Upload
gennapramanugroho
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
1/12
TUGAS ILMU KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN
PENYAKIT REPRODUKSI PADA SAPI
NAMA : GENNA PRAMA NUGROHO
NIM : O111 13 512
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
2/12
Ga!a" #"$a% "&'"#()*+, 'a(a +a',
PENYAKIT REPRODUKSI SAPI
I%-&*+, O"$a% R&'"#()*+,
1. I%-&*+, %#% +'&+,-,*
Yang termasuk dalam infeksi non spesifik diantaranya:
a. E%(#&/",/,+ "a(a%$ )/&")+1
Merupakan peradangan pada endometrium (dinding rahim). Uterus (rahim) sapi
biasanya terkontaminasi dengan berbagai mikroorganisme (bakteri) selama
masa puerpurium (masa nifas). Gejalanya meliputi : leleran berwarna jernih
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
3/12
keputihan sampai purulen (kekuningan) yang berlebihan, uterus mengalami
pembesaran (peningkatan ukuran). Penderita bisa nampak sehat, walaupun
dengan leleran ula purulen dan dalam uterusnya tertimbun !airan. Pengaruh
endometritis terhadap fertilitas (pembuahan) adalah dalam jangka pendek,
menurunkan kesuburan, Calving Interval dan "#$ naik, sedangkan jangka
panjang menyebabkan sterilitas (kemajiran) karena terjadi perubahan saluran
reproduksi. %aktor predisposisi (pendukung) terjadinya endometritis adalah
distokia, retensi plasenta, musim, kelahiran kembar, infeksi bakteri serta
penyakit metabolit.
Penanganannya dengan injeksi antibiotik, #"#% 0PGF231 dan irigasi#
pemasukan antiseptik intra uterina.
!. P,#&/"a "a(a%$ )/&")+ !&"%a%a1
Merupakan pengumpulan sejumlah eksudat purulen dalam lumen uterus(rongga rahim) dan adanya korpus luteum persisten pada salah satu
ovariumnya. Korpus luteum mengalami persistensi mungkin karena
adanya isi uterus abnormal, menyebabkan hambatan pelepasan prostaglandin
dari endometrium atau menahan prostaglandin dalam lumen uterus. Gejala yang
timbul meliputi : leleran agina purulen (kekuningan), sapi anestrus.
Penanganan medisnya yaitu dengan kombinasi pemberian antibiotik dan
hormon prostaglandin.
4. Va$,%,/,+Merupakan peradangan pada agina, biasanya sebagai penjalaran dari metritis
dan pneumovagina atau dapat disebabkan oleh tindakan penanganan masalah
reproduksi yang tidak tepat seperti tarikan paksa# fetotomi. Penyebab
aginitis diantaranya irus &'&P* dan penyakit + penyakit kelamin. anda
tanda aginitis berariasi, mulai dari leleran lendir keruh dan hiperemia mukosa
(mukosa kemerahan) agina sampai nekrosis mukosa (kematian jaringan
mukosa) agina disertai pengejanan terus + menerus dan septikemia.
Penanganan kasus aginitis ini ditujukan untuk menghilangkan iritasi,
menghentikan pengejanan dengan anastesi epidural , koreksi operatif dari
defek vulva dan urovagina serta pengobatan antibiotik sistemik.
2. I%-&*+, S'&+,-,*
&nfeksi yang bersifat spesifik,diantaranya :
2.1. Ba*/&",a5
a. Brucellosis
Penyebab bru!ellosis pada sapi adalah Brucella abortus sedangkan pada
kambing# domba adalah Brucella melitensis. 'ersifat -oonosis dan
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
4/12
menyebabkan demam undulan pada manusia bila mengkonsumsi susu yang
ter!emar B.abortus. 'ru!ellosis dapat menular melalui eksudat (lendir) alat
kelamin, selaput lendir mata, makanan dan air yang ter!emar ataupun
melalui &' dari semen yang terinfeksi. Gejala yang nampak biasanya sapi
bunting mengalami abortus pada / bulan kebuntingan0 selaput fetus yang
diaborsikan terlihat oedema, hemorhagi, nekrotik dan adanya eksudat
kental serta adanya retensi plasenta, metritis dan keluar kotoran dari agina.
Penanggulangan dan pen!egahan bru!ellosis diataranya dengan :
• "anitasi dan kebersihan harus terpelihara
• *aksinasi strain 1/ usia 2 + 3 bulan
• Pemberian antiseptik dan antibiotika pada hewan yang sakit
• Penyingkiran reaktor (sapi terinfeksi sebagai sumber infeksi)
• "api yang terinfeksi diisolasi# dijual# dipotong.
• %etus dan plasenta yang digugurkan dibakar kemudian
dikubur.
• 4ewan baru dikarantina, diperiksa dan diuji.
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
5/12
Ga!a" 1. *aksinasi bru!ellosis pada sapi
b. Leptospirosis
Penyebabnya yaitu Leptospira pomona, Leptospira gripothyposa, Leptospira
conicola, Leptospira hardjo. $ara penularannya melalui kulit terbuka# selaput
lendir (mulut, pharyn, hidung, mata) karena kontak dengan makanan dan
minuman yang ter!emar. Gejala yang nampak diantaranya : anoreksia (tidak
mau makan), produksi susu turun, abortus pada pertengahan
kebuntingan dan biasanya terjadi retensi plasenta, metritis dan infertilitas.
Pengendalian kejadian leptospirosis meliputi sanitasi yang baik, isolasi
hewan yang sakit serta hindari pakan dan minuman dari pen!emaran,
aksinasi dengan serotipe (jenis) leptospira yang ada di daerah tersebut.
Pengobatan dengan antibiotika dosis tinggi, 2 juta &5 peni!illin dan 6 gr
streptomy!in (78 sehari).
c. Vibriosis
Penyebabnya adalah !ibrio fetus veneralis atau Campylobacter foetus
veneralis. 9apat menular melalui perkawinan dengan pejantan ter!emar.
Gejala yang timbul diataranya : endometritis dan kadang + kadang salpingitis
dengan leleran mukopurulen, siklus estrus diperpanjang 27 hari,
kematian embrio, abortus pada trisemester 7 kebuntingan dan terjadinya
infertilitas karena kematian embrio dini. Pengendaliannya yaitu dengan
!ara &' dengan semen sehat, istirahat kelamin selama 2 bulan pada
hewan yang terinfeksi, aksinasi dengan bakterin 2;/; hari sebelum
dikawinkan atau setiap tahun. Pengobatan dengan infuse
(pemasukan) antibiotika spektrum luas se!ara intra uterin, injeksi pejantan
dengan dihydrostreptomisin dosis 77 mg#kg '' se!ara subkutan (di bawah
kulit).
d. TuberkulosisPenyebabnya adalah "ycobacterium bovis. 9apat menular melalui ekskresi,
sputum (riak), feses, susu, urin, semen, traktus genitalis (saluran kelamin),
pernafasan, ingesti dan perkawinan dengan hewan yang sakit. Gejala yang
nampak diataranya : abortus, retensi plasenta, lesi uterus bilateral,
salpingitis dan adhesi (perlekatan) antara uterus.
Penanganan dan pen!egahan diantaranya dengan sanitasi kandang dan
lingkungan, pengobatan dengan antibiotika, isolasi hewan yang terinfeksi
dan aksinasi.
2.2. V,"a5
a. IBR IPV
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
6/12
Penyebabnya adalah irus herpes dengan tingkat kematian prenatal dan
neonatal !ukup tinggi. Penularan dapat melalui air, pakan, kontak langsung
maupun tidak langsung. Gejala yang nampak dalam berbagai bentuk,
yaitu:
•
espiratorik bagian atas (demam, anoreia, depresi, leleranhidung, nodula# bungkulbungkul pada hidung, pharyn,
trachea, batuk, penurunan produksi susu).
•
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
7/12
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika. "edangkan
pengendaliannya dapat dilakukan dengan isolasi# karantina hewan yang sakit,
aksinasi, sanitasi dan desinfeksi kandang.
2.3. P"#/#7#a
a. T",*##%,a+,+
Penyebabnya &richomonas, merupakan penyakit kelamin menular pada sapi
yang fetus ditandai dengan penurunan kesuburan ("#$ tinggi), abortus
dini (= bulan kebuntingan#trisemester pertama kebuntingan). Penularan
dengan kawin alam maupun dengan &'. Pengendaliannya dengan:
!. T#9#'5a+#+,+
Penyebabnya &ooplasma gondii, bersifat -oonosis sehingga dapat
menyerang manusia. Gejala yang nampak diataranya: demam, gangguan
nafas dan syaraf, abortus, prematur maupun lahir lemah. Penularan
melalui pakan# minum yang ter!emar dengan ookista.
Pengobatan dengan antibiotika, kombinasi antara preparat sulfa (sulfadia-in)
dan pyrimethamine. Pen!egahan dengan menjaga sanitasi dan desinfeksi
kandang serta lingkungannya.
2.. Ja)"
Penyebab utama abortus adalah $spergillus fumigatus. "elain itu juga bisa
disebabkan oleh "ucorales. erdapat dua jalur utama penularan, 1). melalui
inhalasi, masuk paru dan mengikuti aliran darah sampai ke plasenta dan
menyebabkan abortus. 7). Melalui ingesti, menyebabkan radang pada
rumen, mengikuti aliran darah menuju plasenta dan menimbulkan keradangan
sehingga terjadilah abortus. Gejala yang nampak diantaranya : abortus
pada 63 bulan kebuntingan, fetus mengalami autolisis# lahir lemah,
membran fetus (bengkak, nekrotik , lesi plasentoma, kotiledon dan karuncula
bengkak, oedem dan nekrotik ).
• &' dengan pejantan sehat
•
&stirahat kelamin
• Pemberian antibiotik intra uterin pada betina terinfeksi.
• Pemberian estrogen# PG%7>
• Pejantan kronis diberi booflain#
metronida-ole atau dieliminasi.
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
8/12
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan preparat
antijamur dan perbaikan manajemen se!ara keseluruhan meliputi perbaikan
pakan dan manajemen kesehatan yang baik meliputi sapi, kandang dan
lingkungannya.
"elain gangguan reproduksi yang disebabkan oleh keempat faktor tersebut,
berikut kondisi patologis yang berhubungan dengan masalah reproduksi:
2.5. P"#a'+ Va$,%a ;&"8,* 0(#!#5&%1
Merupakan pembalikan uterus, agina dan serik, menggantung keluar
melalui ula. Penyebabnya adalah hewan selalu dikandangkan, tingginya
estrogen, tekanan intra abdominal saat berbaring maupun genetik. Pada
keadaan prolaps partial , organ masuk ke saluran reproduksi seperti
semula saat berdiri namun bila terjadi se!ara total maka organ
akan tetap menggantung keluar meskipun dalam keadaan berdiri (Gambar
7).
Penanggulangan se!ara teknis yaitu dengan ditempatkan di kandang dengan
kemiringan 6 +16 !m lebih tinggi di bagian belakang. "e!ara medis dapat
dilakukan dengan reposisi ke posisi semula, irigasi (pemasukan
dilanjutkan dengan pengeluaran) antiseptik (poidon iodine) dan injeksi
dengan antibiotika spektrum luas (o8ytetra!y!line).
2.6. D,+/#*,a
Merupakan suatu kondisi stadium pertama kelahiran (dilatasi !erik) dan
kedua (pengeluaran fetus) lebih lama dan menjadi sulit dan tidak mungkin
lagi bagi induk untuk mengeluarkan fetus. "ebab +sebab distokia diantaranya
herediter, gi-i, tatalaksana, infeksi, traumatik dan berbagai sebab lain.
Penanganan yang dapat dilakukan diantaranya:
a. Mutasi, mengembalikan presentasi, posisi dan postur fetus agar
normal dengan !ara di dorong (ekspulsi), diputar (rotasi) dan ditarik
(retraksi).
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
9/12
b. Penarikan paksa, apabila uterus lemah dan janin tidak ikut
menstimulir perejanan.
!. Pemotongan janin ( 'etotomi), apabila presentasi, posisi dan postur
janin yang abnormal tidak bisa diatasi dengan mutasi# penarikan
paksa dan keselamatan induk yang diutamakan.
d. ?perasi "e!ar ((ectio Caesaria), merupakan alternatif terakhir apabila
semua !ara tidak berhasil. ?perasi ini dilakukan dengan
pembedahan perut (laparotomy) dengan alat dan kondisi yang
steril.
Ga!a" 3. 'erbagai Ma!am 9istokia (oelihere, 1/@3)
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
10/12
Ga!a" . Penanganan distokia dengan tarik paksa
2.
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
11/12
fetus, terjatuh dan selalu dikandangkan, tonus uterus (kekuatan rahim)
menurun, gerakan fetus yang berlebihan dan karena struktur anatomi
(sebagai faktor predisposisi* pendukung). Gejala yang nampak adalah
hewan terlihat tidak tenang, menendangnendang perut, mengejan,
pulsus dan frekuensi nafas meningkat, terjadi obstruksi suplai darah ke
uterus yang berujung pada kematian fetus.
Penanganan teknis yang bisa dilakukan diantaranya dengan
penggulingan dengan atau tanpa fiksasi se!ara !epat ke arah yang
berlawanan dengan arah torsi atau dengan operasi seksio sesaria.
2.>. Ma+&"a+, F&/)+ ?a%,% &!)!)"1
Merupakan suatu kondisi fetus terendam sekian lama dalam !airan
amnion dan adanya infeksi bakteri maka tubuh fetus menjadi han!ur seperti
bubur dan keluar lewat ula dan yang tertinggal di dalam uterus hanya
tulang + tulang fetus. Penyebab utamanya adalah bakteri &richomonas fetus
dan juga dapat disebabkan oleh jamur. Gejala yang timbul diantaranya :
leleran nanah dari ula yang berbau busuk, hewan selalu mengejan,
suhu tubuh naik (kejadian akut), nafas frekuen (terengahengah), anoreia,
penurunan produksi susu dan se!ara perrektal teraba adanya tulang, !airan
dan penebalan uterus.
Penanganan yang dapat dilakukan dengan mengeluarkan tulang fetus (sulit
dan mahal), pengeluaran nanah dengan hormon PG%7># estrogen atau
dengan pertimbangan ekonomis hewan dijual# dipotong.
2.10. M),- ,*a+, -&/)+ ?a%,% &%$&"a+1
Merupakan suatu kondisi fetus dalam uterus mati tanpa disertai pen!emaran
mikroorganisme, terjadi penyerapan oleh uterus sehingga fetus menjadi
kering dan keras. "ummifikasi fetus dapat disebabkan oleh pelilitan tali
pusat, penyempitan tali pusat, torsi uteri maupun karena kelainan genetik.
Gejala yang dapat diidentifikasi adalah adanya fetus yang mengeras# membatu
jika diraba se!ara perrektal, sapi anestrus, mengejan terus + menerus,
sulit defekasi dan anoreia.
erapi yang dapat dilakukan yaitu dengan injeksi stilbestrol se!ara
intramus!ular dengan dosis 6;@; mg atau dengan injeksi PG%7>.
2.11. H&"%,a U/&",%a
8/17/2019 Penyakit Reproduksi Sapi
12/12
Merupakan suatu keadaan pada induk sapi yang sedang bunting, dengan
uterus dan atau bersama fetus masuk ke dalam rongga hernia. Penyebabnya
adalah sobeknya lapisan peritoneum dan otot abdomen karena trauma, atau
bisa juga disebabkan karena fetus besar# kembar. Gejala yang tampak berupa
pembengkakan di bawah perut, semakin lama semakin besar dan apabila
dipalpasi teraba ada fetus# gerakan fetus. Penanganan yang bisa dilakukan:
a. Apabila kelahiran masih lama maka bisa diatasi dengan penahanan
hernia dengan menggunakan papan dan kain yang diikatkan pada
punggung sapi.
b. Apabila sudah mendekati kelahiran, !ara yang terbaik adalah dengan
operasi pembedahan perut (laparotomi).