Upload
tugassuper
View
216
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penglis
Citation preview
1. Bagaimana cara kerja wattmeter 1 fasa?Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat besaran yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan potensial. Gulungan laian menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus kekumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus di dalam gulungan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek satu dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.2. Bagaimana cara merangkai wattmeter 1 fasa?Kumparan arus dari wattmeter dihubungkan secara seri dengan rangkaian (beban) dan kumparan tegangan dihubungkan pararel dengan line. Jika arus line mengalir melewati kumparah arus dari wattmeter, maka akan membangkitkan medan disekitar kumparan kuat medan ini sebanding dengan besarnya arus line kumparan tegangan dari wattmeter dipasang seri dengan resistor yang mempunyai resistansi sangat tinggi. Tujuannya adalah membuat rangkaian kumparan tegangan dari meter mempunyai ketelitian tinggi. Jika tegangan dipasangkan ke kumaran tegangan arus akan sebanding dengan tegangan line.3. Jelaskan penurunan rumus pengukuran daya 1 fasa dengan metode 3 ampere meter?Pengukuran metode 3 amperemeter
Asumsi: amperemeter ideal dan R tahanan murni
Diagram vektor:
4. Jelaskan penurunan rumus pengukuran daya 1 fasa dengan metode 3 volt meter?Pengukuran metode 3 voltmeter
Asumsi: voltmeter ideal dan R tahanan murni
Diagram vektor:
5. Mengapa pengukuran daya 1 fasa dengan menggunakan metode 3 ampere meter atau volt meter memerlukan bantuan resistor murni?Memerlukan resistor murni karena sebagai penurun tegangan atau pembagi tegangan yang ada dalam rangkaian listrikBEBAN
Ic
Ip
R
V
A
I
VL
IL
IV
(a)
R
IL
V
A
VL
V
Va
(b)
BEBAN
W
I
V
PT
CT
V2
I
V1
V3
V1
V3
V2
BEBAN
Ic
Ip
R
V
A
I
VL
IL
IV
(a)
R
IL
V
A
VL
V
Va
(b)
BEBAN
W
I
V
PT
CT
V2
I
V1
V3
V1
V3
V2
V2=IR
V3
V1
I
F
BEBAN
Ic
Ip
R
V
A
I
VL
IL
IV
(a)
R
IL
V
A
VL
V
Va
(b)
BEBAN
W
I
V
PT
CT
V2
I
V1
V3
V1
V3
V2
V2=IR
V3
V1
I
F
I3
I1
A3
V
A1
A2
R
I2
BEBAN
Ic
Ip
R
V
A
I
VL
IL
IV
(a)
R
IL
V
A
VL
V
Va
(b)
BEBAN
W
I
V
PT
CT
V2
I
V1
V3
V1
V3
V2
V2=IR
V3
V1
I
F
I3
I1
A3
V
A1
A2
R
I2
I2=V/R
I3
I1
V
F