31
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH PERENCANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH Acara Praktikum : Pengaruh Suhu terhadap Penyimpanan Benih Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap penyimpanan benih 2. Mengetahui tingkat viabilitas benih setelah disimpan dengan beberapa perlakuan suhu Program Studi : Teknik Produksi Benih Anggota : 1. Ruliana Umar NIM : A41 121 268 2. Asep Supiandi NIM : A41 121 650 3. Icha Trisna NIM : A41 121 656 4. Rianti Latifah NIM : A41 121 661 Tempat : Laboratorium Teknologi Benih Pembimbing : Dwi Rahmawati SP, MP LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN 2014

Penyimpanan Suhu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Benih

Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALPOLITEKNIK NEGERI JEMBERJURUSAN PRODUKSI PERTANIANLABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

PERENCANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH

Acara Praktikum: Pengaruh Suhu terhadap Penyimpanan Benih

Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu :1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap penyimpanan benih2. Mengetahui tingkat viabilitas benih setelah disimpan dengan beberapa perlakuan suhu

Program Studi : Teknik Produksi Benih

Anggota :1. Ruliana UmarNIM : A41 121 2682. Asep SupiandiNIM : A41 121 6503. Icha TrisnaNIM : A41 121 6564. Rianti LatifahNIM : A41 121 661

Tempat : Laboratorium Teknologi Benih

Pembimbing : Dwi Rahmawati SP, MP

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIHJURUSAN PRODUKSI PERTANIAN 2014

Telah Diperiksa :

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBaurex (1985) menjelaskan bahwa untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang lama, maka yang harus diperhatikan adalah viabilitas maximum benih yang tercapai pada saat benih matang fisiologis. Dalam praktikum ini dipelajari bagaimana kadar air tersebut dapat mempengaruhi daya simpan benih. Dilihat dari hukum ibu jari yaitu setiap kenaikan kadar air 1% atau suhu 5% maka daya simpan menjadi setengahnya. Manan (1978) menyatakan bahwa penyimpanan benih merupakan usaha untuk pengawetan benih yang berdaya hidup semenjak pengumpulan hingga di lapangan. Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu suhu dan kelembaban udara, tujuannya untuk Menjaga benih agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tinggi) Melindungi biji dari serangan hama dan jamur Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan Temperatur yang terlalu tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan benih, karena akan memperbesar terjadinya penguapan zat cair dan kemampuan untuk berkeambah.semakin rendah suhu, kemunduran benih dapat ditekan dan jika suhu terlalu tinggi semakin meningkatkan kemunduran benih.

1.2 TujuanAdapun tujuan dilakukannya praktikum ini, antara lain :1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap penyimpanan benih2. Mengetahui kadar air benih setelah penyimpanan3. Mengetahui tingkat viabilitas dan vigor benih setelah disimpan dengan beberapa perlakuan suhu

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya.Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telahmenghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu. Tujuan dari pengujiandaya berkecambah adalah : Memperoleh informasi nilai penanaman benih dilapangan Membandingkan kualitas benih antar seed lot (kelompok benih) Menduga storabilitas (daya simpan) benih Memenuhi apakah nilai daya berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlakuKadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benihyang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih.Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahuikadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh kerja yangdigunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan dalam wadah yang kedap udara. Karena untuk penetapan kadar air, jika contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi udara luar maka kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air benih yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya kontaminasi udaradari lingkungan. Yang kedua adalah untuk pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegeramungkin, selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungandengan udara luar serta untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan penghancuran, contoh benih tidak boleh lebih dari 2 menit berada di luar wadah. Temperatur yang terlalu tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih. Karena akan memperbesar terjadinya penguapan zat cair dari dalam benih, sehingga benih akan kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah. Protoplasma dari embrio dapat mati akibat keringnya sebagian atau seluruh benih. (Sutopo, 2002). Semakin rendah suhu kemunduran viabilitas benih dapat dikurangi,sedangkan semakin tinggi temperatur, semakin meningkat laju kemunduran viabilitas benih.Setiap kenaikan temperatur 5C maka umur benih akan menjadi setengahnya.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM3.1 Tempat dan WaktuKegiatan praktikum Teknik Penyimpanan dan Pengemasan Benih yang berjudul Pengaruh Suhu terhadap Penyimpanan Benih Semester V Tahun 2014 dilaksanakan pada:Tempat: Laboratorium Teknologi BenihHari/Tanggal: Selasa, 30 September 2014 dan 18 November 2014Waktu: 11.00 13.00 WIB3.2 Alat dan Bahan Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum berlangsung antara lain:1. Timbangan analitik2. Cawan porselen3. Oven4. Kemasan plastik5. Kemasan kertas6. Kemasan alumunium7. Kertas buram8. Kertas merang9. Label10. Oven11. Plastik12. Karet13. Refrigerator 14. Kotak penyimpanan15. Shiller 16. Benih jagung, kedelai, kacang tanah dan padi17. Germinator18. Pisau19. Telenan

3.3 Prosedur Kerja1. Pelaksanaan prakteka. Pengujian kadar air benih awal Menyiapkan alat dan bahan Haluskan benih padi, jagung, padi dengan grinding mills tekator. Untuk benih kacang tanah di iris tipis-tipis menggunakan silet atau pisau Panaskan wadah dan tutup dalam oven selama 15 menit Masukkan dalam desikator untuk pendinginan. Setelah dingin, timbang cawan porselen dan tutupnya yang akan digunakan. Timbang 5 gram benih halus dan masukkan dalam cawn porselen. Masukkan cawan berisi benih kedalam oven bersuhu 130C - 133C selama 1 jam 3 menit (suhu tinggi) atau 101C - 105C selama 1 jam (suhu rendah) Masukkan cawan kedalam desikator selama 15 menit untuk pendinginan. Timbang berat cawan, tutup dan benih setelah dioven Lakukan uji KAb. Pengujian kadar air setelah penyimpanan dan daya kecambah Lakukan uji KA seperti pada pengujian KA awal Lakukan uji daya kecambah dan vigor dengan metode UKDp Siapkan kertas merang lembab Alaskan kertas merang dengan plastik Susun benih jagung, kedelai, kacang tanah dan padi masing-masing sebanyak 25 butir diatas kertas merang secara zig zag. Setelah itu tutup dengan kertas merang lembab Gulung lapisan kertas merang yang sudah berisi benih lalu ikat dengan karet. Beri label dan amati perkecambahannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilTabel 1. Kadar air sebelum penyimpananBenihM1M2M3% KA

Jagung54,8945,18259.48511

Kacang Tanah44,5265,29149.5375

Kedelai52,1985,07156.8099

Padi45,1295,19349.8479

Tabel 2. Kadar air setelah penyimpanan dengan 3 perlakuan suhuSuhu Fluktuasi % Kadar AirRerataKA

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung10,43110,43710,2159,7119,88910,02110,117

Kac. Tanah5,6665,6665,0765,3445,7724,8085,389

Kedelai9,2129,2128,2538,8188,3707,7078,595

Padi9,7579,7579,7009,3768,6589,8619,518

Suhu Kamar % Kadar AirRerataKA

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung11,08311,22510,67715,02011,39210,99911,733

Kac. Tanah6,3715,2875,8605,4496,2065,0595,705

Kedelai9,0739,1988,4258,4219,3398,5198,829

Padi10,8979,67716,5409,87110,70410,07011,293

Suhu Dingin % Kadar AirRerataKA

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung8,6268,3409,0658,7508,6338,8088,704

Kac. Tanah4,8955,8444,6496,1584,8253,0234,899

Kedelai7,2567,3316,9986,3966,9367,0847,000

Padi7,7898,7508,8707,4697,9558,0448,146

Tabel 3. Data Viabilitas BenihSuhu Fluktuasi % Viabilitas BenihRerataDB

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung9694961009210096,33

Kac. Tanah40768820769666,00

Kedelai76746452687668,33

Padi92961001008810096,00

Suhu Kamar % Viabilitas BenihRerataDB

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung92961001008010094,67

Kac. Tanah329210060729274,67

Kedelai44809252928874,67

Padi100927610010010094,67

Suhu Dingin % Viabilitas BenihRerataDB

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung929092100929693,67

Kac. Tanah288410032889270,67

Kedelai368872100888478,00

Padi969884100689289,67

Tabel 4. Data Keserempakan TumbuhSuhu Fluktuasi% Keserempakan TumbuhRerataKST

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung96824080927677,67

Kac. Tanah40482828683641,33

Kedelai28322048764040,67

Padi84683660882860,67

Suhu Kamar% Keserempakan TumbuhRerataKST

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung928052921005278,00

Kac. Tanah32643240804849,33

Kedelai20302040602031,67

Padi968832921002872,67

Suhu Dingin% Keserempakan TumbuhRerataKST

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung92845680804072,00

Kac. Tanah28544816605243,00

Kedelai16623264405244,33

Padi8882880802861,00

Tabel 5. Data Kecepatan TumbuhSuhu Fluktuasi% Kecepatan TumbuhRerataKCT

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung22,72020,82021,321,621,07

Kac. Tanah4,414,815,45,613,215,211,43

Kedelai5,719,319,714,415,212,914,53

Padi18,216,718,119,216,112,816,85

Suhu Kamar% Kecepatan TumbuhRerataKCT

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung222225,42023,122,422,48

Kac. Tanah2,513,315,45,618,91511,78

Kedelai816,415,214,416,413,313,95

Padi22,81515,92019,019,918,77

Suhu Dingin% Kecepatan TumbuhRerataKCT

BenihUlang 1Ulang 2Ulang 3Ulang 4Ulang 5Ulang 6

Jagung21,622,823,62023,02122,00

Kac. Tanah713,615,6815,513,212,15

Kedelai4,817,716,71213,912,612,95

Padi21,215,714,72014,820,417,80

4.2 Pembahasan4.2.1 Kadar AirSetelah dilakukan penyimpanan selama 7 minggu dengan perlakuan suhu fluktuasi, suhu kamar dan suhu dingin dilakukan pengujian serta pengamatan pada masing-masing parameter pengamatan di antaranya kadar air setelah penyimpanan, viabilitas dan vigor yang meliputi KST dan KCT di dapatkan data pengamatan sebagai berikut :Gambar 4.2.1 Diagram Batang Rata-rata Pengamatan pada Kadar Air (%)

Tabel 6. Sidik Ragam Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Kadar AirSKdbJKKTF hitungNotasi5%1%

Perlakuan11327,35929,76028,757**1,952212,55867

B358,45185,35282,476**2,758084,12589

S2256,05529,22628,241**3,150414,97743

BXS612,8522,1422,070NS2,254053,11867

Galat6062,0921,035

Total71389,451

Pada pengujian kadar air didapatkan hasil akhir bahwa perlakuan suhu pada penyimpanan dan jenis benih yang disimpan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata, namun interaksi keduanya memberikan pengaruh berbeda tidak nyata. Dari grafik terlihat bahwa perlakuan suhu kamar menghasilkan kadar air yang lebih tinggi pada setiap jenis benih dibandingkan dengan perlakuan suhu fluktuasi dan suhu dingin. Hal ini menunjukkan bahwa benih yang disimpan pada ruang simpan dengan suhu kamar / ruang penyerapan udara lebih cepat terjadi karena adanya pengaruh atau faktor-faktor dari luar yaitu RH dan suhu ruang simpan. Apabila RH diluar benih lebih tinggi daripada didalam benih, maka benih akan menyerap udara dari luar dan sebaliknya. Faktor lain yang menentukan peningkatan kadar air yaitu komposisi kimia benih. Dari grafik terlihat bahwa benih yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi akan lebih banyak menyerap udara luar yaitu pada benih jagung dan padi, kemudian benih yang mengandung protein yaitu kedelai dan dilanjutkan oleh benih kacang tanah dengan komposisi kimia yaitu lemak. Menurut Schmidt (2000) dalam Hario Polije (2009), benih orthodox tahan terhadap pengeringan dan suhu penyimpanan yang rendah, yaitu pada suhu 0 5 C dengan kadar air benih 5 7%.Untuk membuktikan perlakuan mana yang memberikan hasil terbaik, maka dilakukan Uji Lanjut yaitu uji BNJ 5%. Berikut ini merupakan tabel hasil uji BNJ 5% :PERLAKUANRATA-RATANOTASI

B1S111,732667f

B1S28,7036667cd

B1S310,123333def

B2S18,8291667cd

B2S27,0001667cd

B2S38,5953333cd

B3S111,293167ef

B3S28,1461667cd

B3S39,5181667de

B4S15,7053333ab

B4S24,899a

B4S35,3886667ab

Perlakuan terbaik untuk kadar air dapat dilihat dari rata-rata yang terendah, kadar air benih konstan atau bahkan turun apabila disimpan dalam suhu kamar, sedangkan pada perlakuan suhu yang lain masih terdapat peningkatan kandungan air dalam benih. Adanya peningkatan dapat disebabkan oleh pergantian suhu dan RH yang tidak menentu pada ruang simpan sehingga pada suatu waktu kelembaban udara di luar benih lebih tinggi daripada didalam benih dan terjadilah penyerapan udara oleh benih untuk menyeimbangkan dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini juga terjadi pada benih yang lain yaitu kedelai (B2), padi (B3) dan kacang tanah (B4) yang memilik rata-rata tertinggi pada perlakuan suhu fluktuasi (S1).

4.2.2 Daya KecambahGambar 4.2.2 Diagram Batang Rata-rata Pengamatan pada Viabilitas benih (%)

Dapat dilihat pada grafik rata-rata pengaruh suhu terhadap persentase perkecambahan pada tiap-tiap jenis benih, terlihat bahwa daya kecambah tertinggi pada benih jagung terdapat pada perlakuan dengan suhu fluktuasi, pada benih kacang tanah daya kecambah tertinggi terdapat pada perlakuan dengan suhu kamar, pada benih kedelai daya kecambah tertinggi terdapat pada perlakuan dengan suhu dingin sedangkan pada benih padi daya kecambah tertinggi terdapat pada perlakuan dengan suhu fluktuasi.

Tabel 7. Sidik Ragam Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap ViabilitasSKdbJKKTF hitungNotasi5%1%

Perlakuan119583,111871,1922,649**1,9522122,55867

B3108,4442970,8159,032**2,7580784,125892

S28912,44454,2220,165NS3,1504114,977432

BXS6562,22293,7040,285NS2,2540533,118674

Galat6019736,000328,933

Total7129319,111

Dari hasil sidik ragam terlihat bahwa pengaruh yang berbeda sangat nyata pada perlakuan jenis benih, sedangkan perlakuan suhu dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata. Dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap benih membutuhkan perlakuan yang berbeda pada saat dipenyimpanan, kondisi ruang simpan harus diatur sedemikian rupa dengan RH dan suhu yang sesuai dengan kadar air benih sebelum penyimpanan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi laju deteriorasi, untuk mengurangi laju deteriorasi dapat dilakukan dengan beberapa usaha dan perlakuan pada penyimpanan benih yaitu dengan cara penyimpanan yang tepat. Faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam penyimpanan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor dalam yang melliputi jenis dan sifat benih, viabilitas awal benih dan kadar air benih, sedangkan faktor luar meliputi kelembaban, temperatur, gas di sekitar benih dan mikroorganisme. Umumnya benih tidak dianjurkan disimpan pada kadar air tinggi, karena akan cepat kehilangan viabilitasnya. Adanya banyak air dalam benih, maka pernafasan akan dipercepat sehingga benih akan banyak kehilangan energi. Pernafasan yang hebat disebabkan oleh air yang ada dalam biji dan temperatur lingkungan. Penyimpanan benih yang baik harus memperhatikan dua hal, yaitu sifat asli benih dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi benih. Antar kedua hal tersebutterdapat hubungan erat yang dapat mempunyai pengaruh yangmenguntungkan atau merugikan terhadap viabilitas benih. benih itu higroskopis, sehingga dapat membiarkan kadar airnya berada dalam keseimbangan dengan tingkat kelembaban relatif udara di sekitarnya.

Berikut ini merupakan hasil uji lanjut BNJ 5% :PERLAKUANRATA-RATANOTASI

B1S194,66667a

B1S293,66667a

B1S396,33333a

B2S174,66667a

B2S278a

B2S368,33333a

B3S194,66667a

B3S289,66667a

B3S396a

B4S174,66667a

B4S270,66667a

B4S366a

Setelah dilakukan uji lanjut BNJ 5%, tidak ditemukan perlakuan mana yang terbaik dari kedua faktor yaitu jenis benih (B) dan suhu (S).

4.2.3 Keserempakan TumbuhGambar 4.2.3 Diagram Batang Rata-rata Pengamatan pada Keserempakan Tumbuh (%)

Dari grafik yang ditampilkan dapat disimpulkan bahwa pada benih jagung dan kacang tanah persentase KST tertinggi terdapat pada perlakuan suhu kamar, pada benih kedelai persentase KST tertinggi terdapat pada suhu dingin sedangkan pada benih padi persentase tertinggi terdapat pada suhu kamar. Apabila dihubungkan dengan komposisi kimia benih, benih yang memiliki kandungan karbohidrat dan lemak tinggi lebih tahan apabila disimpan pada suhu kamar (28C), sedangkan pada benih dengan kandungan protein tinggi lebih baik apabila disimpan pada suhu rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa Kemunduran benih kedelai selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan kehilangan vigor benih yang cepat yang menyebabkan penurunan perkecambahan benih. Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan pemunculan bibit di lapangan rendah, terutama dalam kondisi tanah yang kurang ideal. Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus disimpan dalam lingkungan yang menguntungkan (suhu rendah) , agar kualitas benih masih tinggi sampai akhir penyimpanan (Egli dan Krony, 1996 cit. Viera et. al., 2001).

Tabel 8. Sidik Ragam Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Keserempakan TumbuhSKdbJKKTF hitungNotasi5%1%

Perlakuan1117555,2781595,9343,195**1,95221192,5586703

B3128,4445378,27810,768**2,75807834,1258919

S216134,83364,2220,129NS3,15041134,977432

BXS61292,000215,3330,431NS2,2540533,1186743

Galat6029968,667499,478

Total7147523,944

Dari hasil uji sidik ragam didapatkan pengaruh yang berbeda sangat nyata pada perlakuan jenis benih, sedangkan pada perlakuan suhu dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata. Sehingga untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik perlu dilanjutkan dengan uji BNJ 5%.

Berikut ini merupakan hasil uji BNJ 5%:PERLAKUANRATA-RATANOTASI

B1S178b

B1S272ab

B1S377,67b

B2S131,67a

B2S244,33ab

B2S340,67ab

B3S172,67ab

B3S261ab

B3S360,67ab

B4S149,33ab

B4S243ab

B4S341,33ab

Setelah dilakukan uji BNJ 5%, diperoleh perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan B1 untuk benih jagung dan S1 untuk suhu fluktuasi yaitu sebesar 78%. Sedangkan perlakuan dengan persentase KST terendah terdapat pada perlakuan B2 yaitu benih kedelai dengan suhu fluktuasi S1 yaitu sebesar 31,67%. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang telah disebutkan diatas, bahwa benih kedelai tidak tahan apabila disimpan pada suhu yang tinggi dan kelembaban yang tinggi, karena akan merusak cadangan makanan dari benih kedelai tersebut yang sebagian besar merupakan protein.

4.2.4 Kecepatan TumbuhGambar 4.2.4 Diagram Batang Rata-rata Pengamatan pada Kecepatan Tumbuh (%)

Pada grafik terlihat bahwa perlakuan suhu kamar memberikan persentase kecepatan tumbuh tertinggi pada jenis benih yang mengandung karbohidrat tinggi yaitu jagung dan padi. Untuk perlakuan suhu dingin memberikan persentase kecepatan tumbuh tertinggi pada benih kacang tanah yang memiliki kandungan lemak yang tinggi, sedangkan pada perlakuan suhu fluktuasi persentase kecepatan tumbuh tertinggi terdapat pada benih kedelai. Hal ini berbanding terbalik dengan persentase daya kecambah pada tiap-tiap benih, terbukti bahwa benih yang viabilitasnya tinggi belum tentu memiliki vigor yang tinggi pula, tetapi apabila vigor suatu benih tersebut tinggi maka otomatis viabilitas akan mengikuti.

Tabel 8. Sidik Ragam Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Kecepatan TumbuhSKdbJKKTF hitungNotasi5%1%

Perlakuan111099,51699,9567,246**1,95221192,5586703

B37,492357,67925,927**2,75807834,1258919

S21073,0363,7460,272NS3,15041134,977432

BXS618,9883,1650,229NS2,2540533,1186743

Galat60827,73013,796

Total711927,246

Dari hasil uji sidik ragam terlihat pengaruh yang berbeda sangat nyata pada perlakuan jenis benih terhadap kecepatan tumbuh, sedangkan perlakuan suhu dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata sehingga tidak perlu di uji lebih lanjut. Sedangkan pada perlakuan benih harus dilakukan uji BNJ 5% untuk mengetahui perlakuan jenis mana yang memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kecepatan tumbuh.

Berikut ini merupakan hasil uji BNJ 5%:PERLAKUANRATA-RATASIMBOL

B1S122,48333d

B1S222d

B1S321,06667cd

B2S113,95abc

B2S212,95ab

B2S314,53333abcd

B3S118,76667bcd

B3S217,8abcd

B3S316,85abcd

B4S111,78333ab

B4S212,15ab

B4S311,43333a

Setelah dilakukan uji lanjut BNJ 5%, didapatkan perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan B1 (jagung) dengan S1 (Fluktuasi) sebesar 22,48% untuk kecepatan tumbuh. Untuk B2 (kedelai) dengan S3 (Dingin) sebesar 14,53%. Untuk B3 (Padi) dengan S1 (Fluktuasi) sebesar 18,76% dan untuk B4 (kacang tanah) dengan S1 (Fluktuasi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan tumbuh tiap benih berbeda, tergantung pada suhu berapa derajat benih tersebut tahan untuk disimpan lebih lama, karena tiap-tiap benih memiliki karakteristik yang berbeda.

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu :

1. Kadar air setelah penyimpanan tetap konstan atau bahkan menurun apabila disimpan dengan suhu kamar.2. Tidak ada perbedaan nyata pada parameter daya kecambah setelah dilakukan uji lanjut BNJ 5%.3. Pada keserempakan tumbuh perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan B1 untuk benih jagung dan S1 untuk suhu fluktuasi yaitu sebesar 78%. Sedangkan perlakuan dengan persentase KST terendah terdapat pada perlakuan B2 yaitu benih kedelai dengan suhu fluktuasi S1 yaitu sebesar 31,67%.4. Pada kecepatan tumbuh perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan B1 (jagung) dengan S1 (Fluktuasi) sebesar 22,48% untuk kecepatan tumbuh. Untuk B2 (kedelai) dengan S3 (Dingin) sebesar 14,53%. Untuk B3 (Padi) dengan S1 (Fluktuasi) sebesar 18,76% dan untuk B4 (kacang tanah) dengan S1 (Fluktuasi).5. Setiap benih memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu diperlukan suatu pengaturan atau penyesuaian suhu dan RH pada ruang simpan, jangka waktu penyimpanan harus disesuaikan dengan kadar air benih sebelum disimpan. Hal dimaksudkan untuk mengurangi laju deteriorasi benih.

DAFTAR PUSTAKA

http://yusufkhoirul.blogspot.com/2012/04/penyimpanan-benih.html

http://nancybastianovic.blogspot.com/2011/11/laporan-kadar-air-dan-penyimpanan-benih.html

http://agrisci.ugm.ac.id/vol11_1/no4_kdlaihtm&knng.pdf

http://terlanjurabu-abu.blogspot.com/2012/06/makalah-vigor-dan-viabilitas-benih.html