2
Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami fibromyalgia dibandingkan pria. Perempuan memiliki sekitar tujuh kali lebih sedikit serotonin di otak. Selain itu, perubahan biokimia dalam tubuh terkait dengan perubahan hormonal atau menopause dan rendahnya hormon pertumbuhan berkontribusi terhadap terjadinya nyeri otot. Faktor keturunan. Risiko seseorang untuk mengalami fibromyalgia bisa meningkat jika ada anggota keluarganya mengidap kondisi yang sama. Mutasi gen dapat meningkatkan rangsangan nyeri Trauma fisik atau emosional, misalnya mengalami cedera, menjalani operasi, mengidap infeksi virus, atau mengidap PTSD (post-traumatic stress disorder) akibat kejadian traumatis. Mekanismenya belum diketahui. Senyawa kimia dalam otak yang tidak seimbang, seperti serotonin atau dopamin. Rendahnya tingkat hormon serotonin, noradrenalin dan dopamin dapat menjadi faktor penyebab karena hormon-hormon ini berperan dalam mengatur stres, nafsu makan, tidur, suasana hati, perilaku dan memproses respon nyeri. Perubahan kadar hormon kortisoljuga mempengaruhi karena hormon kortisol yang mana dilepaskan ketika tubuh berada di bawah stress. Kadar abnormal pada senyawa-senyawa dalam sistem saraf pusat. Perubahan ini dapat menyebabkan reaksi sistem saraf pusat yang lebih sensitif terhadap sinyal-sinyal rasa sakit sehingga dapat mempengaruhi dan merubah cara sistem saraf pusat memproses pesan nyeri Penyakit yang berhubungan dengan sendi, otot, dan tulang. Misalnya lupus,rheumatoid arthritis, atau osteoarthritis. Gangguan Tidur Gangguan tidur dapat menyebabkan tingkat serotonin renndah sehingga mengakibatkan sensitivitas nyeri meningkat.

penyebab

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jj

Citation preview

Page 1: penyebab

Jenis kelamin.

Wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami fibromyalgia dibandingkan pria.

Perempuan memiliki sekitar tujuh kali lebih sedikit serotonin di otak. Selain itu, perubahan

biokimia dalam tubuh terkait dengan perubahan hormonal atau menopause dan rendahnya

hormon pertumbuhan berkontribusi terhadap terjadinya nyeri otot.

Faktor keturunan.

Risiko seseorang untuk mengalami fibromyalgia bisa meningkat jika ada anggota

keluarganya mengidap kondisi yang sama. Mutasi gen dapat meningkatkan rangsangan nyeri

Trauma fisik atau emosional,

misalnya mengalami cedera, menjalani operasi, mengidap infeksi virus, atau mengidap PTSD

(post-traumatic stress disorder) akibat kejadian traumatis. Mekanismenya belum diketahui.

Senyawa kimia dalam otak yang tidak seimbang,

seperti serotonin atau dopamin.

Rendahnya tingkat hormon serotonin, noradrenalin dan dopamin dapat menjadi faktor

penyebab karena hormon-hormon ini berperan dalam mengatur stres, nafsu makan, tidur,

suasana hati, perilaku dan memproses respon nyeri. Perubahan kadar hormon kortisoljuga

mempengaruhi karena hormon kortisol yang mana dilepaskan ketika tubuh berada di bawah

stress.

Kadar abnormal pada senyawa-senyawa dalam sistem saraf pusat.

Perubahan ini dapat menyebabkan reaksi sistem saraf pusat yang lebih sensitif terhadap

sinyal-sinyal rasa sakit sehingga dapat mempengaruhi dan merubah cara sistem saraf pusat

memproses pesan nyeri

Penyakit yang berhubungan dengan sendi, otot, dan tulang.

Misalnya lupus,rheumatoid arthritis, atau osteoarthritis.

Gangguan Tidur

Gangguan tidur dapat menyebabkan tingkat serotonin renndah sehingga mengakibatkan

sensitivitas nyeri meningkat.