Click here to load reader
Upload
jezy-reisya
View
57
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Penggunaan Antibiotika Secara Tepat Agar Tidak Terjadi Resistensi
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun Oleh :
Iis Safriyanty (08)
Ld. Mz Wali Amrullah L.H (10)
Nur Fachraini (15)
Yustinaya (30)
SMA NEGERI 1 BAUBAU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah
ini mengenai “Penggunaan Antibiotika Secara Tepat Agar Tidak Terjadi Resistensi” .
Terima kasih pula kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan kepada kami, khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia Ibu Rasdiana
S. Pd yang telah membimbing dan membina kami dalam menyelesaikan tugas karya
tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi kewajiban
kami sebagai pelajar. Sekaligus sebagai bahan ajar dan pemahaman kepada kita
semua.
Demikianlah, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Baubau, 26 April 2013
Penyusun
(i)
ABSTRAK
Pada tahun 2011, World Health Organization (WHO) menyampaikan keprihatinan yang tinggi terhadap perkembangan bakteri resisten. Terapi antibiotika yang tidak efektif menyebabkan peningkatan biaya yang berhubungan dengan kesakitan yang lama, lebih sering masuk rumah sakit dan masa dirawat di rumah sakit lebih lama, sehingga hal ini akan merugikan penderita secara ekonomi karena meningkatnya penderitaan manusia dan kehilangan produktivitas serta biaya perawatan akan menjadi tinggi.
Antibiotik adalah salah satu jenis golongan obat yang fungsinya sebagai anti infeksi untuk membunuh kuman atau bakteri. Metting dan Pyne (1986) menyatakan bahwa antibiotik adalah komponen AM yang dihasilkan secara alami oleh organisme dan bersifat toksik bagi mikroalga, bakteri, fungi, virus atau protozoa.
Bahan kimia yang dapat membunuh organisme disebut cidal, seperti bacteriocidal, fungiocidal, algiocidal. Sedangkan bahan kimia yang menghambat organisme disebut static, seperti bahan bacteriostatic, fungiostatic dan algaostatic. Senyawa antibakteri sebagai salah satu bahan antimikroba memiliki 3 macam bentuk kerja, yaitu bakteriostatik, bakteriocidal dan bakteriolitik.
(ii)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... (i)
Abstrak....................................................................................................... (ii)
Daftar Isi.................................................................................................... (iii)
Bab I Pendahuluan..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 2
Bab II Landasan Teori.............................................................................. 2
2.1 Ihwal Antibiotika.................................................................................. 2
2.2 Mekanisme Kerja Antibiotik................................................................. 2
2.2 Ihwal Resistensi.................................................................................... 3
Bab III Metode Penelitian..........................................................................4
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................4
3.2 Subjek Penelitian..................................................................................4
3.3 Instrumen Penelitian.............................................................................4
3.4 Prosedur Penelitian...............................................................................4
Bab IV Hasil Penelitian...................................................................4
4.1 Proses Terjadinya Resistensi Terhadap Manusia............................4
4.2 Pencegahan Agar tidak Terjadi Resistensi.................................4
4.3 Penggunaan Antibiotika Secara Tepat Agar Tidak Teresistensi.....5
Bab V Penutup...............................................................................6
5.1 Kesimpulan............................................................................................6
5.2 Saran......................................................................................................6
Lampiran-Lampiran.....................................................................................
(iii)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sepanjang sejarah manusia, berjuta-juta orang telah meninggal akibat terinfeksi
bakteri. Sekarang kita masih mengalami infeksi tersebut, namun kita telah memiliki
antibiotik, obat yang aman dan efektif digunakan untuk melawan bakteri penyakit.
Antibiotik pertama yang di kembangkan pada tahun 1930-an dan 1940-an
merupakan senyawa kimia yang di hasilkan oleh suatu mikroorganisme, yang dapat
membunuh mikroorganisme lain. Sebagai contoh penemuan Penicillin dari bahan
natural, jamur Penicilium notatum telah berjasa menyelamatkan nyawa jutaan orang
dari ganasnya berbagai penyakit infeksi yang sebelumnya sulit tertangani.
Kenyataan menunjukkan bahwa di negara–negara yang sedang berkembang
urutan penyakit utama nasional masih ditempati oleh berbagai penyakit infeksi yang
memerlukan antibiotika sehingga dengan sendirinya akan terjadi permasalahan, jika
penggunaan antibiotika tidak rasional. Pada tahun 2011, World Health Organization
(WHO) menyampaikan keprihatinan yang tinggi terhadap perkembangan bakteri
resisten. Terapi antibiotika yang tidak efektif menyebabkan peningkatan biaya yang
berhubungan dengan kesakitan yang lama, lebih sering masuk rumah sakit dan masa
dirawat di rumah sakit lebih lama, sehingga hal ini akan merugikan penderita secara
ekonomi karena meningkatnya penderitaan manusia dan kehilangan produktivitas serta
biaya perawatan akan menjadi tinggi.
Penegakan diagnosis infeksi, mengetahui bakteri penyebabnya, mengevaluasi apakah
antibiotika benar-benar di perlukan, evaluasi efek obat, sifat aktifitas antibiotika,
spektrum antibiotika dan mengetahui pola resistensi adalah faktor-faktor yang
menentukan pemilihan antibiotika, untuk mengurangi terjadinya resistensi dan
kegagalan terapi antibiotika.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses terjadinya resistensi terhadap antibiotika ?
2. Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi resistensi ?
3. Bagaimana penggunaan antibitok a secara tepat terhadap pasien agar tidak
terjadi resistensi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan proses terjadinya resistensi terhadap antibiotika.
2. Mendeskripsikan pencegahan agar tidak terjadi resistensi.
3. Mendeskripsikan penggunaan antibiotika secara tepat terhadap pasien agar tidak
terjadi resistensi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat, dengan penelitian ini kita dapat mengetahui penggunaan
antibiotika secara teratur.
2. Bagi mahasiswa kedokteran, dapat menambah wawasan tentang resistensi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ihwal Antibiotik
Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari anti (lawan) dan bios
(hidup). Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik (buatan),
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia didalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik ditemukan oleh Sir
Alexander Flemming tahun 1928. Penemuan antibiotik tersebut terjadi secara tidak
sengaja ketika Sir Alexander Flemming lupa membersihkan sediaan bakteri pada
cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Ketika cawan
petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan
bagian disekitar kapang ‘bersih’ dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media.
Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
kapang tersebut yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn P. Notatum (kapang
berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab beberapa
hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang terhadap
bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama
yaitu Penicillin G.
2.2 Mekanisme Kerja Antibiotik
Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,
antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan
desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan
lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Mekanisme kerja antibiotik yaitu:
1. Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamid dan trimetoprim.
2. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel
akan pecah seperti penicillin, vankomisin, dan sefalosporin.
3. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat penting
dari isi sel keluar, seperti polimiksin.
4. Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom akibatnya sel
terbentuknya tidak sempurna, seperti tetrasiklin, kloramfenikol, streptomosin, dan
aminoglikosida.
5. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak
dapat berkembang seperti rifampisin.
Antibiotik adalah salah satu jenis golongan obat yang fungsinya sebagai anti
infeksi untuk membunuh kuman atau bakteri. Metting dan Pyne (1986) menyatakan
bahwa antibiotik adalah komponen AM yang dihasilkan secara alami oleh organisme
dan bersifat toksik bagi mikroalga, bakteri, fungi, virus atau protozoa. Istilah antibiotik
berasal dari kata antibios yang berarti substansi yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme yang dalam jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau
mematikan mikroorganisme lain.
Penemuan antibiotik diawali oleh Sir Alexander Fleming pada tahun 1928.
Antimikroba dapat berupa senyawa kimia sintetik atau produk alami. Antimikroba
sintetik dapat dihasilkan dengan membuat suatu senyawa yang sifatnya mirip dengan
aslinya yang dibuat secara besar-besaran, sedangkan yang alami didapatkan langsung
dari organisme yang menghasilkan senyawa tersebut dengan melakukan proses
pengekstrakan.
Bahan kimia yang dapat membunuh organisme disebut cidal, seperti
bacteriocidal, fungiocidal, algiocidal. Sedangkan bahan kimia yang menghambat
organisme disebut static, seperti bahan bacteriostatic, fungiostatic dan algaostatic.
Senyawa antibakteri sebagai salah satu bahan antimikroba memiliki 3 macam bentuk
kerja, yaitu bakteriostatik, bakteriocidal dan bakteriolitik. Mekanisme kerja
bakteriostatik adalah menghambat sintesis protein dengan mengikat ribosom, sedangkan
bakteriocidal mencegah pertumbuhan dan menyebabkan kematian, namun tidak
menyebabkan sel bakteri menjadi lisis. Berbeda dengan bakteriocidal, bakteriolitik
bekerja dengan cara membuat lisis sel-sel bakteri. Proses lisisnya sel bakteri terlihat
dari penurunan jumlah sel ataupun kekeruhan setelah bahan tersebut ditambahkan.
2.3 Ihwal Resistensi
Resistensi merupakan Resultante dari mekanisme tubuh yang dapat menghalang-
halangi atau mencegah invasi, multipliksi dari bibit penyakit kedalam tubuh atau
mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh racun yang dikelurkan
oleh bibit penyakit.
Resistensi Inheren – Adalah kemapuan tubuh bertahan terhadap serangan bibit
penyakit yang tidak tergantung kepada kekebalan spesifik baik humoral maupun
seluler; daya tahan ini biasanya dalam bentuk struktur anatomis dan fisiologis yang
menjadi ciri individu yang didapatkan secara genetis baik yang bersifat permanen
ataupun temporer. (Synonim : Imunitas nonspesifik)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Praktek dr. Nuraeni Djawa
Waktu : Rabu, 24 April 2013
Pukul : 18.00 - Selesai
3.2 Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah Pasien
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa panduan buku-buku Farmakologi dari dr. Jezy Reysa
Pranasari dan wawancara
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah mewawancari Pasien yang pernah teresistensi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Proses Terjadinya Resistensi Terhadap Antibiotika
Misuse : Antibiotik diminum tidak ada indikasi, misalkan menggunakan
antibiotik pada sakit yang disebabkan karena virus (flu, demam berdarah, campak,
gondong, cacar air dll) sebab golongan virus tidak dapat dimatikan oleh antibiotik.
Underuse : Antibiotik digunakan terlalu sedikit, memakai antibitotik dengan
dosis yang terlalu rendah akibat salah diagnosis, antibiotik tidak terbeli seluruhnya,
mengkonsumsi ternak yang tercemar antibiotik atau masyarakat membeli obat sendiri
dengan pengetahuan yang salah.
Overuse : Penggunaan antibiotik terlalu berlebihan, terlalu lama akibat
kurangnya pemahaman penggunaan antibiotik, komplikasi penyakit, pemberian antibiotik
pada kasus kompleks.
4.2 Pencegahan Agar Tidak Terjadi Resistensi
Jangan sakit, sehingga Anda terhindar dari penggunaan antibiotik. Jagalah
kesehatan Anda semaksimal mungkin, hindari kelelahan, bekerja berlebihan (tubuh juga
mempunyai jam kerja dan jam istirahat), istirahatkanlah tubuh 6 jam sehari agar organ
dan sistem kekebalan tubuh mampu bekerja secara optimal. Biasakanlah mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan larutan alkohol pencuci tangan
setelah kontak dengan penderita atau berkunjung dari rumah sakit.
Ketika Anda menderita sakit infeksi, pastikan bahwa antibiotik hanya untuk
infeksi karena kuman. Hindari minum antibiotik pada sakit yang disebabkan oleh virus.
Pemeriksaan diagnostik untuk memastikan jenis kuman dan antibiotik yang sesuai
diperlukan pada setiap kasus infeksi kuman, sehingga pasien akan mendapat antibiotik
tepat sesuai dengan jenis kuman yang sedang berada dalam tubuhnya. Sambil menunggu
hasil laboratorium mikrobiologi pasien boleh mendapat antibiotik dari golongan tertentu
yang masih sensitif (antibiotik empirik). Segera hentikan pemberian antibiotik bila
pasien sudah sembuh.
Penggunaan antibiotik prophilaksis pada setiap pembedahan untuk mencegah
timbulnya komplikasi infeksi pasca operasi. Antibiotik prophylaksis pada umumnya
cukup 1 kali, diberikan 30 menit sebelum operasi, paling banyak 24 jam saja. Tidak
minum antibiotik pasca operasi apabila pasien secara klinis tidak menderita infeksi.
Tidak menggunakan antibiotik pada prosedur tertentu apabila pasien dalam
keadaan sehat, seperti halnya pemasangan alat KB IUD, persalinan normal, endoskopi,
sirkumsisi, pengangkatan tumor di bawah kulit (tumor payudara, soft tissue tumor,
atherome, pencabutan gigi, dll) selama tindakan operasi dilakukan secara steril maka
resiko infeksi akan sangat kecil bahkan tidak akan timbul komplikasi infeksi.
Mengembangkan kebiasaan sehat untuk menghindari penularan, menutup
hidung dan mulut dengan tangan atau lengan saat batuk ataupun bersin, istirahat di
rumah apabila sedang sakit infeksi agar tidak menular ke teman kantor atau orang
lain.
Tidak minum antibiotik pada sakit ringan atau disebabkan virus, seperti
flu, sakit tenggorokan ringan, luka kecil di kulit, diare cair, infeksi virus campak, cacar
air, gondong, demam berdarah, sariawan.
4.3 Penggunaan Antibiotik Secara Tepat Terhadap Pasien Agar Tidak Terjadi
Resistensi
Menggunakan Antibiotik secara tepat, berarti kita turut menjaga agar antibiotik tetap
dapat digunakan, terutama ketika sungguh – sungguh memerlukannya. Penggunaan obat
secara rasional berarti pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan
klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individualnya, untuk waktu yang
cukup, dan dengan biaya yang paling terjangkau.
Pemakaian antibiotik yang tidak berdasarkan ketentuann menyebabkan tidak efektifnya
kemampuan antibiotik tersebut, sehingga kemampuan membunuh kumannya akan berkurang,
dan hal itulah yang disebut dengan Resisten Antibiotik. Apabila hal tersebut sampai
terjadi, generasi mendatang akan mengalami kerugian yang sangat besar. Akan banyak
penyakit yang tidak dapat lagi disembuhkan akibat resistensi. Sedangkan untuk
mengembangkan antibiotik yang baru diperlukan waktu dan biaya yang sangat besar.
Untuk itulah perlunya penggunaan obat secara rasional sehingga dapat mencegah
masalah tersebut.
4.4 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Pasien yang Pernah Teresistensi
Seseorang yang teresistensi oleh Antibiotik terjadi karena penggunaan antibiotika secara
irasional tanpa ada resep dari dokter, sehingga menimbulkan gen bakteri baru. Untuk
mencegah terjadinya resistensi kembali, maka gunakanlah antibiotika secara rasional dan
pastikan jika anda terinfeksi oleh bakteri segeralah ke dokter.
BAB V
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:.
1. Resistensi terhadap antibiotika, akan terjadi jika pengguna antibiotika atau pasien
menggunakannya secara irasional dan bakteri yang telah teresistensi akan membentuk
gen bakteri yang baru dan hal demikian akan membahayakan pasien karena dengan
antibiotika yang telah pasien gunakan harus dinaikkan dosisnya bahkan harus diganti
dengan jenis golongan obat yang baru dan lebih spesifik agar bakteri yang terisitensi
dan bakteri yang ingin di musnahkan menjadi lisis dan mati.
2. Pencegahan agar tidak terjadi resisitensi, yaitu dengan menggunakan antibiotika
secara rasional dan jika anda terinfeksi oleh bakteri segeralah ke dokter agar resep
penggunaan antibiotika digunakan dengan baik.
3. Penggunaan antibiotika secara tepat terhadap pasien, yaitu dengan mengikuti resep
dokter secara rasional. Jika Anda disuruh untuk menghabiskan obat yang akan di gunakan,
maka dihabiskanlah agar bakteri yang ingin dimusnahkan akan lisis.
2.5 Saran
Dari kesimpulan diatas kami memeberikan saran sebagai berikut:
Penggunaan antibiotik secara rasional sangat di perlukan karena saat ini penggunaan
obat (khususnya antibiotik) yang tidak rasional semakin mengkhawatirkan. Maka dari
itu, kita sebagai penerus bangsa harus selalu hidup sehat, sehat jasmani maupun rohani
terutama dalam menggunakan antibiotika secara rasional.
Daftar Pustaka
Cosmaca, A.J., J.M. Arnold & R. Morzko. 1980. Biology Laboratory Manual. Scott
Foresman and Company.
Http:/ / www.google.com
Wurttemberg, H.B. 1996. Biologie 5/6. Cornelson Verlag, Berlin.
Wurttemberg, H.B. 1994. Biologie 1. Cornelson Druck, Berlin.
Jawetz, E. 1997. Principle of antimicrobial drug action. Basic and clinical pharmacology.
Third edition. Appleton and lange, Norwalk
Setiabudy, R. 2008. Antimikroba. In: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Lampiran-Lampiran
Rula : Apakah Anda pernah teresistensi dengan antibiotika?
Arafah : Iya, pernah.
Rulla : Bagaimana caranya sehingga Anda teresistensi oleh antibiotika?
Arafah : Terkadang jika saya terkena demam dan sakit kepala, saya selalu
langsung ke apotik terdekat untuk membeli obat ampicilin dan asam mefenamat dan saya
meminumnya tanpa resep dokter.
Iis : Berapa kali sehari anda minum obat tersebut?
Arafah : Tidak menentu, kadang dua kali atau tiga kali sehari dan saya minum
kalau saya rasa sudah sembuh langsung saya hentikan. Dan kadang saya minum obat tidak
teratur, kalau saya sakit kepala saya langsung minum obat tertentu dan kalau sudah tidak
sakit kepala lagi saya hentikan, meskipun itu hanya sekali saja saya meminumnya.
Farah : Mengapa Anda tidak pergi ke dokter?
Arafah : Saya takut di suntik.
Yustinaya : Apa yang anda rasakan saat anda meminum obat yang sama, saat demam itu
terulang kembali?
Arafah : Demam saya lama sembuhnya, lalu saya ke dokter dan bertanya.
Mengapa sudah 3 hari saya minum obat dok, demam saya belum sembuh, lalu dokternya
bilang saya harus mengganti obat dengan golongan yang lain tetapi fungsinya sama dengan
dosis dinaikkan karena bakteri yang ingin dimusnahkan sudah kebal.
Yustinaya : Lalu doktenya menggantinya dengan obat apa?
Arafah : Saya sudah lupa nama obatnya. Dan alhamdulillah demam saya sembuh.
Rula : Jadi, mulai dari sekarang jika anda sakit terinfeksi oleh bakteri, apa yang
anda lakukan?
Arafah : Saya ke dokter, supaya saya bisa sembuh dan tidak kebal lagi dengan
obat-obatan tertentu.
Riwayat Hidup Penulis
Nama Lengkap : Iis Safriyanty
TTL : Pasarwajo, 27 Maret 1996
Alamat : Jl. Dr Wahiddin
Hobi : Membaca Novel dan Bermain Bulu Tangkis
Cita-Cita : Dokter
Riwayat Pendidikan : - TK Lestari
- SD Negeri 3 Lamangga
- SMP Negeri 2 Baubau
- SMA Negeri 1 Baubau
Nama Lengkap : Ld. Mz. Wali Amrullah L. Hasmar
TTL : Baubau, 17 Desember 1996
Alamat : Jl. RE. Laksamana Martadinata No. 10
Hobi : Menyanyi, Memasak, dan Bermain Bulu Tangkis.
Cita-Cita : Dokter & Penyanyi
Riwayat Pendidikan : - TK Kartika Jaya Wirabuana
- SD Negeri 2 Batulo
- SMP Negeri 1 Baubau
- SMA Negeri 1 Baubau
Nama Lengkap : Nur Fachraini
TTL : Baubau, 9 September 1995
Alamat : Jl. Pahlawan
Hobi : Membaca
Cita-Cita : Polwan
Riwayat Pendidikan : - TK Bhayangkari
- SD Negeri 1 Kadolomoko
- SMP Negeri 1 Baubau
- SMA Negeri 1 Baubau
Nama Lengkap : Yustinaya
TTL : Wabula, 6 September 1996
Alamat : Jl. Pahlawan
Hobi : Dengar musik
Cita-Cita : Dokter
Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 7 Baubau
- SMP Negeri 1 Baubau
- SMA Negeri 1 Baubau