48
PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN BAWANG MERAH( Allium ascalonicum L.) DI LABORATORIUM LAPANGAN TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG (Skripsi) Oleh Chintara Andini Dhanistia FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

  • Upload
    others

  • View
    31

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS

TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN BAWANG

MERAH( Allium ascalonicum L.) DI LABORATORIUM LAPANGAN

TERPADU FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Chintara Andini Dhanistia

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

ABSTRAK

PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALISTERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN BAWANGMERAH( Allium ascalonicum L.) DI LABORATORIUM LAPANGAN

TERPADU FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Chintara Andini Dhanistia

Respirasi tanah adalah proses evolusi CO2 dari tanah ke atmosfer, terutama

dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Mikroorganisme dalam

setiap aktifitasnya membutuhkan O2 atau mengeluarkan CO2 yang dijadikan dasar

untuk pengukuran respirasi tanah. Hal ini dipengaruhi tidak hanya oleh faktor

biologis (vegetasi, mikroorganisme) dan faktor lingkungan (antara lain suhu,

kelembaban, pH), tetapi juga oleh faktor buatan manusia. Usaha yang dilakukan

untuk meningkatkan laju respirasi tanah salah satunya adalah dengan pemupukan,

Dengan pupuk hayati dan pupuk pelengkap alkalis. Perlakuan pemberian pupuk

hayati dan pupuk pelengkap alkalis diharapkan mampu meningkatkan aktivitas

mikroorganisme di dalam tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh

pemberian pupuk hayati dan aplikasi pupuk pelengkap terhadap aktivitas

mikroorganisme tanah, dalam hal ini respirasi tanah. Penelitian ini dilaksanakan

Page 3: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

Chintara Andini Dhanistia

di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, pada

bulan Juli-September 2017 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) secara faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu pemberian pupuk hayati

terdiri dari perlakuan tanpa pupuk hayati (H0) dan diberi pupuk hayati (H1), dan

perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap terdiri dari perlakuan tanpa pupuk

pelengkap (P0), konsentrasi 0,5 g L-1 (P1), 1 g L-1 (P2) dan 1,5 g L-1 (P3) pupuk

pelengkap. Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan uji Barlett

dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan ANARA dan

dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Perlakuan pupuk hayati 10 ml L- 1 menghasilkan laju respirasi yang lebih tinggi

daripada tanpa pemberian pupuk hayati pada pengamatan 32 HST dan 86 HST.

Perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap berpengaruh nyata terhadap respirasi

tanah pada pengamatan 32 HST dan 86 HST , nilai respirasi tertinggi pada

pengamatan 32 HST dan 86 HST terdapat pada perlakuan P2 (2 g L-1) dan P3 (3 g

L-1) terendah pada perlakuan P0 (0 g.L-1) dan P1 (1 g.L-1). Tidak terdapat interaksi

antara pupuk hayati dan pupuk pelengkap pada pengamatan respirasi tanah pada

pengamatan 32 HST dan 86 HST.

Kata kunci: Pupuk hayati, pupuk pelengkap, respirasi tanah.

Page 4: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP

ALKALIS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA

PERTANAMAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) DI

LABORATORIUM LAPANGAN TERPADU UNIVERSITAS

LAMPUNG

Oleh

CHINTARA ANDINI DHANISTIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI
Page 6: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI
Page 7: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI
Page 8: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada 06 desember 1995, merupakan

anak ketiga dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Ir. Wandhani

Ganeviantara dan Ibu Dra.Istiati. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-

kanak (TK) SGC ( Sugar Group Companies) 2000 dan diselesaikan pada tahun

2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD AL-Azhar Bandar

Lampung dan diselesaikan pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan ke SMP Negeri 23 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2010, lalu

melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan selesai pada

tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di

organisasi Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (PERMA AGT) sebagai anggota

Bidang eksternal periode kepengurusan 2014 – 2015 dan 2015 – 2016. Penulis

juga pernah melakukan Praktik Umum di PT Laju Perdana Indah (LPI) site OKU

Timur. Selain itu penulis pernah menjadi Asisten Dosen praktikum Mata Kuliah

Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Page 9: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

“Stay focus and complete the journey.”

( Lailah Gifty Akita )

“Orang yang perlu kamu kalahkan untuk pertama kali adalah

dririmu sendiri”

(Haruntsaqif)

“Proses sama pentingnya dibanding hasil. Hasilnya nihil tak apa. Yang

penting sebuah proses telah dicanangkan dan dilaksanakan.”

(Sujiwo Tejo)

“I make the words, I read the meaning, I put together in the paragraph,

framed in five chapters, into a masterpiece, then I got a degree, parents,

family, friends and future husband would be happy.”

(Chintara Andini Dhanistia, 2018)

Page 10: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

SANWACANA

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Pupuk Hayati

dan Pupuk Lengkap Alkalis Terhadap Respirasi Tanah Pada Pertanaman Bawang

Merah ( Allium ascalonicum L.) di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas

Pertanian Universitas Lampung”

Penulis menyadari bahwa sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dikesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku pembimbing pertama atas ide

penelitian, bimbingan, saran, serta kesabaran dalam memberikan

bimbingannya kepada penulis.

3. Bapak Ir.Kus Hendarto, M.S., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,

saran, nasihat – nasihat, serta kesabaran dalam memberikan bimbingannya

kepada penulis.

4. Bapak Dr. Ir. Henrie Buchari, M.Si., selaku pembahas atas segala masukan

yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

Page 11: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

5. Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini , M.S.i., selaku ketua jurusan Agroteknologi.

6. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin , M.S., selaku Pembimbing Akademik atas

motivasi, nasihat, serta dukungannya kepada penulis sejak mahasiswa baru

hingga menjadi manusia yang InshaAllah berguna bagi sesama.

7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ir.Wandhani Ganeviantara dan Ibu

Dra.Istiati serta Kakak-kakak tersayang, Aditya Dhanist Pratama, M.T., dan

Bagus Dhanist Rananta, S.TI., atas doa dan dukungan dalam bentuk motivasi,

bantuannya baik secara moril maupun materil yang diberikan selama ini.

8. Teman Devita Ayu Ningrum,S.P., sebagai partner selama mejalani penelitian

bersama atas perjuangan dan kerjasamanya hingga skripsi ini terselesaikan.

9. Sahabat – sahabatku Faris Faishol, S.P., Hendi Pamungkas , S.P.,

Irfan Pratama, S.P., Eko Supriyadi, S.P., Ivan Bangkit, S.P., Sugeng

Hannanto, S.P., Roby Juliantisa, S.P., M. Irfan Ekananda, S.P., Sheilla

Elzhivago, S.P.,Dina Yuliana, S.P., Rizky Ade, S.P., Rizkia Meutia, S.P.,

Tantri Agitaputri, S.P., dan Yamatri Zahra, S.P., atas banyak hal berwarna

yang kalian berikan selama kuliah di Universitas Lampung, serta teman-teman

Agroteknologi 2013 atas persahabatan, doa, dukungan serta kebersamaan

kepada penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Bandar Lampung,

Chintara Andini Dhanistia

Page 12: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.3 Kerangka Penelitian ............................................................................ 5

1.4 Hipotesis .............................................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

2.1 Bawang merah ..................................................................................... 9

2.2 Tanah Ultisol ....................................................................................... 10

2.3 Respirasi Tanah ……………… ........................................................... 11

2.4 Pupuk Hayati BMG (Bio Max Grow) .................................................. 15

2.5 Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) ....................................................... 18

III. BAHAN DAN METODE ...................................................................... 21

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 21

3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 21

3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 21

3.4 Hasil Analisis Tanah Sebelum Perlakuan ............................................ 23

3.5 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 23

Page 13: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

3.5.1 Persiapan Lahan ......................................................................... 233.5.2 Persiapan Bibit ........................................................................... 243.5.3 Pemupukan Pupuk Dasar ........................................................... 243.5.4 Penanaman Bawang Merah ....................................................... 253.5.5 Aplikasi Pupuk Hayati dan Pelengkap ...................................... 253.5.6 Pengambilan Sampel................................................................... 253.5.7 Analisi Tanah ............................................................................. 263.5.8 Panen .......................................................................................... 26

3.6 Variabel Pengamatan …................................................................. 26

3.6.1 Variabel Utama ......................................................................... 26

3.6.1.1 Pengukuran Respirasi Tanah ................................................ 263.6.2 Variabel Pendukung ................................................................. 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 28

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 28

4.1.1 Respirasi Tanah ........................................................................ 284.1.2 Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap

terhadap beberapa Sifat Kimia Tanah selama PertanamanBawang merah (Allium Ascalonicum L.) ................................... 30

4.1.3 Korelasi antara C-Organik Tanah, Kadar Air Tanah, Suhu Tanahdan pH Tanah dengan Respirasi Tanah..................................... 31

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 33

4.2.1 Respirasi Tanah........................................................................... 334.2.2 Perubahan Sifat Kimia Tanah selama Pertanaman Bawang

Merah (Allium Ascalonicum L.) ................................................. 374.2.3 Hasil Korelasi antara C-organik, Kadar Air Tanah, pH Tanah

dan Suhu Tanah Terhadap Respirasi Tanah .............................. 39

V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 40

5.1 Simpulan ............................................................................................ 40

5.2 Saran .................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41

LAMPIRAN ................................................................................................... 44-55

Page 14: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pemikiran ......................................................................... 7

2. Petak satuan percobaan .............................................................................. 24

3. Grafik Kolerasi Respirasi Tanah Dengan Kadar Air .................................. 32

Page 15: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi unsur pupuk pelengkap Plant Catalyst .................................. 20

2. Sifat tanah sebelum dilakukan penelitian ................................................ 23

3. Pengaruh Perlakuan Pupuk Hayati dan Pupuk Pelengkap TerhadapRespirasi Tanah Pada 32 HSTdan 86 HST Pada Pertanaman BawangMerah (Allium Ascalonicum L.) ................................................................ 28

4. Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Respirasi Tanah Pada PertanamanBawang Merah 32 HST …......................................................................... 29

5. Pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap terhadap respirasi tanahpada pertanaman bawang merah 32 HST .................................................. 29

6. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Hayati Terhadap Respirasi Tanah PadaPertanaman Bawang Merah 86 HST ......................................................... 30

7. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Terhadap Respirasi TanahPada Pertanaman Bawang Merah 86 HST ................................................ 30

8. Ringkasan Analisis Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupukpelengkap Terhadap C – Organik Tanah (%), Kadar Air Tanah (%),Suhu Tanah (oC) dan pH Tanah Pada Pengamatan86HST......................... 31

9. Uji Korelasi Antara C - Organik Tanah, Kadar Air Tanah, pH Tanahdan Suhu Tanah Terhadap Respirasi Tanah ............................................. 32

10. Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dan Konsentrasi PupukPelengkap (Plant Catalyst) Terhadap Respirasi TanahC-CO2 (mg jam-1 m-2) pada 32 HST .......................................................... 45

11. Hasil Uji Homogenitas Respirasi Tanah C-CO2 (mg jam-1 m-2)Pada 32 HST .............................................................................................. 45

Page 16: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

12. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow)dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) TerhadapRespirasi Tanah C-CO2 (mg jam-1 m-2) pada 32HST ................................ 46

13. Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dan Konsentrasi PupukPelengkap (Plant Catalyst) Terhadap Respirasi TanahC-CO2 (mg jam-1 m-2) pada 86 HST .......................................................... 46

14. Hasil Uji Homogenitas Respirasi Tanah C-CO2 (mg jam-1 m-2)ada 86 HST ................................................................................................ 47

15. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dankonsentrasi Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) Terhadaprespirasi Tanah C-CO2 (mg jam-1 m-2) pada 86 HST ................................ 47

16. Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dan Konsentrasi Pupukpelengkap (Plant Catalyst) Terhadap C-Organik Tanah (%)pada 86 HST ............................................................................................. 48

17. Hasil Uji Homogenitas C-Organik Tanah (%) pada 32 HST .................... 48

18. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) danKonsentrasi Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) TerhadapC-Organik Tanah (%) pada 32 HST ......................................................... 49

19. Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dan Konsentrasi PupukPelengkap (Plant Catalyst) Terhadap pH Tanah Pada HST...................... 49

20. Hasil Uji Homogenitas pH Tanah Pada 86 HST ..................................... 50

21. Hasil analisis ragam Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) danKonsentrasi Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) Terhadap pH TanahPada 86 HST ............................................................................................. 50

22. Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dan Konsentrasi PupukPelengkap (Plant Catalyst) Terhadap Suhu Tanah (oC) pada 86 HST ....... 51

23. Hasil Uji Homogenitas Suhu Tanah (oC) pada 86 HST.............................. 51

24. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) danKonsentrasi Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) TerhadapSuhu Tanah(%) pada 86 HST ..................................................................... 52

25. Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dan Konsentrasi PupukPelengkap (Plant Catalyst) Terhadap Kadar Air Tanah (%)Pada 86 HST .............................................................................................. 52

Page 17: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

26. Hasil Uji Homogenitas Kadar Air Tanah (%) Pada 86 HST ...................... 53

27. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Hayati (Bio Max Grow) danKonsentrasi Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst) TerhadapKadar Air Tanah (%) pada 86 HST …........................................................ 53

28. Uji korelasi Antara C-organik Tanah (%) Dengan Respirasi Tanah Pada86 HST ...................................................................................................... 54

29. Uji korelasi Antara Suhu Tanah (oC) Dengan Respirasi TanahPada 86 HST .............................................................................................. 54

28. Uji Korelasi Antara Kadar Air Tanah (%) Dengan Respirasi Tanah Pada86 HST ........................................................................................................ 55

29. Uji Korelasi Antara pH Tanah Dengan Respirasi Tanah Pada 86 HST ....... 55

Page 18: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditi hortikultura yang

tergolong sayuran rempah dan banyak dibutuhkan sebagai pelengkap bumbu

masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan masakan. Selain sebagai

bumbu masak, bawang merah dapat juga digunakan sebagai obat tradisional yang

banyak bermanfaat untuk kesehatan (Rahayu dan Berlian., 2007).

Bawang merah tergolong komoditi yang mempunyai nilai jual tinggi dipasaran.

Produksi bawang merah perlu ditingkatkan mengingat permintaan konsumen dari

waktu kewaktu terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk

dan peningkatan daya belinya (Rahayu dan Berlian, 2007). Ditinjau dari

kandungan gizinya, dari 100 gram mengandung air sekitar 80- 85%, protein 1,5%,

lemak 0,3% dan karbohidrat 9,2% serta kandungan lain seperti zat besi, mineral

kalium, fosfor, asam askorbat, naisin, riboflavin vitamin B dan vitamin C

(Wibowo, 2001).

Rendahnya produksi bawang merah salah satu faktor yang menyebabkan ialah

Kesuburan tanah yang menurun kesuburan tanah meliputi fisika (sifat fisika

tanah, tekstur, struktur, warna tanah), kimia (kandungan hara dalam tanah),

biologi (aktivitas mikroba dan fauna beserta ekologinya dalam tanah). Salah satu

Page 19: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

2

meningkatkan kesuburan tanah yaitu dengan cara pemupukan, Pemupukan dengan

menggunakan pupuk hayati Bio Max Grow (BMG) karena pupuk BMG

mengandung enzim dan beberapa mikroba yang mampu memperbaiki sifat fisika,

kimia dan biologi tanah sehingga berdampak pada peningkatan kesuburan tanah.

Termasuk meningkatkan laju respirasi pada tanah serta pupuk pelengkap plant

catalyst, yang mengandung unsur hara makro (N,P,K, Ca, Mg, dan S) dan unsur

hara mikro (Fe, Cl, Mn, Cu, Zn, Bo, dan Mo) .

Pupuk hayati adalah zat yang mengandung mikroorganisme hidup yang bila

diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah serta saat pertumbuhan

tanaman dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi utama untuk tanaman inang.

Selain itu, kandungan lainnya yang terdapat pada pupuk hayati dapat

meningkatkan laju kerja enzim baik di dalam tanah maupun pada tanaman

(Mazid dkk., 2011).

Pupuk hayati yang digunakan yaitu Bio Max Grow (BMG) dengan menggunakan

Teknologi AGPI ( Agriculture Growth Promoting Inoculant) adalah inokulan

campuran yang berbentuk cair, mengandung hormon tumbuh dan berbahan aktif

bakteri penambat N2 secara asosiatif, mikroba pelarut fosfat dan penghasil

selulose dan pemberian pupuk organik dapat memberikan beberapa keuntungan

seperti struktur tanah yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman, meningkatkan

hara tersedia bagi tanaman dan meningkatkan populasi dan aktivitas mikroba

(Gunarto, 2015).

Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh keberadaan mikroorganisme yang

ada di tanah dan dianggap penting karena dapat meningkatkan produktivitas

Page 20: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

3

tanaman, mempertahankan kesuburan tanah dengan mengintroduksi

mikroorganisme asing ke dalam tanah dan meningkatkan aktivitas

mikroorganisme asli. Mikroorganisme sangat penting dalam pertumbuhan

tanaman sebagai percepatan penyediaan hara dan juga sebagai sumber bahan

organik tanah melalui proses dekomposisi sisa tumbuhan dirombak menjadi unsur

yang dapat digunakan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Beberapa

mikroorganisme yang berperan dalam dekomposisi bahan organik adalah jamur

dan bakteri (Atmojo, 2003).

Plant Catalyst adalah pupuk pelengkap yang mengandung unsur hara lengkap

yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman agar

tumbuh sehat. Adapun unsur hara makro yang terkandung adalah N, P, K, Ca,

Mg, dan S, sedangkan unsur hara mikro yang terkandung adalah Fe, Cl, Mn, Cu,

Zn, Bo, dan Mo serta bersifat alkalis. Pupuk pelengkap ini digunakan untuk

melengkapi kebutuhan unsur hara tanaman yang tidak disediakan oleh pupuk

dasar NPK, agar tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap serangan hama

penyakit, meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tanaman (jumlah anakan,

produksi, rendeman / kualitas), ramah lingkungan (bio-degradable) dan hasil

tanaman bebas dari unsur logam berat yang bersifat karsinogenik (PT Citra Nusa

Insan Cemerlang, 2014).

Respirasi tanah merupakan indikator penting pada suatu ekosistem, meliputi

seluruh aktivitas yang berkenaan dengan proses metabolisme di dalam tanah,

dekomposisi sisa tanaman dalam tanah, dan konversi bahan organik tanah menjadi

CO2 . Respirasi tanah menggambarkan aktivitas mikroorganisme tanah. Respirasi

Page 21: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

4

tanah adalah proses hilangnya CO2 dari tanah ke atmosfer, terutama yang

dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Hal ini dipengaruhi

oleh faktor biologis seperti vegetasi dan faktor lingkungan seperti suhu,

kelembaban, pH, dan faktor buatan manusia (Fang dkk., 1998).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah berikut ini :

1. Apakah pemberian pupuk hayati Bio Max Grow dapat meningkatkan

Respirasi tanah pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) ?

2. Apakah pemberian pupuk pelengkap Plant Cataliyst dapat meningkatkan

Respirasi tanah pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.)?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara kombinasi pupuk hayati Bio Max

Grow dan pupuk pelengkap Plant Cataliyst pada pertanaman bawang merah

(Allium ascalonicum L.)?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut ini :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati Bio Max Grow terhadap

respirasi tanah pada pertanaman bawang merah ( Allium ascalonicum L.)

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk pelengkap Plant Catalyst

terhadap respirasi tanah pada pertanaman bawang merah ( Allium

ascalonicum L.)

Page 22: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

5

3. Untuk mengetahui interaksi antara pemberian pupuk hayati Bio Max Grow

dan pupuk pelengkap Plant Catalyst terhadap respirasi tanah pada tanaman

bawang merah (Allium ascalonicum L.)

1.3 Kerangka Pemikiran

Tanaman bawang merah yang akan ditanam pada penelitian ini memerlukan unsur

hara yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Aplikasi

pupuk hayati Bio Max Grow dan pupuk pelengkap Plant Cataliyst diharapkan

dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah melalui perbaikan sifat

kimia, fisik, dan biologi tanah.

Penurunan produksi bawang merah dapat disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya ialah kesuburan tanah yang menurun. Salah satu cara yang dapat

dilakukan agar produksi bawang merah dapat meningkat yaitu dengan melakukan

pemupukan. Pupuk yang dapat digunakan yaitu dengan penggunaan pupuk

anorganik Plant Catalyst dan pupuk hayati Bio Max Grow . Manfaat dari pupuk

Plant Catalyst yaitu sebagai katalisator untuk mengefektifkan atau

mengoptimalkan pemakaian unsur-unsur hara makro sehingga tanaman memiliki

produktifitas yang tinggi. Manfaat Bio Max Grow yaitu untuk meningkatkan

ketersediaan N, P, dan meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara lainnya,

serta merangsang pertumbuhan akar.

Pupuk pelengkap Plant Catalyst digunakan untuk melengkapi kebutuhan unsur

hara tanaman yang tidak disediakan oleh pupuk dasar N, P, dan K. Tanaman tidak

hanya memerlukan unsur hara makro, namun juga memerlukan unsur hara mikro.

Page 23: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

6

Pupuk pelengkap ini mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro yang

dibutuhkan tanaman agar tumbuh sehat. Unsur hara makro yang terkandung

dalam Plant Catalyst ialah N, P, K, Ca, Mg, dan S, sedangkan unsur hara mikro

yang terkandung dalam Plant Catalyst ialah Fe, Cl, Mn, Cu, Zn, Bo, dan Mo (PT

Citra Nusa Insan Cemerlang, 2014). `

Penggunaan pupuk hayati Bio Max Grow (BMG) mempunyai manfaat

memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga strukturnya sehat,

menetralisir atau mengurai faktor penghambat yang menyebabkan unsur hara

tanah terikat, sehingga unsur hara tanah menjadi tersedia bagi tanaman. Pupuk

hayati tersebut mengandung enzim dan mikroba penambat nitrogen, pelarut

pospor, perombak bahan organik dan hormon tumbuh yang diperlukan tanaman

pada tahap pertumbuhan paling kritis (Goenadi, 2006).

Menurut Soetedjo (1991), Respirasi tanah adalah proses pembebasan CO2 dari

dalam tanah akibat kegiatan mikrooragnisme tanah dan hewan yang membentuk

bahan organik tanah. Respirasi tanah dapat dijadikan sebagai suatu indikator dari

aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Pengukuran respirasi merupakan cara

yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme

tanah. Mikroorganisme juga membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya.

Nutrisi tersebut dapat dilakukan dengan pemupukan yang berguna untuk

memberikan energy dalam proses dekomposisi.

Interaksi antara Bio Max Grow dan pupuk pelengkap Plant Cataliyst diharapkan

berpengaruh terhadap respirasi dan tingkat aktivitas mikroorganisme di dalam

Page 24: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

7

tanah dan penggunaan dosis yang tepat akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan tanaman.

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Pupuk Pelengkap Dan PupukHayati Terhadap Respirasi Tanah Pada Pertanaman Bawang merah.

Produksi Bawang MerahMenurun

Rendahnya KesuburanTanah

PenambahanPlant Catalyst

Mengandung unsur haramakro (N, P, K, Ca, Mg

dan S) dan mikro (Fe, Cl,Mn, Cu, Zn, Bo, dan Mo)

PenambahanBio Max Grow

Mengandung enzim danbeberapa mikroba

Memperbaiki Kesuburandan respirasi Tanah

Secara Biologis

Meningkatkan ProduksiBawang Merah

Page 25: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

8

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam peneliitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaplikasian pupuk hayati Bio Max Grow (BMG) berpengaruh terhadap

respirasi tanah pada pertanaman pada tanaman bawang merah

(Allium ascalonicum L.).

2. Pengaplikasian pupuk pelengkap Plant Catalyst dengan konsentrasi yang

berbeda memberikan nilai respirasi yang berbeda terhadap respirasi tanah pada

tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.).

3. Terdapat interaksi pemberian pupuk hayati Bio Max Grow (BMG) dan

konsentrasi pupuk pelengkap Plant Catalyst terhadap respirasi tanah pada

pertanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.).

Page 26: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Merah (Allium cepascalonicum L.)

Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang cukup

populer di kalangan masyarakat, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, bawang

merah juga berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan ebagai

bahan obat tradisional atau bahan baku farmasi lainnya. Deskripsi dari bawang

merah (Allium ascalonicum L.), merupakan tanaman semusim, tinggi 40-60 cm.

Tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan dari

pelepah yang satu dengan yang lain. Berumbi lapis dan berwarna merah keputih-

putihan. Daun tunggal memeluk umbi lapis, berlobang, bentu lurus, ujung

runcing.

Di Indonesia, tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) banyak

dibudidayakan di daerah dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak

panas dan cuaca cerah. Musim tanam biasanya pada bulan April dan Oktober.

Produksi bawang merah sampai saat ini memang belum optimal dan masih

tercermin dalam keragaman cara budidaya tempat bawang merah(Allium

ascalonicum L.) diusahakan (Sartono dkk, 1996).

Page 27: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

10

Ketersediaan bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.) mengalami kesulitan

karena keterbatasan varietas lokal yang ada, karena petani lebih memilih untuk

mengembangkan varietas asal impor, seperti varietas impor Thailand dan Peking

yang ukurannya lebih besar, kandungan airnya lebih banyak serta warnanya lebih

pucat, sementara aromanya jauh lebih rendah dibandingkan bawang merah

(Allium ascalonicum L.) varietas lokal. Meski demikian, bawang merah varietas

ini dinilai lebih tahan terhadap serangan hama bawang sehingga banyak ditanam

petani (Basuki, 2005).

Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) termasuk family Liliaceae dan

sistimatika klasifikasinya secara rinci sebagai berikut: (Rahayu dan Berlian,1999).

Kingdom : Plantae

Divisi : Spematophyta

Kelas : Monocotyledonal

Ordo : Liliaceae 7

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum L.

2.2 Tanah Ultisol

Tanah Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi

sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian potensial, asalkan

dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

yang umum pada tanah Ultisol adalah kemasaman tanah yang tinggi, pH rata-rata

Page 28: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

11

< 4,50, kejenuhan Al tinggi, miskin hara makro terutama P, K, Ca dan Mg, serta

kandungan bahan organik yang rendah (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).

Tanah Ultisol umumnya memunyai nilai kejenuhan basa < 35%, karena batas ini

merupakan salah satu syarat untuk klasifikasi tanah Ultisol menurut Soil

Taxonomy. Beberapa jenis tanah Ultisol mempunyai KTK < 16 cmol kg-1 liat,

yaitu Ultisol yang mempunyai Horizon Kandik. Reaksi tanah Ultisol pada

umumnya masam hingga sangat masam (pH 5-3,10), kecuali tanah Ultisol dari

batu gamping yang memunyai reaksi netral hingga agak masam (pH 6,80-6,50).

KTK pada tanah Ultisol dari granit, sedimen, dan tufa tergolong rendah masing-

masing berkisar antara 2,90-7,50 cmol kg-1, 6,11-13,68 cmol kg-1, dan 6,10-6,80

cmol kg-1, sedangkan yang dari bahan volkan andesitik dan batu gamping

tergolong tinggi (> 17 cmol kg-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa

10 tanah Ultisol dari bahan volkan, tufa berkapur, dan batu gamping memunyai

KTK yang tinggi (Prasetyo dkk., 2005).

2.3 Respirasi Tanah

Respirasi tanah adalah proses evolusi CO2 dari tanah ke atmosfer, terutama

dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Mikroorganisme dalam

setiap aktifitasnya membutuhkan O2 atau mengeluarkan CO2 yang dijadikan dasar

untuk pengukuran respirasi tanah. Hal ini dipengaruhi tidak hanya oleh faktor

biologis (vegetasi, mikroorganisme) dan faktor lingkungan (antara lain suhu,

kelembaban, pH), tetapi juga oleh faktor buatan manusia.

Respirasi tanah dilakukan oleh mikroorganisme tanah baik berupa bakteri maupun

cendawan. Interaksi antara mikroorganisme dengan lingkungan fisik di sekitarnya

Page 29: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

12

mempengaruhi kemampuannya dalam respirasi, tumbuh, dan membelah. Respirasi

tanah merupakan salah satu hal yang penting yang berkaitan dengan perubahan

iklim dan pemanasan global di masa depan (Wang dkk., 2003). Menurut Sutejo

(1995), faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya mikroorganisme dalam

tanah yang paling penting yaitu C-Organik, reaksi (pH), kelembaban, dan

temperatur.

Respirasi tanah didefinisikan sebagai jumlah dari semua kegiatan metabolisme

yang menghasilkan CO2 atau yang menghasilkan penyerapan O2 dari tanah.

Respirasi tanah digunakan untuk mengevaluasi kemampuan dari biodegradasi

karbon, dan merupakan metode yang tepat untuk mengevaluasi status bahan

organik tanah dalam ekosistem alami atau yang dibudidaya (Koutika et al. 1999).

Tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi juga mengandung jumlah

mikroorganisme yang tinggi karena tanah tersebut mengandung substrat yang

dapat menunjang kehidupan mikroorganisme.

Respirasi dapat dikaitkan dengan status kesehatan tanah. Laju respirasi tanah

dapat diukur dalam sistem dinamis maupun statis. Teknik pengukuran yang

canggih umumnya menggunakan IRGA (infra red gas analyser), tetapi teknik ini

masih relatif mahal. Untuk aplikasi yang lebih sederhana di lapangan, Tongway

dkk., (2003) menggunakan pengukuran larutan KOH yang dapat menjerap CO2

dalam inverted box sebagai teknik pendekatan yang mudah diaplikasikan dan

relatif lebih murah. Cara pengukuran respirasi tanah merupakan yang pertama

kali digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah.

Page 30: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

13

Pengukuran respirasi tanah ditentukan berdasarkan hilangnya CO2 atau jumlah O2

yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Laju respirasi maksimum biasanya terjadi

setelah beberapa hari atau beberapa minggu saat populasi mikroorganisme

maksimum. Oleh karena itu pengukuran respirasi tanah lebih mencerminkan

aktivitas metabolik mikroorganisme dibandingkan jumlah, tipe atau

perkembangan mikrobia tanah. Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan

tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme)

tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat

aktivitas mikroorganisme tanah.

Pengukuran respirasi mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang

berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah,

transformasi N, hasil antara, pH, dan rata-rata jumlah mikroorganisme (Anas,

1995). Cara pengukuran respirasi tanah merupakan yang pertama kali digunakan

untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi

tanah adalah berdasarkan penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh

mikroorganisme tanah dan jumlah O2 yang digunakan oleh mikroorganisme tanah.

Metode pengukuran CO2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dapat

digunakan untuk contoh tanah tidak terganggu maupun untuk contoh tanah

terganggu (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007).

Pengukuran respirasi di lapangan dilakukan dengan memompa udara tanah atau

dengan menutup permukaan tanah dengan tabung yang volumenya diketahui.

Selain itu, bisa juga dengan membenamkan tabung untuk mengambil contoh

udara di dalam tanah. Pengukuran di laboratorium meliputi penetapan CO2 yang

dihasilkan dari sejumlah contoh tanah yang kemudian diinkubasi dalam jangka

Page 31: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

14

waktu tertentu. Tingkat respirasi tanah ditetapkan dari tingkat evolusi CO2.

Evolusi CO2 tanah dihasilkan dari dekomposisi bahan organik, dengan demikian,

tingkat respirasi adalah indikator tingkat dekomposisi bahan organik yang terjadi

pada selang waktu tertentu. Metode yang mendasari pada pengukuran CO2 di

dalam tanah pada periode waktu tertentu, larutan KOH yang digunakan berfungsi

sebagai penangkap CO2 dan kemudian dititrasi dengan HCl. Jumlah HCl yang

diperlukan untuk titrasi setara dengan jumlah CO2 yang dihasilkan. Pelepasan

CO2 sangat tergantung pada sifat fisik dan kimia tanah yang diteliti. Suhu dan

kandungan air tanah mempengaruhi kecepatan produksi CO2, kadar CO2 yang

diukur pada dasarnya merupakan hasil dari respirasi mikroba, binatang, akar

tanaman, dan produksi CO2 abiotik. Dalam pengukuran, perlu diusahakan agar

struktur tanah tidak terganggu. Kondisi lingkungan yang terganggu akan

mempengaruhi populasi, keanekaragaman dan aktivitas mikroba tanah

(Hendri, 2014).

Ciri khas parameter aktivitas metabolik dari populasi mikroba tanah yang

berkorelasi positif dengan material organik tanah. Dengan meningkatnya laju

respirasi maka meningkatnya pula laju dekomposisi bahan organik yang

terakumulasi di tanah dasar, proses metabolisme yang menghasilkan produk sisa

berupa CO2 dan H2O dan pelepasan energi (Jauhiainen, 2012). Menurut

Kusyakov (2006), hasil dari proses dekomposisi sebagian digunakan organisme

untuk membangun tubuh, akan tetapi terutama digunakan sebagai sumber energi

atau sumber karbon utama, dimana proses dekomposisi dapat berlangsung dengan

aktifitas mikroorganisme, sehingga mikroorganisme merupakan tenaga penggerak

dalam respirasi tanah.

Page 32: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

15

Penetapan CO2 yang berlangsung dengan KOH sebagai penangkap CO2, adalah

sebagai berikut :

KOH + CO2 → K2CO3 + H2O

K2CO3 + HCl → KCl + KHCO3

KHCO3 + HCl → KCl + H2O + CO2 (Alef, 1995).

Populasi mikroorganisme dalam tiap lokasi penelitian berbeda-beda, baik dari

variasi komposisi, fase pertumbuhan, dan kekuatan metabolismenya. Hal ini

dapat ditunjukkan oleh variasi laju respirasi tanah tersebut. Tanah yang bertekstur

kasar memiliki jumlah mikroorganisme yang lebih banyak dari pada tanah yang

bertekstur halus. Hal ini berkaitan dengan hara yang terdapat di dalam tanah.

Jumlah mikroorganisme terkait dengan ketersediaan substrat (Wang et al. 2003).

Organisme dalam tanah tidak menentu, baik jumlah ataupun aktivitasnya. Adapun

peran mikroorganisme tanah pada kesuburan tanah, Paul dan Clark (1989) bahwa

mikroorganisme tanah merupakan faktor penting dalam ekosistem tanah, karena

berpengaruh terhadap siklus dan ketersediaan hara tanaman serta stabilitas

struktur tanah.

2.4 Pupuk Hayati BMG (Bio Max Grow)

Menurut Soepardi (1983), pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung

mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanah, atau

tanah, akan mendiami rizosfer atau bagian dalam tanaman dan mendorong

pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama untuk tanaman. Pupuk

hayati bekerja melalui aktifitas mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk hayati

tersebut. Jasad – jasad mikroorganisme itulah yang bekerja dengan “keahliannya”

Page 33: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

16

masing-masing. Mikroorganisme tersebut ada yang mempunyai keahlian

menambat nitrogen dari udara, ada yang mampu menguraikan phospat atau

kalium yang besar itu diuraikannya menjadi senyawa phospat dan kalium

sederhana yang bisa diserap oleh tanaman. Selain itu ada pula yang mampu

memproduksi zat pengatur tumbuh, atau ahli memproduksi zat anti hama. Ada

pula mikroorganisme yang mampu menguraikan bahan organik sehingga

bagus untuk mempercepat proses pengomposan (Musnamar, 2003).

Pupuk hayati tidak hanya mengandung agen hayati saja, tetapi juga memiliki

kandungan lainnya. Kandungan lainnya yang terdapat pada pupuk hayati dapat

menunjang baik pertumbuhan awal tanaman hingga produksi

tanaman. Agen hayati yang terkandung dalam pupuk hayati merupakan agen

hayati pilihan yang memiliki peran sebagai pemfiksasi N, pelarut P, S oksidan,

dan mampu mempercepat dekomposisi bahan organik serta mampu mengubah

unsur hara tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman (Khan dkk., 2011).

Selain itu, produk dari pupuk hayati lebih menekankan tentang penyediaan nutrisi

tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik, serta mampu meningkatkan

produksi tanaman dan tetap dapat menjaga kesehatan serta kesuburan tanah

(Khan dkk., 2011).

Bio Max Grow merupakan pupuk cair yang berasal dari bahan bakteri positif

penambat N2 secara asosiatif, mikroba pelarut Phospat dan penghasil selulose.

Ciri-ciri fisik pupuk ini berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah larut

dalam air. Kandunganunsur mikro lainnya yaitu Mo: 189 ppm dan Co: 0,35 ppm.

Adapun kandungan beberapa mikroba yaitu Azospirillium sp, Azotobacter sp,

Page 34: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

17

Lactobacillus sp, mikroba pelarut fosfat, mikroba selulotik, Pseudomonas sp, dan

menngandung Indole Acetis Acid Hormone,Enzim Alkaline Fostafase, dan Enzim

Fostafase (Gunarto, 2015).

Manfaat Bio Max Grow yaitu untuk meningkatkan ketersediaan N dari hasil

fiksasi N2 udara oleh bakteri penambat N2, meningkatkan ketersediaan P dengan

aktivitas bakteri pelarut, meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara dengan

adanya perombakan oleh selulotik mikroorganisme, merangsang pertumbuhan

akar dari hormon tumbuh yang dikandung sehingga jangkauan akar mengambil

hara meningkat. Pemberian pupuk Bio Max Grow bertujuan meningkatkan

kinerja enzim dan media mikroba tanah dan tanaman yang menguntungkan, untuk

menyuburkan tanah dan tanaman yang menguntungkan dan memacu zat hijau

daun lebih produktif dalam meningkatkan proses umbi / benih / buah / bulir lebih

padat dan berisi (Gunarto, 2015).

Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses

tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan

oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau

cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau

nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu

atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui

penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil

perombakan bahan organik oleh kelompok organisme perombak. Kelompok

mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza

(Simanungkalit et al, 2006).

Page 35: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

18

Tanah berperanan penting dalam siklus mineral terutama yang terdiri siklus

nitrogen, fosfor, sulfur dan siklus karbon. Bakteri yang berperanan dalam siklus

nitrogen antara lain Azotobacter dan Azospirillum. Bakteri tersebut bersifat non

simbiosis yang mampu mengikat N2 bebas. Bakteri Azotobacter misalnya

merupakan bakteri yang hidup di daerah rizosper yang bersifat heterotrofik.

Bakteri ini berfungsi sebagai pengikat N2 bebas yang mempunyai pengaruh

terhadap sifat fisik dan kimia tanah sehingga mampu meningkatkan kesuburan

tanah. Populasi bakteri nitrifikasi dalam tanah akan mempengaruhi rasio

konsentrasi nitrogen dalam tanah, sehingga populasi mikroba merupakan

indikator tingkat kesuburan tanah (Allen, 1981).

2.5 Pupuk Pelengkap (Plant Cataliyst)

Plant Catalyst adalah pupuk pelengkap yang mengandung unsur hara lengkap

yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman agar

tumbuh sehat. Adapun unsur hara makro yang terkandung adalah N, P, K, Ca, Mg

dan S, sedangkan unsur hara mikro yang terkandung adalah Fe, Cl, Mn, Cu, Zn,

Bo dan Mo. Pupuk pelengkap ini digunakan untuk melengkapi kebutuhan unsur

hara tanaman yang tidak disediakan oleh pupuk dasar NPK, agar tanaman lebih

sehat dan lebih tahan terhadap serangan hama penyakit, meningkatkan

produktivitas dan kualitas hasil tanaman (jumlah makan, produksi, rendeman,

kualitas), ramah lingkungan (bio-degradable) dan hasil tanaman bebas dari unsur-

unsur logam berat yang bersifat karsinogenetik (PT Citra Nusa Insan Cemerlang,

2014).

Page 36: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

19

Kandungan unsur hara tertinggi yang terdapat di dalam pupuk cair Plant Catalyst

yaitu Fe (36,45 ppm). Besi berperan terutama dalam sintesis klorofil dan enzim-

enzim yang berfungsi dalam sistem transfer elektron. Fe menyusun 0,01%

tanaman dengan kisaran dalam daun adalah 10 – 100 ppm. Kekurangan Fe

menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil, penyusunan protein menjadi

tidak sempurna, penurunan jumlah ribosom, penurunan kadar pigmen, dan

pengurangan aktivitas enzim. Tanaman yang mengalami keracunan Fe akan

menunjukkan gejala seperti daun berwarna coklat kemerah-merahan, menguning

atau orange. Oleh karena itu, unsur hara Fe berperan penting dalam proses

metabolisme tanaman (Wasiaturrohmah, 2008).

Pemberian pupuk pelengkap melalui daun lebih efektif, karena unsur hara mikro

yang dikandungnya cepat diserap, sehingga dapa tmemacu pertumbuhan, di

samping mengandung unsur mikro, pupuk pelengkap juga mengandung zat

pengaktif (bio aktivator) bio sintesa dalam jaringan tanaman dan sebagai

biokatalisator pembentuk berbagai senyawa di dalam sel tanaman dalam

memanfaatkan ketersediaaan unsur hara dalam tanah sedara optimal (Abdullah,

1993)

Adapun penelitian yang menunjukan bahwa pupuk pelengkap Plant Catalyst

dapat membantu meningkatkan produksi berbagai tanaman bukan hanya bawang

putih. Salah satu penggunaan Plant Catalyst dapat meningkatkan produksi pada

tanaman sawi. Sudarman (2003) melaporkan bahwa produksi sawi dapat

ditingkatkan sampai 150% dari produksi nasional apabila diberi tambahan pupuk

pelengkap Plant Catalyst dengan konsentrasi 7,5 gram dengan media tanam diberi

Page 37: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

20

pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha dan dipanen pada umur 36 hari

setelah pindah tanam.

Plant Catalyst diberikan pada saat tanaman berumur 7, 14, 21 hari setelah pindah

tanam pada tanaman sawi. Penyemprotan dilakukan berdasarkan kebutuhan

tanaman sesuai dengan umur tanaman, dan penyemprotan dilakukan pada seluruh

bagian daun tanaman dengan criteria seluruh daun basah. Namun untuk menjaga

agar seluruh perlakuan mendapatkan jumlah larutan yang sama maka dilakukan

kalibrasi terlebih dahulu sebelum dilakukan aplikasi, yaitu menyemprot tanaman

yang bukan tanaman sampel sampai basah kemudian dihitung jumlah tekanan

yang diberikan terhadap hand sprayer berapa kali tekan, maka untuk seluruh

perlakuan mendapatkan jumlah tekanan yang sama (Surtinah, 2006).

Tabel 1.Komposisi unsur pupuk pelengkap (Plant Catalyst) :

Unsur Kandungan Unsur KandunganNitrogen (N) 0,23% Mangan (Mn) 2,37 ppmFosfat (P2O5) 12,70% Kuprum (Cu) < 0,03 ppmKalium (K) 0,88% Zink (Zn) 11,15Magnesium (Mg) 25,92 Molibdenum (Mo) 35,37 ppmSulfur (S) 0,02% Borron (Bo) 0,25%Ferrum (Fe) 36,45 ppm Carbon (C) 6,47%Chlor (Cl) 0,11% Natrium (Na) 27,42%Calcium (Ca) < 0,05 ppm Kobalt (Co) 9,59 ppmSumber : PT. Centranusa Insan Cemerlang (2001).

Page 38: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Universitas Lamapung pada bulan Juli-September 2017. Analisis dan pengamatan

respirasi dilakukan di Laboratorium Biologi tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan- bahan yang digunakana dalam penelitian ini adalah Benih bawang merah

varietas Bima Brebes, pupuk hayati ( Bio max Grow), pupuk pelengkap Plant

Catalyt, NPK , Dethine serta bahan kimia untuk analisis respirasi tanah.

Sedangkan Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, mulsa

jerami, selang air, meteran, ember, ayakan tanah, oven, sprayer, selang air, soil

temperature (pengukur suhu tanah), botol film 20 ml, alat tulis, dan alat-alat

laboratorium lainnya untuk analisis respirasi tanah dan sampel tanah.

3.3 Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Kelompok (RAK) yang disusun secara Faktorial. Faktor pertama dosis pupuk

Page 39: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

22

hayati Bio Max Grow (H) dan Faktor kedua Konsentrasi pupuk pelengkap Plant

Catalyst (P).

Aplikasi pupuk hayati Bio Max Grow yaitu:

H0 = Tanpa pupuk hayati

H1 = Menggunakan pupuk hayati (Bio Max Grow)

Sedangkan untuk pupuk pelengkap yang digunakan dengan konsentrasi yaitu:

P0= Tanpa Pupuk Pelengkap

P1= 0,5 g L-1

P2= 1 g L-1

P3= 1,5 g L -1

Perlakuan dilakukan atas dosis kombinasi pupuk hayati dan pupuk pelengkap

sehingga diperoleh delapan kombinasi perlakuan sebagai berikut :

H0P0 : Tanpa Pupuk Hayati dan Tanpa Pupuk Pelengkap

H0P1 : Tanpa Pupuk Hayati dan 0,5 g L-1 Pupuk Pelengkap

H0P2 : Tanpa Pupuk Hayati dan 1 g L-1 Pupuk Pelengkap

H0P3 : Tanpa Pupuk Hayati dan 1, g L-1 Pupuk Pelengkap

H1P0 : Dengan Pupuk Hayati dan Tanpa Pupuk Pelengkap

HIP1 : Dengan Pupuk Hayati dan 0,5 g L-1 Pupuk Pelengkap

H1P2 : Dengan Pupuk Hayati dan 1 g L-1 Pupuk Pelengkap

H1P3 : Dengan Pupuk Hayati dan 1,5 g L-1 Pupuk Pelengkap

Dari perlakuan di atas diperoleh 8 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3

kali. Homogenitas ragam akan diuji dengan menggunakan Uji Barlett, sedangkan

Page 40: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

23

aditivitas data akan diuji dengan Uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data dianalisis

dengan sidik ragam. Perbedaan nilai tengah diuji dengan BNT pada taraf 5%.

3.4 Hasil Analisis Tanah sebelum Perlakuan

Hasil analisi tanah Ultisol sebelum ditanami tanaman bawang merah disajikan

pada tabel 2.

Tabel 2. Beberapa sifat tanah sebelum dilakukan penelitian

Sifat Kimia KandunganpH 5,37

C-Organik (%) 1,26Kadar Air Tanah (%) 34,36

Suhu Tanah 0C 27, 6

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Persiapan Lahan

Lahan dicangkul, digemburkan, dan dibuat bedengan tanaman dengan ukuran

2 x 1 m2. Pada saat olah tanah, tanah diberian pupuk kandang 8 kg/petak lalu

dicampurkan hingga merata di atas bedengan yang akan ditanami bawang merah.

Kemudian disiramkan Pupuk Hayati (Bio Max Grow) dengan konsentrasi

10 ml L-1 secara merata di atas petak percobaan, setelah itu petak didiamkan

beberapa hari lalu petak percobaan siap untuk ditanami.

Page 41: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

24

Berikut merupakan tata letak percobaan dalam penelitian ini yaitu :

Keterangan :K 1 = Kelompok 1K 2 = Kelompok 2K 3 = Kelompok 3

Gambar 2 . Tata letak satuan percobaan pada pertanaman Bawang Merah.

3.5.2 Persiapan Bibit

Benih yang digunakan pada penelitian ini yaitu bawang merah Varietas Bima

Brebes yang diperoleh dari kota Brebes telah diseleksi, selanjutnya benih dipotong

ujungnya kemudian dipisahkan menjadi 3 kelompok kecil, sedang dan besar

Setelah itu benih dihamparkan pada karung basah dan disemprot air, diperam

sekitar 5 hari hingga bertunas, setelah bertunas benih bibit siap untuk ditanam

3.5.3 Pemupukan Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar yaitu pupuk kandang dilakukan sebelum tanam yaitu 8 kg/

petak dan pengaplikasian pupuk NPK dilakukan 7 HST secara tugal

H1P0 H0P3

H1P1H0P1

H1P0

H0P1H1P1

H0P3

H1P2

H1P3

H0P0

H1P3

H1P2

H0P2

H1P2H0P1

H1P0

H1P3

H1P3

H0P0

H1P1

H0P0

H0P2

H0P3

K3

K2

K1

Page 42: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

25

3.5.4 Penanaman Bawang Merah

Tanaman bawang merah ditanam dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm. Penanaman

bibit bawang merah dilakukan dengan satu per satu sehingga 2 3 bagian siung

masuk ke dalam tanah kemudian siram bedengan hingga cukup basah.

3.5.5. Aplikasi

3.5.5.1 Pupuk Hayati (Bio Max Grow)

Setelah bibit ditanam, diaplikasikan pupuk hayati (Bio Max Grow) dengan cara

menyiramkan pupuk hayati (Bio Max Grow) ke dalam tanah pada umur 0, 3, 5 dan

7 minggu setelah tanam, dengan cara melarutkan 10 ml pupuk (Bio Max Grow)

dengan satu liter air disetiap petak penelitian.

3.5.5.2. Pupuk Pelengkap (Plant Catalyst)

Pengaplikasian pupuk pelengkap (Plant Catalyst) yaitu dengan cara

menyemprotan pupuk pelengkap dengan konsentrasi 0, 0,5 g L-1, 1 g L-1 dan 1,5 g

L-1 dan disemprotkan ke daun yang telah tumbuh setiap satu minggu sekali setelah

tanam dan penyemprotan dilakukan hingga satu minggu sebelum panen.

3.5.6 Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan lahan pertanaman bawang merah seluas 0,25 hektar.

Pada penelitian ini dilakukan 2 kali pengambilan sampel, pengambilan sampel

tanah pertama dilakukan pada bulan July sebelum tanam dan pengambilan sampel

tanah akhir pada saat setelah panen Pada bulan September. Pengambilan sampel

tanah awal dengan menggunakan bor pada kedalaman 0 -10 cm dalam setiap

petakan diambil 5 titik pengambilan sampel lalu tanahnya dikompositkan.

Page 43: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

26

3.5.7 Analisis Tanah

Analisis tanah yang dilakukan yaitu C - Organik (metode Walkley and Black), pH

tanah (metode Elektrode), dan kadar air tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu

Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, sedangkan pengukuran suhu

tanah dilakukan di lokasi percobaan dengan menggunakan alat soil temperature

meter.

3.5.8 Panen

Panen bawang merah diilakukan dengan cara mencabut rumput tanaman beserta

batangnya, lalu hasil panen dikumpulkan disusatu tempat penampungan sementara

kemudian ditimbang.

3.6 Variabel Pengamatan

3.6.1 Variabel Utama

3.6.1.1 Respirasi Tanah

Variabel utama yang diamati pada penelitian ini adalah pengamatan respirasi

tanah (produksi CO2). Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur

CO2 tanah, CO2 dari tanah ke atmosfer dapat diukur dengan menggunakan metode

ruang tertutup. Hendri (2014), Juga menggunakan metode ruang tertutup untuk

pengukuran fluks CO2 dan N2O dari tanah.

Langkah dalam pengambilan sampel untuk pengukuran CO2 atau respirasi tanah

yaitu botol film yang diisi 10 ml 0,1 N KOH dan Aquades , diletakkan di atas

tanah dengan keadaan terbuka di petak percobaan lalu ditutup dengan toples tanpa

plastik dan dengan plastik yang dimasukkan ke dalam tanah sekitar 1 cm lalu

pinggirnya dibumbun dengan tanah agar tidak ada gas yang keluar dari sungkup.

Page 44: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

27

Setelah toples diletakkan, dibiarkan selama 2 jam. Setelah 2 jam,toples dibuka dan

botol yang berisi KOH langsung ditutup agar tidak terjadi kontaminandari gas

CO2 dari lingkungan sekitarnya.

Reaksi yang terjadi :

1. Reaksi pengikatan CO2

CO2 + 2 KOH K2CO3 + H2O

2. Perubahan warna menjadi tidak berwarna (penolptalin)

K2CO3 + HCl KCl + KHCO3

3. Perubahan warna kuning menjadi merah muda (metyl orange)

KHCO3 +HCl KCl +H2O + CO2

Jumlah CO2 dihitung dengan menggunakan rumus :

C − CO = (a − b) × t × 12T × π × rKeterangan :

C-CO2 = mg jam-1 m-2

a = ml HCl untuk sampelb = ml HCl untuk blankot = normalitas (N) HClT = waktu ( jam)r = jari-jari tabung toples (m) ( Anas, 1989 ).

3.6.2 Variabel Pendukung

Variabel pendukung yang diamati pada awal dan akhir penelitian adalah

C-organik tanah , Suhu tanah, Kadar Air Tanah dan pH Tanah.

Page 45: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perlakuan pupuk hayati 10 ml L- 1 menghasilkan laju respirasi yang lebih tinggi

daripada tanpa pemberian pupuk hayati pada pengamatan 32 HST dan 86 HST.

2. Perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap berpengaruh nyata terhadap respirasi

tanah semakin tinggi konsentrasi pupuk pelengkap 0,5 g l-1 – 1,5 g l-1 maka laju

respirasi tanah meningkat.

3. Tidak terdapat interaksi antara pupuk hayati dan pupuk pelengkap pada

pengamatan respirasi tanah pada pengamatan 32 HST dan 86 HST.

5.2 Saran

Saran penulis agar dilakukan penelitian lanjutan pengaplikasian pupuk hayati

dengan berbagai tingkat konsentrasi pupuk pelengkap terhadap respirasi tanah.

Page 46: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 1993. Pengaruh PPC TerhadapPertumbuhan dan Hasil Padi Sawahpada Alluvial Singkarak. Dalam Risalah Seminar. Balai PenelitianTanaman Pangan Sukarami.

Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. Direktorat Jendral PendidikanTinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB.

Alef, K. 1995. Estimation of soil respiration. In K. Alef & P.Nannipieri (Eds.)Methods in Applied soil microbiology and Biochemistry. Academic Press.London, pp. 464-467.

Allen, O. N. 1981. The leguminosae: A source book of characteristics, uses, andnodulation. University of Wisconsin Press. Madison, USA.

Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah danUpaya Pengelolaannya. Sebelas Maret University Press. Surakarta.36 hlm.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 2007.Metode Analisis Biologi Tanah. Jawa Barat. Bogor.

Basuki, R.S. 2010. Sistem Pengadaan dan Distribusi Benih Bawang Merah padaTingkat Petani di Kabupaten Brebes. J.Hort. 20 : 186-195.

Brooks, G. F., Butel, J.S. and Morse S. A., 2001. Mycoibacteriaceae in JawetzMedical Microbiologi, 22ed, McGraw-Hill Companies Inc;453-65.

Departemen Pertanian, 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi PalawijaSayursayuran. Departemen Pertanian Satuan Pengendali BIMAS. Jakarta.

Fang, J., K. Zhao, dan S. Liu. 1998. Factors affecting soil respiration in referencewith temperature’s role in the global scale. Chinese Geograph Sci.8(3):hal. 246-255.

Goenadi, D.H. 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan berbasis Hayati dariCawan Petri ke Lahan Petani .Edisi Pertama. Yayasan John Hi-TechIdetama. Jakarta.

Page 47: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

Gunarto, L. 2015. Bio Max Grow Tanaman. Kementrian Pertanian RepublikIndonesia, Jakarta.

Hendri, J. 2014. Fluks CO2 Dari Penggunaan Lahan Hutan, dan HortikulturaPada Andisol Jawa Barat. Jawa Barat. Bogor.

Jauhiainen, J.A., Hooijer, dan S.E. Page. 2012. Carbon dioxide emissions from anAcacia plantation on peatland Sumatra, Indonesia. Biogeosciences 9: 617–630.

Khan. T.A., M. Mazid., dan F. Mohammad. 2011. A review of ascorbic acidpotentialities against oxidative stress induced in plants. Journal ofAgrobiology. 28(2): 97-111.

Koutika LS, Andreux F, Hassink J. Chone CC. Cerri Th. 1999. Characterizationof organic matter in topsoils under rain forest and pasture in the easternBrazilian Amazon basin. Biol. Fertil. Soil. 29: 309–313.

Mazid, M., T.A. Khan., dan F. Mohammad. 2011. Potential of NO and H2O2

assignaling molecules in tolerance to abiotic stress in plants. Journal ofIndustrial Research & Technology 1 (1) : 56-68.

Mulyani, M.S., Kartosapoetro, A.G., dan Sastroatmojo, R.D.S., 1991.Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. 447 hal.

Musnamar, E. 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi.Penebar Swadaya, Jakarta

Paul, E.A. dan F.E. Clark. 1989. Soil Microbiology and Biochemistry. AcademicPress, Inc. London.

Prasetyo, B. H. dan Suriadikarta, D. A. 2006. Karakteristik, Potensi, dan TeknologiPengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering diIndonesia. Litbang Pertanian. 2(25). 1-39 hlm.

Prasetyo, B. H. 2005. Mineral Tanah. Bogor: Balai Peneliti Tanah. 39-46 hlm.

PT. Centranusa Insan Cemerlang. 2001. Pupuk Pelengkap Cair Plant Catalyst.Leaflet. Tidak dipublikasikan.

Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999. Bawang Merah. Penebar swadaya.Jakarta.

Sartono, Joko Pinilih dan Sinung Basuki, 2006. Makalah Pelepasan VarietasUnggul Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bogor.

Simanungkalit, R. D. M. 2001. Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Kimia: SuatuPendekatan Terpadu. Bul. Agrobio. 4(2):56--61.

Page 48: PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS …digilib.unila.ac.id/55471/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK LENGKAP ALKALIS TERHADAP RESPIRASI

Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. IPB Press. Bogor. 591 Hlm.

Sudarman, D. 2003. Pengaruh Penggunaan Jenis Pupuk Kandang dan PlantCatalyst 2006 terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi(Brassica juncea, L). Skripsi Fakultas Pertanian Unilak. Pekan Baru.46 Hlm.

Surtinah. 2006. Peranan Plant Catalyst 2006 Dalam Meningkatkan ProduksiSawi (Brassica juncea, L). Jurnal Ilmiah Pertanian 3(1).

Tongway, D., Hindley N dan Seaborn B. 2003. Indicators of ecosystemrehabilitation success. Stage two - verification of EFA indicators.Canberra: CSIRO Sustainable Ecosystems.

Wang WJ, Dalal RC, Moody PW, Smith CJ. 2003. Relationships of soilrespiration to microbial biomass, substrate availability and clay content.Soil Bio Biochem 35: 273–284.

Wasiaturrohmah. 2008. Respon Plasma Nutfah Kedelai (Glycine max (L.) Merill)terhadap Keracunan Fe. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang.

Wibowo, S. 2001. Budidaya Bawang (Bawang Putih, Merah dan Bombay).Penebar Swadaya, Jakarta.

Widayanti, A. 2010. Respirasi tanah gambut yang diberi amelioran padapertanaman jagung ( Zea mays L.). Skripsi. Fakultas Pertanian. UniversitasLampung. Bandar Lampung. 65 hlm.