Upload
juan-wilcox
View
4.252
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMIPROGRAM EKSTENSIMEDAN
PENGARUH SISTEM KOMUNIKASI TERHADAP EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA PT. VARIA SEKATA PANCUR BATU
SKRIPSI
OLEH :
FRANKLIN TARIGAN050521134
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera UtaraM e d a n
2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAFAKULTAS EKONOMIPROGRAM S1 EKSTENSIMEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : Franklin TariganNIM : 050521134DEPARTEMEN : ManajemenJUDUL SKRIPSI : Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja
Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu
Tanggal : Oktober 2009 Dosen Pembimbing
(Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi.)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAFAKULTAS EKONOMIPROGRAM S1 EKSTENSIMEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : Franklin TariganNIM : 050521134DEPARTEMEN : ManajemenJUDUL SKRIPSI : Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja
Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu
Tanggal : Oktober 2009 Ketua Departemen Manajemen
(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si)
Tanggal : Oktober 2009 Dekan Fakultas Ekonomi
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja saya sendiri melalui penelitian yang saya lakukan di PT. Varia Sekata Pancurbatu. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana mestinya.
Medan, Oktober 2009
Franklin TariganNim. 050521134
ABSTRAKABSTRAK
Franklin Tarigan (2009), Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Dosen Pembimbing: Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dosen Penguji satu: Dra. Yulinda, MSi. Dosen Penguji dua: Dra. Lucy Anna, MSi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan. Hasil analisis data dengan metode regresi linear sederhana menunjukkan bahwa sistem komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja, dimana Y=8,673 + 0,615X + e. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel sistem komunikasi sebesar satu satuan maka efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu akan meningkat sebesar 0,615 satuan. Hasil uji t (uji parsial) menunjukkan t hitung > t tabel. Yaitu 12,142 > 2,09. Artinya variabel sistem komunikasi (X) berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja (Y) karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
R Square ( ) pada penelitian ini yaitu 73,2% menunjukkan bahwa variabel sistem komunikasi mempengaruhi variabel efisiensi kerja sebesar 73,2%.
Kata Kunci: Komunikasi dan Efisiensi Kerja..
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Allah Bapa.
Engkaulah yang telah memberikan hamba hikmat, ketenangan, kekuatan,
penghiburan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan kemurahan-Mu sungguh
tiada terhingga dalam kehidupanku.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada Departemen Manajemen konsentrasi Manajemen
Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Sistem Komunikasi
Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak
kekurangannya baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis akan tetap
berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis juga menyadari bahwa pada hakekatnya penulisan skripsi ini tidak
dapat terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi selaku pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra. Yulinda, MSi dan ibu Dra. Lucy Anna, MSi selaku Penguji I dan
Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang
diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Ulfah, MS. selaku dosen wali yang telah membantu penulis dalam
konsultasi akademik selama perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah mendidik dan membimbing Penulis selama masa perkuliahan..
8. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah banyak membantu memperlancar segala kegiatan administrasi dan
urusan akademik Penulis selama masa perkuliahan.
9. Pimpinan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang berkenan memberikan izin
kepada Penulis untuk melakukan riset.
10. Seluruh staff karyawan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang membantu dan
menunjukkan rasa hormat kepada Penulis selama mengadakan riset.
11. Rasa hormat dan ucapan terima kasih Penulis yang tidak terhingga kepada
kedua orang tua Penulis yang tersayang Ayahanda Drs. P. Tarigan dan Ibunda
E. br. Purba yang telah memberikan dukungan, dorongan, dan doa yang tulus
kepada Penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Saudara-saudara Penulis yang tersayang dan yang Penulis hormati yaitu kakak
saya Florida C. br. Tarigan, dan adik saya Nico A. Tarigan. Saya yakin
dukungan doa dan bantuan yang diberikan kakak dan adik, Saya ucapkan
terima kasih.
13. Keluarga Drs. N. Tarigan yang telah mendukung penulis dengan memberikan
fasilitas dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.
14. Teman-teman terdekat Penulis Jerry Siagian, Ronald Hutabarat, Nur Aqsa,
Rony Hizkia, Prianta Ginting, Yoel Artahsasta, Samion Putra, Ihsanul Hadi,
Jules Junito, Jaka Marsela, Admiron, dan Ahyad.
15. Rekan-rekan seperkuliahan Penulis yaitu k’ Magdayanta Sembiring beserta
keluarga, Lucky, Esa, Dhany Barus, Frengky Santho, Melky, Rahmadani
Putra, Dekris, Ridho, Dina, Roy, Arnold, dan rekan-rekan lainnya.
16. Rekan-rekan Permata GBKP Runggun Kampung Susuk, khususnya Pengurus
Periode 2008 – 2010 uncompleted yaitu Noventina Davia, Meydarty Surbakti,
Safrina Kaban, Nina Amelya, Elma Sufianna, Irawaty Ginting, dan Pengurus
Periode 2006 – 2008 serta Periode 2004 – 2006 yang memberi doa dan
dukungan motivasinya.
17. Dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semoga Allah Bapa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, Maret 2009Penulis
Franklin Tarigan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Kerangka Konseptual ............................................................................. 4
D. Hipotesis ................................................................................................. 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5
F. Metode Penelitian ................................................................................... 6
1. Batasan Operasional .......................................................................... 6
2. Defenisi Operasional ......................................................................... 6
3. Skala Pengukuran Variabel ............................................................... 7
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 8
Populasi dan Sampel ............................................................................... 8
5. Jenis Data .......................................................................................... 8
6. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 9
7. Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................ 10
8. Teknik Analisis Data ......................................................................... 13
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 16
B. Pengertian Efisiensi Kerja ...................................................................... 16
C. Pengukuran Efisiensi Kerja .................................................................... 18
D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi ................................................ 19
E. Proses Komunikasi ................................................................................. 21
F. Jenis Komunikasi ................................................................................... 24
G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja ..................................... 28
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan ................................................................................. 30
B. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 33
C. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 34
D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan .............................................. 44
E. Mekanisme Komunikasi ......................................................................... 47
F. Jenis Komunikasi ................................................................................... 50
G. Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi ........................................... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif ................................................................................. 54
1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 54
2. Karateristik Responden Berdasarkan Usia ......................................... 55
3. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 56
4. Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................. 57
5. Distribusi Jawaban Responden .......................................................... 58
B. Regresi Linear Sederhana ...................................................................... 64
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 65
1. Uji t (Uji parsial) ................................................................................ 65
2. Koefisien Determinan ........................................................................ 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 68
B. Saran ....................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) .................................... 3
Tabel 1.2 Alternatif Jawaban Responden ......................................................... 7
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 8
Tabel 1.4 Item Total Statistics ......................................................................... 11
Tabel 1.5 Uji Validitas ..................................................................................... 12
Tabel 1.6 Realibility Statistics ......................................................................... 13
Tabel 3.1 Media Komunikasi ........................................................................... 33
Tabel 3.2 Produk Obat Kaplet / Kapsul serta Kegunaannya ............................ 45
Tabel 3.3 Produk Obat Tablet serta Kegunaannya ........................................... 46
Tabel 3.4 Produk Obat Cair serta Kegunaannya .............................................. 47
Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 54
Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 55
Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 56
Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ........................... 57
Tabel 4.5 Jawaban Responden mengenai Pengaruh Komunikasi..................... 59
Tabel 4.6 Jawaban Responden mengenai Efisiensi Kerja................................. 62
Tabel 4.7 Coefficients Statistics ....................................................................... 64
Tabel 4.8 Coefficients ...................................................................................... 65
Tabel 4.9 Model Summary ............................................................................... 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 5
Gambar 2.1 Proses Komunikasi ....................................................................... 23
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu ....................... 36
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 55
Grafik 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 56
Grafik 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 57
Grafik 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ........................... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
Lampiran 2: Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3: Daftar Tabel T
Lampiran 4: Daftar Tabel R
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi
waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu (Gie
1997 : 26). Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap
pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi
efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang
efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan
metode kerja (tenaga dan pikiran).
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-
hari dirumah tangga, ditempat kerja, dilingkungan masyarakat atau dimana saja
manusia berada.
Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian dan penerimaan informasi
berupa gagasan, ide, pesan ataupun simbol dari satu pihak ke pihak lain dengan
maksud mengubah partisipasi agar hal-hal yang disampaikan menjadi milik
bersama. Arti penting dari komunikasi adalah proses pengiriman pesan yang
mengandung arti dari pengirim pesan kepada penerima pesan dengan tujuan,
media dan waktu tertentu sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan
pengertian yang sama dan serasi dalam membentuk landasan aktivitas serta dasar
terbentuknya kerja sama (Suranto 2005 : 16 ; Widjaja, 2000 : 13)
Jalinan kerjasama diperlukan diantara seluruh karyawan perusahaan
melalui komunikasi yang baik, karena hampir semua kegiatan di dalam
perusahaan merupakan suatu proses komunikasi. Hal ini semakin menegaskan
bahwa arti komunikasi bukan hanya sekedar bertukar informasi atau
menyampaikan kata-kata yang menimbulkan hubungan timbal balik, tetapi juga
merupakan proses awal jalinan kerja sama diantara sesama anggota organisasi
atau perusahaan.
Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja
karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka
perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran),
akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan.
Dengan demikian terdapat hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja
karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu
perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja karyawan pada
perusahaan tersebut.
PT. Varia Sekata, Pancurbatu adalah perusahaan yang begerak dibidang
industri farmasi. Perusahaan ini memiliki 56 orang karyawan, dan dalam
melakukan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan distributor
yaitu PT. Mega Deli Mas Farma.
Berikut ini disajikan tabel mengenai jumlah pendapatan penjualan, jumlah
biaya yang dikeluarkan dan jumlah laba (rugi) PT. Varia Sekata Pencurbatu dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
Tabel 1.1Jumlah pendapatan penjualan, biaya dan laba (rugi) PT. Varia Sekata
Tahun 2005 – 2007. (dalam ribuan)
2005 2006 2007Pendapatan 1.704.990 1.580.935 1.487.930Biaya Operasional 725.247 695.720 676.565Biaya Umum 713.390 673.082 628.259Jumlah Biaya 1.438.637 1.368.802 1.304.824Laba (Rugi) 266.353 212.133 183.106
Sumber : Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2007 terjadi penurunan biaya yang dikeluarkan perusahaan dimana hal ini
menunjukkan adanya efisiensi kerja didalam PT. Varia Sekata Pancurbatu. Tetapi
walaupun terjadi penurunan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap
tahunnya efisiensi kerja karyawan belum maksimal, karena penurunan jumlah
biaya yang dikeluarkan juga diikuti dengan penurunan jumlah pendapatan yang
diperoleh perusahaan setiap tahunnya.
Efisiensi kerja yang terjadi dalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu
bergantung pada sistem komunikasi yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja
karyawan secara berkesinambungan. Keberadaan sistem komunikasi seharusnya
dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata,
Pancurbatu. Artinya dengan penggunaan media dan waktu komunikasi yang tepat,
maka PT. Varia Sekata, Pancurbatu seharusnya dapat menghemat biaya, waktu,
tenaga dan pikiran akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal
dipertahankan. Oleh sebab itu sistem komunikasi dapat menjadi faktor penentu
dalam mencapai efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan
Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem
komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT.
Varia Sekata Pancurbatu ?”
C. Kerangka Konseptual
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi
waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh usaha kerja itu.
Efisiensi kerja pada perusahaan merupakan perbandingan antara waktu kerja,
biaya dan metode kerja perusahaan dengan hasil kerja dari segi kuantitas dan
kualitas yang diperoleh perusahaan
Komunikasi meliputi suatu proses penyampaian pesan yang mempunyai
tujuan dari pengirim pesan dan dapat diterima dengan baik oleh penerimanya.
Oleh karena itu dibutuhkan media penyampai pesan sebagai perantara dan
dibutuhkan waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada
sebuah perusahaan, komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi,
memberikan perintah dan menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja secara sederhana
dapat dideskripsikan bahwa, semakin efektif komunikasi maka semakin tinggi
pula tingkat efisiensi kerja pada perusahaan. Dengan bantuan komunikasi,
pekerjaan karyawan pada perusahaan menjadi lebih efisien dalam arti
penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah dan mudah.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual
sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Widjaya (2000 : 13) dan Gie (1997 : 21) diolah
D. Hipotesis
Mengacu pada perumusan masalah, dikemukakan hipotesis sebagai
berikut: “Sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem komunikasi terhadap
efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
b. Mengetahui secara lengkap sistem komunikasi yang diterapkan pada
PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi perusahaan yang diteliti
Sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai
sistem komunikasi yang dihubungkan dengan efisiensi kerja.
KOMUNIKASITujuan komunikasiMedia komunikasiWaktu komunikasiPengirim/penerima
EFISIENSI KERJAWaktuBiayaMetode kerja
b. Bagi penulis
Penulisan ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori dari literatur yang penulis peroleh dari
perkuliahan dan memperdalamnya serta menambah wawasan dan
pengetahuan penulis.
c. Bagi pihak lain
Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang meneliti
tentang objek yang sama atau yang berkaitan dengan sistem
komunikasi dan efisiensi kerja dimasa mendatang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel sistem komunikasi (X) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu
tujuan komunikasi, media komunikasi, waktu komunikasi, dan
pengirim/penerima pesan.
b. Variabel efisiensi kerja (Y) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu
waktu, biaya dan metode kerja.
2. Defenisi Operasional
a. Sistem komunikasi (X) adalah proses penyampaian/pengiriman pesan.
Dalam penelitian ini sistem komunikasi merupakan variabel bebas
(independent variable) yang terdiri dari beberapa indikator.
b. Efisiensi kerja (Y) adalah perbandingan yang terbaik antara suatu kerja
dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari
dua segi, yaitu :
1. Segi hasil, suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha
tertentu memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah
satuan hasil
2. Segi usaha, suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil
tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud
mengandung tiga unsur, yaitu waktu, biaya dan metode kerja.
Efisiensi kerja dalam penelitian ini merupakan variabel terikat (dependet
variable) yang terdiri dari beberapa indikator.
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 86). Dalam penelitian
ini diberikan lima alternatif jawaban yang harus dijawab responden, yaitu :
Tabel 1.2Alternatif Jawaban Responden
No. Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2006 : 86)
Berikut uraian defenisi operasional variabel, indikator serta skala
pengukurannya.
Tabel 1.3Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi IndikatorSkala
PengukuranVariabel Sistem Komunikasi (X)
Proses penyampaian / pengiriman pesan
a. Tujuan komunikasib. Media komunikasic. Waktu komunikasid. Pengirim/penerima
Skala Likert
Variabel Efisiensi kerja (Y)
Perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu
a. Waktub. Biayac. Metode kerja
Skala Likert
Sumber : Widjaja (2000 : 13) diolah
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Varia Sekata yang beralamat di Jl. Letjend
Djamin Ginting KM 19, Pancurbatu. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei
2008 sampai dengan bulan Februari 2009.
5. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan perusahaan yang
berjumlah 56 orang. Responden yang akan dijadikan sampel berjumlah 56 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan
menggunakan metode Sampling Jenuh dimana semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2006 : 78).
6. Jenis Data
Penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi
yang akan digunakan sebagai bahan analisis. Dalam hal ini, jenis data yang
diperlukan adalah :
a. Data Primer
Adalah data utama yang diperlukan penulis untuk mengetahui sebenarnya
pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia
Sekata Pancurbatu. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar
pertanyaan kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Varia Sekata
Pancur Batu.
b. Data Sekunder
Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur
yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang
ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai
berikut :
a. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara
sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang sistem
komunikasi dan efisiensi kerja.
b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mendapatkan data-data yang akurat.
c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan
tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.
8. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau
tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Realibel berarti
instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006 : 109). Uji ini dilakukan diluar
sampel yaitu pada karyawan yang tidak terpilih sebagai sampel pada perusahaan
lain yang sejenis dengan PT. Varia Sekata Pancurbatu. Dan yang menjadi
responden uji coba sebanyak 25 orang. Uji validitas dan realibilitas kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan bantuan software statistik yang umum
digunakan yaitu SPSS versi 12.0 untuk memperoleh hasil yang relevan.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membandingkan antara
r tabel dan r hitung. Apabila r hitung > dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut valid, sebaliknya bila r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut
tidak valid. Menentukan reliabel atau tidaknya kuesioner dapat diketahui bila
r alpha > r tabel maka kuesioner reliabel, sebaliknya bila r alpha < r tabel maka kuesioner
tidak reliabel.
Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data yang diolah penulis
dapat dilihat pada Tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item DeletedCorrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
DeletedQ1 72.04 171.623 .549 . .954Q2 72.24 172.357 .511 . .954Q3 73.08 162.327 .828 . .950Q4 73.00 164.583 .776 . .951Q5 73.40 153.250 .781 . .951Q6 72.12 171.027 .509 . .954Q7 72.16 172.390 .490 . .954Q8 72.96 160.623 .770 . .951Q9 72.84 171.307 .672 . .953Q10 73.04 171.373 .568 . .954Q11 72.72 155.127 .840 . .950Q12 72.68 166.643 .827 . .951Q13 73.64 148.407 .866 . .950Q14 73.52 147.427 .889 . .949Q15 73.44 160.673 .824 . .950Q16 73.32 172.393 .456 . .954Q17 73.36 165.823 .591 . .953Q18 72.72 172.877 .709 . .954Q19 72.68 166.060 .697 . .952Q20 73.56 148.090 .899 . .949Q21 73.48 146.177 .921 . .949
Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Interpretasi
a. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
tersebut dihapus. Misalnya jika kuesioner pertama dihapus maka rata-rata
total bernilai 72.04, bila kuesioner kedua dihapus maka rata-rata totalnya
bernilai 72.24 dan seterusnya.
b. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika
variabel tersebut dihapus. Besarnya varian total jika kuesioner pertama
dihapus adalah 171.623, jika kuesioner kedua dihapus adalah 172.357 dan
seterusnya.
c. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor total
kuesioner yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai
pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai r hitung yang
akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas setiap kuesioner.
Penulis membuat sebuah tabel baru, hal ini dimaksudkan untuk
menunjukan perbandingan antara r tabel dan r hitung sebagai berikut:
Tabel 1.5Uji validitas
Kuesioner r hitung tiap pertanyaanCorrected Item-Total Correlation
r tabel Validitas
Q1 .549 0,396 ValidQ2 .511 0,396 ValidQ3 .828 0,396 ValidQ4 .776 0,396 ValidQ5 .781 0,396 ValidQ6 .509 0,396 ValidQ7 .490 0,396 ValidQ8 .770 0,396 ValidQ9 .672 0,396 ValidQ10 .568 0,396 ValidQ11 .840 0,396 ValidQ12 .827 0,396 ValidQ13 .866 0,396 ValidQ14 .889 0,396 ValidQ15 .824 0,396 ValidQ16 .456 0,396 ValidQ17 .591 0,396 ValidQ18 .709 0,396 ValidQ19 .697 0,396 ValidQ20 .899 0,396 ValidQ21 .921 0,396 Valid
Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Ketentuan untuk pengambilan keputusan :
1. Jika r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut valid
2. Jika r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut tidak valid
3. Nilai r tabel diperoleh dari df = k-2 dengan α = 0,05. Maka df = 25-2
= 23. Jadi r tabel (0,05;23) adalah 0,396.
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa r hitung > r tabel sehingga berdasarkan data
tersebut disimpukan bahwa semua pertanyaan pada kuesioner tersebut valid dan
layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah semua kuesioner
dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas kuesioner yang
dapat dilihat pada tabel 1.6 sebagai berikut:
Tabel 1.6 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.954 21
Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Ketentuan pengambilan keputusan
1. Jika r alpha > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel.
2. Jika r alpha < r tabel maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa r alpha adalah 0,954 sedangkan r tabel nilainya
adalah 0,396. Artinya r alpha > r tabel yaitu 0,954 > 0,396. Berdasarkan data tersebut
disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel dan layak digunakan sebagai
instrumen penelitian.
9. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menaksirkan data yang
ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh
komunikasi terhadap efisiensi kerja karayawan pada PT. Varia Sekata
Pancurbatu.
b. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis linear sederhana dengan rumus
Y = a + bX + e
Y = Efesiensi Kerja
X = komunikasi
a = konstanta
b = Koefisien regresi
e = Standar error
Fungsi dari analisis regresi ini untuk mengetahui apakah ada hubungan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam hal ini yaitu pengaruh antara
komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan.
c. Pengujian Hipotesis
1. Uji-t (Uji parsial)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikat. Hasil uji dilakukan
pada output SPSS pada tabel Coeficient. Hasil kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut :
a) H0 : b1 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
b) Ha : b1 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
H0 diterima jika t hitung < ttabel pada α = 5%
H1 diterima jika t hitung > ttabel pada α = 5%
2. Koefisien determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel.
Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai determinasi maka semakin
baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika koefisien
determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel
bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi (R2)
semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel
terikat.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan
penelitian ini, antara lain meliputi :
1. Pagit Rima Tarigan (2006) dengan judul “Analisis Pengaruh Komunikasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Twins Sukses Abadi Belawan”. Hasil
penelitian ini sebagai berikut, Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan sebesar 31,8 %. Artinya bahwa kinerja karyawan
dipengaruhi oleh komunikasi hanya sebesar 31,8 % sedangkan sisanya sebesar
68,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
2. Yusnina Hanim (2007) dengan judul “Hubungan Komunikasi Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada Front Office Departemen Niagara Hotel
Prapat”. Hasil penelitian ini sebagai berikut, Bahwa ada hubungan (korelasi)
antara komunikasi dengan prestasi kerja karyawan dan hubungan ini bernilai
positif. Koefisien korelasi ditemukan sebesar 0,766, termasuk pada kategori
kuat. Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dengan
prestasi kerja karyawan.
B. Pengertian Efisiensi Kerja
Kata “efisien” berasal dari bahasa Latin efficere yang berarti
menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Tapi dalam sejarah selanjutnya, arti
semula itu mengalami perkembangan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu
pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang
nyata (imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak
dikehendaki) dengan pengorbanan yang diberikan.
Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang
maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu
tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.
Miranda, Tunggal (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi
keluaran / output pada biaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas
sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim. Sedangkan menurut Gie
(1997 : 26), efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara
pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan
keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan
ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara
pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya.
Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1. Segi hasil
Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu
memberikan hasil yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai
kualitas dan kuantitas maksimal yang diperoleh.
2. Segi usaha
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai
dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur,
yaitu waktu, biaya dan metode kerja.
Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap
pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi
efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang
efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan
metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang
dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai yaitu :
1. Cara yang termudah
2. Cara yang teringan
3. Cara yang tercepat
4. Cara yang tersingkat
5. Cara yang termurah
Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha
tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam
derajat yang tertinggi mengenai mutu dan jumlahnya. Jadi hasil yang maksimal
dalam setiap perkerjaan tergantung pula pada cara bekerja yang efisien.
C. Pengukuran Efisiensi Kerja
Ada berbagai cara sebagai pedoman yang dipakai untuk mengukur apakah
efesiensi tercapai dalam suatu perkerjaan.
Menurut Reksohadiprawito (2000), pedoman dalam pengukuran efisiensi
kerja yaitu :
1. Jika dua macam tindakan akan memberikan hasil yang sama dalam rangka
tujuan, organisasi, maka salah satu harus dipilih yaitu yang mengakibatkan
pendekatan biaya-biaya yang paling sedikit.
2. Jika dua macam tindakan mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang sama,
mak salah satu harus dipilih yaitu yang memberikan hasil yang lebih banyak.
Sementara itu menurut Ackoff (1999) bahwa terdapat 6 (enam) cara
pengukuran efesiensi yang paling umum, yaitu :
1. Berpegang pada faktor “waktu” yang konstan, kemudian mengukur % hasil
pekerjaan yang diselesaikan.
2. Berpegang pada faktor “biaya” yang konstan, kemudian mengukur % hasil
pekerjaan yang diselesaikan.
3. Berpegang pada faktor “metode kerja” yang konstan, kemudian mengukur %
hasil pekerjaan yang diselesaikan.
4. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
6. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur
metode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi
Menurut Wiryanto (2004 : 9), komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Perpindahan tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan
dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan
sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data,
tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung
pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara
dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Sedangkan menurut
Widjaya (2000 : 13), komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau
kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai
sarana menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu
ataupun kelompok.
Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi sebagai suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang
mengandung arti dari seorang pengirim pesan (komunikator) kepada penerima
pesan (komunikan) dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat
didalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol, dan simbol-simbol itu
mengandung arti. Arti atau makna simbol tersebut tentu saja tergantung pada
pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif
dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat
didalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat
perbedaan persepsi, maka tujuan komunikasi dapat gagal.
Adapun arti penting komunikasi bagi perusahaan adalah komunikasi
merupakan kegiatan yang sangat dominan di suatu perusahaan. Pada prinsipnya
hampir semua kegiatan di dalam perusahaan itu merupakan suatu proses
komunikasi. Bentuk-bentuk dari komunikasi dalam suatu perusahaan sangatlah
beragam. Oleh karena itu dapatlah dikemukakan definisi yang lebih mudah
dipahami, bahwa komunikasi di suatu perusahaan ialah proses penyampaian /
pengiriman pesan dari suatu pihak ke pihak lain, dari suatu unit ke unit lain, dari
seorang pimpinan kepada karyawan, yang berlangsung atau terjadi pada
perusahaan tersebut.
Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan,
hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :
a. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai.
b. Meningkatkan gairah dan motivasi kerja.
c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian
para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang menjadi tugasnya
d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan
atasan, bawahan dengan bawahan, dan antar atasan karena pengawasan yang
jelas dan mantap.
e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
E. Proses Komunikasi
Komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus
menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain.
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dilihat, didengar, dibaui,
dikecap maupun diraba. Ide-ide yang didalam benak pengirim disaring dan
disusun kedalam suatu memori yang ada dalam pikiran, yang merupakan
gambaran persepsi pengirim terhadap kenyataan. Setiap orang memiliki peta
mental yang berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai
pengalaman dengan seuatu cara yang unik dan bersifat individual.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau
dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa
hal, yaitu subyek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima
pesan, gaya personal dan latar belakangnya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide kedalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui saluran yang ada kepada
sipenerima pesan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup
panjang. Panjang pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Dalam menyampaikan
pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media tulisan maupun
lisan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Misalnya,
jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru akan terjadi bila
penerima surat telah membaca dan memahami isinya.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran sipenerima pesan. Selanjutnya,
suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah
memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara
tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Bentuk tanggapan yang
diberikan oleh penerima pesan tergantung dari pesan yang diterimanya. Umpan
balik (feedback) memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena
ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan.
Disamping itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor
penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belaang, perbedaan
penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi secara emosional.
Proses komunikasi dapat digambarkan pada Gambar 2.1 dibawah ini
berdasarkan keenam tahapan komunikasi tersebut.
Sumber : Purwanto (2006 : 12)Gambar 2.1 Proses Komunikasi
F. Jenis Komunikasi
Tahap 1Pengirim mempunyai gagasan
Tahap 2Pengirim mengubah ide
menjadi pesan
Tahap 3Pengirim mengirim pesan
Tahap 6Penerima mengirim ide
Tahap 5Penerima menafsirkan
pesan
Tahap 4Penerima menerima pesan
SALURANdan
MEDIA
Organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam
mencapai tujuannya. Namun perlu diketahui bahwa pendekatan yang dicapai
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-
beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil yang hanya memiliki beberapa
karyawan, penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada
karyawannya tersebut. Namun lain halnya dengan perusahaan besar yang
memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian informasi kepada mereka
meruapakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.
Sistem komunikasi yang dianut oleh perusahaan dalam menjalankan arus
komunikasi tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut.
Pengertian sistem adalah sebagai suatu keseluruhan komponen/bagian yang saling
berinteraksi sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk
mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Sistem komunikasi yang dianut
oleh organisasi akan langsung mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi.
Berdasarkan hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan
mekanismen koordinasi.
Menurut Purwanto (2006 : 5) ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim
digunakan yaitu :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal meruapakan salah satu bentuk komunikasi yang
lazim digunakan dalam dunia bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis
(written) maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang
teratur dan terorganisasi dengan baik. Melalui komunikasi secara lisan atau
tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh
pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melaluii tulisan dan
lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau
mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.
Orang secara umum, untuk mengirimkan pesan-pesan lebih senang
berbicara (speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya,
komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien) dan cepat dalam
menyampaikan pesan-pesan bisnis. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa
komunikasi tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan
secara lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mendengar dan memahami
yang relatif lemah atau kurang baik dari masing-masing orang. Sedangkan
untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan
pendengaran dan bacaan.
Seseorang sering mengalami kesulitan dalam mengambil pesan-pesan
penting dari suatu bacaan. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal
yang berbeda, keduanya memerlukan pendekatan yang serupa.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang
membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh,
seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain-dengan
menggunakan bahasa nonverbal-untuk mengambil buku kerja di suatu tempat
yang di dalamnya terdapat berbagai buku yang warna maupun judulnya
bermacam-macam. Disamping itu, proses belajar yang dialami seseorang
untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit dijelaskan. Jenis
komunikasi nonverbal adalah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini
lebih bersifat spontan misalnya seseorang yang mondar-mandir tanpa tujuan
yang pasti karena pikirannya sedang kacau.
Komunikasi nonverbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya
(realibilitas). Dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan
bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan
menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa
isyarat). Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang lebih spontan. Komunikasi non
verbal penting artinya bagi pengrim dan penerima karena sifatnya yang lebih
efisien, suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang
dan pihak pendengar yang dapat mendengar artinya dengan cepat.
Beberapa saluran komunikasi dalam suatu perusahaan atau organisasi
menurut Purwanto (2006 : 40) yaitu :
1. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dimulai
dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bahwa melalui tingkatan-
tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah,
umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu
organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah
memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,
mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai
kegiatan yang ada di level bawah.
Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan (oral
communications) maupun tertulis (written communications). Komunikasi
secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal atau dapat juga
dalam bentuk pertemuan/diskusi kelompok. Komunikasi secara tertulis dapat
berbentuk memo, laporan atau dokumen lainnya, bulletin, atau surat
keputusan. Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan
terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepara
bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa
jadi tidak selengkap aslinya.
2. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) adalah alur
pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ka atas
(manajer), Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para
karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke
bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe
komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan
permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dipandang sebagai data atau
informasi umpan balik bagi manajemen atas.
Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para
bahwannya untuk mencapai keberhasilan saluran komunikasi ini. Kalau tidak,
informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya,
karena yang muncul hanya rasa curiga atau ketidapercayaan terhadap
informasi tersebut.
3. Komunikasi Lateral atau Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications), atau sering
disebut juga dengan istilah komunikasi lateral, adalh komunikasi yang terjadi
antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu
organisasi. Tujuan komunikasi ini antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan
merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini
dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.
4. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communications) merupakan
komunikasi secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini
sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staff,
yaitu bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staff
dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal
yang berbeda-beda pula.
G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja
Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja dapat dideskripsikan
sebagai berikut. Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi
kerja karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka
perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran),
akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan.
Dengan demikian terdapat pola hubungan positif, antara komunikasi dengan
efisiensi kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya
komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi
kerja karyawan pada perusahaan tersebut. Dengan komunikasi yang baik dan
efektif, pekerjaan karyawan menjadi lebih efisien dalam arti sesuai dengan
indikator bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah, dan mudah.
1. Lebih cepat
Tercapainya efisiensi waktu, berarti bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi
lebih cepat, Waktu yang dibutuhkan menjadi berkurang, sedangkan hasil
pekerjaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Lebih murah
Tercapainya efisiensi biaya, artinya dengan menggunakan sistem komunikasi
yang baik justru lebih hemat.
3. Lebih mudah
Tercapainya efisiensi tenaga dan pikiran (metode kerja), artinya bahwa dengan
sistem komunikasi yang baik, penyelesaian pekerjaan menjadi lebih
sederhana, lebih ringan, dan lebih mudah.
Sehubungan dengan uraian tersebut mengenai komunikasi yang efektif
dalam kaitannya dengan efisien kerja maka kerjasama diantara seluruh karyawan
perusahaan dari setiap unit, hubungan yang baik diantara para karyawan akan
menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan untuk dapat
menghasilkan efisiensi kerja perusahaan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1969, Firma Apotik Varia yang beralamat di Jalan Gatot
Subroto No. 184 C Medan, telah memproduksi obat-obat suntik. Hal ini
memungkinkan untuk dilaksanakan, karena pada saat itu belum ada peraturan
yang melarang ataupun yang mengatur tentang pembuatan obat.
Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
RI.cq. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, yang isinya : “Setiap
perusahaan yang akan memproduksi obat harus berbadan hukum dan berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) serta mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.cq.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan”, maka pihak Firma Apotik
VARIA kemudian mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT) untuk menggantikan
Firma yang ada sebelumnya dengan tidak mengganti bidang usahanya yaitu
bidang usaha industri farmasi.
Menurut Akte No. 25, yang dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH.
berkantor di Medan, perusahaan ini didirikan pada tanggal 18 September 1973
dengan nama PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (disingkat dengan PT.
Varma). Kemudian pada tahun 1974, berdasarkan akte No. 52 tanggal 29 Januari
1974 yang juga dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH., perusahaan ini
mengubah nama perusahaannya dari PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (PT.
Varma) menjadi PT. Varia Sekata Parmaceutical Laboratories, guna mendapat
pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.
Seiring dengan naiknya tingkat kebutuhan masyarakat akan obat-obatan
yang baik dengan harga yag terjangkau, maka PT. Varia Sekata mencoba
mengembangkan dan menambah produksinya dengan obat-obatan dalam bentuk
kapsul/kaplet, bentuk tablet, bentuk obat cair dan dalam bentuk obat luar / sirup.
Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan-Departemen Peternakan
RI No. 79/TN. 120/kpts/DJP/Deptan/1988 pada tanggal 8 Februari 1988 dan
sesuai pula dengan surat persetujuan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan-Departemen Kesehatan RI No. 1009/AA/II/1988, tanggal 22 Februari
1988 mengenai penggunaan alat-alat produksi obat jadi untuk manusia yang juga
dapat dipergunakan untuk memproduksi obat hewan, sejauh bahan bakunya sama.
Didalam SK Diektorat Jenderal Peternakan, Deptan RI tersebut, PT. Varia Sekata
selain diberikan ijin memproduksi, menyediakan, menyimpan dan mengedarkan
obat untuk manusia juga diberikan ijin untuk memproduksi obat untuk hewan.
Pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan RI mengeluarkan SK No.
43/Men./Kes.SK/II/198 pada tanggal 2 Februari 1988 tentang Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bagi semua pabrik farmasi di Indonesia dan
diberikan kesempatan untuk berbenah diri sampai April 1991. PT Varia Sekata
kemudian menghentikan produksi obat-obat untuk hewan, dan hanya membatasi
pada produksi obat jadi untuk manusia. Dan untuk memenuhi persyaratan CPOB
tersebut, dengan pertimbangan pengotoran udara yang masuk ke dalam ruang
produksi dan pengotoran udara dari udara yang keluar dari ruang produksi serta
penanganan limbah cair dan padat, maka diputuskan bahwa industri PT. Varia
Sekata yang sebelumnya berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 184 C
Medan, dipindahkan keluar kota di lokasi yang baru di Jalan Letjend Jamin
Ginting KM 19,5 Pancurbatu, Medan-Kabanjahe.
PT. Varia Sekata, Pancurbatu memiliki karyawan sebanyak 56 (lima puluh
enam) orang. Jumlah kayawan pada masing-masing bagian adalah sebagai
berikut:
a. 1 orang Direktur
b. 1 orang Apoteker Penanggung Jawab Produksi
c. 1 orang Manajer
d. 1 orang Apoteker Druq Quality Control
e. 1 orang Kepala Bagian Produksi
f. 1 orang Pengawas
g. 5 orang di Bagian Laboratorium Farmasi
h. 7 orang di Bagian Produksi Tablet
i. 7 orang di Bagian Produksi Obat Cair
j. 6 orang di Bagian Produksi Obat Kapsul / Kaplet
k. 4 orang di Bagian Pengemasan
l. 4 orang di Bagian Gudang
m. 7 orang di Bagian Umum
n. 5 orang di Bagian Pembukuan
o. 5 orang di Bagian Pemasaran.
Seluruh karyawan pada masing-masing bagian di dalam PT. Varia Sekata
Pancurbatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara unit
kerja ini berlangsung dari atas ke bawah dalam bentuk perintah/instruksi,
pengarahan dan motivasi. Serta dari bawah ke atas dalam bentuk penyampaian
hasil laporan, penyampaian masalah dalam pelaksanaan tugas, dan sebagainya.
Semua karyawan berusaha menciptakan komunikasi yang efektif agar tercapai
efesiensi kerja didalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
Adapun media yang digunakan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu untuk
menciptakan komunikasi yang efektif adalah :
Tabel 3.1 Media Komunikasi PT Varia Sekata, Pancurbatu
No. Jenis Jumlah Fungsi1. Telepon 10 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan
dengan lingkungan ekstern perusahaan2. Internal phone 11 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan
dalam lingkungan intern perusahaan3. Handphone 5 Memperlancar hubungan komunikasi antara
apoteker, manajer, kabag. produksi, pengawas atau dengan lingkungan extern perusahaan.
5. Fax 2 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan dengan lingkungan ekstern perusahaan
5. Komputer 9 Menyimpan , mengolah, dan menginformasikan data-data dan sebagai sarana internet.
6. Internet 4 Menginformasikan kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra kerja perusahaan
7. Papan Pengumuman
1 Menginformasikan kepada seluruh karyawan tentang kegiatan yang akan dilakanakan atau informasi lainnya
Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)
B. Visi dan Misi Perusahaan
Mengingat pertumbuhan ekonomi yang sangat dinamis dan tingginya
tingkat persaingan usaha, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar
profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu
adanya visi dan misi dari setiap perusahaan agar tercapai kinerja perusahaan yang
diharapkan.
Adapun visi perusahaan PT. Varia Sekata Pancurbatu adalah menjadi
perusahaan farmasi utama dan berdaya saing di Indonesia. Sedangkan misi dari
perusahaan ini adalah menyediakan dan menyalurkan obat kesehatan yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengembangkan sumber
daya manusia perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen guna
pengembangan perusahaan serta berperan aktif dalam pengembangan industri
farmasi.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan
adanya struktur organisasi perusahaan maka akan kelihatan pembagian tugas dan
tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun dan mengawasi pelaksanaan
kegiatan perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan yang baik terdapat
pemisahan fungsi dan tanggung jawab dari pelaksanaan perusahaan serta akan
terlihat secara tegas garis wewenang dari atasan kepada bawahan.
Organisasi perusahaan dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Organisasi perusahaan memberikan kerangka untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas. Pengembangan struktur
organisasi mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di
dalam suatu organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi.
Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus pula di dasari
pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan
adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total.
Organisasi perusahaan yang disusun juga harus dapat menunjukkan garis
wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
Struktur organisasi di perusahaan berbentuk garis dan staf, ini terbukti
dengan adanya satu pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja
sama dengan menggunakan dan alat-alat dan teknologi serta terikat dengan
peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada
pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan.
Struktur organisasi PT. Varia Sekata menetapkan sistem hubungan
dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal. Adapun
bagan struktur organisasi pada perusahaan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut
ini :
Sumber: Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu, 2009.Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu
Komisaris
Direktur
Apoteker P.J.P.
ManajerApotekerD.Q.C.
Lab.Farmasi
Adm.Lab.
Farmasi
Kabag.Gudang
Kabag.Umum
Kabag.P’bukuan
Kabag.Pemasaran
Kabag.Produksi
Kasi.Produksi
Tablet
Kasi.ProduksiObat Cair
Kasi.ProduksiKapsul
Kasi.Pengema-
san
Staff Prod.Obat
Tablet
Staff Prod.Obat Cair
Dalam
Staff Prod.Obat
Kapsul
StaffPengema-
san
Staff Prod.Obat Cair
LuarStaff
GudangStaff
Personalia
StaffPembelian
StaffPerizinan
StaffPerawatan
StaffKebersi-
hanStaff
P’bukuanKasir
StaffPemasaran
Pengawas
Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada
PT.Varia Sekata Pancurbatu meliputi :
1. Komisaris
Komisaris adalah pucuk pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab diantaranya :
a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan ketentuan serta keputusan
pemegang saham.
b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan direktur apabila berakhir
masa jabatannya atau karena hal-hal lain.
c. Menganalisa, mengevaluasi dan menilai kegiatan-kegiatan yang
berlangsung pada perusahaan berdasarkan laporan direktur maupun
pengamatan langsung.
d. Pada saat tertentu meminta pertanggung jawaban keadaan perusahaan pada
direktur.
2. Direktur
Adapun tugas utama direktur adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan termasuk keuangan
perusahaan
b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas manajer bagian
c. Menganalisa dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan
d. Berkoordinasi dengan manajer melaksanakan kontrak dengan mitra kerja
perusahaan
e. Mengambil tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan
f. Memberikan laporan pertanggung jawaban pada komisaris pada periode
waktu tertentu.
3. Manajer
a. Merencanakan dan melaksanakan tahap usaha yang menyebabkan
perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal
b. Menyelesaikan perselisihan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja dan
lain-lain yang menyangkut kepentingan perusahaan dan karyawan dalam
perusahaan
c. Menyusun program dalam rangka pengembangan karyawan serta
menyusun formasi kepegawaian sesuai dengan kebutuhan
d. Mengupayakan terciptanya hubungan kerjasama yang mantap dan
harmonis antara perusahaan dan karyawan dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja.
4. Pengawas
Bagian ini bertugas membantu Manajer untuk melakukan pengawasan
terhadap Kasi Tablet, Kasi Obat Cair, Kasi Kapsul, Kasi Pengemasan, Bagian
Gudang, Kabag Umum, Kabag Pembukuan dan Kabag Pemasaran.
5. Kepala Bagian Gudang
a. Mengajukan permintaan pembelian bahan baku
b. Menerima dan mencatat peneriman dan pengeluaran bahan baku
c. Mengkoordinir kegiatan bagian gudang
6. Staff Gudang
Bertugas mengelola dan menjaga bahan baku, bahan pendukung serta produk
jadi.
7. Kepala Bagian Umum
a. Mengecek administrasi umm
b. Mengkoordinir dan mengawas bagian personalia, pembelian, perizinan,
perawatan dan kebersihan.
8. Staff Personalia
a. Menatalaksanakan administrasi kepegawaian (data pegawai dan daftar
gaji)
b. Melakukan kegiatan perekrutan karyawan
c. Mmberikan saran kepada atasan tentang promosi, mutasi, kenaikan gaji
dan lain sebagainya.
9. Staff Pembelian
a. Mengelola, memeriksa dan mengawasi pembelian bahan baku dan bahan
pendukung produksi lainnya.
b. Memberi saran kepada atasan tentan penentuan pemasok bahan produksi
perusahaan
10. Staff Perizinan
Bertugas mengurus perizinan dan pengawasan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dengan instansi pemerintah.
11. Staff Perawatan
Bertugas untuk merawat peralatan yang berhubungan dengan kegiatan operasi
perusahaan.
12. Staff Kebersihan
Bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan perusahaan.
13. Kepala Bagian Pembukuan
Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan
perusahaan serta laporan persediaan bahan baku, bahan pendukung dan
produk jadi.
14. Staff Pembukuan
Bertugas membuat laporan keuangan perusahaan serta laporan persediaan
bahan baku, bahan pendukung dan produk jadi.
15. Kasir
Bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan serta
mempersiapkan cek pembayaran berdasarkan bukti kas keluar yang diterima.
16. Kepala Bagian Pemasaran
a. Bertanggung jawab atas pengiriman barang kepada perusahaan distributor
b. Melaksanakan riset pasar terkini
17. Staff Pemasaran
a. Melaksanakan pengiriman barang kepada perusahaan distributor
b. Menatalaksanakan administrasi penjualan
18. Manajer Apoteker Penanggung Jawab Produksi (Apoteker P.J. P.)
a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas terlaksananya
pembuatan obat mulai dari penimbangan, pengolahan, pengemasan sampai
pengiriman produk obat jadi ke gudang.
b. Bersama-sama dengan Manajer merencanakan pengadaan bahan dan
menyusun rencana produksi
c. Jika ada kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan Manajer
Pengawasan Mutu (D.Q.C.) dan mencari sebab serta jalan keluarnya.
d. Bertanggung jawab agar alat-alat atau mesin-mesin untuk keperluan
produksi dipakai dengan benar dan divalidasi.
e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi Cara Pembuaan Obat yang Baik
(CPOB) dan menjaga pelaksanaannya.
f. Bertanggung jawab untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian
produksi serta pengembangan dan latihan karyawannya, menjaga displin
dan melakukan evalusi tahunan atas semua karyawan yang dibawahinya.
19. Kepala Bagian Produksi
a. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan produksi sesuai dengan
surat order produksi
b. Membantu Manajer Produksi (Apoteker P.J.P.) melaksanakan tugas-
tugasnya dan tanggung jawabnya.
c. Menyiapkan berbagai laporan yang berhubungan dengan proses produksi
bahan baku menjadi bahan jadi.
d. Mengkoordinir dan mengawasi kepala-kepala seksi melaksanakan
tugasnya
e. Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi.
20. Kepala Seksi Produksi Tablet
a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat tablet.
b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan
obat tablet berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
21. Staff Produksi Tablet
Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk tablet yang telah siap
diproduksi
22. Kepala Seksi Produksi Obat Cair
a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat cair, baik obat cair dalam maupun
obat cair luar (sirup).
b. Mengawasi dan megkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan
obat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
23. Staff Produksi Obat Cair Dalam dan Luar
Menatalaksanakan administrasi laporan produk bat cair dalam dan luar (sirup)
yang telah siap diproduksi
24. Kepala Seksi Produksi Kapsul / Kaplet
a. Bertangggung jawab atas pembuatan obat kapsul
b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan
obat kapsul sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
25. Staff Produksi Kapsul / Kaplet
Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk kapsul / kaplet yang telah siap
diproduksi
26. Kepala Seksi Pengemasan
Mengawasi, mengkoordinir, serta bertanggung jawab atas pengemasan produk
yang telah selesai diproduksi.
27. Staff Pengemasan
a. Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk obat jadi.
b. Mengirim produk obat jadi ke Bagian Gudang.
28. Manajer Apoteker Drug Quality Conrol (Apoteker D.Q.C.)
a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas analisis dan
keputusan untuk meluluskan atau menolak hasil pemeriksaaan kimia
maupun mikro biologi atas bahan baku, bahan pengemas, dan produk obat
jadi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan dibuat dengan
prosedur dan kondisi yang telah ditentukan
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dan menjamin dilaksanakannya CPOB.
c. Bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua pemeriksaan dilakukan
dengan metode yang benar dan sudah disetujui.
d. Bertangung jawab agar alat-alat untuk analisis dipakai dengan benar,
dijaga, dikalibrasi, dan disediakan suku cadangnya.
e. Bertanggung jawab atas pengadaan dan pemakaian larutan pereaksi dan
alat gelas yang diperlukan.
f. Bertanggung jawab untuk pengembangan dan latihan karyawannya,
menjaga displin dibagiannya dan melakkan evaluasi tahunan atas semua
karyawan yang dibawahinya.
g. Membuat laporan bulanan dan anggaran tahun bagian pengawasan mutu.
h. Bersama-sama dengan Apoteker P.J.P. melaksakan validasi alat maupun
proses
29. Laboratorium Farmasi
a. Melakukan pemeriksaan atas contoh bahan baku maupun produk obat
jadi. untuk pengujian yang ditugaskan oleh Apoteker D.Q.C. sesuai
dengan prosedur analisis yang berlaku.
b. Membuat larutan pereaksi untuk menunjang pemeriksaan analisis.
c. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium membuat laporan atas
hasil pemeriksaan dan melaporkannya Apoteker D.Q.C.
d. Melakukan kalibrasi atas akat-alat di laboratorium sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
e. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium mencatat semua
kegiatan harian laboratorium.
30. Bagian Adminstrasi Laboratorium
a. Membuat laporan atas hasil pemeriksanaan dan melaporkannya Apoteker
D.Q.C.
b. Mencatat semua kegiatan harian laboratorium, termasuk mencatat
pemakaian pereaksi dalam kartu persediaan
c. Melaporkan kepada supervisor bila ada kebutuhan pereaksi, alat gelas, dan
alat kantor.
d. Mencatat jumlah peralatan yang ada di laboratorium.
D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan
PT. Varia Sekata adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri
farmasi. Kegiatan PT. Varia Sekata dimulai dari pengadaan bahan baku, bahan
pengemeas, serta bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk diproses
menjadi produk obat jadi. Pengadaaan bahan baku, bahan pengemas, maupun
bahan pendukung lainnya merupakan kesepakatan bersama antara bagian
produksi, bagian laboratorium farmasi, serta manajer. Seluruh bagian ini ikut
ambil bagian dalam menentukan pihak pemasok mana yang menjadi penyedia
bahan proses produksi tersebut, mengingat dibutuhkannnya bahan yang
berkualitas serta tercapainya kesepakatan harga.
Bahan baku dan bahan pendukung produksi lain yang telah dibeli tidak
langsung diproduksi menjadi produk obat jadi. Tetapi terlebih dahulu, bahan
tersebut diuji di laboratorium farmasi, untuk diputuskan, apakah bahan tersebut
layak digunakan atau tidak pada proses produksi.
Setelah dinyatakan lulus, bahan baku dan bahan pendukung lainnya
kemudian diproses menjadi produk obat jadi. Produk obat jadi PT. Varia Sekata,
Pancurbatu terdiri dari beberapa jenis bentuk produk obat, yaitu obat dalam
bentuk tablet, obat cair luar / dalam (dalam bentuk sirup), serta dalam bentuk obat
kapsul / kaplet.
Berikut ini adalah daftar produk PT. Varia Sekata dalam bentuk kaplet /
kaplsul serta kegunaannya.
Tabel 3.2Produk PT. Varia Sekata dalam bentuk Obat Kaplet / Kapsul
serta Kegunaannya
No. Nama Produk Kegunaan1. Antalgin Kaplet Untuk mengurangi rasa sakit2. Bicnat Kaplet Untuk sakit perut dan susah buang air besar3. CTM Kaplet Obat alergi4. Nosked Kaplet Untuk alergi serta untuk peradangan yang bengkak5. Paracetamol Kaplet Obat demam serta menghilangkan rasa sakit pada
kepala dan gigi6. Prednison Kaplet Obat rematik, asma dan demam7. Trisulfa Kaplet Untuk sakit disentri8. Varcycline Capsul Antibiotik untuk sakit perut9. Varfekto Kaplet Antibiotik untuk perut, obat batuk dan demam.10. Vargumet Kaplet Untuk sakit perut (tukak lambung dan usus)11. Varicetine Capsul Antibiotik dan obat untuk sakit perutSumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)
Selain dalam bentuk kaplet / kapsul PT. Varia Sekata juga memproduksi
obat dalam bentuk tablet. Berikut ini adalah daftar produk PT. Varia Sekata dalam
bentuk tablet serta kegunaannya.
Tabel 3.3Produk PT. Varia Sekata dalam bentuk Obat Tablet
serta Kegunaannya
No. Nama Produk Kegunaan1. Acetosal Untuk menghilangkan rasa sakit, menurunkan
demam, dan memperlancar peredaran darah.2. Andrizen Untuk mencret, keputihan, dan anti bakteri3. Anuerin Vitamin B1, mencegah penyakit biri-biri4. Antasida Doen Mengurangi gejala-gejala asam lambung5. Antalgin Untuk mengurangi rasa sakit6. Asmavar Obat sesak nafas7. Chloroquin Untuk malaria8. CTM Obat alergi9. Cyanocobalamin Untuk pencegahan dan pengobatan anemia10. Diarevar Untuk pengobatan simptomatik pada diare11. INH Obat batuk TBC, dan untuk paru-paru12. Kalsium Laktat Obat untuk tulang dan gigi13.14. Metoclopramida Untuk gangguan lambung dan saluran pencernaan,
rasa mual dan muntah.15. Papaverin Untuk perut mules16. Paracetamol Obat demam serta menghilangkan rasa sakit pada
kepala dan gigi17. Prednison Obat rematik, asma dan demam18. Pyridoxin Obat Vitamin B619. Trisulfa Untuk sakit disentri20. Vargumet Untuk sakit perut (tukak lambung dan usus)21. Varsebron Obat sesak nafas22. Varsemol Untuk menurunkan suhu tubuh pada demam dan
mengurangi rasa sakit pada kepal, gigi, nyeri pada otot sendi serta untuk rematik, flu dan saluran pernafasan
23. Varsetam Untuk batuk TBC24. Vitamin C Manis Untuk mencegah dan mengobati kekurangan Vitamin
C pada wanita hamil dan menyusui25. Vitamin B Complex Untuk kekurangan Vitamin B1, B2, dan B3Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)
Jenis produk obat lain yaitu obat cair. Pada jenis bentuk ini, obat dibagi
dalam 2 jenis obat cair yaitu obat cair dalam yang berbentuk syrup dan dapat
dikonsumsi serta obat cair yang pemakaiannya digunakan pada luar tubuh.
Berikut ini adalah daftar produk PT. Varia Sekata dalam bentuk obat cair serta
kegunaannya.
Tabel 3.4Produk PT. Varia Sekata dalam bentuk Obat Cair
serta Kegunaannya
No. Nama Produk Kegunaan1. Alkohol Untuk luka luar2. Antasida Doen Syrup Mengurangi gejala-gejala asam lambung3. Champora Spiritus Untuk meringankan perasaan gatal-gatal dan sakit
karena digigit serangga4. Dextromethorphan
SyrupObat batuk
5. OBH Syrup Obat batuk berdahak6. Panvar Eliksir Syrup Obat asma7. Paracetamol Syrup Obat demam serta menghilangkan rasa sakit pada
kepala dan gigi8. Rivanol Untuk kompres pada luka yang membengkak9. Varidryl Syrup Obat batuk10. Vascoxin Syrup Obat batukSumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)
Produk obat jadi tidak langsung dipasarkan, tetapi produk tersebut harus
kembali diuji di laboratorium farmasi, untuk dinyatakan apakah produk tersebut
layak dipasarkan atau tidak. Setelah diuji dan dinyatakan layak untuk dipasarkan,
maka bagian pemasaran perusahaan akan mengirimkan produk tersebut kepada
perusahaan yang menjadi distributor produk perusahaan, yaitu PT. Mega Deli
Farma.
E. Mekanisme Komunikasi Perusahaan
Sistem komunikasi yang digunakan PT. Varia Sekata Pancurbatu adalah
berdasarkan kerjasama dari setiap karyawan dan atasan yang mempunyai fungsi,
tugas, dan tanggung jawab yang berbeda. Dengan demikian arus komunikasi
berjalan dengan lancar, baik antara atasan dengan bawahan, maupun antara satu
unit kerja dengan unit kerja lainnya. Untuk melaksanakan komunikasi yang
efektif diupayakan adanya saling tukar informasi antara seluruh pihak.
Secara vertikal, komunikasi pada PT. Varia Sekata Pancurbatu
menunjukkan bahwa komunikasi dari atasan kepada bawahan berupa pengarahan,
instruksi, petunjuk / penjelasan, nasehat / saran dan briefing pada waktu-waktu
tertentu. Sedangkan secara horizontal, komunikasi pada PT. Varia Sekata
Pancurbatu berlangsung antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya berupa
koordinasi kerja dan pertukaran informasi.
PT. Varia Sekata Pancurbatu mengadakan suatu pertemuan rutin untuk
memberikan informasi laporan kerja unit secara menyeluruh. Pertemuan ini
dilaksanakan satu kali dalam sebulan dan direktur bertindak sebagai pimpinan
rapat. Pertemuan ini bertujuan untuk saling tukar menukar informasi dari satu unit
kerja dengan unit karja lainnya, menganalisa dan mengevaluasi laporan kerja dari
masing-masing unit kerja, serta menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam
perusahaan.
Pada waktu-waktu tertentu, pertemuan juga dilakukan oleh masing-masing
unit kerja. Dari pertemuan ini diharapkan agar seluruh karyawan dapat mengerti
dan mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab pekerjaannya serta
hubungannya secara langsung maupun tidak langsung dengan unit kerja lain.
Komunikasi yang demikian akan menciptakan iklim kerja yang sehat dan dinamis,
sehingga seluruh karyawan dapat lebih mengerti apa dan bagaimana sebenarnya
tugas dan tanggung jawab karyawan PT. Varia Sekata Pancurbatu secara luas.
Dengan demikian pada PT. Varia Sekata Pancurbatu tercipta suatu mekanisme
komunikasi yang nyata dan terlaksananya komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang dilakukan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu antara lain
adalah :
1. Komunikasi Intenal
Komunikasi internal dilakukan melalui komunikasi personal/pribadi yang
dilakukan oleh dua orang yang bertatap muka langsung ataupun menggunakan
media komunikasi yang ada, misalnya telepon, papan pengumuman, dan lain-
lain. Selain itu komunikasi internal juga dilakukan melalui komunikasi
kelompok/group yang dilakukan antara seseorang dengan sekelompok orang
maupun antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya dalam situasi tatap
muka.
Komunikasi internal itu dapat berupa :
a. Instruksi perintah atau petunjuk yang dikeluarkan pimpinan untuk
dilaksanakan para karyawan, yang harus memunyai sasaran yang jelas.
b. Laporan pertanggung jawaban dari masing-masing unit kerja kepada
pimpinan, sampai sejauh mana tugas telah dilaksanakan.
c. Laporan-laporan dalam bentuk buletin yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk suatu masalah tertentu.
d. Pertukaran informasi antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya.
e. Pertemuan yang dilaksanakan dalam rangka membicarakan masalah-
masalah yang sedang dihadapi dan mencari solusi untuk pemecahan
masalah tersebut.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal yang dilakukan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu
adalah komunikasi dengan pihak-pihak yang bekerja sama dengan perusahaan,
seperti pemasok bahan baku maupun pihak perusahaan yang menjadi
distributor pemasaran produk perusahaan tersebut.
F. Jenis Komunikasi Perusahaan
Pimpinan yang mengepalai seluruh unit kerja di PT. Varia Sekata
Pancurbatu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang luas guna berjalannya
kegiatan operasional perusahaan secara lancar. Tugas dan tanggung jawab setiap
pimpinan perusahaan, yaitu memimpin dan mengelola seluruh kegiatan
perusahaan serta bertanggung jawab atas anggaran dan rencana kegiatan
perusahaan.
Pimpinan memberikan instruksi, pengarahan, nasehat, dan penilaian
kepada bawahan serta memberi informasi kepada karyawan tentang tujuan dan
kebijakan organisasi dalam pelaksanaan kerjanya sehari-hari. Komunikasi ini
lebih bersifat pengarahan dan pengawasan yang dimaksudkan untuk
menggerakkan para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan secara sadar dan
termotivasi guna mencapai tujuannya perusahaan. Dengan terciptanya hal seperti
ini diharapkan para karyawan mengerti tentang informasi yang diberikan secara
cepat dan tepat agar pelaksanaan pekerjaannya lebih efisien dan efektif.
Laporan-laporan dari setiap unit kerja kepada pimpinan merupakan
pelaksanaan tugas yang diberikan kepada masing-masing unit kerja sesuai dengan
wewenang yang diterimanya dalam rangka pencapaian tujuan. Disamping laporan
pertanggung jawaban yang diberikan oleh para bawahan kepada atasan secara
priodik, ada juga penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberi keputusan oleh
pimpinan dalam menangani kasus-kasus tertentu yang tejadi diluar kemampuan
bawahan.
Semua jenis pelaporan tersebut merupakan feed back yang berharga bagi
pimpinan untuk menilai hasil kerja secara keseluruhan. Jika ada hasil kerja yang
menyimpang, maka pimpinan berupaya untuk memberikan penjelasan agar
karyawan atau unit kerja yang melakukan penyimpangan dapat mengerti hasil
kerja yang sebenarnya. Dengan diupayakannya hal tersebut maka semangat kerja
karyawan akan terangsang dan hasil dari pekerjaan yang merupakan tujuan, baik
secara unit kerja individu maupun perusahaan, dapat dicapi dan terus
dikembangkan demi peningkatan nilai perusahaan.
Pada perusahaan hubungan antar unit kerja dalam tugas akan membentuk
komunikasi yang bersilang. Demikian juga halnya pada PT. Varia Sekata
Pancurbatu, bahwa setiap unit kerja mengadakan hubungan kerja dengan unit
kerja lain dalam batas-batas wewenang yang dimilikinya. Hubungan komunikasi
ini meliputi pemberian informasi, pengesahan, dan persetujuan unit lain guna
melengkapi hasil kerja yang mendukung hasil laporan kepada atasan. Hal seperti
ini sering menimbulkan komunikasi informal karena bersifat koordinatif.
Komunikasi timbal balik antara pimpinan dengan karyawan maupun
antara unit kerja akan membuat instruksi, kebijakan, perintah yang diberikan
dapat dimengerti dan diterima dengan baik. Untuk membina hubungan dan
memperbaiki komunikasi formal yang berkesan agak kaku maka PT. Varia Sekata
Pancurbatu juga mengembangkan komunikasi yang bersifat informal dimana
hubungan ini tidak tergambar secara struktural tetapi peranannya sangat vital bagi
kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari.
Komunikasi dalam forum informal yang bertujuan koordinatif, juga
terdapat forum informasi yang bertujuan mengurangi kejenuhan kerja,
mempererat hubungan kekeluargaan diantara sesama karyawan. Kegiatan yang
dilakukan dalam usaha memupuk kebersamaan ini antara lain berupa kegiatan
ibadah bersama, arisan, olahraga, istirahat, makan siang, atau kegiatan lainnya.
Komunikasi ini dibangun tidak berdasarkan siapa yang seharusnya berbicara atau
terhadap siapa individu-individu tersebut berkomunikasi tetapi terbentuk melalui
hubungan-hubungan sosial dari para karyawan.
G. Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi
Pada umumnya komunikasi yang berlangsung pada PT. Varia Sekata,
Pancurbatu berjalan dengan baik dan lancar, baik secara vertikal, horizontal,
maupun komunikasi ke luar (eksternal) yang didukung oleh sarana komunikasi
yang cukup memadai.
Pada kegiatan komunikasi sehari-hari, dapat dikatakan tidak ada masalah
dan kalaupun ada, sifatnya terlalu pribadi. Masalah tersebut antara lain berupa :
a. Karyawan kurang mampu mengemukakan pendapat atau keinginannya kepada
atasan
b. Karyawan segan kepada atasan karena ia merasa tidak akan ditanggapi secara
serius.
Masalah-masalah lain yang mungkin timbul akibat adanya interaksi dalam
komunikasi juga sangat kecil pengaruhnya karena pada umumnya karyawan PT.
Varia Sekata, Pancurbatu seluruhnya saling mengenal dan sering berhubungan di
luar perusahaan sehingga membentuk keterikatan.
Usaha-usaha PT. Varia Sekata, Pancurbatu dalam menangani masalah-
masalah yang mungkin timbul akibat adanya interaksi dalam berkomunikasi
antara lain dengan cara :
1. Pendekatan sosial
Apabila karyawan merasa dirinya tidak mempunyai kemampuan teknis untuk
melakukan komunikasi secara efektif kepada sesama karyawan atau atasannya
maka dilakukan pendekatan sosial, artinya berkomunikasi dalam forum
informal. Disamping itu, pendekatan kekeluargaan dalam forum informal
meningkatkan keakraban dan persaudaraan antara atasan atasan dan bawahan
serta hubungan sesama karyawan semakin terbuka.
2. Penyusunan perintah
Dalam penyusunan perintah selalu diperhatikan apa yang menjadi sasaran
maupun sifat dari perintah tersebut dan bagaimana perintah tersebut
disampaikan. Perintah yang dikeluarkan kepada karyawan mempunyai sasaran
yang jelas sehingga karyawan dapat mengerti objek dari perintah tersebut.
Dalam pemberian perintah juga tidaklah berbelit-belit sehingga isi maupun
tujuannya mudah dipahami dan dilaksanakan oleh bawahan
3. Menjaga mutu informasi
Setiap surat perintah / penugasan untuk melakukan suatu perintah harus
melampirkan aslinya. Hal ini dimaksudkan agar penerima surat merasa bahwa
surat tersebut diberikan langsung oleh pengirim surat serta merasa
bertanggung jawab atas isi dan maksud surat tersebut.
4. Menciptakan komunikasi yang efektif
Hal ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan apa yang menjadi
inti berita sehingga ketika berkomunikasi dapat dihindari kesalahpahaman.
Selain itu, memilih media yang tepat dalam berkomunikasai sehingga
informasi dapat sampai kepada penerima dengan tepat dan jelas.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis dan pembahasan pada penelitian ini menggunakan beberapa
metode analisis data, seperti analisis deskriptif, analisis regresi linear sederhana,
serta pengujian hipotesis. Penulis menggunakan alat bantu software SPSS versi
12 untuk melakukan pengolahan data primer pada penelitian ini.
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah uraian atau penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden
sebanyak 56 orang yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh
sistem komunikasi (X) terhadap efisiensi kerja (Y) karyawan pada PT. Varia
Sekata Pancurbatu. Berikut ini diuraikan analisis deskriptif pada penelitian ini
yaitu:
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah responden Persentase ( % )
Pria 38 67,9 %Wanita 18 32,1 %Total 56 orang 100%
Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden pria dan wanita yang
menjadi karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbaru menunjukkan perbedaan
yang cukup jauh. Jumlah responden pria sebanyak 38 orang (67,9%) sedangkan
responden wanita sebanyak 18 orang (32,1%). Secara grafik gambar karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Grafik 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.2Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase ( % )21 – 26 tahun 21 37,5%27 – 32 tahun 14 25%33 – 38 tahun 16 28,6%39 – 45 tahun 5 8,9%
Total 56 orang 100%Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak pada PT.
Varia Sekata Pancurbatu adalah responden yang berusia 21-26 tahun yaitu
sebanyak 21 orang (37,5%), diikuti oleh responden yang berusia 33 – 38 tahun
sebanyak 16 orang (28,6%), dan responden yang berusia 27-32 tahun sebanyak 14
orang (25%), serta yang terakhir adalah responden yang berusia 39-45 sebanyak 5
orang (8,9%). Secara grafik gambar karakteristik responden berdasarkan usia
dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Grafik 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.3Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Persentase ( % )SMU 5 8,93 %D3 20 35,71%S1 25 44,65%S2 6 10,71%
Total 56 orang 100%Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden berdasarkan tingkat pendidikan
didominasi oleh responden yang berpendidikan S1 sebanyak 25 orang (44,65%),
diikuti oleh responden yang berpendidikan D3 sebesar 20 orang (35,71%), dan
yang memiliki persentase terkecil adalah responden yang berpendidikan S2
sebanyak 6 orang (10,71%), serta diikuti oleh responden yang berpendidikan
SMU sebanyak 5 orang (8,93%). Secara grafik gambar karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Grafik 4.3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
Tabel 4.4Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
Masa kerja Jumlah Persentase ( % )1 – 3 tahun 26 46,43 %4 – 6 tahun 18 32,14%7 – 10 tahun 8 14,29%11 – 14 tahun 4 7,14%
Total 56 orang 100%Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Data tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak bekerja
di PT. Varia Sekata Pancurbatu adalah responden yang bekerja selama antara 1 –
3 tahun sebanyak 26 orang (46,43%), diikuti oleh responden yang bekerja selama
4 – 6 tahun sebanyak 18 orang (32,14%), responden yang bekerja selama 7 – 10
tahun sebanyak 8 orang (14,29%), dan yang memiliki responden terkecil yaitu
karyawan yang bekerja selama antara 11 – 14 tahun sebanyak 4 orang (7,14%).
Untuk lebih jelasnya karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat
pada grafik berikut ini.
Grafik 4.4 Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
5. Distribusi jawaban responden
Distribusi jawaban responden diuraikan penulis dengan menghitung
jumlah besar persentase dari data variabel pengaruh sistem komunikasi (X) dan
variabel efisiensi kerja (Y) berdasarkan jawaban yang dipilih responden pada
kuesioner penelitian yang telah didistribusikan.
Data mengenai jawaban responden tentang variabel pengaruh sistem
komunikasi (X) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5Distribusi jawaban responden mengenai pengaruh Sistem Komunikasi (X)
Indikator NoJumlah
TotalPersentase (%)
Total5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Tujuan
Komunikasi
1 26 28 2 0 0 56 46.43 50.00 3.57 0 0 100%
2 26 30 0 0 0 56 46.43 53.57 0.00 0 0 100%
3 26 26 4 0 0 56 46.43 46.43 7.14 0 0 100%
Media
Komunikasi
4 34 20 2 0 0 56 60.71 35.71 3.57 0 0 100%
5 30 23 3 0 0 56 53.57 41.07 5.36 0 0 100%
6 30 23 3 0 0 56 53.57 41.07 5.36 0 0 100%
Waktu
Komunikasi
7 31 24 1 0 0 56 55.36 42.86 1.79 0 0 100%
8 35 21 0 0 0 56 62.50 37.50 0.00 0 0 100%
9 36 20 0 0 0 56 64.29 35.71 0.00 0 0 100%
Pengirim /
penerima
10 37 17 2 0 0 56 66.07 30.36 3.57 0 0 100%
11 37 19 0 0 0 56 66.07 33.93 0.00 0 0 100%
12 38 18 0 0 0 56 67.86 32.14 0.00 0 0 100
Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dalam indikator tujuan komunikasi terdapat
tiga pernyataan yang dijawab responden. Jumlah responden yang menjawab
pernyataan nomor satu yaitu 26 orang (46,43%) menjawab sangat setuju, 28 orang
(50%) menjawab setuju, 2 orang (3,57%) menjawab kurang setuju, responden
yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Jumlah
responden yang menjawab pernyataan nomor dua yaitu 26 orang (46,43%)
menjawab sangat setuju, 30 orang (53,57%) menjawab setuju, responden yang
menjawab kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor tiga yaitu 26 orang
(46,43%) menjawab sangat setuju, 26 orang (46,43%) menjawab setuju, 4 orang
(7,14%) menjawab kurang setuju, responden yang memberi jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
Indikator kedua yaitu media komunikasi terdiri dari tiga pernyataan.
Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor empat yaitu 34 orang
(60,71%) menjawab sangat setuju, 20 orang (35,71%) menjawab setuju, 2 orang
(3,57%) menjawab kurang setuju, responden yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Jumlah responden yang menjawab
pernyataan nomor lima yaitu 30 orang (53,57%) menjawab sangat setuju, 23
orang (41,07%) menjawab setuju, 3 orang (5,36%) menjawab kurang setuju,
responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor enam yaitu 30 orang
(53,57%) menjawab sangat setuju, 23 orang (41,07%) menjawab setuju, 3 orang
(5,36%) menjawab kurang setuju, responden yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
Indikator ketiga dari variabel pengaruh komunikasi (X) yaitu waktu
komunikasi. Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor tujuh yaitu 31
orang (55,36%) menjawab sangat setuju, 24 orang (42,86%) menjawab setuju, 1
orang (1,79%) menjawab kurang setuju, responden yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Jumlah responden yang menjawab
pernyataan nomor delapan yaitu 35 orang (62,5%) menjawab sangat setuju, 21
orang (37,5%) menjawab setuju, responden yang menjawab kurang setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Jumlah responden yang
menjawab pernyataan nomor sembilan yaitu 36 orang (64,29%) menjawab sangat
setuju, 20 orang (35,71%) menjawab setuju, responden yang mnjawab kurang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
Indikator keempat dari variabel pengaruh komunikasi (X) yaitu pengirim /
penerima komunikasi. Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor
sepuluh yaitu 37 orang (66,07%) menjawab sangat setuju, 17 orang (30,36%)
menjawab setuju, 2 orang (3,57%) menjawab kurang setuju, responden yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Jumlah
responden yang menjawab pernyataan nomor sebelas yaitu 37 orang (66,07%)
menjawab sangat setuju, 19 orang (33,93%) menjawab setuju, responden yang
memberi jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0%. Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor dua belas yaitu 38
orang (67,86%) menjawab sangat setuju, 18 orang (32,14%) menjawab setuju,
responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada atau 0%.
Data mengenai jawaban responden tentang variabel pengaruh efisiensi
kerja (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6Distribusi jawaban responden mengenai Efisiensi Kerja (Y)
Indikator NoJumlah
TotalPersentase (%)
Total5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Waktu
1 42 14 0 0 0 56 75.00 25.00 0.00 0 0 100%
2 48 8 0 0 0 56 85.71 14.29 0.00 0 0 100%
3 44 11 1 0 0 56 78.57 19.64 1.79 0 0 100%
Biaya
4 47 9 0 0 0 56 83.93 16.07 0.00 0 0 100%
5 46 10 0 0 0 56 82.14 17.86 0.00 0 0 100%
6 47 9 0 0 0 56 83.93 16.07 0.00 0 0 100%
Metode
kerja
7 24 26 6 0 0 56 42.86 46.43 10.71 0 0 100%
8 27 26 3 0 0 56 48.21 46.43 5.36 0 0 100%
9 36 18 2 0 0 56 64.29 32.14 3.57 0 0 100%
Sumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator pertama dari variabel efisiensi
kerja (Y) adalah waktu. Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor
satu yaitu 42 orang (75%) menjawab sangat setuju, 14 orang (25%) menjawab
setuju, responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada atau 0%. Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor
dua yaitu 48 orang (85,71%) menjawab sangat setuju, 8 orang (14,29%)
menjawab setuju, responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Sedangkan jumlah responden yang
menjawab pernyataan nomor tiga yaitu 44 orang (78,57%) menjawab sangat
setuju, 11 orang (19,64%) menjawab setuju, 1 orang (1,79%) menjawab kurang
setuju, responden yang memberi jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada atau 0%.
Indikator kedua dari variabel efisiensi kerja (Y) adalah biaya. Jumlah
responden yang menjawab pernyataan nomor empat yaitu 47 orang (83,93%)
menjawab sangat setuju, 9 orang (16,07%) menjawab setuju, responden yang
memberi jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0%. Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor lima yaitu 46
orang (82,14%) menjawab sangat setuju, 10 orang (17,86%) menjawab setuju,
responden yang memberi jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada atau 0%. Sedangkan jumlah responden yang menjawab
pernyataan nomor enam yaitu 47 orang (83,93%) menjawab sangat setuju, 9 orang
(16,07%) menjawab setuju, responden yang memberi jawaban kurang setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
Indikator ketiga dari variabel efisiensi kerja (Y) adalah metode kerja.
Jumlah responden yang menjawab pernyataan nomor tujuh yaitu 24 orang
(42,86%) menjawab sangat setuju, 26 orang (46,43%) menjawab setuju, 6 orang
(10,71%) menjawab kurang setuju, responden yang memberi jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%. Jumlah responden yang menjawab
pernyataan nomor delapan yaitu 27 orang (48,21%) menjawab sangat setuju, 26
orang (46,43%) menjawab setuju, 3 orang (5,36%) menjawab kurang setuju,
responden yang memberi jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
atau 0%. Sedangkan jumlah responden yang menjawab pernyataan terakhir nomor
delapan yaitu 36 orang (64,29%) menjawab sangat setuju, 18 orang (32,14%)
menjawab setuju, 2 orang (3,57%) menjawab kurang setuju, responden yang
memberi jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada atau 0%.
B. Regresi Linear Sederhana
Fungsi regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji hubungan
pengaruh sistem komunikasi (X) terhadap variabel efisiensi kerja (Y). Untuk
melakukan pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
sederhana yaitu Y = a + bX + e.
Hasil pengolahan data primer dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.673 2.773 3.127 .003 Komunikasi .615 .051 .856 12.142 .000
a Dependent Variable: Efisiensi_KerjaSumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa model persamaan regresi sederhana pada
penelitian ini adalah Y=8,673 + 0,615X + e, dimana komunikasi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja. Hal itu dapat dilihat dari
persamaan regresi sederhana berikut ini:
1. Konstanta bernilai 8,673 hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel
komunikasi maka efisiensi kerja pada PT. Varia Sekata Pancurbatu akan tetap
ada sebesar 8,673.
2. Sistem komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisien kerja pada PT.
Varia Sekata Pancurbatu, artinya setiap terjadi peningkatan variabel sistem
komunikasi sebesar satu satuan maka efesiensi kerja pada PT. Varia Sekata
Pancurbatu akan meningkat sebesar 0,615 satuan.
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji t (Uji parsial)
Uji t (Uji parsial) pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel sistem komunikasi (X)
terhadap variabel efisiensi kerja (Y). Uji t (Uji parsial) dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut:
a) H0 : b1 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel sistem
komunikasi (X) terhadap variabel efisiensi kerja (Y).
b) Ha : b1 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel sistem
komunikasi (X) terhadap variabel efisiensi kerja (Y).
c) T tabel diperoleh dengan derajat bebas (df) = k-1 = 21-1 =
20. Uji t hitung yang dilakukan adalah uji satu arah dengan α = 0,025. Maka t
tabel yang digunakan adalah t 0,025. Nilai t tabel (0,025;20) adalah 2,09
d) H0 diterima jika t hitung < t tabel dan Ha diterima jika t hitung >
t tabel.
Output uji t (uji parsial) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.673 2.773 3.127 .003
Komunikasi .615 .051 .856 12.142 .000
a Dependent Variable: Efisiensi_KerjaSumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel sistem komunikasi 12,142
sedangkan t tabel bernilai 2,09. Hal ini berarti t hitung > t tabel yaitu 12,142 >
2,09. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel sistem
komunikasi secara uji t (uji parsial) berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu. Hal ini
disebabkan karena mayoritas responden menyatakan bahwa karyawan aktif
dalam berkomunikasi sehingga membuat pekerjaan menjadi lebih mudah
dan cepat. Dengan kata lain mayoritas responden menyatakan bahwa
komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja kayawan pada
PT. Varia Sekata Pancurbatu.
2. Koefisien determinan ( )
Determinan ( ) ini digunakan untuk melihat berapa besar variabel bebas
(independent variable) mampu menjelaskan variabel terikat (dependent
variable). Dengan kata lain koefisien determinan digunakan untuk mengukur
kemampuan variabel komunikasi mempengaruhi variabel efesiensi kerja
karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Besarnya nilai koefisien
determinan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .856(a) .732 .727 1.714 1.813
a Predictors: (Constant), Komunikasib Dependent Variable: Efisiensi_KerjaSumber: Hasil Penelitian (2009) diolah
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.9 diketahui nilai Adjusted R Square
yaitu 0,727. Ini menunjukkan bahwa variabel bebas (komunikasi) memberikan
kontribusi terhadap variabel terikat (efisiensi kerja) yang ditandai dengan nilai
yang mendekati angka satu dan menjauhi angka nol. Sehingga model regresi linier
sederhana ini layak digunakan untuk memprediksi atau meramalkan pengaruh
komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan PT. Varia Sekata Pancurbatu. Hal
ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa komunikasi memiliki pengaruh
terhadap efisiensi kerja karyawan karena komunikasi dapat mendukung
peningkatan efisiensi kerja karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi
yang efektif, maka perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja
(tenaga dan pikiran), akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal
dipertahankan. Dengan demikian terdapat pola hubungan positif, antara
komunikasi dengan efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu.
Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada PT. Varia Sekata Pancurbatu maka
semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja karyawan pada perusahaan tersebut.
Dengan komunikasi yang baik dan efektif, pekerjaan karyawan menjadi lebih
efisien dalam arti bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah, dan
mudah.
Penjelasan lain yang dapat diperoleh yaitu nilai R Square ( ) sebesar
0,732. Ini berarti bahwa komunikasi sebagai variabel bebas mampu menjelaskan
efisiensi kerja sebagai variabel terikat sebesar 73,2 % dan sisanya sebesar 26,8 %
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan pada penelitian ini,
diantaranya pelaksanaan displin kerja karyawan, perilaku atasan, dan intensif
karyawan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT.
Varia Sekata Pancurbatu, artinya semakin baik komunikasi, maka efisiensi
kerja karyawan juga semakin tinggi.
2. Komunikasi akan menyebabkan perubahan efisiensi kerja karyawan PT. Varia
Sekata Pancurbatu sebesar 73,2%. Sedangkan sisanya sebesar 26,8 %
merupakan kontribusi variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini,
diantaranya pelaksanaan displin kerja karyawan, perilaku atasan, dan intensif
karyawan.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis berikan bagi PT. Varia Sekata Pancurbatu
berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan penggunaan media komunikasi
untuk kegiatan diluar pekerjaan, sehingga biaya komunikasi yang tinggi pada
perusahaan dapat diminimalkan pula. Misalnya penggunaan telepon yang
sering digunakan untuk kepentingan pribadi, media komunikasi perusahaan
hendaknya digunakan hanya untuk kepentingan perusahaan saja.
2. Memperbaiki / mengganti media komunikasi yang
sudah tidak layak digunakan lagi, sehingga alur komunikasi pada perusahaan
melalui media yang digunakan dapat berjalan dengan baik. Misalnya
perbaikan / pergantian beberapa unit telepon dan fax yang yang rusak.
Penyampaian informasi melalui penggunaan media komunikasi yang tepat
juga hendaknya diperhatikan, agar tercapai efisiensi kerja pada perusahaan.
3. Memperhatikan kegiatan pertemuan seperti rapat
atau briefing. Pertemuan seperti ini hanya dilaksanakan secara rutin pada
tingkatan manajemen puncak. Pertemuan juga hendaknya dilaksanakan pada
tingkatan karyawan-karyawan bagian.
4. Komunikasi informal seperti kegiatan olah raga
atau kegiatan sosial lainnya juga harus dapat ditingkatkan oleh PT. Varia
Sekata Pancurbatu demi meningkatkan keakraban dan persaudaraan antara
atasan dan bawahan serta hubungan sesama karyawan semakin terbuka,
sehingga karyawan dapat lebih bekerja secara efisien tanpa ada masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Ackoff, Russel, 1999, The Design of Social Research, Penerbit Prenhalindo, Jakarta
Hanim, Yusnina, 2007, Hubungan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Front Office Departemen Niagara Hotel Prapat, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Liang Gie, The, 1997, Efisiensi Kerja bagi Pembangunan Negara, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Miranda, Widjaja Tunggal, 2003, Istilah Penting Manajemen Mutu, Penerbit Harvarindo, Jakarta
Pratisto, Arif, 2004, Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Purwanto, Djoko, 2006, Komunikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta
Reksohadiprawito, Munawardi, 2000, Tingkah Laku Manusia dan Organisasi, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta
Reksohadiprodjo S., 2000, Dasar-dasar Manajemen, Edisi Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta
Suranto AW, 2005, Komunikasi Perkantoran, Cetakan Pertama, Penerbit Media Wacana, Yogyakarta
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung
Tarigan, Pagit Rima, 2006, Analisis Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Twins Sukses Abadi Belawan, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Widjaja, H.A.W, 2000, Ilmu Komunikasi, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta
LAMPIRANLAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pencurbatu
Responden yang terhormat,
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner
atas penelitian tentang Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja
Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pencurbatu
Tujuan pengadaan kuesioner ini adalah untuk mendukung penelitian
penulis dalam rangka penyusunan skripsi pada program Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.
A. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Usia : tahun
Tingkat Pendidikan : a. SMU b. D3 c. S1 d. S2
Masa Kerja : tahun
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Mohon memberi tanda checklist ( √ ) pada pernyataan yang Bapak/Ibu
anggap paling sesuai pada kolom jawaban yang tersedia
2. Mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
3. Mohon memberi jawaban yang sebenar-benarnya.
Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
A. Komunikasi
No. Pertanyaan STS TS KS S SS
1. Deskripsi pekerjaan telah disampaikan
dengan jelas
Alasan : …………………………………
…………………………………
2. Deskripsi pekerjaan telah dilaksanakan
dengan baik
Alasan : …………………………………
…………………………………
3. Informasi yang disampaikan melalui setiap
media komunikasi dapat dipahami dengan
baik
Alasan : …………………………………
…………………………………
4. Media komunikasi (telepon, komputer, fax,
internet) berfungsi dengan baik sehingga
dapat memperlancar proses komunikasi
Alasan : …………………………………
…………………………………
5. Karyawan aktif menggunakan media
komunikasi yang tersedia
Alasan : …………………………………
…………………………………
6. Pemberian tugas dilakukan melalui media
komunikasi yang tepat
Alasan : …………………………………
…………………………………
7. Karyawan menggunakan waktu yang tepat
dalam berkomunikasi dengan atasan /
karyawan lain
Alasan : …………………………………
…………………………………
8. Atasan selalu memberi instruksi / perintah
pada saat yang tepat
Alasan : …………………………………
…………………………………
9. Waktu yang digunakan cukup dalam
pertemuan seperti rapat atau briefing
Alasan : …………………………………
…………………………………
10. Atasan memberikan instruksi / perintah
yang jelas kepada karyawan yang tepat
Alasan : …………………………………
…………………………………
11. Informasi / laporan pekerjaan telah
disampaikan dengan jelas.
Alasan : …………………………………
…………………………………
12. Informasi / laporan pekerjaan telah diterima
dan dipahami dengan baik
Alasan : …………………………………
…………………………………
B. Efisiensi Kerja
No. Pertanyaan STS TS KS S SS
1. Bapak/Ibu tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan
Alasan : …………………………………
…………………………………
2. Penggunaan media komunikasi membuat
pekejaan Bapak/Ibu menjadi lebih mudah
Alasan : …………………………………
…………………………………
3. Dengan adanya komunikasi yang baik
membuat pekerjaan Bapak/Ibu menjadi
lebih cepat
Alasan : …………………………………
…………………………………
4. Terdapat banyak fasilitas komunikasi
diperusahaan
Alasan : …………………………………
…………………………………
5. Bapak/Ibu sering menggunakan fasilitas
komunikasi (telepon, fax, internet) dalam
menyelesaikan pekerjaan
Alasan : …………………………………
…………………………………
6. Secara umum biaya komunikasi
diperusahaan relatif tinggi
Alasan : …………………………………
…………………………………
7. Seluruh karyawan mampu menggunakan
fasilitas komunikasi yang ada untuk
menyelesaikan pekerjaan
Alasan : …………………………………
…………………………………
8. Pertemuan (rapat dan briefing) sering
dilakukan perusahaan untuk
menyelesaikan permasalahan
Alasan : …………………………………
…………………………………
9. Pekerjaan Bapak/Ibu akurat dan jarang
membuat kesalahan
Alasan : …………………………………
…………………………………
Tabulasi Jawaban RespondenPT. Varia Sekata Pancurbatu
RespondenJenis
KelaminUsia
Tingkat Pendidikan
Masa Kerja
Variabel KomunikasiQ1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12
1 Wanita 26 D3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 42 Pria 40 S2 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 53 Wanita 25 D3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 44 Wanita 33 S1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 45 Pria 34 S1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46 Wanita 24 D3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 Pria 34 S1 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Pria 39 S2 10 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 49 Pria 39 S1 11 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 410 Wanita 30 S1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 511 Wanita 26 S1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 512 Pria 36 S1 7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 513 Pria 35 S1 7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 514 Pria 35 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 415 Wanita 30 D3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 516 Pria 30 D3 6 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 417 Wanita 25 D3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 518 Wanita 26 D3 3 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 419 Pria 35 S1 6 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 520 Pria 33 S1 6 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 421 Wanita 24 S1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
22 Wanita 25 S1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 423 Pria 38 S2 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 524 Pria 27 D3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 525 Pria 45 S2 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 526 Pria 36 S1 6 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 427 Pria 37 S1 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 428 Pria 34 S1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 429 Pria 38 S1 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 530 Pria 22 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 531 Wanita 25 D3 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 532 Pria 23 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 533 Wanita 29 D3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 534 Pria 25 SMU 6 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 535 Pria 25 SMU 6 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 536 Pria 26 D3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 437 Pria 29 D3 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 538 Pria 21 SMU 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 539 Pria 21 SMU 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 540 Pria 37 S2 6 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 541 Wanita 30 S1 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 542 Pria 29 S1 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 543 Pria 30 S1 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 544 Wanita 27 D3 6 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 545 Pria 35 S1 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 546 Pria 35 SMU 7 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5
47 Wanita 28 S1 2 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 548 Pria 26 D3 3 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 549 Pria 29 S1 2 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 550 Wanita 25 D3 3 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 551 Wanita 25 D3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 552 Pria 31 S1 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 553 Pria 28 S1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 454 Pria 40 S2 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 555 Pria 26 D3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 556 Pria 22 D3 1 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5
RespondenJenis
KelaminUsia
Tingkat Pendidikan
Masa Kerja
Variabel Efisiensi KerjaQ13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21
1 Wanita 26 D3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 42 Pria 40 S2 11 5 5 5 5 5 5 5 5 53 Wanita 25 D3 2 4 5 4 4 4 4 3 4 44 Wanita 33 S1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 35 Pria 34 S1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 56 Wanita 24 D3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 47 Pria 34 S1 8 4 4 4 5 4 4 3 4 48 Pria 39 S2 10 5 5 5 5 5 5 5 5 59 Pria 39 S1 11 5 5 5 5 5 5 5 5 510 Wanita 30 S1 5 4 4 4 5 4 4 4 4 411 Wanita 26 S1 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5
12 Pria 36 S1 7 4 5 5 5 5 5 4 4 413 Pria 35 S1 7 4 5 4 5 5 5 4 4 414 Pria 35 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 515 Wanita 30 D3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 516 Pria 30 D3 6 5 5 5 5 5 5 5 5 517 Wanita 25 D3 2 4 5 4 5 5 5 4 5 418 Wanita 26 D3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 519 Pria 35 S1 6 5 5 5 5 4 5 5 5 520 Pria 33 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 521 Wanita 24 S1 1 4 5 4 5 5 5 4 4 522 Wanita 25 S1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 523 Pria 38 S2 10 5 5 5 5 4 4 5 5 524 Pria 27 D3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 425 Pria 45 S2 14 5 5 5 5 5 5 5 5 526 Pria 36 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 527 Pria 37 S1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 528 Pria 34 S1 3 4 4 3 4 4 4 3 3 329 Pria 38 S1 9 5 5 5 5 5 5 5 5 530 Pria 22 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 531 Wanita 25 D3 2 4 5 4 5 5 5 4 4 532 Pria 23 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 533 Wanita 29 D3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 534 Pria 25 SMU 6 5 5 5 5 5 5 4 4 435 Pria 25 SMU 6 5 5 5 5 5 5 4 5 436 Pria 26 D3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5
37 Pria 29 D3 6 5 5 5 5 5 5 4 4 538 Pria 21 SMU 3 4 4 4 5 4 4 5 4 439 Pria 21 SMU 3 5 5 5 5 5 5 4 4 540 Pria 37 S2 6 5 5 5 5 5 5 4 4 541 Wanita 30 S1 3 5 4 5 5 5 5 4 5 542 Pria 29 S1 3 5 5 5 4 5 5 4 4 543 Pria 30 S1 3 5 5 5 5 5 5 4 4 544 Wanita 27 D3 6 5 5 5 5 5 5 5 4 545 Pria 35 S1 8 5 5 5 5 5 5 4 4 546 Pria 35 SMU 7 5 5 5 5 5 5 4 5 547 Wanita 28 S1 2 5 5 5 5 5 5 4 4 448 Pria 26 D3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 449 Pria 29 S1 2 5 5 5 5 5 5 5 4 450 Wanita 25 D3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 551 Wanita 25 D3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 452 Pria 31 S1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 453 Pria 28 S1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 554 Pria 40 S2 12 5 5 5 5 5 5 5 5 555 Pria 26 D3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 556 Pria 22 D3 1 5 5 5 5 5 5 4 5 4
Tabel Disribusi T
Df
Tingkat Signifikansi Uji Satu Arah
0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,0005
Tingkat Signifikansi Uji Dua Arah
0,20 0,10 0,05 0,02 0,01 0,0011 3,08 6,31 12,71 31,82 63,66 636,622 1,89 2,92 4,30 6,97 9,93 31,603 1,64 2,35 3,18 4,54 5,84 12,924 1,48 2,13 2,78 3,75 4,60 8,615 1,48 2,02 2,57 3,37 4,03 6,876 1,44 1,94 2,45 3,14 3,71 5,967 1,42 1,90 2,37 3,00 3,50 5,418 1,40 1,86 2,31 2,90 3,36 5,049 1,38 1,83 2,26 2,82 3,25 4,7810 1,37 1,81 2,23 2,76 3,17 4,5911 1,36 1,80 2,20 2,72 3,11 4,4412 1,36 1,78 2,18 2,68 3,06 4,3213 1,35 1,77 2,16 2,65 3,01 4,2214 1,35 1,76 2,15 2,62 2,98 4,1415 1,34 1,75 2,13 2,60 2,95 4,0716 1,34 1,75 2,12 2,58 2,92 4,0217 1,33 1,74 2,11 2,57 2,90 3,9718 1,33 1,73 2,10 2,55 2,88 3,9219 1,33 1,73 2,09 2,54 2,86 3,8820 1,33 1,73 2,09 2,53 2,85 3,8521 1,32 1,72 2,08 2,52 2,83 3,8222 1,32 1,72 2,07 2,51 2,82 3,7923 1,32 1,71 2,07 2,50 2,81 3,7724 1,32 1,71 2,06 2,49 2,80 3,7525 1,32 1,71 2,06 2,49 2,79 3,7326 1,32 1,71 2,06 2,48 2,78 3,7127 1,31 1,70 2,05 2,47 2,77 3,6928 1,31 1,70 2,05 2,47 2,76 3,6729 1,31 1,70 2,05 2,46 2,76 3,6630 1,31 1,70 2,04 2,46 2,75 3,6540 1,30 1,68 2,02 2,42 2,70 3,5560 1,30 1,67 2,00 2,39 2,66 3,46120 1,29 1,66 1,98 2,36 2,62 3,37
∞ 1,28 1,65 1,96 2,33 2,58 3,29
Tabel R Product Moment (Two tailed test)
Df α = 5% Df α = 5% Df α = 5%
1 0,997 35 0,325 69 0,234
2 0,950 36 0,320 70 0,232
3 0,878 37 0,316 71 0,230
4 0,811 38 0,312 72 0,229
5 0,775 39 0,308 73 0,227
6 0,707 40 0,304 74 0,226
7 0,666 41 0,301 75 0,224
8 0,632 42 0,297 76 0,223
9 0,602 43 0,294 77 0,221
10 0,576 44 0,291 78 0,220
11 0,553 45 0,288 79 0,219
12 0,532 46 0,285 80 0,217
13 0,514 47 0,282 81 0,216
14 0,497 48 0,279 82 0,215
15 0,482 49 0,276 83 0,213
16 0,468 50 0,273 84 0,212
17 0,456 51 0,271 85 0,211
18 0,444 52 0,268 86 0,210
19 0,433 53 0,266 87 0,208
20 0,423 54 0,263 88 0,207
21 0,413 55 0,261 80 0,206
22 0,404 56 0,257 90 0,205
23 0,396 57 0,256 91 0,204
24 0,388 58 0,254 92 0,203
25 0,381 59 0,252 93 0,202
26 0,374 60 0,250 94 0,201
27 0,367 61 0,248 95 0,200
28 0,361 62 0,246 96 0,199
29 0,355 63 0,244 97 0,198
30 0,349 64 0,242 98 0,197
31 0,344 65 0,240 99 0,196
32 0,339 66 0,239 100 0,195
33 0,334 67 0,237TABEL R
34 0,329 68 0,235