12
225 Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114 Abstrak. Percobaan ini dilaksanakan bulan Februari 2011 pada tanah Ultisols Bogor. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk Silikat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah pada tanah Ultisols Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap ( Randomized Complete Block Design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran pupuk Silikat yang diuji terdiri dari 5 level dosis adalah 0, 100 , 250, 500, 1000, 1500, dan 2000 kg ha -1 , ditambah dengan perlakuan dosis P yang dikurangi menjadi 25, 50, dan 75 kg SP-36 ha -1 masing-masing dikombinasikan dengan silikat 1000kg ha -1 , NPK saja dan kontrol lengkap. Tanaman indikator padi sawah varietas Ciherang. Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk NPK yang berasal dari Urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis pupuk 300 kg ha -1 Urea, 100 kg ha -1 SP-36, dan 100 kg ha -1 KCl. Pupuk Silikat diberikan 2 minggu sebelum tanam , pupuk Urea, SP-36 dan KCl diberikan saat tanam disebar pada petak tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian yaitu setengah dosis 2 minggu setelah tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Pupuk silikat berbentuk butiran dengan kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23 ppm, As 12,1 ppm, Hg 0,41 ppm dan Pb tidak terdeteksi. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8 dan 10 minggu setelah tanam dan tanaman padi dipanen umur 110 hari. Tanah sawah tempat percobaan termasuk tanah Ultisol dengan sifat-sifatnya dicirikan oleh pH tanah agak masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, dan kadar N sangat rendah, kadar P 2 O 5 potensial tinggi tetapi yang tesedia sangat rendah, dan kadar K 2 O potensial juga rendah. KTK tanah sangat rendah, Si tersedia juga rendah dan Kejenuhan basa (KB) juga rendah. Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan NK dengan pengurangan pupuk SP-36 50% ditambah 1000 kg silikat ha -1 berbeda nyata terhadap kontrol, tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan NPK saja Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha -1 GKP, dengan nilai RAE sebesar 112 %, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3. Kata kunci: Silikat, pertumbuhan dan hasil tanaman, lahan sawah, tanah Ultisols PENDAHULUAN Latar belakang Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan berimbang memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih 20

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/20... · 225 Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Embed Size (px)

Citation preview

225

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114

Abstrak. Percobaan ini dilaksanakan bulan Februari 2011 pada tanah Ultisols Bogor.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk Silikat terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman padi sawah pada tanah Ultisols Bogor. Rancangan percobaan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (Randomized Complete

Block Design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran

pupuk Silikat yang diuji terdiri dari 5 level dosis adalah 0, 100 , 250, 500, 1000, 1500, dan

2000 kg ha-1

, ditambah dengan perlakuan dosis P yang dikurangi menjadi 25, 50, dan 75

kg SP-36 ha-1

masing-masing dikombinasikan dengan silikat 1000kg ha-1

, NPK saja dan

kontrol lengkap. Tanaman indikator padi sawah varietas Ciherang. Sebagai pupuk dasar

digunakan pupuk NPK yang berasal dari Urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis pupuk 300

kg ha-1

Urea, 100 kg ha-1

SP-36, dan 100 kg ha-1

KCl. Pupuk Silikat diberikan 2 minggu

sebelum tanam , pupuk Urea, SP-36 dan KCl diberikan saat tanam disebar pada petak

tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian yaitu setengah dosis 2 minggu setelah

tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Pupuk silikat berbentuk

butiran dengan kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23

ppm, As 12,1 ppm, Hg 0,41 ppm dan Pb tidak terdeteksi. Pengamatan tinggi tanaman dan

jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8 dan

10 minggu setelah tanam dan tanaman padi dipanen umur 110 hari. Tanah sawah tempat

percobaan termasuk tanah Ultisol dengan sifat-sifatnya dicirikan oleh pH tanah agak

masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, dan kadar N sangat rendah, kadar P2O5

potensial tinggi tetapi yang tesedia sangat rendah, dan kadar K2O potensial juga rendah.

KTK tanah sangat rendah, Si tersedia juga rendah dan Kejenuhan basa (KB) juga rendah.

Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan

dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja. Hasil

tertinggi diperoleh pada perlakuan NK dengan pengurangan pupuk SP-36 50% ditambah

1000 kg silikat ha-1

berbeda nyata terhadap kontrol, tetapi tidak berbeda nyata terhadap

perlakuan NPK saja Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha-1

GKP, dengan nilai RAE sebesar

112 %, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3.

Kata kunci: Silikat, pertumbuhan dan hasil tanaman, lahan sawah, tanah Ultisols

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting selain lahan,

tenaga kerja dan modal. Pemupukan berimbang memegang peranan penting dalam upaya

meningkatkan hasil pertanian. Anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih

20

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

226

rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan

tanaman itu sendiri, sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi

meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan.

Kebijakan penghapusan subsidi harga pupuk serta mahalnya harga pupuk

anorganik telah menumbuh kembangkan mekanisme pasar yang terbuka bagi pengadaan

dan penyaluran berbagai jenis pupuk anorganik maupun organik. Pupuk silikat merupakan

pupuk anorganik yang dahulu selalu diperhatikan pada budidaya padi, baik di luar negeri

maupun di dalam negeri, hampir dapat dipastikan akan meningkatkan produktivitas,

kestabilan dan kualitas hasil padi. Mempopulerkan kembali penggunaan pupuk Silikat

pada tanaman padi saat ini sangat tepat, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk

meningkatkan produksi padi nasional sebesar 5%, dimana pemanfaatan lahan-lahan sub

optimal, lahan-lahan endemik hama dan penyakit, serta lahan optimal dengan penggunaan

pupuk N dosis tinggi semakin meluas dan intensif. Lahan-lahan tersebut memerlukan

tambahan Silikat (Husnain et al. 2008)

Tanaman kahat Si menyebabkan tanaman kurang terlindungi oleh lapisan silikat

yang kuat, akibatnya: (1) daun tanaman lemah terkulai, tidak efektif menangkap sinar

matahari sehingga produktivitas tanaman rendah/tidak optimal; (2) penguapan air dari

permukaan daun dan batang tanaman dipercepat, sehingga tanaman mudah layu atau peka

terhadap kekeringan; (3) daun dan batang menjadi peka terhadap serangan penyakit dan

hama; (4) tanaman mudah rebah; dan (5) kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah

terkena hama dan penyakit. Akibatnya, hasil optimal tanaman tidak tercapai, kestabilan

hasil rendah (fluktuatif) dan mutu produk rendah.

Menurut Takahashi dan Miyake (1977) dalam De Data (1981), di Jepang

penggunaan pupuk Si dosis rata-rata sebesar 1,5 t-2 t ha-1

Kalsium Silikat. Hasil penelitian

Suriadikarta (2010), dosis terbaik untuk pertumbuhan dan bobot kering tanaman padi

adalah sebasar 800 kg ha-1

Kalsium Silikat. Bila hasil tanaman padi 10 t ha-1

gabah, maka

Si yang diambil oleh tanaman sebesar 1 t ha-1

. Imaizumi dan Yoshida (1958) dalam De

Data (1981), melaporkan bahwa rata-rata Si yang diambil tanaman padi sebesar 443 kg

ha-1

.

Tanaman padi mengalami defisiensi Si adalah bila kadar Si dalam jerami tanaman

padi yang sudah matang sebesar 5%, sedangkan dalam tanah sebesar 300 mg kg-1

(Sumida, 1970 dalam Husnain et al. 2008). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

efektivitas pupuk Silikat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah di lapang.

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi

227

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian pupuk Silikat dilaksanakan di lapang pada lahan sawah petani, pada

jenis Tanah Ultisol Bogor, dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011.

Lahan sawah yang digunakan merupakan lahan sawah irigasi setengah teknis atau irigasi

pedesaan.

Bahan dan alat penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea, SP-36,

KCl, dan pupuk Silikat. Selain itu untuk digunakan juga obat-obatan terutama insektisida

dan pestisida untuk pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit. Bahan lainya

ATK, karung plastik , kantong plastik, meteran dan bor tanah.

Metode penelitian

Rancangan percobaan dan perlakuan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (randomized complete block design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan

12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran pupuk Silikat yang diuji disajikan pada Tabel 1

dengan tanaman indikator padi sawah. Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk N, P, K

yang berasal dari Urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis pupuk 300 kg ha-1

Urea, 100 kg ha-1

SP-36, dan 100 kg ha-1

KCl.

Pelaksanaan penelitian

Kegiatan diawali dengan pembuatan petunjuk pelaksanaan penelitian, penyiapan

bahan dan peralatan, penentuan lokasi percobaan yang berstatus silikat rendah, kemudian

dilakukan pengambilan contoh tanah komposit kedalaman 0-20 cm untuk analisis tanah.

Pupuk Silikat diberikan 2 minggu sebelum tanam, pupuk Urea, SP-36 dan KCl

diberikan saat tanam disebar pada petak tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian

yaitu setengah dosis saat tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam.

Tanaman padi yang digunakan adalah varietas Ciherang dipelihara hingga hasil tanaman

dipanen. Tanaman dijaga dari serangan hama dan penyakit. Apabila jumlah serangan

hama masih sedikit (< 5%) maka dilakukan handpicking, tetapi apabila serangan hama

atau penyakit > 5% maka dilakukan penyemprotan dengan pestisida/insektisida.

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

228

Tabel 1. Perlakuan dan takaran pupuk anorganik Silikat terhadap tanaman padi sawah

No Perlakuan Pupuk

Urea SP-36 KCl Dosis silikat

................. kg ha-1 ................ kg ha-1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Kontrol Lengkap

Silikat

NPK (partial kontrol)

NPK + Silikat-1

NPK + Silikat-2

NPK + Silikat-3

NPK + Silikat-4

NPK + Silikat-5

NPK + Silikat-6

NK(P75) + Silikat-4

NK(P50) + Silikat-4

NK(P25) + Silikat-4

-

-

300

300

300

300

300

300

300

300

300

300

-

-

100

100

100

100

100

100

100

75

50

25

-

-

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

-

1000

-

100

250

500

1000

1500

2000

1000

1000

1000

Pengamatan pertumbuhan dan pemanenan

Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu

hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam. Tanaman padi

dipanen umur 110 hari. Hasil tanaman dinyatakan dalam bobot kering panen, dan serta

kulitas biji (gabah hampa dan bernas), dan bobot 1000 butir. Contoh tanah sebelum tanam

diambil untuk analisa pH H2O dan KCl, C-organik, N-total, P dan K terekstrak HCl 25%,

P Bray 1 basa-basa dapat ditukar, KTK KB dan kadar SiO2 tersedia.

Pengolahan data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan dilakukan analisis ragam

(anova) dan pengujian beda antar perlakuan dengan uji beda nyata Duncan pada selang

kepercayaan 95%. Efektivitas pupuk dihitung dengan menggunakan relative agronomic

effectiveness (RAE). Nilai RAE adalah perbandingan antara kenaikan hasil karena

penggunaan pupuk yang diuji dengan kenaikan hasil pada pupuk standar dikalikan 100%

(Machay et al. 1984).

RAE = Hasil pada Pupuk yang diuji – Hasil pada Kompos

x 100% Hasil pada Pupuk Standar – Hasil pada Kompos

Nilai usahatani

Selain nilai RAE, juga dilakuan analisa usaha tani dengan menggunakan

perhitungan analisis ekonomi B/C dan atau IBCR. B/C ratio dihitung berdasarkan

keuntungan bersih dibagi biaya pengeluaran sedangkan, IBCR dihitung berdasarkan nilai

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi

229

penerimaan pupuk yang diuji dikurangi kontrol dibagi pengeluaran pupuk yang diuji

dikurangi kontrol. Bila nilai B/C atau IBCR > 1 berarti pupuk yang dijuji mempunyai nilai

ekonomis yang baik (Permentan, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat-sifat tanah percobaan

Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah dengan jenis tanah Ultisol yang

berasal dari tanah ultisol Cibungbulang, Bogor, dengan sifat-sifat tanahnya disajikan pada

(Tabel 2).

Berdasarkan hasil analisis tanah pada Tabel 2 diatas tanah percobaan termasuk

agak masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, kadar N sangat rendah, kadar P2O5

potensial tinggi tetapi yang tersedia sangat rendah, kadar K2O potensial rendah. KTK

tanah sangat rendah, Si tersedia dan kejenuhan basa (KB) rendah. Tanah seperti ini

memang sangat memerlukan pemupukan dan bahan amelioran seperti bahan organik dan

Silikat.

Tabel 2. Sifat-sifat tanah percobaan

No Jenis analisis Hasil Keterangan

1 pH 4,9 masam

2 Tekstur (%) :

Pasir

Debu

Liat

21

32

47

-

liat berdebu

-

-

3 C (%)

N (%)

C/N

1,93

0,15

13

rendah

sangat rendah

baik

4 HCl 25 %

P2O5 (mg 100 gr-1)

K2O ( mg 100 gr-1)

Bray 1

P2O5 (ppm)

85

16

10

-

tinggi

rendah

-

rendah

5 KTK cmol(+) kg-1 1,99 sangat rendah

6 Si tersedia (NH4OAC, pH 4,0)

ppm

35,3 rendah

7 Al dapat ditukar cmol(+) kg-1 0,05 sangat rendah

8 H+ cmol(+) kg-1 0,16 rendah

9 KB (%) 29 rendah

Kualitas pupuk silikat

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Laboratorium Balai Penelitian

Tanah pupuk silikat ini termasuk kedalam pupuk anorganik, berbentuk butiran dengan

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

230

kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23 ppm, As 12,1

ppm, Hg 0,41 ppm, dan Pb tidak terdeteksi. Dari hasil analisis tersebut menunjukan

bahwa pupuk silikat tersebut tidak berbahaya untuk lingkungan karena kadar logam

beratnya rendah.

Pertumbuhan tanaman

Tinggi tanaman

Data hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman pada umur 4, 6, 8, dan 10 minggu

setelah tanam (MST) disajikan pada (Tabel 3).

Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas tinggi tanaman padi pada umur 4 dan 6 MST

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata diantara perlakuan kecuali dengan kontrol dan

perlakuan silikat saja. Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK saja

dengan rata-rata 52,6 cm pada umur 4 MST, tetapi pada umur 6 MST pada perlakuan

1000 kg silikat dengan rata-rata 73,8 cm sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan NPK (partial kontrol) namun perbedaannya tidak nyata. Tetapi pada umur 8

MST tinggi tanaman rata-rata tertinggi pada perlakuan NPK saja tetapi beberbeda nyata

dengan perlakuan kontrol, perlakuan silikat saja, 100 kg silikat ha-1

, 250 kg silikat ha-1

,

1500 kg silikat ha-1

, dan NK (P25) + 1000 kg Silikat. Pada umur 10 MST pemberian

pupuk silikat menunjukan pengaruh yang nyata terhadap perlakuan kontrol, silikat saja

dan terhadap perlakuan NK (P25) + 1000 silikat ha-1

. Pemberian silikat secara umum tidak

menunjukan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi.

Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman pada masing-masing perlakuan

No Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)

4 MST 6 MST 8 MST 10 MST

1 Kontrol lengkap 44,6 bc 53,6 b 65,2 d 85,6 c

2 Silikat 41,2 c 52,8 b 64,3 d 82,4 c

3 NPK (partial kontrol) 52,6 a 73,7 a 87,6 a 100,7 a

4 NPK + S1 51,4 a 71,7 a 83,2 bc 95,7 b

5 NPK + S2 51,5 a 72,1 a 82,0 bc 97,3 ab

6 NPK + S3 51,5 a 72,0 a 84,4 abc 99,2 ab

7 NPK + S4 51,6 a 73,8 a 83,8 abc 97,9 ab

8 NPK + S5 51,2 a 70,2 a 82,7 bc 97,4 ab

9 NPK + S6 50,1 a 70,3 a 86,0 ab 99,3 ab

10 NK(P75) + Si 4 50,9 a 71,2 a 85,9 ab 97,7 ab

11 NK(P50) + Si 4 47,8 ab 72,5 a 85,2 abc 98,7 ab

12 NK(P25) + Si 4 44,8 bc 68,3 a 81,3 c 95,6 b

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi

231

Jumlah anakan

Data hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan pada umur tanaman 4, 6, 8, dan 10

minggu setelah tanam (MST) disajikan pada (Tabel 4).

Tabel 4. Rata-rata jumlah anakan dan malai produktif pada masing-masing perlakuan

No Perlakuan Rata-rata jumlah anakan

Malai produktif/

perumpun

4 MST 6 MST 8 MST 10 MST

1 Kontrol Lengkap 18,2 c 17,2 b 17,8 b 11,8 ns

2 Silikat 17,3 c 17,9 b 18,2 b 11,9

3 NPK (partial kontrol) 25,0 a 25,3 a 26,4 a 12,8

4 NPK + S1 23,7 ab 25,1 a 25,5 a 11,8

5 NPK + S2 25,1 a 25,1 a 25,9 a 12,9

6 NPK + S3 23,1 ab 23,4 a 24,8 a 13,4

7 NPK + S4 23,3 ab 24,1 a 26,2 a 12,7

8 NPK + S5 22,9 ab 25,3 a 26,0 a 12,6

9 NPK + S6 23,2 ab 23,3 a 24,5 a 13,1

10 NK(P75) + Si 4 21,4 abc 23,5 a 24,8 a 12,8

11 NK(P50) + Si 4 20,4 abc 24,5 a 25,9 a 13,6

12 NK(P25) + Si 4 19,9 bc 22,8 a 24,1 a 12,6

Berdasarkan Tabel 4. rata-rata jumlah anakan pada umur tanaman 4 MST tidak

menunjukan perbedaan yang nyata antara perlakuan N, P, K dengan perlakuan lainnya

kecuali terhadap perlakuan kontrol, silikat saja dan perlakuan no.12 yaitu perlakuan

NK(P25) + 1000 kg silikat, Pada umur 6 MST dan 8 MST pemberian pupuk silikat nyata

meningkatkan jumlah anakan tanaman padi dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan

silikat saja, tetapi tidak nyata antar perlakuan kombinasi pupuk silikat dengan perlakuan

N,P, K saja.

Selanjutnya untuk jumlah malai produktif walaupun tidak berbeda nyata diantara

perlakuan tetapi pemberian silikat 500 kg ha-1

menunjukan jumlah malai produktif yang

tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan rata-rata jumlah malai

13,5/rumpun. Selanjutnya pemberian silikat 1000 kg ha-1

+ NK (P50) juga menunjukan

jumlah malai produktif tertinggi dengan rata-rata 13,6/rumpun, dengan demikian

pemberian silikat ini dapat mengurangi kebutuhan pupuk P sampai 50 kg ha-1

(50% dari

dosis rekomendasi) dibandingkan dengan NPK saja hanya sebanyak 12,8 malai/rumpun,

Hasil tanaman

Produksi tanaman telah diamati beberapa parameter yaitu bobot 1000 butir gabah

kering, dan bobot jerami kering disajikan pada Tabel 5. dan hasil gabah kering panen

(GKP) disajikan pada (Tabel 6).

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

232

Tabel 5. Rata-rata bobot 1000 butir dan bobot jerami kering tanaman

No Perlakuan Bobot 1000 butir gabah (gr) Bobot jerami kering (t ha-1)

1 Kontrol Lengkap 18,6 d 4,2 c

2 Silikat 19,2 bc 5,0 bc

3 NPK (partial kontrol) 19,5 ab 6,8 a

4 NPK + S1 19,6 ab 7,0 a

5 NPK + S2 19,7 ab 6,3 ab

6 NPK + S3 19,7 ab 6,7 a

7 NPK + S4 19,8 a 6,7 a

8 NPK + S5 18,7 cd 6,8 a

9 NPK + S6 19,7 ab 6,7 a

10 NK(P75) + Si 4 19,4 ab 6,5 ab

11 NK(P50) + Si 4 19,8 a 7,6 a

12 NK(P25) + Si 4 19,7 ab 6,5 ab

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengaruh pupuk silikat terhadap bobot 1000 butir

cukup berpengaruh walaupun tidak nyata diantara kombinasi perlakuan dosis silikat,

kecuali terhadap Bobot 1000 butir tertinggi diperoleh pada perlakuan no.7 dan no 11 yaitu

pemberian silikat 1000 kg ha-1

dan dengan mengurangi dosis P 50% yang dikombinasikan

dengan silikat 1000 kg ha-1

.

Selanjutnya untuk bobot kering jerami perlakuan terbaik juga sama pada no.11

dengan bobot jerami kering rata-rata sebesar 7,6 t ha-1

, sedang perlakuan pupuk NPK saja

hanya 6,8 t ha-1

namun secara statistik tidak berbeda nyata Namun ada indikasi

penggunaan silikat mengurangi terhadap kebutuhan hara fosfor.

Pengaruh pupuk silikat terhadap bobot gabah kering panen (GKP) disajikan pada

Tabel 6. Hasil tertinggi diperoleh oleh perlakuan NPK dengan pengurangan pupuk P

sebesar 50% dan 1000 kg silikat ha-1

sebesar 7,4 t ha-1

GKP, namun tidak berbeda nyata

dengan dengan perlakuan lain kecuali dengan control dan silikat saja. Berdasarkan data

bobot gabah kering panen (GKP), ada indikasi bahwa penggunaan silikat 1000 kg ha-1

telah dapat mengurangi kebutuhan pupuk P sampai separuhnya (50%) dari dosis

rekomendasi, yaitu 50 kg SP-36 dan dengan peningkatan produksi sebesar 12 % atau nilai

RAE 112 % (Tabel 6).

Nilai usahatani

Penilaian terhadap nilai usaha tani dapat dilakukan dengan menghitung nilai BC,

atau R/C dan atau IBCR. Nilai IBCR adalah (penerimaan dari pupuk uji dikurangi

kontrol) dibagi (pengeluaran pupuk uji dikurangi kontrol). Bila nilainya > 1 berarti pupuk

yang diuji mempunyai nilai ekonomis yang baik

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi

233

Tabel 6. Hasil tanaman dan nilai RAE masing-masing perlakuan

No Perlakuan GKP

(t ha-1)

RAE

(%)

1 Kontrol Lengkap 5,5 d -

2 Silikat 6,2 c 41

3 NPK (partial kontrol) 7,2 ab 100

4 NPK + S1 6,6 bc 65

5 NPK + S2 7,0 ab 88

6 NPK + S3 6,9 ab 82

7 NPK + S4 6,9 ab 82

8 NPK + S5 6,9 ab 82

9 NPK + S6 6,9 ab 82

10 NK(P75) + Si 4 6,9 ab 82

11 NK(P50) + Si 4 7,4 a 112

12 NK(P25) + Si 4 7,3 ab 106

Pengeluaran tenaga kerja

Biaya pengeluaran upah tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan per ha untuk tanaman

padi sawah disajikan pada Tabel 7. Cara perhitungan biaya untuk masing-masing

perlakuan disajikan pada (Tabel Lampiran 1).

Tabel 7. Pengeluaran untuk masing-masing perlakuan

Perlakuan Upah

X Rp.1000,-

Masukan Total

X Rp.1000,- Pupuk x

Rp.1000,-

Obat-obatan(RP)

x Rp.1000

Kontrol Lengkap 5000 0 200 5.200

Silikat 5200 350 200 5.400

NPK standar 5200 2.120 200 7.520

NPK standar + S1 5200 2.155 200 7.555

NPK standar + S2 5200 2.207 200 7.607

NPK standar + S3 5200 2.295 200 7.695

NPK standar + S4 5200 2.470 200 7.870

NPK standar + S5 5200 2.645 200 8.045

NPK standar + S6 5200 2.820 200 8.220

N(P75) K + Si 4 5200 2.390 200 7.790

N(P50) K + Si 4 5200 2.310 200 7.710

N(P25) K + Si 4 5200 2.230 200 7.630

Penerimaan

Penerimaan dihitung berdasarkan hasil yang diperoleh dari masing-masing

perlakuan dalam t ha-1

GKP dikalikan harga yang berlaku saat ini. Harga gabah saat ini

sekitar Rp. 3000,- kg-1

atau Rp. 3.000.000,- ton-1

GKP. Penerimaan masing-masing

perlakuan disajikan pada (Tabel 8).

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

234

Tabel 8. Penerimaan masing-masing perlakuan

No Perlakuan GKP

(t ha-1)x Rp.1000,-

Penerimaan

Rp.x 1000

1 Kontrol Lengkap 5,5 x Rp.3000,- 16500

2 Silikat 6,2 x Rp.3000,- 18600

3 NPK standar 7,2 x Rp.3000,- 21600

4 NPK standar + S1 6,6 x Rp.3000,- 19800

5 NPK standar + S2 7,0 x Rp.3000,- 21000

6 NPK standar + S3 6,9 x Rp.3000,- 20700

7 NPK standar + S4 6,9 x Rp.3000,- 20700

8 NPK standar + S5 6,9 x Rp.3000,- 20700

9 NPK standar + S6 6,9 x Rp.3000,- 20700

10 N(P75) K + Si 4 6,9 x Rp.3000,- 20700

11 N(P50) K + Si 4 7,4 x Rp.3000,- 22200

12 N(P25) K + Si 4 7,3 x Rp.3000,- 21900

Untuk menghitung secara ekonomis maka nilai B/C, dan IBCR disajikan pada

Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9. maka keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan no.11

yaitu NPK standar dengan pengurangan pupuk SP-36 sebesar 50 kg ha-1

, sebesar

Rp.14.490.000,- dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3. Dibandingkan dengan perlakuan

NPK standar tanpa penggunaan silikat keuntungan diperoleh lebih besar yaitu Rp.

410.000,- (empat ratus sepuluh ribu rupiah), tetapi bila dibandingkan dengan kontrol

sebesar Rp. 3.490.000,- (tiga juta empat ratus sembilan puluh rupiah). Penggunaan pupuk

silikat ini nampaknya tidak langsung kelihatan pada musim pertama tetapi pada musim

berikutnya karena kelarutan pupuk silikat perlu waktu (redidual effect).

Tabel 9. B/C dan IBCR pada masing-masing perlakuan

Perlakuan Pengeluaran

(Rp) x 1000

Penerimaan (Rp)

x 1000

Keuntungan

(Rp) x 1000 IB/C IBCR

Kontrol Lengkap 5.200 16500 11.300 2,1 -

Silikat 5.750 18600 12.850 2,2 1,7

NPK standar 7.520 21600 14.080 1,9 1,8

NPK standar + S1 7.555 19800 12.245 1,6 2,1

NPK standar + S2 7.607,5 21000 13.392,5 1,8 1,9

NPK standar + S3 7.695 20700 13.005 1,7 2,0

NPK standar + S4 7.870 20700 12.830 1,6 2,1

NPK standar + S5 8.045 20700 12.655 1,6 2,1

NPK standar + S6 8.220 20700 12.480 1,5 2,1

N(P75) K + Si 4 7.790 20700 12.910 1,7 2,0

N(P50) K + Si 4 7.710 22200 14.490 1,9 1,8

N(P25) K + Si 4 7.630 21900 14.270 1,9 1,8

Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi

235

KESIMPULAN

1. Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan

dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja (partial

kontrol)

2. Pemupukan silikat tidak menunjukan pengaruh yang bebeda nyata terhadap jumlah

malai produktif tetapi jumlah malai produktif tertinggi diperoleh pada pengurangan

pupuk SP-36 50% dengan pemberian silikat 1000 kg ha-1

.

3. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pengurangan pupuk SP-36 50%

ditambah 1000 kg silikat ha-1

. Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha-1

GKP, dengan nilai

RAE sebesar 112%, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3.

4. Penggunaan pupuk silikat 1.000 kg ha-1

dapat mengurangi kebutuhan pupuk posfat

sebesar 50% dari dosis rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA

De Data, S.K., 1981. Principles and Practices of Rice Production. John Wiley & Sons.

New York.

Gomez, K.A. and A.A. Gomez, .1984. Statistical Procedures for Agriculture Research. An

International Rice Research Institute Book. John Wiley and Sons.

Husnain, T. Watkasuki, D. Setyorini, Hermansyah, K. Sato, and T. Matsunaga. 2008.

Silica availability in soils and river water in two watersheds on Java Island,

Indonesia. Japanese Society of Soil Science and Plant Nutrition.

Machay, A.D., J.K. Syers, and P.E.H. Gregg. 1984. Ability of chemical extraction

procedures to assess the agronomic effectiveness of phosphate rock material. New

Zealand Journal of Agricultural Research 27: 219 -230

Permentan, 2007. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Tata cara Pendaftaran pupuk

organic dan anorganik, No 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Persyaratan dan

Tatacara Pendaftaran Pupuk Organik dan Pembenah Tanah.

Suriadikarta, D.A. 2010. Laporan hasil penelitian uji efektivitas pupuk Silikat di Rumah

kaca. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

2010.

Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain

236

Lampiran Tabel 1. Rata-rata biaya upah penanaman padi sawah ha-1

No Jenis pengeluaran Besarnya biaya (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tenaga kerja:

Pengolahan tanah

Penananman

Pemupukan *)

Penyiangan

Penyemprotan hama dan penyakit

Pengairan

Panen

Pembelian obat hama dan penyakit

-

1.200.000,-

800.000,-

200.000,-

800.000,-

200.000,-

1.500.000,-

500.000,-

200.000,-

Total biaya ha-1 tanaman padi 5.400.000,-

*) Catatan: untuk perlakuan kontrol tidak ada biaya pemupukan dan beli pupuk