Upload
lambao
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
H A N D A Y U U N T A R I
PENYAKIT PARASITER
- TREMATODE -
TREMATODA
Morfologi umum cacing penyebab : Pipih bilateral, seperti daun
Hermaphrodit
Tidak bersegmen
Saluran pencernaan tdk sempurna
Oral & Ventral sucker
Telur beroperculum
Operculum
Common Trematodes Life Cycle
Telur cacing
Mirasidium
Sporokista
Redia
Cercaria
Metacercaria
Fasciola hepatica
Predileksi : saluran empedu pada Liver/ Hepar
Host : ruminansia, gajah, kuda, babi, anjing,kucing,
Morfologi :
Fasciola hepatica
Kerugian :
Produktivitas menurun
Harga jual turun
Kematian
Cara Penularan :
Tertelannya metaserkaria
Melalui inang antara Lymnea sp.
Fasciola hepatica
Patogenesa :
Migrasi cacing muda hemoragi, fibrosis, anemia
Cacing dewasa pada bile duct proliferasi epitel bile duct, cholangitis, nekrosis, fibrosis kalsifikasi teraba berpasir
Keluarnya cairan jaringan edema, ascites
Fasciola hepatica
Gejala klinis :
1. Akut (ingesti metacercaria dlm jumlah banyak pd 1 waktu)
- Penurunan BB - rasa sakit pada
abdomen - Anemia - Ascites - Kematian mendadak
2. Subakut - Nafsu mkan turun - BB turun - Anemia haemorrhagic - Kerusakan hepar - Kematian dlm 4-8
minggu
3. Kronis
- Penurunan BB
- Produksi susu turun
- Anemia
- Edema submandibula
- Ascites
Paramphistomiasis
Causa : Cotylophoron cotylophorum, Paramphistomum cervii, Gastrothylax crumenifer, Gigantocotyle explanatum
Predileksi : rumen, retikulum
Host : ruminansia
Paramphistomiasis
Patogenesa :
- Tdk patogen kecuali dalam jumlah banyak
- Nekrosis dan hemoragi
PA : radang kataralis dan haemoragik, kerusakan kelenjar intestinal, degenerasi Lgl.
Paramphistomiasis
Schistosomiasis (Bilharziasis)
Causa : S. japonicum, S.mansoni, S. curassoni, S. bovis, S. mattheei, S. leiperi, S. indicum, S. incognitum, S. spindale, S. rhodhaini, S. margrebowiei
Morfologi : Cacing betina lebih panjang dari jantan
Dioescious jenis kelamin terpisah (selalu dlm keadaan kopulasi)
Jantan memiliki celah perut (canal gyneacophore/ventral groove)
Schistosomiasis (Bilharziasis)
Lanjutan morfologi :
Betina silindrik
Telur berbentuk ovoid yang dilengkapi spina
Cacing betina oral sucker dan ventral sucker
Vulva cacing betina posterior
Schistosomiasis (Bilharziasis)
SERKARIA
• Furkoserkaria • Schistosomule
DEWASA
• Hidup berpasangan pada vena
TELUR
• Bersama feces
MIRASIDIUM
• Oncomelania sp.
SPOROKISTA
• Primer-sekunder • Hepatopankreas
Schistosomiasis (Bilharziasis)
Habitat : vena porta dan vena messeterica
Host : manusia, anjing, kucing, sapi, kambing, babi, dan tikus
Endemik : China, Jepang, Korea, Taiwan, Sulawesi
Schistosomiasis (Bilharziasis)
Patogenesa : Pruritus bekas masuknya serkaria
Ptechiae pada organ yang terkena
Oedema subcutan
Hati membengkak dan nyeri
Abdominal pain, demam, malaise,
diare
Paragonomiasis
Causa : Paragonimus westermanii (manusia, felidae, canidae)
Paragonimus kellicoti (felidae, canidae, tikus besar, babi, cerpelai)
Paragonimus iloktsuenensis (tikus)
Paragonimus ohirai (tikus dan anjing)
Paragonomiasis
Habitat : paru-paru (jaringan peribronkhioli) kista
Morfologi : Sperti biji kopi (dorsal cembung, ventral datar)
Duri halus di seluruh permukaan tubuh
Telur beroperkulum berwarna coklat keabu-abuan
Telur dikeluarkan belum berembrio
Paragonomiasis
TELUR
• Sputum/feces • Berkembang pada tmpt
berair
MIRASIDIUM
• Siput (inang antara I) • Migrasi ke jar. limfa, otot, atau
bronkhi
SPOROKISTA
REDIA SERKARIA
• Crustacea (inang antara II)
METASERKARIA
CACING MUDA
• Migrasi (e. koleganse & diastase proteolitik)
CACING DEWASA
Paragonomiasis
Patogenesa : Migrasi cacing muda kista jaringan emboli, mikroinfark,
dan nekrosis parenkhim paru2
Pengeluaran telur iritasi pada parenkhim granuloma pseudotuberculosa
Hiperplasia sel-sel epitel bronkhioli batuk
Paragonomiasis
Gejala Klinis : Batuk kering sputum bergaris darah, coklat karat
Rasa sakit pada paru2 dan demam ringan
Rasa sakit pada bagian terbentuknya kista
Epilepsi, paresis, gangguan visual otak
Diagnosa : Telur pada sputum atau feces
CFT, reaksi intradermal