Penyulang Joyo Boyo Ref

  • Upload
    putra

  • View
    250

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref

    1/6

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

    Abstract--   Kontinuitas penyaluran tenaga listrikdipengaruhi oleh keandalan dari setiap komponen peralatan

    dalam sistem distribusi. Sebagian besar pemadaman dalam

    sistem tenaga listrik disebabkan karena permasalahan yang

    terjadi pada sistem distribusi, terutama dalam peralatan.

    Tugas akhir ini disusun dengan tujuan mengevaluasi

    keandalan sistem distribusi 20 kV PT. PLN (Persero)

    Distribusi APJ Kediri sehingga dapat digunakan sebagai

    parameter keandalan pada sistem tersebut. Sistem yang

    dianalisa adalah keandalan distribusi GI Banaran dimana GI

    tersebut menyuplai jaringan yang diatur oleh Unit Pelayanan

    Jaringan (UPJ) Kediri Kota. Metode yang digunakan dalamanalisa adalah metode Section Technique   dan metode FMEA

    (Failure Mode and Effect Analysis)   dimana hasil indeks

    keandalan dibandingkan juga dengan standar PLN.

    Berdasarkan hasil analisa, nilai SAIFI dan SAIDI pada

    kedua metode memiliki nilai yang hampir sama. Nilai SAIFI

    yang dihasilkan keenam penyulang di UPJ Kediri Kota yang

    sudah memenuhi standar PLN 68-2 :1986 yaitu sebesar 3,2

    kali/tahun hanya penyulang Hasanudin, Joyoboyo, Katang.

    Untuk nilai SAIDI dengan metode Section Technique  maupun

    FMEA semua penyulang sudah memenuhi standar PLN yaitu

    dibawah 21 jam/tahun.

    Kata kunci: Keandalan, Sistem Distribusi, Section Techni que ,

    FMEA, SAIFI, SAIDI

    1.  PENDAHULUAN

    i dalam penggunaan daya listrik, mutlak

    diperlukan sistem distribusi. Sistem distribusimerupakan bagian dari sistem tenaga listrik

    yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumberdaya listrik besar sampai ke konsumen. Sistem distribusi

    merupakan sub-sistem tersendiri yang terdiri dari: Gardu

    Induk Distribusi , Saluran tegangan menengah (6 kV dan 20

    kV, biasa disebut tegangan distribusi primer) yangmerupakan saluran udara atau kabel tanah, Gardu Distribusi

    (GD) tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel

     pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V) yangmenghasilkan tegangan kerja/tegangan jala-jala untuk

    industri dan konsumen perumahan[4]. Keandalan peralatan-

     peralatan listrik pada sistem distribusi menentukan

    kontinuitas tenaga listrik sehingga berpengaruh terhadap produsen (dalam hal ini perusahaan penyedia tenaga listrik)

    maupun konsumen. Setiap komponen dalam sistemdistribusi mempunyai nilai keandalan masing-masing,

    komponen-komponen distribusi tersebut akan membentuk

    suatu sistem distribusi dengan nilai keandalan total.

    Gangguan atau kerusakan dalam sistem distribusi akan

    mempengaruhi nilai keandalan sistem distribusi tersebut.

    Selain itu, gangguan atau kerusakan dalam sistem distribusiakan mengakibatkan kemungkinan terjadinya pelepasan

     beban sehingga terjadi pemadaman dalam sistem.

    Dalam tugas akhir ini, analisa yang akan dilakukanadalah analisa keandalan sistem distribusi 20 kV di wilayah

    Kediri, Jawa Timur. Indeks-indeks yang digunakan untukmengetahui tingkat keandalan suatu sistem distribusi adalah

    SAIFI (System Average Interruption Frequency Index),SAIDI (System Average Interruption Duration Index), dan

    CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index).

    Ukuran keandalan dan kualitas listrik secara umum

    ditentukan oleh beberapa parameter antara lain: frekuensi(Indonesia menggunakan frekuensi 50 Hertz), tegangan atau

    voltage, tegangan harmonic (voltage harmonic),ketidakseimbangan tegangan (unbalance voltage), interupsi

    atau pemadaman listrik.

    2.  SISTEM DAN KEANDALAN JARINGAN

    DISTRIBUSI 20 KV

    2.1 Sistem Jaringan Distribusi

    Terdapat tiga bagian penting dalam proses

     penyaluran tenaga listrik yaitu pembangkitan, penyaluran(transmisi) dan distribusi[4]. Jaringan distribusi merupakan

    salah satu bagian sistem tenaga listrik yang digunakan untukmenyalurkan daya listrik dari sumber daya listrik besar

    sampai ke konsumen. Sumber daya listrik besar tersebutdapat berupa suatu stasiun pembangkit atau berupa suatu

    Gardu Induk (GI) yang dilayani oleh pembangkit tenagalistrik yang jauh atau dekat letaknya dari konsumen. Pada

    saat ini, dimana kebutuhan tenaga listrik meningkat, makadiperlukan suatu sistem pendistribusian tenaga listrik dari

     pembangkit sampai kepada para konsumen yang memilikitingkat keandalan yang tinggi.

    2.2 Klasifikasi Jaringan Distribusi

    Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat

    diklasifikasikan dari berbagai segi, antara lain adalah[2] :1.  Berdasarkan ukuran tegangan

    2. 

    Berdasarkan ukuran arus3.  Berdasarkan sistem penyaluran

    4.  Berdasarkan konstruksi jaringan5.  Berdasarkan bentuk jaringan

    2.3 Keandalan Sistem Distribusi

    Keandalan merupakan tingkat keberhasilan kinerja

    suatu sistem atau bagian dari sistem untuk dapat

    memberikan hasil yang lebih baik pada periode waktu dan

    dalam kondisi operasi tertentu. Untuk dapat menentukan

    tingkat keandalan dari suatu sistem, harus diadakan pemeriksaaan melalui perhitungan maupun analisa terhadap

    tingkat keberhasilan kinerja atau operasi dari sistem yang

    ditinjau pada periode tertentu kemudian membandingkannyadengan standar yang ditetapkan sebelumnya[1]. 

    Ada beberapa faktor yang harus diketahui dan

    dihitung sebelum melakukan perhitungan analisa keandalan

    antara lain: MTTF, MTTR, laju kegagalan, laju perbaikan.

    Chandra Goenadi, I.G.N Satriyadi Hernanda, S.T., M.T., Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D.,

    Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail: [email protected], [email protected]

    ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN

    METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

    D

  • 8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref

    2/6

  • 8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref

    3/6

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

    Tabel 3.2 Jumlah Pelanggan Tiap Penyulang No. Penyulang Jumlah Pelanggan

    1 Gurah 10029

    2 Hasanudin 6632

    3 Joyoboyo 17144 Katang 9462

    5 Pagu 17378

    6 Papar 23504

    3.5 

     Data Panjang Tiap PenyulangBerikut adalah data panjang saluran tiap penyulang

     pada Gardu Induk Banaran.

    Tabel 3.3 Panjang Saluran Tiap Penyulang No Penyulang L(km)

    1 Gurah 22.8072 Hasanudin 11.681

    3 Joyoboyo 6.61

    4 Katang 12.5665 Pagu 50.862

    6 Papar 64.083

    3.6   Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam

    menganalisa sistem ditribusi 20 kV di Kediri adalah metodeSection Technique  dan  Failure Mode and Effect Analysis 

    (FMEA).

    3.6.1 Section Technique

    Metode Section Technique  adalah sebuah metode

    yang merupakan pengembangan dari konsep FMEA

    ( Failure Mode and Effect Analysis)[7]. Meskipun metodeyang digunakan hampir mirip dengan konsep FMEA, namun

    terdapat beberapa perbedaan pembagian suatu topologi jaringan menjadi beberapa  section yang mengurangi proses

    kalkulasi yang rumit pada FMEA.

    Pada metode Section Technique, ada 3 indeks

    keandalan yang dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.1.  System Average Interruption Frequency Index

      (8)

    Dimana:

     NLP = jumlah konsumen pada load point  

     N = jumlah konsumen pada sistem

    λ LP  = frekuensi gangguan peralatan pada load point  

    2.  System Average Interruption Duration Index

      (9) 

    Dimana:

     NLP  = jumlah konsumen pada load point  

     N = jumlah konsumen pada sistemULP  = durasi gangguan peralatan pada load point

    3.  Customer Average Interruption Duration Index

      (10) 

    Repair Time Section

    Technique

    Mekanisme Pengamanan

    Pemulihan Sistem

    Topologi Sistem

    Laju Kegagalan

    Peralatan

    Switching Time

    SAIFI

    SAIDI

    CAIDI

     

    Gambar 3.1 Input dan Output dari Section Technique

    3.6.2 

     Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

    FMEA adalah suatu metode terstruktur untuk

    menganalisa suatu sistem. Metode ini untuk mengevaluasi

    keandalan sistem didasarkan pada bagaimana suatu

    kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasisistem[8]. Efek atau konsekuensi dari gangguan individual

     peralatan secara sistematis diidentifikasi dengan penganalisaan apa yang terjadi ketika terjadi gangguan.

    Intinya FMEA adalah pendekatan yang mempertimbangkan

    satu mode kegagalan pada suatu waktu.

    Pada metode  FMEA, ada 3 indeks keandalan yang

    dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.1.  System Average Interruption Frequency Index

      (11) 

    Dimana:

     NLP = jumlah konsumen pada load point   N = jumlah konsumen pada penyulang

    λ LP  = frekuensi gangguan peralatan pada load point  

    2.  System Average Interruption Duration Index

      (12)

     NLP = jumlah konsumen pada load point  

     N = jumlah konsumen pada penyulang

    ULP  = durasi gangguan peralatan pada load point

    3.  Customer Average Interruption Duration Index

      (13)

    Gambar 3.2 Input Output FMEA

    4.  PERHITUNGAN dan ANALISIS KEANDALAN

    4.1  Perhitungan Mean Time To Failure dan Mean Time To Repair

    Dalam melakukan analisis keandalan, yang pertama

    adalah melakukan perhitungan dasar terhadap data yang

    telah didapat. Didalam bagian ini yang pertama adalahmenghitung MTTR dan MTTF dari 6 penyulang dari Gardu

    Induk Banaran. Berikut adalah nilai MTTF dan MTTR tiap penyulang selama Februari 2011 hingga Januari 2012:

  • 8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref

    4/6

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

    Tabel  4.1 Nilai MTTF dan MTTF Penyulang GI BanaranFebruari 2011-Januari 2012

    4.2  Perhitungan Laju Kegagalan dan Laju PerbaikanBerikut adalah nilai laju kegagalan dan laju

     perbaikan dari penyulang Gardu Induk Banaran

    Tabel 4.2 Nilai Laju Kegagalan dan Laju Perbaikan Masing-

    Masing Penyulang Gardu induk Banaran

    GI Penyulang λμ

    /Jam /Hari

    Banaran

    Gurah 0,013698630 0.580268548 13.926445

    Hasanudin 0,010958904 0.214454214 5.1469011

    Joyoboyo 0,002739726 14.92537313 358.20896

    Katang 0,008219155 2.044989775 49.079755

    Pagu 0,027397260 0.627612437 15.062698

    Papar 0,008219155 1.25015627 30.00375

    4.3  Analisa Keandalan Menggunakan Metode SectionTechnique

    Dalam perhitungan indeks keandalan dari 6

     penyulang yang disuplai oleh Gardu Induk Banaran, yang

    dijadikan model sistem adalah penyulang Joyoboyo.

    Berdasarkan data yang ada yaitu Gambar 4.1, Tabel

    4.4, dan Tabel 4.5 dapat dilakukan analisa pada penyulang

    Joyoboyo untuk menentukan nilai keandalannya.

    Evaluasi pada sistem ini menggunakan standart dariPLN yaitu SPLN 59 ; 1985, untuk laju kegagalan (failure

    rate) dan waktu perbaikan (repair time) sistem jaringan 20kV.

    Gambar 4.1 Penyulang Joyoboyo

    Tabel 4.3 SPLN 59 ; 1985 Laju Kegagalan dan Repair TimePeralatan 20 kV

    PeralatanLaju Kegagalan

    (fault/year)

    Repair Time

    (waktu/jam)

    Switching

    Time(waktu/jam)

    Saluran Udara 0,2/km/year 3 0,15

    Circuit

    Breaker0,004/unit/year 10 0,15

    Sectionalizer 0,003/unit/year 10 0,15

    Trafo

    Distribusi0,005/unit/year 10 0,15

    4.3.1  Data Jumlah Pelanggan tiap Load Point

    Berikut adalah jumlah pelanggan dari tiap load point

    dari penyulang Joyoboyo.

    Tabel 4.4 Jumlah Pelanggan Tiap Load Point dari Penyulang

    Joyoboyo.

     No. Load PointJumlah

     pelanggan No. Load Point

    Jumlah

     pelanggan

    1 1 138 18 18 12 2 1 19 19 77

    3 3 1 20 20 1164 4 310 21 21 565 5 1 22 22 90

    6 6 1 23 23 1

    7 7 74 24 24 1

    8 8 1 25 25 179 9 158 26 26 1

    10 10 1 27 27 1

    11 11 187 28 28 112 12 1 29 29 1

    13 13 1 30 30 191

    14 14 6 31 31 115 15 2 32 32 120

    16 16 1 33 33 1

    17 17 1 34 34 153

    4.3.2 Data Panjang Tiap saluran

    Berikut adalah data panjang tiap saluran penyulang

    Joyoboyo.

    Tabel 4.5 Panjang Tiap Saluran Penyulang Joyoboyo

    Saluran L(km) Saluran L(km)

    L1 1,808 L29 0.087L2 1.495 L30 0.05

    L3 0.33 L31 0.016

    L4 0.171 L32 0.011

    L5 0.087 L33 0.17L6 0.071 L34 0.027

    L7 0.152 L35 0.055

    L8 0.16 L36 0.034L9 0.028 L37 0.039

    L10 0.011 L38 0.027L11 0.041 L39 0.035L12 0.035 L40 0.038

    L13 0.091 L41 0.033

    L14 0.073 L42 0.03L15 0.034 L43 0.034

    L16 0.016 L44 0.066

    L17 0.087 L45 0.016

    L18 0.02 L46 0.013L19 0.028 L47 0.09

    L20 0.01 L48 0.044

    L21 0.01 L49 0.071L22 0.06 L50 0.038

    L23 0.094 L51 0.025

    L24 0.014 L52 0.14

    L25 0.069 L53 0.093

    L26 0.017 L54 0.02L27 0.077 L55 0.134

    L28 0.085

    GI Penyulang MTTF (hari) MTTR (jam)

    Banaran

    Gurah 73 1,72334Hasanudin 91,25 4,663

    Joyoboyo 365 0,067Katang 121,667 0,489

    Pagu 36,5 1,59334Papar 121,667 0,7999

  • 8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref

    5/6

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

    4.3.3 Indeks Keandalan Penyulang JoyoboyoBerikut adalah nilai indeks keandalan dari

     penyulang Joyoboyo tiap sectionnya.

    1)  Section 1

    Dari data yang ditampilkan oleh Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

    dapat dihitung indeks keandalan dari Penyulang Joyoboyo

    Section 1 berdasarkan persamaan yang ada pada bab 3.Tabel 4.6 Indeks Keandalan Sistem Section 1

    Load Point Indeks Keandalan SistemSAIFI SAIDI

    1 0.029677246 0.092976896

    2 0.000215053 0.0006737463 0.000215053 0.000673746

    4 0.066666278 0.208861144

    5 0.000215053 0.0006737466 0.000215053 0.000673746

    7 0.015913886 0.049857176

    8 0.000215053 0.0006737469 0.033978296 0.106451809

    10 0.000215053 0.000673746

    11 0.040214819 0.125990432

    12 0.000215053 0.00067374613 0.000215053 0.000673746

    14 0.001290315 0.004042474

    15 0.000430105 0.00134749116 0.000215053 0.00067374617 0.000215053 0.000673746

    18 0.000215053 0.000673746

    19 0.016559043 0.05187841320 0.024946091 0.078154492

    21 0.01204294 0.037729755

    22 0.019354726 0.060637106

    23 0.000215053 0.00067374624 0.000215053 0.000673746

    25 0.003655893 0.011453676

    26 0.000215053 0.00067374627 0.000215053 0.000673746

    28 0.000215053 0.000673746

    29 0.000215053 0.00067374630 0.041075029 0.128685414

    31 0.000215053 0.00067374632 0.025806301 0.080849475

    33 0.000215053 0.00067374634 0.032903034 0.103083081

    TOTAL 0.3686 1.1548

    2) Section 2

    Tabel 4.7 Indeks Keandalan Sistem Section 2

    Load PointIndeks Keandalan Sistem

    SAIFI SAIDI

    1 0.051979463 0.1621379232 0.000376663 0.001174912

    3 0.000376663 0.001174912

    4 0.116765461 0.364222875 0.000376663 0.001174912

    6 0.000376663 0.0011749127 0.027873046 0.0869435248 0.000376663 0.001174912

    9 0.059512719 0.185636173

    10 0.000376663 0.00117491211 0.070435939 0.219708635

    12 0.000376663 0.001174912

    13 0.000376663 0.001174912

    14 0.002259977 0.00704947515 0.00077853 0.002425438

    16 0.000389265 0.001212719

    17 0.000376663 0.00117491218 0.000373746 0.001145741

    19 0.028778413 0.088222054

    20 0.043354492 0.132905951

    21 0.020929755 0.064161494

    22 0.033637106 0.10311668623 0.000373746 0.001145741

    24 0.000373746 0.001145741

    Lanjutan tabel 4.7

    Load PointIndeks Keandalan SistemSAIFI SAIDI

    25 0.006353676 0.019477596

    26 0.000373746 0.001145741

    27 0.000373746 0.00114574128 0.000373746 0.001145741

    29 0.000373746 0.001145741

    30 0.071385414 0.21883652331 0.000373746 0.001145741

    32 0.044849475 0.13748891533 0.000373746 0.001145741

    34 0.057183081 0.175298366

    TOTAL 0.643219487 1.989730222

    3) Section 3Tabel 4.8 Indeks Keandalan Section 3

    Load PointIndeks Keandalan Sistem

    SAIFI SAIDI

    1 0.024733722 0.00608923

    2 0.00017923 4.41249E-053 0.00017923 4.41249E-05

    4 0.05556126 0.013678705

    5 0.00017923 4.41249E-056 0.00017923 4.41249E-05

    7 0.013263011 0.003265239

    8 0.00017923 4.41249E-059 0.02831832 0.006971727

    10 0.00017923 4.41249E-05

    11 0.033515986 0.008251348

    12 0.00017923 4.41249E-0513 0.00017923 4.41249E-05

    14 0.001075379 0.000264749

    15 0.00035846 8.82497E-0516 0.00017923 4.41249E-05

    17 0.00017923 4.41249E-05

    18 0.000177013 0.000563711

    19 0.013629988 0.04340571820 0.020533489 0.065390432

    21 0.009912719 0.031567795

    22 0.015931155 0.050733956

    23 0.000177013 0.00056371124 0.000177013 0.000563711

    25 0.003009218 0.009583081

    26 0.000177013 0.00056371127 0.000177013 0.000563711

    28 0.000177013 0.000563711

    29 0.000182147 0.00057911330 0.033809452 0.107668728

    31 0.000177013 0.000563711

    32 0.02124154 0.06764527433 0.000177013 0.000563711

    34 0.027082964 0.086247725

    TOTAL 0.305367211 0.506382001

    Jadi nilai SAIFI dan SAIDI total dari penyulang

    Joyoboyo adalah:SAIFI = 1.317186698 kali/pelanggan/tahun 

    SAIDI = 3.650912223 waktu/pelanggan/tahun 

    4.4  Analisa Keandalan Menggunakan Metode Failure Modeand Effect Analysis

    Analisa keandalan menggunakan metode  Failure

     Mode and Effect Analysis selanjutnya diterapkan pada

    sistem jaringan distribusi penyulang Joyoboyo. Penerapanmetode ini memperhitungkan laju kegagalan dan waktu

     perbaikan dari peralatan sistem distribusi 20 kV yaitu trafo,circuit breaker, saluran udara, dan sectionalizer .

  • 8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref

    6/6

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

    4.4.1  Indeks Keandalan Penyulang JoyoboyoBerikut adalah nilai frekuensi kegagalan dan durasi

     padam dari penyulang Joyoboyo

    Tabel 4.9 Indeks Keandalan Sistem Penyulang Joyoboyo

    Load PointIndeks Keandalan Sistem

    SAIFI SAIDI

    1 0.105907351 0.256373244

    2 0.000767445 0.001857777

    3 0.000767445 0.001857777

    4 0.237907818 0.575910915 0.000767445 0.001857777

    6 0.000767445 0.001857777

    7 0.056790898 0.1374755088 0.000767445 0.001857777

    9 0.121256243 0.293528786

    10 0.000767445 0.00185777711 0.143512135 0.347404323

    12 0.000767445 0.001857777

    13 0.000767445 0.00185777714 0.004604667 0.011146663

    15 0.001560093 0.003791167

    16 0.000780047 0.001895583

    17 0.000767445 0.00185777718 0.00076231 0.002348191

    19 0.0586979 0.180810735

    20 0.088428005 0.27239019821 0.042689382 0.13149871622 0.068607935 0.211337223

    23 0.00076231 0.002348191

    24 0.00076231 0.00234819125 0.012959277 0.039919253

    26 0.00076231 0.002348191

    27 0.00076231 0.002348191

    28 0.00076231 0.00234819129 0.000767445 0.002363594

    30 0.145601284 0.448504551

    31 0.00076231 0.00234819132 0.091477246 0.281782964

    33 0.00076231 0.002348191

    34 0.116633489 0.359273279

    TOTAL 1.311186698 3.590912223

    4.5  Perbandingan Nilai Indeks Keandalan Antara Penyulang GI Kediri Menggunakan Metode Section

    Technique dan FMEABerikut adalah nilai indeks keandalan berdasarkan

    metode yang digunakan.

    Tabel  4.10 Nilai Indeks Keandalan Metode Section

    Technique

    PenyulangIndeks Keandalan Sistem

    SAIFI SAIDI CAIDI

    Gurah 3.634585961 8.632664313 2.375143801Hasanudin 2.239428619 3.79596565 1.6950599Joyoboyo 1.317186698 3.650912223 2.771749995Katang 2.127522511 5.089839474 2.392378669Pagu 7.499412211 16.27925926 2.170738026Papar 6.662460415 15.08257618 2.263814754

    Tabel 4.11 Nilai Indeks Keandalan Metode FMEA

    PenyulangIndeks Keandalan Sistem

    SAIFI SAIDI CAIDI

    Gurah 3.62842762 8.571080905 2.36220253Hasanudin 2.226963752 3.700293296 1.661586675Joyoboyo 1.311186698 3.590912223 2.73867347Katang 2.121522511 5.030810732 2.371320929

    Pagu 7.487412211 16.17200225 2.159892069Papar 6.644460415 14.92958909 2.246922723

    5.  KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan

    dan analisis pada penelitian ini, dapat diambil beberapa

    kesimpulan sebagai berikut:

       Nilai SAIFI untuk penyulang Hasanudin, PenyulangJoyoboyo, dan penyulang Katang sudah memenuhi nilai

    standar yang ditentukan oleh PLN yaitu 3.2 kali/tahun, baik menggunakan metode Section Technique  maupun

    menggunakan metode FMEA. Tetapi nilai SAIFI

     penyulang Gurah, Pagu dan Papar masih belum

    memenuhi standar PLN.

       Nilai SAIDI semua penyulang telah sesuai denganstandar yang ditentukan PLN yaitu dibawah 21

     jam/tahun.

      Jumlah peralatan yang semakin banyak didalam sistemdistribusi, maka semakin besar gangguan yang ikut

     berkontribusi misalnya penyulang Hasanudin dengan 53trafo distribusi, sebuah CB, dan 4  sectionalizer  memiliki

    nilai SAIFI sebesar 2.239428619  kali/tahun dan SAIDI

    3.650912223   jam/tahun  dibanding penyulang Papardengan 92 trafo distribusi, 6  sectionalizer , dan sebuah

    CB memiliki nilai SAIFI sebesar 6.662460415 kali/tahun

    dan SAIDI 15.08257618  jam/tahun.

      Semakin panjang saluran dari sistem distribusi,

    memberikan pengaruh terhadap nilai keandalannya yang

    semakin turun misalnya penyulang Joyoboyo dengan

     panjang saluran 6,61 km memiliki nilai SAIFI sebesar

    1.317186698  kali/tahun dan SAIDI 3.650912223  jam/tahun  dibanding penyulang Gurah dengan panjang

    saluran 22,807 km memiliki nilai SAIFI sebesar3.634585961  kali/tahun dan SAIDI 8.632664313 

     jam/tahun..

    REFERENSI

    [1]  Gonen, Turan, “Reliability Electric Power Distribution System Engineering”, McGraw-Hill, United States of America, 1986

    [2] Suswanto, Daman, “Diktat Kuliah: Sistem Distribusi Tenaga Listrik”,Teknik Elektro Universitas Negeri Padang, Padang.

    [3] Brown, Richard E., “Electric Power Distribution Reliability Second

     Edition”, CRC Press Taylor & Francis Group, United States of America,2009.

    [4] Kadir, Abdul, “Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik”, UI-Press,

    Jakarta, 2000.

    [5] SPLN No.59 : 1985, “Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6kV”, Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta, 1985.

    [6] SPLN No.68-2 : 1986, “Tingkat Jaminan Sistem Tenaga Listrik Bagian

    dua: Sistem Distribusi”, Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta, 1985.[7] Xie K., Zhou J., dan Billinton R., “ Fast algorithm for the reliability

    evaluation of large scale electrical distribution networks using the section

    technique”, IET Gener. Transm. Distrib., Vol. 2, No.5, pp. 701-707,2008.

    [8] Sirajuddin, Hasbi. “Evaluasi Keandalan Jaringan Distribusi 20 kV

    Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)”,

    Institut Teknologi Sepuluh November, 2006.