Upload
haanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN
TIPE INDUSTRI TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING
DI WEBSITE PERUSAHAAN PESERTA INDONESIA SUSTAINABILITY
REPORTING AWARD (ISRA)
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
AFRIE SETYARSO WIBOWO F1309001
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
HALAMAN MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(Q.S. Al-Insyiroh: 6-8).
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki kehancuran
suatu kaum, maka tidak ada yang sanggup mencegahnya, dan tidak ada perlindungan mereka selain dari Allah
(Q.S. Ar-Ra’d: 11).
Opo anane, anane opo, opo opo ono... mboen
The freedom and simple beauty is too good to pass up... Christopher McCandless
DO what you love! LOVE what you do! Pilihlah apa yang kamu cintai untuk kamu lakukan. Tapi, kalau kamu tidak berkesempatan untuk berbuat demikian, cintailah apa yang kamu lakukan
(Young on Top_Billy Boen)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan kepada:
· Kedua orang tuaku · Adikku Avita Putri Rustanti · Semua teman-teman terbaikku · Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karuni-Nya, sehingga penulis diberi
kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage dan Tipe Industri terhadap Pengungkapan Laporan Keberlanjutan
di Website Perusahaan” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana
(S1) jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Dalam penelitian ini, banyak pihak yang telah berperan memberikan bimbingan,
arahan, kritik, dorongan semangat, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan dedikasi memajukan Fakultas Ekonomi.
2. Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret atas dedikasinya memajukan Jurusan Akuntansi.
3. Lulus Kurniasih, SE. M.Si., Ak, selaku dosen pembimbing yang begitu sabar dalam
memberikan bimbingan, dukungan serta waktu luang sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh staff pengajar dan staff perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret yang telah membantu penulis dalam hal administrasi dan mencari referensi
yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
5. Bapak Djatmiarso dan Ibu Tutik Rosidah terima kasih atas kasing sayang, perhatian
dan selalu memberikan semangat dan dorongan agar penulis untuk selalu maju dan
tidak takut dalam menghadapi cobaan.
6. Untuk Adiku Avita Putri Rustanti terima kasih atas semangat yang adek berikan,
dan jangan takut untuk melangkah.
7. For Nofia Inten Harimurti no word can describe your support
8. Terima kasih buat teman POLINES di solo, Angga a.k.a Cipop, Haryok, Gilang,
Prima, Ervan dan juga teman kontrakan yang lain, Betha, Bom-bom, Tiyas, Endah,
Abdul dan Yono terima kasih atas semua bantuan, pengertian dan nasihat-nasihat
kalian semua.
9. Teman teman sekaligus keluarga Studio 9 (Bagus, Erva, mas Anggar, Bima,
Bernard, Firdaus) kalian telah memberi warna baru dan pengalaman seru dan juga
buat Gowry, Nora Aina, Tan Kim yang telah memberikan kursus kilat to improve
our english.....(^_^)
10. Terima kasih buat teman seperjuangan Kasmi dan Almira Raissa Hermaya, terima
kasih buat dukungan, semangat yang tak henti-hentinya buat penulis.
11. Terima kasih banyak buat Ervin atas pinjaman printernya
12. Terima kasih buat teman-teman Swadana Transfer 2009 kelas A terima kasih atas
pertemanan dan diskusi-diskusi yang menarik yang tidak dapat saya lupakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
13. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
terima kasih atas segala bantuan sampai skripsi ini bisa terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan
selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan dikemudia hari
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 1 November 2011 Afrie Setyarso Wibowo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
ABSTRACT .........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 10
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 10
1.4 Sistematika Penulisan .................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................
2.1 Konsep Keberlanjutan
2.1.1Definisi, Pembangungan dan Pelaporan
Keberlanjutan ........................................................... 14
2.1.2 Pelaporan Keberlanjutan melalui website .............. 21
2.1.3 Konsep Tripple Bottom Line .................................. 25
2.1 Teori yang Mendasari Kebijakan Tanggung Jawab Sosial
2.2.1 Teori Keagenan dan Voluntary Disclosure ............. 27
2.2.2 Teori Stakeholder .................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
2.2 Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Sustainability
Reporting di website
2.3.1 Ukuran perusahaan dan Pengungkapan Sustainability
Reporting di Website perusahaan ............................. 30
2.3.2 Profitabilitas dan pengungkapan Sustainability Reporting
di Website perusahaan .............................................. 31
2.3.3 Leverage dan Pengungkapan Sustainability Reporting di
Website Perusahaan .................................................. 33
2.3.4 Tipe Industri dan Pengungkapan Sustainability Reporting di
Website Perusahaan .................................................. 34
2.4 Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA).... 35
2.5 Penelitian Terdahulu ..................................................... 37
2.6 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Reporting di Website Perusahaan ...... 42
2.6.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Reporting di Website Perusahaan ...... 43
2.6.3 Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Reporting di Website Perusahaan ............................. 45
2.6.4 Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan Sustainability Reporting di Website Perusahaan ...... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi Sampel ........................................................... 48
3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ....... 49
3.2.1 Variabel Dependen .................................................. 49
3.2.2 Variabel Independen ............................................... 49
a. Ukuran Perusahaan ............................................ 49
b. Profitabilitas ...................................................... 50
c. Leverage ............................................................ 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
d. Tipe Industri ...................................................... 51
3.3 Metode Analisis Data ................................................... 52
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................... 52
3.3.2 Pengujian Hipotesis ................................................ 52
3.3.3 Uji Asumsi Klasik ................................................... 52
3.3.3.1 Uji Normalitas ........................................... 53
3.3.3.2 Uji Multikolinearitas ................................. 53
3.3.3.3 Uji Autokorelasi ........................................ 54
3.3.3.4 Uji Heterokedastisitas ................................ 55
3.3.4 Uji Model Regresi (Goodnes of Fit) ....................... 55
3.3.4.1 Koefisien Determinasi (R2) ....................... 56
3.3.4.2 Nilai F ........................................................ 56
3.3.4.3 Nilai t ......................................................... 56
3.3.4.4 Uji Koefisien Regresi ................................ 57
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data ............................................. 58
4.2 Hasil analisis statistik deskriptif ................................... 59
4.3 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 61
4.3.1 Uji Normalitas ........................................................ 61
4.3.2 Uji Multikolinearitas .............................................. 62
4.3.3 Uji Autokorelasi ..................................................... 63
4.3.4 Uji Heterokedastisitas ............................................ 64
4.4 Pengujian Hipotesis ....................................................... 67
4.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................ 67
4.4.2 Hasil Uji F (F test) ................................................. 67
4.4.4 Hasil Uji t (t test) ................................................... 68
4.5 Hasil Uji Hipotesis.......................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
4.6 Interpretasi Hasil ........................................................... 70
4.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap SR ........... 71
4.6.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap SR ...................... 72
4.6.3 Pengaruh Leverage terhadap SR ............................ 73
4.6.4 Pengaruh Tipe Industri terhadap SR ...................... 74
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN ............................................................ 76
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN ............................ 77
5.3 Saran .............................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kriteria Pengambilan Keputusan uji Durbin Watson ............. 54
Tabel 2 Hasil Pengambilan Sampel ..................................................... 58
Tabel 3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ........................................... 59
Tabel 4 Hasil Analisis Deskriptif Tipe Industri ................................... 60
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data ...................................................... 62
Tabel 6 Hasil Uji Multikolinieritas....................................................... 63
Tabel 7 Hasil Uji Autokolerasi ............................................................. 64
Tabel 8 Hasil Uji Heterokesdatisitas Uji Glejser ................................. 65
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................. 67
Tabel 10 Hasil Uji Signifikansi-F .......................................................... 68
Tabel 11 Hasil Uji t ................................................................................ 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Skema Deskripsi Sustainability ........................................... 26
Gambar 2 Kerangka Teoritis ................................................................. 41
Gambar 3 Uji Heterokedastisitas - Scatterplot ...................................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Afrie Setyarso Wibowo
F1309001
THE INFLUENCE OF FIRM SIZE, PROFITABILITY, LEVERAGE, AND INDUSTRY TYPE TOWARDS THE DISCLOSURE OF SUSTAINIBILITY
REPORTING ON THE WEBSITE OF A MEMBER COMPANY OF INDONESIAN SUSTAINIBILITY REPORTING AWARD (ISRA)
This research aims at analyzing the factors which are afecting the disclosure of sustainability reporting on a company website. The factors which are examined in this research are firm size measured by the log of total asset to present profitability using ROA, financial leverage, and industry type.
This research employs secondary data which is taken from the annually company report, Indonesian Stock Exchange (IDX) and a company from Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) in 2008-2010 period. The sample of this research taken from 44 companies. This research employs by linier regression doubled analysis.
The results of this research conclude that the independent variable which is significantly influencing towards the disclosure of sustainability reporting is the firm size and industry type. The variable ROA and leverage do not influenced towards the disclosure of sustainibility reporting on website.
Keywords: firm size, profitability, leverage, industry type, sustainibility reporting, website
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
Afrie Setyarso Wibowo
F1309001
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN TIPE INDUSTRI TERHADAP PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORTING DI WEBSITE PERUSAHAAN PESERTA INDONESIAN SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA)
Tujuan dari penelitian ini adalah manganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sustainability reporting di website perusahaan. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh dari ukuran perusahaan yang dilihat dari jumlah aktiva perusahaan, profitabilitas yang diproksikan dengan ROA, leverage dengan proksi rasio hutang terhadap modal dan tipe industri
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan dari Indonesian stock exchange (IDX) perusahaan peserta Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) tahun 2008-2010. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 44 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sustainability reporting adalah ukuran perusahaan dan tipe industri, sedangkan variabel ROA dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainablity reporting di website.
Kata kunci: ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, tipe industri, sustainability reporting, website
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah
berkembang pesat dibanding waktu dulu, misalnya yang terdapat pada
bidang komunikasi. Perkembangan pengolahan data merupakan salah satu
pengaruh dari teknologi komunikasi tersebut. Berbagai alat komunikasi
sekarang ini sudah banyak macamnya seperti internet, telpon seluler, dsb.
Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-
perusahaan makin dipacu untuk menggunakan teknologi yang maju
sebagai senjata untuk tetap survive dan memenangkan persaingan yang
kian hari terasa ketat dan keras. Menurut Sayogo (2006) dengan media
internet, perusahaan dapat lebih aktif untuk melakukan komunikasi dengan
stakeholders. Kecepatan akses dan sangat terjangkaunya internet membuat
perusahaan dapat menghemat biaya dan cepat dalam mengembangkan
strategi bisnis.
Almilia (2009) menyatakan bahwa akhir-akhir ini pengguna
internet yang menjurus kepada cyberspace kelihatannya akan
mendominasi seluruh kegiatan di atas permukaan bumi di masa kini dan
masa datang dan secara umum akan berubah menjadi alat untuk
persaingan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Inipun akan
membawa dampak yang sangat besar bagi setiap perusahaan. Dampak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pada aspek persaingan adalah terbentuknya tingkat kompetisi yang
semakin tajam. Globalisasi ekonomi juga membuat perubahan menjadi
konstan, pesat, radikal, serentak dan pervasif (Almilia, 2009). Dengan
begitu menjadikan perusahaan harus memiliki kemampuan yang cepat
untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sehingga perusahaan
akan mampu bersaing dengan para kompetitornya.
Namun di balik globalisasi ekonomi, perusahaan di tuntut untuk
mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperhatikan
keberlangsungan lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat sekitar
apabila produksi perusahaan sudah tidak berjalan. Perusahaan menganggap
sumbangannya kepada masyarakat berasal dari penyediaan lapangan
pekerjaan, pemenuhan kebutuhan melalui produknya dan pembayaran
pajak kepada negara sudahlah cukup (Anke, 2009). Seiring dengan
perkembangan jaman, perusahaan di tuntut untuk lebih inovatif dalam
pengelolaan perusahaan maupun dalam pengelolaan lingkungan agar dapat
memberi manfaat positif bagi masyarakat maupun negara secara
berkelanjutan. Pembangungan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan
kebutuhan bagi generasi yang akan datang (Commission on Environment
and Development (dalam GRI, 2006). Globalisasi ekonomi juga telah
membuka kesempatan baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran, hal ini dapat dicapai melalui perdagangan, berbagai
pengetahuan lewat informasi, maupun kelancaran dalam mengakses
teknologi canggih (Widianto, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dengan perkembangan teknologi internet dan perubahan
paradigma dalam dunia usaha, yang selama ini lebih ke profit oriented
kemudian berorientasi pada tiga hal yang sering disebut dengan Tripple-P
Bottom Line. Beralihnya orientasi kepada tiga hal tersebut merupakan
usaha yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk mencapai
sustainability development, melalui aktivitas-aktivitas operasi yang
dilakukan secara bertanggungjawab dengan mempertimbangkan
keuntungan (profit), bumi (planet), dan komunitas (people) (Elkington
dalam Nugroho (2009). The Association of Chartered Certified
Accountants ACCA (2001) menganalisis lebih dari dua dekade kesadaran
publik tentang dampak lingkungan, sosial dan ekonomi terhadap bisnis
meningkat secara perlahan. Sejalan dengan itu perkembangan teknologi
komunikasi meningkatkan kesadaran stakeholder dalam integritas dan
transparansi kepada publik tentang kegiatan operasi perusahaan sebagai
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar dengan
menempatkan laporan keberlanjutan di website perusahaan.
Corporate sustainability reporting adalah bentuk kepedulian
lingkungan dalam laporan non keuangan. (DTTI et al., 1993). Ini
mengikuti jalur pembangunan menuju konsep yang seimbang dalam
pelaporan biasanya mengkomunikasikan tiga pilar yaitu kinerja
lingkungan, sosial dan ekonomi yang saling berkaitan, dalam bisnis biasa
disebut dengan pendekatan triple bottom line. Kadang-kadang pendekatan
ini dimasukan ke dalam istilah populer seperti “membuat akun nilai”
(ACCA, 1998) atau menghubungkan nilai dengan nilai (KPMG, 2000)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
atau di gambarkan sebagai penciptaan nilai dan mengoptimalkan
kemakmuran menurut triple P bottom line (DCCA, 2006). Dan yang
terakhir sering dipahami sebagai menggabungkan nilai pemegang saham,
eko-efisiensi, dan kemasayarakatan perusahaan atau menjadi bagian dari
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR Europe, 2000).
Dalam 10 tahun terakhir sejak laporan keberlanjutan menjadi topik
yang menarik di akademik, bisnis, dan pemerintahan, telah dengan cepat
berkembang menjadi bidang penelitian dengan meningkatkan relevansi
untuk perusahaan (Kolk, 2004) dan pasar modal (Hesse, 2007), bahkan
dimata investor (BSR, 2008) dalam (Isennman 2009). Dalam beberapa
sektor industri, terdapat bukti empiris bahwa lingkungan dan pelaporan
keberlanjutan akhir-akhir ini telah menjadi relevansi kompetitif (Fichter,
1998) dan strategi penting (Larsen, 2000), dengan dampak pada nilai
merek (2008) dalam (Isenmann, 2009). Seiring perkembangan teknologi
dan pelaporan perusahaan perusahaan melakukan inovasi dengan gaya
komunikasi dan kualitas data yang menjadi penting (Beatti dan Pratt,
2003; Hund et al, 2004; ACCA, 2004). Karena ketersediaan lintas media
dan peluang inovatif lain yang ditawarkan oleh internet dan teknologi yang
terkait dengan layanan, perusahaan memasuki transisi baru ke tahap
pelaporan online (Isenmann et al, Isenmann dan Marx Gomes, 2008).
Sebagai contoh dalam “ The 2001 Benchmark Survey of the State of
Global Environmental and Social Reporting” yang di lakukan oleh
jaringan CSR (Line et al., 2002), pelaporan berbasis internet dan
pendekatan keseimbangan pelaporan dipandang sebagai prioritas utama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tidak lama kemudian banyak alat komunikasi keberlanjutan dan instrumen
pelaporan sudah tersedia pada WWW, atau keuntungan dari dukungan
internet (ACCA, 2001). Dengan tipe pelaporan ini, perusahaan
menempatkan keseimbangan tujuan pada dampak (ekonomi, ekologi dan
sosial) kedepan dan kebelakang dari kegiatan dan interaksi mereka,
menjelaskan sinergi dan konflik kepentingan antara dimensi yang berbeda
(GRI, 2006). Dengan penempatan informasi keberlanjutan perusahaan di
website, stakeholder dapat dengan mudah mengakses laporan tersebut dan
memungkinkan untuk dialog dua arah. Karena dengan pelaporan
menggunakan printed report mempunyai keterbatasan diantaranya
komunikasi satu arah atau satu laporan untuk semua (Isenmann, et al,
2007). Pernyataan akun aspek ekonomi, ekologi dan sosial dari aktivitas
bisnis, diproduksi pada platform internet, memfasilitasi penyediaan
informasi lebih luas, membuat aksesibilitas yang lebih besar dan
meningkatan pemahaman informasi (ACCA, 2001; Adam dan Forest;
Lodhia, 2004 dalam Herzig, 2010)
Di indonesia, penelitian mengenai pengungkapan sustainability
report cenderung masih dalam fase awal. Penelitian-penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan di Indonesia cenderung hanya menganalisis
penerapan sustainability reporting suatu perusahaan berdasar Global
Reporting Initiative (GRI) antara lain : Anke (2009), Nugroho (2009) dan
Wicaksono (2010) dalam Widianto (2011). Untuk memberikan apresiasi
perusahaan yang telah menyelengarakan sustainability reporting yang
direkomendasikan oleh Global Reporting Inisiatif (GRI), baik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan
(annual report). Pada tahun 2005 Ikatan Akuntan Indonesia dan National
Center for Sustainability Reporting (NCSR), yang beranggotakan
Indonesian Netherlands Assocation (INA), Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI), Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) mengadakan sebuah event
penghargaan Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA). ISRA
adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan – perusahaan yang
telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek
lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara
keberlanjutan (sustainability) perusahaan itu sendiri.
Dengan diadakannya ISRA diharapkan mampu untuk memotivasi
perusahaan – perusahaan untuk menerapkan sustainability reporting,
sebagai bentuk pelaporan pertanggung jawaban sosial perusahaan sehingga
dapat terbentuk good corporate governance. Meskipun dengan adanya
ISRA, masih sedikit perusahaan yang mengungkapkan informasi
keberlanjutan perusahaan di website perusahaannya, ini sesuai dengan
penelitian dari Luciana dan Sasongko (2008) memberikan bukti bahwa
dari 54 sampel hanya 10 sampel saja yang menyajikan sustainability
reporting pada menu utama website, dan rendahnya kuantitas dan kualitas
informasi yang disampaikan perusahaan terkait dengan informasi
keberlanjutan perusahaan (sustainability reporting).
Penelitian mengenai pengungkapan sustainability reporting
melalui internet di Indonesia dilakukan oleh (Almilia, 2008) dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ukuran perusahaan, ROA dan pemegang saham mayoritas merupakan
faktor yang mempengaruhi indeks pengungkapan IFSR di Indonesia.
(Almilia, 2008) berpendapat bahwa ukuran perusahaan adalah
faktor penentu penting dalam pengungkapan perusahaan. Sedangkan
(Anggraini, 2006) mengatakan bahwa perusahaan besar cenderung akan
memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan
perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung akan memberikan
informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan sendiri dapat diproksikan dari nilai kapitalisasi pasar, total aset
dan log penjualan. Hasil penelitian (Oyelere, Laswad, dan Fisher, 2003
dalam Almilia, 2008) mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan,
likuiditas, sektor industri dan kepemilikan saham merupakan faktor
penentu pengungkapan sukarela pada website perusahaan.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Anggraini, 2006). (Almilia,
2008) berpendapat bahwa profitabilitas perusahaan adalah merupakan
indikator pengelolaan manajemen perusahaan yang baik, sehingga
manajemen akan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi
ketika ada peningkatan profitabilitas perusahaan. Penelitian (Razeed,
2009) menemukan bahwa kinerja ekonomi yang diproksikan dengan ROA
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan di internet
yang dibandingkan dengan pengungkapan melalui hardcopy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Teori keagenan dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara tingkat leverage perusahaan dengan pengungkapan sukarela,
berdasarkan teori ini, semakin tinggi tingkat leverage, perusahaan
memiliki insentif untuk meningkatkan pengungkapan sukarela kepada
stakeholder baik berupa media pengungkapan tradisional maupun media
lain yaitu pengungkapan informasi perusahaan melalui website
perusahaan. (Jensen and Meckling, 1976 dalam Almilia, 2008). Sedangkan
(Razeed, 2009) berpendapat menanggapi penyedia utang, manajemen
perusahaan mungkin berusaha untuk melegitimasi kinerja lingkungan
melalui tambahan pengungkapan, dengan demikian mengurangi kebutuhan
untuk pemeriksaan lebih lanjut mengenai resiko perusahaan.
(Anggraini, 2006) menemukan hubungan yang signifikan antara
tipe industri dan kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi
sosial yang diproksikan dengan industri yang high profile dan low profile.
Perusahaan high profile umumnya menarik perhatian masyarakat karena
aktivitas operasinya melibatkan banyak kepentingan. Perusahaan high
profile lebih sensitif terhadap keinginan konsumen atau pihak lain yang
memiliki kepentingan terhadap produk (Mardi T.W, 2010 dalam Rinaldy,
2011)
Hal ini yang mendasari perlunya penelitian lebih lanjut mengenai
sustainability reporting. Penelitian ini merupakan replikasi penelitan dari
(Almilia, 2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sukarela “internet financial and sustainability reporting” yang diproksikan
dengan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan struktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kepemilikan pihak luar, hasil dari penelitian tersebut menjelaskan faktor
yang dominan dari IFSR, dari 104 sampel faktor yang mempengaruhi
adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, pemegang saham mayoritas,
namun fokus dari penelitian ini pada pengungkapan sustainability
reporting di website perusahaan peserta Indonesian Sustainability
Reporting Award. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
tersebut adalah:
1. Penelitian ini menambahkan variabel tipe industri, sedangkan pada
penelitian Almilia (2008) menggunakan variabel kepemilikan
pihak luar.
2. Proksi profitabilitas dalam penelitian Almilia (2008) menggunakan
dua variabel yaitu laba bersih dibagi dengan total aset dan total
penjualan di bagi dengan total aset, sedangkan dalam penelitian
ini hanya menggunakan laba bersih di bagi dengan total aset.
3. Penelitian Almilia (2008) menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi Internet Financial and Sustainabilty Reporting
(IFSR), sedangkan dalam penelitian ini fokus pada faktor-faktor
yang mempengaruhi sustainability reporting di website
perusahaan.
4. Sampel dalam penelitian Almilia (2008) menggunakan perusahaan
yang listing di BEI dari november 2007 – februari 2008,
sedangkan dalam penelitian ini menguji peserta Indonesian
Sustainability Reporting Award (ISRA) dari tahun 2008 – 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pengungkapan melalui internet dengan tujuan untuk memberikan
informasi lebih cepat dan akurat sebagai bentuk komunikasi entitas dengan
stakeholder. Kualitas dari informasi yang diberikan bukan sebatas dari
ketepatan waktu, tetapi juga luas pengungkapan sustainability reporting di
website. Dengan perkembangan yang terjadi saat ini tentunya perlu
dilakukan pengujian ulang terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
untuk melakukan pembuatan laporan keberlanjutan dan
mengungkapkannya di website. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk melakukan pengujian kembali faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sustainability reporting di website perusahaan untuk
menginvestigasi konsistensi dari variabel-variabel tersebut. Dari pokok
permasalahan tersebut penulis mengangkat judul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Tipe Industri terhadap Praktek
Pengungkapan Sustainability Reporting pada Website Perusahaan
Peserta Indonesian Sustainabilty Reporting Award (ISRA)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di
muka, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability reporting di website perusahaan ?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability reporting di website perusahaan ?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability reporting di website perusahaan ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
4. Apakah tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability reporting di website perusahaan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai :
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sustainability
reporting di website perusahaan peserta ISRA
2. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan sustainability
reporting di website perusahaan peserta ISRA
3. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan sustainability reporting
di website perusahaan peserta ISRA
4. Pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan sustainability
reporting di website perusahaan peserta ISRA
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, baik bagi pihak yang berkaitan dengan pembuatan sustainability
reporting, maupun bagi pihak yang menjadi pengguna sustainability
reporting. Pihak – pihak tersebut antara lain:
a. Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada
bidang akuntansi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan perbandingan untuk penelitian – penelitian selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mengenai apa saja variabel-variabel karakteristik perusahaan yang
mempengaruhi pengungkapan laporan keberlanjutan, khususnya
pelaporan keberlanjutan dengan media internet melalui website
perusahaan.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Perusahaan
Bahan referensi yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan informasi untuk pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
mengenai pengungkapan sustainability reporting dalam rangka
menciptakan nilai bagi perusahaan. Selain itu sebagai wacana bagi
perusahaan melalui pengungkapan laporan keberlanjutan sebagai
wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar dan
sebagai media akuntabilitas dan transparansi perusahaan kepada
stakeholder terkait masalah lingkungan dan pengembangan
ekonomi lingkungan.
2. Bagi Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang
dapat memberikan informasi, evaluasi serta pengetahuan sebagai
bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi.
3. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk
memberikan informasi atau wacana terkait pembuatan standar
untuk menentukan kebijakan yang jelas dan pasti dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pelaksanaan pengungkapan laporan keberlanjutan bagi perusahaan-
perusahaan di Indonesia.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah,
batasan penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan landasan teori, penelitian terdahulu,
kerangka teoritis dan hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
Terdiri dari populasi dan sampel, indentifikasi variabel, definisi
variabel dan metode analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pembahasan secara rinci tentang analisis data serta pembahasan
hasil yang diperoleh secara teoritik baik secara kuantitatif dan
statistik.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk
penelitin berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keberlanjutan (Sustainability)
2.1.1 Definisi, Pembangungan dan Pelaporan Keberlanjutan
Konsep sustainability pada mulanya tercipta dari pendekatan ilmu
kehutanan. Istilah ini berarti suatu upaya untuk tidak akan pernah
memanen lebih banyak daripada kemampuaan panen hutan pada kondisi
normal. Kata nachhaltigkeit (bahasa Jerman untuk keberlanjutan) berarti
upaya melestarikan sumber daya alam untuk masa depan (Agricultural
Economic Research Institut, 2004 dalam Kuhlman, 2010). Terdapat dua
sudut pandang yang berbeda terkait hubungan antara manusia dengan
alam. Salah satu sudut pandang menekankan pada adaptasi dan harmoni,
sedangkan di posisi yang lain melihat alam sebagai sesuatu yang harus
ditaklukkan (Kuhlman, 2010). Makna lain dari keberlanjutan seperti yang
dikemukakan oleh ekonom (Solow dalam Whitehead, 2006)
mengemukakan keberlanjutan sebagai hasil masyarakat yang
memungkinkan generasi mendatang setidaknya tetap memiliki kekayaan
alam yang sama dengan generasi yang ada pada saat ini. Dalam pidatonya
menjelaskan bahwa keberlanjutan tidak berarti kemudian memerlukan
penghematan sumber daya yang sedemikian khusus, melainkan hanya
memastikan kecukupan sumber daya (kombinasi dari sumber daya
manusia, fisik, dan alam) untuk generasi mendatang, sehingga membuat
standar hidup mereka setidaknya sama baiknya dengan generasi saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Ide utama yang dimiliki oleh Solow adalah bentuk peningkatan
usaha untuk terus berupaya meninggalkan sumber daya yang cukup bagi
generasi mendatang secara berkelanjutan. Sehingga masalah utamanya
yakni keputusan mengenai seberapa banyak yang akan dikonsumsi saat ini,
bila ditandingkan dengan seberapa banyak yang mampu dilakukan,
sebagai faktor penggerak utama bagi sustainability (Whitehead dalam
Widianto, 2011) sedangkan (Hedberg, 2002) berpendapat bahwa pelaporan
keberlanjutan bermula diawal 1990an ketika perusahaan mulai membuat
laporan lingkungan dengan berbagai tekanan lingkungan antara lain seperti
World Summit on Environment and Development di Rio de Janeiro yang
membutuhkan perilaku etis lingkungan perusahaan.
Brutland report 1987 merupakan suatu dokumen awal yang
membahas mengenai konsep awal dari sustainability. Dokumen tersebut
membahas mengenai dua masalah utama yakni pembangunan dan
lingkungan. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai kebutuhan versus
sumber daya, atau sebagai jangka panjang versus jangka pendek. Sampai
saat ini, keberlanjutan selalu dlihat dalam tiga dimensi yakni : sosial,
ekonomi, dan lingkungan (Wikipedia, 2007). Pengertian sustainability
yang diadopsi dari United Nations (dalam Agenda for Development) yakni
pembangunan yang wawasan multidimensional dalam mencapai kualitas
hidup yang lebih tinggi. Pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan terhadap lingkungan akan saling tergantung dan memperkuat
komponen-komponen yang ada pada pembangunan berkelanjutan
(Kuhlman, 2010). Sedangkan menurut The World Business Council for
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sustainable Development (2002) laporan keberlanjutan adalah laporan
publik oleh perusahaan untuk menyediakan stakeholder internal dan
eksternal dengan gambaran posisi perusahaan dan aktivitas dimensi
ekonomi, lingkungan dan sosial, dalam artian sebuah laporan untuk
mendiskripsikan kontribusi perusahaan terhadap pengembangan
keberlanjutan. Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka (GRI,
2006). Dalam era saat ini di mana pertumbuhan ekonomi tidak dapat
diperkirakan, pencapaian tujuan itu tampaknya hanya sekadar sebuah
aspirasi/harapan daripada sebuah kenyataan. Ketika terjadi globalisasi
ekonomi, kesempatan baru untuk menciptakan kemakmuran dan kualitas
kehidupan meningkat melalui perdagangan, berbagi pengetahuan, dan
akses terhadap teknologi. Akan tetapi, kesempatan-kesempatan tersebut
tidak selalu tersedia untuk setiap peningkatan populasi manusia, dan
biasanya disertai dengan sejumlah risiko baru terkait dengan kestabilan
kondisi lingkungan. Salah satu tantangan utama dari pembangunan
berkelanjutan adalah adanya tuntutan akan pilihan-pilihan dan cara
berpikir yang baru dan inovatif (GRI, 2006).
Permintaan akan kebutuhan pengungkapan bagi perusahaan yang
lebih transparansi, meningkatkan tekanan bagi perusahaan untuk
mengumpulkan, mengendalikan, mempublikasikan tentang informasi
sustainability yang mereka miliki. Hasilnya pelaporan sustainability
menjadi strategi komunikasi kunci bagi para manajer dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menyampaikan aktivitasnya (Falk, 2007). Laporan keberlanjutan adalah praktek
pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal (GRI, 2006). Perkembangan pelaporan sustainability
perusahaan terus meningkat, yang membahas mengenai environment,
health, safety setiap tahunnya. Pelaporan sustainability akan menjadi
perhatian utama dalam pelaporan nonkeuangan. Pelaporan ini memuat
empat kategori utama yaitu : business landscape, strategi, kompetensi,
serta sumber daya dan kinerja (Falk, 2007). Global Reporting Initiative
(GRI) merupakan salah satu organisasi internasional yang berpusat di
Amsterdam, Belanda. Aktivitas utamanya difokuskan kepada pencapaian
tranparansi dan pelaporan suatu perusahaan, melalui pengembangan
stándar dan pedoman pengungkapan sustainabilty. Sustainability report
akan menjadi salah satu media untuk mendeskripsikan pelaporan dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial (seperti halnya konsep triple bottom line,
pelaporan CSR, dsb). Sebuah laporan keberlanjutan harus menyediakan gambaran
yang berimbang dan masuk akal dari kinerja keberlanjutan sebuah organisasi, baik
kontribusi yang positif maupun negatif.
David dalam Nugroho, (2007) mengatakan sustainability report
mengandung narrative text, foto, tabel, dan grafik yang memuat
penjelasan mengenai pelaksanaan sustainability perusahaan. Sustainability
reporting dapat didesain oleh manajemen sebagai cerita retoris untuk
membentuk image (pencitraan) pemakainya melalui pemakaian narrative
text. Teks naratif (narrative text) merupakan bagian yang memainkan
peranan penting bagi perusahaan dalam membentuk image perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Teks naratif antara lain meliputi diskusi dan analisis manajemen dan
sambutan yang disampaikan direktur dan komisaris. Melalui teks naratif,
perusahaan secara aktif berusaha membentuk image positif dan
menghindari image negatif (Gardner and Martinko dalam Nugroho, 2007).
Menurut Gazdar dalam Harmoni, (2010) menyatakan mengapa
pelaporan nonfinancial (termasuk SR) ini menjadi sangat penting adalah :
1. Meningkatkan reputasi perusahaan, semakin transparan perusahaan
dalam aspek-aspek yang dituntut oleh seluruh pemangku
kepentingannya, semakin tinggi pula reputasi perusahaan.
2. Melayani tuntutan pemangku kepentingan, yaitu pihak-pihak yang
terpengaruh oleh dan bisa mempengaruhi perusahaan dalam mencapai
tujuannya
3. Membantu perusahaan dalam membuat berbagai keputusan. Laporan
kinerja yang baik akan membuat indikator-indikator yang akan
membantu perusahaan melihat kekuatan dan kelemahan dirinya
4. Membuat investor dengan mudah memahami kinerja perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang tinggi
memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk terus berlanjut usahanya
dengan demikian investor bisa lebih berminat menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Sedangkan menurut World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) menjelaskan manfaat yang didapat dari
sustainability report antara lain :
1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder
(pemegang saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan
meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan
transparansi.
2. Sustainabilty report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat
yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market
share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.
3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola risikonya.
4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership
thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.
5. Sustainability report dapat mengembangkan dan menfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.
6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung
kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan
pemegang saham untuk jangka panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang
saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan
bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial
dan lingkungan.
Sustainability report juga digunakan oleh institusi pemerintah
misalnya dari pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas
kinerja perusahaan terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi.
Seperti halnya di Indonesia, peraturan dalam pengungkapan CSR dapat
ditemukan dalam aturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Undang-
undang nomor 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Pengungkapan laporan
keberlanjutan dalam aturan yang telah ditetapkan berupa laporan yang
berdiri sendiri, meskipun masih banyaknya pengimplementasian CSR yang
diungkapkan bersamaan dengan laporan tahunan suatu perusahaan
(Gunawan, 2010).
Menurut Global Reporting Initiative Index (GRI) laporan
keberlanjutan yang disusun berdasarkan kerangka pelaporan GRI
mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode
laporan tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi dan
pendekatan manajemennya dan laporan tersebut dapat digunakan untuk
tujuan berikut, diantaranya :
1. Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan yang
menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif
sukarela.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan.
3. Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara
berbagai organisasi dalam waktu tertentu.
2.1.2 Pelaporan Keberlanjutan melalui Website
Saat ini laporan keberlanjutan dinyatakan sebagai pemahaman dan
kesadaran dari entitas bisnis untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh
pemangku kepentingan dalam upaya meminimasi dampak negatif dan
maksimasi dampak positif aktivitas operasional perusahaan menuju
pembangunan berkelanjutan. Pada dasarnya pengungkapan Internet
Financial and Sustainability Reporting (IFSR) merupakan pengungkapan
sukarela (Almilia, 2009). Sementara itu internet telah menjadi bagian dari
media komunikasi yang penting bagi banyak perusahaan saat ini, banyak
penelitian yang meneliti tentang pentingnya pengungkapan perusahaan
dengan menggunakan internet melalui website perusahaannya. (Wilcox
dan Cameron, 2006 dalam Harmoni, 2010) menyatakan internet juga
memberikan beragam wajah komunikasi yang mendunia, utamanya
melalui pertukaran pesan menggunakan email, penyebaran informasi dan
persuasi melalui laman dan akses yang luas kepada masyarakat. Deller,
Stubenrath dan Weber, 1999 dalam Almilia (2009) menemukan lebih dari
91% perusahaan Amerika menggunakan internet untuk beraktivitas dengan
investor, untuk Inggris sebesar 71 % dan Jerman 71 % dari sampel
penelitiannya. Rikhardsson, Andersen dan Bang (2002) dalam Almilia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(2009) memperlihatkan bahwa lebih dari 63 % perusahaan GF500
mempublikasikan informasi sosial dan lingkungan di websitenya dari 481
sampel. Herzig (2009) membagi menjadi empat kerangka kategori
kemungkinan pelaporan keberlanjutan dengan internet dan printbased.
1. Penyediaan informasi, internet menawarkan kemungkingan yang tak
terhitung untuk melayani data dalam format digital, memberikan
gambaran perusahaan sekarang, tujuan dan aktivitas perusahaan,
membuat informasi yang tersedia tidak mungkin di masukan dalam
laporan tercetak, sehingga dapat dengan mudah untuk membandingkan
kinerja perusahaan dengan cepat dibandingkan dengan format tercetak.
Ini memungkinkan diakses oleh jutaan pengguna internet, dengan
informasi yang sama dan dalam waktu yang sama. (ITU dan UNCTD,
2007; SevenOne Media, 2005; UNCTD, 2005 dalam Herzig, 2009)
2. Aksesibilitas Informasi, di bidang laporan keberlanjutan ada kesulitan
ketika mencari informasi terutama karena berbagai masalah yang
berkaitan dengan keberlanjutan seperti pelaporan aspek ekologi,
ekonomi dan sosial yang mana menjadi sangat komplek, luas dan tidak
jelas seperti laporan tercetak. (SustainAbility dan UNEP, 2002 dalam
Herzig, 2009). Dengan penggunaan dukungan internet untuk pelaporan
keberlanjutan akan lebih mudah untuk menemukan informasi,
keuntungan lain adalah langsung dan referensi nyata (dalam bentuk
hyperlink) sesuai dengan homepage perusahaan yang menangani
masalah keberlanjutan, fungsi pencarian, sitemaps dan navigasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
alternatif (misalnya indeks terkait) yang dapat membuat informasi
dapat di akses dengan satu klik.
3. Informasi Komprehensif, selain aksesibilitas, informasi juga harus bisa
dipahami. Dalam kasus pelaporan keberlanjutan, ini merupakan
tantangan khusus bagi perusahaan, sebagai komunikasi di bidang topik
keberlanjutan menjadi rumit dan sulit (Signitzer dan Prexl, 2008 dalam
Herzig, 2009). Dalam rangka untuk membuat versi yang dicetak user
friendly dan yang jelas, disarankan juga pengantar untuk laporan
keberlanjutan harus berisi pedoman menafsirkan laporan
dan referensi untuk representasi grafis, atau klarifikasi konsep,
misalnya, dalam bentuk glossary (Clausen dkk, 2001;. GRI, 2006; Oin,
2003 dalam Herzig, 2009). Informasi yang komprehensif dapat di
tingkatkan dengan menggunakan koneksi non-linear dari informasi,
menggunakan hyperlink sehingga memungkinkan untuk berhubungan
dengan dengan informasi individu, asosiasi (Burkhart, 2002; Wolters,
2005) dan memungkinkan konteks akan yang akan digambarkan lebih
komprehensif dengan menggunakan link yang tepat, pendekatan yang
digunakan dalam versi cetak seperti glosari juga dapat digunakan
untuk membantu pemahaman dan kegunaan. Pendekatan
internetspecific dengan media informasi (misal dalam bentuk audio,
video atau alat interaktif lain)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. Kemungkinan Dialog atau komunikasi
Salah satu perbedaan utama antara laporan cetak dan pelaporan
keberlanjutan dengan dukungan internet adalah kemungkingan
komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder (Financial
Accounting Standards Board, 2000; GRI, 2006, Isenmann dan Kim,
2006; Isenmann dan Lenz, 2001; SustainAbility dan UNEP, 1999;
Williams dan Pei, 2000 dalam Herzig, 2009). Dialog dengan para
pemangku kepentingan juga memainkan peran utama dengan laporan
dicetak, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan informasi, pendapat
dan harapan pemangku kepentingan dan dapat digunakan sebagai
wacana pada saat pelaporan.
Untuk pengungkapan internet sustainabilty reporting di Indonesia masih
sangat minim ini sesuai dengan penelitian dari Galang (2008) dimana
laporan keberlanjutan seharusnya dapat diakses oleh publik melalui
website atau kantor perwakilan perusahaan. Sasongko dan Luciana (2008)
memberikan bukti bahwa dari 54 sampel hanya 10 sampel saja yang
menyajikan sustainability reporting pada menu utama website, dan
rendahnya kuantitas dan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan
terkait dengan informasi keberlanjutan perusahaan (sustainability
reporting).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2.1.3 Konsep Triple Bottom Line
Widjaya dan Pratama dalam Yuliana, (2010) berpendapat
Sustainability Reporting mencakup elemen-elemen yang dinamakan Three
Bottom Line. Elemen tersebut adalah:
§ Ekonomi
Sustainability ekonomi bisa dicapai dengan cara mendapatkan
keuntungan, meminimalisasi biaya dan memaksimalkan penjualan,
membuat kebijakan-kebijakan bisnis yang strategis serta
menjanjikan pengembalian yang menarik bagi investor (Widjaya
dan Pratama, 2008).
§ Sosial
Sustainability sosial ini dijaga oleh perusahaan antara lain dengan
cara mendukung upaya-upaya kesehatan masyarakat, penegakan
Hak Asasi Manusia, pembangunan regional suatu negara dan
melaksanakan persaingan usaha yang sehat (Widjaya dan
Pratama,2008).
§ Lingkungan
Sustainability lingkungan dijaga oleh perusahaan antara lain
dengan cara menggunakan teknologi yang ramah lingkungan demi
mengurangi emisi gas buang, mengimplementasikan sistem
manajemen resiko lingkungan yang efektif, dan sebagainya
(Widjaya dan Pratama, 2008).
Sedangkan Social Economic Council of Netherland (SER) (dalam
Widianto, 2011) Triple-P bottom line. Dibagi menjadi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Profit (keuntungan): Dimensi ini mengacu pada ciptaan nilai melalui
produksi barang dan jasa dan melalui ciptaan pekerjaan (employment)
dan sumber-sumber pendapatan.
2. People (manusia): Meliputi beragam aspek mengenai dampak
operasional perusahaan terhadap kehidupan manusia, baik di dalam
maupun di luar organisasi, seperti kesehatan (health) dan keamanan
(safety).
3. Planet (bumi): Dimensi ini berhubungan dengan dampak perusahaan
terhadap lingkungan alam.
Stivers dalam Wikipedia, 2007, skema mengenai lingkup
sustainability sebagai dasar bagaimana aspek ekonomi dan masyarakat
waktu itu dibatasi oleh lingkungan akan digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1
Skema Deskripsi Sustainability
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_development,2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dalam kaitannya dengan sustainability development, tidak hanya ada
isu tunggal saja yang terdapat di dalamnya melainkan isu ekonomi, isu sosial
serta isu tentang lingkungan. Sustainability development hanya akan dapat
tercapai jika ketiga pilar tersebut sebelumnya terpenuhi semua (Adams
(dalam Wikipedia, 2007).
2.2 Teori Yang Mendasari Kebijakan Tanggung Jawab Sosial
2.2.1 Teori Keagenan dan Voluntary Disclosure
Banyak penelitian telah dilakukan mengenai pengungkapan
sukarela dan upaya untuk menjelaskan faktor penentu pengungkapan
sukarela. Teori yang berbeda telah digunakan untuk menjelaskan
pengungakapan sukarela, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan,
teori sinyal dan analisis cost-benefit (Almilia, 2009).
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara principal
dengan agen. Menurut Darmawati (2005), inti dari hubungan keagenan
adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (prinsipal/investor) dan
pengendalian (agent/manajer). Kepemilikan diwakili oleh investor yang
mendelegasikan kewenangan kepada agen dalam hal ini manajer untuk
mengelola kekayaan investor. Investor mempunyai harapan bahwa dengan
mendelegasikan wewenang pengelolaan tersebut, mereka akan
memperoleh keuntungan dengan bertambahnya kekayaan dan
kemakmuran investor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Setyapurnama dan Norpratiwi (2004) menyatakan hubungan
keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang
bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Pemilik modal
menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran para pemilik
modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya
kesejahteraan. Dengan demikian munculah konflik kepentingan antara
pemilik (investor) dengan manajer (agen). Pemisahan antara kepemilikan
dan kontrol memberikan asimetri informasi antara manajer dan pemilik
dimana manajer memiliki informasi lebih baik pada kinerja perusahaan
saat ini dan masa depan dari pada pemilik (Almilia, 2009). Agar tidak
terjadi asimetri informasi antara pemilik dan manajer, manajer
mengungkapkan informasi mengenai kegiatan operasi perusahaan.
Beberapa penelitian mengenai bagaimana permasalahan keagenan
dapat dikuraingi melalui peningkatan pengungkapan. Ball (2006) dalam
Almilia (2009), berpendapat bahwa peningkatan transparansi dan
pengungkapan akan mengkonvergensi berkontribusi yang lebih baik dari
kepentingan manajer dengan pemegang saham. Healy dan Palepu (2001)
mendiskusikan peran pengungkapan dalam mengurangi biaya agensi oleh
pemegang saham dengan menyediakan alat pemantauan yang efektif.
2.2.2 Teori Stakeholder
Stakeholders didefinisikan sebagai setiap kelompok atau individu
yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
perusahaan (Freeman dalam Solihin, 2008). Stakeholders diartikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kelompok yang mampu memberikan dukungan terhadap keberadaan
sebuah organisasi, tanpa dukungan dari kelompok ini, organisasi tersebut
tidak dapat eksis. Para peneliti SRI kemudian menggolongkan pihak-pihak
yang termasuk ke dalam stakeholder (Widianto, 2011). Pihak-pihak
tersebut adalah para pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,
pemberi pinjaman, dan masyarakat. Bagaimanapun definisi dari
stakeholders, yang pasti bahwa antara stakeholder dengan perusahaan
terjadi hubungan yang saling mempengaruhi, sehingga perubahan pada
salah satu pihak akan memicu dan mendorong terjadinya perubahan pada
pihak yang lainnya. Perusahaan besar khususnya telah menyiapkan laporan
mereka sedemikian rupa untuk memperhitungkan kebutuhan informasi
bagi stakeholder di dalam maupun yang diluar perusahaan, dalam hal
kinerja sosial dan ekologi perusahaan, serta untuk memberikan gambaran
yang lebih lengkap dan berorientasi masa depan (Kolk, 2004, KPMG,
2005; SustanAbility et al 2006 dalam Herzig, 2009). Berdasarkan teori
stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas
yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali
aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa
seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang
bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka (sebagai contoh,
melalui polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan, dan lain-lain), bahkan
ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan
bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang
konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Stakeholder membutuhkan berbagai informasi mengenai
kelangsungan operasional perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus
mengungkapkan berbagai informasi terhadap stakeholder. Untuk jenis
pengungkapan informasi sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu
pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure). Sustainabilty reporting merupakan bagian dari
pengungkapan sukarela. Melalui sustainability reporting (ekonomi, sosial
dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih
cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap
kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007
dalam (Widianto, 2011)
Stakeholder mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
kegiatan operasional perusahaan dan sumber-sumber ekonomi yang
digunakan oleh perusahaan. Sumber ekonomi tersebut mencakup (modal,
tenaga kerja dan pemakaian bahan baku) dan kegiatan operasi perusahaan
yang berwawasan lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan organisasi
akan memilih stakeholder yang dipandang penting dan mengambil
tindakan yang dapat menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan
dengan stakeholdernya (Ullman dalam (Chariri, 2008)
2.3 Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Sustainability Reporting
di website
2.3.1 Ukuran Perusahaan dan pengungkapan sustainability reporting
di website perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
(Meek, Roberts dan Gray, 1995; Zarzeski, 1996) dalam
Almilia (2009) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan merupakan
faktor penentu dari pengungkapan perusahaan. Dimana ada
beberapa argumen yang menjelaskan hubungan postif antara
ukuran perusahaan dan pengungkapan perusahaan. Pertama, karena
mereka lebih mengembangkan sistem pelaporan internal,
perusahaan besar mungkin memiliki sumber daya untuk
memproduksi informasi dan biaya yang untuk menghasilkan
informasi tersebut juga lebih rendah, kedua perusahaan besar
mempunyai insentif lebih untuk mengungkapkan informasi secara
sukarela, karena adanya biaya politik dan tekanan politik. Ketiga,
perusahaan yang lebih kecil seringkali menyembunyikan informasi
penting karena merupakan kerugian kompetitif usahanya.
2.3.2 Profitabilitas dan pengungkapan sustainability reporting di
website perusahaan
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen
menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham, Anggraini
(2006). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. Hackston dan
Milne (1996) dalam Anggraini (2006) menemukan tidak ada
hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan
pengungkapan informasi sosial. Belkaoui dan Karpik (1989) dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Anggraini (2006) mengatakan bahwa dengan kepeduliannya
terhadap masyarakat (sosial) menghendaki manajemen untuk
membuat perusahaan menjadi profitable. Vence (1975) dalam
Anggraini (2006) mempunyai pandangan yang berkebalikan,
bahwa pengungkapan sosial perusahaan justru memberikan
kerugian kompetitif karena perusahaan harus mengeluarkan
tambahan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial tersebut.
Oyelere, Laswad dan Fisher (2003) dalam Almilia (2009) menguji
adopsi pengungkapan sukarela di internet sebagai media mengirim
laporan keuangan dan faktor penentu praktik sukarela perusahaan
di Selandia Baru. Penemuan lain dari penelitian ini bahwa
karakteristik perusahaan seperti leverage, profitabilitas dan
internasionalisasi tidak menjelaskan mengenai pemilihan
penggunaan internet sebagai media untuk pengungkapan laporan
keuangan perusahaan. Vance (1975) menjelaskan adanya hubungan
negatif antara keterlibatan sosial dan profitabilitas, sedangkan
penelitian Heinze (1976) dan Bowman dan Haire (1975)
menjelaskan adanya hubungan positif antara keterlibatan sosial dan
profitabilitas. Almilia (2009) melaporkan bahwa profitabilitas
sebagai faktor penentu laporan sukarela di website perusahaan LQ-
45 dan bank yang go public.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2.3. 3 Leverage dan pengungkapan sustinability reporting di website
perusahaan
Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan
rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih
banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan
struktur modal seperti itu lebih tinggi, Jensen dan Meckling (1976)
dalam Anggraini (2006). Tambahan informasi diperlukan untuk
menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya
hak-hak mereka sebagai kreditur, Meek, et al (1995) dalam Fitriany
(2001) yang di susun oleh Anggraini (2006), oleh karena itu
perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban
untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan
dengan rasio leverage yang rendah. Tingginya leverage perusahaan
merangsang peningkatan level pengungkapan sukarela dari
pengungkapan perusahaan terhadap stakeholder melalui laporan
keuangan tradisional dan media seperti pelaporan keuangan melalui
internet, Jensen dan Meckling (1976) sedangkan Ismail (2002)
dalam Almilia (2009) menemukan hubungan positif antara
pelaporan keuangan melalui internet dengan jumlah leverage
perusahaan di struktur modal, sedangkan penelitian dari
Danikopoulus dan Diakidis (2007); Zeghal et al (2007) dan Oyelere
(2003) tidak mendukung hubungan hubungan tersebut. Sedangkan
Meek et al (1995) melaporkan hubungan negatif antara leverage
dan pelaporan sukarela di Amerika Serikat dan Inggris. Almilia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
(2009) melaporkan hasil yang berbeda bahwa leverage tidak
berdampak signifikan pada pelaporan keuangan dan keberlanjutan
di website perusahaan LQ-45 dan Bank go-public.
2.3.4 Tipe Industri dan pengungkapan sustiainability reporting di
website perusahaan
Menurut hipotesis biaya politis, semakin besar biaya politis
yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer akan memilih
prosedur akuntansi yang dapat menghasilkan laba sekarang lebih
rendah dibandingkan laba masa depan. Dengan demikina semakin
tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan maka perusahaan
akan semakin banyak mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan
informasi sosial sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih
rendah, Watt dan Zimmerman (1990) dalam Anggraini (2006).
Perusahaan yang besar cenderung mempunyai biaya politis yang
besar dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung
akan memberikan informasi laba sekarang lebih rendah
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar
cenderung akan mengeluarkan biaya untuk pengungkapan
informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan dapat diproksikan dari nilai kapitalisasi pasar,
total asset, log penjualan dsb, Anggraini (2006). Perusahaan dalam
industri yang peka terhadap politik mungkin pengungkapan
sukarela untuk meminimalisasi biaya politis. Marston dan Leow
(1998) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
antara pengungkapan informasi keuangan dan klasifikasi industri.
Tetapi berdasarkan survey kategori perusahaan yang
mengungkapkan ringkasan maupun informasi rinci di website
perusahaan, dimana ada hubungan signifikan sebagai tipe industri
dengan luas pengungkapan. Brennan dan Hourigan (2000) dalam
Ismail (2002) menemukan bahwa internet reporting positif
berhubungan dengan tipe industri. Ini kemungkinan ada kaitannya
dengan perbedaan industri. Debreceny et al., (2002) menyatakan
bahwa industri yang kompleks dan menggunakan teknologi tinggi,
dalam hal ini manufaktur, mengalami perubahan yang cepat dalam
hal teknologi dan lingkungan bisnis. Untuk menghadapi hal
tersebut, internet merupakan teknologi baru dalam pelaporan
keuangan dan pengembangan interaksi antara perusahaan dengan
lingkungan.
2.4 Indonesian Sustainabilty Reporting Award (ISRA)
Sebagai apresiasi atas perusahan-perusahaan di Indonesia yang
telah menyusun laporan berkelanjutan, penghargaan tahunan ini
terselenggara atas kerjasama Institut Akuntan Manajemen Indonesia
(IAMI-d/h IAI-KAM) dan National Center for Sustainability Reporting
(NCSR) maka di buat event tahunan yang di beri nama Indonesian
Sustainability Reporting Award (ISRA).
ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-
perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara
keberlanjutan (sustainability) perusahaan itu sendiri dan melaporkannya
baik yang di terbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan
tahunan (annual report).
Tujuan ISRA adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengakuan terhadap organisasi-organisasi yang
melaporkan dan mempublikasikan informasi mengenai lingkungan,
sosial dan informasi keberlanjutan terintegrasi.
b. Mendukung pelaporan bidang lingkungan, sosial dan berkelanjutan.
c. Meningkatkan akuntabilitas perusahaan dengan menekankan
tanggungjawab terhdap pemangku kepentingan utama (key
stakeholders)
d. Meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap transparansi dan
pengungkapan
Sebagai organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan laporan berkelanjutan dan memberikan panduan sesuai
dengan standar internasional yang dikeluarkan oleh Global Reporting
Initiative (GRI) maka sejak berdirinya NCSR tahun 2005 dengan giat telah
mempromosikan penerapan pelaporan berkelanjutan yang merupakan
bagian dari Corporate Sustainability Management melalui seminar,
pelatihan, ceramah di Perguruan Tinggi dan ekspose di hadapan para
eksekutif perusahaan serta menyelenggarakan sayembara pelaporan
berkelanjutan setiap tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
NCSR sendiri didirikan oleh 5 organisasi terkemukan di Indonesia
yaitu Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI d/h IAI – KAM),
Indonesian Netherland Association (INA), Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI), Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). Seluruh
kegiatan NCSR dalam bidang corporate sustainability management ini
adalah sebagai upaya untuk ikut serta meningkatkan daya saing
perusahaan di Indonesia sesuai dengan lingkungan dunia usaha yang
menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan dari bebagai pemangku
kepentingan dalam peningkatan transparansi, akuntabilitas dan tanggung
jawab bukan hanya pada aspek finansial namun juga meiputi aspek
lingkungan dan sosial.
Penilaian dari ISRA tersebut dilakukan oleh dewan juri yang terdiri
dari berbagai pemangku kepentingan utama, termasuk: Institut Akuntan
Publik Indonesia, Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan
RI, Bursa efek Indonesia, Perguruan Tinggi, National Comitte on
Governance, pers media, dan lembaga swadaya masyarakat.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian mengenai praktik pengungkapan
sustainability reporting telah banyak mengalami perkembangan.
Mengingat pelaporan keberlanjutan masih dalam fase awal sehingga masih
sedikit penelitian yang membahas mengenai pelaporan keberlanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
terutama pelaporan keberlanjutan melalui website perusahaan. Laporan
keberlanjutan dikembangkan sejak tahun 1992 sedangkan standar
internasional yang mengaturnya dikembangkan oleh GRI yang berpusat di
Amsterdam, Belanda pada tahun 2000 (Darwin, 2009 dalam (Widianto,
2011). Penelitian tentang keberlanjutan di Indonesia cenderung
menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini mencoba
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji pelaporan
keberlanjutan melalui website perusahaan peserta Indonesian
Sustainability Reporting Award (ISRA). Berikut ini merupakan penelitian–
penelitian terdahulu mengenai praktik pengungkapan pelaporan
keberlanjutan :
Almilia (2009) meneliti tentang kualitas isi financial dan
sustainability reporting pada website perusahaan go public di Indonesia.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan content analysis pada item yang
mengandung sustainability reporting pada website perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun hasil dari penelitian ini
adalah lebih dari 62 % perusahaan di Indonesia mempunyai website untuk
menginformasikan kondisi keuangan dan non keuangan perusahaan. Selain
itu dari sampel penelitian hanya 1 perusahaan yang menggunakan jasa
pihak eksternal untuk menjamin laporan keberlanjutan perusahaan yaitu
Unilever, Tbk.
Almilia (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sukarela internet financial dan sustainability reporting pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
bursa efek Indonesia. Menggunakan item content analysis untuk menguji
pengungkapan di website perusahaan, sedangkan variasi variabel yang
digunakan meliputi: firm size, profitabilitas, leverage, pemegang saham
mayoritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, return
on aset dan pemegang saham mayoritas merupakan faktor penentu indeks
IFSR di Indonesia.
Dilling (2009) berusaha menguraikan jenis karakteristik
perusahaan yang mendukung pengungkapan sustainability report yang
berkualitas. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Variasi
variabel yang digunakan meliputi : lokasi , ukuran, corporate governance,
kinerja keuangan. Hasil penelitian mengatakan perusahaan-perusahaan
dengan karakteristik profitabilitas yang tinggi, bergerak di sektor
pertambangan, dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat
cenderung mengungkapkan sustainability report yang berkualitas.
Budisusetyo dan Almilia (2008) meneliti tentang kualitas isi
website utama terkait dengan pelaporan sustainability report pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah
metode content analysis pada item-item yang ada pada sustainability
reporting perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian
mengatakan masih rendahnya jumlah perusahaan yang mencantumkan
sustainability report-nya pada menu utama website perusahaan di
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Herzig, (2009) meneliti tentang pelaporan keberlanjutan dengan
dukungan internet dengan sampel DAX30 di Jerman. Metode yang
digunakan adalah dengan membandingkan pelaporan keberlanjutan dengan
dukungan internet pada DAX30, pertama mengacu pada penelitian Blanke
et al pada tahun 2004 dan 2007 dengan menggunakan content analysis
daris situs DAX30 dimana perusahaan menunjukan tren dalam
penggunaan dukungan potensi media khusus untuk pelaporan
keberlanjutan di internet. Kedua mengacu pada penelitian Ahsen et al
(2006) yang disajikan dan dibandingkan dengan media lain dengan
menggunakan media spesifik seperti mail based pada DAX30 yang
melampaui dari content analysis. Dan peneltian dari Ahsen (2006) yang
fokus pada analisis technical support oleh internet seperti customized
reporting dan company screening. Hasil dari penelitian tersebut
penggunaan internet dalam pelaporan keberlanjutan meningkat dari tahun
2004 sampai tahun 2007, dalam pelaporan keberlanjutan di internet
melalui website ada layanan download pelaporan keberlanjutan meskipun
sebagian besar dengan format PDF.
Adams (2006) melakukan penelitian mengenai kecenderungan
praktik perubahan pola manajemen yang diterapkan di dalam organisasi
dengan cara berkolaborasi bersama manajer untuk meningkatkan poin
accountability dan sustainability performance perusahaan. Metode yang
digunakan adalah action research (observasi dan interview). Hasil
penelitian menjelaskan bahwa kesuksesan peneliti membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
memperbaharui suatu posedur dalam memproduksi annual report yang
mencangkup di dalamnya pengungkapan sustainability report perusahaan.
Nugroho (2009) menganalisis narrative text atau analisis semiotik
pengungkapan CSR dalam sustainability report pada PT Aneka Tambang,
Tbk. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode
penelitian dilakukan dengan menggunakan dokumen perusahaan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa PT Antam telah melaporkan CSR-nya dalam
sustainability report dengan menggunakan format pelaporan GRI sebagai
pedomannya.
2.6 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Agar dapat lebih memahami variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian untuk menemukan faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sustainability reporting melalui website perusahaan, maka
dapat dibentuk suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2 Kerangka Teoritis
Leverage
Ukuran Perusahaan
Tipe Industri
Profitabilitas
Indeks Pengungkapan Sustainability
Reporting di website
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2.6.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Reporting di website perusahaan
Pertumbuhan dan kestabilan perusahaan bergantung dari
kesiapan tiap perusahaan dalam membentuk rantai nilai CSR-nya,
sehingga organisasi akan berusaha menumbuhkembangkan
pengalamannya dalam mendukung pencapaian pertumbuhan dan
kestabilan jangka panjang. IBM (dalam Dilling, 2009) mengatakan
manajer mengimplementasikan CSR ke dalam strategi-strategi
tujuannya dalam rangka mencapai sustainable growth. Salah satu
upaya yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
sustainable growth adalah dengan melalui pembuatan sustainability
report. Sustainability report digunakan perusahaan untuk
memberikan informasi-informasi terkait dengan praktik sosial
lingkungan. Pengungkapan laporan ini isinya juga termasuk
mengenai bagaimana praktik CSR yang telah dirancang dan
direalisasi oleh manajer. Umumnya, pengungkapan praktik CSR di
Indonesia dilakukan perusahaan bersamaan informasi yang lainnya
melalui annual report. Sedangkan, pelaporan sustainability
memiliki bentuk pelaporan tersendiri yang terpisah dengan annual
report. Kestabilan kinerja perusahaan sering kali dipasangkan
dengan pertumbuhan dan perilaku keberlanjutan (Danchev, 2006
dalam Widianto, 2011).
Semakin besar suatu perusahaan akan memunculkan
pengeluaran yang lebih besar dalam mewujudkan legitimasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
perusahaan, hal ini disebabkan karena perusahaan akan cenderung
mengungkapkan informasi yang lebih luas (Widianto, 2011).
Ukuran perusahaan adalah faktor dominan dalam pengungkapan
perusahaan, hasil dari penelitian utama menjelaskan ada hubungan
positif antara ukuran perusahaan dan level pengungkapan (Meek,
Roberts dan Gray, 1995; Zarzeski, 1996) dalam Almilia (2009).
Sustainability reporting merupakan bagian dari pengungkapan
perusahaan, penyampaian informasi tersebut dapat di lakukan oleh
perusahaan dengan berbagai media, diantara melalui website
perusahaan. Dari uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
H1 : Firm Size berpengaruh terhadap sustainability reporting di website
perusahaan.
2.6.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability
Reporting di website perusahaan
Pertumbuhan aktivitas sustainability reporting terus
meningkat sama halnya dengan pengungkapan CSR pada
perusahaan-perusahaan global. Hal ini disebabkan meningkatnya
ketertarikan para investor dan stakeholder yang lain pada isu CSR
(Holder-Webb (dalam Dilling, 2009)). Jumlah perusahaan yang
membuat sustainability report di Indonesia masih sedikit, hal ini
disebabkan oleh kecenderungan perusahaan-perusahaan di
Indonesia yang melakukan pengungkapan aktivitas sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
lingkungannya melalui program CSR dalam annual report.
Pengungkapan SR dilakukan, sebagai salah satu bentuk usaha
mewujudkan akuntabilitas perusahaan kepada para stakeholder-
nya.
Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang
baik, akan identik dengan upaya-upaya untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas. Luasnya pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan adalah upaya untuk memperoleh dukungan
dan mencari simpati para stakeholder-nya. Perusahaan dengan kinerja
yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dalam proses
pembentukan image yang sangat berpengaruh untuk mendapat
kepercayaan dari para stakeholder. Kinerja perusahaan yang baik,
dapat dicerminkan melalui tingkat profitabilitas yang akan diperoleh
dari waktu ke waktu. Laraswita (2010) dalam Widianto (2011)
menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan. Penemuan
lain dari penelitian ini bahwa karakteristik perusahaan seperti
leverage, profitabilitas dan internasionalisasi tidak menjelaskan
mengenai pemilihan penggunaan internet sebagai media untuk
pengungkapan laporan keuangan dan keberlanjutan perusahaan.
Vance (1975) menjelaskan adanya hubungan negatif antara
keterlibatan sosial dan profitabilitas, sedangkan penelitian Heinze
(1976) dan Bowman dan Haire (1975) menjelaskan adanya
hubungan positif antara keterlibatan sosial dan profitabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Almilia (2009) melaporkan bahwa profitabilitas sebagai faktor
penentu laporan sukarela di website perusahaan LQ-45 dan bank
yang go public. Dari uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
reporting di website di perusahaan
2.6.3. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability
Reporting di website perusahaan
Menurut Kasmir (2008), financial leverage menunjukkan
kemampuan perusahaan membayar hutang dengan kekayaan yang
dimilikinya. Perusahaan yang mempunyai proporsi hutang lebih
banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya
keagenan yang lebih besar, maka perusahaan dengan leverage yang
tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan
informasi krediturnya (Suripto, 1999 dalam Amalia, 2005) Teori
keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage
yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi,
karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti
itu lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin
besar kemungkinan melanggar perjanjian kredit sehingga
perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih
tinggi. Perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki
kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Sesuai
dengan teori, leverage perusahaan yang tinggi akan menginsentif
peningkatan pengungkapan sukarela ke level pengungkapan
perusahaan untuk beberapa stakeholder melalui laporan keuangan
tradisional dan media lain, termasuk internet financial dan
sustainability reporting (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Almilia,
2009). Penelitian Meek et al, (1995) dalam Almilia, (2009)
menunjukan hubungan signifikan negatif antara leverage dan
pengungkapan sukarela di negara Amerika, Inggris dan negara di
eropa. Dari uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
reporting di website perusahaan.
2.6.4 Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan Sustainability
Reporting di website perusahaan
Debreceny et al., (2002) menyatakan bahwa industri yang
kompleks dan menggunakan teknologi tinggi, dalam hal ini
manufaktur, mengalami perubahan yang cepat dalam hal teknologi
dan lingkungan bisnis. Untuk menghadapi perubahan-perubahan
tersebut, internet merupakan teknologi baru dalam pelaporan
keuangan dan pengembangan interaksi antara perusahaan dengan
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Xiao et al., (2004) berpendapat bahwa industri manufaktur
menggunakan new knowledge untuk mengadopsi inovasi pada
tingkat yang lebih canggih. Menurut Hackston & Milne, (1996)
dalam (Rinaldy, 2011) perusahaan yang termasuk dalam kategori
high profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensivitas
yang tinggi terhadap lingkungan, resiko politik yang tinggi, atau
persaingan yang ketat. Sementara Diekers dan Preston dalam
Rinaldy (2011) menyatakan bahwa industri high profile meliputi
perusahaan yang melakukan aktivitas ekonominya dengan
memodifikasi lingkungan, seperti industry ekstraktif dan lebih
sering untuk mengungkapkan informasi mengenai dampak
lingkungan mereka bila dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan yang berada di industri lain.. Cowen, et al. (1987);
Hackton & Milne dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa
perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan
memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial
karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan
mempengaruhi penjualan. Dengan teknologi yang semakin
berkembang, perusahaan dapat melaporkan keberlanjutan
perusahaan di website sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial
untuk meningkatkan image kepada stakeholder Dari uraian diatas,
maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H4 : Tipe Industri berpengaruh terhadap sustainability reporting di
website perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan peserta Indonesian
Sustainability Reporting Award tahun 2008-2010. Metode pemilihan
sampel dalam penelitian diambil secara purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel dari suatu populasi dengan tujuan tertentu, tujuan
yang dimaksud agar ukuran sampel yang diambil dapat mewakili seluruh
populasi, dimana sampel harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria yang
digunakan dapat berdasarkan pertimbangan tertentu dan quota tertentu,
(Jogiyanto, 2004).
1. Perusahaan peserta ISRA dari tahun 2008-2010 kecuali bangking,
credit agencies other bank, securities, insurence and real estate.
2. Perusahaan peserta ISRA yang mempunyai website resmi
perusahaan.
3. Perusahaan tersebut memuat data lengkap mengenai variabel yang
akan diteliti, yaitu variabel profitabilitas, leverage, ukuran
perusahaan, dan tipe industri.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka perusahaan
peserta ISRA yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 44
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas isi
pengungkapan sustainability reporting pada website perusahaan peserta
ISRA. Komponen isi (content) Sustainability Reporting perusahaan
digunakan item-item yang diterbitkan dalam www.junglerating.com
tahun 2005 yang terdiri dari 21 item yang sudah di modifikasi oleh
Almilia, 2009. Isi (content) Sustainability Reporting dalam kategori ini
meliputi komponen informasi nonkeuangan, dapat dilihat pada lampiran
1.
3.2.2 Variabel Independen
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan. Ukuran
perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui total aktiva perusahaan.
Total aktiva tersebut adalah dalam milyaran rupiah sehingga perlu
disederhanakan guna mendapatkan data yang lebih mudah untuk
dihitung. Total aktiva akan ditransformasi dalam bentuk logaritma
natural.
size = Log Natural (Total Aktiva)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba salam upaya meningkatkan nilai
pemegeang saham (Mamduh dan Abdul Halim (dalam Almilia, 2008)).
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return
On Asset (ROA). ROA diperoleh dengan cara membandingkan laba
setelah pajak (net operating after tax) terhadap total aktiva (assets)
Dalam penelitian ini menggunakan ROA disebabkan karena
beberapa alasan, yaitu : dapat digunakan untuk efisiensi tindakan yang
diambil oleh divisi, bersifat menyeluruh maksudnya jika perusahaan
telah menjalankan sistem akuntansinya dengan baik, maka berdasarkan
analisis ROA dapat diukur dari efisiensi penggunaan modal, produksi,
dan bagian penjualan, ROA dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam efisiensi penggunaan modal, dengan perusahaan
lainnya yang sejenis (Weston dan Copeland dalam Widianto, 2011).
c. Leverage
Leverage rasio merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi (Hadiningsih, 2007). Rasio
leverage dalam penelitian ini diukur dengan rumus :
d. Tipe Industri
Klasifikasi industri oleh banyak peneliti sifatnya sangat subyektif
dan berbeda-beda. Diekers & Perston (1977) dalam Hackston & Milne
(1996) mengatakan bahwa industri ekstraktif merupakan industri high
profile. Sedangkan Patten (1991) dalam Anggraeni, (2006)
mengelompokan industri pertambangan, kimia dan kehutanan sebagai
industri yang high profile. Tipe industri dalam penelitian ini
menggunakan variabel dummy untuk menentukan perusahaan dengan
high profile dengan low profile. Kriteria penentuan tipe industri
menggunakan pengelompokan menurut Roberts (1992), Preston (1977)
dan Patten (1991) dalam Hackston & Milne (1996) yang dikembangkan
oleh Anggraini (2006) dimana perusahaan perusahaan yang termasuk
dalam industri konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan,
perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman,
kertas, farmasi dan plastik sebagai industri yang high profile
Variabel dummy :
1 = perusahaan yang termasuk dalam industri high-profile
0 = perusahaan yang termasuk dalam industri yang low-profile
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3.3 Metode Analisis Data
Penelitian menggunakan statistik deskriptif dan pengujian
hipotesis. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS
release 16.
3.3.1 Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-
variabel dalam peneltian ini. Alat analisis yang digunakan adalah
rata-rata maksimal, minimal dan standar deviasi untuk
mendiskripsikan variabel penelitian.
3.3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Sebagai syarat pengujian regresi berganda
dilakukan uji asumsi klasik, uji model regresi, dan uji koefisien
regresi (Ghozali, 2009). Pemenuhan asumsi klasik dilakukan
dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
heterokedastisitas.
3.3.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data sudah memenuhi asumsi klasik. Hal ini
untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias ataupun
penyimpangan mengingat tidak semua data dapat diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.3.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. (Ghozali, 2009). Pengujian
normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One-
Sample Kolmogrov-Smirnov. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual bersdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uju statistik. Sebuah
variabel dikatakan terdistribusi dengan normal apabila hasil
pengujian menunjukkan nilai signifikansi diatas 5%.
3.3.3.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana
terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa variabel
independen dalam model regresi (Ghozali, 2009). Pengujian
ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
independen. Metode yang digunakan unuk mendiagnosa
adanya multicollinearity dilakukan dengan uji Varience
Inflation Factor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Jika VIF > 10, maka antar variabel bebas (independent
variabel) terjadi persoalan multikolinearitas. Dan jika nilai
tolerance value > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3.3.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penggangu pada peride t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Cara yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 1
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif
Tidak ditolak
Du < d < 4 − du
Sumber: Andriani, 2011
3.3.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak
konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menjadi meragukan. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Heterokedastisitas menggambarkan nilai hubungan
nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual
nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilihat dari pola gambar scatterplot
model. Dasar analisis heterokedastisitas (Ghozali, 2009):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
3.3.4 Uji Model Regresi (Goodness of Fit)
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual
dapat diukur dari goodness of fit-nya (Ghozali, 2009). Secara
statistic dapat diukur dengan:
3.3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
model dalam menerangkan variabel Independen. Tetapi,
karena R2 mengandung kelemahan mendasar dimana adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang
digunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai
adjusted R2 makin mendekati satu maka makin baik
kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
dependen dan sebaliknya.
3.3.4.2 Nilai F
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel Independen secara bersama – sama terhadap variabel
dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai
signifikansi F lebih dari 0,05 maka hipotesis tidak dapat
ditolak atau dengan α = 5% variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen. (Ghozali, 2009).
3.3.4.3 Nilai t
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang
signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Nilai T dalam penelitian ini menggunakan
tingkat signifikansi 5%. Variabel independen dikatakan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila
nilai sig (p-value) dibawah 5%. Melalui uji t maka kita akan
mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial
terhadap harga saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3.3.4.4 Uji Koefisien Regresi
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model persamaan regresi berganda untuk menguji
adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Model yang digunakan untuk menguji pengaruh
variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage dan
Tipe Industri terhadap pengungkapan Sustainability
Reporting di Website perusahaan dalam penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Indeks SR = α + β1 LNASET + β2 ROA + β3 LEV+ β4 TIPE + e
Indeks SR =Indeks pengungkapan Sustainability Reporting di Website
LNASET = Ukuran Perusahaan
ROA = Profitabilitas
LEV = Leverage
TIPE = Tipe Industri
α = Konstanta
β = koefisien regresi
e = kesalahan residual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta Indonesian
Sustainability Reporting Award dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2010. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling, yaitu metode penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Dari sejumlah 65 perusahaan peserta ISRA sebagai populasi
diperoleh sampel sebanyak 44 perusahaan dengan kriteria yang telah
dipaparkan pada bab III. Hasil dari penentuan sampel dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2 Hasil pengambilan sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan Jumlah perusahaan peserta ISRA tahun 2008-2010 65
Pengurangan sampel kriteria 1
(8) Peserta ISRA kecuali bangking, Credit Agencies other bank, securities, insurance and real estate.
Pengurangan sampel kriteria 2 (5) Perusahaan yang tidak mempunyai website
Pengurangan sampel kriteria 3 Perusahaan yang tidak menyajikan data secara lengkap (8) mengenai variabel yang akan diteliti jumlah sampel penelitian 44
Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4.1.1 Hasil analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan
gambaran atau deskriptif data yang digunakan dalam peneltian.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah ukuran perusahaan,
ROA, leverage, tipe industri serta pengungkapan Sustainability
reporting di website. Gambaran untuk sampel dengan variabel
ukuran perusahaan, ROA, leverage, tipe industri dan
Pengungkapan dapat dilihat pada tabel statistik deskriptif berikut
ini:
Tabel 3
Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
LNSIZE 44 23.351 33.441
2.99327E
1 .310160 2.057367
ROA 44 -.042 .584 .17003 .022923 .152057
LEV 44 .005 1.431 .68437 .069671 .462144
TIPE 44 0 1 .84 .056 .370
PENGUNGKAPA
N 44 .286 .714 .53463 .019575 .129848
Valid N (listwise) 44
Sumber: data sekunder diolah melalui spss16, 2011
Dari tabel diatas, variabel ROA menunjukan nilai minimum
sebesar (0,42)% di miliki oleh Perusahaan Listrik Negara dan nilai
maksimum sebesar 58,4 % dimiliki PT Medco Energi International.
ROA secara rata-rata diperoleh sebesar 0,17003 dengan standar
deviasi 0,152057 Variabel leverage memiliki nilai minimum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
sebesar 0,05% dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia dan
nilai maksimum sebesar 14,31% dimiliki PT Indosat Tbk.
Sedangkan rata-rata sebesar 0,68437 dan standar deviasi sebesar
0,462144.
Variabel ukuran perusahaan (lnsize) yang diukur
menggunakan nilai logaritma natural total aset menunjukan rata-
rata sebesar 2,993 dan standar deviasi 2,0573. Nilai minimum
sebesar 23,351 dimiliki oleh PT Jasa Marga dan nilai maksimum
sebesar 33,441 dimiliki oleh Perusahaan Listrik Negara.
Variabel Pengungkapan Sustainability Reporting di website
mempunyai nilai minimum sebesar 28,6% dimiliki oleh PT Astra
Agro Lestari dan nilai maksimum sebesar 71,4% dimiliki oleh
beberapa perusahaan diantaranya, PT Astra International, PT
Holcim dan PT Uniliever Indonesia. Sedangkan untuk rata-rata
pengungkapan SR di website sebesar 0,5343 atau sebesar 53,43%
dari kriteria pengungkapan di website menunjukan bahwa
perusahaan peserta ISRA belum memaksimalkan website sebagai
media pengungkapan SR. sedangkan nilai standar deviasi sebesar
0,1298.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4
Hasil Analisis Deskriptif Tipe Industri pada Perusahaan
Peserta Indonesia Sustainability Reporting Award
Jenis Jumlah Rata- Std. Perusahaan Perusahaan Minimum Maksimum rata Deviasi High Profile 37 0 1
0,84 0,374 Low Profile 7 0 1
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jumlah perusahaan high
profile jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perusahaan
low profile. Perusahaan high profile sebanyak 37 perusahaan, sedangkan
perusahaan yang low profile sebanyak 7 perusahaan. Untuk rata-rata
perusahaan yang high profile sebesar 84%, ini berarti perusahaan peserta
ISRA hampir semua perusahaan yang high profile.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan metode
regresi linear, diperlukan uji asumsi klasik atas model yang digunakan
untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini data yang digunakan tidak
terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
4.3.1 Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen,
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
residu atas persamaan model regresi yang digunakan dalam
penelitian. Hasil uji normalitas dapat dlihat dalam tabel 6 berikut
ini:
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Data
Unstandardized Residual
N 44
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .11731366
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .092
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .665
Asymp. Sig. (2-tailed) .768
a. Test distribution is Normal.
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS 16
Hasil uji normalitas seperti tersaji diatas menunjukkan
bahwa data penelitian telah terdistribusi normal yang dibuktikan
dengan asymp sig. sebesar 0,768 yang lebih besar dari tingkat
signifikansi penelitian 5%. Berdasarkan statistik yang dilakukan
bahwa dapat diketahui model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
4.3.2 Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang
baik tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Uji ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF diatas 10 sehingga data yang tidak terkena
multikolonieritas nilai toleransinya harus lebih dari 0,10 atau VIF
kurang dari 10. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa
dalam model-model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
tidak terjadi gejala multikolinieritas atau seluruh variabel dalam
model-model penelitian ini homokesdatisitas. Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS 16
4.3.3 Uji Autokorelasi
Pengujian menggunakan autokorelasi digunakan untuk
mendeteksi adanya korelasi internal diantara anggota – anggota
dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian
ruang dan waktu. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LNSIZE .939 1.064
ROA .974 1.027
LEV .927 1.078
TIPE .958 1.044
a. Dependent Variable: ABS_RESIDUAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dilihat dari nilai Durbin Watson. Hasil pengujian autokorelasi
menggunakan uji Durbin Watson dalam penelitian ini adalah:
Tabel 7
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .429a .184 .100 .123183 2.262
a. Predictors: (Constant), TIPE, ROA, LNSIZE, LEV
b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS 16
Nilai Durbin Watson pada out put SPSS diatas adalah 2.262. nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5%, jumlah sampel (n) = 44 dan jumlah variabel 4
sehingga di dapat dl = 1.136 dan nilai du = 1.720. oleh karena itu DW
2.262 > 1.720 dan < 2,28 (4 – 1.720) maka dapat disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi positif maupun negatif.
4.3.4 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Cara yang digunakan dalam
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
penelitian menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai
absolut residual terhadap variabel Gujarati, 2003 dalam (Ghozali,
2009). Di bawah ini ditunjukan tabel hasil uji Glejser:
Tabel 8
Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Glejser
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .080 .141 .571 .572
LNSIZE .001 .005 .029 .178 .860 .939 1.064
ROA -.005 .061 -.012 -.077 .939 .974 1.027
LEV -.023 .021 -.182 -1.117 .271 .927 1.078
TIPE .014 .025 .089 .555 .582 .958 1.044
a. Dependent Variable: ABS_RESIDUAL Sumber: data sekunder diolah dengan SPSS 16
Hasil tabel diatas menunjukan probabilitas signifikansinya diatas
tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi
diatas tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Cara lain untuk mendeteksi ada tidaknya heterokesdatisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scaterrplot. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2009) adalah
sebagai berikut:
(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokesdatisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
(2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokesdatisitas.
Hasil uji heterokesdatisitas melalui grafik scatterplot dapat dilihat
pada gambar 2 dibawah ini:
Gambar 3
Hasil Uji Heterokedastisitas : Grafik Scatter Plot
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16, 2011
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi pengungkapan berdasarkan
masukan variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage dan tipe industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Dari hasil output SPSS menunjukkan besarnya Adjusted R
square sebesar 0,100 hal ini berarti 10% variasi pengungkapan dapat
dijelaskan oleh variasi dari variabel independen Firm Size,
Profitabilitas, Leverage, Tipe. Sedangkan 90% dijelaskan oleh sebab
lain diluar model. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 1,23183
makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat
dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16, 2011
4.4.2 Hasil Uji F (F test)
Uji signifikansi-F dilakukan guna menentukan good of
fittest atau uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam
melakukan analisis hipotesis dalam penelitian. Kriteria yang
digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig.).
Peneliti menentukan probability value dalam pengujian ini sebesar
5% maka apabila probability value pengujian seluruh variabel
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .429a .184 .100 .123183 2.262
a. Predictors: (Constant), TIPE, ROA, LNSIZE, LEV
b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
independen lebih kecil dari 5% secara bersama – sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 10
Hasil Uji Signifikansi F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .133 4 .033 2.195 .087a
Residual .592 39 .015
Total .725 43
a. Predictors: (Constant), TIPE, ROA, LNSIZE, LEV
b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16, 2011
Dari uji ANOVA atau F test diatas menunjukan bahwa F hitung
sebesar 2,195 dengan probabilitas 0,087. Dengan demikian pada
tingkat signifikansi 5 % variabel independen secara bersama-sama
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
pada tingkat signifikansi 10 %.
4.4.3 Hasil Uji t (t test)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Uji t dilakukan untuk memeriksa lebih lanjut
manakah diantara ke empat variabel independen yang berpengaruh
signifikan terhadap luas pengungkapan sustainability reporting di
website perusahaan. Berdasakan penelitian ini, dari ke empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
variabel independen yang dimasukkan dalam model terdapat satu
variabel yang signifikan pada tingkat signifikansi 5 %, yaitu
variabel tipe industri sedangkan variabel Ukuran perusahaan
signifikan pada tingkat 10 %. Variabel profitabilitas yang diukur
dengan ROA dan variabel leverage tidak signifikan.
Tabel 11
Hasil Uji t
Variabel B t Sig. LNSIZE
ROA
LEV
TIPE
.019
-.130
-.023
.108
1.980
-1.039
-.548
2.083
.055**
.305
.587
.044*
a. Dependent Variable:PENGUNGKAPAN *signifikan pada level α=5%, ** signifikan pada level α=10%
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16, 2011
Berdasarkan hasil output SPSS yang terlampir, diperoleh
persamaan fungsi regresi linear berganda sebagai berikut :
PENGUNGKAPAN = - 0,077 + 0,19LNSIZE – 0,130ROA – 0,023LEV + 0,108 TIPE
4.5 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis pertama menguji pengaruh variabel firm size terhadap
pengungkapan SR di website. Hasil pengujian menyatakan bahwa tingkat
signifikansi sebesar 0,055, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima pada
tingkat signifikansi 10 % sehingga ukuran perusahaan berpengaruh positif
secara signifikan terhadap pengungkapan sustainability reporting di website
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Pada variabel profitabilitas (ROA) probabilitas signifikansi sebesar 0,305,
hal ini menunjukan bahwa probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05
maupun 0,1 sehingga H2 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan sustainability reporting di website perusahaan.
Probabilitas signifikansi pada variabel leverage sebesar 0,587 yang lebih
besar dari nilai signifikansi sebesar 0,1 dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak.
Hal ini menunjukan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan sustainability reporting di website perusahaan.
Pada variabel tipe industri (TIPE) terlihat probabilitas signifikansi sebesar
0,044. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa H4
diterima, sehingga tipe industri berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sustainability reporting di website perusahaan.
4.6 Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa hasil
penelitian. Hasil penelitian tersebut mnunjukkan bahwa firm size dan tipe
industri berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability reporting di
website perusahaan, akan tetapi variabel profitabilitas dan leverage tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability reporting di website
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
4.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan SR di
Website Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh variabel ukuran
perusahaan terhadap pengungkapan sustainability reporting di website
perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah F hitung = 2,195
dengan probabilitas 0,087 dan tingkat signifikansi sebesar 0,1 (0,086 <
0,1). Sedangkan dengan pengujian secara parsial menggunakan uji t
(T test) menunjukkan hasil sebesar 0,055 dengan tingkat signifikansi
0,1 (0,05 < 0,1). Hal ini berarti secara parsial ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability reporting di
website perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Almilia,
(2008) dan Almilia dan Sasongko (2009) jika nilai size perusahaan
meningkat maka akan berdampak pada kenaikan indeks Internet
Financial and Sustainability Reporting (IFSR) yang berfungsi untuk
mengukur pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan.
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka semakin baik tingkat
pengungkapan sukarela perusahaan.
Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh
pasar maupun publik secara umum sehingga mengungkapkan lebih
banyak informasi yang merupakan bagian dari upaya perusahaan
untuk mewujudkan akuntabilitas publik. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa perusahaan besar yang memiliki sistem pelaporan yang lebih
baik cenderung memiliki sumberdaya untuk menghasilkan informasi
dan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut lebih rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam
sistem pelaporan. Dengan menggunakan website, perusahaan dapat
dengan mudah meng-update website tersebut dengan kegiatan-
kegiatan pertanggungjawaban sosial, lingkungan dan ekonominya. Ini
sejalan dengan pendapat (Razeed, 2009) perusahaan besar mempunyai
kinerja ekonomi yang tinggi melihatkan tingginya level signifikansi
pengungkapan lingkungan di internet.
4.6.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability
Reporting di website Perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa profitabilitas
yang diproksikan dengan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sustainability reporting di website perusahaan. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Hackston & Milne, (1996) Sembiring
(2003) dan Anggraini, (2006) yang tidak berhasil menemukan
hubungan profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial
perusahaan. Ini berarti besar kecilnya profitabilitas tidak akan
mempengaruhi tingkat pengungkpan tanggung jawab sosial. Hasil ini
mungkin sesuai dengan pendapat Kokubu et al (2001) dalam
Sembiring (2003) yang menyatakan bahwa political visibility
perusahaan tergantung pada ukuran (size), bukannya pada
profitabilitasnya. Penelitian ini juga dengan sejalan penelitian Singhvi
dan Desai, (1997) dan Almilia, (2009) dimana tidak menemukan
hubungan positif antara profitabilitas dan kualitas pengungkapan pada
500 perusahaan besar di Amerika. Menurut Donovan dan Gibson,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
(2000) dalam Sulastini, (2007) dari sisi legitimisai, profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini didukung dengan argumentasi bahwa ketika
perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan
(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat
mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan,
sebaliknya pada tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para
pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan.
Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Almilia, (2008) yang menunjukkan bahwa profitabilitas yang
diproksikan dengan ROA berpengaruh positif dengan Internet
Financial and Sustainability Reporting (IFSR).
4.6.3 Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability
Reporting di Website Perusahaan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sustainability reporting di website
perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Andrikopoulus
dan Diakidis, (2007); Zeghal et al, (2007) dan Oyelere, (2003) dalam
Almilia, (2008) dimana tidak adanya asosiasi antara tingkat leverage
dan pengungkapan sukarela. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Meek et al, (1995) dalam Almilia, (2009) dimana ada
hubungan signifikan negatif antara leverage pengungkapan sukarela di
negara Amerika, Inggris dan negara di eropa. Hal ini mengindikasikan
bahwa tidak ada hubungan antara leverage dengan pengungkapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
sustainability reporting di website perusahaan. Tinggi atau rendahnya
tingkat leverage perusahaan tidak mempengaruhi manajemen dalam
mengungkapkan laporan keberlanjutan dalam website perusahaan.
Ten (2004) juga menemukan tidak adanya hubungan antara creditor
power yg di proksikan dengan rasio hutang terhadap modal dengan
pengungkapan lingkungan, dimana penjelasan yang memungkinkan
adalah di Malaysia tidak terdapat aturan mengenai ukuran kinerja
publik, sehingga kreditur tidak membutuhkan tipe pengungkapan ini
dari perusahaan. Oleh karena itu tidak ada tekanan untuk menyediakan
pengungkapan lingkungan kepada kreditor.
4.6.4 Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan Sustainability
Reporting di Website Perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tipe
industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability
reporting di website perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian
dari Anggraini, (2006) dimana tipe industri berpengaruh terhadap
kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial, hal ini
berarti bahwa industri yang high-profile yaitu industri yang memiliki
visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi
persaingan yang tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi
sosial yang lebih banyak dibandingkan industri yang low-profile.
selain itu juga, perusahaan yang high-profile lebih diawasi oleh
pemerintah dibandingkan perusahaan yang termasuk dalam industri
low-profile. Bonson dan Escobar (2002) juga menemukan hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
signifikan antara tipe industri dengan pengungkapan sukarela di
internet pada 300 European Union Companies dimana beberapa
sektor memerlukan beberapa informasi pengungkapan sukarela
(seperti informasi lingkungan di sektor industri dan utilitas) dalam
rangka meningkatkan image perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi luas pengungkapan sustainability reporting di website
perusahaan peserta Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA)
tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini menggunakan indeks
pengungkapan sustainability reporting sebanyak 21 item dari
www.junglerating.com yang dikembangkan oleh Almilia, (2008).
Berdasarkan hasil analisis terhadap 44 perusahaan sampel dalam penelitian
ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Firm Size berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan SR di
website perusahaan peserta ISRA. Semakin besar total aset
perusahaan, maka semakin besar mengungkapkan pelaporan
keberlanjutan dengan memanfaatkan website perusahaan. Dengan
demikian hipotesis 1 dalam penelitian ini yang menyatakan “ Firm
Size berpengaruh terhadap sustainability reporting di website
perusahaan” diterima.
2. Tidak terdapat pengaruh variabel profitabilitas yang diprosikan
dengan ROA terhadap pengungkapan sustainability reporting di
website perusahaan. Perusahaan dengan ROA yang tinggi belum tentu
mengungkapkan SR di website perusahaannya. Dengan demikian
hipotesis 2 dalam penelitian yang menyatakan “ Profitabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability reporting di
website perusahaan” di tolak.
3. Leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability reporting di website perusahaan. Besar kecilnya
leverage tidak berpengaruh positif maupun negatif terhadap
pengungkapan SR di website perusahaan. Dengan demikian hipotesis
3 dalam penelitian yang menyatakan “Leverage berpengaruh terhadap
sustainability reporting di website perusahaan” ditolak.
4. Tipe industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan SR di
website perusahaan. Hal ini dikarenakan industri yang langsung
berhubungan dengan masyarakat, eksplorasi alam merasa mempunyai
tanggung jawab terhadap stakeholder mengenai dampak usahanya
terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan
demikian hipotesis 4 dalam penelitian ini yang menyatakan “Tipe
industri berpengaruh terhadap sustainability reporting di website
perusahaan” diterima.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang
kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara lain:
1. Jumlah sampel yang sangat terbatas sehingga belum sepenuhnya
mencerminkan keadaan sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2. Screening website perusahaan di lakukan selama penelitian, sehingga
tidak mencerminkan tampilan atau konten menu website perusahaan
pada tahun-tahun sebelumnya.
3. Penelitian ini lebih fokus menganalisis faktor-faktor internal
perusahaan terhadap pengungkapan sustainability reporting di website
perusahaan.
4. Dalam penelitian ini, indeks pengungkapan sustainabilitas reporting
pada website perusahaan ditentukan atas dasar interpretasi peneliti
setelah manganalisis konten menu atau tampilan website perusahaan
yang diteliti. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan penilaian
antar perusahaan karena subyektifitas peneliti.
5.3 Saran
Dengan memperhatikan beberapa keterbatasan penelitian yang
telah disampaikan, maka dapat diberikan saran-saran untuk penelitian
selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel
penelitian yang melibatkan berbagai industri sehingga dapat
mencerminkan keadaan sebenarnya dan dapat mengetahui berbagai
industri yang memanfaatkan website perusahaan sebagai media
pengungkapan sustainability reporting.
2. Untuk melakukan screening konten menu atau tampilan website
perusahaan, peneliti membutuhkan waktu yang lama agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
mengetahui perubahan isi konten dari website perusahaan yang
menempatkan menu SR di sub menunya.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel
kondisi eksternal perusahaan yang diduga turut berpengaruh terhadap
pengungkapan SR, misalnya penetrasi internet dalam lingkungan
bisnis, kondisi perekonomian dan sebagainya.
4. Disarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan indeks
pengungkapan SR yang berbeda untuk meminimalisasi subyektifitas
peneliti dalam penilaian indeks pengungkapan SR di website
perusahaan.