Upload
lythuy
View
224
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN PROMOSI DAN PEMBUATAN FILM PENDEK
“AKU MASIH LELAKI”
Diajukan Sebagai Syarat
Untuk menempuh ujian Tugas Akhir Guna mencapai Gelar Ahli Madya D3 Desain Komunikasi Visual
Oleh :
UNDAKI ARIESTIAN PRATAMA C 9504081
PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010 LEMBAR PERSETUJUAN
Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul :
ii
PERANCANGAN PROMOSI DAN PEMBUATAN FILM PENDEK
“AKU MASIH LELAKI”
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji
Pembimbing Tugas Akhir I : Pembimbing Tugas Akhir II :
Arief Iman Santoso, S.Sn Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn NIP. 197903272005011002 NIP. 197503232003121002
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 197903272005011002
PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Penguji Tugas Akhir
Pada Tanggal .........................
iii
Panitia Penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
Andreas S. Widodo, S.Sn (.....................................) NIP. 197512012001121002
Sekretaris Sidang Tugas Akhir
Hermansyah Muttaqin, S.Sn (.....................................) NIP197111152006041001
Pembimbing Tugas Akhir I
Arief Iman Santoso, S.Sn (.....................................) NIP. 197903272005011002
Pembimbing Tugas Akhir II
Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn (....................................) NIP. 197503232003121002
Mengetahui
Dekan Ketua Program
Fakultas Sastra dan Seni Rupa D3 Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Fak. Sastra dan Seni rupa UNS
Drs. Sudarno, MA Andreas S. Widodo, S.Sn NIP. 197503232003121001 NIP. 197512012001121002
iv
MOTTO
“Terkadang kebebasan dan kenyamanan hidup kita peroleh dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang lakukan, jangan takut mengambil jalan yang
berbeda” (Undaky A.P)
“Berfikirlah dengan kedua bagian otak”
(Undaky A.P)
“Selalu mencoba, mencoba, dan mencoba walau orang terdekat kitapun mencibirnya” (Undaky A.P)
PERSEMBAHAN
v
Karya ini kupersembahkan untuk :
Kedua manusia mulia dimataku , yang senantiasa menjadi nyala api pertama
disaat aku berada dalam kegelapan.
Saudara kandungku sekaligus teman berbagiku, aku selalu ingat setiap kritik-
kritik pedasmu terhadap apa yang aku lakukan.
Kakak-kakak ku dan Dhe nee yang selalu memaksaku untuk cepat selesaikan
semua ini.
Seseorang, yang selalu membuat hatiku resah dengan semua sikap ku yang
kurang masuk akal baginya, itu yang membuatku mempertimbangkannya
lebih baik lagi.
Kau yang membuatku kuat disaat jantungku mulai berdetak tak karuan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
vi
PERANCANGAN PROMOSI DAN PEMBUATAN FILM PENDEK “ AKU
MASIH LELAKI ”
Adapun tulisan ini disusun sebagai syarat guna mencapai gelar Ahli
Madya Jurusan Seni Rupa Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Sudarno, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
2. Andreas S. Widodo, S. Sn, selaku Ketua Program D3 Deskomvis dan selaku
Ketua Sidang Tugas Akhir
3. Arief Iman Santoso, S. Sn, selaku Koordinator Tugas Akhir dan pembimbing
Tugas Akhir I.
4. Rudy Herlambang, S. Sn.,M.Sn, selaku pembimbing Tugas Akhir II
5. Hermansyah Muttaqin, S. Sn, selaku Sekretaris siding Tugas Akhir
6. Jazuli Abdin Moenib, S. Sn, selaku pembimbing akademik
7. Seluruh dosen dan staf D3 Deskomvis, saya ucapkan terimakasih atas
kemudahan beradministrasi.
8. Rekan-rekan D3 Deskomvis dan Teater Tesa yang telah banyak membantu
dan memberi dorongan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
tugas akhir ini.
9. Terima kasih kepda semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.
vii
Laporan ini disusun dan disajikan secara sederhana sesuai dengan
kemampuan penulis. Penulis menyadari bahwa konsep Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna. Penulis terbuka menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, April
2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
PERSETUJUAN...................................................................................................
ii
viii
PENGESAHAN....................................................................................................
iii
MOTTO................................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN................................................................................................
v
KATA PENGANTAR..........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
2
C. Tujuan Perancangan……………………………………………………….
2
BAB II IDENTIFIKASI DATA………………………………………………..
4
A. Data Produk………………………………………………………………..
4
B. Target Market dan Target Audience……………………………………….
9
1. Target Audience…………………………………......………………...
10
C. Komparasi…………………..………………………………………............
11
ix
BAB III KONSEP PERANCANGAN…………………...……………………...
14
A. Konsep Perancangan……………………………...………………………...
14
1. Konsep Film “ AKU MASIH LELAKI”.......………………………...…
14
2. Story line………………………………………………………………...
15
3. Proses Pembuatan Film Pendek
“ AKU MASIH LELAKI”………………………......…………………..
19
4. Struktur Kerja Dalam Pembuatan Film Pendek
“AKU MASIH LELAKI”………………………………………………
23
B. Promosi……………………………………………………………………..
30
1. Konsep
Promosi…………………………………….………..….............30
2. Konsep Visual dan
Verbal………………………….…………..…….....30
a. Konsep Visual Non
Verbal…………………….…….………...........30
b. Konsep Visual
Verbal………………………….………….…...........32
3. Pemilihan Media Promosi Pendukung…………….………........………
34
BAB IV VISUALISASI
KARYA…………………………………….…………37
A. Bentuk Dan Format Film………………………………………….…….....
37
x
B. Detail Visualisasi Karya…………………………………………………....
39
BAB V PENUTUP………………………………………………………………
59
A. Kesimpulan.....................................................................................................
59
B. Saran...............................................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
PERANCANGAN PROMOSI DAN PEMBUATAN FILM PENDEK
“AKU MASIH LELAKI”
Undaki Ariestian Pratama1 Arief Iman Santoso, S.Sn2 Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn3
ABSTRAK
2010, Saat ini keberadaan banci dikota Solo masih terlihat jelas, dengan berbagai macam latar belakang yang mendasari mereka untuk memilih atau menjadi banci. Seiring dengan berkembangnya perfilman Indonesia baik film indi ataupun major, maka kami mencoba mengankat film banci secara indi dengan mengupayakan kualitas dan perancangan promosi yang hampir sama dengan studio major. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, film pendek harus menawarkan alternatif tontonan yang berbeda dengan pesaingnya. Maka untuk mendapatkan apresiasi lebih dari film pendek yang lain maka pembuat film pendek tersebut kemudian berusaha memberikan tontonan yang sedikit mengelikan, dengan menghadirkan tokoh yang mempunyai kecenderungan banci dalam perannya. Oleh karena itu, strategi perancangan promosi pada film ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi film pendek itu. Perancangan promosi itu harus berbeda dengan perancangan promosi film pendek yang lain. Dengan demikian pembuatan media promosi ini diharapkan mampu mewujudkan tujuan awal yaitu untuk mengenalkan dan memberi informasi tentang adanya film yang mengupas tentang perbedaan gender dan semangat perubahan ataupun upaya seseorang untuk menjadi lebih baik dari berbagai macam sudut pandang yang ada.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia film di Indonesia sekarang ini banyak sekali mengalami kemajuan
dan perkembangan dengan banyaknya film-film baru yang hampir setiap sebulan
sekali di tayangkan di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia. Hal tersebut
didukung dengan berkembangnya teknologi yang sekarang ini dapat memudahkan
manusia untuk mencurahkan hasil karya mereka dalam dunia hiburan sekarang
ini. Perkembangan dunia hiburan perfilman sekarang ini merupakan salah satu
dampak utama meningkatnya kebutuhan manusia akan dunia hiburan sekarang ini
dengan melalui sebuah media elektronik. Hal tersebut dapat dilhat dari semakin
banyaknya stasiun-stasiun televisi yang menayangkan berbagai macam film yang
di produksi oleh berbagai rumah produksi yang sudah mulai menjamur di
Indonesia.
Perkembangan film independen di Indonesia, disebut sebagai film pendek.
Film pendek merupakan film yang durasinya pendek, tetapi dengan kependekan
waktu tersebut para pembuat film mestinya bisa lebih selektif mengungkapkan
materi yang ditampilkan. Dengan demikian, setiap ‘shot’ akan memiliki makna
yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnnya. Ketika pembuat film
terjebak ingin mengungkapkan cerita saja, film pendek seperti ini akan menjadi
film panjang yang dipendekkan karena hanya terikat oleh waktu yang pendek.
Menurut sejarah pergerakan film pendek Di Indonesia diisi dengan penggalan-
penggalan peristiwa. Berbagai peristiwa itu menandai suatu usaha yang sekaligus
2
2
memberi perlawanan terhadap situasi perkembangan film Indonesia.
Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya di
produksi melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan banyak pula karya-karya
film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah
karya yang berupa moving picture secara independent. Hal ini dapat dilihat dari
maraknya seminar perfilman dan festival film independent yang di adakan di tiap-
tiap kota besar di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan karya dari para sineas
muda dapat berbicara dikancah nasional bahkan internasional.
Untuk itu penulis mengambil tema kehidupan sosial dengan fokus
kehidupan masyarakat sekarang ini. Penulis mengangkat kehidupan salah seorang
pemuda yang mempunyai kecenderungan banci tetapi punya semangat untuk
berubah menjadi laki-laki sejati. Hal itu yang membuat penulis terkesan untuk
mengangkat ide cerita ini. Berdasarkan ide awal tersebut, akan berkembang
menjadi sebuah cerita yang menjadi klimaks dengan alur-alur yang diharapkan
dapat menyampaian pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
Penulis mengambil judul film ”AKU MASIH LELAKI” karena
mempunyai maksud menegaskan secara lugas bahwa ada sebuah keinginan yang
kuat dan tekat yang besar bagi seorang yang mempunyai kecenderungan banci
untuk merubah hidupnya. Hal ini juga akan membuat apresiator bertanya tentang
esensi dari ”masih lelaki” itu, karena diawal cerita yang muncul adalah seorang
banci.
Untuk mendukung suksesnya produksi film pendek ini, melalui Desain
Komunikasi Visual adalah media yang dipakai untuk melakukan promosi,
3
3
promosi yang dipakai melalui poster film, pamflet, stiker, standing baner, kaos
dan lain-lain. Melalui film, kita melakukan komunikasi secara audio visual.
Dengan adanya desain pada media promosi juga akan mendukung kesuksesan
sebuah produksi film.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghasilkan sebuah film independent yang mampu
menyampaikan pesan dan diterima oleh masyarakat?
2. Bagaimana memilih media promosi pendukung yang tepat guna memperoleh
tanggapan yang positif dari target audience ?
C. Tujuan Perancangan
1. Memproduksi sebuah film independent dengan penerapan aspek sinematografi
sehingga mampu menyampaikan pesan dan dapat diterima oleh masyarakat.
2. Menciptakan media promosi pendukung yang tepat guna meningkatkan
tanggapan yang positif dari masyarakat.
4
4
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk
Identifkasi dari film independent yang berjudul “Aku Masih Lelaki” Ada
beberapa hal yang menjadi unsur atau data yang mempengaruhi dibuatnya film
pendek ini. Setiap manusia adalah sama dihadapan Tuhan. Di dunia ini kita
mengenal menurut perbedaannya manusia dibagi menjadi dua, yaitu laki-laki dan
perempuan.
Mengapa semua laki-laki harus maskulin dan perempuan harus feminin?
Mengapa laki-laki harus tampak jantan dan perempuan harus tampil lembut?
Mengapa semua laki-laki cenderung mempunyai posisi lebih tinggi dari
perempuan? Apakah hanya karena persoalan dia "laki-laki" dan dia "perempuan?
Ataukah karena "dikonstruksikan secara sosial"?
Pertanyaan-pertanyaan diatas, seperti juga pertanyaan-pertanyaan tentang
kematian, tuhan, dan kehidupan, mungkin adalah pertanyaan-pertanyaan abadi.
Persoalan-persoalan seputar jagad perempuan dan jagad laki-laki seperti
ketegangan abadi yang tidak pernah mereda.
Juliet Mitchell (1994) mendeskripsikan patriarki dalam suatu term
psikoanalisis yaitu " the law of the father " yang masuk dalam kebudayaan lewat
bahasa atau proses simbolik lainnya. Menurut Heidi Hartmann (1992), salah
seorang feminis sosialis, patriarki adalah relasi hirarkis antara laki-laki dan
perempuan dimana laki-laki lebih dominan dan perempuan menempati posisi
5
5
subordinat. Menurutnya, patriarki adalah suatu relasi hirarkis dan semacam
forum solidaritas antar laki-laki yang mempunyai landasan material serta
memungkinkan mereka untuk mengontrol perempuan. Sedangkan menurut Nancy
Chodorow (1992), perbedaan fisik secara sistematis antara laki-laki dan
perempuan mendukung laki-laki untuk menolak feminitas dan untuk secara
emosional berjarak dari perempuan dan memisahkan laki-laki dan perempuan.
Konsekuensi sosialnya adalah laki-laki mendominasi perempuan.
Superioritas laki-laki atas perempuan bisa dirunut mulai dari jaman
penciptaan Adam dan Hawa, jaman filosofi Yunani Kuno sampai jaman modern.
Laki-laki dan perempuan tidak hanya dianggap sebagai makhluk yang berbeda,
tapi juga sebagai seks yang berlawanan. Sebuah pertemuan antara dunia laki-laki
dan perempuan adalah "pertempuran seks" atau the battle of the sexes. Laki-laki
dan perempuan dipolarisasikan dalam kebudayaan sebagai "berlawanan" dan
"tidak sama".
Kisah superioritas laki-laki atas perempuan bisa dimulai dari cerita
penciptaan manusia dalam kitab suci Al-Qur’an, sebuah cerita yang sangat umum
dikenal seperti ini: Adam diciptakan terlebih dulu dan Hawa diciptakan darinya.
Jadi Adam adalah kreator dari Hawa, dan Hawa diciptakan untuk membantu
Adam. Secara sosial dan secara moral, Adam lebih superior karena Hawa adalah
penyebab kenapa mereka berdua dikeluarkan dari surga.
Patriarki dikonstruksikan, dilembagakan dan disosialisasikan lewat
institusi-institusi yang terlibat sehari-hari dalam kehidupan seperti keluarga,
sekolah, masyarakat, agama, tempat kerja sampai kebijakan negara. Sylvia Walby
6
6
(1993) membuat sebuah teori yang menarik tentang patriarki. Menurutnya,
patriarki itu bisa dibedakan menjadi dua: patriarki privat dan patriarki publik.
Inti dari teorinya itu adalah telah terjadi ekspansi wujud patriarki, dari ruang-
ruang pribadi dan privat seperti keluarga dan agama ke wilayah yang lebih luas
yaitu negara. Ekspansi ini menyebabkan patriarki terus menerus berhasil
mencengkeram dan mendominasi kehidupan laki-laki dan perempuan.
Rumah adalah tempat dimana sosialisasi awal konstruksi patriarki itu
terjadi. Para orang tua melakukan "gender" pertama-tama pada saat memberi
nama kepada anak-anaknya. Anak laki-laki lazimnya diberi nama: Joko, Andi,
Iwan, Budi, dan seterusnya. Sedangkan anak perempuan diberi nama: Sita, Wati,
Ani, Yuli, Rina, dan lain sebagainya. Anak laki-laki belajar untuk menjadi
"maskulin", dan anak perempuan belajar untuk menjadi "feminin" dari hadiah-
hadiah yang diberikan oleh ayah-ibu dan teman-teman dekat pada saat ulang
tahun. Mobil-mobilan dan robot untuk anak-anak laki-laki, dan boneka serta
bunga untuk anak perempuan. Hal ini berlanjut juga untuk persoalan perlakuan
ayah-ibu terhadap anak-anaknya. Anak laki-laki diajari untuk bisa membetulkan
genteng yang bocor atau perangkat listrik yang rusak, sementara anak perempuan
belajar memasak dan menyulam. Para orang tua cemas dan gelisah jika anak-anak
mereka tidak bertingkah laku sesuai dengan garis konstruksi sosial yang telah
menetapkan bagaimana seharusnya anak laki-laki dan anak perempuan itu
bertingkah laku.
Hal serupa juga terjadi di institusi sekolah. Buku-buku pelajaran SD, tanpa
disadari bersifat patriarkis. Buku pelajaran bahasa Indonesia misalnya, sering
7
7
mengambil contoh-contoh kalimat seperti: Wati Memasak di Dapur, Budi
Bermain Layang-layang, dsb. Kalimat-kalimat kategoris bernada manipulatif,
yang mengkotak-kotakkan fungsi laki-laki dan perempuan sesuai nilai-nilai
kepantasan tertentu yang berlaku di masyarakat: pekerjaan apa yang lazim
dikerjakan anak laki-laki, dan apa yang lazim dikerjakan oleh anak perempuan.
Kamla Bhasin kemudian menceritakan dalam budaya India, seorang
kenalan laki-laki yang selalu menjadi sasaran ledekan karena ia mendapat latihan
sebagai penari Kathak, suka menjahit dan merajut, yang semuanya adalah
aktivitas feminin, tidak cocok untuk untuk laki-laki sejati.
Dalam beberapa hal sebetulnya laki-laki juga dirugikan oleh patriarki.
Dalam berbagai sistem kebudayaan, seperti juga yang dialami perempuan, mereka
didesak ke berbagai macam stereotipe, dipaksa menjalankan peranan tertentu,
diharuskan bersikap menurut suatu cara tertentu, terlepas mereka suka atau tidak.
Mereka juga diwajibkan untuk menjalankan tugas-tugas sosial dan lainnya yang
mengharuskan mereka berfungsi dalam cara tertentu. Laki-laki yang sopan dan
tidak agresif dilecehkan dan diledek sebagai banci; laki-laki yang memperlakukan
istrinya secara sederajat dicap "takut istri".
Dalam film pendek “Aku Masih Lelaki” menggambarkan tentang situasi
di sebuah hubungan sosial, dimana seorang remaja laki-laki memiliki seorang
kecenderungan banci. Sang tokoh utama selalu mendapat gunjingan dari teman-
teman kampusnya. Sang tokoh utama merasa resah dengan keadaan, khususnya
pada sikapnya yang cenderung ke banci, yang baru dirasakan waktu dia kuliah.
Dia bertekat untuk merubah dirinya menjadi layaknya laki-laki. Karena semangat
8
8
dan kasih sayang yang tuluslah yang mampu mengantarkan pada perubahan.
Dilihat dari penokohan film pendek ini terdiri dari satu tokoh utama dan
tiga tokoh pendukung, yang menjadi sebagai tokoh utama adalah Raffi, dan tiga
tokoh pendukung antara lain Andien, dan Indah . Berikut adalah penokohan
tokoh-tokoh tersebut yaitu:
1. Raffi, dia seorang mahasiswa semester 3 di sebuah perguruan tinggi negeri.
Sosok lelaki yang tergolong pendiam. Sebetulnya dia mempunyai impian
seperti laki-laki lain, akan tetapi dia tidak yakin dengan dirinya karena
sering menjadi bahan gunjingan teman-temannya. Kelakuan Raffi indentik
dengan anak perempuan. Dia mempunyai satu sahabat yang sejak kecil
selalu bersama dia.
2. Andien, seorang mahasiswa semester 3 yang mempunyai kepribadian yang
diatas rata-rata. Sosok dewasa ini yang pada akhirnya menggugah Raffi
bahwa dirinya itu mampu menjadi sosok lelaki pada umumnya.
3. Indah adalah sahabat Raffi sejak kecil dia juga sebagai seorang mahasiswa
semester 3. Dia selalu mempunyai waktu lebih untuk menemani Raffi dan
mendengarkan keluhan-keluhan yang Raffi alami. Seiring waktu Indah
merasa tertarik dengan seseorang dan pada akhirnya membuat Raffi merasa
sendiri. Sebetulnya Indah merasa prihatin dengan keadaan Raffi yang
sampai saat ini belum bisa membuka hatinya untuk tertarik terhadap lawan
jenis. Mungkin karena kecenderungannya itu yang membuat wanita juga
menjauh darinya. Dan Raffi belum pernah mendapat kesempatan itu.
Film pendek ini berdurasi 10-20 menit, dibuat dengan format video (DV).
9
9
Penokohan dengan latar belakang masyarakat menengah kebawah, dengan seting
tempat didalam ruangan sebuah rumah dimana terjadinya konflik tersebut dan di
jalanan. Film ini bergenre sebuah drama, dengan penggarapan realis. Pendialogan
dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti oleh semua
orang. Untuk film pendek ini menggunakan alur campuran
Untuk pembuatan film pendek ini dibuat dengan biaya sendiri atau film
independent. Semua biaya yang digunakan dari masa pra produksi, produksi,
paska produksi hingga pemasaranya dibiayai sendiri.
B. Target
Untuk sebuah produksi pasti mempunyai target. Dalam hal ini yang
menjadi sebagai produk adalah film pendek itu sendiri. Film pendek “Aku Masih
Lelaki” memiliki target yang ruang lingkupnya tidak luas sehingga target yang
hendak dicapai juga terbatas. Film pendek ini akan diedarkan untuk kalangan
tertentu saja, karena sifatnya yang independent. Untuk target pada film ini adalah
mengikuti festival film independent baik yang diselenggarakan secara lokal
maupun nasional atau bisa juga sebagai media menyampaikan aspirasi kepada
masyakat umum sehingga masyarakat bisa lebih menerima dan mendorong untuk
berubah seseorang yang memiliki kecenderungan banci agar dalam proses
perubahannya terasa semakin mudah dan ringan.
1. Target Audience
Audience yang menjadi sasaran atau penonton film pendek “Aku Masih
Lelaki” dikelompokan berdasarkan variablel-variabel berikut:
10
10
Target audience disini adalah pengguna atau konsumen. Dalam hal ini,
adalah penonton. Target audience dapat diuraikan berdasar segmentasinya
antara lain :
a. Geografis
Yang menjadi bagian dari target primer dalam hal ini adalah
masyarakat di wilayah Karisedenan Surakarta pada umumnya,.
b. Demografi
Target Audience dalam hal ini di kelompokkan berdasar pada variable-
variabel berikut :
1) Umur : 17 – 60 tahun
2) Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
3) Pendidikan : SMA sampai dengan perguruan tinggi
4) Agama : Semua agama
5) Penghasilan : semua kalangan
c. Psikografi
Yang menjadi target psikografi pada film “Aku Masih Lelaki” adalah
para penonton yang suka dengan film indie yang bergenre drama,
komunitas film atau forum diskusi film indie.
11
11
C. Komparasi
Dalam pembuatan film pendek ini kita perlu pembanding, karena kita
membutuhkan suatu yang akan dijadikan perbandingan apakah film pendek ini
sudah bisa dapat dikatakan bagus. Untuk pembanding dari film pendek ini adalah:
1. BERIKAN AKU SENJA
Film pendek dari Fakultas Televisi ISI Surakarta yang berjudul
“BERIKAN AKU SENJA” film pendek adaptasi dari novel Pramudya ini di
sutradarai oleh Tere, dan diproduksi oleh mahasiswa Fakultas Televisi ISI
Surakarta. Tema dari cerita film ini tentang kehidupan sosial yaitu konflik di
keluarga. Film ini bercerita tentang seorang anak remaja yang bernama “Senja”
dipaksa untuk menikah dengan saudagar kaya karena keluarga tersebut
memiliki hutang yang tidak dapat dibayar sehingga saudagar tersebut meminta
Senja untuk menikah dengannya. Setelah kehidupan rumah tangga Senja
diambang kehancuran akhirnya Ayah Senja yang tidak tahan melihat
penderitaan anaknya meminta agar senja kembali pada kedua orang tuanya.
a. Kelebihan
Film “BERIKAN AKU SENJA” adalah film yang bukan hanya bagus
dalam segi cerita, tetapi juga dari segi penokohan dan lokasi
pengambilanya sangat cocok untuk film ini.
b. Kekurangan
Pada film ini untuk kekurangannya terletak pada pewarnaannya yang
masih sederhana dan pada film ini juga separasi pendukung antara
scene satu ke scene berikutnya kurang sehingga film terkesan biasa.
12
12
2. PITULASAN
Film pendek dari solo yang berjudul “PITULASAN” diproduksi
oleh komunitas pembuat film Solo pada waktu workshop atau Bikin Film
Kreatif yang diselengarakan di UNS. Nominasi terbaik di workshop Bikin
Film Kreatif. Tema dari cerita film ini tentang nasionalisme, kehidupan
sosial dan pendidikan. Film “ PITULASAN” adalah film yang bukan
hanya bagus dalam segi cerita, tetapi juga penokohan, lokasi, dan dalam
segi gambar juga sangat artistic. Film ini bercerita tentang seorang yang
mengingat perjuangan ayahnya sewaktu melawan penjajah dulu. Dia ingin
mengingatkan semua orang agar tidak lupa dengan sejarah perjuangan.
a. Kelebihan
Film “ PITULASAN” kelebihan pada film ini bagus dalam segi tema
yang diangkat, dan dari sudut pengambilan gambar. Dan kemasan
film yang sangat simpel. Untuk sekelas film indie yang dibuat dalam
waktu kurang dari sehari, film ini cukup bagus dan layak untuk
didiskusikan.
b. Kekurangan
Kekurangan pada film ini adalah dalam segi penokohannya yang
kurang dalam, dikarenakan semua pemain betul-betul improvisasi
dalam setiap adegan.
Kedua film di atas adalah sebagai pembanding film “Aku Masih Lelaki”
agar bisa lebih baik dari film tersebut. Karena dari kedua film tersebut memiliki
kesamaan tema dengan film “Aku Masih Lelaki” dimana pada judul pertama
13
13
seorang anak yang dirampas haknya dan harus memilih jalan hidup yang tidak ia
kehendaki. Sedangkan pada film kedua, seorang yang ingin mengingatkan kepada
masyarakat tentang nilai sejarah dan perjuangan. Dari kedua film pembanding
tersebut diharapkan film “Aku Masih Lelaki” memiliki cerita yang kritis dan
pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh masyarakat.
14
14
BAB III KONSEP PERANCANGAN
A. Pembuatan Film Pendek “AKU MASIH LELAKI”
1. Konsep film “AKU MASIH LELAKI”
Film pendek “Aku Masih Lelaki” memiliki latar belakang cerita
kehidupan sosial masyarakat kota surakarta. Film pendek ini bercerita tentang
situasi di sekelompok, dimana seorang remaja lelaki memiliki kecenderungan
Banci. Tokoh utama sebagai orang yang mempunyai kecederung banci mendapat
gunjingan dari teman-teman kampusnya. Tokoh utama disini ingin sekali diterima
oleh lingkup kampus dia belajar. Sewaktu SMA dia belum terlalu merasakan,
akan tetapi ketika kuliah ada banyak sekali perbedaan yang dia alami sewaktu di
SMA. Dengan situasi dan kondisi seperti inilah secara tidak langsung menggugah
dia berfikir untuk berubah. Tapi apa daya dia merasa tidak sanggup melakukan
sendiri. Dia tetap berusaha sampai akhirnya dia merasa tidak ada satupun orang
yang bisa menerima keadaan dia.
Yang mendasari dibuatnya film ini adalah sering terjadi perbedaan yang
menimbulkan konflik batin. Padahal seperti kita ketahui bahwa anak dalam
kehidupan sosial membutuhkan daya motivasi untuk pendidikan dari kedua orang
tuanya ataupun teman sekitarnya. Semangat seeorang untuk berjuang merubah
hidupnya, ini sebenarnya point dari film ini dibuat.
Perbedaan sikap sering kali menimbulkan kanflik sosial dan sosial
pressure yang sifatnya menjatuhkan. Menjadi disbelief terhadap kelompok minor.
yang terjadi pada sekeliling kita. Bisa dipastikan mempengaruhi psikologis dan
15
15
masa depannya. Bagaimanapun, sosial pressure yang menjatuhkan selalu
meninggalkan traumatize yang mengendap dalam jiwa anak dan belum tentu bisa
dihilangkan secara sekejap. Perasaan disbelief itu bisa menyebabkan anak
memiliki sikap antisosial karena menggeneralisasi orang-orang dewasa yang ia
jumpai. Orang-orang di sekelilingnya ia asumsi dapat melakukan tindakan yang
dianggapnya gunjingan terhadap dirinya. Itulah yang membuat mereka sulit
membaur satu sama lain. Alangkah indahnya apabila kita bisa menerima mereka
sesuai dengan jenis fitrahnya. Dukungan moral dan motivasi yang secara terus
menerus membuat kelomok yang memiliki kecenderungan banci lambat laun akan
merangkak dengan sangat cepat jadi mereka tidak akan stuck pada sikap seperti
itu.
Konsep perancangan film “ Aku Masih Lelaki “ yaitu secara cerita penulis
ingin menyampaikan konflik yang terjadi ditengah-tengah sebuah kelompok dari
sudut pandang sang tokoh utama. Akan tetapi film ini lebih menitikberatkan pada
konflik-konflik batin yang dialaminya. Penulis ingin memberikan sebuah
gambaran tentang semangat seseorang untuk berubah menjadi seseorang yang
bisa diterima di sekitarnya.
Secara visual penulis menggunakan warna-warna natural dan agak sedikit
dipertajam agar tercipta suasana yang dapat menunjang cerita dalam film ini.
2. Story Line
Film ini bercerita tentang perjuangan Raffi yang ingin menjadi lelaki yang
seutuhnya, dia mulai tergugah ketika ia memasuki jenjang perguruan tinggi.
16
16
Keberadaannya tidak bisa diterima oleh sebagian besar komunitas di situ. Raffi
hanya merasa Indah teman dari kecilnya yang bisa menerimanya. Berhari-hari
Raffi mengurung diri di kamar mempertanyakan apa salahnya ketika semua orang
mengunjingnya. Kadang-kadang Raffi menangis seperti remaja perempuan
lainnya. Pada dasarnya Raffi menyukai lawan jenis, tapi dia tidak tahu cara
mengungkapkannya, ketika datang seorang gadis bernama Andien sebenarnya
dalam hati Raffi mengatakan cantik, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa Terlalu
banyak hal mengendap yang belum bisa Raffi hapus dan ungkapkan.
Indah adalah seorang teman Raffi yang selalu menjadi sahabat Raffi dalam
susah maupun duka. Raffi merasa sendiri ketika Indah menemukan labuhan
hatinya, dia merasa tidak ada orang lagi yang bisa menemaninya dalam suka atau
duka. Indah yang mengenalkan Raffi pada Andien, yang pada nantinya akan
menjadi teman disaat Indah terlalu sibuk menghabiskan sendiri, hal itu yang
membuat Raffi lambat laun bisa menyesuaikan.
Andien adalah seorang yang pada nantinya akan membuat Raffi tergugah
dengan cepat dan mempunyai semangat ganda dalam menapaki perubahan
kehidupannya. Sebagai sosok yang dewasa Andien tidak serta-merta mencibir
ketika pertama kali bertemu dengan Raffi. Hal itu yang membuat Raffi diam-diam
ingin mencuri perhatian Andien.
Raffi belajar keras menghilangkan latahnya, karena dia tidak bisa serta
merta merubah kebiasaannya. Seiring proses berjalannya waktu pada akhirnya
Raffi bisa menguranginya walau terkadang masih ada sebagian teman yang masih
suka mengodanya, sehingga Raffi tanpa sadar mengulangi kebiasaan latahnya.
17
17
Semangat Raffi masih berapi-api, dia ingin secepatnya berubah. Dia sadar
tidak mungkin proses itu dilakukan dengan sekejap mata. Akhirnya Raffi hampir
frustasi karena begitu berat tekanan batin yang dialaminya, terlebih ketika Andien
satu-satunya orang yang menyulut api semangatnya pergi beberapa hari keluar
kota untuk mengunjungi temannya.
Raffi mulai menyalakan telepon genggamnya, berharap Andien
menelponnya. Dua hari Raffi menunggu telepon dari Andien tapi penantian itu
sia-sia. Raffi timbul rasa rindu yang teramat sangat. Raffi benci dengan keadaan
ini, dia menghakimi hubungan seperti ini tidak membuat dia senang. Dia benci
seakan tidak ada satu orang yang bisa mengerti perasaanya.
Andien mengetahui bahwa pada dasarnya Raffi mempunyai pribadi yang
baik, tapi Andien marah karena Raffi tidak mau mengerti apa yang telah terjadi
dengannya. Andien heran mengapa Raffi bisa melakukan hal yang seharusnya
tidak bisa atau jarang dilakukan oleh sosok semi feminim. Untuk sementara
Andien menghindar dan mencoba mengingat dan memahami apa yang telah
terjadi, bagaimana Raffi menatap, bagaimana sikap tubuhnya, dan bagaimana
Raffi berbicara. Ia menangkap ada suatu loncatan perubahan yang dasyat dalam
diri Raffi.
Raffi bertemu Andien dengan semua perubahan pada dirinya, Ia ingin
sekali betemu dengan Andien. Raffi ingin mengutarakan rasa yang selama ini ada
dalam dirinya. Andien tersenyum karena Raffi bisa berubah menjadi laki-laki
seperti yang dia inginkan. Raffi ingin mengucapkan rasa terima kasih atas
dukungan dan perhatian yang Andien berikan padanya, yang saat ini berubah
18
18
menjadi rasa suka. Tanpa Andien dia tidak mungkin bisa secepat ini berubah. Tapi
Raffi terpatahkan keinginanya karena Andien bersama dengan lelaki lain dan
Raffi mencoba menyembunyikan rasa kecewanya pada keadaan itu. Tapi apa
boleh buat Raffi tidak kuat membendung rasa kecewanya, dia bejalan dengan
tatapan hampa dan mencoba mengingat masa-masa indah sewaktu bersama
Andien. Dan pada akhirnya Raffi mencoba merenungi semua yang telah terjadi.
Raffi yakin semua itu pasti ada hikmahnya.
Film fiksi memiliki alur cerita. Alur itu sendiri mempunyai pengertian
sebagai jalan cerita dalam sebuah film. Alur yang digunakan dalam film ini
adalah alur campuran. Alur campuran yaitu campuran dari dua alur diatas. Film
yang menggunakan alur campuran biasanya mengawali cerita dengan masa lalu si
tokoh kemudian apa yang dialami tokoh sekarang dan apa yang terjadi kemudian.
Film pendek “Aku Masih Lelaki” menggunakan alur campuran. Film ini
berawal dari konflik yang dialmi oleh Raffi sewaktu kecil, lalu dilanjutkan pada
konflik yang terjadi di sekelilingnya. Kemudian dilanjutkan pada penggambaran
Raffi yang kembali bimbang yang menjadi klimaks film “ Aku Masih Lelaki”
Film pendek “Aku Masih Lelaki” memiliki tiga tokoh utama yang
menjalankan cerita dan dua tokoh pembantu. Berikut adalah penokohan dari film
ini.
a. Raffi, dia seorang mahasiswa semester 3 di sebuah perguruan tinggi
negeri. Sosok lelaki yang tergolong pendiam. Sebetulnya dia mempunyai
impian seperti laki-laki lain, akan tetapi dia tidak yakin dengan dirinya
karena sering menjadi bahan gunjingan teman-temannya. Kelakuan Raffi
19
19
indentik dengan anak perempuan. Dia mempunyai satu sahabat yang sejak
kecil selalu bersama dia.
b. Andien, seorang mahasiswa semester 3 yang mempunyai kepribadian yang
diatas rata-rata. Sosok dewasa ini yang pada akhirnya menggugah Raffi
bahwa dirinya itu mampu menjadi sosok lelaki pada umumnya.
c. Indah adalah sahabat Raffi sejak kecil dia juga sebagai seorang mahasiswa
semester 3. Dia selalu mempunyai waktu lebih untuk menemani Raffi dan
mendengarkan keluhan-keluhan yang Raffi alami. Seiring waktu Indah
merasa tertarik dengan seseorang dan pada akhirnya membuat Raffi
merasa sendiri. Sebetulnya Indah merasa prihatin dengan keadaan Raffi
yang sampai saat ini belum bisa membuka hatinya untuk tertarik terhadap
lawan jenis. Mungkin karena kecenderungannya itu yang membuat wanita
juga menjauh darinya. Dan Raffi belum pernah mendapat kesempatan itu.
3. Proses pembuatan Film Pendek “Aku Masih Lelaki”
Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim,
bukan perorangan. Dalam pembuatan film diperlukan banyak pekerja kreatif,
dimana pekerja itu ahli dalam bidangnya. Pembuatan film layar lebar atau film
yang diputar di bioskop lebih banyak melibatkan pekerja, sedangkan pada film
pendek lebih sedikit. Pada dasarnya pada pembuatan film baik itu film dengan
format seluloid maupun format video memiliki mekanisme yang sama dalam
produksinya. Adapun proses mekanisme secara umum dapat diuraikan sebagai
berikut:
20
20
a. Pra Produksi
Pra produksi disebut juga masa persiapan sebelum membuat film. Dimana
masa pemilihan naskah yang akan dibuat film. Sebuah rumah produksi
mencari sumber yang biasa dijadikan sebuah film, misalnya novel, cerpen,
dan kisah nyata terhadap suatu peristiwa. Sesudah mendapatkan sumber
berupa naskah, kemudian melakukan eksplorasi atau membedah naskah
itu, setelah melakukan pembedahan selanjutnya membuat skenario tahap
pertama, yang nantinya akan ada revisi dari tim yang sudah dibentuk.
Setelah skenario sudah jadi barulah sutradara mencari pemain, dengan cara
melalui audisi atau ditentukan sendiri oleh sutradara karena sutradara
sudah mengenal dan cocok untuk memainkan karakter dalam naskah.
Bukan hanya dari departemen penyutradaraan saja yang melakukan
persiapan, dari devisi artistik juga mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan, membuat seting dan properti untuk shoting baik itu film
panjang maupun film pendek akan melewati masa ini. Film yang
disutradarai oleh penulis sendiri. Pada masa ini sang sutradara melakukan
riset-riset segala hal yang berhubungan dan yang mempengaruhi
pembuatan film pendek ini. Penulis melakukan eksplorasi pada naskah.
Hal ini mencakup hunting lokasi yang sesuai dengan naskah, melakukan
eksplorasi pada penokohan, dari dialog, perilaku, cara berpakaian, serta
bentuk akting. Sang sutradara juga mencari property yang akan dipakai
dalam film ini. Selain itu semua penulis juga menyiapkan tim untuk
membuat film ini. Dari kameramen, penata lampu, penata artistik, kostum,
21
21
make up, dan segala keperluan dibidang keproduksian, selain dibidang
kreatif dipersiapkan, bidang keproduksian juga diperhitungkan dalam hal
ini bidang keproduksian yang dimaksud adalah bidang di luar kreatif
antara lain dari segi akomodasi seperti konsumsi pada shoting, transportasi
pemain dan kru, ijin penggunaan tempat dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan pembuatan film pendek ini.
b. Produksi
Setelah segala sesuatu yang dibutuhkan sudah siap, pengambilan gambar
sudah biasa dilakukan, atau lebih dikenal dengan istilah shoting. Pada saat
shoting sutradara mengarahkan pemain, menentukan shot yang akan
diambil, kameraman sudah siap dikameranya untuk merekam gambar.
Segala sesuatu yang terjadi pada saat shoting merupakan tanggungjawab
sutradara selaku pimpinan dalam shoting. Pada saat pengambilan gambar
atau shoting diperlukan kerja tim yang solid, karena dalam pembuatan film
satu aspek dengan aspek lainnya saling berhubungan. Sutradara membuat
screenplay atau jika diperlukan storyboard sebagai pegangan pada
shoting.
c. Pasca Produksi
Rekaman hasil shooting kemudian dikirin ke studio untuk diedit, masa
paska produksi berarti masa setelah shooting. Dimasa ini para editor
bekerja, rekaman-rekaman tadi disusun sesuai dengan skenario, editor
diberi kebebasan untuk berkreasi, tetapi tidak boleh menyimpang dari
konsep yang sudah itentukan. Adapun beberapa tahap dalam proses
22
22
editing:
1) Logging, proses editor memotong gambar, mencatat waktu
pengambilan gambar dan memilih shot-shot yang ada disesuaikan
dengan camera report.
2) Digitizing, proses merekam atau memasukan gambar dan suara yang
telah di logging tadi.
3) Offline editing, sebuah proses menata gambar digitized sesuai dengan
skenario dan urutan shot yang telah ditentukan sutradara.
4) Online editing, proses editing ketika seorang editor mulai
memperhalus hasil offline editing, memperbaiki kualitas hasil dan
memberi tambahan transisi serta efek khusus yang dibutuhkan.
5) Mixing, berkaitan dengan proses syncroning audio dan juga memberi
ilustrasi musik audio efek. Yang harus dimixing adalah dialog, efek,
dan musik.
Film merupakan hasil kreasi dari beberapa orang, bukan hanya karya satu
orang. Walaupun sutradara yang sangat berkuasa atas karyanya, tetapi dia bekerja
dengan orang lain. Sejauh mana sutradara berhasil membuat film yang layak
ditonton dengan tim yang solid. Kreatifitas banyak orang juga mempengaruhi
hasil jadi film, oleh karena itu sutradara harus membangun tim kreatif yang baik.
Semua itu akan berpengaruh sejauh mana sang sutradara berhasil dengan filmnya.
Proses editing film “Aku Masih Lelaki” tidak perlu memakan waktu yang lama,
karena sutradara menitik beratkan hasil pada gambar pada saat shooting, dalam
editingnya hanya memerlukan sedikit efek pada gambar. Efek itu berupa
23
23
penambahan atau memodifikasi warna sehingga gambar yang dihasilkan lebih
artistik, perpindahan dari satu gambar ke gambar lain menyesuaikan dari keadaan
alur pada cerita, proses editing menggunakan beberapa program editing antara
lain Adobe premier pro, Cool edit pro, dan program pendukung lain, antara media
promosinya menggunakan CorelDraw, Adobe Photoshop.
Pada masa paska produksi juga dilakukan promosi-promosi, promosi
dilakukan dengan tujuan menarik perhatian pada masyarakat untuk tertarik
menonton film.
4. Struktur Kerja Dalam Pembuatan Film “ Aku Masih Lelaki”
Pembuatan sebuah film, perlu diketahui memiliki struktur kerja sehingga
dalam proses tidak simpang siur. Dalam pembuatan film pendek “ Aku Masih
Lelaki” terdapat struktur yang sama dalam pembuatan film pada umumnya.
Orang-orang yang berada dalam tim kreatif dalam pembuatan film antara lain
sebagai berikut:
a. Sutradara
Sutradara bertanggungjawab atas aspek-apek kreatif, baik
interpretatif maupun teknis, dari sebuah produksi film. Selain mengatur di
depan kamera dan mengarah akting serta dialog para pemain, sutradara
juga mengontrol posisi kamera serta gerak kamera, suara, pencahayaan, di
samping hal-hal lain yang mendukung pada hasil akhir film. Seorang
sutradara juga membuat apa yang disebut sebagai Director Treatment
dimana sutradara menuangkan gaya pada film yang akan dibuat.
Selanjutnya juga membedah naskah atau skenario membagi-bagi menjadi
24
24
sebuah shot-shot yang akan diambil kedalam screenplay atau storyboard.
Seorang sutradara harus memiliki jiwa kepemimpinan dan juga kejelian
dalam menyusun adegan yang diambil.
b. Penata Fotografi
Penata fotografi atau Director of photography atau juru kamera
adalah tangan kanan sutradara dalam kerja dilapangan. Ia bekerja sama
dengan sutradara menentukan jenis-jenis shot termasuk menentukan jenis
lensa maupun jenis filter lensa yang akan digunakan. Dia juga mengatur
lampu-lampu untuk mendapatkan efek yang cahaya diinginkan. Dalam
film pendek ini penataan fotografinya dinamis, yang dimaksud di sini
gabungan dari berbagai teknik pengambilan gambar sehingga gambar
dalam film ini terlihat tidak monoton. Ada beberapa type shot dalam
pengambilan gambar, antara lain sebagai berikut:
1) POV atau Poin Of View, pengambilan gambar yang memposisikan
kamera sebagai subjek.
2) CU atau Close Up, framing pengambilan gambar yang dihasilkan
memenuhi ruang frame. Type shot ini lebih luas dari pada BCU, shot
ini memberi ruang pada wajah sampai leher sehingga ketika obyek
bergerak masih terlihat pada frame.
3) MCU atau Medium Close Up, pengambilan gambar dengan
komposisi framing subyek lebih jauh dari close up namun lebih
dekat dengan medium shot.
4) MS atau Medium Shot, pengambilan gambar subjek kurang lebih
25
25
setengah badan.
5) Medium Full Shot atau Kine Shot, pengambilan gambar dengan batas
framing tokoh kira-kira ¾ ukuran tubuh tokoh.
6) FS atau Full Shot, pengambilan gambar dengan subyek secara utuh
dari kepla sampai kaki dengan teknis batasan diberi sedikit ruang
untuk head room. Shot ini akan memberi kesan obyek dan ruang
sekitar yang terlihat luas.
7) MLS atau Medium Long Shot, framing pengambilan gambar dengan
mengikutsertakan seting sebagai pendukung suasana karena ada
kesinambungan cerita dan aksi tokoh dengan seting tersebut.
8) High angle, pendangan dari atas ke bawah, seperti layaknya mata
burung, shot ini memberi kesan pada objek terlihat pendek dan kecil.
9) Low angle, pandangan dari bawah ke atas, seperti layaknya mata
kodok. Shot ini memberi kesan pada objek itu seorang yang gagah.
10) Eye level, pengambilan gambar sejajar dengan tinggi kita.
11) Panning, gerakan kamera secara mendatar kearah kiri maupun ke
kanan tanpa pindah dari poros kamera.
12) Tilting, gerakan ditempat kamera kearah atas atau bawah.
13) Tracking, gerakan kamera kedepan maupun ke belakang, ke kanan
maupun ke kiri.
14) Following, gerakan kamera mengikuti kemanapun talent bergerak.
Dalam divisi kamera bukan hanya menentukan jenis kamera, bentuk
gambar, tetapi juga menentukan teknik pencahayaan oleh karena itu dibutuhkan
26
26
orang untuk mengoperasikan lampu yang akan digunakan. Dalam penentuan jenis
lampu yang akan digunakan dipimpin oleh orang yang disebut chift lighting
bertugas memerintahkan anak buahnya untuk menempatkan lampu pada tempat
yang sudah ditentukan. Dalam pembuatan film, lampu sangat berperan penting
dalam menentukan komposisi sebuah gambar. Konsep film “ Aku Masih Lelaki”
bersifat nature, warna-warna pada gambar merupakan warna alami dari alam, dan
lingkungan sekitar, karena film ini banyak mengambil adegan di dalam ruangan
dan pada waktu siang hari, sehingga banyak menggunakan cahaya yang berasal
dari cahaya buatan atau lighting. Konsep yang digunakan dalam film pendek ini
adalah konsep cahaya yang minimalis, maksudnya hanya menitik beratkan pada
gelap terang dari obyek bukan warna-warna yang berkesan ramai, itu semua untuk
mendukung cerita yang berkonsep nature atau alami, dan memberi kesan pada
suasana yang dramatis.
Dalam tata cahaya dikenal dua bentuk media pencahayaan, berdasarkan
sumber cahaya yang diperlukan:
1) Available light
Cahaya yang berasal dari alami atau nature. Termasuk cahaya
matahari, bulan, ataupun cahaya dari matahari.
2) Artificial Light
Cahaya buatan termasuk di dalamnya cahaya dari lampu. Kemudian
dilihat dari komposisi cahaya yang masuk dalam frame kamera ada
tiga tata cahaya dasar:
a) Key light adalah cahaya utama sebagai penerang pokok atau
27
27
utama dalam frame
b) Fill light adalah cahaya tambahan yang berguna mengisi bagian
yang gelap dengan catatan perbandingan terang gelap di
sesuaaikan dengan adegan yang diinginkan.
c) Back light berfungsi sebagai cahaya tambahan yang berguna
sebagai pencipta suasana ruang di belakang adegan.
c. Penata Artistik
Tata artistik adalah penyusun segala sesuatu yang melatarbelakangi
cerita film. Penata artistik dipimpin oleh art director. Dia bertugas
menentukan serta memilih apa saja sebagai media artistik dalam
membangun cerita sebuah film. Dalam film “Aku Masih Lelaki”
diperlukan beberapa seting tempat sesuai cerita. Dimana seting tersebut
antara lain kamar Raffi, ruang kelas, dan seting di jalanan di sekitar
Surakarta. Tugas dari art director mencakup dua hal antara lain:
1) Mempersiapkan seting Tempat untuk shooting, seperti bangunan dan
lokasi. Lokasi yang digunakan dalam film pendek ini hanya di sekitar
Solo, lokasi yang pertama yaitu:
a) Kamar tidur
Kamar yang digunakan adalah rumah yang berukuran kecil,
bentuk rumah sederhana. Seting yang digunakan adalah kamar
tidur. karakter ketiga rungan tersebut menggambarkan suasana
yang sederhana, seperti halnya kamar-kamar kalangan
menengah pada umumnya.
28
28
b) Ruang Kelas
Ruang kelas adalah sebuah lokasi dimana Raffi bertemu
dengan Indah. Tempat biasa Raffi bercanda dengan teman-
teman perempuan.
c) Jalanan
Lokasi dimana Raffi dan Andien berjalan dan bercanda.
Suasana yang membuat Raffi mempunyai tekad bulat untuk
berubah.
d) Taman
Lokasi dimana Raffi dan Andien berbagi cerita tentang kisah
hidup dan konflik-konflik yang dihadapi.
2) Menyediakan property yang digunakan pemain ataupun kebutuhan
cerita, property yang digunakan pemain utama adalah kaos dan celana
jean, tas dan sepatu dengan aksesoris anak perempuan, untuk Indah
perlengkapan yang digunakan pakaian wanita lengkap dengan
aksesories, tas dan sepatu, untuk andien perlengkapan yang diperlukan
adalah pakaian layaknya wanita dewasa pada umumnya ditambah
dengan aksesoris elegant. Dalam divisi artistik juga mencakup dan
membawahi make up dan wardrobe, make up berfungsi sebagai tata
rias artis, wardrobe menyediakan pakaian para artis sesuai dengan
kebutuhan naskah.
29
29
d. Editing
Proses setelah produksi atau shooting, editing merupakan
pekerjaan dalam studio yaitu pekerjaan menyusun gambar sesuai dengan
skenario. Dalam pembuatan film dengan format seluloid prosesnya tidak
langsung setelah shooting film, tetapi harus dicuci terlebih dahulu menjadi
film negatif, lalu editor memotong gambar gambar yang diinginkan lalu
disusun kembali sesuai dengan cerita. Teknik tersebut dinamakan analog.
Dengan perkembangan teknologi, sekarang menjadi lebih praktis lagi yaitu
dengan system digital. Berbeda dengan film video tape hasil rekaman pada
saat shooting biasa langsung diedit secara digital. Tape hasil shooting
biasanya terlebih dahulu ditransfer melalui komputer yang sudah tersedia
perangkat untuk mentransfer, proses ini disebut card capture. Mekanisme
berawal dari kamera yang berisi kaset atau bias juga menggunakan tape
rewainder untuk memutar kaset kemudian menghubungkan alat tersebut
dengan komputer dengan kabel RCA, Firewire, maupun kabel data lain.
Kemudian di komputer dilakukan perekaman lagi sesuai dengan durasi
pada kaset itu, pada saat tersebut biasanya editor memilih gambar yang
terpilih dengan panduan Shooting scrip. Di sini editor diberi kebebasan
untuk berkreasi seperti memberikan efek-efek juga memberikan sentuhan
warna sehingga menghasilkan gambar yang atristik tetapi tidak keluar dari
konsep yang telah ditentukan oleh sutradara. Dalam bekerja editor
biasanya ditemani sutradara ataupun bekerja sendiri. Editing dalam film
30
30
“Aku Masih Lelaki” menggunakan teknik cut to cut sesuai dengan naskah,
proses editingnya tidak memerlukan visual efek yang banyak, karena film
ini dibuat dengan konsep yang natural, cukup menyambung dari satu
adegan dengan adegan lain. Diupayakan perpotongan antar gambar dapat
menceritakan apa maksud dari film itu sehingga penonton tertarik untuk
mengikuti jalan cerita film ini.
B. Promosi
1. Konsep Promosi
Perkembangan film independent sangat pesat belakangan ini. Hal itu
ditandai dengan banyaknya ajang unjuk gigi bagi para sineas muda yang ingin
menunukan existence sebagai seorang pembuat film. Banyak diantara pembuat
film professional lahir dari ajang festival film yang diadakan local maupun
nasional. Maka dari itu penulis memfokuskan film ini untuk mengikuti beberapa
festival film yang diadakan dibeberapa kota lokal maupun nasional. Untuk
memperluas proses promosi diperlukan media promosi yang sesuai dengan target
market film “Aku Masih Lelaki”.
2. Konsep Visual Verbal dan Non Verbal
a. Konsep Visual Non Verbal
Konsep visual non verbal pada media promosi yang akan digunakan
sebagai salah satu aspek terpenting dalam menunang promosi yang akan
dilakukan. Untuk itu penulis menggunakan illustrasi tokoh utama sebagai
icon dari film ini dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam film ini di atas
31
31
sebuah kertas hitam. Dimana ada kertas hitam yang berbentuk karakter
tokoh utama dikelilingi shadow terang, bermaksud untuk menjelaskan
bahwa tokoh utama ini ingin merubah catatan gelapnya menuju catatan
hidup yang terang. Sedangkan logo genetik menerangkan sikap atau sifat
dari tokoh yang bersangkutan.
1) Warna
Warna yang digunakan adalah warna-warna nature sesuai dengan
konsep yang ingin penulis tonjolkan. Warna tersebut yaitu :
a) Putih
Warna ini digunakan pada hampir setiap media promosi yang
digunakan untuk font dan dijadikan shadow icon yang merupakan
key visual dalam media promosi.
b) Merah
Warna ini merupakan warna yang digunakan dihampir semua
media promosi sebagai icon gen yang menjadi key visual di setiap
media promosi.
c) Hitam
32
32
Warna ini digunakan pada media promosi pamphlet, karena media
tersebut akan dibuat dalam jumlah yang banyak jadi penulis
berinisiatif member warna hitam untuk menekan biaya produksi.
Dengan meminimalisir warna pada media promosi tersebut.
2) Font atau Tipografi
Font yang digunakan dalam media promosi ini adalah font yang sesuai
dengan konsep film tersebut. Beberapa font yang digunakan yaitu :
a) Artifice ssk
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm
Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Font jenis ini digunakan pada:
Aku Masih Lelaki
Font ini dipilih karena, penulis ingin menonjolkan kesan semi
feminim pada judul film. Karena film “Aku Masih Lelaki“ itu
sendiri lahir dari sikap tokoh utama yang semi feminim dalam film
ini. Font ini digunakan pada judul film yang tertera pada setiap
media promosi.
b) Arial
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
33
33
Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Font jenis ini digunkan pada :
Raffi, Andien, Indah, Fajar (nama para tokoh dalam film)
Font ini dipilih penulis karena, penulis ingin terkesan sedikit tegas.
Kerena font ini adalah model font yang mempunyai sudut yang
tegas maka masih meninggalkan kesan lunak, seperti sikap semi
feminim sesuai yang diharapkan penulis. Font ini digunakan pada
penulisan nama para tokoh yang ada di film tersebut.
c) Big noodle titling
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Font jenis ini digunkan pada :
a Undaky Ape Film (nama pembuat film)
A TAMAPE STUDIO PRESENT “AKU MASIH LELAKI” A FILM BY UNDAKY APE
BAQOR PAMUNGKAS RENSA SANDRA DESMICKA DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY BY UNDAKY APE CAMERAMEN BY HANANTA
FILM EDITING BY UNDAKY APE WRITTEN BY UNDAKY APE ARTISTIC BY UNDAKY APE ORINAL MUSIC BY
YUDHA LIGHTING BY FAJAR RITUS
PRODUCED BY SOEMADI DIRECTED BY UNDAKY APE
Font ini dipilih penulis karena font ini merupakan salah satu font
standard yang digunakan dalam penulisan credit tittle pada poster
atau media promosi yang lainnya yang mencantumkan credit
tittle.
34
34
b. Konsep Visual Verbal
Konsep verbal dalam media promosi ini berisi “ Aku Masih Lelaki “
sebagai judul dari film itu sendiri. Alasan penulis dalam hal ini yaitu,
penulis ingin memfokuskan pada judul film disetiap media promosi. Juga
tertera nama sang sutradara dalam setiap media promosi untuk
menginformasikan si pembuat film tersebut. Adapun aspek visual
verbalnya antara lain :
1) Headline
Digunakan sebagai judul suatu paparan selain itu juga dipahami
sebagai daya tarik bagi pembaca agar membaca paparan yang di tulis.
Headline disini menjadi kalimat untuk judul awal suatu bab di dalam
direktori buku.
2) Bodycopy
Sebagai kalimat penjelas terhadap suatu pesan informasi yang
berhubungan dengan bab-bab pembahasan.
3) Caption
Caption digunakan sebagai kalimat penjelasan untuk gambar yang ada
pada halaman.
3. Pemilihan Media Promosi Pendukung
Untuk mendukung film ini kita harus melakukan promosi, promosi
dilakukan dengan tujuan menarik perhatian pada masyarakat untuk tertarik
menonton film. Media untuk mempromosikan film ini termasuk dalam media lini
35
35
bawah antara lain:
a. Poster
Poster banyak digunakan oleh industri film, poster sering dijumpai pada
tempat-tempat umum sehingga banyak yang melihatnya. Poster film berisi
judul film disertai gambar yang mencirikan film itudan kebanyakan adalah
tokoh utama. Poster ini akan diletakan di tempat dimana film ini akan
diputar.
b. Pamphlet
Media promosi sebuah film membutuhkan media yang dapat
disebarluaskan, sehingga banyak orang yang menjadi tahu. Salah satu
media paling efektif adalah pamphlet, karena media ini banyak ditempel
ditempat umum. Pamflet ini akan di letakan pada dinding-dinding di lokasi
yang strategis di tiap kota dimana film ini akan diputar agar bisa
memperluas jangkauan promosi itu sendiri. Pada pamphlet warna yang
digunakan tidak terlalu banyak yaitu lebih dominan bertujuan untuk
menekan biaya produksi karena akan dicetak dalam jumlah yang banyak.
c. Cover CD
Setiap film yang beredar di toko-toko, baik berupa piringan maupun kaset
pasti memiliki pack atau tempat membungkus. Cover CD bukan hanya
sebagai tempat pembungkus CD tetapi juga sebagai media promosi dari
film tersebut karena Cover CD yang menarik akan memikat penonton
untuk menonton film “Aku Masih Lelaki”.
d. Stiker CD
36
36
Sebagai identitas film itu sendiri, karena realisasi film dalam bentuk DVD
dan VCD, sehingga kepingan dari film itu diberi identitas film. Identitas
film biasanya berupa judul film. Media ini akan ditempel pada kepingan
CD film “ Aku Masih Lelaki”.
e. X Banner
X banner atau Standing Banner biasanya di letakan berdiri pada tempat-
tempat umum seperti di toko buku, toko kaset dan CD. Tetapi pada film
ini akan di letakan di stand pemutaran film.
f. Merchandise
Merchandise ini sepagai media promosi penunang yang tidak kalah
penting dengan media pendukung lain.
1) Pin
2) Kaos
3) Stiker
Pin dan kaos akan dikenakan oleh para penyelenggara pemutaran film,
Sedangkan stiker akan diberiakn secara gratis pada para penonton.
37
37
BAB IV VISUALISASI KARYA
A. Bentuk Dan Format Film
Visualisasi film dalam bentuk format DVD dan VCD. Jenis film bergenre
drama, durasi yang diperoleh 16 menit. Film “AKU MASIH LELAKI” banyak
mengambil lokasi jalan atau outdor, khususnya di kampus Universitas Sebelas
Maret dan jalan raya di daerah kota Solo. Pengambilan gambar dibagi menjadi 3
tahap.
Tahap 1: Dengan waktu pengambilan gambar 1 hari. Mengambil 1 lokasi
shooting yang pertama untuk keperluan mengambil gambar di halaman
kampus dan lobi kampus yaitu scene Raffi dan Indah yang sedang
berada di kampus.
Tahap 2: Shooting tahap dua dilakukan dengan selang waktu 1 hari setelah
shooting tahap 1. waktu yang digunakan selama 1 hari penuh
pengambilan scene Raffi, Andien dan Indah yang berlokasi di taman
Universitas Sebelas Maret.
Tahap 3: Sama seperti proses pada saat selang waktu tahap 1 ke tahap 2. pada
tahap 3 pengambilan gambar disesuaikan dengan sisa scene pada
skenario antara lain dari scene di Raffi dan Andien ditaman kampus
dan taman kota Balekambang.
Tahap4: Pengambilan gambar flashback Raffi dan Indah sewaktu kecil yang
berlokasi di Lemah putih Mojosongo.
38
38
Tahap5: Menambah dan mengulang scene terakir dari film ini yang mana
kurang cahaya dan sempat terhenti beberapa bulan dikarenakan tokoh
kami mengalami sakit. Di sini banyak yang berubah dari jalan cerita
pada awalnya. Kami menganti dan menambah scene-scene yang tidak
bisa diambil dengan adegan-adegan baru.
Semua tahap pengambilan gambar sudah selesai kemudian dilanjutkan
dengan proses paska produksi yaitu logging, edit offline, online sesuai dengan
sekenario dilanjutkan dengan pengisian lagu atau musik untuk menguatkan
suasana. Proses editnya memakan waktu yang cukup lama sekitar 2 minggu,
dalam proses editnya tidak banyak memakai efek pada gambar, hanya mengubah
warna atau adjust pada warna mentahan.sesuai kebutuhan naskah, artistik pada
gambar dan idealist sutradara. Hasil gambar menggunakan warna kehitam-
hitaman dipadu dengan perpaduan permainan kontras sehingga menghasilkan
gambar yang artistik. Warna yang digunakan menggambarkan kesan gelap guna
memberikan kesan dramatisasi dalam setiap adegan. Potongan antar adegan sesuai
dengan skenario, adapun pengurangan adegan-adegan dikarenakan banyaknya
adegan yang bertele-tele, bila ditonton membosankan.
39
39
B. Detail Visualisasi Karya
1. Karya Utama
Karya utama adalah hasil jadi film “AKU MASIH LELAKI”.
a. Format Film : DV standar NTFS (720x576)
b. Durasi Film : 17 menit
c. Naskah Film : skenario film “AKU MASIH LELAKI”
d. Director Treatment : Pandangan sutradara atas naskah film
e. Teknis Editing : Adobe Premiere Pro 1.5
f. Mastering : AVI
g. Realisation : DVD dan VCD
h. Storyboard
40
40
h. Storyboard:
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45