Upload
tatan-munandar
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
1/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
2/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
3/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
4/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
5/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
6/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
7/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
8/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
9/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
10/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
11/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
12/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
13/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
14/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
15/19
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
16/19
teratur dan tersusun. Oleh karena itu, negara tidak boleh mempersatukan dirinya dengan
golongan yang terbesar dalam masyarakat, atau mempersatukan dirinya dengan golongan
yang paling kuat dalam masyarakat. Sebaliknya, negara harus mengatasi segala golongan
dan segala individu, serta harus mempersatukan dirinya dengan seluruh lapisan
masyarakat. !
(andangan Soepomo memperlihatkan bah:a struktur /(2 harus
mempertimbangkan ciri masyarakat #ndonesia asli yang mengedepankan tradisi
bermusya:arah. /(2 dengan demikian tidak dibangun dengan model demokrasi modern
yang mengedepankan kekuasaan oleh mayoritas % the rule of ma'ority & yang dapat
menegasikan aspirasi kelompok-kelompok minoritas, melainkan melalui prinsip
musya:arah dalam proses mencapai kesepakatan. Selain itu, relasi antara penguasa
dengan rakyat – yang selayaknya tercermin dalam kelembagaan /(2 – harusmemperlihatkan relasi yang harmonis dan mengedepankan persatuan. Selanjutnya /(2
harus dibangun dalam kerangka memperjuangkan kepentingan rakyat di atas kepentingan
individu, kelompok atau golongan tertentu.
(andangan tersebut diperkuat oleh pendapat /uhamad )amin pada sidang
$(1( # yang menyatakan bah:a permusya:aratan berfungsi sebagai tempat untuk
merundingkan keperluan negara atau keperluan umum. ' 6engan demikian, jelas
tergambarkan bah:a /(2 dimaksudkan menjadi lembaga yang membahas hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan negara atau kepentingan publik.
$ung arno dalam pidato di depan Sidang $(1( # tanggal ' *uni ';"5
menyatakan bah:a dalam badan per:akilan, setiap masyarakat dapat mengemukakan
segala sesuatu yang rasanya perlu dikemukakan. Oleh karena itu, masing-masing lapisan
masyarakat harus berdaya upaya, supaya anggota-anggota badan per:akilan sebagian
terbesar terdiri dari utusannya masing-masing. 6alam badan inilah terjadi perjuangan
yang sehebat-hebatnya melalui musya:arah untuk mufakat.
20 Silalahi, Dasar-Dasar h. C!- C'.
21 Sekretariat egara 2#, ';; , 2isalah, h. '";.
22 #bid., h. C .
16
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
17/19
(idato $ung arno menyiratkan pesan bah:a /(2 harus dapat mengakomodasi
sebanyak-banyak per:akilan dari berbagai lapisan masyarakat, dan setiap keputusan
yang akan diambil dalam badan tersebut harus dilakukan dengan memaksimalkan proses
musya:arah untuk mufakat. (emikiran $ung arno tersebut dapat dipersandingkan
dengan pemikiran tentang demokrasi deliberatif. 6alam proses deliberatif, keputusan-
keputusan dibuat setelah melalui diskusi-diskusi yang mendalam dan penuh
pertimbangan. 8 $ahkan, kondisi ideal dari demokrasi deliberatif tidak hanya
mengharuskan bah:a keputusan-keputusan berasal dari keinginan kolektif :arga, namun
juga mengedepankan pertimbangan-pertimbangan mendalam tentang kepentingan
publik. " 4ebih lanjut, keputusan-keputusan yang dihasilkan menjadi absah karena
merupakan hasil dari proses yang inklusif, dilakukan secara sukarela, penuh
pertimbangan, dan dalam kondisi kesetaraan . 5
$erdasarkan pandangan para Founding Fathers tersebut di atas, terlihat bah:a
/(2 diproyeksikan untuk menjadi tempat untuk membicarakan permasalahan-
permasalahan kenegaraan dan permasalahan-permasalahan kerakyatan melalui model
demokrasi per:akilan. (roses pengambilan keputusan tersebut dilakukan melalui proses
musya:arah untuk mencapai mufakat, dengan menghadirkan sebanyak-banyaknya ide
atau gagasan yang mendalam dari sebanyak-banyaknya per:akilan dari berbagai unsur
dalam masyarakat. 9ersirat pesan bah:a proses demokratis dalam mengambil keputusan
yang dilakukan dalam lembaga ini tidak dilakukan dengan prinsip suara terbanyak % the
rule of ma'ority &, namun melalui proses deliberatif dengan mempertimbangkan secara
mendalam berbagai aspek terkait permasalahan kenegaraan atau kerakyatan yang
dibahas.
Selain itu, /(2 harus menjadi forum yang merepresentasikan kepentingan
seluruh rakyat, bukan menjadi forum kepentingan kelompok atau golongan tertentu. 3al
23 *ohn Aastil and +illiam /. eith, 0 ation 9hat %Sometimes& 4ikes to 9alk7 0 $rief 3istory of (ublic
6eliberation in the 1nited States in *ohn Aastil and (eter 4evine %eds.&, 7he Deliberative Democracy 2andbook: Strategies for 3ffective "ivic 3ngagement in the 8( st "entury , San rancisco7 *ossey-$ass,
!!5, p. @.
24 /ark $utton, 6avid /ichael 2yfe, +hat ?an +e 4earn rom 9he (ractice of 6eliberative6emocracyF #n *ohn Aastil and (eter 4evine, 7he Deliberative ., p. !.
25 Ibid ., C.
17
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
18/19
tersebut dilakukan untuk menjamin persatuan bangsa sekaligus relasi yang harmonis di
antara komponen-komponen bangsa. 6alam konteks ini, /(2 dapat mengambil peran
dalam membangun relasi yang harmonis antara lembaga legislatif dan lembaga eksekutif
dalam rangka membangun pemerintahan yang efektif dan stabil.
Oleh karena /(2 menjadi forum tertinggi dimana per:akilan-per:akilan dari
seluruh unsur masyarakat memusya:arahkan persoalan-persoalan kenegaraan,
kebangsaan, dan kerakyatan, maka /(2 seharusnya mempunyai ke:enangan untuk
merumuskan arah tujuan dari negara #ndonesia. /engembalikan ke:enangan /(2 untuk
merumuskan Aaris-Aaris $esar 3aluan egara %A$3 & menjadi penting karena /(2
merupakan lembaga yang merepresentasikan kepentingan-kepentingan publik, dimana
kepentingan-kepentingan publik tersebut dirumuskan melalui proses musya:arah untuk
mencapai mufakat.6engan demikian, arah pembangunan negara dapat dirumuskan secara
komprehensif karena proses formulasi yang dilakukan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dan dilakukan melalui suatu proses deliberatif. Selain itu, rumusan arah
pembangunan negara tersebut mempunyai nilai legitimasi yang tinggi karena tidak
dirumuskan hanya oleh sekelompok orang namun mencakup per:akilan-per:akilan dari
berbagai unsur dan lapisan dalam masyarakat.
+. Penu u'
/(2 sebagai bagian dari badan legislatif yang merepresentasikan kepentingan
publik selayaknya mempunyai peran signifikan dalam membangun relasi yang ideal
antara badan legislatif dan badan eksekutif. 2elasi yang ideal tersebut ditunjukkan
dengan minimnya konflik yang terjadi di antara badan legislatif dan badan eksekutif.
Selain itu relasi yang dibangun tidak didasarkan atas politik transaksional demi
kepentingan jangka pendek dari kelompok atau golongan tertentu.
1paya penguatan kelembagaan /(2 tidak dapat diarahkan untuk kembali
menjadikan /(2 sebagai lembaga tertinggi negara yang mempunyai kekuasaan yang
tidak terbatas karena bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan rentan untuk
disalahgunakan oleh penguasa. (enguatan kelembagaan /(2 dengan demikian harus
mengacu pada prinsip-prinsip demokrasi.
18
8/20/2019 Penguatan Kelembagaan MPR Dalam Sistem Presidensialisme Multipartai
19/19
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan model
bikameralisme simetris atau bikameralisme kuat, dimana mekanisme penga:asan dan
pengimbangan internal % internal check and balances & berjalan di antara 6(2 dan 6(6
dalam menjalankan fungsi-fungsi badan legislatif. Sebagai konsekuensinya maka /(2
tidak lagi menjadi lembaga permanen melainkan hanya sebagai 'oint session pada
momen-momen kenegaraan tertentu.
0lternatif lain penguatan kelembagaan /(2 dapat dilakukan dengan menjadikan
/(2 menjadi forum musya:arah di antara berbagai komponen bangsa untuk
membicarakan masalah-masalah kenegaraan, masalah-masalah kebangsaan, dan masalah-
masalah kerakyatan melalui proses deliberatif diantara per:akilan dari berbagai unsur
masyarakat. 3asil dari forum musya:arah tersebut dirumuskan ke dalam rencana
pembangunan negara, bangsa dan masyarakat yang menjadi panduan bagi pemerintahdalam menyelenggarakan negara. Oleh karenanya, penting untuk meletakkan kembali
ke:enangan /(2 untuk merumuskan Aaris-Aaris $esar 3aluan egara %A$3 &.
(enguatan kelembagaan /(2 sebagaimana tersebut di atas diharapkan dapat
menjadikan seluruh unsur badan legislatif berperan secara optimal dalam menjalankan
fungsinya. 6engan demikian, maka relasi yang harmonis antara badan legislatif dan
badan eksekutif dalam sistem presidensialisme multipartai akan dapat di:ujudkan. 2elasi
yang harmonis tersebut pada akhirnya akan bermuara pada terciptanya efektivitas dan
stabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
Bandun$2 -, 3" ober -4,5
6!rman Manan2 M.A.
19