Upload
rinna-juwita
View
2.102
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium baik berupa alat pembakar gas, alat-alat gelas, dan alat-alat pereaksi lainnya dan fungsinya dalam praktikum kimia.
Prosedur kerja yang digunakan dalam pengenalan fungsi alat-alat gelas adalah dengan melihat, mengamati, dan mencoba menggunakan alat-alat laboratorium. Untuk percobaan selanjutnya, yaitu membaca miniskus, prosedur kerjanya adalah mengisi buret dengan akuades kemudian mengeluarkannya dengan cepat dan lambat. Lalu melihat miniskus awal dan akhir kemudian mencatat volumenya. Dalam pembacaan miniskus untuk larutan bening atau berwarna terang, maka pembacaannya dengan melihat bagian dasar miniskus (miniskus bawah), sedangkan untuk larutan berwarna gelap maka pembacaannya dengan melihat bagian atas miniskus.
Pada percobaan penyaringan, pertama-tama mencampurkan Pb asetat dengan H2SO4 (asam sulfat) ke dalam tabung reaksi, kemudian menimbang endapan yang dihasilkan dari reaksi tersebut dengan media kertas saring dan neraca analitik. Dari percobaan didapatkan massa endapan sebesar 0,1 g. Massa endapan ini berbeda dengan massa endapan secara teori yaitu sebesar 0,1818 g. % rendemen yang didapat yaitu sebesar 55,0055 %.
Kata kunci : Laboratorium, miniskus, penyaringan, alat gelas
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
I. PENDAHULUAN
I.1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan
alat gelas dan fungsinya dalam praktikum kimia.
I.2. Latar Belakang
Dewasa ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Kemajuan teknologi juga dialami pada bidang IPA dengan
meningkatnya penggunaan bahan-bahan kimia yang bermanfaat dan penting.
Bahan-bahan kimia tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam
berbagai industri, seperti industri tekstil, makanan, kosmetik, dan lain
sebagainya.
Adapun alat-alat laboratorium digunakan sebagai alat untuk
mereaksikan bahan-bahan kimia tersebut. Ada baiknya kita mengenal bahan-
bahan kimia dan alat-alat laboratorium serta mengetahui fungsinya sehingga
kita dapat menggunakannya dengan baik dan benar. Dalam percobaan ini
dikenalkan berbagai alat laboratorium dan cara penyaringan endapan.
II. DASAR TEORI
Satu tujuan penting pembelajaran ilmu kimia bagi mahasiswa dari
beberapa disiplin ilmu sains pada keselamatan di laboratorium adalah
mempelajari risiko dan taksiran pengalaman saat bekerja dengan menggunakan
senyawa kimia berbahaya. Mahasiswa akan dikenalkan supaya dapat
memutuskan sendiri taksiran keselamatan pada setiap tingkat pendidikannya.
Merupakan hal penting untuk memiliki tanggungjawab terhadap lingkungan dan
kalangan umum untuk selalu mengikuti pedoman dan instruksi kerja. Beberapa
perundang-undangan hukum, peraturan dan petunjuk teknis diadakan untuk
mengatur hampir semua bidang penanganan yang aman terhadap bahan kimia
dan peralatan berbahaya. Akan tetapi hal yang penting adalah menanamkan
I-1
kepedulian terhadap keselamatan yang berdasarkan pada dasar-dasar ilmu kimia
supaya menghindari kecelakaan di laboratorium (anonim, 2008).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bekerja di laboratorium yaitu :
1. Mengenali alat-alat yang ada, baik nama, fungsi, dan cara penggunaan.
2. Mengenali bahan-bahan berbahaya dan langkah-langkah penanggulangan
jika terjadi kecelakaan akibat bahan kimia tersebut.
3. Memperhatikan kebersihan alat dan bahan serta bagian tubuh yang
digunakan saat bekerja.
4. Sebelum mulai bekerja, siapkan metode kerja dengan lengkap dan
mendetail.
5. Setelah bekerja, tinggalkan alat dalam keadaan seperti sebelum digunakan.
(Alin, 2008).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia antara lain :
1. Tabung reaksi
Alat ini terbuat dari bahan kaca, digunakan untuk melakukan percobaan-
percobaan reaksi kimia dalam bentuk larutan dan sebagai tempat untuk
mendidihkan cairan.
2. Gelas kimia / beaker glass
Gelas kimia ini terbuat dari bahan kaca, digunakan sebagai tempat tempat
zat kimia cair yang digunakan untuk praktikum.
3. Erlenmeyer
Alat ini terbuat dari bahan kaca, digunakan sebagai wadah zat cair dan untuk
keperluan lain.
4. Corong
Corong ini terbuat dari bahan kaca, digunakan untuk menyaring suatu
larutan dan untuk memisahkan endapan dari larutannya dengan kertas
saring.
5. Pinggan porselin
Pinggan ini terbuat dari bahan porselin, digunakan untuk menguapkan
larutan atau mengeringkan zat padat yang basah.
6. Gelas ukur
I-2
Gelas ukur ini terbuat dari bahan plastik / kaca, berbentuk lonjong dan dapat
ditegakkan, digunakan untuk mengukur volume zat cair.
7. Kertas saring
Kertas saring ini terbuat dari bahan yang khusus untuk menyaring,
digunakan untuk menyaring larutan dan untuk memisahkan zat padat dan zat
cair dari suatu larutan.
8. Pipet tetes
Alat ini mempunyai bentuk seperti pipa kaca, alat pemencetnya karet
vulkanisir, digunakan untuk memindahkan beberapa tetes zat cair.
9. Batang pengaduk
Alat ini terbuat dari bahan kaca dan berbentuk batang, digunakan untuk
mengaduk suatu campuran agar merata, atau supaya reaksi dapat
berlangsung lebih sempurna
(Subroto, 2000).
10. Desikator
Desikator adalah sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-
kadang dari logam, yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan
udara yang dikendalikan.
11. Buret
Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui denagn tepat
namun dapat di ubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi.
Suatu larutan air dalam sebatang buret (atau tabung apapun) membentuk
permukaan cekung yang dirujuk sebagai suatu miniskus. Dalam hal larutan yang
tidak tua warnanya, biasanya posisi dasar miniskuslah yang dibaca. (Bagian atas
miniskus dibaca jika larutan begitu gelap warnanya, sehingga dasarnya tak dapat
dibaca, misalnya dengan larutan permanganat).
2.1. Menyaring dan Mencuci Endapan
Biasanya suatu endapan dicuci dengan air atau larutan pencuci yang
khas, sebelum dikeringkan dan ditimbang. Umumnya pencucian itu
dilakukan berkaitan dengan tahap penyaringan, di mana endapan itu
dipisahkan dari larutan induk dalam bentuk mampat. Sekali endapan telah
I-3
berada dalam filter, endapan itu dapat dicuci dengan mengalirkan larutan
pencuci lewat filter.
Batang corong hendaknya cukup menjorok ke dalam bejana
penampung filtrat dan ujung batang itu menempel pada dinding dalam
bejana untuk mencegah muncratnya filtrat. Semua pemindahan ke dalam
corong hendaknya dilakuykan dengan batang pengaduk, dan harus dijaga
baik-baik agar larutan tak tercecer sedikit pun. Filtrat harus diperiksa apakah
ada kekeruhan; Kadang-kadang sedikit endapan menembus kertas saring
pada awal penyaringan; namun endapan ini dapat ditangkap dengan
menyaring ulang filtrat pada filter itu juga setelah pori-porinya agak
tersumbat oleh endapan yang tertampung.
2.2. Aturan Umum untuk Penggunaan Neraca
Butir-butir berikut hendaknya dicatat sebelum menggunakan neraca
analitis apapun:
1. Jaga agar neraca bersih. Singkirkan debu dari dalam piring dan dari
lantai neraca dengan sikat bulu onta sebelum menimbang.
2. Pelajari kapasitas neraca anda dan jangan pernah menimbang objek yang
lebih berat daripada kapasitas ini.
3. Pastikan bahwa objek yang akan ditimbang sama temperaturnya dengan
neraca. Lebih disukai untuk tidak menangani objek dengan jari, dan
objek kaca janganlah digosok dengan kain kering sebelum ditimbang.
Botol timbang dapat dipegangi dengan kain bersih (tetapi jangan
digosok) atau secarik kertas yang dilipat menyelubunginya.
4. Jangan menaruh zat kimia langsung di atas piring yang terbuat dari
logam itu; timbanglah mereka dalam botol timbang.
5. Pada akhir penimbangan lakukan pengecekan terakhir untuk memastikan
bahwa (a) bobot itu direkam dalam buku catatan anda, (b) neraca bersih,
(c) tidak ada objek ketinggalan di atas piring, (d) piring dan lengan
neraca telah ditahan, dan (e) penutup debu telah dipasang kembali.
6. Jika neraca tak berperilaku dengan baik, laporkan fakta ini kepada asisten
(Day and Underwood, 2002).
I-4
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan
pengukuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur berat
zat kimia dapat dipakai timbangan dan hanya dapat mengukur massa zat
dalam satuan gram sedangkan timabangan analittis sampai mg. Jika sejumlah
zat ditimbang dengan kedua timbangan itu maka di dalam jumlah angka yang
berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan
dan ketelitian (Syukri, 1999).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini :
- Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Corong
- Beaker gelas
- Pipet mohr
- Pipet gondok
- Pipet tetes
- Gelas arloji
- Oven
- Desikator
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini :
- Akuades
- H2SO4 0,1 M
- Pb asetat 0,1 M
- Kertas saring
III.2. Prosedur Kerja
A. Pengenalan Alat Gelas
I-5
1. Mencuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala,
erlenmeyer, buret, pipet mohr, dan pipet gondok.
2. Mengambil 25 ml akuades ke dalam erlenmeyer 250 ml
menggunakan pipet.
3. Mengisi buret dengan akuades pada sembarang angka.
Membaca miniskus awalnya. Mengeluarkan cairan dengan
lambat sampai beberapa mililiter, melihat miniskusnya.
Menunggu beberapa menit, dan melihat miniskusnya lagi.
Menghitung volume air yang keluar. Mengisi lagi, membaca
miniskus awalnya, mengeluarkan cairan dengan cepat,
membaca miniskusnya. Menunggu beberapa menit, membaca
lagi miniskusnya.
4. Mengisi buret dengan larutan KMnO4 0,1 M, membaca
miniskus awalnya.
B. Penyaringan
1. Mengambil 6 ml larutan Pb asetat 0,1 M, kemudian
memasukkannya ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 6
ml larutan H2SO4 0,1 M. Mengamati endapan yang terjadi.
Mencatat warna endapan.
2. Mengambil kertas saring dan menimbangnya menggunakan
neraca analitis. Melipat menjadi ¼ lingkaran, kemudian lipat
lagi menjadi 2-3 kali lipatan.
3. Memasukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong dan
membasahi sedikit dengan akuades hingga melekat pada
dinding gelasnya.
4. Memasang corong yang berkertas saring di atas erlenmeyer
untuk menampung filtrat/cairan cucian.
5. Menuang larutan yang telah dibuat pada langkah 1 ke dalam
corong yang sudah berkertas saring, mengeringkan kertas
saring dan endapan larutan di dalam oven.
6. Menimbang kembali kertas saring dan endapan.
I-6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1.1. Alat-alat Laboratorium
No. Nama Alat dan Gambar Keterangan
1. Gelas ukur Alat ini terbuat dari bahan
plastik/kaca, digunakan untuk
mengukur volume zat kimia dalam
bentuk cair.
2. Tabung reaksi Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk mereaksikan zat
kimia dalam jumlah kecil dan
dapat dipanaskan.
3. Gelas piala / Beaker glass Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan sebagai tempat zat
kimia cair (larutan), dipakai juga
untuk memanaskan larutan-larutan
zat kimia, menguapkan pelarut
untuk memekatkan.
4.
.
Erlenmeyer Alat ini terbuat dari bahan kaca,
dipakai untuk tempat dari zat-zat
yang dititrasi, sebagai wadah zat
cair dan keperluan lain, kadang
dapat dipanaskan.
I-7
5. Labu ukur (labu takar) Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk membuat larutan
dengan volume setepat-tepatnya,
digunakan juga untuk pengenceran
sampai volume tertentu.
6. Pipet gondok Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu
dengan tepat.
7. Buret Alat ini terbuat dari bahan kaca,
dipakai untuk titrasi, sebagai
tempat zat penitrasi.
8. Pengaduk gelas Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk mengaduk suatu
campuran, untuk membantu pada
saat menuangkan cairan dalam
proses penyaringan.
9. Gelas arloji Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk menimbang zat
berbentuk kristal, untuk menutup
bejana lain saat pemanasan, dan
untuk menguapkan cairan.
I-8
10. Corong Alat ini terbuat dari bahan kaca,
digunakan untuk menyaring suatu
larutan dan untuk membantu ketika
memasukkan cairan ke dalam suatu
tempat yang sempit mulutnya.
11. Penjepit (gegep) Alat ini terbuat dari bahan kayu,
digunakan sebagai pembantu
pengambilan alat-alat yang tidak
boleh diambil dengan tangan.
12 Kaki tiga Alat ini terbuat dari bahan besi,
digunakan sebagai tungku untuk
pembakaran.
13. Segitiga porselin Alat ini terbuat dari bahan porselin,
digunakan sebagai alat penopang
wadah yang akan dipanaskan di
atas kaki tiga.
14. Kasa Alat ini terbuat dari bahan kasa
asbes, digunakan sebagai alat
perata panas, sehingga pemanasan
zat-zat dalam wadah akan
menyeluruh.
15. Penangas air Digunakan sebagai pemanasan zat
dengan menggunakan uap air.
I-9
16. Cawan Porselin Alat ini terbuat dari bahan porselin,
digunakan untuk mereaksikan zat
dalam suhu tinggi, mengabukan
kertas saring, menguraikan
endapan dalam gravimetri.
17. Pinggan porselin (evaporating dish)
Alat ini terbuat dari bahan porselin,
digunakan untuk menguapkan
larutan, mengeringkan zat padat,
mengkristalkan zat, dan
menyublimkan zat.
18. Botol semprot Berfungsi untuk membersihkan
dinding-dinding bejana dan sisa-
sisa endapan, mengeluarkan
air/cairan dalam jumlah terbatas,
sebagai tempat penyimpanan air.
19. Pipet tetes Alat ini mempunyai bentuk seperti
pipa kaca, digunakan untuk
memindahkan beberapa tetes zat
cair.
20. Pembakar spiritus Alat ini terbuat dari logam
tembaga, digunakan sebagai
sumber panas dengan bahan bakar
spiritus.
I-10
21. Kertas Saring Alat ini terbuat dari bahan yang
khusus untuk menyaring,
digunakan untuk menyaring
larutan, memisahkan zat padat dan
zat cair dari larutan.
22. Botol pereaksi Botol ini terbuat dari propelina,
lubang mulut sempit dengan tutup
berulir, digunakan sebagai wadah
zat cair.
23. Oven Digunakan untuk mengeringkan
bahan steril dengan udara yang
kering dan panas.
24. Statif Alat ini terbuat dari logam besi,
berbentuk bulat dan dibuat seperti
tiang besi, digunakan sebagai
penyangga alat-alat.
25 Eksikator Digunakan untuk menyimpan zat-
zat supaya tetap kering atau untuk
mengeringkan zat.
I-11
26. Sudip Alat ini terbuat dari bahan politena,
digunakan sebagai sendok untuk
mengambil zat padat.
27. Lumpang dan alu Alat ini terbuat dari bahan porselin,
digunakan untuk menghancurkan
dan menghaluskan zat padat sesuai
dengan keperluan.
28. Neraca analitik Digunakan untuk menimbang
bahan dengan kejelian yang akurat.
29. Rak tabung reaksi Alat ini biasanya terbuat dari kayu
atau plastik, digunakan untuk
menyimpan tabung reaksi.
I-12
Tabel 1.2. Penyaringan
No Prosedur Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengambil 6 ml larutan
Pb(CH3COO)2 0,1 M dan larutan
H2SO4 0,1 M
Menimbang kertas saring
Menimbang gelas arloji
Memasukkan kertas saring pada
corong dan dibasahi dengan akuades
Memasang corong + kertas saring
pada erlenmeyer untuk menampung
filtrat
Menyaring larutan, mengeringkan
dengan oven, kemudian
menimbangnya
Terbentuk endapan
berwarna putih
Larutan putih keruh
0,42 g
39,72 g
Endapan berada di kertas
saring
Massa gelas arloji + kertas
saring + endapan = 40,24
g
Berat endapan = 0,1 g
B. Perhitungan
Dari hasil percobaan diperoleh :
Diketahui :
Massa kertas saring = 0,42 g
Massa gelas arloji = 39,72 g
Massa gelas arloji + kertas saring + endapan = 40,24 g
Volume Pb(CH3COO)2 = 6 ml = 6.10-3 L
Volume H2SO4 = 6 ml = 6.10-3 L
Ditanyakan :
% Rendemen = ...?
Jawab :
o Massa endapan dalam praktek
Massa PbSO4 = (massa total) – (massa kertas saring + gelas
arloji)
I-13
= 40,24 – (0,42 + 39,72)
= 40,24 – 40,14
= 0,1 g
o Massa endapan dalam teori
Mol Pb(CH3COO)2 = M x V
= 0,1 x 6. 10-3
= 6.10-4 mol
Mol H2SO4 = M x V
= 0,1 x 6. 10-3
= 6.10-4 mol
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)
M : 6.10-4 6.10-4
R : 6.10-4 6.10-4 6.10-4 12.10-4
H : - - 6.10-4 12.10-4
Mol PbSO4 = 6.10-4
Massa PbSO4 = mol x Mr PbSO4
= 6.10-4 x 303
= 0,1818 g
% Rendemen = x 100 %
= 55,0055 %
C. Pembahasan
Bekerja di laboratorium membutuhkan kedisiplinan yang tinggi untuk
menghindari berbagai kecelakaan yang dapat saja terjadi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu praktikan harus mematuhi segala peraturan yang ada di
dalam laboratorium, praktikan dapat mengenali alat-alat yang ada; baik nama,
fungsi, dan cara penggunaan; menjaga kebersihan alat dan laboratorium, dan
yang penting adalah menanamkan kepedulian terhadap keselamatan diri dan
orang lain. Semua ini dilakukan agar praktikum dapat berjalan lancar dan
mendapatkan hasil yang diharapkan, dan tentunya keselamatan kerja di
laboratorium dapat terwujud dengan baik.
I-14
Dalam percobaan ini dikenalkan beberapa alat gelas dan alt
laboratorium lainnya. Alat-alat gelas meliputi gelas kimia, erlenmeyer,
corong, labu ukur, gelas ukur, buret, pipet gondok, pipet mohr, dan tabung
reaksi. Alat-alat lanoratorium lainnya antara lain desikator, oven, neraca
analitik, botol semprot, gelas arloji, pinggan porselin, dan cawan porselin.
Sebelum digunakan, alat-alat gelas dicuci terlebih dahulu dan dibilas
menggunakan akuades agar bersih dari zat pengotor yang dapat
mempengaruhi hasil dalam percobaan. Alat-alat tersebut harus dibersihkan
kembali estela digunakan untuk menghindari kotoran yang dapat menempel
pada alat sehingga sulit untuk dibersihkan. Semua alat ini harus dijaga
kebersihannya agar dapat memberikan hasil yang tepat saat digunakan dalam
praktikum.
Statu cairan dalam buret (atau tabung apapun) akan membentuk statu
cekungan yang disebut miniskus. Miniskus ini terjadi karena adanya gaya
adhesi dan kohesi dalam larutan. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antar
molekul sejenis, misalnya gaya tarik-menarik antar molekul air, sedangkan
gaya adhesi adalah gaya tarik-manarik antar molekul zat, misalnya gaya tarik-
menarik antar molekul dengan wadahnya. Untuk larutan yang tidak tua
warnanya, posisi dasar minskus yang dibaca (miniskus berbentuk cekung).
Cekungan ini terjadi karena gaya adhesi yang terjadi lebih besar dari gaya
kohesi. Pada larutan yang gelap warnanya, posisi atas miniskus yang dibaca
(miniskus berbentuk cembung). Cembungan ini terjadi karena gaya adhesi
yang terjadi karena gaya adhesi yang terjadi lebih kecil dari gaya kohesi.
Dalam percobaan ini dilakukan penyaringan menggunakan kertas
saring dan corong. Penyaringan merupakan proses pemindahan endapan dari
larutan induknya. Larutan yang disaring yaitu larutan campuran antara 6 ml
larutan Pb(CH3COO)2 dan 6 ml larutan H2SO4. Campuran ini membentuk
endapan berwarna putih dengan larutan berwarna putih keruh. Endapan yang
terbentuk merupakan endapan PbSO4 dengan reaksi sebagai berikut :
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)
I-15
Campuran larutan ini kemudian disaring menggunakan kertas saring
dan corong. Endapan akan tertahan di kertas saring dan larutan dapat melewati
kertas saring. Kertas saring dan endapan kemudian dikeringkan di dalam oven
lalu ditimbang menggunakan neraca analitis. Dari hasil penimbangan,
didapatkan massa endapan sebesar 0,1 g dan secara teori didapatkan hasil
perhitungan massa endapan PbSO4 sebesar 0,1818 g.
Massa endapan PbSO4 yang didapat melalui percobaan berbeda dengan
massa`endapan PbSO4 yang dihitung secara teori, yaitu massa endapan dari
hasil percobaan lebih kecil dari massa endapan dalam teori. Dari hasil
perhitungan didapatkan % rendemen sebesar 55,0055%. Besar rendemen ini
kurang dari 100% , artinya terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan.
Kesalahan ini dapat terjadi karena pengambilan larutan Pb(CH3COO)2 dan
larutan H2SO4 yang tidak tepat sebanyak 6 ml akibat kesalahan dalam
pengamatan miniskus, kesalahan dapat pula terjadi dalam proses pemindahan
larutan H2SO4 dalam tabung reaksi ke dalam tabung reaksi yang berisi
Pb(CH3COO)2, yaitu tidak semua larutan H2SO4 dapat berpindah melainkan
masih ada larutan H2SO4 yang tertinggal dalam tabung reaksi. Selain itu,
kesalahan terjadi karena adanya endapan yang tertinggal di dalam tabung
reaksi maupun kesalahan dalam proses penyaringan yaitu endapan tidak
tersaring dengan sempurna. Untuk menghindari hal tersebut, dapat dilakukan
penyaringan ulang pada endapan pada larutan, sehingga endapan dapat
ditangkap setelah pori-pori kertas saring agak tersumbat oleh endapan yng
tertampung. Proses pengeringan endapan yang terlalu lama menyebabkan
berkurangnya massa endapan karena endapan terlalu kering, sehingga
massanya menjadi lebih kecil daripada massa endapan dalam teori.
I-16
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Praktikan harus mengenali alat-alat laboratorium, mengetahui
fungsinya dan dapat menggunakannya dengan baik untuk menghindari
kesalahan dalam melakukan percobaan.
2. Alat-alat gelas terbagi menjadi :
- Alat gelas untuk mereaksikan zat, terdiri dari tabung reaksi, gelas
piala, dan erlenmeyer.
- Alat gelas untuk mengukur volume, terdiri dari labu takar, gelas
ukur, pipet mohr, pipet gondok, dan buret.
3. Endapan yang terbentuk dari campuran larutan antara H2SO4 dan
Pb(CH3COO)2 adalah endapan PbSO4 berwarna putih. Reaksi yang
terjadi :
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)
% Rendemen yang didapat melalui perhitungan sebesar 55,0055 %.
4. Larutan dalam sebuah tabung membentuk cekungan yang disebut
miniskus. Miniskus ini terbentuk akibat adanya gaya adhesi dan kohesi
dalam larutan.
5.2. Saran
Sebaiknya alat-alat pada laboratorium lebih dilengkapi agar praktikan
dapat mengetahui dan mempelajari secara langsung alat-alat laboratorium
yang ada pada penuntun.
I-17
DAFTAR PUSTAKA
Alin, 2008, Tips Bekerja di Laboratorium (Untuk Mahasiswa Pemula), http :
//alinananty.wordpress.com/2008/02/29/tips-bekerja-di-laboratorium-
untuk-mahasiswa-pemula/
Diakses tanggal 24 November 2008
Anonim, 2008, Petunjuk Teknik Kursus Keselamatan di Laboratorium Kimia, http
://kriemhild.uft.uni-bremen.de/nop_www/id/articles/pdf/Technical
Directives_id.pdf
Diakses tanggal 24 November 2008
Day, R, A, Jr dan Underwood, A, L, 2002, Kimia Analisis Kuantitatif edisi
Kelima, Erlangga, Jakarta.
Subroto, Joko, 2000, Buku Pintar Alat-alat Laboratorium, CV Aneka, Solo.
Syukri, S, 1999, Kimia Dasar, ITB, Bandung.
I-18
TUGAS PERCOBAAN I
1. Sebutkan macam-macam alat pengukur volume yang saudara ketahui !
Jelaskan juga nama alat yang digunakan untuk mengukur secara teliti dan
secara akurat
Jawaban :
Alat pengukur volume adalah gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet gondok,
pipet Mohr dan buret.
Alat yang digunakan untuk mengukur secara teliti adalah labu ukur, pipet
gondok, pipet Mohr dan buret
Alat yang digunakan untuk mengukur secara kasar adalah gelas ukur.
2. Sebutkan fungsi alat-alat di bawah ini :
a). eksikator b) lemari asam c) oven
Jawaban :
a) Fungsi eksikator adalah untuk menyimpan zat-zat supaya tetap kering
(eksikator tidak diisi bahan pengering) atau untuk mengeringkan zat (perlu
bahan pengering).
b) Lemari asam digunakan sebagai tempat menguapkan larutan yang
mengandung asam dan berbahaya bagi pernapasan, serta sebagai tempat
untuk menyimpan larutan asam pekat.
c) Oven berfungsi untuk mengeringkan/ memanaskan endapan atau zat
sterilisasi dengan udara yang kering dan panas, juga untuk mengeringkan
alat-alat kimia
3. Bahan-bahan apa saja yang tidak boleh dipipet dengan mulut ? Jelaskan !
Jawaban :
Bahan-bahan yang tidak boleh dipipet dengan mulut adalah bahan-bahan
beracun dan berbahaya yang uapnya jika terhirup dapat merusak paru-paru
bahkan dapat mematikan, serta menyebabkan luka ( merusak kulit )
Jika terjadi kontak dengan tubuh bahan-bahan ini antara lain asam kuat
(H2SO4 pekat, HCl pekat, HNO3 ), basa kuat, asam lemah (HCN, gas beracun
I-19
yang dalam bentuk larutannya juga berbahaya), asam lemah dan asam basa
lemah (NH4OH, yang menyebabkan sesak napas )
4. Apakah perbedaan botol berwarna dan tidak berwarna dalam hal
penggunaannya ?
Jawab :
Botol berwarna (gelap) digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia yang tidak
tahan cahaya, oksidasi dan lainnya. Sedangkan botol tidak berwarna (bening)
digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia yang tahan (tidak sensitif) terhadap
cahaya dan oksidasi
5. Endapan apa yang terbentuk antara pb asetat dan H2SO4 ? Tuliskan reaksinya !
Jawab :
Reaksi antara pb asetat dengan H2SO4 akan membentuk endapan timbal sulfat
(pbSO4), dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH(aq)
I-20