Upload
phamduong
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK
TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Septi Hayuadhine
NIM: 121134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK
TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Septi Hayuadhine
NIM. 121134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan atas selesainya skripsi
ini. Banyak pihak yang turut mendukung baik langsung maupun tidak langsung
dalam proses pembuatan skripsi ini, untuk itu dengan senang hati saya
persembahkan skripsi ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu memberikan
kekuatan, kesabaran, kesehatan, dan selalu melimpahkan kasih-Nya
sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang saya cintai dan sayangi, Bapak Tarcicius Suwardi
Wardi Siwantara dan Ibu Maria Magdalena Sulasmi yang dengan tulus
mencintai dan menyayangi saya, selalu memberikan dorongan, nasihat,
doa, bimbingan, dan berjuang tanpa pamrih untuk kebahagiaan anak-
anaknya.
3. Adik yang saya kasihi, Agustina Dina Dinanti yang sudah memberikan
penghiburan dikala sedang gundah gulana.
4. Andro Kurniawan Rakasiwi, kekasih yang dapat menjadi teman, sahabat,
kakak, dan konsultan dari setiap masalah yang saya hadapi.
5. Keluarga besar Parto Ribut dan Karnomo, yang selalu memberikan
dukungan, kekuatan, dan doa.
6. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan dukungan, doa, dan
semangat bagi saya.
7. Teman-teman satu payung, yang selalu saling mendukung, saling berbagi
pengalaman, dan keceriaan selama proses pembuatan skripsi ini.
8. Taman-teman satu angkatan PGSD 2012 dan teman-teman satu kelas
yang sudah memberikan dorongan, dukungan, saling berbagi, saling
menghibur selama berproses di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk
hari tua.”
~Aristoteles~
"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya
dengan baik."
~ Evelyn Underhill~
"Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-
putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh,
bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang
itu."
~ Marcus Aurelius~
“Peluang tidak datang begitu saja tetapi bisa diciptakan.”
~Maria Magdalena Sulasmi~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Februari 2016
Peneliti,
Maria Septi Hayuadhine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Septi Hayuadhine
Nomor Mahasiswa : 121134066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG
TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER
KEBANGSAAN
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempubilkasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 25 Februari 2016
Yang menyatakan
Maria Septi Hayuadhine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Hayuadhine, Maria Septi. (2016). Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak
tentang Tradisi Ruwatan dalam Kontek Pendidikan Karakter Kebangsaan.
Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya potensi dan masalah yang
terkait dengan tradisi ruwatan. Potensinya adalah dengan adanya tardisi ruwatan
dapat membangun karakter anak. Masalah yang didapatkan oleh peneliti dari hasil
kuesioner yang disebarkan kepada 20 anak adalah kurang memahami arti dari
tradisi ruwatan, kurang memahami tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan, dan
memerlukan buku cerita tentang tradisi ruwatan. Oleh karena itu, peneliti
terdorong melakukan penelitian pengembangan berupa prototipe buku cerita anak
tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan.
Prototipe buku cerita anak ini menggunakan enam langkah pengembangan
meliputi: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4)
validitas desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengembangkan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam
konteks pendidikan karakter kebangsaan. Prototipe buku cerita anak berisi 18
gambar yang mencerminkan tradisi ruwatan. Ada empat kegiatan dalam tradisi
ruwatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya adalah nilai
gotong royong (olah rasa dan karsa), nilai reflektif (olah pikir), nilai bersyukur
(olah hati), dan nilai berdaya tahan dan tangguh (olah raga). Prototipe divalidasi
oleh ahli bahasa dengan skor 3,3 (rentang 1-4). Sehingga dikategotrikan “sangat
baik”.
Uji coba produk diujikan pada 10 anak di SD Kanisius Kenteng. Hasil dari
refleksi menunjukkan 96,7% anak sudah memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam tradisi ruwatan.
Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, prototipe buku cerita anak, tradisi
ruwatan, pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Hayuadhine, Maria Septi. (2016). Children Book Prototype Development About
Ruwatan Tradition Focusing on National Character Education. Thesis.
Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program.
Sanata Dharma University.
This particular development research emerged from potential and problems
that come with ruwatan tradition. This tradition has potential for developing
children’s characters. From the questionnaires that had been distributed to 20
participants, the problems found were the lack of understanding about ruwatan
tradition, its ceremonial procession, and the needs of its book. Therefore, the
researcher was encouraged to conduct a development research on children book
prototype about ruwatan tradition that focuses on national character education.
This children book prototype was elaborated using six development stages
which were: 1) potential and problems, 2) data gathering, 3) product design, 4)
design validity, 5) design revision, 6) product testing. The purpose of this research
was developing the children book prototype related to ruwatan tradition in
national character education. This prototype consisted of 18 different stories about
ruwatan tradition. There were four activities in ruwatan tradition that adopted the
values of character education which were cooperation value (the feeling and the
will), reflective value (thought), gratitude value (conscience), and endurance value
(physical exercise). The prototype was validated by language expert with the
score of 3,3 out of 4. Therefore, it was categorized as “very good”.
Product testing was carried out to 10 children in Kanisius Kenteng
elementary school. The result of general reflection showed that 96,7% the
children had already understood the values within ruwatan tradition.
Keyword: research and development, children book prototype, ruwatan tradition,
national character education.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, karunia, dan kasih-Nya yang berlimpah sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan PROTOTIPE BUKU
CERITA ANAK TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN. Penyusun skripsi ini menjadi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan berbagai
pihak. Atas peran tersebut, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD
Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
5. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Sukawit, M.A. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 2 yang telah
memberikan ijin serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di SD
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Emanuel Sulistya Asmara, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kenteng
yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji coba produk serta dukungan
selama proses pelaksanaan penelitian di SD tersebut.
8. Para dosen selaku ahli yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian
ini.
9. Para siswa siswi SD Negeri Tegalrejo 2 dan SD Kanisius Kenteng, khususnya
siswa siswi kelas 4 yang telah bekerja sama dengan baik selama proses
penelitian.
10. Kedua orang tua, Tarcicius Suwardi Wardi Siswantara dan Maria Magdalena
Sulasmi yang selalu mendukung dalam bentuk apapun.
11. Keluarga besar Parto Ribut dan Karnomo yang selalu memberi dukungan dan
doa.
12. Teman-teman kolaboratif yaitu: Laras, Ayu, Reni, Siti, Nike, Ambar, Vinta,
Tyas, Dian, Andro, Dani, dan Wahyu yang telah sama-sama berjuang.
Peneliti juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Penelitia
berharap, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 25 Februari 2016
Peneliti,
Maria Septi Hayuadhine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRAC ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1.5. Spesifikasi Produk ..................................................................................... 6
1.6. Definisi Operasional .................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
2.1. Kajian Teori ............................................................................................... 8
2.1.1. Tradisi Jawa ...................................................................................... 8
2.1.1.1. Pengertian Tradisi Jawa ............................................................ 8
2.1.1.2. Macam-Macam Tradisi Jawa ................................................ 9
2.1.2. Ruwatan .......................................................................................... 12
2.1.2.1. Pengertian Ruwatan ................................................................ 12
2.1.2.2. Tujuan Upacara Ruwatan ....................................................... 12
2.1.2.3. Golongan Sukerta ................................................................... 13
2.1.2.4. Tata Upacara Ruwatan ........................................................... 14
2.1.2.5. Perlengkapan Upacara Ruwatan ............................................. 15
2.1.2.6. Nilai-Nilai dalam Ruwatan ..................................................... 17
2.1.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan ................................................... 18
2.1.3.1. Pengertian Karakter ................................................................ 19
2.1.3.2. Karakter Kebangsaan ............................................................. 19
2.1.3.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan .......................................... 21
2.1.3.4. Pendidikan Karakter dalam Tradisi Ruwatan ......................... 23
2.1.4. Buku Cerita Anak ........................................................................... 23
2.1.4.1. Pengertian Buku Cerita Anak ................................................. 24
2.1.4.2. Tujuan Buku Cerita Anak ....................................................... 24
2.1.4.3. Macam-Macam Buku Cerita Anak ......................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.5. Literasi Anak ................................................................................... 26
2.1.6. Anak Usia 9-11 Tahun .................................................................... 27
2.1.6.1. Psikologi Perkembangan Anak .............................................. 28
2.1.6.2. Tugas Perkembangan Anak Usia 9-11 Tahun ........................ 30
2.2. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 31
2.3. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34
2.4. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 37
3.1. Jenis Penelitian ......................................................................................... 37
3.2. Setting Penelitian ..................................................................................... 37
3.2.1. Tempat Penelitian ........................................................................... 37
3.2.2. Subjek Penelitian ............................................................................ 38
3.2.3. Objek Penelitian .............................................................................. 38
3.2.4. Waktu Penelitian ............................................................................. 38
3.3. Prosedur Pengembangan .......................................................................... 38
3.3.1. Potensi dan Masalah ....................................................................... 41
3.3.2. Pengumpulan Data .......................................................................... 41
3.3.3. Desain Produk ................................................................................. 42
3.3.4. Validasi desain ................................................................................ 42
3.3.5. Revisi Desain .................................................................................. 42
3.3.6. Uji Coba Produk ............................................................................. 42
3.4. Uji Coba Produk ...................................................................................... 43
3.5. Instrumen Penelitian ................................................................................ 43
3.5.1. Kisi-Kisi Lembar Wawancara ........................................................ 43
3.5.2. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner ........................................................... 44
3.5.3. Validator Kuesioner Pra Penelitian ................................................. 44
3.5.4. Kuesioner Anak Pra Penelitian ....................................................... 46
3.6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 47
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 51
4.1.1. Proses Pengembangan ..................................................................... 51
4.1.1.1. Potensi dan Masalah .............................................................. 51
4.1.1.2. Pengumpulan Data ................................................................ 53
4.1.1.3. Desain Produk ....................................................................... 56
4.1.1.4. Validasi Desain ...................................................................... 59
4.1.1.5. Revisi Desain ......................................................................... 60
4.1.1.6. Uji Coba Produk .................................................................... 62
4.1.2. Manfaat Prototipe Buku Cerita Anak .............................................. 64
4.2. Pembahasan .............................................................................................. 66
4.3. Kelebihan dan Kelemahan Prototipe ....................................................... 71
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 72
5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 72
5.3. Saran ........................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
LAMPIRAN ......................................................................................................... 75
CURRICULUM VITAE ................................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ...................................................................... 44
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian .................................... 44
Tabel 3.3 Hasil Validasi Kuesioner Pra Penelitian oleh Ahli ......................... 44
Tabel 3.4 Kuesioner Anak Pra Penelitian ....................................................... 46
Tabel 3.5 Hasil Interval Skala 1-4 .................................................................. 49
Tabel 4.1 Hasil Wawancara ............................................................................ 54
Tabel 4.2 Hasil Rekap Kuesioner Anak Pra Penelitian ................................... 54
Tabel 4.3 Hasil Validasi Prototipe oleh Ahli Bahasa Indonesia ..................... 59
Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa Indonesia dan Revisi ........................ 60
Tabel 4.5 Hasil Rekap Kuesioner Uji Coba Produk ....................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Literatur Map dan Penelitian yang Relevan ..................................... 34
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Sugiyono ..................... 39
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ........................................... 40
Gambar 4.1 Sketsa Awal ....................................................................................... 57
Gambar 4.2 Perbaikan oleh Ahli Desain Grafis .................................................... 58
Gambar 4.3 Anak-Anak sedang Membaca ........................................................... 64
Gambar 4.4 Gambar-Gambar Yang Ada di Dalam Buku Cerita .......................... 67
Gambar 4.5 Hasil Refleksi anak ............................................................................ 69
Gambar 4.6 Suasana Ketika Anak Membaca ........................................................ 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 ............................................................................................................ 75
a. Pedoman Wawancara ................................................................................ 75
b. Hasil Wawancara ...................................................................................... 76
Lampiran 2 ............................................................................................................ 77
a. Kisi-kisi Kuesioner Pra Penelitian ............................................................ 77
b. Validasi Kuesioner Pra Penelitian ............................................................. 78
c. Kuesioner Anak Pra Penelitian ................................................................. 84
d. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Anak Pra Penelitian ................................... 93
Lampiran 3 ............................................................................................................ 94
a. Validasi Prototipe Ahli Bahasa ................................................................. 94
b. Kuesioner Uji Coba Produk ...................................................................... 97
c. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba Produk ...................................... 104
Lampiran 4 .......................................................................................................... 105
a. Surat Ijin Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2 ................................. 105
b. Surat Ijin Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng .............................. 106
c. Surat Sudah Melakukan Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2 .......... 107
d. Surat Sudah Melakukan Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng ...... 108
Lampiran 5 .......................................................................................................... 109
a. Hasil Refleksi Anak ................................................................................ 109
b. Foto Kegiatan Penelitian ......................................................................... 110
Lampiran 6 .......................................................................................................... 112
Curriculum Vitae ............................................................................................ 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1. Latar Belakang Masalah
Tradisi adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang yang masih
dijalankan oleh masyarakat sampai sekarang (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2008:645). Tradisi Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tradisi juga sering disebut upacara adat. Upacara
adat adalah salah satu budaya yang sampai saat ini masih dipertahankan dan
dilestarikan keberadaannya, selain itu upacara adat juga merupakan kegiatan
pewarisan nilai-nilai dari generasi kegenerasi selanjutnya atau secara turun
temurun (Sulistyobudi dkk, 2013:73).Tradisi Jawa adalah suatu bentuk adat
istiadat yang mengandung nilai-nilai moral, aturan-aturan yang sudah ada, dan
sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa. Terdapat berbagai
macam tradisi yang ada di Jawa beberapa diantaranya adalah nyadran, nglarung,
ruwatan, sekaten, dan masih banyak lagi. Tradisi nyadran adalah tradisi yang
bertujuan untuk menghormati dan mendoakan arwah leluhur. Tradisi nglarung
merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengucapkan syukur atas hasil laut yang
telah berlimpah. Tradisi ruwatan merupakan tradisi yang bertujuan untuk
membebaskan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang
dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Salah satu tradisi Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
adalah ruwatan yang memiliki nilai gotong royong, reflektif, syukur, berdaya
tahan dan tangguh.
Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian
atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan
pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3). Ruwatan adalah salah satu
upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai
upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan, pengaruh jahat)
yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Ruwatan bertujuan
untuk membebaskan diri dari segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang
mengancamnya. Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai luhur diantaranya nilai
kebersamaan, nilai gotong royong, dan nilai ketuhanan. Nilai kebersamaan dan
gotong royong dapat dilihat dari kagiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi
ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong membantu
mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Nilai ketuhanan terlihat saat anak-
yang akan diruwat bersujud dihadapan orang tuanya dan berdoa untuk memohon
kepada Tuhan agar acara dapat terselenggara dengan lancar.
Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan.
Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendidik anak-
anak agar memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat menumbuh kembangkan
kepribadian seorang anak (Megawangi & Gaffar dalam Kesuma, 2011:5). Nilai-
nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya
adalah olah hati, olah pikir, olah raga/kinestetika, olah rasa dan karsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Olah hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika
tradisi ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan
tumpeng untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif,
hal tersebut ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal
tersebut melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan
melakukan yang baik. Olah raga/kinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh
hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan
yang berupa kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan
bahwa seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah
rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat
ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi
ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu
mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan.
Pada zaman yang semakin modern ini, banyak anak yang sudah melupakan
tradisi-tradisi Jawa kuhusnya ruwatan. Hal tersebut terbukti ketika peneliti
melakukan wawancara pada empat anak, peneliti mendapatkan data awal bahwa
semua anak tidak memahami tentang tradisi ruwatan, bahkan mereka tidak
mengetahui bahwa tradisi ruwatan adalah bagian dari tradisi Jawa. Para orang tua
kurang menanamkan pemahaman akan tradisi-tradisi Jawa yang kita miliki
khususnya tradisi ruwatan yang sudah ada sejak dulu. Hal tersebut yang
menjadikan anak-anak pada jaman sekarang ini mulai melupakan tradisi-tradisi
Jawa khususnya tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pendidik juga ikut ambil bagian untuk membantu anak agar mereka dapat
mengenal dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa terutama tradisi ruwatan.
Tradisi ruwatan sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik kita, selain
untuk mengajarkan tentang melestarikan budaya, di dalam tradisi ruwatan juga
mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak yang dapat berguna
bagi kehidupan.
Peneliti melakukan pra penelitian di SD N Tegalrejo 2 pada anak usia 9-11
tahun yang berjumlah 20 anak. Penelitian tersebut dilakukan pada tanggal 4
Desember 2015. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data tentang
pemahaman anak terhadap tradisi ruwatan. Hasil dari kuesioner yang telah diisi
oleh anak, menunjukkan bahwa sebanyak 85% anak kurang memahami arti dari
tradisi ruwatan, sebanyak 85% anak kurang memahami tatacara pelaksanaan
tradisi ruwatan, dan sebanyak 90% anak memerlukan buku cerita tentang tradisi
ruwatan.
Data tersebut membuktikan bahwa anak kurang memahami arti dari tradisi
ruwatan dan kurang memahami tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan.
Berdasarkan data tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
pengembangan yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak
tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus terhadap rumusan
masalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2.1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang
tradisi ruwatan dalam membangun karakter kebangsaan anak?
1.2.2. Apakah prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat membantu
anak memahami nilai-nilai pendidikan konteks karakter kebangsaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak
tentang tradisi ruwatan dalam membangun karakter kebangsaan anak.
1.3.2. Menjelaskan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat
membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan karakter karakter
kebangsaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Bagi anak
Anak dapat memahami nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan dalam
tradisi ruwatan.
1.4.2. Bagi peneliti
Mengembangkan prototipe tradisi ruwatan dalam upaya melestarikan salah
satu tradisi Jawa.
1.4.3. Bagi masyarakat Jawa
Masyarakat Jawa tetap melaksanakan tradisi ruwatan sebab memiliki nilai-
nilai pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1.5.1. Prototipe berupa buku cerita bergambar. Ada 17 gambar yang diberi
penjelasan.
1.5.2. Gambar 1-9 menceritakan tentang persiapan upacara ruwatan. Upacara
persiapan tersebut menegaskan adanya nilai gotong royong (olah rasa dan
karsa).
1.5.3. Gambar 10-16 menunjukkan tentang puncak upacara ruwatan yang berisi
kegiatan-kegiatan bagaimana seorang anak dipersiapkan untuk dapat
diruwat atau dibebaskan dari marabahaya. Upacara tersebut mengandung
nilai tentang pentingnya ketangguhan dan berdaya tahan anak dalam
menolak Betara Kala (olah raga/kinestetika), sehingga memiliki
kemampuan untuk bisa merefleksikan hal-hal yang baik dan menjauhi
hal-hal yang buruk (olah pikir).
1.5.4. Gambar 17 berisi upacara makan bersama sebagai ucapan syukur kepada
Tuhan karena anak yang diruwat sudah terbebas dari marabahaya.
1.5.5. Prototipe memuat refleksi untuk menggali pengetahuan anak tentang
tradisi ruwatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter
kebangsaan.
1.6. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.6.1. Prototipe
Suatu karya tulis yang dijadikan buku sebagai panduan yang belum
diproduksi secara masal.
1.6.2. Buku cerita
Sebuah buku yang berisi cerita dan gambar-gambar yang menarik bagi
anak.
1.6.3. Anak usia 9-11 tahun
Anak dalam tahap operasional konkret, dalam tahap ini anak lebih
menggunakan penalaran yang logis.
1.6.4. Tradisi Ruwatan
Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan
penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya,
kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3).
1.6.5. Pendidikan karakter kebangsaan
Pendidikan karakter kebangsaan yaitu usaha yang dilakukan secara sadar
dengan tujuan untuk membentuk sikap atau perilaku yang memenudi
olah hati (beriman dan bertakwa), olah pikir (berpikir kritis, rasa ingin
tahua), olah raga (bersih dan sehat, sportif) dan olah rasa dan karsa
(kebersamaan dan gotong royong).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada BAB II ini akan menjelaskan tentang kajian teori, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.
2.1. Kajian Teori
Kajian teori ini akan membahas tentang tradisi Jawa, pendidikan karakter
kebangsaan, buku cerita anak, anak usia 9-11 tahun.
2.1.1. Tradisi Jawa
Tradisi Jawa ini akan menguraikan tentang pengertian tradisi Jawa, macam-
macam tradisi Jawa, ruwatan.
2.1.1.1. Pengertian Tradisi Jawa
Tradisi adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang yang masih
dijalankan oleh masyarakat sampai sekarang (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2008:645). Tradisi merupakan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang
telah ada merupakan yang paling baik dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2007:1208). Tradisi juga sering disebut upacara adat. Upacara adat adalah salah
satu budaya yang sampai saat ini masih dipertahankan dan dilestarikan
keberadaannya, selain itu upacara adat juga merupakan kegiatan pewarisan nilai-
nilai dari generasi kegenerasi selanjutnya atau secara turun temurun (Sulistyobudi
dkk, 2013:73). Sejalan dengan definisi tersebut upacara adat merupakan suatu
bentuk kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat yang bertujuan untuk
mencari keselamatan secara bersama-sama (Soepanto dalam Sulistyobudi, dkk,
2013:76).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi Jawa
adalah suatu kebiasaan atau suatu budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu
yang masih dijalankan dan dipertahankan oleh masyarakat Jawa sampai sekarang.
Selain itu tradisi Jawa juga mengandung nilai-nilai yang harus diturunkan dari
generasi ke generasi.
2.1.1.2. Macam-macam tradisi Jawa
Jawa sangat kaya akan tradisinya berikut ini merupakan beberapa tradisi
yang ada di Jawa:
1. Nyadran
Nyadran adalah suatu rangkaian kegiatan adat yang dilakukan oleh
masyarakat setempat pada bulan ruwah. Nyadran dilakukan oleh orang Jawa
sebagai penghormatan pada arwah yang sudah meninggal (Herawati, 2010:25).
Nyadran bertujuan untuk mendoakan arwah leluhur yang sudah meninggal.
Selain mendoakan arwah leluhur, kegiatan lain adalah menabur bunga di atas
makam para leluhur.
Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara nyadran adalah nilai spiritual hal
tersebut terlihat ketika sedang berada dimakam, orang-orang mendoakan arwah
leluhurnya masing-masing agar arwah tersebut bisa diterima dan tenang disisi
Tuhan Yang Maha Esa (Herawati, 2010:30). Upacara nyadran juga mengandung
nilai kebersamaan atau bergotong royong hal tersebut dapat dilihat ketika sebelum
melakukan upacara nyadran para masyarakat membersihkan makam secara
bersama-sama dan saling bergotong yorong menyipakan tempat yang akan
digunakan untuk acara kenduri (Herawati, 2010:29). Nilai sosial juga terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dalam upacara nyadran yaitu setelah melaksanakan kenduri tali silaturahmi antar
masyarakat menjadi semakin erat (Herawati, 2010:30).
2. Ruwatan
Ruwatan berasal dari kata ruwat, rumuwat, atau mengruwat yang memiliki
arti mengapus kutukan, kemalangan, dan terbebas dari hal-hal yang tidak baik
(Subalidinata dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Ruwatan merupakan upacara
ritual dengan tujuan untuk membebaskan dan membersihkan seseorang dari
sesuatu yang jahat dan terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat menimpa
seseorang (Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai
sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa
membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati,
2010:3). Berdasarkan dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ruwatan
adalah upacara tradisional Jawa yang dilakukan untuk membebaskan diri
seseorang dari hal-hal yang buruk seperti kutukan, bahaya, dan pengaruh jahat
yang dapat mengancam keselamatan hidup seseorang.
Ruwatan bertujuan untuk menghindarkan diri dari marabahaya dan
malapetaka yang mengancam, menghindarkan diri dari pengaruh jahat yang
timbul dari makhluk halus, menghindarkan diri dari bencana yang berasal dari
alam (Herawati, 2010:14). Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara ruwatan
adalah gotong royong atau kerjasama hal tersebut terlihat ketika para masyarakat
secara bergotong royong untuk menyiapkan segala keperluan untuk upacara
ruwatan, nilai sosial hal tersebut dapat dilihat kebesamaannya ketika
memersiapkan upacara ruwatan dapat saling tolong menolong satu sama lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
selain itu dalam upacara ruwatan juga mengandung nilai spiritualnya yaitu ketika
anak sukerta yang diruwat dimohonkan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar ia
dapat terbebas dari marabahaya yang mengancamnya (Sulistyobudi, dkk,
2013:51-58).
3. Nglarung
Upacara nglarung adalah suatu bentuk ungkapan rasa syukur para nelayan
atas segala hasil laut yang berlimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa selain sebagai
ucapan syukur, upacara nglarung juga merupakan bentuk persembahan kepada
penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Kidul atau Kanjeng Nyai Roro Kidul
(Sulistyobudi, dkk, 2013:74). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa tradisi nglarung merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengucapkan
syukur atas hasil laut yang telah berlimpah dan persembahan kepada penguasa
laut.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi nglarung adalah nilai gotong
royong terlihat ketika semua masyarakat secara bergotong royong membersihkan
lingkungan tempat pelelangan ikan, memasang tenda, dan memasang tarub, selain
itu saat pelaksanaan inti upacara yaitu pada waktu sesaji akan dilabuh para warga
juga secara bergotong royong ikut mendorong perahu yang dipakai untuk melabuh
(Sulistyobudi, dkk, 2013:110). Upacara nglarung erat kaitannya dengan nilai
spiritual yaitu sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena hasil dan segala rahmatnya yang telah dilimpahkan, selain itu juga untuk
memohon keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalani hidup (Sulistyobudi,
dkk, 2013:111).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dari ketiga tradisi tersebut peneliti akan membahas lebih lanjut tentang
tradisi ruwatan.
2.1.2. Ruwatan
Ruwatan ini akan membahas tentang pengertian dari ruwatan, tujuan dari
ruwatan, golongan sukerta yang harus diruwat, tata upacara dalam ruwatan,
perlengkapan yang ada di dalam ruwatan, dan nilai-nilai yang terkandung di
dalam ruwatan.
2.1.2.1. Pengertian ruwatan
Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian
atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan
pengaruh jahat di dalam hidupnya (Herawati, 2010:3). Ruwatan berasal dari kata
ruwat, rumuwat, atau mengruwat yang memiliki arti menghapus kutukan,
kemalangan, dan terbebas dari hal-hal yang tidak baik (Subalidinata dalam
Sulistyobudi, dkk, 2013:4). Ruwatan merupakan upacara ritual dengan tujuan
untuk membebaskan dan membersihkan seseorang dari sesuatu yang jahat dan
terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat menimpa orang tersebut
(Sulistyobudi, dkk, 2013:4).
Berdasarkan dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ruwatan
adalah upacara tradisional Jawa yang dilakukan untuk membebaskan diri
seseorang dari hal-hal yang buruk seperti kutukan, bahaya, dan pengaruh jahat
yang dapat mengancam keselamatan hidup seseorang.
2.1.2.2. Tujuan upacara ruwatan
Tujuan dari tradisi ruwatan adalah sebagai berikut (Herawati,2010:14):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Untuk menghindarkan diri dari marabahaya atau malapetaka yang
mengancamnya.
2. Untuk menghindarkan diri dari pengaruh jahat yang timbul dari makhluk
halus
2.1.2.3. Golongan sukerta
Berikut ini merupakan golongan sukerta yang harus diruwat diantaranya
yaitu (Herawati, 2010:3-4): yang pertama anak laki-laki tunggal tanpa saudara
yang sering disebut anak ontang-anting. Anak sukerta selanjutnya adalah unting-
unting yaitu anak perempuan tunggal tanpa saudara kandung, yang ketiga dhampit
yaitu anak kembar laki-laki dan perempuan. Golongan sukerta yang kelima
kedana-kedhini yaitu anak dua bersaudara laki-laki dan perempuan.
Anak golongan sukerta yang selanjutnya adalah pendhawa yaitu anak lima
bersaudara laki-laki semua, yang selanjutnya adalah pendhawi yaitu anak lima
bersaudara perempuan semua. Golongan sukerta yang ketujuh adalah uger-uger
lawang yaitu dua bersaudara laki-laki semua, yang kedelapan adalah kembang
sepasang yaitu dua bersaudara perempuan semua. Anak sukerta yang selanjutnya
adalah sendhang kapit pancuran yaitu tiga bersaudara, anak yang tengah berjenis
kelamin perempuan, sedangkan anak yang sulung dan bungsu berjenis kelamin
laki-laki, dan golongan sukerta yang terakhir adalah pancuran kapit sendhang
yaitu tiga bersaudara, anak yang tengah berjenis kelamin aki-laki, sedangkan anak
yang sulung dan bungsu berjenis kelamin perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.2.4. Tata upacara dalam ruwatan
Tradisi ruwatan memiliki tatacara pelaksanaan, berikut ini merupakan
tatacara pelaksanaan upacara ruwatan (Herawati, 2010:6-8):
1. Upacara siraman
Upacara siraman ditujukan pada anak yang akan diruwat. Siraman dilakukan
oleh orang tua dengan menggunakan air yang ditaburi dengan berbagai
macam bunga. Setelah upacara siraman anak yang akan diruwat mengenakan
pakaian adat Jawa. Anak yang akan diruwat didampingi oleh sanak
saudaranya dan dibimbing oleh dalang bersujud dihadapan orang tuanya
untuk memohon doa restu. Setelah itu dalang membacakan doa untuk
keselamatan anak sukerta dan agar acara dapat berjalan dengan lancar tidak
ada suatu halangan apapun. Setelah itu sesaji dibawa ke tempat yang telah
disediakan yaitu di tempat pertunjukan wayang. Anak sukerta didampingi
oleh orang tuanya menuju tempat yang telah disediakan. Selanjutnya dalang
menyerahkan sesaji yang telah dipersiapkan tadi.
2. Pertunjukan wayang dengan lakon murwakala
Acara inti pun dimulai dengan adanya pertunjukan wayang dengan lakon
murwakala. Lakon murwakala menceritakan tentang perburuan Betara Kala
terhadap tiga puluh enam jenis mangsanya yaitu anak sukerta seperti ontang-
anting, unting-unting, dampit, dan lain sebagainya. Sebelum acara selesai,
dalang menghentikan sejenak pertunjukan wayangnya. Dalang melakukan
acara srah-srahan yaitu orang tua menyerahkan anak sukerta pada dalang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Upacara srah-srahan
Orang tua dari anak sukerta membawa gunting dan saputangan kemudian
menyerahkan anak sukerta itu pada dalang. Gunting yang sudah dipersiapkan
digunakan untuk menggunting rambut anak sukerta. Potongan rambut
tersebut diletakkan di atas saputangan yang sudah dipersiapkan. Potongan
rambut tersebut dibungkus dan diserahkan kepada dalang. Setelah selesai
proses srah-srahan dalang kemudian melanjutkan pertunjukan wayang yang
tinggal beberapa adegan lagi.
4. Ucapan terimakasih
Upacara ruwatan telah berakhir, orang tua dan si anak menghampiri dalang
untuk mengucapkan terimakasih karena anaknya sudah terbebas dari
marabahaya. Acara selanjutnya yaitu makan bersama dan dilanjutkan dengan
tirakatan.
2.1.2.5. Perlengkapan upacara tradisi ruwatan
Perlengkapan-perlengkapan yang digunakan untuk upacara ruwatan adalah
sebagai berikut: tempat tirta atau tempat air, dupa, kemenyan, candu, bunga
berbagai macam, biji-bijian, empon-empon, telor 4 macam (telor ayam, angsa,
itik, dan burung), janur, daun jati, daun kluwih, lilin, pisang raja, kinang (suruh
atau sirih, injet atau kapur, tembakau), jajanan pasar, lawe, duk, cerutu, tumpeng,
minuman 48 macam (dhawet, rujak degan, arak, dan lain sebagainya), ayam, babi,
potongan kuku atau rambut yang diruwat, pakaian yang diruwat (Sulistyobudi,
dkk, 2013:39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Perlengkapan-perlengkapan tersebut juga memiliki makna atau arti
tersendiri. Makna dari perlengkapan-perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut
(Sulistyobudi, dkk, 2013:42-45): yang pertama tirta atau air sebagai lambang air
suci atau air kehidupan, yang selanjutnya dupa, kemenyan, candu melambangkan
bau wewangian yang harum semerbak dan pucuk dari dupa, kemenyan, dan candu
sebagai lambang wahana penyimpanan doa permohonan. Berbagai macam bunga
seperti bunga kanthil, melati, mawar merah dan putih, kenanga, dan bunga
setaman memiliki lambang bau dan warna. Bunga kanthil melambangkan rasa
cinta kasih, bunga melati melambangkan kesucian dan kemurnian dari dalam diri
manusia, bunga mawar merah melambangkan pengharapan dunia yang indah dan
mawar putih melambangkan rasa cinta kasih atau kepasrahan yang murni, bunga
kenanga memiliki makna bahwa manusia harus selalu mengenang Sang Pencipta
dan leluhur, sehingga manusia selalu ingat dan waspada dalam menjalani hidup,
bunga setaman melambangkan berbagai macam bau dan warna yang ada di dunia.
Biji-bijian seperti gabah, kedelai, jagung, kacang, dan lain sebagainya
melambangkan sebuah harapan agar manusia menjadi biji yang baik, sehingga
saat tumbuh bisa menjadi tanaman yang subur dan bermanfaat. Empon-empon
bermanfaat sebagai bumbu masak dan juga kesehatan, sehingga empon-empon
memiliki makna agar manusia selalu menjaga rasa dan kesehatan dengan baik.
Telor ayam, angsa, bebek, dan burung melambangkan keempat penjuru mata
angin yaitu angin Timur, Selatan, Barat, dan Utara. Selain itu juga sebagai simbol
Bathara Guru/Putih, Bathara Bhrama/Merah, Bathara Mahadewa/Biru, Bathara
Wisnu/Hitam, diharapkan manusia bisa menetas menjadi manusia yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Daun jati, kluwih, dan janur bermakna bahwa manusia harus dapat
menemukan jati dirinya sebagai makhluk Tuhan. Lilin sebagai lambang pelita
atau cahaya kehidupan. Pisang raja melambangkan bahwa kehidupan itu berbagai
macam isinya. Lawe dan duk melambangkan manusia harus selalu melaksanakan
kesucian dan selalu ingat dan waspada. Babi melambangkan kehidupan yang
kotor, manusia diharapkan tidak mengikuti pola hidup babi. Pakaian sebagai
lambang pribadi manusia. Rambut sebagai simbol mahkota yang dimiliki oleh
manusia. Makna yang terakhir adalah tumpeng. Tumpeng memiliki makna bahwa
kehidupan manusia harus dapat menyatu dengan alam.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut yang digunakan dalam upacara
ruwatan. Perlengkapan tersebut juga mengandung banyak makna yaitu sebagai
lambang kesucian, pengharapan, rasa, cinta kasih, kemurnian dan masih banyak
lagi. Tentunya perlengkapan tersebut sangat berarti upacara ruwatan, karena
barang-barang yang digunakan untuk sesaji tersebut merupakan bagian dari
manusia dan berada disekeliling manusia.
2.1.2.6. Nilai nilai dalam ruwatan
Ruwatan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai
tersebut adalah sebagai berikut (Sulistyobudi, dkk, 2013:51-58):
1. Gotong royong atau kerjasama
Gotong royong merupakan suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
sekelompok masyarakat. Nilai gotong royong di dalam upacara ruwatan
terlihat pada saat mempersiapkan pembuatan tempat sesaji, menata
perlengkapan sesaji, memasang tenda dan membersihkan lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang akan digunakan untuk upacara ruwatan. Warga bergotong royong dan
ikut ambil bagian, tidak ada yang membeda-bedakan status sosialnya.
2. Solidaritas
Solidaritas adalah suatu bentuk kesatuan dan kebersamaan yang diusahakan
oleh manusia untuk membentuk kesetiakawanan dalam kelompok atau
masyarakat.. Bentuk solidaritas adalah saling menghormati satu dengan yang
lain, saling tolong menolong, berperilaku baik. Adanya solidaritas tersebut
maka kebersamaan dalam ruwatan menjadi lebih hikmad.
3. Spiritual
Spiritual erat kaitannya dengan kejiwaan, rohani, batin, mental, dan moral.
Upacara ruwatan jelas sekali berkaitan dengan spiritual. Manusia memiliki
empat unsur yaitu unsur tanah, api, air dan udara. Orang yang diruwat pada
umumnya mengalami gangguan disalah satu unsur sehingga tidak ada
keseimbangan ke empat unsur tersebut. Cara untuk menyeimbangkannya
adalah dengan diruwat, agar sukerta yang ada di dalam tubuh seseorang
tersebut dimohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai tersebut apabila diajarkan akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu
adalah suatu pendidikan. Kebiasaan tentang nilai-nilai tersebut yang dapat
membentuk karakter anak sedikit demi sedikit. Berikut ini akan dijelaskan lebih
lanjut tentang pendidikan karakter kebangsaan.
2.1.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan
Pendidikan karakter kebangsaan ini akan membahas tentang pengertian dari
karakter, karakter kebangsaan, dan pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.3.1. Pengertian dari karakter
Karakter berasal dari Yunani dari kata charassein yang berarti membuat
tajam atau membuat dalam (Bagus dalam Kurniawan, 2013:28). Suyanto dalam
Kurniawan (2013:28), mendefinisikan karakter adalah sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang khas dalam diri seseorang. Karakter adalah sesatu yang sangat
penting demi tercapainya tujuan hidup manusia. Sejalan dengan definisi tersebut,
karakter merupakan dorongan pilihan seseorang sebagai penentu hal yang terbaik
dalam hidup seseorang (Samani dkk, 2011:22). Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia dalam Samani, dkk (2011:42), karakter adalah akhlak atau budi
pekerti serta kejiwaan yang membedakan seseorang dengan yang lain. Kementrian
Pendidikan Nasional dalam Samani, dkk (2011:42) berpendapat bahwa karakter
adalah nilai-nilai yang baik yang ada dalam diri seseorang dan dituangkan dalam
perilaku.
Karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang mengandung
nilai, kemampuan, dan moral (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
karakter adalah suatu nilai perilaku yang menjadi ciri khas manusia yang
berhubungan dengan sikap, moral, dan keterampilan.
2.1.3.2. Karakter kebangsaan
Karakter bangsa merupakan kualitas yang dimiliki oleh bangsa yang memiliki
ciri khas yang baik tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa sebagai hasil dari olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa,
olah raga (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Karakter kebangsaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berlandaskan dengan filsafat Pancasila artinya setiap aspek dari karakter harus
dilandasi dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, untuk keterangan yang
lebih lanjut akan dijelaskan sebagai berikut (Pemerintah Republik Indonesia,
2010:20-21):
1. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain
dapat saling menghormati dan saling bekerjasama dengan umat agama lain,
tidak memaksakan agama dan kepercayaan orang lain.
2. Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab
Karakter kemanusiaan seseorang tercermin dalam persamaan derajat, hak dan
kewajiban, saling mencintai, tenggang rasa, saling menghormati, saling
bekerjasama dan bergotong royong dengan orang lain, dan lain sebagainya.
3. Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa
Karakter kebagsaan seseorang tercermin dalam sikap persatuan, kesatuan, dan
kepentingan bersama, rela berkorban demi bangsa dan negara, menjunjung
tinggi bangsa Indonesia, dan lain sebagainya.
4. Bangsa yang demokratis menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia
Karakter kerakyatan seseorang tercermin dalam perilaku yang lebih
mengutamakan kepentingan orang lain dan kepentingan negara, tidak
memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah bersama dan
memutuskan pendapat secara bersama demi kepentingan bersama, dan lain-
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan
Karakter keadilan sosial seseorang tercermin dalam perbuatan yang
mencerminkan sikap gotong royong, adil, menghormati hak-hak orang lain,
dan lain sebagainya.
2.1.3.3. Pendidikan karakter kebangsaan
Pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai karakter kebangasaan.
Pendidikan karakter kebangsaan yaitu usaha yang dilakukan oleh suatu negara
atau pemerintah melalui proses pendidikan dan pembelajaran guna mewujudkan
kehidupan suatu bangsa dan negara dengan dasar ideologi, bermoral,
bertoleran,bergotong royong, berakhlak mulia, berbudaya, dan berdasarkan
Pancasila yang dijiwai oleh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Pendidikan karakter kebangsaan dapat
membentuk individu-individu yang berkarakter yang dimaknai dalam empat
bagian yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Keempat bagian
tersebut akan dijelaskan secara lebih lanjut (Pemerintah Republik Indonesia,
2010:22).
1. Karakter yang bersumber dari olah hati
Olah hati adalah kemampuan hidup manusia yang bersumber dari hati untuk
mengelola aspek-aspek spiritual yang membentuk karakter manusia (Yaumi,
2014:53). Karakter yang bersumber dari olah hati adalah sebagai berikut:
beriman dan bertakwa, bersyukur, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan,
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah,
rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir
Olah pikir adalah berkaitan dengan otak, pikiran, dan cipta (Yaumi, 2014:45).
Karakter yang bersumber dari olah pikir diantaranya adalah sebagai berikut:
cerdas, kritis, kreatif, inovativ, ingin tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan
reflektif.
3. Karakter yang bersumber dari olah raga
Olah raga merupakan suatu bentuk akivitas fisik yang melibatkan gerakan
tubuh dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran tubuh atau jasmani
(Yaumi, 2014:56). Karakter yang bersumber dari olah raga diantaranya adalah
bersih dan sehat, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa
Olah rasa lebih cenderung pada emosional, empati, perasaan moral (Yaumi,
2014:50).karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa adalah sebagai
berikut: kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah,
hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmoplit (mendunia), mengutamankan
kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa
dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Karakter olah hati, olah pikir, olah raga/kinestetika, dan olah rasa dan karsa
juga terdapat di dalam tradisi ruwatan. Oleh kerena itu, peneliti akan menguraikan
nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan yang terkandung dalam tradisi
ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.1.3.4. Pendidikan karakter dalam tradisi ruwatan
Karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya meliputi olah
hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika tradisi
ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan tumpeng
untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif, hal tersebut
ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal tersebut
melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan melakukan
yang baik. Olah raga/kinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh hal tersebut
ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan yang berupa
kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan bahwa
seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah rasa
dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat
ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi
ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu
mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan.
Agar anak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tardisi ruwatan.
Peneliti membuat buku cerita anak tentang tardisi ruwatan. Berikut ini akan
diuraikan lebih lanjut tentang buku cerita anak.
2.1.4. Buku Cerita Anak
Buku cerita anak akan membahas tentang pengertian buku cerita anak, tujuan
buku cerita anak, macam-macam buku cerita anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.1.4.1. Pengertian buku cerita anak
Buku cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak dengan
memuat cerita yang menarik dan terdapat lebih banyak gambarnya (Hardjana,
2006:2). Sejalan dengan pendapat tersebut cerita anak adalah cerita yang ditulis
dengan menggunakan sudut pandang anak, artinya cerita tersebut ditulis sesuai
dengan pengalaman sehari-hari anak (Kurniawan, 2013:18). Berdasarkan
beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita anak adalah cerita
yang ditujukan untuk anak-anak dan sesuai dengan pengalaman sehari-hari anak.
Ciri khas dari cerita anak adalah sebagai berikut (Raines & Isbell, 2002:viii): jalan
cerita yang mudah diikuti pleh anak-anak, kata dan ucapan yang berulang, kisah
atau ceritanya yang dapat dengan mudah ditebak oleh anak, berisi tentang
sekumpulan kegiatan, ceritanya lucu, cerita berisi kejadian yang dapat menarik
minat anak, akhir yang baik dengan kesimpulan atau hasil refleksi, cerita berisi
pesan atau moral yang jelas
2.1.4.2. Tujuan buku cerita anak
Buku cerita anak dibuat oleh penulis tentunya memiliki tujuan yang berguna
bagi anak-anak. Berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak diantaranya
adalah (Raines & Isbell, 2002:vii): buku cerita dapat membuat anak menjadi
terinspirasi, membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, memperluas
pengetahuan anak, menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak,
mengembangkan imajinasi anak, dapat memotivasi anak untuk lebih banyak
menggali literatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dari beberapa tujuan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan
dari buku cerita adalah dapat menambah informasi dan mengembangkan imajinasi
anak. Selain itu setelah anak mendengarkan cerita, anak dapat menceritakan
kembali dengan bahasanya sendiri.
2.1.4.3. Macam-macam bentuk buku cerita anak
Buku cerita dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu fiksi dan non fiksi.
Fiksi dalam bahasa Inggris ialah fiction yang diturunkan dari bahasa Latin fictio
yang memiliki arti membentuk, membuat, mengandakan, dan menciptakan
(Tarigan dalam Hardjana, 2006:4). Fiksi adalah cerita yang dibentuk, dibuat,
diadakan, dan diciptakan. Cerita fiksi adalah cerita yang semula tidak ada
kemudian dengan sengaja dibentuk, dibuat, diadakan, maupun diciptakan agar
cerita tersebut menjadi ada (Hardjana, 2006:4). Berdasarkan definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa carita fiksi merupakan cerita yang tidak nyata atau
benar-benar terjadi. Cerita tersebut hanyalah sebuah karangan yang dibuat oleh
penulis. Macam-macam dari cerita fiksi adalah novel, cerita pendek, cerkak, fabel,
cerita bergambar, dan lain-lain (Hardjana, 2006:4).
Lawan dari cerita fiksi ialah cerita nonfiksi. Cerita nonfiksi adalah cerita yang
berdasarkan kenyataan (Hardjana, 2006:4). Tujuan dari cerita non fiksi adalah
untuk menciptakan kembali segala sesuatu yang telah terjadi. Contoh dari cerita
nonfiksi adalah biografi, sejarah, dan lain sebagainya (Hardjana, 2006:5).
Peneliti menggunakan cerita fiksi untuk membuat buku cerita tentang tradisi
ruwatan. Buku yang dibuat oleh peneliti termasuk fiksi karena buku tersebut
berupa cerita yang dikarang dn termauk dalam cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.1.5. Literasi Anak
Kata “literasi” berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang
belajar (Foster & Purves dalam Tiatri, 2004:44). Seorang literatus adalah orang
yang memiliki kemampuan membaca, menulis, dan bercakap-cakap dengan
menggunakan bahasa Latin (Tiatri, 2004:44). Dapat disimpulkan bahwa literasi
anak adalah kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki oleh anak.
Membaca adalah proses bahasa, anak yang akan belajar membaca harus
memahami hubungan antara bacaannya dan bahasanya (Abidin, 2012: 14).
Membaca dikatakan dikatakan sebagai suatu proses karena dengan menggunakan
bahasa yang dilisankan. Tujuan dari membaca adalah 1) memperoleh tingkat
pemahaman yang cukup atas isi bacaan, 2) memperoleh informasi dan menambah
wawasan, 3) dapat menambah kosa kata (Abidin, 2012:5-8).
Berdasarkan penelitian dan data statistik yang dilakukan di Inggris dan
Amerika, pertumbuhan bahasa yang normal pada anak adalah sebagai berikut
(Mustafa, 2005:11): 1) anak usia 2 tahun mampu menguasai 275 kosakata, 2) anak
usia 4 tahun mampu menguasai 1550 kosakata, 3) anak usia 6 tahun mampu
menguasai 2560 kosakata, 4) anak usia 8 tahun mampu menguasai 3600 kosakata,
5) anak usia 10 tahun mampu menguasai 5700 kosakata, 6) anak usia 12 tahun
mampu menguasai 7500 kosakata, 7) anak usia 14 tahun mampu menguasai 9000
kosakata. Anak yang memiliki IQ sedang dan cerdas mampu menguasai 12 ribu
kosakata, sedangkan anak degan IQ jenius mampu menguasai 14 ribu kosakata.
Anak dengan usia 9-11 tahun diharapkan mampu menguasai 3600 sampai 5700
kosakata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Faktor-faktor pendukung untuk meningkatkan keterampilan membaca adalah
(Mustafa, 2005:69) yang pertama memilah-milah persoalan sehingga membuat
anak bergairah membaca dan lebih serius. Faktor yang kedua memperhatikan
beberapa pertanyaan yang diajukan kepada anak kemudian memintanya untuk
menjelaskan topik yang anak baca. Faktor yang selanjutnya adalah memanfaatkan
informasi sekolah untuk menjelaskan manfaat membaca, yang keempat adalah
menjelaskan secara singkat otobiografi tokoh-tokoh terkenal. Faktor yang kelima
adalah menjelaskan kepada anak buku-buku terkenal dalam bidang ilmu
pengetahuan kemanusiaan (humaniora).
Faktor keenam memotivasi anak untuk membaca dengan serius dengan cara
mengadakan lomba membaca, yang selanjutnya mengadakan pertemuan untuk
mendengarkan bacaan yang baik. Faktor kedelapan meningkatkan kemampuan
mendengar, kemampuan membaca cepat, kemampuan menghubungkan hasil
bacaannya. Faktor kesembilan anak merangkum hasil bacaannya, yang
selanjutnya menerbitkan majalah dinding yang memuat hasil karya anak. Faktor
yang kesebelas perpustakaan sekolah hendaknya menyiapkan buku-buku dan
cerita-cerita yang sesuai dengan tingkatan anak, dan faktor yang terakhir adalah
menyediakan komputer. Fakto-faktor tersebut sangatlah mendukung minat anak
dalam membaca.
2.1.6. Anak Usia 9-11 Tahun
Anak usian 9-11 tahun akan membahas lebih lanjut tentang psikologi
perkembangan anak dan tugas perkembangan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.1.6.1. Psikologi perkembangan anak
Jean Piaget berpendapat bahwa tahap opersional konkret dimulai pada umur
7-11 tahun. Usia 9-11 tahun termasuk dalam operasional konkret. Tahap ini
ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-
aturan yang logis (Anggota IKAPI, 2001:69). Dalam tahap ini anak-anak mulai
menggunakan pemikiran yang logis untuk memecahkan suatu masalah. Tahap
opersional konkret ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan kenyataan
atau konkret. Ciri-ciri pemikiran konkret adalah sebagai berikut (Anggota IKAPI,
2001:77-86):
a. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh
Pada tahapan ini anak akan menggambarkan semua kejadian yang dialami.
Anak juga akan menggambarkan seluruh ingatan, pengalaman dan objek yang
dialami dan ditemui dalam kehidupan sehari-harinya
b. Melihat dari berbagai macam segi
Pada tahap ini anak lebih cenderung melihat suatu objek atau persoalan secara
lebih menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya. Anak mulai melihat
persoalan dari sudut pandang yang luas tidak hanya dari satu sudut pandang
saja.
c. Serasi
Anak pada tahap ini mulai dapat menyusun atau mengatur unsur-unsur
menurut besar kecilnya benda atau unsur tersebut. Misalnya jika anak
diberikan 5 tongkat yang berbeda ukurannya, anak umur 7-11 tahun akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dapat menyusunnya mulai dari tongkat yang paling pendek sampai tongkat
yang paling panjang, sehingga akan terlihat serasi.
d. Klasifikasi
Pada tahapan ini anak mulai dapat mengelompokkan dan menyatukan suatu
objek sesuai dengan kesamaannya. Misalnya jika anak diberikan 5 benda
yang berbentuk lingkaran yang memiliki ukuran sama dan berwarna merah,
dengan 5 lima benda yang berbentuk segitiga dengan ukuran yang sama dan
berwarna kuning. Benda-benda tersebut diletakkan secara acak, maka anak
umur 7-11 tahun akan mengelompokkan benda tersebut sesuai dengan bentuk
dan warnannya.
e. Kausalitas
Pada tahap ini, anak sudah lebih luas dan mendalam melihat sebab dan suatu
kejadian. Tahap ini anak akan cenderung lebih banyak bertanya tentang
mengapa bisa terjadi seperti itu, dan juga anak lebih suka meneliti terjadinya
berbagai macam hal.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri dari anak usia operasional
konkret adalah pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika. Anak sudah dapat
berpikir secara menyeluruh dengan melihat dari sudut pandang yang luas.
Pemikiran anak dalam banyak hal sudah teratur dan terarah karena anak sudah
dapat berpikir secara serasi, anak dapat mengklasifikasikan suatu objek dengan
lebih baik, selain itu anak juga sudah bisa membuat kesimpulan sendiri, dan
konsep bilangan anak sudah lebih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.1.5.2. Tugas perkembangan anak usia 9-11 tahun
Pada masa anak yang usianya 6-12 tahun, dunainya akan lebih banyak di luar
misalnya di sekolah, di lingkungan tempat bermain, maupun di masyarakat.
Terdapat tiga dorongan yang dialami oleh anak pada tahap ini yaitu 1) dorongan
untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebayanya, 2) dorongan
untuk melakukan berbagai permainan dan kegiatan yang menuntuk keterampilan
dan gerakan fisik, 3) dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep, pemikiran,
interaksi, dan simbol-simbol (Hartinah, 2008:46). Dalam hal ini terdapat pula
beberapa tugas perkembangan yang dituntut pada anak tahap ini yaitu diantaranya
adalah sebagai berikut (Hartinah, 2008:46-47): yang pertama belajar keterampilan
fisik karena pada tahapan ini anak akan lebih senang bermain, yang selanjutnya
pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang
berkembang. Pada tahap ini anak dituntut untuk senang berolahraga, menjaga
kesehatan serta memiliki sikap yang tepat terhadap lawan jenisnya.
Tugas perkembangan anak yang ketiga adalah belajar berteman dengan
sebayanya, dalam tahap ini anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerjasama,
saling menolong, dan lain sebagainya. Tugas perkembangan yang selanjutnya
ialah belajar untuk melakukan peranan sosial sebagai laki-laki maupun
perempuan, yang kelima belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual
dasar yaitu, membaca, menulis, dan berhitung. Tugas perkembangan anak yang
selanjutnya adalah pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri dan dapat berperilaku sesuai aturan yang
ada dilingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tugas perkembangan yang lebih lanjut adalah pengembangan moral, nilai,
dan hati nurani. Pada tahap ini, anak dituntut untuk mampu menghargai
perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral dan nilai yang telah berlaku.
Selanjutnya memiliki kemerdekaan pribadi, pada masa ini anak mampu memilih,
merancang, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang
tuanya. Tugas perkembangan yang terakhir adalah pengembangan sikap terhadap
lembaga dan kelompok sosial. Anak diharapkan memiliki sikap yang tepat
terhadap lembaga-lembaga atau kelompok-kelompok yang ada di dalam
masyarakat.
2.2. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan buku cerita anak tentang tradisi dalam
konteks pendidikan karakter masih sangat terbatas untuk dijadikan sebagai
sumber untuk penelitian yang relevan. Berikut ini merupakan hasil penelitian
yang relevan yang bersangkutan dengan buku cerita anak tentang tradisi dalam
kontek pendidikan karakter.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Sutrisno (2015) dengan judul jurnal
“Pengembangan Protipe Buku Delapan Permainan Tradisional Jawa untuk
Membangun Karakter Anak”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk
mengembangkan prototipe buku delapan permainan tradisional Jawa untuk
membangun karakter anak. Masalah yang didapatkan oleh peneliti dari hasil
kuesioner yang dibagikan kepada 50 anak yang dilakukan di Desa Minggir 3
,Yogyakarta dan di Dusun Sejati Dukuh, Mertoyudan adalah terdapat 86% anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
lebih tertarik pada permainan elektronik dan hanya 14% anak yang masih
mengenal permainan tradisional Jawa.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Darmoko (2002) yang berjudul
“Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat
Jawa” (Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 6, No. 1, Juni 2002). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengenalkan dan membahas lebih dalam mengenai
ruwatan. Masyarakat Jawa selalu berusaha menjaga keharmonisan jagad raya.
Apabila terjadi disharmonisasi dalam jagad raya, mereka biasanya
menyelenggarakan upacara-upacara. Upacara ruwatan merupakan salah satu
bentuk usaha masyarakat Jawa untuk menyeimbangi jagad raya dan kelabilan.
Manusia oleh karena suatu sebab terkena sukerta (noda), maka ia harus diruwat
(dibebaskan) dari malapetaka (mangsa Batara Kala). Dalam upacara ruwatan
biasanya dipergelarkan wayang kulit, yang menyajikan lakon khusus murwakala
atau sudamala.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Azizah (2013), dengan judul
“Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bahasa Jawa Berbasis Kontekstual di
Kabupaten Brebes”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
buku bacaan cerita rakyat bahasa Jawa berbasis kontekstual. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (R&D). Prosedur penelitian
yang dilakukan adalah analisis potensi dan masalah, pengumpulan data/informasi,
desain produk, validasi desain/uji ahli, dan revisi prototipe/desain. Data dalam
penelitian ini adalah data survai kondisi buku bacaan yang sudah ada, deskripsi
angket kebutuhan dan deskripsi uji ahli. Pengumpulan data pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menggunakan angket yang meliputi angket observasi, angket kebutuhan dan
angket uji ahli. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah buku bacaan cerita rakyat
yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Bacaan disertai dengan gambar
ilustrasi yang diberi warna yang menarik. Bacaan yang dikembangkan
mengandung pesan moral sesuai dengan ketentuan penyusunan buku pengayaan
atau buku bacaan kepribadian.
Berdasarkan dari beberapa literatur penelitian yang relevan di atas, peneliti
masih belum menemukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan
prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan
karakter. Penelitian di atas masih terbatas pada penjelasan tentang tujuan dari
buku cerita, penjelasan tentang tradisi ruwatan itu sendiri, dan juga penjelasan
tentang pendidikan karakter bagi anak. Ketiga penelitian yang relevan tersebut
belum saling berkaitan. Oleh karena itu, peneliti akan mengembangkan prototipe
buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 2.1 Literatur Map dan Penelitian yang Relevan
2.3. Kerangka Berpikir
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan hal yang baru karena
sebelumnya belum ada yang melakukan penelitian tentang prototipe buku cerita
mengenai tradisi ruwatan. Berdasarkan tujuan penelitian terdahulu,
Marcelina Felix Sari Budi Sutrisno (2015)
Pengembangan Prototipe Buku Delapan
Permainan Tradisional Jawa untuk Membangun
Karakter Anak
Penelitian ini menghasilakan produk berupa
prototipe buku tentang permainan tradisional
Jawa yang dapat membangun karaker anak .
Darmoko (2002)
Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka
Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa
Penelitian ini membahas tentang tradisi ruwatan
yang dapat membantu wawasan peneliti tentang
tradisi ruwatan.
Nur Azizah (2013)
Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bahasa
Jawa Berbasis Kontekstual di Kabupaten
Brebes
Penelitian ini menghasilkan produk berupa
buku cerita rakyat.
Maria Septi Hayuadhine
(2016)
Pengembangan Prototipe
Buku Cerita Anak
Tentang Tradisi
Ruwatan Dalam Konteks
Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pengembangan buku cerita anak untuk usia 9-11 tahun tentang tradisi ruwatan
dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan masih relevan untuk diteliti.
Prototipe yang peneliti kembangkan berupa buku cerita anak dengan judul
“Tradisi Ruwatan”. Prototipe buku tersebut dapat digunakan dimana saja baik da
dalam ruangan maupun di luar ruangan. Prototipe buku digunakan untuk
memfasilitasi anak dalam memahami tradisi ruwatan sebagai salah satu budaya
Jawa yang memiliki nilai karakter kebangsaan. Prototipe berupa: (1) buku cerita
anak berjudul “Tradisi Ruwatan”. (2) prototipe terdiri dari cove, kata pengantar,
daftar isi, cerita tentang tradisi ruwatan, daftar pustaka, refleksi. (3) prototipe
berisi 17 gambar yang berisikan nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan.
Peneliti membuat prototipe buku cerita ini dikarenakan masih terbatasnya
penelitian yang mengembangkan prototipe buku cerita anak tentang tradisi
ruwatan dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan. Selain itu, pada zaman
yang semakin maju dan modern ini banyak anak-anak yang kurang memahami
atau bahkan tidak mengetahui bahwa tardisi ruwatan tersebut adalah bagian dari
tradisi Jawa. Pengetahuan tentang tradisi Jawa khususnya tradisi ruwatan masih
sangatlah minim sekali. Para orang tua, guru, dan masyarakat yang ada di
sekeliling anak kurang memberikan pengenalan dan pemahaman tentang tradisi-
tradisi yang ada di Jawa. Lunturnya budaya dan tradisi Jawa dikarenakan generasi
sekarang ini kurang memahami dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa tersebut
khususnya tradisi ruwatan.
Hal tersebut mendorong peneliti untuk menyusun prototipe buku cerita yang
berjudul “Tradisi Ruwatan”. Peneliti berharap prototipe buku cerita “Tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Ruwatan” dapat membantu anak untuk memahami dan ikut melestarikan tradisi
ruwatan dan untuk membentuk karakter kebangsaan yang tercermin dalam buku
cerita tersebut.
2.4. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang
tradisi ruwatan dalam membangun karakter kebangsaan anak?
2.4.2 Apakah prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dapat
membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan konteks karakter
kebangsaan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang jenis penelitian,
setting penelitian, prosedur penelitian, uji coba produk, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan metode penelitian dan
pengembangan atau yang sering disebut dengan Research and Development atau
R&D. Reseacrh and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu
(Sugiyono, 2012:297). Penelitian ini disebut R&D karena peneliti ingin
mengembangkan suatu produk yang dibutuhkan oleh anak. Penelitian
pengembangan ini akan mengembangkan produk berupa prototipe buku cerita
bergambar tentang tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks
pendidikan karakter kebangsaan di sekolah dasar.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian ini akan membahas tentang tempat penelitian, subjek
penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian.
3.2.1 Tempat Penelitian
Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data awal di daerah Kulon
Progo lebih tepatnya di Dusun Duren Sawit, Bangaroya, Kalibawang, Kulon
Progo, Yogyakarta. Penelitian untuk analisis kebutuhan anak dilaksanakan di SD
Negeri Tegalrejo 2 tepatnya di jalan Wiratama 27, Tegalrejo, Yogyakarta. uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
produk dilaksanakan di SD Kanisius Kenteng yang beralamat di Kenteng,
Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah anak usia 9-11 tahun.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah prototipe pengembangan buku cerita anak tentang
tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu selama sembilan bulan. Terhitung mulai
dari bulan Juni 2015 sampai bulan Februari 2016
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur prototipe pengembangan buku cerita anak tentang tradisi ruwatan
dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan menggunakan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan dalam buku Sugiyono yang berjudul “Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” yang mengadaptasi langkah-langkah
milik Brog dan Gall (Sugiyono, 2012:298). Prosedur pengembangan ini meliputi
sepuluh langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal. Langkah-
langkah penelitian dan pengembangan tersusun dalam bagan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Sugiyono
Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam prosedur yang ada
dalam buku Sugiyono dikarenakan keterbatasannya waktu, tenaga, dan biaya yang
tidak memungkinkan peneliti melakukan semua langkah yang ada. Peneliti hanya
menggunakan enam langkah tersebut diantaranya adalah (1) potensi dan masalah,
(2) pengumulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)
uji coba produk, sehingga dapat menghasilkan produk prototipe pengembangan
buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan. Prosedur penelitian dan pengembangan akan dijelaskan dalam
gambar bagan berikut ini.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Revisi
Desain
Validasi
Desain
Uji coba
Produk
Revisi
Produk
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produksi Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Digunakan Oleh
Peneliti
Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks
Pendidikan Karakter Kebangsaan
Tahap 1
Potensi dan Masalah
Tahap 2
Pengumpulan Data
Tahap 3
Desain Prototipe
Tahap 4
Validasi Prototipe
Tahap 5
Revisi Prototipe
Tahap 6
Uji Coba Prototipe
Potensi: tradisi ruwatan mengandung nilai-
nilai berkaitan dengan pendidikan karakter
kebangsaan.
Masalah: anak-anak kurang memahami
tradisi ruwatan.
Wawancara
Pembagian lembar kuesioner pra penelitian
Pembagian kuesioner uji coba prototipe
Membuat cerita
Menentukan gambar
Membuat sketsa
Konsultasi dan revisi
Menggabungkan cerita dengan gambar
oleh ahli desain grafis
Prototipe divalidasi oleh seorang ahli
bahasa
Revisi Prototipe berdasarkan saran dari ahli
bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.3.1 Potensi dan Masalah
Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan anak
di Yogyakarta yaitu dengan cara menyebarkan lembar kuesioner. Lembar
kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak usia 9-11 tahun
memerlukan buku cerita bergambar tentang tradisi ruwatan guna meningkatkan
pendidikan karakter kebangsaan. Lembar kuesionerini akan disebarkan pada anak
yang berusia 9-11 tahun di SD N Tegalrejo 2. Hasil dari lembar kuesioner ini
nantinya akan digunakan untuk mengetahui kebutuhan anak. Oleh karena itu buku
cerita bergambar tentang tradisi ruwatan ini disusun dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks pendidikan karakter
kebangsaan.
3.3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik kuesioner
dengan cara menyebarkan lembar kuesioner pada anak yang berusia 9-11 tahun di
SD Negeri Tegalrejo 2 dan teknik wawancara dengan anak-anak di Dusun Duren
Sawit, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo. Kuesioner berisi 12 pernyataan yang
akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan anak. Pengumpulan data ini
bertujuan agar peneliti memperoleh data sesuai dengan kebutuhan anak dan
sebagai salah satu cara untuk mengetahui bentuk dari buku cerita bergambar yang
dapat membantu anak agar dapat lebih memahami tradisi ruwatan dan
membentuk karakter anak melalui buku cerita bergambar tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.3.3 Desain Produk
Produk yang dihasilkan berupa prototipe buku cerita bergambar tentang
tradisi ruwatan untuk anak usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter
kebangasaan. Desain produk meliputi penulisan cerita, pemilihan gambar yang
akan digunakan dalam membuat sketsa, pembuatan sketsa, tahap finishing sketsa
yaitu dengan diberi warna. Langkah-langkah tersebut akan menjadi pedoman
dalam pembuatan produk buku cerita bergambar.
3.3.4 Validasi Desain
Produk berupa prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan untuk anak
usia 9-11 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan yang sudah
dibuat, perlu divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum diuji cobakan. Validasi
akan dilakukan oleh satu ahli Bahasa Indonesia. Validasi dilakukan dengan cara
memberikan desain produk dan lembar kuesioner pada ahli.
3.3.5 Revisi Desain
Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi desain produk berupa
buku cerita bergambar. Kritik dan saran dari ahli Bahasa Indonesia dapat
digunakan sebagai landasan untuk memperbaiki desain produk.
3.3.6 Uji coba Produk
Desain produk yang sudah direvisi kemudian diujikan pada 10 anak yang
berusia 9-11 tahun di SD Kanisius Kenteng. Uji coba produk dimaksudkan agar
anak mengetahui tradisi ruwatan dan dapat membentuk karakter anak. Anak
diberikan lembar kuesioner untuk mengetahui sejauh mana pamahaman anak
terhadap tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.4 Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna mengetahui
kualitas buku cerita bergambar yang telah dibuat oleh peneliti. Data yang dari
hasil uji coba produk digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
produk buku cerita bergambar. Dengan uji coba produk, prototipe buku cerita
bergambar yang diteliti dan dikembangkan benar-benar telah teruji secara empiris.
Uji coba dilakukan setelah divalidasi oleh pakar atau ahli yaitu ahli Bahasa
Indonesia. Kegiatan uji coba lapangan dilakukan pada anak yang berusia 9-11
tahun di SD Kanisius Kenteng.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu wawancara dan
angket. Wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk memperoleh data awal
tentang sejauh mana anak mengetahui tentang tradisi ruwatan. Kuesioner
digunakan untuk menganalisis kebutuhan anak tentang sejauh mana anak
mengetahui tentang tradisi ruwatan dan tentang seberapa perlunya anak terhadap
buku cerita bergambar. Kuesioner diberikan pada anak yang berusia 9-11 tahun di
SD N Tegalrejo 2. Peneliti juga menggunakan kuesioner uji coba produk. Uji coba
produk dilaksanakan di SD Kanisius Kenteng. Berikut ini adalah kisi-kisi yang
digunakan untuk penelitian:
3.5.1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk pra penelitian. Lembar wawancar ini
ditujukan pada anak dan orang tua. Berikut ini adalah kisi-kisinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara
No Kisi-kisi
1 Apakah arti dari ruwatan?
2 Apa tujuan dari ruwatan?
3 Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi
ruwatan?
4 Siapa saja yang ikut melakukan tradisi ruwatan?
3.5.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian
Lembar kuesioner ini digunakan untuk pra penelitian. Lembar kuesioner ini
ditujukan untuk 20 anak yang berusia 9-11 tahun. Berikut ini adalah kisi-kisi
lembar kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian
No Aspek Nomor Item
1. Definisi ruwatan 1 dan 2
2. Tujuan ruwatan pada umumnya 3 dan 4
3. Kegiatan-kegiatan pada tradisi ruwatan 5, 6, 7, 8, 9, dan 10
4. Upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan
buku cerita
11 dan 12
3.5.3 Validator Kuesioner Pra Penelitian
Kuesioner pra penelitian divalidasi oleh ahli Sejarah dan ahli IPA Universitas
Sanata Dharma. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi dari ahli.
Tabel 3.3 Hasil Validasi Kuesioner Pra Penelitian oleh Ahli
No Aspek Nomor
item
pernyataan
Ahli IPA Ahli Sejarah
Skor Saran Skor Saran
1. Bahasa
a. Bahasa sesuai
dengan kaidah
penulisan
1-12 2 - Perlu
ditambah
tanda baca dan
kata-kata yang
dihilangkan
agar kalimat
mudah
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dipahami
- Belum SPO
b. Pilihan
kalimat dapat
dipahami oleh
anak
1-12 2 - Kalimat terlalu
panjang untuk
anak SD.
Siswa bisa
bingung
dengan makna
kalimatnya
- Bahasa kurang
komunikatif
3
2. Pernyataan
a. Pernyataan
yang diajukan
kepada anak
berkaitan
dengan tradisi
ruwatan (olah
hati)
1, 2, 3, 6,
8, 9
4 - Sudah
mencerminka
n olah hati
4
b. Pernyataan
yang diajukan
kepada anak
berkaitan
dengan tradisi
ruwatan (olah
pikir)
1, 2, 3,
dan 7
2 -. 1 (olah hati)
- 7 (olah hati,
olah rasa )
3
c. Pernyataan
yang diajukan
kepada anak
berkaitan
dengan tradisi
ruwatan (olah
raga/kinestetik
a)
4 4 3
d. Pernyataan
yang diajukan
kepada anak
berkaitan
dengan tradisi
ruwatan (olah
rasa dan karsa)
5, 6, 9, 10 4 4
e. Pernyataan
yang diajukan
kepada anak
berkaitan
dengan
11-12 4 Pernyataan
perlu dilengkapi
agar maksudnya
jelas “siapa
yang perlu
buku”
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
perlunya buku
tentang tradisi
ruwatan
jumlah 22 24
Rata-rata 3,14 3,42
3.5.4 Kuesioner Anak Pra Penelitian
Kuesioner terdiri dari 12 pernyataan yang akan disebarkan pada anak usia 9-
11 tahun di SD N Tegalrejo 2. Kisi-kisi tersebut digunakan peneliti untuk
mengetahui sejauh mana anak memahami tradisi ruwatan dan seberapa perlunya
anak terhadap buku cerita bergambar. Pernyataan yang diajukan mencakup
pemahaman tentang definisi ruwatan, tujuan ruwatan, kegiatan-kegiatan pada
tradsi ruwatan, dan upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan buku cerita.
Berikut ini merupakan tabel kuesioner anak pra penelitian.
Tabel 3.4 Kuesioner Anak Pra Penelitian
Berilah tanda centang () pada kolom “Ya” atau “Tidak”
No Pernyataan Ya Tidak
1. Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana
pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa
manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan
pengaruh jahat di dalam hidupnya.
2. Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di
wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya
pembebasan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan,
pengaruh jahat) yang dianggap mengganggu keselamatan
hidup seseorang.
3. Tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari
segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang
mengancamnya.
4. Ketika seseorang terbebas dari sakit atau bahaya, kesialan,
pengaruh jahat, seseorang kembali sehat dan ceria.
5. Dalam menyelenggarakan upacara ruwatan membutuhkan
bantuan yang melibatkan banyak orang/gotong royong.
6. Orang yang akan diruwat melakukan siraman yang disertai
pembacaan doa oleh dalang
7. Orang-orang yang menghadiri upacara ruwatan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
merefleksikan cerita yang ada dalam pertunjukan wayang.
8. Pada saat upacara srah-srahan, potongan rambut diserahkan
pada dalang sebagai simbol pembebasan dari bahaya,
kesialan, dan pengaruh jahat.
9. Orang tua mengucapkan rasa terimakasih kepada dalang
karena telah mengruwat anaknya.
10. Ketika pertunjukan wayang selesai secara bersama-sama
menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak
keluarga.
11. Saya memerlukan buku yang berisi penjelasan tentang
ruwatan.
12. Buku tentang ruwatan sebaiknya berupa buku cerita
bergambar.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Hasil pengumpulan data pada R&D berupa data kulitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara mengenai seberapa jauh orang tua
dan anak mengetahui tentang tradisi ruwatan atau sebagai data awal peneliti,
sedangkan data kuantitatif diperoleh dari menyebarkan kuesioner kebutuhan anak
tentang seberapa jauh siswa mengetahui tentang tradisi ruwatan dan perlu atau
tidaknya buku cerita bergambar bagi anak. Peneliti menggunakan beberapa teknik
penelitian diantaranya wawancara dan kuesioner.
1. Wawancara
Wawancara juga sering disebut interview. Wawancara adalah pengumpulan
data melalui percakapan antara dua orang atau lebih untuk mengetahui suatu topik
atau memperoleh suatu informasi (Basuki dan Hariyanto, 2014:61). Sejalan
dengan pendapat tersebut, Arifin (2009:157) berpendapat bahwa wawancara
adalah salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan dengan cara tanya
jawab atau percakapan antara dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi
dan untuk melengkapi suatu data penelitian. Berdasarkan dari dua pendapat ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah salah satu alat evaluasi non-tes yang
digunakan untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab atau percakapan antara
dua orang atau lebih guna memperoleh informasi atau untuk melengkai data
penelitian.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden
(Sugiyono, 2012:142). Arifin (2009:157) juga berpendapat bahwa kuesioner
adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk mendapatkan
informasi dengan cara responden mengisi atau menjawab pernyataan yang
diajukan. Berdasarkan pendapat dari dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
kuesioner adalah salah satu alat penelitian yang digunakan untuk memperoleh
informasi dan mengumpulkan data dengan cara responden menjawab daftar
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh peneliti dianalisis secara kulitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif berupa komentar-komentar yang telah dikemukakan oleh para ahli. Data
kuantitatif berupa skor yang diberikan oleh para ahli. Data dianalisis oleh peneliti
sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan suatu produk. Data
kuantitatif diperoleh melalui instrumen penelitian berupa lembar kuesioner.
Pedoman penskoran yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan nilai 1-4.
Peneliti hanya menggunakan skala 1-4 dan bukan 1-5 dikarenakan responden
cenderung akan memilihalternatif yang ada di tengah yaitu 3 dengan alasan dirasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
aman dan paling gampang (Arikunto, 2010:284). Kriteria untuk skala 1-4 adalah
sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Hasil dari lembar kuesioner
berupa data kuantitatif tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif.
Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif
menggunakan tabel konversi nilai skala empat berdasarkan skala Likert
(Widoyoko, 2012:112). Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan aturan yang
sama dengan dasar jumlah skor responden, yaitu dicari skor tertinggi, skor
terendah, jumlah kelas, dan jarak interval.
Skor tertinggi (ideal) = 4 (Sangat Baik)
Skor terendah = 1 (Sangat Tidak Baik)
Jumlah kelas = 4 (sangat tidak baik sampai sangat baik)
Jarak interval = (4-1)/4 = 0,75 (rentang skor)
Hasil interval sangat baik, baik, tidak baik, sangat tidak baik adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.5 Hasil Interval Skala 1-4
Rerata Skor Klasifikasi
>3,25 s/d 4 Sangat Baik
>2,5 s/d 3,25 Baik
>1,75 s/d 2,5 Tidak Baik
1,0 s/d 1,75 Sangat Tidak Baik
Hasil dari instrumen pra penelitian yang sudah divalidasi oleh ahli Sejarah
yaitu 3,42 dan ahli IPA yaitu 3,14, menunjukkan bahwa kuesioner pra penelitian
termasuk dalam rentang sangat baik dan baik sehingga dapat digunakan untuk
memperoleh data kebutuhan anak. Kuesioner pra penelitian yang sudah divalidasi
kemudian disebarkan pada anak yang berjumlah 20 anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner pra penelitian, diperoleh data
sebanyak 85% anak belum mengerti arti dari ruwatan, sebanyak 85% anak juga
belum mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di dalam tradisi ruwatan, dan
sebanyak 90% anak memerlukan buku cerita yang berisi penjelasan tentang tradisi
ruwatan agar mereka dapat lebih memahami tentang tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian untuk menjawab dua pertanyaan
tentang 1) deskripsi prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang
tradisi ruwatan, 2) menjelaskan manfaat prototipe bagi anak; serta pembahasan.
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membahas tentang deskripsi prosedur pengembangan
prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan
karakter kebangsaan dan penjelasan prototipe buku cerita anak tentang tradisi
ruwatan dapat membantu memahami nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan.
4.1.1. Deskripsi Prosedur Pengembangan
Proses pengembangan yang dilakukan oleh peneliti sampai dengan langkah
ke enam dari model R&D Sugiyono. Prosedur pengembangan tersebut adalah
sebagai berikut:
4.1.1.1. Potensi dan Masalah
Prosedur pertama dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh
peneliti adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul terkait dengan
tradisi-tradisi Jawa yang semakin lama semakin luntur. Peneliti melakukan
wawancara dan menyebarkan angket untuk melihat masalah-masalah terkait
dengan tradisi ruwatan.
Peneliti melakukan wawancara pada empat anak dan dua orang tua untuk
mendapatkan data awal tentang tradisi Jawa khususnya tradisi ruwatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
51
Wawancara dilakukan pada tanggal 12 Juli 2015. Pada saat peneliti melakukan
wawancara kepada empat anak, ternyata mereka kurang memahami tradisi
ruwatan dan bahkan mereka tidak tahu apa itu ruwatan. Wawancara yang
selanjutnya peneliti lakukan pada dua orang tua. Peneliti mendapatkan data hasil
wawancara yang dilakukan pada dua orang tua yaitu mereka mengetahui tentang
arti dari tradisi ruwatan yaitu sebagai sarana untuk membebaskan diri dari
malapetaka atau bahaya yang mengancamnya, dan kagiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam tradisi ruwatan.
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa anak-anak pada jaman
sekarang ini sudah tidak mengenal bahkan tidak mengetahui adanya tradisi
ruwatan sebagai bagian dari tradisi Jawa yang mereka miliki. Hasil wawancara
tersebut diperkuat oleh peneliti dengan melakukan penyebaran kuesioner pada
anak usia 9-11 tahun yang berjumlah 20 anak di SD N Tegalrejo 2. Penyebaran
kuesioner dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015. Hasil dari penyebaran
kuesioner tersebut adalah sebanyak 85% anak kurang memahami arti dari tradisi
ruwatan dan 85% anak juga belum mengatahui tentang tatacara pelaksanaan
tradisi ruwatan.
Berdasarkan dari hasil wawancara dan kuesioner peneliti dapat
menyimpulkan bahwa orang tua kurang memberikan pemahaman tentang tradisi
ruwatan pada anak, sehingga anak tidak memahami tentang tradisi ruwatan
bahkan mereka tidak tahu bahwa tradisi ruwatan tersebut bagian dari tradisi Jawa.
Jika pemahaman anak tentang tradisi ruwatan tersebut kurang maka semakin lama
tradisi ruwatan akan luntur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kita sebagai pendidik juga ikut ambil bagian untuk membantu anak agar
mereka dapat mengenal dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa terutama tradisi
ruwatan. Tradisi ruwatan tidak hanya dilakukan pada orang yang sukerta saja,
tetapi setiap orang itu mempunyai sifat yang kotor, maka harus dibersihkan dari
sifat kotor tersebut dengan tujuan untuk mencari keharmonisasian dan
keselamatan dalam kehidupan (Sulistyobudi, 2013:5).
Tradisi ruwatan sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik kita selain
mengajarkan anak didik kita untuk melestarikan budaya, di dalam tradisi ruwatan
juga mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak yang dapat
berguna bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi ruwatan
diantaranya adalah nilai gotong royong, dengan nilai tersebut anak dapat memiliki
karakter bergotong royong dan saling membantu dalam suatu kegiatan atau pada
saat memecahkan masalah. Tradisi ruwatan juga membantu anak untuk memiliki
karakter beriman dan bertakwa, dengan nilai tersebut anak diajarkan untuk selalu
bersyukur kepada Tuhan atas segala ramhat yang berlimpah dan untuk selalu
berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari segala yang jahat. Kecuali itu, anak-
anak juga akan menambah wawasan tentang budaya yang ada disekeliling mereka.
4.1.1.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner.
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data ynga dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data awal tentang pemahaman anak terhadap tradisi
ruwatan. Berikut ini merupakan hasil dari wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.1 Hasil Wawancara
No Pertanyaan
1 Apakah arti dari ruwatan?
2 Apa tujuan dari ruwatan?
3 Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi ruwatan?
4 Siapa saja yang ikut melakukan tradisi ruwatan?
Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada
empat anak, peneliti mendapatkan data awal bahwa ke empat anak tersebut belum
mengetahui dan memahami arti dari tradisi ruwatan, tujuan dari tradisi ruwatan,
tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan, dan orang-orang yang mengikuti tradisi
ruwatan. Oleh sebab itu, peneliti sangat kesulitan menggali pemahaman anak
karena anak benar-benar tidak mengetahui tentang tradisi ruwatan.
Selain dari wawancara, peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh
data. Peneliti menyebarkan kuesioner pada 20 anak kelas 4 di SD N Tegalrejo 2.
Berikut ini adalah hasil dari kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti.
Tabel 4.2 Hasil Rekap Kuesioner Anak Pra Penelitian
No Pernyataan Jumlah anak
yang memilih
dari 20 anak
Presentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana
pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa
manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan
pengaruh jahat di dalam hidupnya.
6 14 30% 70%
2 Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional
khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan
sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari “sukerta”
(bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang dianggap
mengganggu keselamatan hidup seseorang.
3 17 15% 85%
3 Tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari 6 14 30% 70%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang
mengancamnya.
4 Ketika seseorang terbebas dari sakit atau bahaya,
kesialan, pengaruh jahat, seseorang kembali sehat dan
ceria
11 9 55% 45%
5 Dalam menyelenggarakan upacara ruwatan
membutuhkan bantuan yang melibatkan banyak
orang/gotong royong.
10 10 50% 50%
6 Orang yang akan diruwat melakukan siraman yang
disertai pembacaan doa oleh dalang
3 17 15% 85%
7 Orang-orang yang menghadiri upacara ruwatan dapat
merefleksikan cerita yang ada dalam pertunjukkan
wayang.
7 13 35% 65%
8 Pada saat upacara srah-srahan, potongan rambut
diserahkan pada dalang sebagai simbol pembebasan dari
bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat.
4 16 20% 80%
9 Orang tua mengucapkan rasa terimakasih kepada dalang
karena telah mengruwat anaknya.
10 10 50% 50%
10 Ketika pertunjukan wayang selesai secara bersama-sama
menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak
keluarga.
8 12 40% 60%
11 Saya memerlukan buku yang berisi penjelasan tentang
ruwatan.
18 2 90% 10%
12 Buku tentang ruwatan sebaiknya berupa buku cerita
bergambar.
17 3 85% 15%
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang telah disebarkan kepada 20
anak menunjukkan bahwa anak kurang memahami tentang arti tradisi ruwatan,
kegiatan-kegiatan yang ada di dalam tradisi ruwatan. Sebagian dari anak-anak
sudah mengetahui tentang nilai-nilai yang ada di dalam tradisi ruwatan. Nilai-
nilai tersebut meliputi gotong royong, Ketuhanan, bertakwa, dan lain sebagainya.
Tetapi sebagian dari anak-anak juga kurang mengetahui tentang nilai-nilai yang
ada di dalam tradisi ruwatan. Agar anak lebih memahami tentang tradisi ruwatan,
mereka memerlukan buku cerita yang berisi penjelasan tentang tradisi ruwatan.
Data awal yang didapatkan oleh peneliti tersebut akan digunakan oleh peneliti
untuk menjadi acuan dalam mengembangkan desain produk. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dimaksudkan agar produk yang akan dikembangkan oleh peneliti bermanfaat bagi
anak. Oleh karena itu, peneliti membentuk karakter anak melalui buku cerita
tentang tradisi ruwatan, selain itu juga membantu anak untuk ikut melestarikan
tradisi Jawa yang sudah ada sejak dulu.
4.1.1.3. Desain Produk
Desain produk yang berupa prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan
dalam konteks pendidikan karakter. Produk ini disusun berdasarkan latar belakang
yang diperoleh peneliti melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Setelah itu,
peneliti menentukan bagian-bagian dari prototipe, seperti: judul, isi, daftar
pustaka, dan cover. Judul dari prototipe yang dikembangkan oleh peneliti adalah
“Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan
Karakter Kebangsaan”. Isi dari prototipe ini meliputi kata pengantar,
pendahuluan, penjelasan tentang arti dari ruwatan, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam tradisi ruwatan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam ruwatan
yang meliputi olah hati, olah pikir, olah raga/kinestetik, dan olah rasa dan karsa.
Prototipe ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang digunakan untuk
mendukung peneliti dalam mengembangkan prototipe ini.
Peneliti membuat sketsa awal berupa gambar yang belum diberi warna dan
belum diperbaiki oleh ahli desain grafis. Berikut ini adalah sketsa awal yang
dibuat oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.1 Sketsa Awal
Peneliti meminta bantuan dari ahli desain grafis untuk memperbaiki produk
berupa buku cerita tersebut. Awal mulanya, peneliti membuat sebuah cerita,
kemudian cerita tersebut peneliti serahkan kepada ahli desain grafis. Berikut ini
merupakan gambar yang sudah diperbaiki oleh ahli desain grafis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
\
Gambar 4.2 Perbaikan oleh Ahli Desain Grafis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4.1.1.4. Validasi Desain
Vaidasi desain dilakukan untuk memperoleh beberapa kritik dan saran yang
disertai penilaian produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Produk
divalidasi oleh ahli bahasa Universitas Sanata Dharma. Berikut ini adalah tabel
hasil validasi dari ahli bahasa.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Prototipe oleh Ahli Bahasa
No Item yang dinilai Skor (1-
4)
Saran
1. Bahasa: 3 Masih terdapat kesalahan dalam
pengetikan a. Sesuai dengan kaidah
penulisan EYD
b. Dapat dipahami oleh anak 4
2. Format penulisan protitipe: 3 Ditambahkan cover akhir, ukuran
buku perlu diperhatikan a. Sesuai dengan kaidah
penulisan buku
b. Menggunakan kepustakaan
sesuai dengan teori salah
satu tradisi Jawa ruwatan
dan pendidikan karakter
3 Sumber perlu ditambah
khususnya pada karakter
3. Isi: 4
a. Buku memuat cerita
tentang tradisi ruwatan
b. Buku memuat 17 gambar
tentang tradisi ruwatan
4
c. Gambar-gambar diberi
cerita
4
d. Buku memuat nilai-nilai
kerjasama, bergotong
royong, dan ketuhanan
4
e. Buku memuat refleksi
yang berkaitan dengan
tradisi ruwatan
1 Belum ada refleksi dalam
prototipe ini
Jumlah 30
Rata-rata skor yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli bahasa adalah 3,3.
Berdasarkan hasil rata-rata tersebut, maka prototipe buku cerita sangat baik dan
layak untuk digunakan. Selain itu prototipe tersebut juga sudak layak untuk diuji
cobakan pada anak. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4.1.1.5. Revisi Desain
Peneliti melakukan revisi desain berdasarkan komentar yang diberikan oleh
validator yaitu ahli bahasa Universitas Sanata Dharma. Kesalahan yang ada di
dalam prototipe kemudian diperbaiki agar menjadi produk berupa prototipe buku
cerita tentang tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter yang lebih baik
dari pada yang sebelumnya. Berikut ini merupakan tabel penjabaran saran dari
validator beserta revisi yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 4.4 Saran Validator Ahli Bahasa Indonesia dan Revisinya
Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi
Masih terdapat kesalahan penulisan dan
juga tanda baca
Peneliti mengecek kembali dan
membenarkan kata-kata yang masih salah
dalam pengetikannya
Belum ada cover akhir
Penelit menambahkan cover akhir pada
prototipe buku cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ukuran masih A4
Ukuran yang akan digunakan dalam
prototipe buku cerita tersebut yaitu A5
Sumber masih terbatas khususnya pada
pendidikan karakter
Peneliti menambahkan daftar pustaka
tentang pendidikan karakter
Belum ada refleksi dalam prototipe ini
Peneliti menambahkan refleksi dalam
prototipe buku cerita anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Cover buku yang belum direvisi
Cover buku yang sudah direvisi
Warna yang belum diperjelas
Warna yang sudah diperjelas
4.1.1.6. Uji Coba Produk
Desain produk yang sudah peneliti revisi kemudian diuji cobakan pada anak-
anak di SD Kanisius Kenteng yang beralamat di Kenteng, Kembang, Nanggulan,
Kulon Progo. Uji coba tersebut dilakukan pada hari Sabtu, 9 Januari 2016. Produk
diuji cobakan pada 10 anak yaitu tujuh anak perempuan dan tiga anak laki-laki.
Usia anak-anak tersebut di atas sembilan tahun. Uji coba produk ini bertujuan
agar anak lebih memahami pengertian dari upacara ruwatan, menjadi tahu tentang
kegiatan-kegiatan yang ada di dalam upacara ruwatan, nilai-nilai yang terkandung
di dalam upacara ruwatan seperti nilai gotong-royong atau kebersamaan, beriman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersyukur pada Tuhan, hidup bersih
dan sehat. Selain itu, anak-anak dapat ikut ambil bagian untuk melestarikan tradisi
ruwatan.
Uji coba produk dilakukan di dalam kelas empat. Uji coba produk dilakukan
sebelum istirahat kedua. Sebelum uji coba produk dimulai, peneliti melakukan
perkenalan pada anak-anak dan menyapaikan maksud dan tujuan datang ke SD
Kanisius Kenteng. Sebelum produk dibagikan, peneliti melakukan tanya jawab
seputar tradisi ruwatan pada anak-anak apakah mereka sudah mengetahui tentang
tradisi ruwatan atau belum. Setelah melakukan tanya jawab, barulah peneliti
menyebarkan produk pada anak yang berjumlah 10 anak. Setelah produk sudah
disebarkan mulailah anak-anak membaca cerita tersebut.
Selama proses uji coba tersebut peneliti mendampingi anak-anak saat
membaca cerita tentang tradisi ruwatan. Setelah anak-anak selesai membaca,
peneliti membagikan kuesioner yang ditujukan untuk anak. Kuesioner tersebut
bertujuan untuk mengetahui apakah anak-anak bisa memahami isi dalam cerita
tersebut. Setelah anak selesai mengisikan kusioner, anak-anak mengumpulkan
kuesioner tersebut kepada peneliti. Proses uji coba pun selesai tepat pada
waktunya yaitu sebelum istirahat kedua. Setelah selesai, peneliti berpamitan pada
anak-anak dan pada guru-guru yang berada di kantor. Berikut ini merupakan
gambar pelaksanaan uji coba di SD Kanisius Kenteng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.3 Anak-Anak sedang Membaca
Gambar diatas menujukkan suasana ketika anak sedang membaca buku
cerita tentang tradisi ruwatan. Pada saat membaca, anak-anak dapat secara serius
memahami isi dari buku cerita tersebut. Keterbatasan buku tidak menjadikan
penghalang bagi anak-anak untuk dapat dengan serius memahami buku cerita
tersebut.
4.1.2. Manfaat Prototipe Buku Cerita Anak
Setelah anak-anak selesai membaca buku cerita tersebut, peneliti meminta
anak-anak untuk mengisikan lembar kuesioner. Lembar kuesioner tersebut
bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah anak-anak memahami tentang tradisi
ruwatan setelah membaca buku cerita tersebut. Berikut ini merupakan hasil
rekapitulasi uji coba produk .
Tabel 4.5 Hasil Rekap Uji Coba Produk
No Pernyataan Jumlah anak
yang memilih
dari 10 anak
Presentase
Ya Tidak Ya Tidak
Setelah membaca buku cerita “Tradisi Ruwatan”, saya:
Mengerti arti ruwatan sebagai permohonan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1 membebaskan diri dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh
jahat.
10 0 100% 0%
2 Mengerti arti ruwatan sebagai ucapan syukur kepada
Tuhan karena terbebas dari sakit, kecelakaan, dan
pengaruh jahat.
8 2 80% 20%
3 Mengetahui bahwa ruwatan memerlukan gotong royong
untuk mempersiapkan tumpeng, makanan, dan tempat
untuk ruwatan.
10 0 100% 0%
4 Memahami bahwa ruwatan memiliki nilai kebersamaan. 10 0 100% 0%
5 Mengerti bahwa siraman dalam tradisi ruwatan
bertujuan untuk membebaskan diri dari sakit,
kecelakaan, dan pengaruh jahat.
8 2 80% 20%
6 Mengerti bahwa meminta doa restu pada orang tua itu
penting.
10 0 100% 0%
7 Mengerti bahwa sebelum melakukan kegiatan sebaiknya
berdoa terlebih dahulu agar diberi kelancaran.
10 0 100% 0%
8 Mengerti bahwa orang yang telah diruwat akan kembali
sehat dan bersih.
10 0 100% 0%
9 Buku cerita “Tradisi Ruwatan” membantu saya mengerti
arti dari tradisi ruwatan
10 0 100% 0%
10 Buku cerita “Tradisi Ruwatan” membantu saya
melestarikan tradisi ruwatan
9 1 90% 10%
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan pada 10 anak dapat
disimpulkan bahwa anak-anak menjadi lebih tahu dan memahami tentang arti
tardisi ruwatan, anak juga lebih memahami bahwa tradisi ruwatan juga sebagai
ucapan syukur karena sudah terbebas dari marabahaya tersebut.
Nilai-nilai karakter yang ada di dalam cerita tentang tradisi ruwatan tersebut
juga sudah tersampaikan pada anak-anak sehingga mereka mengetahui bahwa di
dalam tradisi ruwatan terdapat nilai-nilai karakter. Anak-anak lebih memahami
bahwa di dalam tradisi ruwatan terdapat gotong royong dan kebersamaan, nilai
iman dan ketakwaan, dan nilai kebersihan dan kesehatan karena orang yang sudah
diruwat akan kembali bersih. Buku tersebut juga dapat membantu anak untuk
melestarikan tentang tradisi ruwatan yang sudah ada sejak jaman dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2. Pembahasan
Hasil validasi prototipe buku cerita oleh ahli bahsa mendapatkan skor rata-
rata 3,3 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji coba prototipe, anak
dapat memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi
ruwatan.
Hal yang mendorong tercapainya pemahaman tentang nilai-nilai pendidikan
karakter adalah prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan disusun oleh peneliti
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Prototipe dikembangkan dalam bentuk buku cerita bergambar
Jean Piaget berpendapat bahwa tahap opersional konkret dimulai pada umur
7-11 tahun. Usia 9-11 tahun termasuk dalam operasional konkret. Tahap ini
ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-
aturan yang logis (Anggota IKAPI, 2001:69). Dalam tahap ini anak-anak mulai
menggunakan pemikiran yang logis untuk memecahkan suatu masalah. Ciri-ciri
pemikiran konkret adalah sebagai berikut (Anggota IKAPI, 2001:77-86): adaptasi
dengan gambaran yang menyeluruh, melihat dari berbagai macam segi, serasi,
klasifikasi, dan kausalitas.
Anak dalam tahapan ini, ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan
kenyataan atau konkret. Oleh karena itu, peneliti dalam mengembangkan produk
berupa buku cerita tentang tradisi ruwatan dilengkapi dengan gambar-gambar
yang konkret dan yang ada di lingkungan sekitar anak
Buku cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak dengan
memuat cerita yang menarik dan terdapat lebih banyak gambarnya (Hardjana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2006:2). Sejalan dengan pendapat tersebut cerita anak adalah cerita yang ditulis
dengan menggunakan sudut pandang anak, artinya cerita tersebut ditulis sesuai
dengan pengalaman sehari-hari anak (Kurniawan, 2013:18). Tujuan dari buku
cerita adalah buku cerita dapat membuat anak menjadi terinspirasi, membantu
anak dalam perkembangan apresiasi kultural, memperluas pengetahuan anak,
menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak, mengembangkan imajinasi anak,
dapat memotivasi anak untuk lebih banyak menggali literatur (Raines & Isbell,
2002:vii). Buku cerita anak dapat dibedakan menjadi dua yaitu fiksi dan non fiksi.
Fiksi adalah cerita yang dibentuk, dibuat, diadakan, dan diciptakan. Cerita fiksi
adalah cerita yang semula tidak ada kemudian dengan sengaja dibentuk, dibuat,
diadakan, maupun diciptakan agar cerita tersebut menjadi ada dan cerita non fiksi
adalah cerita yang berdasarkan kenyataan (Hardjana, 2006:4).
Melalui buku cerita dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik dan
berwarna, anak akan menjadi lebih bersemangat dalam membaca. Gambar-
gambar yang ada di dalam cerita tradisi ruwatan, membantu anak untuk
memperjelas maksud dari cerita yang ditulis oleh peneliti. Sehingga anak dapat
menangkap dan memahami maksud dari cerita tersebut. Gambar-gambar tersebut
dapat dilihat dalam prototipe buku cerita tradisi ruwatan. Berikut ini merupakan
beberapa gambar yang ada di dalam buku cerita:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.4 Gambar-Gambar Yang Ada di Dalam Buku Cerita
b. Prototipe yang dikembangkan cerita tentang tradisi ruwatan yang
mengandung nilai-nilai pendidikan karakter
Pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai karakter kebangasaan.
Pendidikan karakter kebangsaan yaitu usaha yang dilakukan oleh suatu negara
atau pemerintah melalui proses pendidikan dan pembelajaran guna mewujudkan
kehidupan suatu bangsa dan negara dengan dasar ideologi, bermoral,
bertoleran,bergotong royong, berakhlak mulia, berbudaya, dan berdasarkan
Pancasila yang dijiwai oleh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Pemerintah Republik Indonesia, 2010:7). Pendidikan karakter kebangsaan dapat
membentuk individu-individu yang berkarakter yang dimaknai dalam empat
bagian yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa.
Karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya meliputi olah
hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika tradisi
ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan tumpeng
untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif, hal tersebut
ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal tersebut
melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yang baik. Olah raga/kinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh hal tersebut
ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan yang berupa
kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan bahwa
seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah rasa
dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat
ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi
ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu
mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Berikut ini merupakan hasil refleksi
yang diisi oleh anak.
Gambar 4.5 Hasil Refleksi anak
c. Produk yang dikembangkan dapat membantu anak dalam
meningkatkan minat membaca
Kata “literasi” berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang
belajar (Foster & Purves dalam Tiatri, 2004:44). Seorang literatus adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
orang yang memiliki kemampuan membaca, menulis, dan bercakap-cakap
dengan menggunakan bahasa Latin (Tiatri, 2004:44). Dapat disimpulkan
bahwa literasi anak adalah kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki
oleh anak. Tujuan dari membaca adalah 1) memperoleh tingkat pemahaman
yang cukup atas isi bacaan, 2) memperoleh informasi dan menambah
wawasan, 3) dapat menambah kosa kata (Abidin, 2012:5-8).
Pengetahuan anak tentang tradisi ruwatan akan bertambah dengan
adanya buku cerita tentang tradisi ruwatan. Selain menambah pengetahuan,
kosakata anak juga akan bertambah belalui buku cerita tersebut. kemampuan
membaca yang dimiliki oleh anak juga akan meningkat. Anak akan lebih
tertarik dengan buku cerita yang memiliki banyak gambar, huruf yang
digunakan besar-besar dan jelas, serta isi cerita yang tidak terlalu panjang.
Oleh karena itu peneliti mendesain produk berupa buku cerita tentang tradisi
ruwatan dengan dilengkapi oleh gambar-gambar yang menarik, huruf yang
digunakan besar dan jelas, dan isi cerita tidak terlalu panjang. Sehingga anak
dapat dengan mudah memahami maksud dari buku cerita tersebut. anak juga
akan lebih termotivasi untuk membaca. Berikut ini merupakan data ketika
anak membaca buku cerita tradisi ruwatan:
Gambar 4.6 Suasana Ketika Anak Membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.3. Kelebihan dan Kelemahan Prototipe
Peneliti memperoleh masukan produk dari hasil validasi dan uji coba, data-data
yang diperoleh tersebut dapat membantu peneliti untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan prototipe yang peneliti kembangkan. Berikut ini merupakan penjelasan
mengenai kelebihan dan kekurangan prototipe yang dikembangkan oleh peneliti.
4.3.1. Kelebihan Prototipe Buku Cerita
Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan ini memiliki kelebihan, diantaranya
adalah sebagai berikut: 1) Prototipe berisi informasi tentang kegiatan-kegiatan yang ada
di dalam tradisi ruwatan. 2) Informasi tengang kegiatan-kegiatan dikemas dalam bentuk
cerita bergambar. 3) Terdapat 17 gambar yang berisi kegiatan tradisi ruwatan. 4)
Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan terdapat penjelasan mengenai nilai-nilai
pendidikan karakter kebangsaan yang terkandung dalam tradisi ruwatan.
4.3.2. Kekurangan Prototipe Buku Cerita
Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan ini juga memiliki beberapa
kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Huruf dalam cerita terlalu kecil, 2)
terdapat cerita yang terlalu panjang. 3) Penggunaan bahasa belum menggunakan Kaidah
Bahasa Indonesia yang baik. 4) Terdapat beberapa gambar yang kurang menonjolkan
tentang nilai pendidikan karakter kebangasaan dengan kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
PENUTUP
Bab V ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing subbab tersebut.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dalam
konteks pendidikan karakter dikembangkan dengan prosedur penelitian
dan pengembangan dari model pengembangan prototipe yang meliputi
enam langkah, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3)
desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk
hingga menghasilkan produk berupa prototipe buku cerita anak tentang
tradisi ruwatan dalam konteks pendidikan karakter.
2. Prototipe buku cerita anak tentang tradisi ruwatan dari hasil refleksi dapat
membantu anak memahami nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
1. Uji coba terbatas pada 10 anak.
2. Dari beberapa tradisi Jawa, peneliti hanya mengembangkan buku cerita
tentang tradisi ruwatan.
5.3. Saran
1. Uji coba prototipe akan lebih bagus jika dilakukan lebih dari 10 anak
Sebaiknya prototipe yang dihasilkan lebih dari satu tradisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama
Anggota IKAPI. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Azizah, Nur. 2013. Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bahasa Jawa Berbasis
Kontekstual di Kabupaten Brebes. Sekripsi: Universitas Negeri Semarang
Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Belajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Darmoko. 2002. Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan
Sosiokultural Masyarakat Jawa. Dalam Makara, Sosial Humaniora, Vol. 6,
No. 1, Juni 2002.
Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-Anak. Jakarta: Grasindo.
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Herawati, Nanik. 2010. Mutiara Adat Jawa. Yogyakarta: PT Intan Parwira.
Kurniawan, Heru. 2013. Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta: Permata Puri
Media.
Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Mustafa, Fahim. 2005. Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung: Mizan
Media Utama.
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Naskah Pembangunan Karaker
Bangsa. Kemendiknas.
Raines, Shirley dan Rebeca Isbell. 2002. 17 Cerita Moral Dan Aktivitas
Anak.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alvabeta.
Sulistyobudi, Noor, Wahjudi Pantja Sunjanta dan Sujarno. 2013. Upacara Adat.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Sutrisno, Marcelina Felik Sari Budi. 2016. Pengembangan Prototipe Buku
Delapan Permainan Tradisional Jawa Untuk Membangun Karakter Anak.
Sekripsi: Universitas Sanata Dharama.
Tiatri, Sri. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi
Perkembangan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Tim Penyusun Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tim Reality. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, Dan,
Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 1a
Pedoman Wawancara
No Kisi-kisi
1 Apakah arti dari ruwatan?
2 Apa tujuan dari ruwatan?
3 Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi ruwatan?
4 Siapa saja yang ikut melakukan tradisi ruwatan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 1b
Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 2a
Kisi-Kisi Kuesioner Pra Penelitian
No Aspek Nomor Item
1. Definisi ruwatan 1 dan 2
2. Tujuan ruwatan pada umumnya 3 dan 4
3. Kegiatan-kegiatan pada tradisi ruwatan 5, 6, 7, 8, 9, dan 10
4. Upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan buku
cerita
11 dan 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 2b
Validasi Kuesioner Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2c
Kuesioner Anak Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 2d
Hasil Rekapitulasi Kuesioner Anak Pra Penelitian
Nomor Soal
Jumlah
Kode
Probandus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 7
2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3
3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6
4 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6
5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4
6 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5
7 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4
8 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8
9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3
10 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
12 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3
14 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7
15 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5
16 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5
17 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
18 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
19 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6
20 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5
Jumlah 6 3 6 11 10 3 7 4 10 8 18 17 103
% 30,00 15,00 30,00 55,00 50,00 15,00 35,00 20,00 50,00 40,00 90,00 85,00
70,00 85,00 70,00 45,00 50,00 85,00 65,00 80,00 50,00 60,00 10,00 15,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 3a
Validasi Prototioe Ahli Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 3b
Kuesioner Uji Coba Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 3c
Hasil Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba Produk
Nomor Soal
kode
Probandus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
jumlah 10 8 10 10 8 10 10 10 10 9 95
% 100,00 80,00 100,00 100,00 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,00
0,00 20,00 0,00 0,00 20,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 4a
Surat Ijin Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4b
Surat Ijin Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 4c
Surat Sudah Melakukan Pra Penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4d
Surat Sudah Melakukan Uji Coba Produk di SD Kanisius Kenteng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5a
Hasil Refleksi Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 5b
Foto Kegiatan Penelitian
Kondisi Kelas ketika Anak sedang Membaca Buku Tradisi Ruwatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kegiatan Mengisi Kuesioner dan Melakukan Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Curriculum Vitae
Maria Septi Hayuadhine merupakan anak pertama dari
dua bersaudara. Lahir di Kulon Progo pada tanggal 11
September 1993. Pendidikan dasar di peroleh di SD
Negeri Tanjung dan tamat pada tahun 2006. Pendidikan
menengah pertama diperoleh di SMP Kemasyarakatan
Promasan dan tamat pada tahun 2009. Pendidikan
menengah atas diperoleh di SMA K Stella Maris, Surabaya, tamat pada tahun
2012. Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti
mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan
yang pernah diikuti peneliti.
1. Peserta Bedah Buku Spritualitas Guru Kristiani “Roh Sang Guru” tahun
2013.
2. Seksi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi Kegiatan Perayaan Pekan Suci
tahun 2013.
3. Pengisi Acara Pelepasan Wisuda Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar tahun 2013
4. Peserta kuliah umum “Learning from the past for a better future: We and the
1965 tragedy” tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
5. Seksi Pendamping Kelompok Kegiatan Inisiasi Mahasiswa Baru Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2013.
6. Peserta Studium Generale “Family Problems and Children’s Motivation to
Learn” tahun 2014.
7. Peserta Live Show Karawitan di TVRI pada tahun 2014.
8. Pengisi Acara Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa dengan
tema: ”The Future Educator” tahun 2014.
9. Anggota Devisi Konsumsi Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas
Mahasiswa dengan tema: ”The Future Educator” tahun 2014.
10. Peserta Diseminasi Hasil Magang International Baccalaureate-Primary Years
Programme (IB-PYP) tahun 2014.
11. Bendahara II Kegiatan Inisiasi Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar tahun 2014.
12. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Pendidikan Luar
Biasa” tahun 2014.
13. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curiculum
Cambridge” tahun 2014.
14. Peserta kuliah umum “Mental Health in Children: Theory and Reserach”
tahun 2014.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi
sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak
Tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI