Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Respon Emosi Terhadap Aktivitas Wom Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi ( Studi Kasus Perfilman Indonesia Di Wilayah
Jabodetabek)
Muhammad Faisal Samudro, Nissa Ghulma Ratnasari
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Depok, Indonesia
E-mail: [email protected]; [email protected]
Abstrak
Penelitian ini berfokus kepada penelitian yang mempelajari pengaruh respon emosi kepada kepuasan konsumen sebagai mediasi dan positive word of mouth beserta likelihood word of mouth. Penelitian ini menggunakan responden penonton film indonesia yang berdomisili di wilayah jabodetabek. Data penelitian diolah dengan menggunakan program Amos 21 dengan menggunakan teknik structural equation modeling (SEM). Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk menemukan bahwa respon emosi yaitu arousal dan pleasure merupakan faktor penting yang harus di fokuskan dalam menciptakan aktivitas WOM yaitu positive dan likelihood WOM. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa arousal mempengaruhi pleasure, kepuasan dan positive WOM secara signifikan dan kepuasan juga mempengaruhi kedua aktivitas WOM tersebut. sedangkan pleasure tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan, positive dan likelihood WOM.
Impact Of Emotional Response On WOM Activities With Satisfaction As
Mediatior Variable (Case Study Indonesian Movies On Regional Jabodetabek)
Abstract
This study focuses on the research that studied the effects of emotional responses to customer satisfaction as mediation and positive word of mouth along with the likelihood word of mouth. This study uses the Indonesian movie goers who live in jabodetabek. Data were analyzed by using amos 21 program using structural equation modeling techniques (sem). The purpose of the research conducted was to find that the emotional responses that arousal and pleasure are important factors that should be focused on creating a positive activity and the likelihood that wom wom. In this study it was found that arousal affects pleasure, satisfaction and positive wom significantly and satisfaction also affect both the wom activity. while pleasure does not significantly affect the likelihood of satisfaction and wom. Key words: Emotion Consumption, Arousal, Pleasure, Satisfaction, Likelihood WOM, Positive WOM
Pendahuluan Industri kreatif memiliki peranan penting dalam memajukan kesejahteraan dalam
perekonomian dan kreativitas manusia merupakan salah satu sumber daya ekonomi utama
(Florida et al, 2002). Industri kreatif menurut Kementrian Perdagangan Indonesia merupakan
industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri kreatif di Indonesia
memiliki potensi besar untuk terus berkembang dikarenakan memiliki budaya yang beragam
dan memiliki ciri khas tersendiri.
Pada Tahun 2016 ini pertumbuhan sektor industri kreatif yang paling menonjol adalah sektor
perfilman.Pada tahun 2016 ini tercatat 8 produksi film lokal yang tembus diatas satu juta
penonton. Sebuah prestasi fenomenal yang belum pernah ada sepanjang sejarah 50 tahun
bisnis film Indonesia. Dalam konteks industri film, mengingat pengalaman dan sifat dari
produk jasa yang tidak berwujud, konsumen sering mengandalkan ulasan dari mulut ke mulut
(WOM) untuk mengevaluasi sebuah produk jasa sebelum dikonsumsi (Eliashberg et al,
2000). Opini atau referensi film memiliki dampak yang signifikan bagi seorang konsumen
dalam memilih film yang akan ditontonya (minhoe, 2016). Komunikasi Word of Mouth atau
penyebaran informasi mengenai produk yang dilakukan oleh konsumen ini dipengaruhi oleh
tingkat kepuasan yang diraih oleh konsumen (Peter et al, 2010).
Dalam industri film Bollywood di India, tingkat kepuasan konsumen terhadap film yang
ditonton, secara konsisten berpengaruh terhadap tingkat keinginan seorang konsumen untuk
menceritakan dan memberikan testimonial yang baik mengenai film yang telah ditonton
kepada orang lain secara verbal (WOM) (Mishra et al, 2015).Kepuasan terhadap produk juga
sangat dipengaruhi oleh kegunaan produk dan emosional yang dirasakan ketika menggunakan
produk (Peter, 2010). Ketika seorang konsumen antusias dengan film yang ditonton maka ia
akan puas dengan filmnya. Reaksi emosional ini digambarkan dalam dua dimensi yaitu
kesenangan (pleasure) dan antusias (arousal) (Russel et al, 1989; Mishra et al, 2015) kedua
dimensi tersebut masing – masing memiliki pengaruh terhadap kepuasaan konsumen dalam
mengkonsumsi sebuah produk (Mishra et al, 2015). Mishra (2015) juga menyatakan bahwa
kesenangan penonton juga mempengaruhi mereka untuk memiliki keinginan menceritakan
film tersebut keorang lain melalui verbal dan antusias penonton mempengaruhi mereka untuk
menceritakan hal yang positif mengenai film yang ditontonnya kepada orang lain.Oleh karena
itu, dalam penelitian ini memutuskan untuk membahas mengenai dampak Respon Emosi
Terhadap Aktivitas Wom Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus
Perfilman Indonesia Di Wilayah Jabodetabek).
Tinjauan Teoritis
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Emosi Konsumen
Emosi merupakan sebuah respon afeksi seseorang yang mengacu kepada perasaan yang
didapatkan dari sebuah stimulus dan kejadian seperti suka atau tidak suka terhadap suatu
produk (Peter, 2010). Emosi merupakan faktor yang penting karena pada dasarnya konsumen
tidak sekedar membeli produk inti, tetapi juga emosi yang diciptakan dari pengalaman
pemakaian sebuah produk (Oei, 2012). Mehrabian dan Russell (1974), menyatakan bahwa
respons emosi dapat diuraikan oleh dua variabel yaitu: pleasure dan arousal.
Pleasure mengacu pada tingkat dimana individu merasakan senang, penuh kegembiraan,
bahagia yang berkaitan dengan situasi tersebut (Mehrabian et al, 1974). Pleasure diukur
dengan penilaian reaksi lisan ke lingkungan (bahagia sebagai lawan sedih, menyenangkan
sebagai lawan tidak menyenangkan, puas sebagai lawan tidak puas, penuh harapan sebagai
lawan berputus asa, dan santai sebagai lawan bosan). Konseptualisasi terhadap pleasure
dikenal dengan pengertian lebih suka, kegemaran, perbuatan positif.
Arousal mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan siaga, digairahkan, atau berada
dalam situasi aktif (Mehrabian et al, 1974). Arousal secara lisan dianggap sebagai laporan
responden, seperti pada saat dirangsang, ditentang, atau diperlonggar (bergairah sebagai
lawan tenang, hiruk pikuk sebagai lawan sepi, gelisah/gugup sebagai lawan percaya diri).
Pengukurannya menggunakan metode semantic differential, dan membatasi arousal sebagai
sebuah keadaan perasaan yang secara langsung ditaksir oleh laporan verbal. Beberapa ukuran
nonverbal telah diidentifikasi dapat dihubungkan dan sesungguhnya membatasi sebuah
ukuran dari arousal dalam situasi sosial.
Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa
yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005). Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan
nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan
dalam waktu yang lama.Menurut Kotler dan Keller (2007) kepuasan konsumen adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.
Word –of-Mouth Communication
Menurut Kotler (2012) komunikasi word-of-mouth yang positif terkadang menimbulkan iklan
kecil yang terjadi dalam proses komunikasi tersebut. Pengaruh dari word-of-mouth dapat
memiliki dampak yang kuat pada perilaku membeli konsumen. Kata-kata yang personal dan
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
rekomendasi dari teman-teman terpercaya, rekan, dan konsumen lainnya cenderung lebih
dapat dipercaya daripada dari sumber komersial, seperti iklan atau tenaga penjualan (Peter et
al., 2010). Mishra (2015) dalam mengukur aktivitas WOM membagi dua bagian yaitu
likelihood word of mouth (LWOM) dan positive word of mouth (PWOM).
Likelihood word of mouth merupakan sebuah aktivitas pelanggan yang menyatakan
kemungkinan untuk menununjukkan kepada orang lain bahwa mereka membeli produk dari
sebuah bisnis tertentu (perusahaan atau pengecer) di masa yang akan datang
(www.marketingscales.com, 2016). Produk yang cenderung tidak memiliki inovasi dalam
atribut produknya, konsumen lebih cenderung untuk tidak memiliki keinginan untuk
merekomendasikannya (Bedigian, 2013)
Positive word of mouth adalah sebuah aktivitas diskusi atau pembicaraan sesorang yang
mengajak orang lain untuk menggunakan produk yang telah orang tersebut rasakan tetapi
tidak memiliki keuntungan apapun dalam penyebaran informasi tersebut (Maisam, 2016).
Konsumen yang melakukan rekomendasi sebuah produk kepada orang lain berdasarkan
pengalaman terhadap produk dikategorikan sebagai customer citizenship behavior yaitu
sebuah perilaku konsumen yang melebihi peranannya sebagai konsumen seperti perilaku
memberikan masukan kepada perusahaan, merekomendasikan kepada orang lain untuk
membeli atau menggunakan produk tersebut (Oei, 2012).
Metode Penelitian
Desain penelitain adalah sebuah kerangka kerja dimana diperuntukkan dalam melaksanakan
sebuah riset pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian mendeskripsikan sebuah struktur
penelitian masalah, kerangka kerja penelitian, penyusunan dari hubungan yang terjadi antar
variabel penelitian dan rencana penyelidikan yang di jadikan sebagai acuan dalam
pembuktian empiris mengenai hubungan yang sedang teliti. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini termasuk kategori penelitian deskriptif dan merupakan desain
penelitian konklusif.
Penulis menggunakan data kuantitatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon emosi
konsumen terhadap kepuasan dan aktivitas word of mouth konsumen dalam pengaruh mereka
menonton film khususnya film Indonesia. Variabel – variabel penelitian yang dijadikan dasar
penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya dan
literatur jurnal pemasaran sebagai acuan indikator variabel penelitian. Variabel penelitian ini
terdiri dari antusias konsumen (arousal), kesenangan konsumen (pleasure), kepuasan
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
konsumen (satisfaction), Keinginan untuk menceritakan kepada orang lain melalui
komunikasi verbal (likelihood WOM) ,dan penyebaran informasi positif kepada orang lain
melalui komunikasi verba (Positive WOM). Berikut Tabel 1 adalah rincian variabel yang
telah dioperasionalisasikan:
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Pengertian Indikator Skala Arousal (Mishra, 2015)
Mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan siaga, digairahkan, atau berada dalam situasi aktif
Ketika saya menonton film Indonesia, film tersebut membuat saya merasa
1. tidak antusias – antusias
2. tidak tertarik – tertarik
3. tidak berkeinginan menonton - berkeinginan menonton
4. bosan - tidak bosan
5. kagum - tidak kagum
Semantic Differential Scale
Pleasure (Mishra, 2015)
Tingkat dimana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan dengan situasi tersebut.
Ketika saya menonton film Indonesia, film tersebut membuat saya merasa
1 tidak bahagia – bahagia
2. tidak nyaman – nyaman
3. tidak terhibur - terhiburtidak terhibur – terhibur
4. kecewa – puas
5. tidak senang – senang
Semantic Differential Scale
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian (lanjutan)
Kepuasan Konsumen (Mishra, 2015)
Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan
1. Seberapa puas saya terhadap film yang saya tonton
2. Saya puas dengan keputusan saya menonton film ini
3. Saya merasa tepat dengan keputusan saya untuk menonton film ini dibandingkan film lainnya
4. Film yang saya sudah tonton ini (kesesuaian ekspektasi)
Likert Scale
Likelihood WOM (Mishra, 2015)
Aktivitas pelanggan yang menyatakan kemungkinan untuk menunjuk kan kepada orang lain bahwa mereka membeli produk dari sebuah bisnis tertentu (perusahaan atau pengecer) di masa yang akan datang
1. Saya berniat untuk membicarakan film ini ke orang lain
2. Jika ada seseorang ingin menonton film, saya berniat untuk menginfokan tentang film ini
3. Saya berniat untukmerekomendasikan film ini ke orang lain
Likert Scale
Positive WOM (Mishra, 2015)
Aktivitas diskusi atau pembicaraan sesorang yang mengajak orang lain untuk menggunakan produk yang telah orang tersebut rasakan tetapi tidak memiliki keuntungan apapun dalam penyebaran informasi tersebut
1. Saya berbicara hal yang positif tentang film ini kepada orang lain
2. Saya merekomendasikan film ini ke orang lain
3. Saya memberikan komentar positif ketika ada diskusi tentang film ini
4. Saya memberikan penilaian positif tentang film ini kepada orang lain
Likert Scale
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Pada penelitian ini penulis mendapatkan data primer dari hasil penyebaran kuesioner kepada
responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian. Penyebaran dilakukan secara online
dengan alat bantu media Google Doc kepada 125 responden. Penyebaran kuesioner Google
Doc ini dilakukan dengan berbagai saluran komunikasi media online.Metode sampling yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah tipe non probabilistic sampling yang mana
metode ini dianggap pas karena peneliti dapat mengambil sampel sesuai dengan keinginan
personal. Teknik sampling non - probabilitas adalah sampling yang tidak memberikan
kesempatan ataupun peluang yang sama pada tiap individu kepada populasi penelitian agar
terpilih menjadi sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2010). Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Purposive
sampling adalah penentuan sekelompok subjek penelitian yang didasari atas ciri - ciri tertentu
yang dipandang memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik populasi yang sudah
diketahui sebelumnya dengan kriteria yang dipertimbangkan untuk diterapkan berdasarkan
tujuan dari penelitian (Margono,2004).
Literatur penelitian berupa jurnal yang diangkat penulis menjadi acuan sebagai penelitian ini
adalah Australian Marketing Journal yang diakses melalui www.sciencedirect.com. dengan
judul Impact Of Consumption Emotions Onwom In Movie Consumption: Empirical Evidence
From Emerging Markets. Jurnal ini merupakan hasil penelitian dari Prashant Mishra,
Madhupa Bakshi dan Ramendra Singh (2015).
Gambar 1 Model Penelitian
Berdasarkan model penelitian diatas dapat diambil sembilan hipotesis yang akan dibuktikan
dalam penelitian kali ini. Berikut adalah penurunan hipotesis dari penelitian yang telah
dilakukan.
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Pengembangan Hipotesis
Pada dasarnnya emosi merupakan perasaan seseorang ketika mengalami suatu hal. Emosi
tidak hanya di artikan sebagai perasaan marah seseorang, tetapi juga diartikan sebagai
perasaan senang, bahagia, putus asa dan lain sebagainya. Reaksi emosi digambarkan dalam
dua dimensi yaitu kesenangan (pleasure) dan antusias (arousal) (Russel et al.,1989; Bigne et
al,. 2005; Mishra et al. 2015) dalam studi kasus di taman bermain, tingkat antusias konsumen
mempengaruhi tingkat kesenangan konsumen (Bigne et al, 2005). Begitu juga dengan produk
film dimana merupakan sebuah produk dengan pengaruh paparan emosional seseorang yang
tinggi (Ladhari, 2006).
Dalam industri film Bollywood tingkat antusias seorang penonton berpengaruh secara
signifkan dengan tingkat kesenangan yang didapat oleh penonton (Mishra et al, 2015). Kedua
dimensi tersebut masing – masing memiliki pengaruh terhadap kepuasaan konsumen dalam
mengkonsumsi sebuah produk (Mishra et al, 2015). Kesenangan (pleasure) dan antusias
(arousal) akan mempengaruhi rasa suka konsumen berbelanja di dalam toko, mengeluarkan
waktu lebih banyak untuk menjelajah produk - produk yang ada di dalam toko, memiliki
keinginan untuk mengeluarkan uang lebih banyak untuk berbelanja dan keinginan untuk
datang kembali di kemudian hari dimana ke empat tingkah laku ini dapat diartikan dengan
kepuasan konsumen yang didapat (Peter et al, 2010).
Kepuasan terhadap produk juga sangat dipengaruhi oleh kegunaan produk dan emosional
yang dirasakan ketika menggunakan produk tersebut (Peter et al, 2010). Kepuasan yang
didapat oleh konsumen bergantung terhadap reaksi emosi yang dirasakan selama
mengkonsumsi sebuah produk (Ladhari, 2006). Maka dapat dikatakan bahwa :
H1: Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap kesenangan (pleasure).
H2: Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap kepuasan.
H4: Kesenangan (pleasure) memiliki pengaruh terhadap kepuasan.
Reaksi emosional yang dirasakan juga membuat seseorang untuk menceritakan informasi dari
mulut ke mulut mengenai hal yang dirasakan dalam penggunaan produk kepada orang lain.
Dalam studi kasus mengenai festival musik, ikatan emosi yang dirasakan penonton memiliki
dampak langsung terhadap aktivitas word of mouth mengenai festival musik tersebut
(Hudson, 2013). Dalam studi kasus film Bollywood seeorang penonton yang antusias
terhadap film yang ditonton akan berdampak kepada keinginan penonton tersebut untuk
menceritakan pengalamannya melalui verbal kepada orang lain dan memberikan sebuah
rekomendasi kepada orang lain untuk menontonnya (Mishra et al, 2015).
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Ketika penonton tersebut senang dengan film yang ditonton maka mereka akan
mendiskusikan hal yang positif tentang film tersebut kepada orang lain dan memiliki
keinginan untuk mendiskusikannya kepada orang lain (Mishra et al, 2015). Kepuasan
Konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan
(Kotler, 2007). Jika konsumen puas terhadap sebuah produk atau brand, mereka seterusnya
akan melakukan pembelian dan memberikan testimoni penggunaan produk berdasarkan
pengalaman mereka kepada orang lain (Peter et al., 2010).
Dalam industri film Bollywood di India, tingkat kepuasan konsumen terhadap film yang
ditonton, secara konsisten berpengaruh terhadap tingkat keinginan seorang konsumen untuk
menceritakan dan memberikan testimonial yang baik mengenai film yang telah ditonton
kepada orang lain secara verbal (WOM) (Mishra et al, 2015). Hal ini juga searah dengan
penelitian mengenai kepuasan konsumen dalam mempengaruhi penyebaran testimoni yang
positif yang dilakukan oleh Lien dan Cao (2014). Hasil penelitian tersebut menemukan
bahwa kepuasan konsumen juga merupakan hal yang paling penting dalam mempengaruhi
pengguna Wechat (media sosial) melakukan penyebaran informasi yang positif melalui
komunikasi verbal (Lien et al., 2014). Maka dapat dikatakan bahwa :
H3: Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap dimensi positif word – of – mouth
dalam persepsi aktivitas word – of - mouth.
H5: Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap dimensi likelihood word – of –
mouth dalam persepsi aktivitas word – of - mouth.
H6: Kesenangan (pleasure) memiliki pengaruh Terhadap dimensi likelihood word – of
– mouth dalam persepsi aktivitas word – of - mouth.
H7: Kesenangan (pleasure) memiliki pengaruh terhadap dimensi positif word – of –
mouth dalam persepsi aktivitas word – of - mouth.
H8: Kepuasan memiliki pengaruh terhadap dimensi positif word – of – mouth dalam
persepsi aktivitas word – of - mouth.
H9: Kepuasan memiliki pengaruh terhadap dimensi likelihood word – of – mouth dalam
persepsi aktivitas word – of - mouth.
Analisis dan Pembahasan
Pada penelitian ini, kuesioner akan dibentuk dalam tiga kategori pertanyaan yaitu pertanyaan
screening, inti dan profil responden. Pertama, pertanyaan screening berisi beberapa
pertanyaan untuk memastikan bahwa responden adalah penonton film Indonesia yang berada
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
di wilayah JABODETABEK. Kedua adalah bagian inti atau main questions berisikan
indikator dari setiap variabel penelitian. Terakhir adalah bagian yang berisi profil responden
yang berisikan data diri atau data demografis dari responden. Untuk pertanyaan di dalam
kuesioner akan berbentuk close-ended, di mana responden diberikan alternatif-alternatif
pilihan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti.pertanyaan inti dari penelitian ini terdiri
dari teknik pertanyaan rating dan pertanyaan bipolar. Skala yang digunakan memiliki rentang
interval pada jarak 1 hingga 6.
Pada pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan tiga tahap penelitian, yaitu validitas dan
reliabilitas isi pretest, main test, serta uji kelayakan model dan evaluasi model dengan metode
Analysis of Moment Structure (AMOS). Dalam metode AMOS terdapat uji kelayakan model
untuk melihat evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural. Evaluasi model
pengukuran digunakan untuk uji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Evaluasi pada
model struktural dikelompokan menjadi dua, yaitu model fit (goodness of fit statistic) dan
ananlisis critical value (Hair et al, 2014). Berikut Tabel 2 adalah hasil uji kelayakan model
pengukuran confirmatory factor analysis menggunakan AMOS 21:
Tabel 2 Convergent Validity dan Reliability
Variabel Indikator SLF AVE Construct Reliability
Arousal
AR1 0.96
0.89 0,97
AR2 0.96
AR3 0.95
AR4 0.94
AR5 0.93
Pleasure
PL1 0.92
0,88 0,97
PL2 0.94
PL3 0.94
PL4 0.94
PL5 0.96
Variabel Indikator SLF AVE Construct Reliability
Satisfaction SA1 0.96
0,78 0,93 SA2 0.96
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
SA3 0.66
SA4 0.92
PWOM
PW1 0.96
0,89 0,97 PW2 0.92
PW3 0.96
PW4 0.96
LWOM
LW1 0.96
0,85 0,94 LW2 0.92
LW3 0.90
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kecocokan model pengukuran pada penelitian ini
dengan menggunakan goodness of fit statistics. goodness of fit statistics ini merupakan
indeks yang mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik kovarian atau
korelasi) dengan prediksi dari model yang diajukan (proposed model) (Ghozali, 2013).
Berikut Tabel 3 berisikan nilai kecocokan model dalam penelitian ini yang ditampilkan dari
output Amos:
Tabel 3 Hasil Goodness of Fit Statistics dari Model Pengukuran
Ukuran GOF KRITERIA NILAI KETERANGAN
Chi Square 323,586
Root Mean Square
Error of
Approximity
(RMSEA)
<0,08 good fit
≥0,08 marginal fit
>0,5 close fit 0,085 marginal fit
CMIN/DF < 2 good Fit 1,808 good fit
Normed Fit Index
(NFI)
>0,9 good Fit
0,8-0,9 marginal fit
<0,5 close fit
0,929 good fit
Ukuran GOF KRITERIA NILAI KETERANGAN
Non-Normed Fit
Index (NNFI)
>0,9 good fit
0,8-0,9 marginal fit 0,961 good fit
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
<0,5 close fit
Comparative Fit
Index (CFI)
>0,9 good fit
0,8-0,9 marginal fit
<0,5 close fit
0,967 good fit
Incremental Fit
Index (IFI)
>0,9 good fit
0,8-0,9 marginal fit
<0,5 close fit
0,967
0,967 good fit
Relative Fit Index
(RFI)
>0,9 good fit
0,8-0,9 marginal fit
0,917 good fit
Root Mean Square
Residual (RMR)
≤0,05 good fit 0,05 good fit
Parsiomony
Goodness of Fit
Index (PGFI)
0 – 1.0 good fit 0,612 good fit
Evaluasi Model Penggukuran Struktural: Model Fit (Goodness of Fit Statistic) dan
Critical Value
Setelah keseluruhan model fit dievaluasi maka langkah berikutnya adalah pengukuran setiap
kosntruk untuk menilai unidimensionalitas dan reliabilitas dari konstruk. Tahap pertama
adalah melakukan uji kecocokan seluruh model dalam melihat apakah model yang dipakai
sudah sesuai. Setelah uji kecocokan model struktural memiliki kriteria fit, langkah
selanjutnya adalah memberikan hasil nilai estimasi keofisien dan nilai critical value (CR)
untuk setipa koefisien. syarat t – value adalah sebesar ≥ 1,96 dengan nilai signifikasi ≤ 5%
untuk nilai probabilitasnya. Berikut Tabel 4 adalah hasil model pengukuran struktural
menggunakan AMOS 21:
Tabel 4. Hasil Goodness of Fit Statistics dari Model Struktural
Ukuran GOF KRITERIA NILAI KETERANGAN Chi Square 329,525
Root Mean Square Error of Approximity (RMSEA)
<0,08 good fit ≥0,08 marginal fit
>0,5 close fit 0,086 marginal fit
CMIN/DF < 2 good fit 1,831 good fit Normed Fit Index (NFI) >0,9 good fit
0,8-0,9 marginal fit 0,928 good fit
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
<0,5 close fit Non-Normed Fit Index
(NNFI) >0,9 good fit
0,8-0,9 marginal fit <0,5 close fit
0,960 good fit
Comparative Fit Index (CFI)
>0,9 good fit 0,8-0,9 marginal fit 0,966 good fit
Incremental Fit Index (IFI) >0,9 good fit 0,8-0,9 marginal fit
<0,5 close fit
0,966 good fit
Relative Fit Index (RFI) >0,9 good fit 0,8-0,9 marginal fit
0,916 good fit
Root Mean Square Residual (RMR)
≤0,05 good fit 0,05 good fit
Parsiomony Goodness of Fit Index (PGFI)
0 – 1.0 good fit 0,615 good fit
Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa H1 tingkat antusias penonton mempengaruhi
secara signifikan terhadap tingkat kesenangan yang didapat penonton ketika menonton film
Indonesia. Hal ini disimpulkan dari temuan t–value yang didapat sebesar 6,99 yang sesuai
dengan syarat dari hipotesis diterima yaitu ≤ 1,96 pada signifikansi 5%. Dapat ditarik
kesimpulan lainnya yaitu H0 ditolak dan H1 dapat diterima.
Pada H2 tingkat antusias penonton mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat
kepuasan penonton ketika menonton film Indonesia.. Hal ini disimpulkan dari temuan t –
value yang didapat sebesar 2,88 yang sesuai dengan syarat dari hipotesis diterima yaitu ≤1,96
pada signifikansi 5%.
Pada H3 menunjukkan bahwa tingkat antusias penonton mempengaruhi secara signifikan
terhadap pemberian rekomendasi kepada orang lain melalui mulut kemulut untuk menonton
film yang mereka tonton. Hal ini disimpulkan dari temuan t – value yang didapat sebesar
2,501 yang sesuai dengan syarat dari hipotesis diterima yaitu ≤ 1,96 pada signifikansi 5%.
Pada H4 menunjukkan bahwa tingkat antusias penonton mempengaruhi secara signifikan
terhadap keinginan penonton untuk berdiskusi mengenai film yang ditontonnya dengan orang
lain. Ini dapat diartikan bahwa semakin penonton antusias terhadap film Indonesia yang
ditontonnya semakin besar keinginan orang tersebut untuk berdiskusi dengan orang lain
mengenai film yang mereka tonton. Hal ini disimpulkan dari temuan t-value sebesar 2,62
yang sesuai dengan syarat dari hipotesis diterima yaitu ≤1,96 pada signifikansi 5%.
Pada H5 menunjukkan bahwa tingkat kesenangan penonton tidak berpengaruh terhadap
kepuasan yang didapat oleh penonton . Hal ini disimpulkan dari temuan t – value yang
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
didapat sebesar 0,72 yang tidak sesuai dengan syarat dari hipotesis untuk diterima yaitu ≤
1,96 pada signifikansi 5%.
Pada H6 menunjukkan bahwa tingkat kesenangan penonton tidak berpengaruh terhadap
keinginan penonton untuk membicarakan film tersebut kepada orang lain dari mulut kemulut.
Hal ini disimpulkan dari temuan t – value yang didapat sebesar 0,87 yang tidak sesuai dengan
syarat dari hipotesis untuk diterima yaitu ≤ 1,96 pada signifikansi 5%.
Pada H7 menunjukkan bahwa tingkat kesenangan penonton tidak berpengaruh terhadap
pemberian rekomendasi atau informasi yang positif mengenai film yang telah mereka tonton
kepada orang lain dari mulut kemulut. Hal ini disimpulkan dari temuan t – value yang didapat
sebesar 0,14 yang tidak sesuai dengan syarat dari hipotesis untuk diterima yaitu ≤ 1,96 pada
signifikansi 5%.
Pada H8 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan penonton berpengaruh secara signifikan
terhadap pemberian rekomendasi kepada orang lain melalui mulut kemulut untuk menonton
film yang mereka tonton. Hal ini disimpulkan dari temuan t – value yang didapat sebesar 2,31
yang sesuai dengan syarat dari hipotesis untuk diterima yaitu ≤ 1,96 pada signifikansi 5 %.
Pada H9 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan penonton berpengaruh secara signifikan
terhadap keingian penonton untuk membicarakan dan membagi pengalaman yang didapat
dari film tersebut kepada orang lain melalui mulut kemulut . Hal ini disimpulkan dari temuan
t – value yang didapat sebesar 2,43 yang sesuai dengan syarat dari hipotesis untuk diterima
yaitu ≤ 1,96 pada signifikansi 5 %. Berikut tabel 5 mengenai evaluasi t-value
Tabel 4 EVALUASI NILAI T – VALUE
NO PATH T– VALUE KESIMPU LAN
HASIL KETERA NGAN
FROM TO 1
Arousal
Pleasure 6,99 Signifikan Arousal berpengaruh
terhadap Pleasure
H1 DITERIMA
2 Satisfaction 2,88 Signifikan Arousal berpengaruh
terhadap Satisfaction
H2 DITERIMA
3 PWOM 2,28 Signifikan Arousal berpengaruh
terhadap PWOM
H3 DITERIMA
4 LWOM 2,62 Signifikan Arousal berpengaruh
terhadap
H4 DITERIMA
2
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
LWOM
5
Pleasure
Satisfaction 0,72 Tidak Signifikan
Pleasure tidak berpengaruh
terhadap Satisfaction
H5 DITOLAK
6 LWOM -0.87 Tidak Signifikan
Pleasure tidak berpengaruh
terhadap LWOM
H6 DITOLAK
7 PWOM 0.14 Tidak Signifikan
Pleasure tidak berpengaruh
terhadap PWOM
H7 DITOLAK
8
Satisfac tion
PWOM 2,314 Signifikan Satisfaction berpengaruh
terhadap PWOM
H8 DITERIMA
9 LWOM 2,43 Signifikan Satisfaction berpengaruh
terhadap PWOM
H9 DITERIMA
Gambar 2 di bawah ini menjelaskan mengenai ringkasan hasil temuan pada peneltian ini..
Gambar 2 Hasil Evaluasi Model Struktural
Respon emosi berupa antusias (arousal) konsumen secara signifikan mempengaruhi
tingkat kesenangan (pleasure) konsumen. Antusias (arousal) mempengaruhi kepuasan
Antusias (arousal) mempengaruhi keinginan untuk menceritakan film tersebut.
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Antusias (arousal) juga mempengaruhi mereka untuk merekomendasikannya kepada
orang lain. Dengan memberikan nuansa film yang dapat membangkitkan gairah,
memberikan suasana yang kondusif dalam film tersebut, memberikan berbagai macam efek
visualisasi dan suara yang pas dan tidak berlebihan akan memberikan sebuah dorongan untuk
penonton untuk lebih aktif dalam menonton film yang ditontonnya dan secara keseluruhan
akan memberikan kesenangan (pleasure) bagi penonton. Begitu juga kepuasan yang didapat
ketika menonton film tersebut.
Dalam temuan ini pula semakin besar antusias (arousal) penonton terhadap filmnya
semakin besar peonoton akan memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk
menonton film yang ditontonya. Ketika seorang penonton mendapatkan kepuasan ketika
menonton film, maka secara langsung dan signifikan akan mempengaruhi keinginan mereka
untuk membicarakan film tersebut kepada orang lain dan bahkan merekomendasikannya
kepada orang lain untuk menonton film tersebut. Hal ini yang dapat dijadikan strategi oleh
para produsen film untuk meningkatkan antusias (arousal) penonton ketika menonton film
Indonesia. Dengan berbagai kualitas yang menarik, seperti efek visual ,suara dan gambar
yang disatupadukan secara apik dengan komposisi yang pas maka dan dapat meningkatkan
tingkat antusias (arousal) penonton yang akan mempengaruhi kepuasan mereka terhadap film
yang ditonton.
Pada temuan peranan mediator kepuasan yang menghubungkan antusias (arousal)
penonton terhadap lwom dan pwom diketahui antusias (arousal) memiliki pengaruh
lebih kuat terhadap lwom ketika dihubungkan dengan kepuasan yang didapat. Untuk
mendapatkan tingkat keinginan penonton untuk berdiskusi mengenai film yang telah mereka
tonton secara signifikan, maka produsen film harus menciptakan kepuasan penonton dengan
cara membangun antusias (arousal) penonton ketika mereka menonton film tersebut.
Kesenangan (pleasure) penonton tidak memiliki pengaruh terhapadap kepuasan dalam
menonton film dan tidak mempengaruhi mereka untuk memiliki keinginan
menceritakan pengalaman mereka dan juga tidak mempengaruhi mereka untuk
merekomendasikan film tersebut kepada orang lain. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya, film memiliki durasi sepanjang dua jam atau lebih, sehingga penonton
mendapatkan berbagai tingkat kesenangan yang dapat berubah – ubah dalam valensi dan
intensitasnya (ladhari, 2004).
Antusiasme (arousal) penonton mempengaruhi kepuasan, likelihood word of mouth dan
positive word of mouth sebaliknya kesenangan (pleasure) tidak mempengaruhi variabel
– variabel tersebut. Hal ini berlawanan dengan temuan jurnal penelitian Mishra (2015) yang
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
menyatakan kedua variabel tersebut mempengaruhi kepuasan, likelihood word of mouth dan
positive word of mouth. Akan tetapi, kedua respon emosi tersebut memiliki kekuatan
pengaruh yang berbeda terhadap kepuasan, keinginan WOM dan berbicara positive
WOM. Pada kasus yang ditemukan pada penelitian ini, kedua respon emosi tersebut
memiliki perbedaan yang signifikan. Peneliti Melihat acuan jurnal yang ditemukan pada point
kedua dan focus group discussion (FGD) untuk menemukan penyebab perbedaan pengaruh
kedua respon emosi penelitian ini.
hasil dari FGD yang dilakukan peneliti menemukan bahwa kesenangan (pleasure) yang
didapat ketika mereka menonton lebih mengacu kepada respon yang didapatkan sesaat
ketika menonton film. Kesukaan mereka terhadap film yang mereka tonton tidak
mempresentasikan kepuasan yang menyeluruh terhadap film yang mereka tonton. Salah
satunya adalah ketika penonton suka atau senang dengan beberapa adegan film di Warkop
DKI Reborn tidak serta – merta memberikan kepuasan mereka akan film tersebut karena
dianggap memberikan kesan negatif terhadap suatu instansi pemerintah di Indonesia.
Berbeda halnya dengan antusias (arousal) penonton yang memberikan pengaruh
signifikan terhadap kepuasan, likelihood word of mouth dan positive word of mouth.
Temuan FGD yang dilakukan peneliti kepada beberapa responden memberikan hasil
bahwa antusias dan rasa tertarik mereka untuk menonton film sudah didapatkan
sebelum mereka menonton film. Keaktifan ketika menonton film seperti tidak bosan
terhadap filmnya, tertarik untuk menonton hingga film tersebut selesai memberikan dampak
kepada kepuasan mereka dan keinginan untuk menceritakan film tersebut hingga memberikan
rekomendasi kepada orang lain.
Dengan beberapa paparan promosi yang dilakukan oleh film AADC 2 yaitu dengan membuat
film pendek di berbagai iklan sebuah produk sebelum film tayang, membuat responden FGD
tertarik dan antusias untuk menonton film AADC 2. Ketika film AADC 2 tayang, dan film
tersebut sesuai dan bahkan melebihi ekspektasi, mereka puas terhadap film yang ditonton dan
mempengaruhi mereka untuk mengajak orang lain untuk menonton film tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti dan sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap tingkat kesenangan (pleasure) mereka
ketika menonton film.
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
2. Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap kepuasan mereka dalam menonton film.
3. Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap positive WOM.
4. Antusias (arousal) memiliki pengaruh terhadap likelihood WOM.
5. Kesenangan (pleasure) tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan mereka dalam
menonton film.
6. Kesenangan (pleasure) tidak memiliki pengaruh terhadap likelihood WOM.
7. Kesenangan (pleasure) tidak memiliki pengaruh terhadap positive WOM.
8. Kepuasan dalam menonton film memiliki pengaruh terhadap positive WOM.
9. Kepuasan dalam menonton film memiliki pengaruh terhadap likelihood WOM.
Keterbatasan dan Saran Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini tidak membatasi media untuk menonton film bagi responden penelitian
meneliti media untuk menonton film tanpa adanya batasan media untuk menonton. Hal
ini dirasakan karena media menonton yang paling mendapatkan tanggapan emosional
konsumen yang tinggi adalah di bioskop, hal ini disebabkan menonton di bioskop
memiliki lingkungan yang kondusif untuk menonton.
2. Durasi film Indonesia yang di tayangkan pada umumnya memiliki waktu dua jam atau
lebih sehingga kesenangan penonton dapat berubah – ubah dalam valensi dan
intensitasnya. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kesenangan yang didapat oleh
responden ketika menonton dalam mempengaruhi kepuasan mereka.
3. Ditemukan bahwa terdapat nilai rata – rata yang rendah dalam beberapa dimensi antusias
penonton salah satunya adalah dimensi rasa ketertarikan penonton ketika mereka
menonton. Maka dari itu penulis memiliki kesimpulan bahwa rasa tertarik penonton
kurang tepat untuk dijadikan bahan penelitian dalam respon antusias pada peneitian ini.
4. Penelitian ini hanya memiliki keterbatasan dalam faktor yang mempengaruhi kepuasan
yaitu tingkat kesenangan dan kepuasan. Sehingga hasil penelitian yang didapat adalah
tidak ditemukannya hubungan antara kesenangan dengan kepuasan. Penulis yakin akan
faktor – faktor lainnya baik scara langsung ataupun tidak langsung yang mempengaruhi
kedua faktor emosi tersebut dalam memengaruhi kepuasan konsumen.
Berdasarkan keterbatasan yang dikemukan diatas, maka berikut adalah saran penelitian
selanjutnya:
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat memberikan batasan media untuk menonton film
seperti media bioskop yang memiliki lingkungan yang kondusif untuk menonton film
dibandingkan dengan media lainnya.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menambah beberapa dimensi kepada
beberapa variabel penelitian seperti variabel antusias (arousal) penonton untuk
memperluas wawasan bagi para produsen film dalam meningkatkan potensi yang ada
dalam film yang akan dirilis mereka kedepannya. Cara yang dilakukan ini dapat diperoleh
dengan melihat berbagai literatur terkait untuk menambah dimensi – dimensi pada
variabel penelitian.
3. Penelitian selanjutnya juga dapat menambah beberapa variabel penelitian untuk
memberikan hasil yang lebih baik pada penelitian selanjutnya. Salah satu variabel yang
dapat ditambah adalah melihat respon kongitif sesorang terhadap sebuah film tersebut
seperti yang sudah disebutkan dalam penelitian terdahulu lainnya ( Ladhari, 2006; Bigne
2005)
4. Penelitian selanjutnya seharusnya dapat memberikan tambahan objek penelitian yang
dapat diteliti dan ditelusuri seperti memberikan kuesioner secara langsung kepada
responden yang telah menonton di bioskop pada saat itu juga. Agar hasil yang didaptkan
lebih tepat dan presisi mengingat produk film merupakan produk yang memiliki memori
dengan jangka waktu yang pendek.
Daftar Referensi
Banaji, Shakuntala., 2006. “Young people viewing Hindi films: ideology, pleasure and meaning”. London School of Economics and Political Science
Belch, George E., Belch, Michael A (2000). “Advertising and Promotion – an Integrated
Marketing Communications Perspective 6th Ed”. McGraw Hill Companies. Bigné, J.E., Andreu, L., Gnoth, J., 2005. The theme park experience: an analysis of pleasure,
arousal, and satisfaction. Tourism Manag. 26 (6), 833–844. Cooper, Donald R., Schindler, & Pamela S, (2014). Business Research Methods, 12th Ed.,
New York : McGraw Hill. Das, Gopal., 2013. “The Effect of Pleasure and Arousal on Satisfaction and Word-of-Mouth:
An Empirical Study of the Indian Banking Sector”. Science Direct.Journal of Bussiness Research
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017
Eliashberg, J., Jonker, J.J., Sawhney, M.S., Wierenga, B., 2000. MOVIEMOD: an implementable decision-support system for prerelease market evaluation of motion pictures. Mark. Sci. 19 (3), 226–243.
Florida, Richard, The Rise of the Creative Class. And How It's Transforming Work, Leisure
and Everyday Life, Basic Books Ghozali, Imam. 2005, Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program
AMOS Ver.5.0. Diponegoro: Badan Penerbit UNDIP. George A. (2016, Oktober 21). Positive word of mouth In Marketing. 21 November 2016.
https://www.marketingscales.com/research/word-mouth-likelihood-positive Hair, J.F., Jr., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., Tatham, R.L., 2006. Multivariate
Data Analysis, 6th ed. Prentice Hall, New Jersey. Ha, Y., Lennon, S.J., 2010. Online Visual Merchandising (VMD) Cues And Consumer
Pleasure And Arousal: Purchasing Versus Browsing Situation. Psychol. Mark. 27 (2), 141–165.
Kotler, Philip and Keller, Amstrong. W.J. 2015, “Marketing Management”, New
Jersey:Prentice Hall. Ladhari, Riadh., 2004, “The movie experience: A revised approach to determinants of
satisfaction”. Science Direct.Journal of Bussiness Research Malhotra, Naresh K., (2007). Marketing Research : An Applied Orientation. 5th Ed., New
Jersey : Pearson Education, Inc. Mishra, Prashant.,Bakshi, Madupa.,Singh, Ramendra., 2015. “Impact of consumption
emotions onWOM in movie consumption: Empirical evidence from emerging markets”. Science Direct.Journal of Bussiness Research
Morgan, Doni. (2016, Juni 21). Industri Kreatif Masih Potensial. 25 November 2016.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4060/Industri-Kreatif-Masih-Potensial Peter, Paul J., Olson, Jerry C., 2010. “Consumer Behavior & Marketing Strategy”. Mc Graw
Hill 9 Th Edition Syuaib . (2016, Oktober 21). Film AADC 2 Promosi Keampuhan Pemasaran Digital. 26
November 2016://swa.co.id/swa/business-strategy/aadc-2-keampuhan-pemasaran-digital
Pengaruh Respon ..., Muhammad Faisal Samudro, FEB UI, 2017