31
ABSTRAK Percobaan ini bertujuan untuk memperkenalkan alat- alat laboratorium baik berupa alat pembakar gas, alat- alat gelas, dan alat-alat pereaksi lainnya dan fungsinya dalam praktikum kimia. Prosedur kerja yang digunakan dalam pengenalan fungsi alat-alat gelas adalah dengan melihat, mengamati, dan mencoba menggunakan alat-alat laboratorium. Untuk percobaan selanjutnya, yaitu membaca miniskus, prosedur kerjanya adalah mengisi buret dengan akuades kemudian mengeluarkannya dengan cepat dan lambat. Lalu melihat miniskus awal dan akhir kemudian mencatat volumenya. Dalam pembacaan miniskus untuk larutan bening atau berwarna terang, maka pembacaannya dengan melihat bagian dasar miniskus (miniskus bawah), sedangkan untuk larutan berwarna gelap maka pembacaannya dengan melihat bagian atas miniskus. Pada percobaan penyaringan, pertama-tama mencampurkan Pb asetat dengan H2SO 4 (asam sulfat) ke dalam tabung reaksi, kemudian menimbang endapan yang dihasilkan dari reaksi tersebut dengan media kertas saring dan neraca analitik. Dari percobaan didapatkan massa endapan sebesar 0,1 g. Massa endapan ini berbeda dengan massa endapan secara teori yaitu sebesar 0,1818 g. % rendemen yang didapat yaitu sebesar 55,0055 %. Kata kunci : Laboratorium, miniskus, penyaringan, alat gelas

PERCOBAAN 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERCOBAAN 1

ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium baik berupa alat pembakar gas, alat-alat gelas, dan alat-alat pereaksi lainnya dan fungsinya dalam praktikum kimia.

Prosedur kerja yang digunakan dalam pengenalan fungsi alat-alat gelas adalah dengan melihat, mengamati, dan mencoba menggunakan alat-alat laboratorium. Untuk percobaan selanjutnya, yaitu membaca miniskus, prosedur kerjanya adalah mengisi buret dengan akuades kemudian mengeluarkannya dengan cepat dan lambat. Lalu melihat miniskus awal dan akhir kemudian mencatat volumenya. Dalam pembacaan miniskus untuk larutan bening atau berwarna terang, maka pembacaannya dengan melihat bagian dasar miniskus (miniskus bawah), sedangkan untuk larutan berwarna gelap maka pembacaannya dengan melihat bagian atas miniskus.

Pada percobaan penyaringan, pertama-tama mencampurkan Pb asetat dengan H2SO4 (asam sulfat) ke dalam tabung reaksi, kemudian menimbang endapan yang dihasilkan dari reaksi tersebut dengan media kertas saring dan neraca analitik. Dari percobaan didapatkan massa endapan sebesar 0,1 g. Massa endapan ini berbeda dengan massa endapan secara teori yaitu sebesar 0,1818 g. % rendemen yang didapat yaitu sebesar 55,0055 %.

Kata kunci : Laboratorium, miniskus, penyaringan, alat gelas

Page 2: PERCOBAAN 1

PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan

alat gelas dan fungsinya dalam praktikum kimia.

I.2. Latar Belakang

Dewasa ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang

sangat pesat. Kemajuan teknologi juga dialami pada bidang IPA dengan

meningkatnya penggunaan bahan-bahan kimia yang bermanfaat dan penting.

Bahan-bahan kimia tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam

berbagai industri, seperti industri tekstil, makanan, kosmetik, dan lain

sebagainya.

Adapun alat-alat laboratorium digunakan sebagai alat untuk

mereaksikan bahan-bahan kimia tersebut. Ada baiknya kita mengenal bahan-

bahan kimia dan alat-alat laboratorium serta mengetahui fungsinya sehingga

kita dapat menggunakannya dengan baik dan benar. Dalam percobaan ini

dikenalkan berbagai alat laboratorium dan cara penyaringan endapan.

II. DASAR TEORI

Satu tujuan penting pembelajaran ilmu kimia bagi mahasiswa dari

beberapa disiplin ilmu sains pada keselamatan di laboratorium adalah

mempelajari risiko dan taksiran pengalaman saat bekerja dengan menggunakan

senyawa kimia berbahaya. Mahasiswa akan dikenalkan supaya dapat

memutuskan sendiri taksiran keselamatan pada setiap tingkat pendidikannya.

Merupakan hal penting untuk memiliki tanggungjawab terhadap lingkungan dan

kalangan umum untuk selalu mengikuti pedoman dan instruksi kerja. Beberapa

perundang-undangan hukum, peraturan dan petunjuk teknis diadakan untuk

mengatur hampir semua bidang penanganan yang aman terhadap bahan kimia

dan peralatan berbahaya. Akan tetapi hal yang penting adalah menanamkan

I-1

Page 3: PERCOBAAN 1

kepedulian terhadap keselamatan yang berdasarkan pada dasar-dasar ilmu kimia

supaya menghindari kecelakaan di laboratorium (anonim, 2008).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bekerja di laboratorium yaitu :

1. Mengenali alat-alat yang ada, baik nama, fungsi, dan cara penggunaan.

2. Mengenali bahan-bahan berbahaya dan langkah-langkah penanggulangan

jika terjadi kecelakaan akibat bahan kimia tersebut.

3. Memperhatikan kebersihan alat dan bahan serta bagian tubuh yang

digunakan saat bekerja.

4. Sebelum mulai bekerja, siapkan metode kerja dengan lengkap dan

mendetail.

5. Setelah bekerja, tinggalkan alat dalam keadaan seperti sebelum digunakan.

(Alin, 2008).

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia antara lain :

1. Tabung reaksi

Alat ini terbuat dari bahan kaca, digunakan untuk melakukan percobaan-

percobaan reaksi kimia dalam bentuk larutan dan sebagai tempat untuk

mendidihkan cairan.

2. Gelas kimia / beaker glass

Gelas kimia ini terbuat dari bahan kaca, digunakan sebagai tempat tempat

zat kimia cair yang digunakan untuk praktikum.

3. Erlenmeyer

Alat ini terbuat dari bahan kaca, digunakan sebagai wadah zat cair dan untuk

keperluan lain.

4. Corong

Corong ini terbuat dari bahan kaca, digunakan untuk menyaring suatu

larutan dan untuk memisahkan endapan dari larutannya dengan kertas

saring.

5. Pinggan porselin

Pinggan ini terbuat dari bahan porselin, digunakan untuk menguapkan

larutan atau mengeringkan zat padat yang basah.

6. Gelas ukur

I-2

Page 4: PERCOBAAN 1

Gelas ukur ini terbuat dari bahan plastik / kaca, berbentuk lonjong dan dapat

ditegakkan, digunakan untuk mengukur volume zat cair.

7. Kertas saring

Kertas saring ini terbuat dari bahan yang khusus untuk menyaring,

digunakan untuk menyaring larutan dan untuk memisahkan zat padat dan zat

cair dari suatu larutan.

8. Pipet tetes

Alat ini mempunyai bentuk seperti pipa kaca, alat pemencetnya karet

vulkanisir, digunakan untuk memindahkan beberapa tetes zat cair.

9. Batang pengaduk

Alat ini terbuat dari bahan kaca dan berbentuk batang, digunakan untuk

mengaduk suatu campuran agar merata, atau supaya reaksi dapat

berlangsung lebih sempurna

(Subroto, 2000).

10. Desikator

Desikator adalah sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-

kadang dari logam, yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan

udara yang dikendalikan.

11. Buret

Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui denagn tepat

namun dapat di ubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi.

Suatu larutan air dalam sebatang buret (atau tabung apapun) membentuk

permukaan cekung yang dirujuk sebagai suatu miniskus. Dalam hal larutan yang

tidak tua warnanya, biasanya posisi dasar miniskuslah yang dibaca. (Bagian atas

miniskus dibaca jika larutan begitu gelap warnanya, sehingga dasarnya tak dapat

dibaca, misalnya dengan larutan permanganat).

2.1. Menyaring dan Mencuci Endapan

Biasanya suatu endapan dicuci dengan air atau larutan pencuci yang

khas, sebelum dikeringkan dan ditimbang. Umumnya pencucian itu

dilakukan berkaitan dengan tahap penyaringan, di mana endapan itu

dipisahkan dari larutan induk dalam bentuk mampat. Sekali endapan telah

I-3

Page 5: PERCOBAAN 1

berada dalam filter, endapan itu dapat dicuci dengan mengalirkan larutan

pencuci lewat filter.

Batang corong hendaknya cukup menjorok ke dalam bejana

penampung filtrat dan ujung batang itu menempel pada dinding dalam

bejana untuk mencegah muncratnya filtrat. Semua pemindahan ke dalam

corong hendaknya dilakuykan dengan batang pengaduk, dan harus dijaga

baik-baik agar larutan tak tercecer sedikit pun. Filtrat harus diperiksa apakah

ada kekeruhan; Kadang-kadang sedikit endapan menembus kertas saring

pada awal penyaringan; namun endapan ini dapat ditangkap dengan

menyaring ulang filtrat pada filter itu juga setelah pori-porinya agak

tersumbat oleh endapan yang tertampung.

2.2. Aturan Umum untuk Penggunaan Neraca

Butir-butir berikut hendaknya dicatat sebelum menggunakan neraca

analitis apapun:

1. Jaga agar neraca bersih. Singkirkan debu dari dalam piring dan dari

lantai neraca dengan sikat bulu onta sebelum menimbang.

2. Pelajari kapasitas neraca anda dan jangan pernah menimbang objek yang

lebih berat daripada kapasitas ini.

3. Pastikan bahwa objek yang akan ditimbang sama temperaturnya dengan

neraca. Lebih disukai untuk tidak menangani objek dengan jari, dan

objek kaca janganlah digosok dengan kain kering sebelum ditimbang.

Botol timbang dapat dipegangi dengan kain bersih (tetapi jangan

digosok) atau secarik kertas yang dilipat menyelubunginya.

4. Jangan menaruh zat kimia langsung di atas piring yang terbuat dari

logam itu; timbanglah mereka dalam botol timbang.

5. Pada akhir penimbangan lakukan pengecekan terakhir untuk memastikan

bahwa (a) bobot itu direkam dalam buku catatan anda, (b) neraca bersih,

(c) tidak ada objek ketinggalan di atas piring, (d) piring dan lengan

neraca telah ditahan, dan (e) penutup debu telah dipasang kembali.

6. Jika neraca tak berperilaku dengan baik, laporkan fakta ini kepada asisten

(Day and Underwood, 2002).

I-4

Page 6: PERCOBAAN 1

Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan

pengukuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur berat

zat kimia dapat dipakai timbangan dan hanya dapat mengukur massa zat

dalam satuan gram sedangkan timabangan analittis sampai mg. Jika sejumlah

zat ditimbang dengan kedua timbangan itu maka di dalam jumlah angka yang

berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan

dan ketelitian (Syukri, 1999).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan

A. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini :

- Tabung reaksi

- Erlenmeyer

- Corong

- Beaker gelas

- Pipet mohr

- Pipet gondok

- Pipet tetes

- Gelas arloji

- Oven

- Desikator

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini :

- Akuades

- H2SO4 0,1 M

- Pb asetat 0,1 M

- Kertas saring

III.2. Prosedur Kerja

A. Pengenalan Alat Gelas

I-5

Page 7: PERCOBAAN 1

1. Mencuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala,

erlenmeyer, buret, pipet mohr, dan pipet gondok.

2. Mengambil 25 ml akuades ke dalam erlenmeyer 250 ml

menggunakan pipet.

3. Mengisi buret dengan akuades pada sembarang angka.

Membaca miniskus awalnya. Mengeluarkan cairan dengan

lambat sampai beberapa mililiter, melihat miniskusnya.

Menunggu beberapa menit, dan melihat miniskusnya lagi.

Menghitung volume air yang keluar. Mengisi lagi, membaca

miniskus awalnya, mengeluarkan cairan dengan cepat,

membaca miniskusnya. Menunggu beberapa menit, membaca

lagi miniskusnya.

4. Mengisi buret dengan larutan KMnO4 0,1 M, membaca

miniskus awalnya.

B. Penyaringan

1. Mengambil 6 ml larutan Pb asetat 0,1 M, kemudian

memasukkannya ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 6

ml larutan H2SO4 0,1 M. Mengamati endapan yang terjadi.

Mencatat warna endapan.

2. Mengambil kertas saring dan menimbangnya menggunakan

neraca analitis. Melipat menjadi ¼ lingkaran, kemudian lipat

lagi menjadi 2-3 kali lipatan.

3. Memasukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong dan

membasahi sedikit dengan akuades hingga melekat pada

dinding gelasnya.

4. Memasang corong yang berkertas saring di atas erlenmeyer

untuk menampung filtrat/cairan cucian.

5. Menuang larutan yang telah dibuat pada langkah 1 ke dalam

corong yang sudah berkertas saring, mengeringkan kertas

saring dan endapan larutan di dalam oven.

6. Menimbang kembali kertas saring dan endapan.

I-6

Page 8: PERCOBAAN 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1. Alat-alat Laboratorium

No. Nama Alat dan Gambar Keterangan

1. Gelas ukur Alat ini terbuat dari bahan

plastik/kaca, digunakan untuk

mengukur volume zat kimia dalam

bentuk cair.

2. Tabung reaksi Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan untuk mereaksikan zat

kimia dalam jumlah kecil dan

dapat dipanaskan.

3. Gelas piala / Beaker glass Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan sebagai tempat zat

kimia cair (larutan), dipakai juga

untuk memanaskan larutan-larutan

zat kimia, menguapkan pelarut

untuk memekatkan.

4.

.

Erlenmeyer Alat ini terbuat dari bahan kaca,

dipakai untuk tempat dari zat-zat

yang dititrasi, sebagai wadah zat

cair dan keperluan lain, kadang

dapat dipanaskan.

I-7

Page 9: PERCOBAAN 1

5. Labu ukur (labu takar) Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan untuk membuat larutan

dengan volume setepat-tepatnya,

digunakan juga untuk pengenceran

sampai volume tertentu.

6. Pipet gondok Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan untuk mengambil

larutan dengan volume tertentu

dengan tepat.

7. Buret Alat ini terbuat dari bahan kaca,

dipakai untuk titrasi, sebagai

tempat zat penitrasi.

8. Pengaduk gelas Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan untuk mengaduk suatu

campuran, untuk membantu pada

saat menuangkan cairan dalam

proses penyaringan.

9. Gelas arloji Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan untuk menimbang zat

berbentuk kristal, untuk menutup

bejana lain saat pemanasan, dan

untuk menguapkan cairan.

I-8

Page 10: PERCOBAAN 1

10. Corong Alat ini terbuat dari bahan kaca,

digunakan untuk menyaring suatu

larutan dan untuk membantu ketika

memasukkan cairan ke dalam suatu

tempat yang sempit mulutnya.

11. Penjepit (gegep) Alat ini terbuat dari bahan kayu,

digunakan sebagai pembantu

pengambilan alat-alat yang tidak

boleh diambil dengan tangan.

12 Kaki tiga Alat ini terbuat dari bahan besi,

digunakan sebagai tungku untuk

pembakaran.

13. Segitiga porselin Alat ini terbuat dari bahan porselin,

digunakan sebagai alat penopang

wadah yang akan dipanaskan di

atas kaki tiga.

14. Kasa Alat ini terbuat dari bahan kasa

asbes, digunakan sebagai alat

perata panas, sehingga pemanasan

zat-zat dalam wadah akan

menyeluruh.

15. Penangas air Digunakan sebagai pemanasan zat

dengan menggunakan uap air.

I-9

Page 11: PERCOBAAN 1

16. Cawan Porselin Alat ini terbuat dari bahan porselin,

digunakan untuk mereaksikan zat

dalam suhu tinggi, mengabukan

kertas saring, menguraikan

endapan dalam gravimetri.

17. Pinggan porselin (evaporating dish)

Alat ini terbuat dari bahan porselin,

digunakan untuk menguapkan

larutan, mengeringkan zat padat,

mengkristalkan zat, dan

menyublimkan zat.

18. Botol semprot Berfungsi untuk membersihkan

dinding-dinding bejana dan sisa-

sisa endapan, mengeluarkan

air/cairan dalam jumlah terbatas,

sebagai tempat penyimpanan air.

19. Pipet tetes Alat ini mempunyai bentuk seperti

pipa kaca, digunakan untuk

memindahkan beberapa tetes zat

cair.

20. Pembakar spiritus Alat ini terbuat dari logam

tembaga, digunakan sebagai

sumber panas dengan bahan bakar

spiritus.

I-10

Page 12: PERCOBAAN 1

21. Kertas Saring Alat ini terbuat dari bahan yang

khusus untuk menyaring,

digunakan untuk menyaring

larutan, memisahkan zat padat dan

zat cair dari larutan.

22. Botol pereaksi Botol ini terbuat dari propelina,

lubang mulut sempit dengan tutup

berulir, digunakan sebagai wadah

zat cair.

23. Oven Digunakan untuk mengeringkan

bahan steril dengan udara yang

kering dan panas.

24. Statif Alat ini terbuat dari logam besi,

berbentuk bulat dan dibuat seperti

tiang besi, digunakan sebagai

penyangga alat-alat.

25 Eksikator Digunakan untuk menyimpan zat-

zat supaya tetap kering atau untuk

mengeringkan zat.

I-11

Page 13: PERCOBAAN 1

26. Sudip Alat ini terbuat dari bahan politena,

digunakan sebagai sendok untuk

mengambil zat padat.

27. Lumpang dan alu Alat ini terbuat dari bahan porselin,

digunakan untuk menghancurkan

dan menghaluskan zat padat sesuai

dengan keperluan.

28. Neraca analitik Digunakan untuk menimbang

bahan dengan kejelian yang akurat.

29. Rak tabung reaksi Alat ini biasanya terbuat dari kayu

atau plastik, digunakan untuk

menyimpan tabung reaksi.

I-12

Page 14: PERCOBAAN 1

Tabel 1.2. Penyaringan

No Prosedur Hasil

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mengambil 6 ml larutan

Pb(CH3COO)2 0,1 M dan larutan

H2SO4 0,1 M

Menimbang kertas saring

Menimbang gelas arloji

Memasukkan kertas saring pada

corong dan dibasahi dengan akuades

Memasang corong + kertas saring

pada erlenmeyer untuk menampung

filtrat

Menyaring larutan, mengeringkan

dengan oven, kemudian

menimbangnya

Terbentuk endapan

berwarna putih

Larutan putih keruh

0,42 g

39,72 g

Endapan berada di kertas

saring

Massa gelas arloji + kertas

saring + endapan = 40,24

g

Berat endapan = 0,1 g

B. Perhitungan

Dari hasil percobaan diperoleh :

Diketahui :

Massa kertas saring = 0,42 g

Massa gelas arloji = 39,72 g

Massa gelas arloji + kertas saring + endapan = 40,24 g

Volume Pb(CH3COO)2 = 6 ml = 6.10-3 L

Volume H2SO4 = 6 ml = 6.10-3 L

Ditanyakan :

% Rendemen = ...?

Jawab :

o Massa endapan dalam praktek

Massa PbSO4 = (massa total) – (massa kertas saring + gelas

arloji)

I-13

Page 15: PERCOBAAN 1

= 40,24 – (0,42 + 39,72)

= 40,24 – 40,14

= 0,1 g

o Massa endapan dalam teori

Mol Pb(CH3COO)2 = M x V

= 0,1 x 6. 10-3

= 6.10-4 mol

Mol H2SO4 = M x V

= 0,1 x 6. 10-3

= 6.10-4 mol

Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)

M : 6.10-4 6.10-4

R : 6.10-4 6.10-4 6.10-4 12.10-4

H : - - 6.10-4 12.10-4

Mol PbSO4 = 6.10-4

Massa PbSO4 = mol x Mr PbSO4

= 6.10-4 x 303

= 0,1818 g

% Rendemen = x 100 %

= 55,0055 %

C. Pembahasan

Bekerja di laboratorium membutuhkan kedisiplinan yang tinggi untuk

menghindari berbagai kecelakaan yang dapat saja terjadi. Hal-hal yang perlu

diperhatikan yaitu praktikan harus mematuhi segala peraturan yang ada di

dalam laboratorium, praktikan dapat mengenali alat-alat yang ada; baik nama,

fungsi, dan cara penggunaan; menjaga kebersihan alat dan laboratorium, dan

yang penting adalah menanamkan kepedulian terhadap keselamatan diri dan

orang lain. Semua ini dilakukan agar praktikum dapat berjalan lancar dan

mendapatkan hasil yang diharapkan, dan tentunya keselamatan kerja di

laboratorium dapat terwujud dengan baik.

I-14

Page 16: PERCOBAAN 1

Dalam percobaan ini dikenalkan beberapa alat gelas dan alt

laboratorium lainnya. Alat-alat gelas meliputi gelas kimia, erlenmeyer,

corong, labu ukur, gelas ukur, buret, pipet gondok, pipet mohr, dan tabung

reaksi. Alat-alat lanoratorium lainnya antara lain desikator, oven, neraca

analitik, botol semprot, gelas arloji, pinggan porselin, dan cawan porselin.

Sebelum digunakan, alat-alat gelas dicuci terlebih dahulu dan dibilas

menggunakan akuades agar bersih dari zat pengotor yang dapat

mempengaruhi hasil dalam percobaan. Alat-alat tersebut harus dibersihkan

kembali estela digunakan untuk menghindari kotoran yang dapat menempel

pada alat sehingga sulit untuk dibersihkan. Semua alat ini harus dijaga

kebersihannya agar dapat memberikan hasil yang tepat saat digunakan dalam

praktikum.

Statu cairan dalam buret (atau tabung apapun) akan membentuk statu

cekungan yang disebut miniskus. Miniskus ini terjadi karena adanya gaya

adhesi dan kohesi dalam larutan. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antar

molekul sejenis, misalnya gaya tarik-menarik antar molekul air, sedangkan

gaya adhesi adalah gaya tarik-manarik antar molekul zat, misalnya gaya tarik-

menarik antar molekul dengan wadahnya. Untuk larutan yang tidak tua

warnanya, posisi dasar minskus yang dibaca (miniskus berbentuk cekung).

Cekungan ini terjadi karena gaya adhesi yang terjadi lebih besar dari gaya

kohesi. Pada larutan yang gelap warnanya, posisi atas miniskus yang dibaca

(miniskus berbentuk cembung). Cembungan ini terjadi karena gaya adhesi

yang terjadi karena gaya adhesi yang terjadi lebih kecil dari gaya kohesi.

Dalam percobaan ini dilakukan penyaringan menggunakan kertas

saring dan corong. Penyaringan merupakan proses pemindahan endapan dari

larutan induknya. Larutan yang disaring yaitu larutan campuran antara 6 ml

larutan Pb(CH3COO)2 dan 6 ml larutan H2SO4. Campuran ini membentuk

endapan berwarna putih dengan larutan berwarna putih keruh. Endapan yang

terbentuk merupakan endapan PbSO4 dengan reaksi sebagai berikut :

Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)

I-15

Page 17: PERCOBAAN 1

Campuran larutan ini kemudian disaring menggunakan kertas saring

dan corong. Endapan akan tertahan di kertas saring dan larutan dapat melewati

kertas saring. Kertas saring dan endapan kemudian dikeringkan di dalam oven

lalu ditimbang menggunakan neraca analitis. Dari hasil penimbangan,

didapatkan massa endapan sebesar 0,1 g dan secara teori didapatkan hasil

perhitungan massa endapan PbSO4 sebesar 0,1818 g.

Massa endapan PbSO4 yang didapat melalui percobaan berbeda dengan

massa`endapan PbSO4 yang dihitung secara teori, yaitu massa endapan dari

hasil percobaan lebih kecil dari massa endapan dalam teori. Dari hasil

perhitungan didapatkan % rendemen sebesar 55,0055%. Besar rendemen ini

kurang dari 100% , artinya terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan.

Kesalahan ini dapat terjadi karena pengambilan larutan Pb(CH3COO)2 dan

larutan H2SO4 yang tidak tepat sebanyak 6 ml akibat kesalahan dalam

pengamatan miniskus, kesalahan dapat pula terjadi dalam proses pemindahan

larutan H2SO4 dalam tabung reaksi ke dalam tabung reaksi yang berisi

Pb(CH3COO)2, yaitu tidak semua larutan H2SO4 dapat berpindah melainkan

masih ada larutan H2SO4 yang tertinggal dalam tabung reaksi. Selain itu,

kesalahan terjadi karena adanya endapan yang tertinggal di dalam tabung

reaksi maupun kesalahan dalam proses penyaringan yaitu endapan tidak

tersaring dengan sempurna. Untuk menghindari hal tersebut, dapat dilakukan

penyaringan ulang pada endapan pada larutan, sehingga endapan dapat

ditangkap setelah pori-pori kertas saring agak tersumbat oleh endapan yng

tertampung. Proses pengeringan endapan yang terlalu lama menyebabkan

berkurangnya massa endapan karena endapan terlalu kering, sehingga

massanya menjadi lebih kecil daripada massa endapan dalam teori.

I-16

Page 18: PERCOBAAN 1

V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :

1. Praktikan harus mengenali alat-alat laboratorium, mengetahui

fungsinya dan dapat menggunakannya dengan baik untuk menghindari

kesalahan dalam melakukan percobaan.

2. Alat-alat gelas terbagi menjadi :

- Alat gelas untuk mereaksikan zat, terdiri dari tabung reaksi, gelas

piala, dan erlenmeyer.

- Alat gelas untuk mengukur volume, terdiri dari labu takar, gelas

ukur, pipet mohr, pipet gondok, dan buret.

3. Endapan yang terbentuk dari campuran larutan antara H2SO4 dan

Pb(CH3COO)2 adalah endapan PbSO4 berwarna putih. Reaksi yang

terjadi :

Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)

% Rendemen yang didapat melalui perhitungan sebesar 55,0055 %.

4. Larutan dalam sebuah tabung membentuk cekungan yang disebut

miniskus. Miniskus ini terbentuk akibat adanya gaya adhesi dan kohesi

dalam larutan.

5.2. Saran

Sebaiknya alat-alat pada laboratorium lebih dilengkapi agar praktikan

dapat mengetahui dan mempelajari secara langsung alat-alat laboratorium

yang ada pada penuntun.

I-17

Page 19: PERCOBAAN 1

DAFTAR PUSTAKA

Alin, 2008, Tips Bekerja di Laboratorium (Untuk Mahasiswa Pemula), http :

//alinananty.wordpress.com/2008/02/29/tips-bekerja-di-laboratorium-

untuk-mahasiswa-pemula/

Diakses tanggal 24 November 2008

Anonim, 2008, Petunjuk Teknik Kursus Keselamatan di Laboratorium Kimia, http

://kriemhild.uft.uni-bremen.de/nop_www/id/articles/pdf/Technical

Directives_id.pdf

Diakses tanggal 24 November 2008

Day, R, A, Jr dan Underwood, A, L, 2002, Kimia Analisis Kuantitatif edisi

Kelima, Erlangga, Jakarta.

Subroto, Joko, 2000, Buku Pintar Alat-alat Laboratorium, CV Aneka, Solo.

Syukri, S, 1999, Kimia Dasar, ITB, Bandung.

I-18

Page 20: PERCOBAAN 1

TUGAS PERCOBAAN I

1. Sebutkan macam-macam alat pengukur volume yang saudara ketahui !

Jelaskan juga nama alat yang digunakan untuk mengukur secara teliti dan

secara akurat

Jawaban :

Alat pengukur volume adalah gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet gondok,

pipet Mohr dan buret.

Alat yang digunakan untuk mengukur secara teliti adalah labu ukur, pipet

gondok, pipet Mohr dan buret

Alat yang digunakan untuk mengukur secara kasar adalah gelas ukur.

2. Sebutkan fungsi alat-alat di bawah ini :

a). eksikator b) lemari asam c) oven

Jawaban :

a) Fungsi eksikator adalah untuk menyimpan zat-zat supaya tetap kering

(eksikator tidak diisi bahan pengering) atau untuk mengeringkan zat (perlu

bahan pengering).

b) Lemari asam digunakan sebagai tempat menguapkan larutan yang

mengandung asam dan berbahaya bagi pernapasan, serta sebagai tempat

untuk menyimpan larutan asam pekat.

c) Oven berfungsi untuk mengeringkan/ memanaskan endapan atau zat

sterilisasi dengan udara yang kering dan panas, juga untuk mengeringkan

alat-alat kimia

3. Bahan-bahan apa saja yang tidak boleh dipipet dengan mulut ? Jelaskan !

Jawaban :

Bahan-bahan yang tidak boleh dipipet dengan mulut adalah bahan-bahan

beracun dan berbahaya yang uapnya jika terhirup dapat merusak paru-paru

bahkan dapat mematikan, serta menyebabkan luka ( merusak kulit )

Jika terjadi kontak dengan tubuh bahan-bahan ini antara lain asam kuat

(H2SO4 pekat, HCl pekat, HNO3 ), basa kuat, asam lemah (HCN, gas beracun

I-19

Page 21: PERCOBAAN 1

yang dalam bentuk larutannya juga berbahaya), asam lemah dan asam basa

lemah (NH4OH, yang menyebabkan sesak napas )

4. Apakah perbedaan botol berwarna dan tidak berwarna dalam hal

penggunaannya ?

Jawab :

Botol berwarna (gelap) digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia yang tidak

tahan cahaya, oksidasi dan lainnya. Sedangkan botol tidak berwarna (bening)

digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia yang tahan (tidak sensitif) terhadap

cahaya dan oksidasi

5. Endapan apa yang terbentuk antara pb asetat dan H2SO4 ? Tuliskan reaksinya !

Jawab :

Reaksi antara pb asetat dengan H2SO4 akan membentuk endapan timbal sulfat

(pbSO4), dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)

I-20