9
PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN ISI SURAKARTA (LAYANAN AKSES TERBUKA) Oleh: R. Lalan Fuandara, SIP I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah menunjukan pengaruh yang luar biasa dalam sendi kehidupan manusia, terutama jaringan internet. Feret dan Marcinek (1999, dalam Joko Santoso) menyatakan bahwa pustakawan harus berjalan seirama dengan perkemnbangan teknologi. Pustakawan dalam memberikan informasi tidak lagi bersumber pada terbitan berbasis cetak, melainkan berbagai sumber informasi berbasis elektronis di WWW. Erlendsdottir (1997, dalam Joko Santoso) menyatakan pustakawan bukan lagi “penjaga” buku, melainkan penyedia informasi di segala situasi yang terus berubah dan di mana kebutuhan informasi berada secara cepat dan efektif. Jika kita tidak berubah, teknologi informasi akan mengubah tugas kita, ungkapnya. Oleh karena itu munculah konsep perpustakaan digital, yang mana koleksi dapat diakses lewat jaringan. Open Access atau dapat diterjemahkan sebagai Akses Bebas adalah sebuah fenomena masa kini yang berkaitan dengan dua hal: keberadaan teknologi digital dan akses ke artikel jurnal ilmiah dalam bentuk digital. Internet dan pembuatan artikel jurnal secara digital telah memungkinkan perluasan dan kemudahan akses, dan kenyataan inilah yang ikut melahirkan Open Access (disingkat OA), atau lebih tepatnya Gerakan OA (Open Access Movement). OA juga membebaskan hambatan akses yang biasanya muncul karena biaya (entah itu biaya berlangganan, biaya lisensi, atau membayar-setiap-melihat alias pay-per-view fees). Publikasi OA adalah terbitan yang dapat diakses secara bebas di

PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN ISI SURAKARTA

(LAYANAN AKSES TERBUKA)

Oleh: R. Lalan Fuandara, SIP

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah menunjukan pengaruh

yang luar biasa dalam sendi kehidupan manusia, terutama jaringan internet. Feret dan

Marcinek (1999, dalam Joko Santoso) menyatakan bahwa pustakawan harus berjalan

seirama dengan perkemnbangan teknologi. Pustakawan dalam memberikan informasi

tidak lagi bersumber pada terbitan berbasis cetak, melainkan berbagai sumber informasi

berbasis elektronis di WWW. Erlendsdottir (1997, dalam Joko Santoso) menyatakan

pustakawan bukan lagi “penjaga” buku, melainkan penyedia informasi di segala situasi

yang terus berubah dan di mana kebutuhan informasi berada secara cepat dan efektif. Jika

kita tidak berubah, teknologi informasi akan mengubah tugas kita, ungkapnya. Oleh

karena itu munculah konsep perpustakaan digital, yang mana koleksi dapat diakses lewat

jaringan.

Open Access atau dapat diterjemahkan sebagai Akses Bebas adalah sebuah

fenomena masa kini yang berkaitan dengan dua hal: keberadaan teknologi digital dan

akses ke artikel jurnal ilmiah dalam bentuk digital. Internet dan pembuatan artikel jurnal

secara digital telah memungkinkan perluasan dan kemudahan akses, dan kenyataan inilah

yang ikut melahirkan Open Access (disingkat OA), atau lebih tepatnya Gerakan OA

(Open Access Movement). OA juga membebaskan hambatan akses yang biasanya muncul

karena biaya (entah itu biaya berlangganan, biaya lisensi, atau membayar-setiap-melihat

alias pay-per-view fees). Publikasi OA adalah terbitan yang dapat diakses secara bebas di

Page 2: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

Internet dan orang dapat mengkopi, men-download, dan mendistribusikan untuk

kepentingan legal. (Ida Fajar Prianto, 2015)

Ada dua prasyarat sebuah karya dapat dikatakan sebagai sebuah “open access

publication” sebagaimana dinyatakan di Berlin Declaration on Open Access to

Knowledge in the Science and Humanities (Berlin Declaration, 2003), yaitu:

1) Pengarang atau pemegang hak atas karangan itu harus memberikan kepada

para pembacanya hak akses kepada karyanya yang bersifat bebas-bea, tak

dapat diubah (irrevocable), dan global (worldwide), termasuk izin membuat

salinan, menggunakan, membagikan, menyebarkan, dan menampilkannya

kepada umum, serta membuat dan menyebarkan karya turunan (derivative)

dalam segala bentuk digital untuk tujuan-tujuan yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dengan memperhatikan penghargaan kepada

pengarang aslinya. Hak akses ini juga memungkinkan pembuatan versi cetak

dalam jumlah seperlunya untuk penggunaan pribadi.

2) Versi lengkap dari sebuah karya, dan semua materi tambahannya, termasuk

salinan dari pernyataan pemberian hak di atas, harus diserahkan (dan dengan

demikian siap dipublikasikan) kepada setidaknya atu online repository yang

didukung dan dirawat oleh sebuah institusi akademik, himpunan

cendekiawan, badan pemerintah, atau organisasi lainnya yang sudah mapan

dan yang selalu mengupayakan keterbukaan akses, distribusi yang tak

terbatas, interoperability, dan pengarsipan jangka panjang.

Secara sederhana arti dari repositori adalah tempat penyimpanan. Dalam konteks

kepustakawanan repositori adalah suatu tempat dimana dokumen, informasi atau data

Page 3: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

disimpan, dipelihara dan didigunakan. Ada 4 (empat) macam repository: (1) the subject-

based repository, (2) research repository, (3) national repository system, & (4)

institutional repository”

Institutional Repositori merupakan koleksi unik yang dihasilkan oleh masyarakat

universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahan ajar atau karya

intelektual lainnya. Repositori institusi: A computer server that stores an institution’s

digital products of knowledge and offers them online for free (Parker, 2007 dalam Ida

Fajar Prianto, 2015).

Repositori sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan digital yang dihasilkan oleh

suatu institusi perguruan tinggi berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi dalam

pengelolaan sumberdaya informasi di perpustakaan. Berbagai sumberdaya informasi

berbasis kertas (paperbased), yang selama ini merupakan primadona perpustakaan

tradisional, sekarang telah banyak tersedia dalam format digital.

II. STRATEGI PENGEMBANGAN

1. Membangun Program Otomasi

Sistem pengelolaan otomasi di perpustakaan ISI Surakarta sebenarnya sudah

dilakukan sejak tahun 2006 dengan progam “Dewa Pustaka” karena program otomasi

ini tidak bias berkembang, dalam hal ini adalah untuk pengelolaan repository

institusi, maka pada tahun 2012 diputuskan untuk membuat program otomasi yang

baru, yaitu Sigilib. Program otomasi Sigilib mulai digunakan tahun 2013 dan masih

dalam taraf uji coba, program otomasi Sigilib terus dikembangkan agar lebih

sempurna dan kini program otomasi sigilib sudah dapat mengelola repository

Page 4: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

institusi, berupa akses karya ilmiah (skripsi, tesis, desertasi, laporan penelitian) dan

akses koleksi audio visual.

2. Digitalisasi

Kegiatan digitalisasi karya ilmiah diadakan pada tahun 2010 dan menghasilkan 500

karya ilmiah yang berhasil di scan. Kemudian sejak itu setiap mahasiswa yang akan

wisuda harus menyerahkan soft copy karya ilmiahnya.

3. Pelatihan Digitalisasi

Pelatihan digitalisasi diadakan oleh Perpustakaan ISI Surakarta pada tanggal 19-20

Agustus 2015.

4. Dasar Hukum

Telah diterbitkannya SK Rektor ISI Surakarta Nomor: 7130/IT6.1/PL/2014 Tentang

Publikasi Karya Institut Seni Indonesia Surakarta

III. PENGELOLAAN REPOSITORI DI PERPUSTAKAAN ISI SURAKARTA

Pengelolaan repository di perpustakaan ISI Surakarta dibedakan dua macam, yaitu: karya

ilmiah (skripsi, tesis, desertasi) dan koleksi audio-visual

1. Pengelolaan Karya Ilmiah

Tahapan pengelolaannya:

1) Mengolah soft copy karya ilmiah dalam bentuk pdf (jika belum berbentuk

format pdf)

2) Membuat bookmark, watermark pada file pdf tersebut, caranya dengan

menggunakan software Adobe Acrobat

Page 5: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

Contoh pemberian bookmark pada file pdf

Contoh pemberian watermark pada file pdf

Page 6: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

3) Unggah ke program Sigilib

a. Pilih menu “Karya Ilmiah”

b. Pilih sub menu input data

c. Isi data pada lembar kerja

Page 7: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

Setelah di isi, kemudian unggah file pdf, klik Browse

2. Pengelolaan Koleksi Audio-Visual

Pilih menu Multimedia, klik Audio untuk unggah file Audio, klik video untuk unggah

file video

Page 8: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

Kemudian klik + Tambah

Isi semua data diatas, kemudian embed file audio-video ke worksheet “berkas”

(embed file dari http://video.isi-ska.ac.id)

Page 9: PENGELOLAAN REPOSITORI INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN … · universitas berupa laporan teknis, skripsi, thesis, disertasi, bahanajar atau karya ... Membuat bookmark, watermark pada file

IV. DAFTAR PUSTAKA

Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and Humanities. situs

http://openaccess.mpg.de/Berlin-Declaration. diakses tanggal 8 September 2015, jam 13.29

Fajar Prianto, Ida. Kesiapan pustakawan membangun repository akses terbuka (Open Access). Artikel seminar UAJY, 2015

Jonner Hasugian. Internal Repository pada Perguruan Tinggi. Situs

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39750/1/Repositori%20Institusi%20Perguruan%20Tinggi.pdf. Diakses pada tanggal 8 September 2015, jam 13.39

Pendit, Putu Laxman. Open Access dan Kepustakawanan Indonesia. situs

http://www3.petra.ac.id/library/upload.php?act=get&id=66. Diakses pada tanggal 8 September 2015, jam 11.09

Santoso, Joko, http://eprints.rclis.org/10286/1/jsantoso-perp-digital.pdf. diakses tanggal 8

September 2015, jam 8.44 Sutedjo, Mansur. Strategi Pengembangan Repository Perpustakaan ITS. Situs

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-23094-Strategi%20Pengembangan%20ITS%20Repository-1.pdf. Dikases pada tanggal 8 September 2015, jam 09.14

http://torisudiro.blogspot.com/2013/06/pengertian-tentang-open-access-dan.html. diakses

tanggal 8 September 2015, jam 9.45 http://perpustakaan.uajy.ac.id/2015/07/29/seminar-nasional-institutional-repository-

keterbukaan-informasi-dan-tantangan-implementasinya/ Diakses pada tanggal 8 September 2015, jam 13.32