10
Pengembangan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan PENGEMBANGAN LKS PADA POKOK BAHASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (PUPUK ORGANIK CAIR) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Dita Dzata Mirrota 1) , Winarsih 2) , dan Siti Nurul Hidayati 3) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 2) Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas, hasil keterampilan proses sains dan respon siswa terhadap Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada pokok pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan subjek penelitian LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) dengan sasaran uji coba siswa SMP kelas VII. Sumber data dalam penelitian ini adalah tim ahli yang meliputi dosen dan guru IPA sebagai validator, serta siswa kelas VII MTs al Urwatul Wutsqo Jombang sebagai pengguna. Rancangan penelitian ini mengacu pada model pengembangan Research and Development (penelitian dan pengembangan). Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode validasi, tes, pengamatan dan angket respons. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar validasi, lembar tes, dan lembar angket respons siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif untuk lembar validasi, tes dan angket repons siswa. Hasil validasi oleh ahli menunjukkan LKS telah layak dengan dengan rata-rata kelayakan secara keseluruhan sebesar 86,2%. Hasil keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan yang dikembangkan menyatakan LKS ini layak digunakan dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 86,7%. LKS yang dikembangkan mendapat respons positif dari siswa sebesar 94,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) untuk melatih keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan dinyatakan sangat layak digunakan. Kata Kunci: LKS, pengelolaan lingkungan, pupuk organik cair, keterampilan proses sains siswa. Abstract This research is aimed to determine the validity,result of science process skill, and the students' response to student activity sheet development of environmental management subject (liquid organic fertilizer). This research was development research with student activity sheet of environmental management subject (liquid organic fertilizer) as subject research and student of Junior High School in 7th grade as source of limited testing. There are a team of experts that includes faculty and science teachers as validators and student of al Urwatul Wutsqo Jombang Islamic Junior high School as user. The research design itself, refers to a development model of Research and Development (R&D). The data was collected using a validation method, evaluation method, and questionnaire method. The research instrument 412

PENGEMBANGAN LKS PADA POKOK BAHASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (PUPUK ORGANIK CAIR) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DITA DZATA MIRROTA

Citation preview

Pengembangan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan

PENGEMBANGAN LKS PADA POKOK BAHASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (PUPUK ORGANIK CAIR) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Dita Dzata Mirrota1), Winarsih2), dan Siti Nurul Hidayati3)

1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 2) Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNESA. E-mail: [email protected]

3)Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas, hasil keterampilan proses sains dan respon siswa terhadap Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada pokok pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan subjek penelitian LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) dengan sasaran uji coba siswa SMP kelas VII. Sumber data dalam penelitian ini adalah tim ahli yang meliputi dosen dan guru IPA sebagai validator, serta siswa kelas VII MTs al Urwatul Wutsqo Jombang sebagai pengguna. Rancangan penelitian ini mengacu pada model pengembangan Research and Development (penelitian dan pengembangan). Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode validasi, tes, pengamatan dan angket respons. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar validasi, lembar tes, dan lembar angket respons siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif untuk lembar validasi, tes dan angket repons siswa. Hasil validasi oleh ahli menunjukkan LKS telah layak dengan dengan rata-rata kelayakan secara keseluruhan sebesar 86,2%. Hasil keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan yang dikembangkan menyatakan LKS ini layak digunakan dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 86,7%. LKS yang dikembangkan mendapat respons positif dari siswa sebesar 94,4% . Kesimpulan dari penelitian ini adalah LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) untuk melatih keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan dinyatakan sangat layak digunakan.

Kata Kunci: LKS, pengelolaan lingkungan, pupuk organik cair, keterampilan proses sains siswa.

AbstractThis research is aimed to determine the validity,result of science process skill, and the students' response to student activity sheet development of environmental management subject (liquid organic fertilizer). This research was development research with student activity sheet of environmental management subject (liquid organic fertilizer) as subject research and student of Junior High School in 7th grade as source of limited testing. There are a team of experts that includes faculty and science teachers as validators and student of al Urwatul Wutsqo Jombang Islamic Junior high School as user. The research design itself, refers to a development model of Research and Development (R&D). The data was collected using a validation method, evaluation method, and questionnaire method. The research instrument was used questionnaire sheet validation, evaluation sheets, and sheets of questionnaire responses. Descriptive data were analyzed in qualitative method. The results showed that the Developed Student Activity Sheet has been decent with the average of the overall feasibility of 86.2%. The results of students' science process skills after using developed worksheets is feasible states worksheets used by students completeness level of 86,7%. Student activity sheet was developed get 94,4% positive response from the students. Conclution in this research is student activity sheet of environmental management subject (liquid organic fertilizer) to train student’s process skill is very decent to use.

Keywords: student activity sheet, environmental management, liquid organic fertilizer, student’s science process skill.

PENDAHULUANProses penemuan dalam pembelajaran IPA terjadi ketika siswa terlibat dalam proses kegiatan menemukan suatu konsep ataupun prinsip. Kegiatan ini akan membentuk sebuah rangkaian kegiatan inkuiri yang merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang sedang

dipertanyakan. Pengaplikasian sains sebagai inkuiri adalah dimana siswa belajar bagaimana menjadi ilmuwan, tidak sekedar belajar melalui penghafalan, pengulangan, dan penerapan berulang.

Pencapaian hakikat IPA tersebut dapat menggunakan berbagai media salah satunya lembar kerja siswa (LKS). Menurut Depdiknas (2008), lembar kegiatan untuk mata pelajaran IPA harus disesuaikan dengan pendekatan

412

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 412-417. ISSN: 2252-7710

pembelajaran IPA, salah satu pendekatan yang disarankan yaitu pendekatan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan pembelajaran yang berorientasi pada proses IPA. Keterampilan proses sains tidak mementingkan konsep tetapi lebih menuntut pada pengembangan proses secara utuh melalui metode ilmiah.

Keterampilan proses sains adalah keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan pada ilmuwan dalam meneliti fenomena alam yang dapat dipelajari oleh siswa untuk pengorganisasian informasi (organizing information), berpikir kritis (thinking critically), mempraktekkan proses-proses sains (practicing science processes), dan mempresentasikan serta menggunakan data (representing and applying data). Melatihkan keterampilan proses pada siswa dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran karena siswa belajar dengan berbuat (learning by doing).

Berdasarkan angket yang telah disebar pada 50 siswa SMP secara acak, didapat angka 76% siswa tidak mengetahui cara menyusun rumusan masalah, 94% siswa tidak mengetahui cara menyusun hipotesis, 84% siswa tidak mengetahui cara merumuskan variabel penelitian dan menganalisis data hasil penelitian, serta 68% siswa tidak mengetahui cara menyimpulkan hasil penelitian. Fakta diatas diakibatkan oleh kurang adanya LKS yang menunjang siswa untuk mempelajari keterampilan proses sains. LKS yang ada cenderung sekedar memberikan soal-soal latihan dan penjelasan singkat mengenai materi untuk mengasah kemampuan kognitif siswa saja. Faktor guru yang kurang melatihkan keterampilan proses sains kepada siswa juga turut memberikan pengaruh terhadap kemampuan siswa.

Menanggapi masalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan di lapangan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menawarkan solusi berupa pengembangan media yang dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan proses sainsnya. Media yang dipilih kali ini merupakan lembar kerja siswa (LKS) karena LKS merupakan salah satu media belajar yang mudah diterapkan oleh guru untuk mempermudah proses pembelajaran di kelas sekaligus memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat ukur pemahaman siswa.

Untuk mempermudah pembelajaran dan memberikan kesan pada siswa, materi yang diambil berasal dari permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata siswa yaitu sampah yang masih menjadi masalah serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas. MTs al Urwatul Wutsqo yang berada di bawah naungan Yayasan Muhaman Ya’qub yang memiliki pondok pesantren dengan jumlah santri putra maupun putri sekitar 800 santri setiap harinya dapat menghasilkan sampah sekitar 60kg. Sampah yang tidak mendapat penanganan serius dapat mengakibatkan

pencemaran baik udara, air, maupun tanah. MTs al Urwatul Wutsqo memiliki sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam usaha penuntasan permasalahan sampah melalui pembuatan pupuk organik cair namun kurang dioptimalkan oleh siswa karena belum ada pembelajaran yang mengajarkan pembuatan pupuk organik cair secara khusus.

Pengetahuan mengenai cara dan manfaat pembuatan pupuk organik cair akan memberikan bekal bagi siswa tentang kebiasaan mendaur ulang sampah dan mengurangi pencemaran yang ada di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan SK 7 KD 7.4 kelas VII semester 2 yaitu mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembuatan pupuk organik cair untuk siswa membutuhkan berbagai keterampilan proses sains seperti merumuskan masalah, membuat hipotesis, menentukan variabel, mengamati, mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah: Bagaimana kelayakan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) untuk melatih keterampilan proses sains siswa?. Kemudian dari rumusan masalah tersebut dijabarkan lagi dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu: (1) bagaimana validitas LKS yang dikembangkan? (2) bagaimana hasil keterampilan proses sains siswa? dan (3) bagaimana respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kelayakan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) untuk melatih keterampilan proses sains siswa. Kemudian dari tujuan tersebut dijabarkan lagi dalam sub tujuan yaitu (1) mendeskripsikan validitas LKS yang dikembangkan (2) mendeskripsikan hasil keterampilan proses sains siswa dan (3) mendeskripsikan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berasal dari bahasa inggris science. Kata science sendiri berasal dari bahasa latin scientia yang berarti saya tahu. Science terdiri dari social science (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Namun, dalam perkembangannya science diartikan sebagai sains yang berarti ilmu pengetahuan alam (IPA) saja. Untuk itu, dalam hal ini istilah ilmu pengetahuan alam (IPA) menunjuk pada pengertian sains yang kaprah yang berarti natural science (Trianto, 2011).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya

Pengembangan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan

kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah (Wahyana dalam Trianto, 2011). Ilmu pengetahuan alam (IPA) mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan luar angkasa, baik yang dapat diamati oleh indera secara langsung maupun yang tidak dapat diamati indera secara langsung.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan kumpulan teori yang sistematis, penerapannya terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah yang meliputi rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan lain sebagainya (Trianto, 2011).

Keterampilan proses sains merupakan kemampuan untuk menetapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan pengetahuan. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif intelektual, manual dan social (Suprihatiningrum, 2013)

Ketetampilan proses dibagi menjadi keterampilan proses dasar sebagai kemampuan terendah dan keterampilan investigasi sebagai kemampuan tertinggi. Keterampilan proses yang harus dikembangkan pada diri siswa yaitu mencakup kemampuan yang paling sederhana yaitu mengamati, mengukur, sampai kemampuan yang tertinggi yaitu kemampuan bereksperimen. Keterampilan dasar meliputi: melakukan pengamatan, mencatat data, melakukan pengukuran, mengimplementasikan prosedur, dan mengikuti intruksi. Keterampilan proses investigasi meliputi: keterampilan merencanakan dan melaksanakan serta melaporkan hasil investigasi. Keterampilan tersebut juga harus didasari oleh sikap ilmiah seperti sikap antusias, ketekunan, kejujuran, dan sebagainya. Keterampilan proses dasar merupakan pondasi untuk melatih keterampilan proses investigasi (Depdiknas, 2006).

Menurut Diknas (2004) dalam Prastowo (2011:203), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) atau student worksheet merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, yang harus jelas kompetensi dasar yang ingin dicapainya. Menurut Prastowo (2011:204), LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai. Dari pengertian tersebut, LKS merupakan lembaran-lembaran kertas yang berisi ringkasan materi, petunjuk mengerjakan tugas, dan pertanyaan yang menjadi tugas, yang disesaikan dengan standar isi dan standar kelulusan. Pembuatan LKS harus

benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan ranah berpikir siswa, dan memiliki instruksi yang jelas untuk menggiring daya pikir siswa menuju kompetensi yang harus mereka kuasai.

Berdasarkan Prastowo (2011:205), LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai (1) bahan ajar yang bisa meminimalkan peran peserta pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik, (2) bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, (3) bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, dan (4) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Dalam mengembangkan LKS menurut Anggaryani (2007) harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu (1) Persyaratan Didaktik yang didalamnya harus mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran, memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep, dan memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP. (2) Persyaratan Konstruksi termasuk menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak, menggunakan struktur kalimat yang jelas, memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak, menghindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka, menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata, dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik yang lamban maupun yang cepat, memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi, dan mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya (misalnya kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya). (3) Persyaratan Teknis termasuk menggunakan huruf cetak, menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topic, menggunakan kalimat pendek, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi dan gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.

METODEJenis penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). R&D merupakan suatu jenis penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakannya. Tahapan dalam penelitian ini ada tiga yaitu studi pendahuluan, pengembangan, dan pengujian (Sukmadinata, 2011). Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi hingga studi pengembangan saja.

414

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 412-417. ISSN: 2252-7710

Orientasi penelitian kali ini merupakan LKS berbasis lingkungan yang berorientasi keterampilan proses pada materi pupuk cair yang ditelaah dan divalidasi oleh 2 dosen FMIPA UNESA yaitu bapak Beni Setiawan, S. Pd., M. Pd dan ibu Dra. Isnawati, M. Si, serta 1 guru MTs al Urwatul Wutsqo Jombang yaitu ibu Kurroti A’yun, S. T., M. Si.

Sasaran penelitian kali ini adalah 30 siswa dari kelas VII MTs al Urwatul Wutsqo Jombang, masing-masing 15 siswa dari kelas VIIA dan 15 siswa dari kelas VIIB. Tiga puluh siswa tersebut kemudian terbagi menjadi 6 kelompok dimana tiap kelompok beranggotakan 5 orang siswa.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan 3 metode yaitu (1) Angket Validitas yang diberikan kepada dosen ahli dan guru IPA. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian mengenai kelayakan dan kualitas LKS yang dikembangkan. (2) Tes Keterampilan Proses Sains Siswa yang diberikan kepada siswa sesudah menggunakan LKS yang dikembangkan untuk mengetahui hasil keterampilan proses sains yang dilatihkan. (3) Angket Respon Siswa dimana tujuan pemberian angket kepada siswa adalah untuk mendapatkan data mengenai respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Lembar angket ini dibagikan kepada siswa setelah uji coba terbatas selesai dilakukan.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh persentase validitas adalah sebagai berikut:

Data hasil keterampilan proses sains siswa diperoleh dari tes keterampilan proses siswa yang diberikan kepada siswa setelah siswa selesai mengerjakan LKS yang dikembangkan. Skor untuk tiap komponen keterampilan proses dapat dihitung menggunakan rumus:

Angket respon siswa berisi beberapa pertanyaan-pertanyaan yang hasilnya akan digunakan sebagai data respon siswa terhadap LKS dan ketertarikan siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Analisis angket respon ini menggunakan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil dan pembahasan terkait validasi produk

Draft II yang telah direvisi divalidasi oleh dosen FMIPA dan guru IPA di MTs al Urwatul Wutsqo Jombang yang dijadikan sebagai tempat uji coba terbatas. Validasi dilakukan oleh 2 dosen FMIPA Unesa, yakni Beni Setiawan, S. Pd., M, Pd (Dosen Sains), Dra. Isnawati, M. Si (Dosen Biologi) dan Kurroti A’yun, S. T., M, Si (Guru MTs al Urwatul Wutsqo Jombang). Hasil rekapitulasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Validasi LKS

No LKSJumlah

SkorKelayakan

(%)Kriteria

1 LKS 1 282 90,4Sangat Layak

2 LKS 2 275 88,1Sangat Layak

3 LKS 3 324 90,0Sangat Layak

Berdasarkan hasil perhitungan dan rekapitulasi tiap LKS di dapatkan LKS 1, LKS 2 dan LKS 3 masing-masing mendapatkan skor 282, 275, dan 324 dengan persentase masing-masing 90,4%, 88,1%, dan 90,0%. Angka-angka tersebut memberikan penilaian sangat layak terhadap ketiga LKS yang dikembangkan dengan persentase akumulasi 92,6% untuk semua LKS.

Isi Penyajian Kegrafikan Rata-rata78.0%

82.0%

86.0%

90.0%

94.0%

LKS 1 LKS 2 LKS 3

Gambar 1. Grafik hasil uji validasi LKS

Pengembangan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan

Persentase kelayakan LKS 2 (Pupuk Organik & Anorganik) lebih rendah dari pada prosentase LKS 1 (Sampah Organik & Anorganik) dan LKS 3 (Membuat Pupuk Organik Cair), hal ini dikarenakan dalam LKS 2 tidak terdapat ilustrasi atau gambar yang menarik dan belum dapat menyampaikan pesan secara efektif.

Memperhatikan hasil kelayakan LKS dengan syarat kelayakan pengembangan LKS oleh Anggaryani (2007) berupa syarat isi, penyajian, dan kegrafikan, LKS ini dapat dianggap sangat layak untuk digunakan.

2. Hasil dan pembahasan terhait hasil keterampilan proses sains siswaDalam pelaksanaan uji coba LKS yang dikembangkan ini dilakukan secara terbatas pada kelas VII MTs Al Urwatul Wutsqo yang terdiri atas 30 siswa dimana 15 siswa berasal dari kelas VII A dan 15 siswa berasal dari kelas VII B. Dalam pelaksanaannya uji coba ini 30 siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen, sehingga masing-masing kelompok memiliki kemampuan yang sama.

Test keterampilan proses sains siswa merupakan rangkaian test yang diberikan pada siswa pada pertemuan terakhir setelah melalui semua tahap penyelesaian LKS 1, 2, dan 3. Test ini bertujuan untuk mengetahui hasil pelatihan keterampilan proses sains siswa yang telah diajarkan.

Skor keterampilan proses siswa secara keseluruhan dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh untuk mesing-masing komponen keterampilan proses. Berdasarkan analisis ini, siswa dinyatakan tuntas keterampilan prosesnya apabila memperoleh skor keterampilan proses untuk setiap komponen dan secara keseluruhan mencapai > 75. Data ini dapat memperkuat kelayakan secara empiris dari LKS yang dikembangkan.

Berdasarkan data hasil tes keterampilan proses sains siswa, dapat dilihat bahwa 26 dari 30 siswa dinyatakan tuntas dengan nilai di atas 75. Sedangkan 4 diantaranya dinyatakan tidak tuntas dengan nilai dibawah 75. Dengan demikian, ketuntasan klasikal kelas ini sebesar 86,7% dengan nilai rata-rata 82,1.

Gambar 2. Grafik hasil tes keterampilan proses sains siswa

Tingginya ketuntasan tes keterampilan proses sains ini juga didukung oleh kerja secara kelompok yang dapat membantu siswa mengingat atau memahami konsep lebih mendalam (Suprijono, 2011). Besarnya ketuntasan klasikal ini ikut mendukung kelayakan LKS yang dikembangkan.

3. Hasil dan pembahasan terkait respon siswaRespons siswa setelah menggunakan LKS yang

dikembangkan dalam pembelajaran diperoleh 100% siswa menyatakan LKS ini baru bagi mereka. Hal ini sejalan dengan keberadaan LKS di sekolah yang siswa pakai berisi rangkuman-rangkuman materi dan latihan soal tanpa adanya percobaan-percobaan untuk menemukan konsep yang diajarkan. Siswa sebanyak 3,4% menyatakan tidak menemukan konsep dalam LKS yang dikembangkan. Tidak semua siswa merasa LKS ini dapat melatihkan keterampilan berfikir maupun sosial, seperti keterampilan berfikir merumuskan hipotesis, menentukan variabel, dan mengkomunikasikan. Ketertarikan siswa terhadap LKS sebesar 100% karena LKS ini melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan konsep dan bekerja dengan kelompok. LKS ini juga membantu siswa memeperoleh pengetahuan baru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini terlihat dari persentase yang didapat yaitu 93,3%.Hal ini sesuai dengan ketuntasan indikator yang dicapai secara keseluruhan telah tercapai. LKS ini secara keseluruhan mendapat respons positif dari siswa sebesar 96,4% dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga LKS ini dapat dikatakan layak untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:66) bahwa keberadaan LKS yang kreatif dan inovatif menjadi harapan peserta didik karena dapat menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Secara keseluruhan LKS ini mendapatkan respon positif sangat kuat dengan persentase rata-rata 96,4% dan respon negatif sebesar 3,6%. Persentase respon siswa tersebut disajikan dalam diagram di bawah ini

Gambar 3. Grafik hasil angket respon siswa

416

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 412-417. ISSN: 2252-7710

Ucapan Terima Kasih1. Dra. Winarsih, M. Kes. selaku dosen pembimbing

skripsi utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar kepada peneliti.

2. Siti Nurul Hidayati, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi pendamping yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar kepada peneliti.

3. Dr. Wahono Widodo, M. Si selaku ketua program studi S1 pendidikan sains FMIPA UNESA.

4. Drs. Sukarmin, M. Pd selaku dosen penguji skripsi I yang telah memberikan penilaian dan masukan kepada peneliti.

5. An Nuril Maulida Fauziah, S. Pd., M. Pd selaku dosen penguji skripsi III yang telah memberikan penilaian dan masukan kepada peneliti.

6. Dra. Isnawati, M. Si., Beni Setiawan, S. Pd., M. Pd. selaku validator LKS yang telah memberikan saran dan penilaian kepada peneliti.

7. Seluruh dosen dan karyawan program studi S1 pendidikan sains FMIPA UNESA.

8. Prof. Dr. Suyono, M. Pd., selaku dekan FMIPA UNESA.

9. Dr. Hj. Mihmidati Ya’cub, M. PdI., selaku kepala sekolah MTs al Urwatul Wutsqo Jombang.

10. Siswi kelas VII MTs al Urwatul Wutsqo Jombang.11. Teman-teman program studi S1 Pendidikan Sains

FMIPA UNESA angkatan 2009, 2008, dan 2010.12. Keluarga tercinta, ayah M. Qoyim, bunda Qurrotul

Ainiyah, adik Exma Mu’tatal Hikmah, dan adik AA. Abdahu Qoyim Ya’qub yang dengan ikhlas mendukung, memberi motivasi dan doa tanpa kenal lelah.

PENUTUP

SimpulanDari hasil analisis dan pembahasan data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: “LKS pada Pokok Bahasan Pengelolaan Lingkungan (Pupuk Organik Cair) untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa secara keseluruhan sangat layak digunakan”. Kesimpulan tersebut didukung oleh jawaban pertanyaan penelitian sebagai berikut1. Hasil validitas LKS pada Pokok Bahasan Pengelolaan

Lingkungan (Pupuk Organik Cair) untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa secara keseluruhan sangat layak digunakan, dengan rata-rata kelayakan secara keseluruhan sebesar 86,2%.

2. Hasil keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan LKS berbasis keterampilan proses

sains pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan (pupuk organik cair) menyatakan LKS ini layak digunakan dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 86,7%.

3. Respon positif siswa terhadap LKS yang dikembangkan ini secara keseluruhan sangat kuat dengan rata-rata 94,4% sehingga LKS ini dapat dinyatakan layak untuk digunakan.

SaranSetelah melihat hasil penelitian di atas, maka peneliti memiliki beberapa saran diantaranya adalah:1. Penelitian ini sebatas penelitian pengembangan,

sehingga alangkah baiknya jika terdapat peneliti berikutnya yang berkenan menerapkan pengembangan ini untuk pembelajaran IPA tentang pengelolaan lingkungan.

2. Penggunaan LKS IPA terpadu merupakan salah satu alternatif untuk menambah pengalaman belajar siswa saat kegiatan pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu keuletan tersendiri dalam memadukan konsep-konsep sehingga menjadi konsep terpadu yang erat kaitannya dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anggaryani, Mita. 2007. Pengembangan LKS Pelajaran IPA Yang Disesuaikan Dengan KBK/KTSP Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Untuk Siswa Kelas VII. Tesis Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Unesa

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat LKS Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Surya, Johan. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi Guided Discovery pada Materi Animalia Kelas X. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Unesa.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Pengembangan LKS pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan

418