Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI
TRIGONOMETRI KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
ARTIKEL
Oleh
M HABIBIE RAHMAN NPM 4013046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU) 2017
2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA MATERI
TRIGONOMETRI KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
M Habibie Rahman1 Maria Luthfiana 2, Yufitri Yanto 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pokok bahasan trigonometri untuk SMA kelas X sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas lembar kerja siswa yang dikembangkan dari aspek kevalidan, dan kepraktisan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model pengembangan Dick and Carey. Penelitian ini menghasilkan lembar kerja siswa dengan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia pada pokok bahasan Trigonometri untuk SMA kelas X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dengan rata-rata skor 2,97. Berdasarkan pada hasil pengisian angket respon siswa dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki kriteria praktis dalam penggunaannya dengan rata-rata skor 3,32.
Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, PMRI, Trigonometri.
PENDAHULUAN Permendiknas RI Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) Mata Pelajaran Matematika menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau. 2&3Dosen Prodi Pendidikan Matemaatika
3
memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dengan menggunakan kurikulum baru maka SMA Negeri 1 Lubuklinggau berupaya mengadakan pelatihan terhadap guru yang ada di SMA Negeri 1 Lubuklinggau untuk mencapai tujuan kurikulum 2013 (K13). Meskipun SMA Negeri 1 Lubuklinggau telah melakukan pelatihan masih terdapat kekurangan-kekurangan untuk mencapai tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran matematika seperti bahan ajar yang belum sesuai dengan kurikulum, dan lain sebagainya. Sehingga masih perlunya pengembangan suatu bahan ajar untuk kurikulum 2013.
Pariska (2012) mengemukakan “penggunaan LKS dapat mendorong partisipasi peserta didik dan mampu mengoptimalkan pembelajaran matematika di kelas”. Hal ini sejalan dengan Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang standar penilaian. Standar penilaian yang dimaksud dalam Permendikbud adalah penilaian kompetensi sikap, penilaian kompetensi pengetahuan, dan penilaian kompetensi keterampilan. Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan yang sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life). Untuk mempermudah guru dalam melakukan proses penilaian keterapilan maka dibutuhkan LKS yang sesuai dengan standar penilaian yang tercantum dalam kurikulum 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika terdapat kendala dalam proses pembelajaran. Kendala pertama adalah belum tersedianya LKS yang mendukung ketercapaian tujuan dari pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum 2013. LKS yang ada saat ini hanya terdapat kumpulan-kumpulan soal dan sedikit materi yang terdapat di dalamnya sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi dan menyelesaikan soal-soal tersebut. Kendala yang kedua adalah materi trigonometri yang sering menjadi kesulitan dan momok bagi siswa di SMA Negeri 1 Lubuklinggau. Kesulitan tersebut dikarenakan banyaknya rumus-rumus yang harus diketahui dan dihafal oleh siswa, selain itu siwa memerlukan strategi dalam menyelesaikan persoalan trigonometri. Aryani (2017) menyatakan dalam pembelajaran trigonometri, siswa tidak hanya
4
ditekankan pada pengetahuan faktual dan keterampilan prosedural saja, namun dibutuhkan kemampuan siswa menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat yang dapat membuat belajar siswa lebih bermakna. Untuk menunjang pembelajaran yang bermakna dibutuhkan pendekatan yang berkaitan dengan pengalaman dan kehidupan siswa sehari-hari. Pendekatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari adalah Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Berdasarkan kendala-kendala di atas maka peneliti menawarkan solusi berupa lembar kerja siswa dengan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) pada materi Trigonometri. PMRI atau yang lebih dikenal dengan Realistic Mathematic Education (RME) pada awalnya dikembangkan di Belanda sekitar tahun 1973. Becher & Selter (dalam Wahyu Widada, 2002:138) mengemukakan bahwa “pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) telah terbukti berhasil merangsang penalaran dan kegiatan berpikir siswa dan telah mempengaruhi pembelajaran matematika di berbagai negara”. Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan, matematika merupakan aktifitas manusia, dan banyak berhubungan dengan realita.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti mengambil judul Pengembangan LKS dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada
Materi Trigonometri Kelas X di SMA Negeri 1 Lubuklinggau.
DASAR TEORI Berikut ini adalah beberapa deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa teori digunakan dalam penelitian ini adalah:
Pembelajaran adalah sutu proses interaksi peserta didik dengan pendidik (guru), peserta didik dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan komponen sumber belajar yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Konsep desain sistem pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu LKS menggunakan pendekatan matematika realistik Indonesia. model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir sebagai bentuk representasi realitas yang akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Mayer (dalam Trianto, 2011:21) menyatakan “model dimaknakan sebagai suatu objek suatu konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal”. “Model juga di artikan sebagai pola yang menjadi contoh dan acuan” (Wiyani, 2013:35). Menurut Rahman (2013:197) “Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi”
5
Melakukan pengembangan sistem pembelajaran memerlukan model yang sesuai dengan apa yang akan dikembangkan, model model dalam sistem pembelajaran sangat beragam seperti, model ASSURE, model Jerold E. Kemp, model ADDIE, model Dick & Carey, model pengembangan Intruksional (MPI), dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini penulis memilih model pengembangan Dick & Carey.
Perencanaan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam Setyosari, 2015:284), menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Dalam model pendekatan yang dirancang dan dikembangkan oleh Dick & Carey terdiri dari sepuluh langkah, kesepuluh langkah tersebut adalah: 1) Analisis Kebutuhan dan Tujuan, 2) Analisis Pembelajaran, 3)Analisis Pembelajar (Siswa) dan Konteks, 4) Merumuskan Tujuan Performasi atau Unjuk Kerja, 5) Mengembangkan Instrumen atau Alat Tes, 6) Mengembangkan Strategi Pembelajaran, 7) Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran, 8) Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif, 9) Melakukan Revisi, 10) Melakukan evaluasi sumatif.
Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, tugas, petunjuk pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan siswa sesuai
dengan indikator yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang menekankan pada sesuatu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dibayangkan oleh siswa sehingga matematika sebagai bagian dari kegiatan manusia. Menurut Traffers (dalam Wijaya 2012:21) merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain bahan pembelajaran yaitu sebagai berikut:1) Penggunaan konteks, 2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif, 3) Pemanfaatan hasil kontruksi siswa, 4) Interaktivitas, 5) Keterkaitan. untuk mengatasi keterbatasan waktu dan kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar, maka desain pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Dick and Carey sampai langkah kedelapan yaitu evaluasi formatif.
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2015:30) penelitian pengembangan (Research and Development) yaitu cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar dengan pendekatan PMRI
6
berupa LKS pada materi Trigonometri khususnya KD 4.7 dan 4.8. Desain dan pengembangan bahan ajar menggunakan model pengembangan Dick and Carey.
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar pada penelitian ini terintegrasi dalam tahapan model pengembangan Dick and Carey, yaitu: 1) Analisis Kebutuhan dan Tujuan, 2) Analisis Pembelajaran, 3)Analisis Pembelajar (Siswa) dan Konteks, 4) Merumuskan Tujuan Performasi atau Unjuk Kerja, 5) Mengembangkan Instrumen atau Alat Tes, 6) Mengembangkan Strategi Pembelajaran, 7) Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran, 8) Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif, 9) Melakukan Revisi, 10) Melakukan evaluasi sumatif. Dalam evaluasi formatif langkah-langkah yang dilakukan adalah uji coba perorangan (One to One Trying Out), uji coba kelompok kecil (Small Group Tryout) dan Uji Coba Lapangan (Field Tryout).
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, dan wawancara. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data wawancara, dan analisis data angket.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengembangan LKS dengan Pendekatan Pendidikan Metematika Realistik Indonesia dilakukan dengan
9 tahapan, yaitu 1) Analisis Kebutuhan dan Tujuan, 2) Analisis Pembelajaran, 3)Analisis Pembelajar (Siswa) dan Konteks, 4) Merumuskan Tujuan Performasi atau Unjuk Kerja, 5) Mengembangkan Instrumen atau Alat Tes, 6) Mengembangkan Strategi Pembelajaran, 7) Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran, 8) Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif, 9) Melakukan Revisi. Tahap-tahap tersebut dilakukan untuk menghasilkan LKS dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia yang valid dan praktis.
1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan Dalam tahap ini diperoleh
hasil berupa Analisis Kurikulum Matematika kelompok wajib pada materi Trigonometri untuk SMA kelas X yang mengacu pada kurikulum 2013 yang meliputi identifikasi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar yang digunakan. Selain hasil analisis kurikulum dalam tahap ini peneliti menemukan kesenjangan antara keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata, kesenjangan ini di peroleh dari hasil wawancara dengan guru matapelajaran matematika di SMA Negeri 1 Lubuklinggau yaitu belum terfasilitasinya bahan ajar berupa lembar kerja siswa yang mencangkup tujuan pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013. Hasil wawancara dengan guru matematika SMA Negeri 1
7
Lubuklinggau terdapat pada lampiran A halaman 80. Dari kesenjangan tersebut peneliti menawarkan solusi berupa pengembangan lembar kerja siswa dengan pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia.
2. Analisis Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan tujuan maka diproleh rancangan lembar kerja siswa dengan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia.
3. Analisis Siswa. Pada tahap ini diperoleh hasil
analisis karakteristik siswa, pada analisis karakteristik siswa yang dianalisis adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau sebagai pengguna LKS yang dikembangan. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru matematika SMA Negeri 1 Lubuklinggau. Berikut merupakan hasil analisis karakteristik siswa:
a) Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMA Negeri 1 Lubuklinggau Bapak Parimin, M.Pd. didapatkan informasi bahwa pada dasarnya siswa kelas X sudah mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat abstrak, akan tetapi dalam hal trigonometri siswa masih menemukan banyak kesulitan terutama dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari. b) Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa siswa kelas X
sudah mampu menyelesaikan permasalahan matematika baik yang bersifat nyata ataupun abstrak dalam trigonometri. Walaupun begitu, siswa masih memerlukan bantuan ataupun bimbingan dari guru untuk memahaminya materi yang dipelajari.
Berdasarkan analisis karakteristik siswa di atas, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa LKS dengan pendekatan pendidikam matematika realisik Indonesia untuk membantu dan memotivasi siswa dalam belajar trigonometri.
4. Merumuskan Tujuan Performasi atau Unjuk Kerja Setelah mendapatkan hasil
dari analisis kebutuhan dan karakteristik siswa peneliti merumuskan tujuan pembelajaran. Pada tahap ini didapatkan hasil berupa rumusan tujuan pembelajaran dari indikator pencapaian kompetensi yang telah dikembangkan sebelumnya. Tujuan perumusunan tujuan pembelajaran ini adalah untuk melihat perubahan perilaku siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada pokok bahasan trigonometri.
5. Mengembangkan Instrumen Instrumen penilaian kualitas
LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen penilaian LKS, angket respon siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan RPP. Ketiga instrumen ini di adaptasi dari peneliti terdahulu dan telah
8
dinyatakan valid serta layak digunakan untuk pengambilan data dengan revisi pada beberapa pernyataan. Penjelasan dari pembuatan ketiga macam instrumen tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Instrumen penilaian LKS Pembuatan instrumen
penilaian LKS mengacu pada kriteria bahan ajar yang baik menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Instrumen ini terdiri dari tiga macam, yaitu instrumen penilaian bahan ajar oleh ahli materi, instrumen penilaian bahan ajar oleh ahli media, dan instrumen penilaian bahan ajar oleh ahli bahasa. Ketiga instrumen tersebut berupa angket dengan skala Likert terdiri dari 66 pernyataan dengan 4 alternatif jawaban, yaitu 1, 2, 3, dan 4. Angka-angka tersebut berturut-turut menyatakan Sangat Kurang, Kurang, Baik, dan Sangat Baik. Instrumen tersebut digunakan untuk menilai kualitas bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan komponen kelayakan isi, kelayakan penyajian, penilaian PMRI, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Berikut ini merupakan penjelasan dari kelima kriteria penilaian LKS dalam penelitian ini. a) Aspek kelayakan bahasa
menurut BSNP Komponen penilaian
kelayakan bahasa menurut BSNP terdiri dari 14 butir pernyataan yang terbagi menjadi 5 indikator penilaian. Kelima indikator tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Rincian Aspek Penilaian Komponen Kelayakan Bahasa.
No Indikator Penilaian
Banyaknya Butir
pernyataan
1 Lugas 3
2 Komunikatif 1
3 Dialogis dan interaktif
1
4 Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
3
5 Kesesuaian dengan kaidah bahasa
6
Total 14
b) Kelayakan isi Pada lembar instrumen
penilaian bahan ajar, komponen kelayakan isi terdiri dari 11 butir pernyataan yang terbagi menjadi 4 indikator penilaian. Keempat indikator tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Rincian Aspek Penilaian Komponen
Kelayakan Isi. No Indikator Penilaian Banyaknya
Butir pernyataan
1 Kesesuaian Materi dengan KD
3
2 Keakuratan Materi 4
3 Kemutakhiran Materi
2
4 Mendorong Keingin Tahuan
2
Total 11
c) Kelayakan penyajian Komponen kelayakan
penyajian terdiri dari 7 butir pernyataan yang terbagi menjadi 3 indikator penilaian.
9
Ketiga indikator tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Rincian Aspek Penilaian
Komponen Kelayakan Penyajian.
No Indikator Penilaian
Banyaknya Butir
pernyataan
1 Teknik penyajian
1
2 Pendukung penyajian
5
3 Penyajian pembelajaran
1
Total 7
d) Aspek penilaian PMRI Komponen penilaian
PMRI terdiri dari 7 butir pernyataan yang terbagi menjadi 2 indikator penilaian. Kedua indikator tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Rincian Aspek Penilaian PMRI.
No Indikator Penilaian
Banyaknya Butir pernyataan
1 Hakikat PMRI 2
2 Komponen PMRI
5
Total 7
e) Aspek kelayakan kegrafikan menurut BSNP
Komponen penilaian kelayakan kegrafikan menurut BSNP terdiri dari 27 butir pernyataan yang terbagi menjadi 3 indikator penilaian. Ketiga indikator tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Rincian Aspek Penilaian Komponen Kelayakan
Kegrafikan. No Indikator Penilaian Banyaknya
Butir pernyataan
1 Ukuran LKS 2
2 Desain sampul LKS (Cover)
7
3 Desain isi LKS 18
Total 27
2) Angket respon siswa Pembuatan angket respon
siswa tidak terlepas dengan instrumen penilaian LKS yang telah dibuat. Angket respon siswa terdiri dari 20 pernyataan yang mengacu pada 4 komponen dasar dalam instrumen penilaian bahan ajar yaitu komponen isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan. Seperti halnya instrumen penilaian bahan ajar, angket respon siswa yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
3) Lembar observasi keterlaksanaan RPP
Pembuatan observasi keterlaksanaan RPP tidak terlepas dari langkah langkah pembelajaran yang terdapat dalam RPP yang telah dibuat. Lembar observasi keterlaksanaan RPP terdiri dari 15 aspek yang diamati. 15 aspek , tersebut terdiri dari 3 kegiatan yaitu pembuka, inti dan penutup. Lembar observasi keterlaksanaan RPP yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Bentuk dan isi Lembar observasi keterlaksanaan RPP
10
terdapat pada lampiran B halaman 111.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Dalam tahap ini peneliti
menetapkan strategi pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan instruksional khusus. Strategi pembelajaran yang dirancang dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia.
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran. Setelah melewati 6 tahap
sebelumnya tahapan ini merupakan tahapan nyata yang dilakukan peneliti. Peneliti mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa bahan cetak yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Peta kebutuhan LKS disusun untuk menentukan jumlah dan urutan LKS yang berdasarkan pada Kompetensi Dasar serta indikator pencapaian materi dengan memperhatikan materi prasyarat sesuai dengan LKS yang akan ditulis. Tahap penyusunan LKS terdiri dari Judul LKS dan Penulisan LKS.
8. Merancang dan Melakukan
Evaluasi Formatif Pada tahap ini LKS yang telah
disusun berdasarkan rancangan awal pada tahap sebelumnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Masukan-masukan dari dosen pembimbing terhadap
rancangan awal perangkat pembelajaran digunakan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan yang kemudian akan divalidasi oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa. Validasi ini digunakan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan perangkat pembelajaran sebelum dilakukannya uji coba. Hasil validasi kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti sesuai masukan ahli materi, ahli bahasa serta ahli media sehingga didapatkan rancangan perangkat pembelajaran yang baru.
Setelah itu, rancangan perangkat pembelajaran yang baru tersebut diujicobakan kepada kelompok kecil (Small Group Tryout) oleh 5 orang siswa SMA Negeri 1 Lubuklinggau. Hasil penilaian oleh siswa SMA Negeri 1 Lubuklinggau kemudian dianalisis dan dijadikan acuan untuk memperbaiki LKS matematika sebelum dilakukannya uji coba lapangan (Field Tryout). a. Validasi Awal LKS dengan Ahli
Evaluasi LKS dengan para ahli dilakukan untuk menyempurnakan LKS yang dikembangkan dari segi materi, bahasa, dan media. Sebagai ahli materi ditunjuk seorang dosen pendidikan matematika STKIP PGRI Lubuklinggau yaitu Bapak Idul Adha, M.Pd. sebagai ahli bahasa ditunjuk dosen pendidikan bahasa Indonesia sekaligus Kepala Bidang Akademik STKIP PGRI Lubuklinggau Ibu Dr. Yohana Satinem, M.Pd. sedangkan untuk ahli media ditunjuk seorang dosen pendidikan matematika spesialis teknologi pendidikan yaitu Bapak Dodik Mulyono, M.Pd. Ketiga
11
validator ditunjuk melalui rekomendasi untuk memberikan penilaian dan saran terhadap LKS yang peneliti kembangkan. Instrumen penilaian dan saran yang digunakan adalah angket. Selanjutnya, hasil penilaian dan saran digunakan untuk revisi LKS.
1) Ahli Bahasa
Ahli bahasa Ibu Dr. Yohana Satinem, M.Pd. melakukan evaluasi kelayakan bahasa menurut BSNP, dengan indikator peniaian yaitu, lugas, komunikatif, dialogis dan interaktif, kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, serta kesesuaian dengan kaidah bahasa melalui angket terbuka. Dalam angket validasi ahli bahasa terdapat 14 butir pernyataan. Angket yang telah diisi oleh ahli bahasa, selanjutnya dianalisis tingkat kevalidannya. Hasil analisis kevalidan ahli bahasa disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Validasi LKS Ahli Bahasa
No Indikator Nilai
Maksimum
Nilai yang
diperoleh
1 Lugas 12 11
2 Komunikatif 4 3
3 Dialogis dan interaktif
4 3
4
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
12 9
5 Kesesuaian dengan kaidah bahasa
24 19
Jumlah 56 45
Rata-rata Skor 3,21
Kriteria Valid
Berdasarkan pada tabel
penilaian LKS oleh ahli bahasa di atas dapat diketahui bahwa LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan valid dan layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran. Adapun saran yang diberikan ahli bahasa adalah: “Ok, layak untuk dikembangkan”. 2) Ahli Materi
Ahli materi Bapak Idul Adha, M.Pd. melakukan evaluasi kelayakan isi, kelayakan penyajian dan aspek penilaian PMRI melalui angket terbuka. Terdapat 25 butir pernyataan yang dapat dikelompokkan dalam 9 indikator. Angket yang telah diisi oleh ahli materi, selanjutnya dianalisis tingkat kevalidannya. Hasil analisis kevalidan ahli materi disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Hasil Validasi LKS Ahli Materi
No Indikator Nilai
Maksimum Nilai yang diperoleh
1 Kesesuaian materi dengan KD
12 7
2 Keakuratan materi
16 12
3 Kenutakhiran materi
8 6
4 Mendorong keingin tahuan
8 4
5 Tehnik penyajian
4 3
6 Pendukung penyajian
20 15
7 Penyajian 4 3
12
pembelajaran
8 Hakikat PMRI 8 5
9 Komponen PMRI
20 12
Jumlah 100 67
Rata-rata Skor 2,68
Kriteria Cukup Valid
Berdasarkan pada tabel
penilaian LKS oleh ahli materi di atas dapat diketahui bahwa LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria cukup valid pada semua aspek. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan cukup valid dan layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran. Adapun saran yang diberikan ahli materi adalah: 1) Tambahkan Iceberg, 2) Tuliskan tujuan pembelajaran pada awal bagian LKS, 3) arahkan setiap permasalahan yang diselesaikan harus mengarah pada ciri khas PMRI. 3) Ahli Media
Ahli media Bapak Dodik Mulyono M.Pd melakukan evaluasi kelayakan media menurut BSNP, dengan indikator peniaian yaitu, ukuran LKS, desain sampul (Cover), desain isi LKS melalui angket terbuka. Dalam angket validasi ahli media terdapat 27 butir pernyataan. Angket yang telah diisi oleh ahli media, selanjutnya dianalisis tingkat kevalidannya. Hasil analisis kevalidan ahli media disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Hasil Validasi LKS Ahli Media
No
Indikator
Nilai Maksimu
m
Nilai yang
diperoleh
1 Ukuran LKS
8 7
2
Desain sampul LKS (cover)
28 21
3 Desain isi LKS
72 54
Jumlah 108 82
Rata-rata skor 3,04
Kriteria Valid
Berdasarkan pada tabel
penilaian LKS oleh ahli media di atas dapat diketahui bahwa LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan valid dan layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran. Adapun saran yang diberikan ahli media adalah: 1) Perumusan TIK menggunakan format ABCD, 2) Kombinasi warnanya diperhatikan (keterbacaan), 3) Peta konsepnya buat alur (tanda panah). Hasil revisi di bahas pada poin 9 melakukan revisi
Dari hasil perhitungan skor ketiga ahli didapatkan rata-rata skor kevalidan sebesar 2,97.
2. Uji Coba Kelompok Kecil (Small group Tryout) Pelaksanaan Uji coba
kelompok kecil pada tanggal 11 September 2017. Sebelum diberi angket lima orang siswa terlebih dahulu diminta untuk mempelajari secara mandiri LKS yang diberikan dalam 30 menit. Setelah itu, masing masing siswa diberi angket dengan 20 butir pernyataan. Siswa dapat memberi jawaban pernyataan
13
dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban dengan 4 kriteria, 4 kriteria Ptersebut adalah 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 setuju, 4 sangat setuju. Respon siswa pada uji coba kelompok kecil menunjukkan tidak perlu diadakan revisi terhadap LKS yang dikembangkan. Seluruh siswa yang terlibat dalam uji coba ini menunjukkan respon positif. Dengan demikian, LKS yang dikembangkan dapat digunakan pada tahap uji coba lapangan. 3. Uji Coba Lapangan (Field
Tryout) Uji coba lapangan
dilaksanakan satu kali pada tanggal 13 september 2017. Pada tahap uji coba lapangan peneliti hanya sebagai observer dalam proses pembelajaran berlangsung untuk melihat tingkat keterlaksanaan RPP. Setelah proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan angket untuk melihat tingkat kepraktisan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran berupa angket respon siswa. Angket respon siswa
terdiri dari 20 butir pernyataan dengan aspek penilaian sesuai dengan kelayakan isi, kelayakan penyajian, PMRI, kelayakan bahasa dan kelayakan media. Siswa dapat memberi jawaban pernyataan dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban dengan 4 kriteria, 4 kriteria tersebut adalah 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 setuju, 4 sangat setuju. Dari hasil perhitungan angket respon siswa diperoleh rata-rata skor sebesar 3,32. Skor tersebut memenuhi kriteria valid.
SIMPULAN
LKS Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia yang tergolong dalam kategori Valid dengan dengan rata-rata skor 2,97. Kemudian LKS Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia untuk tingkat kepraktisannya tergolong dalam kategori Praktis dengan rata-rata skor 3,32.
DAFTAR PUSTAKA Aryani, F. 2017. Pengembangan LKS Untuk Penemuan Terbimbing pada
Pembelajaran Matematika Kelas VIII di SMP Negeri 18 Palembang. Jurnal
Penelitian Matematika.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pariska, I.S, dkk. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Masalah.
Jurnal Pendidikan Matematika.
14
Peraturan Pemerintah. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Mendiknas.
Peraturan Pemerintah. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Republik Indoneia No 59 Tahun 2014 Kurikulum 2013 (K13). Jakarta:Mendikbud.
Rahman,M & Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustakaraya 2013.
Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung:Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Widada. 2002. Pendekatan Pembelajaran MATEMATIKA.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA.