sesuatu tersebut, kepentingan individu terhadap sesuatu yang dipersepsikan.

Selain itu pengalaman individu dalam menyusun persepsi, dan harapan individu

dalam menentukan persepsi tersebut.

2. Faktor Situasi

Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan oleh beberapa hal. Hal

yang menentukan antara lain momen yang tepat, bangunan atau struktur dari

objek yang dipersepsikan. Kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam

merumuskan persepsi juga merupakan faktor tambahan yang mempengaruhi.

3. Faktor Target

Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam

menentukan persepsi. Biasanya berupa objek yang akan dipersepsikan merupakan

perihal yang benar-benar baru (novelty), adanya gambaran hidup yang

Page 43: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

27

mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara-suara yang timbul

pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size) yang

melatarbelakangi bentuk persepsi tersebut (background), kedekatan persepsi

dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama (proximity),

dan kesamaan (similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.

2.5 Kinerja Karyawan

Konsep kinerja pada dasarnya merupakan perubahan atau pergeseran

paradigma dari konsep produktivitas. Pada awalnya, orang sering kali

menggunakan istilah produktivitas untuk menyatakan kemampuan seseorang atau

organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Menurut Andersen

(1995), paradigma produktivitas yang baru adalah paradigma kinerja secara actual

yang menuntut pengukuran secara actual keseluruhan kinerja organisasi, tidak

hanya efisiensi atau dimensi fisik, tetapi juga dimensi non fisik (intangible).

Menurut Whitmore dalam Hamzah (2012:59) mengemukakan secara

sederhana bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari

seseorang. Pengertian menurut Whitmore merupakan pengertian yang menuntut

kebutuhan paling minim untuk berhasil. Oleh karena itu, Whitmore

mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representif, maka

tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang.

Menurut Helfet (1996) dalam Veithzal Rivai (2009 : 604) Kinerja adalah

suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode tertentu,

merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi pleh kegiatan operasional

perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Kinerja

Page 44: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

28

merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh

tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi

pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan,

dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan

semacamnya.

Terkait dengan konsep kinerja, Rummler dan Brache (1995)

mengemukakan ada 3 (tiga) level kinerja, yaitu :

1. Kinerja organisasi; merupakan pencapaian hasil (out-come) pada level atau

unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait dengan

tujuan organisasi, rancangan organisasi, dan manajemen organisasi.

2. Kinerja proses; merupakan kinerja pada proses tahapan dalam

menghasilkan produk atau pelayanan. Kinerja pada level proses ini

dipengaruhi oleh tujuan proses, rancangan proses, dan manajemen proses.

3. Kinerja individu/pekerjaan; merupakan pencapaian atau efektivitas pada

tingkat pegawai atau pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh

tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan, dan manajemen pekerjaan serta

karakteristik individu.

Dalam berbagai literatur, pengertian tentang kinerja sangat beragam. Akan

tetapi, dari berbagai perbedaan pengertian, dapat dikategorikan dalam dua garis

besar pengertian di bawah ini:

1. Kinerja merujuk pengertian sebagai hasil. Dalam konteks hasil, Bernardin

(2001,143) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang

diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-

aktivitas selama periode waktu tertentu. Dari definisi tersebut, Bernardin

Page 45: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

29

menekankan pengertian kinerja sebagai hasil, bukan karakter sifat (traif)

dan perilaku. Pengertian kinerja sebagai hasil juga terkait dengan

produktivitas dan efektivitas (Ricard, 2002). Produktivitas merupakan

hubungan antara jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dengan jumlah

tenaga kerja, modal, dan sumber daya yang digunakan dalam produksi itu

(Miner,1988).

2. Kinerja merujuk pengertian sebagai perilaku. Terkait dengan kinerja

sebagai perilaku, Murphy,1990 (dalam Ricard, 2002) menyatakan bahwa

kinerja merupakan seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan

organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja. Pengertian kinerja

sebagai perilaku juga dikemukakan oleh Mohrman (1989), Campbell

(1993), cardy dan Dobbins (1994), Waldman (1994) (dalam Ricard,2002).

Kinerja merupakan sinonim dengan perilaku. Kinerja adalah sesuatu yang

secara actual orang kerjakan dan dapat diobservasi. Dalam pengertian ini,

kinerja mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan

tujuan organisasi. Kinerja bukan konsekuensi atau hasil tindakan, tetapi

tindakan itu sendiri (Campbell, 1993 dalam Ricard 2003).

2.5.1 Indikator-Indikator Kinerja

Wilson Bangun (2012:233) standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi

suatu pekerjaan, dapat dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. Untuk

memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur

dan dipahami secara jelas. Suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kualitas,

ketepatan waktu mengerjakannya, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang

dituntut suatu pekerjaan tertentu .

Page 46: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

30

1. Jumlah Pekerjaan. Dimensi ini menunjukan jumlah pekerjaan yang

dihasilkan individu atau sekelompok sebagai persyaratan yang menjadi

standar pekerjaan. Setiap pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda

sehingga menuntut karyawan harus memenuhi persyaratan tersebut baik

pengetahuan, ketrampilan, maupun kemampuan yang sesuai. Berdasarkan

persyaratan pekerjaan tersebut dapat diketahui jumlah karyawan yang

dibutuhkan untuk dapat mengerjakannya, atau setiap karyawan dapat

mengerjakan berapa unit pekerjaan.

2. Kualitas Pekerjaan. Setiap karyawan ddalam perusahaan harus memenuhi

persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas

yang dituntut suatu perkerjaan tertentu. Setiap pekerjaan mempunyai

standar kualitas tertentu yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat

mengerjakannya sesuai ketentuan. Karyawan memiliki kinerja baik bila

dapat menghasilkan pekerjaan sesuai persyaratan kualitas yang dituntut

pekerjaan tersebut.

3. Kehadiran. Suatu jenis pekerjaan tertentu menurut kehadiran karyawan

dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan.ada tipe pekerjaan

yang menurut kehadiran karyawan selama delapan jam sehari untuk lima

hari kerja seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat kehadiran

karyawan dalam mengerjakannya.

4. Kemampuan Kerja Sama. Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh

satu orang karyawan saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus

diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan

Page 47: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

31

kerjasama antarkaryawan sangat dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat

dinilai dari kemampuannya bekerjasama dengan rekan sekerja lainnya.

5. Waktu Produksi (production time) merupakan penilaian terhadap

karyawan berdasarkan penyelesaian pekerjaan sesuai rencana, memenuhi

target, berdasarkan tanggal yang ditentukan dan waktu yang ditetapkan.

diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan

dari awal waktu sampai menjadi output.

6. Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge) merupakan proses penempatan

seorang pegawai yang sesuai dengan background pendidikam atau keahlian

dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam

memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan.

Menurut Narmodo dan Wajdi (2004) penilaian kinerja, yaitu:

a. Kualitas pekerjaan meliputi: akuisi, ketelitian, penampilan dan penerimaan

keluaran

b. Kuantitas Pekerjaan meliputi: Volume keluaran dan kontribusi

c. Supervisi meliputi: membutuhkan saran, arahan/ perbaikan

d. Kehadiran meliputi: regularitas, dapat dipercaya/diandalkan dan ketepatan

waktu

e. Konservasi meliputi: pencegahan,pemborosan,kerusakan dan pemeliharaan.

Rivai (2008:309) mendefinisikan kinerja sebagai suatu fungsi dari motivasi

dan kemampuan. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai kinerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan dan indikatornya meliputi :

Page 48: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

32

1. Kemampuan dalam menyusun rencana kerja

2. Kemampuan merealisasikan rencana kerja

4. Kemampuan melaksanakan perintah/intruksi atasan

5. Kemampuan memberikan pelayanan kepada masyarakat

6. Kemampuan dalam mencapai target kerja atau hasil kerja yang diinginkan.

Bernardin dalam Robbins (2003: 260) mengemukakan bahwa kinerja

dapat dikatakan baik bila karyawan memenuhi hal sebagai berikut :

a. Kualitas Kerja yaitu penilaian terhadap karyawan berdasarkan standar

hasil kerja, ketepatan, ketelitian dan kebersihan. Diukur dari persepsi

karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan

tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan karyawan.

b. Kuantitas yaitu penilaian terhadap karyawan berdasarkan jumlah dari hasil

kerja di saat normal atau tidak normal. Dapat diukur dari persepsi

karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

c. Efektivitas kerja yaitu penilaian terhadap karyawan berdasarkan pekerjaan

yang direncanakan dengan baik, menggunakan pendekatan yang sesuai

dalam membawa pekerjaan itu keluar dan alat-alat kerja, peralatan dan

tempat kerja yang sudah diatur sebaik mungkin. Selanjutnya diukur dari

persepsi karyawan dalam menilai pemanfaatan waktu dalam menjalankan

tugas, efektivitas penyelesaian tugas yang dibebankan organisasi.

d. Kemandirian, tingkat dimana karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya

tanpa meminta bantuan atau bimbingan dari orang lain, diukur dari

persepsi karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing-masing

sesuai dengan tanggung jawabnya. Dengan kemandirian yang dimiliki,

Page 49: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

33

seorang karyawan dapat meningkatkan kinerja dengan menghemat waktu

karena telah mengetahui apa dan bagaimana yang harus dilakukannya

pada pekerjaan yang dihadapinya.

e. Komitmen Kerja, merupakan tekad bulat untuk melakukan sesuatu dengan

niat yang sungguh-sungguh melakukan pekerjaan tersebut. Apabila

seorang karyawan telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap

perusahaan atau organisasi, tentu karyawan tersebut mau melakukan yang

terbaik bagi perusahaan atau organisasi temapat ia bekerja. Dapat diukur

dari tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi

dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu

motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan,

minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis,

kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik. Ada beberapa elemen pokok, yaitu:

Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi; Merumuskan indikator dan

ukuran kinerja; Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran

organisasi; Evaluasi kinerja/feed back, penilaian kemajuan organisasi,

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas (Dewi,

2013:6).

Menurut Mahsun (2006) dalam Dewi (2012), konteks pemerintahan

sebagai sektor publik ada beberapa aspek yang dapat dinilai kinerjanya:

1. Kelompok Masukan (Input)

2. Kelompok Proses (Process)

Page 50: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

34

3. Kelompok Keluaran (Output)

4. Kelompok Hasil (Outcome)

5. Kelompok Manfaat (Benefit)

6. Kelompok Dampak (Impact).

Fokus pengukuran kinerja sektor publik justru terletak pada outcome dan

bukan input dan proses outcome yang dimaksudkan adalah outcome yang

dihasilkan oleh individu ataupun organisasi secara keseluruhan, outcome

harus mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat menjadi tolok ukur

keberhasilan organisasi sektor publik. Menurut Mangkunegara (2006) terdapat

aspek standar pekerjaan yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

Aspek kuantitatif, yaitu: Proses kerja dan kondisi pekerjaan; Waktu yang

dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan;Jumlah kesalahan dalam

melaksanakan pekerjaan; Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam

bekerja. Aspek kualitatif, yaitu: Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan;

Tingkat kemampuan dalam bekerja; Kemampuan menganalisis data/informasi,

kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan; Kemampuan

mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen/ masyarakat).

Menurut Dewi (2012) faktor yang mempengaruhi kinerja, seperti

lingkungan kerja, kelengkapan kerja, budaya kerja, motivasi, kemampuan

pegawai, struktur organisasi, kepemimpinan dan sebagainya. Kinerja merupakan

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam rangka upaya mencapai tujuan berkaitan kuat terhadap tujuan-tujuan

strategik organisasi. Ada 4 (empat) unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja

Page 51: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

35

adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

prestasi karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan periode waktu tertentu.

2.5.3 Pengukuran Kinerja

Menurut Wibowo, (2012: 230) Pengukuran kinerja yang tepat dapat

dilakukan dengan cara:

1. Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi

2. Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan

3. Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja

4. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu

prioritas perhatian

5. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas

6. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya

7. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan

2.6 Gaya Kepemimpinan

Menurut Ermaya (1997:11) kepemimpinan adalah kemampuan seorang

pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran, perasaan

atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Siagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya)

sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin

meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya. Menurut Ermaya (1997) gaya

kepemimpinan merupakan bagaimana cara mengendalikan bawahan untuk

melaksanakan sesuatu. Gaya kepemimpinan menurut Stoner (1996) adalah

Page 52: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

36

berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses

mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Fiedler (dalam Stoner 1996)

mengidentifikasikan 3 (tiga) macam situasi kepemimpinan yang efektif, yaitu:

1. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan (leader–member relations)

adalah bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan

dengan bawahan. Sikap bawahan terhadap kepribadian, watak dan

kecakapan atasan.

2. Struktur tugas (task structure) adalah dalam situasi kerja apakah tugas-

tugas telah disusun ke dalam suatu pola-pola yang jelas atau sebaliknya.

3. Kewibawaan kedudukan kepemimpinan (leader’s position power),

kewibawaan formal pemimpin di mata bawahan.

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif

tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain.

Untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan (Irfan Fahmi

2012 : 58). Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih mendalam, ada

beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :

a. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.

b. Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah

kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian

tujuan

c. G. R. Terry memberikan definisi : Leadership is the activity of influencing

people to strive willingly for mutual objectives.

Page 53: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

37

d. Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu

mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan;

pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

Menurut Gordon (1990; Greenberg dan Baron, (1995); Kreitner dan

Kinicki, (1992); Yukl (1989); Hoy dan Miskel (1987) dalam Soetopo (2010 : 231)

gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin adalah gaya kepemimpinan

yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

hubungan antarmanusia. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yaitu

kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada perilaku pemimpin yang

mengarah pada penyusunan rencana kerja, penerapan pola organisasi, adanya

saluran komunikasi, metode kerja, dan prosedur pencapaian tujuan yang jelas.

Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antarmanusia, yaitu

kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada perilaku pemimpin yang

mengarah pada hubungan kesejawatan, saling mempercayai, saling menghargai,

dan penuh kehangatan hubungan antara pemimpin dan stafnya.

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi

keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Perilaku seorang pemimpin

memiliki dampak yang besar, terkait dengan sikap bawahan, perilaku bawahan

yang akhirnya pada kinerja. Menurut Heidjrachman,et.al. (2002:219) dalam

hubungannya dengan kinerja dijelaskan bahwa corak atau gaya

kepemimpinan seorang manajer berpengaruh dalam pencapaian tujuan suatu

organisasi.

Page 54: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

38

2.6.1 Jenis Kepemimpinan

Menurut Soetopo (2010 : 211) ditinjau dari sumbernya, kepemimpinan

dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Kepemimpinan resmi atau status leader, titular leader, atau formal leader

(menjadi pemimpin karena secara resmi atau formal diangkat sebagai

pemimpin).

2. Kepemimpinan tak resmi atau emerging leader, real leader, actual leader,

functional leader, atau “recognized leader” (menjadi pemimpin karena

bakat dan kemampuan kepemimpinannya).

Ditinjau dari ciri karteristik pemimpin, kepemimpinan dibagi menjadi 2

yaitu :

1. Kepemimpinan simbolik (karena ciri karakteristik individu pemimpin:

ramah, jujur, bersemangat, kreatif, tabah, bijaksana, cerdas, humoris,

lemah-lembut, dan seterusnya. Juga bentuk tubuh menjadi pertimbangan

(walaupun hasil penelitian menunjukan adanya pengecualian: tidak selalu

yang tubuhnya tegap gagah).

2. Kepemimpinan formal (karena posisi, gelar, jabatan, puncak hierarkhi,

kuasa); dan pemanfaatannya bagi kelompok; tiada pemimpin tanpa

kelompok.

2.6.2 Tipe Kepemimpinan

Menurut Soetopo (2010:211) tipe kepemimpinan dibagi menjadi 4 macam

yaitu :

Page 55: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

39

1. Tipe Autoritarian (otoriter)

Dalam tipe kepemimpinan semacam ini, pemimpin lebih bersifat ingin

berkuasa, suasana di sekolah selalu tegang. Pemimpin sama sekali tidak memberi

kebebasan kepada anggota kelompok untuk turut mengambil bagian dalam

memutuskan suatu persoalan. Di sini, pemimpin dalam hal ini kepala sekolah

mendikte kepala anggota yang ada dibawah kepemimpinannya tentang apa yang

harus dikerjakan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi sehingga tidak

diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mereka. Kepala sekolah bebas

membuat peraturan sendiri dan peraturan tersebut harus ditaati dan diikuti oleh

anggota, akhirnya tindakan yang beginilah yang tidak bisa menciptakan

kegembiraan kerja dari suatu kelompok, sebab bawahan merasa dipermainkan dan

tidak adanya harga diri.

2. Tipe Laizzes-Faire (semuanya bergantung bawahan/masa bodo)

Sifat kepemimpinan pada tipe Laizzes-Faire seolah-olah tidak tampak,

sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para

anggotanya dalam melaksanakan tugasnya, atau secara tidak langsung segala

peraturan, kebijaksanaan (policy) suatu institusi berada ditangan anggota. Anggota

kelompok bekerja menurut kehendaknya masing-masing tanpa adanya pedoman

kerja yang baik. Di sini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa

memberikan kebebasan seluas-luasnya terhadap bawahan, maka semua usahanya

akan cepat berhasil.

3. Tipe Demokratis

Selama ini, kepemimpinan yang selalu kita harapkan adalah bentuk

kepemimpinan yang demokratis. Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin

Page 56: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

40

selalu mengikutsertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil suatu

keputusan, pemimpin yang bersifat demikian akan menghargai pendapat dan

kreasi anggotanya yang ada dibawahnya dalam rangka membina perusahaannya.

Pemimpin memberikan sebagian kepemimpinannya/kekuasaannya kepada

bawahannya, sehingga para bawahan turut bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan program pada perusahaan.

4. Tipe Pseudo Demokratis

Tipe kepemimpinan yang kita maksudkan adalah demokrasi yang semu.

Hal ini berarti seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya

menampakan sikapnya saja yang demokratis dibalik kata-katanya yang penuh

tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan yang absolut.

Pemimpin yang pseudo demokratis penuh dengan manipulasi sehingga

pendapatnya sendiri yang harus disetujui.

Sedangkan menurut Siagian (2001:57) tipe kepemimpinan dibagi menjadi 5

diantaranya sebagai berikut :

1. Tipe Otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki beberapa

kriteria atau ciri :

a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi

b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata

d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

e. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya

Page 57: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

41

f. Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan

yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang

pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi

militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang

memiliki beberapa sifat-sifat;

a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering

dipergunakan

b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan

jabatannya

c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan

e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya

f. Menggemari upacaraupacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis

ialah seorang yang memiliki ciri-ciri :

a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa

b. Bersikap terlalu melindungi (overly protective)

c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

keputusan,

d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

inisiatif

Page 58: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

42

e. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengembangkan daya kreasi dan fantasinya

f. Sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik

Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab

mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa

pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan

karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat

besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan

mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya

pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang

karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian

diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,

kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.

5. Tipe Demokratis

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe

pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.

2.6.3 Sifat-Sifat Kepemimpinan

Menurut Pandjojo, Heidjrachman dan Husnan (2002) secara umum sifat –

sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :

a. Keinginan untuk menerima tanggung jawab. Apabila seorang pemimpin

menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan, berarti ia bersedia untuk

bertanggung jawab kepada pimpinannya terhadap apa yang dilakukan

Page 59: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

43

bawahannya, mengatasi tekanan kelompok informal, bahkan kalau perlu

dari organisasi buruh.

b. Kemampuan untuk bisa perceptive (menemukan kenyataan dari suatu

lingkungan). Ia memerlukan kemampuan utuk memahami bawahannya,

sehingga ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka serta

berbagi ambisi yang ada. Disamping itu ia juga harus mempunyai persepsi

introspektif sendiri yang layak baginya.

c. Kemampuan untuk menentukan prioritas. Pimpinan yang pandai adalah

seseorang kemampuan untuk memilih atau menentukan mana yang penting

atau tidak. Kemampuan ini penting karena pada kenyataannya sering

masalah-masalah yang harus dipecahkan datang bersamaan dan berkaitan

satu dengan yang lainya.

d. Kemampuan untuk bersikap Obyektif. Obyektif adalah kemampuan untuk

melihat suatu masalah secara rasional dan personal.

e. Kemampuan untuk berkomunikasi. Kemampuan untuk memberikan dan

menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin.

Seorang pemimpin adalah seseorang yang berkerja dengan bantuan orang

lain, karena itu pembeerian perintah dan penyampaian informasi kepada

orang lain mutlak perlu dikuasai.

Dalam Handoko (1995: 297) Edwin Ghiselli mengemukakan teori mereka

tentang kesifatan atau sifat kepemimpinan. Edwin Ghiselli mengemukakan 6

(enam) sifat kepemimpinan yaitu :

a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)

atau pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen. Bawahan tahu secara jelas

Page 60: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

44

apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus yang

diberikan oleh pemimpin. Pimpinan mengawasi seluruh tindakan kerja

dari bawahannya sesuai dengan aturan yang ada pada tempat kerja.

b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, pemimpin mengajukan

tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi bawahan dan

merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut serta

melaksanakannya dengan baik. Kebutuhan ini mencakup pencarian

tanggung jawab dan keinginan untuk sukses.

c. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat. Salah satu nilai

kepemimpinan yang mutlak diperlukan dalam memimpin organisasi atau

perusahaan adalah ketegasan. Ketegasan seorang pemimpin adalah

kemampuan untuk mempertimbangkan segala aspek dari keputusan yang

akan diambil, serta menetapkan keputuasan pada waktu dan kondisi yang

tepat. Ketegasan seorang pemimpin ini merupakan nilai universal yang

diperlukan seorang pemimpin. Penundaan pengambilan keputusan akan

menimbulkan biaya yang mungkin tak terbayar dan bisa berakibat fatal.

d. Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sehingga mampu untuk

menghadapi masalah. Pemimpin harus mempunyai kepercayaan pada

dirinya sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh oleh orang lain pada

saat membuat keputusan. Kepercayaan diri harus dimiliki oleh setiap

pemimpin agar dapat terus mempelajari mengenai perusahaannya dan

mampu memimpin secara efektif. Pemimpin yang memiliki kepercayaan

diri dapat mengetahui bagaimana menyatukan semua bagian atau

Page 61: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

45

departemen dalam sebuah perusahaan.

e. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,

mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru

atau inovasi. Pemimpin yang memiliki banyak inisiatif begitu berperan

dalam meningkatkan kinerja karyawan, karena pengikut atau bawahan

dapat bekerja dengan cepat. Bila ada masalah atau hal yang menghambat

pekerjaan, masalah tersebut tidak akan lama mengganggu jalannya

pekerjaan karena pimpinan cepat mengambil inisiatif untuk mengatasi

masalah yang ada.

2.6.4 Indikator-Indikator Gaya Kepemimpinan

Menurut Kartono (2008:34) indikator gaya kepemimpinan adalah sebagai

berikut:

1. Kemampuan Mengambil Keputusan. Pengambilan keputusan adalah

suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi

dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan

yang paling tepat.

2. Kemampuan Memotivasi. Kemampuan Memotivasi adalah Daya

pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela

untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau

keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai

kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya,

dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah

ditentukan sebelumnya.

Page 62: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

46

3. Kemampuan Komunikasi. Kemampuan Komunikasi Adalah kecakapan

atau kesanggupan penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang

lain dengan tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan

dengan baik, secara langsung lisan atau tidak langsung.

4. Kemampuan Mengendalikan Bawahan. Seorang Pemimpin harus

memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya

dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara

efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.

Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus

dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai

meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Tanggung Jawab. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab

kepada bawahannya. Tanggung jawab bisa diartikan sebagai kewajiban

yang wajibmenanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya

atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

6. Kecerdasan. Dalam organisasi sebagai seorang pemimpin harus

mempunyai banyak akal untuk mengatasi setiap masalah yang akan

dihadapi atau sedang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin juga dituntut

untuk mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas guna

mendukung pemimpin dalam pengambilan keputusan dan pemecahan

suatu masalah. Hal ini mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya

pikir.

Page 63: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

47

7. Kemampuan Mengendalikan Emosional. Kemampuan Mengendalikan

Emosional adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan hidup kita.

Semakin baik kemampuan kita mengendalikan emosi semakin mudah kita

akan meraih kebahagiaan

2.6.5 Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan

Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya.

Menurut Bass (1990), peran kepemimpinan atasan dalam memberikan kontribusi

pada karyawan untuk pencapaian kinerja yang optimal dilakukan melalui

lima cara yaitu:

1. Pemimpin mengklarifikasi apa yang diharapkan dari karyawan, secara

khusus tujuan dan sasaran dari kinerja mereka

2. Pemimpin menjelaskan bagaimana memenuhi harapan tersebut

3. Pemimpin mengemukakan kriteria dalam melakukan evaluasi dari

kinerja secara efektif

4. Pemimpin memberikan umpan balik ketika karyawan telah mencapai

sasaran, dan

5. Pemimpin mengalokasikan imbalan berdasarkan hasil yang telah mereka

capai.

Teori Path Goal (Evans, 1970; House, 1971; House&Mitchell, 1974

dalam Yukl, 1989) mengatakan bahwa pemimpin mendorong kinerja yang

lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi

bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa dicapai dengan usaha

yang serius. Kepemimpinan yang berlaku secara universal menghasilkan tingkat

kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi. Teori ini menyatakan bahwa

Page 64: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

48

situasi yang berbeda mensyaratkan gaya kepemimpinan yang berbeda.

Bawahan dengan locus of control internal kepuasan kerjanya akan lebih

tinggi dengan gaya kepemimpinan yang partisipatif sedangkan bawahan

dengan locus of control eksternal kepuasan kerjanya akan lebih tinggi dengan

gaya direktif.

2.6.6 Persepsi Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan

Menurut Halim dan Dongoran (2011) persepsi karyawan terhadap gaya

kepemimpinan diartikan sebagai proses dimana seorang individu yaitu karyawan

menerima rangsangan melalui panca indera dan menafsirkan rangsangan tersebut

sehingga memberi makna tertentu berkaitan dengan pola tindakan pimpinan

secara keseluruhan sebagaimana diacu yang bersangkutan sebagai bawahan.

Menurut Soeyitno (2013) persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan yaitu

merupakan suatu proses pemaknaan (yang terdiri dari memperhatikan dan

menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan) mengenai gaya kepemimpinan

yang diterapkan oleh atasan, dimana atasan harus meminta ide dan saran dari

bawahan dan mengundang partisipasi karyawan dalam keputusan yang secara

langsung mempengaruhi karyawan.

2.6.7 Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja

Menurut (Soeyitno, 2013) persepsi adalah proses menerima, menyeleksi,

mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada

rangsangan panca indra atau data. Karyawan perlu mempersepsikan dengan tepat

mengenai gaya kepemimpinan yang digunakan agar tujuan organisasi dapat

tercapai. Pencapaian tujuan suatu organisasi ditentukan oleh bagaimana seorang

pemimpin menjalankan/mengarahkan karyawannya dalam melaksanakan

Page 65: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

49

pekerjaannya. Kepuasan kerja karyawan sangat penting bagi produktivitas dan

kelangsungan kinerja suatu perusahaan sehingga penting bagi suatu perusahaan

untuk turut memperhatikan usaha-usaha dalam meningkatkan gairah kerja

karyawan agar kinerja karyawan dapat meningkat.

Hasil penelitian Huang, dkk (2009) menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara kepemimpinan dengan kinerja. Hal ini menunjukan bahwa perilaku

kepemimpinan dari atasan dapat mempengaruhi kinerja tugas bawahan manajerial

melalui mekanisme psikologis selain proses motivasi dan exchange-based model.

Salah satu mekanisme tersebut bisa menjadi proses pembelajaran yang disebabkan

oleh gaya kepemimpinan. Ketika seorang pemimpin memberikan anggota tim

kesempatan menyuarakan pendapat dan mengekspresikan saran, karyawan

cenderung belajar hal penting yang berhubungan dengan pekerjaan keterampilan

dan pengalaman dari satu sama lain, memfasilitasi karyawan untuk melakukan

tugas-tugasnya. Uraian diatas menunjukan bahwa gaya kepemimpinan sangat

mempengaruhi kinerja karyawan. Dari kinerja karyawan yang ada dapat dilakukan

suatu usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia.

2.7 Lingkungan Kerja

Menurut Susanto (1997:10) lingkungan organisasi merupakan salah satu

elemen yang berpengaruh cukup kuat dalam pembentukan budaya

perusahaan/organisasi. Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungnan

eksternal dan internal. Lingkungan eksternal terdiri atas faktor-faktor yang

mempengaruhi organisasi dari luar, sedangkan lingkungan internal meliputi

faktor-faktor yang ada didalam organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen

Page 66: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

50

organisasi. Lingkungan eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya

dibedakan atas lingkungan umum yang meliputi faktor-faktor ekonomi, sosial

budaya, politik hukum, teknologi dan alam, dan lingkungan khusus meliputi

pemasok, pelanggan, pesaing pembuat peraturan dan serikat pekerja. Sementara

itu, lingkungan internal meliputi faktor-faktor seperti visi misi, budaya

perusahaan, gaya menajemen, kebijakan organisasi, karyawan, hubungan antara

divisi, dan organisasi informal.

Perspektif dari lingkungan eksternal dan internal, dalam hubungannya

dengan organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Lingkungan eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber daya dan

konsumen dari output. Seberapa besar lingkungan ini dapat mendukung

organisasi dan akan membawa dampak terhadap operasi dan kinerja

organisasi. Hubungan yang baik dengan pemasok akan lebih menjamin

kelancaran masuknya sumber daya yang dibutuhkan, dan pelanggan akan

merasa puas akan mendukung permintaan terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan.

2. Lingkungan internal berpengaruh langsung terhadap tingkat kemampuan

dalam proses yang meliputi ketiga subsistem dalam sistem organisasi, yaitu

masukan (input), transformasi (proses) dan keluaran (output).

2.7.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2007:21) yang

dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan

dengan kemampuan pegawai diantaranya adalah:

Page 67: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

51

1. Penerangan / cahaya ditempat kerja

Cahaya/penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat

keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu diperhatikan adanya

penerangan (cahaya yang terang) tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang

kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami

kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada

dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: cahaya langsung,

cahaya setengah langsung, cahaya tidak langsung, cahaya setengah tidak

langsung.

2. Temperature ditempat kerja

Dalam keadaan normal tiap anggota tubuh manusia mempunyai

temperature berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk

mempertahankan kedaan normal, dengan suatu sitem tubuh yang sempurna

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi diluar

tubuh. Tetapi kemampuan untuk menmenyesuaikan diri tersebut ada

batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya

dengan temperature luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih

dari 20% untuk kondisi panas 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan

tubuh. Menurut hasil daripenelitian, untuk berbagai tingkat temperature

akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak

berlaku bagi setiap pegawai karna kemampuan beradaptasi pegawai

berbeda, tergantung di daerah bagaimana pegawai dapat hidup.

Page 68: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

52

3. Kelembaban di tempat kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara bisa di

tanyakan dalam peresantase ,kelembaban ini berhubungan atau di

pengaruhi oleh temperatur kelembaban,kecepatan udara bergerak dan

radiasi panas dari udara tersebut akan memperngaruhi keadaan tubuh

manusia pada saat menerima atau melrpaskan panas dari tubuhnya. Suatu

keadaan dengan temperature udara sangat panas dan kelembaban tinggi,

akan meneimbulkan pengurangan panas dari tubuh secarabesar-besaran

karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut

jantung karena makin akiifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan

oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan

antar panas tubuh dengan suhu sekitarnya.

4. Sirkulasi udara di tempat kerja

Oksigen merupakan gas yang di butukan oleh makhluk hidup untuk

menjaga kelasungan hidup, yaitu untuk proses motebolisme, udara di

sekitar di katakana kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah

berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya

bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya

tanaman di sekitar tempat kerja.

5. Kebisingan di tempat kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukan para pakar untuk mengatasi

kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga karena dalam

jangka panjang bunyi tersebut dapat mengangu ketenangan bekerja,

merusak pendangaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,bahkan

Page 69: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

53

menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.

Karena pekerjaan membutukan konsentrasi, maka suara bising hendaknya

dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilalukan dengan efisien

sehinga kinerja meningkat. Getaran mekanis artinya getaran yang

ditimpulkan oleh alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke

tubuh pegawai dan dapat menimbulkan akibat yang tidak di inginkan .

getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena

ketidakteraturnya, baik tidak teratur dalam intensias maupun ferkunesinya.

Ganguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila

ferkurasinya,alam ini bersonisasi dengan ferkurasi dari getaran mekanis.

Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal:

konsentrasi bekerja, datangnya kelelahan,timbulnya beberapa penyakit,

diantaranya karena gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot,

tulang dan lain – lain.

6. Bau tidak sedap

Adanya bau tidak sedap di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau yang

tidak sedap yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan

penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu

cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau – bauan yang

mengganggu di sekitar tempat kerja.

7. Dekorasi di tempat kerja. Dekorasi ada hibungannya dengan tata warna

yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang

Page 70: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

54

kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna,

perlengkapan dan lainnya untuk bekerja.

8. Musik di tempat kerja

Menurut para pakar, music yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,

waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang pegawai untuk

bekerja. Music dinilai sangat penting bagi pakar music. Oleh karena itu

lagu – lagu perlu dipilih dengan selektif untuk di perdengarkan di tempat

kerja.

9. Keamanan di tempat kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi

lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan

adanya keberadaan salah satu upayauntuk menjaga keamanan di tempat

kerja, dapat memanfaatkan tenaga satuan petugas keamanan (satpam).

2.7.2 Macam-Macam Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2007:21) menyatakan bahwa secara garis besar,

jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua antara lain:

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat

disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik langsung maupun

secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dibagi menjadi dua kategori yaitu:

a. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti:

pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.

b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kondisi manusia, seperti:

Page 71: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

55

temperature, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran

mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain – lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan,

maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik

dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian dijadikan sumber

dasar sebagaidasar pemikiran lingkungan fisik yang sesuai.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan dengan rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan

kerja non fisik ini juga merupakan kelompok longkungan kerja yang tidak bisa di

abaikan. Menurut Alex Nitisemito (2005:171-173), instansi hendaknya dapat

mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,

bawahan, maupun yang memiliki status jabatan yang sama di instansi. Kondisi

yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik

dan pengendalian diri.

Suyadi Prawirosentono (2006:19-21) yang mengutip pernyataan prof.

Myon woo lee sang pencetus teori W dalam ilmu manajemen sumber daya

manusia, bahwa pihak manajemen instansi hendaknya membangun suatu iklim

dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai

tujuan bersama. Pihak manajemen instansi juga hendaknya mampu mendukung

kreatifitas pegawai. Kondisi seperti inilah yang hendaknya menciptakan

antusiasme untuk bersatu dalam organisasi instansi untuk mencapai tujuan.

Page 72: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

56

2.7.3 Indikator-Indikator Lingkungan Kerja

Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2009:46)

adalah sebagai berikut:

1. Penerangan

Penerangan adalah cukup sinar yang masuk ke dalam ruang kerja masing-

masing pegawai. Dengan tingkat penerangan yang cukup akan membuat kondisi

kerja yang menyenangkan. Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Assauri (1993)

adalah sebagai berikut:

a. Sinar cahaya yang cukup.

b. Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.

c. Tidak terdapat kontras yang tajam.

d. Cahaya yang terang.

e. Distribusi cahaya yang merata.

f. Warna yang sesuai.

2. Suhu Udara

Suhu udara adalah seberapa besar temperature di dalam suatu ruang kerja

pegawai. Suhu udara ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin akan menjadi

tempat yang menyenangkan untuk bekerja. Udara yang yang tidak mengalami

pertukaran akan meningkatkan gas CO2, tidak segar serta suhu ruangan akan

menjadi panas.Tingkat pertukaran udara yang cukup adalah 0,67 meter kubik

(Badri, 2006: 220). Ventilasi merupakan salah satu alat untuk mengatur

pertukaran udara yang biasanya banyak digunakan karena selain hemat biaya

tetapi juga menghemat energi. Selain ventilasi, Air condition (AC) merupakan alat

yang sekarang banyak digunakan oleh perusahaan maupun lembaga untuk

Page 73: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

57

mengatur suhu ruang dan kebersihan udara, dengan menggunakan AC dapat

menimbulkan kesejukan sehingga menghilangkan kelelahan para karyawan

(Liang Gie, 1996: 115). AC juga berfungsi untuk membersihkan udara karena AC

pada saat ini sudah dibekali dengan kemampuan untuk membersihkan udara dari

kuman, debu, dan kotoran (Badri, 2006:220).

Menurut keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002 diterangkan bahwa agar ruang kerja perkantoran

memenuhi persyaratan kesehatan dalam hal pertukaran udara perlu dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut.

a. Ruang kerja yang tidak menggunakan pendingin udara harus memiliki

ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi

silang, untuk ruang kerja yang menggunakan AC secara periodik harus

dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah

dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela, kemudian membersihkan

saringan/filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan pabrik.

b. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m

c. Bila suhu udara lebih dari 28 derajat celcius perlu menggunakan alat penata

udara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll

d. Bila suhu udara kiurang dari 18 derajat celcius perlu menggunakan

pemanas ruangan

e. Bila kelembaban udara lebih dari 60% perlu menggunakan alat

dehumidifier

f. Bila kelembaban udara kurang dari 40% perlu menggunakan alat

humidifier, misalnya mesin pembentuk aerosol.

Page 74: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

58

g. Menurut perhimpunan para insinyur di Amerika yaitu American Society of

Heating and Ventilating Engineering (Liang Gie, 1996: 219), menyatakan

bahwa syarat yang paling ideal untuk bekerja dengan nyaman bagi

sebagian karyawan ialah udara dengan suhu 25,6 derajat celcius dan

mempunyai kelembaban udara45%. Menurut Quible (Badri, 2006: 220),

kelembaban udara yang ideal antara 40-60% akan memaksimalkan

kenyamanan bagai para karyawan.

3. Suara Bising

Suara bising adalah tingkat kepekaan pegawai yang mempengaruhi

aktifitasnya pekerja. Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja,

untuk itu suara-suara ribut harus diusahakan berkurang. Turunnya konsentrasi

karena ditimbulkan oleh suara bising dapat berdampak pada meningkatnya

stres karyawan.

Menurut Sedarmayanti (1996) ada tiga aspek yang menentukan

kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia,

yaitu:

a. Lama bunyi. Lama waktu bunyi terdengar. Semakin lama telinga kita

mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran

(tuli).

b. Intensitas kebisingan. Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel

(dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas

pendengaran manusia mencapai 70 desibel.

Page 75: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

59

c. Frekuensi. Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang-

gelombang suara yang sampai de telinga kita setiap detik yang

dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ).

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa telinga manusia

memiliki batasan dalam pendengaran. Batas pendengaran manusia mencapai 70

desibel, jika suara yang didengar manusia melebihi batas tersebut maka

konsentasi manusia akan mudah kabur. Gangguan-gangguan seperti ini

hendaknya dihindari agar semangat kerja tetap stabil dan produktivitas kerja

menjadi optimal.

4. Penggunaan Warna Dinding

Penggunaan warna adalah pemilihan warna ruangan yang dipakai untuk

bekerja. Menurut Nitisemito (1996:110), pemilihan warna dapat mempengaruhi

mood dan semangat kerja para karyawan. Pewarnaan ruang hendaknya

menggunakan warna-warna yang dingin dan lembut dipandang, misalnya warna

coklat muda, krem, abu-abu muda, hijau muda, dll. Menurut Mc Shane dalam

Badri (2006:214), pewarnaan mempunyai dampak terhadap psikologi yang

positif maupun negatif bagi karyawan dalam hal produktivitas, kelelahan,

moral, tingkah laku, dan ketegangan. Sejalan dengan pendapat diatas Liang

Gie (1996:216) menyatakan bahwa warna akan mempengaruhi keadaan jiwa

karyawan, dengan memakai warna yang tepat pada dinding dalam ruangan kerja

maka akan menimbulkan kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai.

Menurut Nitisemito (1996:110), warna mempunyai sifat yang berbeda-

beda yang dapat merangsang jiwa orang yang melihatnya, berikut sifat-sifat warna

tersebut:

Page 76: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

60

a. Warna merah: memberikan rangsangan, memberikan pengaruh panas;

serta dapat menggetarkan jiwa dan perasaan orang yang melihatnya

b. Warna kuning: menimbulkan rasa suka cita dan memberikan cahaya

gemilang, megah, dan bijaksana

c. Warna biru: menimbulkan rasa tenang, damai, dan bersih

d. Warna oranye: merupakan warna yang paling panas, mempunyai

kekuatan dan tenaga yang luar biasa sehingga menimbulkan sugesti

kehidupan dan getaran semangat

e. Warna hijau: merupakan warna tumbuh-tumbuhan sehingga

menimbulkan rasa sejuk dan segar

f. Warna violet: menimbulkan getaran tinggi dari rahasia serta melukiskan

kekuatan yang tak terkendalikan.

5. Kemampuan Bekerja. Kemampuan bekerja adalah suatu kondisi yang

dapat membuat rasa aman dan tenang dalam melakukan pekerjaan.

6. Hubungan antar pegawai lainya harus harmonis karena untuk mencapai

tujuan instansi akan cepat jika adanya kebersamaan dalam menjalankan

tugas – tugas yang di embankannya.

7. Tersedianya Fasilitas Bekerja

Untuk bisa menciptakan karyawan yang bisa memberikan kontribusi yang

diinginkan perusahaan bisa diawali dengan memberikan pelatihan, training,

upgrade skill, memutasi karyawan ke divisi baru atau bahkan memberhentikan

karyawan yang tidak berprestasi. Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang

digunakan untuk mendukung kelancaran kerja lengkap atau mutakhir.

Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap (seperti tersedianya seragam, tempat

Page 77: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

61

parkir yang aman, peralatan kantor yang memadai, AC, ventilasi dan pencahayaan

yang cukup) walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses dalam

bekerja.

2.7.4 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan

Menurut Robbins (2002:36) lingkungan dapat mempengaruhi kinerja

karyawan,“Para karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan

kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan melakukan

pekerjaan dengan baik”. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting

untuk diperhatikan manajemen guna membangun suatu perusahaan yang

lingkungan kerjanya nyaman dan sesuai agar kinerja karyawannya di dalam

perusahaan meningkat. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya

dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai

akan dapat menurunkan kinerja. Didalam suatu perusahaan lingkungan kerja

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Sehingga

perusahaan haruslah mengusahakan sedemikian rupa agar memberi pengaruh

positif, lingkungan kerja yang baik sehingga kemampuan kerja atau kinerjanya

semakin optimal.

2.7.5 Persepsi Karyawan terhadap Lingkungan Kerja

Secara umum persepsi lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan

berkaitan dengan kondisi materil dan psikologi. Kondisi materil dan persepsi

lingkungan kerja sangat baik belum tentu atau sedikit sekali mempunyai relasi

langsung dengan moral yang baik, kondisi yang sangat buruk, secara praktis tidak

mempunyai kaitan pengaruh langsung terhadap moral yang rendah dari buruh atau

pegawai, atau sikap menolak pekerjaannya (Kartono, 2002:149-150). Nitisemito

Page 78: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

62

(1991:183) menyatakan bahwa persepsi lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

persepsi lingkungan kerja adalah proses pemberian arti terhadap segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja yang meliputi lingkungan perantara dan fisik

seperti peralatan kerja, suhu atau sirkulasi udara, penerangan, tingkat kebisingan

dan tata ruang kerja yang mempunyai pengaruh atas pertumbuhan dan

perkembangan perusahaan.

2.7.6 Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja dengan Kinerja

Kinerja karyawan terakait persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia

dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman.

Lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih

jauh lagi lingkungan lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut

tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti, 2001).

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian yang akan dilakukan :

1. Kusuma (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi

Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Hotel Muria

Semarang. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei dengan

teknik pengambilan data adalah angket/kuesioner dan dokumentasi.

Page 79: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

63

Analisis yang digunakan adalah skala likert dengan 5 skala, analisis regresi

linear berganda untuk mengetahui adanya hubungan signifikansi di antara

ketiga variabel , dan analisis koefisien determinasi untuk mengetahui

seberapa besar variasi perubahan dalam satu variabel individu, serta uji t

dan uji F dengan program SPSS ver.16. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa motivasi dan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan

positif terhadap kinerja di Hotel Muria Semarang.

2. Hendriawan (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada

PT. Dwimitra Multiguna Sejahtera di Kabupaten Konawe Utara Provinsi

Sulawesi Tenggara. Metode penelitian yang dilakukan adalah

menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik pengambilan data

adalah kuesioner. Analisis yang digunakan adalah skala likert dengan 5

skala, analisis regresi linear berganda untuk mengetahui adanya hubungan

signifikansi di antara ketiga variabel, dan analisis koefisien determinasi

untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan dalam satu variabel

individu, serta uji t dan uji F dengan program SPSS ver.21. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi memiliki

pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja di PT. Dwimitra

Multiguna Sejahtera di Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi

Tenggara.

3. Melindasari (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Federal

International Finance (FIF) Gresik. Metode penelitian yang dilakukan

Page 80: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

64

adalah menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik pengambilan

data adalah kuesioner dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah

skala likert dengan 5 skala, analisis regresi linear berganda untuk

mengetahui adanya hubungan signifikansi di antara ketiga variabel, uji t

dan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh ketiga variabel

dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

lingkungan kerja dan stres kerja memiliki pengaruh yang signifikan positif

terhadap kinerja di PT. Federal International Finance (FIF) Gresik.

4. Noverli (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepuasan

Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan (BBP4BKP). Metode penelitian yang dilakukan adalah

menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik pengambilan data

adalah kuesioner dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah skala

likert dengan 5 skala, analisis regresi linear berganda untuk mengetahui

adanya hubungan signifikansi di antara ketiga variabel, dan analisis

koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan

dalam satu variabel individu, serta uji t dan uji F untuk mengetahui tingkat

signifikansi pengaruh ketiga variabel dengan bantuan program sofware

IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja

dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja

pegawai di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk

dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP).

Page 81: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

65

2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:93) mengemukakan bahwa kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Penelitian

ini dilakukan di sebuah perusahaan agrowisata yaitu PT. Kusuma Agrowisata,

Malang. Pengambilan data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode

purposive sampling. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh persepsi tentang

gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan yang ada di

PT.Kusuma Agrowisata. Kerangka konseptual penelitian ini disajikan pada

Gambar 2.

Page 82: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

66

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Peneliti

Lingkungan Kerja

(X2)

Kemampuan

bekerja

Hubungan antar

pegawai

Tersedianya

fasilitas kerja

Penerangan

Suhu udara

Suara bising

Penggunaan

warna dinding

Gaya Kepemimpinan

(X1)

Kemampuan

mengambil

keputusan

Kemampuan

memotivasi

Kemampuan

komunikasi

Kemampuan

mengendalikan

bawahan

Tanggung jawab

kecerdasan

Kemampuan

mengandalikan

emosional

Kinerja karyawan (Y)

Jumlah/kuantitas

pekerjaan

Kualitas peker

Kehadiran

Kemampuan

kerjasama

Waktu produksi

Pengetahuan

pekerjaan

Pengaruh persepsi tentang gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Kusuma

Agrowisata

Alat analisis data

Uji validitas &

reliabilitas

Uji asumsi

klasik

Regresi linear

berganda

Uji hipotesis

PT. Kusuma Agrowisata

Turn-over karyawan

ryawnAgrowisata

Lingkungan kerja kurang memadai

Page 83: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

67

2.10 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

1. H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara persepsi tentang gaya

kepemimpinan dengan kinerja karyawan PT. Kusuma Agrowisata.

H0: Tidak terdapat pengaruh antara persepsi tentang gaya

kepemimpinan dengan kinerja karyawan PT. Kusuma Agrowisata.

2. H2: Terdapat pengaruh yang positif antara persepsi tentang lingkungan

kerja dengan kinerja karyawan PT. Kusuma Agrowisata.

H0: Tidak terdapat pengaruh antara persepsi tentang lingkungan kerja

dengan kinerja karyawan PT. Kusuma Agrowisata.

3. H3: Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara persepsi gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan PT. Kusuma

Agrowisata.

H0: Tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama antara persepsi gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan PT. Kusuma

Agrowisata.

Page 84: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

68

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: “pengaruh persepsi gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Kusuma Agrowisata di Kota Batu Malang Jawa Timur”. Maka penelitian

dilaksanakan di PT. Kusuma Agrowisata yang beralamatkan di Jalan Abdul

Gani Atas, Kota Batu Malang Jawa Timur. Dilaksanakan dari bulan Mei

sampai Juni 2018.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif metode

penelitian ini adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari

satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang

pokok (Singarimbun, 1987:3) Pada penelitian ini akan diteliti hubungan persepsi

tentang pengaruh persepsi gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata. Data yang digunakan pada

penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang

diambil secara langsung melalui wawancara dan pemberian kuesioner, sedangkan

data sekunder berasal dari jurnal, buku, data dari perusahaan terkait dan referensi

lain.

Page 85: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

69

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan

cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media

tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.

Wawancara banyak digunakan manakala kita memerlukan data yang bersifat

kualitatif. Oleh karena itu, wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

sering digunakan dalam penelitian kualitatif (Sanjaya, 2013:263).

Menurut Benney dan Huges (1956:142) dalam Sedarmayanti dan

Syarifudin (2002:80) wawancara merupakan cara yang umum dan ampuh untuk

memahami suatu keinginan/kebutuhan. Wawancara termasuk bagian terpenting

dalam sosiologi, karena wawancara merupakan studi tentang interaksi anatara

manusia. Sehingga wawancara dapat merupakan alat sekaligus obyek yang

mampu mensosialisasikan kedua belah pihak yang mempunyai status yang sama.

2. Kuesioner/Angket

Kuesioner adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau

pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai

dengan petunjuk pengisiannya. Dibandingkan dengan instumen lain kuesioner

sering digunakan oleh peneliti baik dalam penelitian yang membutuhkan data

kuantitatif maupun data kualitatif (Sanjaya, 2013:263). Menurut Juliansyah

(2011:139) kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

Page 86: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

70

respons atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka,

yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat

tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan telah ditentukan sebelumnya

oleh peneliti.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakterikstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu

(Sugiyono,2014:80).

Menurut Fraenkel (1993) dalam Sanjaya (2013:228) populasi adalah “is

the group of interest to the researcher, the group to whom the researcher would to

like to generalize the result of study. Jadi populasi adalah keolompok yang

menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa

generalisasi hasil peneliti berlaku. Populasi yang diambil dalam penelitian ini

adalah karyawan yang ada di PT. Kusuma Agrowisata yang berjumlah 323 orang,

dan terbagi dalam beberapa divisi.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

Page 87: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

71

semua yang ada pada populasi, misalnya, karena keterbatasan dana, waktu, dan

tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari oleh sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (mewakili) (Sugiyono, 2014:80).

Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin (2002:124) sampel adalah kelompok

kecil yang diamati dan merupakan nagian dari populasi sehingga sifat dan

karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. Ferguson (1976 dalam Syarifudin

(2002:124) mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan

yang ditarik dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Peneliti memilih menggunakan

teknik ini untuk pengambilan sampel dikarenakan syarat dalam penelitian

eksperimen adalah kedua kelas harus memiliki kemampuan awal yang sama.

Menurut Arikunto (2002:117): ”Sampel bertujuan atau purposive sampling

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random,

atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja didalam

ruangan (indoor) yang berjumlah sebanyak 60 orang. Alasan pengambilan sampel

ini dikarenakan karyawan yang bekerja di dalam ruangan lebih sering

menggunakan fasilitas ruangan kantor. Hal ini berhubungan dengan indikator

penelitian yaitu variabel lingkungan kerja. Purposive sampling bertujuan untuk

menentukan sampel secara sengaja, dimana kelas yang dipilih memiliki

Page 88: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

72

kemampuan awal yang sama bukan berdasarkan random,strata atau agama yang

sama.

Tabel 2. Jumlah Karyawan perdivisi di Kusuma Agrowisata

No Bagian Jumlah

2 Accounting 11

3 HRD 3

4 Marketing 7

5 Engineering 2

6 Front office 12

8 Food & Beverage 4

9 Sport & Adventure 11

10 Budidaya tanaman 10

Total 60 Sumber: PT. Kusuma Agrowisata, 2018

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Analisis Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014 : 9). Menurut

Creswell (1998) dalam (Juliansyah, 2011:34) menyatakan bahwa penelitian

kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci

dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.

3.5.2 Analisis Kuantitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk

Page 89: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

73

penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivik karena berlandaskan pada

filsafat positivism. Metode ini sebagai metode lmiah/scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah olmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional,

dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode

ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut

metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2014:7).

Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu

dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur

(biasanya dengan instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-

angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Juliansyah, 2011:38).

Teknik pengukuran jawaban dalam penelitian ini menggunakan skala likert,

dimana biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Peneliti menggunakan skala

genap yaitu 1 sampai 4, pemilihan skala genap ini dengan pertimbangan untuk

menghindari kebudayaan masyarakat Indonesia yang kurang baik ketika memilih

jawaban, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang memilih jawaban yang

netral. Seperti yang dikemukakan oleh Singarimbun dan Sofian (1995:109) dalam

bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Survei” bahwa seorang peneliti perlu

berhati-hati dalam pemakaian skala karena ada bagian-bagian dari skala tersebut

yang tidak sesuai dengan tata nilai dan kebudayaan Indonesia.

Setiap pertanyaan dalam kuesioner memiliki empat pilihan jawaban.

Setiap jawaban diberi skor 1 sampai dengan 4. Jawaban berupa selalu / sangat

sesuai / sangat memahami / sangat bertanggungjawab / sangat penting / sangat

Page 90: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

74

bangga diberi skor (4), jawaban berupa sering / sesuai / memahami /

bertanggungjawab / penting / bangga diberi skor (3), jawaban berupa kadang-

kadang / kurang sesuai / kurang memahami / kurang bertanggungjawab / kurang

penting / kurang bangga diberi skor (2), dan jabawan berupa tidak pernah / tidak

sesuai / tidak memahami / tidak bertanggungjawab / tidak penting / tidak bangga

diberi skor (1).

Untuk lebih memudahkan dalam mendeskripsikan variabel maka ditarik

kesimpulan dari hasil rata-rata skor yang diperoleh. Penarikan kesimpulan pada

setiap variabel ditentukan dengan rata-rata dari setiap indikator. Nilai rata-rata

tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali total responden pada masing-

masing skor dengan skornya, kemudian dibagi dengan jumlah respnden

keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari rataan skor tersebut adalah

sebagai berikut:

Dimana :

X = Rata-rata

n1 = Responden yang memilih skor tententu

s1 = Bobot skor

N = Jumlah total responden

Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai skor rata-rata.

Nilai skor rata-rata dapat diperoleh dengan rumus:

Rskor

Page 91: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

75

Penelitian ini menggunakan skala dari 1 sampai 4, sehingga nilai rata-rata yang

diperoleh menjadi:

Rskor =

= 1,0

Berdasarkan nilai skor rata-rata tersebut, maka posisi kesimpulan deskripsi

variabel persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan memiliki rentang skala seperti berikut ini :

Tabel 3. Kriteria Analisis Deskripsi

Rentang kategori skor Penafsiran

1,0-2,0 Tidak baik

2,1-3,1 Sedang

3,2-4,0 Baik Sumber : Singarimbun dan Sofian (1995:109)

3.5.3 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Pertanyaan untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya harus

dilakukan uji validitas dan reabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut tidak valid

maupun realibel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik. Validitas

adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul

mengukur apa yang akan diukur. (Juliansyah, 2011:132).

3.5.4 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur tersebut benar-

benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyakngkut akurasi instrument.

Untuk engetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut valid/sahih, maka perlu

diuji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total

kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik

korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap

pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment

Page 92: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

76

atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir pertanyaan yang tidak

valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan (Juliansyah,

2012:132).

Berikut ini merupakan cara menguji validitas alat pengukur (Effendi,

2012:133) :

1. Langkah 1 adalah mendefinisikan secara operasional konsep yang akan

diukur

2. Langkah 2 adalah melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada

sejumlah responden. Responden diminta menyatakan apakah mereka setuju

atau tidak setuju dengan setiap pernyataan.

3. Langkah 3 adalah mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Langkah ke 4 adalah menghitung korelasi antara tiap pernyataan dengan

skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment,

yang rumusnya seperti berikut.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan

ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas

sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r

hitung kita bandingkan dengan r tabel di mana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r

tabel < r hitung maka valid. Uji validitas menggunakan teknik korelasi product

moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ] ∑ ∑

Page 93: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

77

Dimana :

rhitung = Koefisien korelasi

ΣXi = Jumlah skor item

ΣY = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Jika hasil rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) maka pertanyaan

dikatakan valid. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel) maka

pertanyaan dikatakan tidak valid. Pada penelitian ini peneliti mengambil 30

responden untuk melakukan uji validitas, hal ini sesuai pendapat Singarimbun

dan Efendi (1995) yang mengatakan bahwa jumlah minimal uji coba kuisioner

adalah minimal 30 responden. Responden tersebut diberikan kuesioner yang telah

dibuat oleh peneliti kemudian dari hasil pengisian kuesioner dilakukan pengujian

validitas. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti (dapat dilihat

pada lampiran 4) dihasilkan dari 42 butir pertanyaan terdapat 5 butir pertanyaan

tidak valid dan 37 butir pertany11aa valid. Dari hasil pengujian validitas tersebut

peneliti kemudian memilah kembali pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid

dengan cara memperbaiki pertanyaan yang masih dapat diperbaiki dengan

memperhatikan kondisi lapangan sehingga pertanyaan tersebut menjadi relevan

dan dapat dimengerti serta menghilangkan beberapa pertanyaan yang dianggap

tidak relevan.

3.5.5 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indicator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap

suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran disebut reliable atau memiliki

keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang sama (Morissan,2012 : 99).

Page 94: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

78

Menurut Effendi (2012:141) realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut

reliabel. Dengan kata lain, realibilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur

di dalam mengukur suatu gejala yang sama.

Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk mengukur reliabilitas instrumen

penelitian adalah sebagai berikut (Muhidin& Maman, 2007:38):

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelangkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membantu tabel pembantu unutk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor terhadap item-item yang sudah diisi

responden pada tabel pembantu

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar(>) dari nilai tabel r, maka

instrumen dinyatakan realiabel.

Page 95: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

79

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien

reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien

sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran karena manusia sebagai

subjek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Uji

reliabilitas ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach

(α) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Rochaety,dkk,

2009:49):

(

)

Keterangan :

n = jumlah butir pertanyaan

α = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

= varians skor keseluruhan

= varians masing-masing item

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan

skala alpha 0 sampai 1 yang dapat diiterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 4. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00-0,20 Kurang reliabel

0,21-0,40 Agak reliabel

0,41-0,60 Cukup reliabel

0,61-0,80 Reliabel

0,81-1,00 Sangat reliabel

Suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6

(Sugiyono,2014:220). Hasil dari uji reliabilitas variabel gaya kepemimpinan,

lingkungan kerja dan kinerja menunjukkan ketiga variabel penelitian reliabel yaitu

diantara 0,61-0,80 dengan rincian reliabilitas variabel kinerja 0,757, reliabel gaya

Page 96: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

80

kepemimpinan 0,773 dan lingkungan kerja 0,760 . Hasil output uji reliabilitas

disajikan pada Lampiran 4.

3.5.6 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji Asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan

atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas

(independen) atau dengan variabel terikat (independen) yang lainnya

(Sudarmanto, 2013:224). Menurut Frisch dalam Gujarati dan Zein (1997)

menyatakan bahwa istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang

sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi.

Dalam hal terjadinya multikolinearitas, akan terdapat beberapa indikasi

yang bisa digunakan untuk mendeteksi hal tersebut masalah tersebut (Sudarmanto,

2013:225).

a. Adanya perubahan yang kecil pada data akan mengakibatkan perubahan

yang signifikan pada variabel yang diamati.

b. Adanya koefisien R2 (koefisien determinasi) yang sangat tinggi akan tetapi

koefisien standar error dan tingkat signifikan masing-masing variabel

sangat rendah,

c. Harga koefisien masing-masing variabel tidak searah dengan hipotesis yang

diajukan, sebagai contoh; variabel-variabel yang semestinya memiliki

pengaruh yang positif (harga koefisien regresinya positif) ternyata

ditujukkan dengan harga koefisien regrsi yang negatif.

Page 97: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

81

Menurut Wijaya (2009) seperti yang dikutip oleh Yudiaatmaja (2013:78),

ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas, yaitu:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang

sangat tinggi, namun secara individual variabel bebas banyak yang tidak

signifikan memengaruhi variabel terikat.

b. Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika korelasi antar variabel

kurang dari 0,9 dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.

c. Multikolinearitas dapat juga diketahui dari nilai Variance Invlation Factor

(VIF). Jika nilai VIF ≤ 10, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.

Sebaliknya, jika VIF > 10 maka dinyatakan terjadi multikolinearitas. VIF

ditaksir dengan menggunakan formula 1/(1-R2). Unsur (1-R

2) disebut

dengan Collinierity Tolerance yang berarti bahwa jika Collinierity

Tolerance dibawah 0,1 maka ada gejala multikolinearitas.

d. Adanya multikolinearitas juga dapat diidentifikasi dari nilai eigenvalue

sejumlah variabel bebas yang mendekati nol.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakan

variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan

(sudarmanto,2005). Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini

terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil

maupun besar (Gujarati,1997) dan estimasi koefesien dpat dikatakan menjadi

kurang akurat (Rietveld dan Sunaryo,1993) dalam (Sudarmanto, 2013:240).

Page 98: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

82

Banyak pendekatan yamg dapat digunakan untuk menguji

heteroskedastisitas yaitu (Sudarmanto, 2013:240) :

a. Menggunakan metode grafik, metode ini lazim digunakan meskipun

menimbulkan bias, hal ini karena subjektivotas sangat tinggi sehingga

pengamatan antara satu dengan lainnya bisa menimbulkan perbedaan

persepsi.

b. Menggunakan uji statistik sehingga diharapkan dapat menghilangkan

unsusr bias akibat subjektivitas. Statistik yang sering dipergunakan untuk

menguji heteroskedastisitas yaitu koefisien korelasi Spearman, uji Glejser,

uji Park, dan uji White.

Menurut (Sudarmanto, 2013:240) Pendeteksian ada tidaknya

heteroskedastisitas dengan menggunakan pendekatan statistik (koefisien korelasi

Spearman dan uji Glejser), memerlukan hipotesis sebagai acuan. Adapaun

hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut.

Ho : Tidak ada hubungan yang sistemastik antara variabel yang menjelaskan

dan nilai mutlak dari residualnya.

Ha : Ada hubungan yang sistemastik antara variabel yang menjelaskan nilai

mutlak dari residualnya.

3. Uji Normalitas

Menurut Sudarmanto (2013:104) salah satu uji persyaratan yang harus

dipenuhi dalam penggunaan analisis parametrik yaitu uji normalitas data dipenuhi

dalam penggunaan analisis parametric yaitu uji normalitas data populasi.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data

variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto,

Page 99: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

83

2010:103). Apabila jumlah sampel diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas

ini semakin kecil pengaruhnya. Hal ini didukung oleh teori limit pusat yang

menyatakan bahawa distribusi dari rata-rata sampel hasil observasi akan

mendekati normal bila jumlah individu sampel makin besar tanpa memperhatikan

bentuk distribusi dari data hasil observasinya sendiri (Sugiarto,1992).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu data

dapat dikatakan terdistribusi secara normal. Bisa dengan melihat dari grafik dari

data yang ada atau menggunakan nilai skewness dan kurtosis atau bisa juga

dengan menghitung nilai D statistik. Jika Dhitung ≤ Dtabel maka data dikatakan

terdistribusi secara normal (Yudiaatmaja, 2013:74).

4. Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi yang perlu dilakukan pengujian dalam model regresi

linear klasik adalah tidak adanya autokorelasi. Autokorelasi merupakan korelasi

antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data

time series) atau urutan tempat/ruang (data cross section), atau korelasi yang

timbul pada dirinya sendiri (Sugiarto,1992) dalam Sudarmanto (2013:263).

Dengan demikian autokorelasi merupakan suatu kondisi di mana terdapat korelasi

atau hubungan antar pengamatan atau observasi, baik itu dalam bentuk observasi

deret waitu (time series) atau observasi cross section. Pengujian autokorelasi ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan

atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir mempunyai

varians tidak minimum (Gujarati,1997) dan uji-t tidak dapat digunakan, karena

akan memberukan kesimpulan yang salah (Rietveld dan Sunaryanto,1994).

Page 100: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

84

Ada tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji

Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya

autokorelasi, yaitu apabila nilai statstik Durbin-Watson endekati angka 2, maka

dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi,

dalam hal ini sebaliknya, maka dinyatakan terdapat autokorelasi (Rietveld dan

Sunaryanto, 1994) dalam Sudarmanto (2013:264).

3.5.7 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis dimana terdapat lebih dari dua

peubah, yakni dimana satu peubah tak bebas diterangkan oleh lebih dari satu

peubah bebas lainnya (Wibisono,2009 : 547). Menurut Suryani dan Hendryadi

(2015 : 318) analisis regresi berganda digunakan untuk menjelaskan suatu

variabel respons (variabel terikat/dependen) menggunakan lebih dari satu variabel

input (variabel bebas, independen variabel/eksogen). Persamaan regresi berganda

dinotasikan sebagai berikut :

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3…… BkXi+e

Keterangan :

Y = variabel respons

a = konstanta

b = parameter regresi/koefisien

e = error

Pada penelitian ini bentuk umum persamaan regresi berganda yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1 +b2X2+e

Keterangan :

a = konstanta

b = koefisien Y = kinerja karyawan

X1 = gaya kepemimpinan

X2 = lingkungan kerja

Page 101: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

85

e = error

Regresi linear berganda pada penelitian ini adalah 3 variabel, yaitu satu

variabel tetap yaitu kinerja karyawan (Y) dengan 2 variabel bebas yaitu persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan (X1) dan persepsi karyawan tentang

lingkungan kerja (X2). Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

3.5.8 Uji Hipotesis

Menurut Riduwan (2013:166) proses pengujian hipotesis untuk setiap

hipotesis penelitian yang diajukan, semuanya didasarkan pada upaya untuk

menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis harus mampu mengangkat hipotesis sebagai teori sementara

menjadi teori yang final sebagai kebenaran yang harus diterima. Setelah diuji teori

sementara itu berubah kedudukannya menjadi teori yang sebenarnya sebagai hasil

penelitian.

Menurut Siregar (2013:408) tujuan dilakukannya pengujian hipotesis

terhadap penerapan metode regresi linier berganda adalah untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh secara simultan antara kelompok data A dan B (variabel

bebas X1 dan X2) terhadap kelompok data C (variabel tak bebas Y).

1. Uji signifikansi secara simultan (bersama-sama)

a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

Ho : tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan (bersama sama)

antara kelompok data A dan B terhadap kelompok data C.

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama)

antara kelompok data A dan B terhadap kelompok data C.

b. Menentukan taraf signifikan a

Page 102: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

86

c. Kaidah pengujian:

Jika, F hitung < F tabel, maka terima Ho

Jika, F hitung > F tabel, maka tolak Ho.

d. Menghitung F hitung dan F tabel

e. Membandingkan F tabel dan F hitung:

Tujuan membandingkan antara F tabel dan F hitung adalah untuk

mengetahui apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.

f. Mengambil keputusan :

Menerima atau menolak Ho.

2. Uji signifikansi secara parsial

Tujuan dilakukan uji signifikansi secara parsial dua variabel bebas terhadap

variabel tak bebas adalah untuk mengukur secara terpisah dampak yang

ditimbulkan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas.

a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

b. Menentukan taraf signifikan a

c. Kaidah pengujian

Jika, -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima; Jika, t hitung > t tabel,

maka Ho ditolak

d. Menghitung t hitung:

t hitung = bi/Sbi

keterangan: bi = nilai konstanta; Sbi = standar error

e. Menentukan nilai t tabel

f. Membandingkan t tabel dan t hitung

g. Mengambil keputusan

Page 103: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

87

Tujuan dari membuat keputusan adalah untuk mengetahui hipotesis mana

yang terpilih Ho atau Ha.

3. Uji Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi

pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien

determinasi dapat diukur oleh nilai R-Square atau Adjusted R-Square.

3.6 Definisi Operasional

Menurut Sekaran (2006) dalam Juliansyah (2011,96) definisi operasional

merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat dikur,

dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel. Dimensi

atau indicator dapat berupa: perilaku, aspek, atau sifat/karakteristik. Dengan

demikian, definisi operasional mempunyai makna yang berbeda dengan definisi

konseptual.

Secara ringkas, definisi operasional dari seluruh variabel dalam penelitian

ini dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut :

Page 104: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

88

Tabel 5. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Konseptual Definisi

Operasional Indikator

Skala

Ukur

Persepsi

Karyawan

tentang Gaya

Kepemimpinan

(X1)

Menurut Ermaya

(1999:11)

kepemimpinan adalah

kemampuan seorang

pemimpin untuk

mengendalikan,

memimpin,

mempengaruhi

pikiran, perasaan atau

tingkah laku orang

lain untuk mencapai

tujuan yang telah

ditentukan

sebelumnya

Pandangan,

penafsiran,

atau gambaran

karyawan

terhadap gaya

kepemimpinan

yang

diterapkan

oleh PT.

Kusuma

Agrowisata

- Kemampuan

mengambil

keputusan

- Kemampuan

memotivasi

- Kemampuan

komunikasi

- Kemampuan

mengendalikan

bawahan

- Tanggung

jawab

- kecerdasan

- Kemampuan

mengandalikan

emosional

Likert

Persepsi

Karyawan

tentang

Lingkungan

Kerja (X2)

Menurut Susanto

(1997:10) lingkungan

organisasi merupakan

salah satu elemen

yang berpengaruh

cukup kuat dalam

pembentukan budaya

perusahaan/organisasi

Pandangan,

penafsiran,

atau gambaran

karyawan

terhadap

keadaan

lingkungan

kerja di PT.

Kusuma

Agrowisata

- Kemampuan

bekerja

- Hubungan antar

pegawai

- Tersedianya

fasilitas kerja

- Penerangan

- Suhu udara

- Suara bising

- Penggunaan

warna dinding

Likert

Kinerja

Karyawan (Y)

Hamzah (2012:59)

mengemukakan

secara sederhana

bahwa kinerja adalah

pelaksanaan fungsi-

fungsi yang dituntut

dari seseorang

Perilaku,

loyalitas, dan

keterlibatan

setiap

karyawan

selama bekerja

di PT. Kusuma

Agrowisata

- Jumlah/kuantita

s pekerjaan

- Kualitas

pekerjaan

- Kehadiran

- Kemampuan

kerjasama

- Waktu produksi

- Pengetahuan

pekerjaan

Likert

Page 105: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

89

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah PT Kusuma Agrowisata

PT Kusuma Agrowisata merupakan salah satu bentuk usaha agribisnis yang

secara harfiah dapat diartikan sebagai salah satu bentuk objek wisata yang

menonjolkan usaha pertanian sebagai ciri kha dan dapat mendukung fungsinya

sebagai tempat wisata. PT Kusuma muncul pertama kali pada tahun 1989 dengan

nama PT Panderman Indera Jaya, kemudian pada tanggal 21 Mei 1990 berganti

nama menjadi PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Berdasarkan akta notaris

no. 50, Kusuma Agrowisata berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan nama PT

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, dengan SIUP: 91-4592/13-

24/PM/VII/97/P.I. Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang dimiliki

oleh Ir. Edy Antoro, seorang sarjana jurusan Agronomi, Universitas Negeri

Jember. Beliau pernah bekerja sebagai sinder di perkebunan kopi PT Perkebunan

XXVI (sekarang PTPN XII di daerah Ijen, Bondowoso) sebelum akhirnya

mendirikan Kusuma Agrowisata. Edy Antoro mengawali usaha dibidang

agrowisata dengan mencoba untuk mengolah kebun apel seluas empat hektar pada

tahun 1989. Hasil panen pertamanya kurang memuaskan dan tidak laku terjual

dengan harga tinggi karena pada saat itu sedang terjadi panen raya.

Selain itu, para pedagang apel lebih memilih untuk membeli pasokan apel

yang diimpor dibandingkan hasil dari dalam negeri. Kendala-kendala di bidang

pemasaran tersebut yang mencetuskan ide untuk menciptakan sebuah agrowisata.

Pada saat itu pengunjung hanya dibebani biaya sebesar 2.500 rupiah per orang dan

Page 106: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

90

dapat memetik sendiri serta memakan buah apel sepuasnya. Apabila pengunjung

ingin membawa pulang apel yang telah dipetik harus ditimbang dan dibayar

2.500 rupiah per kilogram. Menurut keterangan Edy Antoro, dengan harga apel

tersebut, dapat diperoleh keuntungan kurang lebih sebesar 600 rupiah per

kilogram karena harga apel di pasaran adalah 1.900 rupiah sementara pengunjung

yang membayar 2.500 rupiah per orang dan makan sepuasnya paling banyak

hanya dapat menghabiskan lima buah apel yang setara dengan satu kilogram.

Perusahaan mulai membangun cottage sebanyak 16 kamar dan arealnya

diperluas menjadi delapan hektar pada tahun 1992, untuk ditanami apel dan

selebihnya ditanami jeruk. Pada tanggal 21 Mei 1992, Kusuma Agrowisata mulai

diresmikan dan mulai dioperasikan sebagai kawasan wisata untuk umum dan

fasilitas bagi tamu cottage Kusuma. Pada tahun berikutnya perusahaan menambah

kamar cottage menjadi 66 buah dan fasilitas yang lain di antaranya kolam renang,

restoran, dan ruang pertemuan. Kemudian pada tahun 1994 jumlah kamar

bertambah menjadi 84 buah dan pada tahun 1995 dibangun hotel berlantai tiga

sehingga total kamarnya menjadi 152 kamar. Selain itu, fasilitasnya juga

bertambah yaitu lobi, tiga buah restoran, delapan ruang pertemuan dan lapangan

tenis. Pada tahun 1996, untuk menambah objek wisata agrowisata, dibangun

rumah kaca untuk tanaman hias dan kebun kopi jenis Arabika Kate yang genjah

46 seluas Sembilan hektar. Selanjutnya pada tahun 1997 perusahaan melebarkan

usaha ke bidang estate dan travel.

Pada periode 1998-2000 perusahaan menambah jenis tanaman untuk

agrowisata yaitu stroberi dan juga menambah jumlah greenhouse untuk sayur dan

tanaman jenis hidroponik lainnya. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun

Page 107: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

91

yang sama juga dibangun homeindustry dengan buah apel sebagai bahan

utamanya. Tujuan utama didirikannya industry pengolahan ini adalah untuk

menutupi tingginya biaya produksi serta mendayagunakan dan mengefisienkan

buah apel yang rusak. Pada tahun 2002, peralatan yang digunakan telah semi

modern yaitu boiler. Produk industri apel ini sudah menjangkau daerah Jawa

Timur, Jawa Tengah, Jakarta, dan Bali. Pada tahun yang sama juga didirikan

Klinik Agribisnis sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan

khususnya petani Indonesia dan dunia agribisnis di tanah air pada umumnya.

Program dari Klinik Agribisnis antara lain mengadakan pelatihan-pelatihan

(training), studi banding, seminar, kajian-kajian dan memasyarakatkan agrowisata

di masyarakat dengan membuat paket-paket wisata (bekerja sama dengan biro-

biro perjalanan dan travel). Klinik Agribisnis mulai mengembangkan pertanian

organic pada tahun 2002.

Semua usaha dan aktivitas yang telah dirintis, diwadahi dalam sebuah

badan hukum legal yaitu PT Kusuma Agrowisata yang sekarang merupakan

holding dari beberapa perusahaan antara lain hotel, estate, travel,dan agrowisata.

Total luas arealnya sekarang adalah 60 hektar dengan jumlah karyawan tetap

sekitar 400 orang dan total seluruh karyawan termasuk karyawan harian lepas

mencapai lebih dari 800 orang.

4.2 Letak Geografis PT Kusuma Agrowisata

Kusuma Agrowisata merupakan salah satu bentuk objek wisata yang

berbasis pertanian. Kusuma Agrowisata terletak di Kota Batu, Jawa Timur,

tepatnya terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan Ngaglik. Kota Batu terletak

Page 108: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

92

sekitar 19 km dari Kota Malang dan berada pada ketinggian 680–1700 meter di

atas permukaan laut. Menurut Schmitt-Ferguson, kondisi iklim di daerah

Batu termasuk dalam golongan C. Suhu rata-rata di Kusuma Agrowisata 26,24

derajat Celcius dengan kelembaban nisbi 79,79 persen serta curah hujan

rata-rata 1160 mm/tahun. Hal tersebut menjadikan Kota Batu memiliki hawa

yang sejuk dan pemandangan alam yang indah karena dikelilingi oleh

beberapa pegunungan antara lain Gunung Panderman (2040 meter), Gunung

Arjuno (3339 meter), Gunung Welirang (2156 meter), Gunung Anjasmoro

(2277 meter), dan Gunung Kawi (2651 meter). Oleh karena itu, Kota Batu

sering dijuluki sebagai kota wisata.

Kondisi Kusuma Agrowisata yang berada di daerah pegunungan

sangat cocok sebagai tempat usaha pertanian hortikultura (sayuran, buah-

buahan, dan bunga). Salah satu buah yang menjadi ciri khas dari Kota Batu

adalah Apel tropis. Hamparan kebun Apel di daerah Kota Batu dapat dilihat

sampai dengan ketinggian 1500 meter dari permukaan laut. Tanaman Apel

membutuhkan daerah dataran tinggi atau kondisi iklim dingin tetapi kering

dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 60 persen sampai dengan 70

persen.

4.3 Visi dan Misi PT Kusuma Agrowisata

Visi dari PT Kusuma Agrowisata adalah membangun Kusuma Agrowisata

Group menjadi perusahaan terpercaya, terkemuka, yang tangguh dan mampu

bersaing di pasar global. Sedangkan misi dari PT Kusuma Agrowisata adalah

memberikan pemahaman kepada pengunjung tentang pentingnya edukasi agro

Page 109: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

93

sebagai wahana pendidikan dan pembelajaran, sehingga tumbuh rasa memiliki

dan mencintai alam.

Untuk mencapai visi di atas, Kusuma Agrowisata mengembangkan misi

yang harus dilaksanakan yaitu :

1. Menghasilkan produk dan jasa yang dapat diterima serta dapat memberikan

kepuasan konsumen.

2. Mendapatkan keuntungan untuk kelangsungan dan pengembangan usaha

serta kesejahteraan karyawan.

4.4 Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata

Gambar 3. Struktur Organisasi PT Kusuma Agrowisata Sumber : PT Kusuma Agrowisata (2018)

KABAG

DIKLAT

Page 110: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

94

4.5 Divisi-divisi Perusahaan

PT. Kusuma Agrowisata memiliki struktur organisasi perusahaan yang

jelas dan berjalan dengan baik. Perusahaan dipimpin oleh seorang direktur utama

yang mengawasi jalannya perusahaan secara umum yang dibantu oleh penasehat

direktur dan dibawahnya terdapat direktur operasional bertanggug jawab terhadap

semua kegiatan operasional perusahaan. Terdapat kepala bagian di tiap-tiap

bagian divisi PT Kusuma Agrowisata. Divisi-divisi tersebut meliputi:mempunyai

beberapa departemen, departemen tersebut meliputi :

1. Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT). Departemen Budidaya

Tanaman Tahunan (BTT) bertanggung jawab atas kegiatan usahatani

tanaman tahunan seperti apel, jeruk, kopi, jambu dan lainnya. Tanggung

jawab Departemen BTT adalah mulai dari penyediaan sarana produksi

hingga saat panen. Ketersediaan buah untuk wisata petik juga menjadi

tanggung jawab dari Departemen BTT.

2. Departemen Budidaya Tanaman Semusim (BTS). Departemen Budidaya

Tanaman Semusim (BTS) bertanggung jawab atas tanaman semusim, baik

proses budidaya, produksi, kelangsungan usahataninya, maupun kualitas

tanamannya. Tanaman hortikultura yang menjadi tanggung jawab

Departemen BTS antara lain tomat cherry, tomat beef, paprika, sawi, baby

kaylan, kangkung dan sayuran lainnya. Budidaya strawberry juga berada di

bawah naungan Departemen BTS. Tanggung jawab lain dari BTS adalah

suply sayuran hidroponik dari Kusuma Agrowisata ke outlet dan paket

sayur pada wisata petik buah.

Page 111: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

95

3. Departemen Food Beverage dan Entertainment. Departemen Food

Beverage dan Entertainment mengatur seluruh perencanaan maupun

pelaksanaan kegiatan hiburan dan resto. Tugas dan tanggung jawabnya

adalah mengatur seluruh kegiatan operasional maupun administratif dalam

bidang hiburan dan prasarananya, serta melakukan perencanaan terhadap

usaha-usaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana hiburan di Kusuma

Agrowisata. Departemen ini adalah departemen yang menyediakan

makanan serta minuman untuk pengunjung yang ingin menikmati kuliner

ketika berkunjung ke Kusuma Agrowisata.

4. Departemen Accounting. Departemen Accounting bertanggung jawab untuk

melakukan pencatatan secara administratif dari seluruh kegiatan usaha

divisi dan mengambil kesimpulan tentang keuntungan serta kerugian,

mengatur perencanaan keuangan dan dana yang dibutuhkan bagi kegiatan

departemen lain, melakukan pengawasan, pencatatan penggunaan harta

perusahaan, melakukan pembayaran dari pembelian, pembayaran gaji dan

upah karyawan, serta menerima penghasilan yang diperoleh dari penjualan

produk.

5. Departemen Marketing. Departemen Marketing bertanggung jawab dalam

hal pemasaran dan penjualan, baik produk pertanian maupun kunjungan

wisata ke Kusuma Agrowisata. Departemen marketing rutin menjalankan

promosi ke daerah-daerah di sekitar Batu, Malang, Jawa Tengah, Bali, dan

lainnya. Seluruh kegiatan yang terkait dengan penjualan untuk divisi

agrowisata berada dibawah kontrol Departemen Marketing.

Page 112: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

96

6. Departemen Produksi. Departemen Produksi adalah departemen yang

melakukan kegiatan produksi, baik yoghurt, minuman pulp, maupun pupuk

kompos. Departemen produksi menyediakan minuman dan pupuk dalam

jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kontrol terhadap kualitas dan

kontinuitas produk buatan PT. Kusuma Satria Agrobio Tani Perkasa juga

merupakan tugas dari Departemen Produksi.

7. Departemen Adventure dan Waterpark. Departemen Adventure dan

Waterpark mengatur tentang pelayanan waterpark dan outbond yang ada di

Kusuma Agrowisata. Departemen ini bertugas melakukan rancangan

pengembangan sarana dan prasarana, baik di kawasan waterpark maupun

outbond. Departemen adventure bertanggung jawab untuk menjaga sarana

adventure dan outbond yang ada, mendampingi pengunjung yang

melakukan kegiatan outbond, serta melakukan pengembangan variasi

permainan outbond dan adventure.

8. Departemen Personalia. Departemen Personalia bertanggung jawab atas

seluruh aktivitas karyawan dalam perusahaan dan kebijakan yang berkaitan

dengan sumber daya manusia di Kusuma Agrowisata.

Page 113: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

97

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT

Kusuma Agrowisata, Malang. Berdasarkan hasil perhitungan penentuan sampel,

maka didapatkan jumlah responden pada penelitian ini adalah 60 orang.

Karakteristik responden dilakukan untuk mengetahui latar belakang dari

responden secara umum yang meliputi jenis kelamin, usia, masa kerja,

pendidikan terakhir, bagian/divisi, status karyawan, dan pendapatan perbulan.

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karyawan yang bekerja di PT Kusuma Agrowisata didominasi oleh

karyawan berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan karyawan berjenis

kelamin wanita. Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah responden Persentasi (%)

Jenis kelamin Laki-laki 38 63

Wanita 22 37

Jumlah 60 100 Sumber : Data Primer, diolah (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 6. jumlah responden sebagian besar berjenis

kelamin laki-laki dengan jumlah 38 responden. Hal ini dikarenakan, kegiatan atau

jenis pekerjaan pada PT Kusuma Agrowisata ini bergerak dibidang agrowisata

dan budidaya tanaman. selain itu juga ada real estate dan perhotelan. Dengan

keadaan perusahaan yang bergerak dibidang tersebut, maka PT Kusuma

Agrowisata memerlukan tenaga yang besar dalam kegiatannya. Meskipun terdapat

Page 114: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

98

karyawan yang bekerja dikantor, mereka tetap banyak menghabiskan kegiatannya

diluar kantor/lapangan.

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7, yaitu

sebagai berikut :

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase (%)

20 – 30 Tahun 30 50

31 – 40 Tahun 14 23

41 – 50 Tahun 15 25

>50 Tahun 1 2

Jumlah 60 100

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan Tabel 7, responden yang memiliki usia antara 20 sampai

dengan 30 tahun menempati urutan pertama yaitu sebanyak 30 orang atau sekitar

50%, dan urutan kedua adalah responden yang memiliki usia antara 41 sampai

dengan 50 tahun yaitu sebanyak 15 orang atau sekitar 25%. Urutan ketiga yaitu

responden dengan usia antara 31 sampai dengan 40 tahun sebanyak 14 orang atau

sekitar 23%, dan selanjutnya responden berusia >50 tahun hanya sebanyak 1

orang atau sekitar 2%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan tetap dan kontrak

yang bekerja di PT Kusuma Agrowisata adalah rata-rata karyawan yang berumur

antara 20 sampai dengan 30 tahun dengan jumlah karyawan sebanyak 30 orang.

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada

Tabel 8, yaitu sebagai berikut :

Page 115: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

99

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)

Tidak Tamat SD 0 0

SD 0 0

SMP Sederajat 1 2

SMA Sederajat 34 57

Diploma 14 23

S1 11 18

Jumlah 60 100% Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak

adalah responden dengan tingkat pendidikan terkahir SMA sederajat yaitu

sebanyak 34 orang atau sekitar 57%. Terbanyak kedua yaitu responden dengan

tingkat pendidikan terakhir Diploma sebanyak 14 orang atau sekitar 23%.

Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden dengan tingkat

pendidikan terakhir SMP, sedangkan responden S1 berjumlah 11 orang atau 18%

dan untuk responden yang tidak tamat SD, SD dan S2 didapatkan sebesar 0% atau

tidak terdapat karyawan tetap dan kontrak dengan pendidikan tersebut di PT

Kusuma Agrowisata. Sebagian besar karyawan PT Kusuma Agrowisata adalah

dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sederajat, karena PT Kusuma

Agrowisata merupakan perusahaan yang sebagian lingkup usahanya di lapangan,

sehingga tidak terlalu memperhatikan pendidikan tinggi melainkan skill dan

pengalaman. Sehingga karyawan yang paling banyak dibutuhkan di lapangan

adalah karyawan dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sederajat. Untuk

karyawan yang memiliki tingkat pendidikan di atas SMA sederajat tentu akan di

tempatkan di bagian manajemen kantor maupun pada posisi tinggi lainnya di

lapangan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Page 116: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

100

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja merupakan lamanya karyawan bekerja pada perusahaan sebuah

perusahaan. Masa kerja seorang karyawan dapat menentukan banyaknya

pengalaman yang ada pada karyawan tersebut. Semakin lama masa kerja

karyawan diperusahaan, dapat dikatakan semakin baik pula pemahaman karyawan

terhadap pekerjaannya. Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus dan dalam

jangka waktu yang lama tentu membuat karyawan sangat paham dengan

pekerjaan yang dilakukan, dan pengalaman yang dimiliki karyawan pun semakin

banyak. Hasil karakteristik responden berdasarkan masa kerja karyawan di PT

Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase (%)

< 1 Tahun 14 23%

1 – 5 Tahun 26 43%

5 – 10 Tahun 11 18%

>10 Tahun 9 15%

Jumlah 60 100% Sumber : Data Primer, diolah (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 9. didapatkan bahwa jumlah karyawan

terbanyak berdasarkan masa kerja karyawan di PT Kusuma Agrowisata berada

pada rentang 1-5 tahun dengan jumlah 26 orang. Sedangkan jumlah karyawan

terkecil berada pada rentang >10 tahun dengan jumlah 9 karyawan.

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan

Karakteristik responden berdasarkan status karyawan dapat dilihat pada

Tabel 10, yaitu sebagai berikut :

Page 117: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

101

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan

Status Karyawan Jumlah Responden Persentase (%)

Kontrak 58 97%

Tetap 2 3%

Jumlah 60 100% Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan Tabel 10, responden dengan status kontrak lebih banyak dari

pada responden berstatus tetap, yaitu sebanyak 58 orang atau sekitar 97%.

Sedangkan responden yang berstatus tetap hanya sebanyak 2 orang atau sekitar

3%. PT Kusuma Agrowisata dalam merekrut seorang karyawan tidak langsung

ditetapkan sebagai karyawan tetap. Bahkan ada yang harus dimulai dari posisi

sebagai karyawan lepas atau harian kemudian naik menjadi kontrak dan akhirnya

dapat diangkat menjadi karyawan tetap. Namun untuk menaikkan status karyawan

hingga sampai kepada karyawan berstatus tetap tidaklah mudah. PT Kusuma

Agrowisata memiliki prosedur dan bahan pertimbangan tersendiri dalam

memproses perubahan status karyawannya. Hal ini bisa pertimbangkan dari lama

bekerja, tingkat pendidikan akhir, dan prestasi kerja yang dicapai dari seorang

karyawan.

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan dapat dilihat

pada Tabel 11, yaitu berikut ini :

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Pendapatan Per Bulan Jumlah Responden Persentase (%)

Rp. 500,000 – 2,9 juta 25 42%

Rp. 3 juta – 5,9 juta 28 47%

Rp. 6 juta – 10 juta 7 11%

>Rp. 10 juta 0 0%

Jumlah 60 100% Sumber : Data primer, 2018

Page 118: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

102

Berdasarkan Tabel 11, responden yang terbanyak adalah responden dengan

pendapatan Rp. 3.000.000 sampai dengan 5,9 juta yaitu sebanyak 28 orang atau

sekitar 47%. Sistem penggajian pada PT Kusuma Agrowisata sebagian besar

mengikuti upah minimum regional (UMR) Kota Malang yaitu sebesar

Rp.2.781.564. Selain itu penentuan gaji juga dilihat berdasarkan pendidikan

terakhir, jabatan, dan lama bekerja setiap karyawan.

5.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil dari kuesioner yang diberikan kepada responden mengenai persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan

mendapatkan berbagai tanggapan yang berbeda-beda. Berikut hasil jawaban

kuesioner yang telah diberikan kepada responden:

5.2.1 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Kinerja

Variabel persepsi karyawan tentang kinerja pada penelitian ini memiliki 6

indikator yang terdiri dari kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, kehadiran,

kemampuan kerjasama, waktu produksi dan pengetahuan pekerjaan. Tiap

indikator dibuat menjadi beberapa pernyataan yang ditanyakan langsung kepada

responden, sehingga total jumlah pernyataan yang ada untuk variabel kinerja

karyawan adalah 13 butir pertanyaan. Berikut tanggapan responden terhadap

masing-masing pernyataan yang ditanyakan mengenai variabel kinerja dapat

dilihat pada Tabel 12.

Page 119: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

103

Tabel 12. Tanggapan Responden terhadap Variabel Kinerja

Kuantitas pekerjaan 4 3 2 1 Rata2

1 Jumlah kerja sesuai target 13 42 5 0 3,13 3,15

2 Penggunaan waktu yang tepat 15 42 2 1 3,18

Kualitas pekerjaan 4 3 2 1 Rata2

3 Hasil kerja sesuai standar perusahaan 48 11 1 0 3,16

3,44 4 Ketepatan dalam menyelesaikan

pekerjaan 34 24 2 0 3,53

5 Ketelitian dalam setiap pekerjaan 40 19 1 1 3,6

Kehadiran 4 3 2 1 Rata2

6 Datang sebelum jam kerja 42 15 3 0 3,65 3,61

7 Pulang sesuai waktu yang dijadwalkan 39 17 4 0 3,58

Kemampuan Kerjasama 4 3 2 1 Rata2

8 Kemampuan dalam bekerjasama 35 25 0 0 3,41

3,51 9

Saling membantu satu sama lain sesama

rekan kerja 41 15 4 0 3,61

Waktu Produksi 4 3 2 1 Rata2

10 Memenuhi target berdasarkan waktu

yang ditentukan 39 20 1 0 3,63

3,64

11 Penyelesaian pekerjaan sesuai peraturan

dan rencana 40 19 1 0 3,65

Pengetahuan Pekerjaan 4 3 2 1 Rata2

12 Mengerti dan paham mengenai pekerjaan

sendiri 27 33 0 0 3,45

3,43

13 Kemampuan dalam menyelesaikan

pekerjaannya sendiri 26 33 1 0 3,41

Rata-Rata 3,46 Sumber: Data Primer, diolah (2018)

Pada Tabel 12 tanggapan responden berdasarkan masing-masing

pernyataan yang ditanyakan menunjukkan bahwa rata-rata jawaban memiliki skor

3,46 atau rata-rata jawaban adalah setuju. Rata-rata tertinggi ada pada pertanyaan

no.6 dan no.11 yaitu sebesar 3,65 dengan butir pertanyaan datang sebelum jam

kerja dan pertanyaan penyelesaian pekerjaan sesuai peraturan dan rencana,

pertanyaan ini masuk ke dalam salah satu indikator kehadiran dan waktu produksi.

Hal ini menunjukkan bahwa datang sebelum jam kerja dan penyelesaian pekerjaan

sesuai peraturan dan rencana perusahaan menentukan kinerja karyawan di PT.

Page 120: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

104

Kusuma Agrowisata yang dipengaruhi oleh persepsi karyawan tentang gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja karyawan.

Rata-rata terendah adalah pertanyaan no.1 mengenai jumlah kerja sesuai

target, yang termasuk ke dalam salah satu indikator kuantitas pekerjaan. Hal ini

berarti jumlah kerja sesuai target bagi karyawan kurang menentukan kinerja

karyawan di Kusuma Agrowisata.

Berdasarkan kategori penilaian dari masing-masing responden, rata-rata

jawaban yang dipilih oleh responden terhadap variabel kinerja berada pada

kategori tinggi, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. berikut:

Tabel 13. Kategori Penilaian Responden terhadap Variabel Kinerja

No. Variabel Kategori Rentang

skala

Banyaknya

responden

Persentasi

%

1 Kinerja

(Y)

Tidak baik 1,0 – 2,0 0 0

Sedang 2,1 – 3,1 6 10

Baik 3,2 – 4,0 54 90

Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah (2018)

Melihat data pada Tabel 13 rata-rata jawaban yang dipilih oleh responden

terhadap variabel kinerja karyawan berada pada rentang 3,2-4,0. Hal ini

menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap variabel kinerja berada pada

kategori baik dengan 54 responden (90%), dan banyaknya responden yang berada

pada kategori sedang berjumlah 6 responden (10%). Hal ini berarti rata-rata

responden telah memiliki kinerja yang baik dalam bekerja di PT Kusuma

Agrowisata.

5.2.2 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Gaya Kepemimpinan

Variabel persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan pada penelitian ini

memiliki 7 indikator yang terdiri dari kemampuan mengambil keputusan,

Page 121: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

105

kemampuan memotivasi, kemampuan komunikasi, kemampuan mengendalikan

bawahan, tanggung jawab,kecerdasan dan mampu mengendalikan emosi. Tiap

indikator dibuat menjadi beberapa pernyataan yang ditanyakan langsung kepada

responden. Berikut tanggapan responden dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tanggapan Responden terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan

Kemampuan mengambil keputusan 4 3 2 1 Rata2

1 Pemimpin cepat dalam menyelesaikan

masalah 24 34 2 0 3,36

3,33

2 Pemimpin tegas dalam mengambil

keputusan 19 40 1 0 3,3

Kemampuan memotivasi 4 3 2 1 Rata2

3 Memberikan semangat kepada para

karyawan 20 40 0 0 3,34

3,35

4 Peduli dengan karyawan 22 38 0 0 3.36

Kemampuan komunikasi 4 3 2 1 Rata2

5 Berkomunikasi baik dengan karyawan 22 38 0 0 3,36

3,31 6 Jelas dalam menyampaikan maksud dan

tujuan 17 42 1 0 3,26

7 Jelas dalam menyampaikan perintah 20 39 1 0 3,31

Kemampuan mengendalikan bawahan 4 3 2 1 Rata2

8 Sopan ketika meminta tolong kepada

bawahan 24 36 0 0 3,4 3,4

Tanggung jawab 4 3 2 1 Rata2

9 Bertanggung jawab terhadap

kepemimpinannya 24 36 0 0 3,4

3,37

10 Berani menanggung resiko 20 40 0 0 3,34

Kecerdasan 4 3 2 1 Rata2

11 Kreatif 29 24 7 0 3,36 3,36

Mampu mengendalikan emosi 4 3 2 1 Rata2

12 Mampu mengendalikan emosi 23 37 0 0 3,38 3,38

Rata-rata 3,35 Sumber : Data Primer, diolah (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 14. dapat dilihat berbagai tanggapan yang

diberikan oleh responden berbeda-beda. Rata-rata jawaban responden berada pada

skor 3,35 atau rata-rata jawaban adalah setuju. Pernyataan dengan rata-rata

jawaban tertinggi adalah no. 8 dan no.9, mengenai sopan santun ketika meminta

Page 122: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

106

tolong kepada bawahan yang masuk kedalam indikator kemampuan

mengendalikan bawahan dan bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya yang

masuk kedalam indikator bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa sopan

santun ketika meminta tolong kepada bawahan dan bertanggung jawab terhadap

kepemimpinannya menentukan baik atau tidaknya gaya kepemimpinan atasan

pada karyawan di PT. Kusuma Agrowisata. Rata-rata terendah ada pada

pernyataan no. 6 yaitu jelas dalam menyampaikan maksud dan tujuan, menjadi salah

satu indikator dari kemampuan berkomunikasi.

Berdasarkan kategori dilihat dari banyaknya rata-rata jawaban yang dipilih

oleh responden terhadap variabel persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan,

hasilnya adalah rata-rata jawaban responden berada pada kategori tinggi, lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15. berikut:

Tabel 15. Kategori Penilaian Responden terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan

No. Variabel Kategori Rentang

skala

Banyaknya

responden

Persentasi

%

1 Kinerja

(Y)

Tidak baik 1,0 – 2,0 0 0

Sedang 2,1 – 3,1 16 26,7

Baik 3,2 – 4,0 44 73,3

Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah (2018)

Melihat data pada Tabel 15 rata-rata jawaban yang dipilih oleh responden

terhadap variabel persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan adalah berada

pada rentang 3,2-4,0. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap

variabel persepsi tentang gaya kepemimpinan adalah berada pada kategori baik

dengan 44 responden (73,3%), dan banyaknya responden yang berada pada

kategori sedang berjumlah 16 responden (26,7%). Hal ini berarti persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan di PT Kusuma Agrowisata sudah baik.

Page 123: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

107

5.2.3 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja

Variabel persepsi karyawan tentang lingkungan kerja pada penelitian ini

memiliki 7 indikator yang terdiri dari kemampuan bekerjasama, hubungan antar

pegawai, tersedianya fasilitas kerja, penerangan, suhu udara, suara bising, warna

dinding. Tiap indikator dibuat menjadi beberapa pernyataan yang ditanyakan

langsung kepada responden. Berikut tanggapan responden mengenai variabel

persepsi karyawan tentang lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Tanggapan Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja Kemampuan bekerja 4 3 2 1 Rata2

1 Karyawan merasa aman selama melakukan

pekerjaannya 21 38 1 0 3,31

3,29

2 Karyawan merasa tenang selama bekerja

diperusahaan 17 43 0 0 3,28

Hubungan antar pegawai 4 3 2 1 Rata2

3 Komunikasi yang baik antar karyawan 32 27 1 0 3,51

3,56

4 Kerjasama yang baik antar karyawan 42 17 1 0 3,68

5 Hubungan sosial yang harmonis antar

karyawan 35 25 0 0 3,56

6 Interaksi yang baik antar karyawan 31 29 0 0 3,51

Tersedianya fasilitas kerja 4 3 2 1 Rata2

7 Tempat parkir aman 26 33 1 0 3,41

3,39 8 Tempat berteduh yang layak 24 35 1 0 3,38

9 Mushola yang layak 27 30 3 0 3,4

Penerangan 1 2 3 4 Rata2

10 Cahaya (listrik dan matahari) di ruang kerja

sudah cukup memadai 22 38 0 0 3,36

3,30

11 Cahaya di ruang kerja tidak terlalu tajam

sehingga dapat menyilaukan mata 15 45 0 0 3,25

Suhu udara 4 3 2 1 Rata2

12 Ventilasi udara yang berfungsi dengan baik 15 45 0 0 3,25

3,22 13 Suhu udara yang cukup di ruang kerja 22 37 1 0 3,36

14 Fasilitas pengatur suhu yang memadai (AC,

kipas angin) 10 44 6 0 3,06

Suara bising 4 3 2 1 Rata2

15 Lingkungan kerja bebas dari suara bising 8 43 7 2 2,93 2,93

Warna dinding 4 3 2 1 Rata2

16 Pemilihan warna dinding yang tepat 14 44 1 1 3,8 3,8

Rata-rata 3,34

Sumber : Data Primer, diolah (2018)

Page 124: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

108

Melihat tanggapan responden berdasarkan tiap pernyataan yang ditanyakan,

menunjukkan hasil bahwa nilai rata-rata jawaban adalah setuju, dengan rata-rata

skor bernilai 3,35. Rata-rata skor dengan jawaban terbesar terdapat pada

pernyataan no. 16 mengenai pemilihan warna dinding yang tepat. Pernyataan ini

merupakan salah satu pertanyaan dari indikator warna dinding. Dari hasil ini

diketahui bahwa pemilihan warna pada dinding sangat menentukan agar

lingkungan kerja karyawan menjadi nyaman dan dapat menunjang kinerja

karyawan tersebut.

Rata-rata terendah adalah pertanyaan no.15 mengenai lingkungan kerja

bebas dari suara bising, yang termasuk ke dalam salah satu indikator suara bising.

Hal ini berarti lingkungan kerja bebas dari suara bising kurang memperngaruhi

lingkungan kerja karyawan di Kusuma Agrowisata.

Berdasarkan kategori dilihat dari rata-rata jawaban yang dipilih oleh

responden pada variabel persepsi karyawan tentang lingkungan kerja, rata-rata

jawaban terbanyak berada pada kategori tinggi, lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 17. berikut:

Tabel 17. Kategori Penilaian Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja

No. Variabel Kategori Rentang

skala

Banyaknya

responden

Persentasi

%

1 Kinerja

(Y)

Tidak baik 1,0 – 2,0 0 0

Sedang 2,1 – 3,1 15 25

baik 3,2 – 4,0 45 75

Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah (2018)

Melihat data pada Tabel 17 rata-rata jawaban yang dipilih oleh responden

terhadap variabel persepsi lingkungan kerja berada pada rentang 3,2-4,0. Hal ini

menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap variabel persepsi lingkungan

Page 125: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

109

kerja berada pada kategori baik dengan 45 responden (75%), dan banyaknya

responden yang berada pada kategori sedang berjumlah 15 responden (25%). Hal

ini berarti rata-rata responden berpendapat bahwa lingkungan kerja yang ada di

PT Kusuma Agrowisata sudah baik.

5.3 Uji Asumsi Klasik

5.3.1 Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas menunjukkan tidak adanya multikolinearitas

pada masing-masing variabel bebas (Lampiran 5). Nilai VIF hitung pada masing-

masing variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja adalah

1.917 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. VIF ditentukan sebesar 5

karena nilai alpha/tolerance= 5%.

5.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakan

variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan

(sudarmanto,2005). Hasil output Spss uji heteroskedastisitas dengan gambar

scatterplot menunjukkan bahwa sebaran titik menyebar dan tidak membentuk

suatu pola tertentu maka terbebas dari heteroskedastisitas. Hasil uji bisa dilihat

pada Gambar 3 sebagai berikut:

Page 126: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

110

Gambar 4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber : Data Diolah (2018)

5.3.3 Uji Normalitas

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu data

dapat dikatakan terdistribusi secara normal. Bisa dengan melihat dari grafik dari

data yang ada atau menggunakan nilai skewness dan kurtosis atau bisa juga

dengan menghitung nilai D statistik. Jika Dhitung ≤ Dtabel maka data dikatakan

terdistribusi secara normal (Yudiaatmaja, 2013:74). Pada histrogram di bawah ini

terlihat bahwa distribusi membentuk lonceng. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

data terdistribusi normal.

Gambar 5. Hasl Pengujian Normalitas

Sumber : Data Diolah (2018)

Page 127: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

111

5.3.4 Uji Autokorelasi

Ada tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji

Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya

autokorelasi, yaitu apabila nilai statstik Durbin-Watson endekati angka 2, maka

dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi,

dalam hal ini sebaliknya, maka dinyatakan terdapat autokorelasi (Rietveld dan

Sunaryanto, 1994) dalam Sudarmanto (2013:264). Hasil output dari Uji

Autokorelasi, didapatkan nilai DW sebesar 1,502, dan berada pada posisi -2 <

1,818 <+2, hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi.

5.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini terdapat 2 variabel bebas yaitu persepsi karyawan tentang

gaya kepemimpinan (X1), persepsi karyawan tentang lingkungan kerja (X2) dan

variabel terikat berupa kinerja karyawan (Y). Penelitian ini menggunakan tingkat

kepercayaan sebesar 95% sehingga batas signifikansi adalah 5% (0,05).

Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda didapatkan model

persamaan regresi linear berganda seperti tabel 18 berikut :

Tabel 18. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Koefisien t hitung Signifikansi

Konstanta 29,369 3,846 0,000

Persepsi Gaya

Kepemimpinan (X1) -0,149 -0,789 0,434

Persepsi Lingkungan

Kerja (X2) 0,481 2,874 0,006

R2

= 0,163

t tabel = 2,0024 Sumber : Data Hasil Output SPSS (2018)

Page 128: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

112

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 18, persamaan model

regresi untuk model fungsi kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata dibentuk

menjadi:

Y = 29.369 - 0.149 X1 + 0.481 X2 + e

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan

X1 = Persepsi Gaya Kepemimpinan

X2 = Persepsi Lingkungan Kerja

e = error (5%)

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 18, diketahui bahwa nilai konstanta

sebesar 29.369. Artinya, jika kedua variabel yang diteliti yaitu persepsi karyawan

tentang gaya kepemimpinan dan persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

sama dengan nol (0), maka kinerja karyawan PT. Kusuma Agrowisata bernilai

29.369.

Pada penelitian ini diperoleh hasil Ttabel sebesar 2.0024. Hasil ini diperoleh

dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan df = n-k-1 = 60-2-1 = 57. Selain itu

juga diperoleh Ftabel sebesar 3,16 yang didapatkan dari df (1) = k = 2 dan df(2) =

n-k = 60-2 = 58.

dimana:

df = derajat kebebasan

n = jumlah data

k = jumlah variabel bebas

Dari hasil analisis regresi diatas, diketahui bahwa nilai koefisien yang

paling tinggi yaitu variabel persepsi karyawan tentang lingkungan kerja. Artinya,

bahwa persepsi karyawan tentang lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang

paling besar terhadap kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata. Berdasarkan

keadaan lapangan, sebagian besar karyawan memang menyatakan puas terhadap

Page 129: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

113

fasilitas dan lingkungan kerja di perusahaan. Hal ini bisa dilihat dari hasil

kuesioner yang menggambarkan bahawa hubungan antar pegawai di PT Kusuma

Agrowisata sudah baik. Kemudian dalam hal keamanan, menurut para karyawan

lingkungan kerja mereka juga sudah cukup aman. Selain itu fasilitas dalam ruang

kantor juga sudah memadai dan memiliki suasana yang nyaman karena

penerangan dan warna dinding sudah sesuai. Kemudian dari hasil analisis regresi

gaya kepemimpinan memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja. Hal ini

dikarenakan di PT Kusuma Agrowisata mengupayakan agar karyawannya dapat

bekerja secara mandiri dan agar tidak bergantung kepada pemimpin. Untuk

mengupayakan agar karyawan mandiri, PT Kusuma Agrowisata memberikan

jobdesk kepada setiap divisi untuk mengetahui tugas masing-masing.

5.5 Pengujian Hipotesis

5.4.1 Uji Simultan (F)

Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 19, sebagai berikut :

Tabel 19. Hasil Uji F

Df F hitung Signifikansi

2

5,565 0,006 57

59

F tabel = 3,16 Sumber: Data Olah SPSS, 2018

Untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari seluruh variabel bebas yaitu

persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan (X1) dan persepsi karyawan

tentang lingkungan kerja (X2) secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu

kinerja, peneliti menggunakan uji F dengan membandingkan hasil Fhitung dengan

Ftabel dan dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh. Berdasarkan hasil uji F

Page 130: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

114

pada Tabel 19, diperoleh nilai signifikansi 0,008 lebih kecil dari nilai α (0,05) dan

diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,565. Nilai tersebut lebih besar dari Ftabel 3.16 .

Maka disimpulkan bahwa Ha diterima, dan H0 ditolak. Artinya, bahwa persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja di PT. Kusuma Agrowisata. Didapatkan nilai R

Square sebesar 0,163. Hal ini berati seluruh variabel bebas yaitu persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja dapat menjelaskan

pengaruhnya terhadap kinerja sebesar 16,3%. Kemudian sisanya dapat dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.4.2 Uji Parsial (t)

1. Pengaruh Persepsi Karyawan Tentang Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kinerja

Berdasarkan Tabel 18, variabel persepsi karyawan tentang gaya

kepemimpinan (X1) memiliki nilai koefisien sebesar -0,149 yang artinya bahwa

persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan memiliki pengaruh negatif

terhadap kinerja karyawan. Jika terdapat peningkatan variabel persepsi karyawan

tentang gaya kepemimpinan maka akan terjadi penurunan secara linier terhadap

variabel kinerja, jika variabelnya dianggap konstan. Artinya, apabila persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan bertambah sebesar 1 kali maka kinerja

karyawan di PT. Kusuma Agrowisata akan mengalami penurunan sebesar 0,149.

Tingkat signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,434 lebih besar dari

nilai α. Hal ini memberikan pengertian bahwa persepsi karyawan tentang gaya

kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

Page 131: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

115

karyawan di PT. Kusuma Agrowisata. Lalu diperoleh nilai Thitung sebesar -0,789.

Nilai tersebut lebih kecil dari Ttabel 2,00247. Maka H0 diterima, dan Ha ditolak.

Artinya, persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Koefisien pengaruh langsung bertanda negatif, yang berarti bahwa persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan di PT Kusuma Agrowisata

belum membuat karyawan meningkatkan kinerjanya terhadap perusahaan. Hal ini

terjadi persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan pada perusahaan masih

belum bisa membangun kepercayaan serta mendukung perilaku untuk

meningkatkan kesadaran karyawan agar menaati peraturan yang berlaku di

perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Meningkatkan persepsi

karyawan tentang gaya kepemimpinan dapat dilakukan dengan menjaga sifat dan

watak yang baik dalam mempengaruhi bawahannya, serta atasan dalam

mengarahkan pegawainya dengan mencontohkan kebiasaan dan emosi yang baik

pada semua pegawainya.

2. Pengaruh Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja

Berdasarkan Tabel 18, variabel persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

(X2) memiliki nilai koefisien sebesar 0,481. Yang artinya bahwa persepsi

karyawan tentang lingkungan kerja memiliki pengaruh potitif terhadap kinerja.

Jika terdapat peningkatan positif variabel persepsi karyawan tentang lingkungan

kerja maka akan terjadi peningkatan positif pula secara linier terhadap variabel

kinerja, jika variabelnya dianggap konstan. Artinya, apabila persepsi karyawan

Page 132: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

116

tentang lingkungan kerja bertambah sebesar 1 kali maka kinerja karyawan di PT

Kusuma Agrowisata akan mengalami peningkatan sebesar 0,481.

Tingkat signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,006 lebih kecil dari

nilai α. Hal ini memberikan pengertian bahwa persepsi karyawan tentang

lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di

PT.Kusuma Agrowisata. Lalu diperoleh nilai Thitung sebesar 2,. Nilai tersebut lebih

besar dari Ttabel 2,00247. Maka H0 ditolak, dan Ha diterima. Artinya, persepsi

karyawan tentang lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Secara fisik, persepsi karyawan tentang lingkungan kerja di PT. Kusuma

Agrowisata sudah cukup mencerminkan lingkungan kerja yang kondusif.

Fasilitas kantor juga sudah sangat memadahi, mulai dari mushola, tempat parkir

sampai dengan kantin PT Kusuma Agrowisata sudah menyediakan dan cukup

layak untuk para karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu

menurut Melindasari (2015) yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan stres

kerja memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja di PT. Federal

International Finance (FIF) Gresik

Secara non fisik, persepsi karyawan tentang lingkungan kerja PT. Kusuma

Agrowisata hubungan kerja antar pegawai, hubungan kerja pegawai terhadap

atasan dan hubungan kerja terhadap bawahan sudah sangat baik, terjalin harmonis

dan kekeluargaan..

Kondisi suasana kerja di PT. Kusuma Agrowisata sudah sangat mendukung

untuk melakukan pekerjaan karena tempat kerja yang sudah bersih, fasilitas yang

sudah memadahi, dan ketenangan tempat yang sudah cukup baik. Hubungan

Page 133: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

117

dengan rekan kerja pun terlihat harmonis dan saling membantu. Persepsi

karyawan tentang lingkungan kerja dianggap sudah cukup kondusif dan juga

strategis. Oleh karena itu, persepsi karyawan tentang lingkungan kerja sangat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Kusuma Agrowisata.

Page 134: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

118

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Persepsi gaya kepemimpinan memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja

karyawan di PT. Kusuma Agrowisata, yang mana apabila gaya

kepemimpinan meningkat, maka kinerja karyawan di PT. Kusuma

Agrowisata akan menurun.

2. Persepsi lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata, yang mana apabila persepsi

tentang lingkungan kerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata meningkat,

maka kinerja karyawan di PT. Kusuma Agrowisata akan meningkat.

3. Persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT Kusuma

Agrowisata.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh

persepsi gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di

PT Kusuma Agrowisata, maka terdapat beberapa saran yaitu sebagai berikut.

1. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel persepsi gaya

kepemimpinan memiliki pengaruh negatif. Oleh karena itu PT. Kusuma

Page 135: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

119

Agrowisata diharapkan untuk memperbaiki gaya kepemimpinan pemimpin

di perusahaan terutama dalam komunikasi untuk menyampaikan maksud

dan tujuan kepada bawahan atau karyawan harus jelas. Hal ini dapat

dilakukan dengan memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap

karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik agar dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

2. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan lingkungan kerja karyawannya

karena memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan

Page 136: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

120

DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anonim. 2004. ”Potensi Agrowisata”. Diakses Pada

http://lampungpost.com/berita.php?id=2004091006350721 Hari Minggu,

21 April 2019 Pukul 20.21 WIB.

Ariyanto, Angga Tiyas. 2012. Pengaruh Persepsi Lingkungan dan Stress Kerja

terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Manufacturing. Vol.04, No 1.

Universitas Semarang. [Jurnal]

Assauri, Sofyan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Ketiga. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Bass, Bernard. 1990. From Transactional to Transformational Leadership:

Learning to Share the Vision. Organizational Dynamics, 19-31.

Bernardin, H.John and Russel. 2010. Human Resource Management. New York:

McGraw-Hill.

Daft, Richard L. 2003. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Daft, Richard L. 2002. Manajemen Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.

Deptan. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Diakses pada

https://database.deptan.go.id hari Minggu, 21 April 2019 Pukul 20.15

WIB.

Dewi, Putri Kemala. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Pegawai dengan Motivasi sebagai Variabel Mediating di Lingkungan

Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara. Vol.12,

No.2. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. [Jurnal].

Downey, W. David, dan Steven P. Erickson. 1988. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga.

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Page 137: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

121

Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.

Gie, Liang. 1996. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain.

Jakarta: Erlangga.

Halim, Ayu Dewi dan Johnson Dongoran. 2011. Persepsi Karyawan terhadap

Gaya Kepemimpinan manajer Korea dan Hubungannya dengan Kepuasan

Kerja Karyawan. Vol.16, No.1. Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga. [Jurnal].

Handoko, T.hani. 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE.

Hendriawan. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Dwimitra Multiguna Sejahtera di

Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. [Skripsi] Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Makassar: Universitas

Hasanudin.

Ismail. 2013. Manajemen Perbankan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Kusuma, Arta Adi. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan Hotel Muria Semarang. [Skripsi] Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

(UNS).

Melindasari. 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Gresik.

[Skripsi] Universitas Wijaya Putra Surabaya.

Miner, John B. 1988. Organizational Behavior: Performance And Productivity.

First Edition. New York: Random House Business Division.

Mitchell, T. 1978. People in Organization Understanding Their Behaviour. McGraw Hill.

Moorhead and Griffin. 2013. Perilaku Organisasi Manajemen Sumber Daya

Manusia Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Page 138: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

122

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Fajar Interpratama

Mandiri.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.

Narmodo, Hernowo dan Muhammad Farid Wajdi. 2004. Pengaruh Motivasi dan

Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Wonogiri. [Jurnal Dayasaing Vol 5 (2)]. Pp. 1-8 ISSN 1411-

3422.

Narmodo, Hernowo dan Wajdi, M. Farid. 2004. Pengaruh Motivasi dan Disiplin

terhadap Kinerja Pegawai badan Kepegawaian daerah Kabupaten

Wonogiri. Jurnal Daya Saing, Vol. 5, No.2,1-64.

Nawawi, Ismail. 2015. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja.

Jakarta:Prenadamedia Grup.

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Desain Reset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis

Ilmiah. Jakarta: Bina Aksara Jakarta.

Nitisemito, Alex. 2005. Manajemen Personalia Manajemen SumberDaya

Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

Noverli. 2015. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja

Pegawai Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk

dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP). [Skripsi] Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Nurochim dan Iwan Purwanto. 2010. Manajemen Bisnis. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

Pandjojo, Ranu Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia.

Yogyakarta: BFEE.

Pareek, Udai. 1996. Perilaku Organisasi : Pedoman ke Arah Pemahaman Proses

Komunikasi antar Pribadi dan Motivasi Kerja. Jakarta: PT. Ikrar

Mandiri Abadi.

Parlinda, Vera dan M. Wahyudin. 2003. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi,

Pelatihan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta. Jurnal daya saing. Vol 4,

02.

Page 139: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

123

Prawirosentono, Suyadi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan

Kinerja Karyawan Edisi 1 Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Manajemen Sumber Daya Manausia, Kebijakan

Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Rachmawati, Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta:Penerbit Andi.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Peneliti untuk Guru – Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rietveld dan Sunaryanto. 1994. 87 Masalah Pokok dalam Regresi Berganda.

Yogyakarta: Andi Offset.

Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia

untuk Perusahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari

Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbin, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta. PT.Indeks.

Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo.

Rochaety, Ety. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Rowland, V.K. 1960. Managerial Performance Standards. USA: The American

Management Association,Inc.

Rummler and Brache. 1995. Improving Performance: How To Manage The

White Space On The Organizational Chart. San Francisco: Wiley.

Sa’id,Gumbira dan Haritz Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Penerbit Mandar Maju.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

CV Mandar Maju.

Page 140: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

124

Sedarmayanti, dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:

Mandar Maju.

Siagian, Sondang Paian. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta:

Asdi Mahasatya.

Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Pustaka LP3ES Indonesia.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta :

PT. Pustaka Indonesia.

Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta.

PT.Bumi Aksara.

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang

Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soeyitno, Adisty Herwidaningtiyas. 2013. Hubungan antara Persepsi Karyawan

terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif atasan dengan Kinerja

Karyawan di RS. Muji Rahayu Surabaya. Vol. 02, N0.1. Surabaya.

Universitas Airlangga [Jurnal].

Spillane, James. 1994. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya.

Yogyakarta: Kanisius.

Stoner, James dkk. 1996. Manajemen Edisi Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo.

Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan

Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Sudarmanto. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS Edisi Pertama.

Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sugiarto. 1992. Tahap Awal dan Aplikasi Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi

Offset.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukoco, Badri Munir. 2006. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern.

Surabaya:Erlangga.

Page 141: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

125

Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakara:

Graha Ilmu.

Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat dan Regresi untuk Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supadjar, Damardjati. 1995. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT.

Pradnya Paramitha.

Suradinata, Ermaya. 1999. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Gramedia.

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta : Prenadamedia

Group.

Susanto. 1997. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta : Bina Cipta.

Syamsu dkk. 2001. Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata, studi

kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta. [Jurnal Ilmiah, Vol 5. No. 3 Maret 2001]. Jakarta:

LP3M STP Tri Sakti.

Tampubolon, Manahan. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Taty, Salmiaty dan Muhammad Basir. 2016. The Effect of Leadership Style, Work

Environment and Organization Culture on Emloyee Performance: A Case

Study at Kawasan Industri Makassar (Kima), Indonesia. [IOSR Journal of

Business and Management Vol. 18, Issue 10. Ver VII PP 49-55].

Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Rajagrafindo

persada.

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan:

paradigma positivistik dan berbasis pemecahan masalah. Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada.

Umar, Husein, 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya

. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Utama, Rai. 2011. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif. Bali: Universitas

Dhyana Pura diakses pada

https://www.researchgate.net/publication/277074027 hari Minggu, 21

April 2019 Pukul 20.40 WIB.

Page 142: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

126

Wibisono,Yusuf. 2009. Metode Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Ed 3. Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta : Kencana.

Yoeti, Oka. 2000. Manajemen Wisata Konvensi. Jakarta: PT.Pertja.

Yudiaatmaja, Fridayana. Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi

Komputer Statistik SPSS. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Yukl, Garry A. 1989. Leadership In Organizations. New Jersey: Prentice Hall.

Page 143: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

127

LAMPIRAN

Page 144: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

128

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER

Responden Yth,

Nama saya Ayu Sandra, Mahasiswi jurusan Agribisnis Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian

dengan judul “PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA

KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT. KUSUMA AGROWISATA MALANG JAWA TIMUR”

di bawah bimbingan Dr. Ujang Maman, M.Si dan Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si

Penelitian ini murni merupakan bagian dari tugas Skripsi saya. Demi tercapainya

penelitian ini, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini

dengan jawaban yang sejujur-jujur nya. Hasil dari pengisian kuesioner ini bersifat

rahasia dan dipergunakan hanya untuk kepentingan akademis. Atas waktu dan

kerjasama nya saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk Pengisian:

1. Terdapat 4 kuesioner yang harus diisi oleh responden, yaitu kuesioner

identitas responden, kuesioner persepsi karyawan tentang gaya

kepemimpinan, kuesioner persepsi karyawan tentang lingkungan kerja , dan

kuesioner Kinerja karyawan

2. Isilah terlebih dahulu kuesioner identitas responden dengan mengisi atau

memilih jawaban yang sesuai dengan identitas responden yang sesungguhnya.

3. Isilah kuesioner persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan, kuesioner

persepsi karyawan tentang lingkungan kerja , dan kuesioner Kinerja karyawan

dimulai dengan membaca terlebih dahulu pertanyaan dengan teliti sebelum

memberi jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.

4. Berikan jawaban anda terhadap pertanyaan yang ada dengan memberi tanda

silang (X) pada jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan kondisi anda

5. Berikan jawaban dengan sejujurnya sesuai dengan keadaan yang sebenar-

benar nya, kerahasiaan akan dijaga penuh oleh peneliti.

Page 145: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

129

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Divisi/Bagian dalam bekerja :

Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

Usia :

a. 20 – 30 Tahun c. 41 – 50 Tahun

b. 31 – 40 Tahun d. > 50 Tahun

Pendidikan Terakhir :

a. Tidak tamat SD d. SMA sederajat g. S2

b. SD e. Diploma

c. SMP sederajat f. S1

Lama Bekerja :

a. < 1 Tahun b. 1 – 5 Tahun c. 5 – 10 Tahun d. >10 Tahun

Status Karyawan :

a. Tetap b. Kontrak

Pendapatan Per Bulan :

a. Rp.500.000 – Rp. 2,9 juta c. Rp 6 Juta – Rp 10 juta

b. Rp.3 juta – Rp.5,9 juta d. >Rp 10juta

Page 146: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

130

KUESIONER PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

A. Persepsi Karyawan Tentang Gaya Kepemimpinan (X1)

1. Apakah pemimpin cepat dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

operasioanl maupun yang berkaitan dengan karyawan yang ada diperusahaan?

a) Tidak cepat b. Kurang cepat c. Cepat d. Sangat cepat

2. Apakah pemimpin tegas dan tepat dalam mengambil keputusan pada

perusahaan?

a. Tidak tegas b. Kurang tegas c. Tegas d. Sangat tegas

3. Apakah pemimpin memberikan semangat kepada para karyawan dalam

bekerja?

a. Tidak setuju b. Kurang setuju c. Setuju d.Sangat setuju

4. Apakah pemimpin peduli terhadap karyawannya?

a. Tidak peduli b. Kurang peduli c. Peduli d. Sangat peduli

5. Apakah pemimpin berkomunikasi dengan baik dengan karyawannya ?

a. Tidak baik b. Kurang baik c. Baik d. Sangat baik

6. Apakah pemimpin dalam menyampaikan maksud atau tujuan yang penting

mudah dipahami ?

a. Tidak paham b. Kurang paham c. Paham d. Sangat paham

7. Apakah pemimpin jelas dalam menyampaikan perintah kepada karyawannya?

a. Tidak jelas b. Kurang jelas c. Jelas d. Sangat jelas

8. Apakah pemimpin sopan ketika memimta tolong kepada karyawannya?

a. Tidak sopan b. Kurang sopan c. Sopan d. Sangat sopan

9. Apakah pemimpin bertanggung jawab?

a. Tidak bertanggung jawab c. Bertanggung jawab

b. Kurang bertanggung jawab d. Sangat bertanggung jawab

10. Apakah pemimpin berani menanggung resiko atas perusahaannya?

a. Tidak berani b. Kurang berani c. Berani d. Sangat Berani

11. Apakah pemimpin selalu memiliki ide-ide yang tidak pernah terpikirkan oleh

anda ?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. sering d. Selalu

Page 147: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

131

12. Apakah pemimpin mampu mengendalikan emosinya ?

a. Tidak mampu b. Kurang mampu c. Mampu d. Sangat mampu

B. Persepsi Karyawan tentang Lingkungan Kerja (X2)

1. Apakah anda merasa aman dalam melakukan pekerjaan diperusahaan?

a. Tidak aman b. Kurang aman c. Aman d. Sangat aman

2. Apakah anda merasa tenang dalam melakukan pekerjaan diperusahaan?

a. Tidak tenang b. Kurang tenang c. Tenang d. Sangat tenang

3. Apakah anda memiliki komunikasi yang baik dengan rekan kerja anda?

a. Tidak baik b. Kurang baik c. Baik d. Sangat Baik

4. Apakah anda selalu bekerjasama dengan rekan kerja anda dalam melakukan

pekerjaan diperusahaan?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. sering d. Selalu

5. Apakah terjalin hubungan sosial yang harmonis antara anda dengan sesame

rekan kerja?

a. Tidak baik b. Kurang baik c. Baik d. Sangat baik

6. Apakah terjalin interaksi yang bagus dengan karyawan lain?

a. Tidak bagus b. Kurang bagus c. Bagus d. Sangat bagus

7. Apakah fasilitas parkir diperusahaan sudah aman?

a. Tidak aman b. Kurang aman c. Aman d. Sangat Aman

8. Apakah fasilitas tempat untuk berteduh sudah layak?

a. Tidak layak b. Kurang layak c. Layak d. Sangat layak

9. Apakah fasilitas mushola bersih?

a. Tidak bersih b. Kurang bersih c. Bersih d. Sangat Bersih

10. Apakah cahaya penerangan (sinar matahari dan listrik) di Perusahaan sudah

cukup membuat ruang kerja anda nyaman ?

a Tidak nyaman c. Nyaman

b. Kurang nyaman d.Sangat nyaman

11. Apakah cahaya penerangan (listrik) di perusahaan memancar dengan tepat

sehingga tidak menyilaukan mata ?

Page 148: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

132

a Tidak tepat b. Kurang tepat c. Tepat d. Sangat tepat

12. Apakah ventilasi udara di ruang kerja berfungsi dengan baik ?

a. Tidak berfungsi c. Berfungsi

b. Kurang berfungsi d.Sangat berfungsi

13. Apakah suhu udara di ruang kerja sudah cukup membuat anda merasa nyaman

saat bekerja ?

a Tidak cukup b. Kurang cukup c. Cukup d. Sangat cukup

14. Apakah alat pengatur suhu (AC dan kipas angin) membuat anda merasa

nyaman saat bekerja ?

a Tidak nyaman c. Nyaman

b. Kurang nyaman d.Sangat nyaman

15. Apakah lingkungan kerja disekitar anda bebas dari suara bising

(kendaraan,mesin-mesin, dll) ?

a Tidak bebas b. Kurang bebas c. Bebas d. Sangat bebas

16. Apakah warna dinding di ruang kerja membuat anda merasa nyaman dan

membuat anda semangat dalam bekerja ?

a Tidak nyaman c. Nyaman

b. Kurang nyaman d. Sangat nyaman

KUESIONER KINERJA KARYAWAN

1. Apakah pekerjaan yang anda hasilkan sesuai dengan target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan?

a. Tidak sesuai c. sesuai

b. Kadang sesuai d. sangat sesuai

2. Apakah anda tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan anda dalam jangka

waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau bahkan lebih cepat dari itu ?

a. Tidak tepat waktu c. Tepat waktu

Page 149: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

133

b. Kadang tepat waktu d. sangat tepat waktu

3. Apakah hasil kerja anda kerjakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

oleh perusahaan ?

a. Tidak sesuai c. Sesuai

b. Kadang sesuai d. Sangat sesuai

4. Apakah anda menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya?

a. Tidak pernah c. sering

b. Kadang-kadang d. selalu

5. Apakah anda selalu memeriksa dengan hasil kerja anda sebelum diserahkan

kepada pimpinan ?

a. Tidak pernah c. sering

b. Kadang-kadang d. selalu

6. Apakah anda datang bekerja sesuai waktu jam kerja yang telah ditentukan?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Selalu

7. Apakah anda pulang bekerja sesuai waktu jam pulang kerja yang telah

ditentukan?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. selalu

8. Apakah anda senang bekerjasama dengan rekan kerja saat ini?

a. Tidak senang c. Senang

b. Kurang senang d. Sangat senang

9. Apakah anda selalu membantu satu sama lain saat melakukan perkerjaan

dengan rekan kerja anda?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. selalu

10. Apakah anda selalu bekerja sampai memenuhi target perusahaan?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Selalu

11. Apakah anda selalu melaksanakan tugas anda sesuai dengan peraturan yang

telah dtetapkan oleh perusahaan?

a. Tidak pernah c. Sering

Page 150: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

134

b. Kadang-kadang d. Selalu

12. Apakah anda mengerti dan paham dengan pekerjaan yang dilakukan ?

a. Tidak paham c. Paham

b. Kurang paham d. Sangat paham

13. Apakah anda mampu menyelesaikan pekerjaan anda sendiri ?

a. Tidak mampu c. Mampu

b. Kurang mampu d. Sangat mampu

Page 151: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

135

Lampiran 2. Data Karakteristik Responden

Respon

den Bagian

jenis

kelamin

Usia pendidikan terakhir Lama Bekerja

(tahun)

status

karyawan pendapatan

20-

30

31-

40

41-

50

>5

0

tidak

tamat SD

S

D

S

M

P

SM

A

Diplo

ma

S

1

S

2

<

1

1 -

5

5 -

10

>

10

kont

rak

teta

p

500-

2,9jt

3jt-

5,9jt

6jt -

10 jt

>10

jt

1 SPORT L X X X X X

2 SPORT L X X X X X

3 PEMANDU P X X X X X

4 PEMANDU L X X X X X

5 SPORT L X X X X X

6 KOOR BTT L X X X X X

7 KOOR BTT L X X X X X

8 KASIR/AC

CT L X X X X X

9 Front Office L X X X X X

10 KASIR/AC

CT P X X X X X

11 FRONT

OFFICE L X X X X X

12 HRD ADM L X X X X X

13 HRD ADM L X X X X X

14 KOOR BTT L X X X X X

15 KOOR BTT L X X X X X

16 PEMANDU P X X X X X

17 KOOR BTS L X X X X X

18 SPORT L X X X X X

19 SPORT L X X X X X

20 SPORT L X X X X X

Page 152: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

136

Respon

den Bagian

jenis

kelamin

Usia pendidikan terakhir Lama Bekerja

(tahun)

status

karyawan pendapatan

20-

30

31-

40

41-

50

>5

0

tidak

tamat SD

S

D

S

M

P

SM

A

Diplo

ma

S

1

S

2

<

1

1 -

5

5 -

10

>

10

kont

rak

teta

p

500-

2,9jt

3jt-

5,9jt

6jt -

10 jt

>10

jt

21 HRD

MANAGER L X X X X X

22 PEMANDU P X X X X X

23 PEMANDU L X X X X X

24 FRONT

OFFICE L X X X X X

25 FRONT

OFFICE L X X X X X

26 KOOR BTS L X X X X X

27 KOOR BTS L X X X X X

28 KOOR BTS L X X X X X

29 ADM BTT P X X X X X

30 ADM BTS P X X X X X

31 FO L X X X X X

32 FB ADM P X X X X X

33 FRONT

OFFICE P X X X X X

34 RESEVAR

SI P X X X X X

35 RESEVAR

SI P X X X X X

36 MARKETI

NG P X X X X X

37 ACCOUNT

ING L X X X X X

38 ACCOUNT

ING P X X X X X

39 ACCOUNT

ING L X X X X X

Page 153: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

137

Respon

den Bagian

jenis

kelamin

Usia pendidikan terakhir Lama Bekerja

(tahun)

status

karyawan pendapatan

20-

30

31-

40

41-

50

>5

0

tidak

tamat SD

S

D

S

M

P

SM

A

Diplo

ma

S

1

S

2

<

1

1 -

5

5 -

10

>

10

kont

rak

teta

p

500-

2,9jt

3jt-

5,9jt

6jt -

10 jt

>10

jt

40 BELLBOY L X X X X X

41 MARKETI

NG L X X X X X

42 MARKETI

NG P X X X X X

43 SALES P X X X X X

44 SALES P X X X X X

45 BELLBOY L X X X X X

46 SALES P X X X X X

47 SALES L X X X X X

48 ENGINERI

NG L X X X X X

49 ENG.SPV L X X X X X

50 FBM L X X X X X

51 CHEF L X X X X X

52 FB SPV L X X X X X

53 FRONT

OFFICE P X X X X X

54 FRONT

OFFICE P X X X X X

55 ACCOUNT

ING L X X X X X

56 ACCOUNT

ING P X X X X X

57 ACCOUNT

ING P X X X X X

58 ACCOUNT

ING L X X X X X

Page 154: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

138

Respon

den Bagian

jenis

kelamin

Usia pendidikan terakhir Lama Bekerja

(tahun)

status

karyawan pendapatan

20-

30

31-

40

41-

50

>5

0

tidak

tamat SD

S

D

S

M

P

SM

A

Diplo

ma

S

1

S

2

<

1

1 -

5

5 -

10

>

10

kont

rak

teta

p

500-

2,9jt

3jt-

5,9jt

6jt -

10 jt

>10

jt

59 ACCOUNT

ING P X X X X X

60 ACCOUNT

ING P X X X X X

Page 155: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

139

Lampiran 3. Hasil Skoring Kuesioner

Hasil skoring kuesioner variabel kinerja karyawan (Y)

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 Skor total Rata2

1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 45 3.5

2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 46 3.5

3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 35 2.7

4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 43 3.3

5 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 45 3.5

6 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 47 3.6

7 2 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 42 3.2

8 2 3 3 3 1 2 4 2 2 3 2 3 4 34 2.6

9 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 47 3.6

10 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 42 3.2

11 3 1 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 37 2.8

12 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 33 2.5

13 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 42 3.2

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40 3.1

15 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 44 3.4

16 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 47 3.6

17 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 48 3.7

18 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 49 3.8

19 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 3.7

20 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 44 3.4

21 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47 3.6

22 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 46 3.5

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4.0

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 3.0

25 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 46 3.5

26 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 46 3.5

27 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 44 3.4

28 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 43 3.3

Page 156: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

140

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 Skor total Rata2

29 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 45 3.5

30 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 43 3.3

31 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 47 3.6

32 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 3.8

33 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 3.8

34 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 47 3.6

35 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 3.8

36 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 46 3.5

37 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 3.7

38 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 45 3.5

39 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 47 3.6

40 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 49 3.8

41 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 3.7

42 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 3.7

43 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 3.8

44 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 46 3.5

45 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 44 3.4

46 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3.6

47 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 46 3.5

48 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 43 3.3

49 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 46 3.5

50 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 48 3.7

51 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 45 3.5

52 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 48 3.7

53 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 45 3.5

54 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 45 3.5

55 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 46 3.5

56 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 43 3.3

57 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 44 3.4

58 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 45 3.5

59 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 45 3.5

60 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 44 3.4

Page 157: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

141

Hasil skoring kuesioner variabel gaya kepemimpinan (X1)

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Skor total Rata2

1 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 42 3.5

2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 43 3.6

3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 44 3.7

4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 43 3.6

5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 43 3.6

6 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 45 3.8

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 38 3.2

8 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 38 3.2

9 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 42 3.5

10 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 45 3.8

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3.0

12 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 36 3.0

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3.0

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3.0

15 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 44 3.7

16 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 3.8

17 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 42 3.5

18 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 42 3.5

19 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 43 3.6

20 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 41 3.4

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 35 2.9

22 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 41 3.4

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 35 2.9

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 35 2.9

25 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 41 3.4

26 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 43 3.6

27 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 41 3.4

28 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 41 3.4

29 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 43 3.6

Page 158: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

142

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Skor total Rata2

30 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 40 3.3

31 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 40 3.3

32 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 38 3.2

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37 3.1

34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 37 3.1

35 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 45 3.8

36 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 39 3.3

37 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 39 3.3

38 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38 3.2

39 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 42 3.5

40 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39 3.3

41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 38 3.2

42 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 42 3.5

43 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 44 3.7

44 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 40 3.3

45 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 39 3.3

46 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 41 3.4

47 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 39 3.3

48 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 31 2.6

49 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 39 3.3

50 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 42 3.5

51 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 41 3.4

52 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 37 3.1

53 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 39 3.3

54 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 41 3.4

55 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 43 3.6

56 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 40 3.3

57 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 44 3.7

58 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 40 3.3

59 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 39 3.3

60 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40 3.3

Page 159: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

143

Hasil skoring kuesioner variabel lingkungan kerja (X2)

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 Skor total Rata2

1 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 57 3.6

2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 56 3.5

3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 3.3

4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 57 3.6

5 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 55 3.4

6 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 57 3.6

7 1 3 2 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 46 2.9

8 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 1 4 50 3.1

9 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 60 3.8

10 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 58 3.6

11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 48 3.0

12 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 48 3.0

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 47 2.9

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 44 2.8

15 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 58 3.6

16 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 52 3.3

17 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 54 3.4

18 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 57 3.6

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 57 3.6

20 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 54 3.4

21 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 3.1

22 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 59 3.7

23 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 48 3.0

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 50 3.1

25 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 54 3.4

26 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 55 3.4

27 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 55 3.4

28 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 56 3.5

29 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 52 3.3

30 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 54 3.4

31 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 53 3.3

Page 160: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

144

Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 Skor total Rata2

32 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 56 3.5

33 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 55 3.4

34 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3.2

35 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 57 3.6

36 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 56 3.5

37 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 55 3.4

38 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 52 3.3

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 57 3.6

40 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 3.1

41 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3.2

42 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 54 3.4

43 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 56 3.5

44 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 3.3

45 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3.2

46 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 52 3.3

47 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 54 3.4

48 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 46 2.9

49 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 52 3.3

50 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 53 3.3

51 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 51 3.2

52 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 57 3.6

53 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 56 3.5

54 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 54 3.4

55 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 58 3.6

56 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 52 3.3

57 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 55 3.4

58 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 54 3.4

59 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 54 3.4

60 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 56 3.5

Page 161: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

145

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Persepsi tentang

Gaya Kepemimpinan

No R tabel Corrected Item

Corelation Keterangan

1 0,361 0,547 Valid

2 0,361 0,207 Tidak Valid

3 0,361 0,597 Valid

4 0,361 0,605 Valid

5 0,361 0,471 Valid

6 0,361 0,477 Valid

7 0,361 0,661 Valid

8 0,361 0,554 Valid

9 0,361 0,708 Valid

10 0,361 0,511 Valid

11 0,361 0,433 Valid

12 0,361 0,682 Valid

Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Variabel Persepsi tentang Gaya

Kepemimpinan

Realibility Statistic

Cronbach's

Alpha N of items

0,773 12

Page 162: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

146

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Persepsi tentang

Lingkungan Kerja

No R tabel Corrected Item

Corelation Keterangan

1 0,361 0,662 Valid

2 0,361 0,435 Valid

3 0,361 0,460 Valid

4 0,361 0,412 Valid

5 0,361 0,199 Tidak Valid

6 0,361 0,293 Tidak Valid

7 0,361 0,490 Valid

8 0,361 0,638 Valid

9 0,361 0,586 Valid

10 0,361 0,438 Valid

11 0,361 0,476 Valid

12 0,361 0,453 Valid

13 0,361 0,396 Valid

14 0,361 0,361 Tidak Valid

15 0,361 0,598 Valid

16 0,361 0,494 Valid

Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Variabel Persepsi tentang Lingkungan

Kerja

Realibility Statistic

Cronbach's

Alpha N of items

0,760 16

Page 163: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

147

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel KINERJA

No R tabel Corrected Item

Corelation Keterangan

1 0,361 0,498 Valid

2 0,361 0,635 Valid

3 0,361 0,449 Valid

4 0,361 0,656 Valid

5 0,361 0,602 Valid

6 0,361 -0,036 Tidak Valid

7 0,361 0,546 Valid

8 0,361 0,421 Valid

9 0,361 0,728 Valid

10 0,361 0,628 Valid

11 0,361 0,555 Valid

12 0,361 0,422 Valid

13 0,361 0,534 Valid

14 0,361 0,429 Valid

Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Variabel Kinerja

Realibility Statistic

Cronbach's

Alpha N of items

0,757 14

Page 164: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

148

Lampiran 5. Hasil Uji Asumsi Klasik

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .394a .156 .126 3.464 1.502

a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja (x2), gaya kepemimpinan (x1)

b. Dependent Variable: kinerja (y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 24.490 7.113 3.443 .001

Persepsi gaya

kepemimpinan (x1) -.146 .207 -.119 -.704 .484 .522 1.917

Persepsi

lingkungan kerja

(x2)

.494 .178 .467 2.771 .008 .522 1.917

a. Dependent Variable: kinerja (y)

Page 165: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

149

Page 166: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

150

Lampiran 6. Hasil Uji t dan Uji F

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Persepsi

lingkungan kerja

(x2), persepsi

gaya

kepemimpinan

(x1)a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: kinerja (y)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .404a .163 .126 5.00130 1.507

a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja (x2), gaya kepemimpinan (x1)

b. Dependent Variable: kinerja (y)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 278.410 2 139.205 5.565 .006a

Residual 1425.739 57 25.013

Total 1704.149 59

a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja (x2), gaya kepemimpinan (x1)

b. Dependent Variable: kinerja (y)

Page 167: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

151

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 29.369 7.635 3.846 .000V

gaya

kepemimpinan (x1) -.146 .189 -.133 -.789 .434 .522 1.917

lingkungan kerja

(x2) .481 .167 .486 2.874 .006 .522 1.917

a. Dependent Variable: kinerja (y)

Page 168: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

152

Lampiran 7. Jobdesk PT Kusuma Agrowisata

JOBDESK PT KUSUMA AGROWISATA

Berdasarkan informasi dari bagian personalia Kusuma Agrowisata Batu tahun

2017, dapat dijelaskan tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam struktur

organisasi sebagai berikut :

1. General Manager

Membuat laporan secara periodik mengenai kinerja department.

a. Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahannya.

b. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada bawahannya.

c. Menghadiri rapat.

d. Menjaga kerahasiaan data.

e. Memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan divisi lain.

f. Memelihara dan meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan

keamananlingkungan kerja.

2. Accounting Manager

a. Mengelola, menjamin kegiatan perencanaan, administrasi dan operasional

bagian umum, administrasi dan keuangan, meliputi : pembuatan anggaran

laporan keuangan yang akurat dan up to date sesuai dengan standar umum

yang berlaku, pengadaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan untuk

mendukung kegiatan operasional secara keseluruhan dan mendokumentasikan

dengan baik dan rapi, ketertiban, kebersihan dan keamanan di Divisi

Agrowisata, kelancaran pengadaan barang dan pendistribusiannya ke masing-

masing department.

Page 169: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

153

b. Mengelola kegiatan penagihan.

3. Maketing Manager

a. Mengelola dan manjamin kelancaran kegiatan operasional dan administrasi

department pemasaran termasuk didalamnya aktivitas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian: pemasaran dan penjualan produk industri,

produk jasa dan produk tanaman semusim atau tahunan.

b. Melakukan koordinasi lintas bagian/department dalam kaitannya dengan

aktivitas department pemasaran.

4. Food and Beverage Manager

a. Mengelola dan menjamin kelancaran kegiatan operasional dan administrasi

department F&B termasuk didalamnya aktivitas perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian: alamanda resto, strawberry café, and food court.

b. Menyusun program, strategi promosi dan mengevaluasi keefektifan program

promosi.

c. Membuat laporan dan analisa mengenai riset pasar.

5. Manager Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dan Budidaya Tanaman

Semusim (BTS)

a. Mengelola kegiatan operasional dan administrasi budidaya tanaman tahunan

termasuk didalamnya perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian: pembukaan

lahan, pembibitan, penanaman, pemanenan, penyiapan produk siap jual untuk

buah, sayur hidroponik, sayur organik dan sayur substrat.

b. Merencanakan, mempersiapkan dan membuat jadwal lokasi pemetikan apel

dan jeruk

Page 170: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

154

c. Menjaga dan meningkatkan kepuasan customer terkait dengan aktivitas

pemetikan apel dan jeruk.

6. Adventure and Waterpark Manager

a. Mengelola kegiatan operasioanal dan admisitrasi adventure and waterpark

termasuk didalamnya perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian: game-game

outbound, pelaksanaan outbound, safety untuk customer pada saat bermain di

are outbound dan waterpark.

b. Menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan, termasuk menerima dan

menindaklanjuti keluhan pelanggan.

7. Manajer Diklat

a. Mengelola dan menjamin kegiatan operasional dan administrasi departemen

diklat termasuk didalamnya aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian: training, seminar dan presentasi, study banding (dalam/luar

negeri).

b. Mengupayakan inovasi dan pengetahuan baru untuk meningkatkan

pengetahuan customer tentang pertanian, bisnis dan budidaya yang terdapat di

Kusuma Agrowisata.

8. Manajer Pangan dan Produksi

a. Mengelola dan menjamin kelancaran kegiatan operasional dan administrasi

departemen produksi termasuk didalamnya perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian: penerimaan bahan baku untuk pupuk, proses produksi dan

pemasaran yogurt, dekomposer dan berbagai probiotik untuk tanaman.

b. Mengarsipkan dokumen-dokumen produksi.

Page 171: PENGARUH PERSEPSI TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47480... · 2019-10-14 · belum mendukung pekerjaan Hal ini disebabkan oleh

155

c. Menyediakan data dan perhitungan HPP untu diserahkan ke departemen

accounting.

9. Trading Manager

a. Mengelola kegiatan operasional dan administrasi trading termasuk didalamnya

aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian: penjualan buah dan

sayur ke minimarket, supermarket dan agen-agen lainnya.

b. Merekapitulasi transaksi-transaksi penjualan buah dan sayur.

c. Memasarkan produk buah dan sayur ke pasar modern.

10. Manajer Personalia

a. Mengelola kegiatan opersional dan administrasi yang bersangkutan dengan;

ketenagakerjaan, pembayaran upah/gaji karyawan, magang dan sebagainya.

b. Mendata semua karyawan dan mengukur tingkat efektifitas kinerja karyawan.