Upload
others
View
16
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN
MASYARAKAT PEDESAAN DI DESA SUNGAI JERNIH
(2000 – 2020)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Sejarah Peradaban Islam
Pada Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh:
IMAM PARWOKO
NIM : 402170803
PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
i
ii
iii
iv
Motto
QS. At-Taubah Ayat 105 menyatakan :
عملكم ورسىله والمؤمنىن وستردون ال علم وقل اعملىا فسيري الله
الغيب والشهبدة فينبئكم بمبكنتم تعملىن
Artinya : “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga
Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.”
v
PERSEMBAHAN
حيم حمه الر الر بسم الل
Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk :
Allah SWT Dan Rosulullah SAW
Tuhan ku yang sang pemberi rizki yang tidak pilih kasih , terima kasih ya
allah akhirnya perjuangan ku dalam salah satu bagian kehidupan ku ini telah usai.
Jika ini semua tanpa kehendak- Mu semua ini takkan terjadi, meski terkadang aku
kufur, engkau tak pernah berhenti mengucurkan nikmat- Mu untukku dan keluargaku.
Ya Allah
Dalam proses ini, aku belajar kesabaran, aku belajar untuk tenang, Ternyata
inilah hidupku segala prosesnya membawa pada tingkat yang lebih tinggi. meski aku
belum sepenuhnya bisa sabar dan tenang Ya Rabb.
Ya Allah
Perbanyakkan lah nikmat- Mu agar aku terus dapat mempelajarinya ilmu – Mu yang
bermanfaat untuk semua. Untuk manusia yang ada dibumi dan segala
kompleksitasnya.
Luruskan niatku Ya Rabb..ijahbahkanlah.
Nabi Muhammad SAW
Sosok manusia yang mulia yang tak pernah sedikitpun ada penyesalan menjadi
hamba pembawa kebenaran dan penerangan, walaupun halangan dan cobaan
menimpah beliau.
Terima kasih atas ajaran keselamatan yang engkau bawa dan ku nanti Syafaat Mu
kelak dihari pembalasan.
vi
Ibu Dan Ayah Tercinta
Teristimewa kupersembahkan karya kecil ini kepada cahaya hidup yang sangat
kusayangi ayahanda ( Misran ) yang telah membesarkan ku dan membiayai semua
kebutuhan hidup ku sampai saat ini, Ibunda ( Turmini ) yang selalu menasihati ku
agar menjadi anak yang sholeh. hormat dan terima kasih yang setulusnya. Tiada kata
yang bisa menggantikan segala sayang, usaha, do’a, semangat dan materi yang telah
diberikan untuk penyelesaian tugas akhir ini dibangku kuliah. Semoga ini menjadi
awal untuk membuat Ayahanda dan Ibunda bahagia.
Kakak Ku
Seluruh keluarga besar ku tercinta, untuk kakak ku ( paryanto ) Dan ( Paryanti S.
Pd ) yang telah selalu memberi doa , semangat, senyum dan tawa kalian sebagai
penyemangat ku untuk dalam kuliahnya. Dan tidak lupa seperjuanganku yaitu adek
kembaran ( Amin Parwoto ) sama- sama menyelesaikan tugas kita yaitu kuliahnya
untuk mencapai gelar yang di inginkan.. ketika semangatku pudar, hanya karya kecil
ini yang dapat kupersembahkan, semoga dapat menjadi kebanggaan kalian semua.
Terkhusus untuk Almamater dan kampus biru tercinta
Teman Teman
Tak lupa untuk sahabat dan teman seperjuangan. Dan juga adinda tercinta Ayu
Fendria Susiani yang telah memberi semangat padaku. Serta sahabat, kawan-kawan
sehidup, dan seperjuangan dalam menuntut ilmu, Terima kasih untuk do’a, nasihat,
hiburan, kerjasama, ide, traktiran, tebengan dan semangat yang kalian berikan selama
ini. Sukses untuk kita semua Aamiin …
vii
KATA PENGANTAR
حيم حمه الر الر بسم الل
Assalamualaikum Wr Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Elit Tradisional
Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih ( 2000 –
2020 )”.
Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan alam, yakni
Rasulullah Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau ummatnya terbebas
dari alam kegelapan dan dapat menikmati indahnya islam dan manisnya ilmu
pengetahuan seperti yang dirasakan saat sekarang ini.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengaturkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sua’idi Asyari, MA, P h.D, selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Yth. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, Dr. As’ad Isma, M.Pd, Dr. Bahrul Ulum,
S.Ag, MA selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Yth. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag, Dr. Alfian,S.Pd, M.Ed, Dr. Roudhoh, S.Ag,
SS, M.Pd.I selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Yth. Bapak Agus Fiadi, S.Ip, M.Si selaku ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
ix
ABSTRAK
Imam Parwoko, 402170803 Fakultas / Jurusan : Adab & Humaniora / Sejarah
Peradaban Islam. Judul Skripsi “ Peranan Elit Tradisional Dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih (2000 –
2020). Pembimbing I : H. Mislan, S.Pd., M.Pd dan Pembimbing II : Mina
Zahara, S.Hum, MA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan elit tradisional dalam
pembangunan masyarakat pedesaan di Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir
Kabupaten Tebo. Elit tradisional dimaksud adalah tokoh adat, tokoh agama, dan
tokoh pemuda yang ada di Desa Sungai Jernih.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh
pemuda yang berjumlah sepuluh orang yang ada di Desa Sungai Jernih. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kualitatif dengan data interaktif, yaitu dengan cara reduksi data, pemaparan data, dan
terahir penarikan kesimpulan.
Berdasarkan analisis data, peranan elit tradisional dalam pembangunan
masyarakat pedesaan di Desa Sungai Jernih dapat dikemukakan sebagai berikut :
pertama, berdirinya elit tradisional di Desa Sungai Jernih seiring dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan khususnya dibidang adat,
agama, dan pemerintahan, dimulai dengan dibentuknya perangkat pemerintahan Desa
Sungai Jernih, yaitu pada tahun 1984. Pada saat itu elit tradisional Desa Sungai Jernih
belum berfungsi secara maksimal, seiring dengan perkembangan zaman, memasuki
abad 21 (Tahun 2000), muncullah kesadaran masyarakat Desa Sungai Jernih untuk
memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai, sistem
norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya.
Untuk itu dibentuklah elit tradisional Desa Sungai Jernih yang terdiri dari tokoh adat,
tokoh agama, dan tokoh pemuda. Kedua, tujuan dibentuknya elit tradisional Desa
Sungai Jernih adalah : a) memelihara dan menjaga tardisi masyarakat Desa Sungai
Jernih. b) mempertahankan tradisi adat istiadat, dan sistem nilai, sistem norma, dan
kebudayaan. Ketiga, tokoh adat berfungsi sebagai penjaga dan pelestari adat. yaitu,
menjaga dan melestarikan norma – norma adat dan nilai – nilai yang ada didalam
hukum adat. Tokoh agama berfungsi sebagai pendidik atau pengajar agama, mereka
adalah imam, khotib, bilal, dan guru ngaji. Sedangkan tokoh pemuda berfungsi
sebagai pembantu menjalankan kegiatan – kegiatan pemuda yang ada di Desa Sungai
Jernih, meliputi karang taruna dan remaja masjid.
Kata Kunci : Peranan, Elit Tradisional, Pembangunan Masyarakat Pedesaan.
x
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................. ii
MOTTO ....................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Batasan Masalah................................................................................. 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 7
BAB II KERANGKA TEORI
A. Elit Tradisional Desa .......................................................................... 9
B. Sejarah Elit Tradisional Desa ........................................................... 14
C. Peran Elit Tradisional Desa .............................................................. 15
D. Pembangunan Masyarakat Pedesaan ................................................ 16
1. Ekonomi .............................................................................. 17
2. Budaya ................................................................................. 18
3. Politik .................................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 20
B. Penentuan Sampel dan informan ...................................................... 20
C. Sumber Data ..................................................................................... 21
1. Data Primer ........................................................................... 21
xi
2. Data Sekunder ...................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 22
1. Observasi .............................................................................. 22
2. Wawancara ........................................................................... 23
3. Dokumentasi ........................................................................ 23
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 23
1. Reduksi Data ........................................................................ 24
2. Pemaparan Data ................................................................... 24
3. Penarikan Kesimpulan ......................................................... 24
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Sungai Jernih ............................................. 25
1. Sejarah Desa Sungai Jernih ................................... 25
2. Visi dan Misi Desa Sungai Jernih .......................... 26
3. Jumlah Penduduk Dan Tingkat Pendidikan ........... 27
4. Mata Pencaharian Penduduk .................................. 29
5. Sarana Dan Prasarana Kesehatan ........................... 30
B. 1. Berdirinya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih ...................... 32
2. Peran Dan Fungsinya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih .... 35
a) Tokoh Adat ............................................................. 36
b) Tokoh Agama ......................................................... 45
c) Tokoh Pemuda ........................................................ 51
3. Tujuan Di Bentuknya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih ......... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................. 67
C. Penutup ............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA .......................................................
xii
KARTU KONSULTASI SKRIPSI ..................................................................
DAFTAR NAMA – NAMA INFORMAN ......................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
CURRICULUM VITAE ..................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dari Tahun 2010- 2020....................................................................
Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sungai Jernih ............................
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Desa Sungai Jernih ................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pengertian umum, peranan dapat diartikan sebagai perbuatan
seseorang atas sesuatu pekerjaan. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, peranan
adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peranan
merupakan suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan (status). Peranan
merupakan sebuah landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang berinteraksi
dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai
tugas dan kewajibannya. Dalam kenyataannya, mungkin jelas dan mungkin juga tidak
begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukan pula tingkat kejelasan peranan
seseorang.1
Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan maka dia
menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah – pisahkan, karena
yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa
kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.2
Salah satu konsep sosiologi yang paling sentral adalah “ peranan sosial “,
yang didefinisikan dalam pengertian pola – pola atau norma – norma perilaku yang
diharapkan dari orang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur sosial.3
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dapat dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social
position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi
1. Sedarmayanti, Ilmu Sosial Dasar . (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Hal 33.
2. Rochmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Menengah Sekolah Kejuruan. (Jakarta:
Depdiknas, 2008), Hal 245. 3. Peter Burke, Sejarah Dan Teori Sosial Yayasan Pustaka Obor Indonesia. (Jakarta: 2011), :
Hal 68.
2
masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan
sebagai suatu peoses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan.4 Pengertian peranan adalah bagian dari aktivitas yang
dimainkan oleh seseorang. Peranan lebih banyak menunjukan pada fungsi,
penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya bisa dikatakan bahwa
seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan.5
Elit tradisional desa dalam pengertian umum menunjuk pada sekelompok
orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Secara lebih yang
khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka dibidang –bidang tertentu, dan
khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.6
Elit dari segala elit dapat menjalankan fungsinya dengan mengajak para elit
pemegang strategi ditiap bidangnya untuk bekerja sebaik – baiknya.walaupun begitu,
dimanapun juga para elit pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama
dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan
contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta
menciptakan yang harmonis dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan
keamanan, meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi
masyarakatnya terhadap berbagai bahaya dari luar. Adanya perbedaan – perbedaan
dalam masyarakat bagaimana pun juga menjadi tanggung jawab mereka untuk dapat
bekerja sama lain didalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Mungkin didalam
suatu masyarakat biasanya tindak – tanduk elit merupakan contoh, dan sangat
mungkin seorang elit diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi
walaupun kadang – kadang hal itu sulit di laksanakan. Diantara elit tradisional yang
berperan aktif dalam tata pergaulan kehidupan bermasyarakat, adalah Ninik Mamak,
4. Rochmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial. (Jakarta: Depdiknas, 2008), Hal 248.
5. Soekanto, kamus sosiologi .(Jakarta: CV. RAJA Wali, 1985), Hal 440.
6. Horton, Sosiologi Jilid 1. Hal 193
3
Tuo Tengganai, Alim Ulama dan Cerdik Pandai. Kaum elit ini mempunyai peran
sebagai pemangku dan pelestari adat sekaligus sebagai salah satu upaya pemersatu
antara penduduk pribumi dan penduduk pendatang. Peran mereka sebagai pemimpin,
yang dalam masyarakat tradisional tidak dapat dipisahkan dengan hukum adat yang
berlaku didaerah tersebut. Didalam hukum adat, yang termasuk kedalam elit
tradisional yaitu ninik mamak, tuo – tuo tengganai, alim ulama dan cerdik pandai
yang berhak untuk menolak atau menerima suatu keputusan, apakah bertentangan
atau tidak dengan kepentingan rakyat. Mereka bertugas membicarakan sesuatu hal
yang terkait dengan tradisi masyarakat seperti kegiatan perayaan, hajatan atau
kebiasaan masyarakat sehari – hari.7
Berdasarkan dari pengertian pembangunan sendiri, pembangunan daerah
merupakan usaha sistematik dari berbagai pelaku, baik umum pemerintah, swasta,
maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk
menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan
aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan. Pembangunan mempunyai
pengertian dinamis, maka tidak boleh di lihat dari konsep yaang statis. Pembangunan
juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses pembangunan
merupakan perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya suatu
proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur
sosialnya. Secara ilmu, pembangunan ekonomi, politik dapat diklarifikasikan secara
sosiologis ke dalam tiga kategori. Pertama, masyarakat yang masih bersifat
tradisional; kedua adalah masyarakat yang bersifat peralihan; ketiga adalah
masyarakat maju. Ketiga kategori tersebut saling berkaitan, karena berada dalam satu
negara. Semua negara didunia masih memiliki ketiga kategori tersebut, meskipun
dalam negara modern sekalipun. Pembangunan merupakan perwujudan dari
7 Rochmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Menengah Kejuruan, (Jakarta: Depdiknas,
2008), Hal 235.
4
modernisasi. Dalam artian tersebut, pembangunan akan membawa perubahan dari
sistem yang tradisional kepada sistem yang modern atau sistem yang serba
menggunakan kecanggihan teknologi baik dari segi pendidikan, kesehatan,
permukiman masyarakat, sarana dan prasarana dalam daerah, merubah sikap
masyarakat baik sosial maupun politik, dan merubah semua aspek yang ada dalam
daerah. Pembangunan telah diartikan modernisasi yang bertujuan merubah kehidupan
sosial - politik dalam masyarakat, pembanganan juga di iringi dengan kemajuan
teknologi yang dapat membantu kehidupan masyarakat untuk lebih mudah dalam
melakukan hal apapun. Pembangunan sebagai wujud perubahan baik dari segi sosial,
ekonomi, dan politik. Dengan adanya pembangunan diharapkan akan adanya
perubahan yang nantinya dapat membantu kelancaran kehidupan masyarakat. Di
negara Indonesia sendiri, pembangunan akan dijadikan aspek yang di utamakan untuk
membantu proses kehidupan masyarakat. Pembangunan di Indonesia harus segera
dilaksanakan untuk mambantu Indonesia sendiri agar tidak tertinggal dengan negara
lain, di negara lain telah melakukan berbagai pembangunan dan hal tersebut harus
diperhatikan dengan baik oleh Indonesia demi tujuan membangun negeri ini untuk
menjadi negara yang maju dan berkembang. Dalam pembangunan di Indonesia kini
telah menyentuh ke tingkat daerah tidak hanya di kota-kota saja akan tetapi kini telah
di upayakan pembangunan di tingkat desa dengan tujuan tidak terjadi kesenjangan
antara kota dan desa.
Berdasarkan pernyataan diatas, peran elit tradisional di Desa Sungai Jernih
sangat penting untuk diketahui. Salah satu upaya untuk mengetahui peran elit
tradisional di Desa Sungai Jernih adalah dengan melaksanakan suatu penelitian
tentang elit tradisional itu sendiri. Penelitian tentang peran elit tradisional yang
pernah dilakukan adalah penelitian tentang elit tradisional dalam masyarakat
pedesaan di tabir pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan oleh dwi sholeh, fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan universitas batang hari. Hasil penelitiannya
menginformasikan bahwa kaum elit tradisional memiliki peran yang cukup penting
5
dibidang sosial politik, sosial budaya, dan perekonomian di Desa Tabir. Peran kaum
elit berfungsi sebagai pemimpin, tempat berlindung bagi masyarakat, dan
menyelesaikan setiap permasalahan terutama yang berhubungan dengan hukum adat
dan hukum islam. dalam sosial budaya, peran elit tradisional berfungsi sebagai ujung
tombak sosial budaya, mereka adalah pemimpin adat, agama sekaligus menjadi tokoh
masyarakat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di Desa Tabir. Dan
dalam bidang ekonomi, kaum elit berfungsi menjadi para tokoh masyarakat yang ikut
mensejahterakan masyarakat Desa Tabir. Mereka menjadi pengawas kegiatan
ekonomi masyarakat, sehingaga kegiatan ekonomi masyarakat tidak bertentangan
dengan hukum adat dan ajaran agama islam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
penelitian tentang elit tradisional Desa Sungai Jernih masih layak dilakukan. Hal ini
untuk menambah informasi tentang peran elit tradisional Desa, khususnya yang ada
di Desa Sungai Jernih. Desa Sungai Jernih adalah desa transmigrasi.8
Masyarakatnya berasal dari transmigrasi penduduk setempat (TPS) dan
transmigran Penduduk Asal (TPA), dengan komposisi 50:50. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi
(Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah beberapa Keppres dan Inpres
pendukung.9
Sampai saat ini pembangunan di Desa Sungai Jernih tampak semakin maju.
Hal ini dapat di lihat dari kondisi fisik desa yang semakin tertata dan asri. Selain itu,
pengembangan kemampuan sumber daya manusia juga semakin tampak. Hal ini
dapat dilihat dari kreatifitas dan aktivitas masyarakat Desa Sungai Jernih yang
semakin berkembang serta kesadaran lingkungan nya semakin tinggi. Rasa persatuan
dan kesatuan masyarakatnya pun masih tinggi. Mereka melakukan kegiatan desa
8 Hasil Wawancara Dengan Bapak Harifno B.S Sebagai Kepala Desa Sungai Jernih (09
Februari 2021) 9 Mursal Esten, Kajian Transformasi Budaya, ( Bandung: Angkasa, 1999), Hal 21.
6
secara bersama-sama, bahu membahu dan tolong - menolong antara warga
masyarakat masih terus dilakukan, seperti bergotong royong dalam pelaksanaan
hajatan, mengerjakan kebun, sholawat kematian, tahlilan dan arisan antar warga
untuk meningkatkan kemampuan ekonominya. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk mengangkat permasalahan ini dengan judul “ Peranan Elit Tradisional
Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih (2000 –
2020)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Bagaimana berdirinya elit tradisional di Desa Sungai Jernih ?
2) Apa peran dan fungsinya elit tradisional di Desa Sungai Jernih ?
3) Apa tujuan dibentuknya elit tradisional di Desa Sungai Jernih ?
C. Batasan Masalah
Sesuai latar belakang masalah diatas, penelitian ini dibatasi pada peran elit
tradisional dalam membangun masyarakat di Desa Sungai Jernih Kabupaten Tebo
antara tahun 2000 – 2020, Pembatasan tersebut didasarkan pada pertimbangan :
a) Tahun 2000 – 2020 adalah era otonomi daerah. Kewenangan
pemerintahan pada dasarnya adalah milik pemerintah pusat. Akan tetapi,
dengan kebijakan desentralisasi, pemerintah pusat menyerahkan
kewenangan pemerintahan pada daerah (provinsi dan kabupaten/kota).
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 menyebutkan penyerahan kewenangan pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada daerah dilakukan dengan cara open
endarrangement atau general competence. Artinya, pusat menyerahkan
7
kewenangan pemerintahan kepada daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan berdasarkan kebutuhan dan prakarsanya sendiri di luar
kewenangan yang dimiliki pusat.
b) Elit tradisional yang menjadi subjek penelitian merupakan pelaku sejarah
yang masih ada sampai saat ini.
c) Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga peneliti..10
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Tujuan penelitian
1. Mendiskripsikan berdirinya elit tradisional Desa Sungai Jernih
2. Mendiskripsikan tujuan elit tradisional Desa Sungai Jernih
3. Mendiskripsikan peran dan fungsi elit tradisional Desa Sungai Jernih
2) Kegunaan Penelitian
1. Untuk menambah wawasan pembaca, bahwasanya Peranan Elit Tradisional
Dalam Masyarakat Pedesaan sangat berpengaruh dalam kemajuan Desa.
2. Sebagai bahan masukan terhadap dunia pendidikan, terutama mahasiswa
untuk lebih mengenal Peranan Elit Tradisional Dalam Masyarakat Pedesaan.
3. Untuk lebih memahami secara mendalam tentang Peranan Elit Tradisional
Dalam Masyarakat Pedesaan (2000 – 2020) di Desa Sungai Jernih.
4. Bagi penulis, bermanfaat sebagai sarana untuk melatih diri dan menguji serta
meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah. Dan juga
menambah ilmu pengetahuan tentang Peranan Elit Tradisionsl Dalam
Masyarakat Pedesaan.
10
Diani Budiarto, dkk.,Perspektif Pemerintahan Daerah Otonomi, Birokrasi, dan Pelayanan
Publik, (Bogor: Fisip Universitas Djuanda, 2005), Hal 14.
8
5. Bagi pemerintah Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir, diharapkan
penelitian ini dapat menjadi masukan dalam memberdayakan masyarakat,
serta bermanfaat sebagai pedoman dalam mengevaluasi program untuk dapat
meningkatkan kinerja dikemudian hari.
6. Diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme serta kepedulian pembaca
terhadap sejarah daerah, khususnya daerah Kabupaten Tebo.
9
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka konseptual dimasukkan untuk memberikan gambaran atau batasan
– batasan tentang teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan
dilakukan, adalah teori mengenai variabel–variabel permasalahan yang akan diteliti.
A. Elit Tradisional Desa
Menurut Siddi Gazalba, kata tradisi berasal dari bahasa Arab yang
berarti kebiasaan, lembaga, saran, peraturan hukum, tabiat, adat. Tradisi adalah
laku sosial yang merupakan jaringan cita - cita, norma, aturan, kaidah,
pandangan, dan sistem.11
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, tradisi diartikan
sebagai segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya, yang turun-
temurun dari nenek moyang dan masih dijalankan oleh masyarakat. Ada juga
yang mengartikan adat dari bahasa Sansakerta, a (bukan) dan dato (bersifat
kebendaan). Dengan demikian, adat tidak bersifat materi atau kebendaan, artinya
menyangkut hal yang berkaitan dengan sistem kepercayaan. Koenjtaraningrat,
mengartikan adat sebagai wujud ideal dari kebudayaan yang berfungsi sebagai
tata kelakuan.12
Menurut Mursal Esten, tradisi desa adalah kebiasaan turun temurun
sekelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang
bersangkutan. Dalam tradisi diatur cara manusia berhubungan dengan manusia
lain atau kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, cara manusia
bertindak dengan lingkungannya, dan perilaku manusia terhadap alam lain. Ia
berkembang menjadi suatu sistem, memiliki pola dan norma yang sekaligus
mengatur penggunaan sanksi dan ancaman terhadap pelanggaran dan
11
Siddi Gazalba, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, (Jakarta: Pustaka Antara, 1969), Hal
39. 12
Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi, (Jakarta: Dian Rakyat, 1992), Hal 19.
10
penyimpangan. Suatu tradisi dapat mengalami perubahan jika generasi penerus
melakukan pembaharuan terhadap tradisi yang diwariskan oleh generasi
pendahulunya. Akan tetapi, perubahan tersebut hanya menyentuh pada unsur-
unsur luarnya, sedangkan unsur-unsur pokoknya tetap tidak mengalami
perubahan.
Sosiologi Pedesaan dipahami sebagai penerapan teori-teori (umum)
sosiologi dalam mempelajari masyarakat. Smith dan Zophf dalam Bahrein (1996)
mengemukakan bahwa sosiologi pedesaan adalah sosiologi dari kehidupan
pedesaan (sociologi of rural life). Studi ini adalah suatu pengetahuan yang
sistematik sebagai hasil, penerapan metode ilmiah dalam upaya mempelajari
masyarakat pedesaan, struktur dan organisasi sosialnya, sistem dasar masyarakat,
dan proses perubahan sosial yang terjadi. Pendapat Smith dan Zophf didukung
oleh Wiriatmaja dimana sosiologi pedesaan adalah ilmu yang mencoba mengkaji
hubungan anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok-kelompok di
lingkungan pedesaan.
Pengertian elit tradisional desa memiliki cakupan yang cukup luas
dan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Istilah elit juga dikupas dalam
sosiologi, dimana elit menunjukkan suatu kelompok yang mempunyai
kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan, politik, ekonomi, dan agama. Orang
Indonesia sejak tahun 1900 mengakui adanya dua tingkatan di dalam masyarakat
yaitu rakyat jelata dan priyayi. Administrasi, pegawai pemerintahan, dan orang-
orang Indonesia yang berpendidikan dianggap sebagai elit atau priyayi. Jadi yang
disebut elit adalah orang yang mempunyai stratifikasi di atas rakyat jelata dan
mempunyai kedudukan memimpin, memberi pengaruh, menuntun, dan mengatur
masyarakat.13
Menurut Robert Redfield,7 ciri-ciri tradisional, yaitu:
1. belum adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi;
13
Robert Van Niel, Munculnya Elit Modern Indonesia. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983), Hal 30.
11
2. semakin kecil dan dipencilkannya lingkup masyarakat dari daerah
lainnya, sehingga rasa cinta pada cara hidupnya semakin sulit untuk
diubah;
3. tidak mengenal “pembagian kerja” dan spesialisasi;
4. belum terinspirasi dengan diferensiasi kemasyarakatan;
5. kebudayaan yang terbentuk masih sangat homogen.
Ditinjau dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional pada
umumnya terdapat di pedesaan. Oleh karena itu, masyarakat tradisional sering
diidentikkan dengan masyarakat pedesaan. Sekalipun demikian, ada perbedaan
mendasar antara masyarakat tradisional dan masyarakat pedesaan.Masyarakat
tradisional cenderung bersahaja, yaitu relatif terhindar dari pengaruh
modernisasi, tertutup, dan padu monolitik. Padu monolitik, yaitu seperangkat
pemikiran dan nilai-nilai dari suatu bidang kehidupan yang meresapi, mengatur,
menguasai, dan menyatukan semua bidang kebudayaan yang ada. Dalam
masyarakat tradisional, interpretasi dan pandangan serta nilai-nilai dari bidang
aliran kepercayaan (yang animistis) meresapi, menjelujuri, dan mengontrol
seluruh kegiatan pengalaman dan pengetahuan yang ada. Masyarakat tradisional
yang sangat teguh memegang adatistiadat disebut komunitas adat terpencil, yang
artinya kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar kurang terlibat
dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Mereka
sebagai masyarakat yang bertempat tinggal tersebar di beberapa tempat sehingga
sulit untuk dijangkau oleh berbagai pelayanan. Akibatnya, secara sosial, mereka
terbatas berinteraksi dengan masyarakat lainnya, sehingga terisolasi oleh alam.
Meskipun demikian, ada pula masyarakat tidak terisolasi oleh alam, yaitu budaya
mereka yang memiliki tradisi kuat, sehingga secara sengaja memisahkan diri dari
kehidupan masyarakat lain yang berada di sekitarnya, sehingga mereka tidak
terisolasi oleh alam, melainkan berusaha agar kehidupan. Budaya mereka pun
dianggap tidak banyak dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat lain dapat
12
merusak tatanan hidup mereka. kepercayaan (yang animistis) meresapi,
menjelujuri, dan mengontrol seluruh kegiatan pengalaman dan pengetahuan yang
ada. Masyarakat tradisional yang sangat teguh memegang adat istiadat disebut
komunitas adat terpencil, yang artinya kelompok sosial budaya yang bersifat
lokal dan terpencar kurang terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial,
ekonomi maupun politik. Mereka sebagai masyarakat yang bertempat tinggal
tersebar dibeberapa tempat sehingga sulit untuk dijangkau oleh berbagai
pelayanan. Akibatnyas, secara sosial, mereka terbatas berinteraksi dengan
masyarakat lainnya, sehingga terisolasi oleh alam. Meskipun demikian, ada pula
masyarakat tidak terisolasi oleh alam, yaitu budaya mereka yang memiliki tradisi
kuat, sehingga secara sengaja memisahkan diri dari kehidupan masyarakat lain
yang berada di sekitarnya, sehingga mereka tidak terisolasi oleh alam, melainkan
berusaha agar kehidupan. Budaya mereka pun dianggap tidak banyak
dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat lain dapat merusak tatanan hidup
mereka.14
Fungsi tradisi bagi masyarakat tradisional desa disebabkan oleh dua
aspek. Pertama, hakikat yang harus dihadapi oleh masyarakat. Kedua, manusia
dan masyarakat memerlukan kepuasan batin di dalam bidang spiritual dan
material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi
oleh tradisi yang bersumber dari masyarakat.
Adapun fungsi tradisi bagi masyarakat desa, adalah sebagai berikut:
a. Wadah ekspresi keagamaan
Tradisi tidak dapat lepas dari masyarakat yang mempertahankan
tradisi dan mempunya hubungan timbal balik yang saling memengaruhi
dengan agama. Mukti Ali mengatakan bahwa agama memengaruhi jalannya
masyarakat dan pertumbuhan masyarakat memengaruhi terhadap pemikiran
14
Robert Redfield, Masyarakat Petani dan Kebudayaan, (Penyunting: Djohan Effendi,
Jakarta: Rajawali Press, 1985), Hal 10.
13
agama. Tradisi merupakan wadah yang menyalurkan keagamaan
masyarakat. Untuk itu, ada tata cara yang sifatnya baku, tertentu, dan tidak
bisa berubah-ubah. Tradisi bisa muncul dari amaliah keagamaan baik yang
dilakukan kelompok maupun perseorangan. Kalangan masyarakat yang
tingkat keberagamaannya rendah tentunya tidak dapat membedakan antara
ajaran agama dan tradisi. Bagi mereka, menjalankan tradisi sama dengan
menjalankan agama.
b. Alat pengikat kelompok
Manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendirian dalam
memenuhi keperluannya. Manusia memerlukan orang lain, memerlukan
kebersamaan, dan memerlukan kelompok. Kehidupan bersama dapat
membentuk suatu masyarakat yang dapat berjalan dengan baik apabila
kehidupan itu diikat oleh tradisi. Bagi manusia, hidup berkelompok adalah
keharusan, karena tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan hidup
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Atas dasar ini,
selalu ada upaya untuk menegakkan serta membina ikatan kelompok, dengan
harapan menjadi kukuh dan terpelihara. Tradisi ini pula merupakan cara
yang telah ditentukan untuk melakukan sesuatu yang telah diakui
masyarakat. Semakin kukuh suatu tradisi, semakin bersemangat masing-
masing anggota kelompok dalam menjalankan kehidupannya. Mereka
merasa bangga dengan tradisi yang dimilikinya, dan semakin kuat ikatan
antara individu-individu yang ada dalam kelompok tersebut. Tali pengikat
ini juga yang membuat anggota terpanggil untuk membanggakan hal-hal
yang ada dan menjadi adat kebiasaan bersama.
c. Benteng pertahanan kelompok
Fungsi tradisi sebagai benteng pertahanan bagi masyarakat atau
kelompok (tradisional), sesungguhnya tidaklah terlalu sulit dipahami karena
cirri khas tradisionalitas kelompok terletak pada kecenderungan dan
14
upayanya dalam mempertahankan tradisi secara turuntemurun. Menurut
Soekanto, kebudayaan atau tradisi mempunyai fungsi sebagai benteng
pertahanan dari berbagai kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan
anggotaanggotanya, seperti kekuatan alam atau kekuatan lainnya di dalam
masyarakat yang selalu baik.
d. Penjaga keseimbangan lahir dan batin
Kebutuhan hidup manusia merupakan perpaduan antara yang
bersifat lahir dan batin, antara kebutuhan jasmani dan rohani. Dari kedua
kebutuhan itu, manusia mempunyai satu tujuan, yaitu terpenuhinya
ketenteraman dan kebahagiaan hidup. Akan tetapi, jika ketenteraman dan
kebahagiaan hidup itu terpenuhi tidak berarti bahwa kebutuhan spiritual
terpenuhi, karena manusia berada pada dua aspek jasmani dan rohani untuk
memenuhi kebutuhan itu. Cara pemenuhannya pun bermacam-macam, yang
salah satu di antaranya dikaitkan dengan fungsi tradisi. Semua ini dapat
dicapai jika kedua kebutuhan tersebut berjalan dengan seimbang.15
B. Sejarah Elit Tradisional Desa
Sejarah Elit Tradisional Desa merupakan masyarakat yang
memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat-istiadat, sistem nilai,
sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi
pendahulunya. Ditinjau dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional pada
umumnya terdapat di pedesaan. Oleh karena itu, masyarakat tradisional sering
diidentikkan dengan masyarakat pedesaan. Sekalipun demikian, ada perbedaan
15 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hal 302.
15
mendasar antara masyarakat tradisional dan masyarakat pedesaan. Masyarakat
tradisional cenderung bersahaja, yaitu relatif terhindar dari pengaruh
modernisasi, tertutup, dan padu monolitik. Padu monolitik, yaitu seperangkat
pemikiran dan nilai-nilai dari suatu bidang kehidupan yang meresapi, mengatur,
menguasai, dan menyatukan semua bidang kebudayaan yang ada. Dalam
masyarakat tradisional, interpretasi dan pandangan serta nilai-nilai dari bidang
aliran kepercayaan (yang animistis) meresapi, menjelujuri, dan mengontrol
seluruh kegiatan pengalaman dan pengetahuan yang ada. Masyarakat tradisional
yang sangat teguh memegang adatistiadat disebut komunitas adat terpencil, yang
artinya kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar kurang terlibat
dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Mereka
sebagai masyarakat yang bertempat tinggal tersebar di beberapa tempat sehingga
sulit untuk dijangkau oleh berbagai pelayanan. Akibatnya, secara sosial, mereka
terbatas berinteraksi dengan masyarakat lainnya, sehingga terisolasi oleh alam.
Meskipun demikian, ada pula masyarakat tidak terisolasi oleh alam, yaitu budaya
mereka yang memiliki tradisi kuat, sehingga secara sengaja memisahkan diri dari
kehidupan masyarakat lain yang berada di sekitarnya, sehingga mereka tidak
terisolasi oleh alam, melainkan berusaha agar kehidupan. Budaya mereka pun
dianggap tidak banyak dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat lain dapat
merusak tatanan hidup mereka16
C. Peran Elit Tradisional Desa
Suatu peranan mencakup tiga (3) hal sebagaimana yang dikemukakan
oleh Levinson yaitu :
1. Peranan adalah meliputi norma – norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
16 Horton, Sosiologi Jilit 1, (Jakarta: Erlangga, 1990), Hal 300.
16
merupakan rangkaian peraturan – peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan masyarakat.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilakuan individu yang penting
bagi struktur sosial.17
Selanjutnya, peran dan status mempunyai dua (2) sifat yaitu sebagai
beikut :
1. Peran serta status yang ditentukan bagi seseorang sesuai usia, jenis
kelamin, kelas, ras atau karakteristik turunan yang lain.
2. Peran serta status yang diperjuangkan melalui pilihan atau usaha.18
D. Pembangunan Masyarakat Pedesaan
Pembangunan masyarakat desa dan pembangunan desa merupakan
dua istilah yang memiliki pengertian yang berbeda. Istilah pembangunan
masyarakat desa sebagai community development mengandung makna
pembangunan dengan pendekatan kemasyarakatan (community approach),
partisipasi masyarakat (community partisipation), dan organisasi kemasyarakatan
(community organisation). Dalam hubungan ini, pendekatan- pendekatan
pengorganisasian dan pelaksanaan berorientasi sepenuhnya pada inisiatif dan
kreasi masyarakat.19
Menurut Dirjen Bangdes, hingga saat ini, semua pendekatan
pembangunan desa merupakan model pengembangan masyarakat (community
17
. Deddy I Maksudi, Pengantar Sosiologi Antropologi. (Bandung: Angkasa Bandung, 1998),
Hal 61. 18
. Horton, Sosiologi Jilit 1. (Jakarta: Erlangga, 1990), Hal 143 19 Pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan pembangunan yang
bertumpu pada masyarakat (community-based development), (Jawa Timur Surabaya, 14 Maret 1997),
Hal 1.
17
development) atau disebut juga dengan CD. Kemudian, berkembang dan
melangkah pada model pembangunan desa terpadu (integrated rural
development).23 Sebenarnya, model CD yang mengacu pada konsep PBB tahun
1955, di banyak negara, sejak tahun 1995, mulai pada ditinggalkan. Kritik yang
dilontarkan pada model CD, yaitu terlalu menekankan pada proses
penggabungan semua usaha swadaya masyarakat dengan usaha-usaha pemerintah
setempat guna meningkatkan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat ke
dalam kehidupan berbangsa dan memberi kesempatan yang memungkinkan
masyarakat untuk membantu secara penuh pada kemajuan dan kemakmuran
bangsa. Pada praktiknya, konsep tersebut telah lama dilakukan oleh pemerintah
kolonial yang merefleksikan adanya keadaan yang tidak seimbang antara
birokrasi pemerintah dengan inisiatif lokal.20
Kehidupan tradisional cenderung memegang teguh tradisi yang ada
dalam masyarakat sebagai transformasi terhadap nilai-nilai yang dianggap sesuai.
Proses tranformasi terhadap nilai-nilai yang ada dapat diwujudkan dalam segala
aspek atau bidang yang meliputi bidang ekonomi, budaya, dan politik.
1. Ekonomi. Dalam bidang ekonomi tradisional, uang tidak begitu
penting. Meskipun membutuhkan uang dalam memenuhi
kebutuhannya, mereka tidak antusias untuk mendapatkan uang.
Contohnya, investasi uang yang dilakukan biasanya menggunakan cara
investasi dalam bentuk perhiasan. Pola perbelanjaan tradisional adalah
dengan berbelanja setiap hari karena penghasilan yang didapat setiap
harinya pun tidak begitu besar. Sekalipun demikian, ekonomi
tradisional semakin mengentalkan kesederhanaan dengan adanya
ucapan syukur dengan hidup.
20 Munandar Soelaiman, Dinamika Masyarakat Transisi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)
Hal 134.
18
2. Budaya (tata kehidupan, pola kultur, dan karakteristiknya). Secara
geografis sebagian besar tata kehidupan tradisional terdapat pada
daerah pedalaman yang jauh dari keramaian kota, yang meliputi corak
atau pola tata pergaulan dan ikatan sekelompok orang. Secara fisik,
tata kehidupannya selalu diwarnai dengan kehijauan alamnya dan
dianggap sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai adat dan
budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik pada suatu
kelompok tertentu. Pada tata kehidupan tradisional, kebudayaan yang
terlihat salah satunya dari bentuk bangunan tradisional yang diterapkan
melalui rumah tradisional atau rumah adat yang dibangun dengan cara
yang sama oleh beberapa generasi. Pembangunan rumah tradisional ini
berlatar belakang religi, baik secara konsep, pelaksanaan
pembangunannya maupun wujud bangunannya, misalnya adanya
upacara pemasangan tiang pertama, selamatan/kenduri, penentuan
waktu yang tepat, arah hadap rumah, bahan bangunan yang digunakan,
dan sebagainya yang dipercaya dapat membawa pengaruh terhadap
kehidupan penghuninya, yang berkaitan dengan keselamatan,
kabahagiaan, kemujuran, rezeki, dan sebagainya.
3. Politik. Manusia sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir
secara masif (pola pikir yang tidak objektif dan rasional) untuk
menganalisis, menilai, dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala
lain. Sikap berpikir mereka bersifat analogis dengan mengadakan
generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal
waktu secara fisik. Mereka menimbang prinsip-prinsip yang telah baku
dan berubah sangat lambat. Politik tradisional masih sangat sedikit,
19
karena lemahnya daya kritis manusia tradisional terhadap politik.
Contohnya, golput pada pemilu daerah atau pemilu presiden.21
21
Robert Redfield, Masyarakat Petani dan Kebudayaan, Penyunting: Djohan Effendi, (Jakarta:
Rajawali Press, 1985), Hal 10.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggambarkan
tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Menurut
Sugiyono metode penelitian kualitatif di gunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,
data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.22
Penelitian Kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang
digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi
pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan
budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi
kesejahteraan bersama.23
B. Penentuan Sampel Dan Informan
Sampel dapat berupa peristiwa, manusia, situasi dan sebagainya. Sampel
yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representatif artinya yang
menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal
tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.24
Sampel
metode penelitian kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi
lebih kepada kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki
oleh informan atau partisipan. Sampel yang banyak tidak akan berarti jika tidak
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung,
2015), Hal 9. 23
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. (Jakarta: Bumi Aksara,
2015). Hal 80. 24
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003),
Hal 107.
21
berkualitas atau informanya tidak kredibel. Teknik ini merupakan suatu teknik
penentu informan berdasarkan atas tanggapan bahwa orang yang dipilih sebagai
informan adalah orang yang mengetahui informasi yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan penelitian orang yang akan diwawancara. Sampel bagi metode
penelitian kualitatif sifatnya purposive artinya sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian.
Teknik Purposive sampling adalah teknik penunjukan informan secara
sengaja.25
Teknik ini merupakan suatu teknik penentu informan berdasarkan atas
tanggapan bahwa orang yang dipilih sebagai informan adalah orang yang mengetahui
informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian orang yang akan
diwawancara. Berdasarkan pendapat di atas, maka infoman dalam penelitian ini
sebanyak 10 orang. Yang terdiri dari Kepala Desa, Tokoh Adat 3 orang, Tokoh
Agama 3 orang, dan Tokoh Pemuda 3 orang.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari
sumbernya tanpa ada unsur perantara.26
Menurut Lofland bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.27
Data primer yang penulis maksud
adalah hasil wawancaranya secara langsung dengan narasumber bersangkutan
yang mengerti tentang Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Cv. Alfabeta,
2013), Hal 85. 26
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta Bandung, 2013), Hal 62. 27
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Hal
157.
22
Pedesaan Di Desa Sungai Jernih dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam pedesaan.
Penulis juga memasukkan data hasil dokumentasi dan observasi yang dilakukan
oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari majalah, Koran, keterangan
keterangan atau publikasi lainnya. 28
Data sekunder yang penulis maksud adalah
data yang telah terdokumentasikan dan memiliki hubungan dengan pokok
permasalahan yang akan diteliti atau data yang diambil dari arsip Desa dan data-
data dari buku-buku, serta skripsi yang telah ada agar data tersebut menjadi kuat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan. Observasi yang penulis lakukan yaitu observasi partisipan, secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dimana peneliti
terlibat langsung dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau
yg digunakan sebagai sumber data penelitian. Metode pengumpulan data ini
digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Peranan Elit
Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Di Desa Sungai Jernih Kecamatan
Muara Tabir Kabupaten Tebo. Dengan metode observasi ini peneliti melakukan
pengamatan dengan teliti dan mencatat data – data yang diperoleh secara
sistematis.
28
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, (Jambi: Suthan Thaha Press, 2007),
Hal 90.
23
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, dan
mendalam. Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara
harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia
bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang
sebenarnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menguraikan dan menjelaskan apa – apa yang sudah berlalu melalui sumber
dokumen yang ada. Untuk melengkapi data penelitian ini, penulis akan
melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Studi dokumentasi
berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih – memilih dokumen
sesuai dengan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya,
menghubung – hubungkan dengan fenomena lainnya. Dalam penelitian ini data –
data akan dikumpulkan sehingga data sekunder berupa dokumen penting yang
terhubung dengan sumber data penelitian ini dan gambaran umum dari Peranan
Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai
Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.29
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisa kualitatif dengan interaktif, dengan menggunakan interaktif Miles dan
Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Imam Gunawan (2013:210)
29
Maleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya:
2000), Hal 130.
24
mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis penelitian
kualitatif yaitu :
1. Reduksi Data
Merupakan merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan
pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2. Pemaparan Data (data display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan kesimpulan
Merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian
berdasarkan hasil analisis data.
Menurut Imam Gunawan analisis data kualitatif merupakan upaya
yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Komponen diatas saling
mempengaruhi dan mempunyai keterkaitan. Pertama peneliti melakukan
penelitian dilapangan dengan mengunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi mengenai peranan elit tradisional dalam pembangunan masyarakat
pedesaan didesa sungai jernih. Karena data yang dikumpulkan banyak maka
diadakan reduksi data. Setelah direduksi, langkah selanjutnya adalah
memaparkan data (data display). Selain itu pengumpulan data juga digunakan
untuk apabila ketiga tahapan tersebut selesai dilakukan maka diambil
kesimpulan.
25
25
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Sungai Jernih
1. Sejarah Desa
Desa Sungai Jernih memiliki wilayah seluas 1830 ha, yang terdiri
dari 125 ha wilayah pemukiman, 1.690,5 ha wilayah perkebunan 2 ha wilayah
pekuburan, dan 4 ha wilayah perkantoran. Secara topografi, wilayah Desa
Sungai Jernih terdiri dari 150 ha dataran rendah, 1550 ha daerah berbukit –
bukit, dan 130 ha daerah aliran sungai.30
Secara geografis Desa Sungai Jernih termasuk dalam kecamatan
Muara Tabir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Mengenai sejarah Desa Sungai
Jernih berdiri dan terbentuk pertama kali tahun 1984 yang dulunya adalah
pemukiman transmigrasi dengan jumlah penduduk lebih kurang 457 kk. Pada
waktu pertama kali berdiri belum menjadi Desa, tetapi masih merupakan
wilayah binaan Dinas Transmigrasi. Mulai tahun 2000 menjadi Desa, dengan
kepala Desa pertama Bapak Sutarji (alm). Pada tahun 2008 pak sutarji di
gantikan oleh Bapak Budi Sutrisno (alm), dan sampai saat ini baru ada tiga
orang yang menjadi kepala Desa, dan yang terahir Bapak Harifno B.S.
Sejak berdiri sampai dengan tahun 2000, perkembangan Desa
Sungai Jernih antara lain, secara fisik belum menunjukkan perubahan yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jalan yang belum beraspal, belum
ada jalur transportasi umum. Selain itu, secara ekonomi pendapatan rata – rata
penduduk masih sangat rendah, karena belum ada perkebunan sawit. Areal
perkebunan yang ada, belum di kelola dan sebagian besar masih kawasan hutan.
Pada tahun 2001 di buka perkebunan sawit oleh PT Tambora, dan mulai tahun
2006 baru menghasilkan produksi, tetapi masih sangat rendah. Hasil
30
. Dokumen Desa Sungai Jernih, (12 Februari 2021).
26
perkebunan masih di kelola perusahaan (PT) Tambora dengan sistem bagi hasil.
Pada tahun 2012 baru di serahkan perkebunan sawit kepada masing – masing
kepala keluarga dan sejak itu menjadi milik pribadi setiap keluarga.31
2. Visi dan Misi Desa Sungai Jernih
Visi dan misi Desa Sungai Jernih di buat sejak tahun 2000. Visi adalah
suatu gambaran dan cita – cita tentang keadaan masa depan yang akan
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Dalam penyusunan visi
di Desa Sungai Jernih dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan melibatkan
pihak – pihak yang berkepentingan di Desa Sungai Jernih, BPD Desa Sungai
Jernih, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Kemasyarakatan Desa,
Dan Masyarakat Desa Pada Umumnya. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka
disusunlah visi Desa Sungai Jernih. Sejak Tahun 2020 visi Desa Sungai Jernih
adalah “ Terbangunnya Tata Kelola Pemerintahan Desa Sungai Jernih
Yang Baik Dan Bersih Guna Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Desa
Yang Adil, Makmur Dan Sejahtera “.
Sebagaimana penyusunan visi, penyusunan misi desa Sungai Jernih
juga menggunakan pendekatan partisipatif, dengan memperhatikan
pertimbangan potensi kebutuhan Desa. Adapun Misi Desa Sungai Jernih adalah
sebagai berikut :
Melakukan reformasi sistem kinerja aparatur pemerintahan Desa Sungai
Jernih guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Meningkatkan keamaan dan ketentraman masyarakat setidaknya
mempertahankan yang sudah ada.
Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa yang terbuka dan yang
bertanggung jawab sesuai dengan perundang – undangan.
31
. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S (12 Februari
2021)
27
Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, terbebas dari dari korupsi
serta bentuk – bentuk penyelewengan lainnya.
Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa
penyuluhan khusus kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) wiraswasta dan
petani.
Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf
hidupnya yang lebih baik dan layak sehingga menjadi Desa yang maju.
Revolusi mental.32
3. Jumlah Penduduk Dan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan profil di atas, Desa Sungai Jernih dari Tahun 2010 –
2020 jumlah penduduk yaitu sebanyak 2.201 orang, yang terbagi menjadi 1.159
orang laki –laki, 1.042 orang perempuan. Jumlah tersebut tersebar didalam 641
kepala keluarga.
Berdasarkan Tingkat Pendidikan, penduduk Desa Sungai Jernih
digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dari Tahun
2010 – 2020.
No
Usia
Jumlah
Laki –
laki
Jumlah
Perempuan
1. Usia 3- 6 Tahun yang belum masuk TK 4 5
2 Usia 3 – 6 Tahun yang sedang masuk TK 23 34
3. Usia 7 – 18 Tahun yang tidak pernah sekolah 38 54
4. Usia 7 – 18 Tahun yang sedang bersekolah 205 193
5. Usia 18 – 56 Tahun tidak pernah sekolah 136 164
6. Usia 18 – 56 Tahun pernah SD tapi tidak 197 199
32
. Dokumen Desa Sungai Jernih, (12 Februari 2021).
28
tamat
7. Tamat SD / Sederajat 132 109
8. Usia 12 – 15 Tahun yang tamat SD tapi tidak
tamat SLTP
91 59
9. Usia 18 – 56 Tahun yang tamat SD, SLTP,
tapi tidak tamat SLTA
55 63
10. Tamat SLTA / Sederajat 59 41
11. Tamat D-1 / Sederajat 3 4
12. Tamat D-2 /Sederajat 6 3
13. Tamat D-3 /Sederajat 11 8
14. Tamat S-1 / Sederajat 5 3
15. Tamat S-2 / Sederajat 0 0
16. Tamat S-3 / Sederajat 0 1
Jumlah 965 940
Sumber : Profil Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020.33
Berdasarkan tabel diatas, maka penduduk Desa Sungai Jernih yang
paling banyak pada golongan Usia 7 – 18 Tahun yang sedang menyelesaikan
pendidikannya pada tingkatan pendidikan Sekolah Dasar, SLTP, dan SLTA
sebanyak 205 orang penduduk laki – laki dan 193 orang penduduk perempuan.
Selain itu, golongan Usia 18 – 56 Tahun yang pernah mengenyam pendidikan
Sekolah Dasar tetapi tidak tamat menempati urutan kedua dengan jumlah
penduduk 197 penduduk laki – laki dan 199 penduduk perempuan. Jumlah
penduduk usia 18 – 56 Tahun yang tidak pernah mengenyam pendidikan di
Desa Sungai Jernih juga termasuk besar yaitu 136 penduduk laki – laki , dan
164 penduduk perempuan.
33
. Dokumen Desa Sungai Jernih, (Tahun 2000 – 2020)
29
Sejumlah penduduk Desa Sungai Jernih juga ada yang mampu
menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi antara lain 3 orang laki – laki dan
4 orang perempuan tamatan D-1, 6 orang laki – laki dan 3 orang perempuan
tamatan D-2, 5 orang laki – laki dan 3 orang perempuan tamatan S-1, dan 1
orang perempuan tamatan S-3. Sisanya selain yang tercantum dalam tabel
diatas yaitu penduduk Usia bayi dan balita yang belum termasuk dalam Usia
sekolah atau TK.
4. Mata Pencaharian Penduduk
Gambaran mata pencaharian penduduk di Desa Sungai Jernih
digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sungai Jernih
No Jenis Pekerjaan Laki – Laki Perempuan
1. Petani 504 480
2. Buruh Tani 91 35
3. Pegawai Negeri Sipil 10 19
4. Pedagang Keliling 2 7
5. Peternak 3 0
6. Montir 4 0
7. Dokter swasta 1 0
8. Bidan Swasta 3 0
9. Polri 12 0
10. Pensiunan PNS / POLRI/ TNI 1 0
11. Pengusaha Kecil dan
Menengah
5 0
12. Dukun Kampung Terlatih 0 1
30
13. Karyawan Perusahaan Swasta 1 0
14. Anggota DPRD 1 0
Jumlah 638 542
Sumber : Profil Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020.34
Mata pencaharian penduduk Desa Sungai Jernih seumumnya yaitu
petani dengan jumlah penduduk yang menjadi petani sebanyak 504 orang laki –
laki dan 480 orang perempuan. Selain itu, mata pencaharian lain penduduk
Desa Sungai Jernih yaitu buruh tani sebanyak 91 orang laki – laki dan 35 orang
perempuan. Yang menjadi buruh tani biasanya mereka yang tidak mempunyai
lahan pertanian sendiri dan mereka menggarap tanah pertanian orang lain.
Selain dari petani dan buruh tani, mata pencaharian penduduk Desa
Sungai Jernih yaitu pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 29 orang, pedagang
keliling 9 orang, peternak 3 orang, montir 4 orang, dokter swasta 1 orang, polisi
12 orang, pensiunan 1 orang, pengusaha kecil dan menengah 5 orang, dukun
terlatih 1 orang, dan karyawan perusahaan swasta 1 orang. Di Desa Sungai
Jernih juga terdapat seorang yang menjadi anggota DPRD.
5. Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Gambaran mengenai sarana dan prasarana kesehatan yang ada di
Desa Sungai Jernih digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan di Desa Sungai Jernih
No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah
1. Puskesmas 1
34
. Dokumen Desa Sungai Jernih, (Tahun 2000 – 2020)
31
2. Puskesmas Pembantu 1
3. Posyandu 5
4. Praktek Dokter 1
5. Dokter Umum 2
6. Paramedis 5
7. Dukun Bersalin Terlatih 1
8. Bidan 4
9 Perawat 4
Sumber : Profil Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020.35
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah prasarana
kesehatan yang ada di Desa Sungai Jernih terdiri dari 1 unit puskesmas, 1 unit
puskesmas pembantu, 5 unit posyandu, dan 1 unit tempat praktek dokter.
Sedangkan sarana kesehatan yang ada di Desa Sungai Jernih yaitu 2 orang
dokter umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang paramedis, 1 orang dukun bersalin
terlatih, 4 orang bidan dan 4 orang perawat.
35
. Dokumen Desa Sungai Jernih, Tahun (2000 – 2020)
32
B. Hasil Penelitian
1. Berdirinya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih
Berdirinya Elit Tradisional di Desa Sungai Jernih tidak bersamaan dengan
berdirinya Desa, tetapi berdiri seiring dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat dalam pembangunan, khusunya di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya. Perkembangan itu mulai tampak sejak tahun 2000. Pada awal abad 21
di mana arus informasi begitu cepat masuk ke desa – desa, tidak terkecuali di
Desa Sungai Jernih. Arus informasi ini membawa perubahan terhadap tata cara
kehidupan di Desa. Perubahan ini di sadari oleh masyarakat Desa Sungai
Jernih. Oleh karena itu, sejak tahun 2000 di bentuk dan di fungsikan elit
tradisional Desa yang terdiri dari tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Tujuan di bentuk dan di fungsikannya elit tradisional ini antara lain untuk
memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai,
sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi
pendahulunya. Elit tradisional desa yang ada di Desa Sungai Jernih adalah
tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda. Seperti halnya yang di sampaikan
oleh pak harifno selaku kepala Desa di Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara
Tabir menyatakan bahwa :
“ Tokoh adat adalah orang yang menjadi tokoh sekaligus sebagai
pemegang kendali adat yang ada di Desa Sungai Jernih. Dalam prosesi adat
Elit Tradisional ini yang menjadi pemimpin, terutama dalam upacara –
upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat, seperti upacara perkawinan,
cukuran dan pemberian nama anak, tujuh bulanan, dan lain-lain. Adat yang
dilaksanakan berdasarkan pada landasan Hukum “Adat Bersendi Syarak,
Syarak Bersendi Kitabullah “.36
36 Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S (12 Februari
2021)
33
Sedangkan kedudukan tokoh agama bukan hasil pengangkatan oleh
masyarakat, tetapi karena mereka yang menjadi Alim Ulama dianggap
memiliki pemahaman tentang agama yang lebih dari yang lain. Mereka
ditunjuk sebagai tokoh agama karena mereka memahami tata cara peribadatan
dalam ajaran Islam, dan mereka juga mampu menyelesaikan persoalan –
persoalan yang berhubungan dengan ajaran Islam. Tokoh agama bertugas
sebagai imam masjid, khatib, bilal, guru ngaji, dan kegiatan – kegiatan lain
yang berhubungan dengan peribadatan agama Islam.37
Seperti halnya yang di sampaikan oleh Bapak Untung Prasetyo
sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna di Desa Sungai Jernih Kecamatan
Muara Tabir menyatakan bahwa :
Tokoh pemuda adalah orang yang dipercaya untuk memimpin para
pemuda yang ada di Desa Sungai Jernih. Orang tersebut dipercaya dan
ditunjuk oleh masyarakat dan pemuda karena dipandang memiliki kecakapan
dan pendidikan yang lebih tinggi dianatar para pemuda yang ada di desa
Sungai Jernih. Tokoh pemuda ini diberikan wewenang untuk mengelola
anggaran kegiatan para pemuda. Anggaran telah siapkan oleh pemerintah
untuk membangun berbagai sarana prasarana yang ada di desa baik dari segi
pertanian, pendidikan, kesehatan, keolahragaan, jalur transportasi, dan
berbagai segi lainnya yang ada Desa Sungai Jernih. Bahkan untuk saat ini ada
program dari pemerintah yang membantu perkembangan dan keolahragaan
Desa Sungai Jernih baik segi ekonomi maupun tingkat kesejahteraan
masyarakat yang bersumber dari Dana Desa.38
37
Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021) 38
Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna
(14 Februari 2021)
34
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa berdiri dan di
fungsikannya elit tradisonal desa Sungai Jernih karena adanya kesadaran untuk
memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai,
sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi
pendahulunya. Selain itu, proses terjadinya elit tradisional desa tidak serta
merta karena ditunjuk, tetapi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu yang dipahami oleh masyarakat. Pertimbangan-pertimbangan itu antara
lain sebagai berikut.
a. Syarat Menjadi Tokoh Adat
Hasil wawancara dengan Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa
Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir menyatakan bahwa :
Memiliki wawasan yang luas atau ilmu yang tinggi
Berkarakter yang baik serta memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suku nya
Memiliki akhlak yang baik untuk dapat di jadikan sebagai panutan
Memiliki jiwa sosial yang tinggi.39
b. Syarat Menjadi Tokoh Agama
Hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad Ikhsan, beliau
mengatakan bahwa syarat menjadi tokoh agama yaitu:
Beragama Islam
Baliqh
Berahlak baik
Berilmu Agama Islam
Sopan santun
Pemikiran luas tentang agama
39
. Hasil Wawancara kepada Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih , (13
Februari 2021)
35
Dianggap memiliki ilmu setingkat lebih tinggi dari yang lain (Yang di
tuakan dalam ajaran agama islam).40
c. Syarat Menjadi Tokoh Pemuda
Hasil wawancara dengan bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno
B.S beliau mengatakan bahwa syarat menjadi tokoh pemuda diantaranya
adalah:
Berpendidikan Tinggi
Sopan santun
Berwawasan luas
Aktif dalam kegiatan kepemudaan
Peduli terhadap lingkungan masyarakat
Bertanggung jawab.41
2. Peran Dan Fungsinya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih
Hasil wawancara dengan Bapak Kumpul sebagai BPD Desa Sungai
Jernih beliau menyatakan bahwa:
Dalam pembangunan Desa Sungai Jernih elit tradisonal antara
lain berfungsi sebagai pembuat keputusan dan memiliki wewenang untuk
mengontrol pembangunan Desa Sungai Jernih sesuai dengan bidangnya
masing-masing. 42
Dalam praktiknya mereka termasuk dalam anggota Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Melalui organisasi inilah para elit tradisonal
menyampaikan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan
40. Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021) 41
. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S (12 Februari
2021)
42. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih, (14 Februari
2021)
36
hasil analisis data, peran dan fungsi elit tradisonal desa Sungai Jernih dapat
diuraikan sebagai berikut.
a. Tokoh Adat
Dalam lembaga adat disebutkan bahwa tokoh adat berperan
mengarahkan, memimpin, menyelesaikan, menjernihkan dan mengambil
keputusan bagi setiap persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Sesuai
dengan kewenangan yang ada padanya didalam adat bahwa tokoh adat
memiliki kewenangan dalam hal mengambil keputusan dalam suatu
permusyawaratan dilandasi dengan musyawarah mufakat. Adapun tokoh
– tokoh adat yang terdiri dari sebagai berikut :
1) Tuo Tengganai (Mbah Kakung)
Yaiku wong tuwa kanthi adat masarakat Desa
Sungai Jernih.minangka wong tuwa kanthi adat masarakat
Sungai Jernih. Kelompok kulawarga utawa kulawarga
tartamtu sing duwe posisi utama lan tanggung jawab gedhe
ing adat istiadat. Kabeh negosiasi, prilaku, lan prilaku sing
kedadeyan ing klompok kulawarga sing dipimpin ora bisa
dibebasake saka tanggung jawabe. Tengganai minangka
sedulur lanang lan wadon lan ing kasus iki dipérang dadi 2,
yaiku
a. Tengganai Dalam diarani Perbuseso, yaiku sedulur
sisihane garwane.
b. Tengganai Luar diarani Perbuwali, yaiku sedulur
lanang.
Tuo Tengganai wajib ngarahake, njupuk, njupuk
keputusan ing saben masalah ing lingkungan Kampung
Sungai Jernih. nalika nindakake kuwajibane, tuo tengganai
37
mesthi netepi undang-undang adat sing ditrapake ing Desa
Sungai Jernih. Yen ukum adat dipandu dening Syariat Islam,
syariat dipandu dening Kitab Allah.
Tuo Tengganai duwe hak lan kewajiban. Ing adat,
hak lan kewajiban kalorone pimpinan lan pimpinan wis diatur
sanajan ora tinulis, nanging hak-hak lan kewajiban kasebut
ditindakake lan dituruti wiwit biyen kaya sing diarani adat.
Tuo Tengganai penting banget kanggo mbangun lan mbentuk
pola prilaku masarakat. Tuo Tengganai uga minangka papan
ngaso lan papan kanggo menehi saran. Anane Tuo Tengganai
ing Desa Sungai Jernih uga kanggo mesthekake yen adat
istiadat ing Desa Sungai Jernih bisa ditindakake kanthi bener.
Tuo Tengganai kanggo nglatih Adat Adat kanggo Pemuda ing
Desa Sungai Jernih, pisanan ditindakake ing lingkungan Tuo
Tengganai, wujud pelatihan kalebu adat istiadat sing ditrapake
ing desa Sungai Jernih, kalebu cara ngomong lan tumindak
ing masarakat, kewajiban minangka warga Desa Sungai
Jernih lan wujud pelanggaran sing kalebu ing undhang-
undhang adat. Anane pandhuan iki nuduhake manawa Tuo
Tengganai minangka pimpinan komunitas nggunakake hak
lan kewajiban minangka pimpinan adat ing Desa Sungai
Jernih. Para remaja minangka generasi penerus penting banget
ngerti lan nindakake adat istiadat, amarga ing adat istiadat,
akeh banget prekara sing bisa dadi pedoman tumrap
panguripan. Tuo Tengganai minangka pimpinan komunitas
ing Desa Sungai Jernih ora mung winates karo masalah adat
istiadat, nanging uga masalah sosial para mudha. Iki isih
selaras karo status Tuo Tengganai minangka pinituwa lan
duwe hak njupuk keputusan kanthi kolektif saengga maneka
38
kegiyatan pemuda sing positif bisa ditindakake ing Desa
Sungai Jernih. Alangan sing diadhepi Tuo Tengganai kanggo
nuwuhake prilaku para pemudha ing Desa Sungai Jernih uga
disebabake dening lingkungan sosial para remaja, ing ngendi
akeh remaja ing Desa Sungai Jernih sing mandheg sekolah,
dheweke menehi pengaruh marang para pemuda liyane
supaya ora melu melu kegiyatan pembinaan ing lapangan adat
istiadat lan kegiyatan religius sing dianakake.di Desa Sungai
Jernih.
Arti maksud dari bahasa jawa diatas yaitu merupakan
orang yang dituakan dalam suatu adat masyarakat Desa
Sungai Jernih. Kalbu atau kelompok keluarga tertentu yang
mempunyai kedudukan sentral dan tanggung jawab besar
dalam suatu adat tersebut. Segala perundingan, tindak –
tanduk, dan tingkah laku yang terjadi dalam kelompok
keluarga yang dipimpinnya tidak dapat dilepaskan dari
tanggung jawabnya.
Tengganai adalah saudara laki – laki dari suami –
istri dan dalam hal ini terbagi 2 yaitu
c. Tengganai Dalam disebut perbuseso yaitu
saudara laki – laki dari pihak istri.
d. Tengganai Luar disebut perbuwali yaitu saudara
laki – laki dari pihak suami.
Tuo tengganai berkewajiban mengarahkan,
mengambil, keputusan setiap permasalahan dalam lingkungan
yang ada di Desa Sungai Jernih. dalam melaksanakan
tugasnya, tuo tengganai selalu berpedoman kepada hukum
adat yang berlaku di Desa Sungai Jernih. Dimana hukum adat
39
berpedoman pada syariat islam, syariat tersebut berpedoman
kepada kitabullah.
Tuo Tengganai memiliki hak dan kewajiban. Di
dalam adat hak dan kewajiban pemimpin maupun yang
dipimpin telah diatur walaupun secara tidak tertulis tetapi hak
dan kewajiban itu telah diikuti dan dipatuhi sejak dahulu
sebagaimana disebut dalam adat. Tuo Tengganai sangat
penting dalam membangun dan membentuk pola perilaku
masyarakat. Tuo Tengganai juga merupakan tempat sandaran
dan tempat untuk meminta nasihat. Adanya Tuo Tengganai di
Desa Sungai Jernih ini juga untuk memastikan adat istiadat
yang ada di Desa Sungai Jernih dapat terlaksana sebagai mana
mestinya. Tuo Tengganai dalam pembinaan Adat Istiadat
Terhadap Remaja di Desa Sungai Jernih, terlebih dahulu
dilaksanakan di lingkungan Tuo Tengganai, bentuk
pembinaan diantaranya tentang adat istiadat yang berlaku di
desa Sungai Jernih, diantaranya cara berbicara dan bersikap di
tengah masyarakat, kewajiban sebagai warga Desa Sungai
Jernih serta bentuk-bentuk pelanggaran yang termasuk dalam
hukum adat. Adanya pembinaan ini, memperlihatkan bahwa
Tuo Tengganai sebagai tokoh masyarakat telah melakukan
hak dan kewajibannya sebagai pimpinan adat di Desa Sungai
Jernih. Remaja sebagai generasi penerus sangat penting untuk
mengetahui dan menjalankan adat istiadat, karena dalam adat
sangat banyak yang dapat diambil sebagai pedoman menjalani
kehidupan. Tuo Tengganai sebagai tokoh masyarakat di Desa
Sungai Jernih tidak terbatas pada masalah adat istiadat, tetapi
masalah sosial remaja. Hal ini masih sejalan dengan status
Tuo Tengganai sebagai orang yang dituakan dan berhak untuk
40
mengambil keputusan secara bersama sehingga berbagai
kegiatan remaja yang positif dapat dilaksanakan di Desa
Sungai Jernih. Kendala yang dihadapi oleh Tuo Tengganai
dalam membina prilaku remaja di Desa Sungai Jernih juga
disebabkan oleh lingkungan pergaulan remaja, dimana remaja
di Desa Sungai Jernih banyak yang putus sekolah, mereka
mempengaruhi remaja lain untuk tidak mengikuti kegiatan
pembinaan dalam bidang adat dan kegiatan keagamaan yang
di adakan di Desa Sungai Jernih.
2) Ninik Mamak (Mbah Putri)
Yaiku gabungan saka tuo tengganai ing wilayah Desa
Sungai Jernih. Ing adat kasebut mesthi diarani "Datuk",
jumbuh karo adat istiadat ing Desa Sungai Jernih. Ninik
mamak minangka pemangku kepentingan adat ing Desa
Sungai Jernih sing bisa diuripake kanggo urip. Posisi mamak
ninik bakal dicabut yen dheweke wis nglanggar hukum adat
sing berlaku ing desa kasebut. Pengangkatan mamak ninik
ditindakake dening kabeh kepala desa, pimpinan agama, lan
pimpinan pemuda.
Tugas lan kewajiban ninik mamak sajrone urip ing
Desa Sungai Jernih yaiku ngarahake, ngarahake,
ngrampungake spesifik, ngresiki keruh, njupuk keputusan
kanggo masalah apa wae sing ora bisa dirampungake dening
tuo tengganai. Nalika nindakake tugas lan keputusan
masarakat Desa Sungai Jernih, musyawarah mesthi dianakake
kanggo konsensus. Kajaba iku, ninik mamak uga duwe peran
minangka pandhuan, pelindung, papan kanggo mandhiri,
papan kanggo takon, lan papan kanggo njaluk saran kanggo
41
masarakat Desa Sungai Jernih. Kajaba iku, mamak ninik
duwe peranan kanggo nyipta harmoni sajrone urip masarakat
ing Desa Sungai Jernih. Selaras karo pangembangan
globalisasi sing cepet, efek lan owah-owahan sing ana
pangaruh ing tengah-tengah masarakat, apa ana kabutuhane
sosial, ekonomi, budaya lan masyarakat sing saya ora bisa
dibendung. Globalisasi ekonomi, informasi, lan budaya
nggawe kahanan jagad sing katon luwih cilik lan saya
kekurangan watese. Fenomena sing saiki asring ditemokake
yaiku minat sing murah kanggo generasi mbesuke kanggo
njelajah lan nyinaoni nilai-nilai agama lan adat sing ana ing
Desa Sungai Jernih. mula, kudu ana upaya sing
direncanakake, diarahake lan sistematis supaya bisa
dilestarekake sajrone ancaman global sing saya kuwat. Kanthi
nambah peran lan fungsi institusi lan pamimpin tradhisional
kanggo nyengkuyung generasi salib supaya bisa dadi
penyedia relay tradisional menyang Desa Sungai Jernih
sabanjure.
Yang artinya merupakan gabungan dari tuo
tengganai dalam suatu wilayah Desa Sungai Jernih. Dalam
adat selalu disebut “ Datuk”, sesuai dengan adat istiadat di
Desa Sungai Jernih. Ninik mamak merupakan pemangku adat
di Desa Sungai Jernih yang berlaku seumur hidup.
Kedudukan ninik mamak tersebut akan dicopot apabila telah
melakukan pelanggaran terhadap hukum adat yang berlaku di
Desa tersebut. Pengangkatan ninik mamak dilakukan oleh
seluruh kepala Desa, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Tugas dan kewajiban ninik mamak dalam kehidupan
di Desa Sungai Jernih adalah mengarahkan, memimpin,
42
menyelesaikan yang khusus, menjernihkan yang keruh,
mengambil keputusan bagi setiap persoalan yang tidak dapat
diselesaikan oleh tuo tengganai. Dalam melaksanakan tugas
dan keputusan masyarakat Desa Sungai Jernih selalu diambil
jalan musyawarah untuk mufakat. Disamping itu, ninik
mamak juga berperan pembimbing, pelindung, tempat
bersandar, tempat bertanya, dan tempat meminta nasihat bagi
masyarakat Desa Sungai Jernih. Selain itu juga, ninik mamak
berperan dalam menciptakan kerukunan hidup masyarakat
didalam Desa Sungai Jernih. Seiring dengan perkembangan
globalisasi yang begitu pesat, memberikan efek dan
pergeseran yang berdampak ditengah-tengah masyarakat, baik
itu memberikan efek sosial, ekonomi, budaya, dan kebutuhan
masyarakat yang semakin tidak terbendung. Globalisasi
ekonomi, informasi, dan budaya telah menciptakan sebuah
kondisi dunia yang tampak semakin kecil dan semakin
kehilangan batas-batasnya. Fenomena yang sering ditemukan
saat ini adalah rendahnya minat generasi penerus mereka
dalam mendalami dan mempelajari nilai-niali agama dan adat
yang ada di Desa Sungai Jernih. oleh sebab itu, perlu sebuah
upaya yang terencana, terarah, dan sistematis agar mampu
dilestarikan di tengah ancaman global yang semakin kuat.
Dengan meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan dan
tokoh adat dalam membina lintas generasi agar mampu
menjadi pemberi estafet adat kepada Desa Sungai Jernih
generasi selanjutnya.
43
3) Alim Ulama (Poro Kiyai)
Alim Ulama minangka pimpinan agama ing Desa
Sungai Jernih. Umume wong sing duwe pendhidhikan agama
Islam dhasar kayata pesantren Islam, madrasah, lan institusi
pendhidhikan agama liyane. Sejatine, posisi sarjana agama
ora kalebu pimpinan komunitas adat ing Desa Sungai Jernih.
dheweke mung melu urusan agama. Posisi sarjana agama
dudu asil sing ditunjuk masyarakat, nanging amarga sing dadi
sarjana agama dianggep luwih paham karo agama tinimbang
liyane. Dheweke diangkat dadi sarjana agama amarga ngerti
praktik ibadah ing ajaran Islam, lan uga bisa ngatasi masalah
sing ana gandhengane karo piwulang Islam. Alim ulama dadi
imam masjid, khotbah, guru Alquran, lan kegiyatan liyane
sing ana gandhengane karo ibadah agama Islam. Meh kabeh
masarakat Desa Sungai Jernih iku wong Islam, mesthine
jabatan para sarjana agama ing dhaerah kasebut penting
banget. Penting karo posisi tuo tengganai lan ninik mamak.
Judhul alim ulama minangka gelar pakurmatan
kanggo tokoh agama (agama Islam), sing diwenehake
masarakat. Komunitas kasebut menehi posisi dadi sarjana
amarga dheweke dianggep duwe ilmu sing apik babagan
ajaran Islam lan duwe kapribadian lan moral sing salaras karo
ajaran agama Islam.
Maksud diatas artinya Alim Ulama merupakan
pemuka agama yang ada di Desa Sungai Jernih. Mereka
biasanya adalah orang – orang yang mempunyai dasar
pendidikan agama islam seperti pesantren, madrasah, dan
lembaga – lembaga pendidikan agama lainnya. Kedudukan
alim ulama pada dasarnya tidak termasuk ke dalam pemuka
44
masyarakat adat di Desa Sungai Jernih. mereka hanya
berkecimbung pada masalah keagamaan. Kedudukan alim
ulama bukan hasil pengangkatan oleh masyarakat, tetapi
karena mereka yang menjadi alim ulama dianggap memiliki
pemahaman tentang agama yang lebih dari yang lain. Mereka
ditunjuk sebagai alim ulama karena mereka memahami tata
cara peribadatan dalam ajaran islam, dan mereka juga mampu
menyelesaikan persoalan – persoalan yang berhubungan
dengan ajaran islam. Alim ulama bertugas sebagai imam
mesjid, khatib, guru ngaji, dan kegiatan – kegiatan lain yang
berhubungan dengan peribadatanagama islam. Masyarakat
Desa Sungai Jernih hampir seluruhnya beragama islam,
tentunya kedudukan alim ulama di wilayah tersebut menjadi
sedemikian penting. Sama pentingnya dengan kedudukan tuo
tengganai dan ninik mamak.
Hal ini serupa dengan yang dijelaskan oleh Mbah
Wakijo selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih, beliau
menyatakan bahwa:
Sebutan alim ulama merupakan gelar penghormatan
bagi seorang tokoh keagamaan (agama islam), yang
diberikan oleh masyarakat. Masyarakat memberikan
kedudukan alim ulama karena dianggap memiliki
pengetahuan yang baik tentang ajaran agama islam dan
memiliki kepribadian dan akhlak sesuai dengan ajaran
agama islam.43
43. Hasil Wawancara kepada Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih , (13
Februari 2021)
45
b. Tokoh Agama
Merupakan figur yang dapat diteladani dan dapat membimbing
dengan membimbing apa yang diperbuat pasti akan diikuti oleh umatnya
dengan taat. Kemunculan tokoh agama yang sering disebut ulama.
Masyarakat kemudian meyakini dan mempercayai tokoh agama itu
sendiri. Keyakinan masyarakat bermacam – macam bentuknya. Ada yang
sekedar memiliki keyakinan bahwa tokoh agama tersebut hanya sebagai
orang yang menjadi tempat bertanya dan berdiskusi tentang agama,
hingga seseorang yang meyakini tokoh agama sebagai seseorang yang
penting atau ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam hidupnya.
Hal ini serupa dengan yang dijelaskan oleh Bapak H.
Muhammad Ikhsan beliau mengatakan bahwa:
Dalam hal pemecahan permasalahan adat yang yang
berhubungan dengan ajaran agama islam, Alim Ulama memberikan
gambaran pemecahan permasalahan tersebut dengan berlandaskan Al-
Quran dan Hadist. Dalam beberapa kesempatan, Alim Ulama menjadi
penengah pada saat terjadi pertentangan yang terjadi antar anggota
masyarakat yang berhubungan dengan Adat Istiadat di Desa Sungai
Jernih. Alim Ulama pada dasarnya merupakan tokoh masyarakat yang
berkecimbung dalam bidang keagamaan di Desa Sungai Jernih.
Walaupun begitu, Alim Ulama juga ikut mempengaruhi kehidupan Sosial
Politik di Desa Sungai Jernih. Mereka selalu ikut terlibat dalam setiap
kegiatan permusyawaratan yang diadakan didalam lingkungannya. Alim
Ulama juga ikut berperan dalam menentukan kriteria calon pemimpin
dalam lingkungan kampong. Selain itu, peran Alim Ulama dalam
kehidupan Sosial Politik juga dapat dilihat dalam setiap proses
pengambilan keputusan permasalahan – permasalahan yang terjadi
dilingkungan kampung, ataupun di Desa Sungai Jernih. Setiap keputusan
yang mau diambil dalam permusyawaratan, Alim Ulama diminta untuk
46
pertimbangannya sesuai dengan ajaran Agama Islam. Alim Ulama
secara gamblang menjelaskan pertimbangan ajaran agama islam
mengenai permasalahan yang dihadapi dengan menyajikan ayat Al-
Quran dan Hadist yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
Dalam bidang keagamaan, Alim Ulama memegang peranan yang sangat
penting. Mereka jadi imam dalam setiap kegiatan keagamaan. Mereka
juga menjadi Penghulu Agama, imam masjid, khatib, guru ngaji dan juga
menjadi tempat bertanya mengenai segala hal yang berhubungan dengan
permasalahan yang berhubungan dengan ajaran islam. Yang menjadi
tokoh agama islam di Desa Sungai Jernih, Alim Ulama juga ikut serta
dalam pelestarian budaya dan Adat Istiadat di Desa Sungai Jernih. Adat
Istiadat yang ada di Desa sesuai dengan yang digambarkan dalam ajaran
agama islam. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan dalam Selogan
Adat “Adat Bersendi Syarak, Syara Bersendi Kitabullah”.44
Sebagaimana perubahan sosial maupun pembangunan. Ada
empat peran penting yang dapat diajalankan oleh tokoh agama yaitu :
1) Imam
Dalam bahasa arab, kata imam bisa mengacu kepada
dua pengertian yang berbeda. Pertama adalah imam sughro
dan imam kubro. Yang dimaksud imam sughro adalah imam
dalam shalat berjamaah. Sedangkan imam kubro maksudnya
adalah pemimpin atau kepala Negara. Yang dimaksud dengan
imam dalam shalat adalah orang yang shalat nya diikuti orang
shalat lain dengan syarat yang telah ditentukan dalam syariah.
Imam disebut juga khalifah, yaitu penguasa atau pemimpin
tertinggi rakyat. Didalam alquran disebutkan kata imam
(pemimpin) dan aimmah (pemipin – pemimpin). Dari uraian
44
Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)
47
tersebut dapat disimpulkan bahwa imam adalah orang yang
memimpin pelaksanaan shalat jama’ah.
Menunjuk imam adalah sebuah kewajiban syar’i dan
termasuk hal – hal yang wajib menurut kesepakatan tokoh
agama. Disyaratkan seorang imam itu haruslah seorang
muslim, merdeka, laki – laki, berakal, baliqh, dan mampu.
2) Khatib
Adalah orang yang menyampaikan khotbah pada
waktu shalat jum’at. Biasanya bisa disebut juga juru kotbah.
Khatib merupakan bagian dari ajaran agama islam yang harus
dipahami dan dipelajari oleh pemeluk agama islam serta
merupakan bagian dari sekian banyaknya amalan ritual dari
agama tersebut. Pada dasarnya khatib adalah perwakilan,
hukumnya adalah fardhu kifayah. Terlepas seorang muslim
menjadi khatib atau tidak, memahami dan mengetahui
ilmunya merupakan keharusan.
Seorang khatib harus bisa memberi nasihat,
peringatan serta ajaran agama islam. Biasanya orang muslim
menyebutnya dengan dakwah. Siapapun berhak menjadi
khatib, dan selain itu setiap muslim harusnya siap menjadi
khatib kapan saja. Sehingga ketika ada seorang khatib yang
berhalangan hadir karena suatu hal, maka siapapun muslim itu
bisa menggantikannya tanpa harus menunggu dan mencari
siapa penggantinya. Menjadi seorang khatib adalah sosok
yang menjadi panutan. Oleh karena itu, ia harus memberikan
peringatan atau penasihat dan wasiat kebenaran dan jamaah
akan menilai segala yang diperbuat khatib baik disadari
maupun tidak. Mulai dari perkataan, perbuatan, atau tingkah
48
lakunya serta cara berpakainnya. Maka seorang khatib wajib
memiliki adab yang baik, diantaranya berpakaian yang rapi
dan sopan.
3) Bilal
Bilal adalah istilah lain dari muazin. Masyarakat
sebenarnya menggunakan kata tersebut untuk pengertian yang
lebih spesifik, lebih dari sekedar penyeru azan. Yaitu orang
yang bertugas memberi aba – aba kepada jamaah saat akan
melaksanakan shalat berjamaah. Bilal bertugas menjadi
penyambung suara imam shalat agar terdengar oleh makmum.
Sewaktu hendak sholat atau kotbah, dialah yang
menyampaikan kepada jama’ah dengan kata – kata yang khas.
Setiap hari jum’at dapat ditemui ketika imam hendak
naik mimbar, maka sang bilal akan mendengungkan aba – aba
agar jama’ah tenang, mendengarkan kotbah sungguh –
sungguh. Para bilal menyampaikan peringatan dalam bahasa
arab yang sulit dicerna. Biasanya disertai hadis. Istilah bilal
telah digunakan para ulama ahlus sunnah wal jamaah seperti
syekh abu bakar syatha dan syekh nawawi banten. Bilal
memanggil jama’ah seperti berlaku dalam shalat – shalat
sunnah seperti hari raya, tarawih, witir, dan shalat gerhana.
4) Guru Ngaji
Adalah seorang laki – laki atau perempuan yang
sering disapa dengan sebutan ustad atau ustadah. Beliau
mengajarkan ilmu agama, mulai dari membaca alqur’an,
mengaji kitab, sampai dengan menanamkan akhlak sehingga
49
nantinya santri dapat menjadi seorang yang memiliki akhlak
terpuji.
Guru ngaji juga sering disebut sebagai guru alif atau
guru pertama yang memperkenalkan huruf hijaiyah. Tidak
hanya itu, guru ngaji sering menjadi orang yang dituakan atau
dihormati, dan disegani oleh masyarakat. Disegani dalam
artian menghormati karena beliau adalah seorang yang ahli
ibadah, mempunyai ilmu agama yang mendalam dan tentunya
mempunyai akhlak terpuji.
Hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad
Ikhsan terkait dengan guru ngaji, beliau mengatakan:
Oleh karenanya, guru ngaji sering menjadi pengisi
sebuah tausiah atau ketua dalam acara pengajian. Dengan
itu guru ngaji biasanya akan mendapatkan bayaran atau
sering disebut dengan bisyaroh. Bisyaroh diberikan sebagai
bentuk ucapan atau tanda terima kasih yang diberikan wali
santri atau tuan rumah tempat dimana beliau mengisi
pengajian. Bisyaroh biasanya berupa amplop yang berisi
sejumlah uang, tak jarang guru ngaji menyimpan uangnya
bisyaroh itu kedalam sebuah toples besar tanpa melihat
isinya.
Dalam perkembangannya, masyarakat juga
menjadikan guru ngaji menjadi sosok yang diharapkan
mampu memberikan alternatif dan jalan keluar dalam
berbagai persoalan masyarakat yang ada di Desa Sungai
Jernih. Pendidikan untuk mencetak anak menjadi ”pembaca
Alquran yang mahir serta berakhlak mulia” bertumpu pada
pundak guru ngaji. performa guru ngaji berubah menjadi
guru ngaji yang memiliki perencanaan yang sangat baik. Ini
sebagaimana umumnya manajemen yang sudah kita kenal
50
dan lebih terorganisasi dengan baik meskipun peran dan
tanggung jawab guru Alquran tidak berubah seperti dahulu.
Melihat realitas kehidupan ini, sesungguhnya guru ngaji
ahirnya adalah agen perubahan bagi masyarakat. Setiap
orang yang ingin dirinya atau putra-putrinya mampu
membaca Alquran dan berakhlak mulia, maka ”guru ngaji-
lah yang akan bertandang” mengerjakan kewajiban tersebut.
Tidak jarang orang tua murid yang mengatakan kepada guru
ngaji, ”Ustad, mohon dibimbing anak saya ini. Saya ingin dia
menjadi anak saleh, jangan seperti saya tidak bisa membaca
Alquran”. Jadi, hampir pasti tidak satu pun orang tua kecuali
menghendaki agar anak keturunannya menjadi anak yang
baik dan larinya kepada guru ngaji. Peran sentral guru ngaji
ini semakin lama semakin diperlukan seiring era dan
perkembangan zaman. Turun dan naiknya kualitas spiritual
dan mengaji Alquran di Desa Sungai Jernih ini ada di tangan
guru ngaji. Kondisi tersebut hingga sekarang masih sama.
Pada era dan zaman apa pun, guru ngaji berperan seperti itu.
Kalaupun kemasan dan istilahnya berubah, esensinya tetap
sama. Melihat posisi peran yang sedemikian penting, kita
tidak bisa diam. Kita harus berbuat bagaimana menyiapkan
guru ngaji yang memadai untuk realitas kebutuhan
masyarakat yang ada di Desa Sungai Jernih tersebut. 45
45 Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)
51
c. Tokoh Pemuda
Pemuda adalah masa depan suatu bangsa dimanapun berada.
Kegiatan yang dilakukan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan
menjadi komplementaritas pelayanan yang disediakan bagi masyarakat
Desa Sungai Jernih. Bahwa tokoh pemuda menduduki posisi penting
dalam menentukan arah, hasil, dan kesinambungan bagi masyarakat Desa
Sungai Jernih. Hadirnya karang taruna yang tersebar disetiap Desa
tersebut, meneguhkan bahwa dalam sistem penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, memerlukan partisipasi kaum muda dimulai dari
akar rumput. Antara lain sebagai berikut :
1) Ketua Karang Taruna
Hasil Wawancara dengan bapak Untung Prasetyo
sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna, beliau mengatakan
bahwa:
Ketua tarang taruna adalah salah satu jenis
organisasi kepemudaan diindonesia yang dijadikan wadah
untuk mengembangkan kemampuan atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab dalam suatu daerah khususnya di Desa
Sungai Jernih. Anggota karang taruna terdiri atas pemuda
dan pemudi yang berusia 11 sampai dengan 35 tahun.
Karang taruna memiliki berbagai kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan mereka. Karang taruna
merupakan salah satu tempat untuk mengembangkan diri dan
berbaur dimasyarakat. Pemuda melalui karang taruna dapat
melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk sosial,
unsur budaya, pendidikan, keagamaan, dan peringatan hari
nasional. Kegiatan mencolok yang dilakukan oleh karang
taruna ialah ketika kegiatan peringatan 17 agustus. Semua
52
daerah akan memeriahkan hari kemerdekaan dengan
berbagai jenis perayaan dan kegiatan.46
Selaras dengan itu hasil wawancara dengan Bapak
Kumpul sebagai BPD Desa Sungai Jernih, beliau mengatakan:
Organisasi pemuda yang ada dalam arti masyarakat
memiliki peran sosial yang sangat penting untuk suatu
daerah. Semakin aktif pemudanya, maka akan semakin hidup
daerah tersebut. Karang taruna melakukan kegiatan tersebut
diperuntukkan bagi anak – anak yang tidak sekolah, yatim
piatu, putus sekolah, dan lain sebagainya. Para pemuda
berinisiatif untuk melakukan kegiatan melalui karang taruna
di Desa Sungai Jernih. Karang taruna terus berkembang dan
menyebar luas keseluruh bagian Indonesia. Seperti yang kita
tahu, saat ini sudah sampai hingga wilayah di pedesaan.
Banyak kegiatan yang dilakukan yang bermanfaat bagi
masyarakat Desa Sungai Jernih. 47
2) Ketua Remaja Masjid
Hasil Wawancara dengan Bapak H. Muhammad
Ikhsan, beliau mengatakan bahwa:
Ketua remaja masjid adalah perkumpulan pemuda
masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah
dilingkungan suatu masjid. Pembagian tugas dan wewenang
dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi
yang menggunakan konsep islam(religi) dengan menerapkan
46
Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna
(14 Februari 2021)
47
Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih, (14 Februari
2021)
53
asas musyawarah, mufakat, dan amal jama’i (gotong royong)
dalam segenap aktivitasnya. 48
Selain peran dan fungsi sebagaimana tersebut di atas, elit tradisional
desa juga berperan untuk mengawasi pembangunan desa, melalui pengelolaan
dana pembangunan desa. Mereka berkewajiban menyapaikan nasihat atau
masukan-masukan agar pengelolaan dana desa tidak menyimpang dari
ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Melalui peran tokoh adat,
tokoh agama dan tokoh pemuda ini diharapkan tidak terjadi penyimpangan
penggunaan dana desa. Hal inilah yang diterapkan oleh elit radisional desa
dalam pembangunan masyarakat desa Sungai Jernih.
Dampak dari adanya peran dan fungsi elit tradisional desa Sungai
Jernih ini, sampai saat ini belum terjadi adanya korupsi dana desa. Selain itu
hasil pembangunan desa Sungai Jernih telah menunjukkan perkembangan yang
lebih maju dan berhasil dibandingkan dengan sebelum tahun 2000. Diantara
hasil pembangunan yang tampak sampai saat ini anata lain :
1) Tersedianya pasar desa yang dibangun secara permanen dan berfungsi
sesuai peruntukannya.
2) Tersedianya gedung pertemuan serbaguna, yang digunakan untuk acara-
acara tertentu seperti rapat desa, MTQ, dan kegiatan-kegiatan seni dan olah
raga masyarakat dan pemuda desa Sungai Jernih
3) Perbaikan jalan desa, yaitu pengaspalan jalan lingkungan desa Sungai Jernih
48
Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)
54
3. Tujuan Dibentuknya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian 1 di atas, ada beberapa tujuan
dibentuknya elit tradisional di desa Sungai Jernih, yaitu sebagai berikut.
a. Untuk Memelihara dan menjaga tradisi masyarakat di Desa Sungai Jernih
Dalam lembaga adat disebutkan bahwa tokoh adat berperan
mengarahkan, memimpin, menyelesaikan, menjernihkan dan mengambil
keputusan bagi setiap persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Sesuai
dengan kewenangan yang ada padanya di dalam adat bahwa tokoh adat
memiliki kewenangan dalam hal mengambil keputusan dalam suatu
permusyawaratan dilandasi dengan musyawarah mufakat. Kesenian dapat
diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan dan
dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Bila
dilihat dari perkembangannya ada yang dikenal sebagai seni tradisional
yaitu seni yang lahir dan berkembang secara alami di masyarakat tertentu
dan kadangkala masih tunduk pada aturan-aturan yang baku, namun ada
juga yang sudah tidak terikat aturan, kesenian ini merupakan bagian dari
kesenian rakyat yang bisa di nikmati secara massal. Dalam proses
pertumbuhannya, kesenian tradisional yang merupakan bagian dari
kesenian rakyat diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang
di suatu lokalitas didukung oleh masyarakat yang terikat pada aturan adat
yang disepakati, telah berlangsung secara turun temurun dari generasi ke
generasi. Berbeda dengan kesenian modern yang cenderung lebih mudah
berubah mengadopsi unsur-unsur luar, kesenian tradisional lebih
cenderung lambat mengalami perubahan. secara umum kesenian
tradisional ini memiliki ciri sebagai berikut : Pertama, ia memiliki
jangkauan terbatas pada lingkungan kultur yang menunjangnya. Kedua, ia
merupakan pencerminan dari suatu kultur yang berkembang secara
55
perlahan, karena dinamika masyarakat yang menujangnya memang
demikian. Ketiga, ia tidak terbagi-bagi pada pengkotakkan spesialisasi.
Keempat, ia bukan merupakan hasil kretivitas individu-individu tapi
tercipta secara anonym bersama dengan sifat kolektivitas masyarakat
yang menunjangnya. Ciri-ciri tersebut memperkuat pernyataan bahwa
seni tradisi merupakan identitas budaya dari suatu masyarakat tertentu,
sebab seni tradisi sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat di suatu
lingkungan dan bukan merupakan seniyang menonjolkan seniman atas
nama diri sendiri, tapi lebih merupakan perwakilan dari sistem sosial atau
sikap kelompok masyarakat.Kebudayaan memegang peranan penting
dalam kemajuan suatu bangsa. Negara memajukan Kebudayaan Nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan
sebagai investasi untuk membangun masa depan. Keberagaman
Kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang
sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di
tengah dinamika perkembangan dunia. Dalam menjaga dan melestarikan
budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota
masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung
kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :
1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal
atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan
kita.
2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian
kebudayaan.
3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga
kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan.
56
4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan
budaya orang lain.
5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya budaya berbahasa.
6. Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan
kebudayaan yang kita miliki.
7. Ajarkan budaya kepada orang lain.
Di dalam tradisi diatur bagaimana manusia berhubungan
dengan manusia yang lain atau satu kelompok manusia dengan kelompok
manusia lain, bagaimana manusia bertindak terhadap lingkungannya, dan
bagaimana perilaku manusia terhadap alam yang lain. Ia berkembang
menjadi suatu system, memiliki pola dan 20 norma yang sekaligus juga
mengatur penggunaan saksi dan ancamann terhadap pelanggaran dan
penyimpangan. Sebagai sistem budaya, tradisi akan menyediakan
seperangkat model untuk bertingkah laku yang bersumber dari sistem
nilai dan gagasan utama (Vital). Sistem nilai dan gagasan utama ini akan
terwujud dalam sistem ideologi, sistem sosial, dan sistem teknologi.
Sistem idiologi merupakan etika, norma, dan adat istiadat. Ia berfungsi
memberikan pengarahan atau landasan terhadap sistem sosial, yang
meliputi hubungan dan kegiatan sosialnya masayarakat. Tidak hanya itu
saja sebagai sistem budaya, tradisi juga merupakan suatu sistem yang
menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang pemberian arti laku ujaran,
laku ritual, dan bergabai jenis laku lainnya dari Manusia atau sejumlah
manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang lain. Unsur terkecil
dari sistem tersebut adalah simbol. Simbol meliputi simbol konstitutif
(yang berbentuk kepercayaan), simbol kognitif (yang berbentuk ilmu
pengetahuan), simbol penilaian normal, dan sistem ekspresif atau simbol
yang menyangkut penggungkaan perasaan. Sesuai dengan wilayah Desa
57
Sungai Jernih, tokoh adat menjadi pengambil keputusan akhir dari setiap
permasalahan yang ada diwilayah Sungai Jernih tersebut. Tokoh adat
memimpin permusyawaratan yang dihadiri oleh Tokoh agama dan tokoh
pemuda yang ada di Desa Sungai Jernih untuk memecahkan setiap
permasalahan yang dihadapi dan menyelesaikan berdasarkan hukum adat
yang berlaku di Desa Sungai Jernih.
Penjelasan di atas diperkuat dengan hasil wawancara kepada
Mbah Wakijo selaku tokoh adat Desa Sungai Jernih, beliau mengatakan
bahwa:
Didalam hukum adat, merupakan hukum yang tidak tertulis
yang hidup dan berkembang sejak dahulu serta sudah berakar didalam
masyarakat. Walaupun tidak tertulis, namun hukum adat mempunyai
akibat hukum terhadap siapa saja yang melanggarnya. Norma – norma
dan nilai – nilai yang ada didalam hukum adat sangat dipatuhi dan
dipegang teguh oleh masyarakat Desa Sungai Jernih. Apabila
masyarakat akan memutuskan sesuatu diharuskan melalui musyawarah
dan mufakat yang dilakukan oleh tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh
pemuda yang berhak untuk menolak atau menerima suatu keputusan
apakah bertentangan atau tidak dengan kepentingan rakyat.49
b. Untuk Mempertahankan Tradisi Adat Istiadat
Tradisi atau adat istiadat dipahami sebagai segala sesuatu yang
turun temurun dari nenek moyang. Tradisi merupakan pewarisan norma –
norma, kaidah, - kaidah, dan kebiasaan – kebiasaan. Tradisi tersebut
bukanlah suatu yang tidak dapat diubah, tradisi justru dipadukan dengan
49
. Hasil Wawancara kepada Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih , (13
Februari 2021)
58
aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat keseluruhannya. Karena
manusia yang membuat tradisi maka manusia juga dapat menerimanya,
menolaknya, dan mengubahnya. Tradisi juga dapat dikatakan sebagai
suatu kebiasaan yang turun – temurun dalam sebuah masyarakat, dengan
sifatnya yang luas, tradisi bisa meliputi segala kompleks kehidupan,
sehingga tidak mudah disisihkan dengan perincian yang tepat dan
diperlakukan serupa atau mirip, karena tradisi bukan objek yang mati,
melainkan alat yang hidup untuk melayani manusia yang hidup pula.
Penduduk Indonesia saat ini tidak hanya terdiri dari pribumi saja,
sebagian kecilnya juga terdapat ras campuran yang berasal dari negara
luar. Jika menelisik sejarah Indonesia, hal ini tentunya sangat tidak
mengherankan. Oleh karenanya, masyarakat sendiri sejak dulu
sebenarnya sudah terbiasa dan memahami keanekaragaman yang dimiliki
bumi pertiwinya, sehingga dulu tidak ada masalah besar dalam cara
mempertahankan dan keberagaman di negeri ini. Namun karena berbagai
faktor, sayangnya di zaman sekarang, perbedaan suku, budaya, dan
agama menjadi sesuatu yang sangat sensitif untuk dibicarakan.
Masyarakat di masa ini menjadi lebih sentimen, terutama jika sudah
membahas agama. Padahal di awal kemerdekaan, masyarakat Indonesia
sangat memahami cara mempertahankan dan keberagaman negerinya. Isu
perbedaan suku, budaya, dan agama dulunya masih jauh dari kata sensitif
jika dibandingkan dengan zaman sekarang. Cara menjaga kerukunan dan
keberagaman lainnya adalah dengan saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman di Indonesia merupakan sesuatu yang indah dan anugerah
dari Tuhan. Bukanlah sesuatu yang pantas untuk dipermasalahkan. Ingat
selalu prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Walau berbeda-beda, bukan berarti
tidak dapat bersatu. Selama tetap dalam tujuan yang sama, maka
keberagaman suku, budaya, dan agama pun tidak akan menjadi rintangan
dalam menciptakan negeri yang rukun dan damai.
59
Tradisi dipahami sebagai suatu kebiasaan masyarakat yang
memiliki pijakan sejarah masa lampau dalam bidang adat, bahasa, tata
kemasyarakatan, keyakinan dan sebagainya. Maupun proses penyerahan
atau penerusannya sama sekali, khususnya dalam masyarakat tertutup
dimana hal – hal yang telah lazim dianggap benar dan lebih baik diambil
alih begitu saja. Memang tidak ada kehidupan manusia tanpa suatu
tradisi. Bahasa daerah yang dipakai dengan sendirinya diambil dari
sejarahnya yang panjang , tetapi bila tradisi diambil alih sebagai harga
mati tanpa pernah dipertanyakan maka masa sekarang pun menjadi
tertutup dan tanpa garis bentuk yang jelas seakan – akan hubungan
dengan masa depan pun menjadi terselumbung. Tradisi lalu menjadi
tujuan dalam dirinya sendiri.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa
Sungai Jernih, beliau mengatakan bahwa:
Perkataan tradisi mengandung suatu pengartian tersembunyi
tentang adanya kaitan antara masa lalu dan masa kini.ia menunjuk
kepada sesuatu yang diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud
dan berfungsi pada masa sekarang. Tradisi adat istiadat memperlihatkan
bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan
yang bersifat duniawi maupun terhadap hal – hal yang bersifat ghaib
atau keagamaan. Didalam tradisi adat istiadat diatur sebagaimana
manusia berhubungan dengan manusia yang lain atau satu kelompok
manusia dengan kelompok manusia lain, bagaimana manusia bertindak
terhadap lingkungannya, dan bagaimana perilaku manusia terhadap
alam yang lain. Ia berkembang menjadi suatu sistem. Tidak hanya itu
saja sebagai sistem budaya, tradisi juga merupakan suatu sistem yang
menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang pemberian arti laku
60
ujaran, laku ritual, dan berbagai jenis laku lainnya dari manusia atau
sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang lain. 50
c. Untuk Memimpin dan Melaksanakan Peribadatan
Sebagai seorang muslim haruslah selalu menjaga sholatnya
agar selalu terlaksana secara berjama’ah, supaya mendapatkan keutamaan
yang di janjikan oleh allah swt dan rasulnya. Di antara keutamaan nya
adalah memperbanyak langkah ke masjid, mempererat hubungan
ukhuwah dan solidaritas sosial dengan masyarakat, berdoa dan berzikir
secara berjamaah yang akan di ikuti oleh para malaikat allah, dan
menghindarkan kita dari lupa dan salah yang tidak di sengaja. Elit
tadisonal yang bertugas di bidang ini adalah imam, khatib, dan bilal yang
ada di desa Sungai Jernih. Kerukunan untuk melaksanakan peribadatan
adalah salah satu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya
toleransi agama. Sebab toleransi agama merupakan salah satu sikap saling
pengertian dan menghargai, tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun,
khususnya dalam masalah agama. Untuk itu, kerukunan umat beragama
sangat penting dilakukan, dalam rangka upaya mencapai kesejahteraan
hidup warga masyarakat. Kerukukan antar umat beragama merupakan
suatu kondisi dimana semua golongan agama dapat hidup bersama tanpa
mengurangi hak dasar masing-masing untuk melakukan kewajiban
agamanya. Kerukukan antar umat beragama merupakan suatu kondisi
dimana semua golongan agama dapat hidup bersama tanpa mengurangi
hak dasar masing-masing untuk melakukan kewajiban agamanya.
Pemeluk agama yang baik haruslah hidup damai dan rukun. Oleh sebab
itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin bisa lahir dari sikap
50. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih, (14 Februari
2021)
61
fanatisme buta serta sikap tidak peduli atas hak-hak keberagaman dan
perasaan orang lain. Namun dalam hal ini tidak juga bisa diartikan bahwa
kerukunan hidup diantara umat memberi ruang sebagai campurtangan
unsur-unsur tertentu dari agama berbeda, karena hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri. Bentuk dari kerukunan antar umat
beragama ialah hubungan yang harmonis dalam dinamika hidup
bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat dengan sikap
pengendalian hidup dalam wujud sebagai berikut:
1. Saling menghormati dalam kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama masing-masing.
2. Saling mengormati serta berkerjasama dalam memeluk agama,
antar golongan agama serta umat beragama dengan pemerintah
yang sama-sama memiliki tanggung jawab membangun bangsa
dan negara.
3. Saling tenggang rasa serta loeran dengan tidak melakukan
pemaksaan agama terhadap orang lain.
Hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad Ikhsan, beliau
mengatakan bahwa:
Kerukunan umat beragama dalam islam di Desa Sungai
Jernih yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasl dari kata dasar
“Akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat, Kata “Ukhuwah” sebagai
kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak
persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Dapat
dikatakan bahwa pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang
hubungan antara orang-orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana
antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu
ikatan. Membangun dan berusaha untuk memakmurkan bumi ini memang
62
sangat di anjurkan oleh agama islam. Untuk mendapat kemakmuran,
kesuksesan serta kebahagiaan dakam segala bidang.51
d. Untuk Menengahi dan Menyelesai Urusan atau Masalah yang berkenaan
dengan hukum agama
Hasil Wawancara dengan Bapak H. Muhammad Ikhsan, beliau
mengatakan bahwa:
Tokoh agama sebagai orang yang dianggap lebih kompeten
dalam masalah agama. Di harapkan dapat merubah pola pikir
masyarakat modern yang telah lupa pada kodrat, awalnya sebagai
makhluk yang beragama menjadi lebih tahu mengenai agama yang
sebenarnya dan menggunakan kemajuan teknologi pada zaman modern
ini. Sesuai dengan kapasitas yang memang benar – benar di butuhkan.
Adapun tokoh agama dalam mengatasi masalah – masalah yang di
hadapi oleh anggota masyarakatnya seperti kemiskinan, kejahatan,
peperangan, dan masalah generasi muda dalam berbuat yang macam –
macam. Sejak awal kehadiran Islam pada abad ke tujuh Masehi tata
hukumIslam sudah dipraktikkan dan dikembangkan dalam
lingkunganmasyarakat dan peradilan Islam. Oleh karena itu, dalam
pembangunan hukum agama di Desa Sungai Jernih yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, unsur-unsur hukum agama itu harus
benar-benar diperhatikan. Untuk itu perlu wawasan yang jelas Berbicara
mengenai corak pemikiran Hukum agama dari masa ke masa, sudah
tentu hal tersebut tidak dapat lepas dari tokoh atau pemikir yang hidup
pada zaman dan lingkungannya yang turut berperan dalam mewarnai
keberagaman akan corak pemikiran Hukum agama yang ada di Desa
Sungai Jernih, diantara banyaknya para cendikiawan, khususnya yang
51
Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)
63
ada di Desa Sungai Jernih. Sementara itu telah membudaya pula
penyimpangan secara tidak langsung dari ketentuan Qur'an tersebut.
Banyak kepala keluarga yang mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan
semasa mereka masih hidup. Para kepala keluarga ini telah membagikan
sebagian besar dari kekayaan mereka kepada anak-anak mereka,
masing-masing mendapat bagian yang sama besar tanpa membedakan
jenis kelamin, dengan membagikan harta sebagai hibahatau dengan
membuat wasiat. Sehingga, pada saat mereka meninggal, maka harta
kekayaan yang harus dibagi tinggal sedikit, atau bahkan hampir habis
sama sekali. Dalam hal ini, memang secara formal tidak terjadi
penyimpangan dari ketentuan Al-Qur'ân maupun hadits Nabi yang ada di
Desa Sungai Jernih tersebut.52
e. Mengarahkan dan Menggerakkan pemuda untuk bergiat dalam kegiatan
yang positif
Tokoh Pemuda organisasi sosial kemasyarakatan sebagai
wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh
dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,
oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah Desa
Sungai Jernih. Karang taruna Desa Sungai Jernih melaksanakan kegiatan
positif yang termasuk di bidang sosial, seperti bedah rumah keluarga
miskin, memberikan bantuan kepada anak telantar (yatim/ piatu),
bantuan pangan (sembako) bagi lansia, dan mengembangkan usaha
ekonomis produktif bagi pemuda yang masih nganggur. Meskipun
demikian, karang taruna Desa Sungai Jernih melakukan sosialisasi kepada
pemuda, di maksudkan sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan
52
. Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)
64
narkoba. Karang taruna bersama – sama dengan tokoh masyarakat dan
aparat desa, sepakat dan berkomitmen, bahwa Desa Sungai Jernih bebas
dari narkoba.
Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil wawancara dengan
Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna, beliau
mengatakan bahwa:
Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan yang ada di
Desa Sungai Jernih. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan
generasi muda non partisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa
tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya
generasi muda di wilayah Desa Sungai Jernih yang mayoritas komunitas
sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.
Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan
wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya
mengembangkan kegiatan ekonomi produktif dengan pendayagunaan
semua potensi yang tersedia di lingkungan baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi
kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan
Pedoman Rumah Tangga di mana telah pula diatur tentang struktur
pengurus dan masa jabatan di masing-masing wilayah mulai dari Desa
Sungai Jernih, sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada
regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan
anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan
datang. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan
dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang
65
keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan
dan kesenian yang ada di Desa Sungai Jernih. 53
53
. Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna
(14 Februari 2021)
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab III di atas,
maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdirinya elit tradisional desa Sungai Jernih dilaksanakan seiring dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan. Khusunya di bidang
adat, agama, dan pemerintahan. Di mulai dengan di bentuknya perangkat
pemerintahan Desa Sungai Jernih, yaitu pada tah un 1984. Pada saat itu elit
tradisional Desa Sungai Jernih belum berfungsi secara maksimal, seiring dengan
perkembangan zaman, memasuki abad 21 (Tahun 2000). Tersebut didasarkan
pada pertimbangan-petimbangan tertentu, yairu :
a. Syarat Menjadi Tokoh Adat : memiliki wawasan yang luas atau ilmu yang
tinggi, berkarakter yang baik serta memiliki jiwa kepemimpinan yang baik,
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suku nya, memiliki akhlak
yang baik untuk dapat di jadikan sebagai panutan, memiliki jiwa sosial yang
tinggi.
b. Syarat Menjadi Tokoh Agama : beragama Islam, baliqh, berahlak baik,
berilmu Agama Islam, sopan santun, pemikiran luas tentang agama, dianggap
memiliki ilmu setingkat lebih tinggi dari yang lain (Yang di tuakan dalam
ajaran agama islam).
c. Syarat Menjadi Tokoh Pemuda : berpendidikan Tinggi, sopan santun,
berwawasan luas, aktif dalam kegiatan kepemudaan, peduli terhadap
lingkungan masyarakat, bertanggung jawab.
67
2. Tujuan dibentuknya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih
a. Memelihara dan menjaga tradisi masyarakat di Desa Sungai Jernih.
b. Mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai, sistem norma, dan
kebudayaan.
c. Memimpin dan melaksanakan peribadatan
d. Menengahi dan menyelesaikan urusan atau masalah yang berkenaan dengan
hukum agama.
e. Mengarahkan dan menggerakkan pemuda untuk bergiat dalam kegiatan yang
positif.
3. Peran dan fungsi elit tradisional di Desa Sungai Jernih dalam pembangunan Desa
Sungai Jernih anatar lain sebagai pembuat keputusan dan memiliki wewenang
untuk mengontrol pembangunan Desa Sungai Jernih melalui Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah Kabupten Tebo lebih bersikap adil dan bijaksana
dalam pemerataan pembangunan Desa. Khusunya di Desa Sungai Jernih
Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.
2. Untuk di masa yang akan datang, kegiatan pembangunan Desa Sungai Jernih
lebih di tingkatkan. Agar meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi
masyarakat.
3. Kepada lembaga pendidikan agar lebih banyak menyediakan media
pembelajaran yang bervariasi. Agar mahasiswa bisa menerapkan strategi
untuk penyusunan yang sebaik – baiknya.
68
C. Penutup
Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadiran Allah
SWT, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya dan bantuan pihak yang
terkait,sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah di
programkan dari Fakultas Adab & Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Sholawat dan beserta salam penulis limpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan hasil maksimal dari sebuah karya tulis yang penulis
kerjakan, namun penulis merasa banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, atas
perhatiannya penulis ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Abu Achmadi. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Ariyono, dan Aminuddin Siregar. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta : Akademika
Pressindo.
Burhan Bungin (ed). 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Deddy I Maksudi. 1998. Pengantar Sosiologi Antropologi. Angkasa Bandung.
Diani Budiarto, dkk. 2005. Perspektif Pemerintahan Daerah Otonomi, Birokrasi,
danPelayanan Publik. Bogor : Fisip Universitas Djuanda.
Horton. 1990. Sosiologi Jilit 1. Jakarta : Erlangga.
Imam Gunawan. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta :
Bumi Aksara.
Johara T, dan Jayadinata. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan
Perkotaan dan Wilayah. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Lexy J. Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Maleong, Lexy. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mudjiono. 1991. Pengantar Tata Hukum Indonesia. Liberti Yogyakarta.
Muhammad. 2006. Metode penelitian ilmu sosial. Jakarta: Erlangga.
Mukti Ali. 1987. Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini. Jakarta : Rajawali Pers.
Munandar Soelaiman. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Murstal Esten. 1999. Kajiaan Transformasi Budaya. Bandung : Angkasa.
Prof. Drs. Widjaja, dan HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Raco. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Robert Redfield. 1985. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta : Rajawali Press.
Robert Redfield. 1995. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta : Rajawali Press.
Robert Van Niel. 1983. Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya.
Sagimun. 1985. Adat Istiadat Daerah Jambi. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Sedarmayanti. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Siddi Gazalba. 1969. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta : Pustaka
Antara.
Soekanto. 1985. kamus sosiologi. Jakarta : CV. Raja Wali.
Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Dokumen :
Dokumen Desa Sungai Jernih Tahun 2000.
Dokumen Kecamatan Muara Tabir Tahun 2000 – 2020.
Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan Tahun 2021.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih Tahun
2021.
Hasil Wawancara Dengan Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih
Tahun 2021.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Mardiansyah Sebagai Kepala Dusun V Tahun 2021.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S Tahun
2021.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Napi Selaku Kepala Dusun IV Tahun 2021.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang
Taruna Tahun 2021.
Profil Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo Tahun 2010.
Jurnal :
Dwi Sholeh. 2011. “ Peranan Elit Tradisional Dalam Masyarakat Pedesaan Tabir
Tahun 1982 – 2011”. Jambi : Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Uniersitas Batang Hari Jambi.
Idris Djakfar. 1992. “ Peranan Adat Dalam Pembinaan Kebudayaan Daerah”. Jambi
: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Lely Risnawati Daulay. 2010. “ Ilmu Alamiah Budaya Sosial Dasar”. Bandung :
Cipta Pustaka Media Perintis.
Mukhtar. 2007. “ Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah”. Jambi : Suthan
Thaha Press.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi : Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan
Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo
A. Observasi
1. Mengamati berdirinya Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan
Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 ?
2. Tujuan dibentuknya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih Tahun 2000 –
2020 ?
3. Peran dan fungsi Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat
Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 ?
B. Wawancara
1. Bagaimana Berdirinya Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan
Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 ?
2. Apa yang dimaksud dengan Fungsi Peranan Elit Tradisional Dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000
– 2020 ?
3. Apa alasan masyarakat mempertahankan Peranan Elit Tradisional Dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 –
2020 ?
4. Sejak kapan masyarakat melakukan Peranan Elit Tradisional Dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000-
2020 ?
5. Siapa saja yang biasanya menjadi Peranan Elit Tradisional Dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000-
2020 ?
6. Apa tujuan dibentuknya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih Tahun 2000 –
2020 ?
C. Dokumentasi
1. Foto – foto
2. Dokumentasi
3. wawancara
DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN
1. Nama : Bapak Harifno B.S
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Kepala Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
2. Nama : Bapak Mardiansyah
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Tokoh Pemuda Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
3. Nama : Bapak Kumpul
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Ketua BPD Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
4. Nama : Bapak Napi
Umur : 35tahun
Pekerjaan : Tokoh Agama Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
5. Nama : Bapak H. Muhammad Ikhsan
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Tokoh Agama Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
6. Nama : Untung Prasetyo S.Pd
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Tokoh Pemuda Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
7. Nama : Mbah Wakijo
Umur : 65 tahun
Pekerjaan : Tokoh Adat Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
8. Nama : Ari Haryanto
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Tokoh Adat Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
9. Nama : Murito
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Tokoh Adat Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
10. Nama : Bapak Parjio
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Remaja Masjid Desa Sungai Jernih
Agama : Islam
LAMPIRAN
Gambar 1 : Denah Lokasi Desa Sungai Jernih
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Muara Tabir yaitu sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Bangun Seranten
b. Sebelah Selatan : Desa Tanah Garo
c. Sebelah Barat : Desa Sungai Bulian Tabir Timur Merangin
d. Sebelah Timur : Desa Tambun Arang
Gambar 2 : wawancara dengan bapak Harifno B.S selaku kepala Desa Sungai Jernih
Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.
Gambar 3 : wawancara dengan bapak Kumpul selaku BPD Desa Sungai Jernih
Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo
Gambar 4 : Wawancara dengan bapak H. Muhammad Ikhsan selaku Tokoh Agama di
Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo
Gambar 5 : Wawancara Dengan Bapak Napi Selaku Kepala Dusun IV Desa Sungai
Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo
Gambar 6 : Proses pembangunan pasar Desa Sungai Jernih kecamatan Muara Tabir
Kabupaten Tebo mulai berkembang dari tahun 2000 – 2020.
Gambar 7 : Proses dari sektor jalan Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir
Kabupaten Tebo dari tahun 2000 - 2020 yang dahulu hanya masih tanah dan
sekarang mulai berkembang walau sudah mulai pecah – pecah dan hancur lagi.
Gambar 8 : Adapun gedung perlombaan MTQ di Desa Sungai Jernih Kecamatan
Muara Tabir Kabupaten Tebo dari Tahun 2000 – 2020 mulai berkembang. Dan
gedung tersebut bisa d gunakan sarana prasarana dari segi apapun.
CURRICULUM VITAE
Nama : Imam Parwoko
Tempat / Tanggal lahir : Sungai Jernih, 27 Juni 1996
NIM : 402170803
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Misran
Nama Ibu : Turmini
Anak Ke : 3 dari 4 bersaudara
Alamat Asal : Desa Sungai Jernih, Kecamatan Muara Tabir,
Kabupaten Tebo
Alamat Sekarang : Mendalo, Perumahan Valencia