Perawatan Sirkum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Perawatan Sirkum

    1/5

    30 Maret 2008

    Perawatan Setelah Sunat (Sirkumsisi) 

    Sunat atau sirkumsisi adalah prosedur rutin yang sering dilakukan pada anak-anak, dankadang-kadang pada orang dewasa.

    Prosedur tersebut meliputi dua tahapan utama, yaitu pertama, pembiusan dan kedua, pemotongan kulit yang menutupi ujung kepala alat kelamin anak ( preputium).

    Pembiusan untuk sirkumsisi biasanya dilakukan dengan bius lokal, yaitu menyuntikkan

    obat bius di daerah alat kelamin sehingga alat kelamin mati rasa. Tetapi pada beberapakeadaan, dibutuhkan bius total atau bius umum. Keadaan tersebut misalnya pada anak

    autis, anak rewel, atau atas permintaan orang tua karena alasan tertentu.

    Sedangkan teknik pemotongan kulit alat kelamin terdiri dari berbagai macam cara. arakon!ensional yaitu memotong  preputium dengan pisau bedah biasa (skalpel). ara kauter,

    yaitu memotong kulit alat kelamin dengan alat kauter (suatu alat yang dihubungkandengan listrik). ara klem, yaitu dengan cara menjepit kulit tersebut dengan alat terbuatdari plastik, dan diharapkan dalam beberapa hari kulit tersebut akan jatuh sendiri.

    Sedangkan cara yang lebih canggih adalah dengan teknologi sinar laser. ara ini jarang

    dilakukan, selain karena hanya beberapa pusat layanan kesehatan yang memiliki alatnya, biayanyapun relati" lebih mahal.

    #eberapa hal yang perlu diperhatikan setelah anak menjalani sirkumsisi antara lain

    adalah $

    Pada hari-hari pertama setelah sirkumsisi, usahakan anak tidak bergerak terlalu akti".

    %sahakan celana yang digunakan anak lebih longgar untuk menghindari gesekan.

    &agalah daerah alat kelamin tetap bersih dan kering.

    'unakan air bersih hangat untuk membersihkan daerah sekitar luka sunat. Tidak

    dianjurkan untuk menggunakan sabun.

    #engkak pada alat kelamin merupakan kejadian normal setelah sirkumsisi.

    Perhatikan apakah ada perdarahan yang berlebihan atau terus-menerus atau tanda-tanda in"eksi. &ika ya, segera hubungi dokter anda.

    Circumsisi, phimosis dan khitan perempuan

    http://www.wartamedika.com/2008/03/perawatan-setelah-sunat-sirkumsisi.htmlhttp://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/circumsisi-phimosis-dan-khitan.htmlhttp://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/circumsisi-phimosis-dan-khitan.htmlhttp://www.wartamedika.com/2008/03/perawatan-setelah-sunat-sirkumsisi.html

  • 8/17/2019 Perawatan Sirkum

    2/5

    (Tulisan ini semua saya tulis di milis sehat

    sekitar akhir ebruari kemarin. Kebetulan dr ri"ianto menulis soal *T# anak+ berjudul#agaimana okter *membodohi+ pasien. Saya tertarik menuliskan ulang topik ini,disertai beberapa penambahan untuk melengkapi paparan. Saya bagi tulisan agar lebih

    "okus. Semoga ada man"aatnya bagi nda, siapapun nda, dokter maupun pasien).

    Sejak //0, berawal pula krisis ekonomi di 1ndonesia. imulai dari ramainya

     pemberitaan tentang *bank-beku-operasi+ sampai yang terpaksa dilikuidasi. kibatnya

    terjadi gelombang penarikan dana besar-besaran dari bank (rush) oleh para deposan.Seperti e"ek domino, gelombang ini makin memperbesar risiko bertambahnya bank yang

    harus terlikudasi.

    %ntuk mengatasinya, pemerintah menerbitkan *blanket policy+ yang menjamin bahwaseluruh dana masyarakat di bank2lembaga keuangan akan ditanggung oleh pemerintah

     bila terjadi sesuatu terhadap bank2lembaga keuangan yang bersangkutan. 3arapannya,

    masyarakat tenang, deposan tenang, bank bisa bekerja lagi, dan perekonomian berjalan,and e!erybody4s happy. #enarkah demikian5

    #eberapa pertanyaan2tukar pengalaman di milis kesehatan berkisar $ apakah perlu susuhamil, apakah anak perlu !itamin2multi-!itamin, apakah anak perlu suplemen, apakah

     perlu diberi preabor, apakah anak saya kena gejala ti"us, apakah ...

    Kalau dipikir-pikir, pemberian susu hamil, !itamin, suplemen, preabor kurang lebih sama

    dengan blanket policy ini. 6isalnya pada !itamin encephabol yang baru saja dibahas.Penelitian menunjukkan, bila memang pada dasarnya anaknya tidak bermasalah,

     pemberian encephabol  juga tidak signi"ikan. 1ni sebenarnya berlaku untuk semua !itamin.#ila memang anaknya sudah cukup gi7i dari makanan, diberi tambahan !itamin juga

    tidak banyak berpengaruh, malah kalau kurang pas bisa menumpuk (terutama kelompok

    yang larut lemak).

    6asalahnya, bagaimana kita tahu tidak ada masalah5 Tentu perlu pemeriksaan, perlu

    tenaga pro"esional untuk menilainya. #agian inilah yang harus diperhatikan dalam

    konsultasi dengan dokter, lebih penting 8 dan jauh lebih sulit 8 daripada sekedarmenentukan *apa !itamin+ nya. 6isalnya, beberapa bayi berisiko mengalami kekurangan

    7at besi sehingga kelompok ini harus diperiksa pada usia /- bulan. da juga laporanserupa di 1ndonesia (pd"). #ila benar kekurangan, perlu penambahan 7at besi. Sebaliknya pemberian suplemen 7at besi harus hati-hati karena risiko bila asupan terlalu besar.

    Karena proses pemeriksaan dan penilaian ini seringkali *melelahkan+ bagi pasien2orangtua, akhirnya terdorong ke blanket-policy $ beri !itamin, orang tua senang, dokter tidak

     bisa sepenuhnya disalahkan karena ada dasarnya juga, dan e!erybody4s happy. #enarkah

    demikian 5

    http://arifianto.blogspot.com/2006/03/bagaimana-dokter-membodohi-pasien.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=4079584&query_hl=1&itool=pubmed_docsumhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=4079584&query_hl=1&itool=pubmed_docsumhttp://www.aafp.org/afp/20021001/1217.htmlhttp://www.aafp.org/afp/20021001/1217.htmlhttp://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=996http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=996http://arifianto.blogspot.com/2006/03/bagaimana-dokter-membodohi-pasien.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=4079584&query_hl=1&itool=pubmed_docsumhttp://www.aafp.org/afp/20021001/1217.htmlhttp://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=996

  • 8/17/2019 Perawatan Sirkum

    3/5

    #agaimana dengan susu hamil5 #ahwa selama kehamilan  butuh pasokan lebih, semua

    sudah mengetahuinya. #ahwa sebenarnya itu bisa dicukup dari makanan, juga sudah banyak diketahui. 6asalahnya, seberapa kita yakin kalau *ah makanku sudah cukup

    kok9+ %ntuk tahu, tentu perlu penilaian, perlu pengetahuan, perlu pemeriksaan

     pro"esional. :agi-lagi, proses untuk yakin tidak mudah, sehingga mudah lahir blanket policy $ minum susulah, mending kelebihan dikit deh, daripada kurang ... and again,

    e!erybody "eels happy. #enarkah demikian5

    ontoh lain, ibu hami diberi preabor agar kehamilannya kuat. 6emang tujuannya untuk

    *mencegah abortus+ tetapi sebenarnya tidak jelas juga bagaimana bekerjanya (masih

    lebih jelas pilihan obat lain). 3anya saja bila 1bu hamil muda datang dengan keluhan

    "lek-"lek perdarahan, pemberian obat semacam preabor, tentu membuat 1bu lebih tenang.okter juga lebih tenang karena *bisa menjawab keinginan pasien memberi obat+.

    &adilah lagi-lagi blanket policy.

    nalogi lain, penderita 3 diberi anti-perdarahan juga dipertanyakan kesesuaiannyadengan pato"isiologinya. Tapi ya sekali lagi, itu semua dilakukan, kenapa 5 #iar semua

     pihak tenang ... e!erybody "eels happy as ha!ing done something "or good reason and"ul"ill his responsibility.

    Tindakan dokter memberikan terapi seperti itu, oleh beberapa pihak dituding sebagai bertindak ala *koki+ dalam memberikan terapi. Kurang asin, tambah garam, kurang

    manis tambah gula, kurang nendhang tambah merica, kurang sedap tambah .... &adi

    kurang !itamin diberi !itamin, kurang makan diberi *obat na"su makan+, kurang ;

    Tindakan dokter sepert itu juga dituding hanya main *tambal-sulam+ sesuaikeluhan2gejala $ panas diberi obat panas, batuk diberi obat batuk, muntah diberi obat

    muntah, diare diberi obat diare ;

    Saya tidak memungkiri bahwa praktek demikian, bisa saja memang ditemui di lapangan.

    Tetapi bagi saya yang umum terjadi ini bukan *koki masak+ atau tambal-sulam, tapi ...

     blanket policy. pa sih intinya $ rasa aman9 #agi siapa5 #agi semua pihak, ya biar tidakterjadi kepanikan, tidak terjadi

  • 8/17/2019 Perawatan Sirkum

    4/5

    Sebenarnya, pendidikan dokter pun mengajarkan bahwa terapi disusun berdasarkan

    diagnosa. iagnosa ditentukan berdasarkan pemeriksaan. Kaidah kedokteran $ nomor

    diagnosa, nomor diagnosa, nomor = diagnosa dan nomor > baru terapi (lebih rinci ditulisan lain). engan demikian, dokter selayaknya juga sadar bahwa *blanket policy+

    semacam itu tidak seharusnya terjadi.

    6engapa masih terjadi5

    engan sedikit nekat bicara soal ekonomi, blanket policy di perbankan ber"okus padasoal *kepercayaan+. Kalau orang tua percaya betul bahwa dokter *melakukan yang

    terbaik+ untuk anaknya, tidak perlu bertanya-tanya $ sudah ke dokter kok masih panas,

     batuk, kadang muntah, kadang diare, ... 5 &angan-jangan dokternya bodoh, nggak ngerti

    caranya ngobati. Sudah pindah dokter saja9

    Sebaliknya, bila dokter juga percaya bahwa orang tua pasien *yakin bahwa dokternya

    melakukan yang terbaik+ maka dokter juga akan dengan yakin *memberikan kemampuan

    tertinggi untuk sebesar-besar keuntungan pasien+. okter akan yakin untuk menjelaskan pilihan terbaik meski sekilas bisa saja seperti tidak segera ada hasil menggembirakan.

    #ahwa untuk suatu tujuan diberikan obat-obat simptomatik (pereda gejala) di sampingobat utamanya, prinsipnya pasien2orang tua harus tahu persis "iloso"i *blanket-policy+ ini.

    6engapa kepercayaan itu sulit5

    :agi-lagi sama dengan perbankan, soalnya adalah $ iklim ekonomi makro9

    #ertahun-tahun hubungan dokter-pasien dalam posisi yang tidak sejajar, sehingga rawanuntuk tidak *saling mengerti+. Semakin lama, kondisi ini dirasa tidak lagi kondusi" bagi

     pelayanan kesehatan.

    Kalau dokter mau membuka secara pro"esional setiap langkahnya, tentu orang tua akan

    lebih mudah menilai $ layak tidak aku mempercayai dokter ini. Sebaliknya, agar mampu

    *menilai kelayakan dokter+ tentu orang tua perlu bekal, tidak menilai hanya dengankacamata *kecemasan dan kepanikan+.

    Tetapi, yang lebih penting dari itu adalah $ iklim makro pelayanan kesehatan.

    Satu contoh. #atuk, pilek, demam merupakan *gejala+ yang umum dijumpai pada anak-

    anak. Terapinya diusahakan cukup dengan perawatan di rumah (banyak minum,

    melonggarkan jalan na"as dari ingus, kompres dan obat penurun panas bila perlu, danseterusnya).

    #agaimana kalau ternyata sudah panas lebih dari = hari, atau batuk pilek lebih dari minggu, dan ternyata setelah diperiksa ada *something serious is going on+5 ?rang tua

    akan bisa tenang, kalau ada K@AK1BB bahwa dalam kondisi itu PST1 anaknya akan

    segera tertangani bila dibawa ke CS (tanpa banyak ribut soal ini itu).

  • 8/17/2019 Perawatan Sirkum

    5/5

    Sebaliknya, dokter tahu persis bahwa pemberian antibiotika seharusnya didasarkan pada

    hasil laboratorium. Tetapi kenyataannya tidak jarang, antibiotiak diberikan tanpa tes

    laboratorium (ada tulisan tersendiri tentang hal ini). okter akan tenang untuk tidaktergesa-gesa memberikan antibiotika sebelum terbukti di laboratorium, bila yakin bahwa $

    . Sistem pelayanan kesehatan yang ada menjamin orang tua pasien sanggupmendapatkan hasil laboratorium tepat waktu.

    . ?rang tua pasien sudah tahu apa yang harus dilakukan selama menunggu hasil

     pemeriksaan, dan baru mendapatkan obat simptomatis seperlunya untuk memperingangejala, tanpa e"ek mengaburkan tanda in"eksi.

    =. kalau terjadi sesuatu selama itu, CS akan dengan segera mampu memberikan

     penanganan terhadap pasiennya.

    Sayangnya, yang seperti ini - mohon maa" - relati" masih sulit kita harapkan di 1ndonesia.

    Saya tidak akan berbicara tentang CS besar apalagi kelas international di jakarta - yang

    ini saja masih ada keluhan. Saya lebih berbicara tentang Saudara-saudara kita di daerah.

    Sulit, tidak mudah memang.

    3arapan saya adalah, yang dokter mari kita mulai berusaha menumbuhkan kepercayaan pada pasien. Tidak mudah marah, menanggapi keluhan dengan seksama, menjelaskan dan

    membimbing orang tua pasien menentukan pilihan. Aakinkan bahwa setiap keputusan

    orang tua, didasarkan pada pemahaman bukan sekedar kebingunan.

    Aang jadi orang tua pasien, mari mulai berusaha membekali diri dengan pengetahuan

    yang berimbang, agar lebih mampu bersikap menghadapi pasien sakit, sekaligus mampu

    menjadi mitra-dialog dokter saat dibimbing menentukan pilihan. Perlahan, dari kecil,akhirnya akan bisa menjadi gerakan menggelora agar didengar suaranya oleh otoritas

    kesehatan.

    Tentu, masalahnya akan makin kompleks kalau harus berbicara dari sisi akses pelayanan,

    sistem pembiayaan maupun standar pelayanan.

    Perjalanan ribuan kilometer, tetap harus dimulai dari langkah pertama.