26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang berupa kain bermotif. Hingga sekarang pesona batik disukai baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Keindahan dan kecantikan batik Indonesia terletak pada begitu banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan kebudayaan. Batik sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi. Jenis, corak, motif batik tradisional maupun modern tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Potensi Industri batik secara ekonomi cukup memberikan pendapatan yang besar kepada negara, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun pemasukan devisa dan pajak. Permintaan pasar untuk konsumsi lokal dan luar negeri terbuka luas sehingga memberikan peluang yang besar untuk perkembangan industri ini. Batik Indonesia sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Industri batik nasional semakin 1

Pengolahan Limbah Industri Batik

  • Upload
    momomiu

  • View
    103

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengolahan limbah batik dengan pengolahan sederhana

Citation preview

Page 1: Pengolahan Limbah Industri Batik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan

kebudayaan. Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang berupa

kain bermotif. Hingga sekarang pesona batik disukai baik di dalam negeri maupun di

luar negeri. Keindahan dan kecantikan batik Indonesia terletak pada begitu

banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan kebudayaan. Batik

sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi. Jenis, corak, motif batik

tradisional maupun modern tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya

sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Potensi

Industri batik secara ekonomi cukup memberikan pendapatan yang besar kepada

negara, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun pemasukan devisa dan pajak.

Permintaan pasar untuk konsumsi lokal dan luar negeri terbuka luas sehingga

memberikan peluang yang besar untuk perkembangan industri ini.

Batik Indonesia sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan

budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan

untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible

Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Industri batik nasional semakin

berkembang akibat semakin banyaknya permintaan terhadap batik. Sejak

dicanangkan hari batik nasional pada tanggal 2 Oktober 2009 omzet pengusaha

batik naik hingga 50% (Suhendra, 2009). Pada beberapa daerah mulai muncul

kampung batik sebagai sentra batik khas daerah masing – masing. Hal ini dibuktikan

dengan meningkatnya jumlah penjualan Batik di Yogyakarta sebanyak 30% di

bulan Desember 2009 dibandingkan sebelumnya dan peminat Batik mulai meluas

dari orang tua hingga kaum remaja. Euforia Batik pun menjadi tampak sangat

jelas di masyarakat. Semua sekolah mewajibkan siswa-siswinya memakai

seragam Batik di hari tertentu. Karyawan bank, pegawai negeri, penyiar televisi,

hingga instansi-instansi swasta pun memakai Batik. Peminat batik pun tidak lagi

orang-orang tua, namun juga remaja kini mulai memakai batik. Ditambah lagi baju

Batik tidak hanya dipakai disaat acara resmi, bahkan waktu santai pun menggunakan

batik.

1

Page 2: Pengolahan Limbah Industri Batik

Pada mulanya pembuatan batik diproduksi secara tradisional, namun sekarang

beberapa industri batik sudah menggunakan teknologi modern dalam produksi

maupun rancangannya. Akan tetapi pembuatan batik secara tradisional masih

menjadi usaha sebagian besar masyarakat di daerah penghasil batik seperti Jateng, DI

Yogyakarta, Jatim, Jabar, dan daerah-daerah lain di luar Jawa.

Industri batik merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam

proses produksinya, batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik

pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian

dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.

Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut,

termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Industri batik

banyak meggunakan bahan-bahan kimia dan air. Bahan kimia ini biasanya

digunakan pada proses pewarnaan atau pencelupan. Pada umumnya polutan yang

terkandung dalam limbah industri batik dapat berupa logam berat, padatan

tersuspensi, atau zat organik. Proses pembatikan secara garis besar terdiri dari

pemolaan, pembatikan tulis, pewarnaan/pencelupan, pelodoran/penghilangan lilin,

dan penyempurnaan (Purwaningsih, 2008)

Pada proses pewarna batik, baik pewarna dasar ataupun pewarna lanjut diindikasikan

menggunakan campuran kimia yang sangat beracun dan berbahaya. Umumnya limbah

batik akan langsung dibuang ke sungai melalui drainage air hujan. Industri batik

merupakan industri yang potensial mengandung logam berat yang merupkan limbah

berbahaya, sehingga dapat menyebabkan rusaknya lingkungan. Agar memenuhi batas

aman pembuangan limbah batik ke lingkungan yang ditetapkan maka harus

dilakukan pengolahan terhadap limbah ini sebelum dibuang ke sungai. Salah satu

alternatif pengolahan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode

elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt). Pt merupakan logam inert yang

sangat baik sebagai elektrokatalis dan tahan terhadap kondisi larutan. Metode ini

merupakan metode yang efektif, selektif, ekonomis, bebas polutan dan sangat sesuai

untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik.

Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi

lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase yang mampu menunjang

2

Page 3: Pengolahan Limbah Industri Batik

perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan

secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari industri batik?

2. Apa pengertian limbah cair?

3. Bagaimana sumber dan karakteristik limbah batik?

4. Bagaimana proses produksi pembuatan batik ?

5. Bagaimanakah pengolahan limbah cair batik ?

6. Berapa baku mutu air limbah industry batik?

7. Dampak apa yang disebabkan oleh limbah industri batik ?

8. Bagaimana hasil dan pembahasan setelah melaksanakan kunjungan di batik R

Sokaraja?

9. Apa saja permasalahan yang di temukan pada proses pengolahan air limbah?

10. Bagaimana pemecahan masalah yang harus dilakukan untuk meminimalisir

pencemaran limbah batik di lingkungan sekitar?

C. Tujuan

1. Mengetahui proses produksi pembuatan batik.

2. Mengetahui sumber dan karakteristik limbah batik.

3. Mengetahui pengolahan limbah cair batik pada perusahaan batik.

4. Mengetahui dampak limbah industri batik.

5. Mengetahui hasil setelah melaksanakan kunjungan di batik R Sokaraja.

6. Mengetahui permasalahan yang di temukan pada proses pengolahan air

limbah.

7. Memberikan pemecahan masalah untuk meminimalisir pencemaran.

3

Page 4: Pengolahan Limbah Industri Batik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Industri batik

Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang

berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah

industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut

atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah

cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada

zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang

menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan

dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable,

yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan.

Senyawa zat warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami

dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini

berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke

permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan

atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya (Dae-Hee et al. 1999 dan Al-

kdasi 2004)

B. Pengertian Limbah Cair

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang

kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan

karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini

terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan

konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif

terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan

penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh

limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah

adalah berukuran mikro, dinamis, penyebarannya berdampak luas dan antar

generasi akan berdampak dalam jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi

kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan

frekuensi pembuangan limbah (Anonim,2009)

4

Page 5: Pengolahan Limbah Industri Batik

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4

bagian yaitu : limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta limbah

B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Untuk mengatasi limbah ini diperlukan

pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat

dibedakan menjadi pengolahan menurut tingkatan perlakuan dan pengolahan

menurut karakteristik limbah (Anonim,2009)

Kualitas limbah cair industri batik sangat tergantung jenis proses yang

dilakukan, pada umumnya limbah cair bersifat basa dan kadar organik yang

tinggi yang disebabkan oleh sisa-sisa pembatikan. Pada proses pencelupan

(pewarnaan) umumnya merupakan penyumbang sebagian kecil limbah organik,

namun menyumbang wama yang kuat, yang mudah terdeteksi, dan hal ini dapat

mengurangi keindahan sungai maupun perairan. Pada proses persiapan, yaitu

proses nganji atau penganjian, menyumbang zat organik yang banyak

mengandung zat padat tersuspensi. Zat padat tersuspensi apabila tidak segera

diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat digunakan untuk

menilai kandungan COD dan BOD.

Kebanyakan penggunaan bahan pencelup dengan struktur molekul organik yang

stabil tidak dapat dihancurkan dengan proses biologis, untuk menghilangkan

warna air limbah yang efisien dan efektif adalah dengan perlakuan secara

biologis, fisik dan kimia (Alaerts, 1984 dalam Purwaningsih, 2008).

C. Sumber dan Karakteristik Limbah Batik

1. Sumber

Proses produksi merupakan sumber utama penghasil limbah antara lain pada

proses pewarnaan (printing), pencelupan, pencucian dan pengemasan.

Adapun sumber limbah lainya berasal dari pemeliharaan alat, bahan sisa,sisa

bahan bakar, obat obatan.Besaran limbah pada industri batik dipengaruhi

oleh seberapa besar proses produksi dilakukan, proses produksi dilakukan

sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan pemesanan dari pelanggan.

5

Page 6: Pengolahan Limbah Industri Batik

2. Karakteristik

Karakteristik limbah industri batik adalah serupa dengan karakteristik

limbah yang berasal dari industri tekstil dan loundry sebagai berikut :

a) Limbah bersifat Alkalis

b) Berwarna

c) Biological Oxygen Demand (BOD) yang tinggi

d) Temperatur air limbah yang tinggi

e) Suspended Solid (zat padat tersuspensi) tinggi

f) Turbidity (Kekeruhan) yang tinggi

Menurut sifatnya karakteristik air limbah dapat digolongkan dalam

fisika, kimia dan biologi. Dengan mengetahui jenis polutan yang

terdapat dalam air limbah, dapat ditentukan unit proses yang

dibutuhkan.

a. Karakteristik Fisika

Karekteristik fisika air limbah meliputi temperatur, bau, warna,

dan padatan. Temperatur menunjukan derajat atau tingkat panas

air limbah. Bau merupakan parameter yang subyektif. Adanya

bau yang lain pada air limbah, menunjukan adanya komponen –

komponen lain dalam air tersebut. Warna biasanya disebabkan

oleh adanya materi disolved, suspended, dan senyawa –

senyawa koloidal.

b. Karakter Kimia

Karakteristik kimia air limbah meliputi senyawa organik dan

anorganik. Senyawa organik adalah karbon yang dikombinasi

dengan satu atau lebih elemen – elemen lain ( O, P, N, H ).

Karbon anorganik pada air limbah pada umumnya terdiri atas

sand, grit, dan mineral – mineral, baik suspended maupun

dissolved.

c. Karakteristik biologi

Mikoorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi

hampir dalam semua bentuk air limbah, biasanya dengan

konsentrasi 105 – 108 organisme/ml. Kebanyakan merupakan

sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu

melakukan proses kehidupan ( tumbuh, metabolisme, dan

6

Page 7: Pengolahan Limbah Industri Batik

reproduksi). Secara tradisional, mikroorganisme dibedakan

menjadi binatang dan tumbuhan. Namun, keduanya sulit

dibedakan. Oleh karena itu, mikoorganisme kemudian

dimasukkan kedalam kategori protista, status yang sama dengan

binatan ataupun tumbuhan. Virus diklasifikasikan secara

terpisah. Keberadaan bakteri dalam unit pengelolaan air limbah

merupakan kunci efisiensi proses biologis. Bakteri juga

berperan penting untuk mengevluasi kualitas air

(Purwaningsih,2008 ).

D. Proses Produksi Pembuatan Batik

a. Pelekatan lilin yang pertama

Pelekatan lilin yang pertama adalah  mengecap/membatik tulis motif-

motifnya di atas mori dengan menggunakan canting/cap.

b. Pelekatan lilin kedua

Sebelum di celup dalam zat pewarna, bagian-bagian yang dikehendaki tetap

berwana putih harus di tutup dengan lilin. Ini dimaksudkan untuk menahan

zat pewarna agar jangan sampai merembes kebagian yang lain. Itulah

sebabnya mengapa pada proses ini malamnya harus kuat dan ulet, lain

dengan pelekatan lilin yang justru tidak boleh terlalu ulet agar mudah di

keluarkan.

c. Pencelupan pertama kedalam zat pewarna

Tujuannya ialah untuk memberi warna biru tua pada batik tulis sebagai

warna dasar kain. Jaman dahulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari

karena masih menggunakan bahan alam dari tanaman indigo. Dimana zat

tersebut lambat sekali meresap pada mori, sehingga kain harus di celup

berulang kali. Kini dengan menggunakan zat pewarna impor maka proses

nya jauh lebih cepat dan pendek.

d. Menghilangkan lilin

Bagian yang akan disoga agar berwarna coklat direndam dengan air

panas untuk menghilangkan lilin.

e. Penggunaan lilin ke 3

Terdiri dari penutupan dengan lilin pada bagian kain yang dikehendaki tetap

berwarna biru, sedangkan bagian-bagian yang akan di soga tetap terbuka.

7

Page 8: Pengolahan Limbah Industri Batik

f. Pewarnaan ke 2

Merupakan proses yang paling banyak memakan waktu pada proses batik

tulis. Jika menggunakan soga alam tidak cukup dikerjakan satu dua kali

saja,  harus berulang-ulang. Ditiap pencelupan harus di dahului dengan

pengeringan di udara. Dengan memakai soga sintetis, waktu dapat

diperpendek sampai paling lama setengah jam. Istilah meyoga berasal

dari soga yaitu jenis pohon yang kulitnya dapat memberi warna coklat jika

direndam dalam air.

g. Menghilangkan lilin

Merupakan pengerjaan yang terakhir, dimana malam yang masih tertinggal

pada mori, perlu di hilangkan sama sekali dengan cara merebusnya dalam air

mendidih atau yang sering di sebut lorot.

E. Pengelolaan Limbah Cair Produksi Batik

Untuk mengetahi seberapa jauh proses pengolahan limbah indutri batik

dilakukan dengan alur sebagai berikut :

a. Bahan berupa kali putih / Kain Mori

b. Penambahan bahan pewarna pakaian

c. Limbah cair dari produksi tekstik mengalir menuju bak penangkap minyak

dan lemak

d. Limbah cair selanjutnya masuk ke panampungan limbah

e. Dari bak penampungan limbah di pompa menuju bak netralisasi dan

koagulasi dengan debit kapur 40ml/det dan Fe SO4 80 ml/det.

f. Dari bak pencampur limbah masuk ke bak pencampur limbah dengan

cuagulasi  polimer (kurifloc) dengan debit 20 ml/det.

g. Selanjutnya limbah cair dari proses netralisasi dan koagulasi masuk ke

dalam bak pengendap kimia (bak pengendap I)

h. Dari bak pengendap I bak dialirkan ke bak aerasi (kolam aerobic) dengan

penambahan nutrisi (Urea+SP) sesuai kondisi

i. Limbah dari bak aerasi menuju bak pengendap II (proses biologi)

j. Dari bak pengendap II limbah di buang kelingkungan dan sebagian lumpur

pengendap di kembalikan kebak biologi (kolam aerobic)

8

Page 9: Pengolahan Limbah Industri Batik

Untuk penyempurnaan dalam managemen pengelolaan limbah di atas maka

perlu di lakukan Pengolahan Limbah Cair dengan Coagulasi dan Penyaringan :

a. Penambahan bahan koagulan dengan dilanjutkan dengan proses penyaringan

menggunakan media saringan tunggal dan media saringan campuran. Bahan

media saringan tunggal adalah pasir, arang, ijuk dan bahan media campuran

adalah pasir arang dan pasir ijuk arang

b. Penambahan koagulan tawas dapat mengurangi konsentrasi total suspended

solids, kekeruhan, fenol dan warna limbah cair industri batik

c. Saringan arang efektif menurunkan fenol dan kekeruhan dari limbah cair

industri batik.

d. Saringan pasir arang efektif menurunkan warna dari limbah cair industri

batik

e. Saringan pasir ijuk arang memberikan hasil terbaik dalam menurunkan total

suspended solids dari limbah cair industri batik.

f. Setelah mengalami proses pengolahan secara koagulasi dan penyaringan,

kualitas limbah cair industri batik sesuai dengan.

F. Baku mutu air limbah industri batik

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004

Tentang Baku Mutu Air Limbah

9

Page 10: Pengolahan Limbah Industri Batik

G. Dampak limbah industri batik terhadap lingkungan

Pengelolaan lingkungan adalah usaha atau upaya agar tanah, air dan udara

tidak tercemar oleh air buangan, sehingga tidak menimbulkan pencemaran

potensial lebih lanjut pada penderita pencemaran potensial yaitu manusia

dan mahluk hidup lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan

pengelolaan lingkungan adalah terkendalinya dan terpeliharanya kesehatan

secara menyeluruh (Sumarwoto, 1993 dalam Purwaningsih, 2008).

Lingkungan hidup adalah kesatuan dengan kesemua benda, daya, keadaan

dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta

mahluk hidup lainnya (Rusidana, 2006 dalam Purwaningsih, 2008).

Air bekas cucian pembuatan batik yang menggunakan bahan-bahan kimia

banyak mengandung zat pencemar/racun yang dapat mengakibatkan

gangguan terhadap lingkungan, kehidupan manusia, binatang maupun

tumbuh-tumbuhan. Zat warna dapat mengakibatkan penyakit kulit dan

yang sangat membahayakan adalah dapat mengakibatkan kanker kulit

(Sugiharto, 1987 dalam Purwaningsih, 2008).

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, akan

menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air. Hal ini

10

Page 11: Pengolahan Limbah Industri Batik

mengakibatkan matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air, juga dapat

menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air, sehingga proses

self purification yang seharusnya dapat terjadi pada air limbah menjadi

terhambat (Sugiharto, 1987 dalam Purwaningsih, 2008).

Semakin banyak zat organik dalam perairan akan mengalami pembusukan

akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil penguraian zat organik. Di

samping bau yang ditimbulkannya, maka menumpuknya ampas akan

memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat di

sekitarnya. Dan selain bau dan tumpukan ampas yang mengganggu, maka

warna air limbah yang kotor akan menimbulkan gangguan pemandangan

(Purwaningsih, 2008).

Kita semua tentunya tahu dan mengerti, bahwa manusia sebenarnya dapat

hidup secara harmonis dengan alam, seandainya manusia memperlakukan

alam dengan baik, dan tidak memanfaatkan sumber daya alam yang

dikandung tidak berlebihan. Usaha-usaha untuk melestarikan

keanekaragaman hayati dan mempertahankan kualitas lingkungan hidup

yang seimbang dalam segala bentuk belumlah mencapai hasil yang

memuaskan. Kualitas lingkungan dan kehidupan manusia terus menurun

akibat ulahnya sendiri. Salah satu penyebab ulah manusia yang tidak

peduli itu, adalah ketidak tahuannya mengenai peran keanekaragaman

hayati dan perlunya pelestarian lingkungan hidup untuk menopang

kehidupan manusia.

11

Page 12: Pengolahan Limbah Industri Batik

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Umum

Nama Perusahaan : Industri Batik R Sokaraja

Nama Pemilik : Heru Santoso, SE

No. telp : (0291) 6442091

Alamat : Jl. Kebutuh Rt/Rw 2/4 Sokaraja Kulon

Tahun Berdiri : 1975

Jenis industri : Home Industri

Produk : Batik

Merk dagang : Batik R

Asal bahan baku : Pekalongan

Bahan baku : Kain,malam, obat (indigo dan naptol), garam

Bahan tambahan : Canting, cetakan, cap

Luas lahan : 700 m2

Jumlah karyawan : 12 orang

B. Proses produksi pembuatan batik R

Pada industri pembuatan batik R, memproduksi 2 jenis batik yaitu batik cap dan

batik tulis, dengan tahapan produksi sebagai berikut :

1. Batik Cap

a. Kain mori sebelum di cat di bahasi dengan air terlebih dahulu kemudian

di rendam menggunakan larutan tepung kanji

b. Kain di jemur hingga kering

c. Kain di cap dengan menggunakan alat cap dan malam

d. Kain yang sudah di cap kemudian dilakukan pewarnaan pertama

e. Setelah itu kain di tutup dengan menggunakan lilin untuk warna pertama

f. Kemudian dilakukan proses pewarnaan kedua

g. Untuk menghilangkan lilin yang tersisa di lakukan proses perendaman ke

dalam air mendidih atau yang di sebut lorot.

2. Batik Tulis

a. Kain mori sebelum di cat di bahasi dengan air terlebih dahulu kemudian

di rendam menggunakan larutan tepung kanji

12

Page 13: Pengolahan Limbah Industri Batik

b. Kain di jemur hingga kering

c. Kain di desain terlebih dahulu

d. Kain yang sudah di desain di lukis dengan menggunakan canting dan

lilin

e. Kain yang sudah di lukis kemudian dilakukan pewarnaan pertama

f. Setelah itu kain di tutup dengan menggunakan lilin untuk warna pertama

g. Kemudian dilakukan proses pewarnaan kedua

h. Untuk menghilangkan lilin yang tersisa di lakukan proses perendaman ke

dalam air mendidih atau yang di sebut lorot.

C. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Batik R

Limbah yang dihasilkan oleh industry batik R kurang lebih 40 L perhari. Untuk

pengolahan limbah cair pada industri batik R masih sangat sederhana, berbeda dengan

cara pengolahan yang tercantum pada tinjauan pustaka. Karena kendala materi dan

produksi yang relatife masih kecil. Untuk mengetahui alur pengolahan limbah adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

Pada jarak 5 m dari pengolahan limbah terdapat sumur sebagai air baku untuk

produksi.

13

BAK PEWARNA 1

BAK PEWARNA 2

BAK PEWARNA 3

BAK PEWARNA 4

Dialirkan

Bak penampuangan air limbah (di dalam bak terdapat saringan pasir dan saringan ijuk) limbah yang di buang ke bak penampung adalah limbah sail pewarnaan yang mengandung obat.

SU

NG

AI

Page 14: Pengolahan Limbah Industri Batik

D. Hail Pemeriksaan Parameter Limbah

Setelah kami mengukur parameter limbh cair pada outlet di dapatkan hasil sebagai

berikut :

1. Suhu Udara : 30 ⁰C

2. Suhu Limbah : 31 ⁰C

3. Ph : 7

4. TDS : 3,34 ppm

Dan setelah kami bandingkan dengan baku mutu limbah cair menurut Peraturan

Daerah Jawa Tengah No 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk

pH, suhu memenuhi syarat sedangkat untuk TDS tidak tercantum baku mutunya.

E. Permasalahan

1. Air limbah industri batik belum di olah secara baik karena pengolahan masih

menggunakan bak penampung sederhana.

2. Air sisa perendaman yang digunakan untuk menghilangkan lilin pada tahap

terakhir langsung di buang ke sungai.

3. Terdapat sumur sebagai air baku produksi pada jarak 5 m, air baku dapat

berisiko tercemar limbah.

4. Tidak dilakukan pengukuran debit pada inlet dan outlet

5. Tidak ada skema/flow diagaram IPAL

6. Tidak terdapat flowmeter

7. Tidak pernah dilakukan pemantauan kualitas air limbah

8. Tidak terdapat petugas pengolahan IPAL

9. Air limbah yang dibuang ke sungai masih berwarna dan kurang jernih

F. Pemecahan Masalah

1. Seharusnya air limbah diolah dengan benar, dengan cara membuat instalasi

pengolaha limbah secara lengkap dengan melalui tahap pengolahan fisik,

pengolahan kimia dan pengolahan biologi.

2. Air sisa perendaman untuk menghilangka lilin sebaiknya masuk kedalam

bak penampung limbah, agar tidak berisiko besar untuk menimbulkan

pencemaran.

14

Page 15: Pengolahan Limbah Industri Batik

3. Jarak sumur harusnya lebih jauh agar tidak berisiko terjadi pencemaran.

Menurut SNI 03-2916-1992 jarak sumur gali untuk air bersih kurang lebih

adalah 11m.

4. Seharusnya dilakukan pengukuran debit pada inlet dan outlet sehingga dapat

diketahui jumlah air yang digunakan dan yang diolah atau dibuang ke

lingkungan.

5. Harus di berikan skema diagram IPAL agar mudah untuk melakukan

pengecekan pada setiap instalasinya.

6. Sebaiknya diberikan flowmeter pada bak penampung agar dapat mengetahui

debit air limbah dan debit air limbah yang dibuang ke lingkungan.

7. Sebaiknya perusahaan mempekerjakan petugas untuk menangani IPAL agar

limbah tertangani dengan baik dan tidak menimbulkan pencemaran yang

berbahaya.

8. Seharusnya dilakukan pemeriksaan kualitas air limbah oleh petugas, agar

pemilik perusahaan tau bahwa air limbah yang di buang ke badan air

memenuhi syarat apa tidak dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

9. Seharusnya pihak perusahaan melakukan pengolahan lebih spesifik lagi agar

air limbah yang terbuang ke badan air tidak berbahaya.

BAB IV

PENUTUP

15

Page 16: Pengolahan Limbah Industri Batik

A. KESIMPULAN

1. Pada industry batik R memproduksi 2 jenis batik yaitu batik cap dan batik tulis.

Setiap hari limbah yang di hasilkan kurang lebih sebanyak 40 liter perhari.

2. Pengolahan pengolahan air limbah pada industry batik R menggunakan bak

penampung yang di dalamnya terdapat saringan pasir dan saringan ijuk untuk

penyaringan.

3. Hasil pemeriksaan air limbah untuk parameter fisik seperti pH, suhu dan TDS

setelah di bandingkan dengan baku mutu hasilnya memenuhi syarat.

B. SARAN

1. Psebaiknya perusahaan mempunyai IPAL yang lebih lengkap agar limbah dapat

terolah dengan baik

2. Sebaiknya ada petugass untuk mengolah air limbah agar limbah tertangani dengan

baik

3. Sebaiknya perusahaan mempunyai dokumen perijinan untuk membuang limbah ke

badan air

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Pengolahan Limbah Industri Batik

Anonim. (2009). Batik. Didownload dari http://id.wikipedia.org/wiki/Batik

Setyaningsih, H. 2007. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi karbon

aktif.Tesis Program Pasca Sarjana UI. Jakarta.

Wardhana, W. A., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi

Limbah Cair Industri Batik.http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/29480/2/Pemetaan-

Limbah-Cair-Industri-Batik-(kandungan-Logam)-di-Kabupaten-Bangkalan-dengan-

Sistem-Informasi-Geografis-(SIG).pdf. Online, 29 September 2015.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/20/137468/Limbah-Sablon-dan-

Batik-Mengkhawatirkan

Penemuan Teknik baru Untuk pengolahan Limbah Batik, di download di

http://bappeda.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2012/03/PENEMUAN-TEKNIK-

BARU-UNTUK-PENGOLAHAN-LIMBAH-BATIK.

Peraturan daerah jawa tengah no 10 tahun 2004 tentang baku mutu air limbah

17