35
i PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA MELALUI MOTIVASI KERJA GURU DI SMP KOTA PEKALONGAN TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh: Slamet Suroso 0102513027 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK, PENDIDIKAN DAN …lib.unnes.ac.id/26443/1/full.pdf · 4.3.5 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Guru 145 4.3.6 Pengaruh Kompetensi Profesional

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK, PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN, KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP

KINERJA MELALUI MOTIVASI KERJA GURU

DI SMP KOTA PEKALONGAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan

Oleh:

Slamet Suroso

0102513027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan,

Kompetensi Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP

Kota Pekalongan” karya,

nama : Slamet Suroso

NIM : 0102513027

Program Studi : Manajemen Pendidikan

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 3 Nopember 2015.

Semarang, Nopember 2015

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M.Si Dr. Titi Prihatin, M.Pd

NIP. 196011241984031002 NIP. 196302121999032001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Kardoyo, M.Pd Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd

NIP. 196205291986011001 NIP. 196111211986011001

Penguji III,

Prof. Dr. Rusdarti, M.Si

NIP. 195904211984032001

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis dengan judul

“Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Kompetensi

Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP Kota

Pekalongan” ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang

lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan

yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain

yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Nopember 2015

Yang membuat pernyataan,

Slamet Suroso

NIM. 0102513027

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Prestasi adalah apa yang mampu anda lakukan. Motivasi menentukan apa

yang anda lakukan. Sikap menentukan seberapa baik anda melakukannya

(Lois Holts)

Produktivitas kerja seseorang ditentukan oleh seberapa puas seseorang

memandang pekerjaannya. (Utoyo).

PERSEMBAHAN

Tesis ini Peneliti Persembahkan untuk :

Almameter Tercinta

Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Yang Maha

Kuasa, atas Rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan

judul “Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Kompetensi

Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru di SMP Kota

Pekalongan”.

Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister

Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini diangkat guna mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi

akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi

kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota Pekalongan, baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan harapan hasil penelitian ini dapat memberikan

inspirasi dalam upaya meningkatkan kinerja guru pada umumnya, khususnya

guru SMP di Kota Pekalongan.

Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak lepas dari dukungan dan

bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu peneliti menyampaikan penghargaan dan

terima kasih yang setulus- tulusnya kepada :

1. Rektor, Direktur, Asisten Direktur I dan II Program Pascasarjana, dan Ketua

Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan dan fasilitas untuk

menempuh studi magister.

vi

2. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Cahyo Budi Utomo,

M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

3. Segenap Civitas Akademika Universitas Negeri Semarang yang telah

mendukung terselesaikannya tesis ini.

4. Pemerintah Kota Pekalongan yang memberikan ijin belajar/studi lanjut S-2

dan ijin penelitian di SMP Kota Pekalongan.

5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan yang telah

memberikan ijin penelitian di SMP Kota Pekalongan.

6. Kepala sekolah dan guru-guru SMP di Kota Pekalongan yang telah

memberikan dukungan dan peran serta dalam pengambilan data penelitian.

7. Istri, anak-anakku dan teman-teman sejawat yang telah memberikan dorongan

dan semangat hingga tesis ini dapat selesai.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan

dukungan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,

baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan ikut berkontribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Nopember 2015

Peneliti

vii

ABSTRAK

Suroso,Slamet. 2015. Pengaruh Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan,

Kompetensi Profesional terhadap Kinerja melalui Motivasi Kerja Guru

di SMP Kota Pekalongan. Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof.

Dr. Rusdarti, M.Si; Pembimbing II Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.

Kata kunci: Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi

profesional guru, motivasi kerja dan kinerja guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik,

pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru, serta motivasi kerja

terhadap kinerja guru di SMP Kota Pekalongan. Populasi penelitian ini adalah

guru-guru SMP Kota Pekalongan, sampel diambil dengan teknik proportional

cluster random sampling dari tiap sekolah pada empat kecamatan di Kota

Pekalongan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang

diberikan kepada responden secara langsung, dengan melalui uji validitas dan

realibilitas. Teknik analisis data menggunakan regresi dengan uji prasyarat

analisis dan uji t parsial serta uji path analysis.

Hasil uji di antaranya : (1) Uji Validitas, item pertanyaan dalam angket

untuk semua variabel penelitian valid, (2) Uji Reliabilitas, item pertanyaan dalam

angket semua variabel penelitian reliabel, (3) Uji prasyarat analisis semua variabel

penelitian lolos uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterogenitas dan uji

linieritas.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Supervisi akademik, pendidikan dan

pelatihan, kompetensi profesional guru berpengaruh langsung terhadap motivasi.

(2) Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru,

dan motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru. (3) Supervisi

akademik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru berpengaruh

tidak langsung terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Kompetensi profesional guru

memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan supervisi akademik,

pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja. (2) Motivasi kerja mempunyai

pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan supervisi akademik, pendidikan

dan pelatihan serta kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. (3)

Supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan dan kompetensi profesional guru

berpengaruh terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja. Disarankan sebagai

berikut: (1) Kepala sekolah harus dapat meningkatkan supervisi akademik agar

pencapaian tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. (2) Guru

diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk

mengembangkan diri. (3) Kepala sekolah harus selalu memperhatikan motivasi

kerja guru, agar kinerjanya selalu meningkat.

viii

ABSTRACT

Suroso,Slamet. 2015. Influence of Academic Supervision, Education and

Training, Professional Competency on The Performance of Teacher in

Junior High School Pekalongan. Thesis Studies Program Management

Education Graduate Program, State University of Semarang. Supervisor I

Prof. Dr. Rusdarti, M.Si; Supervisor II Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.

Keywords: academic supervision, education and training, professional

competence of teachers, teachers' motivation and performance.

This study aims to determine the influence of academic supervision,

education and training, professional competency on the performance of teacher in

junior high school Pekalongan. The population in this study were teachers junior

high school Pekalongan, samples were taken by proportional cluster random

sampling technique from each school in the four districts in Pekalongan. Data was

collected through questionnaires given to the respondent directly, by means of

testing the validity and reliability. Data were analyzed using regression analysis

prerequisite test and t test and partial path analysis test.

The test results include: (1) Validity, item questions in the questionnaire

for all study variables valid, (2) Test Reliability, item questions in the

questionnaire for all study variables reliable, (3) Test prerequisite analysis of all

study variables pass the normality test, multicolinierity test, test of heterogeneity

and linearity test.

The results showed: (1) Academic supervision, education and training,

professional competence of teachers directly effect on motivation. (2) Academic

supervision, education and training, professional competence of teachers,

working motivation, directly effect performance of the teachers. (3) Academic

supervision, education and training, professional competence of teachers have an

effect on the academic performance of teachers with mediation work motivation.

The study concluded: (1) Professional competence of teachers have a

greater influence than supervision of academic, education and training on work

motivation. (2) Work motivation has a greater influence than the academic

supervision, education and training and professional competence on performance

of teachers. To be suggested as follows: (1) The principal must be able to improve

the academic supervision so that the achievement of school goals can be achieved

effectively and efficiently. (2) The principal needs to give attention to the

professional competence of teachers, teacher education and training. (3) The

principal must always pay attention to employee motivation of teachers, so that

performance is always increasing.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PENGESAHAN TESIS .................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 16

1.3 Cakupan Masalah ....................................................................... 18

1.4 Rumusan Masalah ....................................................................... 18

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 19

1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 20

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA TEORITIS,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ......... 22

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................... 22

2.2 Kerangka Teoritis ...................................................................... 26

2.2.1 Kinerja Guru ...................................................................... 26

2.2.2 Supervisi Pendidikan ........................................................ 34

2.2.3 Teknik Supervisi ............................................................... 40

2.2.4 Supervisi Akademik ......................................................... 43

2.2.5 Pendidikan dan Pelatihan .................................................. 50

x

2.2.6 Kompetensi Profesional Guru ........................................... 56

2.2.7 Motivasi Kerja .................................................................. 65

2.3 Kerangka Berfikir ....................................................................... 73

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................... 81

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 83

3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 83

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 84

3.3 Variabel Penelitian ..................................................................... 87

3.4 Instrumen Penelitian ................................................................... 90

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 96

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................. 99

3.7 Jalannya Penelitian ............................................... ..................... 107

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 108

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 108

4.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ............................. 108

4.1.1.1 Deskriptif Variabel Supervisi Akademik .................. 109

4.1.1.2 Deskriptif Variabel Pendidikan dan Pelatihan ........... 110

4.1.1.3 Deskriptif Variabel Kompetensi Profesional Guru .... 112

4.1.1.4 Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ............................ 113

4.1.1.5 Deskriptif Variabel Kinerja Guru ............................... 115

4.2 Analisis Data ............................................................................... 117

4.2.1 Prasyarat Analisis ............................................................. 117

4.2.1.1 Uji Normalitas ............................................................ 117

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas .................................................. 118

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 119

4.2.1.4 Uji Linieritas ............................................................. 119

4.2.2 Analisis Regresi ................................................................ 121

4.2.3 Path Analisis ..................................................................... 129

4.3 Pembahasan ............................................................................... 134

4.3.1 Pengaruh Supervisi Akademik terhadap Motivasi Kerja .. 134

xi

4.3.2 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Motivasi Kerja

........................................................................................... 137

4.3.3 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi

Kerja ................................................................................. 140

4.3.4 Pengaruh Supervisi Akademik tarhadap Kinerja Guru .... 143

4.3.5 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Guru 145

4.3.6 Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru .. 147

4.3.7 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ............. 150

4.3.8 Pengaruh Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru melalui

Motivasi Kerja .................................................................. 153

4.3.9 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Guru

melalui Motivasi Kerja ..................................................... 153

4.3.10 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja

Guru melalui Motivasi Kerja ......................................... 154

BAB 5 PENUTUP ...................................................................................... 156

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 156

5.2 Saran ................................................................................... 156

5.3 Implikasi ............................................................................. 157

5.4 Riset yang akan datang dan Keterbatasan Penelitian .......... 158

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 159

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 162

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Ranah Kompetensi Guru Kelas/Mata Pelajaran ............................... 10

2.1 Besaran Angka Kredit Diklat Fungsional Guru .............................. 55

3.1 Sampel Penelitian ........................................................................... 86

3.2 Variabel dan Indikator Penelitian ................................................... 92

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ......................................................... 94

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................... 96

3.5 Gradasi Jawaban Angket X1, X3, X4 dan Y................................... 98

3.6 Gradasi Jawaban Angket X2 .......................................................... 98

4.1 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................. 108

4.2 Frekuensi Supervisi Akademik ...................................................... 109

4.3 Frekuensi Pendidikan dan Pelatihan .............................................. 111

4.4 Frekuensi Kompetensi Profesional .............................................. 112

4.5 Frekuensi Motivasi Kerja ................................................................ 114

4.6 Frekuensi Kinerja Guru ................................................................. 115

4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 118

4.8 Hasil Uji Linieritas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah 119

4.9 Hasil Uji Linieritas Variabel Pendidikan dan Pelatihan ................. 120

4.10 Hasil Uji Linieritas Variabel Kompetensi Profesional Guru .......... 120

4.11 Persamaan Regresi dengan Variabel Motivasi Kerja sebagai

Variabel Dependen .........................................................................

121

4.12 Uji t test dengan Variabel Motivasi Kerja Guru sebagai Variabel

Dependen ........................................................................................

122

4.13 Koefisien Determinasi dengan Variabel Motivasi Kerja sebagai

Variabel Dependen ........................................................................

122

4.14 Persamaan Regresi dengan Variabel Kinerja Guru sebagai Variabel

Dependen .........................................................................

125

4.15 Uji t test dengan Variabel Kinerja Guru sebagai Variabel

Dependen ........................................................................................

125

4.16 Koefisien Determinasi dengan Variabel Kinerja Guru sebagai

Variabel Dependen ........................................................................

126

4.17 Rekapitulasi Direct Effect (DE), Indirect Effect (IE) dan Total

Effect (TE) .....................................................................................

134

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................... 81

3.1 Diagram Rancangan Penelitian .................................................... 83

4.1 Histogram Frekuensi Variabel Supervisi Akademik .................... 110

4.2 Histogram Frekuensi Variabel Pendidikan dan Pelatihan .......... 112

4.3 Histogram Frekuensi Variabel Kompetensi Profesional Guru .. 113

4.4 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi Kerja Guru ................ 115

4.5 Histogram Frekuensi Variabel Kinerja Guru ............................ 116

4.6 Hasil Uji Normalitas Menggunakan P-Plot ................................. 117

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Scatter Plot .......... 119

4.8 Path Analisis............................................................................ 129

4.9 Jalur Supervisi Akademik-Motivasi Kerja-Kinerja Guru .......... 129

4.10 Jalur Diklat-Motivasi Kerja-Kinerja Guru ................................ 131

4.11 Jalur Kompetensi Profesional-Motivasi Kerja-Kinerja Guru ..... 132

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Angket Instrumen Observasi Awal .............................................. 163

2 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 168

3 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 174

4 Instrumen Penelitian ..................................................................... 187

5 Frekuensi Data Variabel X1, X2, X3, X4 dan Y ......................... 201

6 Tabel Frekuensi .......................................................................... 216

6 Hasil Uji SPSS 218

7 Hasil Uji SPSS 231

8 Tabel Krijcie 237

9 Tabel r Korelasi Product Moment 238

10 Tabel t 239

11 Surat Ijin Observasi Awal 240

12 Surat Ijin Penelitian 241

13 Surat Rekomendasi Permohonan Ijin Penelitian 242

14 Surat Rekomendasi Research/Survey 243

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan agar seluruh bangsa Indonesia mendapatkan pelayanan pendidikan

yang berkualitas secara adil dan merata, sehingga tujuan pendidikan seperti yang

tersurat pada rumusan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara dapat terwujud. Hakikat hidup manusia pada dasarnya

membutuhkan proses pendidikan untuk membina dan mengembangkan

potensinya sebagai makhluk individu, sosial dan juga makhluk berketuhanan.

Mulyasa (2013:24) menyatakan bahwa pendidikan memberikan

keleluasaan kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya

memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek

manajerialnya agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang

diemban sekolahnya. Dalam proses pendidikan, di dalamnya terdapat aktivitas

guru mengajar, peran serta siswa dalam belajar, sistem pengelolaan administrasi,

2

serta mekanisme kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang perlu

dioptimalkan fungsinya agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai

upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga

merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum

memenuhi harapan. Hal itu disebabkan oleh banyak lulusan pendidikan formal

yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia,

apalagi menciptakan lapangan kerja baru sebagai perwujudan penguasaan ilmu

yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan

gambaran belum maksimalnya kualitas pendidikan kita.

Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah

kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam

cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran yang

intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, disiplin serta profesional guru dalam

pembelajaran.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa tugas guru bukan

mengajar semata, tetapi dimulai dari proses perencanaan sampai dengan penilaian.

Tugas tersebut tidak mudah dilakukan, apabila guru tidak memiliki motivasi kerja

yang baik serta koordinasi dari kepala sekolah.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan suatu organisasi yang

memerlukan pengelolaan terpadu, baik oleh guru sebagai pelaksana kegiatan

pembelajaran di kelas maupun oleh kepala sekolah sebagai pengendali kegiatan di

3

sekolah. Keterpaduan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan modal untuk mencapai

keberhasilan tujuan sekolah.

Dengan demikian, guru SMP memegang peranan penting, baik dalam

mengelola kegiatan belajar mengajar maupun dalam mengelola administrasi yang

dapat menunjang keberhasilan tujuan sekolah. Aktivitas kerja guru SMP dalam

melaksanakan tugasnya juga dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam

melaksanakan kegiatan supervisi akademik. Peran kepala sekolah sebagai

supervisor diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah. Masalahnya,

bagaimana pengaruh kemampuan supervisi akademik kepala sekolah di SMP. Hal

ini merupakan pertanyaan yang perlu diadakan pengkajian melalui penelitian.

Melalui kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi

akademik yang terdiri dari supervisi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, penilaian pembelajaran yang terdiri dari kegiatan remidi dan

kegiatan pengayaan, diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja guru.

Guru yang belum merasakan manfaat yang nyata dalam peningkatan

kualitas pembelajaran dari kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh

kepala sekolah maka akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Masih terdapat guru-

guru yang kebingungan dalam membuat perangkat pembelajaran atau

perencanaan pembelajaran. Masih banyak guru hanya mengcopy-paste perangkat

pembelajaran yang dibuat di tingkat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

atau Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK). Dalam hal ini perangkat

pembelajaran belum disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing.

4

Proses penyusunan perencanaan pembelajaran ini merupakan salah satu tanggung

jawab dari kepala sekolah dalam membina kinerja para gurun di sekolahnya. Hal

ini memberikan gambaran bahwa salah satu kegiatan pelaksanaan pembinaan dari

kepala sekolah dalam kegiatan supervisi akademik di SMP Negeri Kota

Pekalongan perlu diefektifkan lagi.

Kepala sekolah pada umumnya dianggap supervisor pengajaran di

sekolahnya, karena dialah yang bertanggungjawab mengkoordinasikan semua

program pengajaran. Kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan

perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan

berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar proses belajar

mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka kepala sekolah

dituntut untuk melakukan kegiatan supervisi yang terencana dan

berkesinambungan, sehingga terwujud guru yang profesional yang selalu ingin

mengaktualisasikan dalam bentuk peningkatan kinerjanya di sekolah. Kegiatan

supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah bertujuan untuk membantu

guru agar dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasan Basri Memduhogen (2007) yang

berjudul The Process of Supervision in the Turkish Educational System: Purpose,

Structure, Operation, menyatakan bahwa supervisor tidak memiliki cukup waktu

dan paham terhadap pengetahuan untuk bertindak sebagai pemandu. Mereka perlu

memperbaiki diri terlebh dahulu melalui kepemimpinan pembelajaran, pembinaan

dan juga pelatihan. Hal lain supervisor tidak memiliki banyak waktu untuk

5

pembinaan terhadap guru dan diri mereka sendiri untuk bertindak sebagai

panduan karena beban kerja mereka sudah banyak. Bahkan tingkat kekhawatiran

para guru ketika hendak disupervisi karena kurang siap dan tidak mau secara

sadar untuk berkonsultasi dengan supervisor menjadikan hambatan dalam

pengembangan profesi guru.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan,

antara lain : guru, peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah,

kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses

pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa

mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat

menentukan keberhasilan pendidikan. Salah satu faktor yang menyebabkan

rendahnya kinerja guru yaitu bantuan supervisi oleh kepala sekolah yang belum

optimal, di samping itu diperlukan rekan sejawat guru yang menjadi teman untuk

tukar pengalaman.

Dari hal tersebut maka guru sebenarnya perlu dibantu dalam

meningkatkan kinerjanya agar memberikan layanan belajar yang prima bagi

peserta didik. Bantuan tersebut dapat dilakukan melalui pelaksanaan supervisi

akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang dilakukan secara sungguh-

sungguh, sesuai dengan aturan, sistematis dan berkesinambungan dengan

dilakukannya tindak lanjut hasil supervisi akademik.

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Sehingga supervisi akademik memberikan layanan dan

6

bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas untuk meningkatkan

kualitas belajar siswa. Fungsi utamanya ditujukan pada perbaikan dan

peningkatan kualitas pembelajaran, bukan pengawasan dan penyilidikan terhadap

kesalahan-kesalahan guru dalam proses pembelajaran. Keberhasilan supervisi

akademik di samping prinsip sistematis, berencana dan kontinyu juga ditunjang

oleh hubungan kesejawatan yaitu hubungan yang dibangun secara akrab atas dasar

kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, sehingga

guru merasa aman dan nyaman dan kepala sekolah dapat membantu

mengembangkan guru secara maksimal untuk maju bersama.

Kepala sekolah sebagai supervisor akademik hendaknya menjadi idola

para guru, karena keberadaan kepala sekolah di tengah-tengah mereka menjadi

narasumber bagi guru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan

tugas mengajar. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala

sekolah perlu dimaksimalkan sehingga dapat memberikan kontribusi yang

memadai untuk meningkatkan mutu layanan belajar, dengan tidak

mengesampingkan pada dua hal yaitu beban kerja kepala sekolah terlalu berat dan

latar belakang pendidikan mereka kurang sesuai dengan bidang studi yang

disupervisi. Sehingga diharapkan kehadiran kepala sekolah di tengah-tengah

mereka dapat membantu memperbaiki dan mengatasi kesulitan guru dalam

merencanakan, melaksanakan, menilai dan melaksanakan kegiatan remidi dan

pengayaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru. Hal lain yang menjadi

kendala adalah kepala sekolah hanya menekankan pada bidang administrasi saja.

7

Hal yang sering terjadi kepala sekolah hanya melaksanakan pemeriksaan

administrasi pembelajaran saja.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah / Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah /

madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu : kompetensi

kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Supervisi ialah

suatu aktivitas yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai

sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Strategi

sosialisasi dan startegi bimbingan supervisi telah dilaksanakan selama ini ternyata

masih belum memadai untuk menjangkau seluruh kepala sekolah dalam waktu

yang singkat. Intensitas dan kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai

dengan terbatasnya waktu.

Supervisi dilaksanakan untuk; a) membangkitkan semangat dan

merangsang guru-guru dan staf sekolah lainnya untuk menjalankan tugas dengan

baik; b) berusaha mengadakan dan melengkapi kebutuhan sekolah untuk

kelancaran proses belajar mengajar; c) bersama guru-guru berusaha

mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses

belajar mengajar yang lebih baik; d) membina kerja sama yang baik dan harmonis

antara, guru, murid dan staf sekolah lainnya; dan e) berusaha mempertinggi mutu

dan pengetahuan guru-guru dan staf sekolah, antara lain dengan

mengadakan pelatihan- pelatihan peningkatan profesionalisme tenaga pendidik.

Tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru belajar

bagaimana meningkatkan kapasitas dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran,

8

sehingga dapat dinyatakan bahwa supervisi akademik diperlukan untuk membantu

guru meningkatkan kinerjanya. Untuk itu diperlukan kerjasama antara guru dan

supervisor saling memberi dan mengisi, artinya memberi kelebihan yang dimiliki

oleh supervisor dan guru yang disupervisi menerima untuk mengisi kekurangan

yang ada pada dirinya.

Pada kenyataannya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala

sekolah masih sebatas supervisi yang bersifat umum tentang langkah-langkah

yang terbiasa ditempuh oleh guru secara administratif. Supervisi yang dilakukan

meliputi persiapan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajarn, dan penilaian

di kelas.

Kinerja guru juga dipengaruhi oleh pendidikan dan pelatihan yang

diikutinya. Mulyasa (2013:3) menyatakan bahwa sedikitnya terdapat tiga syarat

utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat

berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, yakni: (1)

sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang

profesional. Berkaitan dengan syarat guru yang profesional maka guru hendaknya

secara berkesinambungan mengikuti program pendidikan dan pelatihan, baik yang

dilaksanakan di lingkungan sekolah secara mandiri dengan melaksanakan

kegiatan In House Trainning (IHT), maupun pendidikan dan pelatihan di luar

sekolah yang berhubungan dengan tugas dan kewajibannya sebagai guru.

Sugiyono (2008) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat)

bagi karyawan dalam sebuah organisasi merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi kinerjanya. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan dapat

9

membantu guru lebih profesional dan produktif. Pendidikan dan pelatihan (diklat)

yang sesuai dengan bidangnya maka akan dapat mengembangkan kemampuan

untuk mengatasi tantangan dari tugas-tugas yang semakin kompleks. Pendidikan

dan pelatihan merupakan investasi pengembangan kompetensi profesional guru

sehingga mampu meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan hasil uji kompetensi guru yang dilaksanakan pada awal tahun

2012, distribusi nilai secara nasional nilai uji kompetensi terhadap guru di seluruh

Indonesia nilai tertinggi 97,0 nilai terendah 1,0 dengan rata-rata nilai tingkat

nasional adalah 42,25. Nilai uji kompetensi guru untuk provinsi Jawa Tengah

adalah 45,2.

Hasil uji kompetensi guru SMP di Kota Pekalongan tahun 2012 rata-rata

kompetensi profesional yaitu 40,56. Dapat dilihat bahwa guru SMP Kota

Pekalongan dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga menyimpulkan

bahwa kompetensi profesional guru SMP di Kota Pekalongan masih jauh dari

yang diharapkan karena belum mencapai target 70% atau kategori B (wawancara

dengan Kasi Pengembangan tanggal 6 Februari 2015). Pada saat sekarang guru

SMP di Kota Pekalongan secara umum masih relatif rendah pada kompetensi

profesional yang terdiri dari penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampunya. Dalam Permendiknas

Nomor 16 Tahun 2007 dinyatakan bahwa untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan guru hendaknya melakukan tindakan yang reflektif dengan

mengikuti perkembangan jaman dengan belajar dari berbagai sumber. Belajar dari

berbagai sumber dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan pendidikan dan

10

pelatihan, yang menyangkut standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampunya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi guru

dikelompokkan dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

Kemudian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dari empat

kompetensi guru tersebut dijabarkan dalam 14 (empat belas) kompetensi untuk

guru mata pelajaran. Rincian jumlah kompetensi tersebut seperti dalam tabel

berikut :

Tabel 1.1 Ranah Kompetensi Guru Kelas/Mata Pelajaran

No Ranah Kompetensi Jumlah

Kompetensi Indikator

1 Pedagogik 7 45

2 Kepribadian 3 18

3 Sosial 2 6

4 Profesional 2 9

Total 14 78

Sumber : Buku 2 Pedoman Penilaian Kinerja Guru Kemendiknas Tahun 2010

Dalam kompetensi yang dituangkan dalam program penilaian kinerja guru

untuk guru mata pelajaran terdiri dari 14 kompetensi, dua di antaranya merupakan

standar kompetensi profesional, yang tertera pada kompetensi yang ke 13 dan 14.

Kompetensi tersebut adalah penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Sedangkan kompetensi

profesional guru lainnya adalah mengembangkan keprofesian melalui tindakan

reflektif, hal ini diharapkan guru melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri

secara terus menerus dan memanfaatkan hasil refleksi untuk meningkatkan

keprofesionalan. Hasil observasi awal di bidang kompetensi professional guru

11

yang diobservasi melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah maupun guru

senior di SMP se Kota Pekalongan menunjukkan hasil yang masih belum ideal.

Kompetensi profesional guru yang masih kurang adalah mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Pada

tahap berikutnya adalah kompetensi profesional di bidang pengembangan standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampunya. Hal ini

dimungkinkan sekali karena telah disediakannya standar kompetensi dan

kompetensi dasar pada silabus yang ada pada kurikulum dari pusat. Sebagian

besar guru telah menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu, tentu saja dalam hal ini dikarenakan

setiap guru latar belakang pendidikannya sesuai dengan bidang yang diampu.

Suryadi (2009:108) menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan

kualifikasi akademik, dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam peningkatan dan

pengembangan kompetensi profesional guru tersebut dapat ditempuh melalui

proses pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.

Disamping supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan serta

kompetensi profesional guru faktor lain yang turut menentukan kinerja guru

adalah motivasi kerja. Munculnya motivasi kerja yang baik dari guru akan

melahirkan kinerja yang baik pula. Bagi kepala sekolah, pesoalan yang dihadapi

adalah bagaimana menciptakan suatu situasi agar bawahan dapat memperoleh

12

kepuasan kebutuhan individualnya dalam melaksanakan pekerjaan untuk

mencapai tujuan sekolah.

Motivasi adalah proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang akibat

adanya interaksi antara sikap, kebutuhan, keputusan, dan persepsi seseorang

dengan lingkungannya. Motivasi diartikan juga sebagai pendorong atau penggerak

yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak ke arah satu tujuan tertentu.

Guru perlu dikembangkan motivasi kerjanya. Motivasi kerja dimaksud adalah

suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk

melaksanakan tugas. Motivasi kerja berkaitan dengan dorongan mental yang

muncul dari diri seseorang untuk melaksanakan tugas secara keseluruhan

berdasarkan tanggung jawab masing-masing.

Mukhtar (2013:13) menyatakan bahwa motivasi merupakan bagian

terpenting dalam menciptakan produktivitas sekolah. Tenaga kependidikan perlu

memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan kinerjanya yang optimal.

Tidak bisa diabaikan motivasi merupakan daya dorong bagi setiap tenaga

pendidik. Motivasi merupakan unsur psikologis bagi seorang guru dalam rangka

untuk keberhasilan dalam mengajar dan mendidik siswa. Guru yang tidak punya

motivasi tidak dapat menunjukkan kinerjanya dengan baik sehingga tidak akan

berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2012) yang berjudul “Pengaruh

Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMA”, menyatakan

bahwa motivasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja guru yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Hal ini patut dipahami

13

karena dengan adanya motivasi pada seorang guru maka akan mendorong segala

aktivitas yang dilakukan guru tersebut untuk memperoleh hasil yang terbaik.

Hidayatullah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Motivasi

Kerja terhadap Kinerja Guru SMP” menyatakan bahwa kompetensi manajerial

kepala sekolah, kecerdasan emosional dan motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru SMP.

Sehubungan dengan motivasi, Maslow dalam Mulyasa (2013:175)

menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkhis, dan

dikelompokkan dalam lima tingkat, yaitu: physiological needs, safety needs,

belongingneeds and love needs, esteem needs, and need for self actualization.

Motivasi merupakan serangkaian pemberian dorongan kepada seseorang untuk

melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga dalam

kaitannya dengan penelitian ini maka motivasi harus benar-benar dipahami oleh

seorang kepala sekolah karena seorang kepala sekolah adalah orang yang

bertindak dengan menggunakan orang lain yang dalam hal ini adalah guru. Untuk

memotivasi para guru kepala sekolah harus mengetahui motif dan motivasi yang

diinginkan guru. Orang mau bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan baik

kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak

disadarai (unsconscious needs), berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik

maupun rohani. Motivasi merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan

kegiatan tertentu.

14

Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik.

Bila tidak punya motivasi maka la kurang berhasil untuk mendidik/mengajar atau

jika dia mengajar karena terpaksa saja. Keberhasilan guru dalam mengajar karena

dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru itu

telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru

yang diminatinya karena sesuai dengan kebutuhannya, jika orang lain tidak minat

menjadi guru, hal itu disebabkan karena kebutuhan tidak sesuai dengan

kepentingan dirinya. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan

menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi

mendorong guru meningkatkan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Dengan

demikian adanya motivasi kerja yang kuat guru memiliki dorongan untuk

mengembangkan kompetensi profesionalnya yang pada dan akhirnya dapat

meningkatkan kinerjanya.

Sekolah sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat personil

guru, perlu dikembangkan motivasi kerjanya. Motivasi kerja berkaitan dengan

dorongan mental yang muncul dari diri seseorang untuk melaksanakan tugas

secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing. Bagi seorang

guru SMP, tugas dan tanggung jawab tersebut terlihat pada aktivitas pembelajaran

dan administrasi sekolah yang dikerjakannya.

Bila kebutuhan dan keinginan guru dapat terfasilitasi, serta perasaannya

dapat terjaga dengan baik maka akan timbul motivasi untuk bekerja dengan baik.

Motivasi merupakan unsur psikologis bagi seorang guru dalam rangka untuk

keberhasilan dalam mengajar dan mendidik siswa. Guru yang tidak punya

15

motivasi tidak dapat menunjukkan kinerjanya dengan baik sehingga guru kurang

berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa. Untuk memotivasi para guru kepala

sekolah harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan guru. Orang mau

bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan yang disadari

(conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadarai (unsconscious needs),

berbentuk materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohani. Untuk itu

kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi manajerial yang baik.

Pada saat sekarang kinerja guru SMP Negeri di Kota Pekalongan secara

umum masih perlu ditingkatkan sehingga mampu menyiapkan administrasi

pembelajaran dengan baik. Program tahunan dan program semester dibuat

dengan cermat sesuai alokasi waktu dan kalender pendidikan, demikian pula

untuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tidak hanya copy-paste dari

administrasi pembelajaran tahun-tahun sebelumnya yang dibuat secara bersama-

sama dalam forum MGMP oleh guru-guru dari berbagai sekolah. Hal ini

dikarenakan latar belakang dan kodisi sekolah bervariasi sehingga diperlukan

revisi atau penyesuaian-penyesuaian terhadap karakteristik masing-masing mata

pelajaran dan karakteristik siswa di sekolahnya. Perencanaan pembelajaran yang

dibuat tidak hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan adminstrasi sekolah akan

tetapi perangkat tersebut agar dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan

pembelajaran.

Indikator masih perlu ditingkatkannya efektivitas kinerja guru SMP di

Kota Pekalongan juga dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru. Dari hasil supervisi kepala sekolah dan pengawas diketahui bahwa

16

dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak guru menggunakan metoda

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajakrkan. Metode pembelajaran

yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan belum tampak dilakukan oleh

sebagian besar guru. Media-media pembelajaran yang ada di sekolahpun belum

dimanfaatkan secara maksimal dalam menunjang proses pembelajaran. Dengan

potret pembelajaran seperti ini dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran tidak

mungkin efektif dan hal ini pasti akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,

termasuk hasil ujian akhir dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap mutu

pendidikan di Kota Pekalongan pada khususnya dan pendidikan nasional pada

umumnya.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan

pelatihan, kompetensi profesional guru serta motivasi kerja terhadap kinerja guru

untuk memastikan bahwa antara supervisi akademik kepala sekolah, yang

ditunjang oleh pendidikan dan pelatihan, serta kompetensi profesional guru yang

baik dapat meningkatkan motivasi kerja yang berujung pada meningkatnya

kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah disebutkan pada latar belakang masalah bahwa kinerja

guru dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya yakni supervisi akademik

kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi profesional guru serta

motivasi kerja. Keempat faktor tersebut diprediksi memberikan pengaruh pada

keberhasilan kinerja guru. Namun jika ditelusuri esensi dari tugas guru SMP maka

17

ditemukan banyak faktor yang perlu pembenahan agar tugas guru tersebut dapat

berjalan sesuai yang diharapkan serta memberikan hasil yang optimal.

Tugas sebagai seorang guru, jika dilihat dalam kegiatannya sehari-hari,

sebenarnya meliputi empat tugas utama yaitu: (1) merencanakan pembelajaran;

(2) mengelola pembelajaran; (3) menilai proses dan hasil pembelajaran; dan (4)

melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Dari tugas utama tersebut, maka dapat

diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1. Masih ada guru SMP di Kota Pekalongan selama ini dalam melaksanakan

tugas merencanakan pembelajaran belum optimal.

2. Masih ada sebagian guru SMP di Kota Pekalongan belum membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran dan karakteristik siswa di sekolahnya.

3. Guru SMP di Kota Pekalongan selama ini kurang mendapatkan supervisi

akademik dan arahan dari kepala sekolah sehingga mereka kurang dapat

meningkatkan kinerjanya dengan baik.

4. Guru SMP di Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembelajaran, belum

menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

5. Guru SMP di Kota Pekalongan selama ini belum melaksanakan evaluasi

pembelajaran sesuai dengan fungsinya.

6. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah belum banyak mendukung

guru untuk mengelola pembelajaran dengan baik.

7. Motivasi kerja guru belum optimal hal ini ditunjukkan dengan kurang

maksimalnya kinerja yang dilakukan.

18

8. Kompetensi profesional guru belum optimal sehingga belum mampu untuk

selalu menunjukkan kinerja yang baik

9. Guru SMP di Kota Pekalongan masih kurang mendapatkan kesempatan

dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk mengembangkan

kompetensi dalam rangka peningkatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

10. Motivasi kerja yang datang dari dalam dirinya sendiri belum dioptimalkan

sehingga mereka kurang maksimal dalam meningkatkan kompetensi

profesionalnya.

1.3 Cakupan Masalah

Mengingat kompleksnya permasalahan yang berkaitan dengan kinerja

guru serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, juga terbatasnya kemampuan

peneliti, waktu dan pendukung lainnya, maka cakupan masalah penelitian ini

dibatasi pada pengaruh supervisi akademik, pendidikan dan pelatihan (diklat),

kompetensi profesional guru serta motivasi kerja, terhadap kinerja guru SMP di

Kota Pekalongan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan cakupan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap

motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?

2. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja

guru SMP di Kota Pekalongan?

19

3. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja

guru SMP di Kota Pekalongan?

4. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap

kinerja guru SMP di Kota Pekalongan?

5. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru

SMP di Kota Pekalongan?

6. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMP

di Kota Pekalongan?

7. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota

Pekalongan?

8. Apakah terdapat pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja melalui

motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?

9. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja melalui

motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?

10. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja melalui

motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan?

1.5 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi

kerja guru SMP di Kota Pekalongan.

2 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi kerja guru

SMP di Kota Pekalongan.

3 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap motivasi kerja guru

SMP di Kota Pekalongan?

20

4 Mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja

guru SMP di Kota Pekalongan.

5 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru SMP di

Kota Pekalongan.

6 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMP di

Kota Pekalongan.

7 Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di Kota

Pekalongan.

8 Mengetahui pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi

kerja guru SMP di Kota Pekalongan.

9 Mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja melalui

motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.

10 Mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja melalui

motivasi kerja guru SMP di Kota Pekalongan.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Praktis

1 Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan dan

mengoptimalkan kinerja melalui pemantapan supervisi akademik, pendidikan

dan pelatihan, kompetensi profesional serta motivasi kerja guru

2 Sebagai masukan dan saran bagi kepala sekolah untuk selalu meningkatkan

kompetensi supervisi akademiknya.

3 Sebagai masukan dan saran bagi kepala sekolah untuk mengembangkan

program kegiatan supervisi akademiknya.

21

4 Sebagai masukan dan saran bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan

mengikuti pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan.

5 Sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan dan

mengoptimalkan kompetensi profesional guru.

6 Sebagai masukan kepada sekolah agar melakukan tindak lanjut hasil supervisi

akademik dengan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kinerja guru.

1.6.2 Manfaat Teoretis

1. Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan penelitian sejenis di masa

yang datang.

2. Memberikan sumbangan positif bagi penguatan teori tentang kinerja,

supervisi akademik kepala sekolah, pendidikan dan pelatihan, kompetensi

profesional , dan motivasi kerja guru.