15
1 PERAN HARDINESS DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN PADA SARJANA BARU STRATA SATU PENCARI KERJA Oleh Dini Kharisma Dimbimbing oleh: Ika Rahma Susilawati, S.Psi., M.Psi Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Abstract The research aimed to test the role of hardiness and familly support to fear of failure of fresh graduate job seeker. The population includes all of the job seeker in all grade whose search for a job in a job fair event at Universitas Negeri Malang on September 5 th 2013. There are 126 people drawn as research sample. Accidental sampling was used as sampling research technique. All variables were measured by Likert style measurement scale with 5 points range, the scale are made by researcher. Data were analyzed by multiple regression method. The results were hardiness and family support have simultaneously significant effect on fear of failure. Hardiness has more contribution toward fear of failure. While hardiness had a partially significant effect to fear of failure, so does family support toward fear of failure. Keyword : hardiness, family support, fear of failure Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran hardiness dan dukungan keluarga terhadap ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru strata satu pencari kerja. Populasinya adalah semua pencari kerja dari semua jenjang pendidikan yang sedang mencari kerja di job fair yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang pada tanggal 5 September 2013. Sampel penelitian berjumlah 126 orang pencari kerja. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hardiness, dukungan keluarga dan ketakutan akan kegagalan diukur menggunakan skala Likert, skala dari ketiga variabel tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Data dianalisis dengan teknik regresi berganda, dengan hasil, hardiness dan dukungan keluarga secara bersama-sama berperan terhadap ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru strata satu pencari kerja. Hardiness lebih berperan terhadap ketakutan akan kegagalan. Selain itu, hardiness secara parsial berperan terhadap ketakutan akan kegagalan, begitu juga dengan dukungan keluarga berperan secara parsial terhadap ketakutan akan kegagalan. Kata kunci : hardiness, dukungan keluarga, ketakutan akan kegagalan

Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PIO

Citation preview

Page 1: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

1

PERAN HARDINESS DAN DUKUNGAN KELUARGA

TERHADAP KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN PADA

SARJANA BARU STRATA SATU PENCARI KERJA

Oleh

Dini Kharisma

Dimbimbing oleh:

Ika Rahma Susilawati, S.Psi., M.Psi

Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi

Abstract

The research aimed to test the role of hardiness and familly support to fear of

failure of fresh graduate job seeker. The population includes all of the job seeker in

all grade whose search for a job in a job fair event at Universitas Negeri Malang on

September 5th

2013. There are 126 people drawn as research sample. Accidental

sampling was used as sampling research technique. All variables were measured by

Likert style measurement scale with 5 points range, the scale are made by researcher.

Data were analyzed by multiple regression method. The results were hardiness and

family support have simultaneously significant effect on fear of failure. Hardiness has

more contribution toward fear of failure. While hardiness had a partially significant

effect to fear of failure, so does family support toward fear of failure.

Keyword : hardiness, family support, fear of failure

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran hardiness dan dukungan

keluarga terhadap ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru strata satu pencari

kerja. Populasinya adalah semua pencari kerja dari semua jenjang pendidikan yang

sedang mencari kerja di job fair yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang pada

tanggal 5 September 2013. Sampel penelitian berjumlah 126 orang pencari kerja.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hardiness,

dukungan keluarga dan ketakutan akan kegagalan diukur menggunakan skala Likert,

skala dari ketiga variabel tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Data dianalisis dengan

teknik regresi berganda, dengan hasil, hardiness dan dukungan keluarga secara

bersama-sama berperan terhadap ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru strata

satu pencari kerja. Hardiness lebih berperan terhadap ketakutan akan kegagalan.

Selain itu, hardiness secara parsial berperan terhadap ketakutan akan kegagalan,

begitu juga dengan dukungan keluarga berperan secara parsial terhadap ketakutan

akan kegagalan.

Kata kunci : hardiness, dukungan keluarga, ketakutan akan kegagalan

Page 2: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

2

LATAR BELAKANG

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional tahun 2009 menyatakan

bahwa dari 21,2 juta masyarakat Indonesia dalam daftar angkatan kerja, sebanyak 4,1

juta atau sekitar 22,2 persennya adalah pengangguran, yang didominasi oleh lulusan

diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang dan jumlah ini

diprediksikan akan semakin bertambah dengan bertambahnya tahun. Hal tersebut

diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik ketenagakerjaan tentang tingkat

pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32 persen,

mengalami penurunan dibanding tingkat pengangguran terbuka Agustus 2011 sebesar

6,56 persen dan tingkat pegangguran terbuka Februari 2011 sebesar 6,80 persen dari

penduduk usia produktif.

Banyaknya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia disebabkan karena

jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang

mampu menyerapnya. Selain itu, menurut Mankiw (Vindayani, 2008), perbedaan

keahlian dan upah dari setiap pekerjaan yang ditawarkan oleh penyedia lapangan

pekerjaan memungkinkan para pencari kerja tidak menerima pekerjaan yang

ditawarkan sehingga hal tersebut juga menambah angka pengangguran di Indonesia.

Sempitnya lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah pencari

kerja setiap tahun, sehingga menimbulkan persaingan yang ketat dalam memperoleh

sebuah pekerjaan. Hal tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, sehingga banyak

diantara mereka yang mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut berdampak secara

psikologis terhadap para sarjana baru pencari kerja, diantaranya adalah berkurangnya

rasa percaya diri untuk mencoba melamar pekerjaan kembali, menurunnya harga diri

dan perasaan ketakutan akan kegagalan.

Menurut Conroy (Conroy, Poczwardowski dan Henschen, 2001), definisi

ketakutan akan kegagalan mencakup adanya antisipasi terhadap konsekuensi negatif

dari kegagalan dan tidak adanya harapan untuk sukses. Perasaan ketakutan akan

kegagalan akan dialami oleh sarjana baru pencari kerja saat menghadapi kompetisi

dalam mencari pekerjaan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan karakteristik

kepribadian yang mempunyai daya tahan terhadap stres dan tekanan akibat dari

ketakutan akan kegagalan yang sering disebut sebagai hardiness dan juga dukungan

keluarga. Individu perlu memiliki karakteristik kepribadian yang kuat untuk bertahan

dalam situasi sulit tersebut. Maddi (Nurhidayah dan Hidayanti, 2009) hardiness

merupakan suatu karakteristik kepribadian yang membuat individu menjadi lebih

kuat, tahan, stabil dan optimis dalam menghadapi stres dan mengurangi efek negatif

dari timbulnya stres yang harus dihadapi. Sedangkan, pada saat menghadapi masalah

yang menekan, seperti pada saat seorang sarjana baru sulit dalam mendapatkan

pekerjaan, maka individu membutuhkan dukungan sosial. Salah satu sumber

dukungan sosial adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil yang

paling dekat dengan kehidupan individu karena kebutuhan fisik dan psikologi mula-

Page 3: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

3

mula terpenuhi dari lingkungan keluarga. Individu akan menjadikan keluarga sebagai

tumpuan harapan, tempat bercerita dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bila

individu mengalami persoalan, sehingga berdasarkan pernyataan diatas dukungan

keluarga sangat diperlukan oleh seorang individu saat menghadapi situasi yang

menekan dan menegangkan (Irwanto, 2002). Dukungan keluarga merupakan bantuan

atau dukungan berupa informasi, penghargaan, instrumental, emosional yang diterima

individu dari anggota keluarga lainnya dalam kehidupannya dan berada dalam

lingkungan keluarga, sehingga membuat si penerima merasa diperhatikan, dihargai

dan dicintai.

Berdasarkan dari latar belakang yang telah penulis sampaikan, maka penulis akan

meneliti bagaimana peran hardiness dan dukungan keluarga terhadap ketakutan akan

kegagalan pada sarjana baru strata satu pencari kerja

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran hardiness dan dukungan keluarga secara bersama-sama

terhadap ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru strata satu pencari kerja?

2. Bagaimana peran hardiness terhadap ketakutan akan kegagalan pada sarjana

baru strata satu pencari kerja?

3. Bagaimana peran dukungan keluarga terhadap ketakutan akan kegagalan pada

sarjana baru strata satu pencari kerja?

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui peran hardiness dan dukungan keluarga terhadap ketakutan

akan kegagalan pada sarjana baru satu pencari kerja.

2. Untuk mengetahui peran hardiness terhadap ketakutan akan kegagalan pada

sarjana baru strata satu pencari kerja.

3. Untuk mengetahui peran dukungan keluarga terhadap ketakutan akan

kegagalan pada sarjana baru satu pencari kerja.

KAJIAN PUSTAKA

Hardiness

Maddi (Nurhidayah dan Hidayanti, 2009) menyatakan bahwa hardiness

merupakan suatu karakteristik kepribadian yang membuat individu menjadi lebih

kuat, tahan, stabil dan optimis dalam menghadapi stres dan mengurangi efek negatif

dari timbulnya stres yang harus dihadapi. Individu yang memiliki hardiness tinggi

mempunyai serangkaian sikap yang membuat tahan terhadap stres, senang bekerja

keras karena dapat menikmati pekerjaan yang dilakukan, senang membuat keputusan

dan melaksanakannya karena memandang hidup ini sebagai sesuatu yang harus

dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai makna, selain itu sangat antusias

menyongsong masa depan karena perubahan-perubahan dalam kehidupan dianggap

Page 4: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

4

sebagai suatu tantangan dan sangat berguna untuk perkembangan hidupnya, dengan

kata lain dalam hidupnya mereka selalu optimis (Nurtjahjanti dan Ratnaningsih,

2011).

Menurut Maddi dan Kobasa (2005), terdapat tiga dimensi hardiness yaitu

commitment, control dan challenge. Commitment adalah kecenderungan individu

untuk melibatkan diri kedalam apapun yang dilakukan. Kontrol adalah sebuah

keyakinan bahwa individu dapat mempengaruhi apa saja yang dapat terjadi dalam

hidupnya. Tantangan merupakan kecenderungan untuk memandang suatu perubahan

dalam hidupnya sebagai sesuatu yang wajar dan dapat mengantisipasi perubahan

tersebut sebagai stimulus yang sangat berguna bagi perkembangan dan memandang

hidup sebagai suatu tantangan yang mengasyikkan, tantangan yang sulit dilakukan

atau diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan namun pada

akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut

(Rahardjo, 2005).

Dukungan Keluarga

Friedman (Ashraiti dan Suprihatin, 2006) menyatakan bahwa dukungan keluarga

adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial.

Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan dalam bentuk barang,

jasa, informasi dan nasehat, sehingga membuat penerima dukungan akan merasa

disayang, dihargai dan tentram. Komponen-komponen dukungan keluarga menurut

House (Setiadi, 2008). Dukungan emosional meruapakan dukungan yang diberikan

kepada anggota keluarga berupa rasa simpatik, empati, cinta, kepercayaan. Dengan

demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung

beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar

keluhannya (para pencari kerja). Dukungan penilaian merupakan bentuk

penghargaaan yang diberikan kepada salah seorang anggota keluarga, dalam hal ini

seorang pencari kerja berdasarkan kondisi sebenarnya penderita. Dukungan informasi

merupakan bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh anggota

keluarga yang membutuhkan dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang

dihadapi, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat

disampaikan kepada anggota keluarga yang mungkin menghadapi persoalan yang

sama. Dukungan instrumental merupakan bantuan yang bertujuan untuk

mempermudah seseorang melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-

persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi

misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai (Riva’i, 2012).

Ketakutan akan Kegagalan

Menurut Conroy (Conroy, Poczwardowski dan Henschen, 2001) definisi

mengenai ketakutan akan kegagalan mencakup adanya antisipasi terhadap

konsekuensi negatif terhadap kegagalan dan tidak adanya harapan untuk sukses.

Page 5: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

5

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ketakutan akan kegagalan

adalah suatu reaksi emosional berupa ketakutan dan kecemasan individu ketika

menghadapi kemungkinan kegagalan dan konsekuensi negatif dari kegagalan dalam

mencapai standar prestasi. Ketakutan akan kegagalan bisa muncul dari konsekuensi

negatif yang mengancam diri karena kegagalan atau ketidakberhasilan.

Aspek-aspek ketakutan akan kegagalan menurut Conroy (Conroy, 2002) antara

lain: (1) ketakutan penghinaan dan rasa malu akan dialaminya, yang meiliputi rasa

takut akan mempermalukan diri sendiri, terutama jika banyak orang yang mengetahui

kegagalannya; (2) ketakutan akan penurunan estimasi diri (self-estimate) individu,

meliputi perasaan kurang dari dalam individu, seperti merasa tidak cukup pintar, tidak

cukup berbakat sehingga tidak dapat mengontrol performansinya; (3) ketakutan akan

hilangnya pengaruh sosial, ketakutan ini melibatkan penilaian orang lain terhadap

individu, orang tersebut takut apabila ia gagal, orang lain yang penting baginya tidak

akan mempedulikan, tidak mau menolong dan nilai dirinya akan menurun dimata

orang lain; (4) Ketakutan akan ketidakpastian masa depan, ketakutan ini datang

ketika kegagalan akan mengakibatkan ketidakpastian dan berubahnya masa depan

individu. Kegagalan (5) Ketakutan akan mengecewakan orang yang penting baginya

seperti orang tua, yang akan menimbulkan penolakan orang tua terhadap diri

individu, ketakutan akan mengecewakan harapan, dikritik dan kehilangan

kepercayaan dari orang lain yang penting baginya

Sarjana Baru Pencari Kerja

Menurut kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1996), sarjana adalah orang

pandai (ahli ilmu pengetahuan); gelar stata satu yang dicapai oleh seseorang yang

telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Sedangkan,

pencari kerja adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan seperti mereka

yang belum pernah dan atau mereka yang sudah pernah bekerja karena sesuatu hal

berhenti atau diberhentikan dan saling berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

Uraian di atas menyebutkan bahwa sarjana baru strata satu pencari kerja adalah

mahasiswa yang baru saja menyelesaikan program pendidikan perguruan tinggi gelar

strata satu terhitung tahun pertama dari perolehan gelar yang sedang tidak bekerja dan

berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dengan mencari kerja.

Page 6: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

6

KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Mahasiswa-mahasiswi yang baru saja menyelesaikan program pendidikan strata

satu nya dan menyandang gelar sarjana dihadapkan pada sebuah kenyataan

diantaranya adanya tuntutan orang tua untuk segera mencari pekerjaan, peran dan

tanggung jawab dari dalam dirinya yang telah berubah dari mahasiswa menjadi

pencari kerja yang mengharuskan mereka untuk segera hidup mandiri dan

berpenghasilan sendiri, sehingga mendorong mereka untuk segera mencari pekerjaan.

sarjana baru yang bertambah setiap tahunnya menambah jumlah pencari kerja.

Adanya ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja dengan lapangan pekerjaan

menyebabkan timbulnya suasana kompetisi yang tinggi membuat sebagian besar dari

jumlah pencari kerja dengan kemampuan yang lebih akan sukses mendapatkan

pekerjaan sedangkan para pencari kerja yang tidak memiliki kemampuan dan

kurangnya keterampilan akan mengalami kegagalan. Pengalaman-pengalaman

kegagalan dan bertambahnya jumlah pengangguran setiap tahunnya menimbulkan

rasa ketakutan akan kegagalan pada pencari kerja. Ancaman-ancaman seperti

kegagalan dan ketidakmampuan mereka menghadapi suasana yang kompetitif

membuat mereka harus memilih antara menghadapi ancaman tersebut atau

menghindarinya agar tidak merasakan akibat dari kegagalan tersebut. Perasaan

ketakutan akan kegagalan dapat diatasi dengan faktor internal yang ada pada individu

yaitu hardiness, sedangkan faktor ekternalnya adalah dukungan keluarga. Para

sarjana baru pencari kerja dengan hardiness dan dukungan keluarga diharapkan

mampu mengubah semua ancaman tersebut menjadi tantangan, menghadapi semua

resiko yang ada dan mampu mengurangi perasaan takut akan kegagalan. Dapat

disimpulkan bahwa para pencari kerja dengan hardiness dan dukungan keluarga yang

tinggi akan mengurangi ketakutan akan kegagalan.

Kompetisi Tinggi

Ketakutan

akan

kegagalan

Hardiness

(Faktor

Internal)

Dukungan

Keluarga

(Faktor Eksternal)

Sarjana

Baru S1

Tuntutan

orangtua,

perubahan peran

dan tanggung

jawab

Pencari

Kerja

Ketidakseimbangan

antara jumlah

pencari kerja dan

lapangan pekerjaan

Page 7: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

7

HIPOTESIS PENELITIAN

Ha1 : Hardiness dan dukungan keluarga secara bersama-sama berperan terhadap

ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru strata satu pencari kerja.

Ha2 : Hardiness secara parsial berperan terhadap ketakutan akan kegagalan pada

sarjana baru strata satu pencari kerja

Ha3 : Dukungan keluarga secara parsial berperan terhadap ketakutan akan kegagalan

pada sarjana baru strata satu pencari kerja

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Analisis data yang

digunakan adalah regresi linier berganda dan analisa uji beda (t-test) dengan bantuan

SPSS statistics 17. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

accidental sampling merupakan teknik sampling berdasarkan faktor spontanitas.

Penelitian ini mempunyai jumlah sampel sebanyak 126 orang. Sampel dari penelitian

ini adalah para sarjana baru strata satu yang sedang mencari kerja di job fair yang

diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang.

ALAT UKUR

Instrumen Penelitian

a. Hardiness

Skala Hardiness dibuat berdasarkan teori Maddi dan Kobasa (2005),

terdiri dari tiga dimensi utama yaitu dimensi kontrol, komitmen dan

tantangan. Skala hardiness terdiri dari aitem-aitem favorable dan unfavorable,

menggunakan skala Likert dengan menggunakan lima pilihan alternatif

jawaban sangat tidak setuju (STS), tida setuju (TS), ragu-ragu (R), setuju (S),

sangat setuju (SS). Koefisien korelasi aitem-total bergerak dari 0,296 sampai

dengan 0,637 dan dengan reliabilitas koefisien alpha sebesar 0,821.

b. Dukungan Keluarga

Skala dukungan keluarga dibuat bedasarkan teori dari House (Setiadi,

2008), terdiri dari empat dimensi utama yaitu (1) dimensi emosional, (2)

penilaian, (3) informasi dan (4) instrumental. Skala dukungan keluarga trdiri

dari aitem-aitem favorable dan unfavorable dengan menggunakan skala

Likert. Koefisien korelasi aitem bergerak dari 0,288 sampai dengan 0,719

dengan reliabilitas koefisien alpha sebesar 0,905.

c. Ketakutan akan Kegagalan

Skala ketakutan akan kegagalan dibuat bedasarkan teori dari Conroy

(2002), terdiri dari lima dimensi utama yaitu dimensi (1) ketakutan akan

Page 8: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

8

dialaminya penghinaan dan rasa malu, (2) ketakutan akan menurunnya self

estimate individu, (3) ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, (4) ketakutan

akan ketidakpastian masa depan dan (5) ketakutan akan mengecewakan orang

lain. Skala dukungan keluarga trdiri dari aitem-aitem favorable dan

unfavorable dengan menggunakan skala Likert. Koefisien korelasi aitem

bergerak dari 0,324 sampai dengan 0,663dengan reliabilitas koefisien alpha

sebesar 0,852.

PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian dimulai dengan tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan

mengunjungi lokasi penelitian di Job Fair dan meminta ijin untuk melaksanakan

penelitian; mempersiapkan instrumen penelitian berupa skala hardiness, dukungan

keluarga dan ketakutan akan kegagalan; melakukan uji coba kepada para sarjana baru

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang sedang mencari kerja sebanyak 60 subjek

dengan menggunakan ketiga skala tersebut untuk menentukan validitas dan

reliabilitas alat ukur. Tahapan yang kedua adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini

dilakukan kegiatan-kegiatan diantaranya penyebaran instrumen penelitian dengan

skala hardiness, dukungan keluarga, ketakutan akan kegagalan dan menyebarkan

kuesioner pada para sarjana baru strata satu pencari kerja untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data dilaksanakan secara individual kepada 150 orang pencari kerja di

Job Fair yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang pada tanggal 5 September

2013 tetapi setelah melalui proses screening maka subjek yang sesuai dengan

karakteristik subjek penelitian menjadi 126 orang. Tahapan yang tekahir adala tahap

analisis data Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisa data diantaranya: mengecek

kembali lembaran skala yang telah dikumpulkan dan menyeleksi kelengkapan

jawaban subjek, memberikan skor atau penilaian terhadap jawaban yang telah

diberikan oleh subjek, merapikan dan mengatur data yang diperoleh dari hasil

penilaian untuk keperluan analisa, melakukan analisa data dengan bantuan software

komputer berupa SPSS, memberikan interpretasi terhadap hasil analisa tersebut.

PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi

terbagi menjadi validitas tampang dan validitas logis. Validitas tampang merupakan

validitas yang didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance

test) dan kesesuaian konteks aitem dengan tujuan ukur tes. Untuk melakukan

pengujian terhadap validitas tampang maka peneliti melakukan evaluasi dari panel

atau orang yang ahli dalam konsep alat ukur ini, maka peneliti mengkonsultasikan

dengan dosen dan juga melakukan evaluasi panel dengan meminta pendapat kepada

subjek penelitian, dengan mencantumkan pernyataan tambahan berupa tampilan

cover kuesioner, tampilan layout kuesioner, ukuran huruf dan kalimat-kalimat yang

disampaikan pada kuesioner pada kuesioner agar subjek penelitian dapa membreikan

pendapatnya. Validitas logis merupakan validitas yang menunjuk pada sejauhmana

Page 9: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

9

aitem tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak dikur. Untuk

mengukur validitas logis maka peneliti melakukan evaluasi dengan orang yang ahli

dalam konsep alat ukur ini, maka peneliti mengkonsultasikan dengan dosen.

Uji reliabilitas dilakukan dengan Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel

dinyatakan reliabel jika memberikan nilai (alpha > 0,60) (Ghozali, 2009). Hasil

perhitungan estimasi reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS

(Statistical Package for the Social Science) 17 untuk skala hardiness, dukungan

keluarga dan ketakutan akan kegagalan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Reliabilitas Alat Ukur

No Alat Ukur Jumlah

Aitem

Skor

Cronbach’s

Alpha

Reliabilitas

1 Hardiness 16 0,821 Sangat tinggi

2 Dukungan Keluarga 19 0,905 Sangat Tinggi

3 Ketakutan

akan Kegagalan

14 0,852 Sangat tinggi

Sumber: Diolah oleh peneliti

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis deskriptif hasil penelitian yang telah dilakukan, pada subjek

baik laki-laki maupun perempuan, subjek yang telah melamar pekerjaan sebanyak 0-5

kali maupun 6-10 kali dan subjek yang berasal dari berbagai universitas; maka

berdasarkan ketiga kategori subjek tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada variabel hardiness, dukungan keluarga dan ketakutan akan kegagalan.

Hasil Uji Simultan

Analisis data uji simultan menggunakan uji regresi berganda dengan

menggunakan uji F antara variabel hardiness, dukungan keluarga (bebas) dan

ketakutan akan kegagalan (terikat). Maka diketahui nilai Fhitung adalah sebesar

20,580. Jika dibandingkan dengan Ftabel yakni 3,148 maka nilai Fhitung > Ftabel.

Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 17.0 dapat diketahui nilai

signifikansinya adalah 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05). Oleh karena itu, H01

ditolak dan Ha1 diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hardiness dan

dukungan keluarga secara simultan berperan terhadap ketakutan akan kegagalan

dengan pengaruh sebesar 25,1%.

Selain uji hipotesis, dapat diketahui sumbangan dari variabel X terhadap Y

melalui nilai regresi yang ditunjukkan pada nilai R square yakni 0,251. Hal ini

menunjukkan bahwa hardiness dan dukungan keluarga menyumbang peran 25,1%

Page 10: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

10

terhadap ketakutan akan kegagalan, sedangkan sisanya 74,9% dipengaruhi oleh faktor

lain. Berdasarkan uji regresi linier berganda yang telah dilakukan maka terbentuk

model regresi Y= 63,342 + (–0,333) X1 + (–0,172) X2, Berdasarkan persamaan

diatas, dapat dilihat bahwa tanpa adanya variabel lain yang mempengaruhi, subjek

penelitian memiliki ketakutan akan kegagalan sebesar 63,342. Saat terdapat kenaikan

1% variabel hardiness akan menurunkan ketakutan akan kegagalan 33,3% dengan

asumsi variabel lain dianggap konstan (nilainya tetap nol atau sama dengan 0) dan

setiap kenaikan 1% variabel dukungan keluarga akan menurunkan 17,2% ketakutan

akan kegagalan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Peran hardiness lebih

besar dibandingkan dukungan keluarga terhadap ketakutana akan kegagalan pada

sarjana baru strata satu pencari kerja.

Analisis Uji Parsial

Hasil analisis uji parsial antara variabel hardiness dan ketakutan akan kegagalan

Berdasarkan hasil uji parsial maka dapat diketahui bahwa thitung sebesar 4,505. Jika

dibandingkan dengan ttabel yang sebesar 1,979 maka nilai thitung > ttabel. Namun

dikarenakan Ha2 menjelaskan adanya hubungan negatif antara variabel Hardiness

dalam menjelaskan ketakutan akan kegagalan dan nilai signifikansi sebesar 0,000

yang lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima dan Ho2 di

tolak. Hal ini berarti, bahwa hardiness secara parsial berperan terhadap ketakutan

akan kegagalan pada para sarjana baru strata satu pencari kerja. Jika para sarjana

baru memiliki hardiness yang tinggi akan berpengaruh pada semakin rendahnya

ketakutan akan kegagalan dan begitu juga sebaliknya. Sedangkan antara variabel

dukungan keluarga terhadap ketakutan akan kegagalan maka diketahui thitung sebesar

3,252. Jika dibandingkan dengan ttabel yang sebesar 1,979 maka nilai thitung > ttabel.

Namun dikarenakan Ha3 menjelaskan adanya hubungan negatif antara variabel

Dukungan Keluarga dalam menjelaskan ketakutan akan kegagalan dan nilai

signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Hal ini berarti, bahwa dukungan keluarga secara

parsial berperan terhadap ketakutan akan kegagalan pada para sarjana baru strata satu

pencari kerja. Dukungan keluarga yang tinggi dapat menurunkan rasa ketakutan akan

kegagalan yang dialami para pencari kerja, begitu juga sebaliknya.

PEMBAHASAN

Peran Hardiness dan Dukungan Keluarga terhadap Ketakutan akan Kegagalan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka hipotesa yang pertama

dari peneliti diterima. Peranan hardiness dan dukungan keluarga secara simultan

berperan terhadap rasa ketakutan akan kegagalan dikarenakan kedua variabel terbukti

dapat mengurangi ketakutan akan kegagalan, dimana ketakutan akan kegagalan

tersebut dapat menimbulkan terjadinya tekanan yang mengakibatkan seorang sarjana

baru strata satu mengalami stress.

Page 11: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

11

Hal di atas sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa ketakutan akan

kegagalan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor subjektif dan

faktor lingkungan keluarga. Faktor subjektif merupakan faktor yang berasal dari

dalam diri individu, faktor subjektif dalam penelitian ini yaitu karakteristik

kepribadian berupa hardiness; selain itu juga terdapat faktor lain yaitu lingkungan

keluarga, dalam penelitian ini faktor lingkungan keluarga berupa dukungan yang

keluarga berikan. Adanya hardiness dan dukungan keluarga diharapkan mampu

membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil dan optimis sehingga mampu

menghadapi tekanan yang timbul sebagai bagian dari rasa ketakutan akan kegagalan

yang mereka alami. Menurut Hadjam (Retnowati dan Munawarah, 2009) individu

yang memiliki hardiness mempunyai serangkaian sikap yang membuat tahan

terhadap stres. Individu dengan hardiness senang bekerja keras karena dapat

menikmati pekerjaan yang dilakukan, senang membuat keputusan dan

melaksanakannya karena memandang hidup ini sebagai sesuatu yang harus

dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai makna dan individu hardiness tinggi sangat

antusias menyongsong masa depan karena perubahan-perubahan dalam kehidupan

dianggap sebagai suatu tantangan dan sangat berguna untuk perkembangan hidupnya,

dengan kata lain dalam hidupnya mereka selalu optimis. Dukungan dari lingkungan

berupa dukungan keluarga yang didapatkan seorang individu berupa dukungan

emosional, informasi, penilaian dan instrumental mampu memberikan keyakinan

kepada seorang individu untuk menghadapi setiap kejadian maupun masalah yang

ada dalam hidupnya. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh seorang individu saat

menghadapi situasi yang menekan dan menegangkan (Irwanto, 2002).

Hasil koefisien determinasi R2

yang merupakan penentu tingkat ketakutan akan

kegagalan menunjukkan sebesar 0,251 atau 25,1%, sehingga dapat diartikan bahwa

tingkat ketakutan akan kegagalan yang dialami oleh sarjana baru strata satu pencari

kerja akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat hardiness dan dukungan keluarga

yang mereka dapatkan. Kedua variabel bebas tersebut akan memicu terjadinya

ketakutan akan kegagalan dengan kontribusi sebesar 25,1% sedangkan sisanya yaitu

sebesar 74,9% terbentuknya ketakutan akan kegagalan diprediksi oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hardiness secara parsial berperan dalam ketakutan akan kegagalan pada

sarjana baru Strata Satu Pencari Kerja dan dukungan keluarga secara parsial

berperan dalam ketakutan akan kegagalan pada sarjana baru Strata Satu

Pencari Kerja

Analisa secara parsial terhadap masing-masing variabel bebas terhadap ketakutan

akan kegagalan. Pertama variabel hardiness terhadap ketakutan akan kegagalan,

untuk mengetahui peran hardiness secara parsial terhadap ketakutan akan kegagalan,

maka peneliti melakukan uji t terhadap data yang telah dikumpulkan di lapangan.

Hasil dari uji statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0,

Page 12: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

12

berdasarkan tabel uji t maka dapat diketahui bahwa thitung sebesar 4,505. Jika

dibandingkan dengan ttabel yang sebesar 1,979 maka nilai thitung > ttabel. Namun

dikarenakan Ha2 menjelaskan adanya hubungan negatif antara variabel Hardiness

dalam menjelaskan ketakutan akan kegagalan dan nilai signifikansi sebesar 0,000

yang lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima dan Ho2 di

tolak. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa hardiness memiliki peranan

secara parsial terhadap ketakutan akan kegagalan sebesar 33,3%. Artinya setiap

kenaikan 1% hardiness akan menurunkan ketakutan akan kegagalan sebesar 33,3%,

dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan atau nilainya tetap atau sama

dengan nol.

Hardiness merupakan suatu karakteristik kepribadian yang membuat individu

menjadi lebih kuat dalam menghadapi situasi yang menekan. Individu yang memiliki

hardiness yang tergolong rendah akan merasakan stres yang lebih besar dibanding

individu yang dengan hardiness yang tergolong tinggi, karena pada saat mengalami

keadaan yang menakan individu dengan hardiness yang tinggi menunjukkan respon

yang mengarah pada pemecahan masalah sedangkan individu yang memiliki

hardiness yang rendah menunjukkan pertahanan diri defensif. Individu yang memiliki

hardiness tinggi mempunyai serangkaian sikap yang membuat tahan terhadap stres,

senang bekerja keras karena dapat menikmati pekerjaan yang dilakukan, senang

membuat keputusan dan melaksanakannya karena memandang hidup ini sebagai

sesuatu yang harus dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai makna dan sangat

antusias menyongsong masa depan karena perubahan-perubahan dalam kehidupan

dianggap sebagai suatu tantangan dan sangat berguna untuk perkembangan hidupnya,

dengan kata lain dalam hidupnya mereka selalu optimis (Nurtjahjanti dan

Ratnaningsih, 2011). Individu yang memiliki tingkat hardiness tinggi akan

menunjukkan komitmen dalam keterlibatannya pada aktifitas sehari-hari, memiliki

kontrol atas hal yang akan terjadi dan kecenderungan untuk melihat perubahan

sebagai tantangan yang positif dari pada sebagai peristiwa yang tidak menyenangkan,

dengan hardiness yang tinggi maka diharapkan individu mampu bersikap optimis,

lebih stabil, mampu mengubah tekanan-tekanan yang ada dalam hidup menjadi

sebuah tantangan dan memiliki jiwa yang kompetitif sehingga mampu mengurangi

rasa ketakutan akan kegagalan yang individu alami dalam mengahadapi kompetisi

mencari pekerjaan pada para sarjana baru strata satu pencari kerja.

Kedua, peran dukungan keluarga secara parsial terhadap ketakutan akan

kegagalan. Hasil pengujian statistik maka didapatkan hasil thitung 3,252 dan ttabel 1,979.

Namun dikarenakan Ha3 menjelaskan adanya hubungan negatif antara variabel

dukungan keluarga dalam menjelaskan ketakutan akan kegagalan dan nilai

signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Hal ini berarti, bahwa dukungan keluarga secara

parsial berperan terhadap ketakutan akan kegagalan pada para sarjana baru Strata

Satu pencari kerja. Dukungan keluarga dapat menurunkan rasa ketakutan akan

Page 13: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

13

kegagalan yang dialami para pencari kerja. Berdasarkan hasil uji statistik

menunjukkan bahwa dukungan keluarga memiliki peranan secara parsial terhadap

17,2%. Artinya setiap kenaikan 1% dukungan keluarga akan menurunkan ketakutan

akan kegagalan sebesar 17,2% dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan atau

nilainya tetap atau sama dengan nol.

Setiap manusia membutuhkan dukungan kehadiran orang lain untuk menghadapi

segala situasi yang terjadi dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial seorang

individu tidak dapat hidup sendiri meskipun orang itu sangat mandiri. Menurut

Taslim (Pangastiti, 2005), bahwa keluarga sebagai pihak terdekat, memiliki peluang

yang banyak untuk dapat mendampingi, mereka memberikan dukungan dengan

memberi rasa aman, menerima keadaan apa adanya, tidak menyalahkan atas apa yang

telah terjadi padanya dan bersikap tulus. Pada saat menghadapi masalah yang

menekan, indivdu membutuhkan dukungan sosial berupa dukungan keluarga.

Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh mahasiswa yang baru saja lulus dan

sedang mencari pekerjaan, seperti dukungan emosional berupa perhatian dan kasih

sayang; dukungan penghargaan seperti pujian; dukungan informasi seperti nasehat;

dukungan instrumental berupa tenaga dan dana. Dukungan yang diberikan anggota

keluarga terhadap para pencari kerja akan membantu mereka dalam menghadapi

ketakutan akan kegagalan yang akan dialami.

DISKUSI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka hasilnya tidak ada

perbedaan hardiness, dukungan keluarga dan ketakutan akan kegagalan pada subjek

penelitian berdasarkan jenis kelamin, ditinjau dari frekuensi melamar pekerjaan (0-5

kali dan 6-10 kali) dan berdasarkan universitas asal seperti IKIP Budi Utomo, Institut

Teknologi Nasional, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas

Brawijaya, Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Negeri Malang, Universitas

Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Jember, Universitas

Kanjuruhan Malang, Universitas Tribuana, Universitas Merdeka. Diharapkan pada

peneliti selanjutnya dapat menambahkan data demografis berupa frekuensi kegagalan

yang telah dialami oleh para sarjana baru pencari kerja agar dapat diketahui apakah

frekuensi kegagalan dapat mempengaruhi ketakutan akan kegagalan pada sarjana

baru strata satu pencari kerja.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas diharapkan pada peneliti selanjutnya

sebaiknya menggunakan metode kuantitatif-kualitatif, hal tersebut diharapkan dapat

memperluas khasanah literatur dan memungkinkan timbulnya fakta-fakta baru yang

muncul di lapangan terkait dengan hardiness, dukungan keluarga dan ketakutan akan

kegagalan. Selain itu dengan metode kuantitaif-kualitatif dapat bermanfaat untuk

meninjau kembali jawaban-jawaban yang telah subjek berikan pada kuesioner dengan

melakukan wawancara. Penelitian selanjutnya mengenai ketiga variabel, yaitu

hardiness, dukungan keluarga dan ketakutan akan kegagalan dapat dilakukan pada

Page 14: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

14

subjek dengan setting yang berbeda, misalnya pada bidang pendidikan pada siswa

tingkat akhir yang akan menghadapi ujian nasional. Alasannya adalah diasumsikan

keadaan siswa-siswa yang akan menghadapi ujian nasional akan mengalami perasaan

ketakutan akan kegagalan yang sama dengan para pencari kerja, mereka takut jika

hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Ashriati, A dan Suprihatin. (2006). Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua

dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik pada SLB-D YPAC

Semarang. Jurnal Psikologi Proyeksi, Volume 1, No. 1

Conroy, D.E. (2002). Representational Models Associated With Fear of Failure ini

Adolencents and Young Adults. Journal of Personality, Volume 71:5

Conroy, D. E., Poczwardowski, A., dan Henchen, K. P. (2001). Evaluative Criteria

and Emotional Responses Associated With Failure and Success among Elite

Athletes and Perfoming Artist. Journal of Applied Sport Psychology, Volume

13, 300-322

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan

Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Penhallindo

Maddi, S. R dan Kobasa. (2005). The Story of Hardiness : Twenty Years of

Theorizing, Research and Practice. Consulting Psychology Journal Practice

and Research, Volume 54. No. 3, 175-185

Nurhidayah, S dan Hidayanti, N. (2009). Hubungan Antara Ketabahan dan Locus of

Control External dengan Kebermaknaan Hidup pada Istri yang Bekerja di

Bagian Sewing pada PT. Bosaeng Jaya Bantar Gebang Bekasi. Jurnal Soul,

Volume 2, No. 2

Nurtjahjanti, H dan Ratnaningsih, I. Z. (2011). Hubungan Kepribadian Hardiness

dengan Optimisme pada Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) Wanita di

BLKN DISNAKERTRANS Jawa tengah. Jurnal Psikologi UNDIP, Vol. 10,

No. 2

Poerwadarminta, W.S. (1996). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Page 15: Peran Hardiness Dan Dukungan Keluarga Trhdp Ktakutan akan Kegagalan Pd Sarjna Bru S1 Pencri Krj Dini

15

Pangastiti, N. K. (2005). Analisis Pengaruh Dukungan Sosial Keluaga Terhadap

Burnout Pada Perawat Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Studi Pada

RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang

Rahardjo, W. (2005). Kontribusi Hardiness dan Self Efficacy terhadap stress kerja

(Studi pada Perawat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten). Seminar

Nasional PESAT (Psikologi, Sastra, Arsitektur dan Sipil) Human Capacity

Development and The Nations Competitiveness, Volume 1. 45-57

Retnowati, S dan Munawarah, S. M. (2009). Hardiness, Harga Diri, Dukungan Sosial

dan Depresi pada Remaja Penyintas Bencana di Yogyakarta. Jurnal

Humanitas, Volume VI No. 2

Riva’i, M. Z. (2012). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Inti dengan Motivasi

Belajar pada Pelajar SMP. Jurnal Naskah Publikasi

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu

Vindayani, D. (2008). Analisis Faktor-faktor Penyebab Persistensi Pengangguran di

Indonesia dari Perspektif Pekerja. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor