Upload
others
View
29
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
115
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRATEGI CARD SORT
MATERI MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK KELAS
X IPA 10 MAN 2 MODEL TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Laili Rahmaini Hasibuan
Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan, Jl. William Iskandar No 7A, Medan Tembung, Kota Medan Sumatera Utara
20222, Email:[email protected].
Abstrak : Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah melalui metode card sort dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA 10 Man 2 Model Medan Tahun Pelajaran 2016/2017
pada materi menghindari perbuatan syirik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, tindakanm observasi dan refleksi. Tujuan
penelitian tindakan ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data
tentang hasil belajar siswa diambil dari data hasil tes siklus 1 dan siklus 2. Sedangkan data pada proses
pembelajaran guru dan aktivitas siswa diambil dari lembar observasi pengamatan pembelajaran. Indikator
keberhasilan penelitian ini adalah 85% dari jumlah siswa mendapat nilai KKM 75 dan keaktifan pembelajaran
siswa dalam kelas baik dengan skor rata-rata 2,5 < skor aktif ≤ 3,25. Hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2
diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai KKM 75 pada siklus 1 sebesar 80% dan siklus 2 sebesar 87%.
Sedangkan hasil observasi keaktifan siswa dengan rata-rata skor pada siklus 1 2,29 dan pada siklus 2 diperoleh
2,98. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus 1 skor rata-rata 2,5 dan siklus 2 sebesar 3,0. Simpulan dalam
penelitian ini adalah metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPA 10 Man 2 Moedl Medan
tahun pelajaran 2016/2017 pada materi menghindari perbuatan syirik.
Kata kunci : Hasil belajar, metode card sort. keaktifan siswa.
PENDAHULUAN
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang
muslim adalah akidah yang benar terhadap
alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan
dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena
itu, jika seseorang berakidah dengan benar,
niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan
lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah
dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak
benar. Akidah seseorang akan benar dan lurus
jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap
Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa
mengetahui Sang Penciptanya dengan benar,
niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik
sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia
tidak mungkin menjauh atau bahkan
meninggalkan perilaku-perilaku yang telah
ditetapkan-Nya.
Adapun yang dapat menyempurnakan
akidah yang benar terhadap Allah adalah
berakidah dengan benar terhadap malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya yang diturunkan
kepada para Rasul dan percaya kepada Rasul-
rasul utusan-Nya yang mempunyai sifat jujur
dan amanah dalam menyampaikan risalah
Tuhan Mereka.
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
116
Ketidakberesan dan adanya keresahan
yang selalu menghiasi kehidupan manusia
timbul sebagai akibat dari penyelewengan
terhadap akhlak–akhlak yang telah
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Penyelewengan ini tidak akan mungkin terjadi
jika tidak ada kesalahan dalam berakidah, baik
kepada Allah. Malikat, rasul, kitab-kitab-Nya
maupun hari Akhir. Untuk menjaga
kebenaran pendidikan akhlak dan agar
seseorang selalu dijalan Allah yang lurus, yaitu
jalan yang sesuai dengan apa yang telah
digariskan-Nya, maka akidah harus dijadikan
dasar pendidikan akhlak manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi membawa pengaruh pada tuntutan
bahwa pendidikan diasumsikan mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dinamisasi jaman yang senantiasa
melaju dengan cepat menuntut dunia pedidikan
untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses
pembelajaran diselenggarakan secara efektif,
artinya berlangsung secara lancar, terarah dan
sesuai dengan tujuan pendidikan (Hamalik,
2002: 22).
Belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses tingkah laku ditimbulkan atau
diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi
(atau rangsang) yang terjadi. Belajar
melibatkan berbagai unsur yang ada di
dalamnya, berupa kondisi fisik dan psikis orang
yang belajar. Kedua kondisi tersebut akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya
Kiranya masih banyak unsur lain yang dapat
disebutkan yang dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar, antara lain suasana lingkungan
saat belajar tersedianya media pendidikan dan
sebagainya. Oleh karena itu, unsur-unsur
tersebut perlu mendapatkan perhatian guna
menunjang tercapainya tujuan belajar sesuai
dengan yang diharapkan (djamarah, 2002: 57).
Untuk menunjang keberhasilan belajar,
maka hendaknya menggunakan metode yang
bervariatif. Sebab, dengan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariatif peserta
didik dimungkinkan akan lebih berpikir
secara konkret dan hal ini berarti dapat
mengurangi verbalisme pada diri peserta
didik. Apalagi seiring dengan perkembangan
jaman yang makin modern dan serba canggih.
Hal demikian mengakibatkan peserta didik
termasuk guru dapat memilih atau
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
117
menggunakan strategi pembelajaran yang
baik dalam proses belajar .
Dalam proses belajar-mengajar adanya
strategi pembelajaran yang baik mempunyai
arti yang cukup penting. Karena dalam
kegiatan tersebut kondisi psikologi peserta
didik serta motivasi yang menjadi salah satu
bagian dari keberhasilan proses pembelajaran
sering menjadi berkurang karena metode atau
strategi yang digunakan monoton.
Penggunaan metode pembelajaran
disetiap mata pelajaran sangat penting,
karena tidak semua metode pembelajaran tepat
untuk semua penyampaian, waktu kondisi,
dan bidang studi. Salah satu penentu dalam
kegiatan belajar mengajar adalah metode.
Metode pengajaran adalah suatu cara untuk
menyajikan pesan pembelajaran sehingga
pencapaian hasil pembelajaran dapat optimal.
Dalam setiap proses pembelajaran termasuk
akidah akhlak metode memiliki kedudukan
yang penting dalam upaya pencapaian tujuan
pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan
pembelajaran tidak akan dapat berproses secara
efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah
yang dicapai (azhar, 2004 : 87). Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dapat
mempengaruhi motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Motivasi
mempunyai peranan penting dalam mencapai
keberhasilan belajar. Keinginan itu akan
muncul apabila ada dorongan (motivasi) baik
dalam atau luar diri siswa.
Dalam bidang studi akidah akhlak
yang seringkali membicarakan sesuatu yang
bersifat abstrak, sehingga dalam
mengajarkannya dibutuhkan pemilihan metode
pembelajaran yang tepat. Agar apa yang
diajarkan tadi bisa dipahami dan diterima
dengan baik oleh anak-anak, mengingat anak-
anak adalah pribadi yang serba terbatas dalam
kemampuannya menerima pelajaran. Setiap
sekolah memiliki mutu pendidikan, upaya
peningkatan mutu pendidikan sekolah tidak
terlepas dari peningkatan mutu guru, fasilitas,
dan sarana prasarana serta pembentukan
kurikulum termasuk penggunaan metode
pengajaran aktif, dimana guru dalam tugasnya
sebagai pengajar harus selalu berusaha agar
peserta didiknya mampu mencapai
keberhasilan belajar yang optimal. Kemampuan
profesional seorang guru teruji oleh
kemampuan menguasai berbagai metode,
terutama metode Card Sort, yaitu suatu metode
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
118
pembelajaran dengan menggunakan kartu yang
disortir kemudian mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif, mereka secara
aktif menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok dari materi pelajaran,
memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan
apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu
persoalan yang ada dalam kehidupan nyata
(Nur, 2002: 13). Metode ceramah dalam
pembelajaran akidah akhlak sering digunakan
disetiap sekolah, hal ini mengakibatkan peserta
didik sulit untuk mengingat, menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode
pembelajaran itu sangat penting, karena tidak
semua metode pembelajaran tepat untuk
semua waktu, kondisi, dan bidang studi
(Usman, 2001:23).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan (action research), karena penelitian
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar di
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian
deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana
suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam
bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian
tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian
tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan
simultan terintegratif, dan (4) penelitian
tindakan sosial eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di
atas, ada persamaan dan perbedaannya.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip
oleh Kasbolah (dalam Sukidin, dkk. 2002:55),
ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada:
(1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2)
tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan
peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan
dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan
antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan
bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian
tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama
penelitian tindakan kelas ialah untuk
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat
langsung secara penuh dalam proses
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini
peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan
pembelajaran yang berkesinambungan. Ali
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
119
(1996:14) menyatakan bahwa model penelitian
tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan
penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi
perencanaan atau pelaksanaan observasi dan
refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan
dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan
dirasa sudah cukup.
Tempat penelitian adalah tempat yang
digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini bertempat di Man 2 Model Medan Tahun
pelajaran 2016/2017. Waktu berlangsungnya
penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Januari semester genap.
Menurut pengertiannya penelitian
tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang
terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran,
dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada
masyarakat yang bersangkutan (Arikunto,
Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik
utama dalam penelitian tindakan adalah adanya
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian
tindakan adalah satu strategi pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan nyata
dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut
dapat saling mendukung satu sama lain
(Usman, 2001 : 12). Sedangkan tujuan
penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus
memenuhi kriteria, yaitu benar-benar
nyata dan penting, menarik perhatian dan
mampu ditangani serta dalam jangkauan
kewenangan peneliti untuk melakukan
perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi
maupun pengamatan yang dilakukan tidak
boleh sampai mengganggu atau
menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus
efektif dan efisien, artinya terpilih dengan
tepat sasaran dan tidak memboroskan
waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas,
rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
tindakan dirumuskan dengan tegas
sehingga orang yang berminat terhadap
penelitian dapat mengecek setiap hipotesis
dan pembuktiannya.
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
120
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat
merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat
bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak
dapat berhenti tetapi menjadi tantangan
sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi,
2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam
Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk
spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi)..
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Penjelasan alur di atas adalah:
I. Siklus 1
a) Tahap Perencanaan
1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran
“menghindari perbuatan syirik”.
2) Guru menyiapkan latihan-latihan yang
harus dikerjakan secara kelompok dengan
tujuan agar siswa dapat memahami materi
dengan baik.
3) Guru menyiapkan soal kuis Siklus 1
pertemuan 1.
4) Guru menyiapkan lembar pengamatan
kooperatif untuk guru siklus 1 pertemuan
1.
Refleksi
Tindakan
/
Refleksi
Tindakan
/
Refleksi
Tindakan
/
Rencana
awal/ran
Rencana
yang
Rencana
yang
Putaran 1
Putaran 2
Putaran 3
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
121
5) Guru menyiapkan lembar observasi untuk
kegiatan siklus 1 pertemuan 1
b) Tahap Implementasi
Tahap implementasi yaitu
pelaksanaan RPP yang telah disiapkan pada
tahap perencanaan.
1) Guru membuka pelajaran dengan
mengabsen kehadiran siswa.
2) Guru menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran.
3) Guru memberikan motivasi dan
menjelaskan pentingnya materi tersebut
untuk memahami materi berikutnya dan
manfaatnya dalam kehidupan.
4) Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang terdiri dari 4 siswa
dalam satu kelompok dengan
kemampuan heterogen. Dalam satu
kelas terdapat 10 kelompok, pemberian
nama kelompok dilakukan oleh guru.
5) Guru membagikan card sort yang berisi
latihan soal yang harus dikerjakan secara
kelompok.
6) Guru berkeliling memantau kerja
masing-masing kelompok dan
mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
7) Ketua kelompok melaporkan hasil
diskusinya.
8) Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok
di depan kelas.
9) Guru membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
10) Guru meminta tanggapan dari kelompok
lain terhadap presentasi kelompok yang
maju.
11) Guru menganalisis hasil kerja tiap
kelompok.
12) Guru memberikan umpan balik kepada
siswa sebagai penguatan terhadap hasil
kerja kelompok.
13) Guru bersama siswa membahas hasil
presentasi.
14) Siswa kembali ke tempat duduk semula.
15) Guru memberikan soal kuis individu
untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diberikan.
16) Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya
17) Guru membimbing siswa untuk
merangkum materi.
18) Guru memberikan tugas rumah.
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
122
19) Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang hasil diskusinya baik,
teraktif, terkompak.
20) Guru menutup pelajaran.
c) Tahap Observasi
Observasi terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas
belajar siswa serta untuk mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang
dilaksanakan saat implementasi pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini, peneliti sebagai
pengajar dibantu oleh guru sebagai observer.
d) Tahap Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil
pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap
dalam siklus 1. Pada pertemuan 1 peneliti
belum melakukan tahapan refleksi karena
siklus 1 belum berakhir.
c) Tahap Observasi
Observasi terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas
belajar siswa serta untuk mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang
dilaksanakan saat implementasi pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini peneliti dibantu
observer.
d) Tahap Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil
pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap
dalam siklus 1. Refleksi dilaksanakan segera
setelah implementasi usai. Siklus berikutnya
dilaksanakan dengan tahapan yang sama
dengan siklus 1. Di mana perencanaan
pembelajaran dilakukan dengan
memperhatikan hasil refleksi siklus
sebelumnya. Kendala-kendala yang dihadapi
pada pelaksanaan siklus 1, diupayakan untuk
diantisipasi dalam penyusunan RPP Siklus 2.
II. Siklus 2 a) Tahap Perencanaan
1. Guru menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), materi pembelajaran
“akibat negatif perbuatan syirik”.
2. Guru menyiapkan card sort yang berisi
latihan soal yang dikerjakan secara
kelompok
3. Guru menyiapkan soal kuis individu
siklus 2 pertemuan 1.
4. Guru menyiapkan lembar pengamatan
kooperatif intuk guru. Siklus pertemuan 1.
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
123
5. Guru menyiapkan lembar observasi untuk
kegiatan siswa siklus 2 pertemuan 1.
b) Tahap Implementasi
Tahap implementasi yaitu pelaksanaan
RPP yang telah disiapkan pada tahap
peremcanaan.
1. Guru membuka pelajaran dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Guru mengingatkan siswa tentang
materi sebelumnya.
3. Guru memberikan motivasi pentingnya
materi yang dipelajari.
4. Guru menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran.
5. Guru memberikan contoh soal
kehidupan sehari-hari dengan cara tanya
jawab kepada siswa.
6. Guru meminta siswa menempatkan diri
secara berkelompok menurut
kelompoknya masing-masing.
7. Guru membimbing siswa melakukan
pembentukan kelompok secara efektif.
8. Guru membagikan card sort pada setiap
kelompok dan siswa mengerjakan
permasalahan tersebut menurut
kelompoknya masing-masing secara
diskusi.
9. Guru memberikan bimbingan pada siswa
yang sedang kesulitan.
10. Ketua kelompok melaporkan hasil
diskusi kelompoknya.
11. Guru meminta kepada beberapa
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi.
12. Guru meminta tanggapan dari
kelompok lainnya terhadap presentasi
kelompok tersebut.
13. Guru bersama siswa membahas hasil
presentasi.
14. Siswa kembali ke tempat duduk semula.
15. Guru memberikan soal kuis individu
siklus 2 petemuan 1.
16. Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya kemudian guru bersama
siswa membahas soal tersebut yang
dianggap sulit.
17. Siswa bersama guru merangkum tentang
materi yang dipelajari.
18. Guru membeikan Pekerjaan Rumah
(PR).
19. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang terkompak dan hasil
diskusinya baik.
20. Guru menutup pelajaran.
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
124
c) Tahap Observasi
Observasi terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa serta untuk mengetahui
kendala-kendala yang duhadapi dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang
dilaksanakan saat implementasi pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini peneliti sebagai
pengajar dibantu oleh guru sebagai observer.
d) Tahap Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil
pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap
dalam siklus 2. Pada pertemuan ini peneliti
belum melakukan tahapan refleksi karena
siklus 2 belum berakhir.
HASIL PENELITIAN
1. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan dalam 2
kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 11
Januari 2017 dan hari rabu, 18 Januari 2017
dengan masing- masing pertemuan
berlangsung selama 2 kali 40 menit.
Sedangkan tes siklus 1 dilaksanakan pada
hari Kamis, 19 Januari 2017 dengan waktu
40 menit . Subyek penelitian adalah kelas
X IPA 10 Man 2 Model Tahun Pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 40 siswa.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh
peneliti sendiri dengan bantuan guru lain
sebagai observer.
a) Pertemuan 1
Kegiatan belajar mengajar diawali
guru memberikan informasi tentang metode
pembelajaran yang akan digunakan yaitu
metode card sort. Guru membagi kelas
menjadi 10 kelompok. Dari 40 siswa, tiap
kelompok terdiri dari 4 siswa. Dan tiap
kelompok terdiri dari siswa yang
memiliki kemampuan heterogen. Guru
melakukan tahapan-tahapan yang ada
dalam pembelajaran kooperatif dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang sudah
dibuat dengan cukup baik. Hal ini dapat
diketahui dari skor rata-rata pengamatan
pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar
2,11. Namun pada pertemuan pertama ini
guru dalam memberikan penghargaan
kepada kelompok yang terbaik hasil
diskusinya kurang memberikan pujian yang
semangat karena guru hanya menyebutkan
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
125
nama kelompok yang hasil diskusinya baik.
Dalam pembelajaran ini guru cukup baik
dalam memberikan bimbingan terhadap
kerja kelompok. Terlihat dari 10 kelompok
yang ada, 7 kelompok dapat mengerjakan
benar semua dari soal yang diberikan.
Skor rata-rata hasil observasi
aktivitas siswa 2,0 dari skor rata-rata
maksimal 4 sehingga pembelajaran ini
sudah dikatakan cukup baik meskipun dari
hasil observasi terlihat partisipasi siswa
dalam aktivitas kelompok masih rendah.
Hal ini terjadi karena siswa masih dalam
tahap beradaptasi dengan anggota
kelompoknya. Dalam presentasi hasil
kelompok, terlihat siswa sangat antusias
sekali meskipun masih malu-malu dalam
mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
Dalam pembelajaran ini guru
memberikan soal kuis individu kepada
siswa untuk mengevaluasi kemampuan
siswa dalam menerima materi yang
diajarkan.Nilai perkembangan individu
dan nilai perkembangan kelompok dapat
diketahui dari hasil nilai kuis individu yang
diberikan dengan skor awal diambil dari
nilai mid semester tiap anggota kelompok.
Terdapat 4 kelompok dengan kriteria good
team, 6 kelompok kriteria great team, dan
tidak ada kelompok yang berkriteria super
team.
b) Pertemuan 2
Kegiatan belajar mengajar pada
pertemuan 2 tetap dilakukan peneliti
dengan bimbingan dari salah satu guru mata
pelajaran akidah akhlak yang ada
disekolah itu. Dalam pembelajaran ini
sperti biasa, setelah guru malakukan
langkah-langkah kegiatan pendahuluan
yang ada dalam rencana pembelajaran, guru
menyampaikan materi dan Tanya jawab
pada siswa dan meminta siswa
berkelompok menurut kelompoknya yang
sudah diterapkan pada pertemuan pertama.
Dalam pembelajaran kooperatif ini guru
sudah baik dalam melakukan tahapan-
tahapan pembelajaran. Hal ini dapat
diketahui dari skor rata-rata pengamatan
pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
126
2.88, sehingga diperoleh skor rata-rata
pengamatan pembelajaran kooperatif untuk
guru pada siklus 1 sebesar 2,5. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif yang dilakukan oleh guru pada
siklus 1 berjalan cukup baik. Dalam
pertemuan 2 ini, guru sangat baik dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal
ini terlihat dari pemberian skor guru
pengamat dengan skor tertinggi yaitu 4.
Bimbingan guru cukup merata dalam
proses kerja kelompok, terlihat dari 10
kelompok yang ada, 8 kelompok dapat
mengerjakan dengan benar dari seluruh soal
yang diberikan.
Skor rata-rata hasil observasi
aktivitas siswa sebesar 2,57, dari skor rata-
rata maksimal 4, sehingga pembelajaran ini
sudah dikatakan baik. Setiap anggota
kelompok sudah dapat beradaptasi dengan
angota kelompoknya. Masing-masing
kegiatan diskusi kelompok berjalan baik,
sebagian besar anggota kelompok mau
untuk berdiskusi di dalam kelompknya
untuk menyelesaikan permasalahan
kelompoknya. Tetapi masih terdapat
sebagian anggota kelompok yang
menyelesaikan permasalahan kelompok
secara indivdu. Secara keseluruhan,
pembelajaran metode card sort pada siklus
1 berjalan cukup baik dengan skor rata-rata
pada lembar observasi siswa terlihat
sebesar 2,29.
Nilai perkembangan individu dan
nilai perkembangan kelompok dapat
diketahui dari hasil nilai soal kuis yang
diberikan. Skor awal diambil dari nilai skor
perkembangan pada pertemuan 1 tiap
anggota kelompok. Dari hitungan terdapat
6 kelompok kriteria good team, 2 kelompok
great team, dan dua kelompok tidak
mendapat kriteria yaitu kelompok 6 dan
kelompok 7.
Hasil belajar siswa pada siklus 1
diperoleh setelah siswa mengerjakan tes
siklus 1 pada hari kamis, 19 januari 2017.
Jumlah siswa yang mendapat nilai minimal
75 pada dengan persentase 80%.
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
127
2. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan setelah
refleksi siklus 1 dilaksanakan. Dari refleksi
yang dilakukan pada siklus 1 diketahui
jumlah siswa yang mendapat nilai minimal
75 belum semua aspek menunjukkan 85% .
Demikian juga guru belum dapat mengelola
pembelajaran dengan baik dan juga hasil
observasi aktivitas siswa dalam kelas
terlihat masih cukup baik. Siklus 2
dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada
hari rabu, 25 januari 2017 dan rabu, 01
februari 2017, dengan masing-masing
pertemuan berlangsung 2 kali 40 menit.
Subyek peneliti adalah kelas X IPA 10 Man
2 Model Medan tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 40 siswa.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh
peneliti dengan bantuan guru lain sebagai
observer.
a) Pertemuan 1
Kegiatan belajar mengajar
dilakukan guru dengan meggunakan
pembelajaran metode card sort. Guru
membagi kelas menjadi 10 kelompok dari
40 siswa, yang terdiri dari 4 siswa setiap
kelompoknya. Anggota tiap kelompok tetap
seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru
melakukan tahapan-tahapan yang ada
dalam pembelajaran kooperatif dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang sudah
dibuat dengan baik. Hal ini dapat diketahui
dari skor rata-rata pengamatan
pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar
2,88 Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai,
memotivasi belajar siswa agar. siswa giat
mengikuti kegiatan pembelajaran dan
memberikan bimbingan kepada siswa
dengan merata. Hal ini dapat terlihat dari
soal yang diberikan, dalam kelompok
terdapat 5 kelompok dapat menyelesaikan
soal benar semua, sedang 5 kelompok yang
lain adalah salah satu. Dalam
mempresentasikan hasil kelompok, guru
memberikan kesempatan kepada masing-
masing kelompok, terutama pada kelompok
yang belum pernah mempresentasikan
hasil diskusinya. Penghargaan kelompok
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
128
diberikan pada kelompok yang hasil
diskusinya baik, terkompak, dan teraktif.
Skor rata-rata hasil observasi
aktivitas siswa sebesar 2,85 dari skor rata-
rata maksimal 4, sehingga pembelajaran
berjalan baik. Setiap anggota kelompok
mau melakukan diskusi kelompok dan
partisipasi siswa menjawab pertanyaan
dalam diskusi kelompok baik. Meskipun
masih ada beberapa siswa yang kurang
bertanggung jawab dalam tugas
kelompoknya karena ia mengerjakan secara
individu. Sedangkan keaktifan siswa dalam
menyampaikan pertanyaan mengenai
materi yang dibahas cukup baik. Kebenaran
jawaban siswa dalam diskusi kelompok
juga baik, hal ini terlihat dari skor
kebenaran jawaban siswa dengan materi
yang dibahas dalam diskusi diberi skor 3.
Kuis dilaksanakan untuk
mengetahui kemampuan siswa memahami
materi yang telah diajarkan. Nilai kuis
pertemuan siklus 2 dijadikan skor
perkembangan dan nilai kelompok.
Sedangkan nilai awal diambil dari skor
perkembangan pada pertemuan 2 siklus 1.
Dari hasil perhitungan terdapat 6 kelompok
berkriteria good team,3 kelompok great
team, dan ada 1 kelompok yang tidak
mendapat kriteria yaitu kelompok 8 yang
salah satu anggota kelompoknya tidak hadir
karena sakit.
b) Pertemuan 2
Pada pertemuan ini guru tetap
menggunakan pembelajaran metode card
sort dengan membagi kelas menjadi 10
kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap
kelompok. Guru melaksanakan tahapan-
tahapan pembelajaran kooperatif dengan
baik. Hal ini dapat diketahui dari skor
rata-rata pengamatan pembelajaran
kooperatif untuk guru sebesar 3,11. Guru
menyampaikan semua tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dengan sangat baik,
memberi motivasi belajar siswa dengan
baik, dan membimbing siswa dalam
kelompok dengan baik. Meskipun dari
hasil diskusi yang diberikan kelompok
hanya ada 1 kelompok yang dapat
mengerjakan semua soal benar dari soal
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
129
yang diberikan dalam kelompok.
Sedangkan kelompok yang lainnya ada
kesalahan sedikit pada kekurang telitian
dalam mengerjakan. Guru memberikan
kesempatan masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja mereka
dengan baik. Demikian juga guru dalam
memberikan pujian terhadap kelompok
yang hasil diskusinya baik. Skor rata-rata
pengamatan pembelajaran kooperatif untuk
guru pada siklus 2 adalah 3,0. Jadi,
pembelajaran pada siklus 2 berjalan dengan
baik. Skor rata-rata hasil observasi siswa
pada pembelajaran kooperatif pada
pertemuan 2 ini sebesar 3,14 dari rata-rata
maksimal 4. Sehingga pembelajaran
berjalan dengan baik. Kegiatan diskusi
kelompok berlangsung sangat baik karena
setiap anggota kelompok mau terlibat
menyelesaikan soal yang diberikan dalam
kelompok. Demikian juga partisipasi siswa
dalam memecahkan masalah kelompok,
mengerjakan, dan keaktifan
menyampaikan materi yang dibahas dalam
kelompok baik. Hal ini terlihat dari hasil
observasi siswa diberikan skor 3,
sedangkan untuk kebenaran jawaban
siswa dengan materi yang dibahas dalam
diskusi siswa cukup baik. Secara
keselurahan pembelajaran metode card sort
pada siklus 2 untuk siswa berjalan baik
dengan skor rata-rata pada observasi siswa
adalah 2,98.
Soal kuis diberikan untuk
mengetahui pemahaman siswa. Hasil nilai
kuis dipergunakan sebagai skor
perkembangan, dan skor awal diambil dari
skor perkembangan pada pertemuan 1
siklus 2. Dari hasil hitungan, terdapat 3
kelompok berkriteria good team, 6
kelompok berkriteria great team, dan 1
kelompok berkriteria super team.
Hasil belajar siswa pada siklus 2
diperoleh setelah siswa mengerjakan tes
siklus 2 pada hari kamis, 02 Februari
2017. Jumlah siswa yang mendapat nilai
minimal 75 adalah 87%.
Refleksi dilakukan setelah
pelaksanaan siklus 2 berakhir. Dari hasil
refleksi yang dilakukan, diperoleh jumlah
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
130
siswa yang mendapatkan nilai minimal 75
sudah menunjukkan lebih dari 85% dari
setiap aspek. Dalam pembelajaran guru
sudah melaksanakan tahapan-tahapan
pembelajaran kooperatif dengan baik.
Demikian juga dari hasil observasi
keaktifan siswa dalam kelas juga sudah
baik, sehingga peneliti tidak perlu
melaksanakan siklus 3. Karena pada siklus
2 indikator kinerja peneliti sudah tercapai.
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian
tindakan kelas didasarkan atas hasil
penelitian dan catatan penelitian selama
melakukan penelitian. Pelaksanaan
pembelajaran metode card sort pada siklus
1 cukup baik dengan skor 2,5 dari maksimal
4. Namun terdapat beberapa hal yang perlu
diperbaiki dalam siklus 1 ini yaitu
bimbingan guru dan pujian yang semangat
kepada kelompok yang hasil diskusinya
baik, terkompak, dan teraktif.
Pengelolaan waktu di dalam kelas
oleh guru pada siklus 1 sudah cukup baik,
hal ini terlihat dari pembelajaran yang
sudah dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang dibuat guru. Jadi, guru
sudah bisa mengetahui kemampuan siswa
terhadap materi yang diberikan karena guru
sempat memberikan soal kuis individu
kepada siswa.
Menurut peneliti, aktivitas siswa
pada siklus 1 sudah cukup baik dengan skor
rata-rata observasi siswa 2,29 dari skor
maksimal 4. Meskipun metode
pembelajaran card sort ini baru pertama kali
dilakukan, akan tetapi keaktifan siswa
sudah kelihatan tumbuh karena siswa tidak
merasa jenuh dan bisa berkomunikasi
dengan teman pada saat pembelajran.
Dalam mempresentasikan hasil diskusi,
siswa agak malu-malu, akan tetapi dengan
bimbingan guru akhirnya terbiasa.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal dalam diskusi cukup baik.
Terlihat dari hasil diskusi, hampir semua
jawaban dari soal yang diberikan benar
semua, hasil nilai kuis yang dicapai
digunakan sebagai skor perkembangan
yang disumbangkan dalam kelompok. Dari
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
131
hasil ini, hampir semua kelompok
mendapat kriteria good team atau great
team. Meskipun ada dua kelompok yang
pada pertemuan 2 siklus 1 belum mendapat
kriteria yaitu kelompok 6 dan kelompok 7 .
Gambar 2. Ketuntasan Klasikal Siklus 1 dan
siklus 2
Hasil belajar siswa pada siklus 1,
diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai
minimal 75 adalah 80%. Sedangkan pada
pembelajaran guru dan observasi keaktifan
siswa masih cukup baik, sehingga peneliti
masih perlu mengadakan siklus 2 karena
indikator kinerja peneliti belum tercapai.
Pelaksanaan pembelajaran
metode card sort pada siklus 2 sudah baik
dengan skor sebesar 3,0 dari skor maksimal
4. Guru sudah mampu memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus 1.
Bimbingan guru kepada siswa sudah
merata, dan pujian terhadap kelompok yang
hasil diskusinya baik juga sudah diberikan
dengan semangat.
Pengelolaan waktu oleh guru pada
pembelajaran bsiklus 2 sudah baik.
Kesempatan presentasi yang diberikan
oleh guru sudah cukup banyak Ada 5
kelompok yang mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya tanpa rasa malu-malu
lagi.
Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan
dalam diskusi sudah baik, hanya kebenaran
jawaban yang diberikan masih cukup baik.
Hal ini dikarenakan siswa masih perlu
penjelasan lagi dari guru mengenai materi
menghindari perbuatan syirik. Setelah
presentasi hasil diskusi kelompok, guru
membahas kembali mengenai soal-soal
yang terkait dalam diskusi.
Keaktifan siswa pada pembelajaran
card sort pada siklus ini tampak sudah aktif,
terlihat dari skor rata-rata pada observasi
siswa 3,14 dari skor maksimal 4. Kegiatan
76%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan Klasikal SIswa KelasX IPA 10
Siklus 1 Siklus 2
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
132
2,292,98
2,53
0
2
4
Siklus 1 Siklus 2
Observasi KEaktifan siswa dan kegiatan guru
Observasi Keaktifan Siswa
Observasi Pembelajaran oleh guru
diskusi kelompok berlangsung dengan
baik. Setiap anggota kelompok berperan
aktif dalam kegiatan kelompoknya. Hampir
seluruh kelompok mampu menyelesaikan
permasalahan kelompoknya dengan tepat
waktu, meskipun tidak semua jawaban
benar.
Sk or perkembangan pada siklus 2
dapat dilihat dari hasil nilai kuis individu
yang diberikan guru. Hasil nilai kuis
sebagai skor perkembangan dalam
kelompok. Pada pertemuan 2 siklus 2
semua kelompok mendapat kriteria semua,
tercatat dari 10 kelompok yang ada, 3
kelompok good team, 6 kelompok great
team, dan 1 kelompok super team yang
dicapai kelompok 3.
Gambar 3. Observasi Keaktifan siswa dan
kegiatan guru
Hasil belajar yang diperoleh pada
siklus 2 sudah baik. Jumlah siswa yang
mendapat nilai minimal 75 naik 7 % dari
hasil siklus 1. Keaktifan Siswa juga
meningkat dari rata-rata skor 2,29 menjadi
2,98 pada siklus 2 , sedangkan
pembelajaran kooperatif guru naik dari 2,5
menjadi 3,0 pada siklus 2.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diperoleh simpulan sebagai
berikut.
1. Pembelajaran akidah akhlah dengan
menerapkan metode card sort yang
telah dilaksanakan di kelas X IPA 10
MAN 2 Model Medan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
ini terlihat dari jumlah siswa yang
mendapat nilai minimal 75 pada siklus
1 sebesar 80%. Sedangkan pada hasil
belajar siswa pada siklus 2 sebesar
87%.
2. Aktivitas belajar siswa pada saat
diterapkan metode card sort pada
siklus 1 yaitu cukup baik yaitu dengan
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
133
skor 2,29. Dan pada siklus 2 mendapat
skor 2,98. Dengan tingkat aktivitasnya
baik. Sedangkan pengamatan
pelaksanaan pembelajaran kooperatif
guru pada siklus 1 dan siklus 2
mendapat skor 2,5 dan 3,0 dengan
predikat baik. Dengan demikian dalam
pembelajaran dengan menggunakan
metode card sort untuk guru baik dan
untuk siswa juga baik (ada peningkatan
aktivitas dalam belajar).
SARAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh
dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar akidah akhlak lebih efektif dan
lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut:
1. Untuk melaksanakan metode card sort
memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan
pembelajaran metode card sort dalam
proses belajar mengajar sehingga
diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai
metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya
dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan,
3. Perlu adanya penelitian yang lebih
lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di kelas X IPA 10 Man 2
model tahun pelajaran 2016/2017
Untuk penelitian yang serupa
hendaknya dilakukan perbaikan-
perbaikan agar diperoleh hasil yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algesindon
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Azhar, Muhammad. 2004. Proses Belajar
Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 115-134
134
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
Cipta
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar
dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Nur, Moh. 2002. Pemotivasian Siswa
untuk Belajar. Surabaya: University
Press.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian
Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
.