PERAN PELATIH

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    1/11

    Falsafah,Tugas,Peran dan Kepribadian Pelatih

    OLEH: SUBARNA, S.Pd

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Masalah

    Lahirnya seorang juara tidak dapat dilepaskan dari peranan pelatih. Meskipun bakatpembawaan merupakan modal dasar lahirnya seorang juara, namun persaingan ketat dalamolahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, sehinggatentu saja pelatih sangat memegang peran utama.

    Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan untuk membantu atlet

    agar pada akhirnya atlet dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakatkemampuan, keterampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi sertakepribadian pada umumnya.

    Dalam olahragapun tentunya kita sepakat bahwa atlet diharapkan dapat berbuat sebaik baiknya, selain kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu tingkat integrasitertentu, juga menunjukkan kematangan emosional serta dapat menguasai dirinya.

    Atas dasar itulah sehingga nantinya kita berharap bahwa olahraga dapat memberi dampakpositif pada individu seperti peningkatan tanggung jawab, kejujuran dalam bermain,kerjasama, memperhatikan orang lain, kepemimpinan, menghargai para pelatih, wasit danpembina, setia, toleran, disiplin yang akhirnya dapat diharapkan menjadi warga negara

    yang baik.

    Selain itu kita juga berharap tentu saja tugas pelatih bukan sekedar hanya membantu atletuntuk meraih prestasi, akan tetapi pelatih juga harus menanamkan nilai-nilai luhur yangterkandung di dalam olahraga. Semua itu bisa terwujud apabila setiap pelatih bisamemahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya, dan selanjutnya berusaha mencapai target yang ditetapkannya, untukmencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan atau memecahkan rekornyasendiri.

    Namun kenyataan dilapangan tak jarang kita masih melihat beberapa pelatih yang belum

    memposisikan dirinya sebagai pelatih yang benar- benar sesuai dengan apa yang sudahmenjadi norma dan tugas tanggung jawabnya, diantaranya dengan mempertontonkantingkah lakunya ketika sedang dalam pertandingan yang tentu saja jauh dari keinginan dariharapan masyarakat pada umumnya.

    Sebagai contoh kasus, penulis mencoba menampilkan dua pelatih yang kurang menerimakekalahan timnya, contoh pertama pelatih Persik Kediri Jaya Hartono, pihaknya mengakutimnya telah dikerjai oleh wasit saat melawan Perseman Manokwari dalam laga terakhirputaran pertama Grup II Liga Divisi Utama Indonesia Ti-Phone di Stadion Sanggeng,

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    2/11

    Manokwari, Papua Barat, Minggu (6/2) lalu. Bahkan ia menuding timnya telah dikerjainwasit, sehingaa permainan pun tidak berjalan secara fair play. "Kami dikerjai oleh wasithabis-habisan. Permainan tidak berjalan secara fair play. Sehingga kami banyak dirugikandengan keputusan yang sifatnya kontroversial," kata Jaya Hartono sebagaimana dilansirGOAL.com Indonesia.

    Hal serupa tentu saja tidak terjadi hanya diliga Indonesia, bahkan di liga seri A dunia,seperti halnya pelatih Napoli Walter Mazzari yang tidak puas dengan wasit saat pasukannyadibekap Ac Milan. Bahkan

    Mazzari mempertanyakan keputusan Nicola Rizzoli mengusir keluar Michele Pazienza dimenit 45, dan menganggap wasit tidak cermat melihat bahwa Napoli layak mendapatpenalti saat Lavezzi dijatuhkan Sokratis di kotak penalti. Atas ketidak puasannya tersebut

    bahkan Mzzari sempat menyidir wasit dengan pertanyaan Saya tidak ingin berbicara soalwasit. Wasit harus menunjukan konsistensi dalam semua situasi di sebuah pertandingan.Hand ball untuk Napoli, juga hand ball untuk Milan (bila kejadiannya sama), ungkapMazzari, seperti dikutip Football-Italia.

    Atas penomena di atas tentu saja kita sepakat bahwa banyak pelatih profesional pun ketikadi hadapkan dalam keadaan tertekan mereka menyimpang dari falsafah, kepribadiannyasebagai pelatih.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan membahasnya secara rinci berdasarkankajian beberapa literatur yang relevan, yang memfokuskan pada permasalahan secaraspesifik. Adapun permasalahan tersebut penulis rinci sebagai bentuk pertanyaan Apaimplementasi nilai pedagogi dan apa nilai-nilai penting dari falsafah, tugas, peran dankepribadian pelatih.

    C. Tujuan

    Makalah ini bertujuan mendeskripsikan berbagai penomena pelatih khususnya yangberkenaan dengan falsafah, tugas, peran dan kepribadian pelatih. Selain itu nilai-naial apayang penting dan bagaimana implementasi nilai pedagogi dari falsafah, tugas, peran dankepribadian pelatih.

    D. Metoda

    Dalam memecahkan masalah dalam makalah ini, menggunakan metoda studi litelatur ,

    dimana penulis mencoba untuk mengeksplorasi berbagai referensi yang relevan dengantopik permasalahan yang penulis bahas.

    BAB II

    PEMBAHASAN

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    3/11

    Dalam pembahasan ini tentunya akan membahas lebih dalam lagi tentang falsafahpelatihan olahraga dan tugas, peran dan kepribadian pelatih.

    A.Falsafah Pelatih

    Berbicara tentang falsafah tentu saja setiap orang mempunyai falsafah hidup masing-masing, termasuk juga dengan pelatih. Dan sebelum kita membahas lebih dalam tentangfalsafah pelatih, tentu kita harus mengenal terlebih dahulu apa arti dari falsafah itu sendiri.Salah satu arti dari falsafah adalah bahwa falsafah ialah suatu system dari prinsip-prinsip

    yang dipakai untuk membimbing orang dalam kegiatan-kegiatannya. (Harsono:1988).

    Jadi kalau kita bicara mengenai falsafah kepelatihan, kita bicara mengenai suatu perangkatsikap (attitudes) atau prinsip-prinsip dasar yang menuntun tabiat dan perilaku di dalamsituasi-situasi praktek. Ada pelatih-pelatih yang falsafah coachingnya adalahmemenangkan setiap pertandingan. Maka sikap dan perilakunya, serta cara menanganiolahraganya dan atlet-atletnya adalah tercermin dalam falsafahnya tersebut. Berbeda

    dengan pelatih-pelatih yang falsafah coachingnya adalah menanamkan kepribadian yangbaik dan prilaku etis pada atlet-atletnya. Penangannya juga akan berbeda dengan pelatih-pelatih yang falsafah coachingnya lain.

    Dengan mengobservasi perilaku para atletnya, kita biasanya akan dapat mengetahuifalsafah pelatihnya. Gaya permainan para atletnya, rasa hormat (respect) yangdiperlihatkan kepada para ofisial dan lawan-lawannya, bahasa yang digunakannya. Perilakudi luar lapangan, kesanggupan untuk mengatasi stress-stress pertandingan, semangat

    bertandingnya, kesetiaan terhadap teman dan timnya, staminanya pada akhir-akhirpertandingan, ya,, sampai kepada kostum latihan dan pertandingannya, itu semua dapatmerupakan sebagian dari indikator indikator yang mencerminkan falsafah pelatihnya.

    Aspek-aspek falsafah dan etika coaching adalah saling berhubungan, yang keduanyamengacu kepada system nilai-nilai seseorang, sikap, kepercayaan (belief), dan prinsip-prinsip yang menuntun (guide) perilaku orang sebagaii pelatih (Harsono:1988).

    1. Motivasi menjadi pelatih.

    Motivasi memilih karier menjadi pelatih tentu saja setiap orang tidak sama, ada yangmemilih karier menjadi pelatih atas dasar ia ingin mengamalkan pengetahuan danketerampilan yang dimilikinya kepada orang lain, atau ada juga yang beranggap denganmenjadi pelatih ia bisa mendapat kepuasan setelah atlet didikannya memperlihatkanpeningkatan prestasi. Namun selain itu ada juga yang beranggapan dengan menjadi pelatihia akan memperoleh kekuasaan, seperti halnya memperoleh status dan pengakuan

    dimasyarakat. Ada pula yang memang senang mengasuh anak-anak muda dan senang akanketerlibatan yang terus menerus dalam sensasi stress dan sensasi pertandingan. Dan tidaksedikit pula yang menjadikan keahlian melatihnya semata-mata sebagai sumber hidupnya.

    2. Harapan orang dari seorang pelatih.

    Dalam setiap profesi musti ada kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi oleh anggotanya.Demikian pula dalam profesi melatih. Ada seperangkat ketentuan dan kewajiban moral

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    4/11

    yang harus kita patuhi, yaitu berperilaku dan berkiprah sesuai dengan norma-norma,tujuan-tujuan, serta cita-cita tinggi dari profesi tersebut. Perangkat ketentuan-ketentuantersebut biasanya dituangkan di dalam kode etik pelatih.

    Falsafah seorang pelatih harus tercermin di dalam pendapatnya dan tingkah lakunya dalammelaksanakan tugasnya sebagai coach dan dalam membina atletnya-atletnya untukmemperkembangkan secara optimal kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosialnya. Disamping itu tugasnya adalah juga untuk memperkembangkan keterampilan motorik danprestasi atlet, perilaku etis, moral yang baik, kepribadian, dan respek terhadap orang lain.

    Falsafah seorang pelatih harus tercermin di dalam watak luhurnya, pertimbangan-pertimbangan intelektualnya, sportivitasnya, dan sifat-sifat demokratisnya.

    Coach harus pula dapat memberikan bimbingan agar atlet-atletnya bisa berdikari dalamhidupnya kelak dan menjadi warga negara yang baik. Itu semua adalah (dan seharusnya)merupakan tanggungjawab seorang pemimpin olahraga, dan dengan sendirinya juga yangdiharapkan dari seorang pelatih. (Harsono:1988).

    3. Dilema pelatih

    Karena sering kali kurang memperlihatkan pentingnya tujuan berolahraga ini, dan selalumerasa bahwa kepintaran coachingnya senantiasa dinilai oleh masyarakat dengan menangkalahnya atlet-atletnya dalam pertandingan, maka mereka seringkali lupa akan tugas-tugasmoral dan tujuan-tujuan yang murni dari olahraga. Oleh karena itu sering kali pelatihmengahalalkan segala macam cara untuk bisa memenangkan pertandingan. Hal negatifinilah yang serring kali menyebabkan olahraga menjadi suatu aktivitas komersial dan bukanlagi sesuatu yang menyenangkan dan yang dapat dinikmati.

    B.Tugas, Peran dan Kepribadian Pelatih

    Tugas pelatih bukan hanya membantu atlet untuk meraih prestasi, akan tetapi lebih jauhdari itu, pelatih juga harus menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamolahraga. Artinya bukan hanya juara yang dikejar oleh pelatih akan tetapi prilaku sosialatlet juga harus dapat perhatian, karena atlet adalah model bagi masyarakat. Apalagi bagianak-anak seorang pemain yang juara suka dijadikan sebagai idola hidupnya. Sudahkebayang apabila ada seorang atlet yang memiliki perilaku buruk, maka secara tidaklangsung akan diikuti oleh penggemar-penggemarnya. Jauh dari itu seorang pelatih harusmampu menjadi guru sebagai pendidik, bapak, teman sejati. Sebagai guru pelatih akandisegani dan dihormati, sebagai bapak dia akan dicintai oleh atletnya, dan sebagai temanhanya dia yang akan dipercaya apabila atlet memiliki masalah yang bersifat pribadi. Begitukompleks dan rumitnya peran dan tugas sebagai seorang pelatih.

    Dibawah ini akan diuraikan beberapa tugas utama seorang pelatih, dan juga termasukbagaimana sebenarnya perilaku seorang pelatih dalam masyarakat.

    1. Perilaku. Perilaku seorang pelatih dimasyarakat harus menjadi contoh yang baik dalammasyarakat, artinya jangan sampai seorang pelatih ada perilakunya yang tidak sesuaidengan norma atau aturan-aturan kehidupan dalam masyarakat. Karena kehidupanseorang pelatih selalu jadi sorotan masyarakat, sehingga apabila ada tindak tanduk perilaku

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    5/11

    yang tidak baik maka dengan cepat akan menyebar ke seluruh masyarakat dan ini akanmenjadi boomerang bagi dirinya sendiri juga bagi tim yang di asuhnya.

    2. Kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan harus dimiliki oleh seorang pelatih. Bagaimana mauditurut atau digugu oleh atletnya apablia ia tidak memiliki sikap sebagai seorang pemimpin.Pemimpin yang baik ialah yang disegani bukan ditakuti. Sebagai seorang pemimpin harusmampu memberikan motivasi kepada atletnya juga harus mau menerima saran dari parapembantunya. Juga sifat seorang pemimpin akan terlihat dalam kondisi yang sekalipunkritis . Contohnya dalam keadaan klubnya atau atletnya kalah seorang pelatih harus bisamemperlihatkan sifat getelmennya.

    3. Sikap sportif. Seorang pelatih harus memberikan contoh sikap yang sportif kepadaatletnya. Artinya dalam kondisi atau situasi apapun kita harus bisa menghormati keputusan

    yang dibuat oleh wasit, walaupun sebenarnya keputusan wasit itu sangat merugikan klubatau atletnya dan menghormati kemenangan lawan, akan tetapi bukan berarti kita harussering mengalah melainkan kita kalah dengan terhormat.

    4. Pengetahuan dan keterampilan. Tidak diragukan lagi bahwa seorang pelatih harusmemiliki dan menguasai pengetahuan yang luas terutama pengetahuan tentang ilmu-ilmuyang mendukung dalam proses pelatihan, juga harus mampu memberikan contoh yang baikdalam hal keterampilan cabang olahraganya.

    Dari sini kita bisa menangkap bahwa seorang pelatih itu harus memiliki ilmu pengetahuantentang ilmu pelatihan, ini berarti pelatih itu ada sekolahnya atau ada pendidikan secaraformalnya. Begitu juga mengenai kemampuan keterampilannya ini akan lebih baik jikapelatih itu adalah orang yang berpendidikan dalam ilmunya juga mantan atlet cabangolahraga tersebut,

    akan tetapi ilmu pengetahuannyalah yang lebih penting dalam mendukung prestasi dalam

    melatihnya.

    5. Keseimbangan emosional. Kemampuan bersikap wajar dalam kondisi dan situasi yangsangat tertekan, atau terpaksa harus menerima kenyataan dilapangan padahal klubnyadirugikan itu adalah cerminan tingkat keseimbangan emosional yang baik. Seorang pelatihakan selalu ada dalam tingkat stress yang tinggi, tekanan emosional, suasana ketegangan

    yang terus menerus terutama pada saat kompetisi sedang berlangsung, ini artinya seorangpelatih harus mampu mengendalikan emosinya (self control), dan yang penting lagi sifat iniharus mampu ditularkan kepada atlet-atletnya.

    6. Imajinasi. Kemampuan ini adalah kemampuan untuk membentuk hayalan-hayalanmental tentang obyek yang tidak nampak. Ini biasanya dibutuhkan dalam kreativitas untuk

    merubah-rubah kondisi dilapangan atau strategi yang baik untuk mensiasati lawan supayamencapai kemenangan. Ini biasanya tertuang dalam proses latihan yang selalu menciptakanhal-hal yang baru, juga dalam taktik permainan baik taktik menyerang atau taktik bertahan.Bahkan dalam keadaan sedang bermain atletnya pelatih dapat merubah-rubah taktik yangdipakai, sehingga lawan sulit untuk membaca permainan yang diterapkannya, dan inisangat beruntung untuk klub atau atletnya

    7. Ketegasan dan keberanian. Seorang pelatih harus memiliki keberanian yang tegas dalam

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    6/11

    mengambil keputusan pada kondisi yang tertekan. Seorang pelatih tidak boleh mendengarucapan-ucapan penonton yang memberikan saran untuk mengganti pemain atau menukarposisi dalam situasi pertandingan. Karena yang mengetahui kondisi permainan dan kondisiatletnya hanyalah pelatihnya sendiri oleh karena itu keputussan yang diambilpun harus

    berdasarkan pada analisanya sendiri.

    8. Humor. Satu sifat yang tampaknya enteng padahal ssangat perlu, citra rasa humor yangtinggi akan lebih mendekatkan hubungan dengan para atletnya. Kemampuan untukmembuat orang lain tertawa akan membawa pada situasi yang menyegarkan, rileks, dan iniakan membawa dampak yang positif kepada atletnya, karena dengan humor akanmenurunkan tingkat ketegangan yang dirasakan oleh atlet.

    9. Kesehatan. Betapa beratnya tugas seorang pelatih, disamping tugas sehari-harinya diajuga harus mempersiapkan program untuk latihan esok harinya, mengevaluasi danmenganalisa hasil kerjanya dalam hal melatih apakah ada kemajuan atau mandeg atau

    bahkan mundur, ini merupakan tugas yang sangat berat, apalagi pada saat terjundilapangan memberikan contoh gerakan yang baik, atau bahkan ikut dalam proses latihan.

    Ini semua menuntut kesehatan dan vitalitas yang tinggi dari seorang pelatih.

    10. Administator. Pelatih juga sebagai pengelola olahraga, oleh karena itu ia harus mampumengorganisir program latihan dan pertandingan, menginventalisir data-data atletnya, datakondisi fisiknya, bahkan kemajuan dan kemunduran yang dialami oleh atletnya tidak bolehterlewatkan dari analisanya.

    11. Pendewasaan anak. Perkembangan serta pendewasaan anak, termasuk mengajar sifat-sifat kepemimpinan, kekompakan tim, mengambil inisiatif, ambisi disiplin tentunyasangatlah penting diperhatikan oleh seorang pelatih. Salah satu contohnya bagaimanamenangani masalah menang dan kalah. Atlet harus belajar bagaimana hidup dalamkemenangan dan bagaimana dalam kekalahan. Mengajar mereka bagaimana mengelola

    sukses secara santun adalah penting akan tetapi yang lebih penting lagi bagaimana merekamengelola kalah dengan baik. Atlet harus diajar untuk senantias berusaha untuk mencobaterus , dan selalu ingat bahwa masih ada hari esok.

    12. Kegembiraan berlatih. Pelatih harus dapat mengajarkan kegembiraan bermain danberlatih. Kegembiraan bermain dan berlatih tersebut bisa diselipkan dalam latihan-latihan,akan tetapi dengan tetap tidak melupakan disiplin.

    13. Hargai wasit. Pelatih raus dapat menghargai keputusan-keputusan wasit dan ofisialpertandingan lainnya. Kendatipun tidak setuju dengan keputusan wasit salurkanlah melaluiproses yang resmi.

    14. Hargai tim tamu. Pelatih harus memperlakukan tim tamu dengan menyuguhkanpermainan yang seru dan bermutu dengan tetap menjunjung rasa sportifitas danmengedepankan fair play.

    15. Perhatian pribadi. Pelatih yang sukses biasanya adalah pelatih yang sangatmemperhatikan atlet-atletnya, karena setiap atlet merasa bahwa dia mendapat perhatianpribadi dari pelatihnya. Atlet ingin agar dia diakui sebagai orang dan bukan sebagai sesuatu

    yang hanya dipergunakan untuk pertandingan. Sukses akan diperoleh kalau perhatian

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    7/11

    banyak ditujukan kepada kebutuhan-kebutuhan atlet.

    16. Berpikir positif. Pelatih harus melatih atlet-atletnya agar mereka selalu berpikiran positi,optimistic. Dan selalu memusatkan pada kekuatan yang miliki bukan kepada kelamahanpada saat disetiap pertandingan.

    17. Larang judi. Pelatih harus berani untuk melarang judi kepada atletnya dan apabila adayang melakukannya tentu saja pelatih harus berani memberikan sanksi bagi atletnya.

    18. Berbahasa baik dan benar. Berbicara didepan umumm dengan menggunakan bahasayang baik dan benar tentu saja selain dapat dengan mudah dicerna juga bisa menaikanprestise pelatih itu sendiri dimata para pendengarnya.

    19. Mengisukan orang. Pelatih yang baik sebaiknya jangan mengkritik, mengisukan,menceritakan kekurangan-kekurangan atlet, pelatih lain, atau ofesial lain kepada oranglain. Kalau sekiranya perlu untuk memberikan contoh mengenai kekurangan-kekurangandemikian, alangkah baiknya menyebutnya secara umum.

    20. Menggunakan wewenang. Pelatih janganlah menggunakan wewenang untukkepentingan pribadi, seperti halnya dnegan menerima hadiah yang bisa memberikanpeluang untuk dirinya menyimpang dari kode etik profesinya.

    21. Sikap mental. Pelatih harus secara sungguh-sungguh untuk mempersiapkan mentalnyaseperti halnya siap mengabdikan diri sepenuhnya, mengamalkan segala pengetahuan yangdimiliki dan yang terpenting berani berkorban baik fisik maupun mental untuk profesinyatersebut.

    22. Hubungan dengan para asisten pelatih. Hubungan yang baik antara pelatih dengan paraasistennya adalah penting oleh karena turut menentukan sukses tidaknya tim yang

    dilatihnya. Diantaranya sebagai pelatih harus merupakan sebagai bapak yang selalumemberikan bimbingan dan adanya rangsang kepada asistennya, menerima silangpendapat dengan para asistennya bila ada suatu masalah yang perlu dipecahkan, selalumenerima dengan tangan terbuka baik padangan maupun kritik yang diberikan paraasistennya, tidak selalu menumpahkan segala kesalahan kepada para asistennya akan tetapiselalu menjalin kerjasama dengan baik yang didasarkan atas kepentingan bersama.

    Selain apa yang dipaparkan di atas, untuk dapat melakukan tugas dan peranan pelatihdengan sebaik-baiknya maka beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian. yaitu ;

    1. Terlebih dahulu perlu diciptakan komunikasi yang sebaik-baiknya antar pelatih denganatlet. Bagaimanapun hebatnya seorang pelatih tidak akan dapat membina atlet dengan baik

    apabila tidak ada kesediaan psikologik dari atlet untuk mendengarkan dan menerimapetunjuk-petunjuk dari pelatihnya. Interaksi edukatif perlu diciptakan oleh pelatih, yaituinteraksi antara pelatih dan atlet, dan antara sesama atlet yang didasarkan atas nilai-nilaipendidikan, yaitu antara lain rasa keakraban, keterbukaan, penuh kasih sayang, kesedianuntuk dikoreksi, menerima saran-saran dan sebagainya, yang semua itu didasarkan atassikap-sikap positif konstuktif.

    2. Memahami watak, sifat-sifat, kebutuhan dan minat atlet sebagaimana dikatakan Dewey

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    8/11

    (1964) keberhasilan pendidikan juga akan ditentukan oleh seberapa jauh kitamemperhatikan minat (interest), kebutuhan (needs) dan kemampuan (ability) yang harusdikembangkan dari subyek didik.

    3. Pelatih harus mampu menjadi motivator yang baik sebagaimana dikatakan Singer (1984): To be agood coach one has to be a good motivator, karena pada akhirnya keberhasilanpenampilan seorang atlet akan bergantung pada diri atlet itu sendiri.

    4. Tugas pelatih yang tidak boleh diabaikan yaitu membantu atlet dalam memecahkanproblema-problema yang dihadapi, baik problema yang dihadapi dalam latihan danpertandingan, maupun problema dalam keluarga, sekolah ataupun pekerjaan.

    Sementara untuk kepribadian pelatih akan dibahas pula gaya kepempimpinan pelatihdengan membanding-bandingkan sifat-sifat pelatih dengan berbagai kelebihan dankekurangnya yaitu dengan membedakan gaya kepemimpinan pelatih atas dasar sifat-sifatkepribadiannya (Tutko dan Richards (1971) seperti di bawah ini.

    1. The Hardnosed authoritarian coach. Adalah gambaran seorang pelatih yang bergayajagoan yang merasa yakin dalam tindakan-tindakan menetapkan sasaran atau target,mendorong atlet untuk berjuang mencapai target yang ditetapkan.

    Gaya pelatih seperti ini banyak terdapat pada pelatih- pelatih muda (tidak semua) denganciri-ciri : sangat disiplin, sering memaksakan peraturan dengan ancaman hukuman, sangatkaku dalam menerapkan jadwal dan rencana, dapat bertindak kejam dan sadis, kuranghangat dalam pergaulan, dapat mengorganisasikan sesuatu dengan baik dan terencanadengan baik, segan berhubungan dekat dengan orang lain, sering bersikap moralitas danreligius, keras memegang pendirian sering berprasangka, lebih senang mempunyai asistenorang-orang yang lemah, untuk menimbulkan motivasi menggunakan perlakuan-perlakuan(push ups, lari keliling, dsb nya)

    Kebaikan dari gaya pelatih seperti ini antara lain : terbentuknya displin yang kuat, teamyang mampu bermain keras dan agresif, team terorganisir baik, biasanya kondisi fisikanggota tema lebih baik dari lain team, team spirit baik pada saat menang.

    Beberapa hal yang kurang menguntungkan, yaitu antara lain : team mudah mendiskusikansesuatu apabila ada hal-hal yang tidak baik dalam suasana yang tidak menyenangkan,pemain-pemain yang sensitive mudah droup out, sering membenci atau khawatir, suasanateam tegang.

    2. The Nice guy coach. Adalah pelatih yang bergaya seperti bujangan yang pandai bergaul,rumahnya selalu terbuka bagi para atlet ; dengan memiliki ciri-ciri : disenangi banyak

    orang, penuh perhatian kepada orang lain, penumbuhkan motivasi dengan cara positif,terlalu fleksibel dalam membuat perencanaan namun kadang-kadang menjadi kacau balau,seiring mencoba-coba sesuatu dan terbuka terhadap saran-saran.

    Kebaikan pelatih dengan gaya seperti ini, yaitu antara lain : ikatan team kuat/akrab, atletsering menunjukan prestasi melebihi apa yang diharapkan, suasana team rileks penuhkekeluargaan, permasalahan-permasalahan atlet dapat ditangani lebih efektif.

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    9/11

    Mengenai hal-hal yang kurang menguntungkan, antara lain : pelatih sering kelihatan lemah,atlet berbakat kurang ditangani dengan baik, dapat kehilangan atlet-atlet yang mempunyaisifat pemalu.

    3. Intense or driven coach.

    Intense atau driven coach dalam banyak hal sifat-sifatnya mirip dengan the hardnosedauthoritarian coach, bedanya drive coach lebih emosional dan tidak suka menghukum.

    Adapun ciri driven coach adalah : mudah kelihatah khawatir dan bingung, sukamendramatisasikan keadaan, segala sesuatu ditangani secara pribadi, selalu memilikipengetahuan yang lengkap mengenai permainan dan segala peraturannya, selalu

    berkemauan keras melibatkan diri dan tidak pernah puas dengan apa yang dihasilkan,menyediakan seluruh waktu untuk memahami permasalahan yang dihadapi, memotivasiatlet atas dasar pengalaman pribadi.

    Kebaikan dari driven coach yaitu antara lain : tema yang dibina pada umumnya siksesdalam pertandingan, team dibantu sepenuhnya kalau mau kerja keras, pelatih tersebut

    biasanya kerja lebih keras daripada atlet yang dibinanya.

    Adapun kelemahan atau hal yang kurang menguntungkan, yaitu antara lain : suka menakut-nakuti atlet dalam upaya member tantangan, kemungkinan team mengalami burn outsebelum berakhir season, membenci atlet yang menunjukkan penampilan malas, mudahkehilangan atlet karena kurang ditangani dengan baik, tuntutannya sering tidak realistic,sering anggota team malu mengenai penampilannya yang emosional.

    4. The easy going coach

    Pelatih ini sering menganggap enteng permasalahan, merupakan pelatih yang memiliki sifatkebalikan dari driven coach yang penuh semangat dan suka memaksa. Adapun ciri-cirinya

    yaitu antara lain : tidak pernah tampak serius menghadapi segala sesuatu, enggan membuatjadwal kerja, tidak pernah mendesah segalanya dilihatnya mudah, member kesan bahwasemuanya dapat dikendalikan sehingga pada saat saat tertentu kelihatan malas.

    Kebaikan pelatih ini antara lain : team hanya mengalami sedikit tekanan, penanganan teamkurang untuk dapat kerja keras, segala sesuatu didapat dengan mudah oleh team,menumbuhkan perasaan tidak tergantung pada pelatih, sehingga pelatih lebih menyerupaiguide dan konsultan.

    Mengenai hal-hal yang kurang menguntungkan,, yaitu antara lain : sering pelatih tampaktidak mampu menguasai pemainnya, sering tampak seperti playboy tidak senang olahraga,team sering tidak dalam kondisi fisik yang baik karena kurang keras latihan, adanya

    tekanan karena tidak menangani team dengan baik dapat mudah menimbulkan panik,pelatih sering tampak tidak ambil pusing oleh keadaan.

    5. The business like coach

    Pelatih yang bergaya seperti business men ini sangat berhasrat untuk belajar, mempelajarisesuatu, selalu berusaha mendapat informasi terbaru, biasanya selfish yaitu memiliki sifatsemau gue.

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    10/11

    Adapun ciri business like coach yaitu : menggunakan pendekatan dalam olahraga atas dasaruntung rugi, pendekatannya sangat logis, tampaknya berpribadi dingin tidak hangat dalampergaulan, pemikirannya tajam, pikiran utamanya ditujukan pada lawan bertanding,pragmatis dan tekun.

    Kebaikan pelatih ini antara lain : team selalu up to date dalam penguasaan teknik-teknikbaru, team tampak terorganisasi secara strategis untuk dapat mencapai sukses, atlet merasapercaya dirinya berkembang melalui organisasi yang dikelola secara cerdik.

    Segi-segi kekurangan yang terjadi antara lain : sering timbul rasa dianggap tidak penting,team spirit kurang, sulit menghadapi atlet yang kurang terorganisasi dengan baik, mudahkehilangan atlet karena kurang motivasi secara emosional.

    BAB III

    KESIMPULAN

    Kewajiban dan tugas seorang pelatih sangat luas dan komplek, maka dalam kehidupansehari-hari pelatoh sebagai seorang model atau panutan para atletnya serta senantiasa

    bertindak sebagai bapak atau seorang teman yang merupakan tempat tumpuan curahan isihati setiap atlet. Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan untukmembantu atlet agar pada akhirnya atlet dapat mengembangkan diri sendiri danmeningktakna bakat kemampuan, keterampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap,penguasaan emosi serta kepribadian pada umumnya.

    Tutko dan Richards (1971) menegaskan bahwa tugas pelatih adalah membantu atlet agarpada akhirnya atlet dapat menolong dirinya sendiri atau dapat berdiri sendiri. Ini pentingsekali untuk dipahami pelatih karena atlet adalah individu yang sering mengalami

    persaingan, stress, perasaan gagal. Sukses dan sebagainya.

    Harsono (1988) juga menegaskan bahwa berbicara mengenai falsafah coaching tidakterlepas dari suatu perangkat sikap atau prinsip-prinsip dasar yang menuntun tabiat danperilaku pelatih di dalam situasi-situasi praktek. Dan sapek aspek tersebut tidak terlepasdari peran motivasi menjadi pelatih, harapan orang dari seorang pelatih dan dilema pelatih.

    Pendapat para ahli pada umumnya menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu bahwaolahraga dapat memberikan dampak positip pada individu seperti peningkatan tanggung

    jawab, kejujuran dalam bermain, kerjasama, memperhatikan orang lain, kepemimpinan,menghargai para pelatih, wasit dan pembina, setia, toleran, displin yang akhirnya dapatdiharapkan menjadi warga Negara yang baik.

    Sehubungan hal di atas tiap-tiap pelatih diharapkan lebih peka menghadapi : 1) tuntutankebutuhan dan motivasi atlet-atletnya, 2) hubungan interpersonal yang terjadi antara atletdengan atlet, atlet dengan pelatih, atlet dengan orang tua, keluarga kelompok-kelompokpergaulan dan sebagainya.

    Ini semua sangat berguna untuk dapat memahami kemampuan atlet, serta untuk dapatmengontrol dan mengembalikan perkembangannya.Dengan upaya pembinaan atlet yang

  • 8/3/2019 PERAN PELATIH

    11/11

    dilakukan secara terencana, teratur terarah dan berkesinambungan sehingga dapatmeningkatkan :

    1. Pengetahuan atlet menganai apa yang harus dilakukan agar dapat mencapai prestasitinggi dan mengapa latihan-latihan tertentu dilakukan

    2. Meningkatkan keadaan fisik dan kemampuan keterampilan atlet sesuai cabang yangditekuni atas dasar analisis yang cermat dengan menggunakan ilmu pengetahuan danteknologi mutahir

    3. Mengembangkan sikap positif kontruktif terhadap sesame atlet terhadap program latihanterhadap pelatih dan pembina.

    4. Meningkatkan kemampuan penguasaan emosi, penguasaan diri dan lebih meningkatkanmotif berprestasi untuk bisa mencapai prestasi setinggi-tingginya.

    5. Menanamkan cita-cita dan kepribadian yang mantap sehingga mampu mengembangkan

    diri sendiri dan mampu menghadapi hambatan-hambatan dalam keadaan bagaimanapunjuga.

    Sementara untuk gambaran kepribadian pelatih dengan berbagai sifat sebagai cirinya yangoleh Tutko dan Richards (1971) dibedakan dalam lima gaya kepemimpinan pelatih yangterdiri dari : the hardnosed authoritarian coach, the nice guy coach, intense or driven coach,the easy going coach dan the business like coach, bukanlah satu-satunya cara untuk dapatmemahami kepribadian pelatih.

    Kepribadian manusia dapat dibedakan atas sifat-sifat yang dimilkinya, dan kombinasi darisifat-sifat tersebut dapat bervariasi, berpuluh-puluh kemungkinan variasi sehingga dapatmenimbulkan lebih dari lima pola/gaya kepemimpinan pelatih.

    Intinya sifat dan kepribadian pelatih akan banyak turut menentukan keberhasilan atautidak tugas pengabdiannya. Sehingga kalau kita berbicara tentang kepribadian seorangpelatih maka hal ini tidaklah dapat dipisahkan dengan kepemimpinannya dalam melatih.Dan bila kita membicarakan mengenai kepemimpinan maka sudah barang tentu akanmenyangkut sifat dan ciri-ciri kepribadian seseorang.

    Seorang pelatih disamping falsafah hidup yang benar, ia juga harus memiliki falsafah yangbaik tentang olahraga dan latihan. Ia harus sadar bahwa apa yang dilakukannya adalahbenar, bermanfaat, bertujuan dan merupakan sumbangan yang vital guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Ia adalah seorang guru, pendidik dan seorang ayah. Sehingga segalaucapannya dan tindak tanduknya akan pula mempunyai peranan yang penting dalam

    pembentukan falsafah hidup si anak/atlet.