Upload
harveindha-pratamaputra
View
1.855
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
PERALATAN LISTRIK
Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari
jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Perlengkapan peralatan listrik
tersebut antara lain :
1 Transformator Tenaga
Trafo tenaga ialah peralatan listrik yang dapat mengkonversikan tegangan
dari suatu tingkat ke tingkat yang lainnya melalui gandengan magnetik
berdasarkan prinsip elektromagnetik dengan tanpa mengubah frekuensi. Ada dua
jenis trafo, yaitu : trafo step up (penaik tegangan) dan trafo step down (penurun
tegangan).
Penggunan trafo dalam sistem tenaga listrik memungkinkan dipilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk setiap keperluan, misalnya untuk
kebutuhan pembangkitan tegangan tinggi dalam pengiriman energi listrik jarak
jauh pada transmisi.
Dalam operasi, umumnya trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi seperti
trafo 150/70 kV ditanahkan secara langsung pada di sisi netral 150 kV dan trafo
270/70 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV. Trafo tenaga yang
terpasang di GI Simpang Tiga hanya satu yang berkapasitas 60 MVA.
1.1 Klasifikasi Transformator Tenaga
Transformator tenaga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pasangan
Menurut jenis pasangannya, transformator tenaga dapat dibedakan
berdasarkan :
- Jenis indoor
- Jenis outdoor
Gardu induk Simpang Tiga memiliki 1 buah trafo tenaga yaitu :
trafo tenaga merk PAUWELS TRAFO ASIA yang berasal dari jepang
dengan kapasitas dayanya 60 MVA.
2. Frekuensi
- Frekuensi daya : 50 – 60 Hz
- Frekuensi radio : diatas 20 kHz
3. Pemakaian transformator
- Trafo daya
- Trafo distribusi
- Trafo uji
- Trafo uji yang terdiri dari trafo tegangan (potensial transformer)
dan trafo arus (current transformator).
4. Pendingin
Pada transformator tenaga GI Simpang Tiga sistem pendingin yang
digunakan adalah jenis ONAN / ONAF, yaitu pendingin dengan minyak
yang bersirkulasi secara alamiah dan udara yang bersirkulasi secara
paksa dengan menggunakan fan (kipas).
Menurut cara pendinginannya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
NoJenis Sistem
Pendingin
MEDIA
Di Dalam Trafo Di Luar Trafo
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
1 AN - - Udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN Minyak - Udara -
4 ONAF Minyak - - Udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF - Minyak - Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
Tabel 1 Sistem Pendingin Dalam Gardu Induk
Pada cara alamiah, pengaliran pendingin sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media untuk mempercepat perpindahan panas dari media
tersebut ke udara keluar diperlukan bidang perpindahan yang lebih luas
antara media (minyak, udara, gas), dengan cara melengkapi trafo dengan
sirip-sirip (radiator). Sedangkan pada cara paksa, penyaluran panas
dipercepat dengan melengkapinya dengan peralatan bantu yaitu fan pada
GI Simpang Tiga.
1.2 Bagian-Bagian Trafo Tenaga
Transformator terdiri dari :
A. Bagian Utama
1. Inti Besi
Inti besi adalah tempat melekatnya kumparan dan berfungsi sebagai
jalannya fluks magnetik. Besi yang digunakan untuk inti transformator
biasanya mempunyai kadar silikon yang tinggi dan diproses agar memiliki
permeabilitas yang tinggi dan rugi-rugi histeris yang kecil pada operasi
normal. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”. Ada dua
jenis inti yang biasanya digunakan pada trafo, yang membedakan type inti
ini adalah cara pemasangan kumparan primer dan skundernya. Kedua jenis
inti tersebut adalah :
- Type inti (core)
- Type cangkang (shell)
Gambar 2 Inti besi dan laminasi yang diikat fiberglass6
2. Kumparan Trafo
Kumparan pada trafo adalah kawat penghantar yang dialiri oleh arus listrik
dibagian primer dan skunder yang dililitkan pada inti besi trafo. Untuk
mencegah mengalirnya arus dari kumparan tersebut ke inti besi atau
bagian lain dari trafo biasanya kawat kumparan tersebut dibatasi dengan
isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Umumnya pada trafo
terdapat kumparan primer dan skunder. Bila kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan/ arus bolak-balik maka pada kumparan
tersebut akan terjadi fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan dan
bila pada rangkaian skunder dihubungkan dengan beban maka akan
menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat
transformasi tegangan dan arus. Jumlah lilitan pada trafo pada bagian
primer dan sekunder juga menentukan apakah trafo berfungsi sebagai
penaik (step up) atau penurun tegangan (step down).
Gambar 3 Susunan kumparan dari transformator tenaga
3. Minyak Transformator
Minyak trafo mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai bahan isolasi dan
bahan pendingin trafo. Sebagai bahan isolasi, minyak akan mengisi
ruangan antara kumparan primer dan skunder sehingga tidak akan
menimbulkan breakdown antara kumparan tersebut. Sebagai bahan
pendingin minyak dipilih karena minyak dapat mensirkulasikan panas
dengan baik. Jenis minyak trafo yang dipakai adalah “Sheel Dialla B”.
4. Bushing Isobar
Hubungan antara terminal kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah
peralatan yang dikenal dengan nama bushing isolator yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator dimana isolator ini mengisolasi
konduktor dengan body (badan) trafo. Bushing isolator biasanya terbuat
dari bahan porselen.
5. Tangki Konservator
Tangki konservator merupakan tempat untuk menampung pemuaian
minyak dari minyak yang ada di dalam transformator. Dimana minyak
pada transformator dalam keadaan tertentu akan memuai oleh sebab panas
akibat temperatur yang tinggi. Hasil pemuaian dari minyak ditampung
didalam tangki yang bernama tangki konservator.
B. Peralatan Bantu
1. Pendingin
Pada inti besi akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi
tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikkan suhu yang
berlebihan akan merusak sistem isolasi yang terdapat pada transformator.
Sehingga diperlukan sistem pendingin untuk mengurangi kenaikkan suhu
yang berlebihan tersebut. Media yang digunakan untuk sistem pendingin
dapat berupa udara gas, minyak, air dan sebagainya. Secara alamiah
pengaliran media diakibatkan karena adanya perbedaan suhu dan untuk
mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar
diperlukan perpindahan panas yang lebih luas antara media dengan cara
melengkapi trafo dengan sirip-sirip (radiator) bila diinginkan perpindahan
panas yang lebih cepat lagi maka cara alamiah tersebut dapat dilengkapi
dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi yaitu dengan pompa
sirkulasi minyak, udara, dan air. Metoda tersebut dinamakan sistem
pendinginan secara paksa.
2. Tap Changer (Perubah Tap)
Adalah alat perubah pendinginan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang tetap (20 kV) dari tegangan primer yang
berubah-ubah. Tap changer yang hanya dapat beroperasi untuk
memindahkan tap trafo dalam keadaan tidak berbeban disebut Off Load Tap
Changer dan hanya dapat diopersikan secara manual. Tap canger yang dapat
beroperasi dalam keadaan berbeban disebut On Load Tap Changer dan
dapat dioperasikan secara otomatis.
Ada berbagai persoalan yang timbul sehubungan dengan
pemakaian pengubah tap. Karena saklar pengalih melaksanakan perpindahan
hubungan (switching over) didalam minyak, maka minyak tersebut cepat
memburuk. Minyak yang telah memburuk ini dapat disaring, tergantung dari
keadaan untuk mencegah turunnya kekuatan isolasi. Karena frekuensi
bekerjanya saklar pengalih ini tinggi maka keausan kontak harus mendapat
perhatian dan penggantian kontaknya cukup sekali dalam beberapa tahun,
karena dalam pengujian jenis (type-test) dilakukan pengujian listrik
bekerjanya kontak (Electrical Duty Test) berpuluh-puluh ribu kali.
Gambar 4. Perubah tap tegangan tinggi (off load) pada transformator 3 fasa 50 Hz
3. Alat Pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila
suhu udara tinggi, maka minyak memenuhi dan mendesak udara diatas
minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya apabila suhu udara turun
minyak menyusut maka udara luar akan masuk kedalam tangki.kedua
proses ini disebut pernapasan trafo. Akibat pernapasan trafo tersebut maka
perubahan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara
luar yang lembab akan menurunkan niali tegangan tembus trafo, maka
untuk mencegah hal tersebut pada ujung pipa penghubung udara luar
dilengkapi dengan alat pernapasan berupa tabung berisi kristal zat
hygroskopis.
4. Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi maka perlu adanya indikator
pada trafo sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin
- Indikator kedudukan tap
5. NGR (Netral Grounding Resistor)
Pada saat sistem tenaga listrik masih dalam skala kecil, gangguan
hubung singkat ke tanah pada instalasi tenaga listrik tidak merupakan suatu
masalah yang besar. Hal ini dikarenakan bila terjadi gangguan hubung
singkat fasa ke tanah arus gangguan masih relatif kecil (lebih kecil dari 5
Amper), sehingga busur listrik yang timbul pada kontak-kontak antara fasa
yang terganggu dan tanah masih dapat padam sendiri. Tetapi dengan semakin
berkembangnya sistem tenaga listrik baik dalam ukuran jarak (panjang)
maupun tegangan, maka bila terjadi gangguan fasa ke tanah arus gangguan
yang timbul akan besar dan busur listrik tidak dapat lagi padam dengan
sendirinya. Timbulnya gejala-gejala ”busur listrik ke tanah (arching ground)”
sangat berbahaya karena menimbulkan tegangan lebih transient yangdapat
merusak peralatan. Apabila hal di atas dibiarkan, maka kontinuitas
penyaluran tenaga listrik akan terhenti, yang berarti dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, sistem-sistem tenaga listrik tidak
lagi dibuat terapung (floating) yang lazim disebut sistem delta, tetapi titik
netralnya ditanahkan melalui tahanan, reaktor dan ditanahkan langsung (solid
grounding). Pentanahan itu umumnya dilakukandengan menghubungkan
netral transformator daya ke tanah, seperti dicontoh kan pada gambar berikut.
Gambar 5 Contoh pentanahan titik netral sistem
Adapun tujuan pentanahan titik netral sistem adalah sebagai berikut:
1. Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2. Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa
yang sehat).
3. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga
listrik.
4. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkanoleh
penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike groundfault).
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam
menentukan lokasi gangguan.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) adalah suatu
sistem yang mempunyai titik netral dihubungkan dengan tanah melalui
tahanan (resistor),
Gambar 6 Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral melalui Tahanan
(Resistor)
Pada umumnya nilai tahanan pentanahan lebih tinggi dari pada reaktansi sistem pada tempat di mana tahanan itu dipasang. Sebagai akibatnya besar arus gangguan fasa ke tanah pertama-tama dibatasi oleh tahanan itu sendiri. Dengan demikian pada tahanan itu akan timbul rugi daya selama terjadi gangguan fasa ke tanah. Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus gangguan ke tanah dapat dibatasi sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi di segala tempat di dalam sistem bila tidak terdapat titik pentanahan lainnya. Dalam menentukan nilai tahanan pentanahan akan menentukan besarnya arus gangguan tanah
Gambar 7 Resistor Jenis Logam
Macam-macam Transformator, yaitu :
1. Transformator Arus ( Current Transformator )
Untuk pemasangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi/pengamanan pada
instalasi tegangan tinggi, menengah dan rendah diperlukan transformator
pengukuran. Transformator arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang
mengalir pada tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran
dapat dilakukan secara langsung sedangkan untuk arus yang mengalir besar, maka
harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan trafo
arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus yang besar).
Jadi, transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus besar pada
tegangan tinggi/menengah menjadi arus kecil pada tegangan rendah biasanya
disebut arus skunder. Pada umumnya arus nominal dari arus skunder adalah 5 atau
1 amper. Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan
energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi
Klasifikasi transformator arus dibedakan menurut tipe kontruksi dan
pasangannya :
1. Menurut tipe kontruksi
- Tipe cincin (ring/window type)
- Tipe cor-coran cast resin (mounded cast resin type)
- Tipe tanki minyak (oil tank type)
- Tipe transformator arus bushing
2. Menurut tipe pemasangannya
- Pemasangan dalam (indoor)
- Pemasangan luar (outdoor)
Bagian-bagian utama dan fungsinya, yaitu:
1. Kumparan
Berfungsi untuk mentransformasikan besaran-besaran ukur arus listrik dari
yang tinggi / menengah ke rendah.
2. Isolasi
Terdiri dari zat cair (minyak) yang berfungsi mengisolasikan bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan atau mengisolasikan
bagian bertegangan yang berlainan fasanya.
3. Porselen
Berfungsi sebagai isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dengan
badan atau antara bagian bertegangan yang berlainan fasanya.
4. Dehydrating Breather
Suatu peralatan pernapasan transformator yang berfungsi untuk menyerap
udara lembab yang timbul dalam ruang transformator, sehingga akan
mencegah rusaknya minyak (isolasi transformator).
5. Terminal
Tempat penghubung dari sisi primer atau sekunder ke bagian-bagian
peralatan listrik yang membutuhkannya.
Hubungan pada transformator arus :
a. Hubungan transformator arus biasa
Hubungan ini terjadi dari sebuah lilitan primer dan skunder, yang
mempunyai rasio 50/5 A , 150/5 A, 300/5 A dan lain-lain.
b. Hubungan transformator arus dengan dua belitan
Hubungan ini terdiri dari sebuah lilitan primer dan dua lilitan skunder yang
bekerja masing-masing lilitannya dengan inti ganda. Satu lilitan
skundernya untuk alat pengaman dan satu lagi untuk alat-alat pengukur.
c. Hubungan transformator arus dengan dua buah belitan primer dan dua
buah lilitan skunder
Hubungan ini terdiri dari dua buah lilitan primer yang sama dan dapat
dihubungkan seri atau paralel sedangkan masing-masing lilitan skundernya
terpisah. Bilamana lilitan primernya dihubungkan seri sehingga didapat
batas ukur yang lebih rendah jika lilitan primernya dihubungkan paralel
akan didapat batas ukur yang besar. Sistem ini lebih menguntungkan,
karena jika diadakan perluasan elektrifikasi maka tidak perlu mengganti
transformator arus lagi.
Gambar 8 Transformator Arus
2. Transformator Tegangan ( PT )
Transformator tegangan adalah tranformator satu fasa step down yang
mentranformasikan tegangan sistem ketegangan rendah untuk besaran ukur sesuai
dengan alat-alat ukur atau alat-alat pengaman.
Klasifikasi tranformator tegangan juga dibedakan menurut tipe kontruksi
dan pemasangannya:
1. Menurut tipe kontruksinya
- Transfomator tegangan induktif (induktive voltage transformer).
Prinsip kerja trafo ini sama dengan trafo daya namun perancangannya
ada hal yang berbeda yaitu trafo ini berkapasitas kecil (10 – 150 VA)
karena bebannya hanya alat-alat ukur dan salah satu terminal tegangan
tingginya selalu dibumikan. Untuk tegangan menengah badan aktif
trafo tegangan dimasukkan dalam bejana yang dimaksudkan dalam
bushing untuk terminal tegangan tingginya. Untuk tegangan di atas
66 kV badan aktif trafo dibungkus dengan porselen.
-Transformator tegangan kapasitif (Capacitor Voltage Transformer).
Trafo ini digunakan untuk keperluan pengukuran diatas 132 kV pada
sistem yang dimanfaatkan jaringannya sebagai pembawa sinyal
komunikasi (Power Line Carrier) dan kendali jarak jauh (Remote
Control).
2. Menurut pemasangannya
- Pasangan dalam (indoor)
- Pasangan luar (outdoor)
Bagian-bagian utama dan fungsi-fungsinya antara lain :
1. Kumparan
Kumparan berfungsi untuk mentransformasikan besaran-besaran ukur
tegangan listrik dari yang tinggi / menengah ke yang rendah.
2. Isolasi
Isolasi umumnya terdiri dari zat cair (minyak) yang berfungsi
mengisolasikan bagian yang berbeda tegangan.
3. Porselen
Porselen berfungsi sebagai isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan
dengan badan atau antara bagian bertegangan dengan yang berlainan
fasanya.
4. Terminal
Terminal adalah tempat penghubung dari sisi primer atau skunder
bagian-bagian peralatan listrik yang membutuhkannya.
Hubungan rangkaian primer dan sekunder dari transformator tegangan :
1. Hubungan transformator tegangan biasa
2. Hubungan transformator tegangan dengan dua buah belitan sekunder
Hubungan ini terdiri dari sebuah lilitan primer dan dua buah lilitan
sekunder yang masing-masing lilitan skunder tersebut digunakan untuk
alat pengaman dan alat-alat pengukuran.
3. Hubungan open delta
Hubungan ini digunakan untuk jaringan tegangan menengah dan terdiri
dari dua buah trafo tegangan satu fasa.
4. Hubungan fasa ke tanah
Hubungan ini digunakan pada jaringan tegangan menengah dan tegangan
tinggi dengan menghubungkan ke tanah, sehingga tegangan skundernya
adalah tegangan fasa tanah.
3. Oto-Transformator
Pada ototransformator bahwa arus dibagian kumparan ef adalah Ief = 300 A
– 100 A, sedangkan pada transformator fasa tunggal biasa keseluruhan arus
yang mengalir pada bagian tersebut (kumparan primer dan sekunder) adalah
100 A + 300 A = 400 A. dengan demikian terdapat penghematan tembaga
pada ototransformator karena berkurangnya arus yang mengalir pada bagian
kumparan ef dari 400 A menjadi 200 A saja. Meskipun demikian
ototransformator mempunyai juga kelemahan karena adanya hubungan
konduktif antara kumparan tegangan tinggi dan teganga rendah, sehingga
suatu kesalahan meletakkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah dapat
mengakibatkan kerusakan.
2. Pengubah Fasa
Macam-macam alat pengubah fasa
1. Kondensator putar
Kondensator putar
Kondensator putar terdiri dari berbagai jenis, diantaranya :
a. Kondensator sinkron
Kondensator ini merupakan jenis kondensator yang umum dipakai.
Perbandingan phasa terbelakang (lagging) dan kapasitas phasa terdahulu
(leading) biasanya sekitar 0,5 – 0,8. Tetapi untuk mencegah penguatan
sendiri (self excitation) pada waktu percobaan pemuatan (charging test)
saluran trasmisi yang panjang, diperlukan kondensator sinkron dengan
kapasitas phasa terbelakang yang besar dan yang mempunyai perbandingan
kapasitas 1,0. Makin besar kapasitas phasa terbelakangnya makin besar pula
perbandingan hubung singkatnya (short circuit ratio). Jika sebuah saluran
transmisi diberi tegangan dengan kondensator sinkron, maka mungkin
terjadi penguatan sendiri oleh arus penguatan sendiri oleh pemuat dari
saluran transmisi itu.
b. Kondensator asinkron
Reaktor ini mempunyai keuntungan yang besar anatara lain ; dapat
dimulai lebih mudah, hanya sedikit menyumbang arus hubung singkat dan
stabilitasnya baik
2. Kapasitor shunt
Sebagai unit, ada kapasitor 1 phasa dan kapasitor 3 phasa. Pada
saluran distribusi dapat dipakai 3 phasa. Jika tegangan sistim tinggi dan
kapasitasnya besar, kapasitor 1 phasa dihubungkan secara bintang.
Sekarang, kapasitor unit sampai 1,667 kVA telah dibuat di Jepang. Susunan
kapasitor terdiri dari :
a. Kapasitor unit itu sendiri
b. Reaktor seri
c. Kumparan pelepasan (discharge)
d. Isolator penyangga (untuk tegangan lebih dari 60 kVA)
Biasanya frekuensi harmonis yang ganjil, yakni harmonis ketiga,
kelima dan ketujuh selalu ada pada sistim tenaga. Karena impedansi sistim
adalah induktif untuk frekuensi ini, maka impedansi dari susunan kapasitor
itu hendaknya induktif pula. Jika ia kapasitif, maka akan terjadi resonansi
paralel, sehingga akan mengalir arus harmonik yang besar yang bersirkulasi
antara sistim dan susunan kapasitor itu. Hal ini menyebabkan pemanasan
yang berkelebihan pada kapasitor dan distorsi pada tegangan dan arus.
Untuk mencegah hal ini dipasang teaktor seri kira-kira 5 – 6%, yang
ditalakan dengan harmonik keempat, untuk membuat impedansi kapasitor
itu induktif pada harmonik yang lebih tinggi dari harmonik kelima.
Resonansi pada harmonik ketiga kemungkinan kecil, karena harmonik
ketiga itu sendiri kecil. Kecuali itu harmonik ketiga adalah dari urutan phasa
nol, susunan kapasitor yang terhubung secara bintang mempunyai imedansi
urutan nol yang besar, sedangkan hampir semua arus harmonik ketiga
diserap oleh lilitan delta dari transformator tenga.
3. Reaktor shunt
Ada 2 macam reaktor shunt, yaitu :
1. Reaktor berinti besi dengan celah udara
2. Reaktor berinti udara
Dibandingkan dengan transformator, getaran dan suara dengungnya
lebih besar. Oleh karena itu pada umumnya kepadatan flux inti besinya
dibuat rendah.
2. Peralatan Penghubung
1. Pemutus Beban (PMT)
PMT adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau
memutuskan arus/daya listrik sesuai dengan ratingnya. Pada saat proses
pemutusan atau penghubungan arus/daya listrik akan timbul busur api pada PMT.
Untuk memadamkan busur api ini, PMT dilengkapi dengan media pemadam
busur api berupa minyak, gas atau udara.
Berdasarkan media pemadam busur api listrik tersebut, maka PMT dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. PMT dengan media minyak, dibagi menjadi :
PMT dengan menggunakan banyak minyak (Bulk oil circuit breaker). PMT
jenis ini biasanya digunkana pada sistem tegangan sampai 245 kV. Pada PMT ini
minyak berfungsi sebagai :
Bahan isolasi antara badan dengan bagian-bagian yang bertegangan.
Peredam loncatan bunga api listrik selama proses pemutusan kontak.
PMT jenis ini ada yang mempunyai alat pembatas busur api dan ada pula
yang tidak memakainya.
PMT dengan menggunakan sedikit minyak (Low oil content circuit
breaker). Pada PMT jenis ini, minyak hanya digunakan sebagai peredam loncatan
bunga api listrik, sedangkan sebagai bahan isolasi dari bagian-bagian yang
bertegangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organik. PMT ini
dimasukkan dalam tabung yang terbuat dari bahan isolasi. Diantara bagian
pemutus dan tabung diisi dengan minyak yang berfungsi untuk memadamkan
busur api saat terjadi pemutusan. Proses pemutusan arus terjadi di bagian dalam
pemutus.
2. PMT dengan media udara, dibagi menjadi :
PMT udara hembus (Air Blast Circuit Breaker) Pada PMT ini udara bertekanan
tinggi dihembuskan ke busur api melalui nozzle pada kontak pemisah. Setelah
pemadaman busur api, udara tersebut juga berfungsi untuk mencegah restriking
voltage (tegangan pukul). Kontak PMT ditempatkan di dalam isolator dan juga
katup hembusan udara. Pada PMT kapasitas kecil, isolator ini merupakan satu
kesatuan dengan PMTnya, tetapi unutk PMT berkapasitas besar tidak demikian
halnya.
PMT dengan hampa udara (Vacuum Circuit Breaker) PMT jenis ini belum
banyak digunakan. Kontak-kotak pemutus dari PMT ini terdiri ari kontak tetap
dan kontak bergerak yang ditempatkan dalam ruang hampa udara. Ruang hampa
udara ini mempunyai kekuatan dielektrik (dielectric strength) yang tinggi dan
media pemadam busur api yang baik.
3. PMT dengan media gas
Gas yang digunakan pada PMT jenis ini adalah gas SF6 (Sulphur
Hexafluoride). Sifat-sifat fisik gas SF6 murni adalah: tidak berwarna, tidak
berbau, tidak beracun, bentuk fisik gas akan berubah dengan perubahan suhu dan
tekanan absolutnya, tegangan tembus (disruptive voltage) gas akan semakin tinggi
jika tekanan absolut gas semakin besar dan tegangan tembus gas semakin rendah
jika presentase udara yang bercampur dengan gas semakin besar.
Sifat-sifat gas SF6 sebagai pemadam busur api adalah : cepat untuk
membentuk kembali kekuatan dielektrik, tidak terjadi karbon selama terjadi busur
api (arhcing), tidak mudah terbakar, thermal conductivity yang baik dan tidak
menimbulkan bunyi yang besar pada saat PMT menutup atau membuka.
Sebagai bahan isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang
tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan
pertambahan tekanan.
Sifat lain dari gas SF6 ini adalah mampu mengembalikan kekuatan
dieletriknya dengan cepat setelah arus bunga api listrik melalui titik nol
PMT SF6 ini terbagi dalam dua jenis, yaitu :
Tipe tekanan tunggal (Single pressure type)
PMT jenis ini diisi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 kg/cm2.
selama pemisahan kontak, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung yang
menempel pada kontak bergerak. Pada waktu terjadi pemutusan, gas
ditekan melalui nozzle dan tiupan ini akan mematikan busur api listrik.
Tipe tekanan ganda (Double pressure type)
Pada PMT ini, gas dari sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke
gas sistem tekanan rendah selama terjadi pemadaman busur api. Pada
sistem gas tekanan tinggi, tekanan gas kurang lebih 12 kg/cm2 dan pada
sisitem tekanan rendah, tekanan gas kurang lebih 2 kg/cm2. Gas pada
sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan
tinggi.
Prinsip kerja PMT :
“Pada proses penutupan, tabung kontak bergerak yang berhubungan
dengan kontak tetap bawah bergerak ke arah bagian-bagian kontak tetap atas
sehingga kedua kontak akan terhubung yang merupakan penghubung arus dari
terminal atas ke terminal bawah
Pada proses pembukaan, tabung kontak bergerak yang berhubungan
dengan kontak tetap bawah meninggalkan kontak tetap atas. Pertama kali, selinder
bergerak dan akan terpisah dengan jari-jari kontak tetap dan kemudian jari-jari
busur akan terpisah dari batang busur dan akhirnya ujung busur akan terpisah dari
batang busur. Pada saat ujung busur terpisah dari batang busur, akan terjadi
loncatan busur api yang segera akan dipadamkan oleh hembusan gas SF6.
Gambar 3.11 Controller gas SF6 yang terdapat pada bagian PMT
2. Pemisah
Pemisah adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu
peralatan listrik sudah bebas dari tagangan kerja. Oleh karena itu pemisah tidak
diperbolehkan untuk dimasukkan atau dikeluarkan pada saat rangkaian listrik
dalam keadaan berbeban.
Untuk tujuan tertentu, pemisah penghantar atau kabel dilengkapi dengan
pemisah tanah (pisau pentanahan/earthing blade). Umumnya antara pemisah
penghantar/kabel dan pemisah tanah terdapat alat yang disebut interlock. Dengan
terpasangnya interlock, maka kemungkinan terjadinya kesalahan operasi dapat
dihindarkan. Tenaga penggerak pemisah dapat diperoleh secara manual, dengan
motor, dengan pneumatik atau dengan hidrolis.
Pada umumnya pemisah (PMS) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsi dan penempatannya, yakni :
a) Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :
i. Pemisah Peralatan (PMS Bus)
Pemisah peralatan merupakan alat yang berfungsi untuk mengisolasi
peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi yang bertegangan.
Pemisah ini harus dimasukkan atau dibuka dalam keadaan tak
berbeban.
ii. Pemisah Tanah (PMS Line), Berfungsi untuk mengamankan peralatan
dari sisa tegangan yang timbul sesudah saluran udara tegangan tinggi
diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau lainnya.
b) Berdasarkan penempatannya dalam sistem tenaga, dibedakan menjadi :
i. Pemisah penghantar
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi penghantar.
ii. Pemisah rel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi rel.
iii. Pemisah kabel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi kabel.
iv. Pemisah seksi
Merupakan pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel
tersebut dapat terpisah menjadi dua seksi.
v. Pemisah tanah
Merupakan pemisah yang terpasang pada penghantar atau kabel untuk
di hubungkan ke tanah.
Gambar 3.10 PMS tanah
3. Saklar Beban
Saklar beban tidak dapat memutuskan arus gangguan, tetapi dapat
memutuskan aru beban. Ini menguntungkan apabila pemutus tenaga dipasang
pada rangkaian utamanya dan pada saluran cabangnya dipasang saklar beban.
4. Sekering Tenaga
Sekering tenaga banyak dipakai untuk pengamanan terhadap hubung singkat
dan beban lebih, hampir sama dengan PMT, tetapi kemampuannya sama
dengan gabungan antara arus beban dan relenya. Kerugiannya adalah bahwa ia
tidak dapat memutus tiga fasa bersama-sama dan harus diganti dengan yang
baru setiap kali ia terputus.
4. Panel konrol dan kotak hubung tertutup
1. Panel kontrol
Rele proteksi (Panel control) yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk
mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau
mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi
daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan
memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan
yang tinggi.
Jenis-jenis panel kontrol dalam GI adalah panel kontrol utama, panel rele
dan panel pemakaian sendiri. Panel kontrol utama kadang-kadang dibagi lebih
lanjut kedalam panel instrumen dan panel operasi.
Pada panel instrumen terpasang dan penunjuk gangguan dari sini keadaan
operasi dapat diawasi. Pada panel operasi terpasang saklar operasi pemutus beban
dan pemisah serta lampu penunjuk posisi, saklar, ril tiruan (mimic bus), saklar dan
lampu diatur letak dan hubungannya sesuai dengan keadaan rangkaian yang
sesungguhnya sehingga keadaannya dapat dengan mudah dilihat. Pada gardu
induk kecil, panel kontrol utamanya dari jenis tegak dan instrumen serta saklar-
saklarnya bersama-sama terpasang dimuka. Pada gardu induk besar, panel yang
tegak harus dipakai sebagai panel instrumen. Panel operasinya adalah dari jenis
meja (bench type) dan ada didepannya.
Pada panel rele terpasang rele pengaman saluran transmisi, rele pengaman
differensial trafo dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat diketahui dari penunjukan
pada rele itu sendiri dan pada penunjukan gangguan dipanel kontrol utama. Pada
GI kecil, sisi depan dari panel tegak dipakai sebagai panel utama dengan
instrumen dan saklar, dan sisi belakangnya dipakai sebagai panel rele. Pada GI
besar, jika rangkaiannya sudah rumit, panel terpasang dalam ruangan tersendiri.
Pada GI yang besar dan modern dengan susunan rel yang sudah sangat
rumit, mulai banyak dipakai panel dengan gambar-gambar yang bercahaya.
Bagian sistem yang bekerja dibuat bercahaya dan berkedip-kedip pada waktu ada
gangguan. Jika suatu PMT akan ditutup, bagian dari rel yang akan menjadi
bertegangan oleh menutupnya PMT itu dibuat berkedip-kedip sehingga luasnya
bagian sistem yang akan terkena akibatnya dapat diperiksa lebih dahulu sebelum
PMT itu benar-benar menutup. Dengan jalan ini kesalahan operasi dapat dicegah.
Tata susunan (arrangement) panel kontrol dan panel rele harus sesuai
dengan tata peralatan yang ada diluar, kelas tegangan dan saluran transmisi yang
masuk. Dengan demikian maka pengawasan operasi dan pelaksanaan
pemeliharaan dipermudah. Sesuai dengan keadaan diluar maka urutan panel
adalah untuk saluran masuk trafo alat pengubah fasa dan panel saluran keluar.
Untuk memudahkan pengawasan operasi, panel kontrol utama dimana perhatian
operator harus dipusatkan, dipasang didepan dan panel tambahan (auxilary board)
dan panel pemakaian sendiri dipasang disatu sisi atau kedua sisinya tegak lurus
padanya.
Untuk pengawasan belakang (back wiring) harus dipakai kabel dengan
isolasi yang tidak dapat terbakar, pada umumnya dipakai kabel PVC. Terminal
pengujian dipasang pada rangkaian dari trafo arus dan trafo tegangan. Terminal
pengujian untuk trafo arus ada yang dari jenis terminal, ada yang dari jenis pasak
(plug type). Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pengujian
dapat dihindari kemungkinan terbukanya rangkaian skunder.
Panel kontrol merupakan pusat syaraf bagi suatu gardu induk. Pada panel
inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan melakukan operasi peralatan
serta pengukuran-pengukuran tegangan, arus, daya, dan sebagainya setiap waktu
bila dipandang perlu.
Bila terjadi gangguan panel itu membuka pemutus beban (secara otomatis)
melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu. Karena tegangan
dan arus tidak dapat langsung diukur pada sisi tegangan tinggi, maka
transformator ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus yang
rendah dan sekaligus memisahkan alat ukur tadi dari tegangan tinggi. Ada tiga
jenis transformator ukur, yaitu trafo tegangan, trafo arus dan tegangan arus.
2 Lemari Hubung
Lemari hubung (cubicle) terbuat untuk kelas 3-30 kV dan dipakai untuk
pusat beban atau pusat daya (power centre). Karakteristiknya adalah bahwa :
- Bagian yang bertegangan tidak boleh terbuka (exposed)
- Ganggguan tidak akan meluas sebab rangkaiannya terbagi dalam satuan-
satuan
- Luas instalasi kecil dalam pemasangan,perluasan dan pemindahan instalasi
mudah
- Kehandalannya tinggi karena pemasangannya sempurna dipabrik
Lemari hubung diklasifikasikan oleh perbedaan-perbedaan sistem rilnya
kedalam jenis-jenis ril tunggal, ril rangkap dan ril penyimpang (bypass). Untuk
rangkaian pemakaian gardu induk sendiri jenis yang sering dipakai adalah yang
paling sederhana yakni jenis ril tunggal.
5. Arrester
I. Pengertian Arrester
Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih , yang disebabkan oleh petir atau surya hubung (swithching
surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk
jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke system pentanahan sehinggga
tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi
peralatan listrik.
By-pass ini harus sedemikian rupa sehingga tidak menganggu
aliran daya sistem frekuensi 50 Hz. Pusat pembangkit listrik umumnya
dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga
listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk
(GI), Sedangkan saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir
yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat
masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik
harus ada lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal
gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat
pembangkit listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari
pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker
(switching).
Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas
350 kV, surja tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari
pada surja petir.
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan
karenanya harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester
harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak sedekat
mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang
merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat
transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator
mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya
akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti
transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan
gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini,
lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan
operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti
beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak
terjadi arus pada tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini
disebut rasio proteksi arrester.
Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi
bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka
flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada transformator.
Transformator merupakan bagian instalasi pusat listrik yang paling mahal
dan rawan terhadap sambaran petir, selain itu jika sampai terjadi
kerusakan transformator, maka daya dari pusat listrik tidak dapat
sepenuhnya disalurkan dan biayanya mahal serta waktu untuk perbaikan
relatif lama.
Jadi, pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul
tegangan surya alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif
rendah, sehinggga dapat melakukan arus yang tinggi ketanah. Setelah
surya hilang, arrester harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan listrik pada
sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surya
hubung. Maka pada umumnya arrester dipasang pada setiap ujung SUTT
yang memasuki gardu induk. Di gardu induk besar ada kalanya pad atrafo
dipasang juga arrester untuk menjamin terlindungnya trafo dan peralatan
lainnya dari teganagan lebih tersebut.
Gambar 1.1. akan menunjukkan konstruksi sebuah lightning arrester
buatan Westinghouse yang menggunakan celah udara (air gap) di bagian
atas.
Arrester ini bisa dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang
perlu dilindungi misalnya pada komputer. Alat yang dilindungi perlu tidak
saja dilindungi terhadap sambaran petir secara langsung, tetapi juga
terhadap sambaran tidak langsung yang menimbulkan induksi.
Gambar 1.2. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang di
Luar Gedung
Gambar 1.3. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang
didalam Gedung
Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan listrik
pada jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja
hubung, maka pada umumnya arrester dipasang pada setiap ujung SUTT
yang memasuki gardu induk. Di gardu induk besar ada kalanya pada trafo
dipasang juga arrester untuk menjamin terlindungnya trafo dan peralatan
lainnya dari tegangan lebih tersebut. Penggunaan LightningArrester
sebagai pengaman transformator dapat memberikan hasil yang maksimal
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tegangan dasar Lightning Arrester (frekuensi 50 Hz) dipilih
sedemikian rupa sehingga nilainya tidak dilampaui pada saat
dipergunakan, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
gangguan (hubung singkat).
2. Lightning Arrester dapat memberikan perlindungan apabila ada selisih
(margin) yang cukup antara tingkat arrester dan peralatan. Daerah
perlindungan harus mempunyai jangkau (range) cukup untuk
melindungi semua peralatan gardu yang mempunyai BIL yang sama
dengan BIL yang harus dilindungi arrester atau lebih tinggi dari daerah
perlindungan.
3. Arrester harus dipasang sedekat mungkin kepada peralatan
utama dan tahanan tanahnya rendah.
4. Jatuh tegangan maksimum dari arrester dipakai sebagai tingkat
perlindungan arrester (bukan jatuh tegangan rata- rata).
5. Sebuah harga tegangan pelepasan arus-petir harus ditetapkan untuk
menentukan tingkat perlindungan arrester yang harus dikoordinasikan
dengan BIL.
2. Bagian- bagian yang penting dari Arrester
1. Elektroda
Elektroda – elektroda ini adalah terminal dari arrester kilat yang
berjumlah 2 buah, terdiri dari bagian atas yang dihubungkan dengan
series gap (bagian yang bertegangan), dan bagian bawah yang
dihubungkan dengan tanah.
2. Sela percikan (spark gap)
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung
pada arrester yang terpasang, maka pada sela percikan (spark gap) akan
terjadi loncatan busur api. Pada beberapa type arrester busur api yang
terjadi tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulkan oleh
tabung fiber yang terbakar. Maka Spark Gap atau Series Gap merupakan
sela yang akan menahan tegangan operasional tetapi akan terjadi
percikan dan menjadi penghantar pada tegangan tinggi (tegangan lebih).
3. Tahanan katup ( valve resistor)
Tahanan yang dipergunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis
material yang sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan
perubahan tegangan atau tahanan katup adalah material yang
disambungkan pada sela api arrester dengan tujuan untuk memadamkan
busur api bila terjadi gangguan. Bahan ini mempunyai nilai tahanan yang
mempunyai sifat khusus bahwa tahanannya kecil bila tegangan dan
arusnya besar.
4. Tabung Serat (Fiber Tube)
Alat ini terbuat dari material yang dapat menguap (berubah- ubah) bila
mendapat panas yang cukup tinggi. Dan bagian ini tidak terdapat pada
semua jenis arrester, tetapi hanya pada arrester tipe expulsion.
Gambar 1.4. Arrester Valve
3. Type dan Cara Kerja Arrester
Arrester pedir yang dipakai dalam sistem arus bolak balikdapat dibagi sebagai
berikut :
Arrester Tipe Expulsion
Arrester tipe ini dibagi menjadi dua golongan sesuai dengan tempat
penggunaannya antara lain :
1. Tabung pelindung (Protector Tube) Tabung pelindung atau protector
tube ini digunakan untuk memproteksi isolator saluran transmisi.
2. Distribution type , Tipe ini biasanya digunakan pada peralatan jeringan
distribusi, atau peralatan proteksi pada transformator distribusi 20 kV
Gambar 1.5. Arrester Expulsión
Keterangan :
1.Dua lubang untuk tempat pemasangan,
2. Elektroda metal bagian dalam,
3. Sela deret bagian luar,
4.Konduktor pembungkus untuk luka busur dan kebakaran,
5. Tutup dari metal,
6. Isolasi tabung expulsi dengan banyak dinding,
7.Sela bagian dalam,
8.Elektroda metal untuk hubung tanah,
9.Gulungan untuk pemegang deflektor pengosongan,
10. Pengeluaran gas busur api melalui pembukaan elektroda
Bawah
~ Cara Kerja Arrester tipe expulsion
Arrester type ini terdiri dari tabung isolasi yang mempunyai elektroda disetiap
ujung dan lubang discharge pad aujung bawah. Panjang tabung sedemikian
rupa sehinggga spark-over terjadi pada gap antara dua elektroda dalam tabung.
Untuk rating tegangan yang tinggi kemungkinan dalam tabung tergabung dua
atau lebih gap dengan lubang discharge pada bagian atas, bawah dan tengah-
tengah dari tabung ini merupakan series gap yang dipasang diantara elektroda
dengan kawat penghantar, yang mencegah pemakaina tegangan sistem yang
terus menerus pada tabung, dengan cara demikian kebocoran, korona dan
karbonisasi dapat dihindari.
Discharge pada gap luar dan berakhir pad ainternbal bore dari tabung
pencegahflash over petir pada isolasi paralel dari penghantar.
Daya dari arus sususlan membantu tekanan menjadi tinggi didalam tube bore
yang menimbulkan asap dari lubang dicharge. Aksi expulsion yang cepat dari
gas didalam tabung akan memutusknaarus hubung singkat susulan pada
setengah cycle pertama atau kedua. Bila sebuah surja kilat sampai pada kawat
fasa, maka terjadilah percikan api (spark over) antara kawat dan elektroda atas
melalui sela seri (series gap) yang kemudian diteruskan ke elektroda bawah.
Pada keadaan ini arrester bersifat sebagai konduktor sehingga arus discharge
dari tegangan lebih mengalir. Bila tegangan lebih hilang, maka arus susulan
akan mengalir dari tegangan sistem. Dengan adanya arus yang mengalir ini,
maka panas akan timbul pada tabung arrester sehingga timbul gas dari dinding
tabung fiber. Dengan timbulnya gas ini, maka tegangan dalam tabung akan
menjadi besar, dan gas tersebut akan keluar melalui tempat pengeluaran gas.
Arrester tipe Valve
Arrester tipe valve juga terbagi dalam dua golongan yaitu :
1. Station Type Arrester, Tipe ini mempunyai konstruksi dan karakteristik
proteksi paling baik, dan penggunaannya biasa pada gardu induk besar.
2. Line Type Arrester , Tipe ini hampir sama dengan tipe station di atas tetapi
ukurannya hanya lebih kecil dan penggunaannya biasa pada gardu induk
kecil.
Secara umum bentuk arrester tipe valve ini dapat di lihat pada gambar 1.4
Bila gangguan tegangan lebih mencapai titik terminal maka
akan terjadi percikan api (spark over). Pada waktu itu, arus pelepasan
(discharge current) mengalir ke tanah melalui valve elemen yang merupakan
tahanan non linier. Tahanan ini harganya berubah-ubah menurut besar
kecilnya tegangan pada terminal dari arrester tersebut. Bila tegangan lebih
telah berkurang, maka tahanan kran (tahanan non linier) akan bertambah besar
dan akhirnya arus susulan akan padam sehingga arrester kembali bekerja
sebagai isolator.
4. Karakteristik Arrester
Ada 3 macam karakteristik arrester kilat yang harus diperhatikan antara lain :
1. Karakteristik proteksi
2. Karakteristik pemutusan arus susulan
3. Karakteristik ketahanan dialiri arus
Adapun penjelasan dari karakteristik Arrester dinawah ini, yakni :
1. Karakteristik proteksi
karakteristik proteksi adalah kurva hubungan antara tegangan percikan
arrester kilat (kV) dengan waktu bekerjanya arrester kilat (microsecond).
Secara umum karakteristik proteksi dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1.6. Karakteristik Proteksi Arrester Kilat
2. Karakteristik pemutusan arus susulan
Tugas yang paling penting dari suatu arrester adalah memutuskan
arus susulan. Tanpa dapat melakukan tugas tersebut, maka arrester tidak
berbeda dengan suatu alat proteksi biasa yang harus membuka Circuit
Breaker (CB) untuk memutuskan arus susulan. Pada arrester tipe valve,
yang memegang peranan terpenting adalah tahanan kran (tahanan non
linier). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.7
arus susulan dilakukan oleh tekanan gas yang diperoleh dari tabung
arrester. Tekanan gas yang timbul tergantung dari besar kecilnya arus yang
mengalir, jadi arrester tipe expulsion harus mempunyai tekanan minimum
yang dapat memutuskan arus susulan.
Gambar 1.7. Karakteristik Tahanan KatupPada arrester tipe expulsion,
pemutusan
3. Karakteristik ketahanan dialiri arus
Pada tipe valve arrester, kekuatan dalam menyalurkan arus discharge
tergantung kekuatan valve elemen dalam menerima pemanasan. Biasanya arus
discharge hanya beberapa microsecond, tetapi itupun sudah mempunyai harga
puncak yang besar sekali. Hal ini terjadi ketika arrester mengalami percikan api
(spark over). Pada tipe expulsion arrester kesanggupan mengalirkan arus
discharge ditentukan oleh besarnya tekanan gas yang dapat ditahan oleh diding
tabung.
5. Prosedur pemilihan arrester kilat
Untuk menentukan arrester yang akan digunakan pada suatu tempat,
harus didapat suatu kepastian bahwa arrester tersebut akan dapat melindungi
peralatan dengan baik serta pemasangannya cukup ekonomis. Mengingat hal
tersebut di atas, maka dalam pemilihan arrester perlu diberi ketetapan atas hal-hal
sebagai berikut :
1. Rating tegangan arrester,
2.Jenis arrester yang akan digunakan, serta
3. Lokasi penempatan arrester.
1. Rating tegangan arrester
Yang dimaksud dengan rating tegangan arrester adalah tegangan
bolak-balik maksimum yang boleh ada pada terminal arrester dan pada
tegangan tersebut arrester dapat memutuskan arus susulan. Apabila
tegangan fasa ke tanah sesudah terjadinya pecikan bunga api (spark over)
pada arrester lebih besar dari rating arrester maka arrester tidak akan
memutuskan arus susulan, bahkan pemilihan rating arrester yang sangat
rendah akan mempercepat kerusakan pada arrester itu sendiri.
2. Jenis arrester yang digunakan
Untuk mendapatkan pengamanan (proteksi) yang sebaik-
sebaiknya, maka dalam pemilihan tipe arrester haruslah tepat. Pada
daerah yang mempunyai kemungkinan sambaran kilat yang sangat
tinggi, maka saluran transmisi biasanya diproteksi dengan arrester type
expulsion yaitu dari jenis protectore tube.
Untuk pemakaian arrester kilat pada gardu induk, maka faktor yang
perlu diperhatikan adalah besar tegangan sistem. Semakin besar
tegangan sistem, maka harga peralatan yang akan digunakan semakin
mahal pula. Karena itu sistem juga perlu diberi perlindungan yang lebih
baik dengan menggunakan alat pengaman yang mutunya lebih baik pula.
Pada gardu induk dengan tegangan 20 kV sampai 70 kV dapat
digunakan station type valve arrester atau line type arrester. Station type
valve arrester digunakan bilamana :
Daerah tempat gardu induk tersebut berada pada IKL yang
tinggi sehingga kemungkinan jumlah discharge arus kilat
lebih besar.
Gardu induk tersebut vital bagi sistem keseluruhan sehingga
diperlukan keandalan yang tinggi.
3. Lokasi penempatan arrester
Penempatan yang ideal dari suatu arrester ditinjau dari segi
perlindungan adalah ditempatkan pada terminal-terminal peralatan yang
dilindungi, namun penempatan seperti ini tidak ekonomis. Tapi sebaliknya
bila dipasang pada tempat yang relatif jauh dari peralatan yang akan
dilindungi dapat menyebabkan kilat menyambar di antara arrester dan
peralatan tersebut. Bila hal ini terjadi maka arrester tidak dapat
mengamankan peralatan dari tegangan lebih.
Penempatan arrester pada setiap terminal peralatan akan membatasi
tegangan surja yang mengenai isolasi peralatan tersebut. Peralatan utama
yang akan dilindungi arrester kilat pada suatu gardu induk harus
ditetapkan pada suatu jarak tertentu. Untuk menentukan jarak antara
arrester kilat dan transformator pada gardu induk digunakan rumus :
Et = Ea + 2.A s/v
Dimana :
Et = tegangan pada terminal peralatan yang akan dilindungi (kV), dalam
perencanaan diambil BIL (Basic Insulation Level).
Ea = tegangan pelepasan (tegangan sisa) dari arrester.
A = kecuraman gelombang dating kV/µs.
S = jarak arrester dan peralatan utama yang dilindungi.
V = kecepatan merambat gelombang 300 m/µs
Gambar 1.8. Lokasi Penempatan Arrester Pada Gardu Induk
Keterangan :
T = Transformator
A = Arrester
CB = Pemutus Beban
DS = Pemisah
B = Ril
L = Kawat Transmisi