210
i PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA 1 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Akta Setiya Budi NIM: 151134189 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

  • Upload
    others

  • View
    73

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

i

PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN

TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I

SD TEMA 4 SUBTEMA 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Akta Setiya Budi

NIM: 151134189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT. Taburan cinta dan

kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau

berikan akhirnya skripsi yang telah saya kerjakan dapat terselesaikan.

Kupersembahkan skripsi ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangai.

Ibu dan Ayah tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepersembahkan skripsi ini kepada Ibu (Sri Hayati) dan Ayah (Alm. Giyanto)

yang telah memberikan kasih sayang, secara dukungan, ridho. Dan cinta kasih

yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas dengan hanya selembar

kertas yang bertuliskan kata persembahan. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu

membuatku termotivasi dan selau menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku,

selalu menasihatiku. Terima kasih Ibu dan terima kasih Ayah.

Kakak

Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk kakakku

(Tutri dan Tutut). Terima kasih telah memberikan semangat dan inspirasi dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga doa semua hal yang terbaik yang engkau

berikan menjadikan ku orang yang baik pula. Terima kasih kakak.

Sahabat

Terim kasih untuk sahabat saya Yola yang selalu memberi semangat, tempat

berkeluh kesah, dan pemberi motivasi dalam menyusun skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

v

Teman-teman Payung Skripsi dan Kelas 8A

Buat kawan-kawanku payung skripsi permainan tradisional anak dan kelas 8A

yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dukungan moral yang membuatku

selalu semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kawan-kawanku

telah memberikan banyak hal yang tak terlupakan.

Almamater dan Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Terimakasih untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma dan Ibu Elisabeth

Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Pak Andreas Erwin Prasetya, M.Pd.selaku

dosen pembimbing saya, terima kasih banyak sudah membantu selama ini, sudah

dinasehati, sudah dibimbing, dan mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

vi

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena bila kau telah

selesai (mengerjakan lain) dan kepada Tuhan, berharaplah.

(Q.S Al-Insyirah:6-8)

Kita boleh saja kecewa dengan apa yang telah terjadi, tetapi jangan pernah

kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

(Bambang Pamungkas)

Selalu semangat, optimis, dan jangan menyerah.

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Agutus 2019

Penulis

Akta Setiya Budi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Akta Setiya Budi

Nomor Mahasiswa : 151134189

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL

ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA 1”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 23 Agustus 2019

Yang menyatakan

Akta Setiya Budi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

ix

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I

SD TEMA 4 SUBTEMA 1

Akta Setiya Budi Universitas Sanata Dharma

2019

Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan modul pembelajaran permainan tradisional bagi guru. Masalah yang dijumpai adalah masih terpakunya guru pada satu sumber belajar yaitu buku tematik guru, sehingga pembelajaran yang dilakukan kurang tereksplor. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk menciptakan suatu pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur bermain. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memaparkan prosedur pengembangan dan (2) mengetahui kualitas penggunaan modul permainan tradisional anak dalam pembelajaran tematik di kelas.

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2014: 409-427) yang terdiri dari tujuh tahapan utama, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan revisi produk. Modul pembelajaran divalidasi oleh tiga validator yang terdiri dari dua dosen ahli serta guru kelas 1 dan subjek penelitian siswa kelas I A SD N Kentungan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Sedangkan, teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional anak kelas I SD tema 4 subtema 1 termasuk dalam kategori sangat baik berdasarkan angket penilaian oleh para ahli. Hasil perhitungan rata-rata penilaian oleh tiga ahli diperoleh skor rata-rata yaitu 4,62 (dari rentang1-5) sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran permainan tradisional memiliki kualitas sangat baik dan dapat digunakan guru dalam pembelajaran tematik kelas I.

Kata kunci: Penelitian Pengembangan, Modul, Permainan Tradisional,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

x

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF TRADITIONAL CHILDREN’S

GAMES METHOD MODULES FOR LEARNING IN CLASS I ELEMENTARY SCHOOL THEME 4 SUBTHEME 1

Akta Setiya Budi

Sanata Dharma University 2019

The background of this research is the need for traditional game learning

module for teachers. The problem that was encountered was that the teachers were still absorbed in one source, that is teacher's thematic book, so that the learning carried out was less explored. Therefore, researchers are pushed to created learning which there are elements of the game. The research aims to 1) explain the development procedure and 2) to find out the quality of the use of traditional childrens game modules in thematic learning in class.

This study uses the Research and Development (R&D) Borg and Gall (in Sugiyono, 2014: 409-427) method which consist of seven main stages, namely potential and problems, data collection, product design, design validation, design revision, product testing, and product revision. The learning module is validated by three validators consisting of two expert teachers and teachers class 1, and the subject of this IA students at SD N Kentungan. Data colection techniques using questionnaires. Mean while, the data analysis technique uses qualitative data analysis which converted into quantitative data which a Likert scale.

The results showed that the development of learning modules for traditional games of elementary school children in grade I theme 4 subtheme 1 was included in the excellent category based on the assesment questionnaire by experts. The results of the calculation of the avarage rating by three experts obtain an average score of 4.62 (from the range 1-5) excellent. This it can be concluded that the traditional game learning module has very good quality and can be used teachers in thematic class I learning. Keywords: Development Research, Modules, Traditional Games.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan tepat waktu. Peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL

ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA 1”

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa

bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini,

perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih dengan tulus hati kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.S.i., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing satu yang

telah senantiasa memberikan bimbingan serta arahan selama kegiatan

penelitian.

5. Andreas Erwin Prasetya, M.Pd. selaku dosen pembimbing dua yang selalu

memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaiakan skripsi.

6. Dosen penguji, yang memberikan kritik dan saran kepada peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xii

7. Kepala Sekolah SD N Kentungan yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di SD yang bersangkutan.

8. Ibu wali kelas IA SD N Kentungan yang telah bersedia membantu peneliti

dalam melakukan analisis kebutuhan dan uji coba produk terbatas.

9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan serta doa.

10. Teman-teman satu payung skripsi yang telah berjuang bersama-sama.

Peneliti sangat bersyukur atas bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan motivasi dan memberi dukungan lewat doa, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini

belumlah sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diterima oleh

peneliti dengan penuh syukur. Dengan penuh harapan dan doa, semoga skripsi ini

dapat memberikan manfat bagi pendidikan dan semua pihak yang bersangkutan.

Yogyakarta, 23 Agutus 2019

Penulis

Akta Setiya Budi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTO ............................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ........................................................ 8

F. Definisi Operasional.................................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 12

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 12

1. Teori Perkembangan Anak ................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xiv

1.1 Tahap Perkembangan Anak .......................................................... 12

1.2 Teori Belajar .................................................................................. 16

2. Bahan Ajar ........................................................................................... 17

2.1 Pengertian Bahan Ajar .................................................................. 17

2.2 Fungsi Bahan Ajar ........................................................................ 18

2.3 Jenis-Jenis Bahan Ajar ................................................................. 19

2.4 Tujuan Bahan Ajar ........................................................................ 20

3. Buku Ajar ............................................................................................. 20

3.1 Pengertian Buku .............................................................................. 20

3.2 Kualitas dan Kelayakan Buku ......................................................... 28

4. Modul ................................................................................................... 29

4.1 Pengertian Modul ............................................................................ 29

4.2 Langkah-langkah Penyusunan Modul ............................................ 30

4.3 Tujuan Pembelajaran Modul ........................................................... 31

5. Permainan Tradisional ............................................................................ 32

5.1 Pengertian Permainan Tradisional .................................................. 32

5.2 Jenis-Jenis Permainan Tradisional .................................................. 33

6. Konsep Permainan ................................................................................ 50

6.1 Pengertian Konsep Permainan ........................................................ 50

6.2 Aspek Permainan ............................................................................ 51

7. Metode Pembelajaran ........................................................................... 51

7.1 Pengertian Metode Pembelajaran ................................................... 51

7.2 Jenis Permainan Sebagai Metode Pembelajaran ............................. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xv

7.3 Manfaat Bermain bagi Anak ........................................................... 55

8. Kurikulum 2013 .................................................................................... 56

8.1 Pengertian Kurikulum 2013 ............................................................ 56

8.2 Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 .................................... 57

8.3 Ciri-Ciri Kurikulum 2013 ............................................................... 58

B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 59

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 64

D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 67

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 68

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 64

B. Setting Penelitian ....................................................................................... 69

1. Subjek Penelitian .................................................................................. 69

2. Objek Penelitian ................................................................................... 69

3. Lokasi Penelitian .................................................................................. 69

4. Waktu Penelitian .................................................................................. 70

C. Prosedur Penelitian.................................................................................... 70

D. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 73

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 78

1. Observasi .............................................................................................. 79

2. Wawancara ........................................................................................... 79

3. Kuesioner .............................................................................................. 80

F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 82

1. Instrumen Pedoman Observasi ............................................................. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xvi

2. Instrumen Pedoman Wawancara .......................................................... 84

3. Instrumen Pedoman Kuesioner ............................................................. 85

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 90

A. Hasil Penelitian Pengembangan ................................................................ 90

1. Prosedur Pengembangan Produk .......................................................... 90

2. Kualitas Modul Pembelajaran ............................................................ 120

B. Kajian Produk Akhir ............................................................................... 120

C. Pembahasan ............................................................................................. 124

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 132

A. Kesimpulan ............................................................................................. 132

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 133

C. Saran ........................................................................................................ 134

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 135

LAMPIRAN ........................................................................................................ 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagian Isi Modul ........................................................................... 10

Gambar 2.1 Literatur map penelitian yang relevan ............................................ 63

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan (R&D) menurut Borg & Gall ................. 70

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan Peneliti ........................................ 75

Gambar 4.1 Sampul Modul .............................................................................. 102

Gambar 4.2 Kata Pengantar Modul .................................................................. 103

Gambar 4.3 Daftar Isi Modul ........................................................................... 104

Gambar 4.4 Daftar Pustaka Modul................................................................... 106

Gambar 4.5 Biografi Penulis Modul ................................................................ 107

Gambar 4.6 Revisi Modul Permainan Tradisional I ........................................ 110

Gambar 4.7 Revisi Modul Permainan Tradisional II ....................................... 111

Gambar 4.8 Revisi Modul Permainan Tradisional III ...................................... 112

Gambar 4.9 Revisi Modul Permainan Tradisional IV ..................................... 113

Gambar 4.10 Revisi Modul Permainan Tradisional V .................................... 114

Gambar 4.11 Penambahan Refleksi ................................................................ 119

Gambar 4.12 Perbaikan Sampul Modul ........................................................... 121

Gambar 4.13 Perbaikan Kata Pengantar .......................................................... 122

Gambar 4.14 Perbaikan Sumber Kutipan......................................................... 123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi ............................................................................. 82

Tabel 3.2 Pedoman Observasi ............................................................................ 83

Tebel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas I ........................................ 84

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Ahli dan Guru ...................... 86

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Produk ................................................. 87

Tabel 3.6 Konversi Skor Skala 5........................................................................ 88

Tabel 3.7 Klasifikasi Rerata Skor Skala 5 ......................................................... 88

Tabel 4.1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan.................................................. 95

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Guru Kelas I ......................... 99

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Angket Ahli I ...................................................... 108

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Angket Ahli II .................................................... 108

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Angket Oleh Guru .............................................. 108

Tabel 4.6. Komentar Ahli dan Revisi ............................................................... 109

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kuesioner Uji Coba Produk ............................... 116

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Keseluruhan Validator......................................... 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ............................................ 139

Lampiran 2 Rangkuman Hasil Wawancara Guru kelas I ................................. 141

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli 1 .................................................................... 144

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli 2 .................................................................... 148

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru SD Kelas I .................................................... 152

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Terbatas Guru Kelas I .......................................... 156

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 159

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 160

Lampiran 9 Foto Penelitian .............................................................................. 161

Lampiran 10 Produk Modul Pembelajaran ...................................................... 163

Lampiran 11 Biografi Peneliti .......................................................................... 191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang diinginkan dan definisi

operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suku,

ras, dan budaya yang berbeda. Setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki

ciri khas budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu. Salah satu keberagaman

budaya pada setiap daerah adalah permainan tradisional. Menurut Kurniati

(2016: 1) permainan tradisional sebagai satu diantara unsur kebudayaan bangsa

banyak tersebar diberbagai penjuru Nusantara. Indonesia memiliki jenis-jenis

permainan tradisional yang beragam. Permainan tradisional dikenalkan secara

turun menurun oleh masyarakat Indonesia.

Pada jaman saat ini, teknologi canggih sudah merambah hampir seluruh

wilayah tanah air seperti televisi, komputer, dan internet mulai masuk kerumah-

rumah dan semakin menyempitnya lahan untuk arena bermain anak membuat

kegiatan bermain anak-anak semakin berkurang (Tatminingsih dan Sudarwo,

2012:428). Anak cenderung lebih suka melihat televisi untuk menonton ataupun

bermain game online. Hal ini terjadi sebagian besar di wilayah perkotaan, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

2

tidak dipungkiri bahwa di wilayah desa pun sebagian besar anak sudah

meninggalkan permainan tradisional dan memilih bermain game di handphone.

Dampak pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini secara langsung maupun

tidak langsung menjadi salah satu penyebab tergusurnya berbagai permainan

tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, anak tidak

perlu dipaksa untuk bermain hal ini ditegaskan oleh Sugianto (dalam Kurniati,

2016: 5). Berarti anak yang melakukan permainan akan membangun dunianya

sendiri tanpa ada paksaan. Dalam bermain anak akan menggunakan seluruh panca

indranya untuk melakukan permainan, hal ini menimbulkan dampak postif

terhadap anak dalam perkembangannya. Salah satu jenis permainan yang

dimainkan anak dalam bermain adalah melakukan permainan tradisional.

Permainan tradisonal merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh

dan berkembang di daerah tertentu, yang sangat erat dengan nilai-nilai budaya dan

tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun-temurun dari generasi

kegenerasi berikutnya. Permainan tradisional umumnya dilakukan secara

berkelompok. Anak yang melakukan permainan tradisonal akan berinteraksi

secara langsung dengan temannya menggunakan panca indera dan anggota

tubuhnya. Permainan tradisonal banyak memiliki dampak positif bagi yang

melakukannya. Seperti yang dikemukakan Sukirman (dalam Edy, 2014: 16)

bahwa definisi permainan tradisional adalah permainan anak-anak dari bahan

sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat. Selain itu,

permainan tradisional juga dikenal dengan permainan rakyat merupakan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

3

kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga

sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa anak yang memainkan permainan tradisional mampu

mengembangkan potensi yang dimilikinya, mendapatkan pengalaman yang

bermakna, serta dapat membangun hubungan sosial antar temannya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prastowo

(2014: 16) mengemukakan sumber ajar adalah seperangkat materi yang disusun

secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan

atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Menurut

Winataputra (2008: 140) kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan

pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun

proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Metode pembelajaran

yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kondisi lingkungan

sekolah. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran adalah menggunakan suatu permainan. Permainan yang digunakan

harus memuat langkah-langkah sebagai pedoman dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Dalam hal ini permainan tradisional dapat dijadikan sebagai

metode dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD N Kentungan pada tanggal

10 Agustus 2018 saat jam istirahat, hampir seluruh siswa pergi ke kantin untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

4

membeli makan atau minum. Setelah itu, sebagian siswa laki-laki ada yang

bermain bola di halaman sekolah. Namun, sebagian besar aktifitas yang dilakukan

siswa ketika bel masuk belum berbunyi ialah duduk di dalam kelas sambil

menghabiskan makanan dan bercerita dengan temannya. Ketika peneliti

melakukan wawancara kepada siswa, peneliti memperoleh informasi bahwa

kegiatan yang dilakukan siswa setelah pulang sekolah adalah beramin game

online “mobile legend”. Peneliti kemudian bertanya dengan 10 siswa tentang

permainan online yang dimainkan dirumah. Data yang diperoleh adalah ada 10

siswa setelah pulang sekolah mereka bermain mobile legend rata-rata 4 jam/hari.

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru dan siswa kelas I SD N

Kentungan pada tanggal 11 Oktober 2018 terkait dengan permainan tradisional

diperoleh hasil bahwa guru belum pernah menggunakan permainan tradisonal

yang dikaitkan dengan materi pelajaran. Sumber belajar yang digunakan guru

adalah buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti mendapatkan hasil

wawancara yang dilakukan terhadap 11 siswa kelas I tentang pengetahuan

permainan tradisonal yang masih rendah. Berdasarkan wawancara, mereka hanya

mengetahui rata-rata 5 jenis permainan tradisional, padahal permainan tradisional

anak di Indonesia ada banyak.

Dari hasil observasi dan wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa guru belum menggunakan media pembelajaran yang inovatif dalam

menyampaikan materi ajar. Menurut pendapat guru, diperlukannya

pengembangan suatu bahan ajar yang inovatif dan mampu menumbuhkan

kreativitas siswa sehingga siswa dapat tertarik untuk belajar. Guru mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

5

bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusunan bahan ajar adalah dengan

menyesesuaikan metode pembelajaran, karakteristik siswa, lingkungan sekolah,

dan materi pembelajaran. Di dalam materi pembelajaran hal yang harus

diperhatikan adalah kurikulum yang digunakan. Seperti yang dijelaskan Hamalik

(2013:18) maksud dan tujuan kurikulum adalah disusun untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai jenis dan

jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tatminingsih dan Sudarwo (2012)

yang berjudul “Pengembangan Paket dan Strategi Pembelajaran IPA Melalui

Permainan Tradisional untuk Siswa Kelas 3 SD di Daerah Rawan Bencana”

dengan data penelitian bahwa lahan disekitar daerah rawan bencana diwilayah

Sukabumi sangat minim untuk dijadikan sebagai sarana bermain permainan

tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar

siswa setelah digunakan metode menggunakan permainan tradisional. Peneliti

tertarik untuk mengembangkan suatu bahan ajar dengan menggunakan metode

permainan tradisonal dalam proses pembelajaran. Ketersediaan lahan di sekitar

lingkungan sekolah membuat peneliti yakin bahwa pelaksanaan pembelajaran

menggunakan permainan tradisional dapat berjalan dengan baik. Peneliti akan

mengembangkan metode permainan tradisonal ke dalam pembelajaran dengan

menggunakan bahan ajar berupa modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

6

Menurut Prastowo (2014: 16) contoh bahan ajar yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran adalah modul. Menurut Mulyasa (2006: 44) modul

merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar

yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa

mencapai tujuan belajar. Modul sebagai bahan ajar yang harus mampu

menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa

sesuai tingkat pemahaman dan usia mereka. Penggunaan modul berfungsi sebagai

pengganti fungsi atau peran pendidik. Pengembangan modul dapat

diimplementasikan kedalam sebuah permainan tradisional

Peneliti akan mengembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran

menggunakan metode permainan tradisional. Materi yang digunakan peneliti

dalam mengembangkan modul adalah materi tematik tema 4 subtema 1.

Pemilihan materi dalam penyusunan modul disesesuaikan dengan rekomendasi

guru kelas I. Menurut guru kelas I pada materi tema 4 subtema 1 adalah materi

yang mengenalkan nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan penjelasan silsilah

pada keluarga. Materi tersebut dianggap akan mudah dipahami siswa jika

menggunakan metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional.

Dalam pembelajaran dengan bermain dikembangakan diskusi dan

komunikasi dengan tujuan agar siswa dapat saling berbagi kemampuan,

saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling member

kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling

menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Dengan

demikian metode permainan tradisional ini dapat diitegrasikan ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

7

pelajaran tematik. Setiap permainan tidak hanya membuat siswa senang dan

tertawa, tetapi harus menunjang tujuan instruksional pengajaran tematik baik

aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dari manfaat yang terdapat pada

permainan, peneliti akan mengembangkan modul menggunakan metode

permainan tradisonal pada pembelajaran tematik tema 4 subtema 1.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi pada latar belakang masalah, identifikasi masalah

maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul metode permainan tradisional

anak untuk pembelajaran kelas I SD tema 4 subtema 1?

2. Bagaimana kualitas modul metode permainan tradisional anak untuk

pembelajaran kelas I SD tema 4 subtema 1?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sesuai dengan rumusan masalah yang ada.

Tujuan tersebut adalah sebegai berikut.

1. Untuk mengembangkan modul metode permainan tradisional anak yang

dikaitkan dengan pembelajaran tematik kelas I SD tema 4 subtema 1.

2. Untuk mengetahui kualitas modul metode permainan tradisional anak yang

dikaitkan dengan pembelajaran tematik kelas I SD tema 4 subtema 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti a. Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan guru pada

pembelajaran dikelas.

b. Dapat menambah pengalaman langsung dengan pengembangan modul

pembelajaran yang dikaitkan dengan permainan tradisional.

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran.

b. Memudahkan guru menjelaskan materi pembelajaran melalui

permainan tradisional.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan perangkat pembelajaran dalam rangka perbaikan

mutu pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan SDM baru demi kemajuan pendidikan terutama

dalam proses pembelajaran.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapakan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang

berupa modul pembelajaran permainan tradisonal. Modul metode permainan

tradisional anak ini dikembangkan berdasarkan pembelajaran tematik pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

9

tema 4 subtema 1 yang kemudian akan dimodifikasi dengan beberapa

permainan tradisional sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Melalui

penyampaian materi yang diperagakan dengan permainan tradisional anak

memungkinkan siswa lebih tertarik dalam belajar. Dengan ketertarikan siswa

untuk belajar, materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan

dipahami siswa.

Modul permainan tradisional anak berisi berbagai macam permainan

tradisional daerah. Pada penyusunan buku permainan tradisional terdapat

beberapa gambar permainan yang sesuai dengan jenis permainan. Hal ini di

maksudkan agar siswa mengetahui gambaran permainan dan alat yang digunakan

dalam permainan tradisional. Setelah melihat gambar permainan tradisional akan

dijelaskan langkah-langkah permainan sesuai dengan aturan daerah yang berlaku.

Permainan tradisional biasanya melibatkan dua individu atau lebih dalam

peraturan permainannya. Untuk permainan tradisional yang akan digunakan

sebagai langkah pembelajaran akan dibentuk suatu kelompok dalam satu kelas.

Dengan dibentukanya kelompok akan memudahkan tercapainya langkah-langkah

permainan tradisional sekaligus sebagai sarana komunikasi dengan teman sebaya

dan lingkungan.

Pada penyusunan penulisan modul metode permainan tradisional anak yang

dikembangkan adalah materi kelas I tema 4 subtema 1 dengan mengacu pada

Kompetnsi Inti (KI) dan Kompetensi dasar (KD) yang ditentukan. Sampul modul

permainan tradisional anak kelas I tema 4 subtema 1 ditulis menggunakan jenis

font Spatch dengan ukuran 53pt, 17pt, dan 15pt. Sedangkan untuk bagian isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

10

modul disusun menggunakan jenis font Myrad Pro dan Kg What the Teacher

Wants dengan ukuran font 24pt dan 14pt. Modul permainan tradisionaldisusun

menggunakan aplikasi Adobe Illustrtaor CC 2019 dan dicetak menggunakan

kertas ivory 80gr ukuran A5.

Gambar 1.1 Bagian Isi Modul

F. Definisi Operasional

1. Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yag digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk yang

dikembangkan.

2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

11

3. Modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian

pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis

untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar

4. Permainan tradisional adalah permainan rakyat sebagai kegiatan rekreatif

yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat

untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan dan

kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

Dalam sub bab ini akan membahas beberapa teori yang mendukung

penelitian. Teori ini antara lain yaitu karakteristik perkembangan anak, media

pembelajaran, bahan ajar, modul, kurikulum 2013, permainan tradisional dan

konsep permainan.

1. Teori Perkembangan Anak

1.1 Tahap Perkembangan Anak

Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus

menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang

dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,

dan belajar (Desmita, 2009: 9).Menurtut Ahmadi dan Munawa (2005:1)

Perkembangan diartikan sebagai suatu proses yang menuju kedepan dan tidak

dapat diulang kembali. Dalam pekembangan manusia terjadi perubahan-

perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi.Proses

perkembangan terdiri atas empat faktor: maturasi, pengalaman transmisi sosial,

dan faktor ekuilibrasi yang bersifat menyatukan semuanya (Salkind, 2009:

313).Istilah perkembangan anak merujuk pada kemampuan anak dalam

mengembangkan diri mulai dari perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,

perkembangan sosioemosi, perkembangan kognisi (pemikiran), dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

13

perkembangan bahasa. Perkembangan anak yang sangat penting menurut sebagian

besar orang adalah perkembangan kognisi/kognitif dan sosioemosi.

Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk

berpikir. Tingkah laku manusia yang tampak, tidak dapat diukur dan diterapkan

tanpa melibatkan proses mental. Menurut Piaget (dalam Alhaddad 2012: 34) ada

tiga pokok dalil dalam perkembangan mental manusia, yaitu: 1) perkembangan

intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan

yang sama, 2) tahap-tahap itu didefinisikan sebagai kluster dari operasi-operasi

mental yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual, dan 3) gerak melalui

tahap-tahap itu dilengkapkan oleh adanya keseimbangan (ekuilibration) proses

pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi)

dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi). Semua bentuk perilaku termasuk

belajar selalu didasari pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan

situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Ada 4 tahap perkembangan kognitif anak

berdasarkan usianya menurut Piaget (dalam Suparno 2013: 39).

Tabel 2.1 Perkembangan Menurut Piaget

Tahap Rentan Usia Sensorimotor 0 – 2 tahun Pra – Operasional 2 – 7 tahun Operasional konkret 7 – 11 tahun Opersional formal 11 tahun ke atas

Berikut penjelasan dari setiap tahap perkembangan anak menurut Piaget

berdasarkan rentan usianya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

14

a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Inteligensi anak pada tahap sensorimotor lebih didasarkan pada

tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya seperti melihat, meraba,

menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. Anak dalam tahap ini

belum dapat berbicara dengan bahasa. Perkembangan pikiran anak pada

tahap ini dimulai dengan reaksi refleks anak terhadap rangsangan dari luar.

b. Tahap Pra-operasional (2-7tahun)

Tahap ini dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan

simbol atau tanda untuk menyatakan suatu objek yang saat itu tidak berada

bersama si subjek. Pada tahap ini anak-anak sudah mulai menggunakan

bahasa untuk berkomunikasi. Dengan penggunaan bahasa, seorang anak

dapat mengungkapkan suatu hal yang tidak sedangdilihat.

c. Tahap operasional konkret(7-11)

Menurut Desmita (2009: 104) tahap pemikiran konkret-operasional

yaitu masa di mana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang

nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya serta memiliki

kemampuan berpikir melalui urutan sebab-akibat dan mulai mengenali

berbagai cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Tahap operasional

konkret dicirikan oleh perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan

pada aturan-aturan tertentu yang logis. Pada tahap ini anak-anak sudah

mulai memainkan logika dalam memecahkan suatu permasalahan yang

dihadapinya. Tahap operasional konkret ditandai dengan adanya sistem

operasi terhadap objek konkret atau nyata di mana anak akan menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

15

logika berpikir pada benda konkret yang merekajumpai.

Memasuki tahap ini, anak sudah mulai mengurutkan dan

mengklasifikasikan suatu objek yang ada di sekitar lingkungan mulai dari

benda-benda sederhana sampai kompleks. Oleh karena itu, anak belum

bisa memahami hal yang bersifat abstrak apalagi hipotesis dengan kata

lain anak- anak akan merasa kesulitan apabila dihadapkan dengan suatu

permasalahan yang memiliki banyak variabel. Anak usia operasional

konkret biasanya akan cepat memahami sesuatu dengan bantuan benda-

benda konkret yang masih berhubungan dengan kebiasaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya. Menurut Alhaddad (2012: 37) yang dimaksud

operasi dengan bantuan benda-benda konkret di sini adalah tindakan atau

perbuatan mental mengenai kenyataan dalam kehidupan nyata. Misalnya,

mereka belajar mengenai bangun ruang, mereka akan mulai berpikir

mengenai karakteristik secara abstrak. Hal tersebut belum bisa dipahami

oleh anak-anak usia operasional konkret ini, sehingga dalam menerapkan

pembelajaran akan dibantu menggunakan alat bantuan berupa kumpulan

bangun ruang yang terlihat oleh pancaindra secara nyata. Melalui benda

tersebut, anak-anak akan lebih mudah membandingkan bangun ruang yang

satu dengan yang lainnya. Hal ini karena mereka tidak lagi mengandalkan

persepsi yang abstrak, melainkan sudah mampu menggunakan logika dan

panca indranya. Kegiatan tersebut selain mengenalkan konsep juga dapat

memberikan pengalaman baru secara langsung untuk mengetahui bangun

ruang di mana mereka dapat mengukur dan menimbang secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

16

nyataobjeknya.

d. Tahap Operasi Formal (11 tahun keatas)

Pada tahap ini logika anak mulai berkembang dan digunakan.

Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti dan juga pemikirannya sudah

melampaui ruang dan waktu. Anak mulai suka membuat teori akan segala

sesuatu yang dihadapi. Pikiran anak sudah dapat melampaui ruang dan

waktu, tidak terikat pada hal yang sudah dialami, tetapi juga berpikir

mengenai sesuatu yang akan datang karena dapat berpikir denganhipotesis.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas I SD

masuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak-anak lebih

menyukai hal yang konkret yang dapat terlihat melalui panca indra. Selain itu

anak sudah dapat memecahkan suatu persoalan walaupun masih sederhana.

Melalui pengalaman langsung yang diterima dapat membantu anak lebih

memahami apa yang dipelajarinya.

1.2 Teori Belajar

Menurut Vygotsky (dalam Komalasari, 2012: 21) mengatakan bahwa jalan

pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya.

Konsep-konsep penting teori sosiogenesis Vygtosky tentang perkembangan

kognitif sesuai dengan perkembangan sosiokultural dalam teori belajar dan

pembelajaran teori hukum genetik tentang perkembangan dan zona perkembangan

proksimal, dan mediasi. Pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal

dari sumber-sumber sosial di luar dirinya, hal ini tidak berarti individu bersikap

pasif dalam perkembangan kognitifnya tetapi menekankan pentingnya peran aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

17

seseorang dalam mengkontruksikan pengetahuannya. Dalam hubungan

perkembangan kognitif dan penelitian pengembangan modul pembelajaran

permainan tradisional anak diharapkan setelah siswa belajar menggunakan modul

pembelajaran permainan tradisional siswa dapat berperan aktif dalam

pembelajaran melalui bermain dan belajar baik secara sosial maupun kognitifnya

pada setiap tujuan permainan.

2. Bahan Ajar

2.1 Pengertian Bahan Ajar

Prastowo(2014: 16-17), dalam bukunya yang berjudul Panduan Kreatif

Membuat Bahan Ajar Inovatif mengemukakan beberapa pandangan dari pendapat

beberapa ahli tentang pengertian bahan ajar itu sendiri. Pengertian bahan ajar

menurut National Centre for Competency Based Training, bahan ajar adalahsegala

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Sedangkan menurut pendapat

Pannen, bahan ajar adalahbahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun

secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Prastowo (2014:16), dalam bukunya yang lain berjudul

Pengembangan Bahan Ajar Tematik mengemukakan bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak

tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta

didik untuk belajar. Bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala

bahan pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, ataupu

teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

18

kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaah implementasi

pembelajaran. Contohnya: buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau

maket, bahan ajar audio dan bahan ajar interaktif.

2.2 Fungsi Bahan Ajar

Prastowo (2014:139) menyatakan beberapa fungsi bahan ajar bagi pendidik

dan peserta didik yaitu: a) menghemat waktu pendidik dalam mengajar, b)

mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, c)

meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, d)

pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan

kepada peserta didik, e) alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil

pembelajaran, f)peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman

peserta didik yang lain, g)peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia

kehendaki, h)peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-

masing, i)peserta didik dapat belajar menurut aturan yang dipilihnya sendiri, j)

membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri,

k) pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari atau dikuasainya.

Dari beberapa pandangan dalam buku Prastowo (2014), dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar merupakan alat yang diperlukan guru untuk perencanaan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

19

penelaahan implementasi pembelajaran dan bahan ajar dapat membantu peserta

didik belajar secara mandiri.

Untuk dapat melaksanakan fungsi dari bahan ajar yang diharapkan, menurut

Depdiknas, (2008: 126), sebuah bahan ajar mencakup a) petunjuk belajar bagi

siswa dan guru, b) kompetensi yang akan dicapai, c) content atau isi materi

pembelajaran,d) informasi pendukung, e) latihan-latihan, f) petunjuk kerja, dapat

berupa Lembar Kerja (LK), g) evaluasi, h) respon atau balikan terhadap alat

evaluasi.

2.3 Jenis-Jenis Bahan Ajar

Dalam perkembangannya, bahan ajar terdiri dari berbagai jenis sesuai

dengan bentuknya, sebagaimana menurut Prastowo (2014: 40-41) yaitu:

a) Bahan cetak (printed), yakni sebuah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang

dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi

(Kemp dan Dayton, 1985). Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja

siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

b) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang menggunakan

sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh

seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak

secara sekuensial. Contohnya,video compact disk dan film.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

20

d) Bahan ajar interaktif (interactive teachingmaterials), yakni kombinasi dari dua

atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh

penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu

perintah dan/atau perilaku alami dan suatu presentasi. Contohnya compact disk

interactive.

2.4 Tujuan Bahan Ajar

Menurut Depdiknas (2008: 123) bahan ajar perlu untuk dikembangkan

dengan tujuan antara lain:

a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan

karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.

b) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-

buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Buku Ajar

3.1 Pengertian Buku

Menurut Prastowo (2013:37) buku adalah lembar kertas yang dijilid,

baik berisi tulisan maupun kosong. Buku sebagai sumber belajar adalah buku

yang berisi teks tertulis yang mengandung ilmu pengetahuan. Ada berbagai jenis

buku seperti buku ajar, ilmiah, populer, fiksi, non fiksi, novel dan komik. Selain

itu terdapat kelebihan dengan menggunakan bahan ajar cetak seperti buku yang

dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaed (1994) dalam kutipan Majid

(2008:174), diantaranya adalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

21

a) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru

untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang

dielajari.

b) Biaya untuk pengadaan relatif sedikit.

c) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-

pindahkan.

d) Menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu.

e) Bahan tertulis relative ringa dan dapat dibaca dimana saja.

f) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan

aktivitas seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.

g) Bahan tertulis dapat dinikmati sebgai sebuah dokumen yang bernilai besar.

h) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.

Adapun langkah-langkah mudah menyusun buku teks pelajaran yang

menarik seperti yang dikemukakan Prastowo (2011 : 173-190) adalah sebagai

berikut.

a) Pedoman atau kaidah dalam penyusunan buku teks pelajaran

Terdapat pandangan yang dapat dijadikan pedoman, yakni buku yang

baik adalah buku yang memiliki tiga ciri diantaranya menggunakan bahasa

yang baik dan mudah dimengerti, penyajian menarik dan dilengkapi dengan

gambar beserta keterangan-keterangan komplet isi buku menggambarkan

sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya, dan isi atau kandungan disusun

berdasarkan kurikulum atau tafsiran tentang kurikulum yang berlaku.

Menurut Mohammad (2010:16-35) didalam kutipan Prastowo ialah standar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

22

penilaian yang dirumuskan dengan melihat tiga aspek utama yaitu materi,

penyajian, dan bahasa atau keterbacaan. Standar materi dalam buku teks

pelajaran meliputi kelengkapan materi, keakuratan materi, kegiatan yang

mendukung materi, kemutakiran materi, upaya untuk meningkatkan

kompetensi peserta didik, pengorganisasian materi mengikuti sistematika

keilmuan, materi mengembangkan ketrampilan dan kemampuan berpikir,

materi merangsang siswa untuk melakukan inquiry, serta penggunaan

notasi, simbol, dan satuan.

Standar penyajian dalam buku teks pelajaran meliputi organisasi

penyajian umum, organisasi penyajian per bab, penyajian

mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan, melibatkan siswa

secara aktif, mengembangkan proses pembentukan, pengetahuan, tampilan

umum, variasi dengan cara penyajian informasi, meningkatkan kualitas

pembelajaran, anatomi buku pembelajaran, memperhatikan kode etik dan

hak cipta, serta memperhatikan kesetaraan gender dan kepedulian teradap

lingkungan. Sementara itu, standar bahasan atau keterbacaan dalam buku

teks pelajaran meliputi penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar,

peristilah memenuhi EYD, kejelasan bahasa yang digunakan, kesesuaian

bahasa, dan kemudahan untuk dibaca.

b) Langkah-langkah penyusunan buku teks pelajaran

Dalam penyusunan buku teks pelajaran terdapat langkah-langkah yang harus

dicapai diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Memperhatikan kurikulum dengan cara menganalisisnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

23

2) Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan standar-standar

kompetensi yang akan disediakan oleh buku kita.

3) Merancang outline buku agar isi buku langsung mencakup seluruh aspek

yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.

4) Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat-

kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya.

5) Mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang

6) Memperbaiki tulisan menjadi menonjol

7) Berikan ilustrasi gambar, tabel, diagram atau sejenisya.

Keterkaitan prinsip pembelajaran dalam penyusunan bahan ajar dengan

penelitian pengembangan buku permainan tadisional anak ialah ketika akan

membuat atau menyusun bahan ajar ada enam prinsip yang perlu diperhatikan,

salah satunya yaitu penyusunan materi pelajran dimulai dari yang mudah untuk

memahami yang sulit, memberikan umpan positif terhadap pemahaman siswa, dan

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Ketika dalam

penyusunan buku permainan tradisional terdapat beberapa langkah penyusunan

yang harus diperhatikan misalnya dengan membuat siswa terpusat perhatiannya

pada buku yang dipelajari. Berikut akan dibahas langkah penyusunan buku

permainan tradisional anak yang dapat membuat siswa tertarik sebagai berikut.

a) Gambar

Sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh Pujiriyanto (2005:42) gambar

merupakan penjelasan yang dapat menterjemahkan isi secara menyeluruh, mampu

menarik pehatian sekaligus menangkap pandangan secara sepintas. Dalam bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

24

ajar buku permainan tradisional anak, gambar dijadikan penunjang untuk

memvisualisasikan pesan pembelajaran demi optimalisasi pembelajaran kepada

siswa. Selain itu dengan adanya sebuah gambar akan merangsang siswa untuk

mencari tahu dan meningat tentang permainan yang diberikan yang nantinya akan

dijadikan alat untuk menjelaskan materi.

b) Menurut pendapat Arsyad (2011:87-91), terdapat enam elemen yang harus

diperhatikan pada saat merancang buku teks.

1) Konsistensi

1) Gunakan konsistensi format dari halaman kehalaman. Usahakan agar

tidak menggabungkan cetakan huruf dam ukuran huruf. Dalam

pengembangan buku permainan tradisional anak konsistensi format dari

halaman ke halaman tidak mneggabungkan cetakan huruf dan ukuran

huruf karena dapat mengurangi ketertarikan untuk dibaca.

2) Usahakan untuk konsistensi dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan

baris pertama serta garis samping supaya sama. Spasi yang tidak sama

sering dianggap buruk, tidak rapi. Buku pelajaran yang didalamnya

terdapat permainan tradisional anak sangat mempehatikan jarak spasi

pada tulisan antara judul dan baris pertama, dan antara judul teks utama

agar buku terlihat rapi.

2) Format

a) Jika paragraf panjang sering digunkan, wajah satu kolom lebih sesuai,

sebaliknya jika paragraf tulisan pendek-pendek wajah dua kolom akan

lebh sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

25

b) Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual.

c) Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan

dilabel secara visual.

d) Organisasi

e) Upayakan untuk selalu menginformasikan siswa atau pembaca mengenai

dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus

mampu melihat sepintas bagian atau bab berapa mereka baca. Jika

memungkinkan siaplam piranti yang memberikan orientasi kepada siswa

tentang posisinya dalam teks secara keseluruhan.

f) Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh

g) Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian teks.

3) Daya Tarik

Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini

diharapkan dapat memotivasi siswa untuk terus membaca. Buku permainan

tradisional anak yang disajikan dilengkapi dengan gambar-gambar yang

menarik sesuai dengan nama permainan tradisional.

4) Ukuran Huruf

a) Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan, dan

lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin per inci. Misalnya,

ukuran 24 poin perinci. Ukuran yang baik untuk usia siswa kelas I

biasanya 18 poin.

b) Hindari pengunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat

membuat proses membaca sulit. Sumber belajar buku permainan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

26

tradisional anak meggunakan ukuran huruf 18 poin agar pesan

pembelajaran yang terdapat dalam tulisan dapat terbaca dengan baik dan

sesuai dengan usia siswa.

5) Ruang (spasi) Kosong

a) Gunakan spasi kosong tak berisi teks atau gambar untuk menambah

kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa atau

pembaca untuk beristirahat pada titik-tititk tertentu pada saat mata

bergerak menyusum teks. Ruang kosong dapat berbentuk ruangan sekitar

judul, batas tepi. Batas tepi yang luas memkasa pehatian siswa untuk

masuk ke tengah-tengah halaman.

6) Warna

Warna dapat digunakan untuk memberikan kesan penekanan,

pemisahan atau membangun keterpaduan. Warna dalam manajemen warna

dan desain menurut Nugroho (2015:41) merupakan rupa yang sangat besar

pengaruhnya. Namun, warna tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk

keindahan karena masih banyak unsur lain yang mempengaruhinya. Warna

berfungsi untuk menyempurnakan bentuk dan memberikan karakter

terhadap karya seni atau desain. Warna dalam buku teks dilakukan sebagai

penarik perhatian siswa. Seingga, siswa akan lebih tertarik untuk membaca

buku teks tersebut. Oleh karena itu, pemilihan warna-warna untuk siswa

menggunakan warna-warna yang terang.

7) Aktivitas Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

27

Menurut Dhamarah (2015:38-41), setiap situasi dimana dan kapanpun

memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Berikut akan dijelaskan

beberapa aktivitas belajar sebagai berikut.

a) Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Sehingga orang

yang belajar disekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.

b) Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke sesuatu objek.

Aktivias memandang berhubungan erat dengan mata.

c) Meraba, membau, dan mencicipi

Aktivitas meraba, membau, dan mencicipi atau mengecap adalah indra

manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.

d) Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan

dari aktivitas belajar.

e) Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan

selama belajar di sekoah. Keterkaitan buku permainan tradisional anak yang

terdapat beberapa materi pelajaran dengan aktivitas belajar adalah

memvasilitasi guru maupun siswa unruk dapat dijadikan sumber belajar.

3.2 Kualitas dan Kelayakan Buku

Bahan ajar perlu diadakan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

kelayakan dan kualitas bahan ajar buku. Teknis evaluasi yang dilakukan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

28

penelitan ini mencangkup kualitas bahan ajar berbentuk buku pemainan

tradisional anak. Komponen kualitas buku menurut Kurniasih dan Sani (2014:73-

74) adalah sebagai berikut.

a) Kelayakan isi

1) Kesesuaian dengan KI dan KD

2) Kesesuaian dengan perkembangan anak

3) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar

4) Kebenaran substansi materi pembelajaran

5) Manfaat untuk penambahan wawasan

6) Kesesuaia dengan nilai oral, dan nilai-nilai sosial.

b) Komponen kebahasaan antara lain mencangkup

1) Keterbacaan

2) Kejelasan informasi

3) Keseuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar

4) Pemanfaatan bahasa secara efktif dan efisien (jelas dan singkat)

c) Komponen penyajian antara lain mencangkup

1) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

2) Urutan sajian

3) Pemberian motivasi, daya tarik

4) Interakasi (pemberian stimulus dan respon)

5) Kelengkapan informasi

6) Komponen kegrafikan antara lain mencangkup

d) Penggunaan font, jenis, dan ukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

29

1) Lay out dan tata letak

2) Ilustrasi gambar dan foto

3) Desain tampilan

4. Modul

4.1 Pengertian Modul

Definisi modul menurut Mulyasa, (2006: 44) “modul merupakan paket

belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan

dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar”.

Sedangkan menurut Depdiknas (2008: 13) modul adalah “sebuah buku yang

ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri atau tanpa

bimbingan guru”.

Sementara itu Prastowo (2010: 106) mengungkapkan bahwa modul adalah

“sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka”. Dari beberapa

pandangan pengertian modul, adapun fungsi modul yaitu:

a) Sebagai bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses

pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

belajar mandiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.

b) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang

harus mampu menjelaskan materi pembeljaran dengan baik dan mudah

dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pemahaman dan usia mereka.

Sementara, fungsi penjelas sesuatu tersebut juga melekat pada pendidik.

Maka dari itu,penggunaan modul bisa berfungsi sebagai pengganti fungsi

atau peran fasilitator/pendidik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

30

c) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul peserta didik dituntut

untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap

materi yang telah dipelajari. Dengan demikian, modul juga disebut alat

evaluasi.

d) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya karena mengandung

berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, maka modul juga

memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.

4.2 Langkah-langkah Penyusunan Modul

Menurut Sabri (2007: 144) ada beberapa langkah dalam penyusunan

modul yaitu, sebagai berikut:

a) Merumuskan tujuan secara jelas dan spesifik dalam bentuk mengamati

kelakuan siswa.

b) Test diagnostik untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa

serta latar belakang mereka sebagai syarat untuk menempuh modul.

c) Menyusun alasan penting pembuatan modul bagi siswa.

d) Kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa

dalam mencapai kompetensi.

e) Menyusun post test untuk mengukur hasil belajar siswa.

f) Menyiapkan sumber-sumber berupa bacaan yang dibutuhkan.

4.3 Tujuan Pembelajaran Modul

Adapun tujuan dari penyusunan atau pembuatan modul sebagaimana

diungkapkan oleh Prastowo (2010: 108), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

31

a) Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri atau dengan

bimbingan pendidik (yang minimal).

b) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam

kegiatan pembelajaran.

c) Melatih kejujuran peserta didik.

d) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta

didik. Bagi peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka

mereka dapat belajar lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan

lebih cepat pula. Dan, sebaliknya bagi yang lambat, maka mereka

dipersilahkan untuk mengulanginya kembali.

e) Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan

materi yang telah dipelajari.

Dari beberapa pengertian modul serta fungsi dan tujuannya, dapat

disimpulkan bahwa modul adalah suatu bahan ajar mengenai suatu satuan bahasan

tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan

oleh peserta didik disertai dengan pedoman penggunaannya. Dalam penggunaan

sebagai bahan ajar modul bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran disekolah maupun pembelajaran diluar sekolah.

5. Permainan Tradisional

5.1 Pengertian Permainan Tradisonal

Menurut Sukirman (dalam Edy,2014: 16) bahwa definisipermainan

tradisional adalah permainananak-anak dari bahan sederhana sesuaiaspek budaya

dalam kehidupanmasyarakat. Selain itu, permainantradisional juga dikenal dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

32

permainanrakyat merupakan sebuah kegiatanrekreatif yang tidak hanya bertujuan

untukmenghibur diri, tetapi juga sebagai alatuntuk memelihara hubungan

dankenyamanan sosial.

Menurut Catron dan Allen (dalam Yuliani, 2009: 145) mengemukakan

bahwa pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara

perkembangan dan pertumbuhan optimal pada anak usia dini melalui pendekatan

bermain yang kreatif interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak.

Penekanan dalam bermain adalah kreativitas dari anak-anak. Semua anak usia dini

memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat individual dan

bervariasi antar anak yang satu dengan anak lainnya.

Keterkatitan permainan tradisional dengan sumber belajar berupa

buku yang akan dikembangkan adalah momotivasi siswa agar lebih tertarik

dahulu untuk belajar. Disamping itu permainan tradisional tidak memerlukan alat

dan bahan yang mahal ataupun susah dicari. Hal ini akan memudahkan guru

karena tidak kesulitan mencari alat permainan tradisional. Dengan pembelajaran

yang menyenangkan diharapkan siswa dapat aktif mengikuti proses belajar dan

mudah mengingat hal yang telah dipelajari. Adapun keuntungan yang diperoleh

dengan mengembangkan buku permainan tradisional anak adalah menjaga budaya

permainan tradisional agar tidak hilang.

5.2 Jenis-Jenis Permainan Tradisional

Menurut Direktorat Nilai Budaya 2010 (dalam Kurniati, 2016:3)

menjelaskan bahwa permainan rakyat tradisional untuk bertanding terdiri dari tiga

kelompok yaitu : (1) permainan bersifat strategis (game of strategy), seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

33

permainan galah asin; (2) permainan yang lebih mengutamakan kemampuan fisik

(game of physical skill), seperti permainan bakiak; serta (3) permaina bersifat

untung-untungan (game of change)

Adapun beberapa jenis permainan tradisional dari beberapa daerah yang di

pilih peneliti dalam pembuatan produk modul pembelajaran antara lain sebagai

berikut:

a) Domikado

Permainan Domikado adalah permainan tradisional yang berasal dari

Sunda, Jawa Barat. Dalam melakukan permainan para pemain berpegangan

tangan dan menjebak anggota barisannya. Permainan Domikado dapat

dimainkan pada waktu bebas, artinya dapat dilakukan pada pagi, siang, ataupun

malam hari dengan jumlah pemain tidak terbatas. Permainan ini dapat

dimainkan oleh laki-laki atau perempuan. Untuk melaksanakan permainan

tradisional Domikado tidak membutuhkan peralatan khusus, hanya iringan lagu

sesuai dengan nama permaianan Domikado yaitu “ Do mi ka do, mi ka do, SK

SK do, SK do SK do, Pia-pio, one two three four(Kristiani, 2015: 54).

b) Petak Umpet

Petak umpet merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang

berasal dari Sunda, Jawa Barat. Anak sunda menyebutnya ucing umpet,

sedangkan dijawa tengah menyebutnya delik-delikan atau lithungan.

Permainan ini tidak memerlukan alat khusus, melainkan hanya dengan

memanfaatkan lingkungan sekitar untuk bersembunyi. Dalam permainan ini

ada beberapa aturan dan kesepakatan yang harus disetujui oleh seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

34

pemainnya, misalnya perhitungan waktu untuk bersembunyi dan batas area

bersembunyi. Permainan ini dapat dilakukan oleh pemain dengan jumlah yang

tidak terbatas (Kristiani, 2015: 18).

c) Pindah Bintang

Pindah bintang adalah nama permainan tradisional anak-anak Kalimantan

Timur. Tidak pernah diketahui secara pasti siapa yang menciptakan, memberi

nama, dan meyebarkan. Permainan pindah bintang dapat dimainkan oleh anak-

anak, remaja, hingga orang dewasa. Pindah bintang adalah permainan yang

sangat sederhana karena konsep permainannya harus berpindah tempat atau

posisi berdiri. Penamaan permainan ini diambil dari gerakan bintang dilangit,

yang seolah-olah berpindah dari satu tempat ke tempat lain (Tim Playplus,

2016: 144).

d) Dakon

Kata dakon berasal dari kata dhaku (bahasa jawa) yang berarti mengakui

sesuatu sebagai miliknya atau diakui. Dakon sering dimainkan oleh anak-anak,

khususnya anak perempuan. Peralatan yang umum digunakan untuk permainan

ini berupa papan menyerupai lumbung padi berukuran panjang ±50cm dan

lebar ±20cm, dengan lubang sisi depan dan belakang. Ada yang memiliki 7,9,

dan 11 lubang disetiap sisi sehingga semuanya berjumlah 14,18, atau 22

lubang. Di sisi kanan dan kiri terdapat lubang lebih besar, yang berfungsi

sebagai lubang simpanan, masing-masing 1 lubang. Untuk mengisi lubang-

lubang tersebut dibutuhkan biji-bijian, seperti biji sawo kecik. Misal, jika terdat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

35

7 lubang, maka di setiap lubang diisi 7 biji, demikian seterusnya(Tim Playplus,

2016: 86).

e) Sunda Manda

Sunda manda adalah sebuah permainan yang tidak hanya membutuhkan

ketangkasan, tetapi juga kelincahan, keseimbangan, dan kejelian. Permainan

sunda manda dikenal di banyak tempat Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Bali,

Kalimantan, dan Sulawesi. Permainan ini selain disebut sunda manda ada juga

yang menyebutnya engklek, sonda, angkle, angkling, obak, dan masih banyak

lagi. Dari permainan itu berasal dari bahasa Belanda, yaitu zondag dan

maandag. Zondag berarti “Minggu” dan Maandag berarti “Senin”. Mungkin

saja permainan ini mulanya hanya dilakukan pada hari Minggu dan Senin. Oleh

karena lidah orang Jawa agak sulit melafalkan secara tepat maka menjadi

“Sunda Manda”(Tim Playplus, 2016: 84).

f) Cina Buta

Hantu buta atau yang lebih dikenal dengan nama Cina Buta merupakan

permainan tradisional anak dari Sumatera Utara. Namun ada pula sumber yang

menyatakan bahwa permainan ini juga dimainkan di Indragiri Hilir, Riau. Cina

buta dapat dimainkan oleh 10-30 anak sekaligus. Jumlah pemain dalam cina

buta ini sebenarnya tidak dibatasi. Semakin banyak anak ikut serta, maka

permainan akan semakin seru dan semarak. Cina buta dimainkan oleh anak

laki-laki maupun perempuan berusia 6 sampai 12 tahun. Permainan ini murni

bersifat hiburan dikalangan anak-anak dan sekaligus melatih daya ingat

mereka. Walau dinamai cina buta, permainan ini tidak berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

36

ataupun bertujuan mendiskreditkan kelompok masyarakat tertentu (Tim

Playplus, 2016: 28).

Berikut adalah langkah-langkah permainan tradisional asli dan langkah-

langkah permainan tradisional modifikasi dari beberapa jenis permainan

tradisional di atas:

a) Langkah-Langkah Permainan Tradisional Asli

1) Domikado

a. Duduk atau berdiri melingkar, lalu membuka kedua tangan dan saling

menyambungkan tangan antara satu permainan dengan permainan

lain.

b. Tangan kiri berada dibawah tangan kanan teman yang ada disebelah

kiri, tangan kanan berada diatas tangan kiri teman yang ada di sebelah

kanan.

c. Sambil bernyanyi, pemain menepukkan tangan kanan ke tangan teman

yang berdiri di sebelah kiri secara berantai.

d. Anak yang tangannya ditepuk saat lagu berrakhir harus keluar dari

lingkaran.

2) Petak Umpet

a. Pertama-tama kalian hompimpa. Pemain yang kalah harus berjaga.

b. Penjaga memejamkan mata, menghadap tembok sambil menghitung

dari satu sampai sepuluh, untuk memberi kesempatan teman-teman

lain bersembunyi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

37

c. Penjaga berkeliling mencari temannya yang bersembunyi. Jika

berhasil menemukan, penjaga harus beradu lari dengan temannya

untuk memegang tembok tempat menghitung.

3) Pindah Bintang

a. Para pemain membuat markas. Pohon atau petak ditanah dengan kapur

atau benda lain sebagai penanda markas. Pohon atau tiang bisa juga

dipakai sebagai markas. Jumlah markas tidak sesaui jumlah pemain.

Jika total pemain ada 7 orang, markas cukup dibuat 6 saja.

b. Para pemain melakukan hompimpa atau suit untuk menentukan siapa

yang menjadi penjaga atau berstatus ajak. Setelah penjaga terpilih,

pemain lain langsung menempati markas yang tadi dibuat atau

memegang benda pegangan.

c. Jika semua pemain sudah siap, salah satu pemain memberi aba-aba

untuk berpindah markas. Jika aba-aba sudah diucapkan, semua

pemain harus pindah markas. Masa perpindahan inlah yang harus

dimanfaatkan oleh penjaga untuk merebut markas pemain lai.

Peraturannya, tidak boleh saling dorong antar pemain dan satu markas

tidak boleh diisi dua orang.

d. Pemenang ditentukan dengan melihat siapa yang selalu mendapat

markas dan tidak pernah atau jarang menjadi penjaga.

4) Dakon

a. Melakukan sut untuk menentukan urutan bermain (jumlah pemain 2

orang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

38

b. Memilih satu lubang dan mengambil ketujuh biji, lalu

membagikannya kestiap lubang ke arah kanan, termasuk juga

dilubang milik lawan. Lumbung simpanan yang diisi hanya milik

masing-masing, lumbung simpanan lawan tidak diisi. Ketika biji

terakhir jatuh pada lubang yang berisi biji, pemain mengambilnya dan

membagikannya kembali hingga habis. Jika biji habis dilubang

miliknya, pemain berhenti, mengambil seluruh biji dilubang yang

berhadapan, dan menaruhnya di lumbang simpanannya. Jika berhenti

di lubang kosong milik lawan, pemain itu harus berhenti dan tidak

mendapat apa pun. Giliran lawan yang bermain.

c. Pemenang adalah pemain dengan biji paling banyak di lumbang

simpanannya.

5) Sunda Manda

a. Permainan ini dimainkan olh 2-5 orang, umumnya anak perempuan.

b. Buatlah bintang permainan sonda pada tanah atau lantai.

c. Para pemain menentukan urutn bermain. Sut dilakukan jika pemain

hanya dua orang, sedangkan hompimpa dilakukan apabila pemain

lebih dari dua orang.

d. Setiap pemain menyiapkan gico atau gacuknya masing-masing.

e. Pemain melempar gico atau gacuk pada petak pertama bidang

permainan. Gico yag dilempar tidak boleh meleset dari petak yang

seharusnya atau mengenai gars antar petak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

39

f. Pemain melewati petak dimana dia melempar gico nya dan kemudian

melompat-lompat dengan satu kaki ke petak berikutnya sampai

kembai ke start. Namun, sebelum masik kembali ke petak yang ada

giconya, pemain mengambl gico dengan tetap berpijak pada satu kaki,

kemudian melompati petak tersebut. Pemain tidak boleh menginjak

gico pemain lain, menginjak garis tepi petak, atau menginjak petak

yang berisi gico nya sendiri. Jika aturan ini dilanggar, kesempatan

bermain berlaih ke pemain lain.

g. Cara permainan seperti diatas diteruskan hingga gico nya melewati

semua petak atau sawah secara eksklusif dengan melemparkan gico

sambil membelakangi bidang permainan. Petak temapt jatuhnya gico

diberi tanda khusus, seperti gambanr bintang.

h. Permainan ini tidak boleh menginjak petak bertanda milik pemain

lain. sebaliknya, pemain yang mempunyai petak bertanda tersebut

boleh menginjaknya dengan kedua kaki.

6) Hantu Buta

a. Anak-anak melakukan suit untuk menentukan siapa yang menjadi

hantu buta. Anak yang kalah ditunjuk sebagai hantu buta.

b. Anak-anak lainnya membuat lingkaran dan hantu buta ditutup

matanya dengan saputangan, lalu digiring ke tengah-tengah lingkaran.

c. Anak-anak kecuali hantu buta, meyanyikan lagu yang sesuai sambil

bertepuk tangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

40

d. Selalesai bernyanyi anaka-anak berjongkok di tempat masing-masing

menghadap ke dalam lingkaran. Lalu, hantu buta akan berjalan

menuju salah satu anak yang berjongkok dan menebak nama anak itu

dengan meraba-raba wajahnya. Bila tebakannya benar, anak yang

ditebak tadi menjadi hantu buta berikutnya. Namun, jika tebakan cina

buta meleset, ia akan tetap menjadi hantu buta dan permainan

diteruskan.

b) Langkah-Langkah Permainan Tradisional Modifikasi

1) Domikado

a. Permainan domikado dilakukan dihalaman sekolah.

b. Iringan lagu permainan Domikado diganti dengan lagu “Sayang

Semuanya” yang di putar melalui pengeras suara oleh Guru..

c. Seluruh siswa diminta berbaris secara melingkar. Kemudian siswa

duduk besila dengan posisi tangan membuka terlentang diatas paha.

d. Masing-masing siswa mendapatkan kertas undian berisi satu nomor

sila pancasila sesuai dengan lambangnya. Kertas undian tersebut

diberikan kepada siswa secara berurutan sesuai posisi barisan. Agar

kertas undian dapat dilihat jelas oleh siswa yang lain, kertas undian di

tempelkan pada bagian dada. Kertas undian yang diberikan meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

41

Permainan ini bertujuan untuk meyampaikan materi PPKn melalui

penjelasan siswa mengenai kartu undian nomor beserta lambang pancasila

yang diperoleh masing-masing siswa.

e. Guru memastikan posisi tangan kanan masing-masing siswa berada

diatas tangan kiri siswa yang lainnya. Sebaliknya, tangan kiri masing-

masing siswa berada dibawah tangan kanan siswa yang lain.

f. Permainan dilakukan dengan saling menepukkan tangan kanan antar

siswa secara berantai/bergantian secara urut dengan diiringi

lagu“Sayang Semuanya”. Permainan ini bertujuan menjelaskan materi

SBdP pada saat siswa menyanyikan lagu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

42

g. Dalam permainan ini siswa harus mampu menjebak temannya dengan

cara menepukkan tangan kanan teman disampingnya pada saat iringan

lagu berhenti. Siswa yang terjebak wajib membacakan nomor dan

lambang pancasila sesuai yang terletak di dada serta mempekenalkan

diri, keluarga, dan orang-orang ditempat tinggalnya. Contoh dalam

memperkenalkan anggota keluarga sebagai berikut, “Ayahku namanya

Randi, Ibuku namanya Isna”. Setelah memperkenalkan anggota

keluarga, siswa keluar dalam barisan lingkaran dan wajib

menyanyikan lagu “Sayang Semuanya” sebagai iringan pada barisan

lingkaran yang menjalankan permainan. Permainan ini bertujuan

untuk menjelaskan materi Bahasa Indonesia melalui penyusunan

kosakata dalam memperkenalkan anggota keluarga.

2) Petak Umpet

a. Permainan petak umpet dilakukan dihalaman sekolah, pemain bebas

memilih tempat bersembunyi disekitar halaman sekolah.

b. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang.

c. Untuk menentukan penjaga, siswa diminta melakukan hompipa.

d. Hal yang pertama kali dilakukan penjaga dalam permainan ini adalah

mencari dinding yang nantinya menjadi gawang. Disamping dinding

gawang penjaga terdapat gambar/bagan silsilah keluarga.

e. Setelah menempati gawang, penjaga berhitung dari angka 1 sampai 20

dengan posisi mata tertutup. Tugas dari teman yang lain adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

43

mencari tempat bersembunyi yang menurutnya aman dan tidak

diketahui penjaga.

f. Setelah penjaga selesai berhitung, penjaga mencari teman-temannya

yang bersembunyi.

g. Ketika penjaga menemukan temannya yang bersembunyi maka

mereka akan beradu lari untuk memegang dinding gawang penjaga.

h. Jika pemain sampai kegawang lebih dulu, pemain wajib menyebutkan

nama dan mengisi hubungan kekeluargaan melalui gambar/bagan

silsilah keluarga yang terdapat disamping gawang penjaga.

i. Pemain yang telah mengisi bagan/silsilah keluaraga tidak akan

menjadi penjaga. Namun, jika penjaga sampai ke gawang lebih dulu,

penjaga wajib menyebut nama pemain yang tertangkap bersembunyi.

Pemain yang pertama kali tertangkap oleh penjaga maka ia akan

menjadi penjaga selanjutnya.

j. Permainan dilakukan berulang dengan peraturan yang sama sampai

tidak ada pemain yang masih bersembunyi. Permainan ini bertujuan

untuk menjelaskan materi Bahasa Indonesia melalui penyusunan

kosakata dalam menjelaskan hubungan kekeluargaan dengan

menggunakan bagan/silsilah keluarga.

3) Pindah Bintang

a. Permainan pindah bintang dilakukan dihalaman sekolah.

b. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang.

c. Siswa diminta hompima untuk menentukan penjaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

44

d. Membuat 4 buah lingkaran di tanah, dapat juga menggambar dilantai

dengan menggunakan kapur. Lingkaran tersebut digunakan sebagai

“markas”. Markas dibuat sejumlah banyaknya pemain yang tidak

menjadi penjaga. Jika total pemain 6 orang maka markasnya cukup

dibuat 5 saja.

e. Didalam setiap petak diberi amplop yang berisi satu lambang

pancasila beserta nomornya.

f. Langkah pertama kali yang dilakukan penjaga adalah

memperkenalkan diri keluarga, dan orang-orang ditempat tinggalnya

sebagai awal untuk memulai permainan. Hal ini berlaku bagi setiap

penjaga selanjutnya. Permainan ini bertujuan menjelaskan materi

Bahasa Indonesia melalui penyusunan kosakata dalam

memperkenalkan diri dan anggota keluarga.

g. Pemain yang tidak menjadi penjaga langsung menempati markas yang

telah dibuat dengan membawa pensil dan buku untuk menuliskan

anggota keluarga temannya.

h. Setelah seluruh pemain menempati markas dan penjaga bersiaga,

penjaga memberi aba-aba untuk berpindah markas. Jika aba-aba sudah

diucapkan maka semua pemain harus berpindah markas.

i. Tugas penjaga adalah berusaha merebut markas ketika pemain

berpindah tempat.

j. Jika penjaga berhasil merebut markas, penjaga wajib membacakan

kartu lambang pancasila beserta nomornya yang terdapat didalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

45

amplop. Permainan ini bertujuan menjelaskan materi PPKn pada saat

siswa mebacakan nomor beserta lambang pancasila yang terdapat

didalam amplop.

k. Untuk menentukan penjaga selanjutnya adalah pemain yang tidak

menempati markas.

l. Pemain yang selalu mendapat markas dan tidak pernah menjadi

penjaga adalah pemenangnya.

4) Dakon

a. Permainan dakon dilakukan di dalam kelas dan papan dakon

diletakkan di atas meja.

b. Siswa dibagi secara berpasangan dengan memperhatikan nomor urut

siswa. Kedua siswa duduk saling berhadapan.

c. Permainan ini dilakukan dengan menjalankan biji dakon secara

bersamaan. Kedua pemain menjalankan biji dakon sambil bernyanyi

lagu “garuda pancasila”.

d. Dalam menjalankan permainan ini, terdapat beberapa hal yang perlu

diketahui yaitu setiap lubang anak dakon terdapat satu pertanyaan.

Contoh :

1. nenek dan kakek adalah ... dari ayah dan ibu.

2. aku dilahirkan oleh ...

3. saudara kandung yang lebih tua dari aku adalah ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

46

Permainan ini bertujuan untuk menjelaskan materi bahasa indonesia

melalui menyusunan koskata yang tepat dalam mengisi setiap

pertanyaan yang ada dilubang dakon.

e. Pemain yang meletakkan biji dakon terakhir dilubang dakon yang

kosong, wajib menjawab soal pertanyaan yang ada dibawanya dengan

pengawasan guru. Setelah pemain menjawab soal dengan benar,

pemain menyanyikan lagu “garuda pancasila” secara mandiri.

Permainan ini bertujuan untuk mejelaskan materi SBdP pada saat

menyanyikan lagu.

f. Permainan dilakukan berulang sampai biji dakon tidak dapat

dijalankan.

g. Pemain yang memiliki biji dakon pada ibu lubang paling banyak

adalah pemenangnya

5) Sonda

a. Permainan sonda dilakukan di halaman sekolah.

b. Masing-masing siswa mendapat nomor urutan yang diberikan guru.

Siswa bermain sesuai dengan urutan nomor.

c. Setiap siswa diminta mencari benda yang dapat dilempar dengan

mudah dan dapat melambung. Misalnya potongan keramik kecil atau

batu berwarna. Benda ini disebut dengan “gacuk”

d. Sebelum permainan dimulai, hal yang dilakukan adalah membuat

gambar persegi berjumlah 7 petak diatas tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

47

e. Pemain melempar gacuk diarea bidang datar persegi diposisi paling

pangkal.Gacuk yang dilemparkan tidak boleh mengenai garis atau

keluar dari area persegi paling pangkal. Jika hal ini terjadi maka

pemain tidak dapat melanjutkan permainannya.

f. Setelah gacuk dilemparkan pada petak paling pangkal, pemain

melompat dengan satu kaki/engklek melewati petak dan tidak boleh

menginjak garis.

g. Dalam setiap petak terdapat soal berupa hubungan kekeluargaan.

Contonya yaitu:

1. Kakek dan nenak adalah ... dari ayah dan ibu

2. Ayah adalah ... dari ibu

3. Kakak lebih ... dari kita

4. Orang tua dari ayah dan ibu adalah ...

h. Pemain wajib menjawab pertanyaan sesuai dengan yang diminta pada

setiap petak. Dalam menjawab pertanyaan, pemain mendapat

bimbingan dari guru, agar tepat dalam menjawab.

i. Setelah seluruh petak terlewati, pemain berputar balik sampai posisi

pemain berada pada petak gacuknya berada. Selanjutnya pemain

mengambil gacuk dan kembali ke garis start.

j. Setelah pemain selesai melakukan permainannya dan telah berada

diposisi start, pemain wajib menjelaskan kembali hubungan anggota

keluarganya dengan kosakata yang tepat. Permainan ini bertujuan

untuk menjelaskan materi bahasa indonesia melalui penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

48

kosakata yang tepat dalam memperkenalkan diri dan anggota

keluarganya serta pada saat menjelaskan hubungan kekeluargaan.

k. Permainan dilanjutkan berulang dengan tingkatan pelemparan gacuk

yang lebih sulit. Misalnya harus melewati petak kedua sampai petak

paling ujung.

l. Ketika permainan berlanjut dan pemain gagal melemparkan gacuknya,

maka pemain dianggap gugur. Permainan dilanjutkan oleh pemain

urutan berikutnya.

m. Pemain yang memiliki kesempatan bermain paling banyak adalah

pemenangnya.

6) Hantu Buta

a. Permainan hantu buta dilakukan diruang kelas/halaman sekolah.

b. Siswa melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi

hantu buta.

c. Untuk melaksanakan permainan hantu butawajib ditutup matanya.

Sedangkan siswa yang tidak berjaga akan mendapatkan satu nomor

dan lambang pancasila pada kertas yang terdapat dalam amplop.

d. Siswa yang menjadi penjaga akan membawa beberapa pertanyaan

tentang keluarga dan orang-orang ditempat tinggalnya, contohnya :

1. Siapa saja yang tinggal dirumahmu?

2. Sebutkan nama-nama anggota keluargamu?

3. Berapa jumlah anggota keluargamu yang perempuan?

4. Berapa jumlah anggota keluargamu yang laki-laki?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

49

5. Seluruh anggota keluargamu berjumlah berapa?

e. Guru meminta pemain agar menyebar disekitar ruang kelas.

Permainan dimulai ketika hantu buta berusaha mencari dan

menangkap teman-temannya.

f. Pemain yang tertangkap wajib menjawab 2 pertanyaan yang

dibacakan oleh hantu buta. Setelah itu pemain membacakan nomor

sila pancasila dan meminta penjaga menjawab lambang pancasila

sesuai dengan nomor yang disebutkan. Permainan ini bertujuan untuk

menyampaikan materi PPKn dan Bahasa Indonesia. Penyampaian

materi PPKn adalah pada saat siswa menyebutkan nomor pancasila

dan penjaga menjawab. Sedangkan penyampaian materi Bahasa

Indonesia adalah pada saat hantu buta bertaya tentang hubungan

kekeluargaan pemain.

g. Jika hantu buta menjawab dengan benar, maka siswa yang tertangkap

akan menjadi hantu buta selanjutnya. Jika hantu buta menjawab

pertanyaan salah, maka hantu buta kembali berjaga dan melakukan

permainan dengan aturan yang sama.

h. Apabila terdapat pergantian hantu buta, maka pertanyaan yang dibawa

penjaga sebelumnya diberikan kepada hantu butayang baru

i. Permainan dilakukan berulang dengan aturan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

50

6. Konsep Permainan

6.1 Pengertian Konsep Permainan

Ismail (2009: 26) mengemukakan bahwa permainan memiliki dua

pengertian. Pertama permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni

mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan adalah

sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan

kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah. Sedangkan menurut

Nurhayati (2012:39) Bermain atau permainan sebagai aktivitas terkait dengan

keseluruhan diri anak, bukan sebagian, namun melalui permainan (pada saat anak

bermain) anak akan terdorong mempraktekkan keterampilannya yang dapat

mengarahkan perkembangan kognitif anak, perkembangan bahasa anak,

perkembangan psikomotorik, dan perkembangan fisik. Pengalaman bermain akan

mendorong anak untuk lebih kreatif. Mulai dari perkembangan emosi, kemudian

mengarah pada kreativitas bersosialisasi.

Dari pengertian permainan diatas, permainan dapat diartikan sebagai

kegiatan mengeluarkan ide dan kreatifitas nya sebagai tujuan mencari kesenangan

serta dapat mengarahkan perkembangan kognitif anak, perkembangan bahasa

anak, perkembangan psikomotorik, dan perkembangan fisik. Permainan dapat

mengatur perkembangan emosi, kemudian mengarah pada kreativitas

bersosialisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

51

6.2 Aspek Permaian

Menurut Andriani (2012:121) aspek-aspek permainan tradisional

diantaranya: a) aspek jasmani yang terdiri dari kekuatan dan daya tahan tubuh

serta kelenturan; b) aspek psikis, yang meliputi unsur berfikir, unsur berhitung,

kecerdasan, kemampuan membuat siasat, kemampuan mengatasi hambatan, daya

ingat, dan kreativitas; c) aspek sosial meliputi unsur kerjasama, suka akan

keteraturan, hormat menghormati, balas budi dan sifat malu.

7. Metode Pembelajaran

7.1 Pengertian MetodePembelajaran

Petode pembelajaran merupakan bagian penting dalam melaksanakan

proses belajar. pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan cara menarik yang

mampu membangkitkan minat siswa untuk belajar. menurut Sutikno (2014: 33-

34) metode secara harfiah berarti “cara”. Metode diartikan sebagai suatu cara atau

prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. kata pembelajaran berarti

segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri

peserta didik. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi

pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada siswa

dalam upaya mencaai tujuan belajar.

Komalasari (2010: 56) menyatakan bahwa metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan

metode secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan

jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

52

siswa yang kelasnya terbatas. Demikian pula pada metode diskusi, perlu

digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang tergolong aktif dengan kelas yang

siswanya tergolong pasif.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan

pembelajaran terdapat beberapa macam metode yang digunakan guru sebagai cara

untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan minat dan perkembangan

siswa. Metode pembelajaran yang dipilih peneliti dan dirasa sesuai untuk siswa

kelas I SD pada penelitian ini adalah metode permainan.

7.2 Jenis Permainan Sebagai Metode Permainan

Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan anak-anak, sebab

dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya.

Melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung

aspekperkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui

kegiatan bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk

berkembang secara umum, baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial.

Secara garis besar bermainyaitu bermain aktif. Bermain aktif adalah kegiatan

permainan yang menimbulkan perasaan senang serta puas terhadap aktivitas yang

telah dilakukannya. Selain itu, dalam bermain aktif lebih banyak melibatkan

aktivitas tubuh. Berikut beberapa jenis kegiatan dalam bermain aktif menurut

Simon (2007 :12-15)yaitu:

a) PermainanEksplorasi

Permainan eksplorasi adalah salah satu jenis permainan yang dapat melatih

keterampilan fisik anak. Melalui permainan ini siswa dapat belajar mengenal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

53

lingkungannya. Permainan eksplorasi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu

mencari atau membuat penemuan baru seperti mencari suatu benda di

lingkungan rumah atau sekolah; merangsang rasa ingin tahu anak;

mengembangkan keterampilan pada anak; dan mempelajari keterampilan baru

seperti videogame.

b) PermainanEnergi

Sama seperti permainan eksplorasi, permainan energi juga merupakan jenis

permainan yang dapat melatih keterampilan fisik anak. Dalam permainan

energi anak banyak mengeluarkan tenaga untuk mengekplorasi lingkungannya

seperti berlari, bermain kuda-kudaan, memanjat.

c) PermainanKemahiran

Yang dimaksud bermain kemahiran adalah semua bentuk permainan yang

membutuhkan kemahiran, dan membutuhkan penggunaan tangan seta mata

yang terkendali yang dapat mengasah keterampilan kognitifanak. Contoh

seperti membangun menara dari tumpukan balok, konstruksi puzzle

jigsaw dan sebagainya.

d) Permainan Sosial

Dasar dari semua aktivitas permainan sosial adalah adanya interaksi antara dua

orang atau lebih. Melalui permainan ini anak dapat bersosialisasi dengan

teman-teman di sekitarnya. Contohnya seperti bermain bola, dan bermain jual

beli. Permainan sosial penting diajarkan kepada anak karena dapat mendorong

anak belajar berbagai bentuk karakter orang lain dan mudah bergaul, serta

dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

54

e) PermainanImajinatif

Permainan imajinatif memiliki beberapa manfaat diantaranya

dapatmeningkatkan kemampuan berbicara dan berbahasa, dapat membantu

anak dalam memahami orang lain, dapat menumbuh kembangkan kreativitas,

dapat melatih anak untuk menjadi dirinya sendiri.Beberapa contoh dari

permainan imajinatif seperti bermain peran, permainan boneka, mendongeng,

bermain drama, dan sebagainya.

f) Permainan Puzzle

Permainan puzzle merupakan permainan melalui potongan gambar, kata,

situasi, dan warna yang membutuhkan cara memecahkan masalah secara trial

and error. Contoh dari permainan puzzle yaitu permainan kartu gambar,

permainan kancing, permainan papan kotak pencocokan, dan sebagainya.

Permainan puzzle memiliki beberapa manfaat salah satunya dapat

meningkatkan kemampuan berfikiranak

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengembangkan suatu modul

pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional anak Indonesia. Karena

melaui metode permainan dalam belajar, akan menimbulkan perasaan senang

serta puas terhadap aktivitas yang telah dilakukan oleh anak.

7.3 Manfaat Bermain bagi Anak

Bermain bagi anak, selain merupakan alat belajar juga merupakan

kebutuhan bagi setiap anak. Diperlukan waktu yang cukup banyak untuk bermain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

55

bagi anak, terutama saat di usia SD. Adapun manfaat bermain menurut Hurlock

(2002: 323) bagi anak diantaranya:

a) Perkembanganfisik

Anak mendapat kesempatan untuk melatih kekuatan fisiknya baik keterampilan

motorik kasar dan motorik halus.

b) Doronganberkomunikasi

Anak dapat belajar berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya

c) Penyaluran bagi energi emosional yangterpendam

Bermain bagi anak adalah untuk melepaskan diri dari ketegangan.

d) Penyalur bagi kebutuhan dankeinginan

Membantu anak untuk mencapai kebutuhan serta keinginannya yang tidak

dapat terpenuhi dalam kehidupan nyata, contohnya seperti anak yang ingin

menjadi pemimpin dapat terpenuhi dengan cara bermain sebagai pemimpin

tentara mainan.

e) Sumberbelajar

Melalui bermain anak-anak dapat berpetualang menjelajah lingkungan dan

menemukan hal-hal baru dalam kehidupan.

f) Rangsangankreativitas

Bermain juga merupakan sarana mengembangkan kreatifitas anak. Melalui

bermain anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya seluas mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

56

g) Perkembangan wawasandiri

Anak dapat mengetahui kemampuan dirinya, hal ini membantu mereka untuk

dapat mengembangkan konsep dirinya dengan lebihpasti.

h) Belajarbermasyarakat

Melalui bermain anak dapat belajar bekerjasama, mengerti peraturan, saling

berbagi dan belajar menolong sendiri dan orang lain serta menghargaiwaktu.

i) Standarmoral

Bermain merupakan dasar bagi pertumbuhan mentalnya. Anak dapat belajar

tentang sesuatu yang baik dan buruk dari kelompokbermainnya.

j) Perkembangan ciri kepribadian yangdiinginkan

Mengajarkan anak untuk belajar bekerjasama, murah hati, jujur dan

disukaiorang.

8. Kurikulum 2013

8.1 Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kebijakan baru pemerintah yang dibuat guna

memperbarui sistem pendidikan dengan tujuan dapat lebih mengembangkan dan

meningkatkan potensi peserta didik. Seperti yang diungkapkan Mulyasa (2015:65)

pengembangan kurikulm 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan

karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang

dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep

yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

57

menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang

mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari.

Oleh karena itu, pembelajaran dengan Kurikulum 2013 dibuat berpusat pada

peserta didik agar lebih mampu memaksimalkan potensi dan kemampuan peserta

didik. Kurikulum 2013 berorientasi pada penilaian yang mencakup 3 aspek

dimana ketiga aspek tersebut menjadi tolak ukur hasil belajar peserta didik dalam

mencapai sasaran belajar yang mampu mencerminkan penguasaan dan

pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

8.2 Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan dari konsep kurikulum sebelumnya yaitu

KTSP tentu dengan maksud dan tujuan tertentu. menurut Hamalik (2013:18)

maksud dan tujuan Kurikulum adalah disusun untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai jenis dan

jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Dengan kata lain perubahan kurikulum dilakukan agar kurikulum yang ada

selalu mengikuti perkembangan zaman untuk dapat mencapai tujuan pendidikan

nasional. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada pendidikan warga

negaranya. Oleh karena itu, pendidikan harys diselenggarakan secara optimal

agar dapat mencetak lulusan-lulusan berkualitas yang dibekali kompetensi sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan sesuai standar nasional yang telah disepakati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

58

Fadillah (2014:17) menjelaskan bahwa berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan

sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang ada. Tantangan masa depan dan

munculnya sebagai fenomena negatif di masyarakat menjadi salah satu alasan

diberlakukannya Kurikulum2013. Peserta didik harus dipersiapkan dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang mumpuni sebagai bekal meraih

kesuksesan di masa depan.

8.3 Ciri-Ciri Kurikulum 2013

Menurut Kurniasih (2014:22) kurikulum 2013 memiliki ciri-ciri yang paling

mendasar, yaitu:

a) Menuntut kemampuan guru dalam pengentahuan dan mencari tahu

pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah

mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan

informasi.

b) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan,

kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan

berpikir kritis.

c) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif.

d) Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative member

kesempatan siswa untuk mengenal dan memehami suatu tema dalam berbagai

mata pelajaran.

e) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

59

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti sebelumnya melihat penelitian terdahulu yang terdapat dari

beberapa jurnal. Penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut.

1. Pengembangan Paket dan Strategi Pembelajaran IPA Melalui Permainan

Tradisional Untuk Siswa Kelas 3 SD di Daerah Rawan Bencana

Penelitian ini dilakukan oleh Tatminingsih dan Sudarwo (2012) yang

bertujuan untuk mengidentifikasi permainan tradisional, karakteristik,dan

mengembangkan ujicoba paket dan strategi pembelajaran kelas 3 SD di

wilayahrawanbencana di Propinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data

dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

hampir semua siswa tidak mengenal permainan tradisional di wilayahnya,

namun terdapatbeberapa permainan tradisional yang masih dikenal oleh

masyarakat di Kecamatan Kadudampit,di antaranya Oray-orayan, Cing

Ciripit, Pacici Putri, Sonda dan Egrang. Karakterisitik siswa SD di daerah

rawan bencana umumnya pasif dan kurang kreatif, bergantung pada guru.

Paketpembelajaran yang sesuaisiswa kelas 3 SD di wilayah rawan bencana

berupa bahan ajarcetak, buku bergambar, dan video. Hasil ujicoba

menunjukkan adanya peningkatan pemahamansiswa terhadap materi

pembelajaran IPA untuk materi banjir sebesar 0,58 dan untuk materigempa

bumi sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan paket

pembelajaran yangberupa booklet dan buku siswa tentang materi mitigasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

60

dan sanitasi terkait dengan bencana banjir dan gempa bumi yang

disampaikan melalui permainan tradisional membantu siswadalam

memahami materi tersebut.Pada penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti

mengidentifikasi permainan tradisional, karakteristik,dan mengembangkan

ujicoba paket dan strategi pembelajaran kelas 3 SD. Hasil ujicoba

menunjukkan adanya peningkatan pemahamansiswa terhadap materi

pembelajaran IPA.

Keterkaitan antara penelitian yang dilakukan Tatminingsih dan

Sudarwo (2012) dengan penelitian ini adalah penggunaan permainan

tradisional dalam penyampaian pembelajaran. Dengan hal ini penulis

tertarik untuk mengembangkan modul pembelajaran cetak dan bergambar

dengan tujuan peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran.

2. Pengembangan Model Permainan Tradisional Geprek Kampung dan Gobag

Sodor untuk Pembelajara Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Penelitian ini dilakukan oleh Toha (2017), penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan sebuah produk model pembelajaran IPS SD yang

efektif dan inovatif dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di

lingkungan sekitarberbasis permainan tradisional. Tujuan khusus

penelitian ini menghasilkan produk berupa modelpermainan tradisional

geprek kempung dangobag sodor untuk pembelajaran IPS kelas IV materi

Perkembangan Teknologi Produksi dan Komunikasi, yang dilengkapi

dengan RPP, bukupanduan dan media kedua permainan tersebut.

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsiteori Borg dan Gall yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

61

dimodifikasi menjadi lima tahapan, yakni: (1) studi pendahuluan;

(2)mengembangkan produk awal; (3) validasi ahli dan revisi; (4) uji coba

lapangan skala kecil sertarevisi produk; dan (5) uji coba lapangan skala

besar dan revisi produk akhir. Untuk mengukur efektifitas produk

digunakan instrumen pengumpulan data berupa angket penilaian dan tes

hasilbelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model permainan

tradisional geprek kempung dangobag sodor efektif dilaksanakan dalam

pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu

mengembangkanproduk berupa modelpermainan tradisional geprek

kempung dangobag sodor untuk pembelajaran IPS kelas IV. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model permainan tradisional geprek

kempung dangobag sodor efektif dilaksanakan dalam pembelajaran.

Keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Toha (2017)

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan permainan

tradisional dalam pembelajaran. Hal ini membuat penilis tertarik untuk

mengembangkan suatu produk pembelajaran yang dikaitkan dengan

permainan tradisional.

3. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Emansipatoris untuk

Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas I SD N Perumnas

Condongcatur.

Penelitian ini dilakukan oleh Harjanto (2013), penelitian ini

bertujuan untuk menghasilkan produk modul pembelajaran IPA berbasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

62

pendidikan emansipatoris untuk menanamkan peduli lingkungan pada

siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. Modul yang

dikembangkan oleh peneliti adalah salah satu bahan ajar yang dikemas

secara utuh dan didalamnya memuat tujuan pembelajaran, materi belajar,

dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas prosuk

berupa modul berdasarkan hasil validasi diperoleh skor 4.3 dengan

kategori sangat baik. Artinya modul yang dikembangkan dapat digunakan

guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dampak penggunaan modul

IPA berbasisi pendidikan emansipatoris ini diharapkan membuat siswa

berani bertukar pendapat dengan guru maupun teman sekelas , membuat

siswa tertarik dan memacu rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran, dan

dapat membuat siswa belajar secara mandiri serta terlibat aktif dalam

proses pembelajaran.

Keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Harjanto (2013)

dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang sama yaitu

pengembangan modul pembelajaran. Penelitian yang dilakukan adalah

penelitian pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran. Dari

penelitian yang dilakukan diharapkan siswa tertarik dan memacu rasa

ingin tahu siswa dalam pembelajaran, dan dapat membuat siswa belajar

secara mandiri serta terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dari

penelitian tersebut penulis tertarik untuk mengembangkan suatu bahan ajar

berupa modul pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

63

Dari ketiga penelitian yang sudah peneliti uraikan diatas dapat dibagankan

sebagai berikut:

Gambar2.1 Literatur Map Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis

penelitian pengembangan dapat menghasilkan sebuah produk dan dapat

membantu meningkatkan kualitas belajar siswa. Sedangkan pengimplementasian

permainan tradisional dalam mata pelajaran sekolah dasar menunjukkan hasil

bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan motivasi siswa dan

meningkatkan kreativitas bagi guru dalam mengembangkan metode belajar. Salah

Modul Pembelajaran Permainan

Pengembangan

Model Permainan

Tradisional Geprek

Kampung dan

Gobag Sodor untuk

Pembelajara Ilmu

Pengetahuan Sosial

di Sekolah Dasar

Pengembangan

Paket dan Strategi

Pembelajaran IPA

Melalui Permainan

Tradisional Untuk

Siswa Kelas 3 SD di

Daerah Rawan

Bencana

Pengembangan

Modul Pembelajaran

IPA Berbasis

Emansipatoris untuk

Menanamkan Sikap

Peduli Lingkungan

Pada Siswa Kelas I

SD N Perumnas

Condongcatur

Penelitian yang dilakukan

Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak Untuk Kelas I

SD Tema 4 Sub Tema 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

64

satu jenis bahan ajar yang dapat dikembangankan adalah modul

pembelajaran.Seperti yang dikemukakan oleh Prastowo (2010: 106) modul adalah

sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, peneliti belum menemukan

penelitian yang berkaitan dengan pengembangan modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak. Penelitian pertama dan kedua masih

terbatas hanya membahas mengenai permainan tradisional dan cara bermainnya.

Sedangkan penelitian yang ketiga hanya mengembangkan modul pembelajaran

untuk siswa dan guru, namun sudah memiliki persamaan yaitu dikembangkannya

modul untuk guru. Oleh karena itu, peneliti ingin mengembangkan sebuah produk

berupa modul pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional anak

yang digabungkan dengan sebuah pembelajaran. Modul pembelajaran yang dibuat

ditujukan untuk guru kelas I SekolahDasar.

C. Kerangka Berpikir

Dahulu, anak-anak bermain dengan permainan tradisional. Permainan

tradisional sudah ada sejak zaman dahulu yang diberikan secara turun-temurun.

Setiap daerah memiliki ciri khas permaianan tradisional dengan aturan yang

berbeda. Anak-anak bermaindengan menggunakan alat yang seadanya bahkan

tidak menggunakan alat apapun.Namun, saat ini sebagian besar mereka sudah

bermaindengan permainan-permainan berbasisteknologi yang berasal dari luar

negeri danmulai meninggalkan permainan tradisional.Setelah kemajuan teknologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

65

masuk keIndonesia permainan tradisional perlahan mulai hilang. Bahkan, tidak

sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenalpermainan tradisional.

Anak-anak yang tinggal didaerah perkotaan maupun dipedesaan hampir semua

mengenal permainan berbasis teknologi yang menggunakan media seperti televisi

dan handphone dan meninggalkan permainan tradisional.

Jika diamati, permainan tradisional memiliki banyak manfaat bagi anak-

anak. Selain tidak mengeluarkanbanyak biaya yang mahal permainan tradisional

juga untukmenyehatkan badan. Dengan melakukan permainan tradisional dapat

juga digunakan sebagai olahraga karenasemua permainan mengunakan

gerakbadan yang ekstra, permainan tradisional sebenarnya sangat baik untuk

melatih fisikdan mental anak. Secara tidak langsung,anak akan dirangsang

kreatifitas,ketangkasan, jiwa kepemimpinan,kecerdasan, dan keluasan

wawasannyamelalui permainan tradisional. Dengan melakukan permainan

tradisional hubungan sosial anak dengan temannya juga dapat berkembang secara

baik.

Dalam kurikulum 2013 yang berlaku, peran guru pada saat pembelajaran

adalah sebagai fasilitator dan siswa lebih aktif dalam belajar. Siswa dituntut

menemukan dan memecahkan permasalahannya sendiri. Namun, untuk memenuhi

semua kegiatan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 membutuhkan suatu

bahan ajar inovatif baru yang sesuai usia perkembangan siswa. Guru dituntut

untuk selalu mengembangkan bahan ajar baru yang disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran. Dengan mengembangkan bahan ajar bari diharapkan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

66

memudahkan guru dalam menyampaikan materi ajar dan tercapainya

pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.

Jika dilihat dari usia anak kelas I Sekolah Dasar, rata-rata dari mereka masih

belum biasa meninggalkan dunia bermain. Anak-anak sangat menikmati

permainan dan akan terus melakukannyadimanapun mereka memiliki

kesempatan.Bermain adalah suatu kegiatan yang seringdilakukan oleh anak-anak

dan dapat menimbulkan kesenangan/kepuasan bagidiri seseorang. Kegiatan

bermain dapat membantu anak untuk menambah pengalaman yang mereka

peroleh. Pada usia anak kelas I, anak harus dilatih mengeluarkan kreatifitasnya

dan komunikasi yang baik antar temannya. Sehingga dengan media bermain,

diharapkan anak mendapat pengetahuan sesuai dengan tingkatan usianya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan guna menjawab

kebutuhan guru dan belajar siswa dengan tingkat usianya. Penelitian ini dibatasi

pada pembelajaran tema 4 subtema 1 kelas I. Penelitian ini menghasilkan modul

permainan tradisional anak yang disusun sebagai alat untuk belajar disekolah.

Selain itu, dari penjelasan yang telah dibahas, permainan tradisional memberikan

manfaat dalam mengembangkan kretivitas siswa. Jika modul permainan

tradisional anak ini diterapkan pada saat proses pembelajaran, siswa akan terbantu

dalam pemahaman materi yang diberikan serta dapat mengembangkan jiwa sosial

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

67

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul metode permainan tradisional

anak dalam pembelajaran tematikkelas I SD tema 4 subtema 1?

2. Bagaimana kualitas modul metode permainan tradisional anak untuk

pembelajaran kelas I SD menurut guru kelas I SD N Kentungan?

3. Bagaimana kualitas modul metode permainan tradisional anak untuk

pembelajaran kelas I SD menurut para ahli?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

68

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,

rancangan penelitian, prosedur peneilitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Menurut Sugiyono (2016 : 407) “Metode penelitian

dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tersebut.” Sesuai dengan pengertian metode

penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam bukunya,

penelitian ini nantinya akan menghasilkan suatu produk yang diharapkan mampu

membantu proses belajar mengajar di sekolah.

Dalam penelitian ini produk yang akan dikembangkan adalah modul

pembelajaran berupa permainan tradisional anak untuk siswa kelas I yang

dikaitkan dengan pembelajaran tema 1 subtema 4. Untuk menghasilkan produk

yang baik, peneliti menggunakan salah satu metode pengembangan media

pembelajaran yang sudah banyak digunakan dalam penelitian pengembangan

yaitu metode Research and Development (R&D). Dari produk yang dihasilkan,

penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar siswa, membantu

dalam proses pembelajaran dikelas dan melatih kreativitas siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

69

B. Setting Penelitian

Setting penelitian menjelaskan objek penelitian, subjek penelitian, lokasi

penelitian, dan waktu penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I A semester ganjil tahun

ajaran 2018/2019 di SD N Kentungan, Depok, Sleman. Seluruh siswa tersebut

terdiri dari 17 putra dan 11 putri. Pemilihan kelas ini dilakukan berdasarkan

rekomendasi guru kelas I.

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah modul permainan anak tradisional. Modul

ini dirancang untuk membantu siswa agar tertarik dalam belajar sesuai dengan

tingakat usianya. Usia siswa kelas I merupakan usia masih ingin bermain dan

belum mengerti pengertian-pengertian dalam pelajaran. Dengan diadakannya

penelitian pengembangan modul permainan tradisional anak ini diharapkan siswa

tertarik untuk belajar dengan alat permainan tradisional. Oleh karena itu, siswa

akan mudah mengingat materi yang diajarkan berdasarkan pengalaman bermain.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kentungan yang terletak di Jl. Kaliurang Km

6.5, Condongcatur, Depok, Sleman. Peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat

observasi, wawancara, validasi produk dan uji coba produk terhadap guru kelas 1

SD N Kentungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

70

4. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian sejak bulan November 2018 hingga bulan Mei

2019. Kurang lebih penelitian dan pengembangan ini berlangsung selama enam

bulan.

C. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan pengertian metode penelitian dan pengembangan yang

dikemukakan oleh Sugiyono. Alasan peneliti menggunakan model pengembangan

Brog and Gall (dalam Sugiyono 2015: 35-37). karena langkah yang harus

ditempuh peneliti lebih sederhana, jelas, sistematis, mudah dipelajari dan sudah

banyak digunakan sebagai prosedur pengembangan bahan ajar. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3)

desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi

produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, 10) produk masal. Dibawah ini

langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Research and Development (R&D) menurut

Borg & Gall ( dalam Sugiyono 2015: 35-37)

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Uji Coba Pemakaian

Revisi Produk Uji Coba Produk

Revisi Desain

Revisi Produk Produksi Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

71

Berikut penjelasan secara terperinci dari bagan di atas:

1. Potensi Masalah

Sebuah penelitian dapat berjalan apabila terdapat potensi dan terlebih lagi

adanya masalah. Jika tidak terjadi suatu permasalahan maka penelitian sudah

tidak berjalan. Hal ini disebabkan karena jika tidak adanya masalah maka tidak

ada yang akan diteliti. Suatu potensi dan masalah juga harus ditunjukkan secara

factual dan juga up to date.

2. Pengumpulan Data

Setelah langkah menemukan potensi masalah yang factual dan up to date

yaitu mengumpulkan data. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mencari bahan

yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan produk yang

hendak dikembangkan. Produk yang dikembangkan ini diharapkan mampu

mengatasi masalah yang telah ditemukan.

3. Desain Produk

Langkah yang ketiga yaitu desain produk. Langkah ini dilakukan ketika

seluruh data telah ditemukan dan terkumpul dengan rapi. Sugiyono (2016 : 413)

menyatakan bahwa hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah

berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Dalam penelitian

ini, desain produk baru yang dihasilkan adalah modul permainan tradisional anak.

4. Validasi Desain

Tahap validasi modul ini merupakan tahapan yang sangat penting, karena

dalam tahap ini, desain produk yang telah dibuat akan divalidasi. Validasi desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

72

dilakukan oleh para ahli. Ahli yang memvalidasi yaitu dosen Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma dan guru kelas I SD N

Kentungan.

5. Revisi Desain

Setelah desain yang dirancang divalidasi oleh para ahli, maka akan terlihat

kekurangannya. Setelah mengetahui kekurangannya maka akan dilaksanakan

revisi desain guna memperbaiki desainnya.

6. Uji Coba Produk

Produk yang telah di revisi kemudian diuji cobakan. Hal ini bertujuan guna

mengetahui tingkat keberhasilan produk. Dan juga untuk mengetahui kesesuaian

produk dengan tujuan pengembangan produk. Pada tahapan ini juga dilakukan

penghimpunan data guna penyempurnaan produk yang telah direvisi.

7. Revisi Produk

Setelah pelaksaanaan uji coba produk, dilaksanakan revisi produk guna

menyempurnakan dan memperbaiki produk yang dikembangkan. Dasar perbaikan

maupun pernyempurnaan produk adalah kritik dan saran yang diperoleh dari

langkah uji coba produk, agar produk yang direvisi menjadi lebih baik.

8. Uji Coba Pemakaian

Produk baru yang diperoleh dari hasil revisi produk kemudian diuji coba

pemakaian. Dalam uji coba pemakaian ini dilakukan dalam kelas besar.

Dilakukan di dua sekolah yang berbeda guna memperoleh kelemahan maupun

kekurangan yang ada dalam produk yang dihasilkan. Siswa yang diambil adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

73

sebanyak satu kelas. Hal ini dimaksudkan untuk melihat tingkat kelayakan

pemakaian produk yang dikembangkan.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam tahap uji coba pemakaian terdapat

kritik dan saran dari subjek penguji coba an. Dalam langkah ini juga dilaksanakan

revisi produk agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

10. Produksi Masal

Langkah ke sepuluh yaitu produksi masal. Produksi masal ini dilakukan

dengan cara memperbanyak modul pembelajaran berupa permainan tradisional

anak.

D. Prosedur Pengembangan

Untuk mengembangkan suatu bahan ajar diperlukan metode pengembangan

atau prosedur pengembangan media. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan media

yang berkualitas. Penggunaan metode yang tepat akan berpengaruh terhadap

kualitas produk media yang dikembangkan. Semakin jeli dan teliti dalam proses

pengembangannya, maka akan dihasilkan produk yang maksimal dalam

kualitasnya.

Dalam penelitian ini, prosedur pengembangan yang digunakan peneliti

adalah model R&D. Dari sepuluh langkah diatas peneliti tidak menggunakan

semua langkah karena keterbatasan waktu dan biaya yang dialami peneliti.

Sehingga peneliti hanya menggunakan sampai langkah ketujuh, yaitu potensi dan

masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

74

produk, dan revisi produk. Peneliti menggunaan metode ini adalah karena

langkah yang harus ditempuh peneliti lebih sederhana, jelas, sistematis, mudah

dipelajari dan sudah banyak digunakan sebagai prosedur pengembangan bahan

ajar. Karena keterbatasan waktu dan banyaknya biaya yang harus peneliti

keluarkan, peneliti tidak menggunakan prosedur uji coba pemakaian, revisi

produk, dan produksi masal yang terdapat pada sepuluh langkah penelitian seperti

pada gambar 3.1. Pertama yang dilakukan peneliti adalah melihat potensi dan

masalah yang ada disekolah, pengumpulan data yang diperoleh dari observasi dan

wawancara, desain produk artinya peneliti merancang pembuatan produk awal

sesuai kebutuhan siswa, validasi desain yang dilakukan oleh satu guru kelas I dan

dua dosen sebagai ahli I dan ahli II, revisi desain yang bertujuan untuk

memperbaiki produk sesuai masukan dan saran para ahli, uji coba pemakaian

yang dilakukan guru terhadap siswa kelas I untuk mengetahui perbedaan setelah

menggunakan produk, dan yang terakhir adalah revisi produk yang dilihat dari

kekurangan pada saat guru melakukan uji coba terhadap siswa kelas I. Sugiyono

(2016: 409) menggambarkan langkah-langkah penelitian pengembangan sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

75

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan Peneliti

Langkah I

Potensi dan Masalah

Observasi Wawancara

Langkah II

Pengumpulan Data

Hasil Observasi dan Wawancara

Langkah III

Desain Produk

Cover Modul Penyusunan isi modul

Langkah IV

Validasi Desain

Validasi Ahli I

Validasi Ahli II

Validasi Guru Kelas I

Langkah V

Revisi Desain

Revisi Ahli I dan II

Revisi Guru Kelas I

Langkah VI

Uji Coba Produk

Uji Coba Produk Guru

Langkah VII

Revisi Produk

Revisi Guru Kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

76

1. Potensi dan Masalah

Langkah pertama yang dilakukan peneliti untuk melakukan penelitian

adalah melihat potensi dan masalah disekolah. Langkah yang dilakukan untuk

mengetahui potensi dan masalah adalah analisis data. Analisis data diperoleh dari

hasil observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan cara melihat kondisi

sekolah, penggunaan bahan ajar, proses kegiatan pembelajaran, dan aktivitas

siswa. Dalam hal ini, potensi yang dimiliki sekolah adalah memiliki buku

pelajaran tematik yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran

disekolah. Namun, dalam proses pembelajaran dikelas khususnya kelas I sebagian

besar siswa masih bermain dan berjalan-jalan dikelas saat proses pembelajaran

berlangsung. Pada saat peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran,

peneliti tidak melihat guru menggunakan media pembelajaran. Kemudian

langkah kedua yang dilakukan peneiti adalah melakukan wawancara terhadap

guru kelas I, hasil dari wawancara ditemukan masalah, yaitu kurangnya

pemanfaatan buku pelajaran yang dimiliki siswa sesuai dengan tingkatan umur

siswa yang cenderung masih ingin bermain dalam kelas dan belum ada

penggunaan media pembelajaran yang cocok untuk siswa kelas I. Sehingga

mengakibatkan kondisi kelas kurang kondusif dan mengakibatkan kesulitan

belajar siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah yang ada, langkah selanjutnya

yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data yang factual dan up to date.

Peneliti menganalisis kegiatan siswa yang dilakukan pada saat jam istirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

77

Aktivitas siswa yang sangat antusias saat bermain dilapangan sekolah dan lahan

sekolah yang luas dapat dijadikan sebagai sarana kegaiatan pembelajaran di luar

kelas. Siswa terlihat aktif saat bermain dibandingkan saat pembelajaran

berlangsung. Dalam hal ini, seharusnya guru menggunakan media pembelajaran

yang cocok untuk tingkatan usia kelas I. Hal ini juga dibatasi minimnya sumber

belajar yang membuat siswa tertarik untuk belajar. Dari data yang ada peneliti

akan mengembangkan sebuah bahan ajar yaitu modul pembelajaran tematik

menggunakan permainan tradisional.

3. Desain Produk

Setelah pengumpuln data, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti

adalah desain produk. Peneliti melakukan langkah awal berupa penyusunan

pemetaan tema pembelajaran yang disesuaikan penyusunan isi modul. Isi dari

modul yang dikembangkan memuat enam pembelajaran yang masing-masinng

terdiri dari satu permainan tradisional. Pemilihan jenis permainan tradisional

disesuaikan dengan kegiatan sesuai kompetensi dasar yang ditentukan.

Komponen-komponen yang ada dalam modul kemudian dikembangkan dengan

mencantumkan kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka, dan biografi penulis.

Tampilan sampul modul dirancang dengan memuat gambar sebuah permainan

tradisional yang diambil dari isi modul. Modul dicetak menggunakan jenis kertas

ivory 80 gr.

4. Validasi Desain

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah memvalidasikan modul

yang dikembangkan kepada para ahli. Peneliti memilih satu guru kelas I SD dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

78

dua dosen sebagai dosen ahli I dan dosen ahli II untuk memvalidasi produk.

Tujuan melakukan validasi desain adalah mengetahui tingkat kelayakan dan

kesesuain isi modul terhadap tujuan pembelajaran. Dari langkah validasi desain

peneliti akan mendapat masukan serta saran dari para ahli.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan validasi desain peneliti melakukan revisi desain sesuai

saran dan masukan dari para ahli. Tujuan dari revisi desain adalah untuk

memperbaiki agar modul menjadi lebih baik dari sebelumnya.

6. Uji Coba Produk

Langkah selanjutnya setelah modul selesai direvisi adalah uji coba produk.

Uji coba produk dilakukan oleh guru terhadap siswa kelas IA SD N Kentungan.

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran menggunakan modul permainan

tradisional adalah dengan memberikan refleksi terhadap guru mengenai perbedaan

setelah menggunakan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisonal.

7. Revisi Desain

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah melakukan revisi produk

setelah melakukan uji coba produk. Revisi dilakukan jika peneliti mengetahui

kekurangan yang ada saat menerapkan modul pembelajaran secara langsung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),

kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono,

2009: 137). Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah teknik non

tes yaitu observasi, wawancara dan kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

79

1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2012:145) observasi merupakan suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi

merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena

yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari

segala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan

pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini

menggunakan observasi non partisipasif dimana peneliti hanya mengamati

kegiatan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa di dalam kelas.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dibahas makna dalam suatu

topik tertentu dari Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:231). Wawancara dilakukan

dengan tujuan memperoleh data atau informasi secara langsung dan pasti. Peneliti

melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah

dirancang sebagai acuan untuk mempermudah peneliti mendapat data atau

informasi yang jelas.

Wawancara dilakukan secara langsung atau tatap muka dengan pihak yang

bersangkutan. Wawancara dilakukan dengan guru kelas I SD N Kentungan.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara untuk

mengetahui sumber belajar, metode dan media yang digunakan guru, serta

pengetahuan tentang permainan tradisional. Hasil yang diperoleh dari wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

80

terhadap guru adalah guru tidak menggunakan sumber belajar lain kecuali buku

tematik pegangan guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran guru hanya

menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Namun, terkadang guru

menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga dalam menyampikan materi

jika alat peraga yang dibutuhkan tersedia dan relevan dengan materi yang

diajarkan. Hasil wawancara terkait permainan tradisional yaitu guru belum pernah

memperagakan permainan tradisonal yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Meskipun guru mengetahui jenis-jenis permainan tradisonal yang dimainkan sejak

jaman dahulu. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswa

mengenai pengetahuan permainan tradisional dan jenis permainan yang sering

dimainkan siswa. Hasil dari wawancara trhadap beberapa siswa kelas I adalah

sebagian besar dari mereka tidak mengetahui jeni-jenis permainan tradisional

yang sangat banyak. Mereka hanya menyebutkan rata-rata 5 jenis permainan

tradisonal saja. Selain pengetahuan tentang permainan tradisional, aktivitas

permainan yang dilakukan siswa adalah melakukan permainan berbasis online

melalui handphone. Hal ini lah yang mendasari siswa meninggalkan permainan

tradisional. Hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti dapat dijadikan untuk

menganalisis kebutuhan siswa.

3. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2016: 199), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Penggunaan angket atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

81

kuesioner ini merupakan teknik yang efisien apabila peneliti bisa mengetahui

variabel yang akan diteliti dan mengetahui harapan dari responden.

Dalam penelitian ini, angket akan ditunjukkan kepada para ahli. Para ahli

menilai kualitas modul dengan memberi tanda checklist (√) sesuai dengan

pendapat penilaian modul. Pada kuisioner di sediakan kolom komentar untuk diisi

oleh para ahli untuk memberi masukan dan saran terhadap modulyang

dikembangkan. Serta dalam uji kelayakan ini, para ahli akan menilai kualitas

produk pembelajaran yang akan dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah

dibuat oleh peneliti berupa instrumen penilaian/angket. Hasil validasi digunakan

sebagai masukan untuk merevisi modul permainan tradisional yang

dikembangkan. Hasil uji coba digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan

penggunaan modul pembelajaran permainan tradisonal.

F. Instrumen Penelitian

Widoyoko (2012: 51) mengemukakan instrumen penelitian merupakan alat

bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan

cara melakukan pengukuran. Peneliti menggunakan teknik instrumen non tes.

Penelitian ini sangat tergantung pada jenis instrumen pengumpul data. Instrumen

penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan kuesioner.

1. Instrumen Pedoman Observasi

Observasi dilakukan guna mengumpulkan informasi tentang potensi dan

masalah di sekolah, khususnya pada proses pembelajaran disekolah. Data yang

diperoleh kemudian digunakan untuk analisis kebutuhan siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

82

pembelajaran dan penggunaan bahan ajar. Berikut kisi-kisi observasi analisis

kebutuhan.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

Variabel Indikator No Item Modul Ketersediaan modul permainan

tradisional disekolah 1, 2

Penggunaan modul permainan tradisional dengan proses pembelajaran

3,4

Metode Pembelajaran Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

5

Media yang digunakan guru saat mengajar

6

Pembelajaran Tematik Pelaksanaan pembelajaran tematik diluar kelas

7

Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran tematik

8

Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada saat jam istirahat 9 Permainan Tradisional Pengetahuan siswa terkait permainan

tradisional 10

Berdasarkan tabel diatas, peneliti akan melakukan observasi dengan

beberapa pernyataan tentang ketersediaan buku atau modul yang ada disekolah.

Kemudian melakukan observasi terkait proses pembelajaran yang meliputi metode

yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran

tematik dengan kebutuhan siswa. Peneliti juga melakukan observasi terhadap

pengetahuan siswa terkait permainan tradisonal yang diamati melalui jenis

aktivitas permainan yang diaminkan siswa pada jam istirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

83

Dari kisi-kisi observasi diatas, berikut daftar pernyataan yang digunakan

sebagai instrumen observasi.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

Variabel Indikator Pernyataan Modul Ketersediaan modul

permainan tradisional disekolah

1. Modul permainan tradisional tersedia disekolah

2. Modul permainan memuat materi pembelajaran.

Penggunaan modul permainan tradisional dengan proses pembelajaran

3. Siswa memiliki atau meminjam modul untuk dibaca

4. Guru menggunakan modul permaianan tradisional untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

5. Guru menggunakan lebih dari tiga metode pada saat mengajar

Media yang digunakan guru saat mengajar

6. Guru menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik diluar kelas

7. Guru sering atau pernah melakukan kegiatan pembelajaran tematik diluar kelas

Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran tematik

8. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru

Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada saat jam istirahat

9. Siswa melakukan suatu permainan bersama dengan temannya

Permainan Tradisional

Pengetahuan siswa terkait permainan tradisional

10. Siswa melakukan permainan tradisional ketika jam istirahat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

84

2. Instrumen Pedoman Wawancara

Metode pedoman wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan

siswa. Tujuan dilakukan wawancara yaitu untuk mengetahui ketersediaan bahan

ajar serta proses pembelajaran tematik. Peneliti juga ingin mengetahui terkait

penelitian pengembangan produk yaitu penerapan permainan tradisional yang

dikaitkan dengan pembelajaran tematik. Peneliti menggunakan pedoman

waawancara yang hanya menggunakan pokok dan garis besar pertanyaan untuk

mengetahui tentang data yang diperoleh.

Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada

guru SD kelas I. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk analisis

kesulitan peserta didik dalam pembelajaran dan penggunaan bahan ajar. Berikut

kisi-kisi wawancara yang dilakukan oleh guru.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas I

Variabel Indikator No Item Modul Penggunaan bahan ajar yang berupa

modul pembelajaran 1

Metode Pembelajaran Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

3, 4, 5

Manfaat menggunakan metode yang digunakan guru.

6

Pembelajaran Tematik Kendala yang dirasakan guru dalam pembelajaran tematik

7

Media yang digunakan guru sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran tematik.

8

Aktivitas Siswa Aktivitas yang dilakukan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

9, 10

Permainan Tradisional Pengetahuan guru terkait permainan tradisional

11

Implementasi permaian tradisional yang dilakukan guru terhadap siswa

12, 13, 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

85

disekolah

3. Instrumen Pedoman Kuesioner

Menurut Sugiyono (2010: 199) angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini diberikan sebelum dan sesudah produk berupa

bahan ajar digunakan dikelas. Angket ini terdiri dari angket evaluasi untuk dosen

dan guru sebagai ahli materi dan ahli media yang diberikan sebelum produk awal

pengembangan bahan ajar berbentuk modul.

Pada lembar penilaian para ahli materi akan memberikan penilaian dengan

memberikan checklist (√) pada setiap butir penilaian yang sudah disajikan dengan

kriteria penilaian sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Lembar penilaian modul pembelajaran sebelum diberikan kepada para ahli sudah

tervalidasi. Selain itu penilaian modul akan disertai kolom kritik dan saran.

Pemberian masukan kritik dan saran betujuan untuk memperbaiki kualitas modul

yang dikembangkan. Setelah para ahli memberikan kritik dan saran, penulis

memperbaiki modul sesuai dengan kritik dan saran yang diberikan para ahli,

selanjutnya modul telah siap untuk diujicobakan pada siswa. Pembuatan indikator

difokuskan pada modul, pembelajaran tematik untuk anak SD dengan

mengimplementasikan permainan tradisional, dan desain yang digunakan untuk

anak SD dan isi modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

86

3.1 Kuesioner Validasi Produk

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Ahli dan Guru

3.2 Kuesioner Uji Coba Produk

Kuesioner uji coba produk dibuat berdasarkan isi pada modul pembelajaran

permainan tradisional yang diterapkan dalam pembelajaran. Kuesioner diisi oleh

guru kelas I pada saat melakukan uji coba.

Aspek Deskripsi Nomor

Isi modul dan bahasa Modifikasi permainan tradisional sesuai dengan materi pembelajaran yang terkait

1

Kelengkapan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar

2

Modul pembelajaran memuat kejelasan metri pembelajaran

3

Isi modul pembelajaran permainan tradisional runtut

4

Penggunaan bahasa indonesia yang baku

5

Bahasa mudah dipahami oleh guru 6 Langkah permainan tradisional runtut dan mudah dipahami

7

Desain Modul Tampilan cover menarik 8 Ilustrasi gambar mudah dipahami 9 Warna yang digunakan antara modul, tulisan, dan gambar kontras dan sesuai

10

Tampilan bentuk huruf dan ukuran pada modul sesuai

11

Ukuran modul praktis dibawa kemanapun

12

Tujuan pembuatan modul Sebagai bahan ajar guru saat pembelajaran

13

Modul dibuat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa

14

Permainan tradisional dapat menjadi media penyampaian materi ajar

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

87

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Produk

Aspek yang diamati No Item Perbandingan Penggunaan Modul 1, 2, 3 Kemudahan Menyampaikan Materi 4, 5 Respon Siswa Terhadap Penerapan Modul 6, 7, 8, 9, 10

A. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menganalisis angket para ahli yang sudah dikuantitatifkan melalui tahapan berikut

ini:

Teknis analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data untuk mengukur kevalidan modul. Data yang telah diperoleh dari

lembar validasi dan evaluasi modul untuk ahli dianalisis sebagai berikut.

a. Tabulasi data yang diperoleh dari lembar evaluasi modul untuk ahli materi dan

ahli media dengan mengelompokkan butir-butir pertanyaan sesuai dengan

aspek yang diamati. Penyekoran berdasarkan nilai aktual yang diberikan para

ahli yaitu 5, 4, 3, 2, 1.

b. Menghitung rata-rata skor masing-masing aspek yang diamati dengan rumus:

𝑋𝑋𝑖𝑖 = ∑ 𝑌𝑌𝑘𝑘𝑛𝑛𝑘𝑘=1𝑛𝑛

Keterangan :

𝑋𝑋𝑖𝑖 = Rata-rata skor butir instrumen ke-i

𝑌𝑌𝑘𝑘 = Skor yang diperoleh responden ke-k

n = Jumlah responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

88

c. Mengkonversikan skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif

berdasarkan klasifikasi penilaian skala 5 menurut Widoyoko (2009: 238)

sebagai berikut.

Tabel 3.6 Konversi Skor Skala 5

Rumus Klasifikasi X >𝑋𝑋𝑖𝑖 + 1,8 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 Sangat Baik

𝑋𝑋𝑖𝑖 + 0,6 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖< X < 𝑋𝑋𝑖𝑖 + 1,8 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 Baik 𝑋𝑋𝑖𝑖 ‒ 0,6 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖< 𝑋𝑋 < 𝑋𝑋𝑖𝑖 + 0,6 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 Cukup 𝑋𝑋𝑙𝑙 ‒ 1,8 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖< X < 𝑋𝑋𝑙𝑙 ‒ 0,6 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 Kurang

𝑋𝑋�𝑙𝑙 < 𝑋𝑋 ‒ 1,8 × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 Sangat Kurang Keterangan :

𝑋𝑋𝑖𝑖(Rerata Ideal)= 12×(skor maksimum ideal + skor minimun ideal)

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑖𝑖 (Simpangan Baku Ideal) = 16×(skor maksimum ideal ‒ skor

minimum ideal)

X= Skor empiris (rerata skor)

Untuk menganalisis kevalidan modul, peneliti mengembangkan Tabel

3.9 dengan skor maksimal 5 dan skor minimal 1. Berdasarkan Widoyoko

(2009: 243) tabel pengembangan sebagai berikut.

Tabel 3.7 Klasifikasi Rerata Skor Skala 5

Rerata Skor Klasifikasi X>4,2 Sangat Baik

3,4 < X<4,2 Baik 2,6<X<3,4 Cukup 1,8<X< 2,6 Kurang

X<1,8 Sangat Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

89

d. Indikator Keberhasilan.

Setelah data dianalisis akan diketahui kelayakan modul yang dikembangkan.

Modul pembelajaran tematik menggunakan permainan tradisional yang

dikembangkan ini berhenti direvisi dan diuji cobakan serta dinyatakan layak jika

mencapai klasifikasi minimal cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan peneliti. Berikut akan dijelaskan hasil penelitian serta pembahasan.

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Pada bab ini, peneliti akan membahas dua rumusan masalah yang menjadi

fokus peneliti. Pertama membahas prosedur penelitian pengembangan modul

metode permainan tradisional anak untuk pembelajaran kelas I SD tema 4

subtema 1. Rumusan masalah yang kedua membahas kualitas modul metode

permainan tradisional anak untuk pembelajaran kelas I SD tema 4 subtema 1.

1. Prosedur Pengembangan Modul Metode Permainan Tradisional Anak

Untuk Pembelajaran Kelas I SD Tema 4 Subtema 1.

Prosedur penelitian merupakan urutan langkah-langkah penelitian yang

sudah ditetapkan. Peneliti mengambil tujuh langkah penelitian yang dikemukakan

Sugiyono. Dalam setiap langkah pengembangan modul metode permainan

tradisional anak untuk pembelajaran kelas I SD tema 4 subtema 1 yang dilakukan

di SD N Kentungan akan dijelaskan sebagai berikut.

1.1 Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian

pengembangan modul pembelajaran pembelajaran tematik untuk kelas I SD tema

4 subtema 1. Potensi dan masalah diperoleh dengan melakukan observasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

91

wawancara. Penelitian pengembangan modul permainan tradisional anak untuk

siswa kelas 1 pada tema 4 sub tema 1, langkah awal yang dilakukan adalah

analisis kebutuhan. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan

observasi. Observasi dilakukan di SD N Kentungan pada tanggal 10 Agustus 2018

pada saat jam pelajaran dan jam istirahat. Peneliti melakukan observasi dan

wawancara meliputi beberapa aspek, yaitu ketersediaan ahan ajar disekolah,

metode dan media yang digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung,

dan pengetahuan guru maupun siswa terkait permainan tradisional. Setelah

melakukan observasi, peneliti kemudian melakukan wawancara terhadap guru

kelas I SD Kentungan yang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2018.

Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta sesungguhnya apakah

ada pengimplementasian pembelajaran tematik dengan permainan tradisional anak

dalam pembelajaran tematik serta untuk mengetahui sejauh mana anak mengenal

jenis-jenis permainan tradisional. Disamping itu, melalui wawancara peneliti

dapat mengetahui metode dan media yang digunakan guru pada saat proses

pembelajaran. Hasil dari observasi dan wawancara akan dijadikan sebagai analisis

kebutuhan siswa. Berikut adalah hasil analisis kebutuhan yang telah peneliti

lakukan berdasarkan observasi dan wawancara.

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan sistematis dan meperhatikan

tujuan pembelajaran. Hal ini diketahui peneliti berdasarkan observasi dikelas I A

pada saat pembelajaran tematik. Dalam penyampaikan materi guru menggunakan

metode cermah, diskusi, dan tanya jawab. Ketika guru melakukan metode

ceramah, guru menjelaskan materi dengan suara lantang sehingga semua siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

92

dapat mendengar materi yang disampaikan guru. Pada saat melakukan metode

diskusi, guru berkeliling untuk membantu kesulitan belajar siswa. Setelah itu guru

melakukan metode tanya jawab berupa soal mencongak yang diberikan kepada

siswa. Guru akan memberi nilai tambahan terhadap siswa yang menjawab

pertanyaan dengan benar. Dari observasi yang dilakukan terhadap guru, peneliti

menemukan potensi baik yang dimiliki guru.

Peneliti melakukan observasi terhadap siswa kelas I A ketika proses

pembelajaran berlangsung. Peneliti melihat bahwa siswa sangat antusias dalam

mengikikuti pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ketika guru

menanyakan tugas yang diberikan, semua siswa mengmpulkan tugasnya secara

individu. Kenyataan yang lain dilihat ketika ada siswa yang bertanya kepada guru

terkait materi yang tidak dipahami. Observasi dilakukan peneliti terhadap siswa

ketika jam istirahat. Peneliti melihat bahwa beberapa siswa sangat aktif dalam

kegiatan permainan sepak bola. Mereka terlihat kompak dan bersosialisasi dengan

baik terhadap teman sebaya dan kakak kelas. Sosialisasi baik antar siswa dapat

dilihat pada saat mereka menuju kantin, siswa secara bersamaan berjalan sambil

menggandeng tangan dan bercerita satu sama lain. Peneliti mengambil kesimpulan

dari observasi yang dilakukan terhadap siswa bahwa siswa memiliki potensi

bersosialiasi baik dan lincah dalam melakukan aktivitas.

Observasi selanjutnya yang diamati peneliti adalah kondisi lingkungan

sekolah. Peneliti melihat bahwa sekolah memiliki lahan yang cukup luas untuk

dijadikan sarana kegiatan siswa. Dari hasil wawancara guru kelas I, sekolah

memiliki lingkungan yang baik untuk proses pembelajaran. Mulai dari banyaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

93

jenis tanaman, lapangan yang luas, dan letak sekolah yang tidak terlalu ramai.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru untuk melakukan proses

pembelajaran diluar kelas menggunakan permainan tradisional anak yang

berpedoman pada modul yang disusun peneliti, guru menanggapi dengan sangat

baik bahkan peneliti mendapat beberapa saran agar proses pembelajaran bejalan

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Saran tersebut meliputi jenis permainan yang

digunakan sebagai media belajar adalah jenis permainan yang sebagian siswa

tahu, dan materi yang diaajarkan sesuai dengan buku guru dan siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti menemukan beberapa

masalah yang peneliti temukan. Setelah dilakukan observasi, peneliti mengetahui

bahwa bahan ajar yang digunakan guru adalah buku tematik pegangan guru. Serta

bahan ajar yang digunakan siswa hanya menggunakan buku pegangan siswa dan

Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti tidak melihat sumber belajar lain yang

digunakan guru maupun siswa. Metode yang digunakan guru dalam proses

mengajar adalah metode ceramah, diskusi dan tanya jawaab. Ketika proses

pembelajaran berlangsung, kondisi kelas terlihat ramai dan masih banyak siswa

yang berjalan-jalan dikelas. Pada saat jam istirahat peneliti mengamati aktivitas

yang dilakukan siswa, peneliti melihat hampir semua siswa ketika bel istirahat

berbunyi menuju ke kantin untuk membeli makanan atau minuman. Setelah itu

ada beberapa siswa yang bermain sepak bola dihalaman sekolah, duduk didepan

kelas, dan ada beberapa siswa bercerita diruang kelas dengan temannya. Langkah

yang diambil peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa tentang permainan

tradisional adalah dengan bertanya kepada beberapa siswa untuk menyebutkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

94

jenis-jenis permainan yang diketahui. Data yang diperoleh sebagian besar siswa

hanya menyebutkaan rata-rata lima permainan tradisional seperti: gobak sodor,

balap karung, bitet-bitean, petak umpet, dan dakon. Peneliti menemuka masalah

yang lain yaitu fasilitas sekolah berupa lapangan yang luas tidak dijadikan sebagai

sarana pembelajaran diluar kelas.

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa minimnya bahan ajar yang digunakan guru maupun siswa dan

kondisi kelas pada saat jam pelajaran terlihat belum kondusif sehingga

menyulitkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dengan mudah. Dari

masalah ini peneliti merumuskan bahawa diperlukannya bahan ajar baru yang

mampu memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan membuat

siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga materi yang diberikan dapat

diterima siswa dengan mudah. Hal ini dilakukan agar dalam pengembangan

modul pembelajaran permainan tradisional dapat dibuat dengan tepat sasaran,

dapat membantu guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik dengan

permainan tradisional, serta sebagai inovasi bagi guru agar menjadi kreatif dan

membantu siswa memahami materi dengan bermain dan pengalaman belajar

sesuai tingkat perkembangannya.

1.2 Pengumpulan Data

Setelah peneliti mendapat informasi dari hasil observasi dan wawancara,

peneliti melakukan pengumpulan data yang didapat secara fakta dan uptodate.

Peneliti melakukan observasi dengan berpedoman pada kisi-kisi yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

95

peneliti susun. Terdapat lima variabel yang dikembangkan daengan sepuluh

pernyataan sesuai dengan kisi-kisi. Variabel pertama terdiri dari dua indikator dan

empat butir pernyataan tentang ketersediaan bahan ajar disekolah. Pada variabel

kedua terdiri dari dua indikator dan dua butir pernyataan tentang metode

pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Variabel ketiga terdiri dari

dua indikator dengan dua pernyataan tentang proses pembelajaran tematik.

Variabel keempat terdiri dari satu indikator dengan satu pernyataan tentang

aktifitas yang dilakukan siswa. Variabel kelima terdiri dari satu indikator dengan

satu pernyataan tentang pengetahuan permainan tradisional. Tujuan dilakukan

observasi yaitu untuk mengetahui kondisi yang ada disekolah, yang nantinya akan

dianalisis dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan.

Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang kemudian dianalisis.

Dari hasil analisis dan pengolahan data peneliti dapat mengaitkan pembelajaran

tematik dengan permainan tradisonal sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga

peneliti akan mengembangkan modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam proses

pembelajaran. Berikut hasil rangkuman observasi yang dilakukan peneliti di SD N

Kentungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

96

Tabel 4.1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan

Indikator Pernyataan Tanggapan Deskripsi Ya Tidak

Ketersediaan modul permainan tradisional disekolah

Modul permainan tradisional tersedia disekolah

√ Modul permainan tradisional belum tersedia disekolah. Terdapat beberapa modul dengan tema budaya yang ada di Indonesia

Modul permainan memuat materi pembelajaran

√ Belum ada modul permainan tradisional yang memuat materi pelajaran, di sekolah modul yang berisi permainan tradisional juga belum ada.

Penggunaan modul permainan tradisional dengan proses pembelajaran

Siswa memiliki atau meminjam modul untuk dibaca

√ Ada beberapa siswa yang meminjam modul ntuk dibaca dan dibawa pulang. Namun jenis modul yang dipinjam adalah modul tentang cerita rakyat.

Guru menggunakan modul permaianan tradisional untuk menyampaikan materi pembelajaran.

√ Dalam menyampaikan materi ajar, guru hanya menggunakan buku tematik pegangan guru dan siswa dari Kemendikbud.

Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

Guru menggunakan lebih dari tiga metode pada saat mengajar

√ Metode yang digunakan guru dalam mengajar adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demontrasi.

Media yang digunakan guru saat mengajar

Guru menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran.

√ Terkadang guru menggunakan alat peraga untuk mempermudah dalam menyampaikan materi ajar.

Pelaksanaan pembelajaran tematik diluar

Guru sering atau pernah melakukan

√ Guru melakukan kegiatan pelajaran tematik diluar kelas jika memuat tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

97

kelas kegiatan pembelajaran tematik diluar kelas

dengan obyek yang terdapat diluar kelas.

Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran tematik

Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru

√ Beberapa siswa selalu menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Aktivitas siswa pada saat jam istirahat

Siswa melakukan suatu permainan bersama dengan temannya

√ Siswa melakukan permainan secara berkelompok ketika jam istirahat.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

belum ada modul permainan tradsional yang ada diskolah, koleksi modul

disekolah yang peneliti lihat adalah buku cerita rakyat, dongeng, dan novel. Isi

dari modul yang mengaitkarn materi pembelajaran juga belum tersedia. Beberapa

siswa meminjam modul cerita rakyat untuk dibaca ataupun dibawa pulang.

Sedangkan dalam menyampaikan materi ajar, guru hanya menggunakan buku

guru dan buku siswa kurikulum 2013. Untuk mengukur pemahan siswa, guru

menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pembelajaran tematik, peneliti

tidak melihat guru menggunakan media pembelajaran. Sedangkan jika dilihat dari

kemauan siswa dalam belajar, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran.

Hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa mampu menjawab dengan benar

pertanyaan yang diberikan guru. Namun, terdapat beberapa siswa yang masih

suka berjalan dikelas dan bermain dikelas. Hal ini dapat mempengaruhi

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pengetahuan siswa terhadap permainan

tradisional daerah belum terlihat. Hal ini dapat ditunjukan pada saat jam istirahat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

98

tidak ada siswa yang melakukan permainan tradisonal. Pada saat peneliti

mengamati saat jam istirahat, siswa hanya melakukan permainan sepak bola

dihalaman sekolah.

Berdasarkan hasil observasi, dapat disumpulkan bahwa untuk

memaksimalkan keberhasilan proses pembelajaran, guru membutuhkan suatu

bahan ajar baru yang inovatif serta media pembelajaran yang dapat menarik

perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti akan mengembangkan

modul pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kriteria usia anak kelas I SD

dengan menggunakan permainan tradisonal pada tema 4 subtema 1. Dengan

adanya modul pembelajaran menggunakan permainan tradisonal diharapkan siswa

teratrik dan aktif dalam belajar melalui permainan tradisonal. Selain itu siswa

dapat membangun hubungan sosial dengan temannya dan menambah kreatifitas

siswa melalui permainan tradisional.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I dengan berpedoman

pada kisi-kisi yang sudah dibuat. Terdapat lima variabel yang akan diamati,

pertama ketersediaan bahan ajar disekolah, kedua metode yang digunakan guru

dalam pembelajaran, ketiga proses kegiatan pembelajaran tematik, keempat

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan kelima tentang

perancangan pengembangan modul permainan tradisional yang dikembangkan

sebagai media dalam menyampaikan materi pembelajaran tematik. Tujuan

dilakukan wawancara yaitu untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang ada

disekolah, yang nantinya akan dianalisis dan dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan yang diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

99

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Guru Kelas I

No Aspek Pertanyaan Rangkuman Jawaban 1 Penggunaan bahan

ajar yang berupa modul pembelajaran

Sumber belajar apa yang digunakan ibu dalam proses pembelajaran?

Sejauh ini penggunaan sumber belajar yang dipakai guru yaitu buku pegangan guru dan buku lain sebagai latihan soal, sedangkan siswa menggunakan sumber belajar buku tematik siswa serta lembar kerja siswa saja.

Apakah siswa juga mempunyai sumber belajar yang sama dengan sumber belajar yang digunakan ibu?

Tidak semua, sekarang ini siswa hanya menggunakan sumber belajar buku siswa dan LKS

2 Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

Apa metode pembelajaran yang digunakan ibu saat mengajar?

Sejauh ini metode pembelajaran yang saya terapkan adalah ceramah dan diskusi

Apakah ibu menggunakan metode selain yang ibu gunakan saat ini?

Kadang, tergantung materi yang akan disampaikan. Jika materi dirasa sudah disampaikan cukup dengan metode tanya jawab dan jika materi yang disampaikan membutuhkan praktek, saya menggunakan metode demonstrasi.

Mengapa ibu menggunakan metode yang dipakai saat ini?

Menurut saya metode yang saya gunakan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik.

3 Pembelajaran Tematik

Kendala-kendala apa saja yang ibu alami saat melaksanakan pembelajaran tematik?

Terkadang untuk menyampaikan materi tematik ada yang terlewat untuk disampaikan, contohnya ketika melakukan praktek percobaan.

Apakah ibu menggunakan alat bantu atau media yang memudahkan tercapainya keberhasilan dalam

Tidak semua materi yang saya sampaikan menggunakan media, terkadang saya menggunakan media alat peraga dalam menjelaskna materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

100

proses mengajar? 4 Aktivitas Siswa Bagaimana aktivitas

siswa saat ibu mengajar?

Karena saya mengampu kelas I, masih banyak siswa yang masing berkeliling kelas dengan berjalan-jalan bahkan lari ketika pembelajaran berlangsung.

Apakah siswa mudah diatur?

Sebenarnya mudah, namun saya memahami karena mereka masih dalam usia yang masih ingin bermain.

5 Permainan Tradisional

Apakah ibu mengetahui jenis-jenis permainan tradisional?

Ya saya mengetahui, karena itu permainan sejak dahulu secara terun temurun. Dulu saya sering memainkan seperti sonda manda, dakon, dan gobak sodor.

Bagaimana tanggapan ibu jika permainan tradisional digunakan sebagai media penyampaian materi pembelajaran tematik?

Saya setuju disisi lain memang usia siswa kelas I masih terbawa dimasa kanak-kanak yang suka bermain, menurut saya permainan tradsional bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Anak-anak nantinya juga bisa bekerja sama dengan temannya dan mungkin akan lebih tertarik dalam belajar.

Apakah kondisi sekolah memungkinkah untuk dilakukan pelaksanaan permainan tradisional?

Tergantung jenis permainan tradisional apa yang akan dimainkan. Jika membutuhkan lapangan besar mungkin harus keluar dari lingkungan sekolah.

Bagaimana tanggapan ibu mengenai pengembangan modul pembelajaran didalamnya memuat permainan tradisional yang dikaikatkan dengan pembelajaran tematik?

Ya bagus, silahkan dikembangkan. Namun tetap berpacu pada KD yang diberikan serta tujuan pembelajaran. Siswa nantinya lebih tertarik dan lebih aktif dalam belajar. Kalau bisa jenis permaian tradisonal yang digunakan bersifat umum atau permainan yang dimainkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

101

diwilayah Jawa Tengah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas I SD N

Kentungan dapat disimpulkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam

mengkondisikan ruang kelas karena siswa kelas I yang masih ingin bermain pada

saat belajar. Menurut pendapat guru, permainan tradsional bisa digunakan sebagai

media pembelajaran. Anak-anak nantinya juga bisa bekerja sama dengan

temannya dan mungkin akan lebih tertarik dalam belajar. Namun, guru akan

mengalami kesulitan jika akan mengimplementasikan pembelajaran kedalam

permainan karena guru tidak memiliki bahan ajar baru sebagai pedoman. Maka

dalam permasalahan ini, diperlukannya bahan ajar baru berupa modul permainan

tradisional yang mengaitkan dengan materi pembelajaran. Dari permasalahan

yang ada peneliti akan mengembangkan modul permainan tradisional anak pada

pembelajaran tematik tema 4 subtema 1.

1.3 Desain Produk

a) Sampul Modul Permainan Tradisional Anak

Desain sampul modul yang disusun peneliti yaitu menceritakan kegiatan

satu permainan tradisional dengan sketsa tokoh-tokoh permainan. Sampul modul

disusun menggunakan aplikasi Adobe Illustrtaor CC 2019 dengan jenis font

Spatch. Adapun ukuran font yang digunakan dalam penulisan adalah 53pt, 17pt,

dan 15pt. Sampul modul dicetak menggunakan jenis dan ukuran kertas ivory A5

80 gr. Berikut sampul modul yang disusun peneliti terlihat pada Gambar 4.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

102

Gambar 4.1 Sampul Modul.

b) Bagian Isi Modul Pembelajaran

Bagian isi dari modul pembelajaran permainan tradisional terdiri dari kata

pengantar, daftar isi, bagian ini dari isi modul, daftar pustaka, dan biografi

penulis. Bagian inti isi modul pembelajaran permainan tradisional terdiri enam

pembelajaran. Setiap pembelajaran terdiri dari satu deskripsi permainan,

kompetensi dasar, tujuan permainan, materi pembelajaran, peralatan yang

dibutuhan, cara bermain, dan evaluasi. Penulisan isi modul menggunakan jenis

font mryad pro dan what the teacher wants dengan ukuran font 14pt. Bagian isi

modul dicetak menggunakan kertas ivory 80gr ukuran A5

c) Kata Pengantar

Kata pengantar berisi tentang informasi umum dari penulis tentang modul

dan penyampaian terimakasih kepada phak-pihak yang telah berjasa dalam

penulisan modul. Tampilan kata pengantar dapat dilihat pada Gambar 4.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

103

Gambar 4.2 Kata Pengantar Modul.

d) Daftar Isi

Daftar isi dibuat untuk memudahkan pembaca dalam mencari materi yang

diinginkan. Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Daftar Isi Modul.

e) Kompetensi Inti

Pada bagian ini berisi kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Kompetensi

buku ditulis sesuai dengan yang ada dibuku guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

104

f) Deskripsi Permainan

Pada deskripsi permainan berisi pengertian setiap permainan, dan asal usul

permainan tersebut pada setiap daerah.

g) Pemetaan Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang digunakan dalam modul pembelajaran permainan

tradisional adalah kompetensi dasar kurikulum 2013 yang diambil dari buku guru

kelas 1 revisi 2017. Peneliti menggunakan buku guru kelas 1 tema 4 sub tema 1

pembelajaran satu sampai enam. Peneliti tidak mengambil semua mata pelajaran

pada setiap pembelajaran, pemilihan mata pelajaran disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran dan tujuan permainan agar materi yang disampaikan dapat tercapai

sesuai dengan tujuan.

h) Tujuan Permainan

Tujuan permainan dibuat sesuai dengan kompetensi dasar. Peneliti

menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan materi pembelajaran yang dikaitkan

dengan permainan tradisional agar kemampuan siswa dalam memahami materi

dan melakukan ketrampilan dapat tercapai dengan baik.

i) Isi Modul

Bagian isi modul terdiri dari 6 kegiatan pembelajaran. Materi yang disajikan

pada modul memuat materi pembelajaran tematik pada tema 4 subtema 1. Setiap

kegiatan belajar memuat komponen sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

105

1) Uraian Materi

Uraian materi terdapat penjelasan tentang materi yang dipelajari. Materi yang

ada pada modul disusun berdasarkan referensi buku guru dan buku siswa

dengan menggunakan kurikulum yang berlaku. Dalam uraian materi disertai

dengan ilustrasi gambar yang berkaitan dengan materi, sehingga akan

membantu siswa memahami konsep dari materi yang dipelajari.

2) Langkah Permainan

Dalam setiap pembelajaran terdapat satu jenis permainan tradisonal disertai

dengan pengertian permainan dan langkah permainan dan peraturan permainan

yang sudah di modifikasi.

3) Evaluasi

Pada setiap akhir pembelajaran, terdapat evaluasi yang bertujuan untuk

mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

4) Refleksi

Setelah guru malakukan pembelajaran, terdapat refleksi untuk mengetahui

keberhasilan guru pada proses pembelajaran.

j) Daftar Pustaka

Daftar pustaka digunakan sebagai acuan atau sumber yang digunakan dalam

menyusun modul permainan tradisional anak kelas I SD pada tema 4 subetema 1.

berikut daftar pustaka yang digunakan penulis sebagai acuan penyusunan modul

dapat dilihat pada Gambar 4.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

106

Gambar 4.4 Daftar Pustaka Modul.

k) Biografi Penulis

Di bagian akhir modul terdapat biografi penulis yang bertujuan untuk

mengetahui riwayat hidup penulis. Berikut disajikan biografi penulis yang dapat

dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Biografi Penulis Modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

107

1.4 Validasi Produk dan Revisi Desain

Setelah selesai menyusun modul permainan tradisional anak kelas I SD pada

materi tematik tema 4 subtema 1 peneliti mengajukan validasi yang dilakukan

oleh dua dosen dan satu guru kelas I SD. Kemudian dilakukan revisi produk yang

bertujuan untuk menghasilkan modul permainan tradisonal anak sesuai dengan

yang diharapkan.

1.4.1 Data Validasi Ahli I

Penilaian modul permainan tradisional anak berdasarkan: 1) Isi modul dan

bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul dilakukan oleh ahli yaitu

EDM merupakan dosen pendidikan guru sekolah dasar Universitas Sanata

Dharma dan ahli pada bidang psikologi anak. Hasil perhitungan penilaian kualitas

modul dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Angket Ahli I.

No. Penilai Skor Klasifikasi 1. EDM. 4.6 Sangat Baik

1.4.2 Data Validasi Ahli II

Penilaian modul permainan tradisional anak berdasarkan: 1) Isi modul dan

bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul dilakukan oleh ahli yaitu

ADS merupakan dosen pendidikan guru sekolah dasar Universitas Sanata

Dharma, beliau merupakan ahli dalam bidang bahasa dan ilustrasi gambar. Hasil

perhitungan penilaian kualitas modul dapat dilihat pada Tabel 4.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

108

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Angket Ahli II.

No. Penilai Skor Klasifikasi 1. ADS 4.8 Sangat Baik

1.4.3 Data Validasi Ahli Guru Kelas I Penilaian modul permainan tradisional anak berdasarkan: 1) Isi modul dan

bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul dilakukan oleh ahli yaitu

SM. merupakan guru kelas I SD N Kentungan. Beliau menilai produk dari aspek

desain produk dan isi modul pembelajaran tradisional anak Hasil perhitungan

penilaian kualitas modul dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Angket Oleh Guru

No. Penilai Skor Klasifikasi 1. SM 4.46 Sangat Baik

1.5 Revisi Desain

Revisi modul dilakukan sebelum modul diujicobakan pada siswa. Modul

permainan tradisional anak kelas I SD pada materi tematik tema 4 subtema yang

telah dinilai oleh para ahli materi kemudian direvisi sesuai dengan saran

perbaikan yang telah diberikan. Revisi dari para ahli dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6. Komentar Ahli dan Revisi

No Komentar Ahli Revisi 1 Ilustrasi permainan di cover

modul diganti dengan satu permainan yang ada di dalam modul. Judul modul diberi keterangan kelas, tema, dan sub tema. Letak nama penulis dipindah dibawah judul modul.

Mengganti ilustrasi permainan di cover modul menjadi permainan cina buta. Memberi keterangan kelas, tema dan subtema pada judul modul. Memindahkan letak nama penulis dibawah judul modul.

2 Sumber dituliskan pada kutipan deskripsi permainan.

Menambahkan nama penulis pada kutipan deskripsi permainan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

109

3 Kata “da” diperbaiki yang seharusnya “dan”. Menghapus background rumah dibawah kata pengantar agar padu dengan background halaman modul yang lain.

Mengubah kata “da” menjadi “dan”. Mengubah background rumah menjadi tanaman.

4 Bahasa asing dan daerah ditulis dengan miring.

Mengubah tulisan bahasa asing dan bahasa daerah menjadi miring.

5 Pada langkah permainan diberi keterangan menyampaikan materi pelajaran.

Memberi keterangan materi yang disampaikan pada langkah permainan.

6 Kesalahan penulisan nama judul lagu “satu-satu aku sayang ibu”

Mengubah penulisan nama judul lagu “satu-satu aku sayang ibu” menjadi”sayang semuanya”

Berdasarkan tabel 4.6 diatas ditunjukkan saran atau masukan oleh para

ahli. Penulis kemudian memperbaiki kesalahan agar modul dapat lebih baik dari

sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan penulis dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

110

No Sebelum Revisi Sesudah Revis 1

Gambar 4.6. Revisi Modul Permainan Tradisional I.

Revisi yang dilakukan peniliti menurut saran dari ahli yaitu

mengubah gambar ilustrasi permainan pada cover menggunakan ilustrasi

anak-anak sedang bermain cina buta, menambahkan keterangan kelas,

tema, subtema pada judul modul, dan memindahkan nama penulis

dibawah judul modul. Pada gambar yang disebelah kiri adalah cover awal

peneliti, ilustrasi gambar pada cover awal menggunakan ilustrasi anak-

anak sedang bermain layang-layang, judul modul awal belum diberikan

keterangan kelas, dan letak nama penulis juga masih berada dia atas.

Setelah peneliti melakukan revisi sesuai saran dosen ahli, hasil revisi

dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebelah kanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

111

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi 1

Gambar 4.7. Revisi Modul Permainan Tradisional II

Revisi kedua dari ahli yaitu penulisan sumber penulis pada

kutipan deskripsi permainan tradisional. Pada gambar 4.7 yang disebelah

kiri, peneliti belum menuliskan sumber penulis pada deskirpisi permainan

domikado. Kemudian peneliti memperbaiki sesuai saran dari ahli, hasil

perbaikan dapat dilihat pada gambar 4.7 yang disebelah kanan, peneliti

telah menambahkan sumber penulis pada deskripsi permainan domikado.

Peneliti melakukan perbaikan pada semua enam jenis permainan

tradisional pada halaman yang berbeda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

112

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi 3

Gambar 4.8. Revisi Modul Permainan Tradisional III

Revisi ketiga yang dilakukan oleh peniliti yaitu, dapat dilihat

pada gambar 4.8 yang sebelah kiri terdapat penulisan yang salah “da”

penulisan yang benar seharusnya “dan”, kemudian saran dari ahli berkata

gambar background rumah pada gambar disebelah kiri diganti menjadi

background tanaman agar padu dengan background halaman modul yang

lain. Kemudian peneliti perbaiki sesuai saran dapat dilihat pada gambar

4.8 yang disebelah kanan, disitu sudah diperbaiki sesuai saran ahli seperti

mengganti background dan memperbaiki kata yang salah tulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

113

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi 4

Gambar 4.9. Revisi Modul Permainan Tradisional IV

Pada revisi yang keempat ini ahli memberikan komentar untuk

mengubah penulisan bahasa asing dan daerah agar ditulis miring. Dapat

dilihat pada gambar 4.9 yang disebelah kiri terdapat penulisan yang

salah, bahasa asing “hopskotc dan zondag-maandag” dan bahasa daerah

”sunda manda, engklek, angkle, angkling, obak, dan sawah” ditulis

dengan huruf tegak. Sesuai dengan saran ahli penulisan bahasa asing dan

bahasa daerah telah diperbaiki peniliti, dapat dilihat pada gambar 4.9

yang disebelah kanan, bahasa asing dan bahasa daerah telah ditulis

dengan miring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

114

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi 5

Gambar 4.10. Revisi Modul Permainan Tradisional V

Pada revisi kelima peneliti menambahkan keterangan mata

pelajaran pada cara bermain. Dapat dilihat pada gambar 4.10 yang

sebelah kiri, cara bermain pada modul awal tersebut peneliti belum

menambahkan materi pelajaran. Kemudian menurut saran dari ahli untuk

menambahkan keterangan materi pelajaran yang sedang disampaikan

supaya dapat mudah dipahami. Pada 4.10 disebelah kanan peneliti telah

memperbaiki dan menambahkan keterangan materi pelajaran pada cara

bermain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

115

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi 6

Gambar 4.11. Revisi Modul Permainan Tradisional VI

Pada revisi yang keenam ini penulis mengganti judul lagu “satu-satu

aku sayang ibu” pada cara bermain permainan domikado. Dapat dilihat di

gambar 4.11 sebelah kiri, gambar yang belum direvisi. Setelah

mendapatkan saran dari ahli bahwa judul lagu yang benar adalah “sayang

semuanya” maka penulis mengganti judul lagu tersebut. Gambar 4.11

sebelah kanan adalah gambar yang telah direvisi oleh penulis dengan

mengganti judul lagu yang semula “satu-satu aku sayang ibu” menjadi

“sayang semuanya”.

1.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah peneliti merevisi produk berdasarkan

hasil validasi dari dosen ahli I dan dosen ahli II serta guru kelas I. Uji coba

dilakukan secara terbatas pada salah satu guru kelas SD N Kentungan pada kelas

IA. Peneliti melakukan uji coba produk pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 07.00

dan dilakukan selama 60 menit. Pada tahap uji coba produk peneliti hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

116

melakukan pada kelas terbatas pada siswa kelas IA SD N Kentungan. Alasan

peneliti melakukan uji coba pada kelas terbatas adalah karena rekomendasi guru

kelas I yang lebih mengerti karakteristik siswa. Disamping itu, alasan yang lain

adalah guru yang digunakan sebagai ahli oleh peneliti hanya mengampu kelas IA.

Penggunaan modul pembelajaran permainan tradisional hanya digunakan

oleh guru, sehingga sebelum pembelajaran dimulai guru diminta untuk

memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi yang akan

disampaikan. Setelah siswa menjawab kemudian guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan mengenalkan modul pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran tersebut. Selanjutnya, pada inti pembelajaran guru melaksanakan

proses pembelajaran berpedoman pada materi dan langkah-langkah dari

modifikasi permainan yang terdapat pada modul. Setelah uji coba kelas terbatas

dilakukan, guru mengisi lembar kuesioner yang diberikan peneliti untuk menilai

modul yang telah diterapkan pada proses pembelajaran. Tujuan dari pengisian

kuesioner yaitu mengetahui keefektifan modul sebagai bahan ajar guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Adapun hasil dari perhitungan kuesioner

hasil uji coba kelas terbatas dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Kuesioner Uji Coba Produk

No. Penilai Skor Klasifikasi 1. SM 4.6 Sangat Baik

Hasil dari perhitungan kuesioner pada uji coba produk menunjukkan

klasifikasi sangat baik. Dalam hal ini guru menilai bahwa modul pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

117

menggunakan permainan tradisional layak digunakan atau diterapkan dalam

proses pembelajaran.

Pada uji coba ini guru diminta untuk melakukan analisis perbedaan

penggunaan antara bahan ajar buku tematik guru dan siswa dan modul

menggunakan metode permainan tradisional pada hasil pembelajaran. Ada

perbedaan yang disampaikan guru kepada peneliti setelah menggunakan modul

dalam pembelajaran. Pertama, penjelasan materi pembelajaran dapat disampaikan

dengan mudah oleh guru. Menurut guru sebelum mengggunakan modul

pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional guru harus

memberikan penjelasan materi berulang kali kepada siswa. Namun, setelah guru

menggunakan modul pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional

penyampaian materi dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Penggunaan media

seperti kartu permainan dapat membantu siswa menyebutkan simbol pada

Pancasila serta bunyinya Dengan demikian materi pembelajaran dapat dengan

mudah diingat oleh siswa.

Perbedaan yang kedua adalah penyampaian materi ajar dengan metode yang

meanrik dapat membuat siswa antusias dan lebih aktif menemukan sendiri

pengetahuannya. Menurut guru sebelum menggunakan modul pembelajaran

menggunakan metode permainan tradisional tidak sedikit siswa yang mau diminta

untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas. Siswa malu untuk

mengungkapkan ide nya karena tidak terbiasa berbicara di depan kelas dan

diperhatikan teman satu kelas. Setelah digunakan modul pembelajaran

menggunakan metode permainan tradisional pada pembelajaran siswa lebih aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

118

dan lebih percaya diri mengungkapkan idenya. Pada langkah permainann Hantu

Buta semua siswa diminta untuk menjelaskan bagan silsilah keluarga yang

termasuk dalam materi bahasa Indonesia.

Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

modul pembelajaran menggunakan permainan tradisoanal dapat membantu guru

dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini dapat menjadi langkah yang

baik untuk guru menjadi lebih kreatif dan menarik dalam mengembangkan sebuah

bahan ajar. Disamping manfaat dari modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional yang memudahkan guru dalam menyampaikan materi adalah

meningkatkan interaksi siswa dengan guru maupun temannya. Selain itu siswa

dapat membangun sendiri pengetahuannya dan memudahkan siswa dalam

menyampaikan idenya. Sehingga materi pembelajaran dapat dipahami dengan

baik oleh siswa.

1.7 Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba produk pada kelas terbatas, peneliti mendapat

masukan atau saran oleh guru kelas I. Saran tersebut berupa penambahan refleksi

yang ditujukan untuk guru. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti melakukan

revisi sesuai masukan dari guru. Hasil revisi yang telah dilakukan dapat dilihat

pada Gambar 4.11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

119

Revisi Penambahan Refleksi

Gambar 4.11 Penambahan Refleksi

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, peneliti menambahkan refleksi disetiap akhir

pembelajaran dan penambahan ini juga dilakukan disetiap pembelajaran yang lain

dengan pernyataan-pernyataan yang sama. Modul ini diberikan refleksi guru,

karena modul pembelajaran ini sebagai modul pegangan guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Peneliti memberikan penambahan refleksi ini, agar

guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dalam melakasanakan

pembelajaran. Peneliti memberikan tiga pernyataan, pernyataan yang pertama

tentang kelemahan guru selama pembelajaran, pernyataan tersebut agar guru

mengetahui apa yang harus menjadi evaluasi dalam jalannya pembelajaran.

Kedua, hal-hal yang mendorong keberhasilan guru dalam menjalankan

pembelajaran, pernyataan yang kedua ini agar guru dapat mempertahankan

keberhasilannya di pembelajaran selanjutnya. Ketiga hal-hal yang kurang efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

120

dan yang perlu ditingkatkan, hal tersebut dilakukan agar guru dapat meningkatkan

kelemahanya sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

2. Kualitas Modul Metode Permainan Tradisional Anak Untuk

Pembelajaran Kelas I SD Tema 4 Subtema 1.

Setelah melakukan validasi kepada para ahli, selanjutnya peneliti

menghitung keseluruhan skor yang telah didapatkan. Berikut skor keseluruhan

yang didapatkan dari para ahli.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Keseluruhan Validator

No. Validator Rerata Kategori

1. Dosen Ahli I 4.6 Sangat Baik 2. Dosen Ahli II 4.8 Sangat Baik 3. Guru kelas I 4.46 Sangat Baik

Jumlah 13.86 Rata-rata 4.62 Sangat Baik

B. Kajian Produk Akhir

Modul pembelajaran permainan tradisional anak kelas I SD pada materi

tematik tema 4 subtema 1 yang dikembengkan telah direvisi mengalami

perubahan dari desain awal. Modul yang telah direvisi mempunyai susunan

sebagai berikut:

1. Sampul Modul Pembelajaran

Pada bagian sampul modul mendapat masukan dari ahli jika gambar yang

dicantumkan untuk sampul modul diambil dari bagian gambar permainan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

121

tradisional dari isi modul. Sampul akhir dari modul dapat dilihat pada gambar

4.12.

Gambar 4.12. Sampul Modul Akhir.

2. Isi Modul

a. Kata Pengantar

Pada bagian ini peneliti melakukan revisi berupa perubahan penulisan yang

salah “da” penulisan yang benar seharusnya “dan”, kemudian saran dari ahli

berkata gambar background rumah pada gambar disebelah kiri diganti menjadi

background tanaman agar padu dengan background halaman modul yang lain.

Kata pengantar dapat dilihat pada gambar 4.13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

122

Gambar 4.13. Perbaikan Kata Pengantar.

b. Daftar Isi

Pada bagian daftar isi tidak ada perubahan atau saran yang diberikan oleh

dosen maupun guru.

c. Kompetensi Inti

Kompetensi inti sudah ditetapkan oleh Kemendikbud, dosen dan guru hanya

memberi saran bahwa kompetensi inti dicantumkan sebelum materi pembelajaran.

d. Deskrpsi Permainan

Pada bagian deskripsi permainan peneliti mendapat masukan dari salah satu

dosen ahli yaitu memberikan sumber kutipan deskripsi permainan yang

dijelaskan. Peneliti melakukan revisi dengan menambahkan nama penulis pada

penjelasan permainan tradisional di setiap pembelajaran. Hasil penambahan

sumber kutipan deskripsi dapat dilihat pada gambar 4.14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

123

Gambar 4.14. Perbaikan Sumber Kutipan.

e. Pemetaan Kompetensi Dasar

Pada bagian ini peneliti tidak mendapat revisi. Ahli pakar dan guru tidak

memberikan komentar pada bagian pemetaan kompetensi dasar.

f. Materi Pembelajaran

Pada bagian materi pelajaran tidak mendapat masukan dari para ahli. Materi

pelajaran disesuaikan dengan buku pegangan guru dan siswa.

g. Daftar Pustaka

Pada bagian ini tidak ada yang direvisi oleh peneliti. Ahli pakar dan guru

tidak memberikan komentar terhadap daftar pustaka.

h. Biografi Penulis

Peneliti tidak merevisi pada bagian ini. Ahli pakar dan guru tidak

memberikan komentar terhadap biografi penulis pada saat melakukan validasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

124

C. Pembahasan

1. Prosedur Pengembangan Modul Metode Permainan Tradisional Anak

Untuk Pembelajaran Kelas I SD Tema 4 Subtema 1

Penelitian yang dilakukan adalah mengembangkan bahan ajar berupa modul

pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional anak kelas I pada tema

4 subetema 1 didasari pada hasil observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan

dengan guru kelas I SD N Kentungan mengenai bahan ajar berupa modul

pembelajaran. Menurut hasil wawancara oleh guru diperoleh bahwa penyusunan

modul pembelajaran dengan metode permainan tradisional akan membuat siswa

tertarik dalam belajar. Dengan begitu, guru ingin memberikan metode

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga guru membutuhkan

bahan ajar baru yang dapat membantu proses pembelajaran yang menyenangkan.

Pembelajaran yang dimaksud adalah memberikan penjelasan materi kepada siswa

sekaligus mengajak siswa belajar sambil bermain. Guru mendukung adanya

metode menggunakan permainan yang diimplementasikan dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan

modul pembelajaran menggunakan metode permainan tradisonal untuk siswa

kelas I SD. Hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

merupakan langkah awal pada metode penelitian pengembangan R&D yaitu

potensi dan masalah.

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi bahan

apa saja yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan produk

yang hendak dikembangkan. Produk yang dikembangkan diharapkan mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

125

mengatasi masalah yang telah ditemukan. Pada tahap ini peneliti melakukan

observasi dan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang mendukung

penelitian pengembangan ini. Tahap ini merupakan tahap kedua dalam penelitian

pengembangan yaitu pengumpulan data.

Penyusunan modul disusun semenarik mungkin agar siswa tertarik dalam

membaca. Penyusunan dimulai dari desain sampul modul, tata lay out , jenis huruf

pada penulisan, ilustrasi gambar, ukuran huruf, pengaturan warna, jenis kertas,

dan membuat latihan soal dan rubrik penilaian sebagai evaluasi siswa. Jenis

permainan yang dicantumkan pada modul disertakan dengan ilustrasi gambar

permainan yang sesuai dengan judul permainan. Tujuan dari pemberian ilustrasi

gambar adalah menarik siswa tertarik menggunakan modul yang dikembangkan

dan memudahkan siswa dan guru dalam melakukan prosedur permainan. Pada

tahap ini merupakan langkah ketiga dari penelitian pengembangan yaitu Desain.

Setelah modul selesai disusun, modul dicetak dan berikan kepada para ahli

untuk di validasi. Para ahli terdiri dari dua dosen dan guru kelas I SD. Tujuan dari

validasi ini adalah mengetahui kekurangan dari isi modul dan penambahan

masukan yang diberikan para ahli sebelum modul diuji cobakan. Untuk

mengetahui kualitas modul yang dikembangkan, peneliti memberikan modul

kepada para ahli. Sebelum modul divalidasi peneliti mendapat saran serta

masukan dari para ahli yang kemudian akan direvisi oleh peneliti. Peneliti

melakukan validasi terhadap produk yang dikembangkan setelah melakukan

desain produk, langkah ini merupakan tahap keempat penelitian pengembangan

yaitu validasi desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

126

Langkah selanjutnya setelah produk direvisi adalah melakukan uji coba

modul yang diterapkan dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan modul yang dikembangkan peneliti. Uji coba dilakukan

terbatas oleh guru kelas I SD kepada siswa kelas IA SD N Kentungan. Peneliti

melakukan uji coba pada kelas terbatas sesuai dengan rekomendasi yang diberikan

guru. Guru menyarankan bahwa uji coba modul dilakukan pada satu kelas saja

karena uji coba hanya dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan terhadap

modul yang dikembangkan. Disamping itu, guru yang dijadikan peneliti sebagai

ahli dalam penyusunan pengembangan modul menggunakan permainan

tradisional hanya mengampu pada kelas I A dan lebih mengatahui karakteristik

siswa.

Setelah pelaksaanaan uji coba produk, peneliti mengetahui kekurangan pada

modul pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional. Untuk itu,

dilaksanakan revisi produk guna menyempurnakan dan memperbaiki produk yang

dikembangkan. Dasar perbaikan maupun pernyempurnaan produk adalah kritik

dan saran yang diperoleh dari langkah uji coba produk, agar produk yang direvisi

menjadi lebih baik.

Dari beberapa penjelasan diatas, peneliti mengembangkan produk akhir

berupa modul pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional anak

berdasarkan prosedur dari penelitian pengembangan R&D. Berdasarkan

penjabaran tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian pengembangan modul

pembelajaran menggunakan metode permainan tradisonal dalam pembelajaran

tematik pada tema 4 subtema 1 untuk kelas I sesuai dengan tujuh langkah model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

127

pengembangan Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2014: 409-427) yiatu: potensi dan

masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi desain, uji

coba produk, dan revisi produk.

2. Kualitas Modul Metode Permainan Tradisional Anak Untuk

Pembelajaran Kelas I SD Tema 4 Subtema 1

Modul yang disusun peneliti memuat materi kelas I SD pada tema 4

subtema 1 dengan memperhatikan standar kurikulum 2013. Isi dari modul yang

dikembangkan peneliti terdiri dari 6 pembelajaran dengan setiap pembelajaran

terdapat satu permainan tradisional. Dari setiap pembelajaran peneliti

mencantumkan langkah-langkah permainan dan aturan permainan. Hal ini

mendasari modul pembelajaran yang dikembangkan bersifat utuh dan terstruktur.

Sependapat dengan Sanjaya (2006: 265) bahwa karakteristik modul diantaranya

adalah berdiri sendiri, maksudnya dalam modul yang dikembangkan tidak

tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan

bahan ajar yang lain.

Pemilihan permainan tradisional yang digunakan peneliti disesuaikan

dengan materi pembelajaran dan dapat dimainkan oleh siswa. Untuk itu peneliti

melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari observasi dan wawancara

terkait apa saja yang harus dicantumkan pada modul pembelajaran dan

disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Penyusunan materi berpedoman

pada buku tematik kemendikbud guru dan siswa. Setelah itu, peneliti dan guru

mendiskusikan jenis-jenis permainan yang akan digunakan dalam penyusunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

128

modul. Untuk menentukan jenis permainan yang digunakan peneliti melakukan

observasi lingkungan disekitar sekolah. Hasil observasi diperoleh bahwa terdapat

potensi yang dimiliki sekolah untuk dijadikan sarana dalam pelaksanaan

permainan tradisional. Lahan di sekitar sekolah yang luas dan pohon-pohon

rindang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran diluar kelas.

Pemilihan jenis permainan yang digunakan dalam penelitian yaitu: Domikado,

Petak Umpet, Dakon, Sonda, dan Hantu Buta. Peneliti memilih permainan

tradisional Domikado dan Dakon dengan alasan permainan dapat dilakukan

didalam ruang kelas dan tidak banyak membutuhkan alat yang digunakan.

Sedangkan pemilihan permainan tradisonal Petak Umpet, Sonda, dan Hantu Buta

adalah menyesuaikan dengan kondisi lingkungan diluar kelas yang memiliki lahan

luas dan banyak terdapat pohon yang rindang.

Setelah produk modul pembelajaran menggunakan metode permainan

tradisonal selsesai, peneliti memberikan modul kepada para ahli. Para ahli terdiri

dari dua dosen dan guru kelas I SD. Hasil validasi produk awal secara keseluruhan

menunjukkan bahwa modul pembelajaran menggunakan metode permainan

tradisional termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rekap skor akhir dari

hasil validasi dengan skor rata-rata yaitu 4,62. Dengan masing-masing perolehan

skor dari guru adalah 4.46, Ahli dosen I yaitu 4.60, dan Ahli dosen II yaitu 4,80.

Hal ini dapat dilihat pada tabel skala lima menurut Widoyoko (2012:106) yang

menyatakan interval 4,2–5 termasuk dalam kategori sangat baik. Dari hasil skor

rata-rata yang diperoleh dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

129

pengembangan modul dari aspek materi, bahasa, serta desain yang menarik sesuai

dengan prinsip-prinsip penyusunan modul.

Setelah selesai melakukan tahap validasi, peneliti melakukan revisi modul

pembelajaran menggunakan metode permainan tradisional sesuai dengan saran

dan komentar yang diberikan para ahli. Revisi tersebut diantaranya, perubahan

background modul, perubahan sampul, kata-kata yang tidak baku, penambahan

evaluasi, penambahan refleksi guru, dan perbaikan penulisan. Langkah

selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah selesai melakukan revisi adalah

melakukan uji coba modul pada kelas terbatas.

Modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional yang

dikembangkan peneliti diterapkan pada ujicoba kelas terbatas. Guru menggunakan

modul sesuai dengan langkah-langkah permainan yang disusun pada modul. Pada

saat melakukan pembelajaran menggunakan metode permainan, siswa terlihat

sangat senang dan aktif dalam bermain. Mereka sangat antusias dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat ketika mereka menjawab pertanyaan dari

temannya serta dalam menjelaskan bagan silsilah keluarga dengan bahasa

Indonesia maupun bahasa daerah dengan tingkat pemahaman mereka sendiri.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa modul pembelajaran menggunakan metode

permainan tradional dapat membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran

khususnya pada pelajaran tematik. Hal ini dilihat dari hasil jawaban siswa yang

dipresentasikan diakhir permainan. Namun, ada juga kendala yang ditemukan

peneliti ketika melakukan uji coba terbatas. Kendala yang ditemukan yaitu ada

siswa yang tidak menaati peraturan permainan. Dari kendala yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

130

peneliti, kemudian peneliti menambahkan peraturan permainan pada modul.

Penambahan peraturan diantaranya jika siswa tidak melakukan permainan sesuai

dengan peraturan, maka siswa tersebut diberi hukuman berupa mengulangi

langkah permainan sesuai dengan prosedur yang benar sebanyak tiga kali.

Modul pembelajaran telah memiliki subjek yang jelas, terutama pada

langkah permainan yang mengaitkan materi pembelajaran. Hal ini peran guru

sudah jelas terhadap apa saja yang dilakukan terhadap siswa. Melalui permainan

tradisonal yang diajarkan dalam modul pembelajaran dapat digunakan sebagai

sarana pembelajaran tematik yang menyenangkan. Selain itu, nilai-nilai yang

terkandung pada permainan tradsional seperti nilai kebersamaan dan kekeluargaan

yang terjalin melalui penerapan modul yang dikembangkan dapat meningkatkan

nilai jiwa sosial pada siswa.

Dari hal ini modul dapat disebut dengan pengganti fungsi pendidik.

Maksudnya, modul dapat membuat siswa lebih aktif dan guru hanya berfungsi

sebagai pendamping dalam belajar. Hal ini sependapat dengan Prastowo (2010:

106) yang menyatakan fungsi modul adalah pengganti fungsi pendidik.

Maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi

pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat

pemahaman dan usia mereka. Sementara, fungsi penjelas sesuatu tersebut juga

melekat pada pendidik. Maka dari itu, penggunaan modul bisa berfungsi sebagai

pengganti fungsi atau peran fasilitator/pendidik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

131

Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti menyimpulkan produk akhir dari

penelitian pengembangan yaitu modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional untuk siswa kelas I SD tema 4 subtema 1. Modul pembelajaran

menggunakan metode permainan tradisonal mendapat repon positif dari guru dan

dapat dijadikan bahan ajar baru yang inovatif serta dapat menarik siswa untuk

belajar. Modul ini dapat memudahkan guru dalam menjalaskan materi melalui

pembelajaran yang menyenangkan. Selain pembelajaran yang menyenangkan,

peran siswa pada proses pembelajaran akan lebih aktif dan mendapat pengalaman

belajar. Melalui pengalaman siswa dapat mengingat dengan mudah terhadap

materi yang disampaikan. Produk model metode permainan tradisional anak

Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik dengan skor rata-rata 4,62, sesuai

dengan tabel skala lima menurut Widoyoko (2012:106) yang menyatakan interval

4,2–5 termasuk dalam kategori sangat baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

132

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian pengembangan modul permainan tradisional anak yang telah

dilakukan diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut.

1. Pengembangan modul pemainan tradsional anak untuk siswa kelas I SD

pada tema 4 subtema 1 dengan jenis penelitian Research and Development

(R&D) menggunakan tujuh langkah penelitian menurut Brog and Gall

(dalam Sugiyono 2015: 35-37) yaitu 1) potensi dan masalah yang dilakukan

melalui observasi dan wawancara, 2) pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan informasi fakta yang ada di sekolah, 3) desain produk

dilakukan dengan melakukan desain awal modul serta isi materi pada

modul, 4) validasi desain dengan memberikan kuesioner validasi kepada

guru kelas I SD serta dua dosen untuk memberikan masukan terhadap

modul dan menilai tingkat kualitas modul, 5) revisi desain dilakukan untuk

memperbaiki agar lebih lebih baik dari sebelumnya, 6) uji coba produk

dilakukan oleh guru kepada siswa untuk mengetahui kesesuaian modul yang

dikembangkan dengan kebutuhan siswa serta mengetahui tingkat

keberhasilan modul dengan menggunakan kuesioner uji coba, 7) revisi

produk dilakukan setelah melakukan uji coba produk untuk melengkapi

kekurangan yang peneliti temukan secara langsung pada saat modul

diterapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

133

2. Tingkat kualitas modul permainan tradisional anak ditinjau dari aspek

materi dan tampilan tergolong dalam kategori sangat baik dengan hasil skor

rata-rata penilaian ahli guru kelas I adalah 4.46. Sedangkan tingkat kualitas

ditinjau dari dosen ahli I dan dosen ahli II tergolong dalam kategori sangat

baik dengan hasil masing-masing skor adalah 4.6 dan 4.8. Dari perhitungan

angket guru dan para ahli dapat disimpulkan bahwa produk layak untuk

diujikan. Pada tahap uji coba, peneliti meminta guru kelas I untuk

menerapkan salah satu jenis permainan pada pembelajaran selama dua jam

pelajaran. Peneliti menyediakan angket yang ditujukan kepada guru untuk

mengetahui perbedaan pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan

modul yang dikembangkan peneliti. Dari hasil perhitungan angket peneliti

mendapatkan total skor 4,6 yang termasuk dalam klasifikasi sangat baik.

Dari perhitungan angket para ahli, modul pembelajaran menggunakan

permainan tradsional anak untuk siswa kelas I SD tema 4 subtema 1

tergolong dalam klasifikasi sangat baik. Maka modul yang dikembangkan

memiliki kuaitas yang sangat baik dan modul layak digunakan dalam proses

pembelajaran.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti hanya mengambil satu sekolah dalam menganalisis kebutuhan,

sehingga data analisis yang diperoleh terbatas.

2. Uji coba produk secara terbatas dilakukan hanya menerapkan satu

pembelajaran saja sedangkan di dalam modul ada enam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

134

3. Uji coba produk secara terbatas dilakukan hanya menerapkan satu metode

permainan saja dari enam metode permainan.

4. Dalam satu pembelajaran hanya terdapat satu permainan tradisional.

C. Saran

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya terkait dengan modul permainan

tradisional yang dimodifikasi dengan pembelajaran tematik kurikulum 2013 untuk

siswa kelas I SD adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran dengan model

pengembangan Research and Development (R&D) yang telah dihasilkan

diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Modul yang telah dikembangkan masih jauh dari kesempurnaan karena

terbatasnya kemampuan berpikir dalam proses penyusunan. Maka modul ini

perlu disempurnakan kembali agar menghasilkan produk yang lebih

berkualitas.

3. Perlu dikembangkan bahan ajar modul untuk siswa SD pada materi lain

yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta kondisi sekolah agar

kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan.

4. Dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat mengujicobakan seluruh metode

permainan tradisional anak yang telah dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

135

DAFTAR PUSTAKA

Abu, A. & Munawar, S. (2005). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Ahmad, S. (2007). Strategi belajar mengajar micro teaching. Ciputat: Quantum Teaching.

Alhaddad, I. (2012). Penerapan teori perkembangan mental piaget pada konsep kekekalan panjang. Diakses tanggal 30 maret 2019 dari http://e-.journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/view/5.

Andriani, T. (2012).”Permainan tradisional dalam membentuk karakter anak usia dini”. Jurnal Sosial Budaya. Vol 9(1) Hal 121-126. Diunduh 12 Februari 2019.

Arsyad, A. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto dan Dwicahyono, A. (2014). Pengembangan perangkat pembelajaran (silabus, rpp, phb, bahan ajar). Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. (2008). Panduan pengembangan materi pembelajaran dan standar sarana dan prasarana smk/ma/sma. Jakarta: BP Mitra Usaha Indonesia

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandug: PT Remaja

Rosdakarya.

Dhamarah, S. B. (2015). Psikologi belajar.Jakarta: Rineka Cipta

Dharmamulya, S. Dkk. (2005). Permainan tradisional jawa. Purwanggan: Kepel Press.

Fadillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Harjanto, D. A. (2013). Pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas iiib di SDN perumnas condongcatur. Skripsi: Universitas Sanata Dharma.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembang jilid. Jakarta: Erlangga.

Ismail, A. (2009). Metode pembelajaran dan permainan.[online]. Diakses tanggal

30 maret 2019 dari http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-

pembelajaran/ Jakarta: PT. Indeks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

136

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kurniasih, I. dan Sani, B. (2014). Implementasi kurikulum 2013: konsep & penerapan.Surabaya: Kata Pena.

__________. (2014). Panduan membuat bahan ajar buku teks pelajaran. Surabaya: Kata Pena.

Kurniati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam mengembangkan ketrampilan sosial anak. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Majid, A. (2005). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mujib dan Rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab. Yogyakarta: DIVA Press.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

__________. (2015). Guru dalam implementasi kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Nugroho, S. (2015). Manajemen warna dan desain.Yoyakarta: Penerbit Andi.

Prastowo, A. (2014). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press

__________. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik tinjauan teoritis dan praktik. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Sanjaya, W. (2006).Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Shoba, D. C. (2009). Anak yang Bermain Anak yang Cerdas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sri, T. dan Sudarwi. (2012). Pengembangan paket dan strategi pembelajaran ipa melalui permainan tradisional untuk siswa kelas 3 sd di daeraha rawan bencana. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 18 No 4.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta

________. (2015). Metode penelitian & pengembangan research and development. Bandung: Alfa Beta.

________. (2016). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfa Beta.

Sujono, Y. N. (2009). Konsep dasar pendidikan anak usia dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

137

Suparno. (2013). Metodologi pembelajaran fisika konstruktivistik & menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutikno, S. M. (2014). Pemimpin dan gaya kepemimpinan. Lombok: Holistica.

Toha, M. (2017). Pengembangan model permainan tradisional geprek kempung dan gobag sodor untuk pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 2(1) hal 60-68. Diunduh pada tanggal 11 Februari 2019.

Waspada, E. (2014). Perbedaan pengaruh permainan tradisional dan latihan kecerdasan kinestetik terhadap kemampuan motorik dan kecerdasan emosional. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Winataputra, U. (2008). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

138

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

139

Lampiran 1

Hasil Observasi Analisis Kebutuhan

Indikator Pernyataan Tanggapan Deskripsi Ya Tidak

Ketersediaan modul permainan tradisional disekolah

Modul permainan tradisional tersedia disekolah

√ Modul permainan tradisional belum tersedia disekolah. Terdapat beberapa modul dengan tema budaya yang ada di Indonesia

Modul permainan memuat materi pembelajaran

√ Belum ada modul permainan tradisional yang memuat materi pelajaran, di sekolah modul yang berisi permainan tradisional juga belum ada.

Penggunaan modul permainan tradisional dengan proses pembelajaran

Siswa memiliki atau meminjam modul untuk dibaca

√ Ada beberapa siswa yang meminjam modul ntuk dibaca dan dibawa pulang. Namun jenis modul yang dipinjam adalah modul tentang cerita rakyat.

Guru menggunakan modul permaianan tradisional untuk menyampaikan materi pembelajaran.

√ Dalam menyampaikan materi ajar, guru hanya menggunakan buku tematik pegangan guru dan siswa dari Kemendikbud.

Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

Guru menggunakan lebih dari tiga metode pada saat mengajar

√ Metode yang digunakan guru dalam mengajar adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demontrasi.

Media yang digunakan guru saat mengajar

Guru menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran.

√ Terkadang guru menggunakan alat peraga untuk mempermudah dalam menyampaikan materi ajar.

Pelaksanaan Guru sering atau √ Guru melakukan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

140

pembelajaran tematik diluar kelas

pernah melakukan kegiatan pembelajaran tematik diluar kelas

pelajaran tematik diluar kelas jika memuat tema dengan obyek yang terdapat diluar kelas.

Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran tematik

Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru

√ Beberapa siswa selalu menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Aktivitas siswa pada saat jam istirahat

Siswa melakukan suatu permainan bersama dengan temannya

√ Siswa melakukan permainan secara berkelompok ketika jam istirahat.

Pengetahuan siswa terkait permainan tradisional

Siswa melakukan permainan tradisional ketika jam istirahat

√ Permainan yang dilakukan siswa pada jam istirahat adalah sepak bola. Sepak bola hanyalah dimainkan oleh siswa laki-laki. Sedangkan aktifitas siswa perempuan hanya duduk diruang kelas atau didepan kelas dengan temannya. Terkadang ada juga yang menggambar atau membaca buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

141

Lampiran 2

Rangkuman Hasil Wawancara Guru kelas I

No Aspek Pertanyaan Rangkuman Jawaban 1 Penggunaan bahan

ajar yang berupa modul pembelajaran

Sumber belajar apa yang digunakan ibu dalam proses pembelajaran?

Sejauh ini penggunaan sumber belajar yang dipakai guru yaitu buku pegangan guru dan buku lain sebagai latihan soal, sedangkan siswa menggunakan sumber belajar buku tematik siswa serta lembar kerja siswa saja.

Apakah siswa juga mempunyai sumber belajar yang sama dengan sumber belajar yang digunakan ibu?

Tidak semua, sekarang ini siswa hanya menggunakan sumber belajar buku siswa dan LKS

2 Metode yang digunakan guru pada saat mengajar

Apa metode pembelajaran yang digunakan ibu saat mengajar?

Sejauh ini metode pembelajaran yang saya terapkan adalah ceramah dan diskusi

Apakah ibu menggunakan metode selain yang ibu gunakan saat ini?

Kadang, tergantung materi yang akan disampaikan. Jika materi dirasa sudah disampaikan cukup dengan metode tanya jawab dan jika materi yang disampaikan membutuhkan praktek, saya menggunakan metode demonstrasi.

Mengapa ibu menggunakan metode yang dipakai saat ini?

Menurut saya metode yang saya gunakan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik.

3 Pembelajaran Tematik

Kendala-kendala apa saja yang ibu alami saat melaksanakan pembelajaran tematik?

Terkadang untuk menyampaikan materi tematik ada yang terlewat untuk disampaikan, contohnya ketika melakukan praktek percobaan.

Apakah ibu menggunakan alat bantu atau media yang memudahkan

Tidak semua materi yang saya sampaikan menggunakan media, terkadang saya menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

142

tercapainya keberhasilan dalam proses mengajar?

media alat peraga dalam menjelaskna materi.

4 Aktivitas Siswa Bagaimana aktivitas siswa saat ibu mengajar?

Karena saya mengampu kelas I, masih banyak siswa yang masing berkeliling kelas dengan berjalan-jalan bahkan lari ketika pembelajaran berlangsung.

Apakah siswa mudah diatur?

Sebenarnya mudah, namun saya memahami karena mereka masih dalam usia yang masih ingin bermain.

5 Permainan Tradisional

Apakah ibu mengetahui jenis-jenis permainan tradisional?

Ya saya mengetahui, karena itu permainan sejak dahulu secara terun temurun. Dulu saya sering memainkan seperti sonda manda, dakon, dan gobak sodor.

Bagaimana tanggapan ibu jika permainan tradisional digunakan sebagai media penyampaian materi pembelajaran tematik?

Saya setuju disisi lain memang usia siswa kelas I masih terbawa dimasa kanak-kanak yang suka bermain, menurut saya permainan tradsional bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Anak-anak nantinya juga bisa bekerja sama dengan temannya dan mungkin akan lebih tertarik dalam belajar.

Apakah kondisi sekolah memungkinkah untuk dilakukan pelaksanaan permainan tradisional?

Tergantung jenis permainan tradisional apa yang akan dimainkan. Jika membutuhkan lapangan besar mungkin harus keluar dari lingkungan sekolah.

Bagaimana tanggapan ibu mengenai pengembangan modul pembelajaran didalamnya memuat permainan tradisional yang dikaikatkan dengan

Ya bagus, silahkan dikembangkan. Namun tetap berpacu pada KD yang diberikan serta tujuan pembelajaran. Siswa nantinya lebih tertarik dan lebih aktif dalam belajar. Kalau bisa jenis permaian tradisonal yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

143

pembelajaran tematik?

bersifat umum atau permainan yang dimainkan diwilayah Jawa Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

144

Lampiran 3

Hasil Validasi Ahli 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

148

Lampiran 4

Hasil Validasi Ahli 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

152

Lampiran 5

Hasil Validasi Guru SD Kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

156

Lampiran 6

Hasil Uji Coba Terbatas Guru Kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

159

Lampiran 7

Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

160

Lampirann 8

Surat Keterangan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

161

Lampiran 9

Foto Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

163

Lampiran 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...repository.usd.ac.id/35736/2/151134189_full.pdfi PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I SD TEMA 4 SUBTEMA

191

Lampiran 11

Biografi Peneliti

Akta Setiya Budi lahir di Sleman, 11 Oktober

1995. Peneliti menempuh jenjang pendidikan

formal di SD N Umbulwidodo Ngemplak, SMP N

1 Ngemplak, dan SMK N 2 Depok. Kemudian di

tahun 2015 peneliti melanjutkan studi S1 di

Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Program Studi Sekolah Dasar.

Peneliti memilih penelitian Research and Development (R&D) untuk

membuat skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. Skripsi yang dibuat

peneliti berjudul.

“Pengembangan Modul Metode Permainan Tradisional Anak Untuk

Pembelajaran Kelas I SD Tema 4 Subtema 1”

Selama menjadi mahasiswa di PGSD Universitas Sanata Dharma, peneliti

telah mengikuti berbagai macam kegiatan seperti : (1) kegiatan wajib INSADHA,

INFISA, INSIPRO, PPKM I dan KMD. (2) Mengikuti kegiatan wajib Prodi

PGSD seperti PPKM II, English Club for 4 Semesters. (3) Mengikuti kegiatan

kepanitiaan seperti Parade Gamelan Anka ke-9 dengan tema “Aku Dengar

Gamelam Aku Dengar Indonesia” pada tahun 2017 sebagai anggota seksi

perlengkapan pelepasan wisudawan/wisudawati PGSD. (4) Mengikuti kuliah

umum PGSD “Masa Depan Toleransi di Tangan Guru” 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI