25
PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL Disusun untuk memenuhi tugas KMB B2 Dosen pengampu Wahyu Tuti, S.kep,Ns Disusun oleh Kelompok 8 Tingkat II B 1. Andi Prasetyo 2. Fadma Dewi Sagita P 3. Siti Amini 4. Taufiq Wahyu W

PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN

GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

Disusun untuk memenuhi tugas KMB B2

Dosen pengampu Wahyu Tuti, S.kep,Ns

Disusun oleh

Kelompok 8

Tingkat II B

1. Andi Prasetyo

2. Fadma Dewi Sagita P

3. Siti Amini

4. Taufiq Wahyu W

AKADEMI KEPERAWATAN PRAGOLO PATI– PATI

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya

kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengunaan

Alat Bantu Pada Pasien Gangguan Muskuloskeletal”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini merupakan bantuan dan

tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari berbagai pihak.Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dr.Sutarwo selaku Direktur Akper Pragolopati – Pati.

2. Ibu Wahyu Tuti H, S.kep. Ns selaku dosen pembimbing

3. Teman-teman Mahasiswa Tingkat II B APP T.A.2012/2013

4. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Tim penulis menyadari dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran pembaca guna penyempurnaan makalah ini.

Pati, Febuari 2013

penulis

i

Page 3: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan........................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

BAB II Tinjauan Teori....................................................................................................2

A. Pengertian.................................................................................................................2

B. Macam-Macam Alat Bantu.......................................................................................2

a. Tongkat...............................................................................................................2

b. Kruk....................................................................................................................2

c. Kursi Roda..........................................................................................................7

d. Walker Kruk........................................................................................................8

BAB III Penutup.............................................................................................................10

A. Kesimpulan...............................................................................................................10

B. Saran.........................................................................................................................10

Daftar Pustaka.................................................................................................................11

Lampiran.........................................................................................................................12

ii

Page 4: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mobilisaasi merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan aktivitas karena

aktivitas dilakukan secara bebas dari satu tempat ke tempat yang lain. Imobilisasi

merupaka ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan hubungan sendi.

Imobilitas merupakan faktor resiko ut ketidakmampuan seseorang untuk

menggerakkan hubungan sendi. Imobilitas merupakan faktor resiko utama pada

munculnya luka dekubitus.

Pada pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi,penggunaan alat bantu

sangat bermanfaat untuk mminimalkan imobilitas pasien sehingga kebutuhan

mobilitas terpenuhi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan seminar selama 50 menit mahasiswa mampu mengetahui tentang penggunaan alat bantu mobilisasi pada pasien

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang jenis-jenis alat bantu

b. Mahasiswa mampu mengetahui tentang indikasi dari alat bantu

c. Mahasiswa mampu mengetahui tentang kontra indikasi dari penggunaan alat bantu

d. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penatalaksanaan penggunaan alat bantu

1

Page 5: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Alat bantu jalan yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien supaya

dapat berjalan dan bergerak,

(suratu dkk,2008)

Alat bantu sebuah alat yang digunakan untuk memudahkan klien berjalan agar

menurunkan ketergantungan pada orang lain

(purwantiidewii.blogspot.com)

B. Macam-Macam Alat Bantu

1. Tongkat

Tongkat adalah alat yang ringan, dapat dipindahkan, setinggi pinggang dan

terbuat dari kayu atau logam.

a. Tipe tongkat:

a) Tongkat standar yang berbentuk lurus, tongkat standar mempunyai

panjang 91 cm.

b) Tongkat kaki tiga

c) Tongkat kaki empat.

(kozier barbara dkk, 2009)

b. Persyaratan tongkat meliputi:

a) Ujung tongkat yang mengenai lantai diberi karet setebal 3,75 cm untuk

memberi stabilitas optimal pada klien.

b) Ukuran tongkat setinggi pangkal paha

c) Siku klien dapat defleksi (pembelokan) diatas tongkat kira-kira 25-300

(suratun dkk,2008)

c. Tujuan mobilisasi

a) Mempertahankan tonus otot

2

Page 6: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

b) Meningkatkan peristaltik usus sehingga mencegah obstipasi

c) Memperlancar peredaran darah

d) Mempertahankan fungsi tubuh

e) Mengembalikan pada aktivitas semula

(suratun dkk,2008)

d. Tekhnik berjalan dengan tongkat:

a) Cuci tangan untuk mengurangi transmisi organisme

b) Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukan tindakan tersebut pada klien

c) Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat

d) Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan tangan yang sehat

e) Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan

tongkat, sehingga berat badan klien terbagi antaratongkat dan kaki yang

terkuat

f) Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat, sehingga kaki

terlemah dan berat badan klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat.

g) Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klen kemungkinan

jatuh ke arah bagian tungkai yang lemah tersebut.

h) Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam

rencana keperawatan.

i) Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera

pulih, masukkan tangan anda keketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang

luas untuk mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada

pinggul andasampai tiba bantuan, atau rendahkan badan andadan

turunkan klien secara perlahan ke lantai

j) Dokumentasikan kemajuan klien.

(kozier barbara dkk, 2009)

2. Kruk

3

Page 7: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara

berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan

berjalan.

(suratun dkk,2008)

a. Indikasi penggunaan kruk

a) Pasca amputasi kaki

b) Hemiparese

c) Paraparese

d) Fraktur pada ekstremitas bawah

e) Terpasang gibs

f) Pasca pemasangan gibs

(suratun dkk,2008)

b. Kontra Indikasi

a) Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.

b) Penderita dalam keadaan bedrest.

(anggalesmana.blogspot.com)

c. Manfaat Penggunaan Kruk

a) Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.

b) Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.

c) Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

d) Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

(suratun dkk,2008)

d. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk

a) Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan

menggunakan kruk.

b) Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk

beberapa saat sampai problem hilang.

c) Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.

d) Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.

e) Perhatikan lingkungan sekitar.

(suratun dkk,2008)

4

Page 8: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

e. Tujuan Penggunaan Kruk

a) Meningkatkan kekuatan otot,

b) pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi

c) Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi

d) Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain

e) Meningkatkan rasa percaya diri klien

(suratun dkk,2008)

f. Fungsi Kruk

a) Sebagai alat bantu berjalan.

b) Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.

c) Membantu menyokong sebagian berat badan klien

g. Tekhnik penggunaan kruk

a) Pastikan panjang kruk sudah tepat

b) Bantu klien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri menggunakan kruk sebelum mulai berjalan.

c) Ajarkan klien tentang salah satu dari empat cara berjalan dengan kruk

1) Perubahan empat titik atau cara berjalan empat titik memberi

kestabilan pada klien, tetapi memerlukan panahanan berat badan pada

kedua tungkai. Masing-masing tungkai digerakkan secara bergantian

dengan masing-masing kruk, sehingga sepanjang waktu terdapat tiga

titikdukungan pada lantai

2) Perubahan tiga titik atau cara berjalan tiga titik mengharuskan klien

menahan semua beratbadan pada satu kaki. Berat badan dibebankan

pada kaki yang sehat, kemudian pada kedua krukdan selanjutnya

urutan tersebut diulang. Kaki yang sakit tidak menyentuh lantai selama

fase dini berjalan tiga titik. Secara bertahap klien menyentuh lantai dan

semua beban berat badan bertumpu pada

3) Cara berjalan dua titik memerlukan sedikitnya pembebanan berat

badan sebagian pada masing-masing kaki. Kruk sebelah kiri dan kaki

kanan maju bersama-sama. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju

bersama-sama.

5

Page 9: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

4) Cara jalan mengayun ke kruk ( swing to gait), klien yang mengalami

paralisi tungkai dan pinggul dapat menggunakan cara jalan mengayun

ini. Penggunaan cara ini dalam jangka waktu yang lama dapat

mengakibatkan atrofi otot yang tidak terpakai. Minta klien untuk

menggerakkan kedua kruk kedepan secara bersamaan.pindahkan berat

badan kelengan dan mengayun melewati kruk.

Cara jalan mengayun melewati kruk ( swing throughgait)

Cara jalan ini sangat memerlukan ketrampilan,kekuatan dan koordinasi

klien. Minta klien untuk menggerakkan kedua kruk kedepan secara

bersamaan. Pindahkan berat badan ke lengan dan mengayun melewati

kruk.

d) Ajarkan klien menaiki dan menuruni tangga

Naik:

1) Lakukan posisi tiga titik

2) Bebankan berat badan pada kruk(gb 10-30a)

3) Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dan anak tangga

4) Pindahkan beban berat badan dari kruk ketungkai yang tidak sakit (gb

10-30b)

5) Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak sakit diatas anak tangga

(gb 10-30c)

Turun:

1) Bebankan berat badan pada kaki yang tidak sakit (gb 10-31a).

Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai memindahkan berat badan

pada kruk, gerakkan kaki yang sakit kedepan (gb 10-31b)

2) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk (gb 10-

31c)

e) Ajarkan klien tentang cara duduk di kursi dancara beranjakdari kursi.

Duduk:

1) Klien diposisi tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki

menyentuh kursi( gb 10-32a)

6

Page 10: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

2) Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan

tungkai yang sakit. Jika kedua tungkai sakit kruk ditahan dan pegang

pada tangan klien yang lebih kuat

3) Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain dan merendahkan

tubuh kekursi

Bangun:

Lakukan tiga langkah di atas dalam urutan sebaliknya.

f) Cuci tangan

g) Catat cara berjalan dan prosedur yang diajarkan serta kemampuan klien

untuk melakukan cara berjalan dalam catatan perawat.

(suratun dkk,2008)

3. Kursi Roda

Ada dua tipe kursi roda yaitu kursi roda manual dan listrik. Kursi roda listrik

merupakan kursi roda yang digerakkan dengan motor listrik biasanya digunakan

untuk perjalanan jauh bagi penderita cacat atau bagi penderita cacat ganda

sehingga tidak mampu untuk menjalankan sendiri kursi roda, untuk menjalankan

kursi roda mereka cukup dengan menggunakan tuas seperti joystick untuk

menjalankan maju, mengubah arah kursi roda belok kiri atau belok kanan dan

untuk mengerem jalannya kursi roda.

Biasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk mengecas/mengisi

ulang aki/baterainya yang dapat terus dimasukkan dalam stop kontak

dirumah/bangunan yang dikunjungi.

Kursi roda manual memiliki bentuk lipat atau rangka kaku.  kursi roda

digerakkan dengan tangan si penderita cacat, merupakan kursi roda yang biasa

digunakan untuk semua kegiatan. Kursi roda manual dapat dioperasikan dengan

bantuan orang lain maupun oleh penggunanya sendiri. Kursi roda seperti ini tidak

dapat dioperasikan oleh penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan

(wikipedia.com)

a. Hal-hal yang harus diperhatikan:

7

Page 11: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

a) Tentukan ukuran tubuh klien

b) Tentukan kemampuan klien intuk mengikuti perintah

c) Kekuatan otot dan pergerakan sendi klien,

d) Adanya paralisis. (kozier barbara dkk,2009)

b. Indikasi penggunaan kursi roda:

a) Paraplegia

b) Tidak dapat berjalan atau tirah baring

c) Pada pelaksanaan prosedur tindakan, misal klien akan foto rontgen

d) Pasca amputasi kedua kaki

(suratun dkk,2008)

c. Penatalaksanaan:

a) Cuci tangan untuk mengurangi transmisi organisme

b) Jelaskan prosedur pelaksanaan

c) Rendahkan posisi tempat tidur pada posisi terendah sehinggaa kaki klien

dapat menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur

d) Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur.

Kunci semua roda dari kursi roda. Bantu klien pada posisi duduk di tepi

tempat tidur

e) Kaji adanya hipotensi ssebelum memindahkan klien dari tempat tidur

f) Ketika klien turun dari tempat tidur, perawat harus berdiri tepat

dihadapannya dan klien meletakkan tangannya dipundak perawat.

Selanjutnya, perawat meletakkan tangannya dipinggang klien.

g) Sementara klien mendorong badannya keposisi berdiri, perawat membantu

mengangkat bagian atas tubuh klien.

h) Klien dibiarkan berdiri selama beberapa detik untuk memastikan tidak

adanya pusing

i) Perawat tetap berdiri menghadap klien lalu memutar tubuh klien sehingga

membelakangi kursi roda. Setelah itu, perawat memajukan salah satu

kakinya dan memegang kedua lutut untuk menjaga keseimbangan,

kemudian membantu klien untuk duduk di kursi roda.

8

Page 12: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

(suratun dkk,2008)

4. Walker Kruk

Walker ditujukan bagi klien yang membutuhkan lebih banyak bantuan dari

yang bisa diberikan oleh tongkat. Tipe standar walker terbuat dari alumunium

yang telah dihaluskan. Walker mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet

dan pegangan tangan yang dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan

kekuatan parsial pada kedua tangan dan pergelanga tangan; ekstensor siku yang

kuat, dan depresor bahu yang kuat pula. Selainitu klien juga harus mampu

menahan setengahberat badan pada kedua tungkai. Walkker dengan empat roda

atau walker beroda tidak perlu diangkat ketika hendak bergerak, namun walker

jenis ini kurang stabil dibandingkan dengan walker jenis standar. Beberapa jenis

walker beroda mempunyai tempat duduk pada bagian belakang sehingga klien

dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan. Walker jenis lain mempunyai dua

ujung karet dan dua roda. Klien memiringkan walker,mengangkat ujung karet

sementara rodanya tetapdi permukaan tanah, kemudian mendorong walker

tersebut kearah depan.

Perawat mungkin harus menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga

tangan berada dibawah pinggang klien dan siku klien agak fleksi. Walker yang

terlalu rendah dapat menyebabkan klien membungkuk, sementara yang terlalu

tinggi dapat membuat klien tidak dapat meluruskan lengannya.

Cara penggunaan walker kruk

a. Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal.

a) Gerakkan walker kedepan kira-kira 15cm sementara berat badan

bertumpu pada kedua tungkai

b) Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti walker sementara berat

badan dibebankan pada tungkai kiri dan kedua tangan.

c) Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan sementara

berat badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua lengan.

b. Jika salah satu tungkai klien lemah

a) Gerakkan tungkai yang lemah kedepan secara bersamaan sekitar 15 cm (6

inchi) sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat

b) Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara

beratbadan bertumpu pada tungkai lemah dan kedua lengan.

9

Page 13: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mobilisasi merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan

aktivitas karena aktivitas dilakukan secara bebas dari satu tempat ke

tempat yang lain.

Alat bantu merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

memudahkan klien berjalan agar menurunkan ketergantungan pada

orang lain.

B. Saran

Setelah dilakukan seminar ini hendaknya mahasiswa dan

masyarakat mengetaui dan menggunakan alat bantu disesuaikan

dengan indikasi dan kontra indikasi dari alat tersebut.

10

Page 14: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Suratun dkk. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. 2008. EGC. Jakarta

Barbara, Kozier dkk. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & ERB, Edisi 5. 2009.

EGC. Jakarta

http://purwantiidewii.blogspot.com/2012/11/alat-bantu-jalan-dan-mobilisasi-post.html

http://anggalesmana.blogspot.com//

11

Page 15: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

LAMPIRAN

Gb. 10.30 tekhnik menaiki tangga menggunakan kruk

Gb. 10.31 tekhnik menuruni tangga menggunakan kruk

12

Page 16: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

13

Page 17: PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA PASIEN.docx

Cara berjalan dengan tongkat

Kursi roda macam-macam kruk

penggunaan walker

14