15
Jurnal Magister Akuntansi ISSN 2302-0164 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 15 Pages pp. 53- 67 53 - Volume 5, No. 1, Februari 2016 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Studi pada Inspektorat Aceh) Zulfadli Abidin 1 , Nadirsyah 2 , Heru Fahlevi 3 1) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan teknis, dan perencanaan penugasan audit, (baik secara simultan maupun parsial) terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi pada Inspektorat Aceh). Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linear berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian merupakan 55 auditor Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang ada di Inspektorat Aceh. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,pelatihan teknis, dan perencanaan penugasan audit baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pelatihan Teknis, Perencanaan Penugasan Audit, Kualitas Hasil Pemeriksaan dan Sektor Publik. PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia merupakan suatu perwujudan pemerintahan yang baik (good governance). Dalam konteks tersebut terdapat tiga aspek keberhasilan yang mendukung terciptanya pemerintahan yang baik yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan (Mardiasmo,2005). Salah satu unsur dari pengawasan adalah adanya pemeriksaan/audit yang dilakukan oleh auditor, baik oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun auditor internal pemerintah yaitu seperti salah satunya adalah Inspektorat Daerah. Inspektorat daerah memiliki auditor Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang mempunyai fungsi dan kewenangan melakukan pengawasan. Seorang auditor dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, auditor APIP dituntut agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Kualitas audit tergantung pada 2 (dua) faktor utama yaitu (1) kemampuan auditor untuk menguji akun-akun; dan (2) objektivitas melalui independensinya (De Angelo,1981). Oleh karena itu, De Angelo mendefinisikan kualitas audit sebagai

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi ISSN 2302-0164

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 15 Pages pp. 53- 67

53 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

PERENCANAAN PENUGASAN AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL

PEMERIKSAAN PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

(Studi pada Inspektorat Aceh)

Zulfadli Abidin1, Nadirsyah2, Heru Fahlevi3 1)

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan

teknis, dan perencanaan penugasan audit, (baik secara simultan maupun parsial) terhadap

kualitas hasil pemeriksaan (studi pada Inspektorat Aceh). Penelitian ini merupakan hypothesis

testing research dengan pengujian menggunakan regresi linear berganda dari data yang

dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian merupakan 55 auditor Aparat Pengawas

Intern Pemerintah (APIP) yang ada di Inspektorat Aceh. Analisis data dilakukan

menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,pelatihan teknis, dan perencanaan penugasan audit

baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan

pada Inspektorat Aceh.

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pelatihan Teknis, Perencanaan Penugasan Audit, Kualitas Hasil

Pemeriksaan dan Sektor Publik.

PENDAHULUAN

Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas

dan transparansi penyelenggaraan

pemerintahan di Indonesia merupakan suatu

perwujudan pemerintahan yang baik (good

governance). Dalam konteks tersebut

terdapat tiga aspek keberhasilan yang

mendukung terciptanya pemerintahan yang

baik yaitu pengawasan, pengendalian, dan

pemeriksaan (Mardiasmo,2005).

Salah satu unsur dari pengawasan

adalah adanya pemeriksaan/audit yang

dilakukan oleh auditor, baik oleh auditor

eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) maupun auditor internal pemerintah

yaitu seperti salah satunya adalah

Inspektorat Daerah. Inspektorat daerah

memiliki auditor Aparat Pengawas Intern

Pemerintah (APIP) yang mempunyai fungsi

dan kewenangan melakukan pengawasan.

Seorang auditor dalam melaksanakan

tanggung jawabnya dengan baik, auditor

APIP dituntut agar dapat menghasilkan

audit yang berkualitas.

Kualitas audit tergantung pada 2

(dua) faktor utama yaitu (1) kemampuan

auditor untuk menguji akun-akun; dan (2)

objektivitas melalui independensinya (De

Angelo,1981). Oleh karena itu, De Angelo

mendefinisikan kualitas audit sebagai

Page 2: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 54

kemungkinan auditor dapat mendeteksi dan

melaporkan kesalahan atau kecurangan

dalam sistem informasi akuntansi klien.

Kualitas hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh Inspektorat Aceh saat ini

masih menjadi sorotan. Hal ini karena

adanya temuan yang tidak dapat terdeteksi

oleh aparat Inspektorat sebagai auditor

internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor

eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) sebagai contoh pada tahun

anggaran 2013 pada Pemerintahan Aceh

terdapat bantuan hibah Pemerintah Aceh

Rp.815,5 Miliyar belum dipertanggung

jawabkan. Kasus lain yaitu kesalahan

penganggaran pada 4 (empat) SKPA

mencapai Rp.5,9 Milyar, serta terdapat

kekurangan volume pekerjaan

pembangunan gedung VIP Bandara

Iskandar Muda sebesar Rp.735,7 juta.

Temuan-temuan tersebut berupa

ketidakpatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, ketidakpatuhan

dalam pelaporan keuangan, serta kurang

berjalannya sistem pengendalian intern

terutama yang dilakukan oleh Inspektorat

Aceh. Contohnya dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) atas audit oleh BPK

tahun 2012, dimana Inspektorat Aceh tidak

melakukan pemeriksaan Kas pada

Bendahara Umum Aceh/Kuasa BUA dan

Bendahara Pengeluaran SKPA-SKPA secara

periodik terutama pada akhir tahun

anggaran, tidak melakukan penertiban

rekening-rekening milik Pemerintah Aceh,

tidak melakukan pemeriksaan kewajaran

penggunaan dana hibah yang seharusnya,

jika terdapat kerugian segera diproses

sesuai ketentuan yang berlaku.

Untuk melaksanakan hal tersebut

perlu adanya sumber daya manusia yang

handal dan profesional serta ahli di bidang

audit. Tingkat pendidikan auditor, pelatihan

teknis audit, dan perencanaan penugasaan

audit diasumsikan dapat mengembangkan

kemampuan teknik dan metodologi audit

sehingga kualitas audit dapat meningkat.

Oleh sebab itu perlu ada kajian dan

penelitian secara akademis tetang faktor-

faktor yang mempengaruhi kualitas hasil

pemeriksaan khususnya pada Inspektorat

Aceh.

Pada penelitian sebelumnya terdapat

beberapa penelitian tentang kualitas audit

dengan menggunakan variabel independen

yaitu tingkat pendidikan atau latar belakang

pendidikan, penugasan, dan pelatihan.

Adriyani, et al. (2013) menguji bahwa

tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

kualitas hasil pemeriksaan. Selanjutnya

hasil penelitian Riespika (2012) dengan

hasil variabel penugasan audit berpengaruh

terhadap kualitas audit. Ashadhi (2012) hal

yang diteliti pelatihan teknis berpengaruh

Page 3: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

55 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

terhadap kualitas audit. Berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya, maka

peneliti merasa perlu melakukan penelitian

kembali dengan menggunakan variabel

tingkat pendidikan, pelatihan teknis, dan

perencanaan penugasan audit sebagai

variabel independen terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.

Tujuan artikel ini adalah untuk

menguji dan menganalisis pengaruh baik

secara bersama-sama (simultan) maupun

secara individual (parsial) tingkat

pendidikan, pelatihan teknis, dan

perencanaan penugasan audit terhadap

kualitas hasil pemeriksaan pada organisasi

sektor publik (Studi pada Inspektorat Aceh).

Artikel ini memuat tentang kajian pustaka

kemudian dilanjutkan dengan metode

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan

serta diakhir artikel ini berisikan

kesimpulan dan saran-saran.

KAJIAN PUSTAKA

Konsep Organisasi Sektor Publik

Pengertian sektor publik dapat

dipengaruhi situasi politik dan peristiwa-

peristiwa di masa lalu. Menurut Boardbent

dan Guthrie (1992:7) ada dua kerangka

identifikasi karakteristik sektor publik yaitu

a) aktivitasnya dan b) kepemilikannya yang

merupakan segala sesuatu yang dimiliki

masyarakat secara umum, bukannya

pemegang saham atau perusahaan-

perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah.

Terkait hal tersebut untuk

mendukung keberhasilan penyelenggaraan

organisasi sektor publik, keuangan

organisasi harus dikelola secara tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan,

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan

rasa keadilan serta kepatutan. Hal ini

diperlukan pengendalian serta pengawasan

dalam melaksanakan program dan kegiatan

serta tujuan organisasi sektor publik yaitu

audit pada sektor publik.

Audit Sektor Publik

Pengertian auditing menurut Arens,

et al (2012:24) “auditing is the

accumulation and evaluation of evidence

about information to determine and report

on degree of correspondence between the

information and established criteria.

Auditing shoud be done by a competent,

indpendent person”. Pengertian diatas

disebutkan bahwa auditing adalah

akumulasi dan evaluasi bukti tentang

informasi untuk menentukan dan

melaporkan tingkat kesesuaian antara

informasi dan kriteria yang ditetapkan dan

hal ini harus dilakukan oleh seseorang yang

kompeten dan independen.

Menurut Bastian (2014:4) audit

Page 4: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 56

sektor publik adalah sebagai suatu proses

sistematik secara objektif untuk melakukan

pengujian keakuratan dan kelengkapan

informasi yang disajikan dalam suatu

laporan keuangan organisasi sektor publik.

Proses pengujian ini memungkinkan

akuntan publik independen yang

bersertifikasi mengeluarkan suatu pendapat

atau opini mengenai seberapa baik laporan

keuangan organisasi mewakili posisi

keuangan organisasi sektor publik dan

apakah laporan keuangan memenuhi

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum yaitu Generally Accepted

Accounting Principles (GAAP). Audit

sektor publik di Indonesia dikenal dengan

nama audit keuangan negara. Hal ini diatur

sesuai dengan Undang-undang No.15 tahun

2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Standar Audit Sektor Publik

Menurut Arens, et al (2012:52)

standar auditing merupakan pedoman

umum untuk membantu auditor untuk

memenuhi tanggung jawab profesionalnya

dalam melakukan audit atas laporan

keuangan historis. Standar ini mencakup

pertimbangan mengenai kualitas

profesional seperti kompetensi dan

indepensi, persyaratan pelaporan serta bukti.

Standar audit adalah kriteria atau

mutu minimal untuk melakukan kegiatan

audit yang wajib dipedomani oleh Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

Peraturan Menteri Pemberdayagunaan

Aparatur Negara RI Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar

Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah

(APIP) menyatakan bahwa standar audit

berfungsi bagi auditor APIP yaitu untuk

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

(tupoksi).

Kualitas Hasil Pemeriksaan

Menurut De Angelo (1981)

kualitas audit adalah sebagai kemungkinan

(probability) bahwa auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran

pada sistem akuntansi klien. Sementara

menurut Deis dan Groux (1992:2) bahwa

probabilitas untuk menemukan pelanggaran

tergantung pada kemampuan teknis auditor

dan probabilitas melaporkan pelanggaran

tergantung pada independensi auditor.

Menurut Goverment Accountability

Office (GAO) mendefinisikan kualitas audit

sebagai ketaatan terhadap standar dan

ikatan kontrak selama melaksanakan audit

(Lawensohn, et al:2007). Kualitas audit

atau kualitas hasil pemeriksaan juga

merupakan pelaporan tentang kelemahan

pengendalian intern dan kepatuhan terhadap

peraturan dan perundang-undangan yang

Page 5: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

57 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

berlaku.

Audit dapat dikatakan berkualitas jika

hasil audit dapat ditindaklanjuti oleh auditi.

Hal ini dapat terlaksana pada sejak awal

pelaksanaan audit hingga pelaporan dan

pemberian rekomendasi audit tersebut.

Pada penelitian ini indikator yang

digunakan adalah (a) keakuratan temuan

audit; (b) sikap skeptisme; (c) nilai

rekomendasi; (d) kejelasan laporan audit;

(e) manfaat audit; dan (f) tindaklanjut hasil

audit.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah pengetahuan

yang diperoleh oleh seseorang berdasarkan

jenjang pendidikan yang dimiliki yang

berasal dari disiplin ilmu yang diketahui

membentuk sikap dan karakter dalam

mencapai tujuan yang diinginkan

(Djoyonegoro,2000). Pendidikan formal

adalah rangkaian jenjang pendidikan yang

telah baku mulai dari jenjang Sekolah

Dasar (SD) sampai dengan perguruan

tinggi.

Hasil pendidikan dari auditor dapat

membantu meningkatkan kualitas audit

pemerintahan (Meinhard, et al, 2009). Hal

ini tidak menutup kemungkinan bagi

auditor selain auditor pemerintah misalnya

auditor independen. Penelitian Pebryanto

(2013) menunjukkan bahwa variabel

independen yaitu tingkat pendidikan formal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit.

Indikator dalam variabel penelitian ini

yang digunakan yaitu (1) pendidikan dasar;

(2) pendidikan menengah; dan (3)

pendidikan tinggi.

Pelatihan Teknis

Menurut Wexley dan Yukl

(1995:301) pelatihan adalah proses dimana

pekerja mempelajari keterampilan, sikap

dan perilaku yang diperlukan guna

melaksanakan pekerjaan mereka secara

efektif. Pengertian pelatihan adalah suatu

proses dimana orang-orang mendapatkan

kapabilitas untuk membantu pencapaian

tujuan organsisasi (Mathis dan Jackson,

2006:103).

Menurut Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) bahwa setiap

pemeriksa yang melakukan pemeriksaan

atau audit harus menyelesaikan paling tidak

80 jam pendidikan setiap 2 tahun yang

dapat meningkatkan kecakapan profesional

secara langsung. Sedikitnya 24 jam dari 80

jam pendidikan tersebut harus dalam hal

yang berhubungan langsung dengan

pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara di lingkungan

pemerintah.

Oleh sebab itu pelatihan adalah suatu

Page 6: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 58

kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan dan menambah

pengetahuan pegawai khsusunya auditor

yang pada akhirnya akan menimbulkan

perubahan prilaku aspek kognitif,

keterampilan dan juga sikap (Noviyani dan

Bandi, 2002).Terkait hal tersebut maka

dalam penelitian ini yang menjadi indikator

pada variabel pelatihan teknis adalah (1)

materi pelatihan, (2) jenis pelatihan, (3)

frekuensi dan intensitas pelatihan dan, (4)

tingkat dan pemahaman auditor terhadap

pelatihan teknis.

Perencanaan Penugasan Audit

Menurut Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) dalam standar

pelaksanaan pertama bahwa pekerjaan

harus direncanakan secara memadai. Hal

tersebut karena perencanaan merupakan

proses yang berkesinambungan selama

dilakukannya audit. Penugasan audit adalah

suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan

oleh seorang auditor dalam memeriksa

laporan keuangan dan memberikan

pendapat terhadap laporan keuangan

tersebut yang di dalamnya terdapat proses

penerimaan, perencanaan, pelaksanaan

pengujian, dan pelaporan temuan audit

(Wakhyudi:2011).

Berdasarkan standar kinerja 2200 –

tentang perencanaan penugasan bahwa

“auditor internal harus mengembangkan

dan mendokumentasikan perencanaan

untuk setiap penugasan yang mencakup

tujuan, ruang lingkup, waktu dan alokasi

sumber daya. Perencanaan merupakan satu

tahap yang paling penting dalam suatu

penugasan audit.

Menurut Hery (2013) kegagalan

dalam merencanakan penugasan audit

secara tepat dapat menyebabkan penerbitan

laporan audit yang keliru atau audit menjadi

tidak efisien dan tidak efektif. Ada lima

indikator dalam perencanaan penugasan

audit yaitu (1) pemahaman atas sistem

akuntansi keuangan sektor publik; (2)

penentuan tujuan dan lingkup audit; (3)

penilaian risiko; (4) penyusunan rencana

audit (audit plan); dan (5) penyusunan

program audit.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan pengujian

hipotesis (hypothesis testing) yang

bertujuan untuk menguji pengaruh variabel

tingkat pendidikan, pelatihan teknis dan

perencanaan penugasan audit terhadap

kualitas hasil pemeriksaan pada

organisasi sektor publik (studi pada

Inspektorat Aceh). Jenis investigasi dalam

Page 7: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

59 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

penelitian ini adalah studi kausalitas (causal

relationship’s study). Unit analisis adalah

individu auditor APIP yang bekerja

Inspektorat Aceh sedangkan horizon waktu

yang digunakan adalah cross-sectional

studies.

Populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh auditor APIP yang seluruhnya

berjumlah 55 responden dan penelitian ini

menggunakan metode sensus. Sumber data

yang digunakan adalah primer dan sekunder,

peneliti menggabungkan informasi yang

diperoleh dari buku dan institusi terkait

dengan pengumpulan data yang dilakukan

melalui kuesioner.

Analisis data pada penelitian ini

menggunakan SPSS (Statistical Package

for Social Science). Data yang diperoleh

dari responden melalui kuesioner, perlu

untuk diuji baik validitas maupun

reliabilitas. Teknik analisis data pada

pengujian hipotesis menggunakan

pengujian analisis regresi linear berganda

yang merupakan teknik statistik yang

digunakan untuk menguji pengaruh antara

dua atau lebih variabel dan untuk melihat

pengaruh secara parsial dan simultan.

Persamaan model empiris yang digunakan

dalam meneliti pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen,

yaitu:

Dimana Y adalah Kualitas hasil

pemeriksaan, α adalah konstanta, β1,β2,β3

adalah koefisien regresi X1,X2,dan X3. X1

adalah tingkat pendidikan, X2 adalah

pelatihan teknis, X3 adalah perencanaan

penugasan audit dan adalah Error.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang digunakan yaitu

data primer yang diperoleh melalui daftar

kuesioner yang disampaikan secara

langsung kepada responden. Adapun jumlah

kuesioner yang diedarkan kepada responden

sebanyak 55 kuesioner, dengan tingkat

pengembalian 100%.

Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas data dalam

penelitian ini dilakukan secara statistik,

yaitu dengan menggunakan uji pearson

correlation. Berdasarkan hasil pengolahan

data seluruh pernyataan dinyatakan valid

karena memiliki nilai signifikansi dibawah

α 5%, sehingga semua pernyataan tersebut

signifikan dan memiliki validitas konstruk,

jika nilai signifikansi di atas α 5% maka

pernyataan tersebut tidak valid. Hasil uji

validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1

berikut:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas

Item

Pertanya

an

Pearson

Correlation

Signifi

kansi Ket

Page 8: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 60

Item

Pertanya

an

Pearson

Correlation

Signifi

kansi Ket

B1 0,669 0,000 Valid

B2 0,477 0,000 Valid

B3 0,615 0,000 Valid

B4 0,553 0,000 Valid

B5 0,467 0,000 Valid

B6 0,534 0,000 Valid

B7 0,443 0,001 Valid

B8 0,557 0,000 Valid

B9 0,611 0,000 Valid

B10 0,371 0,005 Valid

C1 0,647 0,000 Valid

C2 0,664 0,000 Valid

C3 0,559 0,000 Valid

C4 0,742 0,000 Valid

C5 0,592 0,000 Valid

C6 0,800 0,000 Valid

C7 0,507 0,000 Valid

C8 0,716 0,000 Valid

C9 0,367 0,000 Valid

C10 0,533 0,000 Valid

C11 0,842 0,000 Valid

C12 0,629 0,000 Valid

C13 0,538 0,000 Valid

C14 0,698 0,000 Valid

C15 0,483 0,000 Valid

C16 0,669 0,000 Valid

C17 0,410 0,000 Valid

C18 0,682 0,000 Valid

D1 0,541 0,000 Valid

D2 0,465 0,000 Valid

D3 0,749 0,000 Valid

D4 0,493 0,000 Valid

D5 0,608 0,000 Valid

D6 0,358 0,000 Valid

D7 0,596 0,000 Valid

D8 0,745 0,000 Valid

D9 0,703 0,000 Valid

D10 0,739 0,000 Valid

D11 0,557 0,000 Valid

Item

Pertanya

an

Pearson

Correlation

Signifi

kansi Ket

D12 0,397 0,000 Valid

D13 0,666 0,000 Valid

D14 0,548 0,000 Valid

Sumber : Data Primer Diolah (2015).

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan

hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa

seluruh pernyataan dari masing-masing

variabel dinyatakan valid karena memiliki

hubungan yang positif terhadap total skor

konstruk. Hubungan positif ini terjadi

karena masing-masing pernyataan memiliki

nilai signifikansi dibawah α 5%. Nilai

pearson correlation menunjukkan besarnya

tingkat validitas masing-masing pernyataan,

semakin besar nilainya, maka tingkat

validitas semakin besar dan begitu juga

sebaliknya.

Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur

untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Untuk

mengetahui reliabel atau tidak suatu

variabel dilakukan uji statistik dengan

melihat nilai cronbach alpha. Kriteria yang

digunakan adalah jika nilai cronbach alpha

> 0,50 maka pernyataan yang digunakan

untuk mengukur variabel tersebut adalah

reliabel. Namun apabila nilai cronbach

alpha < 0,50 maka pernyataan yang

digunakan untuk mengukur variabel

Page 9: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

61 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

tersebut adalah tidak reliabel. Hasil uji

reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Jumla

h Item

Cron

bach

Alpha

Nilai

Kritis

Cronbach

Alpha

Ket.

Pelatihan Teknis 10 0,661 0,500 Reliabel

Perencanaan

Penugasan

Audit

18 0,907 0,500 Reliabel

Kualitas Hasil

Pemeriksaan 14 0,850 0,500 Reliabel

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 4.2

menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas

dalam penelitian ini menghasilkan nilai

cronbach alpha dari masing-masing

variabel > 0.50, sehingga seluruh variabel

yang digunakan dinyatakan reliabel.

Hasil Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan

purposive sampling method, yang dalam

penarikan sampelnya maka dilakukannya

uji signifikansi terhadap nilai koefisien

regresi yang diperoleh baik secara bersama-

sama (simultan) maupun secara individual

(parsial), karena nilai koefisien regresi yang

diperoleh adalah nilai koefisien regresi

yang sesungguhnya dari sampel. Adapun

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

maka dilakukan pengujian sebagai berikut:

Analsis Regresi Linear Berganda

Analisis linear berganda digunakan

untuk mendapat koefisien regresi yang akan

menentukan apakah hipotesis yang dibuat

akan diterima atau ditolak. Atas dasar hasil

analisis regresi dengan menggunakan

tingkat signifikansi sebesar 5%. Dari

analisis regresi dengan menggunakan

program SPSS diperoleh hasil berikut:

Y = 0,783 + 0,314X1 + 0,249X2 +

0, 238X3 + ε

Berdasarkan hasil regresi sebelumnya,

maka dapat diketahui bahwa koefisien

regresi tingkat pendidikan sebesar 0,314,

artinya setiap kenaikan 1% tingkat

pendidikan akan menaikkan persentase

kualitas hasil pemeriksaan sebesar 31,4%.

Hasil koefisien regresi pelatihan teknis

sebesar 0,249, artinya setiap kenaikan 1%

pelatihan teknis akan menaikkan persentase

kualitas hasil pemeriksaan sebesar 24,9%.

Selanjutnya koefisien regresi perencanaan

penugasan audit sebesar 0,238, artinya

setiap kenaikan 1% perencanaan penugasan

audit akan menaikkan persentase kualitas

hasil pemeriksaan sebesar 23,8%.

Uji Signifikansi Secara Simultan

Uji ini pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.

Page 10: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 62

Pada dasarnya nilai F diturunkan dari

tabel ANOVA (analysis of variance), yang

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Uji Signifikansi Secara Simultan

ANOVA

Model

Sum

of

Squares

Df Mean

Square F Sig.

1

Regression 5.875 3 1.958 97.351 0.000

Residual 1.026 51 0.02

Total 6.901 54

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh hasil

uji signifikansi semua variabel independen

(X1, X2, dan X3) dapat mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan. Dari

uji simultan didapat nilai F sebesar 97,351

dan nilai signifikansi 0,000 yang berarti

variabel tingkat pendidikan, pelatihan

teknis, dan perencanaan penugasan audit

secara bersama-sama mempengaruhi

kualitas hasil pemeriksaan, karena

signifikansi berada dibawah 0,05.

Uji Signifikansi Secara Parsial

Uji ini pada dasarnya menunjukkan

seberapa besar pengaruh satu variabel

independen secara individual terhadap

variasi variabel dependen. Variabel

independen dikatakan tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen jika nilai

signifikansi yang di dapat untuk setiap

variabel independen > 0,05. Hasil pengujian

dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda, dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Uji Signifikansi Secara Parsial

Model

Unstandardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error

1

(Constant) 0.783 0.258 3.308 0.004

Tingkat

Pendidikan (X1)

0.314 0.042 2.544 0.000

Pelatihan Teknis

(X2)

0.249 0.08 3.348 0.003

Perencanaan

Penugasan

Audit (X3)

0.238 0.07 4.556 0.001

Sumber : Data Primer Diolah (2015).

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan

bahwa tingkat pendidikan memperoleh nilai

signifikansi 0,000 yang berarti berada di

bawah taraf signifikansi 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Variabel pelatihan teknis

memperoleh nilai signifikansi 0,003 yang

berarti berada di bawah taraf signifikansi

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan

teknis berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Selanjutnya variabel

perencanaan penugasan audit memperoleh

nilai signifikansi 0,001 yang berarti berada

dibawah taraf signifikansi 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa perencaan penugasan

Page 11: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

63 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

audit berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.

Koefisien-Koefisien Hasil Regresi

Beberapa koefisien yang dijelaskan

dari hasil regresi dalam penelitian ini adalah

koefisien determinasi, seperti nilai R, R2 (R

square), dan Adjusted R2. Koefisien Regresi

(R2) mengukur besar presentase variasi

variabel terikat yang dapat di jelaskan oleh

variasi variabel bebas. Nilai koefisien

determinasi adalah di antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel independen dalam menerangkan

variabel dependen sangat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen

hasil dari koefisien regresi dapat dilihat

pada Tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5

Koefisien Hasil Regresi

R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

0,923 0,851 0,843 0,14183

Sumber : Data Primer Diolah (2015).

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat

bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai R

sebesar 0,923, R Square sebesar 0,851, dan

Adjted R square sebesar 0,843. Hasil dari

nilai Adjusted R square sebesar 0,843

menjelaskan bahwa hanya 84,3% variabel-

variabel independen dapat menjelaskan

model, sedangkan sisanya 15,7% dijelaskan

oleh variabel lain diluar penelitian.

Pembahasan

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan

Teknis, dan Perencanaan Penugasan

Audit terhadap Kualitas Hasil

Pemeriksaan.

Berdasarkan hasil analisis regresi

diperoleh bahwa secara bersama-sama

masing-masing variabel independen

mempengaruhi variabel dependen yaitu

kualitas hasil pemeriksaan dengan nilai

koefesien regresi sebesar 0,314 untuk

variabel tingkat pendidikan, sebesar 0,249

untuk variabel pelatihan teknis, dan sebesar

0,238 untuk variabel perencanaan

penugasan audit. Nilai koefisien regresi ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,

pelatihan teknis, dan perencanaan

penugasan audit tidak sama dengan nol atau

βi (i = 1, 2, 3) ≠ 0. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa tingkat pendidikan,

pelatihan teknis, dan perencanaan

penugasan audit secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.

Hasil penelitian ini secara simultan

konsisten dan sejalan dengan penelitian

Batubara (2008) bahwa latar belakang

pendidikan berpengaruh terhadap kualitas

Page 12: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 64

hasil pemeriksaan. Selanjutnya penelitian

ini juga mendukung penelitian Futri dan

Juliarsa (2014) bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian oleh Ashadhi (2012)

menunjukkan terdapat pengaruh pelatihan

teknis terhadap kualitas audit.

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap

Kualitas Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan hasil pengujian

terdapat nilai koefisien regresi tingkat

pendidikan sebesar 0,314, menunjukkan

bahwa derajat hubungan (korelasi) antara

variabel independen terhadap variabel

dependen sebesar 31,4%, artinya setiap

kenaikan 1% tingkat pendidikan akan

menaikkan persentase kualitas hasil

pemeriksaan sebesar 31,4%. Selanjutnya

hasil pengujian secara individual (parsial)

variabel tingkat pendidikan menunjukkan

hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 yaitu

lebih kecil atau di bawah taraf signifikansi

0,05, sehingga tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Tingkatan pendidikan formal

dalam setiap individu akan meningkatkan

kemampuan, keahlian serta kualitas dari

individu tersebut.

Penelitian ini mendukung dengan

penelitian Pebryanto (2013) yang

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

formal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas audit, oleh sebab itu

Pebryanto (2013) menyarankan bahwa

capaian pendidikan auditor dapat

meningkatkan kualitas dari audit

pemerintahan, serta pencapaian pendidikan

menjamin kualitas tenaga kerja. Hal ini juga

didukung oleh penelitian Septiani dan

Juliarsa (2014) bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit. Hal ini memiliki gambaran

bahwa tingkat pendidikan seorang auditor

dapat meningkatkan kualitas, karena jejang

pendidikan yang tinggi, maka akan

meningkatkan wawasan atau kemampuan

memang tanggung jawab dan meningkatkan

perannya dalam melaksanakan tugas.

Pengaruh Pelatihan Teknis terhadap

Kualitas Hasil Pemeriksaan

Dari hasil penelitian dengan

melakukan pengujian terdapat nilai

koefisien regresi pelatihan teknis sebesar

0,249, sehingga setiap kenaikan 1%

pelatihan teknis akan menaikkan persentase

kualitas hasil pemeriksaan sebesar 24,9%.

Hasil pengujian secara individual variabel

pelatihan teknis memperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,003, menunjukkan

bahwa di bawah taraf signifikansi 0,05,

sehingga pelatihan teknis berpengaruh

terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Page 13: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

65 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

Penelitian ini mendukung dengan

penelitian Ashadhi (2012) bahwa pelatihan

teknis berpengaruh positif terhadap kualitas

hasil pemeriksaan. Oleh sebab itu

menurutnya pelatihan teknis bagi auditor

dapat meningkatkan kinerja pengawasan

yang sesuai standar yang ditetapkan

sehingga dapat meningkatnya kualitas audit

itu sendiri.

Pengaruh Perencanaan Penugasan Audit

terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan hasil pengujian dan

analisis menunjukkan bahwa nilai koefesien

regresi variabel perencanaan penugasan

audit sebesar 0,238 sehingga setiap

kenaikan 1% turut menaikan persentase

kualitas hasil pemeriksaan sebesar 23,8%.

Secara individual nilai signifikansi

perencanaan penugasan audit sebesar 0,001

yang menunjukkan bahwa taraf signifikansi

berada dibawah 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa perencanaan penugasan

audit berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.

Penelitian ini inkonsistensi dengan

penelitian Riespika (2013) bahwa

penugasan audit secara individual tidak

mempengaruhi terhadap kualitas audit. Hal

ini karena hanya penugasan audit yang

menjadi ukuran kuantitas setiap penugasan

auditor. Berdasarkan uraian tersebut bahwa

perencanaan penugasan audit yang strategis

dengan menggunakan prosedur analistis

sesuai dengan tahapannya dapat memenuhi

kriteria dan standar audit dapat

meningkatkan kualitas hasil audit yang

bermutu sesuai dengan tujuan dan lingkup

audit. Dengan demikian semakin tinggi dan

baik perencanaan penugasan audit dan

sesuai dengan kebutuhan dapat mecapai

tujuan dari audit sehingga audit dapat

diselesaikan dengan berkualitas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan, pelatihan teknis, dan

perencanaan penugasan audit baik secara

bersama-sama maupun parsial berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

pada Inspektorat Aceh.

Keterbatasan penelitian ini, populasi

yang diambil hanya pada Inspektorat Aceh

sehingga tingkat generalisasi dari penelitian

masih kurang dan kesimpulan yang diambil

mungkin hanya berlaku pada Inspektorat

Aceh dan tidak bisa digeneralisasi untuk

auditor APIP Inspektorat se-Aceh.

Saran-saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu untuk menambah teknik

pengumpulan data melalui wawancara, agar

dapat menggali informasi yang lebih detail,

memperluas objek penelitian, dan

Page 14: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 66

mengembagnkan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan

seperti tekanan anggaran waktu, supervisi

audit, prosedur analitis, dan monitoring.

DAFTAR PUSTAKA

Adriyani,A,.Andreas,.Hardi,.2013.

Pengaruh Keahlian, Independensi,

Kecakapan Profesional, Tingkat

Pendidikan Terhadap Kualitas Hasil

Pemeriksaan Dengan Pengalaman

Kerja Sebagai Variabel Moderating.

Jurnal Vol.6, Program Pascasarjana

Magister Akuntansi. Universitas

Riau.

Arens, A.A., Elder.,R.J., Beasley., M.S.

2012. Auditing and Assurance

Service-An Integrated Approach.

Fourteenth Edition, New York :

Pearson Education Limited.

Ashadi,S. 2012. Pengaruh Pelatihan

Teknis, Tekanan Waktu Terhadap

Kualitas Audit dengan Motivasi

sebagai Variabel Moderating (Studi

pada Kantor BPKP Perwakilan V

Semarang. Semarang. Tesis

Pascasarjana Universitas Negeri

Semarang.

Broadbent.J, Guthrie.J, 1992. Changes in

the Public Sector: A Review of

Recent “Alternative” Accounting

Research, Accounting, Auditing and

Accountability Journal,5:7.

Bastian, I. 2014. Audit Sektor Publik

(Pemeriksaan Pertanggungjawaban

Pemerintahan) Edisi 3. Jakarta:

Salemba Empat.

De Anggelo, L.E. 1981, Auditor Size and

Audit Quality. Journal of

Accounting & Eeconomics, 3: 183-

200.

Deis, D.R, Giroux, G.A. 1992. Determiants

of Audit Quality in the Public Sector.

The Accounting Review.

Djoyonegoro, W.2000. Pengembangan

Sumber Daya Manusia melalui

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Jakarta: Agus Offset.

Hery,2013. Auditing. Pemeriksaan

Akuntansi I. (CAPS) Center of

Academic Publishing Service.

Yogyakarta: PT. Buku SERU.

Lawensohn, Suzanne., Johnson, Laurence

E., Elder, Randal J,Davies S. P.

2007. Auditor Specialization,

Perceived Audit Quality, and Audit

Fee in the Local Government Audit

Market. Journal 0f Accounting and

Public Policy: 705-732

Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik

Edisi Kedua. Yogyakarta: ANDI.

Meinhardt, Joan, Joseph F. Moraglio dan

Harold I. Steinberg (1987).

Governmental Audits: An Action

Plan for Exellence” Journal of

Accountancy. pp. 86-91.

Mathis, Robert L & Jackson, John H. 2006,

Manajemen Sumber Daya Manusia,

Edisi Sepuluh, Yogyakarta, Salemba

Empat.

Republik Indonesia, Badan Pemeriksa

Keuangan, 2008. Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara.

Diakses tanggal: 10/11/2014.

Republik Indonesia, 2008. Peraturan

Menteri Pemberdayagunaan

Aparatur Negara Nomor

PER/05.M.PAN/03/2008 tentang

Standar Audit Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah. Jakarta,

Indonesia.

Republik Indonesia, 2004, Undang-undang

Nomor 15 Tahun 2004 Tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Reispika, S. 2013. Pengaruh Penugasan

Audit, Akuntabilitas, dan

Pemahaman Sistem Informasi

Terhadap Kualitas Audit pada KAP

di Wilayah Jakarta. Tesis. Jakarta:

Program Pascasarjana Magister

Akuntansi, Universitas Gunadarma.

Wakhyudi, 2011. Perencanaan Penugasan

Page 15: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN TEKNIS, DAN

Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

67 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

Audit. Diklat Penjenjangan Auditor

Madya, Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pengawasan BPKP,

Jakarta.

Wexley, K.N,. Yukl, G.1995. Perilaku

Organisasi dan Psikologi Personil.

Jakarta. Rineka Cipta.